139742427 Ppt Refrat Pneumonia Pptx
-
Upload
emeraldymody -
Category
Documents
-
view
69 -
download
13
description
Transcript of 139742427 Ppt Refrat Pneumonia Pptx
Emeraldy ModyC11110175
dr. Baharuddin Arasdr. Eddy Moeljono, sp.OG(K)
COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA PADA KEHAMILAN
• DEFINISIPneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat
The infectious disease of America (IDSA) :
sebagai infeksi akut dari parenkim paru yang berasosiasi dengan paling tidak gejala infeksi akut dan diikuti oleh munculnya infiltrat akut pada foto rontgen dada atau munculnya auskultasi yang konsisten
Pneumonia komunitas (PK) adalah infeksi akut pada parenkim paru pada individu yang tidak dirawat di rumah sakit atau tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang sebelum timbulnya gejala. Pneumonia nosokomial (PN) adalah pneumonia yang terjadi > 48 jam atau lebih setelah dirawat di rumah sakit baik di ruang rawat umum ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator. Pneumonia yang berhubungan dengan pemakaian ventilator (PBV) adalah pneumonia yang terjadi setelah 48-72 jam atau lebih setelah intubasi tracheal
INSIDENSI• Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum
berhubungan dengan infeksi saluran napas yang terjadi di masyarakat (pneumonia komunitas/PK) atau di dalam rumah sakit (pneumonia nosokomial/PN)
• Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15-20%
• UNICEF memperkirakan bahwa 3 juta anak di dunia meninggal karena penyakit pneumonia setiap tahun
EPIDEMIOLOGI• Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan morbiditaspneumonia pada Bayi: 2.2 %, Balita: 3% dan angka kematian (mortalitas) pada bayi 23,8%, dan Balita 15,5%.
• Setiap tahunnya di Amerika Serikat terdapat 5 juta sampai 10 juta kasus pneumonia komunitas yang menyebabkan 1,1 juta hospitalisasi dan 45 ribu kematian
Pneumonia dalam Kehamilan• Pada pasien hamil, pneumonia merupakan
penyebab tersering infeksi berat non-obstetri. Pneumonia pada kehamilan dikhawatirkan lebih sering terjadi terkait akan perubahan fisiologis dan imunologis yang dialami ibu saat kehamilan yang dapat membahayakan kemampuaan tubuh ibu dalam merespon infeksi. Selain itu, penyakit ini menjadi lebih sulit diobati dalam keadaan hamil dan dikhawatirkan berdampak pada kesehatan janin.
Perubahan pada Kehamilan
Perubahan dalam imunitas seluler :• Penurunan respon limfosit proliferatif, terutama pada
trimester kedua dan ketiga, penurunan aktivitas sel Natural Killer, perubahan populasi sel T dengan penurunan jumlah peredaran sel T helper,dan pengurangan aktivitas limfositsitotoksik.
• Hormon yang lazim selama kehamilan termasuk progesteron, Human chorionic gonadotropin, alpha-fetoprotein dan kortisol-dapat menghambat cell mediated immune function.
Fetal Outcome
Beberapa penelitian menunjukkan, bahwa 43% ibu hamil yang menderita pneumonia lebih cenderung melahirkan sebelum minggu ke-34 atau melahirkan janin prematur. Dan cenderung memiliki berat badan lebih rendah dibanding yang normal. Hal ini diduga disebabkan oleh produksi prostaglandin atau respon inflamasi penjamu terhadap infeksi.
Faktor Resiko• Beberapa faktor risiko seorang ibu mengalami
pneumonia selama kehamilan antara lain :1. Anemia2. Riwayat Asma3. Penggunaan kortikosteroid selama kehamilan4. Penggunaan tokolitik agen untuk menginduksi persalinan
PATOFISIOLOGI• Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai
permukaan:• Inokulasi langsung• Penyebaran melalui pembuluh darah• Inhalasi bahan aerosol• Kolonisasi dipermukaan mukosa
KLASIFIKASITipe Klinis Epidemiologi
Pneumonia komunitas Sporadis atau endemic; muda atau
orang tua.
Pneumonia nosokomial Didahului perawatan di RS
Pneumonia rekurens Terdapat dasar penyakit paru kronik
Pneumonia aspirasi Alkoholik, usia tua
Pneumonia pada gangguan imun Pada pasien transplantasi, onkologi,
AIDS
DIAGNOSIS• Gejala klinis :• Demam dan menggigil akibat proses peradangan• Batuk yang sering produktif dan purulen• Sputum berwarna merah karat atau kehijauan
dengan bau khas• Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan
hipoksia apabila infeksinya serius.
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian atas selama beberapa hari, kemudian diikuti dengan demam, menggigil, suhu tubuh kadang-kadang melebihi 40º C, sakit tenggorokan, nyeri otot dan sendi. Juga disertai batuk, dengan sputum mukoid atau purulen, kadang-kadang berdarah.
Pemeriksaan fisik :• terlihat bagiam yang sakit tertinggal waktu bernafas • pada palpasi fremitus dapat mengeras• pada perkusi redup• pada auskultasi terdengar suara napas
bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang melemah.
• Mungkin disertai ronkhi halus, yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar pada stadium resolusi.
Pemeriksaan laboratorium• Pada pemeriksaan laboratorium terdapat
peningkatan jumlah leukosit, biasanya >10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul
• Dapat terjadi peningkatan LED• Kultur darah dapat positif 20%-25% penderita
tidak diobati
Pemeriksaan bakteriologis• Bahan berasal dari sputum, darah, aspirasi
nasotrakeal/transtrakeal, aspirasi, jarum transtokoral, torakkosentesis, bronkoskopi, atau biopsy
• Untuk tujuan terapi empiris dilakukan pemeriksaan apus Gram
Pemeriksaan radiologis• Perselubungan homogen atau inhomogen sesuai
dengan lobus atau segment paru secara anantomis.
• Batasnya tegas, walaupun pada mulanya kurang jelas.
• Volume paru tidak berubah• Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura• Pada masa resolusi sering tampak Air
Bronchogram Sign
Pneumonia lobularis
Pneumonia severity indexSkor Pneumonia Severity Index
Karakteristik Penderita Skor
Faktor demografi
· Usia: laki-laki
perempuan
· Perawatan di rumah
· Penyakit penyerta
Keganasan
Penyakit hati
Gagal jantung kongestif
Penyakit serebrovaskular
Penyakit ginjal
Umur (tahun)
Umur (tahun)
– 10
+10
+30
+20
+10
+10
+10
Pemeriksaan fisik
· Perubahan status mental
· Frekuensi nafas ≥30x/menit
· TD sistolik <90 mmHg
· Suhu tubuh <35oC atau ≥40oC
· Frekuensi nadi ≥125x/menit
+20
+20
+20
+15
+15
Hasil laboratorium/radiologi
· Analisis gas darah arteri: pH 7,35
· BUN ≥30 mg/dL
· Natrium <130 mEq/liter
· Glukosa ≥250 mg/dL
· Ht <30%
· PO2 <60 mmHg atau SaO2 <90%
· Efusi pleura
+30
+20
+20
+10
+10
+10
+10
Stratifikasi Risiko Berdasarkan Total Skor PSI
Risiko Kelas Skor PSI Mortalitas Keterangan
I (ringan) Lihat algoritma 0,1% Tidak perlu dirawat di
rumah sakit
II (ringan) ≤70 0,6% Tidak perlu dirawat di
rumah sakit
III (ringan) 71-90 0,9% Tidak perlu dirawat di
rumah sakit atau rawat
dalam waktu singkat
IV (sedang) 91-130 9,3% Perlu dirawat di rumah
sakit
V (berat) >130 27% Perlu dirawat di rumah
sakit
• Indikasi rawat inap di rumah sakit adalah bila Skor PSI > 70, dan pneumonia pada penderita NAPZA, akan tetapi bila skor PSI < 70, penderita tetap di rawat inap bila:– Frekuensi nafas > 30x/mnt– Pa)2/ FiO2 kurang dari 250– Foto thoraks menunjukkan kelainan bilateral atau
lebih dari 2 lobus– Tekanan sistolik < 90 mmHg– Tekanan diastolik < 60 mmHg
• Pasien berindikasi untuk di rawat di ICU menggunakan criteria dari American Thorasic Society adalah bila bila pasien PK sakit berat terdapat 1 dari 2 kriteria mayor, atau 2 dari kriteria minor.
• 1. Kriteria mayor : butuh ventilator dan syok septik
• 2. Kriteria minor : tensi sistolik < 90 mmHg, mengenai multilobar, PaO2/ FI O2 ratio > 250, Confusion (waktu, tempat, orang), BUN level > 20 mg/dl, Respiration rate > 30 kali per menit, lekopenia, trombositopenia, hipotermia.
MANAJEMEN
Terapi suportif umum1. Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg
atau saturasi 95-96% berdasarkan pemeriksaan analisis gas darah
2. Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak
3. Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak4. Pengaturan cairan. Kebutuhan kapiler paru
sering terganggu pada pneumonia, dan paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia bilateral
5. Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat 6. Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin
kadang-kadang diperlukan bila terdapat komplikasi gangguan sirkulasi
• Ventilasi mekanis, indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia adalah: – Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2
100% dengan menggunakaan masker– Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan
respiratory distress, dengan atau didapat asidosis respiratorik.
– Respiratory arrest. – Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif.
• Kriteria untuk Pneumonia komunitas terkait stabilitas klinis adalah :1. Temp ≤ 37,8 C,
• 2. Denyut jantung ≤ 100 denyut / menit, • 3. Respirasi rate≤ 24 napas / menit• 4. Tekanan darah sistolik ≥ 90 mmHg
5. Saturasi O2 arteri ≥ 90% atau pO2 ≥ 60 mmHg padaruang udara,
• 6. Kemampuan untuk mengambil asupan oral, • 7. Normal satatus mental
KOMPLIKASI• Efusi pleura dan empiema. Terjadi pada sekitar
45% kasus• Komplikasi sistemik. Dapat terjadi akibat invasi
kuman atau bakteriemia berupa meningitis• Hipoksemia akibat gangguan difusi• Bronkiektasis• Fetal Outcome
PENCEGAHAN
Di luar negeri dianjurkan pemberian vaksinasi influenza dan pnemukokus terhadap orang dengan risiko tinggi, misalnya pasien dengan gangguan imunologis, penyakit berat termasuk penyakit paru kronik, hati, ginjal dan jantung. Di samping itu vaksinasi juga perlu diberikan untuk penghuni rumah jompo atau rumah penampungan penyakit kronik, dan usia di atas 65 tahun
PROGNOSIS
1. Adanya leukopenia, ikterus, terkenanya 3 atau lebih lobus dan komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk
2. Kuman gram negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek
3. Prognosis pada orang tua dan anak kurang baik, karena itu perlu perawatan di RS kecuali bila penyakitnya ringan
Terima Kasih!