PNEUMONIA, klmpk1.pptx

18
PNEUMONIA ANGGOTA : 1. IMA FATIMAH(16102913A) 2. INDRI HARTANTI (16102916A) 3. INDRI RATNA SARI (16102917A)

Transcript of PNEUMONIA, klmpk1.pptx

Page 1: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

PNEUMONIAANGGOTA :1. IMA FATIMAH (16102913A)2. INDRI HARTANTI (16102916A)3. INDRI RATNA SARI (16102917A)

Page 2: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

KASUS Seorang bapak bernama Bambang (58 tahun) mengalami

sesak nafas, dan demam dengan suhu mencapai 39°C. Nafas terlihat terengah-engah, sianosis, dan takikardi. Kemudia masuk dibawa ke UGD oleh istrinya.

Setelah beberapa pemeriksaan dokter memberi diagnosa sementara “pneumonia” dengan RR = 45x/menit, DBP 55mmHg.

Pak Bambang juga menderita asma yag sering kambuh, dan diobati dengan salbutamol.

Riwayat penyakit : COPD, batuk pilek berat 2minggu yang lalu dan tidak diobati.

Kebiasaan buruk : perokok berat Keluha saat ini : chest pain, sesak nafas, demam, badan

terasa lemas.

Page 3: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

EPIDEMIOLOGI Pneumonia komunitas adalah penyebab utama

kesakitan dan kematian pada lansia. Studi epidemiologi telah menunjukan insiden dari

pneumonia meningkat bersamaan dengan bertambahnya umur, dengan risiko enam kali lebih tinggi pada pasien dengan usia ≥ 75 tahun dibandingkan dengan mereka yang berusia < 60 tahun.

Rata-rata angka kematian pada pasien dengan pneumonia komunitas yang membutuhkan perawatan dirumah sakit adalah sekitar 6-15%. Sedangkan pasien yang memerlukan perawatan di Intensive Care Unit (ICU) memiliki rata-rata angka kematian yang berkisar antara 45-57%.

Page 4: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

KLASIFIKASIKLINIS DAN

EPIDEMIOLOGIS Pneumonia komuniti(Community

Acquired Pneumonia = CAP) Pneumonia Nosokomial(Hospital

Acquired Pneumonia) Pneumonia Aspirasi Pneumonia pada penderita

Immunocompromised

Page 5: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

PREDILEKSI LOKASI/ LUASNYA INFEKSIa.Pneumonia Lobarisb.Bronk pneumoniac.Pneumonia Interstitialis

BAKTERI PENYEBAB Pneumonia tipikal: akut, demam tinggi, menggigil,

batuk produktif, nyeri dada. Radiologis lobar atau segmental, leukositosis, bakteri Gram positif. Biasanya disebabkan bakteri ekstra seluler, S. pneumonia, S. Piogenes dan H. influenza.

Pneumonia Atipikal: tidak akut, demam tanpa menggigil, batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, ronkhi basah yang difus, leukositosis ringan. Penyebab biasanya : Mycoplasma pneumoniae, Legionella pneumophila, Chlamydia pneumoniae

Pneumonia virus Pneumonia jamur

Page 6: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

FAKTOR RESIKO Umur> 65 tahun Tinggal dirumah perawatan tertentu (pantijompo) Alkoholismus: meningkatkan resiko kolonisasi kuman,

mengganggu refleks batuk, mengganggu transport mukosi liar dan gangguan terhadap pertahanan sistem seluler

Malnutrisi: menurunkan immunoglobulin A dan gangguan terhadap fungsi makrofag

Kebiasaan merokok juga mengganggu transport mukosi liar dan sistem pertahanan selular dan humoral.

Keadaan kemungkinan terjadinya aspirasi misalnya gangguan kesadaran, penderita yang sedangdi intubasi

Adanya penyakit–penyakit penyerta: PPOK, kardiovaskuler, DM, gangguan neurologis.

Infeksi saluran nafas bagian atas : +1/3 –1/ 2 pneumonia di dahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas / infeksi virus

Page 7: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

PATOFISIOLOGISKuman yang telah masuk kedalam parenkim paru akan berkembang biak dengan cepat masuk kedalam alveoli dan menyebar ke alveoli -alveoli lain melalui pori inter alveolaris dan percabangan bronkus.Selanjutnya pneumonia karena pneumokokkus ini akan mengalami 4 stadium yang overlapping; (Stadium engorgment, Stadium hepatisasi merah, Stadium hepatisasi kelabu dan Statium resolusi).

a. Stadium Engorgment Kapiler di dinding alveoli mengalami kongesti dan alveoli berisi cairan oedem. Bakteri

berkembang biak tanpa hambatanb. Stadium Hepatisasi Merah

Kapiler yang telah mengalami kongesti disertai dengan diapedesis dari sel-sel eritrositc. Stadium Hepatisasi Kelabu

Alveoli dipenuhi oleh eksudat dan kapiler menjadi terdesak dan jumlah leukosit meningkat. Dengan adanya eksudat yang mengandung leukosit ini maka perkembangbiakan kuman menjadi terhalang bahkan kuman–kuman pada stadium ini akan difagositosis. Pada stadium ini akan terbentuk antibodi.d. Stadium Resolusi

Pada stadium ini terjadi bila tubuh berhasil membinasakan kuman. Makrofag akan terlihat dalam alveoli beserta sisa–sisa sel. Yang khas adalah tidak adanya kerusakan dinding alveoli dan jaringan interstitial. Arsitektur paru kembali normal

Page 8: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

ETIOLOGI1. Bakteri• Streptokokkuspneumoniae• Stafilokokusaureus• Stafilokokuspiogenes•Klebsiellapneumonia (Friedlander bacillus)• Escherichia Coli• Pseudomonas aeruginosa2. Virus• Influenza• Para influenza• RSV (respiratory syncytialvirus)• Adenovirus

3. Jamur• Actinomycesisraeli• Aspergillusfumigatus• Histoplasmacapsulatum

4. Protozoa• Pneumocystiscarinii (sering pada penderita AIDS)• Toxoplasmagondii

Page 9: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

GEJALAGEJALA MAYORa. Batukb. Sputum

produktifc. Demam (suhu

>37,8°C)

GEJALA MINORa. Sesak napasb. Nyeri dadac. Konsolidasi paru

pada pemeriksaan fisik

d. Jumlah leukosit > 12.000Lµ

Page 10: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

MANIFESTASI KLINIK

Page 11: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

DIAGNOSAa.) Pewarnaan Gram dan kultur sputumTujuan utama melakukan pewarnaan gram pada sputum adalah untuk memastikan apakah sampel tersebut cocok untuk dikultur atau tidakb.) Kultur darahKeberhasilan dari kultur darah, walaupun sampel dikumpulkan sebelum terapi antibiotic diberikan, sangatlah rendah.c.) SerologiPeningkatan 4 kali lipat dari titer antibodi spesifik IgM

d.) Tes antigenDua tes yang saat ini ada dapat mendeteksi antigen pneumokokus dan legionella dalam urin. Test untuk L. pneumophilla hanya dapat mendeteksi serogroup1 akan tetapi serogroup ini yang sering menyebabkan pneumonia komunitas.e.) PCRPolymerase Chain Reaction (PCR), yang dimana memperbanyak DNA atau RNA mikroorganisme, dapat mendeteksi beberapa pathogen, termasuk L. Pneumophilla dan mycobacteria.

Page 12: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

TERAPI FARMAKOLOGIAntibiotik

S. pneumoniaPada bakteri yang masih sensitif terhadap penisilin, obat pilihan utama adalah penisilin G

ataupun amoxicillin. Selain itu dapat juga digunakan ceftriaxone. Apabila pasien tidak mengalami perbaikan dalam waktu 48 jam, perlu dipikirkan kemungkinan bakteri tersebut telah resisten, maka dari itu flouroquinolone untuk saluran nafas (gatofloxacin, levofloxacin, moxifloxacin) adalah pilihan utama. Pada kasus yang dicurigai disertai dengan adanya meningitis, flouroquinolone tidak direkomendasikan karena golongan ini tidak dapat menembus Blood brain barrier sehingga pasien ini perlu diberikan vancomycin. Apabila pasien tersebut alergi terhadap penisilin, dapat diberikan flouroquinolone.

Chlamydophilla pneumoniaTidak terdapat pengobatan khusus untuk bakteri ini. Tetrasiklin dapat diberikan sebagai

pilihan utama. Golongan makrolid dan flouroquinolone juga dapat diberikan.

Staphylococcus aureusObat pilihan utama pada S. aureus yang masih sensitif terhadap methicilin adalah

nafcillin atau oxacillin intravena dosisi tinggi. Untuk pneumonia MRSA, untuk menggunakan vancomycin.

Pneumonia AspirasiAntibiotik yang efektif adalah klindamisin atau penisilin untuk pneumonia aspirasi

karena, kedua obat ini dapat membunuh baik bakteri aerob dan anaerob. Apabila sudah terbentuk abses paru, klindamisin dipilih sebagai obat utama. Pada aspirasi nosokomial, penggunaan antibiotik berspektrum luas seperti cephalosporin generasi ke 3 bersamaan dengan metronidazole sangatlah direkomendasikan. Pilihan alternative lainnya adalah penisilin semisintetik diberikan bersamaan dengan lactamase inhibitor (ticarcillin-clavunalate atau piperacillin-tazobactam) atau carbapenem (imipenem or meropenem) dapat digunakan. Apabila diduga terdapat aspirasi benda asing, diperlukan bronkoskopi untuk mengeluarkan benda tersebut.

Page 13: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

TERAPI NON FARMAKOLOGI Vaksin pneumococcus

Sekarang ini terdapat 23-valent capsular polysaccharide vaccine yang dapat digunakan pada orang dewasa, dengan capsular polysaccharide yang paling sering adalah dari tipe S. pneumonia. Pada pasien lansia, respon antibodi terhadap vaksin ini kurang baik. akan tetapi, bukti menunjukan efek yang menguntukan dari vaksin ini. Dosis booster diberikan 5 tahun setelah dosis pertama. Vaksin Influenza

Vaksinasi influenza tahunan pada lansia mengurangi angka perawatan di rumah sakit untuk pneumonia dan CHF. Imunisasi kepada petugas medis terhadap influenza melindungi mereka terhadap influenza nosokomial.2,6 Berhenti Merokok

Merokok berhubungan dengan meningkatnya risiko terhadap pneumococcus sebanyak 2 kali lipat. Maka dari itu, berhenti merokok dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pneumonia. Selain itu, terdapt keuntungan lain seperti memperlambat penurunan fungsi paru yang berhubungan dengan umur, dan mengurangi risiko kanker paru. Pencegahan Pneumonia Aspirasi

Posisi “chin down” telah diketahui dapat menurukan angka kejadian dari aspirasi, baik sebelum dan selama menelan. Membersihkan gigi dan gusi setelah makan juga mengurangi masa laten dari reflex menelan dan meningkatkan substansi P didalam saliva pada pasien dengan disfagia yang disebabkan oleh kelainan cerebrovaskular.

Page 14: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

ANALISA KASUS

Metode SOAP S : Bapak Bambang yang menderita diagnosa sementara

“pneumonia” O : penyakit pneumonia , sesak nafas, demam dan

takikardi. Dengan riwayat sakit COPD, asma dan batuk pilek yang tidak diobati

A : pola hidup yang tidak sehat yaitu kebiasaan buruk dari pak Bambang yang perokok berat, yang menyebabkan terjadinya sesak nafas padahal beliau memiliki penyakit asma yang memperparah pernafasannya.

P : diobati dengan salbutamol, penanganan cepat dengan diberi oksigen ketika di UGD untuk mengatasi sesak nafas dan antibiotik untuk penyebab pneumonianya.

Page 15: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

Resep

R/ eritromisin X S.2dd 1 R/ salbutamol X S.3dd 1 R/ parasetamol X S.prn R/ ambroxol X S.3dd 1

Page 16: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

KIE

• Obat diminum setelah makan• Untuk eritromisin harus dihabiskan

karena antibiotik. Diminum pagi dan malam

• Parasetamol : apabila demam telah turun pamakaian obat dihentikan dan dapat dikonsumsi lagi bila terjadi demam tetapi bukan untuk pemakaian jangka panjang.

Page 17: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

Kesimpulan

Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang cukup sering terjadi pada pasien lansia karena berbagai macam faktor risiko yang dimiliki oleh pasien. Pneumonia juga merupakan penyakit infeksi yang cukup serius dan memiliki anka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Oleh karena itu, keahlian untuk mendiagnosis dini dan tepat, identifikasi etiologi dan pemilihan antibiotika yang tepat sangatlah penting guna mencegah terjadinya kematian pada pasien.

Page 18: PNEUMONIA, klmpk1.pptx

TERIMA KASIH....