135643765-ASAM-KARBOKSILAT
-
Upload
almengarun -
Category
Documents
-
view
250 -
download
8
Transcript of 135643765-ASAM-KARBOKSILAT
BAB II
ISI
2.3. Definisi Asam Karboksilat
Asam alkanoat atau asam karboksilat merupakan golongan senyawa karbon
yang mempunyai gugus fungsional –COOH yang terikat langsung pada gugus alkil,
sehingga asam alkanoat memiliki rumus umum: R-COOH. Asam karboksilat adalah
suatu golongan senyawa hidrokarbon yang juga mempunyai gugus karbonil yang
berikatan dengan satu gugus hidroksil yang disebut dengan “gugus karboksil”
(karbonil dan hidroksil).
Gambar 2.1. Gugus pada asam karboksilat
Asam Alkanoat adalah nama golongan menurut nomenklatur IUPAC. Asam
alkanoat dapat dianggap berasal dari alkana jika sebuah atom H dari alkana itu diganti
gugus –COOH. Jadi CpH2p+2 menjadi CpH2p+1 COOH. Atau Cp+1H2p+2O2. Jika (p+1)
= n maka rumus tersebut berubah menjadi CnH2nO2. Rumus umum dari asam
karboksilat adalah CnH2nO2.
Pada nomenklatur IUPAC atom C dari gugus COOH dianggap bagian dari
rantai karbon utama dan diberi nomor 1, contoh:
CH3 - CH2 - COOH = asam propanoat
Pada nomenklatur rasional yang lain gugus COOH dianggap sebagai substituen
atau suatu gugus penukar, contoh:
CH3 – CH2 – COOH = asam etanakarboksilat
Rumus Strukstur Asam karboksilat :
RCOOH RCO2H
O
R- C
OH
Gambar 2.2. Rumus struktur asam karboksilat
R merupakan alkil, seperti -CH3, -C2H5 , C3H7 dan sebagainya.
2.3. Sifat-sifat Asam Karboksilat
2.2.1. Sifat Fisik Asam Karboksilat
Mengandung gugus COOH yang terikat pada gugus alkil (R-COOH)
maupun gugus aril (Ar-COOH)
Asam dengan jumlah C 1 – 4 : larut dalam air
Asam dengan jumlah C = 5 : sukar larut dalam air
Asam dengan jumlah C > 6 : tidak larut dalam air
Larut dalam pelarut organik seperti eter, alkohol, dan benzen
TD asam karboksilat > TD senyawa organik lain dengan berat
molekul sebanding, karena asam karboksilat memiliki ikatan
hidrogen
Kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan
meningkatnya berat molekul
Titik didih dan titik lelehnya tinggi, karena antara molekulnya
terdapat ikatan hidrogen.
2.2.2. Sifat Kimia Asam Karboksilat
a. Asam alkanoat merupakan asam lemah. Semakin banyak atom C
yang dimiliki, semakin lemah asamnya. Asam alkanoat terkuat
adalah asam metanoat.
A
t
a
u
R
b. Jika suatu asam alkanoat direaksikan dengan basa, atom H dari gugus
karboksil dapat dengan mudah disubstitusi oleh atom logam,
sehingga terbentuk garam, contoh:
Karena garam tersebut terbentuk dari suatu asam lemah, maka
larutannya dalam air dihidrolisis oleh H2O sehingga bersifat alkalis.
Secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut:
c. Jika suatu asam alkanoat direaksikan dengan suatu alkohol, dengan
pengaruh asam sulfat pekat sebagai pengikat air, atom H dari gugus
COOH dapat diganti dengan gugus alkil sehingga terbentuk suatu
ester. Reaksi ini disebut dengan reaksi esterifikasi. Ester yang
dihasilkan oleh reaksi esterifikasi ini merupakan suatu non-elektrolit.
d. Jika suatu asam alkanoat direaksikan dengan fosforhalogenida, gugus
OH dari COOH dapat diganti dengan atom halogen. Seyawa yang
terbentuk tergolong suatu alkanoilchlorida dengan rumus umum
RCOX. Gugus -COX dinamakan gugus karbohalogenida.
R-COOH + PCl5 R-COCl + POCl3 + HCl
e. Jika suatu alkanoilhalogenida direaksikan dengan NH3, gugus OH
dari COOH dapat diganti dengan NH2 sehingga terbentuk suatu
alkanamida (RCONH2)
f. Jika suatu asam alkanoat direaksikan dengan gas chlor, terjadilah
subtitusi atom-atom hydrogen dari atom C alfa. Subtitusi tersebut
dinamakan alfa subtitusi yang dipengaruhi oleh sinar matahari atau
fosfor atau belerang. Contoh:
CH3 – CH2 – COOH + Cl2 CH3 – CHCl – COOH + HCl
RCOO- + H2O ↔ RCOOH + OH
-
R-COOH + NaOH → R-COONa + H2O
Asam 2- monoclhoropropanoat
Asam alfa monochloropropionat
RCOOH+R’OH RCOOR’ + H2O
H2SO4
Pekat
Jika subtitusi tersebut diteruskan, dihasilkan asam 2,2 –dichloro-
propanoat.
CH3 – CHCl – COOH + Cl2 CH3 – CCl2 – COOH + HCl
Jika asam 2-monochloropropanoat tersebut diatas di reaksikan
dengan NH3 maka atom halogen akan diganti dengan NH2 sehingga
terbentuk asam 2-aminopropanoat atau asam alfa aminopropionat.
g. Jika suatu asam karboksilat direaksikan dengan P2O5 maka P2O5 itu
akan mengikat 1 mol H2O dari 2 mol asam, sehingga terbentuk
anhidrida dari asam tersebut.
h. Destilasi kering garam alkali tanah suatu asam alkanakarboksilat
dapat menghasilkan berbagai senyawa baru.
Garam Na padat + NaOH padat didestilasi kering.
2CH3 – COOH + P2O5
CH3
–
C
CH3
–
C
O
O
O +
2H
PO3
Anhidrida Asetat
R –
COO
Na
H –
ONa
+
R – H + Na2CO3
Alkana
Garam Na padat + Garam Na padat di destilasi kering
Garam Na padat + Na- formiat padat didestilasi kering.
Na formiat padat didestilasi kering
H – COONa COONa
+ → H2
H – COONa COONa
2.2.3. Sifat Spektral Asam Karboksilat
a. Spektra Inframerah
Asam karboksilat, baik sebagai cairan ataupun dalam larutan
dengan konsentrasi di atas 0,01 M, berada dalam bentuk dimer
berikatan hidrogen, bukannya dalam bentuk monomer diskrit
(discrete). Karena itu spectrum inframerah asam karboksilat adalah
spectrum dari dinernya. Karena adanya ikatan hidrogen, resapan
R –
OONa
R’ –
COOONa
+
R – C – R’ + Na2CO3
Alkanon
O
R – COONa
H-CO-Na
+
R – C – H + Na2CO3
Alkanal
O
OO
OO
uluran OH dari asam-asam karboksilat sangat lebar dan intensif.
Resapan OH ini mulai dari sekitar 3300 cm-1
(3,0m) dan melandai
kedalam daerah resapan karbon-hidrogen alifatik. Lebarnya pita OH
asam karboksilat seringkali dapat mengaburkan resapan CH
aromatic dan alifatik, maupun resapan OH atau NH lainnya di
dalam spectrum itu.
Resapan karbonil dijumpai pada kira-kira 1700-1725 cm-1
(5,8-
5,88 µm), dengan intensitas yang cukup kuat. Konjugasi menggeser
resapan ini pada frekuensi yang lebih rendah, kira-kira 1680-1700
cm-1
(5,9-5,95 µm).
Daerah sidik jari dalam spectrum inframerah suatu asam
karboksilat seringkali menunjukan uluran C – O dan tekukan OH.
Getaran tekukan OH lainnya dari dimer itu menimbulkan resapan
lebar di dekat 925 cm-1
(10,8 µm).
b. Spektra nmr
Dalam spectrum nmr, resapan proton asam dari suatu asam
karboksilat nampak sebagai suatu singlet jauh dibawah medan (δ =
10-13 ppm), di luar skala dari rentang spectra yang biasa. Proton
alfa hanya sedikit sekali dipengaruhi oleh gugus C=O, resapannya
sedikit di bawah medan (sekitar 2,2 ppm) karena efek induktif dari
karbon karbonil yang positif parsial. Tidak terdapat pola penguraian
yang unik, yang dikaitkan dengan gugus asam karboksilat, karena
proton karboksilat tidak mempunyai tetangga proton.
Tabel 2.1. Resapan inframerah karakteristik untuk asam-asam
karboksilat
Tipe getaran Posisi serapan (cm-1
) Posisi serapan
(µm)
2.3. Tata Nama Asam Karboksilat
2.3.1. Sistem Tata Nama IUPAC
- Pada system IUPAC nama asam diturunkan dari nama alkana,
akhiran adiganti dengan oat di depannya ditambah kata asam, jadi
senyawa ini disebut golongan asam alkanoat.
- Untuk senyawa yang mempunyai isomer, tata namanya sama seperti
pada aldehid karena gugus fungsinya sama-sama berada pada ujung
rantai C. Untuk senyawa senyawa asam alkanoat yang memiliki
rumus struktur cabang aturan pemakaian penamaan IUPAC adalah :
Tentukan rantai utama dengan memilih deretan C paling panjang dan
mengandung gugus fungsi –COOH, kemudian diberi nama.
Penomoran atom C di mulai dari atomC gugus fungsi.
Penulisan nama dimulai dengan nama cabang atau gugus lain yang
disusun menurut abjad kemudian nama rantai pokok. Karena gugus
Uluran O-H 2860-3300 3,0 - 3,5
Uluran C=O 1700-1725 5,8 - 5,88
Uluran C=O 1210-1330 7,5 - 8,26
Tekukan O-H 1300-1440 6,94 - 7,71
Tekukan O-H (dimer) ~925 ~10,8
fungsi pasti nomor satu, jadi nomor gugus fungsi tidak perlu
disebutkan. Contoh :
H C
O
OHCH3 C
O
OH
CH3 CH2 CH2 C
O
OH
CH3 CH CH2 C
O
OHCH3
C
CH3
H3C
CH3
C
O
OH
CH3 CH CH2 C
O
OHOH
asam metanoat asam etanoat asam butanoat
asam 3- metil butanoat asam 2,2-dimetil propanoat asam 3-hidroksi butanoat
Asam karboksilat yang mempunyai dua gugus fungsi disebut asam alkanadioat.
Sedangkan, asam yang mempunyai tiga gugus fungsi disebut asam alkanatrioat.
Contoh :
Asam 1,2-etanadioat (asam oksalat)
HO-C-C-OH
OO
Asam 1,3,5-pentanatrioat (asam sitrat)
HC-C-OH
H2C-C-OH
O
O
O
H2C-C-OH
Asam 1,3-propanadioat (asam malonat)
HO-C-CH2-C-OH
OO
Asam 2,2-dimetilpropanoat
CH3-C C-OH
OCH3
CH3
2.3.2. Sistem Tata Nama Lazim ( Trivial)
- Untuk rantai tidak bercabang, penamaan didasarkan pada sumber
penghasilnya, contoh:
Jumlah
Atom C
Rumus Sumber Nama Trivial
1 HCOOH Semut Asam format
2 CH3COOH Cuka Asam cuka
3 C2H5COOH Susu Asam propionat
4 CH3(CH2)COOH Mentega Asam butirat
6 CH3(CH2)4COOH Domba Asam kaproat
7 CH3(CH2)5COOH Bunga
Anggur Asam enentat
9 CH3(CH2)7COOH Pelargonium Asam pelargonat
10 CH3(CH2)8COOH Kambing Asam kaprat
- Untuk rantai bercabang digunakan aturan berikut:
Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling
panjang yang mengandung gugus karboksil)
Tentukan substituen yang terikat pada rantai utama
Tambahkan kata “asam” pada awal nama senyawa
Penomoran substituen dimulai dari atom karbon yang mengikat
gugus karboksil dengan huruf α, β, γ. Contoh:
2.4. Isomer Asam Karboksilat
Seperti alkanal, asam karboksilat juga tidak mempunyai isomer posisi karena
gugus fungsinya di ujung rantai C. Karena yang dapat berubah hanya stuktur alkil,
maka isomernya adalah isomer struktur. Isomer struktur asam karboksilat dimulai
dari asam butanoat.
Contoh :
1) Isomer struktur C4H9COOH ada dua, yaitu :
CH3-CH2-CH2-C-OH
O
Asam Butanoat
O
CH3-CH2-CH-C-OH
CH3
2) Isomer struktur C5H11COOH ada 3 (tiga), yaitu :
CH3-CH2-CH-C-OH
O
CH3
Asam 2-metilbutanoat
CH3-CH-CH2-C-OH
O
CH3
Asam 3-metilbutanoat Asam 2,2-dimetilpropanoat
CH3-C C-OH
OCH3
CH3
2.3. Kuat Asam
Hanya asam karboksilat, asam sulfonat (RSO3H), dan alkil hydrogen sulfat
(ROSO3H) yang merupakan kelompok-kelompok senyawa organik yang lebih asam
daripada asam karbonat (H2CO3). Dari ketiga kelas ini, asam karboksilat merupakan
yang paling lazim.
RCH3 H2OROH ArOH H2CO3RNH2 RC CH RCOOH
Naiknya kuat asam
Gambar 2.3. Kenaikan kekuatan asam
Kuat asam adalah suatu istilah yang menjelaskan sejauh mana ionisasi suatu
asam Bronsted dalam air. Makin besar ionisasinya, makin banyak ion hidrogen yang
terbentuk dan makin kuat asam itu. Kuat asam dinyatakan oleh Ka atau pKa–nya.
Dalam sub-bab ini, akan dibahas sifat-sifat struktur umum yang mempengaruhi kuat
Asam 2-metilbutanoat
asam suatu senyawa organik. Akan ditekankan pada asam karboksilat, tetapi
pembahasan tidak dibatasi hanya untuk senyawa ini.
Reaksi suatu asam lemah dengan air bersifat reversible. Kesetimbangan terletak
pada sisi persamaan, yang energinya lebih rendah. Sifat struktur apa saja yang
menstabilkan anion dibandingkan dengan asam konjugasinya, akan menambah kuat
asam dengan cara menggeser letak kesetimbangan kea rah sisi H3O dan anion (A-).
Tabel 2.2. Harga pKa beberapa asam karboksilat
Nama Trivial Struktur pKa
Format HCO2H 3,75
Asetat CH3CO2H 4,75
Propionat CH3CH2CO2H 4,87
Butirat CH3(CH2)2CO2H 4,81
Trimetilasetat (CH3)3CCO2H 5,02
Fluoroasetat FCH2CO2H 2,66
Kloroasetat ClCH2CO2H 2,81
Bromoasetat BrCH2CO2H 2,87
Iodoasetat ICH2CO2H 3,13
Dikloroasetat Cl2CHCO2H 1,29
Trikloroasetat Cl3CCO2H 0,7
α-kloropropionat CH3CHClCO2H 2,8
β-kloropropionat ClCH2CH2CO2H 4,1
Laktat CH3CHCO2H 3,87
Vinilasetat CH2=CHCH2CO2H 4,35
Gambar 2.4. Halida asam bereaksi dengan H2O
2.5.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kuat Asam
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kestabilan A- yang sekaligus
mempengaruhi kuat asam HA, adalah keelektronegatifan atom yang
mengemban muatan negative dalam A-, ukuran A
-, hibridisasi atom yang
mengemban muatan negative dalam A-, efek induktif atom-atom atau gugus-
gugus lain yang terikat pada atom negative dalam A-, stabilisasi-resonansi A
-,
dan solvasi A-. Secara bergiliran sifat-sifat ini akan dibahas, namun perlu selalu
diingat bahwa sifat-sifat ini tidak bekerja sendiri-sendiri tanpa berkaitan.
A. Keelektronegatifan
Sebuah atom yang lebih elektronegatif akan mengikat elektron-
elektron dengan ikatan yang lebih erat daripada atom yang kurang
elekronegatif. Dalam perbandingan anion, yaitu anion dengan atom yang
lebih stabil. Oleh karena itu, bila dimulai dari kiri ke kanan dalam Daftar
Berkala, akan dijumpai bahwa unsur-unsur membentuk anion yang makin
stabil dan konjugasinya makin kuat.
FONC
Meningkatnya keelektronegatifan unsur
HA + H2O H30+ + A
-
Energi lebih rendah
berarti HA asam yang
lebih kuat
Gambar 2.5. Kenaikan keelektronegatifan unsur
R2N-H F-HRO-HR3C-H
Naiknya kuat asam
Gambar 2.6. Kenaikan kuat asam
Kuat basa dari basa konjugasinya justru terbalik. Anion suatu asam
yang sangat lemah merupakan basa yang sangat kuat, sedangkan anion
asam yang lebih kuat akan menjadi basa yang lebih lemah.
Naiknya kuat basa
R2N-
R3C-
F-
RO-
Gambar 2.7. Kenaikan kuat basa
Sebagai contoh, perhatikan reaksi ionisasi dari etanol dan HF dalam
air. Sebagai suatu unsur, F lebih elektronegatif daripada O. Jadi, ion
fluoride lebih mampu mengemban muatan negatif daripada ion alkoksida.
Meskipun HF adalah suatu asam lemah, HF merupakan asam yang jauh
lebih kuat daripada etanol. Sebaliknya, ion fluoride merupakan basa yang
lebih lemah daripada ion etoksida.
CH3CH2OH + H20 CH3CH2O- + H3O
+
Asam lebih lemah
pKa = 16Basa lebih kuat
Gambar 2.8. Reaksi ionisasi etanol
HF + H2O F- + H3O
+
Asam lebih kuat
pKa = 3,45
basa lebih lemah
Gambar 2.9. Reaksi ionisasi HF
B. Ukuran
Atom yang lebih besar mampu menyebarkan suatu muatan negatif
dengan baik daripada atom kecil. Penyebaran muatan akan menyebabkan
penstabilan. Jadi makin besar ukuran atom yang mengikat H dalam suatu
deret senyawa dalam grup mana saja dari Daftar Berkala, kestabilan
anionnya akan bertambah, demikian pula kuat asamnya. Karena ukuran
atom fluor yang kecil itu, HF merupakan asam yang lebih lemah daripada
hydrogen halida yang lain, meskipun fluor lebih elektronegatif
dibandingkan dengan halogen lain.
F-
Bertambahnya jari-jari ion
Cl-
Br-
I-
Gambar 2.10. Kenaikan jari-jari atom
HClHF HBr HI
-7pKA = 3,45 -9,5-9
Naiknya kuat asam
Gambar 2.11. Kenaikan kuat asam
C. Hibridisasi
Bertambahnya karakter s orbital halide dari karbon dalam deret sp3→
sp2→
sp menunjukkan bertambahnya keeletronegatifan karbon tersebut,
sekaligus bertambahnya polaritas ikatan CH dan bertambahnya kuat asam.
Keelektronegatifan yang lebih besar dari atom yang mengikat H juga akan
menmbah kestabilan anion sekaligus keasaman senyawa. Karena alasan-
alasan ini, maka suatu proton alkunil lebih bersifat asam daripada proton
alkenil, yang selanjutnya juga lebih bersifat asam daripada proton sebuah
alkana.
Gambar 2.12. Kenaikan kekuatan asam dari nilai pKa
Sekali lagi, asam terkuat dalam suatu deret akan menghasilkan anion
yang bersifat basa terlemah.
CH3CH2-
CH2=CH-
CH C-
Naiknya kuat basa
Gambar 2.13. Kenaikan kekuatan basa
CH2=CH2
~45pKa kira-kira :CH3CH3
~50
CH CH
~26
Naiknya kuat asam
D. Efek induktif
Tidak hanya atom yang terikat langsung pada suatu hidrogen, namun
bagian-bagian lain dari sebuah molekul juga dapat mempengaruhi kuat
asam. Bandingkan harga pKa untuk asam asetat dan asam kloroasetat
berikut:
CH3CO2Asam asetat
pKa 4,75
ClCH2CO2HAsam kloroasetat
pKa 2,81
Gambar 2.14. Perbandingan pKa asam asetat dan asam kloroasetat
Sebagai asam, asam kloroasetat jauh lebih kuat daripada asam asetat.
Keasaman yang diperbesar ini timbul dari efek induktif klor yang
elektronegatif itu. Dalam asam karboksilat yang tak terionkan, Cl yang
menarik electron mengurangi rapatan electron dari karbon α. Akibatnya
ialah struktur berenergi-tinggi karena muatan-muatan positif berdekatan.
Cl COH
O
CH2+
-
+
Muatan positif
berdekatan
mendestabilkan
Gambar 2.15. Pengaruh muatan positif
Namun, adanya klor akan mengurangi energi anion. Dalam hal ini,
muatan negatif gugus karboksilat sebagian tersebar oleh muatan δ+ di
dekatnya.
Cl C-O
O
CH2+-
Muatan (+) dan
(-) yang
berdekatan
menstabilkan
anion
-
Gambar 2.16. Pengaruh muatan positif dan negatif
Efek suatu gugus elektronegatif di dekat gugus karboksil adalah
memperkuat sifat asam dengan cara mendestabilkan asam itu dan
menstabilkan anionnya, relative satu terhadap yang lain.
ClCH2COH + H2O ClCH2CO- + H3O
+
O O
Kurang stabil
dibandingkan
CH3CO2H
Lebih stabil
dibandingkan
CH3CO2-
Gambar 2.17. Perbandingan kestabilan anion
Berikut ini daftar gugus dalam urutan daya menarik elektronnya:
CH3- H- CH2=CH- C6H5- HO- CH3O- I- Br- Cl-
Bertambahnya daya menarik elektron
Gambar 2.18. Kenaikan daya tarik elektron
Nilai pKa asam-asam karboksilat berikut ini mencerminkan selisih
penarikan elektron oleh gugus-gugus yang terikat pada –CH2CO2H:
G
a
Gambar 2.19. Kenaikan kuat asam
Gugus-gugus penarik electron tambahan akan menggandakan efek
induktif itu. Asam dikloroasetat lebih kuat daripada asam kloroasetat, dan
asam trikloroasetat merupakan asam terkuat di antara ketiganya.
Gambar 2.20. Perbandingan kekuatan asam
Pengaruh efek induktif pada kuat asam akan berkurang dengan makin
banyaknya atom yang berada antara gugus karboksil dan gugus
elektronegatif itu. Asam 2-klorobutanoat cukup lebih kuat daripada asam
butanoat sendiri, namun asam 4-klorobutanoat mempunyai harga pKa yang
mendekati harga pKa asam tak tersubstitusi.
CH3CH2CO2H CH3CO2H CH2=CHCH2CO2H C6H5CH2CO2H HOCH2CO2H ClCH2CO2H
pKa : 4,87 4,75 4,35 4,31 3,87 2,81
Bertambahnya kuat asam
ClCH2CO2HAsam kloroasetat
pKa 2,81
Cl2CHCO2HAsam dikloroasetat
pKa 1,29
Cl3CCO2HAsam trikloroasetat
pKa 0,7
CH3CH2CH2CO2H
pKa 4,8
CH2CH2CH2CO2H
4,5
Cl
CH3CHCH2CO2H
4,0
Cl
CH3CH2CHCO2H
2,9
Cl
Kuat asam bertambah dengan berkurangnya jarak antara -Cl dan -COOH
G
Gambar 2.21. Pengaruh -Cl dan -COOH
E. Stabilisasi-resonansi
Alkohol, fenol dan asam karboksilat mengandung gugus OH.
Meskipun demikian ketiga kelas senyawa ini beranekaragam secara
dramatis dalam hal kuat-asamnya. Perbedaan ini dapat disebabkan
langsung oleh adanya atau tidaknya stabilisasi-resonansi anion, relative
terhadap asam konjugasinya.
ROH ArOH RCOOH
pKa kira-kira 15-19 10 5
Gambar 2.22. Perbandingan nilai pKa
Dalam hal alcohol, anionnya tidak terstabilkan oleh resonansi. Muatan
negatif suatu ion alkoksida tinggal seluruhnya pada oksigen dan tidak
didelokalisasikan. Pada ujung lain dari skala terdapat asam karboksilat.
Muatan negatif ion karboksilat dibagi secara sama oleh dua atom oksigen
yang elektronegatif itu, di mana fenol terletak di tengah, antara asan
karboksilat dan alcohol dalam hal keasaman. Oksigen suatu ion fenoksida
berdekatan dengan cincin aromatic dan muatan negative itu sebagian
terdelokasikan oleh awan piaromatik.
Suatu alkoksida : CH3CH2O- tidak ada stabilisasi-resonansi
O-
O- O
-
O
-
Penyumbang utama
Suatu fenoksida :
Suatu karboksilat : CH3C-O- CH3C=OPenumbang sama besar
O O-
Gambar 2.23. Stabilisasi resonansi
F. Solvasi
Solvasi anion dapat memainkan peranan utama dalam keasaman suatu
senyawa. Dengan berasosiasi dengan sebuah anion, molekul-molekul
pelarut menstabilkan anion dengan cara membantu menyebar muatan
negative lewat antaraksi dipol-dipol. Setiap faktor yang menambah derajat
solvasi dari anion itu akan menambah keasaman senyawa itu dalam larutan.
Misalnya, air mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mensolvasi
ion daripada etanol, dengan factor sekitar 105!
2.5.2. Kuat asam dari asam benzoate tersubstitusi
Mungkin diharapkan bahwa stabilisasi-resonansi oleh awan pi aromatic
memainkan peranan besar dalam hal kuat asam relative dari asam benzoate dan
asam-asam benzoate tersubstitusi, namun ternyata tidak demikian. Muatan
negative ion karboksilat terbagi oleh kedua atom oksigen karboksilat, tapi
muatan ini tidak dapat didelokalisasikan secara efektif oleh cincin aromatic
(oksigen-oksigen anion karboksilat tidak langsung berdekatan dengan cincin
aromatik, struktur-struktur resonansi yang padanya muatan negative
didelokalisasikan oleh cincin tak dapat digambar).
Meskipun muatan negative ion benzoate tidak didelokalisasikan oleh
cincin benzene, asam benzoate lebih kuat daripada fenol. Dalam ion benzoate,
muatan negative dibagi secara sama oleh dua atom oksigen elektronegatif.
Namun dalam ion fenoksida, sebagian besar muatan terletak pada atom oksigen
tinggal itu.
Gambar 2.24. Asam-asam yang lebih kuat daripada asam benzoat
Gambar 2.25. Ion Asam karboksilat
C O-
O
C O
O-
Cl
CO2H CO2H
Cl
Cl CO2H
Semuanya asam yang lebih kuat dari pada asam benzoat
Karena cincin benzene tidak mengambil bagian dalam stabilisasi-
resonansi dari gugus karboksilat, substituen pada cincin benzene mempengaruhi
keasaman terutama dengan efek induktifnya. Tanpa memperhatikan posisi
substitusi, suatu gugus penarik-elektron biasanya akan menaikkan keasaman
suatu asam benzoate. Alasan mengapa substituent elektronegatif menaikkan
kuat asam, sekali lagi, adalah karena adanya destabilisasi asamnya dan
stabilisasi anionnya.
Suatu substituent alkil yang melepas-elektron yakni yang berposisi -m
atau –p terhadap gugus karboksil, mengurangi kuat asam dari sebuah asam
benzoate. Dengan melepaskan elektron, substituent itu menstabilkan asam yang
tak terionkan dan mendestabilkan anionnya.
Gambar 2.26. Gugus alkil -m atau -p
Tabel 2.3. Harga pKa untuk beberapa asam benzoate
O2N CO2-
O2N CO2H-H
+
R
COOH R COOHGugus alkil m- atau p-
mengurangi kuat
asam
Asama
Posisi substitusi dari pKa
Orto Meta Para
COOH
4,2 4,2 4,2
CH3
COOH
3,9 4,3 4,4
HO
COOH
3,0 4,1 4,5
CH3O
COOH
4,1 4,1 4,5
Br
COOH
2,9 3,8 4,0
Cl
COOH
2,9 3,8 4,0
O2N
COOH
2,2 3,5 3,4
Hampir semua substituent –orto (baik pelepas-elektron maupun penarik-
elektron) menaikkan kuat asam suatu asam benzoate. Alasan efek –orto ini,
agaknya merupakan gabungan antara factor sterik dan elektronik.
X
COOH
Subtituen -o menaikkan
kuat asam
Contoh Soal :
Diketahui bahwa asam p-hidroksibenzoat lebih lemah daripada Asam
benzoate, meskipun gugs hidroksil bersifat menarik-elektron. Sarankan
penjelasannya. (Petunjuk: Tulis struktur-struktur resonansi untuk anionnya
yang menunjukkan delokasi elektron-elektron menyendiri pada OH oleh cincin
Benzene).
Jawab:
Penentuan kuat asam adalah suatu contoh destabilisas-resonansi anion
benzoate. Kuncinya terletak dalam struktur yang dilingkari dibaewah ini, dalam
mana muatan negative berdekatan dengan gugus –CO2-. Struktur resonansi
memberikan sedikit sumbangan kepada struktur sebenarnya dari hibrida
resonansi.
HO CO2-
HO+
CO2-
-
HO+
CO2--
HO+
CO2-
-
2.6. Keasaman dan Tetapan Keasaman
Asam karboksilat mengurai dalam air menghasilkan anion karboksilat dan ion
hidronium.
+ O+
H
H
H
Ion hidronium
R C
O-
O
Ion karboksilat
HOH+R C
O
OH
Gambar 2.27. Ionisasi asam karboksilat dalam air
Keasaman diukur secara kuantitatif dengan tetapan keasaman atau ionisasi, Ka.
Nilai Ka suatu asam dinyatakan:
(RCO2-)(H2O
+)
Ka =
(RCO2H)
Yaitu tetapan kesetimbangan untuk reaksi pada gambar di atasnya. Konsentrasi
air diabaikan dari pembagi (air adalah pelarut dalam pengukuran ini, jumlahnya
sangat banyak sehingga tidak dipengaruhi oleh sejumlah kecil asam yang terlarut).
Makin besar nilai Ka, makin kuat suatu asam (makin besar Ka, makin besar
konsentrasi H3O+). Asam dengan Ka sebesar 10
-4 adalah 10 kali lebih kuat daripada
asam dengan nilai Ka 10-5
.
Karena Ka biasanya dinyatakan dengan bilangan eksponen, keasaman sering
dinyatakan dalam pKa, logaritma negative dari Ka (pKa = -log Ka). Misalnya, jika Ka
= 10-5
. Maka pKa = 5. Tabel 1.2 memuat tetapan keasaman beberapa asam karboksilat
dan beberapa asam. Dalam membandingkan data dalam table ini, perlu diingat,
bahwa semakin besar nilai Ka, semakin kecil nilai pKa, atau semakin kuat suatu asam.
Contoh soal:
Manakah lebih kuat asam format atau asam asetat dan berapa kali lipat
kekuatannya?
Jawab:
Asam format lebih kuat karena Ka-nya lebih besar, perbandingan keasamannya
ialah:
Tabel 2.4. Tetapan ionisasi beberapa asam
Nama Rumus Ka pKa
Format HCOOH 2.1 x 10-4
3.68
Asetat CH3COOH 1.8 x 10-5
4.74
Propanoat CH3CH2COOH 1.4 x 10-5
4.80
Butanoat CH3CH2CH2COOH 1.6 x 10-5
2.82
Kloroasetat ClCH2COOH 1.5 x 10-3
1.30
Dikloroasetat Cl2CHCOOH 5.0 x 10-2
0.70
Trikloroasetat CCl3COOH 2.0 x 10-1
2.85
2-klorobutanoat CH3CH2CH2ClCOOH 1.4 x 10-3
4.05
3-klorobutanoat CH3CHClCH2COOH 8.9 x 10-5
4.18
Asam benzoate C6H5COOH 6.6 x 10-5
2.90
o-klorobenzoat o-Cl-C6H4COOH 12.5 x 10-4
3.80
m-klorobenzoat m-Cl-C6H4COOH 1.6 x 10-4
4.00
p-klorobenzoat p-Cl-C6H4COOH 1.0 x 10-4
10.0
p-nitrobenzoat P-NO2-C6H4COOH 4.0 x 10-4
5.40
Fenol C6H5OH 1.0 x 10-10
10.0
Etanol CH3CH2OH 1.0 x 10-16
16.0
2.7. Reaksi-reaksi Pembuatan Asam Karboksilat
Gambar 2.28. Flow Chart Reaksi-Reaksi Pembuatan Asam Karboksilat
Sejumlah besar jalur sintetik untuk mendapatkan asam karboksilat dapat
dikelompokkan dalam tiga tipe reaksi: hidrolisis derivate asam karboksilat, reaksi
oksidasi, dan reaksi Grignard
(1) Hidrolisis
Hidrolisis derivate asam karboksilat terjadi dari serangan air atau OH-
pada
karbon karbonil (atau karbon –CN pada suatu nitril) dari derivate itu. Hidrolisis suatu
ester yang menghasilkan suatu asam karboksilat dan alcohol adalah karakter dari
kelompok reaksi ini.
a. Ester
Reaksi-reaksi Pembuatan Asam
Karboksilat
Hidrolisis
Ester
Amida
Anhidrida
Halida Asam
Nitril
Oksidasi
Alkohol Primer
Aldehid
Alkena
Alkilarena
Metil Keton
Reaksi Grignard
RC-OR’ + H2O RCOOH + HOR’
O
H+ atau OH
-
b. Amida
RC-NR’ + H2O RCOOH + HNR2’
O
H+ atau OH
-
c. Anhidrida
RC-OR’ + H2O RCOOH + HOR’
O
H+ atau OH
-
d. Halida Asam
RC-X + H2O RCOOH + X-
O
H+ atau OH
-
e. Nitril
RC N + H2O RCOOH + NH3H
+ atau OH
-
O
(2) Oksidasi
Kekurangan utama dari oksidasi alcohol ialah diperlukannya zat pengoksidasi
yang kuat sehingga dalam molekul itu tak boleh ada gugus fungsional yang dapat
dioksidasi (kecuali bila gugus itu dilindungi oleh suatu gugus blockade, seperti
dibromida dari suatu alkena atau asetal dari suatu aldehida). Bahkan dengan
kekurangan ini, oksidasi alcohol primer merupakan prosedur oksidatif yang paling
sering dilakukan untuk memperoleh asam karboksilat karena selalu tersedianya
alcohol.
H2CrO4RCH2OH RCOOH
Tidak ada ikatan rangkap
yang tak terintangi,
aldehid, gugus benzil atau
gugus -OH lain
Gambar 2.29. Oksidasi menjadi asam karboksilat
Oksidasi aldehida berlangsung dengan zat pengoksidasi lembut (seperti Ag+)
yang tidak mengoksidasi gugus lain. Namun, aldehida tidak tersedia semudah alcohol
primer.
Oksidasi alkena terutama digunakan sebagai alat analitis, tetapi dapat juga
dimanfaatkan untuk mensintetis asam karboksilat. Seperti alcohol, alkena
memerlukan zat pengoksidasi yang kuat.
MnO4
kalorHO2CCH2CH2CH2CH2CO2H
Asam heksanadioat
Sikloheksana
Oksidasi alkilbenzena tersubstitusi merupakan jalan yang bagus untuk
memperoleh asam-asam benzoate tersubstitusi. Suatu gugus fungsi karbonil adalah
pengarah-meta, tetapi suatu gugus alkil adalah pengaruh o-p. Substitusi elektrofilik
suatu alkilbenzena, yang disusul dengan oksidasi, menghasilkan asam benzoate
tersubstitusi-o dan p.
NO2
O2N CH3
NO2 NO2
NO2
O2N CO2HH2CrO4
kalor
2,4,6-trinitrotoluena Asam 2,4,6-trinitrobenzoat
a. Oksidasi Alkohol primer
RCH2OH RCOOHKMnO4/H2CrO4
b. Oksidasi Aldehid
RCH RCOOH
O
Ag+
c. Oksidasi Alkena
RCH=CR2 RCOOH + R2C=OKMnO4/H2CrO4
d. Oksidasi alkilarena
Ar-R ArCOOHKMnO4/H2CrO4
e. Oksidasi Metil Keton
RCCH3 + X2 RCOOH + CHX3
O
OH-
(3) Reaksi Grinard
RX RMgX RCOOHRMg CO2
eter
H+
O
OMgX
C
Suatu reaksi Grignard antara suatu reagensia Grignard (primer, sekunder,
tersier, vinilik atau aril) dan karbon dioksida (berbentuk gas atau es kering) seringkali
merupakan metode terpilih untuk membuat suatu asam karboksilat.
MgBr COOHCO2
H2O
Fenil magnesium bromida Asam benzoat
Berikut ini ringkasan jalur-jalur sintetik yang lazim untuk mendapatkan asam
karboksilat, dipandang dari segi lain – yakni dilihat dari apa yang terjadi pada
molekul itu sebagai suatu keseluruhan. Sintesis dari suatu alkil halide lewat nitril atau
reagensia Grignard menghasilkan asam karboksilat yang satu karbon lebih banyak
daripada alkil halidanya.
Pemanjangan rantai :
10 RX RCN RCOOHH2O, H+
CN-
SN2
Oksidasi alcohol primer (atau aldehida) tidak mengubah panjang rantai,
demikian pula hidrolisis suatu derivate asam karboksilat.
RX RMgX RCOOHMg CO2
eter
H+
RCH2OH RCOOHKMnO4/H2CrO4
RC-OR’ + H2O RCOOH + HOR’
O
H+ atau OH
-
Oksidasi suatu alkena (kecuali bila alkena itu siklik) menyebabkan fragmentasi
rantai induk.
RCH=CR2 RCO2H + O=CR2MnO4
-
Kaor
2.8. Reaksi-reaksi Senyawa Asam Karboksilat
Gambar 2.30. Flow chart reaksi-reaksi senyawa asam
karboksilat
1. Netralisasi
2.
2. Estersifikasi
3. Pembentukan Klorida Asam
4. P
embentukan Amida
Reaksi-reaksi senyawa asam karboksilat
Netralisasi
Estersifikasi
Pembentukan
Klorida Asam
Pembentukan
Amida
Reduksi menjadi Alkohol
Subtistusi
Gugus alkil/aril
Dekarboksilasi
RCOOH + NaOH RCOONa + H2OH2O
RCOOH + R’OH RCOOR’ + H2OH+
RCOOH + SOCl2 atau PCl RCCl
O
O
OH + NH3
CO
ONH4
C
OR
R R
NH2
CH2O
5. Reduksi menjadi alcohol
RCOOH RCH2OHLiAlH4
6. Subtitusi gugus alkil/aril
a. Alfa halogenasi pada asam alifatik
R-CH2-COOH + X2 R-CH-COOH + HX
X
P
X2 = Cl2, Br2
b. Subtitusi pada ring dari asam aromatic. Gugus –COOH, kurang
mengaktifkan dan mengarahkan subtitusi pada kedudukan –m dalm
subtitusi elektro filik
COOHHNO3/H2SO4
COOH
NO2
7. Dekarboksilasi
RCCR’2COOH RCCHR’2 kalor
O
HO2CCR2CO2H R2CHCOOH kalor
2.8.1 Reaksi Asam Karboksilat dengan Basa
Reaksi suatu asam karboksilat dengan suatu basa akan menghasilkan
garam.Suatu garam organic mempunyai babyak sifat fisis dari garam anorganik
padanannnya. Seperti NaCl atau KNO3, suatu garam organic meleleh pada
tempratur tinggi, larut dalam aur, dan tak berbau.
Na+ + H2O + CO2Na
+ HCO3
-CO2H + CO2
-
Asam sikloheksana-
karboksilat Natrium sikloheksana-
karboksilat
HCO2H + Na+ OH
- HCO
- Na
+ + H2O
Asam format natrium format
Anion karboksilat diberi nama dengan menghilangkan kata asam –it dan
mengubah akhirannya menjadi –at (Inggris: -ic acid menjadi –ate). Pada nama
garam, nama kation mendahului anion sebagai kata terpisah.
Ion karboksilat merupakan basa lemah dan dapat bertindak sebagai suatu
nukleofil. Ester, misalnya dapat dibuat dengan mereaksikan alkil halide yang
reaktif dan karboksilat.
CH3CO2HAsam asetat
CH3CO2Nanatrium asetat
COOH
Asam benzoat
COONH4+
Amonium benzoat
HOCCH2CH2CHCO2HAsam glutamat
Suatu asam amino yang dijumpai dalam
protein
NH2
HO2CCH2CH2CHCO2-Na
+
Mononatrium glutamat
Suatu zat penyedap (MSG)
NH2
CH3CO2- + CH2-Br C6H5CH2O2CCH3 + Br
-
Ion asetat benzil bromida benzil asetat(suatu ester)
C6H5
Karena lebih asam daripada asam karbonat, suatu asam karboksilat
mengalami reaksi asam-basa dengan natrium bikarbonat maupun basa-basa
yang lebih kuat seperti NaOH.
CH3COH + HCO3- CH3CO
- + [H2CO3] H2O + CO2
OO
Sementara asam karboksilat dapdat bereaksi dengan natrium bikarbonat,
fenol memerlukan NaOH basa yang lebih kuat, dan alcohol membutuhkan basa
yang kebih kuat lagi, seperti NaNH2.
Dalam NaHCO3 : RCOOH RCO2- + CO2 + H2O
ArOH dan ROH tidak ada reaksi yang berartiHCO3
-
HCO3-
Dalam NaOH: RCOOH RCO2- + H2O
ArOH ArO- + H2O
ROH Tidak ada reaksi yang berarti
OH-
OH-
OH-
Perbedaan antara fenol dan asam karboksilat dalam kereaktifaannya
terhadapa NaOH dan NaHCO3 merupakan dasar klasifikasi sederhana dan
prosedur pemisahan.Jika suatu senywa yang tak larut dalam air, larut dalam
larutan NaOH, tetapi tidak ked lam larutan NaHCO3, maka senyawa itu
mungkin sekali adalah fenol.Sebalikanya, bila melarut ke dalam keduanya,
agaknya senyawa itu adalah suatu asam karboksilat.
Suatu asam karboksilat dapat diekstrak dari dalam suatu campuran
senyawa organic yang tak larut dalam air, dengan larutan natrium bikarbonat.
Asam itu membentuk garam natrium dan menjadi larut dalam air, sedangkan
senyawa organic lain tetap tidak larut. Asam karboksilat bebas akan diperoleh
dari larutan air dengan pengasaman.
Bila digunakan sebagai suatu uji atau prosedur pemisahan, reaksi dnegan
natrium bikarbonat ini mempunyai pembatasan.Jiak bagian hidrokarbon dari
asam karboksilat itu panjang, maka senyawa itu mungkin tidak larut dalam
larutan NaHCO3, bahkan juga tidak dalam larutan NaOH. Disamping itu,
beberapa fenol, seperti nirtofenol, mempunyai keasaman yang sepadan dengan
asam karboksilat; fenol-fenol ini akan larut baik dalam larutan NaHCO3
maupun dalam NaOH.
2.7.2. Esterifikasi Asam Karboksilat
Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung
gugus – CO2R dengan R dapat berbentuk alkil ataupun aril. Suatu ester dapat
dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu
alcohol, suatu reaksi yang disebut reaksi esterifikasi. Esterifikasi berkataliskan
asam dan merupakan reaksi yang reversible.
H+
RCOOH + R’OH RCOOR’ + H2O
Suatu asam
karboksilatSuatu alkohol Suatu ester
Laju estersifikasi suatu asam karboksilat bergantung terutama pada
halangan sterik dalam alcohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam
karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam laju pembentukan eter.
Kereaktifan alcohol terhadap esterifikasi :
Gambar 2.31. Kenaikan kereaktifan alkohol
Kereaktivan asam karboksilat terhadap esterifikasi :
Gambar 2.32. Kenaikan kereaktifan alkanoat berdasarkan gugus sampingnya
ROH tersier ROH sekunder ROH primer CH3OH
Bertambahnya kereaktifan
R3CCO2H R2CHCO2H RCH2CO2H CH3CO2H HCOOH
Bertambahnya kereaktifan
+ HOCOOH COO + H2OH
+
CH3COOH + CH3CH2OH CH3COOCH2CH3 + H2O Asam asetat etanol etil asetat
Seperti banyak reaksi aldehida dan keton, esterifikasi suatu asam
karboksilat berlangsung melalui serangkaian tahap protonasi dan deprotinasi.
Oksigen karbonil diprotonasi, alcohol nukleofilik menyerang karbon positif,
dan eliminasi air akan menghasilkan ester yang dimaksud. Mekanisme ini dapat
diringkas sebagai berikut:
Gambar 2.33. Pembuatan ester
Perhatikan bahwa dalam reaksi esterifikasi, ikatan yang terputus adalah
ikatan C-O dari asam karboksilat dan bukan ikatan O-H dari asam atau ikatan
C-O dari alcohol. Bukti untuk mekanisme ini ialah reaksi suatu alcohol
bertanda seperti CH3 18
OH dengan suatu asam karboksilat. Dalam kasus ini, 18
O
itu tetap bersama gugus metil.
Reaksi esterifikasi bersifat reversible. Untuk memperoleh rendemen
tinggi dari ester itu, kesetimbangan harus digeser ke arah sisi ester. Satu teknik
R-C-OH
OH
OR’
RCOR’ + H2OSuatu ester
O
RCOH + R’OHSuatu asam karboksilat
OH
+
COOH + CH3 18
OH
O
Ikatan C-O tidak putusOH
COH
18OCH3
H+
C- 18
OHCH3 + H2O
O
untuk mencapai adalah menggunakan salah satu zat pereaksi yang murah secara
berlebihan. Teknik lain ialah membuang salah satu produk dari dalam
campuran reaksi (misalnya, dengan destilasi air secara aerotropik).
Dengan bertambahnya halangan sterik dalam zat-antara, laju
pembentukan ester akan menurun. Rendemen esternya pun berkurang.
Alasannya ialah karena esterifikasi itu merupakan suatu reaksi yang bersifat
reversible dan spesi yang kurang terintangi (pereaksi) akan lebih disukai. Jika
suatu eter yang meluah (bulky) harus dibuat, maka lebih baik digunakan jalur
sintetik lain, seperti reaksi antara suatu alcohol dan suatu anhidrida asam atau
suatu klorida asam, yang lebih reaktif daripada asam karboksilat dan yang
bereaksi dengan alcohol secara tak reversible.
Ester fenil (RCO2C6H5) umumnya tidak dibuat secara langsung dari fenol
dan asam karboksilat karena kesetimbangan lebih cenderung dapat diperoleh
dengan menggunakan derivate asam yang lebih reaktif.
2.7.3. Reduksi Asam Karboksilat
Karbon karbonil suatu asam karboksilat berada pada keadaan oksidasi
tertinggi yang dapat dicapai oleh karbon dan mamsih tetap merupakan bagian
dari suatu molekul organic. (keadaan oksidasi lebih tinggi berikutnya adalah
dalam C02). Kecuali terhadap pembakaran atau oksidasi oleh reagensia yang
sangat kuat, seperti H2SO4 – CrO3 panas (larutan pembersih), gugus asam
karboksilat bersifat lamban ke arah reaksi oksidatif.
Mengherankan bahwa gugus asam karboksilat itu juga lamban (inert)
terhadap kebanyakan zat pereduksi (seperti hydrogen plus katalis).Kelambanan
ini menyebabakan perlunya dikembangkan metode reduksi alternative, seperti
mengubah asam karboksilat menjadi ester dan kemudian ester itu direduksi.
Namun, degan diperkenalkannya litium alumunium hidrida (LAH) pada akhir
tahun 1940-an menyebabkan reduksi itu dapat disederhanakan karena LiAlH4
meredukis gugus karboksil langsung menjadi gugus –CH2OH.
CH3CO2H CH3CH2OH
Asam asetat etanol
LiAlH4/H2O
COOH CH2OHLiAlH4/H2O
2.9. Aplikasi dan Kegunaan Asam Karboksilat
2.9.1. Bidang Kedokteran
Asam askorbat (vitamin C), penggunaannya sebagai suatu suplemen
vitamin C.
2.9.2. Bidang Makanan dan Minuman
RCOOH
Suatu asam
larboksilat
Dimana
R=alkil,aril,H,dan
sebagainya
Suatu basa seperti
-OH,
-OR,atau HCO3
-
R’O-H,H+,kalor
Untuk asam tak terintangi dan
alkohol (reaksi reversible)
LiAlH4
H2O, H+
RCOO-
Suatu asam
karboksilat
RCOOR’
Suatu ester
RCH2OH
suatu alkohol
primer
Asam Format sebagai pengawet. Asam asetat atau asam etanoat yang
dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan nama asam cuka. Asam cuka
banyak digunakan sebagai pengawet makanan, dan penambah rasa makanan
(bakso dan soto). Asam sitrat biasanya digunakan untuk pengawet buah dalam
kaleng. Asam glutamat, digunakan sebagai bahan pembuatan penyedap
makanan (MSG).
2.9.3. Bidang Polimer
Asam karboksilat juga penting dalam pembuatan gemuk, krayon, dan
plastik. Bahan-bahan yang berguna seperti penurun kadar air dan aditif
superplasticizer untuk komposisi semen dibentuk dengan reaksi polimer asam
karboksilat dengan polieter, terutama campuran polieter monofungsional dan
difungsional, yang diturunkan dari epoksida C2-C4 dimana pemecahan sebagian
dari polieter dan esterifikasi polieter dan produk pemecahannya dengan reaktan
lain diperoleh. Dalam satu bentuk, asam sulfonat digunakan untuk mengkatalis
reaksi poli(asam akrilat), kopolimer etilen oksida-propilena oksida
monofungsional dan poli(propilena glikol) difungsional, pada suhu lebih dari
140oC.
2.9.4. Bidang Industri
Asam Format pada unggas industri kadang–kadang ditambahkan untuk
memberi makan dengan tujuan untuk membunuh E. Coli bakteri, juga
digunakan sebagai silase, pencelupan dan finishing tekstil. Asam format juga
digunakan sebagai pengganti asam mineral untuk berbagai produk pembersih,
seperti limescale remover dan pembersih toilet . Beberapa format ester adalah
perasa buatan atau parfum. Asam format adalah sumber untuk formil kelompok
misalnya dalam formylation dari methylaniline N-methylformanilide dalam
toluena . Dalam kimia organik sintetik , asam format sering digunakan sebagai
sumber hidrida ion. The reaksi Eschweiler-Clarke dan reaksi Leuckart-Wallach
adalah contoh dari aplikasi ini, atau lebih umum azeotrop dengan trietilamina ,
juga digunakan sebagai sumber hidrogen dalam hidrogenasi transfer. Asam
stearat, asam ini berbentuk padat, berwarna putih. Terutama digunakan untuk
membuat lilin. Asam propanoat, Garam dari asam ini digunakan sebagai
pencetak inhibitor dalam sereal dan roti. Asam butanoat, Agen penyebab bau
tengik dalam mentega. Asam heksanoat, Mengkarakteristik bau dari keju. Ester
lainnya yang diturunkan dari asam karboksilat, memiliki kegunaan yang
berbeda. Sebagai contoh, etil asetat ester adalah pelarut yang sangat baik dan
merupakan komponen utama dalam remover cat kuku. Beberapa contoh
termasuk persiapan penyangga pada pH yang lebih rendah, seperti yang
digunakan dari siklus TCA. Hal ini penting untuk industri yang menggunakan
mikroba untuk produksi metaboli. Asam Sitrat juga dipakai sebagai peningkat
kualitas terigu pada perusahaan roti. Berbagai asam lemak yang berasal dari
asam karboksilat digunakan untuk membuat sabun dan deterjen memiliki
aplikasi yang berbeda dalam masyarakat.
2.9.5. Bidang Pertanian dan Peternakan
Asam format (asam metanoat) yang juga dikenal asam semut merupakan
cairan tak berwarna dengan bau yang merangsang. Biasanya digunakan untuk :
menggumpalkan lateks (getah karet), obat pembasmi hama, dan antibakteri
pada ternak, peternak lebah menggunakan asam format sebagai miticide
terhadap tungau trakea ( Acarapis woodi ) dan tungau Varroa . Asam Sitrat,
juga dipakai sebagai aditif pada makanan ternak.
2.9.6. Bidang Laboratorium
Pada laboratorium, asam asetat, asam trifluoroasetat, dan asam format
digunakan sebagai pengubah pH stabil dalam HPLC dan elektroforesis kapiler .
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah asam karboksilat merupakan salah satu
turunan dari senyawa alkana, dimana satu atom H dari alkana diganti dengan
gugus karboksil.
Karena kedudukan dari gugus fungsi karboksi (-COOH) tidak boleh berubah
atau tetap di ujung rantai karbon maka isomer yang terjadi pada senyawa asam
karboksilat adalah isomer struktur. Jadi, yang memungkinkan untuk berubah
adalah rantai karbon alkilnya.
Asam karboksilat merupakan jenis asam lemah.Kekuatan asamnya ditentukan
oleh haraha konstanta kesetimbangan asamnya (Ka). Dengan basa kuat, asam
karboksilat akan bereaksi membentuk garam.
Titik didih asam karboksilat lebih tinggi dibandingkan senyawa alcohol yang
memiliki jumlah ataom C yang sama. Titk didih dari asam karboksilat akan terus
meningkat sesuai dengan bertambahnya atom C.
BAB IV
PERTANYAAN
1. Kenapa titik didih alcohol lebih kecil dari pada titik didih asam karboksilat
dimana alcohol dan asam karboksilat memiliki berat molekul yang sama?
Jawab :
Titik didih alcohol lebih kecil daripada titik didih asam karboksilat
karena asam karboksilat memiliki ikatan hydrogen yang lebih banyak
daripada alkohol. Asam karboksilat memiliki 2 ikatan hydrogen, sedangkan
alcohol hanya memiliki satu ikatan hydrogen.
2. Berikan contoh reaksi pembuatan asam karboksilat dengan hidrolisa ester!
- Pembuatan asam karboksilat dari hidrolisa ester
DAFTAR PUSTAKA
Fesenden. Organik chemistry third edition
Hart, Harold. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat edisi kesebelas. Erlangga :
Jakarta
Kuswati, Tine Maria, dkk. 2007. Sains Kimia. Jakarta: Bumi Aksara
Polling C,Ir. 1979 . Ilmu Kimia Karbon jilid III. Jakarta : Erlangga
Respati, Ir. 1986. Pengantar Kimia Organik. Jakarta: Aksara Baru
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Erlangga : Jakarta