119565446 Makalah Spo Kolon

38
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi usus penting untuk fungsi tubuh yang normal. Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan masalah pada gastrointestinal dan bagian tubuh yang lain. Karena fungsi usus tergantung pada keseimbangan beberapa faktor, pola eliminasi dan kebiasaan masing-masing orang berbeda. Klien sering meminta pertolongan dari perawat untuk memelihara kebiasaan eliminasi yang normal. Pada keadaan sakit klien tidak dapat menggunakan toilet dan tidak memiliki program yang teratur, lingkungan rumah bisa menghadirkan hambatan untuk klien dengan perubahan mobilitas. Kolon adalah bagian ujung dari saluran pencernaan manusia, yang terdiri dari usus besar, rektum, dan anus. Kolon dimulai pada sisi kanan bawah perut, di mana usus kecil mengosongkan isi pencernaan ke dalam bagian pertama dari usus besar (sekum). Kolon naik dari sekum ke atas sehingga sejajar dengan hati, kemudian menikung tajam ke kiri dan melewati lambung secara melintang. Pada tingkat limpa, kolon turun dari sisi kiri lambung ke panggul, di mana ia menjadi daerah sigmoid. Kolon sigmoid mengosongkan isinya ke dalam anus, dimana bahan limbah akhirnya dibuang dari tubuh Anda. Rektum dan kolon mampu menyerap banyak obat yang diberikan secara rektal untuk tujuan memperoleh efek sistemik, hal ini dapat menghindari perusakan obat atau obat menjadi tidak aktif karena pengaruh lingkungan perut dan usus. 1

description

no

Transcript of 119565446 Makalah Spo Kolon

Page 1: 119565446 Makalah   Spo Kolon

BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG

Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi usus penting untuk fungsi tubuh yang normal

Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan masalah pada gastrointestinal dan bagian tubuh yang

lain Karena fungsi usus tergantung pada keseimbangan beberapa faktor pola eliminasi dan

kebiasaan masing-masing orang berbeda Klien sering meminta pertolongan dari perawat untuk

memelihara kebiasaan eliminasi yang normal Pada keadaan sakit klien tidak dapat menggunakan

toilet dan tidak memiliki program yang teratur lingkungan rumah bisa menghadirkan hambatan

untuk klien dengan perubahan mobilitas

Kolon adalah bagian ujung dari saluran pencernaan manusia yang terdiri dari usus besar

rektum dan anus Kolon dimulai pada sisi kanan bawah perut di mana usus kecil mengosongkan isi

pencernaan ke dalam bagian pertama dari usus besar (sekum) Kolon naik dari sekum ke atas

sehingga sejajar dengan hati kemudian menikung tajam ke kiri dan melewati lambung secara

melintang

Pada tingkat limpa kolon turun dari sisi kiri lambung ke panggul di mana ia menjadi daerah

sigmoid Kolon sigmoid mengosongkan isinya ke dalam anus dimana bahan limbah akhirnya

dibuang dari tubuh Anda

Rektum dan kolon mampu menyerap banyak obat yang diberikan secara rektal untuk

tujuan memperoleh efek sistemik hal ini dapat menghindari perusakan obat atau obat menjadi

tidak aktif karena pengaruh lingkungan perut dan usus

B TUJUAN

1 Untuk mengetahui anatomi kolon

2 Untuk memahami sistem penghantaran obat didalam kolon

3 Untuk mengetahui sediaan obat yang dapat digunakan untuk penyakit pada kolon

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a Pengertian

Usus besar atau kolon berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 15 m yang

terbentang dari sekum hingga kanalis ani Diemeter usus besar sudah pasti lebih besar sari usus halus

yaitu sekitar 65 cm tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil

b Anatomi kolon atau usus besar

Usus besar terdiri dari sekum kolon dan rektum Pada sekum terdapat katup ileosekal

dan apendiks yang melekat pada ujung sekum Sekum menepati dua atau tiga inci pertama dari usus

besar Katup ileosekal mengendalikan aliran kimus dari ileum ke dalam sekum dan mencegah

terjadinya aliran balik bahan fekal ke dalam usus halus Kolon dibagi lagi menjadi kolon asenden

tranversum desenden dan sigmoid

Usus besar atau kolon memiliki panjang plusmn 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens kolon

transversum dan kolon descendens Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum

(usus besar) terdapat sekum (usus buntu) Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut

appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas

Tempat kolon membentuk kelokan tajam pada abdomen kanan dan kiri atas secara berturut-

turut disebut sebagai feksura hepatika dan fleksura lienalis Kolon sigmoid mulai setinggi krista

iliaka dan membentuk lekukan berbentuk-S bagian utama usus besar yang terakhir disebut sebagai

rektum yang membentang dari kolon sigmoid hingga anus Satu inci dari rektum disebut sebagai

kanalis ani dan dilindungi oleh sfingter ai internus dan an eksternus Panjang rektum da kanalis ani

adalah sekitar 15 cm

Lapisan otot longitudinal usus besar tidak sempurna tetapi terkumpul dalam tiga pita yang

disebut sebagi taenia koli Panjang taenia lebih pendek daripaa usus sehingga usus tertarik dan

berkerut mebentuk kanting-kanting kecil yang disebut haustra Apendises epiploika adalah kantong-

kantong kecil peritonium yang berisi lemak dan melekat sepanjag taenia

Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kiri dan kanan berdasarkan pada suplai darah

yang diterima Arteria mesentrika superior memperdarahi belahan kanan (sekum kolon

asenden dan duapertiga proksimal kolon tranversum) dan arteria mesentrika inferior mendarahi

bagian kiri (sepertiga distal kolon tranversum kolon desenden kolon sigmoid dan bagian

proksimal rektum) Suplai darah tambahan ke rektum berasal dari arteri hemoroidalis media an

inferior yang dicabangkan dari arteria iliaka interna dan aorta abdominalis

2

Persarafan usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom dengan pengecualian sfingter eksterna

yang bersda dalam pengendalian volunter Serabut parasimpatis bejalan melalui saraf vagus ke

bagian tengah kolon tranversum dan saraf pelvikus yang berasal dari daerah sakra menyuplai

bagian distal Serabut simpatis meninggalkan medula spinalis melalui saraf splangnikus Serabut

saraf ini bersinaps dalam ganglia seliaka dan aortikorenalis kemudian serabut pasca ganglionik

menuju kolon Rangsangan simpatis menghambat sekresi dan kontraksi serta merangsang sfingter

rektum Rangsangan parasimpatis mempunyai efek yang berlawanan

Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir isi

usus Fungsi usus besar yang paling penting adalah absorbsi air dan elektrolit yang sudah

hampir selsai dlam kolon dekstra Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung

masa feses yang sudah terdehidrasi hingga berlangsungnya defekasi

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan

membantu penyerapan zat-zat gizi Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat

penting seperti vitamin K Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus Beberapa

penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar

Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air dan terjadilah diare

Zat - zat sisa di dalam usus besar didorong ke bagian belakang dengan gerakan peristaltik

Zat - zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan oleh tubuh Air

dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon yaitu kolon ascendens Zat-zat

sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari Pada saat itu terjadi proses pembusukan

terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli yang mampu membentuk

vitamin K dan B12 Selanjutnya dengan gerakan peristaltik zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi

sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dan akhirnya keluar dengan proses defekasi

melewati anus

Fungsi usus besar yaitu

1 menyimpan dan eliminasi sisa makanan

2 menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit[1] dengan cara menyerap air

3 mendegradasi bakteri

c Penyusun kolon

Colon terdiri dari atas empat lapisan dinding yang sama sepetri usus halus Jaringan penyusun

usus besar terdiri dari Tunika mucosa ((lapisan lendir) dengan bagian epitel lamina propia dan

muscularis mucosa yang tidak memiliki villi Jaringan epitel terdiri atas sel-sel batang yang pada

3

puncaknya terdapat banyak microvilli Membran sel ke arah lumen diselaputi oleh kutikula

Kelenjar yang terdapat pada usus besar yaitu kelenjar Lieberkuhn Kelenjar ini berbentuk

panjang dan banyak mengandung sel goblet Kelenjar pada usus besar mengandung sel goblet sel

Paneth dan sel APUD Namun yang dominan adalah sel goblet Sel Paneth sukar ditemukan

Sedangkan sel APUD terdapat cukup banyak Pada usus besar terdapat banyak lamina propia yang

mengandung nodul limfa dan menerobos masuk menuju ke tunika submukosa (Marieb 2004)

Lapisan muscularis-mucosa mengandung dua lapis otot polos longitudinal dan sirkuler Fungsi

alat ini ialah absorpsi air vitamin hasil sistesa simbiosis dengan bakteri colon dan pembentukan

tinja Tunika submucosa mengandung terobosan nodul limfa Tunika muscularis terdiri dari dua

lapisan otot tetapi lapisan longitudalnya membentuk tiga gumpal otot seperti pipa disebut teniae

coli Tunika serosa memiliki tonjolan jaringan lemak (Kerr 1998)

Setidaknya ada 4 lapisan penyusun yang sama seperti usus halus untuk membentuk dinding

usus besar Serabut memanjang pada dinding berotot tersusun dalam tiga jalur yang memberi rupa

berkerut-kerut dan berlubang-lubang Sementara dinding selaput lendir yang lebih halus dari yang

ada pada usus halus dan tidak memiliki jonjot (pompa pendorong) Di dalam selaput tersebut

terdapat kelenjar yang serupa dengan kelenjar tubuler (berbentuk pipa) dan dilapisi oleh epitel

berbentuk silindris yang berisi sel cangkir

d sistem penghantaran obat dengan target kolon

Colon targetted drug delivery system (CDDS) merupakan metode pengobatan penyakit yang

ditujukan atau disampaikan langsung ke lokal ususPada sistem penghantaran ini telah dibuat

berbagai macam sediaan salahsatunya adalah tablet dengan variasi penyalutan yang berbeda-beda

sepertikombinasi polisakarida polimer dan lain-lain Sebagian besar laporan literatur sebelumnya

pada penargetan kolon telah difokuskan pada pengembangansistem pengiriman kolon berdasarkan

sistem time dependent dan pH dependentserta sistem pemanfaatan bakteri yang berkolonisasi di usus

besar atau enzimyang diproduksi oleh bakteri untuk mempengaruhi pelepasan obatSaat ini

penggunaan polisakarida alami menarik perhatian untuk penargetan obat pada usus besar karena

polimer yang tersusun dari beberapamonosakarida banyak tersedia mudah ditemukan dan murah

serta dalamberbagai struktur dengan sifat bervariasi Polisakarida tersebut dapat denganmudah

dimodifikasi secara kimia dan biokimia tidak beracun hidrofilik sertasebagai pembentuk gel

Secara konvensional polisakarida digunakan dalamformulasi tablet untuk menghambat

pelepasan obat Hal ini telah digunakan baik sebagai matriks atau sebagai bahan penyalut Pada

matriks diperlukankonsentrasi polimer yang tinggi atau dapat digunakan sebagai pengikat dalam

tablet Dengan demikian berbagai polisakarida dan konsentrasinyamempengaruhi pelepasan obat

dari tablet Adapun beberapa polisakarida yangdigunakan seperti kombinasi kitosan (chi) dan

4

kondroitin sulfat (CHS) (Gattani2009) pektin (A Akhgari dkk 2010) dan inulin (A Akhari

2009)Penelitian yang telah dilakukan Gattani (2009) dengan menggunakanChitosan-condroitin

sebagai penyalut pada indometasin ternyata penggunaan kombinasi keduanya dapat membantu

meningkatkan pemberian obat untuk ususbesar Kitosan (Chi) dan kondroitin (CHS) kompleks

mengikis secara perlahansaat buffer fosfat pada nilai pH diatas 65 dan pada perlakuan ini

menyebabkan penekanan pelepasan obat awal di segmen GIT atas dan pelepasan kontrol diusus

besar dimana nilai pH antara 65-70 Penelitian ini menggunakan metode cross linked dimana

silang polimer ini mampu mencegah dari pelepasan obat sepenuhnya disekitar lambung dan

usus kecil

Penelitian obat bersasaran (targeted drug delivery system) ini dimulai pada awal tahun 1960 an

sebagai strategi untuk pengobatan penyakit dengan harapan dan sasaran untuk meningkatkan efikasi

dan mengurangi toksisitas obat

Dalam formulasi sediaan ini yang berperan dalam penentuan farmakokinetika dan

distribusi selular obat adalah perilakuk molekul karier (pembawa) sediaan Penghantaran secara

selektif menuju jaringan sasaran akan mempertinggi konsentrasi obat pada sel target atau pada

kompartemen spesifik sel sasaran sehingga diharapkan efikasi obat dapat ditingkatkan Sasaran

penghantaran obat bersasaran pada awalnya adalah inkorporasi obat sitotoksik untuk pengobatan kanker

Rute pemberian obat secara oral merupakan cara pemberian obat yang luas digunakan dalam

pengobatan Sistem penghantaran obat spesifik colon memberikan beberapa keuntungan

terapeutik Pada beberapa penyakit colonic seperti kanker kolorektal penyakit Crohnrsquos spastic colon

dan lain sebagainya terbukti bahwa pengobatan secara local lebih efektif dari pengobatan sistematik

Penghantaran obat colonic ini dapat dicapai melalui pemberian obat secara oral dan rectal

Pemerian obat secara rectal (supositoria dan enema) tidak selalu efektif karena besarnya variabilitas

kadar obat menurut cara pemberian ini oleh karena itu pemberian obat secara oral merupakan

alternative pilihan terbaik

Absorpsi dan degradasi bahan aktif (obat) pada bagian atas salur cerna adalah masalah utama

pada system penghantaran obat melalui rute oral yang harus diatasi untuk mencapai keberhasilan

system penghantaran obat bersasaran colon (targeted colonic) Dalam pengembangan sediaan

bersasaran colon ini ada 4 elemen esensial yang saling terkait yaitu penyakit obat tujuan

(sasaran) dan system penghantaran obat Jadi dalam pengembangan sediaan sasaran colon ini perlu

dipelajari dengan baik

1 Memahami dengan baik masalah fisiologi salur cerna seperti Waktu transit sediaan melewati

segmen utama salur cerna Sebagai kebalikan transit adalah waktu tinggal sediaan dalam masing ndash

5

masing segmen salur cerna Faktor yang mempengaruhi sediaan di masing masing lokasi dan kondisi

termasuk disintegrasi fisik digesti intraluminal ambilan mucosal biotransformasi dan absorpsi dan

lain sebagainya

2 Keterkaitan dengan sifat fisikokimia obat

3 Mendesain formulasi yang sesuai untuk system colonic ini

Rute oral obat administrasi adalah yang paling nyaman dan penting metode pemberian obatuntuk

efek sistemik Hampir 50 dari pemberian obat sistem yang tersedia di pasar adalahDDS lisan dan

sistem ini memiliki keuntungan lebih karena pasien penerimaan dankemudahan administrasi

Selama dekade terakhir telah ada minat mengembangkanspesifik lokasi formulasi untuk menargetkan

obat untuk usus besar Kolon drug delivery telah memperoleh pentingnya meningkat tidak hanya

untuk pengiriman obat untuk pengobatan lokalpenyakit yang berhubungan dengan usus seperti

Crohn penyakit kolitis ulserativa usus iritasisindrom dan sembelit tetapi juga untuk sistemik

pengiriman protein terapi peptida obatantiasthmatic antihipertensi obat dan agen antidiabetes

e Penyakit-penyakit pada kolon

Proctosigmoiditis

Proctosigmoiditis melibatkan peradangan rektum dan sigmoid colon (suatu segmen yang

pendek dari usus besar yang berdekatan pada rektum) Gejala-gejala dari proctosigmoiditis seperti

yang dari proctitis termasuk perdarahan rektum urgensi dan tenesmus Beberapa pasien-pasien

dengan proctosigmoiditis juga mengembangkan diare yang berdarah dan kejang-kejang

kolitis

Kolitis (radang usus besar) sisi kiri melibatkan peradangan yang mulai pada rektum dan

memanjang keatas usus besar (kolon) kiri (sigmoid colon dan kolon yang menurun) Gejala-gejala

kolitis sisi kiri termasuk diare yang berdarah kejang-kejang perut kehilangan berat badan dan

sakitnyeri perut sebelah kiri

Pancolitis

Pancolitis atau kolitis universal (universal colitis) merujuk pada peradangan yang mempengaruhi

seluruh kolon (usus besar kolon kanankolon kiri kolon transverse atau melintang dan rektum)

Gejala-gejala pancolitis termasuk diare berdarah sakit perut dan kejang-kejang kehilangan berat

badan kelelahan demam dan keringat-keringat malam Beberapa pasien-pasien dengan pancolitis

mempunyai peradangan derajat rendah dan gejala-gejala ringan yang siap merespon pada obat-obat

Umumnya bagaimanapun pasien-pasien dengan pancolitis menderita penyakit yang lebih berat dan

6

lebih sulit untuk dirawat daripada mereka yang dengan bentuk-bentuk radang borok usus besar yang

lebih terbatas

Fuminat colitis

Fulminant colitis adalah suatu bentuk pancolitis yang jarang namun berat Pasien-pasien dengan

fulminant colitis adalah sangat sakit dengan dehidrasi sakit perut yang parah diare yang

diperpanjang dengan perdarahan dan bahkan shock Mereka berisiko mengembangkan toxic

megacolon (dilatasi atau pelebaran kolon yang ditandai yang disebabkan oleh peradangan yang

parah) dan robekpecahnya kolon (perforasi) Pasien-pasien dengan fulminant colitis dan toxic

megacolon dirawat dirumah sakit dengan obat-obat intravenus (melalui urat nadi) yang berpotensi

Kecuali kalau mereka mereson pada perawatan dengan segera pengangkatan secara operasi dari

kolon yang berpenyakit adalah perlu untuk mencegah robekpecahnya kolon

Saat intensitas peradangan kolon pada radang borok usus besar berlapis lilin (wax) dan

menyusut melalui waktu lokasi dan luasnya penyakit pada seorang pasien umumnya tinggal konstan

Oleh karenanya ketika seorang pasien dengan ulcerative proctitis mengembangkan suatu

kekambuhan penyakitnya peradangan biasanya terbatas pada rektum Meskipun demikian sejumlah

kecil pasien-pasien (kurang dari 10) dengan ulcerative proctitis atau proctosigmoiditis dapat

mengembangkan kolitis yang lebih ekstensif di kemudian hari Jadi pasien-pasien yang pada

awalnya hanya mempunyai ulcerative proctitis dapat di kemudian hari mengembangkan kolitis sisi-

kiri atau bahkan pancolitis

Kanker kolorectal

Kanker Colorectal sering juga disebut sebagai kanker kolon atau kanker usus besar Penyakit

ini pertama-tama tumbuh di dalam usus besar atau rektumKanker usus besar merupakan jenis kanker

yang paling sering terjadi di Singapura Insiden kanker ini terus meningkat baik di kalangan pria

maupun wanita Di Singapura kanker jenis ini merupakan salah satu yang tertinggi di Asia bersama

dengan Taiwan Jepang dan Australia Berita bagusnya jumlah kematian akibat kanker usus besar

telah merosot dalam 15 tahun terakhir Ini berkat semakin banyak orang yang mengikuti skrining

kesehatan secara teratur yang bisa mendeteksi kanker usus besar sejak dini Pengobatan kanker usus

besar juga semakin baik sehingga pasien dapat dirawat dengan lebih efektif Deteksi dini kanker

usus besar biasanya dapat menyembuhkan secara totalTidak ada penyebab tunggal dari kanker

usus besar dan dalam sebagian besar kasus kanker ini dimulai dengan polip yang tumbuh

menjadi kanker Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan Sebagaimana kita ketahui sistem

pencernaan dimulai dari mulut lalu kerongkongan (esofagus) lambung usus halus (duodenum

yeyunum ileum) usus besar (kolon) rektum dan berakhir di dubur Usus besar terdiri dari kolon dan

rektum Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus terdiri dari kolon sebelah

7

kanan (kolon asenden) kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon

desenden) Setelah kolon barulah rektum yang merupakan saluran di atas dubur Bagian kolon yang

berhubungan dengan usus halus disebut caecum sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan

rektum disebut kolon sigmoid

Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat terkena kanker colorectal untuk

kedua kalinya Selain itu wanita dengan riwayat kanker di indung telur uterus (endometrium) atau

payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal Kanker

colorectal lebih biasa terjadi pada usia manusia yang semakin tua Lebih dari 90 persen orang yang

menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas Gejala umum dari kanker colorectal

adalah perubahan pada kebiasaan buang air besar Gejalanya antara lain

Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelitkonstipasi)

Usus besar Anda terasa tidak kosong seluruhnya

Ada darah (baik merah terang atau kehitaman) di kotoran Anda

Kotoran Anda lebih sempit dari biasanya

Sering kembung atau keram perut atau merasa kekenyangan atau begah

Kehilangan berat badan tanpa alas an

Selalu merasa sangat letih

Mual atau muntah-muntah

Polip usus

Polip di usus (Colorectal polyps) Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum

dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan

kanker) tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker

Berbagai polip colon dapat berdegenerasi maligna dan setiap polip kolon harus dicurigai

Normalnya kromosom sehat mengontrol pertumbuhan dari sel Jika kromosomnya rusak

pertumbuhan sel menjasi tisak terkontrol tumbuh polip Polip colon menunjukkan jinak bila

bertahun-tahun polip colon jinak dapat menjadi karsinoma6

Penyakit crohn

Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan

pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko

yang lebih besar

f Mekanisme kerja obat-obat pada kolon

8

Obat menghasilkan kerja dengan mengubah cairan tubuh atau membran sel atau dengan

beinteraksi dengan tempat reseptor Jel aluminium hidroksida obat mengubah zat kimia suatu cairan

tubuh (khususnya dengan menetralisasi kadar asam lambung) Obat-obatan misalnya gas anestsi

mum beinteraksi dengan membran sel Setelah sifat sel berubah obat mengeluarkan pengaruhnya

Mekanisme kerja obat yang paling umum ialah terikat pada tempat reseptor sel Reseptor

melokalisasi efek obat Tempat reseptor berinteraksi dengan obat karena memiliki bentuk kimia yang

sama Obat dan reseptor saling berikatan seperti gembok dan kuncinya Ketika obat dan reseptor

saling berikatan efek terapeutik dirasakan Setiap jaringan atau sel dalam tubuh memiliki kelompok

reseptor yang unik Misalnya reseptor pada sel jantung berespons pada preparat digitalis

Suatu obat yang diminum per oral akan melalui tiga fase farmasetik (disolusi)

farmakokinetik dan farmakodinamik agar kerja obat dapat terjadi Dalam fase farmasetik

obat berubah menjadi larutan sehingga dapat menembus membrane biologis Jika obat

diberikan melalui rute subkutan intramuscular atau intravena maka tidak terjadi fase farmaseutik

Fase kedua yaitu farmakokinetik terdiri dari empat proses (subfase)absorpsi distribusi

metabolisme (atau biotransformasi) dan ekskresi Dalam fase farmakodinamik atau fase

ketiga terjadi respons biologis atau fisiologis

1 A Fase Farmasetik (Disolusi)

Sekitar 80 obat diberikan melaui mulut oleh karena itu farmasetik(disolusi) adalah fase

pertama dari kerja obat Dalam saluran gastrointestinal obat-obat perlu dilarutkan agar dapat

diabsorsi Obat dalam bentuk padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi partikel-partikel

kecil supaya dapat larut ke dalam cairan dan proses ini dikenal sebagai disolusi

Tidak 100 dari sebuah tablet merupakan obat Ada bahan pengisi dan pelembam yang

dicampurkan dalam pembuatan obat sehingga obat dapat mempunyai ukuran tertentu dan

mempercepat disolusi obat tersebut Beberapa tambahan dalam obat sperti ion kalium (K)dan

natrium (Na)dalam kalium penisilin dan natrium penisilin meningkatkan penyerapan dari obat

tersebut Penisilin sangat buruk diabsorbsi dalam saluran gastrointestinal karena adanya asam

lambung Dengan penambahan kalium atau natrium ke dalam penisilin maka obat lebih banyak

diabsorbsi

Disintegrasi adalah pemecahan tablet atau pil menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dan

disolusi adalah melarutnya partikel-partikel yang lebih kecil itu dalam cairan gastrointestinal untuk

diabsorbsi Rate limiting adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah obat untuk berdisintegrasi dan

sampai menjadi siap untuk diabsorbsi oleh tubuh Obat-obat dalam bentuk cair lebih cepat siap

9

diserap oleh saluran gastrointestinal daripada obat dalam bentuk padat Pada umumnya obat-obat

berdisintegrasi lebih cepat dan diabsorpsi lebih cepat dalam cairan asam yang mempunyai pH 1 atau

2 daripada cairan basa Orang muda dan tua mempunyai keasaman lambung yang lebih rendah

sehingga pada umumnya absorpsi obat lebih lambat untuk obat-obat yang diabsorpsi terutama

melalui lambung

Obat-obat dengan enteric-coatedEC (selaput enterik) tidak dapat disintegrasi oleh

asam lambung sehingga disintegrasinya baru terjadi jika berada dalam suasana basa di dalam

usus halus Tablet anti coated dapat bertahan di dalam lambung untuk jangka waktu lama sehingga

oleh karenanya obat-obat demikian kurang efektif atau efek mulanya menjadi lambat

Makanan dalam saluran gastrointestinal dapat menggaggu pengenceran dan absorpsi obat-obat

tertentu Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung sehingga cairan atau makanan diperluan untuk

mengencerkan konsentrasi obat

1 B Fase Farmakokinetik

Farmakokinetik adalah ilmu tentang cara obat masuk ke dalam tubuh mencapai tempat kerjanya

dimetabolisme dan keluar dari tubuh Dokter dan perawat menggunakan pengetahuan

farmakokinetiknya ketika memberikan obat memilih rute pemberian obat menilai resiko perubahan keja

obat dan mengobservasi respons klienEmpat proses yang termasuk di dalamnya adalah absorpsi

distribusi metabolism (biotransformasi) dan ekskresi(eliminasi)

1 Absorpsi

Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari konsentrasi tinggi dari saluran

gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsipasif absorpsi aktif rinositosis atau pinositosis

Absorpsi aktif umumnya terjadi melalui difusi(pergerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

rendah) Absorpsi aktif membutuhkan carier atau pembawa untuk bergerak melawan konsentrasi

Pinositosis berarti membawa obat menembus membran dengan proses menelan

Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah nyeri stress kelaparan makanan dan pH

Sirkulasi yang buruk akibat syok obat-obat vasokonstriktor atau penyakit yang merintangi absorpsi

Rasa nyeri stress dan makanan yang padat pedas dan berlemak dapat memperlambat masa

pengosongan lambung sehingga obat lebih lama berada di dalam lambung Latihan dapat mengurangi

aliran darah dengan mengalihkan darah lebih banyak mengalir ke otot sehingga menurunkan sirkulasi ke

saluran gastrointestinal

10

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi absorpsi obat antara lain rute pemberian obat daya larut

obat dan kondisi di tempat absorpsi

Obat oral lebih mudah diabsorpsi jika diberikan diantara waktu makan Saat lambung terisi

makanan isi lambung secara perlahan diangkut ke duodenum sehingga absorpsi melambat Beberapa

makanan dan antasida membuat obat berikatan membentuk kompleks yang tidak dapat melewati lapisan

saluran cerna Contoh susu menghambat absorpsi zat besi dan tetrasiklin Beberapa obat hancur akibat

peningkatan keasaman isi lambung dan pencernaan protein selama makan Selubung enterik pada tablet

tertentu tidak larut dalam getah lambung sehingga obat tidak dapat dicerna di dalam saluran cerna

bagian atas Selubung juga melindungi lapisan lambung dari iritasi obat

Rute pemberian obat diprogramkan oleh pemberi perawatan kesehatan Perawat dapat meminta

obat diberikan dalam cara atau bentuk yang berbeda berdasarkan pengkajian fisik klien Contoh bila

klien tidak dapat menelan tablet maka perawat akan meminta obat dalam bentuk eliksir atau sirup

Pengetahuan tentang faktor yang dapat mengubah atau menurunkan absorpsi obat membantu perawat

melakukan pemberian obat dengan benar Makanan di dalam saluran cerna dapat mempengaruhi pH

motilitas dan pengangkuan obat ke dalam saluran cerna Kecepatan dan luas absorpsi juga dapat

dipengaruhi oleh makanan Perawat harus mengetahui implikasi keperawatan untuk setiap obat yang

diberikan Contohnya obat seperti aspirin zat besi dan fenitoin natrium (Dilantin) mengiritasi saluran

cerna dan harus diberikan bersama makanan atau segera setelah makan Bagaimanapun makanan dapat

mempengaruhi absorpsi obat misalnya kloksasilin natrium dan penisilin Oleh karena itu obat-obatan

tersebut harus diberikan satu sampai dua jam sebelum makan atau dua sampai tiga jam setelah makan

Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa buku obat keperawatan informasi obat atau

berkonsultasi dengan apoteker rumah sakit mengenai interaksi obat dan nutrien

C Fase Farmakodinamik

Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selular dan

mekanisme kerja obat Respons obat dapat menyebabkan efek fisiologi primer atau sekunder atau

kedua-duanya Efek primer adalah efek yang diinginkan dan efek sekunder bisa diinginkan atau

tidak diinginkan Salah satu contoh dari obat dengan efek primer dan sekunder adalah difenhidramin

(benadryl) suatu antihistamin Efek primer dari difenhidramin adalah untuk mengatasi gejala-gejala

alergi dan efek sekundernya adalah penekanan susunan saraf pusat yang menyebabkan rasa kantuk

Efek sekunder ini tidak diinginkan jika sedang mengendarai mobil tetapi pada saat tidur dapat

menjadi diinginkan karena menimbulkan sedasi ringan

OBAT-OBAT PENCAHAR

11

Banyak orang menggunakan obat pencahar (laksatif) untuk menghilangkan konstipasi Beberapa

obat aman digunakan dalam jangka waktu lama obat lainnya hanya boleh digunakan sesekali

Beberapa obatdigunakan untuk mencegah konstipasi obat lainnya digunakan untuk

mengobati konstipasi

Golongan obat-obat pencahar yang

biasa digunakan adalah

1048729 Bulking Agents

1048729 Pelunak Tinja

1048729 Minyak Mineral

1048729 Bahan-bahan Osmotik

1048729 Pencahar Perangsang

1048729 Bulking Agents

Bulking agents (gandum psilium kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan serat

pada tinja Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih

lunak dan lebih mudah dikeluarkan Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang

paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur Pada mulanya diberikan dalam jumlah

kecil Dosisnya ditingkatkan secara bertahap sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar

Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan

1048729 Pelunak Tinja

Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja Sebenarnya bahan ini adalah

detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja sehingga memungkinkan air menembus

tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak Peningkatan jumlah serat akan merangsang

kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah

dikeluarkan dari tubuh

g 5

1048729 Minyak Mineral

Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari

tubuh Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak Dan jika

seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja bisa terjadi

iritasi yang serius pada jaringan paru-paru Selain itu minyak mineral juga bisa merembes dari

rektum

1048729 Bahan Osmotik

Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar sehingga tinja

menjadi lunak dan mudah dilepaskan Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus

besar dan merangsang kontraksi Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat sulfat dan

magnesium)

12

atau gula (laktulosa dan sorbitol) Beberapa bahan osmotik mengandung natrium menyebabkan

retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung terutama jika diberikan

dalam jumlah besar Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke

dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal Pencahar ini pada umumnya bekerja

dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan Bahan ini

juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan

dan sebelum kolonoskopi

Pencahar Perangsang

Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan

mengeluarkan isinya Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna kaskara

fenolftalein bisakodil atau minyak kastor Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja

setengah padat tapi sering menyebabkan kram perut Dalam bentuk supositoria (obat yang

dimasukkan melalui lubang dubur) akan bekerja setelah 15-60 menit Penggunaan jangka panjang

dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini

sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes) Pencahar ini sering digunakan

untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati

konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya

narkotik)

SUPPOSITORIA

Mekanisme kerja supositoria dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

supositoria berefek mekanik

bahan dasar supositoria berefek mekanik tidak peka pada penyerapan Supositoria mulai berefek bila

terjadi kontak yang menimbulkan refleks defikasi namun pada keadaan konstipasi refleks tersebut

lemah Pada efek kontak tersebut terutama pada supositoria gliserin terjadi fenomena osmose yang

disebabkan oleh afinitas gliserin terhadap air Hal tersebut menimbulkan gerakan peristaltik

supositoria berefek setempat

termasuk dalam kelopok ini adalah supositoria anti wasir Yaitu senyawa yang efeknya disebabkan

oleh adanya sifat astringen atau peringkas pori Ke dalam basis supositoria yang sangt beragam

kadang-kadang ditambahkan senyawa peringkas pori baik dengan cara penyempitan maupun

hemostatik Dalam formula supositoria sering terdapat senyawa penenang Obat tersebut bekerja

secara rangkap baik terhadap perifer maupun sentral yang terakhir ini sepenuhnya berefek sistemik

supositoria berefek sistemik

adalah supositoria yang mengandung senyawa yang diserap dan berefek pada orgaNtubuh se

Supositoria Nutritif

13

Digunakan pada penyakit tertentu dimana saluran cerna tidak dapat menyerap makanan

Jumlah senyawa yang diserap tentu saja sedikit namun sudah cukup untuk mempertahankan hidup

Supositoria Obat

Supositoria tersebut mengandung zat aktif yang harus diserap mempunyai efek sistemik dan

bukan efek stempat Bila supositoria obat dimasukan ke dalam rektum pertama-tama akan timbul

efek refleks selanjutnya supositoria melebur atau melarut dalam cairan rektum hingga zat aktif

tersebar dipermukaan mukosa lalu berefek setempat dan selanjutnya memasuki sistem getah bening

Obat yang masuk ke peredaran darah akan berefek spesifik padda organ tubuh tertentu sesuai dengan

efek terapetiknya

absorpsi obat dari daerah anorektal dipengaruhi oleh faktor fisiologis

bull isi kolon

bull sirkulasi

bull pH

Karakteristik fisika kimia obat yang mempengaruhi absorpsi

bull koefisisn partisi lemak atau air

bull derajat ionisasi

Faktor yang berhubungan dengan laju absorbsi

bull Kelarutan obat

Pelepasan obat tergantung koefisien partisi lipid air dari obat Artinya obat yang larut dalam

basis lipid dan kadarnya rendah mempunyai tendensi kecil untuk cairan rektal Dan obat yang

sedikit larut dalam basis lipid dan kadarnya tinggi akan segera masuk didalam cairan rektal

bull Kadar obat dalam basis

Difusi obat dari basis supositoria merupakan fungsi kadar obat dan sifat kelarutan obat dalam

basis Pengangkutan melewati mukosa rektum adalah proses difusi sederhana maka bila

kadar obat dalam cairan renal tinggi maka absorpsi obat akan menjadi cepat dan kecepatan

absorpsi makin tinggi bagi bentuk obat yang tidak terdisosiasi

bull Ukuran partikel

14

Bila kelarutan obat dalam air terbatas dan tersuspensi didalam basis supositoria maka ukuran

partikel akan mempengaruhi kecepatran larutan dari obat ke cairan renal

bull Basis supositoria

Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak akan dilepas segera kecairan

renal bila basis cepat melepas setelah masuk kedalam rektum dan obat akan segera

diabsorpsi serta kerja awal dari aksi obat akan segera nyata Bila obat yang larut dalam air

dan berada dalam basis larut air kerja awal dari aksi obat akan segera nyata apabila basis tadi

segera larut dalam air

Kenyataan bahwa rektum atau kolom merupakan tempat absorpsi obat yang dapat

diandalkan terbukti dengan baik Untuk menjaga keefektifan terapis obat dalam suatu sediaan

harus dilakukan pemilihan garam obat dan basis yang sesuai

Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding penggunaan obat per oral atau melalui

saluran pencernaan adalah

1 Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung

2 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

3 Obat dapat masuk langsung dalam saluradarah dan berakibat obat dapat memberi efek lebih

cepat daripada penggunaan obat per oral

4 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar (Anief 2004)

Tujuan penggunaan suppositoria yaitu

1 Untuk tujuan lokal seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi lainnya

Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat diserap oleh membrane

mukosa dalam rectum Hal ini dilakukan terutama bila penggunaan obat per oral tidak

memungkinkan seperti pada pasien yang mudah muntah atau pingsan

2 Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat Kerja awal akan lebih cepat karena obat diserap

oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah

3 Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan

obat secara biokimia di dalam hati (Syamsuni 2005)

ENEMA

Enema merupakan sediaan obat dengan pemberian cairan ke dalam rektum dan kolon

dengan menggunakan aplikator khusus

Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut kembung

namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti

15

telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini Pada akhirnya setelah ilmu

pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan

medis penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya

Manfaat Enema

1 Merangsang gerakan usus besar yang berbeda dengan laxative Perbedaan utama terletak pada

cara penggunaannya laxative biasanya diberikan per oral sedangkan enema diberikan langsung ke

rectum hingga kolon Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batas daya tampung rongga kolon

diberikan pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau di

toilet Larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon mempunyai konsentrasi

gradien yang netral Larutan ini tidak menarik elektrilit dari tubuh seperti jika menggunakan air

biasa dan larutan ini tidak masuk ke membran kolon seperti pada penggunaan phosfat Dengan

demikian larutan ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama seperti

melembutkan feses pada kasus fecal impaction

2 Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi seperti

sigmoidoscopy atau colonoscopy Untuk kenyamanan dan mengharapkan kecepatan proses tindakan

enema dapat diberikan disposibel enema dengan konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg

berisikan sodium phospat atau sodium bikarbonat

3 Sebagai jalan alternatif pemberian obat Hal ini dilakukan bila pemberian obat per oral tidak

memungkinkan seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa mual beberapa anti angiogenik

lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan pemberian obat kanker arthritis pada orang

lanjut usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ pencernaan menghilangkan iritable bowel

syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan rectum dan untuk

tujuan hidrasi

4 Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan untuk mengobati

peradangan usus besar

5 Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema Enema berisi barium sulfat pembilasan

dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi normal

dari kolon tanpa komplikasi berupa konstipasi akibat pemberian barium sulfat

Indikasi Enema

Konstipasi berhubungan dengan jalur pembuangan yang kecil kering kotoran yang keras

atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu Ini terjadi karena pergerakan feses

melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi di usus besar Konstipasi berhubungan

16

dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot

volunter pada proses defekasi

Tablet kolon

Usus besar merupakan suatu tempat dimana penghantaran obat baik secara lokalmaupun

sistemik dapat terjadi Penghantaran secara lokal memungkinkan pengobatan secaratopikal bagi

penyakit peradangan usus besar Akan tetapi pengobatan dapat dibuat lebihefektif jika obat dapat

ditujukan secara langsung ke dalam kolon selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika

obat yang dihantarkan secara sistemik Karena itu dibuat obatyang dapat melepaskan zat aktif secara

langsung pada kolonSistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat

secaraperoral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar seperti ulcerative

colitis crohnrsquos disease amebiosis dan kanker kolon serta sistem penghantaran protein danobat

peptide yang dapat diabsorpsi di kolon tetapi terdegradasi di saluran pencernaan bagianatas Sistem ini harus

dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnya pelepasan danabsorpsi obat seharusnya tidak terjadi

di lambung maupun usus halusBerbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral

yang ditujukanuntuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan

carriermelapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH formulasi sistem release

penggunaancarrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon sistem bioadhesive

dansistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik Tablet ini terdiri dari 3 lapisanyaitu

1 Salut enteric bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tabletsehingga

mencegah obat dilepaskan di lambung

2 Lapisan polimer yang dapat tererosi ketika obat masuk ke usus salut enterik akanlarut dan

polimer ini mulai tererosi Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus

Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon

3 Inti inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di

dalam kolon Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic PH

yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif

akan dilepaskan

Evaluasi obat

Tablet oral

1Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya

17

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 2: 119565446 Makalah   Spo Kolon

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a Pengertian

Usus besar atau kolon berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 15 m yang

terbentang dari sekum hingga kanalis ani Diemeter usus besar sudah pasti lebih besar sari usus halus

yaitu sekitar 65 cm tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil

b Anatomi kolon atau usus besar

Usus besar terdiri dari sekum kolon dan rektum Pada sekum terdapat katup ileosekal

dan apendiks yang melekat pada ujung sekum Sekum menepati dua atau tiga inci pertama dari usus

besar Katup ileosekal mengendalikan aliran kimus dari ileum ke dalam sekum dan mencegah

terjadinya aliran balik bahan fekal ke dalam usus halus Kolon dibagi lagi menjadi kolon asenden

tranversum desenden dan sigmoid

Usus besar atau kolon memiliki panjang plusmn 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens kolon

transversum dan kolon descendens Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum

(usus besar) terdapat sekum (usus buntu) Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut

appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas

Tempat kolon membentuk kelokan tajam pada abdomen kanan dan kiri atas secara berturut-

turut disebut sebagai feksura hepatika dan fleksura lienalis Kolon sigmoid mulai setinggi krista

iliaka dan membentuk lekukan berbentuk-S bagian utama usus besar yang terakhir disebut sebagai

rektum yang membentang dari kolon sigmoid hingga anus Satu inci dari rektum disebut sebagai

kanalis ani dan dilindungi oleh sfingter ai internus dan an eksternus Panjang rektum da kanalis ani

adalah sekitar 15 cm

Lapisan otot longitudinal usus besar tidak sempurna tetapi terkumpul dalam tiga pita yang

disebut sebagi taenia koli Panjang taenia lebih pendek daripaa usus sehingga usus tertarik dan

berkerut mebentuk kanting-kanting kecil yang disebut haustra Apendises epiploika adalah kantong-

kantong kecil peritonium yang berisi lemak dan melekat sepanjag taenia

Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kiri dan kanan berdasarkan pada suplai darah

yang diterima Arteria mesentrika superior memperdarahi belahan kanan (sekum kolon

asenden dan duapertiga proksimal kolon tranversum) dan arteria mesentrika inferior mendarahi

bagian kiri (sepertiga distal kolon tranversum kolon desenden kolon sigmoid dan bagian

proksimal rektum) Suplai darah tambahan ke rektum berasal dari arteri hemoroidalis media an

inferior yang dicabangkan dari arteria iliaka interna dan aorta abdominalis

2

Persarafan usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom dengan pengecualian sfingter eksterna

yang bersda dalam pengendalian volunter Serabut parasimpatis bejalan melalui saraf vagus ke

bagian tengah kolon tranversum dan saraf pelvikus yang berasal dari daerah sakra menyuplai

bagian distal Serabut simpatis meninggalkan medula spinalis melalui saraf splangnikus Serabut

saraf ini bersinaps dalam ganglia seliaka dan aortikorenalis kemudian serabut pasca ganglionik

menuju kolon Rangsangan simpatis menghambat sekresi dan kontraksi serta merangsang sfingter

rektum Rangsangan parasimpatis mempunyai efek yang berlawanan

Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir isi

usus Fungsi usus besar yang paling penting adalah absorbsi air dan elektrolit yang sudah

hampir selsai dlam kolon dekstra Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung

masa feses yang sudah terdehidrasi hingga berlangsungnya defekasi

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan

membantu penyerapan zat-zat gizi Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat

penting seperti vitamin K Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus Beberapa

penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar

Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air dan terjadilah diare

Zat - zat sisa di dalam usus besar didorong ke bagian belakang dengan gerakan peristaltik

Zat - zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan oleh tubuh Air

dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon yaitu kolon ascendens Zat-zat

sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari Pada saat itu terjadi proses pembusukan

terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli yang mampu membentuk

vitamin K dan B12 Selanjutnya dengan gerakan peristaltik zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi

sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dan akhirnya keluar dengan proses defekasi

melewati anus

Fungsi usus besar yaitu

1 menyimpan dan eliminasi sisa makanan

2 menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit[1] dengan cara menyerap air

3 mendegradasi bakteri

c Penyusun kolon

Colon terdiri dari atas empat lapisan dinding yang sama sepetri usus halus Jaringan penyusun

usus besar terdiri dari Tunika mucosa ((lapisan lendir) dengan bagian epitel lamina propia dan

muscularis mucosa yang tidak memiliki villi Jaringan epitel terdiri atas sel-sel batang yang pada

3

puncaknya terdapat banyak microvilli Membran sel ke arah lumen diselaputi oleh kutikula

Kelenjar yang terdapat pada usus besar yaitu kelenjar Lieberkuhn Kelenjar ini berbentuk

panjang dan banyak mengandung sel goblet Kelenjar pada usus besar mengandung sel goblet sel

Paneth dan sel APUD Namun yang dominan adalah sel goblet Sel Paneth sukar ditemukan

Sedangkan sel APUD terdapat cukup banyak Pada usus besar terdapat banyak lamina propia yang

mengandung nodul limfa dan menerobos masuk menuju ke tunika submukosa (Marieb 2004)

Lapisan muscularis-mucosa mengandung dua lapis otot polos longitudinal dan sirkuler Fungsi

alat ini ialah absorpsi air vitamin hasil sistesa simbiosis dengan bakteri colon dan pembentukan

tinja Tunika submucosa mengandung terobosan nodul limfa Tunika muscularis terdiri dari dua

lapisan otot tetapi lapisan longitudalnya membentuk tiga gumpal otot seperti pipa disebut teniae

coli Tunika serosa memiliki tonjolan jaringan lemak (Kerr 1998)

Setidaknya ada 4 lapisan penyusun yang sama seperti usus halus untuk membentuk dinding

usus besar Serabut memanjang pada dinding berotot tersusun dalam tiga jalur yang memberi rupa

berkerut-kerut dan berlubang-lubang Sementara dinding selaput lendir yang lebih halus dari yang

ada pada usus halus dan tidak memiliki jonjot (pompa pendorong) Di dalam selaput tersebut

terdapat kelenjar yang serupa dengan kelenjar tubuler (berbentuk pipa) dan dilapisi oleh epitel

berbentuk silindris yang berisi sel cangkir

d sistem penghantaran obat dengan target kolon

Colon targetted drug delivery system (CDDS) merupakan metode pengobatan penyakit yang

ditujukan atau disampaikan langsung ke lokal ususPada sistem penghantaran ini telah dibuat

berbagai macam sediaan salahsatunya adalah tablet dengan variasi penyalutan yang berbeda-beda

sepertikombinasi polisakarida polimer dan lain-lain Sebagian besar laporan literatur sebelumnya

pada penargetan kolon telah difokuskan pada pengembangansistem pengiriman kolon berdasarkan

sistem time dependent dan pH dependentserta sistem pemanfaatan bakteri yang berkolonisasi di usus

besar atau enzimyang diproduksi oleh bakteri untuk mempengaruhi pelepasan obatSaat ini

penggunaan polisakarida alami menarik perhatian untuk penargetan obat pada usus besar karena

polimer yang tersusun dari beberapamonosakarida banyak tersedia mudah ditemukan dan murah

serta dalamberbagai struktur dengan sifat bervariasi Polisakarida tersebut dapat denganmudah

dimodifikasi secara kimia dan biokimia tidak beracun hidrofilik sertasebagai pembentuk gel

Secara konvensional polisakarida digunakan dalamformulasi tablet untuk menghambat

pelepasan obat Hal ini telah digunakan baik sebagai matriks atau sebagai bahan penyalut Pada

matriks diperlukankonsentrasi polimer yang tinggi atau dapat digunakan sebagai pengikat dalam

tablet Dengan demikian berbagai polisakarida dan konsentrasinyamempengaruhi pelepasan obat

dari tablet Adapun beberapa polisakarida yangdigunakan seperti kombinasi kitosan (chi) dan

4

kondroitin sulfat (CHS) (Gattani2009) pektin (A Akhgari dkk 2010) dan inulin (A Akhari

2009)Penelitian yang telah dilakukan Gattani (2009) dengan menggunakanChitosan-condroitin

sebagai penyalut pada indometasin ternyata penggunaan kombinasi keduanya dapat membantu

meningkatkan pemberian obat untuk ususbesar Kitosan (Chi) dan kondroitin (CHS) kompleks

mengikis secara perlahansaat buffer fosfat pada nilai pH diatas 65 dan pada perlakuan ini

menyebabkan penekanan pelepasan obat awal di segmen GIT atas dan pelepasan kontrol diusus

besar dimana nilai pH antara 65-70 Penelitian ini menggunakan metode cross linked dimana

silang polimer ini mampu mencegah dari pelepasan obat sepenuhnya disekitar lambung dan

usus kecil

Penelitian obat bersasaran (targeted drug delivery system) ini dimulai pada awal tahun 1960 an

sebagai strategi untuk pengobatan penyakit dengan harapan dan sasaran untuk meningkatkan efikasi

dan mengurangi toksisitas obat

Dalam formulasi sediaan ini yang berperan dalam penentuan farmakokinetika dan

distribusi selular obat adalah perilakuk molekul karier (pembawa) sediaan Penghantaran secara

selektif menuju jaringan sasaran akan mempertinggi konsentrasi obat pada sel target atau pada

kompartemen spesifik sel sasaran sehingga diharapkan efikasi obat dapat ditingkatkan Sasaran

penghantaran obat bersasaran pada awalnya adalah inkorporasi obat sitotoksik untuk pengobatan kanker

Rute pemberian obat secara oral merupakan cara pemberian obat yang luas digunakan dalam

pengobatan Sistem penghantaran obat spesifik colon memberikan beberapa keuntungan

terapeutik Pada beberapa penyakit colonic seperti kanker kolorektal penyakit Crohnrsquos spastic colon

dan lain sebagainya terbukti bahwa pengobatan secara local lebih efektif dari pengobatan sistematik

Penghantaran obat colonic ini dapat dicapai melalui pemberian obat secara oral dan rectal

Pemerian obat secara rectal (supositoria dan enema) tidak selalu efektif karena besarnya variabilitas

kadar obat menurut cara pemberian ini oleh karena itu pemberian obat secara oral merupakan

alternative pilihan terbaik

Absorpsi dan degradasi bahan aktif (obat) pada bagian atas salur cerna adalah masalah utama

pada system penghantaran obat melalui rute oral yang harus diatasi untuk mencapai keberhasilan

system penghantaran obat bersasaran colon (targeted colonic) Dalam pengembangan sediaan

bersasaran colon ini ada 4 elemen esensial yang saling terkait yaitu penyakit obat tujuan

(sasaran) dan system penghantaran obat Jadi dalam pengembangan sediaan sasaran colon ini perlu

dipelajari dengan baik

1 Memahami dengan baik masalah fisiologi salur cerna seperti Waktu transit sediaan melewati

segmen utama salur cerna Sebagai kebalikan transit adalah waktu tinggal sediaan dalam masing ndash

5

masing segmen salur cerna Faktor yang mempengaruhi sediaan di masing masing lokasi dan kondisi

termasuk disintegrasi fisik digesti intraluminal ambilan mucosal biotransformasi dan absorpsi dan

lain sebagainya

2 Keterkaitan dengan sifat fisikokimia obat

3 Mendesain formulasi yang sesuai untuk system colonic ini

Rute oral obat administrasi adalah yang paling nyaman dan penting metode pemberian obatuntuk

efek sistemik Hampir 50 dari pemberian obat sistem yang tersedia di pasar adalahDDS lisan dan

sistem ini memiliki keuntungan lebih karena pasien penerimaan dankemudahan administrasi

Selama dekade terakhir telah ada minat mengembangkanspesifik lokasi formulasi untuk menargetkan

obat untuk usus besar Kolon drug delivery telah memperoleh pentingnya meningkat tidak hanya

untuk pengiriman obat untuk pengobatan lokalpenyakit yang berhubungan dengan usus seperti

Crohn penyakit kolitis ulserativa usus iritasisindrom dan sembelit tetapi juga untuk sistemik

pengiriman protein terapi peptida obatantiasthmatic antihipertensi obat dan agen antidiabetes

e Penyakit-penyakit pada kolon

Proctosigmoiditis

Proctosigmoiditis melibatkan peradangan rektum dan sigmoid colon (suatu segmen yang

pendek dari usus besar yang berdekatan pada rektum) Gejala-gejala dari proctosigmoiditis seperti

yang dari proctitis termasuk perdarahan rektum urgensi dan tenesmus Beberapa pasien-pasien

dengan proctosigmoiditis juga mengembangkan diare yang berdarah dan kejang-kejang

kolitis

Kolitis (radang usus besar) sisi kiri melibatkan peradangan yang mulai pada rektum dan

memanjang keatas usus besar (kolon) kiri (sigmoid colon dan kolon yang menurun) Gejala-gejala

kolitis sisi kiri termasuk diare yang berdarah kejang-kejang perut kehilangan berat badan dan

sakitnyeri perut sebelah kiri

Pancolitis

Pancolitis atau kolitis universal (universal colitis) merujuk pada peradangan yang mempengaruhi

seluruh kolon (usus besar kolon kanankolon kiri kolon transverse atau melintang dan rektum)

Gejala-gejala pancolitis termasuk diare berdarah sakit perut dan kejang-kejang kehilangan berat

badan kelelahan demam dan keringat-keringat malam Beberapa pasien-pasien dengan pancolitis

mempunyai peradangan derajat rendah dan gejala-gejala ringan yang siap merespon pada obat-obat

Umumnya bagaimanapun pasien-pasien dengan pancolitis menderita penyakit yang lebih berat dan

6

lebih sulit untuk dirawat daripada mereka yang dengan bentuk-bentuk radang borok usus besar yang

lebih terbatas

Fuminat colitis

Fulminant colitis adalah suatu bentuk pancolitis yang jarang namun berat Pasien-pasien dengan

fulminant colitis adalah sangat sakit dengan dehidrasi sakit perut yang parah diare yang

diperpanjang dengan perdarahan dan bahkan shock Mereka berisiko mengembangkan toxic

megacolon (dilatasi atau pelebaran kolon yang ditandai yang disebabkan oleh peradangan yang

parah) dan robekpecahnya kolon (perforasi) Pasien-pasien dengan fulminant colitis dan toxic

megacolon dirawat dirumah sakit dengan obat-obat intravenus (melalui urat nadi) yang berpotensi

Kecuali kalau mereka mereson pada perawatan dengan segera pengangkatan secara operasi dari

kolon yang berpenyakit adalah perlu untuk mencegah robekpecahnya kolon

Saat intensitas peradangan kolon pada radang borok usus besar berlapis lilin (wax) dan

menyusut melalui waktu lokasi dan luasnya penyakit pada seorang pasien umumnya tinggal konstan

Oleh karenanya ketika seorang pasien dengan ulcerative proctitis mengembangkan suatu

kekambuhan penyakitnya peradangan biasanya terbatas pada rektum Meskipun demikian sejumlah

kecil pasien-pasien (kurang dari 10) dengan ulcerative proctitis atau proctosigmoiditis dapat

mengembangkan kolitis yang lebih ekstensif di kemudian hari Jadi pasien-pasien yang pada

awalnya hanya mempunyai ulcerative proctitis dapat di kemudian hari mengembangkan kolitis sisi-

kiri atau bahkan pancolitis

Kanker kolorectal

Kanker Colorectal sering juga disebut sebagai kanker kolon atau kanker usus besar Penyakit

ini pertama-tama tumbuh di dalam usus besar atau rektumKanker usus besar merupakan jenis kanker

yang paling sering terjadi di Singapura Insiden kanker ini terus meningkat baik di kalangan pria

maupun wanita Di Singapura kanker jenis ini merupakan salah satu yang tertinggi di Asia bersama

dengan Taiwan Jepang dan Australia Berita bagusnya jumlah kematian akibat kanker usus besar

telah merosot dalam 15 tahun terakhir Ini berkat semakin banyak orang yang mengikuti skrining

kesehatan secara teratur yang bisa mendeteksi kanker usus besar sejak dini Pengobatan kanker usus

besar juga semakin baik sehingga pasien dapat dirawat dengan lebih efektif Deteksi dini kanker

usus besar biasanya dapat menyembuhkan secara totalTidak ada penyebab tunggal dari kanker

usus besar dan dalam sebagian besar kasus kanker ini dimulai dengan polip yang tumbuh

menjadi kanker Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan Sebagaimana kita ketahui sistem

pencernaan dimulai dari mulut lalu kerongkongan (esofagus) lambung usus halus (duodenum

yeyunum ileum) usus besar (kolon) rektum dan berakhir di dubur Usus besar terdiri dari kolon dan

rektum Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus terdiri dari kolon sebelah

7

kanan (kolon asenden) kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon

desenden) Setelah kolon barulah rektum yang merupakan saluran di atas dubur Bagian kolon yang

berhubungan dengan usus halus disebut caecum sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan

rektum disebut kolon sigmoid

Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat terkena kanker colorectal untuk

kedua kalinya Selain itu wanita dengan riwayat kanker di indung telur uterus (endometrium) atau

payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal Kanker

colorectal lebih biasa terjadi pada usia manusia yang semakin tua Lebih dari 90 persen orang yang

menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas Gejala umum dari kanker colorectal

adalah perubahan pada kebiasaan buang air besar Gejalanya antara lain

Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelitkonstipasi)

Usus besar Anda terasa tidak kosong seluruhnya

Ada darah (baik merah terang atau kehitaman) di kotoran Anda

Kotoran Anda lebih sempit dari biasanya

Sering kembung atau keram perut atau merasa kekenyangan atau begah

Kehilangan berat badan tanpa alas an

Selalu merasa sangat letih

Mual atau muntah-muntah

Polip usus

Polip di usus (Colorectal polyps) Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum

dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan

kanker) tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker

Berbagai polip colon dapat berdegenerasi maligna dan setiap polip kolon harus dicurigai

Normalnya kromosom sehat mengontrol pertumbuhan dari sel Jika kromosomnya rusak

pertumbuhan sel menjasi tisak terkontrol tumbuh polip Polip colon menunjukkan jinak bila

bertahun-tahun polip colon jinak dapat menjadi karsinoma6

Penyakit crohn

Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan

pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko

yang lebih besar

f Mekanisme kerja obat-obat pada kolon

8

Obat menghasilkan kerja dengan mengubah cairan tubuh atau membran sel atau dengan

beinteraksi dengan tempat reseptor Jel aluminium hidroksida obat mengubah zat kimia suatu cairan

tubuh (khususnya dengan menetralisasi kadar asam lambung) Obat-obatan misalnya gas anestsi

mum beinteraksi dengan membran sel Setelah sifat sel berubah obat mengeluarkan pengaruhnya

Mekanisme kerja obat yang paling umum ialah terikat pada tempat reseptor sel Reseptor

melokalisasi efek obat Tempat reseptor berinteraksi dengan obat karena memiliki bentuk kimia yang

sama Obat dan reseptor saling berikatan seperti gembok dan kuncinya Ketika obat dan reseptor

saling berikatan efek terapeutik dirasakan Setiap jaringan atau sel dalam tubuh memiliki kelompok

reseptor yang unik Misalnya reseptor pada sel jantung berespons pada preparat digitalis

Suatu obat yang diminum per oral akan melalui tiga fase farmasetik (disolusi)

farmakokinetik dan farmakodinamik agar kerja obat dapat terjadi Dalam fase farmasetik

obat berubah menjadi larutan sehingga dapat menembus membrane biologis Jika obat

diberikan melalui rute subkutan intramuscular atau intravena maka tidak terjadi fase farmaseutik

Fase kedua yaitu farmakokinetik terdiri dari empat proses (subfase)absorpsi distribusi

metabolisme (atau biotransformasi) dan ekskresi Dalam fase farmakodinamik atau fase

ketiga terjadi respons biologis atau fisiologis

1 A Fase Farmasetik (Disolusi)

Sekitar 80 obat diberikan melaui mulut oleh karena itu farmasetik(disolusi) adalah fase

pertama dari kerja obat Dalam saluran gastrointestinal obat-obat perlu dilarutkan agar dapat

diabsorsi Obat dalam bentuk padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi partikel-partikel

kecil supaya dapat larut ke dalam cairan dan proses ini dikenal sebagai disolusi

Tidak 100 dari sebuah tablet merupakan obat Ada bahan pengisi dan pelembam yang

dicampurkan dalam pembuatan obat sehingga obat dapat mempunyai ukuran tertentu dan

mempercepat disolusi obat tersebut Beberapa tambahan dalam obat sperti ion kalium (K)dan

natrium (Na)dalam kalium penisilin dan natrium penisilin meningkatkan penyerapan dari obat

tersebut Penisilin sangat buruk diabsorbsi dalam saluran gastrointestinal karena adanya asam

lambung Dengan penambahan kalium atau natrium ke dalam penisilin maka obat lebih banyak

diabsorbsi

Disintegrasi adalah pemecahan tablet atau pil menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dan

disolusi adalah melarutnya partikel-partikel yang lebih kecil itu dalam cairan gastrointestinal untuk

diabsorbsi Rate limiting adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah obat untuk berdisintegrasi dan

sampai menjadi siap untuk diabsorbsi oleh tubuh Obat-obat dalam bentuk cair lebih cepat siap

9

diserap oleh saluran gastrointestinal daripada obat dalam bentuk padat Pada umumnya obat-obat

berdisintegrasi lebih cepat dan diabsorpsi lebih cepat dalam cairan asam yang mempunyai pH 1 atau

2 daripada cairan basa Orang muda dan tua mempunyai keasaman lambung yang lebih rendah

sehingga pada umumnya absorpsi obat lebih lambat untuk obat-obat yang diabsorpsi terutama

melalui lambung

Obat-obat dengan enteric-coatedEC (selaput enterik) tidak dapat disintegrasi oleh

asam lambung sehingga disintegrasinya baru terjadi jika berada dalam suasana basa di dalam

usus halus Tablet anti coated dapat bertahan di dalam lambung untuk jangka waktu lama sehingga

oleh karenanya obat-obat demikian kurang efektif atau efek mulanya menjadi lambat

Makanan dalam saluran gastrointestinal dapat menggaggu pengenceran dan absorpsi obat-obat

tertentu Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung sehingga cairan atau makanan diperluan untuk

mengencerkan konsentrasi obat

1 B Fase Farmakokinetik

Farmakokinetik adalah ilmu tentang cara obat masuk ke dalam tubuh mencapai tempat kerjanya

dimetabolisme dan keluar dari tubuh Dokter dan perawat menggunakan pengetahuan

farmakokinetiknya ketika memberikan obat memilih rute pemberian obat menilai resiko perubahan keja

obat dan mengobservasi respons klienEmpat proses yang termasuk di dalamnya adalah absorpsi

distribusi metabolism (biotransformasi) dan ekskresi(eliminasi)

1 Absorpsi

Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari konsentrasi tinggi dari saluran

gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsipasif absorpsi aktif rinositosis atau pinositosis

Absorpsi aktif umumnya terjadi melalui difusi(pergerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

rendah) Absorpsi aktif membutuhkan carier atau pembawa untuk bergerak melawan konsentrasi

Pinositosis berarti membawa obat menembus membran dengan proses menelan

Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah nyeri stress kelaparan makanan dan pH

Sirkulasi yang buruk akibat syok obat-obat vasokonstriktor atau penyakit yang merintangi absorpsi

Rasa nyeri stress dan makanan yang padat pedas dan berlemak dapat memperlambat masa

pengosongan lambung sehingga obat lebih lama berada di dalam lambung Latihan dapat mengurangi

aliran darah dengan mengalihkan darah lebih banyak mengalir ke otot sehingga menurunkan sirkulasi ke

saluran gastrointestinal

10

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi absorpsi obat antara lain rute pemberian obat daya larut

obat dan kondisi di tempat absorpsi

Obat oral lebih mudah diabsorpsi jika diberikan diantara waktu makan Saat lambung terisi

makanan isi lambung secara perlahan diangkut ke duodenum sehingga absorpsi melambat Beberapa

makanan dan antasida membuat obat berikatan membentuk kompleks yang tidak dapat melewati lapisan

saluran cerna Contoh susu menghambat absorpsi zat besi dan tetrasiklin Beberapa obat hancur akibat

peningkatan keasaman isi lambung dan pencernaan protein selama makan Selubung enterik pada tablet

tertentu tidak larut dalam getah lambung sehingga obat tidak dapat dicerna di dalam saluran cerna

bagian atas Selubung juga melindungi lapisan lambung dari iritasi obat

Rute pemberian obat diprogramkan oleh pemberi perawatan kesehatan Perawat dapat meminta

obat diberikan dalam cara atau bentuk yang berbeda berdasarkan pengkajian fisik klien Contoh bila

klien tidak dapat menelan tablet maka perawat akan meminta obat dalam bentuk eliksir atau sirup

Pengetahuan tentang faktor yang dapat mengubah atau menurunkan absorpsi obat membantu perawat

melakukan pemberian obat dengan benar Makanan di dalam saluran cerna dapat mempengaruhi pH

motilitas dan pengangkuan obat ke dalam saluran cerna Kecepatan dan luas absorpsi juga dapat

dipengaruhi oleh makanan Perawat harus mengetahui implikasi keperawatan untuk setiap obat yang

diberikan Contohnya obat seperti aspirin zat besi dan fenitoin natrium (Dilantin) mengiritasi saluran

cerna dan harus diberikan bersama makanan atau segera setelah makan Bagaimanapun makanan dapat

mempengaruhi absorpsi obat misalnya kloksasilin natrium dan penisilin Oleh karena itu obat-obatan

tersebut harus diberikan satu sampai dua jam sebelum makan atau dua sampai tiga jam setelah makan

Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa buku obat keperawatan informasi obat atau

berkonsultasi dengan apoteker rumah sakit mengenai interaksi obat dan nutrien

C Fase Farmakodinamik

Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selular dan

mekanisme kerja obat Respons obat dapat menyebabkan efek fisiologi primer atau sekunder atau

kedua-duanya Efek primer adalah efek yang diinginkan dan efek sekunder bisa diinginkan atau

tidak diinginkan Salah satu contoh dari obat dengan efek primer dan sekunder adalah difenhidramin

(benadryl) suatu antihistamin Efek primer dari difenhidramin adalah untuk mengatasi gejala-gejala

alergi dan efek sekundernya adalah penekanan susunan saraf pusat yang menyebabkan rasa kantuk

Efek sekunder ini tidak diinginkan jika sedang mengendarai mobil tetapi pada saat tidur dapat

menjadi diinginkan karena menimbulkan sedasi ringan

OBAT-OBAT PENCAHAR

11

Banyak orang menggunakan obat pencahar (laksatif) untuk menghilangkan konstipasi Beberapa

obat aman digunakan dalam jangka waktu lama obat lainnya hanya boleh digunakan sesekali

Beberapa obatdigunakan untuk mencegah konstipasi obat lainnya digunakan untuk

mengobati konstipasi

Golongan obat-obat pencahar yang

biasa digunakan adalah

1048729 Bulking Agents

1048729 Pelunak Tinja

1048729 Minyak Mineral

1048729 Bahan-bahan Osmotik

1048729 Pencahar Perangsang

1048729 Bulking Agents

Bulking agents (gandum psilium kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan serat

pada tinja Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih

lunak dan lebih mudah dikeluarkan Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang

paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur Pada mulanya diberikan dalam jumlah

kecil Dosisnya ditingkatkan secara bertahap sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar

Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan

1048729 Pelunak Tinja

Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja Sebenarnya bahan ini adalah

detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja sehingga memungkinkan air menembus

tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak Peningkatan jumlah serat akan merangsang

kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah

dikeluarkan dari tubuh

g 5

1048729 Minyak Mineral

Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari

tubuh Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak Dan jika

seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja bisa terjadi

iritasi yang serius pada jaringan paru-paru Selain itu minyak mineral juga bisa merembes dari

rektum

1048729 Bahan Osmotik

Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar sehingga tinja

menjadi lunak dan mudah dilepaskan Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus

besar dan merangsang kontraksi Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat sulfat dan

magnesium)

12

atau gula (laktulosa dan sorbitol) Beberapa bahan osmotik mengandung natrium menyebabkan

retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung terutama jika diberikan

dalam jumlah besar Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke

dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal Pencahar ini pada umumnya bekerja

dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan Bahan ini

juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan

dan sebelum kolonoskopi

Pencahar Perangsang

Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan

mengeluarkan isinya Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna kaskara

fenolftalein bisakodil atau minyak kastor Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja

setengah padat tapi sering menyebabkan kram perut Dalam bentuk supositoria (obat yang

dimasukkan melalui lubang dubur) akan bekerja setelah 15-60 menit Penggunaan jangka panjang

dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini

sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes) Pencahar ini sering digunakan

untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati

konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya

narkotik)

SUPPOSITORIA

Mekanisme kerja supositoria dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

supositoria berefek mekanik

bahan dasar supositoria berefek mekanik tidak peka pada penyerapan Supositoria mulai berefek bila

terjadi kontak yang menimbulkan refleks defikasi namun pada keadaan konstipasi refleks tersebut

lemah Pada efek kontak tersebut terutama pada supositoria gliserin terjadi fenomena osmose yang

disebabkan oleh afinitas gliserin terhadap air Hal tersebut menimbulkan gerakan peristaltik

supositoria berefek setempat

termasuk dalam kelopok ini adalah supositoria anti wasir Yaitu senyawa yang efeknya disebabkan

oleh adanya sifat astringen atau peringkas pori Ke dalam basis supositoria yang sangt beragam

kadang-kadang ditambahkan senyawa peringkas pori baik dengan cara penyempitan maupun

hemostatik Dalam formula supositoria sering terdapat senyawa penenang Obat tersebut bekerja

secara rangkap baik terhadap perifer maupun sentral yang terakhir ini sepenuhnya berefek sistemik

supositoria berefek sistemik

adalah supositoria yang mengandung senyawa yang diserap dan berefek pada orgaNtubuh se

Supositoria Nutritif

13

Digunakan pada penyakit tertentu dimana saluran cerna tidak dapat menyerap makanan

Jumlah senyawa yang diserap tentu saja sedikit namun sudah cukup untuk mempertahankan hidup

Supositoria Obat

Supositoria tersebut mengandung zat aktif yang harus diserap mempunyai efek sistemik dan

bukan efek stempat Bila supositoria obat dimasukan ke dalam rektum pertama-tama akan timbul

efek refleks selanjutnya supositoria melebur atau melarut dalam cairan rektum hingga zat aktif

tersebar dipermukaan mukosa lalu berefek setempat dan selanjutnya memasuki sistem getah bening

Obat yang masuk ke peredaran darah akan berefek spesifik padda organ tubuh tertentu sesuai dengan

efek terapetiknya

absorpsi obat dari daerah anorektal dipengaruhi oleh faktor fisiologis

bull isi kolon

bull sirkulasi

bull pH

Karakteristik fisika kimia obat yang mempengaruhi absorpsi

bull koefisisn partisi lemak atau air

bull derajat ionisasi

Faktor yang berhubungan dengan laju absorbsi

bull Kelarutan obat

Pelepasan obat tergantung koefisien partisi lipid air dari obat Artinya obat yang larut dalam

basis lipid dan kadarnya rendah mempunyai tendensi kecil untuk cairan rektal Dan obat yang

sedikit larut dalam basis lipid dan kadarnya tinggi akan segera masuk didalam cairan rektal

bull Kadar obat dalam basis

Difusi obat dari basis supositoria merupakan fungsi kadar obat dan sifat kelarutan obat dalam

basis Pengangkutan melewati mukosa rektum adalah proses difusi sederhana maka bila

kadar obat dalam cairan renal tinggi maka absorpsi obat akan menjadi cepat dan kecepatan

absorpsi makin tinggi bagi bentuk obat yang tidak terdisosiasi

bull Ukuran partikel

14

Bila kelarutan obat dalam air terbatas dan tersuspensi didalam basis supositoria maka ukuran

partikel akan mempengaruhi kecepatran larutan dari obat ke cairan renal

bull Basis supositoria

Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak akan dilepas segera kecairan

renal bila basis cepat melepas setelah masuk kedalam rektum dan obat akan segera

diabsorpsi serta kerja awal dari aksi obat akan segera nyata Bila obat yang larut dalam air

dan berada dalam basis larut air kerja awal dari aksi obat akan segera nyata apabila basis tadi

segera larut dalam air

Kenyataan bahwa rektum atau kolom merupakan tempat absorpsi obat yang dapat

diandalkan terbukti dengan baik Untuk menjaga keefektifan terapis obat dalam suatu sediaan

harus dilakukan pemilihan garam obat dan basis yang sesuai

Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding penggunaan obat per oral atau melalui

saluran pencernaan adalah

1 Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung

2 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

3 Obat dapat masuk langsung dalam saluradarah dan berakibat obat dapat memberi efek lebih

cepat daripada penggunaan obat per oral

4 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar (Anief 2004)

Tujuan penggunaan suppositoria yaitu

1 Untuk tujuan lokal seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi lainnya

Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat diserap oleh membrane

mukosa dalam rectum Hal ini dilakukan terutama bila penggunaan obat per oral tidak

memungkinkan seperti pada pasien yang mudah muntah atau pingsan

2 Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat Kerja awal akan lebih cepat karena obat diserap

oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah

3 Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan

obat secara biokimia di dalam hati (Syamsuni 2005)

ENEMA

Enema merupakan sediaan obat dengan pemberian cairan ke dalam rektum dan kolon

dengan menggunakan aplikator khusus

Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut kembung

namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti

15

telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini Pada akhirnya setelah ilmu

pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan

medis penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya

Manfaat Enema

1 Merangsang gerakan usus besar yang berbeda dengan laxative Perbedaan utama terletak pada

cara penggunaannya laxative biasanya diberikan per oral sedangkan enema diberikan langsung ke

rectum hingga kolon Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batas daya tampung rongga kolon

diberikan pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau di

toilet Larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon mempunyai konsentrasi

gradien yang netral Larutan ini tidak menarik elektrilit dari tubuh seperti jika menggunakan air

biasa dan larutan ini tidak masuk ke membran kolon seperti pada penggunaan phosfat Dengan

demikian larutan ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama seperti

melembutkan feses pada kasus fecal impaction

2 Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi seperti

sigmoidoscopy atau colonoscopy Untuk kenyamanan dan mengharapkan kecepatan proses tindakan

enema dapat diberikan disposibel enema dengan konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg

berisikan sodium phospat atau sodium bikarbonat

3 Sebagai jalan alternatif pemberian obat Hal ini dilakukan bila pemberian obat per oral tidak

memungkinkan seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa mual beberapa anti angiogenik

lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan pemberian obat kanker arthritis pada orang

lanjut usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ pencernaan menghilangkan iritable bowel

syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan rectum dan untuk

tujuan hidrasi

4 Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan untuk mengobati

peradangan usus besar

5 Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema Enema berisi barium sulfat pembilasan

dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi normal

dari kolon tanpa komplikasi berupa konstipasi akibat pemberian barium sulfat

Indikasi Enema

Konstipasi berhubungan dengan jalur pembuangan yang kecil kering kotoran yang keras

atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu Ini terjadi karena pergerakan feses

melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi di usus besar Konstipasi berhubungan

16

dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot

volunter pada proses defekasi

Tablet kolon

Usus besar merupakan suatu tempat dimana penghantaran obat baik secara lokalmaupun

sistemik dapat terjadi Penghantaran secara lokal memungkinkan pengobatan secaratopikal bagi

penyakit peradangan usus besar Akan tetapi pengobatan dapat dibuat lebihefektif jika obat dapat

ditujukan secara langsung ke dalam kolon selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika

obat yang dihantarkan secara sistemik Karena itu dibuat obatyang dapat melepaskan zat aktif secara

langsung pada kolonSistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat

secaraperoral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar seperti ulcerative

colitis crohnrsquos disease amebiosis dan kanker kolon serta sistem penghantaran protein danobat

peptide yang dapat diabsorpsi di kolon tetapi terdegradasi di saluran pencernaan bagianatas Sistem ini harus

dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnya pelepasan danabsorpsi obat seharusnya tidak terjadi

di lambung maupun usus halusBerbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral

yang ditujukanuntuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan

carriermelapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH formulasi sistem release

penggunaancarrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon sistem bioadhesive

dansistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik Tablet ini terdiri dari 3 lapisanyaitu

1 Salut enteric bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tabletsehingga

mencegah obat dilepaskan di lambung

2 Lapisan polimer yang dapat tererosi ketika obat masuk ke usus salut enterik akanlarut dan

polimer ini mulai tererosi Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus

Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon

3 Inti inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di

dalam kolon Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic PH

yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif

akan dilepaskan

Evaluasi obat

Tablet oral

1Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya

17

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 3: 119565446 Makalah   Spo Kolon

Persarafan usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom dengan pengecualian sfingter eksterna

yang bersda dalam pengendalian volunter Serabut parasimpatis bejalan melalui saraf vagus ke

bagian tengah kolon tranversum dan saraf pelvikus yang berasal dari daerah sakra menyuplai

bagian distal Serabut simpatis meninggalkan medula spinalis melalui saraf splangnikus Serabut

saraf ini bersinaps dalam ganglia seliaka dan aortikorenalis kemudian serabut pasca ganglionik

menuju kolon Rangsangan simpatis menghambat sekresi dan kontraksi serta merangsang sfingter

rektum Rangsangan parasimpatis mempunyai efek yang berlawanan

Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir isi

usus Fungsi usus besar yang paling penting adalah absorbsi air dan elektrolit yang sudah

hampir selsai dlam kolon dekstra Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung

masa feses yang sudah terdehidrasi hingga berlangsungnya defekasi

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan

membantu penyerapan zat-zat gizi Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat

penting seperti vitamin K Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus Beberapa

penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar

Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air dan terjadilah diare

Zat - zat sisa di dalam usus besar didorong ke bagian belakang dengan gerakan peristaltik

Zat - zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan oleh tubuh Air

dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon yaitu kolon ascendens Zat-zat

sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari Pada saat itu terjadi proses pembusukan

terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli yang mampu membentuk

vitamin K dan B12 Selanjutnya dengan gerakan peristaltik zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi

sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dan akhirnya keluar dengan proses defekasi

melewati anus

Fungsi usus besar yaitu

1 menyimpan dan eliminasi sisa makanan

2 menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit[1] dengan cara menyerap air

3 mendegradasi bakteri

c Penyusun kolon

Colon terdiri dari atas empat lapisan dinding yang sama sepetri usus halus Jaringan penyusun

usus besar terdiri dari Tunika mucosa ((lapisan lendir) dengan bagian epitel lamina propia dan

muscularis mucosa yang tidak memiliki villi Jaringan epitel terdiri atas sel-sel batang yang pada

3

puncaknya terdapat banyak microvilli Membran sel ke arah lumen diselaputi oleh kutikula

Kelenjar yang terdapat pada usus besar yaitu kelenjar Lieberkuhn Kelenjar ini berbentuk

panjang dan banyak mengandung sel goblet Kelenjar pada usus besar mengandung sel goblet sel

Paneth dan sel APUD Namun yang dominan adalah sel goblet Sel Paneth sukar ditemukan

Sedangkan sel APUD terdapat cukup banyak Pada usus besar terdapat banyak lamina propia yang

mengandung nodul limfa dan menerobos masuk menuju ke tunika submukosa (Marieb 2004)

Lapisan muscularis-mucosa mengandung dua lapis otot polos longitudinal dan sirkuler Fungsi

alat ini ialah absorpsi air vitamin hasil sistesa simbiosis dengan bakteri colon dan pembentukan

tinja Tunika submucosa mengandung terobosan nodul limfa Tunika muscularis terdiri dari dua

lapisan otot tetapi lapisan longitudalnya membentuk tiga gumpal otot seperti pipa disebut teniae

coli Tunika serosa memiliki tonjolan jaringan lemak (Kerr 1998)

Setidaknya ada 4 lapisan penyusun yang sama seperti usus halus untuk membentuk dinding

usus besar Serabut memanjang pada dinding berotot tersusun dalam tiga jalur yang memberi rupa

berkerut-kerut dan berlubang-lubang Sementara dinding selaput lendir yang lebih halus dari yang

ada pada usus halus dan tidak memiliki jonjot (pompa pendorong) Di dalam selaput tersebut

terdapat kelenjar yang serupa dengan kelenjar tubuler (berbentuk pipa) dan dilapisi oleh epitel

berbentuk silindris yang berisi sel cangkir

d sistem penghantaran obat dengan target kolon

Colon targetted drug delivery system (CDDS) merupakan metode pengobatan penyakit yang

ditujukan atau disampaikan langsung ke lokal ususPada sistem penghantaran ini telah dibuat

berbagai macam sediaan salahsatunya adalah tablet dengan variasi penyalutan yang berbeda-beda

sepertikombinasi polisakarida polimer dan lain-lain Sebagian besar laporan literatur sebelumnya

pada penargetan kolon telah difokuskan pada pengembangansistem pengiriman kolon berdasarkan

sistem time dependent dan pH dependentserta sistem pemanfaatan bakteri yang berkolonisasi di usus

besar atau enzimyang diproduksi oleh bakteri untuk mempengaruhi pelepasan obatSaat ini

penggunaan polisakarida alami menarik perhatian untuk penargetan obat pada usus besar karena

polimer yang tersusun dari beberapamonosakarida banyak tersedia mudah ditemukan dan murah

serta dalamberbagai struktur dengan sifat bervariasi Polisakarida tersebut dapat denganmudah

dimodifikasi secara kimia dan biokimia tidak beracun hidrofilik sertasebagai pembentuk gel

Secara konvensional polisakarida digunakan dalamformulasi tablet untuk menghambat

pelepasan obat Hal ini telah digunakan baik sebagai matriks atau sebagai bahan penyalut Pada

matriks diperlukankonsentrasi polimer yang tinggi atau dapat digunakan sebagai pengikat dalam

tablet Dengan demikian berbagai polisakarida dan konsentrasinyamempengaruhi pelepasan obat

dari tablet Adapun beberapa polisakarida yangdigunakan seperti kombinasi kitosan (chi) dan

4

kondroitin sulfat (CHS) (Gattani2009) pektin (A Akhgari dkk 2010) dan inulin (A Akhari

2009)Penelitian yang telah dilakukan Gattani (2009) dengan menggunakanChitosan-condroitin

sebagai penyalut pada indometasin ternyata penggunaan kombinasi keduanya dapat membantu

meningkatkan pemberian obat untuk ususbesar Kitosan (Chi) dan kondroitin (CHS) kompleks

mengikis secara perlahansaat buffer fosfat pada nilai pH diatas 65 dan pada perlakuan ini

menyebabkan penekanan pelepasan obat awal di segmen GIT atas dan pelepasan kontrol diusus

besar dimana nilai pH antara 65-70 Penelitian ini menggunakan metode cross linked dimana

silang polimer ini mampu mencegah dari pelepasan obat sepenuhnya disekitar lambung dan

usus kecil

Penelitian obat bersasaran (targeted drug delivery system) ini dimulai pada awal tahun 1960 an

sebagai strategi untuk pengobatan penyakit dengan harapan dan sasaran untuk meningkatkan efikasi

dan mengurangi toksisitas obat

Dalam formulasi sediaan ini yang berperan dalam penentuan farmakokinetika dan

distribusi selular obat adalah perilakuk molekul karier (pembawa) sediaan Penghantaran secara

selektif menuju jaringan sasaran akan mempertinggi konsentrasi obat pada sel target atau pada

kompartemen spesifik sel sasaran sehingga diharapkan efikasi obat dapat ditingkatkan Sasaran

penghantaran obat bersasaran pada awalnya adalah inkorporasi obat sitotoksik untuk pengobatan kanker

Rute pemberian obat secara oral merupakan cara pemberian obat yang luas digunakan dalam

pengobatan Sistem penghantaran obat spesifik colon memberikan beberapa keuntungan

terapeutik Pada beberapa penyakit colonic seperti kanker kolorektal penyakit Crohnrsquos spastic colon

dan lain sebagainya terbukti bahwa pengobatan secara local lebih efektif dari pengobatan sistematik

Penghantaran obat colonic ini dapat dicapai melalui pemberian obat secara oral dan rectal

Pemerian obat secara rectal (supositoria dan enema) tidak selalu efektif karena besarnya variabilitas

kadar obat menurut cara pemberian ini oleh karena itu pemberian obat secara oral merupakan

alternative pilihan terbaik

Absorpsi dan degradasi bahan aktif (obat) pada bagian atas salur cerna adalah masalah utama

pada system penghantaran obat melalui rute oral yang harus diatasi untuk mencapai keberhasilan

system penghantaran obat bersasaran colon (targeted colonic) Dalam pengembangan sediaan

bersasaran colon ini ada 4 elemen esensial yang saling terkait yaitu penyakit obat tujuan

(sasaran) dan system penghantaran obat Jadi dalam pengembangan sediaan sasaran colon ini perlu

dipelajari dengan baik

1 Memahami dengan baik masalah fisiologi salur cerna seperti Waktu transit sediaan melewati

segmen utama salur cerna Sebagai kebalikan transit adalah waktu tinggal sediaan dalam masing ndash

5

masing segmen salur cerna Faktor yang mempengaruhi sediaan di masing masing lokasi dan kondisi

termasuk disintegrasi fisik digesti intraluminal ambilan mucosal biotransformasi dan absorpsi dan

lain sebagainya

2 Keterkaitan dengan sifat fisikokimia obat

3 Mendesain formulasi yang sesuai untuk system colonic ini

Rute oral obat administrasi adalah yang paling nyaman dan penting metode pemberian obatuntuk

efek sistemik Hampir 50 dari pemberian obat sistem yang tersedia di pasar adalahDDS lisan dan

sistem ini memiliki keuntungan lebih karena pasien penerimaan dankemudahan administrasi

Selama dekade terakhir telah ada minat mengembangkanspesifik lokasi formulasi untuk menargetkan

obat untuk usus besar Kolon drug delivery telah memperoleh pentingnya meningkat tidak hanya

untuk pengiriman obat untuk pengobatan lokalpenyakit yang berhubungan dengan usus seperti

Crohn penyakit kolitis ulserativa usus iritasisindrom dan sembelit tetapi juga untuk sistemik

pengiriman protein terapi peptida obatantiasthmatic antihipertensi obat dan agen antidiabetes

e Penyakit-penyakit pada kolon

Proctosigmoiditis

Proctosigmoiditis melibatkan peradangan rektum dan sigmoid colon (suatu segmen yang

pendek dari usus besar yang berdekatan pada rektum) Gejala-gejala dari proctosigmoiditis seperti

yang dari proctitis termasuk perdarahan rektum urgensi dan tenesmus Beberapa pasien-pasien

dengan proctosigmoiditis juga mengembangkan diare yang berdarah dan kejang-kejang

kolitis

Kolitis (radang usus besar) sisi kiri melibatkan peradangan yang mulai pada rektum dan

memanjang keatas usus besar (kolon) kiri (sigmoid colon dan kolon yang menurun) Gejala-gejala

kolitis sisi kiri termasuk diare yang berdarah kejang-kejang perut kehilangan berat badan dan

sakitnyeri perut sebelah kiri

Pancolitis

Pancolitis atau kolitis universal (universal colitis) merujuk pada peradangan yang mempengaruhi

seluruh kolon (usus besar kolon kanankolon kiri kolon transverse atau melintang dan rektum)

Gejala-gejala pancolitis termasuk diare berdarah sakit perut dan kejang-kejang kehilangan berat

badan kelelahan demam dan keringat-keringat malam Beberapa pasien-pasien dengan pancolitis

mempunyai peradangan derajat rendah dan gejala-gejala ringan yang siap merespon pada obat-obat

Umumnya bagaimanapun pasien-pasien dengan pancolitis menderita penyakit yang lebih berat dan

6

lebih sulit untuk dirawat daripada mereka yang dengan bentuk-bentuk radang borok usus besar yang

lebih terbatas

Fuminat colitis

Fulminant colitis adalah suatu bentuk pancolitis yang jarang namun berat Pasien-pasien dengan

fulminant colitis adalah sangat sakit dengan dehidrasi sakit perut yang parah diare yang

diperpanjang dengan perdarahan dan bahkan shock Mereka berisiko mengembangkan toxic

megacolon (dilatasi atau pelebaran kolon yang ditandai yang disebabkan oleh peradangan yang

parah) dan robekpecahnya kolon (perforasi) Pasien-pasien dengan fulminant colitis dan toxic

megacolon dirawat dirumah sakit dengan obat-obat intravenus (melalui urat nadi) yang berpotensi

Kecuali kalau mereka mereson pada perawatan dengan segera pengangkatan secara operasi dari

kolon yang berpenyakit adalah perlu untuk mencegah robekpecahnya kolon

Saat intensitas peradangan kolon pada radang borok usus besar berlapis lilin (wax) dan

menyusut melalui waktu lokasi dan luasnya penyakit pada seorang pasien umumnya tinggal konstan

Oleh karenanya ketika seorang pasien dengan ulcerative proctitis mengembangkan suatu

kekambuhan penyakitnya peradangan biasanya terbatas pada rektum Meskipun demikian sejumlah

kecil pasien-pasien (kurang dari 10) dengan ulcerative proctitis atau proctosigmoiditis dapat

mengembangkan kolitis yang lebih ekstensif di kemudian hari Jadi pasien-pasien yang pada

awalnya hanya mempunyai ulcerative proctitis dapat di kemudian hari mengembangkan kolitis sisi-

kiri atau bahkan pancolitis

Kanker kolorectal

Kanker Colorectal sering juga disebut sebagai kanker kolon atau kanker usus besar Penyakit

ini pertama-tama tumbuh di dalam usus besar atau rektumKanker usus besar merupakan jenis kanker

yang paling sering terjadi di Singapura Insiden kanker ini terus meningkat baik di kalangan pria

maupun wanita Di Singapura kanker jenis ini merupakan salah satu yang tertinggi di Asia bersama

dengan Taiwan Jepang dan Australia Berita bagusnya jumlah kematian akibat kanker usus besar

telah merosot dalam 15 tahun terakhir Ini berkat semakin banyak orang yang mengikuti skrining

kesehatan secara teratur yang bisa mendeteksi kanker usus besar sejak dini Pengobatan kanker usus

besar juga semakin baik sehingga pasien dapat dirawat dengan lebih efektif Deteksi dini kanker

usus besar biasanya dapat menyembuhkan secara totalTidak ada penyebab tunggal dari kanker

usus besar dan dalam sebagian besar kasus kanker ini dimulai dengan polip yang tumbuh

menjadi kanker Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan Sebagaimana kita ketahui sistem

pencernaan dimulai dari mulut lalu kerongkongan (esofagus) lambung usus halus (duodenum

yeyunum ileum) usus besar (kolon) rektum dan berakhir di dubur Usus besar terdiri dari kolon dan

rektum Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus terdiri dari kolon sebelah

7

kanan (kolon asenden) kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon

desenden) Setelah kolon barulah rektum yang merupakan saluran di atas dubur Bagian kolon yang

berhubungan dengan usus halus disebut caecum sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan

rektum disebut kolon sigmoid

Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat terkena kanker colorectal untuk

kedua kalinya Selain itu wanita dengan riwayat kanker di indung telur uterus (endometrium) atau

payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal Kanker

colorectal lebih biasa terjadi pada usia manusia yang semakin tua Lebih dari 90 persen orang yang

menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas Gejala umum dari kanker colorectal

adalah perubahan pada kebiasaan buang air besar Gejalanya antara lain

Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelitkonstipasi)

Usus besar Anda terasa tidak kosong seluruhnya

Ada darah (baik merah terang atau kehitaman) di kotoran Anda

Kotoran Anda lebih sempit dari biasanya

Sering kembung atau keram perut atau merasa kekenyangan atau begah

Kehilangan berat badan tanpa alas an

Selalu merasa sangat letih

Mual atau muntah-muntah

Polip usus

Polip di usus (Colorectal polyps) Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum

dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan

kanker) tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker

Berbagai polip colon dapat berdegenerasi maligna dan setiap polip kolon harus dicurigai

Normalnya kromosom sehat mengontrol pertumbuhan dari sel Jika kromosomnya rusak

pertumbuhan sel menjasi tisak terkontrol tumbuh polip Polip colon menunjukkan jinak bila

bertahun-tahun polip colon jinak dapat menjadi karsinoma6

Penyakit crohn

Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan

pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko

yang lebih besar

f Mekanisme kerja obat-obat pada kolon

8

Obat menghasilkan kerja dengan mengubah cairan tubuh atau membran sel atau dengan

beinteraksi dengan tempat reseptor Jel aluminium hidroksida obat mengubah zat kimia suatu cairan

tubuh (khususnya dengan menetralisasi kadar asam lambung) Obat-obatan misalnya gas anestsi

mum beinteraksi dengan membran sel Setelah sifat sel berubah obat mengeluarkan pengaruhnya

Mekanisme kerja obat yang paling umum ialah terikat pada tempat reseptor sel Reseptor

melokalisasi efek obat Tempat reseptor berinteraksi dengan obat karena memiliki bentuk kimia yang

sama Obat dan reseptor saling berikatan seperti gembok dan kuncinya Ketika obat dan reseptor

saling berikatan efek terapeutik dirasakan Setiap jaringan atau sel dalam tubuh memiliki kelompok

reseptor yang unik Misalnya reseptor pada sel jantung berespons pada preparat digitalis

Suatu obat yang diminum per oral akan melalui tiga fase farmasetik (disolusi)

farmakokinetik dan farmakodinamik agar kerja obat dapat terjadi Dalam fase farmasetik

obat berubah menjadi larutan sehingga dapat menembus membrane biologis Jika obat

diberikan melalui rute subkutan intramuscular atau intravena maka tidak terjadi fase farmaseutik

Fase kedua yaitu farmakokinetik terdiri dari empat proses (subfase)absorpsi distribusi

metabolisme (atau biotransformasi) dan ekskresi Dalam fase farmakodinamik atau fase

ketiga terjadi respons biologis atau fisiologis

1 A Fase Farmasetik (Disolusi)

Sekitar 80 obat diberikan melaui mulut oleh karena itu farmasetik(disolusi) adalah fase

pertama dari kerja obat Dalam saluran gastrointestinal obat-obat perlu dilarutkan agar dapat

diabsorsi Obat dalam bentuk padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi partikel-partikel

kecil supaya dapat larut ke dalam cairan dan proses ini dikenal sebagai disolusi

Tidak 100 dari sebuah tablet merupakan obat Ada bahan pengisi dan pelembam yang

dicampurkan dalam pembuatan obat sehingga obat dapat mempunyai ukuran tertentu dan

mempercepat disolusi obat tersebut Beberapa tambahan dalam obat sperti ion kalium (K)dan

natrium (Na)dalam kalium penisilin dan natrium penisilin meningkatkan penyerapan dari obat

tersebut Penisilin sangat buruk diabsorbsi dalam saluran gastrointestinal karena adanya asam

lambung Dengan penambahan kalium atau natrium ke dalam penisilin maka obat lebih banyak

diabsorbsi

Disintegrasi adalah pemecahan tablet atau pil menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dan

disolusi adalah melarutnya partikel-partikel yang lebih kecil itu dalam cairan gastrointestinal untuk

diabsorbsi Rate limiting adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah obat untuk berdisintegrasi dan

sampai menjadi siap untuk diabsorbsi oleh tubuh Obat-obat dalam bentuk cair lebih cepat siap

9

diserap oleh saluran gastrointestinal daripada obat dalam bentuk padat Pada umumnya obat-obat

berdisintegrasi lebih cepat dan diabsorpsi lebih cepat dalam cairan asam yang mempunyai pH 1 atau

2 daripada cairan basa Orang muda dan tua mempunyai keasaman lambung yang lebih rendah

sehingga pada umumnya absorpsi obat lebih lambat untuk obat-obat yang diabsorpsi terutama

melalui lambung

Obat-obat dengan enteric-coatedEC (selaput enterik) tidak dapat disintegrasi oleh

asam lambung sehingga disintegrasinya baru terjadi jika berada dalam suasana basa di dalam

usus halus Tablet anti coated dapat bertahan di dalam lambung untuk jangka waktu lama sehingga

oleh karenanya obat-obat demikian kurang efektif atau efek mulanya menjadi lambat

Makanan dalam saluran gastrointestinal dapat menggaggu pengenceran dan absorpsi obat-obat

tertentu Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung sehingga cairan atau makanan diperluan untuk

mengencerkan konsentrasi obat

1 B Fase Farmakokinetik

Farmakokinetik adalah ilmu tentang cara obat masuk ke dalam tubuh mencapai tempat kerjanya

dimetabolisme dan keluar dari tubuh Dokter dan perawat menggunakan pengetahuan

farmakokinetiknya ketika memberikan obat memilih rute pemberian obat menilai resiko perubahan keja

obat dan mengobservasi respons klienEmpat proses yang termasuk di dalamnya adalah absorpsi

distribusi metabolism (biotransformasi) dan ekskresi(eliminasi)

1 Absorpsi

Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari konsentrasi tinggi dari saluran

gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsipasif absorpsi aktif rinositosis atau pinositosis

Absorpsi aktif umumnya terjadi melalui difusi(pergerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

rendah) Absorpsi aktif membutuhkan carier atau pembawa untuk bergerak melawan konsentrasi

Pinositosis berarti membawa obat menembus membran dengan proses menelan

Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah nyeri stress kelaparan makanan dan pH

Sirkulasi yang buruk akibat syok obat-obat vasokonstriktor atau penyakit yang merintangi absorpsi

Rasa nyeri stress dan makanan yang padat pedas dan berlemak dapat memperlambat masa

pengosongan lambung sehingga obat lebih lama berada di dalam lambung Latihan dapat mengurangi

aliran darah dengan mengalihkan darah lebih banyak mengalir ke otot sehingga menurunkan sirkulasi ke

saluran gastrointestinal

10

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi absorpsi obat antara lain rute pemberian obat daya larut

obat dan kondisi di tempat absorpsi

Obat oral lebih mudah diabsorpsi jika diberikan diantara waktu makan Saat lambung terisi

makanan isi lambung secara perlahan diangkut ke duodenum sehingga absorpsi melambat Beberapa

makanan dan antasida membuat obat berikatan membentuk kompleks yang tidak dapat melewati lapisan

saluran cerna Contoh susu menghambat absorpsi zat besi dan tetrasiklin Beberapa obat hancur akibat

peningkatan keasaman isi lambung dan pencernaan protein selama makan Selubung enterik pada tablet

tertentu tidak larut dalam getah lambung sehingga obat tidak dapat dicerna di dalam saluran cerna

bagian atas Selubung juga melindungi lapisan lambung dari iritasi obat

Rute pemberian obat diprogramkan oleh pemberi perawatan kesehatan Perawat dapat meminta

obat diberikan dalam cara atau bentuk yang berbeda berdasarkan pengkajian fisik klien Contoh bila

klien tidak dapat menelan tablet maka perawat akan meminta obat dalam bentuk eliksir atau sirup

Pengetahuan tentang faktor yang dapat mengubah atau menurunkan absorpsi obat membantu perawat

melakukan pemberian obat dengan benar Makanan di dalam saluran cerna dapat mempengaruhi pH

motilitas dan pengangkuan obat ke dalam saluran cerna Kecepatan dan luas absorpsi juga dapat

dipengaruhi oleh makanan Perawat harus mengetahui implikasi keperawatan untuk setiap obat yang

diberikan Contohnya obat seperti aspirin zat besi dan fenitoin natrium (Dilantin) mengiritasi saluran

cerna dan harus diberikan bersama makanan atau segera setelah makan Bagaimanapun makanan dapat

mempengaruhi absorpsi obat misalnya kloksasilin natrium dan penisilin Oleh karena itu obat-obatan

tersebut harus diberikan satu sampai dua jam sebelum makan atau dua sampai tiga jam setelah makan

Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa buku obat keperawatan informasi obat atau

berkonsultasi dengan apoteker rumah sakit mengenai interaksi obat dan nutrien

C Fase Farmakodinamik

Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selular dan

mekanisme kerja obat Respons obat dapat menyebabkan efek fisiologi primer atau sekunder atau

kedua-duanya Efek primer adalah efek yang diinginkan dan efek sekunder bisa diinginkan atau

tidak diinginkan Salah satu contoh dari obat dengan efek primer dan sekunder adalah difenhidramin

(benadryl) suatu antihistamin Efek primer dari difenhidramin adalah untuk mengatasi gejala-gejala

alergi dan efek sekundernya adalah penekanan susunan saraf pusat yang menyebabkan rasa kantuk

Efek sekunder ini tidak diinginkan jika sedang mengendarai mobil tetapi pada saat tidur dapat

menjadi diinginkan karena menimbulkan sedasi ringan

OBAT-OBAT PENCAHAR

11

Banyak orang menggunakan obat pencahar (laksatif) untuk menghilangkan konstipasi Beberapa

obat aman digunakan dalam jangka waktu lama obat lainnya hanya boleh digunakan sesekali

Beberapa obatdigunakan untuk mencegah konstipasi obat lainnya digunakan untuk

mengobati konstipasi

Golongan obat-obat pencahar yang

biasa digunakan adalah

1048729 Bulking Agents

1048729 Pelunak Tinja

1048729 Minyak Mineral

1048729 Bahan-bahan Osmotik

1048729 Pencahar Perangsang

1048729 Bulking Agents

Bulking agents (gandum psilium kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan serat

pada tinja Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih

lunak dan lebih mudah dikeluarkan Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang

paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur Pada mulanya diberikan dalam jumlah

kecil Dosisnya ditingkatkan secara bertahap sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar

Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan

1048729 Pelunak Tinja

Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja Sebenarnya bahan ini adalah

detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja sehingga memungkinkan air menembus

tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak Peningkatan jumlah serat akan merangsang

kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah

dikeluarkan dari tubuh

g 5

1048729 Minyak Mineral

Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari

tubuh Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak Dan jika

seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja bisa terjadi

iritasi yang serius pada jaringan paru-paru Selain itu minyak mineral juga bisa merembes dari

rektum

1048729 Bahan Osmotik

Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar sehingga tinja

menjadi lunak dan mudah dilepaskan Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus

besar dan merangsang kontraksi Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat sulfat dan

magnesium)

12

atau gula (laktulosa dan sorbitol) Beberapa bahan osmotik mengandung natrium menyebabkan

retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung terutama jika diberikan

dalam jumlah besar Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke

dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal Pencahar ini pada umumnya bekerja

dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan Bahan ini

juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan

dan sebelum kolonoskopi

Pencahar Perangsang

Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan

mengeluarkan isinya Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna kaskara

fenolftalein bisakodil atau minyak kastor Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja

setengah padat tapi sering menyebabkan kram perut Dalam bentuk supositoria (obat yang

dimasukkan melalui lubang dubur) akan bekerja setelah 15-60 menit Penggunaan jangka panjang

dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini

sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes) Pencahar ini sering digunakan

untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati

konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya

narkotik)

SUPPOSITORIA

Mekanisme kerja supositoria dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

supositoria berefek mekanik

bahan dasar supositoria berefek mekanik tidak peka pada penyerapan Supositoria mulai berefek bila

terjadi kontak yang menimbulkan refleks defikasi namun pada keadaan konstipasi refleks tersebut

lemah Pada efek kontak tersebut terutama pada supositoria gliserin terjadi fenomena osmose yang

disebabkan oleh afinitas gliserin terhadap air Hal tersebut menimbulkan gerakan peristaltik

supositoria berefek setempat

termasuk dalam kelopok ini adalah supositoria anti wasir Yaitu senyawa yang efeknya disebabkan

oleh adanya sifat astringen atau peringkas pori Ke dalam basis supositoria yang sangt beragam

kadang-kadang ditambahkan senyawa peringkas pori baik dengan cara penyempitan maupun

hemostatik Dalam formula supositoria sering terdapat senyawa penenang Obat tersebut bekerja

secara rangkap baik terhadap perifer maupun sentral yang terakhir ini sepenuhnya berefek sistemik

supositoria berefek sistemik

adalah supositoria yang mengandung senyawa yang diserap dan berefek pada orgaNtubuh se

Supositoria Nutritif

13

Digunakan pada penyakit tertentu dimana saluran cerna tidak dapat menyerap makanan

Jumlah senyawa yang diserap tentu saja sedikit namun sudah cukup untuk mempertahankan hidup

Supositoria Obat

Supositoria tersebut mengandung zat aktif yang harus diserap mempunyai efek sistemik dan

bukan efek stempat Bila supositoria obat dimasukan ke dalam rektum pertama-tama akan timbul

efek refleks selanjutnya supositoria melebur atau melarut dalam cairan rektum hingga zat aktif

tersebar dipermukaan mukosa lalu berefek setempat dan selanjutnya memasuki sistem getah bening

Obat yang masuk ke peredaran darah akan berefek spesifik padda organ tubuh tertentu sesuai dengan

efek terapetiknya

absorpsi obat dari daerah anorektal dipengaruhi oleh faktor fisiologis

bull isi kolon

bull sirkulasi

bull pH

Karakteristik fisika kimia obat yang mempengaruhi absorpsi

bull koefisisn partisi lemak atau air

bull derajat ionisasi

Faktor yang berhubungan dengan laju absorbsi

bull Kelarutan obat

Pelepasan obat tergantung koefisien partisi lipid air dari obat Artinya obat yang larut dalam

basis lipid dan kadarnya rendah mempunyai tendensi kecil untuk cairan rektal Dan obat yang

sedikit larut dalam basis lipid dan kadarnya tinggi akan segera masuk didalam cairan rektal

bull Kadar obat dalam basis

Difusi obat dari basis supositoria merupakan fungsi kadar obat dan sifat kelarutan obat dalam

basis Pengangkutan melewati mukosa rektum adalah proses difusi sederhana maka bila

kadar obat dalam cairan renal tinggi maka absorpsi obat akan menjadi cepat dan kecepatan

absorpsi makin tinggi bagi bentuk obat yang tidak terdisosiasi

bull Ukuran partikel

14

Bila kelarutan obat dalam air terbatas dan tersuspensi didalam basis supositoria maka ukuran

partikel akan mempengaruhi kecepatran larutan dari obat ke cairan renal

bull Basis supositoria

Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak akan dilepas segera kecairan

renal bila basis cepat melepas setelah masuk kedalam rektum dan obat akan segera

diabsorpsi serta kerja awal dari aksi obat akan segera nyata Bila obat yang larut dalam air

dan berada dalam basis larut air kerja awal dari aksi obat akan segera nyata apabila basis tadi

segera larut dalam air

Kenyataan bahwa rektum atau kolom merupakan tempat absorpsi obat yang dapat

diandalkan terbukti dengan baik Untuk menjaga keefektifan terapis obat dalam suatu sediaan

harus dilakukan pemilihan garam obat dan basis yang sesuai

Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding penggunaan obat per oral atau melalui

saluran pencernaan adalah

1 Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung

2 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

3 Obat dapat masuk langsung dalam saluradarah dan berakibat obat dapat memberi efek lebih

cepat daripada penggunaan obat per oral

4 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar (Anief 2004)

Tujuan penggunaan suppositoria yaitu

1 Untuk tujuan lokal seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi lainnya

Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat diserap oleh membrane

mukosa dalam rectum Hal ini dilakukan terutama bila penggunaan obat per oral tidak

memungkinkan seperti pada pasien yang mudah muntah atau pingsan

2 Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat Kerja awal akan lebih cepat karena obat diserap

oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah

3 Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan

obat secara biokimia di dalam hati (Syamsuni 2005)

ENEMA

Enema merupakan sediaan obat dengan pemberian cairan ke dalam rektum dan kolon

dengan menggunakan aplikator khusus

Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut kembung

namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti

15

telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini Pada akhirnya setelah ilmu

pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan

medis penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya

Manfaat Enema

1 Merangsang gerakan usus besar yang berbeda dengan laxative Perbedaan utama terletak pada

cara penggunaannya laxative biasanya diberikan per oral sedangkan enema diberikan langsung ke

rectum hingga kolon Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batas daya tampung rongga kolon

diberikan pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau di

toilet Larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon mempunyai konsentrasi

gradien yang netral Larutan ini tidak menarik elektrilit dari tubuh seperti jika menggunakan air

biasa dan larutan ini tidak masuk ke membran kolon seperti pada penggunaan phosfat Dengan

demikian larutan ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama seperti

melembutkan feses pada kasus fecal impaction

2 Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi seperti

sigmoidoscopy atau colonoscopy Untuk kenyamanan dan mengharapkan kecepatan proses tindakan

enema dapat diberikan disposibel enema dengan konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg

berisikan sodium phospat atau sodium bikarbonat

3 Sebagai jalan alternatif pemberian obat Hal ini dilakukan bila pemberian obat per oral tidak

memungkinkan seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa mual beberapa anti angiogenik

lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan pemberian obat kanker arthritis pada orang

lanjut usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ pencernaan menghilangkan iritable bowel

syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan rectum dan untuk

tujuan hidrasi

4 Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan untuk mengobati

peradangan usus besar

5 Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema Enema berisi barium sulfat pembilasan

dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi normal

dari kolon tanpa komplikasi berupa konstipasi akibat pemberian barium sulfat

Indikasi Enema

Konstipasi berhubungan dengan jalur pembuangan yang kecil kering kotoran yang keras

atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu Ini terjadi karena pergerakan feses

melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi di usus besar Konstipasi berhubungan

16

dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot

volunter pada proses defekasi

Tablet kolon

Usus besar merupakan suatu tempat dimana penghantaran obat baik secara lokalmaupun

sistemik dapat terjadi Penghantaran secara lokal memungkinkan pengobatan secaratopikal bagi

penyakit peradangan usus besar Akan tetapi pengobatan dapat dibuat lebihefektif jika obat dapat

ditujukan secara langsung ke dalam kolon selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika

obat yang dihantarkan secara sistemik Karena itu dibuat obatyang dapat melepaskan zat aktif secara

langsung pada kolonSistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat

secaraperoral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar seperti ulcerative

colitis crohnrsquos disease amebiosis dan kanker kolon serta sistem penghantaran protein danobat

peptide yang dapat diabsorpsi di kolon tetapi terdegradasi di saluran pencernaan bagianatas Sistem ini harus

dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnya pelepasan danabsorpsi obat seharusnya tidak terjadi

di lambung maupun usus halusBerbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral

yang ditujukanuntuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan

carriermelapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH formulasi sistem release

penggunaancarrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon sistem bioadhesive

dansistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik Tablet ini terdiri dari 3 lapisanyaitu

1 Salut enteric bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tabletsehingga

mencegah obat dilepaskan di lambung

2 Lapisan polimer yang dapat tererosi ketika obat masuk ke usus salut enterik akanlarut dan

polimer ini mulai tererosi Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus

Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon

3 Inti inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di

dalam kolon Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic PH

yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif

akan dilepaskan

Evaluasi obat

Tablet oral

1Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya

17

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 4: 119565446 Makalah   Spo Kolon

puncaknya terdapat banyak microvilli Membran sel ke arah lumen diselaputi oleh kutikula

Kelenjar yang terdapat pada usus besar yaitu kelenjar Lieberkuhn Kelenjar ini berbentuk

panjang dan banyak mengandung sel goblet Kelenjar pada usus besar mengandung sel goblet sel

Paneth dan sel APUD Namun yang dominan adalah sel goblet Sel Paneth sukar ditemukan

Sedangkan sel APUD terdapat cukup banyak Pada usus besar terdapat banyak lamina propia yang

mengandung nodul limfa dan menerobos masuk menuju ke tunika submukosa (Marieb 2004)

Lapisan muscularis-mucosa mengandung dua lapis otot polos longitudinal dan sirkuler Fungsi

alat ini ialah absorpsi air vitamin hasil sistesa simbiosis dengan bakteri colon dan pembentukan

tinja Tunika submucosa mengandung terobosan nodul limfa Tunika muscularis terdiri dari dua

lapisan otot tetapi lapisan longitudalnya membentuk tiga gumpal otot seperti pipa disebut teniae

coli Tunika serosa memiliki tonjolan jaringan lemak (Kerr 1998)

Setidaknya ada 4 lapisan penyusun yang sama seperti usus halus untuk membentuk dinding

usus besar Serabut memanjang pada dinding berotot tersusun dalam tiga jalur yang memberi rupa

berkerut-kerut dan berlubang-lubang Sementara dinding selaput lendir yang lebih halus dari yang

ada pada usus halus dan tidak memiliki jonjot (pompa pendorong) Di dalam selaput tersebut

terdapat kelenjar yang serupa dengan kelenjar tubuler (berbentuk pipa) dan dilapisi oleh epitel

berbentuk silindris yang berisi sel cangkir

d sistem penghantaran obat dengan target kolon

Colon targetted drug delivery system (CDDS) merupakan metode pengobatan penyakit yang

ditujukan atau disampaikan langsung ke lokal ususPada sistem penghantaran ini telah dibuat

berbagai macam sediaan salahsatunya adalah tablet dengan variasi penyalutan yang berbeda-beda

sepertikombinasi polisakarida polimer dan lain-lain Sebagian besar laporan literatur sebelumnya

pada penargetan kolon telah difokuskan pada pengembangansistem pengiriman kolon berdasarkan

sistem time dependent dan pH dependentserta sistem pemanfaatan bakteri yang berkolonisasi di usus

besar atau enzimyang diproduksi oleh bakteri untuk mempengaruhi pelepasan obatSaat ini

penggunaan polisakarida alami menarik perhatian untuk penargetan obat pada usus besar karena

polimer yang tersusun dari beberapamonosakarida banyak tersedia mudah ditemukan dan murah

serta dalamberbagai struktur dengan sifat bervariasi Polisakarida tersebut dapat denganmudah

dimodifikasi secara kimia dan biokimia tidak beracun hidrofilik sertasebagai pembentuk gel

Secara konvensional polisakarida digunakan dalamformulasi tablet untuk menghambat

pelepasan obat Hal ini telah digunakan baik sebagai matriks atau sebagai bahan penyalut Pada

matriks diperlukankonsentrasi polimer yang tinggi atau dapat digunakan sebagai pengikat dalam

tablet Dengan demikian berbagai polisakarida dan konsentrasinyamempengaruhi pelepasan obat

dari tablet Adapun beberapa polisakarida yangdigunakan seperti kombinasi kitosan (chi) dan

4

kondroitin sulfat (CHS) (Gattani2009) pektin (A Akhgari dkk 2010) dan inulin (A Akhari

2009)Penelitian yang telah dilakukan Gattani (2009) dengan menggunakanChitosan-condroitin

sebagai penyalut pada indometasin ternyata penggunaan kombinasi keduanya dapat membantu

meningkatkan pemberian obat untuk ususbesar Kitosan (Chi) dan kondroitin (CHS) kompleks

mengikis secara perlahansaat buffer fosfat pada nilai pH diatas 65 dan pada perlakuan ini

menyebabkan penekanan pelepasan obat awal di segmen GIT atas dan pelepasan kontrol diusus

besar dimana nilai pH antara 65-70 Penelitian ini menggunakan metode cross linked dimana

silang polimer ini mampu mencegah dari pelepasan obat sepenuhnya disekitar lambung dan

usus kecil

Penelitian obat bersasaran (targeted drug delivery system) ini dimulai pada awal tahun 1960 an

sebagai strategi untuk pengobatan penyakit dengan harapan dan sasaran untuk meningkatkan efikasi

dan mengurangi toksisitas obat

Dalam formulasi sediaan ini yang berperan dalam penentuan farmakokinetika dan

distribusi selular obat adalah perilakuk molekul karier (pembawa) sediaan Penghantaran secara

selektif menuju jaringan sasaran akan mempertinggi konsentrasi obat pada sel target atau pada

kompartemen spesifik sel sasaran sehingga diharapkan efikasi obat dapat ditingkatkan Sasaran

penghantaran obat bersasaran pada awalnya adalah inkorporasi obat sitotoksik untuk pengobatan kanker

Rute pemberian obat secara oral merupakan cara pemberian obat yang luas digunakan dalam

pengobatan Sistem penghantaran obat spesifik colon memberikan beberapa keuntungan

terapeutik Pada beberapa penyakit colonic seperti kanker kolorektal penyakit Crohnrsquos spastic colon

dan lain sebagainya terbukti bahwa pengobatan secara local lebih efektif dari pengobatan sistematik

Penghantaran obat colonic ini dapat dicapai melalui pemberian obat secara oral dan rectal

Pemerian obat secara rectal (supositoria dan enema) tidak selalu efektif karena besarnya variabilitas

kadar obat menurut cara pemberian ini oleh karena itu pemberian obat secara oral merupakan

alternative pilihan terbaik

Absorpsi dan degradasi bahan aktif (obat) pada bagian atas salur cerna adalah masalah utama

pada system penghantaran obat melalui rute oral yang harus diatasi untuk mencapai keberhasilan

system penghantaran obat bersasaran colon (targeted colonic) Dalam pengembangan sediaan

bersasaran colon ini ada 4 elemen esensial yang saling terkait yaitu penyakit obat tujuan

(sasaran) dan system penghantaran obat Jadi dalam pengembangan sediaan sasaran colon ini perlu

dipelajari dengan baik

1 Memahami dengan baik masalah fisiologi salur cerna seperti Waktu transit sediaan melewati

segmen utama salur cerna Sebagai kebalikan transit adalah waktu tinggal sediaan dalam masing ndash

5

masing segmen salur cerna Faktor yang mempengaruhi sediaan di masing masing lokasi dan kondisi

termasuk disintegrasi fisik digesti intraluminal ambilan mucosal biotransformasi dan absorpsi dan

lain sebagainya

2 Keterkaitan dengan sifat fisikokimia obat

3 Mendesain formulasi yang sesuai untuk system colonic ini

Rute oral obat administrasi adalah yang paling nyaman dan penting metode pemberian obatuntuk

efek sistemik Hampir 50 dari pemberian obat sistem yang tersedia di pasar adalahDDS lisan dan

sistem ini memiliki keuntungan lebih karena pasien penerimaan dankemudahan administrasi

Selama dekade terakhir telah ada minat mengembangkanspesifik lokasi formulasi untuk menargetkan

obat untuk usus besar Kolon drug delivery telah memperoleh pentingnya meningkat tidak hanya

untuk pengiriman obat untuk pengobatan lokalpenyakit yang berhubungan dengan usus seperti

Crohn penyakit kolitis ulserativa usus iritasisindrom dan sembelit tetapi juga untuk sistemik

pengiriman protein terapi peptida obatantiasthmatic antihipertensi obat dan agen antidiabetes

e Penyakit-penyakit pada kolon

Proctosigmoiditis

Proctosigmoiditis melibatkan peradangan rektum dan sigmoid colon (suatu segmen yang

pendek dari usus besar yang berdekatan pada rektum) Gejala-gejala dari proctosigmoiditis seperti

yang dari proctitis termasuk perdarahan rektum urgensi dan tenesmus Beberapa pasien-pasien

dengan proctosigmoiditis juga mengembangkan diare yang berdarah dan kejang-kejang

kolitis

Kolitis (radang usus besar) sisi kiri melibatkan peradangan yang mulai pada rektum dan

memanjang keatas usus besar (kolon) kiri (sigmoid colon dan kolon yang menurun) Gejala-gejala

kolitis sisi kiri termasuk diare yang berdarah kejang-kejang perut kehilangan berat badan dan

sakitnyeri perut sebelah kiri

Pancolitis

Pancolitis atau kolitis universal (universal colitis) merujuk pada peradangan yang mempengaruhi

seluruh kolon (usus besar kolon kanankolon kiri kolon transverse atau melintang dan rektum)

Gejala-gejala pancolitis termasuk diare berdarah sakit perut dan kejang-kejang kehilangan berat

badan kelelahan demam dan keringat-keringat malam Beberapa pasien-pasien dengan pancolitis

mempunyai peradangan derajat rendah dan gejala-gejala ringan yang siap merespon pada obat-obat

Umumnya bagaimanapun pasien-pasien dengan pancolitis menderita penyakit yang lebih berat dan

6

lebih sulit untuk dirawat daripada mereka yang dengan bentuk-bentuk radang borok usus besar yang

lebih terbatas

Fuminat colitis

Fulminant colitis adalah suatu bentuk pancolitis yang jarang namun berat Pasien-pasien dengan

fulminant colitis adalah sangat sakit dengan dehidrasi sakit perut yang parah diare yang

diperpanjang dengan perdarahan dan bahkan shock Mereka berisiko mengembangkan toxic

megacolon (dilatasi atau pelebaran kolon yang ditandai yang disebabkan oleh peradangan yang

parah) dan robekpecahnya kolon (perforasi) Pasien-pasien dengan fulminant colitis dan toxic

megacolon dirawat dirumah sakit dengan obat-obat intravenus (melalui urat nadi) yang berpotensi

Kecuali kalau mereka mereson pada perawatan dengan segera pengangkatan secara operasi dari

kolon yang berpenyakit adalah perlu untuk mencegah robekpecahnya kolon

Saat intensitas peradangan kolon pada radang borok usus besar berlapis lilin (wax) dan

menyusut melalui waktu lokasi dan luasnya penyakit pada seorang pasien umumnya tinggal konstan

Oleh karenanya ketika seorang pasien dengan ulcerative proctitis mengembangkan suatu

kekambuhan penyakitnya peradangan biasanya terbatas pada rektum Meskipun demikian sejumlah

kecil pasien-pasien (kurang dari 10) dengan ulcerative proctitis atau proctosigmoiditis dapat

mengembangkan kolitis yang lebih ekstensif di kemudian hari Jadi pasien-pasien yang pada

awalnya hanya mempunyai ulcerative proctitis dapat di kemudian hari mengembangkan kolitis sisi-

kiri atau bahkan pancolitis

Kanker kolorectal

Kanker Colorectal sering juga disebut sebagai kanker kolon atau kanker usus besar Penyakit

ini pertama-tama tumbuh di dalam usus besar atau rektumKanker usus besar merupakan jenis kanker

yang paling sering terjadi di Singapura Insiden kanker ini terus meningkat baik di kalangan pria

maupun wanita Di Singapura kanker jenis ini merupakan salah satu yang tertinggi di Asia bersama

dengan Taiwan Jepang dan Australia Berita bagusnya jumlah kematian akibat kanker usus besar

telah merosot dalam 15 tahun terakhir Ini berkat semakin banyak orang yang mengikuti skrining

kesehatan secara teratur yang bisa mendeteksi kanker usus besar sejak dini Pengobatan kanker usus

besar juga semakin baik sehingga pasien dapat dirawat dengan lebih efektif Deteksi dini kanker

usus besar biasanya dapat menyembuhkan secara totalTidak ada penyebab tunggal dari kanker

usus besar dan dalam sebagian besar kasus kanker ini dimulai dengan polip yang tumbuh

menjadi kanker Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan Sebagaimana kita ketahui sistem

pencernaan dimulai dari mulut lalu kerongkongan (esofagus) lambung usus halus (duodenum

yeyunum ileum) usus besar (kolon) rektum dan berakhir di dubur Usus besar terdiri dari kolon dan

rektum Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus terdiri dari kolon sebelah

7

kanan (kolon asenden) kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon

desenden) Setelah kolon barulah rektum yang merupakan saluran di atas dubur Bagian kolon yang

berhubungan dengan usus halus disebut caecum sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan

rektum disebut kolon sigmoid

Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat terkena kanker colorectal untuk

kedua kalinya Selain itu wanita dengan riwayat kanker di indung telur uterus (endometrium) atau

payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal Kanker

colorectal lebih biasa terjadi pada usia manusia yang semakin tua Lebih dari 90 persen orang yang

menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas Gejala umum dari kanker colorectal

adalah perubahan pada kebiasaan buang air besar Gejalanya antara lain

Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelitkonstipasi)

Usus besar Anda terasa tidak kosong seluruhnya

Ada darah (baik merah terang atau kehitaman) di kotoran Anda

Kotoran Anda lebih sempit dari biasanya

Sering kembung atau keram perut atau merasa kekenyangan atau begah

Kehilangan berat badan tanpa alas an

Selalu merasa sangat letih

Mual atau muntah-muntah

Polip usus

Polip di usus (Colorectal polyps) Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum

dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan

kanker) tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker

Berbagai polip colon dapat berdegenerasi maligna dan setiap polip kolon harus dicurigai

Normalnya kromosom sehat mengontrol pertumbuhan dari sel Jika kromosomnya rusak

pertumbuhan sel menjasi tisak terkontrol tumbuh polip Polip colon menunjukkan jinak bila

bertahun-tahun polip colon jinak dapat menjadi karsinoma6

Penyakit crohn

Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan

pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko

yang lebih besar

f Mekanisme kerja obat-obat pada kolon

8

Obat menghasilkan kerja dengan mengubah cairan tubuh atau membran sel atau dengan

beinteraksi dengan tempat reseptor Jel aluminium hidroksida obat mengubah zat kimia suatu cairan

tubuh (khususnya dengan menetralisasi kadar asam lambung) Obat-obatan misalnya gas anestsi

mum beinteraksi dengan membran sel Setelah sifat sel berubah obat mengeluarkan pengaruhnya

Mekanisme kerja obat yang paling umum ialah terikat pada tempat reseptor sel Reseptor

melokalisasi efek obat Tempat reseptor berinteraksi dengan obat karena memiliki bentuk kimia yang

sama Obat dan reseptor saling berikatan seperti gembok dan kuncinya Ketika obat dan reseptor

saling berikatan efek terapeutik dirasakan Setiap jaringan atau sel dalam tubuh memiliki kelompok

reseptor yang unik Misalnya reseptor pada sel jantung berespons pada preparat digitalis

Suatu obat yang diminum per oral akan melalui tiga fase farmasetik (disolusi)

farmakokinetik dan farmakodinamik agar kerja obat dapat terjadi Dalam fase farmasetik

obat berubah menjadi larutan sehingga dapat menembus membrane biologis Jika obat

diberikan melalui rute subkutan intramuscular atau intravena maka tidak terjadi fase farmaseutik

Fase kedua yaitu farmakokinetik terdiri dari empat proses (subfase)absorpsi distribusi

metabolisme (atau biotransformasi) dan ekskresi Dalam fase farmakodinamik atau fase

ketiga terjadi respons biologis atau fisiologis

1 A Fase Farmasetik (Disolusi)

Sekitar 80 obat diberikan melaui mulut oleh karena itu farmasetik(disolusi) adalah fase

pertama dari kerja obat Dalam saluran gastrointestinal obat-obat perlu dilarutkan agar dapat

diabsorsi Obat dalam bentuk padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi partikel-partikel

kecil supaya dapat larut ke dalam cairan dan proses ini dikenal sebagai disolusi

Tidak 100 dari sebuah tablet merupakan obat Ada bahan pengisi dan pelembam yang

dicampurkan dalam pembuatan obat sehingga obat dapat mempunyai ukuran tertentu dan

mempercepat disolusi obat tersebut Beberapa tambahan dalam obat sperti ion kalium (K)dan

natrium (Na)dalam kalium penisilin dan natrium penisilin meningkatkan penyerapan dari obat

tersebut Penisilin sangat buruk diabsorbsi dalam saluran gastrointestinal karena adanya asam

lambung Dengan penambahan kalium atau natrium ke dalam penisilin maka obat lebih banyak

diabsorbsi

Disintegrasi adalah pemecahan tablet atau pil menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dan

disolusi adalah melarutnya partikel-partikel yang lebih kecil itu dalam cairan gastrointestinal untuk

diabsorbsi Rate limiting adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah obat untuk berdisintegrasi dan

sampai menjadi siap untuk diabsorbsi oleh tubuh Obat-obat dalam bentuk cair lebih cepat siap

9

diserap oleh saluran gastrointestinal daripada obat dalam bentuk padat Pada umumnya obat-obat

berdisintegrasi lebih cepat dan diabsorpsi lebih cepat dalam cairan asam yang mempunyai pH 1 atau

2 daripada cairan basa Orang muda dan tua mempunyai keasaman lambung yang lebih rendah

sehingga pada umumnya absorpsi obat lebih lambat untuk obat-obat yang diabsorpsi terutama

melalui lambung

Obat-obat dengan enteric-coatedEC (selaput enterik) tidak dapat disintegrasi oleh

asam lambung sehingga disintegrasinya baru terjadi jika berada dalam suasana basa di dalam

usus halus Tablet anti coated dapat bertahan di dalam lambung untuk jangka waktu lama sehingga

oleh karenanya obat-obat demikian kurang efektif atau efek mulanya menjadi lambat

Makanan dalam saluran gastrointestinal dapat menggaggu pengenceran dan absorpsi obat-obat

tertentu Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung sehingga cairan atau makanan diperluan untuk

mengencerkan konsentrasi obat

1 B Fase Farmakokinetik

Farmakokinetik adalah ilmu tentang cara obat masuk ke dalam tubuh mencapai tempat kerjanya

dimetabolisme dan keluar dari tubuh Dokter dan perawat menggunakan pengetahuan

farmakokinetiknya ketika memberikan obat memilih rute pemberian obat menilai resiko perubahan keja

obat dan mengobservasi respons klienEmpat proses yang termasuk di dalamnya adalah absorpsi

distribusi metabolism (biotransformasi) dan ekskresi(eliminasi)

1 Absorpsi

Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari konsentrasi tinggi dari saluran

gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsipasif absorpsi aktif rinositosis atau pinositosis

Absorpsi aktif umumnya terjadi melalui difusi(pergerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

rendah) Absorpsi aktif membutuhkan carier atau pembawa untuk bergerak melawan konsentrasi

Pinositosis berarti membawa obat menembus membran dengan proses menelan

Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah nyeri stress kelaparan makanan dan pH

Sirkulasi yang buruk akibat syok obat-obat vasokonstriktor atau penyakit yang merintangi absorpsi

Rasa nyeri stress dan makanan yang padat pedas dan berlemak dapat memperlambat masa

pengosongan lambung sehingga obat lebih lama berada di dalam lambung Latihan dapat mengurangi

aliran darah dengan mengalihkan darah lebih banyak mengalir ke otot sehingga menurunkan sirkulasi ke

saluran gastrointestinal

10

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi absorpsi obat antara lain rute pemberian obat daya larut

obat dan kondisi di tempat absorpsi

Obat oral lebih mudah diabsorpsi jika diberikan diantara waktu makan Saat lambung terisi

makanan isi lambung secara perlahan diangkut ke duodenum sehingga absorpsi melambat Beberapa

makanan dan antasida membuat obat berikatan membentuk kompleks yang tidak dapat melewati lapisan

saluran cerna Contoh susu menghambat absorpsi zat besi dan tetrasiklin Beberapa obat hancur akibat

peningkatan keasaman isi lambung dan pencernaan protein selama makan Selubung enterik pada tablet

tertentu tidak larut dalam getah lambung sehingga obat tidak dapat dicerna di dalam saluran cerna

bagian atas Selubung juga melindungi lapisan lambung dari iritasi obat

Rute pemberian obat diprogramkan oleh pemberi perawatan kesehatan Perawat dapat meminta

obat diberikan dalam cara atau bentuk yang berbeda berdasarkan pengkajian fisik klien Contoh bila

klien tidak dapat menelan tablet maka perawat akan meminta obat dalam bentuk eliksir atau sirup

Pengetahuan tentang faktor yang dapat mengubah atau menurunkan absorpsi obat membantu perawat

melakukan pemberian obat dengan benar Makanan di dalam saluran cerna dapat mempengaruhi pH

motilitas dan pengangkuan obat ke dalam saluran cerna Kecepatan dan luas absorpsi juga dapat

dipengaruhi oleh makanan Perawat harus mengetahui implikasi keperawatan untuk setiap obat yang

diberikan Contohnya obat seperti aspirin zat besi dan fenitoin natrium (Dilantin) mengiritasi saluran

cerna dan harus diberikan bersama makanan atau segera setelah makan Bagaimanapun makanan dapat

mempengaruhi absorpsi obat misalnya kloksasilin natrium dan penisilin Oleh karena itu obat-obatan

tersebut harus diberikan satu sampai dua jam sebelum makan atau dua sampai tiga jam setelah makan

Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa buku obat keperawatan informasi obat atau

berkonsultasi dengan apoteker rumah sakit mengenai interaksi obat dan nutrien

C Fase Farmakodinamik

Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selular dan

mekanisme kerja obat Respons obat dapat menyebabkan efek fisiologi primer atau sekunder atau

kedua-duanya Efek primer adalah efek yang diinginkan dan efek sekunder bisa diinginkan atau

tidak diinginkan Salah satu contoh dari obat dengan efek primer dan sekunder adalah difenhidramin

(benadryl) suatu antihistamin Efek primer dari difenhidramin adalah untuk mengatasi gejala-gejala

alergi dan efek sekundernya adalah penekanan susunan saraf pusat yang menyebabkan rasa kantuk

Efek sekunder ini tidak diinginkan jika sedang mengendarai mobil tetapi pada saat tidur dapat

menjadi diinginkan karena menimbulkan sedasi ringan

OBAT-OBAT PENCAHAR

11

Banyak orang menggunakan obat pencahar (laksatif) untuk menghilangkan konstipasi Beberapa

obat aman digunakan dalam jangka waktu lama obat lainnya hanya boleh digunakan sesekali

Beberapa obatdigunakan untuk mencegah konstipasi obat lainnya digunakan untuk

mengobati konstipasi

Golongan obat-obat pencahar yang

biasa digunakan adalah

1048729 Bulking Agents

1048729 Pelunak Tinja

1048729 Minyak Mineral

1048729 Bahan-bahan Osmotik

1048729 Pencahar Perangsang

1048729 Bulking Agents

Bulking agents (gandum psilium kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan serat

pada tinja Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih

lunak dan lebih mudah dikeluarkan Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang

paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur Pada mulanya diberikan dalam jumlah

kecil Dosisnya ditingkatkan secara bertahap sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar

Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan

1048729 Pelunak Tinja

Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja Sebenarnya bahan ini adalah

detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja sehingga memungkinkan air menembus

tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak Peningkatan jumlah serat akan merangsang

kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah

dikeluarkan dari tubuh

g 5

1048729 Minyak Mineral

Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari

tubuh Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak Dan jika

seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja bisa terjadi

iritasi yang serius pada jaringan paru-paru Selain itu minyak mineral juga bisa merembes dari

rektum

1048729 Bahan Osmotik

Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar sehingga tinja

menjadi lunak dan mudah dilepaskan Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus

besar dan merangsang kontraksi Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat sulfat dan

magnesium)

12

atau gula (laktulosa dan sorbitol) Beberapa bahan osmotik mengandung natrium menyebabkan

retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung terutama jika diberikan

dalam jumlah besar Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke

dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal Pencahar ini pada umumnya bekerja

dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan Bahan ini

juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan

dan sebelum kolonoskopi

Pencahar Perangsang

Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan

mengeluarkan isinya Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna kaskara

fenolftalein bisakodil atau minyak kastor Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja

setengah padat tapi sering menyebabkan kram perut Dalam bentuk supositoria (obat yang

dimasukkan melalui lubang dubur) akan bekerja setelah 15-60 menit Penggunaan jangka panjang

dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini

sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes) Pencahar ini sering digunakan

untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati

konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya

narkotik)

SUPPOSITORIA

Mekanisme kerja supositoria dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

supositoria berefek mekanik

bahan dasar supositoria berefek mekanik tidak peka pada penyerapan Supositoria mulai berefek bila

terjadi kontak yang menimbulkan refleks defikasi namun pada keadaan konstipasi refleks tersebut

lemah Pada efek kontak tersebut terutama pada supositoria gliserin terjadi fenomena osmose yang

disebabkan oleh afinitas gliserin terhadap air Hal tersebut menimbulkan gerakan peristaltik

supositoria berefek setempat

termasuk dalam kelopok ini adalah supositoria anti wasir Yaitu senyawa yang efeknya disebabkan

oleh adanya sifat astringen atau peringkas pori Ke dalam basis supositoria yang sangt beragam

kadang-kadang ditambahkan senyawa peringkas pori baik dengan cara penyempitan maupun

hemostatik Dalam formula supositoria sering terdapat senyawa penenang Obat tersebut bekerja

secara rangkap baik terhadap perifer maupun sentral yang terakhir ini sepenuhnya berefek sistemik

supositoria berefek sistemik

adalah supositoria yang mengandung senyawa yang diserap dan berefek pada orgaNtubuh se

Supositoria Nutritif

13

Digunakan pada penyakit tertentu dimana saluran cerna tidak dapat menyerap makanan

Jumlah senyawa yang diserap tentu saja sedikit namun sudah cukup untuk mempertahankan hidup

Supositoria Obat

Supositoria tersebut mengandung zat aktif yang harus diserap mempunyai efek sistemik dan

bukan efek stempat Bila supositoria obat dimasukan ke dalam rektum pertama-tama akan timbul

efek refleks selanjutnya supositoria melebur atau melarut dalam cairan rektum hingga zat aktif

tersebar dipermukaan mukosa lalu berefek setempat dan selanjutnya memasuki sistem getah bening

Obat yang masuk ke peredaran darah akan berefek spesifik padda organ tubuh tertentu sesuai dengan

efek terapetiknya

absorpsi obat dari daerah anorektal dipengaruhi oleh faktor fisiologis

bull isi kolon

bull sirkulasi

bull pH

Karakteristik fisika kimia obat yang mempengaruhi absorpsi

bull koefisisn partisi lemak atau air

bull derajat ionisasi

Faktor yang berhubungan dengan laju absorbsi

bull Kelarutan obat

Pelepasan obat tergantung koefisien partisi lipid air dari obat Artinya obat yang larut dalam

basis lipid dan kadarnya rendah mempunyai tendensi kecil untuk cairan rektal Dan obat yang

sedikit larut dalam basis lipid dan kadarnya tinggi akan segera masuk didalam cairan rektal

bull Kadar obat dalam basis

Difusi obat dari basis supositoria merupakan fungsi kadar obat dan sifat kelarutan obat dalam

basis Pengangkutan melewati mukosa rektum adalah proses difusi sederhana maka bila

kadar obat dalam cairan renal tinggi maka absorpsi obat akan menjadi cepat dan kecepatan

absorpsi makin tinggi bagi bentuk obat yang tidak terdisosiasi

bull Ukuran partikel

14

Bila kelarutan obat dalam air terbatas dan tersuspensi didalam basis supositoria maka ukuran

partikel akan mempengaruhi kecepatran larutan dari obat ke cairan renal

bull Basis supositoria

Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak akan dilepas segera kecairan

renal bila basis cepat melepas setelah masuk kedalam rektum dan obat akan segera

diabsorpsi serta kerja awal dari aksi obat akan segera nyata Bila obat yang larut dalam air

dan berada dalam basis larut air kerja awal dari aksi obat akan segera nyata apabila basis tadi

segera larut dalam air

Kenyataan bahwa rektum atau kolom merupakan tempat absorpsi obat yang dapat

diandalkan terbukti dengan baik Untuk menjaga keefektifan terapis obat dalam suatu sediaan

harus dilakukan pemilihan garam obat dan basis yang sesuai

Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding penggunaan obat per oral atau melalui

saluran pencernaan adalah

1 Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung

2 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

3 Obat dapat masuk langsung dalam saluradarah dan berakibat obat dapat memberi efek lebih

cepat daripada penggunaan obat per oral

4 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar (Anief 2004)

Tujuan penggunaan suppositoria yaitu

1 Untuk tujuan lokal seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi lainnya

Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat diserap oleh membrane

mukosa dalam rectum Hal ini dilakukan terutama bila penggunaan obat per oral tidak

memungkinkan seperti pada pasien yang mudah muntah atau pingsan

2 Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat Kerja awal akan lebih cepat karena obat diserap

oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah

3 Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan

obat secara biokimia di dalam hati (Syamsuni 2005)

ENEMA

Enema merupakan sediaan obat dengan pemberian cairan ke dalam rektum dan kolon

dengan menggunakan aplikator khusus

Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut kembung

namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti

15

telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini Pada akhirnya setelah ilmu

pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan

medis penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya

Manfaat Enema

1 Merangsang gerakan usus besar yang berbeda dengan laxative Perbedaan utama terletak pada

cara penggunaannya laxative biasanya diberikan per oral sedangkan enema diberikan langsung ke

rectum hingga kolon Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batas daya tampung rongga kolon

diberikan pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau di

toilet Larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon mempunyai konsentrasi

gradien yang netral Larutan ini tidak menarik elektrilit dari tubuh seperti jika menggunakan air

biasa dan larutan ini tidak masuk ke membran kolon seperti pada penggunaan phosfat Dengan

demikian larutan ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama seperti

melembutkan feses pada kasus fecal impaction

2 Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi seperti

sigmoidoscopy atau colonoscopy Untuk kenyamanan dan mengharapkan kecepatan proses tindakan

enema dapat diberikan disposibel enema dengan konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg

berisikan sodium phospat atau sodium bikarbonat

3 Sebagai jalan alternatif pemberian obat Hal ini dilakukan bila pemberian obat per oral tidak

memungkinkan seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa mual beberapa anti angiogenik

lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan pemberian obat kanker arthritis pada orang

lanjut usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ pencernaan menghilangkan iritable bowel

syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan rectum dan untuk

tujuan hidrasi

4 Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan untuk mengobati

peradangan usus besar

5 Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema Enema berisi barium sulfat pembilasan

dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi normal

dari kolon tanpa komplikasi berupa konstipasi akibat pemberian barium sulfat

Indikasi Enema

Konstipasi berhubungan dengan jalur pembuangan yang kecil kering kotoran yang keras

atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu Ini terjadi karena pergerakan feses

melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi di usus besar Konstipasi berhubungan

16

dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot

volunter pada proses defekasi

Tablet kolon

Usus besar merupakan suatu tempat dimana penghantaran obat baik secara lokalmaupun

sistemik dapat terjadi Penghantaran secara lokal memungkinkan pengobatan secaratopikal bagi

penyakit peradangan usus besar Akan tetapi pengobatan dapat dibuat lebihefektif jika obat dapat

ditujukan secara langsung ke dalam kolon selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika

obat yang dihantarkan secara sistemik Karena itu dibuat obatyang dapat melepaskan zat aktif secara

langsung pada kolonSistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat

secaraperoral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar seperti ulcerative

colitis crohnrsquos disease amebiosis dan kanker kolon serta sistem penghantaran protein danobat

peptide yang dapat diabsorpsi di kolon tetapi terdegradasi di saluran pencernaan bagianatas Sistem ini harus

dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnya pelepasan danabsorpsi obat seharusnya tidak terjadi

di lambung maupun usus halusBerbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral

yang ditujukanuntuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan

carriermelapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH formulasi sistem release

penggunaancarrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon sistem bioadhesive

dansistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik Tablet ini terdiri dari 3 lapisanyaitu

1 Salut enteric bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tabletsehingga

mencegah obat dilepaskan di lambung

2 Lapisan polimer yang dapat tererosi ketika obat masuk ke usus salut enterik akanlarut dan

polimer ini mulai tererosi Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus

Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon

3 Inti inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di

dalam kolon Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic PH

yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif

akan dilepaskan

Evaluasi obat

Tablet oral

1Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya

17

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 5: 119565446 Makalah   Spo Kolon

kondroitin sulfat (CHS) (Gattani2009) pektin (A Akhgari dkk 2010) dan inulin (A Akhari

2009)Penelitian yang telah dilakukan Gattani (2009) dengan menggunakanChitosan-condroitin

sebagai penyalut pada indometasin ternyata penggunaan kombinasi keduanya dapat membantu

meningkatkan pemberian obat untuk ususbesar Kitosan (Chi) dan kondroitin (CHS) kompleks

mengikis secara perlahansaat buffer fosfat pada nilai pH diatas 65 dan pada perlakuan ini

menyebabkan penekanan pelepasan obat awal di segmen GIT atas dan pelepasan kontrol diusus

besar dimana nilai pH antara 65-70 Penelitian ini menggunakan metode cross linked dimana

silang polimer ini mampu mencegah dari pelepasan obat sepenuhnya disekitar lambung dan

usus kecil

Penelitian obat bersasaran (targeted drug delivery system) ini dimulai pada awal tahun 1960 an

sebagai strategi untuk pengobatan penyakit dengan harapan dan sasaran untuk meningkatkan efikasi

dan mengurangi toksisitas obat

Dalam formulasi sediaan ini yang berperan dalam penentuan farmakokinetika dan

distribusi selular obat adalah perilakuk molekul karier (pembawa) sediaan Penghantaran secara

selektif menuju jaringan sasaran akan mempertinggi konsentrasi obat pada sel target atau pada

kompartemen spesifik sel sasaran sehingga diharapkan efikasi obat dapat ditingkatkan Sasaran

penghantaran obat bersasaran pada awalnya adalah inkorporasi obat sitotoksik untuk pengobatan kanker

Rute pemberian obat secara oral merupakan cara pemberian obat yang luas digunakan dalam

pengobatan Sistem penghantaran obat spesifik colon memberikan beberapa keuntungan

terapeutik Pada beberapa penyakit colonic seperti kanker kolorektal penyakit Crohnrsquos spastic colon

dan lain sebagainya terbukti bahwa pengobatan secara local lebih efektif dari pengobatan sistematik

Penghantaran obat colonic ini dapat dicapai melalui pemberian obat secara oral dan rectal

Pemerian obat secara rectal (supositoria dan enema) tidak selalu efektif karena besarnya variabilitas

kadar obat menurut cara pemberian ini oleh karena itu pemberian obat secara oral merupakan

alternative pilihan terbaik

Absorpsi dan degradasi bahan aktif (obat) pada bagian atas salur cerna adalah masalah utama

pada system penghantaran obat melalui rute oral yang harus diatasi untuk mencapai keberhasilan

system penghantaran obat bersasaran colon (targeted colonic) Dalam pengembangan sediaan

bersasaran colon ini ada 4 elemen esensial yang saling terkait yaitu penyakit obat tujuan

(sasaran) dan system penghantaran obat Jadi dalam pengembangan sediaan sasaran colon ini perlu

dipelajari dengan baik

1 Memahami dengan baik masalah fisiologi salur cerna seperti Waktu transit sediaan melewati

segmen utama salur cerna Sebagai kebalikan transit adalah waktu tinggal sediaan dalam masing ndash

5

masing segmen salur cerna Faktor yang mempengaruhi sediaan di masing masing lokasi dan kondisi

termasuk disintegrasi fisik digesti intraluminal ambilan mucosal biotransformasi dan absorpsi dan

lain sebagainya

2 Keterkaitan dengan sifat fisikokimia obat

3 Mendesain formulasi yang sesuai untuk system colonic ini

Rute oral obat administrasi adalah yang paling nyaman dan penting metode pemberian obatuntuk

efek sistemik Hampir 50 dari pemberian obat sistem yang tersedia di pasar adalahDDS lisan dan

sistem ini memiliki keuntungan lebih karena pasien penerimaan dankemudahan administrasi

Selama dekade terakhir telah ada minat mengembangkanspesifik lokasi formulasi untuk menargetkan

obat untuk usus besar Kolon drug delivery telah memperoleh pentingnya meningkat tidak hanya

untuk pengiriman obat untuk pengobatan lokalpenyakit yang berhubungan dengan usus seperti

Crohn penyakit kolitis ulserativa usus iritasisindrom dan sembelit tetapi juga untuk sistemik

pengiriman protein terapi peptida obatantiasthmatic antihipertensi obat dan agen antidiabetes

e Penyakit-penyakit pada kolon

Proctosigmoiditis

Proctosigmoiditis melibatkan peradangan rektum dan sigmoid colon (suatu segmen yang

pendek dari usus besar yang berdekatan pada rektum) Gejala-gejala dari proctosigmoiditis seperti

yang dari proctitis termasuk perdarahan rektum urgensi dan tenesmus Beberapa pasien-pasien

dengan proctosigmoiditis juga mengembangkan diare yang berdarah dan kejang-kejang

kolitis

Kolitis (radang usus besar) sisi kiri melibatkan peradangan yang mulai pada rektum dan

memanjang keatas usus besar (kolon) kiri (sigmoid colon dan kolon yang menurun) Gejala-gejala

kolitis sisi kiri termasuk diare yang berdarah kejang-kejang perut kehilangan berat badan dan

sakitnyeri perut sebelah kiri

Pancolitis

Pancolitis atau kolitis universal (universal colitis) merujuk pada peradangan yang mempengaruhi

seluruh kolon (usus besar kolon kanankolon kiri kolon transverse atau melintang dan rektum)

Gejala-gejala pancolitis termasuk diare berdarah sakit perut dan kejang-kejang kehilangan berat

badan kelelahan demam dan keringat-keringat malam Beberapa pasien-pasien dengan pancolitis

mempunyai peradangan derajat rendah dan gejala-gejala ringan yang siap merespon pada obat-obat

Umumnya bagaimanapun pasien-pasien dengan pancolitis menderita penyakit yang lebih berat dan

6

lebih sulit untuk dirawat daripada mereka yang dengan bentuk-bentuk radang borok usus besar yang

lebih terbatas

Fuminat colitis

Fulminant colitis adalah suatu bentuk pancolitis yang jarang namun berat Pasien-pasien dengan

fulminant colitis adalah sangat sakit dengan dehidrasi sakit perut yang parah diare yang

diperpanjang dengan perdarahan dan bahkan shock Mereka berisiko mengembangkan toxic

megacolon (dilatasi atau pelebaran kolon yang ditandai yang disebabkan oleh peradangan yang

parah) dan robekpecahnya kolon (perforasi) Pasien-pasien dengan fulminant colitis dan toxic

megacolon dirawat dirumah sakit dengan obat-obat intravenus (melalui urat nadi) yang berpotensi

Kecuali kalau mereka mereson pada perawatan dengan segera pengangkatan secara operasi dari

kolon yang berpenyakit adalah perlu untuk mencegah robekpecahnya kolon

Saat intensitas peradangan kolon pada radang borok usus besar berlapis lilin (wax) dan

menyusut melalui waktu lokasi dan luasnya penyakit pada seorang pasien umumnya tinggal konstan

Oleh karenanya ketika seorang pasien dengan ulcerative proctitis mengembangkan suatu

kekambuhan penyakitnya peradangan biasanya terbatas pada rektum Meskipun demikian sejumlah

kecil pasien-pasien (kurang dari 10) dengan ulcerative proctitis atau proctosigmoiditis dapat

mengembangkan kolitis yang lebih ekstensif di kemudian hari Jadi pasien-pasien yang pada

awalnya hanya mempunyai ulcerative proctitis dapat di kemudian hari mengembangkan kolitis sisi-

kiri atau bahkan pancolitis

Kanker kolorectal

Kanker Colorectal sering juga disebut sebagai kanker kolon atau kanker usus besar Penyakit

ini pertama-tama tumbuh di dalam usus besar atau rektumKanker usus besar merupakan jenis kanker

yang paling sering terjadi di Singapura Insiden kanker ini terus meningkat baik di kalangan pria

maupun wanita Di Singapura kanker jenis ini merupakan salah satu yang tertinggi di Asia bersama

dengan Taiwan Jepang dan Australia Berita bagusnya jumlah kematian akibat kanker usus besar

telah merosot dalam 15 tahun terakhir Ini berkat semakin banyak orang yang mengikuti skrining

kesehatan secara teratur yang bisa mendeteksi kanker usus besar sejak dini Pengobatan kanker usus

besar juga semakin baik sehingga pasien dapat dirawat dengan lebih efektif Deteksi dini kanker

usus besar biasanya dapat menyembuhkan secara totalTidak ada penyebab tunggal dari kanker

usus besar dan dalam sebagian besar kasus kanker ini dimulai dengan polip yang tumbuh

menjadi kanker Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan Sebagaimana kita ketahui sistem

pencernaan dimulai dari mulut lalu kerongkongan (esofagus) lambung usus halus (duodenum

yeyunum ileum) usus besar (kolon) rektum dan berakhir di dubur Usus besar terdiri dari kolon dan

rektum Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus terdiri dari kolon sebelah

7

kanan (kolon asenden) kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon

desenden) Setelah kolon barulah rektum yang merupakan saluran di atas dubur Bagian kolon yang

berhubungan dengan usus halus disebut caecum sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan

rektum disebut kolon sigmoid

Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat terkena kanker colorectal untuk

kedua kalinya Selain itu wanita dengan riwayat kanker di indung telur uterus (endometrium) atau

payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal Kanker

colorectal lebih biasa terjadi pada usia manusia yang semakin tua Lebih dari 90 persen orang yang

menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas Gejala umum dari kanker colorectal

adalah perubahan pada kebiasaan buang air besar Gejalanya antara lain

Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelitkonstipasi)

Usus besar Anda terasa tidak kosong seluruhnya

Ada darah (baik merah terang atau kehitaman) di kotoran Anda

Kotoran Anda lebih sempit dari biasanya

Sering kembung atau keram perut atau merasa kekenyangan atau begah

Kehilangan berat badan tanpa alas an

Selalu merasa sangat letih

Mual atau muntah-muntah

Polip usus

Polip di usus (Colorectal polyps) Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum

dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan

kanker) tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker

Berbagai polip colon dapat berdegenerasi maligna dan setiap polip kolon harus dicurigai

Normalnya kromosom sehat mengontrol pertumbuhan dari sel Jika kromosomnya rusak

pertumbuhan sel menjasi tisak terkontrol tumbuh polip Polip colon menunjukkan jinak bila

bertahun-tahun polip colon jinak dapat menjadi karsinoma6

Penyakit crohn

Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan

pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko

yang lebih besar

f Mekanisme kerja obat-obat pada kolon

8

Obat menghasilkan kerja dengan mengubah cairan tubuh atau membran sel atau dengan

beinteraksi dengan tempat reseptor Jel aluminium hidroksida obat mengubah zat kimia suatu cairan

tubuh (khususnya dengan menetralisasi kadar asam lambung) Obat-obatan misalnya gas anestsi

mum beinteraksi dengan membran sel Setelah sifat sel berubah obat mengeluarkan pengaruhnya

Mekanisme kerja obat yang paling umum ialah terikat pada tempat reseptor sel Reseptor

melokalisasi efek obat Tempat reseptor berinteraksi dengan obat karena memiliki bentuk kimia yang

sama Obat dan reseptor saling berikatan seperti gembok dan kuncinya Ketika obat dan reseptor

saling berikatan efek terapeutik dirasakan Setiap jaringan atau sel dalam tubuh memiliki kelompok

reseptor yang unik Misalnya reseptor pada sel jantung berespons pada preparat digitalis

Suatu obat yang diminum per oral akan melalui tiga fase farmasetik (disolusi)

farmakokinetik dan farmakodinamik agar kerja obat dapat terjadi Dalam fase farmasetik

obat berubah menjadi larutan sehingga dapat menembus membrane biologis Jika obat

diberikan melalui rute subkutan intramuscular atau intravena maka tidak terjadi fase farmaseutik

Fase kedua yaitu farmakokinetik terdiri dari empat proses (subfase)absorpsi distribusi

metabolisme (atau biotransformasi) dan ekskresi Dalam fase farmakodinamik atau fase

ketiga terjadi respons biologis atau fisiologis

1 A Fase Farmasetik (Disolusi)

Sekitar 80 obat diberikan melaui mulut oleh karena itu farmasetik(disolusi) adalah fase

pertama dari kerja obat Dalam saluran gastrointestinal obat-obat perlu dilarutkan agar dapat

diabsorsi Obat dalam bentuk padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi partikel-partikel

kecil supaya dapat larut ke dalam cairan dan proses ini dikenal sebagai disolusi

Tidak 100 dari sebuah tablet merupakan obat Ada bahan pengisi dan pelembam yang

dicampurkan dalam pembuatan obat sehingga obat dapat mempunyai ukuran tertentu dan

mempercepat disolusi obat tersebut Beberapa tambahan dalam obat sperti ion kalium (K)dan

natrium (Na)dalam kalium penisilin dan natrium penisilin meningkatkan penyerapan dari obat

tersebut Penisilin sangat buruk diabsorbsi dalam saluran gastrointestinal karena adanya asam

lambung Dengan penambahan kalium atau natrium ke dalam penisilin maka obat lebih banyak

diabsorbsi

Disintegrasi adalah pemecahan tablet atau pil menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dan

disolusi adalah melarutnya partikel-partikel yang lebih kecil itu dalam cairan gastrointestinal untuk

diabsorbsi Rate limiting adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah obat untuk berdisintegrasi dan

sampai menjadi siap untuk diabsorbsi oleh tubuh Obat-obat dalam bentuk cair lebih cepat siap

9

diserap oleh saluran gastrointestinal daripada obat dalam bentuk padat Pada umumnya obat-obat

berdisintegrasi lebih cepat dan diabsorpsi lebih cepat dalam cairan asam yang mempunyai pH 1 atau

2 daripada cairan basa Orang muda dan tua mempunyai keasaman lambung yang lebih rendah

sehingga pada umumnya absorpsi obat lebih lambat untuk obat-obat yang diabsorpsi terutama

melalui lambung

Obat-obat dengan enteric-coatedEC (selaput enterik) tidak dapat disintegrasi oleh

asam lambung sehingga disintegrasinya baru terjadi jika berada dalam suasana basa di dalam

usus halus Tablet anti coated dapat bertahan di dalam lambung untuk jangka waktu lama sehingga

oleh karenanya obat-obat demikian kurang efektif atau efek mulanya menjadi lambat

Makanan dalam saluran gastrointestinal dapat menggaggu pengenceran dan absorpsi obat-obat

tertentu Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung sehingga cairan atau makanan diperluan untuk

mengencerkan konsentrasi obat

1 B Fase Farmakokinetik

Farmakokinetik adalah ilmu tentang cara obat masuk ke dalam tubuh mencapai tempat kerjanya

dimetabolisme dan keluar dari tubuh Dokter dan perawat menggunakan pengetahuan

farmakokinetiknya ketika memberikan obat memilih rute pemberian obat menilai resiko perubahan keja

obat dan mengobservasi respons klienEmpat proses yang termasuk di dalamnya adalah absorpsi

distribusi metabolism (biotransformasi) dan ekskresi(eliminasi)

1 Absorpsi

Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari konsentrasi tinggi dari saluran

gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsipasif absorpsi aktif rinositosis atau pinositosis

Absorpsi aktif umumnya terjadi melalui difusi(pergerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

rendah) Absorpsi aktif membutuhkan carier atau pembawa untuk bergerak melawan konsentrasi

Pinositosis berarti membawa obat menembus membran dengan proses menelan

Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah nyeri stress kelaparan makanan dan pH

Sirkulasi yang buruk akibat syok obat-obat vasokonstriktor atau penyakit yang merintangi absorpsi

Rasa nyeri stress dan makanan yang padat pedas dan berlemak dapat memperlambat masa

pengosongan lambung sehingga obat lebih lama berada di dalam lambung Latihan dapat mengurangi

aliran darah dengan mengalihkan darah lebih banyak mengalir ke otot sehingga menurunkan sirkulasi ke

saluran gastrointestinal

10

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi absorpsi obat antara lain rute pemberian obat daya larut

obat dan kondisi di tempat absorpsi

Obat oral lebih mudah diabsorpsi jika diberikan diantara waktu makan Saat lambung terisi

makanan isi lambung secara perlahan diangkut ke duodenum sehingga absorpsi melambat Beberapa

makanan dan antasida membuat obat berikatan membentuk kompleks yang tidak dapat melewati lapisan

saluran cerna Contoh susu menghambat absorpsi zat besi dan tetrasiklin Beberapa obat hancur akibat

peningkatan keasaman isi lambung dan pencernaan protein selama makan Selubung enterik pada tablet

tertentu tidak larut dalam getah lambung sehingga obat tidak dapat dicerna di dalam saluran cerna

bagian atas Selubung juga melindungi lapisan lambung dari iritasi obat

Rute pemberian obat diprogramkan oleh pemberi perawatan kesehatan Perawat dapat meminta

obat diberikan dalam cara atau bentuk yang berbeda berdasarkan pengkajian fisik klien Contoh bila

klien tidak dapat menelan tablet maka perawat akan meminta obat dalam bentuk eliksir atau sirup

Pengetahuan tentang faktor yang dapat mengubah atau menurunkan absorpsi obat membantu perawat

melakukan pemberian obat dengan benar Makanan di dalam saluran cerna dapat mempengaruhi pH

motilitas dan pengangkuan obat ke dalam saluran cerna Kecepatan dan luas absorpsi juga dapat

dipengaruhi oleh makanan Perawat harus mengetahui implikasi keperawatan untuk setiap obat yang

diberikan Contohnya obat seperti aspirin zat besi dan fenitoin natrium (Dilantin) mengiritasi saluran

cerna dan harus diberikan bersama makanan atau segera setelah makan Bagaimanapun makanan dapat

mempengaruhi absorpsi obat misalnya kloksasilin natrium dan penisilin Oleh karena itu obat-obatan

tersebut harus diberikan satu sampai dua jam sebelum makan atau dua sampai tiga jam setelah makan

Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa buku obat keperawatan informasi obat atau

berkonsultasi dengan apoteker rumah sakit mengenai interaksi obat dan nutrien

C Fase Farmakodinamik

Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selular dan

mekanisme kerja obat Respons obat dapat menyebabkan efek fisiologi primer atau sekunder atau

kedua-duanya Efek primer adalah efek yang diinginkan dan efek sekunder bisa diinginkan atau

tidak diinginkan Salah satu contoh dari obat dengan efek primer dan sekunder adalah difenhidramin

(benadryl) suatu antihistamin Efek primer dari difenhidramin adalah untuk mengatasi gejala-gejala

alergi dan efek sekundernya adalah penekanan susunan saraf pusat yang menyebabkan rasa kantuk

Efek sekunder ini tidak diinginkan jika sedang mengendarai mobil tetapi pada saat tidur dapat

menjadi diinginkan karena menimbulkan sedasi ringan

OBAT-OBAT PENCAHAR

11

Banyak orang menggunakan obat pencahar (laksatif) untuk menghilangkan konstipasi Beberapa

obat aman digunakan dalam jangka waktu lama obat lainnya hanya boleh digunakan sesekali

Beberapa obatdigunakan untuk mencegah konstipasi obat lainnya digunakan untuk

mengobati konstipasi

Golongan obat-obat pencahar yang

biasa digunakan adalah

1048729 Bulking Agents

1048729 Pelunak Tinja

1048729 Minyak Mineral

1048729 Bahan-bahan Osmotik

1048729 Pencahar Perangsang

1048729 Bulking Agents

Bulking agents (gandum psilium kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan serat

pada tinja Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih

lunak dan lebih mudah dikeluarkan Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang

paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur Pada mulanya diberikan dalam jumlah

kecil Dosisnya ditingkatkan secara bertahap sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar

Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan

1048729 Pelunak Tinja

Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja Sebenarnya bahan ini adalah

detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja sehingga memungkinkan air menembus

tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak Peningkatan jumlah serat akan merangsang

kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah

dikeluarkan dari tubuh

g 5

1048729 Minyak Mineral

Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari

tubuh Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak Dan jika

seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja bisa terjadi

iritasi yang serius pada jaringan paru-paru Selain itu minyak mineral juga bisa merembes dari

rektum

1048729 Bahan Osmotik

Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar sehingga tinja

menjadi lunak dan mudah dilepaskan Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus

besar dan merangsang kontraksi Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat sulfat dan

magnesium)

12

atau gula (laktulosa dan sorbitol) Beberapa bahan osmotik mengandung natrium menyebabkan

retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung terutama jika diberikan

dalam jumlah besar Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke

dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal Pencahar ini pada umumnya bekerja

dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan Bahan ini

juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan

dan sebelum kolonoskopi

Pencahar Perangsang

Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan

mengeluarkan isinya Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna kaskara

fenolftalein bisakodil atau minyak kastor Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja

setengah padat tapi sering menyebabkan kram perut Dalam bentuk supositoria (obat yang

dimasukkan melalui lubang dubur) akan bekerja setelah 15-60 menit Penggunaan jangka panjang

dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini

sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes) Pencahar ini sering digunakan

untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati

konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya

narkotik)

SUPPOSITORIA

Mekanisme kerja supositoria dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

supositoria berefek mekanik

bahan dasar supositoria berefek mekanik tidak peka pada penyerapan Supositoria mulai berefek bila

terjadi kontak yang menimbulkan refleks defikasi namun pada keadaan konstipasi refleks tersebut

lemah Pada efek kontak tersebut terutama pada supositoria gliserin terjadi fenomena osmose yang

disebabkan oleh afinitas gliserin terhadap air Hal tersebut menimbulkan gerakan peristaltik

supositoria berefek setempat

termasuk dalam kelopok ini adalah supositoria anti wasir Yaitu senyawa yang efeknya disebabkan

oleh adanya sifat astringen atau peringkas pori Ke dalam basis supositoria yang sangt beragam

kadang-kadang ditambahkan senyawa peringkas pori baik dengan cara penyempitan maupun

hemostatik Dalam formula supositoria sering terdapat senyawa penenang Obat tersebut bekerja

secara rangkap baik terhadap perifer maupun sentral yang terakhir ini sepenuhnya berefek sistemik

supositoria berefek sistemik

adalah supositoria yang mengandung senyawa yang diserap dan berefek pada orgaNtubuh se

Supositoria Nutritif

13

Digunakan pada penyakit tertentu dimana saluran cerna tidak dapat menyerap makanan

Jumlah senyawa yang diserap tentu saja sedikit namun sudah cukup untuk mempertahankan hidup

Supositoria Obat

Supositoria tersebut mengandung zat aktif yang harus diserap mempunyai efek sistemik dan

bukan efek stempat Bila supositoria obat dimasukan ke dalam rektum pertama-tama akan timbul

efek refleks selanjutnya supositoria melebur atau melarut dalam cairan rektum hingga zat aktif

tersebar dipermukaan mukosa lalu berefek setempat dan selanjutnya memasuki sistem getah bening

Obat yang masuk ke peredaran darah akan berefek spesifik padda organ tubuh tertentu sesuai dengan

efek terapetiknya

absorpsi obat dari daerah anorektal dipengaruhi oleh faktor fisiologis

bull isi kolon

bull sirkulasi

bull pH

Karakteristik fisika kimia obat yang mempengaruhi absorpsi

bull koefisisn partisi lemak atau air

bull derajat ionisasi

Faktor yang berhubungan dengan laju absorbsi

bull Kelarutan obat

Pelepasan obat tergantung koefisien partisi lipid air dari obat Artinya obat yang larut dalam

basis lipid dan kadarnya rendah mempunyai tendensi kecil untuk cairan rektal Dan obat yang

sedikit larut dalam basis lipid dan kadarnya tinggi akan segera masuk didalam cairan rektal

bull Kadar obat dalam basis

Difusi obat dari basis supositoria merupakan fungsi kadar obat dan sifat kelarutan obat dalam

basis Pengangkutan melewati mukosa rektum adalah proses difusi sederhana maka bila

kadar obat dalam cairan renal tinggi maka absorpsi obat akan menjadi cepat dan kecepatan

absorpsi makin tinggi bagi bentuk obat yang tidak terdisosiasi

bull Ukuran partikel

14

Bila kelarutan obat dalam air terbatas dan tersuspensi didalam basis supositoria maka ukuran

partikel akan mempengaruhi kecepatran larutan dari obat ke cairan renal

bull Basis supositoria

Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak akan dilepas segera kecairan

renal bila basis cepat melepas setelah masuk kedalam rektum dan obat akan segera

diabsorpsi serta kerja awal dari aksi obat akan segera nyata Bila obat yang larut dalam air

dan berada dalam basis larut air kerja awal dari aksi obat akan segera nyata apabila basis tadi

segera larut dalam air

Kenyataan bahwa rektum atau kolom merupakan tempat absorpsi obat yang dapat

diandalkan terbukti dengan baik Untuk menjaga keefektifan terapis obat dalam suatu sediaan

harus dilakukan pemilihan garam obat dan basis yang sesuai

Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding penggunaan obat per oral atau melalui

saluran pencernaan adalah

1 Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung

2 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

3 Obat dapat masuk langsung dalam saluradarah dan berakibat obat dapat memberi efek lebih

cepat daripada penggunaan obat per oral

4 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar (Anief 2004)

Tujuan penggunaan suppositoria yaitu

1 Untuk tujuan lokal seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi lainnya

Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat diserap oleh membrane

mukosa dalam rectum Hal ini dilakukan terutama bila penggunaan obat per oral tidak

memungkinkan seperti pada pasien yang mudah muntah atau pingsan

2 Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat Kerja awal akan lebih cepat karena obat diserap

oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah

3 Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan

obat secara biokimia di dalam hati (Syamsuni 2005)

ENEMA

Enema merupakan sediaan obat dengan pemberian cairan ke dalam rektum dan kolon

dengan menggunakan aplikator khusus

Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut kembung

namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti

15

telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini Pada akhirnya setelah ilmu

pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan

medis penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya

Manfaat Enema

1 Merangsang gerakan usus besar yang berbeda dengan laxative Perbedaan utama terletak pada

cara penggunaannya laxative biasanya diberikan per oral sedangkan enema diberikan langsung ke

rectum hingga kolon Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batas daya tampung rongga kolon

diberikan pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau di

toilet Larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon mempunyai konsentrasi

gradien yang netral Larutan ini tidak menarik elektrilit dari tubuh seperti jika menggunakan air

biasa dan larutan ini tidak masuk ke membran kolon seperti pada penggunaan phosfat Dengan

demikian larutan ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama seperti

melembutkan feses pada kasus fecal impaction

2 Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi seperti

sigmoidoscopy atau colonoscopy Untuk kenyamanan dan mengharapkan kecepatan proses tindakan

enema dapat diberikan disposibel enema dengan konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg

berisikan sodium phospat atau sodium bikarbonat

3 Sebagai jalan alternatif pemberian obat Hal ini dilakukan bila pemberian obat per oral tidak

memungkinkan seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa mual beberapa anti angiogenik

lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan pemberian obat kanker arthritis pada orang

lanjut usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ pencernaan menghilangkan iritable bowel

syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan rectum dan untuk

tujuan hidrasi

4 Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan untuk mengobati

peradangan usus besar

5 Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema Enema berisi barium sulfat pembilasan

dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi normal

dari kolon tanpa komplikasi berupa konstipasi akibat pemberian barium sulfat

Indikasi Enema

Konstipasi berhubungan dengan jalur pembuangan yang kecil kering kotoran yang keras

atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu Ini terjadi karena pergerakan feses

melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi di usus besar Konstipasi berhubungan

16

dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot

volunter pada proses defekasi

Tablet kolon

Usus besar merupakan suatu tempat dimana penghantaran obat baik secara lokalmaupun

sistemik dapat terjadi Penghantaran secara lokal memungkinkan pengobatan secaratopikal bagi

penyakit peradangan usus besar Akan tetapi pengobatan dapat dibuat lebihefektif jika obat dapat

ditujukan secara langsung ke dalam kolon selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika

obat yang dihantarkan secara sistemik Karena itu dibuat obatyang dapat melepaskan zat aktif secara

langsung pada kolonSistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat

secaraperoral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar seperti ulcerative

colitis crohnrsquos disease amebiosis dan kanker kolon serta sistem penghantaran protein danobat

peptide yang dapat diabsorpsi di kolon tetapi terdegradasi di saluran pencernaan bagianatas Sistem ini harus

dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnya pelepasan danabsorpsi obat seharusnya tidak terjadi

di lambung maupun usus halusBerbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral

yang ditujukanuntuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan

carriermelapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH formulasi sistem release

penggunaancarrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon sistem bioadhesive

dansistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik Tablet ini terdiri dari 3 lapisanyaitu

1 Salut enteric bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tabletsehingga

mencegah obat dilepaskan di lambung

2 Lapisan polimer yang dapat tererosi ketika obat masuk ke usus salut enterik akanlarut dan

polimer ini mulai tererosi Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus

Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon

3 Inti inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di

dalam kolon Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic PH

yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif

akan dilepaskan

Evaluasi obat

Tablet oral

1Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya

17

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 6: 119565446 Makalah   Spo Kolon

masing segmen salur cerna Faktor yang mempengaruhi sediaan di masing masing lokasi dan kondisi

termasuk disintegrasi fisik digesti intraluminal ambilan mucosal biotransformasi dan absorpsi dan

lain sebagainya

2 Keterkaitan dengan sifat fisikokimia obat

3 Mendesain formulasi yang sesuai untuk system colonic ini

Rute oral obat administrasi adalah yang paling nyaman dan penting metode pemberian obatuntuk

efek sistemik Hampir 50 dari pemberian obat sistem yang tersedia di pasar adalahDDS lisan dan

sistem ini memiliki keuntungan lebih karena pasien penerimaan dankemudahan administrasi

Selama dekade terakhir telah ada minat mengembangkanspesifik lokasi formulasi untuk menargetkan

obat untuk usus besar Kolon drug delivery telah memperoleh pentingnya meningkat tidak hanya

untuk pengiriman obat untuk pengobatan lokalpenyakit yang berhubungan dengan usus seperti

Crohn penyakit kolitis ulserativa usus iritasisindrom dan sembelit tetapi juga untuk sistemik

pengiriman protein terapi peptida obatantiasthmatic antihipertensi obat dan agen antidiabetes

e Penyakit-penyakit pada kolon

Proctosigmoiditis

Proctosigmoiditis melibatkan peradangan rektum dan sigmoid colon (suatu segmen yang

pendek dari usus besar yang berdekatan pada rektum) Gejala-gejala dari proctosigmoiditis seperti

yang dari proctitis termasuk perdarahan rektum urgensi dan tenesmus Beberapa pasien-pasien

dengan proctosigmoiditis juga mengembangkan diare yang berdarah dan kejang-kejang

kolitis

Kolitis (radang usus besar) sisi kiri melibatkan peradangan yang mulai pada rektum dan

memanjang keatas usus besar (kolon) kiri (sigmoid colon dan kolon yang menurun) Gejala-gejala

kolitis sisi kiri termasuk diare yang berdarah kejang-kejang perut kehilangan berat badan dan

sakitnyeri perut sebelah kiri

Pancolitis

Pancolitis atau kolitis universal (universal colitis) merujuk pada peradangan yang mempengaruhi

seluruh kolon (usus besar kolon kanankolon kiri kolon transverse atau melintang dan rektum)

Gejala-gejala pancolitis termasuk diare berdarah sakit perut dan kejang-kejang kehilangan berat

badan kelelahan demam dan keringat-keringat malam Beberapa pasien-pasien dengan pancolitis

mempunyai peradangan derajat rendah dan gejala-gejala ringan yang siap merespon pada obat-obat

Umumnya bagaimanapun pasien-pasien dengan pancolitis menderita penyakit yang lebih berat dan

6

lebih sulit untuk dirawat daripada mereka yang dengan bentuk-bentuk radang borok usus besar yang

lebih terbatas

Fuminat colitis

Fulminant colitis adalah suatu bentuk pancolitis yang jarang namun berat Pasien-pasien dengan

fulminant colitis adalah sangat sakit dengan dehidrasi sakit perut yang parah diare yang

diperpanjang dengan perdarahan dan bahkan shock Mereka berisiko mengembangkan toxic

megacolon (dilatasi atau pelebaran kolon yang ditandai yang disebabkan oleh peradangan yang

parah) dan robekpecahnya kolon (perforasi) Pasien-pasien dengan fulminant colitis dan toxic

megacolon dirawat dirumah sakit dengan obat-obat intravenus (melalui urat nadi) yang berpotensi

Kecuali kalau mereka mereson pada perawatan dengan segera pengangkatan secara operasi dari

kolon yang berpenyakit adalah perlu untuk mencegah robekpecahnya kolon

Saat intensitas peradangan kolon pada radang borok usus besar berlapis lilin (wax) dan

menyusut melalui waktu lokasi dan luasnya penyakit pada seorang pasien umumnya tinggal konstan

Oleh karenanya ketika seorang pasien dengan ulcerative proctitis mengembangkan suatu

kekambuhan penyakitnya peradangan biasanya terbatas pada rektum Meskipun demikian sejumlah

kecil pasien-pasien (kurang dari 10) dengan ulcerative proctitis atau proctosigmoiditis dapat

mengembangkan kolitis yang lebih ekstensif di kemudian hari Jadi pasien-pasien yang pada

awalnya hanya mempunyai ulcerative proctitis dapat di kemudian hari mengembangkan kolitis sisi-

kiri atau bahkan pancolitis

Kanker kolorectal

Kanker Colorectal sering juga disebut sebagai kanker kolon atau kanker usus besar Penyakit

ini pertama-tama tumbuh di dalam usus besar atau rektumKanker usus besar merupakan jenis kanker

yang paling sering terjadi di Singapura Insiden kanker ini terus meningkat baik di kalangan pria

maupun wanita Di Singapura kanker jenis ini merupakan salah satu yang tertinggi di Asia bersama

dengan Taiwan Jepang dan Australia Berita bagusnya jumlah kematian akibat kanker usus besar

telah merosot dalam 15 tahun terakhir Ini berkat semakin banyak orang yang mengikuti skrining

kesehatan secara teratur yang bisa mendeteksi kanker usus besar sejak dini Pengobatan kanker usus

besar juga semakin baik sehingga pasien dapat dirawat dengan lebih efektif Deteksi dini kanker

usus besar biasanya dapat menyembuhkan secara totalTidak ada penyebab tunggal dari kanker

usus besar dan dalam sebagian besar kasus kanker ini dimulai dengan polip yang tumbuh

menjadi kanker Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan Sebagaimana kita ketahui sistem

pencernaan dimulai dari mulut lalu kerongkongan (esofagus) lambung usus halus (duodenum

yeyunum ileum) usus besar (kolon) rektum dan berakhir di dubur Usus besar terdiri dari kolon dan

rektum Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus terdiri dari kolon sebelah

7

kanan (kolon asenden) kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon

desenden) Setelah kolon barulah rektum yang merupakan saluran di atas dubur Bagian kolon yang

berhubungan dengan usus halus disebut caecum sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan

rektum disebut kolon sigmoid

Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat terkena kanker colorectal untuk

kedua kalinya Selain itu wanita dengan riwayat kanker di indung telur uterus (endometrium) atau

payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal Kanker

colorectal lebih biasa terjadi pada usia manusia yang semakin tua Lebih dari 90 persen orang yang

menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas Gejala umum dari kanker colorectal

adalah perubahan pada kebiasaan buang air besar Gejalanya antara lain

Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelitkonstipasi)

Usus besar Anda terasa tidak kosong seluruhnya

Ada darah (baik merah terang atau kehitaman) di kotoran Anda

Kotoran Anda lebih sempit dari biasanya

Sering kembung atau keram perut atau merasa kekenyangan atau begah

Kehilangan berat badan tanpa alas an

Selalu merasa sangat letih

Mual atau muntah-muntah

Polip usus

Polip di usus (Colorectal polyps) Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum

dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan

kanker) tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker

Berbagai polip colon dapat berdegenerasi maligna dan setiap polip kolon harus dicurigai

Normalnya kromosom sehat mengontrol pertumbuhan dari sel Jika kromosomnya rusak

pertumbuhan sel menjasi tisak terkontrol tumbuh polip Polip colon menunjukkan jinak bila

bertahun-tahun polip colon jinak dapat menjadi karsinoma6

Penyakit crohn

Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan

pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko

yang lebih besar

f Mekanisme kerja obat-obat pada kolon

8

Obat menghasilkan kerja dengan mengubah cairan tubuh atau membran sel atau dengan

beinteraksi dengan tempat reseptor Jel aluminium hidroksida obat mengubah zat kimia suatu cairan

tubuh (khususnya dengan menetralisasi kadar asam lambung) Obat-obatan misalnya gas anestsi

mum beinteraksi dengan membran sel Setelah sifat sel berubah obat mengeluarkan pengaruhnya

Mekanisme kerja obat yang paling umum ialah terikat pada tempat reseptor sel Reseptor

melokalisasi efek obat Tempat reseptor berinteraksi dengan obat karena memiliki bentuk kimia yang

sama Obat dan reseptor saling berikatan seperti gembok dan kuncinya Ketika obat dan reseptor

saling berikatan efek terapeutik dirasakan Setiap jaringan atau sel dalam tubuh memiliki kelompok

reseptor yang unik Misalnya reseptor pada sel jantung berespons pada preparat digitalis

Suatu obat yang diminum per oral akan melalui tiga fase farmasetik (disolusi)

farmakokinetik dan farmakodinamik agar kerja obat dapat terjadi Dalam fase farmasetik

obat berubah menjadi larutan sehingga dapat menembus membrane biologis Jika obat

diberikan melalui rute subkutan intramuscular atau intravena maka tidak terjadi fase farmaseutik

Fase kedua yaitu farmakokinetik terdiri dari empat proses (subfase)absorpsi distribusi

metabolisme (atau biotransformasi) dan ekskresi Dalam fase farmakodinamik atau fase

ketiga terjadi respons biologis atau fisiologis

1 A Fase Farmasetik (Disolusi)

Sekitar 80 obat diberikan melaui mulut oleh karena itu farmasetik(disolusi) adalah fase

pertama dari kerja obat Dalam saluran gastrointestinal obat-obat perlu dilarutkan agar dapat

diabsorsi Obat dalam bentuk padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi partikel-partikel

kecil supaya dapat larut ke dalam cairan dan proses ini dikenal sebagai disolusi

Tidak 100 dari sebuah tablet merupakan obat Ada bahan pengisi dan pelembam yang

dicampurkan dalam pembuatan obat sehingga obat dapat mempunyai ukuran tertentu dan

mempercepat disolusi obat tersebut Beberapa tambahan dalam obat sperti ion kalium (K)dan

natrium (Na)dalam kalium penisilin dan natrium penisilin meningkatkan penyerapan dari obat

tersebut Penisilin sangat buruk diabsorbsi dalam saluran gastrointestinal karena adanya asam

lambung Dengan penambahan kalium atau natrium ke dalam penisilin maka obat lebih banyak

diabsorbsi

Disintegrasi adalah pemecahan tablet atau pil menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dan

disolusi adalah melarutnya partikel-partikel yang lebih kecil itu dalam cairan gastrointestinal untuk

diabsorbsi Rate limiting adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah obat untuk berdisintegrasi dan

sampai menjadi siap untuk diabsorbsi oleh tubuh Obat-obat dalam bentuk cair lebih cepat siap

9

diserap oleh saluran gastrointestinal daripada obat dalam bentuk padat Pada umumnya obat-obat

berdisintegrasi lebih cepat dan diabsorpsi lebih cepat dalam cairan asam yang mempunyai pH 1 atau

2 daripada cairan basa Orang muda dan tua mempunyai keasaman lambung yang lebih rendah

sehingga pada umumnya absorpsi obat lebih lambat untuk obat-obat yang diabsorpsi terutama

melalui lambung

Obat-obat dengan enteric-coatedEC (selaput enterik) tidak dapat disintegrasi oleh

asam lambung sehingga disintegrasinya baru terjadi jika berada dalam suasana basa di dalam

usus halus Tablet anti coated dapat bertahan di dalam lambung untuk jangka waktu lama sehingga

oleh karenanya obat-obat demikian kurang efektif atau efek mulanya menjadi lambat

Makanan dalam saluran gastrointestinal dapat menggaggu pengenceran dan absorpsi obat-obat

tertentu Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung sehingga cairan atau makanan diperluan untuk

mengencerkan konsentrasi obat

1 B Fase Farmakokinetik

Farmakokinetik adalah ilmu tentang cara obat masuk ke dalam tubuh mencapai tempat kerjanya

dimetabolisme dan keluar dari tubuh Dokter dan perawat menggunakan pengetahuan

farmakokinetiknya ketika memberikan obat memilih rute pemberian obat menilai resiko perubahan keja

obat dan mengobservasi respons klienEmpat proses yang termasuk di dalamnya adalah absorpsi

distribusi metabolism (biotransformasi) dan ekskresi(eliminasi)

1 Absorpsi

Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari konsentrasi tinggi dari saluran

gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsipasif absorpsi aktif rinositosis atau pinositosis

Absorpsi aktif umumnya terjadi melalui difusi(pergerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

rendah) Absorpsi aktif membutuhkan carier atau pembawa untuk bergerak melawan konsentrasi

Pinositosis berarti membawa obat menembus membran dengan proses menelan

Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah nyeri stress kelaparan makanan dan pH

Sirkulasi yang buruk akibat syok obat-obat vasokonstriktor atau penyakit yang merintangi absorpsi

Rasa nyeri stress dan makanan yang padat pedas dan berlemak dapat memperlambat masa

pengosongan lambung sehingga obat lebih lama berada di dalam lambung Latihan dapat mengurangi

aliran darah dengan mengalihkan darah lebih banyak mengalir ke otot sehingga menurunkan sirkulasi ke

saluran gastrointestinal

10

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi absorpsi obat antara lain rute pemberian obat daya larut

obat dan kondisi di tempat absorpsi

Obat oral lebih mudah diabsorpsi jika diberikan diantara waktu makan Saat lambung terisi

makanan isi lambung secara perlahan diangkut ke duodenum sehingga absorpsi melambat Beberapa

makanan dan antasida membuat obat berikatan membentuk kompleks yang tidak dapat melewati lapisan

saluran cerna Contoh susu menghambat absorpsi zat besi dan tetrasiklin Beberapa obat hancur akibat

peningkatan keasaman isi lambung dan pencernaan protein selama makan Selubung enterik pada tablet

tertentu tidak larut dalam getah lambung sehingga obat tidak dapat dicerna di dalam saluran cerna

bagian atas Selubung juga melindungi lapisan lambung dari iritasi obat

Rute pemberian obat diprogramkan oleh pemberi perawatan kesehatan Perawat dapat meminta

obat diberikan dalam cara atau bentuk yang berbeda berdasarkan pengkajian fisik klien Contoh bila

klien tidak dapat menelan tablet maka perawat akan meminta obat dalam bentuk eliksir atau sirup

Pengetahuan tentang faktor yang dapat mengubah atau menurunkan absorpsi obat membantu perawat

melakukan pemberian obat dengan benar Makanan di dalam saluran cerna dapat mempengaruhi pH

motilitas dan pengangkuan obat ke dalam saluran cerna Kecepatan dan luas absorpsi juga dapat

dipengaruhi oleh makanan Perawat harus mengetahui implikasi keperawatan untuk setiap obat yang

diberikan Contohnya obat seperti aspirin zat besi dan fenitoin natrium (Dilantin) mengiritasi saluran

cerna dan harus diberikan bersama makanan atau segera setelah makan Bagaimanapun makanan dapat

mempengaruhi absorpsi obat misalnya kloksasilin natrium dan penisilin Oleh karena itu obat-obatan

tersebut harus diberikan satu sampai dua jam sebelum makan atau dua sampai tiga jam setelah makan

Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa buku obat keperawatan informasi obat atau

berkonsultasi dengan apoteker rumah sakit mengenai interaksi obat dan nutrien

C Fase Farmakodinamik

Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selular dan

mekanisme kerja obat Respons obat dapat menyebabkan efek fisiologi primer atau sekunder atau

kedua-duanya Efek primer adalah efek yang diinginkan dan efek sekunder bisa diinginkan atau

tidak diinginkan Salah satu contoh dari obat dengan efek primer dan sekunder adalah difenhidramin

(benadryl) suatu antihistamin Efek primer dari difenhidramin adalah untuk mengatasi gejala-gejala

alergi dan efek sekundernya adalah penekanan susunan saraf pusat yang menyebabkan rasa kantuk

Efek sekunder ini tidak diinginkan jika sedang mengendarai mobil tetapi pada saat tidur dapat

menjadi diinginkan karena menimbulkan sedasi ringan

OBAT-OBAT PENCAHAR

11

Banyak orang menggunakan obat pencahar (laksatif) untuk menghilangkan konstipasi Beberapa

obat aman digunakan dalam jangka waktu lama obat lainnya hanya boleh digunakan sesekali

Beberapa obatdigunakan untuk mencegah konstipasi obat lainnya digunakan untuk

mengobati konstipasi

Golongan obat-obat pencahar yang

biasa digunakan adalah

1048729 Bulking Agents

1048729 Pelunak Tinja

1048729 Minyak Mineral

1048729 Bahan-bahan Osmotik

1048729 Pencahar Perangsang

1048729 Bulking Agents

Bulking agents (gandum psilium kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan serat

pada tinja Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih

lunak dan lebih mudah dikeluarkan Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang

paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur Pada mulanya diberikan dalam jumlah

kecil Dosisnya ditingkatkan secara bertahap sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar

Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan

1048729 Pelunak Tinja

Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja Sebenarnya bahan ini adalah

detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja sehingga memungkinkan air menembus

tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak Peningkatan jumlah serat akan merangsang

kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah

dikeluarkan dari tubuh

g 5

1048729 Minyak Mineral

Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari

tubuh Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak Dan jika

seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja bisa terjadi

iritasi yang serius pada jaringan paru-paru Selain itu minyak mineral juga bisa merembes dari

rektum

1048729 Bahan Osmotik

Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar sehingga tinja

menjadi lunak dan mudah dilepaskan Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus

besar dan merangsang kontraksi Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat sulfat dan

magnesium)

12

atau gula (laktulosa dan sorbitol) Beberapa bahan osmotik mengandung natrium menyebabkan

retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung terutama jika diberikan

dalam jumlah besar Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke

dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal Pencahar ini pada umumnya bekerja

dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan Bahan ini

juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan

dan sebelum kolonoskopi

Pencahar Perangsang

Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan

mengeluarkan isinya Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna kaskara

fenolftalein bisakodil atau minyak kastor Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja

setengah padat tapi sering menyebabkan kram perut Dalam bentuk supositoria (obat yang

dimasukkan melalui lubang dubur) akan bekerja setelah 15-60 menit Penggunaan jangka panjang

dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini

sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes) Pencahar ini sering digunakan

untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati

konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya

narkotik)

SUPPOSITORIA

Mekanisme kerja supositoria dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

supositoria berefek mekanik

bahan dasar supositoria berefek mekanik tidak peka pada penyerapan Supositoria mulai berefek bila

terjadi kontak yang menimbulkan refleks defikasi namun pada keadaan konstipasi refleks tersebut

lemah Pada efek kontak tersebut terutama pada supositoria gliserin terjadi fenomena osmose yang

disebabkan oleh afinitas gliserin terhadap air Hal tersebut menimbulkan gerakan peristaltik

supositoria berefek setempat

termasuk dalam kelopok ini adalah supositoria anti wasir Yaitu senyawa yang efeknya disebabkan

oleh adanya sifat astringen atau peringkas pori Ke dalam basis supositoria yang sangt beragam

kadang-kadang ditambahkan senyawa peringkas pori baik dengan cara penyempitan maupun

hemostatik Dalam formula supositoria sering terdapat senyawa penenang Obat tersebut bekerja

secara rangkap baik terhadap perifer maupun sentral yang terakhir ini sepenuhnya berefek sistemik

supositoria berefek sistemik

adalah supositoria yang mengandung senyawa yang diserap dan berefek pada orgaNtubuh se

Supositoria Nutritif

13

Digunakan pada penyakit tertentu dimana saluran cerna tidak dapat menyerap makanan

Jumlah senyawa yang diserap tentu saja sedikit namun sudah cukup untuk mempertahankan hidup

Supositoria Obat

Supositoria tersebut mengandung zat aktif yang harus diserap mempunyai efek sistemik dan

bukan efek stempat Bila supositoria obat dimasukan ke dalam rektum pertama-tama akan timbul

efek refleks selanjutnya supositoria melebur atau melarut dalam cairan rektum hingga zat aktif

tersebar dipermukaan mukosa lalu berefek setempat dan selanjutnya memasuki sistem getah bening

Obat yang masuk ke peredaran darah akan berefek spesifik padda organ tubuh tertentu sesuai dengan

efek terapetiknya

absorpsi obat dari daerah anorektal dipengaruhi oleh faktor fisiologis

bull isi kolon

bull sirkulasi

bull pH

Karakteristik fisika kimia obat yang mempengaruhi absorpsi

bull koefisisn partisi lemak atau air

bull derajat ionisasi

Faktor yang berhubungan dengan laju absorbsi

bull Kelarutan obat

Pelepasan obat tergantung koefisien partisi lipid air dari obat Artinya obat yang larut dalam

basis lipid dan kadarnya rendah mempunyai tendensi kecil untuk cairan rektal Dan obat yang

sedikit larut dalam basis lipid dan kadarnya tinggi akan segera masuk didalam cairan rektal

bull Kadar obat dalam basis

Difusi obat dari basis supositoria merupakan fungsi kadar obat dan sifat kelarutan obat dalam

basis Pengangkutan melewati mukosa rektum adalah proses difusi sederhana maka bila

kadar obat dalam cairan renal tinggi maka absorpsi obat akan menjadi cepat dan kecepatan

absorpsi makin tinggi bagi bentuk obat yang tidak terdisosiasi

bull Ukuran partikel

14

Bila kelarutan obat dalam air terbatas dan tersuspensi didalam basis supositoria maka ukuran

partikel akan mempengaruhi kecepatran larutan dari obat ke cairan renal

bull Basis supositoria

Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak akan dilepas segera kecairan

renal bila basis cepat melepas setelah masuk kedalam rektum dan obat akan segera

diabsorpsi serta kerja awal dari aksi obat akan segera nyata Bila obat yang larut dalam air

dan berada dalam basis larut air kerja awal dari aksi obat akan segera nyata apabila basis tadi

segera larut dalam air

Kenyataan bahwa rektum atau kolom merupakan tempat absorpsi obat yang dapat

diandalkan terbukti dengan baik Untuk menjaga keefektifan terapis obat dalam suatu sediaan

harus dilakukan pemilihan garam obat dan basis yang sesuai

Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding penggunaan obat per oral atau melalui

saluran pencernaan adalah

1 Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung

2 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

3 Obat dapat masuk langsung dalam saluradarah dan berakibat obat dapat memberi efek lebih

cepat daripada penggunaan obat per oral

4 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar (Anief 2004)

Tujuan penggunaan suppositoria yaitu

1 Untuk tujuan lokal seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi lainnya

Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat diserap oleh membrane

mukosa dalam rectum Hal ini dilakukan terutama bila penggunaan obat per oral tidak

memungkinkan seperti pada pasien yang mudah muntah atau pingsan

2 Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat Kerja awal akan lebih cepat karena obat diserap

oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah

3 Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan

obat secara biokimia di dalam hati (Syamsuni 2005)

ENEMA

Enema merupakan sediaan obat dengan pemberian cairan ke dalam rektum dan kolon

dengan menggunakan aplikator khusus

Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut kembung

namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti

15

telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini Pada akhirnya setelah ilmu

pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan

medis penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya

Manfaat Enema

1 Merangsang gerakan usus besar yang berbeda dengan laxative Perbedaan utama terletak pada

cara penggunaannya laxative biasanya diberikan per oral sedangkan enema diberikan langsung ke

rectum hingga kolon Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batas daya tampung rongga kolon

diberikan pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau di

toilet Larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon mempunyai konsentrasi

gradien yang netral Larutan ini tidak menarik elektrilit dari tubuh seperti jika menggunakan air

biasa dan larutan ini tidak masuk ke membran kolon seperti pada penggunaan phosfat Dengan

demikian larutan ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama seperti

melembutkan feses pada kasus fecal impaction

2 Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi seperti

sigmoidoscopy atau colonoscopy Untuk kenyamanan dan mengharapkan kecepatan proses tindakan

enema dapat diberikan disposibel enema dengan konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg

berisikan sodium phospat atau sodium bikarbonat

3 Sebagai jalan alternatif pemberian obat Hal ini dilakukan bila pemberian obat per oral tidak

memungkinkan seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa mual beberapa anti angiogenik

lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan pemberian obat kanker arthritis pada orang

lanjut usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ pencernaan menghilangkan iritable bowel

syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan rectum dan untuk

tujuan hidrasi

4 Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan untuk mengobati

peradangan usus besar

5 Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema Enema berisi barium sulfat pembilasan

dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi normal

dari kolon tanpa komplikasi berupa konstipasi akibat pemberian barium sulfat

Indikasi Enema

Konstipasi berhubungan dengan jalur pembuangan yang kecil kering kotoran yang keras

atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu Ini terjadi karena pergerakan feses

melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi di usus besar Konstipasi berhubungan

16

dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot

volunter pada proses defekasi

Tablet kolon

Usus besar merupakan suatu tempat dimana penghantaran obat baik secara lokalmaupun

sistemik dapat terjadi Penghantaran secara lokal memungkinkan pengobatan secaratopikal bagi

penyakit peradangan usus besar Akan tetapi pengobatan dapat dibuat lebihefektif jika obat dapat

ditujukan secara langsung ke dalam kolon selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika

obat yang dihantarkan secara sistemik Karena itu dibuat obatyang dapat melepaskan zat aktif secara

langsung pada kolonSistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat

secaraperoral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar seperti ulcerative

colitis crohnrsquos disease amebiosis dan kanker kolon serta sistem penghantaran protein danobat

peptide yang dapat diabsorpsi di kolon tetapi terdegradasi di saluran pencernaan bagianatas Sistem ini harus

dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnya pelepasan danabsorpsi obat seharusnya tidak terjadi

di lambung maupun usus halusBerbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral

yang ditujukanuntuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan

carriermelapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH formulasi sistem release

penggunaancarrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon sistem bioadhesive

dansistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik Tablet ini terdiri dari 3 lapisanyaitu

1 Salut enteric bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tabletsehingga

mencegah obat dilepaskan di lambung

2 Lapisan polimer yang dapat tererosi ketika obat masuk ke usus salut enterik akanlarut dan

polimer ini mulai tererosi Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus

Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon

3 Inti inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di

dalam kolon Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic PH

yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif

akan dilepaskan

Evaluasi obat

Tablet oral

1Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya

17

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 7: 119565446 Makalah   Spo Kolon

lebih sulit untuk dirawat daripada mereka yang dengan bentuk-bentuk radang borok usus besar yang

lebih terbatas

Fuminat colitis

Fulminant colitis adalah suatu bentuk pancolitis yang jarang namun berat Pasien-pasien dengan

fulminant colitis adalah sangat sakit dengan dehidrasi sakit perut yang parah diare yang

diperpanjang dengan perdarahan dan bahkan shock Mereka berisiko mengembangkan toxic

megacolon (dilatasi atau pelebaran kolon yang ditandai yang disebabkan oleh peradangan yang

parah) dan robekpecahnya kolon (perforasi) Pasien-pasien dengan fulminant colitis dan toxic

megacolon dirawat dirumah sakit dengan obat-obat intravenus (melalui urat nadi) yang berpotensi

Kecuali kalau mereka mereson pada perawatan dengan segera pengangkatan secara operasi dari

kolon yang berpenyakit adalah perlu untuk mencegah robekpecahnya kolon

Saat intensitas peradangan kolon pada radang borok usus besar berlapis lilin (wax) dan

menyusut melalui waktu lokasi dan luasnya penyakit pada seorang pasien umumnya tinggal konstan

Oleh karenanya ketika seorang pasien dengan ulcerative proctitis mengembangkan suatu

kekambuhan penyakitnya peradangan biasanya terbatas pada rektum Meskipun demikian sejumlah

kecil pasien-pasien (kurang dari 10) dengan ulcerative proctitis atau proctosigmoiditis dapat

mengembangkan kolitis yang lebih ekstensif di kemudian hari Jadi pasien-pasien yang pada

awalnya hanya mempunyai ulcerative proctitis dapat di kemudian hari mengembangkan kolitis sisi-

kiri atau bahkan pancolitis

Kanker kolorectal

Kanker Colorectal sering juga disebut sebagai kanker kolon atau kanker usus besar Penyakit

ini pertama-tama tumbuh di dalam usus besar atau rektumKanker usus besar merupakan jenis kanker

yang paling sering terjadi di Singapura Insiden kanker ini terus meningkat baik di kalangan pria

maupun wanita Di Singapura kanker jenis ini merupakan salah satu yang tertinggi di Asia bersama

dengan Taiwan Jepang dan Australia Berita bagusnya jumlah kematian akibat kanker usus besar

telah merosot dalam 15 tahun terakhir Ini berkat semakin banyak orang yang mengikuti skrining

kesehatan secara teratur yang bisa mendeteksi kanker usus besar sejak dini Pengobatan kanker usus

besar juga semakin baik sehingga pasien dapat dirawat dengan lebih efektif Deteksi dini kanker

usus besar biasanya dapat menyembuhkan secara totalTidak ada penyebab tunggal dari kanker

usus besar dan dalam sebagian besar kasus kanker ini dimulai dengan polip yang tumbuh

menjadi kanker Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan Sebagaimana kita ketahui sistem

pencernaan dimulai dari mulut lalu kerongkongan (esofagus) lambung usus halus (duodenum

yeyunum ileum) usus besar (kolon) rektum dan berakhir di dubur Usus besar terdiri dari kolon dan

rektum Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus terdiri dari kolon sebelah

7

kanan (kolon asenden) kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon

desenden) Setelah kolon barulah rektum yang merupakan saluran di atas dubur Bagian kolon yang

berhubungan dengan usus halus disebut caecum sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan

rektum disebut kolon sigmoid

Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat terkena kanker colorectal untuk

kedua kalinya Selain itu wanita dengan riwayat kanker di indung telur uterus (endometrium) atau

payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal Kanker

colorectal lebih biasa terjadi pada usia manusia yang semakin tua Lebih dari 90 persen orang yang

menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas Gejala umum dari kanker colorectal

adalah perubahan pada kebiasaan buang air besar Gejalanya antara lain

Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelitkonstipasi)

Usus besar Anda terasa tidak kosong seluruhnya

Ada darah (baik merah terang atau kehitaman) di kotoran Anda

Kotoran Anda lebih sempit dari biasanya

Sering kembung atau keram perut atau merasa kekenyangan atau begah

Kehilangan berat badan tanpa alas an

Selalu merasa sangat letih

Mual atau muntah-muntah

Polip usus

Polip di usus (Colorectal polyps) Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum

dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan

kanker) tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker

Berbagai polip colon dapat berdegenerasi maligna dan setiap polip kolon harus dicurigai

Normalnya kromosom sehat mengontrol pertumbuhan dari sel Jika kromosomnya rusak

pertumbuhan sel menjasi tisak terkontrol tumbuh polip Polip colon menunjukkan jinak bila

bertahun-tahun polip colon jinak dapat menjadi karsinoma6

Penyakit crohn

Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan

pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko

yang lebih besar

f Mekanisme kerja obat-obat pada kolon

8

Obat menghasilkan kerja dengan mengubah cairan tubuh atau membran sel atau dengan

beinteraksi dengan tempat reseptor Jel aluminium hidroksida obat mengubah zat kimia suatu cairan

tubuh (khususnya dengan menetralisasi kadar asam lambung) Obat-obatan misalnya gas anestsi

mum beinteraksi dengan membran sel Setelah sifat sel berubah obat mengeluarkan pengaruhnya

Mekanisme kerja obat yang paling umum ialah terikat pada tempat reseptor sel Reseptor

melokalisasi efek obat Tempat reseptor berinteraksi dengan obat karena memiliki bentuk kimia yang

sama Obat dan reseptor saling berikatan seperti gembok dan kuncinya Ketika obat dan reseptor

saling berikatan efek terapeutik dirasakan Setiap jaringan atau sel dalam tubuh memiliki kelompok

reseptor yang unik Misalnya reseptor pada sel jantung berespons pada preparat digitalis

Suatu obat yang diminum per oral akan melalui tiga fase farmasetik (disolusi)

farmakokinetik dan farmakodinamik agar kerja obat dapat terjadi Dalam fase farmasetik

obat berubah menjadi larutan sehingga dapat menembus membrane biologis Jika obat

diberikan melalui rute subkutan intramuscular atau intravena maka tidak terjadi fase farmaseutik

Fase kedua yaitu farmakokinetik terdiri dari empat proses (subfase)absorpsi distribusi

metabolisme (atau biotransformasi) dan ekskresi Dalam fase farmakodinamik atau fase

ketiga terjadi respons biologis atau fisiologis

1 A Fase Farmasetik (Disolusi)

Sekitar 80 obat diberikan melaui mulut oleh karena itu farmasetik(disolusi) adalah fase

pertama dari kerja obat Dalam saluran gastrointestinal obat-obat perlu dilarutkan agar dapat

diabsorsi Obat dalam bentuk padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi partikel-partikel

kecil supaya dapat larut ke dalam cairan dan proses ini dikenal sebagai disolusi

Tidak 100 dari sebuah tablet merupakan obat Ada bahan pengisi dan pelembam yang

dicampurkan dalam pembuatan obat sehingga obat dapat mempunyai ukuran tertentu dan

mempercepat disolusi obat tersebut Beberapa tambahan dalam obat sperti ion kalium (K)dan

natrium (Na)dalam kalium penisilin dan natrium penisilin meningkatkan penyerapan dari obat

tersebut Penisilin sangat buruk diabsorbsi dalam saluran gastrointestinal karena adanya asam

lambung Dengan penambahan kalium atau natrium ke dalam penisilin maka obat lebih banyak

diabsorbsi

Disintegrasi adalah pemecahan tablet atau pil menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dan

disolusi adalah melarutnya partikel-partikel yang lebih kecil itu dalam cairan gastrointestinal untuk

diabsorbsi Rate limiting adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah obat untuk berdisintegrasi dan

sampai menjadi siap untuk diabsorbsi oleh tubuh Obat-obat dalam bentuk cair lebih cepat siap

9

diserap oleh saluran gastrointestinal daripada obat dalam bentuk padat Pada umumnya obat-obat

berdisintegrasi lebih cepat dan diabsorpsi lebih cepat dalam cairan asam yang mempunyai pH 1 atau

2 daripada cairan basa Orang muda dan tua mempunyai keasaman lambung yang lebih rendah

sehingga pada umumnya absorpsi obat lebih lambat untuk obat-obat yang diabsorpsi terutama

melalui lambung

Obat-obat dengan enteric-coatedEC (selaput enterik) tidak dapat disintegrasi oleh

asam lambung sehingga disintegrasinya baru terjadi jika berada dalam suasana basa di dalam

usus halus Tablet anti coated dapat bertahan di dalam lambung untuk jangka waktu lama sehingga

oleh karenanya obat-obat demikian kurang efektif atau efek mulanya menjadi lambat

Makanan dalam saluran gastrointestinal dapat menggaggu pengenceran dan absorpsi obat-obat

tertentu Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung sehingga cairan atau makanan diperluan untuk

mengencerkan konsentrasi obat

1 B Fase Farmakokinetik

Farmakokinetik adalah ilmu tentang cara obat masuk ke dalam tubuh mencapai tempat kerjanya

dimetabolisme dan keluar dari tubuh Dokter dan perawat menggunakan pengetahuan

farmakokinetiknya ketika memberikan obat memilih rute pemberian obat menilai resiko perubahan keja

obat dan mengobservasi respons klienEmpat proses yang termasuk di dalamnya adalah absorpsi

distribusi metabolism (biotransformasi) dan ekskresi(eliminasi)

1 Absorpsi

Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari konsentrasi tinggi dari saluran

gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsipasif absorpsi aktif rinositosis atau pinositosis

Absorpsi aktif umumnya terjadi melalui difusi(pergerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

rendah) Absorpsi aktif membutuhkan carier atau pembawa untuk bergerak melawan konsentrasi

Pinositosis berarti membawa obat menembus membran dengan proses menelan

Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah nyeri stress kelaparan makanan dan pH

Sirkulasi yang buruk akibat syok obat-obat vasokonstriktor atau penyakit yang merintangi absorpsi

Rasa nyeri stress dan makanan yang padat pedas dan berlemak dapat memperlambat masa

pengosongan lambung sehingga obat lebih lama berada di dalam lambung Latihan dapat mengurangi

aliran darah dengan mengalihkan darah lebih banyak mengalir ke otot sehingga menurunkan sirkulasi ke

saluran gastrointestinal

10

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi absorpsi obat antara lain rute pemberian obat daya larut

obat dan kondisi di tempat absorpsi

Obat oral lebih mudah diabsorpsi jika diberikan diantara waktu makan Saat lambung terisi

makanan isi lambung secara perlahan diangkut ke duodenum sehingga absorpsi melambat Beberapa

makanan dan antasida membuat obat berikatan membentuk kompleks yang tidak dapat melewati lapisan

saluran cerna Contoh susu menghambat absorpsi zat besi dan tetrasiklin Beberapa obat hancur akibat

peningkatan keasaman isi lambung dan pencernaan protein selama makan Selubung enterik pada tablet

tertentu tidak larut dalam getah lambung sehingga obat tidak dapat dicerna di dalam saluran cerna

bagian atas Selubung juga melindungi lapisan lambung dari iritasi obat

Rute pemberian obat diprogramkan oleh pemberi perawatan kesehatan Perawat dapat meminta

obat diberikan dalam cara atau bentuk yang berbeda berdasarkan pengkajian fisik klien Contoh bila

klien tidak dapat menelan tablet maka perawat akan meminta obat dalam bentuk eliksir atau sirup

Pengetahuan tentang faktor yang dapat mengubah atau menurunkan absorpsi obat membantu perawat

melakukan pemberian obat dengan benar Makanan di dalam saluran cerna dapat mempengaruhi pH

motilitas dan pengangkuan obat ke dalam saluran cerna Kecepatan dan luas absorpsi juga dapat

dipengaruhi oleh makanan Perawat harus mengetahui implikasi keperawatan untuk setiap obat yang

diberikan Contohnya obat seperti aspirin zat besi dan fenitoin natrium (Dilantin) mengiritasi saluran

cerna dan harus diberikan bersama makanan atau segera setelah makan Bagaimanapun makanan dapat

mempengaruhi absorpsi obat misalnya kloksasilin natrium dan penisilin Oleh karena itu obat-obatan

tersebut harus diberikan satu sampai dua jam sebelum makan atau dua sampai tiga jam setelah makan

Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa buku obat keperawatan informasi obat atau

berkonsultasi dengan apoteker rumah sakit mengenai interaksi obat dan nutrien

C Fase Farmakodinamik

Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selular dan

mekanisme kerja obat Respons obat dapat menyebabkan efek fisiologi primer atau sekunder atau

kedua-duanya Efek primer adalah efek yang diinginkan dan efek sekunder bisa diinginkan atau

tidak diinginkan Salah satu contoh dari obat dengan efek primer dan sekunder adalah difenhidramin

(benadryl) suatu antihistamin Efek primer dari difenhidramin adalah untuk mengatasi gejala-gejala

alergi dan efek sekundernya adalah penekanan susunan saraf pusat yang menyebabkan rasa kantuk

Efek sekunder ini tidak diinginkan jika sedang mengendarai mobil tetapi pada saat tidur dapat

menjadi diinginkan karena menimbulkan sedasi ringan

OBAT-OBAT PENCAHAR

11

Banyak orang menggunakan obat pencahar (laksatif) untuk menghilangkan konstipasi Beberapa

obat aman digunakan dalam jangka waktu lama obat lainnya hanya boleh digunakan sesekali

Beberapa obatdigunakan untuk mencegah konstipasi obat lainnya digunakan untuk

mengobati konstipasi

Golongan obat-obat pencahar yang

biasa digunakan adalah

1048729 Bulking Agents

1048729 Pelunak Tinja

1048729 Minyak Mineral

1048729 Bahan-bahan Osmotik

1048729 Pencahar Perangsang

1048729 Bulking Agents

Bulking agents (gandum psilium kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan serat

pada tinja Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih

lunak dan lebih mudah dikeluarkan Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang

paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur Pada mulanya diberikan dalam jumlah

kecil Dosisnya ditingkatkan secara bertahap sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar

Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan

1048729 Pelunak Tinja

Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja Sebenarnya bahan ini adalah

detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja sehingga memungkinkan air menembus

tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak Peningkatan jumlah serat akan merangsang

kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah

dikeluarkan dari tubuh

g 5

1048729 Minyak Mineral

Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari

tubuh Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak Dan jika

seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja bisa terjadi

iritasi yang serius pada jaringan paru-paru Selain itu minyak mineral juga bisa merembes dari

rektum

1048729 Bahan Osmotik

Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar sehingga tinja

menjadi lunak dan mudah dilepaskan Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus

besar dan merangsang kontraksi Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat sulfat dan

magnesium)

12

atau gula (laktulosa dan sorbitol) Beberapa bahan osmotik mengandung natrium menyebabkan

retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung terutama jika diberikan

dalam jumlah besar Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke

dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal Pencahar ini pada umumnya bekerja

dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan Bahan ini

juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan

dan sebelum kolonoskopi

Pencahar Perangsang

Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan

mengeluarkan isinya Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna kaskara

fenolftalein bisakodil atau minyak kastor Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja

setengah padat tapi sering menyebabkan kram perut Dalam bentuk supositoria (obat yang

dimasukkan melalui lubang dubur) akan bekerja setelah 15-60 menit Penggunaan jangka panjang

dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini

sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes) Pencahar ini sering digunakan

untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati

konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya

narkotik)

SUPPOSITORIA

Mekanisme kerja supositoria dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

supositoria berefek mekanik

bahan dasar supositoria berefek mekanik tidak peka pada penyerapan Supositoria mulai berefek bila

terjadi kontak yang menimbulkan refleks defikasi namun pada keadaan konstipasi refleks tersebut

lemah Pada efek kontak tersebut terutama pada supositoria gliserin terjadi fenomena osmose yang

disebabkan oleh afinitas gliserin terhadap air Hal tersebut menimbulkan gerakan peristaltik

supositoria berefek setempat

termasuk dalam kelopok ini adalah supositoria anti wasir Yaitu senyawa yang efeknya disebabkan

oleh adanya sifat astringen atau peringkas pori Ke dalam basis supositoria yang sangt beragam

kadang-kadang ditambahkan senyawa peringkas pori baik dengan cara penyempitan maupun

hemostatik Dalam formula supositoria sering terdapat senyawa penenang Obat tersebut bekerja

secara rangkap baik terhadap perifer maupun sentral yang terakhir ini sepenuhnya berefek sistemik

supositoria berefek sistemik

adalah supositoria yang mengandung senyawa yang diserap dan berefek pada orgaNtubuh se

Supositoria Nutritif

13

Digunakan pada penyakit tertentu dimana saluran cerna tidak dapat menyerap makanan

Jumlah senyawa yang diserap tentu saja sedikit namun sudah cukup untuk mempertahankan hidup

Supositoria Obat

Supositoria tersebut mengandung zat aktif yang harus diserap mempunyai efek sistemik dan

bukan efek stempat Bila supositoria obat dimasukan ke dalam rektum pertama-tama akan timbul

efek refleks selanjutnya supositoria melebur atau melarut dalam cairan rektum hingga zat aktif

tersebar dipermukaan mukosa lalu berefek setempat dan selanjutnya memasuki sistem getah bening

Obat yang masuk ke peredaran darah akan berefek spesifik padda organ tubuh tertentu sesuai dengan

efek terapetiknya

absorpsi obat dari daerah anorektal dipengaruhi oleh faktor fisiologis

bull isi kolon

bull sirkulasi

bull pH

Karakteristik fisika kimia obat yang mempengaruhi absorpsi

bull koefisisn partisi lemak atau air

bull derajat ionisasi

Faktor yang berhubungan dengan laju absorbsi

bull Kelarutan obat

Pelepasan obat tergantung koefisien partisi lipid air dari obat Artinya obat yang larut dalam

basis lipid dan kadarnya rendah mempunyai tendensi kecil untuk cairan rektal Dan obat yang

sedikit larut dalam basis lipid dan kadarnya tinggi akan segera masuk didalam cairan rektal

bull Kadar obat dalam basis

Difusi obat dari basis supositoria merupakan fungsi kadar obat dan sifat kelarutan obat dalam

basis Pengangkutan melewati mukosa rektum adalah proses difusi sederhana maka bila

kadar obat dalam cairan renal tinggi maka absorpsi obat akan menjadi cepat dan kecepatan

absorpsi makin tinggi bagi bentuk obat yang tidak terdisosiasi

bull Ukuran partikel

14

Bila kelarutan obat dalam air terbatas dan tersuspensi didalam basis supositoria maka ukuran

partikel akan mempengaruhi kecepatran larutan dari obat ke cairan renal

bull Basis supositoria

Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak akan dilepas segera kecairan

renal bila basis cepat melepas setelah masuk kedalam rektum dan obat akan segera

diabsorpsi serta kerja awal dari aksi obat akan segera nyata Bila obat yang larut dalam air

dan berada dalam basis larut air kerja awal dari aksi obat akan segera nyata apabila basis tadi

segera larut dalam air

Kenyataan bahwa rektum atau kolom merupakan tempat absorpsi obat yang dapat

diandalkan terbukti dengan baik Untuk menjaga keefektifan terapis obat dalam suatu sediaan

harus dilakukan pemilihan garam obat dan basis yang sesuai

Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding penggunaan obat per oral atau melalui

saluran pencernaan adalah

1 Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung

2 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

3 Obat dapat masuk langsung dalam saluradarah dan berakibat obat dapat memberi efek lebih

cepat daripada penggunaan obat per oral

4 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar (Anief 2004)

Tujuan penggunaan suppositoria yaitu

1 Untuk tujuan lokal seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi lainnya

Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat diserap oleh membrane

mukosa dalam rectum Hal ini dilakukan terutama bila penggunaan obat per oral tidak

memungkinkan seperti pada pasien yang mudah muntah atau pingsan

2 Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat Kerja awal akan lebih cepat karena obat diserap

oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah

3 Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan

obat secara biokimia di dalam hati (Syamsuni 2005)

ENEMA

Enema merupakan sediaan obat dengan pemberian cairan ke dalam rektum dan kolon

dengan menggunakan aplikator khusus

Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut kembung

namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti

15

telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini Pada akhirnya setelah ilmu

pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan

medis penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya

Manfaat Enema

1 Merangsang gerakan usus besar yang berbeda dengan laxative Perbedaan utama terletak pada

cara penggunaannya laxative biasanya diberikan per oral sedangkan enema diberikan langsung ke

rectum hingga kolon Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batas daya tampung rongga kolon

diberikan pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau di

toilet Larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon mempunyai konsentrasi

gradien yang netral Larutan ini tidak menarik elektrilit dari tubuh seperti jika menggunakan air

biasa dan larutan ini tidak masuk ke membran kolon seperti pada penggunaan phosfat Dengan

demikian larutan ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama seperti

melembutkan feses pada kasus fecal impaction

2 Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi seperti

sigmoidoscopy atau colonoscopy Untuk kenyamanan dan mengharapkan kecepatan proses tindakan

enema dapat diberikan disposibel enema dengan konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg

berisikan sodium phospat atau sodium bikarbonat

3 Sebagai jalan alternatif pemberian obat Hal ini dilakukan bila pemberian obat per oral tidak

memungkinkan seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa mual beberapa anti angiogenik

lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan pemberian obat kanker arthritis pada orang

lanjut usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ pencernaan menghilangkan iritable bowel

syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan rectum dan untuk

tujuan hidrasi

4 Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan untuk mengobati

peradangan usus besar

5 Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema Enema berisi barium sulfat pembilasan

dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi normal

dari kolon tanpa komplikasi berupa konstipasi akibat pemberian barium sulfat

Indikasi Enema

Konstipasi berhubungan dengan jalur pembuangan yang kecil kering kotoran yang keras

atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu Ini terjadi karena pergerakan feses

melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi di usus besar Konstipasi berhubungan

16

dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot

volunter pada proses defekasi

Tablet kolon

Usus besar merupakan suatu tempat dimana penghantaran obat baik secara lokalmaupun

sistemik dapat terjadi Penghantaran secara lokal memungkinkan pengobatan secaratopikal bagi

penyakit peradangan usus besar Akan tetapi pengobatan dapat dibuat lebihefektif jika obat dapat

ditujukan secara langsung ke dalam kolon selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika

obat yang dihantarkan secara sistemik Karena itu dibuat obatyang dapat melepaskan zat aktif secara

langsung pada kolonSistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat

secaraperoral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar seperti ulcerative

colitis crohnrsquos disease amebiosis dan kanker kolon serta sistem penghantaran protein danobat

peptide yang dapat diabsorpsi di kolon tetapi terdegradasi di saluran pencernaan bagianatas Sistem ini harus

dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnya pelepasan danabsorpsi obat seharusnya tidak terjadi

di lambung maupun usus halusBerbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral

yang ditujukanuntuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan

carriermelapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH formulasi sistem release

penggunaancarrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon sistem bioadhesive

dansistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik Tablet ini terdiri dari 3 lapisanyaitu

1 Salut enteric bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tabletsehingga

mencegah obat dilepaskan di lambung

2 Lapisan polimer yang dapat tererosi ketika obat masuk ke usus salut enterik akanlarut dan

polimer ini mulai tererosi Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus

Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon

3 Inti inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di

dalam kolon Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic PH

yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif

akan dilepaskan

Evaluasi obat

Tablet oral

1Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya

17

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 8: 119565446 Makalah   Spo Kolon

kanan (kolon asenden) kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon

desenden) Setelah kolon barulah rektum yang merupakan saluran di atas dubur Bagian kolon yang

berhubungan dengan usus halus disebut caecum sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan

rektum disebut kolon sigmoid

Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat terkena kanker colorectal untuk

kedua kalinya Selain itu wanita dengan riwayat kanker di indung telur uterus (endometrium) atau

payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal Kanker

colorectal lebih biasa terjadi pada usia manusia yang semakin tua Lebih dari 90 persen orang yang

menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas Gejala umum dari kanker colorectal

adalah perubahan pada kebiasaan buang air besar Gejalanya antara lain

Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelitkonstipasi)

Usus besar Anda terasa tidak kosong seluruhnya

Ada darah (baik merah terang atau kehitaman) di kotoran Anda

Kotoran Anda lebih sempit dari biasanya

Sering kembung atau keram perut atau merasa kekenyangan atau begah

Kehilangan berat badan tanpa alas an

Selalu merasa sangat letih

Mual atau muntah-muntah

Polip usus

Polip di usus (Colorectal polyps) Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum

dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan

kanker) tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker

Berbagai polip colon dapat berdegenerasi maligna dan setiap polip kolon harus dicurigai

Normalnya kromosom sehat mengontrol pertumbuhan dari sel Jika kromosomnya rusak

pertumbuhan sel menjasi tisak terkontrol tumbuh polip Polip colon menunjukkan jinak bila

bertahun-tahun polip colon jinak dapat menjadi karsinoma6

Penyakit crohn

Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan

pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko

yang lebih besar

f Mekanisme kerja obat-obat pada kolon

8

Obat menghasilkan kerja dengan mengubah cairan tubuh atau membran sel atau dengan

beinteraksi dengan tempat reseptor Jel aluminium hidroksida obat mengubah zat kimia suatu cairan

tubuh (khususnya dengan menetralisasi kadar asam lambung) Obat-obatan misalnya gas anestsi

mum beinteraksi dengan membran sel Setelah sifat sel berubah obat mengeluarkan pengaruhnya

Mekanisme kerja obat yang paling umum ialah terikat pada tempat reseptor sel Reseptor

melokalisasi efek obat Tempat reseptor berinteraksi dengan obat karena memiliki bentuk kimia yang

sama Obat dan reseptor saling berikatan seperti gembok dan kuncinya Ketika obat dan reseptor

saling berikatan efek terapeutik dirasakan Setiap jaringan atau sel dalam tubuh memiliki kelompok

reseptor yang unik Misalnya reseptor pada sel jantung berespons pada preparat digitalis

Suatu obat yang diminum per oral akan melalui tiga fase farmasetik (disolusi)

farmakokinetik dan farmakodinamik agar kerja obat dapat terjadi Dalam fase farmasetik

obat berubah menjadi larutan sehingga dapat menembus membrane biologis Jika obat

diberikan melalui rute subkutan intramuscular atau intravena maka tidak terjadi fase farmaseutik

Fase kedua yaitu farmakokinetik terdiri dari empat proses (subfase)absorpsi distribusi

metabolisme (atau biotransformasi) dan ekskresi Dalam fase farmakodinamik atau fase

ketiga terjadi respons biologis atau fisiologis

1 A Fase Farmasetik (Disolusi)

Sekitar 80 obat diberikan melaui mulut oleh karena itu farmasetik(disolusi) adalah fase

pertama dari kerja obat Dalam saluran gastrointestinal obat-obat perlu dilarutkan agar dapat

diabsorsi Obat dalam bentuk padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi partikel-partikel

kecil supaya dapat larut ke dalam cairan dan proses ini dikenal sebagai disolusi

Tidak 100 dari sebuah tablet merupakan obat Ada bahan pengisi dan pelembam yang

dicampurkan dalam pembuatan obat sehingga obat dapat mempunyai ukuran tertentu dan

mempercepat disolusi obat tersebut Beberapa tambahan dalam obat sperti ion kalium (K)dan

natrium (Na)dalam kalium penisilin dan natrium penisilin meningkatkan penyerapan dari obat

tersebut Penisilin sangat buruk diabsorbsi dalam saluran gastrointestinal karena adanya asam

lambung Dengan penambahan kalium atau natrium ke dalam penisilin maka obat lebih banyak

diabsorbsi

Disintegrasi adalah pemecahan tablet atau pil menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dan

disolusi adalah melarutnya partikel-partikel yang lebih kecil itu dalam cairan gastrointestinal untuk

diabsorbsi Rate limiting adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah obat untuk berdisintegrasi dan

sampai menjadi siap untuk diabsorbsi oleh tubuh Obat-obat dalam bentuk cair lebih cepat siap

9

diserap oleh saluran gastrointestinal daripada obat dalam bentuk padat Pada umumnya obat-obat

berdisintegrasi lebih cepat dan diabsorpsi lebih cepat dalam cairan asam yang mempunyai pH 1 atau

2 daripada cairan basa Orang muda dan tua mempunyai keasaman lambung yang lebih rendah

sehingga pada umumnya absorpsi obat lebih lambat untuk obat-obat yang diabsorpsi terutama

melalui lambung

Obat-obat dengan enteric-coatedEC (selaput enterik) tidak dapat disintegrasi oleh

asam lambung sehingga disintegrasinya baru terjadi jika berada dalam suasana basa di dalam

usus halus Tablet anti coated dapat bertahan di dalam lambung untuk jangka waktu lama sehingga

oleh karenanya obat-obat demikian kurang efektif atau efek mulanya menjadi lambat

Makanan dalam saluran gastrointestinal dapat menggaggu pengenceran dan absorpsi obat-obat

tertentu Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung sehingga cairan atau makanan diperluan untuk

mengencerkan konsentrasi obat

1 B Fase Farmakokinetik

Farmakokinetik adalah ilmu tentang cara obat masuk ke dalam tubuh mencapai tempat kerjanya

dimetabolisme dan keluar dari tubuh Dokter dan perawat menggunakan pengetahuan

farmakokinetiknya ketika memberikan obat memilih rute pemberian obat menilai resiko perubahan keja

obat dan mengobservasi respons klienEmpat proses yang termasuk di dalamnya adalah absorpsi

distribusi metabolism (biotransformasi) dan ekskresi(eliminasi)

1 Absorpsi

Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari konsentrasi tinggi dari saluran

gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsipasif absorpsi aktif rinositosis atau pinositosis

Absorpsi aktif umumnya terjadi melalui difusi(pergerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

rendah) Absorpsi aktif membutuhkan carier atau pembawa untuk bergerak melawan konsentrasi

Pinositosis berarti membawa obat menembus membran dengan proses menelan

Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah nyeri stress kelaparan makanan dan pH

Sirkulasi yang buruk akibat syok obat-obat vasokonstriktor atau penyakit yang merintangi absorpsi

Rasa nyeri stress dan makanan yang padat pedas dan berlemak dapat memperlambat masa

pengosongan lambung sehingga obat lebih lama berada di dalam lambung Latihan dapat mengurangi

aliran darah dengan mengalihkan darah lebih banyak mengalir ke otot sehingga menurunkan sirkulasi ke

saluran gastrointestinal

10

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi absorpsi obat antara lain rute pemberian obat daya larut

obat dan kondisi di tempat absorpsi

Obat oral lebih mudah diabsorpsi jika diberikan diantara waktu makan Saat lambung terisi

makanan isi lambung secara perlahan diangkut ke duodenum sehingga absorpsi melambat Beberapa

makanan dan antasida membuat obat berikatan membentuk kompleks yang tidak dapat melewati lapisan

saluran cerna Contoh susu menghambat absorpsi zat besi dan tetrasiklin Beberapa obat hancur akibat

peningkatan keasaman isi lambung dan pencernaan protein selama makan Selubung enterik pada tablet

tertentu tidak larut dalam getah lambung sehingga obat tidak dapat dicerna di dalam saluran cerna

bagian atas Selubung juga melindungi lapisan lambung dari iritasi obat

Rute pemberian obat diprogramkan oleh pemberi perawatan kesehatan Perawat dapat meminta

obat diberikan dalam cara atau bentuk yang berbeda berdasarkan pengkajian fisik klien Contoh bila

klien tidak dapat menelan tablet maka perawat akan meminta obat dalam bentuk eliksir atau sirup

Pengetahuan tentang faktor yang dapat mengubah atau menurunkan absorpsi obat membantu perawat

melakukan pemberian obat dengan benar Makanan di dalam saluran cerna dapat mempengaruhi pH

motilitas dan pengangkuan obat ke dalam saluran cerna Kecepatan dan luas absorpsi juga dapat

dipengaruhi oleh makanan Perawat harus mengetahui implikasi keperawatan untuk setiap obat yang

diberikan Contohnya obat seperti aspirin zat besi dan fenitoin natrium (Dilantin) mengiritasi saluran

cerna dan harus diberikan bersama makanan atau segera setelah makan Bagaimanapun makanan dapat

mempengaruhi absorpsi obat misalnya kloksasilin natrium dan penisilin Oleh karena itu obat-obatan

tersebut harus diberikan satu sampai dua jam sebelum makan atau dua sampai tiga jam setelah makan

Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa buku obat keperawatan informasi obat atau

berkonsultasi dengan apoteker rumah sakit mengenai interaksi obat dan nutrien

C Fase Farmakodinamik

Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selular dan

mekanisme kerja obat Respons obat dapat menyebabkan efek fisiologi primer atau sekunder atau

kedua-duanya Efek primer adalah efek yang diinginkan dan efek sekunder bisa diinginkan atau

tidak diinginkan Salah satu contoh dari obat dengan efek primer dan sekunder adalah difenhidramin

(benadryl) suatu antihistamin Efek primer dari difenhidramin adalah untuk mengatasi gejala-gejala

alergi dan efek sekundernya adalah penekanan susunan saraf pusat yang menyebabkan rasa kantuk

Efek sekunder ini tidak diinginkan jika sedang mengendarai mobil tetapi pada saat tidur dapat

menjadi diinginkan karena menimbulkan sedasi ringan

OBAT-OBAT PENCAHAR

11

Banyak orang menggunakan obat pencahar (laksatif) untuk menghilangkan konstipasi Beberapa

obat aman digunakan dalam jangka waktu lama obat lainnya hanya boleh digunakan sesekali

Beberapa obatdigunakan untuk mencegah konstipasi obat lainnya digunakan untuk

mengobati konstipasi

Golongan obat-obat pencahar yang

biasa digunakan adalah

1048729 Bulking Agents

1048729 Pelunak Tinja

1048729 Minyak Mineral

1048729 Bahan-bahan Osmotik

1048729 Pencahar Perangsang

1048729 Bulking Agents

Bulking agents (gandum psilium kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan serat

pada tinja Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih

lunak dan lebih mudah dikeluarkan Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang

paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur Pada mulanya diberikan dalam jumlah

kecil Dosisnya ditingkatkan secara bertahap sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar

Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan

1048729 Pelunak Tinja

Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja Sebenarnya bahan ini adalah

detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja sehingga memungkinkan air menembus

tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak Peningkatan jumlah serat akan merangsang

kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah

dikeluarkan dari tubuh

g 5

1048729 Minyak Mineral

Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari

tubuh Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak Dan jika

seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja bisa terjadi

iritasi yang serius pada jaringan paru-paru Selain itu minyak mineral juga bisa merembes dari

rektum

1048729 Bahan Osmotik

Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar sehingga tinja

menjadi lunak dan mudah dilepaskan Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus

besar dan merangsang kontraksi Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat sulfat dan

magnesium)

12

atau gula (laktulosa dan sorbitol) Beberapa bahan osmotik mengandung natrium menyebabkan

retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung terutama jika diberikan

dalam jumlah besar Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke

dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal Pencahar ini pada umumnya bekerja

dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan Bahan ini

juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan

dan sebelum kolonoskopi

Pencahar Perangsang

Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan

mengeluarkan isinya Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna kaskara

fenolftalein bisakodil atau minyak kastor Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja

setengah padat tapi sering menyebabkan kram perut Dalam bentuk supositoria (obat yang

dimasukkan melalui lubang dubur) akan bekerja setelah 15-60 menit Penggunaan jangka panjang

dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini

sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes) Pencahar ini sering digunakan

untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati

konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya

narkotik)

SUPPOSITORIA

Mekanisme kerja supositoria dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

supositoria berefek mekanik

bahan dasar supositoria berefek mekanik tidak peka pada penyerapan Supositoria mulai berefek bila

terjadi kontak yang menimbulkan refleks defikasi namun pada keadaan konstipasi refleks tersebut

lemah Pada efek kontak tersebut terutama pada supositoria gliserin terjadi fenomena osmose yang

disebabkan oleh afinitas gliserin terhadap air Hal tersebut menimbulkan gerakan peristaltik

supositoria berefek setempat

termasuk dalam kelopok ini adalah supositoria anti wasir Yaitu senyawa yang efeknya disebabkan

oleh adanya sifat astringen atau peringkas pori Ke dalam basis supositoria yang sangt beragam

kadang-kadang ditambahkan senyawa peringkas pori baik dengan cara penyempitan maupun

hemostatik Dalam formula supositoria sering terdapat senyawa penenang Obat tersebut bekerja

secara rangkap baik terhadap perifer maupun sentral yang terakhir ini sepenuhnya berefek sistemik

supositoria berefek sistemik

adalah supositoria yang mengandung senyawa yang diserap dan berefek pada orgaNtubuh se

Supositoria Nutritif

13

Digunakan pada penyakit tertentu dimana saluran cerna tidak dapat menyerap makanan

Jumlah senyawa yang diserap tentu saja sedikit namun sudah cukup untuk mempertahankan hidup

Supositoria Obat

Supositoria tersebut mengandung zat aktif yang harus diserap mempunyai efek sistemik dan

bukan efek stempat Bila supositoria obat dimasukan ke dalam rektum pertama-tama akan timbul

efek refleks selanjutnya supositoria melebur atau melarut dalam cairan rektum hingga zat aktif

tersebar dipermukaan mukosa lalu berefek setempat dan selanjutnya memasuki sistem getah bening

Obat yang masuk ke peredaran darah akan berefek spesifik padda organ tubuh tertentu sesuai dengan

efek terapetiknya

absorpsi obat dari daerah anorektal dipengaruhi oleh faktor fisiologis

bull isi kolon

bull sirkulasi

bull pH

Karakteristik fisika kimia obat yang mempengaruhi absorpsi

bull koefisisn partisi lemak atau air

bull derajat ionisasi

Faktor yang berhubungan dengan laju absorbsi

bull Kelarutan obat

Pelepasan obat tergantung koefisien partisi lipid air dari obat Artinya obat yang larut dalam

basis lipid dan kadarnya rendah mempunyai tendensi kecil untuk cairan rektal Dan obat yang

sedikit larut dalam basis lipid dan kadarnya tinggi akan segera masuk didalam cairan rektal

bull Kadar obat dalam basis

Difusi obat dari basis supositoria merupakan fungsi kadar obat dan sifat kelarutan obat dalam

basis Pengangkutan melewati mukosa rektum adalah proses difusi sederhana maka bila

kadar obat dalam cairan renal tinggi maka absorpsi obat akan menjadi cepat dan kecepatan

absorpsi makin tinggi bagi bentuk obat yang tidak terdisosiasi

bull Ukuran partikel

14

Bila kelarutan obat dalam air terbatas dan tersuspensi didalam basis supositoria maka ukuran

partikel akan mempengaruhi kecepatran larutan dari obat ke cairan renal

bull Basis supositoria

Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak akan dilepas segera kecairan

renal bila basis cepat melepas setelah masuk kedalam rektum dan obat akan segera

diabsorpsi serta kerja awal dari aksi obat akan segera nyata Bila obat yang larut dalam air

dan berada dalam basis larut air kerja awal dari aksi obat akan segera nyata apabila basis tadi

segera larut dalam air

Kenyataan bahwa rektum atau kolom merupakan tempat absorpsi obat yang dapat

diandalkan terbukti dengan baik Untuk menjaga keefektifan terapis obat dalam suatu sediaan

harus dilakukan pemilihan garam obat dan basis yang sesuai

Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding penggunaan obat per oral atau melalui

saluran pencernaan adalah

1 Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung

2 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

3 Obat dapat masuk langsung dalam saluradarah dan berakibat obat dapat memberi efek lebih

cepat daripada penggunaan obat per oral

4 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar (Anief 2004)

Tujuan penggunaan suppositoria yaitu

1 Untuk tujuan lokal seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi lainnya

Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat diserap oleh membrane

mukosa dalam rectum Hal ini dilakukan terutama bila penggunaan obat per oral tidak

memungkinkan seperti pada pasien yang mudah muntah atau pingsan

2 Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat Kerja awal akan lebih cepat karena obat diserap

oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah

3 Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan

obat secara biokimia di dalam hati (Syamsuni 2005)

ENEMA

Enema merupakan sediaan obat dengan pemberian cairan ke dalam rektum dan kolon

dengan menggunakan aplikator khusus

Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut kembung

namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti

15

telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini Pada akhirnya setelah ilmu

pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan

medis penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya

Manfaat Enema

1 Merangsang gerakan usus besar yang berbeda dengan laxative Perbedaan utama terletak pada

cara penggunaannya laxative biasanya diberikan per oral sedangkan enema diberikan langsung ke

rectum hingga kolon Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batas daya tampung rongga kolon

diberikan pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau di

toilet Larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon mempunyai konsentrasi

gradien yang netral Larutan ini tidak menarik elektrilit dari tubuh seperti jika menggunakan air

biasa dan larutan ini tidak masuk ke membran kolon seperti pada penggunaan phosfat Dengan

demikian larutan ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama seperti

melembutkan feses pada kasus fecal impaction

2 Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi seperti

sigmoidoscopy atau colonoscopy Untuk kenyamanan dan mengharapkan kecepatan proses tindakan

enema dapat diberikan disposibel enema dengan konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg

berisikan sodium phospat atau sodium bikarbonat

3 Sebagai jalan alternatif pemberian obat Hal ini dilakukan bila pemberian obat per oral tidak

memungkinkan seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa mual beberapa anti angiogenik

lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan pemberian obat kanker arthritis pada orang

lanjut usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ pencernaan menghilangkan iritable bowel

syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan rectum dan untuk

tujuan hidrasi

4 Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan untuk mengobati

peradangan usus besar

5 Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema Enema berisi barium sulfat pembilasan

dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi normal

dari kolon tanpa komplikasi berupa konstipasi akibat pemberian barium sulfat

Indikasi Enema

Konstipasi berhubungan dengan jalur pembuangan yang kecil kering kotoran yang keras

atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu Ini terjadi karena pergerakan feses

melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi di usus besar Konstipasi berhubungan

16

dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot

volunter pada proses defekasi

Tablet kolon

Usus besar merupakan suatu tempat dimana penghantaran obat baik secara lokalmaupun

sistemik dapat terjadi Penghantaran secara lokal memungkinkan pengobatan secaratopikal bagi

penyakit peradangan usus besar Akan tetapi pengobatan dapat dibuat lebihefektif jika obat dapat

ditujukan secara langsung ke dalam kolon selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika

obat yang dihantarkan secara sistemik Karena itu dibuat obatyang dapat melepaskan zat aktif secara

langsung pada kolonSistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat

secaraperoral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar seperti ulcerative

colitis crohnrsquos disease amebiosis dan kanker kolon serta sistem penghantaran protein danobat

peptide yang dapat diabsorpsi di kolon tetapi terdegradasi di saluran pencernaan bagianatas Sistem ini harus

dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnya pelepasan danabsorpsi obat seharusnya tidak terjadi

di lambung maupun usus halusBerbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral

yang ditujukanuntuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan

carriermelapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH formulasi sistem release

penggunaancarrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon sistem bioadhesive

dansistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik Tablet ini terdiri dari 3 lapisanyaitu

1 Salut enteric bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tabletsehingga

mencegah obat dilepaskan di lambung

2 Lapisan polimer yang dapat tererosi ketika obat masuk ke usus salut enterik akanlarut dan

polimer ini mulai tererosi Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus

Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon

3 Inti inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di

dalam kolon Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic PH

yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif

akan dilepaskan

Evaluasi obat

Tablet oral

1Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya

17

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 9: 119565446 Makalah   Spo Kolon

Obat menghasilkan kerja dengan mengubah cairan tubuh atau membran sel atau dengan

beinteraksi dengan tempat reseptor Jel aluminium hidroksida obat mengubah zat kimia suatu cairan

tubuh (khususnya dengan menetralisasi kadar asam lambung) Obat-obatan misalnya gas anestsi

mum beinteraksi dengan membran sel Setelah sifat sel berubah obat mengeluarkan pengaruhnya

Mekanisme kerja obat yang paling umum ialah terikat pada tempat reseptor sel Reseptor

melokalisasi efek obat Tempat reseptor berinteraksi dengan obat karena memiliki bentuk kimia yang

sama Obat dan reseptor saling berikatan seperti gembok dan kuncinya Ketika obat dan reseptor

saling berikatan efek terapeutik dirasakan Setiap jaringan atau sel dalam tubuh memiliki kelompok

reseptor yang unik Misalnya reseptor pada sel jantung berespons pada preparat digitalis

Suatu obat yang diminum per oral akan melalui tiga fase farmasetik (disolusi)

farmakokinetik dan farmakodinamik agar kerja obat dapat terjadi Dalam fase farmasetik

obat berubah menjadi larutan sehingga dapat menembus membrane biologis Jika obat

diberikan melalui rute subkutan intramuscular atau intravena maka tidak terjadi fase farmaseutik

Fase kedua yaitu farmakokinetik terdiri dari empat proses (subfase)absorpsi distribusi

metabolisme (atau biotransformasi) dan ekskresi Dalam fase farmakodinamik atau fase

ketiga terjadi respons biologis atau fisiologis

1 A Fase Farmasetik (Disolusi)

Sekitar 80 obat diberikan melaui mulut oleh karena itu farmasetik(disolusi) adalah fase

pertama dari kerja obat Dalam saluran gastrointestinal obat-obat perlu dilarutkan agar dapat

diabsorsi Obat dalam bentuk padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi partikel-partikel

kecil supaya dapat larut ke dalam cairan dan proses ini dikenal sebagai disolusi

Tidak 100 dari sebuah tablet merupakan obat Ada bahan pengisi dan pelembam yang

dicampurkan dalam pembuatan obat sehingga obat dapat mempunyai ukuran tertentu dan

mempercepat disolusi obat tersebut Beberapa tambahan dalam obat sperti ion kalium (K)dan

natrium (Na)dalam kalium penisilin dan natrium penisilin meningkatkan penyerapan dari obat

tersebut Penisilin sangat buruk diabsorbsi dalam saluran gastrointestinal karena adanya asam

lambung Dengan penambahan kalium atau natrium ke dalam penisilin maka obat lebih banyak

diabsorbsi

Disintegrasi adalah pemecahan tablet atau pil menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dan

disolusi adalah melarutnya partikel-partikel yang lebih kecil itu dalam cairan gastrointestinal untuk

diabsorbsi Rate limiting adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah obat untuk berdisintegrasi dan

sampai menjadi siap untuk diabsorbsi oleh tubuh Obat-obat dalam bentuk cair lebih cepat siap

9

diserap oleh saluran gastrointestinal daripada obat dalam bentuk padat Pada umumnya obat-obat

berdisintegrasi lebih cepat dan diabsorpsi lebih cepat dalam cairan asam yang mempunyai pH 1 atau

2 daripada cairan basa Orang muda dan tua mempunyai keasaman lambung yang lebih rendah

sehingga pada umumnya absorpsi obat lebih lambat untuk obat-obat yang diabsorpsi terutama

melalui lambung

Obat-obat dengan enteric-coatedEC (selaput enterik) tidak dapat disintegrasi oleh

asam lambung sehingga disintegrasinya baru terjadi jika berada dalam suasana basa di dalam

usus halus Tablet anti coated dapat bertahan di dalam lambung untuk jangka waktu lama sehingga

oleh karenanya obat-obat demikian kurang efektif atau efek mulanya menjadi lambat

Makanan dalam saluran gastrointestinal dapat menggaggu pengenceran dan absorpsi obat-obat

tertentu Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung sehingga cairan atau makanan diperluan untuk

mengencerkan konsentrasi obat

1 B Fase Farmakokinetik

Farmakokinetik adalah ilmu tentang cara obat masuk ke dalam tubuh mencapai tempat kerjanya

dimetabolisme dan keluar dari tubuh Dokter dan perawat menggunakan pengetahuan

farmakokinetiknya ketika memberikan obat memilih rute pemberian obat menilai resiko perubahan keja

obat dan mengobservasi respons klienEmpat proses yang termasuk di dalamnya adalah absorpsi

distribusi metabolism (biotransformasi) dan ekskresi(eliminasi)

1 Absorpsi

Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari konsentrasi tinggi dari saluran

gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsipasif absorpsi aktif rinositosis atau pinositosis

Absorpsi aktif umumnya terjadi melalui difusi(pergerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

rendah) Absorpsi aktif membutuhkan carier atau pembawa untuk bergerak melawan konsentrasi

Pinositosis berarti membawa obat menembus membran dengan proses menelan

Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah nyeri stress kelaparan makanan dan pH

Sirkulasi yang buruk akibat syok obat-obat vasokonstriktor atau penyakit yang merintangi absorpsi

Rasa nyeri stress dan makanan yang padat pedas dan berlemak dapat memperlambat masa

pengosongan lambung sehingga obat lebih lama berada di dalam lambung Latihan dapat mengurangi

aliran darah dengan mengalihkan darah lebih banyak mengalir ke otot sehingga menurunkan sirkulasi ke

saluran gastrointestinal

10

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi absorpsi obat antara lain rute pemberian obat daya larut

obat dan kondisi di tempat absorpsi

Obat oral lebih mudah diabsorpsi jika diberikan diantara waktu makan Saat lambung terisi

makanan isi lambung secara perlahan diangkut ke duodenum sehingga absorpsi melambat Beberapa

makanan dan antasida membuat obat berikatan membentuk kompleks yang tidak dapat melewati lapisan

saluran cerna Contoh susu menghambat absorpsi zat besi dan tetrasiklin Beberapa obat hancur akibat

peningkatan keasaman isi lambung dan pencernaan protein selama makan Selubung enterik pada tablet

tertentu tidak larut dalam getah lambung sehingga obat tidak dapat dicerna di dalam saluran cerna

bagian atas Selubung juga melindungi lapisan lambung dari iritasi obat

Rute pemberian obat diprogramkan oleh pemberi perawatan kesehatan Perawat dapat meminta

obat diberikan dalam cara atau bentuk yang berbeda berdasarkan pengkajian fisik klien Contoh bila

klien tidak dapat menelan tablet maka perawat akan meminta obat dalam bentuk eliksir atau sirup

Pengetahuan tentang faktor yang dapat mengubah atau menurunkan absorpsi obat membantu perawat

melakukan pemberian obat dengan benar Makanan di dalam saluran cerna dapat mempengaruhi pH

motilitas dan pengangkuan obat ke dalam saluran cerna Kecepatan dan luas absorpsi juga dapat

dipengaruhi oleh makanan Perawat harus mengetahui implikasi keperawatan untuk setiap obat yang

diberikan Contohnya obat seperti aspirin zat besi dan fenitoin natrium (Dilantin) mengiritasi saluran

cerna dan harus diberikan bersama makanan atau segera setelah makan Bagaimanapun makanan dapat

mempengaruhi absorpsi obat misalnya kloksasilin natrium dan penisilin Oleh karena itu obat-obatan

tersebut harus diberikan satu sampai dua jam sebelum makan atau dua sampai tiga jam setelah makan

Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa buku obat keperawatan informasi obat atau

berkonsultasi dengan apoteker rumah sakit mengenai interaksi obat dan nutrien

C Fase Farmakodinamik

Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selular dan

mekanisme kerja obat Respons obat dapat menyebabkan efek fisiologi primer atau sekunder atau

kedua-duanya Efek primer adalah efek yang diinginkan dan efek sekunder bisa diinginkan atau

tidak diinginkan Salah satu contoh dari obat dengan efek primer dan sekunder adalah difenhidramin

(benadryl) suatu antihistamin Efek primer dari difenhidramin adalah untuk mengatasi gejala-gejala

alergi dan efek sekundernya adalah penekanan susunan saraf pusat yang menyebabkan rasa kantuk

Efek sekunder ini tidak diinginkan jika sedang mengendarai mobil tetapi pada saat tidur dapat

menjadi diinginkan karena menimbulkan sedasi ringan

OBAT-OBAT PENCAHAR

11

Banyak orang menggunakan obat pencahar (laksatif) untuk menghilangkan konstipasi Beberapa

obat aman digunakan dalam jangka waktu lama obat lainnya hanya boleh digunakan sesekali

Beberapa obatdigunakan untuk mencegah konstipasi obat lainnya digunakan untuk

mengobati konstipasi

Golongan obat-obat pencahar yang

biasa digunakan adalah

1048729 Bulking Agents

1048729 Pelunak Tinja

1048729 Minyak Mineral

1048729 Bahan-bahan Osmotik

1048729 Pencahar Perangsang

1048729 Bulking Agents

Bulking agents (gandum psilium kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan serat

pada tinja Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih

lunak dan lebih mudah dikeluarkan Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang

paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur Pada mulanya diberikan dalam jumlah

kecil Dosisnya ditingkatkan secara bertahap sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar

Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan

1048729 Pelunak Tinja

Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja Sebenarnya bahan ini adalah

detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja sehingga memungkinkan air menembus

tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak Peningkatan jumlah serat akan merangsang

kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah

dikeluarkan dari tubuh

g 5

1048729 Minyak Mineral

Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari

tubuh Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak Dan jika

seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja bisa terjadi

iritasi yang serius pada jaringan paru-paru Selain itu minyak mineral juga bisa merembes dari

rektum

1048729 Bahan Osmotik

Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar sehingga tinja

menjadi lunak dan mudah dilepaskan Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus

besar dan merangsang kontraksi Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat sulfat dan

magnesium)

12

atau gula (laktulosa dan sorbitol) Beberapa bahan osmotik mengandung natrium menyebabkan

retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung terutama jika diberikan

dalam jumlah besar Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke

dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal Pencahar ini pada umumnya bekerja

dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan Bahan ini

juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan

dan sebelum kolonoskopi

Pencahar Perangsang

Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan

mengeluarkan isinya Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna kaskara

fenolftalein bisakodil atau minyak kastor Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja

setengah padat tapi sering menyebabkan kram perut Dalam bentuk supositoria (obat yang

dimasukkan melalui lubang dubur) akan bekerja setelah 15-60 menit Penggunaan jangka panjang

dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini

sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes) Pencahar ini sering digunakan

untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati

konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya

narkotik)

SUPPOSITORIA

Mekanisme kerja supositoria dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

supositoria berefek mekanik

bahan dasar supositoria berefek mekanik tidak peka pada penyerapan Supositoria mulai berefek bila

terjadi kontak yang menimbulkan refleks defikasi namun pada keadaan konstipasi refleks tersebut

lemah Pada efek kontak tersebut terutama pada supositoria gliserin terjadi fenomena osmose yang

disebabkan oleh afinitas gliserin terhadap air Hal tersebut menimbulkan gerakan peristaltik

supositoria berefek setempat

termasuk dalam kelopok ini adalah supositoria anti wasir Yaitu senyawa yang efeknya disebabkan

oleh adanya sifat astringen atau peringkas pori Ke dalam basis supositoria yang sangt beragam

kadang-kadang ditambahkan senyawa peringkas pori baik dengan cara penyempitan maupun

hemostatik Dalam formula supositoria sering terdapat senyawa penenang Obat tersebut bekerja

secara rangkap baik terhadap perifer maupun sentral yang terakhir ini sepenuhnya berefek sistemik

supositoria berefek sistemik

adalah supositoria yang mengandung senyawa yang diserap dan berefek pada orgaNtubuh se

Supositoria Nutritif

13

Digunakan pada penyakit tertentu dimana saluran cerna tidak dapat menyerap makanan

Jumlah senyawa yang diserap tentu saja sedikit namun sudah cukup untuk mempertahankan hidup

Supositoria Obat

Supositoria tersebut mengandung zat aktif yang harus diserap mempunyai efek sistemik dan

bukan efek stempat Bila supositoria obat dimasukan ke dalam rektum pertama-tama akan timbul

efek refleks selanjutnya supositoria melebur atau melarut dalam cairan rektum hingga zat aktif

tersebar dipermukaan mukosa lalu berefek setempat dan selanjutnya memasuki sistem getah bening

Obat yang masuk ke peredaran darah akan berefek spesifik padda organ tubuh tertentu sesuai dengan

efek terapetiknya

absorpsi obat dari daerah anorektal dipengaruhi oleh faktor fisiologis

bull isi kolon

bull sirkulasi

bull pH

Karakteristik fisika kimia obat yang mempengaruhi absorpsi

bull koefisisn partisi lemak atau air

bull derajat ionisasi

Faktor yang berhubungan dengan laju absorbsi

bull Kelarutan obat

Pelepasan obat tergantung koefisien partisi lipid air dari obat Artinya obat yang larut dalam

basis lipid dan kadarnya rendah mempunyai tendensi kecil untuk cairan rektal Dan obat yang

sedikit larut dalam basis lipid dan kadarnya tinggi akan segera masuk didalam cairan rektal

bull Kadar obat dalam basis

Difusi obat dari basis supositoria merupakan fungsi kadar obat dan sifat kelarutan obat dalam

basis Pengangkutan melewati mukosa rektum adalah proses difusi sederhana maka bila

kadar obat dalam cairan renal tinggi maka absorpsi obat akan menjadi cepat dan kecepatan

absorpsi makin tinggi bagi bentuk obat yang tidak terdisosiasi

bull Ukuran partikel

14

Bila kelarutan obat dalam air terbatas dan tersuspensi didalam basis supositoria maka ukuran

partikel akan mempengaruhi kecepatran larutan dari obat ke cairan renal

bull Basis supositoria

Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak akan dilepas segera kecairan

renal bila basis cepat melepas setelah masuk kedalam rektum dan obat akan segera

diabsorpsi serta kerja awal dari aksi obat akan segera nyata Bila obat yang larut dalam air

dan berada dalam basis larut air kerja awal dari aksi obat akan segera nyata apabila basis tadi

segera larut dalam air

Kenyataan bahwa rektum atau kolom merupakan tempat absorpsi obat yang dapat

diandalkan terbukti dengan baik Untuk menjaga keefektifan terapis obat dalam suatu sediaan

harus dilakukan pemilihan garam obat dan basis yang sesuai

Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding penggunaan obat per oral atau melalui

saluran pencernaan adalah

1 Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung

2 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

3 Obat dapat masuk langsung dalam saluradarah dan berakibat obat dapat memberi efek lebih

cepat daripada penggunaan obat per oral

4 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar (Anief 2004)

Tujuan penggunaan suppositoria yaitu

1 Untuk tujuan lokal seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi lainnya

Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat diserap oleh membrane

mukosa dalam rectum Hal ini dilakukan terutama bila penggunaan obat per oral tidak

memungkinkan seperti pada pasien yang mudah muntah atau pingsan

2 Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat Kerja awal akan lebih cepat karena obat diserap

oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah

3 Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan

obat secara biokimia di dalam hati (Syamsuni 2005)

ENEMA

Enema merupakan sediaan obat dengan pemberian cairan ke dalam rektum dan kolon

dengan menggunakan aplikator khusus

Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut kembung

namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti

15

telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini Pada akhirnya setelah ilmu

pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan

medis penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya

Manfaat Enema

1 Merangsang gerakan usus besar yang berbeda dengan laxative Perbedaan utama terletak pada

cara penggunaannya laxative biasanya diberikan per oral sedangkan enema diberikan langsung ke

rectum hingga kolon Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batas daya tampung rongga kolon

diberikan pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau di

toilet Larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon mempunyai konsentrasi

gradien yang netral Larutan ini tidak menarik elektrilit dari tubuh seperti jika menggunakan air

biasa dan larutan ini tidak masuk ke membran kolon seperti pada penggunaan phosfat Dengan

demikian larutan ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama seperti

melembutkan feses pada kasus fecal impaction

2 Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi seperti

sigmoidoscopy atau colonoscopy Untuk kenyamanan dan mengharapkan kecepatan proses tindakan

enema dapat diberikan disposibel enema dengan konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg

berisikan sodium phospat atau sodium bikarbonat

3 Sebagai jalan alternatif pemberian obat Hal ini dilakukan bila pemberian obat per oral tidak

memungkinkan seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa mual beberapa anti angiogenik

lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan pemberian obat kanker arthritis pada orang

lanjut usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ pencernaan menghilangkan iritable bowel

syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan rectum dan untuk

tujuan hidrasi

4 Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan untuk mengobati

peradangan usus besar

5 Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema Enema berisi barium sulfat pembilasan

dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi normal

dari kolon tanpa komplikasi berupa konstipasi akibat pemberian barium sulfat

Indikasi Enema

Konstipasi berhubungan dengan jalur pembuangan yang kecil kering kotoran yang keras

atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu Ini terjadi karena pergerakan feses

melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi di usus besar Konstipasi berhubungan

16

dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot

volunter pada proses defekasi

Tablet kolon

Usus besar merupakan suatu tempat dimana penghantaran obat baik secara lokalmaupun

sistemik dapat terjadi Penghantaran secara lokal memungkinkan pengobatan secaratopikal bagi

penyakit peradangan usus besar Akan tetapi pengobatan dapat dibuat lebihefektif jika obat dapat

ditujukan secara langsung ke dalam kolon selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika

obat yang dihantarkan secara sistemik Karena itu dibuat obatyang dapat melepaskan zat aktif secara

langsung pada kolonSistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat

secaraperoral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar seperti ulcerative

colitis crohnrsquos disease amebiosis dan kanker kolon serta sistem penghantaran protein danobat

peptide yang dapat diabsorpsi di kolon tetapi terdegradasi di saluran pencernaan bagianatas Sistem ini harus

dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnya pelepasan danabsorpsi obat seharusnya tidak terjadi

di lambung maupun usus halusBerbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral

yang ditujukanuntuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan

carriermelapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH formulasi sistem release

penggunaancarrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon sistem bioadhesive

dansistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik Tablet ini terdiri dari 3 lapisanyaitu

1 Salut enteric bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tabletsehingga

mencegah obat dilepaskan di lambung

2 Lapisan polimer yang dapat tererosi ketika obat masuk ke usus salut enterik akanlarut dan

polimer ini mulai tererosi Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus

Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon

3 Inti inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di

dalam kolon Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic PH

yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif

akan dilepaskan

Evaluasi obat

Tablet oral

1Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya

17

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 10: 119565446 Makalah   Spo Kolon

diserap oleh saluran gastrointestinal daripada obat dalam bentuk padat Pada umumnya obat-obat

berdisintegrasi lebih cepat dan diabsorpsi lebih cepat dalam cairan asam yang mempunyai pH 1 atau

2 daripada cairan basa Orang muda dan tua mempunyai keasaman lambung yang lebih rendah

sehingga pada umumnya absorpsi obat lebih lambat untuk obat-obat yang diabsorpsi terutama

melalui lambung

Obat-obat dengan enteric-coatedEC (selaput enterik) tidak dapat disintegrasi oleh

asam lambung sehingga disintegrasinya baru terjadi jika berada dalam suasana basa di dalam

usus halus Tablet anti coated dapat bertahan di dalam lambung untuk jangka waktu lama sehingga

oleh karenanya obat-obat demikian kurang efektif atau efek mulanya menjadi lambat

Makanan dalam saluran gastrointestinal dapat menggaggu pengenceran dan absorpsi obat-obat

tertentu Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung sehingga cairan atau makanan diperluan untuk

mengencerkan konsentrasi obat

1 B Fase Farmakokinetik

Farmakokinetik adalah ilmu tentang cara obat masuk ke dalam tubuh mencapai tempat kerjanya

dimetabolisme dan keluar dari tubuh Dokter dan perawat menggunakan pengetahuan

farmakokinetiknya ketika memberikan obat memilih rute pemberian obat menilai resiko perubahan keja

obat dan mengobservasi respons klienEmpat proses yang termasuk di dalamnya adalah absorpsi

distribusi metabolism (biotransformasi) dan ekskresi(eliminasi)

1 Absorpsi

Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari konsentrasi tinggi dari saluran

gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsipasif absorpsi aktif rinositosis atau pinositosis

Absorpsi aktif umumnya terjadi melalui difusi(pergerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

rendah) Absorpsi aktif membutuhkan carier atau pembawa untuk bergerak melawan konsentrasi

Pinositosis berarti membawa obat menembus membran dengan proses menelan

Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah nyeri stress kelaparan makanan dan pH

Sirkulasi yang buruk akibat syok obat-obat vasokonstriktor atau penyakit yang merintangi absorpsi

Rasa nyeri stress dan makanan yang padat pedas dan berlemak dapat memperlambat masa

pengosongan lambung sehingga obat lebih lama berada di dalam lambung Latihan dapat mengurangi

aliran darah dengan mengalihkan darah lebih banyak mengalir ke otot sehingga menurunkan sirkulasi ke

saluran gastrointestinal

10

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi absorpsi obat antara lain rute pemberian obat daya larut

obat dan kondisi di tempat absorpsi

Obat oral lebih mudah diabsorpsi jika diberikan diantara waktu makan Saat lambung terisi

makanan isi lambung secara perlahan diangkut ke duodenum sehingga absorpsi melambat Beberapa

makanan dan antasida membuat obat berikatan membentuk kompleks yang tidak dapat melewati lapisan

saluran cerna Contoh susu menghambat absorpsi zat besi dan tetrasiklin Beberapa obat hancur akibat

peningkatan keasaman isi lambung dan pencernaan protein selama makan Selubung enterik pada tablet

tertentu tidak larut dalam getah lambung sehingga obat tidak dapat dicerna di dalam saluran cerna

bagian atas Selubung juga melindungi lapisan lambung dari iritasi obat

Rute pemberian obat diprogramkan oleh pemberi perawatan kesehatan Perawat dapat meminta

obat diberikan dalam cara atau bentuk yang berbeda berdasarkan pengkajian fisik klien Contoh bila

klien tidak dapat menelan tablet maka perawat akan meminta obat dalam bentuk eliksir atau sirup

Pengetahuan tentang faktor yang dapat mengubah atau menurunkan absorpsi obat membantu perawat

melakukan pemberian obat dengan benar Makanan di dalam saluran cerna dapat mempengaruhi pH

motilitas dan pengangkuan obat ke dalam saluran cerna Kecepatan dan luas absorpsi juga dapat

dipengaruhi oleh makanan Perawat harus mengetahui implikasi keperawatan untuk setiap obat yang

diberikan Contohnya obat seperti aspirin zat besi dan fenitoin natrium (Dilantin) mengiritasi saluran

cerna dan harus diberikan bersama makanan atau segera setelah makan Bagaimanapun makanan dapat

mempengaruhi absorpsi obat misalnya kloksasilin natrium dan penisilin Oleh karena itu obat-obatan

tersebut harus diberikan satu sampai dua jam sebelum makan atau dua sampai tiga jam setelah makan

Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa buku obat keperawatan informasi obat atau

berkonsultasi dengan apoteker rumah sakit mengenai interaksi obat dan nutrien

C Fase Farmakodinamik

Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selular dan

mekanisme kerja obat Respons obat dapat menyebabkan efek fisiologi primer atau sekunder atau

kedua-duanya Efek primer adalah efek yang diinginkan dan efek sekunder bisa diinginkan atau

tidak diinginkan Salah satu contoh dari obat dengan efek primer dan sekunder adalah difenhidramin

(benadryl) suatu antihistamin Efek primer dari difenhidramin adalah untuk mengatasi gejala-gejala

alergi dan efek sekundernya adalah penekanan susunan saraf pusat yang menyebabkan rasa kantuk

Efek sekunder ini tidak diinginkan jika sedang mengendarai mobil tetapi pada saat tidur dapat

menjadi diinginkan karena menimbulkan sedasi ringan

OBAT-OBAT PENCAHAR

11

Banyak orang menggunakan obat pencahar (laksatif) untuk menghilangkan konstipasi Beberapa

obat aman digunakan dalam jangka waktu lama obat lainnya hanya boleh digunakan sesekali

Beberapa obatdigunakan untuk mencegah konstipasi obat lainnya digunakan untuk

mengobati konstipasi

Golongan obat-obat pencahar yang

biasa digunakan adalah

1048729 Bulking Agents

1048729 Pelunak Tinja

1048729 Minyak Mineral

1048729 Bahan-bahan Osmotik

1048729 Pencahar Perangsang

1048729 Bulking Agents

Bulking agents (gandum psilium kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan serat

pada tinja Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih

lunak dan lebih mudah dikeluarkan Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang

paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur Pada mulanya diberikan dalam jumlah

kecil Dosisnya ditingkatkan secara bertahap sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar

Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan

1048729 Pelunak Tinja

Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja Sebenarnya bahan ini adalah

detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja sehingga memungkinkan air menembus

tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak Peningkatan jumlah serat akan merangsang

kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah

dikeluarkan dari tubuh

g 5

1048729 Minyak Mineral

Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari

tubuh Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak Dan jika

seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja bisa terjadi

iritasi yang serius pada jaringan paru-paru Selain itu minyak mineral juga bisa merembes dari

rektum

1048729 Bahan Osmotik

Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar sehingga tinja

menjadi lunak dan mudah dilepaskan Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus

besar dan merangsang kontraksi Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat sulfat dan

magnesium)

12

atau gula (laktulosa dan sorbitol) Beberapa bahan osmotik mengandung natrium menyebabkan

retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung terutama jika diberikan

dalam jumlah besar Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke

dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal Pencahar ini pada umumnya bekerja

dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan Bahan ini

juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan

dan sebelum kolonoskopi

Pencahar Perangsang

Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan

mengeluarkan isinya Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna kaskara

fenolftalein bisakodil atau minyak kastor Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja

setengah padat tapi sering menyebabkan kram perut Dalam bentuk supositoria (obat yang

dimasukkan melalui lubang dubur) akan bekerja setelah 15-60 menit Penggunaan jangka panjang

dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini

sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes) Pencahar ini sering digunakan

untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati

konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya

narkotik)

SUPPOSITORIA

Mekanisme kerja supositoria dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

supositoria berefek mekanik

bahan dasar supositoria berefek mekanik tidak peka pada penyerapan Supositoria mulai berefek bila

terjadi kontak yang menimbulkan refleks defikasi namun pada keadaan konstipasi refleks tersebut

lemah Pada efek kontak tersebut terutama pada supositoria gliserin terjadi fenomena osmose yang

disebabkan oleh afinitas gliserin terhadap air Hal tersebut menimbulkan gerakan peristaltik

supositoria berefek setempat

termasuk dalam kelopok ini adalah supositoria anti wasir Yaitu senyawa yang efeknya disebabkan

oleh adanya sifat astringen atau peringkas pori Ke dalam basis supositoria yang sangt beragam

kadang-kadang ditambahkan senyawa peringkas pori baik dengan cara penyempitan maupun

hemostatik Dalam formula supositoria sering terdapat senyawa penenang Obat tersebut bekerja

secara rangkap baik terhadap perifer maupun sentral yang terakhir ini sepenuhnya berefek sistemik

supositoria berefek sistemik

adalah supositoria yang mengandung senyawa yang diserap dan berefek pada orgaNtubuh se

Supositoria Nutritif

13

Digunakan pada penyakit tertentu dimana saluran cerna tidak dapat menyerap makanan

Jumlah senyawa yang diserap tentu saja sedikit namun sudah cukup untuk mempertahankan hidup

Supositoria Obat

Supositoria tersebut mengandung zat aktif yang harus diserap mempunyai efek sistemik dan

bukan efek stempat Bila supositoria obat dimasukan ke dalam rektum pertama-tama akan timbul

efek refleks selanjutnya supositoria melebur atau melarut dalam cairan rektum hingga zat aktif

tersebar dipermukaan mukosa lalu berefek setempat dan selanjutnya memasuki sistem getah bening

Obat yang masuk ke peredaran darah akan berefek spesifik padda organ tubuh tertentu sesuai dengan

efek terapetiknya

absorpsi obat dari daerah anorektal dipengaruhi oleh faktor fisiologis

bull isi kolon

bull sirkulasi

bull pH

Karakteristik fisika kimia obat yang mempengaruhi absorpsi

bull koefisisn partisi lemak atau air

bull derajat ionisasi

Faktor yang berhubungan dengan laju absorbsi

bull Kelarutan obat

Pelepasan obat tergantung koefisien partisi lipid air dari obat Artinya obat yang larut dalam

basis lipid dan kadarnya rendah mempunyai tendensi kecil untuk cairan rektal Dan obat yang

sedikit larut dalam basis lipid dan kadarnya tinggi akan segera masuk didalam cairan rektal

bull Kadar obat dalam basis

Difusi obat dari basis supositoria merupakan fungsi kadar obat dan sifat kelarutan obat dalam

basis Pengangkutan melewati mukosa rektum adalah proses difusi sederhana maka bila

kadar obat dalam cairan renal tinggi maka absorpsi obat akan menjadi cepat dan kecepatan

absorpsi makin tinggi bagi bentuk obat yang tidak terdisosiasi

bull Ukuran partikel

14

Bila kelarutan obat dalam air terbatas dan tersuspensi didalam basis supositoria maka ukuran

partikel akan mempengaruhi kecepatran larutan dari obat ke cairan renal

bull Basis supositoria

Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak akan dilepas segera kecairan

renal bila basis cepat melepas setelah masuk kedalam rektum dan obat akan segera

diabsorpsi serta kerja awal dari aksi obat akan segera nyata Bila obat yang larut dalam air

dan berada dalam basis larut air kerja awal dari aksi obat akan segera nyata apabila basis tadi

segera larut dalam air

Kenyataan bahwa rektum atau kolom merupakan tempat absorpsi obat yang dapat

diandalkan terbukti dengan baik Untuk menjaga keefektifan terapis obat dalam suatu sediaan

harus dilakukan pemilihan garam obat dan basis yang sesuai

Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding penggunaan obat per oral atau melalui

saluran pencernaan adalah

1 Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung

2 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

3 Obat dapat masuk langsung dalam saluradarah dan berakibat obat dapat memberi efek lebih

cepat daripada penggunaan obat per oral

4 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar (Anief 2004)

Tujuan penggunaan suppositoria yaitu

1 Untuk tujuan lokal seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi lainnya

Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat diserap oleh membrane

mukosa dalam rectum Hal ini dilakukan terutama bila penggunaan obat per oral tidak

memungkinkan seperti pada pasien yang mudah muntah atau pingsan

2 Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat Kerja awal akan lebih cepat karena obat diserap

oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah

3 Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan

obat secara biokimia di dalam hati (Syamsuni 2005)

ENEMA

Enema merupakan sediaan obat dengan pemberian cairan ke dalam rektum dan kolon

dengan menggunakan aplikator khusus

Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut kembung

namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti

15

telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini Pada akhirnya setelah ilmu

pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan

medis penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya

Manfaat Enema

1 Merangsang gerakan usus besar yang berbeda dengan laxative Perbedaan utama terletak pada

cara penggunaannya laxative biasanya diberikan per oral sedangkan enema diberikan langsung ke

rectum hingga kolon Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batas daya tampung rongga kolon

diberikan pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau di

toilet Larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon mempunyai konsentrasi

gradien yang netral Larutan ini tidak menarik elektrilit dari tubuh seperti jika menggunakan air

biasa dan larutan ini tidak masuk ke membran kolon seperti pada penggunaan phosfat Dengan

demikian larutan ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama seperti

melembutkan feses pada kasus fecal impaction

2 Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi seperti

sigmoidoscopy atau colonoscopy Untuk kenyamanan dan mengharapkan kecepatan proses tindakan

enema dapat diberikan disposibel enema dengan konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg

berisikan sodium phospat atau sodium bikarbonat

3 Sebagai jalan alternatif pemberian obat Hal ini dilakukan bila pemberian obat per oral tidak

memungkinkan seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa mual beberapa anti angiogenik

lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan pemberian obat kanker arthritis pada orang

lanjut usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ pencernaan menghilangkan iritable bowel

syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan rectum dan untuk

tujuan hidrasi

4 Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan untuk mengobati

peradangan usus besar

5 Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema Enema berisi barium sulfat pembilasan

dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi normal

dari kolon tanpa komplikasi berupa konstipasi akibat pemberian barium sulfat

Indikasi Enema

Konstipasi berhubungan dengan jalur pembuangan yang kecil kering kotoran yang keras

atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu Ini terjadi karena pergerakan feses

melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi di usus besar Konstipasi berhubungan

16

dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot

volunter pada proses defekasi

Tablet kolon

Usus besar merupakan suatu tempat dimana penghantaran obat baik secara lokalmaupun

sistemik dapat terjadi Penghantaran secara lokal memungkinkan pengobatan secaratopikal bagi

penyakit peradangan usus besar Akan tetapi pengobatan dapat dibuat lebihefektif jika obat dapat

ditujukan secara langsung ke dalam kolon selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika

obat yang dihantarkan secara sistemik Karena itu dibuat obatyang dapat melepaskan zat aktif secara

langsung pada kolonSistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat

secaraperoral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar seperti ulcerative

colitis crohnrsquos disease amebiosis dan kanker kolon serta sistem penghantaran protein danobat

peptide yang dapat diabsorpsi di kolon tetapi terdegradasi di saluran pencernaan bagianatas Sistem ini harus

dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnya pelepasan danabsorpsi obat seharusnya tidak terjadi

di lambung maupun usus halusBerbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral

yang ditujukanuntuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan

carriermelapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH formulasi sistem release

penggunaancarrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon sistem bioadhesive

dansistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik Tablet ini terdiri dari 3 lapisanyaitu

1 Salut enteric bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tabletsehingga

mencegah obat dilepaskan di lambung

2 Lapisan polimer yang dapat tererosi ketika obat masuk ke usus salut enterik akanlarut dan

polimer ini mulai tererosi Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus

Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon

3 Inti inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di

dalam kolon Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic PH

yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif

akan dilepaskan

Evaluasi obat

Tablet oral

1Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya

17

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 11: 119565446 Makalah   Spo Kolon

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi absorpsi obat antara lain rute pemberian obat daya larut

obat dan kondisi di tempat absorpsi

Obat oral lebih mudah diabsorpsi jika diberikan diantara waktu makan Saat lambung terisi

makanan isi lambung secara perlahan diangkut ke duodenum sehingga absorpsi melambat Beberapa

makanan dan antasida membuat obat berikatan membentuk kompleks yang tidak dapat melewati lapisan

saluran cerna Contoh susu menghambat absorpsi zat besi dan tetrasiklin Beberapa obat hancur akibat

peningkatan keasaman isi lambung dan pencernaan protein selama makan Selubung enterik pada tablet

tertentu tidak larut dalam getah lambung sehingga obat tidak dapat dicerna di dalam saluran cerna

bagian atas Selubung juga melindungi lapisan lambung dari iritasi obat

Rute pemberian obat diprogramkan oleh pemberi perawatan kesehatan Perawat dapat meminta

obat diberikan dalam cara atau bentuk yang berbeda berdasarkan pengkajian fisik klien Contoh bila

klien tidak dapat menelan tablet maka perawat akan meminta obat dalam bentuk eliksir atau sirup

Pengetahuan tentang faktor yang dapat mengubah atau menurunkan absorpsi obat membantu perawat

melakukan pemberian obat dengan benar Makanan di dalam saluran cerna dapat mempengaruhi pH

motilitas dan pengangkuan obat ke dalam saluran cerna Kecepatan dan luas absorpsi juga dapat

dipengaruhi oleh makanan Perawat harus mengetahui implikasi keperawatan untuk setiap obat yang

diberikan Contohnya obat seperti aspirin zat besi dan fenitoin natrium (Dilantin) mengiritasi saluran

cerna dan harus diberikan bersama makanan atau segera setelah makan Bagaimanapun makanan dapat

mempengaruhi absorpsi obat misalnya kloksasilin natrium dan penisilin Oleh karena itu obat-obatan

tersebut harus diberikan satu sampai dua jam sebelum makan atau dua sampai tiga jam setelah makan

Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa buku obat keperawatan informasi obat atau

berkonsultasi dengan apoteker rumah sakit mengenai interaksi obat dan nutrien

C Fase Farmakodinamik

Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selular dan

mekanisme kerja obat Respons obat dapat menyebabkan efek fisiologi primer atau sekunder atau

kedua-duanya Efek primer adalah efek yang diinginkan dan efek sekunder bisa diinginkan atau

tidak diinginkan Salah satu contoh dari obat dengan efek primer dan sekunder adalah difenhidramin

(benadryl) suatu antihistamin Efek primer dari difenhidramin adalah untuk mengatasi gejala-gejala

alergi dan efek sekundernya adalah penekanan susunan saraf pusat yang menyebabkan rasa kantuk

Efek sekunder ini tidak diinginkan jika sedang mengendarai mobil tetapi pada saat tidur dapat

menjadi diinginkan karena menimbulkan sedasi ringan

OBAT-OBAT PENCAHAR

11

Banyak orang menggunakan obat pencahar (laksatif) untuk menghilangkan konstipasi Beberapa

obat aman digunakan dalam jangka waktu lama obat lainnya hanya boleh digunakan sesekali

Beberapa obatdigunakan untuk mencegah konstipasi obat lainnya digunakan untuk

mengobati konstipasi

Golongan obat-obat pencahar yang

biasa digunakan adalah

1048729 Bulking Agents

1048729 Pelunak Tinja

1048729 Minyak Mineral

1048729 Bahan-bahan Osmotik

1048729 Pencahar Perangsang

1048729 Bulking Agents

Bulking agents (gandum psilium kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan serat

pada tinja Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih

lunak dan lebih mudah dikeluarkan Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang

paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur Pada mulanya diberikan dalam jumlah

kecil Dosisnya ditingkatkan secara bertahap sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar

Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan

1048729 Pelunak Tinja

Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja Sebenarnya bahan ini adalah

detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja sehingga memungkinkan air menembus

tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak Peningkatan jumlah serat akan merangsang

kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah

dikeluarkan dari tubuh

g 5

1048729 Minyak Mineral

Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari

tubuh Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak Dan jika

seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja bisa terjadi

iritasi yang serius pada jaringan paru-paru Selain itu minyak mineral juga bisa merembes dari

rektum

1048729 Bahan Osmotik

Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar sehingga tinja

menjadi lunak dan mudah dilepaskan Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus

besar dan merangsang kontraksi Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat sulfat dan

magnesium)

12

atau gula (laktulosa dan sorbitol) Beberapa bahan osmotik mengandung natrium menyebabkan

retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung terutama jika diberikan

dalam jumlah besar Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke

dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal Pencahar ini pada umumnya bekerja

dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan Bahan ini

juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan

dan sebelum kolonoskopi

Pencahar Perangsang

Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan

mengeluarkan isinya Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna kaskara

fenolftalein bisakodil atau minyak kastor Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja

setengah padat tapi sering menyebabkan kram perut Dalam bentuk supositoria (obat yang

dimasukkan melalui lubang dubur) akan bekerja setelah 15-60 menit Penggunaan jangka panjang

dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini

sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes) Pencahar ini sering digunakan

untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati

konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya

narkotik)

SUPPOSITORIA

Mekanisme kerja supositoria dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

supositoria berefek mekanik

bahan dasar supositoria berefek mekanik tidak peka pada penyerapan Supositoria mulai berefek bila

terjadi kontak yang menimbulkan refleks defikasi namun pada keadaan konstipasi refleks tersebut

lemah Pada efek kontak tersebut terutama pada supositoria gliserin terjadi fenomena osmose yang

disebabkan oleh afinitas gliserin terhadap air Hal tersebut menimbulkan gerakan peristaltik

supositoria berefek setempat

termasuk dalam kelopok ini adalah supositoria anti wasir Yaitu senyawa yang efeknya disebabkan

oleh adanya sifat astringen atau peringkas pori Ke dalam basis supositoria yang sangt beragam

kadang-kadang ditambahkan senyawa peringkas pori baik dengan cara penyempitan maupun

hemostatik Dalam formula supositoria sering terdapat senyawa penenang Obat tersebut bekerja

secara rangkap baik terhadap perifer maupun sentral yang terakhir ini sepenuhnya berefek sistemik

supositoria berefek sistemik

adalah supositoria yang mengandung senyawa yang diserap dan berefek pada orgaNtubuh se

Supositoria Nutritif

13

Digunakan pada penyakit tertentu dimana saluran cerna tidak dapat menyerap makanan

Jumlah senyawa yang diserap tentu saja sedikit namun sudah cukup untuk mempertahankan hidup

Supositoria Obat

Supositoria tersebut mengandung zat aktif yang harus diserap mempunyai efek sistemik dan

bukan efek stempat Bila supositoria obat dimasukan ke dalam rektum pertama-tama akan timbul

efek refleks selanjutnya supositoria melebur atau melarut dalam cairan rektum hingga zat aktif

tersebar dipermukaan mukosa lalu berefek setempat dan selanjutnya memasuki sistem getah bening

Obat yang masuk ke peredaran darah akan berefek spesifik padda organ tubuh tertentu sesuai dengan

efek terapetiknya

absorpsi obat dari daerah anorektal dipengaruhi oleh faktor fisiologis

bull isi kolon

bull sirkulasi

bull pH

Karakteristik fisika kimia obat yang mempengaruhi absorpsi

bull koefisisn partisi lemak atau air

bull derajat ionisasi

Faktor yang berhubungan dengan laju absorbsi

bull Kelarutan obat

Pelepasan obat tergantung koefisien partisi lipid air dari obat Artinya obat yang larut dalam

basis lipid dan kadarnya rendah mempunyai tendensi kecil untuk cairan rektal Dan obat yang

sedikit larut dalam basis lipid dan kadarnya tinggi akan segera masuk didalam cairan rektal

bull Kadar obat dalam basis

Difusi obat dari basis supositoria merupakan fungsi kadar obat dan sifat kelarutan obat dalam

basis Pengangkutan melewati mukosa rektum adalah proses difusi sederhana maka bila

kadar obat dalam cairan renal tinggi maka absorpsi obat akan menjadi cepat dan kecepatan

absorpsi makin tinggi bagi bentuk obat yang tidak terdisosiasi

bull Ukuran partikel

14

Bila kelarutan obat dalam air terbatas dan tersuspensi didalam basis supositoria maka ukuran

partikel akan mempengaruhi kecepatran larutan dari obat ke cairan renal

bull Basis supositoria

Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak akan dilepas segera kecairan

renal bila basis cepat melepas setelah masuk kedalam rektum dan obat akan segera

diabsorpsi serta kerja awal dari aksi obat akan segera nyata Bila obat yang larut dalam air

dan berada dalam basis larut air kerja awal dari aksi obat akan segera nyata apabila basis tadi

segera larut dalam air

Kenyataan bahwa rektum atau kolom merupakan tempat absorpsi obat yang dapat

diandalkan terbukti dengan baik Untuk menjaga keefektifan terapis obat dalam suatu sediaan

harus dilakukan pemilihan garam obat dan basis yang sesuai

Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding penggunaan obat per oral atau melalui

saluran pencernaan adalah

1 Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung

2 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

3 Obat dapat masuk langsung dalam saluradarah dan berakibat obat dapat memberi efek lebih

cepat daripada penggunaan obat per oral

4 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar (Anief 2004)

Tujuan penggunaan suppositoria yaitu

1 Untuk tujuan lokal seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi lainnya

Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat diserap oleh membrane

mukosa dalam rectum Hal ini dilakukan terutama bila penggunaan obat per oral tidak

memungkinkan seperti pada pasien yang mudah muntah atau pingsan

2 Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat Kerja awal akan lebih cepat karena obat diserap

oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah

3 Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan

obat secara biokimia di dalam hati (Syamsuni 2005)

ENEMA

Enema merupakan sediaan obat dengan pemberian cairan ke dalam rektum dan kolon

dengan menggunakan aplikator khusus

Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut kembung

namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti

15

telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini Pada akhirnya setelah ilmu

pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan

medis penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya

Manfaat Enema

1 Merangsang gerakan usus besar yang berbeda dengan laxative Perbedaan utama terletak pada

cara penggunaannya laxative biasanya diberikan per oral sedangkan enema diberikan langsung ke

rectum hingga kolon Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batas daya tampung rongga kolon

diberikan pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau di

toilet Larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon mempunyai konsentrasi

gradien yang netral Larutan ini tidak menarik elektrilit dari tubuh seperti jika menggunakan air

biasa dan larutan ini tidak masuk ke membran kolon seperti pada penggunaan phosfat Dengan

demikian larutan ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama seperti

melembutkan feses pada kasus fecal impaction

2 Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi seperti

sigmoidoscopy atau colonoscopy Untuk kenyamanan dan mengharapkan kecepatan proses tindakan

enema dapat diberikan disposibel enema dengan konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg

berisikan sodium phospat atau sodium bikarbonat

3 Sebagai jalan alternatif pemberian obat Hal ini dilakukan bila pemberian obat per oral tidak

memungkinkan seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa mual beberapa anti angiogenik

lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan pemberian obat kanker arthritis pada orang

lanjut usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ pencernaan menghilangkan iritable bowel

syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan rectum dan untuk

tujuan hidrasi

4 Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan untuk mengobati

peradangan usus besar

5 Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema Enema berisi barium sulfat pembilasan

dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi normal

dari kolon tanpa komplikasi berupa konstipasi akibat pemberian barium sulfat

Indikasi Enema

Konstipasi berhubungan dengan jalur pembuangan yang kecil kering kotoran yang keras

atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu Ini terjadi karena pergerakan feses

melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi di usus besar Konstipasi berhubungan

16

dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot

volunter pada proses defekasi

Tablet kolon

Usus besar merupakan suatu tempat dimana penghantaran obat baik secara lokalmaupun

sistemik dapat terjadi Penghantaran secara lokal memungkinkan pengobatan secaratopikal bagi

penyakit peradangan usus besar Akan tetapi pengobatan dapat dibuat lebihefektif jika obat dapat

ditujukan secara langsung ke dalam kolon selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika

obat yang dihantarkan secara sistemik Karena itu dibuat obatyang dapat melepaskan zat aktif secara

langsung pada kolonSistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat

secaraperoral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar seperti ulcerative

colitis crohnrsquos disease amebiosis dan kanker kolon serta sistem penghantaran protein danobat

peptide yang dapat diabsorpsi di kolon tetapi terdegradasi di saluran pencernaan bagianatas Sistem ini harus

dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnya pelepasan danabsorpsi obat seharusnya tidak terjadi

di lambung maupun usus halusBerbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral

yang ditujukanuntuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan

carriermelapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH formulasi sistem release

penggunaancarrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon sistem bioadhesive

dansistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik Tablet ini terdiri dari 3 lapisanyaitu

1 Salut enteric bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tabletsehingga

mencegah obat dilepaskan di lambung

2 Lapisan polimer yang dapat tererosi ketika obat masuk ke usus salut enterik akanlarut dan

polimer ini mulai tererosi Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus

Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon

3 Inti inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di

dalam kolon Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic PH

yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif

akan dilepaskan

Evaluasi obat

Tablet oral

1Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya

17

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 12: 119565446 Makalah   Spo Kolon

Banyak orang menggunakan obat pencahar (laksatif) untuk menghilangkan konstipasi Beberapa

obat aman digunakan dalam jangka waktu lama obat lainnya hanya boleh digunakan sesekali

Beberapa obatdigunakan untuk mencegah konstipasi obat lainnya digunakan untuk

mengobati konstipasi

Golongan obat-obat pencahar yang

biasa digunakan adalah

1048729 Bulking Agents

1048729 Pelunak Tinja

1048729 Minyak Mineral

1048729 Bahan-bahan Osmotik

1048729 Pencahar Perangsang

1048729 Bulking Agents

Bulking agents (gandum psilium kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan serat

pada tinja Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih

lunak dan lebih mudah dikeluarkan Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang

paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur Pada mulanya diberikan dalam jumlah

kecil Dosisnya ditingkatkan secara bertahap sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar

Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan

1048729 Pelunak Tinja

Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja Sebenarnya bahan ini adalah

detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja sehingga memungkinkan air menembus

tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak Peningkatan jumlah serat akan merangsang

kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah

dikeluarkan dari tubuh

g 5

1048729 Minyak Mineral

Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari

tubuh Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak Dan jika

seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja bisa terjadi

iritasi yang serius pada jaringan paru-paru Selain itu minyak mineral juga bisa merembes dari

rektum

1048729 Bahan Osmotik

Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar sehingga tinja

menjadi lunak dan mudah dilepaskan Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus

besar dan merangsang kontraksi Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat sulfat dan

magnesium)

12

atau gula (laktulosa dan sorbitol) Beberapa bahan osmotik mengandung natrium menyebabkan

retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung terutama jika diberikan

dalam jumlah besar Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke

dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal Pencahar ini pada umumnya bekerja

dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan Bahan ini

juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan

dan sebelum kolonoskopi

Pencahar Perangsang

Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan

mengeluarkan isinya Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna kaskara

fenolftalein bisakodil atau minyak kastor Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja

setengah padat tapi sering menyebabkan kram perut Dalam bentuk supositoria (obat yang

dimasukkan melalui lubang dubur) akan bekerja setelah 15-60 menit Penggunaan jangka panjang

dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini

sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes) Pencahar ini sering digunakan

untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati

konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya

narkotik)

SUPPOSITORIA

Mekanisme kerja supositoria dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

supositoria berefek mekanik

bahan dasar supositoria berefek mekanik tidak peka pada penyerapan Supositoria mulai berefek bila

terjadi kontak yang menimbulkan refleks defikasi namun pada keadaan konstipasi refleks tersebut

lemah Pada efek kontak tersebut terutama pada supositoria gliserin terjadi fenomena osmose yang

disebabkan oleh afinitas gliserin terhadap air Hal tersebut menimbulkan gerakan peristaltik

supositoria berefek setempat

termasuk dalam kelopok ini adalah supositoria anti wasir Yaitu senyawa yang efeknya disebabkan

oleh adanya sifat astringen atau peringkas pori Ke dalam basis supositoria yang sangt beragam

kadang-kadang ditambahkan senyawa peringkas pori baik dengan cara penyempitan maupun

hemostatik Dalam formula supositoria sering terdapat senyawa penenang Obat tersebut bekerja

secara rangkap baik terhadap perifer maupun sentral yang terakhir ini sepenuhnya berefek sistemik

supositoria berefek sistemik

adalah supositoria yang mengandung senyawa yang diserap dan berefek pada orgaNtubuh se

Supositoria Nutritif

13

Digunakan pada penyakit tertentu dimana saluran cerna tidak dapat menyerap makanan

Jumlah senyawa yang diserap tentu saja sedikit namun sudah cukup untuk mempertahankan hidup

Supositoria Obat

Supositoria tersebut mengandung zat aktif yang harus diserap mempunyai efek sistemik dan

bukan efek stempat Bila supositoria obat dimasukan ke dalam rektum pertama-tama akan timbul

efek refleks selanjutnya supositoria melebur atau melarut dalam cairan rektum hingga zat aktif

tersebar dipermukaan mukosa lalu berefek setempat dan selanjutnya memasuki sistem getah bening

Obat yang masuk ke peredaran darah akan berefek spesifik padda organ tubuh tertentu sesuai dengan

efek terapetiknya

absorpsi obat dari daerah anorektal dipengaruhi oleh faktor fisiologis

bull isi kolon

bull sirkulasi

bull pH

Karakteristik fisika kimia obat yang mempengaruhi absorpsi

bull koefisisn partisi lemak atau air

bull derajat ionisasi

Faktor yang berhubungan dengan laju absorbsi

bull Kelarutan obat

Pelepasan obat tergantung koefisien partisi lipid air dari obat Artinya obat yang larut dalam

basis lipid dan kadarnya rendah mempunyai tendensi kecil untuk cairan rektal Dan obat yang

sedikit larut dalam basis lipid dan kadarnya tinggi akan segera masuk didalam cairan rektal

bull Kadar obat dalam basis

Difusi obat dari basis supositoria merupakan fungsi kadar obat dan sifat kelarutan obat dalam

basis Pengangkutan melewati mukosa rektum adalah proses difusi sederhana maka bila

kadar obat dalam cairan renal tinggi maka absorpsi obat akan menjadi cepat dan kecepatan

absorpsi makin tinggi bagi bentuk obat yang tidak terdisosiasi

bull Ukuran partikel

14

Bila kelarutan obat dalam air terbatas dan tersuspensi didalam basis supositoria maka ukuran

partikel akan mempengaruhi kecepatran larutan dari obat ke cairan renal

bull Basis supositoria

Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak akan dilepas segera kecairan

renal bila basis cepat melepas setelah masuk kedalam rektum dan obat akan segera

diabsorpsi serta kerja awal dari aksi obat akan segera nyata Bila obat yang larut dalam air

dan berada dalam basis larut air kerja awal dari aksi obat akan segera nyata apabila basis tadi

segera larut dalam air

Kenyataan bahwa rektum atau kolom merupakan tempat absorpsi obat yang dapat

diandalkan terbukti dengan baik Untuk menjaga keefektifan terapis obat dalam suatu sediaan

harus dilakukan pemilihan garam obat dan basis yang sesuai

Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding penggunaan obat per oral atau melalui

saluran pencernaan adalah

1 Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung

2 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

3 Obat dapat masuk langsung dalam saluradarah dan berakibat obat dapat memberi efek lebih

cepat daripada penggunaan obat per oral

4 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar (Anief 2004)

Tujuan penggunaan suppositoria yaitu

1 Untuk tujuan lokal seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi lainnya

Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat diserap oleh membrane

mukosa dalam rectum Hal ini dilakukan terutama bila penggunaan obat per oral tidak

memungkinkan seperti pada pasien yang mudah muntah atau pingsan

2 Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat Kerja awal akan lebih cepat karena obat diserap

oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah

3 Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan

obat secara biokimia di dalam hati (Syamsuni 2005)

ENEMA

Enema merupakan sediaan obat dengan pemberian cairan ke dalam rektum dan kolon

dengan menggunakan aplikator khusus

Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut kembung

namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti

15

telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini Pada akhirnya setelah ilmu

pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan

medis penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya

Manfaat Enema

1 Merangsang gerakan usus besar yang berbeda dengan laxative Perbedaan utama terletak pada

cara penggunaannya laxative biasanya diberikan per oral sedangkan enema diberikan langsung ke

rectum hingga kolon Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batas daya tampung rongga kolon

diberikan pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau di

toilet Larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon mempunyai konsentrasi

gradien yang netral Larutan ini tidak menarik elektrilit dari tubuh seperti jika menggunakan air

biasa dan larutan ini tidak masuk ke membran kolon seperti pada penggunaan phosfat Dengan

demikian larutan ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama seperti

melembutkan feses pada kasus fecal impaction

2 Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi seperti

sigmoidoscopy atau colonoscopy Untuk kenyamanan dan mengharapkan kecepatan proses tindakan

enema dapat diberikan disposibel enema dengan konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg

berisikan sodium phospat atau sodium bikarbonat

3 Sebagai jalan alternatif pemberian obat Hal ini dilakukan bila pemberian obat per oral tidak

memungkinkan seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa mual beberapa anti angiogenik

lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan pemberian obat kanker arthritis pada orang

lanjut usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ pencernaan menghilangkan iritable bowel

syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan rectum dan untuk

tujuan hidrasi

4 Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan untuk mengobati

peradangan usus besar

5 Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema Enema berisi barium sulfat pembilasan

dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi normal

dari kolon tanpa komplikasi berupa konstipasi akibat pemberian barium sulfat

Indikasi Enema

Konstipasi berhubungan dengan jalur pembuangan yang kecil kering kotoran yang keras

atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu Ini terjadi karena pergerakan feses

melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi di usus besar Konstipasi berhubungan

16

dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot

volunter pada proses defekasi

Tablet kolon

Usus besar merupakan suatu tempat dimana penghantaran obat baik secara lokalmaupun

sistemik dapat terjadi Penghantaran secara lokal memungkinkan pengobatan secaratopikal bagi

penyakit peradangan usus besar Akan tetapi pengobatan dapat dibuat lebihefektif jika obat dapat

ditujukan secara langsung ke dalam kolon selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika

obat yang dihantarkan secara sistemik Karena itu dibuat obatyang dapat melepaskan zat aktif secara

langsung pada kolonSistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat

secaraperoral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar seperti ulcerative

colitis crohnrsquos disease amebiosis dan kanker kolon serta sistem penghantaran protein danobat

peptide yang dapat diabsorpsi di kolon tetapi terdegradasi di saluran pencernaan bagianatas Sistem ini harus

dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnya pelepasan danabsorpsi obat seharusnya tidak terjadi

di lambung maupun usus halusBerbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral

yang ditujukanuntuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan

carriermelapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH formulasi sistem release

penggunaancarrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon sistem bioadhesive

dansistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik Tablet ini terdiri dari 3 lapisanyaitu

1 Salut enteric bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tabletsehingga

mencegah obat dilepaskan di lambung

2 Lapisan polimer yang dapat tererosi ketika obat masuk ke usus salut enterik akanlarut dan

polimer ini mulai tererosi Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus

Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon

3 Inti inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di

dalam kolon Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic PH

yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif

akan dilepaskan

Evaluasi obat

Tablet oral

1Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya

17

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 13: 119565446 Makalah   Spo Kolon

atau gula (laktulosa dan sorbitol) Beberapa bahan osmotik mengandung natrium menyebabkan

retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung terutama jika diberikan

dalam jumlah besar Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke

dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal Pencahar ini pada umumnya bekerja

dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan Bahan ini

juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan

dan sebelum kolonoskopi

Pencahar Perangsang

Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan

mengeluarkan isinya Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna kaskara

fenolftalein bisakodil atau minyak kastor Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja

setengah padat tapi sering menyebabkan kram perut Dalam bentuk supositoria (obat yang

dimasukkan melalui lubang dubur) akan bekerja setelah 15-60 menit Penggunaan jangka panjang

dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini

sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes) Pencahar ini sering digunakan

untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati

konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya

narkotik)

SUPPOSITORIA

Mekanisme kerja supositoria dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

supositoria berefek mekanik

bahan dasar supositoria berefek mekanik tidak peka pada penyerapan Supositoria mulai berefek bila

terjadi kontak yang menimbulkan refleks defikasi namun pada keadaan konstipasi refleks tersebut

lemah Pada efek kontak tersebut terutama pada supositoria gliserin terjadi fenomena osmose yang

disebabkan oleh afinitas gliserin terhadap air Hal tersebut menimbulkan gerakan peristaltik

supositoria berefek setempat

termasuk dalam kelopok ini adalah supositoria anti wasir Yaitu senyawa yang efeknya disebabkan

oleh adanya sifat astringen atau peringkas pori Ke dalam basis supositoria yang sangt beragam

kadang-kadang ditambahkan senyawa peringkas pori baik dengan cara penyempitan maupun

hemostatik Dalam formula supositoria sering terdapat senyawa penenang Obat tersebut bekerja

secara rangkap baik terhadap perifer maupun sentral yang terakhir ini sepenuhnya berefek sistemik

supositoria berefek sistemik

adalah supositoria yang mengandung senyawa yang diserap dan berefek pada orgaNtubuh se

Supositoria Nutritif

13

Digunakan pada penyakit tertentu dimana saluran cerna tidak dapat menyerap makanan

Jumlah senyawa yang diserap tentu saja sedikit namun sudah cukup untuk mempertahankan hidup

Supositoria Obat

Supositoria tersebut mengandung zat aktif yang harus diserap mempunyai efek sistemik dan

bukan efek stempat Bila supositoria obat dimasukan ke dalam rektum pertama-tama akan timbul

efek refleks selanjutnya supositoria melebur atau melarut dalam cairan rektum hingga zat aktif

tersebar dipermukaan mukosa lalu berefek setempat dan selanjutnya memasuki sistem getah bening

Obat yang masuk ke peredaran darah akan berefek spesifik padda organ tubuh tertentu sesuai dengan

efek terapetiknya

absorpsi obat dari daerah anorektal dipengaruhi oleh faktor fisiologis

bull isi kolon

bull sirkulasi

bull pH

Karakteristik fisika kimia obat yang mempengaruhi absorpsi

bull koefisisn partisi lemak atau air

bull derajat ionisasi

Faktor yang berhubungan dengan laju absorbsi

bull Kelarutan obat

Pelepasan obat tergantung koefisien partisi lipid air dari obat Artinya obat yang larut dalam

basis lipid dan kadarnya rendah mempunyai tendensi kecil untuk cairan rektal Dan obat yang

sedikit larut dalam basis lipid dan kadarnya tinggi akan segera masuk didalam cairan rektal

bull Kadar obat dalam basis

Difusi obat dari basis supositoria merupakan fungsi kadar obat dan sifat kelarutan obat dalam

basis Pengangkutan melewati mukosa rektum adalah proses difusi sederhana maka bila

kadar obat dalam cairan renal tinggi maka absorpsi obat akan menjadi cepat dan kecepatan

absorpsi makin tinggi bagi bentuk obat yang tidak terdisosiasi

bull Ukuran partikel

14

Bila kelarutan obat dalam air terbatas dan tersuspensi didalam basis supositoria maka ukuran

partikel akan mempengaruhi kecepatran larutan dari obat ke cairan renal

bull Basis supositoria

Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak akan dilepas segera kecairan

renal bila basis cepat melepas setelah masuk kedalam rektum dan obat akan segera

diabsorpsi serta kerja awal dari aksi obat akan segera nyata Bila obat yang larut dalam air

dan berada dalam basis larut air kerja awal dari aksi obat akan segera nyata apabila basis tadi

segera larut dalam air

Kenyataan bahwa rektum atau kolom merupakan tempat absorpsi obat yang dapat

diandalkan terbukti dengan baik Untuk menjaga keefektifan terapis obat dalam suatu sediaan

harus dilakukan pemilihan garam obat dan basis yang sesuai

Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding penggunaan obat per oral atau melalui

saluran pencernaan adalah

1 Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung

2 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

3 Obat dapat masuk langsung dalam saluradarah dan berakibat obat dapat memberi efek lebih

cepat daripada penggunaan obat per oral

4 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar (Anief 2004)

Tujuan penggunaan suppositoria yaitu

1 Untuk tujuan lokal seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi lainnya

Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat diserap oleh membrane

mukosa dalam rectum Hal ini dilakukan terutama bila penggunaan obat per oral tidak

memungkinkan seperti pada pasien yang mudah muntah atau pingsan

2 Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat Kerja awal akan lebih cepat karena obat diserap

oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah

3 Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan

obat secara biokimia di dalam hati (Syamsuni 2005)

ENEMA

Enema merupakan sediaan obat dengan pemberian cairan ke dalam rektum dan kolon

dengan menggunakan aplikator khusus

Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut kembung

namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti

15

telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini Pada akhirnya setelah ilmu

pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan

medis penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya

Manfaat Enema

1 Merangsang gerakan usus besar yang berbeda dengan laxative Perbedaan utama terletak pada

cara penggunaannya laxative biasanya diberikan per oral sedangkan enema diberikan langsung ke

rectum hingga kolon Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batas daya tampung rongga kolon

diberikan pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau di

toilet Larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon mempunyai konsentrasi

gradien yang netral Larutan ini tidak menarik elektrilit dari tubuh seperti jika menggunakan air

biasa dan larutan ini tidak masuk ke membran kolon seperti pada penggunaan phosfat Dengan

demikian larutan ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama seperti

melembutkan feses pada kasus fecal impaction

2 Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi seperti

sigmoidoscopy atau colonoscopy Untuk kenyamanan dan mengharapkan kecepatan proses tindakan

enema dapat diberikan disposibel enema dengan konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg

berisikan sodium phospat atau sodium bikarbonat

3 Sebagai jalan alternatif pemberian obat Hal ini dilakukan bila pemberian obat per oral tidak

memungkinkan seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa mual beberapa anti angiogenik

lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan pemberian obat kanker arthritis pada orang

lanjut usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ pencernaan menghilangkan iritable bowel

syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan rectum dan untuk

tujuan hidrasi

4 Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan untuk mengobati

peradangan usus besar

5 Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema Enema berisi barium sulfat pembilasan

dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi normal

dari kolon tanpa komplikasi berupa konstipasi akibat pemberian barium sulfat

Indikasi Enema

Konstipasi berhubungan dengan jalur pembuangan yang kecil kering kotoran yang keras

atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu Ini terjadi karena pergerakan feses

melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi di usus besar Konstipasi berhubungan

16

dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot

volunter pada proses defekasi

Tablet kolon

Usus besar merupakan suatu tempat dimana penghantaran obat baik secara lokalmaupun

sistemik dapat terjadi Penghantaran secara lokal memungkinkan pengobatan secaratopikal bagi

penyakit peradangan usus besar Akan tetapi pengobatan dapat dibuat lebihefektif jika obat dapat

ditujukan secara langsung ke dalam kolon selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika

obat yang dihantarkan secara sistemik Karena itu dibuat obatyang dapat melepaskan zat aktif secara

langsung pada kolonSistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat

secaraperoral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar seperti ulcerative

colitis crohnrsquos disease amebiosis dan kanker kolon serta sistem penghantaran protein danobat

peptide yang dapat diabsorpsi di kolon tetapi terdegradasi di saluran pencernaan bagianatas Sistem ini harus

dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnya pelepasan danabsorpsi obat seharusnya tidak terjadi

di lambung maupun usus halusBerbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral

yang ditujukanuntuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan

carriermelapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH formulasi sistem release

penggunaancarrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon sistem bioadhesive

dansistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik Tablet ini terdiri dari 3 lapisanyaitu

1 Salut enteric bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tabletsehingga

mencegah obat dilepaskan di lambung

2 Lapisan polimer yang dapat tererosi ketika obat masuk ke usus salut enterik akanlarut dan

polimer ini mulai tererosi Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus

Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon

3 Inti inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di

dalam kolon Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic PH

yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif

akan dilepaskan

Evaluasi obat

Tablet oral

1Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya

17

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 14: 119565446 Makalah   Spo Kolon

Digunakan pada penyakit tertentu dimana saluran cerna tidak dapat menyerap makanan

Jumlah senyawa yang diserap tentu saja sedikit namun sudah cukup untuk mempertahankan hidup

Supositoria Obat

Supositoria tersebut mengandung zat aktif yang harus diserap mempunyai efek sistemik dan

bukan efek stempat Bila supositoria obat dimasukan ke dalam rektum pertama-tama akan timbul

efek refleks selanjutnya supositoria melebur atau melarut dalam cairan rektum hingga zat aktif

tersebar dipermukaan mukosa lalu berefek setempat dan selanjutnya memasuki sistem getah bening

Obat yang masuk ke peredaran darah akan berefek spesifik padda organ tubuh tertentu sesuai dengan

efek terapetiknya

absorpsi obat dari daerah anorektal dipengaruhi oleh faktor fisiologis

bull isi kolon

bull sirkulasi

bull pH

Karakteristik fisika kimia obat yang mempengaruhi absorpsi

bull koefisisn partisi lemak atau air

bull derajat ionisasi

Faktor yang berhubungan dengan laju absorbsi

bull Kelarutan obat

Pelepasan obat tergantung koefisien partisi lipid air dari obat Artinya obat yang larut dalam

basis lipid dan kadarnya rendah mempunyai tendensi kecil untuk cairan rektal Dan obat yang

sedikit larut dalam basis lipid dan kadarnya tinggi akan segera masuk didalam cairan rektal

bull Kadar obat dalam basis

Difusi obat dari basis supositoria merupakan fungsi kadar obat dan sifat kelarutan obat dalam

basis Pengangkutan melewati mukosa rektum adalah proses difusi sederhana maka bila

kadar obat dalam cairan renal tinggi maka absorpsi obat akan menjadi cepat dan kecepatan

absorpsi makin tinggi bagi bentuk obat yang tidak terdisosiasi

bull Ukuran partikel

14

Bila kelarutan obat dalam air terbatas dan tersuspensi didalam basis supositoria maka ukuran

partikel akan mempengaruhi kecepatran larutan dari obat ke cairan renal

bull Basis supositoria

Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak akan dilepas segera kecairan

renal bila basis cepat melepas setelah masuk kedalam rektum dan obat akan segera

diabsorpsi serta kerja awal dari aksi obat akan segera nyata Bila obat yang larut dalam air

dan berada dalam basis larut air kerja awal dari aksi obat akan segera nyata apabila basis tadi

segera larut dalam air

Kenyataan bahwa rektum atau kolom merupakan tempat absorpsi obat yang dapat

diandalkan terbukti dengan baik Untuk menjaga keefektifan terapis obat dalam suatu sediaan

harus dilakukan pemilihan garam obat dan basis yang sesuai

Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding penggunaan obat per oral atau melalui

saluran pencernaan adalah

1 Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung

2 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

3 Obat dapat masuk langsung dalam saluradarah dan berakibat obat dapat memberi efek lebih

cepat daripada penggunaan obat per oral

4 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar (Anief 2004)

Tujuan penggunaan suppositoria yaitu

1 Untuk tujuan lokal seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi lainnya

Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat diserap oleh membrane

mukosa dalam rectum Hal ini dilakukan terutama bila penggunaan obat per oral tidak

memungkinkan seperti pada pasien yang mudah muntah atau pingsan

2 Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat Kerja awal akan lebih cepat karena obat diserap

oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah

3 Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan

obat secara biokimia di dalam hati (Syamsuni 2005)

ENEMA

Enema merupakan sediaan obat dengan pemberian cairan ke dalam rektum dan kolon

dengan menggunakan aplikator khusus

Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut kembung

namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti

15

telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini Pada akhirnya setelah ilmu

pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan

medis penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya

Manfaat Enema

1 Merangsang gerakan usus besar yang berbeda dengan laxative Perbedaan utama terletak pada

cara penggunaannya laxative biasanya diberikan per oral sedangkan enema diberikan langsung ke

rectum hingga kolon Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batas daya tampung rongga kolon

diberikan pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau di

toilet Larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon mempunyai konsentrasi

gradien yang netral Larutan ini tidak menarik elektrilit dari tubuh seperti jika menggunakan air

biasa dan larutan ini tidak masuk ke membran kolon seperti pada penggunaan phosfat Dengan

demikian larutan ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama seperti

melembutkan feses pada kasus fecal impaction

2 Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi seperti

sigmoidoscopy atau colonoscopy Untuk kenyamanan dan mengharapkan kecepatan proses tindakan

enema dapat diberikan disposibel enema dengan konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg

berisikan sodium phospat atau sodium bikarbonat

3 Sebagai jalan alternatif pemberian obat Hal ini dilakukan bila pemberian obat per oral tidak

memungkinkan seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa mual beberapa anti angiogenik

lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan pemberian obat kanker arthritis pada orang

lanjut usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ pencernaan menghilangkan iritable bowel

syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan rectum dan untuk

tujuan hidrasi

4 Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan untuk mengobati

peradangan usus besar

5 Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema Enema berisi barium sulfat pembilasan

dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi normal

dari kolon tanpa komplikasi berupa konstipasi akibat pemberian barium sulfat

Indikasi Enema

Konstipasi berhubungan dengan jalur pembuangan yang kecil kering kotoran yang keras

atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu Ini terjadi karena pergerakan feses

melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi di usus besar Konstipasi berhubungan

16

dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot

volunter pada proses defekasi

Tablet kolon

Usus besar merupakan suatu tempat dimana penghantaran obat baik secara lokalmaupun

sistemik dapat terjadi Penghantaran secara lokal memungkinkan pengobatan secaratopikal bagi

penyakit peradangan usus besar Akan tetapi pengobatan dapat dibuat lebihefektif jika obat dapat

ditujukan secara langsung ke dalam kolon selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika

obat yang dihantarkan secara sistemik Karena itu dibuat obatyang dapat melepaskan zat aktif secara

langsung pada kolonSistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat

secaraperoral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar seperti ulcerative

colitis crohnrsquos disease amebiosis dan kanker kolon serta sistem penghantaran protein danobat

peptide yang dapat diabsorpsi di kolon tetapi terdegradasi di saluran pencernaan bagianatas Sistem ini harus

dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnya pelepasan danabsorpsi obat seharusnya tidak terjadi

di lambung maupun usus halusBerbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral

yang ditujukanuntuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan

carriermelapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH formulasi sistem release

penggunaancarrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon sistem bioadhesive

dansistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik Tablet ini terdiri dari 3 lapisanyaitu

1 Salut enteric bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tabletsehingga

mencegah obat dilepaskan di lambung

2 Lapisan polimer yang dapat tererosi ketika obat masuk ke usus salut enterik akanlarut dan

polimer ini mulai tererosi Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus

Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon

3 Inti inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di

dalam kolon Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic PH

yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif

akan dilepaskan

Evaluasi obat

Tablet oral

1Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya

17

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 15: 119565446 Makalah   Spo Kolon

Bila kelarutan obat dalam air terbatas dan tersuspensi didalam basis supositoria maka ukuran

partikel akan mempengaruhi kecepatran larutan dari obat ke cairan renal

bull Basis supositoria

Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak akan dilepas segera kecairan

renal bila basis cepat melepas setelah masuk kedalam rektum dan obat akan segera

diabsorpsi serta kerja awal dari aksi obat akan segera nyata Bila obat yang larut dalam air

dan berada dalam basis larut air kerja awal dari aksi obat akan segera nyata apabila basis tadi

segera larut dalam air

Kenyataan bahwa rektum atau kolom merupakan tempat absorpsi obat yang dapat

diandalkan terbukti dengan baik Untuk menjaga keefektifan terapis obat dalam suatu sediaan

harus dilakukan pemilihan garam obat dan basis yang sesuai

Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding penggunaan obat per oral atau melalui

saluran pencernaan adalah

1 Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung

2 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

3 Obat dapat masuk langsung dalam saluradarah dan berakibat obat dapat memberi efek lebih

cepat daripada penggunaan obat per oral

4 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar (Anief 2004)

Tujuan penggunaan suppositoria yaitu

1 Untuk tujuan lokal seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi lainnya

Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat diserap oleh membrane

mukosa dalam rectum Hal ini dilakukan terutama bila penggunaan obat per oral tidak

memungkinkan seperti pada pasien yang mudah muntah atau pingsan

2 Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat Kerja awal akan lebih cepat karena obat diserap

oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah

3 Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan

obat secara biokimia di dalam hati (Syamsuni 2005)

ENEMA

Enema merupakan sediaan obat dengan pemberian cairan ke dalam rektum dan kolon

dengan menggunakan aplikator khusus

Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut kembung

namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti

15

telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini Pada akhirnya setelah ilmu

pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan

medis penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya

Manfaat Enema

1 Merangsang gerakan usus besar yang berbeda dengan laxative Perbedaan utama terletak pada

cara penggunaannya laxative biasanya diberikan per oral sedangkan enema diberikan langsung ke

rectum hingga kolon Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batas daya tampung rongga kolon

diberikan pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau di

toilet Larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon mempunyai konsentrasi

gradien yang netral Larutan ini tidak menarik elektrilit dari tubuh seperti jika menggunakan air

biasa dan larutan ini tidak masuk ke membran kolon seperti pada penggunaan phosfat Dengan

demikian larutan ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama seperti

melembutkan feses pada kasus fecal impaction

2 Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi seperti

sigmoidoscopy atau colonoscopy Untuk kenyamanan dan mengharapkan kecepatan proses tindakan

enema dapat diberikan disposibel enema dengan konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg

berisikan sodium phospat atau sodium bikarbonat

3 Sebagai jalan alternatif pemberian obat Hal ini dilakukan bila pemberian obat per oral tidak

memungkinkan seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa mual beberapa anti angiogenik

lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan pemberian obat kanker arthritis pada orang

lanjut usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ pencernaan menghilangkan iritable bowel

syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan rectum dan untuk

tujuan hidrasi

4 Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan untuk mengobati

peradangan usus besar

5 Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema Enema berisi barium sulfat pembilasan

dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi normal

dari kolon tanpa komplikasi berupa konstipasi akibat pemberian barium sulfat

Indikasi Enema

Konstipasi berhubungan dengan jalur pembuangan yang kecil kering kotoran yang keras

atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu Ini terjadi karena pergerakan feses

melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi di usus besar Konstipasi berhubungan

16

dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot

volunter pada proses defekasi

Tablet kolon

Usus besar merupakan suatu tempat dimana penghantaran obat baik secara lokalmaupun

sistemik dapat terjadi Penghantaran secara lokal memungkinkan pengobatan secaratopikal bagi

penyakit peradangan usus besar Akan tetapi pengobatan dapat dibuat lebihefektif jika obat dapat

ditujukan secara langsung ke dalam kolon selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika

obat yang dihantarkan secara sistemik Karena itu dibuat obatyang dapat melepaskan zat aktif secara

langsung pada kolonSistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat

secaraperoral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar seperti ulcerative

colitis crohnrsquos disease amebiosis dan kanker kolon serta sistem penghantaran protein danobat

peptide yang dapat diabsorpsi di kolon tetapi terdegradasi di saluran pencernaan bagianatas Sistem ini harus

dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnya pelepasan danabsorpsi obat seharusnya tidak terjadi

di lambung maupun usus halusBerbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral

yang ditujukanuntuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan

carriermelapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH formulasi sistem release

penggunaancarrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon sistem bioadhesive

dansistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik Tablet ini terdiri dari 3 lapisanyaitu

1 Salut enteric bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tabletsehingga

mencegah obat dilepaskan di lambung

2 Lapisan polimer yang dapat tererosi ketika obat masuk ke usus salut enterik akanlarut dan

polimer ini mulai tererosi Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus

Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon

3 Inti inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di

dalam kolon Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic PH

yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif

akan dilepaskan

Evaluasi obat

Tablet oral

1Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya

17

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 16: 119565446 Makalah   Spo Kolon

telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini Pada akhirnya setelah ilmu

pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan

medis penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya

Manfaat Enema

1 Merangsang gerakan usus besar yang berbeda dengan laxative Perbedaan utama terletak pada

cara penggunaannya laxative biasanya diberikan per oral sedangkan enema diberikan langsung ke

rectum hingga kolon Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batas daya tampung rongga kolon

diberikan pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau di

toilet Larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon mempunyai konsentrasi

gradien yang netral Larutan ini tidak menarik elektrilit dari tubuh seperti jika menggunakan air

biasa dan larutan ini tidak masuk ke membran kolon seperti pada penggunaan phosfat Dengan

demikian larutan ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama seperti

melembutkan feses pada kasus fecal impaction

2 Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi seperti

sigmoidoscopy atau colonoscopy Untuk kenyamanan dan mengharapkan kecepatan proses tindakan

enema dapat diberikan disposibel enema dengan konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg

berisikan sodium phospat atau sodium bikarbonat

3 Sebagai jalan alternatif pemberian obat Hal ini dilakukan bila pemberian obat per oral tidak

memungkinkan seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa mual beberapa anti angiogenik

lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan pemberian obat kanker arthritis pada orang

lanjut usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ pencernaan menghilangkan iritable bowel

syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan rectum dan untuk

tujuan hidrasi

4 Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan untuk mengobati

peradangan usus besar

5 Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema Enema berisi barium sulfat pembilasan

dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi normal

dari kolon tanpa komplikasi berupa konstipasi akibat pemberian barium sulfat

Indikasi Enema

Konstipasi berhubungan dengan jalur pembuangan yang kecil kering kotoran yang keras

atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu Ini terjadi karena pergerakan feses

melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi di usus besar Konstipasi berhubungan

16

dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot

volunter pada proses defekasi

Tablet kolon

Usus besar merupakan suatu tempat dimana penghantaran obat baik secara lokalmaupun

sistemik dapat terjadi Penghantaran secara lokal memungkinkan pengobatan secaratopikal bagi

penyakit peradangan usus besar Akan tetapi pengobatan dapat dibuat lebihefektif jika obat dapat

ditujukan secara langsung ke dalam kolon selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika

obat yang dihantarkan secara sistemik Karena itu dibuat obatyang dapat melepaskan zat aktif secara

langsung pada kolonSistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat

secaraperoral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar seperti ulcerative

colitis crohnrsquos disease amebiosis dan kanker kolon serta sistem penghantaran protein danobat

peptide yang dapat diabsorpsi di kolon tetapi terdegradasi di saluran pencernaan bagianatas Sistem ini harus

dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnya pelepasan danabsorpsi obat seharusnya tidak terjadi

di lambung maupun usus halusBerbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral

yang ditujukanuntuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan

carriermelapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH formulasi sistem release

penggunaancarrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon sistem bioadhesive

dansistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik Tablet ini terdiri dari 3 lapisanyaitu

1 Salut enteric bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tabletsehingga

mencegah obat dilepaskan di lambung

2 Lapisan polimer yang dapat tererosi ketika obat masuk ke usus salut enterik akanlarut dan

polimer ini mulai tererosi Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus

Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon

3 Inti inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di

dalam kolon Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic PH

yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif

akan dilepaskan

Evaluasi obat

Tablet oral

1Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya

17

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 17: 119565446 Makalah   Spo Kolon

dengan pengosongan kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot

volunter pada proses defekasi

Tablet kolon

Usus besar merupakan suatu tempat dimana penghantaran obat baik secara lokalmaupun

sistemik dapat terjadi Penghantaran secara lokal memungkinkan pengobatan secaratopikal bagi

penyakit peradangan usus besar Akan tetapi pengobatan dapat dibuat lebihefektif jika obat dapat

ditujukan secara langsung ke dalam kolon selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika

obat yang dihantarkan secara sistemik Karena itu dibuat obatyang dapat melepaskan zat aktif secara

langsung pada kolonSistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat

secaraperoral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar seperti ulcerative

colitis crohnrsquos disease amebiosis dan kanker kolon serta sistem penghantaran protein danobat

peptide yang dapat diabsorpsi di kolon tetapi terdegradasi di saluran pencernaan bagianatas Sistem ini harus

dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnya pelepasan danabsorpsi obat seharusnya tidak terjadi

di lambung maupun usus halusBerbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral

yang ditujukanuntuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan

carriermelapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH formulasi sistem release

penggunaancarrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon sistem bioadhesive

dansistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik Tablet ini terdiri dari 3 lapisanyaitu

1 Salut enteric bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tabletsehingga

mencegah obat dilepaskan di lambung

2 Lapisan polimer yang dapat tererosi ketika obat masuk ke usus salut enterik akanlarut dan

polimer ini mulai tererosi Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus

Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon

3 Inti inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di

dalam kolon Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic PH

yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif

akan dilepaskan

Evaluasi obat

Tablet oral

1Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya

17

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 18: 119565446 Makalah   Spo Kolon

Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing

dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

bobot rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10

bobot rata-ratanya

2 Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka

sorong kemudian dihitung rata-ratanya Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 13 kali tebal tablet

3 Uji Kekerasan (2)

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang

penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan sehingga tablet kokoh ditempatnya

dan petunjuk berada pada skala 0 melalui putaran pada sebuah sekrup tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut

4Uji Waktu Hancur (1)

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C dan volume diatur sedemikian rupa sehingga

pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan

terendah mulut keranjang tepat di permukaan air Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang kemudian keranjang

diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal di atas kasa

EVALUASI SUPPOSITORIA

Setelah suppositoria dibuat dilakukan evaluasi untuk memeriksa ketetapan kualitas dari

suppositoria tersebut pemeriksaan tersebut antara lain

1 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya

Peralatan yang digunakan untuk uji penetapan kadar ialah peralatan volumetrik seperti buret

gelas ukur pipet termometer serta timbangan yang sesuai yang telah dikalibrasi Penetapan

kadar zat aktif dapat dilakukan dengan metode titrimetri dengan terlebih dahulu melelehkan

suppositoria Untuk hasil kadar yang diperoleh harus sama dengan yang tertera pada etiket

Apabila tidak sama atau pun sama sekali tidak mendekati maka suppositoria tersebut harus

diulang

18

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 19: 119565446 Makalah   Spo Kolon

2 Uji terhadap titik leburnya terutama jika menggunakan bahan Oleum cacao

Dalam farmakope titik lebur jarak lebur dan suhu lebur zat didefinisikan sebagai rentang suhu

atau suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna Alat penetapan suhu lebur adalah

wadah gelas untuk tangas cairan transparan alat pengaduk yang sesuai termometer yang akurat

dan sumber panas yang terkendali Cairan dalam tangas memiliki kedalaman yang cukup

sehingga termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap berada lebih kurang 2 cm di

atas dasar tangas Panas didapat dari api bebas atau listrik Pipa kapiler berukuran panjang lebih

kurang 10 cm dan dalam diameter 08 mm sampai 12 mm dengan ketebalan dinding 02 mm

sampai 03 mm Metode pengerjaan ialah dengan pertama-tama menggerus suppositoria sampai

halus Mengisi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup dengan suppositoria tadi

secukupnya hingga membentuk kolom didasar tabung dengan tinggi 25 mm hingga 35 mm

setelah diisi semampat mungkin Kemudian memanaskan tangas hingga suhu lebih kurang 10o

dibawah suhu yang diperkirakan dan menaikkan suhu dengan kecepatan 1o sampai 05o per

menit Letakkan termometer sampai suhu-suhu tersebut kemudian diangkat dan menempelkan

tabung kapiler untuk membasahinya dengan cairan dari tangas Bila suhu mencapai 5o dibawah

suhu temperatur yang diperkirakan dilanjutkan pemanasan hingga melebur sempurna Metode

ini dilakukan berulang dengan pengadukan tetap pada tangas Suhu pada saat kolom suppositoria

yang diamati terlepas sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai permulaan melebur

dan suhu pada saat suppositoria melebur seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau

suhu lebur Untuk Oleum cacao karena merupakan bahan dasar yang titik leburnya dapat turun

atau naik jika ditambahkan bahan tertentu maka pemeriksaannya lebih diutamakan Oleum cacao

nomal biasanya meleleh pada 31o-34oC Oleum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari

bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi Di atas titik leburnya Oleum cacao akan meleleh

sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk

kristalnya kembali Untuk bahan dasar PEG maka suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh

sekitar 37oC untuk titik lebur PEG pada keadaan normal adalah 35o-63oC Untuk bahan dasar

gelatin tween polietilen glikol serta surfaktan juga harus meleleh pada suhu tubuh Apabila

terjadi penyimpangan titik lebur maka suppositoria harus diulang

3 Uji kerapuhan untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

Suppositoria hendaknya jangan terlalu lemah atau lembek maupun terlalu keras yang

menjadikannya sukar meleleh Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas Suppositoria

dipotong ke arah bagian yang melebar Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian

19

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 20: 119565446 Makalah   Spo Kolon

yang melebar dengan jarak tidak kurang dari 50 dari lebar bahan yang datar Kemudian

diberikan beban seberat 20N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang

yang dimasukkan ke dalam tabung Apabila terlalu keras atau pun terlalu rapuh maka

suppositoria harus diulangi

4 Uji waktu hancur untuk PEG 1000 15 menit sedangkan untuk Oleum cacao dingin 3 menit

Uji waktu hancur untuk suppositoria dan pesari adalah untuk menetapkan waktu hancur atau

menjadi lunaknya suatu sediaan suppositoria atau pesari dalam waktu yang ditetapkan apabila

dimasukkan dalam suatu cairan media pada suatu kondisi percobaan yang ditetapkan Alat yang

digunakan ialah (a) suatu batang yang transparan yang terbuat dari kaca atau plastik yang sesuai

dengan tinggi 60 mm diameter dalam 52 mm dan tebal dinding yang sesuai (b) suatu alat logam

yang terdiri atas dua cakram logam tahan karat masing-masing cakram memiliki 39 lubang

dengan diameter 4 mm dan tersebar sedemikian rupa Diameter dari cakram hampir sama dengan

diameter dalam dari tabung transparan Cakram diletakkan terpisah pada jarak lebih kurang 30

mm dari cakram lainnya Alat logam tersebut dilekatkan pada bagian luar tabung transparan

dengan tiga alat pengait berjarak sama Cara kerjanya ialah dengan pertama-tama meletakkan

satu suppositoria pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan memasukkan alat logam itu

ke dalam tabung transparan dan mengaitkan pada tabung Mengulangi lebih lanjut dengan dua

suppositoria dengan alat logam dan tabung transparan Menempatkan alat dalam wadah berisi

paling sedikit 4 liter air Tiga alat tersebut semua dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu

wadah berisi paling sedikit 12 liter air bersuhu antara 36o hingga 37o dilengkapi dengan suatu

pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan

air Setelah tiap 10 menit alat dibalikkan tanpa mengeluarkannya dari cairan Suatu suppositoria

dinyatakan hancur sempurna apabila (a) terlarut sempurna atau (b) terdispersi menjadi

komponen bagian lemak cair berkumpul pada permukaan bagian serbuk yang tidak larut berada

di dasar atau terlarut atau (c) menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus

terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai inti yang memberikan rintangan bila

diaduk dengan pengaduk kaca Kecuali dinyatakan lain waktu maksimal yang diperlukan untuk

menghancurkan suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria dengan dasar lemak

dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppositoria yang larut dalam air Apabila waktu hancur

menyimpang dari yang seharusnya maka suppositoria harus diulang

5 Uji homogenitas

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi suppositoria harus memiliki

homogenitas atau keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Untuk keseragam bobot

20

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 21: 119565446 Makalah   Spo Kolon

ditimbang dengan seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung berat rata-rata dari hasil

penetapan kadar maka dapat dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan

anggapan zat aktif terdistribusi homogen Untuk keseragaman kandungan terpenuhi jika jumlah

zat aktif dalam masing-masing 10 satuan sediaan terletak antara 850 hingga 1150 dari yang

tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 60

EVALUASI GEL (untuk enema)

A Evaluasi fisik

1 Penampilan (Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Yang dilihat penampilan warna dan bau

2 Homogenitas ( Diktat teknologi likuida dan semisolid hal127)

Caranya oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk atau

ketidak homogenan

3 Viskositasrheologi (lihat lampiran martin Farfis hal 501)

Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield

4 Distribusi ukuran partikel

Prosedur

sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop

Lihat di bawah mikroskop

Suatu partikel tidak dapat ditetapkan bila ukurannya mendekati sumber cahaya

middot Untuk cahaya putih suatu mikroskop bisa dapat mengukur partikel 04 ndash 05 mm Dengan lensa

khusus dan sinar UV batas yang lebih rendah dapat diperluas sampai 01

5 Uji Kebocoran ( Lihat Lampiran FI IV Hal 1096)

6 Isi minimum (Lihat Lampiran FI IV hal997)

7 Penetapan pH (Lihat Lampiran FI IV hal 1039)

8 Uji pelepasan Bhan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Ivantina ldquoPelepasan Diklofenak Dari

Sediaan Saleprdquo)

21

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 22: 119565446 Makalah   Spo Kolon

Prinsip mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan gel dengan cara mengukur

konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu

9 Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel (Pustaka TA Sriningsih ldquoKecepatan difusi

kloramfenikol dari sediaan saleprdquo)

Prinsip Menguji difusi bahan aktif dari sediaan gel menggunakan suatu sel difusi dengan cara

mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu)

10 Stabilitas gel (Dosage Form disperse system vol2 hal 507) 1 tube

a Yield value suatu sediaan viskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer Alat

ini berupa logam kerucut atau jarum Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak

dengan sediaan diwawah suatu tekanan

Yield value antara 100-1000 dinescm2 menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar

Nilai dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir diatas nilai ini

menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar

b Dilakukan uji dipercepat dengan

middot Agitasi atau sentrifugasi (Mekanik)

Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 30000 RPM) Amati apakah

terjadi pemisahan atau tidak (Lachman hal 1081)

middot Manipulasi suhu

Gel dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30 40 50 60 70 deg C

Amati dengan bantuan indicator (seperti sudan merah) mulai suhu berapa terjadi

pemisahan makin tinggi suhu bearti makin stabil)

B Evaluasi kimia

Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi FI IVkompendia lain)

C Evaluasi biologi

middot Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran FI IV hal 891)

middot Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)

22

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 23: 119565446 Makalah   Spo Kolon

LAMPIRAN GAMBAR

23

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 24: 119565446 Makalah   Spo Kolon

LAMPIRAN GAMBAR

24

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 25: 119565446 Makalah   Spo Kolon

DAFTAR PUSTAKA

httpmaterikuliahrijalblogspotcom201208pembuatan-enema_4725html

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httphealthkompascomindexphpread2011032811403560CuciUsusPembersihRacunTubuh

htt httpnuzulul-fkp09webunairacidartikel_detail-35845-Kep20Pencernaan-Askep 20Konstipasihtml prepositoryusuacidbitstream123456789316054Chapter20IIpdf

h httpdinkestasikmalayakotagoidindexphpinformasi-obat228-bisakodilhtml ttpnadjeebwordpresscom20110402evaluasi-tablet

httpmiraclefarmasiblogspotcom201106supositoriahtml

httpwwwscribdcomdoc44980000SUPPOSITORIA

httpdhadhangfileswordpresscom201210biofarmasi-sediaan-obat-yang-diberikan-secara-rektal-co httpgitamokogintablogspotcom201103farmasetika-1-larutanhtml mpatibility-modepdf

httpcarisehatblogspotcom2009_08_19_archivehtml

httpsenyumlahdanduniamuakanberubahblogspotcom2012052-catatan-kuliah-sistem-penghantaranhtml

httpunhy-ongolblogspotcom2012_12_01_archivehtml

httpaliemalfiqryblogspotcom201005hadis-larutantechnohtml

httpwwwscribdcomdoc79824760BENTUK-SEDIAAN-OBAT3

httpruntahcomfleet-enema

httpkutammyblogspotcom201206obat-suppositoriahtml

httpstudifarmasiblogspotcom201109suppositoriahtml

httpblogkesehatannetcara-penggunaan-obat

httpwwwscribdcomdoc51670054Cara-pemakaian-sediaan

httpwwwscribdcomdoc7333893612Cara-kerja-Evaluasi-Tablet

httpahimztdoctorwannabeblogspotcom201112interna-gastroenterohepatologi-laksatifhtml

httpidprmobnetacetylcysteinefarmasi-obatpenyedia-perawatan-kesehatan-793005html

httpwwwscribdcomdoc90716346Makalah-Tablet-Kolon

httpwwwpustakasekolahcomsistem-organ-pada-manusiahtml

http httpapotecherryblogspotcom201105sediaan-gel_3072htmlidwikipediaorgwikiFungsi

httparini25wordpresscom20120709medikasi-dan-cara-menghitung-dosis-obat

25

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi
Page 26: 119565446 Makalah   Spo Kolon

26

  • Evaluasi obat
  • Tablet oral
    • EVALUASI SUPPOSITORIA
    • EVALUASI GEL (untuk enema)
      • B Evaluasi kimia
      • C Evaluasi biologi