04. Eklampsia PEMDA 2016

4
EKLAMSIA SOP No. Documen: No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman : PUSKESMAS PEMURUS DALAM dr. Hj. Novita NIP.19761124 200501 2 011 Pengertian Pengelolaan Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita Pre- eklampsia, yang disertai dengan kejang menyeluruh dan atau koma. eklampsia dapat timbul pada ante, intra, dan post partum. Eklampsia post partum umumnya hanya terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah persalinan. Kode Penyakit No. ICPC II : W81. Toxaemia of pregnancy No. ICD X : O15.9 Eclampsia, unspecified as to time period Tujuan Dokter dapat melakukan pengelolaan Eklampsia yang meliputi a. Anamnesis b. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana c. Penegakan diagnosis d. Rencana penatalaksanaan Alat & Bahan Alat a. Oropharyngeal airway b. Kateter urin c. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan urin menilai kadar proteinuria SOP 1. Anamnesa ( Subyektif ) Keluhan Kejang yang diawali dengan gejala-gejala prodromal eklampsia, antara lain: a. Nyeri kepala hebat b. Gangguan visus c. Muntah-muntah d. Nyeri epigastrium e. Kenaikan progresif tekanan darah Faktor Risiko a. Faktor risiko meliputi kondisi-kondisi yang berpotensi menyebabkan penyakit mikrovaskular (antara lain: diabetes melitus, hipertensi kronik, gangguan pembuluh darah dan jaringan ikat) b. sindrom antibody antiphospholipid, dan nefropati. c. Faktor risiko lainya dihubungkan dengan kehamilan itu sendiri d. faktor spesifik dari ibu atau ayah janin. 2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana( Objektif ) Pemeriksaan Fisik

Transcript of 04. Eklampsia PEMDA 2016

Page 1: 04. Eklampsia PEMDA 2016

EKLAMSIA

SOP

No. Documen :No. Revisi :

Tgl. Terbit :

Halaman :

PUSKESMASPEMURUS DALAM

dr. Hj. NovitaNIP.19761124 200501 2 011

PengertianPengelolaan Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita Pre-eklampsia, yang disertai dengan kejang menyeluruh dan atau koma. eklampsia dapat timbul pada ante, intra, dan post partum. Eklampsia post partum umumnya hanya terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah persalinan.

Kode Penyakit

No. ICPC II : W81. Toxaemia of pregnancyNo. ICD X : O15.9 Eclampsia, unspecified as to time period

Tujuan

Dokter dapat melakukan pengelolaan Eklampsia yang meliputia. Anamnesisb. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhanac. Penegakan diagnosisd. Rencana penatalaksanaan

Alat & BahanAlata. Oropharyngeal airwayb. Kateter urinc. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan urin menilai kadar proteinuria

SOP 1. Anamnesa ( Subyektif )KeluhanKejang yang diawali dengan gejala-gejala prodromal eklampsia, antara

lain:a. Nyeri kepala hebatb. Gangguan visusc. Muntah-muntahd. Nyeri epigastriume. Kenaikan progresif tekanan darah

Faktor Risikoa. Faktor risiko meliputi kondisi-kondisi yang berpotensi menyebabkan

penyakit mikrovaskular (antara lain: diabetes melitus, hipertensi kronik, gangguan pembuluh darah dan jaringan ikat)

b. sindrom antibody antiphospholipid, dan nefropati.c. Faktor risiko lainya dihubungkan dengan kehamilan itu sendirid. faktor spesifik dari ibu atau ayah janin.

2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana( Objektif ) Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan keadaan umum: sadar atau penurunan kesadaran Glasgow Coma Scale dan Glasgow-Pittsburg Coma Scoring System.

b. Tentukan jenis kejang: tonik, klonik, umum.c. Pemeriksaan tanda vital: adanya peningkatan tekanan darah

diastolik >110 mmHgd. Sianosise. Skotoma penglihatanf. Dapat ditemukan adanya tanda-tanda edema paru dan atau gagal

jantungg. Pada pemeriksaan abdomen dapat ditemukan nyeri di epigastrium

atau nyeri abdomen pada kuadran kanan atas (akibat teregangnya kapsula glisson)

Page 2: 04. Eklampsia PEMDA 2016

EKLAMSIA

SOP

No. Documen :No. Revisi :

Tgl. Terbit :

Halaman :

PUSKESMASPEMURUS DALAM

dr. Hj. NovitaNIP.19761124 200501 2 011

Pemeriksaan Penunjang:Proteinuria ≥ 2+

3. Penegakan Diagnosa ( assessment )Diagnosis KlinisDiagnosis ditegakkan berdasar

a. anamnesisb. pemeriksaan fisikc. penunjang.

Diagnosis BandingKejang pada eklampsia harus dipikirkan kemungkinan kejang akibat penyakit lain, oleh karena itu sebagai diagnosis banding eklampsia antara lain:

a. Hipertensib. Perdarahan otakc. Lesi di otakd. Meningitise. Epilepsif. Kelainan metabolik

4. Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)PenatalaksanaanPerawatan dasar eklampsia yang utama adalah terapi supportif untuk stabilisasi fungsi vital, dengan pemantauan terhadap Airway, Breathing, Circulation (ABC).a. Perawatan pada saat kejang

Masukan sudap lidah ke dalam mulut penderita. Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk

mengurangi risiko aspirasi. Beri O2 4 liter permenit.

b. Penatalaksanaan farmakologis MgSO4 diberikan intravena dengan dosis awal 4 g (10 ml MgSO4

40%, larutkan dalam 10 ml akuades) secara perlahan selama 20 menit, jika pemberian secara intravena sulit, dapat diberikan secara IM dengan dosis 5mg masing bokong kanan dan kiri

Adapun syarat pemberian MgSO4 adalah tersedianya Ca Glukonas 10%, ada refleks patella, jumlah urin minimal 0,5 ml/kgBB/jam dan frekuensi napas 12-16x/menit.

Sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan 6 g MgSO4 (15 ml MgSO4 40%, larutkan dalam 500 ml larutan Ringer Laktat / Ringer asetat) 28 tetes/ menit selama 6 jam dan diulang hingga 24 jam setelah persalinan atau kejang berahir.

Pada kondisi di mana MgSO4 tidak dapat diberikan seluruhnya, berikan dosis awal (loading dose) lalu rujuk ibu segera ke fasilitas kesehatan sekunder .

Diazepam juga dapat dijadikan alternatif pilihan dengan dosis 10 mg IV selama 2 menit (perlahan), namun mengingat dosis yang dibutuhkan sangat tinggi dan memberi dampak pada janin, maka pemberian diazepam

Page 3: 04. Eklampsia PEMDA 2016

EKLAMSIA

SOP

No. Documen :No. Revisi :

Tgl. Terbit :

Halaman :

PUSKESMASPEMURUS DALAM

dr. Hj. NovitaNIP.19761124 200501 2 011

c. Stabilisasi selama proses perjalanan rujukan Lakukan pemeriksaan fisik tiap jam, meliputi tekanan darah,

frekuensi nadi, frekuensi pernapasan, refleks patella. Bila frekuensi pernapasan < 16 x/menit, dan/atau tidak didapatkan

refleks tendon patella, dan atau terdapat oliguria (produksi urin <0,5 ml/kg BB/jam), segera hentikan pemberian MgSO4.

Jika terjadi depresi napas, berikan Ca glukonas 1 g IV (10 ml larutan 10%) bolus dalam 10 menit hanya dilakukan apabila tidak tersedia MgSO4.

Unit TerkaitLoketPoliklinikLaboratoriumFarmasiRumah Sakit