Post on 02-Feb-2023
LAPORAN HASIL WAWANCARA ANALISIS STANDAR PROSES SMA NEGERI 7
PONTIANAK
I. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap
satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan dasar dan
menengah harus menyusun kurikulum dengan mengacu kepada
Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar
Pengelolaan, Standar Proses, dan Standar Penilaian, serta
berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan.
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah yang ditetapkan berdasarkan Permendiknas Nomor
41 Tahun 2007 merupakan salah satu acuan utama bagi
satuan Pendidikan dalam keseluruhan proses
penyelenggaraan pembelajaran, mulai dari perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses
pembelajaran. Pemberlakuan standar proses pada satuan
pendidikan diharapkan dapat meningkatkan mutu lulusan
dalam mencapai standar kompetensi lulusan yang pada
akhirnya mampu meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena
itu, proses pembelajaran di setiap SMA harus menerapkan
prinsip pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat masing-masing. Selain
itu, proses pembelajaran harus dilaksanakan secara
fleksibel dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang
tersedia baik di dalam maupun di luar sekolah. Dari
penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
standar proses memiliki peran yang sangat penting dalam
keseluruhan proses pencapaian standar nasional pendidikan
lainnya.
Berdasarkan laporan hasil pelaksanaan
kegiatan bimtek KTSP di SMA pada tahun 2009, diperoleh
data dan informasi antara lain sebagai berikut:
Sebagian besar sekolah belum melakukan analisis standar
proses, meskipun dalam penyiapan perangkat pembelajaran
dan pelaksanaan pembelajaran sudah mengacu pada berbagai
ketentuan yang ditetapkan dalam standar proses.
Sebagian besar guru belum memahami manfaat/kegunaan hasil
analisis standar proses dalam pelaksanaan pembelajaran.
Selain itu, mereka juga belum memahami tata cara
pelaksanaan analisis standar proses.
Dengan begitu perlu diadakannya analisis standar
proses untuk lebih mengetahui bagaimana pelaksanaan
standar proses secara nyata oleh sekolah-sekolah.
II. Tujuan Wawancara
Tujuan wawancara untuk memperoleh data dan informasi
tentang kondisi ideal (sesuai tuntutan standar proses
atau merujuk profil SKM yang dikembangkan oleh Direktorat
PSMA), kondisi riil (kekuatan dan kelemahan di setiap
SMA), kesenjangan (tantangan nyata yang dihadapi
sekolah), dan rencana tindak lanjut (upaya yang harus
dilakukan oleh sekolah sesuai dengan skala prioritas)
dalam rangka pencapaian standar proses, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, penilaian,dan pengawasan.
III. BENTUK WAWANCARA
Wawancara langsung dengan pertanyaan yang disiapkan
terlebih dahulu(prepare question interview)
IV. Metode Wawancara
1.Wawancara informasi
Wawancara informasi merupakan salah satu metode
pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari
siswa secara lisan.
2.Triangulasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada.
VI. Dasar Teori
Proses pembelajaran diawali dengan perencanaan,
dilanjutkan dengan pelaksanaan, diteruskan dengan
penilaian. Bagian akhirnya adalah pengawasan. Hal itu
ditegaskan oleh PP 19/2005, pasal 19, ayat (3), “Setiap
satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran
untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien” .Perencanaan proses pembelajaran dilakukan oleh
kepala satuan pendidikan bersama dengan pendidik.
Perencanaan itu berbentuk silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Pada pasal 20, PP 19/2005 ditegaskan,
“Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-
kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.
Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan oleh
pendidik berdasarkan perencanaan proses pembelajaran.
Wujudnya nyatanya adalah peristiwa di ruangan belajar dan
pemberian tugas terstruktur dan tugas mandiri kepada
peserta didik. Peristiwa di kelas meliputi kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Penilaian proses dan
hasil belajar di tingkat satuan pendidikan dilakukan oleh
pendidik dan satuan pendidikan. Wujud nyata penilaian itu
adalah ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
semester, dan ulangan kenaikan kelas. Pengawasan
dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas
sekolah. Wujud dari pengawasan itu adalah pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut.Keempat
kegiatan proses pembelajaran itu merupakan satu kesatuan
dengan penanggung jawab yang jelas. Perencanaan merupakan
dasar utama dari semua kegiatan. Perencanaan yang benar
diasumsikan bermuara kepada pelaksanaan yang benar.
Perencanaan dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan
pendidik. Silabus mata pelajaran dan silabus muatan lokal
disusun oleh guru bersama timnya yang diketuai oleh
kepala satuan pendidikan. Jika silabus belum memenuhi
standar yang diharuskan, penanggung jawabnya adalah
kepala satuan pendidikan. Selain itu, silabus merupakan
perangkat kurikulum yang kategori tanggung jawabnya
berada di tangan kepala satuan pendidikan. Lagi pula, di
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), silabus
merupakan dokumen dua kurikulum, sedangkan penanggung
jawab penyusunan kurikulum di tingkat satuan pendidikan
adalah kepala satuan pendidikan.
Recana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun oleh
pendidik berdasarkan karakteristik peserta didik yang
berada di kelasnya. Penyusunan RPP pada dasarnya
dilakukan secara individu, meskipun tidak dilarang secara
berkelompok. Jika RPP yang bermasalah berarti yang
beratanggung jawab adalah pendidik. Jadi di dalam
perencanaan proses pembelajaran sudah terlihat dikotomus
(pemisah) tanggung jawab antara kepala satuan pendidikan
dengan pendidik.
Silabus tanggung jawab kepala satuan pendidikan dan
RPP tanggung jawab pendidik.Pelaksanaan proses
pembelajaran oleh pendidik, bertumpu kepada perencanaan
yang disusun oleh satuan pendidikan dan pendidik.
Kegiatan ini berangkat dari keberadaan silabus dan RPP.
Pelaksanaannya akan terlihat nyata di ruang kelas, dalam
bentuk interaksi dengan peserta didik, dan dalam suasana
yang menyenangkan. Seperti yang ditegaskan oleh Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pasal 19, ayat (1)
tentang Standar Nasional Pendidikan seperti berikut ini.
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik”.
Penilaian proses dan hasil belajar pada tataran satuan
pendidikan dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan,
dan pemerintah. Pada tataran satuan pendidikan hal itu
dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan. Penegasan
itu termaktub pada PP 19/2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan,pasal 63, ayat (1) sepeti berikut ini. “
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas: (a) penilaian hasil belajar oleh
pendidik; (b) penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan; dan (c) penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah.” Lebih lanjut rincian dari pasal 63 ayat (1)
ini diuraikan secara rinci di dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian.
Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dalam proses
pembelajaran perlu diawasi. Hal itulah yang keempat,
yakni pengawasan proses pembelajaran. Bahan sajian
sederhana ini berbicara tentang pengawasan proses
pembelajaran. Pembahasan akan dilakukan dengan
sistematika berpikir seperti berikut ini:
(1) ruang lingkup kerja kepengawasan
(2) program atau perencanaan pengawasan
(3) pelaksanaan, pelaporan, dan tindaklanjut
kegiatan kepengawasan.
Dengan tiga sistematika berpikir itu, diharapkan
bahan ini dapat dijadikan sebagai landasan berpikir untuk
melaksanakan kegiatan kepengawasan pada satuan pendidikan
baik oleh pengawas sekolah maupun oleh kepala satuan
pendidikan.
2. Ruang Lingkup Kerja Kepengawasan
Ada lima lingkup kerja kepengawasan proses pembelajaran.
Kelima lingkup itu adalah pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut. Hal itu tertuang
di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
41/2007 tentang Standar Proses seperti berikut ini:
Pemantauan
(1) Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil
pembelajaran.
(2) Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok
terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara,
dan dokumentasi.
(3) Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan
pengawas satuan pendidikan.
Supervisi
(1) Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil
pem¬belajaran.
(2) Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara
pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi.
(3) Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan
penga¬was satuan pendidikan.
Evaluasi
(1) Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk
menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan,
mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil
pembelajaran.
(2) Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan
cara:
a) membandingkan proses pembelajaran yang dilak¬sanakan
guru dengan standar proses,
b) mengidentifikasi kinerja guru dalam proses
pem¬belajaran sesuai dengan kompetensi guru.
(3) Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada
keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Pelaporan dan Tindak Lanjut
Kepala satuan pendidikan, pengawas sekolah, danpemangku pendidikan memiliki peta yang jelas tentangkompetensi pendidik di sekolah itu.Pelaporan hasil pengawasan merupakan bagian yang amatpenting dari kegiatan pengawasan. Terlaksana tidaknyapengawasan satuan pendidikan teraktulisasi dalam laporan.Kegiatan kepengawasan dilaksanakan tetapi tidak adalaporan, dari kaca administrasi sama dengan tidak adakegiatan. Selain itu, laporan adalah bentukpertanggungjawaban pengelola pendidikan tehadap pemangkukepentingan. Hal yang tidak dapat diabaikan adalah,menyusun dan menyampaikan laporan adalah kewajiban bagisetiap orang yang diberi kepercayaan untuk melakukankegiatan. Oleh karena itu, pelaporan adalah bagian yangamat penting dari kegiatan kepengawasan.Substansi laporan kepengawasan adalah hasil pemantauan,hasil supervisi, dan hasil evaluasi.
Seperi dijelaskan sebelumnya, antara pemantauan,supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran memiliki
hubungan hierarkis, hubungan atas bawah. Selain itu, didalamnya ada data atau informasi yang bermakna. Hal yangdilaporkan adalah data atau informasi yang telah diberimakna oleh pengawas atau kepala satuan pendidikan. Datadan informasi itu diharapkan dapat dijadikan landasanuntuk mengambil keputuan bagi pengampu pendidikan atauyang berkepentingan dengan pendidikan. Tentu saja,laporan ditata dalam bentuk sistematika yang sesuaidengan kaidah-kaidah laporan formal.
Bagian akhir akhir dari kegiatan kepengawasanadalah tindak lanjut. Tindak lanjut yang dilakukanmeliputi tiga hal yakni: (a) penguatan dan penghargaandiberikan kepada pendidik yang telah memenuhi standar;(b) teguran yang bersifat mendidik diberikan kepadapendidik yang belum memenuhi standar; dan (c) pendidikdiberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/pe-nataranlebih lanjut. Pada hakikatnya, tindak lanjut adalahkesinambungan dari kegiatan evaluasi. Hasil evaluasimenginformasikan pendidik yang memenuhi standard anpendidikan yang belum memenuhi standar. Jadi, bataskewenangan pengawas dan pengawasan proses pembelajarantergambar pada kegiatan akhir ini yakni tindak lanjut.
VIII. PEDOMAN WAWANCARA
I. Identitas Informan
Nama :Tahjudin S.Pd
Jenis Kelamin :Laki-laki
Pendidikan :Sarjana Pendidikan Matematika
Umur :34 tahun
Jabatan :Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 7
Pontianak.
IX. SETTING
A.Wawancara dilakukan pada :
A. Hari :Jum’at ,21 Oktober 2011
B. Waktu :08.00-10.00 WIB
C. Tempat:kantor guru,SMA Negeri 7 Pontianak
B.IDENTITAS PEWAWANCARA
Nama :Fitri Apriani Pratiwi
Jenis Kelamin :Perempuan
Pendidikan :mahasiswi FKIP Kimia
X. HASIL WAWANCARA
Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan
proses pembelajaran sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 tahun
2007 Pasal 1ayat 1.
Berikut ini merupakan hasil wawancara analisis
pengaplikasian standar proses di SMA Negeri 7 Pontianak:
A.Perencanaan Proses Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran di SMA Negeri 7 meliputi
silabus dan rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) yang memuat
identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK),kompetensi
dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber
belajar.Keseluruhan dari komponen ini telah lengkap terdapat
pada rpp maupun silabus.
Guru-guru menyusun RPP untuk setiap KD yang terdiri atas
sejumlah indikator pencapaian yang dalam implementasinya dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.Guru
merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang
disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Namun dalam penyusunan silabus masih banyak guru yang
memulai pembuatan silabus dengan proses adopsi dan adaptasi
silabus yang sudah ada.Dampak dari mengadopsi silabus yang
sudah ada sangatlah tidak baik karena justru menghambat
kreatifitas guru dan proses pembelajaran.Sebuah kontekstual
yang hanya baik secara teoritis tapi pada saat proses
pengaplikasiannya pasti tidak bisa mencapai target maksimal
sesuai tujuan pembelajaran karena silabusnya hanya sekedar
menjiplak,otomatis sang guru tidak menguasai secara
keseluruhan dan mendalam.Selain itu apabila silabus maupun Rpp
tidak dibuat oleh guru yang bersangkutan maka tidak akan bisa
disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik,serta
karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi akan sulit
untuk dicapai.
Maka dari itu solusi nya adalah perlu diprogramkan
bimbingan dan pendampingan teknik membuat silabus mulai dari
pemetaan SK-KD sehingga menghasilkan silabus minimal hasil
daptasi dan menyesuaikan dengan karakteristik satuan
pendidikan.
B. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pelaksanaan Proses Pembelajaran meliputi persyaratan
pelaksanaan proses pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran. Untuk persyaratan pelaksanaan proses
pembelajaran di SMA Negeri 7 adalah kurang memenuhi
syarat karena jumlah peserta didik perombongan belajar
adalah 32-35 peserta didik.seharusnya tidak lebih dari
32 peserta didik ,solusinya perlu diadakan penyesuaiaan
secara bertahap untuk mengurangi penerimaan peserta didik
Mengenai beban kerja,guru tlah melakukannya mencakup
kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,menilai
hasil pembelajaran,membimbing dan melatih peserta didik,
serta melaksanakan tugas tambahan, sekurang-kurangnya 24
jam tatap muka dalam 1(satu) minggu.Dan kegiatan pokok
dengan baik dan sesuai dengan waktu kerja yang
diwajibkan.
Guru juga telah menggunakan buku yang sesuai dengan
KTSP,selain itu guru juga menggunakan buku panduan
guru,buku pengayaan,buku refrensi dan sumber buku
lainnya.Beberapa contoh buku yang digunakan untuk
mengajar oleh salah seorang guru kimia antara lain:Kimia
dan Kecakapan hidup untuk SMA penerbit ganeca,Kimia untuk
kelas XI penerbit Erlangga,Kimia Untuk SMA kelas XI
penerbit Aneka ilmu,Cerdas Belajar Kimia penerbit
Grafindo dan masih banyak buku referensi yang
digunakan.Keseluruhan buku kimia tersebut memiliki
standar KTSP sesuai dengan ketetapan Menteri
Pendidikan.Guru juga memberikan kebebasan pada peserta
didikanya untuk memilih salah satu buku yang akan
digunakannya sesuai dengan kemampuan pemahaman dia dan
kenyamanan dia dalam memahami isi buku tersebut.
Para peserta didik juga diperbolehkan memiliki buku
lain yang berbeda dengan gurunya asalkan berkaitan dengan
mata pelajaran yang berseangkutan.Ini semua demi
memperkaya ilmu para peserta didik dan agar mereka
terbiasa mencari informasi dengan berbagai sumber dan
akses yang bisa digunakan.
Mengenai pelaksanaan pembelajaran waktu pelaksanaan
pembelajaran untuk kegiatan pendahuluan, inti dan penutup
belum sesuai dengan pemetaan waktu yang disusun dalam
RPP,sehingga target pencapaian kompetensi yang sudah
direncanakan kurang tercapai.Kendalanya pada saat
kegiatan penutup,waktu telah habis oleh kegiatan inti
yang cukup memakan waktu lebih banyak dari yang lain
sehingga pada tujuan akhir di kegiatan penutup
tersampaikan dengan tergesa-gesa dan kurang baik.
Solusinya dalam kegiatan pembelajaran guru wajib
membawa RPP sebagai kontrol dalam pelaksanaan
pembelajaran agar waktu pelaksaan pembelajaran selalu
tepat pada waktunya dan target pencapaian kompetensi
dapat diraih.Akan tetapi guru telah berusaha meselaraskan
eksplorasi,elaborasi dan konfirmasi dalam kegiatan inti
pembelajaran sehingga kegiatan inti menjadi lebih baik.
Mengenai pengelolaan kelas juga telah dilakukan
dengan baik oleh guru.Guru mengatur tempat duduk sesuai
dengan karakteristik dan mata pelajaran.Hal ini bertujuan
agar para siswa dapat saling sharing kemampuan bidang
studi masing-masing saat proses pembelajaran berlangsung
sehingga terjalin kerjasama yang baik antara teman
sebangku yang memiliki kemampuan berbeda di mata
pelajaran berbeda untuk saling berbagi.Ini akan
mempercepat pemahaman siswa untuk mempelajari pelajaran
yang dianggap sulit namun dapat dipecahkan bersama teman
sebangkunya.Selain itu guru mempunyai tujuan yakni agar
peserta didik lebih membaur dan lebih bersolidaritas
antar teman.Namun pergantian tempat duduk tidak akan
dipaksakan oleh guru apabila murid merasa tidak nyaman
dengan teman sebangkunya maka dia juga punya hak untuk
duduk ditempat yang dianggapnya lebih tepat namun dengan
alasan yang logis dan tidak mengurangi suasana kondusif
kelas.
Kenyamanan proses pembelajaran dikelas juga didukung
oleh guru yang dapat menciptakan suasana yang
kreaktif,menarik dan tetap kondusif sehingga tidak
membosankan untuk para peserta didik selama pelajaran
berlangsung tepat sesuai waktu yang dijadwalkan.
C Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian Hasil pembelajaran adalah Kegiatan
sistematik sebagai tolak ukur untuk menentukan angka pada
obyek. berhubungan dengan kuantitatif dan kualitatif.
Dar hasil wawancara dan pengamatan berikut ini merupakan
prosedur penilaian hasil pembelajaran yang digurnakan
para guru SMA Negeri 7 Pontianak.
1.Prinsip mastery learning yaitu siswa tak
diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya
sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan
prosedur yang benar dan hasil baik. Acuan pada
pengujian berbasis kompetensi adalah acuan kriteria.
Sebagai criteria digunakan asumsi bahwa hampir semua
orang belajar apapun akan mampu. Hanya kecepatan dan
waktu yang berbeda. Asumsi tersebut mengindikasikan
perlunya program perbaikan atau remedial.
Agar sistem penilaian memenuhi prinsip kesahihan dan
keandalan, maka hendaknya memperhatikan :
1. Menyeluruh
2. Berkelanjutan
3. Berorientasi pada indicator ketercapaian
4. Sesuai dengan pengalaman belajar
Aspek yang diujikan :
1. Proses belajar, yaitu seluruh pengalaman belajar
siswa
2. Hasil belajar, ketercapaian setiap kompetensi
dasar, baik kognitif, afektif maupun psikomotor.
2. Sistem penilaian berdasarkan 3 aspek
2.I Kognitif
Kognitif yang meliputi sbb:
- Pengetahuan (recalling), kemampuan mengingat
(misalnya: nama ibu koota, rumus)
- Pemahaman (Comprehension), kemampuan memahami
(misalnya: menyimpulkan suatu paragraf)
- Aplikasi (application), kemampuan penerapan (misalnya
: menggunakan suatu informasi / pengetahuan yang
diperolehnya untuk memecahkan masalah).
- Analisis (Analysis), kemampuan menganalisa suatu
informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil
(misalnya : menganalisis bentuk, jenis atau arti
suatu puisi).
- Sintesis (syntesis). Kemampuan menggabungkan
beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan
(misalnya : memformulasikan hasil penelitian di
laboratorium)
- Evaluasi (Evaluation), kemampuan mempertimbangkan
mana yang baik dan mana yang burukl dan memutuskan
untuk mengambil tindakan tertentu.
2.2 Afektif
Afektif yang meliputi sbb:
- Menerima (receiving) termasuk kesadaran, keinginan
untuk menerima stimulus, respon, control dan seleksi
gejala atau rangsangan dari luar.
- Menanggapi (responding): reaksi yang diberiokan:
ketepatan aksi, perasaan, kepuasan dll.
- Menilai (evaluating):kesadaran menerima norma,
system nilai dll.
- Mengorganisasi (organization): pengembangan norma dan
nilai organisasi system nilai
- Membentuk watak (characterization): system nilai yang
terbentuk mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
laku
2.3 Psikomotor
Psikomotor merupakan tindakan seseorang yang
dilandasi penjiwaan atas dasar teori yang dipahami
dalam suatu mata pelajaran.
Ranah psikomotor :
- Meniru (perception)
- Menyususn (Manipulating)
- Melakukan dengan prosedur (precision)
- Melakukan dengan baik dan tepat (articulation)
- Melakukan tindakan secara alami (naturalization)
3.PENILAIAN BERBASIS KELAS
Penilaian kelas adalah pengumpulan dan penggunaan
informasi oleh guru untuk memberikan keputusan
(nilai) hasil belajar siswa berdasarkan tahapan
belajarnya. Berorientasi pada kompetensi, mengacu
pada patokan, ketuntasan belajar, dilakukan dengan
berbagai cara. Dilakukanmelalui kumpulan kerja siswa
(portopolio), hasil karya (products), penugasan
(projects), Unjuk kerja (performances) dan tes tulis
(paper & pen).
Tujuan Penilaian Kelas :
1. keeping-track (proses pembelajaran sesuai dengan
rencana)
2. cheking-up (mencek kelemahan dalam proses
pembelajaran)
3. finding-out(menemukan kelemahan & keslahan dalam
pembelajaran)
4. summing-up (menyimpulkan pencapaian kompetensi
peserta didik)
Manfaat : informasi, umpan balik, memantau kemajuan,
umpan balik bagi guru, informasi kepada orang tua
dan komite sekolah.
- Fungsi Penilaian Kelas :
1. Alat menetapkan siswa dalam penguasaan kompetensi
2. Sebagai bimbingan
3. Sebagai alat diagnosis
4. Sebagai alat prediksi
5. Sebagai grading
6. Sebagai alat seleksi
- Jenis-jenis penilaian kelas :
1. Melalui Portofolio
2. Melalui unjuk kerja (performance)
3. Melalui penugasan (project)
4. Melalui hasil kerja (Product)
5. Melalui tes tertulis (paper & pen)
4. SISTEM PENILAIAN
4. 1 Sistem penilaian berkelanjutan
Tindak lanjut hasil pengujian :
a. remedial, bagi siswa yang belum mencapai batas
ketuntasan minimal.
b. Pengayaan, siswa yang telah mencapai ketuntasan
minimal, penguatan dengan memberi tugas membaca,
tutor sebaya, diskusi, mengerjakan soal namun tidak
mempengaruhi nilai hanya diungkapkan dalam
keterangan profil hasil belajar.
c. Percepatan, yakni bagi siswa yang telah mencapai
ketuntasan maksimum
4. 2 Sistem pengujian akhir
Batas lulus biasanya 75% mengasai materi ujian.
5. JENIS TAGIHAN DAN BENTUK INSTRUMEN
Jenis Tagihan :
1. Kuis
2. pertanyaan lisan di kelas
3. ulangan harian
4. tuigas individu
5. tugas kelompok
6. ulangan semester
7. ulangan harian
Bentuk instrument : lisan, kuis, jawaban singkat
atau lisan singkat, pilihan ganda, benar salah,
menjodohkan, uraian obyektif, uraian non obyektif
(uraian bebas), performans dan portofolio.
Teknik yang digunakan : tes dan non tes
Tes : lisan, tertulis, perbuatan.
Non tes :
- Pengamatan(motivasi, minat, strategi belajar,
kesulitan yang dihadapi, serta kegiatan dalam
praktek lapangan)
- dokumentasi (melihat karya siswa baik individu
maupun kelompok)
- dan portofolio (kumpulan hasil karya, tugas,
pekerjaan siswa yang disusun berdasarkan urutan
kategori kegiatan.
Prosedur-prosedur penilaian diatas sudah dilakukan
dengan baik.Namun terdapat kekurangan yaitu hasil
penilaian pembelajaran tidak ditindaklanjuti dengan
analisis yang dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam
program perbaikan proses pembelajaran bagi guru.Solusinya
adalah Kepala Sekolah melakukan pemeriksaan dan
pemantauan perkembangan hasil belajar peserta didik dari
guru sebagai info/data
keberhasilan pembelajaran agar guru lebih terpacu untuk
melakukan analisis terhadap hasil pembelajaran sebagai
tolak ukur perbaikan dalam proses pembelajaran.
4.Pengawasan Proses Pembelajaran
Berikut ini merupakan prosedur pengawasan proses
pembelajaran di SMA Negeri 7 berdasarkan hasil wawancara
dan pengamatan data yang diperoleh:
Kegiatan pengawasan adalah kegiatan Pengawas Satuan
Pendidikan dalam melaksanakan penyusunan program
pengawasan satuan pendidikan, pelaksanaan pembinaan
akademik dan administrasi, pemantauan delapan standar
nasional pendidikan, penilaian administrasi dan akademik,
dan pelaporan pelaksanaan program pengawasan.
Pengawas satuan pendidikan berkedudukan sebagai
pelaksana teknis fungsional di bidang pengawasan akademik
dan manajerial pada sejumlah satuan pendidikan yang
ditetapkan yang pada kakekatnya adalah memberi bantuan
profesional kesejawatan yang dilaksanakan melalui dialog
kajian masalah pendidikan dan atau pengembangan serta
implementasinya dalam upaya meningkatkan kemampuan
profesional dan komitmen guru, kepala sekolah dan tenaga
kependidikan lainnya di sekolah guna mempertinggi
prestasi belajar peserta didik dan kinerja sekolah dalam
rangka meningkatkan mutu, relevansi, efisiensi, dan
akuntabilitas pendidikan
Pengawasan meliputi 4 tahap yakni:
a. Pemantauan, dilakukan:
a. pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
hasil pembelajaran.
b. dengan cara diskusi kelompok, pengamatan, pencatatan,
perekaman,
wawancara ,dan dokumentasi.
c. oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.
b. Supervisi, dilakukan:
a. pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
hasil pembelajaran.
b. dengan cara pemberian contoh/simulasi, diskusi,
pelatihan, dan konsultasi.
c. oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.
c. Evaluasi, dilakukan:
1) untuk menentukan kualitas pembelajaran secara
keseluruhan, mencakup
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil
belajar.
2) dengan cara membandingkan proses pembelajaran dengan
standar proses,
mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran
sesuai dengan
kompetensi guru.
3) memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Bagian V
Pengawasan proses
Pembelajaran
d.Pelaporan
e.Tindak Lanjut
A. Tugas pokok pengawas sekolah mencakup enam dimensi
utama, yakni mensupervisi (supervising), memberi nasehat
(advising), memantau (monitoring), membuat laporan (reporting),
mengkoordinir (coordinating), dan memimpin (performing
leadership). Keenam hal tersebut secara rinci disajikan
dalam tabel berikut.
Tabel Dimensi Tugas dan Sasaran Pengawasan
Dimensi TugasPengawas
Sasaran
Mensupervisi 1. Kinerja kepala sekolah
2. Kinerja guru
3. Kinerja staf sekolah
4. Pelaksanaan kurikulum/mata pelajaran
5. Pelaksanaan pembelajaran
6. Ketersediaan dan pemanfaatan seumberdaya
7. Manajemen sekolah, dll.,Memberi Nasehat 1. Kepada guru,
2. Kepala sekolah
3. Tim kerja sekolah dan staf,
4. Komite sekolah, dan
5. Orang tua siswaMemantau 1. Penjaminan/standar mutu pendidikan,
2. Proses dan hasil belajar peserta didik,
3. Pelaksanaan ujian,
4. Rapat guru dan staf
5. Hubungan sekolah dengan masyarakat,
6. Data statistik kemajuan sekolahMembuat LaporanPerkembanganKepengawasan
1. Kepada Dinas Pendidikan Kab./Kota
2. Dinas Pendidikan Provinsi
3. Depdiknas,
4. Publik
5. Sekolah BinaanMengkoordinir 1. Mengkoordinir sumber personal dan material
2. Kegiatan antarsekolah
3. Kegiatan pre/inservice training bagi guru dan Kepala Sekolah, dan pihak lain.
4. Pelaksanaan kegiatan inovasi sekolahMemimpin 1. Pengembangan kualitas SDM di sekolah binaan
2. Pengembangan sekolah
3. Partisipasi dalam kegiatan manajerial Dinas Pendidikan,
4. Berpartisipasi dalam perencanaan pendidikan di Kabupaten/Kota,
5. Berpartisipasi dalam seleksi calon kepala sekolah/madrasah,
6. Berpartisipasi dalam merekrut personil proyek atau program-program khusus pengembangan mutu sekolah,
7. Pengelolaan konflik, dan
8. Berpartisipasi dalam menangani pengaduan
B.Penyusunan Program Pengawasan
Berdasarkan jangka waktunya atau periode kerjanya,
program pengawasan sekolah terdiri atas: (a) program
pengawasan tahunan, (b) program pengawasan semester (c)
rencana kepengawasan akademik (RKA) dan (d) rencana
kepengawasan manajerial (RKM). Program pengawasan tahunan
disusun dengan cakupan kegiatan pengawasan pada semua
sekolah di tingkat kabupaten/kota dalam kurun waktu satu
tahun. Program pengawasan tahunan disusun dengan
melibatkan sejumlah pengawas dalam satu Kabupaten/Kota
untuk setiap jenjang pendidikan. Program pengawasan
semester merupakan penjabaran program pengawasan tahunan
pada masing-masing sekolah binaan selama satu semester
yang disusun oleh masing-masing pengawas. Program
pengawasan semester disusun oleh setiap pengawas sesuai
kondisi obyektif sekolah binaanya masing-masing.
Program pengawasan sekolah adalah rencana kegiatan
pengawasan yang akan dilaksanakan oleh pengawas sekolah
dalam kurun waktu (satu periode) tertentu. Agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, pengawas sekolah harus
mengawali kegiatannya dengan menyusun program kerja
pengawasan yang jelas, terarah, dan berkesinambungan
dengan kegiatan pengawasan yang telah dilakukan pada
periode sebelumnya. Dalam konteks manajemen, program
kerja pengawasan sekolah mengandung makna sebagai
aplikasi fungsi perencanaan dalam bidang pengawasan
sekolah.
Secara umum, program pengawasan sekolah sekurang-
kurangnya memuat komponen pokok sebagai berikut:
1. Aspek/masalah, berupa identifikasi hasil pengawasan
sebelumnya sebagai prioritas dalam rencana pengawasan
(pembinaan, pemantauan, penilaian)
2. Tujuan pengawasan yang hendak dicapai.
3. Indikator keberhasilan, berupa target yang ingin dicapai
4. Strategi/metode kerja/teknik supervisi, seperti
monitoring dan evaluasi, refleksi dan Focused Group
Discussion, metode delphi, workshop, kunjungan kelas,
observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antar
kelas, supervisi kelompok, dll)
5. Skenario kegiatan, berupa langkah atau tahapan supervisi
yang sistematis dan logis yang disesuaikan dengan jadwal
dan waktu.
6. Sumber daya yang diperlukan, dapat berupa bahan,
fasilitas, manusia.
7. Penilaian dan instrumen, jenis dan bentuk disesuaikan
dengan aspek/masalah yang akan diselesaikan.
8. Rencana tindak lanjut, dapat berupa pemantapan, perbaikan
berkelan-jutan disesuaikan dengan metode pengawasan.
C Isi Pokok dan Alur Penyusunan Program
Isi pokok kegiatan yang akan dituangkan dalam program kerja
pengawasan tahunan ada empat macam, yaitu:
1. Identifikasi hasil pengawasan pada tahun sebelumnya dan
kebijaksanaan di bidang pendidikan
2. Pengolahan dan analisis hasil dan evaluasi pengawasan
tahun sebelumnya
3. Perumusan rancangan program pengawasan tahunan
4. Pemantapan dan penyempurnaan rancangan program pengawasan
tahunan.
Keempat hal tersebut secara skematis dapat digambarkan sebagai
berikut.
Penyusunan program pengawasan agar lebih terfokus dapat
dituangkan dalam bentuk matriks, sebelum diuraikan secara
naratif. Salah satu model format adalah sebagaimana contoh
berikut ini.
Matriks Model Format Program Kepengawasan
D. PELAPORAN
Setelah di SMA Negeri7 melakukan
pemantauan,supervisi dan evaluasi pembelajaran
yang memiliki data yang saling berhubungan.Maka
data yang telah diberi tanda oleh kepala satuan
pendidikan akan dilaporkan. Data dan informasi itu
disajikan dalam bentuk yang sistematik dan formall
dan diharapkan dapat dijadikan landasan untuk
mengambil keputuan bagi pengampu pendidikan atau
yang berkepentingan dengan pendidikan.
E. TINDAK LANJUT
Bagian akhir akhir dari kegiatan
kepengawasan adalah tindak lanjut. Tindak lanjut
yang dilakukan meliputi tiga hal yakni:
(a)Penguatan dan penghargaan diberikan kepada
pendidik yang telah memenuhi standar,jadi para
pendidik yang berprestasi akan diberi penghargaan
dalam rangka memotivasi para pendidikan agar makin
meningkatkan kualitas dirinya demi memajukan dunia
pendidikan.
(b)Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada
pendidik yang belum memenuhi standar.
(c) pendidik diberi kesempatan untuk mengikuti
pelatihan/penataran lebih lanjut.
Pada hakikatnya, tindak lanjut adalah
kesinambungan dari kegiatan evaluasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan maka
dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri 7 Pontianak telah
mencapai kondisi cukup baik karena sudah mengacu sesuai
tuntutan standar proses atau merujuk profil SKM yang
dikembangkan oleh Direktorat PSMA,dalam rangka pencapaian
standar proses, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
penilaian,dan pengawasan.Walaupun masih ada beberapa
kekurangan antara lain:
1.Dalam pembuatan silabus masih banyak guru yang memulai
dengan proses adopsi dan adaptasi silabus yang sudah
ada.
2.Dalam pelaksanaan proses pembelajaran,ditinjau dari
jumlah peserta didik rombongan yang tidak sesuai dengan
ketetapan.
3.Antara kegiatan pendahuluan,inti dan penutup belum
sesuai dengan pemetaan waktu yang disusun dalam Rpp.
4.Hasil penilaian pembelajaran tidak ditindaklanjuti
dengan analisis yang dapat digunakan sebagai bahan acuan
dalam program perbaikan proses pembelajaran selnajutnya.
Saran
Dengan adanya standar proses yang telah ditetapkan
maka seharusnya pihak sekolah lebih memperhatikan dengan
ketat pelaksanaan keempat standar itu dan melakukan
tindak lanjut terhadap kekurangan yang dimilki sekolah
saat menjalankan keempat komponen standar proses
tersebut demi terwujudnya peningkatkan mutu lulusan dalam