Menalar Hermeneutika Kitab Suci (tugas Mata kuliah Hermeneutika)

178
1 PENDAHULUAN Istilah Kitab Suci dan Alkitab sering kita dengan dalam kehidupan kita sehari-hari. Tapi apakah kitab Suci dan Alkitab sama? Kata Alkitab berasal dari bahasa Semit “ketib” yang artinya menulis. Alkitab sering dipakai oleh orang-orang kristen Protestan. Kita pun demikian biasa memakai kata itu. Tapi orang Katolik lebih senang memakai nama Kitab Suci. Sebab di dalamnya mengandung ajaran-ajaran dari Tuhan. Dengan demikian ajaran itu disebut suci. Kitab Suci mempunyai dua bagian yakni Perjajian Lama dan Perjajian Baru. Keduanya berbicara tentang perjanjian antara Allah dan manusia. Tetapi dalam Perjanjian Lama lebih mengungkapkan perjanjian antara Allah dan bangsa Israel. Di mana Allah menjanjikan keturunan kepada Abraham, terlebih Allah menjanjikan Tanah Kanaan yang kata dan subur untuk bangsa Israel. Untuk memenuhi janji itu, Allah menuntun bangsa Israel dalam perjalanan menuju ke tempat itu. Meskipun demikian, ada saja bangsa Israel yang selalu memberontak terhadap Allah. Tapi Allah selalu setia kepada bangsa itu karena Dia adalah Allah Yang Maha Pengasih. Perjanjian Baru juga berbicara tentang perjanjian Antara Allah dan Manusia lewat Yesus Kristus, Allah yang turun ke dunia. Dalam hal ini, Allah menjanjikan datangnya penyelamat dunia. Itulah yang dipenuhi dalam Perjanjian Baru. Di mana Yesus Kristus Putera Allah turun ke dunia untuk menebus dosa manusia dan menyelamatkan mannusia. Hal itu terjadi melalaui kelahiran, karya, sengsara, wafat, dan berpuncak pada

Transcript of Menalar Hermeneutika Kitab Suci (tugas Mata kuliah Hermeneutika)

1

PENDAHULUAN

Istilah Kitab Suci dan Alkitab sering kita dengan dalam

kehidupan kita sehari-hari. Tapi apakah kitab Suci dan Alkitab

sama? Kata Alkitab berasal dari bahasa Semit “ketib” yang

artinya menulis. Alkitab sering dipakai oleh orang-orang

kristen Protestan. Kita pun demikian biasa memakai kata itu.

Tapi orang Katolik lebih senang memakai nama Kitab Suci. Sebab

di dalamnya mengandung ajaran-ajaran dari Tuhan. Dengan

demikian ajaran itu disebut suci.

Kitab Suci mempunyai dua bagian yakni Perjajian Lama dan

Perjajian Baru. Keduanya berbicara tentang perjanjian antara

Allah dan manusia. Tetapi dalam Perjanjian Lama lebih

mengungkapkan perjanjian antara Allah dan bangsa Israel. Di

mana Allah menjanjikan keturunan kepada Abraham, terlebih

Allah menjanjikan Tanah Kanaan yang kata dan subur untuk

bangsa Israel. Untuk memenuhi janji itu, Allah menuntun bangsa

Israel dalam perjalanan menuju ke tempat itu. Meskipun

demikian, ada saja bangsa Israel yang selalu memberontak

terhadap Allah. Tapi Allah selalu setia kepada bangsa itu

karena Dia adalah Allah Yang Maha Pengasih.

Perjanjian Baru juga berbicara tentang perjanjian Antara

Allah dan Manusia lewat Yesus Kristus, Allah yang turun ke

dunia. Dalam hal ini, Allah menjanjikan datangnya penyelamat

dunia. Itulah yang dipenuhi dalam Perjanjian Baru. Di mana

Yesus Kristus Putera Allah turun ke dunia untuk menebus dosa

manusia dan menyelamatkan mannusia. Hal itu terjadi melalaui

kelahiran, karya, sengsara, wafat, dan berpuncak pada

2

kebangkitan Kristus Putera Allah. Dengan demikian Yesus lahir,

berkarya, sengsara, dan bangkit untuk mannusia. Karena itu Ia

membuka jalan menuju pada Kanaan atau Yerusalem Baru yakni

kerajaan Surga. Selain itu, ketika Yesus naik ke surga Ia

menjanjikan kepada para rasul bahwa Roh Kudus akan datang

menaungi mereka.

Jadi Perjanjian Lama memiliki kaitan erat dengan Perjajian

Baru. Di mana dalam Perjanjian Lama, Allah menjanjikan Juru

Selamat yang akan datang ke dunia. Hal itulah yang dinubuatkan

oleh para nabi dalam perjanjian Lama. Perjanjian Baru yang

memenuhi hal itu dan memang terjadi bahwa Yesus Kristus yang

adalah Allah turun ke dunia untuk hidup bersama dengan

manusia. Yang pada akhirnya Yesus bangkit dan menyelamatkan

mannusia. Dengan demikian, hal-hal itulah yang akan

diterangkan dalah karya ilmiah ini.

Selain itu, dalam karya ini, terdapat beberapa pemahaman

tentang hermeneutika. dalam hal ini, dijelaskan tentang arti

hermeneutika, metode dalam penafsiran Kitab Suci dn lain-lain.

intinya bahwa dalam karya ini ilmiah ini mengulas secara umum

tentang seluk beluk yang dipelajari dalam Kitab Suci. Catatan

singkat kitab-kitab dari Kitab Kejadian sampai Wahyu

dicantumkan juga dalam karya ini. Semoga karya ini membantu

pembaca untuk lebih memahami seluk beluk yang termuat dalam

Kitab Suci.

3

BAB I

MEMAHAMI HERMENEUTIKA

4

1.1. Pengertian Hermeneutika

Hermeneutika Alkitab adalah suatu usaha untuk

menjelaskan, menginterpretasi dan menerjemahkan teks-teks

Alkitab.1 Dalam hal ini Kitab Suci perlu diterjemahkan dan

diartikan serta dijelaskan agar isinya dapat dipahami oleh

umat. Lewat penafsiran itu, umat dapat memahami pesan yang

disampaikan dari teks Kitab Suci itu. Dengan kata lain

Hermeneutika adalah suatu bentuk enafsiran Kitab Suci.

Secara Etimologis, hermeneutika berasal dari bahasa

Yunani “ερμηνευτική” yang diambil dari nama dewa Hermes.2 Kata

Yunani ερμηνευτική” (hermeneuin) memiliki arti menafsirkan,

mewartakan sesuai dengan nama dewa Hermes dalam mitologi

Yunani. Dengan demikian hermeneutika secara etimologis

berarti suatu bentuk penafsiran atas sesuatu yang belum

diketahui makna sesungguhnya. Dalam artian, penafsiran itu

mengarah pada pencarian arti dan pesan pada apa yang hendak

ditafsirkan.

1.1.1.Hermeneutika dalam Perspektif Islam

Secara harafia, hermeneutika berarti tafsir. Secara

etimologis, hermeneutika berasal dari bahasa Yunani

hermeneuin yang berarti menafsirkan. Istilah itu menunjuk

1Lih. http://id.wikipedia.org/wiki/Hermeneutika_Alkitab.

diunduh tangga l 3 Mei 20142 Dewa Hermes dikenal didalam metodologi Yunani sebagai

dewa yang bertugas mewartakan berita dari para dewa kepada

manusia. Ia menjadi jembatan antara para dewa dan

mannusia.

5

kepada seorang tokoh mitologis dalam mitologi Yunani yang

bernama Kermes (Mercurius). Bagi para pakar hermeneutika,

Hermes dihubungkan dengan Nabi Idris. Dimana dalam

mitologi Yunani, Hermes dikenal sebagai dewa yang bertugas

menyampaikan pesan-pesan Dewa kepada manusia. Dari tradisi

itu, hermeneutika kemudian berkembang sebagai penafsiran

Kitab Suci dan kemudian dipakai sebagai penafsiran secara

umum dalam ilmu-ilmu sosial dan humaniora.3

Hermeneutika bukan sekedar tafsir saja, tetapi satu

metode tafsir atau dalam filsafat dikatakan sebagai

filsafat penafsiran. Dalam hal ini, penafsiran digunakan

dalam menafsirkan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab tanzil,

lafzhan wa ma’nan (lafal dan maknanya) dari Allah.4 Berbeda

dengan Kitab Suci dalam gereja Katolik yang merupakan

tulisan dari para Murid yang diinspirasikan dari Roh

Kudus. Al-Qur’an adalah Kitab yang diturunkan langsung

dari Allah melalui Muhamad.

Penafsiran digunakan dalam Aal-Qur’an dengan tujuan

agar orang mampu memahami apa yang dikatakan dalam Al-

Quran itu. Dengan memahami apa yang dikatakan dalam Al-

Qur’an, orang akan lebih memiliki iman kepada Allah dan

mampu membagikan pemahaman dan pengetahuan itu kepada

jemaat lain.

1.1.2.Hermeneutika dalam perspektif Katolik

3 Adian Husani dkk., Hermeneutika dan Tafsir Al-Quran, Depok,

2006. Hal. 7-84 Ibid. Hal.9

6

Hermeneutika dalam perspektif Katolik deartikan juga

sebagai penafsiran. Penafsiran itu ditujukan pada

penafsiran Kitab Suci. Sumber utama hermeneutika adalah

Kitab Suci.5 Penafsiran Kitab Suci menjadi suatu bentuk

pencarian arti dan pesan dalam suatu teks dalam Kitab

Suci. Dengan penafsiran kita dapat dibantu untuk mencari

pesan utama apa yang terkandung di dalam teksi. Dengan

demikian kita tidak mudah keliruh dan bahkan salah dalam

menafsirkan teks.

Meskipun demikian, hermeneutika dapat membantu umat

untuk mengetahui pesan utamanya, “namun hermeneutika

menjadi juga masalah dalam studi Alkitab masa kini. Dimana

hermeneutika tidak hanya menyita perhatian para ahli

saja, melainkan juga menimbulkansangat banyak kebingungan

bagi publik pada umumnya. Dalam hal ini dipaparkan contoh

pertanyaan seperti, apa makna sesungguhnya Alkitab?

Diantara begitu banyak penafsiran yang saling

bertentangan, mana yang benar? Jika dipandang secara

seksama, masalah yang paling kompleks dan kontrovesial

5 Ungkapan Kitab Suci sering disamakan dengan istilah Alkitab (Bdk. LAI. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. Yayasan Komunikasi Bina Kasih 2008. Hal. 567). Jadi “Alkitab adalah kumpulan semua kitab Perjanjian Lama dan PerjanjianBaru yang ditulisa atas ilha Roh Kudus. Isi Akitab diyakini oleh kaum berman sebagai sabda Allah. Alkitab adalah buku yang berisi wahyu Allah yang memuat kesaksian iman umat Allah. Alkitab memuat sejarah keselamatan yang memuncak pada diri Yesus Kristus” (Ernest Mariyanto. Kamus Liturgi Sederhana. Kanisius 2004. Hal.12 (Alkitab)). Dalam Liturgi Alkitab memiliki tempat sentaral karena merupakan pusat dari seluruh ajaran Gereja.

7

ini, meskipun jelas tidak akan menjawab semua pertanyaan

secara memuaskan, mudah-mudahan dapat memberikan sedikit

kejelasan pada sumber-sumber dari beberapa kebingungan

mengenai makna dari teks Alkittab”6

1.2. Sejarah Hermeneutika

Pada tahun 1893 tepat pada tanggal 18 Novermber, dalam

Ensiklik Providentissimus Deus, Paus Leo XIII mengkritik

secara keras liberanisme. 50 tahun kemudian Paus Pius XII

dalam ensiklik Divino Afflante Spiritu, tanggal 30 September

1943 memberi dukungan positif bagi metode-metode modern

untuk memahami Kitab Suci. Penghargaan positif memberikan

hadiah bagi Konsili Vatikan II khususnya dalam Dei Verbum

tanggal 18 November 1965 sebagai sintesis ditegaskan kembali

pokok-pokok pemikiran yang disampaikan Paus Pius XII juga

wawasan abadi dari para teolog. Patristik memberikan

sumbangan bagi pemakai Firaman Allah yang tertulis dalam

bahasa manusia dan diwariskan bagi generasi zaman-kezaman.

Seratus tahun sesudah Providentisimus Deus dan 50 tahun

Divino Afflantes Spiritu dalam bentuknya yang baru sesudah

Konsili Vatikan II, Komisi Kitab Suci kepausan menerbitkan

buku Penafsiran Alkitab dalam Gereja yaitu pada tahun 1993,

sebagai bentuk penghargaan dari berbagai metode penafsiran.

1.3. Tujuan Hermeneutika

6 LBI. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta: kanisius 2006. Hal. 21

8

Hermeneutika atau penafsiran Alkitab tentunya memiliki

tujuan yang harus dicapai. Adapun tujuan utama dari

penafsiran ini adalah agar Sabda Allah bisa semakin menjadi

santapan rohani bagi segenap anggota Umat Allah untuk tersu-

menerus menjadikan sumber kehiduan iman, harap dan kasih.

Dengan demikian menjadi terang bagi seluruh imat manusia.

Dengan hermeneutika memberikan deskripsi singkat atas

berbagai metode dan pendekatan sambil menunjukan berbagai

kemungkinan yang ditawarkan keterbatasannya. Artinya bahwa,

seringkali banyak orang untuk mengartikan atau menafsirkan

keliru tentang ungkapan yang tertulis dalam Kitab. Dengan

penafsiran ini, kita dapat dibantu untuk melihat arti

sesungguhnya dalam menafsirkan teks Kitab Suci.

1.4. Metode Hermeneutika

Metode hermeneutika merupakan suatu bentuk pendekatan

untuk mencari tahu arti dan meksud dari isi kitab itu.

Dengan metode yang dipakai dalam menafsirkan Kitab Suci

membantu kita untuk mampu menemukan pesan yang

sesungguhnya dari isi kitab itu. Adapun pada bagian ini

terdapat beberapapa metode kritik dalam hermeneutika,

yakni sebagai berikut:

1.4.1. Kritik Teks7

7 http://id.wikipedia.org/wiki/Hermeneutika_Alkitab.

diunduh tanggal 3 Mei 2014

9

Kiritik teks adalah sebuah upaya menelusuri susunan

naskah Alkitab dengan cara membaca, mengamati bahasa

asinya,membandingkan dengan bagian-bagian ayat dalam

Alkitab sendiri agar memperoleh kejelasan tentang teks

itu sendiri.8 Dengan kritk teks, isi Kitab Suci yang

ditafsirkan bisa lebih dipahami pesan apa yang terkandung

dalam isi teks itu.

Dalam kritik teks ini juga dapat berupa upaya untuk

mencari teks-teks asli atau bahasa asli dari teks itu,

agar dengan demikian kita dapat memahami makna dan maksud

yang sesungguhnya dari apa yang dikatakan dari teks itu.

Dari kritik teks ini diharapkan agar penafsir lebih

telliti agar tidak terjebak pada tafsir yang terlalu

bebas bebas pada zamannya.

1.4.2. Kritik Sejarah9

Kritik sejarah adalah salah satu metode menafsir

Alkitab dengan melihat sejarah teks, baik dari teks

maupun dalam teks. Sejarah dalam teks berarti mencari

petunjuk-petunjuk dengan sejarah yang teks itu ungkapkan,

baik tokoh-tokoh, peristiwa, keadaan sosial ataupun

gagasan-gagasan. Sedangkan sejarah dari teks menunjuk

pada sesuatu yang tidak ada sangkutpautnya dengan apa

yang teks itu kisahkan atau gambarkan.

Fungsinya adalah agar penafsir mampu mencari makna dan

menariknya keluar sehingga relevan untuk zamannya,

8 http://id.wikipedia.org/wiki/Hermeneutika_Alkitab.

diunduh tanggal 3 Mei 20149 Ibid

10

sejarah yang berbeda denga Alkitab. Untuk melakukan

kritik sejarah dari teks penafsir dapat menggunakan

sumber selain Alkitab, seperti tullisan-tulisan kuno atau

sumber-sumber lain yang memperjelas ssejarah teks atau

naskah itu.

1.4.3. Kritik Bahasa10

Bahasa adalah suatu usaha untuk menafsir dengan

menaruh perhatian pada penentuan susunan akta dari teks,

menganalisa sebuah teks melalui bahasanya. Dengan

memperhatikan susunan kata, kalimat, unit-unit yang

bermakna, seorang penafsir ditolong untuk dapat kembali

mencari alasan pemikiran penulis teks Alkitab. Hal itu

dissebabkan adanya perbedaan-perbedaan penggunaan kata

tertentu pada zama-zaman yang berbeda.

1.4.4. Kritik Sastra11

Kritik sastra adalah salah satu pendekatan menafsir

terkait denga kerumitan dari naskah yang diduga dirangkai

dari beberapa sumber dan dokumen. Hal ini terkait bahwa

Alkitab juga merupakan bagian dari sastra. Kritik

sastraini diperlukan karena pertimbangan terdapat pada

kritik sumber, dengan sumber-sumber yang berbeda dalam

penyalinan. Biasanya dalam penyalinan terdapat kesalahan

kosakata, bahasa, kesinambungan, penyatu naskah,

pemahaman teologi dan lain-lain. Unsur penting dalam

kritik sastra ini adalah tata bahasa,intonasi baik dalam

naskah maupun nada ketika dalam penyampaian kotbah.

10 Ibid 11 ibid

11

1.5. Tafsir teks

Berikut ini akan dipaparkan beberapa contoh teks-teks

Alkitab yang ditafsir berdasarkan metode Penafsiran Alkitab.

Adapun contoh-contoh ayat itu antara lain:

1.5.1 Kejadian 27-28:9

27:1-46 : Berkat. Kisah penipuan Yakub, penipuan yang

menyebabkan penipuan yang menebabkan ia menerima

berkat yang seharusnya untuk Esau. hal itu

merupakan panduan yang bagus antara sumber

Yahwista12 dan sumber Elohis13. Kedua sumber itu

kini tidak bisa dipisahkan lagi.

27:46-28:9 : Yakub pergi mencari istri. Bagian ini

berasal dari tradisi Imam, yang melanjutkan

cerita tentang ketidakpuasan Ribka atas

perkawinan Esau, sebagai tema yang mulai pada

26:34-35. Yakub tidak melarikan diri dari

kemarahan Esau melainkan membawa berkat ayahnya

untuk mencari eorang istri yang sesuai.

Permusuhan Esau dan Yakub sudah berakhir.14

12 Tradisi sumber Yahwista adalah cerita epos dari sejarah Israel kuno sekaligus juga pembenaran dari monarki Daud (LBI, Tafsir Alikitab Perjanjian Lama, hal. 5)13 Tradisi Elohista adalah tradisi yang menceritakan kembali cerita yang diceritakan tradisi Yahwista, tetapikeprihatinannya tidak sama dan perhatiannya juga berbeda(LBI, Tafsir Alikitab Perjanjian Lama, hal. 5)14 LBI, Tafsir Alikitab Perjanjian Lama, Yogyakarta, Kanisius: 2002. Hal. 64

12

1.5.2. Kejadian 37:12-36 (Yusuf dijual sebagai budak

di Mesir)

Ayat 12-13 : Yusuf dan saudara-saudaranya pergi

menggembalakan kambing domba. Bagian ini

merupakan pendahuluan dari cerita ini.

Ayat 14-17 : Yusuf mencari saudaranya yang

menggembalakan kambing domba.

Ayat 18-22 : saudara-saudara Yusuf bersepakat dan

menyusun rencana untuk membunuh Yusuf. Tapi

dialihkan untuk menjatuhkan Yusuf kedalam

sumur.

Ayat23-24 : Yusuf dijatuhkan ke dalam sumur

Ayat 25-30 : Yusuf dijual kepada saudagar-saudagar

Mesir

Ayat 31-32 : para saudara Yusuf menyusun rencana untuk

membohongi ayah mereka Yakub dengan cara

menunjukan jubah Yususf yang dioleskan darah

domba. Mereka mengatakan bahwa Yusuf telah

mati dimakan singa.

Ayat 33-35 : pemberitahun kepada Yakub bahwa Yusuf

telah dimakan binatang buas. Dengan demikian

berkabunglah Yakub dan seluruh isi rumahnya

Ayat 36 : penutup dari cerita ini dengan

megulangi atau memberikan keterangan bahwa

Yusuf dijual lagi oeh orang Midian kepada

Potifar seorang pegawai istana Firaun.

1.5.2 Hakim-hakim 4 (Debora dan Barak)

13

Ayat 1-2 : keterangan bahwa Ehud telah mati dan orang

Israel kembali melakukan yang jahat di mata

Tuhan. Bagian ini merupakan pendahuluan dari

teks ini.

Ayat 3 : seruan orang Israel kepada Tuhan agar dapat

membantu menyelamtaken mereka dari tangan orang

Yabin.

Ayat 4-5 : orang Israel meminta bantuan kepada Debora

seorang nabi sebagai hakim atas orang Israel

Ayat 6-10 : perintah Debora kepada orang Israel untuk

maju berperang melawan orang Yabin.

Ayat 11-16 : penyerangan orang Israel kepada orang Yabin

yang dipimpin oleh Sisera.

Ayat 17-20 : Sisera melarikan diri dan bersembunyi di

rumah Yael istri Heber.

Ayat 21-22 : Sisera mati dibunuh Yael istri

Heber.

Ayat 23-24 : keterangan penutup, dengan mengatakan bahwa

peperangan orang Israel untuk mengalahkan Yabin

raja Kanaan dengan bantuan Allah sendiri.

1.5.4 Hakim-hakim 19 (Perbuatan noda di Gibea)

Ayat 1 : keterangan bahwa di Israel tidak ada seorang

raja yang memimpin bagsa itu dan keterangan

bahwa seorang Lewi mengambil seorang gundik

dari Betlehem.

14

Ayat 2-3 : tuannya itu menjadikan gundik itu sebagi

isteri lalu gundiknya itu pergi kapada rumah

ayahnya di Betlehem-Yehuda.

Ayat 4-9 : orang tua dari gundik itu tidak mengizinkan

orang Lewi itu untuk pulang dan membawa

perempuan itu sebagai gundiknya.

Ayat 10-15 :orang Lewi itu dan gundiknya pergi dari

rumah ayah gundik itu untuk pulang ke

tempatnya. Tetapi karena sudah malam akhirnya

mereka bermalam di dekat Gibea kepunyaan suku

Benyamin.

Ayat 16-21 : Seorang tua yang berasal dari pegunungan

Efraim dan tinggal di Gibea sebagai pendatang,

mengajak dua orang Lewi itu dan gunduknya untuk

menginap di rumahnya.

Ayat 22-26 : perbuatan noda terjadi di tempat itu.

Orang-orang dursila membawa gundik dari orang

Lewi itu lalu gundik itu diperkosa. Dengan

demikian perbuatan dosa terjadi di tempat itu.

Ayat 27-28 : Wanita yang menjadi gundik orang Lewi

itu mati lalu ia di bawa pulang oleh tuannya

itu.

Ayat 29 : tubuh gundik itu dipotong-potong oleh tuannya

menjadi 12 potong.

Ayat 30 : Keterangan penutup bahwa kejadian itu belum

pernah terjadi dan belum pernah dilihat orang

Israel semenjak mereka keluar dari tanah Mesir.

15

1.5.5. 1 Samuel 9-10:16 (Saul diurapi menjadi raja)

Ayat 1-3 : Keterang tentang Saul dan keterangan mengenai

hilangnya keledai-keledai milik ayah saul Kish.

Ayat 4-5 : Saul dan bujangnya mencari keledai-keledai

itu yang hilang

Ayat 6-10 : Saul mendapat informasi dari bujangnya bahwa

di daerah (tanahh Zuf) ada seorang abdi Allah

yang tahu tentang apa saja yang terjadi dan apa

saja yang dikatakannya itu terjadi. Dengan

mendenganr informasi itu, meraka pun pergi

kepada abdi Allah itu.

Ayat 11-14 : perjalanan Saul dan bujangnya menuju

kepada Samuel abdi Allah itu dan mereka pun

berpapasan denganya.

Ayat 15-16 : Pemberitahuan Allah kepada Samuel bahwa

ia akan mengurapi seoran graja yang berasal

dari tanah Benyamin.

Ayat 17-27 : Saul bertemu dengan Samuel dan Allah

berseruh kepada Samuel bahwa dialah yang akan

menjadi raja.

Pasal 10:1-8 : Saul diurapi menjadi raja oleh Samuel

dan pemberitahuan bahwa keledainya akan

ditemukan dengan adanya tanda-tanda lain

sebelum mendapatkan keledai-keledai itu.

Ayat 9-12 : Saul berjalan pulang ke rumahnya dan emua

tanda-tanda yang disampaikan Samuel benar-benar

terjadi dalam dirinya.

16

Ayat 13-16 : Saul kemabli ke rumahnya dan

memberitahukan peristiwa yang terjadi kepadanya

dan bujangnya kepada pamannya namun mengenai

peristiwa pengurapan menjadi raja tidak

diberitahukannya.

1.5.6. 2 Samuel 3:6-21 (Abner memihak Daud)

Ayat 6 : keterangan bahwa Abner semakin mendapat

pengaruh ketika terjadi peperang antara

keluarga Saul dan keluarga Daud.

Ayat 7-11 : Kemarahan Abner karena Isyobet bertanya

kepada Abner, mengapa ia menghampiri gundik

Saul.

Ayat 12-14 : Abner mengirim utusan kepada Daud dan

membuat perjajian dengannya.

Ayat 15-16 : Daud mengirim utusan kepada Isyobet,

anak Saul untuk mengabi Mikhal isterinya yang

diperoleh Daud dengan seratus kulit khatan

orang Filistin.

Ayat 17-19 : Abner berundung dengan para tua-tua

Israel untuk menjadikan Daud sebagai raja orang

Israel

Ayat 20-21 : Daud mengadakan perjamuan dengan Abner

dan Abner bersedia mengumulkan semua orang

Israel untuk mengadakan perjanjian dengan Daud

agar Daud menjadi raja atas orang Israel.

1.5.7. 2 Samuel 24 (Pendaftaran dan Hukuman)

17

Ayat 1 : Keterangan bahwa murka Tuhan bangkit terhadap

orang Israel lalu Allah menghasut Daud untuk

melawan mereka dengan menghitung jumlah orang

Israel dan orang Yehuda.

Ayat 2-4 : Percakapan dan perintah raja Daud kepada Yoab

untuk mendaftar seua rakyat Israel.

Ayat 5-8 : Yoab dan para panglima pergi untuk mendaftar

seluruh umat Israel dengan menjelajah seluruh

negeri selama sembilan bulan dua puluh hari.

Ayat 9 : Yoab memberitahukan hasil perhitungan itu

kepada raja Daud dengan jumlah sebanyak delapan

ratus ribu orang perangnya yang dapat memegang

pedang dan orang Yehuda ada lima ratus ribu.

Ayat 10-12 : penyesalan Daud kepada Tuhan karena ia

telah melakukan perhitungan orang-orang bangsa

Israel dan Firman Tuhan datang kepada nabi Gad

pelihat Daud untuk memberitahukan kepada Daud

bahwa ada tiga perkara namun Daud harus memilih

salah satu agar ditimpahkan kepadanya.

Ayat 13-14 : pilihan Daud atas perkara yang

ditimpakan kepadanya. Daud memilih supaya jatuh

kepada tangan Tuhan dengan mendapat penyakit

sampar dari pada jatuh ketangan manusia.

Ayat 15-16 : perkara penyakit sampar pun didatangkan

Tuhan kepada orang Israel dari pagi sampai

waktu yang ditetapkan Tuhan. Dengan demikian

matilah orang Israel sebanyak tujuh puluh ribu

18

orang. Setelah itu menyesallah Allah karena

perkara itu.

Ayat 17 : Dengan pemusnahan yang diliahat Daud, maka ia

menyesal karena perbuatannya. Ia mengatakan

bahwa ia yang bersalah dan bukan umatnya.

Dengan demikian, penyesalan Daud menjadi

penutup teks ini.

1.5.8. 1 Raja-raja 1 (Hari tua Daud dan soal

penggantinya dan Daud diurapi menjadi Raja)

Ayat 1-4 : keterangan bahwa Daud telah tua dan

diberikannya seorang perawan yang cantik untuk

menjadi pelayannya.

Ayat 5-8 : keangkuhan Adonia anak Hagit untuk menjadi

raja menggantikan Daud namun imam Zadok,

Benaya, nabi Natan dan orang-orang penting raja

Daud ditak memihak kepada Adonia.

Ayat 9-10 : Adonia mempersembahkan kurban di dekat batu

Zohelet dan mengundang seluruh keluarganya

namun nabi Natan tidak diundangnya.

Ayat 11-15 : perhatian nabi Natan kepada Betsyeba

bahwa nyawannya dan nyawa anaknya Salomo

terancam ketika Adonia menjadi raja. Dengan

demikian Nabi Natan menyuruhnya mengahadap raja

Daud atas perkara itu.

Ayat 16-21 : Percakapan antara Betsyeba dengan Daud

dan Daud bersumpah agar Salomo akan menjadi

raja untuk menggantikannya.

19

Ayat 22-27 : pemberitahuan Nabi Natan kepada Daud

bahwa Adonia telah mempersembahkan kurban namun

ia tidak mengundang mereka dan pertanyaan

kepada Daud, bahwa siapakan yang akan

menggantikannya menjadi raja.

Ayat 28-53 : Salomoo diurapi menjadi raja orang

Israel menggantikan Daud. Dengan demikian

takutlah Adonia kepada Salomo.

1.5.9. 1 Raja-raja 13 (Abdi Allah dari Yehuda)

Ayat 1-3 : keterangan tentang datangnya seorang abdi

Allah ketika Yerobeam sedang membakar korban

kepada dewa-dewa. Abdi Allah itu hadir untuk

memberitahukan suatu tanda ajaib bahwa mesbah

yang akan dipakai untuk mempersembahkan korban

akan pecah.

Ayat 4-5 : tanda ajaib itu pun terjadi ketika raja

Yerobeam mengangkat tangannya di atas mesbah

untuk memerintahkan menangkap abdi Allah itu.

Ayat 6-10 : Percakapan Yerobeam dan Abdi Allah itu bahwa

ia memohon agar meminta belaskasihan darinya

serta mengajak abdi Allah itu datang kerumah

Yerobeam.

Ayat 11-19 : pemberitahaun tentang abdi Allah itu

kepada seorang nabi tua di Betel. Dengan

demikian dicarinyalah abdi Allah itu untuk

kembali ke rumahnya untuk manakan roti.

20

Ayat 20-20 : firman Tuhan datang kepada nabi tua yang

membawa abdi Allah itu pulang dengan berkata

karena ia melawan titah Tuhan, maka mayatnya

tidak akan masuk ke dalam kubur nenek

moyangnya.

Ayat 21-24 : abdi Allah yang melawan titah Tuhan

(dengan makan roti yang dilarang Tuhan) itu

mati diterkam singa dalam perjalannya untuk

pergi dari rumah nabi tua di Betel.

Ayat 25-32 : pemberitahuan orang-orang tentang mayat

abdi Allah yang diterkam singa kepada nabi tua

di Betel. Ia pun mengambil mayat itu lalu

menguburkannya.

Ayat 33-34 : Yerobeam tidak berbalik kepada Tuhan

meskipun peristiwa itu terjadi. Dengan

demikian, peristiwa itu menjadi dosa bagi

keluarga Yerobeam dan dimusnahkan dari muka

bumi.

1.5.10. 2 Raja-raja 4:8-37 (Perempuan Sunem dengan

anaknya)

Ayat 8 : Elisa pergi ke Sunem dan bertemu dengan

seorang perempuan kaya mengundang ia untuk

makan

Ayat 9-10 : percakapan perempuan kaya itu dengan suaminya

dan berencana untuk menyiapkan kamar untuk

Elisa.

21

Ayat 11 : Elisa datang ke rumah orang kaya itu dan

masuk ke kamar serta tidur di kamar itu yang

disediahkan perempuan kaya itu.

Ayat 12-13 : percakapan Elisan dengan bujangnya

Gehaji.

Ayat 14-15 : Percakapan Elisa dengan bujangnya dan

bujangnya mengatakan bahwa perempuan itu tidak

mempunyai anak dan memeiliki seorang suami yang

sudah tua. Lalu Elisa menyuruh untuk memanggi

wanita itu.

Ayat 16-17 : pemberitahuan Elisa kepada wanita itu

bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki

dan perkataan itu memang terjadi.

Ayat 18-21 : anak yang dilahirkan perempuan itu sudah

besar dan mendapat perkara bahwa ia sakit dan

akhirnya matilah ia.

Ayat 22-23 : percakapan perempuan itu dan suaminya

bahwa ia akan pergi kepada Elisa untuk

memberitahukan perkara itu.

Ayat 24-26 :Perempuan itu pergi menemui Elisa

Ayat 27-30 : wanita itu meminta pertolongan kepada

Elisa

Ayat 31 : Gihaji bujang Elisa pergi dahulu untuk

menaruh tongkat di atas anak itu, tapi anak itu

tidak bersuara.

Ayat 32-35 : Elisa menghidupkan anak itu

Ayat 36-37 : Elisa memanggil Gehaji abdinya menyuruh

untuk memanggil perempuan itu. Melihat anaknya

22

yang sembuh, tersungkurlah wanita itu di

hadapan Elisa. Dengan demikian menjadi penutup

dari teks ini. Elisa telah memberi keselamatan

bagi anak serta memberi kebahagiaan bagi

perempuan itu.

1.5.11. 2 Raja-raja 4:1-7 (Minyak seorang janda)

Ayat 1 : keterangan pendahuluan bahwa terdapat masalah

istri yang mendesak.

Ayat 2 : merupakan dialog antara Elisan dengan wanita

yang mnejadi janda

Ayat 3 dan 4 : Elisa memberi petunjuk kepada wanita

Ayat 5 : terdapat perjumpaan dan perpisahan. Juga pada

bagian ini perempuan melaksanakan bersama-sama

apa yang diperintahkan Elisa kepadanya

Ayat 6 : Dialog antara seorang ibu dan anak

Ayat 7 : solosi terhadap masalah. Hal ini menjadi

penutup dari teks ini.

1.6. Persoalan Hermeneutika

“Suatu masalah dalam studi Alkitab masa kini adalah

interpretasi atau hermeneutika. Hal itu tidak hanya menyita

perhatian para ahli tapi juga menjadi persoalan bagi

masyarakat pada umumnya. Yang menjadi permasalahan yakni,

apa makna sesungguhnya Alkitab? Dari sekian banyak tafsiran

yang bertentangan, manakah yang paling benar? Aliran

interpretasi atau tafsiran ahli mana yang harus diikuti?”15

15 Lembaga Biblika Indonesia, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta, Kanisius 2002, hal. 21

23

Dengan rupa-rupa persoalan yang berupa pertanyaan membuat

bingung bagi umat.

Dalam menjawab persoalan tersebut, Alkitab harus

dipandang sebagai sebuah karya sastra yang disusun dengan

tiga unsur hakiki, yakni pengirim atau pengarang, pesan

atau teks dan penerima atau pembaca. Secara historis,

sepanjang komunikasi tercatat dalam teks, Alkitab tetap

tinggal di dalam jemaatnya yang asli. Semua umat

menginginkan bahwa apa yang kita maksudkan dalam teks

merupakan maksud sesungguhnya dari penulis. Tapi tak bisa

dihindarkan bahwa, perbedaan pemahaman tetap ada,

tergantung kita untuk menaru perhatian besar, apakah pada

pesan, pengarang atau pembaca. Barikut ini akan dijelaskan

unsur apakah yang paling besar untuk menaruh perhatian.

Pada abad-abad pertama kekristenan, perhatian besar

untuk interpretasi adalah pada unsur pesan atau teks. Jadi

menjadi tugas besar dari interpretasi unuk menerjemahkan

teks itu kedalam dunia baru dan makna.16 Pada abad

pertengahan terbentuk beberapa cara yang membantu dalam

menafsirkan Teks. Cara-cara itu masi digunakan sampai

sekarang ini. Adapun cara itu yakni, cara sastrawi,

aligoris, moral dan eskatalogis. Dengan cara itu memudahkan

dan membantu umat dalam menafsirkan teks.

Selain pesan, ada juga pengirim dan penerima yang

merupakan unsur dari karya sastra dari Alkitab. Akan tetapi

kedua unsur ini tidak terlalu menonjol dengan permasalahan.

Dengan demikian kurang adanya perhatian interpretasi yang

16 Ibid, hal.21

24

diberikan untuk kedua unsur ini. Para ahli Kitab hanya

mencari hal-hal praktis untuk membantu memudahakan akan

pemahaman yang terkandung dalam Alkitab. Misalnya dilihat

dari lingkup budaya, latar historis yang dianggap penting.

Dengan demikian, dengan bantuan para ahli, umat dapat

memahami akan wahyu dalam diri mereka sendiri seperti wahyu

yang tertuis dalam teks Alkitab.

1.7. Perbedaan Kitab Suci Katolik, Protestan dan

Ortodoks

1.7.1. Perjanjian Lama dalam

Alkitab Kristen17

Berikut ini akan dituliskan seluruh daftar Kitab

Suci Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Dengan

penulisan daftar tersebut akan terlihat perbedaan dan

persamaan antara Kitab Suci Perjanjian Lama Katolik,

Ortodoks dan Protestan.

PROTESTAN KATOLIK ORTODOKS1. Kejadian

2. Keluaran

3. Imamat

4. Bilangan

5. Ulangan

1. Kejadian

2. Keluaran

3. Imamat

4. Bilangan

5. Ulangan

1. Kejadian

2. Keluaran

3. Imamat

4. Bilangan

5. Ulangan

17 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012, hal. 8-9

25

6. Yosua

7. Hakim-hakim

8. Rut

9. 1 Samuel

10. 2

Samuel

11. 1

Raja-raja

12. 2

Raja-raja

13. 1

Tawarikh

14. 2

Tawarikh

15. Ezra

16. Nehemi

a

17. Ester

18. Ayub

19. Mazmur

20. Amsal

21. Pengkh

otbah

22. Kidung

Agung

23. Yesaya

24. Yeremi

a

6. Yosua

7. Hakim-hakim

8. Rut

9. 1 Samuel

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17. Tobit

(Deuterokanonika)

18. Yudit

(Deuterokanonika)

19. Ester (dengan

tambahan;

Deuterokanonika)

20. 1 Makabe

(Deuterokanonika)

21. 2 Makabe

(Deuterokanonika)

22.

23.

24.

25.

26.

27. Kebijaksanaan

6. Yosua

7. Hakim-hakim

8. Rut

9. 1 Kerajan-

kerajaan

10.

kerajaan

11.

kerajaan

12.

kerajaan

13.

14.

15.

16.

+ Nehemia)

17.

tambahan;

Deuterokanonika)

18.

19.

20.

21.

22.

23.

(perjanjian

Lamaus Mzm.115)

24.

26

25. Ratapa

n

26. Yehezk

iel

27. Daniel

28. Hosea

29. Yoel

30. Amos

31. Obaja

32. Yunus

33. Mikha

34. Nahum

35. Habaku

k

36. Zefany

a

37. Hagai

38. Zakhar

ia

39. Maleak

hi

Salomo

(Deuterokanonika)

28. Sirakh

(Deuterokanonika)

29.

30.

31.

32. Barukh (dengan

surat Yeremia;

Deuterokanonika)

33.

34.

Tambahan;

Deuterokanonika)

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

46.

25.

26.

27.

28.

29.

Salomo

(Deuterokanonika)

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

46.

47.

48.

49.

tambahan)

27

50.

(dalam

Apendiks)

Kitab-kitab yang terdaftar dalam Perjanjian Lama

antara Gereja Katolik, Protestan dan Ortodoks memiliki

perbedaan cukup besar. Terutama antara Protestan dan

Katolik serta Protestan dan Ortodoks. Adapun perbedaan

tersebut dapat dilihat dalam bagan di atas.

Terlihat jelas bahwa dalam daftar kitab Perjanjian

Lama gereja Protestan tidak ada kitab Deuterokanonika.

Gereja Protestan tidak mengakui kitab Deuterokanonika

dalam Kitab Perjanjian Lama. Tidak diakui oleh gereja

Protestan karena kitab Deuterokanonik dikatakan sebagai

kitab apokrifa.

Terlihat pula bahwa dalam daftar kitab Perjanjian

Lama Ortodoks memiliki lebih banyak dari pada daftar

Kitab Gereja Katolik dan Protestan. Dituliskan bahwa

Kitab Suci Ortodoks berjumlah 50 Kitab, Katolik 46 Kitab

dan Protestan 39 Kitab, sesuai dengan Kitab Ibrani.

1.8. Corak Sastra dalam Kitab Suci

1.8.1. Hukum dan Peraturan

Hukum dan peraturan merupakan corak sastra yang

bertujuan untuk menegakan ukum atau peraturan hidup

beriman. Rumusan yang jelas dapat dilihat dalam

peristiwa penyembahan lembu emas, di mana ketika Israel

28

dikisahkan hendak memasuki tanah terjanji. Adapun dalam

kisah itu terdapat penegasan hukum seperti: “ Jangan kau

buat bagimu allah tuangan” “(Kel. 34:17). Seain itu, ada

juga kisah lain yang mengungkapkan tentang penetapan

hukum seperti dalam peristiwa Kore, Datan dan Ahiram yang

dikisahkan dalam Bilangan 16-17 yang menegaskan pilihan

keluarga Harun sebagai keluarga imam.18

Corak sastra Hukum dan Peraturan, biasanya terdapat

dalam kitab-kitab Pentateuk yakni Kejadian, Keluaran,

Imamat, Bilangan dan Ulangan. Dalam kitab Kejadian

bentukna lebih pada sebuah kisah sedangkan Imamat berupa

bentuk hukum. Tetapi terdapat pula dalam Kitab Kejadian

17 yang mengungkapkan tentang hukum sunat. Dengan

demikain bahwa semua kitab-kitab Pentateuk mengungkapkan

sebuah corak hukum dan peraturan.

Selain kitab-kitab pentateuk terdapat juga dibanyak

kitab lainnya yang mngungkapkan tentang hukum dan

peraturan. Hal itulah yang menjadi corak sastra yang

digunakan untuk merumuskan pengalaman hidup bersama Allah

dan sesama. Misalanya bentuk-bentuk peraturan lain

seperti adat kebiasaan, ibadah menjadi suatu dasar untuk

mengungkapkan pengalaman hidup bersama Allah dalam

situasi hidup dalam ruang dan waktu. Terlebih dalam

hubungan dengan sesama. Hukum bagi tradisi tidak lapas

dari sejarah kehidupan, sejarah dan hukum umat yang

terpilih oleh Allah.

18 St. Darmawijaya, Pr., Seluk Beluk Kitab Suci, Yogyakarta, Kanisius:

2009. Hal.59

29

1.8.2. Sejarah

“19Dalam Perjanjian Lama, kitab-kitab sejarah

mengisahkan sejarah Israel sejak pendudukan Kanaan (1250

SM) hingga runtuhnya Yerusalem (587 SM). Kitab-kitab ini

menggambarkan karya para tokoh seperti Nabi Elia dan

Elisa, dan raja-raja Israel dan Yehuda, termasuk Raja

Daud dan Salomo. Kitab-kitab ini juga memuat informasi

tentang peristiwa-peristiwa dalam kedua kerajaan Israel

sesudah pecah (931 SM). Contoh kitab-kitab sejarah dalam

Perjanjian Lama adalah Yosua dan 1-2 Raja-Raja. Dalam

Perjajian Baru, Kisah Para Rasul meneritakan sejarah

jemaat kristen perdana.”

1.8.3. Puisi dan Nyanyian

Kategori ini cukkup luas. Puisi dipakai terutama

dalam kitab Mazmur, Ayub dan Kidung Agung. Namun dalam

Kitab Suci terdapat banyak bentuk ini. banyak dari mazmur

itu dimaksudkan untuk digunakan dalam ibadat dan doa.

Nubuat para nabi juga memakai bentuk-bentuk puisi. Selain

dalam Kitab Mazmur, Ayub dan Kidang Agung, terdapat juga

contoh-cobtoh lain dalam Perjanjian Lama seperti: Kel.

15:1-8; Yesaya 5:1-7; Yunus 2:2-9. Selain itu terdapat

juga dalam Perjanjian Baru seperti : Lukas 1:46-55; Fil.

2:6-11 dan Wahyu 15:3-4.20

19 Dikutip langsung dari Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012.Hal. 13-14

20 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 14

30

1.8.4. Narasi

Jenis sastra ini meliputi puisi, mazmur-mazmur,

cerita dan lain-lain. Kata-kata hikmat dan Amsal memiliki

gaya yang unik karena merupakan renungan-renungan tentang

duni, Allah dan manusia berdasarkan pengalaman dan

pengamatan atas hidup sehari-hari. Kata-kata hikmat biasa

terdapat dalam kitab Amsal dan kitab-kitab lainnya. kitab

Pengkhotbah dan Ayub mengandung hikmat dengan renungan-

renungan bercorak filosofis. Selain kitab Amsal, Ayub dan

Pengkhotbah ada juga kitb-kitab lain yang memiliki kata-

kata hikmat seperti terdapat dalam Mazmur 1 dan 37. Kata-

kata hikmat juga menjadi bagian penting dalam Perjanjian

Baru sperti ditemukan dalam Kotbah di Bukit dalam Matius

5-7 dan Yakobus 3:2-8; 4:13-1721

1.8.5. Injil

Kata Injil berasal dari bahasa Yunani euangelion yang

berarti kabar baik.22 Dalam hal ini Injil menjadi tempat

tercantumnya kabar gembira yang di diwartakan Yesus

Putera Allah. Injil merupakan kitab-kitab dalam

21 Ibid hal. 1422 Kitab-kitab injil ditulis antara 30-60 tahun setelah penyaliban Yesus. Yesus sendiri tidak meninggalkan tulisan. Tetapi Injil menjadi tempat tercatatnya kisah-kisah Yesus dari para saksi yang selama bertahun-tahun disampaikan secara lisan. Yang penting dalam Injil adalahcatatan tentang karya, sengsara, wafat, kebngkitan dan naiknya Yesus ke surga. (Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1559).

31

Perjanjian Baru. Yang termasuk dalam Injil adalah Matius,

Markus, Lukas Yohanes.

1.8.6. Surat

“Surat-surat dalam Perjanjian Baru merupakan surat-

surat yang ditulis oleh Rasul Paulus dan penulis lainnya.

Surat-surat ini ditulis dalam gaya formal surat Yunani

pada abad pertama masehi. Penulis pertama-tama

memperkenalkkan dirinya (Rm. 1:!-6), diikuti dengan nama

penerima surat dan salam (Rm.1:7). Meskipun demikian

bagian terbesar dari surat adalah isinya “(Rm. 1:15-35).

Kebanyakan surat ditulis oleh Paulus dan dalam suratnya

terdapat doa syukur menyusul sesudah salam (Rm. 1:8-15)

dan salam terakhir serta berkat menutup surat itu (Rm.

16:1-27). Dalam setiap surat terdapat beberapa jenis

sastra yang berbeda, sepreti doa, nsihat, ajaran, hikmat,

peringatan, himne atau nyanyian dan pesan pribadi.”23

1.8.7. Bahasa dalam Kitab Suci

Alkitab yang kita miliki ini adalah sebuah terjemahan

yang dibuat atas dasar Alkitab asli yang ditulis dalam

bahasa-bahasa lain. Adapun bahasa asli itu terdiri dari

tiga bahasa yakni: bahasa Ibrani, bahasa Aram dan bahasa

Yunani.

Kitab Suci Perjanjian Baru seluruhnya ditulis dalam

bahasa Yunani. Sedangkan Kitab Suci Perjanjian Lama

sebagian besar ditulis dalam bahasa Ibrani. Bahasa itu

termasuk rumpun bahasa-bahasa yang disebut “bahasa semit”

23 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 14-15.

32

yang dipakai oleh bangsa-bangasa bagian Timur Tengah

(kecuali Turki).24 Bahasa yang digunakan dalam Kitab Suci

adalah bahasa Ibrani kuno.

Bahasa Aram juga dipakai dalam penulisan Perjanjian

Lama, namun hanya sebagian kecil, misalya pada sebagian

Kitab Ezra (Ezra 4:8-6:18; 7:12-26) dan sebagian kitab

Daniel (Daniel 2:4b-7:28). Bahasa Aram serumpun dengan

bahasa Ibrani. Bahasa Aram ini umumnya tida dipakai lagi,

kecuali oleh beberapa kelompok kecil orang Kristen di

Plestina. Bahas Aram asli berasal dari bangsa Aram yang

bertempat di kawasan sungai Efrat dan Tigris dan negeri

Siria.

Pada tahun 800 SM bahasa Aram menjadi bahasa

internasioanal yang dipakai negara, para bangsawan, kaum

sastrawan dan para sastrawan. Umat Israel menggunakan

bahasa Aram ketika berada dalam pembuangan. Pada saat

itu, bahasa Ibranai diganti dengan bahasa Aram sehingga

kemudian bahasa itu menjadi bahasa sehari-hari. Pada

zaman Yesus, bahasa Aram digunakan oleh rakyat Palestina.

Dalam Perjanjian Lama, hanya terdapat dua Kitab yang

ditulis dalam bahasa Yunani yakni Kitab 2 Makabe dan

Kitab Kebijaksanaan Salomo. Terdapat pula kitab-kitab

dalam Deoterokanonika yang terpelihara dalam terjemahan

Yunani namun bahasa aslinya adalah bahasa Ibrani atau

Aram. Adapun kitab-kitab itu antara lain: Kitab Yudit,

Kitab 1 Makabe dan Kitab Tobit. Nanti pada masa Raja

24 P.DR.C. Groenen OFM, Pengantar Ke Dalam Perjanjian Lama,

Yogyakarta, Kanisius: 1990. Hal.17

33

Aleksander Agung (sekitar tahun 330 sM) merebut seluruh

kawasan timur, barulah bahasa Yunani menjadi bahasa

internasioanal.

1.8.8. Kitab Suci sebagai Sabda Allah

Kitab suci bukan sekedar dokumen kuno yang hasil

sastra yang berisikan tentang budaya, wawasan iman dan

nilai-nilai kehidupan bangsa. Kitab Suci bukan hanya

kitab yang berbicara tentang Allah, tetapi mengajak orang

untuk bertemu dengan Allah.25 Di dalam Kitab Suci, Allah

mau menyapa manusia dan menaawarkan kasih kerahiman yang

besar kepada manusia (Ulangan 32:47) yang menyatakan

“sebab perkataan ini bukanlah perkataan hampa bagimu,

tetapi itulah hidupmu...” Dalam Injil Yhanes 20:31

menyatakan “semua yang tercantum di sini telah dicatat,

supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah,

dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-

Nya.” Pembaca Kitab Suci diajak untuk menjalin hubungan

pribadi dengan Allah dan menghayati hubungan itu secara

nyata dalam diri Yesus Kristus. Dengan demikian, orang

yang membaca Kitab Suci dapat bertemu dengan Allah dan

membangun hubungan intim dengan Allah dalam Yesus

Kristus.

Orang yang membaca KitabSuci dengan penuh iman dan

rela memasuki hubungan pribadi itu dengan serius dapat

menerima kesaksian iman para penulis, maka ia akan

memperoleh kekuatan Sabda itu daam hidupnya. Kitab Suci25 St. Darmawijaya, Pr, Seluk Beluk Kitab Suci, Yogyakarta, Kanisius :2009. Hal.28

34

dan iman akan menyuburkan kehidupan manusia sendiri,

karena Sabda yang ada menjadi kekuatan Roh Kudus, Roh

Allah yang menjadi isi dari sabda itu sendiri. Sebab,

sabda yang tertulis dalam Kitab Suci adalah sabda Allah

bersama Yesus Kristus dalam Roh Kudus. Dengan demikian

Sabda Kitab Suci adalah Sabda Allah yang ditulis dengan

tuntunan Roh Kudus.

Para penulis Kitab Suci menghendaki agar, orang yang

membaca dapat memahami dan mengimani Sabda Allah itu

dalam diri dan hidup. Dengna memahami dan mengimani sabda

itu, maka orang itu diajak agar dapat menjadi pewarta

Sabda itu ke seluruh bangsa sepanjang sejarah.

35

BAB II

MENELUSURI KITAB PERJANJIAN LAMA

A. Sejarah Terjadinya Kitab Suci Perjanjian Lama

Kitab Suci terbentuk dengan jangka waktu yang panjang

yakni dengan membutuhkan lebih dari 1000 tahun, sampai lebih

lama lagi untuk menyatukan semua bagian-bagian kitab untuk

menjadi satu.

Pembentukan Kitab Suci dimulai dengan menceritakan kisah-

kisah tentang Allah yang menjalin hubungan dengan manusia.

Kisah-kisah tersebut di ceritakan secara turun temurun melalui

ungkapan lisan sebelum ditulisnya kisah tersebut.

Penceriteraan kisah-kisah itu terjadi bertahun-tahun dari

generasi kegenerasi. Proses itu disebut “tradisi lisan.”

Dalam Alkitab Ibrani (Perjanjian Lama), sejumlah kisah

diceriterakan secara lisan berabad-abad lamanya sebelum

akhirnya ditulis.

“Sekitar tahun 1800 SM, masyarakat-masyarakat di Timur

dekat kuno mulai mengembangkan dan menggunakan aksara yang

mudah dipelajari. Perlahan-lahan orang mulai menulis kisah-

kisah nyanyian-nyanyian (mazmur), dan nubuat yang kelak

menjadi bagian dari Alkitab. Semuanya ditulis pada papirus

(semacam kertas dari bahan sejenis gelagah) atau pada perkamen

(dari bahan kulit hewan yang dikeringkan).”26 Meskipun

demikian, kitab-kitab Perjanjian Lama tidak sekaligus

dituliskan dan terbentuk menjadi sebuah kitab. Sementara

beberapa kitab ditulis dan dikumpulkan, kitab-kitab lainnya

26 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012, hal. 3

36

tetap diceritakan dan dibacakan secara lisan. Proses penulisan

dan pengumpulan Kitab Suci terjadi berabad-abad lamanya.

Sekarang salinan-salinan yang ditulis pertama kali sudah

tidak ada karena terus dipakai sehingga sudah lapuk. Tetapi

masih ada salinan-salinan lain yang masih tersimpan di

Sinagoga-sinagoga, gereja-gereja dan biara-biara. Sebelum

salinan-salinan itu telah lapuk, sudah dituliskan kembal

sehngga menjadi salinan baru dan tulisan-tulisan yang masih

tersisa telah dismpan di museum-museum dan perpustakan-

perpustakan.

Tak diketahui pasti kapan kitab itu terkumpul menjadi satu

kitab. Dipastikan bahwa beberapa kitab berasal dari tahun1300

SM, akan tetapi proses menyatukan kitab tersebut dimulai

sekitar tahun 400 SM. Sementara pengumpulan sedang berlanjut,

penulisan kitab-kitab baru pun terus dilaksanakan sampai

sekitar abad kedua. Menjadi tugas dari para nabi untuk

memutuskan kitab-kitab mana saja yang akan menjadi Alkitab

Ibrani. Unutk pemutusan kitab-kitab yang terpilih dibuat dan

terus berlanjut secara resmi sampai sekitar tahun 100 M.

Dalam perkembangan Kitab Ibrani yang telah terbentuk,

diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Terjemahan ini disebut

Septuaginta, yang berarti tujuh puluh (LXX dalam angka

Romawi). Dalam legenda Aristeas, ada 72 sarjana yang berkumpul

bersama untuk menerjemahkan kitab-kitab dari bahasa Ibrani ke

bahasa Yunani. Proses penerjemahan itu berlangsung selama 72

hari dengan hasil terjemahan yang persis sama. Dengan demikian

terjemahan tersebut tersebar di seluruh dunia Romawi. Salinan-

salina yang tertua berasal dari abad kedua SM, yakni lebih

37

dari seratus tahan Yesus Lahir. Terjemahan Septuaginta pula

menrupakan Alkitab yang penting yang digunakan oleh jemaat-

jemaat kristen perdana.

Tidak diketahui secara pasti bagaiman kitab tertentu

diakui secara pasti. Akan tetapi pada sekitar tahun 100 SM, di

Yamia sebuah pusat studi Yahudi di sebelah barat Yerusalem,

sekelompok sarjana Yahudi berkumpul bersama untuk

memperdebatkan kitab-kitab mana saja yang dimasukan dalam

Kitab Ibrani. Melalui diskusi itu, maka diputuskan bahwa

terdapat 39 kitab yang diterima sebagai Kitab Suci (kanon).

Terdapat pula tujuh kitab yang disebut Deuterokanonika (daftar

kedua) di dalam kitab Perjanjian Lama yang diakui oleh Gereja

Roma Katolik, gereja Ortodoks dan Anglikan sampai sekarang

ini. Untuk gereja Protestan hanya mengikuti daftar pertama

(Protokanonika) yang terdiri atas 39 Kitab.

B. Pembagian Kitab-Kitab

1. Taurat dan Kitab-kitab Historis

1.1. Kitab Kejadian27

a. Isi Pokok Kitab

Kitab ini menceritakan tentang penciptaan alam semesta,

asal-usul umat manusia, pangkal dosa dan penderitaan di dunia,

serta bagaimana Allah berhubungan dengan manusia. Kitab ini

derdiri dalam dua bagian yang penting:

a. Pasal 1-11. Penciptaan alam semesta dan asal-usul umat

manusia. Dalam bagian ini juga diceritakan tentang Adam dan

27 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 33-34

38

Hawa, Kain dan Habel, Nuh dan banjir besar, serta Menara

Babel.

b. Pasal 12-50. Asal-usul nenek moyang bangsa Israel. Nenek

moyang pertama ialah Abraham. Ia terkenal karena iman dan

ketaatannya kepada Allah. Lalu menyusul sejarah Ishak anak

Abraham, dan Yakub anak Ishak (Yakub disebut juga Israel).

Kemudian sejarah kedua belas anak laki-laki Yakub.

Merekalah yang menjadi pendiri kedua belas suku Israel.

Penulis memberi perhatian khusus kepada salah seorang anak

Yakub yang bernama Yusuf dan peristiwa-peristiwa yang pada

akhirnya menyebabkan Yakub bersama anak-anaknya dan

keluarga mereka masing-masing pindah ke Mesir.

Meskipun demikian, namun yang mendapat tekanan khusus

ialah kisah tentang perbuatan-perbuatan Allah. Kitab ini

dimulai dengan penegasan bahwa Allah telah menciptakan alam

semesta, dan diakhiri dengan janji bahwa Allah akan tetap

memperhatikan umat-Nya. Yang memegang peranan utama dalam

kitab ini adalah Allah yang menghakimi dan menghukum

barangsiapa yang berbuat salah. Dia pula yang membimbing dan

menolong umat-Nya serta membentuk sejarah mereka. Kitab ini

ditulis untuk mencatat kisah tentang iman suatu bangsa dan

juga untuk membantu agar iman itu tetap hidup.

b. Maksud Penulisan Kitab

Kitan ini ditulis untuk mencatat segala sesuatu yang

dibuat Allah, yang dimulai dari penciptaan alam semesta dan

manusia. Para leluhur bangsa Israel pada awalnya tidak menulis

riwayat keluarga mereka. Yang dilakukan hanyalah menceritakan

39

peristiwa hidup mereka. Selain itu, kitab ini juga

menggambarkan bagaimana manusia pertama memutuskan hubungan

yang sempurna dengan Allah di taman Eden. Meskipun demikian,

Allah tidak menyerah pada manusia. Ia bahkan memilih Abram dan

Sarah. Ia menyuruh mereka meninggalkan rumah mereka di

Mesopotamia Utara dan pergi ke Kanaan, tanah yang di janjikan

Allah kepada Abram dan keturunannya. Dengan demikian mereka

memperoleh keselamatan dan mengalami kehidupan yang bahagia

bersama dengan keturunan-keturunannya.

c. Latar belakang penulisan kitab

Menurut tradis, Musa adalah orang yang dianggap sebagai

pengarang dan penyusun kelima kitab pertama dalam Alkitab,

termasuk kitab Kejadian. Hal itu Sulit dikatakan dengan pasti

kapan Musa hidup, tetapi Alkitab 1Raja2 6:1 dan dokumen-

dokumen kuno lain tampaknya menujuk pada masa antara 1400 dan

1250 SM. Dengan begitu, usia kitab Kejadian sudah lebih dari

3300 tahun! Akan tetapi, dalam dua abad terakhir, sejumlah

ahli kitab berpendapat bahwa bagian-bagian kitab kejadian

dalam bentuknya yang kita kenal sekarang sebenarnya ditulis

ulang jauh setelah masa hidup Musa, mungkin pada masa

pembuangan di Babel (587-538 SM).

d.Susunan Kitab

Gambaran susunan Kitab Kejadian dapat dilihat sebagai

berikut:

Penciptaan alam semesta dan manusia 1:1--2:25

40

Pangkal dosa dan penderitaan 3:1-24

Dari Adam sampai Nuh 4:1--5:32

Nuh dan banjir besar 6:1--10:32

Menara Babel 11:1-9

Dari Sem sampai Abram 11:10-32

Para Kepala Keluarga: Abraham, Ishak, Yakub 12:1--35:29

Keturunan Esau 36:1-43

Yusuf dan saudara-saudaranya 37:1--45:28

Orang Israel di Mesir 46:1-50:26

1.2.KITAB KELUARAN28

a. Isi pokok kitab

Keluaran diambil dari peristiwa pokok yang diceritakan

dalam kitab ini, yaitu keluarnya bangsa Israel dari Mesir,

tempat mereka diperbudak. Dalam kitab ini terdapat tiga bagian

penting yakni:

a. Pembebasan orang Ibrani dari perbudakan dan perjalanan

mereka ke Gunung Sinai.

b. Perjanjian Allah dengan umat-Nya di Sinai. Kepada bangsa

Israel diberikan hukum-hukum moral, sipil dan keagamaan

untuk pedoman hidup.

c. Pembuatan tempat beribadat dengan segala peralatannya untuk

bangsa Israel; peraturan-peraturan untuk para imam dan cara

beribadat kepada Allah.

Utamanya kitab ini mengisahkan apa yang dilakukan Allah

pada waktu Ia membebaskan umat-Nya yang diperbudak, lalu

28 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 107-108

41

membina mereka menjadi suatu bangsa yang mempunyai harapan

dalam masa depan.

Tokoh utama dalam kitab ini adalah Musa, orang yang dipilih

Allah untuk memimpin umat-Nya keluar dari Mesir. Bagian yang

paling terkenal dari kitab ini ialah daftar Sepuluh hukum atau

Perintah Tuhan. Itu dapat dilihat dalam kitab Keluaran Pasal

20.

b. Maksud penulisan kitab

Kitab Keluaran mengisahkan dua peristiwa penting dalam

sejarah umat Israel. adapun peristiwa pertama, mengisahkan

keluarnya umat dari Mesir yang diawali dengan kelahiran Musa.

Dikisahkan bahwa ia akan menjadi seorang pangeran Mesir, namum

kemudian ia melaksanakan perintah Allah untuk membebaskan

orang Ibrani dari perbudakan di Mesir. Peristiwa penting kedua

adalah kejadian di gunung Sinai. Di situ Allah memberi sepuluh

Firman dan hukum-hukum lainnya kepada Musa dan umat yang

dimaksudkan untuk membimbing umat mengenai bagaimana beribadah

kepada Allah dan hidup bersama sebagai umat Allah

c. Latar belakang penulisan kitab

Bangsa Israel keluar dari Mesir terjadi pada tahun 480

sebelum tahun keempat (1Raja2 6:1) pemerintahan Salomo (± 970-

931 SM) atau sekitar tahun 1446 SM. Namun, angka 480 mungkin

simbolis untuk 12 generasi. Dari bukti sejarah yang ada

(misalnya nama Raamses dalam Kel 1:1) tampaknya yang ditunjuk

42

adalah Seti I dan Raamses II sebagai raja-raja Mesir semasa

perbudakan di Mesir dan keluarnya Israel dari tanah itu.

Secara historis, peristiwaa keluaran ini terjadi tidak lama

sesudah tahun 1300 SM.

d. Susunan kitab

Bangsa Israel dibebaskan dari Mesir 1:1--15:21

Perbudakan di Mesir 1:1-22

Kelahiran Musa dan masa hidupnya di Midian 2:1--4:31

Musa dan Harun menghadap raja Mesir 5:1--11:10

Paskah dan keberangkatan dari Mesir 12:1--15:21

Dari Laut Gelagah ke Gunung Sinai 15:22--18:27

Hukum-hukum Allah dan Perjanjian 19:1--24:18

Kemah TUHAN dan peraturan-peraturan ibadat 25:1--40:38

1.3. Kitab imamat29

a. Isi pokok kitab

Kitab ini berisikan tentang peraturan-peraturan beribadat

dan upacara-upacara agama bangsa Israel pada zaman dahulu.

Selain itu, terdapat pula peraturan-peraturan tentang para

imam yang melaksanakan ibadi itu.

Yang menjadi pokok dalam buku ini ialah kesucian Allah, dan

bagaimana manusia harus hidup dan beribadat supaya tetap

mempunyai hubungan baik dengan TUHAN, Allah Israel.

Petikan yang paling terkenal dari buku ini ialah yang oleh

Yesus disebut perintah utama yang kedua, "Cintailah sesamamu

seperti kamu mencintai dirimu sendiri" (19:18).

b. Maksud penulisan kitab

29 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 175-176

43

Kitab ini juga dikenal sebagai “Buku Panduan Imam”, yang

merupakan yang diberikan para Rabi Yahudi. Sebagian besar isi

yang tercantum di dalamnya sebagai buku panduan pelaksanaan

kurban dan upacara pembersihan atau pengudusan. Dalam hal ini

upacara yang membedakan bangsa Israel sebagai umat Allah yang

kudus. Di dalamnya ditekankan alasan mengapa upacara itu

dilakukan. Jika umat setia kepada Allah, melaksanakan hukum-

hukum dan upacara-upacara yang diperintahkan Allah, hidup

mereka akan baik. Ketika kita membaca uraian tanggung jawab

para Imam, antara lain memastikan kelayakan kurban-kurban yang

dipersembahkan kepada Allah, mengajar umat tentang apa yang

najis dan tidak, dan mengatur perayaan keagamaan Israel

sepanjang tahun, alasan penulisan kitab ini penting untuk

selalu kita ingat.

c. Latar belakang penulisan kitab

Kitab imamat adalah kitab ketiga dalam Pentateukh dari

kelima kitab pertama Perjanjian Lama. Kitab Imamat merupakan

kumpulan bahan tulisan dari zaman Musa dengan ajaran-ajaran

tentang hukum Allah yang mencerminkan kehidupan Israel di

Kanaan lama sesudah wafat. Dengan demikian bangsa Israel telah

beribadat kepada Tuhan di dalam Bait Allah yang didirikan

Salomo di Yerusalem kurang lebih tahun950. Meskipun demikian,

banyak praktik Agama dalam kitab Imamat diteruskan para Imam

di Bait Allah.

d. Susunan kitab

Peraturan tentang kurban-kurban dan persembahan-

persembahan 1:1--7:38

44

Harun dan anak-anaknya ditahbiskan menjadi imam 8:1--

10:20

Peraturan tentang kebersihan 11:1--15:33

Hari Raya Pengampunan Dosa 16:1-34

Peraturan tentang ibadat dan hidup suci 17:1--27:34

1.4. Kitab Bilangan30

a. Isi pokok Kitab

Kitab Bilangan menceritakan tentang sejarah bangsa

Israel selama hampir empat puluh tahun berjalan di pandang

gurun. Bangsa Israel berjalan menuju tanah Kanaan yang

merupakan tanah terjanji yang diberikan oleh Allah kepada

mereka. Nama Bilangan diambil dari peristiwa yang paling

penting dalam buku ini. Dimana dalam kitab ini diadakanlah

sensus penduduk yang diadakan oleh Musa. Sensus itu merupakan

sensus yang paling pertama dalam sejarah dunia. Sensus itu

diadakan oleh Musa di Gunung Sinai sebelum bangsa Israel

berangkat. Sensus kedua diadakan ketika mereka berada di

wilayah bangsa Moab, di sebelah timur Sungai Yordan, kira-

kira satu generasi kemudian.

Diantara masa sensus pertama dan kedua, bangsa Israel

pergi ke Kades-Barnea di perbatasan selatan Kanaan. Dari situ

mereka mencoba memasuki negeri Kanaan, tetapi tidak berhasil.

Sesudah bertahun-tahun lamanya tinggal di daerah sekitar

Kades-Barnea itu, mereka pergi ke wilayah di sebelah timur

Sungai Yordan. Sebagian dari bangsa itu menetap di sana,

30 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 219-220

45

sedangkan yang lain bersiap-siap menyeberangi sungai itu

untuk masuk ke negeri Kanaan.

Kitab Bilangan adalah kitab yang mengisahkan tentang

suatu bangsa yang seringkali berkecil hati dan takut

menghadapi kesukaran-kesukaran. Mereka melanggar perintah

Allah dan tak mau menurut kepada Musa yang ditunjuk TUHAN

untuk memimpin mereka. Buku ini juga merupakan kisah tentang

bagaimana TUHAN dengan setia dan tekun memelihara bangsa-Nya,

walaupun mereka itu lemah dan tidak taat. Juga mengisahkan

tentang Musa, yang kadang-kadang kurang sabar, tetapi tetap

melayani TUHAN dan bangsa Israel dengan tabah.

b. Maksud penulisan kitab

Kitab Bilangan bercerita tentang perjalanan umat Israel di

padang gurun. Di sana mereka belajar bagaimana menata diri

menurut kehendak Allah dan bagaimana orang Lewi harus menolong

para imam Israel. Umat juga mengetahui siapa yang dipilih

untuk memimpin mereka memasuki Kanaan.

Namun, perjalanan bangsa Israel di padang gurun juga

menunjukkan sifat mereka yang suka memberontak. Mereka

mengeluh karena Allah sudah membawa mereka kepadang gurun

untuk menahan lapar atau mati kehausan. Sebaliknya, mereka

yang tergolong generasi tua (termasuk Musa) harus menggembara

selama 40 tahun dan kemudian mati dipadang gurun. Mereka yang

taat dan percaya kepada Allah akan menerima berkat Allah.

Mereka yang tidak taat dan tidak percaya tidak akan menerima

berkat yang terkait dengan janji-janji Allah. Kitab Bilangan

memperkenalkan gagasan perang suci dimana Allah menolong orang

Israel memerangi dan menghancurkan musuh-musuh mereka.

46

c. Latar belakang penulisan kitab

Kitab Bilangan adalah kitab keempat dari lima kitab

Perjanjian Lama yang disebut Pentateukh. Kitab Bilangan

bercerita tentang Israel yang terus bergerak. Secara

tradisional, Musa dianggap sebagai pengarang kitab Bilangan.

Banyak bahan dalam kitab itu bisa dirujuk sampai zaman Musa.

Dengan demikian, mungkin baru berabad-abad kemudian, para ahli

Kitab dan editor menulis kitab itu sebagaimana sekarang.

d. Susunan kitab

Bangsa Israel bersiap-siap untuk meninggalkan Gunung

Sinai 1:1--9:23

Sensus yang pertama 1:1--4:49

Berbagai hukum dan peraturan 5:1--8:26

Paskah yang kedua 9:1-23

Dari Gunung Sinai ke wilayah bangsa Moab 10:1--21:35

Kejadian-kejadian di Moab 22:1--32:42

Ringkasan perjalanan dari Mesir ke Moab 33:1-49

Perintah-perintah sebelum menyeberangi Sungai Yordan

33:50--36:13

1.5. Kitab Ulangan31

a. Isi Pokok Kitab

Kitab Ulangan berupa serangkaian pidato-pidato yang

diucapkan Musa di depan bangsa Israel waktu mereka berada di

negeri Moab. Mereka berhenti di situ sesudah mengakhiri

perjalanan panjang lewat padang gurun dan sebelum masuk ke

Kanaan untuk menduduki negeri itu. Kitab ini juga merupakan

31 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.280-281

47

kitab yang mengisahkan kembali perjalan bangsa Israel dari

Mesir menuju tanah terjanji. Dengan demikian kitab ini disebut

sebagai Ulangan.

Dalam kitab ini terdapat beberapa pokok penting. Adapun pokok-

pokok itu yakni:

a. Musa mengingatkan bangsa Israel akan peristiwa-peristiwa

besar selama 40 tahun yang terakhir. Ia mohon kepada bangsa

Israel supaya mereka ingat bagaimana Allah memimpin mereka

melalui padang gurun dan karena itu mereka harus taat dan

setia kepada Allah.

b. Musa mengulangi Sepuluh Perintah Allah, dan ia menekankan

arti Perintah yang Pertama. Ia minta dengan sangat supaya

orang Israel beribadat kepada TUHAN saja. Lalu ia

mengulangi beberapa hukum dan perintah yang mengatur

kehidupan bangsa Israel di tanah yang sudah dijanjikan.

c. Musa mengingatkan bangsa Israel akan arti ikatan

perjanjian Allah dengan mereka. Ia mendorong bangsa itu

supaya membaharui kesediaan mereka untuk memenuhi

kewajiban-kewajiban mereka.

d. Yosua ditunjuk sebagai pengganti Musa untuk memimpin umat

Allah. Sesudah menyanyikan sebuah lagu pujian bagi

kesetiaan TUHAN, dan mengucapkan berkat atas suku-suku

Israel, Musa meninggal di Moab, di sebelah timur Sungai

Yordan.

Tema pokok kitab ini ialah bahwa Allah sudah menyelamatkan

dan memberkati umat pilihan-Nya, bangsa yang dikasihi-Nya.

Jadi bangsa Israel tak boleh lupa akan hal itu. Mereka harus

mentaati Allah, supaya mereka tetap hidup dan terus diberkati.

48

Ayat-ayat yang paling penting dalam kitab ini ialah 6:4-6.

Ayat-ayat ini memuat kata-kata yang oleh Yesus disebut hukum

yang terbesar, "Cintailah TUHAN Allahmu dengan sepenuh hatimu:

Tunjukkan itu dalam cara hidupmu dan dalam perbuatanmu."

b. Maksud Penulisan Kitab

Kitab Ulangan disajikan ungkapan-ungkapan terakhir dari

Musa untuk generasi Israel yang siap memasuki tanah terjanji.

Musa dipandang sebagai penulis kitab Ulangan. Bentuk final

kitab itu juga menerapkan tradisi-tradisi Musa dan hukum itu

dalam situasi keagamaan dan politik pada masa yang lebih

kemudian. Hal itu dilakukan dengan dua cara yakni: pertama,

Israel bisa memakai pesan kitab Ulangan untuk menilai

kesuksesan atau kegagalan mereka sebagai bangsa. Kedua, dalam

seluruh kitab itu berulangkali ditegaskan bahwa Allah telah

memilih Israel karena kasih-Nya.

c. Tujuan Penulisan Kitab

Kitab Ulangan bercerita tentang pembaharuan penting di

Israel pada tahun 621 SM. Pada waktu Bait Allah di Yerusalem

sedang diperbaiki, para pekerja menemukan sebuah gulungan

Taurat. Tidak jelas dari mana asal kitab hukum itu dan

bagaimana sampai tersimpan di dalam Bait Allah. Beberapa

penafsir berpendapat bahwa tulisan-tulisan kuno itu dibawa ke

Yerusalem oleh para imam keturunan Lewi yang melarikan diri

dari penganiyaan Asyur di utara semasa pemerintahan Manasye

(687-642 SM).

49

d. Susunan Kitab

Pidato yang pertama 1:1--4:49

Pidato yang kedua 5:1--26:19

Sepuluh Perintah Allah 5:1--10:22

Hukum-hukum, peraturan-peraturan, dan nasihat-nasihat

11:1--26:19

Petunjuk-petunjuk untuk memasuki negeri Kanaan 27:1--

28:68

Perjanjian dibaharui 29:1--30:20

Kata-kata terakhir 31:1--33:29

Kematian Musa 34:1-12

1.6. Kitab Yosua32

a. Isi Pokok Kitab

Kitab Yosua adalah sebuah kitab yang mengisahkan

tentang bangsa Israel ketika mereka merebut negeri Kanaan di

bawah pimpinan Yosua. Dialah yang menggantikan Musa memimpin

umat Israel. Peristiwa-peristiwa penting yang dikisahkan di

dalam buku ini ialah antara lain: penyeberangan Sungai

Yordan, jatuhnya Yerikho, pertempuran di Ai, dan pengukuhan

kembali perjanjian antara Allah dengan umat-Nya. Salah satu

petikan terkenal dari buku ini ialah, "Ambillah keputusan

hari ini juga kepada siapa kalian mau berbakti ... Tetapi kami

- saya dan keluarga saya - akan berbakti hanya kepada TUHAN."

(24:15).

b. Maksud Penulisan Kitab

32 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.343-344

50

Kitab Yosua merupakan bagian dari sebuah kisah besar,

mulai dari kitab Ulangan sampai kitab 2 Raja-raja, yang

menceritakan kehidupan umat Israel sebagai umat pilihan Allah

di tanah perjanjian. Tema utama kitab ini adalah bahwa tanah

Kanaan merupakan anugerah Tuhan. Setia kepada Tuhan dan hukum-

Nya adalah syarat agar tanah itu tetap terjaga sebagai milik

mereka. Hanya dengan pertolongan Tuhan, bangsa Israel dapat

merebut tanah itu. Sejumlah peristiwa dalam kitab Yosua juga

menjawab dua pertanyaan penting ini: Bagaimana orang Israel

memasuki tanah Kanaan? Bagaimana tanah itu dibagi diantara

suku-suku Israel. Peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam

Kitab Yosua terjadi sekitar tahun 1250-1225 SM.

c. Latar Belakan penulisan Kitab

Para arkeolog telah menemukan bukti bahwa bagian-bagian

wilayah Kanaan pernah diserang dalam kurun waktu antara 1300

dan 1200 SM. Namun, tidak semua tempat dimana orang-orang

Kanaan hidup, dapat diambil alih oleh bangsa Israel.seluruh

wilayah itu baru bisa diambil alih pada zaman Raja Daud

(sekitar 1000 SM), ketika seluruh suku Israel sudah bersatu

dalam sebuah kerajaan yang berdiri di tanah Kanaan itu.

kebudayaan dan agama Kanaan sangat berpengaruh terhadap orang

Israel selama beberapa abad. Menurut para penulis Alkitab,

pemujaan ilah-ilah bangsa Kanaan itulah yang merupakan salah

satu penyebab runtuhnya kerajaan utara (Israel) pada tahun 722

SM dan kerajaan selatan (Yehuda) pada tahun 586 SM.

d. Susunan Kitab

Kanaan direbut 1:1--12:24

Tanah dibagi-bagi 13:1--21:45

51

Tanah di sebelah utara Sungai Yordan 13:1-33

Tanah di sebelah barat Sungai Yordan 14:1--19:51

Kota-kota suaka 20:1-9

Kota-kota untuk orang-orang Lewi 21:1-45

e. Suku-suku di bagian timur kembali ke wilayah mereka

22:1-34

Pidato Yosua sebelum ia meninggal 23:1-16

Perjanjian dikukuhkan kembali di Sikhem 24:1-33

1.7. Kitab Hakim-hakim33

a. Isi Pokok Kitab

Kitab Hakim-hakim berisi kisah-kisah dari suatu zaman

dalam sejarah Israel sebelum bangsa itu menjadi suatu

kerajaan. Itulah zaman antara pendudukan Kanaan dan

berdirinya kerajaan Israel. Kisah-kisah tersebut adalah

mengenai hal-hal yang dilakukan oleh pahlawan-pahlawan

bangsa. Mereka lazimnya disebut hakim, tetapi kebanyakan dari

mereka sebenarnya adalah pemimpin-pemimpin militer, dan bukan

hakim menurut arti yang biasa. Salah seorang dari para

pahlawan itu, yang sangat terkenal, ialah Simson. Kisahnya

terdapat dalam pasal 13--16.

Ajaran utama dari buku ini ialah bahwa hanya dengan setia

kepada Tuhan, umat Israel dapat bertahan terus; tetapi bila

mereka meninggalkan Tuhan, mereka selalu mendapat kesukaran

besar. Namun dalam masa yang demikian pun Allah selalu

bersedia menolong umat-Nya apabila mereka bertobat dari dosa-

dosa mereka dan beribadat kepada Allah.

33 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.384-385

52

b. Maksud Penulisan Kitab

Agar orang Israel dapat bertahan hidup sebagai satu

bangsa, mereka harus taat dan setia pada hukum Taurat dan

beribadat hanya kepada Tuhan Allah. Jika mereka setia, mereka

akan tetap tinggal di tanah Kanaan dan menerima berkat Tuhan

(Ul. 7:1-15). Orang Israel tidak dapat memperlihatkan

kesetiaan yang teguh terhadap perjanjian dengan Tuhan. Kitab

Hakim-hakim menggambarkan pola sikap dan tingkah laku bangsa

Israel. Adapun pola sikap dan tingka laku itu dapat dilihat

sebagai berikut:

1. Bangsa Israel tidak setia kepada Tuhan dan beribadat

kepada ilah-ilah lain

2. Tuhan membiarkan musuh-musuh Israel memhukum mereka

3. Dalam kesukaran dan kesusahan, mereka berseru kepada Tuhan

4. Tuhan memilih seorang pembebas, atau “hakim” untuk

memimpin bangsa Israel dalam pertempuran melawan musuh-

musuh mereka.

5. Ketika seorang hakim meninggal, siklus seperti ini dimulai

lagi.

Kitab ini memperlihatkan bahwa Tuhan selalu bersedia

menolong dan memberikan kesempatan kepada bangsa Israel.

Meskipun mereka sering meninggalkan Tuhan, namun Ia sendiri

tak akan pernah meninggal mereka begitu saja.

c. Latar Belakang penulisan Kitab

Zaman Hakim-hakim dimulai dengan kematian Yosua sekitar

1200 SM dan terus berlanjut sekurang-kurangnya sampai Samuel,

hakim terakhir yang memilih Saul sebagai raja pertama Israel

53

sekitar 1030 SM (1Sam 12). Agama dan kebudayaan Kanaan tetap

menjadi godaan yang sangat berpengaruh terhadap bangsa Israel.

Inilah yang membuat mereka tidak menaati dan melupakan Tuhan

dan bahkan mereka sendiri kadang-kadang saling bertikai dan

memerangi. Hakim-hakim yang memimpin orang Israel selama masa

yang penuh kekerasan dan ketidakpastian ini bukanlah hakim-

hakim dalam arti sekarang, yang berurusan dengan bidang hukum

dan pengadilan.

d. Susunan Kitab

Peristiwa-peristiwa yang terjadi sampai pada kematian

Yosua 1:1--2:10

Pemimpin-pemimpin Israel 2:11--16:31

Berbagai-bagai peristiwa 17:1--21:25

1.9. Kitab Rut34

a. Isi pokok Kitab

Kitab Rut mengisahkan tentang seorang wanita yang bernama

Rut. Rut adalah seorang wanita Moab yang menikah dengan

seorang Israel. Walaupun suaminya sudah meninggal, ia tetap

menunjukkan kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang

berbangsa Israel itu, dan selalu beribadat kepada Allah umat

Israel. Pada akhir kisah ini Rut mendapat seorang suami baru

dari antara sanak saudara mendiang suaminya. Melalui

pernikahannya yang kedua ini Rut menjadi nenek buyut Daud,

raja Israel yang terbesar.

Kisah-kisah dalam buku Hakim-hakim menunjukkan kesukaran-

kesukaran yang terjadi karena umat Allah meninggalkan Allah.

Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang diberikan

34 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.423-424

54

Allah kepada seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk

percaya kepada Allah Israel. Oleh sikapnya itu ia menjadi

anggota umat Allah.

b. Maksud penulisan Kitab

Kisah Rut yang dituliskan untuk umat Israel memperlihatkan

bagaimana umat Allah mempergunakan orang Yahudi dan orang dari

bangsa lain untuk melaksanakan rencana-Nya di dunia.

c. Latar Belakang penulisan Kitab

Kisah Rut menceritakan sejumlaj peristiwa yang terjadi

pada zaman hakim-hakim (200 tahun) sebelum Daud menjadi raja

Israel (sekitar 1000 SM). Beberapa istilah dan adat istiadat

orang Ibarani yang disebutkan dalam kisah Rut berasal dari

zaman ini. Akan teapi beberapa istilah dan peraturan yang

disebutkan di dalamnya berasal dari waktu yang jauh lebih

kemudian kira-kira 250 SM. Dengan demikian kisah ini

diperkirakan baru ditulis beberapa abad setelah peristiwa-

peristiwa yang dituturkan terjadi.

d. Susunan Kitab

Rut memutuskan untuk meninggalkan Moab (1:1-22)

Rut tinggal di Israel (2:1-4:22)

1.10. Kitab 1 Samuel35

a. Isi pokok Kitab

Buku I Samuel berisi sejarah Israel dalam masa peralihan

dari zaman Hakim-hakim kepada zaman Raja-raja. Perubahan dalam

kehidupan nasional di Israel itu khususnya berkisar pada tiga

orang: Nabi Samuel, Raja Saul, dan Raja Daud. Pengalaman-

35 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.430-431

55

pengalaman Daud di masa mudanya sebelum ia menjabat raja,

terjalin erat dengan kisah Samuel dan Saul.

Pokok buku ini, sama seperti kisah-kisah lainnya dalam

Perjanjian Lama, ialah bahwa orang akan berhasil kalau setia

kepada Allah, dan celaka kalau mendurhaka. Hal itu dinyatakan

dengan jelas dalam pasal 2:30 ketika TUHAN berkata kepada Imam

Eli, "Yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi yang

menghina Aku akan Kuhina."

Dalam buku ini kita melihat perasaan yang berbeda-beda

mengenai pembentukan kerajaan Israel. Memang TUHAN sendiri

sudah dianggap raja di Israel, tetapi untuk menanggapi

permohonan rakyat, Ia memilih seorang raja bagi mereka. Hal

yang penting ialah bahwa baik raja maupun rakyat Israel hidup

di bawah kedaulatan Allah, Hakim mereka (2:7-10). Di bawah

hukum-hukum Allah, haruslah dijamin hak seluruh rakyat, kaya

maupun miskin.

b. Maksud Penulisan Kitab

Kitab Samuel bercerita tentang bagaimana Allah memilih

raja-raja pertama di Israel Kuno. Selama dua abad, orang

Israel hidup sebagai kumpulan dua belas suku, meskipun

kesatuannya tidak terlalu erat mereka diperintah dari waktu ke

waktu oleh para pemimpin yang disebut hakim-hakim. Para hakim

ini diangkat oleh Allah ketika orang Israel mengalami

kesukaran dan penderitaan. Ada yang beranggapan bahwa

menginginkan seorang raja adalah sikap melawan kepercayaan

Israel kuno yang mengakui Allah sebagai raja (Kel 15:18; UL

33:5). Kitab Samuel menampilkan pandangan kedua belah pihak:

56

8:1-22 (menentang), 9:1-10:16 (menyetujui), 10:17-27

(menentang), 11:1-11 (menyetujui), 11:12-12:25 (menentang).

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Kitab 1 dan 2 Samuel mencakup hanya sekitar satu abad

sejarah Israel (1080-970 SM), dari kelahiran Samuel sampai

kematian Daud. Kitab 1 Samuel menjelaskan bagaimana bangsa

Israel berkumpul beberapa kali setahun untuk beribadat dan

menutup kitab 2 Samuel, Yerusalem telah menjadi pusat

peribadatan.

d. Susunan Kitab

Samuel (1:1-7:17)

Masa kanak-kanak Samuel (1:1-2:10)

Samuel dirumah Tuhan (2:11-4:1a)

Pertempuran melawan orang Filistin ( 4:1b-7:1)

Samuel memimpin orang Israel (7:2-7:17)

Saul (8:1-15:35)

Israel meminta seorang raja kepada Samuel (8:1-32)

Saul menjadi Raja (9:1-11:15)

Ucapan Perpisahan Samuel (12:1-25)

Saul Tidak Taat kepada Tuhan (13:1-15:35)

Daud (16:1021:13)

Tuhan memilih Daud (16:1-18:5)

Saul Berbalik Melawan Daud (18:6-19:17)

Daud Melarikan Diri (19;18-27:12)

Saul dan Anak-anaknya Mati (28;1-21:13)

1.11. Kitab 2 Samuel36

36 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 480-481

57

a. Isi pokok Kitab

Kitab I Samuel adalah sambungan dari Buku II Samuel.

Buku ini memuat sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula

atas Yehuda di sebelah selatan Palestina (pasal 1-4), kemudian

atas seluruh negeri, termasuk Israel di sebelah utara (pasal

5-24). Dalam buku ini diceritakan dengan jelas dan menarik

bagaimana Daud berusaha memperluas dan mengukuhkan

kedudukannya. Ia harus berperang melawan musuh-musuhnya, baik

di dalam maupun di luar negeri. Daud digambarkan sebagai

orang yang sangat beriman, taat dan setia kepada Allah, juga

sebagai orang yang mampu memperoleh kesetiaan rakyatnya.

Tetapi ia digambarkan juga sebagai orang yang dapat bertindak

kejam, dan yang tidak segan melakukan dosa-dosa besar semata-

mata untuk memenuhi keinginannya dan cita-citanya. Tetapi

ketika ia dihadapkan kepada dosa-dosanya oleh Natan, nabi

Allah, Daud mengakui dosa-dosanya itu dan dengan rela

menerima hukuman dari Allah.

Hidup dan prestasi Daud sangat dikagumi oleh rakyat

Israel. Di zaman-zaman kemudian, bilamana ada musibah

nasional, dan rakyat merindukan seorang raja, maka yang

diinginkan ialah seorang "putra Daud". Artinya, seorang

keturunan Daud yang akan bertindak seperti dia.

b. Maksud Penulisan Kitab

Kitab Samuel melanjutkan kisah tentang raja-raja pertama

Israel. Kitab 1 Samuel berakhir dengan kematian Raja Saul.

Kitab 2 Samuel meneruskannya dengan pemerintahan Daud (1010-

970 SM). Dalam bagian pertama dikisahkan bagaimana Daud

58

menjadi raja Yehuda, kemudian raja seluruh Israel, melalui

serangkaian militer dan dengan janji istimewa dari Allah.

Namun persoalannya muncul setelah kemenangannya. Kehidupannya

terpuruk ketika ia berbuat dosa dengan Batsyeba, merencakan

sebuah pembunuhan dan menyaksikan keluarganya terpecah-pecah.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Kunci untuk memahami kitab 2 Samuel adalah perjanjian

antara Allah dan Daud (7:16). Allah berjanji kepad Daud bahwa

keturunannya akan selalu menjadi raja. Janji ini mendorong

umat Israel untuk mengharapkan seorang mesias atau “Dia yang

diurapi” (Lihat artikel singkat yang berjudul: Mesias (Yang

diurapi) pada halaman 952).

d. Susunan Kitab

Kemenangan-kemenangan Daud (1:1-10:19)

Ratapan Daud untuk Saul dan Yonatan (1:1-27)

Dua Raja Israel (2:1-4:12)

Daud menyatukan Seluruh Israel (5:1-6:23)

Janji Allah kepada Daud (7:1-29)

Daud mengalahkan Musuh-musuh Israel (8:1-10:19)

Masalah-masalah Daud (11:1-20:26)

Dosa-dosa Daud dan Penderitaan Akibat Dosa Itu (11:1-

12:31)

Kekerasan mencabik keluarga Daud (13:1-14:33)

Absalom Menantang Ayahnya (15:1-19:43)

Pemberontakan Seba (20:1-26)

Kisah Lain Mengenai Daud (21:1-24:25)

Bencana Kelaparan di Israel (21:1-14)

Kemenangan-kemenangan Lain (21:15-22)

59

Nyanyian Syukur Daud (22;1-23:7)

Pahlawan-pahlawan Daud (23:8-39)

Dosa Daud Mendatangkan Malaikat Pemusnah (24:1-25)

1.12. Kitab 1 Raja-Raja37

a. Isi Pokok Kitab

Kitab I Raja-raja merupakan lanjutan dari buku Samuel

tentang sejarah pemerintahan raja-raja Israel. Sejarah yang

dimuat dalam buku ini dapat dibagi dalam tiga bagian: (1)

Wafatnya Raja Daud dan pengangkatan Salomo menjadi raja atas

Israel dan Yehuda menggantikan Daud. (2) Pemerintahan Salomo

dan hasil-hasil usahanya, khususnya dalam membangun Rumah

TUHAN di Yerusalem. (3) Bangsa Israel terpecah menjadi

kerajaan utara dan kerajaan selatan, dan sejarah raja-raja

yang memerintah kedua kerajaan tersebut sampai pertengahan

abad kesembilan Seb. Masehi.

Di dalam kedua buku Raja-raja, setiap raja dinilai

berdasarkan kesetiaannya kepada Tuhan; dan keberhasilan

bangsa adalah akibat dari kesetiaan tersebut. Sebaliknya,

penyembahan berhala dan ketidaktaatan mengakibatkan bencana.

Berdasarkan penilaian tersebut raja-raja kerajaan utara

semuanya gagal, sedangkan raja Yehuda ada yang gagal, ada

pula yang tidak.

Yang penting dalam I Raja-raja ialah nabi-nabi Tuhan.

Mereka adalah juru bicara Allah yang berani-berani. Mereka

memperingatkan raja dan bangsa Israel supaya tidak menyembah

berhala dan tidak meremehkan perintah-perintah Allah. Yang

37 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.525-526

60

menonjol ialah Elia, dan kisah tentang pertarungannya dengan

imam-imam Baal (pasal 18).

b. Maksud Penulisan Kitab

Kitab 1 dan 2 Raja-raja ditulis untuk melengkapi sejarha

bangsa Israel yang sudah dimulai dalam kitab 1 dan 2 Samuel.

Namun kitab 1 dan 2 Raja-raja memiliki tujuan lain. Sejarah

bangsa diceritakan melalui kehidupan para raja dan nabi. Kisah

itu menjelaskan secara tragis bangsa Israel sebagai bangsa

yang gagal memelihara perjanjian yang dibuat dengan Allah

sebagaimana yang ditulis dalam kitab Ulangan. Kitab 1 dan 2

Samuel memberikan pandangan bahwa bukan Allah yang tidak setia

kepada bangsa pilihan-Nya, tetapi para rajalah yang tidak

setia karena mereka tidak taat pada hukum Allah. Itulah

sebabnya, dalam 1 dan 2 Raja-raja diceritakan kembali sejarah

Israel dengan melihat kembali pribadi raja sesuai dengan

kesetiaannya.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Bahan kitab 1 dan 2 raja-raja kemungkinan dikumpulkan dari

sejumlah sumber ketika umat Israel berada dipembuangan di

Babel (686-539 SM) juga kemudian berasal dari masa

pemerintahan Yosia yang meninggal pada tahun 609 SM dimana

Yosia dilihat sebagai pengenapan janji Allah kepada Daud.

Dengan memperlihatkan kejahatan yang dilakukan oleh para raja

sebelumnya, para penulis kitab ini mengharapakan dukungan

terhadap pembaharuan yang dicanangkan oleh Yosia (2 Raj. 22:3-

23:24). Namun, ketika umat sedang dihantui oleh bayang-bayang

61

kekecewaan akibat pembuangan itu, tampaknya bahan-bahan ini

telah mengalami perubahan dan pengembangan. Penambahan

dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa penghukuman Tuhan terhadap

Israel adalah adil.

d. Susunan Kitab

Salomo Menjadi Raja (1:1-2:46)

Israel dibawah Pemerintahan Raja Salomo (3:1-11:43)

Hikmat dan Pemerintahan Salomo (3:1-4:32)

Salomo Membangun dan Menahbiskan Bait Allah (5:1-8:66)

Kekayaan dan Hikmat Salomo (9:1-10:29)

Kejatuhan Salomo (11:1-43)

Kerajaan Terpecah Menjadi Dua (12:1-22:53)

Suku-suku Utara Memberontak (12:1-14:31)

Raja-raja Pertama Yehuda dan Israel ( 15:1-16:34)

Nabi Elia (17:1-19:21)

Raja Ahab dan Ratu Izebel (20:1-22:40)

Yosafat, Raja Yehuda, dan Ahazia, Raja Israel (22:41-53)

1.13. Kitab 2 Raja-raja38

a. Isi Pokok kitab

Buku II Raja-raja ini melanjutkan sejarah dari kedua

kerajaan Israel yang kisahnya terputus pada akhir buku I Raja-

raja. Buku ini terdiri dari dua bagian:

(1) Kisah sejarah dari kedua kerajaan itu mulai pertengahan

abad kesembilan Seb. Masehi sampai jatuhnya Samaria dan

berakhirnya kerajaan utara pada tahun 721 Seb. Masehi.

38 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 575-576

62

(2) Kisah sejarah kerajaan Yehuda mulai dari jatuhnya kerajaan

Israel sampai pengepungan dan penghancuran Yerusalem oleh

Nebukadnezar raja Babel pada tahun 586 Seb. Masehi. Buku ini

diakhiri dengan kisah tentang Gedalya, yang menjadi gubernur

Yehuda di bawah kekuasaan bangsa Babel, dan tentang

dibebaskannya Yoyakhin raja Yehuda dari penjara di Babel.

Bencana-bencana itu terjadi karena raja-raja serta rakyat

Israel dan Yehuda tidak setia kepada TUHAN. Hancurnya

Yerusalem dan dibuangnya banyak orang Yehuda ke Babel

merupakan salah satu titik balik yang besar dalam sejarah

Israel.

Nabi yang menonjol dalam buku II Raja-raja ini ialah Elisa,

pengganti Nabi Elia.

b. Maksud Penulisan Kitab

Kitab 2 Raja-raja menekankan satu peristiwa penting yaitu

hancurkan Yerusalem pada tahun 586 SM. Runtuhnya tembok

Yerusalem, terbakarnya Bait Allah, dan terbuangnya penduduk

kota menimbulkan krisis iman diiantara mereka yang masih

hidup. Peristiwa-peristiwa itu menimbulkan kepercayaan mereka

terhadap Allah terancam runtuh. Allah seakan-akan telah

meninggalkan mereka. Kitab 2 Raja-raja memperlihatkan kepada

mereka bahwa bukan Allah yang meninggalkan mereka melainkan

raja-raja merekalah yang tidak setia. Allah sudah cukup sabar

dengan Israel dan Yehuda, terutama sekali ketika umat dan

raja-raja tidak setia kepada-Nya dengan beribadat kepada

berhala-berhala. Para nabi telah diutus beberapa kali untuk

memperingatkan mereka untuk menyingkirkan ilah-ilah lain dan

63

kembali kepada Tuhan. Akhirnya bangsa itu dihukum, kedua

kerajaan dihancurkan dan bangsa Israel dipaksa hidup di negara

asing.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Kitab 2 Rajaraja mengisahkan sejarah kerajaan Israel dan

Yehuda dalam kurun waktu 300 tahun. Para penulis kitba ini

juga menulis kitab ini sebagai interpretasi atas berbagai

peristiwa yang menyebabkan hancurnya bangsa Israel. Dalam

kitab ini, nilai-nilai tradisional sangat ditekankan, dengan

adanya sejumlah peringatan untuk melawan sikap tidak setia

kepada Tuhan, dan seruan untuk taat kepada perintah-perintah

Allah.

d. Susunan Kitab

Nabi Elisa (1:1-8:15)

Elisa menggantikan Elia sebagai Nabi (1:1-2:25)

Elisa dan Yoram (3:1-27)

Mukjizat-mukjizat Elisa (4:1-8:15)

Raja-raja Yehuda Ddan Israel (8:16-17:41)

Yehu dan Keturunannya (9:1-14:29)

Hari-hari Terakhir Kerajaan Israel (15:1-17:41)

Kerajaan Yehuda (18:1-25:30)

Raja Hiskia dan Serbuan Bangsa Asyur (18:1-20:21)

Dua Raja Jahat: Manasye dan Amon (21:1-26)

Raja Yosia dan Pembaharuannya (22:1-23:30)

Jatuhnya Yerusalem (23:31-25:30)

64

1.14. Kitab 1 Tawarikh39

a. Isi Pokok kitab

Buku I dan II Tawarikh sebagian besar berisi kejadian-

kejadian yang telah diceritakan dalam buku Samuel dan buku

Raja-raja. Tetapi di dalam buku Tawarikh kejadian-kejadian

itu diceritakan dari segi pandangan lain. Sejarah kerajaan

Israel dalam buku Tawarikh ditulis dengan dua maksud utama:

1. Untuk menunjukkan bahwa sekalipun kerajaan Israel dan

Yehuda ditimpa kemalangan, namun Allah masih memegang

janji-Nya kepada bangsa itu, dan melaksanakan rencana-Nya

untuk umat-Nya melalui orang-orang yang tinggal di Yehuda.

Penulis yakin mengenai hal itu karena ia ingat akan hal-hal

besar yang telah dicapai oleh Daud dan Salomo, serta

pembaruan-pembaruan yang diusahakan oleh Yosafat, Hizkia

dan Yosia. Juga karena masih ada orang-orang yang tetap

setia menyembah Allah.

2. Untuk menguraikan asal mula upacara ibadat di Rumah TUHAN

di Yerusalem, terutama mengenai susunan jabatan imam dan

orang-orang Lewi yang bertugas dalam upacara-upacara ibadat

itu. Sekalipun Rumah TUHAN di Yerusalem itu dibangun oleh

Salomo, namun di dalam buku Tawarikh ini Daud dikemukakan

sebagai pendiri yang sesungguhnya dari Rumah TUHAN itu dan

upacara-upacara ibadatnya.

b. Maksud Penulisan Kitab

Kitab 1 Tawarikh menceritakan kembali kisah mengenai Raja

Daud, yang sudah dikenal dalam kitab 2 Samuel. Namun sudut

39 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 622-623

65

pandangnya lebih positif dan mengangkat citra Daud. Penulis

kitab ini menghubungkan Daud dengan Tabut Perjanjian,

Peribadatan di Yerusalem dan persiapan yang saksama untuk

pembangunan Bait Allah. Penulis ingin memperlihatkan kekuatan

dan kecakapan Daud daripada kelemahannya. Kepercayaan dan

kesetiaannya kepada Allah diperlihatkan sebagai teladan bagi

para pemimpin Israel. Setelah Allah memilih Daud dan

keturunannya untuk mendirikan Bait Allah, Daud dikenal sebagai

orang yang menjadikan negeri Israel aman sentosa. Daud

menemukan tempat Bait Allah harus didirikan, merencanakan

pembangunan Bait Allah dan mengatur peribadatan.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Ada anggapan` bahwa kitab 1 dan 2 Tawarikh merupakan satu

karya yang mencakup kuga kitab Ezra dan Nehemia dan seluruhnya

ditulis oleh Ezra. Akan tetapi dewasa ini banyak ahli

berpendapat bahwa kitab 1 dan 2 Tawarikh harus dipisahkan dari

Ezra dan Nehemia.adanya tumpang tindih antara bagia akhir

kitab 2 Tawarikh dan bagian awal Ezra memang bisa menunjukkan

bahwa kitab-kitab ini pada mulanya adalah satu kitab. Namun

hal itu dapat menjadi bukti bahwa adanya upaya untuk

menggabungkan dua karya yang sebelumnya terpisah.

d. Susunan Kitab

Dari Adam sampai Pembuangan (1:1-9:34)

Dari Adam sampai Yakub (1:1-54)

Yehuda, Daud dan Keturunannya (2:1-4:23)

Suku-suku Israel yang Lainnya ( 4:24-8:40)

66

Daftar Keturunan Yang Kembali ke Yerusalem (9:1-34)

Daud, Pendiri Bait Allah (9:35-29:30)

Pengantar: Kematian Saul (9:35-10:14)

Daud Memerintah di Yerusalem (11:1-17:27)

Pertempuran-pertempuran Daud ( 18:1-20:8)

Daud Berencana Mendirikan Bait Allah (21:1-29:30)

1.15. Kitab 2 Tawarikh40

a. Isi Pokok kitab

Kitab II Tawarikh merupakan lanjutan buku I Tawarikh.

Buku ini mulai dengan kisah pemerintahan Raja Salomo sampai

wafatnya. Setelah mengemukakan kisah pemberontakan suku-suku

utara di bawah pimpinan Yerobeam melawan Raja Rehabeam, buku

ini hanya mengemukakan sejarah Yehuda, yaitu kerajaan

selatan, sampai jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 Seb. Masehi.

b. Maksud Penulisan Kitab

Kitab 2 Tawarikh ditulis untuk orang-orang yang telah

kembali dari pembuangan di Babel. Penulis kitab ini menegaskan

bahwa rencana Allah bagi mereka tidak akan terpengaruh oleh

kejatuhan Yehuda atau oleh hidup mereka ditanah asing dalam

jangka waktu yang lama. Walaupun mereka merasa bahwa harapan-

harapan mereka sebagai umat Allah telah musnah dengan

kehancuran Yerusalem dan Bait Allah, penulis kitab ini mau

memperlihatkan kepada mereka bahwa semuanya itu hanyalah suatu

tahapan dari pengenapan rencana Allah. Penulis ingin memberi

40 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 663-664

67

semangat kepada mereka untuk menegakkan kembali praktik-

praktik dan lembaga-lembaga keagamaan dari tradisi sebelumnya.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Kitab 2 Tawarikh mengulang beberapa kisah yang telah

diceritakan dalam kitab 1 dan 2 Raja-raja, tetapi dari sudut

pandang iman. Kisah-kisah itu perlu diceritakan kembali karena

situasi pembacanya sangat berubah dengan pembaca semula kirab

Samuel dan Raja-raja. Para pembaca kedua kitab Tawarikh sudah

hidup selama pembuangan dan juga telah mengalami kehancuran

Yerusalem dan akhir pemerintahan keturunan Daud.

d. Susunan Kitab

Salomo, Pembangunan Bait Allah (1:1-9:31)

Hikmat dan Kekayaan Salomo (1:1-17)

Salomo Membangun Bait Allah (2:1-5:1)

Salomo Menahbiskan Bait Allah (5:2-7:22)

Masa Pemerintahan Salomo yang Panjang (8:1-9:31)

Kerajaan Terbagi (10:1-28:27)

Pendahuluan: Suku-suku Utara Memberontak (10:1-11:4)

Raja-raja Yehuda (11:5-28:27)

Akhir Kerajaan yang Terbagi (29:1-36:23)

Pembaharuan Hizkia (29:1-32:33)

Manasye dan Amon (33:1-25)

Pembaharuan Yosia (34;1-25:27)

Kejatuhan, Pembuangan dan Kembalinya Yehuda (36:1-23)

1.16. Kitab Ezra41

41 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 714-715

68

a. Isi Pokok Kitab

Kitab Ezra adalah lanjutan dari buku Tawarikh, dan

menggambarkan keadaan bangsa Yahudi sehabis masa pembuangan di

Babel. Setelah sebagian dari orang-orang buangan itu pulang ke

Yerusalem, kehidupan dan ibadat bangsa Yahudi dipulihkan.

Peristiwa-peristiwa itu dapat dilihat pada hal-hal berikut

ini:

1. Kelompok pertama orang-orang buangan Yahudi pulang dari

Babel ke Yerusalem, sesuai dengan perintah Kores, raja

Persia.

2. Rumah TUHAN di Yerusalem dibangun kembali dan

ditahbiskan, dan ibadat dipulihkan.

3. Bertahun-tahun kemudian kelompok Yahudi lain kembali ke

Yerusalem di bawah pimpinan Imam Ezra, seorang ahli hukum

Allah. Ezra membantu menyusun kembali kehidupan rakyat

dalam bidang agama dan sosial, agar dapat melindungi

warisan rohani Israel.

b. Maksud Penulisan Kitab

Kitab ini ditulis untuk membantu komunitas Yahudi di

Yerusalem untuk memenuhi jati diri mereka sebagai umat Allah.

Penulis mengingatkan bagaimana komunitas itu terbentuk dan

menggambarkan bagaimana sejumlah orang dari mereka kembali ke

Yehuda dan berupaya menaati hukum Taurat, membangun kembali

kota Yerusalem dan Bait Allah, serta menjaga komunitas mereka

ditengah bangsa-bangsa asing.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

69

Terdapat sejumlah persoalan dari sudat sejarah dan sastra

berkait-kaitkan dengan kitab Ezra dan Nehemia. Menurut

pandangan tradisional, Ezra memulai tugasnya pada tahun

ketujuh pemerintahan Artahsasta (458 SM; Ezr. 7:8). Dan

Nehemia tiba di Yehuda tiga belas tahun sesudahnya pada tahun

kedua puluh pemerintahan Artahsasta (445 SM; Neh 1:1).

Namun menurut pandangan lain, mungkin lebih tepat jika urutan

kedatangan Ezra dan Nehemia dalam pandangan tradisional

dibalik. Dengan demikian, kesulitan-kesulitan dalam teks dapat

dijelaskan dengan lebih baik. Penulis kedua kitab ini mungkin

menggunakan sejumlah sumber yang berbeda. salah satu sumber

yang paling penting adalah cerita-cerita dari Ezra dan Nehemia

yang disebut “Catatan Pribadi Ezra” yang merupakan inti Ezr.

8-10 dan Neh 8-9 dan “Catatan Pribadi Nehemia” yang menjadi

sumber Neh.1-7, 11:1-2, 12:21-43 dan 13:4-31.

d. Susunan Kitab

Umat Allah Pulang dari Pembuangan dan Mulai Membangun

Kembali Bait Allah (1:1-6:22)

Umat Allah Pulang ke Tanah Air (1:1-4:23)

Pembangunan Bait Allah Berlangsung Kembali (4:24-6:22)

Ezra Pulang dan Memulihkan Umat Allah (7:1-10:44)

Ezra dan Tugasnya (7:1-8:36)

Ezra Menghadapi Berbagai Persoalan Umat (9:1-10:44)

1.17. Kitab Nehemia42

a. Isi Pokok Kitab

42 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 732-733

70

Buku Nehemia dapat dibagi dalam tiga bagian: (1) Kisah

perbaikan tembok-tembok Yerusalem di bawah pimpinan Nehemia

yang diangkat menjadi gubernur Yehuda oleh raja Persia.

Nehemia juga menjalankan bermacam-macam perubahan dalam

bidang sosial dan agama. (2) Pembacaan Hukum Allah yang

dilakukan oleh Ezra secara khidmat, dan pengakuan dosa oleh

umat Israel. (3) Kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan

Nehemia sebagai gubernur Yehuda.

Bagian yang menarik dalam buku ini ialah kisah yang

menunjukkan betapa Nehemia bergantung kepada Allah dan betapa

sering ia berdoa kepada-Nya.

b. Maksud Penulisan Kitab

Sejarah Israel setelah pulang ke Yerusalem dari pembuangan

di Babel sudah dimulai di kitab Ezra. Selain melanjutkan

sejarah tersebut, kitab Nehemia juga secara khusus memuat

cerita mengenai pembangunan kembali tembok Yerusalem dan janji

orang Israel untuk beribadat dan tetap setia kepada Allah

Israel.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Kitab Ezra tidak lengkap tanpa kitab Nehemia, begitu juga

sebaliknya. Ezra, ahli kitab itu tampil lagi dalam kitab

Nehemia. Peristiwa pembacaan hukum Taurat oleh Ezra dihadapan

orang Yahudi di Yerusalem (Neh. 8-9) menjadi peristiwa penting

dalam kitab Nehemia. Sama dengan kitab Ezra, kitab Nehemia

juga kurang mementingkan ketepatan data historis. Penulisnya

hanya mau menyampaikan apa yang dilakukan orang Yahudi setelah

kembali ke Yerusalem.

71

d. Susunan Kitab

Nehemia Pulang dan Membangun Tembok Yerusalem (1:1-7:73)

Nehemia dan Tugasnya (1:1-2:10)

Nehemia Mengawasi Pembangunan Kembali Yerusalem (2:11-

7:73)

Komunitas Baru di atas Dasar Perjanjian-perjanjian

Sebelumnya (8:1-10:39)

Ezra Mengajar Umat (8:1-18)

Tanggapan Umat (9:1-10:39)

Pekerjaan Nehemia Berlanjut (11:1-13:31)

Yerusalem Dihuni Kembali (11:1-12:26)

Penahbisan Yang Penuh Sukacita (12:27-12:43)

Pembaharuan Nehemia Yang Terakhir (11:44-13:31)

1.18. Kitab Ester43

a. Isi Pokok Kitab

Buku Ester mengisahkan peristiwa-peristiwa yang terjadi

di istana raja Persia, yang biasanya dipakai di musim dingin.

Dalam buku ini yang memegang peran utama ialah Ester, seorang

wanita Yahudi yang patut disebut pahlawan. Karena cintanya

kepada bangsanya maka dengan gagah berani ia menggagalkan

rencana musuh yang hendak membinasakan orang Yahudi. Buku ini

menerangkan latar belakang dan arti suatu perayaan Yahudi

yang disebut Purim.

b. Maksud Penulisan Kitab

43 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 756-757

72

Tampaknya kitab Ester ditulis sebagai penjelasan atas

pesta Purim yang dirayakan pada bulan Adar, sekitar

pertengahan Februari atau Maret. Purim adalah pesta meriah

dimana setiap orang yang hadir dapat menikmatinya secara

penuh. Ada dua versi kitab Ester, yang satu dalam bahasa

Ibrani, sedangkan yang lain dalam bahasa Yunani. Dalam versi

bahasa Yunani ceritanya bertambah dan dapat ditemukan dalam

Apokrifa atau Deuterokanonika.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Raja Koresh Agung dari Persia mengalahkan Babel pada tahun

538 SM. Ia mengizinkan orang Yahudi yang telah dipaksa tinggal

di Babel selama tujuh puluh tahun untuk kembali ke tanah air

mereka. Namun, banyak orang Yahudi lebih menyukai tempat

tinggal mereka yang baru daripada puing-puing Yerusalem, dan

mereka memutuskan untuk tetap tinggal di Babel. Dalam cerita

ini, Mordekhai dan Ester sepupunya, mewakili kelompok ini.

Beberapa ahli menyatakan bahwa pengalaman Ester dan Mordekhai

pada masa pemerintahan Ahasyweros (Ahasyweros I, 485-465 SM),

menceritakan kembali secara mitos kuno Babel dengan maksud

yang baru.

d. Susunan Kitab

Ratu Tidak Menaati Janji (1:1-22)

Mordekhai, Ester dan Haman (2:1-3:6)

Orang Yahudi dalam Bahaya (3:7-4:17)

Orang Yahudi Membinasakan Musuhnya (8:1-9:19)

Pesta Purim (9:20-10:3)

73

2. Kitab-ktab Hikmat

2.1. Kitab Ayub44

a. Isi Pokok Kitab

Buku Ayub adalah kisah tentang seorang yang baik budi, ia

mengalami musibah hebat; ia kehilangan semua anaknya dan

segala harta bendanya, lalu dihinggapi penyakit kulit yang

menjijikkan. Dalam tiga rangkaian percakapan yang bersajak, si

penulis menggambarkan bagaimana teman-teman Ayub, dan Ayub

sendiri menanggapi malapetaka itu. Pokok yang penting dalam

percakapan-percakapan itu ialah yang menyinggung caranya Allah

memperlakukan manusia. Pada bagian terakhir, Allah sendiri

menyatakan diri-Nya kepada Ayub.

Teman-teman Ayub menjelaskan penderitaan Ayub itu menurut

ajaran agama yang tradisional. Pada sangka mereka, Allah

selalu mengganjar orang yang baik dan menghukum orang yang

jahat. Jadi, penderitaan Ayub hanya dapat berarti bahwa ia

telah berbuat dosa. Tetapi bagi Ayub pendapat itu terlalu

dangkal; tidak sepantasnya ia mendapat hukuman yang sekejam

itu, sebab ia seorang yang sangat baik dan jujur. Ia tidak

dapat mengerti mengapa Allah membiarkan orang seperti dirinya

mengalami begitu banyak bencana, dan dengan berani ia

menantang Allah. Ayub tidak kehilangan kepercayaannya kepada

Allah, tetapi ia sungguh-sungguh ingin supaya dibenarkan oleh

Allah dan supaya mendapat kembali kehormatannya sebagai orang

yang baik.

44 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.815-816

74

Allah tidak memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

Ayub, tetapi Allah menanggapi kepercayaan Ayub dengan

memberinya banyak contoh mengenai kuasa dan hikmat-Nya.

Contoh-contoh itu dilukiskan dengan puisi. Kemudian dengan

segala rendah hati, Ayub mengakui kebijaksanaan dan keagungan

Allah, lalu menyesali kata-katanya yang keras dan penuh

kemarahan itu.

Bagian terakhir dari kisah ini, yang ditulis dengan bahasa

biasa, dimana menuturkan bagaimana Ayub dikembalikan kepada

keadaannya semula, dengan kekayaan yang jauh melebihi

kekayaannya sebelum itu. Allah memarahi teman-teman Ayub

karena mereka tidak dapat memahami arti kesengsaraan Ayub.

Hanya Ayublah yang sungguh-sungguh menyadari bahwa Allah lebih

besar daripada yang telah diajarkan oleh agama yang

tradisional itu.

b. Maksud Penulisan Kitab

Kitab Ayub berbicara tentang penyebab penderitaan manusia

dan peran Tuhan dalam penderitaan ini. Ayub sebagai pemeran

utama dalam cerita ini digambarkan sebagai orang yang saleh

dan jujur;... takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (1:1).

Ia percaya kepada Tuhan dan diberkati dengan anak yang banyak,

kesehatan dan kekayaan. Namun, ketika Ayub kehilangan semuanya

dan sangat menderita, kitab ini memusatkan perhatian pada

pertanyaan: Mengapa seorang yang saleh dan setia seperti Ayub

harus menderita? Kesimpulan akhir bahwa kuasa dan cara Tuhan

yang penuh rahasia itu kadang-kadang berada diluar jangkauan

pengertian manusia. Namun, kehadiran Tuhan pada waktu kita

75

menderita dapat memberikan kita kekuatan untuk melanjutkan

hidup dan menghadapi masa depan.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Kisah tentang Ayub diceritakan terjadi pada suatu masa

sebelum bangsa Israel ada. Ayub disebutkan dalam kitab

Yehezkiel (14:14, 20), bersama dengan Nuh, sebagai orang yang

setia di zaman purba. Para ahli sulit memastikan kapan kitab

Ayub ditulis. Rentang waktu yang diperkirakan ahli adalah

antara zaman Musa (sekitar tahun 1300 SM) sampai ketika Yunani

menggantikan Persia menguasai Palestina (tahun 333 SM).

d. Susunan Kitab

Cerita Ayub Dimulai (1:1-2:13)

Ayub Berbicara dengan Sahabat-sahabatnya Tentang

Penderitaannya (3:1-31:40)

Debat Babak Pertama (3:1-14-22)

Debat Babak Kedua (15:1-21:34)

Debak Babak Ketiga (22:1-31:40)

Elihu Berbicara kepada Ayub dan Sahabat-sahabat Ayub

(32:1-37-24)

Tuhan Berbicara kepada Ayub, dan Ayub Menjawab (38:1-

42:6)

Kiisah Ayub Berakhir (42:7-17)

2.2. Kitab Mazmur45

45 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 867-868

76

a. Isi Pokok Kitab

Buku Mazmur adalah bagian dari Alkitab yang merupakan

buku nyanyian dan buku doa. Buku ini dikarang oleh berbagai

pujangga dalam waktu yang lama sekali. Nyanyian-nyanyian dan

doa-doa ini dikumpulkan oleh orang Israel dan dipakai dalam

ibadat mereka, lalu akhirnya dimasukkan ke dalam Alkitab.

Sanjak-sanjak keagamaan ini bermacam ragam: ada nyanyian

pujian dan ada nyanyian untuk menyembah Allah; ada doa mohon

pertolongan, perlindungan dan penyelamatan; doa mohon ampun;

nyanyian syukur atas berkat Allah, permohonan supaya musuh

dihukum. Doa-doa ini ada yang bersifat pribadi, ada pula yang

bersifat nasional. Beberapa di antaranya menggambarkan

perasaan seseorang yang paling dalam, sedangkan lainnya

menyatakan kebutuhan dan perasaan seluruh umat Allah.

Mazmur-mazmur dipakai oleh Yesus, dikutip oleh penulis-penulis

Perjanjian Baru, dan menjadi buku ibadat yang sangat dihargai

oleh Gereja Kristen sejak semula.

b. Maksud Penulisan Kitab

Pujian, pengucapan syukur, iman, pengharapan, dukacita karena

dosa, kesetian dan pertolongan dari Allah adalah gagasan-

gagasan utama dalam Alkitab dan gagagasan-gagasan itu bergaung

nyaring di dalam kitab Mazmur. Mazmur-mazmur perorangan ini

ditulis dan dikumpulkan untuk digunakan dalam ibadat umat.

kitab Mazmur menjadi kitab pujian atau buku doa yang pertama

kali dipakai dalam ibadat di Bait Allah di Yerusalem. Di

kemudian hari, kitab ini dipergunakan juga di rumah ibadat

77

orang Yahudi (sinagoga) dan komunita-komunita Kristen

(jemaat).

c. Latar Belakan Penulisan Kitab

Kitab Mazmur terbentuk selama ratusan tahun. Ada Mazmur

yang mungkin ditulis diawal sejarah Israel, tetapi ada juga

yang ditulis sesudah masa pembuangan di Babel. Tujuh puluh

tiga mazmur menyebutkan Daud sebagai penulisnya. Daud adalah

raja yang memerintah Israel sekitar tahun 1010-970 SM. Daud

mungkin menulis sebagian dari mazmur ini, tetapi mazmur-mazmur

lainnya mungkin berasal dari masa sesudah Daud. Orang-orang

yang mengumpulkan mazmur-mazmur ini memakai nama Daud sebagai

judul dari banyak mazmur dengan maksud menghormati Daud. Daud

digambarkan sebagai contoh bagaimana orang bergantung pada

Allah ketika sedang mengalami situasi sulit. Ini bermaksud

untuk membantu orang yang beribadat supaya ketika menghadapi

situasi yang sama, mereka tetap percaya kepada Allah.

d. Susunan Kitab

Adapun susunan ini dibagi dalam lima jilid antara lain:

Jilid I (1:1-41:13)

Jilid II (42:1-72:20)

Jilid III (73:1-89:52)

Jilid IV (90:1-106:48)

Jilid V (107:1—150:6)

2.3. Kitab Amsal46

a. Isi Pokok Kitab

46 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1007-1008

78

Buku Amsal adalah suatu kumpulan ajaran tentang cara

hidup yang baik. Ajaran-ajaran itu diungkapkan dalam bentuk

petuah, peribahasa dan pepatah. Kebanyakan di antaranya

menyangkut persoalan-persoalan yang timbul dalam hidup sehari-

hari. Buku ini mulai dengan peringatan ini, "Untuk memperoleh

pengetahuan, orang harus pertama-tama mempunyai rasa hormat

dan takut kepada TUHAN." Selain tentang cara-cara hidup yang

baik, buku ini mengajar orang untuk memakai pikiran sehat dan

bersopan santun. Peribahasanya banyak dan menunjukkan betapa

dalamnya pengetahuan guru-guru Israel zaman dahulu mengenai

sikap dan tindakan orang bijaksana dalam keadaan-keadaan

tertentu. Petuah-petuah itu menyangkut berbagai bidang,

termasuk hubungan dalam keluarga, urusan dagang, sopan santun

dalam pergaulan, perlunya menguasai diri. Kecuali itu, buku

ini banyak juga mengemukakan sifat-sifat yang baik, seperti

misalnya: rendah hati, sabar, menghargai orang miskin dan

setia kepada kawan.

b. Maksud Penulisan Kitab

Amsal 1:1-7 mengantar kitab ini secara keseluruhan dan

menyatakan tujuan amsal-amsal di dalamnya yaitu untuk

mengetahui hikmat dan didikan, untuk menerima didikan yang

menjadikan pandai serta kebenara, keadilan dan kejujuran dan

untuk memberikan pengetahuan serta kebijaksanaan. Kitab ini

menyatakan bahwa diatas semuanya itu, pengetahuan sejati

(hikmat) berawal dari menghormati dan menaati Tuhan, sumber

hikmat (2:6). Kitab amsal juga menggambarkan hikmat sebagai

anugerah dari Tuhan. Semua pengikut Tuhan memiliki “karunia”

79

ini dan diberi dorongan untuk menggunakannya. Orang “bijak”

memahami pentingnya memperlakukan orang lain secara jujur dan

adil, rendah hati, setia, bekerja keras, menghormati orang tua

dan orang berkuasa lainnya, dan menunjukkan keprihatinan

terhadap orang miskin dan orang yang memerlukan bantuan.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Kitab Amsal disebut kumpulan ucapan-ucapan bijak,

khususnya dari Salomo, raja Israel (1;1; 10:1; 25:1). Ucapan-

ucapan bijak dalam kitab Amsal mempunyai pandangan yang sama

tentang hikmat dengan pandangan umum di dunia kuno, tetapi

berbeda dengna hikmat bangsa-bangsa lain dalam pokok mengenai

asal atau sumber hikmat. Kitab Amsal menyatakan hikmat berasal

dari Tuhan Allah dan hikmat sudah ada bersama dengan Tuhan

sejak penciptaan (8:22-31)

d. Susunan Kitab

Hikmat, Nasihat dan Petunjuk (1-9)

Pengantar (1:1-7)

Carilah Hikmat dan Jauhilah Kebohongan (1:8-7:27)

Ajakan Hikmat Untuk Mendapatkan Hidup (8-9)

Amsal-amsal Salomo (10;1-22:16)

Amsal-amsal Orang Bijak (22:17-24:34)

Amsal Salomo yang Dikumpulkan Oleh Hizkia (25-29)

Perkataan Agur dan Amsal Ibu Lemuel (30-31)

2.4. Kitab Pengkhotbah47

a. Isi Pokok Kitab

47 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1050-1051

80

Buku Pengkhotbah berisi buah pikiran dari 'Sang

Pemikir'. Ia merenungkan dalam-dalam betapa singkatnya hidup

manusia ini, yang penuh pertentangan, ketidakadilan dan hal-

hal yang sulit dimengerti. Maka disimpulkannya bahwa "hidup

itu sia-sia". Ia tak dapat memahami tindakan Allah dalam

menentukan nasib manusia. Tetapi meskipun demikian,

dinasihatinya orang-orang untuk bekerja dengan giat, dan

untuk sebanyak mungkin dan selama mungkin menikmati

pemberian-pemberian Allah.

Kebanyakan dari buah pikiran Sang Pemikir itu bernada

sumbang, bahkan putus asa. Tetapi kenyataan bahwa buku ini

termasuk dalam Alkitab, menunjukkan bahwa iman yang

mendasarkan Alkitab cukup luas untuk mempertimbangkan juga

keragu-raguan dan keputusasaan semacam itu. Banyak orang yang

telah membaca buku ini merasa terhibur, karena mereka seolah-

olah melihat sifat-sifat mereka berdiri di dalam buku

Pengkhotbah ini. Mereka pun sadar bahwa Alkitab yang

mencerminkan pemikiran-pemikiran yang sumbang itu, juga

memberi harapan tentang Allah, harapan yang memberi arti

kehidupan yang sebenarnya.

b. Maksud Penulisan Kitab

Kitab ini berbicara tentang upaya mencari makna hidup.

Penulis melihat dari sudut pandang manusia bahwa hidup ini

sarat dengan kontradiksi dan misteri. Kerja keras adalah

pemberian Allah (5:19), tetapi pekerjaan bisa menyusahkan dan

sia-sia (2:17), sebab setelah mati orang tidak mempunyai

81

apapun untuk diperlihatkan sebagai bukti kerja kerasnya (5:13-

15), dan orang lain yang akan menikmati kekayaan mereka (6:2).

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Jati diri penulis yang bijaksana disebut dalam 1:1 sebagai

putra Daud dan seorang raja di Yerusalem. Nama Salomo tidak

disebutkan dalam kitab ini, dialah satu-satunya putera Daud

yang menjadi raja di Yerusalem (1Raj 1).

Dizaman kuno, menulis dengan memakai nama orang penting

seperti Salomo merupakan hal yang lazim. Sebagian pakar

sependapat bahwa Salomo bukanlah penulis dalam kitab

Pengkhotbah. Salah satu alasannya adalah bahasa Ibrani yang

dipakai ternyata berasal dari waktu beberapa abad setelah masa

Salomo yang memerintahh tahun 970-931 SM. Alasan lainnya

adalah dipakainya kata-kata Persia. Ini menunjukkan kitab ini

ditulis sesudah orang Israel kembali ke Yehuda dari pembuangan

di Babel (538 SM). Banyak pakar berpendapat bahwa penulis

kitab Pengkhotbah tidak berbicara seperti seorang raja, tetapi

seorang bawahan (5:8-9; 8:2-5; 10:5-7; 16-17, 20).

d. Susunan Kitab

Orang yang Dikenal Sangat Bijaksana (1:1)

Pencarian Makna Hidup (1:2-2:26)

Hidup Membingungkan, tetapi Merupakan Pemberian Allah

(3:1-11:6)

Nikmatilah Hidup dan Ingatlah akan Allah Ketika Anda

Muda (11:7-12:8)

Kesimpulan (12:9-14)

82

2.5. Kitab Kidung Agung48

a. si Pokok Kitab

Kidung Agung adalah kumpulan nyanyian cinta. Sebagian

besar berupa nyanyian bersahut-sahutan antara seorang pria

dan seorang wanita. Dalam beberapa terjemahan buku ini

disebut Nyanyian Salomo, karena dalam ayat pertama Salomo

disebut sebagai penciptanya. Nyanyian-nyanyian ini oleh orang

Yahudi sering diartikan sebagai hubungan antara Allah dan

umat-Nya, dan oleh orang Kristen sebagai hubungan antara

Kristus dan Gereja.

b. Maksud Penulisan Kitab

Sepintas lalu kitab Kidung Agung adalah puisi yang

merayakan cinta antara seorang pria dan seorang wanita. Ada

yang berpendapat bahwa kitab ini adalah kumpulan syair yang

ditulis oleh seorang penulis. Ada juga yang berpendapat adalah

kumpulan nyanyian cinta atau syair yang dikumpulkan oleh

seorang editor. Jika kitab Kidung Agung hanyalah suatu

kumpulan syair yang mengekspresikan kekuatan cinta seorang

wanita terhadap seorang pria dan sebaliknya, mengapa kitab ini

dimasukkan dalam Alkitab? Tulisan-tulisan Kristen yang muncul

pada tahun-tahun awal era Kekristenan juga memperdebatkan isu

yang sama. Namun, akhirnya banyak rabi Yahdui mengatakan bahwa

kitab ini melambangkan cinta Tuhan kepada orang Israel. Banyak

penafsir Kristen berkesimpulan bahwa kitab ini melambangkan

hubungan Yesus Kristus (mempelai pria) dan Gereja (mempelai

wanita).

48 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1064-1065

83

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Tidak ada kesempatan di kalangan para pakar mengenai

identitas penulis dan waktu penulisan kitab ini. Ayat pertama

(1:1) menghubungkan kitab ini dengan Raja Salomo yang

memerintahkan Israel pada tahun 970-931 SM. Namun, bahasa

Ibrani dalam ayat ini dapat diterjemahkan dengan berbagai

cara. Kitab ini dapat ditulis “oleh”, “sesuai dengan”, atau

“untuk” Salomo; atau juga dapat diterjemahkan dengan “menjadi

milik”, atau “dipersembahkan kepada Salomo”. Jadi kitab ini

dimiliki oleh (atau dihubungkan dengan) Salomo, yang dikenal

sebagai penulis perkataan bijak dan puisi (1Raj 4:23) di

Israel purba.

d. Susunan Kitab

Kidung Salomo (1:1)

Cinta Bersemi (1:2-2:7)

Cinta Bermimpi (2:8-3:5)

Cinta Menari (6:11-8:4)

Cinta Tidak untuk Dijual (8:5-14)

3. Kitab Nabi-nabi

3.1. Kitab Yesaya49

a. Isi Pokok Kitab

Buku ini disebut menurut nama seorang nabi besar yang

hidup di Yerusalem dalam bagian kedua abad kedelapan sebelum

Masehi. Seluruhnya dapat dibagi dalam tiga bagian:

49 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1079-1080

84

1. Pasal 1-39 berasal dari zaman ketika Yehuda, kerajaan

selatan, diancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat

kuat. Yesaya menyadari bahwa yang sesungguhnya mengancam

kehidupan Yehuda bukanlah kekuatan Asyur, tetapi dosa

bangsa Yehuda sendiri, karena bangsa itu tidak taat dan

kurang percaya kepada Allah. Baik dengan kata-kata, maupun

dengan perbuatan, Nabi Yesaya mendorong rakyat serta para

pemimpin mereka untuk hidup menurut kehendak Allah dan

berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa umat Allah akan celaka

dan binasa kalau tidak mau mendengarkan TUHAN. Yesaya juga

meramalkan perdamaian dunia dan kedatangan seorang

keturunan Daud yang akan menjadi raja yang diidam-idamkan.

2. Pasal 40-55 berasal dari masa pembuangan orang-orang

Yehuda di Babel. Mereka dalam keadaan hancur tanpa harapan.

Yesaya memberitakan bahwa tak lama lagi Allah membebaskan

umat-Nya dan membawa mereka pulang ke Yerusalem, untuk

memulai suatu hidup baru. Tema penting bagian ini ialah

bahwa Allah itu TUHAN yang menguasai sejarah, dan bahwa Ia

merencanakan untuk mengutus umat-Nya ke segala bangsa yang

akan diberkati melalui Israel. Ayat-ayat tentang "Hamba

TUHAN" merupakan salah satu bagian yang paling terkenal

dari Perjanjian Lama.

3. Pasal 56-66 sebagian besar ditujukan kepada bangsa yang

sudah kembali di Yerusalem. Mereka perlu diyakinkan lagi

bahwa Allah akan memenuhi janji-janji-Nya kepada bangsa

itu. Perhatian khusus diberikan kepada cara hidup yang

benar dan keadilan; juga kepada cara merayakan hari Sabat,

mempersembahkan kurban dan doa. Ayat-ayat penting ialah

85

61:1-2 yang dipakai Yesus untuk menyatakan panggilan-Nya

ketika Ia memulai tugas-Nya di dunia.

b. Maksud Penulisan Kitab

Arti nama Yesaya sendiri menyatakan salah satu tema

penting kitab ini. Dalam bahasa Ibrani, nama itu berarti

“Tuhan (YHWH) menyelamatkan”. Tema penting dalam bagian tengah

kitab ini (pasal 40-55) adalah penghiburan dan pengharapan

bagi umat pilihan Allah yang hidup di pembuangan di Babel.

Bagian pertama kitab Yesaya (pasal 1-39) berisi kabar buruk

tentang datangnya penghukuman Allah dan bagian terakhir kitab

Yesaya (pasal 56-66) menggambarkan umat Israel yang telah

diperintahkan untuk membangun kembali Sion dan hidup sesuai

perintah-perintah Allah.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Karya Yesaya sebagai nabi dimulai ketika ia mendapatkan

penglihatan dari Tuhan di dalam Bait Allah (742 SM) tahun

meninggalnya raja Uzia (6:1). Tahun 733 SM, raja Aram dan raja

Israel menyerang Yehuda dan berusaha memaksa Ahaz, raja Yehuda

untuk bersama mereka untuk melawan Asyur. Sebaliknya Ahaz

membuat perjanjian dengan raja Asyur dan mengabaikan

peringatan yang disampaikan Yesaya untuk tidak membuat

perjanjian seperti itu. strategi Ahaz gagal ketika Asyur

menyerang dan mengalahkan kerajaan Utara (721 SM). Namun,

kesukaran Yehuda belum selesai. Banyak permasalahan yang

terjadi dari masa ke masa. Namun pada akhirnya umat membangun

kembali Bait Allah yang ditahbiskan tahun 515 SM. Saat itu,

86

tembok-tembok kota Yerusalem belum dibangun kembali (ezr.

6:13-15; Neh 1-6).

d. Susunan Kitab

Bagian Pertama: Sebelum Pembuangan (1:1-39:8)

Pengantar (1:1-31)

Nubuat-nubuat tentang Yehuda dan Yerusalem ((2:1-12:6)

Nubuat tentang Pengadilan Allah di Masa yang Akan Datang

(24:1-27:13)

Orang yang memberontak kepada Allah akan dihukum (28:1-

33:24)

Nubuat tentang penghukuman dan sukacita (34:1-35:10)

Pemerintahan Hizkia (36:1-39:8)

Bagian Kedua: Kabar Baik Bagi Umat Allah di Pembuangan

(40:1-55:13)

Babel Dikalahkan dan Umat Allah Dibebaskan (40:1-48:22)

Yerusalem Akan Dibangun Kembali (49:1-55:13)

Bagian Ketiga: Peringatan dan Janji untuk Umat Allah

yang Baru Sesudah Pembuangan (56:1-66:24)

Lakukanlah Yang Benar dan Patuhilah Hukum-hukum Allah

(56:1-59:21)

Bersukacitalah, Hai Yerusalem, Aku Telah Menyelamatkanmu

(60:1-62:12)

Aku Akan Memberkati Pelayan-pelayan-Ku, tetapi Menhukum

Orang Berdosa (63:1-66:24)

3.2. Kitab Yeremia50

50 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1191-1192

87

a. Isi Pokok Kitab

Nabi Yeremia hidup antara bagian terakhir abad ketujuh dan

bagian pertama abad keenam Seb. Masehi. Lama sekali Yeremia

bekerja sebagai nabi, dan selama waktu itu ia selalu

memperingatkan umat Allah tentang bencana yang akan menimpa

mereka karena mereka berdosa dan menyembah berhala. Nubuatan

itu menjadi kenyataan pada masa Yeremia masih hidup:

Nebukadnezar raja Babel merebut dan menghancurkan Yerusalem

serta Rumah TUHAN yang ada di situ; raja Yehuda bersama

rakyatnya diangkut ke Babel. Yeremia juga menubuatkan bahwa

orang-orang itu akan kembali dari pembuangan dan keadaan

bangsa Israel pulih kembali.

Kitab Yeremia dapat dibagi dalam beberapa bagian besar

seperti:

(1) Pesan dari TUHAN kepada bangsa Yehuda dan penguasa-

penguasanya pada masa pemerintahan Yosia, Yoyakim,

Yoyakhin, dan Zedekia.

(2) Petikan-petikan dari buku catatan Barukh sekretaris

Yeremia, termasuk berbagai nubuatan dan peristiwa penting

dalam kehidupan Yeremia.

(3) Pesan dari TUHAN tentang berbagai bangsa asing.

(4) Catatan pelengkap mengenai kisah jatuhnya Yerusalem dan

pembuangan ke Babel.

Nabi Yeremia adalah seorang yang berperasaan halus. Ia

sangat cinta kepada bangsanya, dan sama sekali tidak suka

menubuatkan hukuman ke atas mereka. Di dalam beberapa bagian

dari bukunya ia berbicara dengan penuh perasaan tentang

penderitaannya karena ia dipanggil oleh Allah untuk menjadi

88

nabi. Perkataan TUHAN adalah seperti api di dalam hatinya; mau

tidak mau ia harus menyampaikannya kepada bangsanya.

Yang paling indah dalam buku ini ialah kata-kata TUHAN

yang menunjuk kepada suatu masa yang akan datang. Pada masa

itu akan ada suatu ikatan janji yang baru dengan Allah. Umat

TUHAN akan mentaati janji itu tanpa ada guru yang mengingatkan

mereka. Sebab janji itu akan tertulis di dalam hati mereka

(31:31-34).

b. Maksud Penulisan Kitab

Yeremia mungkin pernah mendengar berita Nabi Hosea, nabi

yang berkarya di Israel sekita seratus tahun sebelumnya.

Berita mereka hampir mirip. Baik Yeremia maupun Hosea,

menyerukan agar bangsa Israel selalu berseru kepada Tuhan,

yang telah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir dan

tetap memelihara perjanjian-Nya. Dalam beritanya, Yeremia

memberi peringatan keras kepada umat Allah untuk tidak

menyimpang dari perjanjian yang diadakan oleh Tuhan Allah

dengan Musa dan nenek moyang mereka digunung Sinai. Mereka

harus menaati dan menempatkan hukum Allah di atas segalanya.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Berita Yeremia disampaikan selama pemerintahan lima raja

terakhir kerajaan Yehuda, yang dimulai pada “tahun yang ketiga

belas dari pemerintahan Yosia, raja Yehuda” (627 SM). Yosia

dinilai sebagai seorang raja yang baik dan setia. Ia melakukan

pembaruan keagamaan dengan berpedoman pada gulungan kitab yang

berisi sebagian kitab ulangan. Gulungan kitab ini yang

ditemukan dalam Bait Allah di Yerusalem sekitar tahun 621 SM,

mendorong manusia untuk memusnahkan berhala ilah-ilah asing

89

dalam Bait Allah dan memerintahkan agar seluruh rakyat segera

berbalik kepada Tuhan. Yosia juga ingin menegakkan kembali

kejayaan kerajaan Israel sebagaimana pernah dialami pada zaman

Daud dan Salomo. Karena itu, Yosia terus berupaya untuk

membebaskan Yehuda dari kekuasaan Asyur yang telah mengalahkan

suku-suku Israel di utara pada tahun 722 SM.

d. Susunan Kitab

Perkenalan Diri Yeremia sebagai Nabi Tuhan (1:1-19)

Perkataan-perkataan Peringatan dan Penghukuman (2:1-

25:38)

Nubuat Awal Yeremia (2:1-6:30)

Kisah Kehidupan Yeremia ( (7:;13-27)

Masa Dukacita yang Mendalam (14:1-17:27)

Persengkokolan Terhadap Yeremia dan Peringatan Terhadap

Yeremia (18:1-25:38)

Yeremia Melawan Nabi-nabi Palsu (26:1-29:32)

Pulang ke Tanah Air dan Permulaan yang Baru (30:1-44:30)

Kisah Seputar Pelayanan Yeremia (34:1-38:28)

Jatuhnya Yerusalem dan Pengungsian ke Mesir (39:1-44:30)

Penghukuman Terhadap Bangsa-bangsa (45:1-51:64)

Cerita Lain tentang Kejatuhan Yerusalem (52:1-34)

3.3. Kitab Ratapan51

a. Isi Pokok Kitab

Buku Ratapan terdiri dari lima syair yang meratapi

jatuhnya Yerusalem ke tangan tentara Babel pada tahun 586

51 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1294-1295

90

Sebelum Masehi, dan kehancuran serta masa pembuangan sesudah

itu. Walaupun kitab ini pada umumnya bernada sedih, namun di

dalamnya tampak juga segi kepercayaan kepada Allah dan harapan

akan masa depan yang cerah. Syair-syair ini digunakan oleh

orang Yahudi dalam ibadah mereka pada hari-hari khusus untuk

berpuasa dan berkabung. Hari-hari khusus seperti itu diadakan

setiap tahun untuk mengenang malapetaka yang menimpa bangsa

itu pada tahun 586 Sebelum Masehi.

b. Maksud Penulisan Kitab

Kelima puisi ini ibarat saksi mata yang sedang mengisahkan

salah satu tragedi terbesar dalam sejarah bangsa Yahudi. Kota

kudus Allah (Yerusalem) dan tempat kudus Allah (Bait Suci),

dirampok dan dihancurkan oleh musuh-musuh bangsa Israel.

Selain untuk meratapi kehancuran itu, puisi-puisi ini juga

ditulis untuk mengantar umat Allah menemukan makna berharga

dari tragedi yang memilukan tersebut. Tragedi kadang kala

mengungkapkan kehendak Allah yang sesungguhnya. Allah memang

menghukum bangsa Israel karena dosa-dosa mereka, tetapi Dia

sama sekali tidak meninggalkan mereka.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Setelah bertahun-tahun ditindas, menyusul pemberontakan

yang gagal pada tahun 597 SM. Akhirnya Yehuda, kerajaan kecil

itu, ditaklukkan oleh Babel, kerajaan yang sangat kuat, pada

tahun 586 SM. Septuaginta, terjemahan Yunani dari Alkitab

Ibrani, menyebut kitab ini “Ratapan Yeremia”. Ungkapan

perasaan hati dari puisi-puisi ini hampir mirip dengan

91

ungkapan yang biasa dipergunakan nabi Yesaya. Kumpulan puisi

ini mungkin bukan karya satu pengarang saja. Puisi-puisi ini

entah disusun oleh orang Yehuda di pembuangan Babel atau

mereka yang ditinggalkan di Yehuda, pastilah ditulis oleh

saksi mata yang menyaksikan tragedi yang mengerikan ini. Sama

yang sering dijumpai, para pengarang puisi-puisi ini tidak

diketahui.

d. Susunan Kitab

Ratapan Pertama: Keruntuhan dan Kesunyian Yerusalem

(1;1-22)

Ratapan Kedua: Murka Allah terhadap Sion (2:1-22)

Ratapan Ketiga: Penghiburan dalam Penderitaan (3:1-66)

Ratapan Keempat: Sengsara Sion yang Dahsyat (4:1-22)

Ratapan Kelima: Doa untuk Pemulihan (5:1-22)

3.4. Kitab Yehezkiel52

a. Isi Pokok Kitab

Nabi Yehezkiel tinggal dalam pembuangan di Babel, baik

sebelum, maupun sesudah jatuhnya Yerusalem pada tahun 586

Sebelum Masehi. Pesannya ditujukan kepada orang-orang yang

dibuang di Babel dan mereka yang tinggal di Yerusalem. Buku

Yehezkiel dibagi dalam empat bagian yang penting yaitu:

(1) Peringatan kepada umat Israel bahwa Allah akan

menghakimi mereka dan bahwa Yerusalem akan jatuh dan

hancur.

52 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1307-1308

92

(2) Pesan dari TUHAN bahwa Ia akan menghakimi bangsa-bangsa

yang menindas dan menyesatkan umat-Nya.

(3) Penghiburan bagi Israel setelah jatuhnya Yerusalem, dan

janji tentang masa depan yang cerah.

(4) Gambaran Yehezkiel tentang Rumah TUHAN dan bangsa yang

diperbaharui.

Yehezkiel adalah orang yang teguh imannya dan hebat daya

khayalnya. Sebagian besar dari pesannya didapatnya melalui

penglihatan-penglihatan, dan dinyatakannya dengan perbuatan

yang merupakan lambang yang jelas bagi bangsa Israel.

Yehezkiel menekankan perlunya pembaharuan hati dan jiwa, serta

tanggung jawab setiap orang atas dosa-dosanya sendiri. Ia juga

menyatakan harapannya akan pembaharuan hidup bagi bangsa

Israel. Sebagai imam dan juga selaku nabi, Yehezkiel memberi

perhatian khusus kepada Rumah TUHAN dan pentingnya hidup

menurut kehendak TUHAN.

b. Maksud Penulisan Kitab

Yehezkiel menyampaikan nubuat malapetaka dan

memperingatkan orang Yehuda dan Yerusalem tentang dosa-dosa

mereka terhadap Allah. Mereka telah beribadat kepada ilah-ilah

lain. Pada masa-masa sulit, mereka lebih suka mengandalkan

raja-raja asing daripada mengharapkan pertolongan Allah. Hidup

mereka sudah tidak sesuai lagi dengan hukum Taurat. Dosa dan

kebebalan hati mereka telah menajiskan seluruh negeri dan Bait

Suci. Yehezkiel menyampaikan nubuat yang membangkitkan

semangat harapan akan masa depan yang lebih baik. Tuhan

berjanji akan melepaskan mereka dari pembuangan dan menuntun

93

mereka kembali ke Yerusalem. Mereka akan dapat lagi beribadat

kepada Tuhan di Bait Suci yang baru dan hidup sesuai dengan

Hukum Taurat.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Dalam beberapa kitab nabi, hanya sedikit atau bahkan tidak

ada sama sekali informasi yang membantu untuk menentukan waktu

hidup nabi dan pemberitaannya. Namun, dalam beberapa nubuat

Yehezkiel, khususnya dibagian awal, tertera tanggal yang jelas

(lih. 1:1-3; 8:1 dan 40:1).

Berdasarkan tanggal-tanggal tersebut Yehezkiel

diperkirakan mulai berkarya sebagai nabi pada akhir Juni atau

awal Juli tahun 593 SM. Pada waktu menerima penglihatan yang

pertama, Yehezkiel tinggal disungai Kebal di Babel. Setelah

Babel merebut kota Yerusalem pada tahun 597 SM, ia dan

sejumlah keluarga terkemuka Israel meninggalkan Yerusalem dan

menetap di Babel sebagai kaum buangan. Pada saat yang sama,

raja Babel mengangkat Zedekia, paman Yoyakhin, menjadi raja di

Yehuda (2Raj. 24:8-17).

d. Susunan Kitab

Tuhan akan Menghukum Yehuda dan Yerusalem (1:1-24-27)

Yehezkiel Dipanggil sebagai Nabi (1:1-3-27)

Malapetaka (4:1-7:27)

Kemuliaan Tuhan Meninggalkan Yerusalem (8:1-11:25)

Nubuat tentang Malapetaka yang Menimpa Yehuda dan

Yerusalem (12:1-24:27)

94

Nubuat-nubuat Penghukuman terhadap Bangsa-bangsa Asing

(25:1-32:32)

Tuhan akan Memulihkan Yerusalem dan Israel (33:1-39:29)

Penjaga dan Gembala (33:1-34:31)

Mempersiapkan Jalan untuk Masa Depan Yehuda yang Baru

(35;1-39:29)

Kemuliaan Tuhan Kembali ke Yehuda dan Yerusalem (40:1-

48:35)

Bait Suci yang Baru (40:1-44:3)

Hukum dan Peraturan bagi Umat Allah (44:4-46:24)

Pembagian Tanah (47;1-48:34)

3.5. Kitab Daniel53

a. Isi Pokok Kitab

Kitab Daniel ditulis pada waktu bangsa Yahudi sangat

menderita karena dianiaya dan ditindas oleh seorang raja

asing. Si penulis membesarkan hati bangsanya dengan berbagai

cerita dan laporan tentang penglihatan-penglihatan. Ia

memberikan mereka harapan bahwa Allah akan menjatuhkan si

penjajah dan memulihkan kerajaan bagi umat Allah.

Buku ini berisi dua bagian yang terpenting: 1. Kisah tentang

Daniel dan beberapa temannya sepembuangan; mereka mengalahkan

musuh-musuh mereka hanya karena mereka percaya dan taat kepada

Allah. Kisah-kisah itu terjadi di zaman kerajaan Babel dan

Persia. 2. Sejumlah penglihatan yang dilihat oleh Daniel.

Dalam bentuk perlambang, penglihatan-penglihatan itu

menggambarkan berkembangnya dan jatuhnya berbagai negara

53 1391-1392

95

berturut-turut mulai dengan Babel. Selain itu, diramalkan juga

jatuhnya si penjajah yang tidak mengenal Allah itu, serta

kemenangan umat Allah.

b. Maksud Penulisan Kitab

Kitab Daniel ditulis agar umat Allah tidak kehilangan

harapan dalam masa-masa yang penuh kesulitan dan penderitaan.

Mereka didorong agar dengan penuh keberanian tetap memegang

teguh iman mereka kepada Allah. Daniel dan teman-temannya

ditampilkan penulis sebagai pahlawan sekaligus teladan. Para

pemuda ini tetap setia dan tidak berpaling dari Allah,

walaupun mereka hidup ditengah-tengah bangsa asing yang

menganiaya mereka.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Bangsa Israel seringkali mengecewakan hati Allah yang

telah memilih mereka. Mereka sering jatuh ke dalam dosa dengan

meninggalkan Allah dan berpaling kepada berhala-berhala. Hukum

Taurat pun mereka langgar. Hal itu sudah terjadi ketika orang

Israel masih menetap di Palestina. Sebagai hukuman, Allah

membuang mereka ke Babel (587-538 SM). Ditanah pembuangan,

godaan untuk meninggalkan Allah semakin besar. Disitu orang-

orang Israel hidup di tengah-tengah masyarakat yang memiliki

kepercayaan yang berbeda dan memuja berbagai macam dewa.

Penglihatan Daniel mau menggambarkan penderitaan orang Yahudi

meninggalkan iman mereka. Kitab Daniel merupakan kesaksian

akan kuasa Allah dari perlindungan-Nya kepada umat-Nya yang

menderita.

96

d. Susunan Kitab

Kisah-kisah Daniel di Babel (1:1-6:29)

Allah Menyertai Daniel dan Teman-temannya (1:1-3:30)

Mimpi Nebukadnezar, Tulisan di Dinding dan Gua Singa

(4;1-6:29)

Penglihatan-penglihatan Daniel (7:1-12:13)

Dua penglihatan dan Sebuah Doa (7:1-9:27)

Penglihataan Terakhir (10:1-12:13)

3.6. Kitab Hosea54

a. Isi Pokok Kitab

Hosea adalah nabi yang tampil sesudah Nabi Amos. Ia

menyampaikan pesan TUHAN kepada orang-orang di Israel,

kerajaan utara, pada masa yang sulit sebelum kerajaan itu

jatuh pada tahun 721 Sebelum Masehi. Ia sangat prihatin

memikirkan keadaan orang Israel, terutama karena mereka

menyembah berhala dan tidak setia kepada TUHAN. Dengan terus

terang Hosea menggambarkan ketidaksetiaan mereka itu

berdasarkan keadaan rumah tangganya sendiri yang hancur

karena ketidaksetiaan istrinya. Sebagaimana Gomer, istrinya,

tidak setia kepadanya begitu pula umat Allah tidak setia

kepada TUHANnya. Karena perbuatan itu, Israel dihukum.

Sekalipun demikian, kasih TUHAN kepada umat-Nya tidak akan

hilang. Ia akan menerima mereka kembali dan memperbaiki

hubungan mereka dengan Dia. Cinta TUHAN itu dinyatakan dalam

kata-kata indah yang berikut ini, "Hai Israel, tak mungkin

54 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1417-1418

97

engkau Kubiarkan atau Kutinggalkan! .... Tak tega hati-Ku

melakukan hal itu, karena cinta-Ku terlalu besar bagimu!"

(11:8).

b. Maksud Penulisan Kitab

Hosea meminta orang Israel dan Yehuda untuk setia kepada

Tuhan yang telah membawa mereka keluar dari perbudakan di

Mesir dan telah menepati janji-Nya memberikan mereka tanah.

Namun, umat-Nya berdosa dengan menyembah ilah lain. Untuk

melindungi bangsa, para pemimpinnya telah mengandalkan

kekuatan kekuatan militer sendiri dan negeri-negeri asing

sekutunya daripada mengandalkan Tuhan. Hosea memperingatkan

umat Israel bahwa mereka akan dihukum karena mereka tidak

setia kepada Tuhan. Akan tetapi, ia juga memberi harapan bahwa

Allah akan mengampuni mereka dan memberi mereka sebuah

permulaan yang baru sebagai umat pilihan-Nya. c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Ketika umat Israel menetap di Kanaan, mereka tidak

mengusir semua orang Kanaan keluar dari tanah itu, sebaliknya

mereka menetap di antara orang-orang Kanaan dan mulai

mengikuti cara hidup mereka. Dewa-dewa Kanaan dipercaya mampun

memberi hujan dan membuat tanah subur untuk hasil panen yang

baik. Karena itu, sebagian orang Israel mulai ikut serta dalam

upacara-upacara keagamaan yang memuja dewa-dewi Kanaan.

Kebanyakan nubuat dalam kitab ini ditujukan kepada kerajaan

utara (Israel). Namun, kerajaan selatan (Yehuda) juga disebut

dibeberapa tempat (5:5, 10-15, 6:4-11, 12:3). Menurut sebagian

98

penafsir, nubuat-nubuat yang menyebut Yehuda mungkin

ditambahkan kemudian sehingga pesan Hosea yang tegas untuk

tetap setia kepada Tuhan ini berlaku untuk seluruh umat Allah.

d. Susunan Kitab

Keluarga Hosea Dibandingkan dengan Israel yang Tidak

Setia (1:1-3-5)

Pemberitaan Hosea kepada Israel, Yehuda dan Para

Pemimpin Mereka (4:1-14:10)

Israel dan Yehuda Tidak Setia Kepada Tuhan (4:1-5:15)

Umat berusaha Mengandalkan Tuhan namun Gagal (6:1-8:14)

Tuhan akan Menghukum Israel (9:1-14:1)

Orang-orang yang Kembali kepada Tuhan akan Diampuni

(14:2-10)

3.7. Kitab Yoel55

a. Isi Pokok Kitab

Tentang Nabi Yoël sedikit sekali keterangan yang terkumpul,

sehingga tidak jelas dalam tahun berapa ia hidup. Tetapi

nampaknya buku ini ditulis di antara abad kelima dan keempat

Sebelum Masehi, pada masa kekuasaan kerajaan Persia. Nabi Yoël

menceritakan tentang datangnya kawanan belalang yang

merusakkan segala tumbuhan dan musim kemarau yang hebat sekali

di Palestina. Malapetaka itu diartikan Nabi Yoël sebagai

pertanda datangnya Hari TUHAN, yaitu saat TUHAN menghukum

siapa saja yang melawan kehendak-Nya. Nabi Yoël menyampaikan

pesan Allah kepada bangsa Israel supaya bertobat, dan juga

55 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1435-1436

99

janji Allah untuk memberkati umat-Nya dan memulihkan

kemakmuran-Nya. Satu hal yang penting ialah janji bahwa Allah

akan memberikan roh-Nya kepada setiap orang, baik wanita

maupun pria, tua maupun muda. (Yoël 2:28-32, Kisah Rasul-rasul

2:17-21).

b. Maksud Penulisan Kitab

Yoel menyampaikan pesan Allah kepada umat Israel bahwa

Hari Tuhan sudah dekat. Ia melihat hama belalang sebagai tanda

bahwa Allah sedang menghukum Israel karena dosa-dosa mereka

dan memperingatkan bahwa pasukan yang sesungguhnya akan segera

datang menyerang. Namun Yoel juga ingin umat tahu bahwa belum

terlambat bagi mereka untuk berbalik kepada Tuhan, memohon

ampun dan menerima berkat-Nya lagi.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Sejumlah kitab nabi memberi informasi tentang siapa raja

yang memerintah pada waktu nabu yang bersangkutan berkarya

(mis. Hos 1:1; Am 1:1; Mi. 1:1). Informasi itu sangat menolong

kita untuk mengetahui kapan seorang nabi berkarya dan bisa

mengaitkan apa yang dikatakan nabi tersebut dengan situasi

historis tertentu. Kitab Yoel tidak menyebut raja atau

penguasa tertentu, sehingga sulit untuk menentukan waktu yang

pasti untuk kitab ini. Selama ini, perkiraan untuk masa Yoel

berkarya adalah antara tahun 800-300 SM. Ada beberapa petunjuk

dalam kitab ini tentang siapa Yoel dan kapan ia berkarya. Ia

berbicara tentang Yehuda, Yerusalem dan Bait Allah. Ia tidak

menyebut nama raja, tetapi ada rujukan terhadap para imam dan

tua-tua.

100

d. Susunan Kitab

Ajakan Tuhan kepada Israel (1:1-2:17)

Berkat Tuhan dan Hukuman atas Bangsa-bangsa (2:18-3:21)

3.8. Kitab Amos56

a. Isi Pokok Kitab

Amos adalah nabi pertama dalam Alkitab yang pesannya

dicatat secara terperinci. Ia berasal dari sebuah kota di

Yehuda, tetapi ia berkhotbah kepada orang-orang Israel di

kerajaan utara sekitar pertengahan abad kedelapan Sebelum

Masehi. Pada masa itu banyak orang hidup makmur, ibadah

dipentingkan, dan negeri Israel nampaknya damai. Tapi Amos

melihat bahwa yang mengecap kemakmuran hanyalah para hartawan

yang memperkaya diri dengan hasil penindasan dan ketidakadilan

terhadap orang miskin. Orang menjalankan ibadah dengan hati

yang tidak tulus, dan keadaan damai hanya tampak dari luar.

Dengan berani dan penuh semangat, Amos menyampaikan pesan

bahwa Allah akan menghukum bangsa Israel. Amos menyerukan agar

keadilan "mengalir seperti air". Ia berkata, "Mungkin TUHAN

akan mengasihani orang-orang yang tersisa dari bangsa Israel"

(5:15).

b. Maksud Penulisan Kitab

Amos diutus untuk memberitahu umat Israel bahwa Tuhan akan

menghukum mereka, sebab orang kaya dan penguasa negeri itu

merampok kaum miskin dan memperlakukan mereka dengan tidak

adil. Selain itu banyak umat dan para imam mereka menyembah

56 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1443-1444

101

ilah-ilah selain Tuhan di tempat-tempat ibadah yang didirikan

raja-raja Israel.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Ayat pertama kitab ini menyatakan bahwa Amos bernubuat

pada waktu Uzia menjadi raja Yehuda (781-740 SM) dan Yerobeam

II menjadi raja Israel (786-746 SM). Banyak orang menjadi

kaya, membangun rumah bagu dan berpesta pora. Namun kaya tidak

memakai kekayaan atau pengaruh mereka untuk menolong sesama.

Sebaliknya mereka semakin serakah. Mereka menipu orang jujur

dan membebani orang miskin dengan pajak yang berat. Tuhan

menghendaki mereka untuk memperlakukan sesama dengan adil dan

setia hanya kepada Tuhan.

d. Susunan Kitab

Hukuman atas Israel dan Negeri-negeri Sekitar (1:1-6:14)

Amos Bernubuat tentang Negeri-negeri Sekitar (1:1-2:5)

Amos Memberitahukan Penghukuman Tuhan atas Israel (2:6-

6:14)

Penglihatan-penglihatan tentang Hukuman dan Pemulihan

Israel (7:1-9:15)

Penglihatan-penglihatan tentang Hukuman (7:1-9:10)

Tuhan akan Memulihkan Israel (9:11-15)

3.9. Kitab Obaja57

a. Isi Pokok Kitab

57 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1460-1461

102

Buku yang pendek ini ditulis entah kapan sesudah kota

Yerusalem jatuh pada tahun 586 Sebelum Masehi. Edom musuh

bebuyutan bangsa Yehuda, senang sekali; mereka bahkan merampok

Yerusalem dan membantu musuh. Nabi Obaja meramalkan bahwa

bangsa Edom akan dihukum dan ditaklukkan seperti bangsa-bangsa

lain yang memusuhi Israel.

b. Maksud Penulisan Kitab

Obaja menyalahkan bangsa Edom, keturunan Esau (ayat 9)

sebab mereka memperlakukan Israel, keturunan Yakub, saudara

kandung Esau dengan sewenang-wenang (ayat 9, 10). Lebih dari

itu, Obaja berbicara keras menentang kesombongan Edom. Kendati

Edom hanyalah sebuah bangsa kecil, bangsa ini yakin bahwa

tidak ada musuh yang menghancurkan kota-kota benteng mereka

yang dibangun tinggi di atas gunung batu. Namun Obaja

menengaskan bahwa tidak ada bangsa yang memberontak melawan

Tuhan termasuk Edom, bisa luput dari hukuman Allah. Nubuat

Obaja juga menggambarkan kemenangan umat Tuhan dimasa depan;

mereka akan merebut dan memerintah banyak wilayah

disekitarnya, termasuk Edom (ayat 21)

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Kitab Obaja adalah bagian dari kisah kepahitan yang

berlangsung lama antara dua keluarga: keluarga Yakub (nenek

moyang orang Israel) dan keluarga Esau (nenek moyang orang

Edom). Kitab obaja tidak mencantumkan waktu atau nama tokoh

tertentu yang dapat menjadi petunjuk tentang zamannya.

d. Susunan Kitab

103

Hukuman Allah atas Edom dan Bangsa-bangsa (1-16)

Ekspansi dan Kemenangan Israel (17:21)

3.10. Kitab Yunus58

a. Isi Pokok Kitab

Buku ini berbeda dengan buku-buku nabi lainnya di Alkitab,

karena tidak berisi pesan sang nabi, melainkan menceritakan

pengalaman Nabi Yunus, ketika ia mencoba menghindari perintah

Allah. Allah menyuruh dia pergi ke kota Niniwe, ibukota

kerajaan Asyur, musuh Israel. Tetapi Yunus tidak mau pergi ke

kota itu untuk menyampaikan pesan Allah, karena ia yakin bahwa

kalau orang Niniwe berhenti berbuat dosa, Allah tidak akan

menjalankan rencana-Nya untuk menghancurkan kota itu.

Akhirnya, setelah beberapa kejadian yang mengesankan, Yunus

mentaati perintah TUHAN, tetapi kemudian ia mendongkol, karena

Niniwe tidak jadi dihancurkan.

Buku Yunus melukiskan bagaimana Allah berkuasa mutlak atas

ciptaan-Nya. Tetapi lebih-lebih, buku ini menggambarkan Allah

Yang Mahapenyayang dan pengampun, Allah yang lebih suka

mengampuni dan menyelamatkan suatu bangsa daripada menghukum

dan menghancurkannya, biarpun bangsa itu musuh umat-Nya

sendiri.

b. Maksud Penulisan Kitab

Isi kitab Yunus menetang pandangan picik yang sering

dianut umat Israel selama atau sesudah masa pembuangan di

Babel (597-539 SM). Pembuangan itu dipandang sebagai hukuman

58 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1465-1466

104

karena umat telah berpaling dari Tuhan. Sesudah pembuangan

Israel bergumul bagaimana menjaga jati diri mereka sebagai

umat pilhan Allah. Sebagian orang yakin cara terbaik untuk itu

adalah dengan memisahkan diri dari bangsa-bangsa lain. Itu

menimbulkan kesombongan dan sikap toleran terhadap orang-orang

yang bukan Yahudi. Banyak orang lupa bahwa Allah telah memilih

umat Israel untuk menjadi berkat untuk semua orang di buni dan

terang bagi bangsa-bangsa lain. Kitab Yunus melawan sikap ini

dengan menunjukkan kepada umat bahwa betapa bodohnya teru-

menerus membatasi Allah untuk diri senditi, sebab Allah adalah

Allah semua orang. Allah bisa menunjukkan belas kasihan kepada

siapa saja, termasuk musuh.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Asyur adalah sebuah kekuatan agresif dan destruktif di

Timur Dekat Kuno. Ketika ia menaklukan bangsa-bangsa lain,

keluarga-keluarga sering dipisahkan dan dikirim ditempat yang

berbeda-beda. Dengan mengutus Yunus ke Niniwe, ibukota Asyur

kasih dan kemurahan hati Allah yang demikian besar menjadi

nyata. Kemarahan Yunus kepada Allah yang mengampuni musuh yang

paling dibenci Israel mungkin mencerminkan sikap serupa dalam

diri orang Israel pada umumnya. Israel berusaha membentengi

hubungan istimewa mereka dengan Allah dan tidak rela hubungan

itu diperluas kepada bangsa-bangsa lain terutama mereka yang

jelas menjadi musuh Allah dan umat Allah.

d. Susunan Kitab

Yunus Berusaha Lari dari Tuhan (1:1-16)

Tuhan Menyelamatkan Yunus (1:17-2:10)

Yunus di Niniwe (3:1-4;11)

105

3.11. Kitab Mikha59

a. Isi Pokok Kitab

Nabi Mikha, yang hidup sezaman dengan Yesaya, berasal dari

sebuah desa di Yehuda, di kerajaan selatan. Ia sangat yakin

bahwa Yehuda akan menghadapi bencana nasional seperti yang

diumumkan oleh Amos tentang kerajaan utara. Mikha mengemukakan

bahwa Allah pasti menghukum bangsa Yehuda juga karena mereka

kejam dan tidak adil terhadap sesamanya. Tetapi dalam khotbah

Mikha terdapat tanda-tanda yang lebih jelas dan terang tentang

harapan untuk masa depan.

Bagian-bagian yang perlu diperhatikan dalam buku ini

ialah: gambaran tentang kedamaian di seluruh dunia di bawah

pimpinan Allah (4:1-4); ramalan tentang raja besar yang akan

muncul dari keturunan Daud dan yang membawa kedamaian kepada

bangsa Yehuda (5:2-4); dan, dalam satu ayat (6:8), ringkasan

dari semua yang hendak dikatakan oleh nabi-nabi Israel, yaitu:

"Yang dituntut TUHAN dari kita ialah supaya kita berlaku adil,

selalu mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup

bersatu dengan Allah kita."

b. Maksud Penulisan Kitab

Tuhan Allah telah membuat perjanjian dengan nenek moyang

umat Israel: Abraham dan Yakub. Allah berjanji memberkati

Israel dengan tanah dan banyak keturunan, jika mereka

menyembah Allah saja dan menaati hukum-Nya. Mikha mengatakan

bahwa banyak umat Israel telah mengabaikan hukum Allah dan

59 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.1470-1471

106

terancam kehilangan janji-janji-Nya. Berita kitab ini terutama

ditujukan untuk Samaria, ibu kota kerajaan selatan (Yehuda).

Bukannya beribadat dan taat kepada Tuhan para pemimpin dan

penduduk kota itu malah menyembah ilah-ilah lain. Mereka juga

menipu dan merampok orang miskin. Karena itu Tuhan akan

menghukum orang Israel dan Yehuda. Mikha juga bernubuat bahwa

kelak akan menyelamatkan umat-Nya. Allah akan memimpin mereka

pulang agar mereka dapat beribadah di Yerusalem dan memilih

seorang pemimpin yang akan menjaga umat layaknya seorang

gembala dan memberi mereka keamanan.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Mikha berasal dari sebuah kota kecil di Moresyet yang

barangkali terletak sekitar 38 km di selatan Yerusalem. Ia

mengkritik para pemimpin Samaria dan Yerusalem dengan

mengulangi peringatan-peringatan yang disampaikan nabi-nabi

sebelumnya, yakni Amos dan Hosea. Mikha memperingatkan

Yerusalem bahwa mereka akan menerima hukuman yang sama sebab

mereka melakukan sebagian dari kejahatan yang sama. Namun,

kehancuran Samaria dan Yerusalem bukan kata akhir dari Allah.

Walaupun Allah bertindak sebagai hakim, ia tetap peduli kepada

umat-Nya. Kelak mereka akan kembali ke Yerusalem dan menyembah

Tuhan di Bait Suci.

d. Susunan Kitab

Berita Hukuman atas Israel dan Yehuda (1:1-3:12)

Berita Harapan untuk Umat Allah (4:1-5:15)

107

Tuhan Menggugat Umat Israel ke Pengadilan Karena Dosa

Mereka (6:1-7:7)

Tuhan Mengampuni Orang-orang yang Mengakui Dosanya (7:8-

20)

3.12. Kitab Nahum60

a. Isi Pokok Kitab

Kitab ini merupakan kitab yang menceritakan tentang

jatuhnya kota Niniwe. Karena itu, Kitab Nahum ditulis untuk

memperingati jatuhnya kota Niniwe, ibukota bangsa Asyur,

musuh bebuyutan Israel. Peristiwa itu terjadi menjelang akhir

abad ketujuh Sebelum Masehi dan dianggap sebagai hukuman

Allah atas bangsa yang kejam dan angkuh itu.

b. Maksud Penulisan Kitab

Nabi Nahum menubuatkan kejatuhan kerajaan Asyur dan

Niniwe, ibu kotanya. Asyur yang berkuasa telah membuat

sebagian bangsa lain menderita, termasuk umat Israel. Asyur

memang telah menyerang dan mengalahkan kerajaan utara (Israel)

pada tahun 722 SM, serta menawan banyak penduduknya ke

pembuangan. Selama seratus tahun berikutnya, Asyur terus

menjadi ancaman bagi kerajaan selatan (Yehuda). Namun, Nahum

terus menenangkan penduduk Yehuda bahwa Allah akan segera

membebaskan mereka dari belenggu-belenggu Asyur. Kitab Nahum

tentang malapetaka untuk Asyur menghibur bangsa-bangsa yang

diancam dan dirugikan oleh Asyur.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

60 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1482-1483

108

Para ahli tidak dapat memastikan kapan tepatnya nabi Nahum

hidup dan bernubuat, tetapi diperkirakan sesudah tahun 663 SM

ketika Asyur mengalahkan Tebe, kota di Mesir (3:8-10), dan

sebelum tahun 612 SM ketika di Niniwe, ibu kota Asyur

dihancurkan oleh sekelompok bangsa, antara lain Babel dan

Media.

d. Susunan Kitab

Pengharapan untuk Yehuda: Tuhan akan Menghentikan Kuasa

Asyur (1:1-15)

Kata-kata Keras Nahum tentang Hukuman atas Niniwe (2:1-

3:19)

3.13. Kitab Habakuk61

a. Isi Pokok Kitab

Nabi Habakuk menyampaikan pesan-pesannya menjelang akhir

abad ketujuh Sebelum Masehi, pada masa kekuasaan kerajaan

Babel. Ia sangat prihatin melihat kekerasan yang dilakukan

oleh bangsa yang kejam itu, maka ia bertanya kepada TUHAN,

"Bagaimana Engkau dapat tahan melihat orang-orang jahat yang

kejam itu? Bukankah Engkau terlalu suci untuk memandang

kejahatan? Bukankah Engkau merasa muak melihat ketidakadilan?

Jadi, mengapa Engkau diam saja ketika orang yang saleh

dihancurkan oleh pendurhaka?" (1:13).

TUHAN menjawab bahwa Ia akan bertindak pada waktu yang

ditentukan-Nya sendiri, dan sementara itu harus diingat bahwa,

"Orang yang jahat tidak akan selamat, tetapi orang yang

61 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1489-1490

109

melakukan kehendak Allah akan hidup karena kesetiaannya kepada

Allah" (2:4).

Bagian yang terakhir dari kitab ini berisi ramalan tentang

kehancuran bagi mereka yang tidak taat kepada perintah TUHAN.

Dalam hal ini diselipkan nyanyian pujian bagi kebesaran Allah.

Di dalam pujian itu tergambar juga iman yang teguh dari sang

nabi.

b. Maksud Penulisan Kitab

Habakuk mengeluh bahwa Tuhan tidak bertindak cepat untuk

menghentikan kekejaman dan ketidakadilan di Yehuda. Habakuk

menjadi lebih bingung lagi ketika Tuhan mengatakan bahwa

hukuman terhadap Yehuda akan dilaksanakan oleh pasukan Babel.

Kitab Habakuk adalah contoh yang baik bagaimana doa orang yang

beriman dapat berisi pengaduan sekaligus pujian,

mempertanyakan sekaligus percaya.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Habakuk berbicara tentang zaman yang penuh kekerasan,

ketidakadilan yang parah dan ketiadaan hukum diantara umat

Allah. Kitab Habakuk mungkin dipakai untuk ibadah di Bait Suci

sebelum dihancurkan tahun 586 SM. Kita hanya akan dapat

mengetahui tentang Habakuk hanya dari kitab Habakuk sendiri.

Ia menyebut dirinya nabi dan berbicara atas nama Allah. Dalam

tradisi Yahudi, pasal 3 kitab Habakuk adalah salah satu bacaan

pada hari kedua pesta panen, yang telah menjadi perayaan untuk

memperingati hukum Taurat di Gunung Sinai.

110

d. Susunan Kitab

Percakapan Habakuk dengan Allah (1:1-2:20)

Doa Pujian dan Iman Habakuk (3:1-19)

3.14. Kitab Zefanya62

a. Isi Pokok Kitab

Zefanya adalah seorang nabi yang menyampaikan pesannya

pada tahun-tahun terakhir dari abad ketujuh Sebelum Masehi,

kira-kira dalam dasawarsa sebelum Raja Yosia mengadakan

perbaikan-perbaikan di bidang agama pada tahun 621 Sebelum

Masehi.

Pokok buku ini senada dengan pokok buku-buku nabi yang lain,

yaitu: ancaman mengenai datangnya hari malapetaka dan

kehancuran, sebagai hukuman atas pemujaan dewa-dewa oleh

bangsa Yehuda. Bangsa-bangsa yang lain juga akan dihukum oleh

TUHAN. Tetapi meskipun Yerusalem dihancurkan, akan tiba

saatnya kota itu dibangun kembali dan dihuni oleh orang-orang

yang jujur dan taat kepada TUHAN.

b. Maksud Penulisan Kitab

Ada dua pesan inti kitab Zefanya. Pertama, memberitahukan

bahwa hari Tuhan akan segera tiba. Tuhan akan menghukum semua

yang tidak taat kepada-Nya, termasuk Yehuda dan bangsa-bangsa

lain. Zefanya menyuruh umat untuk merendahkan diri dan taat

kepada Tuhan dan menyembah Allah saja, karena dengan demikian

akan terhindar dari hukuman yang mengerikan dan mengahancurkan

mereka. Kedua, Tuhan ingin membentuk umat baru yang akan

‘hidup benar’ dan bersukacita dalam perayaan keagamaan mereka,

62 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1495-1496

111

sebab Tuhan telah memberikan mereka kemenangan dan memulihkan

mereka dengan kasih-Nya.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Zefanya bernubuat menjelang pemerintahan Raja Yosia (640-

609 SM). Mungkin sebagian nubuat Zefanya terhadap Yerusalem

terjadi sesudah Yosia berupaya mereformasi Yerusalem dan

pemimpinnya. Sesudah Yosia, tokoh reformasi itu wafat, Zefanya

melaporkan bahwa orang-orang ingin berbuat dosa lagi.

Akhirnya, peringatan-peringatan Zefanya tentang hari

penghakiman menjadi kenyataan ketika orang Babel menawan dan

menghancurkan Yerusalem.

d. Susunan Kitab

Hari Penghukuman atas Yehuda (1:1-2:3)

Hari Penghukuman atas Semua Orang (2:4-3:13)

Hari Sukacita Dijanjikan (3:14-20)

3.15. Kitab Hagai63

a. Isi Pokok Kitab

Kitab Hagai adalah kumpulan pesan-pesan Allah yang

disampaikan oleh Nabi Hagai pada tahun 520 Sebelum Masehi.

Pada waktu itu orang Israel telah kembali dari pembuangan di

Babel. Tetapi meskipun mereka telah tinggal beberapa tahun di

Yerusalem, Rumah TUHAN masih saja merupakan puing-puing.

Dalam pesan-pesan itu Allah mendesak para pemimpin bangsa

63 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1501-1502

112

Israel untuk membangun kembali Rumah TUHAN. Allah juga

berjanji akan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan kepada

umat Israel yang telah diperbaharui dan disucikan.

b. Maksud Penulisan Kitab

Kitab ini mencatat upaya Hagai yang tidak pernah lelah

mendorong penduduk Yehuda membangun Bait Suci di

Yerusalem.hagai mengatakan bahwa uamt mengalami masa-masa

sulit, sebab umat berhenti mengerjakan pembangunan Bait

Suci.hagai juga bernubuat bahwa Zerubabel, gubernur Yehuda,

akan berkuasa dalam kerajaan yang dipulihkan.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Pada tahun 520 SM, Nabi Hagai memperingatkan umat bahwa

waktu untuk membangun Bait Suci telah habis. Umat Allah telah

cukup lama menunda pembangunan Bait Suci. Hagai dan Nabi

Zakharia menantang dan mendorong umat menyelesaikan

pembangunan Bait Suci dan pembangunan pun dimulai lagi.

Akhirnya, pembangunan itu diresmikan tahun 515 SM. Para ahli

tidak dapat memastikan apakah Hagai masih hidup dan sempat

melihat Bait Suci itu ketika diselesaikan atau tidak.

d. Susunan Kitab

Ajakan untuk Membangun Kembali Bait Suci (1:1-15)

Tuhan akan Memberkati Yehuda dan Zerubabel, Pemimpinnya

(2:1-23)

3.16. Kitab Zakaria64

64 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1505-1506

113

a. Isi Pokok Kitab

Buku Zakharia terdiri dari dua bagian yang berbeda: (1)

Pasal 1-8 berisi ramalan-ramalan Nabi Zakharia yang

diucapkannya antara tahun 520 dan tahun 518 Sebelum Masehi.

Ramalan-ramalan itu kebanyakan dinyatakan dalam bentuk

penglihatan-penglihatan, dan membicarakan perbaikan

Yerusalem, pembangunan kembali Rumah TUHAN, serta penyucian

umat Allah. Zakharia meramalkan juga masa kedatangan Raja

yang dijanjikan Allah kepada umat-Nya. (2) Pasal 9-14

merupakan kumpulan pesan-pesan yang diucapkan pada masa-masa

yang lebih kemudian. Di sini dibicarakan Juruselamat yang

akan datang ke dunia, dan penghakiman terakhir.

b. Maksud Penulisan Kitab

Kitab Zakharia menfokuskan diri pada sejumlah persoalan

yang dihadapi rakyat Yehuda sesudah kembali dari pembuangan.

Zakharia mengatakan bahwa keturunan Daud, Zerubabel akan

menjadi gubernur Yehuda dan Yosua akan menjadi imam besar. Ia

juga mengatakan bahwa di masa depan Yehuda dan Yerusalem akan

diserang oleh musuh-musuh, namun Tuhan akan tampil dan

menyelamatkan umat-Nya.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Kitab Zakharia sebenarnya merupakan dua kitab yang

digulung menjadi satu. Kitab pertama (1-8) ditulis oleh nabi

Zakharia yang bernubuat kepada para penduduk Yehuda. Ia

mendorong umat untuk percaya kepada Allah dan membangun

kembali Bait Allah. Para ahlii sulit menemukan dengan tepat

114

latar belakang sejarah dari bagian kedua kitab ini (9-14) yang

tampaknya terbagi lagi menjadi dua bagian. Pertama (9-11)

tentang hukuman Tuhan atas musuh-musuh Israel dan para gembala

(pemimpin) Israel yang tidak layak, sebab mereka sudah tidak

setia lagi. Kedua (12-14) adalah masa depan yang tidak

diketahui.

d. Susunan Kitab

Zakharia Bernubuat kepada Penduduk Yehuda pada Zaman

Darius, Raja Persia (1:1-8:23)

Pengantar (1:1-6)

Delapan Penglihatan Zakharia (1:7-6:8)

Pertanyaan-pertanyaan dan Janji-janji (7:1-8:23)

Penglihatan-penglihatan tentang Masa Depan Israel (9:1-

11:17)

Hukuman dan Kemenangan (9:1-11:17)

Tuhan akan Memerintah Sebagai Raja di Yerusalem (12:1-

14:21)

-

3.17. Kitab Maleakhi65

a. Isi Pokok Kitab

Buku Maleakhi ditulis dalam abad kelima Sebelum Masehi,

sesudah Rumah Allah di Yerusalem dibangun kembali. Buku ini

terutama dimaksudkan untuk mendorong para imam dan rakyat

supaya membaharui kesetiaan mereka kepada perjanjian dengan

TUHAN.

65 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1523-1524

115

Sudah jelas bahwa ada kemerosotan dalam kehidupan dan cara

beribadat umat Allah. Para imam dan rakyat menipu TUHAN:

Mereka tidak memberikan kepada TUHAN apa yang harus mereka

persembahkan kepada-Nya dan tidak hidup sesuai dengan ajaran-

Nya.

Tetapi TUHAN akan datang untuk mengadili dan menyucikan umat-

Nya. Ia akan mengirim utusan-Nya untuk menyiapkan jalan dan

mewartakan perjanjian TUHAN.

b. Maksud Penulisan Kitab

Kitab ini mengisahkan tentang Allah yang selalu memberikan

kasih kepada bangsa Israel. Karena itu, Kitab Maleakhi ditulis

untuk mengingatkan umat Allah akan kasih Allah dan mendorong

mereka supaya dengan sukacita mematuhi Allah.

c. Latar Belakang Penulisan Kitab

Kitab Maleakhi mungkin ditulis sekitar tahun 470-440 SM,

sesudah pembangunan kembali Bait Allah dan sekitar masa Ezra

dan Nehemia.

d. Susunan Kitab

Maleakhi Menyatakan Kasih Allah kepada Israel (1;1-5)

Para Imam yang Tidak Setia dan Janji-janji yang Dilanggar

(1:6-2:16)

Allah Berjanji Menghukum Kejahatan dan Membalas Kebaikan

(2:17-4:6)

4. Deuterokanonika

4.1.Kitab Tobit

116

Kitab ini berceritakan tentang dua keluarga beruntung yang

hidup dalam pengasingan. Tokoh utama pada kitab ini adalah

Tobit yang mulanya seorang yang berhasil mendapatkan kedudukan

yang tinggi, namun kemudian ia harus kehilangan kedudukan itu.

Karena itu ia menjadi orang miskin dan meskipun saleh, namun

ia tetap dirundung derita menjadi orang buta.

Selain Tobit, ada juga tokoh lain bernama Sara. Mereka

adalah tokoh-tokoh yang denga tepat memberikan jawaban atas

panggilan Allah pada saat sulit. Mereka adalah model sikap

seorang Yahudi untuk bertindak dan berjuang dalam mengemban

hidup mereka. Nama tobit mengarahkan pembaca pada pengalaman

bahwa Allah memang baik, bagaiman pun sulit dipahami

penyelenggaraan-Nya.

Tobit adalah seorang yang terusir dari sebelah utara

kerajaan dan harus menetap di Niniwe, ibu kota kerajaan Asyur.

Ia dianugerahi kedudukan istimewah sebagai pembela raja karena

ia berpegang teguh pada iman Israel. Orang yang menganugerahi

kedudukan itu adalah Salmanaser V (726-722 S.M).

Kitab ini ditulis dengan maksud untuk membina kesetiaan

kepada Yahwe. Kitab ini berbicara kepada keluarga Yahudi yang

membutuhkan dukungan karena patah harapan dan mendambakan

penghiburan. Dengan demikian, kesetiaan dan harapan kepada

Allah menjadi penghiburan bagi orang yang menderita.

4.2. Kitab Yudit

a. Isi Pokok Kitab

Kitab ini secara umum mengisahkan tentang keperkasaan

yang ditujukan kepada seorang janda muda yang berasal dari

117

Israel. Janda muda itu bernama Yudit. Dalam kitab pasal 1

samapai 10, diceritakan seorang raja dengan nama Nebukadnesar

menuntut bangsa-bangsa bagian barat untuk menaklukan diri

sendiri. Selain itu, diceritakan juga dalam pasal 11 tentang

keperkasaan seorang Yahudi yang bersama dnegan Yudit dalam

mengalahkan bangsa Asyur. Setelah mendapat kemenaangan melawan

bangsa Asyur, bangsa Israel menaikan ungkapan syukur kepada

Allah yang menuntun mereka.

b. Maksud Penulisan Kitab

Kitab ini sendiri berisikan tentang kisah-kisah peperangan

bangsa Israel yang dipimpin sendiri oleh Yudit. Dengan

demikian kitab ini ditulis dengan maksud untuk menunjukan

kepada bangsa Israel betapa besar perjuangan yang mereka

lakukan melawan bangsa-bangsa yang tidak percaya kepada Allah.

Lebih khusus lagi kitab ini ditulis untuk umat Allah yang

merasa terhimpit, dianiaya, lemah dan tidak mampu.

c. Latar Belakang penulisan Kitab

Kitab ini ditulis sekitar abad ke-6 SM, oleh seorang

pahlawan wanita yang dikenal sebagi seorang janda muda

Manasye. Nama kitab Yudit berasal dari bahsa Ibrani yahudit yang

artinya terpuji atau perempuan Yahudi dalam bentuk feminim.

Diceritakan dalam kitab, Yudit adalah seorang Israel sejati.66

d. Susunan Kitab

Secara garis besar kitab ini dibagi dalam dua bagian yakni:

Perempuan yang berikat pinggang dan penuh kekuatan (Yudit

1-10)

Umat Allah mengalahkan bangsa-bangsa musuh (Yudit 11-16)

66 Bdk. Yudit 8-9:14; 8:1

118

4.3. Kebijaksanan Salomo

a. Isi pokok kitab

Secara umum, kitab ini berisikan tentang hikmat

kebijaksanaan dari Allah yang diberikan kepada manusia agar

manusia dapat mengerti tentang banyak hal di dunia. Kitab ini

diberikan kepada manusi, agar manusia menjadi sosok yang

rendah di hadapan Allah, dan bukan menjadi sombong. Hikmat ini

ditulis untuk kebaikan dan kebijaksanaan, bukan untuk

kejahatan.

b. Maksud penulisan kitab

Kitab ini ditulis dengan maksud untuk menunjukan betapa

besar kuasa dan bijaksananya Allah umat Israel. Kebijaksanaan

Salomo syarat akan hikmat Allah mengenai manusia dan kehidupan

orang fasik serta orang benar. Kitab ini mirip dengan kitab

Ayub, Amsal dan sebagian dari kitab Pengkhotbah. Selain itu

kitab ini ditulis dengan maksud untuk mempertahankan dan

membela iman kepercayaan nenek moyang Israel sekaligus

memajukan kepercayaan itu dengan membadingkan kebudayaan

Yunani yang mulai mendunia.

c. Latar belakang penulisan kitab

Kitab ini ditulis dalam bahasa Yunani dan diduga berasal

dari Aleksandria dengan tahun penulisan sekitar tahun 100 M.

Beberapa Bapa Gereja berpendapat bahwa kitab ini ditulis oelh

raja Salomo. Tapi secara pasti, kitab ini ditulis oleh seorang

Yahudi.

Kitab ini merupakan kitab yang diterima oleh Gereja

Katollik serta Ortodoks, namun kitab ini tidak diakui dalam

kanon Ibrani. Sebab, gaya penulisan kitab ini menggunakan gaya

119

penulisan Filsafat Yunani. Kitab ini diyakini sebaggai kitab

yang paling muda dari seluruh kitab dalam Perjanjian Lama.

d. Susunan kitab

Secara umum kitab ini terbagi atas tiga bagian besar, yakni:

Kebijaksanaan dan nasib manusia ( Kebijaksanaan Salamo 1-

5)

Kebijaksanaan yang mulia berasal dari Allah (Kebijaksanaan

Salomo 6-9)

Kebijaksanaan dalam sejarah Umat Allah 910-19)

4.4. Kitab Sirakh

a. Isi pokok kitab

Kitab ini secara umum berisikan doa-doa indah dari bangsa

Israel yang berada di pembuangan. Doa-doa itu ditujukan kepada

Allah Umat Israel. Doa-doa itu dimaksudkan agar Allah mau

mendengarkan dan berbelaskasih kepada bangsa Israel.

b. Maksud penulisan kitab

Kitab ini ditulis dengan maksud untuk mengajak orang-orang

untuk kembali kepada iman akan Allah ketika mengeproleh

peristiwa atau masa-masa sulit. Dengan demikian, orang akan

memperoleh sukacita dalam kasih Allah.

c. Latar belakang penulisan kitab

Kitab ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 60 Sm, oleh

seorag yang bernama Barukh sekretaris Yeremia. Menurut

pandangan para ahli, kitab ini disusun berdasarkan ide-ide

yang mirip dengan kitab yang terdapat dalam Daniel 9:7-19.

Ide-ide itu dapat dilihat dalam Barukh 4:5-5:9.

d. Susunan kitab

120

Secara garis besar, kitab ini terbagi atas empat bagian,

yakni:

Doa seorang Yahudi dalam pembuangan (Barukh 1:1-3:8)

Pujian kebijaksanaan (Barukh 3:9-4:4)

Ratapan bangsa (Barukh 4:5-5:9)

Surat Yeremia kepada para buangan (Barukh 6:1-73)

BAB III

MENELUSURI KITAB PERJANJIAN BARU

A. Nama Kitab Suci Perjanjian Baru

Kitab ini dinamakan Kitab Suci Perjanjian Baru, dengan

membedakan Kitab Suci Perjanjian Lama. Kitab ini dinamakan

Perjanjian Baru karena didalamnya berisikan perjanjian yang

baru antara Allah dan Manusia Melalui Yesus Kristus. (bdk.

Luk. 22:20; 1Kor. 11:25; Ibr. 8:13; 9:15;12:24). Kitab ini

disebut juga Perjanjian Kekal karena Karena di dalam kitab

dikisahkan pula Kristus yang hidup, menderita, wafat dan

bangkit serta naik ke surga untuk hidup kekal. Kitab

Perjanjian Baru menjadi kepenuhan dari Perjanjian Lama.

Kristus yang bangkit memulihkan keselamatan dan kehidupan

kekal yang dinanti-nantikan berabad-abad lamanya.

B. Sejarah Terjadinya Kitab Perjanjian Baru

Kitab Suci Perjanjian Baru terbentuk pula secara lisan.

Yesus dan para murid-Nya adalah orang Yahudi, sehingga mereka

memakai Alkitab Ibrani. Kisah-kisah Yesus dan perkataan-Nya

diteruskan melalui pekataan lisan setelah Yesus bangkit,

sekitar tahun 30 M. Baru sekitar tahun 65 M, kisah-kisah dan

121

perkataan ini dikumpulkan dan dituliskan menjadi kitab-kitab

Injil yang isinya terdapat dalam separuh Perjanjian Baru.67

Akan tetapi tulisan-tulisan surat kepada umat pengikut Kristus

di seluruh daerah kekaisaran Romawi yang ditulis oleh Rasul

Paulus yang menjadi kitab awal dalam perjanjian Baru.

Kemungkinan besar yang menjadi Kitab awal itu yakni 1

Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 50 M, sedangkan kitab-

kitab lainnya ditulis pada akhir abad pertama atau awal abad

kedua Masehi.68

Bahasa yang digunakan dalam penulisan Perjanjian Baru

adalah bahasa Yunani yang merupakan bahasa internasional di

kekaisaran Romawi. Kitab-kitab itu siteruskan dan dibaca

secara terpisa baik sebagai kitab maupun sebagai surat. Para

pemimpin jemaat dan konsili-konsili berdiskusi untuk menetukan

tulisan-tulisan manasaja dalam Perjanjian Baru yang diakui

sebagai Kitab Suci dan yang setara dengan Kitab Ibrani selama

hampir 300 tahun (yakni 100-400 M). Akhirnya pada tahun 367 M,

Atanasius, uskup di kota Aleksandria, menulis surat yang

mendaftarkan 27 kitab yang menurutnya harus diakui berwibawa

oleh jemaat-jemaat kristen. Dengan demikian Kitab-kitab itulah

yang diakui dan dipakai sampai sekarang ini.

C. Kanon Kitab Suci Perjanjian Baru69

67 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 155968 Ibid, hal. 156069 Dr. C. Gronen OFM, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, Yogyakarta, Kanisius :2006. Hal.23

122

Daftar Kitab Suci Perjanjian Baru sepertinya dikanonisasi

sekitar tahun 400 M. Kemudian sesudah abad kelima kanon70 atau

daftar itu tidak berubah lagi. Malahan daftar itu semakin

diperteguh. Dalam rangka Gereja Katolik daftar 27 kitab

Perjanjian Baru kembali ditetapkan oleh konsili Florence

(1441), konsili Trente (1546), dan konsili Vatikan II (1870).71

Dengan demikian semua Gereja baik Katolik, Protestan dan

Ortodoks mengakui daftar kitab yang sama.

Ciri sebuah kanon bukan disebut bahwa semua karang yang

terdapat dalam Alkitab paling bermutu dan paling berbobot.

Ada karangan lain seprti disebut Yud dan 2Pet disebut sebagai

kurang bermutu. Tetapi, semua karangan pasti mengungkapkan

salah satu segi dari iman sejati dan begitu menjadi ukuran

atau kanon. Tetapi itupun tidak berarti bahwa semua karangan

yang tercantum dalam Perjanjian Baru sama pentingnya.72

“Tentunya yang lebih penting adalah Injil, namun intinya bahwa

70 Kata kanon dalam bahasa Yunani berarti gelagah, yang dipakai untuk mengukur. Tapi kemudian kata itu dipakai dalam dua makna yakni: pertama, dafrat kitab sebagaimana lambat laun ditetapkan menjadi ukuran untuk mengukur kitab-kitab manakah yang termasuk Alkitab. Dengan demikian umat kristen menjadi tahu daftar-daftar kitab yang sebenarnya. Kedua, karangan-karangan yang termasuk dalam daftar Kitab Suci disebut kanonik dari kata kanon atau ukuran. Tapi ukuran yang diterima dan diakui sebagai ukuran iman sejati . Dengan kata lain kanon berarti ukuraniman (Dr. C. Gronen OFM, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, Yogyakarta, Kanisius :2006. Hal. 24)71 Dr. C. Gronen OFM, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, Yogyakarta, Kanisius :2006. Hal.2372 Ibid. Hal. 25

123

semua Kitab memiliki nilai dan mutu yang sama yakni

mengungkapkan iman dan karya Allah.”73

D. Pembagian Kitab

1. INJIL

1.1. MATIUS74

a. Isi pokok Injil

Injil matius pada umumnya berisi tentang peristiwa hidup

dan ajaran-ajaran Yesus. Injil ini juga memberikan arti untuk

menjadi anggota umat Allah, dan memberikan nasehat-nasehat

kepada manusia tentang hidup yang sesuai dengan kehendak

Allah.

b. Maksud Penulisan Injil

Injil Matius ini ditulis Matius dengan maksud memberikan

kepada orang-orang yang mengenal Perjanjian Lama. Di mana

dalam perjanjian Lama, lebih memperlihatkan teks-teks yang

melihat jauh ke depan dan menunjuk pada diri Yesus sebagai

Mesias yang diutus Allah.

c. Latar Belakang Penulisan Injil

Injil Matius menunjukan bahwa kabar baik yang diberitakan

Yesus didasarkan pada hukum dan ajaran Perjanjian Lama. Di

gunung Sinai, Allah memberi hukum yang mengatur hidup bangsa73 Bdk. Ibid. Hal. 25-26

74 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1561-`562

124

Israel kepada Musa. demikian juga dalam khotbah di bukit dalam

versi Matius, Yesus naik ke tempat yang tinggi, yaitu ke atas

bukit dan mengajarkan hidup yang sesuai dengan kehendak Allah.

Teks-teks dalam Injil Matius yang mengungkapkan tentang karya

dan ajaran Yesus dibagi dalam lima bagian , sebagaimana ada

lima kitab Musa dalam Perjanjian Lama. Adapun lima kitab itu

yakni: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan.

Matius juga ingin menunjukan bahwa sejumlah besar perbuatan

dan perkataan Yesus telah dinubuatkan oleh para nabi Israel

beratus-ratus tahun yang lalu. Dalam hal ini, Yesus membawa

harapan baru bahwa segala bangsa akan mengambil bagian dalam

keselamatan Israel. Yesus membawa kabar baik yang baru dan

kabar itu ditujukan bagi semua bangsa bukan hanya bagi bangsa

yang hidup di bawah ukum Taurat Yesus mengundang setiap orang

untuk percaya, mengabdi kepada Allah dan mengasihi sesama.

d. Susunan Injil

Susunan Injil Matus terdiri dari:

Allah mengutus Yesus, Sang Mesias (1:1-4:11)

Asal usul Yesus (1:1-2:23)

Menyiapkan jalan bagi Yesus(3:1-4:11)

Yesus memberitakan kabar baik di Galilea dan Yehuda (4:12-

25:46)

Yesus berkhotbah dan memilih pada Murid-Nya yang pertama

(4:12-25)

Yesus mengajar orang banyak dari atas bukit (5:1-7:29)

Yesus menyembuhkan banyak orang dan membuat mukjizat-

mukjizat (8:1-9:38)

Yesus mengutus Kedua Belas Rasul (10:1-42)

125

Yesus menghadapai para lawan dan pertanyaan-pertanyaan

mereka (11:1-12:50).

Yesus menceritakan kisah-kisah tentang keajaan Allah

(13:1-58)

Yesus adalah Mesias (14:1-17:27)

Yesus mengajar para murid-Nya (18:1-34)

Yesus berhadapan dengan para lawan di Yudea (19:1-23:39)

Yesus mengajar tentang kerajaan Allah yang sedang datang

(24:1-25:46)

Yesus mati dan dibangkitkan untuk menggenapi rencana Allah

(26:1-28:20)

1.2. Injil MARKUS75

a. Isi Pokok Injil

Injil Markus Merupakan Injil yang paling pendeng dan

paling tua Injil lainnya. injil Markus memiliki bahasa yang

sederhana namun penuh daya. Di dalamnya banyak mengisahkan

tentang karya Yesus, termasuk mukjizat dan penyembuhan yang

dilakukan-Nya. Dalam Injil Markus, mukjizat yang terbesar

adalah sengsara, kematian dan kebangkitan Yesus. Orang pertama

yang memahami mukjizat tersebut adalah kepala pasukan Roma

yang ketika melihat Yesus mati di salib berkata “Sungguh orang

ini adalah Anak Allah!” (15:39).

b. Maksud Penulisan Injil

Kalimat pertama dalam Injil Markus adalah “Inilah

permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.” Kalimat

itu menjadi maksud penulisannya, karena dari awal sampai akhir

75 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.1618-1619

126

penulis Markus ingin menunjukan kebenaran pernyataan tersebut.

Sabda dan tindakan Yesus menjadi bukti bahwa Ia sungguh

Kristus dan Anak Allah.

c. Latar Belakang Penulisan Injil

Penulis Markus biasanya menjelaskan istilah-istilah bahasa

Aram dan adat istiadat Yahudi yang muncul dalam tulisannya.

Hal ini biasanya dianggap sebagai tanda bahwa Injil ini

diharapkan untuk dimengerti oleh bangsa-bangsa lain atau

orang-orang Kristen non-Yahudi. Dalam injil Markus, Petrus

memainkan peran yang cukup menonjol. Menurut 1 Petrus 5:13,

Markus memiliki hubungan dengan Petrus. Oleh sebab itu sejak

abad keddua, tradisi meyakini bahwa Markuslah yang menulis

Injil ini.

d. Susunan Injil

Dalam Injil Markus, Yesus sering melarang orang-orang

bahkan setan untuk tidak menceritakan kepada orang lain

mengenai siapa diri-Nya dan apa yang dilakukan-Nya (1:41-43,

3:10-12, 7:34-36, 8:30). Barulah bada bagian akhir (15:39),

kepala pasukan Romawi menyatakan bahwa Yesus adalah Anak

Allah, tepat seperti yang dikatakan Markus pada permulaan

Injilnya. Karena itu dalam membaca Injil Markus, kita seperti

membaca sebuah misteri.

Pada pasal 16, dituliskan tiga macam penutup yang

berbeda-beda. Hal itu terjadi karena terdapat perbedaan

naskah-naskah Injil Markus dalam bahasa Yunani. Sejumlah

naskah yang paling tua dan paling penting berakhir di ayat 8;

naskah yang lain memuat sedikit tambahan pada ayat 8 ini; dan

ada naskah lain lagi yang memasukan ayat 9-20.

127

Dalam Injil Markus terdapat garis-garis besar yang terdiri

sebagai berikut:

Yesus mempersiapkan karya-Nya (1:1-20)

Yesus memberitakan kerajaan Allah di Galilea (1:21-9:50)

Penyembuhan, mukjizat dan perumpamaan (1:21-8:26)

Yesus adalah Mesias (8:27-9:13)

Karya-karya lain di Galilea (9:14-50)

Yesus mengajar dan membuat mukjizat di Yudea (10:1-25)

Yesus di Yerusalem (11:1-15-47)

Pengajaran di Bait Allah (11:1-12:44)

Kedatangan kerajaan Allah (13:1-37)

Yesus bersiap mengahadapi kematian-Nya (14:1-42)

Saat-saat terakhir (14:43-15:47)

Yesus bangkit (16:1-20)

1.3. LUKAS76

a. Isi Pokok Injil Lukas Injil

Penulis Injil Lukas menjadi juga penulis Kisah Para Rasul.

Hal itu dapat dilihat dalam Lukas 1:1-4 dan Kisah Para Rasul

1:1-5. Dalam Injil ini, penulis Lukas mengisahkan kehidupan

Yesus mulai dari kelahiran sampai kenaikan-Nya ke surga. Kisah

Para Rasul melanjutkan kisah tersebut dengan menampilkan para

murid Yesus yang meneruskan pewartaan karya dan kehidupan

Yesus.

b. Maksud Penulisan Injil

76 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1658-1659

128

Penulis Injil Lukas menyatakan bahwa dia telah

“menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama dari asal

mulanya dan mengambil keputusan untuk membukukannya dengan

teratur” (1:3) tetang peristiwa Yesus. Kitab ini ditulis bagi

Teofilus, sahabatnya atau mungkin juga seorang yang terhormat

yang mendukung pewartaan Lukas sebagi penulis.

c. Latar Belakang Penulisan Injil

Inji Lukas ditulis kurang lebih pada tahun 70, setelah

pasukan Roma menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah. Hal itu

nampak dalam Lukas 19:43-44, di mana Yesus menangisis kota

itu. Injil Lukas merupakan satu Injil yang menceritakan hidup

Yesus sejak lahir sampai kebangkitan-Nya. Selain itu, dalam

Injil ini mengisahkan tentang banyak perumpaman yang terkenal.

Tema utama dalam Injil ini adalah perhatian Yesus kepada

orang-orang miskin. Ia mewartakan Injil bagi mereka (4:18;

7:22) orang-orang miskin itu diberkati Allah (6:20). Ayat-ayat

itu merupakan contoh bahwa tema yang diangkat penulis mengenai

orang misksi. Yesus pun memerintahkan suapaya orang yang

mengikuti-Nya harus menjual harta miliknya dan memberikan

kepada orang miskin (12:33).

Menurut tradisi, penulis Injil Lukas sama dengan penulis

Kisah Para Rasul adalah orang yang sama. Dia disebut sebagai

teman Paulus, sekaligus rekan kerjanya (Filemon 24; Kolose

4:14). Penulis inil ini seperti seorang sejarahwan atau

seorang penulis biografi Yunani dan Romawi pada masa itu.

Lukas adalah seorang sejarawan dan penulis biografi dan banyak

oran berpendapat bahwa ia bukan orang Yahudi. Ia hidup di luar

Yudea dan menulis untuk “orang-orang bukan Yahudi. Hal itu

129

didukung oleh tema kunci Injil Lukas bahwa Allah mengutus

Yesus untuk menjadi juresalamat bagi seluruh umat manusia,

baik orang Yahudi maupun bangsa lain.

d. Susunan Injil

Injil Lukas disusun seputar peristiwa-peristiwa penting

dalam hidup Yesus dan tempat di mana peristiwa-peristiwa itu

terjadi. Adapun susunannya antara lain:

Memprsiapkan jalan bagi Yesus (1:1-4:13)

Pengantar: mengapa Lukas menulis Injil (1:1-4)

Dua kelahiran ajaib (1:5-2:21)

Yesus sebagai kanak-kanak (2:22-52)

Yesus Anak Allah (3:1-4:13)

Yesus di Galilea (4:14-9:50)

Berbagai reaksi terhadap Yesus (4:14-37)

Yesus menyembuhkan banyak orang dan memilih para murid-

Nya (4:38-5:32)

Yesus melanjutkan karya-Nya di Galilea (5:33-9:17)

Siapa Yesus dan apa yag harus Dia lakuakan ( 9:18-50)

Yesus pergi ke Yerusalem (9:51-19:27)

Para murid dan orang-orang yang tidak percaya (9:51-

10:42)

Yesus mengajarkan banyak hal (11:1-12:59)

Pengajaran tentang kerajaan Allah (13:1-14:35)

Yang hiang, ditemukan (15:1-32)

Para hamba yang setia (16:1-19:27)

Minggu terakhir Yesus di Yerusalem (19:28-23:56)

Yesus mengajar di Yerusalem (19:28-21:38)

130

Hari-haru terakhir Yesus: peradilan dan kematian-Nya

(22:1-23:56)

Yesus bangkit dari kematian dan menampakan diri kepada

para murid-Nya (24:1-53)

1.4. YOHANES77

a. Isi Pokok Injil

Isi Injil Yohanes mengarah pada tiga pertanyaan penting.

Adapun pertanyaan itu antara lain:

Siapa Yesus?

Dalam bab pertama, Yesus disebut sebagai Firman yang ada

bersama dengan Allah ketika Allah menciptakan dan memberi

hidup pada segala sesuatu. Firman itu menjadi Manusia (1:14)

sehingga orang dapat melihat seperti apa Allah itu

sesungguhnya. Yohanes Pembaptis menyebut Yesus sebagai “Anak

Domba Allah” yang menghapus dosa dunia (1:29). Natanael

menyebut Yesus sebagai “Anak Allah dan Raja Orang Israel”

(1:49). Yesus sendiri mengatakan diri-Nya sebagai, Mesias

(4:25-26); Roti Hidup (6:35); sumber air hidup (7:37-39);

gembala yang baik (10:14); Dia yang membangkitkan orang mati

(11:25); jalan kebenaran dan hidup (14:6); dan pokok anggur

yang benar (15:1). Dalam penjelasan siapa diri-Nya, Yesus

memakai kata-kata “Aku adala”. Di mana, kata-kata ini

merupakan kata yang dipakai Allah ketika memperkenlakan diri-

Nya kepada Musa dan umat Israel (Keluaran 3:13-15).

Apa yang membuktikan bahwa Yesus adalah Anak Allah?

77 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1722-1723

131

Injil Yohanes memberikan bukti bahwa Yesus adalah Anak

Allah. Pembuktian itu dilihat melalui mukjizat yang dibuat

Yesus sendiri. Adapun mukjizat yang dibuat Yesus seperti :

mengubah air menjadi anggur, meredahkan angin ribut di danau,

memberi makan orang banyak yang kelaparan, menyebuhkan orang

sakit dan membangkitkan orang mati. Dengan drmikian Yesus

meperlihatkan bahwa Ia adalah Anak Allah dan Ia sedang

melaksanakan apa yang menjadi kehendak Allah, yakni

menanugerahkan kehidupan baru bagi semua orang.

b. Maksud Penulisan Injil

Maksud penulisan Injil ini dapat dilihat dari Yohanes

20:31. Dimana diungkapkan bahwa “semua yang tercantum di sini

telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias,

Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam

nama-Nya.”

c. Latar Belakang Penulisan

Tampaknya Injil ini ditulis cukup lama sesudah Yesus

wafat dan bangkit dan kemungkinan setelah tentara Romawi

menghancurkan Bait Allah dan mengakhiri pemberontakan Yahudi

pada tahun 70 M. Setelah masa itu, orang yahudi yang telah

menerima ajaran Yesus langsuang dikucilkan dari tempat-tempat

pertemuan Yahudi dan mencegah mereka menyebarluaskan berita

tentang Yesus di tempat itu. Injil Yohanes menyinggung hal itu

sebanyak tiga kali. Hal itu dapat dilihat dalam Yohanes 9:22-

23; 12:14; 16:1.

d. Susunan Injil

Garis besar Injil ini digambarkansebagai berikut:

Siapakah Yesus (1:1-51)

132

Tujuh tanda Yesus (2:1-11:44)

Tanda-tanda ini menyebabkan orang melihat Yesus entah

sebagai sahabat atau sebagai musush. Tanda pertama –

Yesus di perkawinan di Kana (2:1-12)

Yesus di Yudea dan Samaria (2:13-4:42)

Tanda kedua- Yesus menyembuhkan anak pegawai istana

(4:43-54)

Tanda ketiga-Yesus menyembuhkan seorang yang sakit (5:1-

47)

Tanda keempat- Yesus memberi makan lima ribu orang (6:1-

15)

Tanda kelima-Yesus berjalan di atas air (6:16-21)

Yesus mengajar di Galilea dan Yudea (6:22-659)

Tanda keenam- Yesus menyembuhakan orang yang sakit buta

sejak lahir (9:1-41)

Gembala yang Baik dan kawanan domba yang sejati (10:1-42)

Tanda ketujuh- Yesus membangkitkan Lazarus (11:1-44)

Hari-hari terakhir Yesus (11:45-19:42)

Persiapan-persiapan untuk kematian Yesus (11:45-12:50)

Yesus mempersiapkan para murid-Nya (13:1-7:26)

Penangkapan, pengadilan dan kematian Yesus di kayu salib

(18:1-19:42)

Yesus menampakan diri kepada para murid-Nya (20:1-21:25)

2. KISAH PARA RASUL

1. KISAH PARA RASUL78

a. Isi Pokok kitab

78 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1774-1775

133

Kisah Para Rasul adalah bagian kedua dari karya penulis

Injil Lukas. Di mana dalam Injil Lukas penulis sudah

menuliskan “segala sesuatu yang dikerjakannya dengan diajarkan

Yesus, sampai pada hari Ia terangkat ke surga (Kis. 1:1-2).

Hal itu merupakan awal Kisah Para Rasul. Selain itu, di dalam

kitab ini, berisikan tentan Yesus yang memerintahkan para

murid-Nya “kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di

seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Lalu

dituliskan juga bahwa Yesus menjanjikan akan turun Roh Kudus

yang akan memberi kuasa kepada semua murid-Nya (1:8).

b. Maksud penulisan kitab

Penulisan kita ini hendak menunjukan bahwa tidak ada yang

dapat menghalangi penyebaran Injil Yesus ke seluruh dunia.

Selain itu, maksud penulisan lain yakni untuk menceritakan

bagaiman jemaat perdana bergulat untuk menetukan siapa saja

yang dapat menjadi anggota umat Allah . Kisah Para Rasul 15

mengisahkan tentan sidang penting yang berlangsung di

Yerusalem. Karena itu, para pemimpin jemaat perdana sepakat

bahwa melalui pemberitaan Injil tentang Yesus dan Roh Kudus

yang memimpin jemaat untuk menyapa orang Yahudi dan oragn

bukan Yahudi.

c. Latar Belakang Penulisan kitab

Penulisan Kisah Para Rasul sama denga penulisan Injil

Lukas karena penulisnya adalah orang yang sama yaitu

Lukas.Gaya penulisannya digunakan oleh para sarjana pada saat

itu. Penulis mengetahui banyak hal tentang orang dan tempat

yang pernah dikunjungi para rasul dengan bagaimana mereka

membuat mukizat-mukjizat dalam nama Yesus.

134

d. Susunan Penulisan kitab

Garis besar kitab ini didasarkan pada cara Injil Lukas

disebarluaskan ke wilayah-wilayah yang sudah dikenal pada

waktu itu, mulai dari sekarang sampai ke Roma, ibu kota

kekaisaran Roma. Ada pun susunanya antara lain sebagai

berikut:

Roh Kudus memberikan kepada para rasul Yesus (1:1-2:47)

Para Rasul mempersiapkan diri untuk menerima Roh Kudus

(1:!-26)

Allah menurunkan Roh Kudus (2:1-47)

Jemaat di Yerusalem (3:1-8:3)

Petrus dan Yohanes (3:1-4:22)

jemaat perdana di Yerusalem (4:23-5:42)

Para pemimpin bagi jemaat yang baru (6:1-8:3)

Injil diberitakan di Yudea dan Samaria (8:4-9:31)

Filipus, Petrus dan Yohanes di Samaria (8:4-40)

Allah memilih Saulus (9:1-31)

Injil diberitakan di dunia bukan Yahudi (9:32-15:35)

Petrus berkotnah dan mewujudkan Injil itu (9:32-11:18)

Jemaat yang sedang bertubuh dan menghadapi penganiayaan

(11:19-12:25)

Perjalanan Saulus dan Barnabas untuk memberitakan Injil

(13:1-14:28)

Sidang penting di Yerusalem (15:1-35)

Injil diberitakan di Asia kecil, Yunani dan Roma (15:36-

28:31)

Perjalana Paulus yang kedua (15:36-18:23)

Perjalanan Paulus yang ketiga (18:24-21:16)

135

Paulus di Yerusalem (21:17-23:22)

Paulus di Kaisarea (23:23-26:32)

Paulus memberitakan Injil ke Roma (27:1-28:31)

3. SURAT-SURAT PAULUS

3.1. ROMA79

a. Isi Pokok kitab

Dalam surat ini, Pulus secara terperinci memberika

rangkuman tentang Injil Yesus Kristus. Surat Roma bukan hanya

sekedar sebuah surat, tetapi uraian teologis yang disusun

dengan rapi. Dalam surat ini juga, Paulus berani menyatakan

bahwa Injil adalah “kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap

orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga

orang Yunani” (1:16).

b. Maksud penulisan kitab

Paulus menulis surat ini sekitar tahun 55-56 M dengan

tujuan untuk memperkenalkan dirinya kepada para pengikut

Kristus di Roma. Jemaat di Roma tampaknya terdiri atas orang

bukan Yahudi yang baru mengiani Kristus dan orang Kristen

Yahudi yang kembali ke Roma setelah dibuang beberapa tahun.

Dalam surat di Roma, Paulus mengajarkan Injil didasarkan

pada janji Allah kepada Abraham, nenek moyang umat Israel yang

imannya dibenarkan oleh Allah. Sekarang, Paulus menegaskan

bahwa hanya mereka yang beriman kepada Yesus Kristus yang

dapat diterima sepenuhnya oleh Allah.

c. Latar Belakang Penulisan kitab

79 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.1839-1840

136

Pada tahun 49 atau 50 M, orang Yahudi dan sekelompok baru

pengikut Yesus bertikai hebat sehingga kaisar Roma Klaudius

mengusir mereka keluar dari Roma. Setelah beberapa tahun, ada

pengikut ada yang kembali ke Roma dan Pulus berharap agar ia

bisa mengunjungi mereka dalam perjalanannya untuk memberitakan

Injil ke Spanyol (15:28). Namun sebelum ia melakukan

perjalanan itu, Paulus ingin membawa uang yang telah ia

kumpulakan dari orang-orang kristen bukan Yahudi di Makedonia

dan Akhaya untuk jemaat di Yerusalem (15:26-29). Ia berharap

ajaran-ajaran yang diungkapkan dalam surat ini juga dapat

diterima oleh orang-orang Kristen Yahudi di sana (15:30-32).

d. Susunan Penulisan kitab

Garis besar keseluruhan surat Roma sebagai berikut:

Paulus memperkenalkan dirinya dan Injil (1:1-17)

Setiap orang bersalah di hadapan Allah (1:18-3:20)

Bagaiman Allah membenarkan manusia (3:21-4:25)

Menjalankan hidup beriman yang baru (5:1-8:39)

Allah menjangkau umat Israel (9:1-11:36)

Hidup dalam tubuh Kristus 912:1-15:3)

Rencana-rencana Paulus dan salam (15:14-16:27)

3.2. 1 Korintus80

a. Isi Pokok kitab

Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Korintus

ditulis untuk membahas persoalan-persoalan yang timbul di

80 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1864-1865

137

dalam jemaat yang telah didirikan oleh Paulus di Korintus itu.

Persoalan-persoalan tersebut adalah mengenai kehidupan dan

kepercayaan Kristen. Dengan demikain Kitab 1 Korintus

memberikan pandangan yang jelas mengenai berbagai persoalan

yang dihadapi para pengikut Yesus. Surat ini juga mengemukakan

ajaran-ajaran Paulus, diantaranya tentang karuni Roh kudus dan

kasi yang sebagai karunia utama dari semua karunia yang lain.

b. Maksud penulisan kitab

Paulus menulis surat ini kepada jemaat di Korintus karena

ia mendengar berbagai pandangan dan keraguan tertentu di

antara mereka. Secara khusus ia prihatin dengan perselisihan

yang mengakibatkan perpecahan diantara mereka. Paulus juga

menulis surat ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka

mengenai perkawinan dan makanan yang dipersembahkan kepada

berhala. Mereka sebelumnya memberikan surat, da nisi surat itu

mengenai berhala tersebut, akhirnya Paulus memutuskan untuk

tinggal di Korintus yang terbilang tidak cukup lama.

c. Latar Belakang Penulisan kitab

Surat Paulus ini berisi berbagai pergumulan yang dihadapi

oleh jamaat Korintus berhadapan dengan berbagai pengaruh gaya

kota besar. Kota Korintus terletak di sebuah daratan sempit

yang memiliki pelabuhan di bagian timur dan di bagian barat.

Korintus merupakan kota yang sudah duniawi dan sudah

dipengaruhi oleh kebudayaan. Orang-orang yang hidup di

Korintus memiliki tradisi lama pada dewi cinta,Afrodite.

Susunan Penulisan kitab

138

d. Susunan Kitab

Garis-garis besar surat ini adalah sebagai berikut:

Salam dan ucapan syukur (1:1-9)

Dipersatukan oleh salib Kristus (1:10-2:16)

Percaya kepada pemberitaan Para Rasul (3:1-4:21)

Nasihat menyangkut hubungan antar manusia (5:1-7:40)

Menyembah Allah dan bukan berhala-berhala (8:1-11:1)

Tuntutan dalam beribadat dan penggunaan karunia karunia

Rohani (11:2-14:40)

Makna kemengan Kristus (15:1-58)

Rencana dan salam terakhir (16:1--24)

3.3. 2 Korintus81

a. Isi pokok Kitab

Dalam bagian pertama suratnya ini Paulus menguraikan

tentang hubungannya dengan jemaat di Korintus. Ia menjelaskan

di situ mengapa ia mengecam dengan keras perlawanan dan celaan

terhadap dirinya yang dilakukan oleh jemaat itu. Setelah

mengemukakan hal itu, ia selanjutnya menyatakan kegembiraannya

bahwa kecamannya yang keras itu sudah menghasilkan pertobatan

dan kerukunan. Dengan demikian Surat ini memberikan gambaran

tentang hubungan pribadi dengan Paulus dengan jemaat di

Korintus, khususnya bagaiman ia mencoba menjawab semua

serangan terhada dirinya. Sejumlah orang mengkritik cara ia

berbicara dan menulis dan yang lain mengaanggap bahwa ia

kurang bersahabat, dan komentarnya terlalu keras.81Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1889-1890.

139

b. Maksud penulisan Kitab

Paulus pernah hidup dan bekerja di antara pengikut

Kristus di Korintus. Kemudian ia menulis surat untuk memberi

kekuatan dan menjawab pertanyaan mereka. Ia juga berjanji

untuk mengunjungi mereka. Paulus juga menulis surat ini untuk

membela Korintus agar rela menyumbangkan untuk menolong jemaat

Kristen di tempat-tempat lain dan wilayah kekasiaran Romawi.

c. Latar belakang Kitab

Paulus menulis beberapa surat kepada jemaat di Korintus,

termasuk surat sebelumnya yang disebutkan dalam surat 1

Korintus. Mungkin Paulus mula-mula tinggal di Korintus sekitar

tahun 50-51 M, setelah itu ia kembali dari Yerusalem. Kedua

surat yang digabungkan menjadi 2 Korintus di tulis setelah

beberapa waktu kemudian.

d. Susunan Kitab

Surat 2 Korintus aslinya mungkin terdiri dari atas dua

surat, namun dibagian awal dan akhirnya memiliki salam khas

yang digunakan orang-orang pada zaman Paulus untuk mengawali

dan mengakhiri surat. Garis besar surat ini adalah sebagai

berikut:

Salam dan doa ucapan syukur (1:1-11)

Paulus ingin berdamai dengan lawan-lawannya (1:12-16:13,

7:2-16)

Bagian yang mungkin berasal dari surat yang lain (6:14-

71)

140

Paulus mendorong jemaat Korintus untuk menjadi penyumbang

sukarela (8:1-9:15)

Paulus membela dirinya sebagai Rasul Kristus yang sejat

(10:1-12:21)

Nasihat-nasihat terakhir dan salam (13:1-13)

3.4. Galatia82

a. Isi pokok Kitab

Surat ini juga memberikan beberapa pentunjuk mengenai

periode awal kehidupan Paulus. Paulus mengajarkan bahwa Allah

menghendaki anak-anaknya menjadi manusi yang baik melalui iman

akan Yesus Kristus. Kristus membebaskan anak-anak Allah dari

hukuman taurat, dan Roh kudus menuntun mereka serta menolong

mereka menjadi pengasih, murah hati dan baik.

b. Maksud penulisan Kitab

Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis

untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-

ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran

yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak

disebut rasul Yesus Kristus. Paulus meyakinkan jemaat Galatia

mengetahui bahwa ia sungguh adalah Rasul Kristus. Paulus juga

mau menegaskan bahwa amanat tentang Yesus yang ia telah

beritakan kepada mereka adalah satu-satunya yang benar. Akan

tetapi Paulus memberitahukan kepada jemaat Galatia bahwa para

rasul di Yerusalem menerimanya sebagai Rasul Kristus, dan

mereka setuju bahwa ia menjadi bagian dari mereka, serta orang

82Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1905-1906.

141

Yahudi pen bisa menjadi again dari mereka jika mereka

mewartakan nama Yesus di mana pun mereka berada.

c. Latar belakang Kitab

Galatia adalah wilayah di tengah, dibagian utara Asia

kecil di turki sekarang ini. Kebanyakan penduduknya adalah

keturunan orang Gaul atau orang keltik yang telah tinggal di

wilayah tersebeut sebelum 2500 SM.

d. Susunan Kitab

Galatia adalah surat yang diawali dengan salam, dan

diakhiri dengan berkat singkat. Paulus memakai surat ini

terutama untuk menentang para guru palsu yang telah mealawan

dan meresahkan jemaat di Galatia, serta membela diri dan

ajaran Kristus. Garis berikut ini merupakan susunan dari

Kitab Galatia:

Paulus membela kerasulanya dan ajaran Kristus (1:1-2:21)

Iman akan Kristus adalah jalan menjadi anak-anak Allah.

(3:1-4:31)

Kristus memberikan kebebasan dan Roh menuntun orang

beriman (5:1-6:10)

Peringatan-peringatan terakhir. (6:11-18)

3.5. Efesus83

a. Isi pokok kitab

83Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1916-1917.

142

Surat ini diawali dengan melukiskan Allah telah

membangkitkan Kristus, yang sekarang memerintah bersama Allah

di surga. Dua setengah pasal terakhir dari surat ini

memberikan pentunjuk untuk hidup sebgai umat Allah, termasuk

senjat rohani yang Allah berikan kepada umatnya, agar mereka

boleh dapat bertahan dalam segala pencobaan atau pengusa

kegelapan. Di dalamnya Paulus menekankan Rencana Allah agar

"Seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi,

menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (1:10). Surat ini

merupakan juga seruan kepada umat Allah supaya mereka

menghayati makna rencana agung dari Allah itu untuk

mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus.

b. Maksud Kitab

Surat ini ditulis dengan maksud untuk menjelaskan dan

menceritakan bagaimana Allah Bapa telah memilih umat-Nya,

bagaimana Allah melalui Yesus Kristus, Anak-Nya, mengampuni

dan membebaskan umat-Nya dari dosa, dan bagaimana janji Allah

itu dijamin oleh Roh Allah. Selain itu, ada banyak pentunjuk

tentang alasan Paulus menulisnya surat-surat tersebut. Namun,

surat efesus tidak banyak menyebutka persoalan atau tema

tertentu yang digumuli oleh jemaat Efesus. Kesulitan

terbesar yang dihadapi oleh jemaat Efesus disebabkan oleh

bebrapa orang yang berusaha memecah-bela para pengikut Tuhan

menjadi kelompok yang berbeda, bukannya mengikuti pemberitaan

Paulus yang telah mereka terima. Jadi Paulus mengangkat

masalah kesatuan dalam jemaat sebagi salah satu persoalan

utama dalam Jemaat Efesus.

143

c. Latar belakang kitab

Banyak naskah tua yang megatakan bahwa surat ini

ditunjukan kepada orang-orang kudus yang ada di Efesus. Namun

sejumlah, kecil naskah ermasuk naskah tertua, tidak menyebutka

orang efesus sebagai penerimanya. Oleh Karena itu, para ahli

saling berbeda pendapat mengenai siapa penulis kitab ini, dan

kapan waktu penulisannya. Namun karena adanya kesaman dengan

tulisanpaulus lainya, khususnya dengan surat kolose, surat ini

dihubungkan dengan Paulus.

d. Susunan Kitab

Di antara salam singkat dan kata penutup terdapat ajaran-

ajaran umum tentang iman Kristen dan petunjuk bagaimana

pengikut Kristus harus hidup sebagai umat Allah. Garis besar

surat ini dapat disusun seperti ini:

Salam, berkat, dan Doa (1:1-23)

Kristus mempersatukan dan mendamaikan umat Allah (2:1-

3:21)

Hidup sebagai Tubuh Kristus, anak-anak terang (4:1-6:24)

3.6. Filipi84

a. Isi pokok Kitab

Ciri khas surat ini ialah tekanan pada kegembiraan,

keteguhan hati, kesatuan, dan ketabahan orang Kristen dalam

mempertahankan kepercayaan kepada Kristus dan dalam menjalani

hidup sebagai orang Kristen. Rasul Paulus menulis surat ini

84Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1926-1927.

144

kepada jemaat Tuhan di filipi, ketika ia sedang berada dalam

penjara di sebuah kota yang tidak disebutkan namanya. Meskipun

ia menghadapi masa-masa yang sulit, Paulus ingin mengingatkan

kepada jemaat Filipi untuk tetap setia pada Injil Kristus,

yang pertama kali diberitakan oleh Paulus kepada mereka. Kata-

kata peneguhan iman yang terdapat dalam surat ini telah

memberi kekuatan kepada orang-orang Kristen sejak pertama kali

surat ini ditulis.

b. Maksud penulisan Kitab

Maksud penulisan surat ini yakni Paulus ingin berterima

kasih kepada jemaat Filipi Karena telah menolongnya dengan

pemberian dan doa. Paulus juga ingin menceritakan apa yang

terjadi pada dirinya sejak ia ditangkap oleh orang Romawi.

Paulus juga menyadari adanya masalah-masalh yang dihadapi oleh

jemaat filipi.

c. Latar belakang penulisan Kitab

Penulis Kisah para Rasul melaporkan bahwa Filipi merupakan

kota yang pertama kali dikunjungi Paulus setelah ia menyebrang

ke asia kecil menuju Eropa tenggara. Jalur ini biasanya

dipakai oleh para pedang Romawi untuk membawa barang dan

perlengkapan dari wilayah timur kekaisaran.

Surat Filipi termasuk kelompok surat Paulus, karena

kemungkinan ditulis oleh Paulus dalam penjara. Mungkin Paulus

menulis surat ini dari salah satu kota tersebut atau dari

kota yang lainnya di bagian timur laut tengah, di mana

pasukan romawi ditempatka.

145

d. Susunan Kitab

Paulus mengawali suratnya denga sebuah salam yang biasa

digunakan dala, penulisannya surat resmi Yunani dan

mengakhirinya dengan salam penutup. Selanjutnya Paulus

menceritakan keadaanya sekarang memberikan nasihat dan

menguatkan jemaat Kristen di Filipi dan berterima kasih

pertolongan yang diberikan kepadanya pada masa yang lalu.

Garis besar surat Filipi dapat disusun seperti berikut:

Paulus menyampaikan salam dan mengucap syukur dan doa

bagi Jemaat Filipi (1:1-11)

Hidup bagi Kristus, hamba Allah yang rendah hati (1:12-

2:18)

Peneguhan dan nasihat (2:19-4:9)

Ucapan trima kasih dan salam penutup (4:10-23)

3.7. Kolose85

a. Isi pokok Kitab

Rasul Paulus dalam suratnya menuliskan perubahan besar

yang akan segera terjadi ketika Yesus datang kembali

untukmenaklukan kuasa-kuasa kegelapan dan memerintah seluruh

dunia. Namun surat kolose melukiskan apa yang telah Yesus

Kristus lakukan. Ketika Yesu mati di kayu salib, semua kuasa

kegelapan telah habis, karena Ia telah mengalahkannya.

Penulis juga mengatakan bahwa Yesus adalah Kunci yang membuka

rahasia Allah.

85Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1934-1935.

146

b. Maksud penulisan Kitab

Penulis hendak mendorong jemaat Kolose untuk tetap

mengikuti Yesus Kristus dan tidak dibodohi oleh ajaran sesat

yang diombang-ambingkan oleh berbagai pemahaman dan praktik

agama yang diajarkan di Asia kecil masa itu. Itu berarti

mereka harus meninggalkan hal-hal buruk yang menjadi bagian

hidup dari mereka, dan hidup sebagai anak Alla yang baik,

rendah hati, lemah lembut, sabar, pemaaf dan penyayang.

c. Latar belakang penulisan Kitab

Kolose adalah sebuah kota kecil di Asia yang terletak di

sebalah timur pelabuhan utama, Efesus dan berdekatan dengan

kota laodokia dan kota Hierapolis. Sebelumnya jemaat di kolose

telah mendengar berita tentang Yesus Kristus dari Efpras,

salah seorang kawan pelayanan Paulus yang pernah tinggal di

kolose.

Beberapa ahli beranggapan bahwa surat ini mungkin Paulus

yang menuliskan, tetapi salah seorang pengikutnya dan bebrapa

dekadi setelah Paulus meninggal tahun 64-65 M. dalam zaman itu

ada kebiasaan seorang murid manusia menulis sesuatu dengan

menggunakan nama gurunya sebagi bentuk penghormatan bagi guru

tersebut.

d. Susunan Kitab

Surat kolose memiliki salam pembuka dan penutup seperti

bebrapa tulisan Paulus lainnya. Salam pembuka identic dengan

salam pembuka di dalam Kitab Efesus. Garis besar surat ini

dapat disusun sebagai berikut:

147

Salam, doa, dan nyayian pujian bagi Kristus (1:1-23)

Paulus mengajarkan tenang kebenaran Kristus (1:24-2:19)

Hidup baru dalam Kristus (2:20-4:6)

Salam penutup dan nasihat. (4:7-18)

3.8. 1 Tesalonika86

a. Isi pokok Kitab

Surat pendek ini memperlihatkan hubungan Paulus dengan

jemaat Tesalonika. Lebih dari setngah berisi doa dan ucapan

syukur Paulus atas iman mereka. Berulang kali Paulus mengulang

frasa Kamu tau dan Kamu ingat, lalu mengigatkan jemaat

Tesalonika tentang apa yang diajarakannya.

b. Maksud penulisan Kitab

Paulus memberi salam kepada jemaat di Tesalonika dan

mengucapkan terima kasih kepada mereka karena iman mereka.

Tampaknya beberapa pengikut Kritus kembali , sehingga Paulus

mengingatkan kepada mereka berjaga-jaga setiap saat menyambut

kedatangan Kristus kembali.

c. Latar belakang penulisan Kitab

Penulis Kisah para Rasul menyinggung masa pelayanan

Paulus di antara jemaat Tesalonika. Tidak jelas berapa lama

Paulus tinggal di Tesalonika, tetapi Paulus mengatakan bahwa

ia bekerja keras dan lama untuk membiayai hidupnya sendiri.

Itu memperlihatkan ia tinggal beberapa bulan di Tesalonika.

86Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1942-1943.

148

Tesalonika ibukota provinsi Roma di makedinia du bagian

utara Yunanni. Surat ini mungkin dalah surat Paulus yang

paling Tua dan bahkan mungkin merupakan tulisan yang paling

tua, dari semua tulisan dari Paulus yang ada dalam perjanjian

baru.

d. Susunan Kitab

Garis besar surat ini adalah sebagai berikut:

Iman jemaat Tesalonika dan karya Paulus (1:1-3:13)

Hidup Kristen dan kedatangan Kristus (4:1-5:22)

Salam penutup (5:23-28)

3.9. 2 Tesalonika87

a. Isi pokok Kitab

Penulis surat ini pun bersyukur kepada Allah karena jemaat

Kristen Tesalonika terus bertumbuh dalam iman dan kasih dan

kendati mengalami berbagi penderitaan. Penulis menyampaikan

bahwa mereka terus berusaha menjadi contoh bagi jemaat

lainnya. Dari surat ini, kita dapat mengetahui lebih jauh

keyakinan Paulus tentang kedatangan Kristus kembali dan ajaran

tentang persiapan yang tepat mengahadapi peristiwa tersebut.

b. Maksud penulisan Kitab

Segala anggota jemaat tesalonika kecewa, karena ada yang

mengatakan bahwa Kristus sudah datang kembali, dan mereka

telah hilang kesempatan untuk menikmati peristiwa tersebut.

Namun, Paulus mengatakan bahwa kepada mereka apa yang kan87Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1949-1950.

149

terjadi ketika sungguh Kristus datang kembali, orang tidak

akan percaya akan kebenara dan yang suka kejahatan akan

dihukum. Jemaat Tesalonika diminta untuk berdoa bagi penyebar

Injil. Dan mereka diperingatkan untuk tetap pada ajaran Paulus

dan tidak bermalas-malasan.

c. Latar belakang penulisan Kitab

Surat ini sangat mungkin ditulis tidak lama setalh satu

Tesalonika. Jemaat Tesalonika menjadi teladan dalam iman dan

kasih, namun dari bebrapa dari mereka mendengarkan ajaran

palsu berkaitan dengan kedatangan Kristus. Oleh karena itu,

penulis 2 tesalonika lebih banyak menerangkan tentang

kedatangan Kristus kembali dengan kemenagan Tuhan sendiri.

Beberapa ahli berpendapat bahwa surat ini mungkin ditulis

oleh seorang pengikut Paulus setelah Paulus meninggal. Di

dunia kuno, terkadang seorang murid memakai nama gurunya dalam

tulis, sebgai penghormatan atas gurunya itu.

d. Susunan Kitab

Garis besar surat ini adalah sebagi berikut:

Kebenaran tentang kedantangan Kristus kembali (1:1-2:17)

Doa dan peringatan (3:1-18)

3.10. 1 Timotius88

a. Isi pokok Kitab

Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia

Kecil, yang telah menjadi kawan dan pembantu Paulus dalam

88Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1954-1955.

150

pekerjaan Paulus. Ayah Timotius seorang Yunani dan ibunya

Yahudi. Dalam Surat Paulus Yang Pertama Kepada Timotius,

dibentangkan tiga hal yang ada sangkut pautnya satu sama

lain. 1 dan 2 Timotius serta Titus sering disebut sebagai

surat pengembalaan, karena isisnya menyangkut tanggung jawab

mereka yang menjadi pimpinan jemaat Kristen perdana. Meskipun

ditunjukan kepada Timotius secara pribadi, sesungguhnya 1

Timotius merupakan buku panduan bagi para pemimpin jemaat

Kristen perdana kerena begitu memuat begitu banyak ketentuan

dan petunjuk yang berguna bagi mereka.

b. Maksud penulisan Kitab

1 timotius ditulis untuk menasehati seluruh jemaat dan

memperingatkan mereka agar waspada terhadap ajaran-ajaran

sesat. Di dalam surat ini juga petunjuk untuk memilih para

pemimpin jemaat, penjelasan tentang jabatan, serta tanggung

jawab pemimpin.

c. Latar belakang penulisan Kitab

Timotius adalah murid Paulus, ibunya seorang Kristen

Yahudi, sendangkan ayanhnya bukan Yahudi yang berasal dari

Listra. Dalm surat Paulus, Timotius sering disebut sebagai

rekan kerja Paulus. Timotius bekerja dengan Paulus dan

menemaninya dalam perjalanan, Karen aitulah Paulus menanggap

Tmotius sebagai anaknya sendiri.

1 Timotius mungkin ditulis menjelang akhir hidup Paulus.

Menurut pendapat lainnya, surat ini ditulis atas nama Paulus

oleh seorang pengikutnya, beberapa waktu sebelum Paulus mati.

Struktur jemaat Kristen dan jaran-ajran yang disebut dalam

151

surat ini menunjukan bahwa 1 Timotius mungkin ditulis dengan

memakai nama seorang yang terkenal bukan hal yang aneh dalam

masa itu. Para pengikut atau murid mengikuti hal itu untuk

menghormati orang mereka kagugumi.

d. Susunan Kitab

Garis besar 1 Timotius adalah sebagai berikut:

Nasihat-nasihat tentang kehidupan jemaat (1:1-3:13)

Iman yang benar dna peringatan ajaran-ajaran sesat (3:14-

4:5)

Nasihat kepada Timotius dan para pemimpin jemaat (4:6-

6:21)

3.11. 2 Timotius89

a. Isi pokok Kitab

Surat Paulus Yang Kedua Kepada Timotius sebagian besar

berisi nasihat-nasihat pribadi kepada Timotius sebagai teman

sekerja dan pembantu yang masih muda. Inti nasihatnya ialah

supaya Timotius tabah. Dengan kata lain, Surat kedua kepada

Timotius ini lebih pribadi daripada surat yang pertama. Paulus

menyebut Timotius sebagai anakku yang terkasih dan selalu

mengingatnya dalam doa-doanya. Nama ibu dan nenek Timotius

disebut dalam surat-surat ini dan ia dinggatkan bahwa Paulus

telah menumpahkan tangan di atas kepalanya. Artinya Roh Kudus

selalu mendampinginya dalam segala pelayannya.

b. Maksud penulisan Kitab

89Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1961-1962.

152

Situasi jemaat Kristen perdana serubah-ubah sepanjang

abad pertama. Para pemimpin jemaat terancam dipenjara, dihukum

oleh pemerintah romawi. Beberapa orang menyebutnya sebagai

murid Tuhan telah terjerat iblis,. Jadi, Timotius itu seperti

anaknya, sehigga penulis memperibgatkan Timotius agar menjauh

dari godaan yang sering menjerat orang muda. Penulis

mendorong terus Timotius terus memberitakan firman Allah,

Timotius harus menguasai dirinya dan bersabar mengahadapi

jemaat yang dilayaninya.

c. Latar belakang penulisan Kitab

Paulus digambarkan sedang berada dalam penjara ketika

menulis surat kepada Timotius. Ia akan segera mengahadapi

hukuman mati. Bagi Paulus, Timotius itu seperti anaknya,

karena mereka telah mengadakan perjalanan bersama dengan erat.

Seperti 1 Timotius, 2 Timotius mungkin ditulis oleh

Paulus menjelang akhir hidupnya. Namun mungkin, pula surat ini

atas nama Paulus oleh seorang pengikutnya, satu atau dua

generasi setelah kematiaanya.

d. Susunan Kitab

Garis besar 2 Timotius, sebagai berikut:

Nasihat dan peringatan bagi Timotius (1:1-2:26)

Berani dan setia sampai pada akhir (3:1-4:8)

Pesan terakhir dan salam. (4:9-22)

3.12. Titus90

90Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1968.

153

a. Isi pokok Kitab

Titus sahabat dekat Paulus bekerja sama rasul itu di Asia

kecil dan Yunani. Ia berperan penting dalam perkembangan

jemaat di Korintus. Titus rupanya menerima surat ini ketika ia

berada di pulau kereta. Paulus meninggalkan Titus di situ,

supaya dia menetapkan penatua-penatua d setiap kota.

b. Maksud penulisan Kitab

Surat ini ditulis sebagai dukungan kepada Titus untuk

tetap mengajarkan iman yang benar dan membimbing jemaaat agar

tetap hidup dalam ajaran Allah. Sejumlah orang dalam jemaat

di Kreta rupanya berusaha menyesatkan anggota lainnya dengan

ajaran—ajaran sesat. Surat kepada Titus juga memuat petunjuk

dan nasihat bagi para pemimpin jemaat dan bgai seluruh jemaat

Allah.

c. Latar belakang penulisan Kitab

Surat kepada Titus terutama berisi petunjuk dan nasihat

bagi para pemimpin jemaat agar memegang teguh iman yang benar

dan hidup dengan baik. Perhatian penulis pada pengelolahan

jemaat menunjukkan bahwa surat kepada Titus bahwa salah satu

surat Paulus yang terakhir.

d. Susunan Kitab

Garis besar surat kepada Titus adalah sebagai berikut:

Pemimpin jemaat dan para pengajar sesat (1:1-16)

Apa yang diimani dan bagaimana hidup sebagai umat Allah

(2:1-3:15)

154

3.13. Filemon 91

a. Isi pokok Kitab

Surat kepada Filemon mirip dengan surat-surat duniawi

Romawi zaman itu. Inilah surat Paulus yang paling pendek dan

juga paling pribadi. Dari isinya kita mengetahui bahwa Paulus

dan Filemon memiliki hubungan yang sangat erat. Kebanyak

orang menyebut surat ini, termasuk Onesimus , disebut juga

dalam Kolose.

b. Maksud penulisan Kitab

Filemon adalah seorang yang kaya yang agaknya tinggal di

Kolose. Seperti orang kaya sebelumnya pada masa itu, ia

memiliki budak budak atau Hamba. Filemon juga merupakan orang

Kristen yang rumahnya menjadi pertemuan para jemaat. Paulus

menulis surat ini demi kepenting Onesimus, budak yang melarika

dari rumah Filemon. Paulus mengatakan bahwa ia mengirim

Onesimus kembali kepada Filemon dan berharap Filemon mau

menerima Onesimus sebagai saudara seiman yang terkasih.

c. Latar belakang penulisan Kitab

Paulus mungkin menulis surat ini ketika ia berada dalam

penjara di Efesus atau ketika ia menjadi tagan Roma, di mana

seorang prajurit selalu mengawasi Paulus dan siapa saja yang

mengunjunginya.

Paulus menghendaki Filemon memperlakukan budaknya yang

kembali itu dengan baik dan penuh kasih. Paulus pun tidak91Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1973-1974.

155

memberikan suatu persoalan mengenai hak Filemon bagi budaknya

itu. Perbudakan merupakan satu kenyataan masyrakat pada waktu

itu dan Paulus menasehati para budak untuk taat kepada tuan

mereka. Dalam surat Galatia, Paulus mengatakan bahwa para

hamba dan orang merdeka yang mengimanai Yesus, sederajat

dengan anggota umat Allah lainnya.

d. Susunan Kitab

Susunan surat kepada Filemon adalah sebagai berikut:

Salam dan doa bagi Filemon (1-3)

Pesan Paulus kepada Filemon mengenai Onesimus (4-22)

Salam penutup dan doa (23-25)

3.14. Ibrani92

a. Isi pokok Kitab

Tiga perkara dikemukakan oleh penulis surat ini. Pertama,

Yesus adalah Anak Allah, Anak yang kekal. Anak Allah itu

menunjukkan ketaatan-Nya kepada Bapa melalui ketabahan-Nya

untuk menderita. Sebagai Anak Allah, Yesus lebih tinggi dari

nabi-nabi dalam Perjanjian Lama. Ia pun lebih tinggi dari

malaikat atau Musa sendiri. Kedua, Allah telah menyatakan

Yesus sebagai imam abadi yang lebih tinggi daripada imam-imam

dalam Perjanjian Lama. Ketiga, dengan perantaraan Yesus, orang

yang percaya kepada-Nya dibebaskan dari dosa dan dari

ketakutan dan kematian. Dengan demikian Surat Ibrani berbicara

tentang iman dengan cara yang khas, sebab penulisannya yang

memanfaatkan baik Perjanjian Lama maupun gagasan dari budaya

92Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1979-1780.

156

dan filsafat Yunani. Akan tetapi bahasa Yunani yang dipakai

oleh penulis Ibrani lebih rumit dibandingkan dengan kebanyakan

Kitab Perjanjian Baru lainnya.

b. Maksud penulisan Kitab

Surat Kepada Orang Ibrani ini ditujukan kepada sekelompok

orang Kristen, yang karena terus-menerus mengalami tekanan,

mungkin akan murtad dari kepercayaan mereka kepada Kristus.

Penulis surat ini berusaha mendorong mereka supaya tetap

percaya. Untuk itu ia menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah

pernyataan Allah yang sempurna. Banyak kalangan beragama pada

abad pertama, baik Yahudi maupun bukan Yahudi mempunyai

sejumlah pertanyaan menyangkut iman Kristiani. Penulis

menyatakan bahwa Yesus lebih besar dari pada semua malaikat

Allah, semua nabi bahkan Musa dan Yosua. Diatas segalanya

jemaat Kristen harus tersu mengarahkan mata mereka kepada

Yesus, pemimpin mereka dalam perlombaan iman yang akan

menyempurnahkan iman mereka.

c. Latar belakang penulisan Kitab

Para ahli tidak dapat memastikan siapa yang menulis surat

Ibrani atau kapan surat ini ditulis. Para ahli juga tidak

dapat memastikan kepada siapa sesungguhnya surat ini

ditunjukan. Mereka dihina di depan umun dan harta benda

mereka dirampas. Semua itu menunjukan bahwa surat Ibrani

agaknya ditunjukan kepada sebuah jemaat Kristen generasi

kedua.

d. Susunan Kitab

157

Surat Ibrani adalah sebuah kotbah atau pidato yang

tersusun rapi, sehingga yang ingin disampaikan penulis

terlihat jelas. Nasihat ini dan informasi dikemukakan secara

bergantian. Garis bear Ibrani adalah sebagai berikut:

Allah mengutus yesus untuk menyucikan dan mebarui dunia

(1:1-2:4)

Yesus lebih tinggi dari Musa (2:5-4:13)

Yesus adalah imam besar yang agung (4:14-6:12)

Kurban Yesus mengahasilka perjanjian baru (6:13-10:39)

iman merupakan jalan untuk menjadi milik Allah (11:1-

13:25)

4. SURAT-SURAT KATOLIK

4.1. Yakobus93

a. Isi pokok kitab

Yakobus memberikan di dalam suratnya ini sejumlah

petunjuk dan nasihat yang praktis untuk orang Kristen mengenai

kelakuan dan perbuatan Kristen. Berbagai nasihat dan

pentunjuk itu sangat jelas dan konkret; jangan menyerah,

jangan putus asa mengnggung kemiskinan, jangan berpihak pada

orang kaya dan jangan mengabaikan orang miskin, kasihilah

sesame, kekanglah lidah dan keinginan, percaya pada hikmat,

dan bersabarlah menantikan kedatangan Tuhan.

b. Maksud penulisan Kitab

93Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 2003-2004.

158

Surat Yakobus ditujukan kepada "semua umat Allah yang

tersebar di seluruh dunia". Bagi penulis surat Yakobus, iman

berarti bertindak, menurutnya iman tanpa perbuatan baik adalah

iman yang mati. Ia menentang umat Allah untuk melaksanakan

hokum utama yang tertulis dalam Kitab Suci, yaitu mengasihi

sesama manusia seperti dirimu sendiri.

c. Latar belakang penulisan Kitab

Surat ini menekankan bahwa dalam menjalankan agama

Kristen, iman harus disertai perbuatan. Di dalamnya, Penulis

menyebut dirinya Yakobus, menurut tradisi, Yakobus adalah

saudara Yesus. Surat ini memang berisi ajaran dan nasihat-

nasihat yang serupa denga ajaran Kritus dalam kitab-Kitab

Injil. Ini berarti bahwa penulis mungkin Hidup dalam budaya

Yunani abad pertengahan.

d. Susunan Kitab

Setelah menyampaikan sebuah salam yang singkat, penulis

menyampaikan nasihatnya tentang hidup sebagai umat Allah.

Susunan surat Yakobus adalah sebagai berikut:

Memohon hikmat dari Allah dan bertekun dalam pencobaan

(1:1-18)

Tunjukanlah bahwa iman mu itu Hidup (1:19-2:26)

Jagalah lidahmu dan jadilah bijak (3:1-5:6)

Bersabar, berbelas kasih, dan berdoalah (5:7-20)

4.2. 1 Petrus94

a. Isi pokok Kitab

94Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 2012-2013.

159

Surat Petrus Yang Pertama ini ditujukan kepada orang-

orang Kristen yang tersebar di seluruh bagian utara Asia

Kecil. Mereka disebut "umat pilihan Allah". Dalam hal ini

Petrus yang menyampaikan gagasannya mulai surat 1 Petrus

diawali dan diakhiri dengan salam. Pesan utama dalam kitab

ini, yakni tema yang ada dalam surat ini. Gambaran

jemaatKristen dalam surat ini mirip dengan surat 1 Yohanes.

Surat 1 Petrus juga menyerupai surat Ibrani yang mengambarkan

jemaat sikap para lawan. Karena kebencian dan ketakutan

terhadap jemaat, mereka menganiaya jemaat Kristen dan

menyingkirkan orang Kristen dari masyarakat.

b. Maksud penulisan Kitab

Maksud utama surat ini ialah untuk menguatkan iman para

pembacanya yang sedang mengalami tekanan dan penganiayaan

karena percaya kepada Kristus. Petrus mengingatkan para

pembacanya akan Kabar Baik tentang Yesus Kristus yang

merupakan jaminan harapan mereka. Sebab, Yesus Kristus sudah

mati, hidup kembali dan berjanji akan datang lagi. Surat ini

ditunjukan kepada jemaat Kristen yang tersebar di wilayah Asia

kecil bagian utara. Penulis menghendaki agar orang membaca

surat ini sadar bahwa mereka akan menanggung penderitaan

Karena iman mereka.

c. Latar belakang penulisan Kitab

Menurut tradisi surat ini ditulis oleh petrus, murid

Yesus. Surat ini juga berisikan salam dari teman sekerja

Paulus, yaitu Silwanus dan Markus. Akan tetapi, melihat gaya

penulisan dan kualitas tata bahasa para ahli berpendapat bahwa

160

mungkin Petrus seorang nelayan Galilea, yang menjadi penulis.

Penulis ini memakai nama Petrus sebagai suatu penghormatan

kepadanya. Pada masa kaisar Domitianus, agama Kristen sudah

terpisah dari agama Yahudi. Tampaknya surat Petrus memuat

juga bagian-bagian dari rumusan iman serta nyanyian pujian

yang dipakai dalam ibadat jemaat Kristen pada waktu itu.

Dengan demikian surat ini akan menolong kita lebih dekat

dengan gambaran kehidupan jemaat Kristen perdana.

d. Susunan Kitab

Sebagiamana layaknya sebuah surat, 1 Petrus mengawali dan

diakhiri dengan salam. Isi surat ini memuat berbagai macam

nasihat, jaran dan nyanyian pujian dyang dapat dikelompokan

sebagai berikut:

Dipilih, dilindungi, dan diselamatkan (1:1-12)

Hidup sebagai umat Allah yang kudus (1:13-3:22)

Melayani dan menanggung penderitaan sampai akhir (4:1-

5:14)

4.3. 2 Petrus95

a. Isi pokok Kitab

Surat ini menerangkan bahwa kedatangan Kristus itu

nampaknya lambat karena Allah "tidak mau seorang pun binasa.

Ia ingin supaya semua orang bertobat dari dosa-dosanya".

Meskipun bentuknya menyerupai surat, karena diawali dengan

salam, 2 Petrus sebenarnya dimaksudkan sebagai penasihat atau

95Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 2021-2022.

161

wasiat terakhir dari Rasul Paulus. Pada kesempatan ini juga,

penulis menyampaikan bahwa nasihat terakhir pada jemaat

Kristen. 2 Peterus pun mirip dengan beberapa pesan atau kotbah

perpisahan. Hal ini juga berkaitan dengan surat Yudas.

b. Maksud penulisan Kitab

Surat Petrus Yang Kedua ini ditujukan kepada seluruh

umat Kristen yang mula-mula. Surat ini ditulis terutama untuk

menentang pekerjaan nabi-nabi yang mengajarkan hal-hal yang

salah, dan juga untuk memberantas perbuatan-perbuatan tak

patut yang dihasilkan oleh ajaran nabi-nabi itu. Pada

kesempatan ini juga, penulis menyampaikan bahwa para nabi

palsu, dan guru palsu yang berusaha menjauhkan umat Tuhan dari

kebenaran. Baginya, ketika berhadapan dengan guru palsu kita

haru berpegang teguh pada iman akan Yesus Kristus. Mereka pun

tidak boleh lupa akan kedatangan Yesus kembali, meskipun

kedatangan Tuhan itu tidak secepat yang kita harapkan. Pada

masa penantian ini, jemaat diharapkan bahwa bersikap sabar dan

taat kepada Allah dan hidup dan juga tidak bercacat dalam iman

akan Tuhan.

c. Latar belakang penulisan Kitab

Di dalam hal ini, penulis memperkenalkan dirinya sebagai

Simon Petrus atau Kayafas murid Tuhan. Banyak ahli berpendapat

bahwa surat ini ditulis oleh murid Petrus, setelah Petrus

meninggal duni. Dengan hal ini, boleh mempertahankan iman akan

Yesus yang diajarkan oleh para Rasul atau Murid Tuhan.

d. Susunan Kitab

162

Surat ini juga diawali dengan salam singkat yang mau

ditunjukan kepada jemaat Kristen pada umumnya. Surat Petrus

dapa dibagi sebagai berikut:

Hidup saleh dan berpegang teguh pada kebenaran (1:1-21)

Waspadahlah terhadap nabi Palsu dan guru palsu (2:1-22)

Bersiaplah, pasti Tuhan akan datang kembali (3:1-18)

4.4. 1 Yohanes96

a. Isi pokok Kitab

Kitab ini berisikan tentang ajaran-ajaran . Ajaran-ajaran

itu seperti salaing mengasihi satu dengan yang lain. Kitab 1

Yohanes tidak sama dengan surat-surat yang lain. Pada surat

ini tidak ada salam menyapa yang ditulis oleh penulis. Ia

menyebut Yesus sebagai Firman Allah, dan juga ia menasehati

jemaat agar saling mengasihi seperti Yesu yang suka mengasihi.

Kitab 1 Yohanes sering dihubungkan dengan Injil Yohanes. 1

Yohanes pun memperlihatkan bahwa bagaimana jemaat Kristen

perdana mengatasi perpecahan dengan pengikut non Yesus Kritus

dan mereka yang memiliki pandangan yang sesat tentang Tuhan.

b. Maksud penulisan Kitab

Surat Yohanes Yang Pertama ditulis dengan dua maksud.

Pertama, untuk memberi dorongan kepada para pembacanya supaya

mereka hidup bersatu dengan Allah dan Anak-Nya Yesus Kristus.

Kedua, untuk mengingatkan mereka supaya tidak mengikuti

96Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 2028-2029.

163

ajaran-ajaran salah yang dapat merusak kesatuan mereka dengan

Allah dan Yesus Kristus.

Kitab 1 Yohanes dan surat Yohanes yang lain agaknya

ditulis untuk mendorong jemaat Kristen agar tetap berpegang

teguh pada iman yang diyakini oleh merekea yakni Yesus Kritus.

Orang-orang ini misalnya, meyakini bahwa mereka telah

dilahirkan kembali secara Rohani. Hal itu mungkin membuat

mereka tidak mungkin lagi berdosa, karena itu tidak ada dosa

yang perlu diakui. Anak Allah yang sejati percaya bahwa Yesus

telah datang sebagai manusia dan Dia sungguh anak Allah. Hanya

ornag yang percaya bahwa Yesus Kristus adalah benar-benar

manusia dan benar-benar Allah yang mengasihi anak-anaknya.

c. Latar belakang penulisan Kitab

Kitab 1 Yohanes agaknya ditulis pertama atau awal abad

kedua. Sebab, para jemaat Kristen perdana mencoba merumuskan

tentang ciri khas anak Allah itu sendiri. Berbagai aliran

keagamaan muncul pada saat itu, dan yang paling cukup menonjol

yakni Gnostik. Mereka berpandangan bahwa dunia materi adalah

jahat sendangkan dunia rohani adalah baik. Akan tetapi kitab 1

Yohanes memperlihatkan Allah bahwa yang menciptakan duni serta

segala isinya. Allah mengutus Yesus sebagai penebus dunia dan

melalui Dia dunia akan terlepas dari segala kejahatan, dan

mempersatukan manusia dengan Allah.

d. Susunan Kitab

164

Apa yang dimaksudkan dalam sebuah surat, Kitab 1 Yohanes

tidak diawali dan diakhiri dengan salam. Hal itu pun dapat

disusun sebagai berikut:

Hidup di dalam terang (1:1-2:17)

Anak-anak Allah dan anak-anak Iblis (2:18-3:10)

Kasih yang berasal dari Allah (3:11-4:21)

Iman yang mengalahkan dunia (5:1-21:)

4.5. 2 Yohanes97

a. Isi pokok Kitab

Surat Yohanes Yang Kedua ini ditulis oleh "pemimpin

jemaat" kepada "Ibu yang dipilih oleh Allah" dan kepada anak-

anaknya yang dicintai. Di dalam Kitab 2 Yohanes dapat

dijumpai salam pembuka dan salam penutup. Melalui surat ini,

penulis menasehati jemaat untuk saling mengasihi dan hidup

dalam kebenaran.

b. Maksud penulisan Kitab

Di samping meneguhkan Jemaat, penulis Kitab 2 Yohanes juga

memperingatkan mereka agar berhati-hati dalam penyesat dan

anti Kristus dan menyangkal bahwa Yesus Kristu telah datang

sebagai manusia. Penulis pun melarang orang-orang masuk dalam

jemaat Kristen sejati.

c. Latar belakang penulisan Kitab

Ibu yang terpilih, dan saudari yang terpilih mungkin

mangacu pada dua kelompok jemaat Kristen yang berbeda, bukan97 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 2037-2038.

165

dua individu tertentu. Hal yang dimaksudkan ialah sebuah

jemaat dan anggota-anggotanya.

d. Susunan Kitab

Susunan Kitab Yohanes yang singkat ini adalah sebagai berikut:

Salam (1:1-3)

Hidup dalam kebenaran dan saling mengasihi (1:4-13)

4.6. 3 Yohanes98

a. Isi pokok Kitab

Surat Yohanes Yang Ketiga ini ditulis oleh seorang

"pemimpin jemaat" kepada seorang pemuka jemaat yang bernama

Gayus. Seperti Kitab 2 Yohanes, Kitab 3 Yohanes juga diawali

dengan salam seperti umumnya sebuah surat.

b. Maksud penulisan Kitab

Penulis surat ini memuji Gayus karena bantuannya kepada

orang-orang Kristen lainnya. Penulis juga mendoakan Gayus dan

mengungkapkan sukacitanya, karena rekannya itu telah menyambut

para pengikut Yesus yang berkunjung ke tempatnya untuk

memberitakan Injil. Ia juga memperingatkan Gayus terhadap

seorang laki-laki bernama Diotrefes. Diofretes, salah

seorang pemimpin Jemaat yang menolak kedatangan para pemberita

Injil dan meminta anggota lain melakukan hal yang sama.

Penulis mendorong Gayus untuk tetap menyambut kedatangan para

98 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 2039-2040.

166

pemberita Injil tersebut, meskipun bertentangan dengan

permointaan Diotrefeses.

c. Latar belakang penulisan Kitab

Pada Kitab ini tidak dijelaskan latar belakangnya,

tetapi Kitab ini hampir sama dengan Kitab 1 Yohanes dan 2

Yohanes.

d. Susunan Kitab

Susunan Kitab 3 Yohanes adalah sebagai berikut:

Salam (1:1-4)

Menyambut saudara-saudara Selman (1:5-15)

4.7. Yudas99

a. Isi pokok Kitab

Kitab ini berisikan tentang ungkapan-ungkapan peringatan

kepada jemaat agar selalu waspada pada guru atau nabi-nabi

palsu yang berusaha menjaukan kita dari kebenaran. Dalam

surat yang pendek ini, yang isinya mirip dengan surat Petrus

yang kedua, penulisnya memberi dorongan kepada para pembacanya

supaya terus berjuang untuk iman.

b. Maksud penulisan Kitab

Tampaknya surat Yudas ditujukan bagi seluruh umat

Kristiani, bukan hanya untuk sekelompok orang tertentu. Bahkan

dengan sederhana surat ini ditujukan “kepada mereka, yang

terpanggil, yang dikasihi di dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus

Kristus” (1:1). Penulis kitab Yudas sangat mencemaskan akan99 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 2041-2042.

167

orang-orang fasik yang menyusup ke tengah-tangah jemaat

Kristen. Orang fasik itu percaya bahwa manusia berbuat sesuka

hati, dan hal-hal itu tidak bermoral, karena Allah begitu baik

kepada manusia. Namun manusia berbuat yang tidak baik kepada

Allah. Dari hal itu, penulis memberikan sebuah kata-kata yang

bijaksana agar mereka dapat mempertahankan iman akan Yesus

Kristus. Hal ini pun berarti bahwa jemaat Kristen harus

merubah tingkah laku yang buruk menjadi baik.

c. Latar belakang penulisan Kitab

Di dalam kitab ini terdapat perkenalan sebuah nama

pengarang. Adapun nama itu adala Yudas. Yudas dalam bahasa

Ibrani Yehuda. Yehuda adalah nama seorang anak Yakub, dan Daud

dan Yesus merupakan berasal dari suku Yehuda.

Para ahli pun tidak terlalu mengetahui bahwa surat ini

ditujuhkan kepada siapa. Jemaat yang dituju surat Yudas

mungkin adalah orang Kristen generasi pertama yang

berlatarbelakang Yahudi, sebab mereka sangat mengenal sekali

Kitab Ibrani. Tetapi ada bebrapa ahli berpendapat bawha surat

ini ditulis oleh Yakobus dan Yudas kedua saudara Yesus. Kitab

ini menceritakan tentang umat Kristen pada generasi pertama

yang lebih banyak dan juga ajaran-ajaran palsu yang dikritik

oleh penulis sendiri.

d. Susunan Kitab

Surat Yudas disusun sebagai berikut:

Salam dan doa (1-2)

Mempertahankan iman dan melawan orang fasik (3-25)

168

5. KITAB KENABIAN

5.1. Wahyu100

a. Isi pokok Kitab

Isi buku ini sebagian besar terdiri dari beberapa

rangkaian wahyu dan penglihatan yang dikemukakan dengan

memakai bahasa perlambang yang dapat dipahami artinya oleh

orang-orang Kristen zaman itu, tetapi sulit dimengerti oleh

orang-orang lain.

Wahyu merupakan terjemahan dari kata apokalipsys yang

artinya penungkapan atau penyikapan. Kitab wahyu ini menjadi

contoh dari kitab Apokaliptik. Di dalam kitab ini

mengungkapakan sedikit rahasia-rahasia surgawi, dan berbicara

tentang sejarah manusia. Tulisan ini pun berbicar amengenai

yang baik dan jahat. Kitab ini juga berbicara mengenai akhir

zaman, yang baik dikuasai oleh Allah dan jahat dikalahkan.

Kemudian Allah membaharui yang jahat menjadi baik, dan umat

beriman akan mendapatkan tempat di dalam kerajaan Allah.

Kitab wahyu pun merangsang kita semua mengenai imajinasi

karena menampilkan berbagai penglihatan yang begitu dashyat.

Penglihatan itu pun berupa simbol-simbol. Penulis kitab Wahyu

pun mengenal baik tentang Perjanjian Lama. Sebab itu, sebagian

Kitab Wahyu didasarkan pada tek-teks Kitab Pejanjian Lama.

b. Maksud penulisan Kitab

100 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. Hlm 2045-2046.

169

Wahyu Kepada Yohanes ini ditulis pada masa orang-orang

Kristen ditekan dan dianiaya karena percaya kepada Yesus

Kristus sebagai Tuhan. Maksud utama penulisnya ialah untuk

memberi harapan serta semangat kepada para pembacanya, dan

juga untuk mendorong mereka supaya tetap percaya pada waktu

dianiaya dan ditekan.

Pada akhir abad pertama, seluruh penduduk Ramawi

mempersembahkan berupa persembahan kepada kaisar Romawi. Jika

tidak memberi persembahan, maka akan dicetuskan penghianat,

dan juga dapat dijatuhi hukuman mati kepada orang-orang

tersebut. Hal ini pun mengakibatkan jemaat Kristen bertanya-

tanya, jika tidak taat maka akan diberi hukuman mati. Penulis

kitab Wahyu mendapatkan pesan dari Allah untuk meyampaikan

pesan kepada tujuh jemaat Kristen di Asia kecil. Pesan itu

berupa, duni penuh dengan kejahatan, sehingga jemaat Kristen

menderita dan mati, dan yesus adalah Tuhan karena Ia akan

menaklukan kejahatan seluruh umat manusia serta kaisar. Allah

pun menganugerahkan upa yang melimpah kepada orang yang

percaya kepada Tuhan jika mereka setia kepada Yesus Kristus.

Hal itu yang menjadi pesan utama dari kitab wahyu. Jemaat

Kristen mengetahui bahwa biarpun Raja Romawi begitu kejam,

tetapi Yesuslah anak domba yang memberi pengampunan atas

segala dosa yang mereka perbuat.

c. Latar belakang penulisan Kitab

Penulis kitab Wahyu masih diperdebatkan, karena beberapa

ahli berpendapat bahwa identitas Yohanes tidak memberikan

gambaran yang begitu baik sehingga mereka belum mengambil

kesimpulan tentang hal ini. Pada ahli pun berpendapat bahwa

170

kitab ini ditulis pada akhir pemerintahan Kaisar Domintianus

atau ketika Kaisar Trayanus. Namun ada juga pendapat dari para

ahli bahwa tulisan ini ditulis sekitar tahun 70 M.

Angka-angka dari kitab wahyu pun memberikan suatu makna

yang begitu baik, sehingga ornag-orang harus bertanya-tanya

tentang hal itu. Namun pembaca Kristen pada zaman itu

mengetahui bahwa yang dimakssud adalah Roma. Mereka juga tahu

lambang Anak Domba itu, yakni Yesus Kritsus, dan itu yang

menjadi symbol dalam Kitab Wahyu.

d. Susunan Kitab

Kitab ini pun begitu rumit, karena bagian-bagian

berkaitan, yang memperlihatkan bahwa pergulatan jemaat Kristen

mengahadapi umat-umat yang melawan Allah. Meskipun demikian,

namun inti sari pokok pikirannya jelas, yaitu bahwa melalui

Kristus, Allah akhirnya akan mengalahkan semua musuh-Nya,

termasuk Iblis. Dan apabila kemenangan itu sudah tercapai,

Allah akan memberikan surga yang baru dan bumi yang baru

sebagai hadiah kepada umat-Nya yang setia.

Susunan mengenai gambaran umum kitab ini yakni:

Doa dan Nubuat Yohanes (1:1-8)

Penglihatan bagi tujuh jemaat (1:9-3:22)

Penglihatan tentang Allah dan Anak Domba (4:1-5:`4)

Tujuh Materai dibuka (6:1-8:5)

Tujuh sangkakala (8:6-11:19)

Lawan-lawan Allah (12:1-13:18)

Penglihatan tentang penghakiman dan perlindungan Allah

(14:1-16:21)

171

Kemenagan atas lawan-lawan Allah (16:1-20:15)

Allah membaharui segala sesuatu (21:1-22:5)

Janji, berkat dan peringatan terakhir (22:6-21)

E. Urutan Kitab berdasarkan Waktu Penulisan101

Surat Pertama kepada jemaat di Tesalonika :

tahun 41/42

Surat pertama kepada Jemaat di Korintus : tahun

49/50

Surat kedua Kepada Jemaat di Korintus : tahun

51/52

Surat Kepada Jemaat di Galatia : tahun

51/52

Surat Kepada Jemaat di Roma : tahun

55/56

Surat kepada Jemaat di Filipi : tahun

58/59

Surat kepada Jemaat di Kolose : tahun

60/62

Surat kepada Filemon : tahun

60/62

Surat kedua Kepada jemaat di Tesalonika :

tahun60/65

Injil Markus : tahun

65/75

Injil Matius : tahun

75/80101 P. Hendrik Njiola, Pr., Pengantar Kitab Suci Perjanjian Baru, Yogyakarta, Yayasan Pustaka Nusantara: 2005. Hal.10-11

172

Injil Lukas : tahun

80/85

Serat kepada Orang Ibrani : tahun

80/90

Surat Kepada jemaat di Efesus : tahun

85/90

Kisah Para Rasul : tahun

85/90

Surat Pertama Petrus : tahun

85/90

Surat Yakobus : tahun

85/90

Wahyu Yohanes : tahun 90/95

Injil Yohanes : tahun 100

Surat Yudas : tahun 100

Surat Pertama kepada Timotius : tahun 100

Surat kepada Titus : tahun 100

Surat Kedua kepada Timotius : tahun

100

Surat Pertana Yohanes : tahun

110/125

Surat Kedua Yohanes : tahun

110/125

Surat Ketiga Yohanes :

tahun110/125

Surat Kedua Petrus : tahun125

173

F. Dunia Perjanjian Baru102

Kitab Suci Perjanjia Baru merupakan hasil karya Roh

Kudus pada umat Kristen perdana. Hal itu terjadi sekitar

tahun 40 M dan sekitar tahun 120 M. Dalam karangan-karangan

Perjanjian Baru itu tidak hanya tercantum iman umat perdana

serta penghayatannya , tetapi turut tercermin situasi dan

kondisi, di mana jemaat-jemaat Kristen mewujudkan dan

mengungkapkan imannya. Karena itu perlu bagi kita untuk

mengetahui sedikit tentang kehidupan jemaat perdana

berdasarkan situasi dan kondisinya.103

1. Injil-Injil Sinoptik

Kata sinoptik berasal dari bahasa Yunani synopsis yang

berarti sekilas pandang. Istilah itu mulai diterima para

ahli Kitab sejak tahun 1776 M.104 Injil-injil Sinoptik

dalam Perjanjian Baru adalah Matius, Markus, dan Lukas.

Mengapa ketigga Injil ini disebut Injil sinoptik? Di

sebut sinoptik karena Matius, Markus dan Lukas memiliki

kesamaan isi.

“Dalam riwayat hidup Yesus yang disajikan dalam

ketiga Injil tersebut pada dasarnya sama. Di mana Yesus

tampil dahulu di daerah Galilea, lalu menempuh perjalanan

sampai ke Yerusalem. Selain itu, bahan yang oleh ketiga

Injil tersebut dipasang dalam skema yang sama. Di mana di

ceritakan mnegenai wejangan Yesus tentang mikjizat dan

pengusiran roh-roh jahat dan kisah sengsara hampir sama

102 Dr. C. Gronen OFM, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, Yogyakarta, Kanisius :2006. Hal.30103 Ibid. Hal. 30104 Ibid. hal. 90

174

saja. Kesamaan itu dapa dilihat dalam kalimat dan kata-

kata yang terdapat dari ketiga Injil.

Akan tetapi kesamaan antara ketiga Innjil tersebut yang

mengherankan disertai perbedaan yang tidak kurang

mnyolok. Adapun perbedaan itu mengarah pada urutan bahan

yang kadang-kadang berlainan. Ada pula dalam Injil lain

terdapat berita, uccpan, wejangan yang tidak ada sama

sekali dalam Injil-injil lain. selain itu, terdapat pula

perbendaan kalimat dan kata-kata dalam ketiga Injil

tersebut.”105

Dengan demikian karena kesamaan dan perbedaan dan

sebaliknya maka ketiga Injil itu dapat dipasang dalam

tiga jalur yang sejalan. Orang melihat kesamaan dan

perbedaan dari ketiga Injil Sinoptik. Akhirnya meskipun

ada kesamaan namun terdapat pula perbedaan.

2. Jemaat Perdana

Yesus adalah seorang Yahudi. Karena itu Ia tinggal

dengan bangsa Yahudi. Bagi Yesus, bangsa itu adalah umat

Allah yang terpilih. Yesus tinggal dan hidup bersama

dengan bangsa Yahudi untuk mentobatkan seluruh umat

Israel bangsa-Nya sendiri. Dengan demikian seluruh

harapan yang sudah diwartakan para nabi pada zaman dahulu

dapat digenapi.106

Karena itu, Yesus mengumpulkan di sekitarnya sejumlah

pengikut. Pengikut itu yang disebut murid Yesus. Mereka

hidup siap menerima pa yang diwartakan Yesus. Meskipun105 Ibid. hal.80- 90106 Ibid. hal. 30

175

demikian Yesus tidak memisahkan mereka dari umat Israel.

Para murid tetap menjadi orang Israel.107

Sekitar tahun 30 M, Yesus dihukum mati dan

disalibkan. Dengan demikian para murid hidup sendirian.

Tidak ada lagi yang mereka andalkan. Awalnya menreka

tidak bersemngat dan mereka mencari jalan masing-masing

untuk kembali ke daerah mereka masing-masng. Tetapi

berkat tuntunan Roh Kudus lewat penampakan Yesus sesudah

bangkit, para murid berkumpul kembali untuk mewartakan

iman akan Yesus kepada segala penjuru. Dengan demikian

mereka melanjutkan pewartaan yang di pernah samapaikan

oleh Yesus.

Ketika para murid yang awalnya berpisa, dengan

tuntutan Roh Kudus, mereka kembali untuk berkumpul. Dalam

perkumpulan itu, mereka mengadakan perjamuan suci dan

disertai dengan doa-doa dan pujian. Dari perkumpulan itu,

mulai terbentuk tradisi yang kemudia hari akan membuku

dalam beberapa karangan Perjanjian Baru. Dengan demikian

mereka yang berkumpul itu disebut jemaat perdana karena

mereka mengadakan ibadat dan perjamuan suci seoerti yang

dilakukan Yesus keika Ia masih bersama dengan mereka.108

Sekitar tahun 40 M, orang-orang yang percaya kepada

Yesus baru mulai menyebar di luar bangsa Yahudi. Sebab

mereka bentrokan dengan pimpipinan Yahudi di Yerusalem.

Dengan demikian mereka melarikan diri keberbagai daerah

terutama ke Antiokhia, sebuah kita besar di daerah Siria.

Di sanalah mereka dinamakan orang-orang Kristen (bdk.107 Bdk. Ibid. hal. 30

108 Bdk. Ibid, hal. 32

176

Kis. 11:26).109 Dalam penyebaran iman akan Yesus, para

jemaat perdana mengalami banyakk persoalan dan tantangan

di tengan dunia. Meskipun demikian mereka tidak menyerah

dan putus asa, justru mereka lebih berapi-api dalam

pewartaan itu. Mereka percaya bahwa Roh Kudus selalu

menyertai mereka dalam setiap langkah menuju tempat-

tempat yang membutuhkan pewartaan iman.

Dengan usaha dan kerja keras dari jemaat perdana,

dengan melewati tantangan dan bentrokan yang terjadi,

maka pada sekitar tahun 100 M, aga kristen sudah berdiri

sendiri. Umat Kristen yang beroangkal pada agama dan

masyarakat Yahudi sudah menyendiri dan hampir seluruh

umat hidup dalam kebudayaan Yunani di dalam batas negara

Roma.110

Dengan demikian pada jangak waktu yang sama yaitu

antara tahun 40 dan 120 M, muncul semua karangan yang

terkumpul dalam Perjanjian Baru. Karangann-karangan itu

merupakan karya-karya dan usaha dari jemaat perdana. Di

dalamnya juga tercermin peralihan dari rangka agama dan

masyarakat Yahudi kepada masyarakat Yunani-Romawi yang

berpusat di kota-kota.111 Dengan demikian usaha dari jemaat

perdana tidak sia-sia. Dengan semangat dan kerja keras

dalam pewartaan, akhirnya banyak umat mannusia yang

menjadi percaya kepada Kristus.

PENUTUP

109 Ibid. ibid. 32110 Ibid. hal. 33111 Ibid . hl. 33

177

1. Refleksi Kritis

Hermeneutika adalah suatu usaha berupa cara untuk

menerjemahkan Kitab Suci. Dalam hal ini, hermeneutika membantu

kita memahami apa makna yang sesungguhnya dari suatu teks

dalam Kitab Suci. Hermeneutika juga membantu kita untuk

menentukan pesan apa yang terkandung di dalamnya. Dengan

demikian membantu kita untuk mampu menerjemahkan isi dari

Kitab Suci.

Berkaitan dengan itu, aku sebagai calon imam dan sebagai

mahasiswa memperoleh banyak hal dari penulisan karya ilmiah

ini. Dari penulisan karya ilmiah ini, aku belajar untuk tahu

gambaran umum apa yang terkandung dalam Kitab Suci. Selain itu

juga aku belajar beberapa metode penafsiran Kitab Suci. Bahkan

aku juga belajar untuk menafsirkan sendiri. Dalam penafsiran

Kitab Suci dibutuhkan kreatifitas metaforik yakni kita

dituntun untuk kreatif dalam melihat dan menerjemahkan isi

Kitab Suci. Dalam hal ini kita memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang menantang kita untuk mencari tahu apa yang

terkandung didalam Kitab Suci itu. Hal itulah yang menjadi

salah satu pelajaran bagi saya dalam menyusun karya ilmiah

ini.

Berkaitan dengan sikap sorang penulis, aku belajar untuk

bersikap tekun mesikipun terdapat kemalasan dan kebosanan

dalam membuat tugas ini. Namun aku sadar bahwa ini adalah

tanggung jawab bagiku. Ini adalah bagian tanggung jawab yang

kecil. Masih adalah lagi tanggung jawab yang lebih besar pada

masa-masa akan datang. Terlebih ketika menjadi seorang imam,

178

ada begitu banyak tanggung jawab besar yang harus

dipertanggungjawabkan. Dari kesadaran itu, saya lebih berusaha

dan tabah serta yakin bahwa saya pasti bisa untuk

menyelesaikan tugas ini. Pada akhirnya, aku pun dapat

menyelesaikan tugas ini dengan begitu memuaskan meskipun tugas

ini masih jauh dari kesmpurnaan.

“banyak kesulitan dalam membuat tugas ini sampai bisa

terselesaikan, tapi lebih sulit dan lebih banyak lagi

kesulitan jika aku tidak berusaha untuk menghadapi kesulitan

yang banyak itu demi menyelesaikan tugas ini.”

2. Penutup

Demikianlah penulisan tugas ini yang merupakan satu karya

ilmiah untuk dijadikan syarat peneyelesaian mata kuliah

Hermeneutika. Semoga apa yang dituliskan dalam karya ini

memberi manfaat bagi semua orang yang membacanya. Tentunya

bagi penulis sendiri, karya ini adalah berguna bagi penulis

karena bahan dari mata kulliah Hermeneutika dibuat sendiri dan

inilah bahan itu. Dengan demikian, penulis mengharapkan

masukan berupa kritikan dan saran untuk menyempurnahkan karya

tulisan ini.