1
PENDAHULUAN
Istilah Kitab Suci dan Alkitab sering kita dengan dalam
kehidupan kita sehari-hari. Tapi apakah kitab Suci dan Alkitab
sama? Kata Alkitab berasal dari bahasa Semit “ketib” yang
artinya menulis. Alkitab sering dipakai oleh orang-orang
kristen Protestan. Kita pun demikian biasa memakai kata itu.
Tapi orang Katolik lebih senang memakai nama Kitab Suci. Sebab
di dalamnya mengandung ajaran-ajaran dari Tuhan. Dengan
demikian ajaran itu disebut suci.
Kitab Suci mempunyai dua bagian yakni Perjajian Lama dan
Perjajian Baru. Keduanya berbicara tentang perjanjian antara
Allah dan manusia. Tetapi dalam Perjanjian Lama lebih
mengungkapkan perjanjian antara Allah dan bangsa Israel. Di
mana Allah menjanjikan keturunan kepada Abraham, terlebih
Allah menjanjikan Tanah Kanaan yang kata dan subur untuk
bangsa Israel. Untuk memenuhi janji itu, Allah menuntun bangsa
Israel dalam perjalanan menuju ke tempat itu. Meskipun
demikian, ada saja bangsa Israel yang selalu memberontak
terhadap Allah. Tapi Allah selalu setia kepada bangsa itu
karena Dia adalah Allah Yang Maha Pengasih.
Perjanjian Baru juga berbicara tentang perjanjian Antara
Allah dan Manusia lewat Yesus Kristus, Allah yang turun ke
dunia. Dalam hal ini, Allah menjanjikan datangnya penyelamat
dunia. Itulah yang dipenuhi dalam Perjanjian Baru. Di mana
Yesus Kristus Putera Allah turun ke dunia untuk menebus dosa
manusia dan menyelamatkan mannusia. Hal itu terjadi melalaui
kelahiran, karya, sengsara, wafat, dan berpuncak pada
2
kebangkitan Kristus Putera Allah. Dengan demikian Yesus lahir,
berkarya, sengsara, dan bangkit untuk mannusia. Karena itu Ia
membuka jalan menuju pada Kanaan atau Yerusalem Baru yakni
kerajaan Surga. Selain itu, ketika Yesus naik ke surga Ia
menjanjikan kepada para rasul bahwa Roh Kudus akan datang
menaungi mereka.
Jadi Perjanjian Lama memiliki kaitan erat dengan Perjajian
Baru. Di mana dalam Perjanjian Lama, Allah menjanjikan Juru
Selamat yang akan datang ke dunia. Hal itulah yang dinubuatkan
oleh para nabi dalam perjanjian Lama. Perjanjian Baru yang
memenuhi hal itu dan memang terjadi bahwa Yesus Kristus yang
adalah Allah turun ke dunia untuk hidup bersama dengan
manusia. Yang pada akhirnya Yesus bangkit dan menyelamatkan
mannusia. Dengan demikian, hal-hal itulah yang akan
diterangkan dalah karya ilmiah ini.
Selain itu, dalam karya ini, terdapat beberapa pemahaman
tentang hermeneutika. dalam hal ini, dijelaskan tentang arti
hermeneutika, metode dalam penafsiran Kitab Suci dn lain-lain.
intinya bahwa dalam karya ini ilmiah ini mengulas secara umum
tentang seluk beluk yang dipelajari dalam Kitab Suci. Catatan
singkat kitab-kitab dari Kitab Kejadian sampai Wahyu
dicantumkan juga dalam karya ini. Semoga karya ini membantu
pembaca untuk lebih memahami seluk beluk yang termuat dalam
Kitab Suci.
4
1.1. Pengertian Hermeneutika
Hermeneutika Alkitab adalah suatu usaha untuk
menjelaskan, menginterpretasi dan menerjemahkan teks-teks
Alkitab.1 Dalam hal ini Kitab Suci perlu diterjemahkan dan
diartikan serta dijelaskan agar isinya dapat dipahami oleh
umat. Lewat penafsiran itu, umat dapat memahami pesan yang
disampaikan dari teks Kitab Suci itu. Dengan kata lain
Hermeneutika adalah suatu bentuk enafsiran Kitab Suci.
Secara Etimologis, hermeneutika berasal dari bahasa
Yunani “ερμηνευτική” yang diambil dari nama dewa Hermes.2 Kata
Yunani ερμηνευτική” (hermeneuin) memiliki arti menafsirkan,
mewartakan sesuai dengan nama dewa Hermes dalam mitologi
Yunani. Dengan demikian hermeneutika secara etimologis
berarti suatu bentuk penafsiran atas sesuatu yang belum
diketahui makna sesungguhnya. Dalam artian, penafsiran itu
mengarah pada pencarian arti dan pesan pada apa yang hendak
ditafsirkan.
1.1.1.Hermeneutika dalam Perspektif Islam
Secara harafia, hermeneutika berarti tafsir. Secara
etimologis, hermeneutika berasal dari bahasa Yunani
hermeneuin yang berarti menafsirkan. Istilah itu menunjuk
1Lih. http://id.wikipedia.org/wiki/Hermeneutika_Alkitab.
diunduh tangga l 3 Mei 20142 Dewa Hermes dikenal didalam metodologi Yunani sebagai
dewa yang bertugas mewartakan berita dari para dewa kepada
manusia. Ia menjadi jembatan antara para dewa dan
mannusia.
5
kepada seorang tokoh mitologis dalam mitologi Yunani yang
bernama Kermes (Mercurius). Bagi para pakar hermeneutika,
Hermes dihubungkan dengan Nabi Idris. Dimana dalam
mitologi Yunani, Hermes dikenal sebagai dewa yang bertugas
menyampaikan pesan-pesan Dewa kepada manusia. Dari tradisi
itu, hermeneutika kemudian berkembang sebagai penafsiran
Kitab Suci dan kemudian dipakai sebagai penafsiran secara
umum dalam ilmu-ilmu sosial dan humaniora.3
Hermeneutika bukan sekedar tafsir saja, tetapi satu
metode tafsir atau dalam filsafat dikatakan sebagai
filsafat penafsiran. Dalam hal ini, penafsiran digunakan
dalam menafsirkan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab tanzil,
lafzhan wa ma’nan (lafal dan maknanya) dari Allah.4 Berbeda
dengan Kitab Suci dalam gereja Katolik yang merupakan
tulisan dari para Murid yang diinspirasikan dari Roh
Kudus. Al-Qur’an adalah Kitab yang diturunkan langsung
dari Allah melalui Muhamad.
Penafsiran digunakan dalam Aal-Qur’an dengan tujuan
agar orang mampu memahami apa yang dikatakan dalam Al-
Quran itu. Dengan memahami apa yang dikatakan dalam Al-
Qur’an, orang akan lebih memiliki iman kepada Allah dan
mampu membagikan pemahaman dan pengetahuan itu kepada
jemaat lain.
1.1.2.Hermeneutika dalam perspektif Katolik
3 Adian Husani dkk., Hermeneutika dan Tafsir Al-Quran, Depok,
2006. Hal. 7-84 Ibid. Hal.9
6
Hermeneutika dalam perspektif Katolik deartikan juga
sebagai penafsiran. Penafsiran itu ditujukan pada
penafsiran Kitab Suci. Sumber utama hermeneutika adalah
Kitab Suci.5 Penafsiran Kitab Suci menjadi suatu bentuk
pencarian arti dan pesan dalam suatu teks dalam Kitab
Suci. Dengan penafsiran kita dapat dibantu untuk mencari
pesan utama apa yang terkandung di dalam teksi. Dengan
demikian kita tidak mudah keliruh dan bahkan salah dalam
menafsirkan teks.
Meskipun demikian, hermeneutika dapat membantu umat
untuk mengetahui pesan utamanya, “namun hermeneutika
menjadi juga masalah dalam studi Alkitab masa kini. Dimana
hermeneutika tidak hanya menyita perhatian para ahli
saja, melainkan juga menimbulkansangat banyak kebingungan
bagi publik pada umumnya. Dalam hal ini dipaparkan contoh
pertanyaan seperti, apa makna sesungguhnya Alkitab?
Diantara begitu banyak penafsiran yang saling
bertentangan, mana yang benar? Jika dipandang secara
seksama, masalah yang paling kompleks dan kontrovesial
5 Ungkapan Kitab Suci sering disamakan dengan istilah Alkitab (Bdk. LAI. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. Yayasan Komunikasi Bina Kasih 2008. Hal. 567). Jadi “Alkitab adalah kumpulan semua kitab Perjanjian Lama dan PerjanjianBaru yang ditulisa atas ilha Roh Kudus. Isi Akitab diyakini oleh kaum berman sebagai sabda Allah. Alkitab adalah buku yang berisi wahyu Allah yang memuat kesaksian iman umat Allah. Alkitab memuat sejarah keselamatan yang memuncak pada diri Yesus Kristus” (Ernest Mariyanto. Kamus Liturgi Sederhana. Kanisius 2004. Hal.12 (Alkitab)). Dalam Liturgi Alkitab memiliki tempat sentaral karena merupakan pusat dari seluruh ajaran Gereja.
7
ini, meskipun jelas tidak akan menjawab semua pertanyaan
secara memuaskan, mudah-mudahan dapat memberikan sedikit
kejelasan pada sumber-sumber dari beberapa kebingungan
mengenai makna dari teks Alkittab”6
1.2. Sejarah Hermeneutika
Pada tahun 1893 tepat pada tanggal 18 Novermber, dalam
Ensiklik Providentissimus Deus, Paus Leo XIII mengkritik
secara keras liberanisme. 50 tahun kemudian Paus Pius XII
dalam ensiklik Divino Afflante Spiritu, tanggal 30 September
1943 memberi dukungan positif bagi metode-metode modern
untuk memahami Kitab Suci. Penghargaan positif memberikan
hadiah bagi Konsili Vatikan II khususnya dalam Dei Verbum
tanggal 18 November 1965 sebagai sintesis ditegaskan kembali
pokok-pokok pemikiran yang disampaikan Paus Pius XII juga
wawasan abadi dari para teolog. Patristik memberikan
sumbangan bagi pemakai Firaman Allah yang tertulis dalam
bahasa manusia dan diwariskan bagi generasi zaman-kezaman.
Seratus tahun sesudah Providentisimus Deus dan 50 tahun
Divino Afflantes Spiritu dalam bentuknya yang baru sesudah
Konsili Vatikan II, Komisi Kitab Suci kepausan menerbitkan
buku Penafsiran Alkitab dalam Gereja yaitu pada tahun 1993,
sebagai bentuk penghargaan dari berbagai metode penafsiran.
1.3. Tujuan Hermeneutika
6 LBI. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta: kanisius 2006. Hal. 21
8
Hermeneutika atau penafsiran Alkitab tentunya memiliki
tujuan yang harus dicapai. Adapun tujuan utama dari
penafsiran ini adalah agar Sabda Allah bisa semakin menjadi
santapan rohani bagi segenap anggota Umat Allah untuk tersu-
menerus menjadikan sumber kehiduan iman, harap dan kasih.
Dengan demikian menjadi terang bagi seluruh imat manusia.
Dengan hermeneutika memberikan deskripsi singkat atas
berbagai metode dan pendekatan sambil menunjukan berbagai
kemungkinan yang ditawarkan keterbatasannya. Artinya bahwa,
seringkali banyak orang untuk mengartikan atau menafsirkan
keliru tentang ungkapan yang tertulis dalam Kitab. Dengan
penafsiran ini, kita dapat dibantu untuk melihat arti
sesungguhnya dalam menafsirkan teks Kitab Suci.
1.4. Metode Hermeneutika
Metode hermeneutika merupakan suatu bentuk pendekatan
untuk mencari tahu arti dan meksud dari isi kitab itu.
Dengan metode yang dipakai dalam menafsirkan Kitab Suci
membantu kita untuk mampu menemukan pesan yang
sesungguhnya dari isi kitab itu. Adapun pada bagian ini
terdapat beberapapa metode kritik dalam hermeneutika,
yakni sebagai berikut:
1.4.1. Kritik Teks7
7 http://id.wikipedia.org/wiki/Hermeneutika_Alkitab.
diunduh tanggal 3 Mei 2014
9
Kiritik teks adalah sebuah upaya menelusuri susunan
naskah Alkitab dengan cara membaca, mengamati bahasa
asinya,membandingkan dengan bagian-bagian ayat dalam
Alkitab sendiri agar memperoleh kejelasan tentang teks
itu sendiri.8 Dengan kritk teks, isi Kitab Suci yang
ditafsirkan bisa lebih dipahami pesan apa yang terkandung
dalam isi teks itu.
Dalam kritik teks ini juga dapat berupa upaya untuk
mencari teks-teks asli atau bahasa asli dari teks itu,
agar dengan demikian kita dapat memahami makna dan maksud
yang sesungguhnya dari apa yang dikatakan dari teks itu.
Dari kritik teks ini diharapkan agar penafsir lebih
telliti agar tidak terjebak pada tafsir yang terlalu
bebas bebas pada zamannya.
1.4.2. Kritik Sejarah9
Kritik sejarah adalah salah satu metode menafsir
Alkitab dengan melihat sejarah teks, baik dari teks
maupun dalam teks. Sejarah dalam teks berarti mencari
petunjuk-petunjuk dengan sejarah yang teks itu ungkapkan,
baik tokoh-tokoh, peristiwa, keadaan sosial ataupun
gagasan-gagasan. Sedangkan sejarah dari teks menunjuk
pada sesuatu yang tidak ada sangkutpautnya dengan apa
yang teks itu kisahkan atau gambarkan.
Fungsinya adalah agar penafsir mampu mencari makna dan
menariknya keluar sehingga relevan untuk zamannya,
8 http://id.wikipedia.org/wiki/Hermeneutika_Alkitab.
diunduh tanggal 3 Mei 20149 Ibid
10
sejarah yang berbeda denga Alkitab. Untuk melakukan
kritik sejarah dari teks penafsir dapat menggunakan
sumber selain Alkitab, seperti tullisan-tulisan kuno atau
sumber-sumber lain yang memperjelas ssejarah teks atau
naskah itu.
1.4.3. Kritik Bahasa10
Bahasa adalah suatu usaha untuk menafsir dengan
menaruh perhatian pada penentuan susunan akta dari teks,
menganalisa sebuah teks melalui bahasanya. Dengan
memperhatikan susunan kata, kalimat, unit-unit yang
bermakna, seorang penafsir ditolong untuk dapat kembali
mencari alasan pemikiran penulis teks Alkitab. Hal itu
dissebabkan adanya perbedaan-perbedaan penggunaan kata
tertentu pada zama-zaman yang berbeda.
1.4.4. Kritik Sastra11
Kritik sastra adalah salah satu pendekatan menafsir
terkait denga kerumitan dari naskah yang diduga dirangkai
dari beberapa sumber dan dokumen. Hal ini terkait bahwa
Alkitab juga merupakan bagian dari sastra. Kritik
sastraini diperlukan karena pertimbangan terdapat pada
kritik sumber, dengan sumber-sumber yang berbeda dalam
penyalinan. Biasanya dalam penyalinan terdapat kesalahan
kosakata, bahasa, kesinambungan, penyatu naskah,
pemahaman teologi dan lain-lain. Unsur penting dalam
kritik sastra ini adalah tata bahasa,intonasi baik dalam
naskah maupun nada ketika dalam penyampaian kotbah.
10 Ibid 11 ibid
11
1.5. Tafsir teks
Berikut ini akan dipaparkan beberapa contoh teks-teks
Alkitab yang ditafsir berdasarkan metode Penafsiran Alkitab.
Adapun contoh-contoh ayat itu antara lain:
1.5.1 Kejadian 27-28:9
27:1-46 : Berkat. Kisah penipuan Yakub, penipuan yang
menyebabkan penipuan yang menebabkan ia menerima
berkat yang seharusnya untuk Esau. hal itu
merupakan panduan yang bagus antara sumber
Yahwista12 dan sumber Elohis13. Kedua sumber itu
kini tidak bisa dipisahkan lagi.
27:46-28:9 : Yakub pergi mencari istri. Bagian ini
berasal dari tradisi Imam, yang melanjutkan
cerita tentang ketidakpuasan Ribka atas
perkawinan Esau, sebagai tema yang mulai pada
26:34-35. Yakub tidak melarikan diri dari
kemarahan Esau melainkan membawa berkat ayahnya
untuk mencari eorang istri yang sesuai.
Permusuhan Esau dan Yakub sudah berakhir.14
12 Tradisi sumber Yahwista adalah cerita epos dari sejarah Israel kuno sekaligus juga pembenaran dari monarki Daud (LBI, Tafsir Alikitab Perjanjian Lama, hal. 5)13 Tradisi Elohista adalah tradisi yang menceritakan kembali cerita yang diceritakan tradisi Yahwista, tetapikeprihatinannya tidak sama dan perhatiannya juga berbeda(LBI, Tafsir Alikitab Perjanjian Lama, hal. 5)14 LBI, Tafsir Alikitab Perjanjian Lama, Yogyakarta, Kanisius: 2002. Hal. 64
12
1.5.2. Kejadian 37:12-36 (Yusuf dijual sebagai budak
di Mesir)
Ayat 12-13 : Yusuf dan saudara-saudaranya pergi
menggembalakan kambing domba. Bagian ini
merupakan pendahuluan dari cerita ini.
Ayat 14-17 : Yusuf mencari saudaranya yang
menggembalakan kambing domba.
Ayat 18-22 : saudara-saudara Yusuf bersepakat dan
menyusun rencana untuk membunuh Yusuf. Tapi
dialihkan untuk menjatuhkan Yusuf kedalam
sumur.
Ayat23-24 : Yusuf dijatuhkan ke dalam sumur
Ayat 25-30 : Yusuf dijual kepada saudagar-saudagar
Mesir
Ayat 31-32 : para saudara Yusuf menyusun rencana untuk
membohongi ayah mereka Yakub dengan cara
menunjukan jubah Yususf yang dioleskan darah
domba. Mereka mengatakan bahwa Yusuf telah
mati dimakan singa.
Ayat 33-35 : pemberitahun kepada Yakub bahwa Yusuf
telah dimakan binatang buas. Dengan demikian
berkabunglah Yakub dan seluruh isi rumahnya
Ayat 36 : penutup dari cerita ini dengan
megulangi atau memberikan keterangan bahwa
Yusuf dijual lagi oeh orang Midian kepada
Potifar seorang pegawai istana Firaun.
1.5.2 Hakim-hakim 4 (Debora dan Barak)
13
Ayat 1-2 : keterangan bahwa Ehud telah mati dan orang
Israel kembali melakukan yang jahat di mata
Tuhan. Bagian ini merupakan pendahuluan dari
teks ini.
Ayat 3 : seruan orang Israel kepada Tuhan agar dapat
membantu menyelamtaken mereka dari tangan orang
Yabin.
Ayat 4-5 : orang Israel meminta bantuan kepada Debora
seorang nabi sebagai hakim atas orang Israel
Ayat 6-10 : perintah Debora kepada orang Israel untuk
maju berperang melawan orang Yabin.
Ayat 11-16 : penyerangan orang Israel kepada orang Yabin
yang dipimpin oleh Sisera.
Ayat 17-20 : Sisera melarikan diri dan bersembunyi di
rumah Yael istri Heber.
Ayat 21-22 : Sisera mati dibunuh Yael istri
Heber.
Ayat 23-24 : keterangan penutup, dengan mengatakan bahwa
peperangan orang Israel untuk mengalahkan Yabin
raja Kanaan dengan bantuan Allah sendiri.
1.5.4 Hakim-hakim 19 (Perbuatan noda di Gibea)
Ayat 1 : keterangan bahwa di Israel tidak ada seorang
raja yang memimpin bagsa itu dan keterangan
bahwa seorang Lewi mengambil seorang gundik
dari Betlehem.
14
Ayat 2-3 : tuannya itu menjadikan gundik itu sebagi
isteri lalu gundiknya itu pergi kapada rumah
ayahnya di Betlehem-Yehuda.
Ayat 4-9 : orang tua dari gundik itu tidak mengizinkan
orang Lewi itu untuk pulang dan membawa
perempuan itu sebagai gundiknya.
Ayat 10-15 :orang Lewi itu dan gundiknya pergi dari
rumah ayah gundik itu untuk pulang ke
tempatnya. Tetapi karena sudah malam akhirnya
mereka bermalam di dekat Gibea kepunyaan suku
Benyamin.
Ayat 16-21 : Seorang tua yang berasal dari pegunungan
Efraim dan tinggal di Gibea sebagai pendatang,
mengajak dua orang Lewi itu dan gunduknya untuk
menginap di rumahnya.
Ayat 22-26 : perbuatan noda terjadi di tempat itu.
Orang-orang dursila membawa gundik dari orang
Lewi itu lalu gundik itu diperkosa. Dengan
demikian perbuatan dosa terjadi di tempat itu.
Ayat 27-28 : Wanita yang menjadi gundik orang Lewi
itu mati lalu ia di bawa pulang oleh tuannya
itu.
Ayat 29 : tubuh gundik itu dipotong-potong oleh tuannya
menjadi 12 potong.
Ayat 30 : Keterangan penutup bahwa kejadian itu belum
pernah terjadi dan belum pernah dilihat orang
Israel semenjak mereka keluar dari tanah Mesir.
15
1.5.5. 1 Samuel 9-10:16 (Saul diurapi menjadi raja)
Ayat 1-3 : Keterang tentang Saul dan keterangan mengenai
hilangnya keledai-keledai milik ayah saul Kish.
Ayat 4-5 : Saul dan bujangnya mencari keledai-keledai
itu yang hilang
Ayat 6-10 : Saul mendapat informasi dari bujangnya bahwa
di daerah (tanahh Zuf) ada seorang abdi Allah
yang tahu tentang apa saja yang terjadi dan apa
saja yang dikatakannya itu terjadi. Dengan
mendenganr informasi itu, meraka pun pergi
kepada abdi Allah itu.
Ayat 11-14 : perjalanan Saul dan bujangnya menuju
kepada Samuel abdi Allah itu dan mereka pun
berpapasan denganya.
Ayat 15-16 : Pemberitahuan Allah kepada Samuel bahwa
ia akan mengurapi seoran graja yang berasal
dari tanah Benyamin.
Ayat 17-27 : Saul bertemu dengan Samuel dan Allah
berseruh kepada Samuel bahwa dialah yang akan
menjadi raja.
Pasal 10:1-8 : Saul diurapi menjadi raja oleh Samuel
dan pemberitahuan bahwa keledainya akan
ditemukan dengan adanya tanda-tanda lain
sebelum mendapatkan keledai-keledai itu.
Ayat 9-12 : Saul berjalan pulang ke rumahnya dan emua
tanda-tanda yang disampaikan Samuel benar-benar
terjadi dalam dirinya.
16
Ayat 13-16 : Saul kemabli ke rumahnya dan
memberitahukan peristiwa yang terjadi kepadanya
dan bujangnya kepada pamannya namun mengenai
peristiwa pengurapan menjadi raja tidak
diberitahukannya.
1.5.6. 2 Samuel 3:6-21 (Abner memihak Daud)
Ayat 6 : keterangan bahwa Abner semakin mendapat
pengaruh ketika terjadi peperang antara
keluarga Saul dan keluarga Daud.
Ayat 7-11 : Kemarahan Abner karena Isyobet bertanya
kepada Abner, mengapa ia menghampiri gundik
Saul.
Ayat 12-14 : Abner mengirim utusan kepada Daud dan
membuat perjajian dengannya.
Ayat 15-16 : Daud mengirim utusan kepada Isyobet,
anak Saul untuk mengabi Mikhal isterinya yang
diperoleh Daud dengan seratus kulit khatan
orang Filistin.
Ayat 17-19 : Abner berundung dengan para tua-tua
Israel untuk menjadikan Daud sebagai raja orang
Israel
Ayat 20-21 : Daud mengadakan perjamuan dengan Abner
dan Abner bersedia mengumulkan semua orang
Israel untuk mengadakan perjanjian dengan Daud
agar Daud menjadi raja atas orang Israel.
1.5.7. 2 Samuel 24 (Pendaftaran dan Hukuman)
17
Ayat 1 : Keterangan bahwa murka Tuhan bangkit terhadap
orang Israel lalu Allah menghasut Daud untuk
melawan mereka dengan menghitung jumlah orang
Israel dan orang Yehuda.
Ayat 2-4 : Percakapan dan perintah raja Daud kepada Yoab
untuk mendaftar seua rakyat Israel.
Ayat 5-8 : Yoab dan para panglima pergi untuk mendaftar
seluruh umat Israel dengan menjelajah seluruh
negeri selama sembilan bulan dua puluh hari.
Ayat 9 : Yoab memberitahukan hasil perhitungan itu
kepada raja Daud dengan jumlah sebanyak delapan
ratus ribu orang perangnya yang dapat memegang
pedang dan orang Yehuda ada lima ratus ribu.
Ayat 10-12 : penyesalan Daud kepada Tuhan karena ia
telah melakukan perhitungan orang-orang bangsa
Israel dan Firman Tuhan datang kepada nabi Gad
pelihat Daud untuk memberitahukan kepada Daud
bahwa ada tiga perkara namun Daud harus memilih
salah satu agar ditimpahkan kepadanya.
Ayat 13-14 : pilihan Daud atas perkara yang
ditimpakan kepadanya. Daud memilih supaya jatuh
kepada tangan Tuhan dengan mendapat penyakit
sampar dari pada jatuh ketangan manusia.
Ayat 15-16 : perkara penyakit sampar pun didatangkan
Tuhan kepada orang Israel dari pagi sampai
waktu yang ditetapkan Tuhan. Dengan demikian
matilah orang Israel sebanyak tujuh puluh ribu
18
orang. Setelah itu menyesallah Allah karena
perkara itu.
Ayat 17 : Dengan pemusnahan yang diliahat Daud, maka ia
menyesal karena perbuatannya. Ia mengatakan
bahwa ia yang bersalah dan bukan umatnya.
Dengan demikian, penyesalan Daud menjadi
penutup teks ini.
1.5.8. 1 Raja-raja 1 (Hari tua Daud dan soal
penggantinya dan Daud diurapi menjadi Raja)
Ayat 1-4 : keterangan bahwa Daud telah tua dan
diberikannya seorang perawan yang cantik untuk
menjadi pelayannya.
Ayat 5-8 : keangkuhan Adonia anak Hagit untuk menjadi
raja menggantikan Daud namun imam Zadok,
Benaya, nabi Natan dan orang-orang penting raja
Daud ditak memihak kepada Adonia.
Ayat 9-10 : Adonia mempersembahkan kurban di dekat batu
Zohelet dan mengundang seluruh keluarganya
namun nabi Natan tidak diundangnya.
Ayat 11-15 : perhatian nabi Natan kepada Betsyeba
bahwa nyawannya dan nyawa anaknya Salomo
terancam ketika Adonia menjadi raja. Dengan
demikian Nabi Natan menyuruhnya mengahadap raja
Daud atas perkara itu.
Ayat 16-21 : Percakapan antara Betsyeba dengan Daud
dan Daud bersumpah agar Salomo akan menjadi
raja untuk menggantikannya.
19
Ayat 22-27 : pemberitahuan Nabi Natan kepada Daud
bahwa Adonia telah mempersembahkan kurban namun
ia tidak mengundang mereka dan pertanyaan
kepada Daud, bahwa siapakan yang akan
menggantikannya menjadi raja.
Ayat 28-53 : Salomoo diurapi menjadi raja orang
Israel menggantikan Daud. Dengan demikian
takutlah Adonia kepada Salomo.
1.5.9. 1 Raja-raja 13 (Abdi Allah dari Yehuda)
Ayat 1-3 : keterangan tentang datangnya seorang abdi
Allah ketika Yerobeam sedang membakar korban
kepada dewa-dewa. Abdi Allah itu hadir untuk
memberitahukan suatu tanda ajaib bahwa mesbah
yang akan dipakai untuk mempersembahkan korban
akan pecah.
Ayat 4-5 : tanda ajaib itu pun terjadi ketika raja
Yerobeam mengangkat tangannya di atas mesbah
untuk memerintahkan menangkap abdi Allah itu.
Ayat 6-10 : Percakapan Yerobeam dan Abdi Allah itu bahwa
ia memohon agar meminta belaskasihan darinya
serta mengajak abdi Allah itu datang kerumah
Yerobeam.
Ayat 11-19 : pemberitahaun tentang abdi Allah itu
kepada seorang nabi tua di Betel. Dengan
demikian dicarinyalah abdi Allah itu untuk
kembali ke rumahnya untuk manakan roti.
20
Ayat 20-20 : firman Tuhan datang kepada nabi tua yang
membawa abdi Allah itu pulang dengan berkata
karena ia melawan titah Tuhan, maka mayatnya
tidak akan masuk ke dalam kubur nenek
moyangnya.
Ayat 21-24 : abdi Allah yang melawan titah Tuhan
(dengan makan roti yang dilarang Tuhan) itu
mati diterkam singa dalam perjalannya untuk
pergi dari rumah nabi tua di Betel.
Ayat 25-32 : pemberitahuan orang-orang tentang mayat
abdi Allah yang diterkam singa kepada nabi tua
di Betel. Ia pun mengambil mayat itu lalu
menguburkannya.
Ayat 33-34 : Yerobeam tidak berbalik kepada Tuhan
meskipun peristiwa itu terjadi. Dengan
demikian, peristiwa itu menjadi dosa bagi
keluarga Yerobeam dan dimusnahkan dari muka
bumi.
1.5.10. 2 Raja-raja 4:8-37 (Perempuan Sunem dengan
anaknya)
Ayat 8 : Elisa pergi ke Sunem dan bertemu dengan
seorang perempuan kaya mengundang ia untuk
makan
Ayat 9-10 : percakapan perempuan kaya itu dengan suaminya
dan berencana untuk menyiapkan kamar untuk
Elisa.
21
Ayat 11 : Elisa datang ke rumah orang kaya itu dan
masuk ke kamar serta tidur di kamar itu yang
disediahkan perempuan kaya itu.
Ayat 12-13 : percakapan Elisan dengan bujangnya
Gehaji.
Ayat 14-15 : Percakapan Elisa dengan bujangnya dan
bujangnya mengatakan bahwa perempuan itu tidak
mempunyai anak dan memeiliki seorang suami yang
sudah tua. Lalu Elisa menyuruh untuk memanggi
wanita itu.
Ayat 16-17 : pemberitahuan Elisa kepada wanita itu
bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki
dan perkataan itu memang terjadi.
Ayat 18-21 : anak yang dilahirkan perempuan itu sudah
besar dan mendapat perkara bahwa ia sakit dan
akhirnya matilah ia.
Ayat 22-23 : percakapan perempuan itu dan suaminya
bahwa ia akan pergi kepada Elisa untuk
memberitahukan perkara itu.
Ayat 24-26 :Perempuan itu pergi menemui Elisa
Ayat 27-30 : wanita itu meminta pertolongan kepada
Elisa
Ayat 31 : Gihaji bujang Elisa pergi dahulu untuk
menaruh tongkat di atas anak itu, tapi anak itu
tidak bersuara.
Ayat 32-35 : Elisa menghidupkan anak itu
Ayat 36-37 : Elisa memanggil Gehaji abdinya menyuruh
untuk memanggil perempuan itu. Melihat anaknya
22
yang sembuh, tersungkurlah wanita itu di
hadapan Elisa. Dengan demikian menjadi penutup
dari teks ini. Elisa telah memberi keselamatan
bagi anak serta memberi kebahagiaan bagi
perempuan itu.
1.5.11. 2 Raja-raja 4:1-7 (Minyak seorang janda)
Ayat 1 : keterangan pendahuluan bahwa terdapat masalah
istri yang mendesak.
Ayat 2 : merupakan dialog antara Elisan dengan wanita
yang mnejadi janda
Ayat 3 dan 4 : Elisa memberi petunjuk kepada wanita
Ayat 5 : terdapat perjumpaan dan perpisahan. Juga pada
bagian ini perempuan melaksanakan bersama-sama
apa yang diperintahkan Elisa kepadanya
Ayat 6 : Dialog antara seorang ibu dan anak
Ayat 7 : solosi terhadap masalah. Hal ini menjadi
penutup dari teks ini.
1.6. Persoalan Hermeneutika
“Suatu masalah dalam studi Alkitab masa kini adalah
interpretasi atau hermeneutika. Hal itu tidak hanya menyita
perhatian para ahli tapi juga menjadi persoalan bagi
masyarakat pada umumnya. Yang menjadi permasalahan yakni,
apa makna sesungguhnya Alkitab? Dari sekian banyak tafsiran
yang bertentangan, manakah yang paling benar? Aliran
interpretasi atau tafsiran ahli mana yang harus diikuti?”15
15 Lembaga Biblika Indonesia, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta, Kanisius 2002, hal. 21
23
Dengan rupa-rupa persoalan yang berupa pertanyaan membuat
bingung bagi umat.
Dalam menjawab persoalan tersebut, Alkitab harus
dipandang sebagai sebuah karya sastra yang disusun dengan
tiga unsur hakiki, yakni pengirim atau pengarang, pesan
atau teks dan penerima atau pembaca. Secara historis,
sepanjang komunikasi tercatat dalam teks, Alkitab tetap
tinggal di dalam jemaatnya yang asli. Semua umat
menginginkan bahwa apa yang kita maksudkan dalam teks
merupakan maksud sesungguhnya dari penulis. Tapi tak bisa
dihindarkan bahwa, perbedaan pemahaman tetap ada,
tergantung kita untuk menaru perhatian besar, apakah pada
pesan, pengarang atau pembaca. Barikut ini akan dijelaskan
unsur apakah yang paling besar untuk menaruh perhatian.
Pada abad-abad pertama kekristenan, perhatian besar
untuk interpretasi adalah pada unsur pesan atau teks. Jadi
menjadi tugas besar dari interpretasi unuk menerjemahkan
teks itu kedalam dunia baru dan makna.16 Pada abad
pertengahan terbentuk beberapa cara yang membantu dalam
menafsirkan Teks. Cara-cara itu masi digunakan sampai
sekarang ini. Adapun cara itu yakni, cara sastrawi,
aligoris, moral dan eskatalogis. Dengan cara itu memudahkan
dan membantu umat dalam menafsirkan teks.
Selain pesan, ada juga pengirim dan penerima yang
merupakan unsur dari karya sastra dari Alkitab. Akan tetapi
kedua unsur ini tidak terlalu menonjol dengan permasalahan.
Dengan demikian kurang adanya perhatian interpretasi yang
16 Ibid, hal.21
24
diberikan untuk kedua unsur ini. Para ahli Kitab hanya
mencari hal-hal praktis untuk membantu memudahakan akan
pemahaman yang terkandung dalam Alkitab. Misalnya dilihat
dari lingkup budaya, latar historis yang dianggap penting.
Dengan demikian, dengan bantuan para ahli, umat dapat
memahami akan wahyu dalam diri mereka sendiri seperti wahyu
yang tertuis dalam teks Alkitab.
1.7. Perbedaan Kitab Suci Katolik, Protestan dan
Ortodoks
1.7.1. Perjanjian Lama dalam
Alkitab Kristen17
Berikut ini akan dituliskan seluruh daftar Kitab
Suci Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Dengan
penulisan daftar tersebut akan terlihat perbedaan dan
persamaan antara Kitab Suci Perjanjian Lama Katolik,
Ortodoks dan Protestan.
PROTESTAN KATOLIK ORTODOKS1. Kejadian
2. Keluaran
3. Imamat
4. Bilangan
5. Ulangan
1. Kejadian
2. Keluaran
3. Imamat
4. Bilangan
5. Ulangan
1. Kejadian
2. Keluaran
3. Imamat
4. Bilangan
5. Ulangan
17 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012, hal. 8-9
25
6. Yosua
7. Hakim-hakim
8. Rut
9. 1 Samuel
10. 2
Samuel
11. 1
Raja-raja
12. 2
Raja-raja
13. 1
Tawarikh
14. 2
Tawarikh
15. Ezra
16. Nehemi
a
17. Ester
18. Ayub
19. Mazmur
20. Amsal
21. Pengkh
otbah
22. Kidung
Agung
23. Yesaya
24. Yeremi
a
6. Yosua
7. Hakim-hakim
8. Rut
9. 1 Samuel
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17. Tobit
(Deuterokanonika)
18. Yudit
(Deuterokanonika)
19. Ester (dengan
tambahan;
Deuterokanonika)
20. 1 Makabe
(Deuterokanonika)
21. 2 Makabe
(Deuterokanonika)
22.
23.
24.
25.
26.
27. Kebijaksanaan
6. Yosua
7. Hakim-hakim
8. Rut
9. 1 Kerajan-
kerajaan
10.
kerajaan
11.
kerajaan
12.
kerajaan
13.
14.
15.
16.
+ Nehemia)
17.
tambahan;
Deuterokanonika)
18.
19.
20.
21.
22.
23.
(perjanjian
Lamaus Mzm.115)
24.
26
25. Ratapa
n
26. Yehezk
iel
27. Daniel
28. Hosea
29. Yoel
30. Amos
31. Obaja
32. Yunus
33. Mikha
34. Nahum
35. Habaku
k
36. Zefany
a
37. Hagai
38. Zakhar
ia
39. Maleak
hi
Salomo
(Deuterokanonika)
28. Sirakh
(Deuterokanonika)
29.
30.
31.
32. Barukh (dengan
surat Yeremia;
Deuterokanonika)
33.
34.
Tambahan;
Deuterokanonika)
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
25.
26.
27.
28.
29.
Salomo
(Deuterokanonika)
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
tambahan)
27
50.
(dalam
Apendiks)
Kitab-kitab yang terdaftar dalam Perjanjian Lama
antara Gereja Katolik, Protestan dan Ortodoks memiliki
perbedaan cukup besar. Terutama antara Protestan dan
Katolik serta Protestan dan Ortodoks. Adapun perbedaan
tersebut dapat dilihat dalam bagan di atas.
Terlihat jelas bahwa dalam daftar kitab Perjanjian
Lama gereja Protestan tidak ada kitab Deuterokanonika.
Gereja Protestan tidak mengakui kitab Deuterokanonika
dalam Kitab Perjanjian Lama. Tidak diakui oleh gereja
Protestan karena kitab Deuterokanonik dikatakan sebagai
kitab apokrifa.
Terlihat pula bahwa dalam daftar kitab Perjanjian
Lama Ortodoks memiliki lebih banyak dari pada daftar
Kitab Gereja Katolik dan Protestan. Dituliskan bahwa
Kitab Suci Ortodoks berjumlah 50 Kitab, Katolik 46 Kitab
dan Protestan 39 Kitab, sesuai dengan Kitab Ibrani.
1.8. Corak Sastra dalam Kitab Suci
1.8.1. Hukum dan Peraturan
Hukum dan peraturan merupakan corak sastra yang
bertujuan untuk menegakan ukum atau peraturan hidup
beriman. Rumusan yang jelas dapat dilihat dalam
peristiwa penyembahan lembu emas, di mana ketika Israel
28
dikisahkan hendak memasuki tanah terjanji. Adapun dalam
kisah itu terdapat penegasan hukum seperti: “ Jangan kau
buat bagimu allah tuangan” “(Kel. 34:17). Seain itu, ada
juga kisah lain yang mengungkapkan tentang penetapan
hukum seperti dalam peristiwa Kore, Datan dan Ahiram yang
dikisahkan dalam Bilangan 16-17 yang menegaskan pilihan
keluarga Harun sebagai keluarga imam.18
Corak sastra Hukum dan Peraturan, biasanya terdapat
dalam kitab-kitab Pentateuk yakni Kejadian, Keluaran,
Imamat, Bilangan dan Ulangan. Dalam kitab Kejadian
bentukna lebih pada sebuah kisah sedangkan Imamat berupa
bentuk hukum. Tetapi terdapat pula dalam Kitab Kejadian
17 yang mengungkapkan tentang hukum sunat. Dengan
demikain bahwa semua kitab-kitab Pentateuk mengungkapkan
sebuah corak hukum dan peraturan.
Selain kitab-kitab pentateuk terdapat juga dibanyak
kitab lainnya yang mngungkapkan tentang hukum dan
peraturan. Hal itulah yang menjadi corak sastra yang
digunakan untuk merumuskan pengalaman hidup bersama Allah
dan sesama. Misalanya bentuk-bentuk peraturan lain
seperti adat kebiasaan, ibadah menjadi suatu dasar untuk
mengungkapkan pengalaman hidup bersama Allah dalam
situasi hidup dalam ruang dan waktu. Terlebih dalam
hubungan dengan sesama. Hukum bagi tradisi tidak lapas
dari sejarah kehidupan, sejarah dan hukum umat yang
terpilih oleh Allah.
18 St. Darmawijaya, Pr., Seluk Beluk Kitab Suci, Yogyakarta, Kanisius:
2009. Hal.59
29
1.8.2. Sejarah
“19Dalam Perjanjian Lama, kitab-kitab sejarah
mengisahkan sejarah Israel sejak pendudukan Kanaan (1250
SM) hingga runtuhnya Yerusalem (587 SM). Kitab-kitab ini
menggambarkan karya para tokoh seperti Nabi Elia dan
Elisa, dan raja-raja Israel dan Yehuda, termasuk Raja
Daud dan Salomo. Kitab-kitab ini juga memuat informasi
tentang peristiwa-peristiwa dalam kedua kerajaan Israel
sesudah pecah (931 SM). Contoh kitab-kitab sejarah dalam
Perjanjian Lama adalah Yosua dan 1-2 Raja-Raja. Dalam
Perjajian Baru, Kisah Para Rasul meneritakan sejarah
jemaat kristen perdana.”
1.8.3. Puisi dan Nyanyian
Kategori ini cukkup luas. Puisi dipakai terutama
dalam kitab Mazmur, Ayub dan Kidung Agung. Namun dalam
Kitab Suci terdapat banyak bentuk ini. banyak dari mazmur
itu dimaksudkan untuk digunakan dalam ibadat dan doa.
Nubuat para nabi juga memakai bentuk-bentuk puisi. Selain
dalam Kitab Mazmur, Ayub dan Kidang Agung, terdapat juga
contoh-cobtoh lain dalam Perjanjian Lama seperti: Kel.
15:1-8; Yesaya 5:1-7; Yunus 2:2-9. Selain itu terdapat
juga dalam Perjanjian Baru seperti : Lukas 1:46-55; Fil.
2:6-11 dan Wahyu 15:3-4.20
19 Dikutip langsung dari Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012.Hal. 13-14
20 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 14
30
1.8.4. Narasi
Jenis sastra ini meliputi puisi, mazmur-mazmur,
cerita dan lain-lain. Kata-kata hikmat dan Amsal memiliki
gaya yang unik karena merupakan renungan-renungan tentang
duni, Allah dan manusia berdasarkan pengalaman dan
pengamatan atas hidup sehari-hari. Kata-kata hikmat biasa
terdapat dalam kitab Amsal dan kitab-kitab lainnya. kitab
Pengkhotbah dan Ayub mengandung hikmat dengan renungan-
renungan bercorak filosofis. Selain kitab Amsal, Ayub dan
Pengkhotbah ada juga kitb-kitab lain yang memiliki kata-
kata hikmat seperti terdapat dalam Mazmur 1 dan 37. Kata-
kata hikmat juga menjadi bagian penting dalam Perjanjian
Baru sperti ditemukan dalam Kotbah di Bukit dalam Matius
5-7 dan Yakobus 3:2-8; 4:13-1721
1.8.5. Injil
Kata Injil berasal dari bahasa Yunani euangelion yang
berarti kabar baik.22 Dalam hal ini Injil menjadi tempat
tercantumnya kabar gembira yang di diwartakan Yesus
Putera Allah. Injil merupakan kitab-kitab dalam
21 Ibid hal. 1422 Kitab-kitab injil ditulis antara 30-60 tahun setelah penyaliban Yesus. Yesus sendiri tidak meninggalkan tulisan. Tetapi Injil menjadi tempat tercatatnya kisah-kisah Yesus dari para saksi yang selama bertahun-tahun disampaikan secara lisan. Yang penting dalam Injil adalahcatatan tentang karya, sengsara, wafat, kebngkitan dan naiknya Yesus ke surga. (Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1559).
31
Perjanjian Baru. Yang termasuk dalam Injil adalah Matius,
Markus, Lukas Yohanes.
1.8.6. Surat
“Surat-surat dalam Perjanjian Baru merupakan surat-
surat yang ditulis oleh Rasul Paulus dan penulis lainnya.
Surat-surat ini ditulis dalam gaya formal surat Yunani
pada abad pertama masehi. Penulis pertama-tama
memperkenalkkan dirinya (Rm. 1:!-6), diikuti dengan nama
penerima surat dan salam (Rm.1:7). Meskipun demikian
bagian terbesar dari surat adalah isinya “(Rm. 1:15-35).
Kebanyakan surat ditulis oleh Paulus dan dalam suratnya
terdapat doa syukur menyusul sesudah salam (Rm. 1:8-15)
dan salam terakhir serta berkat menutup surat itu (Rm.
16:1-27). Dalam setiap surat terdapat beberapa jenis
sastra yang berbeda, sepreti doa, nsihat, ajaran, hikmat,
peringatan, himne atau nyanyian dan pesan pribadi.”23
1.8.7. Bahasa dalam Kitab Suci
Alkitab yang kita miliki ini adalah sebuah terjemahan
yang dibuat atas dasar Alkitab asli yang ditulis dalam
bahasa-bahasa lain. Adapun bahasa asli itu terdiri dari
tiga bahasa yakni: bahasa Ibrani, bahasa Aram dan bahasa
Yunani.
Kitab Suci Perjanjian Baru seluruhnya ditulis dalam
bahasa Yunani. Sedangkan Kitab Suci Perjanjian Lama
sebagian besar ditulis dalam bahasa Ibrani. Bahasa itu
termasuk rumpun bahasa-bahasa yang disebut “bahasa semit”
23 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 14-15.
32
yang dipakai oleh bangsa-bangasa bagian Timur Tengah
(kecuali Turki).24 Bahasa yang digunakan dalam Kitab Suci
adalah bahasa Ibrani kuno.
Bahasa Aram juga dipakai dalam penulisan Perjanjian
Lama, namun hanya sebagian kecil, misalya pada sebagian
Kitab Ezra (Ezra 4:8-6:18; 7:12-26) dan sebagian kitab
Daniel (Daniel 2:4b-7:28). Bahasa Aram serumpun dengan
bahasa Ibrani. Bahasa Aram ini umumnya tida dipakai lagi,
kecuali oleh beberapa kelompok kecil orang Kristen di
Plestina. Bahas Aram asli berasal dari bangsa Aram yang
bertempat di kawasan sungai Efrat dan Tigris dan negeri
Siria.
Pada tahun 800 SM bahasa Aram menjadi bahasa
internasioanal yang dipakai negara, para bangsawan, kaum
sastrawan dan para sastrawan. Umat Israel menggunakan
bahasa Aram ketika berada dalam pembuangan. Pada saat
itu, bahasa Ibranai diganti dengan bahasa Aram sehingga
kemudian bahasa itu menjadi bahasa sehari-hari. Pada
zaman Yesus, bahasa Aram digunakan oleh rakyat Palestina.
Dalam Perjanjian Lama, hanya terdapat dua Kitab yang
ditulis dalam bahasa Yunani yakni Kitab 2 Makabe dan
Kitab Kebijaksanaan Salomo. Terdapat pula kitab-kitab
dalam Deoterokanonika yang terpelihara dalam terjemahan
Yunani namun bahasa aslinya adalah bahasa Ibrani atau
Aram. Adapun kitab-kitab itu antara lain: Kitab Yudit,
Kitab 1 Makabe dan Kitab Tobit. Nanti pada masa Raja
24 P.DR.C. Groenen OFM, Pengantar Ke Dalam Perjanjian Lama,
Yogyakarta, Kanisius: 1990. Hal.17
33
Aleksander Agung (sekitar tahun 330 sM) merebut seluruh
kawasan timur, barulah bahasa Yunani menjadi bahasa
internasioanal.
1.8.8. Kitab Suci sebagai Sabda Allah
Kitab suci bukan sekedar dokumen kuno yang hasil
sastra yang berisikan tentang budaya, wawasan iman dan
nilai-nilai kehidupan bangsa. Kitab Suci bukan hanya
kitab yang berbicara tentang Allah, tetapi mengajak orang
untuk bertemu dengan Allah.25 Di dalam Kitab Suci, Allah
mau menyapa manusia dan menaawarkan kasih kerahiman yang
besar kepada manusia (Ulangan 32:47) yang menyatakan
“sebab perkataan ini bukanlah perkataan hampa bagimu,
tetapi itulah hidupmu...” Dalam Injil Yhanes 20:31
menyatakan “semua yang tercantum di sini telah dicatat,
supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah,
dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-
Nya.” Pembaca Kitab Suci diajak untuk menjalin hubungan
pribadi dengan Allah dan menghayati hubungan itu secara
nyata dalam diri Yesus Kristus. Dengan demikian, orang
yang membaca Kitab Suci dapat bertemu dengan Allah dan
membangun hubungan intim dengan Allah dalam Yesus
Kristus.
Orang yang membaca KitabSuci dengan penuh iman dan
rela memasuki hubungan pribadi itu dengan serius dapat
menerima kesaksian iman para penulis, maka ia akan
memperoleh kekuatan Sabda itu daam hidupnya. Kitab Suci25 St. Darmawijaya, Pr, Seluk Beluk Kitab Suci, Yogyakarta, Kanisius :2009. Hal.28
34
dan iman akan menyuburkan kehidupan manusia sendiri,
karena Sabda yang ada menjadi kekuatan Roh Kudus, Roh
Allah yang menjadi isi dari sabda itu sendiri. Sebab,
sabda yang tertulis dalam Kitab Suci adalah sabda Allah
bersama Yesus Kristus dalam Roh Kudus. Dengan demikian
Sabda Kitab Suci adalah Sabda Allah yang ditulis dengan
tuntunan Roh Kudus.
Para penulis Kitab Suci menghendaki agar, orang yang
membaca dapat memahami dan mengimani Sabda Allah itu
dalam diri dan hidup. Dengna memahami dan mengimani sabda
itu, maka orang itu diajak agar dapat menjadi pewarta
Sabda itu ke seluruh bangsa sepanjang sejarah.
35
BAB II
MENELUSURI KITAB PERJANJIAN LAMA
A. Sejarah Terjadinya Kitab Suci Perjanjian Lama
Kitab Suci terbentuk dengan jangka waktu yang panjang
yakni dengan membutuhkan lebih dari 1000 tahun, sampai lebih
lama lagi untuk menyatukan semua bagian-bagian kitab untuk
menjadi satu.
Pembentukan Kitab Suci dimulai dengan menceritakan kisah-
kisah tentang Allah yang menjalin hubungan dengan manusia.
Kisah-kisah tersebut di ceritakan secara turun temurun melalui
ungkapan lisan sebelum ditulisnya kisah tersebut.
Penceriteraan kisah-kisah itu terjadi bertahun-tahun dari
generasi kegenerasi. Proses itu disebut “tradisi lisan.”
Dalam Alkitab Ibrani (Perjanjian Lama), sejumlah kisah
diceriterakan secara lisan berabad-abad lamanya sebelum
akhirnya ditulis.
“Sekitar tahun 1800 SM, masyarakat-masyarakat di Timur
dekat kuno mulai mengembangkan dan menggunakan aksara yang
mudah dipelajari. Perlahan-lahan orang mulai menulis kisah-
kisah nyanyian-nyanyian (mazmur), dan nubuat yang kelak
menjadi bagian dari Alkitab. Semuanya ditulis pada papirus
(semacam kertas dari bahan sejenis gelagah) atau pada perkamen
(dari bahan kulit hewan yang dikeringkan).”26 Meskipun
demikian, kitab-kitab Perjanjian Lama tidak sekaligus
dituliskan dan terbentuk menjadi sebuah kitab. Sementara
beberapa kitab ditulis dan dikumpulkan, kitab-kitab lainnya
26 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012, hal. 3
36
tetap diceritakan dan dibacakan secara lisan. Proses penulisan
dan pengumpulan Kitab Suci terjadi berabad-abad lamanya.
Sekarang salinan-salinan yang ditulis pertama kali sudah
tidak ada karena terus dipakai sehingga sudah lapuk. Tetapi
masih ada salinan-salinan lain yang masih tersimpan di
Sinagoga-sinagoga, gereja-gereja dan biara-biara. Sebelum
salinan-salinan itu telah lapuk, sudah dituliskan kembal
sehngga menjadi salinan baru dan tulisan-tulisan yang masih
tersisa telah dismpan di museum-museum dan perpustakan-
perpustakan.
Tak diketahui pasti kapan kitab itu terkumpul menjadi satu
kitab. Dipastikan bahwa beberapa kitab berasal dari tahun1300
SM, akan tetapi proses menyatukan kitab tersebut dimulai
sekitar tahun 400 SM. Sementara pengumpulan sedang berlanjut,
penulisan kitab-kitab baru pun terus dilaksanakan sampai
sekitar abad kedua. Menjadi tugas dari para nabi untuk
memutuskan kitab-kitab mana saja yang akan menjadi Alkitab
Ibrani. Unutk pemutusan kitab-kitab yang terpilih dibuat dan
terus berlanjut secara resmi sampai sekitar tahun 100 M.
Dalam perkembangan Kitab Ibrani yang telah terbentuk,
diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Terjemahan ini disebut
Septuaginta, yang berarti tujuh puluh (LXX dalam angka
Romawi). Dalam legenda Aristeas, ada 72 sarjana yang berkumpul
bersama untuk menerjemahkan kitab-kitab dari bahasa Ibrani ke
bahasa Yunani. Proses penerjemahan itu berlangsung selama 72
hari dengan hasil terjemahan yang persis sama. Dengan demikian
terjemahan tersebut tersebar di seluruh dunia Romawi. Salinan-
salina yang tertua berasal dari abad kedua SM, yakni lebih
37
dari seratus tahan Yesus Lahir. Terjemahan Septuaginta pula
menrupakan Alkitab yang penting yang digunakan oleh jemaat-
jemaat kristen perdana.
Tidak diketahui secara pasti bagaiman kitab tertentu
diakui secara pasti. Akan tetapi pada sekitar tahun 100 SM, di
Yamia sebuah pusat studi Yahudi di sebelah barat Yerusalem,
sekelompok sarjana Yahudi berkumpul bersama untuk
memperdebatkan kitab-kitab mana saja yang dimasukan dalam
Kitab Ibrani. Melalui diskusi itu, maka diputuskan bahwa
terdapat 39 kitab yang diterima sebagai Kitab Suci (kanon).
Terdapat pula tujuh kitab yang disebut Deuterokanonika (daftar
kedua) di dalam kitab Perjanjian Lama yang diakui oleh Gereja
Roma Katolik, gereja Ortodoks dan Anglikan sampai sekarang
ini. Untuk gereja Protestan hanya mengikuti daftar pertama
(Protokanonika) yang terdiri atas 39 Kitab.
B. Pembagian Kitab-Kitab
1. Taurat dan Kitab-kitab Historis
1.1. Kitab Kejadian27
a. Isi Pokok Kitab
Kitab ini menceritakan tentang penciptaan alam semesta,
asal-usul umat manusia, pangkal dosa dan penderitaan di dunia,
serta bagaimana Allah berhubungan dengan manusia. Kitab ini
derdiri dalam dua bagian yang penting:
a. Pasal 1-11. Penciptaan alam semesta dan asal-usul umat
manusia. Dalam bagian ini juga diceritakan tentang Adam dan
27 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 33-34
38
Hawa, Kain dan Habel, Nuh dan banjir besar, serta Menara
Babel.
b. Pasal 12-50. Asal-usul nenek moyang bangsa Israel. Nenek
moyang pertama ialah Abraham. Ia terkenal karena iman dan
ketaatannya kepada Allah. Lalu menyusul sejarah Ishak anak
Abraham, dan Yakub anak Ishak (Yakub disebut juga Israel).
Kemudian sejarah kedua belas anak laki-laki Yakub.
Merekalah yang menjadi pendiri kedua belas suku Israel.
Penulis memberi perhatian khusus kepada salah seorang anak
Yakub yang bernama Yusuf dan peristiwa-peristiwa yang pada
akhirnya menyebabkan Yakub bersama anak-anaknya dan
keluarga mereka masing-masing pindah ke Mesir.
Meskipun demikian, namun yang mendapat tekanan khusus
ialah kisah tentang perbuatan-perbuatan Allah. Kitab ini
dimulai dengan penegasan bahwa Allah telah menciptakan alam
semesta, dan diakhiri dengan janji bahwa Allah akan tetap
memperhatikan umat-Nya. Yang memegang peranan utama dalam
kitab ini adalah Allah yang menghakimi dan menghukum
barangsiapa yang berbuat salah. Dia pula yang membimbing dan
menolong umat-Nya serta membentuk sejarah mereka. Kitab ini
ditulis untuk mencatat kisah tentang iman suatu bangsa dan
juga untuk membantu agar iman itu tetap hidup.
b. Maksud Penulisan Kitab
Kitan ini ditulis untuk mencatat segala sesuatu yang
dibuat Allah, yang dimulai dari penciptaan alam semesta dan
manusia. Para leluhur bangsa Israel pada awalnya tidak menulis
riwayat keluarga mereka. Yang dilakukan hanyalah menceritakan
39
peristiwa hidup mereka. Selain itu, kitab ini juga
menggambarkan bagaimana manusia pertama memutuskan hubungan
yang sempurna dengan Allah di taman Eden. Meskipun demikian,
Allah tidak menyerah pada manusia. Ia bahkan memilih Abram dan
Sarah. Ia menyuruh mereka meninggalkan rumah mereka di
Mesopotamia Utara dan pergi ke Kanaan, tanah yang di janjikan
Allah kepada Abram dan keturunannya. Dengan demikian mereka
memperoleh keselamatan dan mengalami kehidupan yang bahagia
bersama dengan keturunan-keturunannya.
c. Latar belakang penulisan kitab
Menurut tradis, Musa adalah orang yang dianggap sebagai
pengarang dan penyusun kelima kitab pertama dalam Alkitab,
termasuk kitab Kejadian. Hal itu Sulit dikatakan dengan pasti
kapan Musa hidup, tetapi Alkitab 1Raja2 6:1 dan dokumen-
dokumen kuno lain tampaknya menujuk pada masa antara 1400 dan
1250 SM. Dengan begitu, usia kitab Kejadian sudah lebih dari
3300 tahun! Akan tetapi, dalam dua abad terakhir, sejumlah
ahli kitab berpendapat bahwa bagian-bagian kitab kejadian
dalam bentuknya yang kita kenal sekarang sebenarnya ditulis
ulang jauh setelah masa hidup Musa, mungkin pada masa
pembuangan di Babel (587-538 SM).
d.Susunan Kitab
Gambaran susunan Kitab Kejadian dapat dilihat sebagai
berikut:
Penciptaan alam semesta dan manusia 1:1--2:25
40
Pangkal dosa dan penderitaan 3:1-24
Dari Adam sampai Nuh 4:1--5:32
Nuh dan banjir besar 6:1--10:32
Menara Babel 11:1-9
Dari Sem sampai Abram 11:10-32
Para Kepala Keluarga: Abraham, Ishak, Yakub 12:1--35:29
Keturunan Esau 36:1-43
Yusuf dan saudara-saudaranya 37:1--45:28
Orang Israel di Mesir 46:1-50:26
1.2.KITAB KELUARAN28
a. Isi pokok kitab
Keluaran diambil dari peristiwa pokok yang diceritakan
dalam kitab ini, yaitu keluarnya bangsa Israel dari Mesir,
tempat mereka diperbudak. Dalam kitab ini terdapat tiga bagian
penting yakni:
a. Pembebasan orang Ibrani dari perbudakan dan perjalanan
mereka ke Gunung Sinai.
b. Perjanjian Allah dengan umat-Nya di Sinai. Kepada bangsa
Israel diberikan hukum-hukum moral, sipil dan keagamaan
untuk pedoman hidup.
c. Pembuatan tempat beribadat dengan segala peralatannya untuk
bangsa Israel; peraturan-peraturan untuk para imam dan cara
beribadat kepada Allah.
Utamanya kitab ini mengisahkan apa yang dilakukan Allah
pada waktu Ia membebaskan umat-Nya yang diperbudak, lalu
28 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 107-108
41
membina mereka menjadi suatu bangsa yang mempunyai harapan
dalam masa depan.
Tokoh utama dalam kitab ini adalah Musa, orang yang dipilih
Allah untuk memimpin umat-Nya keluar dari Mesir. Bagian yang
paling terkenal dari kitab ini ialah daftar Sepuluh hukum atau
Perintah Tuhan. Itu dapat dilihat dalam kitab Keluaran Pasal
20.
b. Maksud penulisan kitab
Kitab Keluaran mengisahkan dua peristiwa penting dalam
sejarah umat Israel. adapun peristiwa pertama, mengisahkan
keluarnya umat dari Mesir yang diawali dengan kelahiran Musa.
Dikisahkan bahwa ia akan menjadi seorang pangeran Mesir, namum
kemudian ia melaksanakan perintah Allah untuk membebaskan
orang Ibrani dari perbudakan di Mesir. Peristiwa penting kedua
adalah kejadian di gunung Sinai. Di situ Allah memberi sepuluh
Firman dan hukum-hukum lainnya kepada Musa dan umat yang
dimaksudkan untuk membimbing umat mengenai bagaimana beribadah
kepada Allah dan hidup bersama sebagai umat Allah
c. Latar belakang penulisan kitab
Bangsa Israel keluar dari Mesir terjadi pada tahun 480
sebelum tahun keempat (1Raja2 6:1) pemerintahan Salomo (± 970-
931 SM) atau sekitar tahun 1446 SM. Namun, angka 480 mungkin
simbolis untuk 12 generasi. Dari bukti sejarah yang ada
(misalnya nama Raamses dalam Kel 1:1) tampaknya yang ditunjuk
42
adalah Seti I dan Raamses II sebagai raja-raja Mesir semasa
perbudakan di Mesir dan keluarnya Israel dari tanah itu.
Secara historis, peristiwaa keluaran ini terjadi tidak lama
sesudah tahun 1300 SM.
d. Susunan kitab
Bangsa Israel dibebaskan dari Mesir 1:1--15:21
Perbudakan di Mesir 1:1-22
Kelahiran Musa dan masa hidupnya di Midian 2:1--4:31
Musa dan Harun menghadap raja Mesir 5:1--11:10
Paskah dan keberangkatan dari Mesir 12:1--15:21
Dari Laut Gelagah ke Gunung Sinai 15:22--18:27
Hukum-hukum Allah dan Perjanjian 19:1--24:18
Kemah TUHAN dan peraturan-peraturan ibadat 25:1--40:38
1.3. Kitab imamat29
a. Isi pokok kitab
Kitab ini berisikan tentang peraturan-peraturan beribadat
dan upacara-upacara agama bangsa Israel pada zaman dahulu.
Selain itu, terdapat pula peraturan-peraturan tentang para
imam yang melaksanakan ibadi itu.
Yang menjadi pokok dalam buku ini ialah kesucian Allah, dan
bagaimana manusia harus hidup dan beribadat supaya tetap
mempunyai hubungan baik dengan TUHAN, Allah Israel.
Petikan yang paling terkenal dari buku ini ialah yang oleh
Yesus disebut perintah utama yang kedua, "Cintailah sesamamu
seperti kamu mencintai dirimu sendiri" (19:18).
b. Maksud penulisan kitab
29 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 175-176
43
Kitab ini juga dikenal sebagai “Buku Panduan Imam”, yang
merupakan yang diberikan para Rabi Yahudi. Sebagian besar isi
yang tercantum di dalamnya sebagai buku panduan pelaksanaan
kurban dan upacara pembersihan atau pengudusan. Dalam hal ini
upacara yang membedakan bangsa Israel sebagai umat Allah yang
kudus. Di dalamnya ditekankan alasan mengapa upacara itu
dilakukan. Jika umat setia kepada Allah, melaksanakan hukum-
hukum dan upacara-upacara yang diperintahkan Allah, hidup
mereka akan baik. Ketika kita membaca uraian tanggung jawab
para Imam, antara lain memastikan kelayakan kurban-kurban yang
dipersembahkan kepada Allah, mengajar umat tentang apa yang
najis dan tidak, dan mengatur perayaan keagamaan Israel
sepanjang tahun, alasan penulisan kitab ini penting untuk
selalu kita ingat.
c. Latar belakang penulisan kitab
Kitab imamat adalah kitab ketiga dalam Pentateukh dari
kelima kitab pertama Perjanjian Lama. Kitab Imamat merupakan
kumpulan bahan tulisan dari zaman Musa dengan ajaran-ajaran
tentang hukum Allah yang mencerminkan kehidupan Israel di
Kanaan lama sesudah wafat. Dengan demikian bangsa Israel telah
beribadat kepada Tuhan di dalam Bait Allah yang didirikan
Salomo di Yerusalem kurang lebih tahun950. Meskipun demikian,
banyak praktik Agama dalam kitab Imamat diteruskan para Imam
di Bait Allah.
d. Susunan kitab
Peraturan tentang kurban-kurban dan persembahan-
persembahan 1:1--7:38
44
Harun dan anak-anaknya ditahbiskan menjadi imam 8:1--
10:20
Peraturan tentang kebersihan 11:1--15:33
Hari Raya Pengampunan Dosa 16:1-34
Peraturan tentang ibadat dan hidup suci 17:1--27:34
1.4. Kitab Bilangan30
a. Isi pokok Kitab
Kitab Bilangan menceritakan tentang sejarah bangsa
Israel selama hampir empat puluh tahun berjalan di pandang
gurun. Bangsa Israel berjalan menuju tanah Kanaan yang
merupakan tanah terjanji yang diberikan oleh Allah kepada
mereka. Nama Bilangan diambil dari peristiwa yang paling
penting dalam buku ini. Dimana dalam kitab ini diadakanlah
sensus penduduk yang diadakan oleh Musa. Sensus itu merupakan
sensus yang paling pertama dalam sejarah dunia. Sensus itu
diadakan oleh Musa di Gunung Sinai sebelum bangsa Israel
berangkat. Sensus kedua diadakan ketika mereka berada di
wilayah bangsa Moab, di sebelah timur Sungai Yordan, kira-
kira satu generasi kemudian.
Diantara masa sensus pertama dan kedua, bangsa Israel
pergi ke Kades-Barnea di perbatasan selatan Kanaan. Dari situ
mereka mencoba memasuki negeri Kanaan, tetapi tidak berhasil.
Sesudah bertahun-tahun lamanya tinggal di daerah sekitar
Kades-Barnea itu, mereka pergi ke wilayah di sebelah timur
Sungai Yordan. Sebagian dari bangsa itu menetap di sana,
30 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 219-220
45
sedangkan yang lain bersiap-siap menyeberangi sungai itu
untuk masuk ke negeri Kanaan.
Kitab Bilangan adalah kitab yang mengisahkan tentang
suatu bangsa yang seringkali berkecil hati dan takut
menghadapi kesukaran-kesukaran. Mereka melanggar perintah
Allah dan tak mau menurut kepada Musa yang ditunjuk TUHAN
untuk memimpin mereka. Buku ini juga merupakan kisah tentang
bagaimana TUHAN dengan setia dan tekun memelihara bangsa-Nya,
walaupun mereka itu lemah dan tidak taat. Juga mengisahkan
tentang Musa, yang kadang-kadang kurang sabar, tetapi tetap
melayani TUHAN dan bangsa Israel dengan tabah.
b. Maksud penulisan kitab
Kitab Bilangan bercerita tentang perjalanan umat Israel di
padang gurun. Di sana mereka belajar bagaimana menata diri
menurut kehendak Allah dan bagaimana orang Lewi harus menolong
para imam Israel. Umat juga mengetahui siapa yang dipilih
untuk memimpin mereka memasuki Kanaan.
Namun, perjalanan bangsa Israel di padang gurun juga
menunjukkan sifat mereka yang suka memberontak. Mereka
mengeluh karena Allah sudah membawa mereka kepadang gurun
untuk menahan lapar atau mati kehausan. Sebaliknya, mereka
yang tergolong generasi tua (termasuk Musa) harus menggembara
selama 40 tahun dan kemudian mati dipadang gurun. Mereka yang
taat dan percaya kepada Allah akan menerima berkat Allah.
Mereka yang tidak taat dan tidak percaya tidak akan menerima
berkat yang terkait dengan janji-janji Allah. Kitab Bilangan
memperkenalkan gagasan perang suci dimana Allah menolong orang
Israel memerangi dan menghancurkan musuh-musuh mereka.
46
c. Latar belakang penulisan kitab
Kitab Bilangan adalah kitab keempat dari lima kitab
Perjanjian Lama yang disebut Pentateukh. Kitab Bilangan
bercerita tentang Israel yang terus bergerak. Secara
tradisional, Musa dianggap sebagai pengarang kitab Bilangan.
Banyak bahan dalam kitab itu bisa dirujuk sampai zaman Musa.
Dengan demikian, mungkin baru berabad-abad kemudian, para ahli
Kitab dan editor menulis kitab itu sebagaimana sekarang.
d. Susunan kitab
Bangsa Israel bersiap-siap untuk meninggalkan Gunung
Sinai 1:1--9:23
Sensus yang pertama 1:1--4:49
Berbagai hukum dan peraturan 5:1--8:26
Paskah yang kedua 9:1-23
Dari Gunung Sinai ke wilayah bangsa Moab 10:1--21:35
Kejadian-kejadian di Moab 22:1--32:42
Ringkasan perjalanan dari Mesir ke Moab 33:1-49
Perintah-perintah sebelum menyeberangi Sungai Yordan
33:50--36:13
1.5. Kitab Ulangan31
a. Isi Pokok Kitab
Kitab Ulangan berupa serangkaian pidato-pidato yang
diucapkan Musa di depan bangsa Israel waktu mereka berada di
negeri Moab. Mereka berhenti di situ sesudah mengakhiri
perjalanan panjang lewat padang gurun dan sebelum masuk ke
Kanaan untuk menduduki negeri itu. Kitab ini juga merupakan
31 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.280-281
47
kitab yang mengisahkan kembali perjalan bangsa Israel dari
Mesir menuju tanah terjanji. Dengan demikian kitab ini disebut
sebagai Ulangan.
Dalam kitab ini terdapat beberapa pokok penting. Adapun pokok-
pokok itu yakni:
a. Musa mengingatkan bangsa Israel akan peristiwa-peristiwa
besar selama 40 tahun yang terakhir. Ia mohon kepada bangsa
Israel supaya mereka ingat bagaimana Allah memimpin mereka
melalui padang gurun dan karena itu mereka harus taat dan
setia kepada Allah.
b. Musa mengulangi Sepuluh Perintah Allah, dan ia menekankan
arti Perintah yang Pertama. Ia minta dengan sangat supaya
orang Israel beribadat kepada TUHAN saja. Lalu ia
mengulangi beberapa hukum dan perintah yang mengatur
kehidupan bangsa Israel di tanah yang sudah dijanjikan.
c. Musa mengingatkan bangsa Israel akan arti ikatan
perjanjian Allah dengan mereka. Ia mendorong bangsa itu
supaya membaharui kesediaan mereka untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban mereka.
d. Yosua ditunjuk sebagai pengganti Musa untuk memimpin umat
Allah. Sesudah menyanyikan sebuah lagu pujian bagi
kesetiaan TUHAN, dan mengucapkan berkat atas suku-suku
Israel, Musa meninggal di Moab, di sebelah timur Sungai
Yordan.
Tema pokok kitab ini ialah bahwa Allah sudah menyelamatkan
dan memberkati umat pilihan-Nya, bangsa yang dikasihi-Nya.
Jadi bangsa Israel tak boleh lupa akan hal itu. Mereka harus
mentaati Allah, supaya mereka tetap hidup dan terus diberkati.
48
Ayat-ayat yang paling penting dalam kitab ini ialah 6:4-6.
Ayat-ayat ini memuat kata-kata yang oleh Yesus disebut hukum
yang terbesar, "Cintailah TUHAN Allahmu dengan sepenuh hatimu:
Tunjukkan itu dalam cara hidupmu dan dalam perbuatanmu."
b. Maksud Penulisan Kitab
Kitab Ulangan disajikan ungkapan-ungkapan terakhir dari
Musa untuk generasi Israel yang siap memasuki tanah terjanji.
Musa dipandang sebagai penulis kitab Ulangan. Bentuk final
kitab itu juga menerapkan tradisi-tradisi Musa dan hukum itu
dalam situasi keagamaan dan politik pada masa yang lebih
kemudian. Hal itu dilakukan dengan dua cara yakni: pertama,
Israel bisa memakai pesan kitab Ulangan untuk menilai
kesuksesan atau kegagalan mereka sebagai bangsa. Kedua, dalam
seluruh kitab itu berulangkali ditegaskan bahwa Allah telah
memilih Israel karena kasih-Nya.
c. Tujuan Penulisan Kitab
Kitab Ulangan bercerita tentang pembaharuan penting di
Israel pada tahun 621 SM. Pada waktu Bait Allah di Yerusalem
sedang diperbaiki, para pekerja menemukan sebuah gulungan
Taurat. Tidak jelas dari mana asal kitab hukum itu dan
bagaimana sampai tersimpan di dalam Bait Allah. Beberapa
penafsir berpendapat bahwa tulisan-tulisan kuno itu dibawa ke
Yerusalem oleh para imam keturunan Lewi yang melarikan diri
dari penganiyaan Asyur di utara semasa pemerintahan Manasye
(687-642 SM).
49
d. Susunan Kitab
Pidato yang pertama 1:1--4:49
Pidato yang kedua 5:1--26:19
Sepuluh Perintah Allah 5:1--10:22
Hukum-hukum, peraturan-peraturan, dan nasihat-nasihat
11:1--26:19
Petunjuk-petunjuk untuk memasuki negeri Kanaan 27:1--
28:68
Perjanjian dibaharui 29:1--30:20
Kata-kata terakhir 31:1--33:29
Kematian Musa 34:1-12
1.6. Kitab Yosua32
a. Isi Pokok Kitab
Kitab Yosua adalah sebuah kitab yang mengisahkan
tentang bangsa Israel ketika mereka merebut negeri Kanaan di
bawah pimpinan Yosua. Dialah yang menggantikan Musa memimpin
umat Israel. Peristiwa-peristiwa penting yang dikisahkan di
dalam buku ini ialah antara lain: penyeberangan Sungai
Yordan, jatuhnya Yerikho, pertempuran di Ai, dan pengukuhan
kembali perjanjian antara Allah dengan umat-Nya. Salah satu
petikan terkenal dari buku ini ialah, "Ambillah keputusan
hari ini juga kepada siapa kalian mau berbakti ... Tetapi kami
- saya dan keluarga saya - akan berbakti hanya kepada TUHAN."
(24:15).
b. Maksud Penulisan Kitab
32 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.343-344
50
Kitab Yosua merupakan bagian dari sebuah kisah besar,
mulai dari kitab Ulangan sampai kitab 2 Raja-raja, yang
menceritakan kehidupan umat Israel sebagai umat pilihan Allah
di tanah perjanjian. Tema utama kitab ini adalah bahwa tanah
Kanaan merupakan anugerah Tuhan. Setia kepada Tuhan dan hukum-
Nya adalah syarat agar tanah itu tetap terjaga sebagai milik
mereka. Hanya dengan pertolongan Tuhan, bangsa Israel dapat
merebut tanah itu. Sejumlah peristiwa dalam kitab Yosua juga
menjawab dua pertanyaan penting ini: Bagaimana orang Israel
memasuki tanah Kanaan? Bagaimana tanah itu dibagi diantara
suku-suku Israel. Peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam
Kitab Yosua terjadi sekitar tahun 1250-1225 SM.
c. Latar Belakan penulisan Kitab
Para arkeolog telah menemukan bukti bahwa bagian-bagian
wilayah Kanaan pernah diserang dalam kurun waktu antara 1300
dan 1200 SM. Namun, tidak semua tempat dimana orang-orang
Kanaan hidup, dapat diambil alih oleh bangsa Israel.seluruh
wilayah itu baru bisa diambil alih pada zaman Raja Daud
(sekitar 1000 SM), ketika seluruh suku Israel sudah bersatu
dalam sebuah kerajaan yang berdiri di tanah Kanaan itu.
kebudayaan dan agama Kanaan sangat berpengaruh terhadap orang
Israel selama beberapa abad. Menurut para penulis Alkitab,
pemujaan ilah-ilah bangsa Kanaan itulah yang merupakan salah
satu penyebab runtuhnya kerajaan utara (Israel) pada tahun 722
SM dan kerajaan selatan (Yehuda) pada tahun 586 SM.
d. Susunan Kitab
Kanaan direbut 1:1--12:24
Tanah dibagi-bagi 13:1--21:45
51
Tanah di sebelah utara Sungai Yordan 13:1-33
Tanah di sebelah barat Sungai Yordan 14:1--19:51
Kota-kota suaka 20:1-9
Kota-kota untuk orang-orang Lewi 21:1-45
e. Suku-suku di bagian timur kembali ke wilayah mereka
22:1-34
Pidato Yosua sebelum ia meninggal 23:1-16
Perjanjian dikukuhkan kembali di Sikhem 24:1-33
1.7. Kitab Hakim-hakim33
a. Isi Pokok Kitab
Kitab Hakim-hakim berisi kisah-kisah dari suatu zaman
dalam sejarah Israel sebelum bangsa itu menjadi suatu
kerajaan. Itulah zaman antara pendudukan Kanaan dan
berdirinya kerajaan Israel. Kisah-kisah tersebut adalah
mengenai hal-hal yang dilakukan oleh pahlawan-pahlawan
bangsa. Mereka lazimnya disebut hakim, tetapi kebanyakan dari
mereka sebenarnya adalah pemimpin-pemimpin militer, dan bukan
hakim menurut arti yang biasa. Salah seorang dari para
pahlawan itu, yang sangat terkenal, ialah Simson. Kisahnya
terdapat dalam pasal 13--16.
Ajaran utama dari buku ini ialah bahwa hanya dengan setia
kepada Tuhan, umat Israel dapat bertahan terus; tetapi bila
mereka meninggalkan Tuhan, mereka selalu mendapat kesukaran
besar. Namun dalam masa yang demikian pun Allah selalu
bersedia menolong umat-Nya apabila mereka bertobat dari dosa-
dosa mereka dan beribadat kepada Allah.
33 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.384-385
52
b. Maksud Penulisan Kitab
Agar orang Israel dapat bertahan hidup sebagai satu
bangsa, mereka harus taat dan setia pada hukum Taurat dan
beribadat hanya kepada Tuhan Allah. Jika mereka setia, mereka
akan tetap tinggal di tanah Kanaan dan menerima berkat Tuhan
(Ul. 7:1-15). Orang Israel tidak dapat memperlihatkan
kesetiaan yang teguh terhadap perjanjian dengan Tuhan. Kitab
Hakim-hakim menggambarkan pola sikap dan tingkah laku bangsa
Israel. Adapun pola sikap dan tingka laku itu dapat dilihat
sebagai berikut:
1. Bangsa Israel tidak setia kepada Tuhan dan beribadat
kepada ilah-ilah lain
2. Tuhan membiarkan musuh-musuh Israel memhukum mereka
3. Dalam kesukaran dan kesusahan, mereka berseru kepada Tuhan
4. Tuhan memilih seorang pembebas, atau “hakim” untuk
memimpin bangsa Israel dalam pertempuran melawan musuh-
musuh mereka.
5. Ketika seorang hakim meninggal, siklus seperti ini dimulai
lagi.
Kitab ini memperlihatkan bahwa Tuhan selalu bersedia
menolong dan memberikan kesempatan kepada bangsa Israel.
Meskipun mereka sering meninggalkan Tuhan, namun Ia sendiri
tak akan pernah meninggal mereka begitu saja.
c. Latar Belakang penulisan Kitab
Zaman Hakim-hakim dimulai dengan kematian Yosua sekitar
1200 SM dan terus berlanjut sekurang-kurangnya sampai Samuel,
hakim terakhir yang memilih Saul sebagai raja pertama Israel
53
sekitar 1030 SM (1Sam 12). Agama dan kebudayaan Kanaan tetap
menjadi godaan yang sangat berpengaruh terhadap bangsa Israel.
Inilah yang membuat mereka tidak menaati dan melupakan Tuhan
dan bahkan mereka sendiri kadang-kadang saling bertikai dan
memerangi. Hakim-hakim yang memimpin orang Israel selama masa
yang penuh kekerasan dan ketidakpastian ini bukanlah hakim-
hakim dalam arti sekarang, yang berurusan dengan bidang hukum
dan pengadilan.
d. Susunan Kitab
Peristiwa-peristiwa yang terjadi sampai pada kematian
Yosua 1:1--2:10
Pemimpin-pemimpin Israel 2:11--16:31
Berbagai-bagai peristiwa 17:1--21:25
1.9. Kitab Rut34
a. Isi pokok Kitab
Kitab Rut mengisahkan tentang seorang wanita yang bernama
Rut. Rut adalah seorang wanita Moab yang menikah dengan
seorang Israel. Walaupun suaminya sudah meninggal, ia tetap
menunjukkan kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang
berbangsa Israel itu, dan selalu beribadat kepada Allah umat
Israel. Pada akhir kisah ini Rut mendapat seorang suami baru
dari antara sanak saudara mendiang suaminya. Melalui
pernikahannya yang kedua ini Rut menjadi nenek buyut Daud,
raja Israel yang terbesar.
Kisah-kisah dalam buku Hakim-hakim menunjukkan kesukaran-
kesukaran yang terjadi karena umat Allah meninggalkan Allah.
Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang diberikan
34 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.423-424
54
Allah kepada seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk
percaya kepada Allah Israel. Oleh sikapnya itu ia menjadi
anggota umat Allah.
b. Maksud penulisan Kitab
Kisah Rut yang dituliskan untuk umat Israel memperlihatkan
bagaimana umat Allah mempergunakan orang Yahudi dan orang dari
bangsa lain untuk melaksanakan rencana-Nya di dunia.
c. Latar Belakang penulisan Kitab
Kisah Rut menceritakan sejumlaj peristiwa yang terjadi
pada zaman hakim-hakim (200 tahun) sebelum Daud menjadi raja
Israel (sekitar 1000 SM). Beberapa istilah dan adat istiadat
orang Ibarani yang disebutkan dalam kisah Rut berasal dari
zaman ini. Akan teapi beberapa istilah dan peraturan yang
disebutkan di dalamnya berasal dari waktu yang jauh lebih
kemudian kira-kira 250 SM. Dengan demikian kisah ini
diperkirakan baru ditulis beberapa abad setelah peristiwa-
peristiwa yang dituturkan terjadi.
d. Susunan Kitab
Rut memutuskan untuk meninggalkan Moab (1:1-22)
Rut tinggal di Israel (2:1-4:22)
1.10. Kitab 1 Samuel35
a. Isi pokok Kitab
Buku I Samuel berisi sejarah Israel dalam masa peralihan
dari zaman Hakim-hakim kepada zaman Raja-raja. Perubahan dalam
kehidupan nasional di Israel itu khususnya berkisar pada tiga
orang: Nabi Samuel, Raja Saul, dan Raja Daud. Pengalaman-
35 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.430-431
55
pengalaman Daud di masa mudanya sebelum ia menjabat raja,
terjalin erat dengan kisah Samuel dan Saul.
Pokok buku ini, sama seperti kisah-kisah lainnya dalam
Perjanjian Lama, ialah bahwa orang akan berhasil kalau setia
kepada Allah, dan celaka kalau mendurhaka. Hal itu dinyatakan
dengan jelas dalam pasal 2:30 ketika TUHAN berkata kepada Imam
Eli, "Yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi yang
menghina Aku akan Kuhina."
Dalam buku ini kita melihat perasaan yang berbeda-beda
mengenai pembentukan kerajaan Israel. Memang TUHAN sendiri
sudah dianggap raja di Israel, tetapi untuk menanggapi
permohonan rakyat, Ia memilih seorang raja bagi mereka. Hal
yang penting ialah bahwa baik raja maupun rakyat Israel hidup
di bawah kedaulatan Allah, Hakim mereka (2:7-10). Di bawah
hukum-hukum Allah, haruslah dijamin hak seluruh rakyat, kaya
maupun miskin.
b. Maksud Penulisan Kitab
Kitab Samuel bercerita tentang bagaimana Allah memilih
raja-raja pertama di Israel Kuno. Selama dua abad, orang
Israel hidup sebagai kumpulan dua belas suku, meskipun
kesatuannya tidak terlalu erat mereka diperintah dari waktu ke
waktu oleh para pemimpin yang disebut hakim-hakim. Para hakim
ini diangkat oleh Allah ketika orang Israel mengalami
kesukaran dan penderitaan. Ada yang beranggapan bahwa
menginginkan seorang raja adalah sikap melawan kepercayaan
Israel kuno yang mengakui Allah sebagai raja (Kel 15:18; UL
33:5). Kitab Samuel menampilkan pandangan kedua belah pihak:
56
8:1-22 (menentang), 9:1-10:16 (menyetujui), 10:17-27
(menentang), 11:1-11 (menyetujui), 11:12-12:25 (menentang).
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Kitab 1 dan 2 Samuel mencakup hanya sekitar satu abad
sejarah Israel (1080-970 SM), dari kelahiran Samuel sampai
kematian Daud. Kitab 1 Samuel menjelaskan bagaimana bangsa
Israel berkumpul beberapa kali setahun untuk beribadat dan
menutup kitab 2 Samuel, Yerusalem telah menjadi pusat
peribadatan.
d. Susunan Kitab
Samuel (1:1-7:17)
Masa kanak-kanak Samuel (1:1-2:10)
Samuel dirumah Tuhan (2:11-4:1a)
Pertempuran melawan orang Filistin ( 4:1b-7:1)
Samuel memimpin orang Israel (7:2-7:17)
Saul (8:1-15:35)
Israel meminta seorang raja kepada Samuel (8:1-32)
Saul menjadi Raja (9:1-11:15)
Ucapan Perpisahan Samuel (12:1-25)
Saul Tidak Taat kepada Tuhan (13:1-15:35)
Daud (16:1021:13)
Tuhan memilih Daud (16:1-18:5)
Saul Berbalik Melawan Daud (18:6-19:17)
Daud Melarikan Diri (19;18-27:12)
Saul dan Anak-anaknya Mati (28;1-21:13)
1.11. Kitab 2 Samuel36
36 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 480-481
57
a. Isi pokok Kitab
Kitab I Samuel adalah sambungan dari Buku II Samuel.
Buku ini memuat sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula
atas Yehuda di sebelah selatan Palestina (pasal 1-4), kemudian
atas seluruh negeri, termasuk Israel di sebelah utara (pasal
5-24). Dalam buku ini diceritakan dengan jelas dan menarik
bagaimana Daud berusaha memperluas dan mengukuhkan
kedudukannya. Ia harus berperang melawan musuh-musuhnya, baik
di dalam maupun di luar negeri. Daud digambarkan sebagai
orang yang sangat beriman, taat dan setia kepada Allah, juga
sebagai orang yang mampu memperoleh kesetiaan rakyatnya.
Tetapi ia digambarkan juga sebagai orang yang dapat bertindak
kejam, dan yang tidak segan melakukan dosa-dosa besar semata-
mata untuk memenuhi keinginannya dan cita-citanya. Tetapi
ketika ia dihadapkan kepada dosa-dosanya oleh Natan, nabi
Allah, Daud mengakui dosa-dosanya itu dan dengan rela
menerima hukuman dari Allah.
Hidup dan prestasi Daud sangat dikagumi oleh rakyat
Israel. Di zaman-zaman kemudian, bilamana ada musibah
nasional, dan rakyat merindukan seorang raja, maka yang
diinginkan ialah seorang "putra Daud". Artinya, seorang
keturunan Daud yang akan bertindak seperti dia.
b. Maksud Penulisan Kitab
Kitab Samuel melanjutkan kisah tentang raja-raja pertama
Israel. Kitab 1 Samuel berakhir dengan kematian Raja Saul.
Kitab 2 Samuel meneruskannya dengan pemerintahan Daud (1010-
970 SM). Dalam bagian pertama dikisahkan bagaimana Daud
58
menjadi raja Yehuda, kemudian raja seluruh Israel, melalui
serangkaian militer dan dengan janji istimewa dari Allah.
Namun persoalannya muncul setelah kemenangannya. Kehidupannya
terpuruk ketika ia berbuat dosa dengan Batsyeba, merencakan
sebuah pembunuhan dan menyaksikan keluarganya terpecah-pecah.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Kunci untuk memahami kitab 2 Samuel adalah perjanjian
antara Allah dan Daud (7:16). Allah berjanji kepad Daud bahwa
keturunannya akan selalu menjadi raja. Janji ini mendorong
umat Israel untuk mengharapkan seorang mesias atau “Dia yang
diurapi” (Lihat artikel singkat yang berjudul: Mesias (Yang
diurapi) pada halaman 952).
d. Susunan Kitab
Kemenangan-kemenangan Daud (1:1-10:19)
Ratapan Daud untuk Saul dan Yonatan (1:1-27)
Dua Raja Israel (2:1-4:12)
Daud menyatukan Seluruh Israel (5:1-6:23)
Janji Allah kepada Daud (7:1-29)
Daud mengalahkan Musuh-musuh Israel (8:1-10:19)
Masalah-masalah Daud (11:1-20:26)
Dosa-dosa Daud dan Penderitaan Akibat Dosa Itu (11:1-
12:31)
Kekerasan mencabik keluarga Daud (13:1-14:33)
Absalom Menantang Ayahnya (15:1-19:43)
Pemberontakan Seba (20:1-26)
Kisah Lain Mengenai Daud (21:1-24:25)
Bencana Kelaparan di Israel (21:1-14)
Kemenangan-kemenangan Lain (21:15-22)
59
Nyanyian Syukur Daud (22;1-23:7)
Pahlawan-pahlawan Daud (23:8-39)
Dosa Daud Mendatangkan Malaikat Pemusnah (24:1-25)
1.12. Kitab 1 Raja-Raja37
a. Isi Pokok Kitab
Kitab I Raja-raja merupakan lanjutan dari buku Samuel
tentang sejarah pemerintahan raja-raja Israel. Sejarah yang
dimuat dalam buku ini dapat dibagi dalam tiga bagian: (1)
Wafatnya Raja Daud dan pengangkatan Salomo menjadi raja atas
Israel dan Yehuda menggantikan Daud. (2) Pemerintahan Salomo
dan hasil-hasil usahanya, khususnya dalam membangun Rumah
TUHAN di Yerusalem. (3) Bangsa Israel terpecah menjadi
kerajaan utara dan kerajaan selatan, dan sejarah raja-raja
yang memerintah kedua kerajaan tersebut sampai pertengahan
abad kesembilan Seb. Masehi.
Di dalam kedua buku Raja-raja, setiap raja dinilai
berdasarkan kesetiaannya kepada Tuhan; dan keberhasilan
bangsa adalah akibat dari kesetiaan tersebut. Sebaliknya,
penyembahan berhala dan ketidaktaatan mengakibatkan bencana.
Berdasarkan penilaian tersebut raja-raja kerajaan utara
semuanya gagal, sedangkan raja Yehuda ada yang gagal, ada
pula yang tidak.
Yang penting dalam I Raja-raja ialah nabi-nabi Tuhan.
Mereka adalah juru bicara Allah yang berani-berani. Mereka
memperingatkan raja dan bangsa Israel supaya tidak menyembah
berhala dan tidak meremehkan perintah-perintah Allah. Yang
37 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.525-526
60
menonjol ialah Elia, dan kisah tentang pertarungannya dengan
imam-imam Baal (pasal 18).
b. Maksud Penulisan Kitab
Kitab 1 dan 2 Raja-raja ditulis untuk melengkapi sejarha
bangsa Israel yang sudah dimulai dalam kitab 1 dan 2 Samuel.
Namun kitab 1 dan 2 Raja-raja memiliki tujuan lain. Sejarah
bangsa diceritakan melalui kehidupan para raja dan nabi. Kisah
itu menjelaskan secara tragis bangsa Israel sebagai bangsa
yang gagal memelihara perjanjian yang dibuat dengan Allah
sebagaimana yang ditulis dalam kitab Ulangan. Kitab 1 dan 2
Samuel memberikan pandangan bahwa bukan Allah yang tidak setia
kepada bangsa pilihan-Nya, tetapi para rajalah yang tidak
setia karena mereka tidak taat pada hukum Allah. Itulah
sebabnya, dalam 1 dan 2 Raja-raja diceritakan kembali sejarah
Israel dengan melihat kembali pribadi raja sesuai dengan
kesetiaannya.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Bahan kitab 1 dan 2 raja-raja kemungkinan dikumpulkan dari
sejumlah sumber ketika umat Israel berada dipembuangan di
Babel (686-539 SM) juga kemudian berasal dari masa
pemerintahan Yosia yang meninggal pada tahun 609 SM dimana
Yosia dilihat sebagai pengenapan janji Allah kepada Daud.
Dengan memperlihatkan kejahatan yang dilakukan oleh para raja
sebelumnya, para penulis kitab ini mengharapakan dukungan
terhadap pembaharuan yang dicanangkan oleh Yosia (2 Raj. 22:3-
23:24). Namun, ketika umat sedang dihantui oleh bayang-bayang
61
kekecewaan akibat pembuangan itu, tampaknya bahan-bahan ini
telah mengalami perubahan dan pengembangan. Penambahan
dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa penghukuman Tuhan terhadap
Israel adalah adil.
d. Susunan Kitab
Salomo Menjadi Raja (1:1-2:46)
Israel dibawah Pemerintahan Raja Salomo (3:1-11:43)
Hikmat dan Pemerintahan Salomo (3:1-4:32)
Salomo Membangun dan Menahbiskan Bait Allah (5:1-8:66)
Kekayaan dan Hikmat Salomo (9:1-10:29)
Kejatuhan Salomo (11:1-43)
Kerajaan Terpecah Menjadi Dua (12:1-22:53)
Suku-suku Utara Memberontak (12:1-14:31)
Raja-raja Pertama Yehuda dan Israel ( 15:1-16:34)
Nabi Elia (17:1-19:21)
Raja Ahab dan Ratu Izebel (20:1-22:40)
Yosafat, Raja Yehuda, dan Ahazia, Raja Israel (22:41-53)
1.13. Kitab 2 Raja-raja38
a. Isi Pokok kitab
Buku II Raja-raja ini melanjutkan sejarah dari kedua
kerajaan Israel yang kisahnya terputus pada akhir buku I Raja-
raja. Buku ini terdiri dari dua bagian:
(1) Kisah sejarah dari kedua kerajaan itu mulai pertengahan
abad kesembilan Seb. Masehi sampai jatuhnya Samaria dan
berakhirnya kerajaan utara pada tahun 721 Seb. Masehi.
38 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 575-576
62
(2) Kisah sejarah kerajaan Yehuda mulai dari jatuhnya kerajaan
Israel sampai pengepungan dan penghancuran Yerusalem oleh
Nebukadnezar raja Babel pada tahun 586 Seb. Masehi. Buku ini
diakhiri dengan kisah tentang Gedalya, yang menjadi gubernur
Yehuda di bawah kekuasaan bangsa Babel, dan tentang
dibebaskannya Yoyakhin raja Yehuda dari penjara di Babel.
Bencana-bencana itu terjadi karena raja-raja serta rakyat
Israel dan Yehuda tidak setia kepada TUHAN. Hancurnya
Yerusalem dan dibuangnya banyak orang Yehuda ke Babel
merupakan salah satu titik balik yang besar dalam sejarah
Israel.
Nabi yang menonjol dalam buku II Raja-raja ini ialah Elisa,
pengganti Nabi Elia.
b. Maksud Penulisan Kitab
Kitab 2 Raja-raja menekankan satu peristiwa penting yaitu
hancurkan Yerusalem pada tahun 586 SM. Runtuhnya tembok
Yerusalem, terbakarnya Bait Allah, dan terbuangnya penduduk
kota menimbulkan krisis iman diiantara mereka yang masih
hidup. Peristiwa-peristiwa itu menimbulkan kepercayaan mereka
terhadap Allah terancam runtuh. Allah seakan-akan telah
meninggalkan mereka. Kitab 2 Raja-raja memperlihatkan kepada
mereka bahwa bukan Allah yang meninggalkan mereka melainkan
raja-raja merekalah yang tidak setia. Allah sudah cukup sabar
dengan Israel dan Yehuda, terutama sekali ketika umat dan
raja-raja tidak setia kepada-Nya dengan beribadat kepada
berhala-berhala. Para nabi telah diutus beberapa kali untuk
memperingatkan mereka untuk menyingkirkan ilah-ilah lain dan
63
kembali kepada Tuhan. Akhirnya bangsa itu dihukum, kedua
kerajaan dihancurkan dan bangsa Israel dipaksa hidup di negara
asing.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Kitab 2 Rajaraja mengisahkan sejarah kerajaan Israel dan
Yehuda dalam kurun waktu 300 tahun. Para penulis kitba ini
juga menulis kitab ini sebagai interpretasi atas berbagai
peristiwa yang menyebabkan hancurnya bangsa Israel. Dalam
kitab ini, nilai-nilai tradisional sangat ditekankan, dengan
adanya sejumlah peringatan untuk melawan sikap tidak setia
kepada Tuhan, dan seruan untuk taat kepada perintah-perintah
Allah.
d. Susunan Kitab
Nabi Elisa (1:1-8:15)
Elisa menggantikan Elia sebagai Nabi (1:1-2:25)
Elisa dan Yoram (3:1-27)
Mukjizat-mukjizat Elisa (4:1-8:15)
Raja-raja Yehuda Ddan Israel (8:16-17:41)
Yehu dan Keturunannya (9:1-14:29)
Hari-hari Terakhir Kerajaan Israel (15:1-17:41)
Kerajaan Yehuda (18:1-25:30)
Raja Hiskia dan Serbuan Bangsa Asyur (18:1-20:21)
Dua Raja Jahat: Manasye dan Amon (21:1-26)
Raja Yosia dan Pembaharuannya (22:1-23:30)
Jatuhnya Yerusalem (23:31-25:30)
64
1.14. Kitab 1 Tawarikh39
a. Isi Pokok kitab
Buku I dan II Tawarikh sebagian besar berisi kejadian-
kejadian yang telah diceritakan dalam buku Samuel dan buku
Raja-raja. Tetapi di dalam buku Tawarikh kejadian-kejadian
itu diceritakan dari segi pandangan lain. Sejarah kerajaan
Israel dalam buku Tawarikh ditulis dengan dua maksud utama:
1. Untuk menunjukkan bahwa sekalipun kerajaan Israel dan
Yehuda ditimpa kemalangan, namun Allah masih memegang
janji-Nya kepada bangsa itu, dan melaksanakan rencana-Nya
untuk umat-Nya melalui orang-orang yang tinggal di Yehuda.
Penulis yakin mengenai hal itu karena ia ingat akan hal-hal
besar yang telah dicapai oleh Daud dan Salomo, serta
pembaruan-pembaruan yang diusahakan oleh Yosafat, Hizkia
dan Yosia. Juga karena masih ada orang-orang yang tetap
setia menyembah Allah.
2. Untuk menguraikan asal mula upacara ibadat di Rumah TUHAN
di Yerusalem, terutama mengenai susunan jabatan imam dan
orang-orang Lewi yang bertugas dalam upacara-upacara ibadat
itu. Sekalipun Rumah TUHAN di Yerusalem itu dibangun oleh
Salomo, namun di dalam buku Tawarikh ini Daud dikemukakan
sebagai pendiri yang sesungguhnya dari Rumah TUHAN itu dan
upacara-upacara ibadatnya.
b. Maksud Penulisan Kitab
Kitab 1 Tawarikh menceritakan kembali kisah mengenai Raja
Daud, yang sudah dikenal dalam kitab 2 Samuel. Namun sudut
39 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 622-623
65
pandangnya lebih positif dan mengangkat citra Daud. Penulis
kitab ini menghubungkan Daud dengan Tabut Perjanjian,
Peribadatan di Yerusalem dan persiapan yang saksama untuk
pembangunan Bait Allah. Penulis ingin memperlihatkan kekuatan
dan kecakapan Daud daripada kelemahannya. Kepercayaan dan
kesetiaannya kepada Allah diperlihatkan sebagai teladan bagi
para pemimpin Israel. Setelah Allah memilih Daud dan
keturunannya untuk mendirikan Bait Allah, Daud dikenal sebagai
orang yang menjadikan negeri Israel aman sentosa. Daud
menemukan tempat Bait Allah harus didirikan, merencanakan
pembangunan Bait Allah dan mengatur peribadatan.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Ada anggapan` bahwa kitab 1 dan 2 Tawarikh merupakan satu
karya yang mencakup kuga kitab Ezra dan Nehemia dan seluruhnya
ditulis oleh Ezra. Akan tetapi dewasa ini banyak ahli
berpendapat bahwa kitab 1 dan 2 Tawarikh harus dipisahkan dari
Ezra dan Nehemia.adanya tumpang tindih antara bagia akhir
kitab 2 Tawarikh dan bagian awal Ezra memang bisa menunjukkan
bahwa kitab-kitab ini pada mulanya adalah satu kitab. Namun
hal itu dapat menjadi bukti bahwa adanya upaya untuk
menggabungkan dua karya yang sebelumnya terpisah.
d. Susunan Kitab
Dari Adam sampai Pembuangan (1:1-9:34)
Dari Adam sampai Yakub (1:1-54)
Yehuda, Daud dan Keturunannya (2:1-4:23)
Suku-suku Israel yang Lainnya ( 4:24-8:40)
66
Daftar Keturunan Yang Kembali ke Yerusalem (9:1-34)
Daud, Pendiri Bait Allah (9:35-29:30)
Pengantar: Kematian Saul (9:35-10:14)
Daud Memerintah di Yerusalem (11:1-17:27)
Pertempuran-pertempuran Daud ( 18:1-20:8)
Daud Berencana Mendirikan Bait Allah (21:1-29:30)
1.15. Kitab 2 Tawarikh40
a. Isi Pokok kitab
Kitab II Tawarikh merupakan lanjutan buku I Tawarikh.
Buku ini mulai dengan kisah pemerintahan Raja Salomo sampai
wafatnya. Setelah mengemukakan kisah pemberontakan suku-suku
utara di bawah pimpinan Yerobeam melawan Raja Rehabeam, buku
ini hanya mengemukakan sejarah Yehuda, yaitu kerajaan
selatan, sampai jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 Seb. Masehi.
b. Maksud Penulisan Kitab
Kitab 2 Tawarikh ditulis untuk orang-orang yang telah
kembali dari pembuangan di Babel. Penulis kitab ini menegaskan
bahwa rencana Allah bagi mereka tidak akan terpengaruh oleh
kejatuhan Yehuda atau oleh hidup mereka ditanah asing dalam
jangka waktu yang lama. Walaupun mereka merasa bahwa harapan-
harapan mereka sebagai umat Allah telah musnah dengan
kehancuran Yerusalem dan Bait Allah, penulis kitab ini mau
memperlihatkan kepada mereka bahwa semuanya itu hanyalah suatu
tahapan dari pengenapan rencana Allah. Penulis ingin memberi
40 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 663-664
67
semangat kepada mereka untuk menegakkan kembali praktik-
praktik dan lembaga-lembaga keagamaan dari tradisi sebelumnya.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Kitab 2 Tawarikh mengulang beberapa kisah yang telah
diceritakan dalam kitab 1 dan 2 Raja-raja, tetapi dari sudut
pandang iman. Kisah-kisah itu perlu diceritakan kembali karena
situasi pembacanya sangat berubah dengan pembaca semula kirab
Samuel dan Raja-raja. Para pembaca kedua kitab Tawarikh sudah
hidup selama pembuangan dan juga telah mengalami kehancuran
Yerusalem dan akhir pemerintahan keturunan Daud.
d. Susunan Kitab
Salomo, Pembangunan Bait Allah (1:1-9:31)
Hikmat dan Kekayaan Salomo (1:1-17)
Salomo Membangun Bait Allah (2:1-5:1)
Salomo Menahbiskan Bait Allah (5:2-7:22)
Masa Pemerintahan Salomo yang Panjang (8:1-9:31)
Kerajaan Terbagi (10:1-28:27)
Pendahuluan: Suku-suku Utara Memberontak (10:1-11:4)
Raja-raja Yehuda (11:5-28:27)
Akhir Kerajaan yang Terbagi (29:1-36:23)
Pembaharuan Hizkia (29:1-32:33)
Manasye dan Amon (33:1-25)
Pembaharuan Yosia (34;1-25:27)
Kejatuhan, Pembuangan dan Kembalinya Yehuda (36:1-23)
1.16. Kitab Ezra41
41 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 714-715
68
a. Isi Pokok Kitab
Kitab Ezra adalah lanjutan dari buku Tawarikh, dan
menggambarkan keadaan bangsa Yahudi sehabis masa pembuangan di
Babel. Setelah sebagian dari orang-orang buangan itu pulang ke
Yerusalem, kehidupan dan ibadat bangsa Yahudi dipulihkan.
Peristiwa-peristiwa itu dapat dilihat pada hal-hal berikut
ini:
1. Kelompok pertama orang-orang buangan Yahudi pulang dari
Babel ke Yerusalem, sesuai dengan perintah Kores, raja
Persia.
2. Rumah TUHAN di Yerusalem dibangun kembali dan
ditahbiskan, dan ibadat dipulihkan.
3. Bertahun-tahun kemudian kelompok Yahudi lain kembali ke
Yerusalem di bawah pimpinan Imam Ezra, seorang ahli hukum
Allah. Ezra membantu menyusun kembali kehidupan rakyat
dalam bidang agama dan sosial, agar dapat melindungi
warisan rohani Israel.
b. Maksud Penulisan Kitab
Kitab ini ditulis untuk membantu komunitas Yahudi di
Yerusalem untuk memenuhi jati diri mereka sebagai umat Allah.
Penulis mengingatkan bagaimana komunitas itu terbentuk dan
menggambarkan bagaimana sejumlah orang dari mereka kembali ke
Yehuda dan berupaya menaati hukum Taurat, membangun kembali
kota Yerusalem dan Bait Allah, serta menjaga komunitas mereka
ditengah bangsa-bangsa asing.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
69
Terdapat sejumlah persoalan dari sudat sejarah dan sastra
berkait-kaitkan dengan kitab Ezra dan Nehemia. Menurut
pandangan tradisional, Ezra memulai tugasnya pada tahun
ketujuh pemerintahan Artahsasta (458 SM; Ezr. 7:8). Dan
Nehemia tiba di Yehuda tiga belas tahun sesudahnya pada tahun
kedua puluh pemerintahan Artahsasta (445 SM; Neh 1:1).
Namun menurut pandangan lain, mungkin lebih tepat jika urutan
kedatangan Ezra dan Nehemia dalam pandangan tradisional
dibalik. Dengan demikian, kesulitan-kesulitan dalam teks dapat
dijelaskan dengan lebih baik. Penulis kedua kitab ini mungkin
menggunakan sejumlah sumber yang berbeda. salah satu sumber
yang paling penting adalah cerita-cerita dari Ezra dan Nehemia
yang disebut “Catatan Pribadi Ezra” yang merupakan inti Ezr.
8-10 dan Neh 8-9 dan “Catatan Pribadi Nehemia” yang menjadi
sumber Neh.1-7, 11:1-2, 12:21-43 dan 13:4-31.
d. Susunan Kitab
Umat Allah Pulang dari Pembuangan dan Mulai Membangun
Kembali Bait Allah (1:1-6:22)
Umat Allah Pulang ke Tanah Air (1:1-4:23)
Pembangunan Bait Allah Berlangsung Kembali (4:24-6:22)
Ezra Pulang dan Memulihkan Umat Allah (7:1-10:44)
Ezra dan Tugasnya (7:1-8:36)
Ezra Menghadapi Berbagai Persoalan Umat (9:1-10:44)
1.17. Kitab Nehemia42
a. Isi Pokok Kitab
42 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 732-733
70
Buku Nehemia dapat dibagi dalam tiga bagian: (1) Kisah
perbaikan tembok-tembok Yerusalem di bawah pimpinan Nehemia
yang diangkat menjadi gubernur Yehuda oleh raja Persia.
Nehemia juga menjalankan bermacam-macam perubahan dalam
bidang sosial dan agama. (2) Pembacaan Hukum Allah yang
dilakukan oleh Ezra secara khidmat, dan pengakuan dosa oleh
umat Israel. (3) Kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan
Nehemia sebagai gubernur Yehuda.
Bagian yang menarik dalam buku ini ialah kisah yang
menunjukkan betapa Nehemia bergantung kepada Allah dan betapa
sering ia berdoa kepada-Nya.
b. Maksud Penulisan Kitab
Sejarah Israel setelah pulang ke Yerusalem dari pembuangan
di Babel sudah dimulai di kitab Ezra. Selain melanjutkan
sejarah tersebut, kitab Nehemia juga secara khusus memuat
cerita mengenai pembangunan kembali tembok Yerusalem dan janji
orang Israel untuk beribadat dan tetap setia kepada Allah
Israel.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Kitab Ezra tidak lengkap tanpa kitab Nehemia, begitu juga
sebaliknya. Ezra, ahli kitab itu tampil lagi dalam kitab
Nehemia. Peristiwa pembacaan hukum Taurat oleh Ezra dihadapan
orang Yahudi di Yerusalem (Neh. 8-9) menjadi peristiwa penting
dalam kitab Nehemia. Sama dengan kitab Ezra, kitab Nehemia
juga kurang mementingkan ketepatan data historis. Penulisnya
hanya mau menyampaikan apa yang dilakukan orang Yahudi setelah
kembali ke Yerusalem.
71
d. Susunan Kitab
Nehemia Pulang dan Membangun Tembok Yerusalem (1:1-7:73)
Nehemia dan Tugasnya (1:1-2:10)
Nehemia Mengawasi Pembangunan Kembali Yerusalem (2:11-
7:73)
Komunitas Baru di atas Dasar Perjanjian-perjanjian
Sebelumnya (8:1-10:39)
Ezra Mengajar Umat (8:1-18)
Tanggapan Umat (9:1-10:39)
Pekerjaan Nehemia Berlanjut (11:1-13:31)
Yerusalem Dihuni Kembali (11:1-12:26)
Penahbisan Yang Penuh Sukacita (12:27-12:43)
Pembaharuan Nehemia Yang Terakhir (11:44-13:31)
1.18. Kitab Ester43
a. Isi Pokok Kitab
Buku Ester mengisahkan peristiwa-peristiwa yang terjadi
di istana raja Persia, yang biasanya dipakai di musim dingin.
Dalam buku ini yang memegang peran utama ialah Ester, seorang
wanita Yahudi yang patut disebut pahlawan. Karena cintanya
kepada bangsanya maka dengan gagah berani ia menggagalkan
rencana musuh yang hendak membinasakan orang Yahudi. Buku ini
menerangkan latar belakang dan arti suatu perayaan Yahudi
yang disebut Purim.
b. Maksud Penulisan Kitab
43 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 756-757
72
Tampaknya kitab Ester ditulis sebagai penjelasan atas
pesta Purim yang dirayakan pada bulan Adar, sekitar
pertengahan Februari atau Maret. Purim adalah pesta meriah
dimana setiap orang yang hadir dapat menikmatinya secara
penuh. Ada dua versi kitab Ester, yang satu dalam bahasa
Ibrani, sedangkan yang lain dalam bahasa Yunani. Dalam versi
bahasa Yunani ceritanya bertambah dan dapat ditemukan dalam
Apokrifa atau Deuterokanonika.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Raja Koresh Agung dari Persia mengalahkan Babel pada tahun
538 SM. Ia mengizinkan orang Yahudi yang telah dipaksa tinggal
di Babel selama tujuh puluh tahun untuk kembali ke tanah air
mereka. Namun, banyak orang Yahudi lebih menyukai tempat
tinggal mereka yang baru daripada puing-puing Yerusalem, dan
mereka memutuskan untuk tetap tinggal di Babel. Dalam cerita
ini, Mordekhai dan Ester sepupunya, mewakili kelompok ini.
Beberapa ahli menyatakan bahwa pengalaman Ester dan Mordekhai
pada masa pemerintahan Ahasyweros (Ahasyweros I, 485-465 SM),
menceritakan kembali secara mitos kuno Babel dengan maksud
yang baru.
d. Susunan Kitab
Ratu Tidak Menaati Janji (1:1-22)
Mordekhai, Ester dan Haman (2:1-3:6)
Orang Yahudi dalam Bahaya (3:7-4:17)
Orang Yahudi Membinasakan Musuhnya (8:1-9:19)
Pesta Purim (9:20-10:3)
73
2. Kitab-ktab Hikmat
2.1. Kitab Ayub44
a. Isi Pokok Kitab
Buku Ayub adalah kisah tentang seorang yang baik budi, ia
mengalami musibah hebat; ia kehilangan semua anaknya dan
segala harta bendanya, lalu dihinggapi penyakit kulit yang
menjijikkan. Dalam tiga rangkaian percakapan yang bersajak, si
penulis menggambarkan bagaimana teman-teman Ayub, dan Ayub
sendiri menanggapi malapetaka itu. Pokok yang penting dalam
percakapan-percakapan itu ialah yang menyinggung caranya Allah
memperlakukan manusia. Pada bagian terakhir, Allah sendiri
menyatakan diri-Nya kepada Ayub.
Teman-teman Ayub menjelaskan penderitaan Ayub itu menurut
ajaran agama yang tradisional. Pada sangka mereka, Allah
selalu mengganjar orang yang baik dan menghukum orang yang
jahat. Jadi, penderitaan Ayub hanya dapat berarti bahwa ia
telah berbuat dosa. Tetapi bagi Ayub pendapat itu terlalu
dangkal; tidak sepantasnya ia mendapat hukuman yang sekejam
itu, sebab ia seorang yang sangat baik dan jujur. Ia tidak
dapat mengerti mengapa Allah membiarkan orang seperti dirinya
mengalami begitu banyak bencana, dan dengan berani ia
menantang Allah. Ayub tidak kehilangan kepercayaannya kepada
Allah, tetapi ia sungguh-sungguh ingin supaya dibenarkan oleh
Allah dan supaya mendapat kembali kehormatannya sebagai orang
yang baik.
44 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.815-816
74
Allah tidak memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
Ayub, tetapi Allah menanggapi kepercayaan Ayub dengan
memberinya banyak contoh mengenai kuasa dan hikmat-Nya.
Contoh-contoh itu dilukiskan dengan puisi. Kemudian dengan
segala rendah hati, Ayub mengakui kebijaksanaan dan keagungan
Allah, lalu menyesali kata-katanya yang keras dan penuh
kemarahan itu.
Bagian terakhir dari kisah ini, yang ditulis dengan bahasa
biasa, dimana menuturkan bagaimana Ayub dikembalikan kepada
keadaannya semula, dengan kekayaan yang jauh melebihi
kekayaannya sebelum itu. Allah memarahi teman-teman Ayub
karena mereka tidak dapat memahami arti kesengsaraan Ayub.
Hanya Ayublah yang sungguh-sungguh menyadari bahwa Allah lebih
besar daripada yang telah diajarkan oleh agama yang
tradisional itu.
b. Maksud Penulisan Kitab
Kitab Ayub berbicara tentang penyebab penderitaan manusia
dan peran Tuhan dalam penderitaan ini. Ayub sebagai pemeran
utama dalam cerita ini digambarkan sebagai orang yang saleh
dan jujur;... takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (1:1).
Ia percaya kepada Tuhan dan diberkati dengan anak yang banyak,
kesehatan dan kekayaan. Namun, ketika Ayub kehilangan semuanya
dan sangat menderita, kitab ini memusatkan perhatian pada
pertanyaan: Mengapa seorang yang saleh dan setia seperti Ayub
harus menderita? Kesimpulan akhir bahwa kuasa dan cara Tuhan
yang penuh rahasia itu kadang-kadang berada diluar jangkauan
pengertian manusia. Namun, kehadiran Tuhan pada waktu kita
75
menderita dapat memberikan kita kekuatan untuk melanjutkan
hidup dan menghadapi masa depan.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Kisah tentang Ayub diceritakan terjadi pada suatu masa
sebelum bangsa Israel ada. Ayub disebutkan dalam kitab
Yehezkiel (14:14, 20), bersama dengan Nuh, sebagai orang yang
setia di zaman purba. Para ahli sulit memastikan kapan kitab
Ayub ditulis. Rentang waktu yang diperkirakan ahli adalah
antara zaman Musa (sekitar tahun 1300 SM) sampai ketika Yunani
menggantikan Persia menguasai Palestina (tahun 333 SM).
d. Susunan Kitab
Cerita Ayub Dimulai (1:1-2:13)
Ayub Berbicara dengan Sahabat-sahabatnya Tentang
Penderitaannya (3:1-31:40)
Debat Babak Pertama (3:1-14-22)
Debat Babak Kedua (15:1-21:34)
Debak Babak Ketiga (22:1-31:40)
Elihu Berbicara kepada Ayub dan Sahabat-sahabat Ayub
(32:1-37-24)
Tuhan Berbicara kepada Ayub, dan Ayub Menjawab (38:1-
42:6)
Kiisah Ayub Berakhir (42:7-17)
2.2. Kitab Mazmur45
45 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 867-868
76
a. Isi Pokok Kitab
Buku Mazmur adalah bagian dari Alkitab yang merupakan
buku nyanyian dan buku doa. Buku ini dikarang oleh berbagai
pujangga dalam waktu yang lama sekali. Nyanyian-nyanyian dan
doa-doa ini dikumpulkan oleh orang Israel dan dipakai dalam
ibadat mereka, lalu akhirnya dimasukkan ke dalam Alkitab.
Sanjak-sanjak keagamaan ini bermacam ragam: ada nyanyian
pujian dan ada nyanyian untuk menyembah Allah; ada doa mohon
pertolongan, perlindungan dan penyelamatan; doa mohon ampun;
nyanyian syukur atas berkat Allah, permohonan supaya musuh
dihukum. Doa-doa ini ada yang bersifat pribadi, ada pula yang
bersifat nasional. Beberapa di antaranya menggambarkan
perasaan seseorang yang paling dalam, sedangkan lainnya
menyatakan kebutuhan dan perasaan seluruh umat Allah.
Mazmur-mazmur dipakai oleh Yesus, dikutip oleh penulis-penulis
Perjanjian Baru, dan menjadi buku ibadat yang sangat dihargai
oleh Gereja Kristen sejak semula.
b. Maksud Penulisan Kitab
Pujian, pengucapan syukur, iman, pengharapan, dukacita karena
dosa, kesetian dan pertolongan dari Allah adalah gagasan-
gagasan utama dalam Alkitab dan gagagasan-gagasan itu bergaung
nyaring di dalam kitab Mazmur. Mazmur-mazmur perorangan ini
ditulis dan dikumpulkan untuk digunakan dalam ibadat umat.
kitab Mazmur menjadi kitab pujian atau buku doa yang pertama
kali dipakai dalam ibadat di Bait Allah di Yerusalem. Di
kemudian hari, kitab ini dipergunakan juga di rumah ibadat
77
orang Yahudi (sinagoga) dan komunita-komunita Kristen
(jemaat).
c. Latar Belakan Penulisan Kitab
Kitab Mazmur terbentuk selama ratusan tahun. Ada Mazmur
yang mungkin ditulis diawal sejarah Israel, tetapi ada juga
yang ditulis sesudah masa pembuangan di Babel. Tujuh puluh
tiga mazmur menyebutkan Daud sebagai penulisnya. Daud adalah
raja yang memerintah Israel sekitar tahun 1010-970 SM. Daud
mungkin menulis sebagian dari mazmur ini, tetapi mazmur-mazmur
lainnya mungkin berasal dari masa sesudah Daud. Orang-orang
yang mengumpulkan mazmur-mazmur ini memakai nama Daud sebagai
judul dari banyak mazmur dengan maksud menghormati Daud. Daud
digambarkan sebagai contoh bagaimana orang bergantung pada
Allah ketika sedang mengalami situasi sulit. Ini bermaksud
untuk membantu orang yang beribadat supaya ketika menghadapi
situasi yang sama, mereka tetap percaya kepada Allah.
d. Susunan Kitab
Adapun susunan ini dibagi dalam lima jilid antara lain:
Jilid I (1:1-41:13)
Jilid II (42:1-72:20)
Jilid III (73:1-89:52)
Jilid IV (90:1-106:48)
Jilid V (107:1—150:6)
2.3. Kitab Amsal46
a. Isi Pokok Kitab
46 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1007-1008
78
Buku Amsal adalah suatu kumpulan ajaran tentang cara
hidup yang baik. Ajaran-ajaran itu diungkapkan dalam bentuk
petuah, peribahasa dan pepatah. Kebanyakan di antaranya
menyangkut persoalan-persoalan yang timbul dalam hidup sehari-
hari. Buku ini mulai dengan peringatan ini, "Untuk memperoleh
pengetahuan, orang harus pertama-tama mempunyai rasa hormat
dan takut kepada TUHAN." Selain tentang cara-cara hidup yang
baik, buku ini mengajar orang untuk memakai pikiran sehat dan
bersopan santun. Peribahasanya banyak dan menunjukkan betapa
dalamnya pengetahuan guru-guru Israel zaman dahulu mengenai
sikap dan tindakan orang bijaksana dalam keadaan-keadaan
tertentu. Petuah-petuah itu menyangkut berbagai bidang,
termasuk hubungan dalam keluarga, urusan dagang, sopan santun
dalam pergaulan, perlunya menguasai diri. Kecuali itu, buku
ini banyak juga mengemukakan sifat-sifat yang baik, seperti
misalnya: rendah hati, sabar, menghargai orang miskin dan
setia kepada kawan.
b. Maksud Penulisan Kitab
Amsal 1:1-7 mengantar kitab ini secara keseluruhan dan
menyatakan tujuan amsal-amsal di dalamnya yaitu untuk
mengetahui hikmat dan didikan, untuk menerima didikan yang
menjadikan pandai serta kebenara, keadilan dan kejujuran dan
untuk memberikan pengetahuan serta kebijaksanaan. Kitab ini
menyatakan bahwa diatas semuanya itu, pengetahuan sejati
(hikmat) berawal dari menghormati dan menaati Tuhan, sumber
hikmat (2:6). Kitab amsal juga menggambarkan hikmat sebagai
anugerah dari Tuhan. Semua pengikut Tuhan memiliki “karunia”
79
ini dan diberi dorongan untuk menggunakannya. Orang “bijak”
memahami pentingnya memperlakukan orang lain secara jujur dan
adil, rendah hati, setia, bekerja keras, menghormati orang tua
dan orang berkuasa lainnya, dan menunjukkan keprihatinan
terhadap orang miskin dan orang yang memerlukan bantuan.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Kitab Amsal disebut kumpulan ucapan-ucapan bijak,
khususnya dari Salomo, raja Israel (1;1; 10:1; 25:1). Ucapan-
ucapan bijak dalam kitab Amsal mempunyai pandangan yang sama
tentang hikmat dengan pandangan umum di dunia kuno, tetapi
berbeda dengna hikmat bangsa-bangsa lain dalam pokok mengenai
asal atau sumber hikmat. Kitab Amsal menyatakan hikmat berasal
dari Tuhan Allah dan hikmat sudah ada bersama dengan Tuhan
sejak penciptaan (8:22-31)
d. Susunan Kitab
Hikmat, Nasihat dan Petunjuk (1-9)
Pengantar (1:1-7)
Carilah Hikmat dan Jauhilah Kebohongan (1:8-7:27)
Ajakan Hikmat Untuk Mendapatkan Hidup (8-9)
Amsal-amsal Salomo (10;1-22:16)
Amsal-amsal Orang Bijak (22:17-24:34)
Amsal Salomo yang Dikumpulkan Oleh Hizkia (25-29)
Perkataan Agur dan Amsal Ibu Lemuel (30-31)
2.4. Kitab Pengkhotbah47
a. Isi Pokok Kitab
47 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1050-1051
80
Buku Pengkhotbah berisi buah pikiran dari 'Sang
Pemikir'. Ia merenungkan dalam-dalam betapa singkatnya hidup
manusia ini, yang penuh pertentangan, ketidakadilan dan hal-
hal yang sulit dimengerti. Maka disimpulkannya bahwa "hidup
itu sia-sia". Ia tak dapat memahami tindakan Allah dalam
menentukan nasib manusia. Tetapi meskipun demikian,
dinasihatinya orang-orang untuk bekerja dengan giat, dan
untuk sebanyak mungkin dan selama mungkin menikmati
pemberian-pemberian Allah.
Kebanyakan dari buah pikiran Sang Pemikir itu bernada
sumbang, bahkan putus asa. Tetapi kenyataan bahwa buku ini
termasuk dalam Alkitab, menunjukkan bahwa iman yang
mendasarkan Alkitab cukup luas untuk mempertimbangkan juga
keragu-raguan dan keputusasaan semacam itu. Banyak orang yang
telah membaca buku ini merasa terhibur, karena mereka seolah-
olah melihat sifat-sifat mereka berdiri di dalam buku
Pengkhotbah ini. Mereka pun sadar bahwa Alkitab yang
mencerminkan pemikiran-pemikiran yang sumbang itu, juga
memberi harapan tentang Allah, harapan yang memberi arti
kehidupan yang sebenarnya.
b. Maksud Penulisan Kitab
Kitab ini berbicara tentang upaya mencari makna hidup.
Penulis melihat dari sudut pandang manusia bahwa hidup ini
sarat dengan kontradiksi dan misteri. Kerja keras adalah
pemberian Allah (5:19), tetapi pekerjaan bisa menyusahkan dan
sia-sia (2:17), sebab setelah mati orang tidak mempunyai
81
apapun untuk diperlihatkan sebagai bukti kerja kerasnya (5:13-
15), dan orang lain yang akan menikmati kekayaan mereka (6:2).
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Jati diri penulis yang bijaksana disebut dalam 1:1 sebagai
putra Daud dan seorang raja di Yerusalem. Nama Salomo tidak
disebutkan dalam kitab ini, dialah satu-satunya putera Daud
yang menjadi raja di Yerusalem (1Raj 1).
Dizaman kuno, menulis dengan memakai nama orang penting
seperti Salomo merupakan hal yang lazim. Sebagian pakar
sependapat bahwa Salomo bukanlah penulis dalam kitab
Pengkhotbah. Salah satu alasannya adalah bahasa Ibrani yang
dipakai ternyata berasal dari waktu beberapa abad setelah masa
Salomo yang memerintahh tahun 970-931 SM. Alasan lainnya
adalah dipakainya kata-kata Persia. Ini menunjukkan kitab ini
ditulis sesudah orang Israel kembali ke Yehuda dari pembuangan
di Babel (538 SM). Banyak pakar berpendapat bahwa penulis
kitab Pengkhotbah tidak berbicara seperti seorang raja, tetapi
seorang bawahan (5:8-9; 8:2-5; 10:5-7; 16-17, 20).
d. Susunan Kitab
Orang yang Dikenal Sangat Bijaksana (1:1)
Pencarian Makna Hidup (1:2-2:26)
Hidup Membingungkan, tetapi Merupakan Pemberian Allah
(3:1-11:6)
Nikmatilah Hidup dan Ingatlah akan Allah Ketika Anda
Muda (11:7-12:8)
Kesimpulan (12:9-14)
82
2.5. Kitab Kidung Agung48
a. si Pokok Kitab
Kidung Agung adalah kumpulan nyanyian cinta. Sebagian
besar berupa nyanyian bersahut-sahutan antara seorang pria
dan seorang wanita. Dalam beberapa terjemahan buku ini
disebut Nyanyian Salomo, karena dalam ayat pertama Salomo
disebut sebagai penciptanya. Nyanyian-nyanyian ini oleh orang
Yahudi sering diartikan sebagai hubungan antara Allah dan
umat-Nya, dan oleh orang Kristen sebagai hubungan antara
Kristus dan Gereja.
b. Maksud Penulisan Kitab
Sepintas lalu kitab Kidung Agung adalah puisi yang
merayakan cinta antara seorang pria dan seorang wanita. Ada
yang berpendapat bahwa kitab ini adalah kumpulan syair yang
ditulis oleh seorang penulis. Ada juga yang berpendapat adalah
kumpulan nyanyian cinta atau syair yang dikumpulkan oleh
seorang editor. Jika kitab Kidung Agung hanyalah suatu
kumpulan syair yang mengekspresikan kekuatan cinta seorang
wanita terhadap seorang pria dan sebaliknya, mengapa kitab ini
dimasukkan dalam Alkitab? Tulisan-tulisan Kristen yang muncul
pada tahun-tahun awal era Kekristenan juga memperdebatkan isu
yang sama. Namun, akhirnya banyak rabi Yahdui mengatakan bahwa
kitab ini melambangkan cinta Tuhan kepada orang Israel. Banyak
penafsir Kristen berkesimpulan bahwa kitab ini melambangkan
hubungan Yesus Kristus (mempelai pria) dan Gereja (mempelai
wanita).
48 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1064-1065
83
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Tidak ada kesempatan di kalangan para pakar mengenai
identitas penulis dan waktu penulisan kitab ini. Ayat pertama
(1:1) menghubungkan kitab ini dengan Raja Salomo yang
memerintahkan Israel pada tahun 970-931 SM. Namun, bahasa
Ibrani dalam ayat ini dapat diterjemahkan dengan berbagai
cara. Kitab ini dapat ditulis “oleh”, “sesuai dengan”, atau
“untuk” Salomo; atau juga dapat diterjemahkan dengan “menjadi
milik”, atau “dipersembahkan kepada Salomo”. Jadi kitab ini
dimiliki oleh (atau dihubungkan dengan) Salomo, yang dikenal
sebagai penulis perkataan bijak dan puisi (1Raj 4:23) di
Israel purba.
d. Susunan Kitab
Kidung Salomo (1:1)
Cinta Bersemi (1:2-2:7)
Cinta Bermimpi (2:8-3:5)
Cinta Menari (6:11-8:4)
Cinta Tidak untuk Dijual (8:5-14)
3. Kitab Nabi-nabi
3.1. Kitab Yesaya49
a. Isi Pokok Kitab
Buku ini disebut menurut nama seorang nabi besar yang
hidup di Yerusalem dalam bagian kedua abad kedelapan sebelum
Masehi. Seluruhnya dapat dibagi dalam tiga bagian:
49 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1079-1080
84
1. Pasal 1-39 berasal dari zaman ketika Yehuda, kerajaan
selatan, diancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat
kuat. Yesaya menyadari bahwa yang sesungguhnya mengancam
kehidupan Yehuda bukanlah kekuatan Asyur, tetapi dosa
bangsa Yehuda sendiri, karena bangsa itu tidak taat dan
kurang percaya kepada Allah. Baik dengan kata-kata, maupun
dengan perbuatan, Nabi Yesaya mendorong rakyat serta para
pemimpin mereka untuk hidup menurut kehendak Allah dan
berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa umat Allah akan celaka
dan binasa kalau tidak mau mendengarkan TUHAN. Yesaya juga
meramalkan perdamaian dunia dan kedatangan seorang
keturunan Daud yang akan menjadi raja yang diidam-idamkan.
2. Pasal 40-55 berasal dari masa pembuangan orang-orang
Yehuda di Babel. Mereka dalam keadaan hancur tanpa harapan.
Yesaya memberitakan bahwa tak lama lagi Allah membebaskan
umat-Nya dan membawa mereka pulang ke Yerusalem, untuk
memulai suatu hidup baru. Tema penting bagian ini ialah
bahwa Allah itu TUHAN yang menguasai sejarah, dan bahwa Ia
merencanakan untuk mengutus umat-Nya ke segala bangsa yang
akan diberkati melalui Israel. Ayat-ayat tentang "Hamba
TUHAN" merupakan salah satu bagian yang paling terkenal
dari Perjanjian Lama.
3. Pasal 56-66 sebagian besar ditujukan kepada bangsa yang
sudah kembali di Yerusalem. Mereka perlu diyakinkan lagi
bahwa Allah akan memenuhi janji-janji-Nya kepada bangsa
itu. Perhatian khusus diberikan kepada cara hidup yang
benar dan keadilan; juga kepada cara merayakan hari Sabat,
mempersembahkan kurban dan doa. Ayat-ayat penting ialah
85
61:1-2 yang dipakai Yesus untuk menyatakan panggilan-Nya
ketika Ia memulai tugas-Nya di dunia.
b. Maksud Penulisan Kitab
Arti nama Yesaya sendiri menyatakan salah satu tema
penting kitab ini. Dalam bahasa Ibrani, nama itu berarti
“Tuhan (YHWH) menyelamatkan”. Tema penting dalam bagian tengah
kitab ini (pasal 40-55) adalah penghiburan dan pengharapan
bagi umat pilihan Allah yang hidup di pembuangan di Babel.
Bagian pertama kitab Yesaya (pasal 1-39) berisi kabar buruk
tentang datangnya penghukuman Allah dan bagian terakhir kitab
Yesaya (pasal 56-66) menggambarkan umat Israel yang telah
diperintahkan untuk membangun kembali Sion dan hidup sesuai
perintah-perintah Allah.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Karya Yesaya sebagai nabi dimulai ketika ia mendapatkan
penglihatan dari Tuhan di dalam Bait Allah (742 SM) tahun
meninggalnya raja Uzia (6:1). Tahun 733 SM, raja Aram dan raja
Israel menyerang Yehuda dan berusaha memaksa Ahaz, raja Yehuda
untuk bersama mereka untuk melawan Asyur. Sebaliknya Ahaz
membuat perjanjian dengan raja Asyur dan mengabaikan
peringatan yang disampaikan Yesaya untuk tidak membuat
perjanjian seperti itu. strategi Ahaz gagal ketika Asyur
menyerang dan mengalahkan kerajaan Utara (721 SM). Namun,
kesukaran Yehuda belum selesai. Banyak permasalahan yang
terjadi dari masa ke masa. Namun pada akhirnya umat membangun
kembali Bait Allah yang ditahbiskan tahun 515 SM. Saat itu,
86
tembok-tembok kota Yerusalem belum dibangun kembali (ezr.
6:13-15; Neh 1-6).
d. Susunan Kitab
Bagian Pertama: Sebelum Pembuangan (1:1-39:8)
Pengantar (1:1-31)
Nubuat-nubuat tentang Yehuda dan Yerusalem ((2:1-12:6)
Nubuat tentang Pengadilan Allah di Masa yang Akan Datang
(24:1-27:13)
Orang yang memberontak kepada Allah akan dihukum (28:1-
33:24)
Nubuat tentang penghukuman dan sukacita (34:1-35:10)
Pemerintahan Hizkia (36:1-39:8)
Bagian Kedua: Kabar Baik Bagi Umat Allah di Pembuangan
(40:1-55:13)
Babel Dikalahkan dan Umat Allah Dibebaskan (40:1-48:22)
Yerusalem Akan Dibangun Kembali (49:1-55:13)
Bagian Ketiga: Peringatan dan Janji untuk Umat Allah
yang Baru Sesudah Pembuangan (56:1-66:24)
Lakukanlah Yang Benar dan Patuhilah Hukum-hukum Allah
(56:1-59:21)
Bersukacitalah, Hai Yerusalem, Aku Telah Menyelamatkanmu
(60:1-62:12)
Aku Akan Memberkati Pelayan-pelayan-Ku, tetapi Menhukum
Orang Berdosa (63:1-66:24)
3.2. Kitab Yeremia50
50 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1191-1192
87
a. Isi Pokok Kitab
Nabi Yeremia hidup antara bagian terakhir abad ketujuh dan
bagian pertama abad keenam Seb. Masehi. Lama sekali Yeremia
bekerja sebagai nabi, dan selama waktu itu ia selalu
memperingatkan umat Allah tentang bencana yang akan menimpa
mereka karena mereka berdosa dan menyembah berhala. Nubuatan
itu menjadi kenyataan pada masa Yeremia masih hidup:
Nebukadnezar raja Babel merebut dan menghancurkan Yerusalem
serta Rumah TUHAN yang ada di situ; raja Yehuda bersama
rakyatnya diangkut ke Babel. Yeremia juga menubuatkan bahwa
orang-orang itu akan kembali dari pembuangan dan keadaan
bangsa Israel pulih kembali.
Kitab Yeremia dapat dibagi dalam beberapa bagian besar
seperti:
(1) Pesan dari TUHAN kepada bangsa Yehuda dan penguasa-
penguasanya pada masa pemerintahan Yosia, Yoyakim,
Yoyakhin, dan Zedekia.
(2) Petikan-petikan dari buku catatan Barukh sekretaris
Yeremia, termasuk berbagai nubuatan dan peristiwa penting
dalam kehidupan Yeremia.
(3) Pesan dari TUHAN tentang berbagai bangsa asing.
(4) Catatan pelengkap mengenai kisah jatuhnya Yerusalem dan
pembuangan ke Babel.
Nabi Yeremia adalah seorang yang berperasaan halus. Ia
sangat cinta kepada bangsanya, dan sama sekali tidak suka
menubuatkan hukuman ke atas mereka. Di dalam beberapa bagian
dari bukunya ia berbicara dengan penuh perasaan tentang
penderitaannya karena ia dipanggil oleh Allah untuk menjadi
88
nabi. Perkataan TUHAN adalah seperti api di dalam hatinya; mau
tidak mau ia harus menyampaikannya kepada bangsanya.
Yang paling indah dalam buku ini ialah kata-kata TUHAN
yang menunjuk kepada suatu masa yang akan datang. Pada masa
itu akan ada suatu ikatan janji yang baru dengan Allah. Umat
TUHAN akan mentaati janji itu tanpa ada guru yang mengingatkan
mereka. Sebab janji itu akan tertulis di dalam hati mereka
(31:31-34).
b. Maksud Penulisan Kitab
Yeremia mungkin pernah mendengar berita Nabi Hosea, nabi
yang berkarya di Israel sekita seratus tahun sebelumnya.
Berita mereka hampir mirip. Baik Yeremia maupun Hosea,
menyerukan agar bangsa Israel selalu berseru kepada Tuhan,
yang telah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir dan
tetap memelihara perjanjian-Nya. Dalam beritanya, Yeremia
memberi peringatan keras kepada umat Allah untuk tidak
menyimpang dari perjanjian yang diadakan oleh Tuhan Allah
dengan Musa dan nenek moyang mereka digunung Sinai. Mereka
harus menaati dan menempatkan hukum Allah di atas segalanya.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Berita Yeremia disampaikan selama pemerintahan lima raja
terakhir kerajaan Yehuda, yang dimulai pada “tahun yang ketiga
belas dari pemerintahan Yosia, raja Yehuda” (627 SM). Yosia
dinilai sebagai seorang raja yang baik dan setia. Ia melakukan
pembaruan keagamaan dengan berpedoman pada gulungan kitab yang
berisi sebagian kitab ulangan. Gulungan kitab ini yang
ditemukan dalam Bait Allah di Yerusalem sekitar tahun 621 SM,
mendorong manusia untuk memusnahkan berhala ilah-ilah asing
89
dalam Bait Allah dan memerintahkan agar seluruh rakyat segera
berbalik kepada Tuhan. Yosia juga ingin menegakkan kembali
kejayaan kerajaan Israel sebagaimana pernah dialami pada zaman
Daud dan Salomo. Karena itu, Yosia terus berupaya untuk
membebaskan Yehuda dari kekuasaan Asyur yang telah mengalahkan
suku-suku Israel di utara pada tahun 722 SM.
d. Susunan Kitab
Perkenalan Diri Yeremia sebagai Nabi Tuhan (1:1-19)
Perkataan-perkataan Peringatan dan Penghukuman (2:1-
25:38)
Nubuat Awal Yeremia (2:1-6:30)
Kisah Kehidupan Yeremia ( (7:;13-27)
Masa Dukacita yang Mendalam (14:1-17:27)
Persengkokolan Terhadap Yeremia dan Peringatan Terhadap
Yeremia (18:1-25:38)
Yeremia Melawan Nabi-nabi Palsu (26:1-29:32)
Pulang ke Tanah Air dan Permulaan yang Baru (30:1-44:30)
Kisah Seputar Pelayanan Yeremia (34:1-38:28)
Jatuhnya Yerusalem dan Pengungsian ke Mesir (39:1-44:30)
Penghukuman Terhadap Bangsa-bangsa (45:1-51:64)
Cerita Lain tentang Kejatuhan Yerusalem (52:1-34)
3.3. Kitab Ratapan51
a. Isi Pokok Kitab
Buku Ratapan terdiri dari lima syair yang meratapi
jatuhnya Yerusalem ke tangan tentara Babel pada tahun 586
51 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1294-1295
90
Sebelum Masehi, dan kehancuran serta masa pembuangan sesudah
itu. Walaupun kitab ini pada umumnya bernada sedih, namun di
dalamnya tampak juga segi kepercayaan kepada Allah dan harapan
akan masa depan yang cerah. Syair-syair ini digunakan oleh
orang Yahudi dalam ibadah mereka pada hari-hari khusus untuk
berpuasa dan berkabung. Hari-hari khusus seperti itu diadakan
setiap tahun untuk mengenang malapetaka yang menimpa bangsa
itu pada tahun 586 Sebelum Masehi.
b. Maksud Penulisan Kitab
Kelima puisi ini ibarat saksi mata yang sedang mengisahkan
salah satu tragedi terbesar dalam sejarah bangsa Yahudi. Kota
kudus Allah (Yerusalem) dan tempat kudus Allah (Bait Suci),
dirampok dan dihancurkan oleh musuh-musuh bangsa Israel.
Selain untuk meratapi kehancuran itu, puisi-puisi ini juga
ditulis untuk mengantar umat Allah menemukan makna berharga
dari tragedi yang memilukan tersebut. Tragedi kadang kala
mengungkapkan kehendak Allah yang sesungguhnya. Allah memang
menghukum bangsa Israel karena dosa-dosa mereka, tetapi Dia
sama sekali tidak meninggalkan mereka.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Setelah bertahun-tahun ditindas, menyusul pemberontakan
yang gagal pada tahun 597 SM. Akhirnya Yehuda, kerajaan kecil
itu, ditaklukkan oleh Babel, kerajaan yang sangat kuat, pada
tahun 586 SM. Septuaginta, terjemahan Yunani dari Alkitab
Ibrani, menyebut kitab ini “Ratapan Yeremia”. Ungkapan
perasaan hati dari puisi-puisi ini hampir mirip dengan
91
ungkapan yang biasa dipergunakan nabi Yesaya. Kumpulan puisi
ini mungkin bukan karya satu pengarang saja. Puisi-puisi ini
entah disusun oleh orang Yehuda di pembuangan Babel atau
mereka yang ditinggalkan di Yehuda, pastilah ditulis oleh
saksi mata yang menyaksikan tragedi yang mengerikan ini. Sama
yang sering dijumpai, para pengarang puisi-puisi ini tidak
diketahui.
d. Susunan Kitab
Ratapan Pertama: Keruntuhan dan Kesunyian Yerusalem
(1;1-22)
Ratapan Kedua: Murka Allah terhadap Sion (2:1-22)
Ratapan Ketiga: Penghiburan dalam Penderitaan (3:1-66)
Ratapan Keempat: Sengsara Sion yang Dahsyat (4:1-22)
Ratapan Kelima: Doa untuk Pemulihan (5:1-22)
3.4. Kitab Yehezkiel52
a. Isi Pokok Kitab
Nabi Yehezkiel tinggal dalam pembuangan di Babel, baik
sebelum, maupun sesudah jatuhnya Yerusalem pada tahun 586
Sebelum Masehi. Pesannya ditujukan kepada orang-orang yang
dibuang di Babel dan mereka yang tinggal di Yerusalem. Buku
Yehezkiel dibagi dalam empat bagian yang penting yaitu:
(1) Peringatan kepada umat Israel bahwa Allah akan
menghakimi mereka dan bahwa Yerusalem akan jatuh dan
hancur.
52 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1307-1308
92
(2) Pesan dari TUHAN bahwa Ia akan menghakimi bangsa-bangsa
yang menindas dan menyesatkan umat-Nya.
(3) Penghiburan bagi Israel setelah jatuhnya Yerusalem, dan
janji tentang masa depan yang cerah.
(4) Gambaran Yehezkiel tentang Rumah TUHAN dan bangsa yang
diperbaharui.
Yehezkiel adalah orang yang teguh imannya dan hebat daya
khayalnya. Sebagian besar dari pesannya didapatnya melalui
penglihatan-penglihatan, dan dinyatakannya dengan perbuatan
yang merupakan lambang yang jelas bagi bangsa Israel.
Yehezkiel menekankan perlunya pembaharuan hati dan jiwa, serta
tanggung jawab setiap orang atas dosa-dosanya sendiri. Ia juga
menyatakan harapannya akan pembaharuan hidup bagi bangsa
Israel. Sebagai imam dan juga selaku nabi, Yehezkiel memberi
perhatian khusus kepada Rumah TUHAN dan pentingnya hidup
menurut kehendak TUHAN.
b. Maksud Penulisan Kitab
Yehezkiel menyampaikan nubuat malapetaka dan
memperingatkan orang Yehuda dan Yerusalem tentang dosa-dosa
mereka terhadap Allah. Mereka telah beribadat kepada ilah-ilah
lain. Pada masa-masa sulit, mereka lebih suka mengandalkan
raja-raja asing daripada mengharapkan pertolongan Allah. Hidup
mereka sudah tidak sesuai lagi dengan hukum Taurat. Dosa dan
kebebalan hati mereka telah menajiskan seluruh negeri dan Bait
Suci. Yehezkiel menyampaikan nubuat yang membangkitkan
semangat harapan akan masa depan yang lebih baik. Tuhan
berjanji akan melepaskan mereka dari pembuangan dan menuntun
93
mereka kembali ke Yerusalem. Mereka akan dapat lagi beribadat
kepada Tuhan di Bait Suci yang baru dan hidup sesuai dengan
Hukum Taurat.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Dalam beberapa kitab nabi, hanya sedikit atau bahkan tidak
ada sama sekali informasi yang membantu untuk menentukan waktu
hidup nabi dan pemberitaannya. Namun, dalam beberapa nubuat
Yehezkiel, khususnya dibagian awal, tertera tanggal yang jelas
(lih. 1:1-3; 8:1 dan 40:1).
Berdasarkan tanggal-tanggal tersebut Yehezkiel
diperkirakan mulai berkarya sebagai nabi pada akhir Juni atau
awal Juli tahun 593 SM. Pada waktu menerima penglihatan yang
pertama, Yehezkiel tinggal disungai Kebal di Babel. Setelah
Babel merebut kota Yerusalem pada tahun 597 SM, ia dan
sejumlah keluarga terkemuka Israel meninggalkan Yerusalem dan
menetap di Babel sebagai kaum buangan. Pada saat yang sama,
raja Babel mengangkat Zedekia, paman Yoyakhin, menjadi raja di
Yehuda (2Raj. 24:8-17).
d. Susunan Kitab
Tuhan akan Menghukum Yehuda dan Yerusalem (1:1-24-27)
Yehezkiel Dipanggil sebagai Nabi (1:1-3-27)
Malapetaka (4:1-7:27)
Kemuliaan Tuhan Meninggalkan Yerusalem (8:1-11:25)
Nubuat tentang Malapetaka yang Menimpa Yehuda dan
Yerusalem (12:1-24:27)
94
Nubuat-nubuat Penghukuman terhadap Bangsa-bangsa Asing
(25:1-32:32)
Tuhan akan Memulihkan Yerusalem dan Israel (33:1-39:29)
Penjaga dan Gembala (33:1-34:31)
Mempersiapkan Jalan untuk Masa Depan Yehuda yang Baru
(35;1-39:29)
Kemuliaan Tuhan Kembali ke Yehuda dan Yerusalem (40:1-
48:35)
Bait Suci yang Baru (40:1-44:3)
Hukum dan Peraturan bagi Umat Allah (44:4-46:24)
Pembagian Tanah (47;1-48:34)
3.5. Kitab Daniel53
a. Isi Pokok Kitab
Kitab Daniel ditulis pada waktu bangsa Yahudi sangat
menderita karena dianiaya dan ditindas oleh seorang raja
asing. Si penulis membesarkan hati bangsanya dengan berbagai
cerita dan laporan tentang penglihatan-penglihatan. Ia
memberikan mereka harapan bahwa Allah akan menjatuhkan si
penjajah dan memulihkan kerajaan bagi umat Allah.
Buku ini berisi dua bagian yang terpenting: 1. Kisah tentang
Daniel dan beberapa temannya sepembuangan; mereka mengalahkan
musuh-musuh mereka hanya karena mereka percaya dan taat kepada
Allah. Kisah-kisah itu terjadi di zaman kerajaan Babel dan
Persia. 2. Sejumlah penglihatan yang dilihat oleh Daniel.
Dalam bentuk perlambang, penglihatan-penglihatan itu
menggambarkan berkembangnya dan jatuhnya berbagai negara
53 1391-1392
95
berturut-turut mulai dengan Babel. Selain itu, diramalkan juga
jatuhnya si penjajah yang tidak mengenal Allah itu, serta
kemenangan umat Allah.
b. Maksud Penulisan Kitab
Kitab Daniel ditulis agar umat Allah tidak kehilangan
harapan dalam masa-masa yang penuh kesulitan dan penderitaan.
Mereka didorong agar dengan penuh keberanian tetap memegang
teguh iman mereka kepada Allah. Daniel dan teman-temannya
ditampilkan penulis sebagai pahlawan sekaligus teladan. Para
pemuda ini tetap setia dan tidak berpaling dari Allah,
walaupun mereka hidup ditengah-tengah bangsa asing yang
menganiaya mereka.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Bangsa Israel seringkali mengecewakan hati Allah yang
telah memilih mereka. Mereka sering jatuh ke dalam dosa dengan
meninggalkan Allah dan berpaling kepada berhala-berhala. Hukum
Taurat pun mereka langgar. Hal itu sudah terjadi ketika orang
Israel masih menetap di Palestina. Sebagai hukuman, Allah
membuang mereka ke Babel (587-538 SM). Ditanah pembuangan,
godaan untuk meninggalkan Allah semakin besar. Disitu orang-
orang Israel hidup di tengah-tengah masyarakat yang memiliki
kepercayaan yang berbeda dan memuja berbagai macam dewa.
Penglihatan Daniel mau menggambarkan penderitaan orang Yahudi
meninggalkan iman mereka. Kitab Daniel merupakan kesaksian
akan kuasa Allah dari perlindungan-Nya kepada umat-Nya yang
menderita.
96
d. Susunan Kitab
Kisah-kisah Daniel di Babel (1:1-6:29)
Allah Menyertai Daniel dan Teman-temannya (1:1-3:30)
Mimpi Nebukadnezar, Tulisan di Dinding dan Gua Singa
(4;1-6:29)
Penglihatan-penglihatan Daniel (7:1-12:13)
Dua penglihatan dan Sebuah Doa (7:1-9:27)
Penglihataan Terakhir (10:1-12:13)
3.6. Kitab Hosea54
a. Isi Pokok Kitab
Hosea adalah nabi yang tampil sesudah Nabi Amos. Ia
menyampaikan pesan TUHAN kepada orang-orang di Israel,
kerajaan utara, pada masa yang sulit sebelum kerajaan itu
jatuh pada tahun 721 Sebelum Masehi. Ia sangat prihatin
memikirkan keadaan orang Israel, terutama karena mereka
menyembah berhala dan tidak setia kepada TUHAN. Dengan terus
terang Hosea menggambarkan ketidaksetiaan mereka itu
berdasarkan keadaan rumah tangganya sendiri yang hancur
karena ketidaksetiaan istrinya. Sebagaimana Gomer, istrinya,
tidak setia kepadanya begitu pula umat Allah tidak setia
kepada TUHANnya. Karena perbuatan itu, Israel dihukum.
Sekalipun demikian, kasih TUHAN kepada umat-Nya tidak akan
hilang. Ia akan menerima mereka kembali dan memperbaiki
hubungan mereka dengan Dia. Cinta TUHAN itu dinyatakan dalam
kata-kata indah yang berikut ini, "Hai Israel, tak mungkin
54 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1417-1418
97
engkau Kubiarkan atau Kutinggalkan! .... Tak tega hati-Ku
melakukan hal itu, karena cinta-Ku terlalu besar bagimu!"
(11:8).
b. Maksud Penulisan Kitab
Hosea meminta orang Israel dan Yehuda untuk setia kepada
Tuhan yang telah membawa mereka keluar dari perbudakan di
Mesir dan telah menepati janji-Nya memberikan mereka tanah.
Namun, umat-Nya berdosa dengan menyembah ilah lain. Untuk
melindungi bangsa, para pemimpinnya telah mengandalkan
kekuatan kekuatan militer sendiri dan negeri-negeri asing
sekutunya daripada mengandalkan Tuhan. Hosea memperingatkan
umat Israel bahwa mereka akan dihukum karena mereka tidak
setia kepada Tuhan. Akan tetapi, ia juga memberi harapan bahwa
Allah akan mengampuni mereka dan memberi mereka sebuah
permulaan yang baru sebagai umat pilihan-Nya. c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Ketika umat Israel menetap di Kanaan, mereka tidak
mengusir semua orang Kanaan keluar dari tanah itu, sebaliknya
mereka menetap di antara orang-orang Kanaan dan mulai
mengikuti cara hidup mereka. Dewa-dewa Kanaan dipercaya mampun
memberi hujan dan membuat tanah subur untuk hasil panen yang
baik. Karena itu, sebagian orang Israel mulai ikut serta dalam
upacara-upacara keagamaan yang memuja dewa-dewi Kanaan.
Kebanyakan nubuat dalam kitab ini ditujukan kepada kerajaan
utara (Israel). Namun, kerajaan selatan (Yehuda) juga disebut
dibeberapa tempat (5:5, 10-15, 6:4-11, 12:3). Menurut sebagian
98
penafsir, nubuat-nubuat yang menyebut Yehuda mungkin
ditambahkan kemudian sehingga pesan Hosea yang tegas untuk
tetap setia kepada Tuhan ini berlaku untuk seluruh umat Allah.
d. Susunan Kitab
Keluarga Hosea Dibandingkan dengan Israel yang Tidak
Setia (1:1-3-5)
Pemberitaan Hosea kepada Israel, Yehuda dan Para
Pemimpin Mereka (4:1-14:10)
Israel dan Yehuda Tidak Setia Kepada Tuhan (4:1-5:15)
Umat berusaha Mengandalkan Tuhan namun Gagal (6:1-8:14)
Tuhan akan Menghukum Israel (9:1-14:1)
Orang-orang yang Kembali kepada Tuhan akan Diampuni
(14:2-10)
3.7. Kitab Yoel55
a. Isi Pokok Kitab
Tentang Nabi Yoël sedikit sekali keterangan yang terkumpul,
sehingga tidak jelas dalam tahun berapa ia hidup. Tetapi
nampaknya buku ini ditulis di antara abad kelima dan keempat
Sebelum Masehi, pada masa kekuasaan kerajaan Persia. Nabi Yoël
menceritakan tentang datangnya kawanan belalang yang
merusakkan segala tumbuhan dan musim kemarau yang hebat sekali
di Palestina. Malapetaka itu diartikan Nabi Yoël sebagai
pertanda datangnya Hari TUHAN, yaitu saat TUHAN menghukum
siapa saja yang melawan kehendak-Nya. Nabi Yoël menyampaikan
pesan Allah kepada bangsa Israel supaya bertobat, dan juga
55 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1435-1436
99
janji Allah untuk memberkati umat-Nya dan memulihkan
kemakmuran-Nya. Satu hal yang penting ialah janji bahwa Allah
akan memberikan roh-Nya kepada setiap orang, baik wanita
maupun pria, tua maupun muda. (Yoël 2:28-32, Kisah Rasul-rasul
2:17-21).
b. Maksud Penulisan Kitab
Yoel menyampaikan pesan Allah kepada umat Israel bahwa
Hari Tuhan sudah dekat. Ia melihat hama belalang sebagai tanda
bahwa Allah sedang menghukum Israel karena dosa-dosa mereka
dan memperingatkan bahwa pasukan yang sesungguhnya akan segera
datang menyerang. Namun Yoel juga ingin umat tahu bahwa belum
terlambat bagi mereka untuk berbalik kepada Tuhan, memohon
ampun dan menerima berkat-Nya lagi.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Sejumlah kitab nabi memberi informasi tentang siapa raja
yang memerintah pada waktu nabu yang bersangkutan berkarya
(mis. Hos 1:1; Am 1:1; Mi. 1:1). Informasi itu sangat menolong
kita untuk mengetahui kapan seorang nabi berkarya dan bisa
mengaitkan apa yang dikatakan nabi tersebut dengan situasi
historis tertentu. Kitab Yoel tidak menyebut raja atau
penguasa tertentu, sehingga sulit untuk menentukan waktu yang
pasti untuk kitab ini. Selama ini, perkiraan untuk masa Yoel
berkarya adalah antara tahun 800-300 SM. Ada beberapa petunjuk
dalam kitab ini tentang siapa Yoel dan kapan ia berkarya. Ia
berbicara tentang Yehuda, Yerusalem dan Bait Allah. Ia tidak
menyebut nama raja, tetapi ada rujukan terhadap para imam dan
tua-tua.
100
d. Susunan Kitab
Ajakan Tuhan kepada Israel (1:1-2:17)
Berkat Tuhan dan Hukuman atas Bangsa-bangsa (2:18-3:21)
3.8. Kitab Amos56
a. Isi Pokok Kitab
Amos adalah nabi pertama dalam Alkitab yang pesannya
dicatat secara terperinci. Ia berasal dari sebuah kota di
Yehuda, tetapi ia berkhotbah kepada orang-orang Israel di
kerajaan utara sekitar pertengahan abad kedelapan Sebelum
Masehi. Pada masa itu banyak orang hidup makmur, ibadah
dipentingkan, dan negeri Israel nampaknya damai. Tapi Amos
melihat bahwa yang mengecap kemakmuran hanyalah para hartawan
yang memperkaya diri dengan hasil penindasan dan ketidakadilan
terhadap orang miskin. Orang menjalankan ibadah dengan hati
yang tidak tulus, dan keadaan damai hanya tampak dari luar.
Dengan berani dan penuh semangat, Amos menyampaikan pesan
bahwa Allah akan menghukum bangsa Israel. Amos menyerukan agar
keadilan "mengalir seperti air". Ia berkata, "Mungkin TUHAN
akan mengasihani orang-orang yang tersisa dari bangsa Israel"
(5:15).
b. Maksud Penulisan Kitab
Amos diutus untuk memberitahu umat Israel bahwa Tuhan akan
menghukum mereka, sebab orang kaya dan penguasa negeri itu
merampok kaum miskin dan memperlakukan mereka dengan tidak
adil. Selain itu banyak umat dan para imam mereka menyembah
56 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1443-1444
101
ilah-ilah selain Tuhan di tempat-tempat ibadah yang didirikan
raja-raja Israel.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Ayat pertama kitab ini menyatakan bahwa Amos bernubuat
pada waktu Uzia menjadi raja Yehuda (781-740 SM) dan Yerobeam
II menjadi raja Israel (786-746 SM). Banyak orang menjadi
kaya, membangun rumah bagu dan berpesta pora. Namun kaya tidak
memakai kekayaan atau pengaruh mereka untuk menolong sesama.
Sebaliknya mereka semakin serakah. Mereka menipu orang jujur
dan membebani orang miskin dengan pajak yang berat. Tuhan
menghendaki mereka untuk memperlakukan sesama dengan adil dan
setia hanya kepada Tuhan.
d. Susunan Kitab
Hukuman atas Israel dan Negeri-negeri Sekitar (1:1-6:14)
Amos Bernubuat tentang Negeri-negeri Sekitar (1:1-2:5)
Amos Memberitahukan Penghukuman Tuhan atas Israel (2:6-
6:14)
Penglihatan-penglihatan tentang Hukuman dan Pemulihan
Israel (7:1-9:15)
Penglihatan-penglihatan tentang Hukuman (7:1-9:10)
Tuhan akan Memulihkan Israel (9:11-15)
3.9. Kitab Obaja57
a. Isi Pokok Kitab
57 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1460-1461
102
Buku yang pendek ini ditulis entah kapan sesudah kota
Yerusalem jatuh pada tahun 586 Sebelum Masehi. Edom musuh
bebuyutan bangsa Yehuda, senang sekali; mereka bahkan merampok
Yerusalem dan membantu musuh. Nabi Obaja meramalkan bahwa
bangsa Edom akan dihukum dan ditaklukkan seperti bangsa-bangsa
lain yang memusuhi Israel.
b. Maksud Penulisan Kitab
Obaja menyalahkan bangsa Edom, keturunan Esau (ayat 9)
sebab mereka memperlakukan Israel, keturunan Yakub, saudara
kandung Esau dengan sewenang-wenang (ayat 9, 10). Lebih dari
itu, Obaja berbicara keras menentang kesombongan Edom. Kendati
Edom hanyalah sebuah bangsa kecil, bangsa ini yakin bahwa
tidak ada musuh yang menghancurkan kota-kota benteng mereka
yang dibangun tinggi di atas gunung batu. Namun Obaja
menengaskan bahwa tidak ada bangsa yang memberontak melawan
Tuhan termasuk Edom, bisa luput dari hukuman Allah. Nubuat
Obaja juga menggambarkan kemenangan umat Tuhan dimasa depan;
mereka akan merebut dan memerintah banyak wilayah
disekitarnya, termasuk Edom (ayat 21)
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Kitab Obaja adalah bagian dari kisah kepahitan yang
berlangsung lama antara dua keluarga: keluarga Yakub (nenek
moyang orang Israel) dan keluarga Esau (nenek moyang orang
Edom). Kitab obaja tidak mencantumkan waktu atau nama tokoh
tertentu yang dapat menjadi petunjuk tentang zamannya.
d. Susunan Kitab
103
Hukuman Allah atas Edom dan Bangsa-bangsa (1-16)
Ekspansi dan Kemenangan Israel (17:21)
3.10. Kitab Yunus58
a. Isi Pokok Kitab
Buku ini berbeda dengan buku-buku nabi lainnya di Alkitab,
karena tidak berisi pesan sang nabi, melainkan menceritakan
pengalaman Nabi Yunus, ketika ia mencoba menghindari perintah
Allah. Allah menyuruh dia pergi ke kota Niniwe, ibukota
kerajaan Asyur, musuh Israel. Tetapi Yunus tidak mau pergi ke
kota itu untuk menyampaikan pesan Allah, karena ia yakin bahwa
kalau orang Niniwe berhenti berbuat dosa, Allah tidak akan
menjalankan rencana-Nya untuk menghancurkan kota itu.
Akhirnya, setelah beberapa kejadian yang mengesankan, Yunus
mentaati perintah TUHAN, tetapi kemudian ia mendongkol, karena
Niniwe tidak jadi dihancurkan.
Buku Yunus melukiskan bagaimana Allah berkuasa mutlak atas
ciptaan-Nya. Tetapi lebih-lebih, buku ini menggambarkan Allah
Yang Mahapenyayang dan pengampun, Allah yang lebih suka
mengampuni dan menyelamatkan suatu bangsa daripada menghukum
dan menghancurkannya, biarpun bangsa itu musuh umat-Nya
sendiri.
b. Maksud Penulisan Kitab
Isi kitab Yunus menetang pandangan picik yang sering
dianut umat Israel selama atau sesudah masa pembuangan di
Babel (597-539 SM). Pembuangan itu dipandang sebagai hukuman
58 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1465-1466
104
karena umat telah berpaling dari Tuhan. Sesudah pembuangan
Israel bergumul bagaimana menjaga jati diri mereka sebagai
umat pilhan Allah. Sebagian orang yakin cara terbaik untuk itu
adalah dengan memisahkan diri dari bangsa-bangsa lain. Itu
menimbulkan kesombongan dan sikap toleran terhadap orang-orang
yang bukan Yahudi. Banyak orang lupa bahwa Allah telah memilih
umat Israel untuk menjadi berkat untuk semua orang di buni dan
terang bagi bangsa-bangsa lain. Kitab Yunus melawan sikap ini
dengan menunjukkan kepada umat bahwa betapa bodohnya teru-
menerus membatasi Allah untuk diri senditi, sebab Allah adalah
Allah semua orang. Allah bisa menunjukkan belas kasihan kepada
siapa saja, termasuk musuh.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Asyur adalah sebuah kekuatan agresif dan destruktif di
Timur Dekat Kuno. Ketika ia menaklukan bangsa-bangsa lain,
keluarga-keluarga sering dipisahkan dan dikirim ditempat yang
berbeda-beda. Dengan mengutus Yunus ke Niniwe, ibukota Asyur
kasih dan kemurahan hati Allah yang demikian besar menjadi
nyata. Kemarahan Yunus kepada Allah yang mengampuni musuh yang
paling dibenci Israel mungkin mencerminkan sikap serupa dalam
diri orang Israel pada umumnya. Israel berusaha membentengi
hubungan istimewa mereka dengan Allah dan tidak rela hubungan
itu diperluas kepada bangsa-bangsa lain terutama mereka yang
jelas menjadi musuh Allah dan umat Allah.
d. Susunan Kitab
Yunus Berusaha Lari dari Tuhan (1:1-16)
Tuhan Menyelamatkan Yunus (1:17-2:10)
Yunus di Niniwe (3:1-4;11)
105
3.11. Kitab Mikha59
a. Isi Pokok Kitab
Nabi Mikha, yang hidup sezaman dengan Yesaya, berasal dari
sebuah desa di Yehuda, di kerajaan selatan. Ia sangat yakin
bahwa Yehuda akan menghadapi bencana nasional seperti yang
diumumkan oleh Amos tentang kerajaan utara. Mikha mengemukakan
bahwa Allah pasti menghukum bangsa Yehuda juga karena mereka
kejam dan tidak adil terhadap sesamanya. Tetapi dalam khotbah
Mikha terdapat tanda-tanda yang lebih jelas dan terang tentang
harapan untuk masa depan.
Bagian-bagian yang perlu diperhatikan dalam buku ini
ialah: gambaran tentang kedamaian di seluruh dunia di bawah
pimpinan Allah (4:1-4); ramalan tentang raja besar yang akan
muncul dari keturunan Daud dan yang membawa kedamaian kepada
bangsa Yehuda (5:2-4); dan, dalam satu ayat (6:8), ringkasan
dari semua yang hendak dikatakan oleh nabi-nabi Israel, yaitu:
"Yang dituntut TUHAN dari kita ialah supaya kita berlaku adil,
selalu mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup
bersatu dengan Allah kita."
b. Maksud Penulisan Kitab
Tuhan Allah telah membuat perjanjian dengan nenek moyang
umat Israel: Abraham dan Yakub. Allah berjanji memberkati
Israel dengan tanah dan banyak keturunan, jika mereka
menyembah Allah saja dan menaati hukum-Nya. Mikha mengatakan
bahwa banyak umat Israel telah mengabaikan hukum Allah dan
59 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.1470-1471
106
terancam kehilangan janji-janji-Nya. Berita kitab ini terutama
ditujukan untuk Samaria, ibu kota kerajaan selatan (Yehuda).
Bukannya beribadat dan taat kepada Tuhan para pemimpin dan
penduduk kota itu malah menyembah ilah-ilah lain. Mereka juga
menipu dan merampok orang miskin. Karena itu Tuhan akan
menghukum orang Israel dan Yehuda. Mikha juga bernubuat bahwa
kelak akan menyelamatkan umat-Nya. Allah akan memimpin mereka
pulang agar mereka dapat beribadah di Yerusalem dan memilih
seorang pemimpin yang akan menjaga umat layaknya seorang
gembala dan memberi mereka keamanan.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Mikha berasal dari sebuah kota kecil di Moresyet yang
barangkali terletak sekitar 38 km di selatan Yerusalem. Ia
mengkritik para pemimpin Samaria dan Yerusalem dengan
mengulangi peringatan-peringatan yang disampaikan nabi-nabi
sebelumnya, yakni Amos dan Hosea. Mikha memperingatkan
Yerusalem bahwa mereka akan menerima hukuman yang sama sebab
mereka melakukan sebagian dari kejahatan yang sama. Namun,
kehancuran Samaria dan Yerusalem bukan kata akhir dari Allah.
Walaupun Allah bertindak sebagai hakim, ia tetap peduli kepada
umat-Nya. Kelak mereka akan kembali ke Yerusalem dan menyembah
Tuhan di Bait Suci.
d. Susunan Kitab
Berita Hukuman atas Israel dan Yehuda (1:1-3:12)
Berita Harapan untuk Umat Allah (4:1-5:15)
107
Tuhan Menggugat Umat Israel ke Pengadilan Karena Dosa
Mereka (6:1-7:7)
Tuhan Mengampuni Orang-orang yang Mengakui Dosanya (7:8-
20)
3.12. Kitab Nahum60
a. Isi Pokok Kitab
Kitab ini merupakan kitab yang menceritakan tentang
jatuhnya kota Niniwe. Karena itu, Kitab Nahum ditulis untuk
memperingati jatuhnya kota Niniwe, ibukota bangsa Asyur,
musuh bebuyutan Israel. Peristiwa itu terjadi menjelang akhir
abad ketujuh Sebelum Masehi dan dianggap sebagai hukuman
Allah atas bangsa yang kejam dan angkuh itu.
b. Maksud Penulisan Kitab
Nabi Nahum menubuatkan kejatuhan kerajaan Asyur dan
Niniwe, ibu kotanya. Asyur yang berkuasa telah membuat
sebagian bangsa lain menderita, termasuk umat Israel. Asyur
memang telah menyerang dan mengalahkan kerajaan utara (Israel)
pada tahun 722 SM, serta menawan banyak penduduknya ke
pembuangan. Selama seratus tahun berikutnya, Asyur terus
menjadi ancaman bagi kerajaan selatan (Yehuda). Namun, Nahum
terus menenangkan penduduk Yehuda bahwa Allah akan segera
membebaskan mereka dari belenggu-belenggu Asyur. Kitab Nahum
tentang malapetaka untuk Asyur menghibur bangsa-bangsa yang
diancam dan dirugikan oleh Asyur.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
60 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1482-1483
108
Para ahli tidak dapat memastikan kapan tepatnya nabi Nahum
hidup dan bernubuat, tetapi diperkirakan sesudah tahun 663 SM
ketika Asyur mengalahkan Tebe, kota di Mesir (3:8-10), dan
sebelum tahun 612 SM ketika di Niniwe, ibu kota Asyur
dihancurkan oleh sekelompok bangsa, antara lain Babel dan
Media.
d. Susunan Kitab
Pengharapan untuk Yehuda: Tuhan akan Menghentikan Kuasa
Asyur (1:1-15)
Kata-kata Keras Nahum tentang Hukuman atas Niniwe (2:1-
3:19)
3.13. Kitab Habakuk61
a. Isi Pokok Kitab
Nabi Habakuk menyampaikan pesan-pesannya menjelang akhir
abad ketujuh Sebelum Masehi, pada masa kekuasaan kerajaan
Babel. Ia sangat prihatin melihat kekerasan yang dilakukan
oleh bangsa yang kejam itu, maka ia bertanya kepada TUHAN,
"Bagaimana Engkau dapat tahan melihat orang-orang jahat yang
kejam itu? Bukankah Engkau terlalu suci untuk memandang
kejahatan? Bukankah Engkau merasa muak melihat ketidakadilan?
Jadi, mengapa Engkau diam saja ketika orang yang saleh
dihancurkan oleh pendurhaka?" (1:13).
TUHAN menjawab bahwa Ia akan bertindak pada waktu yang
ditentukan-Nya sendiri, dan sementara itu harus diingat bahwa,
"Orang yang jahat tidak akan selamat, tetapi orang yang
61 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1489-1490
109
melakukan kehendak Allah akan hidup karena kesetiaannya kepada
Allah" (2:4).
Bagian yang terakhir dari kitab ini berisi ramalan tentang
kehancuran bagi mereka yang tidak taat kepada perintah TUHAN.
Dalam hal ini diselipkan nyanyian pujian bagi kebesaran Allah.
Di dalam pujian itu tergambar juga iman yang teguh dari sang
nabi.
b. Maksud Penulisan Kitab
Habakuk mengeluh bahwa Tuhan tidak bertindak cepat untuk
menghentikan kekejaman dan ketidakadilan di Yehuda. Habakuk
menjadi lebih bingung lagi ketika Tuhan mengatakan bahwa
hukuman terhadap Yehuda akan dilaksanakan oleh pasukan Babel.
Kitab Habakuk adalah contoh yang baik bagaimana doa orang yang
beriman dapat berisi pengaduan sekaligus pujian,
mempertanyakan sekaligus percaya.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Habakuk berbicara tentang zaman yang penuh kekerasan,
ketidakadilan yang parah dan ketiadaan hukum diantara umat
Allah. Kitab Habakuk mungkin dipakai untuk ibadah di Bait Suci
sebelum dihancurkan tahun 586 SM. Kita hanya akan dapat
mengetahui tentang Habakuk hanya dari kitab Habakuk sendiri.
Ia menyebut dirinya nabi dan berbicara atas nama Allah. Dalam
tradisi Yahudi, pasal 3 kitab Habakuk adalah salah satu bacaan
pada hari kedua pesta panen, yang telah menjadi perayaan untuk
memperingati hukum Taurat di Gunung Sinai.
110
d. Susunan Kitab
Percakapan Habakuk dengan Allah (1:1-2:20)
Doa Pujian dan Iman Habakuk (3:1-19)
3.14. Kitab Zefanya62
a. Isi Pokok Kitab
Zefanya adalah seorang nabi yang menyampaikan pesannya
pada tahun-tahun terakhir dari abad ketujuh Sebelum Masehi,
kira-kira dalam dasawarsa sebelum Raja Yosia mengadakan
perbaikan-perbaikan di bidang agama pada tahun 621 Sebelum
Masehi.
Pokok buku ini senada dengan pokok buku-buku nabi yang lain,
yaitu: ancaman mengenai datangnya hari malapetaka dan
kehancuran, sebagai hukuman atas pemujaan dewa-dewa oleh
bangsa Yehuda. Bangsa-bangsa yang lain juga akan dihukum oleh
TUHAN. Tetapi meskipun Yerusalem dihancurkan, akan tiba
saatnya kota itu dibangun kembali dan dihuni oleh orang-orang
yang jujur dan taat kepada TUHAN.
b. Maksud Penulisan Kitab
Ada dua pesan inti kitab Zefanya. Pertama, memberitahukan
bahwa hari Tuhan akan segera tiba. Tuhan akan menghukum semua
yang tidak taat kepada-Nya, termasuk Yehuda dan bangsa-bangsa
lain. Zefanya menyuruh umat untuk merendahkan diri dan taat
kepada Tuhan dan menyembah Allah saja, karena dengan demikian
akan terhindar dari hukuman yang mengerikan dan mengahancurkan
mereka. Kedua, Tuhan ingin membentuk umat baru yang akan
‘hidup benar’ dan bersukacita dalam perayaan keagamaan mereka,
62 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1495-1496
111
sebab Tuhan telah memberikan mereka kemenangan dan memulihkan
mereka dengan kasih-Nya.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Zefanya bernubuat menjelang pemerintahan Raja Yosia (640-
609 SM). Mungkin sebagian nubuat Zefanya terhadap Yerusalem
terjadi sesudah Yosia berupaya mereformasi Yerusalem dan
pemimpinnya. Sesudah Yosia, tokoh reformasi itu wafat, Zefanya
melaporkan bahwa orang-orang ingin berbuat dosa lagi.
Akhirnya, peringatan-peringatan Zefanya tentang hari
penghakiman menjadi kenyataan ketika orang Babel menawan dan
menghancurkan Yerusalem.
d. Susunan Kitab
Hari Penghukuman atas Yehuda (1:1-2:3)
Hari Penghukuman atas Semua Orang (2:4-3:13)
Hari Sukacita Dijanjikan (3:14-20)
3.15. Kitab Hagai63
a. Isi Pokok Kitab
Kitab Hagai adalah kumpulan pesan-pesan Allah yang
disampaikan oleh Nabi Hagai pada tahun 520 Sebelum Masehi.
Pada waktu itu orang Israel telah kembali dari pembuangan di
Babel. Tetapi meskipun mereka telah tinggal beberapa tahun di
Yerusalem, Rumah TUHAN masih saja merupakan puing-puing.
Dalam pesan-pesan itu Allah mendesak para pemimpin bangsa
63 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1501-1502
112
Israel untuk membangun kembali Rumah TUHAN. Allah juga
berjanji akan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan kepada
umat Israel yang telah diperbaharui dan disucikan.
b. Maksud Penulisan Kitab
Kitab ini mencatat upaya Hagai yang tidak pernah lelah
mendorong penduduk Yehuda membangun Bait Suci di
Yerusalem.hagai mengatakan bahwa uamt mengalami masa-masa
sulit, sebab umat berhenti mengerjakan pembangunan Bait
Suci.hagai juga bernubuat bahwa Zerubabel, gubernur Yehuda,
akan berkuasa dalam kerajaan yang dipulihkan.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Pada tahun 520 SM, Nabi Hagai memperingatkan umat bahwa
waktu untuk membangun Bait Suci telah habis. Umat Allah telah
cukup lama menunda pembangunan Bait Suci. Hagai dan Nabi
Zakharia menantang dan mendorong umat menyelesaikan
pembangunan Bait Suci dan pembangunan pun dimulai lagi.
Akhirnya, pembangunan itu diresmikan tahun 515 SM. Para ahli
tidak dapat memastikan apakah Hagai masih hidup dan sempat
melihat Bait Suci itu ketika diselesaikan atau tidak.
d. Susunan Kitab
Ajakan untuk Membangun Kembali Bait Suci (1:1-15)
Tuhan akan Memberkati Yehuda dan Zerubabel, Pemimpinnya
(2:1-23)
3.16. Kitab Zakaria64
64 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1505-1506
113
a. Isi Pokok Kitab
Buku Zakharia terdiri dari dua bagian yang berbeda: (1)
Pasal 1-8 berisi ramalan-ramalan Nabi Zakharia yang
diucapkannya antara tahun 520 dan tahun 518 Sebelum Masehi.
Ramalan-ramalan itu kebanyakan dinyatakan dalam bentuk
penglihatan-penglihatan, dan membicarakan perbaikan
Yerusalem, pembangunan kembali Rumah TUHAN, serta penyucian
umat Allah. Zakharia meramalkan juga masa kedatangan Raja
yang dijanjikan Allah kepada umat-Nya. (2) Pasal 9-14
merupakan kumpulan pesan-pesan yang diucapkan pada masa-masa
yang lebih kemudian. Di sini dibicarakan Juruselamat yang
akan datang ke dunia, dan penghakiman terakhir.
b. Maksud Penulisan Kitab
Kitab Zakharia menfokuskan diri pada sejumlah persoalan
yang dihadapi rakyat Yehuda sesudah kembali dari pembuangan.
Zakharia mengatakan bahwa keturunan Daud, Zerubabel akan
menjadi gubernur Yehuda dan Yosua akan menjadi imam besar. Ia
juga mengatakan bahwa di masa depan Yehuda dan Yerusalem akan
diserang oleh musuh-musuh, namun Tuhan akan tampil dan
menyelamatkan umat-Nya.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Kitab Zakharia sebenarnya merupakan dua kitab yang
digulung menjadi satu. Kitab pertama (1-8) ditulis oleh nabi
Zakharia yang bernubuat kepada para penduduk Yehuda. Ia
mendorong umat untuk percaya kepada Allah dan membangun
kembali Bait Allah. Para ahlii sulit menemukan dengan tepat
114
latar belakang sejarah dari bagian kedua kitab ini (9-14) yang
tampaknya terbagi lagi menjadi dua bagian. Pertama (9-11)
tentang hukuman Tuhan atas musuh-musuh Israel dan para gembala
(pemimpin) Israel yang tidak layak, sebab mereka sudah tidak
setia lagi. Kedua (12-14) adalah masa depan yang tidak
diketahui.
d. Susunan Kitab
Zakharia Bernubuat kepada Penduduk Yehuda pada Zaman
Darius, Raja Persia (1:1-8:23)
Pengantar (1:1-6)
Delapan Penglihatan Zakharia (1:7-6:8)
Pertanyaan-pertanyaan dan Janji-janji (7:1-8:23)
Penglihatan-penglihatan tentang Masa Depan Israel (9:1-
11:17)
Hukuman dan Kemenangan (9:1-11:17)
Tuhan akan Memerintah Sebagai Raja di Yerusalem (12:1-
14:21)
-
3.17. Kitab Maleakhi65
a. Isi Pokok Kitab
Buku Maleakhi ditulis dalam abad kelima Sebelum Masehi,
sesudah Rumah Allah di Yerusalem dibangun kembali. Buku ini
terutama dimaksudkan untuk mendorong para imam dan rakyat
supaya membaharui kesetiaan mereka kepada perjanjian dengan
TUHAN.
65 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1523-1524
115
Sudah jelas bahwa ada kemerosotan dalam kehidupan dan cara
beribadat umat Allah. Para imam dan rakyat menipu TUHAN:
Mereka tidak memberikan kepada TUHAN apa yang harus mereka
persembahkan kepada-Nya dan tidak hidup sesuai dengan ajaran-
Nya.
Tetapi TUHAN akan datang untuk mengadili dan menyucikan umat-
Nya. Ia akan mengirim utusan-Nya untuk menyiapkan jalan dan
mewartakan perjanjian TUHAN.
b. Maksud Penulisan Kitab
Kitab ini mengisahkan tentang Allah yang selalu memberikan
kasih kepada bangsa Israel. Karena itu, Kitab Maleakhi ditulis
untuk mengingatkan umat Allah akan kasih Allah dan mendorong
mereka supaya dengan sukacita mematuhi Allah.
c. Latar Belakang Penulisan Kitab
Kitab Maleakhi mungkin ditulis sekitar tahun 470-440 SM,
sesudah pembangunan kembali Bait Allah dan sekitar masa Ezra
dan Nehemia.
d. Susunan Kitab
Maleakhi Menyatakan Kasih Allah kepada Israel (1;1-5)
Para Imam yang Tidak Setia dan Janji-janji yang Dilanggar
(1:6-2:16)
Allah Berjanji Menghukum Kejahatan dan Membalas Kebaikan
(2:17-4:6)
4. Deuterokanonika
4.1.Kitab Tobit
116
Kitab ini berceritakan tentang dua keluarga beruntung yang
hidup dalam pengasingan. Tokoh utama pada kitab ini adalah
Tobit yang mulanya seorang yang berhasil mendapatkan kedudukan
yang tinggi, namun kemudian ia harus kehilangan kedudukan itu.
Karena itu ia menjadi orang miskin dan meskipun saleh, namun
ia tetap dirundung derita menjadi orang buta.
Selain Tobit, ada juga tokoh lain bernama Sara. Mereka
adalah tokoh-tokoh yang denga tepat memberikan jawaban atas
panggilan Allah pada saat sulit. Mereka adalah model sikap
seorang Yahudi untuk bertindak dan berjuang dalam mengemban
hidup mereka. Nama tobit mengarahkan pembaca pada pengalaman
bahwa Allah memang baik, bagaiman pun sulit dipahami
penyelenggaraan-Nya.
Tobit adalah seorang yang terusir dari sebelah utara
kerajaan dan harus menetap di Niniwe, ibu kota kerajaan Asyur.
Ia dianugerahi kedudukan istimewah sebagai pembela raja karena
ia berpegang teguh pada iman Israel. Orang yang menganugerahi
kedudukan itu adalah Salmanaser V (726-722 S.M).
Kitab ini ditulis dengan maksud untuk membina kesetiaan
kepada Yahwe. Kitab ini berbicara kepada keluarga Yahudi yang
membutuhkan dukungan karena patah harapan dan mendambakan
penghiburan. Dengan demikian, kesetiaan dan harapan kepada
Allah menjadi penghiburan bagi orang yang menderita.
4.2. Kitab Yudit
a. Isi Pokok Kitab
Kitab ini secara umum mengisahkan tentang keperkasaan
yang ditujukan kepada seorang janda muda yang berasal dari
117
Israel. Janda muda itu bernama Yudit. Dalam kitab pasal 1
samapai 10, diceritakan seorang raja dengan nama Nebukadnesar
menuntut bangsa-bangsa bagian barat untuk menaklukan diri
sendiri. Selain itu, diceritakan juga dalam pasal 11 tentang
keperkasaan seorang Yahudi yang bersama dnegan Yudit dalam
mengalahkan bangsa Asyur. Setelah mendapat kemenaangan melawan
bangsa Asyur, bangsa Israel menaikan ungkapan syukur kepada
Allah yang menuntun mereka.
b. Maksud Penulisan Kitab
Kitab ini sendiri berisikan tentang kisah-kisah peperangan
bangsa Israel yang dipimpin sendiri oleh Yudit. Dengan
demikian kitab ini ditulis dengan maksud untuk menunjukan
kepada bangsa Israel betapa besar perjuangan yang mereka
lakukan melawan bangsa-bangsa yang tidak percaya kepada Allah.
Lebih khusus lagi kitab ini ditulis untuk umat Allah yang
merasa terhimpit, dianiaya, lemah dan tidak mampu.
c. Latar Belakang penulisan Kitab
Kitab ini ditulis sekitar abad ke-6 SM, oleh seorang
pahlawan wanita yang dikenal sebagi seorang janda muda
Manasye. Nama kitab Yudit berasal dari bahsa Ibrani yahudit yang
artinya terpuji atau perempuan Yahudi dalam bentuk feminim.
Diceritakan dalam kitab, Yudit adalah seorang Israel sejati.66
d. Susunan Kitab
Secara garis besar kitab ini dibagi dalam dua bagian yakni:
Perempuan yang berikat pinggang dan penuh kekuatan (Yudit
1-10)
Umat Allah mengalahkan bangsa-bangsa musuh (Yudit 11-16)
66 Bdk. Yudit 8-9:14; 8:1
118
4.3. Kebijaksanan Salomo
a. Isi pokok kitab
Secara umum, kitab ini berisikan tentang hikmat
kebijaksanaan dari Allah yang diberikan kepada manusia agar
manusia dapat mengerti tentang banyak hal di dunia. Kitab ini
diberikan kepada manusi, agar manusia menjadi sosok yang
rendah di hadapan Allah, dan bukan menjadi sombong. Hikmat ini
ditulis untuk kebaikan dan kebijaksanaan, bukan untuk
kejahatan.
b. Maksud penulisan kitab
Kitab ini ditulis dengan maksud untuk menunjukan betapa
besar kuasa dan bijaksananya Allah umat Israel. Kebijaksanaan
Salomo syarat akan hikmat Allah mengenai manusia dan kehidupan
orang fasik serta orang benar. Kitab ini mirip dengan kitab
Ayub, Amsal dan sebagian dari kitab Pengkhotbah. Selain itu
kitab ini ditulis dengan maksud untuk mempertahankan dan
membela iman kepercayaan nenek moyang Israel sekaligus
memajukan kepercayaan itu dengan membadingkan kebudayaan
Yunani yang mulai mendunia.
c. Latar belakang penulisan kitab
Kitab ini ditulis dalam bahasa Yunani dan diduga berasal
dari Aleksandria dengan tahun penulisan sekitar tahun 100 M.
Beberapa Bapa Gereja berpendapat bahwa kitab ini ditulis oelh
raja Salomo. Tapi secara pasti, kitab ini ditulis oleh seorang
Yahudi.
Kitab ini merupakan kitab yang diterima oleh Gereja
Katollik serta Ortodoks, namun kitab ini tidak diakui dalam
kanon Ibrani. Sebab, gaya penulisan kitab ini menggunakan gaya
119
penulisan Filsafat Yunani. Kitab ini diyakini sebaggai kitab
yang paling muda dari seluruh kitab dalam Perjanjian Lama.
d. Susunan kitab
Secara umum kitab ini terbagi atas tiga bagian besar, yakni:
Kebijaksanaan dan nasib manusia ( Kebijaksanaan Salamo 1-
5)
Kebijaksanaan yang mulia berasal dari Allah (Kebijaksanaan
Salomo 6-9)
Kebijaksanaan dalam sejarah Umat Allah 910-19)
4.4. Kitab Sirakh
a. Isi pokok kitab
Kitab ini secara umum berisikan doa-doa indah dari bangsa
Israel yang berada di pembuangan. Doa-doa itu ditujukan kepada
Allah Umat Israel. Doa-doa itu dimaksudkan agar Allah mau
mendengarkan dan berbelaskasih kepada bangsa Israel.
b. Maksud penulisan kitab
Kitab ini ditulis dengan maksud untuk mengajak orang-orang
untuk kembali kepada iman akan Allah ketika mengeproleh
peristiwa atau masa-masa sulit. Dengan demikian, orang akan
memperoleh sukacita dalam kasih Allah.
c. Latar belakang penulisan kitab
Kitab ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 60 Sm, oleh
seorag yang bernama Barukh sekretaris Yeremia. Menurut
pandangan para ahli, kitab ini disusun berdasarkan ide-ide
yang mirip dengan kitab yang terdapat dalam Daniel 9:7-19.
Ide-ide itu dapat dilihat dalam Barukh 4:5-5:9.
d. Susunan kitab
120
Secara garis besar, kitab ini terbagi atas empat bagian,
yakni:
Doa seorang Yahudi dalam pembuangan (Barukh 1:1-3:8)
Pujian kebijaksanaan (Barukh 3:9-4:4)
Ratapan bangsa (Barukh 4:5-5:9)
Surat Yeremia kepada para buangan (Barukh 6:1-73)
BAB III
MENELUSURI KITAB PERJANJIAN BARU
A. Nama Kitab Suci Perjanjian Baru
Kitab ini dinamakan Kitab Suci Perjanjian Baru, dengan
membedakan Kitab Suci Perjanjian Lama. Kitab ini dinamakan
Perjanjian Baru karena didalamnya berisikan perjanjian yang
baru antara Allah dan Manusia Melalui Yesus Kristus. (bdk.
Luk. 22:20; 1Kor. 11:25; Ibr. 8:13; 9:15;12:24). Kitab ini
disebut juga Perjanjian Kekal karena Karena di dalam kitab
dikisahkan pula Kristus yang hidup, menderita, wafat dan
bangkit serta naik ke surga untuk hidup kekal. Kitab
Perjanjian Baru menjadi kepenuhan dari Perjanjian Lama.
Kristus yang bangkit memulihkan keselamatan dan kehidupan
kekal yang dinanti-nantikan berabad-abad lamanya.
B. Sejarah Terjadinya Kitab Perjanjian Baru
Kitab Suci Perjanjian Baru terbentuk pula secara lisan.
Yesus dan para murid-Nya adalah orang Yahudi, sehingga mereka
memakai Alkitab Ibrani. Kisah-kisah Yesus dan perkataan-Nya
diteruskan melalui pekataan lisan setelah Yesus bangkit,
sekitar tahun 30 M. Baru sekitar tahun 65 M, kisah-kisah dan
121
perkataan ini dikumpulkan dan dituliskan menjadi kitab-kitab
Injil yang isinya terdapat dalam separuh Perjanjian Baru.67
Akan tetapi tulisan-tulisan surat kepada umat pengikut Kristus
di seluruh daerah kekaisaran Romawi yang ditulis oleh Rasul
Paulus yang menjadi kitab awal dalam perjanjian Baru.
Kemungkinan besar yang menjadi Kitab awal itu yakni 1
Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 50 M, sedangkan kitab-
kitab lainnya ditulis pada akhir abad pertama atau awal abad
kedua Masehi.68
Bahasa yang digunakan dalam penulisan Perjanjian Baru
adalah bahasa Yunani yang merupakan bahasa internasional di
kekaisaran Romawi. Kitab-kitab itu siteruskan dan dibaca
secara terpisa baik sebagai kitab maupun sebagai surat. Para
pemimpin jemaat dan konsili-konsili berdiskusi untuk menetukan
tulisan-tulisan manasaja dalam Perjanjian Baru yang diakui
sebagai Kitab Suci dan yang setara dengan Kitab Ibrani selama
hampir 300 tahun (yakni 100-400 M). Akhirnya pada tahun 367 M,
Atanasius, uskup di kota Aleksandria, menulis surat yang
mendaftarkan 27 kitab yang menurutnya harus diakui berwibawa
oleh jemaat-jemaat kristen. Dengan demikian Kitab-kitab itulah
yang diakui dan dipakai sampai sekarang ini.
C. Kanon Kitab Suci Perjanjian Baru69
67 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 155968 Ibid, hal. 156069 Dr. C. Gronen OFM, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, Yogyakarta, Kanisius :2006. Hal.23
122
Daftar Kitab Suci Perjanjian Baru sepertinya dikanonisasi
sekitar tahun 400 M. Kemudian sesudah abad kelima kanon70 atau
daftar itu tidak berubah lagi. Malahan daftar itu semakin
diperteguh. Dalam rangka Gereja Katolik daftar 27 kitab
Perjanjian Baru kembali ditetapkan oleh konsili Florence
(1441), konsili Trente (1546), dan konsili Vatikan II (1870).71
Dengan demikian semua Gereja baik Katolik, Protestan dan
Ortodoks mengakui daftar kitab yang sama.
Ciri sebuah kanon bukan disebut bahwa semua karang yang
terdapat dalam Alkitab paling bermutu dan paling berbobot.
Ada karangan lain seprti disebut Yud dan 2Pet disebut sebagai
kurang bermutu. Tetapi, semua karangan pasti mengungkapkan
salah satu segi dari iman sejati dan begitu menjadi ukuran
atau kanon. Tetapi itupun tidak berarti bahwa semua karangan
yang tercantum dalam Perjanjian Baru sama pentingnya.72
“Tentunya yang lebih penting adalah Injil, namun intinya bahwa
70 Kata kanon dalam bahasa Yunani berarti gelagah, yang dipakai untuk mengukur. Tapi kemudian kata itu dipakai dalam dua makna yakni: pertama, dafrat kitab sebagaimana lambat laun ditetapkan menjadi ukuran untuk mengukur kitab-kitab manakah yang termasuk Alkitab. Dengan demikian umat kristen menjadi tahu daftar-daftar kitab yang sebenarnya. Kedua, karangan-karangan yang termasuk dalam daftar Kitab Suci disebut kanonik dari kata kanon atau ukuran. Tapi ukuran yang diterima dan diakui sebagai ukuran iman sejati . Dengan kata lain kanon berarti ukuraniman (Dr. C. Gronen OFM, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, Yogyakarta, Kanisius :2006. Hal. 24)71 Dr. C. Gronen OFM, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, Yogyakarta, Kanisius :2006. Hal.2372 Ibid. Hal. 25
123
semua Kitab memiliki nilai dan mutu yang sama yakni
mengungkapkan iman dan karya Allah.”73
D. Pembagian Kitab
1. INJIL
1.1. MATIUS74
a. Isi pokok Injil
Injil matius pada umumnya berisi tentang peristiwa hidup
dan ajaran-ajaran Yesus. Injil ini juga memberikan arti untuk
menjadi anggota umat Allah, dan memberikan nasehat-nasehat
kepada manusia tentang hidup yang sesuai dengan kehendak
Allah.
b. Maksud Penulisan Injil
Injil Matius ini ditulis Matius dengan maksud memberikan
kepada orang-orang yang mengenal Perjanjian Lama. Di mana
dalam perjanjian Lama, lebih memperlihatkan teks-teks yang
melihat jauh ke depan dan menunjuk pada diri Yesus sebagai
Mesias yang diutus Allah.
c. Latar Belakang Penulisan Injil
Injil Matius menunjukan bahwa kabar baik yang diberitakan
Yesus didasarkan pada hukum dan ajaran Perjanjian Lama. Di
gunung Sinai, Allah memberi hukum yang mengatur hidup bangsa73 Bdk. Ibid. Hal. 25-26
74 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1561-`562
124
Israel kepada Musa. demikian juga dalam khotbah di bukit dalam
versi Matius, Yesus naik ke tempat yang tinggi, yaitu ke atas
bukit dan mengajarkan hidup yang sesuai dengan kehendak Allah.
Teks-teks dalam Injil Matius yang mengungkapkan tentang karya
dan ajaran Yesus dibagi dalam lima bagian , sebagaimana ada
lima kitab Musa dalam Perjanjian Lama. Adapun lima kitab itu
yakni: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan.
Matius juga ingin menunjukan bahwa sejumlah besar perbuatan
dan perkataan Yesus telah dinubuatkan oleh para nabi Israel
beratus-ratus tahun yang lalu. Dalam hal ini, Yesus membawa
harapan baru bahwa segala bangsa akan mengambil bagian dalam
keselamatan Israel. Yesus membawa kabar baik yang baru dan
kabar itu ditujukan bagi semua bangsa bukan hanya bagi bangsa
yang hidup di bawah ukum Taurat Yesus mengundang setiap orang
untuk percaya, mengabdi kepada Allah dan mengasihi sesama.
d. Susunan Injil
Susunan Injil Matus terdiri dari:
Allah mengutus Yesus, Sang Mesias (1:1-4:11)
Asal usul Yesus (1:1-2:23)
Menyiapkan jalan bagi Yesus(3:1-4:11)
Yesus memberitakan kabar baik di Galilea dan Yehuda (4:12-
25:46)
Yesus berkhotbah dan memilih pada Murid-Nya yang pertama
(4:12-25)
Yesus mengajar orang banyak dari atas bukit (5:1-7:29)
Yesus menyembuhkan banyak orang dan membuat mukjizat-
mukjizat (8:1-9:38)
Yesus mengutus Kedua Belas Rasul (10:1-42)
125
Yesus menghadapai para lawan dan pertanyaan-pertanyaan
mereka (11:1-12:50).
Yesus menceritakan kisah-kisah tentang keajaan Allah
(13:1-58)
Yesus adalah Mesias (14:1-17:27)
Yesus mengajar para murid-Nya (18:1-34)
Yesus berhadapan dengan para lawan di Yudea (19:1-23:39)
Yesus mengajar tentang kerajaan Allah yang sedang datang
(24:1-25:46)
Yesus mati dan dibangkitkan untuk menggenapi rencana Allah
(26:1-28:20)
1.2. Injil MARKUS75
a. Isi Pokok Injil
Injil Markus Merupakan Injil yang paling pendeng dan
paling tua Injil lainnya. injil Markus memiliki bahasa yang
sederhana namun penuh daya. Di dalamnya banyak mengisahkan
tentang karya Yesus, termasuk mukjizat dan penyembuhan yang
dilakukan-Nya. Dalam Injil Markus, mukjizat yang terbesar
adalah sengsara, kematian dan kebangkitan Yesus. Orang pertama
yang memahami mukjizat tersebut adalah kepala pasukan Roma
yang ketika melihat Yesus mati di salib berkata “Sungguh orang
ini adalah Anak Allah!” (15:39).
b. Maksud Penulisan Injil
Kalimat pertama dalam Injil Markus adalah “Inilah
permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.” Kalimat
itu menjadi maksud penulisannya, karena dari awal sampai akhir
75 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.1618-1619
126
penulis Markus ingin menunjukan kebenaran pernyataan tersebut.
Sabda dan tindakan Yesus menjadi bukti bahwa Ia sungguh
Kristus dan Anak Allah.
c. Latar Belakang Penulisan Injil
Penulis Markus biasanya menjelaskan istilah-istilah bahasa
Aram dan adat istiadat Yahudi yang muncul dalam tulisannya.
Hal ini biasanya dianggap sebagai tanda bahwa Injil ini
diharapkan untuk dimengerti oleh bangsa-bangsa lain atau
orang-orang Kristen non-Yahudi. Dalam injil Markus, Petrus
memainkan peran yang cukup menonjol. Menurut 1 Petrus 5:13,
Markus memiliki hubungan dengan Petrus. Oleh sebab itu sejak
abad keddua, tradisi meyakini bahwa Markuslah yang menulis
Injil ini.
d. Susunan Injil
Dalam Injil Markus, Yesus sering melarang orang-orang
bahkan setan untuk tidak menceritakan kepada orang lain
mengenai siapa diri-Nya dan apa yang dilakukan-Nya (1:41-43,
3:10-12, 7:34-36, 8:30). Barulah bada bagian akhir (15:39),
kepala pasukan Romawi menyatakan bahwa Yesus adalah Anak
Allah, tepat seperti yang dikatakan Markus pada permulaan
Injilnya. Karena itu dalam membaca Injil Markus, kita seperti
membaca sebuah misteri.
Pada pasal 16, dituliskan tiga macam penutup yang
berbeda-beda. Hal itu terjadi karena terdapat perbedaan
naskah-naskah Injil Markus dalam bahasa Yunani. Sejumlah
naskah yang paling tua dan paling penting berakhir di ayat 8;
naskah yang lain memuat sedikit tambahan pada ayat 8 ini; dan
ada naskah lain lagi yang memasukan ayat 9-20.
127
Dalam Injil Markus terdapat garis-garis besar yang terdiri
sebagai berikut:
Yesus mempersiapkan karya-Nya (1:1-20)
Yesus memberitakan kerajaan Allah di Galilea (1:21-9:50)
Penyembuhan, mukjizat dan perumpamaan (1:21-8:26)
Yesus adalah Mesias (8:27-9:13)
Karya-karya lain di Galilea (9:14-50)
Yesus mengajar dan membuat mukjizat di Yudea (10:1-25)
Yesus di Yerusalem (11:1-15-47)
Pengajaran di Bait Allah (11:1-12:44)
Kedatangan kerajaan Allah (13:1-37)
Yesus bersiap mengahadapi kematian-Nya (14:1-42)
Saat-saat terakhir (14:43-15:47)
Yesus bangkit (16:1-20)
1.3. LUKAS76
a. Isi Pokok Injil Lukas Injil
Penulis Injil Lukas menjadi juga penulis Kisah Para Rasul.
Hal itu dapat dilihat dalam Lukas 1:1-4 dan Kisah Para Rasul
1:1-5. Dalam Injil ini, penulis Lukas mengisahkan kehidupan
Yesus mulai dari kelahiran sampai kenaikan-Nya ke surga. Kisah
Para Rasul melanjutkan kisah tersebut dengan menampilkan para
murid Yesus yang meneruskan pewartaan karya dan kehidupan
Yesus.
b. Maksud Penulisan Injil
76 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1658-1659
128
Penulis Injil Lukas menyatakan bahwa dia telah
“menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama dari asal
mulanya dan mengambil keputusan untuk membukukannya dengan
teratur” (1:3) tetang peristiwa Yesus. Kitab ini ditulis bagi
Teofilus, sahabatnya atau mungkin juga seorang yang terhormat
yang mendukung pewartaan Lukas sebagi penulis.
c. Latar Belakang Penulisan Injil
Inji Lukas ditulis kurang lebih pada tahun 70, setelah
pasukan Roma menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah. Hal itu
nampak dalam Lukas 19:43-44, di mana Yesus menangisis kota
itu. Injil Lukas merupakan satu Injil yang menceritakan hidup
Yesus sejak lahir sampai kebangkitan-Nya. Selain itu, dalam
Injil ini mengisahkan tentang banyak perumpaman yang terkenal.
Tema utama dalam Injil ini adalah perhatian Yesus kepada
orang-orang miskin. Ia mewartakan Injil bagi mereka (4:18;
7:22) orang-orang miskin itu diberkati Allah (6:20). Ayat-ayat
itu merupakan contoh bahwa tema yang diangkat penulis mengenai
orang misksi. Yesus pun memerintahkan suapaya orang yang
mengikuti-Nya harus menjual harta miliknya dan memberikan
kepada orang miskin (12:33).
Menurut tradisi, penulis Injil Lukas sama dengan penulis
Kisah Para Rasul adalah orang yang sama. Dia disebut sebagai
teman Paulus, sekaligus rekan kerjanya (Filemon 24; Kolose
4:14). Penulis inil ini seperti seorang sejarahwan atau
seorang penulis biografi Yunani dan Romawi pada masa itu.
Lukas adalah seorang sejarawan dan penulis biografi dan banyak
oran berpendapat bahwa ia bukan orang Yahudi. Ia hidup di luar
Yudea dan menulis untuk “orang-orang bukan Yahudi. Hal itu
129
didukung oleh tema kunci Injil Lukas bahwa Allah mengutus
Yesus untuk menjadi juresalamat bagi seluruh umat manusia,
baik orang Yahudi maupun bangsa lain.
d. Susunan Injil
Injil Lukas disusun seputar peristiwa-peristiwa penting
dalam hidup Yesus dan tempat di mana peristiwa-peristiwa itu
terjadi. Adapun susunannya antara lain:
Memprsiapkan jalan bagi Yesus (1:1-4:13)
Pengantar: mengapa Lukas menulis Injil (1:1-4)
Dua kelahiran ajaib (1:5-2:21)
Yesus sebagai kanak-kanak (2:22-52)
Yesus Anak Allah (3:1-4:13)
Yesus di Galilea (4:14-9:50)
Berbagai reaksi terhadap Yesus (4:14-37)
Yesus menyembuhkan banyak orang dan memilih para murid-
Nya (4:38-5:32)
Yesus melanjutkan karya-Nya di Galilea (5:33-9:17)
Siapa Yesus dan apa yag harus Dia lakuakan ( 9:18-50)
Yesus pergi ke Yerusalem (9:51-19:27)
Para murid dan orang-orang yang tidak percaya (9:51-
10:42)
Yesus mengajarkan banyak hal (11:1-12:59)
Pengajaran tentang kerajaan Allah (13:1-14:35)
Yang hiang, ditemukan (15:1-32)
Para hamba yang setia (16:1-19:27)
Minggu terakhir Yesus di Yerusalem (19:28-23:56)
Yesus mengajar di Yerusalem (19:28-21:38)
130
Hari-haru terakhir Yesus: peradilan dan kematian-Nya
(22:1-23:56)
Yesus bangkit dari kematian dan menampakan diri kepada
para murid-Nya (24:1-53)
1.4. YOHANES77
a. Isi Pokok Injil
Isi Injil Yohanes mengarah pada tiga pertanyaan penting.
Adapun pertanyaan itu antara lain:
Siapa Yesus?
Dalam bab pertama, Yesus disebut sebagai Firman yang ada
bersama dengan Allah ketika Allah menciptakan dan memberi
hidup pada segala sesuatu. Firman itu menjadi Manusia (1:14)
sehingga orang dapat melihat seperti apa Allah itu
sesungguhnya. Yohanes Pembaptis menyebut Yesus sebagai “Anak
Domba Allah” yang menghapus dosa dunia (1:29). Natanael
menyebut Yesus sebagai “Anak Allah dan Raja Orang Israel”
(1:49). Yesus sendiri mengatakan diri-Nya sebagai, Mesias
(4:25-26); Roti Hidup (6:35); sumber air hidup (7:37-39);
gembala yang baik (10:14); Dia yang membangkitkan orang mati
(11:25); jalan kebenaran dan hidup (14:6); dan pokok anggur
yang benar (15:1). Dalam penjelasan siapa diri-Nya, Yesus
memakai kata-kata “Aku adala”. Di mana, kata-kata ini
merupakan kata yang dipakai Allah ketika memperkenlakan diri-
Nya kepada Musa dan umat Israel (Keluaran 3:13-15).
Apa yang membuktikan bahwa Yesus adalah Anak Allah?
77 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1722-1723
131
Injil Yohanes memberikan bukti bahwa Yesus adalah Anak
Allah. Pembuktian itu dilihat melalui mukjizat yang dibuat
Yesus sendiri. Adapun mukjizat yang dibuat Yesus seperti :
mengubah air menjadi anggur, meredahkan angin ribut di danau,
memberi makan orang banyak yang kelaparan, menyebuhkan orang
sakit dan membangkitkan orang mati. Dengan drmikian Yesus
meperlihatkan bahwa Ia adalah Anak Allah dan Ia sedang
melaksanakan apa yang menjadi kehendak Allah, yakni
menanugerahkan kehidupan baru bagi semua orang.
b. Maksud Penulisan Injil
Maksud penulisan Injil ini dapat dilihat dari Yohanes
20:31. Dimana diungkapkan bahwa “semua yang tercantum di sini
telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias,
Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam
nama-Nya.”
c. Latar Belakang Penulisan
Tampaknya Injil ini ditulis cukup lama sesudah Yesus
wafat dan bangkit dan kemungkinan setelah tentara Romawi
menghancurkan Bait Allah dan mengakhiri pemberontakan Yahudi
pada tahun 70 M. Setelah masa itu, orang yahudi yang telah
menerima ajaran Yesus langsuang dikucilkan dari tempat-tempat
pertemuan Yahudi dan mencegah mereka menyebarluaskan berita
tentang Yesus di tempat itu. Injil Yohanes menyinggung hal itu
sebanyak tiga kali. Hal itu dapat dilihat dalam Yohanes 9:22-
23; 12:14; 16:1.
d. Susunan Injil
Garis besar Injil ini digambarkansebagai berikut:
Siapakah Yesus (1:1-51)
132
Tujuh tanda Yesus (2:1-11:44)
Tanda-tanda ini menyebabkan orang melihat Yesus entah
sebagai sahabat atau sebagai musush. Tanda pertama –
Yesus di perkawinan di Kana (2:1-12)
Yesus di Yudea dan Samaria (2:13-4:42)
Tanda kedua- Yesus menyembuhkan anak pegawai istana
(4:43-54)
Tanda ketiga-Yesus menyembuhkan seorang yang sakit (5:1-
47)
Tanda keempat- Yesus memberi makan lima ribu orang (6:1-
15)
Tanda kelima-Yesus berjalan di atas air (6:16-21)
Yesus mengajar di Galilea dan Yudea (6:22-659)
Tanda keenam- Yesus menyembuhakan orang yang sakit buta
sejak lahir (9:1-41)
Gembala yang Baik dan kawanan domba yang sejati (10:1-42)
Tanda ketujuh- Yesus membangkitkan Lazarus (11:1-44)
Hari-hari terakhir Yesus (11:45-19:42)
Persiapan-persiapan untuk kematian Yesus (11:45-12:50)
Yesus mempersiapkan para murid-Nya (13:1-7:26)
Penangkapan, pengadilan dan kematian Yesus di kayu salib
(18:1-19:42)
Yesus menampakan diri kepada para murid-Nya (20:1-21:25)
2. KISAH PARA RASUL
1. KISAH PARA RASUL78
a. Isi Pokok kitab
78 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1774-1775
133
Kisah Para Rasul adalah bagian kedua dari karya penulis
Injil Lukas. Di mana dalam Injil Lukas penulis sudah
menuliskan “segala sesuatu yang dikerjakannya dengan diajarkan
Yesus, sampai pada hari Ia terangkat ke surga (Kis. 1:1-2).
Hal itu merupakan awal Kisah Para Rasul. Selain itu, di dalam
kitab ini, berisikan tentan Yesus yang memerintahkan para
murid-Nya “kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di
seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Lalu
dituliskan juga bahwa Yesus menjanjikan akan turun Roh Kudus
yang akan memberi kuasa kepada semua murid-Nya (1:8).
b. Maksud penulisan kitab
Penulisan kita ini hendak menunjukan bahwa tidak ada yang
dapat menghalangi penyebaran Injil Yesus ke seluruh dunia.
Selain itu, maksud penulisan lain yakni untuk menceritakan
bagaiman jemaat perdana bergulat untuk menetukan siapa saja
yang dapat menjadi anggota umat Allah . Kisah Para Rasul 15
mengisahkan tentan sidang penting yang berlangsung di
Yerusalem. Karena itu, para pemimpin jemaat perdana sepakat
bahwa melalui pemberitaan Injil tentang Yesus dan Roh Kudus
yang memimpin jemaat untuk menyapa orang Yahudi dan oragn
bukan Yahudi.
c. Latar Belakang Penulisan kitab
Penulisan Kisah Para Rasul sama denga penulisan Injil
Lukas karena penulisnya adalah orang yang sama yaitu
Lukas.Gaya penulisannya digunakan oleh para sarjana pada saat
itu. Penulis mengetahui banyak hal tentang orang dan tempat
yang pernah dikunjungi para rasul dengan bagaimana mereka
membuat mukizat-mukjizat dalam nama Yesus.
134
d. Susunan Penulisan kitab
Garis besar kitab ini didasarkan pada cara Injil Lukas
disebarluaskan ke wilayah-wilayah yang sudah dikenal pada
waktu itu, mulai dari sekarang sampai ke Roma, ibu kota
kekaisaran Roma. Ada pun susunanya antara lain sebagai
berikut:
Roh Kudus memberikan kepada para rasul Yesus (1:1-2:47)
Para Rasul mempersiapkan diri untuk menerima Roh Kudus
(1:!-26)
Allah menurunkan Roh Kudus (2:1-47)
Jemaat di Yerusalem (3:1-8:3)
Petrus dan Yohanes (3:1-4:22)
jemaat perdana di Yerusalem (4:23-5:42)
Para pemimpin bagi jemaat yang baru (6:1-8:3)
Injil diberitakan di Yudea dan Samaria (8:4-9:31)
Filipus, Petrus dan Yohanes di Samaria (8:4-40)
Allah memilih Saulus (9:1-31)
Injil diberitakan di dunia bukan Yahudi (9:32-15:35)
Petrus berkotnah dan mewujudkan Injil itu (9:32-11:18)
Jemaat yang sedang bertubuh dan menghadapi penganiayaan
(11:19-12:25)
Perjalanan Saulus dan Barnabas untuk memberitakan Injil
(13:1-14:28)
Sidang penting di Yerusalem (15:1-35)
Injil diberitakan di Asia kecil, Yunani dan Roma (15:36-
28:31)
Perjalana Paulus yang kedua (15:36-18:23)
Perjalanan Paulus yang ketiga (18:24-21:16)
135
Paulus di Yerusalem (21:17-23:22)
Paulus di Kaisarea (23:23-26:32)
Paulus memberitakan Injil ke Roma (27:1-28:31)
3. SURAT-SURAT PAULUS
3.1. ROMA79
a. Isi Pokok kitab
Dalam surat ini, Pulus secara terperinci memberika
rangkuman tentang Injil Yesus Kristus. Surat Roma bukan hanya
sekedar sebuah surat, tetapi uraian teologis yang disusun
dengan rapi. Dalam surat ini juga, Paulus berani menyatakan
bahwa Injil adalah “kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap
orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga
orang Yunani” (1:16).
b. Maksud penulisan kitab
Paulus menulis surat ini sekitar tahun 55-56 M dengan
tujuan untuk memperkenalkan dirinya kepada para pengikut
Kristus di Roma. Jemaat di Roma tampaknya terdiri atas orang
bukan Yahudi yang baru mengiani Kristus dan orang Kristen
Yahudi yang kembali ke Roma setelah dibuang beberapa tahun.
Dalam surat di Roma, Paulus mengajarkan Injil didasarkan
pada janji Allah kepada Abraham, nenek moyang umat Israel yang
imannya dibenarkan oleh Allah. Sekarang, Paulus menegaskan
bahwa hanya mereka yang beriman kepada Yesus Kristus yang
dapat diterima sepenuhnya oleh Allah.
c. Latar Belakang Penulisan kitab
79 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal.1839-1840
136
Pada tahun 49 atau 50 M, orang Yahudi dan sekelompok baru
pengikut Yesus bertikai hebat sehingga kaisar Roma Klaudius
mengusir mereka keluar dari Roma. Setelah beberapa tahun, ada
pengikut ada yang kembali ke Roma dan Pulus berharap agar ia
bisa mengunjungi mereka dalam perjalanannya untuk memberitakan
Injil ke Spanyol (15:28). Namun sebelum ia melakukan
perjalanan itu, Paulus ingin membawa uang yang telah ia
kumpulakan dari orang-orang kristen bukan Yahudi di Makedonia
dan Akhaya untuk jemaat di Yerusalem (15:26-29). Ia berharap
ajaran-ajaran yang diungkapkan dalam surat ini juga dapat
diterima oleh orang-orang Kristen Yahudi di sana (15:30-32).
d. Susunan Penulisan kitab
Garis besar keseluruhan surat Roma sebagai berikut:
Paulus memperkenalkan dirinya dan Injil (1:1-17)
Setiap orang bersalah di hadapan Allah (1:18-3:20)
Bagaiman Allah membenarkan manusia (3:21-4:25)
Menjalankan hidup beriman yang baru (5:1-8:39)
Allah menjangkau umat Israel (9:1-11:36)
Hidup dalam tubuh Kristus 912:1-15:3)
Rencana-rencana Paulus dan salam (15:14-16:27)
3.2. 1 Korintus80
a. Isi Pokok kitab
Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Korintus
ditulis untuk membahas persoalan-persoalan yang timbul di
80 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1864-1865
137
dalam jemaat yang telah didirikan oleh Paulus di Korintus itu.
Persoalan-persoalan tersebut adalah mengenai kehidupan dan
kepercayaan Kristen. Dengan demikain Kitab 1 Korintus
memberikan pandangan yang jelas mengenai berbagai persoalan
yang dihadapi para pengikut Yesus. Surat ini juga mengemukakan
ajaran-ajaran Paulus, diantaranya tentang karuni Roh kudus dan
kasi yang sebagai karunia utama dari semua karunia yang lain.
b. Maksud penulisan kitab
Paulus menulis surat ini kepada jemaat di Korintus karena
ia mendengar berbagai pandangan dan keraguan tertentu di
antara mereka. Secara khusus ia prihatin dengan perselisihan
yang mengakibatkan perpecahan diantara mereka. Paulus juga
menulis surat ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka
mengenai perkawinan dan makanan yang dipersembahkan kepada
berhala. Mereka sebelumnya memberikan surat, da nisi surat itu
mengenai berhala tersebut, akhirnya Paulus memutuskan untuk
tinggal di Korintus yang terbilang tidak cukup lama.
c. Latar Belakang Penulisan kitab
Surat Paulus ini berisi berbagai pergumulan yang dihadapi
oleh jamaat Korintus berhadapan dengan berbagai pengaruh gaya
kota besar. Kota Korintus terletak di sebuah daratan sempit
yang memiliki pelabuhan di bagian timur dan di bagian barat.
Korintus merupakan kota yang sudah duniawi dan sudah
dipengaruhi oleh kebudayaan. Orang-orang yang hidup di
Korintus memiliki tradisi lama pada dewi cinta,Afrodite.
Susunan Penulisan kitab
138
d. Susunan Kitab
Garis-garis besar surat ini adalah sebagai berikut:
Salam dan ucapan syukur (1:1-9)
Dipersatukan oleh salib Kristus (1:10-2:16)
Percaya kepada pemberitaan Para Rasul (3:1-4:21)
Nasihat menyangkut hubungan antar manusia (5:1-7:40)
Menyembah Allah dan bukan berhala-berhala (8:1-11:1)
Tuntutan dalam beribadat dan penggunaan karunia karunia
Rohani (11:2-14:40)
Makna kemengan Kristus (15:1-58)
Rencana dan salam terakhir (16:1--24)
3.3. 2 Korintus81
a. Isi pokok Kitab
Dalam bagian pertama suratnya ini Paulus menguraikan
tentang hubungannya dengan jemaat di Korintus. Ia menjelaskan
di situ mengapa ia mengecam dengan keras perlawanan dan celaan
terhadap dirinya yang dilakukan oleh jemaat itu. Setelah
mengemukakan hal itu, ia selanjutnya menyatakan kegembiraannya
bahwa kecamannya yang keras itu sudah menghasilkan pertobatan
dan kerukunan. Dengan demikian Surat ini memberikan gambaran
tentang hubungan pribadi dengan Paulus dengan jemaat di
Korintus, khususnya bagaiman ia mencoba menjawab semua
serangan terhada dirinya. Sejumlah orang mengkritik cara ia
berbicara dan menulis dan yang lain mengaanggap bahwa ia
kurang bersahabat, dan komentarnya terlalu keras.81Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1889-1890.
139
b. Maksud penulisan Kitab
Paulus pernah hidup dan bekerja di antara pengikut
Kristus di Korintus. Kemudian ia menulis surat untuk memberi
kekuatan dan menjawab pertanyaan mereka. Ia juga berjanji
untuk mengunjungi mereka. Paulus juga menulis surat ini untuk
membela Korintus agar rela menyumbangkan untuk menolong jemaat
Kristen di tempat-tempat lain dan wilayah kekasiaran Romawi.
c. Latar belakang Kitab
Paulus menulis beberapa surat kepada jemaat di Korintus,
termasuk surat sebelumnya yang disebutkan dalam surat 1
Korintus. Mungkin Paulus mula-mula tinggal di Korintus sekitar
tahun 50-51 M, setelah itu ia kembali dari Yerusalem. Kedua
surat yang digabungkan menjadi 2 Korintus di tulis setelah
beberapa waktu kemudian.
d. Susunan Kitab
Surat 2 Korintus aslinya mungkin terdiri dari atas dua
surat, namun dibagian awal dan akhirnya memiliki salam khas
yang digunakan orang-orang pada zaman Paulus untuk mengawali
dan mengakhiri surat. Garis besar surat ini adalah sebagai
berikut:
Salam dan doa ucapan syukur (1:1-11)
Paulus ingin berdamai dengan lawan-lawannya (1:12-16:13,
7:2-16)
Bagian yang mungkin berasal dari surat yang lain (6:14-
71)
140
Paulus mendorong jemaat Korintus untuk menjadi penyumbang
sukarela (8:1-9:15)
Paulus membela dirinya sebagai Rasul Kristus yang sejat
(10:1-12:21)
Nasihat-nasihat terakhir dan salam (13:1-13)
3.4. Galatia82
a. Isi pokok Kitab
Surat ini juga memberikan beberapa pentunjuk mengenai
periode awal kehidupan Paulus. Paulus mengajarkan bahwa Allah
menghendaki anak-anaknya menjadi manusi yang baik melalui iman
akan Yesus Kristus. Kristus membebaskan anak-anak Allah dari
hukuman taurat, dan Roh kudus menuntun mereka serta menolong
mereka menjadi pengasih, murah hati dan baik.
b. Maksud penulisan Kitab
Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis
untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-
ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran
yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak
disebut rasul Yesus Kristus. Paulus meyakinkan jemaat Galatia
mengetahui bahwa ia sungguh adalah Rasul Kristus. Paulus juga
mau menegaskan bahwa amanat tentang Yesus yang ia telah
beritakan kepada mereka adalah satu-satunya yang benar. Akan
tetapi Paulus memberitahukan kepada jemaat Galatia bahwa para
rasul di Yerusalem menerimanya sebagai Rasul Kristus, dan
mereka setuju bahwa ia menjadi bagian dari mereka, serta orang
82Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1905-1906.
141
Yahudi pen bisa menjadi again dari mereka jika mereka
mewartakan nama Yesus di mana pun mereka berada.
c. Latar belakang Kitab
Galatia adalah wilayah di tengah, dibagian utara Asia
kecil di turki sekarang ini. Kebanyakan penduduknya adalah
keturunan orang Gaul atau orang keltik yang telah tinggal di
wilayah tersebeut sebelum 2500 SM.
d. Susunan Kitab
Galatia adalah surat yang diawali dengan salam, dan
diakhiri dengan berkat singkat. Paulus memakai surat ini
terutama untuk menentang para guru palsu yang telah mealawan
dan meresahkan jemaat di Galatia, serta membela diri dan
ajaran Kristus. Garis berikut ini merupakan susunan dari
Kitab Galatia:
Paulus membela kerasulanya dan ajaran Kristus (1:1-2:21)
Iman akan Kristus adalah jalan menjadi anak-anak Allah.
(3:1-4:31)
Kristus memberikan kebebasan dan Roh menuntun orang
beriman (5:1-6:10)
Peringatan-peringatan terakhir. (6:11-18)
3.5. Efesus83
a. Isi pokok kitab
83Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1916-1917.
142
Surat ini diawali dengan melukiskan Allah telah
membangkitkan Kristus, yang sekarang memerintah bersama Allah
di surga. Dua setengah pasal terakhir dari surat ini
memberikan pentunjuk untuk hidup sebgai umat Allah, termasuk
senjat rohani yang Allah berikan kepada umatnya, agar mereka
boleh dapat bertahan dalam segala pencobaan atau pengusa
kegelapan. Di dalamnya Paulus menekankan Rencana Allah agar
"Seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi,
menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (1:10). Surat ini
merupakan juga seruan kepada umat Allah supaya mereka
menghayati makna rencana agung dari Allah itu untuk
mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus.
b. Maksud Kitab
Surat ini ditulis dengan maksud untuk menjelaskan dan
menceritakan bagaimana Allah Bapa telah memilih umat-Nya,
bagaimana Allah melalui Yesus Kristus, Anak-Nya, mengampuni
dan membebaskan umat-Nya dari dosa, dan bagaimana janji Allah
itu dijamin oleh Roh Allah. Selain itu, ada banyak pentunjuk
tentang alasan Paulus menulisnya surat-surat tersebut. Namun,
surat efesus tidak banyak menyebutka persoalan atau tema
tertentu yang digumuli oleh jemaat Efesus. Kesulitan
terbesar yang dihadapi oleh jemaat Efesus disebabkan oleh
bebrapa orang yang berusaha memecah-bela para pengikut Tuhan
menjadi kelompok yang berbeda, bukannya mengikuti pemberitaan
Paulus yang telah mereka terima. Jadi Paulus mengangkat
masalah kesatuan dalam jemaat sebagi salah satu persoalan
utama dalam Jemaat Efesus.
143
c. Latar belakang kitab
Banyak naskah tua yang megatakan bahwa surat ini
ditunjukan kepada orang-orang kudus yang ada di Efesus. Namun
sejumlah, kecil naskah ermasuk naskah tertua, tidak menyebutka
orang efesus sebagai penerimanya. Oleh Karena itu, para ahli
saling berbeda pendapat mengenai siapa penulis kitab ini, dan
kapan waktu penulisannya. Namun karena adanya kesaman dengan
tulisanpaulus lainya, khususnya dengan surat kolose, surat ini
dihubungkan dengan Paulus.
d. Susunan Kitab
Di antara salam singkat dan kata penutup terdapat ajaran-
ajaran umum tentang iman Kristen dan petunjuk bagaimana
pengikut Kristus harus hidup sebagai umat Allah. Garis besar
surat ini dapat disusun seperti ini:
Salam, berkat, dan Doa (1:1-23)
Kristus mempersatukan dan mendamaikan umat Allah (2:1-
3:21)
Hidup sebagai Tubuh Kristus, anak-anak terang (4:1-6:24)
3.6. Filipi84
a. Isi pokok Kitab
Ciri khas surat ini ialah tekanan pada kegembiraan,
keteguhan hati, kesatuan, dan ketabahan orang Kristen dalam
mempertahankan kepercayaan kepada Kristus dan dalam menjalani
hidup sebagai orang Kristen. Rasul Paulus menulis surat ini
84Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1926-1927.
144
kepada jemaat Tuhan di filipi, ketika ia sedang berada dalam
penjara di sebuah kota yang tidak disebutkan namanya. Meskipun
ia menghadapi masa-masa yang sulit, Paulus ingin mengingatkan
kepada jemaat Filipi untuk tetap setia pada Injil Kristus,
yang pertama kali diberitakan oleh Paulus kepada mereka. Kata-
kata peneguhan iman yang terdapat dalam surat ini telah
memberi kekuatan kepada orang-orang Kristen sejak pertama kali
surat ini ditulis.
b. Maksud penulisan Kitab
Maksud penulisan surat ini yakni Paulus ingin berterima
kasih kepada jemaat Filipi Karena telah menolongnya dengan
pemberian dan doa. Paulus juga ingin menceritakan apa yang
terjadi pada dirinya sejak ia ditangkap oleh orang Romawi.
Paulus juga menyadari adanya masalah-masalh yang dihadapi oleh
jemaat filipi.
c. Latar belakang penulisan Kitab
Penulis Kisah para Rasul melaporkan bahwa Filipi merupakan
kota yang pertama kali dikunjungi Paulus setelah ia menyebrang
ke asia kecil menuju Eropa tenggara. Jalur ini biasanya
dipakai oleh para pedang Romawi untuk membawa barang dan
perlengkapan dari wilayah timur kekaisaran.
Surat Filipi termasuk kelompok surat Paulus, karena
kemungkinan ditulis oleh Paulus dalam penjara. Mungkin Paulus
menulis surat ini dari salah satu kota tersebut atau dari
kota yang lainnya di bagian timur laut tengah, di mana
pasukan romawi ditempatka.
145
d. Susunan Kitab
Paulus mengawali suratnya denga sebuah salam yang biasa
digunakan dala, penulisannya surat resmi Yunani dan
mengakhirinya dengan salam penutup. Selanjutnya Paulus
menceritakan keadaanya sekarang memberikan nasihat dan
menguatkan jemaat Kristen di Filipi dan berterima kasih
pertolongan yang diberikan kepadanya pada masa yang lalu.
Garis besar surat Filipi dapat disusun seperti berikut:
Paulus menyampaikan salam dan mengucap syukur dan doa
bagi Jemaat Filipi (1:1-11)
Hidup bagi Kristus, hamba Allah yang rendah hati (1:12-
2:18)
Peneguhan dan nasihat (2:19-4:9)
Ucapan trima kasih dan salam penutup (4:10-23)
3.7. Kolose85
a. Isi pokok Kitab
Rasul Paulus dalam suratnya menuliskan perubahan besar
yang akan segera terjadi ketika Yesus datang kembali
untukmenaklukan kuasa-kuasa kegelapan dan memerintah seluruh
dunia. Namun surat kolose melukiskan apa yang telah Yesus
Kristus lakukan. Ketika Yesu mati di kayu salib, semua kuasa
kegelapan telah habis, karena Ia telah mengalahkannya.
Penulis juga mengatakan bahwa Yesus adalah Kunci yang membuka
rahasia Allah.
85Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1934-1935.
146
b. Maksud penulisan Kitab
Penulis hendak mendorong jemaat Kolose untuk tetap
mengikuti Yesus Kristus dan tidak dibodohi oleh ajaran sesat
yang diombang-ambingkan oleh berbagai pemahaman dan praktik
agama yang diajarkan di Asia kecil masa itu. Itu berarti
mereka harus meninggalkan hal-hal buruk yang menjadi bagian
hidup dari mereka, dan hidup sebagai anak Alla yang baik,
rendah hati, lemah lembut, sabar, pemaaf dan penyayang.
c. Latar belakang penulisan Kitab
Kolose adalah sebuah kota kecil di Asia yang terletak di
sebalah timur pelabuhan utama, Efesus dan berdekatan dengan
kota laodokia dan kota Hierapolis. Sebelumnya jemaat di kolose
telah mendengar berita tentang Yesus Kristus dari Efpras,
salah seorang kawan pelayanan Paulus yang pernah tinggal di
kolose.
Beberapa ahli beranggapan bahwa surat ini mungkin Paulus
yang menuliskan, tetapi salah seorang pengikutnya dan bebrapa
dekadi setelah Paulus meninggal tahun 64-65 M. dalam zaman itu
ada kebiasaan seorang murid manusia menulis sesuatu dengan
menggunakan nama gurunya sebagi bentuk penghormatan bagi guru
tersebut.
d. Susunan Kitab
Surat kolose memiliki salam pembuka dan penutup seperti
bebrapa tulisan Paulus lainnya. Salam pembuka identic dengan
salam pembuka di dalam Kitab Efesus. Garis besar surat ini
dapat disusun sebagai berikut:
147
Salam, doa, dan nyayian pujian bagi Kristus (1:1-23)
Paulus mengajarkan tenang kebenaran Kristus (1:24-2:19)
Hidup baru dalam Kristus (2:20-4:6)
Salam penutup dan nasihat. (4:7-18)
3.8. 1 Tesalonika86
a. Isi pokok Kitab
Surat pendek ini memperlihatkan hubungan Paulus dengan
jemaat Tesalonika. Lebih dari setngah berisi doa dan ucapan
syukur Paulus atas iman mereka. Berulang kali Paulus mengulang
frasa Kamu tau dan Kamu ingat, lalu mengigatkan jemaat
Tesalonika tentang apa yang diajarakannya.
b. Maksud penulisan Kitab
Paulus memberi salam kepada jemaat di Tesalonika dan
mengucapkan terima kasih kepada mereka karena iman mereka.
Tampaknya beberapa pengikut Kritus kembali , sehingga Paulus
mengingatkan kepada mereka berjaga-jaga setiap saat menyambut
kedatangan Kristus kembali.
c. Latar belakang penulisan Kitab
Penulis Kisah para Rasul menyinggung masa pelayanan
Paulus di antara jemaat Tesalonika. Tidak jelas berapa lama
Paulus tinggal di Tesalonika, tetapi Paulus mengatakan bahwa
ia bekerja keras dan lama untuk membiayai hidupnya sendiri.
Itu memperlihatkan ia tinggal beberapa bulan di Tesalonika.
86Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1942-1943.
148
Tesalonika ibukota provinsi Roma di makedinia du bagian
utara Yunanni. Surat ini mungkin dalah surat Paulus yang
paling Tua dan bahkan mungkin merupakan tulisan yang paling
tua, dari semua tulisan dari Paulus yang ada dalam perjanjian
baru.
d. Susunan Kitab
Garis besar surat ini adalah sebagai berikut:
Iman jemaat Tesalonika dan karya Paulus (1:1-3:13)
Hidup Kristen dan kedatangan Kristus (4:1-5:22)
Salam penutup (5:23-28)
3.9. 2 Tesalonika87
a. Isi pokok Kitab
Penulis surat ini pun bersyukur kepada Allah karena jemaat
Kristen Tesalonika terus bertumbuh dalam iman dan kasih dan
kendati mengalami berbagi penderitaan. Penulis menyampaikan
bahwa mereka terus berusaha menjadi contoh bagi jemaat
lainnya. Dari surat ini, kita dapat mengetahui lebih jauh
keyakinan Paulus tentang kedatangan Kristus kembali dan ajaran
tentang persiapan yang tepat mengahadapi peristiwa tersebut.
b. Maksud penulisan Kitab
Segala anggota jemaat tesalonika kecewa, karena ada yang
mengatakan bahwa Kristus sudah datang kembali, dan mereka
telah hilang kesempatan untuk menikmati peristiwa tersebut.
Namun, Paulus mengatakan bahwa kepada mereka apa yang kan87Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1949-1950.
149
terjadi ketika sungguh Kristus datang kembali, orang tidak
akan percaya akan kebenara dan yang suka kejahatan akan
dihukum. Jemaat Tesalonika diminta untuk berdoa bagi penyebar
Injil. Dan mereka diperingatkan untuk tetap pada ajaran Paulus
dan tidak bermalas-malasan.
c. Latar belakang penulisan Kitab
Surat ini sangat mungkin ditulis tidak lama setalh satu
Tesalonika. Jemaat Tesalonika menjadi teladan dalam iman dan
kasih, namun dari bebrapa dari mereka mendengarkan ajaran
palsu berkaitan dengan kedatangan Kristus. Oleh karena itu,
penulis 2 tesalonika lebih banyak menerangkan tentang
kedatangan Kristus kembali dengan kemenagan Tuhan sendiri.
Beberapa ahli berpendapat bahwa surat ini mungkin ditulis
oleh seorang pengikut Paulus setelah Paulus meninggal. Di
dunia kuno, terkadang seorang murid memakai nama gurunya dalam
tulis, sebgai penghormatan atas gurunya itu.
d. Susunan Kitab
Garis besar surat ini adalah sebagi berikut:
Kebenaran tentang kedantangan Kristus kembali (1:1-2:17)
Doa dan peringatan (3:1-18)
3.10. 1 Timotius88
a. Isi pokok Kitab
Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia
Kecil, yang telah menjadi kawan dan pembantu Paulus dalam
88Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1954-1955.
150
pekerjaan Paulus. Ayah Timotius seorang Yunani dan ibunya
Yahudi. Dalam Surat Paulus Yang Pertama Kepada Timotius,
dibentangkan tiga hal yang ada sangkut pautnya satu sama
lain. 1 dan 2 Timotius serta Titus sering disebut sebagai
surat pengembalaan, karena isisnya menyangkut tanggung jawab
mereka yang menjadi pimpinan jemaat Kristen perdana. Meskipun
ditunjukan kepada Timotius secara pribadi, sesungguhnya 1
Timotius merupakan buku panduan bagi para pemimpin jemaat
Kristen perdana kerena begitu memuat begitu banyak ketentuan
dan petunjuk yang berguna bagi mereka.
b. Maksud penulisan Kitab
1 timotius ditulis untuk menasehati seluruh jemaat dan
memperingatkan mereka agar waspada terhadap ajaran-ajaran
sesat. Di dalam surat ini juga petunjuk untuk memilih para
pemimpin jemaat, penjelasan tentang jabatan, serta tanggung
jawab pemimpin.
c. Latar belakang penulisan Kitab
Timotius adalah murid Paulus, ibunya seorang Kristen
Yahudi, sendangkan ayanhnya bukan Yahudi yang berasal dari
Listra. Dalm surat Paulus, Timotius sering disebut sebagai
rekan kerja Paulus. Timotius bekerja dengan Paulus dan
menemaninya dalam perjalanan, Karen aitulah Paulus menanggap
Tmotius sebagai anaknya sendiri.
1 Timotius mungkin ditulis menjelang akhir hidup Paulus.
Menurut pendapat lainnya, surat ini ditulis atas nama Paulus
oleh seorang pengikutnya, beberapa waktu sebelum Paulus mati.
Struktur jemaat Kristen dan jaran-ajran yang disebut dalam
151
surat ini menunjukan bahwa 1 Timotius mungkin ditulis dengan
memakai nama seorang yang terkenal bukan hal yang aneh dalam
masa itu. Para pengikut atau murid mengikuti hal itu untuk
menghormati orang mereka kagugumi.
d. Susunan Kitab
Garis besar 1 Timotius adalah sebagai berikut:
Nasihat-nasihat tentang kehidupan jemaat (1:1-3:13)
Iman yang benar dna peringatan ajaran-ajaran sesat (3:14-
4:5)
Nasihat kepada Timotius dan para pemimpin jemaat (4:6-
6:21)
3.11. 2 Timotius89
a. Isi pokok Kitab
Surat Paulus Yang Kedua Kepada Timotius sebagian besar
berisi nasihat-nasihat pribadi kepada Timotius sebagai teman
sekerja dan pembantu yang masih muda. Inti nasihatnya ialah
supaya Timotius tabah. Dengan kata lain, Surat kedua kepada
Timotius ini lebih pribadi daripada surat yang pertama. Paulus
menyebut Timotius sebagai anakku yang terkasih dan selalu
mengingatnya dalam doa-doanya. Nama ibu dan nenek Timotius
disebut dalam surat-surat ini dan ia dinggatkan bahwa Paulus
telah menumpahkan tangan di atas kepalanya. Artinya Roh Kudus
selalu mendampinginya dalam segala pelayannya.
b. Maksud penulisan Kitab
89Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1961-1962.
152
Situasi jemaat Kristen perdana serubah-ubah sepanjang
abad pertama. Para pemimpin jemaat terancam dipenjara, dihukum
oleh pemerintah romawi. Beberapa orang menyebutnya sebagai
murid Tuhan telah terjerat iblis,. Jadi, Timotius itu seperti
anaknya, sehigga penulis memperibgatkan Timotius agar menjauh
dari godaan yang sering menjerat orang muda. Penulis
mendorong terus Timotius terus memberitakan firman Allah,
Timotius harus menguasai dirinya dan bersabar mengahadapi
jemaat yang dilayaninya.
c. Latar belakang penulisan Kitab
Paulus digambarkan sedang berada dalam penjara ketika
menulis surat kepada Timotius. Ia akan segera mengahadapi
hukuman mati. Bagi Paulus, Timotius itu seperti anaknya,
karena mereka telah mengadakan perjalanan bersama dengan erat.
Seperti 1 Timotius, 2 Timotius mungkin ditulis oleh
Paulus menjelang akhir hidupnya. Namun mungkin, pula surat ini
atas nama Paulus oleh seorang pengikutnya, satu atau dua
generasi setelah kematiaanya.
d. Susunan Kitab
Garis besar 2 Timotius, sebagai berikut:
Nasihat dan peringatan bagi Timotius (1:1-2:26)
Berani dan setia sampai pada akhir (3:1-4:8)
Pesan terakhir dan salam. (4:9-22)
3.12. Titus90
90Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1968.
153
a. Isi pokok Kitab
Titus sahabat dekat Paulus bekerja sama rasul itu di Asia
kecil dan Yunani. Ia berperan penting dalam perkembangan
jemaat di Korintus. Titus rupanya menerima surat ini ketika ia
berada di pulau kereta. Paulus meninggalkan Titus di situ,
supaya dia menetapkan penatua-penatua d setiap kota.
b. Maksud penulisan Kitab
Surat ini ditulis sebagai dukungan kepada Titus untuk
tetap mengajarkan iman yang benar dan membimbing jemaaat agar
tetap hidup dalam ajaran Allah. Sejumlah orang dalam jemaat
di Kreta rupanya berusaha menyesatkan anggota lainnya dengan
ajaran—ajaran sesat. Surat kepada Titus juga memuat petunjuk
dan nasihat bagi para pemimpin jemaat dan bgai seluruh jemaat
Allah.
c. Latar belakang penulisan Kitab
Surat kepada Titus terutama berisi petunjuk dan nasihat
bagi para pemimpin jemaat agar memegang teguh iman yang benar
dan hidup dengan baik. Perhatian penulis pada pengelolahan
jemaat menunjukkan bahwa surat kepada Titus bahwa salah satu
surat Paulus yang terakhir.
d. Susunan Kitab
Garis besar surat kepada Titus adalah sebagai berikut:
Pemimpin jemaat dan para pengajar sesat (1:1-16)
Apa yang diimani dan bagaimana hidup sebagai umat Allah
(2:1-3:15)
154
3.13. Filemon 91
a. Isi pokok Kitab
Surat kepada Filemon mirip dengan surat-surat duniawi
Romawi zaman itu. Inilah surat Paulus yang paling pendek dan
juga paling pribadi. Dari isinya kita mengetahui bahwa Paulus
dan Filemon memiliki hubungan yang sangat erat. Kebanyak
orang menyebut surat ini, termasuk Onesimus , disebut juga
dalam Kolose.
b. Maksud penulisan Kitab
Filemon adalah seorang yang kaya yang agaknya tinggal di
Kolose. Seperti orang kaya sebelumnya pada masa itu, ia
memiliki budak budak atau Hamba. Filemon juga merupakan orang
Kristen yang rumahnya menjadi pertemuan para jemaat. Paulus
menulis surat ini demi kepenting Onesimus, budak yang melarika
dari rumah Filemon. Paulus mengatakan bahwa ia mengirim
Onesimus kembali kepada Filemon dan berharap Filemon mau
menerima Onesimus sebagai saudara seiman yang terkasih.
c. Latar belakang penulisan Kitab
Paulus mungkin menulis surat ini ketika ia berada dalam
penjara di Efesus atau ketika ia menjadi tagan Roma, di mana
seorang prajurit selalu mengawasi Paulus dan siapa saja yang
mengunjunginya.
Paulus menghendaki Filemon memperlakukan budaknya yang
kembali itu dengan baik dan penuh kasih. Paulus pun tidak91Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1973-1974.
155
memberikan suatu persoalan mengenai hak Filemon bagi budaknya
itu. Perbudakan merupakan satu kenyataan masyrakat pada waktu
itu dan Paulus menasehati para budak untuk taat kepada tuan
mereka. Dalam surat Galatia, Paulus mengatakan bahwa para
hamba dan orang merdeka yang mengimanai Yesus, sederajat
dengan anggota umat Allah lainnya.
d. Susunan Kitab
Susunan surat kepada Filemon adalah sebagai berikut:
Salam dan doa bagi Filemon (1-3)
Pesan Paulus kepada Filemon mengenai Onesimus (4-22)
Salam penutup dan doa (23-25)
3.14. Ibrani92
a. Isi pokok Kitab
Tiga perkara dikemukakan oleh penulis surat ini. Pertama,
Yesus adalah Anak Allah, Anak yang kekal. Anak Allah itu
menunjukkan ketaatan-Nya kepada Bapa melalui ketabahan-Nya
untuk menderita. Sebagai Anak Allah, Yesus lebih tinggi dari
nabi-nabi dalam Perjanjian Lama. Ia pun lebih tinggi dari
malaikat atau Musa sendiri. Kedua, Allah telah menyatakan
Yesus sebagai imam abadi yang lebih tinggi daripada imam-imam
dalam Perjanjian Lama. Ketiga, dengan perantaraan Yesus, orang
yang percaya kepada-Nya dibebaskan dari dosa dan dari
ketakutan dan kematian. Dengan demikian Surat Ibrani berbicara
tentang iman dengan cara yang khas, sebab penulisannya yang
memanfaatkan baik Perjanjian Lama maupun gagasan dari budaya
92Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1979-1780.
156
dan filsafat Yunani. Akan tetapi bahasa Yunani yang dipakai
oleh penulis Ibrani lebih rumit dibandingkan dengan kebanyakan
Kitab Perjanjian Baru lainnya.
b. Maksud penulisan Kitab
Surat Kepada Orang Ibrani ini ditujukan kepada sekelompok
orang Kristen, yang karena terus-menerus mengalami tekanan,
mungkin akan murtad dari kepercayaan mereka kepada Kristus.
Penulis surat ini berusaha mendorong mereka supaya tetap
percaya. Untuk itu ia menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah
pernyataan Allah yang sempurna. Banyak kalangan beragama pada
abad pertama, baik Yahudi maupun bukan Yahudi mempunyai
sejumlah pertanyaan menyangkut iman Kristiani. Penulis
menyatakan bahwa Yesus lebih besar dari pada semua malaikat
Allah, semua nabi bahkan Musa dan Yosua. Diatas segalanya
jemaat Kristen harus tersu mengarahkan mata mereka kepada
Yesus, pemimpin mereka dalam perlombaan iman yang akan
menyempurnahkan iman mereka.
c. Latar belakang penulisan Kitab
Para ahli tidak dapat memastikan siapa yang menulis surat
Ibrani atau kapan surat ini ditulis. Para ahli juga tidak
dapat memastikan kepada siapa sesungguhnya surat ini
ditunjukan. Mereka dihina di depan umun dan harta benda
mereka dirampas. Semua itu menunjukan bahwa surat Ibrani
agaknya ditunjukan kepada sebuah jemaat Kristen generasi
kedua.
d. Susunan Kitab
157
Surat Ibrani adalah sebuah kotbah atau pidato yang
tersusun rapi, sehingga yang ingin disampaikan penulis
terlihat jelas. Nasihat ini dan informasi dikemukakan secara
bergantian. Garis bear Ibrani adalah sebagai berikut:
Allah mengutus yesus untuk menyucikan dan mebarui dunia
(1:1-2:4)
Yesus lebih tinggi dari Musa (2:5-4:13)
Yesus adalah imam besar yang agung (4:14-6:12)
Kurban Yesus mengahasilka perjanjian baru (6:13-10:39)
iman merupakan jalan untuk menjadi milik Allah (11:1-
13:25)
4. SURAT-SURAT KATOLIK
4.1. Yakobus93
a. Isi pokok kitab
Yakobus memberikan di dalam suratnya ini sejumlah
petunjuk dan nasihat yang praktis untuk orang Kristen mengenai
kelakuan dan perbuatan Kristen. Berbagai nasihat dan
pentunjuk itu sangat jelas dan konkret; jangan menyerah,
jangan putus asa mengnggung kemiskinan, jangan berpihak pada
orang kaya dan jangan mengabaikan orang miskin, kasihilah
sesame, kekanglah lidah dan keinginan, percaya pada hikmat,
dan bersabarlah menantikan kedatangan Tuhan.
b. Maksud penulisan Kitab
93Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 2003-2004.
158
Surat Yakobus ditujukan kepada "semua umat Allah yang
tersebar di seluruh dunia". Bagi penulis surat Yakobus, iman
berarti bertindak, menurutnya iman tanpa perbuatan baik adalah
iman yang mati. Ia menentang umat Allah untuk melaksanakan
hokum utama yang tertulis dalam Kitab Suci, yaitu mengasihi
sesama manusia seperti dirimu sendiri.
c. Latar belakang penulisan Kitab
Surat ini menekankan bahwa dalam menjalankan agama
Kristen, iman harus disertai perbuatan. Di dalamnya, Penulis
menyebut dirinya Yakobus, menurut tradisi, Yakobus adalah
saudara Yesus. Surat ini memang berisi ajaran dan nasihat-
nasihat yang serupa denga ajaran Kritus dalam kitab-Kitab
Injil. Ini berarti bahwa penulis mungkin Hidup dalam budaya
Yunani abad pertengahan.
d. Susunan Kitab
Setelah menyampaikan sebuah salam yang singkat, penulis
menyampaikan nasihatnya tentang hidup sebagai umat Allah.
Susunan surat Yakobus adalah sebagai berikut:
Memohon hikmat dari Allah dan bertekun dalam pencobaan
(1:1-18)
Tunjukanlah bahwa iman mu itu Hidup (1:19-2:26)
Jagalah lidahmu dan jadilah bijak (3:1-5:6)
Bersabar, berbelas kasih, dan berdoalah (5:7-20)
4.2. 1 Petrus94
a. Isi pokok Kitab
94Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 2012-2013.
159
Surat Petrus Yang Pertama ini ditujukan kepada orang-
orang Kristen yang tersebar di seluruh bagian utara Asia
Kecil. Mereka disebut "umat pilihan Allah". Dalam hal ini
Petrus yang menyampaikan gagasannya mulai surat 1 Petrus
diawali dan diakhiri dengan salam. Pesan utama dalam kitab
ini, yakni tema yang ada dalam surat ini. Gambaran
jemaatKristen dalam surat ini mirip dengan surat 1 Yohanes.
Surat 1 Petrus juga menyerupai surat Ibrani yang mengambarkan
jemaat sikap para lawan. Karena kebencian dan ketakutan
terhadap jemaat, mereka menganiaya jemaat Kristen dan
menyingkirkan orang Kristen dari masyarakat.
b. Maksud penulisan Kitab
Maksud utama surat ini ialah untuk menguatkan iman para
pembacanya yang sedang mengalami tekanan dan penganiayaan
karena percaya kepada Kristus. Petrus mengingatkan para
pembacanya akan Kabar Baik tentang Yesus Kristus yang
merupakan jaminan harapan mereka. Sebab, Yesus Kristus sudah
mati, hidup kembali dan berjanji akan datang lagi. Surat ini
ditunjukan kepada jemaat Kristen yang tersebar di wilayah Asia
kecil bagian utara. Penulis menghendaki agar orang membaca
surat ini sadar bahwa mereka akan menanggung penderitaan
Karena iman mereka.
c. Latar belakang penulisan Kitab
Menurut tradisi surat ini ditulis oleh petrus, murid
Yesus. Surat ini juga berisikan salam dari teman sekerja
Paulus, yaitu Silwanus dan Markus. Akan tetapi, melihat gaya
penulisan dan kualitas tata bahasa para ahli berpendapat bahwa
160
mungkin Petrus seorang nelayan Galilea, yang menjadi penulis.
Penulis ini memakai nama Petrus sebagai suatu penghormatan
kepadanya. Pada masa kaisar Domitianus, agama Kristen sudah
terpisah dari agama Yahudi. Tampaknya surat Petrus memuat
juga bagian-bagian dari rumusan iman serta nyanyian pujian
yang dipakai dalam ibadat jemaat Kristen pada waktu itu.
Dengan demikian surat ini akan menolong kita lebih dekat
dengan gambaran kehidupan jemaat Kristen perdana.
d. Susunan Kitab
Sebagiamana layaknya sebuah surat, 1 Petrus mengawali dan
diakhiri dengan salam. Isi surat ini memuat berbagai macam
nasihat, jaran dan nyanyian pujian dyang dapat dikelompokan
sebagai berikut:
Dipilih, dilindungi, dan diselamatkan (1:1-12)
Hidup sebagai umat Allah yang kudus (1:13-3:22)
Melayani dan menanggung penderitaan sampai akhir (4:1-
5:14)
4.3. 2 Petrus95
a. Isi pokok Kitab
Surat ini menerangkan bahwa kedatangan Kristus itu
nampaknya lambat karena Allah "tidak mau seorang pun binasa.
Ia ingin supaya semua orang bertobat dari dosa-dosanya".
Meskipun bentuknya menyerupai surat, karena diawali dengan
salam, 2 Petrus sebenarnya dimaksudkan sebagai penasihat atau
95Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 2021-2022.
161
wasiat terakhir dari Rasul Paulus. Pada kesempatan ini juga,
penulis menyampaikan bahwa nasihat terakhir pada jemaat
Kristen. 2 Peterus pun mirip dengan beberapa pesan atau kotbah
perpisahan. Hal ini juga berkaitan dengan surat Yudas.
b. Maksud penulisan Kitab
Surat Petrus Yang Kedua ini ditujukan kepada seluruh
umat Kristen yang mula-mula. Surat ini ditulis terutama untuk
menentang pekerjaan nabi-nabi yang mengajarkan hal-hal yang
salah, dan juga untuk memberantas perbuatan-perbuatan tak
patut yang dihasilkan oleh ajaran nabi-nabi itu. Pada
kesempatan ini juga, penulis menyampaikan bahwa para nabi
palsu, dan guru palsu yang berusaha menjauhkan umat Tuhan dari
kebenaran. Baginya, ketika berhadapan dengan guru palsu kita
haru berpegang teguh pada iman akan Yesus Kristus. Mereka pun
tidak boleh lupa akan kedatangan Yesus kembali, meskipun
kedatangan Tuhan itu tidak secepat yang kita harapkan. Pada
masa penantian ini, jemaat diharapkan bahwa bersikap sabar dan
taat kepada Allah dan hidup dan juga tidak bercacat dalam iman
akan Tuhan.
c. Latar belakang penulisan Kitab
Di dalam hal ini, penulis memperkenalkan dirinya sebagai
Simon Petrus atau Kayafas murid Tuhan. Banyak ahli berpendapat
bahwa surat ini ditulis oleh murid Petrus, setelah Petrus
meninggal duni. Dengan hal ini, boleh mempertahankan iman akan
Yesus yang diajarkan oleh para Rasul atau Murid Tuhan.
d. Susunan Kitab
162
Surat ini juga diawali dengan salam singkat yang mau
ditunjukan kepada jemaat Kristen pada umumnya. Surat Petrus
dapa dibagi sebagai berikut:
Hidup saleh dan berpegang teguh pada kebenaran (1:1-21)
Waspadahlah terhadap nabi Palsu dan guru palsu (2:1-22)
Bersiaplah, pasti Tuhan akan datang kembali (3:1-18)
4.4. 1 Yohanes96
a. Isi pokok Kitab
Kitab ini berisikan tentang ajaran-ajaran . Ajaran-ajaran
itu seperti salaing mengasihi satu dengan yang lain. Kitab 1
Yohanes tidak sama dengan surat-surat yang lain. Pada surat
ini tidak ada salam menyapa yang ditulis oleh penulis. Ia
menyebut Yesus sebagai Firman Allah, dan juga ia menasehati
jemaat agar saling mengasihi seperti Yesu yang suka mengasihi.
Kitab 1 Yohanes sering dihubungkan dengan Injil Yohanes. 1
Yohanes pun memperlihatkan bahwa bagaimana jemaat Kristen
perdana mengatasi perpecahan dengan pengikut non Yesus Kritus
dan mereka yang memiliki pandangan yang sesat tentang Tuhan.
b. Maksud penulisan Kitab
Surat Yohanes Yang Pertama ditulis dengan dua maksud.
Pertama, untuk memberi dorongan kepada para pembacanya supaya
mereka hidup bersatu dengan Allah dan Anak-Nya Yesus Kristus.
Kedua, untuk mengingatkan mereka supaya tidak mengikuti
96Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 2028-2029.
163
ajaran-ajaran salah yang dapat merusak kesatuan mereka dengan
Allah dan Yesus Kristus.
Kitab 1 Yohanes dan surat Yohanes yang lain agaknya
ditulis untuk mendorong jemaat Kristen agar tetap berpegang
teguh pada iman yang diyakini oleh merekea yakni Yesus Kritus.
Orang-orang ini misalnya, meyakini bahwa mereka telah
dilahirkan kembali secara Rohani. Hal itu mungkin membuat
mereka tidak mungkin lagi berdosa, karena itu tidak ada dosa
yang perlu diakui. Anak Allah yang sejati percaya bahwa Yesus
telah datang sebagai manusia dan Dia sungguh anak Allah. Hanya
ornag yang percaya bahwa Yesus Kristus adalah benar-benar
manusia dan benar-benar Allah yang mengasihi anak-anaknya.
c. Latar belakang penulisan Kitab
Kitab 1 Yohanes agaknya ditulis pertama atau awal abad
kedua. Sebab, para jemaat Kristen perdana mencoba merumuskan
tentang ciri khas anak Allah itu sendiri. Berbagai aliran
keagamaan muncul pada saat itu, dan yang paling cukup menonjol
yakni Gnostik. Mereka berpandangan bahwa dunia materi adalah
jahat sendangkan dunia rohani adalah baik. Akan tetapi kitab 1
Yohanes memperlihatkan Allah bahwa yang menciptakan duni serta
segala isinya. Allah mengutus Yesus sebagai penebus dunia dan
melalui Dia dunia akan terlepas dari segala kejahatan, dan
mempersatukan manusia dengan Allah.
d. Susunan Kitab
164
Apa yang dimaksudkan dalam sebuah surat, Kitab 1 Yohanes
tidak diawali dan diakhiri dengan salam. Hal itu pun dapat
disusun sebagai berikut:
Hidup di dalam terang (1:1-2:17)
Anak-anak Allah dan anak-anak Iblis (2:18-3:10)
Kasih yang berasal dari Allah (3:11-4:21)
Iman yang mengalahkan dunia (5:1-21:)
4.5. 2 Yohanes97
a. Isi pokok Kitab
Surat Yohanes Yang Kedua ini ditulis oleh "pemimpin
jemaat" kepada "Ibu yang dipilih oleh Allah" dan kepada anak-
anaknya yang dicintai. Di dalam Kitab 2 Yohanes dapat
dijumpai salam pembuka dan salam penutup. Melalui surat ini,
penulis menasehati jemaat untuk saling mengasihi dan hidup
dalam kebenaran.
b. Maksud penulisan Kitab
Di samping meneguhkan Jemaat, penulis Kitab 2 Yohanes juga
memperingatkan mereka agar berhati-hati dalam penyesat dan
anti Kristus dan menyangkal bahwa Yesus Kristu telah datang
sebagai manusia. Penulis pun melarang orang-orang masuk dalam
jemaat Kristen sejati.
c. Latar belakang penulisan Kitab
Ibu yang terpilih, dan saudari yang terpilih mungkin
mangacu pada dua kelompok jemaat Kristen yang berbeda, bukan97 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 2037-2038.
165
dua individu tertentu. Hal yang dimaksudkan ialah sebuah
jemaat dan anggota-anggotanya.
d. Susunan Kitab
Susunan Kitab Yohanes yang singkat ini adalah sebagai berikut:
Salam (1:1-3)
Hidup dalam kebenaran dan saling mengasihi (1:4-13)
4.6. 3 Yohanes98
a. Isi pokok Kitab
Surat Yohanes Yang Ketiga ini ditulis oleh seorang
"pemimpin jemaat" kepada seorang pemuka jemaat yang bernama
Gayus. Seperti Kitab 2 Yohanes, Kitab 3 Yohanes juga diawali
dengan salam seperti umumnya sebuah surat.
b. Maksud penulisan Kitab
Penulis surat ini memuji Gayus karena bantuannya kepada
orang-orang Kristen lainnya. Penulis juga mendoakan Gayus dan
mengungkapkan sukacitanya, karena rekannya itu telah menyambut
para pengikut Yesus yang berkunjung ke tempatnya untuk
memberitakan Injil. Ia juga memperingatkan Gayus terhadap
seorang laki-laki bernama Diotrefes. Diofretes, salah
seorang pemimpin Jemaat yang menolak kedatangan para pemberita
Injil dan meminta anggota lain melakukan hal yang sama.
Penulis mendorong Gayus untuk tetap menyambut kedatangan para
98 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 2039-2040.
166
pemberita Injil tersebut, meskipun bertentangan dengan
permointaan Diotrefeses.
c. Latar belakang penulisan Kitab
Pada Kitab ini tidak dijelaskan latar belakangnya,
tetapi Kitab ini hampir sama dengan Kitab 1 Yohanes dan 2
Yohanes.
d. Susunan Kitab
Susunan Kitab 3 Yohanes adalah sebagai berikut:
Salam (1:1-4)
Menyambut saudara-saudara Selman (1:5-15)
4.7. Yudas99
a. Isi pokok Kitab
Kitab ini berisikan tentang ungkapan-ungkapan peringatan
kepada jemaat agar selalu waspada pada guru atau nabi-nabi
palsu yang berusaha menjaukan kita dari kebenaran. Dalam
surat yang pendek ini, yang isinya mirip dengan surat Petrus
yang kedua, penulisnya memberi dorongan kepada para pembacanya
supaya terus berjuang untuk iman.
b. Maksud penulisan Kitab
Tampaknya surat Yudas ditujukan bagi seluruh umat
Kristiani, bukan hanya untuk sekelompok orang tertentu. Bahkan
dengan sederhana surat ini ditujukan “kepada mereka, yang
terpanggil, yang dikasihi di dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus
Kristus” (1:1). Penulis kitab Yudas sangat mencemaskan akan99 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 2041-2042.
167
orang-orang fasik yang menyusup ke tengah-tangah jemaat
Kristen. Orang fasik itu percaya bahwa manusia berbuat sesuka
hati, dan hal-hal itu tidak bermoral, karena Allah begitu baik
kepada manusia. Namun manusia berbuat yang tidak baik kepada
Allah. Dari hal itu, penulis memberikan sebuah kata-kata yang
bijaksana agar mereka dapat mempertahankan iman akan Yesus
Kristus. Hal ini pun berarti bahwa jemaat Kristen harus
merubah tingkah laku yang buruk menjadi baik.
c. Latar belakang penulisan Kitab
Di dalam kitab ini terdapat perkenalan sebuah nama
pengarang. Adapun nama itu adala Yudas. Yudas dalam bahasa
Ibrani Yehuda. Yehuda adalah nama seorang anak Yakub, dan Daud
dan Yesus merupakan berasal dari suku Yehuda.
Para ahli pun tidak terlalu mengetahui bahwa surat ini
ditujuhkan kepada siapa. Jemaat yang dituju surat Yudas
mungkin adalah orang Kristen generasi pertama yang
berlatarbelakang Yahudi, sebab mereka sangat mengenal sekali
Kitab Ibrani. Tetapi ada bebrapa ahli berpendapat bawha surat
ini ditulis oleh Yakobus dan Yudas kedua saudara Yesus. Kitab
ini menceritakan tentang umat Kristen pada generasi pertama
yang lebih banyak dan juga ajaran-ajaran palsu yang dikritik
oleh penulis sendiri.
d. Susunan Kitab
Surat Yudas disusun sebagai berikut:
Salam dan doa (1-2)
Mempertahankan iman dan melawan orang fasik (3-25)
168
5. KITAB KENABIAN
5.1. Wahyu100
a. Isi pokok Kitab
Isi buku ini sebagian besar terdiri dari beberapa
rangkaian wahyu dan penglihatan yang dikemukakan dengan
memakai bahasa perlambang yang dapat dipahami artinya oleh
orang-orang Kristen zaman itu, tetapi sulit dimengerti oleh
orang-orang lain.
Wahyu merupakan terjemahan dari kata apokalipsys yang
artinya penungkapan atau penyikapan. Kitab wahyu ini menjadi
contoh dari kitab Apokaliptik. Di dalam kitab ini
mengungkapakan sedikit rahasia-rahasia surgawi, dan berbicara
tentang sejarah manusia. Tulisan ini pun berbicar amengenai
yang baik dan jahat. Kitab ini juga berbicara mengenai akhir
zaman, yang baik dikuasai oleh Allah dan jahat dikalahkan.
Kemudian Allah membaharui yang jahat menjadi baik, dan umat
beriman akan mendapatkan tempat di dalam kerajaan Allah.
Kitab wahyu pun merangsang kita semua mengenai imajinasi
karena menampilkan berbagai penglihatan yang begitu dashyat.
Penglihatan itu pun berupa simbol-simbol. Penulis kitab Wahyu
pun mengenal baik tentang Perjanjian Lama. Sebab itu, sebagian
Kitab Wahyu didasarkan pada tek-teks Kitab Pejanjian Lama.
b. Maksud penulisan Kitab
100 Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. Hlm 2045-2046.
169
Wahyu Kepada Yohanes ini ditulis pada masa orang-orang
Kristen ditekan dan dianiaya karena percaya kepada Yesus
Kristus sebagai Tuhan. Maksud utama penulisnya ialah untuk
memberi harapan serta semangat kepada para pembacanya, dan
juga untuk mendorong mereka supaya tetap percaya pada waktu
dianiaya dan ditekan.
Pada akhir abad pertama, seluruh penduduk Ramawi
mempersembahkan berupa persembahan kepada kaisar Romawi. Jika
tidak memberi persembahan, maka akan dicetuskan penghianat,
dan juga dapat dijatuhi hukuman mati kepada orang-orang
tersebut. Hal ini pun mengakibatkan jemaat Kristen bertanya-
tanya, jika tidak taat maka akan diberi hukuman mati. Penulis
kitab Wahyu mendapatkan pesan dari Allah untuk meyampaikan
pesan kepada tujuh jemaat Kristen di Asia kecil. Pesan itu
berupa, duni penuh dengan kejahatan, sehingga jemaat Kristen
menderita dan mati, dan yesus adalah Tuhan karena Ia akan
menaklukan kejahatan seluruh umat manusia serta kaisar. Allah
pun menganugerahkan upa yang melimpah kepada orang yang
percaya kepada Tuhan jika mereka setia kepada Yesus Kristus.
Hal itu yang menjadi pesan utama dari kitab wahyu. Jemaat
Kristen mengetahui bahwa biarpun Raja Romawi begitu kejam,
tetapi Yesuslah anak domba yang memberi pengampunan atas
segala dosa yang mereka perbuat.
c. Latar belakang penulisan Kitab
Penulis kitab Wahyu masih diperdebatkan, karena beberapa
ahli berpendapat bahwa identitas Yohanes tidak memberikan
gambaran yang begitu baik sehingga mereka belum mengambil
kesimpulan tentang hal ini. Pada ahli pun berpendapat bahwa
170
kitab ini ditulis pada akhir pemerintahan Kaisar Domintianus
atau ketika Kaisar Trayanus. Namun ada juga pendapat dari para
ahli bahwa tulisan ini ditulis sekitar tahun 70 M.
Angka-angka dari kitab wahyu pun memberikan suatu makna
yang begitu baik, sehingga ornag-orang harus bertanya-tanya
tentang hal itu. Namun pembaca Kristen pada zaman itu
mengetahui bahwa yang dimakssud adalah Roma. Mereka juga tahu
lambang Anak Domba itu, yakni Yesus Kritsus, dan itu yang
menjadi symbol dalam Kitab Wahyu.
d. Susunan Kitab
Kitab ini pun begitu rumit, karena bagian-bagian
berkaitan, yang memperlihatkan bahwa pergulatan jemaat Kristen
mengahadapi umat-umat yang melawan Allah. Meskipun demikian,
namun inti sari pokok pikirannya jelas, yaitu bahwa melalui
Kristus, Allah akhirnya akan mengalahkan semua musuh-Nya,
termasuk Iblis. Dan apabila kemenangan itu sudah tercapai,
Allah akan memberikan surga yang baru dan bumi yang baru
sebagai hadiah kepada umat-Nya yang setia.
Susunan mengenai gambaran umum kitab ini yakni:
Doa dan Nubuat Yohanes (1:1-8)
Penglihatan bagi tujuh jemaat (1:9-3:22)
Penglihatan tentang Allah dan Anak Domba (4:1-5:`4)
Tujuh Materai dibuka (6:1-8:5)
Tujuh sangkakala (8:6-11:19)
Lawan-lawan Allah (12:1-13:18)
Penglihatan tentang penghakiman dan perlindungan Allah
(14:1-16:21)
171
Kemenagan atas lawan-lawan Allah (16:1-20:15)
Allah membaharui segala sesuatu (21:1-22:5)
Janji, berkat dan peringatan terakhir (22:6-21)
E. Urutan Kitab berdasarkan Waktu Penulisan101
Surat Pertama kepada jemaat di Tesalonika :
tahun 41/42
Surat pertama kepada Jemaat di Korintus : tahun
49/50
Surat kedua Kepada Jemaat di Korintus : tahun
51/52
Surat Kepada Jemaat di Galatia : tahun
51/52
Surat Kepada Jemaat di Roma : tahun
55/56
Surat kepada Jemaat di Filipi : tahun
58/59
Surat kepada Jemaat di Kolose : tahun
60/62
Surat kepada Filemon : tahun
60/62
Surat kedua Kepada jemaat di Tesalonika :
tahun60/65
Injil Markus : tahun
65/75
Injil Matius : tahun
75/80101 P. Hendrik Njiola, Pr., Pengantar Kitab Suci Perjanjian Baru, Yogyakarta, Yayasan Pustaka Nusantara: 2005. Hal.10-11
172
Injil Lukas : tahun
80/85
Serat kepada Orang Ibrani : tahun
80/90
Surat Kepada jemaat di Efesus : tahun
85/90
Kisah Para Rasul : tahun
85/90
Surat Pertama Petrus : tahun
85/90
Surat Yakobus : tahun
85/90
Wahyu Yohanes : tahun 90/95
Injil Yohanes : tahun 100
Surat Yudas : tahun 100
Surat Pertama kepada Timotius : tahun 100
Surat kepada Titus : tahun 100
Surat Kedua kepada Timotius : tahun
100
Surat Pertana Yohanes : tahun
110/125
Surat Kedua Yohanes : tahun
110/125
Surat Ketiga Yohanes :
tahun110/125
Surat Kedua Petrus : tahun125
173
F. Dunia Perjanjian Baru102
Kitab Suci Perjanjia Baru merupakan hasil karya Roh
Kudus pada umat Kristen perdana. Hal itu terjadi sekitar
tahun 40 M dan sekitar tahun 120 M. Dalam karangan-karangan
Perjanjian Baru itu tidak hanya tercantum iman umat perdana
serta penghayatannya , tetapi turut tercermin situasi dan
kondisi, di mana jemaat-jemaat Kristen mewujudkan dan
mengungkapkan imannya. Karena itu perlu bagi kita untuk
mengetahui sedikit tentang kehidupan jemaat perdana
berdasarkan situasi dan kondisinya.103
1. Injil-Injil Sinoptik
Kata sinoptik berasal dari bahasa Yunani synopsis yang
berarti sekilas pandang. Istilah itu mulai diterima para
ahli Kitab sejak tahun 1776 M.104 Injil-injil Sinoptik
dalam Perjanjian Baru adalah Matius, Markus, dan Lukas.
Mengapa ketigga Injil ini disebut Injil sinoptik? Di
sebut sinoptik karena Matius, Markus dan Lukas memiliki
kesamaan isi.
“Dalam riwayat hidup Yesus yang disajikan dalam
ketiga Injil tersebut pada dasarnya sama. Di mana Yesus
tampil dahulu di daerah Galilea, lalu menempuh perjalanan
sampai ke Yerusalem. Selain itu, bahan yang oleh ketiga
Injil tersebut dipasang dalam skema yang sama. Di mana di
ceritakan mnegenai wejangan Yesus tentang mikjizat dan
pengusiran roh-roh jahat dan kisah sengsara hampir sama
102 Dr. C. Gronen OFM, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, Yogyakarta, Kanisius :2006. Hal.30103 Ibid. Hal. 30104 Ibid. hal. 90
174
saja. Kesamaan itu dapa dilihat dalam kalimat dan kata-
kata yang terdapat dari ketiga Injil.
Akan tetapi kesamaan antara ketiga Innjil tersebut yang
mengherankan disertai perbedaan yang tidak kurang
mnyolok. Adapun perbedaan itu mengarah pada urutan bahan
yang kadang-kadang berlainan. Ada pula dalam Injil lain
terdapat berita, uccpan, wejangan yang tidak ada sama
sekali dalam Injil-injil lain. selain itu, terdapat pula
perbendaan kalimat dan kata-kata dalam ketiga Injil
tersebut.”105
Dengan demikian karena kesamaan dan perbedaan dan
sebaliknya maka ketiga Injil itu dapat dipasang dalam
tiga jalur yang sejalan. Orang melihat kesamaan dan
perbedaan dari ketiga Injil Sinoptik. Akhirnya meskipun
ada kesamaan namun terdapat pula perbedaan.
2. Jemaat Perdana
Yesus adalah seorang Yahudi. Karena itu Ia tinggal
dengan bangsa Yahudi. Bagi Yesus, bangsa itu adalah umat
Allah yang terpilih. Yesus tinggal dan hidup bersama
dengan bangsa Yahudi untuk mentobatkan seluruh umat
Israel bangsa-Nya sendiri. Dengan demikian seluruh
harapan yang sudah diwartakan para nabi pada zaman dahulu
dapat digenapi.106
Karena itu, Yesus mengumpulkan di sekitarnya sejumlah
pengikut. Pengikut itu yang disebut murid Yesus. Mereka
hidup siap menerima pa yang diwartakan Yesus. Meskipun105 Ibid. hal.80- 90106 Ibid. hal. 30
175
demikian Yesus tidak memisahkan mereka dari umat Israel.
Para murid tetap menjadi orang Israel.107
Sekitar tahun 30 M, Yesus dihukum mati dan
disalibkan. Dengan demikian para murid hidup sendirian.
Tidak ada lagi yang mereka andalkan. Awalnya menreka
tidak bersemngat dan mereka mencari jalan masing-masing
untuk kembali ke daerah mereka masing-masng. Tetapi
berkat tuntunan Roh Kudus lewat penampakan Yesus sesudah
bangkit, para murid berkumpul kembali untuk mewartakan
iman akan Yesus kepada segala penjuru. Dengan demikian
mereka melanjutkan pewartaan yang di pernah samapaikan
oleh Yesus.
Ketika para murid yang awalnya berpisa, dengan
tuntutan Roh Kudus, mereka kembali untuk berkumpul. Dalam
perkumpulan itu, mereka mengadakan perjamuan suci dan
disertai dengan doa-doa dan pujian. Dari perkumpulan itu,
mulai terbentuk tradisi yang kemudia hari akan membuku
dalam beberapa karangan Perjanjian Baru. Dengan demikian
mereka yang berkumpul itu disebut jemaat perdana karena
mereka mengadakan ibadat dan perjamuan suci seoerti yang
dilakukan Yesus keika Ia masih bersama dengan mereka.108
Sekitar tahun 40 M, orang-orang yang percaya kepada
Yesus baru mulai menyebar di luar bangsa Yahudi. Sebab
mereka bentrokan dengan pimpipinan Yahudi di Yerusalem.
Dengan demikian mereka melarikan diri keberbagai daerah
terutama ke Antiokhia, sebuah kita besar di daerah Siria.
Di sanalah mereka dinamakan orang-orang Kristen (bdk.107 Bdk. Ibid. hal. 30
108 Bdk. Ibid, hal. 32
176
Kis. 11:26).109 Dalam penyebaran iman akan Yesus, para
jemaat perdana mengalami banyakk persoalan dan tantangan
di tengan dunia. Meskipun demikian mereka tidak menyerah
dan putus asa, justru mereka lebih berapi-api dalam
pewartaan itu. Mereka percaya bahwa Roh Kudus selalu
menyertai mereka dalam setiap langkah menuju tempat-
tempat yang membutuhkan pewartaan iman.
Dengan usaha dan kerja keras dari jemaat perdana,
dengan melewati tantangan dan bentrokan yang terjadi,
maka pada sekitar tahun 100 M, aga kristen sudah berdiri
sendiri. Umat Kristen yang beroangkal pada agama dan
masyarakat Yahudi sudah menyendiri dan hampir seluruh
umat hidup dalam kebudayaan Yunani di dalam batas negara
Roma.110
Dengan demikian pada jangak waktu yang sama yaitu
antara tahun 40 dan 120 M, muncul semua karangan yang
terkumpul dalam Perjanjian Baru. Karangann-karangan itu
merupakan karya-karya dan usaha dari jemaat perdana. Di
dalamnya juga tercermin peralihan dari rangka agama dan
masyarakat Yahudi kepada masyarakat Yunani-Romawi yang
berpusat di kota-kota.111 Dengan demikian usaha dari jemaat
perdana tidak sia-sia. Dengan semangat dan kerja keras
dalam pewartaan, akhirnya banyak umat mannusia yang
menjadi percaya kepada Kristus.
PENUTUP
109 Ibid. ibid. 32110 Ibid. hal. 33111 Ibid . hl. 33
177
1. Refleksi Kritis
Hermeneutika adalah suatu usaha berupa cara untuk
menerjemahkan Kitab Suci. Dalam hal ini, hermeneutika membantu
kita memahami apa makna yang sesungguhnya dari suatu teks
dalam Kitab Suci. Hermeneutika juga membantu kita untuk
menentukan pesan apa yang terkandung di dalamnya. Dengan
demikian membantu kita untuk mampu menerjemahkan isi dari
Kitab Suci.
Berkaitan dengan itu, aku sebagai calon imam dan sebagai
mahasiswa memperoleh banyak hal dari penulisan karya ilmiah
ini. Dari penulisan karya ilmiah ini, aku belajar untuk tahu
gambaran umum apa yang terkandung dalam Kitab Suci. Selain itu
juga aku belajar beberapa metode penafsiran Kitab Suci. Bahkan
aku juga belajar untuk menafsirkan sendiri. Dalam penafsiran
Kitab Suci dibutuhkan kreatifitas metaforik yakni kita
dituntun untuk kreatif dalam melihat dan menerjemahkan isi
Kitab Suci. Dalam hal ini kita memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang menantang kita untuk mencari tahu apa yang
terkandung didalam Kitab Suci itu. Hal itulah yang menjadi
salah satu pelajaran bagi saya dalam menyusun karya ilmiah
ini.
Berkaitan dengan sikap sorang penulis, aku belajar untuk
bersikap tekun mesikipun terdapat kemalasan dan kebosanan
dalam membuat tugas ini. Namun aku sadar bahwa ini adalah
tanggung jawab bagiku. Ini adalah bagian tanggung jawab yang
kecil. Masih adalah lagi tanggung jawab yang lebih besar pada
masa-masa akan datang. Terlebih ketika menjadi seorang imam,
178
ada begitu banyak tanggung jawab besar yang harus
dipertanggungjawabkan. Dari kesadaran itu, saya lebih berusaha
dan tabah serta yakin bahwa saya pasti bisa untuk
menyelesaikan tugas ini. Pada akhirnya, aku pun dapat
menyelesaikan tugas ini dengan begitu memuaskan meskipun tugas
ini masih jauh dari kesmpurnaan.
“banyak kesulitan dalam membuat tugas ini sampai bisa
terselesaikan, tapi lebih sulit dan lebih banyak lagi
kesulitan jika aku tidak berusaha untuk menghadapi kesulitan
yang banyak itu demi menyelesaikan tugas ini.”
2. Penutup
Demikianlah penulisan tugas ini yang merupakan satu karya
ilmiah untuk dijadikan syarat peneyelesaian mata kuliah
Hermeneutika. Semoga apa yang dituliskan dalam karya ini
memberi manfaat bagi semua orang yang membacanya. Tentunya
bagi penulis sendiri, karya ini adalah berguna bagi penulis
karena bahan dari mata kulliah Hermeneutika dibuat sendiri dan
inilah bahan itu. Dengan demikian, penulis mengharapkan
masukan berupa kritikan dan saran untuk menyempurnahkan karya
tulisan ini.
Top Related