tugas kuliah sistem standar pendidikan indonesia

33
LAPORAN HASIL WAWANCARA ANALISIS STANDAR PROSES SMA NEGERI 7 PONTIANAK I. LATAR BELAKANG Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan dasar dan menengah harus menyusun kurikulum dengan mengacu kepada Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pengelolaan, Standar Proses, dan Standar Penilaian, serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang ditetapkan berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 merupakan salah satu acuan utama bagi satuan Pendidikan dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pembelajaran, mulai dari perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Pemberlakuan standar proses pada satuan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan mutu lulusan dalam mencapai standar kompetensi lulusan yang pada akhirnya mampu meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena

Transcript of tugas kuliah sistem standar pendidikan indonesia

LAPORAN HASIL WAWANCARA ANALISIS STANDAR PROSES SMA NEGERI 7

PONTIANAK

I. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap

satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan dasar dan

menengah harus menyusun kurikulum dengan mengacu kepada

Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar

Pengelolaan, Standar Proses, dan Standar Penilaian, serta

berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan.

Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah yang ditetapkan berdasarkan Permendiknas Nomor

41 Tahun 2007 merupakan salah satu acuan utama bagi

satuan Pendidikan dalam keseluruhan proses

penyelenggaraan pembelajaran, mulai dari perencanaan

proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,

penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses

pembelajaran. Pemberlakuan standar proses pada satuan

pendidikan diharapkan dapat meningkatkan mutu lulusan

dalam mencapai standar kompetensi lulusan yang pada

akhirnya mampu meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena

itu, proses pembelajaran di setiap SMA harus menerapkan

prinsip pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sesuai

dengan potensi, bakat dan minat masing-masing. Selain

itu, proses pembelajaran harus dilaksanakan secara

fleksibel dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang

tersedia baik di dalam maupun di luar sekolah. Dari

penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

standar proses memiliki peran yang sangat penting dalam

keseluruhan proses pencapaian standar nasional pendidikan

lainnya.

Berdasarkan laporan hasil pelaksanaan

kegiatan bimtek KTSP di SMA pada tahun 2009, diperoleh

data dan informasi antara lain sebagai berikut:

Sebagian besar sekolah belum melakukan analisis standar

proses, meskipun dalam penyiapan perangkat pembelajaran

dan pelaksanaan pembelajaran sudah mengacu pada berbagai

ketentuan yang ditetapkan dalam standar proses.

Sebagian besar guru belum memahami manfaat/kegunaan hasil

analisis standar proses dalam pelaksanaan pembelajaran.

Selain itu, mereka juga belum memahami tata cara

pelaksanaan analisis standar proses.

Dengan begitu perlu diadakannya analisis standar

proses untuk lebih mengetahui bagaimana pelaksanaan

standar proses secara nyata oleh sekolah-sekolah.

II. Tujuan Wawancara

Tujuan wawancara untuk memperoleh data dan informasi

tentang kondisi ideal (sesuai tuntutan standar proses

atau merujuk profil SKM yang dikembangkan oleh Direktorat

PSMA), kondisi riil (kekuatan dan kelemahan di setiap

SMA), kesenjangan (tantangan nyata yang dihadapi

sekolah), dan rencana tindak lanjut (upaya yang harus

dilakukan oleh sekolah sesuai dengan skala prioritas)

dalam rangka pencapaian standar proses, mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, penilaian,dan pengawasan.

III. BENTUK WAWANCARA

Wawancara langsung dengan pertanyaan yang disiapkan

terlebih dahulu(prepare question interview)

IV. Metode Wawancara

1.Wawancara informasi

Wawancara informasi merupakan salah satu metode

pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari

siswa secara lisan.

2.Triangulasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan

sumber data yang telah ada.

VI. Dasar Teori

Proses pembelajaran diawali dengan perencanaan,

dilanjutkan dengan pelaksanaan, diteruskan dengan

penilaian. Bagian akhirnya adalah pengawasan. Hal itu

ditegaskan oleh PP 19/2005, pasal 19, ayat (3), “Setiap

satuan pendidikan melakukan perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian

hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran

untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan

efisien” .Perencanaan proses pembelajaran dilakukan oleh

kepala satuan pendidikan bersama dengan pendidik.

Perencanaan itu berbentuk silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Pada pasal 20, PP 19/2005 ditegaskan,

“Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-

kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode

pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.

Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan oleh

pendidik berdasarkan perencanaan proses pembelajaran.

Wujudnya nyatanya adalah peristiwa di ruangan belajar dan

pemberian tugas terstruktur dan tugas mandiri kepada

peserta didik. Peristiwa di kelas meliputi kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Penilaian proses dan

hasil belajar di tingkat satuan pendidikan dilakukan oleh

pendidik dan satuan pendidikan. Wujud nyata penilaian itu

adalah ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan

semester, dan ulangan kenaikan kelas. Pengawasan

dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas

sekolah. Wujud dari pengawasan itu adalah pemantauan,

supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut.Keempat

kegiatan proses pembelajaran itu merupakan satu kesatuan

dengan penanggung jawab yang jelas. Perencanaan merupakan

dasar utama dari semua kegiatan. Perencanaan yang benar

diasumsikan bermuara kepada pelaksanaan yang benar.

Perencanaan dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan

pendidik. Silabus mata pelajaran dan silabus muatan lokal

disusun oleh guru bersama timnya yang diketuai oleh

kepala satuan pendidikan. Jika silabus belum memenuhi

standar yang diharuskan, penanggung jawabnya adalah

kepala satuan pendidikan. Selain itu, silabus merupakan

perangkat kurikulum yang kategori tanggung jawabnya

berada di tangan kepala satuan pendidikan. Lagi pula, di

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), silabus

merupakan dokumen dua kurikulum, sedangkan penanggung

jawab penyusunan kurikulum di tingkat satuan pendidikan

adalah kepala satuan pendidikan.

Recana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun oleh

pendidik berdasarkan karakteristik peserta didik yang

berada di kelasnya. Penyusunan RPP pada dasarnya

dilakukan secara individu, meskipun tidak dilarang secara

berkelompok. Jika RPP yang bermasalah berarti yang

beratanggung jawab adalah pendidik. Jadi di dalam

perencanaan proses pembelajaran sudah terlihat dikotomus

(pemisah) tanggung jawab antara kepala satuan pendidikan

dengan pendidik.

Silabus tanggung jawab kepala satuan pendidikan dan

RPP tanggung jawab pendidik.Pelaksanaan proses

pembelajaran oleh pendidik, bertumpu kepada perencanaan

yang disusun oleh satuan pendidikan dan pendidik.

Kegiatan ini berangkat dari keberadaan silabus dan RPP.

Pelaksanaannya akan terlihat nyata di ruang kelas, dalam

bentuk interaksi dengan peserta didik, dan dalam suasana

yang menyenangkan. Seperti yang ditegaskan oleh Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pasal 19, ayat (1)

tentang Standar Nasional Pendidikan seperti berikut ini.

“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik”.

Penilaian proses dan hasil belajar pada tataran satuan

pendidikan dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan,

dan pemerintah. Pada tataran satuan pendidikan hal itu

dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan. Penegasan

itu termaktub pada PP 19/2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan,pasal 63, ayat (1) sepeti berikut ini. “

Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah terdiri atas: (a) penilaian hasil belajar oleh

pendidik; (b) penilaian hasil belajar oleh satuan

pendidikan; dan (c) penilaian hasil belajar oleh

Pemerintah.” Lebih lanjut rincian dari pasal 63 ayat (1)

ini diuraikan secara rinci di dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar

Penilaian.

Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dalam proses

pembelajaran perlu diawasi. Hal itulah yang keempat,

yakni pengawasan proses pembelajaran. Bahan sajian

sederhana ini berbicara tentang pengawasan proses

pembelajaran. Pembahasan akan dilakukan dengan

sistematika berpikir seperti berikut ini:

(1) ruang lingkup kerja kepengawasan

(2) program atau perencanaan pengawasan

(3) pelaksanaan, pelaporan, dan tindaklanjut

kegiatan kepengawasan.

Dengan tiga sistematika berpikir itu, diharapkan

bahan ini dapat dijadikan sebagai landasan berpikir untuk

melaksanakan kegiatan kepengawasan pada satuan pendidikan

baik oleh pengawas sekolah maupun oleh kepala satuan

pendidikan.

2. Ruang Lingkup Kerja Kepengawasan

Ada lima lingkup kerja kepengawasan proses pembelajaran.

Kelima lingkup itu adalah pemantauan, supervisi,

evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut. Hal itu tertuang

di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

41/2007 tentang Standar Proses seperti berikut ini:

Pemantauan

(1) Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil

pembelajaran.

(2) Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok

terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara,

dan dokumentasi.

(3) Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan

pengawas satuan pendidikan.

Supervisi

(1) Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil

pem¬belajaran.

(2) Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara

pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi.

(3) Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan

penga¬was satuan pendidikan.

Evaluasi

(1) Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk

menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan,

mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil

pembelajaran.

(2) Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan

cara:

a) membandingkan proses pembelajaran yang dilak¬sanakan

guru dengan standar proses,

b) mengidentifikasi kinerja guru dalam proses

pem¬belajaran sesuai dengan kompetensi guru.

(3) Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada

keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Pelaporan dan Tindak Lanjut

Kepala satuan pendidikan, pengawas sekolah, danpemangku pendidikan memiliki peta yang jelas tentangkompetensi pendidik di sekolah itu.Pelaporan hasil pengawasan merupakan bagian yang amatpenting dari kegiatan pengawasan. Terlaksana tidaknyapengawasan satuan pendidikan teraktulisasi dalam laporan.Kegiatan kepengawasan dilaksanakan tetapi tidak adalaporan, dari kaca administrasi sama dengan tidak adakegiatan. Selain itu, laporan adalah bentukpertanggungjawaban pengelola pendidikan tehadap pemangkukepentingan. Hal yang tidak dapat diabaikan adalah,menyusun dan menyampaikan laporan adalah kewajiban bagisetiap orang yang diberi kepercayaan untuk melakukankegiatan. Oleh karena itu, pelaporan adalah bagian yangamat penting dari kegiatan kepengawasan.Substansi laporan kepengawasan adalah hasil pemantauan,hasil supervisi, dan hasil evaluasi.

Seperi dijelaskan sebelumnya, antara pemantauan,supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran memiliki

hubungan hierarkis, hubungan atas bawah. Selain itu, didalamnya ada data atau informasi yang bermakna. Hal yangdilaporkan adalah data atau informasi yang telah diberimakna oleh pengawas atau kepala satuan pendidikan. Datadan informasi itu diharapkan dapat dijadikan landasanuntuk mengambil keputuan bagi pengampu pendidikan atauyang berkepentingan dengan pendidikan. Tentu saja,laporan ditata dalam bentuk sistematika yang sesuaidengan kaidah-kaidah laporan formal.

Bagian akhir akhir dari kegiatan kepengawasanadalah tindak lanjut. Tindak lanjut yang dilakukanmeliputi tiga hal yakni: (a) penguatan dan penghargaandiberikan kepada pendidik yang telah memenuhi standar;(b) teguran yang bersifat mendidik diberikan kepadapendidik yang belum memenuhi standar; dan (c) pendidikdiberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/pe-nataranlebih lanjut. Pada hakikatnya, tindak lanjut adalahkesinambungan dari kegiatan evaluasi. Hasil evaluasimenginformasikan pendidik yang memenuhi standard anpendidikan yang belum memenuhi standar. Jadi, bataskewenangan pengawas dan pengawasan proses pembelajarantergambar pada kegiatan akhir ini yakni tindak lanjut.

VIII. PEDOMAN WAWANCARA

I. Identitas Informan

Nama :Tahjudin S.Pd

Jenis Kelamin :Laki-laki

Pendidikan :Sarjana Pendidikan Matematika

Umur :34 tahun

Jabatan :Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 7

Pontianak.

IX. SETTING

A.Wawancara dilakukan pada :

A. Hari :Jum’at ,21 Oktober 2011

B. Waktu :08.00-10.00 WIB

C. Tempat:kantor guru,SMA Negeri 7 Pontianak

B.IDENTITAS PEWAWANCARA

Nama :Fitri Apriani Pratiwi

Jenis Kelamin :Perempuan

Pendidikan :mahasiswi FKIP Kimia

X. HASIL WAWANCARA

Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah

mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan

proses pembelajaran sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 tahun

2007 Pasal 1ayat 1.

Berikut ini merupakan hasil wawancara analisis

pengaplikasian standar proses di SMA Negeri 7 Pontianak:

A.Perencanaan Proses Pembelajaran

Perencanaan proses pembelajaran di SMA Negeri 7 meliputi

silabus dan rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) yang memuat

identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK),kompetensi

dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan

pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber

belajar.Keseluruhan dari komponen ini telah lengkap terdapat

pada rpp maupun silabus.

Guru-guru menyusun RPP untuk setiap KD yang terdiri atas

sejumlah indikator pencapaian yang dalam implementasinya dapat

dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.Guru

merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang

disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Namun dalam penyusunan silabus masih banyak guru yang

memulai pembuatan silabus dengan proses adopsi dan adaptasi

silabus yang sudah ada.Dampak dari mengadopsi silabus yang

sudah ada sangatlah tidak baik karena justru menghambat

kreatifitas guru dan proses pembelajaran.Sebuah kontekstual

yang hanya baik secara teoritis tapi pada saat proses

pengaplikasiannya pasti tidak bisa mencapai target maksimal

sesuai tujuan pembelajaran karena silabusnya hanya sekedar

menjiplak,otomatis sang guru tidak menguasai secara

keseluruhan dan mendalam.Selain itu apabila silabus maupun Rpp

tidak dibuat oleh guru yang bersangkutan maka tidak akan bisa

disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik,serta

karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi akan sulit

untuk dicapai.

Maka dari itu solusi nya adalah perlu diprogramkan

bimbingan dan pendampingan teknik membuat silabus mulai dari

pemetaan SK-KD sehingga menghasilkan silabus minimal hasil

daptasi dan menyesuaikan dengan karakteristik satuan

pendidikan.

B. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Pelaksanaan Proses Pembelajaran meliputi persyaratan

pelaksanaan proses pembelajaran dan pelaksanaan

pembelajaran. Untuk persyaratan pelaksanaan proses

pembelajaran di SMA Negeri 7 adalah kurang memenuhi

syarat karena jumlah peserta didik perombongan belajar

adalah 32-35 peserta didik.seharusnya tidak lebih dari

32 peserta didik ,solusinya perlu diadakan penyesuaiaan

secara bertahap untuk mengurangi penerimaan peserta didik

Mengenai beban kerja,guru tlah melakukannya mencakup

kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,menilai

hasil pembelajaran,membimbing dan melatih peserta didik,

serta melaksanakan tugas tambahan, sekurang-kurangnya 24

jam tatap muka dalam 1(satu) minggu.Dan kegiatan pokok

dengan baik dan sesuai dengan waktu kerja yang

diwajibkan.

Guru juga telah menggunakan buku yang sesuai dengan

KTSP,selain itu guru juga menggunakan buku panduan

guru,buku pengayaan,buku refrensi dan sumber buku

lainnya.Beberapa contoh buku yang digunakan untuk

mengajar oleh salah seorang guru kimia antara lain:Kimia

dan Kecakapan hidup untuk SMA penerbit ganeca,Kimia untuk

kelas XI penerbit Erlangga,Kimia Untuk SMA kelas XI

penerbit Aneka ilmu,Cerdas Belajar Kimia penerbit

Grafindo dan masih banyak buku referensi yang

digunakan.Keseluruhan buku kimia tersebut memiliki

standar KTSP sesuai dengan ketetapan Menteri

Pendidikan.Guru juga memberikan kebebasan pada peserta

didikanya untuk memilih salah satu buku yang akan

digunakannya sesuai dengan kemampuan pemahaman dia dan

kenyamanan dia dalam memahami isi buku tersebut.

Para peserta didik juga diperbolehkan memiliki buku

lain yang berbeda dengan gurunya asalkan berkaitan dengan

mata pelajaran yang berseangkutan.Ini semua demi

memperkaya ilmu para peserta didik dan agar mereka

terbiasa mencari informasi dengan berbagai sumber dan

akses yang bisa digunakan.

Mengenai pelaksanaan pembelajaran waktu pelaksanaan

pembelajaran untuk kegiatan pendahuluan, inti dan penutup

belum sesuai dengan pemetaan waktu yang disusun dalam

RPP,sehingga target pencapaian kompetensi yang sudah

direncanakan kurang tercapai.Kendalanya pada saat

kegiatan penutup,waktu telah habis oleh kegiatan inti

yang cukup memakan waktu lebih banyak dari yang lain

sehingga pada tujuan akhir di kegiatan penutup

tersampaikan dengan tergesa-gesa dan kurang baik.

Solusinya dalam kegiatan pembelajaran guru wajib

membawa RPP sebagai kontrol dalam pelaksanaan

pembelajaran agar waktu pelaksaan pembelajaran selalu

tepat pada waktunya dan target pencapaian kompetensi

dapat diraih.Akan tetapi guru telah berusaha meselaraskan

eksplorasi,elaborasi dan konfirmasi dalam kegiatan inti

pembelajaran sehingga kegiatan inti menjadi lebih baik.

Mengenai pengelolaan kelas juga telah dilakukan

dengan baik oleh guru.Guru mengatur tempat duduk sesuai

dengan karakteristik dan mata pelajaran.Hal ini bertujuan

agar para siswa dapat saling sharing kemampuan bidang

studi masing-masing saat proses pembelajaran berlangsung

sehingga terjalin kerjasama yang baik antara teman

sebangku yang memiliki kemampuan berbeda di mata

pelajaran berbeda untuk saling berbagi.Ini akan

mempercepat pemahaman siswa untuk mempelajari pelajaran

yang dianggap sulit namun dapat dipecahkan bersama teman

sebangkunya.Selain itu guru mempunyai tujuan yakni agar

peserta didik lebih membaur dan lebih bersolidaritas

antar teman.Namun pergantian tempat duduk tidak akan

dipaksakan oleh guru apabila murid merasa tidak nyaman

dengan teman sebangkunya maka dia juga punya hak untuk

duduk ditempat yang dianggapnya lebih tepat namun dengan

alasan yang logis dan tidak mengurangi suasana kondusif

kelas.

Kenyamanan proses pembelajaran dikelas juga didukung

oleh guru yang dapat menciptakan suasana yang

kreaktif,menarik dan tetap kondusif sehingga tidak

membosankan untuk para peserta didik selama pelajaran

berlangsung tepat sesuai waktu yang dijadwalkan.

C Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian Hasil pembelajaran adalah Kegiatan

sistematik sebagai tolak ukur untuk menentukan angka pada

obyek. berhubungan dengan kuantitatif dan kualitatif.

Dar hasil wawancara dan pengamatan berikut ini merupakan

prosedur penilaian hasil pembelajaran yang digurnakan

para guru SMA Negeri 7 Pontianak.

1.Prinsip mastery learning yaitu siswa tak

diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya

sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan

prosedur yang benar dan hasil baik. Acuan pada

pengujian berbasis kompetensi adalah acuan kriteria.

Sebagai criteria digunakan asumsi bahwa hampir semua

orang belajar apapun akan mampu. Hanya kecepatan dan

waktu yang berbeda. Asumsi tersebut mengindikasikan

perlunya program perbaikan atau remedial.

Agar sistem penilaian memenuhi prinsip kesahihan dan

keandalan, maka hendaknya memperhatikan :

1. Menyeluruh

2. Berkelanjutan

3. Berorientasi pada indicator ketercapaian

4. Sesuai dengan pengalaman belajar

Aspek yang diujikan :

1. Proses belajar, yaitu seluruh pengalaman belajar

siswa

2. Hasil belajar, ketercapaian setiap kompetensi

dasar, baik kognitif, afektif maupun psikomotor.

2. Sistem penilaian berdasarkan 3 aspek

2.I Kognitif

Kognitif yang meliputi sbb:

- Pengetahuan (recalling), kemampuan mengingat

(misalnya: nama ibu koota, rumus)

- Pemahaman (Comprehension), kemampuan memahami

(misalnya: menyimpulkan suatu paragraf)

- Aplikasi (application), kemampuan penerapan (misalnya

: menggunakan suatu informasi / pengetahuan yang

diperolehnya untuk memecahkan masalah).

- Analisis (Analysis), kemampuan menganalisa suatu

informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil

(misalnya : menganalisis bentuk, jenis atau arti

suatu puisi).

- Sintesis (syntesis). Kemampuan menggabungkan

beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan

(misalnya : memformulasikan hasil penelitian di

laboratorium)

- Evaluasi (Evaluation), kemampuan mempertimbangkan

mana yang baik dan mana yang burukl dan memutuskan

untuk mengambil tindakan tertentu.

2.2 Afektif

Afektif yang meliputi sbb:

- Menerima (receiving) termasuk kesadaran, keinginan

untuk menerima stimulus, respon, control dan seleksi

gejala atau rangsangan dari luar.

- Menanggapi (responding): reaksi yang diberiokan:

ketepatan aksi, perasaan, kepuasan dll.

- Menilai (evaluating):kesadaran menerima norma,

system nilai dll.

- Mengorganisasi (organization): pengembangan norma dan

nilai organisasi system nilai

- Membentuk watak (characterization): system nilai yang

terbentuk mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah

laku

2.3 Psikomotor

Psikomotor merupakan tindakan seseorang yang

dilandasi penjiwaan atas dasar teori yang dipahami

dalam suatu mata pelajaran.

Ranah psikomotor :

- Meniru (perception)

- Menyususn (Manipulating)

- Melakukan dengan prosedur (precision)

- Melakukan dengan baik dan tepat (articulation)

- Melakukan tindakan secara alami (naturalization)

3.PENILAIAN BERBASIS KELAS

Penilaian kelas adalah pengumpulan dan penggunaan

informasi oleh guru untuk memberikan keputusan

(nilai) hasil belajar siswa berdasarkan tahapan

belajarnya. Berorientasi pada kompetensi, mengacu

pada patokan, ketuntasan belajar, dilakukan dengan

berbagai cara. Dilakukanmelalui kumpulan kerja siswa

(portopolio), hasil karya (products), penugasan

(projects), Unjuk kerja (performances) dan tes tulis

(paper & pen).

Tujuan Penilaian Kelas :

1. keeping-track (proses pembelajaran sesuai dengan

rencana)

2. cheking-up (mencek kelemahan dalam proses

pembelajaran)

3. finding-out(menemukan kelemahan & keslahan dalam

pembelajaran)

4. summing-up (menyimpulkan pencapaian kompetensi

peserta didik)

Manfaat : informasi, umpan balik, memantau kemajuan,

umpan balik bagi guru, informasi kepada orang tua

dan komite sekolah.

- Fungsi Penilaian Kelas :

1. Alat menetapkan siswa dalam penguasaan kompetensi

2. Sebagai bimbingan

3. Sebagai alat diagnosis

4. Sebagai alat prediksi

5. Sebagai grading

6. Sebagai alat seleksi

- Jenis-jenis penilaian kelas :

1. Melalui Portofolio

2. Melalui unjuk kerja (performance)

3. Melalui penugasan (project)

4. Melalui hasil kerja (Product)

5. Melalui tes tertulis (paper & pen)

4. SISTEM PENILAIAN

4. 1 Sistem penilaian berkelanjutan

Tindak lanjut hasil pengujian :

a. remedial, bagi siswa yang belum mencapai batas

ketuntasan minimal.

b. Pengayaan, siswa yang telah mencapai ketuntasan

minimal, penguatan dengan memberi tugas membaca,

tutor sebaya, diskusi, mengerjakan soal namun tidak

mempengaruhi nilai hanya diungkapkan dalam

keterangan profil hasil belajar.

c. Percepatan, yakni bagi siswa yang telah mencapai

ketuntasan maksimum

4. 2 Sistem pengujian akhir

Batas lulus biasanya 75% mengasai materi ujian.

5. JENIS TAGIHAN DAN BENTUK INSTRUMEN

Jenis Tagihan :

1. Kuis

2. pertanyaan lisan di kelas

3. ulangan harian

4. tuigas individu

5. tugas kelompok

6. ulangan semester

7. ulangan harian

Bentuk instrument : lisan, kuis, jawaban singkat

atau lisan singkat, pilihan ganda, benar salah,

menjodohkan, uraian obyektif, uraian non obyektif

(uraian bebas), performans dan portofolio.

Teknik yang digunakan : tes dan non tes

Tes : lisan, tertulis, perbuatan.

Non tes :

- Pengamatan(motivasi, minat, strategi belajar,

kesulitan yang dihadapi, serta kegiatan dalam

praktek lapangan)

- dokumentasi (melihat karya siswa baik individu

maupun kelompok)

- dan portofolio (kumpulan hasil karya, tugas,

pekerjaan siswa yang disusun berdasarkan urutan

kategori kegiatan.

Prosedur-prosedur penilaian diatas sudah dilakukan

dengan baik.Namun terdapat kekurangan yaitu hasil

penilaian pembelajaran tidak ditindaklanjuti dengan

analisis yang dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam

program perbaikan proses pembelajaran bagi guru.Solusinya

adalah Kepala Sekolah melakukan pemeriksaan dan

pemantauan perkembangan hasil belajar peserta didik dari

guru sebagai info/data

keberhasilan pembelajaran agar guru lebih terpacu untuk

melakukan analisis terhadap hasil pembelajaran sebagai

tolak ukur perbaikan dalam proses pembelajaran.

4.Pengawasan Proses Pembelajaran

Berikut ini merupakan prosedur pengawasan proses

pembelajaran di SMA Negeri 7 berdasarkan hasil wawancara

dan pengamatan data yang diperoleh:

Kegiatan pengawasan adalah kegiatan Pengawas Satuan

Pendidikan dalam melaksanakan penyusunan program

pengawasan satuan pendidikan, pelaksanaan pembinaan

akademik dan administrasi, pemantauan delapan standar

nasional pendidikan, penilaian administrasi dan akademik,

dan pelaporan pelaksanaan program pengawasan.

Pengawas satuan pendidikan berkedudukan sebagai

pelaksana teknis fungsional di bidang pengawasan akademik

dan manajerial pada sejumlah satuan pendidikan yang

ditetapkan yang pada kakekatnya adalah memberi bantuan

profesional kesejawatan yang dilaksanakan melalui dialog

kajian masalah pendidikan dan atau pengembangan serta

implementasinya dalam upaya meningkatkan kemampuan

profesional dan komitmen guru, kepala sekolah dan tenaga

kependidikan lainnya di sekolah guna mempertinggi

prestasi belajar peserta didik dan kinerja sekolah dalam

rangka meningkatkan mutu, relevansi, efisiensi, dan

akuntabilitas pendidikan

Pengawasan meliputi 4 tahap yakni:

a. Pemantauan, dilakukan:

a. pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian

hasil pembelajaran.

b. dengan cara diskusi kelompok, pengamatan, pencatatan,

perekaman,

wawancara ,dan dokumentasi.

c. oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.

b. Supervisi, dilakukan:

a. pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian

hasil pembelajaran.

b. dengan cara pemberian contoh/simulasi, diskusi,

pelatihan, dan konsultasi.

c. oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.

c. Evaluasi, dilakukan:

1) untuk menentukan kualitas pembelajaran secara

keseluruhan, mencakup

tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil

belajar.

2) dengan cara membandingkan proses pembelajaran dengan

standar proses,

mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran

sesuai dengan

kompetensi guru.

3) memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses

pembelajaran.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Bagian V

Pengawasan proses

Pembelajaran

d.Pelaporan

e.Tindak Lanjut

A. Tugas pokok pengawas sekolah mencakup enam dimensi

utama, yakni mensupervisi (supervising), memberi nasehat

(advising), memantau (monitoring), membuat laporan (reporting),

mengkoordinir (coordinating), dan memimpin (performing

leadership). Keenam hal tersebut secara rinci disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel  Dimensi Tugas dan Sasaran Pengawasan

Dimensi TugasPengawas

Sasaran

Mensupervisi 1. Kinerja kepala sekolah

2. Kinerja guru

3. Kinerja staf sekolah

4. Pelaksanaan kurikulum/mata pelajaran

5. Pelaksanaan pembelajaran

6. Ketersediaan dan pemanfaatan seumberdaya

7. Manajemen sekolah, dll.,Memberi Nasehat 1. Kepada guru,

2. Kepala sekolah

3. Tim kerja sekolah dan staf,

4. Komite sekolah, dan

5. Orang tua siswaMemantau 1. Penjaminan/standar mutu pendidikan,

2. Proses dan hasil belajar peserta didik,

3. Pelaksanaan ujian,

4. Rapat guru dan staf

5. Hubungan sekolah dengan masyarakat,

6. Data statistik kemajuan sekolahMembuat LaporanPerkembanganKepengawasan

1. Kepada Dinas Pendidikan Kab./Kota

2. Dinas Pendidikan Provinsi

3. Depdiknas,

4. Publik

5. Sekolah BinaanMengkoordinir 1. Mengkoordinir sumber personal dan material

2. Kegiatan antarsekolah

3. Kegiatan pre/inservice training bagi guru dan Kepala Sekolah, dan pihak lain.

4. Pelaksanaan kegiatan inovasi sekolahMemimpin 1. Pengembangan kualitas SDM di sekolah binaan

2. Pengembangan sekolah

3. Partisipasi  dalam  kegiatan manajerial Dinas Pendidikan,

4. Berpartisipasi  dalam  perencanaan  pendidikan di Kabupaten/Kota,

5. Berpartisipasi dalam seleksi calon kepala sekolah/madrasah,

6. Berpartisipasi dalam merekrut personil proyek atau program-program  khusus   pengembangan mutu sekolah,

7. Pengelolaan konflik, dan

8. Berpartisipasi dalam menangani pengaduan

B.Penyusunan Program Pengawasan

Berdasarkan jangka waktunya atau periode kerjanya,

program pengawasan sekolah terdiri atas: (a) program

pengawasan tahunan, (b) program pengawasan semester (c)

rencana kepengawasan akademik (RKA) dan (d) rencana

kepengawasan manajerial (RKM). Program pengawasan tahunan

disusun dengan cakupan kegiatan pengawasan pada semua

sekolah di tingkat kabupaten/kota dalam kurun waktu satu

tahun. Program pengawasan tahunan disusun dengan

melibatkan sejumlah pengawas dalam satu Kabupaten/Kota

untuk setiap jenjang pendidikan. Program pengawasan

semester merupakan penjabaran program pengawasan tahunan

pada masing-masing sekolah binaan selama satu semester

yang disusun oleh masing-masing pengawas. Program

pengawasan semester disusun oleh setiap pengawas sesuai

kondisi obyektif sekolah binaanya masing-masing.

Program pengawasan sekolah adalah rencana kegiatan

pengawasan yang akan dilaksanakan oleh pengawas sekolah

dalam kurun waktu (satu periode) tertentu. Agar dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik, pengawas sekolah harus

mengawali kegiatannya dengan menyusun program kerja

pengawasan yang jelas, terarah, dan berkesinambungan

dengan kegiatan pengawasan yang telah dilakukan pada

periode sebelumnya. Dalam konteks manajemen, program

kerja pengawasan sekolah mengandung makna sebagai

aplikasi fungsi perencanaan dalam bidang pengawasan

sekolah.

Secara umum, program pengawasan sekolah sekurang-

kurangnya memuat komponen pokok sebagai berikut:

1. Aspek/masalah, berupa identifikasi hasil pengawasan

sebelumnya sebagai prioritas dalam rencana pengawasan

(pembinaan, pemantauan, penilaian)

2. Tujuan pengawasan yang hendak dicapai.

3. Indikator keberhasilan, berupa target yang ingin dicapai

4. Strategi/metode kerja/teknik supervisi, seperti

monitoring dan evaluasi, refleksi dan Focused Group

Discussion, metode delphi, workshop, kunjungan kelas,

observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antar

kelas, supervisi kelompok, dll)

5. Skenario kegiatan, berupa langkah atau tahapan supervisi

yang sistematis dan logis yang disesuaikan dengan jadwal

dan waktu.

6. Sumber daya yang diperlukan, dapat berupa bahan,

fasilitas, manusia.

7. Penilaian dan instrumen, jenis dan bentuk disesuaikan

dengan aspek/masalah yang akan diselesaikan.

8. Rencana tindak lanjut, dapat berupa pemantapan, perbaikan

berkelan-jutan disesuaikan dengan metode pengawasan.

C Isi Pokok dan Alur Penyusunan Program

Isi pokok kegiatan yang akan dituangkan dalam program kerja

pengawasan tahunan ada empat macam, yaitu:

1. Identifikasi hasil pengawasan pada tahun sebelumnya dan

kebijaksanaan di bidang pendidikan

2. Pengolahan dan analisis hasil dan evaluasi pengawasan

tahun sebelumnya

3. Perumusan rancangan program pengawasan tahunan

4. Pemantapan dan penyempurnaan rancangan program pengawasan

tahunan.

Keempat hal tersebut secara skematis dapat digambarkan sebagai

berikut.

Penyusunan program pengawasan agar lebih terfokus dapat

dituangkan dalam bentuk matriks, sebelum diuraikan secara

naratif. Salah satu model format adalah sebagaimana contoh

berikut ini.

Matriks Model Format Program Kepengawasan

D. PELAPORAN

Setelah di SMA Negeri7 melakukan

pemantauan,supervisi dan evaluasi pembelajaran

yang memiliki data yang saling berhubungan.Maka

data yang telah diberi tanda oleh kepala satuan

pendidikan akan dilaporkan. Data dan informasi itu

disajikan dalam bentuk yang sistematik dan formall

dan diharapkan dapat dijadikan landasan untuk

mengambil keputuan bagi pengampu pendidikan atau

yang berkepentingan dengan pendidikan.

E. TINDAK LANJUT

Bagian akhir akhir dari kegiatan

kepengawasan adalah tindak lanjut. Tindak lanjut

yang dilakukan meliputi tiga hal yakni:

(a)Penguatan dan penghargaan diberikan kepada

pendidik yang telah memenuhi standar,jadi para

pendidik yang berprestasi akan diberi penghargaan

dalam rangka memotivasi para pendidikan agar makin

meningkatkan kualitas dirinya demi memajukan dunia

pendidikan.

(b)Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada

pendidik yang belum memenuhi standar.

(c) pendidik diberi kesempatan untuk mengikuti

pelatihan/penataran lebih lanjut.

Pada hakikatnya, tindak lanjut adalah

kesinambungan dari kegiatan evaluasi.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan maka

dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri 7 Pontianak telah

mencapai kondisi cukup baik karena sudah mengacu sesuai

tuntutan standar proses atau merujuk profil SKM yang

dikembangkan oleh Direktorat PSMA,dalam rangka pencapaian

standar proses, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

penilaian,dan pengawasan.Walaupun masih ada beberapa

kekurangan antara lain:

1.Dalam pembuatan silabus masih banyak guru yang memulai

dengan proses adopsi dan adaptasi silabus yang sudah

ada.

2.Dalam pelaksanaan proses pembelajaran,ditinjau dari

jumlah peserta didik rombongan yang tidak sesuai dengan

ketetapan.

3.Antara kegiatan pendahuluan,inti dan penutup belum

sesuai dengan pemetaan waktu yang disusun dalam Rpp.

4.Hasil penilaian pembelajaran tidak ditindaklanjuti

dengan analisis yang dapat digunakan sebagai bahan acuan

dalam program perbaikan proses pembelajaran selnajutnya.

Saran

Dengan adanya standar proses yang telah ditetapkan

maka seharusnya pihak sekolah lebih memperhatikan dengan

ketat pelaksanaan keempat standar itu dan melakukan

tindak lanjut terhadap kekurangan yang dimilki sekolah

saat menjalankan keempat komponen standar proses

tersebut demi terwujudnya peningkatkan mutu lulusan dalam

mencapai standar kompetensi lulusan yang pada akhirnya

mampu meningkatkan mutu pendidikan.