Post on 22-Feb-2023
LAPORAN PENGAMATAN
PUPUK DAN PEMUPUKAN(Pengaruh Unsur Hara Pada Pembibitan Tanaman Murbei)
Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pupuk dan Pemupukan
Oleh :
Mochammad Jafar Sodiq (D41111014)
PROGRAM DIPLOMA IV
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
KERJASAMA
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim,
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Ridho-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan pengamatan “Pengaruh Pemberian Unsur Hara pada
Pembibitan Tanaman Murbei” yang diberikan oleh dosen mata kuliah
Pupuk dan Pemupukan.
Dalam penulisan laporan ini, berbagai hambatan telah penulis
alami. Oleh karena itu, terselesaikannya laporan ini tentu saja
bukan karena kemampuan penulis semata. Namun karena adanya dukungan
dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan
ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada Ir. Ngadjijo dan Ir.
Etty Ekawati, Mp yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan
laporan ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu
menyelesaikan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari pengetahuan dan
pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan adanya kontribusi pemikiran dari berbagai pihak
agar laporan ini lebih baik dan bermanfaat.
Akhir kata penulis ucapkan semoga Allah SWT selalu membalas
budi baik anda semua.
i
Cianjur, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................i
DAFTAR ISI.......................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1..............................................................Lat
ar belakang...................................................1
1.2..............................................................Mas
alah..........................................................1
1.3..............................................................Tuj
uan...........................................................2
1.4..............................................................Man
faat..........................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Murbei...............................................3
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Murbei.................................3
2.3 Pengertian Pupuk dan Pemupukan...............................3
2.4 Dosis Pupuk Tanaman Murbei...................................4
2.5 Unsur Makro dan Mikro........................................4ii
BAB III METODELOGI PENGAMATAN
3.1 Waktu dan Tempat.............................................5
3.2 Alat dan Bahan...............................................5
3.3 Prosedur Kerja...............................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1..............................................................Has
il............................................................6
1.2..............................................................Pem
bahasan.......................................................11
BAB V PENUTUP
5.1..............................................................Kes
impulan.......................................................14
5.2..............................................................Sar
an............................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan dalam budidaya sutera alam sangat ditentukan oleh
ketersediaan tanaman murbei sebagai sumber pakan ulat sutera.
Ketersediaan daun murbei merupakan faktor yang mempengaruhi
keberhasilan kegiatan persuteraan alam sebanyak 38,2%. Hali ini
merupakan suatu tuntutan untuk terus meningkatkan produksi daun
pada tanaman murbei agar kegiatan budidaya sutera alam dapat
berjalan lancar.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang
pertanian berkontribusi sangat besar dalam upaya peningkatan
produksi pertanian. Salah satu cara dalam meningkatkan hasil
pertanian adalah dengan aplikasi pemupukan. Penggunaan pupuk yang
tepat dan berimbang ternyata dapat memberikan pengaruh yang baik
terhadap peningkatan produksi tanaman. Berkaitan dengan tuntutan
untuk terus meningkatkan produksi tanaman murbei maka aplikasi
pemupukan perlu dilakukan.
Tanaman membutuhkan nutrisi berupa unsur hara untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman umumnya tersedia dalam tanah. Namun, karena proses
budidaya yang berkesinambungan kemampuan tanah untuk menyediakan
unsur hara tanaman semakin kurang. Jika tanah tidak dapat
menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, khususnya untuk
tanaman budidaya yang kebutuhan unsur haranya sangat tinggi,
salah satu upayanya adalah dengan cara menambahkan unsur hara
pada tanah melalui pemupukan. Dengan demikian, pemupukan pada
tanaman murbei sangat diperlukan, terutama saat pembibitan1
murbei, agar kebutuhan unsur hara terutama unsur hara makro
terpenuhi. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk yang
mengandung unsur hara makro terhadap pertumbuhan tanaman murbei
dilakukan pengamatan terhadap bibit tanaman murbei yang diberikan
pupuk anorganik N(urea),P(SP-36),K(KCL), dan NPK ditambah pupuk
kandang.
1.2 Masalah
Bagaimana pengaruh pemberian pupuk makro (N, P, K, dan NPK)
terhadap pertumbuhan bibit stek tanaman murbei?
1.3 Tujuan
Mengetahui pengaruh pemberian unsur hara pada pembibitan tanaman
murbei.
Mahasiswa diharapkan mampu membedakan pengaruh unsur hara makro
terhadap pertumbuhan bibit tanaman murbei.
1.4 Manfaat
Menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan pengalaman mahasiswa
tentang pengaruh pemberian unsur hara pada pembibitan tanaman
murbei.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Murbei
Tanaman murbei berhabitus perdu atau semak, dengan tinggi 6-25
meter. Batang murbei berbentuk bulat dengan warna bervariasi
sesuai dengan jenisnya, yaitu hijau, kelabu atau cokelat.
Percabangannya banyak dengan berbagai macam bentuk, ada yang
tegak, mendatar atau menggantung. Tanaman murbei mempunyai daun
tunggal yang terletak pada cabang spiral, berbentuk oval, bulat,
bercangap, berlekuk atau tidak berlekuk, dengan ujung daun3
meruncing atau membulat, sedangkan tepi daunnya bergerigi atau
beringgit. Permukaan daun murbei juga bermacam-macam ada yang
kasar, agak kasar, atau mengkilap dengan tulang daun sebelah
bawah tampak jelas. Bunga murbei berumah satu (monoecious) atau
dua (dieoecious), mempunyai bunga jantan dan betina yang keduanya
tersusun dalam untaian dan pada umumnya terpisah satu sama
lainnya (unisexual). Buah majemuk, waktu muda berwarna hijau dan
setelah masak berwarna merah sampai ungu kehitaman.
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Murbei
Lokasi yang baik untuk pemeliharaan sutera di daerah-daerah
tropik adalah di dataran tinggi, yang letaknya pada ketinggian
lebih dari 700 m diatas permukaan laut, yaitu daerah- daerah
yang suhu rata-ratanya berkisar antara 210C – 250C. Akan tetapi
di dataran rendah pun, bila cukup sejuk, baik juga untuk
pemeliharaan ulat sutera (Soekiman Atmosoedarjo, 2000).
Syarat tanah yang akan ditanami tanaman murbei harus cukup
mensuplai udara, air, dan unsur hara bahkan pada lapisan yang
paling dalam yang dapat dijangkau oleh akar. Tanah sebaiknya
memiliki pH 6,2-7, teksturnya gembur dan mempunyai porositas yang
baik dengan kemampuan menahan air sehingga menghasilkan
produktifitas tinggi (Anonim, 2001).
Lokasi tanaman murbei sebaiknya ada di dekat tempat pemeliharaan
ulat, terutama tanaman untuk ulat kecil. Hal ini akan memudahkan
pemeliharaan ulat dan panen daun murbei.(Soekiman Atmosoedarjo,
2000)
2.3 Pengertian Pupuk dan Pemupukan
Dalam ilmu pertanian dikenal istilah pupuk dan pemupukan. Pupuk
merupakan bahan/unsur hara yang diberikan kepada kompleks tanah
tempat tumbuhnya tanaman yang tidak cukup mengandung unsur hara.4
Pupuk diberikan pada tanaman guna mencukupi kebutuhan tanaman
agar dapat tumbuh dan berkembang dengan normal.
Bagi tanaman pupuk berperan seperti makanan pada manusia. Oleh
tanaman, pupuk digunakan untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Jika
dalam makanan manusia dikenal ada istilah gizi maka dalam pupuk
dikenal dengan nama zat atau unsur hara. Pupuk adalah material
yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi
kebutuhan hara yang diperlukan sehingga tanaman mampu berproduksi
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun
anorganik. Sedangkan pemupukan adalah menambahkan material dalam
hal ini unsur hara yang dibutuhkan tanaman. (Marsono dan Paulus
Sigit , 2001).
2.4 Dosis Pupuk Tanaman Murbei
Untuk memperoleh produksi daun tanaman murbei yang optimal jumlah
N yang diperlukan untuk 0,1 ha adalah 30 kg, jumlah P disarankan
ada sebanyak 14 – 16 kg dan K 12 – 20 kg dalam bentuk pupuk
kimia. Namun, jumlah tersebut tergantung kepada tipe tanah dan
topografi. (Atmosoedarjo dkk, 2000).
2.5 Unsur Makro dan Mikro
Unsur makro adalah unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
besar, biasanya diatas 500 ppm atau 0,1% (Ali Kemas, 2005). Unsur
makro terdiri dari unsur makro primer dan sekunder. Unsur makro
primer meliputi Nitrogen (N), Pospat (P), dan Kalium (K) yang
berasal dari tanah, sedangkan yang berasal dari udara yaitu C, H
dan O berperan mengikat unsur-unsur di atas sehingga membentuk
senyawa yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Makro sekundernya
meliputi Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S) (Novik
Kurniati, 2012). Sedangakan unsur mikro adalah unsur yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif kecil. Sekalipun5
dibutuhkan dalam jumlah sedikit pupuk ini mutlak diperlukan
tanaman, meliputi Klor (Cl), Besi (Fe), Mangan (Ma), Tembaga
(Cu), Boron (B), Molibdenum (Mo), dan Seng (Zn).
BAB III
METODELOGI PENGAMATAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pengamatan dilakukan di Departemen Agribisnis Tanaman PPPPTK
Pertanian Cianjur mulai 24 April sampai 02 Juli 2013.
3.2 Alat dan Bahan
- Stek murbei
- Unsur hara N, P, K,
NPK
- Pupuk kandang
- Polibag ukuran 20 x 20
cm
- Arang sekam
- Alat ukur/timbangan
- Gunting stek
- Masker
- Sarung tangan
- Plastik
3.3 Prosedur Kerja
1. Buatlah bibit tanaman murbei melalui stek sebanyak 24 stek
masing-masing mahasiswa, ukuran stek 20-25x Ф1 cm.
2. Isi polibag dengan arang sekam sampai ketinggian 90 %.6
3. Tempatkan polibag berdasarkan kesamaan jenis unsur hara yang
diberikan, jenis unsur hara yang dicoba yaitu: N, P, K, NPK,
dan control, setiap unsur 4 tanaman setiap peserta.
4. Setiap polibag diberi pupuk kandang 50 gram, kecuali yang
control jangan diberi pupuk kandang.
5. Campur media dalam polibag dan jaga kelembabannya.
6. Stek ditanam pada media dalam polybag.
7. Lakukan pemupukan pertanaman dengan dosis N: 16 gr, P: 5 gr, K:
7 gr, NPK kombinasi dari ketiganya berikan unsur hara tersebut
pada saat tanaman sudah keluar 3-4 daun.
8. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok terdiri dari 4-5 orang setiap
kelompok mempunyai jumlah polibag 5 jenis unsur hara x 4
tanaman x 4/5 orang/kelompok= 80/100 polibak/kelompok, total:
(80x4)+100 = 420 polibag.
9. Tanaman diharapkan dijaga pertumbuhan dan berkembangnya
(kelembabannya) selama perkuliahan berlangsung, diamati
pengaruh dari masing-masing jenis unsur haranya.
10. Buatlah tabel pengamatan setiap seminggu 2 minggu sekali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel Pengamatan ke-1 sampai ke-6 pengaruh unsur hara pada
pembibitan tanaman murbei
No Perlakuan
Pengamatan 1/ 24 April 2013Jumlah daun dan
cabang
Pertumbuhan
daun
Perubahan warna
daunPerlakuan 1
1 N -
7
2 P -3 K -4 NPK -5 Kontrol -
Perlakuan 21 N -2 P -3 K -4 NPK -5 Kontrol -
Perlakuan 31 N -2 P -3 K -4 NPK -5 Kontrol -
Perlakuan 41 N -2 P -3 K -4 NPK -5 Kontrol -
No Perlakuan
Pengamatan 2/ 26 April 2013Jumlah daun dan
cabang
Pertumbuhan
daun
Perubahan warna
daunPerlakuan 1
1 N2 P3 K4 NPK
8
5 KontrolPerlakuan 2
1 N2 P3 K4 NPK5 Kontrol
Perlakuan 31 N2 P3 K4 NPK5 Kontrol
Perlakuan 41 N2 P3 K`4 NPK5 Kontrol
No Perlakuan
Pengamatan 3/ 08 Mei 2013Jumlah daun dan
cabang
Pertumbuhan
daun
Perubahan warna
daunPerlakuan 1
1 N 12 dan 2 Besar Hijau
2P
24 dan 4 BesarHijau
kekuningan
3K
7 dan 2 KecilHijau
kekuningan
4NPK
6 dan 2 KecilHijau
kekuningan
9
5 Kontrol 7 dan 2 Besar HijauPerlakuan 2
1 N 18 dan 3 Besar Hijau2 P 14 dan 5 Kecil Hijau
3K
6 dan 2 KecilHijau
kekuningan4 NPK 16 dan 3 Kecil Hijau5 Kontrol - Mati -
Perlakuan 31 N 7 dan 2 Besar Hijau2 P 13 dan 3 Kecil Hijau3 K 16 dan 3 Kecil Hijau
4NPK
12 dan 2 KecilHijau
kekuningan5 Kontrol 10 dan 1 Besar Hijau
Perlakuan 41 N 3 dan 1 Kecil Hijau2 P 20 dan 4 Kecil Hijau
3K
10 dan 2 KecilHijau
kekuningan`4 NPK - Mati -5 Kontrol 14 dan 3 Kecil Hijau
No Perlakuan
Pengamatan 4/ 16 Mei 2013Jumlah daun dan
cabang
Pertumbuhan
daun
Perubahan warna
daunPerlakuan 1
1 N 25 dan 4 Besar Hijau
2P
18 dan 3 BesarHijau
kekuningan
10
3K
8 dan 2 KecilHijau
kekuningan4 NPK - Mati -
5Kontrol
15 dan 3 BesarHijau
kekuninganPerlakuan 2
1 N - Mati -2 P 10 dan 3 Kecil Hijau
3K
7 dan 2 KecilHijau
kekuningan4 NPK - Mati -
5Kontrol
17 dan 3 KecilHijau
kekuninganPerlakuan 3
1 N 13 dan 2 Besar Hijau2 P 6 dan 2 Kecil Hijau3 K - Mati -4 NPK - Mati -5 Kontrol 22 dan 3 Kecil Hijau
Perlakuan 41 N 7 dan 1 Besar Hijau2 P 17 dan 3 Besar Hijau3 K - Mati -4 NPK - Mati -
5Kontrol
22 dan 3 KecilHijau
kekuningan
11
Gambar pembibitan tanaman murbei yang diberi pupuk Urea, SP-36, KCL,
NPK dan kontrol
Pemberian pupuk kandang Tanaman murbei yang diberi pupukurea
12
Tanaman murbei yang diberi pupukSP-36
Tanaman murbei yang diberi pupukKCL
Tanaman murbei yang diberi pupukNPK
Kontrol
4.2 Pembahasan
Pada kegiatan praktikum pengamatan pemberian pupuk pada stek
tanaman murbei digunakan media tanam berupa arang sekam.
13
Penggunaan media arang sekam ini digunakan dengan pertimbangan
media tersebut merupakan media steril sehingga tanaman dapat
terhindar dari hama dan penyakit yang biasanya terbawa di dalam
media tanam. Selain itu, media arang sekam sangat sedikit sekali
mengandung unsur hara sehingga apabila dijadikan media tanam
objek pengamatan, akan terlihat pengaruh dari setiap pemberian
pupuk yang diberikan terhadap pertumbuhan tanaman. Kelebihan lain
dari penggunaan media ini adalah memiliki porositas yang baik,
ringan, dapat menahan air dalam jumlah yang cukup, unsur hara
tidak mudah tercuci oleh air dan memudahkan penetrasi akar serta
baik untuk perkembangan perakaran tanaman.
Pada proses pengamatan, tanaman murbei diberikan perlakuan
pemupukan berupa pupuk N (urea), P (SP-36), K (KCL), NPK, dan
pupuk kandang sebagai pupuk dasar. Perlakuan pemupukan dengan
pemberian unsur hara makro ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
pengaruh dari unsur hara makro terhadap pertumbuhan. Hal ini
dilakukan karena unsur makro adalah unsur yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah besar, biasanya diatas 500 ppm atau 0,1% (Ali Kemas,
2005). Pemberian pupuk dasar berupa pupuk ayam bertujuan untuk
melengkapi ketersediaan unsur hara mikro. Penggunaan pupuk ayam
dipilih karena pupuk ayam memiliki kandungan unsur hara yang
relatif lebih besar dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya
seperti pupuk domba, pupuk sapi, pupuk kuda, dsb.
Pada tanaman yang diberikan pupuk N yaitu urea dengan dosis 16
gr/ pada sebagian besar tanaman memberikan pengaruh cukup baik
pada pertumbuhan daun. Namun ada juga tanaman yang mati. Nitrogen
dibutuhkan oleh tanaman karena berperan dalam merangsang
pertumbuhan vegetatif dan merupakan bahan penyusun klorofil,
protein dan lemak. Tanaman yang diberikan pupuk N menunjukan
14
pertumbuhan daun yang baik karena daun tumbuh lebar dan warna
daunnya hijau segar. Namun, selain pengaruh positif pada tanaman
ada juga tanaman yang memperlihatkan pengaruh negatif yaitu
kematian tanaman. Tanaman yang mati diduga disebabkan karena
pemberian pupuk yang terlalu dekat terhadap tanaman. Konsentrasi
larutan pupuk yang lebih pekat dari konsentrasi larutan yang ada
dalam sel tanaman menyebabkan terjadinya plasmolisis atau
keluarnya cairan sel dari dinding sel. Hal ini berkaitan dengan
karakteristik pupuk urea yang mudah larut dalam air dan mudah
menghisap air (higroskopis).
Pada tanaman murbei yang diberi perlakuan pemberian pupuk P yaitu
SP-36 dengan dosis 5 gr/tanaman memberikan hasil yang cukup baik,
karena tidak ada tanaman murbei yang mati. Fosfor merupakan bahan
pembentukan inti sel, protein dan lemak pada tanaman. Fosfor juga
berperan dalam merangsang pertumbuhan akar pada tanaman. Pada
tanaman yang tidak diberikan pupuk P menunjukan gejala kekerdilan
pada tanaman yang diduga karena pertumbuhan dan perkembangan
sistem perakarannya kurang optimal. Pertumbuhan akar yang kurang
optimal ini akan menyebabkan berkurangnya kemampuan akar unutk
menyerap unsur hara yang lebih banyak untuk kebutuhan metabolisme
tanaman (Hakim, dkk. 1986).
Tanaman murbei yang diberikan perlakuan pemberian pupuk KCl
dengan dosis 7 gr/tanaman memberikan hasil yang kurang baik
karena banyak tanaman yang mati. Peranan unsur Kalium dalam
tanaman diantaranya memperlancar proses fotosintesis , membantu
pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan bagian kayu pada
tanaman, dan mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik
tanaman. Pada tanaman yang mati diduga mengalami kasus yang sama
pada tanaman murbei yang diberikan pupuk N yaitu terjadinya15
plasmolisis. Karakteristik pupuk KCL yang bersifat higroskopis
dan pemberian pupuk yang terlalu dekat dengan tanaman kemungkinan
besar menjadi penyebab terjadinya kematian pada tanaman.
Pemberian pupuk NPK dengan dosis 28 gr/tanaman pada pembibitan
tanaman murbei memberikan hasil yang tidak baik pada tanaman.
Seluruh tanaman yang diberi pupuk NPK dengan dosis tersebut pada
pengamatan ke-4 menjadi mati, namun sebelum mati terjadi
perubahan warna pada daun dari hijau menjadi hijau kekuningan,
kemudian kuning dan akhirnya mati.
Pupuk NPK yang digunakan adalah pupuk NPK 15-15-15, artinya dalam
pupuk NPK tersebut memiliki kandungan unsur hara Nitrogen 15 %
dalam bentuk NH3, Fosfor 15 % dalam bentuk P2O5, dan kalium 15 %
dalam bentuk K2O. Idealnyanya pemberian pupuk NPK ini memberikan
hasil yang paling baik karena ketiga unsur hara makro utama yang
dibutuhkan oleh tanaman terpenuhi. Namun dengan dosis yang tidak
tepat ternyata menyebabkan kematian pada tanaman karena dosis
yang berlebih dapat menyebabkan unsur hara menjadi bersifat toxic
bagi tanaman.
Pada tanaman kontrol yang tidak dilakukan aplikasi pemupukan
apapun sebagian besar dapat hidup, namun ada juga tanaman yang
mati. Tanaman yang tidak diberikan pemupukan apapun ternyata
dapat tumbuh dan hidup tetapi menunjukan gejala kekurangna unsur
hara terutama kekurangan unsur hara N karena sebagian daunnya
berwarna hijau kekuningan atau hijau pucat. Pada tanaman yang
mati diduga telah mencapai ambang batas kekurangan unsur hara
sehingga metabolisme tidak berjalan lancar dan selanjutnya
menyebabkan tanaman tumbuh merana dan berakhir dengan kematian.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kondisi yang paling baik adalah tanaman yang diberikan aplikasi
pupuk P karena tidak ada satu pun tanaman yang mati. Tanaman yang
pertumbuhan daunnya baik adalah tanaman yang diberikan aplikasi
pemupukan dengan pupuk N, sedangkan pada tanaman yang diberikan
aplikasi pupuk K, dan NPK sebagian besar mengalami kematian.
Idealnya tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara normal
apabila tercukupi kebutuhan unsur haranya, baik makro maupun
mikro. Namun, dalam aplikasinya di lapangan, selain unsur hara
yang diberikan harus lengkap, pupuk juga harus diberikan dalam
dosis dan cara pemupukan yang tepat sehingga pemupukan yang
dilakukan menjadi efektif dan efisien dan memberikan hasil yang
baik bagi tanaman karena unsur hara yang diberikan sesuai dengan
yang dibutuhkan oleh tanaman.
4.2 Saran
1. Dosis pemupukan yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi
media tanaman dan tanamannya sehingga dosis yang diberikan
tepat dan tidak menyebabkan kematian.
2. Pada saat memupuk, sebaiknya hindari adanya kontak langsung
antara pupuk dengan tanaman, terutama pupuk yang bersifat
higroskopis seperti urea dan KCL.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Pengertian Unsur Hara. [Online]. Tersedia:
http://www.silvikultur.com/pengertian_unsur_hara.html. [7 Juli
2013].
Anonim. Media Tanam. [Online]. Tersedia:
http://sarananiagaplastik.com/tag/pupuk-daun/. [10 Juli 2013].
Anonim. Media Tanam Hidroponik dari Arang Sekam. [Online]. Tersedia:
http://igoywakaranai.blogspot.com/p/media-tanam-hidroponik-dari-
arang-sekam.html. [7 Juli 2013].
Anonim. Fungsi dan Cara Membuat Arang Sekam. [Online]. Tersedia:
http://agroklinik.wordpress.com/media-tanam/arang-sekam/. [7 Juli
2013].
Askari Wahyu. Pupuk NPK. [Online]. Tersedia:
http://wahyuaskari.wordpress.com/umum/pupuk-n-p-k/. [10 Juli 2013].
Distan. 2011. Kandungan Unsur Hara pada Pupuk dan Manfaatnya bagi
Tanaman. [Online]. Tersedia:19
http://distan.riau.go.id/index.php/component/content/article/53-
pupuk/141-unsur-hara-pupuk. [7 Juli 2013].
Guntoro Suprio,1994. Budidaya Ulat Sutera. Kanisius. Yogyakarta.
Marsono dan Sigit Paulus. 2005. Pupuk Akar (Jenis & Aplikasi).
Penerbit : Penebar Swadaya. Jakarta.
Novik Kurniati. 2012. Mengenal Pupuk. [Online]. Tersedia:
http://petunjukbudidaya.blogspot.com/2012/12/pemupukan.html. [11
April 2013].
Soekiman Atmosoedarjo, dkk. 2000. Sutera Alam Indonesia. Yayasan
Sarana Wana Jaya.: Jakarta.
20