PUPUK DAN PEMUPUKAN (Pengaruh Unsur Hara Pada Pembibitan Tanaman Murbei)

25
LAPORAN PENGAMATAN PUPUK DAN PEMUPUKAN (Pengaruh Unsur Hara Pada Pembibitan Tanaman Murbei) Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pupuk dan Pemupukan Oleh : Mochammad Jafar Sodiq (D41111014) PROGRAM DIPLOMA IV POLITEKNIK NEGERI JEMBER KERJASAMA 1

Transcript of PUPUK DAN PEMUPUKAN (Pengaruh Unsur Hara Pada Pembibitan Tanaman Murbei)

LAPORAN PENGAMATAN

PUPUK DAN PEMUPUKAN(Pengaruh Unsur Hara Pada Pembibitan Tanaman Murbei)

Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pupuk dan Pemupukan

Oleh :

Mochammad Jafar Sodiq (D41111014)

PROGRAM DIPLOMA IV

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

KERJASAMA

1

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN

TENAGA KEPENDIDIKAN PERTANIAN

2013

2

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim,

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan Ridho-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan pengamatan “Pengaruh Pemberian Unsur Hara pada

Pembibitan Tanaman Murbei” yang diberikan oleh dosen mata kuliah

Pupuk dan Pemupukan.

Dalam penulisan laporan ini, berbagai hambatan telah penulis

alami. Oleh karena itu, terselesaikannya laporan ini tentu saja

bukan karena kemampuan penulis semata. Namun karena adanya dukungan

dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan

ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada Ir. Ngadjijo dan Ir.

Etty Ekawati, Mp yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan

laporan ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu

menyelesaikan laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari pengetahuan dan

pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis

sangat mengharapkan adanya kontribusi pemikiran dari berbagai pihak

agar laporan ini lebih baik dan bermanfaat.

Akhir kata penulis ucapkan semoga Allah SWT selalu membalas

budi baik anda semua.

i

Cianjur, Juli 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................i

DAFTAR ISI.......................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1..............................................................Lat

ar belakang...................................................1

1.2..............................................................Mas

alah..........................................................1

1.3..............................................................Tuj

uan...........................................................2

1.4..............................................................Man

faat..........................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Murbei...............................................3

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Murbei.................................3

2.3 Pengertian Pupuk dan Pemupukan...............................3

2.4 Dosis Pupuk Tanaman Murbei...................................4

2.5 Unsur Makro dan Mikro........................................4ii

BAB III METODELOGI PENGAMATAN

3.1 Waktu dan Tempat.............................................5

3.2 Alat dan Bahan...............................................5

3.3 Prosedur Kerja...............................................5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1..............................................................Has

il............................................................6

1.2..............................................................Pem

bahasan.......................................................11

BAB V PENUTUP

5.1..............................................................Kes

impulan.......................................................14

5.2..............................................................Sar

an............................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................15

iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan dalam budidaya sutera alam sangat ditentukan oleh

ketersediaan tanaman murbei sebagai sumber pakan ulat sutera.

Ketersediaan daun murbei merupakan faktor yang mempengaruhi

keberhasilan kegiatan persuteraan alam sebanyak 38,2%. Hali ini

merupakan suatu tuntutan untuk terus meningkatkan produksi daun

pada tanaman murbei agar kegiatan budidaya sutera alam dapat

berjalan lancar.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang

pertanian berkontribusi sangat besar dalam upaya peningkatan

produksi pertanian. Salah satu cara dalam meningkatkan hasil

pertanian adalah dengan aplikasi pemupukan. Penggunaan pupuk yang

tepat dan berimbang ternyata dapat memberikan pengaruh yang baik

terhadap peningkatan produksi tanaman. Berkaitan dengan tuntutan

untuk terus meningkatkan produksi tanaman murbei maka aplikasi

pemupukan perlu dilakukan.

Tanaman membutuhkan nutrisi berupa unsur hara untuk menunjang

pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara yang dibutuhkan oleh

tanaman umumnya tersedia dalam tanah. Namun, karena proses

budidaya yang berkesinambungan kemampuan tanah untuk menyediakan

unsur hara tanaman semakin kurang. Jika tanah tidak dapat

menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, khususnya untuk

tanaman budidaya yang kebutuhan unsur haranya sangat tinggi,

salah satu upayanya adalah dengan cara menambahkan unsur hara

pada tanah melalui pemupukan. Dengan demikian, pemupukan pada

tanaman murbei sangat diperlukan, terutama saat pembibitan1

murbei, agar kebutuhan unsur hara terutama unsur hara makro

terpenuhi. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk yang

mengandung unsur hara makro terhadap pertumbuhan tanaman murbei

dilakukan pengamatan terhadap bibit tanaman murbei yang diberikan

pupuk anorganik N(urea),P(SP-36),K(KCL), dan NPK ditambah pupuk

kandang.

1.2 Masalah

Bagaimana pengaruh pemberian pupuk makro (N, P, K, dan NPK)

terhadap pertumbuhan bibit stek tanaman murbei?

1.3 Tujuan

Mengetahui pengaruh pemberian unsur hara pada pembibitan tanaman

murbei.

Mahasiswa diharapkan mampu membedakan pengaruh unsur hara makro

terhadap pertumbuhan bibit tanaman murbei.

1.4 Manfaat

Menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan pengalaman mahasiswa

tentang pengaruh pemberian unsur hara pada pembibitan tanaman

murbei.

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Murbei

Tanaman murbei berhabitus perdu atau semak, dengan tinggi 6-25

meter. Batang murbei berbentuk bulat dengan warna bervariasi

sesuai dengan jenisnya, yaitu hijau, kelabu atau cokelat.

Percabangannya banyak dengan berbagai macam bentuk, ada yang

tegak, mendatar atau menggantung. Tanaman murbei mempunyai daun

tunggal yang terletak pada cabang spiral, berbentuk oval, bulat,

bercangap, berlekuk atau tidak berlekuk, dengan ujung daun3

meruncing atau membulat, sedangkan tepi daunnya bergerigi atau

beringgit. Permukaan daun murbei juga bermacam-macam ada yang

kasar, agak kasar, atau mengkilap dengan tulang daun sebelah

bawah tampak jelas. Bunga murbei berumah satu (monoecious) atau

dua (dieoecious), mempunyai bunga jantan dan betina yang keduanya

tersusun dalam untaian dan pada umumnya terpisah satu sama

lainnya (unisexual). Buah majemuk, waktu muda berwarna hijau dan

setelah masak berwarna merah sampai ungu kehitaman.

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Murbei

Lokasi yang baik untuk pemeliharaan sutera di daerah-daerah

tropik adalah di dataran tinggi, yang letaknya pada ketinggian

lebih dari 700 m diatas permukaan laut, yaitu daerah- daerah

yang suhu rata-ratanya berkisar antara 210C – 250C. Akan tetapi

di dataran rendah pun, bila cukup sejuk, baik juga untuk

pemeliharaan ulat sutera (Soekiman Atmosoedarjo, 2000).

Syarat tanah yang akan ditanami tanaman murbei harus cukup

mensuplai udara, air, dan unsur hara bahkan pada lapisan yang

paling dalam yang dapat dijangkau oleh akar. Tanah sebaiknya

memiliki pH 6,2-7, teksturnya gembur dan mempunyai porositas yang

baik dengan kemampuan menahan air sehingga menghasilkan

produktifitas tinggi (Anonim, 2001).

Lokasi tanaman murbei sebaiknya ada di dekat tempat pemeliharaan

ulat, terutama tanaman untuk ulat kecil. Hal ini akan memudahkan

pemeliharaan ulat dan panen daun murbei.(Soekiman Atmosoedarjo,

2000)

2.3 Pengertian Pupuk dan Pemupukan

Dalam ilmu pertanian dikenal istilah pupuk dan pemupukan. Pupuk

merupakan bahan/unsur hara yang diberikan kepada kompleks tanah

tempat tumbuhnya tanaman yang tidak cukup mengandung unsur hara.4

Pupuk diberikan pada tanaman guna mencukupi kebutuhan tanaman

agar dapat tumbuh dan berkembang dengan normal.

Bagi tanaman pupuk berperan seperti makanan pada manusia. Oleh

tanaman, pupuk digunakan untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Jika

dalam makanan manusia dikenal ada istilah gizi maka dalam pupuk

dikenal dengan nama zat atau unsur hara. Pupuk adalah material

yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi

kebutuhan hara yang diperlukan sehingga tanaman mampu berproduksi

dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun

anorganik. Sedangkan pemupukan adalah menambahkan material dalam

hal ini unsur hara yang dibutuhkan tanaman. (Marsono dan Paulus

Sigit , 2001).

2.4 Dosis Pupuk Tanaman Murbei

Untuk memperoleh produksi daun tanaman murbei yang optimal jumlah

N yang diperlukan untuk 0,1 ha adalah 30 kg, jumlah P disarankan

ada sebanyak 14 – 16 kg dan K 12 – 20 kg dalam bentuk pupuk

kimia. Namun, jumlah tersebut tergantung kepada tipe tanah dan

topografi. (Atmosoedarjo dkk, 2000).

2.5 Unsur Makro dan Mikro

Unsur makro adalah unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah

besar, biasanya diatas 500 ppm atau 0,1% (Ali Kemas, 2005). Unsur

makro terdiri dari unsur makro primer dan sekunder. Unsur makro

primer meliputi Nitrogen (N), Pospat (P), dan Kalium (K) yang

berasal dari tanah, sedangkan yang berasal dari udara yaitu C, H

dan O berperan mengikat unsur-unsur di atas sehingga membentuk

senyawa yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Makro sekundernya

meliputi Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S) (Novik

Kurniati, 2012). Sedangakan unsur mikro adalah unsur yang

dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif kecil. Sekalipun5

dibutuhkan dalam jumlah sedikit pupuk ini mutlak diperlukan

tanaman, meliputi Klor (Cl), Besi (Fe), Mangan (Ma), Tembaga

(Cu), Boron (B), Molibdenum (Mo), dan Seng (Zn).

BAB III

METODELOGI PENGAMATAN

3.1 Waktu dan Tempat

Pengamatan dilakukan di Departemen Agribisnis Tanaman PPPPTK

Pertanian Cianjur mulai 24 April sampai 02 Juli 2013.

3.2 Alat dan Bahan

- Stek murbei

- Unsur hara N, P, K,

NPK

- Pupuk kandang

- Polibag ukuran 20 x 20

cm

- Arang sekam

- Alat ukur/timbangan

- Gunting stek

- Masker

- Sarung tangan

- Plastik

3.3 Prosedur Kerja

1. Buatlah bibit tanaman murbei melalui stek sebanyak 24 stek

masing-masing mahasiswa, ukuran stek 20-25x Ф1 cm.

2. Isi polibag dengan arang sekam sampai ketinggian 90 %.6

3. Tempatkan polibag berdasarkan kesamaan jenis unsur hara yang

diberikan, jenis unsur hara yang dicoba yaitu: N, P, K, NPK,

dan control, setiap unsur 4 tanaman setiap peserta.

4. Setiap polibag diberi pupuk kandang 50 gram, kecuali yang

control jangan diberi pupuk kandang.

5. Campur media dalam polibag dan jaga kelembabannya.

6. Stek ditanam pada media dalam polybag.

7. Lakukan pemupukan pertanaman dengan dosis N: 16 gr, P: 5 gr, K:

7 gr, NPK kombinasi dari ketiganya berikan unsur hara tersebut

pada saat tanaman sudah keluar 3-4 daun.

8. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok terdiri dari 4-5 orang setiap

kelompok mempunyai jumlah polibag 5 jenis unsur hara x 4

tanaman x 4/5 orang/kelompok= 80/100 polibak/kelompok, total:

(80x4)+100 = 420 polibag.

9. Tanaman diharapkan dijaga pertumbuhan dan berkembangnya

(kelembabannya) selama perkuliahan berlangsung, diamati

pengaruh dari masing-masing jenis unsur haranya.

10. Buatlah tabel pengamatan setiap seminggu 2 minggu sekali.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel Pengamatan ke-1 sampai ke-6 pengaruh unsur hara pada

pembibitan tanaman murbei

No Perlakuan

Pengamatan 1/ 24 April 2013Jumlah daun dan

cabang

Pertumbuhan

daun

Perubahan warna

daunPerlakuan 1

1 N -

7

2 P -3 K -4 NPK -5 Kontrol -

Perlakuan 21 N -2 P -3 K -4 NPK -5 Kontrol -

Perlakuan 31 N -2 P -3 K -4 NPK -5 Kontrol -

Perlakuan 41 N -2 P -3 K -4 NPK -5 Kontrol -

No Perlakuan

Pengamatan 2/ 26 April 2013Jumlah daun dan

cabang

Pertumbuhan

daun

Perubahan warna

daunPerlakuan 1

1 N2 P3 K4 NPK

8

5 KontrolPerlakuan 2

1 N2 P3 K4 NPK5 Kontrol

Perlakuan 31 N2 P3 K4 NPK5 Kontrol

Perlakuan 41 N2 P3 K`4 NPK5 Kontrol

No Perlakuan

Pengamatan 3/ 08 Mei 2013Jumlah daun dan

cabang

Pertumbuhan

daun

Perubahan warna

daunPerlakuan 1

1 N 12 dan 2 Besar Hijau

2P

24 dan 4 BesarHijau

kekuningan

3K

7 dan 2 KecilHijau

kekuningan

4NPK

6 dan 2 KecilHijau

kekuningan

9

5 Kontrol 7 dan 2 Besar HijauPerlakuan 2

1 N 18 dan 3 Besar Hijau2 P 14 dan 5 Kecil Hijau

3K

6 dan 2 KecilHijau

kekuningan4 NPK 16 dan 3 Kecil Hijau5 Kontrol - Mati -

Perlakuan 31 N 7 dan 2 Besar Hijau2 P 13 dan 3 Kecil Hijau3 K 16 dan 3 Kecil Hijau

4NPK

12 dan 2 KecilHijau

kekuningan5 Kontrol 10 dan 1 Besar Hijau

Perlakuan 41 N 3 dan 1 Kecil Hijau2 P 20 dan 4 Kecil Hijau

3K

10 dan 2 KecilHijau

kekuningan`4 NPK - Mati -5 Kontrol 14 dan 3 Kecil Hijau

No Perlakuan

Pengamatan 4/ 16 Mei 2013Jumlah daun dan

cabang

Pertumbuhan

daun

Perubahan warna

daunPerlakuan 1

1 N 25 dan 4 Besar Hijau

2P

18 dan 3 BesarHijau

kekuningan

10

3K

8 dan 2 KecilHijau

kekuningan4 NPK - Mati -

5Kontrol

15 dan 3 BesarHijau

kekuninganPerlakuan 2

1 N - Mati -2 P 10 dan 3 Kecil Hijau

3K

7 dan 2 KecilHijau

kekuningan4 NPK - Mati -

5Kontrol

17 dan 3 KecilHijau

kekuninganPerlakuan 3

1 N 13 dan 2 Besar Hijau2 P 6 dan 2 Kecil Hijau3 K - Mati -4 NPK - Mati -5 Kontrol 22 dan 3 Kecil Hijau

Perlakuan 41 N 7 dan 1 Besar Hijau2 P 17 dan 3 Besar Hijau3 K - Mati -4 NPK - Mati -

5Kontrol

22 dan 3 KecilHijau

kekuningan

11

Gambar pembibitan tanaman murbei yang diberi pupuk Urea, SP-36, KCL,

NPK dan kontrol

Pemberian pupuk kandang Tanaman murbei yang diberi pupukurea

12

Tanaman murbei yang diberi pupukSP-36

Tanaman murbei yang diberi pupukKCL

Tanaman murbei yang diberi pupukNPK

Kontrol

4.2 Pembahasan

Pada kegiatan praktikum pengamatan pemberian pupuk pada stek

tanaman murbei digunakan media tanam berupa arang sekam.

13

Penggunaan media arang sekam ini digunakan dengan pertimbangan

media tersebut merupakan media steril sehingga tanaman dapat

terhindar dari hama dan penyakit yang biasanya terbawa di dalam

media tanam. Selain itu, media arang sekam sangat sedikit sekali

mengandung unsur hara sehingga apabila dijadikan media tanam

objek pengamatan, akan terlihat pengaruh dari setiap pemberian

pupuk yang diberikan terhadap pertumbuhan tanaman. Kelebihan lain

dari penggunaan media ini adalah memiliki porositas yang baik,

ringan, dapat menahan air dalam jumlah yang cukup, unsur hara

tidak mudah tercuci oleh air dan memudahkan penetrasi akar serta

baik untuk perkembangan perakaran tanaman.

Pada proses pengamatan, tanaman murbei diberikan perlakuan

pemupukan berupa pupuk N (urea), P (SP-36), K (KCL), NPK, dan

pupuk kandang sebagai pupuk dasar. Perlakuan pemupukan dengan

pemberian unsur hara makro ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

pengaruh dari unsur hara makro terhadap pertumbuhan. Hal ini

dilakukan karena unsur makro adalah unsur yang dibutuhkan tanaman

dalam jumlah besar, biasanya diatas 500 ppm atau 0,1% (Ali Kemas,

2005). Pemberian pupuk dasar berupa pupuk ayam bertujuan untuk

melengkapi ketersediaan unsur hara mikro. Penggunaan pupuk ayam

dipilih karena pupuk ayam memiliki kandungan unsur hara yang

relatif lebih besar dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya

seperti pupuk domba, pupuk sapi, pupuk kuda, dsb.

Pada tanaman yang diberikan pupuk N yaitu urea dengan dosis 16

gr/ pada sebagian besar tanaman memberikan pengaruh cukup baik

pada pertumbuhan daun. Namun ada juga tanaman yang mati. Nitrogen

dibutuhkan oleh tanaman karena berperan dalam merangsang

pertumbuhan vegetatif dan merupakan bahan penyusun klorofil,

protein dan lemak. Tanaman yang diberikan pupuk N menunjukan

14

pertumbuhan daun yang baik karena daun tumbuh lebar dan warna

daunnya hijau segar. Namun, selain pengaruh positif pada tanaman

ada juga tanaman yang memperlihatkan pengaruh negatif yaitu

kematian tanaman. Tanaman yang mati diduga disebabkan karena

pemberian pupuk yang terlalu dekat terhadap tanaman. Konsentrasi

larutan pupuk yang lebih pekat dari konsentrasi larutan yang ada

dalam sel tanaman menyebabkan terjadinya plasmolisis atau

keluarnya cairan sel dari dinding sel. Hal ini berkaitan dengan

karakteristik pupuk urea yang mudah larut dalam air dan mudah

menghisap air (higroskopis).

Pada tanaman murbei yang diberi perlakuan pemberian pupuk P yaitu

SP-36 dengan dosis 5 gr/tanaman memberikan hasil yang cukup baik,

karena tidak ada tanaman murbei yang mati. Fosfor merupakan bahan

pembentukan inti sel, protein dan lemak pada tanaman. Fosfor juga

berperan dalam merangsang pertumbuhan akar pada tanaman. Pada

tanaman yang tidak diberikan pupuk P menunjukan gejala kekerdilan

pada tanaman yang diduga karena pertumbuhan dan perkembangan

sistem perakarannya kurang optimal. Pertumbuhan akar yang kurang

optimal ini akan menyebabkan berkurangnya kemampuan akar unutk

menyerap unsur hara yang lebih banyak untuk kebutuhan metabolisme

tanaman (Hakim, dkk. 1986).

Tanaman murbei yang diberikan perlakuan pemberian pupuk KCl

dengan dosis 7 gr/tanaman memberikan hasil yang kurang baik

karena banyak tanaman yang mati. Peranan unsur Kalium dalam

tanaman diantaranya memperlancar proses fotosintesis , membantu

pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan bagian kayu pada

tanaman, dan mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik

tanaman. Pada tanaman yang mati diduga mengalami kasus yang sama

pada tanaman murbei yang diberikan pupuk N yaitu terjadinya15

plasmolisis. Karakteristik pupuk KCL yang bersifat higroskopis

dan pemberian pupuk yang terlalu dekat dengan tanaman kemungkinan

besar menjadi penyebab terjadinya kematian pada tanaman.

Pemberian pupuk NPK dengan dosis 28 gr/tanaman pada pembibitan

tanaman murbei memberikan hasil yang tidak baik pada tanaman.

Seluruh tanaman yang diberi pupuk NPK dengan dosis tersebut pada

pengamatan ke-4 menjadi mati, namun sebelum mati terjadi

perubahan warna pada daun dari hijau menjadi hijau kekuningan,

kemudian kuning dan akhirnya mati.

Pupuk NPK yang digunakan adalah pupuk NPK 15-15-15, artinya dalam

pupuk NPK tersebut memiliki kandungan unsur hara Nitrogen 15 %

dalam bentuk NH3, Fosfor 15 % dalam bentuk P2O5, dan kalium 15 %

dalam bentuk K2O. Idealnyanya pemberian pupuk NPK ini memberikan

hasil yang paling baik karena ketiga unsur hara makro utama yang

dibutuhkan oleh tanaman terpenuhi. Namun dengan dosis yang tidak

tepat ternyata menyebabkan kematian pada tanaman karena dosis

yang berlebih dapat menyebabkan unsur hara menjadi bersifat toxic

bagi tanaman.

Pada tanaman kontrol yang tidak dilakukan aplikasi pemupukan

apapun sebagian besar dapat hidup, namun ada juga tanaman yang

mati. Tanaman yang tidak diberikan pemupukan apapun ternyata

dapat tumbuh dan hidup tetapi menunjukan gejala kekurangna unsur

hara terutama kekurangan unsur hara N karena sebagian daunnya

berwarna hijau kekuningan atau hijau pucat. Pada tanaman yang

mati diduga telah mencapai ambang batas kekurangan unsur hara

sehingga metabolisme tidak berjalan lancar dan selanjutnya

menyebabkan tanaman tumbuh merana dan berakhir dengan kematian.

16

17

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

kondisi yang paling baik adalah tanaman yang diberikan aplikasi

pupuk P karena tidak ada satu pun tanaman yang mati. Tanaman yang

pertumbuhan daunnya baik adalah tanaman yang diberikan aplikasi

pemupukan dengan pupuk N, sedangkan pada tanaman yang diberikan

aplikasi pupuk K, dan NPK sebagian besar mengalami kematian.

Idealnya tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara normal

apabila tercukupi kebutuhan unsur haranya, baik makro maupun

mikro. Namun, dalam aplikasinya di lapangan, selain unsur hara

yang diberikan harus lengkap, pupuk juga harus diberikan dalam

dosis dan cara pemupukan yang tepat sehingga pemupukan yang

dilakukan menjadi efektif dan efisien dan memberikan hasil yang

baik bagi tanaman karena unsur hara yang diberikan sesuai dengan

yang dibutuhkan oleh tanaman.

4.2 Saran

1. Dosis pemupukan yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi

media tanaman dan tanamannya sehingga dosis yang diberikan

tepat dan tidak menyebabkan kematian.

2. Pada saat memupuk, sebaiknya hindari adanya kontak langsung

antara pupuk dengan tanaman, terutama pupuk yang bersifat

higroskopis seperti urea dan KCL.

18

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Pengertian Unsur Hara. [Online]. Tersedia:

http://www.silvikultur.com/pengertian_unsur_hara.html. [7 Juli

2013].

Anonim. Media Tanam. [Online]. Tersedia:

http://sarananiagaplastik.com/tag/pupuk-daun/. [10 Juli 2013].

Anonim. Media Tanam Hidroponik dari Arang Sekam. [Online]. Tersedia:

http://igoywakaranai.blogspot.com/p/media-tanam-hidroponik-dari-

arang-sekam.html. [7 Juli 2013].

Anonim. Fungsi dan Cara Membuat Arang Sekam. [Online]. Tersedia:

http://agroklinik.wordpress.com/media-tanam/arang-sekam/. [7 Juli

2013].

Askari Wahyu. Pupuk NPK. [Online]. Tersedia:

http://wahyuaskari.wordpress.com/umum/pupuk-n-p-k/. [10 Juli 2013].

Distan. 2011. Kandungan Unsur Hara pada Pupuk dan Manfaatnya bagi

Tanaman. [Online]. Tersedia:19

http://distan.riau.go.id/index.php/component/content/article/53-

pupuk/141-unsur-hara-pupuk. [7 Juli 2013].

Guntoro Suprio,1994. Budidaya Ulat Sutera. Kanisius. Yogyakarta.

Marsono dan Sigit Paulus. 2005. Pupuk Akar (Jenis & Aplikasi).

Penerbit : Penebar Swadaya. Jakarta.

Novik Kurniati. 2012. Mengenal Pupuk. [Online]. Tersedia:

http://petunjukbudidaya.blogspot.com/2012/12/pemupukan.html. [11

April 2013].

Soekiman Atmosoedarjo, dkk. 2000. Sutera Alam Indonesia. Yayasan

Sarana Wana Jaya.: Jakarta.

20