Analisis Data Unsur-Unsur Iklim

28
UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI LAPORAN PRAKTIKUM NAMA : RATNA IKA SARI NIM : 131510501033 GOL/KELOMPOK : A/5 ANGGOTA : 1. ENI N. H (131510501028) 2. GILANG. P (131510501037) 3. M. NOVAL. J (131510501041) 4. M. FATHUR R. (131510501007) ACARA : ANALISIS DATA UNSUR-UNSUR IKLIM TANGGAL PRAKTIKUM : 07 NOVEMBER 2014 TANGGAL PENYERAHAN : 21 NOVEMBER 2014 ASISTEN : 1. ALDY ARIFIAN PERMADI 2. ANDY REZA ZULKARNAEN 3. DENI SETYAWAN 4. AMILIA

Transcript of Analisis Data Unsur-Unsur Iklim

UNIVERSITAS JEMBERFAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGILABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA : RATNA IKA SARI

NIM : 131510501033

GOL/KELOMPOK : A/5

ANGGOTA : 1. ENI N. H

(131510501028)

2. GILANG. P (131510501037)

3. M. NOVAL. J

(131510501041)

4. M. FATHUR R.

(131510501007)

ACARA : ANALISIS DATA UNSUR-UNSUR

IKLIM

TANGGAL PRAKTIKUM : 07 NOVEMBER 2014

TANGGAL PENYERAHAN : 21 NOVEMBER 2014

ASISTEN : 1. ALDY ARIFIAN PERMADI

2. ANDY REZA ZULKARNAEN

3. DENI SETYAWAN

4. AMILIA

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Cuaca dan iklim merupakan faktor-faktor yang

mengacu pada keadaan atmosfer. Hanya saja disini peran

cuaca terhadap pertanian lebih diperhitungkan karena

pada dasarnya keadaan iklim selalu dapat diikuti

sedangkan cuaca selalu berubah setiap saat dan setiap

waktu. Sehingga faktor cuacalah yang sangat berperan

terhadap hasil pertanian yang diperoleh pada saat

panen. Dan lagi iklim ini mencakup wilayah yang luas

sedangkan cuaca pada tempat tertentu sehingga tidak

memerlukan waktu yang lama untuk menyimpulkannya karena

hanya 10 tahun sekali.

Kebutuhan dasar untuk membuat perencanaan yang

baik untuk melakukan budidaya adalah analisis data

cuaca dan iklim yang ada disuatu daerah. Tersedianya

data meteorology ini sangat berarti dalam bidang

pertanian karena seperti yang diketahui unsur cuaca

yang berubah-ubah dapat menyebabkan gagal panen dalam

menurunkan hasil produksi pertanian. Semua kegiatan

pertanian yang berhubungan dengan lingkungan memerlukan

perencanaan dan penanganan pasca panen yang memerlukan

tersedianya data cuaca yang benar. Data cuaca yang

diperoleh ini dapat diolah sesuai dengan keperluan,

berdasarkan hak tersebut maka data yang diperoleh dari

hasil penetian harus dapat dipertanggung jawabkan

secara ilmiah bagi penulisnya. Pengetahuan untuk

memperoleh data cuaca yang benar merupakan salah satu

tujuan yang akan menjadi salah satu parameter dari

hasil penelitian yang dilakukan.

Analisis data iklim dan cuaca harus secara

komprehensif dan berkelanjutan karena iklim dan cuaca

merupakan sistem yang selalu dapat berubah. Cuaca dan

iklim sama-sama mengacu pada keadaan atmosfer pada

suatu tempat dan waktu tertentu. Cuaca dan iklim

berbeda dalam rentang waktu dan luas tempat. Cuaca

didefinisikan sebagai keadaan atmosfer pada daerah dan

waktu tertentu. Iklim adalah keadaan atmosfer pada

daerah yang lebih luas dalam kurun waktu yang panjang,

dengan kata lain iklim adalah rata-rata cuaca dalam

periode waktu yang panjang dan daerah yang lebih luas.

Cara mengetahui cuaca di suatu tempat maka dapat diukur

langsung keadaan cuaca di tempat tersebut, namun untuk

mengetahui iklimnya kita memerlukan rekaman data

keadaan atmosfer di tempat tersebut puluhan tahun yang

lalu. Alat-alat ini harus tahan setiap waktu terhadap

pengaruh-pengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya

tidak berubah. Pemeliharaan alat akan membuat

ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat

dipercaya.

Data cuaca yang akurat dan dapat dianalisis lebih

lanjut, adalah data yang homogen dan konsisten. Data

cuaca dikatakan homogen apabila simpangan yang terdapat

pada data semata – mata hanya diakibatkan oleh

simpangan cuaca atau iklim bukan oleh sebab lain, sebab

lain yang dimaksud misalnya perubahan disekitar stasiun

karena adanya bangunan baru, pohon yang semakin besar

akibatnya perubahan kondisi lokal berubah, pembangunan

prasarana lain dan sebagainnya.

1.2 Tujuan

1. Mengelompokkan data unsur cuaca berdasar sifat dan

karakteristiknya.

2. Menganalisis dan menafsirkan data unsur – unsur

cuaca.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor

produksi yang sangat dinamik dan sulit dikendalikan.

Iklim dan cuaca sangat sulit untuk dimodifikasi atau

dikendalikan sesuai dengan kebutuhan, kalaupun bisa

memerluan biaya dan teknologi yang tinggi. Iklim atau

cuaca sering seakan – akan menjadi faktor pembatas

produksi pertanian karena sifatnya yang dinamis,

beragam dan terbuka, pendekatan terhadap cuaca atau

iklim supaya lebih berdaya guna dalam bidang pertanian,

diperlukan suatu pemahaman yang lebih akurat teradap

karakteristik iklim melalui analisis dan interpretasi

data iklim. Mutu hasil analisis dan interpretasi data

iklim, selain ditentukan oleh metode analisis yang

digunakan, juga sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu

data. Koordinasi dan kerjasama yang baik sangat

diperlukan antar instansi pengelola dan pengguna data

iklim demi menunjang pembangunan pertanian secara

keseluruhan (Mavi dan Tupper, 2004).

Iklim merupakan faktor yang sangat berperan dalam

mendukung pertumbuhan tanaman. Kondisi iklim yang

sangat ekstrim misalnya kemarau panjang akan

menimbulkan dampak yang luas baik terhadap tanaman

maupun manusia. Data iklim tidak hanya dimanfaatkan

oleh pertanian saja, namun juga digunakan untuk

keperluan perhubungan dan lingkungan hidup

(Wishnubroto, 1983).

Pertanian merupakan kegiatan yang selalu

berhubungan dengan fluktuasi unsur-unsur cuaca yang

mempengaruhi hasil pertanian baik yang bersifat positif

(meningkatkan hasil) maupun negatif (menurunkan hasil.

Awal musim hujan sangat menentukan penentuan waktu

tanam sedangkan awal musim kemarau menentukan tingkat

keberhasilan panen, karena akhir musim pertanaman

sangat ditentukan oleh ketersediaan air menjelang

kemarau (Evita dkk., 2010).

Dengan mempelajari agrometeorologi dapat

meningkatkan kewaspadaan pada pengaruh iklim terhadap

kondisi pertanian yang semakin sulit diprediksi, yang

dapat menyebabkan kegagalan panen pada saat pemanenan

dilakukan. Denagn adanya analisis data cuaca tersebut

pemanfaatan unsur-unsur iklim dapat dilakukan pada

unsur – unsur yang dapat membantu dan memberikan

keuntungan (Anshari dkk., 2013). Manfaat dari

klimatologi yaitu untuk digunakan dalam perhitungan

kondisi udara dalam kurun waktu tertentu atau digunakan

sebagai tolok ukur untuk menentukan kondisi udara dalam

suatu kurun waktu mendatang dalam periode lebih dari 1

bulan, apakah akan diatas normal dari harga rata-rata

yang baku. Melihat kondisi yang telah lalu, sedang

berlangsung dan akan berlangsung, maka perhitungan

hasil produksi kotor dati faktor alam dapat dihitung,

oleh sebab itu arti dan manfaat klimatologi

dalam  kaitan dengan produksi pertanian adalah untuk

menghitung hasil produksi pertanian dari sisi kondisi

alam baik yang telah berlangsung, sedang berlangsung

dan akan berlangsung (Endriyanto dan Ihsan, 2011).

Data iklim yang sering digunakan dalam

meteorology dan geofisika saat ini merupakan hasil

pengamatan selama 30 tahun sampai sekarang data iklim

itu masih di anggap cukup tepat untuk mewakili ciri dan

unsur meteorologi. Hujan biasanya turun apabila ada

interaksi antara air laut dengan udara, apabila air

laut panas maka udara di atas laut akan lembab apabila

udara lembab maka hujan akan turun (Budiastuti, 2010).

Suhu minimum dan maksimum akan dua kali lebih besar

untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10º C. Dari babarapa

penelitian diketahui bahwa keadaan tersebut berlaku

pada kisaran suhu 20 - 3º C dalam prakteknya hubungan

ini sangat sulit ditentukan (Sabaruddin, 2012).

Instrumen atau peralatan pemantau kondisi cuaca

merupakan salah satu peralatan yang sangat penting

dalam bidang pertanian, terutama dalam budidaya

tanaman. Penggunaan alat ukur atau sistem instrumentasi

yang pada umumnya digunakan adalah pengukur atau

pemantau cuaca yang meliputi pengindraan parameter

cuaca, misalnya temperatur udara, arah dan kecepatan

angin dan lainnya (Syahrul dkk., 2012).Verifikasi

adalah proses menilai kualitas suatu prediksi. Dalam

proses ini, suatu hasil prediksi dibandingkan dengan

nilai pengamatan atau observasi. Verifikasi dilakukan

untuk mengetahui keserasian antara model dan data,

keluar (output) model akan dibandingkan dengan data

observasi, untuk mengetahui keserasian antara model dan

data, keluaran (output) model akan dibandingkan dengan

data observasi yang lain dan salin berhubungan

(Ningsih, 2012).

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Agrometeorologi acara Analisis Data

Unsur – Unsur Iklim dilaksanakan pada hari Jumat, 7

November 2014, jam 09.00 WIB – selesai. Praktikum

bertempat di Laboratorium Agrometeorologi dan

Pedogenesis, Jurusan Tanah, Program Studi

Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

1. Data unsur cuaca

3.2.2 Alat

1. Alat tulis

2. Laptop

3.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan data unsur cuaca harian selama satu

tahun dari satu stasiun pengamat cuaca yang telah

ditentukan.

2. Menyajikan data unsur cuaca dalam bentuk dasarian

dan bulanan.

3. Melakukan analisis data sesuai dengan sifat dan

karakteristiknya dari masing – masing unsur cuaca.

4. Menyajikan hasil analisis saudara dalam bentuk

tabel dan gambar sesuai dengan sifat – sifat unsur

cuacanya.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil bul

an

deka

de

Parametertemper

atur

cura

h

huja

n

penyina

ran

matahar

i

tekan

an

udara

kelemb

apan

ang

in

evapo

rasi

Kpa Et0

jan 1

27.1

5.6

51

1,000

90.3

0.3

1

3.1

0.8 2.51

2

  2

27.6

7.9

62

1,000

89.5

0.5

3

3.5

0.8 2.82

4

  3

26.8

7.7

42

1,000

91.1

0.4

0

2.5

0.8 2.02

1818

feb 1

27.0

7.0

63

1,002

89.4

0.4

0

3.8

0.8 3.06

4

  2

27.4

2.6

75

1,002

90.0

0.4

0

3.4

0.8 2.74

4

  3

27.4

4.4

49

1,001

90.2

0.4

3

2.9

0.8 2.31

mar 1

26.9

12.4

37

1,001

90.3

0.4

1

2.9

0.8 2.30

4

  2

27.2

11.7

64

1,000

89.6

0.4

4

3.7

0.8 2.92

  3

27.7

6.2

49

999

88.0

0.4

2.9

0.8 2.29

8182

4 apr 1

27.2

3.5

44

1,000

90.9

0.3

9

2.5

0.8 2.02

4

  2

27.4

7.5

62

1,000

90.5

0.3

7

3.0

0.8 2.39

2

  3

27.1

16.8

74

1,001

88.5

0.4

0

3.1

0.8 2.48

mei 1

27.3

4.0

63

1,001

90.1

0.3

7

3.0

0.8 2.42

4

  2

26.4

11.1

73

1,002

88.3

0.4

1

3.1

0.8 2.48

  3

26.4

0.1

54

1,002

91.4

0.2

7

2.3

0.8 1.87

6364

jun 1

25.9

3.0

66

1,003

88.8

0.3

6

2.5

0.8 2.02

4

  2

24.8

-

48

1,003

90.1

0.3

4

1.8

0.8 1.45

6

  3

24.2

0.2

44

1,003

90.6

0.3

2

1.9

0.8 1.52

jul 1

25.6

0.2

59

1,004

89.7

0.3

4

2.2

0.8 1.77

6

  2

24.5

-

57

1,005

89.1

0.4

8

3.0

0.8 2.36

8

  3 61 0.8 2.37

25.3 - 1,004 89.1 0.4

4

3.0 0909

agt 1

24.6

0.6

78

1,005

87.4

0.8

1

3.6

0.8 2.84

  2

25.2

-

73

1,004

88.8

0.6

1

3.3

0.8 2.64

8

  3

25.2

-

75

1,005

89.1

0.7

6

3.7

0.8 2.93

0909

sep 1

25.3

0.1

88

1,004

87.5

0.7

2

4.7

0.8 3.76

8

  2

26.1

-

72

1,005

88.8

0.6

7

4.4

0.8 3.51

2

  3

26.1

-

78

1,004

88.7

0.8

5

5.4

0.8 4.32

8

okt 1

27.4

-

79

1,004

79.2

0.8

5

5.1

0.8 4.05

6

  2

27.2

-

70

1,005

87.1

0.7

9

4.8

0.8 3.82

4

  3

(26.3)

-

91

1,003

86.9

0.8

6

5.5

0.8 4.37

0909

nov 1

28.2

2.7

74

1,002

87.6

0.7

4

4.5

0.8 3.63

2

  2

28.6

15 80

1,002

88.4

0.6

2

4.9

0.8 3.93

6

  3

28.6

79 79

1,001

87.2

0.5

6

5.1

0.8 4.04

des 1

28.5

0,7 74

1,001

88.4

0.6

9

4.7

0.8 3.72

8

  2

27.8

10,2 70

1,001

90.8

0.4

1

4.4

0.8 3.52

  3

27.5

24.9

51

999

91.5

0.2

7

3.4

0.8 2.69

8182

4.2 Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil

praktikum Analisis Data Unsur-Unsur Cuaca yaitu data

berupa grafik dari unsur-unsur cuaca yang diperoleh

dari tahun 2006 di stasiun Kaliwining yang telah

diolah menjadi data dasarian dan data bulanan. Pola

pada data grafik yang diberikan berbeda setiap grafik.

Begitu pula dengan data pada grafik yang ada pada

kelembapan dan temperature bulan Januari sampai bulan

Juni dengan data grafik dari bulan Juli sampai

Desember. Pada grafik Kelembapan dan Temperatur

polanya berlawanan yakni pada bulan Januari sampai

Juni. Pola kelembapan yaitu dari dekade 1 sampai dekade

ke 18 yaitu turun naik dan anjlok pada dekade ke 18

yang artinya kelembapannya bernilai rendah sedangkan

data grafik pada temperature berbanding terbalik dengan

grafik kelembapan. Jika temperature sedang naik maka

kelambapan bernilai rendah begitupula sebaliknya.

Sedangakn data grafik pada bulan juli- desember

menunjukkan bahwa grafik yang ada pada dua data

tersebut nilainya tidak jauh berbeda. Nilai kelembapan

sangat rendah terjadi pada dekade ke 10 sedangkan nilai

temperature sangat rendah terjadi pada dekade ke 12.

Grafik 1. Kelembapan dan Temperatur bulan 1-6 dan bulan

7-12

Sedangkan data grafik pada penyinaran matahari

dan kecepatan angin yaitu menunjukkan pola yang sama

dengan pola kelembapan dan temperature yaitu

menunjukkan pola zig-zag yaitu naik, turun yang

memiliki pola yang khas. Penyinaran matahari ini

berbanding lurus dengan kecepatan angina. Jika

penyinaran matahari naik maka kecepatan angina juga

meningkat hal ini terlihat pada bulan-bulan tersebut

perbandingannya relative tetap. Dari grafik yang ada

diperoleh informasi bahwa penyinaran matahari

berbanding lurus dengan kecepatan angina disuatu

daerah. Sehingga pola yang terbentuk pada garis grafik

tersebut antara penyinaran matahari dengan kecepatan

angina terjadi kesinambungan yang merupakan gambaran

dari hubungan antara kedua unsur tersebut. Grafik

penyinaran matahari membentuk pola sandi rumput yaittu

ziga-zag tiap dekade naik turun sehingga dapat

diperoleh informasi bahwa data penyinaran matahari ini

relative lebih banyak perubahannya tiap dekade.

Sedangkan pola grafik angina membentuk pola datar,

menurun menanjak.

Grafik 2. Penyinaran Matahari dan Kecepatan Angin.

Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di

permukaan tanah datar selama periode tertentu yang

diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan

horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff dan

infiltrasi. Satuan CH adalah mm, inch. Terdapat

beberapa cara mengukur curah hujan. Curah hujan (mm) :

merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam

tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan

tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter,

artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat

yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau

tertampung air sebanyak satu liter. Curah hujan

kumulatif (mm) : merupakan jumlah hujan yang terkumpul

dalam rentang waktu kumulatif tersebut. Menurut data

yang diperoleh dari praktikum sebelumnya curah hujan

tertinggi pada Maret dekade 3 sampai, bulan Oktober dan

November termasuk kedala musim kemarau hal ini karena

tidak terdapat curah hujan atau curah hujannya nol, hal

ini dikarenakan adanya kesalahan dalam pengukuran curah

hujan pada stasiun iklim. Cuah hujan yang tinggi pada

bulan tersebut dikarenakan bulan tersebut merupakan

musim hujan. Pada musim hujan curah hujan akan tinggi

dan lama penyinaran akan menurun, curah hujan tinggi

akan menguntungkan petani yang sedang menanam padi.

Padi merupakan tanaman yang membutuhkan air yang banyak

oleh karena itu petani akan menanam padi pada kisaran

bulan oktober sampai Februari. Curah hujan terendah

jatuh pada bulan Mei sampai Agustus, hal ini

dikarenakan bulan Mei dekade ke 3 sampai bulan

November, nilainya sangat minimum sekali hal ini

menunjukkan bahwa termasuk kedalam musim kemarau yang

membawa angin panas dimana lama penyinaran sangat

tinggi sedangkan curah hujan sangat rendah, pada bulan

ini petani akan menanam sorgum yang sedikit membutuhkan

air.

Evaporasi Adalah proses pertukaran melalui

molekul air di atmosfer atau peristiwa berubahnya air

atau es menjadi uap di udara. Penguapan terjadi pada

tiap keadaan suhu sampai udara di permukaan tanah

menjadi jenuh dengan uap air. Evaporasi (penguapan)

terjadi Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari,

permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi

untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan

kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang

tidak terlihat di atmosfir. Berdasarkan grafik data

hasil praktikum diperoleh informasi bahwa curah hujan

dan evaporasi memiliki pola garis grafik yang sama

yaitu pada dekade-dekade tertentu terjadi perbedaan

yang mencolok akibat awal musim baru dari suatu curah

hujan dan evaporasi. Nilai curah hujan tertinggi pada

bulan januari-bulan juni terletak pada dekade 12

sedangkan pada bulan juli sampai desember nilai

tertinggi terdapat pada dekade 15. Pola grafik ini

yaitu berbentuk linear yaitu bersfat stganan jika

jumlah evaporasi berubah maka jumlah curah hujan juga

ikut berubah cenderung menyesuaikan dengan jumlah

evaporasi yang terjadi. Hal ini karena jumlah evaporasi

ini merupakan awala terbentuknya awan cuaca yang

merupakan sintesis dari presipitasi.

Berdasarakan grafik yang ada pola grafik dapat

terlihat dengan elas bahwa pola yang ada pada grafik

merupaan pola tidak beraturan hal ini karena evaporasi

yang merupakan data kontinyu sedangkan curah hujan

merupakan data diskontinyu yang tidak selalu ada setiap

hari. Hal ini menyebabkan kurva grafik yang terbentuk

memperlihatkan bahwa pada pertengahan tahun terjadi

penurunan evaporasi yang nilainya bisa dibilang sangat

kecil. Evapoorasi yang sangat kecil ini menyebabkan

pada dekade-dekade bulan pertengahan tidak ada hujan

hal ini karena tidak ada awan yang terbentuk dari hasil

evaporasi hal ini kaena wan terbentuk jika uap air yang

dibentuk di langit itu yang dibawa oleh angin tidak

jenuh sehingga awan jenuh tidak terbentuk.

Grafik 3. Curah Hujan dan evaporasi

Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja untuk

menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas

tertentu. Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan

tekanan udara adalah milibar (mb). Garis yang

menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya

disebut sebagai isobar. Tekanan udara diukur

berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas

tertentu, misalnya 1 cm2. Tekanan udara akan

mempengaruhi makhluk hidup di bumi dengan pengaruh yang

sangat kecil. Tekanan udara tidak berpengaruh langsung

oleh makhluk hidup yang ada di bumi, tetapi tekanan

udara akan mempengaruhi pergerakan angin dari satu

daerah ke daerah lainnya. Tekanan udara terendah pada

hasil praktikum berada pada bulan Juli yaitu dengan

nilai 300,00 bar. Hal ini akan mempengaruhi pergerakan

angin dari arah eropa ke arah australia dan menyebabkan

musim hujan pada wilayah asia. Sedangkan tekanan udara

tertinggi terdapat pada bulan Juni. Tekanan udara yang

tinggi akan menghasilkan musim kemarau yang disebabkan

oleh pergerakan angin dari arah benua Australia menuju

benua Eropa. Berdasarkan grafik yang diperoleh tekanan

udara di awal tahun normal namun di akhir tahun tekanan

udar menurun tajam. Sedangkan tekanan udara paling

tinggi ada pada bulan-bulan pertengahan tahun yaitu

tekananan udaranya mulai dari 1.003 sampai 1.005. Pola

yang ada pada grafik tekanan udara adalah pola

berselang yaitu pola bukit yaitu membentuk bukit yang

mecapai puncaknya ditengah-tengah grafik.

Grafik 4. Tekanan Udara

Grafik – grafik dari hasil praktikum sangat

berhubungan erat terhadap pembentukan iklim.

Temperatur, kelembaban, evaporasi, curah hujan, angin,

tekanan udara, dan penyinaran matahari memiliki

hubungan yang cukup erat. Temperatur yang tinggi akan

mengakibatkan kelembaban yang rendah, evaporasi yang

tinggi. Temperatur disebabkan oleh lama penyinaran yang

tinggi dan lama penyinaran yang tinggi menandakan bahwa

pada saat itu adalah musim kemarau, jika curah hujan

tinggi berarti musim penghujan. Musim penghujan

merupakan musim dimana curah hujannya dalam 3 dekade

lebih dari 750 mm. jadi lama penyinaran juga

dipengaruhi oleh musim hujan karena pada saat musim

hujan akan banyak terbentuk awan jika terbentuk awan

maka lama penyinaran akan berkurang dan temperatur akan

turun. Lama penyinaran ini berhubungan juga dengan

evaporasi. Hubungna diantara keduanya yaitu berkorelasi

positif.

Temperatur ini berkorelasi positif dengan unsur

cuaca tekanan udara, lama penyinaran, dan evaporasi.

Sedangkan untuk curah hujan, kelembapan dan angin,

temperatur berkorelasi negatif dengan unsur-unsur

tersebut. Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa

unsur-usnsur cuaca yang berkoelasi positif nilainya

akan berbanding lurus. Sedangkan yang berkorelasi

negatif nilai-nilainyakana berbanding terbalik. Semua

unsur pembentuk iklim berhubungan satu sama lain yang

nantinya akan membentuk iklim setelah jangka waktu yang

panjang yaitu 30 tahun.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil praktikum yang datanya yang

disajikan dalam bentuk grafik diperoleh informasi

bahwa setiap unsur cuaca memiliki pola yang berbeda-

beda hal ini karena setiap unsur cuaca memiliki

karakteristik yang berbeda juga sehingga

mempengaruhi pola yanga ada pada grafik yang akan

dibentuk.

2. Dari hasil grafik yanga ada pola yanga ada pada

setiap unsur cuaca memiliki kesinambungan dan

hubungan dengan grafik unsur-unsur lain. Yaitu

misalnya saja pada temperatur yang berhubungan

dengan lama penyinaran. Lama penyinaran yang tinggi

menandakan bahwa pada saat itu adalah musim kemarau,

jika curah hujan tinggi berarti musim penghujan jika

emperatur rendah maka lama penyinaran yang terjadi

juga rendah. Sehingga hubungan dari kedua grafik ini

berkorelasi positif.

3. Unsur iklim yang digunakan pada praktikum sebelumnya

adalah temperatur, kelembaban, angin, penyinaran

matahari, evaporasi, curah hujan, dan tekanan udara.

5.2 Saran

Sebaiknya pada saat penghitungan data asisten

membimbing praktikan untuk menghitung, karena praktikan

banyak yang salah pada saat menghitung data, dan

hendaknya asisten memberikan cara mudah supaya

penghitungan data berjalan cepat.

DAFTAR PUSTAKA

Anshari, M. K., S. Arifin, dan A. Rahmadiansah. 2013.Perancangan Prediktor Cuaca Maritim BerbasisLogika Fuzzy Menggunakan User Interface Android.Teknik Pomits, 2(2) : 324-328.

Budiastuti, S. 2010. Fenomena Perubahan Iklim danKontinyuitas Produksi Pertanian: Suatu TinjauanPemberdayaan Sumberdaya Lahan. Ekosains, 2(1) :33-39.

Endriyanto, dan F. Ihsan. 2011. Teknik Pengamatan CurahHujan di Stasiun Klimatologi Kebun PercobaanCukurgondang, Pasuruan. Teknik Pertanian, 16(2) :61-63.

Evita, M., H. Mahfudz., Suprijadi., M. Djamal, danKhairurrijal. 2010. Alat Ukur Curah HujanTipping Bucket Sederhana dan Murah BerbasisMikrokontroler. Otomatis Kontrol Institusi, 2(2) : 1-8.

Mavi, H. S. dan G. J. Tupper. 2004. Agrometeorology:Principles and Applications of Climate Studies in Agriculture.New York: Food Product Press.

Ningsih, D. H. U. 2012. Metode Thiessen Polygon untukRamalan Sebaran Curah Hujan Periode Tertentupada Wilayah yang Tidak Memiliki Data CurahHujan. Teknologi Informasi Dinamik, 17(2) : 154 –163.

Sabaruddin, L. 2012. Agroklimatologi: Aspek-aspek Klimatik untukSistem Budidaya Tanaman. Jakarta: Alfabeta.

Syahrul., S. Nurhayati, dan M. Juhri. 2012. Desain danImplementasi Sistem Pemantau Cuaca TransmisiNirkabel. Sistem Komputer Unikom, 1(1) : 31-37.

Wisnubroto, S., S. L. Aminah, dan M. Nitisapto. 1983.Asas-asas Meteorologi Pertanian. Jakarta: GhaliaIndonesia.