Post on 23-Feb-2023
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A
MATCH DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
SISWA KELAS VIII MTS AINUL YAQIN KOTA JAMBI
Diajukan sebagai untuk memperoleh salah satu gelar sarjana srata satu S1
( SP.d )
SKRIPSI
SAM’AN
NIM. 206173320
JURUSAN TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi
36365
NOTA DINAS
Kode
Dokumen
Kode Formulir Berlaku
Tgl
No
Revisi
Tgl
Revisi
Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS- 05-01
R-0 - 1 dari1
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudari:
Nama : Sam’an
NIM 206173320
Judul Skripsi : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a
match dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa
kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota Jambi
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Program Studi Tadris Fisika sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia
pendidikan Guru Kelas Madrasah Tsanawiyah.
Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudari di atas dapat segera
dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
i
iii
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi
36365
NOTA DINAS
Kode
Dokumen
Kode Formulir Berlaku
Tgl
No
Revisi
Tgl
Revisi
Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS- 05-01
R-0 - 1 dari1
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudari:
Nama : Sam’an
NIM 206173320
Judul Skripsi : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe .
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Program Studi Tadris Fisika sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia
pendidikan Guru Kelas Madrasah Tsanawiyah.
Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudari di atas dapat segera
dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
vi
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi
36365
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai
syarat memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi, seluruhnya merupakan hasil karya saya
sendiri.
Adapun bagian bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip
dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas dan
sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Adapun kemudian hasil ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan
karya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian bagian
tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Jambi, 1 November 2021
Penulis
Sam’an
Nim : 206173320
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin....
Tiada kata lain yang pantas kuucapakan selain kata syukur kepada Allah SWT.
Jalan panjang dan berliku, penuh halangan dan rintangan yang mengiringi
penulisan skripsi ini yang telah membuatku yakin akan kebesaran-Mu. Dengan
kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah kupersembahkan
skripsi ini untuk yang termulia Almarhum Ayah Usman Semoga engkau di
tempatkan tempat yang terbaik di alam sana aamiin dan Ibu Syamsimar Do’amu
hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku pelukanmu berkahi
hidupku, diantara perjuangan dan lantunan do’a malammu. Untuk yang tersayang
kepada kakakku Ulfah dan abangku Shofian Atstsaury Nst yang telah
menyemangatiku sampai saat ini. Teruslah bermimpi untuk sebuah tujuan,
pastinya harus diimbangi dengan tindakan nyata, agar mimpi dan juga angan
tidak hanya menjadi sebuah bayangan semua untuk segenap keluarga besarku,
terimakasih atas do’anya motivasinya dan dukunganya selama ini Terimakasih
juga kepada teman-teman seperjuangan yang selalu mendukung dan memberikan
semangat dalam mengerjakan skripsi ini semoga kita senantiasa berada dalam
lindungan Allah SWT Teruntuk sahabat fisika angkatan 2017 semoga apa yang
kita cita-citakan tercapai Aamiin....
viii
ABSTRAK
Nama : Sam’an
Nim : 206173320
Prodi : Tadris Fisika
Judul : Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe make a match dalam
meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas VIII MTs Ainul
Yaqin Kota Jambi.
Penelitian ini mengkaji masalah yang berkaitan dengan Penerapan
model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match dalam meningkatkan
keterampilan proses sains siswa kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota Jambi.
Pendekatan dan metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
dengan 3 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu, tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sedangkan pengumpulan data
dilakukan di kelas VIII dengan jumlah 21 orang siswa. Di Sekolah MTs
Ainul Yaqin Kota Jambi penelitian ini menemukan bahwa penerapan
model kooperatif tipe Make a Match dalam meningkatkan keterampilan
proses sains siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di kelas
VIII. Penelitian ini menunjukan bahwa keterampilan proses sains dalam
proses pembelajaran yang diukur dengan evaluasi pada siklus I, siklus II,
dan siklus III dengan jumlah nilai rata-rata ketuntasan keterampilan proses
sains siswa pada siklus I 19%, siklus II 28,5%, dan siklus III 90,4%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran kooperatif tipe make a match pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam terpadu khususnya materi fisika siswa kelas VIII di MTs
Ainul Yaqin Kota Jambi.
ix
ABSTRACT
Name: Sam'an
Number : 206173320
Study Program: Tadris Physics
Title : The application of the Make A Match type cooperative learning model in
improving the science process skills of class VIII students of MTs Ainul
Yaqin Jambi City.
This study examines problems related to the application of the Make
A Match type cooperative learning model in improving the science process
skills of eighth grade students of MTs Ainul Yaqin Jambi City. The
approach and method of this research is classroom action research with 3
cycles, each cycle consists of 4 stages, namely, planning, implementation,
observation, and reflection stages. While the data collection was carried out
in class VIII with a total of 21 students. At MTs Ainul Yaqin School, Jambi
City, this study found that the application of the make a match type
cooperative model in improving students' science process skills in natural
science subjects in class VIII. This study shows that science process skills
in the learning process are measured by evaluation in cycle I, cycle II, and
cycle III with the average score of students in cycle I 19%, cycle II 28.5%,
and cycle III 90.4 %. Based on the results of this study, it can be said that
the application of cooperative learning type makes matches in integrated
natural science subjects, especially physics material for class VIII at MTs
Ainul Yaqin Jambi City.
x
MOTTO
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syiar-syiar
kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram,
jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qala'id (hewan-
hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-
orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan
keridaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka
bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu) kepada suatu kaum
karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu
berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh,
Allah sangat berat siksaan-Nya. (QS. Al-Ma'idah Ayat 2)
xi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan rasa syukur penulis ucapkan
sepenuhnya kepada Allah SWT, sehingga penulis diberikan kejernihan dalam
berfikir, ketenangan dalam berbuat, kekuatan dalam beraktifitas untuk
menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa MTs Ainul
Yaqin Kota Jambi”
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meperoleh gelar
serjana pendidikan pada jenjang pendidikan sastra satu program studi Tadris Fisika
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Selama penyusunan dan penulisan skripsi
penulis banyak mendapatkan bantuan, dukungan, dan masukan baik berupa ide
ataupun saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D, selaku rektor UIN Shlthan Thaha
Saifuddin Jambi
2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Shultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Boby Syefrinando, M.Si selaku ketua prodi Tadris Fisika Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Shultan Thaha Saifuddin Jambi
4. Bapak Dr. H. M. Junaid, M.Pd.I selaku dosen pembimbing I yang telah banyak
membantu dan memberikan pengarahan serta petunjuk dalam menyusun skripsi
ini.
5. Ibu Lousiana Mulliawati, M. Pd selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
membantu dan memberikan pengarahan serta petunjuk dalam menyusun skripsi
ini.
6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Shulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
xii
7. Ibu Lindawati, SE selaku kepala sekolah MTs Ainul Yaqin Kota Jambi yang
telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam memperoleh data lapangan
8. Bapak Rustam Effendi, S.Pd selaku guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
terpadu di MTs Ainul Yaqin Kota Jambi yang telah bersedia membantu dalam
uji coba lapangan.
9. Bapak dan ibu guru staf Tata Usaha MTs Ainul Yaqin Kota Jambi.
10. Adik-adik siswa-siswi kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota Jambi
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
NOTADINAS ............................................................................................................... i
PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI ................................................................ v
PERNYATAAN ORISINALITAS........................................................................... vi
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... v
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................... viii
MOTTO ...................................................................................................................... x
KATA PENGANTAR ............................................................................................... xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN... ...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 7
C. Batasan Masalah ......................................................................................... 7
D. Perumusan Masalah .................................................................................... 7
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .................................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori .............................................................................................. 10
1. Tinjauan Pembelajaran ....................................................................... 10
2. Tinjauan Pembelajaran Kooperatif .................................................... 18
3. Pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match ................................... 22
4. Keterampilan Proses Sains ................................................................. 25
5. Kerangka Berpikir .............................................................................. 31
B. Studi Relavan ............................................................................................ 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................................. 33
xiv
B. Rancangan Tindakan ................................................................................ 34
C. Desain Penelitian ...................................................................................... 35
D. Keterampilan proses sains ........................................................................ 39
E. Kriteria Keberhasilan Tindakan ................................................................ 44
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 44
G. Istrument Pengumpulan Data ................................................................... 46
H. Indikator Keberhasilan ............................................................................. 52
I. Teknik Analisis Data ................................................................................ 52
J. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian......................................................................................... 56
B. Pembahasan .............................................................................................. 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 104
B. Saran ....................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA
CURICULUM VITAE
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Komponen pembelajaran ......................................................... 12
Gambar 3.1 Desain penelitian tindakan kelas .............................................. 35
Gambar 4.1 Diagram batang hasil pre test ................................................... 59
Gambar 4.2 Diagram batang soal pre test ..................................................... 61
Gambar 4.3 Diagram batang hasil post tes siklus I ...................................... 73
Gambar 4.4 Diagram batang hasil post test siklus II .................................... 85
Gambar 4.5 Diagram batang hasil post test siklus III ................................... 97
Gambar 4.6 Persentase KPS dari setiap siklus ............................................. 98
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar nilai ualngan siswa melalui dokumentasi ........................... 4
Tabel 1.2 Persentase Nilai Siswa Ulangan ..................................................... 5
Tabel 3.1 Rubrik Keterampilan Proses Sains ............................................... 39
Tabel 3.2 Indikator Keterampilan Proses Sains ........................................... 43
Tabel 3,3 Kisi Kisi Lembar Observasi Guru Keteramplan Proses Sains ..... 47
Tabel 3.4 Kisi Kisi Lembar Observasi Siswa Keterampilan Proses Sains ... 48
Tabel 3.5 Pedoman Penilaian ....................................................................... 51
Tabel 3.6 Skor Presentase Keterampilan Proses Sains ................................ 51
Tabel 3.8 Jadwal Penelitian .......................................................................... 55
Tabel 4.1 Hasil Pre Test Keterampilan Proses Sains ................................... 57
Tabel 4.2 Kategori Keterampilan Proses Sains ............................................ 59
Tabel 4.3 Hasil Pre Test Keterampilan Proses Sains ................................... 60
Tabel 4.4 Kategori Nilai Pre Test Keterampilan Proses Sains ..................... 61
Tabel 4.5 Hasil Lembar Observasi Guru Siklus I ........................................ 65
Tabel 4.6 Hasil Lembar Observasi Siswa Siklus I ....................................... 67
Tabel 4.7 Nilai Post Test Siklus I ................................................................. 70
Tabel 4.8 Kategori Keterampilan Proses Sains Siklus I ............................... 72
Tabel 4.9 Hasil Lembar Observasi Guru Siklus II ....................................... 77
Tabel 4.10 Hasil Lembar Observasi Siswa Siklus II .................................... 79
Tabel 4.11 Nilai Post Test Siklus II ............................................................. 83
Tabel 4.12 Kategori Keterampilan Proses Sains Siklus II ........................... 84
Tabel 4.13 Hasil Lembar Observasi Guru Siklus III .................................... 89
Tabel 4.14 Hasil Lembar Observasi Siswa Siklus III .................................. 91
Tabel 4.15 Nilai Post Test Siklus III ............................................................ 95
Tabel 4.16 Kategori Keterampilan Proses Sains Siklus III .......................... 96
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus .................................................................................... 111
Lampiran 2 Rubrik ..................................................................................... 118
Lampiran 3 Soal esay pre test .................................................................... 120
Lampiran 4 Kunci jawaban pre test ................................................................ 121
Lampiran 5 Nilai pre test ........................................................................... 123
Lampiran 6 Lembar observasi guru siklus I ............................................... 125
Lampiran 7 Lembar observasi siswa siklus I ............................................. 127
Lampiran 8 Rencana pelaksanaan siklus I ................................................. 130
Lampiran 9 Soal post test siklus I .............................................................. 148
Lampiran 10 Kunci jawaban siklus I ......................................................... 149
Lampiran 11 Hasil nilai post test siklus I ................................................... 150
Lampiran 12 Lembar observasi guru sklus II ............................................ 152
Lampiran 13 Lembar observasi siswa siklus II .......................................... 154
Lampiran 14 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II ....................... 157
Lampiran 15 Soal post test siklus II ........................................................... 179
Lampiran 16 Kunci jawaban siklus II ........................................................ 181
Lampiran 17 Hasil nilai post test siklus II ................................................. 183
Lampiran 18 Lembar observasi guru siklus III .......................................... 185
Lampiran 19 Lembar observasi siswa siklus III ........................................ 187
Lampiran 20 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus III ...................... 190
Lampiran 21 Soal post test siklus III .......................................................... 210
Lampiran 22 Kunci jawaban post test siklus III ......................................... 211
Lampiran 23 Hasil nilai post test siklus III ................................................ 213
Lampiran 24 Dokumentasi penelitian ........................................................ 215
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mengemban potensi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjadikan proses
belajar dan mengajar menjadi pilar utama dalam membangun Negara Kesatuan
Republik Indonesia.(M.A Hertiavi, 2010).
Proses belajar merupakan salah satu upaya dalam merubah dan membentuk
diri seseorang (siswa). Perubahan tersebut dapat berupa perubahan sikap, ilmu
pengetahuan, pola fikir, serta pengalaman dan keterampilan. Oleh karena itu,
pelaksanaan proses pembelajaran dinilai sangat menentukan suatu keberhasilan
dalam mencapai tujuan belajar itu sendiri. Perkembangan proses pembelajaran
saat ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan teknologi informasi
& komunikasi. Perkembangan ini juga tentu berpengaruh kepada peserta didik
(siswa) yang merupakan aset yang berharga. Dalam pembentukan dan
menggali potensi siswa banyak metode dan strategi yang dilakukan dalam
proses pembelajaran untuk mendapatakan hasil yang lebih efektif dan efisien,
hal ini agar terciptanya peningkatan kualitas SDM (siswa). Perkembangan
potensi siswa bukan hanya pengembangan dari segi skill pada kompetensi saat
sekolah menengah atas, namun perkembangan potensi siswa juga harus dimulai
dari awal sekolah dasar, menengah, dan berkelanjutan.
1
2
Sekolah jenjang menengah yang salah satunya adalah Madrasah
Tsanawiyah (MTs) merupakan jenjang pendidikan lanjutan setelah sekolah
dasar (SD) pada pendidikan formal di Indonesia. Hal ini perlu dipahami
karena ini merupakan hal yang paling penting sebagai acuan dalam
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan di Tsanawiyah inipun
harus dilaksanakan secara terencana agar dapat mewujudkan proses
pembelajaran yang menyenangkan dan dapat mengembangkan potensi siswa
secara optimal, sehingga potensi yang dimiliki siswa dapat dikembangkan
secara baik dan aktif..
Salah satu pembelajaran dalam kurikulum satuan pendidikan menengah
(SMP/MTs) yaitu Ilmu pengetahuan alam (IPA) yang termasuk dalam
kelompok sains. Keterampilan dalam pembelajaran IPA memiliki peran
penting dalam perkembangan sikap ilmiah dan intelektual siswa. Siswa yang
memiliki keterampilan proses yang bagus, seharusnya prestasi akademiknya
juga bagus. Hal ini dikarenakan pembelajaran IPA/sains di SMP/MTs
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. (E.
Rahayu, 2011). IPA mempunyai tiga komponen utama yaitu sikap, proses,
dan produk. Oleh karena itu, untuk mencapai produk pembelajaran IPA yang
optimal siswa perlu menguasai keterampilan proses IPA. Melalui
keterampilan proses siswa dapat membiasakan diri bersikap dan bekerja
secara ilmiah dan terbiasa memecahkan masalah secara ilmiah. Keterampilan
proses IPA dapat dilihat melalui mereka melakukan percobaan sehingga pada
akhir pembelajaran mereka bisa memahami secara detail pembelajaran
tersebut. Selain itu pembelajaran dikelaspun juga dapat mengembangkan
kognitif dan efektif terhadap siswa, mengembangkan psikomotorik siswa, dan
melatih siswa untuk berfikir kritis. Sebagaimana Permendiknas No. 22 Tahun
2006 menyebutkan bahwa pembelajaran IPA/sains sebaiknya dilaksanakan
secara inkuri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting
kecakapan hidup.
3
Peningkatan kemampuan siswa di sekolah dapat ditempuh melalui
berbagai cara antara lain dengan peningkatan kompetensi guru, peningkatan
isi kurikulum, penyediaan sarana prasarana pembelajaran, dan juga
peningkatan metode pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru tidak hanya
memiliki jenjang pendidikan yang tinggi tetapi dituntut untuk menciptakan
suatu pembelajaran yang kreatif dan inovatif pada pelajaran yang diampunya
yang akan membuat sebuah peningkatan dari hasil belajar siswa. Pada proses
pembelajaran sendiri guru sangat berperan penting dan memiliki tanggung
jawab yang berat sehingga dituntut profesionalitas yang tinggi dalam proses
pembelajaran, seperti penggunaan media dalam pembelajaran agar siswa
lebih mudah memahami pembelajaran yang disampaikan, metode
pembelajaran yang digunakan lebih bervariasi sehingga hal ini diupayakan
mampu meningkatkan hasil dan proses belajar siswa yang optimal.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari selasa tanggal 27
Oktober 2020, di MTs Ainul Yaqin Kota Jambi, dengan guru IPA terpadu
bernama Bapak Rustam Effendi, S.Pd bahwa pembelajaran IPA dianggap
mata pelajaran yang kurang menyenangkan, yang disebabakan oleh proses
pembelajaran yang hanya berpusat pada guru, dan dalam penyampaian materi
lebih banyak menggunakan ceramah dan pemberian tugas dan menyampaikan
materi pembelajaran IPA hanya sebatas menjelaskan dan memberikan tugas
sehingga siswa kurang tertarik dan cepat merasa bosan. Hal ini menyebabakan
siswa kurang memiliki motivasi dan semangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Selain itu, kurangnya keterlibatan atau keaktifan siswa secara
langsung dalam kegiatan proses belajar mengajar sehingga siswa cenderung
pasif dalam proses pembelajaran yang juga berdampak pada rendahnya
belajar siswa pada pembelajaran IPA. Disamping cara mengajar guru yang
cenderung menggunakan metode ceramah dalam melakukan pembelajaran,
ketersediaan peralatan laboratorium pun juga masih kekurangan alat peraga
untuk melaksanakan praktikum. Hal ini mengakibatkan keterampilan proses
sains siswa masih kurang. Siswa belum mampu menemukan sendiri konsep
fisika yang telah dipelajari sehingga proses belajar siswa masih rendah, ini
4
ditunjukkan dengan nilai rata- rata nilai keterampilan proses sains yang
kurang dari 81%.
Dilihat dari nilai rata-rata mata pelajaran IPA, nilainya lebih rendah
dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya seperti PKn, Bahasa Indonesia,
dan Matematika. Hasil belajar IPA siswa masih mencapai rata- rata 68,02
dimana dari jumlah sebanyak 21 orang hanya 9 siswa yang mencapai kriteria
Ketuntasan keterampilan proses sains sementara yang belum mencapai kriteria
ketuntasan keterampilan proses sains masih terdapat 12 siswa, padahal batasan
KPS yang diterapkan adalah 81-100%. Sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa perbandingan antara siswa yang sudah mencapai kriteria Ketuntasan
keterampilan proses sains dan siswa yang belum mencapai sangatlah tidak
seimbang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, hendaknya pada
pembelajaran fisika guru lebih melibatkan peran siswa secara aktif dalam
pembelajaran. Pendekatan keterampilan proses yang merupakan pembelajaran
penelitian dapat meningkatkan potensi siswa dalam proses sains dan sikap
ilmiah.
Tabel 1.1 daftar nilai ulangan siswa melalui dokumentasi
No Nama siswa KKM Nilai Keterangan
1 Agus Mulyadi 75 60 Tidak Tuntas
2 Diki Husaini 75 85 Tuntas
3 Dinda 75 70 Tidak Tuntas
4 Fina Bella Aulia 75 55 Tidak Tuntas
5 Helmi Hakim 75 65 Tidak Tuntas
6 Ilham Abi Manyu 75 60 Tidak Tuntas
7 Kaela Rarasati 75 85 Tuntas
8 Lidia Angga Sari 75 85 Tuntas
9 Mariatul Kitia 75 60 Tidak Tuntas
10 Putra Irawan 75 90 Tuntas
11 Putri Sumiyani 75 90 Tuntas
12 Raihan 75 55 Tidak Tuntas
13 Rani Sentyawati 75 85 Tuntas
14 Ranita Putri 75 50 Tidak Tuntas
5
15 Rekky Febriadi 75 60 Tidak Tuntas
16 Ririn Asri
Anggraini
75 65 Tidak Tuntas
17 Risky Aditya 75 70 Tidak Tuntas
18 Sukrillah 75 95 Tuntas
19 Tegar Prakoso Zumhur
75 50 Tidak Tuntas
20 Yayang Rahmadani 75 85 Tuntas
21 Zaskia Ropioni Putri
75 85 Tuntas
Tabel 1.2 persentase nilai siswa ulangan
Nilai Perolehan KPS
Kriteria Jumlah Siswa Persentase
81-100% Tidak Tuntas 12 57,1%
81-100% Tuntas 9 42,8%
Jumlah 21 100%
Hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki permasalahan diatas
hendaknya guru mengupayakan segala macam cara dalam kegiatan
pembelajaran, termasuk pada penggunaan sebuah model pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan tepat akan
sangat membantu dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah
khususnya di sekolah menengah ini. Salah satu model pembelajaran yang
efektif adalah model pembelajaran kooperatif.
Komponen kurikulum yang dapat dikembangkan oleh guru salah satunya
adalah model pembelajaran yang merupakan suatu perencanaan atau pola yang
digunakan sebagi pedoman dalam merencanakan suatu proses pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
berorientasi pada peningkatan proses dan hasil belajar siswa , dimana para siswa
bekerjasama dan berdiskusi dalam kelompok untuk saling bantu membantu satu
sama lainnya dalam proses pembelajaran. Dan dalam hal ini peneliti
menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Make a Match.
Model pembelajaran kooperatif dengan tipe Make a Match ini merupakan
alternatif yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan keterampilan
proses sains siswa pada pembelajaran IPA (Fisika) di MTs Ainul Yaqin Kota
6
Jambi. Model pembelajaran ini memiliki karakter yang dapat memberikan
ruang gerak bagi siswa untuk saling berinteraksi dengan sesama siswa di dalam
kelas. Dengan adanya interaksi antar siswa dapat mengurangi rasa bosan siswa
ketika belajar di dalam kelas sehingga tingkat belajarnya juga semakin tingi.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dinilai mampu
meningkatkan keterampilan proses sains siswa terutama dalam pelajaran IPA
(Fisika).
Model pembelajaran koopeartif tipe Make A Match memiliki karakter yang
dapat memberikan ruang gerak bagi siswa untuk berinteraksi dengan sesama
siswa di dalam kelas. Dengan adanya interaksi antar siswa dapat mengurangi rasa
bosan siswa ketika belajar didalam kelas sehingga tingkat belajarnya juga
semakin tingi. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada pemebelajaran IPA
terutama pada materi gerak dan gaya. Berdasarkan Observasi awal dan
wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di sekolah MTs Ainul Yaqin Kota
Jambi pada hari selasa diketahui terdapat beberapa kendala dalam proses
pembelajaran IPA Terpadu antara lain, pembelajaran masih didominasi dengan
penerapan metode ceramah serta penugasan atau latihan-latihan mengerjakan
soal yang bersifat pengetahuan saja, sistem pembelajaran masih meningkatkan
hasil belajar dari pada prosesnya, diabaikannya pengembangan keterampilan
proses sains siswa (cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah),
pemahaman siswa terhadap konsep fisika masih rendah, kurangnya siswa dalam
pemecahan masalah, kegiatan siswa hanya mencatat dan mendengarkan
penjelasan guru, dalam mengerjakan soal-soal fisika, siswa langsung
menggunakan persamaan matematika tanpa melakukan analisis terlebih dahulu,
menebak rumus yang digunakan, dan menghafal contoh soal sebelumnya untuk
mengerjakan soal- soal yang lain. Selain itu sekolah ini juga belum memiliki
ruangan pratikum atau laboratorium sehingga siswa saat pratikum hanya dikelas
saja dan mengunakan alat terbatas.
Dari uraian latar belakang masalah tersebut, maka peneliti bermaksud untuk
mengatasi permasalahan tersebut dengan mengadakan suatu Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa, dengan
7
judul penelitian “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa Kelas VIII MTs Ainul
Yaqin Kota Jambi”. Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran
tersebut dapat meningkatkan proses dan hasil belajar dengan baik.
Oleh karena itu peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di
Sekolah Mts Ainul Yaqin Kota Jambi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif dalam pembentukan kelompok berdiskusi agar siswa
bisa menguasai materi dalam kerjasama siswa agar bisa mudah dipahami materi
pembelajaran secara langsung.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, ditemukan di atas diperoleh beberapa
identifikasi masalah maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan guru masih kurang sehingga guru cenderung
dengan menggunakan metode ceramah
2. Kegiatan belajar mengajar yang diterapkan guru kurang melibatkan siswa
3. Keterampilan proses sains belajar siswa masih rendah.
C. Batasan Masalah
Sehubungan dengan adanya beberapa masalah yang teridentifikasi maka
penulis membatasi masalah dalam penelitian ini. Batasan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini membatasi untuk kelas VIII dengan mengunakan model
Kooperatif Tipe Make A Match
2. Materi yang diajarkan pada penelitian ini yaitu tentang gerak dan gaya
3. Hasil belajar sebagai fokus dalam penelitian ini adalah KPS
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan cara model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match ini dapat meningkatkan keterampilan proses
sains siswa kelas VIII di MTs Ainul Yaqin Kota Jambi?”.
8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan pada perumusan masalah,
maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kreativitas siswa dalam proses belajar dengan berdiskusi
kerja sama pada pembahasan pokok materi gerak dan gaya.
b. Meningkatkan keterampilan proses sains siswa di kelas VIII di MTs Ainul
Yaqin Kota Jambi saat pembelajaran langsung.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
1. Menjadi bahan kajian lebih lanjut mengenai penerapan metode
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match saat pembelajaran langsung.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pembuktian bahwa penerapan
dengan menggunakan metode kooperatif tipe Make a Match dapat
meningkatkan keterampilan proses siswa.
b. Manfaat praktis
1. Bagi guru: penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi,
gambaran, menambah wawasan dan pengalaman dalam melaksanakan
berbagai metode pembelajaran yang lebih efektif dalam pembelajaran
learning atau pemebelajaran langsung. Sehingga dengan metode yang
diterapkan tersebut siswa dapat meningkatnya proses belajar dan mudah
dipahami tentang materi apa yang disampaikan .
2. Bagi siswa: siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang
bermakna dan meningkatnya proses belajar siswa. Menciptakan
suasana belajar yang lebih menyenangkan dan menarik dalam
pembelajaran diskusi pembentukan kelompok disaat pembelajaran.
3. Bagi sekolah: penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi sekolah untuk meningkatkan dan melaksanakan
metode pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif di MTs Ainul
Yaqin Kota Jambi.
9
4. Bagi penulis: sebagai panduan dan bahan pertimbangan dalam
melakukan penelitian tindakan kelas sehingga memperoleh proses
belajar yang lebih baik dan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
strata 1 (S1) pada Prodi Tadris Fisika UIN STS Jambi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Tinjauan pembelajaran
a. Pengertian pembelajaran
Proses pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat siswa
belajar, sehingga situasi tersebut merupakan peristiwa belajar (event
of learning) yaitu usaha untuk terjadinya perubahan tingkah laku dari
siswa. Perubahan tingkah laku dapat terjadi karena adanya interaksi
antara siswa dengan lingkunganya.
Gagne (1998: 119-120) menjelaskan bahwa terjadinya perubahan
tingkah laku tergantung pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam dan
faktor dari luar. Faktor dari dalam yang mempengaruhi belajar siswa
adalah keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Termasuk faktor
jasmani/aspek fisiologis seperti tonus (tegangan otot), kebugaran
tubuh siswa, faktor rohaniah/faktor psikologis seperti motivasi,
tingkat kecerdasan, bakat dan sikap siswa. Faktor dari luar yang
mempengaruhi belajar siswa meliputi faktor lingkungan sosial dan
non sosial, termasuk faktor sosial seperti guru dan teman-teman
sekolah, faktor non sosial seperti gedung sekolah, letak geografis
sekolah, lingkungan keluarga, cuaca dan waktu belajar yang
digunakan.
Chauhan (1979: 4) mengatakan bahwa pembelajaran adalah
upaya dalam memberi perangsang (stimulus), bimbingan,
pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar,
lebih lanjut Chauhan, (1979: 4) mengungkapkan bahwa, ”learning is
the process by which behavior (in the broader sense) is or changed
through practice or training.” (Belajar adalah proses perubahan
tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui
praktek atau latihan). Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
10
11
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Belajar memegang
peranan penting dalam pembelajaran, karena dalam pembelajaran
terdapat peristiwa belajar dan peristiwa mengajar. Belajar adalah
aktivitas psychofisik yang ditimbulkan karena adanya aktivitas
pembelajaran. (Sunhaji, 2014)
Dari beberapa definisi tentang belajar di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah proses berubahnya tingkah laku (change in
behavior) yang disebabkan karena pengalaman dan latihan.
Pengalaman dan latihan adalah aktivitas guru sebagai pebelajar dan
aktivitas siswa/peserta didik sebagai pembelajar. Perubahan perilaku
tersebut dapat berupa mental maupun fisik.
b. Komponen komponen pembelajaran
Pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu sistem, karena
pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan, yaitu
membelajarkan siswa. Sebagai suatu sistem, tentu saja kegiatan
belajar mengajar mengandung komponen. Proses pembelajaran
merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai
komponen yang satu sama lain saling berinteraksi, dimana guru
harus memanfaatkan komponen tersebut dalam proses kegiatan
untuk mencapai tujuan yang ingin direncanakan.
12
Gambar 2.1 komponen pembelajaran. (Sitopang, 2017)
Berikut ini adalah uraian dari komponen-komponen dalam
pembelajaran:
1. Guru dan Siswa
Di dalam UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional, Bab IV Pasal 29 ayat 1 disebutkan bahwa pendidik
merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, memiliki hasil pembelajaran,
melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama pada pendidik di
Perguruan Tinggi.
Guru adalah pelaku utama yang merencanakan, mengarahkan,
dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam
upaya memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada peserta didik
di sekolah. Seorang guru haruslah memiliki kemampuan dalam
mengajar, membimbing dan membina peserta didiknya dalam
kegiatan pembelajaran.16 Berdasarkan keputusan Menpan No. 26/
MENPAN/ 1989, Tanggal 2 Mei 1989 dijelaskan, bahwa guru
terlibat langsung dalam proses pendidikan. Oleh karena itu guru
memegang peranan yang sangat menentukan bagi tujuan
pendidikan. Guru haruslah meningkatkan kemampuan profesinya
Guru
siswa
evaluasi
Komponen
Pembelajara
tujuan
alat materi
metode
13
agar dapat melaksanakan tugas dengan baik. Pada kenyataan di
lapangan, banyak dijumpai masalah Penampilan (performance) guru
di depan kelas dalam KBM belum memuaskan, padahal kualifikasi
keguruannya beragam. Kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) mulai menuntut adanya
penyesuaian dari guru untuk mengembangkan pendidikan di
sekolah.17 Dari kenyataan di lapangan tersebut, dapat dikatakan
bahwa seorang guru merupakan komponen yang sangat menentukan
dalam pelaksanaan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran
tidak dapat diaplikasikan tanpa adanya guru. Keberhasilan suatu
penerapan strategi pembelajaran sangat tergantung dengan guru
dalam menggunakan metode, teknik dan taktik pembelajaran.
Seorang guru yang memberikan materi pelajaran dengan hanya
sebatas menyampaikan materi pelajaran akan berdeda dengan
seorang guru yang menganggap mengajar adalah proses pemberian
bantuan kepada peserta didik. Sama halnya dengan guru, faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari
aspek siswa yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Terdapat
siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Perbedaan
tersebut tentunya memerlukan perlakuan yang berbeda. Sikap dan
penampilan siswa di dalam kelas juga merupakan aspek lain yang
mempengaruhi proses pembelajaran.19 Oleh sebab itu, peran siswa
juga sangat mempengaruhi guru dalam proses pembelajaran,
begitupun sebaliknya.
Dja’far Siddik mengungkapkan persoalan yang sering terjadi
antara guru dengan siswa adalah konsep pendidikan yang
memposisikan para guru atau pedidik yang dikelompokkan pada
proses pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher centered) atau
terpusat pada siswa (student centered). Dalam pendidikan Islam,
istilah fitrah manusia terdapat pada seluruh aspek rohaniah dan
jasmaniah manusia, baik berupa sifat dasar moral atau bakat
14
keterampilan yang dimiliki. Menurut pandangan Islam,
kecenderungan dan bakat yang dimiliki siswa akan dapat dilakukan
apabila siswa tersebut memperoleh pengalaman dan pengetahuan.
Maka, tidak semua yang ingin diketahui oleh siswa dapat diperoleh
dengan sendirinya tanpa bantuan guru. Siswa dan guru, masing-
masing mempunyai kedaulatan yang sama dalam hal bekerja sama
dalam proses pembelajaran. Konsep seperti inilah yang menjadikan
hadirnya dua pilihan, terpusat pada guru (teacher centered) ataukah
terpusat pada siswa (student centered). Jika dilihat dari posisi guru
yang menjadi pelaku aktif, maka pastilah memberikan peluang bagi
terlaksanakannya proses pembelajaran yang terpusat pada guru.
Sebaliknya, jika dilihat dari posisi siswa yang juga pelaku aktif,
maka dapat juga diberi peluang untuk melaksanakan proses
pembelajaran yang terpusat pada siswa.
2. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah faktor yang sangat penting dalam
proses pembelajaran. Dengan adanya tujuan, maka guru memiliki
pedoman dan sasaraan yang akan dicapai dalam kegiatan mengajar.
Apabila tujuan pembelajaran sudah jelas dan tegas, maka langkah
dan kegiatan pembelajaran akan lebih terarah. Tujuan dalam
pembelajaran yang telah dirumuskan hendaknya disesuaikan dengan
ketersediaan waktu, sarana prasarana dan kesiapan peserta didik.
Sehubungan dengan hal itu, maka seluruh kegiatan guru dan peserta
didik harus diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah
diharapkan.
3. Materi pembelajaran
Materi pembelajaran adalah substansi yang akan disampaikan
dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya materi pembelajaran
proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Oleh karena itu, guru
yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai materi pelajaran
yang akan disampaikan kepada siswa. Materi pelajaran merupakan
15
satu sumber belajar bagi siswa. Materi yang disebut sebagai sumber
belajar ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan
pembelajaran. Suharsimi Arikunto memandang bahwa materi
pelajaran merupakan unsure inti yang ada di dalam kegiatan belajar
mengajar, karena bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk
dikuasai oleh siswa. Maka, seorang guru ataupun pengembang
kurikulum seharusnya tidak boleh lupa harus memikirkan sejauh
mana bahan-bahan yang topiknya tertera yang berhubungan dengan
kebutuhan siswa pada usia tertentu dan dalam lingkungan tertentu
pula. Pada umumnya, aktivitas siswa akan berkurang jika materi
pelajaran yang diberikan oleh guru tidak menarik perhatiannya
disebabkan cara mengajar yang mengabaikan prinsip-prinsip
mengajar. Sering sekali guru merasa telah menguasai materi
pelajaran dengan menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan
perkembangan bahkan jiwa siswa, dengan begitu maka guru akan
mengalami kegagalan dalam menyampaikan materi dan sebaliknya
pula, siswa akan mengalami kegagalan dalam menerima pelajaran.
Materi pembelajaran juga perlu dipilih dengan tepat agar dapat
membantu siswa untuk mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Pada hakikatnya, jenis materi pembelajaran
memerlukan strategi, media dan cara evaluasi yang berbeda-beda.
Ruang lingkup dan kedalaman materi pembelajaran sangat perlu
diperhatikan agar sesuai dengan tingkat kompetensinya. Urutan
materi pembelajaran perlu diperhatikan agar pembelajaran menjadi
terarah. Adapun cara mengajarkan/ menyampaikan materi
pembelajaran juga perlu dipilih secara tepat agar tidak salah
mengajarkannya.
4. Metode pembelajaran
Menurut J.R David dalam Teaching Strategies for College Class
Room yang dikutip oleh Abdul Majid, mengatakan bahwa
pengertian metode adalah cara untuk mencapai sesuatu. Untuk
16
melaksanakan suatu strategi digunakan seperangkan metode
pengajaran tertentu. Dalam pengertian demikian ini, maka metode
pembelajaran menjadi ssalah satu unsure dalam strategi belajar
mengajar. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk
menciptakan lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas guru
dan siswa terlibat selama proses pembelajaran.
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan
guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran dengan
tekhnik adalah dua hal yang berbeda. Metode pembelajaran lebih
bersifat procedural, yaitu berisi tahapantahapan tertentu, sedangkan
tekhnik adalah cara yang digunakan dan bersifat implementatif.
Dengan kata lain, metode dapat sama, akan tetapi tekniknya berbeda.
Metode pembelajaran suatu cara yang digunakan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar,
metode sangat diperlukan oleh guru, penggunaan metode dapat
dilakukan secara bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi akan
memberikan suasana belajar yang menarik, dan tidak membosankan
bagi peserta didik. Akan tetapi, bisa saja penggunaan metode yang
bervariasi menjadikan kegiatan belajar tidak menguntungkan jika
penggunaan metode variasinya tidak tepat. Oleh karena itulah,
dalam menggunakan metode pembelajaran dibutuhkan kompetensi
guru untuk memilih metode yang tepat.
5. Alat pembelajaran
Alat pembelajaran adalah media yang berfungsi sebagai alat
bantu untuk memperlancar penyelengaraan pembelajaran aga lebih
efisien dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Alat atau
media pembelajaran dapat berupa orang, makhluk hidup, benda-
benda, dan segala sesuatu yang dapat digunakan guru sebagai
perantara untuk menyajikan bahan pelajaran.31 Pada dasarnya,
17
setiap alat pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Hal itu
sejalan dengan fungsi dari alat tersebut dalam setiap
penggunaannya. Oleh karena itu, dalam menggunakan alat
pembelajaran, perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut:
a. Alat pendidikan harus cocok atau sesuai dalam mencapai tujuan
pembelajaran tertentu
b. Pendidik memahami dengan baik peranan alat pembelajaran yang
digunakan serta dapat memanfaatkannya secara baik sesuai
dengan bahan/ materi pelajaran serta tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan
c. Peserta didik dapat menerima dengan baik penggunaan alat
pembelajaran sesuai dengan kondisi dan latar belakang usianya,
dan bakat-bakatnya
d. Alat pembelajaran haruslah memberikan dampak atau hasil yang
baik serta tidak menimbulkan dampak negative terhadap
perkembangan akhlak agamanya, maupun terhadap
perkembangan fisik dan psikologisnya.
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem
pembelajaran. Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat
keberhasilan siswa dalam pembelajaran, akan tetapi juga berfungsi
sebagai umpan balik guru atas kinerja yang telah dilakukannya
dalam proses pembelajaran. Melalui evaluasi dapat diketahui
kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen dalam
pembelajaran. Dja’far Siddik mengungkapkan bahwa fungsi
evaluasi adalah:
a. Intensif untuk meningkatkan peserta didik belajar
b. Umpan balik bagi peserta didik
c. Umpan balik bagi pendidik
d. Informasi bagi orangtua/ wali
18
e. Informasi untuk lembaga.Dengan adanya evaluasi dalam
pembelajaran, sehingga guru akan mengetahui sejauh mana siswa
dapat memahami materi yang disampaikan. Apabila dalam proses
pembelajaran tidak ada evaluasi, maka guru, siswa, orangtua/
wali siswa, serta lembaga tidak akan mengetahui hasil yang
diperoleh dari pembelajaran. Oleh karena itu, evaluasi sangatlah
penting dalam proses belajar mengajar. (Sitopang, 2017)
2. Tinjauan pembelajaran kooperatif
a. Pengertian kooperatif learning
Menurut Depdiknas (2003:5) “Pembelajaran Kooperatif
merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa
yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar
untuk mencapai tujuan belajar”. Pembelajaran kooperatif
merupakan strategi belajar sejumlah siswa sebagai anggota yang
tingkat kemampuannya berbeda. Model pembelajaran kooperatif
bertujuan agar terdapat efek (pengaruh) diluar pembelajaran
akademik, khususnya peningkatan penerimaan antar kelompok serta
ketrampilan sosial dan ketrampilan kelompok sehingga terjadi
pembelajaran yang interaktif dan efektif. Model pembelajaran
kooperatif berkaitan dengan hal-hal yang menyebabkan anggota
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok yang bertujuan
untuk membangkitkan motivasi individu untuk bekerjasama
mencapai tujuan kelompok. (Abdullah, 2017)
Menurut Bern dan Erickson kooperatif merupakan strategi
pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan
menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja sama
untuk mencapai tujuan belajar”.
Slavin menyatakan pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
teman sebaya dimana peserta didik bekerja dalam kelompok kecil
yang memiliki latar belakang kemampuan yang berbeda. (Hartoto,
2016)
19
Cheong menyatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif
merupakan aktivitas berbasis kelompok dimana kelompok (
biasanya berisi 5-6 orang ) diberi tugas untuk diselesaikan agar siswa
dapat berdiskusi sehingga menjadi lebih aktif, mandiri dalam
belajar, dan lebih memahami konsep. Menurut Tatar pemebelajaran
kooperatif merupakan tingkat penting dari belajar aktif dimana
siswa didorong untuk berfikir, memutuskan seluruh proses belajar,
dan bertanggung jawab untuk belajar mereka sendiri. (nurwahidah,
2012)
Berdasarkan pendapat Hamdani (2011:30), model pembelajaran
kooperatif adalah rangkain kegiatan belajar peserta didik dalam
kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
dirumuskan. Pembelajaran kooperatif ini merupakan salah satu
bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham kontruktivis. Dalam
pembelajaran kooperatif diterapkan strategi belajar dengan sejumlah
peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,
setiap anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling
membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran
ini, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pembelajaran. (Permata, 2020)
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa suatu pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran dimana peserta didiknya bekerja sama antara satu
sama yang lain dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas
individu atau kelompok.
Metode pembelajaran cooperative learning sangat menekan pada
keaktifan peserta didik dalam belajar. Oleh sebab itu metode ini juga
sangat relevan dan cocok digunakan oleh guru di dalam suatu
pembelajaran. Penerapan metode mengajar ini menekankan pada
20
kerjasama dalam kelompok-kelompok kecil. Biasanya kerjasama
dilakukan dalam menguasai materi pelajaran yang pada awalnya
diberikan oleh guru. Apabila peserta didik berhasil mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan guru, sebaiknya kelompok yang berhasil
itu diberikan penghargaan sehingga lebih termotivasi lagi
mengerjakan tugas-tugas yang lainnya. Pemberian penghargaan ini
pada dasarnya berguna untuk memberdayakan fungsi-fungsi
kelompok dengan cara meningkatkan tanggung jawab masing-
masing Individu. Artinya setiap peserta didik bertanggung jawab
terhadap belajarnya.
Metode pengajaran cooperative learning adalah bentuk kerjasama
yang dilakukan peserta didik untuk mencapai tujuan bersama. Ada
juga yang memahami metode ini sebagai bentuk kerjasama dalam
kelompok-kelompok atau team-team untuk mempelajari (Asrul,
2015). jari konsep-konsep atau materi-materi pelajaran. Haidir dan
Salim sendiri menyimpulkan bahwa metode pengajaran cooperative
learning adalah suatu strategi atau pendekatan di mana peserta didik
saling berkerjasama dalam kelompok-kelompok kecil untuk
mempelajari materi-materi maupun konsep-konsep dalam rangka
mencapai tujuan bersama. (Salim, 2014)
b. Prinsip prinsip cooperative learning
1. Prinsip ketergantungan positif, keberhasilan suatu pembelajaran
kelompok sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap
anggota kelompok. Oleh karena itu, perlu disadari oleh setiap
anggota bahwa keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan
ditentukan oleh kinerja anggota,
2. Tanggung Jawab Perorangan, prinsip ini merupakan konsekuensi
dari prinsip yang pertama. Oleh karena itu, setiap anggota
memiliki tanggung jawab sesuai tugasnya. Setiap anggota harus
memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya,untuk
21
mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian terhadap
individu dan penilaian kelompok.
3. Interaksi Tatap Muka, pembelajaran kooperatif memberi
kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk
saling memberikan informasi. Interaksi tatap muka akan
memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota
kelompok dan menghargai setiap perbedaan dan memanfaatkan
kelebihan masing-masing.
4. Partisipasi dan Komunikasi, pembelajaran kooperatif melatih
siswa untuk dapat berpartisipasi dan berkomunikasi. Oleh sebab
itu sebelum proses belajar mengajar dimulai, guru sangat perlu
membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi dan
berpartisipasi.
c. Ciri ciri cooperative learning
1. Siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajar.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah atau pengelompokkan secara heterogen.
3. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
(Abdullah, 2017)
d. Kelebihan cooperative learning
1. Melalui cooperative learning menimbulkan suasana yang baru
dalam pembelajaran.
2. Penggunaan cooperative learning merupakan suatu metode yang
efektif untuk mengembangkan program pembelajaran terpadu.
3. Dapat mengebangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
reflektif.
4. Mampu mengembangkan kesadaran pada diri peserta didik
terhadap permasalahan permasalahan sosial yang terjadi di
lingkungan sekitarnya.
22
5. Metode cooperative learning mampu melatih peserta didik dalam
berkomunikasi seperti berani mengemukakan pendapat, berani
dikritik, maupun menghargai pendapat orang lain.
e. Kelemahan cooperative learning
1. Kemungkinan akan terjadi ketidakstabilan peserta didik di kelas.
2. Banyak peserta didik tidak senang apabila disuruh bekerja sama
dengan yang lain.
3. Perasaan was was pada anggota kelompok akan hilangnya
karakteristik atau keunikan pribadi peserta didik karena harus
menyesuaikan diri dengan kelompok.
4. Banyak peserta didik takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi
rata atau secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh
pekerjaan tersebut. (Tamak, 2017)
3. Pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
a. Pengertian Make a Match
Model pembelajaran Tipe Make a Match (mencari pasangan)
merupakan salah satu jenis dari model dalam pembelajaran
kooperatif. Model ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994).
Salah satu keunggulan model ini adalah siswa mencari pasangan
sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana
yang menyenangkan. (Makmur Sirait, 2013)
Menurut Shoimin (2014:99) Make a Match ialah model
pembelajaran yang menggunakan kartu jawaban dan kartu soal
dimana dalam pengaplikasiannya tiap siswa mencari pasangan kartu
yang berisi soal maupun jawaban dari materi belajar tertentu.
(Nisroha, 2018)
Make a Match atau mencari pasangan berbagi adalah merupakan
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa. Karakteristik model Make a Match memiliki
hubungan yang erat dengan karakteristik siswa yang gemar bermain.
Pelaksanaan model Make a Match harus didukung dengan keaktifan
23
siswa untuk mencari pasangan dengan kartu yang sesuai dengan
jawaban atau pertanyaan dalam kartu tersebut. Siswa yang
pembelajarannya dengan model Make a Match aktif dalam
mengikuti pembelajaran sehingga siswa dapat mempunyai
pengalaman belajar yang bermakna. (Harison, 2016)
Model pembelajaran kooperatif yang peneliti gunakan adalah
model pembelajaran tipe Make a Match. Model pembelajaran tipe
Make a Match merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang dikembangkan oleh Lorna Curran Model pembelajaran ini
adalah siswa diajak untuk mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan. Siswa mencari pasangan dengan bantuan kartu-
kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu lainnya berisi
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Siswa dibagi menjadi
3 kelompok yang terdiri dari kelompok pertanyaan, kelompok
jawaban, dan kelompok penilaian. Setelah terbentuk kelompok
siswa dibagikan kartu yang sudah diacak dan dilaksanakan proses
Make a Match tersebut. Setelah selesai mencari pasangan dan
melakukan penilaian, saatnya guru melakukan evaluasi dan
kesimpulan serta refleksi. Kemudian untuk siswa yang benar akan
mendapatkan reward, begitupun seterusnya sampai siswa benar-
benar paham akan materi tersebut. (Sundari, 2017)
Tahap-tahap dalam pembelajaran model Make a Match
mengharuskan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Dengan
aktivitas belajar yang tinggi menunjukkan tingginya proses belajar
yang dimiliki dan memungkinkan siswa untuk menguasai materi
pelajaran dengan lebih baik, sehingga dapat mencapai proses belajar
yang lebih baik. (Krisno Prastyo Wibowo, 2015)
Jadi kesimpulan dari pembahasan diatas bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match cocok digunakan untuk
meningkatkan rasa ingin tau siswa karena pada model pembelajaran
24
ini siswa diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa lain.
Suasana belajar di kelas akan tercipta adanya suasana permainan dan
kompetisi antara siswa untuk menyelesaikan masalah yang terkait
dengan topik pembelajaran serta adanya penghargaan (reward),
sehingga siswa dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan.
Adapun kelebihan dan kekurangan Make a Match antara lain :
b. Kelebihan Make a Match
1. Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan
kepadanya melalui kartu.
2. Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar.
3. Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media
pembelajaran yang dibuat oleh guru.
4. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.
5. Materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa lebih
menarik perhatian siswa.
6. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf
ketuntasan belajar secara klasikal.
7. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran
(Let them move).
8. Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis.
c. Kekurangan Make a Match
1. Sulit bagi guru mempersiapkan kartu kartu yang baik dan bagus
sesuai dengan materi palajaran.
2. Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran.
3. Sulit untuk membuat siswa berkonsentrasi. (Harison, 2016)
d. Tujuan Make a Match
Tujuan dari pembelajaran model Make a Match (Fachrudin,
2009:168) yaitu melatih siswa agar lebih cermat dan lebih kuat
pemahamannya terhadap suatu materi pokok dan siswa dapat dilatih
25
dengan berfikir cepat dan menghafal cepat sambil menganalisis dan
berinteraksi sosial dengan teman sebaya. (Esthi Santi, 2017)
e. Langkah langkah Make a Match
1. Guru meyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau
topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan
bagian lainnya kartu jawaban.
2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan
soal/jawaban.
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan
kartunya. Misalnya : pemegang kartu yang bertuliskan nama
tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan
nama tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah).
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin.
6. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu
temannya (tidak dapat menemukann kartu soal atau kartu
jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati
bersama.
7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
8. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang
memegang kartu yang cocok.
9. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap
materi pembelajaran. (Suparwadi, 2015)
4. Keterampilan proses sains
1. Pengertian keterampilan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI) keterampilan adalah
kecakapan untuk menyelesaikan tugas (Qodratillah, 2008: 1505).
Dari pengertian keterampilan menurut Kamus Bahasa Indonesia
26
(KBI) tersebut terdapat dua komponen yang saling berkaitan yaitu
kecakapan dan tugas atau pekerjaan. (Ahmad, 2017)
Menurut Gordon (1994 :55) Keterampilan merupakan
kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan
cepat, pengertian ini biasanya cenderung pada aktifitas psikomotor.
Selain itu pengertian menurut Nadler (1986:73)“ Skill merupakan
kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai
implikasi dari aktifitas, Dunnette (1976 : 33) mendefinisikan Skill
sebagai kapasitas yang membutuhkan untuk melaksakan beberapa
tugas yang merupakan pengembangan dari hasil training dan
pengalaman yang didapat. (Sulistyowati, 2019)
Menurut Reber (dalam Syah, 2010:117), keterampilan adalah
kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan
tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk
mencapai hasil tertentu. (Nupita, 2013)
2. Proses sains
Salah satu keterampilan yang dapat dikembangkan untuk
mempersiapkan guru abad 21 adalah keterampilan proses sains.
Toharudin, hendrawati dan Rustaman (2014) keterampilan sains
adalah keterampilan yang dapat digunakan untuk memahami
fenomena apa saja yang terjadi. Keterampilan ini diperlukan untuk
memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep, prinsip
dan hukum yang ada pada sains. Rustaman (2005:95)
mendefinisikan keterampilan proses sains merupakan keterampilan
yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan
menerapkan konsep-konsep, prinsip prinsip, hukum-hukum, dan
teori sains, baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik
(manual) maupun keterampilan sosial. Usman Samatowa
(2006:137) mengemukakan bahwa keterampilan proses sains
merupakan keterampilan intelektual yang dimiliki dan digunakan
27
oleh para ilmuwan dalam meneliti fenomena alam. (Lepiyanto,
2014)
Sains sebagai suatu proses atau cara untuk menemukan solusi
terhadap suatu masalah atau memahami suatu fenomena (kejadian)
di alam ini. Masalah atau kasus yang berhubungan dengan
fenomenafenomena serta pengalaman yang dialami siswa
membuat pembelajaran lebih bermakna sehingga siswa akan
terpengaruh untuk melakukan kegiatan ilmiah. (Prasasti, 2017)
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-
keterampilan yang digunakan para ilmuwan untuk dapat
memecahkan suatu permasalahan dunia sains, dimulai dari
memahami masalah, merumuskan hipotesis, merancang
percobaan, membuktikan hipotesis, mengumpulkan data serta
merumuskan kesimpulan. (Richie Erina, 2015)
Keterampilan Proses Sains (KPS) meliputi kegiatan:
1. Mengamati, yaitu keterampilan mengumpulkan data atau
informasi melalui penerapan dengan indera berdasarkan
kegiatan yang dilakukan.
2. Menafsirkan, yaitu keterampilan untuk menganalogikan
suatu eksperimen dengan konsep yang ada.
3. Mendiskusikan, yaitu keterampilan untuk dapat bekerjasama
tim untuk membahas permasalahan.
4. Menganalisis, yaitu kemampuan untuk dapat menganalisis
permasalahan berdasarkan keterampilan mengamati yang
telah dilakukan.
5. Menyimpulkan hasil penelitian, yaitu keterampilan untuk
mengambil suatu kesimpulan dari serangkaian kegiatan yang
telah dilaksanakan setelah dilakukan analisis dan diskusi.
6. Menerapkan, yaitu mengaplikasikan hasil belajar berupa
informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori, dan
keterampilan.
28
7. Mengkomunikasikan, yaitu menyampaikan perolehan atau
hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar,
gerak, tindakan, atau penampilan. (Komikesari, 2016)
Kurikulum 2013 menekankan kepada penguatan proses
pembelajaran. Dalam hal ini siswa diharapkan mencari tahu bukan
hanya diberi tahu. Oleh karenanya tahapan tahapan proses
pembelajaran betul-betul harus diperhatikan dan ditekankan
kepada siswa. Tahapan proses dijabarkan dalam pendekatan
saintifik yang sejalan dengan metode ilmiah dalam pembelajaran
skains. Dalam pembelajaran sains bukan hanya menekankan
kepada penguasaan-penguasan produk saja, namun juga
penguasaan keterampilan proses serta sikap ilmiah. Keterampilan
proses dalam pembelajaran sains inilah yang dikenal dengan nama
keterampilan proses sains siswa. Keterampilan proses sains dasar
ini meliputi keterampilan mengamati, membuat dugaan (inferring),
mengukur, berkomunikasi, mengelompokkan, dan memprediksi.
(Ai Hayati Rahayu, 2017)
Pada kegiatan belajar mengajar terdapat berbagai macam
pendekatan yang dapat diterapkan guna mengoptimalkan hasil
proses belajar mengajar yang ingin dicapai. Salah satu pendekatan
yang dapat digunakan khususnya pada pengajaran ilmu sains (IPA)
yaitu pendekatan ketrampilan proses. Pendekatan ketrampilan
proses merupakan pendekatan belajar mengajar yang mengarah
kepada pengembangan kemampuan mental, fisik, sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam
diri siswa. (Wardani, 2008)
Salah satu upaya guru dalam meningkatkan keterampilan proses
sains siswa yakni dengan membuat siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran didukung dengan metode,
model dan strategi yang dirancang oleh guru agar kegiatan
pembelajaran berpusat pada siswa. Dengan mendesain
29
pembelajaran, salah satunya dengan membuat siswa belajar secara
berkelompok dan melakukan suatu percobaan atau eksperimen
dapat membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Selain membuat siswa menjadi lebih aktif, siswa dapat
menggunakan keterampilan yang dimilikinya dari pembelajaran
yang dilakukan. Salah satu model pembelajaran berkelompok yang
sering dikenal sebagai pembelajaran kooperatif. (D. Rahmawati,
2014).
3. Tujuan keterampilan proses sains
Tujuan dari keterampilan proses sains siswa yakni sebagai
berikut:
a. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena dalam
siswa berprestasi secara efektif dan efesien dalam belajar
b. Menuntaskan hasil belajar siswa secara serentak, baik
keterampilan produk, maupun keterampilan kinerjanya
c. Menentukan dan membangun sendiri konsep serta dapat
mengidentifikasikan secara benar untuk mencegah terjadinya
miskonsepsi
d. Memperdalam konsep, pengertian, dan fakta yang dipelajarinya
karena dengan latihan proses keterampilan proses, siswa sendiri
yang berusaha mencari dan menentukan konsep tersebut
e. Mengembangkan pengetahuan teori atau konsep dengan
kenyataan dalam kehidupan bermasyarakat
f. Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan
hidup dalam bermasyarakat, karena siswa telah dilatih
keterampilan dan berpikir logis dalam memecahkan sebagai
masalah dalam kehidupan.
4. Kelemahan keterampilan proses sains
a. Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat
menyelesaikan bahan pengajaran yang ditetapkan dalam
kurikulum.
30
b. Memiliki fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak
semua sekolah dapat menyediakan.
5. Kelebihan keterampilan proses sains
a. Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada
hanya menerima kata guru atau buku
b. Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi
c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil
percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
kesejahteraan hidup manusia
d. Siswa memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam
melakukan eksperimen
e. Siswa terlibat aktif mengumpulkan fakta dan informasi yang
diperlukan untuk percobaan
f. Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah
dan berfikir ilmiah
g. Dapat memperkaya pengalaman dan berpikir siswa dengan hal-
hal yang bersifat objektif, realitas dan menghilangkan
verbalisme
h. Melalui eksperimen siswa dapat menghayatki sepenuh hati dan
mendalam, mengenai pelajaran yang diberikan
i. Siswa dapat aktif mengambil bagian untuk berbuat bagi dirinya,
dan tidak hanya melihat orang lain, tanpa dirinya melakukan
j. Siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk
melaksanakan langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah.
Halini dilakukan melalui pengumpulan datadata observasi,
memberikan penafsiran serta kesimpulan. (Prasasti, 2017)
31
5. Kerangka Berfikir
Banyak faktor yang mempengharui keberhasilan siswa dalam
proses pembelajaran. Faktor yang perlu diperhatikan dalam
penciptaan suasana belajar yang efektif dan konusif bagi keberhasilan
pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar merupakan kegiatan
fisik maupun mental yang dilakukan siswa dalam interaksi dengan
materi.
Penciptaan suasana belajar yang efektif ditentukan oleh pemilihan
model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang dipilih
harus disesuaikan dengan tujuan pengajaranya, materi pelajaranya,
dan karateristik siswa. Model pembelajaran menentukan kejelasan
penyampaian bahan pelajaran kepada siswa sehingga pelajaran
tersebut dapat di tangkap, dipahami, dan digunakan siswa dengan
baik.
Untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam
proses pembelajaran diperlukan suatu strategi pembelajaran yang
tepat yang dilakukan oleh guru. Sebagai upaya untuk Meningkatkan
keterampilan proses sains, siswa karena keterampilan proses sains
siswa yang masih rendah, maka dari itu dibutuhkan sebuah model
yang tepat dan pelaksanaan yang optimal dari sebuah model. Untuk
dapat meningkatkan keterampilan proses sains.
Model pembelajaran yang diharapkan mampu menciptakan
kondisi tersebut adalah model pembelajaran Kooperatif Tipe Make a
Match Dalam meningkatkan keterampilan proses sains. Untuk
mempermudah dalam proses pembelajaran pada siswa kelas VIII MTs
Ainul Yaqin Kota Jambi.
B. Studi relevan
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang relavan atau berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan pleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Penelitian berjudul" Penggunaan Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Make a Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam
32
Mata Pelajaran Matematika Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nahdatul
Ulama Purwosari Tahun Pelajaran 2014/2015” Berdasarkan penelitian
saudari Adeline, dikatakan bahwa dengan menggunakan pembelajaran
Cooperative Learning type Make a Match dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran matematika di kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Nahdatul Ulama Purwosari Tahun Pelajaran 2014/2015.
Pada siklus I diperoleh hasil belajar siswa mencapai rata-rata 64,5 dan
siklus II sebesar 73,75, artinya terjadi peningkatan sebesar 9,25.
Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada silkus I mencapai 75% dan
siklus II mencapai 85 %, mengalami peningkatan 10%.6.
2. Penelitian berjudul” Penerapan Metode Make a Match untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Al-Quran Hadits materi surat Al-lahab
Kelas IV MIN Rejotangan Tulungagung Tahun Ajaran 2012/2013”.
Tujuan peneliti ini adalah untuk mendeskripsikan adakah peningkatan
prestasi belajar Al-Quran Hadits materi surat Al-lahab Kelas IV MIN
Rejotangan Tulungagung dengan menggunakan metode make a match.
Dalam skripsi tersebut telah disimpulkan bahwa dengan penerapan
metode make a match dapat 50 meningkatkan prestasi belajar Al-Quran
Hadits. Hal ini di tunjukkan dengan prestasi belajar siswa yang
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu pretasi belajar
siswa siklus I dengan nilai rata-rata 74,09 dan pada siklus II terdapat
peningkatan dengan nilai rata-rata 91,36.
Dari penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sama sama
menggunakan model tipe Make a Match.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota
Jambi, alasan praktis pemilihan lokasi tersebut juga didasarkan beberapa
pertimbangan, yaitu:
a. Keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti baik dari segi tenaga
maupun efesien waktu.
b. Situasi sosial, sebelum mendapatkan izin formal untuk memasuki lokasi
tersebut peneliti telah mengadakan komunikasi informasi dengan
kepala sekolah dan wali kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota Jambi
sehingga mendapatkan izin secara formal pada tahun ajaran 2021/2022.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini di sekolah menengah dilaksanakan pada
semester ganjil tahun ajaran 2021/2022. Dan waktu penelitian mengacu
pada kalender akademik sekolah, karena memerlukan beberapa siklus
yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa sekolah
menengah kelas VIII dengan jumlah 21 orang siswa.
4. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu dengan
memaparkan gambaran serta penjelasan secara sistematis mengenai data-
data yang diperoleh dalam penelitian, sifat-sifat antara fenomena yang
diselidiki berdasarkan rumusan masalah. Metode deskriptif yang
digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk meneliti keadaan yang
action research sedang berlangsung (Fauziah, 2017). Penelitian ini
menggunakan jenis
34
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). penelitian tindakan berasal dari kata
action research dalam Bahasa Inggris. Beberapa istilah lain yang sama-
sama diterjemahkan dari kata, adalah riset aksi, kaji tindak, dan riset
tindakan. (Ekawarna, 2013)
Suharsimi menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata
yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Yang mana penelitian merupakan
kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah. Tindakan adalah sesuatu
gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan
yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus
kegiatan. Sedangakan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu
yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja,
melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata,
praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan guru.
(Syahrum, 2013)
B. Rancangan Tindakan
Dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota
Jambi. Jenis penelitian adalah eksperimen, sebagai variabel bebas adalah
penerapan model Pembelajaran kooperatif. Desain metode eksperimen yang
digunakan adalah pre test dan post test. Aspek belajar untuk mengetahui
(learning to know) berkaitan dengan penguasaan konsep materi yang dinilai
dari nilai pre test dan post test. Pemahaman pengetahuan ilmiah dasar dan
memperoleh informasi keterampilan sangat penting untuk kegiatan belajar
berikutnya.
Rancangan tindakan penelitian ini terdiri dari dua siklus yang setiap
siklusnya meliputi empat langkah yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3)
Pengamatan, dan (4) Refleksi. Data pada penelitian ini diambil pada setiap
siklus untuk kemudian dilihat bagaimana peningkatan proses belajar siswa di
setiap siklus. (Yamin, 2016).
35
Siklus 1
Siklus 2
C. Desain Penelitian
Adapun langkah-langkah penting di dalam penelitian tindakan kelas (PTK)
yaitu merencanakan, melaksanakan, mengamati dan merefleksi yang
merupakan suatu siklus yang akan di lakukan oleh peneliti kemudian siklus
selesai, jika peneliti menemukan hal baru yang belum tuntas di pecahkan maka
di lanjutkan ke sikus yang ke dua dengan langkah yang sama pada siklus
pertama. Berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama
peneliti akan mengikuti perencanaan, pelaksaan, pengamatan, dan refleksi
pada siklus kedua dan seterusnya. Dalam pengertian ini menganalisis model
dari Suharsimi Arikunto (Elfanany, 2013) yakni sebagai berikut:
Gambar. 3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas
Sumber : Suharsimi Arikunto dkk (2008)
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Perencanaan
Refleksi
Pengamatan
?
36
Adapun penjelasan dari setiap tahapan model PTK di atas adalah
sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan siklus Ik
1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan metode
yang digunakan untuk penelitian.
2. Mempersiapkan instrumen penelitian atau lembar observasi untuk
mengamati siswa dan kegiatan guru di dalam kelas.
3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ).
4. Membuat media pembelajaran untuk melaksanakan pembelajaran.
b. Pelaksanaan siklus I
Pada tahap pelaksaan ini kegiatan yang dilakukan adalah
melaksanakan pembelajaran yang berorientasi :
1. Kegiatan awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa.
b. Guru memberikan apersepsi.
c. Guru menyampaikan tujuan pelajaran.
d. Guru memberikan motivasi.
2. Kegiatan inti
a. Siswa menyimak penjelasan materi dari guru tentang materi
gerak dan gaya.
b. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok belajar dan bekerjasama
melakukan sebuah eksperimen tentang gerak dan gaya.
c. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep
atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal
dan bagian lainnya kartu jawaban.
d. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan
soal/jawaban.
e. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
f. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan
kartunya.
37
g. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin.
h. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu
temannya (tidak dapat menemukann kartu soal atau kartu
jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati
bersama.
3. Kegiatan akhir
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah di
pelajari.
b. Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pelajaran dengan salam.
c. Pengamatan
Kegiatan observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan.
kegiatan observasi di lakukan untuk merekam proses yang terjadi selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dimana pada tahap ini peneliti
mengobservasi guru dan siswa di dalam kelas. Apakah kegiatan belajar
mengajar sudah sesuai dengan rencana yang di buat dan apakah sudah
memenuhi kriteria ketuntasan minimal.
d. Refleksi siklus 1
Refleksi merupakan bagian yang amat penting dalam memahami
dan memberikan makna terhadap proses perubahan hasil belajar yang
terjadi sebagai akibat dari adanya tindakan yang di lakukan. Refleksi ini
di gunakan dalam upaya menetapkan langkah selanjutnya apakah perlu
di adakan siklus berikutnya atau tidak. Kegiatan ini untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Pada refleksi ini,
menelaah kembali tahapan- tahapan pelaksanaan dari setiap model
kooperatif tipe Make a Match dalam meningkatkan keterampilan proses
sains siswa kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota Jambi. Dikatakan berhasil
apabila pencapaian siswa sudah ada peningkatan dari sebelum
dilaksanakannya tindakan yaitu memperoleh nilai 81 dan suatu kelas
dikatakan telah berhasil apabila terdapat 81% siswa dari keseluruhan
38
yang mengikuti proses pembelajaran. Apabila pada siklus I kriteria yang
ditargetkan belum mencapai, maka dilanjutkan pada tindakan siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Penelitian membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
pada siklus I hanya saja guru lebih di maksimalkan dalam meningkatkan
keterampilan proses sains dan membimbing siswa.
b. Pelaksanaan
Penelitian melaksanakan pembelajaran dengan mengunakan
pembelajaran model kooperatif Make a Match dan tentunya berdasarkan
rencana pembelajaran hasil siklus I. Di setiap awal pembelajaran di
sampaikan indikator pembelajaran agar siswa mengetahui sarana yang
akan dicapai dalam proses pembelajaran.
c. Pengamatan
Penelitian melakukan pengamatan terhadap kegiatan keterampilan
proses sains siswa saat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan bantuan media
menggunakan kartu selama proses pembelajaran berlansung.
d. Refleksi
Penelitian melakukan refleksi tehadap pelaksanaan siklus II dan
memperbaiki kekurangan dan kelemahan dari pelaksanaan siklus II. Pada
refleksi ini, menelaah kembali tahapan-tahapan pelaksanaan dari setiap
tahapan-tahapan kooperatif tipe Make a Match dalam meningkatkan
keterampilan proses sains dikatakan berhasil apabila pencapaian siswa
sudah ada peningkatan dari pelaksanaan siklus I yang telah dilaksanakan
yang memperoleh nilai 75 dan suatu kelas dikatakan telah berhasil
apabila 75% siswa dari keseluruhan yang mengikuti proses
pembelajaran. Apabila pada siklus II kriteria yang ditargetkan belum
tercapai, maka di lanjutkan pada tindakan siklus III.
39
3. Siklus III
Siklus III merupakan perbaikan dari siklus II dimana tahap
pelaksanaanya sama dengan siklus II yaitu perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan siklus II ini
mengacu pada hasil refleksi dari siklus II. dan apabila data yang diperoleh
dari siklus III masih belum mencapai kriteria keberhasilan dan masih
memerlukan perbaikan, maka dilakukan perubahan rencana tindakan pada
siklus selanjutnya dengan mengacu pada hasil refleksi sebelumnya.
D. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang
digunakan para ilmuwan untuk dapat memecahkan suatu permasalahan dunia
sains, dimulai dari memahami masalah, merumuskan hipotesis, merancang
percobaan, membuktikan hipotesis, mengumpulkan data serta merumuskan
kesimpulan.
Sains sebagai suatu proses atau cara untuk menemukan solusi terhadap suatu
masalah atau memahami suatu fenomena (kejadian) di alam ini. Masalah atau
kasus yang berhubungan dengan fenomena fenomena serta pengalaman yang
dialami siswa membuat pembelajaran lebih bermakna sehingga siswa akan
terpengaruh untuk melakukan kegiatan ilmiah.
Tabel 3.1 Rubrik Keterampilan proses sains
Jenis
keterampilan
proses sains
Indikator Baik
sekali
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
1
Mengamati Mengump
ulkan data
atau
informasi
melalui
penerapan
Dengan
Siswa
mampu
mengump
ulkan
informasi
tentang
pratikum
Siwa
mampu
mengump
ulkan
informasi
tentang
Pratikum
Siswa
mampu
mengumpi
lkan
informasi
tentang
pratikum
Siswa
mampu
mengump
ulkan
informasi
ttnamun
40
indera
berdasarka
n kegiatan
yang
dilakukan
selama 15
menit
selama 10
menit
selama 5
menit
belum
benar
Menafsirkan Keterampil
an untuk
menganalo
gikan
suatu
eksperime
n dengan
konsep
yang ada
Siswa
mampu
menjelask
an materi
yang
disampaik
an oleh
seorang
guru 15
menit
Siswa
mampu
menjelask
an materi
yang
disampaik
an oleh
seorang
guru
selama 10
Menit
Siswa
mampu
menjelask
an materi
yang
disampaik
an oleh
seorang
guru
selama 5
menkit
Siswa
belum
mampu
menjelask
an materi
yang
disampaik
an oleh
seorang
guru
Mendiskusika
n
Keterampil
an untuk
dapat
bekerjasam
a tim untuk
membahas
permasalah
an
Siswa
mampu
menjelask
an hasil
diskusi
kelompok
yang
sedang
berlangsu
ng selama
15 menit
Siswa
mampu
menjelask
an hasil
diskusi
kelompok
yang
sedang
berlangsu
ng selama
10 menit
Siswa
mampu
menjelask
an hasil
diskusi
kelompok
yang
sedang
berlangsu
ng selama
5 menit
Siswa
belum
mampu
menjelask
an hasil
diskusi
kelompok
yang
sedang
berlangsu
ng
Menganalisis Kemampu
an untuk
Dapat
Siswa
mampu
mengana
Siswa
mampu
Menganali
Siswa
mampu
menganali
Siswa
mampu
menganali
41
menganalis
is
permasalah
an
berdasarka
n
keterampil
an
mengamati
yang telah
dilakukan
lisis
materi
apa yang
diajarka
n oleh
seorang
guru
sis materi
apa yang
diajarkan
oleh
seorang
guru
namun
masih ada
salah ½
sis materi
apa yang
diajarkan
oleh
seorang
guru
namun
masih ada
salah 3/4
sis materi
apa yang
diajarkan
oleh
seorang
guru
namun
masih
salah
Menyimpulk
an hasil
keterampil
an untuk
mengambil
suatu
kesimpula
n dari
serangkaia
n kegiatan
yang telah
dilaksanak
an setelah
dilakukan
analisis
dan diskusi
Siswa
mampu
membuat
kesimpula
n dari
permasala
han yang
dibahas
Siswa
mampu
membuat
kesimpula
n dari
permasala
han yang
dibahas
namun
masih ada
salah ½
Siswa
mampu
membuat
kesimpula
n dari
permasala
han yang
dibahas
namukn
masih ada
salah 3/4
Siswa
mampu
membuat
kesimpula
n dari
permasala
han yang
dibahas
namun
masih
masih
salah
Menerapkan mengaplik
asikan
hasil
belajar
berupa
Siswa
memprakt
ekkan
tentang
keterampil
Siswa
memprakt
ekkan
tentang
Keterampi
l
Siswa
memprakt
ekkan
tentang
keterampil
Siswa
belum
bisa
memprakt
ekkan
42
informasi,
kesimpula
n, konsep,
hukum,
teori, dan
keterampil
an
an yang
diajarkan
oleh
seorang
guru
an yang
diajarkan
oleh
seorang
guru 1/2
yang salah
an yang
diajarkan
oleh
seorang
guru ¾
yang salah
tentang
keterampil
an yang
diajarkan
oleh
seorang
guru
Mengkomuni
kasikan
menyampa
ikan
perolehan
atau hasil
belajar
kepada
orang lain
dalam
bentuk
tulisan,
gambar,
gerak,
tindakan,
atau
penampila
n
Siswa
mampu
menjelask
an
kembali
pembelaja
ran baik
kepada
guru
maupun
kepada
siswa
Siswa
mampu
menjelask
an
kembali
pembelaja
ran baik
kepada
guru
maupun
kepada
siswa
selama 15
menit
Siswa
mampu
menjelask
an
kembali
pembelaja
ran baik
kepada
guru
maupun
kepada
siswa
selama 10
menit
Siswa
belum
mampu
menjelask
an
kembali
pembelaja
ran baik
kepada
guru
maupun
kepada
siswa
43
Tabel 3.2 Indikator keterampilan proses sains
No Keterampilan proses sains Indikator keterampilan proses sains
1 Mengamati Keterampilan mengumpulkan data
atau informasi melalui penerapan
dengan indera berdasarkan kegiatan
yang dilakukan
2 Menafsirkan Keterampilan untuk
menganalogikan suatu eksperimen
dengan konsep yang ada
3 Mendiskusikan Keterampilan untuk dapat
bekerjasama tim untuk membahas
permasalahan
4 Menanalisis Kemampuan untuk dapat
menganalisis permasalahan
berdasarkan keterampilan
mengamati yang telah dilakukan
5 Menyimpulkan hasil Keterampilan untuk mengambil
suatu kesimpulan dari serangkaian
kegiatan yang telah dilaksanakan
setelah dilakukan analisis dan
Diskusi
6 Menerapkan Mengaplikasikan hasil belajar
berupa informasi, kesimpulan,
konsep, hukum, teori, dan
Keterampilan
7 Mengkomunikasikan Menyampaikan perolehan atau hasil
belajar kepada orang lain dalam
44
bentuk tulisan, gambar, gerak,
tindakan, atau penampilan
E. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Kriteria keberhasilan yang ditetapkan untuk aktivitas guru minimal berada
pada kategori cukup baik. Dengan demikian, proses pembelajaran pada siklus
ini jika terlaksana dengan baik. kriteria keberhasilan yang diperoleh untuk
aktivitas siswa minimal berada pada kategori cukup aktif. Dari hasil ini dapat
disimpulkan bahwa kriteria yang ditetapkan peneliti telah tercapai, Penelitian
ktindukan kelas (PTK) ini dikatakan berhasil apabila telah terdapat sedikitnya
81% siswa aktif dan mengikuti pembelajaran (Nupita, 2013). Keberhasilan
atau ketuntasan belajar dilihat berdasarkan hasil teş yang dipuroleh siswa.
Kritria ketuntasan Keterampilan proses sains 81-100% dikatakan berhasil atau
tuntas apabila setiap siswa mendapat nilai 81 sesuai dengan ketuntasan
keterampilan proses sains.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Data
yang valid dan lengkap sangat menentukun kualitas penelitian. Dalam penlitian
ini, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi,
berikut penjelasan tentang ketiga teknik tersebut.
1. Tes
Tes adalah sertetan pertanyaan atau latihan serta alat lain untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan ,intelegensi, kemampauan atau bakat
yang dimiliki oleh individual atau kelompok (Arikunto, 2012). Metode tes
digunakan untuk mendapatkan nilai hasil belajar kognitif siswa, jenis tes
yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk esay yang terdiri dari 5 soal.
2. Teknik observasi
Pengertian observasi pada konteks pengumpulan data adalah
tindakan atau proses pemgambilan informasi, atau data melalui media
45
pengamatan. Dalam melakulan observasi ini, penetiti menggunakan sarana
utama indera penglihatan. Melalui pengamatan mata sendiri, seorang guru
diharuskan melakukan pengamatan terhadap tindakan dan perilaku
responden di kelas atau di sekolah.
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak disiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi (Sugiyono, 2016). Dalam
penelitian ini peneliti melakukan observasi selama proses pembelajaran
dilakukan pengamatan tentang aktifitas siswa dan guru selama mengikuti
pembelajaran.
3. Wawancara
Pada penelitian ini wawancara dilakukan pada guru IPA kelas VIII
MTs Ainul Yaqin Kota Jambi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui
kegiatan belajar mengajar, metode dan model pembelajaran yang
digunakan, kondisi siswa dalam proses pembelajaran, tanggapan siswa dan
guru terhadap model pembelajaran kolaboratif yang diterapkan di kelas.
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam
satu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal responden yang lebih mendalam.
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang
diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan
atau keyakinan pribadi (Sugiyono, 2016).
Pada penelitian ini, penulis akan melakukan wawancara terstruktur
yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga
menyerupai ceklis per wawancara. Dalam penilitian ini teknik wawancara
dimaksudkan untuk memperoleh data dari narasumber seperti, kepala
sekolah, guru, dan siswa.
46
4. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,
dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental
dari seseorang. Metode dukumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2012). Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan teknik dokumentasi yang didapatkan dari
Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan silabus.
G. Instrument Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Lembar observasi
Lembar observasi merupakan catatan yang menggambarkan tingkat
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Observasi dilakukan dengan
melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai kegiatan guru dan siswa
selama pembelajaran.
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pada proses
pembelajaran untuk mengukur KPS dan soal uraian hasil belajar kognitif
siswa pada saat pretest dan posttest. Aspek KPS yang diamati adalah
keterampilan mengamati, merumuskan hipotesis, merencanakan
percobaan, melakukan percobaan, menginterpretasi data, menerapkan
konsep dan keterampilan berkomunikasi. Proses analisis untuk data
Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa adalah sebagai berikut:
a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah jumlah skor dari
setiap aspek KPS
b. Persentase keterampilan proses sains. Pengkategorian Keterampilan
Proses Sains adalah sebagai berikut, sangat baik jika Keterampilan
Proses Sainsnya 81–100, baik jika nilai Keterampilan Proses Sainsnya
61–80, cukup jika nilai Keterampilan Proses Sainnya 51–60, kurang
jika nilai Keterampilan Proses Sainsnya 50. Sementara itu, soal hasil
belajar berbentuk soal uraian dengan jumlah butir soal sebanyak lima.
47
Untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa digunakan skor
pretest dan posttest. Peningkatan skor antara tes awal dan tes akhir dari
variabel tersebut merupakan indikator adanya peningkatan atau
penurunan hasil belajar pada pembelajaran fisika. (Komikesari, 2016)
Kegiatan observasi dalam penelitian tindakan kelas ini bersifat
observasi partisipasi lengkap, dimana peneliti terlibat sepenuhnya
dalam kegiatan subjek penelitian/sumber data. Ketika melakukan
pengamatan, peneliti membimbing pekerjaan yang dilakukan oleh
sumber data dalam suasana yang natural. Dikatakan natural karena
peneliti tidak terlihat sedang melakukan penelitian. Peneliti dan
observer bekerjasama untuk melihat dan mengamati proses
pembelajaran yang berlangsung dari awal hingga akhir pembelajaran.
Selanjutnya dianalisis setelah pembelajaran selesai.
Tabel 3.3 Kisi kisi lembar observasi guru keterampilan proses sains
No Aktivitas yang diamati Hasil
Ya Tidak
1 Guru memasuki kelas tepat waktu
2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses
Pembelajaran
3
Guru mengajuakn pertanyaan sepurar materi yangberkaitan
dengan materi yang akan dibahas
4
Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar
5
Guru menjelaskan mengenai gerak dan gaya
6
Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang
gerak dan gaya
48
7
Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
materi yang sedang berlangsung
8
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
9
Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulanhasil diskusi
kelompok tentang gerak dan gaya
10
Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang
memilki kerjasama yang baik
11 Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya
12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan
13 Guru membimbing siswa berdo’a
14 Guru mengucapkan salam
Tabel 3.4 Kisi kisi lembar observasi siswa keterampilan proses sains
No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah
Siswa
Presentase
%
Keterangan
1 Mengamati Mendengarkan
penjelasan guru
tentang topik
tujuan dan hasil
belajar yang ingin
Dicapai
Mendengarkan
penjelasan pokok
pokok kegiatan
yang harus
49
dilakukan siswa
serta tujuannya
Mendengarkan
penjelasan
pentingnya topik
dalam kegiatan
Belajar
Siswa
memperhatikan
guru
menyampaikan
tujuan pelajaran
2 Menafsirkan Siswa mampu
menjelaskan
materi yang
disampaikan oleh
seorang guru
3 Mendiskusikan Siswa tertib saat
pembagian
kelompok
Siswa
mendiskusikan
dengan kelompok
masing masing
Siswa mampu
menjelaskan hasil
diskusi kelompok
50
yang sedang
berlangsung
Siswa tertib saat
berdiskusi
mengumpulkan
Formasi
4 Menganalisis Siswa mampu
menganalisis
materi apa yang
diajarkan oleh
seorang guru
5 Menyimpulkan hasil Siswa menbuat
kesimpulan dari
permasalahan yang
Dibahas
6 Menerapkan Siswa
mempraktekkan
tentang
keterampilan yang
diajarkan oleh
seorang guru
7 Mengkomunikasikan Siswa mampu
menjelaskan
kembali
pembelajaran baik
kepada guru
maupun kepada
Siswa
51
2. Lembar tes
Lembar Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pada
setiap siklus. Lembar tes berisi soal yang mengacu pada indikator
pembelajaran yang diteskan kepada siswa yang bkertujuan untuk
mengetahui peningkatan keterampilan proses sains terhadap siswa setelah
diterapkan metode pembelajaraan koopertaif tipe Make a Match pada saat
pembelajaran langsung, Salah satu penilaian setiap soal mempunyai bobot
masing masing 20.
Tabel 3.5 pedoman penilaian
No Aspek penilaian Angka Huruf
1 Benar sekali 20 Dua puluh
2 Benar sedikit salah 15 Lima belas
3 Sebagian benar 10 Sepuluh
4 Salah sedikit benar 5 Lima
5 Tidak sama sekali benar 0 Nol
Tabel 3.6 skor persentase pseserta didik
Skor persentase peserta didik Kategori
81-100 Sangat baik
61-80 Baik
51-60 Cukup
50 Kurang
52
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan
keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran IPA dari siklus I, siklus II
ke siklus III yaitu : Adanya peningkatan proses belajar siswa dalam mata
pelajaran IPA dari siklus ke siklus, target yang ingin dicapai pada indikator
keberhasilan ini adalah peningkatan keteramplan proses sains siswa. Siswa
dengan kategori KPS sangat baik ≥81% skor KPS minimal siswa dengan
kategori baik 80% Peningkatan KPS minimal adalah 60% dengan kategori
cukup, dan 50% dengan kategori sangat kurang.
1. Wawancara
Teknik wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data dari
narasumber seperti kepala sekolah, guru, dan siswa. Terkait dengan
penerapan game flashcard ( kartu bergambar ) di kelas VIII MTs, adapun
pihak-pihak yang akan diwawancarai adalah sebagai berikut :
a. Kepala sekolah, materi wawancara yaitu tentang gambaran MTs Ainul
Yaqin Kota Jambi (sejarah berdirinya, letak geografis, visi dan misi,
kondisi siswa, guru, staf, sarana prasarana).
b. Guru, tanggapan tentang pembelajaran kooperatif dalam kerja sama
siswa di kelas VIII, sarana prasarana sekolah yang mendukung seperti
media pembelajaran, perangkat pembelajaran yang akan digunakan serta
rencana pelaksanaan pembelajaran.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan daftar dokumen yang akan digunakan
dalam penelitian ini antara lain RPP dan silabus.
I. Teknik analisis data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori menjabarkan kedalam
unit-unit, bahan-bahan lain. Sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya
dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data akan dilakukan sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.
53
Menurut Nasution dalam Sugiyono, analisis dimulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus
menerus sampai penulisan hasil penelitian. Namun dalam penelitian ini,
analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan
pengumpulan data (Sugiyono, 2016).
Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif. Data
kualitatif digunakan untuk mengamati proses pembelajaran menggunakan
game kartu yang berisi sebuah pertanyaan dan jawaban, sedangkan data
kuantitatif digunakan untuk mengetahui hasil dari keaktifan siswa
menyelesaikan soal.
1. Analisi Kuantitatif
Analisis kuantitatif dilakukan untuk menguji perbedaan penguasaan
materi dari hasil postest pada penelitian, yaitu untuk melihat peningkatan
keterampilan proses sains siswa kelas VIII dengan menggunakan metode
Make A Match. Analisis data kuantitatif ini dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:
a. Untuk menghitung nilai rata-rata (Wulan, 2014)
Digunakan rumus: X = Σ
n
Keterangan:
X = Nilai rata-rata kelas
Σx = jumlah nilai tes siswa
n = jumlah siswa yang mengikuti tes
b. Untuk menghitung persentase
P = Jumlah skor perolehan ×100 %
Total skor
54
2. Data Kualitatif
Analisis Kualitatif dilakukan untuk melihat kegiatan belajar siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dicatat dalam lembar
observasi hasil belajar siswa. Sementara data yang terkumpul dari lembar
observasi dianalisis dalam bentuk presentase (%). Untuk menghitung
persentase, digunakan rumus sebagai berikut: (Wulan, 2014)
P = Jumlah skor perolehan ×100 %
Total skor
J. Jadwal Penelitian
Rencana waktu penelitian ini akan dilakukan selama enam bulan yaitu mulai
bulan Januari 2020 sampai Juni 2021. Rencana waktu ini masih bersifat
sementara, artinya dapat berubah sesuai situasi dan kondisi secara teknis
maupun kondisi lapangan. Berikut ini akan dberikan uraian tahapan yang
dilakukan selama penelitian dilaksanakan.
55
Tabel 3.7 Jadwal penelitian
No KEGIATAN
BULAN
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOV DES
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul √
2 Penulisan Proposal √
3 Permohonan Dosesn Pembimbing
√
4 Bimbingan Dan Perbaikan Proposal
√
5 Seminar Dan Proposal √
6 Perbaikan Hasil Sempro
√
7 Pengurusan Izit Riset √
8 Pengumpulan Data Di Lapangan
√
9 Analisis Dan Penyususnan Laporan
√
10 Perbaikan Hasil Ujian Skripsi
√
11 Pengesahan Hasil Ujian Oleh Tim Penguji
√
12 Penyerahan Laporan √
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Keterampilan proses sains siswa kelas VIII mata pelajaran IPA terpadu
materi fisika di MTs Ainul Yaqin Kota Jambi masih rendah, hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil tes awal (pre test) materi pokok bahasan gerak dan
gaya dengan sub materi gaya sentuh dan gaya tak sentuh yang diikuti dengan
jumlah siswa 21 orang dikelas VIII. Penelitian mengambil nilai pre-test peserta
didik pada kelas VIII sebagai nilai data awal.
Madrasah Tsanawiyah Ainul Yaqin Kota Jambi Kelurahan Lebak
Bandung Kota Jambi didirikan pada tahun 2000, lembaga ini merupakan
sekolah yang bernaung pada yayasan pendidikan islam Pondok pesanttren
Ainul Yaqin. Pada awalnya kegiatan pendidikan yang dilakukan yayasan
inibertempat disebuah rumah tempat tinggal Bapak Abdullah Syapandi, dengan
mengadakan pendidikan berupa pengenalan huruf hijaiyyah dan membaca Al-
qur’an yang telah dimulai sejak tahun 1984. Pesantren Ainul Yaqin. Namun
seiring dengan berjalannya waktu dan semakin tingginya minat masyarakat
terhadap pendidikan agama, maka pada tahun 2000 mulai di bangun ruang
belajar untuk Madrasah Tsanawiyah Ainul Yaqin 1 kelas dan pada tahun ajaran
2000/2001 Madrasah Tsanawiyah Ainul Yaqin mulai menerima siswa baru
dengan jumlah siswa 15 orang siswa. Madrasah Tsanawiyah Ainul Yaqin
Kelurahan Lebak Bandung Kota Jambi di bangun diatas tanah dengan luas ±
5.000 m2. Adapun tanah tersebut diperoleh dari Yayasan Ainul Yaqin.
Madrasah Tsanawiyah Ainul Yaqin Kelurahan Lebak Bandung Kota Jambi
beralamat di Jl. Batam RT> 25/02 Kel. Lebak Bandung Kec. Jelutung Kota
Jambi.
Sekolahan MTs Ainul Yaqin Kota Jambi ini memiliki guru IPA sebanyak
1 orang saja orang guru tersebut lulusan dari jurusan kimia dari berbagai
Universitas salah satunya Universitas Jambi, sekolahan ini baru berdiri pada
tahun 2000, sekolahan ini memilki fasilitas yang kurang lengkap mempunyai
laborotorium kurang memadai, alat pratikum masih kurang sehingga siswa
57
belum bisa sepenuhnya melakukan sebuah pratikum, sehingga jika mata
pelajaran yang mengharuskan untuk pratikum, sekolahan ini cukup pratikum
di ruangan kelas dan menggunakan alat pratikum sederhana.
Peneliti juga menyampaikan bahwa sebelum pelaksanaan pembelajaran
terlebih dahulu akan dilaksanakan tes awal (pre test) yang dilaksanakan pada
tanggal 27 juli 2021 sebelum melakukan penelitian pada tangal 28 juli 2021.
Dan akhirnya diperoleh kesepakatan dengan Guru mata pelajaran IPA
khususnya fisika kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota Jambi.
1. Analisis hasil pre test keterampilan proses sains siswa
Hasil perhitungan data pre test belajar siswa saat berkelompok dalam
berdikusi pada saat pembelajaran dapat diperoleh data sebaga berikut :
Tabel 4.1 hasil pre test keterampilan proses sains
No Nama
siswa
Keterampilan proses sains Skor KPS
%
Kategori
1 2 3 4 5 6 7
1 AM 3 2 1 2 2 3 3 16 57,1% Cukup
2 DH 3 2 2 2 1 1 2 13 46,4% Kurang
3 DN 2 2 3 3 3 3 2 18 64,2% Baik
4 FB 1 1 2 3 2 3 3 15 53,5% Cukup
5 HH 4 4 3 3 2 3 3 22 78,5% Baik
6 IA 1 2 2 1 2 2 3 13 46,4% Kurang
7 KR 2 2 1 2 1 1 2 11 39.2% Kurang
8 LA 3 2 3 1 3 2 2 16 57,1% Cukup
58
9 MK 1 1 2 3 2 2 2 13 46,4% Kurang
10 PI 2 3 2 3 3 3 2 18 64,2% Baik
11 PS 2 2 1 3 2 3 3 16 57,1% Cukup
12 RH 3 3 2 3 1 2 2 16 57,1% Cukup
13 RS 2 2 3 2 1 1 1 12 42,8% Kurang
14 RP 2 2 2 3 2 2 3 16 57,1% Cukup
15 RF 2 3 2 2 2 3 1 15 53,5% Cukup
16 RA 2 2 1 4 4 2 2 17 60,7% Cukup
17 RY 1 2 1 1 2 3 2 12 42,8% Kurang
18 SK 1 2 2 2 2 2 3 14 50% Kurang
19 TP 4 4 4 4 3 2 3 24 85.7% Sangat Baik
20 YR 2 3 2 4 4 1 1 17 60,7% Cukup
21 ZP 1 2 2 2 3 1 1 12 42,8% Kurang
Keterangan Table
Keterampilan 1 : Mengamati
Keterampilan 2 : Menafsirkan
Keterampilan 3 : Mendiskusikan
Keterampilan 4 :k Menganalisis
Keterampilan 5 : Menyimpilkan Hasil
Keterampilan 6 : Menerapkan
Keterampilan 7 : Mengkomunikasikan
59
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa presentase disetiap
Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa masih agak rendah, sebagai tabel
berikut:
Tabel 4.2 Kategori keterampilan proses sains
Skor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase %
81-100 Sangat Baik 1 0,4%
61-80 Baik 3 14,2%
51-60 Cukup 9 42,8%
50 Kurang 9 42,8%
Jumlah 21 100%
Dari tabel 4.2 mennujukan siswa dengan kategori sangat baik berjumlah 1
orang, siswa dengan katagori baik sebanyak 3 orang, siswa dengan katagori
cukup 9 orang, dan katagori kurang 9 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar diagram batang Keterampilan Proses Sains (KPS) pada tabel 4.2 sebagai
berikut:
Gambar 4.1 diagram batang hasil pre tes keterampilan proses sains
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
60
2. Analisis pre test soal esay keterampilan proses sains
Hasil perhitungan data pre test soal esay belajar siswa dapat diperoleh
data sebaga berikut :
Tabel 4.3 hasil pre test soal esay keterampilan proses sains
No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas Kategori KPS
1 AM 75 60 - Tidak Tuntas Cukup
2 DH 75 70 - Tidak Tuntas Baik
3 DN 75 50 - Tidak Tuntas Kurang
4 FB 75 35 - Tidak Tuntas Kurang
5 HH 75 65 - Tidak Tuntas Baik
6 IA 75 70 - Tidak Tuntas Baik
7 KR 75 50 - Tidak Tuntas Kurang
8 LA 75 65 - Tidak Tuntas Baik
9 MK 75 55 - Tidak Tuntas Cukup
10 PI 75 45 - Tidak Tuntas Kurang
11 PS 75 30 - Tidak Tuntas Kurang
12 RH 75 20 - Tidak Tuntas Kurang
13 RS 75 60 - Tidak Tuntas Cukup
14 RP 75 55 - Tidak Tuntas Cukup
15 RF 75 90 Tuntas - Sangat Baik
16 RA 75 60 - Tidak Tuntas Cukup
17 RY 75 50 - Tidak Tuntas Kurang
18 SK 75 50 - Tidak Tuntas Kurang
19 TP 75 85 Tuntas - Sangat Baik
20 YR 75 55 - Tidak Tuntas Cukup
21 ZP 75 70 - Tidak Tuntas Baik
Jumlah 1190
Nilai rata rata 56,6
Siswa yang tuntas 3
Siswa yang tidak tuntas 18
61
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa presentase disetiap
Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa masih agak rendah, sebagai tabel
berikut:
Tabel 4.4 Kategori keterampilan proses sains pre test
Skor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase %
81-100 Sangat Baik 2 0,9%
61-80 Baik 5 23,8%
51-60 Cukup 6 28,5%
50 Kurang 8 38%
Jumlah 21 100%
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar diagram batang Keterampilan
Proses Sains (KPS) pada tabel 4.4 sebagai berikut:
Gambar 4.2 Diagram batang pre test soal esay keterampilan proses sains
Data pada gambar 4.2 terlihat keterampilan proses sains siswa masih
rendah, jumlah siswa yang sudah mendapatkan kategori sangat baik 1 orang atau
0,4%% dari jumlah keseluruhan 21 siswa, sedangkan jumlah siswa yang
mendapatkan kategori baik 3 siswa atau 14,2%. Sedangkan kategori cukup 9
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
62
orang atau 42,8%, sedangkan jumlah siswa yang mendapatkan kategori kurang
9 orang atau 42,8% . Kemudian selanjutnya pada tabel 4.2 hasil pre test berupa
tes soal esay sebanyak 5 butir soal siswa belum mendapatkan kategori sangat
baik dalam keterampilan proses sains, siswa yang mendapatkan kategori sangat
baik 2 orang atau 0,9%, jumlah siswa yang mendapatkan kategori baik sebanyak
5 orang atau 23,8%, siswa yang mendapatkan kategori cukup sebanyak 6 orang
atau 28,5%, dan siswa yang mendapatkan kategori kurang sebanyak 8 orang atau
38% dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 21 orang. Sedangkan kriteria
keberhasilan Keterampilan Proses Sains siswa adalah 81-100 dengan kategori
sangat baik. Dari sini penelitian mulai melakukan penelitian tindakan kelas
(PTK) untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan keterampilan proses
sains siswa pada mata pelajaran IPA terpadu khususnya fisika pokok bahasan
gerak dan gaya di kelas VIII dengan mengunakan model pembelajaran
Kooperatif Tipe Make a Match Dalam meningkatkan keterampilan proses sains
siswa kelas VIII Mts Ainul Yaqin Kota Jambi.
Menjawab hasi tes yang diperoleh maka penelitian akan melakukan
Penelitian pada siklus I, setiap siklus dilaksanakan dalam satu kali pertemuan.
Tindakan pembelajaran yang dilakukan pada setiap siklus disesuakian dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu materi fisika dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dalam
meningkatkan keterampilan proses sains di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota
Jambi dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini melalui empat tahap yang
meliputi: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap
refleksi. Setelah melaksanakan tahap-tahap tersebut maka dipkeroleh data-data
yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatakan
keterampilan proses sains di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota Jambi.
1. Penelitian siklus I
Hal-hal yang dilakukan selama pelaksanaan siklus I yang dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 28 Juli 2021, padalah sebagai berikut:
63
a. Perencanaan
Perencanaan penelitian pada siklus I dengan menerapkan metode
pembelajaran kooperatif Tipe Make a Match dalam meningkatkan
keterampilan proses sains siswa di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota
Jambi, Peneliti mempersiapkan hal sebagai berikut:
1. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti RPP, dan bahan ajar
(buku panduan) yang digunakan dalam pembelajaran.
2. Menyiapkan dan menyusun instrument penelititan yang terdiri dari
lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa.
3. Menyiapkan media-media pembelajaran yang akan digunakan saat
pembelajaran berlangsung.
4. Menyiapkan alat dokumentasi berupa kemera untuk
mendokumentasikan pelaksanaan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pada kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Juli 2021
pada pukul 08.00 WIB sampai dengan 09.00 WIB dengan berpedoman
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I. Materi
pada pokok bahasan pertemuan ini adalah gerak dan gaya dengan sub
materi gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Kegiatan yang dilaksanakan
pada pertemuan ini meliputi:
a. Kegiatan awal
Pertemuan siklus pertama pada hari Rabu 28 Juli 2021 dilaksanakan
pada pukul 08.00 s/d 09.00 WIB, di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota
Jambi. Pada pertemuan pertama penelitian memasuki kelas dan
mengucap salam, kemudian guru meminta ketua kelas serta siswa
yang lain untuk merapikan tempat duduk serta berdoa sebelum
pelajaran dimulai. Setelah berdoa selesai guru menjawab salam dan
langsung mengecek kehadiran siswa satu persatu melalui absensi
kelas.
b. Kegiatan inti
64
Memasuki kegiatan inti selama waktu 60 menit, proses
pembelajaran dimulai dengan peneliti memberi pertanyaan untuk
memancing keaktifan siswa. Ketika diberi beberapa pertanyaan, siswa
dapat menjawab pertanyaan dengan cukup baik meskipun dengan
melihat jawaban di buku. Kemudian peneliti menjelaskan materi
tentang materi gerak dan gaya sub materi gaya sentuh dan gaya tak
sentuh, setelah itu peneliti membaca dan diikuti siswa, peneliti
menyuruh siswa untuk membagi 2 kelompok, kelompok A dan
kelompok B. Setelah itu bagi kelompok membahas tentang gaya
sentuh dan kelompok B membahas tentang gaya tak sentuh, setiap
kelompok akan mendiskusikan tentang materi didapati setiap
kelompoknya masing masing dan akan dipresentasikan hasil
kelompoknya masing masing. Setelah dipresentasikan kemudian
peneliti menjelaskan cara penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe make a match, kemudian peneliti menyiapkan kartu soal dan kartu
jawaban, langkah selanjutnya adalah peneliti membagikan kartu soal
Make A Match, siswa diminta mencari pasangannya sehingga
membentuk kelompok pasangan kelompok A dan kelompok B.
Kelompok A mendapatkan kartu pertanyaan setiap siswa masing
masing yang terdapat didalam kelompok A dan kelompok B
mendapatkan kartu jawaban setiap siswa masing msing yang terdapat
didalam kelompok B. Peneliti memberikan poin kepada siswa yang
lebih dahulu menemukan pasangannya, siswa yang sudah menemukan
pasangan diminta duduk berdekatan dan mengumpulkan hasil
kerjanya di papan tulis. Mengulang satu babak lagi. Setelah itu peneliti
menyuruh siswa untuk duduk kembali ke bangkunya masing- masing
seperti semula. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum difahami. Kemudian peneliti
menjelaskan hal-hal terkait materi yang belum difahami oleh siswa.
65
c. Kegiatan akhir
Di akhir pembelajaran (5 menit), peneliti memberikan evaluasi
secara lisan, setelah itu peneliti bersama-sama dengan siswa membuat
kesimpulan hasil dari pembelajaran hari ini, kemudian peneliti
mengumumkan materi yang akan dipelajari berikutnya, dan menyuruh
siswa belajar untuk persiapan pembelajaran siklus II materi gerak dan
gaya sub materi gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah
beraturan pada pertemuan berikutnya. Kegiatan pembelajaran diakhiri
dengan berdoa dan salam.
c. Pengamatan
Tabel 4.5 hasil lembar observasi guru
No Aktivitas yang diamati Hasil
Ya Tidak
1 Guru memasuki kelas tepat waktu √
2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses
Pembelajaran
√
3
Guru mengajuakn pertanyaan sepurar materi yangberkaitan
dengan materi yang akan dibahas
√
4
Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar √
5
Guru menjelaskan mengenai gaya sentuh dan gaya tak sentuh √
6
Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang
gaya sentuh dan gaya tak sentuh
√
7
Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
materi yang sedang berlangsung
√
8 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
√
Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil diskusi √
66
9 kelompok tentang gaya sentuh dan gaya tak sentuh
10
Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang
memilki kerjasama yang baik
√
11 Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi gaya
sentuh dan gaya tak sentuh
√
12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan √
13 Guru membimbing siswa berdo’a √
14 Guru mengucapkan salam √
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa kinerja guru sudah dilaksanakan
dengan baik. Dimana dari 14 aktivitas guru yang diamati oleh obsevasi
kinerja guru sudah dilaksanakan dengan baik, poin pertama guru memasuki
kelas tepat waktu, hal ini ditunjukkan dengan saat guru ingin memasuki
kelas yang ingin dimasuki guru sudah menunggu didepan kelas 5 menit
sebelum pergantian jam, poin kedua guru mengkondisikan siswa agar siap
mengikuti proses pembelajaran hal ini ditunjukan saat guru memulai
pelajaran guru memperhatikan kondisi kelas dan menanyakan kesiapan
siswa untuk belajar, poin ketiga guru mengajukan pertanyaan seputar materi
yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas, hal ini ditujukan saat guru
memberikan pertanyaan kebeberapa siswa tentang materi gerak dan gaya
sub materi gaya sentuh dan gaya tak sentuh, poin keempat guru
menyampikan indikator dan tujuan pembelajaran, hal ini ditunjukan saat
guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang ada di RPP,
poin kelima guru menjelaskan materi mengenai gerak dan gaya sub materi
gaya sentuh dan gaya tak sentuh, hal ini ditunjukan saat memulai pelajaran
guru menjelaskan materi tentang gaya gaya sentuh dan gaya tak sentuh
kepada siswa, poin keenam guru membimbing siswa mengumpulkan
informasi tentang getaran, hal ini dibuktikan saat siswa bertanya tentag gaya
sentuh dan gaya tak sentuh guru membimbing atau memberi arahan kepada
67
siswa tentang gaya sentuh dan gaya tak sentuh, poin ketujuh guru meminta
siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang sedang
berlangsung, hal ini ditujukan saat guru meminta salah satu siswanya untuk
bertanya tentang materi gerak dan gaya sub materi gaya sentuh dan gaya tak
sentuh yang sedang berlangsung, poin kedelapan guru membagi siswa
kedalam beberapa kelompok, hal ini ditunjukan saat guru membagikan 2
kelompok dari 21 siswa, poin kesembilan guru meminta siswa menjelaskan
kesimpulan hasil diskusi kelompok tentang gaya sentuh dan gaya tak sentuh,
hal ini ditunjuka saat guru meminta salah satu dari kelompok untuk
menyimpulkan hasil kelompoknya tentang materi gerak dan gaya sub materi
gaya sentuh dan gaya tak sentuh.
Tabel 4.6 Hasil lembar observasi siswa
No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah
Siswa
Presentase
%
Keterangan
1 Mengamati Mendengarkan
penjelasan guru
tentang topik
tujuan dan
hasil belajar
yang ingin
Dicapai
15 71,4% Baik
Mendengarkan
penjelasan
pokok pokok
kegiatan yang
harus
dilakukan
siswa serta
Tujuannya
10 47,6% Kurang
68
Mendengarkan
penjelasan
pentingnya
topik dalam
kkegiatan
Belajar
14 66,6% Baik
Siswa
memperhatikan
guru
menyampaikan
tujuan
Pelajaran
16 76,1% Baik
2 Menafsirkan Siswa mampu
menjelaskan
materi yang
disampaikan
oleh seorang
Guru
8 38% Kurang
3 Mendiskusikan Siswa tertib
saat pembagian
kelompok
10 47,6% Kurang
Siswa
mendiskusikan
dengan
kelompok
masing masing
12 57,1% Cukup
Siswa mampu
menjelaskan
12 57,1 Cukup
69
hasil diskusi
kelompok yang
sedang
berlangsung
Siswa tertib
saat berdiskusi
mengumpulkan
Formasi
16 76,1% Baik
4 Menganalisis Siswa mampu
menganalisis
materi apa yang
diajarkan oleh
seorang guru
9 42,8% Kurang
5 Menyimpulkan hasil Siswa membuat
kesimpulan dari
permasalahan
yang dibahas
11 52,3% Cukup
6 Menerapkan Siswa
mempraktekkan
tentang
keterampilan
yang diajarkan
oleh seorang
Guru
8 38% Kurang
7 Mengkomunikasikan Siswa mampu
menjelaskan
kembali
pembelajaran
baik kepada
8 38% Kurang
70
guru maupun
kepada siswa
Dari tabel 4.6 terlihat bahwa hasil observasi aktivitas siswa belum
terlaksana dengan baik, hasil yang diamati belum sesuai yang
diharapakan, hal itu menunjukan aktivitas siswa dalam belajar masih
rendah dan upaya untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa
belum terlaksana dengan baik. Pada siklus 1 aktivitas siswa dalam
katagori sangat baik tidak ada, aktivitas siswa kategori baik ada 4 poin.
Poin 1 Mendengarkan penjelasan guru tentang topik tujuan dan hasil
belajar yang ingin dicapai atau 71,4%, Poin 2 Mendengarkan penjelasan
pentingnya topik dalam kegiatan belajar 66,6%, poin 3 Siswa
memperhatikan guru menyampaikan tujuan pelajaran 76,1%, dan poin
ke 4 siswa tertib saat berdiskusi mengumpulkan formasi 76,1%. Siswa
dalam kategori cukup terdapat 3 poin, poin 1 Siswa mendiskusikan
dengan kelompok masing masing 57,1%, poin 2 Siswa mampu
menjelaskan hasil diskusi kelompok yang sedang berlangsung 57,1%,
dan poin 3 Siswa membuat kesimpulan dari permasalahan yang dibahas
52,3%. Dan siswa dalam kategori kurang terdapat 6 poin, poin 1
Mendengarkan penjelasan pokok pokok kegiatan yang harus dilakukan
siswa serta tujuannya 47,6%, poin 2 Siswa mampu menjelaskan materi
yang disampaikan oleh seorang guru 38%, poin 3 Siswa tertib saat
pembagian kelompok 47,6%, poin 4 Siswa mampu menganalisis materi
apa yang diajarkan oleh seorang guru 42,8%, poin 5 Siswa
mempraktekkan tentang keterampilan yang diajarkan oleh seorang guru
38%, dan poin ke 6 menjelaskan kembali pembelajaran baik kepada guru
maupun kepada siswa 38% dari jumlah keseluruhan 13 poin.
Tabel 4.7 Hasil nilai post test siswa keterampilan proses sains
No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas Kategori KPS
1 AM 75 35 - Tidak Tuntas Kurang
71
2 DH 75 85 Tuntas - Sangat Baik
3 DN 75 85 Tuntas - Sangat Baik
4 FB 75 10 - Tidak Tuntas Kurang
5 HH 75 45 - Tidak Tuntas Kurang
6 IA 75 60 - Tidak Tuntas Cukup
7 KR 75 45 - Tidak Tuntas Kurang
8 LA 75 70 - Tidak Tuntas Baik
9 MK 75 15 - Tidak Tuntas Kurang
10 PI 75 10 - Tidak Tuntas Kurang
11 PS 75 80 Tuntas - Baik
12 RH 75 55 - Tidak Tuntas Cukup
13 RS 75 95 Tuntas - Sangat Baik
14 RP 75 70 - Tidak Tuntas Baik
15 RF 75 80 Tuntas - Baik
16 RA 75 75 Tuntas - Baik
17 RY 75 50 - Tidak Tuntas Kurang
18 SK 75 90 Tuntas - Sangat Baik
19 TP 75 20 - Tidak Tuntas Kurang
20 YR 75 75 Tuntas - Baik
21 ZP 75 80 Tuntas - Baik
Jumlah 1230
Nilai rata rata 58
Siswa yang tuntas 9
Siswa yang tidak tuntas 12
Dari tabel 4.7 terlihat bahwa hasil nilai post test siswa belum terlaksana
dengan baik , hasil yang diamati belum sesuai yang diharapakan, hal itu
menunjukan aktivitas siswa dalam belajar masih rendah dan upaya untuk
meningkatkan keterampilan proses sains siswa belum terlaksana dengan baik.
72
Berdasarkkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa presentase hasil nilai post test siswa
disetiap Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa masih rendah, sebagai tabel
berikut:
Tabel 4.8 Kategori keterampilan proses sains
Skor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase %
81-100 Sangat Baik 4 19%
61-80 Baik 7 33,3%
51-60 Cukup 2 0,9%
50 Kurang 8 38%
Jumlah 21 100%
Data pada gambar 4.8 terlihat nilai post test dalam bentuk soal esay yang
terdiri dari 5 butir soal siswa masih rendah, keterampilan proses sains jumlah
siswa yang sudah mendapatkan kategori sangat baik 4 orang atau 19%dari
jumlah keseluruhan 21 siswa, sedangkan jumlah siswa yang mendapatkan
kategori baik 7 siswa atau 33,3%. Sedangkan kategori cukup 2 orang atau 0,9%,
sedangkan jumlah siswa yang mendapatkan kategori kurang 8 orang atau 38% .
Berdasarkan hasil post test pada siklus I yang ditunjukkan tabel di atas dapat
dilihat dibawah ini berdasarkan diagram batang.
73
Gambar 4.3 Diagram batang hasil post tes keterampilan proses sains siswa
Pada tabel 4.3 diagram batang diatas menunjukkan bahwa terjadi
pada keterampilan proses sains siswa sangat rendah, belum memenuhi
kriteria ketuntasan keterampilan proses sains didalam kategori sangat baik
dengan kategori 81-100%.
a. Tahap refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan observer pada kegiatan siklus 1
ditemukan hal-hal sebagai Adaya hasil yang kurang baik pada aktivitas
belajar siswa meskipun terdapat hal-hal yang harus diperbaiki
a. Skor tertinggi dalam kategori sangat baik persentase pada siklus I
keterampilan proses sains siswa sebesar 19%
b. Skor tertinggi dalam kategori baik persentase pada siklus I
keterampilan proses sains siswa sebesar 33,3%
c. Skor tertinggi dalam kategori cukup persentase pada siklus I
keterampilan proses sains siswa sebesar 0,9%
d. Skor tertinggi dalam kategori kurang persentase pada siklus I
keterampilan proses sains siswa sebesar 38%
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
74
e. Siswa kurang memperhatikan ketika guru menerangkan, seperti
adanya beberapa siswa yang kurang serius dalam memperhatikan
penjelasan dari guru.
f. Siswa baru pertama kali mengikuti pembelajaran dengan model Make
A Match sehingga siswa masih kurang paham dengan aturan
permainnya.
g. Siswa belum memahami materi pembelajaran karena dalam mengikuti
proses pembelajaran siswa kurang bersungguh sungguh.
h. Semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih rendah
terlihat saat proses pembelajaran masih ada siswa yang berbicara
sendiri dengan temannya dan ada siswa yang tidur saat guru sedang
menjelaskan materi pembelajaran.
i. Masih ada beberapa siswa yang belum memahami materi sehingga
kpada saat permainan make a match berlangsung ada siswa yang tidak
menemukan pasangan kartunya hingga waktu yang ditentukan sudah
habis,
j. Guru kurang maksimal saat memberikan semangat kepada siswa-
siswinya
Berdasarkan refleksi siklus I tindakan yang akan dilakukan pada
siklus II yaitu :
a. Guru harus lebih pandai dalam menguasai kondisi kelas dan siswa.
b. Memberikan penjelasan tidak terlalu cepat agar mudah dimengerti
siswa.
c. Menambah sumber/media belajar agar siswa tidak terpaku kepada
buku pegangan siswa.
d. Mengubah cara mengajar dari kelompok, yang terus menuntun atau
mengarahkan proses pembelajaran, kemudian meminta setiap
kelompok mengikuti petunjuk yang diberikan guru.
e. Dalam mengarahkan siswa untuk lebih aktif dalam proses
pembelajaran menggunakan metode Koperatif tipe make a match.
75
f. Guru dapat memberikan tambahan nilai kepada siswa yang aktif
dalam belajar agar siswa terpacu semangatnya dalam belajar.
g. Untuk mengatasi siswa yang belum percaya diri dalam bertanya atau
mengeluarkan pendapat, guru harus memancing dengan pertanyaan-
pertanyaan yang sederhana menyangkut hal-hal di lingkungan sekitar
agar siswa berani bertanya atau menjawab pertanyaan.
h. Guru memberikan reward atau berupa pujian kepada siswa yang
mendapat nilai terbesar dan berani tampil atau maju di depan kelas.
2. Penelitian siklus II
Hal-hal yang dilakukan selama pelaksanaan siklus II yang dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 18 Agustus 2021, adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan penelitian pada siklus II dengan menerapkan metode
pembelajaran kooperatif Tipe Make a Match dalam meningkatkan
keterampilan proses sains siswa di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota
Jambi, Peneliti mempersiapkan hal sebagai berikut:
1. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti RPP, dan bahan ajar (buku
panduan) yankg digunakan dalam pembelajaran.
2. Menyiapkan dan menyusun instrument penelititan yang terdiri dari
lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa.
3. Menyiapkan media-media pembelajaran yang akan digunakan saat
pembelajaran berlangsung.
4. Menyiapkan alat dokumentasi berupa kemera untuk
mendokumentasikan pelaksanaan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pada kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Agustus
2021 pada pukul 08.00 WIB sampai dengan 09.00 WIB dengan
berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus
II. Materi pada pokok bahasan pertemuan ini adalah gerak dan gaya
dengan sub materi gerak beraturan lurus dan gerak lurus beraturan.
Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan ini meliputi:
76
a. Kegiatan awal
Pertemuan siklus II pada hari Rabu 18 Agustus 2021 dilaksanakan
pada pukul 08.00 s/d 09.00 WIB, di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota
Jambi. Pada pertemuan pertama penelitian memasuki kelas dan
mengucap salam, kemudian guru meminta ketua kelas serta siswa
yang lain untuk merapikan tempat duduk serta berdoa sebelum
pelajaran dimulai. Setelah berdoa selesai guru menjawab salam dan
langsung mengecek kehadiran siswa satu persatu melalui absensi
kelas.
b. Kegiatan inti
Memasuki kegiatan inti selama waktu 60 menit, proses
pembelajaran dimulai dengan peneliti memberi pertanyaan untuk
memancing keaktifan siswa. Ketika diberi beberapa pertanyaan, siswa
dapat menjawab pertanyaan dengan cukup baik meskipun dengan
melihat jawaban di buku. Kemudian peneliti menjelaskan materi
tentang materi gerak dan gaya sub materi GLB dan GLBB, setelah itu
peneliti membaca dan diikuti siswa, peneliti menyuruh siswa untuk
membagi 2 kelompok, kelompok A dan kelompok B. Setelah itu bagi
kelompok A membahas tentang GLB dan kelompok B membahas
tentang GLBB, setiap kelompok akan mendiskusikan tentang materi
didapati setiap kelompoknya masing masing dan akan dipresentasikan
hasil kelompoknya masing masing. Setelah dipresentasikan kemudian
peneliti menjelaskan cara penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe make a match, kemudian peneliti menyiapkan kartu soal dan kartu
jawaban, langkah selanjutnya adalah peneliti membagikan kartu soal
Make A Match, siswa diminta mencari pasangannya sehingga
membentuk kelompok pasangan kelompok A dan kelompok B.
Kelompok A mendapatkan kartu pertanyaan setiap siswa masing
masing yang terdapat didalam kelompok A dan kelompok B
mendapatkan kartu jawaban setiap siswa masing msing yang terdapat
didalam kelompok B. Peneliti memberikan poin kepada siswa yang
77
lebih dahulu menemukan pasangannya, siswa yang sudah menemukan
pasangan diminta duduk berdekatan dan mengumpulkan hasil
kerjanya di papan tulis. Mengulang satu babak lagi. Setelah itu peneliti
menyuruh siswa untuk duduk kembali ke bangkunya masing- masing
seperti semula. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Kemudian peneliti
menjelaskan hal-hal terkait materi yang belum difahami oleh siswa.
c. Kegiatan akhir
Di akhir pembelajaran (5 menit), peneliti memberikan evaluasi
secara lisan, setelah itu peneliti bersama-sama dengan siswa membuat
kesimpulan hasil dari pembelajaran hari ini, kemudian peneliti
mengumumkan materi yang akan dipelajari berikutnya, dan menyuruh
siswa belajar untuk persiapan pembelajaran siklus III materi gerak dan
gaya sub materi hukum newton pada pertemuan berikutnya. Kegiatan
pembelajaran diakhiri dengan berdoa dan salam.
c. Pengamatan
Tabel 4.9 hasil lembar observasi guru
Aktivitas yang diamati Hasil
Ya Tidak
1 Guru memasuki kelas tepat waktu √
2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses
Pembelajaran
√
3
Guru mengajukan pertanyaan seputar materi yangberkaitan
dengan materi yang akan dibahas
√
4
Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar √
5
Guru menjelaskan mengenai GLB dan GLBB √
78
6
Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang
GLB dan GLBB
√
7
Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
materi yang sedang berlangsung
√
8
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok √
9
Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil diskusi
kelompok tentang GLB dan GLBB
√
10
Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang
memilki kerjasama yang baik
√
11
Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi GLB dan
GLBB
√
12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan √
13 Guru membimbing siswa berdo’a √
14 Guru mengucapkan salam √
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa kinerja guru sudah
dilaksanakan dengan baik. Dimana dari 14 aktivitas guru yang diamati
oleh obsevasi kinerja guru sudah dilaksanakan dengan baik, poin pertama
guru memasuki kelas tepat waktu, hal ini ditunjukkan dengan saat guru
ingin memasuki kelas yang ingin dimasuki guru sudah menunggu
didepan kelas 5 menit sebelum pergantian jam, poin kedua guru
mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses pembelajaran hal ini
ditunjukan saat guru memulai pelajaran guru memperhatikan kondisi
kelas dan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar, poin ketiga guru
mengajukan pertanyaan seputar materi yang berkaitan dengan materi
yang akan dibahas, hal ini ditujukan saat guru memberikan pertanyaan
kebeberapa siswa tentang materi gerak dan gaya sub materi GLB dan
79
GLBB, poin keempat guru menyampikan indikator dan tujuan
pembelajaran, hal ini ditunjukan saat guru menyampaikan indikator dan
tujuan pembelajaran yang ada di RPP, poin kelima guru menjelaskan
materi mengenai gerak dan gaya sub materi GLB dan GLBB, hal ini
ditunjukan saat memulai pelajaran guru menjelaskan materi GLB dan
GLBB kepada siswa, poin keenam guru membimbing siswa
mengumpulkan informasi tentang GLB dan GLBB, hal ini dibuktikan
saat siswa bertanya tentag GLB dan GLBB guru membimbing atau
memberi arahan kepada siswa tentang GLB dan GLBB, poin ketujuh
guru meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang
sedang berlangsung, hal ini ditujukan saat guru meminta salah satu
siswanya untuk bertanya tentang materi GLB dan GLBB yang sedang
berlangsung, poin kedelapan guru membagi siswa kedalam beberapa
kelompok, hal ini ditunjukan saat guru membagikan 2 kelompok dari 21
siswa, poin kesembilan guru meminta siswa menjelaskan kesimpulan
hasil diskusi kelompok tentang GLB dan GLBB, hal ini ditunjuka saat
guru meminta salah satu dari kelompok untuk menyimpulkan hasil
kelompoknya tentang materi gerak dan gaya sub materi GLB dan GLBB.
Tabel 4.10 Hasil lembar observasi siswa
No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah
Siswa
Presentase
%
Keterangan
1 Mengamati Mendengarkan
penjelasan guru
tentang topik
tujuan dan
hasil belajar
yang ingin
Dicapai
18 85,7% Sangat Baik
Mendengarkan
penjelasan
13 61,9% Baik
80
pokok pokok
kegiatan yang
harus
dilakukan
siswa serta
tujuannya
Mendengarkan
penjelasan
pentingnya
topik dalam
kegiatan
Belajar
15 71,4% Baik
Siswa
memperhatikan
guru
menyampaikan
tujuan
Pelajaran
19 90,4% Sangat Baik
2 Menafsirkan Siswa mampu
menjelaskan
materi yang
disampaikan
oleh seorang
Guru
8 38% Kurang
3 Mendiskusikan Siswa tertib saat
pembagian
kelompok
16 76,1% Baik
Siswa
mendiskusikan
17 80,9% Baik
81
dengan
kelompok
masing masing
K
Siswa mampu
menjelaskan
hasil diskusi
kelompok yang
sedang
berlangsung
19 90,4% Sangat Baik
Siswa tertib
saat berdiskusi
mengumpulkan
Formasi
15 71,4% Baik
4 Menganalisis Siswa mampu
menganalisis
materi apa yang
diajarkan oleh
seorang guru
10 47,6% Kurang
5 Menyimpulkan hasil Siswa membuat
kesimpulan dari
permasalahan
yang dibahas
6 28,5% Kurang
6 Menerapkan Siswa
mempraktekkan
tentang
keterampilan
yang diajarkan
oleh seorang
Guru
14 66,6% Baik
82
7 Mengkomunikasikan Siswa mampu
menjelaskan
kembali
pembelajaran
baik kepada
guru maupun
kepada siswa
12 57,1% Cukup
Dari tabel 4.10 terlihat bahwa hasil observasi aktivitas siswa
meningkat dari siklus I akan tetapi belum terlaksana dengan baik ,
hasil yang diamati belum sesuai yang diharapakan, hal itu
menunjukan aktivitas siswa dalam belajar masih rendah dan upaya
untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa belum
terlaksana dengan baik. Pada siklus II aktivitas siswa dalam katagori
sangat baik 3 poin. Poin 1 Mendengarkan penjelasan guru tentang
topik tujuan dan hasil belajar yang ingin dicapai atau 85,7%, poin 2
siswa mampu menjelaskan hasil diskusi kelompok yang sedang
berlangsung atau 90,4%, poin 3 Siswa mampu menjelaskan hasil
diskusi kelompok yang sedang berlangsung atau 90,4%. Aktivitas
siswa kategori baik ada 6 poin. Poin 1 Mendengarkan penjelasan
pokok pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa serta tujuannya
atau 61,9%, poin 2 Mendengarkan penjelasan pentingnya topik dalam
kegiatan belajar atau 71,4% , poin 3 siswa tertib saat pembagian
kelompok atau 76,1% , poin ke 4 Siswa mendiskusikan dengan
kelompok masing masing atau 80,9%, poin 5 Siswa tertib saat
berdiskusi mengumpulkan formasi atau 71,4%, dan poin ke 6 Siswa
mempraktekkan tentang keterampilan yang diajarkan oleh seorang
guru atau 66,6%. Siswa dalam kategori cukup terdapat 1 poin, Siswa
mampu menjelaskan kembali pembelajaran baik kepada guru maupun
kepada siswa 57,1%, poin 2 siswa mampu menjelaskan hasil
83
diskusi kelompok yang sedang berlangsung 57,1%, dan siswa dalam
kategori kurang terdapat 3 poin, poin 1 Siswa mampu menjelaskan
materi yang disampaikan oleh seorang guru atau 38%, poin ke 2
Siswa mampu menganalisis materi apa yang diajarkan oleh seorang
guru atau 47,6% dan poin ke 2 siswa membuat kesimpulan dari
permasalahan yang dibahas atau 28,5% dari jumlah keseluruhan 13
poin.
Tabel 4.11 Hasil nilai post test siswa keterampilan proses sains
No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas Kategori
KPS
1 AM 75 80 Tuntas - Baik
2 DH 75 10 - Tidak Tuntas Kurang
3 DN 75 45 - Tidak Tuntas Kurang
4 FB 75 75 Tuntas - Baik
5 HH 75 90 Tuntas - Sangat Baik
6 IA 75 25 - Tidak Tuntas Kurang
7 KR 75 95 Tuntas - Sangat Baik
8 LA 75 95 Tuntas - Sangat Baik
9 MK 75 30 - Tidak Tuntas Kurang
10 PI 75 15 - Tidak Tuntas Kurang
11 PS 75 95 Tuntas - Sangat Baik
12 RH 75 80 Tuntas - Baik
13 RS 75 55 - Tidak Tuntas Cukup
14 RP 75 75 Tuntas - Baik
15 RF 75 20 - Tidak Tuntas Kurang
16 RA 75 25 - Tidak Tuntas Kurang
17 RY 75 75 Tuntas - Baik
18 SK 75 85 Tuntas - Sangat Baik
19 TP 75 80 Tuntas - Baik
84
20 YR 75 80 Tuntas - Baik
21 ZP 75 95 Tuntas - Sangat Baik
Jumlah 1325
Nilai rata rata 63
Siswa yang tuntas 13
Siswa yang tidak tutas 8
Dari tabel 4.11 terlihat bahwa hasil nilai post test siswa meningkat dari
siklus 1 akan tetapi keterampilan proses sains belum berhasil , hasil yang
diamati belum sesuai yang diharapakan, hal itu menunjukan aktivitas siswa
dalam belajar masih rendah dan upaya untuk meningkatkan keterampilan
proses sains siswa belum terlaksana dengan baik. Berdasakrkkan Tabel 4.14
dapat dilihat bahwa presentase hasil nilai post test siswa disetiap
Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa masih rendah, sebagai tabel berikut:
Tabel 4.12 Kategori keterampilan proses sains
Skkor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase
%
81-100 Sangat Baik 6 28,5%
61-80 Baik 7 33%
51-60 Cukup 1 0,4%
50 Kurang 7 33,3%
Jumlah 21 100%
Data pada tabel 4.12 terlihat nilai post test dalam bentuk soal esay
yang terdiri dari 5 butir soal siswa bisa disebut dalam kategori masih
rendah, keterampilan proses sains jumlah siswa yang sudah mendapatkan
kategori sangat baik 6 orang atau 28,5%dari jumlah keseluruhan 21
siswa, sedangkan jumlah siswa yang mendapatkan kategori baik 8 siswa
atau 38%. Sedangkan kategori cukup tidak ada, sedangkan jumlah siswa
85
yang mendapatkan kategori kurang 7 orang atau 33% . Berdasarkan hasil
post test pada siklus I yang ditunjukkan tabel di atas dapat dilihat
dibawah ini berdasarkan diagram batang.
Gambarl 4.4 Diagram batang keterampilan proses sains
Pada gambar 4.4 diagram batang diatas menunjukkan bahwa
terjadi pada keterampilan proses sains siswa terjadinya peningkatan
dari pada siklus I akan tetapi pada siklus II belum bisa disebut
sebagai ketrampilan proses sains siwa tuntas, karena belum
memenuhi kriteria ketuntasan keterampilan proses sains didalam
kategori sangat baik dengan kategori 81-100%.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan observer pada kegiatan siklus II
ditemukan hal-hal sebagai Adaya hasil yang kurang baik pada aktivitas
belajar siswa meskipun terdapat hal-hal yang harus diperbaiki
a. Skor tertinggi dalam kategori sangat baik persentase pada siklus II
keterampilan proses sains siswa sebesar 28,5%
b. Skor tertinggi dalam kategori baik persentase pada siklus II
keterampilan proses sains siswa sebesar 33%
c. Skor tertinggi dalam kategori cukup persentase pada siklus II
keterampilan proses sains siswa sebesar 0,4%
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
86
d. Skor tertinggi dalam kategori kurang persentase pada siklus II
keterampilan proses sains siswa sebesar 33,3%
e. Siswa kurang memperhatikan ketika guru menerangkan, seperti adanya
beberapa siswa yang kurang serius dalam memperhatikan penjelasan
dari guru.
f. Siswa belum memahami materi pembelajaran karena dalam mengikuti
proses pembelajaran siswa kurang bersungguh sungguh.
g. Semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih rendah
terlihat saat proses pembelajaran masih ada siswa yang berbicara
sendiri dengan temannya dan ada siswa yang tidur saat guru sedang
menjelaskan materi pembelajaran.
h. Guru kurang maksimal saat memberikan semangat kepada siswa-
siswinya
Berdasarkan refleksi siklus II tindakan yang akan dilakukan pada siklus
III yaitu :
a. Guru harus lebih pandai dalam menguasai kondisi kelas dan siswa.
b. Memberikan penjelasan tidak terlalu cepat agar mudah dimengerti
sikswa.
c. Guru membagi 3 kelompok yang terdiri dari 7 orang setiap kelompok
dari jumlah 21 orang.
d. Mengubah cara mengajar dari kelompok, yang terus menuntun atau
mengarahkan proses pembelajaran, kemudian meminta setiap
kelompok mengikuti petunjuk yang diberikan guru.
e. Guru melakukan sebuah eksperimen disetiap kelompok yang terdiri
dari 3 kelompok tentang materi hukum newton.
f. Kelompok A membahas tentang eksperimen hukum newton 1.
g. Kelompok B membahas tentang eksperimen hukum newton 2.
h. Kelompok C membahas tentang eksperimen hukum newton 3.
i. Guru memberikan reward atau berupa pujian kepada siswa yang
mendapat nilai terbesar dan berani tampil atau maju di depan kelas.
87
4. Penelitian siklus III
Hal-hal yang dilakukan selama pelaksanaan siklus III yang dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 25 Agustus 2021, adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan penelitian pada siklus III dengan menerapkan metode
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam meningkatkan
keterampilan proses sains siswa di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota
Jambi, Peneliti mempersiapkan hal sebagai berikut:
1. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti RPP, dan bahan ajar (buku
panduan) yang digunakan dalam pembelajaran.
2. Menyiapkan dan menyusun instrument penelititan yang terdiri dari
lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa.
3. Menyiapkan media-media pembelajaran yang akan digunakan saat
pembelajaran berlangsung.
4. Menyiapkan bahan bahan sederhana eksperimen tentang hukum materi
newton1, 2, dan 3
5. Menyiapkan alat dokumentasi kemera untuk mendokumentasikan
pelaksanaan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pada kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 Agustus 2021
pada pukul 08.00 WIB sampai dengan 09.00 WIB dengan berpedoman
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus III. Materi
pada pokok bahasan pertemuan ini adalah gerak dan gaya dengan sub
materi hukum newton. Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan ini
meliputi:
1. Kegiatan awal
Pertemuan siklus III pada hari Rabu 25 Agustus 2021 dilaksanakan
pada pukul 08.00 s/d 09.00 WIB, di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota
Jambi. Pada pertemuan pertama penelitian memasuki kelas dan
mengucap salam, kemudian guru meminta ketua kelas serta siswa yang
lain untuk merapikan tempat duduk serta berdoa sebelum pelajaran
88
dimulai. Setelah berdoa selesai guru menjawab salam dan langsung
mengecek kehadiran siswa satu persatu melalui absensi kelas.
2. Kegiatan inti
Memasuki kegiatan inti selama waktu 60 menit, proses
pembelajaran dimulai dengan peneliti memberi pertanyaan untuk
memancing keaktifan siswa. Ketika diberi beberapa pertanyaan, siswa
dapat menjawab pertanyaan dengan cukup baik meskipun dengan
melihat jawaban di buku. Kemudian peneliti menjelaskan materi
tentang materi gerak dan gaya sub materi hukum newton, setelah itu
peneliti membaca dan diikuti siswa, peneliti menyuruh siswa untuk
membagi 3 kelompok, kelompok A, kelompok B, dan kelomok C.
Setelah itu bagi kelompok A membahas tentang hukum newton 1
dengan menggunakan alat sederhana yaitu satu gelas dan satu lembar
kertas, kelompok B membahas tentang hukum newton 2 dengan
menggunakan alat sederhana dari sebuah kardus yang berbentuk
bidang miring, dan kelompok C membahas tentang hukum newton 3
alat yang digunakan yaitu sebuah mainan mobil yang terbuat dari
balon, botol bekas, sendal jepit, dan lidi. setiap kelompok akan
mendiskusikan tentang materi didapati setiap kelompoknya masing
masing dan akan dipresentasikan hasil kelompoknya masing masing.
Setelah dipresentasikan kemudian peneliti menjelaskan cara
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match,
kemudian peneliti menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban, langkah
selanjutnya adalah peneliti membagikan kartu soal make a match,
siswa diminta mencari pasangannya sehingga membentuk kelompok
pasangan kelompok A, B, dan kelompok C. Kelompok A
mendapatkan kartu pertanyaan, kelompok B dan C mendapat kartu
jawaban. Kelompok A akan mencari kartu jawaban dari kartu
pertanyaan yang didapati dari kelompok A tersebut di kelompok B dan
C, jika kelompok salah memilih kartu jawabannya dari kelompok B
dan C maka kelompok A akan menerima sebuah hukuman. Setelah
89
selesai maka selanjutnya kelompok B yang mendapat kartu
pertanyaan akan mencari pasangan kartu jawaban dari kelompok A
dan C, setelah selesai kelompok B maka selanjutnya kelompok C yang
akan mendapatkan kartu pertanyaan akan mencari pasangan kartu
jawaban yang terdapat di kelompok A dan B. Setiap siswa masing
masing yang terdapat didalam kelompok A dan kelompok B. Setelah
itu peneliti menyuruh siswa untuk duduk kembali ke bangkunya
masing-masing seperti semula. Peneliti memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum difahami.
Kemudian peneliti menjelaskan hal-hal terkait materi yang belum
difahami oleh siswa.
3. Kegiatan akhir
Di akhir pembelajaran (5 menit), peneliti memberikan evaluasi
secara lisan, setelah itu peneliti bersama-sama dengan siswa membuat
kesimpulan hasil dari pembelajaran hari ini, kegiatan pembelajaran
diakhiri dengan berdoa dan salm.
c. Pengamatan
Tabel 4.13 hasil lembar observasi guru
Aktivitas yang diamati Hasil
Ya Tidak
1 Guru memasuki kelas tepat waktu √
2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses
Pembelajaran
√
3
Guru mengajuakn pertanyaan sepurar materi yangberkaitan
dengan materi yang akan dibahas
√
4
Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar √
5
Guru menjelaskan mengenai hukum newton 1, 2, dan 3 √
90
6
Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang
gaya sentuh dan gaya tak sentuh
√
7
Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
materi yang sedang berlangsung
√
8
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok √
9
Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil
diskusi kelompok tentang hukum newton 1, 2, dan 3
√
10
Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang
memilki kerjasama yang baik
√
11
Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi hukum
newton
√
12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan √
13 Guru membimbing siswa berdo’a √
14 Guru mengucapkan salam √
Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa kinerja guru sudah
dilaksanakan dengan baik. Dimana dari 14 aktivitas guru yang diamati
oleh obsevasi kinerja guru sudah dilaksanakan dengan baik, poin pertama
guru memasuki kelas tepat waktu, hal ini ditunjukkan dengan saat guru
ingin memasuki kelas yang ingin dimasuki guru sudah menunggu
didepan kelas 5 menit sebelum pergantian jam, poin kedua guru
mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses pembelajaran hal ini
ditunjukan saat guru memulai pelajaran guru memperhatikan kondisi
kelas dan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar, poin ketiga guru
mengajukan pertanyaan seputar materi yang berkaitan dengan materi
yang akan dibahas, hal ini ditujukan saat guru memberikan pertanyaan
kebeberapa siswa tentang materi gerak dan gaya sub materi hukum
91
newton, poin keempat guru menyampikan indikator dan tujuan
pembelajaran, hal ini ditunjukan saat guru menyampaikan indikator dan
tujuan pembelajaran yang ada di RPP, poin kelima guru menjelaskan
materi mengenai gerak dan gaya sub materi hukum newton, hal ini
ditunjukan saat memulai pelajaran guru menjelaskan materi hukum
newton 1, 2, dan 3 kepada siswa, poin keenam guru membimbing siswa
mengumpulkan informasi tentang hukum newton, hal ini dibuktikan saat
siswa bertanya tentag hukum newton guru membimbing atau memberi
arahan kepada siswa tentang hukum newton, poin ketujuh guru meminta
siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang sedang
berlangsung, hal ini ditujukan saat guru meminta salah satu siswanya
untuk bertanya tentang materi hukum newton yang sedang berlangsung,
poin kedelapan guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, hal ini
ditunjukan saat guru membagikan 3 kelompok dari 21 siswa, poin
kesembilan guru meminta siswa menjelaskan kesimpulan hasil diskusi
kelompok tentang hukum newton 1, 2, dan 3, hal ini ditunjuka saat guru
meminta salah satu dari kelompok untuk menyimpulkan hasil
kelompoknya tentang materi gerak dan gaya sub materi hukum newton.
Tabel 4.14 Hasil lembar observasi siswa
No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah
Siswa
Presentase
%
Keterangan
1 Mengamati Mendengarkan
penjelasan guru
tentang topik
tujuan dan
hasil belajar
yang ingin
Dicapai
18 85,7% Sangat Baik
Mendengarkan
Penjelasan
19 90% Sangat Baik
92
pokok pokok
kegiatan yang
harus
dilakukan
siswa serta
tujuannya
Mendengarkan
penjelasan
pentingnya
topik dalam
kegiatan
Belajar
18 85,7% Sangat Baik
Siswa
memperhatikan
guru
menyampaikan
tujuan
Pelajaran
18 85,7% Sangat Baik
2 Menafsirkan Siswa mampu
menjelaskan
materi yang
disampaikan
oleh seorang
Guru
18 85,7% Sangat Baik
3 Mendiskusikan Siswa tertib saat
pembagian
kelompok
20 95,2% Sangat Baik
Siswa
mendiskusikan
18 85,7% Sangat Baik
93
dengan
kelompok
masing masing
Siswa mampu
menjelaskan
hasil diskusi
kelompok yang
sedang
Berlangsung
18 90,4% Sangat Baik
Siswa tertib
saat berdiskusi
mengumpulkan
Informasi
19 90,4% Sangat Baik
4 Menganalisis Siswa mampu
menganalisis
materi apa yang
diajarkan oleh
seorang guru
18 85,7% Sangat Baik
5 Menyimpulkan hasil Siswa membuat
kesimpulan dari
permasalahan
yang dibahas
18 85,7% Sangat Baik
6 Menerapkan Siswa
mempraktekkan
tentang
keterampilan
yang diajarkan
oleh seorang
Guru
18 85,7% Sangat Baik
94
7 Mengkomunikasikan Siswa mampu
menjelaskan
kembali
pembelajaran
baik kepada
guru maupun
kepada siswa
15 71,4% Baik
Dari tabel 4.14 dilihat observasi aktivitas siswa terlaksana dengan
baik, hasil yang diamati sesuai dengan yang diharapkan, hal itu
menunjukan aktifitas siswa dalam belajar dan upaya untuk meningkatkan
keterampilan proses sains sudah terlaksana dengan baik dan
memuasakan. Siswa yang mendapatkan kategori sangat baik sebanyak 12
poin, poin 1 Mendengarkan penjelasan guru tentang topik tujuan dan
hasil belajar yang ingin dicapai atau 85,7%, poin 2 Mendengarkan
penjelasan pokok pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa serta
tujuannya atau 90%, poin 3 Mendengarkan penjelasan pentingnya topik
dalam kegiatan belajar atau 85,7%, poin 4 Siswa memperhatikan guru
menyampaikan tujuan pelajaran atau 85,7%, poin 5 Siswa mampu
menjelaskan materi yang disampaikan oleh seorang guru atau 85,7%,
poin 6 siswa tertib saat pembagian kelompok atau 95,2%, poin 7 Siswa
mendiskusikan dengan kelompok masing masing atau 85,7%, poin 8
Siswa mampu menjelaskan hasil diskusi kelompok yang sedang
berlangsung atau 90,4%, poin 9 Siswa tertib saat berdiskusi
mengumpulkan informasi atau 90,4%, poin 10 Siswa mampu
menganalisis materi apa yang diajarkan oleh seorang guru atau 85,7%,
poin 11 Siswa membuat kesimpulan dari permasalahan yang dibahas atau
85,7%, dan poin 12 Siswa mempraktekkan tentang keterampilan yang
diajarkan oleh seorang guru atau 85,7% dari jumlah keseluruhan 13 poin.
Siswa yang mendapatkan kategori baik sebanyak 1 poin yaitu
95
Siswa mampu menjelaskan kembali pembelajaran baik kepada guru
maupun kepada siswa atau 71,4%. Siswa yang mendapatkan kategori
cukup dan kurang tidak ada.
Tabel 4.15 Hasil nilai post test siswa keterampilan proses sains
No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas Kategori
KPS
1 AM 75 85 Tuntas - Sangat Baik
2 DH 75 95 Tuntas - Sangat Baik
3 DN 75 90 Tuntas - Sangat Baik
4 FB 75 95 Tuntas - Sangat Baik
5 HH 75 95 Tuntas - Sangat Baik
6 IA 75 85 Tuntas - Sangat Baik
7 KR 75 95 Tuntas - Sangat Baik
8 LA 75 90 Tuntas - Sangat Baik
9 MK 75 85 Tuntas - Sangat Baik
10 PI 75 85 Tuntas - Sangat Baik
11 PS 75 90 Tuntas - Sangat Baik
12 RH 75 85 Tuntas - Sangat Baik
13 RS 75 95 Tuntas - Sangat Baik
14 RP 75 85 Tuntas - Sangat Baik
15 RF 75 85 Tuntas - Sangat Baik
16 RA 75 70 - Tidak Tuntas Baik
17 RY 75 85 Tuntas - Sangat Baik
18 SK 75 95 Tuntas - Sangat Baik
19 TP 75 85 Tuntas - Sangat Baik
20 YR 75 65 - Tidak Tuntas Baik
21 ZP 75 85 Tuntas - Sangat Baik
Jumlah 1675
Nilai rata rata 79,7
96
Siswa yang tuntas 19
Siswa yang tidak
Tuntas
2
Dari tabel 4.15 terlihat bahwa hasil nilai post test siswa
meningkat dari siklus 2 keterampilan proses sains sudah bisa disebut
berhasil, hasil yang diamati sudah sesuai yang diharapakan.
Berdasarkkan Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa presentase hasil nilai
post test siswa disetiap Keterampilan Proses Sains (KPS) sebagai
tabel berikut:
Tabel 4.16 Kategori keterampilan proses sains
Skkor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase
%
81-100 Sangat Baik 19 90,4%
61-80 Baik 2 0,9%
51-60 Cukup - -
50 Kurang - -
Jumlah 21 100
Dari tabel 4.16 menjelaskan tentang hasil perolehan
persentase dari indikator Keterampilan Proses Sains (KPS) pada
siklus III terdapat 19 siswa atau 90,4% dari 21 siswa yang
mendapatkan kategori KPS sangat baik, ada 2 siswa atau 0,9% dari
21 siswa yang mendapatkan kategori KPS baik. Pada siklus III telah
mencapai kriteria keberhasilan keterampilan proses sains siswa yaitu
dengan ketuntasan keberhasilan 81-100% dapat dilihat berdasarkan
diagram batang dibawah ini.
97
k
Gambar 4.5 Diagram batang keterampilan proses sains
d. Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir siklus III,
hasil keterampilan proses sains yang diperoleh mengalami peningkatan
sesuai dengan yang diharapakn. Ketuntasan keterampilan proses sains
ialah 90,4% dari jumlah keseluruhan 21 orang siswa. Dengan demikian,
penelitian ini tidak dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya. Selain dari
tercapainya ketuntasan pembelajaran, salah satu faktor tidak dilanjutkan
penelitian ialah karena waktu yang terbatas dan guru mata pelajaran yang
merasa keberatan jika di lanjutkan ke siklus selanjutnya. Meskipun masih
terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam pembelajaran seperti,
masih ada siswa yang senang bermain sehingga mengakibatkan suasana
kelas menjadi ribut, dan jika ingin menjawab pertanyaan, sebagiaan besar
siswa menunggu jawaban temanya yang lebih mampu. Oleh karena itu,
diharapkan bagi peneliti yang berminat pada penelitian ini dapat
memperluas rencana penelitian sampai dengan pelaksanaan agar mencapai
hasil yang maksimal. Peningkatan Keterampilan Proses Sains siswa setiap
siklusnya antara siklus I, II, dan III dapat dilihat dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match, dari hasil penelitian ini
persen yang didapatkan antara setiap silus mengalami peningkatan, yang
mana peningkatan drastis terjadi pada pra siklus ke siklus I, pada saat pra
siklus belum diterampakan model pembelajaran, setelah di terapkan model
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
98
pembelajaran presentase keberhasilan KPS siswa meningkat secara drastis,
pra siklus 0,9%, siklus I 19%, siklus II 28,5%, dan siklus III 90,4% bisa
dilihat pada tabel diagram batang dibawah ini.
Gambar 4.6 persentase Keterampilan Proses Sains Dari Setiap
Siklus
Dari gambar 4.6 dapat dilihat peningkatan Keterampilan Proses
Sains siswa meningkat, sebelum melakukan tindakan kelas Keterampilan
Proses Sains siswa memperoleh persentase 0,9%, setelah melakukan
tindakan kelas persentase Keterampilan Proses Sains siswa meningkat
dengan pesat dari siklus I 19%, kemudian siklus II meningkat 28,5%, tidak
puas sampai disitu saja peneliti melanjutkan tindakan kelas pada siklus
selanjutnya ke siklus III meningkat 90,4%, pada siklus ke III ini siswa
sangat memahami Keterampilan Proses Sains peresentase pada sikluks III
termasuk pada katagori Sangat baik sudah memenuhi presentase 81-100%
keterampilan proses sains.
B. Pembahasan
Dalam penelitian ini upaya yang dilakukan sebagai dalam meningkatkan
hasil keterampilan proses sains siswa melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match. Dengan menerapkan model tersebut dalam
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
99
pembelajaran IPA khususnya fisika siswa akan lebih aktif dan dapat lebih
memahami materi.
1. Pelaksanaan siklus I
a. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2021 dengan
beberapa tahap sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
Kegiatan awal memasuki kelas dan mengucap salam,
kemudian guru meminta ketua kelas serta siswa yang lain untuk
merapikan tempat duduk serta berdoa sebelum pelajaran dkimulai.
2. Kegiatan inti
Kegiatan inti menjelaskan materi tentang materi gerak dan
gaya sub materi gaya sentuh dan gaya tak sentuh, setelah itu peneliti
membaca dan diikuti siswa, peneliti menyuruh siswa untuk
membagi 2 kelompok, kelompok A dan kelompok B. Setelah itu
bagi kelompok membahas tentang gaya sentuh dan kelompok B
membahas tentang gaya tak sentuh, setiap kelompok akan
mendiskusikan tentang materi didapati setiap kelompoknya masing
masing dan akan dipresentasikan hasil kelompoknya masing
masing. Setelah dipresentasikan kemudian peneliti menjelaskan
cara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a
match, kemudian peneliti menyiapkan kartu soal dan kartu
jawaban, langkah selanjutnya adalah peneliti membagikan kartu
soal make a match, siswa diminta mencari pasangannya sehingga
membentuk kelompok pasangan kelompok A dan kelompok B.
Kelompok A mendapatkan kartu pertanyaan setiap siswa masing
masing yang terdapat didalam kelompok A dan kelompok B
mendapatkan kartu jawaban setiap siswa masing msing yang
terdapat didalam kelompok B. Peneliti memberikan poin kepada
siswa yang lebih dahulu menemukan pasangannya, siswa yang
sudah menemukan pasangan diminta duduk berdekatan dan
mengumpulkan hasil kerjanya di papan tulis.
100
3. Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir peneliti memberikan evaluasi secara lisan,
setelah itu peneliti bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan
hasil dari pembelajaran hari ini.
Jadi kesimpulan dari siklus I pada akhir pembelajaran peneliti
memberikan sebuah post test berupa 5 butir soal esay yang diberikan
kepada siswa masing masing untuk mengerjakan secara individu,
dalam soal tersebut masing masing soal terdapat tahap tahap
keterampilan proses sains dimana siswa memperoleh nilai
keterampilan proses sainnya pada siklus I yaitu 19 %, pada siklus I
siswa belum memnuhi kategori keterampilan proses sains dimana
ketuntasan didalam keterampilan proses sains dalam kategori 81-
10k0%. Maka peneliti akan lanjut ke siklus 2 tahap kegiatan yang
dilakukan berdasarkan refeleksi dari siklus I dimana guru harus lebih
pandai dalam menguasai kondisi kelas dan siswa, memberi penjelasan
tidak terlalu cepat agar mudah dimengerti oleh siswa.
b. Pelaksanaan siklus II
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada tangal 18 Agustus 2021
dengan beberapa tahap sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal peneliti memasuki kelas dan mengucap salam,
kemudian guru meminta ketua kelas serta siswa yang lain untuk
merapikan tempat duduk serta berdoa sebelum pelajaran dimulai.
2. Kegiatan inti
Pada kegiatan inti peneliti menjelaskan materi tentang materi
gerak dan gaya sub materi GLB dan GLBB, setelah itu peneliti membaca
dan diikuti siswa, peneliti menyuruh siswa untuk membagi 2 kelompok,
kelompok A dan kelompok B. Setelah itu bagi kelompok A membahas
tentang GLB dan kelompok B membahas tentang GLBB, setiap
kelompok akan mendiskusikan tentang materi didapati setiap
kelompoknya masing masing dan akan dipresentasikan hasil
kelompoknya masing masing. Setelah dipresentasikan kemudian
peneliti menjelaskan cara penggunaan model pembelajaran kooperatif
101
tipe Make A Match, kemudian peneliti menyiapkan kartu soal dan kartu
jawaban, langkah selanjutnya adalah peneliti membagikan kartu soal
Make A Match, siswa diminta mencari pasangannya sehingga
membentuk kelompok pasangan kelompok A dan kelompok B.
Kelompok A mendapatkan kartu pertanyaan setiap siswa masing masing
yang terdapat didalam kelompok A dan kelompok B mendapatkan kartu
jawaban setiap siswa masing masing yang terdapat didalam kelompok
B. Peneliti memberikan poin kepada siswa yang lebih dahulu
menemukan pasangannya, siswa yang sudah menemukan pasangan
diminta duduk berdekatan dan mengumpulkan hasil kerjanya di papan
tulis. Mengulang satu babak lagi. Setelah itu peneliti menyuruh siswa
untuk duduk kembali ke bangkunya masing-masing seperti semula.
Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-
hal yang belum dipahami. Kemudian peneliti menjelaskan hal-hal terkait
materi yang belum dipahami oleh siswa.
3. Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir peneliti memberikan evaluasi secara lisan,
setelah itu peneliti bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan
hasil dari pembelajaran hari ini.
Jadi kesimpulan dari siklus II pada akhir pembelajaran peneliti
memberikan sebuah post test berupa 5 butir soal esay yang diberikan
kepada siswa masing masing untuk mengerjakan secara individu, dalam
soal tersebut masing masing soal terdapat tahap tahap keterampilan
proses sains dimana siswa memperoleh nilai keterampilan proses
sainnya pada siklus II yaitu 28,5 %, pada siklus II meningkat dibanding
siklus I akan tetapi siswa belum memenuhi kategori keterampilan proses
sains dimana ketuntasan didalam keterampilan proses sains adalah
dalam kategori 81-100%. Maka peneliti akan lanjut ke siklus III
berdasarkan refleksi dari siklus II dimana Mengubah cara mengajar dari
kelompok, yang terus menuntun atau mengarahkan proses
pembelajaran, kemudian meminta setiap kelompok mengikuti petunjuk
yang diberikan guru. Guru melakukan sebuah eksperimen disetiap
kelompok yang terdiri dari 3 kelompok tentang materi hukum newkton.
102
Kelompok A membahas tentang eksperimen hukum newton 1,
kelompok B membahas tentang eksperimen hukum newton 2, kelompok
C membahas tentang eksperimen hukum newton 3.
c. Pelaksanaan siklus III
` Pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus
2021 dengan beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal peneliti memasuki kelas dan mengucap salam,
kemudian guru meminta ketua kelas serta siswa yang lain untuk
merapikan tempat duduk serta berdoa sebelum pelajaran dimulai.
2. Kegiatan inti
Pada kegiatan inti peneliti menjelaskan materi tentang materi
gerak dan gaya sub materi hukum newton, setelah itu peneliti
membaca dan diikuti siswa, peneliti menyuruh siswa untuk membagi
3 kelompok, kelompok A, kelompok B, dan kelomok C. Setelah itu
bagi kelompok A membahas tentang hukum newton 1 dengan
menggunakan alat sederhana yaitu satu gelas dan satu lembar kertas,
kelompok B membahas tentang hukum newton 2 dengan
menggunakan alat sederhana dari sebuah kardus yang berbentuk
bidang miring, dan kelompok C membahas tentang hukum newton 3
alat yang digunakan yaitu sebuah mainan mobil yang terbuat dari
balon, botol bekas, sendal jepit, dan lidi. setiap kelompok akan
mendiskusikan tentang materi didapati setiap kelompoknya masing
masing dan akan dipresentasikan hasil kelompoknya masing masing.
Setelah dipresentasikan kemudian peneliti menjelaskan cara
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match,
kemudian peneliti menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban, langkah
selanjutnya adalah peneliti membagikan kartu soal Make A Match,
siswa diminta mencari pasangannya sehingga membentuk kelompok
pasangan kelompok A, B, dan kelompok C. Kelompok A
mendapatkan kartu pertanyaan, kelompok B dan C mendapat kartu
jawaban. Kelompok A akan mencari kartu jawaban dari kartu
pertanyaan yang didapati dari kelompok A tersebut di kelompok B
103
dan C, jika kelompok salah memilih kartu jawabannya dari
kelompok B dan C maka kelompok A akan menerima sebuah
hukuman. Setelah selesai maka selanjutnya kelompok B yang
mendapat kartu pertanyaan akan mencari pasangan kartu jawaban
dari kelompok A dan C, setelah selesai kelompok B maka
selanjutnya kelompok C yang akan mendapatkan kartu pertanyaan
akan mencari pasangan kartu jawaban yang terdapat di kelompok A
dan B. Setiap siswa masing masing yang terdapat didalam kelompok
A dan kelompok B. Setelah itu peneliti menyuruh siswa untuk duduk
kembali ke bangkunya masing-masing seperti semula. Peneliti
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum difahami. Kemudian peneliti menjelaskan hal-hal terkait
materi yang belum difahami oleh siswa.
3. Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir peneliti memberikan evaluasi secara lisan,
setelah itu peneliti bersama-sama dengan siswa membuat
kesimpulan hasil dari pembelajaran hari ini.
Jadi kesimpulan dari siklus III pada akhir pembelajaran peneliti
memberikan sebuah post test berupa 5 butir soal esay yang diberikan
kepada siswa masing masing untuk mengerjakan secara individu,
dalam soal tersebut masing masing soal terdapat tahap tahap
keterampilan proses sains dimana siswa memperoleh nilai
keterampilan proses sainnya pada siklus III yaitu 90,4 %, pada siklus
III meningkat dibanding siklus II, peneliti berhenti sampai siklus III
dimana siswa sudah memenuhi kategori keterampilan proses sains
dimana ketuntasan didalam keterampilan proses sains adalah dalam
kategori 81-100%.
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian model pembelajaran kooperatif tipe
Make a Match dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa dapat
disimpulkan bahwa penelitian dengan mengunakan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota Jambi,
mengalami peningkatan diantaranya sebagai berikut:
4. Pada siklus I penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match Peningkatan keterampilan proses sains siswa dapat ditunjukan
dari nilai ketuntasan keterampilan proses sains siswa dengan nilai
persentase 19% belum memenuhi kriteria ketuntasan keterampilan
proses sains dalam kategori sangat baik 81-100%.
5. Pada siklus II ditunjukan nilai yang diperoleh siswa dengan persentase
28,5% meningkat dari siklus I, tetapi belum memenuhi kriteria
ketuntasan keterampilan proses sains dalam kategori sangat baik 81-
100%.
6. Pada siklus III ditunjukan nilai yang diperoleh siswa dengan
persentase 90,4%. Peneliti berhenti pada siklus III karena hasil yang
diperoleh pada siklus III sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang
telah di tetapakan yaitu 81-100 % dalam kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tpe Make a Match mengunakan instrument tes
berupa soal esay dapat maningkatnya keterampilan proses sains siswa
pada proses pembelajran IPA terpadu khususnya materi fisika. Dengan
demikian, melalui model pembelajaran kooperatif tpe Make a Match
dapat meningkatkan keterampilan proses sains pada kelas VIII MTs
Ainul Yaqin Kota Jambi.
105
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi guru
Pembagian kelompok atau pasangan harus dilakukan oleh guru
dengan menggabungkan yang pintar dengan yang kurang pintar agar
bisa saling membantu. Pembagian tugas kelompok sebaiknya tiap
masing-masing anggota kelompok diberi tugas atau tanggung jawab
agar siswa lebih fokus dan serius dalam pembelajaran dan belajar
untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Sebaiknya guru menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi yakni metode kooperatif tipe Make A Match dalam
meningkatkan keterampilan proses sains sehingga peserta didik
terlibat aktif dalam kegiatan proses pembelajaran.
2. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebaiknya memberikan dukungan dan
kesempatan kepada guru kelas khususnya guru kelas VIII, untuk
mengikuti pelatihan terkait dengan metode pembelajaran khususnya
metode kooperatif tipe Make A Match agar guru bisa lebih mendalami
lagi tentang metode Make A Match dalam pembelajaran IPA untuk
meningkatkan keterampilan proses sains.
3. Bagi Peserta Didik
Diharapkan peserta didik lebih tertarik memahami materi melalui
usahanya sendiri dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar
bagi peserta didik.
106
DAFTAR PUSTAKA
Abdul azis, D. y. (2006). Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan
memanfaatkan alat peraga sains fisika ( materi tata surya ) untuk
meningkatkan hasil belajar dan kerjasama siswa. jurnal pend. Fisika
indonesia Vo. 4, 2, 94.
Abdullah, R. (2017). Pengaru Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Pada Mata Pelajaran Kimia Di Madrasah Aliyah. Lantanida Journal,
5, No 1, 22.
Ahmad, A. (2017). Penerapan Permainan Bahasa (Katarsis) Untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Siswa Kelas IV A SD Negeri 01 Metro Pusat.
Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 9. No.2 Juli 2017 | Hal 75-83( 2579-5457),
77.
Ai Hayati Rahayu, P. A. (2017). Analisis Profil Keterampilan Proses Sains Siswa
Sekolah Dasar Di Kabupaten Sumedang. Jurnal Pesona Dasar, 5, No
2(2337-9227), 23.
Arikunto, S. d. (2012). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka cipta.
D. Rahmawati, S. E. (2014). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Head Together Berbasis Eksperimen Untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains Siswa SMP. Unnes Physic Education Journal 3 (1)(2252-
6935), 41.
E. Rahayu, H. S. (2011). Pembelajaran Sains Dengan Pendekatan Keterampilan
Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 107.
Ekawarna. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Selatan: GP Pres Grup.
107
Ekowahjudi. (2015). penerapan discovery learning dalam pembelajran ipa sebagai
upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1x -1 di smp negeri 1
kalianget. jurnal lentera sains ( lensa ), 2.
Elfanany, B. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Araska.
Esthi Santi, N. E. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif
Learning) Tipe Make A Match Berbantuan Media Komik Interatif Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar IPS. Jurnal Pendidikan
Surya Edukasi (JPSE), 3, Nomor: 1, Juni 2017, 68.
Harison, H. d. (2016). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Larutan Elektrolit
Dan Non Elektrolit Di SMA PGRI 2 Kota Jambi. Journal. Indo. Soc. Integ.
Chem, 8, No 2, 51.
Hartoto, T. (2016). model pembelajaran kooperatif tipe group investigation ( GI )
meningkatkan aktivitas hasil belajar sejarah . jurna historia, 135.
Komikesari, H. (2016). Peningkatan Keterampilan Prose Sains Dan Hasil Belajar
Fisiska Siswa Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achiement Divisison. Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah 01 (1) (2016)
15-22, 01/1/2016, 16.
Krisno Prastyo Wibowo, M. (2015). Penerapan Model Make A Match Berbantuan
Media Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hail Belajar IPS. Jurnal
Pendidikan IPS, 2, No 2(2356-1807, 2460-7916), 161.
Lepiyanto, A. (2014). Analisis Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran
Berbasis Pratikum. Jurnal Pendidikan Biologi, 5. No. 2(2442-9805, 2086-
4701), 156.
M.A Hertiavi, H. L. (2010). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jingsaw
untuk penigkatan kemampuan pemecahan masalah smp. jurnal pendidikan
fisika indonesia 6 ( 2010 ) 53-57, 53.
108
Makmur Sirait, P. A. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make
A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inpafi, 254.
N. Ismawati, N. I. (2011). penerapan model pembelajaran kooperatif dengan
endekatan struktural two stay two untuk untuk meningkatkan hasul belajar
siswa x sma. jurnal pendidkkan fisika indonesia 7 ( 2011 ) 38-41, 39.
Nisroha, N. R. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
Match Untuk Meeningkatkan Hasil Belajar IPS. Journal PGSD, 442.
Nupita, E. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keterampilan Pemecahan Masalah IPA
Pada SIswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal PGSD, 01 Nomor 02 Tahun
2013, 0-216, 5.
Permata, F. I. (2020). Analisis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Surat Niaga. Jurnal
Pendidikan Administrasi Perkantoran, 400.
Prasasti, P. A. (2017). Efektivitas Scientific Approach Witch Guided Exsperiment
Pada Pembelajaran IPA Untuk Mempedayakan Keterampilan Proses
SainsSiswa Sekolah Dasar. Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 1(2503-
3530 ), 24.
Richie Erina, H. K. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran STAD Terhadap
Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Kognitif Fisika Di SMA.
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 1, No 2( 2477-4820), 203.
Salim, H. d. (2014). Strategi Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing.
Sitopang, M. D. (2017). Belajar dan Pebelajaran. Jurnal Kajian Ilmu-ilmu
Keislaman, Vol. 03 No. 2(2460-2345), 340-349.
Sugiyono. (2016). Metode penelitian pendidika ( pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D ). Bandung: Alfabeta.
109
Sulistyowati, E. (2019). Meningkatkan Keterampilan dan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Tentang Menulis Surat Resmi Melalui Contextual Teaching And
Learning (CTL) Pada Siswa Kelas VI SD 6 Getassrabi. Inopendas Jurnal
Ilmiah Kependidikan, Vol. 2 No. 1, Februari 2019 Hal. 1-8( 2615-5443), 2.
Sundari, J. (2017). Pengauh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Jurnal Kajian
Pendidikan Matematika, 02, No.02(2477-2348), 229.
Sunhaji. (2014). Konsep Manajemen Kelas Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran.
Jurnal Kependidikan, Vol. II No. 2 , 32-33.
Supardi, l. l. (75). Pengaruh Media Pembelajaran Dan Minat
Belajar. Jurnal Formatif, 2015.
Suparwadi, L. (2015). Pengaruh Cooperative Learning Tipe Make A Match
Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa. Jurnalbeta, 8, No
1( 2085-5893), 55.
Syahrum, C. W. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Perdana Mulya
Sarana.
Tamak, S. (2017). Metode Cooperative Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam. Jurnal AL-Hikmah, 14, No 1(1412-5382), 8.
Wardani, S. (2008). Pengembangan Keterampilan Proses Sains Dalam
Pembelajaran Kromatografi Lapis Tipis Melalui Pratikum Skala Mikro.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2, No 2, 318.
Wulan, R. E. (2014). Evaluasi Pembelajaran Dengan Pendekatan dengan
kurikulum. Bandung: Pustaka Setia Bandung.
Yamin, M. d. (2016). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Lesson
Study Pada Penjumlahan Pecahan Di Kelas IV SDN Lamsayeun. Jurnal
Pesona Dasar, 30.
110
Yuberti. (2013). Teori Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar Dalam
Pendidikan. Lampung: Anugrah Utama Raharja.
Lampiran 1
111
SILABUS
GERAK DAN GAYA
Mata Pelajaran : IPA
Satuan Pendidikan : SMP/MTS
Kelas /Semester : VIII/I
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Materi
Pembelajaran
Proses
Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
1. Menghargai dan
menghayati ajaran
agama yang
dianutnya
1.1 Mengagumi
keteraturan dan
kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang aspek
fisik dan kimiawi,
kehidupan dalam
ekosistem, dan
peranan manusia
dalam lingkungan
serta
mewujudkannya
dalam pengamalan
ajaran agama yang
dianutnya
Mengagumi
Gerakdan Gaya
sebagai
keteraturan
ciptaanTuhan
▪ Gerak
▪ GLB
dan
GLBB ▪ Gaya
▪ Resultan Gaya
▪ Gaya gesek
▪ Massa
dan Berat
Benda
▪ Hukum I, II,
III Newton.
Gaya Berat dan
Gaya Normal
Pengamatan
Gerak dan
Gaya
Pengamatan
sikap
20 X 40
menit
Sumber : Eka
Purjiyanta,
M.Pd.,dkk. IPA
Terpadu Jilid 2 untuk
Kelas VIII
SMP/MTs,
Jakarta: Erlangga.
▪ Lembar Kerja dan
lembar
pengamatan siswa
Referensi lain
tentang Gerakdan
Gaya
2. Menghargai dan
menghayati perilaku
jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong
2.1 Menunjukkan
perilaku ilmiah
(memiliki rasa
ingin tahu;
objektif; jujur;
▪ Memiliki rasa
ingin tahu.
▪ Menunjukka
n ketekunan
dan
Pengamata
n sikap
Lampiran 1
112
royong), santun,
percaya diri, dalam
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan 2ocial dan
alam dalam jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya
teliti; cermat;
tekun; hati-
hati;
bertanggung
jawab; terbuka;
kritis; kreatif;
inovatif dan
peduli
lingkungan)
dalam aktivitas
sehari-hari
2.2 Menghargai
kerja individu
dan kelompok
dalam
aktivitas
sehari- hari
sebagai wujud
implementasi
melaksanakan
percobaan dan
melaporkan
hasil
percobaan
2.3 Menunjukkan
perilaku
bijaksana dan
bertanggung
jawab dalam
aktivitas
sehari-hari
tanggungjaw
ab dalam
belajar dan
bekerja baik
secara
individu
maupun
berkelompok
▪ Menghargai
hasil kerja
individu
dalam
kelompok
dan
kelompok
lain.
▪ Memberi
penilaian
hasil karya
kelompok
secara
objektif
▪ Menjaga
kebersihan
alat dan
ruang yang
digunakan
dalam
percobaan
Lampiran 1
113
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
3.1. Memahami gerak lurus, dan pengaruh gaya terhadap gerak berdasarkan Hukum Newton, serta penerapannya pada gerak makhluk hidup dan gerak benda dalam kehidupan sehari- hari
▪ Peserta didik
dapat
mengidentifi
kasi gerak
dan jenis-
jenisnya ▪ Peserta didik
mendiskripsik
an pengertian
kelajuan dan
kecepatan. ▪ Peserta didik
dapat
mengidentifi
kasi ciri GLB
dan GLBB. ▪ Peserta didik
dapat
mendiskripsi
kan
percepatan
sebagai
perubahan
kecepatan
setiap satuan
waktu ▪ Peserta didik
dapat
mengidentifi
kasi Gaya
▪ Peserta didik
dapat
▪ Diskusi
kelompok
konsep
gerak
yang ada
dalam
kehidupa
n sehari-
hari dan
memilah-
milah
jenis-
jenisnya.
Mengkon
versi ▪ Diskusi
kelas
tentang
gaya
dalam
kehidupa
n sehari-
hari dan
memilah-
milah
jenisnya
Tes Tertulis
Pemahama
n Konsep
Lampiran 1
114
mendeskripsi
kan berbagai
macam gaya ▪ Peserta didik
dapat
mendeskripsi
kan Hukum I,
II, dan III
Newton
4. Mencoba,
mengolah, dan
menyaji dalam
ranah konkret
(menggunakan,
mengurai,
merangkai,
memodifikasi,
dan membuat)
dan
ranah abstrak
(menulis,
membaca,
menghitung,
menggambar,
dan mengarang)
sesuai dengan
yang dipelajari di
sekolah dan
sumber lain yang
sama dalam
sudut
4.1. Melakukan
penyelidikan
tentang gerak,
gerak pada
makhluk hidup,
dan percobaan
tentang pengaruh
gaya terhadap
gerak
▪ mengolah
dan
menyajika
n data serta
menarik
kesimpula
n tentang
hasil
percobaan
tentang
gerak dan
jenis-
jenisnya
▪ mengolah
dan
menyajik
an data
serta
menarik
kesimpula
n tentang
▪ melaksanak
an
percobaan
tentang
tentang
jenis-jenis
gerak
▪ melaksanak
an
percobaan
tentangtenta
ng kelajuan
▪ melaksanak
an
percobaan
tentangtenta
ng GLB
▪ melaksanak
an
percobaan
Penilaian
kinerja
Lampiran 1
115
pandang/teori hasil
percobaan
tentang
kelajuan
▪ mengolah
dan
menyajikan
dataserta
menarikkesi
mpulan
hasilpercob
aan tentang
GLB
▪ mengolah
dan
menyajikan
dataserta
menarikkesi
mpulan
hasilpercob
aan tentang
percepatan
▪ mengolah
dan
menyajikan
dataserta
menarikkesi
mpulan
hasilpercob
aan tentang
gaya
▪ mengolah
dan
tentangtenta
ng
percepatan
▪ melaksanak
an
percobaan
tentangtenta
ng gaya
▪ melaksanak
an
percobaan
tentang
tentang
mengukur
gaya
▪ melaksanak
an
percobaan
tentang
tentang
gaya gesek
▪ melaksanak
an
percobaan
tentang
tentang
hukum II
Newton
▪ melaksanak
an
percobaan
Lampiran 1
116
menyajikan
dataserta
menarikkesi
mpulan
hasilpercob
aan tentang
mengukur
gaya
▪ mengolah
dan
menyajikan
dataserta
menarik
kesimpulan
hasilpercob
aan tentang menghitung besar gaya
▪ mengolah
dan
menyajikan
data serta
menarik
kesimpulan
hasil
percobaan
tentang
gaya gesek
▪ mengolah
dan
menyajikan
data
serta
tentang
hukum III
Newton
Lampiran 1
117
menarik
kesimpulan
hasil
percobaan
tentang
hukum II
Newton
▪ mengolah
dan
menyajika
n data serta
menarik
kesimpula
n hasil
percobaan
tentang
hukum III
Newton
Mengetahui,
Kepala Sekolah/Madrasah Guru Mata Pelajaran
____________________ _______________________
NIP.- NIP.-
118
Lampiran 2
Rubrik keterampilan proses sains pre test
No Nama siswa Keterampilan proses sains Skor KPS
%
Kategori
1 2 3 4 5 6 7
1 Agus Mulyadi 3 2 1 2 2 3 3 16 57,1% Cukup
2 Diki Husaini 3 2 2 2 1 1 2 13 46,4% Kurang
3 Dinda 2 2 3 3 3 3 2 18 64,2% Baik
4 Fina Bella
Aulia
1 1 2 3 2 3 3 15 53,5% Cukup
5 Helmi Hakim 4 4 3 3 2 3 3 22 78,5% Baik
6 Ilham Abi
Manyu
1 2 2 1 2 2 3 13 46,4% Kurang
7 Kaela Rarasati 2 2 1 2 1 1 2 11 39.2% Kurang
8 Lidia Angga
Sari
3 2 3 1 3 2 2 16 57,1% Cukup
9 Mariatul Kitia 1 1 2 3 2 2 2 13 46,4% Kurang
10 Putra Irawan 2 3 2 3 3 3 2 18 64,2% Baik
11 Putri Sumiyani 2 2 1 3 2 3 3 16 57,1% Cukup
12 Raihan 3 3 2 3 1 2 2 16 57,1% Cukup
13 Rani
Sentyawati
2 2 3 2 1 1 1 12 42,8% Kurang
14 Ranita Putri 2 2 2 3 2 2 3 16 57,1% Cukup
15 Rekky Febriadi 2 3 2 2 2 3 1 15 53,5% Cukup
16 Ririn Asri
Anggraini
2 2 1 4 4
2 2 17 60,7% Cukup
119
17 Risky Aditya 1 2 1 1 2 3 2 12 42,8% Kurang
18 Sukrillah 1 2 2 2 2 2 3 14 50% Kurang
19 Tegar Prakoso
Zamhur
4 4 4 4 3 2 3 24 85.7% Sangat
Baik
20 Yayang
Rahmadani
2 3 2 4 4 1 1 17 60,7% Cukup
21 Zaskia Ropioni
Putri
1 2 2 2 3 1 1 12 42,8% Kurang
Skor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase %
81-100 Sangat Baik 1 0,4%
61-80 Baik 3 14,2%
51-60 Cukup 9 42,8%
50 Kurang 9 42,8%
Jumlah 21 100%
Keterangan Table
Keterampilan 1 : Mengamati
Keterampilan 2 : Menafsirkan
Keterampilan 3 : Mendiskusikan
Keterampilan 4 :k Menganalisis
Keterampilan 5 : Menyimpilkan Hasil
Keterampilan 6 : Menerapkan
Keterampilan 7 : Mengkomunikasikan
120
Lampiran 3
Soal esay pre test
1. Perhatikan gambar dibawah ini?
2. Sebutkan contoh dari gerak lurus beraturan?
3. Seorang anak mendorong benda A dengan gaya 80 newton dan benda B 40
newton, sehingga benda yang bergerak dengan kecepatan tertentu. Jika
benda tersebut 4 kg, hitunglah percepatan benda tersebut?
4. Sam’an memiliki massa 40 kg. Jika percepatan gravitasi 10m/s hitunglah
berat sam’an?
5. Sebutkan bunyi dari hukum newton 1?
121
Lampiran 4
Kunci jawaban
1. Karena gaya menyebabkan percepatan arah gaya searah dengan arah
percepatan, jadi gaya adalah besaran yang mempunyai besar dan arah
2. Mobil yang berjalan dengan tetap, kelereng menggelindir, kereta yang
melaju di rel
3. Diketahui : Benda A
F0 = 80 N
m = 4 kg
ditanya : a ?
jawab
a = F/m
a = 80 N/4 kg
a = 20 m/s
Diketahui : Benda A
F0 = 40 N
m = 4 kg
ditanya : a ?
jawab
a = F/m
a = 40 N/4 kg
a = 10 m/s
4. Diketahui :
m = 40 kg
g = 10 m/s
ditanya : w ?
w = m.g
w = 40 lg. 10 m/s
w = 400
122
5. Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang sama dengan nol, maka
benda yang mula mula diam akan tetap diam. Benda yang mula mula
bergerak lurus beraturan akan tetap lurus beraturan dengan kecepatan tetap
123
Lampiran 5
Nilai pre test soal esay
No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas Kategori KPS
1 Agus Mulyadi 75 60 - Tidak Tuntas Cukup
2 Diki Husaini 75 70 - Tidak Tuntas Baik
3 Dinda 75 50 - Tidak Tuntas Kurang
4 Fina Bella Aulia 75 35 - Tidak Tuntas Kurang
5 Helmi Hakim 75 65 - Tidak Tuntas Baik
6 Ilham Abi Manyu 75 70 - Tidak Tuntas Baik
7 Kaela Rarasati 75 50 - Tidak Tuntas Kurang
8 Lidia Angga Sari 75 65 - Tidak Tuntas Baik
9 Mariatul Kitia 75 55 - Tidak Tuntas Cukup
10 Putra Irawan 75 45 - Tidak Tuntas Kurang
11 Putri Sumiyani 75 30 - Tidak Tuntas Kurang
12 Raihan 75 20 - Tidak Tuntas Kurang
13 Rani Sentyawati 75 60 - Tidak Tuntas Cukup
14 Ranita Putri 75 55 - Tidak Tuntas Cukup
15 Rekky Febriadi 75 90 Tuntas - Sangat Baik
16 Ririn Asri Anggraini 75 60 - Tidak Tuntas Cukup
17 Risky Aditya 75 50 - Tidak Tuntas Kurang
18 Sukrillah 75 50 - Tidak Tuntas Kurang
19 Tegar Prakoso Zamhur 75 85 Tuntas - Sangat Baik
20 Yayang Rahmadani 75 55 - Tidak Tuntas Cukup
21 Zaskia Ropioni Putri 75 70 - Tidak Tuntas Baik
Jumlah 1190
Nilai rata rata 56,6
Siswa yang tuntas 3
Siswa yang tidak tuntas 18
124
Skor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase %
81-100 Sangat Baik 2 0,9%
61-80 Baik 5 23,8%
51-60 Cukup 6 28,5%
50 Kurang 8 38%
Jumlah 21 100%
125
Lampiran 6
Pelaksanaan siklus I
Lembar observasi guru
No Aktivitas yang diamati Hasil
Ya Tidak
1 Guru memasuki kelas tepat waktu √
2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses
Pembelajaran
√
3
Guru mengajuakn pertanyaan sepurar materi yangberkaitan
dengan materi yang akan dibahas
√
4
Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar √
5
Guru menjelaskan mengenai gaya sentuh dan gaya tak sentuh √
6
Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang
gaya sentuh dan gaya tak sentuh
√
7
Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
materi yang sedang berlangsung
√
8 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
√
9
Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil diskusi
kelompok tentang gaya sentuh dan gaya tak sentuh
√
10
Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang
memilki kerjasama yang baik
√
11 Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi gaya
sentuh dan gaya tak sentuh
√
126
12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan √
13 Guru membimbing siswa berdo’a √
14 Guru mengucapkan salam √
127
Lampiran 7
Lembar observasi siswa
No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah
Siswa
Presentase
%
Keterangan
1 Mengamati Mendengarkan 15 71,4% Baik
penjelasan guru
tentang topik
tujuan dan
hasil belajar
yang ingin
dicapai
Mendengarkan 10 47,6% Kurang
penjelasan
pokok pokok
kegiatan yang
harus
dilakukan
siswa serta
tujuannya
Mendengarkan 14 66,6% Baik
penjelasan
pentingnya
topik dalam
kkegiatan
belajar
Siswa 16 76,1% Baik
memperhatikan
Guru
menyampaikan
128
tujuan
pelajaran
2 Menafsirkan Siswa mampu
menjelaskan
materi yang
disampaikan
oleh seorang
Guru
8 38% Kurang
3 Mendiskusikan Siswa tertib
saat pembagian
kelompok
10 47,6% Kurang
Siswa
mendiskusikan
dengan
kelompok
masing masing
12 57,1% Cukup
Siswa mampu
menjelaskan
hasil diskusi
kelompok yang
sedang
berlangsung
12 57,1 Cukup
Siswa tertib
saat berdiskusi
mengumpulkan
formasi
16 76,1% Baik
4 Menganalisis Siswa mampu
menganalisis
9 42,8% Kurang
129
materi apa yang
diajarkan oleh
seorang guru
5 Menyimpulkan hasil Siswa membuat
kesimpulan dari
permasalahan
yang dibahas
11 52,3% Cukup
6 Menerapkan Siswa
mempraktekkan
tentang
keterampilan
yang diajarkan
oleh seorang
Guru
8 38% Kurang
7 Mengkomunikasikan Siswa mampu
menjelaskan
kembali
pembelajaran
baik kepada
guru maupun
kepada siswa
8 38% Kurang
130
Lamapiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SATUAN PENDIDIKAN : MTS AINUL YAQIN KOTA JAMBI
MATA PELAJARAN : IPA TERPADU
KELAS / SEMESTER : VIII (DELAPAN)
MATERI POKOK : GERAK DAN GAYA
SUB MATERI : GAYA SENTUH DAN GAYA TAK SENTUH
ALOKASI WAKTU : 1 x 60 MENIT
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disipilin, tanggug jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan proseddural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengatuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
a. Kompetensi dasar
1. Memahami gerak lurus, dan pengaruh gaya terhadap gerak berdasarkan
hukum newton, serta penerapannya pada gerak makhluk hidup dan gerak
benda dalam kehidupan sehari hari.
131
2. Melakukan penyelidikan tentang gerak, gerak pada makhluk hidup, dan
percobaan tentang pengaruh gaya terhadap gerak.
b. Indikator Kognitif
1. Menjelaskan pengertian gaya
2. Mengidentifikasi contoh gaya sentuh dan gaya tak sentuh
3. Menyebutkan jenis jenis gaya
4. Mengukur gaya
5. Menganalisis penjumlahan gaya dan pengaruhnya pada benda
c. Indikator Psikomotor
1. Mengajukan ide/gagasan tentang gaya
2. Menyusun hasil pengamatan, mempersentasikan, dan mengkomunikasikan hasilnya.
3. Mendiskusikan tentang gaya sentuh dan gaya tak sentuh
4. Mencari ide didalam percobaan dalam materi gaya
5. Menyajikan gagasan alternatif solusi tentang gaya
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Afektif (Sikap)
Siswa mampu menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianut dalam
selama dan setelah pembelajaran diantaranya: bersyukur, berdo’a sesudah dan
sebelum memulai kegiatan, menghormati teman, membersihkan tempat kerja.
2. Afektif (Sosial)
Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa mampu menanamkan sikap:
Jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, kerjasama, teliti, tekun,
responsif dan proaktif.
3. Kognitif
Selama mengikuti pembelajaran gaya diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan tentang sebuah gaya
2. Mejelaskan pengertian gaya sentuh dan gaya tak sentuh
3. Menggambarkan proses terjadinya gaya sentuh dan gaya tak sentuh
132
4. Menganalisis tentang gaya
5. Menunjukkan kesepakatan internasional
4. Psikomotor
Selama mengikuti pembelajaran gaya diharapkan siswa melaksanakan:
1. Menyusun hasil pengamatan, mempersentasikan, dan mengkomunikasikan
hasilnya.
2. Mendiskusikan tentang gaya sentuh dan gaya tak sentuh
3. Mencari ide didalam materi gaya
4. Menyajikan gagasan alternatif solusi tentang gaya sentuh dan gaya tak sentuh
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Peta konsep
2. Materi
Pengertian gaya
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang menyebabkan perubahan gerak
atau benda, gaya merupakan besaran vector dengan lambang F. Rumus gaya
adalah sebagai berikut :
F = m x a
F = gaya ( N atau dyne )
Pengertian Jenis gaya Resultan gaya
Gaya
Gaya sentuh Gaya tak sentuh
133
F1 F2
m = massa benda ( kg )
a = percepatan ( m/s )
Jenis jenis gaya
Secara garis besar, gaya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Gaya sentuh
Misalnya gaya otot, gaya pegas, dan gaya gesek
b. Gaya tak sentuh
Misalnya gaya listrik, gaya tekan, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya berat
Alat ukur gaya
Alat yang digunakan untuk mengukur gaya disebut dengan neraca pegas
atau dynamometer.
Resultan gaya
Resultn gaya adalah penjumlahan dari gaya gaya yang bekerja pada suatu
benda. Resultan gaya dilambangkan dalam huruf R, Resultan gaya terbagi
menjadi dua jenis yaitu :
a. Resultan gaya searah
Pada resultan gaya ini gaya bekerja pada arah yang sama.
Berikut ini adalah gambar dari resultan gaya searah.
Secara sistematis, bearnya resultan gaya pada
resultan gaya searah dapat dituliskan sebagai berikut :
R = ∑ F = F1 + F2
b. Resultan gaya berlawana arah
Pada resultan gaya ini gaya bekerja dengan arah yang berlawanan berikut ini
adalah gambar dari resultan gaya berlawanan arah.
F2 F1
134
Secara sistematis, besarnya resultan gaya pada
resultan gaya berlawanan arah dapat ditulis sebagai berikut :
R = ∑ F = F1 - F2
E. MODEL PEMBELAJARAN Model pembelajaran :
Kooperatif learning Metode pembelajaran : Make A
Match
F. MEDIA PEMBELAJARAN
Media : Kartu yang berisi sebuah pertanyaan dan kartu jawaban Alat : -
Bahan : -
G. SUMBER BELAJAR
1. Buku :
Suparmin dkk. 2014. Fisika peminatan matematika dan ilmu alam
untuk VIII MTs. Surakarta
: mediatama.
Surya,yohanes. 2009. Mekanika dan fluida buku 1. Tanggerang : PT
Kandel.
Kanginan, M. 2010. Seribu pena fisika untuk SMP/MTs. Jakarta :
penerbit Erlangga
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
NO Kegiatan pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa waktu
A . kegiatan pendahuluan
Tahap I. tahap pendahuluan
135
• Guru membuka
pembelajaran dengan
mengucapkan salam
pembuka dan berdoa
untuk memulai
pembelajaran.
• guru memeriksa kehadiran
peserta didik
• guru mengecek kesiapan
siswa untuk melaksanakan
pembelajaran gaya
Motivasi
• Guru memberikan
gambaran sebuah gaya
sentuh dan gaya tak
sentuh pada materi gaya
• Menjawab
salam dari guru
dan berdo’a
bersama
• Siswa
mengangkat
tangan saat
guru
mengabsen
nama
• Siswa
menyiapkan
semua
keperluan
sebelum
pembelajaran
• Siswa
mendengarkan
manfaat
mempelajari
gaya sentuh dan
gaya tak sentuh
dalam
kehidupan yang
disampaikan
oleh guru
15 menit
136
• Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dari
pembelajaran gaya
Pemberian Acuan
• Guru memberitahukan
materi pelajaran yang
akan dibahas yaitu tentang
gaya
• Guru memberitahukan
tentang kompetensi inti,
kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada
pertemuan yang
berlangsung
• Guru mengarahkan
pembentukan kelompok
untuk peserta didik
• Siswa
mendengarka
tujuan
mempelajari
gaya yang
disampaikan
oleh guru
• Siswa menulis
materi yang
disampaikan
oleh guru
tentang materi
gaya
• Siswa
mendengarkan
apa yang
disampaikan
oleh guru
• Siswa
membentuk
kelompok yang
diarahi oleh
guru
B. Kegiatan Inti
137
Tahap II. Tahap pembentukan / pengembangan konsep
1 Guru menggunakan metode studi pustaka, diskusi, demonstrasi, presentasi
dengan model kooperatif tipe Make A Match
2 Guru memfasilitasi sumber belajar melaluai perangkat pembelajaran
berupa buku, dan lembar penilaian
3 • Guru meminta siswa
mengajukan hipotesis
pemecahan masalah.
• Guru akan membuat
kelompok kepada
setiap siswa
• Siswa akan
mengikuti
arahan dari
seorang
guru
• Sisiwa
akan
membentuk
an
kelompok
yang
ditentukan
oleh seorag
guru
25 menit
• Guru akan
memberikan sebuah
kartu pertanyaan setiap
kelompok
• Siswa akan
menjawab
kartu
pertanyaan
yang akan
diberikan oleh
20 menit
138
seorang setiap
kelompoknya
masing masing
a. Performance presentation
/presentasi
• Guru meminta laporan
hasil diskusi
kelompoknya
• Guru meminta siswa
menyajikan atau
mempersentasikan
hasil penyelidikan dan
diskusi didepan kelas
• Siswa men
gumpulkan
laporan
hasil
diskusi
kelompokn
ya
• Siswa
menyajikan
atau
mempersen
tasikan
hasil
penyelididk
an dan
diskusi
didepan
kelas.
10
b. After conclusion of
problem / simpulan ilmiah
• Guru mengamati
dan manilai sikap
• Setiap
kelompok
139
siswa dalam
melakukan diskusi
• Guru memberikan
kuis untuk
mengetahui
kemampuan
peserta didik dalam
memecahkan
permasalahan
terkait dengan
konsep gaya
menulis
laporan
,merencana
kan
persentasi
laporan,me
nentukan
penyaji,mo
derator dan
notulis
• Siswa
mengerjaka
n kuis yang
telah
diberikan
C. Kegiatan Penutup
4 • Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang
pembelajaran gaya yang
telah dipelajarai jika ada
yang belum paham
• Siswa yang
belum
mengerti
menanyakan
kembali
tentang materi
140
• Guru mengintruksikan
kepada siswa untuk
membuat kesimpilan dari
materi gaya
• Guru memberikan Kartu
pertanyaan kepada siswa
guna mengetahui
pemahaman siswa tentang
materi gaya sentuh dan
gaya tak sentuh
• Guru mengakhiri
pertemuan dengan
mengucap salam
gaya yang
telah dipelajari
• Setiap siswa
membuat
kesimpulan
tentang materi
gaya yang
telah dipelajari
• Siswa menulis
pertanyaan dari
kartu tersebut
dan
menyelesaikan
nya yang
diberikan oleh
guru
• Siswa
menjawab
salam yang
diberikan oleh
Guru
141
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. Penilaian kompetensi sikap (terlampir)
Teknik : Lembar penilaian cek
Waktu : Pada saat kegiatan pembelajaran
2. Penilaian kompetensi pengetahuan ( terlampir )
Teknik : Tertulis
Waktu : Esay
3. Penilaian kompetensi Keterampilan
Teknik : Praktek memberikan kartu pertanyaan kepada siswa
Waktu : Pada saat pembelajaran
Jambi, 28 Juli 2021
Mengetahui
Kepala sekolah Guru mata pelajaran
Lindawati, S.E Rustam Effendi, S. Pd
NIP.- NIP.-
142
LEMBAR PENILAIAN ESAY
Soal
1. Perhatikan gambar dibawah ini!
Pada gambar diatas dua seorang anak sedang mendorong meja, hal
ini merupakan gaya sentuh, mengapa demikian!jelaskan?
2. Jelaskan mengapa kereta yang melaju cepat tidak bisa dihentikan
mendadak?
3. Gerak sebuah benda bermassa A 12 dan benda B 10 kg dilawan oleh
gaya gesekan 30N. Berapakah perlambatan benda A dan benda B
tersebut?
4. Mengapa gaya disebut besaran vektor?
5. Sebutkan contoh gaya sentuh dan gaya tak sentuh?
143
J. PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
1. Lembar onservasi siswa
No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah
Siswa
Presentase
%
Keterangan
1 Mengamati Mendengarkan
penjelasan guru
tentang topik
tujuan dan
hasil belajar
yang ingin
dicapai
Mendengarkan
penjelasan
pokok pokok
kegiatan yang
harus
dilakukan
siswa serta
tujuannya
Mendengarkan
penjelasan
pentingnya
topik dalam
kkegiatan
belajar
Siswa
Memperhatikan
Guru
Menyampaikan
144
tujuan
pelajaran
2 Menafsirkan Siswa mampu
menjelaskan
materi yang
disampaikan
oleh seorang
Guru
3 Mendiskusikan Siswa tertib
saat pembagian
kelompok
Siswa
mendiskusikan
dengan
kelompok
masing masing
Siswa mampu
menjelaskan
hasil diskusi
kelompok yang
sedang
berlangsung
Siswa tertib
saat berdiskusi
mengumpulkan
formasi
4 Menganalisis Siswa mampu
menganalisis
145
materi apa yang
diajarkan oleh
seorang guru
5 Menyimpulkan hasil Siswa membuat
kesimpulan dari
permasalahan
yang dibahas
6 Menerapkan Siswa
mempraktekkan
tentang
keterampilan
yang diajarkan
oleh seorang
Guru
7 Mengkomunikasikan Siswa mampu
menjelaskan
kembali
pembelajaran
baik kepada
guru maupun
kepada siswa
146
2. Lembar observasi guru
No Aktivitas yang diamati Hasil
Ya Tidak
1 Guru memasuki kelas tepat waktu
2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses
Pembelajaran
3
Guru mengajuakn pertanyaan sepurar materi yangberkaitan
dengan materi yang akan dibahas
4
Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar
5
Guru menjelaskan mengenai gaya sentuh dan gaya tak sentuh
6
Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang
gaya sentuh dan gaya tak sentuh
7
Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
materi yang sedang berlangsung
8 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
9
Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil diskusi
kelompok tentang gaya sentuh dan gaya tak sentuh
10
Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang
memilki kerjasama yang baik
11 Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi gaya
sentuh dan gaya tak sentuh
12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan
13 Guru membimbing siswa berdo’a
148
Lampiran 9
Soal post test siklus 1
1. Perhatikan gambar dibawah ini!
Pada gambar diatas dua seorang anak sedang mendorong meja, hal ini
merupakan gaya sentuh, mengapa demikian!jelaskan?
2. Jelaskan mengapa kereta yang melaju cepat tidak bisa dihentikan
mendadak?
3. Gerak sebuah benda bermassa A 12 dan benda B 10 kg dilawan oleh
gaya gesekan 30N. Berapakah perlambatan benda A dan benda B
tersebut?
4. Mengapa gaya disebut besaran vektor?
5. Sebutkan contoh gaya sentuh dan gaya tak sentuh?
149
Lampiran 10
Kunci jawaban
1. Karena gaya menyebabkan percepatan arah gaya searah dengan arah
percepatan, jadi gaya adalah besaran yang mempunyai besar dan arah
2. Karna gaya gesek pada rel kereta api sangat kecil dikarenakan relnya licin
3. Diket: Benda A
F = m.a
30 = 12 a
a = 30/12
a = 2,5 m/s
Diket: Benda B
F = m.a
30 = 12 a
a = 30/14
a = 3 m/s
4. Karena gaya menyebabkan percepatan arah gaya searah dengan arah
percepatan, jadi gaya adalah besaran yang mempunyai besar dan arah
5. Gaya sentuh
Gaya otot, gaya pegas, gaya gesek
Gaya tak sentuh
Gaya listrik, gaya tekan, gaya magnet
150
Lampiran 11
Hasil nilai post test siklus I
No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas Kategori KPS
1 AM 75 35 - Tidak Tuntas Kurang
2 DH 75 85 Tuntas - Sangat Baik
3 DN 75 85 Tuntas - Sangat Baik
4 FB 75 10 - Tidak Tuntas Kurang
5 HH 75 45 - Tidak Tuntas Kurang
6 IA 75 60 - Tidak Tuntas Cukup
7 KR 75 45 - Tidak Tuntas Kurang
8 LA 75 70 - Tidak Tuntas Baik
9 MK 75 15 - Tidak Tuntas Kurang
10 PI 75 10 - Tidak Tuntas Kurang
11 PS 75 80 Tuntas - Baik
12 RH 75 55 - Tidak Tuntas Cukup
13 RS 75 95 Tuntas - Sangat Baik
14 RP 75 70 - Tidak Tuntas Baik
15 RF 75 80 Tuntas - Baik
16 RA 75 75 Tuntas - Baik
17 RY 75 50 - Tidak Tuntas Kurang
18 SK 75 90 Tuntas - Sangat Baik
19 TP 75 20 - Tidak Tuntas Kurang
20 YR 75 75 Tuntas - Baik
21 ZP 75 80 Tuntas - Baik
Jumlah 1230
Nilai rata rata 58
Siswa yang tuntas 9
Siswa yang tidak tuntas 12
151
Skor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase %
81-100 Sangat Baik 4 19%
61-80 Baik 7 33,3%
51-60 Cukup 2 0,9%
50 Kurang 8 38%
Jumlah 21 100%
152
Lampiran 12
Pelaksanaan siklus II
Lembar observasi guru siklus II
Aktivitas yang diamati Hasil
Ya Tidak
1 Guru memasuki kelas tepat waktu √
2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses
Pembelajaran
√
3
Guru mengajukan pertanyaan seputar materi yangberkaitan
dengan materi yang akan dibahas
√
4
Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar √
5
Guru menjelaskan mengenai GLB dan GLBB √
6
Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang
GLB dan GLBB
√
7
Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
materi yang sedang berlangsung
√
8
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok √
9
Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil diskusi
kelompok tentang GLB dan GLBB
√
10
Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang
memilki kerjasama yang baik
√
11
Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi GLB dan
GLBB
√
153
12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan √
13 Guru membimbing siswa berdo’a √
14 Guru mengucapkan salam √
154
Lampiran 13
Hasil lembar observasi siswa siklus II
No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah
Siswa
Presentase
%
Keterangan
1 Mengamati Mendengarkan 18 85,7% Sangat Baik
penjelasan guru
tentang topik
tujuan dan
hasil belajar
yang ingin
Dicapai
Mendengarkan 13 61,9% Baik
Penjelasan
pokok pokok
kegiatan yang
Harus
Dilakukan
siswa serta
Tujuannya
Mendengarkan 15 71,4% Baik
Penjelasan
Pentingnya
topik dalam
Kegiatan
Belajar
Siswa 19 90,4% Sangat Baik
memperhatikan
Guru
155
menyampaikan
tujuan
pelajaran
2 Menafsirkan Siswa mampu
menjelaskan
materi yang
disampaikan
oleh seorang
Guru
8 38% Kurang
3 Mendiskusikan Siswa tertib saat 16 76,1% Baik
Pembagian
Kelompok
Siswa 17 80,9% Baik
Mendiskusikan
Dengan
Kelompok
masing masing
Siswa mampu 19 90,4% Sangat Baik
Menjelaskan
hasil diskusi
kelompok yang
Sedang
Berlangsung
Siswa tertib 15 71,4% Baik
saat berdiskusi
Mengumpulkan
Formasi
156
4 Menganalisis Siswa mampu
menganalisis
materi apa yang
diajarkan oleh
seorang guru
10 47,6% Kurang
5 Menyimpulkan hasil Siswa membuat
kesimpulan dari
permasalahan
yang dibahas
6 28,5% Kurang
6 Menerapkan Siswa
mempraktekkan
tentang
keterampilan
yang diajarkan
oleh seorang
Guru
14 66,6% Baik
7 Mengkomunikasikan Siswa mampu
menjelaskan
kembali
pembelajaran
baik kepada
guru maupun
kepada siswa
12 57,1% Cukup
157
Lampiran 14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SATUAN PENDIDIKAN : MTS AINUL YAQIN KOTA JAMBI
MATA PELAJARAN : IPA TERPADU
KELAS / SEMESTER : VIII (DELAPAN)
MATERI POKOK : GERAK DAN GAYA
SUB MATERI : GLB DAN GLBB
ALOKASI WAKTU : 1 x 60 MENIT
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disipilin, tanggug jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan proseddural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengatuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
158
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
1. Kompetensi dasar
a. Memahami gerak lurus, dan pengaruh gaya terhadap gerak
berdasarkan hukum newton, serta penerapannya pada gerak makhluk
hidup dan gerak benda dalam kehidupan sehari hari.
b. Melakukan penyelidikan tentang gerak, gerak pada makhluk hidup,
dan percobaan tentang pengaruh gaya terhadap gerak.
2. Indikator Kognitif
a. Menjelaskan pengertian gerak lurus berubah beraturan
b. Menganalisis rumus dari gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan
c. Menyebutkan contoh gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan
dalam kehidupan sehari hari
d. Menyimpulkan hasil dari gerak lurus beraturan
e. Menafsirkan dari gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan
3. Indikator Psikomotor
a. Mengajukan ide/gagasan tentang gerak lurus beraturan dan gerak
lurus berubah beraturan
b. Menyusun hasil pengamatan, mempersentasikan, dan
mengkomunikasikan hasilnya.
c. Mendiskusikan tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus
berubah beraturan
d. Mencari ide didalam percobaan gerak lurus beraturan dan gerak
lurus berubah beraturan
e. Menyajikan gagasan alternatif solusi tentang gerak lurus beraturan
dan gerak lurus berubah beraturan
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Afektif (Sikap)
Siswa mampu menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianut
dalam selama dan setelah pembelajaran diantaranya: bersyukur,
berdo’a sesudah dan sebelum memulai kegiatan, menghormati teman,
membersihkan tempat kerja.
159
b. Afektif (Sosial)
Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa mampu
menanamkan sikap: Jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
percaya diri, kerjasama, teliti, tekun, responsif dan proaktif.
c. Kognitif
Selama mengikuti pembelajaran GLB dan GLBB diharapkan siswa
dapat:
1. Menjelaskan tentang sebuah gerak lurus beraturan dan gerak lurus
berubah beraturan
2. Mejelaskan pengertian gerak lurus beraturan dan gerak lurus
berubah beraturan
3. Menggambarkan proses terjadinya gerak lurus beraturan dan gerak
lurus berubah
Beraturan
4. Menganalisis tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah
beraturan
5. Menunjukkan kesepakatan internasional
d. Psikomotor
Selama mengikuti pembelajaran materi tentang gerak lurus
beraturan dan gerak lurus berubah beraturan diharapkan siswa
melaksanakan:
1. Menyusun hasil pengamatan, mempersentasikan, dan
mengkomunikasikan hasilnya.
2. Mendiskusikan tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus
berubah beraturan
3. Mencari ide didalam materi gerak lurus beraturan dan gerak lurus
berubah beraturan
4. Menyajikan gagasan alternatif solusi tentang gerak lurus beraturan
dan gerak lurus berubah beraturan
160
Ciri ciri
benda
mengalami
GLBB
dipercepat
GLBB
diperc
e pat
Gerak lurus berubah
beraturan
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Peta konsep
2. Materi
a. Pengertian gerak lurus beraturan
Gerak adalah perubahan posisi sebuah benda atau objek
suatu titik awal objek menuju titik akhir. Sedangkan untuk GLB,
pengertiannya adalah gerak lurus yang memiliki kecepatan tetap,
dan tidak adanya percepatan pada objek. Sehingga nilai percepatan
pada objek yang mengalami GLB adalah nol (a = 0). Sedangkan
pada sisi GLBB, benda akan mengalamu perubahan kecepatan.
b. Ciri ciri sebuah benda mengalami GLB
Jadi sebuah benda bisa dikatakan mengalami GLB jika
punya ciri-ciri seperti berikut ini:.
-Berada pada sebuah lintasan yang berupa garis lurus atau masih
dapat dianggap sebagai lintasan yang lurus
-Kecepatan benda tetap atau konstan
-Tidak Mempunyai percepatan (a=0)
Gerak
Gerak lurus
beraturan
Pengertian Rumus Pengertian Rumus
161
-Pada kecepatan berbanding lurus dengan perpindahan dan
berbanding terbalik dengan waktu.
1. Rumus GLB
Rumus ini akan kita gunakan untuk menghitung kecepatan bila
yang diketahui adalah jarak dan waktu. Begitu juga dengan waktu
dan jarak jika yang diketahui sebaliknya. Kecepatan akan kita hitung
dengan jarak yang berbanding terbalik dengan waktu.
v = s/t
v = kecepatan (km/jam atau m/s)
s = perpindahan, atau biasanya juga disebut sebagai jarak tempuh
(km atau m)
t = selang waktu atau waktu tempuh (jam, sekon)
a. Pengertian GLBB
2. Definisi Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) didefinisikan sebagai:
1. gerak suatu benda dimana dalam selang waktu yang sama
mengalami perubahan kecepatan (bisa bertambah atau
berkurang) yang sama.
2. gerak suatu benda yang mengalami percepatan tetap.
3. Definisi Percepatan
Percepatan menyatakan laju perubahan kecepatan, atau
menyatakan perubahan kecepatan per satuan waktu. Percepatan
sebuah benda ditentukan dengan membandingkan perubahan
kecepatan benda tersebut terhadap waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan perubahan kecepatan itu.
162
4. Perbedaan Percepatan dan Perlambatan
a. Percepatan
Bila percepatan suatu benda searah dengan kecepatannya,
maka kecepatan benda tersebut akan semakin besar, berarti gerak
benda semakin cepat. Percepatan semacam ini disebut percepatan
positif. lazim disebut percepatan.
b. Perlambatan
Bila percepatan suatu benda berlawanan arah dengan
kecepatannya, berakibat kecepatan benda tersebut akan semakin
kecil. Gerak benda semakin lambat. Percepatan semacam ini
disebut percepatan negatif. Percepatan negatif lazim disebut
perlambatan.
Macam-macam Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
1. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dipercepat, Contoh
gerak benda yang jatuh bebas. Gerak jatuh bebas mengalami
percepatan oleh gravitasi sehingga kecepatannya semakin
besar.
163
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) diperlambat, Contoh
gerak benda yang kita lempar vertikal ke atas. Gerak vertikal
ke atas mengalami perlambatan oleh gravitasi, karena itu
kecepatannya semakin kecil.
E. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran : Kooperatif learning
Metode pembelajaran : Make A Match
F. MEDIA PEMBELAJARAN
Media : Kartu yang berisi sebuah pertanyaan
Alat : Laptop
Bahan : -
G. SUMBER BELAJAR
Buku :
Suparmin dkk. 2014. Fisika peminatan matematika dan ilmu alam
untuk VIII MTs. Surakarta
: mediatama.
Surya,yohanes. 2009. Mekanika dan fluida buku 1. Tanggerang : PT
Kandel.
Kanginan, M. 2010. Seribu pena fisika untuk SMP/MTs. Jakarta :
penerbit Erlangga
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
NO Kegiatan pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa waktu
A . kegiatan pendahuluan
Tahap I. tahap pendahuluan
• Guru membuka
pembelajaran dengan
mengucapkan salam
pembuka dan berdoa
• Menjawab
salam dari guru
dan berdo’a
Bersama
15 menit
164
untuk memulai
pembelajaran.
• guru memeriksa kehadiran
peserta didik
• guru mengecek kesiapan
siswa untuk melaksanakan
pembelajaran GLB dan
GLBB
Motivasi
• Guru memberikan
gambaran sebuah GLB
dan GLBB pada materi
gerak
• Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dari
• Siswa
mengangkat
tangan saat
guru
mengabsen
nama
• Siswa
menyiapkan
semua
keperluan
sebelum
bembelajaran
• Siswa
mendengarkan
manfaat
mempelajari
GLB dan
GLBB dalam
kehidupan yang
disampaikan
oleh guru
• Siswa
mendengarka
Tujuan
165
pembelajaran GLB dan
GLBB
Pemberian Acuan
• Guru memberitahukan
materi pelajaran yang
akan dibahas yaitu tentang
GLB dan GLBB
• Guru memberitahukan
tentang kompetensi inti,
kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada
pertemuan yang
berlangsung
• Guru mengarahkan
pembentukan kelompok
untuk peserta didik
mempelajari
GLB dan
GLBB yang
disampaikan
oleh guru
• Siswa menulis
materi yang
disampaikan
oleh guru
tentang materi
GLB dan
GLBB
• Siswa
mendengarkan
apa yang
disampaikan
oleh guru
• Siswa
membentuk
kelompok yang
diarahi oleh
Guru
B. Kegiatan Inti
Tahap II. Tahap pembentukan / pengembangan konsep
1 Guru menggunakan metode studi pustaka, diskusi, demonstrasi, presentasi
dengan model kooperatif tipe Make A Match
166
2 Guru memfasilitasi sumber belajar melaluai perangkat pembelajaran
berupa buku, dan lembar penilaian
3 c. Starting new problem/
seting permasalahan:
• Guru meminta siswa
mengajukan hipotesis
pemecahan masalah.
• Guru memberikan soal
untuk dikerjakan
peserta didik
• Siswa
mengikuti
intruksi
dalm
pembagian
kelompok
oleh guru
• Sisiwa
menanyaka
n tentang
materi yang
telah
diberikan
guru
20 menit
d. Problem follow-up / tindak
lanjut permasalahan
• Guru meminta data
sesuai dengan
permasalahan pada
soal yang telah
diberikan
• Siswa
menganalisis
data yang
diperoleh
dalam kegiatan
penyelidikan,
Siswa
mengumpulkan
data sesuai
Dengan
20 menit
167
permasalahan
pada soal yang
diberikan
e. Performance presentation
/presentasi
• Guru meminta laporan
hasil diskusi
kelompoknya
• Guru meminta siswa
menyajikan atau
mempersentasikan
hasil penyelidikan dan
diskusi didepan kelas
• Guru membimbing siswa
dalam diskusi untuk
memecahkan maslah yang
diberikan
• Siswa
mengumpu
lkan
laporan
hasil
diskusi
kelompokn
ya
• Siswa
menyajikan
atau
mempersen
tasikan
hasil
penyelididk
an dan
diskusi
didepan
kelas.
• Siswa
dibimbing
oleh guru
dalam
10
168
diskusi
kelas untuk
memecahk
an masalah
yang telah
diberikan
f. After conclusion of
problem / simpulan ilmiah
• Guru mengamati
dan manilai sikap
siswa dalam
melakukan diskusi
• Guru memberikan
kuis untuk
mengetahui
kemampuan
peserta didik dalam
memecahkan
permasalahan
terkait dengan
konsep GLB dan
GLBB
• Setiap
Kelompok
Menulis
Laporan
,merencana
Ka
n
persentasi
laporan,me
Nentukan
penyaji,mo
derator dan
Notulis
• Siswa
mengerjaka
n kuis yang
Telah
Diberikan
169
• Guru memberikan
• Siswa akan
menerima
kartu
pertanyaan
maupun
kartu
jawaban
yang
diterima
setiap
kelompok
masing
masing
• Siswa akan
mencocokk
an kartu
pertanyaan
yang
disampaika
n oleh guru
kartu pertanyaan
dan kartu jawaban
disetiap masing
masing kelompok
• Guru meminta
kepada siswa
disetiap kelompok
yang menerima
kartu pertanyaan
Akan
mencocokkannya
dengan kartu
jawaban yang
diterima oleh
kelompok lain
171
untuk bertanya tentang
pembelajaran GLB dan
GLBB yang telah
dipelajarai jika ada yang
belum paham
• Guru mengintruksikan
kepada siswa untuk
membuat kesimpulan dari
materi GLB dan GLBB
• Guru mengakhiri
pertemuan dengan
mengucap salam
mengerti
menanyakan
kembali
tentang materi
GLB dan
GLBB yang
telah dipelajari
• Setiap siswa
membuat
kesimpulan
tentang materi
gaya yang
telah dipelajari
• Siswa akan
membuat
kesimpulan apa
yang
disampaikan
oleh seorang
guru
• Siswa
menjawab
salam yang
diberikan oleh
guru
172
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR
a. Penilaian kompetensi sikap (terlampir)
Teknik : Lembar penilaian cek
Waktu : Pada saat kegiatan pembelajaran
b. Penilaian kompetensi pengetahuan ( terlampir )
Teknik : Tertulis
Waktu : Esay
c. Penilaian kompetensi Keterampilan
Teknik : Berdiskusi kelompok
Waktu : Pada saat pembelajaran
Jambi, 18 Agustus 2021
Mengetahui
Kepala sekolah Guru mata pelajaran
Lindawati, S.E Rustam Effendi, SPd
NIP.- NIP.-
173
J. PENILAIAN KOMPETENSI KOGNITIF
LEMBAR PENILAIAN ESAY
Soal
Kerjakanlah soal dibawah ini dengan membaca basmallah!!!
1. Perhatikan gambar dibawah ini !!!
Pada gambar diatas merupakan gerak lurus berubah beraturan
mengapa demikian! jelaskan?
2. Sebuah mobil bergerak dari keadaan diam mendapat percepatan
tetap 6 m/s^2. Tentukan jarak yang ditempuh mobil setelah 7
sekon?
3. Sebutkan contoh GLB dan GLBB dalam kehidupan sehari hari?
4. Perhatikan tabel dibawah ini!
Nama Waktu Jarak
Andi 10 menit 1,2 km
Tini 10 menit 1,3 km
Pada gambar diatas andi dan tini sedang berlari bersamaan,
hitunglah kecepatan andi dan tini saat melakukan lari bersamaan?
174
5. Pada gambar dibawah ini, merupakan rekaman gerak benda pada
pita ticker timer, berikut ini yang manakah menunjukkan
terjadinya gerak lurus dipercepat beraturan?
‘’SELAMAT BEKERJA’’
175
K. PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
a. Lembar observasi aktivitas siswa
No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah Siswa
Presentase %
Keterangan
1 Mengamati Mendengarkan
penjelasan guru
tentang topik
tujuan dan
hasil belajar yang ingin
dicapai
Mendengarkan
penjelasan
pokok pokok
kegiatan yang
harus
dilakukan
siswa serta tujuannya
Mendengarkan
penjelasan
pentingnya
topik dalam
kegiatan belajar
Siswa
memperhatikan
guru
menyampaikan
tujuan pelajaran
2 Menafsirkan Siswa mampu
menjelaskan
materi yang
disampaikan
oleh seorang guru
3 Mendiskusikan Siswa tertib
saat pembagian
kelompok
Siswa
mendiskusikan
176
dengan
kelompok
masing masing
Siswa mampu
menjelaskan
hasil diskusi
kelompok yang
sedang berlangsung
Siswa tertib
saat berdiskusi
mengumpulkan
formasi
4 Menganalisis Siswa mampu
menganalisis
materi apa yang
diajarkan oleh seorang guru
5 Menyimpulkan hasil Siswa menbuat
kesimpulan dari
permasalahan yang dibahas
6 Menerapkan Siswa
mempraktekkan
tentang
keterampilan
yang diajarkan
oleh seorang guru
7 Mengkomunikasikan Siswa mampu
menjelaskan
kembali
pembelajaran
baik kepada
guru maupun
kepada siswa
177
b. Lembar observasi guru
Aktivitas yang diamati Hasil
Ya Tidak
1 Guru memasuki kelas tepat waktu
2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses
Pembelajaran
3
Guru mengajukan pertanyaan seputar materi yangberkaitan
dengan materi yang akan dibahas
4
Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar
5
Guru menjelaskan mengenai GLB dan GLBB
6
Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang
GLB dan GLBB
7
Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
materi yang sedang berlangsung
8
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
9
Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil diskusi
kelompok tentang GLB dan GLBB
10
Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang
memilki kerjasama yang baik
11
Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi GLB dan
GLBB
12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan
13 Guru membimbing siswa berdo’a
14 Guru mengucapkan salam
178
Nilai = JumlahSkor
100
jumlahsiswa
Kategori :
Sangat baik = 81-100
baik = 61-80
cukup = 51 - 60
kurang = < 50
179
Lampiran 15
Soal post tes siklus II
1. Perhatikan gambar dibawah ini !!!
Pada gambar diatas merupakan gerak lurus berubah beraturan
mengapa demikian! jelaskan?
2. Sebuah mobil bergerak dari keadaan diam mendapat percepatan tetap 6
m/s^2. Tentukan jarak yang ditempuh mobil setelah 7 sekon?
3. Sebutkan contoh GLB dan GLBB dalam kehidupan sehari hari?
4. Perhatikan tabel dibawah ini!
Nama Waktu Jarak
Andi 10 menit 1,2 km
Tini 10 menit 1,3 km
Pada gambar diatas andi dan tini sedang berlari bersamaan, hitunglah
kecepatan andi dan tini saat melakukan lari bersamaan?
180
5. Pada gambar dibawah ini, merupakan rekaman gerak benda pada pita ticker
timer, berikut ini yang manakah menunjukkan terjadinya gerak lurus
dipercepat beraturan?
181
Lampiran 16
Kunci jawaban
1. Gambar 1 : Gerak jatuh bebas mengalami percepatan oleh gravitasi
sehingga kecepatannya semakin besar
Gambar 2 : Gerak vertikal ke atas mengalami perlambatan oleh gravitasi
karena itu kecepatannya semakin besar
2. Diket : v0 = om / s
a = 6m/s
t = 7s
ditanya s?
s = v0t + ½ ( at 2 )
s = (0) + (7)+(1/2) (6) (7)
s= 0 + 147
s = 147 m
3. GLB : Seorang berjalan, kelereng mengelindir, air mengalir di sungai
GLBB : Buah kelapa jatuh dari pohonnya, mobil rem mendadak, penerjun
payung mendarat
4. Andi
Diket : t = 10 m = 600 s
S = 1,2 km = 1.200 m
Ditanya = v
Jawab
V=s/t
= 1200 m/ 600 s
= 2 m/s
Tini
Diket : t = 10 m = 600 s
S = 1,3 km = 1.300 m
Ditanya = v
Jawab
182
V=s/t
= 1300 m/ 600 s
= 2,16 m/s
5. Tanda arah panah menunjukkan arah gerak pada pita ticker timer, sehinga
bagian yang diberi tanda arah merupakan awal gerak, jadi dapat diketahui
bahwa pada pita A merupakan GLB, pita B merupakan GLBB dipercepat,
pita C merupakan GLBB diperlambat, dan pita D merupakan GLBB
diperlambat
183
Lampiran 17
Hasil nilai post test siklus II
No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas Kategori
KPS
1 AM 75 80 Tuntas - Baik
2 DH 75 10 - Tidak Tuntas Kurang
3 DN 75 45 - Tidak Tuntas Kurang
4 FB 75 75 Tuntas - Baik
5 HH 75 90 Tuntas - Sangat Baik
6 IA 75 25 - Tidak Tuntas Kurang
7 KR 75 95 Tuntas - Sangat Baik
8 LA 75 95 Tuntas - Sangat Baik
9 MK 75 30 - Tidak Tuntas Kurang
10 PI 75 15 - Tidak Tuntas Kurang
11 PS 75 95 Tuntas - Sangat Baik
12 RH 75 80 Tuntas - Baik
13 RS 75 55 - Tidak Tuntas Cukup
14 RP 75 75 Tuntas - Baik
15 RF 75 20 - Tidak Tuntas Kurang
16 RA 75 25 - Tidak Tuntas Kurang
17 RY 75 75 Tuntas - Baik
18 SK 75 85 Tuntas - Sangat Baik
19 TP 75 80 Tuntas - Baik
20 YR 75 80 Tuntas - Baik
k21
ZP 75 95 Tuntas - Sangat Baik
Jumlah 1325
Nilai rata rata 63
Siswa yang tuntas 13
Siswa yang tidak tutas 8
184
Skkor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase
%
81-100 Sangat Baik 6 28,5%
61-80 Baik 7 33%
51-60 Cukup 1 0,4%
50 Kurang 7 33,3%
Jumlah 21 100%
185
Lampiran 18
Pelaksanaan siklus III
Hasil lembar observasi guru siklus III
Aktivitas yang diamati Hasil
Ya Tidak
1 Guru memasuki kelas tepat waktu √
2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses
Pembelajaran
√
3
Guru mengajuakn pertanyaan sepurar materi yangberkaitan
dengan materi yang akan dibahas
√
4
Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar √
5
Guru menjelaskan mengenai hukum newton 1, 2, dan 3 √
6
Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang
gaya sentuh dan gaya tak sentuh
√
7
Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
materi yang sedang berlangsung
√
8
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok √
9
Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil
diskusi kelompok tentang hukum newton 1, 2, dan 3
√
10
Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang
memilki kerjasama yang baik
√
186
11
Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi gaya
sentuh dan gaya tak sentuh
√
12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan √
13 Guru membimbing siswa berdo’a √
14 Guru mengucapkan salam √
187
Lampiran 19
Hasil lembar observasi siswa siklus III
No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah
Siswa
Presentase
%
Keterangan
1 Mengamati Mendengarkan 18 85,7% Sangat Baik
penjelasan guru
tentang topik
tujuan dan
hasil belajar
yang ingin
dicapai
Mendengarkan 19 90% Sangat Baik
penjelasan
pokok pokok
kegiatan yang
harus
dilakukan
siswa serta
tujuannya
Mendengarkan 18 85,7% Sangat Baik
penjelasan
pentingnya
topik dalam
kegiatan
belajar
Siswa 18 85,7% Sangat Baik
memperhatikan
K guru
188
menyampaikan
tujuan
pelajaran
2 Menafsirkan Siswa mampu
menjelaskan
materi yang
disampaikan
oleh seorang
guru
18 85,7% Sangat Baik
3 Mendiskusikan Siswa tertib saat 20 95,2% Sangat Baik
pembagian
kelompok
Siswa 18 85,7% Sangat Baik
mendiskusikan
dengan
kelompok
masing masing
Siswa mampu 18 90,4% Sangat Baik
menjelaskan
hasil diskusi
kelompok yang
sedang
berlangsung
Siswa tertib 19 90,4% Sangat Baik
saat berdiskusi
mengumpulkan
informasi
189
4 Menganalisis Siswa mampu
menganalisis
materi apa yang
diajarkan oleh
seorang guru
18 85,7% Sangat Baik
5 Menyimpulkan hasil Siswa membuat
kesimpulan dari
permasalahan
yang dibahas
18 85,7% Sangat Baik
6 Menerapkan Siswa
mempraktekkan
tentang
keterampilan
yang diajarkan
oleh seorang
guru
18 85,7% Sangat Baik
7 Mengkomunikasikan Siswa mampu
menjelaskan
kembali
pembelajaran
baik kepada
guru maupun
kepada siswa
15 71,4% Baik
190
Lampiran 20
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SATUAN PENDIDIKAN : MTS AINUL YAQIN KOTA JAMBI
MATA PELAJARAN : IPA TERPADU
KELAS / SEMESTER : VIII (DELAPAN)
MATERI POKOK : GERAK DAN GAYA
SUB MATERI : HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
ALOKASI WAKTU : 1 x 60 MENIT
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disipilin, tanggug jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
2. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan proseddural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengatuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
3. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
1. Kompetensi dasar
a. Memahami gerak lurus, dan pengaruh gaya terhadap gerak berdasarkan
hukum newton, serta penerapannya pada gerak makhluk hidup dan gerak
benda dalam kehidupan sehari hari.
191
b. Melakukan penyelidikan tentang gerak, gerak pada makhluk hidup, dan
percobaan tentang pengaruh gaya terhadap gerak.
2. Indikator Kognitif
a. Menjelaskan dari hukum newton 1
b. Menyebutkan contoh hukum newton 2 didalam kehidupan sehari hari
c. Menganalisis hasil dari rumus hukum newton
d. Menyimpukan hasil dari hukum newton 2
e. Menafsirkan bunyi dari hasil hukum newton ke 2
3. Indikator Psikomotor
a. Mengajukan ide/gagasan tentang hokum newton
b. Menyusun hasil pengamatan, mempersentasikan, dan
mengkomunikasikan hasilnya.
c. Mendiskusikan tentang hukum newton 1,2, dan 3
d. Mencari ide didalam percobaan dalam materi hokum newton
e. Menyajikan gagasan alternatif tentang hokum newton
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Afektif (Sikap)
Siswa mampu menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianut dalam
selama dan setelah pembelajaran diantaranya: bersyukur, berdo’a sesudah
dan sebelum memulai kegiatan, menghormati teman, membersihkan tempat
kerja.
b. Afektif (Sosial)
Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa mampu
menanamkan sikap: Jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya
diri, kerjasama, teliti, tekun, responsif dan proaktif.
1. Kognitif
Selama mengikuti pembelajaran hukum newton diharapkan siswa dapat:
a. Menjelaskan tentang hukum newton
b. Mejelaskan pengertian hukum newton 1,2, dan 3
c. Menggambarkan sebuah contoh dari hokum newton 1,2, dan 3
192
d. Menganalisis tentang hokum newton
e. Menunjukkan kesepakatan internasional
2. Psikomotor
Selama mengikuti pembelajaran hukum newton diharapkan siswa
melaksanakan:
a. Menyusun hasil pengamatan, mempersentasikan, dan
mengkomunikasikan hasilnya.
b. Mendiskusikan tentang hukum newton 1,2, dan 3
c. Mencari ide didalam materi hukum newton
d. Menyajikan gagasan alternatif tentang materi hukum newton
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Peta konsep
2. Materi
a. Sejarah hukum newton
Sir Isaac Newton adalah ahli fisika, matematika, astronomi, kimia
dan ahli filsafat yang lahir di Inggris. Isaac Newton menyadari bahwa
matematika adalah cara untuk menjelaskan hukum-hukum alam seperti
gravitasi, dan membuat beberapa rumus untuk menghitung 'pergerakan
benda' dan 'gravitasi bumi'. Gravitasi adalah kekuatan yang membuat
suatu benda selalu bergerak jatuh ke bawah. Dengan tiga prinsip dasar
dari hukum pergerakan, Newton dapat menjelaskan dan membuktikan
bahwa planet beredar mengelilingi matahari dalam orbit yang berbentuk
koval dan tidak bulat penuh. Kemudian Newton menggunakan tiga prinsip
Hukum newton 1 Hukum newton 2 Hukum newton 3
Hukum Newton
tentang gerak
193
dasar pergerakan yang sekarang di kenal sebagai Hukum Newton untuk
menjelaskan bagaimana benda bergerak.
1. Hukum newton 1
Hukum I Newton yang berbunyi:
“Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol
maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam dan benda
yang mula-mula bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak
lurus beraturan.”
Untuk mengetahui demontrasi hukum newton I, ini contoh
prakteknya ada seorang aank yang menarik dengan cepat vas bunga
maka vas bunga akantetap di atas meja
Secara matematis dinyatakan sebagi berikut ini :
∑F = 0
Atau
Resultan gaya (Kg m/s2)
Hukum Newton I juga dapat dinyatakan bila sebuah benda dalam
keadaan diam maka benda itu akan tetap diam dan jika bergerak
dengan kecepatan tetap akan terus bergerak dengan kecepatan tetap
contohnya sebagai berikut :
1. ketika kita naik mobil tiba-tiba direm, maka badan cenderung ke
depan
194
ketika kita naik motor tiba-tiba di rem mendadak maka akan
terdorong kebelakang
2. Ketika kita nenarik kertas dengan cepat maka uang diatas
kertas seperti gambar diatas akan tetap ditempatnya
2. Hukum newton 2
Bunyi Hukum Newton 2 : “Percepatan sebuah benda
berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan
berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama
dengan arah gaya total yang bekerja padanya."
Apabila resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda tidak sama
dengan nol maka benda tersbut akan bergerak dengan sebuah
percepatan. Besarnya percepatan suatu benda sebanding dengan
resultan gayanya. Semakin besar resultan gaya yang bekerja pada
suatu benda, percepatannya akan semakin besar. Apabila percepatan
disimbolkan dengan a dan resultan gaya disimbolkan dengan ∑F,
Rumusan gaya Percepatan dihasilkan oleh suatu resultan yang
bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya,
searah dengan resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa
benda. Secara matematis hukum II Newton dirumuskan :
F = m.a
kDimana :
F = gaya (N)
m = massa benda (Kg)
a = percepatan (m/s2)
3. Hukum newton 3
Bunyi Hukum Newton 3 : “Setiap aksi akan menimbulkan
reaksi, jika suatu benda memberikan gaya pada benda yang
lain maka benda yang terkena gaya akan memberikan gaya
yang besarnya sama dengan gaya yang diterima dari benda
pertama, tetapi arahnya berlawanan“.
Jika benda A gaya pada benda B( gaya aksi ), maka benda B juga
akan memberikan gaya pada benda A ( gaya reaksi ). Kedua gaya
195
tersebut mempunyai besar yang sama tetapi mempunyai arah yang
berlawanan. Kedua gaya aksi dan reaksi tersebut bekerja pada benda
yang berbeda. Pernyataan hukum III Newton dalam persamaan
dinyatakan sebagai berikut : F aksi = - F reaksi, contoh penerapan
hukum Newton III adalah ketika kita sedang meluncurkan roket air
maka roket air dapat meluncur ke atas karena ada gaya dorong air ke
bawah.
Di bawah ini adalah contoh penerapan penerapan hukum Newton
III sedang melakukan peluncuran roket air.
Roket air merupakan contoh penerpakan Hukum Newton III yaitu
hukum aksi-reaksi dimana ada gaya dorong air ke bawah maka akan
terdorong roket ke atas. seperti pada gambar di atas
Terdapat rumus khusus pada Hukum Newton 3 ini masing-
masing unutk gaya gesek, gaya berat serta berat sejenis.
1. Rumus gaya gesek
Fg = u x N
Fg = gaya gesek (N)
u = koefisien gesekan
N = Gaya normal (N).
2. Rumus gaya berat
kw = m x g
w = Gaya berat (N)
m = massa benda (kg)
g = gravitasi Bumi (m/s2)
196
3. Rumus berat sejenis
s = p x g
s = berat jenis (N/m3)
p = massa jenis (kg/m3)
g = berat benda (N).
E. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran : Kooperatif learning
Metode pembelajaran : Make A Match
F. MEDIA PEMBELAJARAN
Media : Ekperimen
Alat : Menggunakan alat sederhana dalam kehidupan sehari hari
Bahan : Botol bekas, balon, sandal jepit, kertas buku, dan gelas cangkir
G. SUMBER BELAJAR
Buku :
Suparmin dkk. 2014. Fisika peminatan matematika dan ilmu alam untuk
VIII MTs.Surakarta: mediatama.
Surya,yohanes. 2009. Mekanika dan fluida buku 1. Tanggerang : PT
Kandel.
Kanginan, M. 2010. Seribu pena fisika untuk SMP/MTs. Jakarta :
penerbit Erlangga
197
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
NO Kegiatan pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa waktu
A . kegiatan pendahuluan
Tahap I. tahap pendahuluan
• Guru membuka pembelajaran
dengan mengucapkan salam
pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran.
• guru memeriksa kehadiran
peserta didik
• guru mengecek kesiapan siswa
untuk melaksanakan
pembelajaran hukum newton
Motivasi
• Guru memberikan gambaran
sebuah contoh dalam materi
hukum newton 1,2, dan 3
• Menjawab salam
dari guru dan
berdo’a bersama
• Siswa mengangkat
tangan saat guru
mengabsen nama
• Siswa menyiapkan
semua keperluan
sebelum
pembelajaran
• Siswa
mendengarkan
manfaat
mempelajari
tentang hukum
newton 1,2, dan 3
dalam kehidupan
sehari hari yang
disampaikan oleh
guru
10 menit
198
• Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dari pembelajaran
hukum newton
Pemberian Acuan
• Guru memberitahukan materi
pelajaran yang akan dibahas
yaitu tentang hukum newton
• Guru memberitahukan tentang
kompetensi inti, kompetensi
dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
• Guru mengarahkan pembentukan
kelompok untuk mengadakan
sebuah pratikum atau eksperimen
untuk peserta didik
• Siswa
mendengarka
tujuan
mempelajari
hukum newton
yang disampaikan
oleh guru
• Siswa menulis
materi yang
disampaikan oleh
guru tentang
materi hukum
newton
• Siswa
mendengarkan apa
yang disampaikan
oleh guru
• Siswa membentuk
kelompok yang
diarahi oleh guru
B. Kegiatan Inti
Tahap II. Tahap pembentukan / pengembangan konsep
1 Guru menggunakan metode studi pustaka, diskusi, demonstrasi, presentasi dengan
model kooperatif tipe Make A Match
199
2 Guru memfasilitasi sumber belajar melaluai perangkat pembelajaran berupa buku,
dan lembar penilaian
3 g. Starting new problem/ seting
permasalahan:
• Guru meminta siswa
mengajukan hipotesis
pemecahan masalah.
• Guru memberikan soal untuk
dikerjakan
peserta didik
• Siswa
mengikuti
intruksi dalam
pembagian
kelompok
oleh guru
• Siswa
menanyakan
tentang materi
yang telah
diberikan guru
20 menit
h. Problem follow-up / tindak lanjut
permasalahan
• Guru meminta data sesuai
dengan permasalahan pada
soal yang telah diberikan
• Siswa
menganalisis data
yang diperoleh
dalam kegiatan
penyelidikan,
Siswa
mengumpulkan
data sesuai
dengan
permasalahan
pada soal yang
diberikan
10 menit
200
• Performance presentation
/presentasi
• Guru akan melakukan
pembentukan kelompok yang
terdiri dari tiga kelompok
• Guru membimbing siswa dalam
bereksperimen tentang hukum
newton untuk memecahkan
masalah yang diberikan
• Guru akan membagikan sebuah
kartu pertanyaan dan kartu
jawaban kepada kelompok secara
acak
• Guru akan meminta kepada siswa,
bagi kelompok yang mendapati
sebuah kartu pertanyaan akan
mencocokkannya dengan kartu
jawaban kepada kelompok yang
• Siswa akan
melakukan
pembentukan
kelompok apa
yang
diarahkan oleh
guru
• Siswa akan
melakukan
eksperimen
sesuai
kelompoknya
masing
masing
• Siswa akan
menerima
sebuah kartu
pertanyaan
dan kartu
jawaban dari
seorang guru
• Siswa akan
mencocokkan
kartu yang
didapati
sebuah kartu
20
201
mendapati sebuah kartu jawaban
yang benar
• Guru meminta siswa menyajikan
atau mempersentasikan hasil
penyelidikan dan diskusi didepan
kelas
pertanyaan
dari setiap
kelompok
masing
masing
• Siswa akan
mendiskusika
n hasil diskusi
didepan kelas
i. After conclusion of problem /
simpulan ilmiah
• Guru mengamati dan
manilai sikap siswa dalam
melakukan ekspermien
hukum newton 1, 2, dan 3
• Setiap
kelompok
menulis
laporan
,merencanaka
n persentasi
laporan,menen
tukan
penyaji,moder
ator dan
notulis
202
• Guru memberikan kuis
untuk mengetahui
kemampuan peserta didik
dalam memecahkan
permasalahan terkait
dengan konsep hukum
newton
• Siswa
mengerjakan
kuis yang
telah
diberikan
C. Kegiatan Penutup
4 • Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
tentang pembelajaran hukum
newton yang telah dipelajarai jika
ada yang belum paham
• Guru mengintruksikan kepada
siswa untuk membuat kesimpilan
dari materi hukum newton 1,2,
dan 3
• Siswa yang belum
mengerti
menanyakan
kembali tentang
materi hukum
newton yang telah
dipelajari
• Setiap siswa
membuat
kesimpulan
tentang materi
hukum newton
1,2, dan 3 yang
telah dipelajari
203
• Guru memberikan Kartu
pertanyaan kepada siswa guna
mengetahui pemahaman siswa
tentang materi hukum newton1,2,
dan 3
• Guru mengakhiri pertemuan
dengan mengucap salam
• Siswa menulis
pertanyaan dari
kartu tersebut dan
menyelesaikannya
yang diberikan
oleh guru
• Siswa menjawab
salam yang
diberikan oleh
guru
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. Penilaian kompetensi sikap (terlampir)
a. Teknik : Lembar penilaian cek
b. Waktu : Pada saat kegiatan pembelajaran
2. Penilaian kompetensi pengetahuan ( terlampir )
a. Teknik : Tertulis
b. Waktu : Esay
3. Penilaian kompetensi Keterampilan
a. Teknik : Ekperimen
b. Waktu : Pada saat pembelajaran
204
Jambi, 25 Agustus 2021
Mengetahui
Kepala sekolah Guru mata pelajaran
Lindawati, S.E Rustam Effendi, S. Pd
NIP.- NIP.-
205
J. PENILAIAN KOMPETENSI KOGNITIF
LEMBAR PENILAIAN ESAY
SoalKerjakan soal berikut dibawah ini dengan benar, dengan membaca
basmallah!!!
1. Perhatikan gambar dibawah ini!
Pada gambar diatas merupakan hukum ke 1 newton, mengapa
demikian! Jelaskan ?
2. Sebutkan contoh hukum ke 2 newton dalam kehidupan sehari hari?
3. Seorang remaja memiliki massa 52 kg. Jika percepatan gravitasi 10
m/s2. Hitunglah berat si remaja tersebut ?
4. Dua buah benda. Benda A dan benda B dengan massa 5 kg dan 2 kg,
mula mula diam dikerjakan gaya konstan sebesar 10 N. Berapa
percepatan benda A dan benda B tersebut?
5. Dalam hukum newton 2 menjelaskan bahwa semakin besar resultan
gaya yang bekerja pada suatu benda, percepatannya akan semakin
besar. Apabila percepatan disimbolkan dengan a dan resultan gaya
disimbolkan dengan ∑F, Rumusan gaya Percepatan dihasilkan oleh
suatu resultan yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus
206
dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya dan berbanding
terbalik dengan massa benda!Jabarkanlah rumus dari penjelasan
diatas?
3. PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
a. Lembar observasi siswa
No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah Siswa
Presentase %
Keterangan
1 Mengamati Mendengarkan
penjelasan guru
tentang topik
tujuan dan
hasil belajar yang ingin
dicapai
Mendengarkan
penjelasan
pokok pokok
kegiatan yang
harus
dilakukan
siswa serta Tujuannya
Mendengarkan
penjelasan
pentingnya
topik
dalam kegiatan
belajar
Siswa
memperhatikan
guru
menyampaikan
tujuan
pelajaran
2 Menafsirkan Siswa mampu
menjelaskan
materi yang
disampaikan
oleh seorang Guru
207
3 Mendiskusikan Siswa tertib
saat pembagian
kelompok
Siswa
mendiskusikan
dengan
kelompok
masing masing
Siswa mampu
menjelaskan
hasil diskusi
kelompok yang
sedang
berlangsung
Siswa tertib
saat berdiskusi
mengumpulkan Formasi
4 Menganalisis Siswa mampu
menganalisis
materi apa yang
diajarkan oleh seorang guru
5 Menyimpulkan hasil Siswa menbuat
kesimpulan dari
permasalahan yang dibahas
6 Menerapkan Siswa
mempraktekkan
tentang
keterampilan
yang diajarkan
oleh seorang Guru
7 Mengkomunikasikan Siswa mampu
menjelaskan
kembali
pembelajaran
baik kepada
guru maupun kepada siswa
208
b. Lembar obsevasi guru
Aktivitas yang diamati Hasil
Ya Tidak
1 Guru memasuki kelas tepat waktu
2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses
Pembelajaran
3
Guru mengajuakn pertanyaan sepurar materi yangberkaitan
dengan materi yang akan dibahas
4
Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar
5
Guru menjelaskan mengenai hukum newton 1, 2, dan 3
6
Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang
gaya sentuh dan gaya tak sentuh
7
Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
materi yang sedang berlangsung
8
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
9
Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil
diskusi kelompok tentang hukum newton 1, 2, dan 3
10
Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang
memilki kerjasama yang baik
11
Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi gaya
sentuh dan gaya tak sentuh
12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan
13 Guru membimbing siswa berdo’a
209
14 Guru mengucapkan salam
Nilai = JumlahSkor
100
Jumlahsiswa
Kategori :
baik = 76 - 100
cukup = 56 - 75
kurang = < 56
210
Lampiran 21
Soal post test siswa siklus III
1. Perhatikan gambar dibawah ini!
Pada gambar diatas merupakan hukum ke 1 newton, mengapa demikian!
Jelaskan ?
2. Sebutkan contoh hukum ke 2 newton dalam kehidupan sehari hari?
3. Seorang remaja memiliki massa 52 kg. Jika percepatan gravitasi 10 m/s2.
Hitunglah berat si remaja tersebut ?
4. Dua buah benda. Benda A dan benda B dengan massa 5 kg dan 2 kg, mula
mula diam dikerjakan gaya konstan sebesar 10 N. Berapa percepatan benda
A dan benda B tersebut?
5. Dalam hukum newton 2 menjelaskan bahwa semakin besar resultan gaya
yang bekerja pada suatu benda, percepatannya akan semakin besar. Apabila
percepatan disimbolkan dengan a dan resultan gaya disimbolkan dengan
∑F, Rumusan gaya Percepatan dihasilkan oleh suatu resultan yang bekerja
pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan
resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda!Jabarkanlah
rumus dari penjelasan diatas?
211
Lampiran 22
Kunci jawaban
1. Karena resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol maka
benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak tetap bergerak
2. Melempar batu keatas secara vertikal, truk yang membawa massanya
sedikit, mendorong massa yang kecil, mendorong meja yang massa besar,
dan kucing besar mendorong kucing kecil
3. m = 52 kg
g = 10 m/s
w = m.g w
= 52. 10 w
= 520 N
4. Benda A
m = 5 kg
f =10 N
Ditanya a ?
f = m.a
a = f/m
a = 10 N/5 kg
a = 2 m/s
Benda B
m = 2 kg
f =10 N
Ditanya a ?
f = m.a
a = f/m
a = 10 N/2 kg
a = 5 m/s
5. f = m.a
Dimana :
213
Lampiran 23
Hasil nilai post tes siswa siklus III
No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas Kategori KPS
1 Agus Mulyadi 75 85 Tuntas - Sangat Baik
2 Diki Husaini 75 95 Tuntas - Sangat Baik
3 Dinda 75 90 Tuntas - Sangat Baik
4 Fina Bella Aulia 75 95 Tuntas - Sangat Baik
5 Helmi Hakim 75 95 Tuntas - Sangat Baik
6 Ilham Abi Manyu 75 85 Tuntas - Sangat Baik
7 Kaela Rarasati 75 95 Tuntas - Sangat Baik
8 Lidia Angga Sari 75 90 Tuntas - Sangat Baik
9 Mariatul Kitia 75 85 Tuntas - Sangat Baik
10 Putra Irawan 75 85 Tuntas - Sangat Baik
11 Putri Sumiyani 75 90 Tuntas - Sangat Baik
12 Raihan 75 85 Tuntas - Sangat Baik
13 Rani Sentyawati 75 95 Tuntas - Sangat Baik
14 Ranita Putri 75 85 Tuntas - Sangat Baik
15 Rekky Febriadi 75 85 Tuntas - Sangat Baik
16 Ririn Asri Anggraini 75 70 - Tidak Tuntas Baik
17 Risky Aditya 75 85 Tuntas - Sangat Baik
18 Sukrillah 75 95 Tuntas - Sangat Baik
19 Tegar Prakoso Zamhur 75 85 Tuntas - Sangat Baik
20 Yayang Rahmadani 75 65 - Tidak Tuntas Baik
21 Zaskia Ropioni Putri 75 85 Tuntas - Sangat Baik
Jumlah 1675
Nilai rata rata 79,7
Siswa yang tuntas 19
214
Siswa yang tidak tuntas 2
Skkor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase
%
81-100 Sangat Baik 19 90,4%
61-80 Baik 2 0,9%
51-60 Cukup - -
50 Kurang - -
Jumlah 21 100
k
215
Lampiran 24
Dokumentasi
1. Metode make a match
2. Eksperimen alat sederhana gerak dan gaya
3. Post test
216
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
( CURICULUM VITAE )
Nama : Sam’an
Jeni Kelamin : Laki Laki
TTL : Talang Pantai, 6 Februari 1998
Status : Belum Menikah
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Alamat Email : saman.sam0298@gmail.com
Alamat Asal : Desa Talang Pantai
Alamat Sekarang : -
No TLP : 085342836785
Motto : Kesuksesan Berawal Dari Kegagalan
Pengalaman Pendidika Formal
SD/MI : SD 90/II Talang Pantai
SMP/MTS : SMP.N 5 Muara Bungo
SMA/MA : MAN 2 Muara Bungo