penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair

11
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 58 BALAI MAKAM KECAMATAN MANDAU Oleh Reni Syafitri 1 , Hendri Marhadi 2 , Zulkifli 3 Abstrak The purpose of this research is to improve learning outcomes IPS fourth grade students in SD Negeri 58 Balai Makam.Subjek this study were fourth grade students of SD Negeri 58 Balai Makam with the number of students 30 people, with 13 male students and 17 female students. Research instruments include the syllabus, lesson plan, student worksheets. The results showed an increase in learning outcomes from the first cycle to the second cycle. Activities of teachers first cycle of 59.37% first meeting, a second meeting was 71.87%, an increase of 12.5%, in the first meeting of the second cycle of 84.37%, up from 12.5% the previous meeting, a second meeting 93.75% increased to 9.38%. Activity students first cycle increased from 67.85% at the first meeting, a second meeting to be 82.14%, an increase of 14.29%. While the second cycle of the first meeting of 85.71% increased by 3.57 from the previous meeting, a second meeting at 92.85% increased by 7.14%. Seen improved learning outcomes from an average baseline score of 66.33 increased to 72.83 at the first daily test, an increase of 9.79% and increased again 81 at the second daiy test, the number increased from the base to the second daily score was 14, 67%. Based on the results of the study it can be concluded that the application of cooperative learning model Think Pair Share (TPS) to improve learning outcomes IPS Elementary School fourth grade students in SD Negeri 58 Balai Makam. Keywords: Cooperatif Learning Type TPS, The Result of Social study I. PENDAHULUAN Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran IPS perlu dikembangkan model pembelajaran yang dapat menarik siswa agar bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran IPS dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa tersebut. Pendekatan yang diterapkan dalam pengajaran IPS, haruslah pendekatan multidimensional, atau ditinjau secara akademis harus interdisipliner atau multidisipliner. Inilah hakekat pelaksanaan pengajaran IPS, Sumaatmaja (Noviana, 2010:4). . Berdasarkan hasil ulangan harian mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 58 Balai Makam pada semester genap minggu ke IX tahun pelajaran 2012/2013 masih rendah yaitu dengan rata-rata kelas 66,33. Dari 30 siswa, hanya 11 orang (36,7%) yang hasil belajarnya tuntas atau mencapai KKM, dan siswa yang hasil belajarnya di bawah KKM atau tidak tuntas berjumlah 19 orang (63,3%).Sementara pembelajaran dikatakan tuntas secara klasikal adalah apabila 75% dari keseluruhan siswa dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu dengan memperoleh nilai 69,0. 1. Mahasiswa program studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Riau, NIM 0905137679 e-mail: 2. Hendri Marhadi, S.E.,M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Program Studi PGSD Jurusan ilmu Pendidikan FKIP Universitas Riau. e-mail: [email protected] 3. Drs. H. Zulkifli, S.Pd. sebagai Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Program Studi PGSD Jurusan ilmu Pendidikan FKIP Universitas Riau. e-mail: [email protected]

Transcript of penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR

SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA

KELAS IV SD NEGERI 58 BALAI MAKAM

KECAMATAN MANDAU

Oleh

Reni Syafitri1, Hendri Marhadi

2, Zulkifli

3

Abstrak The purpose of this research is to improve learning outcomes IPS fourth grade students in SD

Negeri 58 Balai Makam.Subjek this study were fourth grade students of SD Negeri 58 Balai

Makam with the number of students 30 people, with 13 male students and 17 female students.

Research instruments include the syllabus, lesson plan, student worksheets. The results

showed an increase in learning outcomes from the first cycle to the second cycle. Activities

of teachers first cycle of 59.37% first meeting, a second meeting was 71.87%, an increase of

12.5%, in the first meeting of the second cycle of 84.37%, up from 12.5% the previous

meeting, a second meeting 93.75% increased to 9.38%. Activity students first cycle increased

from 67.85% at the first meeting, a second meeting to be 82.14%, an increase of 14.29%.

While the second cycle of the first meeting of 85.71% increased by 3.57 from the previous

meeting, a second meeting at 92.85% increased by 7.14%. Seen improved learning outcomes

from an average baseline score of 66.33 increased to 72.83 at the first daily test, an increase

of 9.79% and increased again 81 at the second daiy test, the number increased from the base

to the second daily score was 14, 67%. Based on the results of the study it can be concluded

that the application of cooperative learning model Think Pair Share (TPS) to improve

learning outcomes IPS Elementary School fourth grade students in SD Negeri 58 Balai

Makam.

Keywords: Cooperatif Learning Type TPS, The Result of Social study

I. PENDAHULUAN

Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran IPS perlu dikembangkan model

pembelajaran yang dapat menarik siswa agar bersemangat dalam mengikuti proses

pembelajaran IPS dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa tersebut.

Pendekatan yang diterapkan dalam pengajaran IPS, haruslah pendekatan

multidimensional, atau ditinjau secara akademis harus interdisipliner atau

multidisipliner. Inilah hakekat pelaksanaan pengajaran IPS, Sumaatmaja (Noviana,

2010:4).

. Berdasarkan hasil ulangan harian mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 58

Balai Makam pada semester genap minggu ke IX tahun pelajaran 2012/2013 masih

rendah yaitu dengan rata-rata kelas 66,33. Dari 30 siswa, hanya 11 orang (36,7%)

yang hasil belajarnya tuntas atau mencapai KKM, dan siswa yang hasil belajarnya di

bawah KKM atau tidak tuntas berjumlah 19 orang (63,3%).Sementara pembelajaran

dikatakan tuntas secara klasikal adalah apabila 75% dari keseluruhan siswa dapat

mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu dengan memperoleh nilai 69,0.

1. Mahasiswa program studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Riau, NIM 0905137679 e-mail:

2. Hendri Marhadi, S.E.,M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Program Studi PGSD Jurusan ilmu

Pendidikan FKIP Universitas Riau. e-mail: [email protected]

3. Drs. H. Zulkifli, S.Pd. sebagai Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Program Studi PGSD Jurusan ilmu Pendidikan

FKIP Universitas Riau. e-mail: [email protected]

2

Rendahnya hasil belajar IPS siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

guru dalam mengajar masih dominan menggunakan metode ceramah, guru tidak

variatif yaitu: guru tidak menggunakan model pembelajaran dan guru tidak

menggunakan media/alat peraga, sehingga kurang mendorong berkembangnya

kemampuan berpikir siswa. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya siswa yang pasif

dalam memberikan pendapat dan mengajukan pertanyaan sewaktu guru menjelaskan

materi pelajaran, masih ada sebagian siswa yang daya saing belajarnya kurang, masih

kurangnya partisipasi dan kerja sama siswa dalam kelompok.

Melihat kondisi tersebut, maka penulis mencoba menerapkan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS), untuk meningkatkan hasil

belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 58 Balai Makam Kecamatan Mandau.

Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif dan

hubungan yang lebih baik antar siswa, dan dapat mengembangkan kemampuan

akademis siswa.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS), merupakan

teknik yang dikembangkan oleh Frank Lyman. Teknik ini memberikan siswa

kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan

dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa, yaitu memberi kesempatan

delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi

mereka kepada orang lain (Isjoni, 2009:112).

Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dan koleganya sesuai yang dikutip

Arends (1997) yang menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara

efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa

semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas

secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat

memberi siswa waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu (Komalasari,

2011:64).

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe think pair share menurut

Arends (Trianto, 2010:81-82) adalah sebagai berikut:

a. Langkah 1, berpikir (Thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir

sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau

mengerjakan bukan bagian berpikir.

b. Langkah 2, berpasangan (Pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa

yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat

menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan

apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu

tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

c. Langkah 3, berbagi (sharing)

3

Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan

keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif digunakan untuk

berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sekitar sebagian

pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dapat Meningkatkan Hasil

Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 58 Balai Makam Kecamatan Mandau.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV

SD Negeri 58 Balai Makam Kecamatan Mandau dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri 58 Balai Makam Kecamatan

Mandau. Penelitian ini berlangsung dengan 2 Siklus, waktu dari perencanaan sampai

penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester Genap tahun Ajaran

2012/2013., dengan jumlah siswa 30 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan

sebanyak 2 siklus dengan 6 kali pertemuan. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas kolaboratif. Peneliti dan guru bekerja sama dalam merencanakan

tindakan kelas dan merefleksi hasil tindakan. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh

peneliti dan guru kelas bertindak sebagai pengamat selama proses pembelajaran

berlangsung. Sesuai dengan jenis penelitian tindakan kelas kolaboratif ini, maka

desain penelitian tindakan kelas adalah model siklus dengan pelaksanaannya dengan

dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I terdiri dari perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil pengamatan dan refleksi pada

siklus I diadakan perbaikan proses pembelajaran pada siklus II.

Instrumen dalam penelitian ini yaitu Perangkat Pembelajaran yang terdiri dari

silabus, RPP, dan LKS kemudian instrumen pengumpul data yang terdiri dari

observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi.

Data yang diperoleh melalui lembar pengamatan dan tes hasil belajar IPS

kemudian dianalisis. Teknik analisis data yang akan digunakan adalah statistik

deskriptif yang bertujuan untuk mendiskripsikan data tentang aktifitas siswa dan guru

selama proses pembelajaran dan data tentang ketuntasan belajar IPS siswa.

Analisis data tentang aktivitas guru dan siswa didasarkan dari hasil lembar

pengatan selama proses pembelajaran. Lembar pengamatan berguna untuk mengamati

seluruh aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran dan

dihitung dengan menggunakan rumus:

1. Aktivitas Guru dan Siswa dengan rumus:

P = %100N

F

4

Keterangan: P = Angka presentase

F = Jumlah nilai aktifitas guru yang didapat

N = Jumlah nilai maksimal aktifitas guru

Interval kategori aktifitas guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1

Kategori Aktifitas Guru dan Siswa

NO Interval Kategori

1 90 s/d 100% Baik sekali

2 70 s/d 89% Baik

3 50 s/d 69% Cukup

4 30 s/d 49% Kurang

5 10 s/d 29% Kurang sekali

Sumber : KTSP,2007 (Parhusip, 2011:23)

Hasil belajar IPS siswa dikatakan meningkatakan apabila skor ulangan siklus I

dan ulangan siklus II lebih tinggi dari skor dasar terhadap KKM yang di tetapkan.

Skor ulangan siklus I dan ulang siklus II dianalisis untuk mengetahui ketercapaian

KKM yang ditetapkan. Hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus:

1. Ketuntasan individu dengan rumus :

KB = 100Tt

T

Keterangan:

KB = ketuntasan belajar

T = jumlah skor yang diperoleh siswa

Tt = jumlah skor total

Dengan kriteria apabila seorang siswa (individu) telah mencapai KKM yang

ditetapkan sekolah yaitu 65 dikatakan tuntas secara individu.

2. Peningkatan hasil belajar dengan rumus:

Keterangan:

P : Peningkatan Hasil Belajar

Posrate : Nilai sesudah diberikan tindakan

Baserate : Nilai sebelum diberikan tindakan

3. Ketuntasan Klasikal

Dikatakan tuntas apabila suatu kelas telah mencapai 80% dari jumlah siswa

yang tuntas, maka kelas itu dikatakan tuntas.

5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap persiapan peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan

yaitu berupa perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Perangkat

pembelajaran terdiri dari bahan ajar berupa silabus, RPP, Lembar Kerja Siswa.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pengamatan dan tes hasil

belajar IPS. Pada tahap ini ditetapkan bahwa kelas yang dilakukan tindakan adalah

kelas IV.

Tahap Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Pada penelitian ini proses pembelajaran menerapkan model pembelajara

kooperatif tipe Think Pair Share, dilaksanakan dalam enam kali pertemuan dengan

dua kali ulangan siklus. Siklus pertama dilaksanakan tiga kali pertemuan. Dua kali

melaksanakan proses pembelajaran dan satu kali Ulangan Harian I. Berdasarkan data

yang telah yang telah terkumpul kemudian dievaluasi guna menyempurnakan

tindakan. Kemudian dilanjutkan dengan siklus kedua yang dilaksanakan tiga kali

pertemuan.

Hasil Penelitian

Untuk melihat keberhasilan tindakan, data yang diperoleh diolah sesuai

dengan teknik analisis data yang ditetapkan. Data tentang aktivitas guru dan siswa.

Selama proses pembelajaran berlangsung diadakan pengamatan terhadap aktivitas

siswa dan guru. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada pertemuan

pertama, belum terlaksana sepenuhnya seperti yang direncanakan, disebabkan siswa

belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.

Sedangkan pada pertemuan berikutnya aktivitas guru dan siswa mulai mendekati

kearah yang lebih baik sesuai RPP. Peningakatan ini menunjukkan adanya

keberhasilan pada setiap pertemuan. Data hasil observasi guru dapat dilihat pada

Tabel Rata-rata peningkaan aktivitas guru pada siklus I dan siklus II pada Tabel

dibawah ini.

Tabel 3

Persentase Aktivitas Guru pada Siklus I dan Siklus II

Aktifitas Guru

Siklus Pertemuan Persentase Kategori

I 1 59,37% Cukup

2 71,87% Baik

II 1 84,37% Baik

2 93,75% Baik Sekali

Dari tabel di atas dapat dilihat perbandingan aktifitas guru selama 4 kali

pertemuan yang secara umum terdapat peningkatan penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS). Dimana pada pertemuan siklus I pertemuan

pertama diperoleh rata-rata 59,37% dan pertemuan kedua 71,87% meningkat 12,5

poin. Siklus II pertemuan ketiga skor rata-rata 84,37% meningkat dari pertemuan

6

sebelumnya sebanyak 12,5%, pertemuan keempat skor rata-rata 93,75% meningkat

9,38 poin. Aktifitas guru lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 1

Pesentase Aktifitas Guru Siklus I dan Siklus II

Data hasil observasi tentang aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II

yang disajikan dalam Tabel dibawah ini.

Tabel 3 Persentase Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II

Pertemuan1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4

Jumlah 19 23 24 26

Persentase (%) 67,85% 82,14% 85,71% 92,85%

Kategori Cukup Baik Baik Baik Sekali

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat aktifitas siswa selama proses

pembelajaran mengalami peningkatan. Pada siklus I pertemuan pertama persentase

67,85% dengan kategori cukup meningkat pada pertemuan kedua 82,14% dengan

kategori baik,. Peningkatan persentase aktifitas siswa pada siklus II, pertemuan ketiga

adalah 85,71% dengan kategori baik, dan pada pertemuan keempat meningkat

menjadi 92,85% terjadi peningkatan 7,14 % dengan kategori baik sekali. Peningkatan

aktifitas siswa dapat dilihat lebih jelas pada grafik di bawah ini:

7

Grafik 2

Persentase Aktifitas Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil

ketuntasan belajar ulangan harian I dan ulangan harian II yang disajikan pada Tabel

di bawah ini:

Tabel 4

Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Interval Kategori Ulangan Harian I

Siklus I

Ulangan Harian II

Siklus II

80 – 100 Baik sekali 10 (33,33%) 18 (60%)

70 – 79 Baik 13 (43,33%) 10 (33,33%)

65 – 69 Cukup 1 (3,33%) 2 (6,67%)

50 – 64 Kurang 6 (20%) -

0 – 49 Kurang sekali - -

Berdasarkan tabel di atas ketuntasan belajar siswa secara individu meningkat.

Pada siklus I terdapat 10 siswa (33,33%) yang nilai ulangan hariannya termasuk

dalam kategori baik sekali, 13 siswa (43,33%) yang nilai ulangan hariannya termasuk

dalam kategori baik, 1 siswa (3,33%) yang nilai ulangan hariannya termasuk dalam

kategori cukup, dan 6 siswa (20%) yang nilai ulangannya termasuk dalam kategori

kurang.

Pada siklus II meningkat yaitu: terdapat 18 siswa (60%) yang nilai ulangan

hariannya termasuk dalam kategori baik sekali, 10 siswa (33,33%) yang nilai ulangan

hariannya termasuk dalam kategori baik, 2 siswa (6,67%) yang nilai ulangan

hariannya termasuk dalam kategori cukup, dan tidak ada lagi siswa yang nilai

ulangannya termasuk dalam kategori kurang. Ketuntasan belajar siswa secara

individu lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini:

8

Grafik 3

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data siklus I dan siklus II maka penerapan model

pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran telah meningkatkan beberapa hal

seperti:

1. Peningkatan Aktivitas Guru

Dalam proses pembelajaran guru mendorong keaktifan untuk meningkatkan

hasil belajar siswa dengan melakukan pengelolaan kelas, membimbing dan

meningkatkan motivasi dalam proses pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap

meningkatnya hasil belajar siswa sesuai dengan peran guru.

Guru berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur

lingkungan belajar, perencanaan pembelajaran, supervisor, motivator, dan sebagai

evaluator. Pada siklus I pertemuan pertama 59,37%, pertemuan kedua 71,87%,

meningkat sebanyak 12,5 poin. Dan pada siklus II pertemuan ketiga 84,37%,

pertemuan keempat 93,75% meningkat sebesar 9,38 poin. Peningkatan aktifitas guru

pada setiap pertemuan ini sudah terlaksana dengan baik.

2. Peningkatan Aktivitas Siswa

Aktifitas siswa telah sesuai dengan perencanaan pembelajaran. Walaupun ada

beberapa indikator rata-rata aktifitas masih kurang selama pembelajaran kooperatif

tipr TPS, namun pada setiap pertemuan rata-rata aktifitas siswa mengalami

peningkatan. Hal ini terkait dengan bimbingan dan arahan guru selama proses

pembelajaran berlangsung. Melalui pembelajaran kooperatif tipe TPS ini siswa dilatih

berpikir bersama.

Terdapat peningkatan aktifitas siswa pada siklus I pada pertemuan pertama

67,85%, pada petemuan kedua 82,14%, meningkat sebanyak 14,29 poin. Peningkatan

aktifitas siswa pada pertemuan ketiga 85,71%, pada pertemuan keempat 92,85%

meningkat sebanyak 7,14 poin. Jadi dapat disimpulkan bahwa peningkatan siklus I ke

9

siklus II meningkat sebanyak 10,71 poin. Artinya peningkatan aktifitas siswa sudah

terlaksana dengan baik.

3. Hasil belajar siswa

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan ternyata hasil belajar siswa

setelah dilakukan tindakan dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share (TPS) lebih meningkat dibandingkan dengan hasil belajar siswa

sebelum diadakannya tindakan. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan nilai

ketuntasan belajar siswa dari skor dasar, UH I, UH II dengan menggunakan model

pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS).

Sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, ketuntasan

klasikal tidak tuntas dimana hasil belajar siswa yang tuntas 36,7% , yang tidak tuntas

63,3%. Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terjadi

peningkatan pada UH I dengan ketuntasan klasikal yang tuntas 76,67%, yang tidak

tuntas 23,33%. Dan pada UH II juga terjadi peningkatan ketuntasan klasikal yaitu:

yang tuntas sebesar 93,33%, dan yang tidak tuntas sebesar 6,67%.

Terjadinya peningkatan pada hasil belajar ini karena guru telah menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada proses pembelajaran. Model

pembelajaran kooperatif tipe TPS sangat tepat digunakan untuk meningkatkan hasil

belajar, karena pada model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa

untuk terlibat secara aktif dalam proses kegiatan belajar.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Peningkatan hasil belajar

siswa dapat dilihat dari aktifitas guru dan siswa. Disini siswa lebih senang belajar

kelompok dan melakukan percobaan dari pada hanya mendengarkan guru

menyampaikan pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Johnson

& Johnson ( Trianto 2010:57 ) menyatakan bahwa tujuan pokok pembelajaran

kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik

dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok, maka sendirinya

dapat memperbaiki hubungan antar siswa serta dapat mengembangkan keterampilan

belajar kelompok.

IV. SIMPULAN DAN SARAN

Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat

meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 58 Balai Makam. Hal ini

dibuktikan dengan meningkatnya hasil ulangan harian siswa dari skor dasar ke UH I

sebesar 72,83 dan dari UH I ke UH II sebesar 81. Penerapan model pembelajaran

Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan proses pembelajaran.

Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan aktifitas guru pada siklus I pertemuan

pertama adalah 59,37% dengan kategori cukup, pada siklus I pertemuan kedua

71,87% dengan kategori baik. Kemudian meningkat pada siklus II pertemuan pertama

menjadi 84,37% dengan kategori baik dan pada siklus II pertemuan kedua 93,75%

dengan kategori baik sekali. Dan juga diikuti peningkatan aktifitas siswa pada siklus I

pertemuan pertama adalah 67,85% dengan kategori cukup, pada siklus I pertemuan

10

kedua 82,14% dengan kategori baik. Kemudian meningkat pada siklus II pertemuan

pertama menjadi 85,71% dengan kategori baik dan pada siklus II pertemuan kedua

92,85% dengan kategori baik sekali.

Berdasarkan simpulan penelitian diatas, penulis menyampaikan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan

hasil pembelajaran. Hal ini disarankan kepada guru agar dapat menerapkannya di

sekolah untuk usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan

aktifitas guru dan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, sehingga model ini

sangat baik digunakan dalam proses pembelajaran.

V. UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan, rasa hormat, dan

ucapan trima kasih yang setulusnya kepada:

1. Dr. H. M. Nur Mustafa, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Riau.

2. Drs. Zariul Antosa, M.Sn selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FKIP Universitas Riau

3. Drs. H. Lazim N, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FKIP Univesitas Riau

4. Hendri Marhadi, S.E.,M.Pd selaku Pembimbing I dan Drs. Zulkifli, S.Pd. sebagai

Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasr FKIP Universitas

Riau yang telah membekali ilmu kepada peneliti.

6. Bapak kepala sekolah, guru dan siswa kelas IV SD Negeri 58 Balai MAkam yang

telah memberi kesempatan kepada peneliti selama penelitian berlangsung.

7. Keluarga, sahabat-sahabat, teman-teman mahasiswa seangkatan yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, semoga kebersamaan ini akan abadi. Semoga Allah SWT

memberikan keridhoannya atas bantuan semuanya.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi

Aksara.

Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Darmawanty, Dian. 2012. Proposal. Penerapan Model Kooperatif Tipe Make A

Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 058

Bukit Raya Kota Pekanbaru: Tidak diterbitkan.

Gimin, dkk. 2009. Model-model Pembelajaran. Pekanbaru : Cendikia Insani.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung

: Refika Aditama

Noviana, Eddy. 2010. Budaya Masyarakat Demokrasi. Pekanbaru : Cendikia Insani.

11

Parhusip, Periana. 2011. Skripsi. Penerapan Metode Pemberian Tugas Untuk

Meningkatkan Keterampilan Menulis Ringkasan Cerita Siswa Kelas V SDN

11 Pematang Pudu Kecamatan Mandau. Tidak diterbitkan

Permana, Erwin. 2012. Makalah Metode Think-Pair-Share. [online]. Tersedia : www.

blogspot.com. tgl 27 April 2012.

Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada

Media Group.

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media.

Sudjana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Syahrilfuddin. 2009. Psikologi Pendidikan. Pekanbaru : Cendikia Insani.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta :

Kencana Prenada Media Group.