penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a

234
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII MTS AINUL YAQIN KOTA JAMBI Diajukan sebagai untuk memperoleh salah satu gelar sarjana srata satu S1 ( SP.d ) SKRIPSI SAM’AN NIM. 206173320 JURUSAN TADRIS FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2021

Transcript of penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

MATCH DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

SISWA KELAS VIII MTS AINUL YAQIN KOTA JAMBI

Diajukan sebagai untuk memperoleh salah satu gelar sarjana srata satu S1

( SP.d )

SKRIPSI

SAM’AN

NIM. 206173320

JURUSAN TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2021

KEMENTRIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi

36365

NOTA DINAS

Kode

Dokumen

Kode Formulir Berlaku

Tgl

No

Revisi

Tgl

Revisi

Halaman

In.08-PS-05 In.08-FM-PS- 05-01

R-0 - 1 dari1

Hal : Nota Dinas

Lampiran : -

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi

Di Jambi

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

bahwa skripsi saudari:

Nama : Sam’an

NIM 206173320

Judul Skripsi : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a

match dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa

kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota Jambi

Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Program Studi Tadris Fisika sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia

pendidikan Guru Kelas Madrasah Tsanawiyah.

Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudari di atas dapat segera

dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

i

ii

Jambi, 25 Oktober, 2021

Mengetahui

Pembimbing I

Dr. H.M. Junaid, M.Pd.I

NIP. 195909121990031002

iii

KEMENTRIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi

36365

NOTA DINAS

Kode

Dokumen

Kode Formulir Berlaku

Tgl

No

Revisi

Tgl

Revisi

Halaman

In.08-PS-05 In.08-FM-PS- 05-01

R-0 - 1 dari1

Hal : Nota Dinas

Lampiran : -

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi

Di Jambi

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

bahwa skripsi saudari:

Nama : Sam’an

NIM 206173320

Judul Skripsi : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe .

Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Program Studi Tadris Fisika sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia

pendidikan Guru Kelas Madrasah Tsanawiyah.

Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudari di atas dapat segera

dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

iv

Jambi, 25 Oktober, 2021

Mengetahui

Pembimbing II

Lousiana Muliawati, M.Pd.

NIDN.2016068406

v

vi

KEMENTRIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi

36365

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai

syarat memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sultan Thaha Saifuddin Jambi, seluruhnya merupakan hasil karya saya

sendiri.

Adapun bagian bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip

dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas dan

sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Adapun kemudian hasil ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan

karya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian bagian

tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Jambi, 1 November 2021

Penulis

Sam’an

Nim : 206173320

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin....

Tiada kata lain yang pantas kuucapakan selain kata syukur kepada Allah SWT.

Jalan panjang dan berliku, penuh halangan dan rintangan yang mengiringi

penulisan skripsi ini yang telah membuatku yakin akan kebesaran-Mu. Dengan

kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah kupersembahkan

skripsi ini untuk yang termulia Almarhum Ayah Usman Semoga engkau di

tempatkan tempat yang terbaik di alam sana aamiin dan Ibu Syamsimar Do’amu

hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku pelukanmu berkahi

hidupku, diantara perjuangan dan lantunan do’a malammu. Untuk yang tersayang

kepada kakakku Ulfah dan abangku Shofian Atstsaury Nst yang telah

menyemangatiku sampai saat ini. Teruslah bermimpi untuk sebuah tujuan,

pastinya harus diimbangi dengan tindakan nyata, agar mimpi dan juga angan

tidak hanya menjadi sebuah bayangan semua untuk segenap keluarga besarku,

terimakasih atas do’anya motivasinya dan dukunganya selama ini Terimakasih

juga kepada teman-teman seperjuangan yang selalu mendukung dan memberikan

semangat dalam mengerjakan skripsi ini semoga kita senantiasa berada dalam

lindungan Allah SWT Teruntuk sahabat fisika angkatan 2017 semoga apa yang

kita cita-citakan tercapai Aamiin....

viii

ABSTRAK

Nama : Sam’an

Nim : 206173320

Prodi : Tadris Fisika

Judul : Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe make a match dalam

meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas VIII MTs Ainul

Yaqin Kota Jambi.

Penelitian ini mengkaji masalah yang berkaitan dengan Penerapan

model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match dalam meningkatkan

keterampilan proses sains siswa kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota Jambi.

Pendekatan dan metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

dengan 3 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu, tahap perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sedangkan pengumpulan data

dilakukan di kelas VIII dengan jumlah 21 orang siswa. Di Sekolah MTs

Ainul Yaqin Kota Jambi penelitian ini menemukan bahwa penerapan

model kooperatif tipe Make a Match dalam meningkatkan keterampilan

proses sains siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di kelas

VIII. Penelitian ini menunjukan bahwa keterampilan proses sains dalam

proses pembelajaran yang diukur dengan evaluasi pada siklus I, siklus II,

dan siklus III dengan jumlah nilai rata-rata ketuntasan keterampilan proses

sains siswa pada siklus I 19%, siklus II 28,5%, dan siklus III 90,4%.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan

pembelajaran kooperatif tipe make a match pada mata pelajaran ilmu

pengetahuan alam terpadu khususnya materi fisika siswa kelas VIII di MTs

Ainul Yaqin Kota Jambi.

ix

ABSTRACT

Name: Sam'an

Number : 206173320

Study Program: Tadris Physics

Title : The application of the Make A Match type cooperative learning model in

improving the science process skills of class VIII students of MTs Ainul

Yaqin Jambi City.

This study examines problems related to the application of the Make

A Match type cooperative learning model in improving the science process

skills of eighth grade students of MTs Ainul Yaqin Jambi City. The

approach and method of this research is classroom action research with 3

cycles, each cycle consists of 4 stages, namely, planning, implementation,

observation, and reflection stages. While the data collection was carried out

in class VIII with a total of 21 students. At MTs Ainul Yaqin School, Jambi

City, this study found that the application of the make a match type

cooperative model in improving students' science process skills in natural

science subjects in class VIII. This study shows that science process skills

in the learning process are measured by evaluation in cycle I, cycle II, and

cycle III with the average score of students in cycle I 19%, cycle II 28.5%,

and cycle III 90.4 %. Based on the results of this study, it can be said that

the application of cooperative learning type makes matches in integrated

natural science subjects, especially physics material for class VIII at MTs

Ainul Yaqin Jambi City.

x

MOTTO

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syiar-syiar

kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram,

jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qala'id (hewan-

hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-

orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan

keridaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka

bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu) kepada suatu kaum

karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu

berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu

dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong

dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh,

Allah sangat berat siksaan-Nya. (QS. Al-Ma'idah Ayat 2)

xi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan rasa syukur penulis ucapkan

sepenuhnya kepada Allah SWT, sehingga penulis diberikan kejernihan dalam

berfikir, ketenangan dalam berbuat, kekuatan dalam beraktifitas untuk

menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa MTs Ainul

Yaqin Kota Jambi”

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meperoleh gelar

serjana pendidikan pada jenjang pendidikan sastra satu program studi Tadris Fisika

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Selama penyusunan dan penulisan skripsi

penulis banyak mendapatkan bantuan, dukungan, dan masukan baik berupa ide

ataupun saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D, selaku rektor UIN Shlthan Thaha

Saifuddin Jambi

2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Shultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Boby Syefrinando, M.Si selaku ketua prodi Tadris Fisika Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Shultan Thaha Saifuddin Jambi

4. Bapak Dr. H. M. Junaid, M.Pd.I selaku dosen pembimbing I yang telah banyak

membantu dan memberikan pengarahan serta petunjuk dalam menyusun skripsi

ini.

5. Ibu Lousiana Mulliawati, M. Pd selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

membantu dan memberikan pengarahan serta petunjuk dalam menyusun skripsi

ini.

6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Shulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

xii

7. Ibu Lindawati, SE selaku kepala sekolah MTs Ainul Yaqin Kota Jambi yang

telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam memperoleh data lapangan

8. Bapak Rustam Effendi, S.Pd selaku guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

terpadu di MTs Ainul Yaqin Kota Jambi yang telah bersedia membantu dalam

uji coba lapangan.

9. Bapak dan ibu guru staf Tata Usaha MTs Ainul Yaqin Kota Jambi.

10. Adik-adik siswa-siswi kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota Jambi

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

NOTADINAS ............................................................................................................... i

PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI ................................................................ v

PERNYATAAN ORISINALITAS........................................................................... vi

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... v

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................................... viii

MOTTO ...................................................................................................................... x

KATA PENGANTAR ............................................................................................... xi

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... ...................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 7

C. Batasan Masalah ......................................................................................... 7

D. Perumusan Masalah .................................................................................... 7

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .................................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori .............................................................................................. 10

1. Tinjauan Pembelajaran ....................................................................... 10

2. Tinjauan Pembelajaran Kooperatif .................................................... 18

3. Pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match ................................... 22

4. Keterampilan Proses Sains ................................................................. 25

5. Kerangka Berpikir .............................................................................. 31

B. Studi Relavan ............................................................................................ 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................................. 33

xiv

B. Rancangan Tindakan ................................................................................ 34

C. Desain Penelitian ...................................................................................... 35

D. Keterampilan proses sains ........................................................................ 39

E. Kriteria Keberhasilan Tindakan ................................................................ 44

F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 44

G. Istrument Pengumpulan Data ................................................................... 46

H. Indikator Keberhasilan ............................................................................. 52

I. Teknik Analisis Data ................................................................................ 52

J. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian......................................................................................... 56

B. Pembahasan .............................................................................................. 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................ 104

B. Saran ....................................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA

CURICULUM VITAE

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen pembelajaran ......................................................... 12

Gambar 3.1 Desain penelitian tindakan kelas .............................................. 35

Gambar 4.1 Diagram batang hasil pre test ................................................... 59

Gambar 4.2 Diagram batang soal pre test ..................................................... 61

Gambar 4.3 Diagram batang hasil post tes siklus I ...................................... 73

Gambar 4.4 Diagram batang hasil post test siklus II .................................... 85

Gambar 4.5 Diagram batang hasil post test siklus III ................................... 97

Gambar 4.6 Persentase KPS dari setiap siklus ............................................. 98

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar nilai ualngan siswa melalui dokumentasi ........................... 4

Tabel 1.2 Persentase Nilai Siswa Ulangan ..................................................... 5

Tabel 3.1 Rubrik Keterampilan Proses Sains ............................................... 39

Tabel 3.2 Indikator Keterampilan Proses Sains ........................................... 43

Tabel 3,3 Kisi Kisi Lembar Observasi Guru Keteramplan Proses Sains ..... 47

Tabel 3.4 Kisi Kisi Lembar Observasi Siswa Keterampilan Proses Sains ... 48

Tabel 3.5 Pedoman Penilaian ....................................................................... 51

Tabel 3.6 Skor Presentase Keterampilan Proses Sains ................................ 51

Tabel 3.8 Jadwal Penelitian .......................................................................... 55

Tabel 4.1 Hasil Pre Test Keterampilan Proses Sains ................................... 57

Tabel 4.2 Kategori Keterampilan Proses Sains ............................................ 59

Tabel 4.3 Hasil Pre Test Keterampilan Proses Sains ................................... 60

Tabel 4.4 Kategori Nilai Pre Test Keterampilan Proses Sains ..................... 61

Tabel 4.5 Hasil Lembar Observasi Guru Siklus I ........................................ 65

Tabel 4.6 Hasil Lembar Observasi Siswa Siklus I ....................................... 67

Tabel 4.7 Nilai Post Test Siklus I ................................................................. 70

Tabel 4.8 Kategori Keterampilan Proses Sains Siklus I ............................... 72

Tabel 4.9 Hasil Lembar Observasi Guru Siklus II ....................................... 77

Tabel 4.10 Hasil Lembar Observasi Siswa Siklus II .................................... 79

Tabel 4.11 Nilai Post Test Siklus II ............................................................. 83

Tabel 4.12 Kategori Keterampilan Proses Sains Siklus II ........................... 84

Tabel 4.13 Hasil Lembar Observasi Guru Siklus III .................................... 89

Tabel 4.14 Hasil Lembar Observasi Siswa Siklus III .................................. 91

Tabel 4.15 Nilai Post Test Siklus III ............................................................ 95

Tabel 4.16 Kategori Keterampilan Proses Sains Siklus III .......................... 96

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus .................................................................................... 111

Lampiran 2 Rubrik ..................................................................................... 118

Lampiran 3 Soal esay pre test .................................................................... 120

Lampiran 4 Kunci jawaban pre test ................................................................ 121

Lampiran 5 Nilai pre test ........................................................................... 123

Lampiran 6 Lembar observasi guru siklus I ............................................... 125

Lampiran 7 Lembar observasi siswa siklus I ............................................. 127

Lampiran 8 Rencana pelaksanaan siklus I ................................................. 130

Lampiran 9 Soal post test siklus I .............................................................. 148

Lampiran 10 Kunci jawaban siklus I ......................................................... 149

Lampiran 11 Hasil nilai post test siklus I ................................................... 150

Lampiran 12 Lembar observasi guru sklus II ............................................ 152

Lampiran 13 Lembar observasi siswa siklus II .......................................... 154

Lampiran 14 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II ....................... 157

Lampiran 15 Soal post test siklus II ........................................................... 179

Lampiran 16 Kunci jawaban siklus II ........................................................ 181

Lampiran 17 Hasil nilai post test siklus II ................................................. 183

Lampiran 18 Lembar observasi guru siklus III .......................................... 185

Lampiran 19 Lembar observasi siswa siklus III ........................................ 187

Lampiran 20 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus III ...................... 190

Lampiran 21 Soal post test siklus III .......................................................... 210

Lampiran 22 Kunci jawaban post test siklus III ......................................... 211

Lampiran 23 Hasil nilai post test siklus III ................................................ 213

Lampiran 24 Dokumentasi penelitian ........................................................ 215

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk

mengemban potensi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem

pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjadikan proses

belajar dan mengajar menjadi pilar utama dalam membangun Negara Kesatuan

Republik Indonesia.(M.A Hertiavi, 2010).

Proses belajar merupakan salah satu upaya dalam merubah dan membentuk

diri seseorang (siswa). Perubahan tersebut dapat berupa perubahan sikap, ilmu

pengetahuan, pola fikir, serta pengalaman dan keterampilan. Oleh karena itu,

pelaksanaan proses pembelajaran dinilai sangat menentukan suatu keberhasilan

dalam mencapai tujuan belajar itu sendiri. Perkembangan proses pembelajaran

saat ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan teknologi informasi

& komunikasi. Perkembangan ini juga tentu berpengaruh kepada peserta didik

(siswa) yang merupakan aset yang berharga. Dalam pembentukan dan

menggali potensi siswa banyak metode dan strategi yang dilakukan dalam

proses pembelajaran untuk mendapatakan hasil yang lebih efektif dan efisien,

hal ini agar terciptanya peningkatan kualitas SDM (siswa). Perkembangan

potensi siswa bukan hanya pengembangan dari segi skill pada kompetensi saat

sekolah menengah atas, namun perkembangan potensi siswa juga harus dimulai

dari awal sekolah dasar, menengah, dan berkelanjutan.

1

2

Sekolah jenjang menengah yang salah satunya adalah Madrasah

Tsanawiyah (MTs) merupakan jenjang pendidikan lanjutan setelah sekolah

dasar (SD) pada pendidikan formal di Indonesia. Hal ini perlu dipahami

karena ini merupakan hal yang paling penting sebagai acuan dalam

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan di Tsanawiyah inipun

harus dilaksanakan secara terencana agar dapat mewujudkan proses

pembelajaran yang menyenangkan dan dapat mengembangkan potensi siswa

secara optimal, sehingga potensi yang dimiliki siswa dapat dikembangkan

secara baik dan aktif..

Salah satu pembelajaran dalam kurikulum satuan pendidikan menengah

(SMP/MTs) yaitu Ilmu pengetahuan alam (IPA) yang termasuk dalam

kelompok sains. Keterampilan dalam pembelajaran IPA memiliki peran

penting dalam perkembangan sikap ilmiah dan intelektual siswa. Siswa yang

memiliki keterampilan proses yang bagus, seharusnya prestasi akademiknya

juga bagus. Hal ini dikarenakan pembelajaran IPA/sains di SMP/MTs

menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui

penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. (E.

Rahayu, 2011). IPA mempunyai tiga komponen utama yaitu sikap, proses,

dan produk. Oleh karena itu, untuk mencapai produk pembelajaran IPA yang

optimal siswa perlu menguasai keterampilan proses IPA. Melalui

keterampilan proses siswa dapat membiasakan diri bersikap dan bekerja

secara ilmiah dan terbiasa memecahkan masalah secara ilmiah. Keterampilan

proses IPA dapat dilihat melalui mereka melakukan percobaan sehingga pada

akhir pembelajaran mereka bisa memahami secara detail pembelajaran

tersebut. Selain itu pembelajaran dikelaspun juga dapat mengembangkan

kognitif dan efektif terhadap siswa, mengembangkan psikomotorik siswa, dan

melatih siswa untuk berfikir kritis. Sebagaimana Permendiknas No. 22 Tahun

2006 menyebutkan bahwa pembelajaran IPA/sains sebaiknya dilaksanakan

secara inkuri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan

bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting

kecakapan hidup.

3

Peningkatan kemampuan siswa di sekolah dapat ditempuh melalui

berbagai cara antara lain dengan peningkatan kompetensi guru, peningkatan

isi kurikulum, penyediaan sarana prasarana pembelajaran, dan juga

peningkatan metode pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru tidak hanya

memiliki jenjang pendidikan yang tinggi tetapi dituntut untuk menciptakan

suatu pembelajaran yang kreatif dan inovatif pada pelajaran yang diampunya

yang akan membuat sebuah peningkatan dari hasil belajar siswa. Pada proses

pembelajaran sendiri guru sangat berperan penting dan memiliki tanggung

jawab yang berat sehingga dituntut profesionalitas yang tinggi dalam proses

pembelajaran, seperti penggunaan media dalam pembelajaran agar siswa

lebih mudah memahami pembelajaran yang disampaikan, metode

pembelajaran yang digunakan lebih bervariasi sehingga hal ini diupayakan

mampu meningkatkan hasil dan proses belajar siswa yang optimal.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari selasa tanggal 27

Oktober 2020, di MTs Ainul Yaqin Kota Jambi, dengan guru IPA terpadu

bernama Bapak Rustam Effendi, S.Pd bahwa pembelajaran IPA dianggap

mata pelajaran yang kurang menyenangkan, yang disebabakan oleh proses

pembelajaran yang hanya berpusat pada guru, dan dalam penyampaian materi

lebih banyak menggunakan ceramah dan pemberian tugas dan menyampaikan

materi pembelajaran IPA hanya sebatas menjelaskan dan memberikan tugas

sehingga siswa kurang tertarik dan cepat merasa bosan. Hal ini menyebabakan

siswa kurang memiliki motivasi dan semangat dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. Selain itu, kurangnya keterlibatan atau keaktifan siswa secara

langsung dalam kegiatan proses belajar mengajar sehingga siswa cenderung

pasif dalam proses pembelajaran yang juga berdampak pada rendahnya

belajar siswa pada pembelajaran IPA. Disamping cara mengajar guru yang

cenderung menggunakan metode ceramah dalam melakukan pembelajaran,

ketersediaan peralatan laboratorium pun juga masih kekurangan alat peraga

untuk melaksanakan praktikum. Hal ini mengakibatkan keterampilan proses

sains siswa masih kurang. Siswa belum mampu menemukan sendiri konsep

fisika yang telah dipelajari sehingga proses belajar siswa masih rendah, ini

4

ditunjukkan dengan nilai rata- rata nilai keterampilan proses sains yang

kurang dari 81%.

Dilihat dari nilai rata-rata mata pelajaran IPA, nilainya lebih rendah

dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya seperti PKn, Bahasa Indonesia,

dan Matematika. Hasil belajar IPA siswa masih mencapai rata- rata 68,02

dimana dari jumlah sebanyak 21 orang hanya 9 siswa yang mencapai kriteria

Ketuntasan keterampilan proses sains sementara yang belum mencapai kriteria

ketuntasan keterampilan proses sains masih terdapat 12 siswa, padahal batasan

KPS yang diterapkan adalah 81-100%. Sehingga dapat diambil kesimpulan

bahwa perbandingan antara siswa yang sudah mencapai kriteria Ketuntasan

keterampilan proses sains dan siswa yang belum mencapai sangatlah tidak

seimbang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, hendaknya pada

pembelajaran fisika guru lebih melibatkan peran siswa secara aktif dalam

pembelajaran. Pendekatan keterampilan proses yang merupakan pembelajaran

penelitian dapat meningkatkan potensi siswa dalam proses sains dan sikap

ilmiah.

Tabel 1.1 daftar nilai ulangan siswa melalui dokumentasi

No Nama siswa KKM Nilai Keterangan

1 Agus Mulyadi 75 60 Tidak Tuntas

2 Diki Husaini 75 85 Tuntas

3 Dinda 75 70 Tidak Tuntas

4 Fina Bella Aulia 75 55 Tidak Tuntas

5 Helmi Hakim 75 65 Tidak Tuntas

6 Ilham Abi Manyu 75 60 Tidak Tuntas

7 Kaela Rarasati 75 85 Tuntas

8 Lidia Angga Sari 75 85 Tuntas

9 Mariatul Kitia 75 60 Tidak Tuntas

10 Putra Irawan 75 90 Tuntas

11 Putri Sumiyani 75 90 Tuntas

12 Raihan 75 55 Tidak Tuntas

13 Rani Sentyawati 75 85 Tuntas

14 Ranita Putri 75 50 Tidak Tuntas

5

15 Rekky Febriadi 75 60 Tidak Tuntas

16 Ririn Asri

Anggraini

75 65 Tidak Tuntas

17 Risky Aditya 75 70 Tidak Tuntas

18 Sukrillah 75 95 Tuntas

19 Tegar Prakoso Zumhur

75 50 Tidak Tuntas

20 Yayang Rahmadani 75 85 Tuntas

21 Zaskia Ropioni Putri

75 85 Tuntas

Tabel 1.2 persentase nilai siswa ulangan

Nilai Perolehan KPS

Kriteria Jumlah Siswa Persentase

81-100% Tidak Tuntas 12 57,1%

81-100% Tuntas 9 42,8%

Jumlah 21 100%

Hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki permasalahan diatas

hendaknya guru mengupayakan segala macam cara dalam kegiatan

pembelajaran, termasuk pada penggunaan sebuah model pembelajaran.

Penggunaan model pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan tepat akan

sangat membantu dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

khususnya di sekolah menengah ini. Salah satu model pembelajaran yang

efektif adalah model pembelajaran kooperatif.

Komponen kurikulum yang dapat dikembangkan oleh guru salah satunya

adalah model pembelajaran yang merupakan suatu perencanaan atau pola yang

digunakan sebagi pedoman dalam merencanakan suatu proses pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

berorientasi pada peningkatan proses dan hasil belajar siswa , dimana para siswa

bekerjasama dan berdiskusi dalam kelompok untuk saling bantu membantu satu

sama lainnya dalam proses pembelajaran. Dan dalam hal ini peneliti

menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Make a Match.

Model pembelajaran kooperatif dengan tipe Make a Match ini merupakan

alternatif yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan keterampilan

proses sains siswa pada pembelajaran IPA (Fisika) di MTs Ainul Yaqin Kota

6

Jambi. Model pembelajaran ini memiliki karakter yang dapat memberikan

ruang gerak bagi siswa untuk saling berinteraksi dengan sesama siswa di dalam

kelas. Dengan adanya interaksi antar siswa dapat mengurangi rasa bosan siswa

ketika belajar di dalam kelas sehingga tingkat belajarnya juga semakin tingi.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dinilai mampu

meningkatkan keterampilan proses sains siswa terutama dalam pelajaran IPA

(Fisika).

Model pembelajaran koopeartif tipe Make A Match memiliki karakter yang

dapat memberikan ruang gerak bagi siswa untuk berinteraksi dengan sesama

siswa di dalam kelas. Dengan adanya interaksi antar siswa dapat mengurangi rasa

bosan siswa ketika belajar didalam kelas sehingga tingkat belajarnya juga

semakin tingi. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada pemebelajaran IPA

terutama pada materi gerak dan gaya. Berdasarkan Observasi awal dan

wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di sekolah MTs Ainul Yaqin Kota

Jambi pada hari selasa diketahui terdapat beberapa kendala dalam proses

pembelajaran IPA Terpadu antara lain, pembelajaran masih didominasi dengan

penerapan metode ceramah serta penugasan atau latihan-latihan mengerjakan

soal yang bersifat pengetahuan saja, sistem pembelajaran masih meningkatkan

hasil belajar dari pada prosesnya, diabaikannya pengembangan keterampilan

proses sains siswa (cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah),

pemahaman siswa terhadap konsep fisika masih rendah, kurangnya siswa dalam

pemecahan masalah, kegiatan siswa hanya mencatat dan mendengarkan

penjelasan guru, dalam mengerjakan soal-soal fisika, siswa langsung

menggunakan persamaan matematika tanpa melakukan analisis terlebih dahulu,

menebak rumus yang digunakan, dan menghafal contoh soal sebelumnya untuk

mengerjakan soal- soal yang lain. Selain itu sekolah ini juga belum memiliki

ruangan pratikum atau laboratorium sehingga siswa saat pratikum hanya dikelas

saja dan mengunakan alat terbatas.

Dari uraian latar belakang masalah tersebut, maka peneliti bermaksud untuk

mengatasi permasalahan tersebut dengan mengadakan suatu Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa, dengan

7

judul penelitian “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match

dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa Kelas VIII MTs Ainul

Yaqin Kota Jambi”. Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran

tersebut dapat meningkatkan proses dan hasil belajar dengan baik.

Oleh karena itu peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di

Sekolah Mts Ainul Yaqin Kota Jambi dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif dalam pembentukan kelompok berdiskusi agar siswa

bisa menguasai materi dalam kerjasama siswa agar bisa mudah dipahami materi

pembelajaran secara langsung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, ditemukan di atas diperoleh beberapa

identifikasi masalah maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan guru masih kurang sehingga guru cenderung

dengan menggunakan metode ceramah

2. Kegiatan belajar mengajar yang diterapkan guru kurang melibatkan siswa

3. Keterampilan proses sains belajar siswa masih rendah.

C. Batasan Masalah

Sehubungan dengan adanya beberapa masalah yang teridentifikasi maka

penulis membatasi masalah dalam penelitian ini. Batasan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini membatasi untuk kelas VIII dengan mengunakan model

Kooperatif Tipe Make A Match

2. Materi yang diajarkan pada penelitian ini yaitu tentang gerak dan gaya

3. Hasil belajar sebagai fokus dalam penelitian ini adalah KPS

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan cara model pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match ini dapat meningkatkan keterampilan proses

sains siswa kelas VIII di MTs Ainul Yaqin Kota Jambi?”.

8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan pada perumusan masalah,

maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui kreativitas siswa dalam proses belajar dengan berdiskusi

kerja sama pada pembahasan pokok materi gerak dan gaya.

b. Meningkatkan keterampilan proses sains siswa di kelas VIII di MTs Ainul

Yaqin Kota Jambi saat pembelajaran langsung.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

1. Menjadi bahan kajian lebih lanjut mengenai penerapan metode

pembelajaran kooperatif tipe Make a Match saat pembelajaran langsung.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pembuktian bahwa penerapan

dengan menggunakan metode kooperatif tipe Make a Match dapat

meningkatkan keterampilan proses siswa.

b. Manfaat praktis

1. Bagi guru: penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi,

gambaran, menambah wawasan dan pengalaman dalam melaksanakan

berbagai metode pembelajaran yang lebih efektif dalam pembelajaran

learning atau pemebelajaran langsung. Sehingga dengan metode yang

diterapkan tersebut siswa dapat meningkatnya proses belajar dan mudah

dipahami tentang materi apa yang disampaikan .

2. Bagi siswa: siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang

bermakna dan meningkatnya proses belajar siswa. Menciptakan

suasana belajar yang lebih menyenangkan dan menarik dalam

pembelajaran diskusi pembentukan kelompok disaat pembelajaran.

3. Bagi sekolah: penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan bagi sekolah untuk meningkatkan dan melaksanakan

metode pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif di MTs Ainul

Yaqin Kota Jambi.

9

4. Bagi penulis: sebagai panduan dan bahan pertimbangan dalam

melakukan penelitian tindakan kelas sehingga memperoleh proses

belajar yang lebih baik dan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar

strata 1 (S1) pada Prodi Tadris Fisika UIN STS Jambi.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Tinjauan pembelajaran

a. Pengertian pembelajaran

Proses pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat siswa

belajar, sehingga situasi tersebut merupakan peristiwa belajar (event

of learning) yaitu usaha untuk terjadinya perubahan tingkah laku dari

siswa. Perubahan tingkah laku dapat terjadi karena adanya interaksi

antara siswa dengan lingkunganya.

Gagne (1998: 119-120) menjelaskan bahwa terjadinya perubahan

tingkah laku tergantung pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam dan

faktor dari luar. Faktor dari dalam yang mempengaruhi belajar siswa

adalah keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Termasuk faktor

jasmani/aspek fisiologis seperti tonus (tegangan otot), kebugaran

tubuh siswa, faktor rohaniah/faktor psikologis seperti motivasi,

tingkat kecerdasan, bakat dan sikap siswa. Faktor dari luar yang

mempengaruhi belajar siswa meliputi faktor lingkungan sosial dan

non sosial, termasuk faktor sosial seperti guru dan teman-teman

sekolah, faktor non sosial seperti gedung sekolah, letak geografis

sekolah, lingkungan keluarga, cuaca dan waktu belajar yang

digunakan.

Chauhan (1979: 4) mengatakan bahwa pembelajaran adalah

upaya dalam memberi perangsang (stimulus), bimbingan,

pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar,

lebih lanjut Chauhan, (1979: 4) mengungkapkan bahwa, ”learning is

the process by which behavior (in the broader sense) is or changed

through practice or training.” (Belajar adalah proses perubahan

tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui

praktek atau latihan). Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga

10

11

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang

menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Belajar memegang

peranan penting dalam pembelajaran, karena dalam pembelajaran

terdapat peristiwa belajar dan peristiwa mengajar. Belajar adalah

aktivitas psychofisik yang ditimbulkan karena adanya aktivitas

pembelajaran. (Sunhaji, 2014)

Dari beberapa definisi tentang belajar di atas dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah proses berubahnya tingkah laku (change in

behavior) yang disebabkan karena pengalaman dan latihan.

Pengalaman dan latihan adalah aktivitas guru sebagai pebelajar dan

aktivitas siswa/peserta didik sebagai pembelajar. Perubahan perilaku

tersebut dapat berupa mental maupun fisik.

b. Komponen komponen pembelajaran

Pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu sistem, karena

pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan, yaitu

membelajarkan siswa. Sebagai suatu sistem, tentu saja kegiatan

belajar mengajar mengandung komponen. Proses pembelajaran

merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai

komponen yang satu sama lain saling berinteraksi, dimana guru

harus memanfaatkan komponen tersebut dalam proses kegiatan

untuk mencapai tujuan yang ingin direncanakan.

12

Gambar 2.1 komponen pembelajaran. (Sitopang, 2017)

Berikut ini adalah uraian dari komponen-komponen dalam

pembelajaran:

1. Guru dan Siswa

Di dalam UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

Nasional, Bab IV Pasal 29 ayat 1 disebutkan bahwa pendidik

merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, memiliki hasil pembelajaran,

melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat, terutama pada pendidik di

Perguruan Tinggi.

Guru adalah pelaku utama yang merencanakan, mengarahkan,

dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam

upaya memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada peserta didik

di sekolah. Seorang guru haruslah memiliki kemampuan dalam

mengajar, membimbing dan membina peserta didiknya dalam

kegiatan pembelajaran.16 Berdasarkan keputusan Menpan No. 26/

MENPAN/ 1989, Tanggal 2 Mei 1989 dijelaskan, bahwa guru

terlibat langsung dalam proses pendidikan. Oleh karena itu guru

memegang peranan yang sangat menentukan bagi tujuan

pendidikan. Guru haruslah meningkatkan kemampuan profesinya

Guru

siswa

evaluasi

Komponen

Pembelajara

tujuan

alat materi

metode

13

agar dapat melaksanakan tugas dengan baik. Pada kenyataan di

lapangan, banyak dijumpai masalah Penampilan (performance) guru

di depan kelas dalam KBM belum memuaskan, padahal kualifikasi

keguruannya beragam. Kemajuan dan perkembangan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) mulai menuntut adanya

penyesuaian dari guru untuk mengembangkan pendidikan di

sekolah.17 Dari kenyataan di lapangan tersebut, dapat dikatakan

bahwa seorang guru merupakan komponen yang sangat menentukan

dalam pelaksanaan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran

tidak dapat diaplikasikan tanpa adanya guru. Keberhasilan suatu

penerapan strategi pembelajaran sangat tergantung dengan guru

dalam menggunakan metode, teknik dan taktik pembelajaran.

Seorang guru yang memberikan materi pelajaran dengan hanya

sebatas menyampaikan materi pelajaran akan berdeda dengan

seorang guru yang menganggap mengajar adalah proses pemberian

bantuan kepada peserta didik. Sama halnya dengan guru, faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari

aspek siswa yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Terdapat

siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Perbedaan

tersebut tentunya memerlukan perlakuan yang berbeda. Sikap dan

penampilan siswa di dalam kelas juga merupakan aspek lain yang

mempengaruhi proses pembelajaran.19 Oleh sebab itu, peran siswa

juga sangat mempengaruhi guru dalam proses pembelajaran,

begitupun sebaliknya.

Dja’far Siddik mengungkapkan persoalan yang sering terjadi

antara guru dengan siswa adalah konsep pendidikan yang

memposisikan para guru atau pedidik yang dikelompokkan pada

proses pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher centered) atau

terpusat pada siswa (student centered). Dalam pendidikan Islam,

istilah fitrah manusia terdapat pada seluruh aspek rohaniah dan

jasmaniah manusia, baik berupa sifat dasar moral atau bakat

14

keterampilan yang dimiliki. Menurut pandangan Islam,

kecenderungan dan bakat yang dimiliki siswa akan dapat dilakukan

apabila siswa tersebut memperoleh pengalaman dan pengetahuan.

Maka, tidak semua yang ingin diketahui oleh siswa dapat diperoleh

dengan sendirinya tanpa bantuan guru. Siswa dan guru, masing-

masing mempunyai kedaulatan yang sama dalam hal bekerja sama

dalam proses pembelajaran. Konsep seperti inilah yang menjadikan

hadirnya dua pilihan, terpusat pada guru (teacher centered) ataukah

terpusat pada siswa (student centered). Jika dilihat dari posisi guru

yang menjadi pelaku aktif, maka pastilah memberikan peluang bagi

terlaksanakannya proses pembelajaran yang terpusat pada guru.

Sebaliknya, jika dilihat dari posisi siswa yang juga pelaku aktif,

maka dapat juga diberi peluang untuk melaksanakan proses

pembelajaran yang terpusat pada siswa.

2. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah faktor yang sangat penting dalam

proses pembelajaran. Dengan adanya tujuan, maka guru memiliki

pedoman dan sasaraan yang akan dicapai dalam kegiatan mengajar.

Apabila tujuan pembelajaran sudah jelas dan tegas, maka langkah

dan kegiatan pembelajaran akan lebih terarah. Tujuan dalam

pembelajaran yang telah dirumuskan hendaknya disesuaikan dengan

ketersediaan waktu, sarana prasarana dan kesiapan peserta didik.

Sehubungan dengan hal itu, maka seluruh kegiatan guru dan peserta

didik harus diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah

diharapkan.

3. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran adalah substansi yang akan disampaikan

dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya materi pembelajaran

proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Oleh karena itu, guru

yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai materi pelajaran

yang akan disampaikan kepada siswa. Materi pelajaran merupakan

15

satu sumber belajar bagi siswa. Materi yang disebut sebagai sumber

belajar ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan

pembelajaran. Suharsimi Arikunto memandang bahwa materi

pelajaran merupakan unsure inti yang ada di dalam kegiatan belajar

mengajar, karena bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk

dikuasai oleh siswa. Maka, seorang guru ataupun pengembang

kurikulum seharusnya tidak boleh lupa harus memikirkan sejauh

mana bahan-bahan yang topiknya tertera yang berhubungan dengan

kebutuhan siswa pada usia tertentu dan dalam lingkungan tertentu

pula. Pada umumnya, aktivitas siswa akan berkurang jika materi

pelajaran yang diberikan oleh guru tidak menarik perhatiannya

disebabkan cara mengajar yang mengabaikan prinsip-prinsip

mengajar. Sering sekali guru merasa telah menguasai materi

pelajaran dengan menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan

perkembangan bahkan jiwa siswa, dengan begitu maka guru akan

mengalami kegagalan dalam menyampaikan materi dan sebaliknya

pula, siswa akan mengalami kegagalan dalam menerima pelajaran.

Materi pembelajaran juga perlu dipilih dengan tepat agar dapat

membantu siswa untuk mencapai standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Pada hakikatnya, jenis materi pembelajaran

memerlukan strategi, media dan cara evaluasi yang berbeda-beda.

Ruang lingkup dan kedalaman materi pembelajaran sangat perlu

diperhatikan agar sesuai dengan tingkat kompetensinya. Urutan

materi pembelajaran perlu diperhatikan agar pembelajaran menjadi

terarah. Adapun cara mengajarkan/ menyampaikan materi

pembelajaran juga perlu dipilih secara tepat agar tidak salah

mengajarkannya.

4. Metode pembelajaran

Menurut J.R David dalam Teaching Strategies for College Class

Room yang dikutip oleh Abdul Majid, mengatakan bahwa

pengertian metode adalah cara untuk mencapai sesuatu. Untuk

16

melaksanakan suatu strategi digunakan seperangkan metode

pengajaran tertentu. Dalam pengertian demikian ini, maka metode

pembelajaran menjadi ssalah satu unsure dalam strategi belajar

mengajar. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk

menciptakan lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas guru

dan siswa terlibat selama proses pembelajaran.

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan

guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran dengan

tekhnik adalah dua hal yang berbeda. Metode pembelajaran lebih

bersifat procedural, yaitu berisi tahapantahapan tertentu, sedangkan

tekhnik adalah cara yang digunakan dan bersifat implementatif.

Dengan kata lain, metode dapat sama, akan tetapi tekniknya berbeda.

Metode pembelajaran suatu cara yang digunakan dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar,

metode sangat diperlukan oleh guru, penggunaan metode dapat

dilakukan secara bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi akan

memberikan suasana belajar yang menarik, dan tidak membosankan

bagi peserta didik. Akan tetapi, bisa saja penggunaan metode yang

bervariasi menjadikan kegiatan belajar tidak menguntungkan jika

penggunaan metode variasinya tidak tepat. Oleh karena itulah,

dalam menggunakan metode pembelajaran dibutuhkan kompetensi

guru untuk memilih metode yang tepat.

5. Alat pembelajaran

Alat pembelajaran adalah media yang berfungsi sebagai alat

bantu untuk memperlancar penyelengaraan pembelajaran aga lebih

efisien dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Alat atau

media pembelajaran dapat berupa orang, makhluk hidup, benda-

benda, dan segala sesuatu yang dapat digunakan guru sebagai

perantara untuk menyajikan bahan pelajaran.31 Pada dasarnya,

17

setiap alat pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Hal itu

sejalan dengan fungsi dari alat tersebut dalam setiap

penggunaannya. Oleh karena itu, dalam menggunakan alat

pembelajaran, perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut:

a. Alat pendidikan harus cocok atau sesuai dalam mencapai tujuan

pembelajaran tertentu

b. Pendidik memahami dengan baik peranan alat pembelajaran yang

digunakan serta dapat memanfaatkannya secara baik sesuai

dengan bahan/ materi pelajaran serta tujuan pembelajaran yang

telah ditentukan

c. Peserta didik dapat menerima dengan baik penggunaan alat

pembelajaran sesuai dengan kondisi dan latar belakang usianya,

dan bakat-bakatnya

d. Alat pembelajaran haruslah memberikan dampak atau hasil yang

baik serta tidak menimbulkan dampak negative terhadap

perkembangan akhlak agamanya, maupun terhadap

perkembangan fisik dan psikologisnya.

6. Evaluasi

Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem

pembelajaran. Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat

keberhasilan siswa dalam pembelajaran, akan tetapi juga berfungsi

sebagai umpan balik guru atas kinerja yang telah dilakukannya

dalam proses pembelajaran. Melalui evaluasi dapat diketahui

kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen dalam

pembelajaran. Dja’far Siddik mengungkapkan bahwa fungsi

evaluasi adalah:

a. Intensif untuk meningkatkan peserta didik belajar

b. Umpan balik bagi peserta didik

c. Umpan balik bagi pendidik

d. Informasi bagi orangtua/ wali

18

e. Informasi untuk lembaga.Dengan adanya evaluasi dalam

pembelajaran, sehingga guru akan mengetahui sejauh mana siswa

dapat memahami materi yang disampaikan. Apabila dalam proses

pembelajaran tidak ada evaluasi, maka guru, siswa, orangtua/

wali siswa, serta lembaga tidak akan mengetahui hasil yang

diperoleh dari pembelajaran. Oleh karena itu, evaluasi sangatlah

penting dalam proses belajar mengajar. (Sitopang, 2017)

2. Tinjauan pembelajaran kooperatif

a. Pengertian kooperatif learning

Menurut Depdiknas (2003:5) “Pembelajaran Kooperatif

merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa

yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar

untuk mencapai tujuan belajar”. Pembelajaran kooperatif

merupakan strategi belajar sejumlah siswa sebagai anggota yang

tingkat kemampuannya berbeda. Model pembelajaran kooperatif

bertujuan agar terdapat efek (pengaruh) diluar pembelajaran

akademik, khususnya peningkatan penerimaan antar kelompok serta

ketrampilan sosial dan ketrampilan kelompok sehingga terjadi

pembelajaran yang interaktif dan efektif. Model pembelajaran

kooperatif berkaitan dengan hal-hal yang menyebabkan anggota

bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok yang bertujuan

untuk membangkitkan motivasi individu untuk bekerjasama

mencapai tujuan kelompok. (Abdullah, 2017)

Menurut Bern dan Erickson kooperatif merupakan strategi

pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan

menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja sama

untuk mencapai tujuan belajar”.

Slavin menyatakan pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran

teman sebaya dimana peserta didik bekerja dalam kelompok kecil

yang memiliki latar belakang kemampuan yang berbeda. (Hartoto,

2016)

19

Cheong menyatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif

merupakan aktivitas berbasis kelompok dimana kelompok (

biasanya berisi 5-6 orang ) diberi tugas untuk diselesaikan agar siswa

dapat berdiskusi sehingga menjadi lebih aktif, mandiri dalam

belajar, dan lebih memahami konsep. Menurut Tatar pemebelajaran

kooperatif merupakan tingkat penting dari belajar aktif dimana

siswa didorong untuk berfikir, memutuskan seluruh proses belajar,

dan bertanggung jawab untuk belajar mereka sendiri. (nurwahidah,

2012)

Berdasarkan pendapat Hamdani (2011:30), model pembelajaran

kooperatif adalah rangkain kegiatan belajar peserta didik dalam

kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

dirumuskan. Pembelajaran kooperatif ini merupakan salah satu

bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham kontruktivis. Dalam

pembelajaran kooperatif diterapkan strategi belajar dengan sejumlah

peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,

setiap anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling

membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran

ini, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam

kelompok belum menguasai bahan pembelajaran. (Permata, 2020)

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa suatu pembelajaran kooperatif adalah model

pembelajaran dimana peserta didiknya bekerja sama antara satu

sama yang lain dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas

individu atau kelompok.

Metode pembelajaran cooperative learning sangat menekan pada

keaktifan peserta didik dalam belajar. Oleh sebab itu metode ini juga

sangat relevan dan cocok digunakan oleh guru di dalam suatu

pembelajaran. Penerapan metode mengajar ini menekankan pada

20

kerjasama dalam kelompok-kelompok kecil. Biasanya kerjasama

dilakukan dalam menguasai materi pelajaran yang pada awalnya

diberikan oleh guru. Apabila peserta didik berhasil mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan guru, sebaiknya kelompok yang berhasil

itu diberikan penghargaan sehingga lebih termotivasi lagi

mengerjakan tugas-tugas yang lainnya. Pemberian penghargaan ini

pada dasarnya berguna untuk memberdayakan fungsi-fungsi

kelompok dengan cara meningkatkan tanggung jawab masing-

masing Individu. Artinya setiap peserta didik bertanggung jawab

terhadap belajarnya.

Metode pengajaran cooperative learning adalah bentuk kerjasama

yang dilakukan peserta didik untuk mencapai tujuan bersama. Ada

juga yang memahami metode ini sebagai bentuk kerjasama dalam

kelompok-kelompok atau team-team untuk mempelajari (Asrul,

2015). jari konsep-konsep atau materi-materi pelajaran. Haidir dan

Salim sendiri menyimpulkan bahwa metode pengajaran cooperative

learning adalah suatu strategi atau pendekatan di mana peserta didik

saling berkerjasama dalam kelompok-kelompok kecil untuk

mempelajari materi-materi maupun konsep-konsep dalam rangka

mencapai tujuan bersama. (Salim, 2014)

b. Prinsip prinsip cooperative learning

1. Prinsip ketergantungan positif, keberhasilan suatu pembelajaran

kelompok sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap

anggota kelompok. Oleh karena itu, perlu disadari oleh setiap

anggota bahwa keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan

ditentukan oleh kinerja anggota,

2. Tanggung Jawab Perorangan, prinsip ini merupakan konsekuensi

dari prinsip yang pertama. Oleh karena itu, setiap anggota

memiliki tanggung jawab sesuai tugasnya. Setiap anggota harus

memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya,untuk

21

mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian terhadap

individu dan penilaian kelompok.

3. Interaksi Tatap Muka, pembelajaran kooperatif memberi

kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk

saling memberikan informasi. Interaksi tatap muka akan

memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota

kelompok dan menghargai setiap perbedaan dan memanfaatkan

kelebihan masing-masing.

4. Partisipasi dan Komunikasi, pembelajaran kooperatif melatih

siswa untuk dapat berpartisipasi dan berkomunikasi. Oleh sebab

itu sebelum proses belajar mengajar dimulai, guru sangat perlu

membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi dan

berpartisipasi.

c. Ciri ciri cooperative learning

1. Siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk

menuntaskan materi belajar.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah atau pengelompokkan secara heterogen.

3. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

(Abdullah, 2017)

d. Kelebihan cooperative learning

1. Melalui cooperative learning menimbulkan suasana yang baru

dalam pembelajaran.

2. Penggunaan cooperative learning merupakan suatu metode yang

efektif untuk mengembangkan program pembelajaran terpadu.

3. Dapat mengebangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan

reflektif.

4. Mampu mengembangkan kesadaran pada diri peserta didik

terhadap permasalahan permasalahan sosial yang terjadi di

lingkungan sekitarnya.

22

5. Metode cooperative learning mampu melatih peserta didik dalam

berkomunikasi seperti berani mengemukakan pendapat, berani

dikritik, maupun menghargai pendapat orang lain.

e. Kelemahan cooperative learning

1. Kemungkinan akan terjadi ketidakstabilan peserta didik di kelas.

2. Banyak peserta didik tidak senang apabila disuruh bekerja sama

dengan yang lain.

3. Perasaan was was pada anggota kelompok akan hilangnya

karakteristik atau keunikan pribadi peserta didik karena harus

menyesuaikan diri dengan kelompok.

4. Banyak peserta didik takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi

rata atau secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh

pekerjaan tersebut. (Tamak, 2017)

3. Pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

a. Pengertian Make a Match

Model pembelajaran Tipe Make a Match (mencari pasangan)

merupakan salah satu jenis dari model dalam pembelajaran

kooperatif. Model ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994).

Salah satu keunggulan model ini adalah siswa mencari pasangan

sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana

yang menyenangkan. (Makmur Sirait, 2013)

Menurut Shoimin (2014:99) Make a Match ialah model

pembelajaran yang menggunakan kartu jawaban dan kartu soal

dimana dalam pengaplikasiannya tiap siswa mencari pasangan kartu

yang berisi soal maupun jawaban dari materi belajar tertentu.

(Nisroha, 2018)

Make a Match atau mencari pasangan berbagi adalah merupakan

jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi

pola interaksi siswa. Karakteristik model Make a Match memiliki

hubungan yang erat dengan karakteristik siswa yang gemar bermain.

Pelaksanaan model Make a Match harus didukung dengan keaktifan

23

siswa untuk mencari pasangan dengan kartu yang sesuai dengan

jawaban atau pertanyaan dalam kartu tersebut. Siswa yang

pembelajarannya dengan model Make a Match aktif dalam

mengikuti pembelajaran sehingga siswa dapat mempunyai

pengalaman belajar yang bermakna. (Harison, 2016)

Model pembelajaran kooperatif yang peneliti gunakan adalah

model pembelajaran tipe Make a Match. Model pembelajaran tipe

Make a Match merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif

yang dikembangkan oleh Lorna Curran Model pembelajaran ini

adalah siswa diajak untuk mencari pasangan sambil belajar

mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang

menyenangkan. Siswa mencari pasangan dengan bantuan kartu-

kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu lainnya berisi

jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Siswa dibagi menjadi

3 kelompok yang terdiri dari kelompok pertanyaan, kelompok

jawaban, dan kelompok penilaian. Setelah terbentuk kelompok

siswa dibagikan kartu yang sudah diacak dan dilaksanakan proses

Make a Match tersebut. Setelah selesai mencari pasangan dan

melakukan penilaian, saatnya guru melakukan evaluasi dan

kesimpulan serta refleksi. Kemudian untuk siswa yang benar akan

mendapatkan reward, begitupun seterusnya sampai siswa benar-

benar paham akan materi tersebut. (Sundari, 2017)

Tahap-tahap dalam pembelajaran model Make a Match

mengharuskan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Dengan

aktivitas belajar yang tinggi menunjukkan tingginya proses belajar

yang dimiliki dan memungkinkan siswa untuk menguasai materi

pelajaran dengan lebih baik, sehingga dapat mencapai proses belajar

yang lebih baik. (Krisno Prastyo Wibowo, 2015)

Jadi kesimpulan dari pembahasan diatas bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Make a Match cocok digunakan untuk

meningkatkan rasa ingin tau siswa karena pada model pembelajaran

24

ini siswa diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa lain.

Suasana belajar di kelas akan tercipta adanya suasana permainan dan

kompetisi antara siswa untuk menyelesaikan masalah yang terkait

dengan topik pembelajaran serta adanya penghargaan (reward),

sehingga siswa dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan.

Adapun kelebihan dan kekurangan Make a Match antara lain :

b. Kelebihan Make a Match

1. Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan

kepadanya melalui kartu.

2. Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar.

3. Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media

pembelajaran yang dibuat oleh guru.

4. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.

5. Materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa lebih

menarik perhatian siswa.

6. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf

ketuntasan belajar secara klasikal.

7. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran

(Let them move).

8. Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis.

c. Kekurangan Make a Match

1. Sulit bagi guru mempersiapkan kartu kartu yang baik dan bagus

sesuai dengan materi palajaran.

2. Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran.

3. Sulit untuk membuat siswa berkonsentrasi. (Harison, 2016)

d. Tujuan Make a Match

Tujuan dari pembelajaran model Make a Match (Fachrudin,

2009:168) yaitu melatih siswa agar lebih cermat dan lebih kuat

pemahamannya terhadap suatu materi pokok dan siswa dapat dilatih

25

dengan berfikir cepat dan menghafal cepat sambil menganalisis dan

berinteraksi sosial dengan teman sebaya. (Esthi Santi, 2017)

e. Langkah langkah Make a Match

1. Guru meyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau

topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan

bagian lainnya kartu jawaban.

2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan

soal/jawaban.

3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

4. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan

kartunya. Misalnya : pemegang kartu yang bertuliskan nama

tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan

nama tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah).

5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas

waktu diberi poin.

6. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu

temannya (tidak dapat menemukann kartu soal atau kartu

jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati

bersama.

7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat

kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

8. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang

memegang kartu yang cocok.

9. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap

materi pembelajaran. (Suparwadi, 2015)

4. Keterampilan proses sains

1. Pengertian keterampilan

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI) keterampilan adalah

kecakapan untuk menyelesaikan tugas (Qodratillah, 2008: 1505).

Dari pengertian keterampilan menurut Kamus Bahasa Indonesia

26

(KBI) tersebut terdapat dua komponen yang saling berkaitan yaitu

kecakapan dan tugas atau pekerjaan. (Ahmad, 2017)

Menurut Gordon (1994 :55) Keterampilan merupakan

kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan

cepat, pengertian ini biasanya cenderung pada aktifitas psikomotor.

Selain itu pengertian menurut Nadler (1986:73)“ Skill merupakan

kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai

implikasi dari aktifitas, Dunnette (1976 : 33) mendefinisikan Skill

sebagai kapasitas yang membutuhkan untuk melaksakan beberapa

tugas yang merupakan pengembangan dari hasil training dan

pengalaman yang didapat. (Sulistyowati, 2019)

Menurut Reber (dalam Syah, 2010:117), keterampilan adalah

kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan

tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk

mencapai hasil tertentu. (Nupita, 2013)

2. Proses sains

Salah satu keterampilan yang dapat dikembangkan untuk

mempersiapkan guru abad 21 adalah keterampilan proses sains.

Toharudin, hendrawati dan Rustaman (2014) keterampilan sains

adalah keterampilan yang dapat digunakan untuk memahami

fenomena apa saja yang terjadi. Keterampilan ini diperlukan untuk

memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep, prinsip

dan hukum yang ada pada sains. Rustaman (2005:95)

mendefinisikan keterampilan proses sains merupakan keterampilan

yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan

menerapkan konsep-konsep, prinsip prinsip, hukum-hukum, dan

teori sains, baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik

(manual) maupun keterampilan sosial. Usman Samatowa

(2006:137) mengemukakan bahwa keterampilan proses sains

merupakan keterampilan intelektual yang dimiliki dan digunakan

27

oleh para ilmuwan dalam meneliti fenomena alam. (Lepiyanto,

2014)

Sains sebagai suatu proses atau cara untuk menemukan solusi

terhadap suatu masalah atau memahami suatu fenomena (kejadian)

di alam ini. Masalah atau kasus yang berhubungan dengan

fenomenafenomena serta pengalaman yang dialami siswa

membuat pembelajaran lebih bermakna sehingga siswa akan

terpengaruh untuk melakukan kegiatan ilmiah. (Prasasti, 2017)

Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-

keterampilan yang digunakan para ilmuwan untuk dapat

memecahkan suatu permasalahan dunia sains, dimulai dari

memahami masalah, merumuskan hipotesis, merancang

percobaan, membuktikan hipotesis, mengumpulkan data serta

merumuskan kesimpulan. (Richie Erina, 2015)

Keterampilan Proses Sains (KPS) meliputi kegiatan:

1. Mengamati, yaitu keterampilan mengumpulkan data atau

informasi melalui penerapan dengan indera berdasarkan

kegiatan yang dilakukan.

2. Menafsirkan, yaitu keterampilan untuk menganalogikan

suatu eksperimen dengan konsep yang ada.

3. Mendiskusikan, yaitu keterampilan untuk dapat bekerjasama

tim untuk membahas permasalahan.

4. Menganalisis, yaitu kemampuan untuk dapat menganalisis

permasalahan berdasarkan keterampilan mengamati yang

telah dilakukan.

5. Menyimpulkan hasil penelitian, yaitu keterampilan untuk

mengambil suatu kesimpulan dari serangkaian kegiatan yang

telah dilaksanakan setelah dilakukan analisis dan diskusi.

6. Menerapkan, yaitu mengaplikasikan hasil belajar berupa

informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori, dan

keterampilan.

28

7. Mengkomunikasikan, yaitu menyampaikan perolehan atau

hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar,

gerak, tindakan, atau penampilan. (Komikesari, 2016)

Kurikulum 2013 menekankan kepada penguatan proses

pembelajaran. Dalam hal ini siswa diharapkan mencari tahu bukan

hanya diberi tahu. Oleh karenanya tahapan tahapan proses

pembelajaran betul-betul harus diperhatikan dan ditekankan

kepada siswa. Tahapan proses dijabarkan dalam pendekatan

saintifik yang sejalan dengan metode ilmiah dalam pembelajaran

skains. Dalam pembelajaran sains bukan hanya menekankan

kepada penguasaan-penguasan produk saja, namun juga

penguasaan keterampilan proses serta sikap ilmiah. Keterampilan

proses dalam pembelajaran sains inilah yang dikenal dengan nama

keterampilan proses sains siswa. Keterampilan proses sains dasar

ini meliputi keterampilan mengamati, membuat dugaan (inferring),

mengukur, berkomunikasi, mengelompokkan, dan memprediksi.

(Ai Hayati Rahayu, 2017)

Pada kegiatan belajar mengajar terdapat berbagai macam

pendekatan yang dapat diterapkan guna mengoptimalkan hasil

proses belajar mengajar yang ingin dicapai. Salah satu pendekatan

yang dapat digunakan khususnya pada pengajaran ilmu sains (IPA)

yaitu pendekatan ketrampilan proses. Pendekatan ketrampilan

proses merupakan pendekatan belajar mengajar yang mengarah

kepada pengembangan kemampuan mental, fisik, sosial yang

mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam

diri siswa. (Wardani, 2008)

Salah satu upaya guru dalam meningkatkan keterampilan proses

sains siswa yakni dengan membuat siswa aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran didukung dengan metode,

model dan strategi yang dirancang oleh guru agar kegiatan

pembelajaran berpusat pada siswa. Dengan mendesain

29

pembelajaran, salah satunya dengan membuat siswa belajar secara

berkelompok dan melakukan suatu percobaan atau eksperimen

dapat membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Selain membuat siswa menjadi lebih aktif, siswa dapat

menggunakan keterampilan yang dimilikinya dari pembelajaran

yang dilakukan. Salah satu model pembelajaran berkelompok yang

sering dikenal sebagai pembelajaran kooperatif. (D. Rahmawati,

2014).

3. Tujuan keterampilan proses sains

Tujuan dari keterampilan proses sains siswa yakni sebagai

berikut:

a. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena dalam

siswa berprestasi secara efektif dan efesien dalam belajar

b. Menuntaskan hasil belajar siswa secara serentak, baik

keterampilan produk, maupun keterampilan kinerjanya

c. Menentukan dan membangun sendiri konsep serta dapat

mengidentifikasikan secara benar untuk mencegah terjadinya

miskonsepsi

d. Memperdalam konsep, pengertian, dan fakta yang dipelajarinya

karena dengan latihan proses keterampilan proses, siswa sendiri

yang berusaha mencari dan menentukan konsep tersebut

e. Mengembangkan pengetahuan teori atau konsep dengan

kenyataan dalam kehidupan bermasyarakat

f. Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan

hidup dalam bermasyarakat, karena siswa telah dilatih

keterampilan dan berpikir logis dalam memecahkan sebagai

masalah dalam kehidupan.

4. Kelemahan keterampilan proses sains

a. Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat

menyelesaikan bahan pengajaran yang ditetapkan dalam

kurikulum.

30

b. Memiliki fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak

semua sekolah dapat menyediakan.

5. Kelebihan keterampilan proses sains

a. Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran

atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada

hanya menerima kata guru atau buku

b. Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi

eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi

c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa

terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil

percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi

kesejahteraan hidup manusia

d. Siswa memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam

melakukan eksperimen

e. Siswa terlibat aktif mengumpulkan fakta dan informasi yang

diperlukan untuk percobaan

f. Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah

dan berfikir ilmiah

g. Dapat memperkaya pengalaman dan berpikir siswa dengan hal-

hal yang bersifat objektif, realitas dan menghilangkan

verbalisme

h. Melalui eksperimen siswa dapat menghayatki sepenuh hati dan

mendalam, mengenai pelajaran yang diberikan

i. Siswa dapat aktif mengambil bagian untuk berbuat bagi dirinya,

dan tidak hanya melihat orang lain, tanpa dirinya melakukan

j. Siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk

melaksanakan langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah.

Halini dilakukan melalui pengumpulan datadata observasi,

memberikan penafsiran serta kesimpulan. (Prasasti, 2017)

31

5. Kerangka Berfikir

Banyak faktor yang mempengharui keberhasilan siswa dalam

proses pembelajaran. Faktor yang perlu diperhatikan dalam

penciptaan suasana belajar yang efektif dan konusif bagi keberhasilan

pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar merupakan kegiatan

fisik maupun mental yang dilakukan siswa dalam interaksi dengan

materi.

Penciptaan suasana belajar yang efektif ditentukan oleh pemilihan

model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang dipilih

harus disesuaikan dengan tujuan pengajaranya, materi pelajaranya,

dan karateristik siswa. Model pembelajaran menentukan kejelasan

penyampaian bahan pelajaran kepada siswa sehingga pelajaran

tersebut dapat di tangkap, dipahami, dan digunakan siswa dengan

baik.

Untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam

proses pembelajaran diperlukan suatu strategi pembelajaran yang

tepat yang dilakukan oleh guru. Sebagai upaya untuk Meningkatkan

keterampilan proses sains, siswa karena keterampilan proses sains

siswa yang masih rendah, maka dari itu dibutuhkan sebuah model

yang tepat dan pelaksanaan yang optimal dari sebuah model. Untuk

dapat meningkatkan keterampilan proses sains.

Model pembelajaran yang diharapkan mampu menciptakan

kondisi tersebut adalah model pembelajaran Kooperatif Tipe Make a

Match Dalam meningkatkan keterampilan proses sains. Untuk

mempermudah dalam proses pembelajaran pada siswa kelas VIII MTs

Ainul Yaqin Kota Jambi.

B. Studi relevan

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang relavan atau berhubungan

dengan penelitian yang dilakukan pleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Penelitian berjudul" Penggunaan Pembelajaran Cooperative Learning

Tipe Make a Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam

32

Mata Pelajaran Matematika Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nahdatul

Ulama Purwosari Tahun Pelajaran 2014/2015” Berdasarkan penelitian

saudari Adeline, dikatakan bahwa dengan menggunakan pembelajaran

Cooperative Learning type Make a Match dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran matematika di kelas IV Madrasah

Ibtidaiyah Nahdatul Ulama Purwosari Tahun Pelajaran 2014/2015.

Pada siklus I diperoleh hasil belajar siswa mencapai rata-rata 64,5 dan

siklus II sebesar 73,75, artinya terjadi peningkatan sebesar 9,25.

Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada silkus I mencapai 75% dan

siklus II mencapai 85 %, mengalami peningkatan 10%.6.

2. Penelitian berjudul” Penerapan Metode Make a Match untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Al-Quran Hadits materi surat Al-lahab

Kelas IV MIN Rejotangan Tulungagung Tahun Ajaran 2012/2013”.

Tujuan peneliti ini adalah untuk mendeskripsikan adakah peningkatan

prestasi belajar Al-Quran Hadits materi surat Al-lahab Kelas IV MIN

Rejotangan Tulungagung dengan menggunakan metode make a match.

Dalam skripsi tersebut telah disimpulkan bahwa dengan penerapan

metode make a match dapat 50 meningkatkan prestasi belajar Al-Quran

Hadits. Hal ini di tunjukkan dengan prestasi belajar siswa yang

mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu pretasi belajar

siswa siklus I dengan nilai rata-rata 74,09 dan pada siklus II terdapat

peningkatan dengan nilai rata-rata 91,36.

Dari penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sama sama

menggunakan model tipe Make a Match.

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota

Jambi, alasan praktis pemilihan lokasi tersebut juga didasarkan beberapa

pertimbangan, yaitu:

a. Keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti baik dari segi tenaga

maupun efesien waktu.

b. Situasi sosial, sebelum mendapatkan izin formal untuk memasuki lokasi

tersebut peneliti telah mengadakan komunikasi informasi dengan

kepala sekolah dan wali kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota Jambi

sehingga mendapatkan izin secara formal pada tahun ajaran 2021/2022.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini di sekolah menengah dilaksanakan pada

semester ganjil tahun ajaran 2021/2022. Dan waktu penelitian mengacu

pada kalender akademik sekolah, karena memerlukan beberapa siklus

yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa sekolah

menengah kelas VIII dengan jumlah 21 orang siswa.

4. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu dengan

memaparkan gambaran serta penjelasan secara sistematis mengenai data-

data yang diperoleh dalam penelitian, sifat-sifat antara fenomena yang

diselidiki berdasarkan rumusan masalah. Metode deskriptif yang

digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk meneliti keadaan yang

action research sedang berlangsung (Fauziah, 2017). Penelitian ini

menggunakan jenis

34

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). penelitian tindakan berasal dari kata

action research dalam Bahasa Inggris. Beberapa istilah lain yang sama-

sama diterjemahkan dari kata, adalah riset aksi, kaji tindak, dan riset

tindakan. (Ekawarna, 2013)

Suharsimi menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata

yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Yang mana penelitian merupakan

kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang

bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah. Tindakan adalah sesuatu

gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan

yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus

kegiatan. Sedangakan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu

yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja,

melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata,

praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan guru.

(Syahrum, 2013)

B. Rancangan Tindakan

Dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota

Jambi. Jenis penelitian adalah eksperimen, sebagai variabel bebas adalah

penerapan model Pembelajaran kooperatif. Desain metode eksperimen yang

digunakan adalah pre test dan post test. Aspek belajar untuk mengetahui

(learning to know) berkaitan dengan penguasaan konsep materi yang dinilai

dari nilai pre test dan post test. Pemahaman pengetahuan ilmiah dasar dan

memperoleh informasi keterampilan sangat penting untuk kegiatan belajar

berikutnya.

Rancangan tindakan penelitian ini terdiri dari dua siklus yang setiap

siklusnya meliputi empat langkah yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3)

Pengamatan, dan (4) Refleksi. Data pada penelitian ini diambil pada setiap

siklus untuk kemudian dilihat bagaimana peningkatan proses belajar siswa di

setiap siklus. (Yamin, 2016).

35

Siklus 1

Siklus 2

C. Desain Penelitian

Adapun langkah-langkah penting di dalam penelitian tindakan kelas (PTK)

yaitu merencanakan, melaksanakan, mengamati dan merefleksi yang

merupakan suatu siklus yang akan di lakukan oleh peneliti kemudian siklus

selesai, jika peneliti menemukan hal baru yang belum tuntas di pecahkan maka

di lanjutkan ke sikus yang ke dua dengan langkah yang sama pada siklus

pertama. Berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama

peneliti akan mengikuti perencanaan, pelaksaan, pengamatan, dan refleksi

pada siklus kedua dan seterusnya. Dalam pengertian ini menganalisis model

dari Suharsimi Arikunto (Elfanany, 2013) yakni sebagai berikut:

Gambar. 3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas

Sumber : Suharsimi Arikunto dkk (2008)

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

?

36

Adapun penjelasan dari setiap tahapan model PTK di atas adalah

sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan siklus Ik

1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan metode

yang digunakan untuk penelitian.

2. Mempersiapkan instrumen penelitian atau lembar observasi untuk

mengamati siswa dan kegiatan guru di dalam kelas.

3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ).

4. Membuat media pembelajaran untuk melaksanakan pembelajaran.

b. Pelaksanaan siklus I

Pada tahap pelaksaan ini kegiatan yang dilakukan adalah

melaksanakan pembelajaran yang berorientasi :

1. Kegiatan awal

a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa.

b. Guru memberikan apersepsi.

c. Guru menyampaikan tujuan pelajaran.

d. Guru memberikan motivasi.

2. Kegiatan inti

a. Siswa menyimak penjelasan materi dari guru tentang materi

gerak dan gaya.

b. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok belajar dan bekerjasama

melakukan sebuah eksperimen tentang gerak dan gaya.

c. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep

atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal

dan bagian lainnya kartu jawaban.

d. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan

soal/jawaban.

e. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

f. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan

kartunya.

37

g. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas

waktu diberi poin.

h. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu

temannya (tidak dapat menemukann kartu soal atau kartu

jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati

bersama.

3. Kegiatan akhir

a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah di

pelajari.

b. Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya.

c. Guru menutup pelajaran dengan salam.

c. Pengamatan

Kegiatan observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan.

kegiatan observasi di lakukan untuk merekam proses yang terjadi selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dimana pada tahap ini peneliti

mengobservasi guru dan siswa di dalam kelas. Apakah kegiatan belajar

mengajar sudah sesuai dengan rencana yang di buat dan apakah sudah

memenuhi kriteria ketuntasan minimal.

d. Refleksi siklus 1

Refleksi merupakan bagian yang amat penting dalam memahami

dan memberikan makna terhadap proses perubahan hasil belajar yang

terjadi sebagai akibat dari adanya tindakan yang di lakukan. Refleksi ini

di gunakan dalam upaya menetapkan langkah selanjutnya apakah perlu

di adakan siklus berikutnya atau tidak. Kegiatan ini untuk

mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Pada refleksi ini,

menelaah kembali tahapan- tahapan pelaksanaan dari setiap model

kooperatif tipe Make a Match dalam meningkatkan keterampilan proses

sains siswa kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota Jambi. Dikatakan berhasil

apabila pencapaian siswa sudah ada peningkatan dari sebelum

dilaksanakannya tindakan yaitu memperoleh nilai 81 dan suatu kelas

dikatakan telah berhasil apabila terdapat 81% siswa dari keseluruhan

38

yang mengikuti proses pembelajaran. Apabila pada siklus I kriteria yang

ditargetkan belum mencapai, maka dilanjutkan pada tindakan siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Penelitian membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi

pada siklus I hanya saja guru lebih di maksimalkan dalam meningkatkan

keterampilan proses sains dan membimbing siswa.

b. Pelaksanaan

Penelitian melaksanakan pembelajaran dengan mengunakan

pembelajaran model kooperatif Make a Match dan tentunya berdasarkan

rencana pembelajaran hasil siklus I. Di setiap awal pembelajaran di

sampaikan indikator pembelajaran agar siswa mengetahui sarana yang

akan dicapai dalam proses pembelajaran.

c. Pengamatan

Penelitian melakukan pengamatan terhadap kegiatan keterampilan

proses sains siswa saat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan bantuan media

menggunakan kartu selama proses pembelajaran berlansung.

d. Refleksi

Penelitian melakukan refleksi tehadap pelaksanaan siklus II dan

memperbaiki kekurangan dan kelemahan dari pelaksanaan siklus II. Pada

refleksi ini, menelaah kembali tahapan-tahapan pelaksanaan dari setiap

tahapan-tahapan kooperatif tipe Make a Match dalam meningkatkan

keterampilan proses sains dikatakan berhasil apabila pencapaian siswa

sudah ada peningkatan dari pelaksanaan siklus I yang telah dilaksanakan

yang memperoleh nilai 75 dan suatu kelas dikatakan telah berhasil

apabila 75% siswa dari keseluruhan yang mengikuti proses

pembelajaran. Apabila pada siklus II kriteria yang ditargetkan belum

tercapai, maka di lanjutkan pada tindakan siklus III.

39

3. Siklus III

Siklus III merupakan perbaikan dari siklus II dimana tahap

pelaksanaanya sama dengan siklus II yaitu perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan siklus II ini

mengacu pada hasil refleksi dari siklus II. dan apabila data yang diperoleh

dari siklus III masih belum mencapai kriteria keberhasilan dan masih

memerlukan perbaikan, maka dilakukan perubahan rencana tindakan pada

siklus selanjutnya dengan mengacu pada hasil refleksi sebelumnya.

D. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang

digunakan para ilmuwan untuk dapat memecahkan suatu permasalahan dunia

sains, dimulai dari memahami masalah, merumuskan hipotesis, merancang

percobaan, membuktikan hipotesis, mengumpulkan data serta merumuskan

kesimpulan.

Sains sebagai suatu proses atau cara untuk menemukan solusi terhadap suatu

masalah atau memahami suatu fenomena (kejadian) di alam ini. Masalah atau

kasus yang berhubungan dengan fenomena fenomena serta pengalaman yang

dialami siswa membuat pembelajaran lebih bermakna sehingga siswa akan

terpengaruh untuk melakukan kegiatan ilmiah.

Tabel 3.1 Rubrik Keterampilan proses sains

Jenis

keterampilan

proses sains

Indikator Baik

sekali

4

Baik

3

Cukup

2

Kurang

1

Mengamati Mengump

ulkan data

atau

informasi

melalui

penerapan

Dengan

Siswa

mampu

mengump

ulkan

informasi

tentang

pratikum

Siwa

mampu

mengump

ulkan

informasi

tentang

Pratikum

Siswa

mampu

mengumpi

lkan

informasi

tentang

pratikum

Siswa

mampu

mengump

ulkan

informasi

ttnamun

40

indera

berdasarka

n kegiatan

yang

dilakukan

selama 15

menit

selama 10

menit

selama 5

menit

belum

benar

Menafsirkan Keterampil

an untuk

menganalo

gikan

suatu

eksperime

n dengan

konsep

yang ada

Siswa

mampu

menjelask

an materi

yang

disampaik

an oleh

seorang

guru 15

menit

Siswa

mampu

menjelask

an materi

yang

disampaik

an oleh

seorang

guru

selama 10

Menit

Siswa

mampu

menjelask

an materi

yang

disampaik

an oleh

seorang

guru

selama 5

menkit

Siswa

belum

mampu

menjelask

an materi

yang

disampaik

an oleh

seorang

guru

Mendiskusika

n

Keterampil

an untuk

dapat

bekerjasam

a tim untuk

membahas

permasalah

an

Siswa

mampu

menjelask

an hasil

diskusi

kelompok

yang

sedang

berlangsu

ng selama

15 menit

Siswa

mampu

menjelask

an hasil

diskusi

kelompok

yang

sedang

berlangsu

ng selama

10 menit

Siswa

mampu

menjelask

an hasil

diskusi

kelompok

yang

sedang

berlangsu

ng selama

5 menit

Siswa

belum

mampu

menjelask

an hasil

diskusi

kelompok

yang

sedang

berlangsu

ng

Menganalisis Kemampu

an untuk

Dapat

Siswa

mampu

mengana

Siswa

mampu

Menganali

Siswa

mampu

menganali

Siswa

mampu

menganali

41

menganalis

is

permasalah

an

berdasarka

n

keterampil

an

mengamati

yang telah

dilakukan

lisis

materi

apa yang

diajarka

n oleh

seorang

guru

sis materi

apa yang

diajarkan

oleh

seorang

guru

namun

masih ada

salah ½

sis materi

apa yang

diajarkan

oleh

seorang

guru

namun

masih ada

salah 3/4

sis materi

apa yang

diajarkan

oleh

seorang

guru

namun

masih

salah

Menyimpulk

an hasil

keterampil

an untuk

mengambil

suatu

kesimpula

n dari

serangkaia

n kegiatan

yang telah

dilaksanak

an setelah

dilakukan

analisis

dan diskusi

Siswa

mampu

membuat

kesimpula

n dari

permasala

han yang

dibahas

Siswa

mampu

membuat

kesimpula

n dari

permasala

han yang

dibahas

namun

masih ada

salah ½

Siswa

mampu

membuat

kesimpula

n dari

permasala

han yang

dibahas

namukn

masih ada

salah 3/4

Siswa

mampu

membuat

kesimpula

n dari

permasala

han yang

dibahas

namun

masih

masih

salah

Menerapkan mengaplik

asikan

hasil

belajar

berupa

Siswa

memprakt

ekkan

tentang

keterampil

Siswa

memprakt

ekkan

tentang

Keterampi

l

Siswa

memprakt

ekkan

tentang

keterampil

Siswa

belum

bisa

memprakt

ekkan

42

informasi,

kesimpula

n, konsep,

hukum,

teori, dan

keterampil

an

an yang

diajarkan

oleh

seorang

guru

an yang

diajarkan

oleh

seorang

guru 1/2

yang salah

an yang

diajarkan

oleh

seorang

guru ¾

yang salah

tentang

keterampil

an yang

diajarkan

oleh

seorang

guru

Mengkomuni

kasikan

menyampa

ikan

perolehan

atau hasil

belajar

kepada

orang lain

dalam

bentuk

tulisan,

gambar,

gerak,

tindakan,

atau

penampila

n

Siswa

mampu

menjelask

an

kembali

pembelaja

ran baik

kepada

guru

maupun

kepada

siswa

Siswa

mampu

menjelask

an

kembali

pembelaja

ran baik

kepada

guru

maupun

kepada

siswa

selama 15

menit

Siswa

mampu

menjelask

an

kembali

pembelaja

ran baik

kepada

guru

maupun

kepada

siswa

selama 10

menit

Siswa

belum

mampu

menjelask

an

kembali

pembelaja

ran baik

kepada

guru

maupun

kepada

siswa

43

Tabel 3.2 Indikator keterampilan proses sains

No Keterampilan proses sains Indikator keterampilan proses sains

1 Mengamati Keterampilan mengumpulkan data

atau informasi melalui penerapan

dengan indera berdasarkan kegiatan

yang dilakukan

2 Menafsirkan Keterampilan untuk

menganalogikan suatu eksperimen

dengan konsep yang ada

3 Mendiskusikan Keterampilan untuk dapat

bekerjasama tim untuk membahas

permasalahan

4 Menanalisis Kemampuan untuk dapat

menganalisis permasalahan

berdasarkan keterampilan

mengamati yang telah dilakukan

5 Menyimpulkan hasil Keterampilan untuk mengambil

suatu kesimpulan dari serangkaian

kegiatan yang telah dilaksanakan

setelah dilakukan analisis dan

Diskusi

6 Menerapkan Mengaplikasikan hasil belajar

berupa informasi, kesimpulan,

konsep, hukum, teori, dan

Keterampilan

7 Mengkomunikasikan Menyampaikan perolehan atau hasil

belajar kepada orang lain dalam

44

bentuk tulisan, gambar, gerak,

tindakan, atau penampilan

E. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Kriteria keberhasilan yang ditetapkan untuk aktivitas guru minimal berada

pada kategori cukup baik. Dengan demikian, proses pembelajaran pada siklus

ini jika terlaksana dengan baik. kriteria keberhasilan yang diperoleh untuk

aktivitas siswa minimal berada pada kategori cukup aktif. Dari hasil ini dapat

disimpulkan bahwa kriteria yang ditetapkan peneliti telah tercapai, Penelitian

ktindukan kelas (PTK) ini dikatakan berhasil apabila telah terdapat sedikitnya

81% siswa aktif dan mengikuti pembelajaran (Nupita, 2013). Keberhasilan

atau ketuntasan belajar dilihat berdasarkan hasil teş yang dipuroleh siswa.

Kritria ketuntasan Keterampilan proses sains 81-100% dikatakan berhasil atau

tuntas apabila setiap siswa mendapat nilai 81 sesuai dengan ketuntasan

keterampilan proses sains.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Data

yang valid dan lengkap sangat menentukun kualitas penelitian. Dalam penlitian

ini, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi,

berikut penjelasan tentang ketiga teknik tersebut.

1. Tes

Tes adalah sertetan pertanyaan atau latihan serta alat lain untuk

mengukur ketrampilan, pengetahuan ,intelegensi, kemampauan atau bakat

yang dimiliki oleh individual atau kelompok (Arikunto, 2012). Metode tes

digunakan untuk mendapatkan nilai hasil belajar kognitif siswa, jenis tes

yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk esay yang terdiri dari 5 soal.

2. Teknik observasi

Pengertian observasi pada konteks pengumpulan data adalah

tindakan atau proses pemgambilan informasi, atau data melalui media

45

pengamatan. Dalam melakulan observasi ini, penetiti menggunakan sarana

utama indera penglihatan. Melalui pengamatan mata sendiri, seorang guru

diharuskan melakukan pengamatan terhadap tindakan dan perilaku

responden di kelas atau di sekolah.

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara

sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak disiapkan secara

sistematis tentang apa yang akan diobservasi (Sugiyono, 2016). Dalam

penelitian ini peneliti melakukan observasi selama proses pembelajaran

dilakukan pengamatan tentang aktifitas siswa dan guru selama mengikuti

pembelajaran.

3. Wawancara

Pada penelitian ini wawancara dilakukan pada guru IPA kelas VIII

MTs Ainul Yaqin Kota Jambi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui

kegiatan belajar mengajar, metode dan model pembelajaran yang

digunakan, kondisi siswa dalam proses pembelajaran, tanggapan siswa dan

guru terhadap model pembelajaran kolaboratif yang diterapkan di kelas.

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam

satu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan

data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, tetapi apabila peneliti ingin mengetahui

hal-hal responden yang lebih mendalam.

Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang

diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan

atau keyakinan pribadi (Sugiyono, 2016).

Pada penelitian ini, penulis akan melakukan wawancara terstruktur

yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga

menyerupai ceklis per wawancara. Dalam penilitian ini teknik wawancara

dimaksudkan untuk memperoleh data dari narasumber seperti, kepala

sekolah, guru, dan siswa.

46

4. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,

dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental

dari seseorang. Metode dukumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal

atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2012). Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan teknik dokumentasi yang didapatkan dari

Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan silabus.

G. Instrument Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Lembar observasi

Lembar observasi merupakan catatan yang menggambarkan tingkat

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Observasi dilakukan dengan

melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai kegiatan guru dan siswa

selama pembelajaran.

Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pada proses

pembelajaran untuk mengukur KPS dan soal uraian hasil belajar kognitif

siswa pada saat pretest dan posttest. Aspek KPS yang diamati adalah

keterampilan mengamati, merumuskan hipotesis, merencanakan

percobaan, melakukan percobaan, menginterpretasi data, menerapkan

konsep dan keterampilan berkomunikasi. Proses analisis untuk data

Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa adalah sebagai berikut:

a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah jumlah skor dari

setiap aspek KPS

b. Persentase keterampilan proses sains. Pengkategorian Keterampilan

Proses Sains adalah sebagai berikut, sangat baik jika Keterampilan

Proses Sainsnya 81–100, baik jika nilai Keterampilan Proses Sainsnya

61–80, cukup jika nilai Keterampilan Proses Sainnya 51–60, kurang

jika nilai Keterampilan Proses Sainsnya 50. Sementara itu, soal hasil

belajar berbentuk soal uraian dengan jumlah butir soal sebanyak lima.

47

Untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa digunakan skor

pretest dan posttest. Peningkatan skor antara tes awal dan tes akhir dari

variabel tersebut merupakan indikator adanya peningkatan atau

penurunan hasil belajar pada pembelajaran fisika. (Komikesari, 2016)

Kegiatan observasi dalam penelitian tindakan kelas ini bersifat

observasi partisipasi lengkap, dimana peneliti terlibat sepenuhnya

dalam kegiatan subjek penelitian/sumber data. Ketika melakukan

pengamatan, peneliti membimbing pekerjaan yang dilakukan oleh

sumber data dalam suasana yang natural. Dikatakan natural karena

peneliti tidak terlihat sedang melakukan penelitian. Peneliti dan

observer bekerjasama untuk melihat dan mengamati proses

pembelajaran yang berlangsung dari awal hingga akhir pembelajaran.

Selanjutnya dianalisis setelah pembelajaran selesai.

Tabel 3.3 Kisi kisi lembar observasi guru keterampilan proses sains

No Aktivitas yang diamati Hasil

Ya Tidak

1 Guru memasuki kelas tepat waktu

2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses

Pembelajaran

3

Guru mengajuakn pertanyaan sepurar materi yangberkaitan

dengan materi yang akan dibahas

4

Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar

5

Guru menjelaskan mengenai gerak dan gaya

6

Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang

gerak dan gaya

48

7

Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang

materi yang sedang berlangsung

8

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok

9

Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulanhasil diskusi

kelompok tentang gerak dan gaya

10

Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang

memilki kerjasama yang baik

11 Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya

12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan

13 Guru membimbing siswa berdo’a

14 Guru mengucapkan salam

Tabel 3.4 Kisi kisi lembar observasi siswa keterampilan proses sains

No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah

Siswa

Presentase

%

Keterangan

1 Mengamati Mendengarkan

penjelasan guru

tentang topik

tujuan dan hasil

belajar yang ingin

Dicapai

Mendengarkan

penjelasan pokok

pokok kegiatan

yang harus

49

dilakukan siswa

serta tujuannya

Mendengarkan

penjelasan

pentingnya topik

dalam kegiatan

Belajar

Siswa

memperhatikan

guru

menyampaikan

tujuan pelajaran

2 Menafsirkan Siswa mampu

menjelaskan

materi yang

disampaikan oleh

seorang guru

3 Mendiskusikan Siswa tertib saat

pembagian

kelompok

Siswa

mendiskusikan

dengan kelompok

masing masing

Siswa mampu

menjelaskan hasil

diskusi kelompok

50

yang sedang

berlangsung

Siswa tertib saat

berdiskusi

mengumpulkan

Formasi

4 Menganalisis Siswa mampu

menganalisis

materi apa yang

diajarkan oleh

seorang guru

5 Menyimpulkan hasil Siswa menbuat

kesimpulan dari

permasalahan yang

Dibahas

6 Menerapkan Siswa

mempraktekkan

tentang

keterampilan yang

diajarkan oleh

seorang guru

7 Mengkomunikasikan Siswa mampu

menjelaskan

kembali

pembelajaran baik

kepada guru

maupun kepada

Siswa

51

2. Lembar tes

Lembar Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pada

setiap siklus. Lembar tes berisi soal yang mengacu pada indikator

pembelajaran yang diteskan kepada siswa yang bkertujuan untuk

mengetahui peningkatan keterampilan proses sains terhadap siswa setelah

diterapkan metode pembelajaraan koopertaif tipe Make a Match pada saat

pembelajaran langsung, Salah satu penilaian setiap soal mempunyai bobot

masing masing 20.

Tabel 3.5 pedoman penilaian

No Aspek penilaian Angka Huruf

1 Benar sekali 20 Dua puluh

2 Benar sedikit salah 15 Lima belas

3 Sebagian benar 10 Sepuluh

4 Salah sedikit benar 5 Lima

5 Tidak sama sekali benar 0 Nol

Tabel 3.6 skor persentase pseserta didik

Skor persentase peserta didik Kategori

81-100 Sangat baik

61-80 Baik

51-60 Cukup

50 Kurang

52

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan

keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran IPA dari siklus I, siklus II

ke siklus III yaitu : Adanya peningkatan proses belajar siswa dalam mata

pelajaran IPA dari siklus ke siklus, target yang ingin dicapai pada indikator

keberhasilan ini adalah peningkatan keteramplan proses sains siswa. Siswa

dengan kategori KPS sangat baik ≥81% skor KPS minimal siswa dengan

kategori baik 80% Peningkatan KPS minimal adalah 60% dengan kategori

cukup, dan 50% dengan kategori sangat kurang.

1. Wawancara

Teknik wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data dari

narasumber seperti kepala sekolah, guru, dan siswa. Terkait dengan

penerapan game flashcard ( kartu bergambar ) di kelas VIII MTs, adapun

pihak-pihak yang akan diwawancarai adalah sebagai berikut :

a. Kepala sekolah, materi wawancara yaitu tentang gambaran MTs Ainul

Yaqin Kota Jambi (sejarah berdirinya, letak geografis, visi dan misi,

kondisi siswa, guru, staf, sarana prasarana).

b. Guru, tanggapan tentang pembelajaran kooperatif dalam kerja sama

siswa di kelas VIII, sarana prasarana sekolah yang mendukung seperti

media pembelajaran, perangkat pembelajaran yang akan digunakan serta

rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan daftar dokumen yang akan digunakan

dalam penelitian ini antara lain RPP dan silabus.

I. Teknik analisis data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi

dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori menjabarkan kedalam

unit-unit, bahan-bahan lain. Sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya

dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data akan dilakukan sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.

53

Menurut Nasution dalam Sugiyono, analisis dimulai sejak merumuskan dan

menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus

menerus sampai penulisan hasil penelitian. Namun dalam penelitian ini,

analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan

pengumpulan data (Sugiyono, 2016).

Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif. Data

kualitatif digunakan untuk mengamati proses pembelajaran menggunakan

game kartu yang berisi sebuah pertanyaan dan jawaban, sedangkan data

kuantitatif digunakan untuk mengetahui hasil dari keaktifan siswa

menyelesaikan soal.

1. Analisi Kuantitatif

Analisis kuantitatif dilakukan untuk menguji perbedaan penguasaan

materi dari hasil postest pada penelitian, yaitu untuk melihat peningkatan

keterampilan proses sains siswa kelas VIII dengan menggunakan metode

Make A Match. Analisis data kuantitatif ini dihitung menggunakan rumus

sebagai berikut:

a. Untuk menghitung nilai rata-rata (Wulan, 2014)

Digunakan rumus: X = Σ

n

Keterangan:

X = Nilai rata-rata kelas

Σx = jumlah nilai tes siswa

n = jumlah siswa yang mengikuti tes

b. Untuk menghitung persentase

P = Jumlah skor perolehan ×100 %

Total skor

54

2. Data Kualitatif

Analisis Kualitatif dilakukan untuk melihat kegiatan belajar siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dicatat dalam lembar

observasi hasil belajar siswa. Sementara data yang terkumpul dari lembar

observasi dianalisis dalam bentuk presentase (%). Untuk menghitung

persentase, digunakan rumus sebagai berikut: (Wulan, 2014)

P = Jumlah skor perolehan ×100 %

Total skor

J. Jadwal Penelitian

Rencana waktu penelitian ini akan dilakukan selama enam bulan yaitu mulai

bulan Januari 2020 sampai Juni 2021. Rencana waktu ini masih bersifat

sementara, artinya dapat berubah sesuai situasi dan kondisi secara teknis

maupun kondisi lapangan. Berikut ini akan dberikan uraian tahapan yang

dilakukan selama penelitian dilaksanakan.

55

Tabel 3.7 Jadwal penelitian

No KEGIATAN

BULAN

JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOV DES

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul √

2 Penulisan Proposal √

3 Permohonan Dosesn Pembimbing

4 Bimbingan Dan Perbaikan Proposal

5 Seminar Dan Proposal √

6 Perbaikan Hasil Sempro

7 Pengurusan Izit Riset √

8 Pengumpulan Data Di Lapangan

9 Analisis Dan Penyususnan Laporan

10 Perbaikan Hasil Ujian Skripsi

11 Pengesahan Hasil Ujian Oleh Tim Penguji

12 Penyerahan Laporan √

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Keterampilan proses sains siswa kelas VIII mata pelajaran IPA terpadu

materi fisika di MTs Ainul Yaqin Kota Jambi masih rendah, hal ini dapat

dibuktikan dengan hasil tes awal (pre test) materi pokok bahasan gerak dan

gaya dengan sub materi gaya sentuh dan gaya tak sentuh yang diikuti dengan

jumlah siswa 21 orang dikelas VIII. Penelitian mengambil nilai pre-test peserta

didik pada kelas VIII sebagai nilai data awal.

Madrasah Tsanawiyah Ainul Yaqin Kota Jambi Kelurahan Lebak

Bandung Kota Jambi didirikan pada tahun 2000, lembaga ini merupakan

sekolah yang bernaung pada yayasan pendidikan islam Pondok pesanttren

Ainul Yaqin. Pada awalnya kegiatan pendidikan yang dilakukan yayasan

inibertempat disebuah rumah tempat tinggal Bapak Abdullah Syapandi, dengan

mengadakan pendidikan berupa pengenalan huruf hijaiyyah dan membaca Al-

qur’an yang telah dimulai sejak tahun 1984. Pesantren Ainul Yaqin. Namun

seiring dengan berjalannya waktu dan semakin tingginya minat masyarakat

terhadap pendidikan agama, maka pada tahun 2000 mulai di bangun ruang

belajar untuk Madrasah Tsanawiyah Ainul Yaqin 1 kelas dan pada tahun ajaran

2000/2001 Madrasah Tsanawiyah Ainul Yaqin mulai menerima siswa baru

dengan jumlah siswa 15 orang siswa. Madrasah Tsanawiyah Ainul Yaqin

Kelurahan Lebak Bandung Kota Jambi di bangun diatas tanah dengan luas ±

5.000 m2. Adapun tanah tersebut diperoleh dari Yayasan Ainul Yaqin.

Madrasah Tsanawiyah Ainul Yaqin Kelurahan Lebak Bandung Kota Jambi

beralamat di Jl. Batam RT> 25/02 Kel. Lebak Bandung Kec. Jelutung Kota

Jambi.

Sekolahan MTs Ainul Yaqin Kota Jambi ini memiliki guru IPA sebanyak

1 orang saja orang guru tersebut lulusan dari jurusan kimia dari berbagai

Universitas salah satunya Universitas Jambi, sekolahan ini baru berdiri pada

tahun 2000, sekolahan ini memilki fasilitas yang kurang lengkap mempunyai

laborotorium kurang memadai, alat pratikum masih kurang sehingga siswa

57

belum bisa sepenuhnya melakukan sebuah pratikum, sehingga jika mata

pelajaran yang mengharuskan untuk pratikum, sekolahan ini cukup pratikum

di ruangan kelas dan menggunakan alat pratikum sederhana.

Peneliti juga menyampaikan bahwa sebelum pelaksanaan pembelajaran

terlebih dahulu akan dilaksanakan tes awal (pre test) yang dilaksanakan pada

tanggal 27 juli 2021 sebelum melakukan penelitian pada tangal 28 juli 2021.

Dan akhirnya diperoleh kesepakatan dengan Guru mata pelajaran IPA

khususnya fisika kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota Jambi.

1. Analisis hasil pre test keterampilan proses sains siswa

Hasil perhitungan data pre test belajar siswa saat berkelompok dalam

berdikusi pada saat pembelajaran dapat diperoleh data sebaga berikut :

Tabel 4.1 hasil pre test keterampilan proses sains

No Nama

siswa

Keterampilan proses sains Skor KPS

%

Kategori

1 2 3 4 5 6 7

1 AM 3 2 1 2 2 3 3 16 57,1% Cukup

2 DH 3 2 2 2 1 1 2 13 46,4% Kurang

3 DN 2 2 3 3 3 3 2 18 64,2% Baik

4 FB 1 1 2 3 2 3 3 15 53,5% Cukup

5 HH 4 4 3 3 2 3 3 22 78,5% Baik

6 IA 1 2 2 1 2 2 3 13 46,4% Kurang

7 KR 2 2 1 2 1 1 2 11 39.2% Kurang

8 LA 3 2 3 1 3 2 2 16 57,1% Cukup

58

9 MK 1 1 2 3 2 2 2 13 46,4% Kurang

10 PI 2 3 2 3 3 3 2 18 64,2% Baik

11 PS 2 2 1 3 2 3 3 16 57,1% Cukup

12 RH 3 3 2 3 1 2 2 16 57,1% Cukup

13 RS 2 2 3 2 1 1 1 12 42,8% Kurang

14 RP 2 2 2 3 2 2 3 16 57,1% Cukup

15 RF 2 3 2 2 2 3 1 15 53,5% Cukup

16 RA 2 2 1 4 4 2 2 17 60,7% Cukup

17 RY 1 2 1 1 2 3 2 12 42,8% Kurang

18 SK 1 2 2 2 2 2 3 14 50% Kurang

19 TP 4 4 4 4 3 2 3 24 85.7% Sangat Baik

20 YR 2 3 2 4 4 1 1 17 60,7% Cukup

21 ZP 1 2 2 2 3 1 1 12 42,8% Kurang

Keterangan Table

Keterampilan 1 : Mengamati

Keterampilan 2 : Menafsirkan

Keterampilan 3 : Mendiskusikan

Keterampilan 4 :k Menganalisis

Keterampilan 5 : Menyimpilkan Hasil

Keterampilan 6 : Menerapkan

Keterampilan 7 : Mengkomunikasikan

59

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa presentase disetiap

Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa masih agak rendah, sebagai tabel

berikut:

Tabel 4.2 Kategori keterampilan proses sains

Skor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase %

81-100 Sangat Baik 1 0,4%

61-80 Baik 3 14,2%

51-60 Cukup 9 42,8%

50 Kurang 9 42,8%

Jumlah 21 100%

Dari tabel 4.2 mennujukan siswa dengan kategori sangat baik berjumlah 1

orang, siswa dengan katagori baik sebanyak 3 orang, siswa dengan katagori

cukup 9 orang, dan katagori kurang 9 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

gambar diagram batang Keterampilan Proses Sains (KPS) pada tabel 4.2 sebagai

berikut:

Gambar 4.1 diagram batang hasil pre tes keterampilan proses sains

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

60

2. Analisis pre test soal esay keterampilan proses sains

Hasil perhitungan data pre test soal esay belajar siswa dapat diperoleh

data sebaga berikut :

Tabel 4.3 hasil pre test soal esay keterampilan proses sains

No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas Kategori KPS

1 AM 75 60 - Tidak Tuntas Cukup

2 DH 75 70 - Tidak Tuntas Baik

3 DN 75 50 - Tidak Tuntas Kurang

4 FB 75 35 - Tidak Tuntas Kurang

5 HH 75 65 - Tidak Tuntas Baik

6 IA 75 70 - Tidak Tuntas Baik

7 KR 75 50 - Tidak Tuntas Kurang

8 LA 75 65 - Tidak Tuntas Baik

9 MK 75 55 - Tidak Tuntas Cukup

10 PI 75 45 - Tidak Tuntas Kurang

11 PS 75 30 - Tidak Tuntas Kurang

12 RH 75 20 - Tidak Tuntas Kurang

13 RS 75 60 - Tidak Tuntas Cukup

14 RP 75 55 - Tidak Tuntas Cukup

15 RF 75 90 Tuntas - Sangat Baik

16 RA 75 60 - Tidak Tuntas Cukup

17 RY 75 50 - Tidak Tuntas Kurang

18 SK 75 50 - Tidak Tuntas Kurang

19 TP 75 85 Tuntas - Sangat Baik

20 YR 75 55 - Tidak Tuntas Cukup

21 ZP 75 70 - Tidak Tuntas Baik

Jumlah 1190

Nilai rata rata 56,6

Siswa yang tuntas 3

Siswa yang tidak tuntas 18

61

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa presentase disetiap

Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa masih agak rendah, sebagai tabel

berikut:

Tabel 4.4 Kategori keterampilan proses sains pre test

Skor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase %

81-100 Sangat Baik 2 0,9%

61-80 Baik 5 23,8%

51-60 Cukup 6 28,5%

50 Kurang 8 38%

Jumlah 21 100%

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar diagram batang Keterampilan

Proses Sains (KPS) pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Gambar 4.2 Diagram batang pre test soal esay keterampilan proses sains

Data pada gambar 4.2 terlihat keterampilan proses sains siswa masih

rendah, jumlah siswa yang sudah mendapatkan kategori sangat baik 1 orang atau

0,4%% dari jumlah keseluruhan 21 siswa, sedangkan jumlah siswa yang

mendapatkan kategori baik 3 siswa atau 14,2%. Sedangkan kategori cukup 9

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

62

orang atau 42,8%, sedangkan jumlah siswa yang mendapatkan kategori kurang

9 orang atau 42,8% . Kemudian selanjutnya pada tabel 4.2 hasil pre test berupa

tes soal esay sebanyak 5 butir soal siswa belum mendapatkan kategori sangat

baik dalam keterampilan proses sains, siswa yang mendapatkan kategori sangat

baik 2 orang atau 0,9%, jumlah siswa yang mendapatkan kategori baik sebanyak

5 orang atau 23,8%, siswa yang mendapatkan kategori cukup sebanyak 6 orang

atau 28,5%, dan siswa yang mendapatkan kategori kurang sebanyak 8 orang atau

38% dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 21 orang. Sedangkan kriteria

keberhasilan Keterampilan Proses Sains siswa adalah 81-100 dengan kategori

sangat baik. Dari sini penelitian mulai melakukan penelitian tindakan kelas

(PTK) untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan keterampilan proses

sains siswa pada mata pelajaran IPA terpadu khususnya fisika pokok bahasan

gerak dan gaya di kelas VIII dengan mengunakan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Make a Match Dalam meningkatkan keterampilan proses sains

siswa kelas VIII Mts Ainul Yaqin Kota Jambi.

Menjawab hasi tes yang diperoleh maka penelitian akan melakukan

Penelitian pada siklus I, setiap siklus dilaksanakan dalam satu kali pertemuan.

Tindakan pembelajaran yang dilakukan pada setiap siklus disesuakian dengan

rencana pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu materi fisika dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dalam

meningkatkan keterampilan proses sains di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota

Jambi dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini melalui empat tahap yang

meliputi: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap

refleksi. Setelah melaksanakan tahap-tahap tersebut maka dipkeroleh data-data

yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatakan

keterampilan proses sains di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota Jambi.

1. Penelitian siklus I

Hal-hal yang dilakukan selama pelaksanaan siklus I yang dilaksanakan

pada hari Rabu tanggal 28 Juli 2021, padalah sebagai berikut:

63

a. Perencanaan

Perencanaan penelitian pada siklus I dengan menerapkan metode

pembelajaran kooperatif Tipe Make a Match dalam meningkatkan

keterampilan proses sains siswa di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota

Jambi, Peneliti mempersiapkan hal sebagai berikut:

1. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti RPP, dan bahan ajar

(buku panduan) yang digunakan dalam pembelajaran.

2. Menyiapkan dan menyusun instrument penelititan yang terdiri dari

lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa.

3. Menyiapkan media-media pembelajaran yang akan digunakan saat

pembelajaran berlangsung.

4. Menyiapkan alat dokumentasi berupa kemera untuk

mendokumentasikan pelaksanaan pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Juli 2021

pada pukul 08.00 WIB sampai dengan 09.00 WIB dengan berpedoman

pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I. Materi

pada pokok bahasan pertemuan ini adalah gerak dan gaya dengan sub

materi gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Kegiatan yang dilaksanakan

pada pertemuan ini meliputi:

a. Kegiatan awal

Pertemuan siklus pertama pada hari Rabu 28 Juli 2021 dilaksanakan

pada pukul 08.00 s/d 09.00 WIB, di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota

Jambi. Pada pertemuan pertama penelitian memasuki kelas dan

mengucap salam, kemudian guru meminta ketua kelas serta siswa

yang lain untuk merapikan tempat duduk serta berdoa sebelum

pelajaran dimulai. Setelah berdoa selesai guru menjawab salam dan

langsung mengecek kehadiran siswa satu persatu melalui absensi

kelas.

b. Kegiatan inti

64

Memasuki kegiatan inti selama waktu 60 menit, proses

pembelajaran dimulai dengan peneliti memberi pertanyaan untuk

memancing keaktifan siswa. Ketika diberi beberapa pertanyaan, siswa

dapat menjawab pertanyaan dengan cukup baik meskipun dengan

melihat jawaban di buku. Kemudian peneliti menjelaskan materi

tentang materi gerak dan gaya sub materi gaya sentuh dan gaya tak

sentuh, setelah itu peneliti membaca dan diikuti siswa, peneliti

menyuruh siswa untuk membagi 2 kelompok, kelompok A dan

kelompok B. Setelah itu bagi kelompok membahas tentang gaya

sentuh dan kelompok B membahas tentang gaya tak sentuh, setiap

kelompok akan mendiskusikan tentang materi didapati setiap

kelompoknya masing masing dan akan dipresentasikan hasil

kelompoknya masing masing. Setelah dipresentasikan kemudian

peneliti menjelaskan cara penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe make a match, kemudian peneliti menyiapkan kartu soal dan kartu

jawaban, langkah selanjutnya adalah peneliti membagikan kartu soal

Make A Match, siswa diminta mencari pasangannya sehingga

membentuk kelompok pasangan kelompok A dan kelompok B.

Kelompok A mendapatkan kartu pertanyaan setiap siswa masing

masing yang terdapat didalam kelompok A dan kelompok B

mendapatkan kartu jawaban setiap siswa masing msing yang terdapat

didalam kelompok B. Peneliti memberikan poin kepada siswa yang

lebih dahulu menemukan pasangannya, siswa yang sudah menemukan

pasangan diminta duduk berdekatan dan mengumpulkan hasil

kerjanya di papan tulis. Mengulang satu babak lagi. Setelah itu peneliti

menyuruh siswa untuk duduk kembali ke bangkunya masing- masing

seperti semula. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum difahami. Kemudian peneliti

menjelaskan hal-hal terkait materi yang belum difahami oleh siswa.

65

c. Kegiatan akhir

Di akhir pembelajaran (5 menit), peneliti memberikan evaluasi

secara lisan, setelah itu peneliti bersama-sama dengan siswa membuat

kesimpulan hasil dari pembelajaran hari ini, kemudian peneliti

mengumumkan materi yang akan dipelajari berikutnya, dan menyuruh

siswa belajar untuk persiapan pembelajaran siklus II materi gerak dan

gaya sub materi gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah

beraturan pada pertemuan berikutnya. Kegiatan pembelajaran diakhiri

dengan berdoa dan salam.

c. Pengamatan

Tabel 4.5 hasil lembar observasi guru

No Aktivitas yang diamati Hasil

Ya Tidak

1 Guru memasuki kelas tepat waktu √

2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses

Pembelajaran

3

Guru mengajuakn pertanyaan sepurar materi yangberkaitan

dengan materi yang akan dibahas

4

Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar √

5

Guru menjelaskan mengenai gaya sentuh dan gaya tak sentuh √

6

Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang

gaya sentuh dan gaya tak sentuh

7

Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang

materi yang sedang berlangsung

8 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok

Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil diskusi √

66

9 kelompok tentang gaya sentuh dan gaya tak sentuh

10

Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang

memilki kerjasama yang baik

11 Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi gaya

sentuh dan gaya tak sentuh

12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan √

13 Guru membimbing siswa berdo’a √

14 Guru mengucapkan salam √

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa kinerja guru sudah dilaksanakan

dengan baik. Dimana dari 14 aktivitas guru yang diamati oleh obsevasi

kinerja guru sudah dilaksanakan dengan baik, poin pertama guru memasuki

kelas tepat waktu, hal ini ditunjukkan dengan saat guru ingin memasuki

kelas yang ingin dimasuki guru sudah menunggu didepan kelas 5 menit

sebelum pergantian jam, poin kedua guru mengkondisikan siswa agar siap

mengikuti proses pembelajaran hal ini ditunjukan saat guru memulai

pelajaran guru memperhatikan kondisi kelas dan menanyakan kesiapan

siswa untuk belajar, poin ketiga guru mengajukan pertanyaan seputar materi

yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas, hal ini ditujukan saat guru

memberikan pertanyaan kebeberapa siswa tentang materi gerak dan gaya

sub materi gaya sentuh dan gaya tak sentuh, poin keempat guru

menyampikan indikator dan tujuan pembelajaran, hal ini ditunjukan saat

guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang ada di RPP,

poin kelima guru menjelaskan materi mengenai gerak dan gaya sub materi

gaya sentuh dan gaya tak sentuh, hal ini ditunjukan saat memulai pelajaran

guru menjelaskan materi tentang gaya gaya sentuh dan gaya tak sentuh

kepada siswa, poin keenam guru membimbing siswa mengumpulkan

informasi tentang getaran, hal ini dibuktikan saat siswa bertanya tentag gaya

sentuh dan gaya tak sentuh guru membimbing atau memberi arahan kepada

67

siswa tentang gaya sentuh dan gaya tak sentuh, poin ketujuh guru meminta

siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang sedang

berlangsung, hal ini ditujukan saat guru meminta salah satu siswanya untuk

bertanya tentang materi gerak dan gaya sub materi gaya sentuh dan gaya tak

sentuh yang sedang berlangsung, poin kedelapan guru membagi siswa

kedalam beberapa kelompok, hal ini ditunjukan saat guru membagikan 2

kelompok dari 21 siswa, poin kesembilan guru meminta siswa menjelaskan

kesimpulan hasil diskusi kelompok tentang gaya sentuh dan gaya tak sentuh,

hal ini ditunjuka saat guru meminta salah satu dari kelompok untuk

menyimpulkan hasil kelompoknya tentang materi gerak dan gaya sub materi

gaya sentuh dan gaya tak sentuh.

Tabel 4.6 Hasil lembar observasi siswa

No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah

Siswa

Presentase

%

Keterangan

1 Mengamati Mendengarkan

penjelasan guru

tentang topik

tujuan dan

hasil belajar

yang ingin

Dicapai

15 71,4% Baik

Mendengarkan

penjelasan

pokok pokok

kegiatan yang

harus

dilakukan

siswa serta

Tujuannya

10 47,6% Kurang

68

Mendengarkan

penjelasan

pentingnya

topik dalam

kkegiatan

Belajar

14 66,6% Baik

Siswa

memperhatikan

guru

menyampaikan

tujuan

Pelajaran

16 76,1% Baik

2 Menafsirkan Siswa mampu

menjelaskan

materi yang

disampaikan

oleh seorang

Guru

8 38% Kurang

3 Mendiskusikan Siswa tertib

saat pembagian

kelompok

10 47,6% Kurang

Siswa

mendiskusikan

dengan

kelompok

masing masing

12 57,1% Cukup

Siswa mampu

menjelaskan

12 57,1 Cukup

69

hasil diskusi

kelompok yang

sedang

berlangsung

Siswa tertib

saat berdiskusi

mengumpulkan

Formasi

16 76,1% Baik

4 Menganalisis Siswa mampu

menganalisis

materi apa yang

diajarkan oleh

seorang guru

9 42,8% Kurang

5 Menyimpulkan hasil Siswa membuat

kesimpulan dari

permasalahan

yang dibahas

11 52,3% Cukup

6 Menerapkan Siswa

mempraktekkan

tentang

keterampilan

yang diajarkan

oleh seorang

Guru

8 38% Kurang

7 Mengkomunikasikan Siswa mampu

menjelaskan

kembali

pembelajaran

baik kepada

8 38% Kurang

70

guru maupun

kepada siswa

Dari tabel 4.6 terlihat bahwa hasil observasi aktivitas siswa belum

terlaksana dengan baik, hasil yang diamati belum sesuai yang

diharapakan, hal itu menunjukan aktivitas siswa dalam belajar masih

rendah dan upaya untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa

belum terlaksana dengan baik. Pada siklus 1 aktivitas siswa dalam

katagori sangat baik tidak ada, aktivitas siswa kategori baik ada 4 poin.

Poin 1 Mendengarkan penjelasan guru tentang topik tujuan dan hasil

belajar yang ingin dicapai atau 71,4%, Poin 2 Mendengarkan penjelasan

pentingnya topik dalam kegiatan belajar 66,6%, poin 3 Siswa

memperhatikan guru menyampaikan tujuan pelajaran 76,1%, dan poin

ke 4 siswa tertib saat berdiskusi mengumpulkan formasi 76,1%. Siswa

dalam kategori cukup terdapat 3 poin, poin 1 Siswa mendiskusikan

dengan kelompok masing masing 57,1%, poin 2 Siswa mampu

menjelaskan hasil diskusi kelompok yang sedang berlangsung 57,1%,

dan poin 3 Siswa membuat kesimpulan dari permasalahan yang dibahas

52,3%. Dan siswa dalam kategori kurang terdapat 6 poin, poin 1

Mendengarkan penjelasan pokok pokok kegiatan yang harus dilakukan

siswa serta tujuannya 47,6%, poin 2 Siswa mampu menjelaskan materi

yang disampaikan oleh seorang guru 38%, poin 3 Siswa tertib saat

pembagian kelompok 47,6%, poin 4 Siswa mampu menganalisis materi

apa yang diajarkan oleh seorang guru 42,8%, poin 5 Siswa

mempraktekkan tentang keterampilan yang diajarkan oleh seorang guru

38%, dan poin ke 6 menjelaskan kembali pembelajaran baik kepada guru

maupun kepada siswa 38% dari jumlah keseluruhan 13 poin.

Tabel 4.7 Hasil nilai post test siswa keterampilan proses sains

No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas Kategori KPS

1 AM 75 35 - Tidak Tuntas Kurang

71

2 DH 75 85 Tuntas - Sangat Baik

3 DN 75 85 Tuntas - Sangat Baik

4 FB 75 10 - Tidak Tuntas Kurang

5 HH 75 45 - Tidak Tuntas Kurang

6 IA 75 60 - Tidak Tuntas Cukup

7 KR 75 45 - Tidak Tuntas Kurang

8 LA 75 70 - Tidak Tuntas Baik

9 MK 75 15 - Tidak Tuntas Kurang

10 PI 75 10 - Tidak Tuntas Kurang

11 PS 75 80 Tuntas - Baik

12 RH 75 55 - Tidak Tuntas Cukup

13 RS 75 95 Tuntas - Sangat Baik

14 RP 75 70 - Tidak Tuntas Baik

15 RF 75 80 Tuntas - Baik

16 RA 75 75 Tuntas - Baik

17 RY 75 50 - Tidak Tuntas Kurang

18 SK 75 90 Tuntas - Sangat Baik

19 TP 75 20 - Tidak Tuntas Kurang

20 YR 75 75 Tuntas - Baik

21 ZP 75 80 Tuntas - Baik

Jumlah 1230

Nilai rata rata 58

Siswa yang tuntas 9

Siswa yang tidak tuntas 12

Dari tabel 4.7 terlihat bahwa hasil nilai post test siswa belum terlaksana

dengan baik , hasil yang diamati belum sesuai yang diharapakan, hal itu

menunjukan aktivitas siswa dalam belajar masih rendah dan upaya untuk

meningkatkan keterampilan proses sains siswa belum terlaksana dengan baik.

72

Berdasarkkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa presentase hasil nilai post test siswa

disetiap Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa masih rendah, sebagai tabel

berikut:

Tabel 4.8 Kategori keterampilan proses sains

Skor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase %

81-100 Sangat Baik 4 19%

61-80 Baik 7 33,3%

51-60 Cukup 2 0,9%

50 Kurang 8 38%

Jumlah 21 100%

Data pada gambar 4.8 terlihat nilai post test dalam bentuk soal esay yang

terdiri dari 5 butir soal siswa masih rendah, keterampilan proses sains jumlah

siswa yang sudah mendapatkan kategori sangat baik 4 orang atau 19%dari

jumlah keseluruhan 21 siswa, sedangkan jumlah siswa yang mendapatkan

kategori baik 7 siswa atau 33,3%. Sedangkan kategori cukup 2 orang atau 0,9%,

sedangkan jumlah siswa yang mendapatkan kategori kurang 8 orang atau 38% .

Berdasarkan hasil post test pada siklus I yang ditunjukkan tabel di atas dapat

dilihat dibawah ini berdasarkan diagram batang.

73

Gambar 4.3 Diagram batang hasil post tes keterampilan proses sains siswa

Pada tabel 4.3 diagram batang diatas menunjukkan bahwa terjadi

pada keterampilan proses sains siswa sangat rendah, belum memenuhi

kriteria ketuntasan keterampilan proses sains didalam kategori sangat baik

dengan kategori 81-100%.

a. Tahap refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan observer pada kegiatan siklus 1

ditemukan hal-hal sebagai Adaya hasil yang kurang baik pada aktivitas

belajar siswa meskipun terdapat hal-hal yang harus diperbaiki

a. Skor tertinggi dalam kategori sangat baik persentase pada siklus I

keterampilan proses sains siswa sebesar 19%

b. Skor tertinggi dalam kategori baik persentase pada siklus I

keterampilan proses sains siswa sebesar 33,3%

c. Skor tertinggi dalam kategori cukup persentase pada siklus I

keterampilan proses sains siswa sebesar 0,9%

d. Skor tertinggi dalam kategori kurang persentase pada siklus I

keterampilan proses sains siswa sebesar 38%

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

74

e. Siswa kurang memperhatikan ketika guru menerangkan, seperti

adanya beberapa siswa yang kurang serius dalam memperhatikan

penjelasan dari guru.

f. Siswa baru pertama kali mengikuti pembelajaran dengan model Make

A Match sehingga siswa masih kurang paham dengan aturan

permainnya.

g. Siswa belum memahami materi pembelajaran karena dalam mengikuti

proses pembelajaran siswa kurang bersungguh sungguh.

h. Semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih rendah

terlihat saat proses pembelajaran masih ada siswa yang berbicara

sendiri dengan temannya dan ada siswa yang tidur saat guru sedang

menjelaskan materi pembelajaran.

i. Masih ada beberapa siswa yang belum memahami materi sehingga

kpada saat permainan make a match berlangsung ada siswa yang tidak

menemukan pasangan kartunya hingga waktu yang ditentukan sudah

habis,

j. Guru kurang maksimal saat memberikan semangat kepada siswa-

siswinya

Berdasarkan refleksi siklus I tindakan yang akan dilakukan pada

siklus II yaitu :

a. Guru harus lebih pandai dalam menguasai kondisi kelas dan siswa.

b. Memberikan penjelasan tidak terlalu cepat agar mudah dimengerti

siswa.

c. Menambah sumber/media belajar agar siswa tidak terpaku kepada

buku pegangan siswa.

d. Mengubah cara mengajar dari kelompok, yang terus menuntun atau

mengarahkan proses pembelajaran, kemudian meminta setiap

kelompok mengikuti petunjuk yang diberikan guru.

e. Dalam mengarahkan siswa untuk lebih aktif dalam proses

pembelajaran menggunakan metode Koperatif tipe make a match.

75

f. Guru dapat memberikan tambahan nilai kepada siswa yang aktif

dalam belajar agar siswa terpacu semangatnya dalam belajar.

g. Untuk mengatasi siswa yang belum percaya diri dalam bertanya atau

mengeluarkan pendapat, guru harus memancing dengan pertanyaan-

pertanyaan yang sederhana menyangkut hal-hal di lingkungan sekitar

agar siswa berani bertanya atau menjawab pertanyaan.

h. Guru memberikan reward atau berupa pujian kepada siswa yang

mendapat nilai terbesar dan berani tampil atau maju di depan kelas.

2. Penelitian siklus II

Hal-hal yang dilakukan selama pelaksanaan siklus II yang dilaksanakan

pada hari Rabu tanggal 18 Agustus 2021, adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan penelitian pada siklus II dengan menerapkan metode

pembelajaran kooperatif Tipe Make a Match dalam meningkatkan

keterampilan proses sains siswa di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota

Jambi, Peneliti mempersiapkan hal sebagai berikut:

1. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti RPP, dan bahan ajar (buku

panduan) yankg digunakan dalam pembelajaran.

2. Menyiapkan dan menyusun instrument penelititan yang terdiri dari

lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa.

3. Menyiapkan media-media pembelajaran yang akan digunakan saat

pembelajaran berlangsung.

4. Menyiapkan alat dokumentasi berupa kemera untuk

mendokumentasikan pelaksanaan pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Agustus

2021 pada pukul 08.00 WIB sampai dengan 09.00 WIB dengan

berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus

II. Materi pada pokok bahasan pertemuan ini adalah gerak dan gaya

dengan sub materi gerak beraturan lurus dan gerak lurus beraturan.

Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan ini meliputi:

76

a. Kegiatan awal

Pertemuan siklus II pada hari Rabu 18 Agustus 2021 dilaksanakan

pada pukul 08.00 s/d 09.00 WIB, di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota

Jambi. Pada pertemuan pertama penelitian memasuki kelas dan

mengucap salam, kemudian guru meminta ketua kelas serta siswa

yang lain untuk merapikan tempat duduk serta berdoa sebelum

pelajaran dimulai. Setelah berdoa selesai guru menjawab salam dan

langsung mengecek kehadiran siswa satu persatu melalui absensi

kelas.

b. Kegiatan inti

Memasuki kegiatan inti selama waktu 60 menit, proses

pembelajaran dimulai dengan peneliti memberi pertanyaan untuk

memancing keaktifan siswa. Ketika diberi beberapa pertanyaan, siswa

dapat menjawab pertanyaan dengan cukup baik meskipun dengan

melihat jawaban di buku. Kemudian peneliti menjelaskan materi

tentang materi gerak dan gaya sub materi GLB dan GLBB, setelah itu

peneliti membaca dan diikuti siswa, peneliti menyuruh siswa untuk

membagi 2 kelompok, kelompok A dan kelompok B. Setelah itu bagi

kelompok A membahas tentang GLB dan kelompok B membahas

tentang GLBB, setiap kelompok akan mendiskusikan tentang materi

didapati setiap kelompoknya masing masing dan akan dipresentasikan

hasil kelompoknya masing masing. Setelah dipresentasikan kemudian

peneliti menjelaskan cara penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe make a match, kemudian peneliti menyiapkan kartu soal dan kartu

jawaban, langkah selanjutnya adalah peneliti membagikan kartu soal

Make A Match, siswa diminta mencari pasangannya sehingga

membentuk kelompok pasangan kelompok A dan kelompok B.

Kelompok A mendapatkan kartu pertanyaan setiap siswa masing

masing yang terdapat didalam kelompok A dan kelompok B

mendapatkan kartu jawaban setiap siswa masing msing yang terdapat

didalam kelompok B. Peneliti memberikan poin kepada siswa yang

77

lebih dahulu menemukan pasangannya, siswa yang sudah menemukan

pasangan diminta duduk berdekatan dan mengumpulkan hasil

kerjanya di papan tulis. Mengulang satu babak lagi. Setelah itu peneliti

menyuruh siswa untuk duduk kembali ke bangkunya masing- masing

seperti semula. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Kemudian peneliti

menjelaskan hal-hal terkait materi yang belum difahami oleh siswa.

c. Kegiatan akhir

Di akhir pembelajaran (5 menit), peneliti memberikan evaluasi

secara lisan, setelah itu peneliti bersama-sama dengan siswa membuat

kesimpulan hasil dari pembelajaran hari ini, kemudian peneliti

mengumumkan materi yang akan dipelajari berikutnya, dan menyuruh

siswa belajar untuk persiapan pembelajaran siklus III materi gerak dan

gaya sub materi hukum newton pada pertemuan berikutnya. Kegiatan

pembelajaran diakhiri dengan berdoa dan salam.

c. Pengamatan

Tabel 4.9 hasil lembar observasi guru

Aktivitas yang diamati Hasil

Ya Tidak

1 Guru memasuki kelas tepat waktu √

2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses

Pembelajaran

3

Guru mengajukan pertanyaan seputar materi yangberkaitan

dengan materi yang akan dibahas

4

Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar √

5

Guru menjelaskan mengenai GLB dan GLBB √

78

6

Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang

GLB dan GLBB

7

Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang

materi yang sedang berlangsung

8

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok √

9

Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil diskusi

kelompok tentang GLB dan GLBB

10

Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang

memilki kerjasama yang baik

11

Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi GLB dan

GLBB

12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan √

13 Guru membimbing siswa berdo’a √

14 Guru mengucapkan salam √

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa kinerja guru sudah

dilaksanakan dengan baik. Dimana dari 14 aktivitas guru yang diamati

oleh obsevasi kinerja guru sudah dilaksanakan dengan baik, poin pertama

guru memasuki kelas tepat waktu, hal ini ditunjukkan dengan saat guru

ingin memasuki kelas yang ingin dimasuki guru sudah menunggu

didepan kelas 5 menit sebelum pergantian jam, poin kedua guru

mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses pembelajaran hal ini

ditunjukan saat guru memulai pelajaran guru memperhatikan kondisi

kelas dan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar, poin ketiga guru

mengajukan pertanyaan seputar materi yang berkaitan dengan materi

yang akan dibahas, hal ini ditujukan saat guru memberikan pertanyaan

kebeberapa siswa tentang materi gerak dan gaya sub materi GLB dan

79

GLBB, poin keempat guru menyampikan indikator dan tujuan

pembelajaran, hal ini ditunjukan saat guru menyampaikan indikator dan

tujuan pembelajaran yang ada di RPP, poin kelima guru menjelaskan

materi mengenai gerak dan gaya sub materi GLB dan GLBB, hal ini

ditunjukan saat memulai pelajaran guru menjelaskan materi GLB dan

GLBB kepada siswa, poin keenam guru membimbing siswa

mengumpulkan informasi tentang GLB dan GLBB, hal ini dibuktikan

saat siswa bertanya tentag GLB dan GLBB guru membimbing atau

memberi arahan kepada siswa tentang GLB dan GLBB, poin ketujuh

guru meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang

sedang berlangsung, hal ini ditujukan saat guru meminta salah satu

siswanya untuk bertanya tentang materi GLB dan GLBB yang sedang

berlangsung, poin kedelapan guru membagi siswa kedalam beberapa

kelompok, hal ini ditunjukan saat guru membagikan 2 kelompok dari 21

siswa, poin kesembilan guru meminta siswa menjelaskan kesimpulan

hasil diskusi kelompok tentang GLB dan GLBB, hal ini ditunjuka saat

guru meminta salah satu dari kelompok untuk menyimpulkan hasil

kelompoknya tentang materi gerak dan gaya sub materi GLB dan GLBB.

Tabel 4.10 Hasil lembar observasi siswa

No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah

Siswa

Presentase

%

Keterangan

1 Mengamati Mendengarkan

penjelasan guru

tentang topik

tujuan dan

hasil belajar

yang ingin

Dicapai

18 85,7% Sangat Baik

Mendengarkan

penjelasan

13 61,9% Baik

80

pokok pokok

kegiatan yang

harus

dilakukan

siswa serta

tujuannya

Mendengarkan

penjelasan

pentingnya

topik dalam

kegiatan

Belajar

15 71,4% Baik

Siswa

memperhatikan

guru

menyampaikan

tujuan

Pelajaran

19 90,4% Sangat Baik

2 Menafsirkan Siswa mampu

menjelaskan

materi yang

disampaikan

oleh seorang

Guru

8 38% Kurang

3 Mendiskusikan Siswa tertib saat

pembagian

kelompok

16 76,1% Baik

Siswa

mendiskusikan

17 80,9% Baik

81

dengan

kelompok

masing masing

K

Siswa mampu

menjelaskan

hasil diskusi

kelompok yang

sedang

berlangsung

19 90,4% Sangat Baik

Siswa tertib

saat berdiskusi

mengumpulkan

Formasi

15 71,4% Baik

4 Menganalisis Siswa mampu

menganalisis

materi apa yang

diajarkan oleh

seorang guru

10 47,6% Kurang

5 Menyimpulkan hasil Siswa membuat

kesimpulan dari

permasalahan

yang dibahas

6 28,5% Kurang

6 Menerapkan Siswa

mempraktekkan

tentang

keterampilan

yang diajarkan

oleh seorang

Guru

14 66,6% Baik

82

7 Mengkomunikasikan Siswa mampu

menjelaskan

kembali

pembelajaran

baik kepada

guru maupun

kepada siswa

12 57,1% Cukup

Dari tabel 4.10 terlihat bahwa hasil observasi aktivitas siswa

meningkat dari siklus I akan tetapi belum terlaksana dengan baik ,

hasil yang diamati belum sesuai yang diharapakan, hal itu

menunjukan aktivitas siswa dalam belajar masih rendah dan upaya

untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa belum

terlaksana dengan baik. Pada siklus II aktivitas siswa dalam katagori

sangat baik 3 poin. Poin 1 Mendengarkan penjelasan guru tentang

topik tujuan dan hasil belajar yang ingin dicapai atau 85,7%, poin 2

siswa mampu menjelaskan hasil diskusi kelompok yang sedang

berlangsung atau 90,4%, poin 3 Siswa mampu menjelaskan hasil

diskusi kelompok yang sedang berlangsung atau 90,4%. Aktivitas

siswa kategori baik ada 6 poin. Poin 1 Mendengarkan penjelasan

pokok pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa serta tujuannya

atau 61,9%, poin 2 Mendengarkan penjelasan pentingnya topik dalam

kegiatan belajar atau 71,4% , poin 3 siswa tertib saat pembagian

kelompok atau 76,1% , poin ke 4 Siswa mendiskusikan dengan

kelompok masing masing atau 80,9%, poin 5 Siswa tertib saat

berdiskusi mengumpulkan formasi atau 71,4%, dan poin ke 6 Siswa

mempraktekkan tentang keterampilan yang diajarkan oleh seorang

guru atau 66,6%. Siswa dalam kategori cukup terdapat 1 poin, Siswa

mampu menjelaskan kembali pembelajaran baik kepada guru maupun

kepada siswa 57,1%, poin 2 siswa mampu menjelaskan hasil

83

diskusi kelompok yang sedang berlangsung 57,1%, dan siswa dalam

kategori kurang terdapat 3 poin, poin 1 Siswa mampu menjelaskan

materi yang disampaikan oleh seorang guru atau 38%, poin ke 2

Siswa mampu menganalisis materi apa yang diajarkan oleh seorang

guru atau 47,6% dan poin ke 2 siswa membuat kesimpulan dari

permasalahan yang dibahas atau 28,5% dari jumlah keseluruhan 13

poin.

Tabel 4.11 Hasil nilai post test siswa keterampilan proses sains

No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas Kategori

KPS

1 AM 75 80 Tuntas - Baik

2 DH 75 10 - Tidak Tuntas Kurang

3 DN 75 45 - Tidak Tuntas Kurang

4 FB 75 75 Tuntas - Baik

5 HH 75 90 Tuntas - Sangat Baik

6 IA 75 25 - Tidak Tuntas Kurang

7 KR 75 95 Tuntas - Sangat Baik

8 LA 75 95 Tuntas - Sangat Baik

9 MK 75 30 - Tidak Tuntas Kurang

10 PI 75 15 - Tidak Tuntas Kurang

11 PS 75 95 Tuntas - Sangat Baik

12 RH 75 80 Tuntas - Baik

13 RS 75 55 - Tidak Tuntas Cukup

14 RP 75 75 Tuntas - Baik

15 RF 75 20 - Tidak Tuntas Kurang

16 RA 75 25 - Tidak Tuntas Kurang

17 RY 75 75 Tuntas - Baik

18 SK 75 85 Tuntas - Sangat Baik

19 TP 75 80 Tuntas - Baik

84

20 YR 75 80 Tuntas - Baik

21 ZP 75 95 Tuntas - Sangat Baik

Jumlah 1325

Nilai rata rata 63

Siswa yang tuntas 13

Siswa yang tidak tutas 8

Dari tabel 4.11 terlihat bahwa hasil nilai post test siswa meningkat dari

siklus 1 akan tetapi keterampilan proses sains belum berhasil , hasil yang

diamati belum sesuai yang diharapakan, hal itu menunjukan aktivitas siswa

dalam belajar masih rendah dan upaya untuk meningkatkan keterampilan

proses sains siswa belum terlaksana dengan baik. Berdasakrkkan Tabel 4.14

dapat dilihat bahwa presentase hasil nilai post test siswa disetiap

Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa masih rendah, sebagai tabel berikut:

Tabel 4.12 Kategori keterampilan proses sains

Skkor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase

%

81-100 Sangat Baik 6 28,5%

61-80 Baik 7 33%

51-60 Cukup 1 0,4%

50 Kurang 7 33,3%

Jumlah 21 100%

Data pada tabel 4.12 terlihat nilai post test dalam bentuk soal esay

yang terdiri dari 5 butir soal siswa bisa disebut dalam kategori masih

rendah, keterampilan proses sains jumlah siswa yang sudah mendapatkan

kategori sangat baik 6 orang atau 28,5%dari jumlah keseluruhan 21

siswa, sedangkan jumlah siswa yang mendapatkan kategori baik 8 siswa

atau 38%. Sedangkan kategori cukup tidak ada, sedangkan jumlah siswa

85

yang mendapatkan kategori kurang 7 orang atau 33% . Berdasarkan hasil

post test pada siklus I yang ditunjukkan tabel di atas dapat dilihat

dibawah ini berdasarkan diagram batang.

Gambarl 4.4 Diagram batang keterampilan proses sains

Pada gambar 4.4 diagram batang diatas menunjukkan bahwa

terjadi pada keterampilan proses sains siswa terjadinya peningkatan

dari pada siklus I akan tetapi pada siklus II belum bisa disebut

sebagai ketrampilan proses sains siwa tuntas, karena belum

memenuhi kriteria ketuntasan keterampilan proses sains didalam

kategori sangat baik dengan kategori 81-100%.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan observer pada kegiatan siklus II

ditemukan hal-hal sebagai Adaya hasil yang kurang baik pada aktivitas

belajar siswa meskipun terdapat hal-hal yang harus diperbaiki

a. Skor tertinggi dalam kategori sangat baik persentase pada siklus II

keterampilan proses sains siswa sebesar 28,5%

b. Skor tertinggi dalam kategori baik persentase pada siklus II

keterampilan proses sains siswa sebesar 33%

c. Skor tertinggi dalam kategori cukup persentase pada siklus II

keterampilan proses sains siswa sebesar 0,4%

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

86

d. Skor tertinggi dalam kategori kurang persentase pada siklus II

keterampilan proses sains siswa sebesar 33,3%

e. Siswa kurang memperhatikan ketika guru menerangkan, seperti adanya

beberapa siswa yang kurang serius dalam memperhatikan penjelasan

dari guru.

f. Siswa belum memahami materi pembelajaran karena dalam mengikuti

proses pembelajaran siswa kurang bersungguh sungguh.

g. Semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih rendah

terlihat saat proses pembelajaran masih ada siswa yang berbicara

sendiri dengan temannya dan ada siswa yang tidur saat guru sedang

menjelaskan materi pembelajaran.

h. Guru kurang maksimal saat memberikan semangat kepada siswa-

siswinya

Berdasarkan refleksi siklus II tindakan yang akan dilakukan pada siklus

III yaitu :

a. Guru harus lebih pandai dalam menguasai kondisi kelas dan siswa.

b. Memberikan penjelasan tidak terlalu cepat agar mudah dimengerti

sikswa.

c. Guru membagi 3 kelompok yang terdiri dari 7 orang setiap kelompok

dari jumlah 21 orang.

d. Mengubah cara mengajar dari kelompok, yang terus menuntun atau

mengarahkan proses pembelajaran, kemudian meminta setiap

kelompok mengikuti petunjuk yang diberikan guru.

e. Guru melakukan sebuah eksperimen disetiap kelompok yang terdiri

dari 3 kelompok tentang materi hukum newton.

f. Kelompok A membahas tentang eksperimen hukum newton 1.

g. Kelompok B membahas tentang eksperimen hukum newton 2.

h. Kelompok C membahas tentang eksperimen hukum newton 3.

i. Guru memberikan reward atau berupa pujian kepada siswa yang

mendapat nilai terbesar dan berani tampil atau maju di depan kelas.

87

4. Penelitian siklus III

Hal-hal yang dilakukan selama pelaksanaan siklus III yang dilaksanakan

pada hari Rabu tanggal 25 Agustus 2021, adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan penelitian pada siklus III dengan menerapkan metode

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam meningkatkan

keterampilan proses sains siswa di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota

Jambi, Peneliti mempersiapkan hal sebagai berikut:

1. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti RPP, dan bahan ajar (buku

panduan) yang digunakan dalam pembelajaran.

2. Menyiapkan dan menyusun instrument penelititan yang terdiri dari

lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa.

3. Menyiapkan media-media pembelajaran yang akan digunakan saat

pembelajaran berlangsung.

4. Menyiapkan bahan bahan sederhana eksperimen tentang hukum materi

newton1, 2, dan 3

5. Menyiapkan alat dokumentasi kemera untuk mendokumentasikan

pelaksanaan pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 Agustus 2021

pada pukul 08.00 WIB sampai dengan 09.00 WIB dengan berpedoman

pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus III. Materi

pada pokok bahasan pertemuan ini adalah gerak dan gaya dengan sub

materi hukum newton. Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan ini

meliputi:

1. Kegiatan awal

Pertemuan siklus III pada hari Rabu 25 Agustus 2021 dilaksanakan

pada pukul 08.00 s/d 09.00 WIB, di kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota

Jambi. Pada pertemuan pertama penelitian memasuki kelas dan

mengucap salam, kemudian guru meminta ketua kelas serta siswa yang

lain untuk merapikan tempat duduk serta berdoa sebelum pelajaran

88

dimulai. Setelah berdoa selesai guru menjawab salam dan langsung

mengecek kehadiran siswa satu persatu melalui absensi kelas.

2. Kegiatan inti

Memasuki kegiatan inti selama waktu 60 menit, proses

pembelajaran dimulai dengan peneliti memberi pertanyaan untuk

memancing keaktifan siswa. Ketika diberi beberapa pertanyaan, siswa

dapat menjawab pertanyaan dengan cukup baik meskipun dengan

melihat jawaban di buku. Kemudian peneliti menjelaskan materi

tentang materi gerak dan gaya sub materi hukum newton, setelah itu

peneliti membaca dan diikuti siswa, peneliti menyuruh siswa untuk

membagi 3 kelompok, kelompok A, kelompok B, dan kelomok C.

Setelah itu bagi kelompok A membahas tentang hukum newton 1

dengan menggunakan alat sederhana yaitu satu gelas dan satu lembar

kertas, kelompok B membahas tentang hukum newton 2 dengan

menggunakan alat sederhana dari sebuah kardus yang berbentuk

bidang miring, dan kelompok C membahas tentang hukum newton 3

alat yang digunakan yaitu sebuah mainan mobil yang terbuat dari

balon, botol bekas, sendal jepit, dan lidi. setiap kelompok akan

mendiskusikan tentang materi didapati setiap kelompoknya masing

masing dan akan dipresentasikan hasil kelompoknya masing masing.

Setelah dipresentasikan kemudian peneliti menjelaskan cara

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match,

kemudian peneliti menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban, langkah

selanjutnya adalah peneliti membagikan kartu soal make a match,

siswa diminta mencari pasangannya sehingga membentuk kelompok

pasangan kelompok A, B, dan kelompok C. Kelompok A

mendapatkan kartu pertanyaan, kelompok B dan C mendapat kartu

jawaban. Kelompok A akan mencari kartu jawaban dari kartu

pertanyaan yang didapati dari kelompok A tersebut di kelompok B dan

C, jika kelompok salah memilih kartu jawabannya dari kelompok B

dan C maka kelompok A akan menerima sebuah hukuman. Setelah

89

selesai maka selanjutnya kelompok B yang mendapat kartu

pertanyaan akan mencari pasangan kartu jawaban dari kelompok A

dan C, setelah selesai kelompok B maka selanjutnya kelompok C yang

akan mendapatkan kartu pertanyaan akan mencari pasangan kartu

jawaban yang terdapat di kelompok A dan B. Setiap siswa masing

masing yang terdapat didalam kelompok A dan kelompok B. Setelah

itu peneliti menyuruh siswa untuk duduk kembali ke bangkunya

masing-masing seperti semula. Peneliti memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum difahami.

Kemudian peneliti menjelaskan hal-hal terkait materi yang belum

difahami oleh siswa.

3. Kegiatan akhir

Di akhir pembelajaran (5 menit), peneliti memberikan evaluasi

secara lisan, setelah itu peneliti bersama-sama dengan siswa membuat

kesimpulan hasil dari pembelajaran hari ini, kegiatan pembelajaran

diakhiri dengan berdoa dan salm.

c. Pengamatan

Tabel 4.13 hasil lembar observasi guru

Aktivitas yang diamati Hasil

Ya Tidak

1 Guru memasuki kelas tepat waktu √

2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses

Pembelajaran

3

Guru mengajuakn pertanyaan sepurar materi yangberkaitan

dengan materi yang akan dibahas

4

Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar √

5

Guru menjelaskan mengenai hukum newton 1, 2, dan 3 √

90

6

Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang

gaya sentuh dan gaya tak sentuh

7

Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang

materi yang sedang berlangsung

8

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok √

9

Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil

diskusi kelompok tentang hukum newton 1, 2, dan 3

10

Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang

memilki kerjasama yang baik

11

Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi hukum

newton

12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan √

13 Guru membimbing siswa berdo’a √

14 Guru mengucapkan salam √

Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa kinerja guru sudah

dilaksanakan dengan baik. Dimana dari 14 aktivitas guru yang diamati

oleh obsevasi kinerja guru sudah dilaksanakan dengan baik, poin pertama

guru memasuki kelas tepat waktu, hal ini ditunjukkan dengan saat guru

ingin memasuki kelas yang ingin dimasuki guru sudah menunggu

didepan kelas 5 menit sebelum pergantian jam, poin kedua guru

mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses pembelajaran hal ini

ditunjukan saat guru memulai pelajaran guru memperhatikan kondisi

kelas dan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar, poin ketiga guru

mengajukan pertanyaan seputar materi yang berkaitan dengan materi

yang akan dibahas, hal ini ditujukan saat guru memberikan pertanyaan

kebeberapa siswa tentang materi gerak dan gaya sub materi hukum

91

newton, poin keempat guru menyampikan indikator dan tujuan

pembelajaran, hal ini ditunjukan saat guru menyampaikan indikator dan

tujuan pembelajaran yang ada di RPP, poin kelima guru menjelaskan

materi mengenai gerak dan gaya sub materi hukum newton, hal ini

ditunjukan saat memulai pelajaran guru menjelaskan materi hukum

newton 1, 2, dan 3 kepada siswa, poin keenam guru membimbing siswa

mengumpulkan informasi tentang hukum newton, hal ini dibuktikan saat

siswa bertanya tentag hukum newton guru membimbing atau memberi

arahan kepada siswa tentang hukum newton, poin ketujuh guru meminta

siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang sedang

berlangsung, hal ini ditujukan saat guru meminta salah satu siswanya

untuk bertanya tentang materi hukum newton yang sedang berlangsung,

poin kedelapan guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, hal ini

ditunjukan saat guru membagikan 3 kelompok dari 21 siswa, poin

kesembilan guru meminta siswa menjelaskan kesimpulan hasil diskusi

kelompok tentang hukum newton 1, 2, dan 3, hal ini ditunjuka saat guru

meminta salah satu dari kelompok untuk menyimpulkan hasil

kelompoknya tentang materi gerak dan gaya sub materi hukum newton.

Tabel 4.14 Hasil lembar observasi siswa

No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah

Siswa

Presentase

%

Keterangan

1 Mengamati Mendengarkan

penjelasan guru

tentang topik

tujuan dan

hasil belajar

yang ingin

Dicapai

18 85,7% Sangat Baik

Mendengarkan

Penjelasan

19 90% Sangat Baik

92

pokok pokok

kegiatan yang

harus

dilakukan

siswa serta

tujuannya

Mendengarkan

penjelasan

pentingnya

topik dalam

kegiatan

Belajar

18 85,7% Sangat Baik

Siswa

memperhatikan

guru

menyampaikan

tujuan

Pelajaran

18 85,7% Sangat Baik

2 Menafsirkan Siswa mampu

menjelaskan

materi yang

disampaikan

oleh seorang

Guru

18 85,7% Sangat Baik

3 Mendiskusikan Siswa tertib saat

pembagian

kelompok

20 95,2% Sangat Baik

Siswa

mendiskusikan

18 85,7% Sangat Baik

93

dengan

kelompok

masing masing

Siswa mampu

menjelaskan

hasil diskusi

kelompok yang

sedang

Berlangsung

18 90,4% Sangat Baik

Siswa tertib

saat berdiskusi

mengumpulkan

Informasi

19 90,4% Sangat Baik

4 Menganalisis Siswa mampu

menganalisis

materi apa yang

diajarkan oleh

seorang guru

18 85,7% Sangat Baik

5 Menyimpulkan hasil Siswa membuat

kesimpulan dari

permasalahan

yang dibahas

18 85,7% Sangat Baik

6 Menerapkan Siswa

mempraktekkan

tentang

keterampilan

yang diajarkan

oleh seorang

Guru

18 85,7% Sangat Baik

94

7 Mengkomunikasikan Siswa mampu

menjelaskan

kembali

pembelajaran

baik kepada

guru maupun

kepada siswa

15 71,4% Baik

Dari tabel 4.14 dilihat observasi aktivitas siswa terlaksana dengan

baik, hasil yang diamati sesuai dengan yang diharapkan, hal itu

menunjukan aktifitas siswa dalam belajar dan upaya untuk meningkatkan

keterampilan proses sains sudah terlaksana dengan baik dan

memuasakan. Siswa yang mendapatkan kategori sangat baik sebanyak 12

poin, poin 1 Mendengarkan penjelasan guru tentang topik tujuan dan

hasil belajar yang ingin dicapai atau 85,7%, poin 2 Mendengarkan

penjelasan pokok pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa serta

tujuannya atau 90%, poin 3 Mendengarkan penjelasan pentingnya topik

dalam kegiatan belajar atau 85,7%, poin 4 Siswa memperhatikan guru

menyampaikan tujuan pelajaran atau 85,7%, poin 5 Siswa mampu

menjelaskan materi yang disampaikan oleh seorang guru atau 85,7%,

poin 6 siswa tertib saat pembagian kelompok atau 95,2%, poin 7 Siswa

mendiskusikan dengan kelompok masing masing atau 85,7%, poin 8

Siswa mampu menjelaskan hasil diskusi kelompok yang sedang

berlangsung atau 90,4%, poin 9 Siswa tertib saat berdiskusi

mengumpulkan informasi atau 90,4%, poin 10 Siswa mampu

menganalisis materi apa yang diajarkan oleh seorang guru atau 85,7%,

poin 11 Siswa membuat kesimpulan dari permasalahan yang dibahas atau

85,7%, dan poin 12 Siswa mempraktekkan tentang keterampilan yang

diajarkan oleh seorang guru atau 85,7% dari jumlah keseluruhan 13 poin.

Siswa yang mendapatkan kategori baik sebanyak 1 poin yaitu

95

Siswa mampu menjelaskan kembali pembelajaran baik kepada guru

maupun kepada siswa atau 71,4%. Siswa yang mendapatkan kategori

cukup dan kurang tidak ada.

Tabel 4.15 Hasil nilai post test siswa keterampilan proses sains

No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas Kategori

KPS

1 AM 75 85 Tuntas - Sangat Baik

2 DH 75 95 Tuntas - Sangat Baik

3 DN 75 90 Tuntas - Sangat Baik

4 FB 75 95 Tuntas - Sangat Baik

5 HH 75 95 Tuntas - Sangat Baik

6 IA 75 85 Tuntas - Sangat Baik

7 KR 75 95 Tuntas - Sangat Baik

8 LA 75 90 Tuntas - Sangat Baik

9 MK 75 85 Tuntas - Sangat Baik

10 PI 75 85 Tuntas - Sangat Baik

11 PS 75 90 Tuntas - Sangat Baik

12 RH 75 85 Tuntas - Sangat Baik

13 RS 75 95 Tuntas - Sangat Baik

14 RP 75 85 Tuntas - Sangat Baik

15 RF 75 85 Tuntas - Sangat Baik

16 RA 75 70 - Tidak Tuntas Baik

17 RY 75 85 Tuntas - Sangat Baik

18 SK 75 95 Tuntas - Sangat Baik

19 TP 75 85 Tuntas - Sangat Baik

20 YR 75 65 - Tidak Tuntas Baik

21 ZP 75 85 Tuntas - Sangat Baik

Jumlah 1675

Nilai rata rata 79,7

96

Siswa yang tuntas 19

Siswa yang tidak

Tuntas

2

Dari tabel 4.15 terlihat bahwa hasil nilai post test siswa

meningkat dari siklus 2 keterampilan proses sains sudah bisa disebut

berhasil, hasil yang diamati sudah sesuai yang diharapakan.

Berdasarkkan Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa presentase hasil nilai

post test siswa disetiap Keterampilan Proses Sains (KPS) sebagai

tabel berikut:

Tabel 4.16 Kategori keterampilan proses sains

Skkor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase

%

81-100 Sangat Baik 19 90,4%

61-80 Baik 2 0,9%

51-60 Cukup - -

50 Kurang - -

Jumlah 21 100

Dari tabel 4.16 menjelaskan tentang hasil perolehan

persentase dari indikator Keterampilan Proses Sains (KPS) pada

siklus III terdapat 19 siswa atau 90,4% dari 21 siswa yang

mendapatkan kategori KPS sangat baik, ada 2 siswa atau 0,9% dari

21 siswa yang mendapatkan kategori KPS baik. Pada siklus III telah

mencapai kriteria keberhasilan keterampilan proses sains siswa yaitu

dengan ketuntasan keberhasilan 81-100% dapat dilihat berdasarkan

diagram batang dibawah ini.

97

k

Gambar 4.5 Diagram batang keterampilan proses sains

d. Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir siklus III,

hasil keterampilan proses sains yang diperoleh mengalami peningkatan

sesuai dengan yang diharapakn. Ketuntasan keterampilan proses sains

ialah 90,4% dari jumlah keseluruhan 21 orang siswa. Dengan demikian,

penelitian ini tidak dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya. Selain dari

tercapainya ketuntasan pembelajaran, salah satu faktor tidak dilanjutkan

penelitian ialah karena waktu yang terbatas dan guru mata pelajaran yang

merasa keberatan jika di lanjutkan ke siklus selanjutnya. Meskipun masih

terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam pembelajaran seperti,

masih ada siswa yang senang bermain sehingga mengakibatkan suasana

kelas menjadi ribut, dan jika ingin menjawab pertanyaan, sebagiaan besar

siswa menunggu jawaban temanya yang lebih mampu. Oleh karena itu,

diharapkan bagi peneliti yang berminat pada penelitian ini dapat

memperluas rencana penelitian sampai dengan pelaksanaan agar mencapai

hasil yang maksimal. Peningkatan Keterampilan Proses Sains siswa setiap

siklusnya antara siklus I, II, dan III dapat dilihat dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe make a match, dari hasil penelitian ini

persen yang didapatkan antara setiap silus mengalami peningkatan, yang

mana peningkatan drastis terjadi pada pra siklus ke siklus I, pada saat pra

siklus belum diterampakan model pembelajaran, setelah di terapkan model

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

98

pembelajaran presentase keberhasilan KPS siswa meningkat secara drastis,

pra siklus 0,9%, siklus I 19%, siklus II 28,5%, dan siklus III 90,4% bisa

dilihat pada tabel diagram batang dibawah ini.

Gambar 4.6 persentase Keterampilan Proses Sains Dari Setiap

Siklus

Dari gambar 4.6 dapat dilihat peningkatan Keterampilan Proses

Sains siswa meningkat, sebelum melakukan tindakan kelas Keterampilan

Proses Sains siswa memperoleh persentase 0,9%, setelah melakukan

tindakan kelas persentase Keterampilan Proses Sains siswa meningkat

dengan pesat dari siklus I 19%, kemudian siklus II meningkat 28,5%, tidak

puas sampai disitu saja peneliti melanjutkan tindakan kelas pada siklus

selanjutnya ke siklus III meningkat 90,4%, pada siklus ke III ini siswa

sangat memahami Keterampilan Proses Sains peresentase pada sikluks III

termasuk pada katagori Sangat baik sudah memenuhi presentase 81-100%

keterampilan proses sains.

B. Pembahasan

Dalam penelitian ini upaya yang dilakukan sebagai dalam meningkatkan

hasil keterampilan proses sains siswa melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match. Dengan menerapkan model tersebut dalam

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

99

pembelajaran IPA khususnya fisika siswa akan lebih aktif dan dapat lebih

memahami materi.

1. Pelaksanaan siklus I

a. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2021 dengan

beberapa tahap sebagai berikut:

1. Kegiatan awal

Kegiatan awal memasuki kelas dan mengucap salam,

kemudian guru meminta ketua kelas serta siswa yang lain untuk

merapikan tempat duduk serta berdoa sebelum pelajaran dkimulai.

2. Kegiatan inti

Kegiatan inti menjelaskan materi tentang materi gerak dan

gaya sub materi gaya sentuh dan gaya tak sentuh, setelah itu peneliti

membaca dan diikuti siswa, peneliti menyuruh siswa untuk

membagi 2 kelompok, kelompok A dan kelompok B. Setelah itu

bagi kelompok membahas tentang gaya sentuh dan kelompok B

membahas tentang gaya tak sentuh, setiap kelompok akan

mendiskusikan tentang materi didapati setiap kelompoknya masing

masing dan akan dipresentasikan hasil kelompoknya masing

masing. Setelah dipresentasikan kemudian peneliti menjelaskan

cara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a

match, kemudian peneliti menyiapkan kartu soal dan kartu

jawaban, langkah selanjutnya adalah peneliti membagikan kartu

soal make a match, siswa diminta mencari pasangannya sehingga

membentuk kelompok pasangan kelompok A dan kelompok B.

Kelompok A mendapatkan kartu pertanyaan setiap siswa masing

masing yang terdapat didalam kelompok A dan kelompok B

mendapatkan kartu jawaban setiap siswa masing msing yang

terdapat didalam kelompok B. Peneliti memberikan poin kepada

siswa yang lebih dahulu menemukan pasangannya, siswa yang

sudah menemukan pasangan diminta duduk berdekatan dan

mengumpulkan hasil kerjanya di papan tulis.

100

3. Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir peneliti memberikan evaluasi secara lisan,

setelah itu peneliti bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan

hasil dari pembelajaran hari ini.

Jadi kesimpulan dari siklus I pada akhir pembelajaran peneliti

memberikan sebuah post test berupa 5 butir soal esay yang diberikan

kepada siswa masing masing untuk mengerjakan secara individu,

dalam soal tersebut masing masing soal terdapat tahap tahap

keterampilan proses sains dimana siswa memperoleh nilai

keterampilan proses sainnya pada siklus I yaitu 19 %, pada siklus I

siswa belum memnuhi kategori keterampilan proses sains dimana

ketuntasan didalam keterampilan proses sains dalam kategori 81-

10k0%. Maka peneliti akan lanjut ke siklus 2 tahap kegiatan yang

dilakukan berdasarkan refeleksi dari siklus I dimana guru harus lebih

pandai dalam menguasai kondisi kelas dan siswa, memberi penjelasan

tidak terlalu cepat agar mudah dimengerti oleh siswa.

b. Pelaksanaan siklus II

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada tangal 18 Agustus 2021

dengan beberapa tahap sebagai berikut:

1. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal peneliti memasuki kelas dan mengucap salam,

kemudian guru meminta ketua kelas serta siswa yang lain untuk

merapikan tempat duduk serta berdoa sebelum pelajaran dimulai.

2. Kegiatan inti

Pada kegiatan inti peneliti menjelaskan materi tentang materi

gerak dan gaya sub materi GLB dan GLBB, setelah itu peneliti membaca

dan diikuti siswa, peneliti menyuruh siswa untuk membagi 2 kelompok,

kelompok A dan kelompok B. Setelah itu bagi kelompok A membahas

tentang GLB dan kelompok B membahas tentang GLBB, setiap

kelompok akan mendiskusikan tentang materi didapati setiap

kelompoknya masing masing dan akan dipresentasikan hasil

kelompoknya masing masing. Setelah dipresentasikan kemudian

peneliti menjelaskan cara penggunaan model pembelajaran kooperatif

101

tipe Make A Match, kemudian peneliti menyiapkan kartu soal dan kartu

jawaban, langkah selanjutnya adalah peneliti membagikan kartu soal

Make A Match, siswa diminta mencari pasangannya sehingga

membentuk kelompok pasangan kelompok A dan kelompok B.

Kelompok A mendapatkan kartu pertanyaan setiap siswa masing masing

yang terdapat didalam kelompok A dan kelompok B mendapatkan kartu

jawaban setiap siswa masing masing yang terdapat didalam kelompok

B. Peneliti memberikan poin kepada siswa yang lebih dahulu

menemukan pasangannya, siswa yang sudah menemukan pasangan

diminta duduk berdekatan dan mengumpulkan hasil kerjanya di papan

tulis. Mengulang satu babak lagi. Setelah itu peneliti menyuruh siswa

untuk duduk kembali ke bangkunya masing-masing seperti semula.

Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-

hal yang belum dipahami. Kemudian peneliti menjelaskan hal-hal terkait

materi yang belum dipahami oleh siswa.

3. Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir peneliti memberikan evaluasi secara lisan,

setelah itu peneliti bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan

hasil dari pembelajaran hari ini.

Jadi kesimpulan dari siklus II pada akhir pembelajaran peneliti

memberikan sebuah post test berupa 5 butir soal esay yang diberikan

kepada siswa masing masing untuk mengerjakan secara individu, dalam

soal tersebut masing masing soal terdapat tahap tahap keterampilan

proses sains dimana siswa memperoleh nilai keterampilan proses

sainnya pada siklus II yaitu 28,5 %, pada siklus II meningkat dibanding

siklus I akan tetapi siswa belum memenuhi kategori keterampilan proses

sains dimana ketuntasan didalam keterampilan proses sains adalah

dalam kategori 81-100%. Maka peneliti akan lanjut ke siklus III

berdasarkan refleksi dari siklus II dimana Mengubah cara mengajar dari

kelompok, yang terus menuntun atau mengarahkan proses

pembelajaran, kemudian meminta setiap kelompok mengikuti petunjuk

yang diberikan guru. Guru melakukan sebuah eksperimen disetiap

kelompok yang terdiri dari 3 kelompok tentang materi hukum newkton.

102

Kelompok A membahas tentang eksperimen hukum newton 1,

kelompok B membahas tentang eksperimen hukum newton 2, kelompok

C membahas tentang eksperimen hukum newton 3.

c. Pelaksanaan siklus III

` Pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus

2021 dengan beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal peneliti memasuki kelas dan mengucap salam,

kemudian guru meminta ketua kelas serta siswa yang lain untuk

merapikan tempat duduk serta berdoa sebelum pelajaran dimulai.

2. Kegiatan inti

Pada kegiatan inti peneliti menjelaskan materi tentang materi

gerak dan gaya sub materi hukum newton, setelah itu peneliti

membaca dan diikuti siswa, peneliti menyuruh siswa untuk membagi

3 kelompok, kelompok A, kelompok B, dan kelomok C. Setelah itu

bagi kelompok A membahas tentang hukum newton 1 dengan

menggunakan alat sederhana yaitu satu gelas dan satu lembar kertas,

kelompok B membahas tentang hukum newton 2 dengan

menggunakan alat sederhana dari sebuah kardus yang berbentuk

bidang miring, dan kelompok C membahas tentang hukum newton 3

alat yang digunakan yaitu sebuah mainan mobil yang terbuat dari

balon, botol bekas, sendal jepit, dan lidi. setiap kelompok akan

mendiskusikan tentang materi didapati setiap kelompoknya masing

masing dan akan dipresentasikan hasil kelompoknya masing masing.

Setelah dipresentasikan kemudian peneliti menjelaskan cara

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match,

kemudian peneliti menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban, langkah

selanjutnya adalah peneliti membagikan kartu soal Make A Match,

siswa diminta mencari pasangannya sehingga membentuk kelompok

pasangan kelompok A, B, dan kelompok C. Kelompok A

mendapatkan kartu pertanyaan, kelompok B dan C mendapat kartu

jawaban. Kelompok A akan mencari kartu jawaban dari kartu

pertanyaan yang didapati dari kelompok A tersebut di kelompok B

103

dan C, jika kelompok salah memilih kartu jawabannya dari

kelompok B dan C maka kelompok A akan menerima sebuah

hukuman. Setelah selesai maka selanjutnya kelompok B yang

mendapat kartu pertanyaan akan mencari pasangan kartu jawaban

dari kelompok A dan C, setelah selesai kelompok B maka

selanjutnya kelompok C yang akan mendapatkan kartu pertanyaan

akan mencari pasangan kartu jawaban yang terdapat di kelompok A

dan B. Setiap siswa masing masing yang terdapat didalam kelompok

A dan kelompok B. Setelah itu peneliti menyuruh siswa untuk duduk

kembali ke bangkunya masing-masing seperti semula. Peneliti

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal

yang belum difahami. Kemudian peneliti menjelaskan hal-hal terkait

materi yang belum difahami oleh siswa.

3. Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir peneliti memberikan evaluasi secara lisan,

setelah itu peneliti bersama-sama dengan siswa membuat

kesimpulan hasil dari pembelajaran hari ini.

Jadi kesimpulan dari siklus III pada akhir pembelajaran peneliti

memberikan sebuah post test berupa 5 butir soal esay yang diberikan

kepada siswa masing masing untuk mengerjakan secara individu,

dalam soal tersebut masing masing soal terdapat tahap tahap

keterampilan proses sains dimana siswa memperoleh nilai

keterampilan proses sainnya pada siklus III yaitu 90,4 %, pada siklus

III meningkat dibanding siklus II, peneliti berhenti sampai siklus III

dimana siswa sudah memenuhi kategori keterampilan proses sains

dimana ketuntasan didalam keterampilan proses sains adalah dalam

kategori 81-100%.

104

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian model pembelajaran kooperatif tipe

Make a Match dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa dapat

disimpulkan bahwa penelitian dengan mengunakan model pembelajaran

kooperatif tipe make a match kelas VIII MTs Ainul Yaqin Kota Jambi,

mengalami peningkatan diantaranya sebagai berikut:

4. Pada siklus I penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a

Match Peningkatan keterampilan proses sains siswa dapat ditunjukan

dari nilai ketuntasan keterampilan proses sains siswa dengan nilai

persentase 19% belum memenuhi kriteria ketuntasan keterampilan

proses sains dalam kategori sangat baik 81-100%.

5. Pada siklus II ditunjukan nilai yang diperoleh siswa dengan persentase

28,5% meningkat dari siklus I, tetapi belum memenuhi kriteria

ketuntasan keterampilan proses sains dalam kategori sangat baik 81-

100%.

6. Pada siklus III ditunjukan nilai yang diperoleh siswa dengan

persentase 90,4%. Peneliti berhenti pada siklus III karena hasil yang

diperoleh pada siklus III sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang

telah di tetapakan yaitu 81-100 % dalam kategori sangat baik.

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tpe Make a Match mengunakan instrument tes

berupa soal esay dapat maningkatnya keterampilan proses sains siswa

pada proses pembelajran IPA terpadu khususnya materi fisika. Dengan

demikian, melalui model pembelajaran kooperatif tpe Make a Match

dapat meningkatkan keterampilan proses sains pada kelas VIII MTs

Ainul Yaqin Kota Jambi.

105

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

Pembagian kelompok atau pasangan harus dilakukan oleh guru

dengan menggabungkan yang pintar dengan yang kurang pintar agar

bisa saling membantu. Pembagian tugas kelompok sebaiknya tiap

masing-masing anggota kelompok diberi tugas atau tanggung jawab

agar siswa lebih fokus dan serius dalam pembelajaran dan belajar

untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Sebaiknya guru menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi yakni metode kooperatif tipe Make A Match dalam

meningkatkan keterampilan proses sains sehingga peserta didik

terlibat aktif dalam kegiatan proses pembelajaran.

2. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebaiknya memberikan dukungan dan

kesempatan kepada guru kelas khususnya guru kelas VIII, untuk

mengikuti pelatihan terkait dengan metode pembelajaran khususnya

metode kooperatif tipe Make A Match agar guru bisa lebih mendalami

lagi tentang metode Make A Match dalam pembelajaran IPA untuk

meningkatkan keterampilan proses sains.

3. Bagi Peserta Didik

Diharapkan peserta didik lebih tertarik memahami materi melalui

usahanya sendiri dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar

bagi peserta didik.

106

DAFTAR PUSTAKA

Abdul azis, D. y. (2006). Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan

memanfaatkan alat peraga sains fisika ( materi tata surya ) untuk

meningkatkan hasil belajar dan kerjasama siswa. jurnal pend. Fisika

indonesia Vo. 4, 2, 94.

Abdullah, R. (2017). Pengaru Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw Pada Mata Pelajaran Kimia Di Madrasah Aliyah. Lantanida Journal,

5, No 1, 22.

Ahmad, A. (2017). Penerapan Permainan Bahasa (Katarsis) Untuk Meningkatkan

Keterampilan Membaca Siswa Kelas IV A SD Negeri 01 Metro Pusat.

Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 9. No.2 Juli 2017 | Hal 75-83( 2579-5457),

77.

Ai Hayati Rahayu, P. A. (2017). Analisis Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Sekolah Dasar Di Kabupaten Sumedang. Jurnal Pesona Dasar, 5, No

2(2337-9227), 23.

Arikunto, S. d. (2012). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka cipta.

D. Rahmawati, S. E. (2014). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Head Together Berbasis Eksperimen Untuk Meningkatkan Keterampilan

Proses Sains Siswa SMP. Unnes Physic Education Journal 3 (1)(2252-

6935), 41.

E. Rahayu, H. S. (2011). Pembelajaran Sains Dengan Pendekatan Keterampilan

Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 107.

Ekawarna. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Selatan: GP Pres Grup.

107

Ekowahjudi. (2015). penerapan discovery learning dalam pembelajran ipa sebagai

upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1x -1 di smp negeri 1

kalianget. jurnal lentera sains ( lensa ), 2.

Elfanany, B. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Araska.

Esthi Santi, N. E. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif

Learning) Tipe Make A Match Berbantuan Media Komik Interatif Untuk

Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar IPS. Jurnal Pendidikan

Surya Edukasi (JPSE), 3, Nomor: 1, Juni 2017, 68.

Harison, H. d. (2016). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Larutan Elektrolit

Dan Non Elektrolit Di SMA PGRI 2 Kota Jambi. Journal. Indo. Soc. Integ.

Chem, 8, No 2, 51.

Hartoto, T. (2016). model pembelajaran kooperatif tipe group investigation ( GI )

meningkatkan aktivitas hasil belajar sejarah . jurna historia, 135.

Komikesari, H. (2016). Peningkatan Keterampilan Prose Sains Dan Hasil Belajar

Fisiska Siswa Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team

Achiement Divisison. Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah 01 (1) (2016)

15-22, 01/1/2016, 16.

Krisno Prastyo Wibowo, M. (2015). Penerapan Model Make A Match Berbantuan

Media Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hail Belajar IPS. Jurnal

Pendidikan IPS, 2, No 2(2356-1807, 2460-7916), 161.

Lepiyanto, A. (2014). Analisis Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran

Berbasis Pratikum. Jurnal Pendidikan Biologi, 5. No. 2(2442-9805, 2086-

4701), 156.

M.A Hertiavi, H. L. (2010). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jingsaw

untuk penigkatan kemampuan pemecahan masalah smp. jurnal pendidikan

fisika indonesia 6 ( 2010 ) 53-57, 53.

108

Makmur Sirait, P. A. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make

A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inpafi, 254.

N. Ismawati, N. I. (2011). penerapan model pembelajaran kooperatif dengan

endekatan struktural two stay two untuk untuk meningkatkan hasul belajar

siswa x sma. jurnal pendidkkan fisika indonesia 7 ( 2011 ) 38-41, 39.

Nisroha, N. R. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A

Match Untuk Meeningkatkan Hasil Belajar IPS. Journal PGSD, 442.

Nupita, E. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keterampilan Pemecahan Masalah IPA

Pada SIswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal PGSD, 01 Nomor 02 Tahun

2013, 0-216, 5.

Permata, F. I. (2020). Analisis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Surat Niaga. Jurnal

Pendidikan Administrasi Perkantoran, 400.

Prasasti, P. A. (2017). Efektivitas Scientific Approach Witch Guided Exsperiment

Pada Pembelajaran IPA Untuk Mempedayakan Keterampilan Proses

SainsSiswa Sekolah Dasar. Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 1(2503-

3530 ), 24.

Richie Erina, H. K. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran STAD Terhadap

Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Kognitif Fisika Di SMA.

Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 1, No 2( 2477-4820), 203.

Salim, H. d. (2014). Strategi Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing.

Sitopang, M. D. (2017). Belajar dan Pebelajaran. Jurnal Kajian Ilmu-ilmu

Keislaman, Vol. 03 No. 2(2460-2345), 340-349.

Sugiyono. (2016). Metode penelitian pendidika ( pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan R&D ). Bandung: Alfabeta.

109

Sulistyowati, E. (2019). Meningkatkan Keterampilan dan Hasil Belajar Bahasa

Indonesia Tentang Menulis Surat Resmi Melalui Contextual Teaching And

Learning (CTL) Pada Siswa Kelas VI SD 6 Getassrabi. Inopendas Jurnal

Ilmiah Kependidikan, Vol. 2 No. 1, Februari 2019 Hal. 1-8( 2615-5443), 2.

Sundari, J. (2017). Pengauh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Jurnal Kajian

Pendidikan Matematika, 02, No.02(2477-2348), 229.

Sunhaji. (2014). Konsep Manajemen Kelas Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran.

Jurnal Kependidikan, Vol. II No. 2 , 32-33.

Supardi, l. l. (75). Pengaruh Media Pembelajaran Dan Minat

Belajar. Jurnal Formatif, 2015.

Suparwadi, L. (2015). Pengaruh Cooperative Learning Tipe Make A Match

Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa. Jurnalbeta, 8, No

1( 2085-5893), 55.

Syahrum, C. W. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Perdana Mulya

Sarana.

Tamak, S. (2017). Metode Cooperative Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam. Jurnal AL-Hikmah, 14, No 1(1412-5382), 8.

Wardani, S. (2008). Pengembangan Keterampilan Proses Sains Dalam

Pembelajaran Kromatografi Lapis Tipis Melalui Pratikum Skala Mikro.

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2, No 2, 318.

Wulan, R. E. (2014). Evaluasi Pembelajaran Dengan Pendekatan dengan

kurikulum. Bandung: Pustaka Setia Bandung.

Yamin, M. d. (2016). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Lesson

Study Pada Penjumlahan Pecahan Di Kelas IV SDN Lamsayeun. Jurnal

Pesona Dasar, 30.

110

Yuberti. (2013). Teori Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar Dalam

Pendidikan. Lampung: Anugrah Utama Raharja.

Lampiran 1

111

SILABUS

GERAK DAN GAYA

Mata Pelajaran : IPA

Satuan Pendidikan : SMP/MTS

Kelas /Semester : VIII/I

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Materi

Pembelajaran

Proses

Pembelajaran Penilaian

Alokasi

Waktu Sumber Belajar

1. Menghargai dan

menghayati ajaran

agama yang

dianutnya

1.1 Mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang aspek

fisik dan kimiawi,

kehidupan dalam

ekosistem, dan

peranan manusia

dalam lingkungan

serta

mewujudkannya

dalam pengamalan

ajaran agama yang

dianutnya

Mengagumi

Gerakdan Gaya

sebagai

keteraturan

ciptaanTuhan

▪ Gerak

▪ GLB

dan

GLBB ▪ Gaya

▪ Resultan Gaya

▪ Gaya gesek

▪ Massa

dan Berat

Benda

▪ Hukum I, II,

III Newton.

Gaya Berat dan

Gaya Normal

Pengamatan

Gerak dan

Gaya

Pengamatan

sikap

20 X 40

menit

Sumber : Eka

Purjiyanta,

M.Pd.,dkk. IPA

Terpadu Jilid 2 untuk

Kelas VIII

SMP/MTs,

Jakarta: Erlangga.

▪ Lembar Kerja dan

lembar

pengamatan siswa

Referensi lain

tentang Gerakdan

Gaya

2. Menghargai dan

menghayati perilaku

jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong

2.1 Menunjukkan

perilaku ilmiah

(memiliki rasa

ingin tahu;

objektif; jujur;

▪ Memiliki rasa

ingin tahu.

▪ Menunjukka

n ketekunan

dan

Pengamata

n sikap

Lampiran 1

112

royong), santun,

percaya diri, dalam

berinteraksi secara

efektif dengan

lingkungan 2ocial dan

alam dalam jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya

teliti; cermat;

tekun; hati-

hati;

bertanggung

jawab; terbuka;

kritis; kreatif;

inovatif dan

peduli

lingkungan)

dalam aktivitas

sehari-hari

2.2 Menghargai

kerja individu

dan kelompok

dalam

aktivitas

sehari- hari

sebagai wujud

implementasi

melaksanakan

percobaan dan

melaporkan

hasil

percobaan

2.3 Menunjukkan

perilaku

bijaksana dan

bertanggung

jawab dalam

aktivitas

sehari-hari

tanggungjaw

ab dalam

belajar dan

bekerja baik

secara

individu

maupun

berkelompok

▪ Menghargai

hasil kerja

individu

dalam

kelompok

dan

kelompok

lain.

▪ Memberi

penilaian

hasil karya

kelompok

secara

objektif

▪ Menjaga

kebersihan

alat dan

ruang yang

digunakan

dalam

percobaan

Lampiran 1

113

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3.1. Memahami gerak lurus, dan pengaruh gaya terhadap gerak berdasarkan Hukum Newton, serta penerapannya pada gerak makhluk hidup dan gerak benda dalam kehidupan sehari- hari

▪ Peserta didik

dapat

mengidentifi

kasi gerak

dan jenis-

jenisnya ▪ Peserta didik

mendiskripsik

an pengertian

kelajuan dan

kecepatan. ▪ Peserta didik

dapat

mengidentifi

kasi ciri GLB

dan GLBB. ▪ Peserta didik

dapat

mendiskripsi

kan

percepatan

sebagai

perubahan

kecepatan

setiap satuan

waktu ▪ Peserta didik

dapat

mengidentifi

kasi Gaya

▪ Peserta didik

dapat

▪ Diskusi

kelompok

konsep

gerak

yang ada

dalam

kehidupa

n sehari-

hari dan

memilah-

milah

jenis-

jenisnya.

Mengkon

versi ▪ Diskusi

kelas

tentang

gaya

dalam

kehidupa

n sehari-

hari dan

memilah-

milah

jenisnya

Tes Tertulis

Pemahama

n Konsep

Lampiran 1

114

mendeskripsi

kan berbagai

macam gaya ▪ Peserta didik

dapat

mendeskripsi

kan Hukum I,

II, dan III

Newton

4. Mencoba,

mengolah, dan

menyaji dalam

ranah konkret

(menggunakan,

mengurai,

merangkai,

memodifikasi,

dan membuat)

dan

ranah abstrak

(menulis,

membaca,

menghitung,

menggambar,

dan mengarang)

sesuai dengan

yang dipelajari di

sekolah dan

sumber lain yang

sama dalam

sudut

4.1. Melakukan

penyelidikan

tentang gerak,

gerak pada

makhluk hidup,

dan percobaan

tentang pengaruh

gaya terhadap

gerak

▪ mengolah

dan

menyajika

n data serta

menarik

kesimpula

n tentang

hasil

percobaan

tentang

gerak dan

jenis-

jenisnya

▪ mengolah

dan

menyajik

an data

serta

menarik

kesimpula

n tentang

▪ melaksanak

an

percobaan

tentang

tentang

jenis-jenis

gerak

▪ melaksanak

an

percobaan

tentangtenta

ng kelajuan

▪ melaksanak

an

percobaan

tentangtenta

ng GLB

▪ melaksanak

an

percobaan

Penilaian

kinerja

Lampiran 1

115

pandang/teori hasil

percobaan

tentang

kelajuan

▪ mengolah

dan

menyajikan

dataserta

menarikkesi

mpulan

hasilpercob

aan tentang

GLB

▪ mengolah

dan

menyajikan

dataserta

menarikkesi

mpulan

hasilpercob

aan tentang

percepatan

▪ mengolah

dan

menyajikan

dataserta

menarikkesi

mpulan

hasilpercob

aan tentang

gaya

▪ mengolah

dan

tentangtenta

ng

percepatan

▪ melaksanak

an

percobaan

tentangtenta

ng gaya

▪ melaksanak

an

percobaan

tentang

tentang

mengukur

gaya

▪ melaksanak

an

percobaan

tentang

tentang

gaya gesek

▪ melaksanak

an

percobaan

tentang

tentang

hukum II

Newton

▪ melaksanak

an

percobaan

Lampiran 1

116

menyajikan

dataserta

menarikkesi

mpulan

hasilpercob

aan tentang

mengukur

gaya

▪ mengolah

dan

menyajikan

dataserta

menarik

kesimpulan

hasilpercob

aan tentang menghitung besar gaya

▪ mengolah

dan

menyajikan

data serta

menarik

kesimpulan

hasil

percobaan

tentang

gaya gesek

▪ mengolah

dan

menyajikan

data

serta

tentang

hukum III

Newton

Lampiran 1

117

menarik

kesimpulan

hasil

percobaan

tentang

hukum II

Newton

▪ mengolah

dan

menyajika

n data serta

menarik

kesimpula

n hasil

percobaan

tentang

hukum III

Newton

Mengetahui,

Kepala Sekolah/Madrasah Guru Mata Pelajaran

____________________ _______________________

NIP.- NIP.-

118

Lampiran 2

Rubrik keterampilan proses sains pre test

No Nama siswa Keterampilan proses sains Skor KPS

%

Kategori

1 2 3 4 5 6 7

1 Agus Mulyadi 3 2 1 2 2 3 3 16 57,1% Cukup

2 Diki Husaini 3 2 2 2 1 1 2 13 46,4% Kurang

3 Dinda 2 2 3 3 3 3 2 18 64,2% Baik

4 Fina Bella

Aulia

1 1 2 3 2 3 3 15 53,5% Cukup

5 Helmi Hakim 4 4 3 3 2 3 3 22 78,5% Baik

6 Ilham Abi

Manyu

1 2 2 1 2 2 3 13 46,4% Kurang

7 Kaela Rarasati 2 2 1 2 1 1 2 11 39.2% Kurang

8 Lidia Angga

Sari

3 2 3 1 3 2 2 16 57,1% Cukup

9 Mariatul Kitia 1 1 2 3 2 2 2 13 46,4% Kurang

10 Putra Irawan 2 3 2 3 3 3 2 18 64,2% Baik

11 Putri Sumiyani 2 2 1 3 2 3 3 16 57,1% Cukup

12 Raihan 3 3 2 3 1 2 2 16 57,1% Cukup

13 Rani

Sentyawati

2 2 3 2 1 1 1 12 42,8% Kurang

14 Ranita Putri 2 2 2 3 2 2 3 16 57,1% Cukup

15 Rekky Febriadi 2 3 2 2 2 3 1 15 53,5% Cukup

16 Ririn Asri

Anggraini

2 2 1 4 4

2 2 17 60,7% Cukup

119

17 Risky Aditya 1 2 1 1 2 3 2 12 42,8% Kurang

18 Sukrillah 1 2 2 2 2 2 3 14 50% Kurang

19 Tegar Prakoso

Zamhur

4 4 4 4 3 2 3 24 85.7% Sangat

Baik

20 Yayang

Rahmadani

2 3 2 4 4 1 1 17 60,7% Cukup

21 Zaskia Ropioni

Putri

1 2 2 2 3 1 1 12 42,8% Kurang

Skor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase %

81-100 Sangat Baik 1 0,4%

61-80 Baik 3 14,2%

51-60 Cukup 9 42,8%

50 Kurang 9 42,8%

Jumlah 21 100%

Keterangan Table

Keterampilan 1 : Mengamati

Keterampilan 2 : Menafsirkan

Keterampilan 3 : Mendiskusikan

Keterampilan 4 :k Menganalisis

Keterampilan 5 : Menyimpilkan Hasil

Keterampilan 6 : Menerapkan

Keterampilan 7 : Mengkomunikasikan

120

Lampiran 3

Soal esay pre test

1. Perhatikan gambar dibawah ini?

2. Sebutkan contoh dari gerak lurus beraturan?

3. Seorang anak mendorong benda A dengan gaya 80 newton dan benda B 40

newton, sehingga benda yang bergerak dengan kecepatan tertentu. Jika

benda tersebut 4 kg, hitunglah percepatan benda tersebut?

4. Sam’an memiliki massa 40 kg. Jika percepatan gravitasi 10m/s hitunglah

berat sam’an?

5. Sebutkan bunyi dari hukum newton 1?

121

Lampiran 4

Kunci jawaban

1. Karena gaya menyebabkan percepatan arah gaya searah dengan arah

percepatan, jadi gaya adalah besaran yang mempunyai besar dan arah

2. Mobil yang berjalan dengan tetap, kelereng menggelindir, kereta yang

melaju di rel

3. Diketahui : Benda A

F0 = 80 N

m = 4 kg

ditanya : a ?

jawab

a = F/m

a = 80 N/4 kg

a = 20 m/s

Diketahui : Benda A

F0 = 40 N

m = 4 kg

ditanya : a ?

jawab

a = F/m

a = 40 N/4 kg

a = 10 m/s

4. Diketahui :

m = 40 kg

g = 10 m/s

ditanya : w ?

w = m.g

w = 40 lg. 10 m/s

w = 400

122

5. Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang sama dengan nol, maka

benda yang mula mula diam akan tetap diam. Benda yang mula mula

bergerak lurus beraturan akan tetap lurus beraturan dengan kecepatan tetap

123

Lampiran 5

Nilai pre test soal esay

No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas Kategori KPS

1 Agus Mulyadi 75 60 - Tidak Tuntas Cukup

2 Diki Husaini 75 70 - Tidak Tuntas Baik

3 Dinda 75 50 - Tidak Tuntas Kurang

4 Fina Bella Aulia 75 35 - Tidak Tuntas Kurang

5 Helmi Hakim 75 65 - Tidak Tuntas Baik

6 Ilham Abi Manyu 75 70 - Tidak Tuntas Baik

7 Kaela Rarasati 75 50 - Tidak Tuntas Kurang

8 Lidia Angga Sari 75 65 - Tidak Tuntas Baik

9 Mariatul Kitia 75 55 - Tidak Tuntas Cukup

10 Putra Irawan 75 45 - Tidak Tuntas Kurang

11 Putri Sumiyani 75 30 - Tidak Tuntas Kurang

12 Raihan 75 20 - Tidak Tuntas Kurang

13 Rani Sentyawati 75 60 - Tidak Tuntas Cukup

14 Ranita Putri 75 55 - Tidak Tuntas Cukup

15 Rekky Febriadi 75 90 Tuntas - Sangat Baik

16 Ririn Asri Anggraini 75 60 - Tidak Tuntas Cukup

17 Risky Aditya 75 50 - Tidak Tuntas Kurang

18 Sukrillah 75 50 - Tidak Tuntas Kurang

19 Tegar Prakoso Zamhur 75 85 Tuntas - Sangat Baik

20 Yayang Rahmadani 75 55 - Tidak Tuntas Cukup

21 Zaskia Ropioni Putri 75 70 - Tidak Tuntas Baik

Jumlah 1190

Nilai rata rata 56,6

Siswa yang tuntas 3

Siswa yang tidak tuntas 18

124

Skor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase %

81-100 Sangat Baik 2 0,9%

61-80 Baik 5 23,8%

51-60 Cukup 6 28,5%

50 Kurang 8 38%

Jumlah 21 100%

125

Lampiran 6

Pelaksanaan siklus I

Lembar observasi guru

No Aktivitas yang diamati Hasil

Ya Tidak

1 Guru memasuki kelas tepat waktu √

2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses

Pembelajaran

3

Guru mengajuakn pertanyaan sepurar materi yangberkaitan

dengan materi yang akan dibahas

4

Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar √

5

Guru menjelaskan mengenai gaya sentuh dan gaya tak sentuh √

6

Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang

gaya sentuh dan gaya tak sentuh

7

Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang

materi yang sedang berlangsung

8 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok

9

Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil diskusi

kelompok tentang gaya sentuh dan gaya tak sentuh

10

Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang

memilki kerjasama yang baik

11 Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi gaya

sentuh dan gaya tak sentuh

126

12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan √

13 Guru membimbing siswa berdo’a √

14 Guru mengucapkan salam √

127

Lampiran 7

Lembar observasi siswa

No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah

Siswa

Presentase

%

Keterangan

1 Mengamati Mendengarkan 15 71,4% Baik

penjelasan guru

tentang topik

tujuan dan

hasil belajar

yang ingin

dicapai

Mendengarkan 10 47,6% Kurang

penjelasan

pokok pokok

kegiatan yang

harus

dilakukan

siswa serta

tujuannya

Mendengarkan 14 66,6% Baik

penjelasan

pentingnya

topik dalam

kkegiatan

belajar

Siswa 16 76,1% Baik

memperhatikan

Guru

menyampaikan

128

tujuan

pelajaran

2 Menafsirkan Siswa mampu

menjelaskan

materi yang

disampaikan

oleh seorang

Guru

8 38% Kurang

3 Mendiskusikan Siswa tertib

saat pembagian

kelompok

10 47,6% Kurang

Siswa

mendiskusikan

dengan

kelompok

masing masing

12 57,1% Cukup

Siswa mampu

menjelaskan

hasil diskusi

kelompok yang

sedang

berlangsung

12 57,1 Cukup

Siswa tertib

saat berdiskusi

mengumpulkan

formasi

16 76,1% Baik

4 Menganalisis Siswa mampu

menganalisis

9 42,8% Kurang

129

materi apa yang

diajarkan oleh

seorang guru

5 Menyimpulkan hasil Siswa membuat

kesimpulan dari

permasalahan

yang dibahas

11 52,3% Cukup

6 Menerapkan Siswa

mempraktekkan

tentang

keterampilan

yang diajarkan

oleh seorang

Guru

8 38% Kurang

7 Mengkomunikasikan Siswa mampu

menjelaskan

kembali

pembelajaran

baik kepada

guru maupun

kepada siswa

8 38% Kurang

130

Lamapiran 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SATUAN PENDIDIKAN : MTS AINUL YAQIN KOTA JAMBI

MATA PELAJARAN : IPA TERPADU

KELAS / SEMESTER : VIII (DELAPAN)

MATERI POKOK : GERAK DAN GAYA

SUB MATERI : GAYA SENTUH DAN GAYA TAK SENTUH

ALOKASI WAKTU : 1 x 60 MENIT

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disipilin, tanggug jawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan proseddural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengatuan, teknologi, seni,

budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

a. Kompetensi dasar

1. Memahami gerak lurus, dan pengaruh gaya terhadap gerak berdasarkan

hukum newton, serta penerapannya pada gerak makhluk hidup dan gerak

benda dalam kehidupan sehari hari.

131

2. Melakukan penyelidikan tentang gerak, gerak pada makhluk hidup, dan

percobaan tentang pengaruh gaya terhadap gerak.

b. Indikator Kognitif

1. Menjelaskan pengertian gaya

2. Mengidentifikasi contoh gaya sentuh dan gaya tak sentuh

3. Menyebutkan jenis jenis gaya

4. Mengukur gaya

5. Menganalisis penjumlahan gaya dan pengaruhnya pada benda

c. Indikator Psikomotor

1. Mengajukan ide/gagasan tentang gaya

2. Menyusun hasil pengamatan, mempersentasikan, dan mengkomunikasikan hasilnya.

3. Mendiskusikan tentang gaya sentuh dan gaya tak sentuh

4. Mencari ide didalam percobaan dalam materi gaya

5. Menyajikan gagasan alternatif solusi tentang gaya

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Afektif (Sikap)

Siswa mampu menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianut dalam

selama dan setelah pembelajaran diantaranya: bersyukur, berdo’a sesudah dan

sebelum memulai kegiatan, menghormati teman, membersihkan tempat kerja.

2. Afektif (Sosial)

Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa mampu menanamkan sikap:

Jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, kerjasama, teliti, tekun,

responsif dan proaktif.

3. Kognitif

Selama mengikuti pembelajaran gaya diharapkan siswa dapat:

1. Menjelaskan tentang sebuah gaya

2. Mejelaskan pengertian gaya sentuh dan gaya tak sentuh

3. Menggambarkan proses terjadinya gaya sentuh dan gaya tak sentuh

132

4. Menganalisis tentang gaya

5. Menunjukkan kesepakatan internasional

4. Psikomotor

Selama mengikuti pembelajaran gaya diharapkan siswa melaksanakan:

1. Menyusun hasil pengamatan, mempersentasikan, dan mengkomunikasikan

hasilnya.

2. Mendiskusikan tentang gaya sentuh dan gaya tak sentuh

3. Mencari ide didalam materi gaya

4. Menyajikan gagasan alternatif solusi tentang gaya sentuh dan gaya tak sentuh

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Peta konsep

2. Materi

Pengertian gaya

Gaya adalah tarikan atau dorongan yang menyebabkan perubahan gerak

atau benda, gaya merupakan besaran vector dengan lambang F. Rumus gaya

adalah sebagai berikut :

F = m x a

F = gaya ( N atau dyne )

Pengertian Jenis gaya Resultan gaya

Gaya

Gaya sentuh Gaya tak sentuh

133

F1 F2

m = massa benda ( kg )

a = percepatan ( m/s )

Jenis jenis gaya

Secara garis besar, gaya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Gaya sentuh

Misalnya gaya otot, gaya pegas, dan gaya gesek

b. Gaya tak sentuh

Misalnya gaya listrik, gaya tekan, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya berat

Alat ukur gaya

Alat yang digunakan untuk mengukur gaya disebut dengan neraca pegas

atau dynamometer.

Resultan gaya

Resultn gaya adalah penjumlahan dari gaya gaya yang bekerja pada suatu

benda. Resultan gaya dilambangkan dalam huruf R, Resultan gaya terbagi

menjadi dua jenis yaitu :

a. Resultan gaya searah

Pada resultan gaya ini gaya bekerja pada arah yang sama.

Berikut ini adalah gambar dari resultan gaya searah.

Secara sistematis, bearnya resultan gaya pada

resultan gaya searah dapat dituliskan sebagai berikut :

R = ∑ F = F1 + F2

b. Resultan gaya berlawana arah

Pada resultan gaya ini gaya bekerja dengan arah yang berlawanan berikut ini

adalah gambar dari resultan gaya berlawanan arah.

F2 F1

134

Secara sistematis, besarnya resultan gaya pada

resultan gaya berlawanan arah dapat ditulis sebagai berikut :

R = ∑ F = F1 - F2

E. MODEL PEMBELAJARAN Model pembelajaran :

Kooperatif learning Metode pembelajaran : Make A

Match

F. MEDIA PEMBELAJARAN

Media : Kartu yang berisi sebuah pertanyaan dan kartu jawaban Alat : -

Bahan : -

G. SUMBER BELAJAR

1. Buku :

Suparmin dkk. 2014. Fisika peminatan matematika dan ilmu alam

untuk VIII MTs. Surakarta

: mediatama.

Surya,yohanes. 2009. Mekanika dan fluida buku 1. Tanggerang : PT

Kandel.

Kanginan, M. 2010. Seribu pena fisika untuk SMP/MTs. Jakarta :

penerbit Erlangga

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

NO Kegiatan pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa waktu

A . kegiatan pendahuluan

Tahap I. tahap pendahuluan

135

• Guru membuka

pembelajaran dengan

mengucapkan salam

pembuka dan berdoa

untuk memulai

pembelajaran.

• guru memeriksa kehadiran

peserta didik

• guru mengecek kesiapan

siswa untuk melaksanakan

pembelajaran gaya

Motivasi

• Guru memberikan

gambaran sebuah gaya

sentuh dan gaya tak

sentuh pada materi gaya

• Menjawab

salam dari guru

dan berdo’a

bersama

• Siswa

mengangkat

tangan saat

guru

mengabsen

nama

• Siswa

menyiapkan

semua

keperluan

sebelum

pembelajaran

• Siswa

mendengarkan

manfaat

mempelajari

gaya sentuh dan

gaya tak sentuh

dalam

kehidupan yang

disampaikan

oleh guru

15 menit

136

• Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran dari

pembelajaran gaya

Pemberian Acuan

• Guru memberitahukan

materi pelajaran yang

akan dibahas yaitu tentang

gaya

• Guru memberitahukan

tentang kompetensi inti,

kompetensi dasar,

indikator, dan KKM pada

pertemuan yang

berlangsung

• Guru mengarahkan

pembentukan kelompok

untuk peserta didik

• Siswa

mendengarka

tujuan

mempelajari

gaya yang

disampaikan

oleh guru

• Siswa menulis

materi yang

disampaikan

oleh guru

tentang materi

gaya

• Siswa

mendengarkan

apa yang

disampaikan

oleh guru

• Siswa

membentuk

kelompok yang

diarahi oleh

guru

B. Kegiatan Inti

137

Tahap II. Tahap pembentukan / pengembangan konsep

1 Guru menggunakan metode studi pustaka, diskusi, demonstrasi, presentasi

dengan model kooperatif tipe Make A Match

2 Guru memfasilitasi sumber belajar melaluai perangkat pembelajaran

berupa buku, dan lembar penilaian

3 • Guru meminta siswa

mengajukan hipotesis

pemecahan masalah.

• Guru akan membuat

kelompok kepada

setiap siswa

• Siswa akan

mengikuti

arahan dari

seorang

guru

• Sisiwa

akan

membentuk

an

kelompok

yang

ditentukan

oleh seorag

guru

25 menit

• Guru akan

memberikan sebuah

kartu pertanyaan setiap

kelompok

• Siswa akan

menjawab

kartu

pertanyaan

yang akan

diberikan oleh

20 menit

138

seorang setiap

kelompoknya

masing masing

a. Performance presentation

/presentasi

• Guru meminta laporan

hasil diskusi

kelompoknya

• Guru meminta siswa

menyajikan atau

mempersentasikan

hasil penyelidikan dan

diskusi didepan kelas

• Siswa men

gumpulkan

laporan

hasil

diskusi

kelompokn

ya

• Siswa

menyajikan

atau

mempersen

tasikan

hasil

penyelididk

an dan

diskusi

didepan

kelas.

10

b. After conclusion of

problem / simpulan ilmiah

• Guru mengamati

dan manilai sikap

• Setiap

kelompok

139

siswa dalam

melakukan diskusi

• Guru memberikan

kuis untuk

mengetahui

kemampuan

peserta didik dalam

memecahkan

permasalahan

terkait dengan

konsep gaya

menulis

laporan

,merencana

kan

persentasi

laporan,me

nentukan

penyaji,mo

derator dan

notulis

• Siswa

mengerjaka

n kuis yang

telah

diberikan

C. Kegiatan Penutup

4 • Guru memberikan

kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang

pembelajaran gaya yang

telah dipelajarai jika ada

yang belum paham

• Siswa yang

belum

mengerti

menanyakan

kembali

tentang materi

140

• Guru mengintruksikan

kepada siswa untuk

membuat kesimpilan dari

materi gaya

• Guru memberikan Kartu

pertanyaan kepada siswa

guna mengetahui

pemahaman siswa tentang

materi gaya sentuh dan

gaya tak sentuh

• Guru mengakhiri

pertemuan dengan

mengucap salam

gaya yang

telah dipelajari

• Setiap siswa

membuat

kesimpulan

tentang materi

gaya yang

telah dipelajari

• Siswa menulis

pertanyaan dari

kartu tersebut

dan

menyelesaikan

nya yang

diberikan oleh

guru

• Siswa

menjawab

salam yang

diberikan oleh

Guru

141

I. PENILAIAN HASIL BELAJAR

1. Penilaian kompetensi sikap (terlampir)

Teknik : Lembar penilaian cek

Waktu : Pada saat kegiatan pembelajaran

2. Penilaian kompetensi pengetahuan ( terlampir )

Teknik : Tertulis

Waktu : Esay

3. Penilaian kompetensi Keterampilan

Teknik : Praktek memberikan kartu pertanyaan kepada siswa

Waktu : Pada saat pembelajaran

Jambi, 28 Juli 2021

Mengetahui

Kepala sekolah Guru mata pelajaran

Lindawati, S.E Rustam Effendi, S. Pd

NIP.- NIP.-

142

LEMBAR PENILAIAN ESAY

Soal

1. Perhatikan gambar dibawah ini!

Pada gambar diatas dua seorang anak sedang mendorong meja, hal

ini merupakan gaya sentuh, mengapa demikian!jelaskan?

2. Jelaskan mengapa kereta yang melaju cepat tidak bisa dihentikan

mendadak?

3. Gerak sebuah benda bermassa A 12 dan benda B 10 kg dilawan oleh

gaya gesekan 30N. Berapakah perlambatan benda A dan benda B

tersebut?

4. Mengapa gaya disebut besaran vektor?

5. Sebutkan contoh gaya sentuh dan gaya tak sentuh?

143

J. PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

1. Lembar onservasi siswa

No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah

Siswa

Presentase

%

Keterangan

1 Mengamati Mendengarkan

penjelasan guru

tentang topik

tujuan dan

hasil belajar

yang ingin

dicapai

Mendengarkan

penjelasan

pokok pokok

kegiatan yang

harus

dilakukan

siswa serta

tujuannya

Mendengarkan

penjelasan

pentingnya

topik dalam

kkegiatan

belajar

Siswa

Memperhatikan

Guru

Menyampaikan

144

tujuan

pelajaran

2 Menafsirkan Siswa mampu

menjelaskan

materi yang

disampaikan

oleh seorang

Guru

3 Mendiskusikan Siswa tertib

saat pembagian

kelompok

Siswa

mendiskusikan

dengan

kelompok

masing masing

Siswa mampu

menjelaskan

hasil diskusi

kelompok yang

sedang

berlangsung

Siswa tertib

saat berdiskusi

mengumpulkan

formasi

4 Menganalisis Siswa mampu

menganalisis

145

materi apa yang

diajarkan oleh

seorang guru

5 Menyimpulkan hasil Siswa membuat

kesimpulan dari

permasalahan

yang dibahas

6 Menerapkan Siswa

mempraktekkan

tentang

keterampilan

yang diajarkan

oleh seorang

Guru

7 Mengkomunikasikan Siswa mampu

menjelaskan

kembali

pembelajaran

baik kepada

guru maupun

kepada siswa

146

2. Lembar observasi guru

No Aktivitas yang diamati Hasil

Ya Tidak

1 Guru memasuki kelas tepat waktu

2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses

Pembelajaran

3

Guru mengajuakn pertanyaan sepurar materi yangberkaitan

dengan materi yang akan dibahas

4

Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar

5

Guru menjelaskan mengenai gaya sentuh dan gaya tak sentuh

6

Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang

gaya sentuh dan gaya tak sentuh

7

Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang

materi yang sedang berlangsung

8 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok

9

Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil diskusi

kelompok tentang gaya sentuh dan gaya tak sentuh

10

Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang

memilki kerjasama yang baik

11 Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi gaya

sentuh dan gaya tak sentuh

12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan

13 Guru membimbing siswa berdo’a

147

14 Guru mengucapkan salam

148

Lampiran 9

Soal post test siklus 1

1. Perhatikan gambar dibawah ini!

Pada gambar diatas dua seorang anak sedang mendorong meja, hal ini

merupakan gaya sentuh, mengapa demikian!jelaskan?

2. Jelaskan mengapa kereta yang melaju cepat tidak bisa dihentikan

mendadak?

3. Gerak sebuah benda bermassa A 12 dan benda B 10 kg dilawan oleh

gaya gesekan 30N. Berapakah perlambatan benda A dan benda B

tersebut?

4. Mengapa gaya disebut besaran vektor?

5. Sebutkan contoh gaya sentuh dan gaya tak sentuh?

149

Lampiran 10

Kunci jawaban

1. Karena gaya menyebabkan percepatan arah gaya searah dengan arah

percepatan, jadi gaya adalah besaran yang mempunyai besar dan arah

2. Karna gaya gesek pada rel kereta api sangat kecil dikarenakan relnya licin

3. Diket: Benda A

F = m.a

30 = 12 a

a = 30/12

a = 2,5 m/s

Diket: Benda B

F = m.a

30 = 12 a

a = 30/14

a = 3 m/s

4. Karena gaya menyebabkan percepatan arah gaya searah dengan arah

percepatan, jadi gaya adalah besaran yang mempunyai besar dan arah

5. Gaya sentuh

Gaya otot, gaya pegas, gaya gesek

Gaya tak sentuh

Gaya listrik, gaya tekan, gaya magnet

150

Lampiran 11

Hasil nilai post test siklus I

No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas Kategori KPS

1 AM 75 35 - Tidak Tuntas Kurang

2 DH 75 85 Tuntas - Sangat Baik

3 DN 75 85 Tuntas - Sangat Baik

4 FB 75 10 - Tidak Tuntas Kurang

5 HH 75 45 - Tidak Tuntas Kurang

6 IA 75 60 - Tidak Tuntas Cukup

7 KR 75 45 - Tidak Tuntas Kurang

8 LA 75 70 - Tidak Tuntas Baik

9 MK 75 15 - Tidak Tuntas Kurang

10 PI 75 10 - Tidak Tuntas Kurang

11 PS 75 80 Tuntas - Baik

12 RH 75 55 - Tidak Tuntas Cukup

13 RS 75 95 Tuntas - Sangat Baik

14 RP 75 70 - Tidak Tuntas Baik

15 RF 75 80 Tuntas - Baik

16 RA 75 75 Tuntas - Baik

17 RY 75 50 - Tidak Tuntas Kurang

18 SK 75 90 Tuntas - Sangat Baik

19 TP 75 20 - Tidak Tuntas Kurang

20 YR 75 75 Tuntas - Baik

21 ZP 75 80 Tuntas - Baik

Jumlah 1230

Nilai rata rata 58

Siswa yang tuntas 9

Siswa yang tidak tuntas 12

151

Skor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase %

81-100 Sangat Baik 4 19%

61-80 Baik 7 33,3%

51-60 Cukup 2 0,9%

50 Kurang 8 38%

Jumlah 21 100%

152

Lampiran 12

Pelaksanaan siklus II

Lembar observasi guru siklus II

Aktivitas yang diamati Hasil

Ya Tidak

1 Guru memasuki kelas tepat waktu √

2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses

Pembelajaran

3

Guru mengajukan pertanyaan seputar materi yangberkaitan

dengan materi yang akan dibahas

4

Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar √

5

Guru menjelaskan mengenai GLB dan GLBB √

6

Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang

GLB dan GLBB

7

Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang

materi yang sedang berlangsung

8

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok √

9

Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil diskusi

kelompok tentang GLB dan GLBB

10

Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang

memilki kerjasama yang baik

11

Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi GLB dan

GLBB

153

12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan √

13 Guru membimbing siswa berdo’a √

14 Guru mengucapkan salam √

154

Lampiran 13

Hasil lembar observasi siswa siklus II

No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah

Siswa

Presentase

%

Keterangan

1 Mengamati Mendengarkan 18 85,7% Sangat Baik

penjelasan guru

tentang topik

tujuan dan

hasil belajar

yang ingin

Dicapai

Mendengarkan 13 61,9% Baik

Penjelasan

pokok pokok

kegiatan yang

Harus

Dilakukan

siswa serta

Tujuannya

Mendengarkan 15 71,4% Baik

Penjelasan

Pentingnya

topik dalam

Kegiatan

Belajar

Siswa 19 90,4% Sangat Baik

memperhatikan

Guru

155

menyampaikan

tujuan

pelajaran

2 Menafsirkan Siswa mampu

menjelaskan

materi yang

disampaikan

oleh seorang

Guru

8 38% Kurang

3 Mendiskusikan Siswa tertib saat 16 76,1% Baik

Pembagian

Kelompok

Siswa 17 80,9% Baik

Mendiskusikan

Dengan

Kelompok

masing masing

Siswa mampu 19 90,4% Sangat Baik

Menjelaskan

hasil diskusi

kelompok yang

Sedang

Berlangsung

Siswa tertib 15 71,4% Baik

saat berdiskusi

Mengumpulkan

Formasi

156

4 Menganalisis Siswa mampu

menganalisis

materi apa yang

diajarkan oleh

seorang guru

10 47,6% Kurang

5 Menyimpulkan hasil Siswa membuat

kesimpulan dari

permasalahan

yang dibahas

6 28,5% Kurang

6 Menerapkan Siswa

mempraktekkan

tentang

keterampilan

yang diajarkan

oleh seorang

Guru

14 66,6% Baik

7 Mengkomunikasikan Siswa mampu

menjelaskan

kembali

pembelajaran

baik kepada

guru maupun

kepada siswa

12 57,1% Cukup

157

Lampiran 14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SATUAN PENDIDIKAN : MTS AINUL YAQIN KOTA JAMBI

MATA PELAJARAN : IPA TERPADU

KELAS / SEMESTER : VIII (DELAPAN)

MATERI POKOK : GERAK DAN GAYA

SUB MATERI : GLB DAN GLBB

ALOKASI WAKTU : 1 x 60 MENIT

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disipilin, tanggug jawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan proseddural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengatuan, teknologi, seni,

budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori

158

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

1. Kompetensi dasar

a. Memahami gerak lurus, dan pengaruh gaya terhadap gerak

berdasarkan hukum newton, serta penerapannya pada gerak makhluk

hidup dan gerak benda dalam kehidupan sehari hari.

b. Melakukan penyelidikan tentang gerak, gerak pada makhluk hidup,

dan percobaan tentang pengaruh gaya terhadap gerak.

2. Indikator Kognitif

a. Menjelaskan pengertian gerak lurus berubah beraturan

b. Menganalisis rumus dari gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan

c. Menyebutkan contoh gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan

dalam kehidupan sehari hari

d. Menyimpulkan hasil dari gerak lurus beraturan

e. Menafsirkan dari gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan

3. Indikator Psikomotor

a. Mengajukan ide/gagasan tentang gerak lurus beraturan dan gerak

lurus berubah beraturan

b. Menyusun hasil pengamatan, mempersentasikan, dan

mengkomunikasikan hasilnya.

c. Mendiskusikan tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus

berubah beraturan

d. Mencari ide didalam percobaan gerak lurus beraturan dan gerak

lurus berubah beraturan

e. Menyajikan gagasan alternatif solusi tentang gerak lurus beraturan

dan gerak lurus berubah beraturan

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

a. Afektif (Sikap)

Siswa mampu menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianut

dalam selama dan setelah pembelajaran diantaranya: bersyukur,

berdo’a sesudah dan sebelum memulai kegiatan, menghormati teman,

membersihkan tempat kerja.

159

b. Afektif (Sosial)

Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa mampu

menanamkan sikap: Jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

percaya diri, kerjasama, teliti, tekun, responsif dan proaktif.

c. Kognitif

Selama mengikuti pembelajaran GLB dan GLBB diharapkan siswa

dapat:

1. Menjelaskan tentang sebuah gerak lurus beraturan dan gerak lurus

berubah beraturan

2. Mejelaskan pengertian gerak lurus beraturan dan gerak lurus

berubah beraturan

3. Menggambarkan proses terjadinya gerak lurus beraturan dan gerak

lurus berubah

Beraturan

4. Menganalisis tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah

beraturan

5. Menunjukkan kesepakatan internasional

d. Psikomotor

Selama mengikuti pembelajaran materi tentang gerak lurus

beraturan dan gerak lurus berubah beraturan diharapkan siswa

melaksanakan:

1. Menyusun hasil pengamatan, mempersentasikan, dan

mengkomunikasikan hasilnya.

2. Mendiskusikan tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus

berubah beraturan

3. Mencari ide didalam materi gerak lurus beraturan dan gerak lurus

berubah beraturan

4. Menyajikan gagasan alternatif solusi tentang gerak lurus beraturan

dan gerak lurus berubah beraturan

160

Ciri ciri

benda

mengalami

GLBB

dipercepat

GLBB

diperc

e pat

Gerak lurus berubah

beraturan

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Peta konsep

2. Materi

a. Pengertian gerak lurus beraturan

Gerak adalah perubahan posisi sebuah benda atau objek

suatu titik awal objek menuju titik akhir. Sedangkan untuk GLB,

pengertiannya adalah gerak lurus yang memiliki kecepatan tetap,

dan tidak adanya percepatan pada objek. Sehingga nilai percepatan

pada objek yang mengalami GLB adalah nol (a = 0). Sedangkan

pada sisi GLBB, benda akan mengalamu perubahan kecepatan.

b. Ciri ciri sebuah benda mengalami GLB

Jadi sebuah benda bisa dikatakan mengalami GLB jika

punya ciri-ciri seperti berikut ini:.

-Berada pada sebuah lintasan yang berupa garis lurus atau masih

dapat dianggap sebagai lintasan yang lurus

-Kecepatan benda tetap atau konstan

-Tidak Mempunyai percepatan (a=0)

Gerak

Gerak lurus

beraturan

Pengertian Rumus Pengertian Rumus

161

-Pada kecepatan berbanding lurus dengan perpindahan dan

berbanding terbalik dengan waktu.

1. Rumus GLB

Rumus ini akan kita gunakan untuk menghitung kecepatan bila

yang diketahui adalah jarak dan waktu. Begitu juga dengan waktu

dan jarak jika yang diketahui sebaliknya. Kecepatan akan kita hitung

dengan jarak yang berbanding terbalik dengan waktu.

v = s/t

v = kecepatan (km/jam atau m/s)

s = perpindahan, atau biasanya juga disebut sebagai jarak tempuh

(km atau m)

t = selang waktu atau waktu tempuh (jam, sekon)

a. Pengertian GLBB

2. Definisi Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) didefinisikan sebagai:

1. gerak suatu benda dimana dalam selang waktu yang sama

mengalami perubahan kecepatan (bisa bertambah atau

berkurang) yang sama.

2. gerak suatu benda yang mengalami percepatan tetap.

3. Definisi Percepatan

Percepatan menyatakan laju perubahan kecepatan, atau

menyatakan perubahan kecepatan per satuan waktu. Percepatan

sebuah benda ditentukan dengan membandingkan perubahan

kecepatan benda tersebut terhadap waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan perubahan kecepatan itu.

162

4. Perbedaan Percepatan dan Perlambatan

a. Percepatan

Bila percepatan suatu benda searah dengan kecepatannya,

maka kecepatan benda tersebut akan semakin besar, berarti gerak

benda semakin cepat. Percepatan semacam ini disebut percepatan

positif. lazim disebut percepatan.

b. Perlambatan

Bila percepatan suatu benda berlawanan arah dengan

kecepatannya, berakibat kecepatan benda tersebut akan semakin

kecil. Gerak benda semakin lambat. Percepatan semacam ini

disebut percepatan negatif. Percepatan negatif lazim disebut

perlambatan.

Macam-macam Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

1. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dipercepat, Contoh

gerak benda yang jatuh bebas. Gerak jatuh bebas mengalami

percepatan oleh gravitasi sehingga kecepatannya semakin

besar.

163

2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) diperlambat, Contoh

gerak benda yang kita lempar vertikal ke atas. Gerak vertikal

ke atas mengalami perlambatan oleh gravitasi, karena itu

kecepatannya semakin kecil.

E. MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran : Kooperatif learning

Metode pembelajaran : Make A Match

F. MEDIA PEMBELAJARAN

Media : Kartu yang berisi sebuah pertanyaan

Alat : Laptop

Bahan : -

G. SUMBER BELAJAR

Buku :

Suparmin dkk. 2014. Fisika peminatan matematika dan ilmu alam

untuk VIII MTs. Surakarta

: mediatama.

Surya,yohanes. 2009. Mekanika dan fluida buku 1. Tanggerang : PT

Kandel.

Kanginan, M. 2010. Seribu pena fisika untuk SMP/MTs. Jakarta :

penerbit Erlangga

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

NO Kegiatan pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa waktu

A . kegiatan pendahuluan

Tahap I. tahap pendahuluan

• Guru membuka

pembelajaran dengan

mengucapkan salam

pembuka dan berdoa

• Menjawab

salam dari guru

dan berdo’a

Bersama

15 menit

164

untuk memulai

pembelajaran.

• guru memeriksa kehadiran

peserta didik

• guru mengecek kesiapan

siswa untuk melaksanakan

pembelajaran GLB dan

GLBB

Motivasi

• Guru memberikan

gambaran sebuah GLB

dan GLBB pada materi

gerak

• Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran dari

• Siswa

mengangkat

tangan saat

guru

mengabsen

nama

• Siswa

menyiapkan

semua

keperluan

sebelum

bembelajaran

• Siswa

mendengarkan

manfaat

mempelajari

GLB dan

GLBB dalam

kehidupan yang

disampaikan

oleh guru

• Siswa

mendengarka

Tujuan

165

pembelajaran GLB dan

GLBB

Pemberian Acuan

• Guru memberitahukan

materi pelajaran yang

akan dibahas yaitu tentang

GLB dan GLBB

• Guru memberitahukan

tentang kompetensi inti,

kompetensi dasar,

indikator, dan KKM pada

pertemuan yang

berlangsung

• Guru mengarahkan

pembentukan kelompok

untuk peserta didik

mempelajari

GLB dan

GLBB yang

disampaikan

oleh guru

• Siswa menulis

materi yang

disampaikan

oleh guru

tentang materi

GLB dan

GLBB

• Siswa

mendengarkan

apa yang

disampaikan

oleh guru

• Siswa

membentuk

kelompok yang

diarahi oleh

Guru

B. Kegiatan Inti

Tahap II. Tahap pembentukan / pengembangan konsep

1 Guru menggunakan metode studi pustaka, diskusi, demonstrasi, presentasi

dengan model kooperatif tipe Make A Match

166

2 Guru memfasilitasi sumber belajar melaluai perangkat pembelajaran

berupa buku, dan lembar penilaian

3 c. Starting new problem/

seting permasalahan:

• Guru meminta siswa

mengajukan hipotesis

pemecahan masalah.

• Guru memberikan soal

untuk dikerjakan

peserta didik

• Siswa

mengikuti

intruksi

dalm

pembagian

kelompok

oleh guru

• Sisiwa

menanyaka

n tentang

materi yang

telah

diberikan

guru

20 menit

d. Problem follow-up / tindak

lanjut permasalahan

• Guru meminta data

sesuai dengan

permasalahan pada

soal yang telah

diberikan

• Siswa

menganalisis

data yang

diperoleh

dalam kegiatan

penyelidikan,

Siswa

mengumpulkan

data sesuai

Dengan

20 menit

167

permasalahan

pada soal yang

diberikan

e. Performance presentation

/presentasi

• Guru meminta laporan

hasil diskusi

kelompoknya

• Guru meminta siswa

menyajikan atau

mempersentasikan

hasil penyelidikan dan

diskusi didepan kelas

• Guru membimbing siswa

dalam diskusi untuk

memecahkan maslah yang

diberikan

• Siswa

mengumpu

lkan

laporan

hasil

diskusi

kelompokn

ya

• Siswa

menyajikan

atau

mempersen

tasikan

hasil

penyelididk

an dan

diskusi

didepan

kelas.

• Siswa

dibimbing

oleh guru

dalam

10

168

diskusi

kelas untuk

memecahk

an masalah

yang telah

diberikan

f. After conclusion of

problem / simpulan ilmiah

• Guru mengamati

dan manilai sikap

siswa dalam

melakukan diskusi

• Guru memberikan

kuis untuk

mengetahui

kemampuan

peserta didik dalam

memecahkan

permasalahan

terkait dengan

konsep GLB dan

GLBB

• Setiap

Kelompok

Menulis

Laporan

,merencana

Ka

n

persentasi

laporan,me

Nentukan

penyaji,mo

derator dan

Notulis

• Siswa

mengerjaka

n kuis yang

Telah

Diberikan

169

• Guru memberikan

• Siswa akan

menerima

kartu

pertanyaan

maupun

kartu

jawaban

yang

diterima

setiap

kelompok

masing

masing

• Siswa akan

mencocokk

an kartu

pertanyaan

yang

disampaika

n oleh guru

kartu pertanyaan

dan kartu jawaban

disetiap masing

masing kelompok

• Guru meminta

kepada siswa

disetiap kelompok

yang menerima

kartu pertanyaan

Akan

mencocokkannya

dengan kartu

jawaban yang

diterima oleh

kelompok lain

170

C. Kegiatan Penutup

4 • Guru memberikan

kesempatan kepada siswa

• Siswa yang

belum

171

untuk bertanya tentang

pembelajaran GLB dan

GLBB yang telah

dipelajarai jika ada yang

belum paham

• Guru mengintruksikan

kepada siswa untuk

membuat kesimpulan dari

materi GLB dan GLBB

• Guru mengakhiri

pertemuan dengan

mengucap salam

mengerti

menanyakan

kembali

tentang materi

GLB dan

GLBB yang

telah dipelajari

• Setiap siswa

membuat

kesimpulan

tentang materi

gaya yang

telah dipelajari

• Siswa akan

membuat

kesimpulan apa

yang

disampaikan

oleh seorang

guru

• Siswa

menjawab

salam yang

diberikan oleh

guru

172

I. PENILAIAN HASIL BELAJAR

a. Penilaian kompetensi sikap (terlampir)

Teknik : Lembar penilaian cek

Waktu : Pada saat kegiatan pembelajaran

b. Penilaian kompetensi pengetahuan ( terlampir )

Teknik : Tertulis

Waktu : Esay

c. Penilaian kompetensi Keterampilan

Teknik : Berdiskusi kelompok

Waktu : Pada saat pembelajaran

Jambi, 18 Agustus 2021

Mengetahui

Kepala sekolah Guru mata pelajaran

Lindawati, S.E Rustam Effendi, SPd

NIP.- NIP.-

173

J. PENILAIAN KOMPETENSI KOGNITIF

LEMBAR PENILAIAN ESAY

Soal

Kerjakanlah soal dibawah ini dengan membaca basmallah!!!

1. Perhatikan gambar dibawah ini !!!

Pada gambar diatas merupakan gerak lurus berubah beraturan

mengapa demikian! jelaskan?

2. Sebuah mobil bergerak dari keadaan diam mendapat percepatan

tetap 6 m/s^2. Tentukan jarak yang ditempuh mobil setelah 7

sekon?

3. Sebutkan contoh GLB dan GLBB dalam kehidupan sehari hari?

4. Perhatikan tabel dibawah ini!

Nama Waktu Jarak

Andi 10 menit 1,2 km

Tini 10 menit 1,3 km

Pada gambar diatas andi dan tini sedang berlari bersamaan,

hitunglah kecepatan andi dan tini saat melakukan lari bersamaan?

174

5. Pada gambar dibawah ini, merupakan rekaman gerak benda pada

pita ticker timer, berikut ini yang manakah menunjukkan

terjadinya gerak lurus dipercepat beraturan?

‘’SELAMAT BEKERJA’’

175

K. PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

a. Lembar observasi aktivitas siswa

No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah Siswa

Presentase %

Keterangan

1 Mengamati Mendengarkan

penjelasan guru

tentang topik

tujuan dan

hasil belajar yang ingin

dicapai

Mendengarkan

penjelasan

pokok pokok

kegiatan yang

harus

dilakukan

siswa serta tujuannya

Mendengarkan

penjelasan

pentingnya

topik dalam

kegiatan belajar

Siswa

memperhatikan

guru

menyampaikan

tujuan pelajaran

2 Menafsirkan Siswa mampu

menjelaskan

materi yang

disampaikan

oleh seorang guru

3 Mendiskusikan Siswa tertib

saat pembagian

kelompok

Siswa

mendiskusikan

176

dengan

kelompok

masing masing

Siswa mampu

menjelaskan

hasil diskusi

kelompok yang

sedang berlangsung

Siswa tertib

saat berdiskusi

mengumpulkan

formasi

4 Menganalisis Siswa mampu

menganalisis

materi apa yang

diajarkan oleh seorang guru

5 Menyimpulkan hasil Siswa menbuat

kesimpulan dari

permasalahan yang dibahas

6 Menerapkan Siswa

mempraktekkan

tentang

keterampilan

yang diajarkan

oleh seorang guru

7 Mengkomunikasikan Siswa mampu

menjelaskan

kembali

pembelajaran

baik kepada

guru maupun

kepada siswa

177

b. Lembar observasi guru

Aktivitas yang diamati Hasil

Ya Tidak

1 Guru memasuki kelas tepat waktu

2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses

Pembelajaran

3

Guru mengajukan pertanyaan seputar materi yangberkaitan

dengan materi yang akan dibahas

4

Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar

5

Guru menjelaskan mengenai GLB dan GLBB

6

Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang

GLB dan GLBB

7

Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang

materi yang sedang berlangsung

8

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok

9

Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil diskusi

kelompok tentang GLB dan GLBB

10

Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang

memilki kerjasama yang baik

11

Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi GLB dan

GLBB

12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan

13 Guru membimbing siswa berdo’a

14 Guru mengucapkan salam

178

Nilai = JumlahSkor

100

jumlahsiswa

Kategori :

Sangat baik = 81-100

baik = 61-80

cukup = 51 - 60

kurang = < 50

179

Lampiran 15

Soal post tes siklus II

1. Perhatikan gambar dibawah ini !!!

Pada gambar diatas merupakan gerak lurus berubah beraturan

mengapa demikian! jelaskan?

2. Sebuah mobil bergerak dari keadaan diam mendapat percepatan tetap 6

m/s^2. Tentukan jarak yang ditempuh mobil setelah 7 sekon?

3. Sebutkan contoh GLB dan GLBB dalam kehidupan sehari hari?

4. Perhatikan tabel dibawah ini!

Nama Waktu Jarak

Andi 10 menit 1,2 km

Tini 10 menit 1,3 km

Pada gambar diatas andi dan tini sedang berlari bersamaan, hitunglah

kecepatan andi dan tini saat melakukan lari bersamaan?

180

5. Pada gambar dibawah ini, merupakan rekaman gerak benda pada pita ticker

timer, berikut ini yang manakah menunjukkan terjadinya gerak lurus

dipercepat beraturan?

181

Lampiran 16

Kunci jawaban

1. Gambar 1 : Gerak jatuh bebas mengalami percepatan oleh gravitasi

sehingga kecepatannya semakin besar

Gambar 2 : Gerak vertikal ke atas mengalami perlambatan oleh gravitasi

karena itu kecepatannya semakin besar

2. Diket : v0 = om / s

a = 6m/s

t = 7s

ditanya s?

s = v0t + ½ ( at 2 )

s = (0) + (7)+(1/2) (6) (7)

s= 0 + 147

s = 147 m

3. GLB : Seorang berjalan, kelereng mengelindir, air mengalir di sungai

GLBB : Buah kelapa jatuh dari pohonnya, mobil rem mendadak, penerjun

payung mendarat

4. Andi

Diket : t = 10 m = 600 s

S = 1,2 km = 1.200 m

Ditanya = v

Jawab

V=s/t

= 1200 m/ 600 s

= 2 m/s

Tini

Diket : t = 10 m = 600 s

S = 1,3 km = 1.300 m

Ditanya = v

Jawab

182

V=s/t

= 1300 m/ 600 s

= 2,16 m/s

5. Tanda arah panah menunjukkan arah gerak pada pita ticker timer, sehinga

bagian yang diberi tanda arah merupakan awal gerak, jadi dapat diketahui

bahwa pada pita A merupakan GLB, pita B merupakan GLBB dipercepat,

pita C merupakan GLBB diperlambat, dan pita D merupakan GLBB

diperlambat

183

Lampiran 17

Hasil nilai post test siklus II

No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas Kategori

KPS

1 AM 75 80 Tuntas - Baik

2 DH 75 10 - Tidak Tuntas Kurang

3 DN 75 45 - Tidak Tuntas Kurang

4 FB 75 75 Tuntas - Baik

5 HH 75 90 Tuntas - Sangat Baik

6 IA 75 25 - Tidak Tuntas Kurang

7 KR 75 95 Tuntas - Sangat Baik

8 LA 75 95 Tuntas - Sangat Baik

9 MK 75 30 - Tidak Tuntas Kurang

10 PI 75 15 - Tidak Tuntas Kurang

11 PS 75 95 Tuntas - Sangat Baik

12 RH 75 80 Tuntas - Baik

13 RS 75 55 - Tidak Tuntas Cukup

14 RP 75 75 Tuntas - Baik

15 RF 75 20 - Tidak Tuntas Kurang

16 RA 75 25 - Tidak Tuntas Kurang

17 RY 75 75 Tuntas - Baik

18 SK 75 85 Tuntas - Sangat Baik

19 TP 75 80 Tuntas - Baik

20 YR 75 80 Tuntas - Baik

k21

ZP 75 95 Tuntas - Sangat Baik

Jumlah 1325

Nilai rata rata 63

Siswa yang tuntas 13

Siswa yang tidak tutas 8

184

Skkor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase

%

81-100 Sangat Baik 6 28,5%

61-80 Baik 7 33%

51-60 Cukup 1 0,4%

50 Kurang 7 33,3%

Jumlah 21 100%

185

Lampiran 18

Pelaksanaan siklus III

Hasil lembar observasi guru siklus III

Aktivitas yang diamati Hasil

Ya Tidak

1 Guru memasuki kelas tepat waktu √

2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses

Pembelajaran

3

Guru mengajuakn pertanyaan sepurar materi yangberkaitan

dengan materi yang akan dibahas

4

Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar √

5

Guru menjelaskan mengenai hukum newton 1, 2, dan 3 √

6

Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang

gaya sentuh dan gaya tak sentuh

7

Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang

materi yang sedang berlangsung

8

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok √

9

Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil

diskusi kelompok tentang hukum newton 1, 2, dan 3

10

Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang

memilki kerjasama yang baik

186

11

Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi gaya

sentuh dan gaya tak sentuh

12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan √

13 Guru membimbing siswa berdo’a √

14 Guru mengucapkan salam √

187

Lampiran 19

Hasil lembar observasi siswa siklus III

No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah

Siswa

Presentase

%

Keterangan

1 Mengamati Mendengarkan 18 85,7% Sangat Baik

penjelasan guru

tentang topik

tujuan dan

hasil belajar

yang ingin

dicapai

Mendengarkan 19 90% Sangat Baik

penjelasan

pokok pokok

kegiatan yang

harus

dilakukan

siswa serta

tujuannya

Mendengarkan 18 85,7% Sangat Baik

penjelasan

pentingnya

topik dalam

kegiatan

belajar

Siswa 18 85,7% Sangat Baik

memperhatikan

K guru

188

menyampaikan

tujuan

pelajaran

2 Menafsirkan Siswa mampu

menjelaskan

materi yang

disampaikan

oleh seorang

guru

18 85,7% Sangat Baik

3 Mendiskusikan Siswa tertib saat 20 95,2% Sangat Baik

pembagian

kelompok

Siswa 18 85,7% Sangat Baik

mendiskusikan

dengan

kelompok

masing masing

Siswa mampu 18 90,4% Sangat Baik

menjelaskan

hasil diskusi

kelompok yang

sedang

berlangsung

Siswa tertib 19 90,4% Sangat Baik

saat berdiskusi

mengumpulkan

informasi

189

4 Menganalisis Siswa mampu

menganalisis

materi apa yang

diajarkan oleh

seorang guru

18 85,7% Sangat Baik

5 Menyimpulkan hasil Siswa membuat

kesimpulan dari

permasalahan

yang dibahas

18 85,7% Sangat Baik

6 Menerapkan Siswa

mempraktekkan

tentang

keterampilan

yang diajarkan

oleh seorang

guru

18 85,7% Sangat Baik

7 Mengkomunikasikan Siswa mampu

menjelaskan

kembali

pembelajaran

baik kepada

guru maupun

kepada siswa

15 71,4% Baik

190

Lampiran 20

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SATUAN PENDIDIKAN : MTS AINUL YAQIN KOTA JAMBI

MATA PELAJARAN : IPA TERPADU

KELAS / SEMESTER : VIII (DELAPAN)

MATERI POKOK : GERAK DAN GAYA

SUB MATERI : HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

ALOKASI WAKTU : 1 x 60 MENIT

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disipilin, tanggug jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

2. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan proseddural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengatuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

3. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

1. Kompetensi dasar

a. Memahami gerak lurus, dan pengaruh gaya terhadap gerak berdasarkan

hukum newton, serta penerapannya pada gerak makhluk hidup dan gerak

benda dalam kehidupan sehari hari.

191

b. Melakukan penyelidikan tentang gerak, gerak pada makhluk hidup, dan

percobaan tentang pengaruh gaya terhadap gerak.

2. Indikator Kognitif

a. Menjelaskan dari hukum newton 1

b. Menyebutkan contoh hukum newton 2 didalam kehidupan sehari hari

c. Menganalisis hasil dari rumus hukum newton

d. Menyimpukan hasil dari hukum newton 2

e. Menafsirkan bunyi dari hasil hukum newton ke 2

3. Indikator Psikomotor

a. Mengajukan ide/gagasan tentang hokum newton

b. Menyusun hasil pengamatan, mempersentasikan, dan

mengkomunikasikan hasilnya.

c. Mendiskusikan tentang hukum newton 1,2, dan 3

d. Mencari ide didalam percobaan dalam materi hokum newton

e. Menyajikan gagasan alternatif tentang hokum newton

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

a. Afektif (Sikap)

Siswa mampu menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianut dalam

selama dan setelah pembelajaran diantaranya: bersyukur, berdo’a sesudah

dan sebelum memulai kegiatan, menghormati teman, membersihkan tempat

kerja.

b. Afektif (Sosial)

Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa mampu

menanamkan sikap: Jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya

diri, kerjasama, teliti, tekun, responsif dan proaktif.

1. Kognitif

Selama mengikuti pembelajaran hukum newton diharapkan siswa dapat:

a. Menjelaskan tentang hukum newton

b. Mejelaskan pengertian hukum newton 1,2, dan 3

c. Menggambarkan sebuah contoh dari hokum newton 1,2, dan 3

192

d. Menganalisis tentang hokum newton

e. Menunjukkan kesepakatan internasional

2. Psikomotor

Selama mengikuti pembelajaran hukum newton diharapkan siswa

melaksanakan:

a. Menyusun hasil pengamatan, mempersentasikan, dan

mengkomunikasikan hasilnya.

b. Mendiskusikan tentang hukum newton 1,2, dan 3

c. Mencari ide didalam materi hukum newton

d. Menyajikan gagasan alternatif tentang materi hukum newton

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Peta konsep

2. Materi

a. Sejarah hukum newton

Sir Isaac Newton adalah ahli fisika, matematika, astronomi, kimia

dan ahli filsafat yang lahir di Inggris. Isaac Newton menyadari bahwa

matematika adalah cara untuk menjelaskan hukum-hukum alam seperti

gravitasi, dan membuat beberapa rumus untuk menghitung 'pergerakan

benda' dan 'gravitasi bumi'. Gravitasi adalah kekuatan yang membuat

suatu benda selalu bergerak jatuh ke bawah. Dengan tiga prinsip dasar

dari hukum pergerakan, Newton dapat menjelaskan dan membuktikan

bahwa planet beredar mengelilingi matahari dalam orbit yang berbentuk

koval dan tidak bulat penuh. Kemudian Newton menggunakan tiga prinsip

Hukum newton 1 Hukum newton 2 Hukum newton 3

Hukum Newton

tentang gerak

193

dasar pergerakan yang sekarang di kenal sebagai Hukum Newton untuk

menjelaskan bagaimana benda bergerak.

1. Hukum newton 1

Hukum I Newton yang berbunyi:

“Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol

maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam dan benda

yang mula-mula bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak

lurus beraturan.”

Untuk mengetahui demontrasi hukum newton I, ini contoh

prakteknya ada seorang aank yang menarik dengan cepat vas bunga

maka vas bunga akantetap di atas meja

Secara matematis dinyatakan sebagi berikut ini :

∑F = 0

Atau

Resultan gaya (Kg m/s2)

Hukum Newton I juga dapat dinyatakan bila sebuah benda dalam

keadaan diam maka benda itu akan tetap diam dan jika bergerak

dengan kecepatan tetap akan terus bergerak dengan kecepatan tetap

contohnya sebagai berikut :

1. ketika kita naik mobil tiba-tiba direm, maka badan cenderung ke

depan

194

ketika kita naik motor tiba-tiba di rem mendadak maka akan

terdorong kebelakang

2. Ketika kita nenarik kertas dengan cepat maka uang diatas

kertas seperti gambar diatas akan tetap ditempatnya

2. Hukum newton 2

Bunyi Hukum Newton 2 : “Percepatan sebuah benda

berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan

berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama

dengan arah gaya total yang bekerja padanya."

Apabila resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda tidak sama

dengan nol maka benda tersbut akan bergerak dengan sebuah

percepatan. Besarnya percepatan suatu benda sebanding dengan

resultan gayanya. Semakin besar resultan gaya yang bekerja pada

suatu benda, percepatannya akan semakin besar. Apabila percepatan

disimbolkan dengan a dan resultan gaya disimbolkan dengan ∑F,

Rumusan gaya Percepatan dihasilkan oleh suatu resultan yang

bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya,

searah dengan resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa

benda. Secara matematis hukum II Newton dirumuskan :

F = m.a

kDimana :

F = gaya (N)

m = massa benda (Kg)

a = percepatan (m/s2)

3. Hukum newton 3

Bunyi Hukum Newton 3 : “Setiap aksi akan menimbulkan

reaksi, jika suatu benda memberikan gaya pada benda yang

lain maka benda yang terkena gaya akan memberikan gaya

yang besarnya sama dengan gaya yang diterima dari benda

pertama, tetapi arahnya berlawanan“.

Jika benda A gaya pada benda B( gaya aksi ), maka benda B juga

akan memberikan gaya pada benda A ( gaya reaksi ). Kedua gaya

195

tersebut mempunyai besar yang sama tetapi mempunyai arah yang

berlawanan. Kedua gaya aksi dan reaksi tersebut bekerja pada benda

yang berbeda. Pernyataan hukum III Newton dalam persamaan

dinyatakan sebagai berikut : F aksi = - F reaksi, contoh penerapan

hukum Newton III adalah ketika kita sedang meluncurkan roket air

maka roket air dapat meluncur ke atas karena ada gaya dorong air ke

bawah.

Di bawah ini adalah contoh penerapan penerapan hukum Newton

III sedang melakukan peluncuran roket air.

Roket air merupakan contoh penerpakan Hukum Newton III yaitu

hukum aksi-reaksi dimana ada gaya dorong air ke bawah maka akan

terdorong roket ke atas. seperti pada gambar di atas

Terdapat rumus khusus pada Hukum Newton 3 ini masing-

masing unutk gaya gesek, gaya berat serta berat sejenis.

1. Rumus gaya gesek

Fg = u x N

Fg = gaya gesek (N)

u = koefisien gesekan

N = Gaya normal (N).

2. Rumus gaya berat

kw = m x g

w = Gaya berat (N)

m = massa benda (kg)

g = gravitasi Bumi (m/s2)

196

3. Rumus berat sejenis

s = p x g

s = berat jenis (N/m3)

p = massa jenis (kg/m3)

g = berat benda (N).

E. MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran : Kooperatif learning

Metode pembelajaran : Make A Match

F. MEDIA PEMBELAJARAN

Media : Ekperimen

Alat : Menggunakan alat sederhana dalam kehidupan sehari hari

Bahan : Botol bekas, balon, sandal jepit, kertas buku, dan gelas cangkir

G. SUMBER BELAJAR

Buku :

Suparmin dkk. 2014. Fisika peminatan matematika dan ilmu alam untuk

VIII MTs.Surakarta: mediatama.

Surya,yohanes. 2009. Mekanika dan fluida buku 1. Tanggerang : PT

Kandel.

Kanginan, M. 2010. Seribu pena fisika untuk SMP/MTs. Jakarta :

penerbit Erlangga

197

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

NO Kegiatan pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa waktu

A . kegiatan pendahuluan

Tahap I. tahap pendahuluan

• Guru membuka pembelajaran

dengan mengucapkan salam

pembuka dan berdoa untuk

memulai pembelajaran.

• guru memeriksa kehadiran

peserta didik

• guru mengecek kesiapan siswa

untuk melaksanakan

pembelajaran hukum newton

Motivasi

• Guru memberikan gambaran

sebuah contoh dalam materi

hukum newton 1,2, dan 3

• Menjawab salam

dari guru dan

berdo’a bersama

• Siswa mengangkat

tangan saat guru

mengabsen nama

• Siswa menyiapkan

semua keperluan

sebelum

pembelajaran

• Siswa

mendengarkan

manfaat

mempelajari

tentang hukum

newton 1,2, dan 3

dalam kehidupan

sehari hari yang

disampaikan oleh

guru

10 menit

198

• Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dari pembelajaran

hukum newton

Pemberian Acuan

• Guru memberitahukan materi

pelajaran yang akan dibahas

yaitu tentang hukum newton

• Guru memberitahukan tentang

kompetensi inti, kompetensi

dasar, indikator, dan KKM pada

pertemuan yang berlangsung

• Guru mengarahkan pembentukan

kelompok untuk mengadakan

sebuah pratikum atau eksperimen

untuk peserta didik

• Siswa

mendengarka

tujuan

mempelajari

hukum newton

yang disampaikan

oleh guru

• Siswa menulis

materi yang

disampaikan oleh

guru tentang

materi hukum

newton

• Siswa

mendengarkan apa

yang disampaikan

oleh guru

• Siswa membentuk

kelompok yang

diarahi oleh guru

B. Kegiatan Inti

Tahap II. Tahap pembentukan / pengembangan konsep

1 Guru menggunakan metode studi pustaka, diskusi, demonstrasi, presentasi dengan

model kooperatif tipe Make A Match

199

2 Guru memfasilitasi sumber belajar melaluai perangkat pembelajaran berupa buku,

dan lembar penilaian

3 g. Starting new problem/ seting

permasalahan:

• Guru meminta siswa

mengajukan hipotesis

pemecahan masalah.

• Guru memberikan soal untuk

dikerjakan

peserta didik

• Siswa

mengikuti

intruksi dalam

pembagian

kelompok

oleh guru

• Siswa

menanyakan

tentang materi

yang telah

diberikan guru

20 menit

h. Problem follow-up / tindak lanjut

permasalahan

• Guru meminta data sesuai

dengan permasalahan pada

soal yang telah diberikan

• Siswa

menganalisis data

yang diperoleh

dalam kegiatan

penyelidikan,

Siswa

mengumpulkan

data sesuai

dengan

permasalahan

pada soal yang

diberikan

10 menit

200

• Performance presentation

/presentasi

• Guru akan melakukan

pembentukan kelompok yang

terdiri dari tiga kelompok

• Guru membimbing siswa dalam

bereksperimen tentang hukum

newton untuk memecahkan

masalah yang diberikan

• Guru akan membagikan sebuah

kartu pertanyaan dan kartu

jawaban kepada kelompok secara

acak

• Guru akan meminta kepada siswa,

bagi kelompok yang mendapati

sebuah kartu pertanyaan akan

mencocokkannya dengan kartu

jawaban kepada kelompok yang

• Siswa akan

melakukan

pembentukan

kelompok apa

yang

diarahkan oleh

guru

• Siswa akan

melakukan

eksperimen

sesuai

kelompoknya

masing

masing

• Siswa akan

menerima

sebuah kartu

pertanyaan

dan kartu

jawaban dari

seorang guru

• Siswa akan

mencocokkan

kartu yang

didapati

sebuah kartu

20

201

mendapati sebuah kartu jawaban

yang benar

• Guru meminta siswa menyajikan

atau mempersentasikan hasil

penyelidikan dan diskusi didepan

kelas

pertanyaan

dari setiap

kelompok

masing

masing

• Siswa akan

mendiskusika

n hasil diskusi

didepan kelas

i. After conclusion of problem /

simpulan ilmiah

• Guru mengamati dan

manilai sikap siswa dalam

melakukan ekspermien

hukum newton 1, 2, dan 3

• Setiap

kelompok

menulis

laporan

,merencanaka

n persentasi

laporan,menen

tukan

penyaji,moder

ator dan

notulis

202

• Guru memberikan kuis

untuk mengetahui

kemampuan peserta didik

dalam memecahkan

permasalahan terkait

dengan konsep hukum

newton

• Siswa

mengerjakan

kuis yang

telah

diberikan

C. Kegiatan Penutup

4 • Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

tentang pembelajaran hukum

newton yang telah dipelajarai jika

ada yang belum paham

• Guru mengintruksikan kepada

siswa untuk membuat kesimpilan

dari materi hukum newton 1,2,

dan 3

• Siswa yang belum

mengerti

menanyakan

kembali tentang

materi hukum

newton yang telah

dipelajari

• Setiap siswa

membuat

kesimpulan

tentang materi

hukum newton

1,2, dan 3 yang

telah dipelajari

203

• Guru memberikan Kartu

pertanyaan kepada siswa guna

mengetahui pemahaman siswa

tentang materi hukum newton1,2,

dan 3

• Guru mengakhiri pertemuan

dengan mengucap salam

• Siswa menulis

pertanyaan dari

kartu tersebut dan

menyelesaikannya

yang diberikan

oleh guru

• Siswa menjawab

salam yang

diberikan oleh

guru

I. PENILAIAN HASIL BELAJAR

1. Penilaian kompetensi sikap (terlampir)

a. Teknik : Lembar penilaian cek

b. Waktu : Pada saat kegiatan pembelajaran

2. Penilaian kompetensi pengetahuan ( terlampir )

a. Teknik : Tertulis

b. Waktu : Esay

3. Penilaian kompetensi Keterampilan

a. Teknik : Ekperimen

b. Waktu : Pada saat pembelajaran

204

Jambi, 25 Agustus 2021

Mengetahui

Kepala sekolah Guru mata pelajaran

Lindawati, S.E Rustam Effendi, S. Pd

NIP.- NIP.-

205

J. PENILAIAN KOMPETENSI KOGNITIF

LEMBAR PENILAIAN ESAY

SoalKerjakan soal berikut dibawah ini dengan benar, dengan membaca

basmallah!!!

1. Perhatikan gambar dibawah ini!

Pada gambar diatas merupakan hukum ke 1 newton, mengapa

demikian! Jelaskan ?

2. Sebutkan contoh hukum ke 2 newton dalam kehidupan sehari hari?

3. Seorang remaja memiliki massa 52 kg. Jika percepatan gravitasi 10

m/s2. Hitunglah berat si remaja tersebut ?

4. Dua buah benda. Benda A dan benda B dengan massa 5 kg dan 2 kg,

mula mula diam dikerjakan gaya konstan sebesar 10 N. Berapa

percepatan benda A dan benda B tersebut?

5. Dalam hukum newton 2 menjelaskan bahwa semakin besar resultan

gaya yang bekerja pada suatu benda, percepatannya akan semakin

besar. Apabila percepatan disimbolkan dengan a dan resultan gaya

disimbolkan dengan ∑F, Rumusan gaya Percepatan dihasilkan oleh

suatu resultan yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus

206

dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya dan berbanding

terbalik dengan massa benda!Jabarkanlah rumus dari penjelasan

diatas?

3. PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

a. Lembar observasi siswa

No Tahap kegiatan Aspek kegiatan Jumlah Siswa

Presentase %

Keterangan

1 Mengamati Mendengarkan

penjelasan guru

tentang topik

tujuan dan

hasil belajar yang ingin

dicapai

Mendengarkan

penjelasan

pokok pokok

kegiatan yang

harus

dilakukan

siswa serta Tujuannya

Mendengarkan

penjelasan

pentingnya

topik

dalam kegiatan

belajar

Siswa

memperhatikan

guru

menyampaikan

tujuan

pelajaran

2 Menafsirkan Siswa mampu

menjelaskan

materi yang

disampaikan

oleh seorang Guru

207

3 Mendiskusikan Siswa tertib

saat pembagian

kelompok

Siswa

mendiskusikan

dengan

kelompok

masing masing

Siswa mampu

menjelaskan

hasil diskusi

kelompok yang

sedang

berlangsung

Siswa tertib

saat berdiskusi

mengumpulkan Formasi

4 Menganalisis Siswa mampu

menganalisis

materi apa yang

diajarkan oleh seorang guru

5 Menyimpulkan hasil Siswa menbuat

kesimpulan dari

permasalahan yang dibahas

6 Menerapkan Siswa

mempraktekkan

tentang

keterampilan

yang diajarkan

oleh seorang Guru

7 Mengkomunikasikan Siswa mampu

menjelaskan

kembali

pembelajaran

baik kepada

guru maupun kepada siswa

208

b. Lembar obsevasi guru

Aktivitas yang diamati Hasil

Ya Tidak

1 Guru memasuki kelas tepat waktu

2 Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses

Pembelajaran

3

Guru mengajuakn pertanyaan sepurar materi yangberkaitan

dengan materi yang akan dibahas

4

Guru menyampaikan indikator dan tujuan belajar

5

Guru menjelaskan mengenai hukum newton 1, 2, dan 3

6

Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi tentang

gaya sentuh dan gaya tak sentuh

7

Guru memita siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang

materi yang sedang berlangsung

8

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok

9

Guru memintan siswa menjelaskan kesimpulan hasil

diskusi kelompok tentang hukum newton 1, 2, dan 3

10

Guru memberikan penghargaan kepada kelompokyang

memilki kerjasama yang baik

11

Guru merefleksikan tentang gerak dan gaya sub materi gaya

sentuh dan gaya tak sentuh

12 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan

13 Guru membimbing siswa berdo’a

209

14 Guru mengucapkan salam

Nilai = JumlahSkor

100

Jumlahsiswa

Kategori :

baik = 76 - 100

cukup = 56 - 75

kurang = < 56

210

Lampiran 21

Soal post test siswa siklus III

1. Perhatikan gambar dibawah ini!

Pada gambar diatas merupakan hukum ke 1 newton, mengapa demikian!

Jelaskan ?

2. Sebutkan contoh hukum ke 2 newton dalam kehidupan sehari hari?

3. Seorang remaja memiliki massa 52 kg. Jika percepatan gravitasi 10 m/s2.

Hitunglah berat si remaja tersebut ?

4. Dua buah benda. Benda A dan benda B dengan massa 5 kg dan 2 kg, mula

mula diam dikerjakan gaya konstan sebesar 10 N. Berapa percepatan benda

A dan benda B tersebut?

5. Dalam hukum newton 2 menjelaskan bahwa semakin besar resultan gaya

yang bekerja pada suatu benda, percepatannya akan semakin besar. Apabila

percepatan disimbolkan dengan a dan resultan gaya disimbolkan dengan

∑F, Rumusan gaya Percepatan dihasilkan oleh suatu resultan yang bekerja

pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan

resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda!Jabarkanlah

rumus dari penjelasan diatas?

211

Lampiran 22

Kunci jawaban

1. Karena resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol maka

benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak tetap bergerak

2. Melempar batu keatas secara vertikal, truk yang membawa massanya

sedikit, mendorong massa yang kecil, mendorong meja yang massa besar,

dan kucing besar mendorong kucing kecil

3. m = 52 kg

g = 10 m/s

w = m.g w

= 52. 10 w

= 520 N

4. Benda A

m = 5 kg

f =10 N

Ditanya a ?

f = m.a

a = f/m

a = 10 N/5 kg

a = 2 m/s

Benda B

m = 2 kg

f =10 N

Ditanya a ?

f = m.a

a = f/m

a = 10 N/2 kg

a = 5 m/s

5. f = m.a

Dimana :

212

f = gaya ( N)

m = massa (kg)

a = percepatan (m/s)

213

Lampiran 23

Hasil nilai post tes siswa siklus III

No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas Kategori KPS

1 Agus Mulyadi 75 85 Tuntas - Sangat Baik

2 Diki Husaini 75 95 Tuntas - Sangat Baik

3 Dinda 75 90 Tuntas - Sangat Baik

4 Fina Bella Aulia 75 95 Tuntas - Sangat Baik

5 Helmi Hakim 75 95 Tuntas - Sangat Baik

6 Ilham Abi Manyu 75 85 Tuntas - Sangat Baik

7 Kaela Rarasati 75 95 Tuntas - Sangat Baik

8 Lidia Angga Sari 75 90 Tuntas - Sangat Baik

9 Mariatul Kitia 75 85 Tuntas - Sangat Baik

10 Putra Irawan 75 85 Tuntas - Sangat Baik

11 Putri Sumiyani 75 90 Tuntas - Sangat Baik

12 Raihan 75 85 Tuntas - Sangat Baik

13 Rani Sentyawati 75 95 Tuntas - Sangat Baik

14 Ranita Putri 75 85 Tuntas - Sangat Baik

15 Rekky Febriadi 75 85 Tuntas - Sangat Baik

16 Ririn Asri Anggraini 75 70 - Tidak Tuntas Baik

17 Risky Aditya 75 85 Tuntas - Sangat Baik

18 Sukrillah 75 95 Tuntas - Sangat Baik

19 Tegar Prakoso Zamhur 75 85 Tuntas - Sangat Baik

20 Yayang Rahmadani 75 65 - Tidak Tuntas Baik

21 Zaskia Ropioni Putri 75 85 Tuntas - Sangat Baik

Jumlah 1675

Nilai rata rata 79,7

Siswa yang tuntas 19

214

Siswa yang tidak tuntas 2

Skkor peserta didik Kaetgori Jumlah siswa Presentase

%

81-100 Sangat Baik 19 90,4%

61-80 Baik 2 0,9%

51-60 Cukup - -

50 Kurang - -

Jumlah 21 100

k

215

Lampiran 24

Dokumentasi

1. Metode make a match

2. Eksperimen alat sederhana gerak dan gaya

3. Post test

216

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

( CURICULUM VITAE )

Nama : Sam’an

Jeni Kelamin : Laki Laki

TTL : Talang Pantai, 6 Februari 1998

Status : Belum Menikah

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Alamat Email : [email protected]

Alamat Asal : Desa Talang Pantai

Alamat Sekarang : -

No TLP : 085342836785

Motto : Kesuksesan Berawal Dari Kegagalan

Pengalaman Pendidika Formal

SD/MI : SD 90/II Talang Pantai

SMP/MTS : SMP.N 5 Muara Bungo

SMA/MA : MAN 2 Muara Bungo