pengaruh pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw ...

305
HALAMAN JUDUL PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK ON THE DRAW TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA MATERI HIDROKARBON SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Kimia Disusun oleh : Hanna Pratiwi 11150162000029 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2022

Transcript of pengaruh pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw ...

HALAMAN JUDUL

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

QUICK ON THE DRAW TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KREATIF PADA MATERI HIDROKARBON

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Kimia

Disusun oleh :

Hanna Pratiwi

11150162000029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

iv

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

v

ABSTRAK

Hanna Pratiwi (11150162000029). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe

Quick on The Draw terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi

Hidrokarbon. Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2022.

Kemampuan berpikir kreatif saat ini sangat penting untuk dikembangkan di sekolah.

Rendahnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik disebabkan oleh penggunaan

model dan metode pembelajaran yang tidak tepat dan membosankan. Pembelajaran

kooperatif tipe Quick on The Draw dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

peserta didik sehingga dapat memecahkan dan mencari solusi dalam suatu masalah

dengan pembelajaran yang menyenangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw

terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada materi hidrokarbon. Metode

yang digunakan adalah quasi experiment dengan non-equivalent control group design.

Sampel penelitian adalah peserta didik kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 4 masing-

masing sebanyak 32 orang yang diambil menggunakan purposive sampling. Data

diperoleh dari tes esai yang berisi 28 soal terkait dengan kemampuan berpikir kreatif.

Data yang diperoleh dianalisis dengan uji independent sample t-test. Hasil uji

independent sample t-tes menunjukkan nilai sig (2-tailed) < 𝝰 (0,05) pada taraf

signifikansi 5% maka H1 diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw terhadap kemampuan berpikir kreatif

peserta didik pada materi hidrokarbon.

Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif, Quick on The Draw, Kemampuan Berpikir

Kreatif

vi

ABSTRACT

Hanna Pratiwi (11150162000029). The Effect of Cooperative Learning Type Quick

on The Draw on Creative Thinking Ability on Hydrocarbon Material. Chemistry

Education Study Program, Department of Natural Sciences Education, Faculty of

Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta,

2022.

Creative thinking skills today are very important to be developed in schools. The low

creative thinking ability of students is caused by the use of inappropriate and boring

learning models and methods. Quick on the Draw type cooperative learning can

improve students' creative thinking skills so they can solve and find solutions to

problems with fun learning. The purpose of this study was to determine the effect of the

application of the Quick on The Draw type of cooperative learning on the creative

thinking skills of students on hydrocarbons. The method used is a quasi-experimental

with non-equivalent control group design. The research sample was students of class

XI MIPA 1 and XI MIPA 4 each as many as 32 people who were taken using purposive

sampling. The data was obtained from an essay test containing 28 questions related to

creative thinking skills. The data obtained were analyzed by independent sample t-test.

The results of the independent sample t-test showed the value of sig (2-tailed) < (0.05)

at a significance level of 5%, so H1 was accepted. The results indicate that there is an

effect of cooperative learning type Quick on The Draw on students' creative thinking

skills on hydrocarbon material.

Keywords: Cooperative Learning, Quick on The Draw, Creative Thinking Ability

vii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin. Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on

The Draw terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi Hidrokarbon”.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad

SAW beserta keluarga serta sahabatnya yang telah membawa kita dari zaman Jahiliyah

menuju zaman yang terang-benderang penuh cahaya keimanan ini. Semoga kita selalu

berada dalam syafa’at-Nya. Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak

terlepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Sururin, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Buhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Tonih Feronika, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan waktu, ilmu, arahan, motivasi, semangat, serta saran dalam

penyusunan skripsi.

4. Luki Yunita, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan waktu, ilmu, arahan, motivasi, semangat, serta saran dalam

penyusunan skripsi.

viii

5. Buchori Muslim, M.Pd., selaku validator instrumen yang telah memberikan kritik

dan saran kepada penulis selama proses validasi.

6. Dewi Muniarti, M.Si., selaku validator instrumen yang telah memberikan kritik

dan saran kepada penulis selama proses validasi.

7. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Kimia yang telah mendidik, memberikan ilmu,

serta motivasi kepada penulis selama menjadi mahasiswa Pendidikan Kimia UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Retno Sulistyorini, S.Si., M.Pd., selaku guru kimia kelas XI SMA Negeri 1

Klapanunggal yang telah memberikan izin serta mendukung penulis untuk

melakukan penelitian ini.

9. Orang tua dan keluarga tersayang yang selalu memberikan dukungan, nasehat,

mencurahkan pikiran, tenaga dan waktunya dengan kesabaran dan keikhlasan.

10. Sahabat yang menemani penulis selama perkuliahan Talitha Zhafirah, Asstia

Rizka Alifa, Ponty Mira Santika, Nur Bayinah, dan Neneng Fauziyah yang selalu

yang selalu menemani, menjadi tempat berbagi keluh kesah, memberikan motivasi

dan dukungan, serta berjuang melewati masa-masa perkuliahan.

11. Teman-teman Pendidikan Kimia 2015 terutama Pendidikan Kimia Kelas A yang

saling memberikan dukungan dan motivasi.

12. Teman-teman seperbimbingan khususnya Talitha Zhafirah, Niswatun Alfiyyah,

dan Asstia Rizka Alifa yang saling memberikan dukungan, memberikan motivasi,

serta peduli antar sesama.

13. Justin, Jaehwan, Jungwoo, dan Jaemin yang selalu memberikan motivasi serta

dukungannya melewati karya-karya indahnya.

14. Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu proses

tersusunnya skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan dan ketulusan hati

semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis

menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun terkait penelitian ini.

ix

Semoga karya ini dapat memberikan konstribusi dan motivasi bagi banyak orang serta

dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Aamiin.

Jakarta, 4 Juli 2022

Hanna Pratiwi

NIM. 11150162000029

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...................................................... iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ....................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................... v

ABSTRACT ........................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

BAB I ....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 7

C. Batasan Masalah ............................................................................................... 7

D. Rumusan Masalah ............................................................................................ 8

E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8

BAB II ..................................................................................................................... 9

KAJIAN TEORI ..................................................................................................... 9

A. Keterampilan Berpikir Kreatif .......................................................................... 9

1. Konsep Kemampuan Berpikir Kreatif ............................................................ 9

2. Karakteristik Peserta Didik yang Kreatif ...................................................... 11

3. Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat Kreativitas ................................. 17

B. Pembelajaran Kooperatif ................................................................................. 19

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ............................................................ 19

xi

2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ......................................................... 20

3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif ...................................................... 20

4. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ................................................. 21

5. Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif ............................................................ 23

6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif .................................... 25

C. Metode Quick on The Draw ............................................................................ 25

1. Pengertian Quick on The Draw .................................................................... 25

2. Langkah-Langkah Metode Quick on The Draw ............................................ 27

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Quick on The Draw ............................... 28

D. Materi Hidrokarbon ........................................................................................ 29

1. Pengertian Senyawa Hidrokarbon ................................................................ 29

2. Jenis-Jenis Atom Karbon ............................................................................. 29

3. Struktur, Sifat, dan Tata Nama Senyawa Hidrokarbon .................................. 30

4. Isomer ..............................................................................................................32

E. Penelitian yang Relevan .................................................................................. 33

F. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 34

G. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 38

BAB III .................................................................................................................. 39

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 39

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 39

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ......................................................... 39

C. Prosedur Penelitian ......................................................................................... 40

D. Populasi dan Sampel ....................................................................................... 42

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 43

F. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 44

G. Uji Instrumen Penelitian ................................................................................. 45

1. Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ................................................ 46

2. Lembar Observasi ........................................................................................ 52

H. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 52

1. Uji Prasyarat Analisis................................................................................... 53

xii

I. Hipotesis Statistik ............................................................................................ 56

BAB IV .................................................................................................................. 58

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 58

A. Hasil Penelitian............................................................................................... 58

1. Data Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik 59

2. Uji Prasyarat Sampel .................................................................................... 64

3. Uji Prasyarat Analisis Data .......................................................................... 66

B. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................................... 69

BAB V .................................................................................................................... 85

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 85

A. Kesimpulan .................................................................................................... 85

B. Saran .................................................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 86

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 95

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Langkah- Langkah Model Pembelajaran Kreatif .............................. 22

Tabel 3. 1 Desain Penelitian .................................................................................. 40

Tabel 3. 2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 43

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ....................................... 44

Tabel 3. 4 Kriteria Indeks Koefisien Korelasi ..................................................... 47

Tabel 3. 5 Kriteria Indeks Taraf Kesukaran ....................................................... 49

Tabel 3. 6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ............................................ 49

Tabel 3. 7 Indeks Kriteria Daya Pembeda ........................................................... 50

Tabel 3. 8 Hasil Validasi Kisi-Kisi Instrumen Tes Essay Kemampuan Berpikir

Kreatif yang digunakan dalam Penelitian ......................................... 51

Tabel 3. 9 Kriteria Penilaian Hasil Tes Berpikir Kreatif Peserta Didik ............. 53

Tabel 4. 1 Data Hasil Pretes.................................................................................. 59

Tabel 4. 2 Data Hasil Persentase Pretest Ketercapaian Kemampuan Berpikir

Kreatif Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................................. 60

Tabel 4. 3 Data Hasil Posttest ............................................................................... 61

Tabel 4. 4 Data Hasil Persentase Ketercapaian Posttest Kemampuan Berpikir

Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................... 62

Tabel 4. 5 Hasil Uji Normalitas Pretest ................................................................ 64

Tabel 4. 6 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest .................................................... 65

Tabel 4. 7 Uji Independent Sample T-test Nilai Pretest ...................................... 66

Tabel 4. 8 Hasil Uji Normalitas Posttest .............................................................. 67

Tabel 4. 9 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest dan Posttest ............................... 67

Tabel 4. 10 Uji Independent Sample T-test Nilai Posttest ................................... 68

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 37 Gambar 4. 1 Grafik Hasil Persentase Pretest Ketercapaian Kemampuan Berpikir

Kreatif ........................................................................................................ 60

Gambar 4. 2 Grafik Hasil Persentase Posttest Ketercapaian Kemampuan Berpikir

Kreatif ........................................................................................................ 63

Gambar 4. 3 Jawaban Kelas Eksperimen pada Indikator Kemampuan Berpikir Lancar

(Fluency)..................................................................................................... 75

Gambar 4. 4 Jawaban Kelas Kontrol pada Indikator Kemampuan Berpikir Lancar

(Fluency)..................................................................................................... 75

Gambar 4. 5 Jawaban Kelas Eksperimen pada Indikator Kemampuan Berpikir Luwes

(Flexibility) ................................................................................................. 77

Gambar 4. 6 Jawaban Kelas Kontrol pada Indikator Kemampuan Berpikir Luwes

(Flexibility) ................................................................................................. 77

Gambar 4. 7 Jawaban Kelas Eksperimen pada Indikator Kemampuan Berpikir Merinci

(Elaboration) .............................................................................................. 79

Gambar 4. 9 Jawaban Kelas Eksperimen pada Indikator Kemampuan Berpikir Orisinil

(Originality) ............................................................................................... 80

Gambar 4. 10 Jawaban Kelas Kontrol pada Indikator Kemampuan Berpikir Orisinil

(Originality) ............................................................................................... 80

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar............................ 96

Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen .................................................................. 124

Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol ......................................................................... 152

Lampiran 4 Lembar Kerja Peserta Didik .......................................................... 172

Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ............... 194

Lampiran 6 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif .............. 221

Lampiran 7 Hasil Validasi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ...... 230

Lampiran 8 Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Materi Hidrokarbon ............ 240

Lampiran 9 Lembar Observasi .......................................................................... 245

Lampiran 10 Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelompok

Eksperimen (Pretest dan Posttest) ............................................... 247

Lampiran 11 Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelompok Kontrol

(Pretest dan Posttest).................................................................... 248

Lampiran 12 Hasil Pretest Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir

Kreatif (Kelas Eksperimen dan Kontrol) .................................... 249

Lampiran 13 Hasil Posttest Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir

Kreatif (Kelas Eksperimen dan Kontrol) .................................... 253

Lampiran 14 Hasil Observasi Peserta Didik Kelas Eksperimen ....................... 258

Lampiran 15 Hasil Uji Normalitas Pre-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol) 260

Lampiran 16 Hasil Uji Homogenitas Pre-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)

....................................................................................................... 261

Lampiran 17 Hasil Uji Hipotesis Pre-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol) .... 262

Lampiran 18 Hasil Uji Normalitas Post-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol) 263

Lampiran 19 Hasil Uji Homogenitas Post-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)

....................................................................................................... 264

Lampiran 20 Hasil Uji Hipotesis Post-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol) .. 265

Lampiran 21 Surat Keterangan Bimbingan Skripsi ......................................... 266

Lampiran 22 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................... 267

Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian ................................................................ 268

Lampiran 24 Hasil Turnitin ............................................................................... 270

Lampiran 25 Uji Referensi ................................................................................. 271

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan masyarakat pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari

pendidikan, dan peran pendidikan sangatlah penting, baik dalam keluarga,

masyarakat maupun negara. Indonesia adalah negara berkembang dan

membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mencerdaskan

kehidupan negara (Marniati & Tahir, 2019b). Oleh karena itu, diperlukan

pendidikan untuk mencapai hal tersebut. Sehingga akan tercipta negara maju

dan masyarakat Indonesia yang cerdas, sehat, berilmu dan memiliki

keterampilan yang berguna bagi kehidupan.

Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kehidupan manusia

karena pendidikan tersedia dimanapun dan kapanpun didunia. Pendidikan pada

halekatnya adalah upaya memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu

membudayakan atau memperindah manusia (Syafril & Zen, 2017, hlm. 25).

Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dimana orang memperoleh

pengetahuan, pemahaman dan perilaku dengan kebutuhannya (Syah, 2014,

hlm. 10).

Pendidikan memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan

suatu bangsa dan negara. Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia

yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,

memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan (Hidayat & Abdillah, 2019, hlm. 25).

Pencapaian tujuan pendidikan nasional tersebut merupakan suatu

tantangan yang melibatkan peningkatan kualitas, relevansi, dan efektivitas

2

pendidikan yang digunakan sebagai tuntutan nasional beriringan dengan

perkembanagan dan kemajuan sosial, dan memiliki implikasi yang nyata bagi

program pendidikan dan kurikulum sekolah (Mudyahardjo, 2012, hlm. 10).

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 Pasal

12 menyatakan bahwa :

Pelaksanaan pembelajaran harus diselenggaran dalam suasana belajar

yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik (Peraturan

Pemerintah RI, 2021).

Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil, jika pembelajaran

dikelas dapat berhasil pula. Salah satu komponen pembelajaran yang memiliki

pengaruh signifikan terhadap proses pembelajaran adalah media pembelajaran.

Media sangat diperlukan pada proses pembelajaran karena dapat digunakan

untuk memotivasi peserta didik untuk belajar (Y. D. Putri dkk., 2021).

Salah satu faktor yang menyebabkan peserta didik enggan belajar adalah

penggunaan strategi pembelajaran yang cenderung monoton dalam proses

pembelajaran, sehingga membuat peserta didik bosan dan kurang tertarik untuk

mengikuti proses pembelajaran di kelas (Huriyanti & Rosiyanti, 2017a). Selain

itu, penyebab hasil belajar peserta didik belum maksimal adalah penggunaan

model pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi yang sedang dibahas

(Suhardi, 2019)

Kimia merupakan salah satu disiplin ilmu yang banyak mengandung

konsep-konsep kimia abstrak yang harus diserap peserta didik dalam waktu

yang relatif terbatas, selain itu kurang menariknya penyampaian materi

menyebabkan banyak peserta didik enggan untuk mempelajari kimia lebih

dalam lagi (Anggraeni dkk., 2014). Pembelajaran kimia lebih menarik jika

aktivitas peserta didik dapat dimasukkan ke dalam proses belajar mengajar.

3

Pembelajaran inovatif juga membantu memperlancar proses belajar mengajar,

meningkatkan potensi diri dan kecerdasan peserta didik dalam

mengkomunikasikan informasi yang mereka terima (Ayu dkk., 2018a).

Pendidikan pada saat ini disebut pendidikan abad ke 21. Diantaranya,

pendidikan menjadi semakin penting untuk memastikan peserta didik memiliki

keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi dan

media informasi, serta kemampuan bekerja dan bertahan hidup melalui

kecakapan hidup (Wijaya dkk., 2016, hlm. 264). Kehidupan di abad 21 sering

disebut sebagai era pengetahuan, abad ekonomi pengetahuan, abad teknologi

informasi, abad globalisasi, industri 4.0, dll. Abad ini telah melihat perubahan

yang sangat cepat dan sulit dalam setiap aspek kehidupan kita termasuk

perdagangan, transportasi, teknologi, informasi, dan komuniskasi

Kemendikbud berpendapat bahwa pendidikan yang membangun

kompetensi “partnership 21st Century Learning” adalah kerangka

pembelajaran untuk abad ke-21, yang membutuhkan peserta didik dalam

teknologi, media dan informasi, keterampilan belajar, inovasi, dan

keterampilan hidup (Sajidan dkk., 2018a). Sedangkan menurut BNSP (2010,

hlm. 19) menyebutkan framework pada pembelajaran abad ke-21 diantaranya

adalah : (1) Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah; (2)

Kemampuan komunikasi dan bekerjasama; (3) Kemampuan berpikir kritis dan

pemecahan masalah; (4) Kemampuan komunikasi dan bekerjasama; (5)

Kemampuan mencipta dan membaharui; (6) Literasi teknologi; (7)

Kemampuan belajar kontekstuak; dan (8) Kemampuan informasi dan literasi

media. Adapun kecakapan abad ke-21 menurut Kemendikbud dalam buku yang

disusun oleh Sajidan dkk. (2018b, hlm. 42) meliputi empat keterampilan yaitu:

(1) Keterampilan berpikir kritis; (2) Keterampilan komunikasi; (3)

Keterampilan Kolaboratif; serta (4) Keterampilan berpikir kreatif.

Keterampilan berpikir kreatif merupakan salah satu keterampilan abad

21 yang harus dimiliki peserta didik. Adapun tingkat kemampuan berpikir

4

kreatif masyarakat Indonesia masih sangat rendah (Madyani dkk., 2020). Hal

ini ditunjukkan dari data Global Creativity Index 2015, dimana Indonesia

berada di peringkat 115 dari 139 negara (Florida dkk., 2015). Proses

pembelajaran di sekolah biasanya tidak mengembangkan kemampuan berpikir

peserta didik, hal ini dikarenakan pembelajaran yang didominasi oleh pendidik.

Hal tersebut dapat menghambat pola pikir peserta didik, sehingga mengurangi

kreativitasnya (Prihatin dkk., 2021).

Pendidik perlu menyadari bahwa selama ini pembelajaran di kelas

hanyalah sekedar belajar mengajar, semata-mata sebagai transfer pengetahuan,

bukan sebagai proses pembentukan kepribadian dan bagaimana proses

pembelajaran itu sendiri dapat mengembangkan tingkat kemampuan

berpikirnya (Pangestu, 2021). Dalam pembelajaran kimia, peserta didik

diharapkan mampu berpikir kreatif. Karena diera globalisasi, tidak dapat

dipungkiri bahwa kreativitas sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas

hidup dan memecahkan masalah. Berpikir kreatif memungkinkan peserta didik

untuk berpikir dengan lancer, melihat masalah dari sudut berbeda, dan

menghasilkan banyak ide. Oleh karena itu, sejak dini peserta didik perlu dilatih

sikap kreatif pada dirinya sendiri, agar tidak hanya menjadi konsumen

pengetahuan, tetapi juga mampu menghasilkan pengetahuan baru.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harahap & Panjaitan (2019)

mengenai “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick

terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa di SMP Negeri 11

Padangsidimpuan”. Adapun hasil analisis data yang peneliti lakukan tersebut

mendapatkan hasil bahwasanya kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang

diajarkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick

memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran

langsung. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif dapat pula meningkatkan kemampuan berpikir kretif

peserta didik. Oleh karena ini, pada penelitian kali ini, peneliti akan membuat

5

perbedaan dengan penelitian sebelumnya menggunakan model pembelajaran

kooperatif juga namun tipe Quick on The Draw. Penelitian ini digunakan pada

pembelajaran kimia materi pokok Hidrokarbon.

Hidrokarbon merupakan materi kimia kelas XI yang sering dijumpai dan

sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, dengan Kompetensi Dasar pada

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 24 tahun 2016 yang

menyatakan :

“3.1 Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan

kekhasan atom karbon dan golongan senyawanya; 4.1 Membuat model visual

berbagai struktur molekul hidrokarbon yang memiliki rumus molekul yang

sama.” (Kemendikbud, 2016). Kompetensi dasar tersebut dapat memfasilitasi

kemampuan berpikir kreatif peserta didik.

Kegiatan belajar melibatkan dua pihak, yaitu pendidik dan peserta didik,

yang mengajar pendidik sedangkan peserta didik yang belajar. Kegiatan

pembelajaran dirancang untuk berpusat pada peserta didik untuk meningkatkan

motivasi, minat, kreativitas, dan antusiasme peserta didik. Proses pembelajaran

harus dapat memfasilitasi pengembangan kemampuan berpikir kreatif peserta

didik khususnya pada mata pelajaran kimia

Saat mempelajari sains, pendidik harus membimbing peserta didik

dalam kegiatan yang mendorong pembelajaran aktif dan psikologis dalam

memahami konsep-konsep kimia. Di sekolah masih banyak kegiatan

pembelajaran kimia, dan sering sekali pendidik hanya melalui metode ceramah.

Seperti yang kita ketahui bersama, metode mengajar merupakan sarana

interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Jika

hanya menggunakan metode ceramah untuk belajar, bukan hanya menjadi salah

satu penyebab peserta didik pasif, kurang minat dan kurang semangat dalam

proses pembelajaran, tetapi juga pendidik kurang mendapat perhatian dari

peserta didik.

6

Penggunaan model pembelajaran memiliki peran penting dalam suatu

proses pembelajaran, dimana model pembelajaran digunakan seharusnya dapat

meningkatkan pemahaman tentang materi pembelajaran kimia, menumbuhkan

kerjasama dalam kelompok serta dapat merangsang kreativitas peserta didik.

Melalui pembelajaran kooperatif, peserta didik cerdas dapat membantu

peserta didik lain yang tidak memahami materi yang ada, sehingga peserta didik

dapat diajarkan untuk berbagi pengetahuan dengan orang lain. Untuk itu,

peneliti ingin menggunakan pembelajaran kooperatif agar peserta didik bisa

lebih semangat belajar kimia.

Pembelajaran kooperatif memiliki banyak bentuk untuk membantu

pendidik memberikan materi dengan mudah. Salah satunya adalah tipe “Quick

on The Draw”. Model pembelajaran Quick on The Draw merupakan model

pembelajaran yang memberikan peserta didik untuk memahami suatu mata

pelajaran dengan kemampuannya sendiri (Renja & Miterianifa, 2017a).

Menurut Ginnis (2016a, hlm. 163) pembelajaran dengan menggunakan Quick

on The Draw merupakan perlombaan antara kelompok utama yang dapat

menyelesaikan satu set pertanyaan dan masing-masing kelompok mempunyai

batas untuk menyelesaikan tugasnya.

Model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw ini diharapkan

dapat membuat peserta didik lebih senang dan semangat dalam pembelajaran

kimia. Selain itu dengan model ini dapat melatih kemampuan kreatif peserta

didik. Dengan model ini peserta didik dapat memecahkan masalah atau mencari

solusi dalam menjawab soal-soal yang diberikan. Selain itu, peserta didik juga

dapat saling berbagi informasi dan pengetahuan yang dimilikinya, bisa saling

mengoreksi satu sama lain dan berdiskusi bersama dalam kelompok belajar.

Sehingga kegiatan ini dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif peserta didik.

7

Berdasarkan latar belakang diatas, dilakukan penelitian ini dengan judul

“Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on The Draw terhadap

Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik pada Materi Hidrokarbon”.

B. Identifikasi Masalah

Dari pemaparan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut :

1. Kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang rendah.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran saat ini, peserta didik tidak didorong

untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya sendiri.

3. Masih banyak pelajaran kimia di kelas yang hanya menekankan

pemahaman peserta didik terhadap materi dan tidak melibatkan

kemampuan berpikir kreatif.

4. Model pembelajaran kimia yang digunakan dalam proses pembelajaran

sangat membosankan dan kurang mendapat perhatian dari peserta didik.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dalam penelitian ini perlu

diadakan pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam penelitian ini

lebih terarah dan tidak terjadi penyimpangan. Adapun masalah yang dibatasi

dalam penelitian ini adalah :

1. Dua kelas dipilih secara acak, satu kelas dengan pembelajaran kooperatif

tipe Quick on The Draw, dan kelas lainnya dengan pembelajaran

konvensional.

2. Kemampuan berpikir kreatif yang diukur sesuai dengan indikator menurut

Utami Munandar, yaitu kemampuan berpikir lancar (fluency), kemampuan

berpikir luwes (flexibility), kemampuan berpikir orisinil (originality), dan

kemampuan berpikir merinci (elaboration)

8

D. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas penulis dapat merumuskan masalah yang akan dikaji

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh pembelajaran kooperatif tipe

Quick on The Draw terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran

kooperatif tipe Quick on The Draw terhadap kemampuan berpikir kreatif

peserta didik.

F. Manfaat Penelitian

Selain tujuan, penelitian inipun diharapkan dapat memberi manfaat

kepada semua pihak. Manfaat penelitian ini ialah :

1. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

dan wawasan dalam memilih model pembelajaran yang meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif peserta didik.

2. Bagi peserta didik, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

mengoptimalkan kemampuan untuk mendapatkan hasil belajar kimia yang

maksimal.

3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

menambah ilmu pengetahuan serta pengalaman yang bermanfaat dalam

menggunakan model pembelajaran sebelum memasuki bidang pendidikan

sebagai tenaga pendidik.

4. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

referensi untuk mengoptimalkan kemampuan siswa dalam belajar dan

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Keterampilan Berpikir Kreatif

1. Konsep Kemampuan Berpikir Kreatif

Berpikir menurut pendapat John Dewey dalam (Sudarma, 2016a,

hlm. 38) adalah “stream of consciousnee”, yaitu aliran kesadaran yang

muncul dan ada setiap hari, mengalir tanpa terkendali, termasuk bermimpi

atau impian dan melamun. Sedangkan Moosley dalam (Sudarma, 2016b,

hlm. 39) berpendapat, bahwa kata “thinking” kadang-kadang digunakan

secara bergantian dengan kata “thoughtful” yang mengacu dan melibatkan

pada aspek sensitivitas dan peduli orang lain.

Anderos telah mendefinisikan kreativitas sebagai proses yang dilalui

oleh seorang individu di tengah-tengah pengalamannya, dan

menyebabkannya untuk memperbaiki dan mengembangkan dirinya(Al-

Khalili, 2005a, hlm. 13). Kreativitas menurut Maslow merupakan

manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan

dirinya. Sedangkan menurut Guilford, kreativitas adalah kemampuan

melihat berbagai kemungkinan pemecahan masalah, merupakan bentuk

berpikir yang selama ini kurang mendapat perhatian dalam pendidikan

formal (Munandar, 1999b, hlm. 45). Torrance (dalam Al-Khalili, 2005b,

hlm. 23) mengungkapkan bahwa kreativitas adalah suatu proses yang

melibatkan kepekaan terhadap masalah dan kesulitan dalam bidang apapun,

kemudian menyusun beberapa ide atau data teoritis untuk mengatasi

masalah tersebut, menguji kebenaran data, dan mengkomunikasikan hasil

pencapaian seorang pemikir atas pemikir lainnya.

Downing juga mendefinisikan kreativitas sebagai “proses” dengan

menata kembali unsur-unsur yang ada. Pemikiran kreatif setiap orang

10

berbeda dan berkaitan dengan cara mereka berpikir tentang masalah.

Kemampuan peserta didik dalam memunculkan ide harus dikembangkan

dengan meminta mereka memikirkan ide atau pendapat yang berbeda

dengan yang dikemukkan oleh temannya. Berpikir kreatif juga terkait

dengan pengetahuan yang dimiliki seseorang dalam kaitannya dengan ide

yang diajukan atau usaha kreatif (Sani, 2018, hlm. 6).

Menurut Ahmadi, keterampilan berpikir kreatif adalah keterampilan

pribadi yang menggunakan proses berpikirnya untuk menghasilkan ide-ide

baru dan konstruktif berdasarkan konsep dan prinsip, rasional dan

emosional, serta intuisi pribadi. Keterampilan berpikir kreatif dibangun

dengan menanamkan konsep-konsep peserta didik, yang kemudian

menerapkan konsep-konsep dari prinsip-prinsip yang ada ke dalam

pemecahan masalah (Hasanah dkk., 2019).

Menurut Puccio dan Mudock (dalam Moma, 2015), berpikir kreatif

mencakup semua aspek keterampilan kognitif dan metakognitif, termasuk

mengidentifikasi masalah, mengajukan pertanyaan, mengidentifikasi data

yang relevan dan tidak relevan, menjadi produktif, menghasilkan banyak

ide dan produk atau ide baru yang berbeda, dan kecenderungan inklusif,

yaitu keterbukaan, berani mengambil sikap, bertindak cepat, bertindak atau

berpikir bahwa sesuatu merupakan bagian dari keseluruhan yang kompleks,

menggunakan pemikiran kritis orang lain, peka terhadap perasaan orang

lain (Moma, 2015).

Batey dan Furnham juga mengklaim bahwa ada tiga domain utama

ekspresi kreatif, yakni : kreativitas seni, kreativitas saintifik, dan kreativitas

sehari-hari. Kreativitas saintifik dapat dianalisa dari kemampuan seseorang

dalam membangun hipotesis, merancang eksperimen, dan menguji sebuah

fakta (Sani, 2019, hlm. 6).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kemampuan berpikir kreatif adalah suatu kemampuan dimana peserta didik

11

bebas menyampaikan pendapat atau gagasan berdasarkan informasi,

konsep, prinsip, pengalaman, ataupun pendapat yang disampaikan orang

lain yang diolah sendiri menjadi suatu gagasan yang baru untuk

menyelesaikan suatu problematikan atau permasalahan yang ada.

2. Karakteristik Peserta Didik yang Kreatif

Seorang pribadi yang kreatif mampu untuk memberikan kita suatu

pemikiran baru atas permasalahan-permasalahan yang dia hadapi atau kita

hadapi, baik yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau berkaitan

dengan kajian-kajian praktikum (Al-Khalili, 2005c, hlm. 30).

Anak kreatif mempunyai keingintahuan yang tinggi, memiliki minat

yang banyak, dan mempunyai hobi atau kegiatan yang kreatif. Anak-anak

dan remaja yang kreatif seringkali memiliki rasa percaya diri yang tinggi

dan cukup mandiri. Mereka lebih berani daripada rata-rata anak lainnya (ini

sudah dihitung sebelumnya). Artinya, mereka tidak peduli jika orang lain

mengkritik atau mengejek mereka saat melakukan hal-hal bermakna,

penting, dan disukai. Juga, orang-orang kreatif tidak takut melakukan

kesalahan dan berani mengajukan pendapatnya sendiri walaupun

pendapatnya berbeda dengan pendapat orang lin (Munandar, 2004, hlm.

35).

Menurut Sund (dalam Riyanto, 2014) menyatakan bahwa individu

dengan potensi kreatif dapat diidentifikasi dengan memperhatikan ciri-ciri

sebagai berikut:

a) Hasrat keingintahuan yang cukup besar;

b) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru;

c) Panjang/banyak akal;

d) Keingintahuan untuk menemukan dan meneliti;

e) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan;

f) Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas;

12

g) Berpikir fleksibel;

h) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi

jawaban lebih banyak;

i) Kemampuan membuat analisis dan sintesis;

j) Memiliki semangat bertanya serta meneliti;

k) Memiliki daya abstraksi yang cukup baik;

l) Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.

Sedangkan menuru Mc. Kinnon (dalam Hasanah dkk., 2019), orang

yang kreatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Memandang dirinya berbeda dan lebih sering melukiskan dari mereka

sebagai berdaya cipta, tak tergantung, bersifat individualis;

2) Lebih terbuka dalam pengalaman dan perasaan;

3) Secara relatif tidak tertarik pada detail kecil, tetapi lebih tertarik pada

arti implikasi, memiliki fleksiel kognitif, keterampilan verbal,

berminat untuk berkomunikasi dengan orang lain, bertindak tepat,

mempunyai keingintahuan intelektual yang besar;

4) Lebih tertarik secara mendalam menyerap pengalaman daripada

mempertimbangkan;

5) Lebih bersifat intuitif.

Tes luar negeri yang Mengukur Kreativitas adalah tes dari Guilford

yang mengukur kemampuan berpikir divergen, dengan membedakan aspek

kelancaran berpikir, fleksibilitas, orisinilitas, dan kerincian (Munandar,

2014a, hlm. 73). Dalam studi analisis faktor seputar ciri-ciri utama

kreativitas, Guilford dalam buku (Munandar, 2014b, hlm. 10) membedakan

antara ciri-ciri kompeten (aptitude) dan non-kompeten (non-aptitude) yang

terkait dengan kreativitas. Ciri-ciri aptitude dari kreativitas (berpikir

kreatif) meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), dan orisinilitas

dalam berpikir, dan ciri-ciri dioperasionalisasikan dalam tes berpikir

13

divergen. Ciri-ciri aptitude adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan

kognisi, dengan proses berpikir, sedangkan ciri-ciri nonaptitude adalah ciri-

ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan (Munandar, 1999a,

hlm. 88).

Adapun ciri-ciri dari kemampuan berpikir kreatif (aptitude)

meliputi:

a) Kemampuan Berpikir Lancar

Kemampuan berpikir lancar adalah kemampuan untuk

menghasilkan banyak ide, jawaban, pemecahan masalah,

menyampaikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal

dan selslu memikirkan lebih dari satu jawaban (Munandar, 1999a, hlm.

88). Sebagaimana definisi Guilford, kelancaran diartikan dengan

mengeluarkan pemikiran yang dengan mudah mengalir, baik alam

bentuk kebebasan intelektual, verbal, atau yang lainnya. Sedangkan

Peneliti Helmi Al-Moligi berpendapat bahwa kelancaran yaitu

pemikiran yang mengalir secara luar biasa, sehingga akal kreatif

seakan-akan merupakan ledakan pemikiran baru yang bebas (Al-

Khalili, 2005d, hlm. 176).

Kemampuan berpikir peserta didik tercermin dari perilaku

peserta didik sebagai berikut (Munandar, 1999a, hlm. 88):

1) Mengajukan banyak pertanyaan,

2) Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan,

3) Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah,

4) Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya,

5) Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada anak-

anak lain,

6) Dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu

obyek atau situasi.

14

b) Kemampuan Berpikir Luwes (Fleksibel)

Berpikir fleksibel adalah kemampuan untuk menghasilkan ide,

jawaban atau pertanyaan, untuk dapat melihat suatu masalah dari

perspektif yang berbeda, untuk mencari banyak alternatif atau arah yang

berbeda, dan untuk dapat mengubah metode atau cara berpikir

(Munandar, 1999c, hlm. 88–89). Tujuan dari fleksibilitas adalah untuk

dnegan mudah memunculkan berbagai pengetahuan. Guilford (dalam

Al-Khalili, 2005e, hlm. 177) juga percaya bahwa fleksibilitas

mencerminkan kemampuan untuk secara cepat menghasilkan ide-ide

yang berkembang menjadi ide-ide yang berbeda dan berhubungan

dengan sikap tertentu.

Kemampuan berpikir luwes (fleksibel) peserta didik tercermin

dari perilaku peserta didik sebagai berikut (Munandar, 1999d, hlm. 89):

1) Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap

suatu obyek,

2) Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap

suatu gambar, cerita atau masalah,

3) Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-

beda,

4) Memberi pertimbangan terhadap situasi, yang berbeda dari yang

diberikan orang lain,

5) Dalam membahas/mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai

posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok,

6) Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam

cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya,

7) Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang

berbeda-beda,

8) Mampu mengubah arah berpikir secara spontan.

15

c) Kemampuan Berpikir Orisinil

Kemampuan berpikir orisinal adalah kemampuan untuk

menghasilkan bentuk ekspresi yang baru dan unik, memikirkan cara

yang tidak biasa untuk mengekspresikan diri, mampu membuat

kombinasi bagian untuk elemen yang tidak biasa (Munandar, 1999d,

hlm. 89). Menurut Peneliti Sayyid Khairullah (Al-Khalili, 2005f, hlm.

178), orisinilitas berarti kemampuan untuk menghasilkan beberapa

tanggapan asli, atau dijelaskan dengan melakukan beberapa

pengulangan statistik dalam masyarakat yang setia kepadanya.

Kemampuan berpikir orisinil yang dimiliki oleh peserta didik

tercermin dalam perilaku peserta didik sebagai berikut (Munandar,

1999e, hlm. 89–90):

1) Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah

terpikirkan oleh orang lain,

2) Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan

cara-cara yang baru,

3) Memilik a-simetri dalam menggambar atau membuat desain,

4) Memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain,

5) Mencari pendekatan yang baru dari yang stereotip,

6) Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk

menemukan penyelesaian yang baru,

7) Lebih senang mensintesis daripada menganalisa situasi.

d) Kemampuan Berpikir Merinci (Mengelaborasi)

Kemampuan merinci (mengelaborasi) adalah kemampuan untuk

memperkaya dan membayangkan suatu gagasan atau produk,

menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu obyek, gagasan,

atau situasi sehingga menjadi lebih menarik (Munandar, 1999f, hlm.

90). Elaborasi diartikan dengan memodifikasi reaksi yang dilakukan

16

dengan cara menambahkan beberapa reaksi lainnya. seperti; mengambil

suatu pemikiran yang sederhana, kemudian dimodifikasi dan

menjadikannya lebih menarik. Atau, menambah perincian atas suatu

pemikiran tertentu, dengan syarat perincian-perincian ini sesuai dengan

pemikiran utamanya (Al-Khalili, 2005g, hlm. 179).

Kemampuan berpikir merinci (mengelaborasi) yang dimiliki

peserta didik tercermin dalam perilaku peserta didik sebagai berikut

(Munandar, 1999f, hlm. 90):

1) Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau

pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang

terperinci,

2) Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain,

3) Mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan

ditempuh,

4) Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan

penampilan yang kosong atau sederhana,

5) Menambahkan garis-garis, warna-warna, dan detil-detil (bagian-

bagian) terhadap gambarnya sendiri atau orang lain.

Berpikir kreatif membutuhkan ketekunan disiplin diri, dan

perhatian penuh, termasuk aktivitas mental seperti (E. B. Johnson, 2014,

hlm. 215):

i. Mengajukan pertanyaan,

ii. Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim

dengan pikiran terbuka,

iii. Membangun keterkaitan, khususnya di antara hal-hal berbeda,

iv. Menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas,

v. Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan

hal baru dan berbeda,

vi. Mendengarkan intuisi.

17

3. Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat Kreativitas

Hurlock mengemukakan beberapa faktor-tor pendorong yang dapat

meningkatkan kreativitas, yaitu (1999, hlm. 11):

a) Waktu. Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan diatur

sedemikian rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi mereka untuk

bermain dengan gagasan, konsep, dan mencobanya dalam bentuk baru

dan orisinal.

b) Kesempatan menyendiri. Hanya apabila tidak mendapat tekanan dari

kelompok sosial, anak dapat menjadi kreatif.

c) Dorongan terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi

standar orang dewasa. Untuk menjadi kreatif mereka harus terbebas

dari ejekan dan kritik yang sering kali dilontarkan pada anak yang tidak

kreatif.

d) Sarana. Sarana untuk bermain dan kelas sarana lainnya harus disedikan

untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi, yang

merupakan unsur penting dari semua kreativitas.

e) Lingkungan yang merangsang. Lingkungan rumah dan sekolah harus

merangsang kreativitas. Ini harus dilakukan sedini mungkin sejak masa

bayi dan dilanjutkan hingga nama sekolah dengan menjadikan

kreativitas, suatu pengalaman yang menyenangkan dihargai secara

sosial.

f) Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif. Orang tua yang

tidak terlalu melindungi atau terlalu posesif terhadap anak, mendorong

anak untuk mandiri.

g) Cara mendidik anak. Mendidik anak secara demokratis dan permisif

di rumah dan sekolah meningkatkan kreativitas, sedangkan cara

mendidik otoriter memadamkannya.

18

h) Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Kreativitas tidak

muncul dalam kehampaan. Makin banyak pengetahuan yang diperoleh

anak semakin baik dasar-dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.

Dalam proses pengembangan kreativitas, seseorang dapat saja

menemui berbagai hambatan, rintangan atau halangan yang dapat merusak

atau bahkan mematikan kreativitasnya. Cropley (dalam Susanto, 2011a,

hlm. 125–126) mengidentifikasi beberapa karakteristik pendidik yang

cenderung menghambat pemikiran kreatif dan kemauan atau keberanian

anak untuk mengekspresikan kreativitas:

i. Penekanan bahwa pendidik selalu benar;

ii. Penekanan berlebihan pada hafalan;

iii. Penekanan pada belajar secara mekanis teknik pemecahan masalah;

iv. Penekanan pada evaluasi eksternal;

v. Penekanan secara ketat untuk menyelesaikan pekerjaan;

vi. Perbedaan secara kaku antara bekerja dan bermain dengan

menekankan makna dan manfaat dan bekerja, sedangkan bermain

sekadar untuk rekreasi.

Demikian pula Torrance (dalam Susanto, 2011b, hlm. 126)

mengemukakan bahwa hal-hal yang dapat membatasi kreativita seorang

anak adalah: (Susanto, 2011c, hlm.126)

(1) Usaha terlalu dini untuk mengeliminasi fantasi,

(2) Pembatasan terhadap rasa ingin tahu anak,

(3) Terlalu menekankan peran berdasarkan perbedaan seksual,

(4) Terlalu banyak melarang,

(5) Takut dan malu,

(6) Penekanan yang salah kaprah terhadap keterampilan verbal tertentu,

(7) Memberikan kritik yang bersifat destruktif.

19

B. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Roger,dkk. (dalam Huda, 2011, hlm. 29) mendefinisikan

cooperative learning atau pembelajaran kooperatif sebagai kegiatan belajar

kelompok dengan prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada

informasi yang berubah secara sosial di antara kelompok-kelompok peserta

didik, dimana setiap peserta didik bertanggung jawab atas pembelajaran

mereka sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota

lainnya. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana

peserta didik bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dengan tingkat

kemampuan yang berbeda. Setiap anggota bekerja sama dan membantu

memahami materi pembelajaran sambil menyelesaikan tugas kelompok

(Shoimin, 2017, hlm. 45). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada sikap atau

perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam

struktur kerja sama yang teratur pada kelompok yang terdiri atas dua orang

atau lebih (Tampubolon, 2014, hlm. 89). Menurut Johnson dan Johnson,

pembelajaran kooperatif berarti working together to accomplish shared

goals (bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama (D. W. Johnson &

Johnson, 2018, hlm. 4). Cooperative learning menurut Davidson and

Worsham (dalam Zulfiani dkk., 2009a, hlm. 130) adalah model

pembelajaran yang sistematis yang mengintegrasikan keterampilan sosial

akademik dengan mengelompokkan peserta didik untuk menciptakan

metode pembelajaran yang efektif.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan salah satu

model pembelajaran yang didalamnya melibatkan kelompok-kelompok

kecil yang setiap peserta didik nya memiliki kemampuan yang berbeda

20

untuk bekerja sama menyelesaikan suatu masalah dan saling bertukar

gagasan, saling mengajarkan satu sama lain untuk mencapai tujuan

bersama.

2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif dalam kelompok membantu peserta didik

dan anggota tim bekerja sama dalam tugas. Secara umum, pembelajaran

kooperatif mencakup lima karakteristik, yaitu (Zulfiani dkk., 2009b, hlm.

131):

a) Peserta didik bersama pada tugas-tugas umum atau aktivitas untuk

menyelesaikan tugas atau aktivitas pembelajaran.

b) Peserta didik saling bergantung secara positif. Aktivitas diatur

sehingga peserta didik membutuhkan peserta didik lain untuk

mencapai hasil bersama. Pembelajaran yang paling baik ditangani jika

melalui kerja kelompok.

c) Peserta didik bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai

5 peserta didik

d) Peserta didik menggunakan perilaku kooperatif, pro-sosial.

e) Peserta didik secara mandiri bertanggung jawab untuk pekerjaan

pembelajaran mereka.

3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Pendekatan belajar kooperatif menganut lima prinsip utama yaitu

sebagai berikut (Siregar & Nara, 2010, hlm. 52–53):

a) Saling ketergantungan positif: arti ketergantungan dalam hal ini

adalah keberhasilan kelompok merupakan hasil kerja keras seluruh

anggotanya. Setiap anggota berperan aktif dan mempunyai andil yang

sama terhadap keberhasilan kelompok

b) Tanggungjawab perseorangan: tanggung jawab perseorangan

muncul ketika seorang anggota kelompok bertugas untuk menyajikan

21

yang terbaik di hadapan pendidik dan teman sekelas lainnya. anggota

yang tidak bertugas, dapat melakukan pengamatan terhadap situasi

kelas, kemudian mencatat hasilnya agar dapat didiskusikan dalam

kelompoknya.

c) Interaksi tatap muka: bertatap muka merupakan satu kesempatan

yang baik bagi anggota kelompok untuk berinteraksi memecahkan

masalah bersama, disamping membahas materi pelajaran. Anggota

dilatih untuk menjelaskan masalah belajar masing-masing, juga diberi

kesempatan untuk mengajarkan apa yang dikuasainya kepada teman

satu kelompok.

d) Komunikasi antar anggota: model belajar kooperatif juga

menghendaki agar para anggota dibekali dengan berbagai

keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan peserta didik

dalam kelompok, pendidik perlu mengajarkan cara-cara

berkomunikasi. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada

kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan

kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapatnya. Setiap peserta

didik memperoleh kesempatan berlatih mengenai cara-cara

berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana pendapat orang lain

tanpa menyinggung perasaan orang tersebut.

e) Evaluasi proses secara kelompok: perlu dijadwalkan waktu khusus

bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil

kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih

efektif.

4. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Mata pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif

memiliki enam langkah atau fase utama. Langkah-langkah itu ditunjukkan

pada Tabel 2.1 (Trianto, 2013a, hlm. 66–67)

22

Tabel 2. 1 Langkah- Langkah Model Pembelajaran Kreatif

Fase Tingkah Laku Pendidik

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi peserta didik

Pendidik menyampaikan semua

tujuan pelajaran yang ingin dicapai

pada pelajaran tersebut dan

memotivasi peserta didik belajar

Fase-2

Menyajikan informasi

Pendidik menyajikan informasi

kepada peserta didik dengan jalan

demonstrasi atau lewat bahan

bacaan

Fase-3

Menorganisasikan peserta didik ke

dalam kelompok kooperatif

Pendidik menjelaskan kepada

pendidik bagaimana caranya

membentuk kelompok belajar dan

membantu setiap kelompok agar

melakukan transisi seara efisien

Fase-4

Membimbing kelompok bekerja

dan belajar

Pendidik membimbing kelompok-

kelompok belajar pada saat

mereka mengerjakan tugas mereka

Fase-5

Evaluasi

Pendidik mengevaluasi hasil

belajar tentang materi yang telah

dipelajari atau masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya

Fase-6

Memberikan penghargaan

Pendidik mencari cara untuk

menghargai baik upaya maupun

hasil belajar individu dan

kelompok

23

5. Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi jenis atau tipe model dalam

pembelajaran kooperatif, walaupun prinsip dasar dari pembelajaran

kooperatif ini tidak berubah, jenis-jenis atau tipe-tipe tersebut adalah

sebagai berikut (Nurdyansyah & Fahyuni, 2016, hlm. 65–78):

a) Student Team Achievement Division (STAD)

Tipe Student Team Achievement Division (STAD) adalah salah satu

strategi pembelajaran kooperatif dimana peserta didik berkesempatan

untuk berkolaborasi dan elaborasi, bertukar jawaban, mendiskusikan

ketidaksamaan, dan saling membantu, berdiskusi bahkan bertanya

pada pendidik jika mereka mengalami kesulitan dalam memahami

materi pelajaran. Ini sangat penting, karena dapat menumbuhkan

kreativitas peserta didik dalam mencari solusi pemecahan masalah

dalam kegiatan pembelajaran.

b) Jigsaw

Tipe Jigsaw berasal dari bahasa Inggris yang berarti gergaji ukir dan

ada juga yang mengartikannya sebagai puzzle yang berarti sebuah teka

teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu peserta

didik melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama antar

kelompok dengan silangan peserta didik kelompok lain (kelompok

ahli) untuk mencapai tujuan bersama.

c) Investigasi Kelompok (Group Investigasion)

Tipe pembelajaran kooperatif GI dikembangkan oleh Shlomo Sharan

dan Yael Sharan. Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas

dengan menggunakan tekni kooperatif GI adalah kelompok dibentuk

oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok

bebas memilih sub topik dari keseluruan unit materi (pokok bahasan)

yang akan diajarkan, kemudian membuat atau menghasilkan laporan

24

kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan atau

memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan

saling tukar informasi temuan mereka.

d) Make a Match (Membuat Pasangan)

Salah satu keuntungan tipe pembelajaran kooperatif ini adalah peserta

didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau

topik, dalam suasana yang menyenangkan. Penerapan metode ini

dimulai dengan teknik, yaitu peserta didik disuruh mencari pasangan

kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, peserta

didik yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.

e) TGT (Teams Games Tournaments)

Tipe pembelajaran kooperatif TGT adalah dimana peserta didik

memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk

memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat

disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang

berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga

diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok

(identitas kelompok mereka).

f) Number Head Together (NHT)

Tipe ini dikembangkan oleh Spenser Kagan untuk melibatkan lebih

banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam

suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi

pelajaran tersebut. Guru melempar pertanyaan, lalu para peserta didik

berkonsultasi sekedar untuk meyakinkan apakah setiap peserta didik

tersebut telah mengetahui jawaban dari soal tersebut. Setelah itu,

seorang peserta didik dipanggil untuk menjawab pertanyaan.

Adapun tipe pembelajaran kooperatif terbaru adalah tipe Quick on

The Draw yang ditemukan oleh Paul Ginnis, dan merupakan tipe yang

akan digunakan pada penelitian in.

25

6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Anita Lie (Zulfiani dkk., 2009c, hlm. 135–136) proses

belajar cooperative learning memiliki beberapa manfaat, yaitu:

a) Peserta didik dapat meningkatkan kemampuannya untuk bekerja sama

dengan peserta didik yang lain.

b) Peserta didik mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai

perbedaan.

c) Partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran meningkat.

d) Mengurangi kecemasan peserta didik (kurang percaya diri).

e) Meningkatkan motivasi, harga diri dan sikap positif.

f) Meningkatkan prestasi belajar peserta didik

Selain kelebihannya, pembelajaran kooperatif memiliki beberapa

kelemahan, antara lain (Zulfiani dkk., 2009d, hlm. 136–137):

i. Dalam kelompok dengan keahlian campuran, seringkali peserta didik

yang lebih kuat harus mengajar peserta didik yang lebih lemah dan

mengerjakan sebagian besar tugas kelompok

ii. Waktu pada pembelajaran ini hanya cukup untuk fokus tugas pada

tingkatan yang paling mendasar

iii. Strategi ini mungkin hanya mendukung pemikiran tingkat rendah dan

mengabaikan strategi pemikiran kritis dan tingkat tinggi

C. Metode Quick on The Draw

1. Pengertian Quick on The Draw

Menurut Ginnis (2016) Quick on The Draw adalah metode kerja tim

dan aktivitas kecepatan dengan intensitas bawaan (2016a, hlm. 163).

Pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw merupakan tiper

pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan yang melibatkan aktivitas

semua peserta didik tanpa harus memiliki perbedaan identitas, melibatkan

26

peran peserta didik sebagai tutor sebaya, dan mencakup unsur bermain dan

penguatan (Ayu dkk., 2018b).

Model pembelajaran Quick on The Draw adalah model

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

memahami pelajaran dengan kemampuannya sendiri (Renja & Miterianifa,

2017a). Aktivitas Quick on The Draw memiliki banyak kompetisi dan

peserta didik akan memiliki kesempatan untuk bekerja sama (Ariawan,

2017). Model melengkapi soal dalam satu set kartu dengan mencari

jawaban langsung dari materi sumber, memasukkan unsur permainan

berupa balapan cepat antar kelompok (Renja & Miterianifa, 2017c).

Quick on The Draw merupakan aktiviras yang mendorong kerjasama

antar kelompok. Semakin efisien suatu kelompok maka semakin cepat

kemajuannya. Sehingga kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas

lebih produktif daripada menduplikasi tugas (Ginnis, 2016b, hlm.164).

aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran

kooperatif tipe Quick on The Draw memungkinkan peserta didik dapat

belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama,

persaingan sehat dan keterlibatan belajar (Ayu dkk., 2018b). Quick on The

Draw merupakan salah satu strategi pembelajaran dengan cara membuat

kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan satu set pertanyaan yang

disiapkan oleh pendidik dan berkompetisi agar menjadi kelompok yang

pertama kali menyelesaikan satu set pertanyaan tersebut dengan cepat dan

benar (Huriyanti & Rosiyanti, 2017b).

Berdasarkan pengertian diatas dapat diambi kesimpulan bahwa

Quick on The Draw merupakan salah satu strategi ataupun metode yang

didalamnya terjadi aktivitas perlombaan untuk menyelesaikan satu set

pertanyaan yang dikerjakan secara berkelompok.

27

2. Langkah-Langkah Metode Quick on The Draw

Adapun langkah-langkah metode Quick on The Draw adalah sebagai

berikut (Ginnis, 2016b, hlm. 163–164):

a) Pendidik menyiapkan satu set pertanyaan, misalnya sepuluh soal

mengenai topik yang sedang dibahas. Kemudian pendidik membuat

cukup salinan agar setiap kelompok memiliki sendiri-sendiri. Tiap

pertanyaan harus di kartu terpisah. Tiap set pertanyaan sebaiknya di

kartu dengan warna yang berbeda. letakkan set pertanyaan tersebut

diatas meja pendidik, angka menghadap atas, nomer 1 diletakkan di

paling atas,

b) Bagi kelas ke dalam tujuh atau delapan kelompok. Beri warna pada

kartu untuk tiap kelompok sehingga mereka dapat mengenali set

pertanyaan mereka di meja pendidik,

c) Beri tiap kelompok materi sumber (modul) dan contoh-contoh soal

(satu modul untuk satu kelompok),

d) Pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari” ke meja

pendidik, mengambil pertanyaan pertama menurut warna kelompok

mereka dan kembali membawanya ke kelompok,

e) Dengan menggunakan materi sumber (modul), kelompok tersebut

mencari dan menulis jawaban di lembar kertas terpisah yang telah

disediakan oleh pendidik,

f) Setelah menjawab, jawaban dibawa oleh peserta didik lain ke pendidik

(peserta didik yang maju untuk mengambil pertanyaan atau

mengantarkan jawaban, haruslah bergantian dengan temannya yang

lain yang belum maju). Pendidik memeriksa jawaban. Jika jawaban

akurat dan lengkap, pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka

diambil dan bergitu seterusnya. Jika ada jawaban yang tidak akurat

atau tidak lengkap pendidik menyuruh sang pelari kembali ke

28

kelompok untuk memperbaiki jawabannya. Penulis dan pelari haruslah

bergantian,

g) Saat satu peserta didik sedang “berlari”, peserta didik lainnya

memindai sumber materi (modul) dan membiasakan diri dengan isinya

sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih

efisien. Lebih baik membuat beberapa pertanyaan pertama cukup

mudah dan pendek, hanya agar momentumnya mengena,

h) Kelompok pertama yang menjawab pertanyaan akan menjadi

pemenang dalam games ini dan pendidik akan memberikan reward

berupa hadiah kepada kelompok tersebut,

i) Kemudian tahap akhir yaitu pendidik membahas semua pertanyaan

dengan kelas dan membuat catatan tertulis.

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Quick on The Draw

Menurut Ginnis Quick on The Draw memiliki beberapa kelebihan

dan kekurangan, antara lain adalah (Ginnis, 2016c, hlm. 164):

a) Aktivitas ini mendorong kerja kelompok, semakin efisien kerja

kelompok, maka semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar

bahwa pembagian tugas lebih produktif daripada publikasi tugas,

b) Memberikan pengalaman mengenai macam-macam keterampilan

membaca yang didorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar

mandiri, membaca pertanyaan dengan hati-hati, menjawab pertanyaan

dengan tepat, membedakan materi yang penting dan tidak,

c) Membantu peserta didik membiasakan diri untuk belajar pada sumber,

tidak hanya pada pendidik,

d) Sesuai bagi peserta didik dengan karakteristik yang tidak dapat duduk

tenang.

Berikut beberapa kelemahan strategi pembelajaran Quick on The

Draw sebagai berikut (Huriyanti & Rosiyanti, 2017c):

29

i. Dalam kerja kelompok, peserta didik akan mengalami keributan jika

pengelolaan kelas kurang baik,

ii. Pendidik sulit memantau aktivitas peserta didik dalam kelompok,

iii. Suasana pembelajaran menjadi ribut dan gaduh.

D. Materi Hidrokarbon

1. Pengertian Senyawa Hidrokarbon

Penggolongan senyawa organik dapat dibedakan menurut gugus

fungsi yang dikandungnya. Gugus fungsi (funtional group) adalah

sekelompok atom yang menyebabkan perilaku kimia molekul induk.

Molekul berbeda yang mengandung gugus (atau gugus-gugus) fungsi yang

sama mengalami reaksi yang serupa (Chang, 2004a, hlm. 332).

Senyawa karbon merupakan senyawa yang mengandung unsur

karbon. Salah satu contoh senyawa karbon adalah senyawa hidrokarbon.

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang mengandung unsur C dan

H saja (Sutresna dkk., 2016a, hlm. 7).

Berdasarkan strukturnya, hidrokarbon dibagi menjadi dua golongan

utama, yaitu alifatik dan aromatik. Hidrokarbon alifatik (aliphatic

hydrocarbon) tidak mengandung gugus benzena atau cincin benzena,

sedangkan hidrokarbon aromatik (aromatic hydrocarbon) mengandung

satu atau lebih cincin benzena (Chang, 2004a, hlm. 332).

2. Jenis-Jenis Atom Karbon

Berdasarkan kemampuannya untuk berikatan dengan atom C

lainnya, atom C dalam senyawa karbon organik dikelompokkan menjadi

empat, yaitu (Sutresna dkk., 2016b, hlm. 10):

a) Atom C primer, yaitu atom C yang mengikat 3 atom H

b) Atom C sekunder, yaitu atom C yang mengikat dua atom H

c) Atom C tersier, yaitu atom C yang mengikat 1 atom H

d) Atom C kuartener, yaitu atom C yang tidak mengikat atom H

30

3. Struktur, Sifat, dan Tata Nama Senyawa Hidrokarbon

Senyawa hidrokarbon dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu alkanam

alkena, dan alkuna.

a) Alkana

Alkana (alkane) mempunyai rumus umum 𝐶𝑛𝐻2𝑛+2, dengan n =

1, 2, ......Ciri terpenting dari molekul hidrokarbon alkana adalah hanya

terdapat ikatan kovalen tunggal, alkana dikenal sebagai hidrokarbon

jenuh (saturated hyrocarbon) karena mengandung jumlah maksimum

hidrogen yang dapat berikatan dengan sejumlah atom karbon yang ada

(Chang, 2004, hlm.332).

Alkana adalah senyawa nonpolar. Akibatnya, gaya tarik antar

molekul lemah. Alkana rantai lurus sampai dengan butana adalah gas

pada temperatur kamar, sementara alkana 𝐶5 sampai 𝐶17 adalah cairan.

Alkana rantai lurus dengan 18 atom C atau lebih adalah zat padat.

Karena nonpolar, alkana larut dalam pelarut nonpolar atau sedikit polar

seperti misalnya alkana lain, dietil eter atau benzena selain itu semua

alkana lebih ringan daripada air (Fessenden & Fessenden, 1982a, hlm.

101–102).

Alkana merupakan senyawa yang tidak reaktif. Karena sifat

kurang reaktif ini, maka kadang-kadang alkana disebut sebagai parafin.

Ada dua reaksi utama alkana, yaitu reaksi dengan halogen dan reaksi

pembakaran.

Cara memberi nama alkana berdasarkan aturan iupac sebagai

berikut (Sutresna dkk., 2016c, hlm. 12–13):

1) Tentukan rantai karbon terpanjang (rantai utama). Rantai C yang

lurus belum tentu merupakan rantai utama,

31

2) Tentukan cabang alkil. Gugus alkil terikat pada rantai utama. Nama

gugus alkil disesuaikan dengan nama alkana asalnya, tetapi akhiran

–ana diganti –il (alkana menjadi alkil),

3) Penomoran dimulai dari atom C yang terletak paling dekat ke atom

C yang mengikat gugus cabang.

4) Penulisan urutan gugus alkil berdasarkan abjad.

b) Alkena

Alkena (alkenes) (juga disebut olefin) mengandung sedikitnya

satu ikatan rangkap dua karbon-karbon. Alkena mempunyai rumus

umum 𝐶𝑛𝐻2𝑛 dengan n = 2, 3, .....(Chang, 2004b, hlm. 339).

Alkena memiliki sifat fisika tidak larut dalam air tetapi

mengambang diatas air, alkena dengan massa molekul rendah berwujud

gas pada suhu ruang, sedangkan alkena lainnya ada yang cair dan padat

(Karboni, 2017a, hlm. 4).

Cara penamaan senyawa alkena sama dengan senyawa alkana.

Tetapi, pada senyawa alkena ada aturan berikut (Sutresna dkk., 2016d,

hlm. 14–15):

1) Rantai karbon terpanjang (rantai utama) harus melalui ikatan

rangkap dua. Senyawa alkena diberi nama sesuai dengan jumlah

atom C terpanjang dan diberi akhiran –ena.

2) Penomoran untuk atom C nomor satu dilakukan dengan cara

menempatkan ikatan rangkap dua pada dua nomor terkecil.

3) Aturan penamaan lainnya seperti pada senyawa alkana.

c) Alkuna

Alkuna (alkynes) mengandung sedikitnya satu ikatan rangkap

tiga karbon-karbon. Alkuna mempunyai rumus umum 𝐶𝑛𝐻2𝑛−2 dengan

n = 2, 3, ....(Chang, 2004c, hlm. 345).

32

Sifat fisika alkuna diantaranya tidak larut dalam air, alkuna

dengan jumlah atom C sedikit berwujud gas, dengan jumlah atom C

sedang berwujud cair, dan dengan jumlah atom C banyak berwujud

padat. Sedangkan sifat kimia alkuna diantaranya alkuna tidak terlalu

reaktif, tetapi lebih reaktif daripada alkana, alkuna dapat mengalami

reaksi pembakaran, reaksi halogenasi, dan reaksi hidrogen halida

(Karboni, 2017b, hlm. 5).

Cara penamaan atom C pada senyawa alkuna seperti penomoran

pada senyawa alkena, tetapi akhiran –ena diganti dengan akhiran –una

(Sutresna dkk., 2016e, hlm. 16).

4. Isomer

Dua senyawa atau lebih yang memiliki rumus molekul yang sama

disebut isomer satu terhadap yang lain (Fessenden & Fessenden, 1982b,

hlm. 85). Secara umum, isomer terbagi menjadi dua, yaitu isomer struktur

dan isomer geometri.

Jika senyawa-senya dengan rumus molekul yang sama itu memiliki

urutan atom yang berlainan, maka mereka mempunyai struktur (bangun)

yang berlainan dan disebut isomer struktural satu terhadap yang lain

(Fessenden & Fessenden, 1982b, hlm. 85).

Isomer geometrik adalah isomer yang diakibatkan oleh ketegaran

dalam molekul dan hanya dijumpai dalam dua kelas senyawa: alkena dan

senyawa siklik (Fessenden & Fessenden, 1982c, hlm. 112). Isomer geometri

(geometric isomer), adalah isomer yang mempunyai jenis dan jumlah atom

dan ikatan kimia yang sama akan tetapi susunan ruangnya berbeda. isomer

tersebut tidak bisa dipertukarkan tanpa memutus ikatan kimianya (Chang,

2004d, hlm. 340).

33

E. Penelitian yang Relevan

Pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw telah diteliti oleh :

1. Renja & Miterianifa (2017) dengan judul : “Pengaruh Penerapan Model

Pembelajaran Quick on The Draw terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar

Kimia Siswa pada Materi Hidrokarbon”. Penelitian ini merupakan

penelitian quasi eksperimen. Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuktikan adanya pengaruh model pembelajaran Quick on The Draw

terhadap aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Dari penelitian ini berhasil

membuktikan bahwa terdapat pengaruh pada model pembelajaran Quick on

The Draw terhadap aktivitas dan hasil belajar peserta didik yang dapat

dilihat dari hasil t hitung sebesar 2,63 yang lebih besar dari t tabel sebesar

2,00.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Fatmaningrum dkk (2015) dengan judul

“Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on The

Draw Terhadap Hasil Belajar Siswa”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Quick on The Draw terhadap hasil belajar peserta didik. Dari penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw terhadap hasil belajar

peserta didik yang dapat dilihat dari hasil hipotesis I thitung = 9,12 > ttabel =

1,99 dan hasil hipotesis II dimana thitung = 9,15 > ttabel = 1,99.

3. Penelitian yang dilakukan oleh (Pratiwi & Wiarta, 2020) dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Quick on The Draw Berbasis Kearifan

Lokal Tri Hita Karana Berpengaruh Terhadap Kompetensi Pengetahuan

Matematika”. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh thitung = 3,305 > ttabel

= 2,005, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pada model

pembelajaran Quick on The Draw berbasis kearifan lokal Tri Hita Karana

terhadap kompetensi pengetahuan matematika.

34

4. (Erihadiana & Lismawati, 2017) dengan judul “Penerapan Model Quick on

The Draw Menggunakan Media Permainan Bingo untuk Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Kreatif PAI Siswa”. Hasil penelitian menunjukkan

adanya peningkatan keterampilan berpikir kreatif yang ditunjukkan dengan

data pada siklus I 72,9 meningkat menjadi 77,54 pada siklus II. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Quick on The Draw dapat

meningkatkan keterampilan berpikir kreatif PAI peserta didik.

5. (Marniati & Tahir, 2019) dengan judul “Pengaruh Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on The Draw terhadap Peningkatan

Hasil Belajar Matematika Siswa”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar matematika peserta didik

antara peserta didik yang belajar menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe quick on the draw dengan peserta didik yang belajar

menggunakan model pembelajaran konvensional. Dari hasil penelitian

menggunakan uji hipotesis dan analisis statistik deskriptif menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang belajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw

dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional.

Berdasarkan penelitian relevan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw dapat

memberikan pengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik.

Selain itu, pembelajaran koopertif tipe Quick on The Draw dapat meningkatkan

hasil belajar peserta didik.

F. Kerangka Berpikir

Berpikir kreatif merupakan kemampuan seseorang untuk dapat

menghaslkan sesuatu yang baru, baik ide atau pemahaman yang berasal dari

pengetahuan yang telah dimiliki maupun dari hal-hal yang baru atau akan

35

dipelajari. Banyak faktor yang dapat dijadikan penyebab rendahnya

kemampuan berpikir kreatif peserta didik, diantaranya yaitu proses

pembelajaran di kelas yang kurang mendorong peserta didik untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya. Kebanyakan disekolah-

sekolah pada saat proses pembelajaran berlangsung hanya difokuskan pada

kemampuan anak untuk sekedar menghafal materi pelajaran tanpa melibatkan

kemampuan berpikir kreatifnya. Peserta didik tidak diberikan kesempatan

untuk menemukan jawaban atau cara yang berbeda dari yang sudah diajarkan

pendidik. Pendidik juga tidak membiarkan peserta didik mengkonstruk

pendapat, gagasan, atau pemahamannya sendiri terhadap konsep kimia.

Selain itu permasalahan yang ditemukan yaitu pada saat proses

pembelajaran peserta didik sering merasa bosan, masih bergatung pada

pendidik dan cenderung malas untuk mencari tahu sendiri. Akibatnya peserta

didik melakukan perilaku yang negatif seperti menyalin karya orang lain untuk

membuat tugas dan memberikan contekan pada saat ujian.

Selain itu permasalahan yang ditemukan yaitu pada saat proses

pembelajaran peserta didik sering merasa bosan, masih bergantung pada

pendidik dan cenderung malas untuk mencari tahu sendiri. Akibatnya peserta

didik melakukan perilaku yang negatif seperti menyalin karya orang lain untuk

membuat tugas dan memberikan contekan pada saat ujian.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendorong

pengembangan kemampuan berpikir kreatif peserta didik adalah dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw, yang

membantu peserta didik mengembangkan ide-idenya yang mengarah pada

berbagai solusi.

Pembelajaran yang menarik adalah pembelajaran yang dinikmati peserta

didik agar tidak bosan selama proses pembelajaran. Belajar sambil bermain

merupakan salah satu cara untuk meningkatkan minat dan kreativitas peserta

didik dalam belajar. Pembelajaran kooperatif tidak dapat dipisahkan dari

36

metode bermain, suatu proses menciptakan lingkungan belajar kelas dimana

peserta didik bekerja dalam kelompok kecil yang heterogen. Pembelajaran

kooperatif tipe Quick on The Draw dapat memudahkan peserta didik dalam

memahami topik yang dipelajarinya, dan memudahkan peserta didik dalam

mencoba alat permainan untuk memperoleh berbagai jawaban atas pertanyaan

yang diajukan, sehingga menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif peserta

didik dengan baik dan menyenangkan.

Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir yang dibangun dalam penelitian

ini dapat dilihat dari bagan berikut:

37

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir

38

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual yang didukung oleh landasan teori,

maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh pada penggunaan

pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw terhadap kemampuan berpikir

kreatif peserta didik.

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 di semester ganjil

tahun ajaran 2019/2020 tepatnya pada tanggal 7 Oktober 2019 sampai dengan

24 Oktober 2019. Adapaun lokasi penelitian dilakukan di SMAN 1

Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jalan Terusan Bojong, Desa Klapanunggal,

Kecamatan Klapanunggal, Provinsi Jawa Barat.

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian

eksperimen merupakan penelitian yang berusaha untuk mengetahui ada

tidaknya akibat dari “sesuatu” pada subjek yang diselidiki (Arikunto, 2005,

hlm. 207).

Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi

Experiment atau disebut juga eksperimen semu. Tujuannya adalah untuk

memprediksi keadaan yang dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi

tidak ada pengontrolan atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan

(Arifin, 2011, hlm. 74).

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas ini adalah pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw,

sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir

kreatif.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa

Nonequivalent Control Group Design. Dimana desain ini hampir sama dengan

pretest-posttest control group design, hanya saja pada desain ini kelompok

40

eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random atau acak

(Sugiyono, 2012a, hlm. 116).

Desain penelitian Nonequivalent Control Group Design menurut

Sugiyono dapat digambarkan pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3. 1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Kelompok A O X O

Kelompok B O - O

Keterangan :

Kelompok A : Kelas eksperimen

Kelompok B : Kelas kontrol

O : Pemberian tes kemampuan berpikir kreatif

X : Perlakuan khusus yang diberikan pada kelas

eksperimen berupa pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Quick on

The Draw

C. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a) Melakukan penelusuran dan pengkajian literatur terkait jurnal-jurnal

penelitian yang digunakan untuk menemukan masalah

b) Penentuan judul penelitian

c) Mengumpulkan berbagai literatur yang diperlukan terkait hal yang akan

diteliti, yaitu buku, jurnal, referensi lain yang diperlukan dari situs

internet.

41

d) Melakukan analisis Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator pada Standar

Isi yang terdapat pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas XI sesuai

dengan Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang digunakan.

e) Menyusun perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang

akan digunakan untuk mengimplementasikan model pembelajaran

Kooperatif tipe Quick on The Draw pada materi Senyawa Hidrokarbon.

f) Menyusun instrumen penelitian berupa soal tes essay yang meliputi

kemampuan berpikir kreatif peserta didik dan lembar observasi yang

digunakan untuk mengukur keterlaksanaannya model pembelajaran

yang diterapkan, yaitu model pembelajaran Kooperatif tipe Quick on

The Draw

g) Melaksanakan validasi instrumen tes yang dilakukan oleh dosen.

Kemudian dilakukan uji empirik atau uji coba instrumen kepada peserta

didik yang telah mempelajari materi hidrokarbon guna untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang telah dibuat.

2. Tahap Pelaksanaan

a) Memberikan pretest berupa soal tes kemampuan berpikir kreatif peserta

didik sebelum pembelajaran dimulai pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

b) Menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan nilai

pretest.

c) Menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Quick on The Draw

pada kelas eksperimen dan model pembelajaran Konvensional pada

kelas kontrol.

d) Memberikan posttest berupa soal tes essay kemampuan berpikir kreatif

peserta didik di akhir pertemuan pada pembelajaran materi hidrokarbon.

42

3. Tahap Penyelesaian

a) Mengolah data hasil pretest dan posttest kemampuan berpikir kreatif

peserta didik.

b) Menganalisis data hasil pretest dan posttest kemampuan berpikir kreatif

peserta didik.

c) Membuat kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah daerah yang digeneralisasikan dengan kualitas dan

karakteristik tertentu yang telah diidentifikasi oleh peneliti untuk dipelajari

(Sugiyono, 2012b, hlm. 117). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh

peserta didik SMA Negeri 1 Klapanunggal, sedangkan populasi terjangkaunya

adalah seluruh peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Klapanunggal.

Sedangkan sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang

terdapat pada populasi (Sugiyono, 2012c, hlm. 118). Sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dua kelas dari kelas XI SMA Negeri 1 Klapanunggal

yaitu kelas XI MIPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIPA 4 sebagai

kelas kontrol. Pengambilan sampel pada kedua sampel didasarkan pada nilai

pretest yang dihasilkan oleh peserta didik. Sampel yang diambil pada penelitian

ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan

teknik yang penentuan sampelnya dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,

2012d, hlm. 124). Teknik purposive sampling ini digunakan berdasarkan

pertimbangan pendidik SMA Negeri 1 Klapanunggal yang menyatakan bahwa

kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 4 memiliki perbedaan nilai yang tidak jauh dan

memiliki kemampuan yang sama.

43

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

tes dalam bentuk tes kemampuan berpikir kreatif dan nontes dalam bentuk

teknik observasi. Tes yang diberikan di awal penelitian (pretest) dan di akhir

penelitian (posttest).

Tabel 3. 2 Teknik Pengumpulan Data

No Data Instrumen Penelitian

1 Keterlaksanaan Model

Pembelajaran Kooperatif

Tipe Quick on The Draw

Lembar Observasi

2 Kemampuan Berpikir

Kreatif pada materi

Hidrokarbon

Tes Essay

Tabel diatas menyajikan teknik pengumpulan data yang terdiri dari

teknis tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Tes ini

berupa tes essay yang diberikan sebelum pembelajaran berlangsung (pretest)

dan setelah pembelajaran berlangsung (posttest). Pretest bertujuan untuk

mengukur kemampuan awal peserta didik sebelum mendapatkan pembelajaran.

Sedangkan, posttest bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif

peserta didik yang telah mendapatkan pembelajaran. Selain itu, peneliti juga

menggunakan alat pendukung data hasil penelitian yaitu lembar observasi yang

bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe quick

on the draw

44

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur

variabel penelitian yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya (Sugiyono,

2012e, hlm. 148). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

kemampuan berpikir kreatif peserta didik dan lembar observasi keterlaksanaan

tahapan model pembelajaran kooperatif. Bentuk tes kemampuan berpikir

kreatif berupa soal uraian (essay) yang dibuat berdasarkan indikator tes yaitu:

(1) kemampuan berpikir lancar (fluency), (2) kemampuan berpikir luwes

(flexibility), (3) kemampuan berpikir merinci (elaboration), dan (4)

kemampuan berpikir orisinil (originality). Tes ini diberikan kepada peserta

didik sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) pelaksanaan pembelajaran yang

dilakukan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun tes yang

dilakukan sebelum uji coba sebanyak 36 pertanyaan deskriptif (baik empiris

maupun validitas), 28 pertanyaan deskriptif memenuhi kriteria untuk

digunakan sebagai alat penelitian. Materi tes untuk peserta didik meliputi

konsep hidrokarbon. Berikut kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini:

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

No

Indikator

Kemampuan

Berpikir

Kreatif

Sub-indikator Kemampuan

Berpikir Kreatif Nomor Soal

1

Kemampuan

berpikir lancar

(Fluency)

Menghasilkan banyak gagasan,

jawaban, dan penyelesaian

masalah

1, 20*, 22*, 31*

Memikirkan lebih dari satu

jawaban 2*, 3*, 30*

45

2

Kemampuan

berpikir luwes

(Flexibility)

Menghasilkan gagasan,

jawaban, dan penafsiran

(interpretasi) yang bervariasi

terhadap suatu masalah

5, 10, 16*

Menggolongkan hal-hal

menurut pembagian (kategori)

yang berbeda-beda

4, 7, 21*

3

Kemampuan

berpikir merinci

(Elaboration)

Mencari arti yang lebih

mendalam terhadap jawaban

atau pemecahan masalah

dengan melakukan langkah-

langkah yang terperinci

8*, 9*, 11*, 23*,

24*, 25*, 26*,

29*, 35*

Mengembangkan, menambah,

memperkaya suatu gagasan

12, 18*, 19*,

27*, 28*, 32*,

33*, 34*, 36*

4

Kemampuan

berpikir orisinil

(Originality)

Memiliki cara berpikir yang

lain dari yang lain 13, 14*, 17*

Mampu melahirkan ungkapan

baru 6*, 15

Keterangan (*) soal valid.

G. Uji Instrumen Penelitian

Sebelum menggunakan instrumen penelitian, peneliti terlebih dahulu

melakukan uji coba instrumen penelitian dengan peserta didik yang sebelumnya

telah mempelajari materi hidrokarbon. Hal ini dilakukan untuk mengukur

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda agar pertanyaan

yang digunakan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai alat penelitian.

46

1. Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

a) Validitas Instrumen

Validasi adalah tingkat keakuratan antara data yang muncul

dalam subjek penelitian dan kekuatan yang dapat dilaporkan oleh

peneliti. Oleh karena itu, data yang valid adalah data yang “tidak ada

perbedaan” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang

sebenarnya muncul pada subjek penelitian (Sugiyono, 2012f, hlm. 363).

Uji validitas ini dilakukan oleh tim ahli, yaitu bimbingan dosen

validator. Selanjutnya instrumen diujicobakan dan dianalisis dengan

analisis item. Validitas yang digunakan yakni korelasi momen produk

(product momet) atau metode Pearson yang diberi notasi “r”. Rumus

yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 2011a, hlm. 144):

𝑟 =∑𝑋𝑌 −

(∑𝑋) − (∑𝑌)𝑁

[∑𝑋2 −(∑𝑋)2

𝑁 ] [∑𝑌 −(∑𝑌)2

𝑁 ]

Keterangan :

r : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y,

dan variabel yang dikorelasikan

X : Skor tiap item dari responden uji coba variabel x

Y : Skor tiap item dari responden uji coba variabel y

N : Jumlah responden

Nilai koefisien korelasi yang didapat kemudian dibandingkan

dengan kriteria, jika nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal dapat dikatakan

valid. Berdasarkan uji korelasi dengan aplikasi SPSS 20 diperoleh 28

butir soal yang valid. Kemudian nilai koefisien korelasi dapat

diklasifikasikan menggunakan kriteria menurut (Arifin, 2009a, hlm.

257) sebagai berikut :

47

Tabel 3. 4 Kriteria Indeks Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien Korelasi Kriteria

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

b) Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas suatu tes adalah tingkat atau derajat konsistensi tes

yang bersangkutan. Reliabilitas bekenaan dengan pertanyaan, apakah

suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan (Arifin, 2009b, hlm. 260). Analisis reliabilitas suatu tes dan

atau alat ukur lainnya, termasuk nontes, pada hakikatnya menguji

keajegan pertanyaan tes apabila diberikan berulang kali pada objek yang

sama. Suatu tes dikatakan reliabel atau ajeg apabila beberapa kali

pengujian menunjukkan hasil yang relatif sama (Sudjana, 2011b,

hlm.148).

Karena instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa

tes deskriptif (tes uraian), maka uji reliabilitas yang digunakan

menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2013, hlm. 239):

𝑟11 = (𝑘

(𝑘 − 1))(1 −

∑𝜎𝑏2

𝜎𝑡2 )

Keterangan :

𝑟11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑𝜎𝑏2 : Jumlah varians butir

48

𝜎𝑡2 : Varians total

Reliabilitas instrumen penelitian dalam penelitian ini dihitung

dengan menggunakan software Anates 4.0 . Berdasarkan uji reliabilitas

instrumen diperoleh nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 0,99.

c) Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau

kemampuan peserta didik dalam menjawab soalnya, bukan dilihat dari

sudut pendidik sebagai pembuat soal. Persoalan terpenting dalam

melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi

dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar (Sudjana,

2011b, hlm. 135). Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat

kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut

(Sudjana, 2011b, hlm. 137):

𝐼 =𝐵

𝑁

Keterangan :

I : Indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B : Banyaknya peserta didik yang menjawab benar setiap

butir soal

N : Banyaknya peserta didik yang memberikan jawaban

pada soal yang dimaksudkan

Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang

diperoleh maka semakin sulit soalnya. Disisi lain, semakin besar indeks

yang diperoleh, maka semakin mudah soalnya. Kriteria indeks kesulitan

soal itu adalah sebagai berikut :

49

Tabel 3. 5 Kriteria Indeks Taraf Kesukaran

Indeks Kategori

0 – 0,30 Soal kategori sukar

0,31 – 0,70 Soal kategori sedang

0,71 – 1,00 Soal kategori mudah

Perhitungan tingkat kesukaran dalam penelitian ini

menggunakan bantuan software Anates versi 4.0. Hasil yang diperoleh

dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut :

Tabel 3. 6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen

Kategori Soal Jumlah Soal No. Soal

Sukar 3 25, 28, 36

Sedang 21

6, 8, 9, 11, 14, 18,

19, 20, 21, 22, 23,

24, 26, 27, 29, 30,

31, 32, 33, 34, 35

Mudah 12 1, 2, 3, 4, 5, 7, 10,

12, 13, 15, 16, 17

Jumlah 36 36

d) Daya Pembeda

Tujuan dari analisis daya pembeda menelaah butir soal adalah

untuk membedakan antara peserta didik yang tergolong mampu

(berprestasi tinggi) dan peserta didik yang tergolong kurang atau

berprestasi rendah (Sudjana, 2011c, hlm. 141). Untuk menghitung daya

pembeda masing-masing item dapat digunakan rumus sebagai berikut

(Arifin, 2009c, hlm. 280):

50

𝐷𝑃 = (𝑊𝐿 −𝑊𝐻)

𝑛

Keterangan

DP : Daya pembeda

WL : Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok

bawah

WH : Jumlah peserta yang gagal dari kelompok atas

N : 27% x N

Untuk menginterpretasikan koefisien dengan pembeda tersebut

dapat digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel sebagai berikut

(Arifin, 2009d, hlm. 281):

Tabel 3. 7 Indeks Kriteria Daya Pembeda

Indeks Kategori

0,40 and up Very good items

0,30 – 0,39 Reasonably good, but possibly

subject to improvement

0,20 – 0,29 Marginal items, usually needing

and being subject to improvement

Below – 0,90 Poor items, to be rejected or im-

proved by revision

Setelah dilakukan pengujian validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, dan daya pembeda, maka diperoleh hasil alat yang valid dan

tidak valid. Lihat Tabel 3.8 dibawah ini menunjukkan hasil validasi kisi-

kisi tes kemampuan berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian.

51

Tabel 3. 8 Hasil Validasi Kisi-Kisi Instrumen Tes Essay

Kemampuan Berpikir Kreatif yang digunakan dalam Penelitian

No

Indikator

Kemampuan

Berpikir

Kreatif

Sub-indikator

Kemampuan

Berpikir Kreatif

No. Soal

Sebelum

Validasi

Sesudah

Validasi

1

Kemampuan

berpikir

lancar

(Fluency)

Menghasilkan

banyak gagasan,

jawaban, dan

penyelesaian masalah

1, 20*,

22*, 31*

12, 14,

23

Memikirkan lebih

dari satu jawaban

2*, 3*,

30* 1, 2, 22

2

Kemampuan

berpikir luwes

(Flexibility)

Menghasilkan

gagasan, jawaban,

dan penafsiran

(interpretasi) yang

bervariasi terhadap

suatu masalah

5, 10, 16* 8

Menggolongkan hal-

hal menurut

pembagian (kategori)

yang berbeda-beda

4, 7, 21* 13

3

Kemampuan

berpikir

merinci

(Elaboration)

Mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban

atau pemecahan

masalah dengan

melakukan langkah-

8*, 9*,

11*, 23*,

24*, 25*,

26*, 29*,

35*

4, 5, 6,

15, 16,

17, 18,

21, 27

52

langkah yang

terperinci

Mengembangkan,

menambah,

memperkaya suatu

gagasan

12, 18*,

19*, 27*,

28*, 32*,

33*, 34*,

36*

10, 11,

19, 20,

24, 25,

26, 28

4

Kemampuan

berpikir

orisinil

(Originality)

Memiliki cara

berpikir yang lain

dari yang lain

13, 14*,

17* 7, 9

Mampu melahirkan

ungkapan baru 6*, 15 3

2. Lembar Observasi

Untuk mengetahui validitas instrumen observasi dalam penelitian ini

digunakan validitas logis. Validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi

menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan

valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid tersebut dipandang

terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah dirancang secara baik,

mengikuti teori dan ketentuan yang ada (Arikunto, 2009, hlm. 64–65).

Dari pengkajian konstruksi teoritik pengaruh pembelajaran

kooperatif tipe Quick on The Draw terhadap kemampuan berpikir kreatif

peserta didik, tersusunlah lembar observasi untuk mengukur

keterlaksanaan tahapan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw

yang terlampir pada Lampiran 9.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan untuk mengolah data yang telah

diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Data tes kemampuan berpikir

kreatif peserta didik dinilai dengan memberikan skor. Setelah selesai

53

memberikan skor pada seluruh butir soal, maka yang dilakukan selanjutnya

adalah menghitung presentase skor jawaban dari tiap butir soal dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Purwanto, 2012, hlm. 102):

𝑁𝑃 = 𝑅

𝑆𝑀𝑥100

Keterangan :

NP : Nilai persentase

R : Skor mentah yang diperoleh peserta didik

SM : Skor maksimum ideal

Setelah menghitung persentase skor jawaban dari setiap butir soal,

kemudian menghitung persentase skor jawaban berdasarkan indikator soal

kemampuan berpikir kreatif. Setelah mendapatkan persentase pada setiap

indikator kemampuan berpikir kreatif, kemudian mengkriteriakan kemampuan

berpikir kreatif peserta didik seperti tabel berikut :

Tabel 3. 9 Kriteria Penilaian Hasil Tes Berpikir Kreatif Peserta Didik

Persentase Jawaban Kriteria Penilaian

81 – 100 Sangat Baik

61 – 10 Baik

41 – 60 Cukup Baik

21 – 40 Kurang Baik

0 – 20 Sangat Kurang Baik

1. Uji Prasyarat Analisis

Data yang terkumpul dari kelas eksperimen dan kelas kontrol

kemudian diolah dan dianalisis untuk dapat menjawab rumusan masalah

dan hipotesis penelitian. Keseluruhan pengolahan data mulai dari uji

prasyarat analisis menggunakan perangkat lunak SPSS versi 20. Uji

prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas.

54

a) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel

berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan uji

Kalmogorov-Smirnov, yang dilakukan dengan bantuan software SPSS

versi 20. Pengujian normalitas dengan uji Kalomogorov dengan SPSS

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Kadir, 2016a, hlm.

156–157):

(1) Input data pada data view,

(2) Pilih menu Analyze, kemudian pilih sub menu Descriptive Statistic,

kemudian klik Explore,

(3) Masukkan data yang akan diuji normalitasnya pada kotak

Dependent List, kemudian pilih Plots,

(4) Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist, selanjutnya

lepaskan kembali ceklist tersebut,

(5) Pilih Boxplots, klik None, selanjutnya klik Normality plots with test,

lalu klik Continue dan klik OK.

Menarik kesimpulan dari output uji normalitas Kalomogorov-

Smirnov, dengan menggunaan ketentuan penerimaan atau penolakan 𝐻0

sebagai berikut:

𝐻0 : Distribusi populasi normal, Jika probabilitas > 0,05,

maka 𝐻0 diterima

𝐻1 : Distribusi populasi tidak normal, Jika probabilitas ≤

0,05, maka 𝐻0 ditolak

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk menguji apakah data yang

didapatkan memiliki varians yang sama (homogen). Pengujian

dilakukan dengan menggunakan uji homogenitas Lavene’s Test dengan

55

bantuan software SPSS versi 20. Adapun langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut (Kadir, 2016b, hlm. 167–168):

(1) Masukkan data pada Data View,

(2) Buka menu utama Analyze dan klik General Linear Model,

(3) Kemudian klik Univariate,

(4) Pindahkan data yang akan diuji homogenitasnya dalam Dependent

Variabel dan ariabel “Kelompok (atau Kelas)” ke Fixed Factor (s),

kemudian klik Options,

(5) Selanjutnya masukkan data “Kelompok (atau Kelas)” ke Display

Means for, pilih Homogenity test kemudian klik Continue lalu OK.

Menarik kesimpulan dari output uji homoenitas Lavene’s Test,

dengan ketentuan penerimaan atau penarikan 𝐻0 adalah sebagai berikut:

𝐻0 : Distribusi data mempunyai varians homogen, Jika

probabilitas (Sig atau p-value) > 0,05, maka 𝐻0

diterima

𝐻1 : Distribusi data tidak homogen, Jika probabilitas (Sig

atau p-value) ≤ 0,05, maka 𝐻0 ditolak

c) Uji Hipotesis

Uji hipotesis tentang perbedaan dua parameter rata-rata

bertujuan untuk mempelajari perbedaan rata-rata variabel kriterium dari

dua kelompok atau yang dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok.

Tentu saja persyaratan analisis untuk berlakunya statistik uji-t tersebut

harus dipenuhi, yaitu penempatan subjek dalam kelompok-kelompok

yang akan diuji harus dipilih secara acak, datanya harus normal dan

homogen (Kadir, 2016c, hlm.295). Uji hipotesis dilakukan terhadap

data posttest. Uji hipotesis pada data posttest digunakan untuk melihat

apakah terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Quick on The

Draw terhadap kemampuan berpikir kreatif. Dalam pengujian hipotesis

56

ini menggunakan software SPSS versi 20 dengan uji Independent

Sample Test. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

(Kadir, 2016d, hlm.300-301)

(1) Masukkan data pada Data View,

(2) Klik Analyze, pilih sub menu Compare Means, kemudian klik

Independent-Sample T test,

(3) Masukkan data sesuai pada Test Variable(s) dan Grouping

Variable. Kemudian klik Define Groups,

(4) Isikan angka 1 pada Group 1 dan angka 2 pada Group 2, kemudian

Continue untuk kembali ke menu sebelumnya, selanjutnya klik OK.

Menarik kesimpulan dari output uji hipotesis menggunakan

Independent Sample T Test, dengan ketentuan penerimaan atau

penolakan 𝐻0 sebagai berikut: (Kadir, 2016e, hlm.302)

Jika p-value (Sig. 2-tailed) > 0,05, maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1

ditolak

Jika p-value (Sig. 2-tailed) ≤ 0,05, maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1

diterima

I. Hipotesis Statistik

Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

𝐻0: 𝜇1 = 𝜇2

𝐻1: 𝜇1 ≠ 𝜇2

Keterangan :

𝐻0: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe Quick on

The Drawterhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada

materi hidrokarbon.

57

𝐻1: Terdapat pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe Quick on The

Drawterhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada materi

hidrokarbon.

𝜇1: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol

𝜇2: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Klapanunggal yang terletak di

Kabupaten Bogor. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengarih penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw

terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada materi hidrokarbon.

Adapun indikator kemampuan berpikir kreatif yang diukur pada penelitian ini

adalah kemampuan berpikir lancar (fluency), kemampuan berpikir luwes

(flexibility), kemampuan berpikir orisinil (originality), dan kemampuan

berpikir merinci (elaboration). Sampel penelitian yang digunakan sebanyak

dua kelas, yaitu kelas XI MIPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIPA

4 sebagai kelas kontrol. Jumlah peserta didik yang terlibat pada penelitian ini

sebanyak 62 peserta didik, dimana masing-masing kelas terdiri dari 31 peserta

didik di kelas eksperimen dan 31 peserta didik di kelas kontrol. Data yang

diperoleh dari penelitian ini merupakan data kuantitatif yang didapat dari hasil

pretest dan posttest yang dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes

kemampuan berpikir kreatif peserta didik ini berupa tes uraian (essay) sebanyak

28 butir soal yang telah diuji validitas dan juga reliabilitasnya. Berikut ini akan

disajikan data berupa hasil perhitungan dari data pretest dan posttest

kemampuan berpikir kreatif yang diberikan kepada peserta didik kelas

eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The

Draw dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.

59

1. Data Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta

Didik

a) Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik

Pretest dilakukan di kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 4. Tujuan

dari pretest adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif awal

peserta didik. Hasil perhitungan nilai pretest kelas eksperimen dan kelas

control dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4. 1 Data Hasil Pretes

Data Statistik Pretest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah Peserta Didik 31 31

Rata-rata 44,32 39,26

Nilai Tertinggi 63 57

Nilai Terendah 19 19

Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai

rata-rata pretest peserta didik pada kelas eksperimen lebih besar

dibandingan dengan nilai rata-rata peserta didik pada kelas kontrol.

Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik pada kelas eksperimen telah

memiliki kemampuan berpikir kreatif awal yang lebih baik

dibandingkan dengan peserta didik pada kelas kontrol.

Berikut ini disajikan data tabel dan grafik mengenai hasil

persentase ketercapaian kemampuan berpikir kreatif.

60

Tabel 4. 2 Data Hasil Persentase Pretest Ketercapaian

Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kemampuan

Berpikir

Kreatif

Pretest

Kelas

Eksperime

n

Kriteria Kelas

Kontrol Kriteria

Berpikir Lancar

(Fluency) 51

Cukup

Kreatif 52

Cukup

Kreatif

Berpikir Luwes

(Flexibility) 42

Cukup

Kreatif 42

Cukup

Kreatif

Berpikir Merinci

(Elaboration) 43

Cukup

Kreatif 36

Kurang

Kreatif

Berpikir Orisinil

(Originality) 53

Cukup

Kreatif 52

Cukup

Kreatif

Gambar 4. 1 Grafik Hasil Persentase Pretest Ketercapaian

Kemampuan Berpikir Kreatif

51

42 43

5352

42

36

52

0

10

20

30

40

50

60

Berpikir Lancar(Fluency)

Berpikir Luwes(Flexibility)

Berpikir Merinci(Elaboration)

Berpikir Orisinil(Originality)

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

61

Berdasarka data tabel 4.2 di atas, dapat diamati bahwa

persentase rata-rata indikator kemampuan berpikir kreatif kelas

eksperimen tertinggi terdapat pada indikator berpikir orisinil

(originality) yaitu sebesar 53% dengan kriteria cukup kreatif dan

persentase terendah terdapat pada indikator berpikir luwes (flexibility)

yaitu sebesar 42% dengan kriteria cukup kreatif. Sedangkan persentase

rata-rata indikator kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol tertinggi

terdapat pada indikator berpikir lancar (fluency) dan berpikir orisinil

(originality) yaitu sebesar 52% dengan kriteria cukup kreatif, dan

persetase terendah terdapat pada indikator berpikir merinci

(elaboration) yaitu sebesar 36% dengan kriteria cukup kreatif. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan hasil pretest

kemampuan berpikir kreatif yang dilakukan pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol menunjukkan hasil yang sama, yaitu dibawah standar

kreatif.

b) Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik

Tujuan dari posttest ialah untuk memahami dan mengukur

kemampuan berpikir kreatif peserta didik setelah diberikan perlakuan

yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil

perhitungan nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat

dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4. 3 Data Hasil Posttest

Data Statistik Posttest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah Peserta Didik 31 31

Rata-rata 85,74 65,16

Nilai Tertinggi 91 71

Nilai Terendah 80 60

62

Berdasarkan tabel, diketahui bahwa nilai rata-rata posttest

peserta didik pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan

nilai rata-rata kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

berpikir kreatif peserta didik pada kelas eksperimen lebih besar

dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada

kelas kontrol.

Berikut ini disajikan data tabel dan grafik mengenai hasil

persentase ketercapaian kemampuan berpikir kreatif.

Tabel 4. 4 Data Hasil Persentase Ketercapaian Posttest

Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Kemampuan

Berpikir

Kreatif

Posttest

Kelas

Eksperimen Kriteria

Kelas

Kontrol Kriteria

Berpikir

Lancar

(Fluency)

94 Sangat

Kreatif 74 Kreatif

Berpikir

Luwes

(Flexibility)

97 Sangat

Kreatif 79 Kreatif

Berpikir

Merinci

(Elaboration)

80 Kreatif 60 Cukup

Kreatif

Berpikir

Orisinil

(Originality)

96 Sangat

Kreatif 74 Kreatif

63

Gambar 4. 2 Grafik Hasil Persentase Posttest Ketercapaian

Kemampuan Berpikir Kreatif

Berdasarkan data tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa

persentase rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen

tertinggi ada pada indikator berpikir luwes (flexibility) yaitu sebesar

97% dengan kriteria sangat kreatif dan terendah ada pada indikator

berpikir merinci (elaboration) yaitu sebesar 80% dengan kriteria

kreatif. Sedangkan persentase rata-rata kemampuan berpikir kreatif

pada kelas kontrol tertinggi ada pada indikator berpikir lancar

(Fluency) dan berpikir orisinil (originality) yaitu sebesar 74% dengan

kriteria kreatif dan terendah ada pada indikator berpikir merinci

(elaboration) yaitu sebesar 60% dengan kriteria cukup kreatif. Hal ini

menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Quick on

The Draw dalam proses pembelajaran dapat menghasilkan pengaruh

yang positif terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik.

94 97

80

96

7479

6052

0

20

40

60

80

100

120

Berpikir Lancar(Fluency)

Berpikir Luwes(Flexibility)

Berpikir Merinci(Elaboration)

Berpikir Orisinil(Originality)

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

64

2. Uji Prasyarat Sampel

Data yang didapatkan dari hasil pretest pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol kemudian akan dilakukan pengujian prasyarat sampel. Tujuan

dari uji prasyarat sampel adalah untuk mengetahui kelayakan suatu sampel

untuk dijadikan penelitian. Uji prasyarat yang dilakukan pada data hasil

pretest diantaranya uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t. Adapun dalam

analisis data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan bantuan

aplikasi SPSS versi 22.

a) Uji Normalitas

Pretest yang diperoleh pada penelitian selanjutnya diuji

normalitasnya menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada software

SPSS versi 22. Uji normalitas ini dirancang untuk mengetahui apakah

data yang diperoleh dari hasil pretest berdistribusi normal. Hasil

perhitungan uji normalitas hasil pretest kemampuan berpikir kreatif

disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4. 5 Hasil Uji Normalitas Pretest

Kelompok Data Hasil Pretest

Kesimpulan N Α Signifikan

Eksperimen 31 0,05 0,166 Signifikan >

0,05

(Data

berdistribusi

normal)

Kontrol 31 0,05 0,071

Data hasil uji normalitas yang didapatkan pada tabel 4.6

diketahui bahwa kedua kelas yang diuji, yaitu kelas eksperimen dan

kelas kontrol memiliki nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas penelitian tersebut

berdistribusi normal

65

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah uji prasyarat untuk menguji apakah

varians dari dua kategori data adalah sama. Uji homogenitas yang

dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji Lavene’s Test. Hasil

uji homogenitas pada data nilai pretest disajikan pada tabel 4.6 berikut

ini.

Tabel 4. 6 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest

Data Pretest

Signifikan 0,995

Α 0,05

Kesimpulan Signifikan >0,5

(Sampel homogen)

Data hasil uji homogenitas pada tabel menunjukkan bahwa kelas

eksperimen dan kelompok kontrol yang diuji memiliki nilai signifikan

yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel

yang digunakan pada kelompok penelitian adalah homogen.

c) Uji t Data Pretest

Hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang dilakukan pada

hasil nilai pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol merupakan

data yang terdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, uji yang

dilakukan selanjutnya adalah uji t. uji t yang dilakukan ini menggunakan

uji Independent Sample Test dengan taraf signifikansi 0,05. Adapun data

hasil uji t disajikan pada tabel 4.7 berikut ini.

66

Tabel 4. 7 Uji Independent Sample T-test Nilai Pretest

Data Pretest

α 0,05

Sig.(2-tailed) 0,995

Keterangan Sig.(2-tailed) > α

Kesimpulan

H0 diterima, tidak

terdapat perbedaan rata-

rata nilai pretest

kemampuan berpikir

kreatif

Dari tabel 4.7 diatas, dapat diketahui bahwa tidak terdapat

perbedaan antara rata-rata kemampuan berpikir rkeatif pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol yang ditunjukkan dengan nilai sig. (2-

tailed) yang nilainya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,995. Oleh karena itu,

dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, yaitu tidak terdapat perbedaan

rata-rata nilai pretest kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada

kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Artinya, baik kelas eksperimen

atau kelas kontrol belum diberikan perlakuan, sehingga kemampuan

awal yang dimiliki oleh peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol adalah setara. Sehingga sampel layak digunakan untuk

penelitian.

3. Uji Prasyarat Analisis Data

Uji prasyarat analisis hampir identik dengan uji prasyarat sampel.

Hanya saja data yang digunakan dalam analisis data pretest menggunakan

data posttest. Adapun uji prasyarat analisis data adalah sebagai berikut.

67

a) Uji Normalitas

Hasil uji normalitas data posttest kemampuan berpikir kreatif

peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol ditunjukkan pada tabel

4.8 berikut ini.

Tabel 4. 8 Hasil Uji Normalitas Posttest

Kelompok Data Hasil Posttest

Kesimpulan N Α Signifikan

Eksperimen 31 0,05 0,200 Signifikan >

0,05

(Data

berdistribusi

normal)

Kontrol 31 0,05 0,067

Dari hasil uji normalitas yang terdapat pada tabel diketahui

bahwa kedua kelompok yang diuji, yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol memiliki nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol pada penelitian berdistribusi normal.

b) Uji Homogenitas

Hasil uji homogenitas data posttest kemampuan berpikir kreatif

peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol ditunjukkan pada

Tabel 4.9 dibawah ini.

Tabel 4. 9 Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest

Data Posttest

Signifikan 0,577

Α 0,05

Kesimpulan Signifikan > 0,05

(Sampel homogen)

68

Data hasil uji homogenitas pada tabel menunjukkan bahwa kelas

eksperimen dan kelompok kontrol yang diuji memiliki nilai signifikan

yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel

yang digunakan pada kelompok penelitian adalah homogen.

c) Uji Hipotesis

Hasil uji normalitas dan homogenitas pada data nilai posttest

kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah data yang berdistribusi

normal dan homogen. Uji yang dilakukan selanjutnya adalah uji

hipotesis. Uji hipotesis ini dilakukan menggunakan uji Independent

Sample Test dengan taraf signifikansi 0,05. Data hasil uji hipotesis

terdapat pada tabel 4.10 berikut.

Tabel 4. 10 Uji Independent Sample T-test Nilai Posttest

Data Posttest

α 0,05

Sig.(2-tailed) 0,000

Keterangan Sig.(2-tailed) < α

Kesimpulan

H0 ditolak, terdapat perbedaan

rata-rata nilai posttest

kemampuan berpikir kreatif

kelas eksperimen dan kelas

kontrol

Dari tabel dapat diketahui nilai Sig.(2-tailed) lebih kecil dari

0,05, sehingga terdapat perbedaan rata-rata nilai posttest kemampuan

berpikir kreatif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Quick on The Draw terhadap kemampuan berpikir kreatif

peserta didik.

69

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw berpengaruh tehadap

kemampuan berpikir kreatif peserta didik tentang materi hidrokarbon.

Penelitian menggunakan dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

Berdasarkan hasil pengujian prasyarat data menunjukkan bahwa data

yang dihasilkan pada pretest terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik

yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal

dan homogen. Oleh karena itu, dapat dilakukan uji t terhadap data pretest

dengan menggunakan uji independent sample t-test. Adapun hasil uji

independent sample t-test yang dilakukan pada data kelas eksperimen dan kelas

kontrol diperoleh nilai signifikan (2-tailed) sebesar 0,995. Nilai signifikan (2-

tailed) yang diperoleh tersebut lebih besar dari 0,05. Sehingga H0 diterima dan

dapat diartikan tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta

didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, sehingga kedua kelaas tersebut

dapat dijadikan sampel dalam penelitian.

Setelah diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw pada kelas eksperimen dan

pembelajaran konvensional (ceramah dan tanya jawab) pada kelas kontrol maka

dilakukan posttest. Pengaruh penggunaan model kooperatif tipe Quick on The

Draw ini terlihat pada perbedaan nilai rata-rata hasil posttest kemampuan

berpikir kreatif peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu

sebesar 85,74 nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen dan sebesar 65,16

nilai rata-rata posttest pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji hipotesis

posttest, apabila nilai lebih kecil dari 0,05 diperoleh nilai signifikan (2-tailed)

sebesar 0,000 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan

yang signifikan antara rata-rata nilai posttest kelas eksperimen dan kelas

70

kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Quick

on The Draw memiliki pengaruh tertentu terhadap kemampuan berpikir kreatif

peserta didik pada materi hidrokarbon.

Berdasarkan pengujian prasyarat analisis menunjukkan bahwa data hasil

posttest kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas ekspeimen dan

kelas kontrol berdistribusi normal dan sampelnya homogen. Oleh karena itu,

dapat dilakukan uji hipotesis terhadap data posttest menggunakan uji

independent sample t-test. Dari hasil uji independent sample t-test didapatkan

nilai signifikan (2-tailed) sebesar 0,000, yang mana nilai tersebut lebih kecil

dari 0,05. Sehingga dapat disimpulan bahwa H0. Model pembelajaran

kooperatif tipe Quick on The Draw dapat memberikan pengaruh terhadap

kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menganalisis suatu masalah

dan pengambilan keputusan yang paling tepat untuk mencari jawaban atas suatu

masalah yang ada. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Suryadinata (2015) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran

Quick on The Draw terhadap kemampuan berpikir kreatif. Selain itu, dapat

meningkatkan kerja kelompok antar peserta didik sehingga lebih memudahkan

peserta didik dalam mempelajari materi dan menyelesaiakan soal yang pendidik

berikan sehingga akan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik.

Dapat dilihat dari nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen

sebesar 76,02 sedangkan nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta

didik pada kelas kontrol sebesar 71,8. Hal ini menunjukkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw berpengaruh positif terhadap

kemampuan berpikir kreatif peserta didik.

Kegiatan pembelajaran kelas eksperimen direncanakan sesuai pada

tahapan model pembelajaran kooperatif Quick on The Draw. Pembelajaran

kolaboratif ala Quick on The Draw menggunakan desain permainan yang

71

menekankan pada kecepatan dan semangat peserta didik untuk memecahkan

masalah pada kartu soal (W. K. N. Putri dkk., 2019).

Soal-soal yang yang digunakan dalam pembelajaran Quick on The Draw

berupa kartu soal yang didalamnya memuat pertanyaan yang diambil dari

materi Hidrokarbon. Adapun pertanyaannya meliputi submateri kekhasan atom

karbon, jenis-jenis atom karbon, jenis-jenis senyawa hidrokarbon, sifat

senyawa hidrokarbon, isomer, serta reaksi yang terjadi pada senyawa

hidrokarbon. Dengan pembelajaran kooperatif diharapkan peserta didik lebih

aktif lagi dalam proses pembelajaran, karena aktivitas belajar dengan

permainan yang dirancang menggunakan Quick on The Draw memungkinkan

peserta didik dapat belajar lebih rileks serta dapat menumbuhkan tanggung

jawab, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan dalam belajar (Ayu dkk.,

2017)

Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol direncanakan menggunakan

metode konvensional. Pelaksanaan pembelajaran yang pada umumnaya

dilakukan oleh peserta didik dengan memberikan materi secara langsung

kepada peserta didik, setelah itu pendidik menjelaskan materi sehingga peserta

didik mudah memahami apa yang diajarkan pendidik (Putra dkk., 2020).

Pembelajaran kimia di kelas harus memfokuskan pada kegiatan yang

dapat mendorong peserta didik berperan aktif. Oleh karena itu dibutuhkannya

strategi pembelajaran yang lebih memperhatikan karakteristik peserta didik itu

sendiri, materi kimia, serta kondisi/sarana dan prasarana sekolah (Ismawati,

2017). Pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw merupakan salah satu

tipe pembelajaran kooperatif yang mudah digunakan, semua peserta didik dapat

mengikuti pembelajaran dengan mudah tanpa adanya perbedaan status, selain

itu juga dapat memasukkan peran peserta didik sebagai tutor sebaya, dan

memasukkan unsur-unsur bermain dan penguatan (Ayu dkk., 2017) . Dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw ini, peserta

72

didik akan lebih mudah dan fleksibel untuk mengungkapkan pendapatnya, lebih

menikmati proses pembelajaran, dan meningkatkan motivasi.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Erihadiana & Lismawati, 2017b) yang menyatakan bahwa pembelajaran

dengan menerapkan model Quick on The Draw dapat mendorong peserta didik

menyelesaikan suatu masalah melalui kegiatan diskusi, dengan adanya kegiatan

diskusi tersebut mampu mengembangkan penalaran, pemikiran kritis, dan

kreatif, serta dapat memberikan pertimbangan dan penilaian. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh (Riyadi dkk., 2016) menyatakan bahwa dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw dapat membuat

peserta didik snang serta mudah memahami dan mengingat materi pelajaran

melalui permainan kartu, dapat belajar kelompok bersama, jika ada teman yang

mengalami kesulitan akan dibantu atau jika menjawab pertanyaan dengan tidak

tepat, serta saling menyemangati satu sama lain saat belajar. Sehingga tidak ada

lagi peserta didik yang pasif di dalam kelas. Peserta didik dalam kelompok

berusaha menghubungkan konsep yang dimiliki dan diketahui kemudian

mengembangkan konsep tersebut kedalam kegiatan diskusi kelompok, peserta

didik juga saling membantu menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan

oleh pendidik dan peserta didik bebas mengekspresikan pendapat yang

dimilikinya. Sehingga dengan begitu dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kreatifnya.

Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw

peserta didik yang terlibat secara langsung dalam setiap tahapan

pembelajarannya. Dalam buku Aris Shoimin dikatakan bahwa model

pembelajaran kooperatif learning adalah kegiatan pembelajaran dengan cara

berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengonstruksi konsep dan

menyelesaikan suatu persoalan yang diberikan (Shoimin, 2017, hlm. 45).

Sedangkan menurut Paul Ginnis pembelajaran dengan Quick on The Draw

dapat memberikan pengalaman mengenai macam-macam keterampilan

73

membaca, yang didorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah dengan belajar

mandiri dan kecakapan ujian yang lain seperti membaca pertanyaan dengan

hati-hati, menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang

penting dan tida. Selain itu Quick on The Draw dapat membantu peserta didik

untuk membiasakan diri mendasarkan belajar pada sumber bukan hanya dari

pendidik (Ginnis, 2016e, hlm. 164–165). Keterlibatan peserta didik secara

langsung pada setiap tahapan pembelajaran ini dapat membantu melatih dan

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik karena peserta didik

dapat belajar mandiri untuk menemukan suatu pembuktian kebenaran terhadap

suatu konsep. Sehingga, peserta didik tidak hanya mendengarkan atau

menerima informasi yang diberikan pendidik begitu saja tapi peserta didik

dapat menelaah dan mengembangkan informasi yang didapatkannya, sehingga

kemampuan berpikir kreatif dalam diri peserta didik dapat dikembangkan lebih

maksimal. Keterlaksanaan tahapan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The

Draw yang dilakukan peserta didik dapat dilihat dari hasil observasi sebesar

82% dengan kriteria penilaian sangat baik. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian (Renja & Miterianifa, 2017d) bahwa pembelajaran yang diterapkan

dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw

memperoleh hasil yang lebih baik daripada pembelajaran yang menggunakan

metode konvensional. Penggunaan metode pembelajaran konvensional pada

kelas kontrol menyebabkan peserta didik menjadi pasif karena pembelajaran

hanya berdasarkan pada materi yang diberikan pendidik, selain itu

pembelajaran tidak mengaitkan dengan masalah-masalah yang berkaitan

dengan materi yang terdapat pada kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, hasil

pembelajaran menggunakan Quick on The Draw pada kelas kontrol lebih

rendah daripada kelas eksperimen.

Selain itu, setiap indikator kemampuan berpikir kreatif dapat kita amati

lebih detail dari hasil posttest kedua kelas sampel penelitian. Hasil posttest tiap-

tiap indikator kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen lebih tinggi

74

dibandingkan dengan kelas kontrol. Menurut Prof. Dr. Utami Munandar,

penelitian ini dirancang untuk mengukur 4 indikator kemampuan berpikir

kreatif. Empat indikator kemampuan berpikir kreatif tersebut meliputi

kemampuan berpikir lancar (fluency), kemampuan berpikir luwes (flexibility),

kemampuan berpikir merinci (elaboration), dan kemampuan berpikir orisinil

(originality).

Indikator kemampuan berpikir kreatif yang pertama adalah kemampuan

berpikir lancar (fluency). Menurut Munandar (2014c, hlm. 192) berpikir lancar

(fluency) berarti memiliki arus pemikiran yang lancar dan dapat mengasilkan

gagasan/jawaban yang relevan. Hasil pencapaian indikator kemampuan

berpikir lancar (fluency) setelah diberikan model pembelajaran yang berbeda

yaitu sebesar 74% pada kelas kontrol dan 94% pada kelas eksperimen. Selain

itu, indikator kemampuan berpikir lancar (fluency) kelas eksperimen berada

pada kriteria sangat kreatif sedangkan kelas kontrol hanya berada pada kriteria

kreatif saja.

Menurut (Windasari & Cholily, 2021) mengatakan bahwa kemampuan

berpikir lancar ditunjukkan saat peserta didik mampu menggunakan metode

yang dipilih untuk menghasilkan beberapa gagasan ataupun jawaban. Sehingga,

dalam penelitian telah menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen peserta

didik lebih mampu menghasilkan banyak gagasan, jawaban, dan penyelesaian

masalah serta memikirkan lebih dari satu jawaban. Berikut akan disajikan

perbandingan cara menjawab peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Soal :

Atom karbon merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam sistem

periodik unsur, tetapi senyawanya menjadi kelompok besar karena jenisnya

banyak sekali. Unsur karbon terdapat dalam golongan IV A sehingga

75

mempunyai 4 elektron valensi, selain itu karbon juga memiliki beberapa

keistimewaan. Jelaskan keistimewaan/kekhasan atom karbon!

Gambar 4. 3 Jawaban Kelas Eksperimen pada Indikator Kemampuan

Berpikir Lancar (Fluency)

Gambar 4. 4 Jawaban Kelas Kontrol pada Indikator Kemampuan

Berpikir Lancar (Fluency)

Indikator kemampuan berpikir kreatif yang kedua adalah kemampuan

berpikir luwes (flexibility). Menurut Munandar (2014c, hlm. 192) berpikir

luwes (flexibility) berarti memiliki arah pemikiran yang berbeda-beda dan

menghasilkan gagasan-gagasan yang seragam. Hasil pencapaian indikator

kemampuan berpikir luwes (flexibility) setelah diberikan model pembelajaran

yang berbeda yaitu sebesar 79% pada kelas kontrol dan 97% pada kelas

eksperimen. Selain itu, indikator kemampuan berpikir luwes (flexibility) kelas

eksperimen berada pada kriteria sangat kreatif sedangkan pada kelas kontrol

berada pada kriteria kreatif saja.

Persentase ketercapaian indikator kemampuan berpikir kreatif tertinggi

terdapat pada indikator kemampuan berpikir luwes (flexibility). Hasil ini

76

bersesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh (Akhirman & Ma’rifah,

2019) yang menyatakan bahwa hasil analisis statistik pada indikator

kemampuan berpikir luwes (flexibility) menunjukkan adanya peningkatan.

Menurut (Yuswatiningsih & S, 2017, hlm. 3) mengatakan bahwa peserta didik

yang memiliki kemampuan berpikir lancar (fluency) memiliki pemikiran yang

lancar untuk mengajukan berbagai pertanyaan, menjawab dengan banyak

jawaban, memiliki banyak ide, serta bekerja atau belajar lebih cepat daripada

peserta didik lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik lebih mampu menghasilkan

gagasan, jawaban, dan penafsiran (interpretasi) yang bervariasi terhadap suatu

masalah serta lebih mampu menggolongkan hal-hal menurut pembagian

(kategori) yang berbeda-beda. Berikut akan disajikan perbandingan cara

menjawab peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Soal :

Lilin tersusun atas hidrokarbon bermassa molar besar. Sebagian dari hasil

pembakaran lilin berupa karbon dioksida dan air, lalu sebagian lain meleleh

menjadi hidrokarbon yang lebih kecil, pecahan-pecahan molekul, dan

karbon. Reaksi pembakaran tersebut termasuk salah satu contoh reaksi

oksidasi. Selain reaksi oksidasi, hidrokarbon juga mengalami reaksi adisi dan

reaksi substitusi. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reaksi adisi, substitusi,

dan oksidasi!

77

Gambar 4. 5 Jawaban Kelas Eksperimen pada Indikator Kemampuan

Berpikir Luwes (Flexibility)

Gambar 4. 6 Jawaban Kelas Kontrol pada Indikator Kemampuan

Berpikir Luwes (Flexibility)

Indikator kemampuan berpikir kreatif yang ketiga adalah kemampuan

berpikir merinci (elaboration). Menurut Munandar (Munandar, 2014d, hlm.

182) berpikir terperinci berarti dapat memperluas suatu gagasan dan juga

memperinci detail-detail. Hasil pencapaian indikator kemampuan berpikir

merinci (elaboration) setelah diberikan model pembelajaran yang berbeda yaitu

sebesar 60% pada kelas kontrol dan 80% pada kelas eksperimen. Selain itu,

78

indikator kemampuan berpikir merinci (elaboration) pada kelas eksperimen

berada pada kriteria kreatif sedangkan pada kelas kontrol berada pada kriteria

cukup kreatif.

Persentase ketercapian kemampuan berpikir terendah ditunjukkan pada

indikator kemampuan berpikir merinci (elaboration). Hasil ini bersesuaian

dengan penelitian yang dilakukan oleh (Akhirman & Ma’rifah, 2019) yang

mengatakan pada indikator berpikir merinci menunjukkan kategori kurang

kreatif dikarekan peserta didik yang masih bingung untuk menjawab soal,

walaupun sebenarnya mengeti maksud dari soal tersebut.

Menurut (Windasari & Cholily, 2021) menyatakan bahwa peserta didik

mampu mampu berpikir merinci apabila dapat menguraikan hasil jawaban dan

mampu merinci jawaban secara detail. Sehingga dalam penelitian telah

menunjukkan bahwa peserta didik pada kelas eksperimen lebih mampu mencari

arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan suatu masalah

dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci serta mampu

mengembangkan, menambah, dan memperkaya suatu gagasan. Berikut akan

disajikan perbandingan cara menjawab peserta didik pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

Soal :

Tentukan jumlah isomer dari senyawa berikut.

a. Pentana

b. Heksana

79

Gambar 4. 7 Jawaban Kelas Eksperimen pada Indikator Kemampuan

Berpikir Merinci (Elaboration)

Indikator kemampuan berpikir kreatif yang terakhir adalah kemampuan

berpikir orisinil (originality). Menurut Munandar (2014c, hlm. 192) berpikir

orisinil berarti dapat memberikan jawaban yang tidak lazim dan berbeda dari

yang lainnya. Hasil pencapaian indikator kemampuan berpikir orisinil

(originality) setelah diberikan model pembelajaran yang berbeda yaitu sebesar

74% pada kelas kontrol dan 96% pada kelas eksperimen. Selain itu, indikator

kemampuan berpikir orisinil (originality) pada kelas eksperimen berada pada

kriteria sangat kreatif sedangkan pada kelas kontrol berada hanya pada kriteria

80

kreatif saja. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen peserta didknya

memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain serta mampu melahirkan suatu

ungkapan baru. . Berikut akan disajikan perbandingan cara menjawab peserta

didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Soal :

Perhatikan gambar berikut!

Bensin merupakan salah satu kegunaan dan sumber dari alkana berupa bahan

bakar.

Mengapa bensin membentuk lapisan diatas permukaan air? Jelaskan

berdasarkan sifat fisisnya. Asumsikan komponen utama bensin adalah

oktana!

Gambar 4. 8 Jawaban Kelas Eksperimen pada Indikator Kemampuan

Berpikir Orisinil (Originality)

Gambar 4. 9 Jawaban Kelas Kontrol pada Indikator Kemampuan

Berpikir Orisinil (Originality)

81

Ketercapaian yang maksimal kelas eksperimen pada setiap indikator

kemampuan berpikir kreatif disebabkan karena penggunaan pembelajaran

kooperatif tipe Quick on The Draw dalam proses pembelajaran. Dalam

pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw dimana dalam kegiatan

pembelajaran lebih mengutamakan keberhasilan kelompok dalam mengerjakan

tugas yang diberikan, sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan suatu kerja

sama dan aktivitas bertukar pendapat dan menyampaikan ide-ide kreatif yang

disertai dengan usaha individu dalam mempertahankan pendapatnya dengan

memberikan alasan-alasan yang logis (Roza, 2016). Sedangkan dengan

penggunaan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dapat

dijadikan sebagai salah satu alasan rendahnya kemampuan berpikir kreatif

peserta didik. Karena penggunaan pembelajaran konvensional dengan metode

ceramah hanya berfokus pada informasi atau konsep yang diberikan oleh

pendidik. Materi yang dapat dikuasai pesera didik sebagai hasil dari ceramah

akan terbatas pada apa yang dikuasai oleh pendidik, tidak adanya peragaan, dan

tidak menjamin peserta didik mengerti mengenai materi yang diajarkan.

Sehingga potensi kreatif yang ada dalam diri peserta didik tidak dapat

dikembangkan. Seperti yang dikemukakan oleh (Munandar, 2014e, hlm. 115)

bahwa apa yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah mengembangkan sikap

dan kemampuan anak didiknya yang dapat membantu untuk menghadapi

persoalan-persoalan di masa mendatang secara kreatif dan intentif. Menjejalkan

bahan pengetahuan semata-mata tak akan banyak menolong anak didik, karena

belum tentu di masa mendatang ia dapat menggunakan informasi tersebut.

Pada kelas eksperimen, hasil posttest pada indikator kemampuan

berpikir kreatif yang memiliki nilai terendah berada pada kriteria kreatif,

sedangkan pada kelas kontrol hasil posttest indikator berpikir kreatif yang

memiliki nilai terendah berada pada kriteria cukup kreatif. Perbedaan ini

disebabkan karena penerapan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw

pada proses pembelajaran dimana pada setiap pembelajarannya peserta didik

82

diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam setiap tahapan

pembelajarannya. Sehingga menyebabkan potensi kemampuan berpikir kreatif

dapat dikembangkan tanpa membatasi peserta didik. Selain itu, hasil posttest

indikator kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen yang memiliki

nilai tertinggi pada kriteria sangat kreatif, sedangkan pada kelas kontrol hasil

posttest indikator kemampuan berpikir kreatif dengan nilai tertinggi berada

pada kriteria kreatif saja. Sehingga dapat artikan bahwa melalui penerapan

pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw peserta didik mampu

menghasilkan suatu gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, serta memikirkan

lebih dari satu jawaban dengan sangat kreatif.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat dengan jelas bahwa

pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw mampu meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif peserta didik lebih maksimal selain menekankan

pada kerjasama dalam kelompok, pembelajaran ini juga menekankan kepada

keterampilan membaca, kecepatan aktivitas, menjawab pertanyaan dengan

tepat, mencari dan menemukan arti dari peserta didik yang bertindak sebagai

suatu subjek belajar. Sehingga tidak hanya berfokus pada materi yang diberikan

oleh pendidik. Selain itu, peserta didik juga dapat mengembangkan atau

menyampaikan pendapat atau gagasan yang dimiliki dalam menyelesaikan

suatu masalah. Sedangkan pembelajaran secara konvensional dengan metode

ceramah, peserta didik hanya dijadikan sebagai objek saja artinya aktivitas yang

dilakukan peserta didik hanya sebatas mendengarkan atau menerima materi

yang diberikan oleh pendidik tanpada dikembangkan dan ditelaah secara

terperinci oleh peserta didik tersebut.

Perbaikan pembelajaran dilakukan untuk menempatkan pendidik tidak

lagi menjadi satu-satunya sumber belajar dan pemberi informasi, tetapi guru

bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Pendidik menciptakan suasana yang

kondusif, menarik dan menyenangkan. Sedangkan peserta didik dalam

kelompok untuk berkomunikasi, saling menginformasikan, saling menghormati

83

satu sama lain, menyampaikan ide satu sama lain, bekerja sama untuk

memecahkan masalah dan membangun pengetahuan mereka sendiri sehingga

mereka lebih mudah memahami materi (Masikem dkk., 2016).

Selama penelitian, peneliti mengamati adanya perubahan dan perbedaan

sikap pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan adanya penerapan

pembelajaran yang berbeda di kedua kelas tersebut. Pada kelas eksperimen

yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw ketika

mempelajari materi senyawa hidrokarbon peserta didik lebih aktif, lebih

antusias, dan lebih senang selama tahapan proses pembelajarannya

dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran

konvensional. Salah satu ciri dari antusiasme yang ditunjukkan peserta didik

pada kelas eksperimen adalah dimana peserta didik lebih aktif bertanya dan

lebih semangat dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan

pendidik daripada peserta didik pada kelas kontrol yang cenderung pasif dan

malu untuk mengajukan pertanyaan. Kooperatif menyediakan kerja sama antar

peserta didik dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas,

tujuan, dan penghargaan. Kooperatif dapat mengembangkan keterampilan

mengambil giliran dan berbagi tugas, menafsirkan, memeriksa ketepatan,

memperluas konsep, membuat kesimpulan, serta menghubungkan pendapat-

pendapat dengan topik tertentu (Trianto, 2013b, hlm. 64–65). Pada proses

pembelajaran konvensional dapat dilihat keterlibatan peserta didik selama

proses pembelajaran sangat sedikit. Pendidik yang lebih berperan aktif dalam

menjelaskan materi pembelajaran, sedangkan peserta didik hanya duduk diam

mendengarkan segala materi yang diberikan pendidik sehingga menyebabkan

peserta didik cenderung pasif. Kemauan untuk mencari dan menemukan

pengetahuan, keterampilan serta sikap pada peserta didik pun sedikit. Sehingga

menyebabkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik tidak terlatih dengan

baik.

84

Menurut (Suryaningsih & Nisa, 2021) menyatakan bahwa peserta didik

yang memiliki kemampuan berpikir kreatif akan cenderung memiliki ide-ide

yang beragam dan menarik serta sederhana untuk memecahkan masalah yang

ada. Menurut (Cheng-Shih & Wei Wu, 2016) menyatakan bahwa berpikir

kreatif sebagai proses berurutan, termasuk menemukan dan memecahkan suatu

masalah, mencari jawaban, mengajukan hipotesis, memverifikasi suatu

hipotesis yang dibuat sehingga masalahnya akan terpecahkan. Selain itu

berpikir kreatif menunjukkan bahwa berkreasi adalah menerapkan kognisi,

imajinasi, dan penilaian untuk menemukan fakta, masalah, ide, dan solusi yang

dapat diterima.

Dalam proses penelitian, ditemukan beberapa faktor yang menjadi dasar

penyebab efektifnya penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The

Draw dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. pertama,

pada kelas ekperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Quick

on The Draw pembelajarannya diarahkan pada suatu proses mencari dan

menemukan penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Kedua,

pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengerjakan tahapan-tahapan pada pembelajaran secara mandiri menggunakan

lembar kerja peserta didik yang telah dibuat untuk mengukur kemampuan

berpikir kreatif peserta didik. Ketiga, pembelajaran memberikan kebebasan

kepada peserta didik untuk menyampaikan gagasan yang dimilikinya. Dengan

diberikannya kebebasan dalam menyampaikan gagasannya, dalam mendorong

peserta didik untuk membuat gagasan dengan berbagai variasi serta dapat

meningkatkan orisinilitas dalam tiap gagasan yang disampaikan peserta didik.

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data. penelitian yang berjudul

“Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Ovick on The Draw terhadap

Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik” dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Quick on The

Draw berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik Hal ini

terlihat dari hasil uji-t yaitu uji kemampuan yang dihitung dengan mengunakan

independent sample t-test pada data posttest, menunjukkan bahwa nilai sig (2-

tailed) lebih kecil dari taraf signifikan 5% (𝝰 = 0,05), maka H1 diterima. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Quick on The

Draw berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada

materi hidrokarbon.

B. Saran

Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi guru, pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw perlu

mendapatkan perhatian lebih dan tanggapan untuk dijadikan salah satu

model dan metode yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

2. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw memerlukan

waktu yang cukup, sehingga bagi guru yang ingin menerapkan

pembelajaran ini harus dapat mengatur alokasi waktu dengan tepat agar

seluruh langkah pada model pembelajaran berjalan dengan baik

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menerapkan model

pembelajaran ini untuk melatih kemampuan berpikir peserta didik yang

lainnya.

86

DAFTAR PUSTAKA

Akhirman, & Ma’rifah, N. (2019). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematik melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dan Soal Open

Ended. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 4(1), 41.

Al-Khalili, A. A. (2005). Mengembangkan Kreativitas Anak. Pustaka Al-Kautsar.

Anggraeni, R., Khaeruman, & Rachanah. (2014). Pengembangan Karakter Siswa dan

Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) yang Terintegrasi dalam Pembelajaran Kimia.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen,” 2(2), 180.

Ariawan, R. (2017). Pengaruh Pembelajaran Visual Thinking Disertai Aktivitas Quick

on The Draw. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika, 10(1), 5.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Departemen Agama RI.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. PT Remaja

Rosdakarya.

Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian. PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Ayu, E. Y., Linda, R., & Agustina. (2017). Penerapan Pembelajaran Quick on The

Draw pada Materi Laju Reaksi untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa.

Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 2(1), 33.

Ayu, E. Y., Linda, R., & Agustina. (2018a). Penerapan Pembelajaran Quick on The

Draw pada Materi Laju Reaksi untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa.

Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 2(1), 32.

87

Ayu, E. Y., Linda, R., & Agustina. (2018b). Penerapan Pembelajaran Quick on The

Draw pada Materi Laju Reaksi untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa.

Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 2(1), 33.

BSNP. (2010). Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. In BSNP.

Chang, R. (2004). Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga.

Cheng-Shih, L., & Wei Wu, R. Y. (2016). Effect of Web-Based Creative Thinking

Teaching on Students’ Creativity and Learning Outcome. Eurasia Journal of

Mathematics, Science, & Technology Education, 12(6), 1677–1678.

Erihadiana, M., & Lismawati, W. (2017a). Penerapan Model Quick on The Draw

dengan Menggunakan Media Permainan Bingo untuk Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Kreatif PAI Siswa. Atthulab Islamic Religion Teaching

and Learning Journal, 2(1), 25.

Erihadiana, M., & Lismawati, W. (2017b). Penerapan Model Quick on The Draw

dengan Menggunakan Media Permainan Bingo untuk Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Kreatif PAI Siswa. Islamic Religion Teaching and Lear,

2(1), 29.

Fatmaningrum, S. A., Sumadi, & Haryono, E. (2015). Pengaruh Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw terhadap Hasil Belajar Siswa.

Jurnal Penelitian Geografi, 3(5), 2.

Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S. (1982). Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1.

Erlangga.

Florida, R., Mellander, C., & King, K. M. (2015). The Global Creativity Index 2015.

Martin Prosperity Institute. http://www-2.rotman.utoronto.ca/mpi/content/the-

global-creativity-index-2015/

Ginnis, P. (2016). Trik & Taktik Mengajar : Strategi Meningkatkan Pencapaian

88

Pengajaran di Kelas. PT Indeks.

Harahap, H. H., & Panjaitan, A. M. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Talking Stick terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa di

SMP Negeri 11 Padangsimpuan. EKSAKTA : Jurnal Penelitian dan Pembelajaran

MIPA, 4(1), 17.

Hasanah, E., Darmawan, D., & Nanang. (2019). Pengaruh Penggunaan Media

Pembelajaran Articulate dalam Metode Problem Based Learning (PBL) terhadap

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik. JTEP-Jurnal Teknologi

Pendidikan dan Pembelajaran, 4(1), 829.

Hidayat, R., & Abdillah. (2019). Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori, dan Aplikasinya.”

Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).

Huda, M. (2011). Cooperatif Learning : Metode, Teknik, Struktur dan Model

Penerapan. Pustaka Pelajar.

Huriyanti, L., & Rosiyanti, H. (2017a). Perbedaan Motivasi Belajar Matematika

Peserta Didik Setelah Menggunakan Strategi Pembelajaran Quick on The Draw.

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika, 3(1), 65–66.

Huriyanti, L., & Rosiyanti, H. (2017b). Perbedaan Motivasi Belajar Matematika Siswa

Setelah Menggunakan Strategi Pembelajaran Quick on The Draw. Jurnal

Pendidikan Matematika dan Matematika2, 3(1), 69.

Huriyanti, L., & Rosiyanti, H. (2017c). Perbedaan Motivasi Belajar Matematika Siswa

Setelah Menggunakan Strategi Pembelajaran Quick on The Draw. Jurnal

Pendidikan Matematika dan Matematika, 3(1), 70.

Hurlock, E. B. (1999). Perkembangan Anak Jilid 2 Edisi Keenam. Erlangga.

Ismawati, R. (2017). Strategi React dalam Pembelajaran Kimia SMA. Indonesian

Journal of Science and Education, 1(1), 2.

89

Johnson, D. W., & Johnson, R. T. (2018). Cooperative Learning : The Foundation for

Active Learning. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.5772/intechopen.81086

Johnson, E. B. (2014). CTL Contextual Teaching & Learning. Kaifa Learning.

Kadir. (2016). Statistika Terapan : Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan

Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian.

Karboni, K. (2017). Pendalaman Buku Teks Kimia 2A SMA Kelas XI. Yudistira.

Kemendikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang

Pemetaan KI dan KD.

Madyani, I., Yamtinah, S., Utomo, S. B., Saputro, S., & Mahardiani, L. (2020). Profile

of Students’ Creative Thinking Skills in Science Learning. Proceedings of the 3rd

International Conference on Learning Innovation and Quality Education

(ICLIQE 2019), 957.

Marniati, & Tahir. (2019). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Quick on The Draw terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa.

SAINTIFIK, 5(1), 44.

Masikem, Soetjipto, B. E., & Sumarmi. (2016). The Implementation of Cooperative

Learning Model Talking Chips and Quick to Enhance Motivation and Social

Studies Learning Outcome. IOSR Journal of Research & Method in Education

(IOSR-JRME)2, 6(3), 33.

Moma, L. (2015). Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

untuk Siswa SMP. Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 4(1), 28.

Mudyahardjo, R. (2012). Pengantar Pendidikan. PT Raja Grafindo.

Munandar, U. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah. PT

Grasindo.

90

Munandar, U. (2004). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.

Munandar, U. (2014). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.

Nurdyansyah, & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum

2013. Nizamia Learning Center.

Pangestu, Wi. T. (2021). The Effort of Developing Students’ Creative Thinking Ability

in Elementary School: Needs Analysis. Journal of Educational Research and

Evaluation, 5(3), 467.

Peraturan Pemerintah RI. (2021). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57

Tahun 2021.

Pratiwi, N. W. C., & Wiarta, I. W. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Quick On

The Draw Berbasis Kearifan Lokal Tri Hita Karana Berpengaruh Terhadap

Kompetensi Pengetahuan Matematika. Jurnal Penelitian dan Pengembangan

Pendidikan, 4(3), 371.

Prihatin, R., Wiyanarti, E., & Kurniawati, Y. (2021). 9 | International Journal Pedagogy

of Social Studies. Vol.6 | No.2 | 2021 International Journal Pedagogy of Social

Studies p-ISSN : 2550-0600 e-ISSN 2549-6530 The Analysis of Students’

Creative Thinking Skills through the Implementation of the Project Bas.

International Journal Pedagogy Of Social Studies, 6(2), 9.

Purwanto, M. N. (2012). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja

Rosdakarya.

Putra, A., Ulandari, N., & Sepnila, D. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Quick

on The Draw dengan Masalah Open-Ended terhadap Pemahaman Konsep

Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 5(1), 9.

Putri, W. K. N., Kartono, & Ariyani, A. (2019). Penerapan Strategi Quick on The Draw

untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Trigonometri Siswa Kelas

91

XI IPA 1 SMA N 11 Semarang. Prosiding Seminar Nasional Matematika, 430.

Putri, Y. D., Elvia, R., & Amir, H. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran Kimia

Berbasis Android Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik. Jurnal

Pendidikan dan Ilmu Kimia, 1(2), 169.

Renja, A. N., & Miterianifa. (2017a). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quick

on The Draw terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa pada Materi

Hidrokarbon. Konfigurasi, 1(2), 155.

Renja, A. N., & Miterianifa. (2017b). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quick

on The Draw terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa pada Materi

Hidrokarbon. Konfigurasi2, 1(2), 154.

Renja, A. N., & Miterianifa. (2017d). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quick

on The Draw Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi

Hidrokarbon. Konfigurasi, 1(2), 161.

Riyadi, A., Soetjipto, B. E., & Amirudin, A. (2016). The Implementation of

Cooperative Learning Model Fan-N-Pick and Quick on The Draw to Enhance

Social Competence and Cognitive Learning Outcome for Social Studies. IOSR

Journal of Humanities and Social Science, 21(4), 92.

Riyanto, Y. (2014). Paradigma Baru Pembelajaran. Kencana.

Roza, M. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD melalui

Teknik Quick on The Draw terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Kelas VII SMPN 3 Talamau Kabupaten Pasaman Barat. Jurnal Ilmiah Teknologi

Pendidikan, 2(2), 3.

Sajidan, Baedhowi, Triyanto, Totalia, S. Al., & Masykuri, M. (2018a). Peningkatan

Proses Pembelajaran dan Penilaian Pembelajaran Abad 21 dalam Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran SMK. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

92

http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/10842

Sajidan, Baedhowi, Triyanto, Totalia, S. Al., & Masykuri, M. (2018b). Peningkatan

Proses Pembelajaran dan Penilaian Pembelajaran Abad 21 dalam Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran SMK. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/10842

Sani, R. A. (2018). Pembelajaran Berbasis HOTS (HIgher Order Thinking Skills). Tira

Smart.

Sani, R. A. (2019). Pembelajaran Berbasis HOTS (High Order Thinking Skills). Tira

Smart.

Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz

Media.

Siregar, E., & Nara, H. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Ghalia Indonesia.

Sudarma, M. (2016). Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. PT Raja

Grafindo.

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Penerbit Alfabeta.

Suhardi, D. (2019). Cooperative Learning Model: Solusi Peningkatan Kualitas Hasil

Belajar dan Pembentukan Karakter Siswa. jendela.kemdikbud.go.id.

https://jendela.kemdikbud.go.id/v2/berita/detail/cooperative-learning-model-

solusi-peningkatan-kualitas-hasil-belajar-dan-pembentukan-karakter-siswa

Suryadinata, N. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Strategi Quick on The

Draw dengan Masalah Open Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kreatif Materi Prisma dan Limas. Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ.

Mugammadiyah Metro, 4(1), 11.

93

Suryaningsih, S., & Nisa, F. A. (2021). Konstribusi Steam Project Based Learning

Dalam Mengukur Keterampilan Proses Sains Dan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal

Pendidikan Indonesia, 2(6), 1104.

Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini : Pengantar Dalam Berbagai

Aspeknya. Kencana.

Sutresna, N., Sholehudin, D., & Herlina, T. (2016). Buku Siswa Aktif dan Kreatif

Belajar Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu

Alam. Grafindo Media Pratama.

Syafril, & Zen, Z. (2017). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Kencana.

Syah, M. (2014). Psikologi Pendidikan Denfan Pendekatan Baru. PT Remaja

Rosdakarya.

Tampubolon, S. (2014). Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi

Pendidik dan Keilmuan. Erlangga.

Trianto. (2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Kencana.

Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., & Nyoto, A. (2016). Transformasi Pendidikan Abad

21 Sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Era Global.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika, 264.

Windasari, A. D., & Cholily, Y. M. (2021). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa Memecahkan Masalah HOTS dalam Setting Model Kooperatif Jigsaw.

Jurnal Cendikia : Jurnal Pendidikan Matematika, 5(1), 625.

Yuswatiningsih, E., & S, H. I. (2017). Peningkatan Kreativitas Verbal pada Anak Usia

Sekolah. STIKes Majapahit Mojokerto.

Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009). Strategi Pembelajaran Sains. UIN Syarif

94

Hidayatullah Jakarta.

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/46671

95

LAMPIRAN-LAMPIRAN

96

Lampiran 1 Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI IPA/I

Tahun Pelajaran : 2019/2020

Materi Pokok : Hidrokarbon

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),

santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa pergaulan

dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif

berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.

97

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari

yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan

metode sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar Materi Aktivitas Pembelajaran

Tahapan Model

Pembelajaran

Kooperatif Tipe

Quick on The Draw

Indikator

Kemampuan

Berpikir

Kreatif

Kekhasan

atom karbon

Menyajikan informasi

Peserta didik

mengamati gambar

yang disajikan

Pendidik berupa

gambar sistem

periodik unsur

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Peserta didik

membuat kelompok

Fase 2

Menyajikan

informasi

Fase 4

Membimbing

kelompok

bekerja dan

belajar

Fluency

(berpikir

lancar)

98

4.1. Membuat model

visual berbagai

struktur molekul

hidrokarbon yang

memiliki rumus

molekul yang sama

secara acak yang

terdiri dari 5-6 orang

dengan cara berhitung

berdasarkan arahan

pendidik

Peserta didik mencari

letak atom karbon

pada sistem periodik

unsur berdasarkan

periode dan

golongannya pada

gambar yang

diberikan pendidik

Peserta didik

membuat konfigurasi

elektron dari atom

karbon

Peserta didik

menentukan elektron

99

3.1 Menganalisis

struktur dan sifat

senyawa hidrokarbon

berdasarkan

valensi dari atom

karbon dimana atom

karbon memiliki

elektron valensi 4

Peserta didik

membuat struktur

lewis atom karbon

dengan bimbingan

dari pendidik

Peserta didik mencari

tahu mengenai

kestabilan atom

karbon dengan

menggunakan aturan

oktet dan duplet

Peserta didik

membuat struktur

atom karbon yang

berikatan dengan atom

100

kekhasan atom

karbon dan golongan

senyawanya

lain seperti atom H

dan O sesuai arahan

pendidik untuk

mengetahui kestabilan

dari atom karbon

Peserta didik

mengamati beberapa

contoh senyawa yang

sering ditemukan

dalam kehidupan

sehari-hari yang

diberikan pendidik

Peserta didik

diarahkan oleh

pendidik untuk

mencari informasi

mengenai kekhasan

atom karbon

(menghasilkan

Fase 5

Evaluasi

101

banyak gagasan,

jawaban, dan

penyelesaian

masalah)

Peserta didik

menuliskan kekhasan

yang terdapat pada

atom karbon

berdasarkan hasil

diskusi

(menghasilkan lebih

dari satu jawaban)

Evaluasi

Peserta didik

menyimpulkan hasil

diskusi yang

102

didapatkan sesuai

arahan pendidik

Peserta didik dari

masing-masing

kelompok

mempresentasikan

hasil diskusi yang

telah ditemukan

Atom C

primer, C

sekunder, C

tersier, dan C

kuartener

Menyajikan informasi

Peserta didik

mengamati dan

mendengarkan

informasi yang

disajikan pendidik

mengenai jenis-jenis

atom karbon

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Fase 2

Menyajikan

informasi

Fase 4

Membimbing

kelompok

bekerja dan

belajar

Felxibility

(berpikir luwes)

103

4.1 Membuat model

visual berbagai

struktur molekul

hidrokarbon yang

memiliki rumus

molekul yang sama

Peserta didik

membuat kelompok

secara acak yang

terdiri dari 5-6 orang

dengan cara berhitung

berdasarkan arahan

pendidik

Dikarenakan atom C

dapat berikatan

dengan atom lainnya,

maka peserta didik

dengan dibimbing

pendidik membuat

struktur sebagai

berikut :

Struktur atom

C yang

berikatan

104

3.1. Menganalisis

struktur dan sifat

senyawahidrokarbon

berdasarkan

kekhasan atom

karbon dan golongan

senyawanya

dengan 1 atom

C lain

Struktur atom

C yang

berikatan

dengan 2 atom

C lain

Struktur atom

C yang

berikatan

dengan 3 atom

C lain

Struktur atom

C yang

berikatan

dengan 4 atom

C lain

Peserta didik

menelaah contoh-

105

contoh dari jenis-jenis

atom karbon yang

dibuat dengan

bimbingan pendidik

Peserta didik mencari

berbagai informasi

mengenai jenis-jenis

atom karbon

berdasarkan arahan

pendidik

(menghasilkan

gagasan, jawaban,

dan penafsiran atau

interpretasi yang

bervariasi dalam

suatu masalah)

Peserta didik

menentukan jenis

atom karbon pada

Fase 5

Evaluasi

106

contoh yang diberikan

pendidik

(menggolongkan hal-

hal menurut

pembagian atau

kategori yang

berbeda)

Peserta didik

menuliskan jenis-jenis

atom karbon

berdasarkan hasil

diskusi dan informasi

yang didapatkan

Evaluasi

Peserta didik

menyimpulkan hasil

diskusi yang

didapatkan sesuai

107

dengan arahan

pendidik

Peserta didik dari

masing-masing

kelompok

mempresentasikan

hasil diskusi yang

telah ditemukan

Alkana,

alkena, dan

alkuna

Menyajikan informasi

Peserta didik

mengamati informasi

yang disajikan

pendidik mengenai

senyawa-senyawa

hidrokarbon

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Fase 2

Menyajikan

informasi

Fase 4

Membimbing

kelompok

bekerja dan

belajar

Elaboration

(berpikir

merinci)

108

4.1 Membuat model

visual berbagai

struktur molekul

hidrokarbon yang

memiliki rumus

molekul yang sama

Peserta didik

membuat kelompok

secara acak yang

terdiri dari 5-6 orang

dengan cara berhitung

berdasarkan arahan

pendidik

Peserta didik dengan

dibimbing pendidik

membuat struktur

sebagai berikut :

Struktur atom

C dengan C

lain dengan

ikatan tunggal

Struktur atom

C dengan C

lain dengan

109

3.1. Menganalisis

struktur dan sifat

senyawahidrokarbon

berdasarkan

kekhasan atom

karbon dan golongan

senyawanya

ikatan rangkap

2

Struktur atom

C dengan C

lain dengan

ikatan rangkap

3

Peserta didik

menelaah dan

membedakan 3 contoh

struktur yang telah

dibuat dengan

bimbingan pendidik

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban

atau pemecahan

masalah dengan

110

melakukan langkah-

langkah terperinci)

Peserta didik mencari

informasi mengenai

senyawa-senyawa

hidrokarbon

Peserta didik

menentukan senyawa

hidrokarbon dari

contoh struktur yang

diberikan pendidik

Peserta didik

menuliskan macam-

macam senyawa yang

meliputi tata nama dan

bentuk struktur dari

senyawa-senyawa

hidrokarbon

berdasarkan hasil

Fase 5

Evaluasi

111

diskusi dan informasi

yang didapat

(mengembangkan,

menambah, dan

memperkaya suatu

gagasan)

Evaluasi

Peserta didik

menyimpulkan hasil

diskusi yang

didapatkan sesuai

dengan arahan

pendidik

Peserta didik dari

masing-masing

112

kelompok

mempresentasikan

hasil diskusi yang

telah ditemukan

Sifat fisis

senyawa

alkana,

alkena, dan

alkuna

Menyajikan informasi

Peserta didik

mengamati dan

mendengarkan

informasi yang

disajikan pendidik

mengenai sifat-sifat

apa saja yang terdapat

pada senyawa

hidrokarbon

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Peserta didik

membuat kelompok

Fase 2

Menyajikan

informasi

Fase 4

Membimbing

kelompok

bekerja dan

belajar

Originality

(berpikir

orisinil)

113

4.1 Membuat model

visual berbagai

struktur molekul

hidrokarbon yang

memiliki rumus

molekul yang sama

3.1. Menganalisis

struktur dan sifat

senyawahidrokarbon

berdasarkan

kekhasan atom

karbon dan golongan

senyawanya

secara acak yang

terdiri dari 5-6 orang

dengan cara berhitung

berdasarkan arahan

pendidik

Pendidik menuliskan

nama-nama senyawa

yang termasuk

golongan alkana,

alkena, dan alkuna

dengan arahan

pendidik

Peserta didik dengan

arahan pendidik

menentukan rumus

molekul dan Mr pada

nama-nama senyawa

tersebut

114

Perserta didik mencari

informasi mengenai

sifat fisis senyawa

alkana, alkena dan

alkuna berdasarkan

Mr nya

Peserta didik secara

berkelompok

mendiskusikan

mengenai perbedaan

sifat fisis senyawa

alkana, alkena, dan

alkuna (memiliki cara

berpikir yang lain

dari yang lainnya)

Peserta didik

menentukan sifat fisis

senyawa alkana,

alkena dan alkuna

Fase 5

Evaluasi

115

berdasarkan Mr nya

(mampu melahirkan

ungkapan baru)

Peserta didik

menuliskan sifat-sifat

senyawa alkana,

alkena, dan alkuna

berdasarkan hasil

diskusi dan informasi

yang didapatkan

Evaluasi

Peserta didik

menyimpulkan hasil

diskusi yang

didapatkan sesuai

dengan arahan

pendidik

116

Peserta didik dari

masing-masing

kelompok

mempresentasikan

hasil diskusi yang

telah ditemukan

Isomer Menyajikan informasi

Peserta didik

mengamati dan

mendengarkan

informasi yang

disajikan pendidik

mengenai macam-

macam isomer

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Peserta didik

membuat kelompok

Fase 2

Menyajikan

informasi

Fase 4

Membimbing

kelompok

bekerja dan

belajar

Elaboration

(berpikir

merinci)

117

4.1 Membuat model

visual berbagai

struktur molekul

hidrokarbon yang

memiliki rumus

molekul yang sama

3.1. Menganalisis

struktur dan sifat

senyawahidrokarbon

berdasarkan

kekhasan atom

karbon dan golongan

senyawanya

secara acak yang

terdiri dari 5-6 orang

dengan cara berhitung

berdasarkan arahan

pendidik

Peserta didik yang

diarahkan oleh

pendidik membuat

contoh-contoh

struktur isomer yang

terdapat pada senyawa

alkana, alkena, dan

alkuna (mencari arti

yang lebih mendalam

terhadap jawaban

atau pemecaan

masalah dengan

melakukan langkah-

118

langkah yang

terperinci)

Peserta didik mencari

informasi mengenai

cara penentuan isomer

pada suatu senyawa

dengan bimbingan

pendidik

Peserta didik

mendiskusikan

mengenai cara

penentuan isomer

pada suatu senyawa

alkana, alkena, dan

alkuna

(mengembangkan,

menambah,

memperkaya suatu

gagasan)

Fase 5

Evaluasi

119

Peserta didik

menuliskan hasil

diskusi berdasarkan

informasi yang

didapatkan

Evaluasi

Peserta didik

menyimpulkan hasil

diskusi yang

didapatkan sesuai

dengan arahan

pendidik

Peserta didik dari

masing-masing

kelompok

120

mempresentasikan

hasil diskusi yang

telah ditemukan

Reaksi

senyawa

hidrokarbon

Menyajikan informasi

Peserta didik

mengamati dan

mendengarkan

informasi yang

disajikan pendidik

mengenai macam-

macam reaksi yang

terdapat dalam

senyawa hidrokarbon

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Peserta didik

membuat kelompok

secara acak yang

Fase 2

Menyajikan

informasi

Fase 4

Membimbing

kelompok

bekerja dan

belajar

Flexibility

(berpikir luwes)

121

4.1 Membuat model

visual berbagai

struktur molekul

hidrokarbon yang

memiliki rumus

molekul yang sama

3.1. Menganalisis

struktur dan sifat

senyawahidrokarbon

berdasarkan

kekhasan atom

karbon dan golongan

senyawanya

terdiri dari 5-6 orang

dengan cara berhitung

berdasarkan arahan

pendidik

Peserta didik dengan

arahan pendidik

membuat contoh

reaksi dari macam-

macam reaksi

senyawa hidrokarbon

yang telah

diinformasikan

sebelumnya

Peserta didik

berdiskusi mengenai

reaksi-reaksi senyawa

hidrokarbon

(menghasilkan

gagasan, jawaban,

122

dan penafsiran atau

interpretasi yang

bervariasi dalam

suatu masalah)

Peserta didik

menuliskan contoh

dari masing-masing

reaksi senyawa

hidrokarbon

(menggolongkan hal-

hal menurut

pembagian atau

kategori yang

berbeda)

Evaluasi

Peserta didik

menyimpulkan hasil

diskusi yang

Fase 5

Evaluasi

123

didapatkan sesuai

dengan arahan

pendidik

Peserta didik dari

masing-masing

kelompok

mempresentasikan

hasil diskusi yang

telah ditemukan

124

Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelas Eksperimen

A. Identitas

1. Sekolah :

2. Mata Pelajaran : Kimia

3. Kelas / Semester : XI / I

4. Materi Pokok : Hidrokarbon

5. Alokasi Waktu : 12 x 45 menit

B. Kompetensi Inti (KI)

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

sedrcara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar 3 Kompetensi Dasar 4

3.1 Menganalisis struktur dan sifat

senyawa hidrokarbon

berdasarkan kekhasan atom

4.1 Membuat model visual

berbagai struktur molekul

hidrokarbon yang memiliki

rumus molekul yang sama.

125

karbon dan golongan

senyawanya.

3.1.1. Mengidentifikasi

kekhasan atom karbon

dalam senyawa

hidrokarbon

3.1.2. Mengklasifikasi atom C

primer, sekunder, tersier

dan kuartener

3.1.3. Mengidentifikasi

senyawa alkana, alkena,

dan alkuna meliputi tata

nama dan jenis

ikatannya

3.1.4. Menganalisis sifat fisis

senyawa alkana, alkena,

dan alkuna

3.1.5. Mengidentifikasi isomer

strutktur dan isomer

geometri yang terdapat

pada senyawa

hidrokarbon

3.1.6. Menganalisis reaksi

sederhana alkana,

alkena, dan alkuna

4.1.1. Membuat struktur

atom karbon

berdasarkan

konfigurasi elektron

4.1.2. Membuat struktur

atom C primer,

sekunder, tersier, dan

kuartener

4.1.3. Membuat struktur

atom karbon

berdasarkan jenis

ikatan pada senyawa

alkana, alkena, dan

alkuna

4.1.4. Menuliskan sifat fisis

senyawa alkana,

alkena, dan alkuna

4.1.5. Membuat isomer pada

senyawa hidrokarbon

dengan rumus molekul

yang sama

4.1.6. Membuat reaksi

sederhana senyawa

alkana, alkena, dan

alkuna

D. Tujuan Pembelajaran

Selama dan setelah pertemuan mengikuti proses pembelajaran ini, peserta didik

diharapkan mampu :

126

Mengetahui manfaat dan kegunaan senyawa hidrokarbon dalam

kehidupan sehari-hari

Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam

mengkaji senyawa hidrokarbon

Berperilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, adil, visioner,

dan kerjasama dalam melakukan percobaan dan berdiskusi

Peserta didik mampu mengidentifikasi struktur senyawa hidrokarbon

berdasarkan kekhasan atom karbon

Peserta didik mampu mengidentifikasi struktur senyawa hidrokarbon

berdasarkan penggolongan senyawanya

Peserta didik mampu mengidentifikasi isomer-isomer yang terdapat

pada senyawa hidrokarbon

Peserta didik mampu membuat model visual struktur hidrokarbon

Peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil kerjanya

E. Materi Pembelajaran

1. Fakta

Atom karbon adalah unsur yang terletak pada golongan IV A.

Atom karbon mempunyai kekhasan tertentu yang menyebabkan dia

dapat membentuk berbagai senyawa. Berdasarkan konfigurasi elektron,

atom karbon memiliki 4 elektron valensi. Sehingga dia bisa membentuk

ikatan kovalen dengan atom lain. Kekhasan atom karbon lainnya adalah

dapat membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, serta dapat

membentuk rantai karbon.

Pada dasarnya, reaksi kimia melibatkan pemutusan dan

pembentukan ikatan kimis zat-zat dalam reaksi. Alkana memiliki dua

jenis ikatan kimia yaitu C – C, C – H, dan ikatannya kuat. Alkena

memiliki ikatan rangkap sehingga jauh lebih reaktif daripada alkana.

127

Alkuna memiliki ikatan rangkap tiga yang menyebabkan terjadinya

reaksi adisi, polimerisasi, substitusi, dan pembakaran.

2. Konsep

Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya

mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.

Hidrokarbon merupakan salah satu senyawa organik yang

penyusunannya terdiri atas atom unsur karbon (C) dan atom unsur

hidrogen (H). Sebuah hidrokarbon murni benar-benar terdiri dari hanya

atom karbon dan atom hidrogen, sedangkan yang tidak murni

mengandung atom karbon dan atom hidrogen yang terikat pada atom

lain, seperti nitrogen atau belerang. Senyawa hidrokarbon yang paling

sederhana adalah metana dengan satu atom karbon dan empat atom

hidrogen.

Ada berbagai bentuk hidrokarbon. Beberapa molekul hanya

rantai karbon dan hidrogen yang dapat mengisi ratusan atom, sementara

yang lain diatur dalam cincin rumit dan bentuk lainnya.

3. Prinsip

Prinsip yang akan dijelaskan dalam materi ini mengenai :

Struktur atom karbon dan ikatan-ikatannya

Struktur hidrokarbon dilihat dari kekhasan atom karbonnya

Struktur hidrokarbon dilihat dari penggolongan senyawanya

Sifat hidrokarbon dilihat dari kekhasan atom karbonnya

Sifat hidrokarbon dilihat dari penggolongan senyawanya

Isomer pada senyawa hidrokarbon

4. Prosedural

Mengidentifikasi struktur hidrokarbon dari kekhasan atom

karbonnya

Mengidentifikasi struktur hidrokarbon dari penggolongan

senyawanya

128

Menganalisis sifat hidrokarbon berdasarkan kekhasan atom

karbonnya

Menganalisis sifat hidrokarbon berdasarkan penggolongan

senyawanya

Menganalisis isomer pada senyawa hidrokarbon

F. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific

2. Model Pembelajaran : Cooperative Learning

3. Metode Pembelajaran : Quick on The Draw

G. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran

Whiteboard

Kartu Kasus

Video mengenai hidrokarbon

LKS

H. Sumber Belajar

Buku sumber

Bahan Ajar

Internet

I. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama (2 JP)

Tahap Langkah-Langkah

Pembelajaran Kooperatif Kegiatan

Estimasi

Waktu

Pendahuluan

Orientasi

Peserta didik berdoa sebelum belajar,

menjawab salam dari Pendidik,

bersikap rapi serta siap untuk

memulai pembelajaran

Peserta didik diperiksa kehadirannya

oleh Pendidik

Apersepsi

5 menit

129

Fase 1

(Motivasi)

Peserta didik diberikan pertanyaan

oleh Pendidik mengenai materi

pelajaran kelas X

Peserta didik menjawab pertanyaan

yang diberikan Pendidik mengenai

materi yang dipelajari sebelumnya

dengan menggunakan power point

Apa yang dimaksud dengan

sistem periodik unsur?

Bagaimana cara menentukan

konfigurasi elektron dalam

suatu atom?

Apakah yang dimaksud

dengan kestabilan unsur?

Senyawa apa yang memiliki

unsur paling stabil?

Apakah yang dimaksud

dengan ikatan kimia? Ada

berapa jenis ikatan dalam

ilmu kimia?

Motivasi

Peserta didik memperhatikan

Pendidik yang sedang menyampaikan

tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan

Peserta didik menjawab pertanyaan

awal yang diberikan pendidik

mengenai senyawa hidrokarbon,

“Apa yang dimaksud dengan

senyawa hidrokarbon?”

Peserta didik dipersilahkan untuk

bertanya kepada Pendidik mengenai

materi yang akan dipelajari

Pemberian Acuan

Peserta didik menerima informasi

dalam power point dari Pendidik

yang menyampaikan mengenai

materi pelajaran yang akan dibahas

pada pertemuan saat itu

Inti Fase 2

(Menyajikan Informasi)

Menyajikan Informasi 75 menit

130

Fase 3

(Mengorganisasikan

Peserta Didik ke dalam

Kelompok Kooperatif)

Fase 4

(Membimbing Kelompok

Bekerja dan Belajar)

Peserta didik mengamati gambar

sistem periodik unsur pada power

point yang diberikan oleh Pendidik

Mengorganisasikan Peserta Didik ke

dalam Kelompok Kooperatif

Peserta didik mengamati dan

mendengarkan penjelasan dari

Pendidik mengenai cara membentuk

kelompok belajar

Peserta didik mengikuti arahan

Pendidik dalam membentuk

kelompok belajar

Membimbing Kelompok Bekerja dan

Belajar

Peserta didik membuat kelompok

secara acak yang terdiri dari 5-6

orang dengan cara berhitung

berdasarkan arahan dari Pendidik

Peserta didik mencari mencari letak

atom karbon pada sistem periodik

unsur berdasarkan periode dan

golongannya pada gambar di power

point yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik diminta untuk membuat

konfigurasi elektron dari atom karbon

oleh Pendidik

Peserta didik diminta untuk

menentukan elektron valensi dari

atom karbon oleh Pendidik

Peserta didik membuat struktur lewis

dari atom karbon dengan bimbingan

dari Pendidik

Peserta didik diminta oleh Pendidik

untuk mencari tahu mengenai

kestabilan atom karbon dengan

menggunakan aturan oktet dan duplet

Peserta didik membuat struktur atom

karbon yang berikatan dengan karbon

lain atau unsur lain sesuai dengan

ikatan kimianya

Peserta didik mengamati beberapa

contoh yang sering ditemukan dalam

131

Quick on The Draw

kehidupan sehari-hari diberikan oleh

Pendidik

Peserta didik diarahkan Pendidik

untuk mencari informasi dan

menentukan kekhasan yang dimiliki

atom karbon

Peserta didik diminta Pendidik

menuliskan kekhasan yang terdapat

pada atom karbon berdasarkan hasil

diskusi

Quick on The Draw

Peserta didik mengamati penjelasan

Pendidik mengenai aturan

pembelajaran menggunakan teknik

Quick on The Draw

Peserta didik menerima kartu nomor

yang diberikan Pendidik sesuai

dengan warna kelompoknya

Peserta didik menerima materi

sumber yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik diminta Pendidik untuk

membaca materi sumber yang telah

diberikan

Peserta diidik mulai mengerjakan

soal yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik mencari dan

menuliskan jawaban pada lembar

kerja yang telah disediakan oleh

Pendidik

Peserta didik bernomor dua

membawa jawaban yang telah ditulis

pada lembar kerja kepada Pendidik

Peserta didik menunggu koreksian

jawaban dari Pendidik

Peserta didik bernomor dua

mengambil soal kedua yang

diberikan Pendidik jika jawaban

nomer satu telah dibenarkan, begitu

pula seterusnya hingga pertanyaan

terakhir

132

Fase 5

(Evaluasi)

Evaluasi

Peserta didik menyimpulkan hasil

diskusi yang didapatkan sesuai

dengan arahan Pendidik

Peserta didik masing-masing

kelompok diminta Pendidik untuk

mempresentasikan hasil diskusi yang

telah ditemukan

Peserta didik mendengarkan

penguatan materi yang diberikan

Pendidik menggunakan media

ChemSketch dan Power Point

Penutup Refleksi

Peseta didik melakukan refleksi

bersama Pendidik mengenai

pembelajaran yang telah

dilaksanakan

Evaluasi

Peserta didik menyimak penjelasan

Pendidik serta menyimpulkan

pelajaran yang telah dilakukan

bersama

Penugasan

Peserta didik menyimak

pembelajaran selanjutnya yang

diberikan oleh Pendidik

Peserta didik mencatat pekerjaan

rumah yang diberikan Pendidik

Peserta didik melakukan doa dan

menjawab salam dari Pendidik

10 menit

Pertemuan Kedua (2 JP)

Tahap Langkah-Langkah

Pembelajaran Kooperatif Kegiatan

Estimasi

Waktu

Pendahuluan

Orientasi

Peserta didik berdoa sebelum belajar,

menjawab salam dari Pendidik,

bersikap rapi serta siap untuk

memulai pembelajaran

Peserta didik diperiksa kehadirannya

oleh Pendidik

5 menit

133

Fase 1

(Motivasi)

Apersepsi

Peserta didik diminta Pendidik untuk

menjelaskan kembali mengenai

materi yang telah dipelajari

sebelumnya mengenai kekhasan atom

karbon

Peserta didik menjawab pertanyaan

yang diberikan Pendidik mengenai

materi sebelumnya

Apa sajakah kekhasan yang

dimiliki oleh atom karbon?

Motivasi

Peserta didik memperhatikan

Pendidik yang sedang menyampaikan

tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan

Peserta didik menjawab pertanyaan

awal yang diberikan Pendidik

mengenai klasifikasi atom karbon,

“Ada berapa jeniskah atom

karbon?”

Peserta didik dipersilahkan untuk

bertanya kepada Pendidik mengenai

materi yang akan dipelajari

Pemberian Acuan

Peserta didik menerima informasi

dalam power point dari Pendidik

yang menyampaikan mengenai

pelajaran yang akan dibahas pada

pertemuan saat itu

Inti Fase 2

(Menyajikan Informasi)

Fase 3

Menyajikan Informasi

Peserta didik mengamati dan

mendengarkan informasi yang

disajikan Pendidik berupa power

point mengenai jenis-jenis atom

karbon

Mengorganisasikan Peserta Didik ke

dalam Kelompok Kooperatif

Peserta didik mengamati dan

mendengarkan penjelasan dari

75 menit

134

(Mengorganisasikan

Peserta Didik ke dalam

Kelompok Kooperatif)

Fase 4

(Membimbing Kelompok

Bekerja dan Belajar)

Pendidik mengenai cara membentuk

kelompok belajar

Peserta didik mengikuti arahan

Pendidik dalam membentuk

kelompok belajar

Membimbing Kelompok Bekerja dan

Belajar

Peserta didik membuat kelompok

secara acak yang terdiri dari 5-6

orang dengan cara berhitung

berdasarkan arahan dari Pendidik

Peserta didik dengan bimbingan dari

Pendidik membuat struktur sebagai

berikut :

o Struktur atom C yang

berikatan dengan 1 atom C

lain

o Struktur atom C yang

berikatan dengan 2 atom C

lain

o Struktur atom C yang

berikatan dengan 3 atom C

lain

o Struktur atom C yang

berikatan dengan 4 atom C

lain

Peserta didik menelaah contoh-

contoh dari jenis-jenis atom karbon

yang dibuat dengan bimbingan

Pendidik

Peserta didik diminta oleh Pendidik

untuk mencari informasi mengenai

jenis-jenis atom karbon

Peserta didik menentukan jenis atom

karbon pada contoh yang diberikan

Pendidik

Peserta didik diminta Pendidik untuk

emnuliskan jenis-jenis atom karbon

berdasarkan hasil diskusi dan

informasi yang di dapat

Quick on The Draw

135

Quick on The Draw

Fase 5

(Evaluasi)

Peserta didik mengamati penjelasan

Pendidik mengenai aturan

pembelajaran menggunakan teknik

Quick on The Draw

Peserta didik menerima kartu nomor

yang diberikan Pendidik sesuai

dengan warna kelompoknya

Peserta didik menerima materi

sumber yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik diminta Pendidik untuk

membaca materi sumber yang telah

diberikan

Peserta diidik mulai mengerjakan

soal yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik mencari dan

menuliskan jawaban pada lembar

kerja yang telah disediakan oleh

Pendidik

Peserta didik bernomor dua

membawa jawaban yang telah ditulis

pada lembar kerja kepada Pendidik

Peserta didik menunggu koreksian

jawaban dari Pendidik

Peserta didik bernomor dua

mengambil soal kedua yang

diberikan Pendidik jika jawaban

nomer satu telah dibenarkan, begitu

pula seterusnya hingga pertanyaan

terakhir

Evaluasi

Peserta didik menyimpulkan hasil

diskusi yang didapatkan sesuai

dengan arahan Pendidik

Peserta didik masing-masing

kelompok diminta Pendidik untuk

mempresentasikan hasil diskusi yang

telah ditemukan

Peserta didik mendengarkan

penguatan materi yang diberikan

Pendidik menggunakan media

ChemSketch dan Power Point

136

Penutup Refleksi

Peseta didik melakukan refleksi

bersama Pendidik mengenai

pembelajaran yang telah

dilaksanakan

Evaluasi

Peserta didik menyimak penjelasan

Pendidik serta menyimpulkan

pelajaran yang telah dilakukan

bersama

Penugasan

Peserta didik menyimak

pembelajaran selanjutnya yang

diberikan oleh Pendidik

Peserta didik mencatat pekerjaan

rumah yang diberikan Pendidik

Peserta didik melakukan doa dan

menjawab salam dari Pendidik

10 menit

Pertemuan Ketiga (2 JP)

Tahap Langkah-Langkah

Pembelajaran Kooperatif Kegiatan

Estimasi

Waktu

Pendahuluan

Orientasi

Peserta didik berdoa sebelum belajar,

menjawab salam dari Pendidik,

bersikap rapi serta siap untuk

memulai pembelajaran

Peserta didik diperiksa kehadirannya

oleh Pendidik

Apersepsi

Peserta didik diminta Pendidik untuk

menjelaskan kembali mengenai

materi yang telah dipelajari

sebelumnya mengenai jenis-jenis

atom karbon

Peserta didik menjawab pertanyaan

yang diberikan Pendidik mengenai

materi yang dipelajari sebelumnya

dengan menggunakan power point

5 menit

137

Fase 1

(Motivasi)

Ada berapa jeniskah atom

karbon?

Apa yang dimaksud atom

karbon primer, sekunder,

tersier, dan kuartener?

Motivasi

Peserta didik menjawab pertanyaan

awal yang diberikan Pendidik

mengenai klasifikasi senyawa

hidrokarbon, “Terbagi menjadi

berapakah senyawa hidrokarbon?”

Peserta didik dipersilahkan untuk

bertanya kepada Pendidik mengenai

materi yang akan dipelajari

Pemberian Acuan

Peserta didik menerima informasi

dalam power point dari Pendidik

yang menyampaikan mengnai materi

pelajaran yang akan dibahas pada

pertemuan saat itu

Inti Fase 2

(Menyajikan Informasi)

Fase 3

(Mengorganisasikan

Peserta Didik ke dalam

Kelompok Kooperatif)

Fase 4

(Membimbing Kelompok

Bekerja dan Belajar)

Menyajikan Informasi

Peserta didik mengamati dan

mendengarkan informasi yang

disajikan Pendidik berupa power

point jenis-jenis atom karbon

Mengorganisasikan Peserta Didik ke

dalam Kelompok Kooperatif

Peserta didik mengamati dan

mendengarkan penjelasan dari

Pendidik mengenai cara membentuk

kelompok belajar

Peserta didik mengikuti arahan

Pendidik dalam membentuk

kelompok belajar

Membimbing Kelompok Bekerja dan

Belajar

Peserta didik membuat kelompok

secara acak yang terdiri dari 5-6

orang dengan cara berhitung

berdasarkan arahan dari Pendidik

75 menit

138

Quick on The Draw

Peserta didik dengan bimbingan dari

Pendidik membuat struktur sebagai

berikut :

Struktur atom C dengan C lain

dengan ikatan tunggal

Struktur atom C dengan C lain

dengan ikatan rangkap dua

Struktur atom C dengan C lain

dengan ikatan rangkap tiga

Peserta didik menelaah dan

membedakan 3 contoh struktur yang

dibuat dengan bimbingan Pendidik

Peserta didik diminta oleh Pendidik

untuk mencari informasi mengenai

senyawa-senyawa hidrokarbon

Peserta didik diminta Pendidik untuk

menentukan senyawa hidrokarbon

dari contoh struktur yang diberikan

Pendidik

Peserta didik diminta Pendidik untuk

menuliskan macam-macam senyawa

hidrokarbon yang meliputi tata nama,

rumus molekul, bentuk struktur dari

senyawa-senyawa hidrokarbon

berdasarkan hasil diskusi dan

informasi yang didapat

Quick on The Draw

Peserta didik mengamati penjelasan

Pendidik mengenai aturan

pembelajaran menggunakan teknik

Quick on The Draw

Peserta didik menerima kartu nomor

yang diberikan Pendidik sesuai

dengan warna kelompoknya

Peserta didik menerima materi

sumber yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik diminta Pendidik untuk

membaca materi sumber yang telah

diberikan

139

Fase 5

(Evaluasi)

Peserta diidik mulai mengerjakan

soal yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik mencari dan

menuliskan jawaban pada lembar

kerja yang telah disediakan oleh

Pendidik

Peserta didik bernomor dua

membawa jawaban yang telah ditulis

pada lembar kerja kepada Pendidik

Peserta didik menunggu koreksian

jawaban dari Pendidik

Peserta didik bernomor dua

mengambil soal kedua yang

diberikan Pendidik jika jawaban

nomer satu telah dibenarkan, begitu

pula seterusnya hingga pertanyaan

terakhir

Evaluasi

Peserta didik menyimpulkan hasil

diskusi yang didapatkan sesuai

dengan arahan Pendidik

Peserta didik masing-masing

kelompok diminta Pendidik untuk

mempresentasikan hasil diskusi yang

telah ditemukan

Peserta didik mendengarkan

penguatan materi yang diberikan

Pendidik menggunakan media Power

Point

Penutup Refleksi

Peseta didik melakukan refleksi

bersama Pendidik mengenai

pembelajaran yang telah

dilaksanakan

Evaluasi

Peserta didik menyimak penjelasan

Pendidik serta menyimpulkan

pelajaran yang telah dilakukan

bersama

10 menit

140

Penugasan

Peserta didik menyimak

pembelajaran selanjutnya yang

diberikan oleh Pendidik

Peserta didik mencatat pekerjaan

rumah yang diberikan Pendidik

Peserta didik melakukan doa dan

menjawab salam dari Pendidik

Pertemuan Keempat (2 JP)

Tahap Langkah-Langkah

Pembelajaran Kooperatif Kegiatan

Estimasi

Waktu

Pendahuluan

Fase 1

Orientasi

Peserta didik berdoa sebelum belajar,

menjawab salam dari Pendidik,

bersikap rapi serta siap untuk

memulai pembelajaran

Peserta didik diperiksa kehadirannya

oleh Pendidik

Apersepsi

Peserta didik diminta Pendidik untuk

menjelaskan kembali mengenai

materi yang telah dipelajari

sebelumnya mengenai golongan dari

senyawa-senyawa hidrokarbon

Peserta didik menjawab pertanyaan

yang diberikan Pendidik mengenai

materi sebelumnya

Ada berapa senyawa yang

termasuk golongan dari

senyawa hidrokarbon?

Bagaimana tata nama, rumus

molekul, dan struktur dari

senyawa alkana?

Bagaimana tata nama, rumus

molekul, dan struktur dari

senyawa alkena?

Bagaimana tata nama, rumus

molekul, dan struktur dari

senyawa alkuna?

Motivasi

5 menit

141

(Motivasi)

Peserta didik memperhatikan

pendidik yang sedang menyampaikan

tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan

Peserta didik menjawab pertanyaan

awal yang diberikan Pendidik

mengenai sifat fisis senyawa

hidrokarbon, “Bagaimanakah sifat

fisis dari senyawa hidrokarbon?

Bagaimanakah sifat fisis dari

senyawa alkana, alkena, dan

alkuna?”

Pemberian Acuan

Peserta didik menerima informasi

dalam power point dari Pendidik

yang menyampaikan mengenai

pelajaran yang akan dibahas pada

pertemuan saat itu

Inti Fase 2

(Menyajikan Informasi)

Fase 3

(Mengorganisasikan

Peserta Didik ke dalam

Kelompok Kooperatif)

Fase 4

(Membimbing Kelompok

Bekerja dan Belajar)

Menyajikan Informasi

Peserta didik mengamati dan

mendengarkan infomasi yang

disajikan Pendidik berupa power

point mengenai sifat-sifat yang

terdapat dalam senyawa hidrokarbon

Mengorganisasikan Peserta Didik ke

dalam Kelompok Kooperatif

peserta didik mengamati penjelasan

dari Pendidik mengenai cara

membentuk kelompok belajar

peserta didik mengikuti arahan

Pendidik dalam membentuk

kelompok belajar

Membimbing Kelompok Bekerja dan

Belajar

Peserta didik membuat kelompok

secara acak yang terdiri dari 5-6

orang dengan cara berhitung

berdasarkan arahan dari Pendidik

Peserta didik menuliskan nama-nama

senyawa yang termasuk golongan

alkana, alkena, dan alkuna dengan

arahan Pendidik

75 menit

142

Quick on The Draw

Peserta didik dengan dibimbing

Pendidik menentukan rumus molekul

dan Mr pada nama-nama senyawa

tersebut

Peserta didik diminta oleh Pendidik

untuk mencari informasi mengenai

sifat fisis senyawa alkana, alkena, dan

alkuna berdasarkan Mr dan titik didih

atau titik lelehnya

Peserta didik diminta Pendidik untuk

mendiskusikan secara berkelompo

mengenai perbedaan sifat fisis

senyawa alkana, alkena, dan alkuna

Peserta didik diminta Pendidik untuk

menentukan sifat fisis senyawa

alkana, alkena, dan alkuna

berdasarkan Mr dan titik didih atau

titik lelehnya

Peserta didik diminta Pendidik untuk

menuliskan sifar-sifat fisis senyawa

alkana, alkena, dan alkuna

berdasarkan hasil diskusi dan

informasi yang didapatkan

Quick on The Draw

Peserta didik mengamati penjelasan

Pendidik mengenai aturan

pembelajaran menggunakan teknik

Quick on The Draw

Peserta didik menerima kartu nomor

yang diberikan Pendidik sesuai

dengan warna kelompoknya

Peserta didik menerima materi

sumber yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik diminta Pendidik untuk

membaca materi sumber yang telah

diberikan

Peserta diidik mulai mengerjakan

soal yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik mencari dan

menuliskan jawaban pada lembar

143

Fase 5

(Evaluasi)

kerja yang telah disediakan oleh

Pendidik

Peserta didik bernomor dua

membawa jawaban yang telah ditulis

pada lembar kerja kepada Pendidik

Peserta didik menunggu koreksian

jawaban dari Pendidik

Peserta didik bernomor dua

mengambil soal kedua yang

diberikan Pendidik jika jawaban

nomer satu telah dibenarkan, begitu

pula seterusnya hingga pertanyaan

terakhir

Evaluasi

Peserta didik menyimpulkan hasil

diskusi yang didapatkan sesuai

dengan arahan Pendidik

Peserta didik masing-masing

kelompok diminta Pendidik untuk

mempresentasikan hasil diskusi yang

telah ditemukan

Peserta didik mendengarkan

penguatan materi yang diberikan

Pendidik menggunakan media

ChemSketch dan Power Point

Penutup Refleksi

Peseta didik melakukan refleksi

bersama Pendidik mengenai

pembelajaran yang telah

dilaksanakan

Evaluasi

Peserta didik menyimak penjelasan

Pendidik serta menyimpulkan

pelajaran yang telah dilakukan

bersama

Penugasan

Peserta didik menyimak

pembelajaran selanjutnya yang

diberikan oleh Pendidik

Peserta didik mencatat pekerjaan

rumah yang diberikan Pendidik

10 menit

144

Peserta didik melakukan doa dan

menjawab salam dari Pendidik

Pertemuan Kelima (2 JP)

Tahap Langkah-Langkah

Pembelajaran Kooperatif Kegiatan

Estimasi

Waktu

Pendahuluan

Fase 1

(Motivasi)

Orientasi

Peserta didik berdoa sebelum belajar,

menjawab salam dari Pendidik,

bersikap rapi serta siap untuk

memulai pembelajaran

Peserta didik diperiksa kehadirannya

oleh Pendidik

Apersepsi

Peserta didik diminta Pendidik untuk

menjelaskan kembali mengenai

materi yang telah dipelajari

sebelumnya mengenai sifat fisis

senyawa alkana, alkena, dan alkuna

Peserta didik menjawab pertanyaan

yang diberikan Pendidik mengenai

materi sebelumnya

Bagaimanakah sifat fisis

senyawa hidrokarbon

berdasarkan Mr-nya?

Bagaimanakah sifat fisis

senyawa hidrokarbon

berdasarkan titik didih atau

titik lelehnya?

Motivasi

Peserta didik memperhatikan

Pendidik yang sedang menyampaikan

tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan

Peserta didik menjawab pertanyaan

awal yang diberikan Pendidik

mengenai isomer, “Apakah yang

dimaksud dengan isomer?Ada

berapa jenis isomer dalam senyawa

hidrokarbon?”

5 menit

145

Pemberian Acuan

Peserta didik menerima informasi

dalam power point dari Pendidik

yang menyampaikan mengenai

pelajaran yang akan dibahas pada

pertemuan saat itu

Inti Fase 2

(Menyajikan Informasi)

Fase 3

(Mengorganisasikan

Peserta Didik ke dalam

Kelompok Kooperatif)

Fase 4

(Membimbing Kelompok

Bekerja dan Belajar)

Menyajikan Informasi

Peserta didik mengamati dan

mendengarkan penjelasan dari

Pendidik mengenai macam-macam

isomer dalam senyawa hidrokarbon

Mengorganisasikan Peserta Didik ke

dalam Kelompok Kooperatif

Peserta didik mengamati dan

mendengarkan penjelasan dari

Pendidik mengenai cara membentuk

kelompok belajar

Peserta didik mengikuti arahan

Pendidik dalam membentuk

kelompok belajar

Membimbing Kelompok Bekerja dan

Belajar

Peserta didik membuat kelompok

secara acak yang terdiri dari 5-6

orang dengan cara berhitung

berdasarkan arahan dari Pendidik

Peserta didik yang diarahkan oleh

Pendidik membuat contoh-contoh

isomer yang terdapat pada senyawa

alkana, alkena, dan alkuna

Peserta didik diminta oleh Pendidik

untuk mencari informasi mengenai

cara penentuan isomer pada suatu

senyawa

Peserta didik diminta Pendidik

mendiskusikan mengenai cara

penentuan isomer pada suatu

senyawa alkana, alkena, dan alkuna

Peserta didik diminta untuk

menuliskan hasil diskusi berdasarkan

informasi yang didapatkan

75 menit

146

Quick on The Draw

Fase 5

(Evaluasi)

Quick on The Draw

Peserta didik mengamati penjelasan

Pendidik mengenai aturan

pembelajaran menggunakan teknik

Quick on The Draw

Peserta didik menerima kartu nomor

yang diberikan Pendidik sesuai

dengan warna kelompoknya

Peserta didik menerima materi

sumber yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik diminta Pendidik untuk

membaca materi sumber yang telah

diberikan

Peserta diidik mulai mengerjakan

soal yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik mencari dan

menuliskan jawaban pada lembar

kerja yang telah disediakan oleh

Pendidik

Peserta didik bernomor dua

membawa jawaban yang telah ditulis

pada lembar kerja kepada Pendidik

Peserta didik menunggu koreksian

jawaban dari Pendidik

Peserta didik bernomor dua

mengambil soal kedua yang

diberikan Pendidik jika jawaban

nomer satu telah dibenarkan, begitu

pula seterusnya hingga pertanyaan

terakhir

Evaluasi

Peserta didik menyimpulkan hasil

diskusi yang didapatkan sesuai

dengan arahan Pendidik

Peserta didik masing-masing

kelompok diminta Pendidik untuk

mempresentasikan hasil diskusi yang

telah ditemukan

Peserta didik mendengarkan

penguatan materi yang diberikan

147

Pendidik menggunakan media

ChemSketch dan Power Point

Penutup Refleksi

Peseta didik melakukan refleksi

bersama Pendidik mengenai

pembelajaran yang telah

dilaksanakan

Evaluasi

Peserta didik menyimak penjelasan

Pendidik serta menyimpulkan

pelajaran yang telah dilakukan

bersama

Penugasan

Peserta didik menyimak

pembelajaran selanjutnya yang

diberikan oleh Pendidik

Peserta didik mencatat pekerjaan

rumah yang diberikan Pendidik

Peserta didik melakukan doa dan

menjawab salam dari Pendidik

10 menit

Pertemuan Keenam (2 JP)

Tahap Langkah-Langkah

Pembelajaran Kooperatif Kegiatan

Estimasi

Waktu

Pendahuluan

Orientasi

Peserta didik berdoa sebelum belajar,

menjawab salam dari Pendidik,

bersikap rapi serta siap untuk

memulai pembelajaran

Peserta didik diperiksa kehadirannya

oleh Pendidik

Apersepsi

Peserta didik diminta Pendidik untuk

menjelaskan kembali mengenai

materi yang telah dipelajari

sebelumnya mengenai isomer dari

senyawa hidrokarbon

Peserta didik menjawab pertanyaan

yang diberikan Pendidik mengenai

materi sebelumnya

5 menit

148

Fase 1

(Motivasi)

Ada berapa jenis isomer

dalam senyawa hidrokarbon?

Motivasi

Peserta didik memperhatikan

Pendidik yang sedang menyampaikan

tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan

Peserta didik menjawab pertanyaan

awal yang diberikan Pendidik

mengenai klasifikasi atom karbon,

“Apa sajakah reaksi yang terjadi

pada senyawa hidrokarbon?”

Peserta didik dipersilahkan untuk

bertanya kepada Pendidik mengenai

materi yang akan dipelajari

Pemberian Acuan

Peserta didik menerima informasi

dalam power point dari Pendidik

yang menyampaikan mengenai

pelajaran yang akan dibahas pada

pertemuan saat itu

Inti Fase 2

(Menyajikan Informasi)

Fase 3

(Mengorganisasikan

Peserta Didik ke dalam

Kelompok Kooperatif)

Fase 4

(Membimbing Kelompok

Bekerja dan Belajar)

Menyajikan Informasi

Peserta didik mengamati dan

mendengarkan informasi yang

disajikan Pendidik berupa power

point mengenai macam-macam

reaksi yang terdapat dalam senyawa

hidrokarbon

Mengorganisasikan Peserta Didik ke

dalam Kelompok Kooperatif

Peserta didik mengamati dan

mendengarkan penjelasan dari

Pendidik mengenai cara membentuk

kelompok belajar

Peserta didik mengikuti arahan

Pendidik dalam membentuk

kelompok belajar

Membimbing Kelompok Bekerja dan

Belajar

Peserta didik membuat kelompok

secara acak yang terdiri dari 5-6

75 menit

149

Quick on The Draw

orang dengan cara berhitung

berdasarkan arahan dari Pendidik

Peserta didik dengan arahan Pendidik

membuat contoh reaksi dari macam-

macam reaksi senyawa hidrokarbon

yang telah diinformasikan

sebelumnya

Peserta didik diminta Pendidik untuk

berdiskusi mengenai reaksi-raksi

senyawa hidrokarbon

Peserta didik diminta Pendidik untuk

menuliskan contoh dari masing-

masing reaksi senyawa hidrokarbon

Quick on The Draw

Peserta didik mengamati penjelasan

Pendidik mengenai aturan

pembelajaran menggunakan teknik

Quick on The Draw

Peserta didik menerima kartu nomor

yang diberikan Pendidik sesuai

dengan warna kelompoknya

Peserta didik menerima materi

sumber yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik diminta Pendidik untuk

membaca materi sumber yang telah

diberikan

Peserta diidik mulai mengerjakan

soal yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik mencari dan

menuliskan jawaban pada lembar

kerja yang telah disediakan oleh

Pendidik

Peserta didik bernomor dua

membawa jawaban yang telah ditulis

pada lembar kerja kepada Pendidik

Peserta didik menunggu koreksian

jawaban dari Pendidik

Peserta didik bernomor dua

mengambil soal kedua yang

diberikan Pendidik jika jawaban

nomer satu telah dibenarkan, begitu

150

Fase 5

(Evaluasi)

pula seterusnya hingga pertanyaan

terakhir

Evaluasi

Peserta didik menyimpulkan hasil

diskusi yang didapatkan sesuai

dengan arahan Pendidik

Peserta didik masing-masing

kelompok diminta Pendidik untuk

mempresentasikan hasil diskusi yang

telah ditemukan

Peserta didik mendengarkan

penguatan materi yang diberikan

Pendidik menggunakan media

ChemSketch dan Power Point

Penutup Refleksi

Peseta didik melakukan refleksi

bersama Pendidik mengenai

pembelajaran yang telah

dilaksanakan

Evaluasi

Peserta didik menyimak penjelasan

Pendidik serta menyimpulkan

pelajaran yang telah dilakukan

bersama

Penugasan

Peserta didik menyimak

pembelajaran selanjutnya yang

diberikan oleh Pendidik

Peserta didik mencatat pekerjaan

rumah yang diberikan Pendidik

Peserta didik melakukan doa dan

menjawab salam dari Pendidik

10 menit

151

J. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Penilaian Sikap : Observasi/Pengamatan

b. Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis

2. Bentuk Penilaian

a. Observasi : Lembar pengamatan aktivitas peserta didik

b. Tes tertulis : Lembar kerja peser didik

3. Instrumen Penilaian

a. Soal essay kemampuan berpikir kreatif

Tangerang Selatan, 10 Oktober 2020

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia

Peneliti

(Retno Sulistyorini, S.Si,M.Pd) (Hanna Pratiwi)

152

Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelas Kontrol

A. Identitas

6. Sekolah :

7. Mata Pelajaran : Kimia

8. Kelas / Semester : XI / I

9. Materi Pokok : Hidrokarbon

10. Alokasi Waktu : 12 x 45 menit

B. Kompetensi Inti (KI)

5. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

6. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

sedrcara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar 3 Kompetensi Dasar 4

3.2 Menganalisis struktur dan sifat

senyawa hidrokarbon

berdasarkan kekhasan atom

4.2 Membuat model visual

berbagai struktur molekul

hidrokarbon yang memiliki

rumus molekul yang sama.

153

karbon dan golongan

senyawanya.

6.1.1. Mengidentifikasi

kekhasan atom karbon

dalam senyawa

hidrokarbon

6.1.2. Mengklasifikasi atom C

primer, sekunder, tersier

dan kuartener

6.1.3. Mengidentifikasi

senyawa alkana, alkena,

dan alkuna meliputi tata

nama dan jenis

ikatannya

6.1.4. Menganalisis sifat fisis

senyawa alkana, alkena,

dan alkuna

6.1.5. Mengidentifikasi isomer

strutktur dan isomer

geometri yang terdapat

pada senyawa

hidrokarbon

6.1.6. Menganalisis reaksi

sederhana alkana,

alkena, dan alkuna

8.1.1. Membuat struktur

atom karbon

berdasarkan

konfigurasi elektron

8.1.2. Membuat struktur

atom C primer,

sekunder, tersier, dan

kuartener

8.1.3. Membuat struktur

atom karbon

berdasarkan jenis

ikatan pada senyawa

alkana, alkena, dan

alkuna

8.1.4. Menuliskan sifat fisis

senyawa alkana,

alkena, dan alkuna

8.1.5. Membuat isomer pada

senyawa hidrokarbon

dengan rumus molekul

yang sama

8.1.6. Membuat reaksi

sederhana senyawa

alkana, alkena, dan

alkuna

D. Tujuan Pembelajaran

Selama dan setelah pertemuan mengikuti proses pembelajaran ini, peserta didik

diharapkan mampu :

154

Mengetahui manfaat dan kegunaan senyawa hidrokarbon dalam

kehidupan sehari-hari

Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam

mengkaji senyawa hidrokarbon

Berperilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, adil, visioner,

dan kerjasama dalam melakukan percobaan dan berdiskusi

Peserta didik mampu mengidentifikasi struktur senyawa hidrokarbon

berdasarkan kekhasan atom karbon

Peserta didik mampu mengidentifikasi struktur senyawa hidrokarbon

berdasarkan penggolongan senyawanya

Peserta didik mampu mengidentifikasi isomer-isomer yang terdapat

pada senyawa hidrokarbon

Peserta didik mampu membuat model visual struktur hidrokarbon

Peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil kerjanya

E. Materi Pembelajaran

1. Fakta

Atom karbon adalah unsur yang terletak pada golongan IV A.

Atom karbon mempunyai kekhasan tertentu yang menyebabkan dia

dapat membentuk berbagai senyawa. Berdasarkan konfigurasi elektron,

atom karbon memiliki 4 elektron valensi. Sehingga dia bisa membentuk

ikatan kovalen dengan atom lain. Kekhasan atom karbon lainnya adalah

dapat membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, serta dapat

membentuk rantai karbon.

Pada dasarnya, reaksi kimia melibatkan pemutusan dan

pembentukan ikatan kimis zat-zat dalam reaksi. Alkana memiliki dua

jenis ikatan kimia yaitu C – C, C – H, dan ikatannya kuat. Alkena

memiliki ikatan rangkap sehingga jauh lebih reaktif daripada alkana.

155

Alkuna memiliki ikatan rangkap tiga yang menyebabkan terjadinya

reaksi adisi, polimerisasi, substitusi, dan pembakaran.

2. Konsep

Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya

mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.

Hidrokarbon merupakan salah satu senyawa organik yang

penyusunannya terdiri atas atom unsur karbon (C) dan atom unsur

hidrogen (H). Sebuah hidrokarbon murni benar-benar terdiri dari hanya

atom karbon dan atom hidrogen, sedangkan yang tidak murni

mengandung atom karbon dan atom hidrogen yang terikat pada atom

lain, seperti nitrogen atau belerang. Senyawa hidrokarbon yang paling

sederhana adalah metana dengan satu atom karbon dan empat atom

hidrogen.

Ada berbagai bentuk hidrokarbon. Beberapa molekul hanya

rantai karbon dan hidrogen yang dapat mengisi ratusan atom, sementara

yang lain diatur dalam cincin rumit dan bentuk lainnya.

3. Prinsip

Prinsip yang akan dijelaskan dalam materi ini mengenai :

Struktur atom karbon dan ikatan-ikatannya

Struktur hidrokarbon dilihat dari kekhasan atom karbonnya

Struktur hidrokarbon dilihat dari penggolongan senyawanya

Sifat hidrokarbon dilihat dari kekhasan atom karbonnya

Sifat hidrokarbon dilihat dari penggolongan senyawanya

Isomer pada senyawa hidrokarbon

4. Prosedural

Mengidentifikasi struktur hidrokarbon dari kekhasan atom

karbonnya

Mengidentifikasi struktur hidrokarbon dari penggolongan

senyawanya

156

Menganalisis sifat hidrokarbon berdasarkan kekhasan atom

karbonnya

Menganalisis sifat hidrokarbon berdasarkan penggolongan

senyawanya

Menganalisis isomer pada senyawa hidrokarbon

F. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran

4. Pendekatan : Scientific

5. Model Pembelajaran : Ceramah

6. Metode Pembelajaran : Tanya Jawab

G. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran

Whiteboard

Video mengenai hidrokarbon

LKS

H. Sumber Belajar

Buku sumber

Bahan Ajar

Internet

I. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama (2 JP)

Tahap Kegiatan Estimasi Waktu

Pendahuluan Orientasi

Peserta didik berdoa sebelum belajar,

menjawab salam dari Pendidik,

bersikap rapi serta siap untuk memulai

pembelajaran

Peserta didik diperiksa kehadirannya

oleh Pendidik

Apersepsi

Peserta didik diberikan pertanyaan oleh

Pendidik mengenai materi pelajaran

kelas X

5 menit

157

Peserta didik menjawab pertanyaan

yang diberikan Pendidik mengenai

materi yang dipelajari sebelumnya

dengan menggunakan power point

Apa yang dimaksud dengan

sistem periodik unsur?

Bagaimana cara menentukan

konfigurasi elektron dalam

suatu atom?

Apakah yang dimaksud dengan

kestabilan unsur? Senyawa apa

yang memiliki unsur paling

stabil?

Apakah yang dimaksud dengan

ikatan kimia? Ada berapa jenis

ikatan dalam ilmu kimia?

Motivasi

Peserta didik memperhatikan Pendidik

yang sedang menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dilaksanakan

Peserta didik menjawab pertanyaan

awal yang diberikan pendidik mengenai

senyawa hidrokarbon, “Apa yang

dimaksud dengan senyawa

hidrokarbon?”

Peserta didik dipersilahkan untuk

bertanya kepada Pendidik mengenai

materi yang akan dipelajari

Pemberian Acuan

Peserta didik menerima informasi

dalam power point dari Pendidik yang

menyampaikan mengenai materi

pelajaran yang akan dibahas pada

pertemuan saat itu

Inti Eksplorasi

Peserta didik mengamati gambar yang

ditampilkan pada power point oleh

Pendidik

Peserta didik menyimak penjelasan dari

Pendidik mengenai pengertian senyawa

hidrokarbon

75 menit

158

Peserta didik mengajukan pertanyaan

kepada Pendidik mengenai materi yang

telah disampaikan

Elaborasi

Peserta didik diminta Pendidik untuk

mencari informasi mengenai kekhasan

yang dimiliki oleh atom karbon

Peserta didik memberitahu dan

menanyakan kesulitan kepada Pendidik

jika mengalami kesulitan selama

pembelajaran berlangsung

Peserta didik menyelesaikan soal-soal

yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik menuliskan jawaban dari

soal yang diberikan Pendidik pada

lembar kerja yang telah diberikan

Peserta didik yang disebutkan namanya

oleh Pendidik diminta untuk

menuliskan jawaban dari soal yang

telah dikerjakan

Konfirmasi

Peserta didik mengoreksi dan memberi

masukan kepada Peserta didik yang

maju menjawab soal yang telah

dikerjakan berdasarkan arahan

Pendidik

Penutup Refleksi

Peseta didik melakukan refleksi

bersama Pendidik mengenai

pembelajaran yang telah dilaksanakan

Evaluasi

Peserta didik menyimak penjelasan

Pendidik serta menyimpulkan pelajaran

yang telah dilakukan bersama

Penugasan

Peserta didik menyimak pembelajaran

selanjutnya yang diberikan oleh

Pendidik

Peserta didik mencatat pekerjaan rumah

yang diberikan Pendidik

Peserta didik melakukan doa dan

menjawab salam dari Pendidik

10 menit

159

Pertemuan Kedua (2 JP)

Tahap Kegiatan Estimasi Waktu

Pendahuluan Orientasi

Peserta didik berdoa sebelum belajar,

menjawab salam dari Pendidik,

bersikap rapi serta siap untuk memulai

pembelajaran

Peserta didik diperiksa kehadirannya

oleh Pendidik

Apersepsi

Peserta didik diminta Pendidik untuk

menjelaskan kembali mengenai materi

yang telah dipelajari sebelumnya

mengenai kekhasan atom karbon

Peserta didik menjawab pertanyaan

yang diberikan Pendidik mengenai

materi sebelumnya

Apa sajakah kekhasan yang

dimiliki oleh atom karbon?

Motivasi

Peserta didik memperhatikan Pendidik

yang sedang menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dilaksanakan

Peserta didik menjawab pertanyaan

awal yang diberikan Pendidik

mengenai klasifikasi atom karbon,

“Ada berapa jeniskah atom karbon?”

Peserta didik dipersilahkan untuk

bertanya kepada Pendidik mengenai

materi yang akan dipelajari

Pemberian Acuan

Peserta didik menerima informasi

dalam power point dari Pendidik yang

menyampaikan mengenai pelajaran

yang akan dibahas pada pertemuan saat

itu

5 menit

Inti Eksplorasi 75 menit

160

Peserta didik diberikan contoh

mengenai jenis-jenis atom karbon pada

power point yang ditampilkan Pendidik

Peserta didik menyimak penjelasan dari

Pendidik mengenai jenis-jenis atom

karbon

Peserta didik mengajukan pertanyaan

kepada Pendidik mengenai materi yang

telah disampaikan

Elaborasi

Peserta didik diminta Pendidik untuk

mencari informasi jenis-jenis atom

karbon

Peserta didik memberitahu dan

menanyakan kesulitan kepada Pendidik

jika mengalami kesulitan selama

pembelajaran berlangsung

Peserta didik menyelesaikan soal-soal

yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik menuliskan jawaban dari

soal yang diberikan Pendidik pada

lembar kerja yang telah diberikan

Peserta didik yang disebutkan namanya

oleh Pendidik diminta untuk

menuliskan jawaban dari soal yang

telah dikerjakan

Konfirmasi

Peserta didik mengoreksi dan memberi

masukan kepada Peserta didik yang

maju menjawab soal yang telah

dikerjakan berdasarkan arahan

Pendidik

Penutup Refleksi

Peseta didik melakukan refleksi

bersama Pendidik mengenai

pembelajaran yang telah dilaksanakan

Evaluasi

Peserta didik menyimak penjelasan

Pendidik serta menyimpulkan pelajaran

yang telah dilakukan bersama

Penugasan

10 menit

161

Peserta didik menyimak pembelajaran

selanjutnya yang diberikan oleh

Pendidik

Peserta didik mencatat pekerjaan

rumah yang diberikan Pendidik

Peserta didik melakukan doa dan

menjawab salam dari Pendidik

Pertemuan Ketiga (2 JP)

Tahap Kegiatan Estimasi Waktu

Pendahuluan Orientasi

Peserta didik berdoa sebelum belajar,

menjawab salam dari Pendidik,

bersikap rapi serta siap untuk memulai

pembelajaran

Peserta didik diperiksa kehadirannya

oleh Pendidik

Apersepsi

Peserta didik diminta Pendidik untuk

menjelaskan kembali mengenai materi

yang telah dipelajari sebelumnya

mengenai jenis-jenis atom karbon

Peserta didik menjawab pertanyaan

yang diberikan Pendidik mengenai

materi yang dipelajari sebelumnya

dengan menggunakan power point

Ada berapa jeniskah atom

karbon?

Apa yang dimaksud atom

karbon primer, sekunder,

tersier, dan kuartener?

Motivasi

Peserta didik menjawab pertanyaan

awal yang diberikan Pendidik

mengenai klasifikasi senyawa

hidrokarbon, “Terbagi menjadi

berapakah senyawa hidrokarbon?”

Peserta didik dipersilahkan untuk

bertanya kepada Pendidik mengenai

materi yang akan dipelajari

Pemberian Acuan

5 menit

162

Peserta didik menerima informasi

dalam power point dari Pendidik yang

menyampaikan mengnai materi

pelajaran yang akan dibahas pada

pertemuan saat itu

Inti Eksplorasi

Peserta didik mengamati contoh-contoh

senyawa alkana, alkena dan alkuna

pada power point yang ditampilkan

guru

Peserta didik menyimak penjelasan dari

Pendidik mengenai golongan senyawa

hidrokarbon meliputi alkana, alkena,

dan alkuna

Peserta didik mengajukan pertanyaan

kepada Pendidik mengenai materi yang

telah disampaikan

Elaborasi

Peserta didik diminta Pendidik untuk

mencari informasi mengenai senyawa

alkana, alkena, dan alkuna

Peserta didik memberitahu dan

menanyakan kesulitan kepada Pendidik

jika mengalami kesulitan selama

pembelajaran berlangsung

Peserta didik menyelesaikan soal-soal

yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik menuliskan jawaban dari

soal yang diberikan Pendidik pada

lembar kerja yang telah diberikan

Peserta didik yang disebutkan namanya

oleh Pendidik diminta untuk

menuliskan jawaban dari soal yang

telah dikerjakan

Konfirmasi

Peserta didik mengoreksi dan memberi

masukan kepada Peserta didik yang

maju menjawab soal yang telah

75 menit

163

dikerjakan berdasarkan arahan

Pendidik

Penutup Refleksi

Peseta didik melakukan refleksi

bersama Pendidik mengenai

pembelajaran yang telah dilaksanakan

Evaluasi

Peserta didik menyimak penjelasan

Pendidik serta menyimpulkan pelajaran

yang telah dilakukan bersama

Penugasan

Peserta didik menyimak pembelajaran

selanjutnya yang diberikan oleh

Pendidik

Peserta didik mencatat pekerjaan rumah

yang diberikan Pendidik

Peserta didik melakukan doa dan

menjawab salam dari Pendidik

10 menit

Pertemuan Keempat (2 JP)

Tahap Kegiatan Estimasi

Waktu

Pendahuluan Orientasi

Peserta didik berdoa sebelum belajar,

menjawab salam dari Pendidik,

bersikap rapi serta siap untuk memulai

pembelajaran

Peserta didik diperiksa kehadirannya

oleh Pendidik

Apersepsi

Peserta didik diminta Pendidik untuk

menjelaskan kembali mengenai materi

yang telah dipelajari sebelumnya

mengenai golongan dari senyawa-

senyawa hidrokarbon

Peserta didik menjawab pertanyaan

yang diberikan Pendidik mengenai

materi sebelumnya

5 menit

164

Ada berapa senyawa yang

termasuk golongan dari

senyawa hidrokarbon?

Bagaimana tata nama, rumus

molekul, dan struktur dari

senyawa alkana?

Bagaimana tata nama, rumus

molekul, dan struktur dari

senyawa alkena?

Bagaimana tata nama, rumus

molekul, dan struktur dari

senyawa alkuna?

Motivasi

Peserta didik memperhatikan pendidik

yang sedang menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dilaksanakan

Peserta didik menjawab pertanyaan

awal yang diberikan Pendidik mengenai

sifat fisis senyawa hidrokarbon,

“Bagaimanakah sifat fisis dari senyawa

hidrokarbon? Bagaimanakah sifat fisis

dari senyawa alkana, alkena, dan

alkuna?”

Pemberian Acuan

Peserta didik menerima informasi

dalam power point dari Pendidik yang

menyampaikan mengenai pelajaran

yang akan dibahas pada pertemuan saat

itu

Inti Eksplorasi

Peserta didik mengamati video tentang

sifat-sifat senyawa hidrokarbon

Peserta didik menyimak penjelasan dari

Pendidik mengenai sifat fisis senyawa

hidrokarbon

Peserta didik mengajukan pertanyaan

kepada Pendidik mengenai materi yang

telah disampaikan

Elaborasi

Peserta didik diminta Pendidik untuk

mencari informasi mengenai sifat fisis

senyawa alkana, alkena, dan alkuna

75 menit

165

Peserta didik memberitahu dan

menanyakan kesulitan kepada Pendidik

jika mengalami kesulitan selama

pembelajaran berlangsung

Peserta didik menyelesaikan soal-soal

yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik menuliskan jawaban dari

soal yang diberikan Pendidik pada

lembar kerja yang telah diberikan

Peserta didik yang disebutkan namanya

oleh Pendidik diminta untuk

menuliskan jawaban dari soal yang

telah dikerjakan

Konfirmasi

Peserta didik mengoreksi dan memberi

masukan kepada Peserta didik yang

maju menjawab soal yang telah

dikerjakan berdasarkan arahan

Pendidik

Penutup Refleksi

Peseta didik melakukan refleksi

bersama Pendidik mengenai

pembelajaran yang telah dilaksanakan

Evaluasi

Peserta didik menyimak penjelasan

Pendidik serta menyimpulkan pelajaran

yang telah dilakukan bersama

Penugasan

Peserta didik menyimak pembelajaran

selanjutnya yang diberikan oleh

Pendidik

Peserta didik mencatat pekerjaan rumah

yang diberikan Pendidik

Peserta didik melakukan doa dan

menjawab salam dari Pendidik

10 menit

166

Pertemuan Kelima (2 JP)

Tahap Kegiatan Estimasi

Waktu

Pendahuluan Orientasi

Peserta didik berdoa sebelum belajar,

menjawab salam dari Pendidik,

bersikap rapi serta siap untuk memulai

pembelajaran

Peserta didik diperiksa kehadirannya

oleh Pendidik

Apersepsi

Peserta didik diminta Pendidik untuk

menjelaskan kembali mengenai materi

yang telah dipelajari sebelumnya

mengenai sifat fisis senyawa alkana,

alkena, dan alkuna

Peserta didik menjawab pertanyaan

yang diberikan Pendidik mengenai

materi sebelumnya

Bagaimanakah sifat fisis

senyawa hidrokarbon

berdasarkan Mr-nya?

Bagaimanakah sifat fisis

senyawa hidrokarbon

berdasarkan titik didih atau titik

lelehnya?

Motivasi

Peserta didik memperhatikan Pendidik

yang sedang menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dilaksanakan

Peserta didik menjawab pertanyaan

awal yang diberikan Pendidik mengenai

isomer, “Apakah yang dimaksud

dengan isomer?Ada berapa jenis

isomer dalam senyawa hidrokarbon?”

Pemberian Acuan

Peserta didik menerima informasi

dalam power point dari Pendidik yang

menyampaikan mengenai pelajaran

yang akan dibahas pada pertemuan saat

itu

5 menit

167

Inti Eksplorasi

Peserta didik mengamati gambar

contoh-contoh isomer dalam senyawa

hidrokarbon

Peserta didik menyimak penjelasan dari

Pendidik mengenai pengertian isomer

dan jenis-jenis isomer dalam senyawa

hidrokarbon

Peserta didik mengajukan pertanyaan

kepada Pendidik mengenai materi yang

telah disampaikan

Elaborasi

Peserta didik diminta Pendidik untuk

mencari informasi mengenai isomer dan

jenis-jenis isomer

Peserta didik memberitahu dan

menanyakan kesulitan kepada Pendidik

jika mengalami kesulitan selama

pembelajaran berlangsung

Peserta didik menyelesaikan soal-soal

yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik menuliskan jawaban dari

soal yang diberikan Pendidik pada

lembar kerja yang telah diberikan

Peserta didik yang disebutkan namanya

oleh Pendidik diminta untuk

menuliskan jawaban dari soal yang

telah dikerjakan

Konfirmasi

Peserta didik mengoreksi dan memberi

masukan kepada Peserta didik yang

maju menjawab soal yang telah

dikerjakan berdasarkan arahan

Pendidik

75 menit

Penutup Refleksi

Peseta didik melakukan refleksi

bersama Pendidik mengenai

pembelajaran yang telah dilaksanakan

Evaluasi

10 menit

168

Peserta didik menyimak penjelasan

Pendidik serta menyimpulkan pelajaran

yang telah dilakukan bersama

Penugasan

Peserta didik menyimak pembelajaran

selanjutnya yang diberikan oleh

Pendidik

Peserta didik mencatat pekerjaan rumah

yang diberikan Pendidik

Peserta didik melakukan doa dan

menjawab salam dari Pendidik

Pertemuan Keenam (2 JP)

Tahap Kegiatan Estimasi

Waktu

Pendahuluan Orientasi

Peserta didik berdoa sebelum belajar,

menjawab salam dari Pendidik,

bersikap rapi serta siap untuk memulai

pembelajaran

Peserta didik diperiksa kehadirannya

oleh Pendidik

Apersepsi

Peserta didik diminta Pendidik untuk

menjelaskan kembali mengenai materi

yang telah dipelajari sebelumnya

mengenai isomer dari senyawa

hidrokarbon

Peserta didik menjawab pertanyaan

yang diberikan Pendidik mengenai

materi sebelumnya

Ada berapa jenis isomer dalam

senyawa hidrokarbon?

Motivasi

Peserta didik memperhatikan Pendidik

yang sedang menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dilaksanakan

Peserta didik menjawab pertanyaan

awal yang diberikan Pendidik mengenai

klasifikasi atom karbon, “Apa sajakah

5 menit

169

reaksi yang terjadi pada senyawa

hidrokarbon?”

Peserta didik dipersilahkan untuk

bertanya kepada Pendidik mengenai

materi yang akan dipelajari

Pemberian Acuan

Peserta didik menerima informasi

dalam power point dari Pendidik yang

menyampaikan mengenai pelajaran

yang akan dibahas pada pertemuan saat

itu

Inti Eksplorasi

Peserta didik mengamati gambar yang

ditampilkan pada power point oleh

Pendidik

Peserta didik menyimak penjelasan dari

Pendidik mengenai reaksi-reaksi pada

senyawa hidrokarbon

Peserta didik mengajukan pertanyaan

kepada Pendidik mengenai materi yang

telah disampaikan

Elaborasi

Peserta didik diminta Pendidik untuk

mencari informasi mengenai macam-

macam reaksi pada senyawa

hidrokarbon

Peserta didik memberitahu dan

menanyakan kesulitan kepada Pendidik

jika mengalami kesulitan selama

pembelajaran berlangsung

Peserta didik menyelesaikan soal-soal

yang diberikan oleh Pendidik

Peserta didik menuliskan jawaban dari

soal yang diberikan Pendidik pada

lembar kerja yang telah diberikan

Peserta didik yang disebutkan namanya

oleh Pendidik diminta untuk menuliskan

jawaban dari soal yang telah dikerjakan

Konfirmasi

75 menit

170

Peserta didik mengoreksi dan memberi

masukan kepada Peserta didik yang

maju menjawab soal yang telah

dikerjakan berdasarkan arahan

Pendidik

Penutup Refleksi

Peseta didik melakukan refleksi

bersama Pendidik mengenai

pembelajaran yang telah dilaksanakan

Evaluasi

Peserta didik menyimak penjelasan

Pendidik serta menyimpulkan pelajaran

yang telah dilakukan bersama

Penugasan

Peserta didik menyimak pembelajaran

selanjutnya yang diberikan oleh

Pendidik

Peserta didik mencatat pekerjaan rumah

yang diberikan Pendidik

Peserta didik melakukan doa dan

menjawab salam dari Pendidik

10 menit

171

J. Penilaian

4. Teknik Penilaian

c. Penilaian Sikap : Observasi/Pengamatan

d. Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis

5. Bentuk Penilaian

c. Observasi : Lembar pengamatan aktivitas peserta didik

d. Tes tertulis : Lembar kerja peser didik

6. Instrumen Penilaian

b. Soal essay kemampuan berpikir kreatif

Tangerang Selatan, 10 Oktober 2020

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia

Peneliti

(Retno Sulistyorini, S.Si,M.Pd) (Hanna Pratiwi)

172

Lampiran 4 Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja

Peserta Didik

173

Indikator Pencapaian :

3.1.1. Mengidentifikasi kekhasan atom karbon dalam senyawa

hidrokarbon

4.1.1. Membuat struktur atom karbon berdasarkan konfigurasi elektron

Diskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teman

sekelompokmu!

Bacalah wacana di bawah ini !

1. Dari wacana yang telah kalian baca, tuliskan masalah yang kalian temukan!

Jawaban :

Timbulnya kerak berwarna hitam ketika memanggang roti hingga gosong

2. Bagaimana hubungan antara kerak hitam pada roti bakar terhadap senyawa

karbon?

Jawaban :

Kerak berwarna hitam berasal dari senyawa karbon, dimana unsur karbon

merupakan penyusun senyawa karbon

KEKHASAN ATOM KARBON

Roti panggang merujuk kepada kepingan roti yang dibakar atau dipanggang

dengan proses radiasi termal sehingga roti menjadi lebih kecoklatan dan

garing. Perhatikan roti pada saat Anda membakarnya hingga gosong, maka

akan terbentuk kerak berwarna hitam. Apakah yang menyebabkan timbulnya

kerak tersebut?

Sumber : id.m.wikipedia.org

174

Perhatikan gambar dibawah ini !

Gambar 1. Karbon

Gambar 2. Arang

Gambar 3. Sistem Periodik Unsur

3. Carilah informasi mengenai senyawa karbon berdasarkan konfigurasi

elektron, elektron valensi, kestabilan unsur dan ikatan kimianya!

Jawaban :

Konfigurasi elektron

𝐶6 = 2 , 4

Elektron valensi

𝐶6 = 2 , 4

Maka elektron valensinya adalah 4

175

Kestabilan unsur

Untuk mencapai kestabilan, atom karbon yang memiliki elektron

valensi 4, membutuhkan 4 elektron lagi dengan cara berikatan

kovalen

Ikatan kimia

Ikatan yang terdapat pada senyawa karbon adalah ikatan kovalen

4. Berdasarkan kestabilan unsurnya, berapakah ikatan kovalen yang dapat

digunakan atom karbon untuk senyawa dengan atom-atom lain sehingga

dapat mencapai kestabilan sesuai aturan oktet?

Jawaban :

Untuk mencapai kestabilan, atom karbon yang memiliki elektron valensi 4,

membutuhkan 4 elektron lagi untuk berikatan dengan atom lain. Sehingga

ikatan kovalen yang terbentuk adalah 4

5. Bandingkan dengan atom unsur dari golongan lain, dapatkah atom-atom

tersebut mencapai kestabilan dengan cara yang sama seperti atom karbon?

Buktikan jawaban Anda dengan menggambarkan struktur Lewis dari BCl3

dan NH3, identifikasilah jumlah ikatan kovalen dari BCl3 dan NH3

kemudian bandingkan dengan jawaban nomor 4!

Jawaban :

NH3 dan BCl3 sama-sama membutuhkan 3 ikatan kovalen untuk mencapai

kestabilan. Sedangkan pada soal no 4 atom karbon membutuhkan 4 ikatan

kovalen untuk mencapai kestabilan

176

6. Tulislah hipotesis awal mengenai kekhasan yang dimiliki atom karbon!

Jawaban :

Atom karbon dapat membentuk 4 ikatan kovalen

Atom karbon dapat membentuk senyawa yang stabil

Atom karbon dapat membentuk rantai lurus dan bercabang

Atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal dan ikatan rangkap

177

Indikator Pencapaian :

3.1.2. Mengklasifikasikan atom C primer, sekunder, tersier, dan kuartener

4.1.2. Membuat struktur atom C primer, sekunder, tersier, dan kuartener

Diskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teman

sekelompokmu!

Perhatikan struktur senyawa dibawah ini!

1. Berdasarkan struktur diatas, jelaskan apa yang dimaksud dengan 1°, 2°, 3°

dan 4°!

Jawaban :

1° (atom C primer) = atom karbon yang berikatan dengan 1 atom karbon

lain

2° (atom C sekunder) = atom karbon yang berikatan dengan 2 atom karbon

lain

3° (atom C tersier) = atom karbon yang berikatan dengan 3 atom karbon lain

4° (atom C kuartener) = atom karbon yang berikatan dengan 4 atom karbon

lain

Atom C Primer, C Sekunder,

C Tersier, dan C Kuartener

178

2. Tentukan banyaknya jenis-jenis atom karbon pada struktur dibawah ini!

Jawaban :

Atom karbon primer = 7 ; Atom karbon sekunder = 1 ; Atom karbon tersier

= 1 ; Atom karbon kuartener = 2

179

Indikator Pencapian :

3.1.3. Mengidentifikasi senyawa alkana, alkena, dan alkuna meliputi tata nama

dan jenis ikatannya

4.1.3. Membuat struktur atom karbon berdasarkan jenis ikatan pada senyawa

alkana, alkena, dan alkuna

Diskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teman

sekelompokmu!

Bacalah wacana dibawah ini!

Alkana, Alkena, dan Alkuna

• Saat ini, manusia memasak makanan kebanyakanmenggunakan kompor gas. Bahan bakar yang digunakankompor gas adalah LPG. LPG yang dipakai untuk bahanbakar kompor gas adalah jenis LPG campuran. LPG inimerupakan salah satu yang dipasarkan oleh PertaminaDirektorat Pembekalan dan Pemasaran dalam Negeri (Dit.PPDN)m dengan merk dagang LPG (Liquid Petroleum Gas).Komponen utama dari LPG adalah Propana dan Butana.Selain itu, LPG juga mengandung Etana dan Pentanadalam jumlah kecil. (Sumber : www.vedcmalang.com)

Wacana 1

180

• Styrofoam atau plastik busa masih tergolong dalamkeluarga plastik. Styrofoam lazim digunakan sebagaibahan pelindung dan penahan getaran barang yang fragileseperti elektronik. Namun, saat ini bahan tersebutmenjadi salah satu pilihan bahan pengemas makanan danminuman. Bahan dasar styrofoam adalah polisterin, suatujenis plastik yang sangat ringan, kaku, tembus cahaya, danmurah tetapi cepat rapuh. Karena kelemahannya tersebut,polisterin dicampur dengan seng dan senyawa butadien.(Sumber : www.tneutron.net)

Wacana 2

• Saat ini, pipa paralon menggantikan peran pipa besikarena dinilai lebih ekonomis, anti karat, anti asam alkali,dan berbobot ringan. Terbuat dari bahan polivinil klorida,pipa paralon juga memiliki tingkat kelenturan yang tinggisehingga menyederhanakan proses instalasi. Bahan awalyang digunakan pada pembuatan polivinil klorida (PVC)adalah Asetilena. (Sumber : www.dekoruma.com)

Wacana 3

181

1. Dari wacana yang telah kalian baca, tuliskan masalah yang kalian temukan pada

masing-masing wacana!

Jawaban :

Wacana 1 : LPG mengandung etana, pentana, propana, dan butana

Wacana 2 : Styrofoamm mengandung butadien

Wacana 3 : Pipa paralon mengandung asetilena

2. Dari masalah yang telah diidentifikasi, bagaimana kaitannya dengan senyawa

hidrokarbon?

Jawaban :

o LPG merupakan contoh dari senyawa alkana

o Styrofoam merupakan contoh dari senyawa alkena

o Pipa paralon merupakan contoh dari senyawa alkuna

3. Apa yang kalian ketahui tentang senyawa alkana, alkena, dan alkuna

Jawaban :

o Alkana adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang memiliki ikatan antaratom

C hanya berupa ikatan tunggal pada struktur molekulnya

o Alkena adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki satu buah atau lebih

ikatan rangkap dua

o Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap 3 pada

strukturnya

4. Bagaimana rumus dan tata nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna?

Jawaban :

Alkana (CnH2n+2) Alkena (CnH2n) Alkuna (CnH2n-2)

a. Alkana dengan

rantai lurus

(tidak bercabang)

:

Hitung jumlah

atom C-nya

Tuliskan nama

awal berdasarkan

jumlah atom C-

nya, kemudian

akhiri dengan

akhiran –ana

a. Alkena dengan

rantai lurus

(tidak bercabang)

1) Hitung jumlah

atom C-nya

2) Tuliskan nama

awal berdasarkan

jumlah atom C-

nya, kemudian

akhiri dengan

akhiran –ena

3) Jika atom C lebih

dari tiga, maka beri

a. Alkuna dengan

rantai lurus

(tidak bercabang)

1) Hitung jumlah

atom C-nya

2) Tuliskan nama

awal berdasarkan

jumlah atom C-

nya, kemudian

diakhir dengan

akhiran –una

3) Jika atom C lebih

dari tiga, maka beri

182

Jika atom C lebih

dari tiga,

ditambahkan n-

didepan nama awal

b. Alkana dengan

rantai bercabang

Tentukan rantai

induk dan rantai

cabangnya

Hitung jumlah

atom C pada rantai

induk dan rantai

cabang

Beri nomor pada

rantai induk

sehingga rantai

cabang menempel

pada atom C yang

paling kecil

Tuliskan nama

rantai induk

berdasarkan

jumlah atom C-nya

Tuliskan nama

rantai cabang

berdasarkan atom

C dan strukturnya

Tuliskan nomor

cabang, diikuti

tanda (-),

gabungkan nama

rantai cabang dan

nama rantai induk

nomor setiap atom

C sehingga nomor

terkecil terletak

pada atom C yang

terikat pada ikatan

rangkap dua.

Penamaan

senyawa diawali

oleh nomor atom C

pertama yang

terikat ke ikatan

rangkap dua diikuti

tanda (-) dan nama

rantai induk

b. Alkena dengan

rantai bercabang

1) Tentukan rantai

induk dan rantai

cabangnya. Rantai

induk adalah rantai

atom C terpanjang

yang mengandung

ikatan rangkap dua

2) Hitung jumlah

atom C pada rantai

induk dan rantai

cabang

3) Beri nomor pada

rantai induk

berdasarkan

jumlah atom C dan

posisi ikatan

rangkap pada atom

C dengan nomor

paling kecil

sehingga dapat

ditentukan juga

posisi rantai

cabang yang

menempel pada

atom C rantai

induk

nomor setiap atom

C sehingga nomor

terkecil terletak

pada atom C yang

terikat pada ikatan

rangkap tiga.

penamaan senyawa

diawali oleh nomor

atom C pertama

yang terikat ke

ikatan rangkap tiga

diikuti tanda (-)

dan nama rantai

induk

b. Alkuna dengan

rantai bercabang

1) Tentukan rantai

induk dan rantai

cabangnya. Rantai

induk adalah rantai

atom C terpanjang

yang mengandung

ikatan rangkap tiga

2) Hitung jumlah

atom C pada rantai

induk dan rantai

cabang

3) Beri nomor pada

rantai induk

berdasarkan

jumlah atom C dan

posisi ikatan

rangkap pada atom

C dengan nomor

paling kecil

sehingga dapat

ditentukan juga

posisi rantai

cabang yang

menempel pada

atom C rantai

induk

183

4) Tuliskan nama

rantai induk

berdasarkan

jumlah atom C dan

posisi ikatan

rangkapnya yang

paling terkecil

5) Tuliskan nama

rantai cabang

berdasarkan

jumlah atom C dan

strukturnya

6) Tuliskan nomor

cabang, diikuti

tanda (-),

gabungkan nama

rantai cabang dan

rantai induk

4) Tuliskan nama

rantai induk

berdasarkan

jumlah atom C dan

posisi ikatan

rangkapnya yang

paling kecil

5) Tuliskan nama

rantai cabang

berdasarkan

jumlah atom C dan

strukturnya

6) Tuliskan nomor

cabang, diikuti

tanda (-),

gabungkan nama

rantai cabang dan

nama rantai induk

5. Tuliskan contoh-contoh senyawa alkana, alkena, dan alkuna beserta rumus

molekulnya!

Jawaban :

Alkana Alkena Alkuna

𝐶𝐻4 (Metana)

𝐶2𝐻6 (Etana) 𝐶2𝐻4 (Etena) 𝐶2𝐻2 (Etuna)

𝐶3𝐻8 (Propana) 𝐶3𝐻6 (Propena) 𝐶3𝐻84 (Propuna)

𝐶4𝐻10 (Butana) 𝐶4𝐻8 (Butena) 𝐶4𝐻6 (Butuna)

𝐶5𝐻12 (Pentana) 𝐶5𝐻10 (Pentena) 𝐶5𝐻8 (Pentuna)

𝐶6𝐻14 (Heksana) 𝐶6𝐻12 (Heksena) 𝐶6𝐻10 (Heksuna)

𝐶7𝐻16 (Heptana) 𝐶7𝐻14 (Heptena) 𝐶7𝐻12 (Heptuna)

𝐶8𝐻18 (Okatan) 𝐶8𝐻16 (Oktena) 𝐶8𝐻14 (Oktuna)

𝐶9𝐻20 (Nonana) 𝐶9𝐻18 (Nonena) 𝐶9𝐻16 (Nonuna)

𝐶`10𝐻22 (Dekana) 𝐶`10𝐻20 (Dekena) 𝐶`10𝐻18 (Dekuna)

184

Indikator Pencapaian :

3.1.4. Menganalisis sifat fisis senyawa alkana, alkena, dan alkuna

4.1.4. Menuliskan sifat fisis senyawa alkana, alkena, dan alkuna

Diskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teman

sekelompokmu!

Pehatikan gambar dan tabel di bawah ini!

Pemanfaatan senyawa alkana dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak.

Misalnya, untuk bahan pembuat aspal, LPG, minyak tanah, lilin dan lain-lain. Coba

perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 1. LPG Gambar 2. Bensin Gambar 3. Lilin

Nah, ketiga pemanfaatan senyawa alkana di atas memiliki sifat yang berbeda.

“Apakah yang membedakan bahan-bahan tersebut?” Jawaban tersebut dapat Anda

temukan dengan memperhatikan dan menganalisis tabel perbandingan titik didih dan

titik leleh beberapa senyawa alkana berikut ini!

Sifat Fisis Senyawa Alkana,

Alkena, dan Alkuna

185

Nama Rumus

Molekul Mr

Titik Leleh

(°C)

Titik Didih

(°C)

Metana 𝐶𝐻4 16 -183 -162

Etana 𝐶2𝐻6 30 -172 -88,05

Propana 𝐶3𝐻8 44 -187 -42

n-butana 𝐶4𝐻10 58 -138 0

Isobutana 𝐶4𝐻10 58 -159 -12

n-pentana 𝐶5𝐻12 72 -130 36,0

Isopentana 𝐶5𝐻12 72 -160 28

Neopentana 𝐶5𝐻12 72 -17 9,5

Heksana 𝐶6𝐻14 86 -95 69

Heptana 𝐶7𝐻16 100 -90,5 98

Oktana 𝐶8𝐻18 114 -57 126

Nonana 𝐶9𝐻20 128 -54 151

Dekana 𝐶`10𝐻22 142 -30 174

Undekana 𝐶11𝐻24 156 -26 496

Dodekana 𝐶12𝐻26 170 -10 216

Tridekana 𝐶13𝐻28 184 -6 234,0

Tetradekana 𝐶14𝐻30 198 5,5 252

Pentadekana 𝐶15𝐻32 212 10,0 266

Heksadekana 𝐶16𝐻34 226 18 280

Heptadekana 𝐶17𝐻36 240 22 292

Oktadekana 𝐶18𝐻38 254 28,0 308

Nonadekana 𝐶19𝐻40 268 32,0 308

Eikosana 𝐶20𝐻42 282 36

186

1. Berdasarkan tabel diatas, buatlah grafik garis antara Mr dan titik didih untuk

senyawa alkana!

Jawaban :

2. Bagaimana hubungan antara Mr dengan titik didih atau titik lelehnya?

Jawaban :

Jika harga Mr semakin besar, maka harga titik leleh atau titik didih senyawa

akan lebih besar

Perhatikan tabel dibawah ini!

Struktur Rumus

Molekul Mr

Jumlah

Rantai

Cabang

Titik

Didih

(°C)

C5H12 72 0 36

C5H12 72 1 28

C5H12 72 2 10

C C C C CH

H

H H

H H

H H

H H

H

H

C C C CH

H

H H

CH3H

H

H

H

H

CH3 C

CH3

CH3

CH3

-200

-100

0

100

0 100 200 300

Titik Leleh (°C)

187

3. Berdasarkan tabel diatas, bagaimana hubungan antara jumlah rantai cabang

dengan titik didihnya?

Jawaban :

Semakin banyak jumlah rantai cabang, maka titik didih dan titik leleh senyawa

akan semakin kecil

188

Indikator Pencapaian :

3.1.5. Mengidentifikasi isomer stuktur dan isomer geomtri yang terdapat pada

senyawa hidrokarbon

4.1.5. Membuat isomer pada senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul

yang sama

Diskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teman

sekelompokmu!

Perhatikan struktur dibawah ini!

(a) (b)

Gambar 1

Isomer

189

](a) (b)

Gambar 2

1. Apa nama senyawa yang terdapat pada gambar 1? Apa perbedaan antara kedua

struktur pada gambar 1?

Jawaban :

(a) senyawa butana ; (b) senyawa isobutana

Perbedaannya adalah senyawa (a) tidak memiliki cabang, hanya berupa rantai

lurus, sedangkan senyawa (b) memiliki cabang metil

2. Apa nama senyawa yang terdapat pada gambar 2? Apa perbedaan antara kedua

struktur pada gambar 2?

Jawaban :

(a) trans – 3 – metil – 2 pentana ; (b) cis – 3 – metil – 2 pentana

Perbedaannya adalah senyawa (a) letak CH3 nya bersebrangan sedangkan

senyawa (b) letak CH3 nya satu sisi

3. Apa yang dimaksud dengan isomer?

Jawaban :

Isomer adalah senyawa-senyawa yang berbeda, tetapi mempunyai rumus

molekul yang sama

4. Ada berapa jenis isomer? Jelaskan!

190

Jawaban :

o Isomer struktur : Adanya perbedaan ikatan struktur antar atom maupun

gugus fungsi di dalam suatu molekul, terdiri dari isomer rangka, isomer

posisi, dan isomer gugus fungsi

o Isomer geometri : Adalah isomer yang disebabkan oleh keterbatasan rotasi

bebas pada suatu ikatan dalam molekul

5. Tuliskan contoh dari masing-masing isomer beserta strukturnya!

Jawaban :

CH3 CH2 CH2 CH3

butana

CH3 CH CH3

CH3

iso butana

Isomer Struktur Isomer Geometri

C C

CH3

H H

CH3

C C

CH3

H CH3

H

cis - 2 butana

trans-2 butana

191

Indikator Pencapaian :

3.1.6. Menganalisis reaksi sederhana senyawa alkana, alkena, dan alkuna

4.1.6. Membuat reaksi sederana senyawa alkana, alkena, dan alkuna

Diskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teman

sekelompokmu!

Wacana 1 : Reaksi pada Alkana

Alkana merupakan hidrokarbon jenuh dan semua ikatan yang ada merupakan

ikatan kovalen yang sempurna. Akibatnya, alkana merupakan senyawa yang kurang

reaktif sehingga disebut “parafin” yang berarti daya gabung atau daya reaksinya

rendah. Semakin panjang rantai karbon, semakin berkurang kereaktifannya.

Pada senyawa alkana terjadi reaksi oksidasi, substitusi, dan eliminasi. Reaksi

eliminasi dibedakan menjadi tiga, yaitu dehidrogenasi, dehidrohalogenasi, dan

dehidrasi

1. Apa yang kalian ketahui tentang reaksi oksidasi, substitusi, dan eliminasi?

Jelaskan!

Jawaban :

Reaksi substitusi adalah reaksi yang melibatkan penggunaan atom atau

gugus pada molekul dengan atom lainnya

Reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi jika suatu senyawa alkana

ang bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbondioksida dan air

Reaksi Alkana, Alkena, dan

Alkuna

192

Reaksi eliminasi adalah reaksi yang melibatkan peruraian suatu molekul

yang menjadi molekul-moleku lain dimana salah satunya dikatakan

tereliminasi

2. Tuliskan contoh dari reaksi oksidasi, subtitusi, dan eliminasi! (Masing-masing

2 contoh)

Jawaban :

Reaksi Oksidasi

C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O

CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O

Reaksi Substitusi

CH3 – CH2 – CH3 𝐵𝑟2→ CH3 – CH2 – CH2 – Br

CH4 + Cl2 → CH3Cl +HCl

Reaksi Eliminasi

CH3 – CH2 – CH3 → CH2 = CH – CH3 + H2

CH3 – CH2 – CH2 – Br → CH3 – CH = CH2 + HBr

193

Wacana 2 : Reaksi pada Alkena dan Alkuna

Alkena dan alkuna juga mengalami reaksi oksidasi (reaksi pembakaran) sama

seperti alkana. Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang lebih reaktif daripada

alkana. Kereaktifan alkena karena adanya ikatan rangkap, dimana ikatan rangkap ini

lebih mudah putus bila berinteraksi dengan zat lain. Terputusnya ikatan rangkap

menjadi tunggal akan membentuk senyawa jenuh (reaksi penjenuhan atau reaksi adisi

).

Pada senyawa alkena terjadi reaksi oksidasi dan adisi. Reaksi adisi pada alkena

dan alkuna dapat terjadi pada alkena/alkuna simetris dan asimetris. Adisi alkena

menghasilkan akana. Sedangkan adisi akuna menyebabkan perubahan ikatan rangkap

tiga menjadi ikatan rangkap dua dan dapat dilanjutkan menjadi ikatan tunggal. Oleh

karena itu pada alkuna mengalami dua reaksi adisi. Reaksi adisi dapat menggunakan

gas hidrogen (H2), gas halogen (Cl2, Br2 atau I2), hidrogen halida (HCl, HBr, atau HI),

dan air (H2O).

3. Apa yang kalian ketahui tentang reaksi adisi? Jelaskan!

Jawaban :

Reaksi adisi adalah reaksi yang terjadi jika senyawa karbon memiliki ikatan

rangkap 2 (alkena) atau rangkap 3 (alkuna) pada atom karbon tersebut

berkurang ikatan rangkapnya, kemudian digantikan dengan gugus fungsi

(atom/molekul)

4. Tuliskan contoh dari reaksi adisi! (2 contoh)

Jawaban :

CH3 – CH = CH2 + H2 → CH3 – CH2 – CH3

CH2 = CH2 + HCl → CH3 – CH2 - Cl

194

Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Kisi-Kisi Soal Hidrokarbon

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal

Nomor

Soal Soal

Indikator Berpikir

Kreatif Pembahasan

3.1.1

Mengidentifikasi

kekhasan atom

karbon dalam

senyawa

hidrokarbon

Menjelaskan

keistimewaan yang

terdapat pada atom

karbon

2 Atom karbon merupakan salah satu

unsur yang terdapat dalam sistem

periodik unsur, tetapi senyawanya

menjadi kelompok besar karena

jenisnya banyak sekali. Unsur karbon

terdapat dalam golongan IV A sehingga

mempunyai 4 elektron valensi, selain

itu karbon juga memiliki beberapa

keistimewaan.

Tulislah keistimewaan/kekhasan atom

karbon!

Fluency

(menghasilkan banyak

gagasan, jawaban, dan

penyelesaian masalah)

Atom karbon mempunyai beberapa

kekhasan, yaitu:

1. Atom karbon dapat

membentuk empat ikatan

kovalen

2. Atom karbon dapat

membentuk senyawa yang

stabil

3. Atom karbon dapat

membentuk rantai lurus dan

bercabang

4. Atom karbon dapat

membentuk ikatan tunggal

dan rangkap

195

Menyebutkan 5

contoh senyawa

anorganik dan

senyawa organik

yang mengandung

karbon

3 Senyawa karbon merupakan senyawa

yang dapat dengan mudah kita temui

didalam kehidupan sehari-hari. Kita

dapat menemukan senyawa karbon dari

mulai makanan, pakaian, mainan,

bahkan dalam tubuh kita sendiri

terdapat banyak sekali senyawa karbon.

Senyawa karbon adalah senyawa yang

mengandung karbon. Senyawa karbon

terbagi menjadi dua kelompok, yaitu

senyawa karbon organik dan senyawa

karbon anorganik.

Tuliskan masing-masing lima contoh

senyawa anorganik yang mengandung

karbon dan senyawa organik yang

mengandung karbon

Fluency

(menghasilkan banyak

gagasan, jawaban, dan

penyelesaian masalah)

Senyawa karbon organik

Karbohidrat

Urea

Protein

Lemak

Asam format

Asam alkanoat

Senyawa karbon anorganik:

Batu kapur

Karbit

Soda kue

Plastik

CaCO3

196

Disajikan sebuah

gambar berserta

pernyataannya,

peserta didik

mengungkapkan

gagasan mengenai

senyawa karbon

1 Perhatikan gambar berikut !

Permukaan roti pada saat Anda

membakar roti hingga gosong, maka

akan terbentuk kerak berwarna hitam.

Kerak yang berwarna hitam ini berasal

dari unsur karbon. Unsur karbon

tersebut meruapakan pernyusun

senyawa karbon.

Tuliskan pendapat kamu mengenai

senyawa karbon!

Fluency

(menghasilkan banyak

gagasan, jawaban, dan

penyelesaian masalah)

Senyawa karbon merupakan

senyawa yang mengandung unsur

karbon. Senyawa karbon adalah

senyawa yang tersusun dari unsur-

unsur organik misalnya unsur C,

unsur H, unsur O, unsur N, dan lain-

lain. Tetapi unsur utama yang harus

ada pada senyawa karbon adalah

unsur C (karbon) itu sendiri.

Diberikan

pernyataan

4 Atom karbon memiliki beberapa

keunikan, diantaranya atom karbon

Flexibility

(menghasilkan

gagasan, jawaban, dan

Grafit

197

mengenai salah satu

kekhasan atom

karbon yaitu

membentuk kristal.

Peserta didik

membedakan

berbagai bentuk

kristal karbon

dapat berikatan kovalen dengan

sesamanya sehingga membentuk

struktur kristal. Beberapa bentuk kristal

karbon, antara lain bentuk grafit,

bentuk intan, dan bentuk amorf.

Kemukakan perbedaan karbon amorf,

intan, dan grafit!

penafsiran atau

interpretasi yang

bervariasi dalam suatu

masalah)

Grafit terbentuk ketika

karbon terkena kondisi

tekanan normal. Grafit

merupakan alotrop paling

stabil dalam kondisi normal.

Grafit memiliki

karakteristik lunak, ringan

dan mampu mengantarkan

listrik

Intan

Intan atau berlian atau

diamond merupakan alotrop

karbon yang memiliki nilai

ekonomi yang tinggi dan

hingga saat ini intan dikenal

sebagai mineral alami yang

paling keras. Intan tidak

dapat menghantarkan listrik

sehingga dikenal sebagai

insulator

198

Karbon amorf

Karbon amorf merupakan

alotrop berwujud non-

kristal dan ditemukan dalam

bentuk bubuk serta menjadi

komponen utama dari arang

dan jelaga

Menyebutkan

alasan mengapa

senyawa karbon

memiliki berbagai

macam jenis

5 Jumlah senyawa karbon sangatlah

banyak, jauh melampaui jumlah

senyawa yang tidak mengandung

karbon.

Kemukakan 4 alasan yang berbeda

mengenai senyawa karbon yang

memiliki banyak jenis dan jumlah!

Flexibility

(menghasilkan

gagasan, jawaban, dan

penafsiran atau

interpretasi yang

bervariasi dalam suatu

masalah)

Alasan senyawa karbon sangat

banyak jenis dan jumlahnya :

1. Atom karbon memiliki 4

elektron valensi yang kuat

dan stabil

2. Atom karbon unsur yang

relatif kecil

3. Atom karbon dapat

membentuk rantai karbon

yang sangat panjang dan

rantai melingkar. Dapat

199

membentuk ikatan tunggal

dan rangkap

4. Kedudukan atom karbon

dalam rantai karbon

berbeda

Disajikan gambar

rangkaian alat,

peserta didik

mengungkapkan

gagasan mengenai

cara menguji

keberadaan C, H,

dan O dalam

senyawa karbon

berdasarkan gambar

6 Perhatikan gambar berikut !

Berdasarkan gambar tersebut, buatlah

cara menguji keberadaan unsur C, H,

dan O dalam senyawa karbon!

Originality

(memiliki cara berpikir

yang lain dari yang

lainnya)

Adapun cara mengindentifikasi

unsur C, H, dan O dalam senyawa

karbon adalah sebagai berikut :

1. Siapkan tabung reaksi yang

bersih dan kering, kemudian

masukkan ke dalam tabung

reaksi sampel dan serbuk

tembaga (II) oksida (CuO).

Guncangkan tabung reaksi

sehingga kedua zat itu

tercampur.

2. Kedalam gelas kimia,

masukkan air kapur kira-

kira sepertiga gelas kimia.

200

Kemudian susunlah alat-

alat seperti pada gambar.

3. Panaskan tabung perlahan-

lahan hingga terjadi reaksi.

Amati perubahan pada

tabung yang berisi air

kapur.

3.1.2

Mengklasifikasika

n atom C primer,

sekunder, tersier,

dan kuartener

Menguraikan

gagasan mengenai

atom karbon

primer, sekunder,

tersier, dan

kuartener

7 Atom karbon memiliki elektron valensi

4, agar membentuk konfigurasi

elektron yang stabil karbon masih

memerlukan 4 elektron lagi. Oleh

karena itu karbon dapat membentuk 4

ikatan kovalen. Berdasarkan jumlah

atom karbon yang diikatnya, atom

karbon dengan ikatan kovalen tunggal

dibedakan atas atom karbon primer,

sekunder, tersier, dan kuartener.

Kemukakan pendapat kamu mengenai

apa yang dimaksud dengan atom C

Flexibility

(menghasilkan

gagasan, jawaban, dan

penafsiran atau

interpretasi yang

bervariasi dalam suatu

masalah)

Atom karbon primer adalah

atom kabon yang berikatan

dengan satu atom karbon

lain

Atom karbon sekunder

adalah atom karbon yang

berikatan dengan dua atom

karbon lain

Atom karbon tersier adalah

atom karbon yang berikatan

dengan tiga atom karbon

lain

201

primer, C sekunder, C tersier, dan C

kuartener!

Atom karbon kuartener

adalah atom karbon yang

berikatan dengan empat

atom karbon lain

Disajikan struktur

rantai karbon,

peserta didik

menentukan jenis-

jenis atom

karbonnya

8 Tunjukkan jenis-jenis atom karbon

tersebut pada senyawa berikut!

a. 𝐶𝐻3𝐶𝐻2𝐶𝐻3

b. (𝐶𝐻3)2𝐶𝐻𝐶𝐻2𝐶𝐻3

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

pemecahan masalah

dengan melakukan

langkah-langkah

terperinci)

a. 2 atom primer, dan 1 atom

sekunder

b. 3 atom primer, 1 atom

sekunder, dan 1 atom tersier

Disajikan struktur

senyawa

hidrokarbon,

peserta didik

menentukan jumlah

dari jenis-jenis atom

karbonnya

9 Tentukan jumlah atom C primer,

sekunder, tersier, dan kuartener pada

senyawa berikut.

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

pemecahan masalah

dengan melakukan

langkah-langkah

terperinci)

Pada senyawa tersebut terdapat 8

atom C primer, 7 atom C sekunder,

2 atom C tersier, dan 2 atom C

kartener

CH3 C

CH3

CH3

C

CH3

CH3

CH

CH2

CH3

(CH2)5 CH(CH 3) CH2 CH3

202

3.1.3

Mengidentifikasi

senyawa alkana,

alkena, dan alkuna

meliputi tata nama

dan jenis

ikatannya

Menguraikan

gagasan mengenai

perbedaan senyawa

alkana, alkena, dan

alkuna

10 Perhatikan gambar berikut!

Amatilah ban mobil yang terdapat pada

lingkungan sekitar. Ban mobil memiliki

komponen utama butana, yang

merupakan suatu hidrokarbon alifatik

dari golongan alkana. Selain alkana,

senyawa yang termasuk hidrokarbon

alifatik, yaitu alkena dan alkuna.

Deskripsikan beberapa perbedaan dari

senyawa alkana, alkena, dan alkuna!

Flexibility

(menghasilkan

gagasan, jawaban, dan

penafsiran atau

interpretasi yang

bervariasi dalam suatu

masalah)

Alkana adalah senyawa

hidrokarbon jenuh yang

memiliki ikatan antaratom

C hanya berupa ikatan

tunggal pada struktur

molekulnya. Rumus umum

senyawa alkana adalah

𝐶𝑛𝐻2𝑛+2

Alkena adalah hidrokarbon

tak jenuh yang memiliki

satu buah atau lebih ikatan

rangkap dua. Rumus umum

senyawa alkena adalah

𝐶𝑛𝐻2𝑛

Alkuna adalah senyawa

hidrokarbon tak jenuh yang

memiliki ikatan rangkap

tiga pada struktur

molekulnya. Rumus umum

203

senyawa alkuna adalah

𝐶𝑛𝐻2𝑛−2

Disajikan struktur

senyawa

hidrokarbon,

peserta didik

menentukan nama

senyawa

hidrokarbon

berdasarkan tata

nama IUPAC

11 Tentukan nama senyawa-senyawa

berikut berdasarkan tata nama IUPAC

a.

b.

c.

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

pemecahan masalah

dengan melakukan

langkah-langkah

terperinci)

a. 2,3 – dimetil pentana

b. 2,2 – dimetil – 3 – heksena

c. 3 – etil – 6 – metil – 4 –

oktuna

Disajikan harga n

(jumlah atom

karbon), peserta

didik menentukan

rumus senyawa nya

12 Tentukan rumus umum dari senyawa

alkana, alkena, dan alkuna, kemudian

tentukan rumus molekul dari senyawa

yang memiliki harga :

a. n = 4 (alkana)

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

pemecahan masalah

dengan melakukan

a. n = 4 (alkana = CnH2n+2)

C = 4 ; H = 10

C4H10

b. n = 25 (alkena = CnH2n)

C = 25 ; H = 50

CH3 CH CH CH2 CH3

CH3CH3

CH3 CH2 CH CH C CH3

CH3

CH3

CH3 CH C C CH CH2 CH3

CH2 CH2

CH3CH3

204

b. n = 25 (alkena)

c. n = 48 (alkena)

langkah-langkah

terperinci)

C25H50

c. n = 48 (alkuna = CnH2n-2)

C = 48 ; H = 94

C48H94

3.1.4

Menganalisis sifat

fisis senyawa

alkana, alkena,

dan alkuna

Disajikan wacana

mengenai

parameter

pencemar udara,

peserta didik

menguraikan

gagasan mengenai

dampak negatif

penggunaan senywa

hidrokarbon

terhadap kesehatan

manusia

13 Panduan parameter pencemar udara

dan dampaknya bagi kesehatan yang

terbitan Kementerian Kesehatan tahun

2001 menyebut beberapa polutan

bersumber dari kendaraan dan

berbahaya bagi kesehatan.

Hidrokarbon adalah salah satu bahan

pencemar udara yang dapat berbentuk

gas, cairan, maupun benda padat.

Hidrokarbon yang berupa gas akan

bercampur dengan gas-gas buangan

lainnya.

Hidrokarbon dapat berasal dari emisi

proses industri. Sumber hidrokarbon

Originality

(memiliki cara berpikir

yang lain dari yang

lainnya)

Hidrokarbon diudara akan bereaksi

dengan bahan-bahan lain dan akan

membentuk ikatan baru yang

disebut plycyclic aromativ

hidrocarbon (PAH) yang banyak

dijumpai didaerah industri dan padat

lalu lintas. Bila PAH ini masuk

dalam paru-paru maka akan

menimbulkan luka dan merangsang

terbentuknya sel-sel kanker.

205

dapat pula berasal dari transportasi.

Kondisi mesin kendaraan yang kurang

baik akan menghasilkan hidrokabon

Bagaimana dampak negatif senyawa

hidrokarbon sebagai salah satu bahan

pencemar udara terhadap kesehatan

manusia?

Disajikan wacana

mengenai

hidrokarbon

golongan alkana.

Peserta didik

memberikan

gagasan mengenai

kereaktifan alkena

14 Hidrokarbon golongan alkena banyak

digunakan sebagai bahan baku untuk

pembuatan senyawa organik dalam

industri kimia dibandingkan dengan

hidrokarbon golongan alkana. Hal ini

dikarenakan lebih reaktif alkena

dibandingkan alkana karena memiliki

ikatan rangkap dua C = C

Mengapa ikatan rangkap dua C = C

dalam alkena dapat membuatnya lebih

reaktif? Jelaskan!

Originality

(memiliki cara berpikir

yang lain dari yang

lainnya)

Ada dua hal penting yang terkait

dengan ikatan C = C pada alkena :

Untuk memutuskan ikatan

C = C diperlukan energi

yang lebih besar (612 kj/mol)

dibandingkan ikatan C – C

(347 kj/mol). Meski total

energi lebih besar, namun

nilainya, tidak sampai dua

kali lipat. Hal ini

menunjukkan salah satu

ikatan kovalen dari ikatan C

206

= C lebih lemah

dibandingkan ikatan

kovalen lainnya sehingga

lebih mudah putus.

Ikatan C = C memiliki

jumlah pasangan elektron

lebih banyak, atau

kerapatan elektronnya lebih

tinggi. Oleh karena itu,

ikatan C = C lebih mudah

diserang oleh spesi

elektrofil (suka elektron)

Disajikan wacana

mengenai

pembakaran

hidrokarbon,

peserta didik

menentukan

dampak dari

pembakaran

15 Hidrokarbon merupakan sumber energi

listrik dan panas utama di dunia karena

energi yang dihasilkan oleh hasil

pembakaran. Pembakaran sempurna

senyawa hidrokarbon akan

menghasilkan uap air (H2O) dan

karbondioksida (CO2) dan pembakaran

tidak sempurna senyawa hidrokarbon

Originality

(memiliki cara berpikir

yang lain dari yang

lainnya)

Karbon dioksida akan

menimbulkan pemanasan

global

Karbon monoksida akan

menimbulkan sakit kepala dan

gangguan pernapasan

Sulfur dioksida akan

menimbulkan iritasi pada

207

hidrokarbon yang

tidak sempurna

akan menghasilkan uap air (H2O),

karbondioksida (CO2), dan karbon

monoksida (CO)

Pembakaran tidak sempurnalah yang

sering kali menyebabkan

kerusakan/pencemaran lingkungan

karena pembakaran tidak sempurna

menghasilkan lebih sedikit kalor, hasil

pembakaran gas karbon monoksida

inilah yang membuat pencemaran

udara karena bersifat racun.

Tentukan dampak apa saja yang

ditimbulkan dari pembakaran

hidrokarbon yang tidak sempurna!

saluran pernapasan, iritasi

mata, batuk, dan hujan asam

Nitrogen oksida akan

menghasilkan asap kabut yang

menyebabkan tumbuhan layu

dan gangguan pernapasan

Timbal akan menimbulkan

iritasi kulit, gatal-gatal, mata

perih, infeksi saluran

pernapasan, memicu serangan

jantung, merusak ginjal, dan

mempengaruhi kemampuan

otak

208

Disajikan sebuah

gambar aplikasi

senyawa alkana

dalam kehidupan.

Peserta didik

menyebutkan

gagasan mengenai

sifat-sifat yang

dimiliki alkana

16 Perhatikan gambar berikut!

Elpiji merupakan aplikasi dari senyawa

alkana yang sering digunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Jika elpiji

dialirkan ke kompor gas tanpa diberi

panas oleh pemantik api, maka tidak

terjadi apa-apa. Sebaliknya, jika diberi

pemantik api, maka diperoleh nyala api.

Kemukakan beberapa sifat yang

dimiliki senyawa alkana!

Flexibility

(menghasilkan

gagasan, jawaban, dan

penafsiran atau

interpretasi yang

bervariasi dalam suatu

masalah)

Sifat fsika :

Pada suhu kamar alkana rantai

pendek (C1-C4) berwujud gas, rantai

sedang (C5-C16) berwujud cair, dan

rantai panjang (>C16) berwujud

padat; alkana tidak larut dalam air

tetapi larut dalam eter atau CCl4;

kerapatan alkana lebih kecil

daripada air dan bersifat nonpolar

yang tidak larut dalam air; alkana

dapat melarutkan senyawa-senyawa

organik dengan polaritas rendah

(lemak, minyak, lilin)

Sifat kimia :

Kurang rektif (sukar

bergabung dengan senyawa

lain) dan dapat mengalami

reaksi substitusi dan

pembakaran

209

Hanya mempunyai isomer

kerangka, yaitu senyawa-

senyawa yang rumus

molekulnya sama tetapi

kerangka karbon berbeda

Disajikan gambar

contoh dari

senyawa alkana.

Peserta didik

memberikan

gagasan mengenai

sifat fisis dari

contoh yang ada

pada gambar

17 Perhatikan gambar berikut!

Bensin merupakan salah satu kegunaan

dan sumber dari alkana berupa bahan

bakar.

Mengapa bensin membentuk lapisan

diatas permukaan air?

Originality

(memiliki cara berpikir

yang lain dari yang

lainnya)

Komponen utama bensin

merupakan oktana, yang mana

oktana adalah nama dari alkana.

Secara fisis alkana mempunyai sifat

tidak larut dalam air tetapi larut

dalam eter atau CCl4, selain itu

kerapatan alkana lebih kecil

daripada air dan bersifat nonpolar

yang tidak larut dalam air, sehingga

membentuk lapisan diatas air.

3.1.5

Mengidentifikasi

isomer struktur

Disajikan rumus

molekul senyawa

hidrokarbon,

18 Berapa jumlah isomer yang mungkin

untuk senyawa dengan rumus 𝐶4𝐻10

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

pemecahan masalah

Ada 2 isomer yaitu

a. 1 - butana

b. 2 – metil propana

210

dan isomer

geometri yang

terdapat pada

senyawa

hidrokarbon

peserta didik

menentukan berapa

jumlah isomer

senyawa tersebut

dengan melakukan

langkah-langkah

terperinci)

Disajikan struktur

senyawa

hidrokarbon,

peserta didik

menentukan jumlah

isomer dari struktur

senyawa tersebut

19 Tentukan jumlah isomer dari :

a.

b.

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

pemecahan masalah

dengan melakukan

langkah-langkah

terperinci)

a. Ada 3 isomer yaitu :

Pentana, 2 – metil butana,

dan 2,2 – dimetil propana

b. Ada 13 isomer yaitu :

1 – heksena,

2 – heksena,

3 – heksena,

2 – metil – 1 – pentena,

3 – metil – 1 – pentena

4 – metil -1 – pentena

2 – metil – 2 – pentena

3 – metil – 2 – pentena

4 – metil – 2 – pentena

2,3 – dimetil – 1

butena

CH3 CH2 CH2 CH2 CH3

CH3 CH2 CH CH CH2 CH3

211

3,3 – dimetil – 1 –

butena

2,3 – dimetil – 2 –

butena

2 – etil – 1 – 1 butena

Disajikan nama

senyawa

hidrokarbon beserta

strukturnya, peserta

didik menentukan

struktur yang

termasuk isomer cis

dan trans pada

senyawa tersebut

20 Bagaimana bentuk isomer cis dan trans

pada senyawa berikut?

a. 3 – metil – 2 – heksena

b. 2 – metil – 2 – butena

Fluency

(menghasilkan banyak

gagasan, jawaban, dan

penyelesaian masalah)

a. Kiri :

trans – 3 – metil – 2 –

heksena

Kanan :

cis – 3 metil – 2 – heksena

b. Kiri :

cis – 2 – metil – 2 – butena

Kanan :

trans – 2 – metil – 2 – butena

3.1.6 Disajikan wacana

mengenai contoh

21 Lilin tersusun atas hidrokarbon

bermassa molar besar. Sebagian dari

Flexibility

(menghasilkan

gagasan, jawaban, dan

Reaksi adisi terjadi jika

senyawa karbon memiliki

C C

H

CH3 C3H7

CH3

C C

H

CH3 CH3

C3H7

C C

CH3

CH3 CH3

H

C C

CH3

CH3 H

CH3

212

Menganalisis

reaksi sederhana

senyawa alkana,

alkena, dan alkuna

reaksi hidrokarbon,

peserta didik

menguraikan

gagasan mengenai

reaksi adisi, reaksi

substitusi, dan

reaksi oksidasi

hasil pembakaran lilin berupa karbon

dioksida dan air, lalu sebagian lain

meleleh menjadi hidrokarbon yang

lebih kecil, pecahan-pecahan molekul,

dan karbon. Reaksi pembakaran

tersebut termasuk salah satu contoh

reaksi oksidasi. Selain reaksi oksidasi,

hidrokarbon juga mengalami reaksi

adisi dan reaksi substitusi.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan

reaksi adisi, substitusi, dan oksidasi!

penafsiran atau

interpretasi yang

bervariasi dalam suatu

masalah)

ikatan rangkap dua (alkena)

atau rangkap (alkuna) dan pada

atom karbon tersebut

berkurang ikatan rangkapnya,

kemudian digantikan dengan

gugus fungsi (atom atau

molekuk)

Reaksi substitusi adalah reaksi

penggantian gugus fungsi

(atom atau molekul) yang

terikat pada atom C suatu

senyawa hidrokarbon

Reaksi oksidasi terjadi jika

suatu senyawa alkana yang

bereaksi dengan oksigen

menghasilkan karbon dioksida

dan air. Reaksi oksidasi disebut

juga dengan reaksi

pembakaran

213

Disajikan

persamaan reaksi,

peserta didik

menentukan jenis

reaksi dari

persamaan kimia

tersebut

22 Tentukan jenis reaksi dari persamaan

kimia berikut.

a. 𝐶2𝐻6 +𝑂2 → 𝐶𝑂2 + 𝐻2𝑂

b. 𝐶𝐻3𝐶𝐻 = 𝐶𝐻2 + 𝐻2 →

𝐶𝐻3𝐶𝐻2𝐶𝐻3

c. 𝐶𝐻3𝐶𝐻3 + 𝐶𝑙2 →

𝐶𝐻3𝐶𝐻2𝐶𝑙 + 𝐻𝐶𝑙

Fluency

(menghasilkan banyak

gagasan, jawaban, dan

penyelesaian masalah)

a. Reaksi pembakaran atau

reaksi oksidasi

b. Reaksi adisi

c. Reaksi substitusi

4.1.1

Membuat struktur

atom karbon

berdasarkan

konfigurasi

elektron

Menentukan

konfigurasi elektron

berserta struktur

lewis dari atom

karbon

23 Tentukan konfigurasi elektron dari

atom karbon beserta struktur lewisnya!

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

pemecahan masalah

dengan melakukan

langkah-langkah

terperinci)

Konfigurasi elektron :

6𝐶 = 2 , 4

Struktur lewis :

Disajikan senyawa

hidrokarbon,

peserta didik

menggambarkan

struktur lewis dan

rumus struktur nya

24 Gambarkan struktur lewis dan rumus

struktur senyawa :

a. 𝐶3𝐻8

b. 𝐶3𝐻6

c. 𝐶3𝐻4

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

pemecahan masalah

dengan melakukan

langkah-langkah

terperinci)

a.

C C C xx x x

x x x

xH

H

H

H

H

H

H

H

214

b.

c.

4.1.2

Membuat struktur

atom C primer,

sekunder, tersier,

dan kuartener

Disajikan nama

senyawa

hidrokarbon,

peserta didik

menggambarkan

struktur molekul

senyawa

hidrokarbon

tersebut

25 Gambarkan struktur molekul senyawa

hidrokarbon berikut.

a. 2,3 dimetil heptana

b. 3,4 – dietil – 2,3,5 –

trimetiloktana

c. 2 – metil – 2 – pentena

d. 3 – heptuna

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

pemecahan masalah

dengan melakukan

langkah-langkah

terperinci)

a.

b.

c.

d.

Disajikan senyawa

hidrokarbon,

peserta didik

26 Gambarkan struktur molekul senyawa

berikut :

a. 3 – etil – 2 – metil pentana

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

a.

b.

C C C xx x

x x x

H

H H

H

H

H

C C C xx

x

xH

H

H

H

CH3 CH CH CH2 CH2 CH2 CH3

CH3 CH3

CH3 CH CH CH2 CH2 CH2 CH3

CH3 CH3

CH3 C CH CH2 CH3

CH3

CH3 CH2 CH2 C C CH2 CH3

CH3 CH CH CH2 CH3

C2H5CH3

215

menentukan macam

dan jumlah cabang

dari senyawa

tersebut

b. 2,5 – dimetil – 3 – heptuna

c. 2 – metil – 2 – pentena

pemecahan masalah

dengan melakukan

langkah-langkah

terperinci)

c.

4.1.3

Membuat struktur

atom karbon

berdasarkan jenis

ikatan pada

senyawa alkana,

alkena, dan alkuna

Disajikan struktur

senyawa

hidrokarbon,

peserta didik

menentukan nama

senyawa tersebut

berdasarkan aturan

IUPAC

27 Apa nama IUPAC dari senyawa

berikut?

a. CH3 – CH2 – CH2 – CH(C2H5)

– CH3

b. CH3 – CH2 – CH = C(C2H5) –

CH3

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

pemecahan masalah

dengan melakukan

langkah-langkah

terperinci)

a. 3 – metil heksana

b. 3 – metil – 3 – heksena

Disajikan nama

senyawa

hidrokarbon,

peserta didik

menentukan rumus

struktur senyawa

tersebut

28 Tuliskan rumus struktur dari senyawa

berikut.

a. 2,4,5 – trimetil – 1 – heksena

b. 2,5,7 – trimetil – 3 – dekuna

c. 4,4 – dietil – 2,3,3,5 -

tetrametilheptana

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

pemecahan masalah

dengan melakukan

langkah-langkah

terperinci)

a. C9H18

b. C13H24

c. C15H32

CH3 CH C C CH CH3

CH3 C2H5

CH3 C CH CH2 CH3

CH3

216

Disajikan nama

senyawa

hidrokarbon,

peserta didik

menggambarkan

struktur dari

senyawa tersebut

29 Gambarkan struktur dari senyawa

berikut ini.

a. 3,4,3 – trimetil – 1 – pentena

b. 3 – metil – 1 – butuna

c. 3 – etil – 4,5 – dipropiloktana

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

pemecahan masalah

dengan melakukan

langkah-langkah

terperinci)

a.

b.

c.

4.1.4

sifat fisis

senyawa alkana,

alkena, dan alkuna

Menguraikan

gagasan mengapa

titik didih senyawa

hidrokarbon yang

lebih tinggi

dibandingkan

dengan isomernya

30 Mengapa pentana memiliki titik didih

yang lebih tinggi dibandingkan dengan

isomernya?

Fluency

(menghasilkan banyak

gagasan, jawaban, dan

penyelesaian masalah)

Karena semakin sedikit (atau

bahkan tidak ada) cabangnya,

senyawa hidrokarbon akan memiliki

titik didih yang lebih tinggi

Disajikan nama

senyawa

hidrokarbon,

peserta didik

membedakannya

31 Susun senyawa berikut berdasarkan

titik didihnya, dimulai dari yang

terendah.

a. n – heksana

b. 3 – metil pentana

Fluency

(menghasilkan banyak

gagasan, jawaban, dan

penyelesaian masalah)

2,3 – dimetil butana < 3 – metil

pentana < n – heksana

CH2 C CH2 CH CH

CH3

CH3

CH3

CH3

CH C CH CH3

CH3

CH3 CH2 CH CH CH CH2 CH2 CH3

CH3 C3H7

C3H7

217

berdasarkan titik

didihnya

c. 2,3 – dimetil butana

4.1.5

Membuat isomer

pada senyawa

hidrokarbon

dengan rumus

molekul yang

sama

Disajikan rumus

struktur senyawa

hidrokarbon,

peserta didik

menentukan jumlah

isomer dan nama

senyawanya

32 Tuliskan jumlah isomer dan berikan

nama senyawa C6H14!

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

pemecahan masalah

dengan melakukan

langkah-langkah

terperinci)

Ada 5 isomer

n – heksana

2 – metil pentana

3 – metil pentana

2,2 – dimetil butana

2,3 – dimetil butana

Disajikan rumus

struktur senyawa

hidrokarbon,

peserta didik

menentukan jumlah

isomer dan nama

senyawanya

33 Berapa jumlah isomer yang mungkin

untuk senyawa dengan rumus C5H8?

Berikan nama IUPAC untuk senyawa-

senyawa tersebut!

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

pemecahan masalah

dengan melakukan

langkah-langkah

terperinci)

C5H8 memiliki 9 isomer yaitu:

3 isomer alkadiena

1 – pentuna

2 – pentuna

3 – metil – 1 – butuna

6 isomer alkadiena

1,2 – pentadiena

1,3 – pentadiena

1,4 – pentadiena

2,3 – pentadiena

3 – metil – 1,2 – butadiena

218

2 – metil – 1,3 – butadiena

Disajikan senyawa

hidrokarbon,

peserta didik

menentukan jumlah

isomer senyawanya

34 Tentukan jumlah isomer dari senyawa

berikut.

c. Pentana

d. Heksana

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

pemecahan masalah

dengan melakukan

langkah-langkah

terperinci)

a. Pentana memiliki 3 isomer

yaitu :

n – pentana

2 – metil butana

2,2 – dimetil propana

b. Heksana memiliki 5 isomer

yaitu :

n – heksana

2 – metil pentana

3 – metil pentana

2,2 – dimetil – butana

2,3 – dimetil – butana

4.1.6

Membuat reaksi

sederhana alkana,

alkena, dan alkuna

Menuliskan

persamaan reaksi

adisi

35 Tuliskan reaksi adisi senyawa berikut.

a. Pentena dengan gas hidrogen

b. 2 – butena dengan gas klor

e. 2 – heksena dengan asam

klorida

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

pemecahan masalah

dengan melakukan

langkah-langkah

terperinci)

a.

b.

CH2CH

CH2CH2

CH3

pentena

+ H2

CH3CH2

CH2CH2

CH3

pentana

CH3

CHCH

CH3

2 - butena

+ Cl Cl CH3CH

CH

CH3

Cl

Cl

2,3-dikloro butana

219

c.

Menentukan hasil

reaksi antara

senyawa

hidrokarbon dengan

gas hidrogen

36 Jika 3 – metil – 1 – pentena direaksikan

dengan gas hidrogen pada suhu

tertentu, Gambarkan struktur dan

berikan nama senyawa yang akan

dihasilkan?

Elaboration

(mencari arti yang

lebih mendalam

terhadap jawaban atau

pemecahan masalah

dengan melakukan

langkah-langkah

terperinci)

Senyawa yang dihasilkan

adalah 3 – metil pentana

CH3CH

CHCH2

CH2CH3

+ ClHCH3

CHCH

CH2

CH2CH3

H

Cl

2 - heksena 3 - kloro heksana

CH3 CH2 CH CH2 CH3

CH3

220

221

Lampiran 6 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

No Soal Jawaban Kriteria Soal

Skor Indikator

1.

Atom karbon mempunyai beberapa

kekhasan, yaitu:

1. Atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen

2. Atom karbon dapat membentuk

senyawa yang stabil

3. Atom karbon dapat membentuk

rantai lurus dan bercabang

4. Atom karbon dapat membentuk

ikatan tunggal dan rangkap

4 Jika peserta didik menuliskan empat kekhasan atom karbon

3 Jika peserta didik menuliskan tiga kekhasan atom karbon

2 Jika peserta didik menuliskan dua kekhasan atom karbon

1 Jika peserta didik menuliskan satu kekhasan atom karbon

0 Jika peserta didik tidak menjawab

2.

Senyawa karbon organik

Karbohidrat

Urea

Protein

Lemak

Asam format

Asam alkanoat

Senyawa karbon anorganik:

Batu kapur

Karbit

Soda kue

Plastik

CaCO3

4

Jika peserta didik menyebutkan

5 contoh senyawa karbon

organik dan senyawa karbon

anorganik

3

Jika peserta didik menyebutkan

3-4 contoh senyawa karbon

organik dan senyawa karbon

anorganik

2

Jika peserta didik menyebutkan

2 contoh senyawa karbon

organik dan senyawa karbon anorganik

1

Jika peserta didik menyebutkan

1 contoh senyawa karbon

organik dan senyawa karbon

anorganik

0 Jika peserta didik tidak menjawab

3.

Adapun cara mengindentifikasi unsur

C, H, dan O dalam senyawa karbon

adalah sebagai berikut :

1. Siapkan tabung reaksi yang

bersih dan kering, kemudian

masukkan ke dalam tabung

reaksi sampel dan serbuk

tembaga (II) oksida (CuO).

3

Jika peserta didik menjawab

dengan benar sesuai dengan

kunci jawaban

2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat

1 Jika peserta didik menjawab salah

222

Guncangkan tabung reaksi

sehingga kedua zat itu tercampur.

2. Kedalam gelas kimia, masukkan

air kapur kira-kira sepertiga gelas

kimia. Kemudian susunlah alat- alat seperti pada gambar.

3. Panaskan tabung perlahan-lahan

hingga terjadi reaksi. Amati perubahan pada tabung yang berisi air kapur.

0

Jika peserta didik tidak

menjawab

4.

a. 2 atom primer, dan 1 atom

sekunder

b. 3 atom primer, 1 atom

sekunder, dan 1 atom tersier

3 Jika peserta didik menjawab

dengan benar sesuai dengan kunci jawaban

2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat

1 Jika peserta didik menjawab salah

0 Jika peserta didik tidak

menjawab

5.

Pada senyawa tersebut terdapat 8 atom

C primer, 7 atom C sekunder, 2 atom

C tersier, dan 2 atom C kuartener

3

Jika peserta didik menjawab

dengan benar sesuai dengan

kunci jawaban

2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat

1 Jika peserta didik menjawab salah

0 Jika peserta didik tidak

menjawab

6.

a. 2,3 – dimetil pentana

b. 2,2 – dimetil – 3 – heksena

c. 3 – etil – 6 – metil – 4 – oktuna

3 Jika peserta didik menjawab

dengan benar sesuai dengan

kunci jawaban

2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat

1 Jika peserta didik menjawab salah

0 Jika peserta didik tidak

menjawab

7.

Ada dua hal penting yang terkait dengan ikatan C = C pada alkena :

3 Jika peserta didik menjawab dengan benar sesuai dengan kunci jawaban

223

Untuk memutuskan ikatan C = C diperlukan energi yang lebih besar

(612 kj/mol) dibandingkan ikatan C – C (347 kj/mol). Meski total energi lebih besar, namun nilainya, tidak sampai dua kali lipat. Hal ini menunjukkan salah satu ikatan kovalen dari ikatan C = C lebih lemah dibandingkan ikatan

kovalen lainnya sehingga lebih mudah putus.

Ikatan C = C memiliki jumlah

pasangan elektron lebih banyak,

atau kerapatan elektronnya lebih tinggi. Oleh karena itu, ikatan C =

C lebih mudah diserang oleh spesi elektrofil (suka elektron)

2 Jika peserta didik menjawab

kurang tepat

1 Jika peserta didik menjawab salah

0

Jika peserta didik tidak

menjawab

8.

Sifat fsika :

Pada suhu kamar alkana rantai pendek

(C1-C4) berwujud gas, rantai sedang

(C5-C16) berwujud cair, dan rantai

panjang (>C16) berwujud padat; alkana

tidak larut dalam air tetapi larut dalam

eter atau CCl4; kerapatan alkana lebih

kecil daripada air dan bersifat nonpolar

yang tidak larut dalam air; alkana dapat

melarutkan senyawa-senyawa organik

dengan polaritas rendah (lemak,

minyak, lilin)

Sifat kimia :

Kurang rektif (sukar bergabung

dengan senyawa lain) dan dapat

mengalami reaksi substitusi dan

pembakaran

Hanya mempunyai isomer

kerangka, yaitu senyawa-senyawa yang rumus molekulnya sama

tetapi kerangka karbon berbeda

4 Jika menjawab dengan benar sesuai kunci jawaban

3 Jika menjawab mendekati benar sesuai kunci jawaban

2 Jika menjawab kurang tepat

1 Jika menjawab salah

0

Jika tidak menjawab

9.

Komponen utama bensin merupakan oktana, yang mana oktana adalah nama

dari alkana. Secara fisis alkana mempunyai

sifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam

eter atau CCl4, selain itu kerapatan alkana

3 Jika peserta didik menjawab

dengan benar sesuai dengan

kunci jawaban

2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat

224

lebih kecil daripada air dan bersifat

nonpolar yang tidak larut dalam air,

sehingga membentuk lapisan diatas air

1 Jika peserta didik menjawab

salah

0 Jika peserta didik tidak menjawab

10.

Ada 2 isomer yaitu

a. 1 – butana

b. 2 – metil propana

3 Jika peserta didik menjawab

dengan benar sesuai dengan kunci jawaban

2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat

1 Jika peserta didik menjawab salah

0 Jika peserta didik tidak

menjawab

11.

a. Ada 3 isomer yaitu : Pentana, 2 – metil butana, dan

2,2 – dimetil propana

b. Ada 13 isomer yaitu :

1 – heksena,

2 – heksena,

3 – heksena,

2 – metil – 1 – pentena,

3 – metil – 1 – pentena

4 – metil -1 – pentena

2 – metil – 2 – pentena

3 – metil – 2 – pentena

4 – metil – 2 – pentena

2,3 – dimetil – 1 butena

3,3 – dimetil – 1 – butena

2,3 – dimetil – 2 – butena

2 – etil – 1 – 1 butena

3 Jika peserta didik menjawab

dengan benar sesuai dengan

kunci jawaban

2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat

1 Jika peserta didik menjawab salah

0

Jika peserta didik tidak

menjawab

12.

a. Kiri :

trans – 3 – metil – 2 – heksena

Kanan :

cis – 3 metil – 2 – heksena

b. Kiri :

cis – 2 – metil – 2 – butena

Kanan :

trans – 2 – metil – 2 – butena

3

Jika peserta didik menjawab

dengan benar sesuai dengan

kunci jawaban

2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat

1 Jika peserta didik menjawab salah

0 Jika peserta didik tidak

menjawab

225

13.

Reaksi adisi terjadi jika senyawa

karbon memiliki ikatan rangkap

dua (alkena) atau rangkap (alkuna)

dan pada atom karbon tersebut

berkurang ikatan rangkapnya,

kemudian digantikan dengan

gugus fungsi (atom atau molekuk)

Reaksi substitusi adalah reaksi

penggantian gugus fungsi (atom atau molekul) yang terikat pada

atom C suatu senyawa

hidrokarbon

Reaksi oksidasi terjadi jika suatu

senyawa alkana yang bereaksi

dengan oksigen menghasilkan karbon dioksida dan air. Reaksi

oksidasi disebut juga dengan

reaksi pembakaran

4 Jika menjelaskan tiga reaksi

dengan tepat

3 Jika menjelaskan tiga reaksi dengan mendekati benar

2 Jika hanya menjelaskan dua reaksi

1 Jika hanya menjelaskan satu reaksi

0

Jika tidak menjawab

14.

d. Reaksi pembakaran atau reaksi

oksidasi

e. Reaksi adisi f. Reaksi substitusi

4 Jika menentukan tiga reaksi dengan tepat

3 Jika menentukan dua reaksi dengan tepat

2 Jika menentukan satu reaksi dengan tepat

1 Jika menjawab salah

0 Jika tidak menjawab

15.

Konfigurasi elektron :

6C = 2 , 4

Struktur lewis :

4 Jika menuliskan konfigurasi dan

menggambar struktur lewisnya dengan tepat

3

Jika menuliskan konfigurasinya

tepat tetapi menggambar struktur

lewisnya kurang tepat

2 Jika hanya menuliskan konfigurasinya saja

1 Jika menuliskan konfigurasi dan

menggambar struktur lewisnya salah

0 Jika tidak menjawab

16.

4

Jika menggambarkan tiga struktur lewis dengan tepat

3 Jika menggambarkan dua struktur lewis dengan tepat

226

a. H H H

x x x

H x C C C x H x x x

H H H

b. H H x x

C C C x H x x x

H H H

c. H x

H x C C C x H x

H

2 Jika menggambarkan satu

struktur lewis degan tepat

1 Jika menjawab salah

0

Jika tidak menjawab

17.

4 Jika menggambarkan empat struktur molekul dengan benar

3 Jika menggambarkan tiga struktur molekul dengan benar

2 Jika menggambarkan dua struktur molekul dengan benar

1 Jika menggambarkan satu

struktur molekul dengan benar

0

Jika tidak menjawab

227

18.

4 Jika menggambarkan tiga struktur molekul dengan benar

3 Jika menggambarkan dua struktur molekul dengan benar

2 Jika menggambarkan satu struktur molekul dengan benar

1 Jika menjawab salah

0

Jika tidak menjawab

19.

c. 3 – metil heksana

d. 3 – metil – 3 – heksena

3 Jika peserta didik menjawab dengan benar sesuai dengan

kunci jawaban

2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat

1 Jika peserta didik menjawab salah

0 Jika peserta didik tidak

menjawab

20.

d. C9H18

e. C13H24

f. 15H32

4 Jika menuliskan tiga rumus struktur dengan benar

3 Jika menuliskan dua rumus struktur dengan benar

2 Jika menuliskan satu rumus struktur dengan benar

1 Jika menjawab salah

0 Jika tidak menjawab

21.

4 Jika menggambarkan tiga struktur molekul dengan benar

3 Jika menggambarkan dua struktur molekul dengan benar

2 Jika menggambarkan satu struktur molekul dengan benar

1 Jika menjawab salah

0

Jika tidak menjawab

228

22.

Karena semakin sedikit (atau bahkan

tidak ada) cabangnya, senyawa

hidrokarbon akan memiliki titik didih

yang lebih tinggi

2 Jika peserta didik menuliskan jawaban dengan tepat

1 Jika peserta didik menuliskan jawaban kurang tepat

0

Jika peserta didik tidak

menjawab

23. 2,3 – dimetil butana < 3 – metil pentana < n – heksana

2 Jika peserta didik menuliskan jawaban dengan tepat

1

Jika peserta didik menuliskan

jawaban kurang tepat

0

Jika peserta didik tidak

menjawab

24.

Ada 5 isomer

n – heksana

2 – metil pentana

3 – metil pentana

2,2 – dimetil butana

2,3 – dimetil butana

4 Jika menjawab dengan benar sesuai kunci jawaban

3 Jika menjawab mendekati benar sesuai kunci jawaban

2 Jika menjawab kurang tepat

1 Jika menjawab salah

0 Jika tidak menjawab

25.

C5H8 memiliki 9 isomer yaitu: 3 isomer alkadiena

1 – pentuna

2 – pentuna

3 – metil – 1 – butuna

6 isomer alkadiena

1,2 – pentadiena

1,3 – pentadiena

1,4 – pentadiena

2,3 – pentadiena

3 – metil – 1,2 – butadiena

2 – metil – 1,3 – butadiena

4 Jika menjawab dengan benar sesuai kunci jawaban

3 Jika menjawab mendekati benar sesuai kunci jawaban

2 Jika menjawab kurang tepat

1 Jika menjawab salah

0

Jika tidak menjawab

26.

a. Pentana memiliki 3 isomer

yaitu :

a. n – pentana

b. 2 – metil butana

c. 2,2 – dimetil propana

b. Heksana memiliki 5 isomer

yaitu :

a. n – heksana

b. 2 – metil pentana

c. 3 – metil pentana

d. 2,2 – dimetil – butana

e. 2,3 – dimetil – butana

4 Jika menjawab dengan benar sesuai kunci jawaban

3 Jika menjawab mendekati benar sesuai kunci jawaban

2 Jika menjawab kurang tepat

1 Jika menjawab salah

0

Jika tidak menjawab

229

27

a)

b)

c)

4 Jika menuliskan tiga reaksi

dengan benar

3 Jika menuliskan dua reaksi

dengan benar

2 Jika menuliskan satu reaksi

dengan benar

1 Jika menjawab salah

0 Jika tidak menjawab

28

Senyawa yang dihasilkan adalah 3 – metil

pentana

2 Jika peserta didik menuliskan

jawaban dengan tepat

1 Jika peserta didik menuliskan

jawaban kurang tepat

0 Jika peserta didik tidak menjawab

CH2CH

CH2CH2

CH3

pentena

+ H2

CH3CH2

CH2CH2

CH3

pentana

CH3

CHCH

CH3

2 - butena

+ Cl Cl CH3CH

CH

CH3

Cl

Cl

2,3-dikloro butana

CH3CH

CHCH2

CH2CH3

+ ClHCH3

CHCH

CH2

CH2CH3

H

Cl

2 - heksena 3 - kloro heksana

CH3 CH2 CH CH2 CH3

CH3

230

Lampiran 7 Hasil Validasi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

RELIABILITAS TES

================

Rata2= 82,37

Simpang Baku= 26,84

KorelasiXY= 0,99

Reliabilitas Tes= 0,99

Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\HANNA

PRATIWI\SKRIPSI\ANATES\DATABASE ANATES.AUR

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total

1 1 AAN KARTIKA F... 54 50 104

2 2 ACHMAD SYAIFU... 26 23 49

3 3 ADHANIA PRASP... 17 17 34

4 4 ALVIN BRAMASTA 44 43 87

5 5 ANANDA MUTIA ... 44 43 87

6 6 ADRIAN RIVALDI 16 14 30

7 7 DELA SYAHARANI 54 50 104

8 8 DELY MUTIARA ... 43 40 83

9 9 DINA HARDIYANTI 47 40 87

10 10 EKA AYU PUTRI... 51 48 99

11 11 ELMA SEPTIANA 47 40 87

12 12 FAKHRI LUTHFIAN 46 44 90

231

13 13 FIRDA 56 53 109

14 14 HALIMAH CITRA N 56 53 109

15 15 INGGRIT RIYA P 54 53 107

16 16 KESYA RATIH A 55 50 105

17 17 LISA SALSABILA 53 47 100

18 18 M. RAMDHAN NUR 24 20 44

19 19 M. RIZKY MAULANA 25 21 46

20 20 M. IQBAL FAHREZA 26 20 46

21 21 MUTIA HASTI H... 31 31 62

22 22 NELA SUCIA HA... 23 21 44

23 23 NURUL ALFINA G 54 53 107

24 24 RAFA HAZIZAH L 54 53 107

25 25 REIHANEDIN ZIDAN 56 53 109

26 26 RHEINKA NAD F 54 53 107

27 27 SADINIA PUTRI... 36 32 68

28 28 SAKINAH RYZKI... 29 24 53

29 29 WIDIA NURAZIZAH 53 50 103

30 30 YOLA DYAH 52 52 104

232

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL

=================================

Jumlah Subyek= 30

Butir Soal= 36

Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\HANNA

PRATIWI\SKRIPSI\ANATES\DATABASE ANATES.AUR

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi

1 1 0,295 -

2 2 0,421 Sangat Signifikan

3 3 0,510 Sangat Signifikan

4 4 NAN NAN

5 5 NAN NAN

6 6 0,362 Signifikan

7 7 NAN NAN

8 8 0,533 Sangat Signifikan

9 9 0,497 Sangat Signifikan

10 10 NAN NAN

11 11 0,611 Sangat Signifikan

12 12 0,131 -

13 13 0,131 -

14 14 0,657 Sangat Signifikan

15 15 NAN NAN

233

16 16 0,571 Sangat Signifikan

17 17 0,652 Sangat Signifikan

18 18 0,783 Sangat Signifikan

19 19 0,877 Sangat Signifikan

20 20 0,774 Sangat Signifikan

21 21 0,835 Sangat Signifikan

22 22 0,894 Sangat Signifikan

23 23 0,919 Sangat Signifikan

24 24 0,919 Sangat Signifikan

25 25 0,836 Sangat Signifikan

26 26 0,812 Sangat Signifikan

27 27 0,658 Sangat Signifikan

28 28 0,812 Sangat Signifikan

29 29 0,812 Sangat Signifikan

30 30 0,931 Sangat Signifikan

31 31 0,931 Sangat Signifikan

32 32 0,949 Sangat Signifikan

33 33 0,836 Sangat Signifikan

34 34 0,949 Sangat Signifikan

35 35 0,931 Sangat Signifikan

36 36 0,854 Sangat Signifikan

234

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01

10 0,576 0,708 60 0,250 0,325

15 0,482 0,606 70 0,233 0,302

20 0,423 0,549 80 0,217 0,283

25 0,381 0,496 90 0,205 0,267

30 0,349 0,449 100 0,195 0,254

40 0,304 0,393 125 0,174 0,228

50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

235

TINGKAT KESUKARAN

=================

Jumlah Subyek= 30

Butir Soal= 36

Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\HANNA

PRATIWI\SKRIPSI\ANATES\DATABASE ANATES.AUR

No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran

1 1 83,33 Mudah

2 2 90,63 Sangat Mudah

3 3 90,63 Sangat Mudah

4 4 100,00 Sangat Mudah

5 5 100,00 Sangat Mudah

6 6 64,58 Sedang

7 7 100,00 Sangat Mudah

8 8 47,92 Sedang

9 9 54,17 Sedang

10 10 100,00 Sangat Mudah

11 11 47,92 Sedang

12 12 71,88 Mudah

13 13 95,83 Sangat Mudah

14 14 56,25 Sedang

15 15 100,00 Sangat Mudah

236

16 16 71,88 Mudah

17 17 75,00 Mudah

18 18 62,50 Sedang

19 19 33,33 Sedang

20 20 50,00 Sedang

21 21 56,25 Sedang

22 22 50,00 Sedang

23 23 50,00 Sedang

24 24 50,00 Sedang

25 25 25,00 Sukar

26 26 37,50 Sedang

27 27 33,33 Sedang

28 28 12,50 Sangat Sukar

29 29 37,50 Sedang

30 30 50,00 Sedang

31 31 50,00 Sedang

32 32 50,00 Sedang

33 33 50,00 Sedang

34 34 50,00 Sedang

35 35 50,00 Sedang

36 36 25,00 Sukar

237

Rekap Analisis Butir

Rata-rata = 82,37

Simpang Baku = 26,84

Korelasi XY = 0,99

Reliabilitas Tes = 0,99

No No

Butir

Asli

Daya

Pembeda

Tingkat Kesukaran Korelasi

Nilai Kategori Nilai Signifikansi

1 1 0,33 83,33 Mudah 0,292 -

2 2 0,19 90,63 Sangat

Mudah

0,423 Sangat

Signifikan

3 3 0,19 90,63 Sangat

Mudah

0,510 Sangat

Signifikan

4 4 0,00 100,00 Sangat

Mudah

NAN NAN

5 5 0,00 100,00 Sangat

Mudah

NAN NAN

6 6 0,04 64,58 Sedang 0,360 Signifikan

7 7 0,00 100,00 Sangat

Mudah

NAN Sangat

Signifikan

8 8 0,29 47,92 Sedang 0,525 Sangat

Signifikan

9 9 0,25 54,17 Sedang 0,498 Sangat

Signifikan

10 10 0,00 100,00 Sangat

Mudah

NAN NAN

238

11 11 0,38 47,92 Sedang 0,613 Sangat

Signifikan

12 12 0,06 71,88 Mudah 0,100 -

13 13 0,08 95,83 Sangat

Mudah

0,100 -

14 14 0,21 56,25 Sedang 0,659 Sangat

Signifikan

15 15 0,00 100,00 Sangat

Mudah

NAN NAN

16 16 0,44 71,88 Mudah 0,563 Sangat

Signifikan

17 17 0,50 75,00 Mudah 0,653 Sangat

Signifikan

18 18 0,75 62,50 Sedang 0,781 Sangat

Signifikan

19 19 0,58 33,33 Sedang 0,872 Sangat

Signifikan

20 20 1,00 50,00 Sedang 0,769 Sangat

Signifikan

21 21 0,88 56,25 Sedang 0,836 Sangat

Signifikan

22 22 1,00 50,00 Sedang 0,896 Sangat

Signifikan

23 23 1,00 50,00 Sedang 0,921 Sangat

Signifikan

24 24 1,00 50,00 Sedang 0,921 Sangat

Signifikan

239

25 25 0,50 25,00 Sukar 0,841 Sangat

Signifikan

26 26 0,75 37,50 Sedang 0,809 Sangat

Signifikan

27 27 0,67 33,33 Sedang 0,656 Sangat

Signifikan

28 28 0,25 12,50 Sangat

Sukar

0,809 Sangat

Signifikan

29 29 0,75 37,50 Sedang 0,809 Sangat

Signifikan

30 30 1,00 50,00 Sedang 0,934 Sangat

Signifikan

31 31 1,00 50,00 Sedang 0,934 Sangat

Signifikan

32 32 1,00 50,00 Sedang 0,953 Sangat

Signifikan

33 33 1,00 50,00 Sedang 0,841 Sangat

Signifikan

34 34 1,00 50,00 Sedang 0,953 Sangat

Signifikan

35 35 1,00 50,00 Sedang 0,934 Sangat

Signifikan

36 36 0,50 25,00 Sukar 0,858 Sangat

Signifikan

240

Lampiran 8 Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Materi Hidrokarbon

TES BERPIKIR KREATIF

Nama :

Mata Pelajaran : Kimia

Pokok Bahasan : Hidrokarbon

Waktu : 2 x 45 menit

Petunjuk :

a. Tulislah terlebih dahulu identitas diri di lembar jawaban

b. Berdo’alah sebelum mengerjakan

c. Bacalah dengan cermat dan teliti sebelum menjawab pertanyaan

d. Kerjakan sejujurnya dan dengan usaha sendiri!

1. Atom karbon merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam sistem periodik

unsur, tetapi senyawanya menjadi kelompok besar karena jenisnya banyak

sekali. Unsur karbon terdapat dalam golongan IV A sehingga mempunyai 4

elektron valensi, selain itu karbon juga memiliki beberapa keistimewaan.

Tulislah keistimewaan/kekhasan atom karbon!

2. Senyawa karbon merupakan senyawa yang dapat dengan mudah kita temui

didalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat menemukan senyawa karbon dari

mulai makanan, pakaian, mainan, bahkan dalam tubuh kita sendiri terdapat

banyak sekali senyawa karbon. Senyawa karbon adalah senyawa yang

mengandung karbon. Senyawa karbon terbagi menjadi dua kelompok, yaitu

senyawa karbon organik dan senyawa karbon anorganik. Tuliskan masing-

masing lima contoh senyawa anorganik yang mengandung karbon dan

senyawa organik yang mengandung karbon!

3. Perhatikan gambar berikut !

241

Berdasarkan gambar tersebut, buatlah cara menguji keberadaan unsur C, H,

dan O dalam senyawa karbon!

4. Tunjukkan jenis-jenis atom karbon tersebut pada senyawa berikut!

a. 𝐶𝐻3𝐶𝐻2𝐶𝐻3

b. (𝐶𝐻3)2𝐶𝐻𝐶𝐻2𝐶𝐻3

5. Tentukan jumlah atom C primer, sekunder, tersier, dan kuartener pada

senyawa berikut.

6. Tentukan nama senyawa-senyawa berikut berdasarkan tata nama IUPAC

a.

b.

c.

7. Hidrokarbon golongan alkena banyak digunakan sebagai bahan baku untuk

pembuatan senyawa organik dalam industri kimia dibandingkan dengan

hidrokarbon golongan alkana. Hal ini dikarenakan lebih reaktif alkena

dibandingkan alkana karena memiliki ikatan rangkap dua C = C. Mengapa

ikatan rangkap dua C = C dalam alkena dapat membuatnya lebih reaktif?

Jelaskan!

CH3 CH CH CH2 CH3

CH3CH3

CH3 CH2 CH CH C CH3

CH3

CH3

CH3 CH C C CH CH2 CH3

CH2 CH2

CH3CH3

CH3 C C CH CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 CH CH2 CH3

CH3

CH3

CH3

CH3

CH2

CH3

CH3

242

8. Perhatikan gambar berikut!

Elpiji merupakan aplikasi dari senyawa alkana yang sering digunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Jika elpiji dialirkan ke kompor gas tanpa diberi panas

oleh pemantik api, maka tidak terjadi apa-apa. Sebaliknya, jika diberi pemantik

api, maka diperoleh nyala api. Kemukakan beberapa sifat yang dimiliki

senyawa alkana!

9. Perhatikan gambar berikut!

Bensin merupakan salah satu kegunaan dan sumber dari alkana berupa bahan

bakar. Mengapa bensin dan air ketika dicampurkan membentuk lapisan

terpisah (tidak dapat tercampur)?

10. Berapa jumlah isomer yang mungkin untuk senyawa dengan rumus

𝑪𝟒𝑯𝟏𝟎!

11. Tentukan jumlah isomer dari :

a.

b.

12. Bagaimana bentuk isomer cis dan trans pada senyawa berikut?

a. 3 – metil – 2 – heksena

CH3 CH2 CH2 CH2 CH3

CH3 CH2 CH CH CH2 CH3

C C

H

CH3 C3H7

CH3

C C

H

CH3 CH3

C3H7

243

b. 2 – metil – 2 – butena

13. Lilin tersusun atas hidrokarbon bermassa molar besar. Sebagian dari hasil

pembakaran lilin berupa karbon dioksida dan air, lalu sebagian lain meleleh

menjadi hidrokarbon yang lebih kecil, pecahan-pecahan molekul, dan karbon.

Reaksi pembakaran tersebut termasuk salah satu contoh reaksi oksidasi. Selain

reaksi oksidasi, hidrokarbon juga mengalami reaksi adisi dan reaksi substitusi.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan reaksi adisi, substitusi, dan oksidasi!

14. Tentukan jenis reaksi dari persamaan kimia berikut.

a. 𝐶2𝐻6 +𝑂2 → 𝐶𝑂2 + 𝐻2𝑂

b. 𝐶𝐻3𝐶𝐻 = 𝐶𝐻2 +𝐻2 → 𝐶𝐻3𝐶𝐻2𝐶𝐻3

c. 𝐶𝐻3𝐶𝐻3 + 𝐶𝑙2 → 𝐶𝐻3𝐶𝐻2𝐶𝑙 + 𝐻𝐶𝑙

15. Tentukan konfigurasi elektron dari atom karbon beserta struktur

lewisnya!

16. Gambarkan struktur lewis dan rumus struktur senyawa :

a. 𝐶3𝐻8

b. 𝐶3𝐻6

c. 𝐶3𝐻4

17. Gambarkan struktur molekul senyawa hidrokarbon berikut.

a. 2,3 dimetil heptana

b. 3,4 – dietil – 2,3,5 – trimetiloktana

c. 2 – metil – 2 – pentena

d. 3 – heptuna

18. Gambarkan struktur molekul senyawa berikut :

a. 3 – etil – 2 – metil pentana

b. 2,5 – dimetil – 3 – heptuna

c. 2 – metil – 2 – pentena

19. Apa nama IUPAC dari senyawa berikut?

a. CH3 – CH2 – CH2 – CH(C2H5) – CH3

b. CH3 – CH2 – CH = C(C2H5) – CH3

20. Tuliskan rumus struktur dari senyawa berikut.

a. 2,4,5 – trimetil – 1 – heksena

b. 2,5,7 – trimetil – 3 – dekuna

c. 4,4 – dietil – 2,3,3,5 - tetrametilheptana

C C

CH3

CH3 CH3

H

C C

CH3

CH3 H

CH3

244

21. Gambarkan struktur dari senyawa berikut ini.

a. 3,4,3 – trimetil – 1 – pentena

b. 3 – metil – 1 – butuna

c. 3 – etil – 4,5 – dipropiloktana

22. Mengapa pentana memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan

dengan isomernya?

23. Susun senyawa berikut berdasarkan titik didihnya, dimulai dari yang

terendah.

a. n – heksana

b. 3 – metil pentana

c. 2,3 – dimetil butana

24. Tuliskan jumlah isomer dan berikan nama senyawa C6H14!

25. Berapa jumlah isomer yang mungkin untuk senyawa dengan rumus C5H8?

Berikan nama IUPAC untuk senyawa-senyawa tersebut!

26. Tentukan jumlah isomer dari senyawa berikut.

a. Pentana

b. Heksana

27. Tuliskan reaksi adisi senyawa berikut.

a. Pentena dengan gas hidrogen

b. 2 – butena dengan gas klor

c. 2 – heksena dengan asam klorida

28. Jika 3 – metil – 1 – pentena direaksikan dengan gas hidrogen pada suhu

tertentu, Gambarkan struktur dan berikan nama senyawa yang akan

dihasilkan?

245

Lampiran 9 Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

KETERLAKSANAAN TAHAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

QUICK ON THE DRAW

Sub Materi :

Anggota Kelompok :

Petunjuk Pengisian :

Berilah tanda √ pada kolom kode siswa sesuai dengan hasil observasi anda terhadap

keterlaksanaan tahapan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw yang

dilakukan oleh peserta didik.

Tahapan Pembelajaran

Kooperatif Tipe Quick on The

Draw

Skor Siswa

Keterangan 1 2 3 4 5

Fase 1 (Motivasi)

Menjawab pertanyaan dan bertanya

mengenai materi yang dijelaskan

Pendidik

Fase 2 (Menyajikan Informasi)

Memperhatikan dan mengamati

Pendidik yang menyajikan informasi

terkait materi

Fase 3 (Mengorganisasikan

Peserta Didik ke dalam Kelompok

Kooperatif)

Membentuk kelompok sesuai arahan

Pendidik

246

Fase 4 (Membimbing Kelompok

Bekerja dan Belajar)

Mencari informasi dan

menyelesaikan LKS

Quick on The Draw

Menganalisis data dengan menjawab

pertanyaan pada kartu soal

Fase 5 (Evaluasi)

Membuat kesimpulan

Keterangan skor :

5 = Sangat Baik 3 = Sedang 1 = Buruk Sekali

4 = Baik 2 = Buruk

Observer

________

______

247

Lampiran 10 Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelompok

Eksperimen (Pretest dan Posttest)

Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik

Kelas XI MIPA 1

(Kelas Eksperimen)

No Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen

Pretest Posttest

1 ADENA SYAFA SALSABILA 52 80

2 ANANDA PUTRI ISNAINI 64 84

3 ANASTASYA SIMANJUNTAK 66 86

4 ANDINI SITY NURIZKA 63 83

5 ARIQ DIMAS RABBANI 68 88

6 ARYA NUGRAHA HAMDANI 72 90

7 AYUNI RATNA SARI F B 60 82

8 BINTANG PRAKOSO 58 81

9 BURHANUDIN YUSUF HABIBI 62 82

10 DELLA YOHANA SITANGGANG 63 84

11 DEWI SAFITRIA SARI 66 85

12 DHIYA ANISAH FITRIYANI S 72 91

13 DYAH AYU KUSUMAWARDANI 64 85

14 ELLIT KUSUMA NINGRUM 63 83

15 EVA VIANA 71 91

16 FARIDA MUFIDA 66 87

17 GERALDY MUHAMMAD

SETIAWAN

70 90

18 GILAR DAMAR JATI 62 85

19 HAFIF NURFAJRI 66 87

20 LADYANA FATIHA 64 87

21 MAYUNI CAHYA PUTRI 69 89

22 NADHIRA SYAPRILLA BRINA 66 88

23 NADILLAH NURFITRIYANI 64 84

24 NURWAHIDA FITRIANI 69 89

25 PAWESTRI TYAS AYU E P 71 90

26 RADITYA PUTRA EFENDI 63 83

27 RAHMAT WAHYU BUDIYANTO 73 90

28 REGITA AMELINDA 65 85

29 SALMA RATNA SYAHLA 62 82

30 THORIQ ABDUL AZIZ 61 81

31 WELLA WAHYU WIJAYANI 66 86

248

Lampiran 11 Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelompok Kontrol

(Pretest dan Posttest)

Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik

Kelas XI MIPA 4

(Kelas Kontrol)

No Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen

Pretest Posttest

1 AL VAREZI 40 61

2 AMELIA PRIYATNA 45 65

3 ANNISA CHAYA IMANI 49 63

4 AYU DWI HIDAYANTHI 50 64

5 DARA DINANTI MARDIANINGRUM 47 67

6 DELFIAN AKBAR RAMADHAN 25 62

7 DESI AQILA PUTRI 56 69

8 ERLANDA RAIHAN PUTRA

PERDANA

32 61

9 ERSA JULIA MUTIARA PUTRI 41 62

10 FIGO SITUMORANG 48 60

11 FRISKA ADITYA NOVIANDINI 46 65

12 KHORI SABILLA ZALFA 49 61

13 LELYTA AYU ANDINI 52 68

14 LUTHFIANNISA GHESSIANI 46 65

15 MELIYATI 42 67

16 MITRI NANDAYANI 59 69

17 MUHAMMAD RIZKY NUR

YUDHOYONO

39 60

18 MUHAMMAD DAFFA FACHRIZA 52 71

19 MUTIARA RAHMAH 50 68

20 NAILA RAHMANIAR 55 60

21 NIDA FAIZAH CAMILA RASYID 57 71

22 NOVITASARI WIDYANI 41 60

23 PRAHANANDA NADI HENDRAWAN 53 69

24 PUTRI NASSYWA DIRA 49 68

25 RAFLY UMAR ARIEF RANGKUTI 47 66

26 SRI WAHYUNI 48 67

27 TIVASHA KEIKO NURLIAM 49 67

28 TONY PIETER MAMUSUNG 51 70

29 WIDYA YUSTISIANINGTIAS 38 63

30 YUNITA CHRISTINA SINAGA 45 64

31 ZAHRA ASHIFA ARDHANA 48 67

249

Lampiran 12 Hasil Pretest Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif (Kelas Eksperimen dan Kontrol)

Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Pre-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)

1. Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Pre-test (Kelas Eksperimen)

Nama

Nomor Soal

Fluency Flexibil

ity Elaboration Originality

1 2 1

2

1

4

2

2

2

3 8

1

3 4 5 6

1

0

1

1

1

5

1

6

1

7

1

8

1

9

2

0

2

1

2

4

2

5

2

6

2

7

2

8 3 7 9

ADENA SYAFA

SALSABILA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 0 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 0 1 1

ANANDA PUTRI

ISNAINI 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 1 2 2 2

ANASTASYA

SIMANJUNTAK 2 1 2 2 0 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2

ANDINI SITY

NURIZKA 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2

ARIQ DIMAS

RABBANI 3 2 2 4 2 2 3 1 3 2 2 3 2 2 3 3 2 1 0 3 1 2 2 3 1 2 2 2

ARYA NUGRAHA

HAMDANI 3 3 2 2 2 2 3 3 2 1 1 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 1 2 1 2

AYUNI RATNA

SARI F B 1 1 1 1 0 0 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1

BINTANG

PRAKOSO 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1

BURHANUDIN

YUSUF HABIBI 1 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2

DELLA YOHANA

SITANGGANG 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2

DEWI SAFITRIA

SARI 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

DHIYA ANISAH

FITRIYANI S 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 3 2 1 1 3 2 2 2 3 1 2 2 1

DYAH AYU

KUSUMAWARDA

NI 3 2 3 4 2 2 3 3 3 2 0 3 3 2 3 0 0 1 1 3 1 3 3 1 2 0 2 2

ELLIT KUSUMA

NINGRUM 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 0 2 2 2 2 1 1 3 1 3 2 2 1 3 2 2

EVA VIANA 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 2 1 2

250

FARIDA MUFIDA 1 2 1 1 2 1 2 2 0 2 2 0 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 3 1 2

GERALDY

MUHAMMAD

SETIAWAN 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2

GILAR DAMAR

JATI 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

HAFIF NURFAJRI 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2

LADYANA

FATIHA 0 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2

MAYUNI CAHYA

PUTRI 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1

NADHIRA

SYAPRILLA

BRINA 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0

NADILLAH

NURFITRIYANI 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2

NURWAHIDA

FITRIANI 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 0 1 2 1 2 2 2 1 2 2 3

PAWESTRI TYAS

AYU E P 2 2 2 2 1 0 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 0 3 2 1

RADITYA PUTRA

EFENDI 1 2 2 1 2 2 2 1 2 0 1 1 2 1 1 1 1 2 0 0 2 1 1 2 1 2 2 1

RAHMAT

WAHYU

BUDIYANTO 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

REGITA

AMELINDA 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

SALMA RATNA

SYAHLA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

THORIQ ABDUL

AZIZ 2 2 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1

WELLA WAHYU

WIJAYANI 1 1 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1

Jumlah

4

4

5

3

4

8

5

7

4

1

4

1

5

2

5

1

4

7

4

8

4

6

4

8

4

4

4

9

4

7

5

0

4

8

3

5

3

3

5

3

4

5

5

4

5

1

5

2

3

4

5

1

4

8

4

8

Skor Maksimal

1

2

4

1

2

4

9

3

1

2

4

6

2

6

2

1

2

4

1

2

4

9

3

9

3

9

3

9

3

9

3

1

2

4

1

2

4

1

2

4

1

2

4

9

3

1

2

4

1

2

4

1

2

4

1

2

4

1

2

4

1

2

4

6

2

9

3

9

3

9

3

Presentase (%)

3

5

%

4

3

%

5

2

%

4

6

%

6

6

%

6

6

%

4

2

%

4

1

%

5

1

%

5

2

%

4

9

%

5

2

%

4

7

%

4

0

%

3

8

%

4

0

%

3

9

%

3

8

%

2

7

%

4

3

%

3

6

%

4

4

%

4

1

%

4

2

%

5

5

%

5

5

%

5

2

%

5

2

%

251

Rata-rata (%) 51% 42% 43% 53%

2. Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Pre-test (Kelas Kontrol)

Nama

Nomor Soal

Fluency Flexibil

ity Elaboration Originality

1 2 1

2

1

4

2

2

2

3 8

1

3 4 5 6

1

0

1

1

1

5

1

6

1

7

1

8

1

9

2

0

2

1

2

4

2

5

2

6

2

7

2

8 3 7 9

AL VAREZI 2 2 1 2 2 2 0 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 0 2 2 1 0 0 0 1 2 1 1

AMELIA

PRIYATNA 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1

ANNISA CHAYA

IMANI 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 0 0 0 2 2 1 1 2 0 0 2 1 2

AYU DWI

HIDAYANTHI 2 3 1 3 2 0 3 2 1 2 2 0 0 2 2 2 0 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2

DARA DINANTI

MARDIANINGRUM 1 1 1 2 0 2 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1

DELFIAN AKBAR

RAMADHAN 2 2 1 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 1 2 1 0 2 1 0 2 1 0 1 1 0

DESI AQILA PUTRI 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 0 2 1 2 2 2

ERLANDA RAIHAN

PUTRA PERDANA 1 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 1 1 1 1 1 0 0 2 1 0 2 2 2 1 2 1 1

ERSA JULIA

MUTIARA PUTRI 1 1 1 2 1 2 1 2 1 0 2 1 0 2 1 2 1 1 1 0 1 0 2 0 1 1 1 1

FIGO

SITUMORANG 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2

FRISKA ADITYA

NOVIANDINI 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 0 1 1 1 2 2 0 1 1 2 1 2

KHORI SABILLA

ZALFA 1 2 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 2

LELYTA AYU

ANDINI 1 0 1 1 1 2 2 2 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 2 2 1

LUTHFIANNISA

GHESSIANI 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 0 1 0 1 2 2 2

MELIYATI 2 2 2 1 2 2 0 1 0 2 2 1 2 2 2 2 2 1 0 2 1 2 1 1 1 1 2 2

MITRI

NANDAYANI 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3

252

MUHAMMAD

RIZKY NUR

YUDHOYONO

2 2 1 0 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 0 0 1 0 1 1 2 2 1 1 2 1 2

MUHAMMAD

DAFFA FACHRIZA 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2

MUTIARA

RAHMAH 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2

NAILA

RAHMANIAR 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 1 1 2 2 1

NIDA FAIZAH

CAMILA RASYID 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 0 3 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2

NOVITASARI

WIDYANI 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 1 1 2 2 2 2 0 2 2 0 0 0 0 0 2 2 2

PRAHANANDA

NADI

HENDRAWAN

2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 0 2 1 1 2 1 2

PUTRI NASSYWA

DIRA 1 1 1 0 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1

RAFLY UMAR

ARIEF RANGKUTI 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1

SRI WAHYUNI 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 3 1 1 2 1 2

TIVASHA KEIKO

NURLIAM 2 2 1 2 2 2 2 0 2 2 2 1 2 2 2 3 2 0 2 2 1 0 2 1 1 2 3 2

TONY PIETER

MAMUSUNG 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2

WIDYA

YUSTISIANINGTIA

S

2 2 1 0 0 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 2 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1

YUNITA

CHRISTINA

SINAGA

1 1 2 2 2 2 0 3 0 2 2 0 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2

ZAHRA ASHIFA

ARDHANA 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1

Jumlah

5

0

5

3

3

9

4

7

4

8

4

4

4

8

5

4

4

6

4

2

4

7

3

4

4

0

4

9

3

7

4

3

3

9

2

0

4

0

4

2

3

7

3

2

4

0

2

8

2

7

5

2

4

4

5

0

Jumlah Skor

Maksimum

1

2

4

1

2

4

9

3

1

2

4

6

2

6

2

1

2

4

1

2

4

9

3

9

3

9

3

9

3

9

3

1

2

4

1

2

4

1

2

4

1

2

4

9

3

1

2

4

1

2

4

1

2

4

1

2

4

1

2

4

1

2

4

6

2

9

3

9

3

9

3

Presentase (%)

4

0

%

4

3

%

4

2

%

3

8

%

7

7

%

7

1

%

3

9

%

4

4

%

4

9

%

4

5

%

5

1

%

3

7

%

4

3

%

4

0

%

3

0

%

3

5

%

3

1

%

2

2

%

3

2

%

3

4

%

3

0

%

2

6

%

3

2

%

2

3

%

4

4

%

5

6

%

4

7

%

5

4

%

Rata-rata (%) 52% 42% 36% 52%

253

Lampiran 13 Hasil Posttest Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif (Kelas Eksperimen dan Kontrol)

Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Post-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)

1. Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Post-test (Kelas Eksperimen)

Nama

Nomor Soal

Fluency Flexibil

ity Elaboration Originality

1 2 1

2

1

4 22 23 8

1

3 4 5 6

1

0

1

1

1

5

1

6

1

7

1

8

1

9

2

0

2

1

2

4

2

5

2

6

2

7

2

8 3 7 9

ADENA SYAFA

SALSABILA 3 4 1 4 2 2 4 4 3 3 2 3 2 2 0 2 4 1 2 4 2 4 4 3 3 3 3 3

ANANDA PUTRI

ISNAINI 4 4 2 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 1 1 3 4 2 4 1 1 3 3 3

ANASTASYA

SIMANJUNTAK 4 4 3 4 2 2 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 1 3 4 2 4 2 1 3 2 3

ANDINI SITY

NURIZKA 4 4 1 4 2 1 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 1 1 4 4 2 3 2 2 3 2 3

ARIQ DIMAS

RABBANI 4 4 2 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 3 4 4 1 1 3 4 4 4 3 1 3 3 3

ARYA

NUGRAHA

HAMDANI 4 4 3 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 1 4 4 4 4 2 1 2 3 3

AYUNI RATNA

SARI F B 4 4 1 4 2 2 4 3 3 3 2 3 3 2 4 2 4 1 1 4 2 4 4 2 3 3 3 2

BINTANG

PRAKOSO 4 4 1 4 2 1 4 4 3 2 2 3 3 2 4 3 4 2 2 3 2 2 4 2 3 2 3 3

BURHANUDIN

YUSUF HABIBI 3 4 3 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 4 2 3 1 1 3 2 2 4 3 1 3 3 3

DELLA YOHANA

SITANGGANG 4 4 1 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 1 2 1 4 2 4 3 1 3 3 3

DEWI SAFITRIA

SARI 4 4 3 4 2 2 3 4 3 3 2 3 3 4 4 2 4 1 1 3 2 4 4 3 1 3 3 3

DHIYA ANISAH

FITRIYANI S 4 4 3 4 2 2 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 1 1 3 4 4 4 3 1 3 3 3

DYAH AYU

KUSUMAWARD

ANI 3 2 3 4 2 2 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 1 2 3 3 2

254

ELLIT KUSUMA

NINGRUM 4 4 3 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 2 4 2 3 1 1 3 4 4 4 2 1 3 3 3

EVA VIANA 4 4 2 4 2 2 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 3 1 3 3 3

FARIDA MUFIDA 4 3 2 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 2 2 3 4 3 4 3 2 3 3 2

GERALDY

MUHAMMAD

SETIAWAN 4 4 3 4 2 2 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 1 1 4 4 2 4 3 1 3 3 3

GILAR DAMAR

JATI 4 4 1 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 2 4 4 4 1 1 4 2 3 4 3 3 3 3 3

HAFIF NURFAJRI 4 4 3 4 2 2 4 4 3 2 2 3 2 4 4 3 4 1 1 3 4 4 4 3 1 3 3 3

LADYANA

FATIHA 0 4 3 4 2 2 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 2 2 3 2

MAYUNI CAHYA

PUTRI 4 4 3 4 2 2 3 4 3 2 3 3 3 4 4 2 3 1 2 4 4 4 4 3 1 3 3 3

NADHIRA

SYAPRILLA

BRINA 4 4 3 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 4 3 4 2 2 4 4 2 4 1 1 3 3 3

NADILLAH

NURFITRIYANI 4 3 1 4 2 2 3 4 2 2 2 2 3 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 2 1 3 3 3

NURWAHIDA

FITRIANI 4 4 3 4 2 2 4 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 1 1 4 4 4 4 3 1 3 3 3

PAWESTRI TYAS

AYU E P 4 4 3 4 2 2 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 1 1 4 4 4 3 3 1 3 3 3

RADITYA

PUTRA EFENDI 4 4 3 4 2 2 4 4 2 3 2 3 2 4 4 3 4 3 1 0 4 3 4 2 1 2 3 3

RAHMAT

WAHYU

BUDIYANTO 4 3 3 4 2 4 4 3 3 2 2 3 2 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 2 2 2 3

REGITA

AMELINDA 4 4 1 4 2 2 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 2 1 3 3 3

SALMA RATNA

SYAHLA 4 3 2 4 2 2 3 4 3 2 2 3 3 4 2 4 4 1 2 3 4 2 4 2 1 3 3 3

THORIQ ABDUL

AZIZ 4 4 1 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 3 1 1 3 2 3 4 3 0 2 3 3

WELLA WAHYU

WIJAYANI 4 4 3 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 1 1 4 4 2 4 1 1 3 3 3

Jumlah

1

1

7

1

1

8

7

0

1

2

3 62 62

1

1

7

1

1

8

9

1

7

1

6

7

9

2

8

9

1

1

3

1

1

5

1

0

7

1

1

9

4

8

4

4

1

0

4

1

1

0

9

4

1

2

1

7

4

4

3

8

7

9

0

8

9

255

Skor Maksimal

1

2

4

1

2

4

9

3

1

2

4

62 62

1

2

4

1

2

4

9

3

9

3

9

3

9

3

9

3

1

2

4

1

2

4

1

2

4

1

2

4

9

3

1

2

4

1

2

4

1

2

4

1

2

4

1

2

4

1

2

4

6

2

9

3

9

3

9

3

Presentase (%)

9

4

%

9

5

%

7

5

%

9

9

%

10

0

%

10

0

%

9

4

%

9

5

%

9

8

%

7

6

%

7

2

%

9

9

%

9

6

%

9

1

%

9

3

%

8

6

%

9

6

%

5

2

%

3

5

%

8

4

%

8

9

%

7

6

%

9

8

%

6

0

%

6

9

%

9

4

%

9

7

%

9

6

%

Rata-rata (%) 94% 97% 80% 96%

2. Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Post-test (Kelas Kontrol)

Nama

Nomor Soal

Fluency Flexibil

ity Elaboration Originality

1 2 1

2

1

4

2

2

2

3 8

1

3 4 5 6

1

0

1

1

1

5

1

6

1

7

1

8

1

9

2

0

2

1

2

4

2

5

2

6

2

7

2

8 3 7 9

AL VAREZI 2 4 1 4 2 2 0 4 2 2 2 3 2 2 3 2 4 0 2 4 4 0 0 0 0 2 3 3

AMELIA

PRIYATNA 2 4 1 3 2 2 4 3 2 2 2 3 0 2 2 3 3 0 2 3 3 3 3 1 1 2 3 1

ANNISA CHAYA

IMANI 3 4 1 4 2 2 3 4 2 2 2 3 2 2 4 0 0 0 2 2 1 4 4 0 0 2 3 2

AYU DWI

HIDAYANTHI 2 3 1 3 2 2 3 4 2 2 2 0 0 2 4 4 0 1 2 4 1 4 4 1 1 2 3 2

DARA DINANTI

MARDIANINGRU

M 3 3 1 4 2 2 2 4 2 2 2 3 0 2 2 3 4 1 2 4 1 4 4 1 1 2 1 2

DELFIAN AKBAR

RAMADHAN 3 4 1 4 0 0 4 4 2 2 2 3 2 1 0 1 4 1 2 3 1 1 4 3 1 2 3 2

DESI AQILA PUTRI 2 3 1 4 2 1 2 4 2 2 2 3 3 2 4 4 4 1 2 2 1 4 0 3 1 2 2 3

ERLANDA

RAIHAN PUTRA

PERDANA 3 4 1 0 2 2 2 4 2 2 2 3 1 4 1 1 1 1 2 1 4 4 2 3 1 2 1 3

ERSA JULIA

MUTIARA PUTRI 3 4 1 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 3 4 1 2 2 1 0 4 0 1 2 1 2

FIGO

SITUMORANG 3 3 1 0 2 2 4 4 2 2 2 3 3 2 0 1 3 1 2 4 1 2 2 1 1 2 3 2

FRISKA ADITYA

NOVIANDINI 3 4 1 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2 4 0 3 1 2 1 2

KHORI SABILLA

ZALFA 3 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 0 4 1 2 4 1 2 4 0 0 2 3 2

256

LELYTA AYU

ANDINI 3 4 1 4 1 4 2 4 2 2 2 3 3 2 3 1 0 1 2 2 4 0 4 3 1 2 2 3

LUTHFIANNISA

GHESSIANI 2 4 1 4 2 2 2 4 2 2 2 2 3 4 2 4 3 1 2 4 2 0 0 0 1 2 2 3

MELIYATI 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 4 1 2 4 1 4 3 1 1 2 3 2

MITRI

NANDAYANI 2 4 1 4 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 0 0 4 1 2 4 3 2 3 3 1 2 3 3

MUHAMMAD

RIZKY NUR

YUDHOYONO 2 4 1 0 2 1 2 4 2 2 1 3 1 4 4 0 0 0 2 4 1 4 4 3 1 2 1 3

MUHAMMAD

DAFFA FACHRIZA 2 2 4 2 2 1 2 4 2 2 2 3 2 2 4 2 4 1 2 4 4 4 4 1 1 2 1 2

MUTIARA

RAHMAH 2 2 1 4 2 2 4 3 2 2 2 3 2 2 4 3 2 1 2 4 1 2 4 1 1 2 3 2

NAILA

RAHMANIAR 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 0 0 4 1 2 2 1 4 2 3 1 2 1 3

NIDA FAIZAH

CAMILA RASYID 2 2 4 2 2 1 2 4 2 2 2 3 2 2 0 3 4 1 2 4 4 4 4 3 1 2 1 3

NOVITASARI

WIDYANI 2 4 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 4 4 2 1 2 4 0 0 0 0 1 2 2 3

PRAHANANDA

NADI

HENDRAWAN 2 2 3 4 2 1 2 4 2 2 2 3 2 4 3 2 2 1 2 4 3 3 3 1 1 2 1 3

PUTRI NASSYWA

DIRA 3 2 1 4 2 2 4 4 2 2 2 3 2 2 2 4 4 1 2 4 1 0 3 1 1 2 3 2

RAFLY UMAR

ARIEF RANGKUTI 3 4 3 2 2 1 2 4 2 2 2 3 2 2 2 4 3 1 2 2 4 0 1 1 1 2 3 3

SRI WAHYUNI 3 2 1 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 0 2 4 1 2 2 2 4 3 3 1 2 3 2

TIVASHA KEIKO

NURLIAM 3 4 1 2 2 2 4 3 2 2 2 3 2 2 2 3 4 1 2 4 1 0 4 1 1 2 3 2

TONY PIETER

MAMUSUNG 3 2 4 4 2 1 2 4 2 2 2 3 2 4 2 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 2 1 2

WIDYA

YUSTISIANINGTIA

S 2 4 1 0 2 1 2 4 2 2 1 3 2 4 4 2 4 1 2 0 4 0 4 0 1 2 3 3

YUNITA

CHRISTINA

SINAGA 2 2 2 4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 4 1 2 2 1 1 2 3 2

ZAHRA ASHIFA

ARDHANA 2 4 1 4 2 2 4 4 2 2 2 3 2 2 0 3 4 1 2 2 1 4 2 1 1 2 3 2

257

Jumlah

7

6

9

8

4

6

9

3

5

9

5

4

7

9

1

1

5

6

2

6

2

6

0

8

9

5

9

7

7

6

6

6

9

9

0

2

7

6

2

9

7

6

0

7

3

8

5

4

5

2

8

6

2

6

9

7

4

Jumlah Skor

Maksimum

1

2

4

1

2

4

9

3

1

2

4

6

2

6

2

1

2

4

1

2

4

9

3

9

3

9

3

9

3

9

3

1

2

4

1

2

4

1

2

4

1

2

4

9

3

1

2

4

1

2

4

1

2

4

1

2

4

1

2

4

1

2

4

6

2

9

3

9

3

9

3

Presentase (%)

6

1

%

7

9

%

4

9

%

7

5

%

9

5

%

8

7

%

6

4

%

9

3

%

6

7

%

6

7

%

6

5

%

9

6

%

6

3

%

6

2

%

5

3

%

5

6

%

7

3

%

2

9

%

5

0

%

7

8

%

4

8

%

5

9

%

6

9

%

3

6

%

4

5

%

6

7

%

7

4

%

8

0

%

74% 79% 60% 74%

258

Lampiran 14 Hasil Observasi Peserta Didik Kelas Eksperimen

Hasil Perhitungan Lembar Observasi Peserta Didik

Nama Peserta Didik

Tahapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on The Draw

Fase

1

Fase

2

Fase

3

Fase

4 QOTD

Fase

5

Adena Syafa Salsabila 5 4 3 3 5 4

Ananda Putri Isnaini 4 5 3 3 5 4

Anastasya Simanjuntak 5 4 4 4 5 5

Andini Sity Nurizka 4 4 4 4 5 4

Ariq Dimas Rabbani 4 4 4 3 5 3

Arya Nugraha Hamdani 4 4 4 3 4 3

Ayuni Ratna Sari F. B 4 4 3 3 4 3

Bintang Prakoso 3 4 3 4 3 3

Burhanudin Yusuf Habibi 4 4 3 4 3 5

Della Yohana Sitanggang 4 4 4 4 5 5

Dewi Safitria Sari 4 4 4 4 5 3

Dhiya Anisah Fitriyani S 4 4 5 4 4 4

Dyah Ayu Kusumawardani 4 5 5 4 4 3

Ellit Kusuma Ningrum 4 5 5 4 4 5

Eva Viana 4 5 4 5 4 5

Farida Mufida 4 5 4 5 4 5

Geraldy Muhammad Setiawan 5 5 4 5 5 5

Gilar Damar Jati 4 4 3 5 4 3

Hafif Nurfajri 4 4 4 5 4 4

Ladyana Fatiha 5 4 4 4 4 4

Mayuni Cahya Putri 5 5 5 5 4 4

Nadhira Syaprilla Brina 5 5 5 3 3 4

Nadillah Nurfitriyani 4 4 5 3 3 5

Nurwahida Fitriani 4 4 4 5 3 5

Pawestri Tyas Ayu E. P 4 4 3 4 5 5

Raditya Putra Efendi 3 4 4 4 3 4

Rahmat Wahyu Budiyanto 3 5 4 4 3 3

Regita Amelinda 5 5 4 3 5 3

Salma Ratna Syahla 4 5 4 3 5 3

Thoriq Abdul Aziz 3 5 4 5 3 4

Wella Wahyu Wijayani 5 5 4 5 3 4

Rata-Rata 4,13 4,42 3,97 4,00 4,06 4,00

Persentase (%) 83 88 79 80 81 80

259

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Lembar Observasi Peserta Didik

Keterlaksanaan Tahapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on The

Draw

No

Tahapan Pembelajaran

Kooperatif Tipe Quick on

The Draw

Rata-

Rata

Persentase

(%)

Kategori

1

Fase 1 (Motivasi)

Menjawab pertanyaan dan

bertanya mengenai materi

yang dijelaskan Pendidik

4,13

83

Sangat Baik

2

Fase 2 (Menyajikan

Informasi)

Memperhatikan dan

mengamati Pendidik yang

menyajikan informasi terkait

materi

4,42

88

Sangat Baik

3

Fase 3 (Mengorganisasikan

Peserta Didik ke dalam

Kelompok Kooperatif)

Membentuk kelompok sesuai

arahan Pendidik

3,97

79

Baik

4

Fase 4 (Membimbing

Kelompok Bekerja dan

Belajar)

Mencari informasi dan

menyelesaikan LKS

4,00

80

Baik

5

Quick on The Draw

Menganalisis data dengan

menjawab pertanyaan pada kartu soal

4,06

81

Sangat Baik

6 Fase 5 (Evaluasi) Membuat kesimpulan

4,00 80 Baik

Rata-Rata Persentase Keseluruhan

82

Sangat Baik

260

Lampiran 15 Hasil Uji Normalitas Pre-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)

Case Processing Summary

Kelas

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N

Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen 31 100.0% 0 0.0% 31

Kelas Kontrol 31 100.0% 0 0.0% 31

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df

Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen .134 31 .166 .964 31

Kelas Kontrol .151 31 .071 .942 31

261

Lampiran 16 Hasil Uji Homogenitas Pre-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)

Between-Subjects Factors

Value Label N

Kelas 1 Kelas

Eksperimen 31

2 Kelas Kontrol 31

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable: Hasil Pre-Test

F df1 df2 Sig.

.000 1 60 .995

Tests the null hypothesis that the error variance of

the dependent variable is equal across groups.a

262

Lampiran 17 Hasil Uji Hipotesis Pre-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen 31 44.32 11.528 2.070

Kelas Kontrol 31 39.26 10.893 1.956

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of

Means

F Sig. t df

Hasil Pre-Test Equal variances

assumed .000 .995 1.778 60

Equal variances not

assumed 1.778 59.809

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

Hasil Pre-Test Equal variances assumed .080 5.065 2.849

Equal variances not

assumed .081 5.065 2.849

263

Lampiran 18 Hasil Uji Normalitas Post-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)

Case Processing Summary

Kelas

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N

Hasil Post-Test Kelas Eksperimen 31 100.0% 0 0.0% 31

Kelas Kontrol 31 100.0% 0 0.0% 31

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df

Hasil Post-Test Kelas Eksperimen .106 31 .200* .951 31

Kelas Kontrol .152 31 .067 .935 31

264

Lampiran 19 Hasil Uji Homogenitas Post-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)

Between-Subjects Factors

Value Label N

Kelas 1 Kelas

Eksperimen 31

2 Kelas Kontrol 31

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable: Hasil Post-Test

F df1 df2 Sig.

.315 1 60 .577

Tests the null hypothesis that the error variance of

the dependent variable is equal across groups.a

265

Lampiran 20 Hasil Uji Hipotesis Post-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

Hasil Post-Test Kelas Eksperimen 31 85.74 3.255 .585

Kelas Kontrol 31 65.16 3.503 .629

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of

Means

F Sig. t df

Hasil Post-Test Equal variances assumed .315 .577 23.961 60

Equal variances not

assumed 23.961 59.680

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference

Hasil Post-Test Equal variances assumed .000 20.581 .859

Equal variances not

assumed .000 20.581 .859

266

Lampiran 21 Surat Keterangan Bimbingan Skripsi

267

Lampiran 22 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

268

Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian

269

270

Lampiran 24 Hasil Turnitin

HASIL TURNITIN

271

Lampiran 25 Uji Referensi

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Hanna Pratiwi

NIM : 11150162000029

Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia

Judul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on The Draw terhadap

Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi hidrokarbon

Pembimbing : 1. Tonih Feronika, M.Pd

2. Luki Yunita, M.Pd

No Referensi

Paraf

Pembimbing

I

Pembimbing

II

BAB I

1.

Anggraeni, R., Khaeruman, & Rachanah.

(2014). Pengembangan Karakter Siswa dan

Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui

Pembelajaran Cooperative Integrated Reading

and Composition (CIRC) yang Terintegrasi

dalam Pembelajaran Kimia. Jurnal Ilmiah

Pendidikan Kimia “Hydrogen,” 2(2), 180.

2.

Ayu, E. Y., Linda, R., & Agustina. (2018).

Penerapan Pembelajaran Quick on The Draw

pada Materi Laju Reaksi untuk Meningkatkan

Aktivitas Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan

Kimia Indonesia, 2(1), 32.

272

3. BSNP. (2010). Paradigma Pendidikan

Nasional Abad XXI. In BSNP.

4.

Ginnis, P. (2016). Trik & Taktik Mengajar :

Strategi Meningkatkan Pencapaian

Pengajaran di Kelas. PT Indeks.

5.

Harahap, H. H., & Panjaitan, A. M. (2019).

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Talking Stick terhadap Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematika Siswa di SMP

Negeri 11 Padangsimpuan. EKSAKTA : Jurnal

Penelitian dan Pembelajaran MIPA, 4(1), 17.

6.

Hidayat, R., & Abdillah. (2019). Ilmu

Pendidikan “Konsep, Teori, dan

Aplikasinya.” Lembaga Peduli Pengembangan

Pendidikan Indonesia (LPPPI).

7.

Huriyanti, L., & Rosiyanti, H. (2017).

Perbedaan Motivasi Belajar Matematika

Peserta Didik Setelah Menggunakan Strategi

Pembelajaran Quick on The Draw. Jurnal

Pendidikan Matematika dan Matematika, 3(1),

65–66.

8.

Marniati, & Tahir. (2019). Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Quick on The Draw Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa.

2SAINTIFIK, 5(1), 44.

273

9. Mudyahardjo, R. (2012). Pengantar

Pendidikan. PT Raja Grafindo.

10.

Peraturan Pemerintah RI. (2016). Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57

Tahun 2021.

11.

Putri, Y. D., Elvia, R., & Amir, H. (2021).

Pengembangan Media Pembelajaran Kimia

Berbasis Android Untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Peserta Didik. Jurnal

Pendidikan dan Ilmu Kimia, 1(2), 169.

12.

Renja, A. N., & Miterianifa. (2017). Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Quick on The

Draw terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar

Kimia Siswa pada Materi Hidrokarbon.

Konfigurasi, 1(2), 155.

13.

Sajidan, Baedhowi, Triyanto, Totalia, S. Al.,

& Masykuri, M. (2018a). Peningkatan Proses

Pembelajaran dan Penilaian Pembelajaran

Abad 21 dalam Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran SMK. Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan.

http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/108

42

14.

Sajidan, Baedhowi, Triyanto, Totalia, S. Al.,

& Masykuri, M. (2018b). Peningkatan Proses

Pembelajaran dan Penilaian Pembelajaran

274

Abad 21 dalam Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran SMK. Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan.

http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/108

42

15. Syafril, & Zen, Z. (2017). Dasar-Dasar Ilmu

Pendidikan. Kencana.

16.

Syah, M. (2014). Psikologi Pendidikan

Denfan Pendekatan Baru. PT Remaja

Rosdakarya.

17.

Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., & Nyoto, A.

(2016). Transformasi Pendidikan Abad 21

Sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber

Daya Manusia Di Era Global. Prosiding

Seminar Nasional Pendidikan Matematika,

264.

BAB II

1. Al-Khalili, A. A. (2005a). Mengembangkan

Kreativitas Anak. Pustaka Al-Kautsar.

2. Al-Khalili, A. A. (2005b). Mengembangkan

Kreativitas Anak. Pustaka Al-Kautsar.

275

3. Al-Khalili, A. A. (2005c). Mengembangkan

Kreativitas Anak. Pustaka Al-Kautsar.

4. Al-Khalili, A. A. (2005d). Mengembangkan

Kreativitas Anak. Pustaka Al-Kautsar.

5. Al-Khalili, A. A. (2005e). Mengembangkan

Kreativitas Anak. Pustaka Al-Kautsar.

6. Al-Khalili, A. A. (2005f). Mengembangkan

Kreativitas Anak. Pustaka Al-Kautsar.

7. Al-Khalili, A. A. (2005g). Mengembangkan

Kreativitas Anak. Pustaka Al-Kautsar.

8.

Ariawan, R. (2017). Pengaruh Pembelajaran

Visual Thinking Disertai Aktivitas Quick on

The Draw. Jurnal Penelitian dan

Pembelajaran Matematika, 10(1), 5.

9.

Ayu, E. Y., Linda, R., & Agustina. (2018a).

Penerapan Pembelajaran Quick on The Draw

pada Materi Laju Reaksi untuk Meningkatkan

Aktivitas Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan

Kimia Indonesia, 2(1), 32.

276

10.

Ayu, E. Y., Linda, R., & Agustina. (2018b).

Penerapan Pembelajaran Quick on The Draw

pada Materi Laju Reaksi untuk Meningkatkan

Aktivitas Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan

Kimia Indonesia, 2(1), 33.

11. Chang, R. (2004a). Kimia Dasar : Konsep-

Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga.

12. Chang, R. (2004b). Kimia Dasar : Konsep-

Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga.

13. Chang, R. (2004c). Kimia Dasar : Konsep-

Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga.

14. Chang, R. (2004d). Kimia Dasar : Konsep-

Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga.

15. Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S. (1982a).

Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga.

16. Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S. (1982b).

Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga.

17. Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S. (1982c).

Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga.

277

18.

Ginnis, P. (2016a). Trik & Taktik Mengajar :

Strategi Meningkatkan Pencapaian

Pengajaran di Kelas. PT Indeks.

19.

Ginnis, P. (2016b). Trik & Taktik Mengajar :

Strategi Meningkatkan Pencapaian

Pengajaran di Kelas. PT Indeks.

20

Ginnis, P. (2016c). Trik & Taktik Mengajar :

Strategi Meningkatkan Pencapaian

Pengajaran di Kelas. PT Indeks.

21.

Ginnis, P. (2016d). Trik & Taktik Mengajar:

Strategi Meningkatkan Pencapaian

Pengajaran di Kelas. PT Indeks.

22.

Hasanah, E., Darmawan, D., & Nanang.

(2019). Pengaruh Penggunaan Media

Pembelajaran Articulate dalam Metode

Problem Based Learning (PBL) terhadap

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif

Peserta Didik. JTEP-Jurnal Teknologi

Pendidikan dan Pembelajaran, 4(1), 829.

23.

Huda, M. (2011). Cooperatif Learning :

Metode, Teknik, Struktur dan Model

Penerapan. Pustaka Pelajar.

24.

Huriyanti, L., & Rosiyanti, H. (2017a).

Perbedaan Motivasi Belajar Matematika Siswa

Setelah Menggunakan Strategi Pembelajaran

Quick on The Draw. Jurnal Pendidikan

Matematika dan Matematika2, 3(1), 69.

278

25.

Huriyanti, L., & Rosiyanti, H. (2017b).

Perbedaan Motivasi Belajar Matematika Siswa

Setelah Menggunakan Strategi Pembelajaran

Quick on The Draw. Jurnal Pendidikan

Matematika dan Matematika, 3(1), 70.

26. Hurlock, E. B. (1999). Perkembangan Anak

Jilid 2 Edisi Keenam. Erlangga.

27.

Johnson, D. W., & Johnson, R. T. (2018).

Cooperative Learning : The Foundation for

Active Learning.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.5772/intech

open.81086

28. Johnson, E. B. (2014). CTL Contextual

Teaching & Learning. Kaifa Learning.

29. Karboni, K. (2017a). Pendalaman Buku Teks

Kimia 2A SMA Kelas XI. Yudistira.

30. Karboni, K. (2017b). Pendalaman Buku Teks

Kimia 2A SMA Kelas XI. Yudistira.

31.

Masikem, Soetjipto, B. E., & Sumarmi.

(2016). The Implementation of Cooperative

Learning Model Talking Chips and Quick to

Enhance Motivation and Social Studies

Learning Outcome. IOSR Journal of Research

279

& Method in Education (IOSR-JRME)2, 6(3),

33.

32.

Moma, L. (2015). Pengembangan Instrumen

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis untuk

Siswa SMP. Jurnal Matematika dan

Pendidikan Matematika, 4(1), 28.

33.

Munandar, U. (1999a). Mengembangkan

Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah. PT

Grasindo.

34.

Munandar, U. (1999b). Mengembangkan

Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. PT

Grasindo.

35.

Munandar, U. (1999c). Mengembangkan

Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. PT

Grasindo.

36.

Munandar, U. (1999d). Mengembangkan

Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. PT

Grasindo.

37.

Munandar, U. (1999e). Mengembangkan

Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. PT

Grasindo.

38.

Munandar, U. (1999f). Mengembangkan

Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. PT

Grasindo.

280

39. Munandar, U. (2004). Pengembangan

Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.

40. Munandar, U. (2014a). Pengembangan

Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.

41. Munandar, U. (2014b). Pengembangan

Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.

42.

Renja, A. N., & Miterianifa. (2017a).

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Quick on The Draw terhadap Aktivitas dan

Hasil Belajar Kimia Siswa pada Materi

Hidrokarbon. Konfigurasi, 1(2), 155.

43.

Renja, A. N., & Miterianifa. (2017b).

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Quick on The Draw terhadap Aktivitas dan

Hasil Belajar Kimia Siswa pada Materi

Hidrokarbon. Konfigurasi2, 1(2), 154.

44.

Renja, A. N., & Miterianifa. (2017c).

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Quick on The Draw Terhadap Aktivitas dan

Hasil Belajar Kimia Siswa pada Materi

Hidrokarbon. Konfigurasi, 1(2), 155.

281

45.

Riyadi, A., Soetjipto, B. E., & Amirudin, A.

(2016). The Implementation of Cooperative

Learning Model Fan-N-Pick and Quick on

The Draw to Enhance Social Competence and

Cognitive Learning Outcome for Social

Studies. IOSR Journal of Humanities and

Social Science, 21(4), 90.

46. Riyanto, Y. (2014). Paradigma Baru

Pembelajaran. Kencana.

47

Sani, R. A. (2018). Pembelajaran Berbasis

HOTS (HIgher Order Thinking Skills). Tira

Smart.

48

Sani, R. A. (2019). Pembelajaran Berbasis

HOTS (High Order Thinking Skills). Tira

Smart.

49

Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran

Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz

Media.

50 Siregar, E., & Nara, H. (2010). Teori Belajar

dan Pembelajaran. Ghalia Indonesia.

51

Sudarma, M. (2016a). Mengembangkan

Keterampilan Berpikir Kreatif. PT Raja

Grafindo.

282

52

Sudarma, M. (2016b). Mengembangkan

Keterampilan Berpikir Kreatif. PT Raja

Grafindo.

53

Suryadinata, N. (2015). Pengembangan

Perangkat Pembelajaran Strategi Quick on

The Draw dengan Masalah Open Ended untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif

Materi Prisma dan Limas. Jurnal Pendidikan

Matematika FKIP Univ. Mugammadiyah

Metro2, 4(1), 9.

54

Susanto, A. (2011a). Perkembangan Anak

Usia Dini : Pengantar Dalam Berbagai

Aspeknya. Kencana.

55

Susanto, A. (2011b). Perkembangan Anak

Usia Dini : Pengantar Dalam Berbagai

Aspeknya. Kencana.

56

Susanto, A. (2011c). Perkembangan Anak

Usia Dini: Pengantar dalam Beberapa

Aspeknya. Kencana.

57

Sutresna, N., Sholehudin, D., & Herlina, T.

(2016a). Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar

Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan

Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Grafindo

Media Pratama.

283

58

Sutresna, N., Sholehudin, D., & Herlina, T.

(2016b). Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar

Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan

Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Grafindo

Media Pratama.

59

Sutresna, N., Sholehudin, D., & Herlina, T.

(2016c). Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar

Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan

Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Grafindo

Media Pratama.

60

Sutresna, N., Sholehudin, D., & Herlina, T.

(2016d). Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar

Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan

Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Grafindo

Media Pratama.

61

Sutresna, N., Sholehudin, D., & Herlina, T.

(2016e). Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar

Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan

Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Grafindo

Media Pratama.

62

Tampubolon, S. (2014). Penelitian Tindakan

Kelas untuk Pengembangan Profesi Pendidik

dan Keilmuan. Erlangga.

63

Trianto. (2013). Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Kencana.

284

64

Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009a).

Strategi Pembelajaran Sains. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/12

3456789/46671

65

Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009b).

Strategi Pembelajaran Sains. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/12

3456789/46671

66

Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009c).

Strategi Pembelajaran Sains. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

67

Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009d).

Strategi Pembelajaran Sains. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

BAB III

1.

Arifin, Z. (2009a). Evaluasi Pembelajaran.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Departemen Agama RI.

2.

Arifin, Z. (2009b). Evaluasi Pembelajaran.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Departemen Agama RI.

3.

Arifin, Z. (2009c). Evaluasi Pembelajaran.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Departemen Agama RI.

285

4.

Arifin, Z. (2009d). Evaluasi Pembelajaran.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Departemen Agama RI.

5.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan

Metode dan Paradigma Baru. PT Remaja

Rosdakarya.

6. Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian.

PT Rineka Cipta.

7. Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi

Pendidikan. Bumi Aksara.

8. Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

9.

Kadir. (2016a). Statistika Terapan : Konsep,

Contoh, dan Analisis Data dengan Program

SPSS/Lisrel dalam Penelitian.

10.

Kadir. (2016b). Statistika Terapan : Konsep,

Contoh, dan Analisis Data dengan Program

SPSS/Lisrel dalam Penelitian. PT Raja

Grafindo.

11.

Kadir. (2016c). Statistika Terapan : Konsep,

Contoh, dan Analisis Data dengan Program

SPSS/Lisrel dalam Penelitian. PT Raja

Grafindo.

286

12.

Purwanto, M. N. (2012). Prinsip-Prinsip dan

Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja

Rosdakarya.

13. Sudjana, N. (2011a). Penilaian Hasil Proses

Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya.

14. Sudjana, N. (2011b). Penilaian Hasil Proses

Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya.

15. Sudjana, N. (2011c). Penilaian Hasil Proses

Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya.

16.

Sugiyono. (2012a). Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Penerbit Alfabeta.

17.

Sugiyono. (2012b). Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Penerbit Alfabeta.

BAB IV

1.

Akhirman, & Ma’rifah, N. (2019).

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematik melalui Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Tipe TAI dan Soal Open Ended.

Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 4(1),

41.

287

2.

Ayu, E. Y., Linda, R., & Agustina. (2017).

Penerapan Pembelajaran Quick on The Draw

pada Materi Laju Reaksi untuk Meningkatkan

Aktivitas Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan

Kimia Indonesia, 2(1), 33.

3.

Cheng-Shih, L., & Wei Wu, R. Y. (2016).

Effect of Web-Based Creative Thinking

Teaching on Students’ Creativity and

Learning Outcome. Eurasia Journal of

Mathematics, Science, & Technology

Education, 12(6), 1677–1678.

4.

Erihadiana, M., & Lismawati, W. (2017).

Penerapan Model Quick on The Draw dengan

Menggunakan Media Permainan Bingo untuk

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif

PAI Siswa. Islamic Religion Teaching and

Lear, 2(1), 29.

5.

Ginnis, P. (2016). Trik dan Taktik Mengajar

Strategi Meningkatkan Pencapaian

Pengajaran di Kelas. PT Indeks.

6.

Ismawati, R. (2017). Strategi React dalam

Pembelajaran Kimia SMA. Indonesian

Journal of Science and Education, 1(1), 2.

7.

Masikem, Soetjipto, B. E., & Sumarmi.

(2016). The Implementation of Cooperative

Learning Model Talking Chips and Quick to

Enhance Motivation and Social Studies

288

Learning Outcome. IOSR Journal of Research

& Method in Education (IOSR-JRME), 6(3),

37.

8. Munandar, U. (2014a). Pengembangan

Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.

9. Munandar, U. (2014b). Pengembangan

Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.

10. Munandar, U. (2014c). Pengembangan

Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.

11.

Putra, A., Ulandari, N., & Sepnila, D. (2020).

Penerapan Model Pembelajaran Quick on The

Draw dengan Masalah Open-Ended terhadap

Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Jurnal

Pendidikan Matematika Raflesia, 5(1), 9.

12.

Putri, W. K. N., Kartono, & Ariyani, A.

(2019). Penerapan Strategi Quick on The

Draw untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Trigonometri Siswa

Kelas XI IPA 1 SMA N 11 Semarang.

Prosiding Seminar Nasional Matematika, 430.

13.

Renja, A. N., & Miterianifa. (2017). Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Quick on The

Draw Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar

Kimia Siswa Pada Materi Hidrokarbon.

289

Konfigurasi, 1(2), 161.

14.

Riyadi, A., Soetjipto, B. E., & Amirudin, A.

(2016). The Implementation of Cooperative

Learning Model Fan-N-Pick and Quick on

The Draw to Enhance Social Competence and

Cognitive Learning Outcome for Social

Studies. IOSR Journal of Humanities and

Social Science, 21(4), 92.

15.

Roza, M. (2016). Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD melalui

Teknik Quick on The Draw terhadap

Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Kelas VII SMPN 3 Talamau Kabupaten

Pasaman Barat. Jurnal Ilmiah Teknologi

Pendidikan, 2(2), 3.

16.

Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran

Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz

Media.

17.

Suryadinata, N. (2015). Pengembangan

Perangkat Pembelajaran Strategi Quick on

The Draw dengan Masalah Open Ended untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif

Materi Prisma dan Limas. Jurnal Pendidikan

Matematika FKIP Univ. Mugammadiyah

Metro, 4(1), 11.

290

18.

Suryaningsih, S., & Nisa, F. A. (2021).

Konstribusi Steam Project Based Learning

Dalam Mengukur Keterampilan Proses Sains

Dan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal

Pendidikan Indonesia, 2(6), 1104.

19.

Trianto. (2013). Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Kencana.

20.

Windasari, A. D., & Cholily, Y. M. (2021).

Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Memecahkan Masalah HOTS dalam Setting

Model Kooperatif Jigsaw. Jurnal Cendikia :

Jurnal Pendidikan Matematika, 5(1), 625.

21.

Yuswatiningsih, E., & S, H. I. (2017).

Peningkatan Kreativitas Verbal pada Anak

Usia Sekolah. STIKes Majapahit Mojokerto.

Jakarta, 3 Juli 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Tonih Feronika, M.Pd Luki Yunita, M.Pd

NIP. 19760107 200501 1 007 NIDN. 2028068501