pengaruh pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of pengaruh pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw ...
HALAMAN JUDUL
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
QUICK ON THE DRAW TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF PADA MATERI HIDROKARBON
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Kimia
Disusun oleh :
Hanna Pratiwi
11150162000029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
v
ABSTRAK
Hanna Pratiwi (11150162000029). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe
Quick on The Draw terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi
Hidrokarbon. Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2022.
Kemampuan berpikir kreatif saat ini sangat penting untuk dikembangkan di sekolah.
Rendahnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik disebabkan oleh penggunaan
model dan metode pembelajaran yang tidak tepat dan membosankan. Pembelajaran
kooperatif tipe Quick on The Draw dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
peserta didik sehingga dapat memecahkan dan mencari solusi dalam suatu masalah
dengan pembelajaran yang menyenangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw
terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada materi hidrokarbon. Metode
yang digunakan adalah quasi experiment dengan non-equivalent control group design.
Sampel penelitian adalah peserta didik kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 4 masing-
masing sebanyak 32 orang yang diambil menggunakan purposive sampling. Data
diperoleh dari tes esai yang berisi 28 soal terkait dengan kemampuan berpikir kreatif.
Data yang diperoleh dianalisis dengan uji independent sample t-test. Hasil uji
independent sample t-tes menunjukkan nilai sig (2-tailed) < 𝝰 (0,05) pada taraf
signifikansi 5% maka H1 diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw terhadap kemampuan berpikir kreatif
peserta didik pada materi hidrokarbon.
Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif, Quick on The Draw, Kemampuan Berpikir
Kreatif
vi
ABSTRACT
Hanna Pratiwi (11150162000029). The Effect of Cooperative Learning Type Quick
on The Draw on Creative Thinking Ability on Hydrocarbon Material. Chemistry
Education Study Program, Department of Natural Sciences Education, Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta,
2022.
Creative thinking skills today are very important to be developed in schools. The low
creative thinking ability of students is caused by the use of inappropriate and boring
learning models and methods. Quick on the Draw type cooperative learning can
improve students' creative thinking skills so they can solve and find solutions to
problems with fun learning. The purpose of this study was to determine the effect of the
application of the Quick on The Draw type of cooperative learning on the creative
thinking skills of students on hydrocarbons. The method used is a quasi-experimental
with non-equivalent control group design. The research sample was students of class
XI MIPA 1 and XI MIPA 4 each as many as 32 people who were taken using purposive
sampling. The data was obtained from an essay test containing 28 questions related to
creative thinking skills. The data obtained were analyzed by independent sample t-test.
The results of the independent sample t-test showed the value of sig (2-tailed) < (0.05)
at a significance level of 5%, so H1 was accepted. The results indicate that there is an
effect of cooperative learning type Quick on The Draw on students' creative thinking
skills on hydrocarbon material.
Keywords: Cooperative Learning, Quick on The Draw, Creative Thinking Ability
vii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin. Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on
The Draw terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi Hidrokarbon”.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga serta sahabatnya yang telah membawa kita dari zaman Jahiliyah
menuju zaman yang terang-benderang penuh cahaya keimanan ini. Semoga kita selalu
berada dalam syafa’at-Nya. Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Buhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Tonih Feronika, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan waktu, ilmu, arahan, motivasi, semangat, serta saran dalam
penyusunan skripsi.
4. Luki Yunita, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan waktu, ilmu, arahan, motivasi, semangat, serta saran dalam
penyusunan skripsi.
viii
5. Buchori Muslim, M.Pd., selaku validator instrumen yang telah memberikan kritik
dan saran kepada penulis selama proses validasi.
6. Dewi Muniarti, M.Si., selaku validator instrumen yang telah memberikan kritik
dan saran kepada penulis selama proses validasi.
7. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Kimia yang telah mendidik, memberikan ilmu,
serta motivasi kepada penulis selama menjadi mahasiswa Pendidikan Kimia UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Retno Sulistyorini, S.Si., M.Pd., selaku guru kimia kelas XI SMA Negeri 1
Klapanunggal yang telah memberikan izin serta mendukung penulis untuk
melakukan penelitian ini.
9. Orang tua dan keluarga tersayang yang selalu memberikan dukungan, nasehat,
mencurahkan pikiran, tenaga dan waktunya dengan kesabaran dan keikhlasan.
10. Sahabat yang menemani penulis selama perkuliahan Talitha Zhafirah, Asstia
Rizka Alifa, Ponty Mira Santika, Nur Bayinah, dan Neneng Fauziyah yang selalu
yang selalu menemani, menjadi tempat berbagi keluh kesah, memberikan motivasi
dan dukungan, serta berjuang melewati masa-masa perkuliahan.
11. Teman-teman Pendidikan Kimia 2015 terutama Pendidikan Kimia Kelas A yang
saling memberikan dukungan dan motivasi.
12. Teman-teman seperbimbingan khususnya Talitha Zhafirah, Niswatun Alfiyyah,
dan Asstia Rizka Alifa yang saling memberikan dukungan, memberikan motivasi,
serta peduli antar sesama.
13. Justin, Jaehwan, Jungwoo, dan Jaemin yang selalu memberikan motivasi serta
dukungannya melewati karya-karya indahnya.
14. Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu proses
tersusunnya skripsi ini.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan dan ketulusan hati
semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis
menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun terkait penelitian ini.
ix
Semoga karya ini dapat memberikan konstribusi dan motivasi bagi banyak orang serta
dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Aamiin.
Jakarta, 4 Juli 2022
Hanna Pratiwi
NIM. 11150162000029
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ....................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................... v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 7
C. Batasan Masalah ............................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ............................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8
BAB II ..................................................................................................................... 9
KAJIAN TEORI ..................................................................................................... 9
A. Keterampilan Berpikir Kreatif .......................................................................... 9
1. Konsep Kemampuan Berpikir Kreatif ............................................................ 9
2. Karakteristik Peserta Didik yang Kreatif ...................................................... 11
3. Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat Kreativitas ................................. 17
B. Pembelajaran Kooperatif ................................................................................. 19
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ............................................................ 19
xi
2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ......................................................... 20
3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif ...................................................... 20
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ................................................. 21
5. Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif ............................................................ 23
6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif .................................... 25
C. Metode Quick on The Draw ............................................................................ 25
1. Pengertian Quick on The Draw .................................................................... 25
2. Langkah-Langkah Metode Quick on The Draw ............................................ 27
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Quick on The Draw ............................... 28
D. Materi Hidrokarbon ........................................................................................ 29
1. Pengertian Senyawa Hidrokarbon ................................................................ 29
2. Jenis-Jenis Atom Karbon ............................................................................. 29
3. Struktur, Sifat, dan Tata Nama Senyawa Hidrokarbon .................................. 30
4. Isomer ..............................................................................................................32
E. Penelitian yang Relevan .................................................................................. 33
F. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 34
G. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 38
BAB III .................................................................................................................. 39
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 39
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 39
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ......................................................... 39
C. Prosedur Penelitian ......................................................................................... 40
D. Populasi dan Sampel ....................................................................................... 42
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 43
F. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 44
G. Uji Instrumen Penelitian ................................................................................. 45
1. Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ................................................ 46
2. Lembar Observasi ........................................................................................ 52
H. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 52
1. Uji Prasyarat Analisis................................................................................... 53
xii
I. Hipotesis Statistik ............................................................................................ 56
BAB IV .................................................................................................................. 58
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 58
A. Hasil Penelitian............................................................................................... 58
1. Data Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik 59
2. Uji Prasyarat Sampel .................................................................................... 64
3. Uji Prasyarat Analisis Data .......................................................................... 66
B. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................................... 69
BAB V .................................................................................................................... 85
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 85
A. Kesimpulan .................................................................................................... 85
B. Saran .................................................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 86
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 95
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Langkah- Langkah Model Pembelajaran Kreatif .............................. 22
Tabel 3. 1 Desain Penelitian .................................................................................. 40
Tabel 3. 2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 43
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ....................................... 44
Tabel 3. 4 Kriteria Indeks Koefisien Korelasi ..................................................... 47
Tabel 3. 5 Kriteria Indeks Taraf Kesukaran ....................................................... 49
Tabel 3. 6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ............................................ 49
Tabel 3. 7 Indeks Kriteria Daya Pembeda ........................................................... 50
Tabel 3. 8 Hasil Validasi Kisi-Kisi Instrumen Tes Essay Kemampuan Berpikir
Kreatif yang digunakan dalam Penelitian ......................................... 51
Tabel 3. 9 Kriteria Penilaian Hasil Tes Berpikir Kreatif Peserta Didik ............. 53
Tabel 4. 1 Data Hasil Pretes.................................................................................. 59
Tabel 4. 2 Data Hasil Persentase Pretest Ketercapaian Kemampuan Berpikir
Kreatif Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................................. 60
Tabel 4. 3 Data Hasil Posttest ............................................................................... 61
Tabel 4. 4 Data Hasil Persentase Ketercapaian Posttest Kemampuan Berpikir
Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................... 62
Tabel 4. 5 Hasil Uji Normalitas Pretest ................................................................ 64
Tabel 4. 6 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest .................................................... 65
Tabel 4. 7 Uji Independent Sample T-test Nilai Pretest ...................................... 66
Tabel 4. 8 Hasil Uji Normalitas Posttest .............................................................. 67
Tabel 4. 9 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest dan Posttest ............................... 67
Tabel 4. 10 Uji Independent Sample T-test Nilai Posttest ................................... 68
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 37 Gambar 4. 1 Grafik Hasil Persentase Pretest Ketercapaian Kemampuan Berpikir
Kreatif ........................................................................................................ 60
Gambar 4. 2 Grafik Hasil Persentase Posttest Ketercapaian Kemampuan Berpikir
Kreatif ........................................................................................................ 63
Gambar 4. 3 Jawaban Kelas Eksperimen pada Indikator Kemampuan Berpikir Lancar
(Fluency)..................................................................................................... 75
Gambar 4. 4 Jawaban Kelas Kontrol pada Indikator Kemampuan Berpikir Lancar
(Fluency)..................................................................................................... 75
Gambar 4. 5 Jawaban Kelas Eksperimen pada Indikator Kemampuan Berpikir Luwes
(Flexibility) ................................................................................................. 77
Gambar 4. 6 Jawaban Kelas Kontrol pada Indikator Kemampuan Berpikir Luwes
(Flexibility) ................................................................................................. 77
Gambar 4. 7 Jawaban Kelas Eksperimen pada Indikator Kemampuan Berpikir Merinci
(Elaboration) .............................................................................................. 79
Gambar 4. 9 Jawaban Kelas Eksperimen pada Indikator Kemampuan Berpikir Orisinil
(Originality) ............................................................................................... 80
Gambar 4. 10 Jawaban Kelas Kontrol pada Indikator Kemampuan Berpikir Orisinil
(Originality) ............................................................................................... 80
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar............................ 96
Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen .................................................................. 124
Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol ......................................................................... 152
Lampiran 4 Lembar Kerja Peserta Didik .......................................................... 172
Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ............... 194
Lampiran 6 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif .............. 221
Lampiran 7 Hasil Validasi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ...... 230
Lampiran 8 Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Materi Hidrokarbon ............ 240
Lampiran 9 Lembar Observasi .......................................................................... 245
Lampiran 10 Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelompok
Eksperimen (Pretest dan Posttest) ............................................... 247
Lampiran 11 Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelompok Kontrol
(Pretest dan Posttest).................................................................... 248
Lampiran 12 Hasil Pretest Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir
Kreatif (Kelas Eksperimen dan Kontrol) .................................... 249
Lampiran 13 Hasil Posttest Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir
Kreatif (Kelas Eksperimen dan Kontrol) .................................... 253
Lampiran 14 Hasil Observasi Peserta Didik Kelas Eksperimen ....................... 258
Lampiran 15 Hasil Uji Normalitas Pre-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol) 260
Lampiran 16 Hasil Uji Homogenitas Pre-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)
....................................................................................................... 261
Lampiran 17 Hasil Uji Hipotesis Pre-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol) .... 262
Lampiran 18 Hasil Uji Normalitas Post-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol) 263
Lampiran 19 Hasil Uji Homogenitas Post-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)
....................................................................................................... 264
Lampiran 20 Hasil Uji Hipotesis Post-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol) .. 265
Lampiran 21 Surat Keterangan Bimbingan Skripsi ......................................... 266
Lampiran 22 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................... 267
Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian ................................................................ 268
Lampiran 24 Hasil Turnitin ............................................................................... 270
Lampiran 25 Uji Referensi ................................................................................. 271
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan masyarakat pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari
pendidikan, dan peran pendidikan sangatlah penting, baik dalam keluarga,
masyarakat maupun negara. Indonesia adalah negara berkembang dan
membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mencerdaskan
kehidupan negara (Marniati & Tahir, 2019b). Oleh karena itu, diperlukan
pendidikan untuk mencapai hal tersebut. Sehingga akan tercipta negara maju
dan masyarakat Indonesia yang cerdas, sehat, berilmu dan memiliki
keterampilan yang berguna bagi kehidupan.
Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kehidupan manusia
karena pendidikan tersedia dimanapun dan kapanpun didunia. Pendidikan pada
halekatnya adalah upaya memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu
membudayakan atau memperindah manusia (Syafril & Zen, 2017, hlm. 25).
Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dimana orang memperoleh
pengetahuan, pemahaman dan perilaku dengan kebutuhannya (Syah, 2014,
hlm. 10).
Pendidikan memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan
suatu bangsa dan negara. Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia
yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan (Hidayat & Abdillah, 2019, hlm. 25).
Pencapaian tujuan pendidikan nasional tersebut merupakan suatu
tantangan yang melibatkan peningkatan kualitas, relevansi, dan efektivitas
2
pendidikan yang digunakan sebagai tuntutan nasional beriringan dengan
perkembanagan dan kemajuan sosial, dan memiliki implikasi yang nyata bagi
program pendidikan dan kurikulum sekolah (Mudyahardjo, 2012, hlm. 10).
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 Pasal
12 menyatakan bahwa :
Pelaksanaan pembelajaran harus diselenggaran dalam suasana belajar
yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik (Peraturan
Pemerintah RI, 2021).
Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil, jika pembelajaran
dikelas dapat berhasil pula. Salah satu komponen pembelajaran yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap proses pembelajaran adalah media pembelajaran.
Media sangat diperlukan pada proses pembelajaran karena dapat digunakan
untuk memotivasi peserta didik untuk belajar (Y. D. Putri dkk., 2021).
Salah satu faktor yang menyebabkan peserta didik enggan belajar adalah
penggunaan strategi pembelajaran yang cenderung monoton dalam proses
pembelajaran, sehingga membuat peserta didik bosan dan kurang tertarik untuk
mengikuti proses pembelajaran di kelas (Huriyanti & Rosiyanti, 2017a). Selain
itu, penyebab hasil belajar peserta didik belum maksimal adalah penggunaan
model pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi yang sedang dibahas
(Suhardi, 2019)
Kimia merupakan salah satu disiplin ilmu yang banyak mengandung
konsep-konsep kimia abstrak yang harus diserap peserta didik dalam waktu
yang relatif terbatas, selain itu kurang menariknya penyampaian materi
menyebabkan banyak peserta didik enggan untuk mempelajari kimia lebih
dalam lagi (Anggraeni dkk., 2014). Pembelajaran kimia lebih menarik jika
aktivitas peserta didik dapat dimasukkan ke dalam proses belajar mengajar.
3
Pembelajaran inovatif juga membantu memperlancar proses belajar mengajar,
meningkatkan potensi diri dan kecerdasan peserta didik dalam
mengkomunikasikan informasi yang mereka terima (Ayu dkk., 2018a).
Pendidikan pada saat ini disebut pendidikan abad ke 21. Diantaranya,
pendidikan menjadi semakin penting untuk memastikan peserta didik memiliki
keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi dan
media informasi, serta kemampuan bekerja dan bertahan hidup melalui
kecakapan hidup (Wijaya dkk., 2016, hlm. 264). Kehidupan di abad 21 sering
disebut sebagai era pengetahuan, abad ekonomi pengetahuan, abad teknologi
informasi, abad globalisasi, industri 4.0, dll. Abad ini telah melihat perubahan
yang sangat cepat dan sulit dalam setiap aspek kehidupan kita termasuk
perdagangan, transportasi, teknologi, informasi, dan komuniskasi
Kemendikbud berpendapat bahwa pendidikan yang membangun
kompetensi “partnership 21st Century Learning” adalah kerangka
pembelajaran untuk abad ke-21, yang membutuhkan peserta didik dalam
teknologi, media dan informasi, keterampilan belajar, inovasi, dan
keterampilan hidup (Sajidan dkk., 2018a). Sedangkan menurut BNSP (2010,
hlm. 19) menyebutkan framework pada pembelajaran abad ke-21 diantaranya
adalah : (1) Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah; (2)
Kemampuan komunikasi dan bekerjasama; (3) Kemampuan berpikir kritis dan
pemecahan masalah; (4) Kemampuan komunikasi dan bekerjasama; (5)
Kemampuan mencipta dan membaharui; (6) Literasi teknologi; (7)
Kemampuan belajar kontekstuak; dan (8) Kemampuan informasi dan literasi
media. Adapun kecakapan abad ke-21 menurut Kemendikbud dalam buku yang
disusun oleh Sajidan dkk. (2018b, hlm. 42) meliputi empat keterampilan yaitu:
(1) Keterampilan berpikir kritis; (2) Keterampilan komunikasi; (3)
Keterampilan Kolaboratif; serta (4) Keterampilan berpikir kreatif.
Keterampilan berpikir kreatif merupakan salah satu keterampilan abad
21 yang harus dimiliki peserta didik. Adapun tingkat kemampuan berpikir
4
kreatif masyarakat Indonesia masih sangat rendah (Madyani dkk., 2020). Hal
ini ditunjukkan dari data Global Creativity Index 2015, dimana Indonesia
berada di peringkat 115 dari 139 negara (Florida dkk., 2015). Proses
pembelajaran di sekolah biasanya tidak mengembangkan kemampuan berpikir
peserta didik, hal ini dikarenakan pembelajaran yang didominasi oleh pendidik.
Hal tersebut dapat menghambat pola pikir peserta didik, sehingga mengurangi
kreativitasnya (Prihatin dkk., 2021).
Pendidik perlu menyadari bahwa selama ini pembelajaran di kelas
hanyalah sekedar belajar mengajar, semata-mata sebagai transfer pengetahuan,
bukan sebagai proses pembentukan kepribadian dan bagaimana proses
pembelajaran itu sendiri dapat mengembangkan tingkat kemampuan
berpikirnya (Pangestu, 2021). Dalam pembelajaran kimia, peserta didik
diharapkan mampu berpikir kreatif. Karena diera globalisasi, tidak dapat
dipungkiri bahwa kreativitas sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas
hidup dan memecahkan masalah. Berpikir kreatif memungkinkan peserta didik
untuk berpikir dengan lancer, melihat masalah dari sudut berbeda, dan
menghasilkan banyak ide. Oleh karena itu, sejak dini peserta didik perlu dilatih
sikap kreatif pada dirinya sendiri, agar tidak hanya menjadi konsumen
pengetahuan, tetapi juga mampu menghasilkan pengetahuan baru.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harahap & Panjaitan (2019)
mengenai “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick
terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa di SMP Negeri 11
Padangsidimpuan”. Adapun hasil analisis data yang peneliti lakukan tersebut
mendapatkan hasil bahwasanya kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang
diajarkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick
memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran
langsung. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif dapat pula meningkatkan kemampuan berpikir kretif
peserta didik. Oleh karena ini, pada penelitian kali ini, peneliti akan membuat
5
perbedaan dengan penelitian sebelumnya menggunakan model pembelajaran
kooperatif juga namun tipe Quick on The Draw. Penelitian ini digunakan pada
pembelajaran kimia materi pokok Hidrokarbon.
Hidrokarbon merupakan materi kimia kelas XI yang sering dijumpai dan
sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, dengan Kompetensi Dasar pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 24 tahun 2016 yang
menyatakan :
“3.1 Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan
kekhasan atom karbon dan golongan senyawanya; 4.1 Membuat model visual
berbagai struktur molekul hidrokarbon yang memiliki rumus molekul yang
sama.” (Kemendikbud, 2016). Kompetensi dasar tersebut dapat memfasilitasi
kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
Kegiatan belajar melibatkan dua pihak, yaitu pendidik dan peserta didik,
yang mengajar pendidik sedangkan peserta didik yang belajar. Kegiatan
pembelajaran dirancang untuk berpusat pada peserta didik untuk meningkatkan
motivasi, minat, kreativitas, dan antusiasme peserta didik. Proses pembelajaran
harus dapat memfasilitasi pengembangan kemampuan berpikir kreatif peserta
didik khususnya pada mata pelajaran kimia
Saat mempelajari sains, pendidik harus membimbing peserta didik
dalam kegiatan yang mendorong pembelajaran aktif dan psikologis dalam
memahami konsep-konsep kimia. Di sekolah masih banyak kegiatan
pembelajaran kimia, dan sering sekali pendidik hanya melalui metode ceramah.
Seperti yang kita ketahui bersama, metode mengajar merupakan sarana
interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Jika
hanya menggunakan metode ceramah untuk belajar, bukan hanya menjadi salah
satu penyebab peserta didik pasif, kurang minat dan kurang semangat dalam
proses pembelajaran, tetapi juga pendidik kurang mendapat perhatian dari
peserta didik.
6
Penggunaan model pembelajaran memiliki peran penting dalam suatu
proses pembelajaran, dimana model pembelajaran digunakan seharusnya dapat
meningkatkan pemahaman tentang materi pembelajaran kimia, menumbuhkan
kerjasama dalam kelompok serta dapat merangsang kreativitas peserta didik.
Melalui pembelajaran kooperatif, peserta didik cerdas dapat membantu
peserta didik lain yang tidak memahami materi yang ada, sehingga peserta didik
dapat diajarkan untuk berbagi pengetahuan dengan orang lain. Untuk itu,
peneliti ingin menggunakan pembelajaran kooperatif agar peserta didik bisa
lebih semangat belajar kimia.
Pembelajaran kooperatif memiliki banyak bentuk untuk membantu
pendidik memberikan materi dengan mudah. Salah satunya adalah tipe “Quick
on The Draw”. Model pembelajaran Quick on The Draw merupakan model
pembelajaran yang memberikan peserta didik untuk memahami suatu mata
pelajaran dengan kemampuannya sendiri (Renja & Miterianifa, 2017a).
Menurut Ginnis (2016a, hlm. 163) pembelajaran dengan menggunakan Quick
on The Draw merupakan perlombaan antara kelompok utama yang dapat
menyelesaikan satu set pertanyaan dan masing-masing kelompok mempunyai
batas untuk menyelesaikan tugasnya.
Model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw ini diharapkan
dapat membuat peserta didik lebih senang dan semangat dalam pembelajaran
kimia. Selain itu dengan model ini dapat melatih kemampuan kreatif peserta
didik. Dengan model ini peserta didik dapat memecahkan masalah atau mencari
solusi dalam menjawab soal-soal yang diberikan. Selain itu, peserta didik juga
dapat saling berbagi informasi dan pengetahuan yang dimilikinya, bisa saling
mengoreksi satu sama lain dan berdiskusi bersama dalam kelompok belajar.
Sehingga kegiatan ini dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif peserta didik.
7
Berdasarkan latar belakang diatas, dilakukan penelitian ini dengan judul
“Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on The Draw terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik pada Materi Hidrokarbon”.
B. Identifikasi Masalah
Dari pemaparan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang rendah.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran saat ini, peserta didik tidak didorong
untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya sendiri.
3. Masih banyak pelajaran kimia di kelas yang hanya menekankan
pemahaman peserta didik terhadap materi dan tidak melibatkan
kemampuan berpikir kreatif.
4. Model pembelajaran kimia yang digunakan dalam proses pembelajaran
sangat membosankan dan kurang mendapat perhatian dari peserta didik.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dalam penelitian ini perlu
diadakan pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam penelitian ini
lebih terarah dan tidak terjadi penyimpangan. Adapun masalah yang dibatasi
dalam penelitian ini adalah :
1. Dua kelas dipilih secara acak, satu kelas dengan pembelajaran kooperatif
tipe Quick on The Draw, dan kelas lainnya dengan pembelajaran
konvensional.
2. Kemampuan berpikir kreatif yang diukur sesuai dengan indikator menurut
Utami Munandar, yaitu kemampuan berpikir lancar (fluency), kemampuan
berpikir luwes (flexibility), kemampuan berpikir orisinil (originality), dan
kemampuan berpikir merinci (elaboration)
8
D. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas penulis dapat merumuskan masalah yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh pembelajaran kooperatif tipe
Quick on The Draw terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran
kooperatif tipe Quick on The Draw terhadap kemampuan berpikir kreatif
peserta didik.
F. Manfaat Penelitian
Selain tujuan, penelitian inipun diharapkan dapat memberi manfaat
kepada semua pihak. Manfaat penelitian ini ialah :
1. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan dalam memilih model pembelajaran yang meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
2. Bagi peserta didik, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
mengoptimalkan kemampuan untuk mendapatkan hasil belajar kimia yang
maksimal.
3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
menambah ilmu pengetahuan serta pengalaman yang bermanfaat dalam
menggunakan model pembelajaran sebelum memasuki bidang pendidikan
sebagai tenaga pendidik.
4. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
referensi untuk mengoptimalkan kemampuan siswa dalam belajar dan
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Keterampilan Berpikir Kreatif
1. Konsep Kemampuan Berpikir Kreatif
Berpikir menurut pendapat John Dewey dalam (Sudarma, 2016a,
hlm. 38) adalah “stream of consciousnee”, yaitu aliran kesadaran yang
muncul dan ada setiap hari, mengalir tanpa terkendali, termasuk bermimpi
atau impian dan melamun. Sedangkan Moosley dalam (Sudarma, 2016b,
hlm. 39) berpendapat, bahwa kata “thinking” kadang-kadang digunakan
secara bergantian dengan kata “thoughtful” yang mengacu dan melibatkan
pada aspek sensitivitas dan peduli orang lain.
Anderos telah mendefinisikan kreativitas sebagai proses yang dilalui
oleh seorang individu di tengah-tengah pengalamannya, dan
menyebabkannya untuk memperbaiki dan mengembangkan dirinya(Al-
Khalili, 2005a, hlm. 13). Kreativitas menurut Maslow merupakan
manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan
dirinya. Sedangkan menurut Guilford, kreativitas adalah kemampuan
melihat berbagai kemungkinan pemecahan masalah, merupakan bentuk
berpikir yang selama ini kurang mendapat perhatian dalam pendidikan
formal (Munandar, 1999b, hlm. 45). Torrance (dalam Al-Khalili, 2005b,
hlm. 23) mengungkapkan bahwa kreativitas adalah suatu proses yang
melibatkan kepekaan terhadap masalah dan kesulitan dalam bidang apapun,
kemudian menyusun beberapa ide atau data teoritis untuk mengatasi
masalah tersebut, menguji kebenaran data, dan mengkomunikasikan hasil
pencapaian seorang pemikir atas pemikir lainnya.
Downing juga mendefinisikan kreativitas sebagai “proses” dengan
menata kembali unsur-unsur yang ada. Pemikiran kreatif setiap orang
10
berbeda dan berkaitan dengan cara mereka berpikir tentang masalah.
Kemampuan peserta didik dalam memunculkan ide harus dikembangkan
dengan meminta mereka memikirkan ide atau pendapat yang berbeda
dengan yang dikemukkan oleh temannya. Berpikir kreatif juga terkait
dengan pengetahuan yang dimiliki seseorang dalam kaitannya dengan ide
yang diajukan atau usaha kreatif (Sani, 2018, hlm. 6).
Menurut Ahmadi, keterampilan berpikir kreatif adalah keterampilan
pribadi yang menggunakan proses berpikirnya untuk menghasilkan ide-ide
baru dan konstruktif berdasarkan konsep dan prinsip, rasional dan
emosional, serta intuisi pribadi. Keterampilan berpikir kreatif dibangun
dengan menanamkan konsep-konsep peserta didik, yang kemudian
menerapkan konsep-konsep dari prinsip-prinsip yang ada ke dalam
pemecahan masalah (Hasanah dkk., 2019).
Menurut Puccio dan Mudock (dalam Moma, 2015), berpikir kreatif
mencakup semua aspek keterampilan kognitif dan metakognitif, termasuk
mengidentifikasi masalah, mengajukan pertanyaan, mengidentifikasi data
yang relevan dan tidak relevan, menjadi produktif, menghasilkan banyak
ide dan produk atau ide baru yang berbeda, dan kecenderungan inklusif,
yaitu keterbukaan, berani mengambil sikap, bertindak cepat, bertindak atau
berpikir bahwa sesuatu merupakan bagian dari keseluruhan yang kompleks,
menggunakan pemikiran kritis orang lain, peka terhadap perasaan orang
lain (Moma, 2015).
Batey dan Furnham juga mengklaim bahwa ada tiga domain utama
ekspresi kreatif, yakni : kreativitas seni, kreativitas saintifik, dan kreativitas
sehari-hari. Kreativitas saintifik dapat dianalisa dari kemampuan seseorang
dalam membangun hipotesis, merancang eksperimen, dan menguji sebuah
fakta (Sani, 2019, hlm. 6).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir kreatif adalah suatu kemampuan dimana peserta didik
11
bebas menyampaikan pendapat atau gagasan berdasarkan informasi,
konsep, prinsip, pengalaman, ataupun pendapat yang disampaikan orang
lain yang diolah sendiri menjadi suatu gagasan yang baru untuk
menyelesaikan suatu problematikan atau permasalahan yang ada.
2. Karakteristik Peserta Didik yang Kreatif
Seorang pribadi yang kreatif mampu untuk memberikan kita suatu
pemikiran baru atas permasalahan-permasalahan yang dia hadapi atau kita
hadapi, baik yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau berkaitan
dengan kajian-kajian praktikum (Al-Khalili, 2005c, hlm. 30).
Anak kreatif mempunyai keingintahuan yang tinggi, memiliki minat
yang banyak, dan mempunyai hobi atau kegiatan yang kreatif. Anak-anak
dan remaja yang kreatif seringkali memiliki rasa percaya diri yang tinggi
dan cukup mandiri. Mereka lebih berani daripada rata-rata anak lainnya (ini
sudah dihitung sebelumnya). Artinya, mereka tidak peduli jika orang lain
mengkritik atau mengejek mereka saat melakukan hal-hal bermakna,
penting, dan disukai. Juga, orang-orang kreatif tidak takut melakukan
kesalahan dan berani mengajukan pendapatnya sendiri walaupun
pendapatnya berbeda dengan pendapat orang lin (Munandar, 2004, hlm.
35).
Menurut Sund (dalam Riyanto, 2014) menyatakan bahwa individu
dengan potensi kreatif dapat diidentifikasi dengan memperhatikan ciri-ciri
sebagai berikut:
a) Hasrat keingintahuan yang cukup besar;
b) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru;
c) Panjang/banyak akal;
d) Keingintahuan untuk menemukan dan meneliti;
e) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan;
f) Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas;
12
g) Berpikir fleksibel;
h) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi
jawaban lebih banyak;
i) Kemampuan membuat analisis dan sintesis;
j) Memiliki semangat bertanya serta meneliti;
k) Memiliki daya abstraksi yang cukup baik;
l) Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.
Sedangkan menuru Mc. Kinnon (dalam Hasanah dkk., 2019), orang
yang kreatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Memandang dirinya berbeda dan lebih sering melukiskan dari mereka
sebagai berdaya cipta, tak tergantung, bersifat individualis;
2) Lebih terbuka dalam pengalaman dan perasaan;
3) Secara relatif tidak tertarik pada detail kecil, tetapi lebih tertarik pada
arti implikasi, memiliki fleksiel kognitif, keterampilan verbal,
berminat untuk berkomunikasi dengan orang lain, bertindak tepat,
mempunyai keingintahuan intelektual yang besar;
4) Lebih tertarik secara mendalam menyerap pengalaman daripada
mempertimbangkan;
5) Lebih bersifat intuitif.
Tes luar negeri yang Mengukur Kreativitas adalah tes dari Guilford
yang mengukur kemampuan berpikir divergen, dengan membedakan aspek
kelancaran berpikir, fleksibilitas, orisinilitas, dan kerincian (Munandar,
2014a, hlm. 73). Dalam studi analisis faktor seputar ciri-ciri utama
kreativitas, Guilford dalam buku (Munandar, 2014b, hlm. 10) membedakan
antara ciri-ciri kompeten (aptitude) dan non-kompeten (non-aptitude) yang
terkait dengan kreativitas. Ciri-ciri aptitude dari kreativitas (berpikir
kreatif) meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), dan orisinilitas
dalam berpikir, dan ciri-ciri dioperasionalisasikan dalam tes berpikir
13
divergen. Ciri-ciri aptitude adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan
kognisi, dengan proses berpikir, sedangkan ciri-ciri nonaptitude adalah ciri-
ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan (Munandar, 1999a,
hlm. 88).
Adapun ciri-ciri dari kemampuan berpikir kreatif (aptitude)
meliputi:
a) Kemampuan Berpikir Lancar
Kemampuan berpikir lancar adalah kemampuan untuk
menghasilkan banyak ide, jawaban, pemecahan masalah,
menyampaikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal
dan selslu memikirkan lebih dari satu jawaban (Munandar, 1999a, hlm.
88). Sebagaimana definisi Guilford, kelancaran diartikan dengan
mengeluarkan pemikiran yang dengan mudah mengalir, baik alam
bentuk kebebasan intelektual, verbal, atau yang lainnya. Sedangkan
Peneliti Helmi Al-Moligi berpendapat bahwa kelancaran yaitu
pemikiran yang mengalir secara luar biasa, sehingga akal kreatif
seakan-akan merupakan ledakan pemikiran baru yang bebas (Al-
Khalili, 2005d, hlm. 176).
Kemampuan berpikir peserta didik tercermin dari perilaku
peserta didik sebagai berikut (Munandar, 1999a, hlm. 88):
1) Mengajukan banyak pertanyaan,
2) Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan,
3) Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah,
4) Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya,
5) Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada anak-
anak lain,
6) Dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu
obyek atau situasi.
14
b) Kemampuan Berpikir Luwes (Fleksibel)
Berpikir fleksibel adalah kemampuan untuk menghasilkan ide,
jawaban atau pertanyaan, untuk dapat melihat suatu masalah dari
perspektif yang berbeda, untuk mencari banyak alternatif atau arah yang
berbeda, dan untuk dapat mengubah metode atau cara berpikir
(Munandar, 1999c, hlm. 88–89). Tujuan dari fleksibilitas adalah untuk
dnegan mudah memunculkan berbagai pengetahuan. Guilford (dalam
Al-Khalili, 2005e, hlm. 177) juga percaya bahwa fleksibilitas
mencerminkan kemampuan untuk secara cepat menghasilkan ide-ide
yang berkembang menjadi ide-ide yang berbeda dan berhubungan
dengan sikap tertentu.
Kemampuan berpikir luwes (fleksibel) peserta didik tercermin
dari perilaku peserta didik sebagai berikut (Munandar, 1999d, hlm. 89):
1) Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap
suatu obyek,
2) Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap
suatu gambar, cerita atau masalah,
3) Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-
beda,
4) Memberi pertimbangan terhadap situasi, yang berbeda dari yang
diberikan orang lain,
5) Dalam membahas/mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai
posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok,
6) Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam
cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya,
7) Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang
berbeda-beda,
8) Mampu mengubah arah berpikir secara spontan.
15
c) Kemampuan Berpikir Orisinil
Kemampuan berpikir orisinal adalah kemampuan untuk
menghasilkan bentuk ekspresi yang baru dan unik, memikirkan cara
yang tidak biasa untuk mengekspresikan diri, mampu membuat
kombinasi bagian untuk elemen yang tidak biasa (Munandar, 1999d,
hlm. 89). Menurut Peneliti Sayyid Khairullah (Al-Khalili, 2005f, hlm.
178), orisinilitas berarti kemampuan untuk menghasilkan beberapa
tanggapan asli, atau dijelaskan dengan melakukan beberapa
pengulangan statistik dalam masyarakat yang setia kepadanya.
Kemampuan berpikir orisinil yang dimiliki oleh peserta didik
tercermin dalam perilaku peserta didik sebagai berikut (Munandar,
1999e, hlm. 89–90):
1) Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah
terpikirkan oleh orang lain,
2) Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan
cara-cara yang baru,
3) Memilik a-simetri dalam menggambar atau membuat desain,
4) Memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain,
5) Mencari pendekatan yang baru dari yang stereotip,
6) Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk
menemukan penyelesaian yang baru,
7) Lebih senang mensintesis daripada menganalisa situasi.
d) Kemampuan Berpikir Merinci (Mengelaborasi)
Kemampuan merinci (mengelaborasi) adalah kemampuan untuk
memperkaya dan membayangkan suatu gagasan atau produk,
menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu obyek, gagasan,
atau situasi sehingga menjadi lebih menarik (Munandar, 1999f, hlm.
90). Elaborasi diartikan dengan memodifikasi reaksi yang dilakukan
16
dengan cara menambahkan beberapa reaksi lainnya. seperti; mengambil
suatu pemikiran yang sederhana, kemudian dimodifikasi dan
menjadikannya lebih menarik. Atau, menambah perincian atas suatu
pemikiran tertentu, dengan syarat perincian-perincian ini sesuai dengan
pemikiran utamanya (Al-Khalili, 2005g, hlm. 179).
Kemampuan berpikir merinci (mengelaborasi) yang dimiliki
peserta didik tercermin dalam perilaku peserta didik sebagai berikut
(Munandar, 1999f, hlm. 90):
1) Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau
pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang
terperinci,
2) Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain,
3) Mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan
ditempuh,
4) Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan
penampilan yang kosong atau sederhana,
5) Menambahkan garis-garis, warna-warna, dan detil-detil (bagian-
bagian) terhadap gambarnya sendiri atau orang lain.
Berpikir kreatif membutuhkan ketekunan disiplin diri, dan
perhatian penuh, termasuk aktivitas mental seperti (E. B. Johnson, 2014,
hlm. 215):
i. Mengajukan pertanyaan,
ii. Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim
dengan pikiran terbuka,
iii. Membangun keterkaitan, khususnya di antara hal-hal berbeda,
iv. Menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas,
v. Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan
hal baru dan berbeda,
vi. Mendengarkan intuisi.
17
3. Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat Kreativitas
Hurlock mengemukakan beberapa faktor-tor pendorong yang dapat
meningkatkan kreativitas, yaitu (1999, hlm. 11):
a) Waktu. Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan diatur
sedemikian rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi mereka untuk
bermain dengan gagasan, konsep, dan mencobanya dalam bentuk baru
dan orisinal.
b) Kesempatan menyendiri. Hanya apabila tidak mendapat tekanan dari
kelompok sosial, anak dapat menjadi kreatif.
c) Dorongan terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi
standar orang dewasa. Untuk menjadi kreatif mereka harus terbebas
dari ejekan dan kritik yang sering kali dilontarkan pada anak yang tidak
kreatif.
d) Sarana. Sarana untuk bermain dan kelas sarana lainnya harus disedikan
untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi, yang
merupakan unsur penting dari semua kreativitas.
e) Lingkungan yang merangsang. Lingkungan rumah dan sekolah harus
merangsang kreativitas. Ini harus dilakukan sedini mungkin sejak masa
bayi dan dilanjutkan hingga nama sekolah dengan menjadikan
kreativitas, suatu pengalaman yang menyenangkan dihargai secara
sosial.
f) Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif. Orang tua yang
tidak terlalu melindungi atau terlalu posesif terhadap anak, mendorong
anak untuk mandiri.
g) Cara mendidik anak. Mendidik anak secara demokratis dan permisif
di rumah dan sekolah meningkatkan kreativitas, sedangkan cara
mendidik otoriter memadamkannya.
18
h) Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Kreativitas tidak
muncul dalam kehampaan. Makin banyak pengetahuan yang diperoleh
anak semakin baik dasar-dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.
Dalam proses pengembangan kreativitas, seseorang dapat saja
menemui berbagai hambatan, rintangan atau halangan yang dapat merusak
atau bahkan mematikan kreativitasnya. Cropley (dalam Susanto, 2011a,
hlm. 125–126) mengidentifikasi beberapa karakteristik pendidik yang
cenderung menghambat pemikiran kreatif dan kemauan atau keberanian
anak untuk mengekspresikan kreativitas:
i. Penekanan bahwa pendidik selalu benar;
ii. Penekanan berlebihan pada hafalan;
iii. Penekanan pada belajar secara mekanis teknik pemecahan masalah;
iv. Penekanan pada evaluasi eksternal;
v. Penekanan secara ketat untuk menyelesaikan pekerjaan;
vi. Perbedaan secara kaku antara bekerja dan bermain dengan
menekankan makna dan manfaat dan bekerja, sedangkan bermain
sekadar untuk rekreasi.
Demikian pula Torrance (dalam Susanto, 2011b, hlm. 126)
mengemukakan bahwa hal-hal yang dapat membatasi kreativita seorang
anak adalah: (Susanto, 2011c, hlm.126)
(1) Usaha terlalu dini untuk mengeliminasi fantasi,
(2) Pembatasan terhadap rasa ingin tahu anak,
(3) Terlalu menekankan peran berdasarkan perbedaan seksual,
(4) Terlalu banyak melarang,
(5) Takut dan malu,
(6) Penekanan yang salah kaprah terhadap keterampilan verbal tertentu,
(7) Memberikan kritik yang bersifat destruktif.
19
B. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Roger,dkk. (dalam Huda, 2011, hlm. 29) mendefinisikan
cooperative learning atau pembelajaran kooperatif sebagai kegiatan belajar
kelompok dengan prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada
informasi yang berubah secara sosial di antara kelompok-kelompok peserta
didik, dimana setiap peserta didik bertanggung jawab atas pembelajaran
mereka sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota
lainnya. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana
peserta didik bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dengan tingkat
kemampuan yang berbeda. Setiap anggota bekerja sama dan membantu
memahami materi pembelajaran sambil menyelesaikan tugas kelompok
(Shoimin, 2017, hlm. 45). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam
struktur kerja sama yang teratur pada kelompok yang terdiri atas dua orang
atau lebih (Tampubolon, 2014, hlm. 89). Menurut Johnson dan Johnson,
pembelajaran kooperatif berarti working together to accomplish shared
goals (bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama (D. W. Johnson &
Johnson, 2018, hlm. 4). Cooperative learning menurut Davidson and
Worsham (dalam Zulfiani dkk., 2009a, hlm. 130) adalah model
pembelajaran yang sistematis yang mengintegrasikan keterampilan sosial
akademik dengan mengelompokkan peserta didik untuk menciptakan
metode pembelajaran yang efektif.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan salah satu
model pembelajaran yang didalamnya melibatkan kelompok-kelompok
kecil yang setiap peserta didik nya memiliki kemampuan yang berbeda
20
untuk bekerja sama menyelesaikan suatu masalah dan saling bertukar
gagasan, saling mengajarkan satu sama lain untuk mencapai tujuan
bersama.
2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dalam kelompok membantu peserta didik
dan anggota tim bekerja sama dalam tugas. Secara umum, pembelajaran
kooperatif mencakup lima karakteristik, yaitu (Zulfiani dkk., 2009b, hlm.
131):
a) Peserta didik bersama pada tugas-tugas umum atau aktivitas untuk
menyelesaikan tugas atau aktivitas pembelajaran.
b) Peserta didik saling bergantung secara positif. Aktivitas diatur
sehingga peserta didik membutuhkan peserta didik lain untuk
mencapai hasil bersama. Pembelajaran yang paling baik ditangani jika
melalui kerja kelompok.
c) Peserta didik bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai
5 peserta didik
d) Peserta didik menggunakan perilaku kooperatif, pro-sosial.
e) Peserta didik secara mandiri bertanggung jawab untuk pekerjaan
pembelajaran mereka.
3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Pendekatan belajar kooperatif menganut lima prinsip utama yaitu
sebagai berikut (Siregar & Nara, 2010, hlm. 52–53):
a) Saling ketergantungan positif: arti ketergantungan dalam hal ini
adalah keberhasilan kelompok merupakan hasil kerja keras seluruh
anggotanya. Setiap anggota berperan aktif dan mempunyai andil yang
sama terhadap keberhasilan kelompok
b) Tanggungjawab perseorangan: tanggung jawab perseorangan
muncul ketika seorang anggota kelompok bertugas untuk menyajikan
21
yang terbaik di hadapan pendidik dan teman sekelas lainnya. anggota
yang tidak bertugas, dapat melakukan pengamatan terhadap situasi
kelas, kemudian mencatat hasilnya agar dapat didiskusikan dalam
kelompoknya.
c) Interaksi tatap muka: bertatap muka merupakan satu kesempatan
yang baik bagi anggota kelompok untuk berinteraksi memecahkan
masalah bersama, disamping membahas materi pelajaran. Anggota
dilatih untuk menjelaskan masalah belajar masing-masing, juga diberi
kesempatan untuk mengajarkan apa yang dikuasainya kepada teman
satu kelompok.
d) Komunikasi antar anggota: model belajar kooperatif juga
menghendaki agar para anggota dibekali dengan berbagai
keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan peserta didik
dalam kelompok, pendidik perlu mengajarkan cara-cara
berkomunikasi. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada
kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan
kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapatnya. Setiap peserta
didik memperoleh kesempatan berlatih mengenai cara-cara
berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana pendapat orang lain
tanpa menyinggung perasaan orang tersebut.
e) Evaluasi proses secara kelompok: perlu dijadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil
kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih
efektif.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
Mata pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif
memiliki enam langkah atau fase utama. Langkah-langkah itu ditunjukkan
pada Tabel 2.1 (Trianto, 2013a, hlm. 66–67)
22
Tabel 2. 1 Langkah- Langkah Model Pembelajaran Kreatif
Fase Tingkah Laku Pendidik
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi peserta didik
Pendidik menyampaikan semua
tujuan pelajaran yang ingin dicapai
pada pelajaran tersebut dan
memotivasi peserta didik belajar
Fase-2
Menyajikan informasi
Pendidik menyajikan informasi
kepada peserta didik dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan
bacaan
Fase-3
Menorganisasikan peserta didik ke
dalam kelompok kooperatif
Pendidik menjelaskan kepada
pendidik bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi seara efisien
Fase-4
Membimbing kelompok bekerja
dan belajar
Pendidik membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat
mereka mengerjakan tugas mereka
Fase-5
Evaluasi
Pendidik mengevaluasi hasil
belajar tentang materi yang telah
dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya
Fase-6
Memberikan penghargaan
Pendidik mencari cara untuk
menghargai baik upaya maupun
hasil belajar individu dan
kelompok
23
5. Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa variasi jenis atau tipe model dalam
pembelajaran kooperatif, walaupun prinsip dasar dari pembelajaran
kooperatif ini tidak berubah, jenis-jenis atau tipe-tipe tersebut adalah
sebagai berikut (Nurdyansyah & Fahyuni, 2016, hlm. 65–78):
a) Student Team Achievement Division (STAD)
Tipe Student Team Achievement Division (STAD) adalah salah satu
strategi pembelajaran kooperatif dimana peserta didik berkesempatan
untuk berkolaborasi dan elaborasi, bertukar jawaban, mendiskusikan
ketidaksamaan, dan saling membantu, berdiskusi bahkan bertanya
pada pendidik jika mereka mengalami kesulitan dalam memahami
materi pelajaran. Ini sangat penting, karena dapat menumbuhkan
kreativitas peserta didik dalam mencari solusi pemecahan masalah
dalam kegiatan pembelajaran.
b) Jigsaw
Tipe Jigsaw berasal dari bahasa Inggris yang berarti gergaji ukir dan
ada juga yang mengartikannya sebagai puzzle yang berarti sebuah teka
teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu peserta
didik melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama antar
kelompok dengan silangan peserta didik kelompok lain (kelompok
ahli) untuk mencapai tujuan bersama.
c) Investigasi Kelompok (Group Investigasion)
Tipe pembelajaran kooperatif GI dikembangkan oleh Shlomo Sharan
dan Yael Sharan. Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas
dengan menggunakan tekni kooperatif GI adalah kelompok dibentuk
oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok
bebas memilih sub topik dari keseluruan unit materi (pokok bahasan)
yang akan diajarkan, kemudian membuat atau menghasilkan laporan
24
kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan atau
memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan
saling tukar informasi temuan mereka.
d) Make a Match (Membuat Pasangan)
Salah satu keuntungan tipe pembelajaran kooperatif ini adalah peserta
didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau
topik, dalam suasana yang menyenangkan. Penerapan metode ini
dimulai dengan teknik, yaitu peserta didik disuruh mencari pasangan
kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, peserta
didik yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
e) TGT (Teams Games Tournaments)
Tipe pembelajaran kooperatif TGT adalah dimana peserta didik
memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk
memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat
disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga
diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok
(identitas kelompok mereka).
f) Number Head Together (NHT)
Tipe ini dikembangkan oleh Spenser Kagan untuk melibatkan lebih
banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam
suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut. Guru melempar pertanyaan, lalu para peserta didik
berkonsultasi sekedar untuk meyakinkan apakah setiap peserta didik
tersebut telah mengetahui jawaban dari soal tersebut. Setelah itu,
seorang peserta didik dipanggil untuk menjawab pertanyaan.
Adapun tipe pembelajaran kooperatif terbaru adalah tipe Quick on
The Draw yang ditemukan oleh Paul Ginnis, dan merupakan tipe yang
akan digunakan pada penelitian in.
25
6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Anita Lie (Zulfiani dkk., 2009c, hlm. 135–136) proses
belajar cooperative learning memiliki beberapa manfaat, yaitu:
a) Peserta didik dapat meningkatkan kemampuannya untuk bekerja sama
dengan peserta didik yang lain.
b) Peserta didik mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai
perbedaan.
c) Partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran meningkat.
d) Mengurangi kecemasan peserta didik (kurang percaya diri).
e) Meningkatkan motivasi, harga diri dan sikap positif.
f) Meningkatkan prestasi belajar peserta didik
Selain kelebihannya, pembelajaran kooperatif memiliki beberapa
kelemahan, antara lain (Zulfiani dkk., 2009d, hlm. 136–137):
i. Dalam kelompok dengan keahlian campuran, seringkali peserta didik
yang lebih kuat harus mengajar peserta didik yang lebih lemah dan
mengerjakan sebagian besar tugas kelompok
ii. Waktu pada pembelajaran ini hanya cukup untuk fokus tugas pada
tingkatan yang paling mendasar
iii. Strategi ini mungkin hanya mendukung pemikiran tingkat rendah dan
mengabaikan strategi pemikiran kritis dan tingkat tinggi
C. Metode Quick on The Draw
1. Pengertian Quick on The Draw
Menurut Ginnis (2016) Quick on The Draw adalah metode kerja tim
dan aktivitas kecepatan dengan intensitas bawaan (2016a, hlm. 163).
Pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw merupakan tiper
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan yang melibatkan aktivitas
semua peserta didik tanpa harus memiliki perbedaan identitas, melibatkan
26
peran peserta didik sebagai tutor sebaya, dan mencakup unsur bermain dan
penguatan (Ayu dkk., 2018b).
Model pembelajaran Quick on The Draw adalah model
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memahami pelajaran dengan kemampuannya sendiri (Renja & Miterianifa,
2017a). Aktivitas Quick on The Draw memiliki banyak kompetisi dan
peserta didik akan memiliki kesempatan untuk bekerja sama (Ariawan,
2017). Model melengkapi soal dalam satu set kartu dengan mencari
jawaban langsung dari materi sumber, memasukkan unsur permainan
berupa balapan cepat antar kelompok (Renja & Miterianifa, 2017c).
Quick on The Draw merupakan aktiviras yang mendorong kerjasama
antar kelompok. Semakin efisien suatu kelompok maka semakin cepat
kemajuannya. Sehingga kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas
lebih produktif daripada menduplikasi tugas (Ginnis, 2016b, hlm.164).
aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran
kooperatif tipe Quick on The Draw memungkinkan peserta didik dapat
belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama,
persaingan sehat dan keterlibatan belajar (Ayu dkk., 2018b). Quick on The
Draw merupakan salah satu strategi pembelajaran dengan cara membuat
kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan satu set pertanyaan yang
disiapkan oleh pendidik dan berkompetisi agar menjadi kelompok yang
pertama kali menyelesaikan satu set pertanyaan tersebut dengan cepat dan
benar (Huriyanti & Rosiyanti, 2017b).
Berdasarkan pengertian diatas dapat diambi kesimpulan bahwa
Quick on The Draw merupakan salah satu strategi ataupun metode yang
didalamnya terjadi aktivitas perlombaan untuk menyelesaikan satu set
pertanyaan yang dikerjakan secara berkelompok.
27
2. Langkah-Langkah Metode Quick on The Draw
Adapun langkah-langkah metode Quick on The Draw adalah sebagai
berikut (Ginnis, 2016b, hlm. 163–164):
a) Pendidik menyiapkan satu set pertanyaan, misalnya sepuluh soal
mengenai topik yang sedang dibahas. Kemudian pendidik membuat
cukup salinan agar setiap kelompok memiliki sendiri-sendiri. Tiap
pertanyaan harus di kartu terpisah. Tiap set pertanyaan sebaiknya di
kartu dengan warna yang berbeda. letakkan set pertanyaan tersebut
diatas meja pendidik, angka menghadap atas, nomer 1 diletakkan di
paling atas,
b) Bagi kelas ke dalam tujuh atau delapan kelompok. Beri warna pada
kartu untuk tiap kelompok sehingga mereka dapat mengenali set
pertanyaan mereka di meja pendidik,
c) Beri tiap kelompok materi sumber (modul) dan contoh-contoh soal
(satu modul untuk satu kelompok),
d) Pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari” ke meja
pendidik, mengambil pertanyaan pertama menurut warna kelompok
mereka dan kembali membawanya ke kelompok,
e) Dengan menggunakan materi sumber (modul), kelompok tersebut
mencari dan menulis jawaban di lembar kertas terpisah yang telah
disediakan oleh pendidik,
f) Setelah menjawab, jawaban dibawa oleh peserta didik lain ke pendidik
(peserta didik yang maju untuk mengambil pertanyaan atau
mengantarkan jawaban, haruslah bergantian dengan temannya yang
lain yang belum maju). Pendidik memeriksa jawaban. Jika jawaban
akurat dan lengkap, pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka
diambil dan bergitu seterusnya. Jika ada jawaban yang tidak akurat
atau tidak lengkap pendidik menyuruh sang pelari kembali ke
28
kelompok untuk memperbaiki jawabannya. Penulis dan pelari haruslah
bergantian,
g) Saat satu peserta didik sedang “berlari”, peserta didik lainnya
memindai sumber materi (modul) dan membiasakan diri dengan isinya
sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih
efisien. Lebih baik membuat beberapa pertanyaan pertama cukup
mudah dan pendek, hanya agar momentumnya mengena,
h) Kelompok pertama yang menjawab pertanyaan akan menjadi
pemenang dalam games ini dan pendidik akan memberikan reward
berupa hadiah kepada kelompok tersebut,
i) Kemudian tahap akhir yaitu pendidik membahas semua pertanyaan
dengan kelas dan membuat catatan tertulis.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Quick on The Draw
Menurut Ginnis Quick on The Draw memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan, antara lain adalah (Ginnis, 2016c, hlm. 164):
a) Aktivitas ini mendorong kerja kelompok, semakin efisien kerja
kelompok, maka semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar
bahwa pembagian tugas lebih produktif daripada publikasi tugas,
b) Memberikan pengalaman mengenai macam-macam keterampilan
membaca yang didorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar
mandiri, membaca pertanyaan dengan hati-hati, menjawab pertanyaan
dengan tepat, membedakan materi yang penting dan tidak,
c) Membantu peserta didik membiasakan diri untuk belajar pada sumber,
tidak hanya pada pendidik,
d) Sesuai bagi peserta didik dengan karakteristik yang tidak dapat duduk
tenang.
Berikut beberapa kelemahan strategi pembelajaran Quick on The
Draw sebagai berikut (Huriyanti & Rosiyanti, 2017c):
29
i. Dalam kerja kelompok, peserta didik akan mengalami keributan jika
pengelolaan kelas kurang baik,
ii. Pendidik sulit memantau aktivitas peserta didik dalam kelompok,
iii. Suasana pembelajaran menjadi ribut dan gaduh.
D. Materi Hidrokarbon
1. Pengertian Senyawa Hidrokarbon
Penggolongan senyawa organik dapat dibedakan menurut gugus
fungsi yang dikandungnya. Gugus fungsi (funtional group) adalah
sekelompok atom yang menyebabkan perilaku kimia molekul induk.
Molekul berbeda yang mengandung gugus (atau gugus-gugus) fungsi yang
sama mengalami reaksi yang serupa (Chang, 2004a, hlm. 332).
Senyawa karbon merupakan senyawa yang mengandung unsur
karbon. Salah satu contoh senyawa karbon adalah senyawa hidrokarbon.
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang mengandung unsur C dan
H saja (Sutresna dkk., 2016a, hlm. 7).
Berdasarkan strukturnya, hidrokarbon dibagi menjadi dua golongan
utama, yaitu alifatik dan aromatik. Hidrokarbon alifatik (aliphatic
hydrocarbon) tidak mengandung gugus benzena atau cincin benzena,
sedangkan hidrokarbon aromatik (aromatic hydrocarbon) mengandung
satu atau lebih cincin benzena (Chang, 2004a, hlm. 332).
2. Jenis-Jenis Atom Karbon
Berdasarkan kemampuannya untuk berikatan dengan atom C
lainnya, atom C dalam senyawa karbon organik dikelompokkan menjadi
empat, yaitu (Sutresna dkk., 2016b, hlm. 10):
a) Atom C primer, yaitu atom C yang mengikat 3 atom H
b) Atom C sekunder, yaitu atom C yang mengikat dua atom H
c) Atom C tersier, yaitu atom C yang mengikat 1 atom H
d) Atom C kuartener, yaitu atom C yang tidak mengikat atom H
30
3. Struktur, Sifat, dan Tata Nama Senyawa Hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu alkanam
alkena, dan alkuna.
a) Alkana
Alkana (alkane) mempunyai rumus umum 𝐶𝑛𝐻2𝑛+2, dengan n =
1, 2, ......Ciri terpenting dari molekul hidrokarbon alkana adalah hanya
terdapat ikatan kovalen tunggal, alkana dikenal sebagai hidrokarbon
jenuh (saturated hyrocarbon) karena mengandung jumlah maksimum
hidrogen yang dapat berikatan dengan sejumlah atom karbon yang ada
(Chang, 2004, hlm.332).
Alkana adalah senyawa nonpolar. Akibatnya, gaya tarik antar
molekul lemah. Alkana rantai lurus sampai dengan butana adalah gas
pada temperatur kamar, sementara alkana 𝐶5 sampai 𝐶17 adalah cairan.
Alkana rantai lurus dengan 18 atom C atau lebih adalah zat padat.
Karena nonpolar, alkana larut dalam pelarut nonpolar atau sedikit polar
seperti misalnya alkana lain, dietil eter atau benzena selain itu semua
alkana lebih ringan daripada air (Fessenden & Fessenden, 1982a, hlm.
101–102).
Alkana merupakan senyawa yang tidak reaktif. Karena sifat
kurang reaktif ini, maka kadang-kadang alkana disebut sebagai parafin.
Ada dua reaksi utama alkana, yaitu reaksi dengan halogen dan reaksi
pembakaran.
Cara memberi nama alkana berdasarkan aturan iupac sebagai
berikut (Sutresna dkk., 2016c, hlm. 12–13):
1) Tentukan rantai karbon terpanjang (rantai utama). Rantai C yang
lurus belum tentu merupakan rantai utama,
31
2) Tentukan cabang alkil. Gugus alkil terikat pada rantai utama. Nama
gugus alkil disesuaikan dengan nama alkana asalnya, tetapi akhiran
–ana diganti –il (alkana menjadi alkil),
3) Penomoran dimulai dari atom C yang terletak paling dekat ke atom
C yang mengikat gugus cabang.
4) Penulisan urutan gugus alkil berdasarkan abjad.
b) Alkena
Alkena (alkenes) (juga disebut olefin) mengandung sedikitnya
satu ikatan rangkap dua karbon-karbon. Alkena mempunyai rumus
umum 𝐶𝑛𝐻2𝑛 dengan n = 2, 3, .....(Chang, 2004b, hlm. 339).
Alkena memiliki sifat fisika tidak larut dalam air tetapi
mengambang diatas air, alkena dengan massa molekul rendah berwujud
gas pada suhu ruang, sedangkan alkena lainnya ada yang cair dan padat
(Karboni, 2017a, hlm. 4).
Cara penamaan senyawa alkena sama dengan senyawa alkana.
Tetapi, pada senyawa alkena ada aturan berikut (Sutresna dkk., 2016d,
hlm. 14–15):
1) Rantai karbon terpanjang (rantai utama) harus melalui ikatan
rangkap dua. Senyawa alkena diberi nama sesuai dengan jumlah
atom C terpanjang dan diberi akhiran –ena.
2) Penomoran untuk atom C nomor satu dilakukan dengan cara
menempatkan ikatan rangkap dua pada dua nomor terkecil.
3) Aturan penamaan lainnya seperti pada senyawa alkana.
c) Alkuna
Alkuna (alkynes) mengandung sedikitnya satu ikatan rangkap
tiga karbon-karbon. Alkuna mempunyai rumus umum 𝐶𝑛𝐻2𝑛−2 dengan
n = 2, 3, ....(Chang, 2004c, hlm. 345).
32
Sifat fisika alkuna diantaranya tidak larut dalam air, alkuna
dengan jumlah atom C sedikit berwujud gas, dengan jumlah atom C
sedang berwujud cair, dan dengan jumlah atom C banyak berwujud
padat. Sedangkan sifat kimia alkuna diantaranya alkuna tidak terlalu
reaktif, tetapi lebih reaktif daripada alkana, alkuna dapat mengalami
reaksi pembakaran, reaksi halogenasi, dan reaksi hidrogen halida
(Karboni, 2017b, hlm. 5).
Cara penamaan atom C pada senyawa alkuna seperti penomoran
pada senyawa alkena, tetapi akhiran –ena diganti dengan akhiran –una
(Sutresna dkk., 2016e, hlm. 16).
4. Isomer
Dua senyawa atau lebih yang memiliki rumus molekul yang sama
disebut isomer satu terhadap yang lain (Fessenden & Fessenden, 1982b,
hlm. 85). Secara umum, isomer terbagi menjadi dua, yaitu isomer struktur
dan isomer geometri.
Jika senyawa-senya dengan rumus molekul yang sama itu memiliki
urutan atom yang berlainan, maka mereka mempunyai struktur (bangun)
yang berlainan dan disebut isomer struktural satu terhadap yang lain
(Fessenden & Fessenden, 1982b, hlm. 85).
Isomer geometrik adalah isomer yang diakibatkan oleh ketegaran
dalam molekul dan hanya dijumpai dalam dua kelas senyawa: alkena dan
senyawa siklik (Fessenden & Fessenden, 1982c, hlm. 112). Isomer geometri
(geometric isomer), adalah isomer yang mempunyai jenis dan jumlah atom
dan ikatan kimia yang sama akan tetapi susunan ruangnya berbeda. isomer
tersebut tidak bisa dipertukarkan tanpa memutus ikatan kimianya (Chang,
2004d, hlm. 340).
33
E. Penelitian yang Relevan
Pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw telah diteliti oleh :
1. Renja & Miterianifa (2017) dengan judul : “Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Quick on The Draw terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar
Kimia Siswa pada Materi Hidrokarbon”. Penelitian ini merupakan
penelitian quasi eksperimen. Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuktikan adanya pengaruh model pembelajaran Quick on The Draw
terhadap aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Dari penelitian ini berhasil
membuktikan bahwa terdapat pengaruh pada model pembelajaran Quick on
The Draw terhadap aktivitas dan hasil belajar peserta didik yang dapat
dilihat dari hasil t hitung sebesar 2,63 yang lebih besar dari t tabel sebesar
2,00.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Fatmaningrum dkk (2015) dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on The
Draw Terhadap Hasil Belajar Siswa”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Quick on The Draw terhadap hasil belajar peserta didik. Dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw terhadap hasil belajar
peserta didik yang dapat dilihat dari hasil hipotesis I thitung = 9,12 > ttabel =
1,99 dan hasil hipotesis II dimana thitung = 9,15 > ttabel = 1,99.
3. Penelitian yang dilakukan oleh (Pratiwi & Wiarta, 2020) dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Quick on The Draw Berbasis Kearifan
Lokal Tri Hita Karana Berpengaruh Terhadap Kompetensi Pengetahuan
Matematika”. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh thitung = 3,305 > ttabel
= 2,005, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pada model
pembelajaran Quick on The Draw berbasis kearifan lokal Tri Hita Karana
terhadap kompetensi pengetahuan matematika.
34
4. (Erihadiana & Lismawati, 2017) dengan judul “Penerapan Model Quick on
The Draw Menggunakan Media Permainan Bingo untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kreatif PAI Siswa”. Hasil penelitian menunjukkan
adanya peningkatan keterampilan berpikir kreatif yang ditunjukkan dengan
data pada siklus I 72,9 meningkat menjadi 77,54 pada siklus II. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Quick on The Draw dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kreatif PAI peserta didik.
5. (Marniati & Tahir, 2019) dengan judul “Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on The Draw terhadap Peningkatan
Hasil Belajar Matematika Siswa”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar matematika peserta didik
antara peserta didik yang belajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe quick on the draw dengan peserta didik yang belajar
menggunakan model pembelajaran konvensional. Dari hasil penelitian
menggunakan uji hipotesis dan analisis statistik deskriptif menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang belajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw
dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional.
Berdasarkan penelitian relevan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw dapat
memberikan pengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
Selain itu, pembelajaran koopertif tipe Quick on The Draw dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik.
F. Kerangka Berpikir
Berpikir kreatif merupakan kemampuan seseorang untuk dapat
menghaslkan sesuatu yang baru, baik ide atau pemahaman yang berasal dari
pengetahuan yang telah dimiliki maupun dari hal-hal yang baru atau akan
35
dipelajari. Banyak faktor yang dapat dijadikan penyebab rendahnya
kemampuan berpikir kreatif peserta didik, diantaranya yaitu proses
pembelajaran di kelas yang kurang mendorong peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya. Kebanyakan disekolah-
sekolah pada saat proses pembelajaran berlangsung hanya difokuskan pada
kemampuan anak untuk sekedar menghafal materi pelajaran tanpa melibatkan
kemampuan berpikir kreatifnya. Peserta didik tidak diberikan kesempatan
untuk menemukan jawaban atau cara yang berbeda dari yang sudah diajarkan
pendidik. Pendidik juga tidak membiarkan peserta didik mengkonstruk
pendapat, gagasan, atau pemahamannya sendiri terhadap konsep kimia.
Selain itu permasalahan yang ditemukan yaitu pada saat proses
pembelajaran peserta didik sering merasa bosan, masih bergatung pada
pendidik dan cenderung malas untuk mencari tahu sendiri. Akibatnya peserta
didik melakukan perilaku yang negatif seperti menyalin karya orang lain untuk
membuat tugas dan memberikan contekan pada saat ujian.
Selain itu permasalahan yang ditemukan yaitu pada saat proses
pembelajaran peserta didik sering merasa bosan, masih bergantung pada
pendidik dan cenderung malas untuk mencari tahu sendiri. Akibatnya peserta
didik melakukan perilaku yang negatif seperti menyalin karya orang lain untuk
membuat tugas dan memberikan contekan pada saat ujian.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendorong
pengembangan kemampuan berpikir kreatif peserta didik adalah dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw, yang
membantu peserta didik mengembangkan ide-idenya yang mengarah pada
berbagai solusi.
Pembelajaran yang menarik adalah pembelajaran yang dinikmati peserta
didik agar tidak bosan selama proses pembelajaran. Belajar sambil bermain
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan minat dan kreativitas peserta
didik dalam belajar. Pembelajaran kooperatif tidak dapat dipisahkan dari
36
metode bermain, suatu proses menciptakan lingkungan belajar kelas dimana
peserta didik bekerja dalam kelompok kecil yang heterogen. Pembelajaran
kooperatif tipe Quick on The Draw dapat memudahkan peserta didik dalam
memahami topik yang dipelajarinya, dan memudahkan peserta didik dalam
mencoba alat permainan untuk memperoleh berbagai jawaban atas pertanyaan
yang diajukan, sehingga menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif peserta
didik dengan baik dan menyenangkan.
Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir yang dibangun dalam penelitian
ini dapat dilihat dari bagan berikut:
38
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang didukung oleh landasan teori,
maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh pada penggunaan
pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw terhadap kemampuan berpikir
kreatif peserta didik.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 di semester ganjil
tahun ajaran 2019/2020 tepatnya pada tanggal 7 Oktober 2019 sampai dengan
24 Oktober 2019. Adapaun lokasi penelitian dilakukan di SMAN 1
Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jalan Terusan Bojong, Desa Klapanunggal,
Kecamatan Klapanunggal, Provinsi Jawa Barat.
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian
eksperimen merupakan penelitian yang berusaha untuk mengetahui ada
tidaknya akibat dari “sesuatu” pada subjek yang diselidiki (Arikunto, 2005,
hlm. 207).
Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi
Experiment atau disebut juga eksperimen semu. Tujuannya adalah untuk
memprediksi keadaan yang dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi
tidak ada pengontrolan atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan
(Arifin, 2011, hlm. 74).
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas ini adalah pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw,
sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir
kreatif.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa
Nonequivalent Control Group Design. Dimana desain ini hampir sama dengan
pretest-posttest control group design, hanya saja pada desain ini kelompok
40
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random atau acak
(Sugiyono, 2012a, hlm. 116).
Desain penelitian Nonequivalent Control Group Design menurut
Sugiyono dapat digambarkan pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3. 1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Kelompok A O X O
Kelompok B O - O
Keterangan :
Kelompok A : Kelas eksperimen
Kelompok B : Kelas kontrol
O : Pemberian tes kemampuan berpikir kreatif
X : Perlakuan khusus yang diberikan pada kelas
eksperimen berupa pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Quick on
The Draw
C. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a) Melakukan penelusuran dan pengkajian literatur terkait jurnal-jurnal
penelitian yang digunakan untuk menemukan masalah
b) Penentuan judul penelitian
c) Mengumpulkan berbagai literatur yang diperlukan terkait hal yang akan
diteliti, yaitu buku, jurnal, referensi lain yang diperlukan dari situs
internet.
41
d) Melakukan analisis Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator pada Standar
Isi yang terdapat pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas XI sesuai
dengan Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang digunakan.
e) Menyusun perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang
akan digunakan untuk mengimplementasikan model pembelajaran
Kooperatif tipe Quick on The Draw pada materi Senyawa Hidrokarbon.
f) Menyusun instrumen penelitian berupa soal tes essay yang meliputi
kemampuan berpikir kreatif peserta didik dan lembar observasi yang
digunakan untuk mengukur keterlaksanaannya model pembelajaran
yang diterapkan, yaitu model pembelajaran Kooperatif tipe Quick on
The Draw
g) Melaksanakan validasi instrumen tes yang dilakukan oleh dosen.
Kemudian dilakukan uji empirik atau uji coba instrumen kepada peserta
didik yang telah mempelajari materi hidrokarbon guna untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang telah dibuat.
2. Tahap Pelaksanaan
a) Memberikan pretest berupa soal tes kemampuan berpikir kreatif peserta
didik sebelum pembelajaran dimulai pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
b) Menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan nilai
pretest.
c) Menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Quick on The Draw
pada kelas eksperimen dan model pembelajaran Konvensional pada
kelas kontrol.
d) Memberikan posttest berupa soal tes essay kemampuan berpikir kreatif
peserta didik di akhir pertemuan pada pembelajaran materi hidrokarbon.
42
3. Tahap Penyelesaian
a) Mengolah data hasil pretest dan posttest kemampuan berpikir kreatif
peserta didik.
b) Menganalisis data hasil pretest dan posttest kemampuan berpikir kreatif
peserta didik.
c) Membuat kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah daerah yang digeneralisasikan dengan kualitas dan
karakteristik tertentu yang telah diidentifikasi oleh peneliti untuk dipelajari
(Sugiyono, 2012b, hlm. 117). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh
peserta didik SMA Negeri 1 Klapanunggal, sedangkan populasi terjangkaunya
adalah seluruh peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Klapanunggal.
Sedangkan sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang
terdapat pada populasi (Sugiyono, 2012c, hlm. 118). Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dua kelas dari kelas XI SMA Negeri 1 Klapanunggal
yaitu kelas XI MIPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIPA 4 sebagai
kelas kontrol. Pengambilan sampel pada kedua sampel didasarkan pada nilai
pretest yang dihasilkan oleh peserta didik. Sampel yang diambil pada penelitian
ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan
teknik yang penentuan sampelnya dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2012d, hlm. 124). Teknik purposive sampling ini digunakan berdasarkan
pertimbangan pendidik SMA Negeri 1 Klapanunggal yang menyatakan bahwa
kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 4 memiliki perbedaan nilai yang tidak jauh dan
memiliki kemampuan yang sama.
43
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
tes dalam bentuk tes kemampuan berpikir kreatif dan nontes dalam bentuk
teknik observasi. Tes yang diberikan di awal penelitian (pretest) dan di akhir
penelitian (posttest).
Tabel 3. 2 Teknik Pengumpulan Data
No Data Instrumen Penelitian
1 Keterlaksanaan Model
Pembelajaran Kooperatif
Tipe Quick on The Draw
Lembar Observasi
2 Kemampuan Berpikir
Kreatif pada materi
Hidrokarbon
Tes Essay
Tabel diatas menyajikan teknik pengumpulan data yang terdiri dari
teknis tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Tes ini
berupa tes essay yang diberikan sebelum pembelajaran berlangsung (pretest)
dan setelah pembelajaran berlangsung (posttest). Pretest bertujuan untuk
mengukur kemampuan awal peserta didik sebelum mendapatkan pembelajaran.
Sedangkan, posttest bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif
peserta didik yang telah mendapatkan pembelajaran. Selain itu, peneliti juga
menggunakan alat pendukung data hasil penelitian yaitu lembar observasi yang
bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe quick
on the draw
44
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur
variabel penelitian yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya (Sugiyono,
2012e, hlm. 148). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
kemampuan berpikir kreatif peserta didik dan lembar observasi keterlaksanaan
tahapan model pembelajaran kooperatif. Bentuk tes kemampuan berpikir
kreatif berupa soal uraian (essay) yang dibuat berdasarkan indikator tes yaitu:
(1) kemampuan berpikir lancar (fluency), (2) kemampuan berpikir luwes
(flexibility), (3) kemampuan berpikir merinci (elaboration), dan (4)
kemampuan berpikir orisinil (originality). Tes ini diberikan kepada peserta
didik sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun tes yang
dilakukan sebelum uji coba sebanyak 36 pertanyaan deskriptif (baik empiris
maupun validitas), 28 pertanyaan deskriptif memenuhi kriteria untuk
digunakan sebagai alat penelitian. Materi tes untuk peserta didik meliputi
konsep hidrokarbon. Berikut kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini:
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
No
Indikator
Kemampuan
Berpikir
Kreatif
Sub-indikator Kemampuan
Berpikir Kreatif Nomor Soal
1
Kemampuan
berpikir lancar
(Fluency)
Menghasilkan banyak gagasan,
jawaban, dan penyelesaian
masalah
1, 20*, 22*, 31*
Memikirkan lebih dari satu
jawaban 2*, 3*, 30*
45
2
Kemampuan
berpikir luwes
(Flexibility)
Menghasilkan gagasan,
jawaban, dan penafsiran
(interpretasi) yang bervariasi
terhadap suatu masalah
5, 10, 16*
Menggolongkan hal-hal
menurut pembagian (kategori)
yang berbeda-beda
4, 7, 21*
3
Kemampuan
berpikir merinci
(Elaboration)
Mencari arti yang lebih
mendalam terhadap jawaban
atau pemecahan masalah
dengan melakukan langkah-
langkah yang terperinci
8*, 9*, 11*, 23*,
24*, 25*, 26*,
29*, 35*
Mengembangkan, menambah,
memperkaya suatu gagasan
12, 18*, 19*,
27*, 28*, 32*,
33*, 34*, 36*
4
Kemampuan
berpikir orisinil
(Originality)
Memiliki cara berpikir yang
lain dari yang lain 13, 14*, 17*
Mampu melahirkan ungkapan
baru 6*, 15
Keterangan (*) soal valid.
G. Uji Instrumen Penelitian
Sebelum menggunakan instrumen penelitian, peneliti terlebih dahulu
melakukan uji coba instrumen penelitian dengan peserta didik yang sebelumnya
telah mempelajari materi hidrokarbon. Hal ini dilakukan untuk mengukur
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda agar pertanyaan
yang digunakan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai alat penelitian.
46
1. Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
a) Validitas Instrumen
Validasi adalah tingkat keakuratan antara data yang muncul
dalam subjek penelitian dan kekuatan yang dapat dilaporkan oleh
peneliti. Oleh karena itu, data yang valid adalah data yang “tidak ada
perbedaan” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang
sebenarnya muncul pada subjek penelitian (Sugiyono, 2012f, hlm. 363).
Uji validitas ini dilakukan oleh tim ahli, yaitu bimbingan dosen
validator. Selanjutnya instrumen diujicobakan dan dianalisis dengan
analisis item. Validitas yang digunakan yakni korelasi momen produk
(product momet) atau metode Pearson yang diberi notasi “r”. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 2011a, hlm. 144):
𝑟 =∑𝑋𝑌 −
(∑𝑋) − (∑𝑌)𝑁
[∑𝑋2 −(∑𝑋)2
𝑁 ] [∑𝑌 −(∑𝑌)2
𝑁 ]
Keterangan :
r : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y,
dan variabel yang dikorelasikan
X : Skor tiap item dari responden uji coba variabel x
Y : Skor tiap item dari responden uji coba variabel y
N : Jumlah responden
Nilai koefisien korelasi yang didapat kemudian dibandingkan
dengan kriteria, jika nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal dapat dikatakan
valid. Berdasarkan uji korelasi dengan aplikasi SPSS 20 diperoleh 28
butir soal yang valid. Kemudian nilai koefisien korelasi dapat
diklasifikasikan menggunakan kriteria menurut (Arifin, 2009a, hlm.
257) sebagai berikut :
47
Tabel 3. 4 Kriteria Indeks Koefisien Korelasi
Nilai Koefisien Korelasi Kriteria
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
b) Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas suatu tes adalah tingkat atau derajat konsistensi tes
yang bersangkutan. Reliabilitas bekenaan dengan pertanyaan, apakah
suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan (Arifin, 2009b, hlm. 260). Analisis reliabilitas suatu tes dan
atau alat ukur lainnya, termasuk nontes, pada hakikatnya menguji
keajegan pertanyaan tes apabila diberikan berulang kali pada objek yang
sama. Suatu tes dikatakan reliabel atau ajeg apabila beberapa kali
pengujian menunjukkan hasil yang relatif sama (Sudjana, 2011b,
hlm.148).
Karena instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
tes deskriptif (tes uraian), maka uji reliabilitas yang digunakan
menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2013, hlm. 239):
𝑟11 = (𝑘
(𝑘 − 1))(1 −
∑𝜎𝑏2
𝜎𝑡2 )
Keterangan :
𝑟11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑𝜎𝑏2 : Jumlah varians butir
48
𝜎𝑡2 : Varians total
Reliabilitas instrumen penelitian dalam penelitian ini dihitung
dengan menggunakan software Anates 4.0 . Berdasarkan uji reliabilitas
instrumen diperoleh nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 0,99.
c) Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau
kemampuan peserta didik dalam menjawab soalnya, bukan dilihat dari
sudut pendidik sebagai pembuat soal. Persoalan terpenting dalam
melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi
dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar (Sudjana,
2011b, hlm. 135). Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat
kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut
(Sudjana, 2011b, hlm. 137):
𝐼 =𝐵
𝑁
Keterangan :
I : Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B : Banyaknya peserta didik yang menjawab benar setiap
butir soal
N : Banyaknya peserta didik yang memberikan jawaban
pada soal yang dimaksudkan
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang
diperoleh maka semakin sulit soalnya. Disisi lain, semakin besar indeks
yang diperoleh, maka semakin mudah soalnya. Kriteria indeks kesulitan
soal itu adalah sebagai berikut :
49
Tabel 3. 5 Kriteria Indeks Taraf Kesukaran
Indeks Kategori
0 – 0,30 Soal kategori sukar
0,31 – 0,70 Soal kategori sedang
0,71 – 1,00 Soal kategori mudah
Perhitungan tingkat kesukaran dalam penelitian ini
menggunakan bantuan software Anates versi 4.0. Hasil yang diperoleh
dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut :
Tabel 3. 6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen
Kategori Soal Jumlah Soal No. Soal
Sukar 3 25, 28, 36
Sedang 21
6, 8, 9, 11, 14, 18,
19, 20, 21, 22, 23,
24, 26, 27, 29, 30,
31, 32, 33, 34, 35
Mudah 12 1, 2, 3, 4, 5, 7, 10,
12, 13, 15, 16, 17
Jumlah 36 36
d) Daya Pembeda
Tujuan dari analisis daya pembeda menelaah butir soal adalah
untuk membedakan antara peserta didik yang tergolong mampu
(berprestasi tinggi) dan peserta didik yang tergolong kurang atau
berprestasi rendah (Sudjana, 2011c, hlm. 141). Untuk menghitung daya
pembeda masing-masing item dapat digunakan rumus sebagai berikut
(Arifin, 2009c, hlm. 280):
50
𝐷𝑃 = (𝑊𝐿 −𝑊𝐻)
𝑛
Keterangan
DP : Daya pembeda
WL : Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok
bawah
WH : Jumlah peserta yang gagal dari kelompok atas
N : 27% x N
Untuk menginterpretasikan koefisien dengan pembeda tersebut
dapat digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel sebagai berikut
(Arifin, 2009d, hlm. 281):
Tabel 3. 7 Indeks Kriteria Daya Pembeda
Indeks Kategori
0,40 and up Very good items
0,30 – 0,39 Reasonably good, but possibly
subject to improvement
0,20 – 0,29 Marginal items, usually needing
and being subject to improvement
Below – 0,90 Poor items, to be rejected or im-
proved by revision
Setelah dilakukan pengujian validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda, maka diperoleh hasil alat yang valid dan
tidak valid. Lihat Tabel 3.8 dibawah ini menunjukkan hasil validasi kisi-
kisi tes kemampuan berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian.
51
Tabel 3. 8 Hasil Validasi Kisi-Kisi Instrumen Tes Essay
Kemampuan Berpikir Kreatif yang digunakan dalam Penelitian
No
Indikator
Kemampuan
Berpikir
Kreatif
Sub-indikator
Kemampuan
Berpikir Kreatif
No. Soal
Sebelum
Validasi
Sesudah
Validasi
1
Kemampuan
berpikir
lancar
(Fluency)
Menghasilkan
banyak gagasan,
jawaban, dan
penyelesaian masalah
1, 20*,
22*, 31*
12, 14,
23
Memikirkan lebih
dari satu jawaban
2*, 3*,
30* 1, 2, 22
2
Kemampuan
berpikir luwes
(Flexibility)
Menghasilkan
gagasan, jawaban,
dan penafsiran
(interpretasi) yang
bervariasi terhadap
suatu masalah
5, 10, 16* 8
Menggolongkan hal-
hal menurut
pembagian (kategori)
yang berbeda-beda
4, 7, 21* 13
3
Kemampuan
berpikir
merinci
(Elaboration)
Mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban
atau pemecahan
masalah dengan
melakukan langkah-
8*, 9*,
11*, 23*,
24*, 25*,
26*, 29*,
35*
4, 5, 6,
15, 16,
17, 18,
21, 27
52
langkah yang
terperinci
Mengembangkan,
menambah,
memperkaya suatu
gagasan
12, 18*,
19*, 27*,
28*, 32*,
33*, 34*,
36*
10, 11,
19, 20,
24, 25,
26, 28
4
Kemampuan
berpikir
orisinil
(Originality)
Memiliki cara
berpikir yang lain
dari yang lain
13, 14*,
17* 7, 9
Mampu melahirkan
ungkapan baru 6*, 15 3
2. Lembar Observasi
Untuk mengetahui validitas instrumen observasi dalam penelitian ini
digunakan validitas logis. Validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi
menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan
valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid tersebut dipandang
terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah dirancang secara baik,
mengikuti teori dan ketentuan yang ada (Arikunto, 2009, hlm. 64–65).
Dari pengkajian konstruksi teoritik pengaruh pembelajaran
kooperatif tipe Quick on The Draw terhadap kemampuan berpikir kreatif
peserta didik, tersusunlah lembar observasi untuk mengukur
keterlaksanaan tahapan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw
yang terlampir pada Lampiran 9.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan untuk mengolah data yang telah
diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Data tes kemampuan berpikir
kreatif peserta didik dinilai dengan memberikan skor. Setelah selesai
53
memberikan skor pada seluruh butir soal, maka yang dilakukan selanjutnya
adalah menghitung presentase skor jawaban dari tiap butir soal dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Purwanto, 2012, hlm. 102):
𝑁𝑃 = 𝑅
𝑆𝑀𝑥100
Keterangan :
NP : Nilai persentase
R : Skor mentah yang diperoleh peserta didik
SM : Skor maksimum ideal
Setelah menghitung persentase skor jawaban dari setiap butir soal,
kemudian menghitung persentase skor jawaban berdasarkan indikator soal
kemampuan berpikir kreatif. Setelah mendapatkan persentase pada setiap
indikator kemampuan berpikir kreatif, kemudian mengkriteriakan kemampuan
berpikir kreatif peserta didik seperti tabel berikut :
Tabel 3. 9 Kriteria Penilaian Hasil Tes Berpikir Kreatif Peserta Didik
Persentase Jawaban Kriteria Penilaian
81 – 100 Sangat Baik
61 – 10 Baik
41 – 60 Cukup Baik
21 – 40 Kurang Baik
0 – 20 Sangat Kurang Baik
1. Uji Prasyarat Analisis
Data yang terkumpul dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
kemudian diolah dan dianalisis untuk dapat menjawab rumusan masalah
dan hipotesis penelitian. Keseluruhan pengolahan data mulai dari uji
prasyarat analisis menggunakan perangkat lunak SPSS versi 20. Uji
prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas.
54
a) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel
berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan uji
Kalmogorov-Smirnov, yang dilakukan dengan bantuan software SPSS
versi 20. Pengujian normalitas dengan uji Kalomogorov dengan SPSS
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Kadir, 2016a, hlm.
156–157):
(1) Input data pada data view,
(2) Pilih menu Analyze, kemudian pilih sub menu Descriptive Statistic,
kemudian klik Explore,
(3) Masukkan data yang akan diuji normalitasnya pada kotak
Dependent List, kemudian pilih Plots,
(4) Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist, selanjutnya
lepaskan kembali ceklist tersebut,
(5) Pilih Boxplots, klik None, selanjutnya klik Normality plots with test,
lalu klik Continue dan klik OK.
Menarik kesimpulan dari output uji normalitas Kalomogorov-
Smirnov, dengan menggunaan ketentuan penerimaan atau penolakan 𝐻0
sebagai berikut:
𝐻0 : Distribusi populasi normal, Jika probabilitas > 0,05,
maka 𝐻0 diterima
𝐻1 : Distribusi populasi tidak normal, Jika probabilitas ≤
0,05, maka 𝐻0 ditolak
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menguji apakah data yang
didapatkan memiliki varians yang sama (homogen). Pengujian
dilakukan dengan menggunakan uji homogenitas Lavene’s Test dengan
55
bantuan software SPSS versi 20. Adapun langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut (Kadir, 2016b, hlm. 167–168):
(1) Masukkan data pada Data View,
(2) Buka menu utama Analyze dan klik General Linear Model,
(3) Kemudian klik Univariate,
(4) Pindahkan data yang akan diuji homogenitasnya dalam Dependent
Variabel dan ariabel “Kelompok (atau Kelas)” ke Fixed Factor (s),
kemudian klik Options,
(5) Selanjutnya masukkan data “Kelompok (atau Kelas)” ke Display
Means for, pilih Homogenity test kemudian klik Continue lalu OK.
Menarik kesimpulan dari output uji homoenitas Lavene’s Test,
dengan ketentuan penerimaan atau penarikan 𝐻0 adalah sebagai berikut:
𝐻0 : Distribusi data mempunyai varians homogen, Jika
probabilitas (Sig atau p-value) > 0,05, maka 𝐻0
diterima
𝐻1 : Distribusi data tidak homogen, Jika probabilitas (Sig
atau p-value) ≤ 0,05, maka 𝐻0 ditolak
c) Uji Hipotesis
Uji hipotesis tentang perbedaan dua parameter rata-rata
bertujuan untuk mempelajari perbedaan rata-rata variabel kriterium dari
dua kelompok atau yang dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok.
Tentu saja persyaratan analisis untuk berlakunya statistik uji-t tersebut
harus dipenuhi, yaitu penempatan subjek dalam kelompok-kelompok
yang akan diuji harus dipilih secara acak, datanya harus normal dan
homogen (Kadir, 2016c, hlm.295). Uji hipotesis dilakukan terhadap
data posttest. Uji hipotesis pada data posttest digunakan untuk melihat
apakah terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Quick on The
Draw terhadap kemampuan berpikir kreatif. Dalam pengujian hipotesis
56
ini menggunakan software SPSS versi 20 dengan uji Independent
Sample Test. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
(Kadir, 2016d, hlm.300-301)
(1) Masukkan data pada Data View,
(2) Klik Analyze, pilih sub menu Compare Means, kemudian klik
Independent-Sample T test,
(3) Masukkan data sesuai pada Test Variable(s) dan Grouping
Variable. Kemudian klik Define Groups,
(4) Isikan angka 1 pada Group 1 dan angka 2 pada Group 2, kemudian
Continue untuk kembali ke menu sebelumnya, selanjutnya klik OK.
Menarik kesimpulan dari output uji hipotesis menggunakan
Independent Sample T Test, dengan ketentuan penerimaan atau
penolakan 𝐻0 sebagai berikut: (Kadir, 2016e, hlm.302)
Jika p-value (Sig. 2-tailed) > 0,05, maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1
ditolak
Jika p-value (Sig. 2-tailed) ≤ 0,05, maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1
diterima
I. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
𝐻0: 𝜇1 = 𝜇2
𝐻1: 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan :
𝐻0: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe Quick on
The Drawterhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada
materi hidrokarbon.
57
𝐻1: Terdapat pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe Quick on The
Drawterhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada materi
hidrokarbon.
𝜇1: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol
𝜇2: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Klapanunggal yang terletak di
Kabupaten Bogor. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengarih penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw
terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada materi hidrokarbon.
Adapun indikator kemampuan berpikir kreatif yang diukur pada penelitian ini
adalah kemampuan berpikir lancar (fluency), kemampuan berpikir luwes
(flexibility), kemampuan berpikir orisinil (originality), dan kemampuan
berpikir merinci (elaboration). Sampel penelitian yang digunakan sebanyak
dua kelas, yaitu kelas XI MIPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIPA
4 sebagai kelas kontrol. Jumlah peserta didik yang terlibat pada penelitian ini
sebanyak 62 peserta didik, dimana masing-masing kelas terdiri dari 31 peserta
didik di kelas eksperimen dan 31 peserta didik di kelas kontrol. Data yang
diperoleh dari penelitian ini merupakan data kuantitatif yang didapat dari hasil
pretest dan posttest yang dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes
kemampuan berpikir kreatif peserta didik ini berupa tes uraian (essay) sebanyak
28 butir soal yang telah diuji validitas dan juga reliabilitasnya. Berikut ini akan
disajikan data berupa hasil perhitungan dari data pretest dan posttest
kemampuan berpikir kreatif yang diberikan kepada peserta didik kelas
eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The
Draw dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.
59
1. Data Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta
Didik
a) Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik
Pretest dilakukan di kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 4. Tujuan
dari pretest adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif awal
peserta didik. Hasil perhitungan nilai pretest kelas eksperimen dan kelas
control dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4. 1 Data Hasil Pretes
Data Statistik Pretest
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah Peserta Didik 31 31
Rata-rata 44,32 39,26
Nilai Tertinggi 63 57
Nilai Terendah 19 19
Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata pretest peserta didik pada kelas eksperimen lebih besar
dibandingan dengan nilai rata-rata peserta didik pada kelas kontrol.
Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik pada kelas eksperimen telah
memiliki kemampuan berpikir kreatif awal yang lebih baik
dibandingkan dengan peserta didik pada kelas kontrol.
Berikut ini disajikan data tabel dan grafik mengenai hasil
persentase ketercapaian kemampuan berpikir kreatif.
60
Tabel 4. 2 Data Hasil Persentase Pretest Ketercapaian
Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kontrol
Kemampuan
Berpikir
Kreatif
Pretest
Kelas
Eksperime
n
Kriteria Kelas
Kontrol Kriteria
Berpikir Lancar
(Fluency) 51
Cukup
Kreatif 52
Cukup
Kreatif
Berpikir Luwes
(Flexibility) 42
Cukup
Kreatif 42
Cukup
Kreatif
Berpikir Merinci
(Elaboration) 43
Cukup
Kreatif 36
Kurang
Kreatif
Berpikir Orisinil
(Originality) 53
Cukup
Kreatif 52
Cukup
Kreatif
Gambar 4. 1 Grafik Hasil Persentase Pretest Ketercapaian
Kemampuan Berpikir Kreatif
51
42 43
5352
42
36
52
0
10
20
30
40
50
60
Berpikir Lancar(Fluency)
Berpikir Luwes(Flexibility)
Berpikir Merinci(Elaboration)
Berpikir Orisinil(Originality)
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
61
Berdasarka data tabel 4.2 di atas, dapat diamati bahwa
persentase rata-rata indikator kemampuan berpikir kreatif kelas
eksperimen tertinggi terdapat pada indikator berpikir orisinil
(originality) yaitu sebesar 53% dengan kriteria cukup kreatif dan
persentase terendah terdapat pada indikator berpikir luwes (flexibility)
yaitu sebesar 42% dengan kriteria cukup kreatif. Sedangkan persentase
rata-rata indikator kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol tertinggi
terdapat pada indikator berpikir lancar (fluency) dan berpikir orisinil
(originality) yaitu sebesar 52% dengan kriteria cukup kreatif, dan
persetase terendah terdapat pada indikator berpikir merinci
(elaboration) yaitu sebesar 36% dengan kriteria cukup kreatif. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan hasil pretest
kemampuan berpikir kreatif yang dilakukan pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol menunjukkan hasil yang sama, yaitu dibawah standar
kreatif.
b) Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik
Tujuan dari posttest ialah untuk memahami dan mengukur
kemampuan berpikir kreatif peserta didik setelah diberikan perlakuan
yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil
perhitungan nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4. 3 Data Hasil Posttest
Data Statistik Posttest
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah Peserta Didik 31 31
Rata-rata 85,74 65,16
Nilai Tertinggi 91 71
Nilai Terendah 80 60
62
Berdasarkan tabel, diketahui bahwa nilai rata-rata posttest
peserta didik pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan
nilai rata-rata kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
berpikir kreatif peserta didik pada kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada
kelas kontrol.
Berikut ini disajikan data tabel dan grafik mengenai hasil
persentase ketercapaian kemampuan berpikir kreatif.
Tabel 4. 4 Data Hasil Persentase Ketercapaian Posttest
Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Kemampuan
Berpikir
Kreatif
Posttest
Kelas
Eksperimen Kriteria
Kelas
Kontrol Kriteria
Berpikir
Lancar
(Fluency)
94 Sangat
Kreatif 74 Kreatif
Berpikir
Luwes
(Flexibility)
97 Sangat
Kreatif 79 Kreatif
Berpikir
Merinci
(Elaboration)
80 Kreatif 60 Cukup
Kreatif
Berpikir
Orisinil
(Originality)
96 Sangat
Kreatif 74 Kreatif
63
Gambar 4. 2 Grafik Hasil Persentase Posttest Ketercapaian
Kemampuan Berpikir Kreatif
Berdasarkan data tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa
persentase rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen
tertinggi ada pada indikator berpikir luwes (flexibility) yaitu sebesar
97% dengan kriteria sangat kreatif dan terendah ada pada indikator
berpikir merinci (elaboration) yaitu sebesar 80% dengan kriteria
kreatif. Sedangkan persentase rata-rata kemampuan berpikir kreatif
pada kelas kontrol tertinggi ada pada indikator berpikir lancar
(Fluency) dan berpikir orisinil (originality) yaitu sebesar 74% dengan
kriteria kreatif dan terendah ada pada indikator berpikir merinci
(elaboration) yaitu sebesar 60% dengan kriteria cukup kreatif. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Quick on
The Draw dalam proses pembelajaran dapat menghasilkan pengaruh
yang positif terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
94 97
80
96
7479
6052
0
20
40
60
80
100
120
Berpikir Lancar(Fluency)
Berpikir Luwes(Flexibility)
Berpikir Merinci(Elaboration)
Berpikir Orisinil(Originality)
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
64
2. Uji Prasyarat Sampel
Data yang didapatkan dari hasil pretest pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol kemudian akan dilakukan pengujian prasyarat sampel. Tujuan
dari uji prasyarat sampel adalah untuk mengetahui kelayakan suatu sampel
untuk dijadikan penelitian. Uji prasyarat yang dilakukan pada data hasil
pretest diantaranya uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t. Adapun dalam
analisis data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan bantuan
aplikasi SPSS versi 22.
a) Uji Normalitas
Pretest yang diperoleh pada penelitian selanjutnya diuji
normalitasnya menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada software
SPSS versi 22. Uji normalitas ini dirancang untuk mengetahui apakah
data yang diperoleh dari hasil pretest berdistribusi normal. Hasil
perhitungan uji normalitas hasil pretest kemampuan berpikir kreatif
disajikan pada tabel 4.5.
Tabel 4. 5 Hasil Uji Normalitas Pretest
Kelompok Data Hasil Pretest
Kesimpulan N Α Signifikan
Eksperimen 31 0,05 0,166 Signifikan >
0,05
(Data
berdistribusi
normal)
Kontrol 31 0,05 0,071
Data hasil uji normalitas yang didapatkan pada tabel 4.6
diketahui bahwa kedua kelas yang diuji, yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol memiliki nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas penelitian tersebut
berdistribusi normal
65
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah uji prasyarat untuk menguji apakah
varians dari dua kategori data adalah sama. Uji homogenitas yang
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji Lavene’s Test. Hasil
uji homogenitas pada data nilai pretest disajikan pada tabel 4.6 berikut
ini.
Tabel 4. 6 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest
Data Pretest
Signifikan 0,995
Α 0,05
Kesimpulan Signifikan >0,5
(Sampel homogen)
Data hasil uji homogenitas pada tabel menunjukkan bahwa kelas
eksperimen dan kelompok kontrol yang diuji memiliki nilai signifikan
yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
yang digunakan pada kelompok penelitian adalah homogen.
c) Uji t Data Pretest
Hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang dilakukan pada
hasil nilai pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol merupakan
data yang terdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, uji yang
dilakukan selanjutnya adalah uji t. uji t yang dilakukan ini menggunakan
uji Independent Sample Test dengan taraf signifikansi 0,05. Adapun data
hasil uji t disajikan pada tabel 4.7 berikut ini.
66
Tabel 4. 7 Uji Independent Sample T-test Nilai Pretest
Data Pretest
α 0,05
Sig.(2-tailed) 0,995
Keterangan Sig.(2-tailed) > α
Kesimpulan
H0 diterima, tidak
terdapat perbedaan rata-
rata nilai pretest
kemampuan berpikir
kreatif
Dari tabel 4.7 diatas, dapat diketahui bahwa tidak terdapat
perbedaan antara rata-rata kemampuan berpikir rkeatif pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang ditunjukkan dengan nilai sig. (2-
tailed) yang nilainya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,995. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, yaitu tidak terdapat perbedaan
rata-rata nilai pretest kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Artinya, baik kelas eksperimen
atau kelas kontrol belum diberikan perlakuan, sehingga kemampuan
awal yang dimiliki oleh peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah setara. Sehingga sampel layak digunakan untuk
penelitian.
3. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji prasyarat analisis hampir identik dengan uji prasyarat sampel.
Hanya saja data yang digunakan dalam analisis data pretest menggunakan
data posttest. Adapun uji prasyarat analisis data adalah sebagai berikut.
67
a) Uji Normalitas
Hasil uji normalitas data posttest kemampuan berpikir kreatif
peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol ditunjukkan pada tabel
4.8 berikut ini.
Tabel 4. 8 Hasil Uji Normalitas Posttest
Kelompok Data Hasil Posttest
Kesimpulan N Α Signifikan
Eksperimen 31 0,05 0,200 Signifikan >
0,05
(Data
berdistribusi
normal)
Kontrol 31 0,05 0,067
Dari hasil uji normalitas yang terdapat pada tabel diketahui
bahwa kedua kelompok yang diuji, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol memiliki nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol pada penelitian berdistribusi normal.
b) Uji Homogenitas
Hasil uji homogenitas data posttest kemampuan berpikir kreatif
peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol ditunjukkan pada
Tabel 4.9 dibawah ini.
Tabel 4. 9 Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest
Data Posttest
Signifikan 0,577
Α 0,05
Kesimpulan Signifikan > 0,05
(Sampel homogen)
68
Data hasil uji homogenitas pada tabel menunjukkan bahwa kelas
eksperimen dan kelompok kontrol yang diuji memiliki nilai signifikan
yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
yang digunakan pada kelompok penelitian adalah homogen.
c) Uji Hipotesis
Hasil uji normalitas dan homogenitas pada data nilai posttest
kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah data yang berdistribusi
normal dan homogen. Uji yang dilakukan selanjutnya adalah uji
hipotesis. Uji hipotesis ini dilakukan menggunakan uji Independent
Sample Test dengan taraf signifikansi 0,05. Data hasil uji hipotesis
terdapat pada tabel 4.10 berikut.
Tabel 4. 10 Uji Independent Sample T-test Nilai Posttest
Data Posttest
α 0,05
Sig.(2-tailed) 0,000
Keterangan Sig.(2-tailed) < α
Kesimpulan
H0 ditolak, terdapat perbedaan
rata-rata nilai posttest
kemampuan berpikir kreatif
kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Dari tabel dapat diketahui nilai Sig.(2-tailed) lebih kecil dari
0,05, sehingga terdapat perbedaan rata-rata nilai posttest kemampuan
berpikir kreatif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Quick on The Draw terhadap kemampuan berpikir kreatif
peserta didik.
69
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw berpengaruh tehadap
kemampuan berpikir kreatif peserta didik tentang materi hidrokarbon.
Penelitian menggunakan dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
Berdasarkan hasil pengujian prasyarat data menunjukkan bahwa data
yang dihasilkan pada pretest terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik
yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal
dan homogen. Oleh karena itu, dapat dilakukan uji t terhadap data pretest
dengan menggunakan uji independent sample t-test. Adapun hasil uji
independent sample t-test yang dilakukan pada data kelas eksperimen dan kelas
kontrol diperoleh nilai signifikan (2-tailed) sebesar 0,995. Nilai signifikan (2-
tailed) yang diperoleh tersebut lebih besar dari 0,05. Sehingga H0 diterima dan
dapat diartikan tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta
didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, sehingga kedua kelaas tersebut
dapat dijadikan sampel dalam penelitian.
Setelah diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw pada kelas eksperimen dan
pembelajaran konvensional (ceramah dan tanya jawab) pada kelas kontrol maka
dilakukan posttest. Pengaruh penggunaan model kooperatif tipe Quick on The
Draw ini terlihat pada perbedaan nilai rata-rata hasil posttest kemampuan
berpikir kreatif peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu
sebesar 85,74 nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen dan sebesar 65,16
nilai rata-rata posttest pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji hipotesis
posttest, apabila nilai lebih kecil dari 0,05 diperoleh nilai signifikan (2-tailed)
sebesar 0,000 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan
yang signifikan antara rata-rata nilai posttest kelas eksperimen dan kelas
70
kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Quick
on The Draw memiliki pengaruh tertentu terhadap kemampuan berpikir kreatif
peserta didik pada materi hidrokarbon.
Berdasarkan pengujian prasyarat analisis menunjukkan bahwa data hasil
posttest kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas ekspeimen dan
kelas kontrol berdistribusi normal dan sampelnya homogen. Oleh karena itu,
dapat dilakukan uji hipotesis terhadap data posttest menggunakan uji
independent sample t-test. Dari hasil uji independent sample t-test didapatkan
nilai signifikan (2-tailed) sebesar 0,000, yang mana nilai tersebut lebih kecil
dari 0,05. Sehingga dapat disimpulan bahwa H0. Model pembelajaran
kooperatif tipe Quick on The Draw dapat memberikan pengaruh terhadap
kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menganalisis suatu masalah
dan pengambilan keputusan yang paling tepat untuk mencari jawaban atas suatu
masalah yang ada. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Suryadinata (2015) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran
Quick on The Draw terhadap kemampuan berpikir kreatif. Selain itu, dapat
meningkatkan kerja kelompok antar peserta didik sehingga lebih memudahkan
peserta didik dalam mempelajari materi dan menyelesaiakan soal yang pendidik
berikan sehingga akan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
Dapat dilihat dari nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen
sebesar 76,02 sedangkan nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta
didik pada kelas kontrol sebesar 71,8. Hal ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw berpengaruh positif terhadap
kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
Kegiatan pembelajaran kelas eksperimen direncanakan sesuai pada
tahapan model pembelajaran kooperatif Quick on The Draw. Pembelajaran
kolaboratif ala Quick on The Draw menggunakan desain permainan yang
71
menekankan pada kecepatan dan semangat peserta didik untuk memecahkan
masalah pada kartu soal (W. K. N. Putri dkk., 2019).
Soal-soal yang yang digunakan dalam pembelajaran Quick on The Draw
berupa kartu soal yang didalamnya memuat pertanyaan yang diambil dari
materi Hidrokarbon. Adapun pertanyaannya meliputi submateri kekhasan atom
karbon, jenis-jenis atom karbon, jenis-jenis senyawa hidrokarbon, sifat
senyawa hidrokarbon, isomer, serta reaksi yang terjadi pada senyawa
hidrokarbon. Dengan pembelajaran kooperatif diharapkan peserta didik lebih
aktif lagi dalam proses pembelajaran, karena aktivitas belajar dengan
permainan yang dirancang menggunakan Quick on The Draw memungkinkan
peserta didik dapat belajar lebih rileks serta dapat menumbuhkan tanggung
jawab, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan dalam belajar (Ayu dkk.,
2017)
Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol direncanakan menggunakan
metode konvensional. Pelaksanaan pembelajaran yang pada umumnaya
dilakukan oleh peserta didik dengan memberikan materi secara langsung
kepada peserta didik, setelah itu pendidik menjelaskan materi sehingga peserta
didik mudah memahami apa yang diajarkan pendidik (Putra dkk., 2020).
Pembelajaran kimia di kelas harus memfokuskan pada kegiatan yang
dapat mendorong peserta didik berperan aktif. Oleh karena itu dibutuhkannya
strategi pembelajaran yang lebih memperhatikan karakteristik peserta didik itu
sendiri, materi kimia, serta kondisi/sarana dan prasarana sekolah (Ismawati,
2017). Pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw merupakan salah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang mudah digunakan, semua peserta didik dapat
mengikuti pembelajaran dengan mudah tanpa adanya perbedaan status, selain
itu juga dapat memasukkan peran peserta didik sebagai tutor sebaya, dan
memasukkan unsur-unsur bermain dan penguatan (Ayu dkk., 2017) . Dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw ini, peserta
72
didik akan lebih mudah dan fleksibel untuk mengungkapkan pendapatnya, lebih
menikmati proses pembelajaran, dan meningkatkan motivasi.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Erihadiana & Lismawati, 2017b) yang menyatakan bahwa pembelajaran
dengan menerapkan model Quick on The Draw dapat mendorong peserta didik
menyelesaikan suatu masalah melalui kegiatan diskusi, dengan adanya kegiatan
diskusi tersebut mampu mengembangkan penalaran, pemikiran kritis, dan
kreatif, serta dapat memberikan pertimbangan dan penilaian. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh (Riyadi dkk., 2016) menyatakan bahwa dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw dapat membuat
peserta didik snang serta mudah memahami dan mengingat materi pelajaran
melalui permainan kartu, dapat belajar kelompok bersama, jika ada teman yang
mengalami kesulitan akan dibantu atau jika menjawab pertanyaan dengan tidak
tepat, serta saling menyemangati satu sama lain saat belajar. Sehingga tidak ada
lagi peserta didik yang pasif di dalam kelas. Peserta didik dalam kelompok
berusaha menghubungkan konsep yang dimiliki dan diketahui kemudian
mengembangkan konsep tersebut kedalam kegiatan diskusi kelompok, peserta
didik juga saling membantu menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan
oleh pendidik dan peserta didik bebas mengekspresikan pendapat yang
dimilikinya. Sehingga dengan begitu dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kreatifnya.
Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw
peserta didik yang terlibat secara langsung dalam setiap tahapan
pembelajarannya. Dalam buku Aris Shoimin dikatakan bahwa model
pembelajaran kooperatif learning adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengonstruksi konsep dan
menyelesaikan suatu persoalan yang diberikan (Shoimin, 2017, hlm. 45).
Sedangkan menurut Paul Ginnis pembelajaran dengan Quick on The Draw
dapat memberikan pengalaman mengenai macam-macam keterampilan
73
membaca, yang didorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah dengan belajar
mandiri dan kecakapan ujian yang lain seperti membaca pertanyaan dengan
hati-hati, menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang
penting dan tida. Selain itu Quick on The Draw dapat membantu peserta didik
untuk membiasakan diri mendasarkan belajar pada sumber bukan hanya dari
pendidik (Ginnis, 2016e, hlm. 164–165). Keterlibatan peserta didik secara
langsung pada setiap tahapan pembelajaran ini dapat membantu melatih dan
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik karena peserta didik
dapat belajar mandiri untuk menemukan suatu pembuktian kebenaran terhadap
suatu konsep. Sehingga, peserta didik tidak hanya mendengarkan atau
menerima informasi yang diberikan pendidik begitu saja tapi peserta didik
dapat menelaah dan mengembangkan informasi yang didapatkannya, sehingga
kemampuan berpikir kreatif dalam diri peserta didik dapat dikembangkan lebih
maksimal. Keterlaksanaan tahapan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The
Draw yang dilakukan peserta didik dapat dilihat dari hasil observasi sebesar
82% dengan kriteria penilaian sangat baik. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian (Renja & Miterianifa, 2017d) bahwa pembelajaran yang diterapkan
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw
memperoleh hasil yang lebih baik daripada pembelajaran yang menggunakan
metode konvensional. Penggunaan metode pembelajaran konvensional pada
kelas kontrol menyebabkan peserta didik menjadi pasif karena pembelajaran
hanya berdasarkan pada materi yang diberikan pendidik, selain itu
pembelajaran tidak mengaitkan dengan masalah-masalah yang berkaitan
dengan materi yang terdapat pada kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, hasil
pembelajaran menggunakan Quick on The Draw pada kelas kontrol lebih
rendah daripada kelas eksperimen.
Selain itu, setiap indikator kemampuan berpikir kreatif dapat kita amati
lebih detail dari hasil posttest kedua kelas sampel penelitian. Hasil posttest tiap-
tiap indikator kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen lebih tinggi
74
dibandingkan dengan kelas kontrol. Menurut Prof. Dr. Utami Munandar,
penelitian ini dirancang untuk mengukur 4 indikator kemampuan berpikir
kreatif. Empat indikator kemampuan berpikir kreatif tersebut meliputi
kemampuan berpikir lancar (fluency), kemampuan berpikir luwes (flexibility),
kemampuan berpikir merinci (elaboration), dan kemampuan berpikir orisinil
(originality).
Indikator kemampuan berpikir kreatif yang pertama adalah kemampuan
berpikir lancar (fluency). Menurut Munandar (2014c, hlm. 192) berpikir lancar
(fluency) berarti memiliki arus pemikiran yang lancar dan dapat mengasilkan
gagasan/jawaban yang relevan. Hasil pencapaian indikator kemampuan
berpikir lancar (fluency) setelah diberikan model pembelajaran yang berbeda
yaitu sebesar 74% pada kelas kontrol dan 94% pada kelas eksperimen. Selain
itu, indikator kemampuan berpikir lancar (fluency) kelas eksperimen berada
pada kriteria sangat kreatif sedangkan kelas kontrol hanya berada pada kriteria
kreatif saja.
Menurut (Windasari & Cholily, 2021) mengatakan bahwa kemampuan
berpikir lancar ditunjukkan saat peserta didik mampu menggunakan metode
yang dipilih untuk menghasilkan beberapa gagasan ataupun jawaban. Sehingga,
dalam penelitian telah menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen peserta
didik lebih mampu menghasilkan banyak gagasan, jawaban, dan penyelesaian
masalah serta memikirkan lebih dari satu jawaban. Berikut akan disajikan
perbandingan cara menjawab peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Soal :
Atom karbon merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam sistem
periodik unsur, tetapi senyawanya menjadi kelompok besar karena jenisnya
banyak sekali. Unsur karbon terdapat dalam golongan IV A sehingga
75
mempunyai 4 elektron valensi, selain itu karbon juga memiliki beberapa
keistimewaan. Jelaskan keistimewaan/kekhasan atom karbon!
Gambar 4. 3 Jawaban Kelas Eksperimen pada Indikator Kemampuan
Berpikir Lancar (Fluency)
Gambar 4. 4 Jawaban Kelas Kontrol pada Indikator Kemampuan
Berpikir Lancar (Fluency)
Indikator kemampuan berpikir kreatif yang kedua adalah kemampuan
berpikir luwes (flexibility). Menurut Munandar (2014c, hlm. 192) berpikir
luwes (flexibility) berarti memiliki arah pemikiran yang berbeda-beda dan
menghasilkan gagasan-gagasan yang seragam. Hasil pencapaian indikator
kemampuan berpikir luwes (flexibility) setelah diberikan model pembelajaran
yang berbeda yaitu sebesar 79% pada kelas kontrol dan 97% pada kelas
eksperimen. Selain itu, indikator kemampuan berpikir luwes (flexibility) kelas
eksperimen berada pada kriteria sangat kreatif sedangkan pada kelas kontrol
berada pada kriteria kreatif saja.
Persentase ketercapaian indikator kemampuan berpikir kreatif tertinggi
terdapat pada indikator kemampuan berpikir luwes (flexibility). Hasil ini
76
bersesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh (Akhirman & Ma’rifah,
2019) yang menyatakan bahwa hasil analisis statistik pada indikator
kemampuan berpikir luwes (flexibility) menunjukkan adanya peningkatan.
Menurut (Yuswatiningsih & S, 2017, hlm. 3) mengatakan bahwa peserta didik
yang memiliki kemampuan berpikir lancar (fluency) memiliki pemikiran yang
lancar untuk mengajukan berbagai pertanyaan, menjawab dengan banyak
jawaban, memiliki banyak ide, serta bekerja atau belajar lebih cepat daripada
peserta didik lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik lebih mampu menghasilkan
gagasan, jawaban, dan penafsiran (interpretasi) yang bervariasi terhadap suatu
masalah serta lebih mampu menggolongkan hal-hal menurut pembagian
(kategori) yang berbeda-beda. Berikut akan disajikan perbandingan cara
menjawab peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Soal :
Lilin tersusun atas hidrokarbon bermassa molar besar. Sebagian dari hasil
pembakaran lilin berupa karbon dioksida dan air, lalu sebagian lain meleleh
menjadi hidrokarbon yang lebih kecil, pecahan-pecahan molekul, dan
karbon. Reaksi pembakaran tersebut termasuk salah satu contoh reaksi
oksidasi. Selain reaksi oksidasi, hidrokarbon juga mengalami reaksi adisi dan
reaksi substitusi. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reaksi adisi, substitusi,
dan oksidasi!
77
Gambar 4. 5 Jawaban Kelas Eksperimen pada Indikator Kemampuan
Berpikir Luwes (Flexibility)
Gambar 4. 6 Jawaban Kelas Kontrol pada Indikator Kemampuan
Berpikir Luwes (Flexibility)
Indikator kemampuan berpikir kreatif yang ketiga adalah kemampuan
berpikir merinci (elaboration). Menurut Munandar (Munandar, 2014d, hlm.
182) berpikir terperinci berarti dapat memperluas suatu gagasan dan juga
memperinci detail-detail. Hasil pencapaian indikator kemampuan berpikir
merinci (elaboration) setelah diberikan model pembelajaran yang berbeda yaitu
sebesar 60% pada kelas kontrol dan 80% pada kelas eksperimen. Selain itu,
78
indikator kemampuan berpikir merinci (elaboration) pada kelas eksperimen
berada pada kriteria kreatif sedangkan pada kelas kontrol berada pada kriteria
cukup kreatif.
Persentase ketercapian kemampuan berpikir terendah ditunjukkan pada
indikator kemampuan berpikir merinci (elaboration). Hasil ini bersesuaian
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Akhirman & Ma’rifah, 2019) yang
mengatakan pada indikator berpikir merinci menunjukkan kategori kurang
kreatif dikarekan peserta didik yang masih bingung untuk menjawab soal,
walaupun sebenarnya mengeti maksud dari soal tersebut.
Menurut (Windasari & Cholily, 2021) menyatakan bahwa peserta didik
mampu mampu berpikir merinci apabila dapat menguraikan hasil jawaban dan
mampu merinci jawaban secara detail. Sehingga dalam penelitian telah
menunjukkan bahwa peserta didik pada kelas eksperimen lebih mampu mencari
arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan suatu masalah
dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci serta mampu
mengembangkan, menambah, dan memperkaya suatu gagasan. Berikut akan
disajikan perbandingan cara menjawab peserta didik pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
Soal :
Tentukan jumlah isomer dari senyawa berikut.
a. Pentana
b. Heksana
79
Gambar 4. 7 Jawaban Kelas Eksperimen pada Indikator Kemampuan
Berpikir Merinci (Elaboration)
Indikator kemampuan berpikir kreatif yang terakhir adalah kemampuan
berpikir orisinil (originality). Menurut Munandar (2014c, hlm. 192) berpikir
orisinil berarti dapat memberikan jawaban yang tidak lazim dan berbeda dari
yang lainnya. Hasil pencapaian indikator kemampuan berpikir orisinil
(originality) setelah diberikan model pembelajaran yang berbeda yaitu sebesar
74% pada kelas kontrol dan 96% pada kelas eksperimen. Selain itu, indikator
kemampuan berpikir orisinil (originality) pada kelas eksperimen berada pada
kriteria sangat kreatif sedangkan pada kelas kontrol berada hanya pada kriteria
80
kreatif saja. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen peserta didknya
memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain serta mampu melahirkan suatu
ungkapan baru. . Berikut akan disajikan perbandingan cara menjawab peserta
didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Soal :
Perhatikan gambar berikut!
Bensin merupakan salah satu kegunaan dan sumber dari alkana berupa bahan
bakar.
Mengapa bensin membentuk lapisan diatas permukaan air? Jelaskan
berdasarkan sifat fisisnya. Asumsikan komponen utama bensin adalah
oktana!
Gambar 4. 8 Jawaban Kelas Eksperimen pada Indikator Kemampuan
Berpikir Orisinil (Originality)
Gambar 4. 9 Jawaban Kelas Kontrol pada Indikator Kemampuan
Berpikir Orisinil (Originality)
81
Ketercapaian yang maksimal kelas eksperimen pada setiap indikator
kemampuan berpikir kreatif disebabkan karena penggunaan pembelajaran
kooperatif tipe Quick on The Draw dalam proses pembelajaran. Dalam
pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw dimana dalam kegiatan
pembelajaran lebih mengutamakan keberhasilan kelompok dalam mengerjakan
tugas yang diberikan, sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan suatu kerja
sama dan aktivitas bertukar pendapat dan menyampaikan ide-ide kreatif yang
disertai dengan usaha individu dalam mempertahankan pendapatnya dengan
memberikan alasan-alasan yang logis (Roza, 2016). Sedangkan dengan
penggunaan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dapat
dijadikan sebagai salah satu alasan rendahnya kemampuan berpikir kreatif
peserta didik. Karena penggunaan pembelajaran konvensional dengan metode
ceramah hanya berfokus pada informasi atau konsep yang diberikan oleh
pendidik. Materi yang dapat dikuasai pesera didik sebagai hasil dari ceramah
akan terbatas pada apa yang dikuasai oleh pendidik, tidak adanya peragaan, dan
tidak menjamin peserta didik mengerti mengenai materi yang diajarkan.
Sehingga potensi kreatif yang ada dalam diri peserta didik tidak dapat
dikembangkan. Seperti yang dikemukakan oleh (Munandar, 2014e, hlm. 115)
bahwa apa yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah mengembangkan sikap
dan kemampuan anak didiknya yang dapat membantu untuk menghadapi
persoalan-persoalan di masa mendatang secara kreatif dan intentif. Menjejalkan
bahan pengetahuan semata-mata tak akan banyak menolong anak didik, karena
belum tentu di masa mendatang ia dapat menggunakan informasi tersebut.
Pada kelas eksperimen, hasil posttest pada indikator kemampuan
berpikir kreatif yang memiliki nilai terendah berada pada kriteria kreatif,
sedangkan pada kelas kontrol hasil posttest indikator berpikir kreatif yang
memiliki nilai terendah berada pada kriteria cukup kreatif. Perbedaan ini
disebabkan karena penerapan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw
pada proses pembelajaran dimana pada setiap pembelajarannya peserta didik
82
diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam setiap tahapan
pembelajarannya. Sehingga menyebabkan potensi kemampuan berpikir kreatif
dapat dikembangkan tanpa membatasi peserta didik. Selain itu, hasil posttest
indikator kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen yang memiliki
nilai tertinggi pada kriteria sangat kreatif, sedangkan pada kelas kontrol hasil
posttest indikator kemampuan berpikir kreatif dengan nilai tertinggi berada
pada kriteria kreatif saja. Sehingga dapat artikan bahwa melalui penerapan
pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw peserta didik mampu
menghasilkan suatu gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, serta memikirkan
lebih dari satu jawaban dengan sangat kreatif.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat dengan jelas bahwa
pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif peserta didik lebih maksimal selain menekankan
pada kerjasama dalam kelompok, pembelajaran ini juga menekankan kepada
keterampilan membaca, kecepatan aktivitas, menjawab pertanyaan dengan
tepat, mencari dan menemukan arti dari peserta didik yang bertindak sebagai
suatu subjek belajar. Sehingga tidak hanya berfokus pada materi yang diberikan
oleh pendidik. Selain itu, peserta didik juga dapat mengembangkan atau
menyampaikan pendapat atau gagasan yang dimiliki dalam menyelesaikan
suatu masalah. Sedangkan pembelajaran secara konvensional dengan metode
ceramah, peserta didik hanya dijadikan sebagai objek saja artinya aktivitas yang
dilakukan peserta didik hanya sebatas mendengarkan atau menerima materi
yang diberikan oleh pendidik tanpada dikembangkan dan ditelaah secara
terperinci oleh peserta didik tersebut.
Perbaikan pembelajaran dilakukan untuk menempatkan pendidik tidak
lagi menjadi satu-satunya sumber belajar dan pemberi informasi, tetapi guru
bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Pendidik menciptakan suasana yang
kondusif, menarik dan menyenangkan. Sedangkan peserta didik dalam
kelompok untuk berkomunikasi, saling menginformasikan, saling menghormati
83
satu sama lain, menyampaikan ide satu sama lain, bekerja sama untuk
memecahkan masalah dan membangun pengetahuan mereka sendiri sehingga
mereka lebih mudah memahami materi (Masikem dkk., 2016).
Selama penelitian, peneliti mengamati adanya perubahan dan perbedaan
sikap pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan adanya penerapan
pembelajaran yang berbeda di kedua kelas tersebut. Pada kelas eksperimen
yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw ketika
mempelajari materi senyawa hidrokarbon peserta didik lebih aktif, lebih
antusias, dan lebih senang selama tahapan proses pembelajarannya
dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran
konvensional. Salah satu ciri dari antusiasme yang ditunjukkan peserta didik
pada kelas eksperimen adalah dimana peserta didik lebih aktif bertanya dan
lebih semangat dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan
pendidik daripada peserta didik pada kelas kontrol yang cenderung pasif dan
malu untuk mengajukan pertanyaan. Kooperatif menyediakan kerja sama antar
peserta didik dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas,
tujuan, dan penghargaan. Kooperatif dapat mengembangkan keterampilan
mengambil giliran dan berbagi tugas, menafsirkan, memeriksa ketepatan,
memperluas konsep, membuat kesimpulan, serta menghubungkan pendapat-
pendapat dengan topik tertentu (Trianto, 2013b, hlm. 64–65). Pada proses
pembelajaran konvensional dapat dilihat keterlibatan peserta didik selama
proses pembelajaran sangat sedikit. Pendidik yang lebih berperan aktif dalam
menjelaskan materi pembelajaran, sedangkan peserta didik hanya duduk diam
mendengarkan segala materi yang diberikan pendidik sehingga menyebabkan
peserta didik cenderung pasif. Kemauan untuk mencari dan menemukan
pengetahuan, keterampilan serta sikap pada peserta didik pun sedikit. Sehingga
menyebabkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik tidak terlatih dengan
baik.
84
Menurut (Suryaningsih & Nisa, 2021) menyatakan bahwa peserta didik
yang memiliki kemampuan berpikir kreatif akan cenderung memiliki ide-ide
yang beragam dan menarik serta sederhana untuk memecahkan masalah yang
ada. Menurut (Cheng-Shih & Wei Wu, 2016) menyatakan bahwa berpikir
kreatif sebagai proses berurutan, termasuk menemukan dan memecahkan suatu
masalah, mencari jawaban, mengajukan hipotesis, memverifikasi suatu
hipotesis yang dibuat sehingga masalahnya akan terpecahkan. Selain itu
berpikir kreatif menunjukkan bahwa berkreasi adalah menerapkan kognisi,
imajinasi, dan penilaian untuk menemukan fakta, masalah, ide, dan solusi yang
dapat diterima.
Dalam proses penelitian, ditemukan beberapa faktor yang menjadi dasar
penyebab efektifnya penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The
Draw dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. pertama,
pada kelas ekperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Quick
on The Draw pembelajarannya diarahkan pada suatu proses mencari dan
menemukan penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Kedua,
pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengerjakan tahapan-tahapan pada pembelajaran secara mandiri menggunakan
lembar kerja peserta didik yang telah dibuat untuk mengukur kemampuan
berpikir kreatif peserta didik. Ketiga, pembelajaran memberikan kebebasan
kepada peserta didik untuk menyampaikan gagasan yang dimilikinya. Dengan
diberikannya kebebasan dalam menyampaikan gagasannya, dalam mendorong
peserta didik untuk membuat gagasan dengan berbagai variasi serta dapat
meningkatkan orisinilitas dalam tiap gagasan yang disampaikan peserta didik.
85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data. penelitian yang berjudul
“Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Ovick on The Draw terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik” dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Quick on The
Draw berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik Hal ini
terlihat dari hasil uji-t yaitu uji kemampuan yang dihitung dengan mengunakan
independent sample t-test pada data posttest, menunjukkan bahwa nilai sig (2-
tailed) lebih kecil dari taraf signifikan 5% (𝝰 = 0,05), maka H1 diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Quick on The
Draw berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada
materi hidrokarbon.
B. Saran
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi guru, pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw perlu
mendapatkan perhatian lebih dan tanggapan untuk dijadikan salah satu
model dan metode yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
2. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw memerlukan
waktu yang cukup, sehingga bagi guru yang ingin menerapkan
pembelajaran ini harus dapat mengatur alokasi waktu dengan tepat agar
seluruh langkah pada model pembelajaran berjalan dengan baik
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menerapkan model
pembelajaran ini untuk melatih kemampuan berpikir peserta didik yang
lainnya.
86
DAFTAR PUSTAKA
Akhirman, & Ma’rifah, N. (2019). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematik melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dan Soal Open
Ended. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 4(1), 41.
Al-Khalili, A. A. (2005). Mengembangkan Kreativitas Anak. Pustaka Al-Kautsar.
Anggraeni, R., Khaeruman, & Rachanah. (2014). Pengembangan Karakter Siswa dan
Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) yang Terintegrasi dalam Pembelajaran Kimia.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen,” 2(2), 180.
Ariawan, R. (2017). Pengaruh Pembelajaran Visual Thinking Disertai Aktivitas Quick
on The Draw. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika, 10(1), 5.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama RI.
Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. PT Remaja
Rosdakarya.
Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian. PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Ayu, E. Y., Linda, R., & Agustina. (2017). Penerapan Pembelajaran Quick on The
Draw pada Materi Laju Reaksi untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa.
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 2(1), 33.
Ayu, E. Y., Linda, R., & Agustina. (2018a). Penerapan Pembelajaran Quick on The
Draw pada Materi Laju Reaksi untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa.
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 2(1), 32.
87
Ayu, E. Y., Linda, R., & Agustina. (2018b). Penerapan Pembelajaran Quick on The
Draw pada Materi Laju Reaksi untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa.
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 2(1), 33.
BSNP. (2010). Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. In BSNP.
Chang, R. (2004). Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga.
Cheng-Shih, L., & Wei Wu, R. Y. (2016). Effect of Web-Based Creative Thinking
Teaching on Students’ Creativity and Learning Outcome. Eurasia Journal of
Mathematics, Science, & Technology Education, 12(6), 1677–1678.
Erihadiana, M., & Lismawati, W. (2017a). Penerapan Model Quick on The Draw
dengan Menggunakan Media Permainan Bingo untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kreatif PAI Siswa. Atthulab Islamic Religion Teaching
and Learning Journal, 2(1), 25.
Erihadiana, M., & Lismawati, W. (2017b). Penerapan Model Quick on The Draw
dengan Menggunakan Media Permainan Bingo untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kreatif PAI Siswa. Islamic Religion Teaching and Lear,
2(1), 29.
Fatmaningrum, S. A., Sumadi, & Haryono, E. (2015). Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw terhadap Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Penelitian Geografi, 3(5), 2.
Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S. (1982). Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1.
Erlangga.
Florida, R., Mellander, C., & King, K. M. (2015). The Global Creativity Index 2015.
Martin Prosperity Institute. http://www-2.rotman.utoronto.ca/mpi/content/the-
global-creativity-index-2015/
Ginnis, P. (2016). Trik & Taktik Mengajar : Strategi Meningkatkan Pencapaian
88
Pengajaran di Kelas. PT Indeks.
Harahap, H. H., & Panjaitan, A. M. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Talking Stick terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa di
SMP Negeri 11 Padangsimpuan. EKSAKTA : Jurnal Penelitian dan Pembelajaran
MIPA, 4(1), 17.
Hasanah, E., Darmawan, D., & Nanang. (2019). Pengaruh Penggunaan Media
Pembelajaran Articulate dalam Metode Problem Based Learning (PBL) terhadap
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik. JTEP-Jurnal Teknologi
Pendidikan dan Pembelajaran, 4(1), 829.
Hidayat, R., & Abdillah. (2019). Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori, dan Aplikasinya.”
Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).
Huda, M. (2011). Cooperatif Learning : Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan. Pustaka Pelajar.
Huriyanti, L., & Rosiyanti, H. (2017a). Perbedaan Motivasi Belajar Matematika
Peserta Didik Setelah Menggunakan Strategi Pembelajaran Quick on The Draw.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika, 3(1), 65–66.
Huriyanti, L., & Rosiyanti, H. (2017b). Perbedaan Motivasi Belajar Matematika Siswa
Setelah Menggunakan Strategi Pembelajaran Quick on The Draw. Jurnal
Pendidikan Matematika dan Matematika2, 3(1), 69.
Huriyanti, L., & Rosiyanti, H. (2017c). Perbedaan Motivasi Belajar Matematika Siswa
Setelah Menggunakan Strategi Pembelajaran Quick on The Draw. Jurnal
Pendidikan Matematika dan Matematika, 3(1), 70.
Hurlock, E. B. (1999). Perkembangan Anak Jilid 2 Edisi Keenam. Erlangga.
Ismawati, R. (2017). Strategi React dalam Pembelajaran Kimia SMA. Indonesian
Journal of Science and Education, 1(1), 2.
89
Johnson, D. W., & Johnson, R. T. (2018). Cooperative Learning : The Foundation for
Active Learning. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.5772/intechopen.81086
Johnson, E. B. (2014). CTL Contextual Teaching & Learning. Kaifa Learning.
Kadir. (2016). Statistika Terapan : Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan
Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian.
Karboni, K. (2017). Pendalaman Buku Teks Kimia 2A SMA Kelas XI. Yudistira.
Kemendikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang
Pemetaan KI dan KD.
Madyani, I., Yamtinah, S., Utomo, S. B., Saputro, S., & Mahardiani, L. (2020). Profile
of Students’ Creative Thinking Skills in Science Learning. Proceedings of the 3rd
International Conference on Learning Innovation and Quality Education
(ICLIQE 2019), 957.
Marniati, & Tahir. (2019). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Quick on The Draw terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa.
SAINTIFIK, 5(1), 44.
Masikem, Soetjipto, B. E., & Sumarmi. (2016). The Implementation of Cooperative
Learning Model Talking Chips and Quick to Enhance Motivation and Social
Studies Learning Outcome. IOSR Journal of Research & Method in Education
(IOSR-JRME)2, 6(3), 33.
Moma, L. (2015). Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
untuk Siswa SMP. Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 4(1), 28.
Mudyahardjo, R. (2012). Pengantar Pendidikan. PT Raja Grafindo.
Munandar, U. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah. PT
Grasindo.
90
Munandar, U. (2004). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.
Munandar, U. (2014). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.
Nurdyansyah, & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum
2013. Nizamia Learning Center.
Pangestu, Wi. T. (2021). The Effort of Developing Students’ Creative Thinking Ability
in Elementary School: Needs Analysis. Journal of Educational Research and
Evaluation, 5(3), 467.
Peraturan Pemerintah RI. (2021). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57
Tahun 2021.
Pratiwi, N. W. C., & Wiarta, I. W. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Quick On
The Draw Berbasis Kearifan Lokal Tri Hita Karana Berpengaruh Terhadap
Kompetensi Pengetahuan Matematika. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan, 4(3), 371.
Prihatin, R., Wiyanarti, E., & Kurniawati, Y. (2021). 9 | International Journal Pedagogy
of Social Studies. Vol.6 | No.2 | 2021 International Journal Pedagogy of Social
Studies p-ISSN : 2550-0600 e-ISSN 2549-6530 The Analysis of Students’
Creative Thinking Skills through the Implementation of the Project Bas.
International Journal Pedagogy Of Social Studies, 6(2), 9.
Purwanto, M. N. (2012). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja
Rosdakarya.
Putra, A., Ulandari, N., & Sepnila, D. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Quick
on The Draw dengan Masalah Open-Ended terhadap Pemahaman Konsep
Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 5(1), 9.
Putri, W. K. N., Kartono, & Ariyani, A. (2019). Penerapan Strategi Quick on The Draw
untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Trigonometri Siswa Kelas
91
XI IPA 1 SMA N 11 Semarang. Prosiding Seminar Nasional Matematika, 430.
Putri, Y. D., Elvia, R., & Amir, H. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran Kimia
Berbasis Android Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik. Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Kimia, 1(2), 169.
Renja, A. N., & Miterianifa. (2017a). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quick
on The Draw terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa pada Materi
Hidrokarbon. Konfigurasi, 1(2), 155.
Renja, A. N., & Miterianifa. (2017b). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quick
on The Draw terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa pada Materi
Hidrokarbon. Konfigurasi2, 1(2), 154.
Renja, A. N., & Miterianifa. (2017d). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quick
on The Draw Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi
Hidrokarbon. Konfigurasi, 1(2), 161.
Riyadi, A., Soetjipto, B. E., & Amirudin, A. (2016). The Implementation of
Cooperative Learning Model Fan-N-Pick and Quick on The Draw to Enhance
Social Competence and Cognitive Learning Outcome for Social Studies. IOSR
Journal of Humanities and Social Science, 21(4), 92.
Riyanto, Y. (2014). Paradigma Baru Pembelajaran. Kencana.
Roza, M. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD melalui
Teknik Quick on The Draw terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Kelas VII SMPN 3 Talamau Kabupaten Pasaman Barat. Jurnal Ilmiah Teknologi
Pendidikan, 2(2), 3.
Sajidan, Baedhowi, Triyanto, Totalia, S. Al., & Masykuri, M. (2018a). Peningkatan
Proses Pembelajaran dan Penilaian Pembelajaran Abad 21 dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran SMK. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
92
http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/10842
Sajidan, Baedhowi, Triyanto, Totalia, S. Al., & Masykuri, M. (2018b). Peningkatan
Proses Pembelajaran dan Penilaian Pembelajaran Abad 21 dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran SMK. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/10842
Sani, R. A. (2018). Pembelajaran Berbasis HOTS (HIgher Order Thinking Skills). Tira
Smart.
Sani, R. A. (2019). Pembelajaran Berbasis HOTS (High Order Thinking Skills). Tira
Smart.
Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz
Media.
Siregar, E., & Nara, H. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Ghalia Indonesia.
Sudarma, M. (2016). Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. PT Raja
Grafindo.
Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Penerbit Alfabeta.
Suhardi, D. (2019). Cooperative Learning Model: Solusi Peningkatan Kualitas Hasil
Belajar dan Pembentukan Karakter Siswa. jendela.kemdikbud.go.id.
https://jendela.kemdikbud.go.id/v2/berita/detail/cooperative-learning-model-
solusi-peningkatan-kualitas-hasil-belajar-dan-pembentukan-karakter-siswa
Suryadinata, N. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Strategi Quick on The
Draw dengan Masalah Open Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif Materi Prisma dan Limas. Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ.
Mugammadiyah Metro, 4(1), 11.
93
Suryaningsih, S., & Nisa, F. A. (2021). Konstribusi Steam Project Based Learning
Dalam Mengukur Keterampilan Proses Sains Dan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal
Pendidikan Indonesia, 2(6), 1104.
Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini : Pengantar Dalam Berbagai
Aspeknya. Kencana.
Sutresna, N., Sholehudin, D., & Herlina, T. (2016). Buku Siswa Aktif dan Kreatif
Belajar Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu
Alam. Grafindo Media Pratama.
Syafril, & Zen, Z. (2017). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Kencana.
Syah, M. (2014). Psikologi Pendidikan Denfan Pendekatan Baru. PT Remaja
Rosdakarya.
Tampubolon, S. (2014). Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi
Pendidik dan Keilmuan. Erlangga.
Trianto. (2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kencana.
Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., & Nyoto, A. (2016). Transformasi Pendidikan Abad
21 Sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Era Global.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika, 264.
Windasari, A. D., & Cholily, Y. M. (2021). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa Memecahkan Masalah HOTS dalam Setting Model Kooperatif Jigsaw.
Jurnal Cendikia : Jurnal Pendidikan Matematika, 5(1), 625.
Yuswatiningsih, E., & S, H. I. (2017). Peningkatan Kreativitas Verbal pada Anak Usia
Sekolah. STIKes Majapahit Mojokerto.
Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009). Strategi Pembelajaran Sains. UIN Syarif
96
Lampiran 1 Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI IPA/I
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Materi Pokok : Hidrokarbon
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa pergaulan
dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
97
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar Materi Aktivitas Pembelajaran
Tahapan Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe
Quick on The Draw
Indikator
Kemampuan
Berpikir
Kreatif
Kekhasan
atom karbon
Menyajikan informasi
Peserta didik
mengamati gambar
yang disajikan
Pendidik berupa
gambar sistem
periodik unsur
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Peserta didik
membuat kelompok
Fase 2
Menyajikan
informasi
Fase 4
Membimbing
kelompok
bekerja dan
belajar
Fluency
(berpikir
lancar)
98
4.1. Membuat model
visual berbagai
struktur molekul
hidrokarbon yang
memiliki rumus
molekul yang sama
secara acak yang
terdiri dari 5-6 orang
dengan cara berhitung
berdasarkan arahan
pendidik
Peserta didik mencari
letak atom karbon
pada sistem periodik
unsur berdasarkan
periode dan
golongannya pada
gambar yang
diberikan pendidik
Peserta didik
membuat konfigurasi
elektron dari atom
karbon
Peserta didik
menentukan elektron
99
3.1 Menganalisis
struktur dan sifat
senyawa hidrokarbon
berdasarkan
valensi dari atom
karbon dimana atom
karbon memiliki
elektron valensi 4
Peserta didik
membuat struktur
lewis atom karbon
dengan bimbingan
dari pendidik
Peserta didik mencari
tahu mengenai
kestabilan atom
karbon dengan
menggunakan aturan
oktet dan duplet
Peserta didik
membuat struktur
atom karbon yang
berikatan dengan atom
100
kekhasan atom
karbon dan golongan
senyawanya
lain seperti atom H
dan O sesuai arahan
pendidik untuk
mengetahui kestabilan
dari atom karbon
Peserta didik
mengamati beberapa
contoh senyawa yang
sering ditemukan
dalam kehidupan
sehari-hari yang
diberikan pendidik
Peserta didik
diarahkan oleh
pendidik untuk
mencari informasi
mengenai kekhasan
atom karbon
(menghasilkan
Fase 5
Evaluasi
101
banyak gagasan,
jawaban, dan
penyelesaian
masalah)
Peserta didik
menuliskan kekhasan
yang terdapat pada
atom karbon
berdasarkan hasil
diskusi
(menghasilkan lebih
dari satu jawaban)
Evaluasi
Peserta didik
menyimpulkan hasil
diskusi yang
102
didapatkan sesuai
arahan pendidik
Peserta didik dari
masing-masing
kelompok
mempresentasikan
hasil diskusi yang
telah ditemukan
Atom C
primer, C
sekunder, C
tersier, dan C
kuartener
Menyajikan informasi
Peserta didik
mengamati dan
mendengarkan
informasi yang
disajikan pendidik
mengenai jenis-jenis
atom karbon
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Fase 2
Menyajikan
informasi
Fase 4
Membimbing
kelompok
bekerja dan
belajar
Felxibility
(berpikir luwes)
103
4.1 Membuat model
visual berbagai
struktur molekul
hidrokarbon yang
memiliki rumus
molekul yang sama
Peserta didik
membuat kelompok
secara acak yang
terdiri dari 5-6 orang
dengan cara berhitung
berdasarkan arahan
pendidik
Dikarenakan atom C
dapat berikatan
dengan atom lainnya,
maka peserta didik
dengan dibimbing
pendidik membuat
struktur sebagai
berikut :
Struktur atom
C yang
berikatan
104
3.1. Menganalisis
struktur dan sifat
senyawahidrokarbon
berdasarkan
kekhasan atom
karbon dan golongan
senyawanya
dengan 1 atom
C lain
Struktur atom
C yang
berikatan
dengan 2 atom
C lain
Struktur atom
C yang
berikatan
dengan 3 atom
C lain
Struktur atom
C yang
berikatan
dengan 4 atom
C lain
Peserta didik
menelaah contoh-
105
contoh dari jenis-jenis
atom karbon yang
dibuat dengan
bimbingan pendidik
Peserta didik mencari
berbagai informasi
mengenai jenis-jenis
atom karbon
berdasarkan arahan
pendidik
(menghasilkan
gagasan, jawaban,
dan penafsiran atau
interpretasi yang
bervariasi dalam
suatu masalah)
Peserta didik
menentukan jenis
atom karbon pada
Fase 5
Evaluasi
106
contoh yang diberikan
pendidik
(menggolongkan hal-
hal menurut
pembagian atau
kategori yang
berbeda)
Peserta didik
menuliskan jenis-jenis
atom karbon
berdasarkan hasil
diskusi dan informasi
yang didapatkan
Evaluasi
Peserta didik
menyimpulkan hasil
diskusi yang
didapatkan sesuai
107
dengan arahan
pendidik
Peserta didik dari
masing-masing
kelompok
mempresentasikan
hasil diskusi yang
telah ditemukan
Alkana,
alkena, dan
alkuna
Menyajikan informasi
Peserta didik
mengamati informasi
yang disajikan
pendidik mengenai
senyawa-senyawa
hidrokarbon
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Fase 2
Menyajikan
informasi
Fase 4
Membimbing
kelompok
bekerja dan
belajar
Elaboration
(berpikir
merinci)
108
4.1 Membuat model
visual berbagai
struktur molekul
hidrokarbon yang
memiliki rumus
molekul yang sama
Peserta didik
membuat kelompok
secara acak yang
terdiri dari 5-6 orang
dengan cara berhitung
berdasarkan arahan
pendidik
Peserta didik dengan
dibimbing pendidik
membuat struktur
sebagai berikut :
Struktur atom
C dengan C
lain dengan
ikatan tunggal
Struktur atom
C dengan C
lain dengan
109
3.1. Menganalisis
struktur dan sifat
senyawahidrokarbon
berdasarkan
kekhasan atom
karbon dan golongan
senyawanya
ikatan rangkap
2
Struktur atom
C dengan C
lain dengan
ikatan rangkap
3
Peserta didik
menelaah dan
membedakan 3 contoh
struktur yang telah
dibuat dengan
bimbingan pendidik
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban
atau pemecahan
masalah dengan
110
melakukan langkah-
langkah terperinci)
Peserta didik mencari
informasi mengenai
senyawa-senyawa
hidrokarbon
Peserta didik
menentukan senyawa
hidrokarbon dari
contoh struktur yang
diberikan pendidik
Peserta didik
menuliskan macam-
macam senyawa yang
meliputi tata nama dan
bentuk struktur dari
senyawa-senyawa
hidrokarbon
berdasarkan hasil
Fase 5
Evaluasi
111
diskusi dan informasi
yang didapat
(mengembangkan,
menambah, dan
memperkaya suatu
gagasan)
Evaluasi
Peserta didik
menyimpulkan hasil
diskusi yang
didapatkan sesuai
dengan arahan
pendidik
Peserta didik dari
masing-masing
112
kelompok
mempresentasikan
hasil diskusi yang
telah ditemukan
Sifat fisis
senyawa
alkana,
alkena, dan
alkuna
Menyajikan informasi
Peserta didik
mengamati dan
mendengarkan
informasi yang
disajikan pendidik
mengenai sifat-sifat
apa saja yang terdapat
pada senyawa
hidrokarbon
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Peserta didik
membuat kelompok
Fase 2
Menyajikan
informasi
Fase 4
Membimbing
kelompok
bekerja dan
belajar
Originality
(berpikir
orisinil)
113
4.1 Membuat model
visual berbagai
struktur molekul
hidrokarbon yang
memiliki rumus
molekul yang sama
3.1. Menganalisis
struktur dan sifat
senyawahidrokarbon
berdasarkan
kekhasan atom
karbon dan golongan
senyawanya
secara acak yang
terdiri dari 5-6 orang
dengan cara berhitung
berdasarkan arahan
pendidik
Pendidik menuliskan
nama-nama senyawa
yang termasuk
golongan alkana,
alkena, dan alkuna
dengan arahan
pendidik
Peserta didik dengan
arahan pendidik
menentukan rumus
molekul dan Mr pada
nama-nama senyawa
tersebut
114
Perserta didik mencari
informasi mengenai
sifat fisis senyawa
alkana, alkena dan
alkuna berdasarkan
Mr nya
Peserta didik secara
berkelompok
mendiskusikan
mengenai perbedaan
sifat fisis senyawa
alkana, alkena, dan
alkuna (memiliki cara
berpikir yang lain
dari yang lainnya)
Peserta didik
menentukan sifat fisis
senyawa alkana,
alkena dan alkuna
Fase 5
Evaluasi
115
berdasarkan Mr nya
(mampu melahirkan
ungkapan baru)
Peserta didik
menuliskan sifat-sifat
senyawa alkana,
alkena, dan alkuna
berdasarkan hasil
diskusi dan informasi
yang didapatkan
Evaluasi
Peserta didik
menyimpulkan hasil
diskusi yang
didapatkan sesuai
dengan arahan
pendidik
116
Peserta didik dari
masing-masing
kelompok
mempresentasikan
hasil diskusi yang
telah ditemukan
Isomer Menyajikan informasi
Peserta didik
mengamati dan
mendengarkan
informasi yang
disajikan pendidik
mengenai macam-
macam isomer
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Peserta didik
membuat kelompok
Fase 2
Menyajikan
informasi
Fase 4
Membimbing
kelompok
bekerja dan
belajar
Elaboration
(berpikir
merinci)
117
4.1 Membuat model
visual berbagai
struktur molekul
hidrokarbon yang
memiliki rumus
molekul yang sama
3.1. Menganalisis
struktur dan sifat
senyawahidrokarbon
berdasarkan
kekhasan atom
karbon dan golongan
senyawanya
secara acak yang
terdiri dari 5-6 orang
dengan cara berhitung
berdasarkan arahan
pendidik
Peserta didik yang
diarahkan oleh
pendidik membuat
contoh-contoh
struktur isomer yang
terdapat pada senyawa
alkana, alkena, dan
alkuna (mencari arti
yang lebih mendalam
terhadap jawaban
atau pemecaan
masalah dengan
melakukan langkah-
118
langkah yang
terperinci)
Peserta didik mencari
informasi mengenai
cara penentuan isomer
pada suatu senyawa
dengan bimbingan
pendidik
Peserta didik
mendiskusikan
mengenai cara
penentuan isomer
pada suatu senyawa
alkana, alkena, dan
alkuna
(mengembangkan,
menambah,
memperkaya suatu
gagasan)
Fase 5
Evaluasi
119
Peserta didik
menuliskan hasil
diskusi berdasarkan
informasi yang
didapatkan
Evaluasi
Peserta didik
menyimpulkan hasil
diskusi yang
didapatkan sesuai
dengan arahan
pendidik
Peserta didik dari
masing-masing
kelompok
120
mempresentasikan
hasil diskusi yang
telah ditemukan
Reaksi
senyawa
hidrokarbon
Menyajikan informasi
Peserta didik
mengamati dan
mendengarkan
informasi yang
disajikan pendidik
mengenai macam-
macam reaksi yang
terdapat dalam
senyawa hidrokarbon
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Peserta didik
membuat kelompok
secara acak yang
Fase 2
Menyajikan
informasi
Fase 4
Membimbing
kelompok
bekerja dan
belajar
Flexibility
(berpikir luwes)
121
4.1 Membuat model
visual berbagai
struktur molekul
hidrokarbon yang
memiliki rumus
molekul yang sama
3.1. Menganalisis
struktur dan sifat
senyawahidrokarbon
berdasarkan
kekhasan atom
karbon dan golongan
senyawanya
terdiri dari 5-6 orang
dengan cara berhitung
berdasarkan arahan
pendidik
Peserta didik dengan
arahan pendidik
membuat contoh
reaksi dari macam-
macam reaksi
senyawa hidrokarbon
yang telah
diinformasikan
sebelumnya
Peserta didik
berdiskusi mengenai
reaksi-reaksi senyawa
hidrokarbon
(menghasilkan
gagasan, jawaban,
122
dan penafsiran atau
interpretasi yang
bervariasi dalam
suatu masalah)
Peserta didik
menuliskan contoh
dari masing-masing
reaksi senyawa
hidrokarbon
(menggolongkan hal-
hal menurut
pembagian atau
kategori yang
berbeda)
Evaluasi
Peserta didik
menyimpulkan hasil
diskusi yang
Fase 5
Evaluasi
123
didapatkan sesuai
dengan arahan
pendidik
Peserta didik dari
masing-masing
kelompok
mempresentasikan
hasil diskusi yang
telah ditemukan
124
Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Eksperimen
A. Identitas
1. Sekolah :
2. Mata Pelajaran : Kimia
3. Kelas / Semester : XI / I
4. Materi Pokok : Hidrokarbon
5. Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
B. Kompetensi Inti (KI)
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
sedrcara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar 3 Kompetensi Dasar 4
3.1 Menganalisis struktur dan sifat
senyawa hidrokarbon
berdasarkan kekhasan atom
4.1 Membuat model visual
berbagai struktur molekul
hidrokarbon yang memiliki
rumus molekul yang sama.
125
karbon dan golongan
senyawanya.
3.1.1. Mengidentifikasi
kekhasan atom karbon
dalam senyawa
hidrokarbon
3.1.2. Mengklasifikasi atom C
primer, sekunder, tersier
dan kuartener
3.1.3. Mengidentifikasi
senyawa alkana, alkena,
dan alkuna meliputi tata
nama dan jenis
ikatannya
3.1.4. Menganalisis sifat fisis
senyawa alkana, alkena,
dan alkuna
3.1.5. Mengidentifikasi isomer
strutktur dan isomer
geometri yang terdapat
pada senyawa
hidrokarbon
3.1.6. Menganalisis reaksi
sederhana alkana,
alkena, dan alkuna
4.1.1. Membuat struktur
atom karbon
berdasarkan
konfigurasi elektron
4.1.2. Membuat struktur
atom C primer,
sekunder, tersier, dan
kuartener
4.1.3. Membuat struktur
atom karbon
berdasarkan jenis
ikatan pada senyawa
alkana, alkena, dan
alkuna
4.1.4. Menuliskan sifat fisis
senyawa alkana,
alkena, dan alkuna
4.1.5. Membuat isomer pada
senyawa hidrokarbon
dengan rumus molekul
yang sama
4.1.6. Membuat reaksi
sederhana senyawa
alkana, alkena, dan
alkuna
D. Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah pertemuan mengikuti proses pembelajaran ini, peserta didik
diharapkan mampu :
126
Mengetahui manfaat dan kegunaan senyawa hidrokarbon dalam
kehidupan sehari-hari
Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam
mengkaji senyawa hidrokarbon
Berperilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, adil, visioner,
dan kerjasama dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
Peserta didik mampu mengidentifikasi struktur senyawa hidrokarbon
berdasarkan kekhasan atom karbon
Peserta didik mampu mengidentifikasi struktur senyawa hidrokarbon
berdasarkan penggolongan senyawanya
Peserta didik mampu mengidentifikasi isomer-isomer yang terdapat
pada senyawa hidrokarbon
Peserta didik mampu membuat model visual struktur hidrokarbon
Peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil kerjanya
E. Materi Pembelajaran
1. Fakta
Atom karbon adalah unsur yang terletak pada golongan IV A.
Atom karbon mempunyai kekhasan tertentu yang menyebabkan dia
dapat membentuk berbagai senyawa. Berdasarkan konfigurasi elektron,
atom karbon memiliki 4 elektron valensi. Sehingga dia bisa membentuk
ikatan kovalen dengan atom lain. Kekhasan atom karbon lainnya adalah
dapat membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, serta dapat
membentuk rantai karbon.
Pada dasarnya, reaksi kimia melibatkan pemutusan dan
pembentukan ikatan kimis zat-zat dalam reaksi. Alkana memiliki dua
jenis ikatan kimia yaitu C – C, C – H, dan ikatannya kuat. Alkena
memiliki ikatan rangkap sehingga jauh lebih reaktif daripada alkana.
127
Alkuna memiliki ikatan rangkap tiga yang menyebabkan terjadinya
reaksi adisi, polimerisasi, substitusi, dan pembakaran.
2. Konsep
Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.
Hidrokarbon merupakan salah satu senyawa organik yang
penyusunannya terdiri atas atom unsur karbon (C) dan atom unsur
hidrogen (H). Sebuah hidrokarbon murni benar-benar terdiri dari hanya
atom karbon dan atom hidrogen, sedangkan yang tidak murni
mengandung atom karbon dan atom hidrogen yang terikat pada atom
lain, seperti nitrogen atau belerang. Senyawa hidrokarbon yang paling
sederhana adalah metana dengan satu atom karbon dan empat atom
hidrogen.
Ada berbagai bentuk hidrokarbon. Beberapa molekul hanya
rantai karbon dan hidrogen yang dapat mengisi ratusan atom, sementara
yang lain diatur dalam cincin rumit dan bentuk lainnya.
3. Prinsip
Prinsip yang akan dijelaskan dalam materi ini mengenai :
Struktur atom karbon dan ikatan-ikatannya
Struktur hidrokarbon dilihat dari kekhasan atom karbonnya
Struktur hidrokarbon dilihat dari penggolongan senyawanya
Sifat hidrokarbon dilihat dari kekhasan atom karbonnya
Sifat hidrokarbon dilihat dari penggolongan senyawanya
Isomer pada senyawa hidrokarbon
4. Prosedural
Mengidentifikasi struktur hidrokarbon dari kekhasan atom
karbonnya
Mengidentifikasi struktur hidrokarbon dari penggolongan
senyawanya
128
Menganalisis sifat hidrokarbon berdasarkan kekhasan atom
karbonnya
Menganalisis sifat hidrokarbon berdasarkan penggolongan
senyawanya
Menganalisis isomer pada senyawa hidrokarbon
F. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Model Pembelajaran : Cooperative Learning
3. Metode Pembelajaran : Quick on The Draw
G. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran
Whiteboard
Kartu Kasus
Video mengenai hidrokarbon
LKS
H. Sumber Belajar
Buku sumber
Bahan Ajar
Internet
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2 JP)
Tahap Langkah-Langkah
Pembelajaran Kooperatif Kegiatan
Estimasi
Waktu
Pendahuluan
Orientasi
Peserta didik berdoa sebelum belajar,
menjawab salam dari Pendidik,
bersikap rapi serta siap untuk
memulai pembelajaran
Peserta didik diperiksa kehadirannya
oleh Pendidik
Apersepsi
5 menit
129
Fase 1
(Motivasi)
Peserta didik diberikan pertanyaan
oleh Pendidik mengenai materi
pelajaran kelas X
Peserta didik menjawab pertanyaan
yang diberikan Pendidik mengenai
materi yang dipelajari sebelumnya
dengan menggunakan power point
Apa yang dimaksud dengan
sistem periodik unsur?
Bagaimana cara menentukan
konfigurasi elektron dalam
suatu atom?
Apakah yang dimaksud
dengan kestabilan unsur?
Senyawa apa yang memiliki
unsur paling stabil?
Apakah yang dimaksud
dengan ikatan kimia? Ada
berapa jenis ikatan dalam
ilmu kimia?
Motivasi
Peserta didik memperhatikan
Pendidik yang sedang menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Peserta didik menjawab pertanyaan
awal yang diberikan pendidik
mengenai senyawa hidrokarbon,
“Apa yang dimaksud dengan
senyawa hidrokarbon?”
Peserta didik dipersilahkan untuk
bertanya kepada Pendidik mengenai
materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
Peserta didik menerima informasi
dalam power point dari Pendidik
yang menyampaikan mengenai
materi pelajaran yang akan dibahas
pada pertemuan saat itu
Inti Fase 2
(Menyajikan Informasi)
Menyajikan Informasi 75 menit
130
Fase 3
(Mengorganisasikan
Peserta Didik ke dalam
Kelompok Kooperatif)
Fase 4
(Membimbing Kelompok
Bekerja dan Belajar)
Peserta didik mengamati gambar
sistem periodik unsur pada power
point yang diberikan oleh Pendidik
Mengorganisasikan Peserta Didik ke
dalam Kelompok Kooperatif
Peserta didik mengamati dan
mendengarkan penjelasan dari
Pendidik mengenai cara membentuk
kelompok belajar
Peserta didik mengikuti arahan
Pendidik dalam membentuk
kelompok belajar
Membimbing Kelompok Bekerja dan
Belajar
Peserta didik membuat kelompok
secara acak yang terdiri dari 5-6
orang dengan cara berhitung
berdasarkan arahan dari Pendidik
Peserta didik mencari mencari letak
atom karbon pada sistem periodik
unsur berdasarkan periode dan
golongannya pada gambar di power
point yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik diminta untuk membuat
konfigurasi elektron dari atom karbon
oleh Pendidik
Peserta didik diminta untuk
menentukan elektron valensi dari
atom karbon oleh Pendidik
Peserta didik membuat struktur lewis
dari atom karbon dengan bimbingan
dari Pendidik
Peserta didik diminta oleh Pendidik
untuk mencari tahu mengenai
kestabilan atom karbon dengan
menggunakan aturan oktet dan duplet
Peserta didik membuat struktur atom
karbon yang berikatan dengan karbon
lain atau unsur lain sesuai dengan
ikatan kimianya
Peserta didik mengamati beberapa
contoh yang sering ditemukan dalam
131
Quick on The Draw
kehidupan sehari-hari diberikan oleh
Pendidik
Peserta didik diarahkan Pendidik
untuk mencari informasi dan
menentukan kekhasan yang dimiliki
atom karbon
Peserta didik diminta Pendidik
menuliskan kekhasan yang terdapat
pada atom karbon berdasarkan hasil
diskusi
Quick on The Draw
Peserta didik mengamati penjelasan
Pendidik mengenai aturan
pembelajaran menggunakan teknik
Quick on The Draw
Peserta didik menerima kartu nomor
yang diberikan Pendidik sesuai
dengan warna kelompoknya
Peserta didik menerima materi
sumber yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik diminta Pendidik untuk
membaca materi sumber yang telah
diberikan
Peserta diidik mulai mengerjakan
soal yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik mencari dan
menuliskan jawaban pada lembar
kerja yang telah disediakan oleh
Pendidik
Peserta didik bernomor dua
membawa jawaban yang telah ditulis
pada lembar kerja kepada Pendidik
Peserta didik menunggu koreksian
jawaban dari Pendidik
Peserta didik bernomor dua
mengambil soal kedua yang
diberikan Pendidik jika jawaban
nomer satu telah dibenarkan, begitu
pula seterusnya hingga pertanyaan
terakhir
132
Fase 5
(Evaluasi)
Evaluasi
Peserta didik menyimpulkan hasil
diskusi yang didapatkan sesuai
dengan arahan Pendidik
Peserta didik masing-masing
kelompok diminta Pendidik untuk
mempresentasikan hasil diskusi yang
telah ditemukan
Peserta didik mendengarkan
penguatan materi yang diberikan
Pendidik menggunakan media
ChemSketch dan Power Point
Penutup Refleksi
Peseta didik melakukan refleksi
bersama Pendidik mengenai
pembelajaran yang telah
dilaksanakan
Evaluasi
Peserta didik menyimak penjelasan
Pendidik serta menyimpulkan
pelajaran yang telah dilakukan
bersama
Penugasan
Peserta didik menyimak
pembelajaran selanjutnya yang
diberikan oleh Pendidik
Peserta didik mencatat pekerjaan
rumah yang diberikan Pendidik
Peserta didik melakukan doa dan
menjawab salam dari Pendidik
10 menit
Pertemuan Kedua (2 JP)
Tahap Langkah-Langkah
Pembelajaran Kooperatif Kegiatan
Estimasi
Waktu
Pendahuluan
Orientasi
Peserta didik berdoa sebelum belajar,
menjawab salam dari Pendidik,
bersikap rapi serta siap untuk
memulai pembelajaran
Peserta didik diperiksa kehadirannya
oleh Pendidik
5 menit
133
Fase 1
(Motivasi)
Apersepsi
Peserta didik diminta Pendidik untuk
menjelaskan kembali mengenai
materi yang telah dipelajari
sebelumnya mengenai kekhasan atom
karbon
Peserta didik menjawab pertanyaan
yang diberikan Pendidik mengenai
materi sebelumnya
Apa sajakah kekhasan yang
dimiliki oleh atom karbon?
Motivasi
Peserta didik memperhatikan
Pendidik yang sedang menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Peserta didik menjawab pertanyaan
awal yang diberikan Pendidik
mengenai klasifikasi atom karbon,
“Ada berapa jeniskah atom
karbon?”
Peserta didik dipersilahkan untuk
bertanya kepada Pendidik mengenai
materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
Peserta didik menerima informasi
dalam power point dari Pendidik
yang menyampaikan mengenai
pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu
Inti Fase 2
(Menyajikan Informasi)
Fase 3
Menyajikan Informasi
Peserta didik mengamati dan
mendengarkan informasi yang
disajikan Pendidik berupa power
point mengenai jenis-jenis atom
karbon
Mengorganisasikan Peserta Didik ke
dalam Kelompok Kooperatif
Peserta didik mengamati dan
mendengarkan penjelasan dari
75 menit
134
(Mengorganisasikan
Peserta Didik ke dalam
Kelompok Kooperatif)
Fase 4
(Membimbing Kelompok
Bekerja dan Belajar)
Pendidik mengenai cara membentuk
kelompok belajar
Peserta didik mengikuti arahan
Pendidik dalam membentuk
kelompok belajar
Membimbing Kelompok Bekerja dan
Belajar
Peserta didik membuat kelompok
secara acak yang terdiri dari 5-6
orang dengan cara berhitung
berdasarkan arahan dari Pendidik
Peserta didik dengan bimbingan dari
Pendidik membuat struktur sebagai
berikut :
o Struktur atom C yang
berikatan dengan 1 atom C
lain
o Struktur atom C yang
berikatan dengan 2 atom C
lain
o Struktur atom C yang
berikatan dengan 3 atom C
lain
o Struktur atom C yang
berikatan dengan 4 atom C
lain
Peserta didik menelaah contoh-
contoh dari jenis-jenis atom karbon
yang dibuat dengan bimbingan
Pendidik
Peserta didik diminta oleh Pendidik
untuk mencari informasi mengenai
jenis-jenis atom karbon
Peserta didik menentukan jenis atom
karbon pada contoh yang diberikan
Pendidik
Peserta didik diminta Pendidik untuk
emnuliskan jenis-jenis atom karbon
berdasarkan hasil diskusi dan
informasi yang di dapat
Quick on The Draw
135
Quick on The Draw
Fase 5
(Evaluasi)
Peserta didik mengamati penjelasan
Pendidik mengenai aturan
pembelajaran menggunakan teknik
Quick on The Draw
Peserta didik menerima kartu nomor
yang diberikan Pendidik sesuai
dengan warna kelompoknya
Peserta didik menerima materi
sumber yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik diminta Pendidik untuk
membaca materi sumber yang telah
diberikan
Peserta diidik mulai mengerjakan
soal yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik mencari dan
menuliskan jawaban pada lembar
kerja yang telah disediakan oleh
Pendidik
Peserta didik bernomor dua
membawa jawaban yang telah ditulis
pada lembar kerja kepada Pendidik
Peserta didik menunggu koreksian
jawaban dari Pendidik
Peserta didik bernomor dua
mengambil soal kedua yang
diberikan Pendidik jika jawaban
nomer satu telah dibenarkan, begitu
pula seterusnya hingga pertanyaan
terakhir
Evaluasi
Peserta didik menyimpulkan hasil
diskusi yang didapatkan sesuai
dengan arahan Pendidik
Peserta didik masing-masing
kelompok diminta Pendidik untuk
mempresentasikan hasil diskusi yang
telah ditemukan
Peserta didik mendengarkan
penguatan materi yang diberikan
Pendidik menggunakan media
ChemSketch dan Power Point
136
Penutup Refleksi
Peseta didik melakukan refleksi
bersama Pendidik mengenai
pembelajaran yang telah
dilaksanakan
Evaluasi
Peserta didik menyimak penjelasan
Pendidik serta menyimpulkan
pelajaran yang telah dilakukan
bersama
Penugasan
Peserta didik menyimak
pembelajaran selanjutnya yang
diberikan oleh Pendidik
Peserta didik mencatat pekerjaan
rumah yang diberikan Pendidik
Peserta didik melakukan doa dan
menjawab salam dari Pendidik
10 menit
Pertemuan Ketiga (2 JP)
Tahap Langkah-Langkah
Pembelajaran Kooperatif Kegiatan
Estimasi
Waktu
Pendahuluan
Orientasi
Peserta didik berdoa sebelum belajar,
menjawab salam dari Pendidik,
bersikap rapi serta siap untuk
memulai pembelajaran
Peserta didik diperiksa kehadirannya
oleh Pendidik
Apersepsi
Peserta didik diminta Pendidik untuk
menjelaskan kembali mengenai
materi yang telah dipelajari
sebelumnya mengenai jenis-jenis
atom karbon
Peserta didik menjawab pertanyaan
yang diberikan Pendidik mengenai
materi yang dipelajari sebelumnya
dengan menggunakan power point
5 menit
137
Fase 1
(Motivasi)
Ada berapa jeniskah atom
karbon?
Apa yang dimaksud atom
karbon primer, sekunder,
tersier, dan kuartener?
Motivasi
Peserta didik menjawab pertanyaan
awal yang diberikan Pendidik
mengenai klasifikasi senyawa
hidrokarbon, “Terbagi menjadi
berapakah senyawa hidrokarbon?”
Peserta didik dipersilahkan untuk
bertanya kepada Pendidik mengenai
materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
Peserta didik menerima informasi
dalam power point dari Pendidik
yang menyampaikan mengnai materi
pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu
Inti Fase 2
(Menyajikan Informasi)
Fase 3
(Mengorganisasikan
Peserta Didik ke dalam
Kelompok Kooperatif)
Fase 4
(Membimbing Kelompok
Bekerja dan Belajar)
Menyajikan Informasi
Peserta didik mengamati dan
mendengarkan informasi yang
disajikan Pendidik berupa power
point jenis-jenis atom karbon
Mengorganisasikan Peserta Didik ke
dalam Kelompok Kooperatif
Peserta didik mengamati dan
mendengarkan penjelasan dari
Pendidik mengenai cara membentuk
kelompok belajar
Peserta didik mengikuti arahan
Pendidik dalam membentuk
kelompok belajar
Membimbing Kelompok Bekerja dan
Belajar
Peserta didik membuat kelompok
secara acak yang terdiri dari 5-6
orang dengan cara berhitung
berdasarkan arahan dari Pendidik
75 menit
138
Quick on The Draw
Peserta didik dengan bimbingan dari
Pendidik membuat struktur sebagai
berikut :
Struktur atom C dengan C lain
dengan ikatan tunggal
Struktur atom C dengan C lain
dengan ikatan rangkap dua
Struktur atom C dengan C lain
dengan ikatan rangkap tiga
Peserta didik menelaah dan
membedakan 3 contoh struktur yang
dibuat dengan bimbingan Pendidik
Peserta didik diminta oleh Pendidik
untuk mencari informasi mengenai
senyawa-senyawa hidrokarbon
Peserta didik diminta Pendidik untuk
menentukan senyawa hidrokarbon
dari contoh struktur yang diberikan
Pendidik
Peserta didik diminta Pendidik untuk
menuliskan macam-macam senyawa
hidrokarbon yang meliputi tata nama,
rumus molekul, bentuk struktur dari
senyawa-senyawa hidrokarbon
berdasarkan hasil diskusi dan
informasi yang didapat
Quick on The Draw
Peserta didik mengamati penjelasan
Pendidik mengenai aturan
pembelajaran menggunakan teknik
Quick on The Draw
Peserta didik menerima kartu nomor
yang diberikan Pendidik sesuai
dengan warna kelompoknya
Peserta didik menerima materi
sumber yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik diminta Pendidik untuk
membaca materi sumber yang telah
diberikan
139
Fase 5
(Evaluasi)
Peserta diidik mulai mengerjakan
soal yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik mencari dan
menuliskan jawaban pada lembar
kerja yang telah disediakan oleh
Pendidik
Peserta didik bernomor dua
membawa jawaban yang telah ditulis
pada lembar kerja kepada Pendidik
Peserta didik menunggu koreksian
jawaban dari Pendidik
Peserta didik bernomor dua
mengambil soal kedua yang
diberikan Pendidik jika jawaban
nomer satu telah dibenarkan, begitu
pula seterusnya hingga pertanyaan
terakhir
Evaluasi
Peserta didik menyimpulkan hasil
diskusi yang didapatkan sesuai
dengan arahan Pendidik
Peserta didik masing-masing
kelompok diminta Pendidik untuk
mempresentasikan hasil diskusi yang
telah ditemukan
Peserta didik mendengarkan
penguatan materi yang diberikan
Pendidik menggunakan media Power
Point
Penutup Refleksi
Peseta didik melakukan refleksi
bersama Pendidik mengenai
pembelajaran yang telah
dilaksanakan
Evaluasi
Peserta didik menyimak penjelasan
Pendidik serta menyimpulkan
pelajaran yang telah dilakukan
bersama
10 menit
140
Penugasan
Peserta didik menyimak
pembelajaran selanjutnya yang
diberikan oleh Pendidik
Peserta didik mencatat pekerjaan
rumah yang diberikan Pendidik
Peserta didik melakukan doa dan
menjawab salam dari Pendidik
Pertemuan Keempat (2 JP)
Tahap Langkah-Langkah
Pembelajaran Kooperatif Kegiatan
Estimasi
Waktu
Pendahuluan
Fase 1
Orientasi
Peserta didik berdoa sebelum belajar,
menjawab salam dari Pendidik,
bersikap rapi serta siap untuk
memulai pembelajaran
Peserta didik diperiksa kehadirannya
oleh Pendidik
Apersepsi
Peserta didik diminta Pendidik untuk
menjelaskan kembali mengenai
materi yang telah dipelajari
sebelumnya mengenai golongan dari
senyawa-senyawa hidrokarbon
Peserta didik menjawab pertanyaan
yang diberikan Pendidik mengenai
materi sebelumnya
Ada berapa senyawa yang
termasuk golongan dari
senyawa hidrokarbon?
Bagaimana tata nama, rumus
molekul, dan struktur dari
senyawa alkana?
Bagaimana tata nama, rumus
molekul, dan struktur dari
senyawa alkena?
Bagaimana tata nama, rumus
molekul, dan struktur dari
senyawa alkuna?
Motivasi
5 menit
141
(Motivasi)
Peserta didik memperhatikan
pendidik yang sedang menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Peserta didik menjawab pertanyaan
awal yang diberikan Pendidik
mengenai sifat fisis senyawa
hidrokarbon, “Bagaimanakah sifat
fisis dari senyawa hidrokarbon?
Bagaimanakah sifat fisis dari
senyawa alkana, alkena, dan
alkuna?”
Pemberian Acuan
Peserta didik menerima informasi
dalam power point dari Pendidik
yang menyampaikan mengenai
pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu
Inti Fase 2
(Menyajikan Informasi)
Fase 3
(Mengorganisasikan
Peserta Didik ke dalam
Kelompok Kooperatif)
Fase 4
(Membimbing Kelompok
Bekerja dan Belajar)
Menyajikan Informasi
Peserta didik mengamati dan
mendengarkan infomasi yang
disajikan Pendidik berupa power
point mengenai sifat-sifat yang
terdapat dalam senyawa hidrokarbon
Mengorganisasikan Peserta Didik ke
dalam Kelompok Kooperatif
peserta didik mengamati penjelasan
dari Pendidik mengenai cara
membentuk kelompok belajar
peserta didik mengikuti arahan
Pendidik dalam membentuk
kelompok belajar
Membimbing Kelompok Bekerja dan
Belajar
Peserta didik membuat kelompok
secara acak yang terdiri dari 5-6
orang dengan cara berhitung
berdasarkan arahan dari Pendidik
Peserta didik menuliskan nama-nama
senyawa yang termasuk golongan
alkana, alkena, dan alkuna dengan
arahan Pendidik
75 menit
142
Quick on The Draw
Peserta didik dengan dibimbing
Pendidik menentukan rumus molekul
dan Mr pada nama-nama senyawa
tersebut
Peserta didik diminta oleh Pendidik
untuk mencari informasi mengenai
sifat fisis senyawa alkana, alkena, dan
alkuna berdasarkan Mr dan titik didih
atau titik lelehnya
Peserta didik diminta Pendidik untuk
mendiskusikan secara berkelompo
mengenai perbedaan sifat fisis
senyawa alkana, alkena, dan alkuna
Peserta didik diminta Pendidik untuk
menentukan sifat fisis senyawa
alkana, alkena, dan alkuna
berdasarkan Mr dan titik didih atau
titik lelehnya
Peserta didik diminta Pendidik untuk
menuliskan sifar-sifat fisis senyawa
alkana, alkena, dan alkuna
berdasarkan hasil diskusi dan
informasi yang didapatkan
Quick on The Draw
Peserta didik mengamati penjelasan
Pendidik mengenai aturan
pembelajaran menggunakan teknik
Quick on The Draw
Peserta didik menerima kartu nomor
yang diberikan Pendidik sesuai
dengan warna kelompoknya
Peserta didik menerima materi
sumber yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik diminta Pendidik untuk
membaca materi sumber yang telah
diberikan
Peserta diidik mulai mengerjakan
soal yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik mencari dan
menuliskan jawaban pada lembar
143
Fase 5
(Evaluasi)
kerja yang telah disediakan oleh
Pendidik
Peserta didik bernomor dua
membawa jawaban yang telah ditulis
pada lembar kerja kepada Pendidik
Peserta didik menunggu koreksian
jawaban dari Pendidik
Peserta didik bernomor dua
mengambil soal kedua yang
diberikan Pendidik jika jawaban
nomer satu telah dibenarkan, begitu
pula seterusnya hingga pertanyaan
terakhir
Evaluasi
Peserta didik menyimpulkan hasil
diskusi yang didapatkan sesuai
dengan arahan Pendidik
Peserta didik masing-masing
kelompok diminta Pendidik untuk
mempresentasikan hasil diskusi yang
telah ditemukan
Peserta didik mendengarkan
penguatan materi yang diberikan
Pendidik menggunakan media
ChemSketch dan Power Point
Penutup Refleksi
Peseta didik melakukan refleksi
bersama Pendidik mengenai
pembelajaran yang telah
dilaksanakan
Evaluasi
Peserta didik menyimak penjelasan
Pendidik serta menyimpulkan
pelajaran yang telah dilakukan
bersama
Penugasan
Peserta didik menyimak
pembelajaran selanjutnya yang
diberikan oleh Pendidik
Peserta didik mencatat pekerjaan
rumah yang diberikan Pendidik
10 menit
144
Peserta didik melakukan doa dan
menjawab salam dari Pendidik
Pertemuan Kelima (2 JP)
Tahap Langkah-Langkah
Pembelajaran Kooperatif Kegiatan
Estimasi
Waktu
Pendahuluan
Fase 1
(Motivasi)
Orientasi
Peserta didik berdoa sebelum belajar,
menjawab salam dari Pendidik,
bersikap rapi serta siap untuk
memulai pembelajaran
Peserta didik diperiksa kehadirannya
oleh Pendidik
Apersepsi
Peserta didik diminta Pendidik untuk
menjelaskan kembali mengenai
materi yang telah dipelajari
sebelumnya mengenai sifat fisis
senyawa alkana, alkena, dan alkuna
Peserta didik menjawab pertanyaan
yang diberikan Pendidik mengenai
materi sebelumnya
Bagaimanakah sifat fisis
senyawa hidrokarbon
berdasarkan Mr-nya?
Bagaimanakah sifat fisis
senyawa hidrokarbon
berdasarkan titik didih atau
titik lelehnya?
Motivasi
Peserta didik memperhatikan
Pendidik yang sedang menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Peserta didik menjawab pertanyaan
awal yang diberikan Pendidik
mengenai isomer, “Apakah yang
dimaksud dengan isomer?Ada
berapa jenis isomer dalam senyawa
hidrokarbon?”
5 menit
145
Pemberian Acuan
Peserta didik menerima informasi
dalam power point dari Pendidik
yang menyampaikan mengenai
pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu
Inti Fase 2
(Menyajikan Informasi)
Fase 3
(Mengorganisasikan
Peserta Didik ke dalam
Kelompok Kooperatif)
Fase 4
(Membimbing Kelompok
Bekerja dan Belajar)
Menyajikan Informasi
Peserta didik mengamati dan
mendengarkan penjelasan dari
Pendidik mengenai macam-macam
isomer dalam senyawa hidrokarbon
Mengorganisasikan Peserta Didik ke
dalam Kelompok Kooperatif
Peserta didik mengamati dan
mendengarkan penjelasan dari
Pendidik mengenai cara membentuk
kelompok belajar
Peserta didik mengikuti arahan
Pendidik dalam membentuk
kelompok belajar
Membimbing Kelompok Bekerja dan
Belajar
Peserta didik membuat kelompok
secara acak yang terdiri dari 5-6
orang dengan cara berhitung
berdasarkan arahan dari Pendidik
Peserta didik yang diarahkan oleh
Pendidik membuat contoh-contoh
isomer yang terdapat pada senyawa
alkana, alkena, dan alkuna
Peserta didik diminta oleh Pendidik
untuk mencari informasi mengenai
cara penentuan isomer pada suatu
senyawa
Peserta didik diminta Pendidik
mendiskusikan mengenai cara
penentuan isomer pada suatu
senyawa alkana, alkena, dan alkuna
Peserta didik diminta untuk
menuliskan hasil diskusi berdasarkan
informasi yang didapatkan
75 menit
146
Quick on The Draw
Fase 5
(Evaluasi)
Quick on The Draw
Peserta didik mengamati penjelasan
Pendidik mengenai aturan
pembelajaran menggunakan teknik
Quick on The Draw
Peserta didik menerima kartu nomor
yang diberikan Pendidik sesuai
dengan warna kelompoknya
Peserta didik menerima materi
sumber yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik diminta Pendidik untuk
membaca materi sumber yang telah
diberikan
Peserta diidik mulai mengerjakan
soal yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik mencari dan
menuliskan jawaban pada lembar
kerja yang telah disediakan oleh
Pendidik
Peserta didik bernomor dua
membawa jawaban yang telah ditulis
pada lembar kerja kepada Pendidik
Peserta didik menunggu koreksian
jawaban dari Pendidik
Peserta didik bernomor dua
mengambil soal kedua yang
diberikan Pendidik jika jawaban
nomer satu telah dibenarkan, begitu
pula seterusnya hingga pertanyaan
terakhir
Evaluasi
Peserta didik menyimpulkan hasil
diskusi yang didapatkan sesuai
dengan arahan Pendidik
Peserta didik masing-masing
kelompok diminta Pendidik untuk
mempresentasikan hasil diskusi yang
telah ditemukan
Peserta didik mendengarkan
penguatan materi yang diberikan
147
Pendidik menggunakan media
ChemSketch dan Power Point
Penutup Refleksi
Peseta didik melakukan refleksi
bersama Pendidik mengenai
pembelajaran yang telah
dilaksanakan
Evaluasi
Peserta didik menyimak penjelasan
Pendidik serta menyimpulkan
pelajaran yang telah dilakukan
bersama
Penugasan
Peserta didik menyimak
pembelajaran selanjutnya yang
diberikan oleh Pendidik
Peserta didik mencatat pekerjaan
rumah yang diberikan Pendidik
Peserta didik melakukan doa dan
menjawab salam dari Pendidik
10 menit
Pertemuan Keenam (2 JP)
Tahap Langkah-Langkah
Pembelajaran Kooperatif Kegiatan
Estimasi
Waktu
Pendahuluan
Orientasi
Peserta didik berdoa sebelum belajar,
menjawab salam dari Pendidik,
bersikap rapi serta siap untuk
memulai pembelajaran
Peserta didik diperiksa kehadirannya
oleh Pendidik
Apersepsi
Peserta didik diminta Pendidik untuk
menjelaskan kembali mengenai
materi yang telah dipelajari
sebelumnya mengenai isomer dari
senyawa hidrokarbon
Peserta didik menjawab pertanyaan
yang diberikan Pendidik mengenai
materi sebelumnya
5 menit
148
Fase 1
(Motivasi)
Ada berapa jenis isomer
dalam senyawa hidrokarbon?
Motivasi
Peserta didik memperhatikan
Pendidik yang sedang menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Peserta didik menjawab pertanyaan
awal yang diberikan Pendidik
mengenai klasifikasi atom karbon,
“Apa sajakah reaksi yang terjadi
pada senyawa hidrokarbon?”
Peserta didik dipersilahkan untuk
bertanya kepada Pendidik mengenai
materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
Peserta didik menerima informasi
dalam power point dari Pendidik
yang menyampaikan mengenai
pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu
Inti Fase 2
(Menyajikan Informasi)
Fase 3
(Mengorganisasikan
Peserta Didik ke dalam
Kelompok Kooperatif)
Fase 4
(Membimbing Kelompok
Bekerja dan Belajar)
Menyajikan Informasi
Peserta didik mengamati dan
mendengarkan informasi yang
disajikan Pendidik berupa power
point mengenai macam-macam
reaksi yang terdapat dalam senyawa
hidrokarbon
Mengorganisasikan Peserta Didik ke
dalam Kelompok Kooperatif
Peserta didik mengamati dan
mendengarkan penjelasan dari
Pendidik mengenai cara membentuk
kelompok belajar
Peserta didik mengikuti arahan
Pendidik dalam membentuk
kelompok belajar
Membimbing Kelompok Bekerja dan
Belajar
Peserta didik membuat kelompok
secara acak yang terdiri dari 5-6
75 menit
149
Quick on The Draw
orang dengan cara berhitung
berdasarkan arahan dari Pendidik
Peserta didik dengan arahan Pendidik
membuat contoh reaksi dari macam-
macam reaksi senyawa hidrokarbon
yang telah diinformasikan
sebelumnya
Peserta didik diminta Pendidik untuk
berdiskusi mengenai reaksi-raksi
senyawa hidrokarbon
Peserta didik diminta Pendidik untuk
menuliskan contoh dari masing-
masing reaksi senyawa hidrokarbon
Quick on The Draw
Peserta didik mengamati penjelasan
Pendidik mengenai aturan
pembelajaran menggunakan teknik
Quick on The Draw
Peserta didik menerima kartu nomor
yang diberikan Pendidik sesuai
dengan warna kelompoknya
Peserta didik menerima materi
sumber yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik diminta Pendidik untuk
membaca materi sumber yang telah
diberikan
Peserta diidik mulai mengerjakan
soal yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik mencari dan
menuliskan jawaban pada lembar
kerja yang telah disediakan oleh
Pendidik
Peserta didik bernomor dua
membawa jawaban yang telah ditulis
pada lembar kerja kepada Pendidik
Peserta didik menunggu koreksian
jawaban dari Pendidik
Peserta didik bernomor dua
mengambil soal kedua yang
diberikan Pendidik jika jawaban
nomer satu telah dibenarkan, begitu
150
Fase 5
(Evaluasi)
pula seterusnya hingga pertanyaan
terakhir
Evaluasi
Peserta didik menyimpulkan hasil
diskusi yang didapatkan sesuai
dengan arahan Pendidik
Peserta didik masing-masing
kelompok diminta Pendidik untuk
mempresentasikan hasil diskusi yang
telah ditemukan
Peserta didik mendengarkan
penguatan materi yang diberikan
Pendidik menggunakan media
ChemSketch dan Power Point
Penutup Refleksi
Peseta didik melakukan refleksi
bersama Pendidik mengenai
pembelajaran yang telah
dilaksanakan
Evaluasi
Peserta didik menyimak penjelasan
Pendidik serta menyimpulkan
pelajaran yang telah dilakukan
bersama
Penugasan
Peserta didik menyimak
pembelajaran selanjutnya yang
diberikan oleh Pendidik
Peserta didik mencatat pekerjaan
rumah yang diberikan Pendidik
Peserta didik melakukan doa dan
menjawab salam dari Pendidik
10 menit
151
J. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi/Pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis
2. Bentuk Penilaian
a. Observasi : Lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : Lembar kerja peser didik
3. Instrumen Penilaian
a. Soal essay kemampuan berpikir kreatif
Tangerang Selatan, 10 Oktober 2020
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia
Peneliti
(Retno Sulistyorini, S.Si,M.Pd) (Hanna Pratiwi)
152
Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Kontrol
A. Identitas
6. Sekolah :
7. Mata Pelajaran : Kimia
8. Kelas / Semester : XI / I
9. Materi Pokok : Hidrokarbon
10. Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
B. Kompetensi Inti (KI)
5. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
6. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
sedrcara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar 3 Kompetensi Dasar 4
3.2 Menganalisis struktur dan sifat
senyawa hidrokarbon
berdasarkan kekhasan atom
4.2 Membuat model visual
berbagai struktur molekul
hidrokarbon yang memiliki
rumus molekul yang sama.
153
karbon dan golongan
senyawanya.
6.1.1. Mengidentifikasi
kekhasan atom karbon
dalam senyawa
hidrokarbon
6.1.2. Mengklasifikasi atom C
primer, sekunder, tersier
dan kuartener
6.1.3. Mengidentifikasi
senyawa alkana, alkena,
dan alkuna meliputi tata
nama dan jenis
ikatannya
6.1.4. Menganalisis sifat fisis
senyawa alkana, alkena,
dan alkuna
6.1.5. Mengidentifikasi isomer
strutktur dan isomer
geometri yang terdapat
pada senyawa
hidrokarbon
6.1.6. Menganalisis reaksi
sederhana alkana,
alkena, dan alkuna
8.1.1. Membuat struktur
atom karbon
berdasarkan
konfigurasi elektron
8.1.2. Membuat struktur
atom C primer,
sekunder, tersier, dan
kuartener
8.1.3. Membuat struktur
atom karbon
berdasarkan jenis
ikatan pada senyawa
alkana, alkena, dan
alkuna
8.1.4. Menuliskan sifat fisis
senyawa alkana,
alkena, dan alkuna
8.1.5. Membuat isomer pada
senyawa hidrokarbon
dengan rumus molekul
yang sama
8.1.6. Membuat reaksi
sederhana senyawa
alkana, alkena, dan
alkuna
D. Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah pertemuan mengikuti proses pembelajaran ini, peserta didik
diharapkan mampu :
154
Mengetahui manfaat dan kegunaan senyawa hidrokarbon dalam
kehidupan sehari-hari
Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam
mengkaji senyawa hidrokarbon
Berperilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, adil, visioner,
dan kerjasama dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
Peserta didik mampu mengidentifikasi struktur senyawa hidrokarbon
berdasarkan kekhasan atom karbon
Peserta didik mampu mengidentifikasi struktur senyawa hidrokarbon
berdasarkan penggolongan senyawanya
Peserta didik mampu mengidentifikasi isomer-isomer yang terdapat
pada senyawa hidrokarbon
Peserta didik mampu membuat model visual struktur hidrokarbon
Peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil kerjanya
E. Materi Pembelajaran
1. Fakta
Atom karbon adalah unsur yang terletak pada golongan IV A.
Atom karbon mempunyai kekhasan tertentu yang menyebabkan dia
dapat membentuk berbagai senyawa. Berdasarkan konfigurasi elektron,
atom karbon memiliki 4 elektron valensi. Sehingga dia bisa membentuk
ikatan kovalen dengan atom lain. Kekhasan atom karbon lainnya adalah
dapat membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, serta dapat
membentuk rantai karbon.
Pada dasarnya, reaksi kimia melibatkan pemutusan dan
pembentukan ikatan kimis zat-zat dalam reaksi. Alkana memiliki dua
jenis ikatan kimia yaitu C – C, C – H, dan ikatannya kuat. Alkena
memiliki ikatan rangkap sehingga jauh lebih reaktif daripada alkana.
155
Alkuna memiliki ikatan rangkap tiga yang menyebabkan terjadinya
reaksi adisi, polimerisasi, substitusi, dan pembakaran.
2. Konsep
Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.
Hidrokarbon merupakan salah satu senyawa organik yang
penyusunannya terdiri atas atom unsur karbon (C) dan atom unsur
hidrogen (H). Sebuah hidrokarbon murni benar-benar terdiri dari hanya
atom karbon dan atom hidrogen, sedangkan yang tidak murni
mengandung atom karbon dan atom hidrogen yang terikat pada atom
lain, seperti nitrogen atau belerang. Senyawa hidrokarbon yang paling
sederhana adalah metana dengan satu atom karbon dan empat atom
hidrogen.
Ada berbagai bentuk hidrokarbon. Beberapa molekul hanya
rantai karbon dan hidrogen yang dapat mengisi ratusan atom, sementara
yang lain diatur dalam cincin rumit dan bentuk lainnya.
3. Prinsip
Prinsip yang akan dijelaskan dalam materi ini mengenai :
Struktur atom karbon dan ikatan-ikatannya
Struktur hidrokarbon dilihat dari kekhasan atom karbonnya
Struktur hidrokarbon dilihat dari penggolongan senyawanya
Sifat hidrokarbon dilihat dari kekhasan atom karbonnya
Sifat hidrokarbon dilihat dari penggolongan senyawanya
Isomer pada senyawa hidrokarbon
4. Prosedural
Mengidentifikasi struktur hidrokarbon dari kekhasan atom
karbonnya
Mengidentifikasi struktur hidrokarbon dari penggolongan
senyawanya
156
Menganalisis sifat hidrokarbon berdasarkan kekhasan atom
karbonnya
Menganalisis sifat hidrokarbon berdasarkan penggolongan
senyawanya
Menganalisis isomer pada senyawa hidrokarbon
F. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
4. Pendekatan : Scientific
5. Model Pembelajaran : Ceramah
6. Metode Pembelajaran : Tanya Jawab
G. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran
Whiteboard
Video mengenai hidrokarbon
LKS
H. Sumber Belajar
Buku sumber
Bahan Ajar
Internet
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2 JP)
Tahap Kegiatan Estimasi Waktu
Pendahuluan Orientasi
Peserta didik berdoa sebelum belajar,
menjawab salam dari Pendidik,
bersikap rapi serta siap untuk memulai
pembelajaran
Peserta didik diperiksa kehadirannya
oleh Pendidik
Apersepsi
Peserta didik diberikan pertanyaan oleh
Pendidik mengenai materi pelajaran
kelas X
5 menit
157
Peserta didik menjawab pertanyaan
yang diberikan Pendidik mengenai
materi yang dipelajari sebelumnya
dengan menggunakan power point
Apa yang dimaksud dengan
sistem periodik unsur?
Bagaimana cara menentukan
konfigurasi elektron dalam
suatu atom?
Apakah yang dimaksud dengan
kestabilan unsur? Senyawa apa
yang memiliki unsur paling
stabil?
Apakah yang dimaksud dengan
ikatan kimia? Ada berapa jenis
ikatan dalam ilmu kimia?
Motivasi
Peserta didik memperhatikan Pendidik
yang sedang menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
Peserta didik menjawab pertanyaan
awal yang diberikan pendidik mengenai
senyawa hidrokarbon, “Apa yang
dimaksud dengan senyawa
hidrokarbon?”
Peserta didik dipersilahkan untuk
bertanya kepada Pendidik mengenai
materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
Peserta didik menerima informasi
dalam power point dari Pendidik yang
menyampaikan mengenai materi
pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu
Inti Eksplorasi
Peserta didik mengamati gambar yang
ditampilkan pada power point oleh
Pendidik
Peserta didik menyimak penjelasan dari
Pendidik mengenai pengertian senyawa
hidrokarbon
75 menit
158
Peserta didik mengajukan pertanyaan
kepada Pendidik mengenai materi yang
telah disampaikan
Elaborasi
Peserta didik diminta Pendidik untuk
mencari informasi mengenai kekhasan
yang dimiliki oleh atom karbon
Peserta didik memberitahu dan
menanyakan kesulitan kepada Pendidik
jika mengalami kesulitan selama
pembelajaran berlangsung
Peserta didik menyelesaikan soal-soal
yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik menuliskan jawaban dari
soal yang diberikan Pendidik pada
lembar kerja yang telah diberikan
Peserta didik yang disebutkan namanya
oleh Pendidik diminta untuk
menuliskan jawaban dari soal yang
telah dikerjakan
Konfirmasi
Peserta didik mengoreksi dan memberi
masukan kepada Peserta didik yang
maju menjawab soal yang telah
dikerjakan berdasarkan arahan
Pendidik
Penutup Refleksi
Peseta didik melakukan refleksi
bersama Pendidik mengenai
pembelajaran yang telah dilaksanakan
Evaluasi
Peserta didik menyimak penjelasan
Pendidik serta menyimpulkan pelajaran
yang telah dilakukan bersama
Penugasan
Peserta didik menyimak pembelajaran
selanjutnya yang diberikan oleh
Pendidik
Peserta didik mencatat pekerjaan rumah
yang diberikan Pendidik
Peserta didik melakukan doa dan
menjawab salam dari Pendidik
10 menit
159
Pertemuan Kedua (2 JP)
Tahap Kegiatan Estimasi Waktu
Pendahuluan Orientasi
Peserta didik berdoa sebelum belajar,
menjawab salam dari Pendidik,
bersikap rapi serta siap untuk memulai
pembelajaran
Peserta didik diperiksa kehadirannya
oleh Pendidik
Apersepsi
Peserta didik diminta Pendidik untuk
menjelaskan kembali mengenai materi
yang telah dipelajari sebelumnya
mengenai kekhasan atom karbon
Peserta didik menjawab pertanyaan
yang diberikan Pendidik mengenai
materi sebelumnya
Apa sajakah kekhasan yang
dimiliki oleh atom karbon?
Motivasi
Peserta didik memperhatikan Pendidik
yang sedang menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
Peserta didik menjawab pertanyaan
awal yang diberikan Pendidik
mengenai klasifikasi atom karbon,
“Ada berapa jeniskah atom karbon?”
Peserta didik dipersilahkan untuk
bertanya kepada Pendidik mengenai
materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
Peserta didik menerima informasi
dalam power point dari Pendidik yang
menyampaikan mengenai pelajaran
yang akan dibahas pada pertemuan saat
itu
5 menit
Inti Eksplorasi 75 menit
160
Peserta didik diberikan contoh
mengenai jenis-jenis atom karbon pada
power point yang ditampilkan Pendidik
Peserta didik menyimak penjelasan dari
Pendidik mengenai jenis-jenis atom
karbon
Peserta didik mengajukan pertanyaan
kepada Pendidik mengenai materi yang
telah disampaikan
Elaborasi
Peserta didik diminta Pendidik untuk
mencari informasi jenis-jenis atom
karbon
Peserta didik memberitahu dan
menanyakan kesulitan kepada Pendidik
jika mengalami kesulitan selama
pembelajaran berlangsung
Peserta didik menyelesaikan soal-soal
yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik menuliskan jawaban dari
soal yang diberikan Pendidik pada
lembar kerja yang telah diberikan
Peserta didik yang disebutkan namanya
oleh Pendidik diminta untuk
menuliskan jawaban dari soal yang
telah dikerjakan
Konfirmasi
Peserta didik mengoreksi dan memberi
masukan kepada Peserta didik yang
maju menjawab soal yang telah
dikerjakan berdasarkan arahan
Pendidik
Penutup Refleksi
Peseta didik melakukan refleksi
bersama Pendidik mengenai
pembelajaran yang telah dilaksanakan
Evaluasi
Peserta didik menyimak penjelasan
Pendidik serta menyimpulkan pelajaran
yang telah dilakukan bersama
Penugasan
10 menit
161
Peserta didik menyimak pembelajaran
selanjutnya yang diberikan oleh
Pendidik
Peserta didik mencatat pekerjaan
rumah yang diberikan Pendidik
Peserta didik melakukan doa dan
menjawab salam dari Pendidik
Pertemuan Ketiga (2 JP)
Tahap Kegiatan Estimasi Waktu
Pendahuluan Orientasi
Peserta didik berdoa sebelum belajar,
menjawab salam dari Pendidik,
bersikap rapi serta siap untuk memulai
pembelajaran
Peserta didik diperiksa kehadirannya
oleh Pendidik
Apersepsi
Peserta didik diminta Pendidik untuk
menjelaskan kembali mengenai materi
yang telah dipelajari sebelumnya
mengenai jenis-jenis atom karbon
Peserta didik menjawab pertanyaan
yang diberikan Pendidik mengenai
materi yang dipelajari sebelumnya
dengan menggunakan power point
Ada berapa jeniskah atom
karbon?
Apa yang dimaksud atom
karbon primer, sekunder,
tersier, dan kuartener?
Motivasi
Peserta didik menjawab pertanyaan
awal yang diberikan Pendidik
mengenai klasifikasi senyawa
hidrokarbon, “Terbagi menjadi
berapakah senyawa hidrokarbon?”
Peserta didik dipersilahkan untuk
bertanya kepada Pendidik mengenai
materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
5 menit
162
Peserta didik menerima informasi
dalam power point dari Pendidik yang
menyampaikan mengnai materi
pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu
Inti Eksplorasi
Peserta didik mengamati contoh-contoh
senyawa alkana, alkena dan alkuna
pada power point yang ditampilkan
guru
Peserta didik menyimak penjelasan dari
Pendidik mengenai golongan senyawa
hidrokarbon meliputi alkana, alkena,
dan alkuna
Peserta didik mengajukan pertanyaan
kepada Pendidik mengenai materi yang
telah disampaikan
Elaborasi
Peserta didik diminta Pendidik untuk
mencari informasi mengenai senyawa
alkana, alkena, dan alkuna
Peserta didik memberitahu dan
menanyakan kesulitan kepada Pendidik
jika mengalami kesulitan selama
pembelajaran berlangsung
Peserta didik menyelesaikan soal-soal
yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik menuliskan jawaban dari
soal yang diberikan Pendidik pada
lembar kerja yang telah diberikan
Peserta didik yang disebutkan namanya
oleh Pendidik diminta untuk
menuliskan jawaban dari soal yang
telah dikerjakan
Konfirmasi
Peserta didik mengoreksi dan memberi
masukan kepada Peserta didik yang
maju menjawab soal yang telah
75 menit
163
dikerjakan berdasarkan arahan
Pendidik
Penutup Refleksi
Peseta didik melakukan refleksi
bersama Pendidik mengenai
pembelajaran yang telah dilaksanakan
Evaluasi
Peserta didik menyimak penjelasan
Pendidik serta menyimpulkan pelajaran
yang telah dilakukan bersama
Penugasan
Peserta didik menyimak pembelajaran
selanjutnya yang diberikan oleh
Pendidik
Peserta didik mencatat pekerjaan rumah
yang diberikan Pendidik
Peserta didik melakukan doa dan
menjawab salam dari Pendidik
10 menit
Pertemuan Keempat (2 JP)
Tahap Kegiatan Estimasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Peserta didik berdoa sebelum belajar,
menjawab salam dari Pendidik,
bersikap rapi serta siap untuk memulai
pembelajaran
Peserta didik diperiksa kehadirannya
oleh Pendidik
Apersepsi
Peserta didik diminta Pendidik untuk
menjelaskan kembali mengenai materi
yang telah dipelajari sebelumnya
mengenai golongan dari senyawa-
senyawa hidrokarbon
Peserta didik menjawab pertanyaan
yang diberikan Pendidik mengenai
materi sebelumnya
5 menit
164
Ada berapa senyawa yang
termasuk golongan dari
senyawa hidrokarbon?
Bagaimana tata nama, rumus
molekul, dan struktur dari
senyawa alkana?
Bagaimana tata nama, rumus
molekul, dan struktur dari
senyawa alkena?
Bagaimana tata nama, rumus
molekul, dan struktur dari
senyawa alkuna?
Motivasi
Peserta didik memperhatikan pendidik
yang sedang menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
Peserta didik menjawab pertanyaan
awal yang diberikan Pendidik mengenai
sifat fisis senyawa hidrokarbon,
“Bagaimanakah sifat fisis dari senyawa
hidrokarbon? Bagaimanakah sifat fisis
dari senyawa alkana, alkena, dan
alkuna?”
Pemberian Acuan
Peserta didik menerima informasi
dalam power point dari Pendidik yang
menyampaikan mengenai pelajaran
yang akan dibahas pada pertemuan saat
itu
Inti Eksplorasi
Peserta didik mengamati video tentang
sifat-sifat senyawa hidrokarbon
Peserta didik menyimak penjelasan dari
Pendidik mengenai sifat fisis senyawa
hidrokarbon
Peserta didik mengajukan pertanyaan
kepada Pendidik mengenai materi yang
telah disampaikan
Elaborasi
Peserta didik diminta Pendidik untuk
mencari informasi mengenai sifat fisis
senyawa alkana, alkena, dan alkuna
75 menit
165
Peserta didik memberitahu dan
menanyakan kesulitan kepada Pendidik
jika mengalami kesulitan selama
pembelajaran berlangsung
Peserta didik menyelesaikan soal-soal
yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik menuliskan jawaban dari
soal yang diberikan Pendidik pada
lembar kerja yang telah diberikan
Peserta didik yang disebutkan namanya
oleh Pendidik diminta untuk
menuliskan jawaban dari soal yang
telah dikerjakan
Konfirmasi
Peserta didik mengoreksi dan memberi
masukan kepada Peserta didik yang
maju menjawab soal yang telah
dikerjakan berdasarkan arahan
Pendidik
Penutup Refleksi
Peseta didik melakukan refleksi
bersama Pendidik mengenai
pembelajaran yang telah dilaksanakan
Evaluasi
Peserta didik menyimak penjelasan
Pendidik serta menyimpulkan pelajaran
yang telah dilakukan bersama
Penugasan
Peserta didik menyimak pembelajaran
selanjutnya yang diberikan oleh
Pendidik
Peserta didik mencatat pekerjaan rumah
yang diberikan Pendidik
Peserta didik melakukan doa dan
menjawab salam dari Pendidik
10 menit
166
Pertemuan Kelima (2 JP)
Tahap Kegiatan Estimasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Peserta didik berdoa sebelum belajar,
menjawab salam dari Pendidik,
bersikap rapi serta siap untuk memulai
pembelajaran
Peserta didik diperiksa kehadirannya
oleh Pendidik
Apersepsi
Peserta didik diminta Pendidik untuk
menjelaskan kembali mengenai materi
yang telah dipelajari sebelumnya
mengenai sifat fisis senyawa alkana,
alkena, dan alkuna
Peserta didik menjawab pertanyaan
yang diberikan Pendidik mengenai
materi sebelumnya
Bagaimanakah sifat fisis
senyawa hidrokarbon
berdasarkan Mr-nya?
Bagaimanakah sifat fisis
senyawa hidrokarbon
berdasarkan titik didih atau titik
lelehnya?
Motivasi
Peserta didik memperhatikan Pendidik
yang sedang menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
Peserta didik menjawab pertanyaan
awal yang diberikan Pendidik mengenai
isomer, “Apakah yang dimaksud
dengan isomer?Ada berapa jenis
isomer dalam senyawa hidrokarbon?”
Pemberian Acuan
Peserta didik menerima informasi
dalam power point dari Pendidik yang
menyampaikan mengenai pelajaran
yang akan dibahas pada pertemuan saat
itu
5 menit
167
Inti Eksplorasi
Peserta didik mengamati gambar
contoh-contoh isomer dalam senyawa
hidrokarbon
Peserta didik menyimak penjelasan dari
Pendidik mengenai pengertian isomer
dan jenis-jenis isomer dalam senyawa
hidrokarbon
Peserta didik mengajukan pertanyaan
kepada Pendidik mengenai materi yang
telah disampaikan
Elaborasi
Peserta didik diminta Pendidik untuk
mencari informasi mengenai isomer dan
jenis-jenis isomer
Peserta didik memberitahu dan
menanyakan kesulitan kepada Pendidik
jika mengalami kesulitan selama
pembelajaran berlangsung
Peserta didik menyelesaikan soal-soal
yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik menuliskan jawaban dari
soal yang diberikan Pendidik pada
lembar kerja yang telah diberikan
Peserta didik yang disebutkan namanya
oleh Pendidik diminta untuk
menuliskan jawaban dari soal yang
telah dikerjakan
Konfirmasi
Peserta didik mengoreksi dan memberi
masukan kepada Peserta didik yang
maju menjawab soal yang telah
dikerjakan berdasarkan arahan
Pendidik
75 menit
Penutup Refleksi
Peseta didik melakukan refleksi
bersama Pendidik mengenai
pembelajaran yang telah dilaksanakan
Evaluasi
10 menit
168
Peserta didik menyimak penjelasan
Pendidik serta menyimpulkan pelajaran
yang telah dilakukan bersama
Penugasan
Peserta didik menyimak pembelajaran
selanjutnya yang diberikan oleh
Pendidik
Peserta didik mencatat pekerjaan rumah
yang diberikan Pendidik
Peserta didik melakukan doa dan
menjawab salam dari Pendidik
Pertemuan Keenam (2 JP)
Tahap Kegiatan Estimasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Peserta didik berdoa sebelum belajar,
menjawab salam dari Pendidik,
bersikap rapi serta siap untuk memulai
pembelajaran
Peserta didik diperiksa kehadirannya
oleh Pendidik
Apersepsi
Peserta didik diminta Pendidik untuk
menjelaskan kembali mengenai materi
yang telah dipelajari sebelumnya
mengenai isomer dari senyawa
hidrokarbon
Peserta didik menjawab pertanyaan
yang diberikan Pendidik mengenai
materi sebelumnya
Ada berapa jenis isomer dalam
senyawa hidrokarbon?
Motivasi
Peserta didik memperhatikan Pendidik
yang sedang menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
Peserta didik menjawab pertanyaan
awal yang diberikan Pendidik mengenai
klasifikasi atom karbon, “Apa sajakah
5 menit
169
reaksi yang terjadi pada senyawa
hidrokarbon?”
Peserta didik dipersilahkan untuk
bertanya kepada Pendidik mengenai
materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
Peserta didik menerima informasi
dalam power point dari Pendidik yang
menyampaikan mengenai pelajaran
yang akan dibahas pada pertemuan saat
itu
Inti Eksplorasi
Peserta didik mengamati gambar yang
ditampilkan pada power point oleh
Pendidik
Peserta didik menyimak penjelasan dari
Pendidik mengenai reaksi-reaksi pada
senyawa hidrokarbon
Peserta didik mengajukan pertanyaan
kepada Pendidik mengenai materi yang
telah disampaikan
Elaborasi
Peserta didik diminta Pendidik untuk
mencari informasi mengenai macam-
macam reaksi pada senyawa
hidrokarbon
Peserta didik memberitahu dan
menanyakan kesulitan kepada Pendidik
jika mengalami kesulitan selama
pembelajaran berlangsung
Peserta didik menyelesaikan soal-soal
yang diberikan oleh Pendidik
Peserta didik menuliskan jawaban dari
soal yang diberikan Pendidik pada
lembar kerja yang telah diberikan
Peserta didik yang disebutkan namanya
oleh Pendidik diminta untuk menuliskan
jawaban dari soal yang telah dikerjakan
Konfirmasi
75 menit
170
Peserta didik mengoreksi dan memberi
masukan kepada Peserta didik yang
maju menjawab soal yang telah
dikerjakan berdasarkan arahan
Pendidik
Penutup Refleksi
Peseta didik melakukan refleksi
bersama Pendidik mengenai
pembelajaran yang telah dilaksanakan
Evaluasi
Peserta didik menyimak penjelasan
Pendidik serta menyimpulkan pelajaran
yang telah dilakukan bersama
Penugasan
Peserta didik menyimak pembelajaran
selanjutnya yang diberikan oleh
Pendidik
Peserta didik mencatat pekerjaan rumah
yang diberikan Pendidik
Peserta didik melakukan doa dan
menjawab salam dari Pendidik
10 menit
171
J. Penilaian
4. Teknik Penilaian
c. Penilaian Sikap : Observasi/Pengamatan
d. Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis
5. Bentuk Penilaian
c. Observasi : Lembar pengamatan aktivitas peserta didik
d. Tes tertulis : Lembar kerja peser didik
6. Instrumen Penilaian
b. Soal essay kemampuan berpikir kreatif
Tangerang Selatan, 10 Oktober 2020
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia
Peneliti
(Retno Sulistyorini, S.Si,M.Pd) (Hanna Pratiwi)
173
Indikator Pencapaian :
3.1.1. Mengidentifikasi kekhasan atom karbon dalam senyawa
hidrokarbon
4.1.1. Membuat struktur atom karbon berdasarkan konfigurasi elektron
Diskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teman
sekelompokmu!
Bacalah wacana di bawah ini !
1. Dari wacana yang telah kalian baca, tuliskan masalah yang kalian temukan!
Jawaban :
Timbulnya kerak berwarna hitam ketika memanggang roti hingga gosong
2. Bagaimana hubungan antara kerak hitam pada roti bakar terhadap senyawa
karbon?
Jawaban :
Kerak berwarna hitam berasal dari senyawa karbon, dimana unsur karbon
merupakan penyusun senyawa karbon
KEKHASAN ATOM KARBON
Roti panggang merujuk kepada kepingan roti yang dibakar atau dipanggang
dengan proses radiasi termal sehingga roti menjadi lebih kecoklatan dan
garing. Perhatikan roti pada saat Anda membakarnya hingga gosong, maka
akan terbentuk kerak berwarna hitam. Apakah yang menyebabkan timbulnya
kerak tersebut?
Sumber : id.m.wikipedia.org
174
Perhatikan gambar dibawah ini !
Gambar 1. Karbon
Gambar 2. Arang
Gambar 3. Sistem Periodik Unsur
3. Carilah informasi mengenai senyawa karbon berdasarkan konfigurasi
elektron, elektron valensi, kestabilan unsur dan ikatan kimianya!
Jawaban :
Konfigurasi elektron
𝐶6 = 2 , 4
Elektron valensi
𝐶6 = 2 , 4
Maka elektron valensinya adalah 4
175
Kestabilan unsur
Untuk mencapai kestabilan, atom karbon yang memiliki elektron
valensi 4, membutuhkan 4 elektron lagi dengan cara berikatan
kovalen
Ikatan kimia
Ikatan yang terdapat pada senyawa karbon adalah ikatan kovalen
4. Berdasarkan kestabilan unsurnya, berapakah ikatan kovalen yang dapat
digunakan atom karbon untuk senyawa dengan atom-atom lain sehingga
dapat mencapai kestabilan sesuai aturan oktet?
Jawaban :
Untuk mencapai kestabilan, atom karbon yang memiliki elektron valensi 4,
membutuhkan 4 elektron lagi untuk berikatan dengan atom lain. Sehingga
ikatan kovalen yang terbentuk adalah 4
5. Bandingkan dengan atom unsur dari golongan lain, dapatkah atom-atom
tersebut mencapai kestabilan dengan cara yang sama seperti atom karbon?
Buktikan jawaban Anda dengan menggambarkan struktur Lewis dari BCl3
dan NH3, identifikasilah jumlah ikatan kovalen dari BCl3 dan NH3
kemudian bandingkan dengan jawaban nomor 4!
Jawaban :
NH3 dan BCl3 sama-sama membutuhkan 3 ikatan kovalen untuk mencapai
kestabilan. Sedangkan pada soal no 4 atom karbon membutuhkan 4 ikatan
kovalen untuk mencapai kestabilan
176
6. Tulislah hipotesis awal mengenai kekhasan yang dimiliki atom karbon!
Jawaban :
Atom karbon dapat membentuk 4 ikatan kovalen
Atom karbon dapat membentuk senyawa yang stabil
Atom karbon dapat membentuk rantai lurus dan bercabang
Atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal dan ikatan rangkap
177
Indikator Pencapaian :
3.1.2. Mengklasifikasikan atom C primer, sekunder, tersier, dan kuartener
4.1.2. Membuat struktur atom C primer, sekunder, tersier, dan kuartener
Diskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teman
sekelompokmu!
Perhatikan struktur senyawa dibawah ini!
1. Berdasarkan struktur diatas, jelaskan apa yang dimaksud dengan 1°, 2°, 3°
dan 4°!
Jawaban :
1° (atom C primer) = atom karbon yang berikatan dengan 1 atom karbon
lain
2° (atom C sekunder) = atom karbon yang berikatan dengan 2 atom karbon
lain
3° (atom C tersier) = atom karbon yang berikatan dengan 3 atom karbon lain
4° (atom C kuartener) = atom karbon yang berikatan dengan 4 atom karbon
lain
Atom C Primer, C Sekunder,
C Tersier, dan C Kuartener
178
2. Tentukan banyaknya jenis-jenis atom karbon pada struktur dibawah ini!
Jawaban :
Atom karbon primer = 7 ; Atom karbon sekunder = 1 ; Atom karbon tersier
= 1 ; Atom karbon kuartener = 2
179
Indikator Pencapian :
3.1.3. Mengidentifikasi senyawa alkana, alkena, dan alkuna meliputi tata nama
dan jenis ikatannya
4.1.3. Membuat struktur atom karbon berdasarkan jenis ikatan pada senyawa
alkana, alkena, dan alkuna
Diskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teman
sekelompokmu!
Bacalah wacana dibawah ini!
Alkana, Alkena, dan Alkuna
• Saat ini, manusia memasak makanan kebanyakanmenggunakan kompor gas. Bahan bakar yang digunakankompor gas adalah LPG. LPG yang dipakai untuk bahanbakar kompor gas adalah jenis LPG campuran. LPG inimerupakan salah satu yang dipasarkan oleh PertaminaDirektorat Pembekalan dan Pemasaran dalam Negeri (Dit.PPDN)m dengan merk dagang LPG (Liquid Petroleum Gas).Komponen utama dari LPG adalah Propana dan Butana.Selain itu, LPG juga mengandung Etana dan Pentanadalam jumlah kecil. (Sumber : www.vedcmalang.com)
Wacana 1
180
• Styrofoam atau plastik busa masih tergolong dalamkeluarga plastik. Styrofoam lazim digunakan sebagaibahan pelindung dan penahan getaran barang yang fragileseperti elektronik. Namun, saat ini bahan tersebutmenjadi salah satu pilihan bahan pengemas makanan danminuman. Bahan dasar styrofoam adalah polisterin, suatujenis plastik yang sangat ringan, kaku, tembus cahaya, danmurah tetapi cepat rapuh. Karena kelemahannya tersebut,polisterin dicampur dengan seng dan senyawa butadien.(Sumber : www.tneutron.net)
Wacana 2
• Saat ini, pipa paralon menggantikan peran pipa besikarena dinilai lebih ekonomis, anti karat, anti asam alkali,dan berbobot ringan. Terbuat dari bahan polivinil klorida,pipa paralon juga memiliki tingkat kelenturan yang tinggisehingga menyederhanakan proses instalasi. Bahan awalyang digunakan pada pembuatan polivinil klorida (PVC)adalah Asetilena. (Sumber : www.dekoruma.com)
Wacana 3
181
1. Dari wacana yang telah kalian baca, tuliskan masalah yang kalian temukan pada
masing-masing wacana!
Jawaban :
Wacana 1 : LPG mengandung etana, pentana, propana, dan butana
Wacana 2 : Styrofoamm mengandung butadien
Wacana 3 : Pipa paralon mengandung asetilena
2. Dari masalah yang telah diidentifikasi, bagaimana kaitannya dengan senyawa
hidrokarbon?
Jawaban :
o LPG merupakan contoh dari senyawa alkana
o Styrofoam merupakan contoh dari senyawa alkena
o Pipa paralon merupakan contoh dari senyawa alkuna
3. Apa yang kalian ketahui tentang senyawa alkana, alkena, dan alkuna
Jawaban :
o Alkana adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang memiliki ikatan antaratom
C hanya berupa ikatan tunggal pada struktur molekulnya
o Alkena adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki satu buah atau lebih
ikatan rangkap dua
o Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap 3 pada
strukturnya
4. Bagaimana rumus dan tata nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna?
Jawaban :
Alkana (CnH2n+2) Alkena (CnH2n) Alkuna (CnH2n-2)
a. Alkana dengan
rantai lurus
(tidak bercabang)
:
Hitung jumlah
atom C-nya
Tuliskan nama
awal berdasarkan
jumlah atom C-
nya, kemudian
akhiri dengan
akhiran –ana
a. Alkena dengan
rantai lurus
(tidak bercabang)
1) Hitung jumlah
atom C-nya
2) Tuliskan nama
awal berdasarkan
jumlah atom C-
nya, kemudian
akhiri dengan
akhiran –ena
3) Jika atom C lebih
dari tiga, maka beri
a. Alkuna dengan
rantai lurus
(tidak bercabang)
1) Hitung jumlah
atom C-nya
2) Tuliskan nama
awal berdasarkan
jumlah atom C-
nya, kemudian
diakhir dengan
akhiran –una
3) Jika atom C lebih
dari tiga, maka beri
182
Jika atom C lebih
dari tiga,
ditambahkan n-
didepan nama awal
b. Alkana dengan
rantai bercabang
Tentukan rantai
induk dan rantai
cabangnya
Hitung jumlah
atom C pada rantai
induk dan rantai
cabang
Beri nomor pada
rantai induk
sehingga rantai
cabang menempel
pada atom C yang
paling kecil
Tuliskan nama
rantai induk
berdasarkan
jumlah atom C-nya
Tuliskan nama
rantai cabang
berdasarkan atom
C dan strukturnya
Tuliskan nomor
cabang, diikuti
tanda (-),
gabungkan nama
rantai cabang dan
nama rantai induk
nomor setiap atom
C sehingga nomor
terkecil terletak
pada atom C yang
terikat pada ikatan
rangkap dua.
Penamaan
senyawa diawali
oleh nomor atom C
pertama yang
terikat ke ikatan
rangkap dua diikuti
tanda (-) dan nama
rantai induk
b. Alkena dengan
rantai bercabang
1) Tentukan rantai
induk dan rantai
cabangnya. Rantai
induk adalah rantai
atom C terpanjang
yang mengandung
ikatan rangkap dua
2) Hitung jumlah
atom C pada rantai
induk dan rantai
cabang
3) Beri nomor pada
rantai induk
berdasarkan
jumlah atom C dan
posisi ikatan
rangkap pada atom
C dengan nomor
paling kecil
sehingga dapat
ditentukan juga
posisi rantai
cabang yang
menempel pada
atom C rantai
induk
nomor setiap atom
C sehingga nomor
terkecil terletak
pada atom C yang
terikat pada ikatan
rangkap tiga.
penamaan senyawa
diawali oleh nomor
atom C pertama
yang terikat ke
ikatan rangkap tiga
diikuti tanda (-)
dan nama rantai
induk
b. Alkuna dengan
rantai bercabang
1) Tentukan rantai
induk dan rantai
cabangnya. Rantai
induk adalah rantai
atom C terpanjang
yang mengandung
ikatan rangkap tiga
2) Hitung jumlah
atom C pada rantai
induk dan rantai
cabang
3) Beri nomor pada
rantai induk
berdasarkan
jumlah atom C dan
posisi ikatan
rangkap pada atom
C dengan nomor
paling kecil
sehingga dapat
ditentukan juga
posisi rantai
cabang yang
menempel pada
atom C rantai
induk
183
4) Tuliskan nama
rantai induk
berdasarkan
jumlah atom C dan
posisi ikatan
rangkapnya yang
paling terkecil
5) Tuliskan nama
rantai cabang
berdasarkan
jumlah atom C dan
strukturnya
6) Tuliskan nomor
cabang, diikuti
tanda (-),
gabungkan nama
rantai cabang dan
rantai induk
4) Tuliskan nama
rantai induk
berdasarkan
jumlah atom C dan
posisi ikatan
rangkapnya yang
paling kecil
5) Tuliskan nama
rantai cabang
berdasarkan
jumlah atom C dan
strukturnya
6) Tuliskan nomor
cabang, diikuti
tanda (-),
gabungkan nama
rantai cabang dan
nama rantai induk
5. Tuliskan contoh-contoh senyawa alkana, alkena, dan alkuna beserta rumus
molekulnya!
Jawaban :
Alkana Alkena Alkuna
𝐶𝐻4 (Metana)
𝐶2𝐻6 (Etana) 𝐶2𝐻4 (Etena) 𝐶2𝐻2 (Etuna)
𝐶3𝐻8 (Propana) 𝐶3𝐻6 (Propena) 𝐶3𝐻84 (Propuna)
𝐶4𝐻10 (Butana) 𝐶4𝐻8 (Butena) 𝐶4𝐻6 (Butuna)
𝐶5𝐻12 (Pentana) 𝐶5𝐻10 (Pentena) 𝐶5𝐻8 (Pentuna)
𝐶6𝐻14 (Heksana) 𝐶6𝐻12 (Heksena) 𝐶6𝐻10 (Heksuna)
𝐶7𝐻16 (Heptana) 𝐶7𝐻14 (Heptena) 𝐶7𝐻12 (Heptuna)
𝐶8𝐻18 (Okatan) 𝐶8𝐻16 (Oktena) 𝐶8𝐻14 (Oktuna)
𝐶9𝐻20 (Nonana) 𝐶9𝐻18 (Nonena) 𝐶9𝐻16 (Nonuna)
𝐶`10𝐻22 (Dekana) 𝐶`10𝐻20 (Dekena) 𝐶`10𝐻18 (Dekuna)
184
Indikator Pencapaian :
3.1.4. Menganalisis sifat fisis senyawa alkana, alkena, dan alkuna
4.1.4. Menuliskan sifat fisis senyawa alkana, alkena, dan alkuna
Diskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teman
sekelompokmu!
Pehatikan gambar dan tabel di bawah ini!
Pemanfaatan senyawa alkana dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak.
Misalnya, untuk bahan pembuat aspal, LPG, minyak tanah, lilin dan lain-lain. Coba
perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar 1. LPG Gambar 2. Bensin Gambar 3. Lilin
Nah, ketiga pemanfaatan senyawa alkana di atas memiliki sifat yang berbeda.
“Apakah yang membedakan bahan-bahan tersebut?” Jawaban tersebut dapat Anda
temukan dengan memperhatikan dan menganalisis tabel perbandingan titik didih dan
titik leleh beberapa senyawa alkana berikut ini!
Sifat Fisis Senyawa Alkana,
Alkena, dan Alkuna
185
Nama Rumus
Molekul Mr
Titik Leleh
(°C)
Titik Didih
(°C)
Metana 𝐶𝐻4 16 -183 -162
Etana 𝐶2𝐻6 30 -172 -88,05
Propana 𝐶3𝐻8 44 -187 -42
n-butana 𝐶4𝐻10 58 -138 0
Isobutana 𝐶4𝐻10 58 -159 -12
n-pentana 𝐶5𝐻12 72 -130 36,0
Isopentana 𝐶5𝐻12 72 -160 28
Neopentana 𝐶5𝐻12 72 -17 9,5
Heksana 𝐶6𝐻14 86 -95 69
Heptana 𝐶7𝐻16 100 -90,5 98
Oktana 𝐶8𝐻18 114 -57 126
Nonana 𝐶9𝐻20 128 -54 151
Dekana 𝐶`10𝐻22 142 -30 174
Undekana 𝐶11𝐻24 156 -26 496
Dodekana 𝐶12𝐻26 170 -10 216
Tridekana 𝐶13𝐻28 184 -6 234,0
Tetradekana 𝐶14𝐻30 198 5,5 252
Pentadekana 𝐶15𝐻32 212 10,0 266
Heksadekana 𝐶16𝐻34 226 18 280
Heptadekana 𝐶17𝐻36 240 22 292
Oktadekana 𝐶18𝐻38 254 28,0 308
Nonadekana 𝐶19𝐻40 268 32,0 308
Eikosana 𝐶20𝐻42 282 36
186
1. Berdasarkan tabel diatas, buatlah grafik garis antara Mr dan titik didih untuk
senyawa alkana!
Jawaban :
2. Bagaimana hubungan antara Mr dengan titik didih atau titik lelehnya?
Jawaban :
Jika harga Mr semakin besar, maka harga titik leleh atau titik didih senyawa
akan lebih besar
Perhatikan tabel dibawah ini!
Struktur Rumus
Molekul Mr
Jumlah
Rantai
Cabang
Titik
Didih
(°C)
C5H12 72 0 36
C5H12 72 1 28
C5H12 72 2 10
C C C C CH
H
H H
H H
H H
H H
H
H
C C C CH
H
H H
CH3H
H
H
H
H
CH3 C
CH3
CH3
CH3
-200
-100
0
100
0 100 200 300
Titik Leleh (°C)
187
3. Berdasarkan tabel diatas, bagaimana hubungan antara jumlah rantai cabang
dengan titik didihnya?
Jawaban :
Semakin banyak jumlah rantai cabang, maka titik didih dan titik leleh senyawa
akan semakin kecil
188
Indikator Pencapaian :
3.1.5. Mengidentifikasi isomer stuktur dan isomer geomtri yang terdapat pada
senyawa hidrokarbon
4.1.5. Membuat isomer pada senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul
yang sama
Diskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teman
sekelompokmu!
Perhatikan struktur dibawah ini!
(a) (b)
Gambar 1
Isomer
189
](a) (b)
Gambar 2
1. Apa nama senyawa yang terdapat pada gambar 1? Apa perbedaan antara kedua
struktur pada gambar 1?
Jawaban :
(a) senyawa butana ; (b) senyawa isobutana
Perbedaannya adalah senyawa (a) tidak memiliki cabang, hanya berupa rantai
lurus, sedangkan senyawa (b) memiliki cabang metil
2. Apa nama senyawa yang terdapat pada gambar 2? Apa perbedaan antara kedua
struktur pada gambar 2?
Jawaban :
(a) trans – 3 – metil – 2 pentana ; (b) cis – 3 – metil – 2 pentana
Perbedaannya adalah senyawa (a) letak CH3 nya bersebrangan sedangkan
senyawa (b) letak CH3 nya satu sisi
3. Apa yang dimaksud dengan isomer?
Jawaban :
Isomer adalah senyawa-senyawa yang berbeda, tetapi mempunyai rumus
molekul yang sama
4. Ada berapa jenis isomer? Jelaskan!
190
Jawaban :
o Isomer struktur : Adanya perbedaan ikatan struktur antar atom maupun
gugus fungsi di dalam suatu molekul, terdiri dari isomer rangka, isomer
posisi, dan isomer gugus fungsi
o Isomer geometri : Adalah isomer yang disebabkan oleh keterbatasan rotasi
bebas pada suatu ikatan dalam molekul
5. Tuliskan contoh dari masing-masing isomer beserta strukturnya!
Jawaban :
CH3 CH2 CH2 CH3
butana
CH3 CH CH3
CH3
iso butana
Isomer Struktur Isomer Geometri
C C
CH3
H H
CH3
C C
CH3
H CH3
H
cis - 2 butana
trans-2 butana
191
Indikator Pencapaian :
3.1.6. Menganalisis reaksi sederhana senyawa alkana, alkena, dan alkuna
4.1.6. Membuat reaksi sederana senyawa alkana, alkena, dan alkuna
Diskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teman
sekelompokmu!
Wacana 1 : Reaksi pada Alkana
Alkana merupakan hidrokarbon jenuh dan semua ikatan yang ada merupakan
ikatan kovalen yang sempurna. Akibatnya, alkana merupakan senyawa yang kurang
reaktif sehingga disebut “parafin” yang berarti daya gabung atau daya reaksinya
rendah. Semakin panjang rantai karbon, semakin berkurang kereaktifannya.
Pada senyawa alkana terjadi reaksi oksidasi, substitusi, dan eliminasi. Reaksi
eliminasi dibedakan menjadi tiga, yaitu dehidrogenasi, dehidrohalogenasi, dan
dehidrasi
1. Apa yang kalian ketahui tentang reaksi oksidasi, substitusi, dan eliminasi?
Jelaskan!
Jawaban :
Reaksi substitusi adalah reaksi yang melibatkan penggunaan atom atau
gugus pada molekul dengan atom lainnya
Reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi jika suatu senyawa alkana
ang bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbondioksida dan air
Reaksi Alkana, Alkena, dan
Alkuna
192
Reaksi eliminasi adalah reaksi yang melibatkan peruraian suatu molekul
yang menjadi molekul-moleku lain dimana salah satunya dikatakan
tereliminasi
2. Tuliskan contoh dari reaksi oksidasi, subtitusi, dan eliminasi! (Masing-masing
2 contoh)
Jawaban :
Reaksi Oksidasi
C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Reaksi Substitusi
CH3 – CH2 – CH3 𝐵𝑟2→ CH3 – CH2 – CH2 – Br
CH4 + Cl2 → CH3Cl +HCl
Reaksi Eliminasi
CH3 – CH2 – CH3 → CH2 = CH – CH3 + H2
CH3 – CH2 – CH2 – Br → CH3 – CH = CH2 + HBr
193
Wacana 2 : Reaksi pada Alkena dan Alkuna
Alkena dan alkuna juga mengalami reaksi oksidasi (reaksi pembakaran) sama
seperti alkana. Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang lebih reaktif daripada
alkana. Kereaktifan alkena karena adanya ikatan rangkap, dimana ikatan rangkap ini
lebih mudah putus bila berinteraksi dengan zat lain. Terputusnya ikatan rangkap
menjadi tunggal akan membentuk senyawa jenuh (reaksi penjenuhan atau reaksi adisi
).
Pada senyawa alkena terjadi reaksi oksidasi dan adisi. Reaksi adisi pada alkena
dan alkuna dapat terjadi pada alkena/alkuna simetris dan asimetris. Adisi alkena
menghasilkan akana. Sedangkan adisi akuna menyebabkan perubahan ikatan rangkap
tiga menjadi ikatan rangkap dua dan dapat dilanjutkan menjadi ikatan tunggal. Oleh
karena itu pada alkuna mengalami dua reaksi adisi. Reaksi adisi dapat menggunakan
gas hidrogen (H2), gas halogen (Cl2, Br2 atau I2), hidrogen halida (HCl, HBr, atau HI),
dan air (H2O).
3. Apa yang kalian ketahui tentang reaksi adisi? Jelaskan!
Jawaban :
Reaksi adisi adalah reaksi yang terjadi jika senyawa karbon memiliki ikatan
rangkap 2 (alkena) atau rangkap 3 (alkuna) pada atom karbon tersebut
berkurang ikatan rangkapnya, kemudian digantikan dengan gugus fungsi
(atom/molekul)
4. Tuliskan contoh dari reaksi adisi! (2 contoh)
Jawaban :
CH3 – CH = CH2 + H2 → CH3 – CH2 – CH3
CH2 = CH2 + HCl → CH3 – CH2 - Cl
194
Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Kisi-Kisi Soal Hidrokarbon
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Nomor
Soal Soal
Indikator Berpikir
Kreatif Pembahasan
3.1.1
Mengidentifikasi
kekhasan atom
karbon dalam
senyawa
hidrokarbon
Menjelaskan
keistimewaan yang
terdapat pada atom
karbon
2 Atom karbon merupakan salah satu
unsur yang terdapat dalam sistem
periodik unsur, tetapi senyawanya
menjadi kelompok besar karena
jenisnya banyak sekali. Unsur karbon
terdapat dalam golongan IV A sehingga
mempunyai 4 elektron valensi, selain
itu karbon juga memiliki beberapa
keistimewaan.
Tulislah keistimewaan/kekhasan atom
karbon!
Fluency
(menghasilkan banyak
gagasan, jawaban, dan
penyelesaian masalah)
Atom karbon mempunyai beberapa
kekhasan, yaitu:
1. Atom karbon dapat
membentuk empat ikatan
kovalen
2. Atom karbon dapat
membentuk senyawa yang
stabil
3. Atom karbon dapat
membentuk rantai lurus dan
bercabang
4. Atom karbon dapat
membentuk ikatan tunggal
dan rangkap
195
Menyebutkan 5
contoh senyawa
anorganik dan
senyawa organik
yang mengandung
karbon
3 Senyawa karbon merupakan senyawa
yang dapat dengan mudah kita temui
didalam kehidupan sehari-hari. Kita
dapat menemukan senyawa karbon dari
mulai makanan, pakaian, mainan,
bahkan dalam tubuh kita sendiri
terdapat banyak sekali senyawa karbon.
Senyawa karbon adalah senyawa yang
mengandung karbon. Senyawa karbon
terbagi menjadi dua kelompok, yaitu
senyawa karbon organik dan senyawa
karbon anorganik.
Tuliskan masing-masing lima contoh
senyawa anorganik yang mengandung
karbon dan senyawa organik yang
mengandung karbon
Fluency
(menghasilkan banyak
gagasan, jawaban, dan
penyelesaian masalah)
Senyawa karbon organik
Karbohidrat
Urea
Protein
Lemak
Asam format
Asam alkanoat
Senyawa karbon anorganik:
Batu kapur
Karbit
Soda kue
Plastik
CaCO3
196
Disajikan sebuah
gambar berserta
pernyataannya,
peserta didik
mengungkapkan
gagasan mengenai
senyawa karbon
1 Perhatikan gambar berikut !
Permukaan roti pada saat Anda
membakar roti hingga gosong, maka
akan terbentuk kerak berwarna hitam.
Kerak yang berwarna hitam ini berasal
dari unsur karbon. Unsur karbon
tersebut meruapakan pernyusun
senyawa karbon.
Tuliskan pendapat kamu mengenai
senyawa karbon!
Fluency
(menghasilkan banyak
gagasan, jawaban, dan
penyelesaian masalah)
Senyawa karbon merupakan
senyawa yang mengandung unsur
karbon. Senyawa karbon adalah
senyawa yang tersusun dari unsur-
unsur organik misalnya unsur C,
unsur H, unsur O, unsur N, dan lain-
lain. Tetapi unsur utama yang harus
ada pada senyawa karbon adalah
unsur C (karbon) itu sendiri.
Diberikan
pernyataan
4 Atom karbon memiliki beberapa
keunikan, diantaranya atom karbon
Flexibility
(menghasilkan
gagasan, jawaban, dan
Grafit
197
mengenai salah satu
kekhasan atom
karbon yaitu
membentuk kristal.
Peserta didik
membedakan
berbagai bentuk
kristal karbon
dapat berikatan kovalen dengan
sesamanya sehingga membentuk
struktur kristal. Beberapa bentuk kristal
karbon, antara lain bentuk grafit,
bentuk intan, dan bentuk amorf.
Kemukakan perbedaan karbon amorf,
intan, dan grafit!
penafsiran atau
interpretasi yang
bervariasi dalam suatu
masalah)
Grafit terbentuk ketika
karbon terkena kondisi
tekanan normal. Grafit
merupakan alotrop paling
stabil dalam kondisi normal.
Grafit memiliki
karakteristik lunak, ringan
dan mampu mengantarkan
listrik
Intan
Intan atau berlian atau
diamond merupakan alotrop
karbon yang memiliki nilai
ekonomi yang tinggi dan
hingga saat ini intan dikenal
sebagai mineral alami yang
paling keras. Intan tidak
dapat menghantarkan listrik
sehingga dikenal sebagai
insulator
198
Karbon amorf
Karbon amorf merupakan
alotrop berwujud non-
kristal dan ditemukan dalam
bentuk bubuk serta menjadi
komponen utama dari arang
dan jelaga
Menyebutkan
alasan mengapa
senyawa karbon
memiliki berbagai
macam jenis
5 Jumlah senyawa karbon sangatlah
banyak, jauh melampaui jumlah
senyawa yang tidak mengandung
karbon.
Kemukakan 4 alasan yang berbeda
mengenai senyawa karbon yang
memiliki banyak jenis dan jumlah!
Flexibility
(menghasilkan
gagasan, jawaban, dan
penafsiran atau
interpretasi yang
bervariasi dalam suatu
masalah)
Alasan senyawa karbon sangat
banyak jenis dan jumlahnya :
1. Atom karbon memiliki 4
elektron valensi yang kuat
dan stabil
2. Atom karbon unsur yang
relatif kecil
3. Atom karbon dapat
membentuk rantai karbon
yang sangat panjang dan
rantai melingkar. Dapat
199
membentuk ikatan tunggal
dan rangkap
4. Kedudukan atom karbon
dalam rantai karbon
berbeda
Disajikan gambar
rangkaian alat,
peserta didik
mengungkapkan
gagasan mengenai
cara menguji
keberadaan C, H,
dan O dalam
senyawa karbon
berdasarkan gambar
6 Perhatikan gambar berikut !
Berdasarkan gambar tersebut, buatlah
cara menguji keberadaan unsur C, H,
dan O dalam senyawa karbon!
Originality
(memiliki cara berpikir
yang lain dari yang
lainnya)
Adapun cara mengindentifikasi
unsur C, H, dan O dalam senyawa
karbon adalah sebagai berikut :
1. Siapkan tabung reaksi yang
bersih dan kering, kemudian
masukkan ke dalam tabung
reaksi sampel dan serbuk
tembaga (II) oksida (CuO).
Guncangkan tabung reaksi
sehingga kedua zat itu
tercampur.
2. Kedalam gelas kimia,
masukkan air kapur kira-
kira sepertiga gelas kimia.
200
Kemudian susunlah alat-
alat seperti pada gambar.
3. Panaskan tabung perlahan-
lahan hingga terjadi reaksi.
Amati perubahan pada
tabung yang berisi air
kapur.
3.1.2
Mengklasifikasika
n atom C primer,
sekunder, tersier,
dan kuartener
Menguraikan
gagasan mengenai
atom karbon
primer, sekunder,
tersier, dan
kuartener
7 Atom karbon memiliki elektron valensi
4, agar membentuk konfigurasi
elektron yang stabil karbon masih
memerlukan 4 elektron lagi. Oleh
karena itu karbon dapat membentuk 4
ikatan kovalen. Berdasarkan jumlah
atom karbon yang diikatnya, atom
karbon dengan ikatan kovalen tunggal
dibedakan atas atom karbon primer,
sekunder, tersier, dan kuartener.
Kemukakan pendapat kamu mengenai
apa yang dimaksud dengan atom C
Flexibility
(menghasilkan
gagasan, jawaban, dan
penafsiran atau
interpretasi yang
bervariasi dalam suatu
masalah)
Atom karbon primer adalah
atom kabon yang berikatan
dengan satu atom karbon
lain
Atom karbon sekunder
adalah atom karbon yang
berikatan dengan dua atom
karbon lain
Atom karbon tersier adalah
atom karbon yang berikatan
dengan tiga atom karbon
lain
201
primer, C sekunder, C tersier, dan C
kuartener!
Atom karbon kuartener
adalah atom karbon yang
berikatan dengan empat
atom karbon lain
Disajikan struktur
rantai karbon,
peserta didik
menentukan jenis-
jenis atom
karbonnya
8 Tunjukkan jenis-jenis atom karbon
tersebut pada senyawa berikut!
a. 𝐶𝐻3𝐶𝐻2𝐶𝐻3
b. (𝐶𝐻3)2𝐶𝐻𝐶𝐻2𝐶𝐻3
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci)
a. 2 atom primer, dan 1 atom
sekunder
b. 3 atom primer, 1 atom
sekunder, dan 1 atom tersier
Disajikan struktur
senyawa
hidrokarbon,
peserta didik
menentukan jumlah
dari jenis-jenis atom
karbonnya
9 Tentukan jumlah atom C primer,
sekunder, tersier, dan kuartener pada
senyawa berikut.
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci)
Pada senyawa tersebut terdapat 8
atom C primer, 7 atom C sekunder,
2 atom C tersier, dan 2 atom C
kartener
CH3 C
CH3
CH3
C
CH3
CH3
CH
CH2
CH3
(CH2)5 CH(CH 3) CH2 CH3
202
3.1.3
Mengidentifikasi
senyawa alkana,
alkena, dan alkuna
meliputi tata nama
dan jenis
ikatannya
Menguraikan
gagasan mengenai
perbedaan senyawa
alkana, alkena, dan
alkuna
10 Perhatikan gambar berikut!
Amatilah ban mobil yang terdapat pada
lingkungan sekitar. Ban mobil memiliki
komponen utama butana, yang
merupakan suatu hidrokarbon alifatik
dari golongan alkana. Selain alkana,
senyawa yang termasuk hidrokarbon
alifatik, yaitu alkena dan alkuna.
Deskripsikan beberapa perbedaan dari
senyawa alkana, alkena, dan alkuna!
Flexibility
(menghasilkan
gagasan, jawaban, dan
penafsiran atau
interpretasi yang
bervariasi dalam suatu
masalah)
Alkana adalah senyawa
hidrokarbon jenuh yang
memiliki ikatan antaratom
C hanya berupa ikatan
tunggal pada struktur
molekulnya. Rumus umum
senyawa alkana adalah
𝐶𝑛𝐻2𝑛+2
Alkena adalah hidrokarbon
tak jenuh yang memiliki
satu buah atau lebih ikatan
rangkap dua. Rumus umum
senyawa alkena adalah
𝐶𝑛𝐻2𝑛
Alkuna adalah senyawa
hidrokarbon tak jenuh yang
memiliki ikatan rangkap
tiga pada struktur
molekulnya. Rumus umum
203
senyawa alkuna adalah
𝐶𝑛𝐻2𝑛−2
Disajikan struktur
senyawa
hidrokarbon,
peserta didik
menentukan nama
senyawa
hidrokarbon
berdasarkan tata
nama IUPAC
11 Tentukan nama senyawa-senyawa
berikut berdasarkan tata nama IUPAC
a.
b.
c.
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci)
a. 2,3 – dimetil pentana
b. 2,2 – dimetil – 3 – heksena
c. 3 – etil – 6 – metil – 4 –
oktuna
Disajikan harga n
(jumlah atom
karbon), peserta
didik menentukan
rumus senyawa nya
12 Tentukan rumus umum dari senyawa
alkana, alkena, dan alkuna, kemudian
tentukan rumus molekul dari senyawa
yang memiliki harga :
a. n = 4 (alkana)
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
dengan melakukan
a. n = 4 (alkana = CnH2n+2)
C = 4 ; H = 10
C4H10
b. n = 25 (alkena = CnH2n)
C = 25 ; H = 50
CH3 CH CH CH2 CH3
CH3CH3
CH3 CH2 CH CH C CH3
CH3
CH3
CH3 CH C C CH CH2 CH3
CH2 CH2
CH3CH3
204
b. n = 25 (alkena)
c. n = 48 (alkena)
langkah-langkah
terperinci)
C25H50
c. n = 48 (alkuna = CnH2n-2)
C = 48 ; H = 94
C48H94
3.1.4
Menganalisis sifat
fisis senyawa
alkana, alkena,
dan alkuna
Disajikan wacana
mengenai
parameter
pencemar udara,
peserta didik
menguraikan
gagasan mengenai
dampak negatif
penggunaan senywa
hidrokarbon
terhadap kesehatan
manusia
13 Panduan parameter pencemar udara
dan dampaknya bagi kesehatan yang
terbitan Kementerian Kesehatan tahun
2001 menyebut beberapa polutan
bersumber dari kendaraan dan
berbahaya bagi kesehatan.
Hidrokarbon adalah salah satu bahan
pencemar udara yang dapat berbentuk
gas, cairan, maupun benda padat.
Hidrokarbon yang berupa gas akan
bercampur dengan gas-gas buangan
lainnya.
Hidrokarbon dapat berasal dari emisi
proses industri. Sumber hidrokarbon
Originality
(memiliki cara berpikir
yang lain dari yang
lainnya)
Hidrokarbon diudara akan bereaksi
dengan bahan-bahan lain dan akan
membentuk ikatan baru yang
disebut plycyclic aromativ
hidrocarbon (PAH) yang banyak
dijumpai didaerah industri dan padat
lalu lintas. Bila PAH ini masuk
dalam paru-paru maka akan
menimbulkan luka dan merangsang
terbentuknya sel-sel kanker.
205
dapat pula berasal dari transportasi.
Kondisi mesin kendaraan yang kurang
baik akan menghasilkan hidrokabon
Bagaimana dampak negatif senyawa
hidrokarbon sebagai salah satu bahan
pencemar udara terhadap kesehatan
manusia?
Disajikan wacana
mengenai
hidrokarbon
golongan alkana.
Peserta didik
memberikan
gagasan mengenai
kereaktifan alkena
14 Hidrokarbon golongan alkena banyak
digunakan sebagai bahan baku untuk
pembuatan senyawa organik dalam
industri kimia dibandingkan dengan
hidrokarbon golongan alkana. Hal ini
dikarenakan lebih reaktif alkena
dibandingkan alkana karena memiliki
ikatan rangkap dua C = C
Mengapa ikatan rangkap dua C = C
dalam alkena dapat membuatnya lebih
reaktif? Jelaskan!
Originality
(memiliki cara berpikir
yang lain dari yang
lainnya)
Ada dua hal penting yang terkait
dengan ikatan C = C pada alkena :
Untuk memutuskan ikatan
C = C diperlukan energi
yang lebih besar (612 kj/mol)
dibandingkan ikatan C – C
(347 kj/mol). Meski total
energi lebih besar, namun
nilainya, tidak sampai dua
kali lipat. Hal ini
menunjukkan salah satu
ikatan kovalen dari ikatan C
206
= C lebih lemah
dibandingkan ikatan
kovalen lainnya sehingga
lebih mudah putus.
Ikatan C = C memiliki
jumlah pasangan elektron
lebih banyak, atau
kerapatan elektronnya lebih
tinggi. Oleh karena itu,
ikatan C = C lebih mudah
diserang oleh spesi
elektrofil (suka elektron)
Disajikan wacana
mengenai
pembakaran
hidrokarbon,
peserta didik
menentukan
dampak dari
pembakaran
15 Hidrokarbon merupakan sumber energi
listrik dan panas utama di dunia karena
energi yang dihasilkan oleh hasil
pembakaran. Pembakaran sempurna
senyawa hidrokarbon akan
menghasilkan uap air (H2O) dan
karbondioksida (CO2) dan pembakaran
tidak sempurna senyawa hidrokarbon
Originality
(memiliki cara berpikir
yang lain dari yang
lainnya)
Karbon dioksida akan
menimbulkan pemanasan
global
Karbon monoksida akan
menimbulkan sakit kepala dan
gangguan pernapasan
Sulfur dioksida akan
menimbulkan iritasi pada
207
hidrokarbon yang
tidak sempurna
akan menghasilkan uap air (H2O),
karbondioksida (CO2), dan karbon
monoksida (CO)
Pembakaran tidak sempurnalah yang
sering kali menyebabkan
kerusakan/pencemaran lingkungan
karena pembakaran tidak sempurna
menghasilkan lebih sedikit kalor, hasil
pembakaran gas karbon monoksida
inilah yang membuat pencemaran
udara karena bersifat racun.
Tentukan dampak apa saja yang
ditimbulkan dari pembakaran
hidrokarbon yang tidak sempurna!
saluran pernapasan, iritasi
mata, batuk, dan hujan asam
Nitrogen oksida akan
menghasilkan asap kabut yang
menyebabkan tumbuhan layu
dan gangguan pernapasan
Timbal akan menimbulkan
iritasi kulit, gatal-gatal, mata
perih, infeksi saluran
pernapasan, memicu serangan
jantung, merusak ginjal, dan
mempengaruhi kemampuan
otak
208
Disajikan sebuah
gambar aplikasi
senyawa alkana
dalam kehidupan.
Peserta didik
menyebutkan
gagasan mengenai
sifat-sifat yang
dimiliki alkana
16 Perhatikan gambar berikut!
Elpiji merupakan aplikasi dari senyawa
alkana yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Jika elpiji
dialirkan ke kompor gas tanpa diberi
panas oleh pemantik api, maka tidak
terjadi apa-apa. Sebaliknya, jika diberi
pemantik api, maka diperoleh nyala api.
Kemukakan beberapa sifat yang
dimiliki senyawa alkana!
Flexibility
(menghasilkan
gagasan, jawaban, dan
penafsiran atau
interpretasi yang
bervariasi dalam suatu
masalah)
Sifat fsika :
Pada suhu kamar alkana rantai
pendek (C1-C4) berwujud gas, rantai
sedang (C5-C16) berwujud cair, dan
rantai panjang (>C16) berwujud
padat; alkana tidak larut dalam air
tetapi larut dalam eter atau CCl4;
kerapatan alkana lebih kecil
daripada air dan bersifat nonpolar
yang tidak larut dalam air; alkana
dapat melarutkan senyawa-senyawa
organik dengan polaritas rendah
(lemak, minyak, lilin)
Sifat kimia :
Kurang rektif (sukar
bergabung dengan senyawa
lain) dan dapat mengalami
reaksi substitusi dan
pembakaran
209
Hanya mempunyai isomer
kerangka, yaitu senyawa-
senyawa yang rumus
molekulnya sama tetapi
kerangka karbon berbeda
Disajikan gambar
contoh dari
senyawa alkana.
Peserta didik
memberikan
gagasan mengenai
sifat fisis dari
contoh yang ada
pada gambar
17 Perhatikan gambar berikut!
Bensin merupakan salah satu kegunaan
dan sumber dari alkana berupa bahan
bakar.
Mengapa bensin membentuk lapisan
diatas permukaan air?
Originality
(memiliki cara berpikir
yang lain dari yang
lainnya)
Komponen utama bensin
merupakan oktana, yang mana
oktana adalah nama dari alkana.
Secara fisis alkana mempunyai sifat
tidak larut dalam air tetapi larut
dalam eter atau CCl4, selain itu
kerapatan alkana lebih kecil
daripada air dan bersifat nonpolar
yang tidak larut dalam air, sehingga
membentuk lapisan diatas air.
3.1.5
Mengidentifikasi
isomer struktur
Disajikan rumus
molekul senyawa
hidrokarbon,
18 Berapa jumlah isomer yang mungkin
untuk senyawa dengan rumus 𝐶4𝐻10
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
Ada 2 isomer yaitu
a. 1 - butana
b. 2 – metil propana
210
dan isomer
geometri yang
terdapat pada
senyawa
hidrokarbon
peserta didik
menentukan berapa
jumlah isomer
senyawa tersebut
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci)
Disajikan struktur
senyawa
hidrokarbon,
peserta didik
menentukan jumlah
isomer dari struktur
senyawa tersebut
19 Tentukan jumlah isomer dari :
a.
b.
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci)
a. Ada 3 isomer yaitu :
Pentana, 2 – metil butana,
dan 2,2 – dimetil propana
b. Ada 13 isomer yaitu :
1 – heksena,
2 – heksena,
3 – heksena,
2 – metil – 1 – pentena,
3 – metil – 1 – pentena
4 – metil -1 – pentena
2 – metil – 2 – pentena
3 – metil – 2 – pentena
4 – metil – 2 – pentena
2,3 – dimetil – 1
butena
CH3 CH2 CH2 CH2 CH3
CH3 CH2 CH CH CH2 CH3
211
3,3 – dimetil – 1 –
butena
2,3 – dimetil – 2 –
butena
2 – etil – 1 – 1 butena
Disajikan nama
senyawa
hidrokarbon beserta
strukturnya, peserta
didik menentukan
struktur yang
termasuk isomer cis
dan trans pada
senyawa tersebut
20 Bagaimana bentuk isomer cis dan trans
pada senyawa berikut?
a. 3 – metil – 2 – heksena
b. 2 – metil – 2 – butena
Fluency
(menghasilkan banyak
gagasan, jawaban, dan
penyelesaian masalah)
a. Kiri :
trans – 3 – metil – 2 –
heksena
Kanan :
cis – 3 metil – 2 – heksena
b. Kiri :
cis – 2 – metil – 2 – butena
Kanan :
trans – 2 – metil – 2 – butena
3.1.6 Disajikan wacana
mengenai contoh
21 Lilin tersusun atas hidrokarbon
bermassa molar besar. Sebagian dari
Flexibility
(menghasilkan
gagasan, jawaban, dan
Reaksi adisi terjadi jika
senyawa karbon memiliki
C C
H
CH3 C3H7
CH3
C C
H
CH3 CH3
C3H7
C C
CH3
CH3 CH3
H
C C
CH3
CH3 H
CH3
212
Menganalisis
reaksi sederhana
senyawa alkana,
alkena, dan alkuna
reaksi hidrokarbon,
peserta didik
menguraikan
gagasan mengenai
reaksi adisi, reaksi
substitusi, dan
reaksi oksidasi
hasil pembakaran lilin berupa karbon
dioksida dan air, lalu sebagian lain
meleleh menjadi hidrokarbon yang
lebih kecil, pecahan-pecahan molekul,
dan karbon. Reaksi pembakaran
tersebut termasuk salah satu contoh
reaksi oksidasi. Selain reaksi oksidasi,
hidrokarbon juga mengalami reaksi
adisi dan reaksi substitusi.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan
reaksi adisi, substitusi, dan oksidasi!
penafsiran atau
interpretasi yang
bervariasi dalam suatu
masalah)
ikatan rangkap dua (alkena)
atau rangkap (alkuna) dan pada
atom karbon tersebut
berkurang ikatan rangkapnya,
kemudian digantikan dengan
gugus fungsi (atom atau
molekuk)
Reaksi substitusi adalah reaksi
penggantian gugus fungsi
(atom atau molekul) yang
terikat pada atom C suatu
senyawa hidrokarbon
Reaksi oksidasi terjadi jika
suatu senyawa alkana yang
bereaksi dengan oksigen
menghasilkan karbon dioksida
dan air. Reaksi oksidasi disebut
juga dengan reaksi
pembakaran
213
Disajikan
persamaan reaksi,
peserta didik
menentukan jenis
reaksi dari
persamaan kimia
tersebut
22 Tentukan jenis reaksi dari persamaan
kimia berikut.
a. 𝐶2𝐻6 +𝑂2 → 𝐶𝑂2 + 𝐻2𝑂
b. 𝐶𝐻3𝐶𝐻 = 𝐶𝐻2 + 𝐻2 →
𝐶𝐻3𝐶𝐻2𝐶𝐻3
c. 𝐶𝐻3𝐶𝐻3 + 𝐶𝑙2 →
𝐶𝐻3𝐶𝐻2𝐶𝑙 + 𝐻𝐶𝑙
Fluency
(menghasilkan banyak
gagasan, jawaban, dan
penyelesaian masalah)
a. Reaksi pembakaran atau
reaksi oksidasi
b. Reaksi adisi
c. Reaksi substitusi
4.1.1
Membuat struktur
atom karbon
berdasarkan
konfigurasi
elektron
Menentukan
konfigurasi elektron
berserta struktur
lewis dari atom
karbon
23 Tentukan konfigurasi elektron dari
atom karbon beserta struktur lewisnya!
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci)
Konfigurasi elektron :
6𝐶 = 2 , 4
Struktur lewis :
Disajikan senyawa
hidrokarbon,
peserta didik
menggambarkan
struktur lewis dan
rumus struktur nya
24 Gambarkan struktur lewis dan rumus
struktur senyawa :
a. 𝐶3𝐻8
b. 𝐶3𝐻6
c. 𝐶3𝐻4
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci)
a.
C C C xx x x
x x x
xH
H
H
H
H
H
H
H
214
b.
c.
4.1.2
Membuat struktur
atom C primer,
sekunder, tersier,
dan kuartener
Disajikan nama
senyawa
hidrokarbon,
peserta didik
menggambarkan
struktur molekul
senyawa
hidrokarbon
tersebut
25 Gambarkan struktur molekul senyawa
hidrokarbon berikut.
a. 2,3 dimetil heptana
b. 3,4 – dietil – 2,3,5 –
trimetiloktana
c. 2 – metil – 2 – pentena
d. 3 – heptuna
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci)
a.
b.
c.
d.
Disajikan senyawa
hidrokarbon,
peserta didik
26 Gambarkan struktur molekul senyawa
berikut :
a. 3 – etil – 2 – metil pentana
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
a.
b.
C C C xx x
x x x
H
H H
H
H
H
C C C xx
x
xH
H
H
H
CH3 CH CH CH2 CH2 CH2 CH3
CH3 CH3
CH3 CH CH CH2 CH2 CH2 CH3
CH3 CH3
CH3 C CH CH2 CH3
CH3
CH3 CH2 CH2 C C CH2 CH3
CH3 CH CH CH2 CH3
C2H5CH3
215
menentukan macam
dan jumlah cabang
dari senyawa
tersebut
b. 2,5 – dimetil – 3 – heptuna
c. 2 – metil – 2 – pentena
pemecahan masalah
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci)
c.
4.1.3
Membuat struktur
atom karbon
berdasarkan jenis
ikatan pada
senyawa alkana,
alkena, dan alkuna
Disajikan struktur
senyawa
hidrokarbon,
peserta didik
menentukan nama
senyawa tersebut
berdasarkan aturan
IUPAC
27 Apa nama IUPAC dari senyawa
berikut?
a. CH3 – CH2 – CH2 – CH(C2H5)
– CH3
b. CH3 – CH2 – CH = C(C2H5) –
CH3
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci)
a. 3 – metil heksana
b. 3 – metil – 3 – heksena
Disajikan nama
senyawa
hidrokarbon,
peserta didik
menentukan rumus
struktur senyawa
tersebut
28 Tuliskan rumus struktur dari senyawa
berikut.
a. 2,4,5 – trimetil – 1 – heksena
b. 2,5,7 – trimetil – 3 – dekuna
c. 4,4 – dietil – 2,3,3,5 -
tetrametilheptana
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci)
a. C9H18
b. C13H24
c. C15H32
CH3 CH C C CH CH3
CH3 C2H5
CH3 C CH CH2 CH3
CH3
216
Disajikan nama
senyawa
hidrokarbon,
peserta didik
menggambarkan
struktur dari
senyawa tersebut
29 Gambarkan struktur dari senyawa
berikut ini.
a. 3,4,3 – trimetil – 1 – pentena
b. 3 – metil – 1 – butuna
c. 3 – etil – 4,5 – dipropiloktana
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci)
a.
b.
c.
4.1.4
sifat fisis
senyawa alkana,
alkena, dan alkuna
Menguraikan
gagasan mengapa
titik didih senyawa
hidrokarbon yang
lebih tinggi
dibandingkan
dengan isomernya
30 Mengapa pentana memiliki titik didih
yang lebih tinggi dibandingkan dengan
isomernya?
Fluency
(menghasilkan banyak
gagasan, jawaban, dan
penyelesaian masalah)
Karena semakin sedikit (atau
bahkan tidak ada) cabangnya,
senyawa hidrokarbon akan memiliki
titik didih yang lebih tinggi
Disajikan nama
senyawa
hidrokarbon,
peserta didik
membedakannya
31 Susun senyawa berikut berdasarkan
titik didihnya, dimulai dari yang
terendah.
a. n – heksana
b. 3 – metil pentana
Fluency
(menghasilkan banyak
gagasan, jawaban, dan
penyelesaian masalah)
2,3 – dimetil butana < 3 – metil
pentana < n – heksana
CH2 C CH2 CH CH
CH3
CH3
CH3
CH3
CH C CH CH3
CH3
CH3 CH2 CH CH CH CH2 CH2 CH3
CH3 C3H7
C3H7
217
berdasarkan titik
didihnya
c. 2,3 – dimetil butana
4.1.5
Membuat isomer
pada senyawa
hidrokarbon
dengan rumus
molekul yang
sama
Disajikan rumus
struktur senyawa
hidrokarbon,
peserta didik
menentukan jumlah
isomer dan nama
senyawanya
32 Tuliskan jumlah isomer dan berikan
nama senyawa C6H14!
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci)
Ada 5 isomer
n – heksana
2 – metil pentana
3 – metil pentana
2,2 – dimetil butana
2,3 – dimetil butana
Disajikan rumus
struktur senyawa
hidrokarbon,
peserta didik
menentukan jumlah
isomer dan nama
senyawanya
33 Berapa jumlah isomer yang mungkin
untuk senyawa dengan rumus C5H8?
Berikan nama IUPAC untuk senyawa-
senyawa tersebut!
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci)
C5H8 memiliki 9 isomer yaitu:
3 isomer alkadiena
1 – pentuna
2 – pentuna
3 – metil – 1 – butuna
6 isomer alkadiena
1,2 – pentadiena
1,3 – pentadiena
1,4 – pentadiena
2,3 – pentadiena
3 – metil – 1,2 – butadiena
218
2 – metil – 1,3 – butadiena
Disajikan senyawa
hidrokarbon,
peserta didik
menentukan jumlah
isomer senyawanya
34 Tentukan jumlah isomer dari senyawa
berikut.
c. Pentana
d. Heksana
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci)
a. Pentana memiliki 3 isomer
yaitu :
n – pentana
2 – metil butana
2,2 – dimetil propana
b. Heksana memiliki 5 isomer
yaitu :
n – heksana
2 – metil pentana
3 – metil pentana
2,2 – dimetil – butana
2,3 – dimetil – butana
4.1.6
Membuat reaksi
sederhana alkana,
alkena, dan alkuna
Menuliskan
persamaan reaksi
adisi
35 Tuliskan reaksi adisi senyawa berikut.
a. Pentena dengan gas hidrogen
b. 2 – butena dengan gas klor
e. 2 – heksena dengan asam
klorida
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci)
a.
b.
CH2CH
CH2CH2
CH3
pentena
+ H2
CH3CH2
CH2CH2
CH3
pentana
CH3
CHCH
CH3
2 - butena
+ Cl Cl CH3CH
CH
CH3
Cl
Cl
2,3-dikloro butana
219
c.
Menentukan hasil
reaksi antara
senyawa
hidrokarbon dengan
gas hidrogen
36 Jika 3 – metil – 1 – pentena direaksikan
dengan gas hidrogen pada suhu
tertentu, Gambarkan struktur dan
berikan nama senyawa yang akan
dihasilkan?
Elaboration
(mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
dengan melakukan
langkah-langkah
terperinci)
Senyawa yang dihasilkan
adalah 3 – metil pentana
CH3CH
CHCH2
CH2CH3
+ ClHCH3
CHCH
CH2
CH2CH3
H
Cl
2 - heksena 3 - kloro heksana
CH3 CH2 CH CH2 CH3
CH3
221
Lampiran 6 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
No Soal Jawaban Kriteria Soal
Skor Indikator
1.
Atom karbon mempunyai beberapa
kekhasan, yaitu:
1. Atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen
2. Atom karbon dapat membentuk
senyawa yang stabil
3. Atom karbon dapat membentuk
rantai lurus dan bercabang
4. Atom karbon dapat membentuk
ikatan tunggal dan rangkap
4 Jika peserta didik menuliskan empat kekhasan atom karbon
3 Jika peserta didik menuliskan tiga kekhasan atom karbon
2 Jika peserta didik menuliskan dua kekhasan atom karbon
1 Jika peserta didik menuliskan satu kekhasan atom karbon
0 Jika peserta didik tidak menjawab
2.
Senyawa karbon organik
Karbohidrat
Urea
Protein
Lemak
Asam format
Asam alkanoat
Senyawa karbon anorganik:
Batu kapur
Karbit
Soda kue
Plastik
CaCO3
4
Jika peserta didik menyebutkan
5 contoh senyawa karbon
organik dan senyawa karbon
anorganik
3
Jika peserta didik menyebutkan
3-4 contoh senyawa karbon
organik dan senyawa karbon
anorganik
2
Jika peserta didik menyebutkan
2 contoh senyawa karbon
organik dan senyawa karbon anorganik
1
Jika peserta didik menyebutkan
1 contoh senyawa karbon
organik dan senyawa karbon
anorganik
0 Jika peserta didik tidak menjawab
3.
Adapun cara mengindentifikasi unsur
C, H, dan O dalam senyawa karbon
adalah sebagai berikut :
1. Siapkan tabung reaksi yang
bersih dan kering, kemudian
masukkan ke dalam tabung
reaksi sampel dan serbuk
tembaga (II) oksida (CuO).
3
Jika peserta didik menjawab
dengan benar sesuai dengan
kunci jawaban
2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat
1 Jika peserta didik menjawab salah
222
Guncangkan tabung reaksi
sehingga kedua zat itu tercampur.
2. Kedalam gelas kimia, masukkan
air kapur kira-kira sepertiga gelas
kimia. Kemudian susunlah alat- alat seperti pada gambar.
3. Panaskan tabung perlahan-lahan
hingga terjadi reaksi. Amati perubahan pada tabung yang berisi air kapur.
0
Jika peserta didik tidak
menjawab
4.
a. 2 atom primer, dan 1 atom
sekunder
b. 3 atom primer, 1 atom
sekunder, dan 1 atom tersier
3 Jika peserta didik menjawab
dengan benar sesuai dengan kunci jawaban
2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat
1 Jika peserta didik menjawab salah
0 Jika peserta didik tidak
menjawab
5.
Pada senyawa tersebut terdapat 8 atom
C primer, 7 atom C sekunder, 2 atom
C tersier, dan 2 atom C kuartener
3
Jika peserta didik menjawab
dengan benar sesuai dengan
kunci jawaban
2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat
1 Jika peserta didik menjawab salah
0 Jika peserta didik tidak
menjawab
6.
a. 2,3 – dimetil pentana
b. 2,2 – dimetil – 3 – heksena
c. 3 – etil – 6 – metil – 4 – oktuna
3 Jika peserta didik menjawab
dengan benar sesuai dengan
kunci jawaban
2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat
1 Jika peserta didik menjawab salah
0 Jika peserta didik tidak
menjawab
7.
Ada dua hal penting yang terkait dengan ikatan C = C pada alkena :
3 Jika peserta didik menjawab dengan benar sesuai dengan kunci jawaban
223
Untuk memutuskan ikatan C = C diperlukan energi yang lebih besar
(612 kj/mol) dibandingkan ikatan C – C (347 kj/mol). Meski total energi lebih besar, namun nilainya, tidak sampai dua kali lipat. Hal ini menunjukkan salah satu ikatan kovalen dari ikatan C = C lebih lemah dibandingkan ikatan
kovalen lainnya sehingga lebih mudah putus.
Ikatan C = C memiliki jumlah
pasangan elektron lebih banyak,
atau kerapatan elektronnya lebih tinggi. Oleh karena itu, ikatan C =
C lebih mudah diserang oleh spesi elektrofil (suka elektron)
2 Jika peserta didik menjawab
kurang tepat
1 Jika peserta didik menjawab salah
0
Jika peserta didik tidak
menjawab
8.
Sifat fsika :
Pada suhu kamar alkana rantai pendek
(C1-C4) berwujud gas, rantai sedang
(C5-C16) berwujud cair, dan rantai
panjang (>C16) berwujud padat; alkana
tidak larut dalam air tetapi larut dalam
eter atau CCl4; kerapatan alkana lebih
kecil daripada air dan bersifat nonpolar
yang tidak larut dalam air; alkana dapat
melarutkan senyawa-senyawa organik
dengan polaritas rendah (lemak,
minyak, lilin)
Sifat kimia :
Kurang rektif (sukar bergabung
dengan senyawa lain) dan dapat
mengalami reaksi substitusi dan
pembakaran
Hanya mempunyai isomer
kerangka, yaitu senyawa-senyawa yang rumus molekulnya sama
tetapi kerangka karbon berbeda
4 Jika menjawab dengan benar sesuai kunci jawaban
3 Jika menjawab mendekati benar sesuai kunci jawaban
2 Jika menjawab kurang tepat
1 Jika menjawab salah
0
Jika tidak menjawab
9.
Komponen utama bensin merupakan oktana, yang mana oktana adalah nama
dari alkana. Secara fisis alkana mempunyai
sifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam
eter atau CCl4, selain itu kerapatan alkana
3 Jika peserta didik menjawab
dengan benar sesuai dengan
kunci jawaban
2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat
224
lebih kecil daripada air dan bersifat
nonpolar yang tidak larut dalam air,
sehingga membentuk lapisan diatas air
1 Jika peserta didik menjawab
salah
0 Jika peserta didik tidak menjawab
10.
Ada 2 isomer yaitu
a. 1 – butana
b. 2 – metil propana
3 Jika peserta didik menjawab
dengan benar sesuai dengan kunci jawaban
2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat
1 Jika peserta didik menjawab salah
0 Jika peserta didik tidak
menjawab
11.
a. Ada 3 isomer yaitu : Pentana, 2 – metil butana, dan
2,2 – dimetil propana
b. Ada 13 isomer yaitu :
1 – heksena,
2 – heksena,
3 – heksena,
2 – metil – 1 – pentena,
3 – metil – 1 – pentena
4 – metil -1 – pentena
2 – metil – 2 – pentena
3 – metil – 2 – pentena
4 – metil – 2 – pentena
2,3 – dimetil – 1 butena
3,3 – dimetil – 1 – butena
2,3 – dimetil – 2 – butena
2 – etil – 1 – 1 butena
3 Jika peserta didik menjawab
dengan benar sesuai dengan
kunci jawaban
2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat
1 Jika peserta didik menjawab salah
0
Jika peserta didik tidak
menjawab
12.
a. Kiri :
trans – 3 – metil – 2 – heksena
Kanan :
cis – 3 metil – 2 – heksena
b. Kiri :
cis – 2 – metil – 2 – butena
Kanan :
trans – 2 – metil – 2 – butena
3
Jika peserta didik menjawab
dengan benar sesuai dengan
kunci jawaban
2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat
1 Jika peserta didik menjawab salah
0 Jika peserta didik tidak
menjawab
225
13.
Reaksi adisi terjadi jika senyawa
karbon memiliki ikatan rangkap
dua (alkena) atau rangkap (alkuna)
dan pada atom karbon tersebut
berkurang ikatan rangkapnya,
kemudian digantikan dengan
gugus fungsi (atom atau molekuk)
Reaksi substitusi adalah reaksi
penggantian gugus fungsi (atom atau molekul) yang terikat pada
atom C suatu senyawa
hidrokarbon
Reaksi oksidasi terjadi jika suatu
senyawa alkana yang bereaksi
dengan oksigen menghasilkan karbon dioksida dan air. Reaksi
oksidasi disebut juga dengan
reaksi pembakaran
4 Jika menjelaskan tiga reaksi
dengan tepat
3 Jika menjelaskan tiga reaksi dengan mendekati benar
2 Jika hanya menjelaskan dua reaksi
1 Jika hanya menjelaskan satu reaksi
0
Jika tidak menjawab
14.
d. Reaksi pembakaran atau reaksi
oksidasi
e. Reaksi adisi f. Reaksi substitusi
4 Jika menentukan tiga reaksi dengan tepat
3 Jika menentukan dua reaksi dengan tepat
2 Jika menentukan satu reaksi dengan tepat
1 Jika menjawab salah
0 Jika tidak menjawab
15.
Konfigurasi elektron :
6C = 2 , 4
Struktur lewis :
4 Jika menuliskan konfigurasi dan
menggambar struktur lewisnya dengan tepat
3
Jika menuliskan konfigurasinya
tepat tetapi menggambar struktur
lewisnya kurang tepat
2 Jika hanya menuliskan konfigurasinya saja
1 Jika menuliskan konfigurasi dan
menggambar struktur lewisnya salah
0 Jika tidak menjawab
16.
4
Jika menggambarkan tiga struktur lewis dengan tepat
3 Jika menggambarkan dua struktur lewis dengan tepat
226
a. H H H
x x x
H x C C C x H x x x
H H H
b. H H x x
C C C x H x x x
H H H
c. H x
H x C C C x H x
H
2 Jika menggambarkan satu
struktur lewis degan tepat
1 Jika menjawab salah
0
Jika tidak menjawab
17.
4 Jika menggambarkan empat struktur molekul dengan benar
3 Jika menggambarkan tiga struktur molekul dengan benar
2 Jika menggambarkan dua struktur molekul dengan benar
1 Jika menggambarkan satu
struktur molekul dengan benar
0
Jika tidak menjawab
227
18.
4 Jika menggambarkan tiga struktur molekul dengan benar
3 Jika menggambarkan dua struktur molekul dengan benar
2 Jika menggambarkan satu struktur molekul dengan benar
1 Jika menjawab salah
0
Jika tidak menjawab
19.
c. 3 – metil heksana
d. 3 – metil – 3 – heksena
3 Jika peserta didik menjawab dengan benar sesuai dengan
kunci jawaban
2 Jika peserta didik menjawab kurang tepat
1 Jika peserta didik menjawab salah
0 Jika peserta didik tidak
menjawab
20.
d. C9H18
e. C13H24
f. 15H32
4 Jika menuliskan tiga rumus struktur dengan benar
3 Jika menuliskan dua rumus struktur dengan benar
2 Jika menuliskan satu rumus struktur dengan benar
1 Jika menjawab salah
0 Jika tidak menjawab
21.
4 Jika menggambarkan tiga struktur molekul dengan benar
3 Jika menggambarkan dua struktur molekul dengan benar
2 Jika menggambarkan satu struktur molekul dengan benar
1 Jika menjawab salah
0
Jika tidak menjawab
228
22.
Karena semakin sedikit (atau bahkan
tidak ada) cabangnya, senyawa
hidrokarbon akan memiliki titik didih
yang lebih tinggi
2 Jika peserta didik menuliskan jawaban dengan tepat
1 Jika peserta didik menuliskan jawaban kurang tepat
0
Jika peserta didik tidak
menjawab
23. 2,3 – dimetil butana < 3 – metil pentana < n – heksana
2 Jika peserta didik menuliskan jawaban dengan tepat
1
Jika peserta didik menuliskan
jawaban kurang tepat
0
Jika peserta didik tidak
menjawab
24.
Ada 5 isomer
n – heksana
2 – metil pentana
3 – metil pentana
2,2 – dimetil butana
2,3 – dimetil butana
4 Jika menjawab dengan benar sesuai kunci jawaban
3 Jika menjawab mendekati benar sesuai kunci jawaban
2 Jika menjawab kurang tepat
1 Jika menjawab salah
0 Jika tidak menjawab
25.
C5H8 memiliki 9 isomer yaitu: 3 isomer alkadiena
1 – pentuna
2 – pentuna
3 – metil – 1 – butuna
6 isomer alkadiena
1,2 – pentadiena
1,3 – pentadiena
1,4 – pentadiena
2,3 – pentadiena
3 – metil – 1,2 – butadiena
2 – metil – 1,3 – butadiena
4 Jika menjawab dengan benar sesuai kunci jawaban
3 Jika menjawab mendekati benar sesuai kunci jawaban
2 Jika menjawab kurang tepat
1 Jika menjawab salah
0
Jika tidak menjawab
26.
a. Pentana memiliki 3 isomer
yaitu :
a. n – pentana
b. 2 – metil butana
c. 2,2 – dimetil propana
b. Heksana memiliki 5 isomer
yaitu :
a. n – heksana
b. 2 – metil pentana
c. 3 – metil pentana
d. 2,2 – dimetil – butana
e. 2,3 – dimetil – butana
4 Jika menjawab dengan benar sesuai kunci jawaban
3 Jika menjawab mendekati benar sesuai kunci jawaban
2 Jika menjawab kurang tepat
1 Jika menjawab salah
0
Jika tidak menjawab
229
27
a)
b)
c)
4 Jika menuliskan tiga reaksi
dengan benar
3 Jika menuliskan dua reaksi
dengan benar
2 Jika menuliskan satu reaksi
dengan benar
1 Jika menjawab salah
0 Jika tidak menjawab
28
Senyawa yang dihasilkan adalah 3 – metil
pentana
2 Jika peserta didik menuliskan
jawaban dengan tepat
1 Jika peserta didik menuliskan
jawaban kurang tepat
0 Jika peserta didik tidak menjawab
CH2CH
CH2CH2
CH3
pentena
+ H2
CH3CH2
CH2CH2
CH3
pentana
CH3
CHCH
CH3
2 - butena
+ Cl Cl CH3CH
CH
CH3
Cl
Cl
2,3-dikloro butana
CH3CH
CHCH2
CH2CH3
+ ClHCH3
CHCH
CH2
CH2CH3
H
Cl
2 - heksena 3 - kloro heksana
CH3 CH2 CH CH2 CH3
CH3
230
Lampiran 7 Hasil Validasi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 82,37
Simpang Baku= 26,84
KorelasiXY= 0,99
Reliabilitas Tes= 0,99
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\HANNA
PRATIWI\SKRIPSI\ANATES\DATABASE ANATES.AUR
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 AAN KARTIKA F... 54 50 104
2 2 ACHMAD SYAIFU... 26 23 49
3 3 ADHANIA PRASP... 17 17 34
4 4 ALVIN BRAMASTA 44 43 87
5 5 ANANDA MUTIA ... 44 43 87
6 6 ADRIAN RIVALDI 16 14 30
7 7 DELA SYAHARANI 54 50 104
8 8 DELY MUTIARA ... 43 40 83
9 9 DINA HARDIYANTI 47 40 87
10 10 EKA AYU PUTRI... 51 48 99
11 11 ELMA SEPTIANA 47 40 87
12 12 FAKHRI LUTHFIAN 46 44 90
231
13 13 FIRDA 56 53 109
14 14 HALIMAH CITRA N 56 53 109
15 15 INGGRIT RIYA P 54 53 107
16 16 KESYA RATIH A 55 50 105
17 17 LISA SALSABILA 53 47 100
18 18 M. RAMDHAN NUR 24 20 44
19 19 M. RIZKY MAULANA 25 21 46
20 20 M. IQBAL FAHREZA 26 20 46
21 21 MUTIA HASTI H... 31 31 62
22 22 NELA SUCIA HA... 23 21 44
23 23 NURUL ALFINA G 54 53 107
24 24 RAFA HAZIZAH L 54 53 107
25 25 REIHANEDIN ZIDAN 56 53 109
26 26 RHEINKA NAD F 54 53 107
27 27 SADINIA PUTRI... 36 32 68
28 28 SAKINAH RYZKI... 29 24 53
29 29 WIDIA NURAZIZAH 53 50 103
30 30 YOLA DYAH 52 52 104
232
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 36
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\HANNA
PRATIWI\SKRIPSI\ANATES\DATABASE ANATES.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0,295 -
2 2 0,421 Sangat Signifikan
3 3 0,510 Sangat Signifikan
4 4 NAN NAN
5 5 NAN NAN
6 6 0,362 Signifikan
7 7 NAN NAN
8 8 0,533 Sangat Signifikan
9 9 0,497 Sangat Signifikan
10 10 NAN NAN
11 11 0,611 Sangat Signifikan
12 12 0,131 -
13 13 0,131 -
14 14 0,657 Sangat Signifikan
15 15 NAN NAN
233
16 16 0,571 Sangat Signifikan
17 17 0,652 Sangat Signifikan
18 18 0,783 Sangat Signifikan
19 19 0,877 Sangat Signifikan
20 20 0,774 Sangat Signifikan
21 21 0,835 Sangat Signifikan
22 22 0,894 Sangat Signifikan
23 23 0,919 Sangat Signifikan
24 24 0,919 Sangat Signifikan
25 25 0,836 Sangat Signifikan
26 26 0,812 Sangat Signifikan
27 27 0,658 Sangat Signifikan
28 28 0,812 Sangat Signifikan
29 29 0,812 Sangat Signifikan
30 30 0,931 Sangat Signifikan
31 31 0,931 Sangat Signifikan
32 32 0,949 Sangat Signifikan
33 33 0,836 Sangat Signifikan
34 34 0,949 Sangat Signifikan
35 35 0,931 Sangat Signifikan
36 36 0,854 Sangat Signifikan
234
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
235
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 36
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\HANNA
PRATIWI\SKRIPSI\ANATES\DATABASE ANATES.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 83,33 Mudah
2 2 90,63 Sangat Mudah
3 3 90,63 Sangat Mudah
4 4 100,00 Sangat Mudah
5 5 100,00 Sangat Mudah
6 6 64,58 Sedang
7 7 100,00 Sangat Mudah
8 8 47,92 Sedang
9 9 54,17 Sedang
10 10 100,00 Sangat Mudah
11 11 47,92 Sedang
12 12 71,88 Mudah
13 13 95,83 Sangat Mudah
14 14 56,25 Sedang
15 15 100,00 Sangat Mudah
236
16 16 71,88 Mudah
17 17 75,00 Mudah
18 18 62,50 Sedang
19 19 33,33 Sedang
20 20 50,00 Sedang
21 21 56,25 Sedang
22 22 50,00 Sedang
23 23 50,00 Sedang
24 24 50,00 Sedang
25 25 25,00 Sukar
26 26 37,50 Sedang
27 27 33,33 Sedang
28 28 12,50 Sangat Sukar
29 29 37,50 Sedang
30 30 50,00 Sedang
31 31 50,00 Sedang
32 32 50,00 Sedang
33 33 50,00 Sedang
34 34 50,00 Sedang
35 35 50,00 Sedang
36 36 25,00 Sukar
237
Rekap Analisis Butir
Rata-rata = 82,37
Simpang Baku = 26,84
Korelasi XY = 0,99
Reliabilitas Tes = 0,99
No No
Butir
Asli
Daya
Pembeda
Tingkat Kesukaran Korelasi
Nilai Kategori Nilai Signifikansi
1 1 0,33 83,33 Mudah 0,292 -
2 2 0,19 90,63 Sangat
Mudah
0,423 Sangat
Signifikan
3 3 0,19 90,63 Sangat
Mudah
0,510 Sangat
Signifikan
4 4 0,00 100,00 Sangat
Mudah
NAN NAN
5 5 0,00 100,00 Sangat
Mudah
NAN NAN
6 6 0,04 64,58 Sedang 0,360 Signifikan
7 7 0,00 100,00 Sangat
Mudah
NAN Sangat
Signifikan
8 8 0,29 47,92 Sedang 0,525 Sangat
Signifikan
9 9 0,25 54,17 Sedang 0,498 Sangat
Signifikan
10 10 0,00 100,00 Sangat
Mudah
NAN NAN
238
11 11 0,38 47,92 Sedang 0,613 Sangat
Signifikan
12 12 0,06 71,88 Mudah 0,100 -
13 13 0,08 95,83 Sangat
Mudah
0,100 -
14 14 0,21 56,25 Sedang 0,659 Sangat
Signifikan
15 15 0,00 100,00 Sangat
Mudah
NAN NAN
16 16 0,44 71,88 Mudah 0,563 Sangat
Signifikan
17 17 0,50 75,00 Mudah 0,653 Sangat
Signifikan
18 18 0,75 62,50 Sedang 0,781 Sangat
Signifikan
19 19 0,58 33,33 Sedang 0,872 Sangat
Signifikan
20 20 1,00 50,00 Sedang 0,769 Sangat
Signifikan
21 21 0,88 56,25 Sedang 0,836 Sangat
Signifikan
22 22 1,00 50,00 Sedang 0,896 Sangat
Signifikan
23 23 1,00 50,00 Sedang 0,921 Sangat
Signifikan
24 24 1,00 50,00 Sedang 0,921 Sangat
Signifikan
239
25 25 0,50 25,00 Sukar 0,841 Sangat
Signifikan
26 26 0,75 37,50 Sedang 0,809 Sangat
Signifikan
27 27 0,67 33,33 Sedang 0,656 Sangat
Signifikan
28 28 0,25 12,50 Sangat
Sukar
0,809 Sangat
Signifikan
29 29 0,75 37,50 Sedang 0,809 Sangat
Signifikan
30 30 1,00 50,00 Sedang 0,934 Sangat
Signifikan
31 31 1,00 50,00 Sedang 0,934 Sangat
Signifikan
32 32 1,00 50,00 Sedang 0,953 Sangat
Signifikan
33 33 1,00 50,00 Sedang 0,841 Sangat
Signifikan
34 34 1,00 50,00 Sedang 0,953 Sangat
Signifikan
35 35 1,00 50,00 Sedang 0,934 Sangat
Signifikan
36 36 0,50 25,00 Sukar 0,858 Sangat
Signifikan
240
Lampiran 8 Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Materi Hidrokarbon
TES BERPIKIR KREATIF
Nama :
Mata Pelajaran : Kimia
Pokok Bahasan : Hidrokarbon
Waktu : 2 x 45 menit
Petunjuk :
a. Tulislah terlebih dahulu identitas diri di lembar jawaban
b. Berdo’alah sebelum mengerjakan
c. Bacalah dengan cermat dan teliti sebelum menjawab pertanyaan
d. Kerjakan sejujurnya dan dengan usaha sendiri!
1. Atom karbon merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam sistem periodik
unsur, tetapi senyawanya menjadi kelompok besar karena jenisnya banyak
sekali. Unsur karbon terdapat dalam golongan IV A sehingga mempunyai 4
elektron valensi, selain itu karbon juga memiliki beberapa keistimewaan.
Tulislah keistimewaan/kekhasan atom karbon!
2. Senyawa karbon merupakan senyawa yang dapat dengan mudah kita temui
didalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat menemukan senyawa karbon dari
mulai makanan, pakaian, mainan, bahkan dalam tubuh kita sendiri terdapat
banyak sekali senyawa karbon. Senyawa karbon adalah senyawa yang
mengandung karbon. Senyawa karbon terbagi menjadi dua kelompok, yaitu
senyawa karbon organik dan senyawa karbon anorganik. Tuliskan masing-
masing lima contoh senyawa anorganik yang mengandung karbon dan
senyawa organik yang mengandung karbon!
3. Perhatikan gambar berikut !
241
Berdasarkan gambar tersebut, buatlah cara menguji keberadaan unsur C, H,
dan O dalam senyawa karbon!
4. Tunjukkan jenis-jenis atom karbon tersebut pada senyawa berikut!
a. 𝐶𝐻3𝐶𝐻2𝐶𝐻3
b. (𝐶𝐻3)2𝐶𝐻𝐶𝐻2𝐶𝐻3
5. Tentukan jumlah atom C primer, sekunder, tersier, dan kuartener pada
senyawa berikut.
6. Tentukan nama senyawa-senyawa berikut berdasarkan tata nama IUPAC
a.
b.
c.
7. Hidrokarbon golongan alkena banyak digunakan sebagai bahan baku untuk
pembuatan senyawa organik dalam industri kimia dibandingkan dengan
hidrokarbon golongan alkana. Hal ini dikarenakan lebih reaktif alkena
dibandingkan alkana karena memiliki ikatan rangkap dua C = C. Mengapa
ikatan rangkap dua C = C dalam alkena dapat membuatnya lebih reaktif?
Jelaskan!
CH3 CH CH CH2 CH3
CH3CH3
CH3 CH2 CH CH C CH3
CH3
CH3
CH3 CH C C CH CH2 CH3
CH2 CH2
CH3CH3
CH3 C C CH CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 CH CH2 CH3
CH3
CH3
CH3
CH3
CH2
CH3
CH3
242
8. Perhatikan gambar berikut!
Elpiji merupakan aplikasi dari senyawa alkana yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Jika elpiji dialirkan ke kompor gas tanpa diberi panas
oleh pemantik api, maka tidak terjadi apa-apa. Sebaliknya, jika diberi pemantik
api, maka diperoleh nyala api. Kemukakan beberapa sifat yang dimiliki
senyawa alkana!
9. Perhatikan gambar berikut!
Bensin merupakan salah satu kegunaan dan sumber dari alkana berupa bahan
bakar. Mengapa bensin dan air ketika dicampurkan membentuk lapisan
terpisah (tidak dapat tercampur)?
10. Berapa jumlah isomer yang mungkin untuk senyawa dengan rumus
𝑪𝟒𝑯𝟏𝟎!
11. Tentukan jumlah isomer dari :
a.
b.
12. Bagaimana bentuk isomer cis dan trans pada senyawa berikut?
a. 3 – metil – 2 – heksena
CH3 CH2 CH2 CH2 CH3
CH3 CH2 CH CH CH2 CH3
C C
H
CH3 C3H7
CH3
C C
H
CH3 CH3
C3H7
243
b. 2 – metil – 2 – butena
13. Lilin tersusun atas hidrokarbon bermassa molar besar. Sebagian dari hasil
pembakaran lilin berupa karbon dioksida dan air, lalu sebagian lain meleleh
menjadi hidrokarbon yang lebih kecil, pecahan-pecahan molekul, dan karbon.
Reaksi pembakaran tersebut termasuk salah satu contoh reaksi oksidasi. Selain
reaksi oksidasi, hidrokarbon juga mengalami reaksi adisi dan reaksi substitusi.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan reaksi adisi, substitusi, dan oksidasi!
14. Tentukan jenis reaksi dari persamaan kimia berikut.
a. 𝐶2𝐻6 +𝑂2 → 𝐶𝑂2 + 𝐻2𝑂
b. 𝐶𝐻3𝐶𝐻 = 𝐶𝐻2 +𝐻2 → 𝐶𝐻3𝐶𝐻2𝐶𝐻3
c. 𝐶𝐻3𝐶𝐻3 + 𝐶𝑙2 → 𝐶𝐻3𝐶𝐻2𝐶𝑙 + 𝐻𝐶𝑙
15. Tentukan konfigurasi elektron dari atom karbon beserta struktur
lewisnya!
16. Gambarkan struktur lewis dan rumus struktur senyawa :
a. 𝐶3𝐻8
b. 𝐶3𝐻6
c. 𝐶3𝐻4
17. Gambarkan struktur molekul senyawa hidrokarbon berikut.
a. 2,3 dimetil heptana
b. 3,4 – dietil – 2,3,5 – trimetiloktana
c. 2 – metil – 2 – pentena
d. 3 – heptuna
18. Gambarkan struktur molekul senyawa berikut :
a. 3 – etil – 2 – metil pentana
b. 2,5 – dimetil – 3 – heptuna
c. 2 – metil – 2 – pentena
19. Apa nama IUPAC dari senyawa berikut?
a. CH3 – CH2 – CH2 – CH(C2H5) – CH3
b. CH3 – CH2 – CH = C(C2H5) – CH3
20. Tuliskan rumus struktur dari senyawa berikut.
a. 2,4,5 – trimetil – 1 – heksena
b. 2,5,7 – trimetil – 3 – dekuna
c. 4,4 – dietil – 2,3,3,5 - tetrametilheptana
C C
CH3
CH3 CH3
H
C C
CH3
CH3 H
CH3
244
21. Gambarkan struktur dari senyawa berikut ini.
a. 3,4,3 – trimetil – 1 – pentena
b. 3 – metil – 1 – butuna
c. 3 – etil – 4,5 – dipropiloktana
22. Mengapa pentana memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan
dengan isomernya?
23. Susun senyawa berikut berdasarkan titik didihnya, dimulai dari yang
terendah.
a. n – heksana
b. 3 – metil pentana
c. 2,3 – dimetil butana
24. Tuliskan jumlah isomer dan berikan nama senyawa C6H14!
25. Berapa jumlah isomer yang mungkin untuk senyawa dengan rumus C5H8?
Berikan nama IUPAC untuk senyawa-senyawa tersebut!
26. Tentukan jumlah isomer dari senyawa berikut.
a. Pentana
b. Heksana
27. Tuliskan reaksi adisi senyawa berikut.
a. Pentena dengan gas hidrogen
b. 2 – butena dengan gas klor
c. 2 – heksena dengan asam klorida
28. Jika 3 – metil – 1 – pentena direaksikan dengan gas hidrogen pada suhu
tertentu, Gambarkan struktur dan berikan nama senyawa yang akan
dihasilkan?
245
Lampiran 9 Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
KETERLAKSANAAN TAHAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
QUICK ON THE DRAW
Sub Materi :
Anggota Kelompok :
Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda √ pada kolom kode siswa sesuai dengan hasil observasi anda terhadap
keterlaksanaan tahapan pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw yang
dilakukan oleh peserta didik.
Tahapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Quick on The
Draw
Skor Siswa
Keterangan 1 2 3 4 5
Fase 1 (Motivasi)
Menjawab pertanyaan dan bertanya
mengenai materi yang dijelaskan
Pendidik
Fase 2 (Menyajikan Informasi)
Memperhatikan dan mengamati
Pendidik yang menyajikan informasi
terkait materi
Fase 3 (Mengorganisasikan
Peserta Didik ke dalam Kelompok
Kooperatif)
Membentuk kelompok sesuai arahan
Pendidik
246
Fase 4 (Membimbing Kelompok
Bekerja dan Belajar)
Mencari informasi dan
menyelesaikan LKS
Quick on The Draw
Menganalisis data dengan menjawab
pertanyaan pada kartu soal
Fase 5 (Evaluasi)
Membuat kesimpulan
Keterangan skor :
5 = Sangat Baik 3 = Sedang 1 = Buruk Sekali
4 = Baik 2 = Buruk
Observer
________
______
247
Lampiran 10 Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelompok
Eksperimen (Pretest dan Posttest)
Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik
Kelas XI MIPA 1
(Kelas Eksperimen)
No Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen
Pretest Posttest
1 ADENA SYAFA SALSABILA 52 80
2 ANANDA PUTRI ISNAINI 64 84
3 ANASTASYA SIMANJUNTAK 66 86
4 ANDINI SITY NURIZKA 63 83
5 ARIQ DIMAS RABBANI 68 88
6 ARYA NUGRAHA HAMDANI 72 90
7 AYUNI RATNA SARI F B 60 82
8 BINTANG PRAKOSO 58 81
9 BURHANUDIN YUSUF HABIBI 62 82
10 DELLA YOHANA SITANGGANG 63 84
11 DEWI SAFITRIA SARI 66 85
12 DHIYA ANISAH FITRIYANI S 72 91
13 DYAH AYU KUSUMAWARDANI 64 85
14 ELLIT KUSUMA NINGRUM 63 83
15 EVA VIANA 71 91
16 FARIDA MUFIDA 66 87
17 GERALDY MUHAMMAD
SETIAWAN
70 90
18 GILAR DAMAR JATI 62 85
19 HAFIF NURFAJRI 66 87
20 LADYANA FATIHA 64 87
21 MAYUNI CAHYA PUTRI 69 89
22 NADHIRA SYAPRILLA BRINA 66 88
23 NADILLAH NURFITRIYANI 64 84
24 NURWAHIDA FITRIANI 69 89
25 PAWESTRI TYAS AYU E P 71 90
26 RADITYA PUTRA EFENDI 63 83
27 RAHMAT WAHYU BUDIYANTO 73 90
28 REGITA AMELINDA 65 85
29 SALMA RATNA SYAHLA 62 82
30 THORIQ ABDUL AZIZ 61 81
31 WELLA WAHYU WIJAYANI 66 86
248
Lampiran 11 Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelompok Kontrol
(Pretest dan Posttest)
Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik
Kelas XI MIPA 4
(Kelas Kontrol)
No Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen
Pretest Posttest
1 AL VAREZI 40 61
2 AMELIA PRIYATNA 45 65
3 ANNISA CHAYA IMANI 49 63
4 AYU DWI HIDAYANTHI 50 64
5 DARA DINANTI MARDIANINGRUM 47 67
6 DELFIAN AKBAR RAMADHAN 25 62
7 DESI AQILA PUTRI 56 69
8 ERLANDA RAIHAN PUTRA
PERDANA
32 61
9 ERSA JULIA MUTIARA PUTRI 41 62
10 FIGO SITUMORANG 48 60
11 FRISKA ADITYA NOVIANDINI 46 65
12 KHORI SABILLA ZALFA 49 61
13 LELYTA AYU ANDINI 52 68
14 LUTHFIANNISA GHESSIANI 46 65
15 MELIYATI 42 67
16 MITRI NANDAYANI 59 69
17 MUHAMMAD RIZKY NUR
YUDHOYONO
39 60
18 MUHAMMAD DAFFA FACHRIZA 52 71
19 MUTIARA RAHMAH 50 68
20 NAILA RAHMANIAR 55 60
21 NIDA FAIZAH CAMILA RASYID 57 71
22 NOVITASARI WIDYANI 41 60
23 PRAHANANDA NADI HENDRAWAN 53 69
24 PUTRI NASSYWA DIRA 49 68
25 RAFLY UMAR ARIEF RANGKUTI 47 66
26 SRI WAHYUNI 48 67
27 TIVASHA KEIKO NURLIAM 49 67
28 TONY PIETER MAMUSUNG 51 70
29 WIDYA YUSTISIANINGTIAS 38 63
30 YUNITA CHRISTINA SINAGA 45 64
31 ZAHRA ASHIFA ARDHANA 48 67
249
Lampiran 12 Hasil Pretest Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif (Kelas Eksperimen dan Kontrol)
Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Pre-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)
1. Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Pre-test (Kelas Eksperimen)
Nama
Nomor Soal
Fluency Flexibil
ity Elaboration Originality
1 2 1
2
1
4
2
2
2
3 8
1
3 4 5 6
1
0
1
1
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8 3 7 9
ADENA SYAFA
SALSABILA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 0 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 0 1 1
ANANDA PUTRI
ISNAINI 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 1 2 2 2
ANASTASYA
SIMANJUNTAK 2 1 2 2 0 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2
ANDINI SITY
NURIZKA 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2
ARIQ DIMAS
RABBANI 3 2 2 4 2 2 3 1 3 2 2 3 2 2 3 3 2 1 0 3 1 2 2 3 1 2 2 2
ARYA NUGRAHA
HAMDANI 3 3 2 2 2 2 3 3 2 1 1 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 1 2 1 2
AYUNI RATNA
SARI F B 1 1 1 1 0 0 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1
BINTANG
PRAKOSO 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1
BURHANUDIN
YUSUF HABIBI 1 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2
DELLA YOHANA
SITANGGANG 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2
DEWI SAFITRIA
SARI 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
DHIYA ANISAH
FITRIYANI S 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 3 2 1 1 3 2 2 2 3 1 2 2 1
DYAH AYU
KUSUMAWARDA
NI 3 2 3 4 2 2 3 3 3 2 0 3 3 2 3 0 0 1 1 3 1 3 3 1 2 0 2 2
ELLIT KUSUMA
NINGRUM 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 0 2 2 2 2 1 1 3 1 3 2 2 1 3 2 2
EVA VIANA 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 2 1 2
250
FARIDA MUFIDA 1 2 1 1 2 1 2 2 0 2 2 0 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 3 1 2
GERALDY
MUHAMMAD
SETIAWAN 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2
GILAR DAMAR
JATI 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
HAFIF NURFAJRI 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2
LADYANA
FATIHA 0 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2
MAYUNI CAHYA
PUTRI 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1
NADHIRA
SYAPRILLA
BRINA 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0
NADILLAH
NURFITRIYANI 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2
NURWAHIDA
FITRIANI 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 0 1 2 1 2 2 2 1 2 2 3
PAWESTRI TYAS
AYU E P 2 2 2 2 1 0 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 0 3 2 1
RADITYA PUTRA
EFENDI 1 2 2 1 2 2 2 1 2 0 1 1 2 1 1 1 1 2 0 0 2 1 1 2 1 2 2 1
RAHMAT
WAHYU
BUDIYANTO 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
REGITA
AMELINDA 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SALMA RATNA
SYAHLA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
THORIQ ABDUL
AZIZ 2 2 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1
WELLA WAHYU
WIJAYANI 1 1 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah
4
4
5
3
4
8
5
7
4
1
4
1
5
2
5
1
4
7
4
8
4
6
4
8
4
4
4
9
4
7
5
0
4
8
3
5
3
3
5
3
4
5
5
4
5
1
5
2
3
4
5
1
4
8
4
8
Skor Maksimal
1
2
4
1
2
4
9
3
1
2
4
6
2
6
2
1
2
4
1
2
4
9
3
9
3
9
3
9
3
9
3
1
2
4
1
2
4
1
2
4
1
2
4
9
3
1
2
4
1
2
4
1
2
4
1
2
4
1
2
4
1
2
4
6
2
9
3
9
3
9
3
Presentase (%)
3
5
%
4
3
%
5
2
%
4
6
%
6
6
%
6
6
%
4
2
%
4
1
%
5
1
%
5
2
%
4
9
%
5
2
%
4
7
%
4
0
%
3
8
%
4
0
%
3
9
%
3
8
%
2
7
%
4
3
%
3
6
%
4
4
%
4
1
%
4
2
%
5
5
%
5
5
%
5
2
%
5
2
%
251
Rata-rata (%) 51% 42% 43% 53%
2. Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Pre-test (Kelas Kontrol)
Nama
Nomor Soal
Fluency Flexibil
ity Elaboration Originality
1 2 1
2
1
4
2
2
2
3 8
1
3 4 5 6
1
0
1
1
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8 3 7 9
AL VAREZI 2 2 1 2 2 2 0 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 0 2 2 1 0 0 0 1 2 1 1
AMELIA
PRIYATNA 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1
ANNISA CHAYA
IMANI 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 0 0 0 2 2 1 1 2 0 0 2 1 2
AYU DWI
HIDAYANTHI 2 3 1 3 2 0 3 2 1 2 2 0 0 2 2 2 0 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2
DARA DINANTI
MARDIANINGRUM 1 1 1 2 0 2 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
DELFIAN AKBAR
RAMADHAN 2 2 1 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 1 2 1 0 2 1 0 2 1 0 1 1 0
DESI AQILA PUTRI 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 0 2 1 2 2 2
ERLANDA RAIHAN
PUTRA PERDANA 1 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 1 1 1 1 1 0 0 2 1 0 2 2 2 1 2 1 1
ERSA JULIA
MUTIARA PUTRI 1 1 1 2 1 2 1 2 1 0 2 1 0 2 1 2 1 1 1 0 1 0 2 0 1 1 1 1
FIGO
SITUMORANG 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2
FRISKA ADITYA
NOVIANDINI 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 0 1 1 1 2 2 0 1 1 2 1 2
KHORI SABILLA
ZALFA 1 2 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 2
LELYTA AYU
ANDINI 1 0 1 1 1 2 2 2 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 2 2 1
LUTHFIANNISA
GHESSIANI 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 0 1 0 1 2 2 2
MELIYATI 2 2 2 1 2 2 0 1 0 2 2 1 2 2 2 2 2 1 0 2 1 2 1 1 1 1 2 2
MITRI
NANDAYANI 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3
252
MUHAMMAD
RIZKY NUR
YUDHOYONO
2 2 1 0 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 0 0 1 0 1 1 2 2 1 1 2 1 2
MUHAMMAD
DAFFA FACHRIZA 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2
MUTIARA
RAHMAH 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2
NAILA
RAHMANIAR 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 1 1 2 2 1
NIDA FAIZAH
CAMILA RASYID 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 0 3 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2
NOVITASARI
WIDYANI 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 1 1 2 2 2 2 0 2 2 0 0 0 0 0 2 2 2
PRAHANANDA
NADI
HENDRAWAN
2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 0 2 1 1 2 1 2
PUTRI NASSYWA
DIRA 1 1 1 0 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1
RAFLY UMAR
ARIEF RANGKUTI 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1
SRI WAHYUNI 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 3 1 1 2 1 2
TIVASHA KEIKO
NURLIAM 2 2 1 2 2 2 2 0 2 2 2 1 2 2 2 3 2 0 2 2 1 0 2 1 1 2 3 2
TONY PIETER
MAMUSUNG 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2
WIDYA
YUSTISIANINGTIA
S
2 2 1 0 0 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 2 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1
YUNITA
CHRISTINA
SINAGA
1 1 2 2 2 2 0 3 0 2 2 0 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2
ZAHRA ASHIFA
ARDHANA 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
Jumlah
5
0
5
3
3
9
4
7
4
8
4
4
4
8
5
4
4
6
4
2
4
7
3
4
4
0
4
9
3
7
4
3
3
9
2
0
4
0
4
2
3
7
3
2
4
0
2
8
2
7
5
2
4
4
5
0
Jumlah Skor
Maksimum
1
2
4
1
2
4
9
3
1
2
4
6
2
6
2
1
2
4
1
2
4
9
3
9
3
9
3
9
3
9
3
1
2
4
1
2
4
1
2
4
1
2
4
9
3
1
2
4
1
2
4
1
2
4
1
2
4
1
2
4
1
2
4
6
2
9
3
9
3
9
3
Presentase (%)
4
0
%
4
3
%
4
2
%
3
8
%
7
7
%
7
1
%
3
9
%
4
4
%
4
9
%
4
5
%
5
1
%
3
7
%
4
3
%
4
0
%
3
0
%
3
5
%
3
1
%
2
2
%
3
2
%
3
4
%
3
0
%
2
6
%
3
2
%
2
3
%
4
4
%
5
6
%
4
7
%
5
4
%
Rata-rata (%) 52% 42% 36% 52%
253
Lampiran 13 Hasil Posttest Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif (Kelas Eksperimen dan Kontrol)
Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Post-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)
1. Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Post-test (Kelas Eksperimen)
Nama
Nomor Soal
Fluency Flexibil
ity Elaboration Originality
1 2 1
2
1
4 22 23 8
1
3 4 5 6
1
0
1
1
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8 3 7 9
ADENA SYAFA
SALSABILA 3 4 1 4 2 2 4 4 3 3 2 3 2 2 0 2 4 1 2 4 2 4 4 3 3 3 3 3
ANANDA PUTRI
ISNAINI 4 4 2 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 1 1 3 4 2 4 1 1 3 3 3
ANASTASYA
SIMANJUNTAK 4 4 3 4 2 2 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 1 3 4 2 4 2 1 3 2 3
ANDINI SITY
NURIZKA 4 4 1 4 2 1 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 1 1 4 4 2 3 2 2 3 2 3
ARIQ DIMAS
RABBANI 4 4 2 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 3 4 4 1 1 3 4 4 4 3 1 3 3 3
ARYA
NUGRAHA
HAMDANI 4 4 3 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 1 4 4 4 4 2 1 2 3 3
AYUNI RATNA
SARI F B 4 4 1 4 2 2 4 3 3 3 2 3 3 2 4 2 4 1 1 4 2 4 4 2 3 3 3 2
BINTANG
PRAKOSO 4 4 1 4 2 1 4 4 3 2 2 3 3 2 4 3 4 2 2 3 2 2 4 2 3 2 3 3
BURHANUDIN
YUSUF HABIBI 3 4 3 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 4 2 3 1 1 3 2 2 4 3 1 3 3 3
DELLA YOHANA
SITANGGANG 4 4 1 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 1 2 1 4 2 4 3 1 3 3 3
DEWI SAFITRIA
SARI 4 4 3 4 2 2 3 4 3 3 2 3 3 4 4 2 4 1 1 3 2 4 4 3 1 3 3 3
DHIYA ANISAH
FITRIYANI S 4 4 3 4 2 2 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 1 1 3 4 4 4 3 1 3 3 3
DYAH AYU
KUSUMAWARD
ANI 3 2 3 4 2 2 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 1 2 3 3 2
254
ELLIT KUSUMA
NINGRUM 4 4 3 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 2 4 2 3 1 1 3 4 4 4 2 1 3 3 3
EVA VIANA 4 4 2 4 2 2 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 3 1 3 3 3
FARIDA MUFIDA 4 3 2 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 2 2 3 4 3 4 3 2 3 3 2
GERALDY
MUHAMMAD
SETIAWAN 4 4 3 4 2 2 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 1 1 4 4 2 4 3 1 3 3 3
GILAR DAMAR
JATI 4 4 1 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 2 4 4 4 1 1 4 2 3 4 3 3 3 3 3
HAFIF NURFAJRI 4 4 3 4 2 2 4 4 3 2 2 3 2 4 4 3 4 1 1 3 4 4 4 3 1 3 3 3
LADYANA
FATIHA 0 4 3 4 2 2 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 2 2 3 2
MAYUNI CAHYA
PUTRI 4 4 3 4 2 2 3 4 3 2 3 3 3 4 4 2 3 1 2 4 4 4 4 3 1 3 3 3
NADHIRA
SYAPRILLA
BRINA 4 4 3 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 4 3 4 2 2 4 4 2 4 1 1 3 3 3
NADILLAH
NURFITRIYANI 4 3 1 4 2 2 3 4 2 2 2 2 3 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 2 1 3 3 3
NURWAHIDA
FITRIANI 4 4 3 4 2 2 4 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 1 1 4 4 4 4 3 1 3 3 3
PAWESTRI TYAS
AYU E P 4 4 3 4 2 2 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 1 1 4 4 4 3 3 1 3 3 3
RADITYA
PUTRA EFENDI 4 4 3 4 2 2 4 4 2 3 2 3 2 4 4 3 4 3 1 0 4 3 4 2 1 2 3 3
RAHMAT
WAHYU
BUDIYANTO 4 3 3 4 2 4 4 3 3 2 2 3 2 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 2 2 2 3
REGITA
AMELINDA 4 4 1 4 2 2 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 2 1 3 3 3
SALMA RATNA
SYAHLA 4 3 2 4 2 2 3 4 3 2 2 3 3 4 2 4 4 1 2 3 4 2 4 2 1 3 3 3
THORIQ ABDUL
AZIZ 4 4 1 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 3 1 1 3 2 3 4 3 0 2 3 3
WELLA WAHYU
WIJAYANI 4 4 3 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 1 1 4 4 2 4 1 1 3 3 3
Jumlah
1
1
7
1
1
8
7
0
1
2
3 62 62
1
1
7
1
1
8
9
1
7
1
6
7
9
2
8
9
1
1
3
1
1
5
1
0
7
1
1
9
4
8
4
4
1
0
4
1
1
0
9
4
1
2
1
7
4
4
3
8
7
9
0
8
9
255
Skor Maksimal
1
2
4
1
2
4
9
3
1
2
4
62 62
1
2
4
1
2
4
9
3
9
3
9
3
9
3
9
3
1
2
4
1
2
4
1
2
4
1
2
4
9
3
1
2
4
1
2
4
1
2
4
1
2
4
1
2
4
1
2
4
6
2
9
3
9
3
9
3
Presentase (%)
9
4
%
9
5
%
7
5
%
9
9
%
10
0
%
10
0
%
9
4
%
9
5
%
9
8
%
7
6
%
7
2
%
9
9
%
9
6
%
9
1
%
9
3
%
8
6
%
9
6
%
5
2
%
3
5
%
8
4
%
8
9
%
7
6
%
9
8
%
6
0
%
6
9
%
9
4
%
9
7
%
9
6
%
Rata-rata (%) 94% 97% 80% 96%
2. Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Post-test (Kelas Kontrol)
Nama
Nomor Soal
Fluency Flexibil
ity Elaboration Originality
1 2 1
2
1
4
2
2
2
3 8
1
3 4 5 6
1
0
1
1
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8 3 7 9
AL VAREZI 2 4 1 4 2 2 0 4 2 2 2 3 2 2 3 2 4 0 2 4 4 0 0 0 0 2 3 3
AMELIA
PRIYATNA 2 4 1 3 2 2 4 3 2 2 2 3 0 2 2 3 3 0 2 3 3 3 3 1 1 2 3 1
ANNISA CHAYA
IMANI 3 4 1 4 2 2 3 4 2 2 2 3 2 2 4 0 0 0 2 2 1 4 4 0 0 2 3 2
AYU DWI
HIDAYANTHI 2 3 1 3 2 2 3 4 2 2 2 0 0 2 4 4 0 1 2 4 1 4 4 1 1 2 3 2
DARA DINANTI
MARDIANINGRU
M 3 3 1 4 2 2 2 4 2 2 2 3 0 2 2 3 4 1 2 4 1 4 4 1 1 2 1 2
DELFIAN AKBAR
RAMADHAN 3 4 1 4 0 0 4 4 2 2 2 3 2 1 0 1 4 1 2 3 1 1 4 3 1 2 3 2
DESI AQILA PUTRI 2 3 1 4 2 1 2 4 2 2 2 3 3 2 4 4 4 1 2 2 1 4 0 3 1 2 2 3
ERLANDA
RAIHAN PUTRA
PERDANA 3 4 1 0 2 2 2 4 2 2 2 3 1 4 1 1 1 1 2 1 4 4 2 3 1 2 1 3
ERSA JULIA
MUTIARA PUTRI 3 4 1 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 3 4 1 2 2 1 0 4 0 1 2 1 2
FIGO
SITUMORANG 3 3 1 0 2 2 4 4 2 2 2 3 3 2 0 1 3 1 2 4 1 2 2 1 1 2 3 2
FRISKA ADITYA
NOVIANDINI 3 4 1 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2 4 0 3 1 2 1 2
KHORI SABILLA
ZALFA 3 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 0 4 1 2 4 1 2 4 0 0 2 3 2
256
LELYTA AYU
ANDINI 3 4 1 4 1 4 2 4 2 2 2 3 3 2 3 1 0 1 2 2 4 0 4 3 1 2 2 3
LUTHFIANNISA
GHESSIANI 2 4 1 4 2 2 2 4 2 2 2 2 3 4 2 4 3 1 2 4 2 0 0 0 1 2 2 3
MELIYATI 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 4 1 2 4 1 4 3 1 1 2 3 2
MITRI
NANDAYANI 2 4 1 4 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 0 0 4 1 2 4 3 2 3 3 1 2 3 3
MUHAMMAD
RIZKY NUR
YUDHOYONO 2 4 1 0 2 1 2 4 2 2 1 3 1 4 4 0 0 0 2 4 1 4 4 3 1 2 1 3
MUHAMMAD
DAFFA FACHRIZA 2 2 4 2 2 1 2 4 2 2 2 3 2 2 4 2 4 1 2 4 4 4 4 1 1 2 1 2
MUTIARA
RAHMAH 2 2 1 4 2 2 4 3 2 2 2 3 2 2 4 3 2 1 2 4 1 2 4 1 1 2 3 2
NAILA
RAHMANIAR 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 0 0 4 1 2 2 1 4 2 3 1 2 1 3
NIDA FAIZAH
CAMILA RASYID 2 2 4 2 2 1 2 4 2 2 2 3 2 2 0 3 4 1 2 4 4 4 4 3 1 2 1 3
NOVITASARI
WIDYANI 2 4 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 4 4 2 1 2 4 0 0 0 0 1 2 2 3
PRAHANANDA
NADI
HENDRAWAN 2 2 3 4 2 1 2 4 2 2 2 3 2 4 3 2 2 1 2 4 3 3 3 1 1 2 1 3
PUTRI NASSYWA
DIRA 3 2 1 4 2 2 4 4 2 2 2 3 2 2 2 4 4 1 2 4 1 0 3 1 1 2 3 2
RAFLY UMAR
ARIEF RANGKUTI 3 4 3 2 2 1 2 4 2 2 2 3 2 2 2 4 3 1 2 2 4 0 1 1 1 2 3 3
SRI WAHYUNI 3 2 1 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 0 2 4 1 2 2 2 4 3 3 1 2 3 2
TIVASHA KEIKO
NURLIAM 3 4 1 2 2 2 4 3 2 2 2 3 2 2 2 3 4 1 2 4 1 0 4 1 1 2 3 2
TONY PIETER
MAMUSUNG 3 2 4 4 2 1 2 4 2 2 2 3 2 4 2 2 3 1 2 3 1 4 4 2 1 2 1 2
WIDYA
YUSTISIANINGTIA
S 2 4 1 0 2 1 2 4 2 2 1 3 2 4 4 2 4 1 2 0 4 0 4 0 1 2 3 3
YUNITA
CHRISTINA
SINAGA 2 2 2 4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 4 1 2 2 1 1 2 3 2
ZAHRA ASHIFA
ARDHANA 2 4 1 4 2 2 4 4 2 2 2 3 2 2 0 3 4 1 2 2 1 4 2 1 1 2 3 2
257
Jumlah
7
6
9
8
4
6
9
3
5
9
5
4
7
9
1
1
5
6
2
6
2
6
0
8
9
5
9
7
7
6
6
6
9
9
0
2
7
6
2
9
7
6
0
7
3
8
5
4
5
2
8
6
2
6
9
7
4
Jumlah Skor
Maksimum
1
2
4
1
2
4
9
3
1
2
4
6
2
6
2
1
2
4
1
2
4
9
3
9
3
9
3
9
3
9
3
1
2
4
1
2
4
1
2
4
1
2
4
9
3
1
2
4
1
2
4
1
2
4
1
2
4
1
2
4
1
2
4
6
2
9
3
9
3
9
3
Presentase (%)
6
1
%
7
9
%
4
9
%
7
5
%
9
5
%
8
7
%
6
4
%
9
3
%
6
7
%
6
7
%
6
5
%
9
6
%
6
3
%
6
2
%
5
3
%
5
6
%
7
3
%
2
9
%
5
0
%
7
8
%
4
8
%
5
9
%
6
9
%
3
6
%
4
5
%
6
7
%
7
4
%
8
0
%
74% 79% 60% 74%
258
Lampiran 14 Hasil Observasi Peserta Didik Kelas Eksperimen
Hasil Perhitungan Lembar Observasi Peserta Didik
Nama Peserta Didik
Tahapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on The Draw
Fase
1
Fase
2
Fase
3
Fase
4 QOTD
Fase
5
Adena Syafa Salsabila 5 4 3 3 5 4
Ananda Putri Isnaini 4 5 3 3 5 4
Anastasya Simanjuntak 5 4 4 4 5 5
Andini Sity Nurizka 4 4 4 4 5 4
Ariq Dimas Rabbani 4 4 4 3 5 3
Arya Nugraha Hamdani 4 4 4 3 4 3
Ayuni Ratna Sari F. B 4 4 3 3 4 3
Bintang Prakoso 3 4 3 4 3 3
Burhanudin Yusuf Habibi 4 4 3 4 3 5
Della Yohana Sitanggang 4 4 4 4 5 5
Dewi Safitria Sari 4 4 4 4 5 3
Dhiya Anisah Fitriyani S 4 4 5 4 4 4
Dyah Ayu Kusumawardani 4 5 5 4 4 3
Ellit Kusuma Ningrum 4 5 5 4 4 5
Eva Viana 4 5 4 5 4 5
Farida Mufida 4 5 4 5 4 5
Geraldy Muhammad Setiawan 5 5 4 5 5 5
Gilar Damar Jati 4 4 3 5 4 3
Hafif Nurfajri 4 4 4 5 4 4
Ladyana Fatiha 5 4 4 4 4 4
Mayuni Cahya Putri 5 5 5 5 4 4
Nadhira Syaprilla Brina 5 5 5 3 3 4
Nadillah Nurfitriyani 4 4 5 3 3 5
Nurwahida Fitriani 4 4 4 5 3 5
Pawestri Tyas Ayu E. P 4 4 3 4 5 5
Raditya Putra Efendi 3 4 4 4 3 4
Rahmat Wahyu Budiyanto 3 5 4 4 3 3
Regita Amelinda 5 5 4 3 5 3
Salma Ratna Syahla 4 5 4 3 5 3
Thoriq Abdul Aziz 3 5 4 5 3 4
Wella Wahyu Wijayani 5 5 4 5 3 4
Rata-Rata 4,13 4,42 3,97 4,00 4,06 4,00
Persentase (%) 83 88 79 80 81 80
259
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Lembar Observasi Peserta Didik
Keterlaksanaan Tahapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on The
Draw
No
Tahapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Quick on
The Draw
Rata-
Rata
Persentase
(%)
Kategori
1
Fase 1 (Motivasi)
Menjawab pertanyaan dan
bertanya mengenai materi
yang dijelaskan Pendidik
4,13
83
Sangat Baik
2
Fase 2 (Menyajikan
Informasi)
Memperhatikan dan
mengamati Pendidik yang
menyajikan informasi terkait
materi
4,42
88
Sangat Baik
3
Fase 3 (Mengorganisasikan
Peserta Didik ke dalam
Kelompok Kooperatif)
Membentuk kelompok sesuai
arahan Pendidik
3,97
79
Baik
4
Fase 4 (Membimbing
Kelompok Bekerja dan
Belajar)
Mencari informasi dan
menyelesaikan LKS
4,00
80
Baik
5
Quick on The Draw
Menganalisis data dengan
menjawab pertanyaan pada kartu soal
4,06
81
Sangat Baik
6 Fase 5 (Evaluasi) Membuat kesimpulan
4,00 80 Baik
Rata-Rata Persentase Keseluruhan
82
Sangat Baik
260
Lampiran 15 Hasil Uji Normalitas Pre-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)
Case Processing Summary
Kelas
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N
Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen 31 100.0% 0 0.0% 31
Kelas Kontrol 31 100.0% 0 0.0% 31
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df
Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen .134 31 .166 .964 31
Kelas Kontrol .151 31 .071 .942 31
261
Lampiran 16 Hasil Uji Homogenitas Pre-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)
Between-Subjects Factors
Value Label N
Kelas 1 Kelas
Eksperimen 31
2 Kelas Kontrol 31
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable: Hasil Pre-Test
F df1 df2 Sig.
.000 1 60 .995
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.a
262
Lampiran 17 Hasil Uji Hipotesis Pre-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen 31 44.32 11.528 2.070
Kelas Kontrol 31 39.26 10.893 1.956
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
t-test for Equality of
Means
F Sig. t df
Hasil Pre-Test Equal variances
assumed .000 .995 1.778 60
Equal variances not
assumed 1.778 59.809
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
Hasil Pre-Test Equal variances assumed .080 5.065 2.849
Equal variances not
assumed .081 5.065 2.849
263
Lampiran 18 Hasil Uji Normalitas Post-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)
Case Processing Summary
Kelas
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N
Hasil Post-Test Kelas Eksperimen 31 100.0% 0 0.0% 31
Kelas Kontrol 31 100.0% 0 0.0% 31
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df
Hasil Post-Test Kelas Eksperimen .106 31 .200* .951 31
Kelas Kontrol .152 31 .067 .935 31
264
Lampiran 19 Hasil Uji Homogenitas Post-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)
Between-Subjects Factors
Value Label N
Kelas 1 Kelas
Eksperimen 31
2 Kelas Kontrol 31
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable: Hasil Post-Test
F df1 df2 Sig.
.315 1 60 .577
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.a
265
Lampiran 20 Hasil Uji Hipotesis Post-test (Kelas Eksperimen dan Kontrol)
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
Hasil Post-Test Kelas Eksperimen 31 85.74 3.255 .585
Kelas Kontrol 31 65.16 3.503 .629
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
t-test for Equality of
Means
F Sig. t df
Hasil Post-Test Equal variances assumed .315 .577 23.961 60
Equal variances not
assumed 23.961 59.680
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Sig. (2-tailed) Mean Difference
Std. Error
Difference
Hasil Post-Test Equal variances assumed .000 20.581 .859
Equal variances not
assumed .000 20.581 .859
271
Lampiran 25 Uji Referensi
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Hanna Pratiwi
NIM : 11150162000029
Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia
Judul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on The Draw terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi hidrokarbon
Pembimbing : 1. Tonih Feronika, M.Pd
2. Luki Yunita, M.Pd
No Referensi
Paraf
Pembimbing
I
Pembimbing
II
BAB I
1.
Anggraeni, R., Khaeruman, & Rachanah.
(2014). Pengembangan Karakter Siswa dan
Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui
Pembelajaran Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) yang Terintegrasi
dalam Pembelajaran Kimia. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Kimia “Hydrogen,” 2(2), 180.
2.
Ayu, E. Y., Linda, R., & Agustina. (2018).
Penerapan Pembelajaran Quick on The Draw
pada Materi Laju Reaksi untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan
Kimia Indonesia, 2(1), 32.
272
3. BSNP. (2010). Paradigma Pendidikan
Nasional Abad XXI. In BSNP.
4.
Ginnis, P. (2016). Trik & Taktik Mengajar :
Strategi Meningkatkan Pencapaian
Pengajaran di Kelas. PT Indeks.
5.
Harahap, H. H., & Panjaitan, A. M. (2019).
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Talking Stick terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematika Siswa di SMP
Negeri 11 Padangsimpuan. EKSAKTA : Jurnal
Penelitian dan Pembelajaran MIPA, 4(1), 17.
6.
Hidayat, R., & Abdillah. (2019). Ilmu
Pendidikan “Konsep, Teori, dan
Aplikasinya.” Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (LPPPI).
7.
Huriyanti, L., & Rosiyanti, H. (2017).
Perbedaan Motivasi Belajar Matematika
Peserta Didik Setelah Menggunakan Strategi
Pembelajaran Quick on The Draw. Jurnal
Pendidikan Matematika dan Matematika, 3(1),
65–66.
8.
Marniati, & Tahir. (2019). Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Quick on The Draw Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa.
2SAINTIFIK, 5(1), 44.
273
9. Mudyahardjo, R. (2012). Pengantar
Pendidikan. PT Raja Grafindo.
10.
Peraturan Pemerintah RI. (2016). Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57
Tahun 2021.
11.
Putri, Y. D., Elvia, R., & Amir, H. (2021).
Pengembangan Media Pembelajaran Kimia
Berbasis Android Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Peserta Didik. Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Kimia, 1(2), 169.
12.
Renja, A. N., & Miterianifa. (2017). Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Quick on The
Draw terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar
Kimia Siswa pada Materi Hidrokarbon.
Konfigurasi, 1(2), 155.
13.
Sajidan, Baedhowi, Triyanto, Totalia, S. Al.,
& Masykuri, M. (2018a). Peningkatan Proses
Pembelajaran dan Penilaian Pembelajaran
Abad 21 dalam Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran SMK. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/108
42
14.
Sajidan, Baedhowi, Triyanto, Totalia, S. Al.,
& Masykuri, M. (2018b). Peningkatan Proses
Pembelajaran dan Penilaian Pembelajaran
274
Abad 21 dalam Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran SMK. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/108
42
15. Syafril, & Zen, Z. (2017). Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan. Kencana.
16.
Syah, M. (2014). Psikologi Pendidikan
Denfan Pendekatan Baru. PT Remaja
Rosdakarya.
17.
Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., & Nyoto, A.
(2016). Transformasi Pendidikan Abad 21
Sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Di Era Global. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Matematika,
264.
BAB II
1. Al-Khalili, A. A. (2005a). Mengembangkan
Kreativitas Anak. Pustaka Al-Kautsar.
2. Al-Khalili, A. A. (2005b). Mengembangkan
Kreativitas Anak. Pustaka Al-Kautsar.
275
3. Al-Khalili, A. A. (2005c). Mengembangkan
Kreativitas Anak. Pustaka Al-Kautsar.
4. Al-Khalili, A. A. (2005d). Mengembangkan
Kreativitas Anak. Pustaka Al-Kautsar.
5. Al-Khalili, A. A. (2005e). Mengembangkan
Kreativitas Anak. Pustaka Al-Kautsar.
6. Al-Khalili, A. A. (2005f). Mengembangkan
Kreativitas Anak. Pustaka Al-Kautsar.
7. Al-Khalili, A. A. (2005g). Mengembangkan
Kreativitas Anak. Pustaka Al-Kautsar.
8.
Ariawan, R. (2017). Pengaruh Pembelajaran
Visual Thinking Disertai Aktivitas Quick on
The Draw. Jurnal Penelitian dan
Pembelajaran Matematika, 10(1), 5.
9.
Ayu, E. Y., Linda, R., & Agustina. (2018a).
Penerapan Pembelajaran Quick on The Draw
pada Materi Laju Reaksi untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan
Kimia Indonesia, 2(1), 32.
276
10.
Ayu, E. Y., Linda, R., & Agustina. (2018b).
Penerapan Pembelajaran Quick on The Draw
pada Materi Laju Reaksi untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan
Kimia Indonesia, 2(1), 33.
11. Chang, R. (2004a). Kimia Dasar : Konsep-
Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga.
12. Chang, R. (2004b). Kimia Dasar : Konsep-
Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga.
13. Chang, R. (2004c). Kimia Dasar : Konsep-
Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga.
14. Chang, R. (2004d). Kimia Dasar : Konsep-
Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga.
15. Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S. (1982a).
Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga.
16. Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S. (1982b).
Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga.
17. Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S. (1982c).
Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga.
277
18.
Ginnis, P. (2016a). Trik & Taktik Mengajar :
Strategi Meningkatkan Pencapaian
Pengajaran di Kelas. PT Indeks.
19.
Ginnis, P. (2016b). Trik & Taktik Mengajar :
Strategi Meningkatkan Pencapaian
Pengajaran di Kelas. PT Indeks.
20
Ginnis, P. (2016c). Trik & Taktik Mengajar :
Strategi Meningkatkan Pencapaian
Pengajaran di Kelas. PT Indeks.
21.
Ginnis, P. (2016d). Trik & Taktik Mengajar:
Strategi Meningkatkan Pencapaian
Pengajaran di Kelas. PT Indeks.
22.
Hasanah, E., Darmawan, D., & Nanang.
(2019). Pengaruh Penggunaan Media
Pembelajaran Articulate dalam Metode
Problem Based Learning (PBL) terhadap
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif
Peserta Didik. JTEP-Jurnal Teknologi
Pendidikan dan Pembelajaran, 4(1), 829.
23.
Huda, M. (2011). Cooperatif Learning :
Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan. Pustaka Pelajar.
24.
Huriyanti, L., & Rosiyanti, H. (2017a).
Perbedaan Motivasi Belajar Matematika Siswa
Setelah Menggunakan Strategi Pembelajaran
Quick on The Draw. Jurnal Pendidikan
Matematika dan Matematika2, 3(1), 69.
278
25.
Huriyanti, L., & Rosiyanti, H. (2017b).
Perbedaan Motivasi Belajar Matematika Siswa
Setelah Menggunakan Strategi Pembelajaran
Quick on The Draw. Jurnal Pendidikan
Matematika dan Matematika, 3(1), 70.
26. Hurlock, E. B. (1999). Perkembangan Anak
Jilid 2 Edisi Keenam. Erlangga.
27.
Johnson, D. W., & Johnson, R. T. (2018).
Cooperative Learning : The Foundation for
Active Learning.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.5772/intech
open.81086
28. Johnson, E. B. (2014). CTL Contextual
Teaching & Learning. Kaifa Learning.
29. Karboni, K. (2017a). Pendalaman Buku Teks
Kimia 2A SMA Kelas XI. Yudistira.
30. Karboni, K. (2017b). Pendalaman Buku Teks
Kimia 2A SMA Kelas XI. Yudistira.
31.
Masikem, Soetjipto, B. E., & Sumarmi.
(2016). The Implementation of Cooperative
Learning Model Talking Chips and Quick to
Enhance Motivation and Social Studies
Learning Outcome. IOSR Journal of Research
279
& Method in Education (IOSR-JRME)2, 6(3),
33.
32.
Moma, L. (2015). Pengembangan Instrumen
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis untuk
Siswa SMP. Jurnal Matematika dan
Pendidikan Matematika, 4(1), 28.
33.
Munandar, U. (1999a). Mengembangkan
Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah. PT
Grasindo.
34.
Munandar, U. (1999b). Mengembangkan
Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. PT
Grasindo.
35.
Munandar, U. (1999c). Mengembangkan
Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. PT
Grasindo.
36.
Munandar, U. (1999d). Mengembangkan
Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. PT
Grasindo.
37.
Munandar, U. (1999e). Mengembangkan
Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. PT
Grasindo.
38.
Munandar, U. (1999f). Mengembangkan
Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. PT
Grasindo.
280
39. Munandar, U. (2004). Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.
40. Munandar, U. (2014a). Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.
41. Munandar, U. (2014b). Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.
42.
Renja, A. N., & Miterianifa. (2017a).
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Quick on The Draw terhadap Aktivitas dan
Hasil Belajar Kimia Siswa pada Materi
Hidrokarbon. Konfigurasi, 1(2), 155.
43.
Renja, A. N., & Miterianifa. (2017b).
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Quick on The Draw terhadap Aktivitas dan
Hasil Belajar Kimia Siswa pada Materi
Hidrokarbon. Konfigurasi2, 1(2), 154.
44.
Renja, A. N., & Miterianifa. (2017c).
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Quick on The Draw Terhadap Aktivitas dan
Hasil Belajar Kimia Siswa pada Materi
Hidrokarbon. Konfigurasi, 1(2), 155.
281
45.
Riyadi, A., Soetjipto, B. E., & Amirudin, A.
(2016). The Implementation of Cooperative
Learning Model Fan-N-Pick and Quick on
The Draw to Enhance Social Competence and
Cognitive Learning Outcome for Social
Studies. IOSR Journal of Humanities and
Social Science, 21(4), 90.
46. Riyanto, Y. (2014). Paradigma Baru
Pembelajaran. Kencana.
47
Sani, R. A. (2018). Pembelajaran Berbasis
HOTS (HIgher Order Thinking Skills). Tira
Smart.
48
Sani, R. A. (2019). Pembelajaran Berbasis
HOTS (High Order Thinking Skills). Tira
Smart.
49
Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran
Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz
Media.
50 Siregar, E., & Nara, H. (2010). Teori Belajar
dan Pembelajaran. Ghalia Indonesia.
51
Sudarma, M. (2016a). Mengembangkan
Keterampilan Berpikir Kreatif. PT Raja
Grafindo.
282
52
Sudarma, M. (2016b). Mengembangkan
Keterampilan Berpikir Kreatif. PT Raja
Grafindo.
53
Suryadinata, N. (2015). Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Strategi Quick on
The Draw dengan Masalah Open Ended untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Materi Prisma dan Limas. Jurnal Pendidikan
Matematika FKIP Univ. Mugammadiyah
Metro2, 4(1), 9.
54
Susanto, A. (2011a). Perkembangan Anak
Usia Dini : Pengantar Dalam Berbagai
Aspeknya. Kencana.
55
Susanto, A. (2011b). Perkembangan Anak
Usia Dini : Pengantar Dalam Berbagai
Aspeknya. Kencana.
56
Susanto, A. (2011c). Perkembangan Anak
Usia Dini: Pengantar dalam Beberapa
Aspeknya. Kencana.
57
Sutresna, N., Sholehudin, D., & Herlina, T.
(2016a). Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar
Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan
Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Grafindo
Media Pratama.
283
58
Sutresna, N., Sholehudin, D., & Herlina, T.
(2016b). Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar
Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan
Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Grafindo
Media Pratama.
59
Sutresna, N., Sholehudin, D., & Herlina, T.
(2016c). Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar
Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan
Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Grafindo
Media Pratama.
60
Sutresna, N., Sholehudin, D., & Herlina, T.
(2016d). Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar
Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan
Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Grafindo
Media Pratama.
61
Sutresna, N., Sholehudin, D., & Herlina, T.
(2016e). Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar
Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan
Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Grafindo
Media Pratama.
62
Tampubolon, S. (2014). Penelitian Tindakan
Kelas untuk Pengembangan Profesi Pendidik
dan Keilmuan. Erlangga.
63
Trianto. (2013). Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kencana.
284
64
Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009a).
Strategi Pembelajaran Sains. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/12
3456789/46671
65
Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009b).
Strategi Pembelajaran Sains. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/12
3456789/46671
66
Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009c).
Strategi Pembelajaran Sains. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
67
Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009d).
Strategi Pembelajaran Sains. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
BAB III
1.
Arifin, Z. (2009a). Evaluasi Pembelajaran.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama RI.
2.
Arifin, Z. (2009b). Evaluasi Pembelajaran.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama RI.
3.
Arifin, Z. (2009c). Evaluasi Pembelajaran.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama RI.
285
4.
Arifin, Z. (2009d). Evaluasi Pembelajaran.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama RI.
5.
Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan
Metode dan Paradigma Baru. PT Remaja
Rosdakarya.
6. Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian.
PT Rineka Cipta.
7. Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Bumi Aksara.
8. Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
9.
Kadir. (2016a). Statistika Terapan : Konsep,
Contoh, dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian.
10.
Kadir. (2016b). Statistika Terapan : Konsep,
Contoh, dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian. PT Raja
Grafindo.
11.
Kadir. (2016c). Statistika Terapan : Konsep,
Contoh, dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian. PT Raja
Grafindo.
286
12.
Purwanto, M. N. (2012). Prinsip-Prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja
Rosdakarya.
13. Sudjana, N. (2011a). Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya.
14. Sudjana, N. (2011b). Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya.
15. Sudjana, N. (2011c). Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya.
16.
Sugiyono. (2012a). Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Penerbit Alfabeta.
17.
Sugiyono. (2012b). Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Penerbit Alfabeta.
BAB IV
1.
Akhirman, & Ma’rifah, N. (2019).
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematik melalui Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe TAI dan Soal Open Ended.
Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 4(1),
41.
287
2.
Ayu, E. Y., Linda, R., & Agustina. (2017).
Penerapan Pembelajaran Quick on The Draw
pada Materi Laju Reaksi untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan
Kimia Indonesia, 2(1), 33.
3.
Cheng-Shih, L., & Wei Wu, R. Y. (2016).
Effect of Web-Based Creative Thinking
Teaching on Students’ Creativity and
Learning Outcome. Eurasia Journal of
Mathematics, Science, & Technology
Education, 12(6), 1677–1678.
4.
Erihadiana, M., & Lismawati, W. (2017).
Penerapan Model Quick on The Draw dengan
Menggunakan Media Permainan Bingo untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif
PAI Siswa. Islamic Religion Teaching and
Lear, 2(1), 29.
5.
Ginnis, P. (2016). Trik dan Taktik Mengajar
Strategi Meningkatkan Pencapaian
Pengajaran di Kelas. PT Indeks.
6.
Ismawati, R. (2017). Strategi React dalam
Pembelajaran Kimia SMA. Indonesian
Journal of Science and Education, 1(1), 2.
7.
Masikem, Soetjipto, B. E., & Sumarmi.
(2016). The Implementation of Cooperative
Learning Model Talking Chips and Quick to
Enhance Motivation and Social Studies
288
Learning Outcome. IOSR Journal of Research
& Method in Education (IOSR-JRME), 6(3),
37.
8. Munandar, U. (2014a). Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.
9. Munandar, U. (2014b). Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.
10. Munandar, U. (2014c). Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.
11.
Putra, A., Ulandari, N., & Sepnila, D. (2020).
Penerapan Model Pembelajaran Quick on The
Draw dengan Masalah Open-Ended terhadap
Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Jurnal
Pendidikan Matematika Raflesia, 5(1), 9.
12.
Putri, W. K. N., Kartono, & Ariyani, A.
(2019). Penerapan Strategi Quick on The
Draw untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Trigonometri Siswa
Kelas XI IPA 1 SMA N 11 Semarang.
Prosiding Seminar Nasional Matematika, 430.
13.
Renja, A. N., & Miterianifa. (2017). Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Quick on The
Draw Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar
Kimia Siswa Pada Materi Hidrokarbon.
289
Konfigurasi, 1(2), 161.
14.
Riyadi, A., Soetjipto, B. E., & Amirudin, A.
(2016). The Implementation of Cooperative
Learning Model Fan-N-Pick and Quick on
The Draw to Enhance Social Competence and
Cognitive Learning Outcome for Social
Studies. IOSR Journal of Humanities and
Social Science, 21(4), 92.
15.
Roza, M. (2016). Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD melalui
Teknik Quick on The Draw terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Kelas VII SMPN 3 Talamau Kabupaten
Pasaman Barat. Jurnal Ilmiah Teknologi
Pendidikan, 2(2), 3.
16.
Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran
Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz
Media.
17.
Suryadinata, N. (2015). Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Strategi Quick on
The Draw dengan Masalah Open Ended untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Materi Prisma dan Limas. Jurnal Pendidikan
Matematika FKIP Univ. Mugammadiyah
Metro, 4(1), 11.
290
18.
Suryaningsih, S., & Nisa, F. A. (2021).
Konstribusi Steam Project Based Learning
Dalam Mengukur Keterampilan Proses Sains
Dan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal
Pendidikan Indonesia, 2(6), 1104.
19.
Trianto. (2013). Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kencana.
20.
Windasari, A. D., & Cholily, Y. M. (2021).
Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Memecahkan Masalah HOTS dalam Setting
Model Kooperatif Jigsaw. Jurnal Cendikia :
Jurnal Pendidikan Matematika, 5(1), 625.
21.
Yuswatiningsih, E., & S, H. I. (2017).
Peningkatan Kreativitas Verbal pada Anak
Usia Sekolah. STIKes Majapahit Mojokerto.
Jakarta, 3 Juli 2022
Pembimbing I Pembimbing II
Tonih Feronika, M.Pd Luki Yunita, M.Pd
NIP. 19760107 200501 1 007 NIDN. 2028068501