Post on 17-Feb-2023
J{ :t: ~:; 1\.T. AH
PAN SUS
l:"H 1-:tUBAHAN
RAP A·J~ s:.i'-.:MI!:.N•.r AHA
4 RUU .1_ .. EN •. 1.ANG
A "1. AS U U I?' I~ HP AJ AKAN
* * * * * *
l{AP A·I~ .K.l~ l{ ... J .8. ~K.T~ --- !.>
*
* * * * * * * *
S P: .K l{E •. I.. A HI A·.r ... J 1:~ N .1.:>1•:: 1{.1\.J. I.) 1:-> .1{ [~ :t.
~1 .A K A I~ ·r ~-
.1. ~J ~::14
RISALAH RAPAT SEMENTARA PANITIA KHUSUS 4 RUU TENTANG
PERUOAHAN ATAS UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN
==========================================================·============ Masa Persidangan Tahun Sidang Rapat Kerja Jenis Rapat s i f a t Hari/tanggal p u k u 1 T e m p a t Ketua Rapat Sekretaris Rapat A c a r a
H a d i r
I. ANGGOTA PANSUS
PIMPINAN PANS'US
1. NOVYAN KAMAN, SH
I 1994-1995 5 Rapat Kerja dengan Menteri Keuangan Terbuka Selasa, 11 Oktober 1994 09.00 WIB Pustakaloka DPR RI Novyan Kaman, SH Drs. Mahmudi 1. Laporan Panja-panja; 2. Pendapat Akhir Mini Fraksi-fraksi; 3. Pengambilan Keputusan/Pcngesahan; 4. Sambutan Pamerintah.
2. SOEKOTJO SAID, SE 3. ROESDI ROESLI 4. H.SYAIFUL ANWAR HUSEIN 5. DRS.H.YAHYA NASUTION
ANGGOTA TETAP F.ABRI
6. OEDIYANTO, HS 7. DRS. SOETIKNO 3. SOEWARNO 9. IR. SOEDJALMO
1 0. TJUTJU GANDANURHADI 1 1 • PUDJIARTO 1 2. KARSONO 1 3. SUTRISNO R. 14. DJOKO SANTOSO
15. LOEKMAN R. BOER 1 6. JUSMAN TAHAR 1 7 • HADI SUTI~ I FNO t n. MANIUn PASARIBU, Sl-1
19. LJAnYANTO ~~0. 1 ~;Mu AKSOPUTRA 21 • ,o~10H. HATTA USMAN
,.._ -
•
2
ANGGOTA TETAP F.KP
22. DRS. H. ASNAWI HUSIN 23. H. ADIMIR ADIN, MA 24. IR. USMAN HASAN 25. H.R. ALI MURSALAM 26. H. ALIMUDDIN OEMAR, SH 27. H. AGUS TAGOR 28. NY.SRI REJEKI SUMARYOTO, SH 29. IR. DRS. H. LILI ASJUDIREDJA 30. DRS. H. MASKA RIDWAN 31. DEWI PARAMATASARI YUNUS 32. IR. P.A. RANGKUTI 33. SOEWARNO DJOJO MARDOWO, SH 34. H. SUNDORO SYAMSURI 35. DRS. SARWOKO SURJOHOEDOJO 36. H. MOCHAMAD SUPARNI 37. H. ABDULLAH ZAENIE, SH 38. R. ATU NARANG, SE 39. DRS. H. AWANG FAROEK ISHAK 40. H. JUSUF TALIB, SH 41. H. HUSNI THAMRIN, SH 42. BEN MESSAKH, SE 43. DRS. THOMAS SUYATNO 44. DRS. SABAR KOEMBINO 45. DRS. H. MEKKA HAYADE 46. F. P. D. LENGKEY 47. DRS. LEONARD TOMASOA
,8_NG_G_0TA PENGGANTI F. K~
48. ORA. KARTINI MAYELLY 49. DRS. MANGISARA MARCOS LUBIS 50. dr. INRIA ASIKIN NATANEGRA 51. DJIMANTO 52. SOEGIJATNO SOESILO 53. IR. BUD! HARIYANTO 54. DR. IDA YUSI DAHLAN 55. I DEWA PUTU SUPARTHA NIDI\, SH 5G. ORA. NY. NANNY DADING KALBUADI 57. DRS. H. HASAN USMAN, SH 58. ANDI MATTALATTA, SH, MH 59. DRS. SIMON PATRICE MORIN
ANGGOTA TETAP F.PP
60. ALIMARWAN HANAN, SH 6 1 • DRS. H.M. MUKROM AS'AD G2. DHS. H.A. CHOZIN C ! IIJ r.t A I D Y
G3. DRS. JUSUF SYAKIR G4. H. SA'DI ZEN NOOR, BA 65. IR. H.M. SALEH KH/\LID, MM G6. H. URAl FA I SAL HAMID, SH Gl. on3. H.M. SYAFIE NONCKE
3
ANGGOTA PENGGANTI F.PP
68. H. BACHTIAR CHAMSYAH 69. DRS. H.A. NANA DJUHANA SUTARYA 70. H. IMAM CHURMEN 71. H.M. ANSHARY SJAMS
ANGGOTA TETAP F.PDI
72. DRS. IGN. SUWARDI 73. DRS. NOOR ACHARI 74. ABERSON MARLE SIHALOHO 75. SETYADJI LAWI, BA 76. DRS. S.G.B. TAMPUBOLON 71. Y.B. WIYANJONO, SH 78. DRS. MARKUS WAURAN
ANGGOTA PENGGANTI F.PDI
79. TIOP HARUN SITORUS 80. DJUPRI, SH 81. DRS. H. SUBAGYO
1. DRS. MAR'IE MUHHAMAD 2. FUAD BAWAZIER 3. MANSURY 4. ABRONI NASUTION 5. ROESDIJONO 6. M. PALAL SANTOSO -,. DJOKO SUGIONO 8. SERIRAMA BUTARBUTAR 9. SRI RAHAYU
10. SOENARDI 11 . M. HUS IN 12. GUNADI 13. MAYUN WINANGUN 14. J. ZAK/\RIA 15. nAHMANTO 1G. ARSLAN SOEKOEN 1 7 • I MAN SUMAHYO 18. SUNARIA TADJUDIN 1 9. 8/\MBANG HERU I.
20. NIJRYADI 21. MACHFUD SIDIK 22. ARI SOELENDRO 23. SAROYO
- 4-
KETUA RAPAT (NOVYAN KAMAN, SH) : Assalamualaikum warochmatullahi wabarokatuh,
Yang kami hormari Saudara Menteri Keuangan beserta Pejabat eselon satu dan staf Direktorat Jenderal Pajak, rekan-rekan Anggota Pansus dan rekan-rekan Pimpinan Pansus, sesuai dengan apa yang telah kita sepakati kemarin bahwa rapat kita skors tadi malam, maka dengan ini skors kami cabut dan rapat dinyatakan dibuka kembali dan terbuka untuk umum.
· (ketuk palu)
Sebagai kelanjutan dengan apa yang telah kita laksanakan tadi malam maka pada sa at in i k ita akan sampa i membacakan Ba tang Tubuh dari RUU nomor, tahun, tentang perubahan atas UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagai mana telah diubah dengan UU nornor 7 Tahun 1991. Karena unsur Pimpinan hanya ada tiga pada hari ini, maka nanti yang akan membacakan kami persilakan lebih dulu Saudara Roesdi Roesli dan bi1a ditengah jalan memerlukan bantuan, Pak Syaiful Anwar telah siap memberikan bala bantuannya. Maka oleh sebab itu untuk tidak memperpanjang waktu dipersilakan Saudara Roesdi Roesli membacakan dengan suatu catatan apabila Saudara Roesli membaca ayat itu berarti kurung buka, angka, kurung tutup, sebab kalau ini terus dibaca kurung buka, angka dua ini akan memakan wak tu sepert i te 1 ah d i prak tekkan tad i rna 1 am. Te tap i apab i 1 a ternyata nanti tidak ada kurung bukanya, maka akan dikomentari oleh Pak Roesdi Roesli. Jadi itu kira-kira yang penting karena kalau rnembaca kurung tutup, angka dua kurung tu tup, ada nan t i ada 500, in i sudah sek ian ka 1 i dde t i k akan memakan waktu, kami persilakan Pak Roesdi.
JURU BICARA F.ABRI (ROESDI ROESLI) : Assalant~alaikum warochmatullahi wabarokatuh, Saya akan membacakan RUU RI nomor, tahun, tentang perubahan atas UU Nomor
7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 tahun 1991.
Mcnimbang
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
a. bahwa pelaksanaan pcmbangunan nasional telah mcnghasilkan perkcmbangan
yang pesat ualarn kchiuupan nasional, khususnya di biuang pcrckonomian,
termasuk berkembangn\Ja bentuk-l,ctltuk <.1·111 IJr·akt .... k p 1 J ' ' .... cnyc cnggaraan
kegiatan usaha yang belum tertampung dalam Undang-undang Nomur 7
Tahun 1983. ten tang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diu bah dengan
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991· '
b. bahwa dalam upaya untuk sclalu menjaga agar perkcmbangan perckonomian
seperti tersebut di alas dapat tetap berjalan scsuai dengan kebijakan
pembangunan yang bcrtumpu pada Trilogi Pcmbangunan sebagaimana
diamanatkan dalam Garis-garis Bcsar Halt1a11 N •. · .1. · . · 1 · < < cgttt a, uan seutng <. cngan 1tu
dapa t ........ .
Mengingat
- 5 -
dapat diciptakan kepastian hukum yang berkaitan dengan aspek perpajakan
bagi bentuk-bentuk dan praktek penyelenggaraan kegiatan usaha yang terus
berketnbang, diperlukan langkah-langkah penyesuaian yang memadai
terhadap Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tcntang Pajak Penghasilan,
sebagaimana telah diu bah dengan Undang-undang Non1or 7 Talmn 1991 ~
c. bahwa untuk mewujudkan hal-hal tersebut, dipandang pcrlu tncngubah
beberapa ketentuan dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor
7Tahun 1991~
I. Pasal 5 ayat ( l ), Pasal 20 ayat ( l ), dan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang
Dasar 1945~
2. Undang-undang No1nor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3262), sebagaimana telah diubah dengan Undang-
undang Nomor Tahun (Lembaran Negara Tahun Nomor
Tambahan Lembaran Negara Nomor )~
3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 ten tang Pajak Penghasilan (Lembaran
Negara Tahun 1983 Non1or 50, Tambahan Lembaran Negara Non1or 3263),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991
(Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 93~ Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3459);
Dengan ...
- 6 -
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
MEMUTUSKAN
Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG
UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK
PENGl-IASILAN SEBAGAlMANA TELAH DIUBAJ-1 DENGAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991.
Pasal I
Mengubah beberapa ketentuan dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan sebagaimana teJah diubah dcngan Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1991, sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 1 disernpurnakan, sehingga berbunyi sebagai berikut:
"Pasal I
Pajak Penghasilan dikenakan terhadap Subjek Pajak atas penghasilan yang
diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak."
2. Kctentuan ...
- 7 -
2. Ketentuan Pasal2 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut:
"Pasal2
( 1) Yang menjadi Subjek Pajak adalah:
a. I) orang pribadi~
2) warisan yang belurn terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan
yang berhak;
b. badan, terdiri dari perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, badan usaha milik negara dan badan usaha milik
daerah dengan nama dan dalatn bentuk apapun, persekutuan,
perkun1pulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi
yang sejenis, lembaga, dana pensiun, dan bentuk badan usaha
lainnya;
c. bentuk usaha tetap.
(2) Subjek Pajak terdiri dari Subjek Pajak dalam negeri dan Subjek Pajak
luar negeri.
(3) Yang dimaksud dengan Subjek Pajak dalam negeri adalah:
a. orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang
pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan
puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua bclas) bulan, atau
orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak. bcrada di Indonesia
dan mempunyai niat untuk bertempat Linggal di Indonesia;
b. badan yang didirikan a tau bertcmpat ·kcdudukan di Indonesia;
c. warisan yang belun1 terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan
yang berhak.
(4) Yang ...
. ...
'
- 8-
(4) Yang ditnaksud dengan Subjek Pajak luar negeri adalah:
a. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh
tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua betas) bulan, dan badan
yang tidak didirikan dan liclak bertempat kedudukan di Indonesia
yang ntenjalankan usaha atau melakukan kegiatan mclalui bentuk
usaha tetap di Indonesia~
b. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus dclapan puluh
tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan
yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia
yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia
bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia.
(5) Yang dimaksud dengan bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang
dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di
Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus
delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua bel as) bulan, atau
badan yang tidak didirikan dan tidak bertetnpat kcdudukan di
Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di
Indonesia, yang dapat ben1pa:
a. tcmpat kedudukan rnanajemen~
b~· cabang perusahaan~
c. kantor pcrwakilan~
d. gedung kantor;
e. pabrik~
f. bengkel~
g. pertambangan ...
- 9 -
g. pertambangan dan pengga1ian sumber alam, wilayah kerja
pengeboran yang digunakan untuk eksplorasi pertarnbangan~
h. perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan;
i. proyek konstruksi, instalasi, atau proyek pcralcitan~
j. pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai a tau olch orang
lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 ( enam puluh) hari dalam
jangka waktu 12 (dua betas) bulan;
k. orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya
tidak bebas~
1. agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan
dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi ~,x;- .. 'l
asuransi atau menanggung risiko di Indonesia.
(6) Tempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan
ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak menurut keadaan yang
sebenarnya."
3. Menan1bah ketentuan baru dian tara Pasal 2 dan Pasal 3 yang dijauikan
Pasal 2A. yang berbunyi sebagai berikut:
"Pasal 2A
( 1) Kewajiban pajak subjektif orang pribadi sebagaimana ditnaksud dalam
Pasal 2 ayat (3) huruf a dimulai pada saat orang pribadi tcrsebut
dilahirkan, berada, atau bcrniat untuk bcrtempat tinggal di Indonesia
dan berakhir pada saat tneninggal dunia atau mcninggalkan Indonesia
untuk selama-lamanya.
(2) Kewajiban pajak subjektif bad an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (3) huruf b dimulai pad a saat baditn tersebut didirikan a tau
bertempat kedudukan di Indonesia dan berakhir pada saat dibubarkan
atau tidak lagi bertempat kedudukan di Indonesia.
(3) Kewajiban ...
. ..
- 10 -
(3) Kewajiban pajak subjektif orang pribadi atau badan sebagaimana
dimaksud dalan1 Pasal 2 ayat ( 4) huruf a din1ulai pad a saat orang
pribadi atau badan tersebut tnenjalankan usaha atau melakukan
kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) dan berakhir
pada saat tidak lagi menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui bentuk usaha tetap.
( 4) Kewajiban pajak subjektif orang pribadi atau badan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat ( 4) huruf b dimulai pada saat orang
pribadi atau badan tersebut menerima atau memperoleh penghasilan
dari Indonesia dan berakhir pada saat tidak lagi menerima atau
memperoleh penghasilan tersebut.
(5) Kewajiban pajak subjektif warisan yang belutn terbagi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat ( 1) huruf a angka 2) dimulai pada saat
timbulnya warisan yang belum terbagi tcrsebut dan berakhir pada saat
warisan tersebut selesai dibagi.
(6) Apabila kewajiban pajak subjektif orang pribadi yang bertempat
tinggal atau yang berada di Indonesia hanya mcliputi scbagian dari
tahun pajak, maka bagian tahun pajak tcrscbut rncnggantikan tahun
pajak."
4. Ketentuan Pasal 3 diubah, schingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut:
"Pasal 3
Tidak termasuk Subjek Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
adalah:
a. badan perwakilan negara asing;
b. pejabat ...
- 11 -
b. pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pcjabat
pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan
kepada mereka yang bekerja pada dan bertcmpat tinggal bersama
sama mereka, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di
Indonesia tidak ntenerima atau memperoleh penghasilan lain di luar
jabatannya di Indonesia, serta negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik;
c. organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan dengan syarat tidak menjalankan usaha atau tnelakukan
kegiatan lain untuk mempcroleh penghasilan di Indonesia~
d. pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditctapkan
oleh Mcnteri Keuangan dengan syarat bukan warga negara Indonesia
dan tidak n1cnjalankan usaha atau mcJakukan kegiatan atau pekerjaan
lain untuk rnemperoleh pcnghasilan di Indonesia."
5. Ketentuan Pasal4 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi scbagai bcrikut:
"Pasal 4
( 1) '( ang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan
kcmampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk mcnambah kekayaan \Vajib Pajak
yang bcrsangkutan? dengan nama dan dalam bentuk apapun, tcrmasuk:
a. penggantian ...
- 12 -
a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa
yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan,
honorariutn, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan
dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang
undang ini;
b. hadiah dari undian atau peketjaan atau kegiatan, dan penghargaan~
c. laba usaha~
d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta
termasuk:
1) keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,
persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal~
2) keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan .
lainnya karena pcngalihan harta kepada pemegang saham,
sekutu, atau anggota:
3) keuntungan karen a likuidasi. pcnggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha~
4) keuntungan karena pengalihan harta bcrupa hibah, bantuan atau
sumbangan, kccuali yang diberikan kepada kcluarga scdarah
dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan kcagamaan
atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil
tennasuk koperasi yang ditetapkan olch .Tvlcnteri Kcuangan,
sepanjang tidak ada hubungannya dcngan usaha, pekerjaan,
kepetnilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang
bersangkutan~
c. pencnmaan ...
. ..
- 13 -
e. penenmaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan
sebagai biaya~
f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang;
g. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen
dari perusahaan asuransi kepada petncgang polis, dan pembagian
sisa hasil usaha koperasi~
h. royalti;
1. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta~
J. penerimaan a tau perolchan pembayaran her kala;
k. keuntungan karena pembebasan utang;
l. keuntungan karena selisih kurs mata uang asing~
m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
. . n. premt asuranst;
o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya
yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankru1 usaha atau
pekerjaan bebas, sepanjang iuran tersebut ditentukan berdasarkan
volume kegiatan usaha atau pekerjaan bebas anggotanya:
p. tambahan kekayaan neto yang bcrasal dari penghasilan yang bclum
dikenakan pajak.
(2) Atas ...
- 14 -
(2) Atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan-tabungan
lainnya, penghasilan dari transaksi sahant dan sekuritas lainnya di
bursa efek, penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan/atau
bangunan serta penghasilan tertentu lainnya, pengenaan pajaknya
diatur dengan peraturan pemerintah.
(3) Yang tidak termasuk sebagai Objek Pajak adalah :
a. I) bantu an atau sumbangan~
2) harta hibahan yang diterima oleh kcluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau
badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil
termasuk koperasi yang ditctapkan olch Mentcri Keuangan~
sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan,
kepetnilikan, atau pcnguasaan antara pihak-pihak yang
bersangkutan;
b. warisan;
c. harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (I) huruf b sebagai
pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal~ ·
d. penggantian atau imbalan sehubungan dengan peketjaan atau jasa
yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau
kenikmatan dari Wajib Pajak atau pcmerintah~
e. pembayaran dari peru~ahaan asuransi kcpada orang pribadi
sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,
asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa;
f. dividen ...
- 15 -
f dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, yayasan atau
organisasi yang sejenis, badan usaha milik negara, atau badan
usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang
didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia;
g. iuran yang diteritna atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pembcri
kerja maupun pegawai, dan pcnghasilan dana pensiun tersebut dari
modal yang ditanatnkan dalam bidang-bidang tertcntu yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
h. bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak tcrbagi atas saharn-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi;
1. bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksa
dana~
j. pcnghasilan yang diteritna atau diperoleh perusahaan modal
ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang
didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia,
dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:
1) merupakan perusahaan kecil, mencngah, at au yang
menjalankan kegiatan dalam scktor-sektor usaha yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan~ dan
2) sahamnya tidak diperdagangkan di bursa cfek di Indonesia."
6. Ketentuan ...
,... .. ,.
- 16 -
6. Ketentuan Pasal5 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut:
"Pasal 5
(1) Yang menjadi Objek Pajak bentuk usaha tetap adalah:
a. penghasilan dari usaha atau kegiatan bentuk usaha tetap tersebut
dan dari harta yang dimilik.i atau dikuasai;
b. penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan
barang, atau petnberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan yang
dijalankan atau yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap di
Indonesia;
c. penghasilan sebagaitnana tersebut dalatn Pasal 26 yang diteritna
atau diperoleh kantor pusat, sepanjang terdapat hubungan cfektif
antara bentuk usaha tetap dengan harta atau kcgiatan yang
memberikan penghasilan ditnaksud.
(2) Biaya-biaya yang berkenaan dengan penghasilan sebagaimana
dimaksud pada ayat (I) huruf b dan huruf c boleh dikurangkan dari
penghasilan bentuk usaha tetap.
(3) Dalant menentukan besarnya laba suatu bentuk usaha tetap:
a. biaya administrasi kantor pusat yang diperbolehkan untuk
dibebankan adalah biaya yang berkaitan dengan usaha atau
kegiatan bentuk usaha tetap, yang besarnya ditetapkan · oleh
Direktur Jenderal Pajak;
b. pembayaran kepada kantor pusat yang tidak diperbolehkan
dibebankan sebagai biaya adalah:
1) royalti ...
- 17 -
1) royalti a tau imbalan lainnya sehubungan dengan penggunaan
harta, paten, atau hak-hak lainnya;
2) imbalan sehubungan dengan ]asa manajemen dan jasa lainnya~
3) bunga, kecuali bunga yang berkenaan dengan usaha perbankan;
c. pernbayaran sebagaimana tersebut pada huruf b yang diterima a tau
diperoleh dari kantor pusat tidak dianggap sebagai Objek Pajak,
kecuali bunga yang berkenaan dengan usaha perbankan."
7. Ketentuan Pasal6 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut:
"Pasal 6
( 1) .Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalan1 negeri dan
bentuk usaha tetap, ditcntukan berdasarkan penghasilan bruto
dikurangi:
a. biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan,
termasuk biaya pembelian bahan, biaya berkcnaan dengan
pckerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus,
gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang,
bunga, sewa, royalti, biaya perjalanan, biaya pengolahan limbah,
piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, pren1i asuransi, biaya
administrasi, dan pajak kecuali Pajak Penghasilan;
b. penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud
dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas
biaya lain yang men1punyai masa manfaat Jebih dari I (satu) tahun
scbagaimana dirnaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11 A;
c. turan ...
- 18 -
2) Imbalan sehubungan dengan jasa manajemen dan jasa lain nya;
3) Bunga, kecuali bunga yang berkenaan dengan usaha per -bangkan;
c. Pembayaran sebagaimana tersebut pada huruf b yang diterima atau diperoleh dari kantor pusat tidak dianggap sebagai ob yek pajak, kecuali bunga yang berkenaan dengan usaha per -bankkan."
7. Ketentuan Pasal 6 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi seba -gai berikut
.. "Pasal 6 Ayat .{1) Besarnya penghasilan kena pajak bagi wajib pajak da
lam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan brutto dikurangi :
a. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan roemelihara penghasilan, termasuk biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, grafisikasi, dan tunjangan yang dlberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, royalti, biaya perjalanan, biaya pengolahan limbah, piutang yang nyata-nyata tidak dapat dita gih, premi asuransi, biaya administrasi, dan pa -jak kecuali pajak penghasilan;
b. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortidasi atas pengeluaran illltuk
rnemperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dar! 1 (satu) tahun sebagaimaria dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11a;
c. luran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah· disahkan oleh 1'-lenteri Keuangan;
d. Keruglan karena penjualan atau pengalihan harta yang dimilikl dan digunakan dalam perusahaan atau yang dlmiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;
e. Kerug!an karena sel!sih kurs mata uang asing;
f. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia;
g. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan.
Ayat (2) ......
.....
- 19 -
Ayat (2) Apabila penghasilan brutto setelah pengurangan seb~
gaimana dimaksud pada ayat (1) didapat kerugian, m~ ka kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan angka 5 (lima) tahun.
Ayat (3) Kepada orang pribadi sebagai wajib pajak dalam neg~ ri diberikan pengurangan berupa penghasilan tidak kena pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7."
B. Ketentuan Pasal 7 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut
"Pasal 7 Ayat (1) Penghasilan tidak kena pajak diberikan sebesar :
a. Rp. 1.728.000,- (satu juta tujuh ratus dua puluh delapan ribu rupiah) untuk diri wajib pajak orang pribadi;
b. Rp. 864.000,- (delapan ratus enam ~uluh empat ri bu rupiah) tambahan untuk wajib pajak yang ka -win;
c. Rp. 1.728.000,- (satu juta tujuh ratus dua puluh delapan ribu rupiah) tambahan untuk seorang 1st~ ri yang penghasilannya digabung dengan penghasil an suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat ( 1) ;
d. Rp. 864.000,- (delapan ratus enam puluh empat ri bu rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluorga semenda dalam garis ket~ runan lurus serta anak angkat, yang menjadi tan~ gungan sepehuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
Ayat (2) Penerapan ayat (1) ditentukan oleh keadaan pada · a• · · wal· tahun pa.jak atau awal bagian tahun pajak.
A::/at (3) Besarnya penghasilan tidak kena pajak tersebut pada ayat (1) akan disesuaikan dengan suatu faktor peny~ suai yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Ke uangan."
9. Ketentuan Pasal 8 disempurnakan dan ditambah dengan beberapa
ketentuan ••••••
- 20 -ketentuan baru, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai beri -kut :
"Pasal 8 Ayat (1) Seluruh penghasilan atau kerugian bagi wanita yang
telah kawin pada awal tahun pajak atau pada awal bagian tahun pajak, begitu pula kerugiannya yang berasal dari tahun-tahun sebelumnya yang belum dikompensasikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 !!.. yat (2) dianggap sebagai penghasilan atau kerueian suaminya kecuali penghasilan tersebut semata-mata diterima atau diperoleh dari 1 (satu) pemberi kerja yang telah dipotong pajak berdasarkan ketentuan Pasal 21 dan pekerjaan tersebut tidak ada hubunga!!_ nya dengan usaha atau pekerjaan bebas suami anggota keluarga lainnya.
a tau
Ayat:. (2) Penghasilan suami isteri dikenakan pajak secara ter pisah apabila :
a. Suami isteri telah hidup be~Jisah; b. Dikehendaki secara tertulis oleh suami isteri
berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan pena hasilan.
Ayat (3) Penghasilan netto suami isteri sebagaimana dimak -
sud pada ayat (2) huruf b dikenakan pajak berdasa[ kan penggabungru1 penghasilan netto suami isteri, dan besarnya pajak yang harus dilunasi oleh masin~ masing suami isteri dihitung sesuai dengan perbandingan penghasilan netto mereka.
Ayat (4) Penghasilan anak yang belum dewasa digabWlg dengan
penghasilan orang tuanya, kecuali penghasiluni dari pekerja yang tidak ada hubungannya dengan usaha orang yang mempunyai hubun~an istimewa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1'8 aya t ( 4) huruf c."
10. Ketentuan Pasal 9 diu bah, sehin,.:;ga scluruhnya berbuny i seba gai berikut
"Pasal 9 Ayat ( 1) Untuk menentukan pesarnya penghasilan--ltena pajak
bagi wajib pajak dalam ~egeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dipulangkan :
a. Pembagian •••
•
- 21 -a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apa-
pun seperti deviden, termasuk deviden yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian .sisa basil usaha koperasi;
b. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota;
c. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan usaha guna dan sewa guna usaha dengan hak o~ si, cadangan untuk usaha asuransi, dan cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan, yang ketentuan dan syarat-syaratnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
d. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, ~ suransi jiwa; asuransi dwiguna, dan asuransi be~ siswa, yang dibayar oleh wajib pajak orang prib~ di, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi wajib pajak yang bersangkutan;
e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan peke£_ jaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali pengeantian atau im -balan dalam bentuk natura dan 1tenikmatan di daerah tertentu dan pemberian dalam bentuk natura dan kenikmatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan, yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Keuanc;an;
f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada pihak yang me~ punyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubunBan dengan pekerjaan yang dilakukan;
g. Barta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud dalam P3sal 4
ayat (3) huruf a dan huruf d;
h. Pajak penghasilan;
i. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi waji.b pajak atau orang yang
rnenjadi .......
- 22 -
menjadi tanggungannya;
j. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham;
k. Sanksi administrasi berupa btmga, denda, dan ke-naikan serta sankti pidana berupa denda yang ber -kenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan.
Ayat (2) Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebib dari 1 (satu) tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalul penyu -sutan atau amortisasi sebagaimana dimaksud dalam Pa
sal 11 atau Pasal 11a."
11. Ketentuan Pasal 10 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi seba gal berikut
"Pasal 10 Ayat (1) Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal ter
jadi jual·beli harta yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 a
yat (4) adalah jumlah yang sesun;guhnya dikeluarkan atau diterima, sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa adalah jumlah yane seharusnya dikelu3rkan
atau diterima.
Ayat (2) Nilai perolehan atau nilai penjualan dalam hal terjadi tukar menukar harta adalah jumlah yang seharu~
,nya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pa-
sar.
Ayat (3) Nilai perolehan atau pengalihan harta yang dialih -kan dalam rangka likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha a
dalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar, kecuali ditetapk9n 1~
in oleh Menteri Keuangan.
Ayat (4) Apabila terjadi pengalihan h::1rta :
a. Yang memenuhi syarat seba~almana dimoksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, maka dasar
penilaian •.••••••
- 23 -
penilaian bagi yang menerima pengalihan sama de -
ngan nilai sisa buku dari pihak yang melakukan p~ ngalihan atau nilai yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak;
b. Yang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a, maka dasar peni -laian bag! yang menerima pengalihan sama nilai pasar dari harta tersebut.
dengan
Ayat (5) Apabila terjadi pengalihan harta sebagaimana dimak -sud dalam Pasal 4 ayat {3) huruf c, maka dasar peni
laian harta bagi badan yang menerima pengaliman sama dengan nilai pasar dari harta tersebut.
Ayat (6) Persediaan dan pemakaian persediaan W1tuk penghitung_ an harga pokok nilai berdasarkan harga perolehan~g dilakukan secara rata-rata atau dengan cara mendahulukan persediaan yang diperoleh pertama."
12. Ketentuan Pasal 11 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut
"Pasal 11
Ayat (1) Penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendiri an, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta ber
wujud, kecuali tanah, yang dimilil<i dan digunakan un
tuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) ta -hun dilakukan dalam bagian-bagian yanr; sama besar s~
lama masa-masa yang telah ditentukan bagi harta ter
sebut.
Ayat (2) Penyusutan atas pengeluaran harta berwujud sebagaim~ na dimaksud pada ayat ( 1) sebar;al sel8.in bangtman,
dapat juga dilakukan dalam bagian-bagian yang menu -rlm selama ro:3sa manfaat, yane; dihi tunc dengan mene -
rapkan tarif pe~yusutan atas nilai sisa buku, dan p~
da al<.hir masa manfaat nllai sisa. buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat asas.
i\yat (3) Penyusutan dimulai pada tahun dilakul\annya pengeluar:. an, kecuali untuk harta yang masih dalam proses pe -
ngerjaan, penyusutannya dimulai pada tahun selesai -nya pengerjaan harta tersebut.
Aya t ( 4) •••••
- 24-
Ayat (4) Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, wajib p~ jak diperkenankan melakukan penyusutan mulai pada t~ hun harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, men~ gih, dan memelihara penghasilan atau pada tahun har
ta yang •·•••••••••• mula! menghasilkan.
Ayat (5) Apabila wajib pajak melakukan penilaian kembali ak -tiva berdasarkan ketentuan sebagai mana dimaksud dalam Pasal 19, maka dasar penyusutan atas harta ada -lah nilai setelah dilakukan penilaian kembali aktiva terse but.
Ayat (6) Untuk menghitung penyusutan, masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud ditetapkan sebagai berikut: (tambahan penjelasan : dalam matrik, judul di atas . matrik sini berbunyi) Kelompok harta berwujud masa manfaat tarif penyusutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).
I. Bukan Bangunan Kelompok I ..4- tahun 25% 50% Kelompok II 8 tahun 12,5% 25% Kelompbk III 16 tahun 6,25% 12,5% Kelompok IV 20 tahun 5% 10%
II. Bangunan
Perman en 20 tahun 5% Tidak permanen 10 tahun 10%
Ayat (7) r·1enyimpang dari ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (1), ketentuan tentang penyusutan atas harta ber wujud yang dimiliki dan digtmakan dalam usaha terten tu, di tetapkan denean keputusan t-~enteri Keuangan.
Ayat (8) Apabila terjadi pengalihan atau penarikan harta seb~ gaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat ( 1.) huruf d a tau penaril<an harta karena sebab lainnya, maka jumlah ni
lai sisa buku harta tersebut dibebankan sebagai ker~ gian dan jumlah harga jual atau penggantian asuransL nya yang diterima atau diperoleh dlbukukan sebagai penghasilan pada tahun terjadinya penarikan harta terse but.
Ayat (9) Apabila pasil penggantian asu.ransi yang akan diterima jumlahnya baru dapat diketahui dengan pasti dimasa kemudian, maka dengan persetujuan Direktur Jende-
ral •.••••.••
- 25 -ral Pajak jumlah sebesar kerugian sebagaimana dimak~ sud pada ayat (8) dibukukan sebagai beban masa kemu dian tersebut.
Ayat (16) Apabila terjadi pengalihan harta yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf d, yang berupa harta berW4jud, maka jumlah nilai sisa buku harta tersebut tidak boleh dibebankan sebagai kerugian bagl pihak yang menga.·:.~·~
lihkan.
Ayat (11) Kelompok harta berwujud sesuai dengan masa manfaat sebagaimana dimaksud pa.da_ayat (6) ditetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan."
13~ Menambah ketentuan ba~u diantara Pasal 11 dan Pasal 12 yang digantikan Pasal 11a, yang berbunyi sebagai berikut
•
"Pasal 11a Ayat (1) Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta
tak berwujud dan pengeluaran lainnya yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun yang diguna
kan untuk mendapatkan, menagih, dan memelih~ra pen~ hasilan, dilakukan dalam bagian-bagian yang sama be sar atau dalam P~]';'.'"~.-~.~{\'y3ng menurun selama masa
manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif amortisasi atas pengeluaran tersebut atau atas ni -lai sisa buku, dan pada akhir mnsa manfaat diamorti
· sasi sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat
asas.
Ayat (2),Untuk menghitung amortisasi, maka masa manfaat dan tarif amortisasi ditetapkan sebagai berikut
(tambahan penjelasan : dalam matrik baGian atas) Kelompok harta berwujud masa manfaat tar if amortisa si berdasarkan metode gar is lurus saldo menurun •
Kelompok I. 4 tahun 25% 50% Kelompok II. 8 tahun 12,5% 25% Kelompok III. 16 tahurt 6,25% 12,5% Kelompok IV 20 tahun t:',('/
.,...· /U 1 o;-.;
Ayat (3) Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya pengelu aran perluasan modal suatu perusahaan dibebankan p~ da tahun terjadinya pengeluaran atau diamot·tisasi sesuai denean ayat (2).
Aya t ( 4) •••••
- 26 -Ayat (4) Arnortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan
pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi dilakukan dengan menggunakan metode satuan produksi.
Ayat (5) Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak p~ nambangan selain yang dimaksudkan pada ayat (4), hak pengusahaan hutan,dan hak penggunaan sumber alam ser ta hasil alam lainnya yang mempunyai masa
JURU BICARA FKP. (H.R. NURSALAM)
Interupsi Pak, Kita tidak tahu yang dibaca yang mana ini, itu mulai hala -
man 24 tadi. Disana ada angka 22, itu tadi di atas angka 22 ada
yang dibaca oleh Pak Roesdi, kita tidak tahu, karena di teks ka- . mi tidak ada. Keliru itu, mohon dibetulin dulu deh.
JURU BICARA FABRI (ROESDI ROESLI) :
Halaman 24 ini sesuneguhnya yang di print salah ini, printnya salah, yang dibagikan itu print nya salah.
Jadi sampai halaman 23 Pasal 11a kemudian pada bawahnya memeliha
ra, i tu beriku tnya salah.
KETUA RAPAT :
Ibu-ibu Bapak-bapak, Untuk menghilangkan keragu-raguan karena ini ada salah
print barangkaJ.i, kami dlskors BGak 5 menit saja, setuju ?, dan
diharapkan kepada Panja PPh untuk dapat sebentar ke mPja karni Wl
tuk mengklopkan, terima kasih. Pak Menteri, kita skors 5 menit.
( Rapat diskors selama 5 menit )
Ibu-ibu dan Bapak-bapak, skors kami cabut karena telah da -pat kejelasan. Disinilah sek.ali lagi kekhilafan i tu akan tetap dipunyai oleh insan makhluk seperti kita ini. Terima kasih Pak Nursalam yc:,ng telah mengingatkan, rupanya ada perbedaan, yang ditangan anda, yang dibat,;ikan rup::1nya itu tere;a!!_ da yang lain yang tidak semestlnya. Nanti ukan dlbenarkan oleh
I='ak •••••••••
- 27 Pak Roesdi Roesli membacakan halaman 24 tersebut kembali. Jadi yang di tangan Bapak-bapak Ibu-ibu ada kesalahan ganda. Terima kasih.
JURU BICARA.-FABRI (ROESDI ROESLI) :
Kami akan memb~cakan kembali, jadi kami baca mulai dari ha
laman 23 yaitu mulai Pasal 11a.
Pasal 11a
Ayat (1) Amortisasi atas pengeluaran tmtuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun yane digunA.kan untul< mendapatkan, menagih, dan memelihara penehasilan, dil~ kukan dalam bagian-bat,;ian yanc sama besar atau dalam bagian-bagian yang menurun selarna masa manfaat, ye.nt;
dihi tung dengan cara menerapl~an tar if
(tambahan penjelasan : itu yang salah pak, ini yang dibac8. ada
lah yang benar. Yang halarnan 24 itu tergandakan, akhi.rnya ha -
laman 22 kern bali, nanti akan disusull<an hnlaman 24 yang ben:~,.r.
Selanjutnya l<ami bacakan)
yang di:1i tung dengan cara rnener.3rkan tar if :1mo1'tisa[-;i
atas pengeluaran tersebut atau atas njlai slsa buku,
dan pad;l akhir masa manfaat dJarn0rtiso.si sek.qJ _i ~us, d·-:.
ngan sy~rat dilakukan secara taat asa~.
Ayat (2) Untuk ffi'?nehitung amort1casi, m:_t.::-2 manfaat d-).':": t·:r·if :1-
mortisasi di tetapkan ~:;(~bngai ber.j l{ut :
(Tarnbahan penjel::tsan : dal;1m matr:i.l< bat_;L?n ata:-; )
Kelompok harta tak b~rwujucl b· .. r i Lutnyu n. · .:..3 ::-.anfz:~at 1··
rip anortisasi bcrdas rkan m :tndE? r;c.~rJ.s 1 ur;J!~ l~-:·r.i ~; rn·_·.
nurw1 Kelompok I. h tabun ""l r~ ,,
L.. ,1_.-: ~-. C:;'.
l:elompok II. B tnl1un 1 2 , ~~. ..,:--. ,_ - . l:elompok III. 16 ·tahtnl ( "~ r.
'-.:,~--··,~ 1 ,..., '
'- , ... ~~e lompo k IV. ;'0 tahu:1 r, 1('
... -'I
Ay;_.J.l (3) Pene;clu3ran untuk biaya r'cncliri8.r: dan bi-- 1 )'::, _L'-(•r.1ua::;~1n
rpodol ~;uatu peru~:~1ha3n cUl::ebar:kJn patl::\ ~~-:1111:~1 b:~ j·~J.i
nyo pPn::;eluaran <ltnu cU.amct~1;i~;:t::.j_ ~:;c~:>uai. d~·-::::._.:::-111 ayn!·
(2).
- 28-
Ayat (4) Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan
pengeluaran lain yane memptmyai masa manfaat lebih da
ri 1 (satu) tahun
- 29
FABRI {BAPAK ROESDI ROESLI):
( 4) Amortisasi alas pengcluaran untuk mcmpcrolch hak dan pcngcluaran
lain yang mcmpunyai 111asa manl;lallcbih diu i I (satu) tahtlll di hidang
pcnambangan minyak dan gas uumi dilakukan ucngan lllcllggunakan
mctodc satuan produksi.
(5) Amortisasi atas pengeluaran untuk mempcrolch hak pcnatubangan
sclain yang dimaksud pad a ayat ( 4), hak pengusahaan hut an. Jan hak
pengusahaan sumbcr alam scrta hasil alam lainnya yang mcmpunyai
masa manfaat lcbih dati (satu) tahun, dilakukan dengan
mcnggunakan mcludc satuan produksi sclinggi-tingginya 20'}'0 (dua
puluh pcrscn) sctahun.
(6) Pengcluaran yang dilakukan sebclum operasi komcrsial yang
mcmpunyai masa manfaat lcbih dari l (salu) lahun, dikapilalisasi dan
kcmudian diamortisasi scsuai dcngan ayat (2).
(7) Apabila terjadi pengalihan harta tak bcrwujud atau hak-hak scpcrti
lcrscbul pada ayat (J), ayat (4), uan ayat (5), maka nilai sisa buku
harta alau hak-hak tcrscbut dibcbankan sc.bagai kc1ugian dan jumlah
yang ditcrima scbagai pcngganlian mcrupakan pcnghasilan patla
lahun tc1jadinya pcngalihan tcrscbut.
(8) Apabila tetjadi pengalihan harta yang mcmenuhi syarat scbagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (J) huruf a dan huruf b, yang bcn1pa
harta tak bcawujud, maka jumlah nilai sisa huku harta tcrscuul tidak
l.mleh uibebunkan scbagai kerugian bagi pihak yang mellgalihkall."
14. Ketcutuan Pasal 12 dihapus.
15. Ketenluan Pasal 13 tlihapus.
1 6. Kclcnluan ...
. ..
, ,
- 30 -
( 4) Anwrlisasi alas pcngcluaran unluk mcmpcrolch hak dan pcngcluaran
lain yang ntcntpunyai masa tllflltHtal lchih dati I (:-;alu) laln111 di hida11g
pCillli11Uallgan 111inyak dan gas Ulll11i dilakuka11 UCI1gflfl IIICilggunakan
mcludc saluan produksi.
(5) Amortisasi alas pengcluaran unluk anetnpcroleh hak pcnambangan
sclain yang dimaksud pad a ayal ( 4), hak pcngusahaan hutan, dan hak
pcngusahaan sumbcr alam scrta hasil alam lainnya yang ntcmpunyai
masa manfaal lcbih dali (salu) lahun, dilakukan ucngan
mcnggunakan mct.odc satuan produksi sclinggi-tingginya 20'% (dua
puluh pcrscn) sclahun.
(6) Pengcluaran yang c.lilakukan sebclum opcrasi komcrsial yang
mcmpunyai mas a numnwt lcbih dari I (salu) tahun, c.likapilalisasi uan
kcmudian uiamorlisasi scsuai dcngan ayat. (2).
(7) Apabila tcrjadi pengalihan harla tak bcrwujud alau hak-hak scpcr-li
lcrscbu l pad a ayal (I)~ ayal ( 4 ), dan ayal ( 5 ), maka nil a i sis a buku
harta alau hak-hak terscbul dibebankan scbagai kcrugian dan jumlah
yang ditcrima scbagai pcngganlian rncrupakan pcnghasilan pada
lahun tctjndinya pcngalihan lcrschut.
(8) Apabila lcajadi pengalihan harta yang mcmcnuhi syaral scbngaimana
dit'naksud dalam Pas(! I '' ayal (J) hut uf a dan huruf b, yang bet up a
hart a tak bcnvujud, maka jumlah nilai si::.a huku hart a te1 scbut tidak
bolch dibebankan scbagai kerugian bagi pihak yang ntettgalihkan."
14. Kelcnluan Pasal 12 dihapus.
15. Kctcntuan Pasal 13 dihapus.
16. Kclcnluan ...
, ,
- 31 -
16. Ketentuan Pasal 14 diubah, sehingga scluruhnya berbunyi sebagai
berikut:
"Pasal 14
(1) Norma Pcnghitungan Percdaran Druto untuk menentukan pcredaran
bruto uan Norma Penghitungan Penghasilan Ncto untuk mcncnlukcm
penghasilan ncto, dibual uan discmpurnakan terus-mcncrus scrla
ditcrbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak bcnlasarkan pegangan yang
ditctapkan olch Mentcri Kcuangan.
(2) Wajib Pajak orang pribadi yang peredaran brutonya dalam satu tahun
kurang dari Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah), bolch
mcnghitung pcnghasilan neto dcngan menggunakan Norma
Penghitungan Pcnghasilan Ncto scbagaimnna dimaksud pad a ayat ( 1 ),
dcngan syarat mcmbcrilahukan kcpada Dircklur Jcndcral Pajak dalam
jangka waktu J (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang
bcrsangkulan.
(3) Wajib Pajak scbagaimana dimaksud pada ayat (2) yang mcnghitung
penghasilan nctonya dcngan mcnggunakan Norma Pcnghitungan
Pcnghasilan Ncto, wajib menyclcnggarakan pcncatatan scbagaimana
dialur dalam Undang-undang ten tang Kct cnluan Umum dan Tala Cam
Pcrpajakan.
(4) Wajib Pajak scbagaimana dimaksud pada ayat (2) yang tidak
mcmbcritahukan kcpmla IJircktur Jcndcral Pajak untuk mcnghiLung
penghasilan ...
. ,
- 32 -
penghasilan nelo dengan mcnggunakan Norma Pcnghitungan
Penghasilan Neto, dianggap memilih menyclcnggarakan pcmbukuan.
(5) Wajib Pajak yang wajih menyelcnggarakan pen1bukuan, tcnnasuk
Wt~ib l'njnk acbnguimuam dimnksud pndn nyut (:1) dun nynl ( 4 ), ynng
tcrnynta tidak atau tiuak scpcnuhnya mcnyclcnggarakan pcmhukuan
atau pcncatatan pcredaran bruto atau tidak mcmpcrlihatkan
pcmbukuan atau pcncatalan pcrcdaran bruto atau hukli-bukti
pcndukungnya, sehingga tidak dikctahui bcsarnya pcrcdaran bruto
yang scbcnarnya, maka percdaran bruto dan pcnghasilan nctonya
dihilung bcrdasarkan norma penghitungan scbagaimana dimaksud
pad a ayat ( 1 ).
(6) Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan, tennasuk
Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat ( 4), yang tcrnyata tidak
atau tidak sepcnuhnya mcnyclcnggarakan pcmbukuan, alau tidak •
mcmpcrlihatkan pembukuan atau bukti-bukti pcndukungnya tetapi
dapat dikctahui pcrcdaran bruto yang scbcnarnya, maka pcnghasilan
nelonya dihitung bcrdasarkan Norma Pcnghitungan Pcnghasilan Nclu.
(7) Bcsarnya pcrcdaran bruto scbagaimana uimaksud paua ayat (2) uapal
diubah dcngan kcpulusan Mcnlcri Kcuaugan."
17. Kclcntuan ...
..
- 33 -
17. Ketentunn Pnsa1 15 discmpurnakan, schinggn hcrbunyi scbagai bcrikut:
"Pasal 15
Nornta Penghitungan Khusus unluk tncnghilung penghasilan ncto dari
Wajib Pajak tertcntu yang tidak dapat dihitung berdasarkan ketcntuan
l'asal I G ayat ( 1) at au aynt (3) ditclapkan Mcntcri Kcuangan."
18. Kelentuan Pasal 16 diubah, schingga sclunJimya bcrbunyi scbagai bcrikut:
''Pasal J G
(I) Penghasilan Kena Pajak sebagai dasar penerapan tarif bagi \Vajib
Pajak dalam negcri dalam suatu tahun . pajak dihitung dengan car a
mengurangkan dari pcughasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat ( 1) dengan pengurangan scbagaimana dimaksud dalam Pas a I 6
ayat ( l) dan ayat (2), Pasal 7 ayal ( 1 ), dan Pasai 9 ayat ( 1) hurur c,
huruf d, dan huruf e.
(2) Pcnghasilan Kcnn Pajak bagi Wajih Pajak orang pribndi dan hadan
scbagaimana dimaksud dalam Pasal 14, dihitung dcngan mcnggunakan
Qorma pcnghitungan sebagaimana dimaksud dalam pasal terscbut, dan
untuk Wajib Pajak orang pribadi dikurangi dcngan Pcnghasilan Tidak
Kcna Pajak scbagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat ( l ).
(3) Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak luar ncgcn yang
mcnjalankan usaha alau melakukan kcgialan mclalui sualu bentuk
usaha tctap di Indonesia dalam sualu Lahun pajak dihilung dcngan cara
mcngurangkan ...
• t
- 34 -
mcngurangkan dari pcnghasilan schag.aimana dintaksud dalam Pasal 5
ayal (l) dan mcmperhatikan kctcnluan dalam Pasal 4 ayat ( J) dengan
pengurangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayal (2) dan ayal
(J), Pasal 6 ayat ( J) dan ayal (2), dan Pascll 9 ayat (I) huruf (;, lnuuf
d, dan huruf e.
( 4)Penghasilan Kena l'ajak bagi Wajib Pajak orang pribadi clalam ncgcri
yang tcrulang pajak dalam suatu bagian tahun pajak scbagaimana
dimaksuu dalam Pasal 2A ayal (6) dihitung berdasarkan pcnghasilan
nclo yang diterima atau diperolch dalam bagian tahun pajak yang
disctahunkan."
19. Kctentuan Pasal 17 diu bah, sehingga seluruhnya bcrbunyi scbagai
bcdkut:
"Pasal 17
(I) Tarif pajak yang diterapkan alas Pcnghasilan Kena Pajak bagi Wajib
Pajak da1am ncgcri dan bcnluk usaha lclap adalah scbagai bcrikut:
Lapisan Pcnghasilan Kcna Pajak
sampai dengan Rp 25.000.000,00
( dua puluh lima juta rupiah)
di alas Rp 25.000.000,00
( dua puluh lima juta rupiah) s/d
Rp 50.000.000,00 (Jima puluh
juta rupiah)
TarifPajak
10%
(scpuluh pcrsc11)
15%
(lima bcJas pcrsc11)
di alas ...
..
di alas Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah)
J.•
- 35 -
30%
(tiga puluh pcrsen)
(2) Dengan peraluran pemerintah, tarif lertinggi scbagaimana diniaksud
pada ayal (I) dapat diturunkan menjadi sercndah-rendahnya 25°/o (dua
puluh lima perscn).
(3) Dcsarnya lapisan Pcnghasilan Kcna Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayal ( t) dapat diu bah dcngan kcpulusan T'v1cntcri Keuangan.
( 4) Untuk kepcduan pencrapan tarif pajak sebagaintana dimaksud pad a
ayat ( 1 ), juntlah Penghasilan Ken a Pajak dibulatkan kc bawah dalam
ribuan rupiah penuh.
(5) Dcsarnya pajak yang terulang bagi Wajib Pajak orang pribadi dalam
·ncgcri yang tcrutang pajak da1am bagian tahun pajak ~ehagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat ( 4) dihitung scbanyak jumlah hari dalam
bagian lahun pajak tcrscbut dibagi 360 (liga ralus cnam puluh)
dikalikan dcngan pajak yang terulang untuk 1 (satu) tahun pajak.
(6) Untuk kcperluan pcnghitungan pajak scbagaimana dimaksud pada ayal
(5), liap bulan yang pcnuh dihilung 30 (Liga puluh) hari.
(7) Dcngan pcraturan pcmcrintah dapal dilclapkan larif pajak lcrscndiri
alas penghasilan scbagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2),
,scpar~ang tidak mclcbihi tarif pajak terlinggi scbagaimana lcrscbut
pad a ayat ( 1 ). "
20. Kctcnluan ...
. .
- 36 -
20. Ketcntuan Pasal 18 uiubnh, schingga sclur-uhnya bcrbunyi scbagai
berikut:
"Pasal 18
{ l) Menteri Keuangan berwcnang rnengeluarkan kcpulusan mengcna1
bcsarnya pcrbandingan antara utang dan mutlal perusahaan untuk
kcpcrluan penghitungan pajak benlasarkan Undang-unuang ini.
(2) Menter i Keuangan berwenang menetapkan saat dipcrolehnya dividen
olch Wajib Pajak dalam ncgcri alas penycrtaan modal pada badan
usaha di luar ncgcri sclain badan usaha yang mcnjual sahanmya di
bur"sa cfck, dcngan kctcntuan scuagai uerikul:
a. besarnya penyerlaan ntodal Wajib Pajak dalam ncgcri lcrsebut
sckurang-kurangnya SO%, (lima puluh perscn) dari jumlah saham
yang tlisctor; alau
b. sccara bcrsama-sama dcngan Wajib Pajak dalam ncgcri lainnya
lllCilliliki pcnycrtaan lllUUa( SCUCSal' 50°/o (lima puluh pcrscn) alaU
lcuih dari jumlah saham yang uisclur.
(3) Dircktur Jenderal Pajak bcrwcnang mcnentukan kcmuali bcsarnya
pcnghasilan dan pcngurangan scala mcncntukan ulang schagai modal
unluk mcnghilung besarnya Pcnghasilan Kcna Pajak bagi Wajib Pajak
yang mcmpunyai hubungan islimcwa dcngan Wajib Pajak lainnya
sesuai dengan kewajaran dan kclaziman usaha yang Lidak dipcngaruhi
olch hubungan istimewa.
( 4) Hubungan istimewa scbagaimana dimaksud pad a ayat (3 ), Pasal 8 ayat
( 4), Pasal 9 ayat (I). huruf f, dan Pasal I 0 ayat (I) uia11ggap ada
apabila:
a. \Vajib ...
. ..
..
- 37 -
a. W~jib Pajak 1ncmpunyai pcnycrlaan modal langsung atau tidak
langsung sebesar 25o/o (dua puluh lima persen) alau lebih pada
Wajib Pajak lain, atau hubungan antara Wajib Pajak dcngan
pcnyerlaan 25% ( dua puluh lima per sen) a tau lcbih paoa dua Wajib
Pajak atau lebih, dcmikian pula hubungan antara dua Wajib Pajak
alau lcbih ynng discbut terakhia ~ atau
b. Wajib Pajak ntenguasai Wajib Pajak Jainnya, atau oua alau Jebih
Wajib Pajak bcrada di lmwah pcnguasaan yang sama baik langsung
maupun tidak langsung; alma
c. Lcrdapal hubungan kcluarga baik scdarah maupun scmcnda dalam
garis kcturunan Jurus dan/atau kc samping salu ocrajal.
(5) Apabila Wajib Pajak badan dalam negcri mcmiliki pcnycrlaan modal
langsung alau tidak langsung sebcsar 25"/o (dua puluh lima pcrsen)
atau lcbih pada Wajib Pajak badan dalam negcri lainnya, 111aka lapisan
larif rcnoah scbagaimana dintaksud dalam Pasal 17 hanya ditcrapkan
pada 1 (salu) Wajib Pajak saja."
21. Kctenluan Pasal J 9 diubah, schingga scluruhnya bcrbunyi sebagai bcrikut:
"Pasal 19
(I) Mcntcri Keuangan berwenang mcnclapkan pcraturan ten tang
pcnilaian kembali aktiva dan faklor pcnycsuaian apahila tcrjadi
kctiuakscsuaian antara unsur-unsur hiaya c.Jcngan pcnghasilan karcna
pcrkemuangan harga.
(2) Alas sclisih pcnilaian kcmuali aktiva scbagaitnnna uimaksud pada ayat
( l) ditcrapkan tarif pajak terscndiri dcngan kcputusan f\lcnlcri
Keuangan ...
. . - 38 -
Keuangan sepanjang tidak mclcbihi tarif pajak lcrlinggi scbagaimann
dimaksud dalam Pasal 17 ayal (I)."
22. Ketentuan Pasal 20 diubah, sehingga scluruhnya bcrbunyi scbagai
berikut:
"Pasal 20
(I) Pajak yang dipcrkirakan akan tcrutang dalam sualu tahun pajak,
dilunasi olch Wajib Pajak dalam tahun pajak bcrjalan mclalui
pcmutongan dan pcmungutan pajak olch pihak lain, scrla pcmbayaran
pajak olch Wajib Pajak scndiri.
(2) Pclunasan pajak sebagaimana dimaksuu pad a ayal (I) dilakukan unluk
sctiap bulan atau masa lain yang ditctapkan olch Mcnlcri Kcuangan.
(3) Pclunasan pajak scbagaimana dimaksud pad a ayat ( J) mcn1pakan
angsuran pajak yang botch dikreditkan tcrhadap Pajak Pcnghasilan
yang lcrutang untuk tahun pajak yang bcrsangkutan, kccuali untuk
pcnghasilan yang pengcnaan pajaknya bcrsifat final."
23. Ketcnluan Pas a I 21 diu bah, sehingga seluruhnya bcrbunyi scbagai bcrikut:
"Pasal 21
(I) Pemotongau, penyetoran, dan pelaporan pajak alas pcnghasilan
schuuur.gan dcngan pckcrjaan, jasa, atau kcgiatan dcngan nama dan
dalam bcntuk apapun yang ditcrima atau dipcrolch \Vajib Pajak orang
pribadi ualam ncgcri, wajib uilakukan olch:
n. pcmbcri ...
..
- 39 -
a. pembcri kcrja yang membayar gaji, upah, honorariu111, tunjangan,
dan pernbayaran lain scbagai imbalan schubungan dengan
pekcrjaan yang dilakukan oleh pcgawai alau bukan pegawai~
, b. bendaharawan pemcrintah yang membayar gaji, upah, honorarium,
tunjnngan, dan pcrnbayaran Jain, sehubungan dcngan pckerjaan,
jasa, atau kegiatan;
c. dana pensiun atau badan lain yang mcmbayarkan uang pcnsiun dan
pembayaran lain dengan nama apapun dalam rangka pcnsiun;
d. badan yang mcmbayar honorarium alau pembayaran lain scbagai
imbalan schubuugan dcngan jasa lcrmasuk jasa lcnaga ahli yang
mclakukan pekerjaan bebas;
e. perusahaan, badan, dan pcnyclcnggara kcgiatan yang melakukan
pcmbayaran schubungan dcngan pclaksanaan suatu kcgiat an.
(2) Tidak tcnnasuk sebagai pemberi kc1ja yang wajib mclakukan
pcmotongan, penyctoran, dan pelaporan pajak scbagaimana dimaksud
pada ayat (I) huruf a aualah:
a. badan pcrwakilan ncgara asing;
b. organisasi inlcrnasional yang ditetapkan olch Nlcnlcri Kcuangan.
(J) P~nghasilan pegawai tctap a tau pcnsiunan yang uipolong pajak · untuk
sctiap bulan adalah jumlah penghasilan bruto sctclah uikurangi dcngan
biaya jabalan alau biaya pcnsiun yang bcsarnya dilclapkan olch
tvlenteri Kcuangan, iuran pensiun, dan Pcnghasilan Tiuak Kcna p,~jak.
( 4) Pcnghasilan pcgawai harian, mingguan, scrta pcgawai I idak t clap·
lainnya yang dipotong pajak adalah jumlah pcnghasilan brulo sctclah
dikut angi ...
-.. '.
. .
- 40 -
dikurangi bagian penghasilan yang tidak uikcnakan pcmotongan yang
besarnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
(5) Tarif pcmotongan atas pcmbayaran scbagaimana uimaksud pada ayat
(I) mlalah sama dcngan tarir pajak scbagaimana lcrscbut dalam
Pasal 17.
(6) Pajak yang Lelah dipolong alas pcnghasilan yang ditcrima atau
dipcroleh schubungan dcngan pckerjaan uari I (salu) pcmucri ketja
scsuai dengan kctcnluan scbagaimana dimaksud pada ayat (.1) dan
ayat (4 ), merupakan pclunasan pajak yang tcrulang untuk tahun pajak
yang bcrsangkutan, kccuali pcgawai atau pensiunan tcrscbut mcncrima
alau mcmpcrolch penghasilan lain yang bukan penghasilan yang
pajaknya 1elah dibayar alau dipotong dan bcrsifat· final mcnurut
Unuang-undang ini.
(7) Menleri Kcuangan bcrwenang untuk menetapkan pemolongan pajak . ' '
yang bersifal final alas pcnghasilan yang ditcrima alau dipcrolch
sehubungan dcngan pckerjaan, jasa, alau kcgiatan lcrlcnlu.
(8) Pe\unjuk mengenai pelaksanaan pemolongan, pcnyctoran, dan
pelapvran pajak atas penghasilan schubungan dcngan pckc1jaan, jasa,
a tau kcg1atan ditclCtpkan ulch Dircklur .lend era! Pajak."
24. Kctcntuan Pasal 22 diubah, schingga scluauhnya bcrbunyi scbagai bcrikut:
(I) f'v1cntcri Kcuangan dapat 1t1cnctapkan bcndaharawan pcmcrintah untuk
mcn1ungut pajak schubungau dengan pcmbayaran alas pcnycrahafl
barang ...
, ,
- 41 -
barnng, dan bndnn-badan tcrtentu untuk mcmungut pajak t.Jari Wajib
Pajak yang melakukan kcgiatan di bidang impor atau kegialan usaha di
bidang lain.
(2) Kctcntuan mengenai dasar pcmungulan, sifal dan bcsarnya pungulan,
latn cnl'a pcnyeloa au, dan lnta cara pclupo1 nn pajak schagnirnana
dimaksud pada ayal (I) ditdapka11 olch Mcntcri Kcuangan."
25. Kctcntuan Pasal 23 diubah, schingga scluruhnya bcrbunyi scbagai bcrikut:
"Pasai2J
(I) Alas pcnghasilan tcrsebut di bawah ini dengan nama dan dalam bcntuk
apapun yang dibayarkan atau tenJtang olch badan pemcrintah, Subjck
Pajak badan dalam ncgcri, pcnyclcnggara kcgiatan, bcntuk usaha
tclap, atau pcrwakilan pcrusahaan luar ncgcri lainnya kcpada \Vnjib
Pajak dalam ncgcri atau bcntuk usaha tctnp, dipolong pajak olch pihak
yang wajib mcmbayarkan:
a. scbcsar 1 5% (lima betas pcrscn) uari jumlah bruto alas:
I) uividcn;
2) bunga, lennasuk premium, diskonto, dan imbalan schubungan
dcngan jaminan pcngcmbalian utang;
J) royalti;
4) hadiah dan penghargaan selain yang tclah dipotong Pajak
Pcnghasilan scbagaimana dimaksuu dalam Pasal 21 ayal ( J)
huruf e;
b. scbcsar ...
. ..
..
- 42 -
b. scbcsar 15% (lima bclas pcrscn) dad jumlah bruto dan bcrsifal
final alas bunga simpanan yang dibayarkan olch kopcrm;i;
c. sebesar 15% (lima belas perscn) dari pcrkiraan penghasilan nclo
alas:
1) scwa dan penghasilan lain schubungan ucngan pcnggunaan
hart a~
2) imbalan sehubungan dengan jasa lcknik, jasa manajcmcn, jasa
konslruksi, jasa konsullan, dan jasa lain sclain jasa yang Lelah
dipolong Pajak Penghasilan scbagaimana dimaksud dalam
Pasal21.
(2)13esarnya pcrkiraan penghasilan ncto dan jenis jasa lain sebagaimana
dimaksud paua ayat ( 1) hwuf c ditctapkan olch Dircktur Jcndcral
Pajak.
(3) Orang pribadi scbagai Wajib Pajak dalam ncgcri dapal ditunjuk oleh
Direktur Jenderal Pajak untuk mcmolong pajak scbagaimana
dimaksud pad a ayat ( 1 ).
(4)Pcmolungan pajak scbagaimana dimaksud pad a ayal (I) tidak
dilakukan ata~r
a. penghasilan yang dibayar atau terulang kcpada bank;
b. scwa yang dibayarkan atau tcrutang schubungan dcngan scwa
guna usaha dengan hak opsi;
c. uividen scbagaimana tlimaksud dalam Pasal 4 ayat (J) huruf f,
d. bunga obligasi sebagaimana uimaksud ualam Pasal 4 ayal (J)
hun1f i;
e. bagian ...
. ,
- 43 -
c. bagian Jaba sebagaimana dimaksud dalam Pasaf 4 ayat (3) huruf j;
r sisa hasil usaha koperasi yang clibayarkan olch kopcrasi kcpada
anggotanya;
g. bunga simpanan yang tidak melcbihi batas yang ditclapkan oleh
l\1cnlcri Kcuangan yang dibayarkan olch kopcrasi kcpada
anggotanya."
26. Kctcntunn Pasal 24 diubah, schingga scluruhnya bcrbunyi sebagai berikut:
"Pasal 24
(I) Pajak yang dibayar a tau tenJlang di luar ncgeri at as penghasilan dari
luar negcri yang diterima alau diperolch Wajib Pajak dalam ncgcri
botch dikrcditkan terhadap pajak yang terutang bcrdasarkan Undang
undang ini dalam tahun pajak yang sama.
(2) 5~sarnya kredit pajak scbagaimana dimaksud pad a ayat ( l) aualah
scbct.~tr pajak pcnghasilan yang dibayar atau tcrutang di luar llL'gcli
lctapi •idak bolch mclcbihi pcnghitungan pajak yang lcrulang
bcrdasark1n Undang-untlang ini.
(J) Dalam mcngh;.tung batas jutnlah pajak yang bolch dikrcditkan,
pemmluan sumbcr pcnghasilan adalah ~"'h~,,wi bcrikut:
a. penghasilan dari saham dan sckurilas lainnya atlalah ncgara tcmpat
badan yang mcnerbitkan saham alau sckuritas lcrscbut bcrtcmpat
kcdudu kan;
b. pcnghasilan ...
- 44-
FRAKSI ABRI RUSDI ROESLI
Ayat (3) dalam menghitung batas jumlah pajak yang boleh di kreditkan, penentuan sumber penghasilan adalah sebegai berikut :
a. Penghasilan dar! aaham atau sakeritas lainya adalah negara tempat badan yang menerbitkan saham atau sukeritas tersebut bertempat kedudukan;
b. Penghasilan berupa bunga, royaliti, dan sewa sehubungan dengan penggunaan harts gerak adalah negara tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga, royaliti, atau sewa bertempat kedudukan atau berada ;
ter:sebu.t
c. Penghasilan berupa sewa sehubungan dengan pengurangan harta tak gerak adalah negara tempat harta tersebut terletak
d. Penghasilan berupa imbalan sehubunga· ... dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan adalah negara tempat pihak yang membayar ar~u
dibebani imbalan tersebut bertempat kedudukan atau berada ;
e. Penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat perusahaan tetap tersebut menjalankan usaha atau kegiatan.
bentuk J!.l!~lal.~u.lt.an
Ayat (4) penentuan sumber penghasilan selain pengh~:t.t:;l.lon
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menggunakan prinsip yang sama dengan prinsip yang dimaksud dalam ayat tersebut.
Ayat (5) apabila pajak atas penghasilan dari luar negeri yang dikriditkan ternyata kemudian dikurangkan atau dikembalikan, maka pajak yang terutang menurut Urdang-Undang ini harus di tam -bah dengan j~lah tersebut pada tahun pengurangan atau pengembalian itu dilakukag.
Ayat (6) ketentuan mengenai pelaksanaan pengkriditan pajak a tas penghasilan dar! luar negeri di tetapkan dengan k·eputusan
Menter! Keuangan • "
27.Ketentua pasal 25 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut ; " pasal 25 ayat (1) besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh wajib pejak untuk setiap bulan adalah sebesar pajak penghasilan yang terhu -tang menurtu surat pemberitahuan tahun pa.jak pengh:lsilan tl·1hun
pajak yang lalu dikurangi dengan pajak penghasilan yang dipotong
dan • • • • 8 • • • • • • • • • • •
1
..•
- 45 -dan garis miring atau dipungut serta pajak penghasilan yang
dibayar atau terhutang diluar negeri yang boleh dikreidit -kan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21, pasal 22, pasal 23, dan pasal 24, dibagi angka dua belas (12) atau banyaknya b~ lan dalam bagian tahun pajak.
Ayat (2) besarnya angsuran pajak yang mrus dibayar
s endiri oleh wajib pajak untuk bulan-bulan sebelum ~ betas waktu penyampaian surat pemberitahuan tahun pajak penghasilan, sama dengan besarnya angsuran pajak untuk bulan terakh hir dari tahun pajak yang lalu, msil pajak tidak kurang d~ ri rata-rata angsuran bulanan tahun p3.jak yang lalu.
Ayat (3) apahila telah diterbitkan surat ketetapan pajak untuk angka dua (2) tahun pajak sebelum tahnn surat pe.!!!
beritahuan tahun pajak penghasilan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1), yang penghasilan angsuran pajak yang lebih b~ sar dari angsuran pajak yang berdasarkan surat pemberitahuan tahun pajak penghasilan tersebut, maka besarnya angsuran pajak dihitung berdasarkan surat ketetapan pajak tahun pajak terakhir.
Ayat (4) apabila dalam tahun pajak berjalan diterbit -kan surat ketetapan pajak untuk angka dua (2) tahun pajak sebelumnya yang men~'asilkan angsuran pajak yang lebih besar daripada angsusan pajak bulan yang lalu, yang dihitWlg berdasarkan ketentuan pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), maka besarnya angsuran pajak di hitung kembali berdasarkan surat ketetapan pajak tahun pajak terakhir dan berlaku mu -lai bulan berikutnya setelah bulan penerbitan surat ketetapan pajak.
Ayat (§) apabila pajak penghasilan yang terhutang men~ rut surat pemberitahuan tahun pajak penghasilan tahun pajak yang lalu lebih kecil dari jumlah pajak penghasilan yang t~. lah dibayar, dipotong dan garis miring atau dipungut selama tahun pajak yang bersangkutan, maka besarnya angsuran pajak
untuk setiap bulan sama dengan angsuran pajak untuk bul~n
terakhir dari tahun pajak sebagaimana dimaksud pada ayat(2), ayat (3), dan ayat (4) sampai de keluarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak, dan untuk bulan-bulan berikutnya angsu£ an pajak dihitung berdasarkan jumlah pajak yang terutang m~ nurut keputusan tersebut.
ayat (6) • • • • • • • • • • 2
- 46 -
ayat (6) Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menetapkan perhitungan besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan dalam hal-hal tertentu, apabila :
a. Wajib Pajak berhak atas konpensasi kerugian ;
b. Wajib pajak memperoleh penghasilan tidak teraturan
c. Surat Pemberitahuan tahun pajak penghasilan tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas '-aktu yang di tentukan ;
d. Wajib Pajak diberikan pel)!>anjang~n jangka waktu peniyaropaian
surat pemberitahuan ;ahun pajak penghasilan ;
e. Wajib Pajak membetulkan sendiri surat pemberitahuan tah\man pajak penghasilan yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih beear dari angsuran bulanan sebelum pembetulan ;
f. Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan wajib pajak.
Ayat (7) penghitungan besarnya angsuran pajak bagi wajib p~ jak baru, bank, Badan Usaha Milik~ Negara,Bedan Usaha Milik DaeP rah, dan wajib pajak tertentu lainnya ditetapkan oleh Menter! K~ uangan.
Ayat (8) bagi wajib pajak orang pribadi yang bertolak ke 1~ ar negeri wajib membayar pajak yang ketemtuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah. "
28. Ketentuan pasal 26 diubah, sehingga seluruhnya berbunEi seha.g~.i
berikut : " pasal 26 aya t ( 1) atas pengha silan terse but dibawah ini, dengan nama dan dalam bentuk apapun, yang dibayarkan atau yang terutang oleh Badan Pemerintah, sebagai :rajak dalam milik, penyelenggaraan kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan p~ .
rusahaan luar negeri lainnya kepada wajib pajak luar negeri se -lain bentuk ~saha tetap di Indonesia, dipotong pajak sebesar an~ ka dua puluh persen ( 20 % ) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan;
a. Deviden ; b. Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan d£
ngan jaminan pengembalian hutang; c. Royaliti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan den~n peng-
gunaan harta; d. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiataan;
e. Hadiah dan penghargaan ; f. Pensiun dan pembayaran perkara lainnya.
ayat ( 2) ••••••••• 3
...
----~---
- 47 -ayat (2) atas penghasilan dari penjualan harta di Indonesia,
kecuali yang diatur dalam pasal 4 ayat (2), yang diterima atau di
peroleh wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia, dan premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asura~ si luar negeri, dipotong pajak sebesar angka dua puluh persen(2~~) dari perkiraan penghasilan netto.
Ayat (3) pelaksanaan ketentwn sebagaimna dimaksud pada a -yat (2) ditetapkan oleh Menter! Keuangan.
Ayat (4) pengbasilan kena pajak sesudah dikurangi pajak dari
suatu bentuk usaha tetap di Indonesia dikenakan pajak sebesar angka dua puluh persen ( 20 % ) kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia yang ketentuannya ditetapkan lebih lanjut dengan keputusan Menter! Keuangan.
Ayat (5) pemotongan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat(1), ayat (2) dan ayat (4) bersifat final, kecuali :
a. Pemotongan atas penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat ( 1 ) huruf b dan huruf c ;
b. Pemotongan atas pengh&.silan yang diterina atau diperoleh orang priba:di atau OO.dan luar negeri ~g berubah status mrojadi
wajib pajak dalam negeri atau benb.lk usaha tetap • "
29. Ketentuan pasal 127 dihapus. 30. Judul bab romawi VI diubah, sehingga menjadi sebagai berikut :
" bab romawi VI perhitungan pajak pada akhir tahtm " 31. Ketentuan pasal 28 disempurnakan dan ditarnbah dengan ketentuan ba
ru, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut : " pasal 28 ayat ( 1) bagi wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, pajak yang terutang dikurangi dengan kredit pajak untuk tahun pajak yang bersangkutan, berupa :
a. Pemotongan paja.k atas penghasilan dari pekerjaan, jasa, dan l<~
giatan sebaL~imana dimaksud dalam pasal 21 ;
b. Pemungutan pajak atas penghasilan dari kegiatan dibidang impor a tau kegiatan usaha dibidang lain seln gaimana di nn ksud. dalam pasal 22 ;
c. Pemotongan pajak atas penghasilan berupa deviden, bunga, royaliti, sewa, hadiah dan penghargaan, dan imbalan jasa sebagaim~
na dimaksud dalam ~sal 23;
d. Pajak yang dibayar atau terutang atas penghasilan dari luar ~ geri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam pasal
24 ;
e • • • • • • • • • • • • • • • • •- • •
4
- 48 -
e. Pembayaran dilakukan oleh wajib pajak sendiri sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ;
f. Pemotongan pajak atas penghasilan setegaimana dimaksud d~ lam pasal 26 ayat (5).
Ayat (2) .. sanksi ad.ministrasi berupa bWlg;·_, .ienda, dan ke
naikkan serta sanksi pidana berupa denda yang berkenaandengan pelaksaaaan peraturan perWldang-undangan dibidang pe.t'l•aj~.mn
yang berlaku tidak boleh dikreditkan dengan pajak yans teru~· ng sebagaimana dimaksud pada aya t ( 1). "
32. Menambah ketentuan ts.ru diantara pasal 28 dan pasal 29 · yang dijadikan pasal 28 a, yangb berbunyi sebagai berikut :" pasal 28 a apabila pajak yang terutang untuk satu tahun pajak ter -nyata lebih kecil dari jumlah kredit pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat (1), maka setelah dilakukan pemeriks~. an, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan setelah diperhit~ ngkan dengan hutang pe.jak berikut sanksi-sanksinya • "
33. Ketentuan pasal 29 diubah, s_ehingga berbunyi sebagai berikut:
" pasal 29 apabila pajak yang terutang untuk satu tahun pajak
ternyata lebih besar daripada kredit pajak selagaimena dimaksud dalam pasal 28 aya t ( 1), maka kekurangan IS jak yang terutang harus dilunasi selambat-lambatnya tanggal dUAl puluh lima (25) bulan ke tiga setelah tahun pajak terakhir, sebelum surat pemberitahuan tahun na.nti disampaikan • "
34. Ketentauan pasal 30 dihapus •
35. Ketentuan pasal 31 dihapus. 36. Menambah ketentuan baru diantara pasal 31 dan pasal 32 yang
dijadikan pasal 31 a dalam Bab romawi VII tentang ketentuan -ketentuan lain-lain, yang berbunyi sebaeai berikut :
n pasal 31 a kepada wajib pajak yang melakukan penamaman modal di bidang-bidang usaha tertentu dan garis mirine atau didaerah tertentu dapat diberikan fasilitas perpajakan yang dim
atur dengan peraturan pemerintah. "
37. Ketentuan pasal 32 disempun1akan, sehingga berbunyi ~::;e-h2'g-~t 1 berikut : " pasal 32 tata cara pengerahan pajak dan sanksi-sa nksi berkenaan dengan pelaksanaan Undang-Undang ini dilakukan sesui dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang keteJhsuan umum dan tata cara perpajakan • "
38. Menambah ketentaan baru diantara ~sal 33 dan pasal 34 y~ng
dijadikan pasal 33 a dalam bab romawi VIII tentang ketentuan peralihan,yang berbunyi sebagai berikut :
" pasal 33 •••• 5
... . ..
- 49 -
" pasal 33 a ayat (1) wajib pajak yang tahun bukunya berakhir setelah tanggal 30 Juni 1995 wajib menghitung pajaknya berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1993 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UndangUndang ini.
Ayat (2) Wajib pajak yang memperoleh fasilitas perpajakan dan telah mendapat keputusan tentang saat mula! · berproduksi sebelum tanggal, 1 Januari 1995, maka fasilitas perpajakan ~ maksud dapat dinikmati sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan •
Ayat (3) Fasilitas perpajakan yang telah diberikan, hera~ hir pada tanggal 31 Desember 199~, kecuali fasilitas sebagaimana dimaksudkan pada ayat (2) •
Ayat ( 4 ) wajib pajak yang menjalankan usaha d1b1dang usaha pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan umum,dan pertambangan lainnya berdasarkan kontrak bag! basil, :kontralt
bagi basil, kontrak karya atau perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan yang masih berlaku pada saat berlakunya undang-· undang ini, pajaknya dihitung berdasarkan ketentuan dalam kon trak bagi hasil, kontrak karya, atau perganjian kerjasama pengusahaan pertambangan tersebut sampai dengan berakhirnya ko~ trak atau perjanjian kerjasama dimaksud • "
39. Ketentuan pasal 34 disempurnal<an, sehingga berbunyi s.eb~gai
berikut : " pasal 34 peraturan pelaksanaan dibidang pajak p~ nghasilan yang masih berlaku pada saat berlakunya Undang-Un -dang ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang Ini •"
40. Ketentuanpasal 35 disempurnakan, sehingga berbunyi sebagai berikut : " pasal 35 hal-hal yang belum cukup diatur dalam Undang-Undang ini diatur lebih lanjut dengan peraturan Feme· -r intah • "
Pasal romawi II Undang-Undang ini dapat disebut " Undang-Un -dang perubahan kedua Undang-Undang Pajak Pengha silan 1 ~184 • "
Pasal romawi III Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1995 • Agar setiap orang mengetahuinya, memberita -kan pengudangan Undang-Undang ini denean peneppatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta pada tanggal •••••••••• ?i<" ... "~iden Repub -lik Indonesia, Soeharto di Undangkan di Jakarta pada tanggal. •••••••• Menteri Negara Sekreta.tts Negara ll.epublik Indmnesia,
II
~ . ~ . . . . . . . . . . . . .
-50-
Moerdiono Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Nomor ••••••••• selesai. • • • • • • • • • • • • • • • •
KETUA PANSUS I'RAKSI ABRI : DRS, SOETIKNO
Terima kasih Pak, Rusdi Roesli yang telah membacakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 TahWl 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991 se
. -belum kami melanjutkan karena tad! malam kita telah mengambil suatu persetujuan bersama bahwa pada .jam 11 • 00 WIS kita al<an· ekora dan memberikan kesempatan pada Bapak Menter! untuk ke Lapangan Banteng .· menerima tamu dar! Luar Negeri akan tetapi ada berita baik ini bagi ki ta bersama Bapak Menter! dapat hadir bersama-sama ki ta pada · .hari . ini sampai maksimum dam 15.00 WIB maka oleh sebab itu lmmi mohon
persetujuan dar! Bapak-Bapak, Ibu-Ibu Anggota Pansus yang mulia lni untuk l1'apat dapat kita teruskan membaca perubahan atas undang-undang nomor 8 tahun 1983 karena hanya berjumlah 25 halaman $eleafl1 pembacaan !ni nanti maka kita akan mengambil persetujuan kita dan setelah itu kita istirahat, setealh istirahat nanti kita lanjutkan sa.putan atau pendapat.mini dar! masing-masing Fraksi serta samb~ tan Pemerintah, menurut dugaan kemi tidak akan sampa.i dengan jam
3. 00 WIB, apakah in! dapat disetujui Ibu-Ibu Bapak-Bapak •
sien.
Seluruh Anggota Pansus Setuju. Ketua Pansus mengetukan palu 1 X Terima kasi.
Untuk menghemat waktu kami persilakan Bapak Syaiful Anwar Hue
-·-·-·-·-----------·--·-·--·-··--------~------------------·--------_.---Terima ,.kasih. Pimpinan dan Sidang yang kami hormati.
Kami sudah menyimak dan meruu.hami Batang Tubuh namun dalam naskah kami tidak ada, belum ada naskah penjelasannya, kami menya: • rankan nanti dalam na skah ini akan dibagikan kepada seluruh Abggota
seyogyanya dilampiri dan dilengkapi densan naskah penjelasannya ini sebagai syarat.
Terima kasih.
KETUA PANSUS FRAKSI ABRI DBS, SOETRISNO
Terima kasih Pak Trisno. Saya rasa hal ini sedang dilakukan, sedang digandakan malahan
kepada seluruh Anggotapun akan kita bagikan pada keesokan harinya.
Terima kasih, atas syaratnya, kemudian kami persilakan Da1~ak
Syaiful.
Sayiful ••••••••••••••
-51 -
FRAKSI PERSATUA PEMBANGUNAN : SYIFUL AN'.IAR HUSIEN
. .
Dewan Perwakilan ~kyat Republik:.In~~nes~~ ... Ra~cangan Undcrg-Undang Republik Indonesia nomor tahun tentang Perubahan atas Undang-Undang nomor 8 Tabun 1983 tentang }'ajak Z,ertambahan Ni~ lai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan Ra,!! mat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Republik Indonedia, menimbang :
a. Bahwa pelaksanaan Pembangunan Nasional telah menghasilkan perkem 1. -
bangan yang pesat dalam kehidupan nasional, khususnya dibidtntg perekonomian, termasuk perkemban~n bentuk-bentuk dan praktek pe -nyelenggaraan kegiatan usaha yang belum tertampung dalam Undang-
Undang nomor 8 Tahun 1983 tentang ?ajak rertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas: .&-.·z~ng Mewah ;
b. Bahwa dalam upaya untuk selalu menjaga agar perkembangan perekonomian dapat tetap berjalan sesuai dengan kebijakan pembangunan yang tertumpu pada trilogi pembangunan sel:egaimana dia.mumillt~n
dalam Liaris-Garis Besar Ha1uan Negara, dan agar lebih dapat c;li -
ciptakan kepastian kukum dan kemudahan administrasi berkaitan d~ ngan aspek perpajakan bagi bentuk-bentuk d~n praktek penyeleng~ raan kegiatan usaha yang terus berkembang, diperlukan langkah-1!,
ngkah penyesuaian terhadap Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1993 texatang Pajak Pertambahan Nilai dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang i'lewah ;
c. Bahwa untuk mewujudl<an hal-hal tersebut, dipa.ndang perlu mengu -bah beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertumbuhan Nilai ~rang dan Jasa dan Pajak PenjUP
alan atas Barang Mewah;
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), pasal 20 ayat (1) dan pasal 23 ayat (2) Undang
- Undang Dasar 1945; 2. Undang-Undang nomor 6 Tahun 1983 tentang l<etentuan umum dan tata
c~ra perpajakan ( Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 49, lfambahan Lembaran Negara nomor 3262 ) sebag.aimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor. tahun. ( Lembaran Negara Tahun. nomor., Tambahan Lembaran Negara Nomor ••••• ) ;
3. Undang-Undang nomor 1 tahun 1983 tentang pajak penghasilan (Lembaran Negara tahun 1983 nomor 50, ~bahan 1embaran Negpra nomor 3263 ) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang n~ mor • • • • • tahun •••••• ~ Lembaran Negara Tahun • • • • • ·• nom or •••• tambahan Lembaran Negara Nomor ••••• ) ;
4. Undanc; ••••••• 8
~ .. ~.;.' ....•.. : -~
-53-
V () pcnycrahnn Bnumg Kcua J'njuk dari l'u~ul kc Cubang alau scbaliknya
c..lan pcnyewhun Bnrung Kcnu Pnjnk anlnt Cabang;
g) pcnycrahan Barnng Kcna Pajak sccara kunsinyasi;
2) Yo~tg tidak lcnnusuk du1nm pcngcrtinn pcnycrnhun llnrung Kcna l'njnk
ndnlah:
n) flcnyc• alum Umang Kcna l'~~ak kcpm.la ntakclur scbagaiannna dituaksud
dalmn Kilnh Unc..lang-untlang llukmn Dagnng;
b) pcnycrahan Bnrung Kcna Pajak untuk jmninan ut~mg-piulang~ c) pcnycnthan Bmang Ken a l'ajak sebago i mana di maksud pad a angka 1 )
hurur f) dalam hal Pcngusahn Kcna Pajak mempcruleh ijin pemusalan
lempal pnjak tcrutang~ d) pcnyeralmn Barnng Kcna Pajak dnlum mngka pcrubahan bentuk usaha
ntnu pcnggnhungcm usnha utuu pcngali1mn scluruh aktiva perusahaun
yang tliikuti dcngan pcrubulum 1•ihak yang bc1·1tak utas Uarang Kena
l'l~ak~
e. Jnsa ...
- ~- ........ ·- .. --.
-54-
e. Jasa adalah sctiap kcgiatan pclnyanan bcrdnsatkan suntu perikatan atau
pcrbuatan hukum yang mcnyebabkan suatu barang alau fasilitas atau
kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk
menghasilkan barang karena pesanan atau pennintaan dengan bahan dan atas
petunjuk dari pemesan;
f. Jasu Kcna l'njak adalah jusa scbngaimana . ditnaksud pada huruf c yang
dikenakan pajak herdasarkan UndnngMundang- ini; ·
g. l'cnyerahan Jasa Kena Pajak adalah sctiap kcgiatan petnbcrian Jasa Kena Pajak ·
sebagaimana dimaksud pada hurur f~ tcnnasuk Jmm Kcna P~jak yang digunnkan
untuk kcpcntingan scndiri ntau Jmm Kcna l'njnk ynng dibcrikan secara c\ttna
cutua olch l'cngusaha Kena P[~juk;
h. lmpor adalah sctiap kegiatan mcnwsukkan harang dari luar Daerah Pabean ke
dalrun Uacrah Pabcan;
i. Ekspor ndalah setiap kcgiatan ntcngcluarkan barang dari dalan1 Daerah
Pabcan ke lunr Dacrah Pabcan~
j. Perdagnngan udalah kcgiatan usuha mcmbcli dan tncnjual barung lanpa
tnengubah bcnluk alau sifatnya~
k. Pengusaha ada1ah orang prihadi utau hudan datum bcntuk upapun yang dulatn
lingkungan pcrusahaan alau pckcrjaannya mcnglmsitkan barang, ntcngitnpor
barang, ntcngekspor barang, melakukan usaha pcrdagangan~ mentanfaatkan \..
barang lidak berwujud dari luar Dacrah Pabean, 1nclakukan usaha jasa, atau
mcmanfaatkan jasa dari luar Dacrah Pabcan;
I. Pcngusaha ...
.,_ ~ ~-·-...........·-···-·--· ._ ................... ---·-··-· .. ··------·-·-·-·-------... ·------·-- ·-·-·--
- 55 -
Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha sebagailnana dianaksud pada huruf k
yang tnclakukan penyerahan Darang Kena Pajak danlatau penycraban Jasa Kena . '
Pajak yang dikenakan pajak bcrdasarkan Undang-undang ini, tidak termasuk
Pengusnha K~cil yang batasannya ditctapka~ olch Mcnteri Keuangan, kecuali
Pcngusaha Kecil yang mcmilih untuk dikukuhkan ancnjadi Pcngusaha Kena
Pajak;
Menghasilkan adalah kcgiatan mengolah tnelalui proses mengubah bentuk atau
sifat suatu barang dari bentuk aslinya mcnjadi barang baru atuu tuempunyai
daya guna buru, atau kcgiatan mengolah sumbcr daya alntn tennasuk ntenyuruh
orang pribadi utau badan lain melakukan kcgiat.an tcrsebut;
1. Dasar Pcngcnaan Pajak adalah jumlah llarga Jual atnu Pcnggantian atau Nilai
hnpor atau NiJai Ekspor atau Nilai Lain yang ditetapkan oleh Menteri
Kcuangan yang dipakai scbagai dasar untuk mcnghitung pajak yang terutang;
o. I larga Jual adalah nilai bcrupa uang, tcrntasuk sctnua biaya yang diminta atau
scharusnya diminta olch pcnjual kurcna pcnycrahan Darang Kcna l'ajak, tidak
tcnnasuk pqjak yang dipungut ancnurut tJndung-uaulaug ini dan potongan harga . yang dicantumkan dalam Faktur Pajak;
p. Pcnggantian adalah nilai bcrupa uang~ lcrmasuk sctnua biaya yang ditninla
alau scharusnya diminta olch pcmbcri .Jasa karcna penyerahan Jasa Kena
. Pajak, lidak tcnnasuk pajak yang dipungul mcnurut Undang-undang · ini dan
polongan harga yang dicanlumkan dalatn F aklur Pc~ak;
q. Nilai lmpor m.lalah nilai hcrupa uang yang 1ncnjadi dasar pcnghitungan bea
masuk ditamhah pungutan Jainnya yang dikcuakan bcnJasarkan kctcntuan dalrun
pcraluran pcrundang-undnngan Pabcun untuk impor Uarang Kcna Pajak, tidak
tennasuk pajak yang dipungulmcnurut Undang-undang ini;
r. Pcanbdi ...
...... · .. -··"\ ..... _
-56-
Pemb.eli adalah orang pribadi atau badan atau instansi Pemcrintah yang
tnenerima alau scharusnya mcncritna pcnycrahan Barang Kcna Pajak dan yang
mctnbayar alau scharusnya mcmbayar harga Uarang Kena Pajak tersebul;
l'enerinta Jasa adalah orang pl'ibadl alau bat.lan alau instansi l'emerintah yang
menerhna atau scharusnya mencrinta pcnycrnhan Jasa Kcna l,ajak dan yang
rnetnbayar atau schnrusnya tnctnbayar Pcnggnnlinn atas Jasa Kcna Pajak
lcrsebut;
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena
Pajak karena pcnyerahan Barang Kena Pajak atau pcnycraluut Jasa Kcna Pajak
atau olch Dircktorat Jcauleral Bea dan Cukai karena intpor 13arang Kena Pajak;
u. Pajak Masukan ndalah Pajak Pcrtatnbahan Nilai yang dibayar oleh Pengusaha
Kena Pajak karcna perolehnn Batang Kcna P£ljak dan/atau pcncrimaan Jasa
Kena Pajak dan/atau pctnanfaatan Uarang Kcna l';:~ak tidak berwujud dari luar
Dacrah Pabcan dan/atau pcmanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
danlatau irnpor Barang Kena P~jak;
v. Pajak Keluaran adalah Pajak Pcrtambahan Nilai yang dipungut olch Pengusaha , Kena Pajak karcna pcnyerahan llamng Kena Pajak atau pcnyerahan Jasa Kcna
Pajak;
w. Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, tcnnasuk scmua biaya yang di'tninta atau
yang schurwmya diminla olch cksportir~
x. Pctnungul Pajak Pcrtumbahan Nilai adalah orang pdbadi, hadan. atau instrutsi
Pemcrinlah yang ditm~uk olch Mcnteri Kcuangun untuk ntcmungut, tncnyclor,
dan melaporkan pajak yang tcrutang olch Pcngusaha Kena Pajak alas
pcnyerahan U_arnng Kcna Pajak dan/alma pcnycr·ahan Jasa Kcna Pajak kcpada
orang pribadi, badru1, a tau instansi Pcmcrinlah terse hut."
2. Ketentuan ...
-57-
~etentuan Pasal 2 ayat (2) diubah, schingga Pasal 2 scluruhnya ntet~adi berbunyi cbagai bcrikul :
"Pasal 2
I) IJaJan1 hut J largu. Juul utnu J'cngguutiun ~ipcngunahi oleh hubuugun istimewa,
muka Barga Jual alma Pcngganliun dihitung alas dnsar harga pasar wajar pada
saal pcnycrahan Barang Kcna Pajak alma Jasa Kcnu 1\~ak itu dilakukan.
2) Hubungan istimcwa dianggap atla apabila :
a) Pcngusaha tncmpunyai pcnycrtann langsung atuu tidak langsung scbesar
25% (dua puluh lima pcrsen) atau lcbih pada Pcngusaha lain, atau hubungan
an tara Pcngusaha dcngan pcnycrtaan 2So/i, ( dua puluh lima pcrsen) a tau lebih
pada dua Pcngusaha alau Jcbih, tlcmikian pula hubungan antara dua
Pcngusaha atau Jcbih yang discbut tcrakhir; alau
b) Pcngusaha mcnguasai Pcngusaha lainnya alau Jua atau lcbih Pcngusaha
berada di bawah penguasaan Pcngusahu yang smna baik langsung maupun
tiduk langsung; atau
c) teruapal hubungan kcluarga baik scdarah maupun scmc1H.Ja dalam garis
kct.urunan lurus salu de raj at tlan/atau kc sam ping satu derajat."
Kctcntuan Pasal J dihapus.
tvlcnambah B/\ B bnnt tli an tara UAB II len tang Pcngukuhan Pcngusaha Kcna Pajak
dan BAB Ill tenlang Objck Pajak dan Kcwajiban Pcncatalan yang dijadikan UAB
IIA tcntang Kcw<~jihan tv1cmpunyai Nomor Pcngukuhan Pcngusaha Kcna Pajak dan
Kcwajiban Mcmungut, Mcnyctor. dan tv1claporkun Pajak yang, Tcrutang, yang
bctbunyi scbagai berikut :
"B/\l3 IIA ...
. ..
- 58 -
"UAB IIA
KEWAJIBAN MEMPUNYAJ NOtvtOR PENGUKUIIAN PENGUSAHA KENA
PAJAK DAN KEWAJIBAN MECV1UNGUT. tviENYETOR~ DAN MELAPORKAN
PAJAK YANG TERUTANG"
. Mcnambah ketcntuan baru di antma Pasal 3 dan Pasal 4 yang dijadikan Pasal 3/\
dalam BAIJ IIA tcntang Kcwajiban Mcmpunyai Nomor Pcngukuhan Pcngusaha
Kcna Pl~jak dan Kewajiban Memungut. tv1enyctor, dan Mclaporkan Pc~ak yang
Tcrulang. yang bcrbunyt schagai bcri kut :
"Pasnf JA
(1) Pcngusaha yang mclakukan pcnycrahan scbagaimana uimaksud dalam Pasal
4 huruf a, huruf c, atau huruf L wt~jib mcmpunyai Nomor Pcngukuhan
Pcngusaha Kcna Pajak, mcmungut. mcnyctor, dan Jnclaporkan p,~ak
Pcrtambahan NiJai uan Pt~jak Pcnjualan Atas Barang Mcwah yang terulang.
(2) Pengusaha Kccil yang mcmilih untuk dikukuhkan tncnjaui l'cngusaha Kcna
Pl~ak wajih ltlclaksanakall kctcnluan schagaimana dinwksud pada ayat { 1 ).
(3) Orang prihadi a tau bad an yang mcmanl~talkan Barang Kcna p,~jak ti<.lak
bcrwt~jud tlari luar Daerah Pahcan scbagaimana uimaksud uahun Pasal 4 huruf <1
dan/atau yang mcmanf~talkan Jasa Kcna Pajak dari luar Dacrah Pabcan
scbagaimana dimaksud ualam Pasal 4 huruf c W<~ib mcmungul. mcnyctor. tlan
melapurkan Pajak Pcrlamhalli.tl\ Nilai yang tcrutang yang pcnghilungan dan tala
canmya tlitclapkan olch f\lcnlcri Kcuaugan."
6. Kctenluan ...
. ...
........... "';~~ ........
-59-
tcntuan Pasal 4 diubah, sehingga tncnjadi berbunyi sebagai berikul :
"Pasal 4
ljak Pertambahan Nilai dikenakan alas :
pcnyerahan Darang Kcna Pajak di dalam Dacrah Pabcan ymtg dilakukan ulch
Pengusaha~
J1 impor Barang Kcna Pajak;
-I c. penyerahan Jasa Kcna P~jak yang dilakukan di dalatn Daerah Pabcan olch
Pengusaha;
d. pcrnanfaatan Barang Kena P<~ak tidak bcrwujud dari luar IJaerah Pabean di
dalam lJacrah Pabcan;
e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Dacrah Pabean di dalam Dacrah
Pabcan;
f. ckspor Barang Kcna Pajak olch Pcngusaha Kcna P<~ak."
7. l\1cnambah kctenluan baru di antara Pasal 4 dan Pasal 5 yang dijadikan Pasal 4A
dalam UAU Ill lcntang Objck Pajak dan Kcwajiban Pcncatatan, yang bcrbunyi
sebagai bcrikul :
''Pasal4A
Jcnis Barang scbagaimana di1naksud dalam Pasal I huntf b dan jcnis Jasa
scbagaimana dimaksud dalam Pasal t lnu·uf c yang tidak dikcnakan pajak
bcrdasarkan Undang-untlang ini ditt~lapkan den gun Pcraturan l'emcrintah."
8. Kctt·nhmn ...
- 60 -
Ketentuan Pasal 5 diubah, sehingga mcnjadi berbunyi sebagai bcrikut :
"Pasal 5
(I) Di sa1nping pengcnaan pajak scbngaimana dimaksud dalatn Pasal 4, dikenakan
juga Pajak Penjualan Atas Barang tvlcwah tcrhatlap :
a. penyerahan Barang Kcna Pajak Yang Tergolong rvtcwah yang tlilakukan
oleh Pengusaha yang mcnghasilkan Uarang Kcna Pajak Yang Tergolong
Mewah tersebut di dalam Dacrah Pabcan dalam lingkungan perusahaan atau
pckcrjaannya;
b. impor Uarang Kcna Pajak Yang Tcrgolong Mcwah.
(2) Pajak l'cnjualan Atas Barang tvtcwah Jjkcnakan lumya satu kali pada waklu
penycrahan Uarang Kcna Pajak Yang Tcrgolong fvlewah olch Pengusaha yang
tnenghasi lkan a tau paua \Vaktu impor."
9. Mcmuubuh kctcntuan ban1 ui untnra Pusal 5 tlan Pasal 6 yang tlijadikan Pasal SA
dalatn l3AB IIJ tcntang Objck Pajak dan Kcwajiban Pcncalatan, yang bcrbunyi
scbagai bcrikul :
"Pasal SA
Pajak Pcrtmnbahan Nilai dan Pajak Pcnjualan Atas Barang rvtcwah alas penycrahan
Barang Kcna Pajak yang dikcmhalikan dapal dikurangkan dari Pajak Pcrtambahan
Nilai dan Pajak Pcnjualan Atas Barang .t\1cwah tcrulang Jalam Nlasa l'<~iak
terjadinya pcngcmbalian Uarang Kena Pajak tcrscbut yang tala caranya ditctapkan
olch tvtcntcri Kcuangan."
I 0. Kctcntuan ...
- 61 -
Ketentuan Pasal 6 diubah, schingga mcr~m.Ii bcrbunyi scbagai berikut :
/ /
"Pasal6
(I) Setiap Pcngusaha Kena Pajak diwajibkar1 Jncncalal semua jurnlah hargn
pcrolchan dan penycrahan Barang Kcna Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dalant
pembukuan perusahaan.
(2) Oalatn pcmbukuan itu harus dicatal sccm·a tcrpisah dan jclas, juntlah harga
pcrolchan dan penycrahan barang dan/atau jasa yang terulang pajak, yang
tncndapal fasilitas bcrupa P'~ak yang tcrutang lidak dipungut, yang dikcnakan
tatif Oo/o (nol pcrscn), yang ntcndapat fasiJitas berupa pcmbcbasan dari
pengcnaan pajak, dan yang tidak dikcnakan pajak.
(3) Pengusaha yang bcn.lasatkan UnJang-um.Jang Pcrubahan Kcdua Untlang-undang
P~iak Penghasilan 1984 mctnilih dikenakan Pajak Pcnghasilan berdasarkan
norma penghitungan, Wt~ib mcmbual catatan nilai pcredaran bruto sccara tcratur
yang menjadi Dasar Pcngcnaan Pajak Pcrtambahan Nilai~ scpanjang terutang
Pajak Pcrtambahan Nilai Barang dan Jasa."
II. Ketentuan Pasal 7 ,Jlubah, schingga tncnjadi bcrbunyi scbagai bcrikut :
"Pasal 7
(I) Tarif Pf~ak l'crtrunbahan Nilai aJalah 1 or}o (scpuluh pcrscn).
(2) Tarif Pajak Pcrtambahrut Nilai alas ckspor Uarang Kcna Pajak adalah 0%, (nol
pcrscn).
(J) Dcngan Pcraluran Pctncrintah, latif pajak scbagainuma ditnaksuJ paJa ayal ( 1)
dapat diubah mcnjadi scrcndah-tcndahnya 5% (lima pcrsen) dan setinggi
tingginya 15o/o (lima bel as pcrsen)."
12. Ketcntuan ...
••
- 62 -
12. Kelentuan Pasal 8 diubah, schingga mcnjadi bcrbunyi scbagai bcrikut :
"J>asal 8
( J) Tarif Pajak Pcnjualan Alas Uarang Me wah adaJah serendah-rendahnya 10%,
(scp~Juh perscn) dan sctinggi-tingginya 50% (lima puluh pcrscn).
(2) Atas ekspor Uarang Kena Pajak Yang Tcrgolm1g tv1ewah dikenakan pajak
dengan tar if 0% (no I pcrscn).
(3) Dcngan Peraturan Pcmcrintah ditetapkan kelompok Barang Kcna Pajak Yang
Tcrgolung lVlcwah yang dikcnakan Pajak Pcnjualan Alas Uarang Mewah
sebagaimana dimaksud pada ayat (I).
( 4) Macam dan jcnis Barang yang dikcnakan P~~jak Pct~jualan At as Barang lVtcwah
atas Uarang Kena Pajak Yang Tcrgolong tvlcwah scbagaimana dimakstH.l pmla
ayat (J) ditclapkan olch tvtcntcti Kcuangan."
13. Kctenluan Pasal 9 diu bah. dan ditambah dcngan ayat (9) sampai dcngan ayal ( J 4).
schingga Pasal 9 scluruhnya mcnjaJi bcrbunyi ~cbagai bcrikut :
"Pasal9
0) Pajak Pcrtarnbahan Nilai yang tcrutang llihitung dcngan mcngalikan tarif
scbagaimana dimaksud dalan1 Pasal 7 tlcngan IJa~ar l'cngcnaan p,~jak.
(2) Pajak Masukrut dalam suatu tv1asa Pajak dapal dikrctlilkan dcngan Pajak
Keluaran untuk N1asa Pc_~jak yang sanut
(3) Apabila ...
- 63 -
(3) Apabila dalmu suatu tv1asa p,~ak, Pajak Kcluaran lcbih bcsar uaripatla Pajak
Masukan, tnaka sclisihnya mcrupakan Pajak Pertatnbahan Nilai yang harus
dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak.
(4) Apabila dalam suatu Masa Pajak, l'ajak lvlasukan yang dapat dikrcdilkan lebih
bcsar daripada Pajak Keluarun, maka sclisihnya mcrupakan kelebihan pajak
yang dapat dikompcnsasikan paua Masa Pajak bcrikutnya.
(5) Apabila dalam sualu Tvlasa Pajak, Pcngusaha Kcna Pajak di samping mclakukan
penycrahan yang lerulang pajak juga tnclakuk'm penycrahan yang tidak tcrutang
pajak, scpanjang bagian pcnycrahan yang lcrutang pajak dapal uikctahui dcngan
pasti dari pctnbukuannya. maka jtunlah Pajak tvlasukan yang dapat dikrcditkan
adalah p,~ak rvtasukan yang bcrkcnaan dcngan pcnyerahan yang lcrulang pajak.
(6) Apabila dalant sualu Masa p,~ak. Pcngusaha Kcna Pajak di samping tnelakukan
pcnycrahan yang tcrutang pajak juga mclakukan penycrahan yang lidak lcrutang
pajak, sedangkan P~jak l\1asukan unluk pcnycrahan yang lcrutang pajak tidak
dapat dikctahui dcngan pasti, maka jumlah Pajak rvtasukan yang dapat
dikrcditkan untuk pcnycrahan yang tcrutang pajak dihitung dengan
tnenggunakan pcdonwn yang ditctnpkan olch lvlcntcri Keuangan.
(7) Ucsarnya Pajak tvtasukan yang dapat dikrcdilkan olch Pcngusaha yang di
kcnakan Pajak Pcnghasilan dengan mcnggunakan Norma Pcnghitungan Pcng
hnsilan Ncto scbagaimana dimaksud dala111 Undang-undang Pcruhahan Kcdua
Undang-undang Pajak Pcnghasilan 1984. dapat dihilung dcngan ntcnggunakan
pctlom~n pcnghilungan pcngkrcdilan Pajak tvlasukan yang tHlclapkan olch
Mcntcri Kcuangan.
(8) Pc~ak ...
- 64 -
(8) Pajak Masukan tidak dapat dikrctlitkan mcnurut cara yang diatur pada ayat (2)
bagi pengeluaran untuk :
a. pcrolchan Bnrang Kcna Pajak atau Jasa Kcna Pajak scbclum Pengusaha
dikukuhkan scbagai Pcngusaha Kcna Pajak;
b. perolehan llarang Kena Pajak atau Jasa Kcna Pajak yang lidak tncmpunyai
hubungan langsung ucngan kegialan usaha;
c. perolchan dan petncliharaan kenuaraan bermotur sedan, jeep, station wagon,
van, dan kontbi;
d. petnanfaalan Barang Kcna Pajak tidak bcrwujud alau pemanfaatan Jasa
Kcna Pajak dari luar Daerah Pabean sebclunt Pengusaha dikukuhkan scbagai
Pengusaha Kena Pctiak;
e. perolehan IJarung Kcna Pajuk atnu Jasa Kcna Pajak yang bukti pungutan
pajaknya berupa Faktur P~uak Scdcrhana;
f. pcrolehan Bmang Kena Pajak alma Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajaknya
tidak mcmcnuhi ketcnluc.1n sebagaimana dirnaksuJ tlalam Pasal l J ayat (5 );
g. pernanfaatan Darang Kcna Pajak tidak bcrwujud atau pemanfaatan Jasa
Kcna Pnjak dari Juar Daerah Pabcan yang Faklur Pajaknya tidak memcnuhi
ketentuan scbagaimana dimaksutl dalam Pas a I 13 ayat (6 ):
h. pcrolchan Barang Kcna p,~jak alma Jasa Kcna Pajak yang Pajak tvlasukannya
dilagih dcngan pcncrbitan kctclapan pajak;
pcrolchan Uarang Kcna p,tiak atau .lasa Kcna Pajak yang Pajak Masukannya
tidak diJaporkan dalam Sural Pcmhcritahuan Ivlasa Pajak Pcrtambahan Nilai,
yang tliketcmukan paJa waktu dilakukan pcmcriksaan.
(9) Pajak ...
- 65 -
(9) Pajak Masukan yang dapat dikrcuitkan tetapi bclum dikrcditkan dengan Pajak
Kcluaran pada Masa Pajak yang sruna, uapat dikrcditkru1 pada Masa Pajak
berikutnya sclmnbat-lambatnya pada bulan ketiga sctclah berakhirnya tahun
buku yang bersangkutan, sepanjang hclum uibebankan scbagai biaya dan belutn
dilakukan pctncriksaan.
( l 0) Apabila pad a akhir tahun buku tcrtlapat kclebihan Pajak Masukan sebagaimana
dimaksud pad a ayat ( 4 ), maka alas kclcbihan Pt~ak Masukan terse but dapat
diajukan pennohonan pcngcmbalian.
(l J) Bagi Pengusaha Kcna I'<Dak yang dalam suatu Masa Pajak mclakukan ckspor
llarang Kcna Pajak, alas kclebihan Pajak Masukan scbagaimana dimaksud pada
ayat (4) dapal diajukan permohonru1 pcngcmba)ian pada sctiap Masa Pajak,
sepanjang Pajak Masukan tcrscbut bcrasal dari pcrolchan Uarang Kcna Pajak
dan/atau Jasa Kcna Pajak dari 13arang Kcna Pajak yang dickspor.
( 12) Bagi Pcngusaha Kena Pajak yang dalam suatu Masa Pajak rnclakukan
penyerahan Uarang Kcna Pl~jak dan/atau pcnycrahan Jasa Kcna Pajak kcpatla
Pemungut Pajak Pcrtambahnn Nilai, atas kclcbihan Pajak lvJasukan sebagaimana
dimaksud pada ayal ( 4) dapat dittiukan pcnnohunan pcngcmbalian pad a sctiap
Masa Pajak, sepanjang Pajak l\1asukan tcrscbut bcrasal dari pcrolchan
Barang Kena Pajak tlan/atau Jasa Kcna Pajak dari Barang Kcna Pajak dan/atau
Jasa Kcna Pajak yang discrahkan kcpada Pcmungul Pajak Pcl"latnbahan Nilai.
( 13) Pcnghitungan dan tala t:am pcngcmhalian kclchihan P~~jak 1\ 1asukan
scbagaimana dimaksuJ paua ayat ( 1 0), ayal (II). dan ayat ( 12) ditctapkan olch
Direklur Jcm.lcral Pajak.
( 14) Apabila ...
- 66 -
( 14) t\pabila lc1jadi pcrubahan hcnluk usaha atau pcnggabungan usaha atnu
pcngalihan scluruh aktiva pcrusahaan yang uiikuti dcngan pcrubuhan pihak yang
hcrhak alas Barang Kcna Pajak. maka :
a. Pajak ~ 1asukan alas Barang Kcna Pajak ynng dialihkan dan yang telah
dikrcditkan olch l'cngusaha Kcna Pajak yang rnclnkukan pcruhahan bcntuk
usaha atau okh Pcngusaha Kcna Pajak yang mclakukan pcnggabungan
usaha atau oleh Pcngusaha Kcna Pajak yang mcngalihkan scluruh aktiva
pcrusahaan. tetap dapat dikrcditknn dan tidak harus dibayar kemhali olch
Pcngusaha Kcna Pajak tcrscbut~
h. Pajak rvtasukan alas Barang Kcna Pajak yang dialihkan dm1 yang belum
dikreditkan okh Pengusaha Kcn.a Pajak lama. dapal dikreditkan olch
Pcngusaha Kcna Pajak yang ban1, sepnnjang Fnktur Pajaknya diterima
setclah tnjadinya pcruhahan bcntuk usaha atm1 pcnggabungan usaha atau
pen gal ihan sL·Iuruh akt iva pcrusahaan."
14. Kctcntuan Pasal I 0 diuhah. schingga mcnjadi bcrbunyi scbagai berikul :
"Pasal I 0
(I) Pajak Penjualan 1\tas Uarang Mcwuh yang terutang dihitung dengan rnengalikan
tari f sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, dengan IJasar Pcngenaan Pajak.
(2) Pajak Penjualan Alas Barang tvtewal1 yang sudah dibayar pada waktu perolehan
atau impor Uarang Kena Pajak Yang Tergolong tv1cwah. tidak dapat dikreditkan
uengan Pajak Pertambahan Nilai maupun Pajak Penjualan Alas Barang Mewah
yang dipungul hcn.lasarkan Undang·undang ini.
(3) Pengusaha ...
- 67 -.
(3) Pcngusaha Kena Pnjak yang mcngekspor Oarnng Kcnn Pajak Yang Tcrgolong
fvtewah dapnl meminta ke111hali Pajak Pcnjunlnn Atas Darang Mcwah yang
dihaynr pada waktu fH.'rolelmn Barang Kcna Pajak Yang Tcrgolong Mcwah yang
diekspor terse but."
15. Kl'lentmm Pasal II diuhah. dan ditambah dcngan ayat (3), ayal (4), dan ayal (5),
schingga Pasal I I sl'luruhnya mcnjadi berbunyi scbagai bcrikul :
"Pasal 11
(I) Terutangnya pajak tc1jadi paua saat pcnycrahan Barang Kena Pajak alau pada
saat pcnycrahan .lasa Kena Pc~ak atau pada saat impor Barang Kena Pajak atau
pada saat lain yang ~11tentukan plch ~'lenteri Keuangan.
(2) Dalarn hal pemhayaran ditcrima schelum pcnycrahan Barang Kcna Pajak atau
scbchnn pcnyerahan Jasa Kena Pajak. saal terutangnya pajak adalah pada saat
pembayaran.
(3) A t~s pemanr~mtnn Barang Ken a Pajak tidak bcrwujud dari luar Daerah Pabean
schav,aimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d dan petnanfaatan Jasa Kena Pajak
Jari 1•1ar Daerah Ptabcan sl!hagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e,
tcrutangt.ya p~~ak tcrjadi pada saal Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak
tersebul mulai dimanfaatkan di dalam Daerah Pabcan.
( 4) Saat dimulainyh pcmanfaatan Barang Kena Pajak tidak bcrwuiud atJlU Jasa Kena
Pajak dari luar Dh!rah Pabcan olch orang pribmli atau badan di dalam Daerah
Pabcan Jitctapkan ot'!h tvtcntcri Kcua~1gan.
(5) Dalam hal pembayaran dilakukan scbclutn dimulainya pemanfaatan Barang
Kena Pajak tidak bcrwujud atau Jas~ K.ena Pajak sebagaimana ditnaksud pada
ayat {3), saattcrutangnyn pajak ndalah pada sunt pembayaran."
16. Ketentuan ...
• .-• 0 ... ,~· ....... ,~,..,..····.····-=··· ... .. I
- 68 -
I(). Kekntuan I' a sal 1.~ ayat (I), aynt (2), dan ayal (J) diubah, dan ditambah dengan
ayat ( 4 ). sehingga Pasal 12 scluruhnya mcnjadi bcrbunyi scbagai bcrikut :
"Pasal 12
(I) Pl'ngusaha Kena Pajak tcruta11g pajak di lempal tinggal atau tcmpal kcdudukan
dan tcmpat kcgiatan usaha dilakukan atau tcmpat lain yang uitcntukan olch
Direklur Jcndcml Pajak.
('2) Alas pcrmohonan tcrtulis dari Pcngusaha Kcna Pajak, Direktur Jcndcral Pajak
dapat mcnetapkan satu tcmpal atau lcbih scbagai tcmpal pajak lcrulang.
(J) Dalam hal impnr. tcrutangnya pajak tcrjadi di tempat Barang Kena Pajak
uimasukkan dan dipungut mclalui Dircktorat Jcnderal Bca dan Cukai.
(4) Bagi orang ptihadi utau had an yang memanf~mtkan Oarang Kena Pajak tidak
bcnvujud Jnn/atau Jasa Kcnn Pajak dari luar Dacrah Pabean di dalatn Daerah
Pabcan sebagaimana Jimaksuu dalam Pasal 4 hurur d dan huruf e, terutangnya
pajak terjadi Ji tc:mpal orang pribadi atau badan tersebut terdaftar sebagai
\Vajib Pajak..''
17. Kctcntuan Pasal 1 J ayat (I) sampai dcngan ayat (7) diu bah, dan ayat (8) dihapus,
schinggaPasal 13 scluruhnya menjadi bcrbunyi scbagai berikut:
"Pasal 13
(1) Pengusaha Kena Pajak wajib mctnbuat Faktur Pajak untuk scliap penyerahan
Barang Kcna Pajak scbagai111ana dimaksud dalam l'asal 4 huruf a atau huruf f
dan untuk sctiap pcnycrahan Jasa Kena Pajak sebagaitnana ditnaksud dalam
Pasal 4 huruf c.
(2) Menyimpang ...
. • • •. ., ..................... ~ .... ~'t·~ . .,.. ............ .,.,
- 69 -
(2) 1\·lenyimpang dari ketcnluan sebagaimana dimaksud pada ayat (I), Pcngusaha
Kena Pajak dapat memhuat satu Faktur Pajak mcliputi scluruh penycrahan yang
dilakukan kcpada pcmhcli Barang Kcna Pajak alau penerinm Jasa Kcna Pajak
yang sam a selama sebulan tak wim.
(.l) 1\pahila pemhityaran diteritlla schdum pcnycrahan Barang Kcna Pajak atau
schclum pcnycrahan Jasa Kcna Pajak, Faktur P•~ak dibuat pada saal
pcmhayaran.
( <1) Saal pcmbuatan, hentuk. ukuran, pengadaan, tala cara penyampaian, dan tala
cant pcmbetulan Faktur Pajak uitctapkan oleh Dircktur Jcndcral Pajak.
(5) Dalarn Faktur Pajak harus dicantumkan kcterangan tcntang penyerahan 13arang
Kena Pajak atau pcnyerahan Jasa Kcna Pajak yang meliputi :
a. Nama, alamal. Noll\or Pokok Wujib Pajak, scrtn nontor dan tanggal
pengukuhan Pengusaha Kcna Pajak yang mcnycrahkan Darang Kena Pajak
atau Jasa Kcna Pajak;
h. Nama. alamat. dan Nomor Pokok Wajib Pajak pcmbeli Uarang Kena Pajak
atau pcnerima .Jasa Kcna Pajak;
c. rvtacam. jL'IliS, kuantum, harga satuan, jUJnlah I Jarga Jual atau Penggantian,
dan potnngan harga~
u. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;
c. Pajak Pcnjualnn 1\tas Barang fv1cwah yang dipungut;
f. Tanggal penyerahan atau tanggal pembayaran;
g. Nomor Jan tanggnl pcmbuatan Faktur Pajak;
h. Nama, jabatan. dan tanua tangan yang bcrhak mcnandatangani Faktur Pajak.
(6) Dircktur Jcndcral Pajak dapat menctapkan dokumen-dokmncn tertentu sebagai
Faktur Pajak.
( 7) Pengusaha Kena Pajak dapat tnetnbuat faktur Pajak Sederhana yang
pcrsynrntnnnyo dilctupknn olch Dircktur Jcndcral Pajak."
18. Ketentuan ...
. ·-· ., __,.,. . ..,._,.~ .... _,.,......,~,...............,. .... - ,,
- 70 -
1 X. Kclcntuan l'ao;al 1 ,, diubah, schingga mcnjadi bcrhunyi scbugui bcrikut :
"Pasal 14
( 1) (hang prihadi alau hadan ynng. tidak dikukuhkan scbagai Pcngusaha Kena Pajak
dilnrang mcmhual l"aktur Pajak.
, .
.... .,.•
I •
- 71 -
'18. Eetentuan F.:,sal 1 h diuboh, sehinega menjo.di berbuny i sbb:
"Pasal 1 L
ayat ( 1) ~)r::lr~e prib3.:i.L a t:J.u badan ;nng tj_dnk dil<ukuhh.'i.n ~ •::Lo.cni pen gus aha kena pajal-: dilari:Jng -mc·mbuat f~.!l~tur pajak.
,ty<.·tt (2) i)c~l~lm ha.l fJ.ictur pajak .sc::>telah clibu..1t, m3ka oran;; pri.b:1.dlh a·tau badan seba~aimana dima~f>ud p2d~ nyat (1) harus menyetorkan jumlah pajak yang tercantum dalam faktur pajak ke kas negara.".
19. Kc~ tEn tuan Po.sal 15 dil].::_r~.
;)o .. Ke t~~ntuan Pas::1l 16 .~-~~~~us.
21. I~Ienc:~rnbt:~h Dab bt::ru d iantara Bab V ten tang saat dan tem
pnt pajak tcr:-~u-~c:~ng d:::tn l2.poran penghi tungan pajak dan
]?ab VI tentarlg ketcntuan lain-lain, yang . d!jadikan Bab Va, tentang ketentuan khusus, yang berbunyi sebagai
b.·rikut: 11 MB Va .K.S11:NI'UAN Kl-IUSUS 11
22. l\l·?nGmbah 4 ketentuan baru diantara Pasal 16 dan Pasal
17 yang dijc..diknn Pasal 16a, Pasal 16b, Pasal 16c, dan
F·.~1s~1l 16d dalam Bab Va Tentang Ketcntuan Khusus, yang m:·1sing-rn: sing berbunyi sbb:
"Pasal 16a
ayat (1) Pajak yang terhutang atas penyerahan barang
1\ena pojak dan/ a tau penyerahan jasa kena pajalc; kPpada ~emun3Ut pajalc pertambahan nilai,
dipungut, disetor, dan dilaporkan oleh pemu
ngut pajak pertambahan nilai.
ayat (2) Tata cara pemungutan, penyetoran, dan pelapor an pajak oleh pemungut pajak pertambahan nilai sebagaimana dimnksud pada ayat (1), dite
tapkan oleh I1enteri Keuangan. 11
"Pasal 16b
ayat (1) Dengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan b[!J1Wa pajal< terhutang tidak dipungut sebagian atau oeluruhnya, baik untuk sementara waktu
ataupun untuk selamanya, atau dibebaskan dari
pengenaan pajak, untuk :
a. kegiatan dikawasan terteritu atau tempat
tertentu didalam daerah pabean;
b. • •••••••••
- 72 -
b. penyernhan bar~ng keno pajok tertentu otau peny~ rohan jasa keno pojak t ertentu;
c. import barang tena pojak t ertentu; d. pemanfaotan borong keno pajak tidok berwujud ter -
tentu~ri luar doerah pabean didalam doerah pabe an;
e. pemanfontan jasa keno pajok t ertentu dari luar daeroh pabean didalam d oerah pabean.
nyot (2) Pajak mosukon yang dibyyor untuk perolehon borong . kern pajak donfatau perolehon jasa keno pojok yang atas penyernhannyo tidwk dipungut pojok pertomb~.,hnn niloi, dopat dikreditkan.
oyot (3) Pajak masukan yang dibnyor untuk perolehan borong -keno pojok danfatou perolehon joso keno pajok yang otas penyerahan yang dibebaskan dori. ~engenaon po i
jnk ~rtaml:rthon niloi, tidak dapot dikreditkan."
"Pasol 16c
Pajak pertambahon nilai dikenakon otos kegiaton membangun s endiri yang dilakukon tidak cblam lingkungan perusahoan otou pekerjoan oloh orang pribadi atau bodon yang hnsilnya digunokan sendiri atau digunokon pihok lain yang botasan don toto coranya ditetopkon oleh Menter! Keuongon.u
"Posol 16d
Pajak pertambahon nilai dikendkon otos penyerahan ak tiva oleh pengusaho keno pajak yang menurut . tujuon semulo :ll!tt.tva tersebut tidok untuk diperjualbelikan, seponjong pojak pertombohan niloi yong dibqrar pada sant perolehonnya dapot dikreditkon."
23. Ketentuan Pasal 17 diuboh, sehinggo menjodi berbunyi sbb:
"Pasal 17 Hal~hol yang menyongkut pengertian don toto cora pe-mungutan berkenoan dengon pelaksanaon Undong-Undang ini, yang s ecaro khusus belum diotur dalam UndangUndang ini, berlaku ketentuon dalom Undong-undong ten tong Ketentuan Umum dan toto cora perpojakan serto per
aturan J:e rundang-undangon loinnya."
Posol II
,... .. •'
- 73 -
Dengan berlakuny3 Undang-undnng ini :
a. ;r~?nrlendo<ln pembayoran pajak penombdl an nil a! don pajak penjualan otas borang mewah yang t elah diberiknn sebelum berlnkunyn Undnng-und::tng ini, akan berakhir sesuai dengan jangka waktu penundaon yang telah diberiknn,paling lombat tanggal 31 Desember 1969;
b. Pengenoon pajak pertombahan niloi dan pajok penjuolon otas barang mewoh atos usaho dibidang pertombangan minyak dan gns bumi, pertambnngan umum, dan pertombnngon lainnya berdasorkon kontrak bagi hasil, kontrak karya, otou perjanjion kerjasoma pengusohoan pertarnbongon yang masih berlnku pada sant berlakunyo Undang-undang ini, tetop dihitung berdasorkan ketentuon dolam kontrak bagi hnsil, kontrak karyo atau perjanjion kerjasama penguso hoan pertambangan t ersebut sampai dengan kontrak bag! hasil, kontrak kayar, atau perjanjion kerjosama pengusa haan pertamtn ngon berkohir."
Pasal III
Undang-undong ini dapot disebut 11 Undang-undang Perubahan Undang-undang Pajak Pertombnhan- Nilai 1994"•
Pasal IV
Undang-undang in! mula! berloku poda tanggal 1 Januari 1995 agar setiap orang mengetohinya, memerintohkan pengundangon Undong-undong ini dengan penempatannya dalam Lem
borang Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
Pado tonggol
presiden Republik Indonesia
Seehorto
I>! undongkon di J akorto pnda tanggal
Menter! Negara sekretariat Negora Republik Indonesia
Moerdiono.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nom or
KETUA :
- 74 -
KETUA P:\,NS US ( NOVY AN KJ\1\:AN, SH) :
Terimo kasih kitn ucapknn kepoda Bopok Syoiful Anwar yong teloh membacokon dnripado Rancangon Undang-Undong tentong PPN.
Dengon~lesoinyo npa y3ng teloh dibacnkan oleh Pak Soiful Anwar tad!, moka kita teloh dopot selesai membacokon keempat Rancangon Undang-Undo.ng yang kito bohas dolam 3 panjo oleh Pnnsus ini. Dan tadinyo kita telah menyepo -koti bahwasonya yang okan kita bocokan adaloh botong tu -buh d oripndn keempot Roncongan Undong-Undang tersebut.
Make oleh sebab itu, dengnn ini komi menanyokon kepoda Pansus yang mulio in!, dnpatkon (sebelum komi melanju! knn rupanyo telah ado yang tunjuk tangon) tetopi baik komi l[tnjutkon kalimatnya lebih d.:ahulu, dapotkah sidong Ponsus yang mulin in! menyetujui dnn mengesahkon hasil dori pado Panja-panja tndi merupakan hasil karyo yang kito setujui bersama, sebago! hasil karya Pansus yong terhormot ini.
Maka sebelum komi mohon persetujuan, odokah cotatoncatatan otau ingatan-ingaton daripada anggota Ponsus yang terhormat. Komi persilahkan pertoma kepada Saudara Ali
Mursalam dari FKP.
FKP (ALI MURSALAM):
Bnpok Ketua Ponsus yang soya hormat, terima kasih otas kesempoton yong diberikan kepndn soya. Ada catatan yaitu pa do. .Rancangon Undang-Undang tentang Perubohan o tos Undong -Undong Nomor 8 tahun 1983 tentong Pajak pertombahan Nilai Borang don Jasa dan Pajak Penjunlan atas Barong mewah, mohon diperikso pado holamon 2 sebob mengingat butir 3, disona mosih ada nomor-nomor yang kosong yang menurut hemat komi
sudoh biso diisi, pada butir tigo itu. Kolau komi bncakan menjndi demikian "Undong-undang No-
mor 3. Undang-Undong Nomor 7 Tohun 1983 Tentnng Pajak Penghasilan (Lembarnn Negora Tohun 83 Nomor 50, Tombohan Lem -baron i-.egaro Nomor 3263) sebagaimono telah diubah terakhir dengon undong-w~dang, ini titik-titik sudoh biso di1s1 angkonyo yaitu Nomor 7 Tohun 1991 (Lemboran Negoro Tohun 1991 Nomor 93, Tambahon Lembaran Negara Nomor 3495);"
Demikianlah •••••
'·111:
- 75 -
Demikianl:Jh ynng ingin lc~uni tambohknn dan terimn kasih.
KETUA PANSUS (NOVYAN KAfVJAN,SH) s
Terimn kasih, disinilnh jelns letnknyo bohwosanya terkndang kala didolam setiap perumuson itu walaupun tidak mengenai substansinya ada soja kekhilofnn don kenlfaan.
Mnko komi melihot disini memang ada kebenoran doripada opa yang diungknpkan oleh Bopak Ali Mursalah, maka oleh sebob itu komi longsung soja menanyokan pertama-toma kepodo Pemerintah.
PEMERINTAH (MENTER! KEUANGM):
Soya kira ini ado penjel~•son d ori Soudara Dirjen,kalau bisn Saudnra Dirjen menjelnskan tehnisnyo bagoimana di Panja.
DIRJEN PAJAK (DR. FUAD BA\YAZIR);
Terimo kasih. Memang Undong-undong PPh itu pertama sudah pernah di
ubah nomor 7 tohun 1991, kemudian diubah lngi~ekorong ini, dan yang ·tq~rakhir, karena i tu disebutkan yang terakhir. Ini moksudnya up date, knreno memang secara nomor memong kan juga nanti PPh akon lebih dohulu, kalau itu mau ditulis ber art! horus tulisnya itu lebih lengkop logi. "Sebagaimona telnh diubah dengon Undong-Undang Nomor 7 Tohun 1991 don · diubnh logi dengon Undang-Undnng nomor sekian, tetop soja , kareno ado titik-titik.Jodi tidok bisa dihindori titik9ti tikny a i tu kareno supoyo mengokomodir yang t erokhir 1 tu. Korenaitu langsung soja disini sebagaimono diuboh terakhir
titik-titik. Jodi komi sebetulnya komi sudob menyodori, sehingga
tidok perlu logi menyebutkan yang nomor 7 tahun 1991 pun tidnk opo-apo, opal sudah dikotakan yang tenakhir dan nomor nonti diisi setelah dapot nomor undong-undong PPh.
KETUA PANSUS (NOVYAN KAMAN,sH)s Terimo knsih, seteloh dijelaskan ada kebenoranya,tapi
knlou todi punyn Pak Ali Mursolam tomboh lagi yang diko -
songkan logi. Jodi kito kemboli kepodo opa yang telah diatur didalam
Rancangan ini. Komi persilahkon dari FPDI.
FPDI (YH WIJANDJONO,SH): Kami hanya ingin koreksi kecil soja mosalah penulison
holomon 4 dori RUU PPM. Didolnm oyat podo huruf-huruf yang loin itu gondulnya tidok
ado, kolau kita buka halaman 5 pun tidok memakoi kurung
gandul, oleh kareno itu mohon diseragomkon.
'·IIJ .. ,.,
- 76 -
• KETUA PANSUS (NOVYAN K/~hAN 2 SH) Terimn knsih atns kejelinnnyn, rupanyo disini ado yang ber
gnndul detn tidak berg:~u1dul. J ndi di oyat ( 2) ini a, b, c, d, ber -gondul e,f,g,h,i,j,k,l,m,o,p,q dans eterusnyn tidnk bergondul.
,J,:Jd~ kembGl:l kepndn _FPDI karni dijelnskan bahwa yang tidak
bcrgnndul itu lanjutanooripndo pasol 1 a,b,c,d (tidak bergan -dul), dilanjutkon e,f,g,h,i,y,k dst juga tidok bergnndul. G:lnidul-g[tndulan ini ada yang t C?rmasuk dolam pengertian penjabaran
ay a't' bag ian car i pad a d.
Silnhkoncbri FABRI.
t'".ii_Hh:I {JUSr.1~, 'rJiHAR2:
Tcrimn kasih. Podn PPN holornon 19, sesuai d alrun kesepakaton
Tim penyerasian bohwo Menter! Keuongan don Dirjen Pajak honya memaka! istilah ditetapkan.
Jadi Pasal 12 ayat (1) mosih tertulis atau tempat lain )Aang ditentukan, harusnya "ditetapkan"•
KETUA PAN SUS (NOVYAN KAl\lAN, SH);
,~r ~di iatiloh di tentukan disini memang t eloh diputus di
dalam Tim penyernsi untuk diserosikan korena segola sesuatu yang menyangkut dengan penentuon-penentuan oleh Menter! Keuong on dan Direktur Jenderol Pajak dipokai istilah "ditetapkan"
Komi mohon kepoda Pemerintah barang koli olam hal ini. Di PPh memakoi istiloh ditetnpkon semua, in! untuk toot asas yang tid[•k meruboh arti.
DIRJEN PAJAK ( FUAD BAWAZIR); Karol mohon woktu s ebentnr untuk melihat di penjel oson.
KETUA PANSUS (NOVYAN K~~,SH)s
sementa.ra Pak Fuad mencari dan mencocokkan hosil dar! Tim
penyerasi ini, masih adakah cotaton-cotatan yang terlihat oleh
rekan-rekon anggota Ponsus. Silohkan Pak Trisno.
FABRI (SOETRISNO):
Pasol 11 ayat (1) disitu juga mosih ditentukan, opakah itu
memong begitu otau loin. Terima kosih.
KETUA PANSUS (NOVYAN KAMAN,SH): Yo di tentukan
DIRJEN PAJAK ( •••••
'·tt
- 77 -
• DIRJEN PAJAK (DR. FUAD BA\vAZIR):
Di penjelasnn memong tidak disebutkan menetopkan atou ditentukon secaro eksplisit begitu, untuk khusus itu. Jo
di bnrongkali knlnu memang sudah di Tim Penyerasi itu di -tetnpknn knmimsn sebniknya disesunikon soja.
KETU A PAN SUS ( NOVY AN KAhA1\J, SH) :
Terima kasih. Jodi kita pakai apa yang telah dit~tapkan oleh Tim pe
nyernsi. Mosihkan ada beberapa catatan.
FABRI ( ••••••••••••••••••): Tentang 11 tad! bagaimana, kareno knitannya dengan nyot
(4)-nya juga itu ditetapkan.
KETUA PANS US (NOv Y AN KA1•1AN, SH):
Diserasikan. Makonya oleh s ebnb i tu supayn konsisten. Nampnknya masih ado yang terlupakan setelah ditetapkan oleh Tim Penyerosi mungkin kurang pas melihatnya dan inilah diingatkan oleh temon-teman seteloh kita_membaca bersoma tadi.
Mnsih adakah cntntan-catatan yang lain, dori ~emerintah tidak ada. Andaikata tidak ado moko kemboli komi menonyo kan~knligus, dopatkah Pansus yong~rhormot ini menerima 4 Rnncangon Perubahan tentong Undang-undang Perpajokon ini kit~ setujui d~n diterimo oleh Pansus in! yang~lonjutnya
nnnti aknn kitn serohkon kepoda sidong Plene pada tanggol 13
Oktober 1994.
FPP (DRS. H.M.MUKROM AS.• AID.'\):
Ini moksudnya :::s;U· dlsahkan oleh Pan sus, opakah tidok di
dahului knta akhir dari masing-masing froksi, ~teloh itu
boru disohkon.
KETUA PANSUS (NOVYAN KAMAN,SH); Soya rasa kito setujui dahulu, kemudian menurut tato
urutnya korena didolom itu nonti juga begitu. Atau sekorang terseroh kepoda kita, apakoh froksi-fraksi dahulu otau kito
setujui itu, terserah. FPP (DRS. H.M. MUKROM AS'AD):
soya kiro fraksi-froksi drthulu. KETUA PANSUS(NOVYAN K~~AN,SH)I Baik, moka oleh sebob itu kito skors ropat in1 dan nanti
setelah istirohot sampai pukul 13.00, kita lonjutkan sambutan
fraksi-frnksi L an setelah :1UMJ(..1:ta sahkan, setelah disohkan
sambutan Pemerintah.
Moko skors rapot ini srunpai pukul 1).00 WIB.
(RAP AT BISKORS)
,._
- 78 -
F',1 ... l"'·•:•n':::?~r .. i, k '· tt~ lr!t1jul:k,:Hi!!
lbu·-i bu dan Fap.::d:.-b.::,r:.ak !' B.:ipak Menteri ~ para anggota
k .. ==HtLi horm.~ti :1 den9an in:i. perk.enankan kami untuk
·3kor~5 dicabut
Pan sus
mencabut
f)>0::Fu~;a.i:nt:u'1a b?J;: .. h kit.a ji~njikan tadi~ pada saat ini kita
<C:\·:r:!iJ ~~-;,.:,., .. ,,::·::.uk.i, kit;::i n1asih memakai istilah pendapat akhit- mini!l
c::E·hetulqy.:' ini ~-a''"'L-:•ucc1n, tc.1.pi. karena sudah merupakan, baiklah
!:. :i. L'1 1 .. :1). ·::."ii>':krin ~-(:'·iJ ... :-;~1·=1i'''ana y.-Oing telah biasa ki ta lakukan, maka
'.t•·-!~id: i!iE;n,~;hErn.::·tf:- l-·~c:d~t:L, hc:w~i sel--;.arang mengurut saja dari sebelah
1-:·ir:; .. k.:1n;:i ini!l F.f-,~3R!.!I F.PP~ F .. PDI dan F .. J<P, makanya pada saat
i_n"i. ki.~•ni. p2r--:::iL:d:~:n kP.parla 1"-ekan F.ABRI untuk menyampaikan penda
p,:.;\_ i:c:!.h-i.r-· :·ILininy.=.t at.=n.t s.::-,mbutannya, kami persilakan Pak ..
::; .. ~i:·t~·rd:c:u·-, ~ebelum cl i.ucapkc:-tn pada detih-detik terakhir- ini k.eliha
~;:.;~;r,y.-:1 F'<:i= Sul'-y.:idi t.:1hu betul momen·tum yang paling penting, pada
·-:: . ..:1<-~t.--~~ .... :~C~-t k.i.ta akr::"n in£?nyarnpaikan pendapat akhir kita ini didalam
F-'£-;n~-:.u~;. ,=d:.hir- ket-ji::t panja-panja oleh fraksi, F'Ak Sur-yadi hadir
iJn \:uk i tu ter:~.m2, kas.ih atas v:.ehadirannya Pak, semoga hari ini
!-~.i i:r1 cL::q·r,::i t men·"y'elP~-aikan tugas berat yag dibebani oleh Pansus
1.n i. _; l:_r_:,,;Li. per-si .1 ak an kepacla r-ekan ABRI.
F.ARRI (PUDJIARTO) {1-=:.~.::d ?.mu 'a 1 a i kum f...Jr-.. Wb.
Sauri.:-u··a Pimpinan p~,nsus yang ter-horma-t, Wak i 1 Ketua DPR RI
vr.:,ng L.::u-.-,1_ hol'""mai:-.i Bapak SLt.r-yad i :• yang terhormat Menteri Keuangan
'/i'irliJ m,::.:..~·J.C!I:.i l i pr:·n,~?r:i.ntc:th, bersama jajarannya, yang terhor-mat
{~nq(Jota P.:-.nsus, bes~rta hadir-in yang ber-bahagia.
P,;::dr·1 f.· .. f?:'::-Pmpatan ini mar-i] ah kitn panja·tkan syukur kehadirat Tuhan
Y,in~J Mr:.i.h.:-.. Esa ~\tas rakhmat dan hidayahnya sehingga ki ta dapat
lnr:•J,:d-~~::,,'1)'ii"d<,3n Sidant] Pansus pada hari ini dsalam keadaan
\.-sal a. ·f j_.:.. t: .•
sehat
Sidang Pansus yang berbahagia, beberapa saat yang lalu kita
sE~i,IUa Lelah 'med•?ngat-kan laporan dari Panja-panja melalui juru
t::;.ic:arcc1 H121Sing-masing, d~1ri lapor-an ini dapat disimpulkan bahwa
~>".ialaupun terdapat beberapa per-bedaan pendapat pada beberapa
suasa l.-=1h crusia 1, sehinc;)ga pembahasan memakan wak tu yang cukup
lal'na dan tt~r-sendat-sendat., namun pada a~;hirnya semua msalah dapat
diselE·saikan secar-a musyi:iwarah unt~uk mendapatkan mufakat bersama.
Kesepakata11 ini dapat dicapai selain dilandasi dan dijiwai oleh
~.r::-n,~tngat keterbL1kaan dengan penuh kekeluargaan dan sikap akomoda
tif, a~if dan bijaksana dari fr-aksi-fraksi dan pemerintah juga
tLi.sPb2bkitn oleh faktor- yang sangat dominan, yang selalu timbul
dan berkembang pada.diri setiap Anggota Panja, yaitu semangat
untuk merHJhasi l k an suatu pr-oduk perundangan di bidang perpaj akan
yang ••••••••
,\l'-.. \11
- 79 -t-~:··t-.:<..i !-: di·•.n .:.,,·,t:i·::,ipc:·t i.p d<"l.:un menghaddpi per-kembangan
\i,; :,.:Cil(_j. Dr.!lC.t'':<-1 r1l?lllc;~.uJ-:.i jJPII1hir::ar8an t.JngY.:.at 3:~ keeiT!pilt
yang
RUU
l:F,ntE~IP,} pt:·."·p.::-,jaLan i.ni baik diL .. ngkat Pansu•3 mc:iupun Par,ja F.ABRI
l•t'; i''i:-'(ii-\i <IJ , ti·1 il.:'l t:1Si1'"· k c~dd -:i J .~n d;~n i''Pn,er.:::i taan , k esederhana.~n, dc-1ya
/<.HI(}"~-<:;l'c·.J hr:•lji r:•t?l'! '.f'l~)!~i.ll.C<.I 1>-J.--:\_j -;.b p,:\jak, (')f'~nerimaan ne~qara dan
i-,ic.·~·ll:nhth,,r; IIL~nat ::n·/t~.:::_.ho:tf- <Jntuk p{::-n<-Hlaman mndal disamping faktor
\ '.:.".i~c-t..::.t 1 .:'\n dc-,n k e'-;.e J. at-.;,~ ar1 kPten ·i:uan perundang-undc:lngan yang
! ,,:.-: 1 ::-d-. 1 t, ~:;; .. L:1n_j u tr1yd :i. j :i.r;k ·.3ill cdl 1~. C!nLi. da lam kesempa tan yang berba-.
!·~.:-:"~!: "-~ i!;i .:-,t.::d.ikjt tn,?ngulc:;~. b.:;.br:-t·apa permasalahan yang berkembang
:-,,:.,·! i:u r-.: j:e::d··{·-d->ri~-i-:ii'l kt:lf?.mpat RUU .:::Jib:~.dang pet-paj akan ini !' an·tara
•, F'tHJr (':I;·,~FHi Unclang-·Unclanq PE~r-ubahan atas Undang-Undang Nomor- 6
Tr.ti--•l·.n .1.983 t£~nl:ec.ng Ketentuc:'ln Urrtum dan Tata Cara Per-pajakan.
v.~:il'rtj j>::?t tr:tllll=-> m •. ,~;c:,-1 ah Dt:-tl UcH'Sct !' F. A.BRI tetap kansisten bahvJa
mi~<::.<--,L:'Ih DaJ u<:u-~;a pe-r-lu di tE~tc:ipkan perubahannya dari 5 tahun
IH-"t ;j ad::.. lO tal iLW•:; ~-esur.t i r,enetapan Da l uarsa tersebut d iha
r-· r::q-::d·: i:<n dc:ip.:,t m.c~nj a1nin kepa~;.tian hukum penerimaan negar-a dari
t::i t\i--;1'1\_: pPr-r:•c.d t.:::t~: <:In secar·a adi 1.
YiHHJ h:::·du<:• ~ [!li:-:\S-i:..l .:1h k ev~r~nangan penyidik paj £1k ~ as pi rasi
F. 1'\BH: tt?ntang >JHJ.:jtc:.n Pasr:d 44 ayat (2), mengenai kel-'Jenangan
ft?nyidik paja!·-~ yr1ng tflengandung substansi we"'Jenang penyidi-
1·-<-IIL. :,,dnq 111ert.q•.::-d~rln \'~P-vH-?niing Polri telc:th ter-akomodasi, yaitu
f~t~t-.c;_;an d isPpc:d<.i.\ t:inya r-unn.tsc:tn yang mengacu pad a KUHAP.
(.'::=~lt:i rt-1s.i F .. t"iBF:l lnPngE•na.i n•uatan Pasal 44B tentang penghen
t :i .• :-,rt f.1t:~nyi.di.kan olE:h D:i.rjen Pajak, F.ABRI menghendaki agar
v.Fwt-·rs<HHJ ter·~~t·IH\1: dilal-:.~;anal-:.an oleh \..laksa. Agung, setelah
rcP.nj <=• tan i pt?mb•:~hc:,san 'lang cukup memakan wc:.k tu akhirnya dapat
tc·rr;k~.<~lte<da~-i. 1'1.::;si-tlc:h Badc\n Peradilan Pajak, untuk mengatasi
H:C:~~::-i:-:1 1 .::-h bar;d inrJ, sanggahan, gugatan dibidang perpaj akan yang
!:::-E-IIlr:tkin mt:·nin~Jkat diperluJ;an suatu Badan Peradilan Pajak,
dci.l'! S-t?belum ter·bentuk semt.\a masalah tet-sebut dapat diajukan
1-:.::n•y'i:t kepe.cla 1"1ajel is Pertimbangan Pajak dengan keputusan
bersifat final, setelah melalui pembahasan yang cukup pan
jctiHJ maka at.as k.-?se-pakatt:\n ·traksi dan pemer-intah, aspirasi
F.ABRI tentang masalah Peradilan Pajak tersebut dapat tera
k OfltDd r'\ s. i d a 1 c-un rumu san P a :;c-; 1 27. 2 ~ F:ancan-gc:,n Undang-Undang Pf~rubahan atas Undang-Undang Nomor 7
T.:.~hun 1983 tPntang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
diub.-:d-, dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991.
'{c-tng per-tc:;ma !' masa 1 ah Penghasi 1 an Tidak Ken a Pajak,. F. ABR I
berpendc:.tpat bahwa pe•,..soalc:,n PTKP tersebut berpengat-uh bagi
ff;t:-(~.yiH-.Hk at, ter·ut.ama yang berpf:!<nghasi 1 c:1n rendah dil 1 am menj a
nd.n l:.emampuan e~konomis se~tiap keluarga, karena i tu perlu
diselaraskan dengan tingkat kehutuhan hidup minimal masyara
~: at. yang waj ar.. Dengan semangat penuh kekeluargaan dan
~ehersamaan keempat fraksi bersama pemerintah dapat menyetu
jui Pasal 7 RUU tersebut dengan catatan dasar penetapan
r•Pr·ubahan F'TKP harus. dicantumk«1n dalam penjelasan RUU.
Yang kedua, masalah penentuan lapisan penghasilan kena pajak
dan ••••••••
'·Ill:
·l
I I
- 80 -
t <=tr- .i -r, < l t: r' t. , . .::. r·, I · t d t l 1 J ,, :•e ·pegang pa a o at:. ukur- yanu telah
di~:..::;;;-·.,,kati cdEh ~'-f':IOJUd i"r·dksi dan pemerintah, F.1~BRI berusaha
m··-·r·.-1,:.~1ac,~i. du;:, ,:di:.t,:.rnat:i·f yanq t.::•a1u, ·;u:.'g dir-:dukan pF.·melintah
:c.:>•'-1"--i!J• 1 i_ pPn'JfJ<\n 1 ~i y~tnq tr·r-c: ·''ll't l:um da 1 am RUU ya.i tu :
f"ll t f:-- (,.. n Et t :i. f k t:? ~- t-!. t u t e r- (J i r i d a r i em pat 1 ;:.. pi s c:.n , a 1 tern a t i f
i·:_,?dua tPr--di.r:i dMr-:i. tigc:=t 121D:i.san ... F.ABRI akhirn··'l= t , = "Jet-sc::una r:---~!•f=·~ f-·.r)t=·, F,F'D'f rl.::\n F•:·,ner-.i.ntc.,h dapat menyetuJ·ui. •·e '-
t'- sepa,-:.a-t,:ii! .~,·llPt n,::tt.i·f 1-..Ptll\i:l:- y'i:lnP r·plati·f sedf?rhana dalr.."'.ln t ·t
c.1 " per- --, :L u n-<.J ·q•,, 11,'\i!t(\fi tpt,=-p fnPtnht=·r·J~--i.~n pPnerimaan te1hadap negara
I; ';lhi:' it· c::.d,".~liF\ cl;:-ncJC.il'; E1l tE?r·ni1 t.: i ·f yang per-tama .. yang
Y.:1.n:J ~:_,;:~l' i:.<JC:t ll,.:,~cd.:d, ~~ctpt-:-t-i:\S.i., Pasal 23 ayat ( 1) b, mengatur
l"''n:ntttr,g,:H, p,:tj,~d. y.:i!H;) ber..::,.i·fat ·final sebesar 15 1. ata=·
p--:-:r·qi·,,,,::;._i ~! i'tn IH-tttn bt.\t;D<' si:npiinr:\n dibaya1kan oleh koper·asi,
F .{'ir{l<'. ltt_•r·pp;,d,,q:c:d l.:c-dlv~C:t knper.:1si perlu dibantu dengan
1).-;,. l ).:t,l ,, i k ~'''u'-'•J h,<n /•: ''~Jl-, wc:d <H .. ~ demi per~tumbuhan l-~ope1asj
dfJi:H. ~=-en;.:-,kin ;:~~~"r,d:i r .i ~ r--itiiiiLHI rnengingat RUU yang sudah diberi
k-2irHJci<;l;c:'n '<-Ppi=tda koperasi yang menurut penilaian F. ,~,Hr.: T ~-t tdah c u 1-:. up v1.:d a r· ~ S!?per t i l·j~~:;a l:t', bc:dH··J<-i ban t:uc<.n, SUlnbangan dan hi bah diterima kul_q,.,-<,~::. i buvl· . .:tn nbj !:~.;~ pc:d ak.
l<·~d·J,':\, b<-.d-,vJ-3. pemharJian sisa u~,c:,ha kepad?' anggota tidak dipo
t1·•;•U )'rijt:-~k per,g.hasilan.
Vr=·l:jgr-t,~ bah~·1a bun!;:Ja s.i.mpanan sejumlah t2rtentu yang dibayar
~-: .. :~n l-·:.ope~·asi kepada anggotanya tidak dipotong pajak penghas-
.i. 1 "'';, •
l<~f:-c-7urp.:; t, bahvJC:l k etentuan mPngenai fasi 1 i tas paj ak bagi
p1:-iH?nPiT!.O."<I"i modal d.i.b.i.dang at .. ~u didaerah tertentu berlaku juga bi·H:._t.i
ci d r-~ c:\ fi
l· ~·-p~:·rasi ~ Mc:d·~ a F .. ABR I bet-p;:~ndapat bahwa berbagai
b::-,rsf:?but ·telah cuhup dan memadai, oleh l~arena
L ~:, ~~ I: II:? ri j c3 d l _l () ~~ •
kemu
itu
tarif
~:. F:.--~nc l'lr;~F-H·: UndarH]-Undang Perubahan atas Undang-Undang Nomor- 8
1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Jasa, dan
F'idiik Penjualr;n ata=- Bar-ang 1"1ewah.
Yi.tng pt::-r-tam.:\, masalah pen1;Jkr-edi tan pajak masukan dan barang
lliPdi::d !' F.ABF\J sf?.jak Pemandangan Umum dan dalam pengantar
nillsyavJr-H,...:·,hnya berpendapat agar Pasal 9 ayat (8) bu·tir c
di,_ti,.:trl.:ikan, di:ln kP-fJJbr.d i kepada rumusan dalam UU No. 8 Tahun
1.983 dengan alas.an rTlmusan dalam RUU kut-ang mecnberikan iklim
yt-1ng kondusi. f bagi investor- untuk menanamkan modalnya di
InclonPs-ia. Berkat pengertian yang mendalam dari semua pihak
u~;u1 F.ABRI clapat: di.setujui ..
Yi:\ng kedua ma!:>alah pnr-lakuan khusus, dalam Bab V A ~~etentuan
~::husus, Pasal 16B ayat (1), (2), dan (3) memberikan wewenang
kHpada pemerintah untuk memberikan perlakuan khusus, F.ABRI
~~~~~I'IIJU!:--ulkan tiga kriteria :
Kesatu, adanya per-lakuan khusus dalam rangka mendorong
ekspor-- non mic;_tas • • • • • • • • • • • • • • ?
Ynng kedua, n.enampung kemungl~inan-kemungkinan per-janjian
in ternasional
- 81 -
inj:Pt-r·r.:;s.i.or .. al tldldlTI bidang perdagangan dan investor ..
pembanqunan di
l.·;.:d iit.tpurr t·:Cinyd h\.d it·- s.::d:t.~ dar1 du,:\ yc:1ng dise:-tujui F .ABRI
H:t'·r·ry<-1~''P.:• i.k.2,n t·-.~..::.a hc·nnat dc::1n nH?ngucapk.:1.n tet-ima kasih kepada
~:cc•ir;ui:, pi h.:~ik Y<"1l iiJ r:1:::-r,duk • .~~-,~, sar·t:,,n tersebut ..
'} .. F:.-:~nc <''i"!tJc'n Und.u-,t~i--Ur.,danrJ PF~rubahan atas Undang-Undang Nomor
1? T<i 1.rtus 198·:-i t:t-nL:tnu Pcdak Bumi rlctn Bangunr:tn!' masalah
c'".i'·.:g:.\al [)bj~:?L Pajak., F*nBF:I semula mengharapkan agar
i'.<!C:FT.:F cl:i SP~:iltic: i i·~.~n cler-,qc:n Rumah Sctngat Sederhana yang
hJ.-.t'-1. .~.1-:.tt., lilf~nun.~ t: peri·J.i. tung an F. ABRI hal,..•;} a Rumah Sang at
Fr~dF·Than<~ tanpa subsidi J ebih dari 7 juta rupiah,. setelah
IIH~rHJc·n;-JarkcH1 p•-!nj•-:.-l.::.s.an dar·i pemerintah F.ABF\I sepakat untuk
1U?I5t·"i':i.;·Hr.t kc-tnail-:.an t,J,~OPTKP clctr-i 7 juta r-upiah menjadi 8 juta
t up·i_.:;h:< St~da.nqka11 pt?ll'y't2SURian besarnya NJOPT~~p disepekati
c~itr"t"r:q·d~c:1rs olc•h Mt=-~ntPri ~~eui:UHJan dan perlu ditinjau pada ~Ac' Li c-•p tahun,.
C·Pt~r:th_idnldh hE-!h£:-r·dpcl pe.?rma~;alahan menonjol yang telah menda
li,:tll r~l· l·_,, .. :=•"paka1:an bt-~r-santa dalam pembicaraan Tingkat III ll selan
j,;t,,,_,~; F .l"'lBF~I !':.~tujo agi:ir Ja?empat RUU di bidang perpajakan ini
d j r~_i 11~ <Jn 1·-.L'pt?mbicar-ac:\11 Tingk.:d: IV pada Rapat Paripurna DPR RI
Ul!.tlll·:. tt-it::..i~hki1Jl OIE'f!j,,id) LJU
S:i.di~nt) Pc.tn~,us ·)-'ang herhahat;Jia, dengan berakhirnya Pansus ini
F. nnF:J ifiE•IHJLlcapkan t~:~l,.. ima kasih kepada Saudara Pimpinan Sidang,
:=-'.\.::n;fl..:ird t·h?lsh:~r-i ~:PudntJi:in SL~laku wak:i .. l Pemer:i.ntah, F.KP, F .. PDI dan
F .F'P ·'i,:~n(] hersama--=-ama clidalam Panja telah menghasilkan naskah UU
r•Pr·t,t•c::f·,,=-\11 ata~. UU Per-pajakan yc:,ng menampung aspirasi masyarakat
dan ar1tisipatif terhadap perkembangan pembangunan yang akan
dat~u1Q, llnCJkr:1pan r·a~:;a terima kH!:>ih :i.ni kami sampair~an pLtlc:, kepada
~::-egpr·,c:,r ja.j·ar-an Se~kr·etar-iat DPR-F:I, jajaran Departemen Kauangan,
,,,c:,~-lrsr::-c:!it:t dan spmua pihak yang ·te·lah memberil-~an sumbangan tenaga,
keberhasilan
_j <:11 c:-;nr('/i-1 }h~mbahasan RUU ini ..
P:+.hiT;Iyc:=t pada k.-?sempatan ini kami mohon maaf yang sebesar
tH:::·~-.=H-r-~y',:?. i;..pabi.l a t:er·dapat bE?berapa hal yang kurang berkenan
:::.tc:-1 i·,n~<.~ IH D':-:-es pEmbaha~-iHl RUU in.i, sekali lagi kami ucapkc\n terima
ka.:::: ih ~-:_t.lp"da h2,di.1 ... in seka 1 ian yang dengan penuh perha.t~an telah
iiiE'IIQ:i kuti pPndai='at. C~l<.hir F .. ABRI padC:t Sidang Pansus ini.
relnikianl;_,h kata akhir F.f'BF:I pada Sid.:\ng Pansus ini, semoga
Tultar, Yc:1ng Metha Es.a ~;enant:i.asa melimpahkan Taufik dan HidayahNya
p.:\dr\ kit.:\ ~:ekalian, t:et-i.:na kasih. t.-Jd~>~rc:t l i~IIILt I a 1 a i k um t)J.r • t~Jh ..
VETUA RAPAT Tc-:>r-ima kasih ki t:a uc.:q)~_an kepada rekan dari F ... ABRI dan
~:-ebagai akhir katr.i.nya kita b:~lah dapat menyetujui bahwa hasil
I ..-· - ki tr.\ ini akan kita ter·u!:>kan ~epada Sidang Paripurna untuk ·; i"\, 'IM
d.i.s.:·J1k.:tn r~1(?njadi ULJ, untul~ ha..l itu sekali lagi kami ucapkan
terima ••••••••
! . I '
82 -
k .:;:;·::_ i. h , d a.n J. i=l !"! j U 1::. d n j .. i ~IT l. r· = v· c l. 1 -\I I d ! ·:. d if; i : ·~ :" I' : ; i l ~~ k i H ; •
}r.:, ·"' ~ r~an r~epa a r-ekan F.PP.
F • F P -~ D~: f) .. d ~ (:; • C H 0 Z I t ,J CHUM::) I D Y )
A·7:.£a 1 amu · £-<. l i':1.ikum lilt- D Wb ..
V.:tnq ·r~r:•r·t,orrnr:tt P.r.tpctk Vetua ::-lan p~;·a Wak.il Ketua Pansus.!' yang
I Pr !-~~:n--·na 1: F:t.:\p.~~:· l,.J,:·,L.i 1 ~:pt:ur::-. DF'~.; RJ, yang terhormat Bapak Mt-~nt.eri V-_:.;\t.-niiJclfl ~-Jt?rta dertg.::in ~P<Jt:-::·ne:,p j.~jarannya!' yar;g terhorn
1at Bapak
dan I 1:..•-t F\r; qgcd:.2 :=- an~::-u~;..
F·ic·-Lcii"!.=~i--l.am,:\ tnc.r:i.lc:th kita ffil:?lltanjatkan p;.Jji ~.yukur kehadirc-tt
Pd.l..,_ih /Bnq iilaha ktti.\Sa atc\'3- segal.~ nik . .-nat dan kar-unianya, sehingga
;:::-~=·h\r.tll-, r:·.:~nj<; yr:.1ng ditugr;,~;i oleh Pr:.nsus telah menyampaikan lapo
t· i111 k•::bt.~i'-lir·!.':';:ild,.\ .r.E~~~inq .. -ff,a~;jng dalam menyf.?lesaikan tugasnya 1-..!-'i'cL·I .. i F·;-lc \~·.{;;;;;;,
,. :_\ i' F:O.-H 'j"' VI JF· h::.J, dl nt~::,nyt:-] •=·~,.a i k ~~n p2mbc:~ hasan F<UU tt?n tang per·uba
_·,(:.:,~: !H.I Nc-:.. h Ti~hun 1.98::::. tentang Ke·tentuan UtrtLHTI dan Tata Car-C~. F·,;c,, i '''; j i d .. ;~p' cL~- n HUI.I L::·r·; tang per·;_tl:::<i.'than a tas UU No. 12 T a hun 1985 !.:·:·! i·.i.i'll) F'r.U.-:d: Flu11Ji. d.-cHi .BcHl~UncHI.
F'<t>Jjd spH \-p};:\ll n,t:~nyt:-les:.a.ik;c,n pembahasan F<UU tentang per-uba
h,:;,, <)L •. \"~ !HI t.Jc,. 7 fah~...-, 1'783 tent.ang Pajak Penghi\Silan sebacJaima
•s<: ~-;-·L:~;, ;l:i ;\bt:-;h d£?ftfJ'ii~: UU I'.Jc ... 7 Tahun 1991.
r· .:;.n j ,.., F'PN b?.l "d·, ilten·'/t':' 1 esa i kan pembahasan F:UU ten tang per·uba
l"'i'' i'->·::,:,;::.. iJU t•h:-1. 8 Tc:;hun 1983 lt?ntang Pajak Pertambahan Nilai
R .. -H ... ::IIPJ d,:u, Jd~ .. a, dr.;n F',::dc.d·:. Penjualan atas Barang Mewah.
F .PF· .,,E~n:ili:Ji clr.tn mer·as8kan sekaligus bahwa mekanisme kerja
}"£-HVJ IH:!r·lc:·,ng<::.unq rfidalam Parda telah sesuai dengan pelaksanaan,
futJ~}'~i di::ln tugasnyct F'.-~nja. Proses pembahasan cukup mendalarn bab
denLi hab::t pa~.al demi pa~.c:d, ayat demi ayat~ sehinnggga. seluruh
batang tubuh d·fan pi?njelasannya telah dibahas dengan intansitas
yanu cuk.up tingqi d.i.d.:dam Panj a. Penyempurnaan oleh Tim Perumus
~-udr1h di L:-\J:.sanakan guna rnenemukan r-umusan yang tepat untuk meng
h.i.ndar-.i. kela..inan inter-per .. tasi didalam pr-aktek, mekanisme pelaksa
naan mUS}"ct\rE:\rah untuk mencape.i mufakat yang dipimpon oleh hikrnah
kebijaksan~an dalam upaya bersama untuk menemukan pandangan dan
pendapi~t yt.-1ng pi1linq optin1al nilainya telah berlangsung dengan
~-:ad<H- m\..lsyc:.H;'-iar-ah y.:H\Q paling cepa.t. sampai kepada yang paling a lot
d:irlr::d~~••i filPIJCapai mufakat. Tidak jar-ang pada awalnya adanya perbe
daan ptlndangan ·yang sang.=,, t ber j au han, namun tetap ter-hindar dari
sU·: . .-1p c.IMn pc,1ndangan yang bersi fi:tt apriori, masing-masing fra~si
manq:)u meliha.t denCJcHl pandangan yang sama, substansi yang dibahas
dir1ali:iO RtJLI!I narnun dal,~m r~endekatkannyalah terletak perbedaannya.
Upaya untuk meningk~'ltkan p•:nerimaan negara dari perpaja.k.an
n.el alu:i. intensi·fike:\si dan eksentifikasi di PPh telah ditampung
dalam RUU tentanc.J per-ubahan PPH yang telah selesai pembahasannya
o1eh Panja .. Pen:i.ngkat.an ................ dan •••••••••• ratio PPH
b.:'!lah d.i.usahakan melalui perluasan Wajib Pajak, subjek pajak, dan
objek pajak sebagaimana diatur dalam Bab I tentang Ketentuan
Umum 1 Bah I I tE~n·tang Subj ek Pajak, dan Bab I I I ten tang Obj ek
Pajak. Upaya intanE~.ifikasi dan eksr-?ntifikasi melalui perluasan
Wajib
'·It ·,.
- 83
vJ d j .i t• P 2 J. (:j, k.. s 1 t -1 1 p · ' j c ~ · ~ .... L j_,F!·; a]at~;; ciir: i,JJek Pajak ini menyatu denqan
up2.ya untuk ter·jc:.\m:i.rlnva kep.:\::>tic.irl hukum dan keadilc;n, tet-utama
tnr-::·liilt<i. a~::.pek pr~ngnE .. naar; pedaL ter-thadap sE•mua t.alajib PajAk yang ll"!l;.:'nif1 C\Uh i. kt~Ftt.~i~ j_d ~-1·-~bi.\Pc\]. - ,1 .• I • I • •
;;I '=·'-,OJE~t-. pijJr:u::. yang menil.l~ki penghasilan rl,::;,--, r:d~i:=~t; pero] ehan tii.mbahan ~ kemampuan eknnDmis sebagai objek
;.·:~r::< . .t<-~k. tc·L:d··~ cliupay;::d<.an di.cantumLan didalam pengaturan UU .ini.
F't:c·r J~;r:;~,:_,-;;f; llJaj ib F'~:1j c'·tk /t:ing juga rnenr:akup oruan.isasi yang sejenis
ch::iHJ2r; ·/...::;·yasan dan dana pen-:::iun dan bentuk usaha lainnya, perlua
<:..: • .:11' ~-ut<.JF~·:. p.~j;:d:. '/iifHJ juga mencakup warisan yang belum dibagi
c;J··b.!!Jill t::.=d-.1.! kPO::,(;,L;_\.:tn lflf~ngc]cH'lt:;_kan yang ber..-hcd:: dan bentuk usaha
lrJi.,q.t, J:.·c·."'lt:san !=:.;;hjP.k pr:_."jctk yc:n;g 1nencakup penghasilan '/t:tyasa1-1
di 'l\t,-'-1· -:fp•,. .ich::n i:>t.?.u t·«:<.gian laba yanq diperoleh dari hasil pen·)"er-
i:;;,:-tli~ !·.tC•t:ntun•JiW• k;.u·l?na penjualan pengalihdn harta!,l keuntungan k ,:u-·l~n i.\ · 1 - · t b l · · t 1 t se.1s1 l 0yar, se ~s1 l {a .rena penilaian kembali aktifa, pr P111·i .v:;_tlr dl·s•.,:i ~ i\.~r-.u, ~ tr·i:lnsc:d~!:;~: saham~ tambahan kekayaan neto.
~},:'\qd.;q·-a Kt:~tu<:'Y Sidang F'an;:;us yang terhormat, dengan dijadi
;~,:lllll't'"' 'l'd'.r'd~''"'n Dr!J.::'''.i~.as~i.. ydng !-:.r::•jl::;onis serta ditetapkannya tamba
hrHi l:ek.-:\)-'i'.\C:.in nt:? Lo ~-~-ebagai ob_j ek paj ak maka semua waj ib paj ak
)"<.!1 nJ '''r:':n.i l :i k.i kPki:!yr:.1an rn~to harus mengisi dan memasukkan SPT pada
i-•hd:Lu -,·ang ditet.apkan nleh UU, dan fiskus harus memeriksanya
v'ii'l1 iit\fHIII li!t~llt}i:tnld: ~;i.s.tim S-el·f .::H:;sesment. Tanpa dilakukan pemerik-
0:::-i\dl'l kir-.:dl'/.3. sulit urd:uk dapat di.nilai, Bpakah ada tambahan
i~r .. l:riy<-t.=-:ot f;f~to di:cn berapa besarnya tambahan kekayaan netonya, dan
lr:.Et..•h?niHi{jan fiskus melr:\~~ukan pemet-iksaan telah diatur pula sebagai
1.::t<i1J.-i.:1rl dr.-;r-.:i s:ist.im administ.r.:\si perpajakan dalam UU ini, akan
di.t.etapk.ann·)"C\ dalcHn LJU ini t.iga lapisan tarif masing-masing 10 r., 1:, a.·: d.::o, ?;(l ;;!' dengi:\n be~;e~rnya jun,lah P~~p masing-masing lapisan 0
sau1r,a~:. 2~, juta, 2~~ ~.a,npai 50 juta, dan 50 juta keatas, maka
.:.:till<-,n<:d: GBHN 1993 untuk m£:?n,bentuh lapisan usaha kecil dan menengah
·:lang bes.:u-- dan mc-,ntap dalaiT! upaya merubah struktur dunia usaha
nas~i c,r,.:il dengan nn?n!perbesar pt?ranan usaha kec i 1, koperasi dan
i.\saha lne.-)Pf1gc-,h dalam keg.i.c:-.tan pt?re,.:.onomian naional agar terwujud
nyi:\ ~-1:ruk li..u- dunia usaha nasional yang seimbang, yang akan mempe
rnleh dorungan dan kekuatan. Belum berhasilnya penmyesuaian PTKP dertgt=Ht n,t::-r,ingkatki~n jumli\hnya melebihi satu juta tujuh ratus dua
puluh delapan ribu bagi PPH perorangan dan pribadi dalam UU ini, hi':ii'Tts.Jr.th disertakan adanya pengakuan dari kita semua termas.uk
pnmet-:i.ntah bahwa kita masih berhutang kepada masyarakat yang
bet-per,ghasilan r-endah kur-ang lebih 5,50'Y. pada tahun fiskal 1995,
bi.la saja angkan inflasi tahunan 1995 ini besarnya berada diatas 9 % tetapi dibawah 10 X.
F .. PP bpr·keyakinan bi?.h\o';a dengan berkurangnya jumlah besarnya
penghasilan kena pajak bagi lapisan tarif tertinggi 30 I. dari 75
jtrta rupiah mr~nj adi ~,o juta r-upiah, maka perhi tungan jumlah
selur-uhnya peneJ,..imaan ne·gara sebagaimana yang diperkirakan semula
111r:;njadi berkurang dan selisih jumlah tersebut dapat memperkecil
penquJ-~antJan penerimaan negara. andaikata PTKP dinaikkan nantinya.
F.PP yal~in Saudara Menteri Keuangan akan segera setelah berlaku
nya LJU ini akan memberi tahu Dewan untuk menyesuaikan PT~~p sesuai
dengan ••••••••
-84-
r! •!n ~;.::H-, fit? t · k t.!H11)2 nq an h;u-u a k.t:?l:.u t u han pok ok r·a k ya. t rl r;r' ~~ n ~~ L i:-1 i n f 1 cis i t ;.-, t 1 u 1 1 an •
tinp t.c:\hunnya.
S "·11 1 d i~ ;-- ·':\ !<t? tuc::. .. • S .i d ·~~(-•IJ Pan ~:.l.· .;:. '/ c·\n g ter horma t"'
D,=;],:;nt pf:·qi!).:.~h.=t-=-;<:1; f;lllt h=•iYL:·triP pf'r-ttbah-n d-1-- b'd •· - - · :1 - - . c:1 L-1 am 1. i:illl] pt:•r-J1c-d a-
1-.c:-•. n i.ni clitd:VJai ()lPh c;.(~;naki.n populE·r-nva keingin.:::.n f I . f t 'r ~ ~- ~ ; J·.. r -· ·-- ._ ... - _,_ · - · j ,
, ~· · ra.-:. s1- · rcd::si ;H~IIr...r-~ \ d:::-)1. ;: f>l."]cHi illt?lflcH::·r·i kan rambu-r-c-tmbu terhadap setiap
k P !-•.' e ,-, i.< n ~ F·'· n ·'/ i':'ill :J d i 1 .i tn r::cr 1. h k an k P p e cJ C:\ p em e r- in t c.-~ h a t a 5
k Ll . .:::. 5
.:::. ,_, ._, UU in i , ~·e;;:l ::it .=:~.:.r.~r1 -'c;:::-;·~·•==~b;t ~ bPr-viuj t;d bail-·:. berupa ketlarLtsan d · L
s.1 :•et- i tahu-k.:~w,r·!:,,.r.i ~-!u~.u kt-=:op.-::-tdd. De\.'li:H1 dalt.::Hn -:::,emc-,ngat untuk mendengar- dengan
c:..t lli{J'-~.1\ i.f ~--c.i llr{j(Ji 1f·1 SU;~r t:'l D£~Victi'J llldl.!pUn t:erbentuk pemuatan aspek -aspek
Yr'<IH] t~ru·l.t•:. diperhr--,tiLan ol-t?h r:efnpr·intah sebagai patokc.Hi dalam !I!PJ i:il-..\\1-:.r:n ( ~-~· JF~ }·-c..· . t J ]
,l-:' !',c.-:' t:-! ..• r.:-t."f rin d <:it! f i.i. am ifJf>ITJper-guni:ikan keio'lenangan terse-
!)pl· ·' F ~PP :,:.:d·: i.n h.::dn·ii'l pr:,ner-i:··J!: . .=d-. ri.kan memenuhinya dalam rnelaksa-'I i"\! i t -; ~
pt ,-.. •'·.:: n· .. ,:·,j i 11.H·: d.~ 1 ,.1:1' f1..::·n:;.::>lt=:•ngt]ar·c-:,an kehidupan
hf•r h.~li!J~--~: dZ-i;\ bt::·n•P•Jrlt·a. n.-:<Jaw uu PPH ini juga
itu sebagai ber-mas·">'·ar-ak at,
banyak memuat <:·.!:vr,:·1n hc:it-u yaiig ~-i·fat d2-n tt.Uuc<.nnyc, sebagai upaya untuk intensi
;-; l·:i~;·'..:.:i IF::~ldk:::.,:tnaar. peffltlnquL:tn F'FH melalui p~ningkate1n dar1
penyem
ptH n ac:<n !:: _; ·::.. t i.m ac!oiin 5. c:. tr-;:ls i pt::·r-pc:U ak an. Penyempurnaan sis tim
~:,rJ;n·; t·d.str t:~c:c.i. per-rraj akCin in.i fiiHnpc:d~_nya dalao1 pencantuman pemua-
1.:"' .=:d:ut··r-\n--aturc_:.n dal.:~\m Bab IV, Bc:,b V dan Ba.b VI, yang mengatur
d.:-11 riin per·t,·j b.d-i!Ji:Hl pi:'lj .:-~k. pad.=, ak hi r tahun, per 1 una san paj ak tahun bt:•t· j.::1lC.rn, {(.:,n C2Ta men(jhitung pajak.
(idrn.it·,:i!":.tr.:i'.:'>j per-pajar:.c:u-t da1am UU PPH ini djupayakan untuk dapat
l:zt~r·j(:~J..=::uin)/c.' built ir1 contr-ol h:~rhadc:(p fiskus dan Wajib Pajc:tk, dan
-'~ngkc::-( f :i ~,1\u~::. st::.>ndi (- i sE~hiniJ<].:t n•enghc:;r-uskan f isk.us untuk menel :i ti, rr•t~mt=~t··i.J: ~-;<'~ dan mEnyel.i.dik i.
F rF'P Otf?Yc{k ·ini bahwa sist:irn aclrninistrasi yang dibangun dlam uu ini
ht.:·r-landaskan sistim self ases.sment, namun akhirnya apa.kah dicl;~lr:'~" pP1a,·;sr.H1t:-:\annya tt?tap riE·mikiC~n, F .PP mengingatkan pemer.in
t.-,..h .:HJ.=.n· senantiasc.i trtelfu?gang teguh kepada :-istim self asessment
~-r"'hM!Ji'1:i :i;·:dul·:. s.islin, c:fari ~>emua sis·tirn yang kita bangun dalam
hidt"1ng pet·p.=:d akan ..
DE"?I"!Q.::ti 1 tel ah berhas:i.lnya Panj a membahas. UU ten tang perubahan
PPH yang n1eliputi substansi dalam upaya pelaksanaan intensifikasi
dan ekser·::ti-fikasi 01£.:-lalui perluasan \.IJajib Pajak, Subjek Pajak,
dan Obj t:·~k Pajak ser ta penyt:?ts\plH'"·naan administ.rasi perpaj akan maka
1-:..:i ta ::.emua ter-masuk pers1Printah sudah melaksanakan dari sebagian
<:Hnanr.•.t GBHN da 1 am pembangunan sek tor keuangan yang an tara 1 a in
bf!t'"h\.lny:i "Sis-t:f?m dr:"n pr··osedur- perpajakan untuk meningkatkan
pendapatan negara terus diseolpurnakan dan disederhanakan dengan
,-,emper·~·,atik.:.n azaH keadilnn:~ pemer-ataan, manfaat, dan kemampuan
masyara~at melalui peningkatan mutu pelayanan dan kualitas aparat
yang ter·cr~r-min dalam peningka·tan kejujuran, tanggung jawab dan
dedikasi s.:=r·ta melalui penyempurnaan sistim administrasi."
Saudar-a Ketua dEtn Sidang Pansus yang ter-hormat,
UU per-ubahan tentang PPN yang dihasilkan oleh Panja telah· bl::.--r-has.i 1 fiH?n . .lml.\!5k<::n1 mengc~mbalik.:\n posisi PPN atas Barang Modal
Tetap sebat;Jai pungutan PPN yang dapat diriditkan dengan
pengecualian ••••••••
. ..
- 85 -
f)lc'l':f_~t-~CI\,o} ,;,\n 1.-.Et-lf~j,t_:_t ir1,i•J l:.t:>lr':\1\ ni!llUt:\t pl\}C:\ dalcOTI pi?t1jt?JC.\Sa!'l
i:ortr-;r-.=1 :1,-:;.i.rt bc.I~J.i f-'~"?.t;;h•:::·1 i.:H-, ~-:.endC:Ir-·d~-\rr dengan mf?f-ek !' tnodal te(·tentu
!1\\ 1 .:~ "
nf-'lll_~i-lll tir·•llri (( i rHI r-llf!·tt:!-'-.dll F'clc;,:-; l Cj~ ;:~·ya·t (8) C beo:::,erta pPnjl?] ;:~r..:.(-if)f"'yi=t
lx·l<-,!l l·:t··,H:: •;:.,-~t--,~·:_r.!n "';t~r:,:-o.t··a jela•.::, br.-u--·i.:r.ng-bar-anrJ mode;, I yang langsuntJ
lr ... rl·:~i <li·r•t_l·'"' pr·rlll!tk•-.i ddn ·,-c:;nq t.idak li..-1n~;!"::.uno ter-k<:i.'it dE·ng.:.Hi
!'ll.,-,~~~~i:•; ~- .. fh~IHJi'tP p{-~I•IJD.htr·d'i PPN .:.:~t:a~:- barang modal ter-sebut. t.elah
lHf-'ld··~Jr· :i 1-:_ '""' h::-pt:~cl2. r· .. F'P .::=~k :u-, h=.o•t:ap ·t er-angsctngnya investas.i yang
l'.lt~l- -:::.kc-·ld tH?..:::.,:·u--, d.i ~)il\ak lain ~;er:enderungan untuk memperbanyak
1•<-n i--:l>lJ !l•t.:l,-11 ;-'<:·H'H]. ·t :idr.d-~ pr·orlltkli f clan bahkc1n hasra·t kepemilikan
I ··~r dnq mncL\ l b:>t !:;.~::dJtd. d i.dot~onq c·let-. semangat. konsunti f akan mampu
1 l.i l·<.-i t i:1~"' i. t lj)clya urd.ul· .. llteHlpPt·be~;,,.-,r- cakupan pungutan PPN d.:~nc.Ja•--,
q'lf,.-?n•.JP.nc:d r:cn FF'N atc.os ke~Ji3tan membangun sendir·i yang tidak dilc:<.ku-
L.illt r:lc:~d ell!; l :i.r~tJI·:.tnlgr.\fl pet--·us;:d-,dr:\n <..=..tau peker j c-.-an oleh ol~ang pribadi
'' ~- ..--.u h<.d.:!.!'! -ycHlQ ha-:: i l ny<-~ digunakc:<.n send ir- i '-=-ebagaimana yang
tlimu,:d: clc::tli.HH Pasal 1,.!} c sr::?nq:;at membuat F.PP menjadi kaget bila
r:! i.l<t~hunqkc:~·--• f•P.I"!{jPF. t-\ F.iCI
deng~n
-h::?l"ltarHJ
keten tu,:ui Ui!H.tm Pasa 1 ( 1 ) yang
yang
·:! i c1 c., J ·::\IIH -~-:/ i\ pi:~;ni\~·:. a i ar, •:: . ..-.-n'\d i ,- i d t:in pember- ian c uma-cuma.
metnber- i k an
termasuk
t !1; h d·:_ il•E~r,<J h~\. 1 ar1rJ k i"n J·:_ el~ ;.-HJetann·y a F. FP ber-upaya ••••••••••••
I i
'!
- 86 -
Untuk 111unul1j Junukun kekuur.~LutJflyu., Ft uksi Pf]l'sutuuu PetlllJUrJUUIIUII L>e,-upny£1 tHJtuk llleinuf,c!IJiinyu rJulotll run~1ku kuudiju;l
dolu/11 111l'llllkul uul.>tlrl pujuk dL'rt9Lifl t;UJ u perJu uuunyu pr..:lluLuun yu:J~.' SCJ!IIU tertlur.lup pcmukuion ~jerJtliri l1uru:1CJ ~,enu fJtJit 1 l~ u,... 1. ,J·u·rr 11J; 1-·1,l i L!'= - ' J ., • . . •• ..L ~ .. "-'
F r ok s i PL~ r sot unn P em1Junvunu11 l>u,. u :.i ul n; U! 1 l uk iiJ(.lillU1 !Liiil.t I'•:J r k i. r u:.ll; yurt~J d.iuluml t!u.tum pruktt;knyu, luru'Lull!u upuk~1:1 ukun ;w~njuc!i
musuloh., ~ellifi990 ukun muduJ1 tL'rjuu:i. "J.uoptJolu::.;". .Juuu i:ur;;:_ .. d i h i n cJ D ,- i u go r lJ u u i u n u 9 o t u 111 U5 v u r u k o t y an g be .it 1:1: ~) c iJ i..:~ r o p u mcnik111uli i:usil Pt:IIIUUil9UrlUil ju9u IJ.Jr·kenu. Olch kurerli.J .itu, Fruk:;i
Pt:r!.iutuun Pumbon~unun lH:rupuyo tllrl:uk /lll.:nuoptiJJJolkull 1 OfiJL·u-ru~;ilH:
)'UilU IIIUIIIUUI: lJUtU:..iUil dun tutu CCJJ"(J f.H~/IIUil~UlUIHIY~! y;_)ll~} 1JC'IIl!:!~~
rJi.utur ol•JtJ l'll:.;ntr~rj Keuul:!.)un, uo11 keinu:~nun Fruk~l Pcr~;ul:uon
Pe:ni.>UilOllli(ifJ b:Jrseout !.Juuol1 tcrtu;npun9 dulotll penj8lu!.icr' Pu~u.i J.!'..
c, nntoru Ju.in: !Ju~d ke9ioLun m•~JiJIJLlll9llll ~1i.:/H.Jir:i yu11u iuu:.:nyu i!dt.i )
m·- lc:IJill r.i tkenukun pujok pi.:r l:urni)U/Ju,, 11i iui.
f-ru~:~;i Pcrsutuun Pu111l.~unuunun _iu0u mum!_;eriktHI Jl(.!l' i>..Jtif.!ll Y'.u;·.: c u k u p t c: ' 1 KJ tl (.1 p Po ~ u 1 G R U U t c n t u II•J P (~ r- ulJ u i 1 u n u t u ~~ U 1 : t.l u iV.J -· U i H.!· .. :' : • •.
H o . B I. u! 'u n 19 B :,; 'J u n g 1 n c n 0 u lu r i-1 u :· 1 ~ u t u n p o j u k p L~ i lj u u l u n u ·.. ~.; ; .
L1urun~ mouul. Fr·or-.s\ Per~~utuc111 PemlJ.;H\S1UtH.H\ sejul: ~<;muL.t kui\:.;~:;t-~1\
ukun t.uj uul\ uur i pengenuun poj uk utus lJurur1s.1 modu .t d i S\.11\\)t i i\·~! untu~: penct·iiiiUUt\ nt!~uro, nu;nun yut\•J terpentinSJ u<Jo!.ui\ bcri~uju .. _li'.
t\\C!II\lJutus1 scmorVJ<Jt kon~u111erisme. <.iun pc111boroson :;.iCI"tU PUIIi·!\
Lckuyuut\. Tujuon t(!roklllr int SCH\<JUt ~entinu uc.t~ji upoyu ~:il.11 ut\lu\: tw~n·y~l imlnir ullul\yu k'.!~>er\ju;iqunt\ so:.;iul ~.IUt\U 1\ICtti\H:IL~.:i\t semon<Jut kelJurstHnuun., ~olilloritcts ~:osiol dun per~;ut.uun lJunlj~:.tJ.
- 87 -
!A~IIIf'J''~-' ~-·'.:lllllli~;tJI. J'r~rl~Jil•:rii...JI.'.IIr Vtll;'_l dip, .. :r·lukiJII I.H10i :;uk~;,.:::.;rJVtl ri j' •
fli.?flli.HJI'lYliiHll'l jl(J~j OfJU] 'J'Llfl(J IHJt'll:) t!i i:llflll.l'LlllklJJ') (J•'•JJ~~II.lt''t l . . . ....... _ lliL'fll )U Lt J~; i
OJ.el1 kuretHJ j lui Fr (l:·~~;j J.'•,.:.· :-.. uttHHl PtmriJurl~'LHJUil rnompurl:/t.ii.
pcrtunyuu11 JCiltii r l utu~; (ii ,-:.JI:uilllYU ptJIIyurullUfl 1Ju1·un~J il!l:l·.·c!i
lfl(.:nj od i 11r.: r 1 y ·~ r ulrun L>u r emu ~: ,_. nu puj u !( t t! r t c-:n t u !.; c i>ugu :i.u:unu Jn~n(:u!~ dlotur uulam Fusul .s uyui: (1). kt::kl'lUviUtirun Fruk!:il Pur!.iOlULl/1
P t:liJIJCII l0UiH 111 uc.lu lui 1 j on~u; 1 ~;u;npu .i t e r j od i ucJun y u po r u !JullGrl u t u~: I.H.: nue r ·t: i ur1 bu ,. u11~1 ;ne\·lurr. i J crm.11' Ll i ~; e t uj u i 11 y u bu l: uso\·Jn y un· .. · l!lt!llllHJr·.ikull rlui'ir:isi utus tHJ,-un~.J KL'!ICJ pujuk tertcntu yonu d.imuut
d u 1 m 11 p 1; 11 j ld u :-J u 11 p u sol 8 o y u t ~; y u i t u b u r u n g y u 11 u '.:' k ~ k 1 u ~d v :~· I
prr.Jstisiu~_;, !Juku11 l)oru:;~ prillll_:r, lliOh:u Fruk~;j Per~_;c;t:JUii
rcm!Jongunun r.lopu t JIIL:IIiU/lUIII iII>' (I I
Suuduro Kutuc; ~d duil~ Pelf 1 SU!.-5 y ung t ~.:: rl1o r lllU t;
SeiuJ.uh r;1en~Jikuti UUrl!.JUil :;ei~:.;urnu iKJSil-husil )'U;lU tlicupcJI dt~;epu!<uti dun diruliluskun ulcJt Pu11~.;u~;, kl1ususnyu lru:;;j 1 r·umu~;un Punju I, r-ruksi Pur~utuun Pcntoun~unun llll!ruso l.>erbul:u~Jiu... kur c·1:'-;
durl but.ir-!Jutir rumu~un buik. yunu lortuung dulum nutunv Tui.>ull
mnupun pc:nj u 1 u:;un R IJU pe rui)U~ 1un u 1.' us UndUI!SJ-UildUil~J Nu. G T lli HI; 1
J.9B3 tclli.Un~J r~r;tentuun Ulllllfll tiCJil Toto Curu Pt~rpLljUkllil_, lt}.!U!I
llli.J rH; U l"fll :iII k un dUll Jilt) llUU k U/IJOd i I' U ::;J.d r U :-1 i tlllll k •.: ~lL'Il i.iu!< i ·I' L! :~ :.: i p e r s u t u o 11 P em i.KH 1 u u nun . D i rn uno sec c r u !.i u lJ ~ L u n ~; i u J. n U u t t.:·! l t u 1 ':J
r~ctentuun UiiiUIII dun Tutu Curo Perpujukon (:~UP) tetup lJerpcclc.:·iilC:,l
dt_~n~Jan f u 1 ~u 'f ufl yclllU IIIL)rllliri,
i ) lJ k u lfl 1 k ~~ (_] rJ i j (_} fl
dun lonliO!.iUil SiJtClil duri r::ekuni~il~li; tlt~rl!J(Hl LH;rp(~gung tt:~..JUilll puciu prin:~_ip
du11 keset1urt1unuun.
pe rpuj u:< f_r 1
kl!j)LJ:.Jt}t".i:l
Sr.:i d: :uuu ku r enonyu pe rubuJHJil U11donu-UnrJon«J !~UP I tl' 1 ell
Jlli.:IIYr~nl:tlil pudu pel'lliOSUlUIHJfl )'Ori~J e~iCrl!j.lUl diJ.lUIIi l~l:ilJd~lp(lU IJ·~'rlllU~YLII ukut~ bur I.>UilY~C.I !.lull iJellr·.~uur u; dill!Uilll <.ll:ir~UII Uih.lll!l~.l·-· UndcHl'J r~UP uiuruhkun untuk 111encupui dululll l·lelluju KcrJIUiltJir.iun
'-·-
- 88 -
~) u il ~-i ~; o r i ' J 1 urn P ~~ n: 1J ! u \' ( i u; 1 /-! ; : ;_H J r ' 1 t. h 1r 1 I' t .~ r n i.> i u y u u 11 u ,_: r 11: i u 1 1 J u, 1 u 11 ~.:1.1/iJIJt;;· u >:rmu;yu llt;l u::IJ.i dr;r: pt:r:r.:; i!IIUUIJ pt.·rpu)ukurr.
D·~·rl .. ~cu;·u lcntun~J kt.:J-'u~;t.iu" lluktHII 1 Fruk:·i.i Pur~~ott;;i!t
PctubunSIIfliHI c.Juput rnciiHJ;Jurlli i:L'nt(Jfl~) 11lU!:iU Dulu\'/ursu IIJunjodi !;i(.'fJUil.ii•
tullLHl. Hul irli ui~;umpill~J untuk /i:l~11J'USUUiktlll c..lenvun pr in~;ip !:)1.~ i j'
ussessrr;r:~r: t I JC r L u IIIU~jLJ du J u1·:ur :::;u pcr1y irllpllrHHl cJoku:nenl j u~JU ser:uru n;ul i tos IJuln·lU penyc::iuulun tlt1rl PtHJCinuun pujuk rJJpc~rlukun
kecenflolu!'ll keteli tlun uuur· tluuk terjudi kekr.:11r~JClrl
;w;nuukil>utkun kcruuiun l>u~.li "":.J~)yurokut \•tuji!J pojok, muko o.lc~'
kureno tliperlukon tenguunu ~i·uktu yon~J cukup mr.::;r1aduJ. ~·/uluupurl
F r u k ! ; i P e r s u lu u' 1 1: e ·i~ up be ,. ~ c ~,, u k i non b o h \' 1 o f- .i s k u ~; u k u n
n;enyelcsuikun dun lllenun~;urJi sciiup pcrmusulohun /J(H'I.nljc:::un
tlrJilDUn cc1·mut dun cupot,. ~csuui clr:llU(HI tekud tlun Jcmungnt ~t:bll·:;ui
ubtl.i mu::;y,:Jrukot don oiJll J l)un~~su.
G (~ g .i t u p u 1 u i H.Jl n y u rJ en y u 11 Dud u n P e rod i 1 u n f' u j o k , r r u ::. s .i Pcrsutuun Peml.HH19LHIOfl lJ,~rp(;ndoput I.HJIII·iu lemiJ090 ini horu~ susurc: di~·.'ujud:<un. i~umun kurenu UlltLJ!( mu~·1ujuc.Jkc.1n dun IIICIIIIJc;ntuk ~uut!J Duuu11 p,_~l·r.Jt..li lun Pujuk Jlte:J;ur·lul~tHI prose!.i yunu cu!<UP ltJIIlU yui·i:u
cJt..~:Juun pullli.H~fl t u k un UntiunJ-l.'! 1dur lU t (~ r send i r i I li;ulcJ F r u!~ !.: .~ Pur:_; at LHJi 1 PerniJcu 1 s;unun f!IL:IliUfl d unu i,u} n·:o de 11 gu1 1 ,. umu ;j un I< iJ U K! i P r.iulu111 Pu:.-;ol 27 telull cu.'<up mc;nurJui.. tJirnunu St.:~l)elur/1 Budc:1
PerudilUII Pojuk tel'lJentukl IIIUko l··lnjtdi::; Purtirnbungun Pujuk du:.Jui:
rllelu~(~lHlukon ftHJ9Si dun \·IC:-JetH.Jnq Budull Pernuilon Puiu;~.
Fruk:;i Pursotuun PemtJUflUUnun IJerkeyokitlUII UUIIUUll n~IIIU~u.r: Po:;ul 27 ~UU t~UP .. Insyu 1\lluh.. k8fJtJiltinyon 'HidsyuroJ-:c.ri: ukun
ter 1 indur;Ji dun kepustlon tlu~~u"' juS,iu tJupot diperolel·l karunu wu_,i .U) poj uk dupu t 111enyoj ukun l>urHJ j ng k upor.iu BurJon Pe rud i 1 on fJ(I.h;~ 1/liJrJUtJrJUi kelHJrutun yunv ditetupkun olui1 DJrjen Pujuk. Buvitu pulu si~tem j.)eruuilun yuny sedr;rtJonul c'.:pot tlon muru:·1 sel.HJguir;::..liLJ
dicmonutkun o.lcl1 Undung-Undon9 i'Jo. lL~ To1·1un 1970 ckon du;.ltJt
I . J 1 1 t1ul 1r11 t•'r·t:•)r·liiJ._rl rJulom butir-butir "UfH1 i:t:rtl:!H1~..' ll .U.~SUfllJ,(Llil 1 v -~ ) _
Uulorn Pu!.iUl ?.7 r~uu KUrJ luf'~jC!Jut I
9
- 89 -
Akoll l·loln~/0 prinsip .l:f:.'Udi lun dt](l r.l(!rh'UjLJtiLJII kesuin;bunS}OTJ itc;!~ dun k UI'IUj i lJun un t u r u Huj l lJ Poj uk· dun F .i :i k us, r- ruk !; i Pur ~;u h.JUil
Pen:bunuu11un be rpo11Jupu t . iJul H'IU fJC· rmo~;u 1 uiJun l e r ::i !Jbu t t e .l u! 1
torukowoLiu~;ikon tl.idolum RUU t~UP, k;IU!.iU!.inyu uidulom Pu~;ul 41 u:nrt (1) dun (2). Kurcnu uiuulu/11 PO:JUl tersebut kepentingon uun Jlu.'~ \'/ujib Pujuk · terlinuungi, sec..Junykun PejuiJot lJuik kureno cll:n!}0/1
ke.sengojuun muupun keu.lpuun t idu:< IIIUIIIenulli kewoj iiH.Jnnyu, muku doput uiuncorn dun~ull llukurnun penjuru dun dencJu ~ecuru kumulutJf.
Suuuuru Ketuo; S.iduny Pon!:lus yun~ terhor111ut;
Fruk:.;i Per~utuun PemiJollgLHIUf) IIIC'nyumlJut dengun lupony r:ut -~ uinuikkun NJOPTKP yung semulu Sl:!besur Rp. 7 jutu 111enurut nuu Perubot1un PBB lllenjoui Rp. 8 jutu. Kenoikon NJOPTJ~r fiiCmung u.i IJu\·JUII l1orupun Fruksi Persutuun Pcml>ongunc.Hl yung IJerjuinlull Rp. .10 j u Lu. f'Jumun U8fl9Uil uuunyu turuiJullUTl penj e 1 U!:iUfl u tu~ Pu~ul ::. uyu l (l~), iJOll~·.JU foktor penyesuoion YUII~J fJOrus dijuuikun ciosur uulum pcnyesuuiun NJOPTKP olell lvlenteri Keuongun dopot rncmberi~~o::
jominon ukun terjudinyo penyesuoicn secoru IJerkolu toltun-tu;!il.'! fii(Jf JC.IU t Url~J. Pel' k C'III!JUil-:.JUll llU ruu UIIIWII t i Up l OllUI Hl Yli l>UU i bUill J i.h Ill tJonuunor1 yon~ mcnjudi Obyck Pujuk PBB juut! .lclJill CL'POt:
d i bund i ngkun de noon k enu i h:on in f 1 os i t ut1unun 111uupun tJoruu keiJututlon pokok. Sedongkun IJogi rukyut kccil 111e1Jjuu.l tonul1 utuu
IJunuunun udo 1 ul1 t j ndu kun ~/ 0119 s unuu t uu r u rut y u; l!J :;(J j llUIJ ll;un~.:i( .in UKUn diJJindor inyu, .SchirJUUU OrJUIIYU KrJilUikkun ilur SJU :.unui1 !I!UUiJI.i:l
bonyuncHl yunv ceput bugi rukyut kucil di puoesuu11 riiULIPL~n eli. perkotuon tiduklutl mernberikun kL'Iiik111uton upo--upu, yung ju.lu~;
IJunyulutl beiJun Pl313 yunu tcrus r11eninukot sujulull yu119 huru~>
tlitunyuungnyu ldlo tiuuk diJertui t12nuun penye~uuiun NJOPT~~P.
Sett..doh Fruksi Pcrsotu(Jn Pcml)r.;ngunun menywnpoikun pL:nuc:muturl dun p~..:'n1loiannyu tt..~rtlodop 111ekunisr::c pcmbulluscJJ1 :~ue111pot i~UU pcrubol!Ufi llulum lJ1litHl9 perpujCJkun olot1 Ponsus don Punjo liultl!.l
PerubuiHJ!.iUll T lngkot I I I olr.:t1 Dewun, !iertu bebcrupo perH.~l~unu:i Liu:~ puncgusun utos substonsi-·sul>ston~il turtuntu~ Fru~~i Per!jtltU(lfl
10
'·IIJ
- 90 -
Akun J1olnyo prinsip kr;udi lun rJCJn p(jr\·/ujudun keselmborHJUTl i1Gk
cJun ke1~uj ilion on turu Huj iiJ Pojok· dun F iskus, Fruk:;l Persotuun Pen:I)OflUUJIUfl herpcnuuput L>uiMu /Jc:rmo!julullurJ lor:~r.:!Jut te.lu!1 torokOIIIOdu~;ikun d.iuolufll RUU t~UP, ldlU!)LJ~irl)'(J uidulom Pu:;ol ill uyut {1) uon (2). Kurunu uiuuluffl pusul terSf.Jbut kepentiflS'Ofl c.Jun l!u~~
\·/ojib Pujok terlindungi, scl1ungk:.!n Pejuout ouik kureno denuun
kesengojuun tlluupun keu.lpuun l iduk IIH.!fJienutli kev;uj il.H.Jnnyu, rnuku c.Joput uilllll;UIII dullUUil IIUkUIIIU/1 penjuru Uc.Jtl JurHJU !..iUt;UI'IJ kuiiJUlutJr.
Sauuuru Kctuu; S.iucng Punsus yuny ·u~rtlormJt;
Fl"ukJi Per~;otuun PemiJOJI~tHiun menyum!Jut uenuun lupunu f)Ut -~
· u inu i k kull NJOPT).:p yung ~emul u st.:dJu~ur Rp. 7 jut o 111enuru t nUU Perubohun P13B menjoui f~p. 8 jutu. KenaiktHl NJOPTI~r· mcmc1119 ui tJO\'IC.Jh llurupun Fruksi Persutuun Pernl>ongurHJil yung oerjuii!lUI! Rp. J.D
jutCJ. f'Jurnun c.Jen!]Uil uuunyu turulJullU[) penjelU!:iUr1 utus Pusul 3 CYUL (4), iJoin·IU foktor penyesuoion YUflU fiOrUS cJijudikun dosor tlulum
penyesuoion NJOPTKP olel1 l'lt:nter i Keuonuun doput me11tberU~u:: jominon ukun terjocJinyo pcnye~;uoicn securu l>erkulu tol,un-tu;-!iJ:I
JII(JIJCJotun9. Pcrker11tJonuun IH.Jrgu umurn tiup tultunnyu l.>u~ji iJu;Hi du,; lJon9UIJUn yon~ mcnjudi OtJyck Pujuk PIJB juut! Jr;bill cepot:
ditJc.uHJingkun dr.~noon kenuiktHl inflosi tot1unun llluupun IKii'UU
keiJu t uhon pokok. Sedungkc.Hl lJo~li ruk y u t kec i 1 111enj uu 1 t unul 1 u 1: uu
IJungunun udoloiJ tjnrJukun ~,'ong ~;un~:Jt llururot yail!J ~L:jduh ,,;un~.:;~l:l okun dillindor inyu. .Sct1inus;u ouunyu kcnuikkun l1ur yu -~ unu/1 mD1.;;JUil
bCIII~UIJUrl yung ceput OU~1i rukyot )<L:Cil eli J.H.:lh.!SUU/1 fiJULIPL:fl tli. perkotuun tiduklotl JJI81111Jerikurl kctliklllutun upo--upu, yun~ juiu~; 11unyolull bebun Pl3B yung tcrus mt:ninykot sujuluiJ yu119 l1uru:s
u it unyuungnyu l> i l o t i duk lll::; ij r to i d2nvon pcny e !jlJU i un NJOPTKP.
Sutulull Fruksi Persututlil PerubUilUUnun lltenyc.Hnpo.U,un punvumulun uun p~~niluiannyu tertJouup rllekLHii~mc pcmbu1·1usu11 :~ewllput i{UU pcrubol·luli dolum bldtHlY perpujoktHl olctl Pun!.lus lion Ponju lluluJ.! Peutbullu~urt Tlngkot I I I oletl Dewun, ~crtu tJebcruprJ pcllu!~unwl llu:l r.,unc
9usull utos sul>sttHlsi-·suiJ~;tun~ii ter"i:I.Hltu, r-ruk~;i rcr:jol'LHlil
10
- 91 -
PcrflbDll0U/IUTJ f/ICfiiCllHIOntJ Pt:llil,\.!tlll:;(Jil ~-i,I~JkfJl 111 ul(~/1 Dc'ltr!ll :;~i:)d!.o fii811JI.~ flU Ill !IIC k On j Si/le f.J L!//I))U/"lUSUi I :·i C'::: 1J U i U :~ f 1\I(Jfl 1_,, CJ/ 11_1 £.1 1: (_J'L·.,. J ,.. ' ] :.; UU .Uiil Tutu Tert iiJ De1vun.
Oleh kurl?no itu, Fruk::il r~c,.Juluon PeHJt)un~;unon t.lr:}fi'JU:)
I !Jr.; n~ILICOIJ ~~ Ull 8 I Sri I L L/\1111~ f~/\ I !l·l/\I·J I u fU\1! i HI IIICIIII.n: r j k llll [I r~ ~~ s t T U,lll.'\t·! iJ y ··~ . lJf) t uk lilf~ .l Uflj 1.1 t kiii·l ~PUIIiiJUl !'(J:iUil ·-· .. r.:~l litidciT) :- ...
. l. r;uu lt-:lllU/19 ?c\ti:JU))(Jfl (ltrl~. U!ldClll0-UndullJ i!UlilOl" f) Lliaill
J.:JB3 t~Jillonu Ketc:11tuull UnnJ/n rJun Tutu Curu Pc; pujukun, :? . i~UU tent uno Pc/'LJI)(.Jltull CJti.l:; lJflclonu-·undun9 Nr.'lllOr 7 Tuiltl'l
.1983 tcntong Pojuk PeliSJliU:iilun :icbuguiHIUilU iclui1 r.!Jt .. hu!' dt}nuun Unc.Jung·-Undurl~l f.Jomor / TuiHHI l0~JJ I
5. I~UU tun tong Per uiJl'JhOI 1 u t, J!j Undung-Untlun~ Uo111o r ~;~ ; r .,,: :.: l
1983 tentung Pujuk Pertc.unboiJUfl iJilui,. L~uru11~1, dun .Ju.,;u_. uun Pujuk Penjuolon Atus Duron~ Hcwu/1,.
i~. nuu tcntOTJ0 PerubuiHJtl utU!) Undon~-urHiDrJU Ni..'·iiiUI' .l2 -i,•iJlii)
198::) · tentung Pojuk Bum.i dun Bungunon,
k e pod a Pcr11bol 1os on T i ngk at 1 V tlo 1 ow S i dong Pur 1 pu 1 I!U Dt~\·n.H 1 '_lUll~.' r.J i 01 n IJ i 1 k e p u t us u n p e r s c t u j u u ru 1 1 u u 1 c t 1 De 1 ., u n .
Demjkiun Penduput 1\~dlir Fro.~~si Per~otuun Pctubu11~U1;un t.i 1.!]~::::
Pun~us Del·tun, dun otos perflut inn iiJ/11/.dnon don puru /ul~J~Jotu f1 t11::.:d~.
~~ung ter~IOriJlllt, Soudoru 1"/enteri r~L·uunuun dun svr_1unup jujortHiil)';J_.
kurfli ucupkan ter i111u kosi tJ.
\'/utJ.iJlloi1it Tuufiq \1u.l Hiduyuil; Hu!:i :;u l u111u 'u lui kum \h·. h'IJ.
KETIJA PANSIJS (NOVYAN KAMANI SH): Terimo kasih kita ucopkan kepada rekon dari Froksi Persotoan
Pembangunan yang teloh pula m~nyampoikqn persetujuonnya untuk melanjutkan keempot RIJU yongah-l<i to bohos ini untul< disampaikon kepada Pembicoraon Tingkot IV yang okon l<ita lakukon Insyo Allah tonggal 13 Oktober yang akon dotong. Sekoli logi komi mengucopkon terima kosih moka untul< lanJutonnyo I<CJT1i persilok.an rek.an dori FPDI. Komi persilakan.
. JIJRU B I CARA FPD I (VB. WIJANDJONO~ SH): ....... .
..
- 92 -
JURU BICARA FPDI (YB. WIJANDJONO, SH):
Salam sejahtera,
Bapak Wakil KettJa Dewan, Bapak Soerjadi yang terhormat,
Dapak rimpinan beserta anggota Pansus yang terhormat,
Bapak Menteri Keuangan beserta staf yang terhormat, Sidang Pansus yang kami muliakan.
Mengawali pendapat akhir ini
Bapak Ibu~ Saudara sekalian untuk perkenankanlah kami mengaj ak
memanjatkan puji dan syukur
hanya atas rahmat dan ridho-Nya
bersidanq di aini dalam rangka
kepnda Tuhan Yang Ruasa karena
lah kita dapat berkumpul dan
mengemuan tugas negara.
I . .rendahuluan
Keesaan Tuhan telah menyatukan kita, Kuasa-Nya telah menyelamatkan dan menuntun kita menyelesaikan tugas bersama, kasih-Nya
mengikat erat kita sebagai Saudara. Perbedaan pendapat, pendekatan dan pemlkiran atas euatu rancangan yang kadano menjadi tajam
dan keras tak mampu memecah kesatuan dan membelah keakraban kita.
Cara dan qaya bicara yanq lembut dan cantik acap berubah menjadi
sengit meninggi dan menggelitik, membuat auasana rapat penuh
- 93 -
keseriusan. Semua pihak telah bekerja keras dengan sepenuh hati dan semampu diri, sehingga dapat menyelesaikan tugas penyempurnaan keempat RUU perubahan di Bidang Perpajakan ini.
Fraksi PDI merigucapakan banyak terima kasih kepada Pemerintab yang dalam hal ini diwakili Menter! Keuangan beserta segenap Staf yang telah aktif bersama-sama mensukseskan pembahasan 4 RUU ini. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Fraksi ABRI, Fraksi Persatuan Pembangunan, dan Fraksi Karya Pembangunan yang telah memberikan pengertian yang mendalam atas usul-usul Fraksi POI.
Kini tiba saatnya Fraksi POI menyampaikan Pendapat Akhir mini untuk mengantar per jalanan RUU ke Forum Rapat Par ipurna Tingkat IV yang akan menetapkan persetujuan Dewan.
II. Tinja~ atas 4 RUU Perubahan Didang Perp~~
Saudara Pimpinan dan Sidang yang kami muliakan,.
Sebelum mengutarakan Pendapat Akhir Mini, perkenankanlah Fraksi PDI menyampaikan tinjauan atas 4 RUU perubahan Bidang Perpajakan yang telah kita bahas bersama selama ini, meliputi ;
1. Penerapan hirarki peraturan perundangan. 2. Ketentuan yang tidak atau belum dapat tertampung dalam RUU
Perubahan Perpajakan. 3. Proses pembahsan,yang.telah dilaksanakan.
Barangi'tentu dalam Pendapat Akhir Mini ini Fraksi POI tidak akan menyoroti secara detail, terinci, namun hanya pokoknya saja
sebagai intisari.
l.f§Derapan_~irarki Peraturan Perundangan.
1.1. Fraksi PDI selama ini tetap dan akan selalu bertek~d untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Oalam kaitan ini maka segala peraturan yang membebani rakyat harua ditetapkan dengan undang-undang karena hal
••
- 94 -
itulah merupakan perwujudan dari kedaulatan rakyat yang tak hendak diserahkan untuk diatur dengan Peraturan Pemerintah atau Ketetapan yang lebih rendah tingkatnya yang mestinya hanya merupakan peraturan pelaksanaan undang-undang saja.
Tekad dan perjuangan Fraksi POI ternyata tidak sia-sia 1
semua fraksi dan pemerintah sepaham dan menyetujuinya. Namun karena mater! ketentuan antara lain ;
Perubahan penentuan besarnya sanksi administrasi Pasal 37. KUP. PP
Perubahan penentuan besarnya PTKP pasal 7. ayat (3)
PPh, Kepmen.
Perubahan penentuan besarnya peredaran bruto untuk waj ib pajak yang menggunakan norma - Pasal 14 . ayat (7) PPh 1 Kepmen. Perubahan tarif tertinggi penghasilan kena pajak Pasal 17 ayat (2) PPh 1 PP Perubahan lapisan penghasilan kena pajak - Pasal 17 ayat (3) PPh 1 Kepmen.
H~mbutuhkan kecepatan dan kepraktisan dalam penyesuaian dengan perkembangan keadaan serta keperluan rincian suatu hal yang tar lalu ban yak dan suli t dirumusakan dalam undang-undang 1
maka jalan keluarnya bunyi pasal dalam batang tubub tatap. Tetapi di dalam penjelasan diberikan rambu-rambu atau batasan yang jelas dan tegas terhadap apa yang dilimpahkan. Jika masalahnya berat menyangkut beban rakyat banyak dan berpengaruh pada APBN 1 sebelum dikeluarkan PP atau Kepmen harus mendapat persetujuan DPR, lewat mekanisme pembahasan APBN.
Dengan ditawarkannya jalan keluar tersebutl maka Fraksi· POI dapat
menerimanya. .·
1.2. Kewenangan yang diberikan kepada Direktur Jenderal Pajak yang di tuangkan dalam Batang Tubuh Undang-undang 1 Fraksi POI memandang sebagai hal yang kurang tepat. Karena Dirjen bukan Pejabat Politik dan posisi Dirjen dibawah Menter! 1
dengan fungsi memimpin tugas Tehnis suatu bidang di Kemen
terian yang bersangkutan.
- 95 -
Namun pencantuman Dirjen Pajak dalam Batang Tubuh RUU, Fraksi PDI dapat memahami bahwa salah satu tujuan dibuatnya 4 RUU Perpajakan ini adalah untuk meningkatkan efisiensi d~n efoktifitas pelaksanaan perpajakan.
- Disamping itu dalam Undang-undang Perpajakan terdahulu hal-hal semacam itu juga telah tercantum, maka untuk menguakomodir kapentingan struktur perundang-undangan dan kepentingan efisiensi, serta efektifitas pelaksanaan perpajakan, Fraksi POI dapat menerima karena kewenangan yang diberikan jelas dan tarinci, sehingga terpenuhi azas kepastian hukumnya.
2. K._~_t_e_f1!JHtJL .. Y~..Il9_t_~k ata_y_bej._')..m....9ft~t tertalllP..~Jtlam RUU
~X!l_Q_CiM_IJ .... ~-~-I.P.J~.i~JlilJl ·
Semula Fraksi PDI meyakini bahwa dengan prissip efektivitas dalam perubahan RUU Perpajakan ini, maka harta yang dipero-1 e h karen a hi bah dan war is an aka n d a pat dike n a i p.a j ak , karena alasannya begitu kuat antara lain ;
(a). Hemenuhi difinisi obyek pajak tersebut Pasal 4 ayat ( l) RUU perubahan PPh yang intinya "setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima/diperoleh Wajib
Pajak, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan, dengan nama atau bentuk apapun".
(b). Akan memberikan pemasukan kepada negara dengan jumlah yang luar biasa, sehingga dapat semakin memper
ingan beban pajak golongan bawah.
(c). Hemenuhi asas keadilan dan perwujudan kewajiban kenegaraan d~lam rangka kegotong royongan nasional sebagai peran serta masyarakat dalam pembiayaan negara dan
pembangunan.
(d). Kelompok masyarakat menengah tidak perlu oelisah karena Fraksi POI mengusulkan Penohasilan Kena Pajak untuk perolehan harta hibah dan warisan ini dibatasi
- 96 -
Rp 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah).
(e). Dinegara-negara lain hal ini telah diterapkan.
Fraksi POI merasa cukup lega bahwa fraksi-fraksi . lain dan Pemerintah dapat mengerti dan memahami usul Fraksi POI, hanya
karena mas ih memer lukan ban yak kaj ian dar 1 berbagai aspek, serta uu rPh yang berlaku sampai kini belum juqa mengaturnya, maka usul ini akan diwadahi dalam UU tersendiri.
Fraksi P.DI dapat menerima pemecahan masalah tersebut dan .. sekaligus meminta agar Pemerintah selekas mungkin dapat mengkaji dan memperslapkan RUU dimaksud, atau mohon perkenan fraksi-fr~ksi lain, untuk bereama-sama membuat usul inisiatip,
aebagai perwujudan hak inisiatip Dewan.
Fraksi kami sang at perduli at as perkemban~an koperasi, karena itu mengusulkan agar pajak atas simpanan di koperasi yang dalam RUU ditentukan 15 persen - diturunkan menjadi 10 persen. Denoan alasan agar masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uan~ di koperasi dengan demikian koperasi akan meningkat aktifitasnya yang pada gilirannya akan meningkatkan penghasilan koperasi dan segenap anggotanya.
Namun satelah menden~ar dan meneliti fasilitas-fasilitas lain yang diber,ikan kepada koperasi, serta dijelaskan oleh
Pamer intah bahwa praktek se lama ini ban yak kemudahan yang disalah''gunakan sehingoa tidak dapat dinikmati oleh koperasi dan segenap anqgotanya, hal mana akan menumbuhkan OISTORSI. Di samping itu dijelaskan pula bahwa sampai denga jumlah tertentu, bunga simpanan ~i koperasi tidak dipungut pajak. Fraksi POI dapat menerima perlakuan pungutan pajak sebesar 15 pers'3n atas bunga simpanan di koperasi, sama seperti
deposito yang disimpan di bank-bank.
Pada kesempatan ini Fraksi POI menyarankan kepada
Pemerintah
- 97 -
a). agar lebih meningkatkan pembinaan menajemen koperasi, sehingga fasilitas yang diberikan kepadanya sepenuhnya dapat dinikmati oleh koperasi dan seQenap warganya.
b). agar koperasi simpan pinjam diberikan kemudahankemudahan khusus.
c). agar dilakukan penyerasi~n operasional koperasi simpan pinjam dengan BPR (Badan rerkreditan Rakyat), yang kin! muncul denoan cepat dan tersebar sampai dipelosok-pelosok meliputi puluhan ribu jumlahnya.
Dalam RUU Perubahan yang diajukan Pemerintah pajak masukan atas pembelian dan pemeliharaan barang modal tidak dapat dikreditkan (Pasal 9 ayat (8) huruf a· RUU PPN Barang Mewah). Pengertian barang modal termasuk didalamnya Sedan, Jeep, Stationwagon, Van, dan Kombi.
- Fraksi PDI menyetujui ketentuan tersebut tetap dimuat dalam RUU, karena hal tersebut akan menambah penerimaan negara dalam
jumlah yang cukup besar, lag! pula dalam UU PPN tahun 1984
memang sudah tidak dapat dikreditkan.
Akan tetapi atas usul Fraksi lain, ketentuan tersebut dicabut,
dengan kata lain dapat dikreditkan.
Fraltsi PDI menyayangkan penacabutan tersebut, dan mengharapkan kepada Pemerintah bahw~ dalam perkembangan nanti dampak dari pencabutan tcrsebut perlu dikaji dengan cermat dan seksama sehingga pada saatnya nanti apabila kepentingan negara mendesak, pajak masukan atas pembelian dan pemeliharaan barang
modal agar tidak .dapat .dikreditkan.
I I I. f.RQ...S_E~J.U_IBAHASAN.
1. Pentahapan pombicaraan 4 RUU telah sesuai denga TATIB DPR. Hanya sayang pembicaraan Tingkat III j~uh lobih banyak diforum
,, ... · -~-
- 98 -
PANJA yang bersifat tertutup dari pada di forum PANSUS yan~
berelfat terbuka untuk umum, sehingga masyarakat luaa tidak dapat mengikuti, alur pemikiran dan pendekatan konsepsi dari maeing-masing Fraksi maupun Pemerintah.
Dalam Rnngka Pembangunan Politik yang demokratis, bebas dan terbuka, sungguh tepat apabila lebih banyak frekuensi rapat di forum PANSUS.
Rami menghimbau, aqar untuk pembahasan RUU-RUU yang akan datang masalah ini mendapat perhatian.
2. Proses pembahasan 4 RUU sekaligus, betul-betul memerlukan ekstra tenaga, ekstra waktu, dan pembagian kerja yang rapih apalagi dikejar waktu bahwa 4 RUU ini diharapkan dapat berlaku
mulai 1 Januari 1995.
- Dengan sendirinya, harus diperhitungkan waktu untuk pemasyarakatannya, paling tidak 2 bulan sebelum 1 Januari 1995. Berarti 1 Nopember 1994 sudah harus dimasyarakatkan. Belum lagi masalah sarana kelenqkapan yang harus dipersiapkan oleh
aparat pajak.
- Dengan demikian mamang diperlukan tempat khusus yang mampu menyediakan tempat persidangan kelompok-kelompok PANJA yang mengadakan rapat-rapat dalam waktu yang bersamaan baik pagi,
siang maupun malam. Diperlukan pula penempatan peralatan perekaman, pencatatan,
penggandaan yang berfungsi optimal. '
- Materi RUU sendiri sungguh sangat pentinQ dan mendesak,. karena mengangkut langsung kepada pengembangan perekonomian
aerta penerimaan APBN.
- Apabila Peme~intah jauh-jauh hari menyampaikan RUU teraebut kepada Dewan, kiranya tidak perlu rnenyediakana tempat persi
dangan yang sempat menjadi sorotan.
-·syukurlah bahwa sesuai waktu yang diaediakan PANSUS dapat menyelesaikan tugas pemantapan dan penyempurnaan 4 RUU ini.
'IIJ ...
- 99 -
IV. Penilaian atas 4 RUU Perubaban Undang-undana Perpa1akan
1. Hasil penyempurnaan selama ini kami akui sudah maksimal kendati belum optimal. Hasih ada hal yang biaa disempur
na apabila Pemerintah dan Fraksi-fraksi lain menyetujui
nya.
2. Prinsip meningkatkan penerimaan negara.dari sumber perpajakan dalam waktu dekat ini kiranya belum dapat diharap
kan, justru untuk sementara akan mengalami penurunan, namun ibarat " ancang-ancang" target yang direncanak.an
akan tercapai, syukur tar lampaui dimas a-masa mendatang 1
karena gerakan ekstensifikasi dan intensifikasi.
3. Cita-cita menunbuhkan dan mengembangkan penanaman modal
khususnya bidang-bidang us aha tertentu 1 dan di daerah
daerah terpencil semestinya dapat terwujud, karena per
angkat perpajakan yang baru ini telah mendukung dengan
penurunan tarif pajak maksimal, yang semuala 35 persen
menjadi 30 persen belum lagi kemudahan lain yang masih
dimungkinkan, sesuai ketentuan dalam RUU ini.
Dengan demikian pertumbuhan ekonomi dapat d ikembangkan,
penerimaan negara ditingkatkan, kesenjangan sosial diti
piskan, pernertaan pembangunan antar daerah dapat diwujud-
kan.
4. RUU ini telah pula memuat dorongan untuk peningkatan
sumber daya manusia, karena biaya-biaya untuk penelitian
pengemba~gan perusahaan, pelatihan, magang dan pemberian baa siswa dari perusahaan dapat dikurangkan pada Penghas-
ilan Kena Pajak (PKP).
s. RUU ini juga telah memuat dorongan pelestarian ekosistem, dan sumber Daya Alam, karena biaya pengolahan limbah
dapat masuk biaya untuk mengurangi Penghasilan Kena Pajak
( PKP).
6. RUU ini menjamin pelaksanaan perpajakan yang lebih gam
pang dan sederhana.
·~ .
- 100 -
7. RUU ini akan mempunyui claya paksa yang lebih baik karcntt
sanksi telah diperber~t.
8. RUU ini akan menjaga para fiskus bertindak makin mampu
k a r e n C\ r i n c i s lHl e r It .:-t t , :.1 c.l.:Jrt j e 1 a s k e t e n t u ann y a , m a k i n
be r s i h 1< a r 8 n a rl 01 am P.li '! 1 n i f .i. s l< u::; yang sa 1 a h jug a c1 i be r i
s an k s i , m a k i n s i m p-:\ ·~. i k k a r r~ n n 1 e b i h r i n g an d a 1 am tug a s
pelayanan.
9. RUU ini secliki t h~\ny.lk t(;l.,h meningkatkan per1indtlngan
pad a r n k y a t k 8 c .1 1 , 11 •• ~, 1 "' n .:~ N ~. 1 a i J u a 1 0 b j e k P a j a k ( N ,J 0 f' )
cl i n a i k 1< ·l n 1 t:: b i h ,:1 ~ P. i. 1 0 0 v ':! '· :::. '=~ n , r l~ n g h a ::; i 1 a n T ida k K e n ·:l
P a j 11 k ( P T I< P ) c1 i n r.1 il\ k ('\ n s e ~~ .i L a r 8 0 p e r s e n , sed an g t C\ r i f
p a j a k m i n i m a 1 d i t u r un k ~~ n 5 p ,~ r s e n .
Ataa •••••••••••••
- 10 1 -
7. RUU ini akan mempunyai daya paksa yang lebih baik karena
sanksi telah cliperberat.
8. RUU ini akan menjaga para fiskus bertindak makin mampu karena rinci sederhana dan jelas ketentuannya, makin bersil1 karena dalam RUU ini fiskus yang salah juga diberi sanksi, makin simpatik karena lebih ringan dalam tugas · pelayanan.
9. RUU ini sedikit banyak telah meningkatkan perlindungan pada rakyat kecil, karena Nilai Jual Objek Pajak {NJOP) dinaikkan lebih dari 100 persen, Penghasilan Tidak Kana Pajak ( PTKP) dinaikkan selti tar 80 per sen, sedang tar if
pajak minimal diturunkan 5 persen. Atas dasar penilaian-penilaian tersebut diatas tidak berkelebihan bila Fraksi POI menilai secara umum bahwa RUU ini sudah maksimal namum belum optimal.
V. KESIMPULAfi
Berdasarkan pendapat dan harapan seperti telah kami kemukakan di atas, terhadap 4 RUU Perubahan di Bidang Perpajakan,
yaitu;
(1) RUU Perubahan Atas Undang-undang No.6 Tahun 1983 Tentang
Ketentuan Umum dan Tala Cara Perpajakan.
' ( 2) RUU Perubahan atas Undang-undang No.7 Tahun 1983
Pajak Penghasilan Sebagaimana Telah Diubah Dengan
undang no.7 Tahun 1991.
Ten tang Undang-
{3) RUU Perubahan atas Undang-undang No.8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah.
(4) RUU Perubahan Atas Undang-undang No.12 Tahun 1985 Tentang·
Pajak Bumi dan Bangunan.
- 10.2 -
Fraksi FDI dapat menyetujui untuk diteruskan pada Sidang
Paripurna Dewan untuk Pembicaraan Tingkat IV.
VI. ~NUT UP
Salama lebih kurang 2 minggu PANSUS bekerja secara ekstra keras mungkin terdapat kesalahan-kesalahan dalam sikap, ucapan,
tingkah-laku dan perbuatan Anggota PANSUS dari Fraksi POI, dengan rendah hati kami mohon maaf baik kepada Fraksi ABRI, Fraksi Persatuan Pembangunan, Fraksi Karya Pembangunan maupun kepada
Pemerintah.
Fraksi PDI mengucapkan terima kasih atas kerja bersama saling ·mengerti dan melengkapi yang taman-ternan Fraksi dan Peme
rintah telah tunjukan kepada Fraksi POI.
Jakarta, 10 Oktober 1994
Juru Bicara,
YB. Wijandjono, SH.
''4.
- 103 -
KETUA PANSUS
Terima kasih kami ucapkan kepada fraksi POI yang telah pula menyampaikan segala alsasn-alasannya yang akhirnya dapat
menyetujui keempat RUU Perubahan di bidang Perpajakan ini diteruskan pada tingkat IV.
B a i k 1 a h set e r usn y a k ami per s i 1 aka n k epa d a F r a k s; K a r y a Pembangunan.
JURU BICARA F.KP (DRS. SIMON PATRICE MORIN) Saud a r·a Pimp i nan Pan sus yang t e rhormat ,
Saudara Menteri Keungan beserta jajaran yang terhormat, Saudara Wakil Ketua DPR-RI yang terhormat,
Rejan-rekan anggota Pansus dan hadirin yang kami muliakan,
Salam sejahtera bagi kita sekalian pada siang hari ini.
Pertama-tama selaku umat yang taqwa kepada Tuhan YME, patutlah
kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
sesuai dengan agama dan keyakinan kita masing-masing karena atas berkat bimbingan dan perl indungan-Nya lah Pansus dapat melaksanakan tugas konstitusionalnya dengan sebaik-baiknya yaitu
merampungkan pembahasan 4 RUU tentang Perubahan Undang-undang I
pe rpa j akan sebaga i mana tel ah d i l aporkan o 1 eh ket i ga Pan j a pad a
Rapat Plena Pansus pada tanggal 10 Oktober 1994 tadi malam.
Fraksi KP mencatat bahwa dari isi laporan ketiga Panja maupun
dari suasana proses pembahasan tercermin adanya upaya yang
sungguh-sungguh dari seluruh Anggota Pansus untuk membahas secara
mendal am keempat rancangan undang-undang tersebut. Oleh karena
itu FKP dalam membahas keempat RUU tersebut tetap memperhatikan
berbagai aspirasi berupa tuntutan, dukungan dari masyarakat,
b an g s a. d an neg a r a t e r h ad a p 4 R U U d i m a k s u d . A s p i r a s i - as p i r a .s i tersebut pada intinya menghendaki agar 4 RUU dimaksud dalam
mereflesikan keadilan bagi wajib pajak, menjamin kepastian hukum, menyederhanakan sistim dan prosedur perpajakan, menjamin
peningkatan penerimaan negara serta mengantisipasi perubahan dan perkembangan dalam rangka menunjang keberhasilan pembangunan dan
day a sai ng terhadap negara-negara lain. Bertolak dari pemahanan
dan persepsi inilah maka setiap permasalahan yang dihadapi dapat
diselesaikan .•••.••• /
- 104 -
d i se 1 esa i kan da 1 am suasana dan semangat kebe rsamaan, semangat saling asuh, saling asah dan saling menghargai pandangan dan pendapat sesama anggota Pansus.
Saudara Pimpinan Pansus yang terhormat,
Saudara Menteri Keuangan dan hadirin sekalian,
Da 1 am suasana semangat sepe rt i it u lah maka pad a kesempat an yang
berbahagia ini perkenankanlah kami menyampaikan hal-hal yang
menjadi fokus perhatian dan perjuangan FKP selama pambahasan
keempat RUU Perpaj akan sebaga i upaya penge j awant a han dar;
berbagai aspirasi yang diserap oleh FKP maupun yang disalurkan lewat FKP.
Pertama; mengenai pembahasan Panja I yang mempunyai cakupan tugas
pembahasan RUU tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan,
masalah yang menjadi fokus perhatian dan yang bersifat strategis
diperjuangkan FKP dalam pembahasannya bersama angggota Panja
lainnya adalah :
Peratama mengenai daluarsa penetapan pajak, pendelegasian
wewenang badan peradilan pajak, kewenangan penghentian penyidikan
tindak pidana dibidang perpajakan. Dari permasalahan yang kami kemukakan tersebut ada tiga masalah yang memperoleh perhatian dan me mer 1 ukan wakt u pembahasan yang cukup 1 am a, pert am a pe rubahan jangka waktu daluarsa penagihan pajak dari lima tahun menjadi 10
tahun yang telah disepakati oleh keempat fraksi, oleh Fraksi Karya Pembangunan diyakini akan berdampak positif bagi upaya
peningkatan pendapatan negara dari sumber pajak.
Keedua mengenai pendelegasian atau pelimpahan wewenang, FKP
menilai bahwa materi muatan undang-undang dibidang perpajakan
memuat materi yang bersifat kebijakan, pemberian wewenang yang
kuat kepada Menteri Keuangan dan pendelegasian kewenangan Menteri
Keuangan atas kuasa undang-undang kepada Direktur Jenderal Pajak
terhadap pelaksanaan materi muatan yang besifat teknis
administratif yang secara tegas dan jelas dicantumkan dalam
bat ang t ubuh. Dengan pen de 1 egas ian dan pe 1 i mpahan kewenangan
berjenjang tersebut FKP berkeyakinan pelaksanaan undang-undang di
bidang perpajakan akan lebih efisien dan efektif. Ketiga; badan peradilan pajak. FKP merasa bahagia dengan
dicapainya kesepakatan oleh keempat fraksi dan Pemerintah untuk
secepatnya dapat dibentuk suatu Badan Peradi lan Pajak
dengan ••••••.••• /
, . ._
- 105 -
dengan undang-undang dan unt uk sement ara akan 1 eb i h d; t e rt; bkan
peranan dan wewenang majelis pertimbangan pajak yang sudah ada.
Dalam Pembahasan RUU Perubahan tentang Pajak Penghasilan o1eh
Panja II ada bebrapa masalah prinsipil dan strategis yang
d i per j uangkan FKP d ida 1 am pembahasannya dengan f raks i 1 a; n dan
Pemerintah. Adapun masalah-masalah tersebut adalah antara lain;
perluasan obyek pajak penghasilan kena pajak, penghasilan tidak
kena pajak, penyusutan dan amortisasi, lapisan penghasilan kena
pajak dan tarif pajak, pertumbuhan dan pemerataan pembangunan.
Dua masalah menonjo1 yang ingin kami sampaikan dalam kesempatan
ini ialah penghasi1an tidak kena pajak dan 1apisan penghasi1an
kena pajak dan tarif pajak. FKP da1am pengantar musyawarah yang
disampaikan menjelang pembahasan materi perubahan 4 RUU bidang
perpajakan berpendapat bahwa perlu diberikan pengurangan atas
beban PBB secara kolektif sebelum diterbitkan SPT yang
dilaksanakan melalui kelurahan ata desa maupun kecamatan baik yang menyangkut peningkatan besarnya NJOP tidak kena pajak dari
7 juta menjadi 8 juta rupiah maupun penetapan NJOP. Sehubungan
dengan itu sesuai dengan kesepakatan dan janji tertulis
Pemerintah terhadap pendapat dan saran FKP untuk memberikan
pengurangan ko1ektif bagi wajib pajak PBB dika1angan rakyat kecil
sebelum ditetapkannya NJOP bagi mereka berdasarkan permintaan
tertulis dari Pemerintah daerah Tingkat II maka hendaknya hal tersebut dapat segera ditetapkan oleh Menteri Keuangan
berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Pasal 19 ayat (2)
Undang-undang PBB.
Pimpinan Pansus dan hadirin yang berbahagia, Mengenai Rancangan Undang-Undang tentang perubahan atas undang
undang Nomor a Tahun 1983 tentang PPn Barang dan Jasa dan Pajak
Pajak atas barang mewah atau yang dikenal juga sebagai UU PPn
1984 FKP mencatat bahwa pembahasan Panja PPn terhadap RUU
tersebut yang dilakukan oleh keempat fraksi diwarnai oleh suasana
kekeluargaan dan semua perbedaan pendapat atau persepsi dapat diselesaikan lewat musyawarah untuk mufakat. FKP berpendapat
bahwa undang-undang yang mengatur tentang macam-macam pajak yang dipungut atas konsumsi dalam negeri tersebut setelah diberlakukan
selama ••••••••••• /
- 106 -
selama kurang lebih 10 tahun dianggap sudah waktunya untuk
disempurnakan melalui RUU perubahan, sehingga tetap relevan
dengan tuntutan perubahan dan perkembangan yang terjadi didalam
masyarakat. Oleh karena itu setelah mendalami dan membahas secara seksama dan bersungguh-sungguh FKP berkesimpulan bahwa RUU
tentang Perubahan atas UU Nomor 8 Tahun 1983 tentang PPn barang
dan jasa dan Pajak penjualan atas barang mewah sudah memenuhi
berbagai tuntutan pembangunan dan aspirasi masyarakat sebagai tercermin dalam hal-hal sebagai berikut :
Tetap dipertahankannya prinsip peniadaan pajak ganda dan
dualisme, perluasan dan pendalaman cakupan PPn baik subyek maupun
obyek pajaknya, tetap memperhatikan aspek keadilan dalam
penetapan pengusaha kena pajak dimana pengusaha kecil dapat
memilih untuk menjadi pengusaha kena pajak. Pembebasan pengenaan
PPn atas barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang
masih lemah perekonomiannya. Pembebasan pengenaan PPn terghadap
masyarakat berpendapatan rendah dalam membangun sendiri,
konpensas i da 1 am set i ap mas a paj ak dan konpensas i pengemba 1 ian
PPn dalam setiap masa pajak yang berkaitan dengan kegiatan
ekspor. Pajak masukan atas barang modal yang dapat dikreditkan,
peningkatan tarif PPn barang mewah sebagai sarana peredam dampak
ketidakadilan PPn dan sarana pengenda1i konsumsi barang mewah sebagaimana yang diusulkan o1eh FKP dan didukung oleh fraksi
fraksi lainnya. Tetap berlakunya pengenaan PPn dan PPnBM atas
Usaha pert ambangan mi nyak dan gas bumi, pert ambangan Umum dan
pert ambangan 1 a; nnya sesua i kont rak bag i has i 1 , kont rak karya atau persetujuan kerjasama sampai se1esai masa kontrak. Dari halhal tersebut diatas ada dua masalah yang mendapat perhatian lebih
dari FKP yaitu : Perluasan da~ pendalaman cakupan PPn sejalan dengan amanat
GBHN 1993 dan Repelita VI maka RUU Perubahan tersebut te1ah
memperluas dan memperdalam cakupan obyek maupun subyek pajak
da1am rangka ekstensifikasi, intensi'fikasi dan efisiensi dalam pe rpa j akan .. Per 1 uasan dan pend a 1 am an cakupan t e rsebut mi sa 1 nya dapat dipe1ajari dalam rumusan pasal 1 hurup b tentang apa yang
dimaksud dengan barang dimana menurut Pasal 1 UU PPn 1984 yang
dimaksud dengan barang hanya mencakup barang bergerak dengan barang tidak bergerak tetapi dalam rumusan RUU perubahan tercakup
pula barang tidak berwujud.
- 107 -
Menu rut FKP kebi j aksanaan Pembangunan perpaj akan yang mendorong investasi merupakan suatu keharusan karena dalam repelita VI
d i rencanakan pe ran an st ok mod a 1 da 1 am sumba r-sumbe r pert umbuhan
sebesar 53%. Atas dasar penalaran itulah FKP terdorong
mempertahankan adanya ketentuan yang memungkinkan pengkreditan
pajak masukan atas barang modal dan telah mengusulkan agar
ketentuan UU PPn 1984 Pasal 9 hurup c tetap dipertahankan. Dalam
Hubungan ini FKP sangat menghargai dan berteima kasih atas dukungan fraksi-fraksi lainnya dan kesediaan Pemerintah untuk menyetujui usul FKP tersebut.
Saudara Pimpinan pansus yang terhormat,
Saudara Menteri Keuangan beserta seluruh jajarannya,
Wakil Ketua DPR-RI,
Rekan-rekan Anggota Pansus dan hadirin yang kami muliakan.
Demikianlah pokok-pokok permasalahan yang menjadi fokus perhatian
dan perjuangan FKP selama pembahasan 4 RUU tentang Perubahan atas Undang-undang perpajakan yang dilakukan oleh Pansus Dewan.FKP
pada kesempatan ini tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan,
memberikan perhatian secara khusus menyampaikan ucapak terima
kasih kepada masyarakat yang telah mempercayakan aspirasinya
kepada FKP lewat berbagai kesempatan terutama yang berkaitan
dengan pembahasan 4 RUU perpajakan. Pada kesempatan ini pula FKP menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Pimpinan Pansus yang secara bi jaksana mengendal i kan
jalannya rapat-rapat sehingga Pansus ini dapat menyelesaikan
tugasnya dalam waktu yang telah di rencanakan. FKP juga
menyampaikan ucapan terima kas.ih kepada F.ABRI, F.PDI, F.PP atas
kerjasama yang senantiasa dilandasi semangat musyawarah untuk
meufakat. FKP menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah
dalam hal ini Departemen Keuangan beserta seluruh jajarannya yang
telah siap sedia selama 24 jam sebagai nara sumber dan ucapan
terima kasih kepada staf sekretari at DPR-Rl dan depart amen keuangan yang bekerja non stop 24 jam untuk mendukung seluruh
proses pembahasan Pansus sehingga seluruh hasi 1 dapat selesai
pad a wakt unya. Semoga semua jeri h payah kit a membawa rahkmat
bagi bangsa. Dengan demikian dengan uraian saran dan tanggapan serta ucapan terima kasih yang telah kami sampaikan maka pada
- 108 ·-
akhirnya FKP dalam Pansus 4 RUU bidang Perpajakan dengan ini
menyatakan dapat menerima RUU perubahan atas 4 uu bidang
perpaj~kan hasil pembahasan pansus untuk selanjutnya dibahas dalam pembicaraan ti-ngkat IV pada sidang paripurna DPR-RI untuk pengambilan keputusan.
Terimakasih'atas perhatian Saudara Pimpinan, Saudara Menteri Keuangan dan hadirih yangkami muliakan. Pada akhirnya atas frajsi kami, kami memohon maaf apabila dalam seluruh proses pembahasan terdapat hal-hal yang kurang berkenan dihati Saudara-saudara ~ekalian khu~usnya anggota~anggota Pansus.
Demikian pendapat akhir FKP,
Sekian, terima kasih.
KETUA PANSUS
Terima kasih kami ucapkan kepada rekan FKP atas sambutan atas .pendapat mini dari pada pembahasan AUU ini. Baiklah, walaupun keempar fraksi t.elah menyatakan persetujuaannya, akan tetapi itu tidak timbul segala sesuato kekhilapan maka kami akan megulangt sebagai berikut :
Panja telah melaporkan hasil karyanya,
1 . RUU pembahasan at as Undang-undang Nomor 6 Tahun1983 tent ang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan.
2. RUU perubahan. atas Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang. Pajak Bumi dan Bangunan yang dilaksanakan oleh Panja I
3. RUU Pembahasan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1991 yang ditugaskan kepada Panja II.
4. RUU Pe rubahan at as Undang-Undang Nomor a Tahun 1983 tent ang
Pajak Pertambahan Ni lai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas barang mewah yang ditugaskan kepada Panja III.
Walaupun sebagaimana telah kami ungkapkan keempat fraksi tadi telah menyatakan maka pada saat ini dengan mengucapkan Bismilahirohmanirrohim dapatkah kita memutuskan dan· menyetujui keempat Rancangan Undang-Undang yang telah kami sebutkan diatas
k ; t a se r a h k an k epa d a D PA-R I u n t u k d i am b i 1 k e P u t u s an d a 1 am
pembicaraan Tingkat IV insya Alloh tanggal 13 Oktober 1994 yang
akan datang, setujukah saudara-saudara 7
(sidat:lg setuju)
"1111:
- 109 ...
Alhamdulillah (ketok palu)
Maka dalam hal ini Saudara menteri kita telah sama mendengarkan tadi pendapat akhir mini, kiranya pada saatnya sampai kami mempersilakan kepada Saudara Menteri untuk memberikan kata sambutannya, kami persilakan.
PEMERINTAH (MENTER! KEUANGAN MAR-' IE MUHAMMAD) Saudara-saudara Anggota Pansus yang kami muliakan,
Assalamu'alaikum Wr.wb.
Pada saat ini sudah selayaknya kita bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena setelah melalui serangkaian rapat-rapat Paripurna sidang-sidang Pleno Pansus, dan rapat-rapat Panja, Dewan bersama-sama Pemerintah akhirnya berhasil menyelesaikan keempat RUU tentang Perubahan atas Undang-undang Perpajakan
sesua i dengan j adwa 1 yang t e 1 ah d it et apkan unt uk pad a t i ngkat
Pan sus unt uk se l an j utnya d i bawa ke t i ngkat IV. Ket epat an wakt u
ini menunjukkan bahwa Dewan dan Pemerintah memiliki tekad dan
kehendak yang sama mengenai perlunya dengan segera dilakukan
perubahan atas undang-undang perpajakan guna menyesuaikan dengan
kebutuhan maupun perkembangan internal·dan eksternal. Pembahasan
keempat RUU ini berjalan sangat produktif dan efisien terutama
karena hal-hal sebagai berikut dan terutama penting dicatat
terutama oleh kalangan Pers yang akan nanti disebarluaskan.
Pertama
Kedua
Keempat RUU in i be rs if at penyempu rna an, j ad i be rbeda sama sekali sifatnya padat, dibandingkan dengan tax
reform t a hun 1 983, j ad i in i bukan ha 1 yang baru sama sekali. Karena itu sifatnya adalah penyempurnaan.
Perubahan i ni penyempurnaan. Mesk i pun mengandung
materi-materi perubahan yang prinsipil, mengenai tarif
itu prinsipil dan bahkan terdapat pula materi-materi
baru. Intensitas pembahasan yang sugguh sangat berkual it as
serta obyektif hal ini tidak terlepas dari pengetahuan
anggota pansus yang cukup mendalam dan ini juga tidak t e r 1 epas karen a kit a sudah prakt ekkan undang-undang
pajak ini selama 10 tahun lebih. jadi kita sudah
mempunyai tingkat pengetahuan yang sama.
. ...
Ketiga
Keempat
Kelima
~ 110 -
Materi-materi yang disuguhkan dalam keempat RUU ini
telah lama dikomunikasikan kepada Dewan yang terhormat
melalui berbagai fo~um baik yang formal maupun
informal, formal terutama komisi VII dan Komisi APBN
bahkan komunikasi ini telah berjalan sebelum terbentuknya kabinet pembangunan ·vi ini. Jadi ini
perlu kita catat.
Seman gat dan t ekad bahwa paj ak merupakan pi 1 ar ut ama
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Semangat musyawarah untuk mencapai mufakat benar-benar
telah menjiwai seluruh proses pembahasan keempat RUU dimaksud.
Jadi sekurang-kurangnya kami mencatat 1 ima hal mengapa
pembahasan keempat RUU ini berjalan produktif dan efisien. Pada
waktu memberikan penjelasan mengenai 4 RUU Pemerintah memberikan
kesempatan seluas~luasnya kepada Dewan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan materi RUU sesuai dengan aspirasi Dewan. Dan ini
telah kami laksanakan sepenuhnya secara konsisten. Bahkan karena t ad ;. ada F P D I men y i n g gun g men gena i k e t e r b u k a an me man g Pan j a sesuai Tata Tertib tertutup dan kami dari Pemerintah kalau sudah
menyerahkan un~ang-undang ini kepada Dewan silakan. Itulah tuga~
Pemerintah. Kami sifatnya hanya membantu secara aktif untuk
menyelesaikan. Nah untuk diketahui misalnya pada waktu situasi
terjadi beberapa krusial terjadi, hal-hal yang pending, dikup
meng~nai peradilan pajak dan lain-lain, kaitanriya dengan MPP
dirjen pajak sudah melaporkan kepada kami.
- 111 -
seoao saya pernan disindir ini kok Pak Menteri kena apa maunya
ke Panja II saja, tidak sungguh tidak saya minta maaf ini
bet.ul, betul tidak, sama itu sernua tapi sudah terlanjur keluar
tapi sempat ketemu saya sampaikan disitu tapi rupanya ada
beber-apa hal jugc-:\ yang mengga.njal. Lalu Saudara Oirjen Pajak
menyampaikan kepada kami; Pak Menteri kok masih ngganjel, kan
Pak Menteri sudah setuju ini. Saya bilang begini asal sesuai
cJensJan kesepakat.an yang saya kemukakan tadi, silakan Anggota
Dewan i tu rurnuskan sendi r-i te1Aus Saudara parat saja kepada
say a, say a se t.uj u \<.as i h tahu sarna say a dul u t i 1 pun apa sama
den~tan ap~~ yang say a sampai kan sama tel<.en sudah tidak rubah
.~pC\--;:'\p.~. - l ni supaya tahu te rutarna juga kalangan pe rs bahwa
b.?\ny'-=d<. perubaha.n yang betui-betul sangat
kual i t.a::. pembahasan dan penggunaan hak dari
yang ter·honnat t.idak semata-rnata tergantung
l.amanya.
substantit. Jadi
pada anggota Dewan
pada jangka waktu
I;"\ bi ::\ r se tahun dua tahun ti dak ada pe rubahan apa-apa, tidak
ada substansi yang terlalu prinsipil cuma titik kama ya tidak
· a<.ia apa-apanya. lerus terang saja tadi malam telah di laporkan
secat-a gamblang d::tn juga pada pagi hari ini bahwa begi tu banyak
perubahan-perubahan bahkan Ketua. Panja Ill pake prosentase
prosentase pet-ubahan-perubahan. Tidak sedikit materi RUU yang
diajukan Pernerintah mengalami perubahan. Disamping itu berkem
bang aspirasi-aspirasi Anggota Dewan yang memunculkan adanya
ketentuan baru yang sebelumnya tidak terakomodasikan dalam RUU
ini. Karena ini juga merupakan tekad kami bahwa tidak mungkin
~emerintah menyelesaikan semua soal, betul tidak mungkin masa
lah bangsa dan nE!9at-a adalah demil<ian besar. Yang panting bahwa
kita tahu persis tanggung jawab dan kedudukan serta fungsi kita
masing-masing sesuai dengan konstitusi. Dewan juga telah meny
empur-n<:-\Kan ketentuan mengenai pelimpahan wewenang maupun lapi
san tarip pajak penghasilan. Ini kan prinsipil sebetulnya kalau
begini dianggap tidak prinsipil lagi saya tidak tahu mana yang
prinsipil lagi. aetul saya tidak tahu lagi sudah tetapi sekali
lagi tetap kita berbuat sesuai aturan permainan kita dan alham
dulill~h kita telah jaga sebaik-baiknya. Keterbukaan, perubahan
dan macam-macam yang tegang-tegang tapi akhirnya kita kembali
kepada tekad kita yaitu musyawarah untuk mencapai mufakat.
. i
- 112 -
L)an alh .. ).mclulillat-' kita samp,::\i kesana, saya katakan kepada
D1rjen !Jajak, l<at·en.:t ini rnasalah pajak apapun juga kita harus
bulat bt~t.:ui.-bEit.LJl bu.lat tid.3k t.H)loh mit'inq-ml rinq sediki t tidak
boleh. Jad1 t.idak boleti yang agak mencong-mencong itu tidak
t,oleh. lni harus bulat betul-betul tentang pajak ini jadi tidak
boleh ada benjol--benjol karena ini pajak terus terang saja.
Dalam rapat-rapat Pansus maupun Panja Dewan dan Pemerintan
tidak selamanya memiliki pandangan yang sama mengenai berbagai
hal yang berkaitan dengan RUU baik mengenai latar· belakang
rumusan maupun penatsiran ketentuan yang tertuang dalam pasal
pasal maupun Penjelasannya.
F'ernerintah dapat merna.t1.3mi tlaJ. i tu karena meskipun RUU Perubahan
uu Perpajal<.an teJah diusat1al<an untuk disusun sebaik mungkin ~
namun merupakan hal yang wajar apabila dalam pembahasannya
terdapat perbedaan, baik yang bersitat substansi maupun bersi
t at. r·edd.ksi. Diskusi rnaupun pernbahasan yang kadangkala berlang
sung cukup a lot. al.;.an tetapi tuj uannya adC\lah sema ta-ma ta untuk
perba1kan dan penyempurnaan RUU ini. Narnun demikian melalui
mekanisme demokrasi Pancasila yang dilandasi oleh semangat
ker·ja sama atas kekeluargaan dan keberhasilan dan kebesaran
jiwa Anggota Dewan yang terhormat, berbagai perbedaan pandangan
ter·sebut akhirnya mendapatkan ti tik temu serta mencapai kesepa
katan dari semua Anggota Panja maupun Pansus yang kami hormati.
Keny3takan ini mernberikan petunjuk bahwa semangat rnusyawarah
untuk rnencapai rmrfakat dan keterbukaan dari kedua belah pihak
mernbet-ikan surnbangan yang cukup besar terhadap tercapainya
kesepakatan yang dimaksud.
Oengan seksama Pemerintah mengi·kuti sambutan atau Kata Akhir
Mini yang disampaikan Anggota Dewan yang terhormat mewakili
traksi masing-masing dalam Sidang Pansus yang kami hormati ini.
Dara kata akhir mini dari masing-masing traksi, Pemerintah
mancatat bahkan merasakan adanya kesatuan pandangan dan kesepa
katan pengabdian yang mengacu kepada kepentingan yang sama
yaitu kepentingan bangsa dan. negara. Adanya kesatuan pandangan
dan kebulatan tekat merupakan taktor utama lancarnya pembahasan
dan pemberian persetujuan dari Pansus untuk di teruskan dalam
rapat Paripurna Dewan tanggal 13 Uktober 1994 yang akan datang.
oleh kar~ena i tu dalam kesempatan ini Pemerintah menyampaikan
terima kasih kepada Panja Pansus dan semua pihak yang terkai t
dengan pembahasan keempat RUU di bidang Perpajakan, akhirnya
marilah kita rnemohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kita
- 113 -
5enantlasa diber·1van b:i.mbingan dan per-lindungannya didalam
melaksanakan pengabdian kita kepada bangsa dan negara. Sehingga
Kita selalu memberikan yang terbaik yang apa kita miliki kepada
bangsa dan negara ini. Apabila selama berlangsungnya pembahasan
ter·dapat kata-kata atau tindakan yang kurang enak dari kami
senciri para llirjen par·a Eselon 1 yang rnemimpin para Panja dan
semua Stat yang ikut serta didalam pembahasan ini1
yang tidaK
be rkenan di 11a ti : Anggota Dewan yang te rhorma t kami a tas nama
Pemerintah memohon maat yang sebesar-besarnya. Dan dari kalan
<;Jan (~ng~1ota Dewan yang t.erhormat tidak ada sedikitpun ynag
perlu k21.rni rnaafl<.an ter·us terang saja. Karena rnemang tidak ada
apa-apa d.:'\n krit1l<. itu memang l<.ewajiban Anggota Dewan. Jadi
Oewan adalah sper1ng partner dari pada Pemerintah. Demikian lah
sambutan yang karni sarnpai~·~an dan sekali lagi kami mengucapkan
t. E~ r i rn ,:'\ I'..:\ s 1. h clan pe n :.J t' a r g a a n ~; e t i. 11 g g i - t i n g g i n y a .
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
KETUA PANSUS (NOVYAN KAMAN, SH)
ler·ima kasih Pak Menteri atas sambutan pada sore
terhadap Pendapat Akhir Mini dari Fraksi-fraksi tadi.
hari ini
Kemudian
pet-l<enankanlah ~<arni sepatah dua patah kata dari meja pimpinan
Pansus ini untuk menyampaikan baik secara pribadi, maupun
secara kel.ima ~~nggota Pimpinan Pansus ini. Dari hasil yang
telah bicarakan kita melihat suatu naskah RUU yang akan uu yang
akan l<.ita sampaikan sudah boleh dikatakan rampung dan tentunya
sudah baik, dan sudah diuji didalam pemikiran-pemikiran dan
tinggal lagi· pengujian dalam praktek yang ternyata nanti diha
rapkan bernilai positip. Tentu dalam hal ini kita akan sepakat
saudat~a Menteri, kita baru akan berbangga hati nanti serta lega
didalam hati ini, kalau apa yang kita rumuskan saat ini dapat
diterima baik, baik oleh Pemerintah maupun anggota Dewan lebih
lebih masyarakat, karena betapun juga merekalah yang akan
menggunakan dan melaksanakan apa yang ki ta rancang pada saat
sekarang ini.
Maka untuk i tu tidak lain, tidak bukan harapan ki ta bersama
bahwa kita tentu sama-sama menyadari, perlunya peningkatan
kepekaan diri dalam suasana saat ini menanggapi keresahan dan
..•
- 114 -
harapan masya ral-\.3 t. suatu kepekaan yang hanya. bisa dikem-
bangtin<.:;.~katkan, l<alaulah ia disangga oleh kesadaran tugas,
de d i I<,:'\ ~d y .:.=u-1 g t i n g q 1 • d i s i p 1 i n k e ,- j a yang k u at , s i k a p k e t e r bu-
kaan. dan rasa keber·sarnaan yang tangguh.
kita lakukan selama 2 (dua) rninggu ini.
Inilah yang telah
Berbicara soal ketinggian dedikasi tugas adalah tak lain dari
pada memaharni, menghayati, dan mencintai tugas yang dibebankan
dan dipercayakan kepada diri kita masing-masing. Oisiplin yang
kuat al<.an membuahkan l<.etertiban kerja dan rasa tanggung jawab.
Dengan si kap kete r-bukaan dan rasa kebe rsamaan yang tangguh,
akan hapuslah Slkap-sikap masa bodoh terhadap apapun yang
terjadi pada sesama warga, sebaliknya akan tumbuh segar rasa,
berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Disanalan kita dapat
menyelesaiKan tugas kita dengan sebaik-baiknya.
Kemudian saudara Menteri, utama kepada Pak Fuad yang hari-hari
bersama kami, kami sungguh banyak mengucapkan terima kasih, di
pundah kami terletak, yang didu~<.ung oleh rekan-rekan traksi
berhasil tidaknya Pansus yang telah dijadwalkan oleh Badan
Musyawarah, tetapi kami merasa tidak ditekan oleh Badan Musya
warah untuk menyelesaikan pada waktunya, akan tetapi kerjasama
suatu proses dan mekanisme yang tepat yang kita ciptakan menye
babkan Pansus ini insya Allah dapat menyelesaikan tugasnya.
Maka oleh sebab itu , kami tidak akan berpanjang Saudara Men
teri, cuma dalam hal ini dapat kita melihat ungkapan orang tua
kita Pak Menteri.
liadalah rumput cikarau yang tak berlumpur
riada lautan tanpa gelombang dan ombak
liada hujan tanpa petir
Simpulnya
r iadalah insan dan makhluk mempunyai kesi tatan khilat, maka
oleh sebab itu kami berlima dan atas kami pribadi juga mengu
capkan maat yang setinggi-tingginya, mungkin ada kata tidak
pada tempatnya, tangan memukulkan meja yang tidak seng~ja, hal
i tu adalah semata-mata rasa kasih kami, utama kepada Saucjara
Aberson musuh t~rcinta dalam setiap pembentukan Undang-undang.
. ..
- 115
Mal'a aklli t~nya. 1 i.:i.c!a s1a.di nq var1g tak retak ~ maka untuk i tu
jadikanlah retaknya gading itu hiasan bagi gading itu yang akan
dapat j..:.i.ta gunal<.an bu.:-lt ~)el.anjutnya.
Akhirnya sesuai dengan tata tertib Dewan Perwakilan Rakyat
~.1asa1 /6 ayat (4), setelatl tadi kita rnenurut ayat (5) akan
menyerahkan atau akan menentukan tindak lanjut dari pada hasil
Kerja Panitia Kerja ini Kepada Dewan Perwakilan Rakyat nanti,
maka didalarn ayat (_4:1 berbunyi sebagai berikut :
"~.:~anitia Ket-ja dibubat-Kan oleh alat kelengkapan Dewan Perwaki
la.n Rak~·lat yang membentuknya"
P3ni tia Kerja dibentuk o1et1 Pansus, setelah jangka waktu penu
gasannya berakhir atau Karena tugasnya dinyatakan selesai.
lugas kita bukan dinyatakan selesai oleh Pimpinan Pansus tetapi
kita t)ersama-sama telah menyelesaikan tugas kita, maka oleh
sebab itu marilah sesuai dengan Pasal 76 ayat (4), kita masing
rnasinf.l P.:u1ja 1, Panja 11, dan f-lanja Ill membubarkan diri kita
dan menyerahkan l<e.rnbali kepada Pansus.
Jadi sekali lagi dalam hal ini tugas Panja telah selesai,
tinggal lagi tugas Pansus yang di tentukan nasibnya nanti pada
tanggal 13 Oktober, siapa-siapa tahun Pak Soerjadi kasihan,
tuga·3 P•::lnsus diperpanjang sebulan a tau dua bulan lagi, i tu
terserah kepada Uewan Perwakilan Rakyat. Jadi simpulnya berda
sarkan Pasal 76 ayat (4), maka Panitia Kerja dinyatakan tugas
nya telah dapat diselesaikan dengan baik.
1 X ketok palu
Tiada barangl<.ali l<.ata-kata yang dapat kami ungkapkan, selain
dari pada rnengajak, marilah kita berserah diri kehadirat Allah
·Juhan Y.:\ng Maha Esa, \<.arena tanpa perlindungan-Nya, tanpa
anugrah-Nya kita barangkali tidak akan dapat menyelesaikan
tugas kita ini.
Yang kedua saudara Menteri, seharusnya kita harus melaksanakan
penandatangan atau parat diatas keempat RUU tadi, alangkah
atdolnya kalau didepan tema-teman ini. Akan tetapi ini tak
mungkin dilaksanakan Pak Menteri, karena halamannya ada 335
halaman. 335 halaman kali dua master, karena nanti akan tetap
tinggap di DPR 1 (sa tu) dan diserahkan kepada Pemerintah 1
(satu), maka akan berjumlah 670 halaman.
..
.116 --
Uleh ~-.eb..::\b i tu denqan o::;eij 111 .. ~nggota Pansus yang terhorrnat.
·pet·kenanlah Vitnpinan Pan~:;u'::J yar1g ~ (lima) orang dengan saudara
Ment.ethi rnernberik.::~n waktu, untuk menandatangani ini pada tempat
yang d:i.t.entukan kemudian. rentu saja sebelum tanggal 13 Okto
ber 1994 kedu.:\ naskah yang akan kami serahkan kepada Dewan
hanti telah dip::H-al oleh ~~irnpinan Pansus dan Pernerintah, yang
dalarn hal ini akan di paxat a tau di tandatangani oleh r1enteri.
Dan terakhir kali. memang kelihatannya tiada tugas yang berak
h i r-. fTI<:\ ka dong.:ln in i <;:.eka. J. i l a£1 i k ita mengucapkan syuku ,~ keha
dir..:d~ tuha.n Yanet f1ahtt Kua.~-:.a, rupanya tuga~. yang te.l..:Jh d.ibebar'l
k.~n l<.ep.::\da k1 t.a sebagai .:\ng~Jota Pansus irn bersama-sama ~Jerner
.t.nL::\h tcd.~d'l dapat. ~-:;elamat melal<.sanakan tuga.snya, dan tanggal L.5
O~<tober .:-\!.zan kit.:' pasrahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Dua. tninqgu bersarna-sama kita eli Ancol, dua minggu !(,ita berde
b.;~'\t, du~:\ rninggu l<i ta guyon!. sel<.ali lagi segala debat yang
hanq;lt:, quyon yan~;J J.ucu t.inggalkanlah di tepi Pantai nncol dan
k1 L\ 1-·_t)llll~:.'lJ i menun.::li kan t.ugas ki ta masing-masing denaan sebaik
baiknya.
Dutni.l<ian pada jam 1~>.00 kurang I rnenit, maka dengan ini sekali
l<lgi den~Jan mE~n9ucapkan syuku r al hamduihah tugas ki ta telah -
dapai: kita selesaiKan, selamat masing-masing kembali menunaikan
tu~J<:tsnya ~ pada tanggal 13 Ok tober ki ta j umpa di Sidang Plena
OPR .•
wa.sa.J.anldmu' a.laikurn warahmatulahi wabarakatuh.
3 X ketok palu
Hapat. ditutup pukul 14.55 WIB.
Jakarta, 11 Oktober 1994
a.n. KETUA RAPAT
'ill ..