Post on 23-Apr-2023
WAWACAN BAYAWAK
(SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS ISI)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Filologi Dosen Pengampu
Dr. Dedi Supriadi, S.Ag,. M. Hum.
.
Oleh:
MAHASISWA DAN MAHASISWI SPI SEMESTER 2 B
JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015
i
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrohiim,
Puji syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat, dan
hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini tanpa ada halangan apapun sesuai
dengan waktu yang telah di tentukan.
Penyuntingan serta analisis isi dari sebuah Naskah yang berjudul Wawacan
Bayawak ini di susun dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Filologi. Penyusun
menyadari bahwa penyuntingan naskah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.
Akhir kata, semoga suntingan naskah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca. Aamiin.
Bandung, 23 Mei 2015
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi Naskah dan Rumusan Masalah ................................... 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
D. Pentingnya penelitian ..................................................................... 3
E. Metode Penelitian. .......................................................................... 3
F. Sumber Data. .................................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................ 6
A. Deskripsi Naskah ............................................................................ 6
B. Kritik Teks ...................................................................................... 6
C. Transliterasi .................................................................................... 7
D. Terjemahan. .................................................................................... 8
BAB III URAIAN NASKAH DAN SUNTINGAN NASKAH .................... 9
A. Deskripsi Naskah ............................................................................ 9
B. Pengantar Suntingan ....................................................................... 10
C. Edisi Teks ....................................................................................... 11
D. Terjemahan Teks ............................................................................ 278
E. Kolofon. .......................................................................................... 507
BAB IV ANALISI ISI, TEMA DAN AMANAT .......................................... 508
A. Analisis Isi. ..................................................................................... 508
B. Tema. .............................................................................................. 529
C. Amanat. .......................................................................................... 530
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 531
A. Kesimpulan. .................................................................................... 531
B. Saran ............................................................................................... 533
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peradaban manusia yang semakin hari semakin berkembang membuat
setiap komponen yang terlibat di dalamnya memberikan peran tersendiri untuk
turut serta mempengaruhi peradaban yang sedang terjadi pada saat itu. Bentuk
dari peradaban yang tengah berlangsungpun begitu banyak macamnya, jika dilihat
dari realita yang terjadi pada saat ini bagaimana peradaban berkembang dengan
setiap komponen memberikan peran tersendiri melalui perkembangan teknologi
yang semakin hari semakin canggih.
Selain daripada bentuk nyata yang dapat diberikan terhadap peradaban itu
sendiri, ternyata bentuk-bentuk karya sastra yang mencakup sebagian tulisan yang
dibuat oleh manusia pada suatu peradaban itu, dapat memberikan kontribusi yang
cukup signifikan untuk turut serta memengaruhi peradaban yang tengah
berlangsung. Seperti telah menjadi pengetahuan umum, juga bahwa salah satu
contoh nyata dari tulisan ataupun karya sastra dapat memengaruhi sebuah
peradaban adalah buku Api Sejarah karya Ahmad Mansyur Surya Negara.
Dimana dalam bukunya pengarang mengungkapkan sejarah yang dapat mengubah
pemikiran pembaca terhadap sejarah yang selama ini beredar di masyarakat.
Dalam ilmu sejarah sendiri keberadaan naskah-naskah karya sastra yang
dibuat pada peradaban dahulu, ternyata dapat pula dijadikan sebagai sumber
sejarah. Karena ternyata banyak peristiwa sejarah yang ditulis dan diabadikan
dalam bentuk karya sastra berupa sebuah cerita dan banyak pula yang dibungkus
dalam bentuk pupuh.
Berbagai hal yang dapat kita temukan di dalam sebuah naskah yang berisi
sejarah, informasi-informasi mengenai sebuah tokoh seperti Ceritera Dipati Ukur
yang tidak hanya menceritakan seorang tokoh yang bernama Dipati Ukur, akan
tetapi juga menceritakan mengenai sebuah tempat, yakni daerah Ukur dan
sekitarnya.
2
Ini menunjukan begitu berpengaruhnya kajian naskah kuno terhadap
sejarah, dan menunjukan bahwa filologi sebagai ilmu bantu sejarah ternyata
sangat penting, untuk mencoba mengaplikasikan metode penelitian dalam
filologi, pada kesempatan kali ini kami mencoba untuk mengkaji sebuah naskah
yang cukup terkenal di tataran sunda. Mengingat bahwa sebuah naskah, apalagi
naskah salinan tidak luput dari kesalahan. Baik itu kesalahan yang berupa salah
tulis dari penyalin ataupun kesalahan yang di sebabkan oleh pengaruh dari naskah
yang sudah lapuk.
Maka dari itu, kami mencoba mengkaji naskah mengenai “Wawacan
Bayawak” dengan menyajikannya dalam bentuk suntingan teks yang telah
mengalami proses transliterasi, terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia, serta
menyajikan identitas dari naskah “Wawacan Bayawak”. Untuk mempermudah
pembaca dalam hal memahami hasil suntingan teks yang telah kami sajikan,
mengingat bahwa pembaca tidak hanya yang berasal dari sunda yang notabenenya
dapat memahami isi naskah dengan lancar, namun pembaca pun bisa saja orang
yang kurang memahami bahasa tersebut. Untuk itu kami mencoba menyajikannya
dalam format yang terstruktur dan sistematis.
B. Identifikasi Naskah dan Rumusan Masalah
Naskah yang mempuNyai judul Wawacan Bayawak ini berisikan tentang
sosok Bayawak yang di perlakukan secara berbeda dengan saudarinya yang
memilki wujud manusia yang sempurna. Naskah ini diperoleh dari salah satu
katalog koleksi museum Sri Baduga bandung.
Teks pada naskah ini masih menggunakan bahasa sunda kuno dan
beraksara pegon yang membuat naskah ini sukar untuk dipahami dimasa
sekarang. Sehingga memerlukan penerjemahan kedalam bahasa yang memang
mudah dipahami oleh pembaca.
Oleh karena itu kami berusaha untuk menyajikan naskah ini kedalam
bentuk transliterasi dan terjemahannya. Maka di awal sampai akhir pernyataan
dalam penelitian ini kami merumuskan hal-hal sebagai berikut
3
1. Bagaimana dekskripsi dari naskah Wawacan Bayawak?
2. Bagaimana suntingan dari naskah tersebut?
3. Bagaimana kandungan atau informasi apa yang terdapat dalam teks
naskah tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui dekskripsi dari naskah Wawacan Bayawak
2. Menyajikan suntingan dari naskah tersebut
3. Mengetahui informasi yang terkandung dalam naskah
D. Pentingnya Penelitian
Teks-teks yang digunakan sebagai bahan informasi yang akurat tentunya
harus ilmiah. Begitupun dengan naskah yang menceritakan kisah perjalanan
seorang manusia yang berwujud Biyawak, yang kami kaji pada awalnya ini
hanyalah sebuah naskah kuno yang hanya sebagai warisan leluhur saja. Sehingga
belum bisa dijadikan sebagai teks rujukan bagi ilmu pengetahuan. Tetapi mungkin
setelah diadakan penelitian secara filologis, naskah tersebut bisa membantu dan
memberi manfaat meskipun hanya sedikit bagi para pembaca untuk mendapatkan
informasi dibidang sejarah. Oleh karena itu, penting diadakannya penelitian,
mungkin naskah yang memuat berbagai informasi tersebut akan habis dimakan
waktu.
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam meneliti naskah tentang Wawacan
Bayawak ini adalah dengan metode yang berlaku dalam filologi. Adalah sebagai
berikut:
1. Pengumpulan Data (Inventarisasi Naskah)
4
Pengumpulan data naskah atau inventarisasi naskah bertujuan untuk
mendapatkan naskah yang akan diteliti dengan cara mencatat dan
mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan naskah tersebut melalui
museum.
2. Pengolahan Data (Deskripsi Naskah)
Tahap kedua adalah pengolahan data dengan menggunakan metode
dekskriptif metode ini bertujuan untuk memberikan petunjuk atau mengenal
naskah yang diteliti. Dalam naskah mengenai wawacan Bayawak ini, di
dekskripsikan dengan pola antara lain: judul naskah, nomor naskah, tempat
peNyimpanan naskah, asal naskah, keadaan naskah, ukuran naskah, ukuran
teks, tebal naskah, jumlah halaman, jumlah baris halaman, penomoran
halaman, jenis aksara, cara penulisan, bahan naskah, bahasa naskah, umur
teks, nama pengarang, kolofon, watermaks, garis besar isi.
3. Sunting Teks
Dalam naskah tentang kisah seekor Bayawak ini menggunakan metode
standar karena naskah ini merupakan naskah tunggal. Metode standar karena
ini menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan
ketidak ajegan sedang ejaannya yang disesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku. Semua perubahan yang diadakan dan dicatat ditempat yang khusus
agar dapat selalu diperiksa dan diperbandingkan dengan bacaan naskah
sehingga masih memungkinkan penafsiran bagi pembaca. Dalam edisi
standard dilakukan hal-hal berikut: transliterasi teks, membentulkan
kesalahan teks, membuat catatan perbaikan, memberi komentar, membagi
teks dalam beberapa bagian.
4. Terjemahan Teks
Terjemah teks pada naskah diteliti, peneliti menggunakan metode
terjemah bebas, karena agar memudahkan pembaca dalam membaca hasil
terjemahan dalam memahami makna dari teks tersebut.
5. Analisis Tema dan Amanat
5
Dalam memahami tema dan amanat peneliti menggunakan pendekatan
sastra struktural. Dimana karya sastra merupakan suatu struktur yang otonom
dipahami sebagai suatu kesatuan yang bulat dengan unsur-unsur
pembangunnya yang saling berjalinan.
F. Sumber Data
Pengumpulan sumber-sumber data yang kami gunakan dalam penilitian
naskah ini, kebanyakan dengan cara studi pustaka, karena naskah yang kami
dapatkan yaitu naskah tunggal sehingga tidak melakukan penelusuran naskah dari
berbagai macam katalog. Kemudian karena naskah yang menjadi objek kajian
kami yang isinya mengungkap tentang wawacan Bayawak, maka kami tidak
menggunakan sumber pendukung lain untuk memahami naskah ini.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Naskah
Tahapan penilitian filologi setelah inventarisasi naskah adalah identifikasi
naskah. Pola pendeskrisian naskah tersebut meliputi: (1) Judul Naskah, (2) Nomor
Naskah. (3) Tempat PeNyimpanan Naskah, (4) Asal Naskah, (5) Keadaan Naskah,
(6) Ukuran Naskah, (7) Ukuran Naskah, (8) Tebal Naskah, (9) Jumlah Halaman,
(10) Jumlah Baris Perhalaman, (11) Penomoran Halaman, (12) Jenis Aksara, (13)
Cara Penulisan, (14) Bahan Naskah, (15) Bahasa Naskah, (16) Umur Naskah, (17)
Umur Teks, (18) Nama Pengarang, (19) Kolofon, (20) Watermark, (21) Garis
Besar Isi.
B. Kritik Teks
Objek kajian atau sasaran kerja filologi yang berbentuk ril yaitu naskah.
Naskah yang di dalamnya memuat teks-teks yang berupa tulisan tangan baik itu
pada daluwang, lontar, kertas eropa dan semacamnya yang meNyimpan informasi
atau berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya masa lalu.
Teks-teks tersebut mungkin saja mengalami berbagai macam kesalahan dalam
penulisan itu terjadi karena mungkin penulis sedikit keliru, kurang apik atau
kurang teliti dalam penyalinan teks tersebut. Oleh karena itu, kita sebagai
konsumen informasi pengetahuan salah satunya dari manuskrip-manuskrip
tersebut. Apabila hal tersebut tidak di lakukan, di khawatirkan kemungkinan besar
keutuhan atau kemurnian teks itu tidak dapat di buktikan secara ilmiah yang
berarti keaslian teks tersebut di ragukan dan informasi yang di dapatkan dari teks
naskah tersebut meNyimpang dari maksud dan tujuan aslinya. Oleh karena itu,
dalam penilitan filologi di lakukan kegitan kritik teks.
Kritik teks memberikan evaluasi terhadap teks, meniliti dan menempatkan
teks pada tempat yang tepat. Kegiatan kritiks teks bertujuan untuk menghasilkan
teks yang sedekat-dekatnya menyerupai teks yang aslinya. Perubahan yang timbul
7
melalui proses penyalinan, teks yang tidak terbaca, teks yang hilang, dan lain-lain
sangat diperlukan pengetahuan dan wawasan luas yang harus di miliki oleh
peneliti bukan hanya sekedar menguasai teori filologi tapi juga menguasai dalam
Linguistik, ejaan, dan sebagainya. Oleh karena itu filologi membutuhkan ilmu-
ilmu bantu filologi.
Kritik teks mempuNyai beberapa metode diantaranya metode intuitif,
metode objektif, metode gabungan, metode landasan, dan metode edisi naskah
tunggal. Dalam mengkaji naskah ini, kami menggunakan metode edisi naskah
karena naskah yang kami teliti adalah naskah tunggal sehingga tidak mungkin
dilakukan perbandingan. Dalam metode edisi naskah tunggal terdapat dua jalan
yang bisa di tempuh. Pertama edisi diplomatik, yaitu menerbitkan suatu naskah
yang seteliti-telitinya tanpa mengadakan perubahan. Kedua, metode edisi standar
yaitu mengadakan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang ada dalam
naskah dan ejaannya di sesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
C. Transliterasi
Naskah yang menceritakan tentang kisah seorang manusia yang berwujud
Bayawak ini masih tertulis dalam bahasa sunda lama serta masih tertuang dalam
aksara pegon. Bahasa dan aksara ini, mungkin saja sukar dibaca bagi para
pembaca yang tidak yang bahasa sunda serta aksaranya. Oleh karena itu kami
sebagai pengkaji naskah tersebut akan mencoba mengkaji naskah tersebut
kedalam bahasa dan aksara yang insyaalloh mudah dimengerti oleh para pembaca.
Yaitu dari bahasa sunda ke bahasa indonesia sebagai bahasa sasaran yang juga
dari aksara pegon ke aksara latin.
Dalam kamus bahasa indonesia translitrasi adalah penyalinan dari
penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Istilah translitrasi
dipakai sama dengan istilah transkripsi dengan penggantian yang sama yaitu
penggantian jenis tulisan naskah. Tetapi apabila istilah transkripsi dibedakan
dengan istilah translitrasi maka transkripsi diartikan sebagai salinan atau turunan,
tanpa mengganti macam tulisan.
8
Adapun tugas pokok penelitian filologi dalam transliterasi adalah menjaga
kemurnian bahasa lama dalam naskah, khususnya penulisan kata, dan menyajikan
teks sesuai dengan pedoman ejaan yang berlaku sekarang.
D. Terjemahan
Terjemahan teks dari naskah yang berjudul Wawacan Bayawak dengan
aksara pegon dan berbahasa sunda ini akan di terjemahkan kedalam bahasa
indonesia sebagai bahasa sasarannya, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti dalam rangka memberikan kepada para pembaca dalam membaca dan
memahami teks naskah tersebut. Tetapi, dalam kegiatan proses penerjemahan teks
ini bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, karena pertama kami menyadari akan
keterbatasan dalam memahami serta pembendaharaan bahasa tersebut. Sehingga
banyak bahasa yang belum kami ketahui dan mengerti. Tetapi kami berusaha
semaksimal mungkin untuk melakukan terjemahan teks ini, dengan bantuan–
bantuan dari sumber referensi. Kedua dalam proses penerjemahan pemaknaan
suatu kalimat tidak selalu konsisten dari bahasa asal ke bahasa sasarannya.
Tugas seorang filolog adalah bukan saja menyajikan suatu edisi teks atau
suntingan teks, tetapi harus menyajikan terjemahannya, khususnya bagi pembaca
yang tidak tahu bahasa asli teks tersebut. Oleh karena itu, peneliti harus harus
memilah dan memilih bahasa sasaran secara hati–hati agar hasil terjemahan itu
mudah dimengerti oleh pembaca.
Menurut Worsley (1927:124) mengingatkan bahwa kesulitan utama yang
sering ditemukan dalam proses terjemahan atau memberikan kesan atas
keseluruhan gaya yang singkat, jelas, dan khas dari suatu teks.
9
BAB III
URAIAN NASKAH DAN SUNTINGAN NASKAH
A. Deskripsi Naskah
1. Judul Naskah : Wawacan Bayawak
2. Nomor Naskah : 07.142
3. Tempat PeNyimpanan Naskah : Museum Negeri Sri Baduga Jln BKR
No.185 Bandung 40243
4. Asal Naskah : Bandung
5. Tahun Ditemukan : 2005
6. Keadaan Naskah : Pada umumnya keadaan naskah masih
dapat di baca karena karena masih cukup
jelas sekalipun lapuk dan mulai rapuh.
7. Ukuran Naskah : ± 21cm x 29,7cm (A4)
8. Jumlah Halaman : 216 (51 Halaman Hilang)
9. Jumlah Baris Perhalaman : 13 baris perhalaman
10. Penomoran Halaman : Aksara Latin
11. Jenis Aksara : Arab Pegon
12. Cara Penulisan : Handscript (Tulis Tangan)
13. Bahan Naskah : Kertas Dluwang
14. Bahasa Naskah : Sunda Kuna
15. Umur Naskah : 109 Tahun (1328 H / 1906M)
16. Nama Pengarang : Tjajah (Penyalin)
17. Kolofon : Ada (Halaman 217)
18. Watermark : Berlambang Dinas Pariwisata Provinsi
Jawa Barat (Reproduksi)
19. Garis Besar Isi : Dalam naskah ini mengisahkan tentang
perjalanan hidup seorang manusia jelmaan Biyawak (Bayawak) yang
subtansi isi dari naskah tersebut terkandung berbagai macam aspek. Mulai
dari sastra,
10
kebudayaan, kisah cinta, politik dan perperangan. Yang dikemas dalam cerita
berbentuk pupuh beraksara arab pegon dan berbahasa sunda.
B. Pengantar Suntingan
Dalam Wawacan Bayawak ini ada sebagian halaman naskah yang hilang
dikarenakan banyaknya faktor dalam pengelolaan naskah tersebut, baik itu dari
upaya pengumpulan maupun naskah dan perawatan naskah. Yaitu pada halaman
131 s/d 182 (51 Halaman). Tetapi, itu semua tidak menjadi faktor penghalang bagi
kami dalam upaya penelitian mengenai isi cerita yang terkandung dalam naskah
ini.
Sebagaimana yang dikemukakan pihak Museum Sri Baduga yang
merupakan tempat peNyimpanan dan pelestarian naskah-naskah termasuk naskah
Wawacan Bayawak, bahwa naskah tersebut di dapatkan dari masyarakat di
wilayah Bandung dengan kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Dalam upaya
pelestarian naskah tersebut maka pihak museum melakukan proses Reproduksi
yaitu menyunting naskah asli kepada media kertas modern sesuai aslinya (dialih
mediakan), dikarenakan naskah yang asli sudah mulai rusak karena di Indonesia
fasilitas untuk pelestarian naskah masih kurang efektif.
Dalam proses penyuntingan naskah Wawacan Bayawak, terdapat
beberapa simbol yang kami gunakan agar mempermudah dalam segi pemahaman
isi dari naskah tersebut. Di antaranya:
1. /……./ : Tanda ini di gunakan sebagai penanda halaman
2. ……… : Tanda ini di gunakan sebagai penanda bila ada kata atau kalimat
yang sulit di baca.
Selain itu, kami menyertakan pula catatan kaki dalam setiap penyuntingan
naskah yang berguna sebagai penanda teks asli dari naskah yang kami sunting.
11
C. Edisi Teks
I. PUPUH ASMARANDA
1.1 Sang ratu nyaur paraji
1.2 Teu lami paraji datang
1.3 Ngadeuheuna ka sang ka tong
1.4 Sang ratu énggal ngandika
1.5 1 indung beurang ayeuna
1.6 Ieu Nyai rék ngajuru
1.7 Indung geuwat peta-peta
2.1 Seug pepeta Nyi paraji
2.2 Ku matana nu rék bebar
2.3 Nyi putri seug nyabok baé
2.4 Paraji gigireunana
2.5 Bari ngungkil daharan2
2.6 Sang ratu gé henteu jauh
2.7 Aya di siraheunana
3.1 Barang baré3 jabang bayi
3.2 Paraji daék ngocéak
3.3 Sang ratu olohok baé
3.4 4 kabéh ningali putrana
3.5 Langgéyor euleupeutan
3.6 Aya orok siga belut
3.7 Saumur kakara mendak
1 Eh 2 padaharan 3 Gubaré 4 Ka
12
4.1 Seug ngaringkuk murangkalih
4.2 Ku paraji teu di cagap
4.3 Paraji seug ngomong baé
4.4 Gusti abdimah kakara
4.5 Mendak nu kieu rupa5
4.6 Sato naon kaulanun
4.7 éh rupana siga kadal /7/
5.1 Tunda nu tiheula bijil
5.2 Permaisuri téh ngandika
5.3 éh indung nu ka hot
5.4 Ieu dina beuteung kula
5.5 Aya deui 6 karasa
5.6 Parajina7 gancang ngurut
5.7 Bari ngungkil padaharan
6.1 Henteu ku .......... lamih deui
6.2 8brag istri murangkalihna
6.3 Cahaya cékas moncorong
6.4 Lajeng baé di siraman
6.5 Ku9 adat biasana
6.6 Neukteuk santen jang ngabarut
6.7 Beresih kuma biasa
7.1 Seug di timang murangkalih
7.2 Bari tuluy di jenengna
5 Na 6 Nu 7 Paraji 8 Gubrag 9 maha
13
7.3 Ku raja di pangkon baé
7.4 Déwi rara wujutama
7.5 Geulis10 kabina bina
7.6 Nyi paraji amit mundur
7.7 Geus idin ti kanjeng raja
8.1 11 gancang lampah murangkalih
8.2 Sapuluh taun yuswana
8.3 Tambah geulis Nyi putri téh
8.4 Bayawak gé ngagedéan
8.5 12 putri tambah capétang
8.6 Jeung sadérék lulun runtut
8.7 Teu aya cawadeunana
9.1 Hiji mangsa Nyai putri
9.2 Ngadeuheunan /8/ ka sang raja
9.3 Nyi putri nyembah jeung mendo
9.4 Sang raja enggal mariksa
9.5 13ka manaputra ama
9.6 Nyi putri nyembah ngawangsul
9.7 Pariksa dawuhan ama
10.1 Kaulanun kanjeng gusti
10.2 Mawi abdi ngadeuheuna
10.3 Ka payun rama bupatos
10.4 Abdi amit arék leumpang
10 Geulisna 11 Ka 12 Nyi 13 Dék
14
10.5 Nyuhunkeun idin14 raja
10.6 Abdi badé Nyiar ilmu
10.7 Guguru ka syékh pandita
11.1 Pandita dul kamar sidik
11.2 Di patapan ténjolaya
11.3 Sang raja gancang ngawalon
11.4 Nyai kahayang na15 mamah
11.5 16 tong teuing elis nyaba
11.6 Karana patapan itu
11.7 Sangetna kabina bina
12.1 Taya jalma anu wani
12.2 Siluman ejin barudal
12.3 Panas watekna éta téh
12.4 Geus puguh bangsa manusa
12.5 Taya pisan 17 nu nyorang
12.6 Cacakan manuk nu ngapung
12.7 Hiber ngungkulan kadinya
13.1 Manuk ragrag tuluy mati
13.2 Sakitu éta sangetna
13.3 Nyi putri nyembah ngawalon
13.4 Ama abdi arék mak /9/ sa
13.5 Moal beunang di pegat18
13.6 Sang raja énggal ngadawuh
14 Sang 15 Nyai kahayang mamah 16 Montong 17 Anu 18 Pegatna
15
13.7 Ama ngan rék sambung du’a
14.1 Gancang amit Nyai putri
14.2 Lungsur ti payuneun raja
14.3 Sang raja olohok baé
14.4 Hanteu pisan sasauran
14.5 19 putri parantos angkat
14.6 Ti nagri parantos jauh
14.7 Putri angkat mileuweungan
15.1 Di jalan sumegruk nangis
15.2 Welas ninggalkeun rakana
15.3 Angkatna putri teu jongjon
15.4 Urang gancangkeun carita
15.5 20putri gebah angkatna
15.6 Ténjolaya nu di jugjug
15.7 Kocapkeun baé geus dongkap
16.1 Nyai putri hatur bakti
16.2 Ka payuneun syékh pandita
16.3 Pandita dul komar ka hot
16.4 Gancangna énggal mariksa
16.5 Haturan geulis 21 dongkap
16.6 Naon elis nu di maksud
16.7 Dongkap ka payuneun ama
17.1 Nyembah ngawalon Nyi putri
19 Nyi 20 Nyi 21 Nu
16
17.2 Henteu kudu di pariksa
17.3 Ama nu langkung waspaos
17.4 Pan /10/ dita deui ngandika
17.5 Ama Nyai 22uninga
17.6 Nu geulis dék Nyiar elmu
17.7 Nyai 23 guguru ka ama
18.1 Ama syukur liwat saking
18.2 Nyai kitu mamanahna
18.3 Di antos ti babaréto
18.4 Urang gancangkeun carita
18.5 Tetep putri di patapan
18.6 Geus guru sagala élmu
18.7 Kabelasan kajayaan
19.1 Tunda lampah Nyai putri
19.2 Nu aya di ténjolaya
19.3 Bayawak nu kacarios
19.4 Sabarang putri teu aya
19.5 24raja tara mariksa
19.6 Dahar leueut teu di urus
19.7 Nyatu di kajeunkeun pisan
20.1 Bayawak sok mindeng ceurik
20.2 Barina jeung sasauran
20.3 Naha ama ka aing téh
20.4 Mana nganiyaya pisan
22 Geus 23 Dék 24 Sang
17
20.5 25pan aing putra ama
20.6 Lain cara rarawuju
20.7 Nyaaheunana ka awak
21.1 Ceuk Bayawak perihatin
21.2 Kurang saré kurang dahar
21.3 Ku raja di antep baé
21.4 Gancangna jaka Bayawak
21.5 Nangis bari26 midangdam
21.6 Aduh Nyai rarawuju
21.7 Ayeunamah akang tiwas /11/
22.1 Ari dina mangsa hiji
22.2 Sang Bayawak tuluy minggat
22.3 Tengah peuting minggatna téh
22.4 Ka leuweung asruk asrukan
22.5 Leumpang27 saparan paran
22.6 Hanteu puguh nu di jugjug
22.7 Kanti ku sabari tawakal
II. PUPUH KINANTI
1.1 Turun gunung unggah gunung
1.2 Nyorang lebak nyugang pasir
1.3 Gunungna enggeus kaliwat
1.4 Nyorang kana tegal eurih
1.5 Teu lami lampah Bayawak
1.6 Tidinya béh manggih cai
25 Kapan 26 Barina 27 Leumpangna
18
2.1 Caina jero sarta liyuh
2.2 Bayawak didieu cicing
2.3 Cicing di sisi walungan
2.4 Bayawak barina ceurik
2.5 Ingeteun ka sadérékna
2.6 Ka rarawuju nu geulis
3.1 Aduh elis rarawuju
3.2 Akang ayeuna mah mati
3.3 Nyai sing sabar tawakal
3.4 Masing bisa mawa diri
3.5 Jeung akang Nyai papisah
3.6 Mobisa kapanggih deui
4.1 Gancang na Bayawak turun
4.2 Ancrug kana jero cai
4.3 Malikeun manéh Bayawak
4.4 Ngalayong palid ka hilir
4.5 Sok /12/ tunda lampah Bayawak
4.6 Nu aya di jero cai
5.1 Koco déwi rarawuju
5.2 Di patepan keur prihatin
5.3 Nyai putri mendak warta
5.4 Nyéta rakana geus leungit
5.5 Di tundung ku kanjeng raja
5.6 Geus kabur ti jero nagri
6.1 Putri nangis segrok segruk
19
6.2 Tuluy baé ka mah resik
6.3 Bari nangis ngalehanat
6.4 Pandita énggal ngalahir
6.5 Aduh elis anak bapa
6.6 Kunaon elis teh nangis
7.1 Jong nyembah Nyi déwi wuju
7.2 Unjukeun ka maha resik
7.3 Bapa kuring téh amitan
7.4 Sareng kuring neda idin
7.5 Kuring amit badé mulang
7.6 Rék nyusul dulur simkuring
8.1 Pandita énggal ngadawuh
8.2 Elis ulah rusuh teuing
8.3 Bapa rék ngawaris heula
8.4 Bapa boga cupu hiji
8.5 Cupu jimat nu baheula
8.6 Bapa ngawaris ka Nyai
9.1 Di jerona iyeu cupu
9.2 Aya kembang tilu /13/ siki
9.3 Arahéng kembang campaka
9.4 Campaka bodas nu hiji
9.5 Siki mulaya ka dua
9.6 Jeung campaka dadu kuning
10.1 Campaka bodas di catur
10.2 Lamun dianggo ku elis
10.3 Watekna éta campaka
20
10.4 Matak loba anu asih
10.5 Geus puguh bangsa manusa
10.6 Najan siluman sétan jin
11.1 Ka elis tangtuna nurut
11.2 Médaékeun sedih ati
11.3 Jeung iyeu cempaka ulah
11.4 Upama mendak nu mati
11.5 Ku Nyai geura wungkulan
11.6 Nu geus hilang hirup deui
12.1 Katilu cempaka dadu
12.2 Usapkeun ka suku Nyai
12.3 Tangtu bisa ngawang-ngawang
12.4 Henteu maké jangjang deui
12.5 Méh elis iyeu tampanan
12.6 Bapa ngawaris ka Nyai
13.1 Nyi putri nampanan tungkul
13.2 Bari nyembah anu ......
13.3 Nu bapa kuring tarima
13.4 Dipaparin jimat matih
13.5 ...... kebat ngandika
13.6 Geus sedeng mangkat nu geulis /14/
14.1 Nyi putri gancangna munjung
14.2 Amat tipayuneun resik
14.3 ........ saurna pandita
14.4 Diduakeun anu geulis
14.5 Geura nyerahan ayeuna
21
14.6 Geus sedeng mangkat Nyi putri
15.1 Gancangna Nyi putri tuluy
15.2 Mundur tipayuneun resik
15.3 Jimat cepuna di candak
15.4 Kebat angkat Nyai putri
15.5 Kaluar tipang tepatan
15.6 Geus mungkur ti maha resik
III. PUPUH PUNGKUR
1.1 Gandéang putri nu angkat
1.2 Di jalana segrak segruk bari nangis
1.3 éling ka resikna kabur
1.4 Palang siang 28geus hilang
1.5 Atawana aya nu meugabah batur
1.6 Putri teu jongjon angkatna
1.7 Luak lieuk alak ilik
2.1 Manggih liang di asupan
2.2 Nyai putri unggah gunung nyugang pasir
2.3 Rakana welah teu timu
2.4 Nyorang ....... bandawasa
2.5 Leuleuweungan Nyi putri seug kapidangdung
2.6 Nyi putri ngeureunan palay
2.7 Dina handapeun caringin /15/
3.1 Leumpang putri urang tunda
3.2 Mangké ogé tangtu di omongkeun deui
28 Enggeus
22
3.3 Nya deui a29nu di catur
3.4 Kocap 30 hiji pandita
3.5 Di patepan gunung jinggan nu geus mashur
3.6 Pandita jén kakasihna
3.7 Kagungan putra sahiji
4.1 Pameget putra pandita
4.2 Rupa kayo jangkung leutik andelemi
4.3 Hésé pisan pantar kitu
4.4 Nama 31dén sélamaya
4.5 Hiji mangsa radén ku rama di saur
4.6 Ngadeuheus dén sélamaya
4.7 Ka payuneun maha resik
5.1 Pandita jén seug ngandika
5.2 Ujang kasép sélamaya anak aing
5.3 Nu matak radén di saur
5.4 Radén téh kudu angkat
5.5 Ka nagara majapait kudu jugjug
5.6 Deumeusan sang ratu maja
5.7 Radén bakal meunang mukti
6.1 Radén jaga sélamaya
6.2 Cédok nyembah bari nyumungkeun ka bumi
6.3 Ama jisim abdi nuhun
6.4 Kénging dawuhan ama
6.5 Taya /16/ sanés siang wengi nu di tunggu
29 Nu 30 Sahiji 31 Radén
23
6.6 Kajabi dawuhan ama
6.7 Ayeuna sim abdi amit
7.1 Nyembah radén sélamaya
7.2 Radén mundur ti payuneun maharesik
7.3 Bari dangdan gusat gisut
7.4 Nyungk32 lang duhungna ladrang
7.5 Dasar kasép cahaya munggah ngagebur
7.6 Raden na33 kebah angkatna
7.7 Sejana ka majapait
8.1 Angkat radén sélamaya
8.2 Gedag gidig radén bari maut kumis
8.3 Mireungeuhna ngalér ngidul
8.4 Geus jauh pisan angkat34
8.5 Radén putra nyukang pasir unggah gunung
8.6 Geus nepi ka leuweung roban
8.7 Rohadén taya ka risi
9.1 Henteu lila deui datang
9.2 Tinu bala buta gede liwat saking
9.3 Awak rubak jangkung luhur
9.4 Huntuna ge35dé pisan
9.5 Panon beureum tina irung babakaur
9.6 Kélékna bijilan lalay
9.7 Ceulina sagedé hihid /17/
32 Nyungkelang 33 Raden 34 Angkatna 35 galedé
24
10.1 Ragag rigig éta buta
10.2 Tinu bala megatan ka radén mantri
10.3 Sélamaya seug ngadawuh
10.4 Naha buta kitu peta
10.5 Bet megatan ka aing dék naon maksud
10.6 Sia ngan36 ngaléléwaan
10.7 Taya kapatutan teuing
11.1 Buta téh ngabarakatak
11.2 Ngabedé ka éta buta bari seuri
11.3 Sarta bari unggak ingguk
11.4 Megatan bae di jalan
11.5 éta buta ka dén sélamaya seru
11.6 Dén sélamaya ngandika
11.7 éh naha sia nya37 jurig
12.1 Beuki motah éta buta
12.2 Ngagodana buta téh ka radén mantri
12.3 Dén mantri téh tuluy tungkul
12.4 Tungkul 38 bari ngamanah
12.5 Sélamaya di tangtukeun aing tarung
12.6 Tatapi da wani pisan
12.7 Ngalawan buta sahiji
13.1 Ulah heureuy ulah megat
36 Kata “ ngan “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 37 Kata “ nya “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 38 Teh
25
13.2 Éta kitu kasawuran radén mantri
13.3 Beuki angot buta nafsu
13.4 Sélamaya rada wegah
13.5 Bati susah hadé ngalawan wé39 kitu
13.6 Tatapi kumaha béhna
13.7 Kos baé40 lain lalaki /18/
14.1 Herang hereng sada macan
14.2 Tuluy baé nyampeurkeun ka radén mantri
14.3 Barina ngomong malayu
14.4 Kieu pokna éta buta
14.5 Orang bagus dari mana luh nya kampung
14.6 Dengen sapa punya nama
14.7 Jangan diem lekas buNyi
15.1 Dén sélamaya ngajawab
15.2 Sia buta bet nanya ngaran ka aing
15.3 Ngaran aing anu tangtu
15.4 Kasebut 41 sélamaya
15.5 Lembur aing di patepan luhur gunung
15.6 Nu katelah gunung jinggan
15.7 Sia buta geura Nyingkir
16.1 Radén putra deui nanya
16.2 Ari sia buta saha ngaran deui
16.3 Ka aing geura ngawangsul
39 Bati susah hade ngalawan bae kitu 40 Kata “ bae “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 41 Den
26
16.4 Sang buta tuluy 42 jawab
16.5 Ngaran aing kalapaksa nu geus mashur
16.6 Imah aing jero guha
16.7 Tukang rampog reujeung maling
17.1 Ayeuna gé awak sia
17.2 Tangtu baé sia ku aing di peuncit
17.3 Radén ngagilirkeun duhung
17.4 Sarta tuluy ngandika
17.5 Asa gampang pati batur /19/ di hahangu
17.6 Rohadén taya kagila
17.7 Moal mundur aing wani
IV. PUPUH DURMA
1.1 Tuluy baé dangdan radén sélamaya
1.2 Tangginas radén43 singkil
1.3 Di balit44 sinjangna
1.4 Sarta bari ngandika
1.5 Geura rontok ieu aing
1.6 Sangkala paksa
1.7 Segrak segruk bau dahdir
2.1 Tuluy baé ngarontok sangkala paksa
2.2 Ra 45dén Nyingceut nampiling
2.3 Tangginas 46 maya
42 Nga 43 Pek 44 Keun 45 Rahaden 46 Den
27
2.4 Dirontok téh47 teu beunang
2.5 Buta di kaél ngaguling
2.6 Tuluy di sépak
2.7 Buta cengkat di tampiling
3.1 Kokoséhan buta téh teu bisa hudang
3.2 Merekpek 48 dén nampiling
3.3 Sangkala 49 téh cengkat
3.4 Inget kana ajian
3.5 Ngaji bedas semu kuning
3.6 Tuluy di wejang
3.7 Keukeuh radén50 nampiling
4.1 Tadi rasa nampilingna radén putra
4.2 Kalapaksa /20/ angger seuri
4.3 Sangkala paksa ngandika
4.4 Béak51 panamu sia
4.5 Radén putra nyabut keris
4.6 Bari susumbar
4.7 52tadah keris nu aing
5.1 Kalapaksa nyodorkeun gemberu beuteungna
5.2 53téwak beuteung nu54 aing
5.3 Ti hareup atawa tukang
47 Henteu 48 Raden 49 Paksa 50 Téh 51 Eun 52 Geura 53 Geura 54 Kata “ nu “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh
28
5.4 55sia geura pilihan
5.5 Anu uduh kulit aing
5.6 Suganna aya
5.7 Gancang néwak 56dén mantri
6.1 Di téwak téh kalapaksa seuseurian
6.2 Bari ngomong cengar cengir
6.3 Keris sia mintul57
6.4 58sia deui néangan
6.5 Keris nu seukeut jeng matih
6.6 Sugan na teurak
6.7 Kana59 beuteung nu60 aing
7.1 Enggeus kitu kersaning anu kawasa
7.2 Ra61dén dongko ka jangji
7.3 Ku buta di téwak
7.4 Tuluy bet62 di beubeutkeun63
7.5 Ku buta di banting banting
7.6 Mastaka bejad
7.7 Ra64dén lastari mati
8.1 Tuluy baé di bawa ka jero guha
8.2 Kalapaksa suka /21/ seuri
55 Ku 56 Radén 57 pisan 58 Cing 59 Kulit 60 Kata “ na “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 61 Rahadén 62 Kata “ bet “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 63 Pisan 64 Rahadén
29
8.3 65karepna sang buta
8.4 Di pendem saheulaan
8.5 Supayana ulah haNyir
8.6 Ngarah bauna
8.7 Buta66 kaluar deui
9.1 Megat deui di jalan anu ngaliwat
9.2 Di67 batu buta cicing
9.3 Henteu68 lila datang
9.4 Ny69i putri lar ngaliwat
9.5 Nganggo campaka Nyi putri
9.6 Campaka bodas
9.7 Meleber campaka70
10.1 Kalapaksa kagét nénjo putri angkat
10.2 Ngadak ngadak buta asih
10.3 bari megat di jalan
10.4 Nyi putri téh di pegat71
10.5 Nyi putri taya ka risi
10.6 Ka buta nanya
10.7 Buta sia geura Nyingkir
11.1 Eujeung naon karep sia téh megatan
11.2 Hiling sia geura Nyingkir
65 Ari 66 Geus 67 Dina 68 Kungsi 69 Nyai 70 téh seungit 71 pegatan
30
11.3 Aing 72rék ngaliwat73
11.4 Buta tuluyna74 seu75ri76
11.5 Bari ngomong cengar cengir
11.6 Elis ké heula
11.7 Bapa rék nanya 77 elis
12.1 Elis téa dék ka mana bet sorangan / 22/
12.2 Naha elis bet78 wani79
12.3 80jeung 81lis saha ngaran
12.4 Ka82mpa geura popoyan
12.5 Nyi putri ngajawab wani
12.6 Ngaran aing mah
12.7 Nyi83 déwi uju84 aing
13.1 Buta téa beuki tambah seseurian
13.2 Ngagakgak85 bau dahdir
13.3 Duh86 anak siapa
13.4 Elis 87tong teuing nyaba
13.5 Naon kahayang nu geulis
72 Arék 73 Jalan 74 Kata “ na “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 75 Seu 76 An 77 Ka 78 Kata “ bet “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 79 Teuing 80 Reu 81 Elis 82 Kaempa 83 Kata “ Nyi “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 84 Ngaran 85 Jeung 86 Uju 87 Montong
31
13.6 Di bapa loba
13.7 88anu maranis
V. PUPUH DANGDANGGULA
1.1 Seug ngajawab Nyai89 Roro Déwi
1.2 Aing Buta teu boga kahayang
1.3 Sia Buta geura mantog
1.4 Kapaksa90 eunggat unggut
1.5 Nyingsieunan ka Nyai Putri
1.6 Huntuna gEugeurékan
1.7 Gancangna Nyi Ayu
1.8 Ku Buta tuluy di téwak
1.9 Seug di bawa ka jero guha Nyi Putri
1.10 Pantona 91 di tulakan
2.1 Barang asup ka guha Nyi Putri
2.2 Nyi Putri92 émut ka ajianna93
2.3 Boga aji sirep modél /22/
88 Kueh kueh 89 Nyi 90 Kalapaksa 91 Seug 92 Putri 93 Ajina
32
2.4 Paparin ti bapa94 guru
2.5 Waktu di napatapan95 Putri
2.6 Sirepna matih kacida
2.7 Ngarana si jentul
2.8 Tuluy ku Putri di wejang
2.9 Jeung ngariring maké lagu dangdang genis
2.10 Putri96 kieu saurna
3.1 Deuleu iyeuh poek liwat saking
3.2 Kutan kieu ari jero guha
3.3 Leumpang aing talag tolog
3.4 Dewa Agung kuring tulung
3.5 Ulah di poék-poék teuing
3.6 Mugi paparin caang
3.7 Ku Buta karungu
3.8 Ngadak-ngadak guha caang
3.9 Barang beré 97 Buta kagét liwat saking
3.10 Tuluy baé sasarean
94 Pa 95 Patapan 96 Nyi Putri 97 Teh
33
4.1 Buta hees tibra liwat saking
4.2 Kaucap seugrak-seugruk kerékna
4.3 Nyi Putri seug indit baé
4.4 Di jero guha ngalantung
4.5 Heunteu lami deui Nyi Putri98
4.6 Mendakan anu99 hilang
4.7 Cahayana mancur
4.8 Ku Nyi Putri di deukeutan
4.9 Sidik hilang hanteu obah hanteu usik
4.10 Déwi100 Uju ngaleunyap
5.1 Tuluy /23/ baé nuhilang ku Putri
5.2 Ku campaka mulya diunggulan
5.3 Nu hilang téh lilir baé
5.4 Siga pisan 101 lulungu
5.5 Gasak-gusuk bari102 jeung seuri
5.6 Rawon di pangimpian
98 Putri 99 nu 100 Sang Dewi 101 Nu 102 Barina
34
5.7 Mendak Putri alus
5.8 Di103 Selamaya ngandika
5.9 Aduh Nyai haturan bagea sumping
5.10 Nyai téh nu104 ti mana
6.1 Lewat Putri nur Engkang simkuring
6.2 Naros heula ka salira Engkang
6.3 Engkang téh keur dameul naon
6.4 Mawi105 Enggang téh pupus
6.5 Raden Putra ngawanon 106 Putri
6.6 Ari ceuk yayasan témah
6.7 Arda leupa enung
6.8 Engkang nu nanya di Tanya
6.9 Kieu asal purwana engkang téh mati
6.10 Di jalan panggih 107 Buta
7.1 Buta ngarana Kalapaksa sakti
7.2 Seug megatan di jalan ka Engkang
103 Dina 104 anu 105 Numawi 106 Ka 107 Jeung
35
7.3 Engkang téh seug perang baé
7.4 Ku akang Buta 108 tumbuk
7.5 Kalapaksa di tumbuk seuri
7.6 Jeung bari cicing kelak /24/
7.7 Ka engkang téh nubruk
7.8 Engkang di téwak seug beunang
7.9 Tuluy baé akang téh di banting-banting
7.10 Na batu gedé pisan
8.1 Nyai Putri Rara ucu seuri
8.2 Sarta nyaur duh eta pakarang
8.3 Keris téh gawena naon
8.4 Lamun tewekeun 109 musuh
8.5 Raden Putra ngalawon110 deui
8.6 Keris ge111 heunteu teurak
8.7 Kalapaksa weduk
8.8 Akang geus béak tarékah
8.9 Putri nyaur duh iyeu mah matak watir
108 DI 109 Ka 110 Ngawalonan 111 Oge
36
8.10 Mambang112 ci soca medal
VI. PUPUH MASKUMAMBANG
1.1 Nyandak jimat campak da du Nyi Putri
1.2 Barina ngandika
1.3 Kang kuring ngilikan keris
1.4 Hayang nyaho di rupana
2.1 Tuluy baé Den Putra ngahaturkeun keris
2.2 Ku Putri di candak
2.3 Keris di tampa ku Putri
2.4 Tuluy di usapan jimat
3.1 Tilu kali di usapan eta keris
3.2 Nyi Putri ngandika
3.3 Sumangga kang iyeu keris
3.4 Geura teuweukeun ka Buta
112 Kumambang
37
4.1 Mempeung Buta keur /25/ molor tuh engkang geuning
4.2 Iyeu113 sugan teurak
4.3 Den Putra gancangan indit
4.4 Sareng kerisna di candak
5.1 Kalapaksa hées tibra liwat saking
5.2 Sesegor kérékna
5.3 Teu lami Den Putra sumping
5.4 Kaget Raden Selamaya
6.1 Tuluy baé Buta téh di geuing-geuing
6.2 Den Putra iyatna
6.3 Kalapaksa barang lilir
6.4 Di teuweuk ku Raden Putra
7.1 Barang cos téh ngagero sangkala pekni
7.2 Peujitna téh mudal
7.3 Sakarat seug tuluy mati
7.4 Suka cida Selamaya
113 Iyeu keris
38
8.1 Tuluy Raden nyamperkeun ka Nyai Putri
8.2 Jeung imuh sumpingna
8.3 Nyi Putri gancang mariksa
8.4 Kang kumaha Buta téh
9.1 Masih hirup atawana enggeus mati
9.2 Den Putra ngajawab
9.3 Perkara Buta geus mati
9.4 Beuteung nagé wani bedah
10.1 Nyai Putri Roro Uju suka seuri
10.2 Barina ngandika
10.3 Iyeu saur Nyai /26/ Putri
10.4 Seja naros kuring Engkang
11.1 Engkang téh sahanya Tuang 114 kakasih
11.2 Timana nagara
11.3 Jeung kuring kakara panggih
11.4 Den Putra tuluy ngajawab
114 Ka
39
12.1 Ngaran akang Raden Selamaya Nyai
12.2 Imah tapa hipan
12.3 Gunung jinggan luhur pasir
12.4 Balik akang deui nanya
13.1 Nyai115 oneng sahanya tuang kakasih
13.2 Sareungna timana
13.3 Saha Ibu Rama Nyai
13.4 Nyi Putri imut ngajawab
14.1 Nama kuring Déwi Uju Putra Gusti
14.2 Ratu Dimadenda
14.3 Ari seja jisimkuring
14.4 Néangan akang Bayawak
15.1 Mindo nyaur Raden Selamaya manis
15.2 Duh oneng nu lénjang
15.3 Pun akang téh badé ngiring
15.4 Kamana anu di seja
115 Nyi
40
16.1 Mangka elis ayeuna urang arindit
16.2 Nyusul jeung raka
16.3 Mugi sing énggal pinanggih
16.4 Nyi Putri énggal ngajawab
17.1 Mangga Engkang ayeuna urang arindit
17.2 Gancangna Den Putra
17.3 Geus angkat /27/ jeung Nyai Putri
17.4 Kaluar ti jero guha
18.1 Dijalana Raden Putra sareng Putri
18.2 Dameul gogonjakan
18.3 Naek gunung nyukang pasir
18.4 Nu didahar dangdaunan
19.1 Urang tunda caritana Nyai Putri
19.2 Sareng Raden Putra
19.3 Anu kocap116 ganti deui
19.4 Kinanti gentos kumambang
116 Kaucap
41
VII. PUPUH KINANTI
1.1 Ganti deui nu dicatur
1.2 Tinatur upama distrik
1.3 lembur gede saé pisan
1.4 Bawah nagri maja pahit
1.5 Dilember gebang tinatur
1.6 Aya hiji randa Miskin
2.1 Nyi Randa Miskin di catur
2.2 Pagawean nana Nyair
2.3 Taya deui pakasaban
2.4 Isuk soré gawé Nyair
2.5 Ari dina hiji mangsa
2.6 Ka cai Nyi Miskin Nyair
3.1 Indit Nyair subuh-subuh
3.2 Lauk teu menang sahiji
3.3 Munggah dek sapoe pisan
3.4 Geus nepi ka ashar akhir
3.5 Nyi Miskin ngarasa aral
42
3.6 Nyi Miskin ngahiung ceurik
4.1 Bari balik suak-siuk
4.2 Nyiukan /28/ di sisi-sisi
4.3 Nu ka siuk sang Bayawak
4.4 Abus kana jero lambit
4.5 Nyi Miskin reuwaseun pisan
4.6 Nenjo anu lurik-lurik
5.1 Nyi Miskin rengho ngarancug
5.2 Garo singsat birigidig
5.3 Tuluy baé dedengékan
5.4 Bari ceurik jeba-jebi
5.5 Nyi Miskin kieu omongna
5.6 Jurig sia geura balik
6.1 Lambit aing mereun lapur
6.2 Kadieu keun eta lambit
6.3 Ku sia ulah di bawa
6.4 Aing hanteu boga deui
43
6.5 Sang Bayawak seug ngajawab
6.6 Bibi ulah rusuh ceurik
7.1 Bibi ulah jauh-jauh
7.2 Sing deukeut baé jeung kuring
7.3 Iyeu lambit mangga candak
7.4 Kuring heunteu niat maling
7.5 Nyi Miskin eureun ceurikna
7.6 Ngareungeu anu weuweuling
8.1 Nyi Miskin téh gura-giru
8.2 Ngadeukeutan kana lambit
8.3 Semu nu sieun kacida
8.4 Culang-cileung arék balik
8.5 Bayawak tuluy nyarita
8.6 Ulah reuwas-reuwas bibi
9.1 Kula117 téh gaduh pihatur /29/
9.2 Manawi terang jeung bibi
9.3 Bibi téh saha jenengan
117 Kaula
44
9.4 lemburna timana bibi
9.5 Nyi Miskin seug ngawalonan
9.6 Ti gebang tinatar bibi
10.1 Ngaran Embi nu geus mashur
10.2 Katelah ku anak hiji
10.3 Anak Embi geus teu aya
10.4 Ngaran kasian geus mati
10.5 Embi téh Ambu kasian
10.6 Randa teu boga salaki
11.1 Embi Miskin liwat langkung
11.2 Ari gawe Embi Nyair
11.3 Taya deui pakasaban
11.4 Isuk sore Embi Nyair
11.5 Beunangna tuluy di jual
11.6 Di paké meli papais
12.1 Sang Bayawak mindo nyaur
12.2 Embi kuring neda idin
12.3 Manawi jeung Embi terang
45
12.4 Kuring seja milu cicing
12.5 Mukasiyan ngawalonan
12.6 Bari ngarontok jeung ceurik
13.1 Bayawak tuluy di pangku
13.2 Di enjrung-enjrung di ais
13.3 Tuluy balik gagancangan
13.4 Ka imahna enggeus nepi
13.5 Pada nanya Mukasiyan
13.6 Meunang lauk naon Embi /30/
14.1 Di gebang dinatar guyur
14.2 Awéwé reujeung lalaki
14.3 Pada nganjang ka Nyi Randa
14.4 Kabéh hayang naringali
14.5 Kolot budak pada datang
14.6 Bau nang gaya anu ngais
15.1 Randa Miskin jadi untung
15.2 Loba béas reujeung duit
15.3 Sumawona ka hakanan
46
15.4 Kuéh-kuéh nu aramis118
15.5 Ti barang meunang Bayawak
15.6 Sémah rabul ka Nyi Miskin
16.1 Heubeulna heuteu di catur
16.2 Bayawak di Embu Miskin
16.3 Bayawak tuluy haturan
16.4 Ema kuring neda idin
16.5 Amit kuring arék leumpang
16.6 Niat kuring arék kuli
17.1 Nangkoda sugih rék tuluy
17.2 Balayar ka pulau paris
17.3 Kuring dek milu balayar
17.4 Sugan pareung arék kuli
17.5 Randa Miskin ngawalonan
17.6 Muju manéhna Nyi Miskin
VIII. PUPUH PUCUNG
118 Maramis
47
1.1 Randa Miskin ngawalon sarta jamedud
1.2 Aduh 119 anak Ema
1.3 Ceuk Ema mah montong baé
1.4 Teu perlu Ujang arék balang siang
2.1 Didieu ge Ema heunteu kurang nyatu /31/
2.2 Kahakanan loba
2.3 Weuteuh baju jeung karémbong
2.4 Sakieu ge Ema téh tarima pisan
3.1 Sang Bayawak tidinya tuluy ngawangsul
3.2 Mun teu idin Ema
3.3 Kuring mah rék balik baé
3.4 Kuring téa mo cicing di imah Ema
4.1 Mukasiyan ngarengkul bari ngawangsul
4.2 Aduh anak Ema
4.3 Ujang ulah balik manéh
4.4 Cicing baé Ujang di dieu jeung Ema
119 Ujang
48
5.1 Heunteu Ujang rék milu kuli mah sukur
5.2 Ema rék bebeja
5.3 Ka Tuan Nangkoda
5.4 Sugan pareng Nangkoda daekeun mawa
6.1 Tunggu baé Ujang Ema rék kaditu
6.2 Gancangan Nyi Randa
6.3 Ti imahna indit baé
6.4 Nu di seja ka bumi Tuan Nangkoda
7.1 Mukasiyan di jalan heunteu di catur
7.2 Ka Nangkoda dongkap
7.3 Nangkoda mariksa baé
7.4 Embu Miskin manéh téh arék kamana
8.1 Mukasiyan nyembah ngawalon jeung tungkul
8.2 Nun Tuan Nangkoda
8.3 Aya piunjuk /32/ abdi téh
8.4 Manawina rempag jeung Tuan Nangkoda
9.1 Wiréh abdi gaduh anak badé milu
49
9.2 Ka gamparan layar
9.3 Sejana rék kuli baé
9.4 Anak abdi sipatna sato Bayawak
10.1 Ki Nangkoda ka Nyi Miskin seug ngawangsul
10.2 Mu Miskin eta mah
10.3 Perkara anak manéh téh
10.4 Hade pisan rék kuli milu balayar
11.1 Seug bejakeun ka anak manéh kaditu
11.2 Yen kami balayar
11.3 Tangtuna poé pageto
11.4 Mukasiyan nyembah amitan rék mulang
12.1 Mukasiyan tuluy balik gura giru
12.2 Mukasiyan tunda
12.3 Ki Nangkoda ka carios
12.4 Harita ge tuluy baé dangdan-dangdan
13.1 Tuluy mangkat Nangkoda jeung batur
13.2 Sejana ka kapal
50
13.3 Kocap120 geus datang sakabeh
13.4 Tuluy baé harita ge bébér layar
14.1 Héran kabeh kapalna teu daék maju
14.2 Angin géde pisan
14.3 Kapal namah cicing baé
14.4 Ki Nangkoda geus kitu tuluy neneda /33/
15.1 Mugi-mugi iyeu kapal hayang maju
15.2 Ki Nangkoda hajat
15.3 Motong sapi sareng embé
15.4 Jeung ngaurkeun uang perak ka sagara
16.1 Kapalna mah jongjon baé henteu maju
16.2 Reuket jeung sagara
16.3 Kawas di legotan baé
16.4 Kapal cicing henteu ised-ised acan
17.1 Di kapal téh aya hiji Nujum mashur
17.2 Nangkoda nyarita
120 Kaucap
51
17.3 Ki Nujum kumaha baé
17.4 Iyeu kapal teu ised-ised acan
18.1 Ttuluy nyembah Ki Nujum bari ngawangsul
18.2 Nun iyeu gamparan
18.3 Mawi kapal teu maju téh
18.4 Wiréh aya kalepetan megat lampah
IX. PUPUH MAGATRU
1.1 Nun kapungkur Tuan Nangkoda téh sanggup
1.2 Rék nyandak anak Nyi Miskin
1.3 Bayawak arék buburuh
1.4 Ka gamparan bade ngiring
1.5 Bok silih gamparan poho
2.1 Ki Nangkoda nyaur barina jeung imut
2.2 Bener pisan Nujum sidik
2.3 Bayawak téh arék milu
2.4 Ka kami rék ngilu kuli
2.5 Kami janji téh pageto
52
3.1 Sanggeus /34/ kitu Nangkoda téh tuluy ngutus
3.2 Nyaur anakna Nyi Miskin
3.3 Utusan parantos tuluy
3.4 Tunda utusan nu indit
3.5 Mukasiyan di carios
4.1 Barang datang Mukasiyan téh ka lembur
4.2 Ka Bayawak seug pupulih
4.3 Ujang kuli téh geus tangtu
4.4 Ku Nangkoda geus katampi
4.5 Ujang kuli téh pageto
5.1 Jang Bayawak geus kitu tuluy ngawangsul
5.2 Duh Ema karunya teuing
5.3 Ema leumpang hanteu puguh
5.4 Jauh-jauh henteu hasil
5.5 Nangkoda téh ngabobodo
6.1 Ema mulih harita Nangkoda tuluy
6.2 Mukasiyan tuluy ceurik
6.3 Naha Nangkoda bet wadul
53
6.4 Majahkeun dék mawa kuli
6.5 ‘Euh Nangkoda abong-abong
7.1 Sebut kitu utusan Nangkoda jebul
7.2 Ku Bayawak katingali
7.3 Bayawak gancangna nyaur
7.4 Iye paman nu ti mendi
7.5 Utusan tuluy ngawalon
8.1 Iyeu Ujang kuring utusan ti laut /35/
8.2 Ti Tuan Nangkoda sugih
8.3 Ujang ayeuna di saur
8.4 Kudu ka iring ku kuring
8.5 Nangkoda di kapal ngantos
9.1 Sang Bayawak ka utusan téh ngawangsul
9.2 Naha Emang nyaur kuring
9.3 Asana teu puguh-puguh
9.4 Tara-tara ti sasari
9.5 Kuring mah reuwas teu atoh
54
10.1 Ki utusan geus kitu tuluy ngawangsul
10.2 Mugi Ujang sing ka iring
10.3 Geus kitu Bayawak tuluy
10.4 Bareng jeung utusan indit
10.5 Di jalan teu di carios
11.1 Kana kapal Bayawak téh enggeus junduk
11.2 Ki Nangkoda suka seuri
11.3 Geus kitu kapalna maju
11.4 Barengna jeung angin tarik
11.5 Ka tengah laut nyoloyong
12.1 Barang nepi kapal katengahna laut
12.2 Bayawak nyarita deui
12.3 Tuan Nangkoda kudu laun
12.4 Kuring moka pulau paris
12.5 Sebab kuring sieun mabok
13.1 Ayeuna mah simkuring aya panuhun
13.2 Manawi gamparan idin
13.3 Kuring téh hayang kaditu
55
13.4 Ka /36/ itu pulau nu leutik
13.5 Kedah di anterkeun anjog
14.1 Sang Nangkoda mindo nyaur bari imut
14.2 Aduh Ujang anak aing
14.3 Jang montong teuing kaditu
14.4 Di kapal baé jang linggih
14.5 Masing wareg dahar nganggo
15.1 Sang Bayawak ngawalon barina tungkul
15.2 Mugi Tuan kedah idin
15.3 Kuring anteurkeun kaditu
15.4 Lamun Tuan henteu idin
15.5 Simkuring bade ngalolos
16.1 Ki Nangkoda geus kitu énggal ngadawuh
16.2 Ujang Bapa tangku idin
16.3 Ayeuna mah Ujang hayu
16.4 Ujang geura tunggang koji
16.5 Urang gancangankeun nyarios
56
17.1 Sang Bayawak geus numpak kana parahu
17.2 Nangkoda nyakitu deui
17.3 Kabeh ngajajap tuluy
17.4 Ka pulo pinangges nepi
17.5 Bayawak seug tuluy ngomong
18.1 Nun juragan simkuring gaduh pihatur
18.2 Upami gemparan mulih
18.3 Abdi sampeur kausanun
18.4 Ngawa /37/ lon Nangkoda sugih
18.5 Bapa oge moal poho
19.1 Geus barudal nu jajap tumpak parahu
19.2 Kana kapal kabeh nepi
19.3 Nangkoda balayar tuluy
19.4 Dagangna ka pulo paris
19.5 Ganti anu di carios
20.1 Kocap deui patapan di luhur gunung
20.2 Di pulau pinang mahresik
20.3 Jenengna Pandita jamus
57
20.4 Pandika kalangkung sakti
20.5 Kasmaran Pandita kahot
X. PUPUH ASMARANDANA
1.1 Sang Pandita eukeur calik
1.2 Uninga bakal aya semah
1.3 Seug ngamparkeun samak baé
1.4 Henteu lami jebul dongkap
1.5 Bayawak121 ngadeuheusan
1.6 Pandita jamus ngadawuh
1.7 Haturan nu karék dongkap
2.1 Bapa ngantos ti kamari
2.2 Naha Raden lami pisan
2.3 Jaka Bayawak ngawalon
2.4 Nun ama numawi elat
2.5 Ama langkung uninga
2.6 Pandita mindo ngadawuh
2.7 Raden bapak geus u /38/ ninga
121 Sang Bayawak
58
3.1 Bapa seja naros deui
3.2 Raden téh bade kamana
3.3 Sareng naon nudi seja téh
3.4 Bayawak énggal ngajawab
3.5 Mereun Ema 122 uninga
3.6 Teu kudu kuring piunjuk
3.7 Pandita énggal ngandika
4.1 Bener Raden geus kaharti
4.2 Ama téh enggeus uninga
4.3 Kana pikareupen Raden
4.4 Saestuna Raden tea
4.5 123 neang elmu kusumah
4.6 Raden téh bade guguru
4.7 Jatining elmu kusumah
5.1 Nyembah Raden Jaka Pekik
5.2 Leres kitu pisan Ama
122 Geus 123 Dek
59
5.3 Pandita ngandika alon
5.4 Sukur Raden mun kitu mah
5.5 Ama rék124 mapagahan
5.6 Seug Bayawak manjing guru
5.7 Geus paham elmu kusumah
6.1 Lami Raden guru ilmi
6.2 Geus tilu tahun lawasna
6.3 Raden di pulau pinang téh
6.4 Aya manah hoyong mulang
6.5 125 Pandita ka uninga
6.6 Jaka Bayawak di saur
6.7 Ngadeuheus Jaka Bayawak /39/
7.1 Cong nyembah mendo gék calik
7.2 Gancang Pandita ngandika
7.3 Eh anak Bapa nu kasep
7.4 Bapa téh arék nyarita
124 Arek 125 Ku
60
7.5 Wantu den126 hoyong mulang
7.6 Bapa mere dua waluh
7.7 Pusaka jimat nagara
8.1 Ieu waluh nu kahiji
8.2 Jagana jadi nagara
8.3 Nagara gede tur ramé
8.4 Pepek jeung eusi-eusina
8.5 Ari nu127 kaduana
8.6 Jadi parabot kabeh alus
8.7 Parebut emas-emasan
9.1 Tatapi Bapa téh jangji
9.2 Nama Raden ulah salah
9.3 Jagana ieu waluh téh
9.4 Kudu ku Raden sorangan
9.5 Sarta kudu kukusan128
9.6 Memeh ku Raden di gebug
9.7 Ulah salah ngagebugna
126 Raden 127 Anu 128 Dikukusan
61
10.1 Kudu ku Raden pirbadi
10.2 Tangtu aya mujijatna
10.3 Bayawak nyembah ngawalon
10.4 Nyuhunkeun do’ana Ama
10.5 Mugi kuring ulah hilap
10.6 Kana piwuruk sakitu
10.7 Pandita kebat nyarita /40/
11.1 Jeung deui bapa pepeling
11.2 Wiréh Bapa boga anak
11.3 Anak Bapa keur masantren
11.4 Disisi langit keur tapa
11.5 Jaga upama pendak129
11.6 Poma Raden kudu akur
11.7 Nama Raden Danur Wenda
12.1 Bapa sakitu pepeling
12.2 Masing inget-inget pisan
12.3 Poma Raden ulah poho
129 Kapendak
62
12.4 Bayawak nyembah ngajawab
12.5 Abdi nyuhunkeun du’a130
12.6 Sebot keur misaur kitu
12.7 Rongheyap Nangkoda dongkap
13.1 Pandita jamus ngalahir
13.2 Iyeu tatamu timana
13.3 Nangkoda gancang ngawalon
13.4 Jisim kuring téh ti kapal
13.5 Bade nyampeur 131 Bayawak
13.6 Wiréh kuring bade bangsul
13.7 Kapengkeurna di jangjiyan
14.1 Pandita ngalahir deui
14.2 Nyaur ka Jaka Bayawak
14.3 Eh anak Bapa nu kasep
14.4 Iyeu anu nyampeur Ujang
14.5 Jang132 geuwat geura dandan
14.6 Jaka Bayawak ngawangsul
130 Duana 131 Jeung 132 Ujang
63
14.7 Nyembah bijilan ci soca
XI. PUPUH MIJIL
1.1 Seung Bayawak seug nyarita mani/41/
1.2 Ka nangkoda jago/42/
1.3 Nyaur133 Kieu saur Bayawak téh
1.4 Mantuan ki134 nangkoda téh135 sugih
1.5 Aya pa 136 nuhun sim137 kuring
1.6 Mugi tuan purun
2.1 Ieu waluh dua nu simkuring
2.2 Waluh kéngéng donto
2.3 Mugi hayang pang nyandakeun baé
2.4 Nangkoda ngalawan baé138 seuri
2.5 Ekeur139 waluh kuning
2.6 Dibawa gé ridu
3.1 Anggur140 ujang bapa méré duit
3.2 Uang pérak keton
3.3 Éta ujang waluh ingkeun waé
3.4 Ujang montong daék141 hayang deui
3.5 Gantian ku duit
3.6 Bayawak ngawangsul
133 Kata ‘’nyaur’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 134 Kata ‘’ka’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 135 Kata ‘’teh’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 136 Nuhun 137 Aya nuhun kuring 138 Kata ‘’bae’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 139 Naon 140 ieu 141 Kata ‘’daék’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh
64
4.1 Aduh bapa kuring142 hayang duit
4.2 Duit téh keur naon
4.3 Kuring mah ngan hayang waluh baé
4.4 Duit teu hayang saeutik143
4.5 Lain 144 anu di pamri
4.6 Hayang sotéh waluh
5.1 Ki nangkoda seug nga walon deui
5.2 Waluh gé sawios
5.3 Ayenamah hayu bawa baé
5.4 Ku nangkoda téh meni145 di cangking
5.5 Niat rék di jingjing
5.6 Éta dua waluh
6.1 Barang jung téh waluh teka indit
6.2 Nangkoda olohok/43/
6.3 Pikirnatéh bari146 heran baé
6.4 Nyaur sajeuroning dina147 ati
6.5 148 waluh berat teuing
6.6 Kakara sa149 umur
142 Henteu 143 Kata ‘’ eutik’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 144 Duit 145 Kata ‘’meni’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 146 Kata ‘’bae’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 147 Kata ‘’bari’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 148 ieu 149 umur
65
7.1 150 eunggeus kitu nangkoda nga lahir
7.2 Nyaur tukang épog
7.3 Cing kadieu japlun masing téréh
7.4 Si japlun gancangna bari151 indit
7.5 Barina jeung seuri
7.6 Jeung nyemah gék diyuk
8.1 152 japlun waluh dua sing ka indit
8.2 Heyeh iyeu cokot
8.3 Mun kabawa manéh dipérésén
8.4 Masing bari153loba duit ringgit
8.5 Si japlun téh seuri
8.6 Seug tuluy pék nangtung
9.1 Dijungjungkeun waluh teu ka154 indit
9.2 Si japlun téh bengong
9.3 sok155 Bangkawarah ieu waluh téh
9.4 Ieu waluh meuni156 Beurat teuing
9.5 Tayoh namah ieu jurig
9.6 Beuratna kalangkung
10.1 Seug maksakeun waluh téh di jingjing
10.2 Barina molotot
10.3 Waluh tambah beuki beurat baé
150 sa 151 Si 152 ieu 153 Kata ‘’bari’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 154 Dijungjungkeun waluh teu indit 155 Bangkawarah ieu waluh teh 156 Beurat teuing
66
10.4 Si japlun téh bari na157 wér kiih
10.5 Dut hitut rut ngising
10.6 Késang munggah ngucur/44/
11.1 Ceuk sijaplun abong158 ngarah duit
11.2 Kami sangka modol
11.3 Ki nangkoda éta seuri baé
11.4 Nyeungseurikeun baé159 japlun ngising
11.5 Ki nangkoda160 deui
11.6 Baturna sapuluh
12.1 Ieu waluh batur sing ka indit
12.2 Ku sapuluh gotong
12.3 Nu sapuluh tuluy dandan baé
12.4 Waluh téh seug bari161 maké tali
12.5 162 talina163 tambang putih
12.6 Seug tuluy di tanggung
13.1 Jongjon baé waluh teu ka indit
13.2 Ripuh nu nga gotong
13.3 Ki nangkoda beuki héran baé
13.4 Geus kitu nangkoda bari164 mikir
13.5 Seug tuluy ngalahir
157 Si japlun teh wer kiih 158 abong 159 Nyeungseurikeun japlun ngising 160 Nyaur 161 Waluh teh seug make tali 162 Di 163 Na 164 Kata ‘’bari’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh
67
13.6 Sok ingeut ka pungkur
XII. PUNGKUR
1.1 Urang gancangkeun nyarita
1.2 165 nangkoda nyaur tungkul semu manis
1.3 Seug ujang Bayawak Agus
1.4 Bapa166 henteu ka duga
1.5 Mawa waluh mugi ujang ulah bendu
1.6 Ku manéheun atuh167 ujang
1.7 Wireuh waluh teu ka indit
2.1 Bayawak168 lawan ngandika
2.2 Mun ku tuan éta waluh teu 169 indit/45/
2.3 Kuring moal waka bangsul
2.4 mangga tuan170 mulih mah
2.5 kuring mangga pandeuri jeung iyeu waluh
2.6 sugan iyeu nu karasa
2.7 mang mawakeun waluh kuring
3.1 nangkoda deui ngandika
3.2 lamun kitu bapa engké moal balik
3.3 jaga baé rejeung agus
3.4 Bayawak tuluy nga jawab
3.5 saé pisan urang balik poé isuk
165 Ki 166 Mah 167 Kata ‘’atuh’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 168 A 169 Ka 170 Rék
68
3.6 rejeung éta waluh téa
3.7 ku tuan nangkoda cangking
4.1 tuluy waluh di nyangkahan
4.2 seug Bayawak nga léngkah171 tilu kali
4.3 seug Bayawak tuluy nyawur
4.4 172mangga tuan nangkoda
4.5 ieu waluh pecak pecak geura jug jug
4.6 ki nangkoda tuluy dangdan
4.7 pék waluh dua di jingjing
5.1 waluh dua hampang pisan
5.2 173 nangkoda ngomong barina jeung seuri
5.3 henteu nyana ieu waluh
5.4 174tadina berat pisan
5.5 ku sapuluh jelema henteu ka jung jung
5.6 nangkoda boga pikiran/46/
5.7 Bayawak tuluy di puji
6.1 kieu mujina nangkoda
6.2 kuatna 175 Bayawak téh leuwih sakti
6.3 palaksiyang nu di 176nyamut
6.4 Bayawak 177 sama nanya
6.5 jadi naha mun aing ngomong teu puguh
171 Na 172 Su 173 Ki 174 Sa 175 Ieu 176 Palaksiyang nu nyamut 177 Teu
69
6.6 ka aing tangtuna Nyiksa
6.7 geus kitu nagkoda indit
7.1 tuluy sujud ka Bayawak
7.2 kieu nangkoda178 nyémah tuluy calik
7.3 Bayawak gancangna nyaur
7.4 ulah kitu179 nahkoda
7.5 henteu saé ceuk simkuring kaulaneun
7.6 Nyieun adat anyar anyar
7.7 teu saé éta pamali
8.1 Tuan nangkoda ngajawab
8.2 Mangga baé ayeuna180 urang mulik
8.3 Gancangna tidinya tuluy
8.4 Budal ti181 patapana
8.5 Geus tarurun ka laut mapag pa rahu
8.6 Di jalanna 182 teu kojoan
8.7 Kana kapal enggeus nepi
9.1 Tuluy baé beubeur layar
9.2 Kapal maju gancang kabawa 183 angin
9.3 Kocapkeun baé bari 184 geus
9.4 185 nangkoda ka lemburna/47/
9.5 Tunda heula nangkoda anu geus cunduk
178 Cédok 179 Sang 180 Mah 181 Jero 182 hen 183 Ku 184 Kata ‘’bari’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 185 Kieu
70
9.6 Kocapkeun ambu kasiyan
9.7 Gawéna kasiyan ceurik
10.1 Mu kasiyan tuluy dangdan
10.2 Haritatéh 186 kasiyan tuluy indit
10.3 Imah 187 nangkoda di jug-jug
10.4 Deug nanyakeun anakna
10.5 Barang 188 datang mu kasiyan celuk celuk
10.6 Kamana turun nangkoda
10.7 Leumpang téh beung lila teuing
11.1 Ki nangkoda téh kaluar
11.2 Seug nyampeurkeun nangkoda 189 ambu miskin
11.3 Barina nyaur jeung imut
11.4 Aturan190 bu kasiyan
11.5 Eunggeus heubeul jeung kula téh henteu tepung
11.6 Mu kasiyan ngawala 191na
11.7 Nuhun ceuk basa Nyi miskin
12.1 Kuring rék nanyakeun anak
12.2 Eunggeus heubeul kuring henteu papanggih
12.3 Tuan 192 di laut di hakan maung
12.4 Nyi miskin dengék ngoyak
186 Mu 187 Na 188 Barang 189 Ka 190 Am 191 Na 192 Putra
71
12.5 Nagajeurit bari tungkul193 maratan langit
12.6 Kieu embung deudeuh teuing ujang194
12.7 Na ujang ninggalkeun pupus
13.1 Ema nangtung ka195 balaksak
13.2 Tuluy baé gugulingan ka196 lebu
13.3 Teu lila Bayawak datang
13.4 Nyampeur 197 ka ambu miskin
13.5 Bayawak meuni198 tuluy baé199 ngandika
13.6 200 montong gugulingan teuing
13.7 Nyi miskin ngaranjuk meuni201
14.1 Bari sok202 molotot panon
14.2 203teu ngomong mu kasiyan téh nga jentul
14.3 Rupana kawas nu soak
14.4 Bayawak anom 204 lahir
XIII. PUPUH SINOM
1.1 ema-ema ieu kula
1.2 mejeh ema ulah nangis
193 Kata ‘’tungkul’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 194 Kasép anak aing 195 Kata ‘’ka’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 196 kana 197 nyamperkeun 198 Kata ‘’meni’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 199 Kata ‘’baé’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 200 Meujeuh ema 201 Kata ‘’meni’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 202 Kata ‘’sok’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 203 henteu 204 ngalahir
72
1.3 Mu kasiyan seug nyarita
1.4 Geuning ieu anak aing
1.5 Ema 205teu nyana teuing
1.6 Kutan radén masih hirup
1.7 Pajah 206 radén geus hilang
1.8 Ki nangkoda nu pupulih
1.9 Pajah radén 207 di laut dihakan macan
2.1 Komo jeung jaka Bayawak
2.2 Ngadangu saur Nyi miskin
2.3 Jaka Bayawak ngandika
2.4 Ema kudu asak mikir
2.5 Ceuk simkuring 208 mustahil/49/
2.6 Di sagara aya maung
2.7 209 deukeut kuring ayeuna
2.8 Tibaheula tacan manggih
2.9 Aya sotéh di sagaramah buhaya
3.1 Nyi miskin tuluy nga jawab
3.2 ema gé kakara nguping
3.3 Jeung nyaah ka awak ujang
3.4 Geus sono sok210 liwat saking
3.5 211nu matak ema ceurik
3.6 Ema téh hayang pateupung
205 henteu 206 téh 207 radénna 208 mah 209 nga 210 Kata ‘’sok’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 211 Anu
73
3.7 Lain ngandeul nangkoda
3.8 Kitu purwa ema ceurik
3.9 Hayu ujang ayena urang marulang
4.1 Gancang mulih sang Bayawak
4.2 Mu kasiyan anu ngiring
4.3 Waluh nu dua di bawa
4.4 Komo kasiyan di ais
4.5 Urang gancang 212 nga jurit
4.6 Carita di gurung gusuh
4.7 Bayawak 213 eunggeus datang
4.8 Ka imahna ambu miskin
4.9 Urang tunda caritana sang Bayawak
5.1 Geunti anu di carita
5.2 Kojo aya bango sakti
5.3 Di jero goha wijaya
5.4 Bango beurang peuting mikir
5.5 Hayang boga 214 nak hiji
5.6 Lalaki sarta 215nu alus
5.7 Gancang 216 bango teu aya
5.8 Ti jero guha seug bijil
5.9 Sang bango téh tuluy hibeur ngawang-ngawang
6.1 Tunda nu keur ngawang-ngawang
6.2 Kojo aya hiji nagri
212 gancangkeun 213 téh 214 anak 215 anu 216 Gancangna sang
74
6.3 Ngarana sandura pura
6.4 Ari dina éta nagri
6.5 217ya hiji randa geulis
6.6 Nurut garého sang ratu
6.7 Parek218 manduro pura
6.8 Kagungan putra sahiji
6.9 Putra 219 jenengna radénna ayarmaya
7.1 Geus tujuh taun yuswana
7.2 Leker pisan murangkalih
7.3 Ari dina hiji mangsa
7.4 Radén220 ayarmaya 221 ulin
7.5 Ka tegal 222 ngala jangkrik
7.6 Batur baturna geus kumpul
7.7 Geus kitu 223dak ka tegal
7.8 Loba barudak nu ulin
7.9 Sawaréh mah sok maén224 ucing ucingan
8.1 Aya anu surung sapi
8.2 Warna warna polah budak
8.3 Aya anu ngadu jangkrik
8.4 Aya anu Nyieun ngangsing
8.5 Aya 225nu ngudag puyuh
217 Aya 218 parekeun 219 ratu 220 radénna 221 téh 222 rék 223 Budak 224 Kata ‘’sok maén’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 225 anu
75
8.6 Sok tunda lampah barudak
8.7 Ngocap226 bango anu sakti
8.8 Hibeurna 227 ngungkulan 228 nagara
8.9 Nyungak longok bango téa
9.1 Weléh baé henteu manggih
9.2 Budak nu kasep mana ning229
9.3 Seung Bayawak 230tuluy deui
9.4 Ka tegal mandura nagri
9.5 Mirengah tina231 luhur
9.6 Nénjo barudak di tegal
9.7 Warna warna budak ulin
9.8 Lila 232 bapa ngungkulan barudak
9.9 Aya hiji budé ginding dina tempat233
10.1 Ngala papatong gawéna
10.2 Ku bapa henteu di tilik
10.3 Bapa ngucap jero ati
10.4 Tah ieu mah budak alus
10.5 Kawas ka234 anak ménak
10.6 Séjén jeung nu loba deui
226 ngocapkeun 227Téh 228 Unggal 229 Kata ‘’ning’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 230 Seug 231 Kata ‘’na’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 232 Pisan 233 Kata ‘’dina tempat’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 234 Was
76
10.7 Tuluy 235 bapa 236deukeutan
10.8 Ku nu loba di geuroan
10.9 Akang hayu urang mulih sok ka imah 237
11.1 Barangna raden dek mulih
11.2 Ke baturna gede deui
11.3 Barangna radén dék mulih
11.4 Ku bapa di bawa ngapung
11.5 Ka ténjo 238 anu réa
11.6 Barudak barudal balik
11.7 239 datang haturan240 ibu acan
11.8 Kieu omongna barudak
11.9 Jurangan téh leungit budak kanyaah na241
12.1 Ka luhur aya nu mawa
12.2 bapa gedé liwat saking
12.3 ibu dengyak nangis seudih242
12.4 243 ayarmaya radén bagus
12.5 Ibu 244teu nyana pisan
12.6 Ibu moal panggih deui
235 Baé 236 Téh 237 Kata ‘’sok ka imah’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 238Barang
240 Ka 241 Kata ‘’budak ka nyaah na’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 242 Seudih 243 Duh 244 Hen
77
12.7 Tunda 245raden ayarmaya
12.8 Kocapkeun seug bango tea
12.9 Kaguha wijaya negri rek ka anak246
13.1 247 ayarmaya gu248lingan
13.2 Radén nangis jerat jerit
13.3 Sasambatna melas melis
13.4 Ibu kuring geura susul
13.5 249 kuring aya di guha
13.6 Seug bango ngumpahan mani
13.7 250 kasép nanti251 bapa méré uang
XIV. PUPUH KINANTI
1.1 Tunda deui teu di catur
1.2 Bapa ngumpahan nu nangis
1.3 Kocapkeun deui Bayawak
1.4 Ti beurang ti peuting mikir
1.5 Mikir hayang geura haan
1.6 Ka putri ti majapahit
2.1 Geus kitu Bayawak tuluy
2.2 Nyalukeun Nyi randa miskin
2.3 Nyi miskin gancangna dongko
245 Deui ibu na 246 Kata ‘’rek ka anak’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 247 Dina 248 Gu 249 Sim 250 Anu 251 Kata ‘’nanti’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh
78
2.4 Bayawak ngandika manis
2.5 Ema kuring gaduh béja
2.6 Kuring hayang ngawin putri
3.1 Ka putrana kangjeung ratu
3.2 Mah ratu di majapahit
3.3 Béjana kagungan putra
3.4 Opat putrana gareulis
3.5 Ku ema kudu di tanyaan
3.6 Sim kuring badé dék252 ngawin
4.1 Nyi randa miskin jamedud
4.2 Nga jawab jeung leugas leungis
4.3 Aduh ujang teu ka duga
4.4 Nanyaan ka putra gusti
4.5 Geuning ceuk bayan mah253 téa
4.6 Piit nyendek nyendek pasir
5.1 Banténg ngalawan 254ka kadu
5.2 Rasa ema moal mahi
5.3 Anggur sim urang néangan
5.4 Néangan kanu sasami
5.5 Da urang mah nu malarat
5.6 Kudu manggih anu miskin
6.1 Bayawak gancang ngawangsul
6.2 Umpama ema teu indit
252 Kata ‘’dék’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 253 Kata ‘’mah’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 254 Kata ‘’ka’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh
79
6.3 Sim kuring amit amitan
6.4 Kuring ayeuna dék balik
6.5 Nyi miskin gancang nga jawab
6.6 Ujang kasép montong balik
7.1 Seug ema arék ka ditu
7.2 Nga deuheusan kangjeung gusti
7.3 Nyi miskin téh tuluy dandan
7.4 Maké baju maké samping
7.5 Nyokot anu butut pisan
7.6 Nyi miskin gancangna indit
8.1 Di jalan hanteu di catur
8.2 Urang tunda randa miskin
8.3 Kocapkeun heula sang raja
8.4 Seuri narpati majapahit
8.5 Ekeur lenggah dina mengkah
8.6 Didehesan para manteri
9.1 Sami pada guneum catur
9.2 Ménak-ménak majapahit
9.3 Henteu lila jeubul datang
9.4 Nyi miskin 255seri manganti
9.5 Geura jug tampa larapan
9.6 Ku sang ratu ka tinggali
10.1 Sang ratu énggal nga dawuh
10.2 Dék kamana bibi miskin
255 Ka
80
10.3 Semu rurusuhan pisan
10.4 Bibi téh rék ménta duit
10.5 Atawa rék256 kahakanan
10.6 Sing deukeut ka dieu bibi
11.1 Nyi miskin nyemah 257 tungakul
11.2 Unjukan ka kanjeung gusti
11.3 Nun gusti abdi gamparan
11.4 Kalawan pi tunjuk gusti
11.5 Wiréh abdi layap nyunghak
11.6 Ku mawani abdi gusti
12.1 Abdi lait neda baju
12.2 Atawana neda samping
12.3 Étamah geus258 tetepisan
12.4 Lain éta nu di pamri
12.5 Manawi jeung gusti rempag
12.6 Sareung manawi ka tampi
13.1 Mugi gusti ulah mendu
13.2 Derma jurungan sim abdi
13.3 Suku abdi nyambung leumpang
13.4 Sambung lemek biwir abdi
13.5 Pun anak téh aya maksud
13.6 Pokan badé nikah putri
14.1 Putrina putra gamparan
256 Kata ‘’rék’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 257 Seug 258 Kata ‘’geus’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh
81
14.2 Ari conghak namah gusti
14.3 Abdi téh rék seug 259nanyaan
14.4 Manawi abdi ka260 tampi
14.5 Sang ratu henteu nga dawuh
14.6 Handeueul ka ambu miskin
15.1 Panyana dék ménta ménta
15.2 Boro di bawa badami
15.3 Teu nyana boh261 ku niat na
15.4 Nambut polah kangjeung gusti
XV. PUPUH GAMBUH
1.1 /56/ Sang ratu enggal dawuh262
1.2 Bener ambu miskin ngomong kitu
1.3 Tadina263 Ku kami téh seug rék264 di tampi
1.4 Putri ku ratu di saur
1.5 Putri ngadehesa katong
2.1 Kanjeng ratu énggal nyaur
2.2 Hay Nyi cit.ra wati a265nu ayu
259 Kata ‘’seug’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 260 Kata ‘’ka’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 261 Kata ‘’boh’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 262 Ngadawuh 263 Ditambah kata “tadi” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 264 Ditambah kata “rék” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 265 Nu
82
2.3 A266nu manawi téh267 sokdi saur elis
2.4 Ieu téh aya tatamu
2.5 Sejana nanyaan enong
3.1 Saha baé nu purun
3.2 Puterana ama nu268 ayu
3.3 Ku anakna269 Nyai270 miskin rék di kawin
3.4 Anak Nyi miskin téh lucu
3.5 Bayawak rupana sato
4.1 271kumaha eulis purun
4.2 Nya272i citra wati ngawangsulan273
4.3 Nun ama téh274 beuner275 da276 teu sudi teuing
4.4 Di kawin ku oray lembu
4.5 Dawuh ama 277ayong-yong
266 nu 267 Ditambah kata “téh” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 268 anu 269 anak 270 Di tambah kata “Nyai” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 271 cing 272 Nyi 273 ngawangsul 274 Ditambah kata “da” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 275 Ditambah kta “sabeunerna” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 276 Ditambah kata “teh” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 277 Bet
83
5.1 Kajeun abdi 278teu payu
5.2 Jeung lakian kaos279 kanu kitu
5.3 Da280 sabeunerna281 Sok di kere ku abdi
5.4 Jeung barang di tambuh-tambuh
5.5 Kajeun teuing abdi jomlo
6.1 Teu sudi saumur hirup
6.2 lamun282 Lakian ka oray kadut
6.3 Papadana283 lamun284 abdi rek285 di kawin
6.4 Hayang tamah anu umum
6.5 Ulah di kawin ku sato
7.1 Ratu/67/ nyaur bari imut
7.2 Meujeuh eulis lamun286 ari embung
278 hanteu 279 Jeng lakian kanu kitu 280 Ditambah kata “da” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 281 Ditambah kata “beunrerna” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 282 Lakian ka oray kadut 283 papada 284 Ditambahkan kata “maun” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 285 Ditambahkan kata “rek” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 286 Ditambah kata “lamun” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh
84
7.3 Montong sia287 sok hayang288 nyarita teuing
7.4 Ku ama enggeus ka dangu
7.5 Kari nanya anu donto
8.1 ganda wati nu289 ayu
8.2 Cing eulis enggal290 geura ngawangsul
8.3 Cong kudu291 nyembah téh292 ka293 Nyi ganda wati
8.4 Ka roma wunjukan tungkul
8.5 Naroh di kawin ku sato
9.1 Bayawak téh ka 294lanun
9.2 Molorna o295gé dina rarungkun
9.3 Gusti nu296 agung297 téh298 abdimah teu sudi
9.4 Sok ngahakan pucuk paku
9.5 Bangké hayam gé di lebok
287 Ditambah kata “sia” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 288 Ditambah kata “haying” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 289 anu 290 Ditambahkan kata “enggal” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 291 Di tambah kata “kudu” untuk menyesuaykan bilangan pupuh 292 Ditambah kata “téh” untuk menyesuaikan bilangan pupuh 293 Ditambah kata” ka” untuk menyesuaikan bilangan pupuh 294 Bayawak teh ka ulanun 295 ge 296 Ditambah kata “nu” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 297 Ditambah kta “agung” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 298 Ditambah kata “téh” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh
85
10.1 Taya damel299 ku lanun
10.2 Saruana300 baé eu301jeung tunggul
10.3 Talung-talung keneh mendinganmah302anjing
10.4 Aya damelna ku lanun
10.5 Ti peuting purah ngago-gog
11.1 303 ratu deui ngadawuh304
11.2 Kari nanya a305nu katiluna306
11.3 Sabeunerna307 Nyi déwi kusumah wati
11.4 Putra ama anu ayu
11.5 Cing eulis geura ngawalon
12.1 Delék Nyi putri 308unjuk
12.2 Baeud eujeung309barina jamedud310
299 Damelna 300 Sarua 301 Jeung 302 Talung-talung keneh anjing 303 Sang ratu deui ngadawuh 304 dawuh 305 nu 306 katilu 307 Ditambahkan kata “sabeunerna” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 308 Piunjuk 309Baeud barina jamedud 310 Sarua
86
12.3 Sabeunerna311 Ama teu ka duga teuing
12.4 Dikawin ku anu/58/ kitu
12.5 Kajeun jisim abdi jomlo
13.1 Abdi312 suka di gantung
13.2 Jeung lakian kanu siga313 kitu
13.3 énya314 da315 sok316 Suka paéh diri abdi
13.4 Teu sudi Saumur hirup
13.5 Inangna tuluy di cabok
14.1 Putri-putri 317nu tilu
14.2 Sami ngawangsulna siga318 kitu
14.3 sabenerna319 Jaka Bayawak di tampik
14.4 Kanjeng ratu deui nyaur
14.5 Dewi patah nu galébod
311 Ditambah kata “sabenerna” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 312 Abdimah suka di gantung 313 Jeung lakian kanu kitu 314 Ditambah kata “énya” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 315 Ditambah kata “da” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 316 Ditambah kata “sok” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 317 Anu 318 Samingawangsulna kitu 319 Ditambah kata “sabenerna”
87
15.1 Anak ama 320nu bungsu
15.2 Cing Nyai enggal321 geura ngawangsul
15.3 Nyai téh tadina322 arék dikawinkeun323
15.4 Kumaha Nyai téh purun
15.5 Kasmaran Nyi putri mando
XVI. PUPUH ASMARANDANA
1.1 Nyi dewi patah ros éling
1.2 Weungina aya impéna
1.3 Nyi putri ngimpéna modol
1.4 Ngimpéna ngala324hun bulan
1.5 Jeung panon poé pisan
1.6 Béntang sadayana turun
1.7 Ka dewi patah rogwagna
2.1 Tuluy nyembah Nyai putri
320 Anu 321 Cing Nyai geura ngawangsul 322 Ditambah kata “tadina” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 323 Dikawinkeun 324 Ngalalahun
88
2.2 Ngwalon pariksa rama
2.3 Ku lanon ama bu patos
2.4 Perkawis ama /59/mariksa
2.5 Ka kuping 325 cepil dua
2.6 Abdi hanteu niat mundur
2.7 Ku abdi téh ditarima
3.1 Jaka Bayawak rék ngawin
3.2 Abdi téh suka kacida
3.3 Citra wati imut baé
3.4 Serta tuluy sasauran
3.5 Moyok326 ka déwi patah
3.6 Si patahmah nurus tunjung
3.7 Daék di kawin Bayawak
4.1 Nyi patah ngawalon manis
4.2 Geus teupi ka jangji awal
4.3 Kuring téh meunangkeun sato
4.4 Hayang ogé ka sasama
325 Ka kuping ku cepil dua 326 Moyokna
89
4.5 Kumaha ari t327aya
4.6 Geus puguh lamun ka ratu
4.7 Di arep-arep teu datang
5.1 Nyi citra wati téh jebi
5.2 Ngajeubian déwi patah
5.3 Dewi patah cicing baé
5.4 Sumping garwana sang raja
5.5 Ibu328 Nyi putri téa
5.6 Nguping saur putri kitu
5.7 Nyi patah meungangkeun kadal
6.1 Ibu Nyi putri ngalahir
6.2 Nyarios ka mukasiyan
6.3 Éh miskin ku siya déngé
6.4 Nyi putri boga paménta
6.5 Kieu putri 329méntana
6.6 Ménta nagara /60/nu alus
327 Teu 328 Ibuna 329 Pamenta
90
6.7 Katut jeung eusi-eusina
7.1 Sing peupeuk eusi naga
7.2 Ulah aya kakurangan
7.3 Jeung deui ménta parabot
7.4 Karéta emas sapasang
7.5 Rowuh 330 kudana pisan
7.6 Ulah kurang eusi dapur
7.7 Jeung parabot imah-imah
8.1 Piring pisin jeung cacangkir
8.2 Jeung kudu sagala emas
8.3 Ulah maké sipat kalong
8.4 Kudu emas anu ruhay
8.5 331kitu putri méntana
8.6 Lamun teu bukti pamundut
8.7 Manéh tangtu di paéhan
9.1 Jeung anak manéh di peuncit
330 Rowuh jeung kudana pisan 331 Sakitu
91
9.2 Geura jor siya ayaeuna
9.3 Béjakeun ka anak manéh
9.4 Seug ngadeg-deg mukasiyan
9.5 332teu pisan bisa ngucap
9.6 Teu bisa amit ka ratu
9.7 Leuleus awak mukasiyan
10.1 Geus kitu Nyi miskin balik
10.2 Bari curucud cimata
10.3 Leumpangna wani ngalanghoy
10.4 Tina kareuwasanana
10.5 Dijalan hanteu kacau
10.6 Gancangkeun baé geus cunduk
10.7 Ka lembur geubang tinatar
11.1 /61/Barang datang tuluy ceurik
11.2 Ngarangkulan ka Bayawak
11.3 Ceurikna teu répéh-répéh
11.4 Sang Bayawak tuluy nanya
332 Hanteu
92
11.5 Kunaon ceurik 333ema
11.6 Mukasiyan seug ngawangsul
11.7 Ujang téh jeung ema tiwas
12.1 Tangtuna ema dipeuncit
12.2 Ujang tangtu di paéhan
12.3 Hayu urang kabur baé
12.4 Tibatan jeung di paéhan
12.5 Anggur urang leuleuweung334
12.6 Jaka Bayawak téh imut
12.7 Ema nyangkéheulaanan
13.1 Cing nyarios masing sidik
13.2 Sim kuring hayang uninga
13.3 Mukasiyan seug ngawalon
13.4 Ema teu rék cacarita
13.5 Hayu 335jang urang leumpang
13.6 Bisina kadieu ratu
333 téh 334 Leuleuweungan 335 Ujang
93
13.7 Tangtu urang di paéhan
14.1 Bayawak mariksa deui
14.2 Kumaha timbalan raja
14.3 Sim kuring hayang ngadéngé
14.4 Pék ema geura nyarita
14.5 336 miskin tuluy nyarita
14.6 Kieu asep dawuh ratu
14.7 Putri téh boga kahayang
15.1 Nyi putri mundut nagari
15.2 Katut jeung eusi-eusina
15.3 Sarawuh mundut /62/parabot
15.4 Parabot sing sarwa emas
15.5 Ulah aya kakurang337
15.6 Jeung deui Nyi putri mundut
15.7 Karéta emas sapasang
16.1 Reujeung kudana sakali
336 Nyi 337 Kakurangan
94
16.2 Ujang abong-abong menak
16.3 Mundut téh bét anu hayang
16.4 Kaos nu Nyieun tanjakan
16.5 Abong-abong teuing menak
16.6 Supayana ulah tulus
16.7 Putri anom rék di kawin
XVII PUPUH SINOM
1.1 Sang Bayawak seug ngajawab
1.2 Éta ema gampang teuing
1.3 Barang sakitumah aya
1.4 Wunjukeun ka kanjeng gusti
1.5 Mukasiy338 tuluy jébi
1.6 Ngomong bari tanjak-tunjuk
1.7 Ujang geura tingali339
1.8 Banda urang masih pendil
1.9 Pendil ogé éta ujang enggeus Beulah
338 Mukasiyan 339 Tingalian
95
2.1 Mana ari mas emasna
2.2 Sumawon la340mun nagari
2.3 Bayawak gancang ngajawab
2.4 Mangsa bodo teuing kuring
2.5 341ma geuwat geura indit
2.6 Unjukeun baé ka ratu
2.7 Ari jawab muka siyan
2.8 Ema mah /63/sieun di peuncit
2.9 Ceuk Bayawak mun ema henteu karesa
3.1 ayeuna kuring amitan
3.2 mo cicing di ema kuring
3.3 Mukasiyan kanjeng némbal
3.4 Ujang montong teuing balik
3.5 Ayeuna ema 342 indit
3.6 Rék unjukeun ka sang ratu
3.7 Kanjeng mukasiy343 leumpang
3.8 Dijalan gadag-gidig
340 Mun 341 Ema 342 Rek 343 Mukasiyan
96
3.9 Enggeus dongko mukasiyan kanagara
4.1 Tuluy ngadeuheusan pisan
4.2 Ka mah ratu maja pait
4.3 Sang ratu ka sondong lénggah
4.4 Lénggah dina kursi gading
4.5 Tingali344 ambu miskin
4.6 Sang ratu énggal ngadawuh
4.7 Héy miskin kami345 nanya
4.8 Mana pamundut Nyi putri
4.9 Ambu miskin ngawalon sadiya pisan
5.1 Tuluy ngadeuheusan pisan
5.2 Ka mah ratu maja pait
5.3 Sang ratu ka sondong lénggah
5.4 Lénggah dina kursi gading
5.5 Tingali346 ambu miskin
5.6 Sang ratu énggal ngadawuh
344 Tingali ka 345 Kami rék 346 Tingali ka
97
5.7 Héy miskin kami347 nanya
5.8 Mana pamundut Nyi putri
5.9 Ambu miskin ngawalon sadiya pisan
6.1 Pamundut gusti sadiya
6.2 Kantun ngabudalkeun abdi
6.3 Sang ratu deui ngandika
6.4 Sakur mun sadiya miskin
6.5 Upama barang teu yakin
6.6 Tangtu siya téh di hokum
6.7 Isuk barang kudu datang
6.8 Siya heunjor geura balik
6.9 Ambu miskin cong sa348bari rék349 amitan
7.1 /64/Gancangna Nyi miskin mulang
7.2 Ka imahan enggeus nepi
7.3 Seug tuluy baé popoyan
7.4 Kiyeu omongna Nyi miskin
347 Kami rék 348 Bai 349 Ditambah kata “rek” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh
98
7.5 350juragan anak aing
7.6 Geuning barang can351 kumpul
7.7 Di unjuk352 geus sadiya
7.8 Mun kieu ema di peuncit
7.9 Jeung ngarangkul mukasiyan353 ka Bayawak
8.1 Ceurikna eurih-eurihan
8.2 Bayawak gancang ngalahir
8.3 Ulah teupis teuing ema
8.4 Masing ngeunah ema calik
8.5 Ulah paké leutik ati
8.6 Candak baé itu waluh
8.7 Tuluy indit mukasiyan
8.8 Ka gowah bari jeung ceurik
8.9 Waluh dua digusur ku mukasiyan
9.1 Hayeuh waluh téh ieu jang354
350 Duh juragan 351 Teuacan 352 diunjukeun 353 mukasiyana 354 Ujang
99
9.2 Bayawak nyarita deui
9.3 Ema cokot parupuyan
9.4 Jeung menyana anu seungit
9.5 Mukasiyan indit deui
9.6 Nyokot seuneu eukeur ngukus
9.7 Gancangna geus355 sadiya
9.8 Bayawak seug ngukus seungit
9.9 Tuluy356 waluh digebug ku sang Bayawak
10.1 Burinyay cahyana mudal
10.2 Geber seugan357/65/ jadi nagari
10.3 Nagara ramé kacida
10.4 Peupeuk jeung eusina deui
10.5 Serdadu téh358 rawuh perjurit
10.6 Kuda sapi munding wedus
10.7 Warung-warung geus sadia
10.8 Jalma-jalma balawiri
10.9 Seug sarurak jalma-jalma suka bungah
355 Engeus 356 Tuluy baé 357 Seung 358 Serdadu rawuh
100
11.1 Waluh téh359 anu kaduana
11.2 Seug tuluy di gebug deui
11.3 Gebyar cahayana ruhay
11.4 Sagala emas rinukmin
11.5 Karéta emas jeung bendi
11.6 Geus puguh parabot dapur
11.7 Hurung hérang kabéh emas
11.8 Jero bumi kitu deui
11.9 Emas kabéh matak sérab nu ningalan
12.1 Kucapkeun ambu kasiyan
12.2 Culang-cileung bari seuri
12.3 Bari muji ka Bayawak
12.4 Hanteu nyana anak aing
12.5 Sugantéh henteu sakti
12.6 Satadi aing dék kabur
12.7 Jadi naha mun kabur360
12.8 Aing moal jadi sugih
359 Ditambahkan kata ”téh” untuk menyesuaikan bilangan dalam pupuh 360 Kaburmah
101
12.9 Sakieu gé gédé pisan bagja awak
13.1 Bayawak tuluy ngandika
13.2 Ema cing kadieu calik
13.3 Ambu miskin ngadeukeutan
13.4 Mu miskin teu weléh seuri
13.5 /66/Bari361 ngomong ngeuceuwis
13.6 Jadi naha lamun kabur
13.7 Jaka Bayawak jawan362
13.8 Baréto ogé ceuk kuring
13.9 Sing percanteun kapungkur kuring nyarita
XVIII PUPUH PANGKUR
1.1 Urang gancangkeun carita
1.2 Tunda deui Nyi miskin 363suka ati
1.3 Kocapkeun deui sang ratu
1.4 Lenggah di364 kawarsi goyang
361 Barina 362 Ngajawab 363 Keur 364 Dina
102
1.5 Di deuheusan ku deumang jaksa tumenggung
1.6 Sang ratu énggal ngandika
1.7 Kieu saur kanjeng gusti
2.1 Éh kabéh para anteunar
2.2 Poé ieu bakal ngalamar Nyi miskin
2.3 Batur-batur kudu kumpul
2.4 Dangda365 kudu sadiya
2.5 Jeung teuteubah di pameungkang masing alus
2.6 Puwado keur papajangan
2.7 Dangdanan masih beureusih
3.1 Budak sakabéh anteunar
3.2 Pada nyokot pagawé366 masing-masing
3.3 Teuteubah baris tatamu
3.4 Kumaha adang biyasa
3.5 Urang tunda nu teuteubah teu dicatur
3.6 Kocapkeun jaka Bayawak
3.7 Badé ngalamar ka /67/ putri
365 Dangdanan 366 Pagawean
103
4.1 Warna pisan ngalamarna
4.2 Mukasiyan ngalamar geus367 jung indit
4.3 Gotongan mang rébu-rébu
4.4 Buburon368 réyapina
4.5 Warna-warna aya nu di réka maung
4.6 Aya nu di réka uncal
4.7 Geus puguh rupa beubeugig
5.1 Ngaleut ngeungkeuy nyatang pinang
5.2 Nu tiheula jampa369 emas rinukmin
5.3 Mukasiyan nu370 di lihur
5.4 Ka toma 371tatabeuhan
5.5 Pelog degung salénd372rowani ngaguruh
5.6 Warna-warna tatabeuhan
5.7 Kendang peunca ogél tanji
367 Engeus 368 Boborana 369 Jampana 370 Anu 371 Ku tetebah 372 salénderowani
104
6.1 Kacapkeun jaka Bayawak
6.2 Di gotongna dina jambangan jeung cai
6.3 Jambangan emasna hurung
6.4 Sarta nganggo pajeungna
6.5 Pajeung konéng nu373 pentulna inten jamrut
6.6 Dijaga ku ka peuteungan
6.7 Titukang tigigir beudil
7.1 Heurin usik di jalan374
7.2 375lalajo urang kampung urang sisiy
7.3 Di jalan munggah ngagimbung
7.4 Sok tunda 376nu ngalamar
7.5 /58/Dikocapkeun eundon putri roro uju
7.6 Sareng radén sela maya
7.7 Duaan ngandung pirhatin
8.1 Nyi roro uju ngandika
373 Di tambahkan kana “Nu” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 374 Dijalana 375 Nu lalajo 376 Anu
105
8.2 Akang mantri377 urang 378geus heubeul teuing
8.3 Munggah kénging tilu tahun
8.4 Urang masih leuleuweung379
8.5 Mangga akang ayeuna urang kaditu
8.6 Urang ngajugjug nagara
8.7 Ka nagara maja pait
9.1 Gancangna Nyi putri angkat
9.2 Nu dijugjug 380nagara maja pait
9.3 Dijalan hanteu dicatur
9.4 Barang deukeut 381nagara
9.5 Nyai putri ngadangu anu ngaguruh
9.6 Jalma-jalma pada surak
9.7 Kagét ngaronjag Nyi putri
10.1 Putri nanya nu ngaliwat
10.2 Nu ditanya seug ngawangsul
377 manteuri 378 Enggeus 379 Leuleuweungan 380 Ka negara 381 Ka negara
106
10.3 Kuring 382rék ka nagara
10.4 Rék lalajo pangantén putrana ratu
10.5 Dinteun ieu ngalamarna
10.6 Bayawak putra Nyi miskin
10.7 Nyi putri atoheun pisan
11.1 Tuluy baé /69/383radén putra ngalahir
11.2 Akang mangga buru-buru
11.3 Sugan enya384 éta
11.4 Dulur kuring nu kuurang téh disusul
11.5 Dén sela maya ngajawab
11.6 Akang seja badé ngiring
11.7 Nyi putri énggalna angkat
12.1 Nyi putri énggalna angkat
12.2 Dék mapagk 385 nu ngalamar ka nagari
12.3 Geus kitu Nyi putri nyaur
382 Kuring téh rék 383 ka raden 384 Nyana 385 Eun
107
12.4 386kang ayeuna wayahna
12.5 Kudu baé urang meugat dilulurung
12.6 Kadieu tangtu jalanna387
12.7 Bari meugat urang linggih
XIX. PUPUH MAGATRU
1.1 Kocap deui nu ngalamar geus burubul
1.2 Nu lalajo heurin usik
1.3 Di jalan pagulung-gulung
1.4 Budak mah loba nu ceurik
1.5 Kadarupakan ku kolot
2.1 Nu tiheula di gotong jampana hurung
2.2 Di tumpakan ambu miskin
2.3 Gotongan pandeuri rabun
2.4 Buburonan kitu deui
2.5 Badawangna tinggoloyong
3.1 Ger surakna kendang kencana ngaguruh
386 Akang 387 Jalan
108
3.2 Tatabeuhan kabẻh muni
3.3 Ogẻh tanji sareng /70/ angklung
3.4 Gambang taromangsa suling
3.5 Calung terebang ngahadro
4.1 Sang Bayawak dijero jambangan hurung
4.2 Jambangan emas ritukmin
4.3 Sarta diiring ku payung
4.4 Tigigir ti tukang bedil
4.5 Tiheulana kuda kosong
5.1 Kuda kosong rarangkẻna emas hurung
5.2 Apis buntut sakawedi
5.3 Kadali emasna hurung
5.4 Sareng di pajengan kuning
5.5 Hohowang kuda seg jiro
6.1 Nyai putri roro uju nyaur imut
6.2 Nun akang itu tingali
6.3 Taksiran kuring Nyaitu
6.4 Gancangna angkat Nyi putri
6.5 Kana jambangan ngarontok
109
7.1 Sang Bayawak kagẻten kaliwat langkung
7.2 Jambanganana tiguling
7.3 Nyi putri tuluy ngarangkul
7.4 Bayawak nyakitu deui
7.5 Nyi putri tuluy ngagero
8.1 Aduh akang hante nyana kaulanun
8.2 Akang teh kapendak deui
8.3 Sapanyana kuring pupus
8.4 Di tẻang kamana mendi
8.5 Sang Bayawak tẻh ngawalon
9.1 Bari nangis Bayawak /71/ teh segrak segruk
9.2 Akang gẻ teu nyana eulis
9.3 Jeung Nyai bakal patepung
9.4 Jalma nu nangkung berenti
9.5 Nu lalajo tẻh olohok
10.1 Nẻnjo lampah Bayawak bet digugulung
10.2 Ku putri geulis tẻh teuing
10.3 Gancang Nyiputri piunjuk
10.4 Kaulanun akang abdi
10.5 Abdi sumeja wawartos
110
11.1 Wirẻh abdi di leuweung parantos tepung
11.2 Jeung hiji putra kyiai
11.3 Nama selamaya bagus
11.4 Ka abdi bela tẻh teuing
11.5 Malah ayeuna gẻ jogo
12.1 Sang Bayawak gancangna tuluy ngawangsul
12.2 Mana putrana kiyai
12.3 Elis akang hayang tepung
12.4 Nyi putri ngawalon deui
12.5 Sumuhun itu sang anom
13.1 Tuluy baẻ raden putra tẻh di saur
13.2 Sang Bayawak nyaur manis
13.3 Hẻi radẻn putra nu bagus
13.4 Kadieu jeung akang linggih
13.5 Akang badẻ gaduh wartos
14.1 Radẻn bagus selamaya nyembah tungkul
14.2 Mando deukeut ka Nyi /72/ putri
14.3 Sang Bayawak mindo nyaur
14.4 Hẻi dẻn selamaya rai
14.5 Akang tarima jeung atoh
111
15.1 Ku akang tẻh di peresan cai abu
15.2 Ti lahir dongkap ka batin
15.3 Jodo radẻn anu bagus
15.4 Kudu tarima ku rai
15.5 Nyembah dẻn putra ngawalon
16.1 Kaulanun abdi tewerot miunjuk
16.2 Wirẻh abdi jalma laif
16.3 Tarima abdi kulanun
16.4 Siang wengi badẻngiring
16.5 Duram nu pakẻ ngagentos
XX. PUPUH DURMA
1.1 Tembang durma urang gancangkeun nyarita
1.2 Bayawak 388 nyaur mani
1.3 ẻh 389 dẻn selamaya
1.4 Itu kuda 390 tunggangan
1.5 Jeung Nyai uju nu geulis
1.6 Kana jampana
1.7 Duaan jeung 391ma miskin
388Seug 389Rai 390Tẻh 391Ema
112
2.1 Tuluy baẻ nu geulis kana jampana
2.2 Duaan 392 ambu miskin
2.3 Slamaya nggang393 kuda
2.4 Kuda gambir 394 hohowang
2.5 Rarahab paremas adi
2.6 Cakep kacida
2.7 Kuda sandel sok395 Nyirig
3.1 Sang Bayawak geus asup kana jambangan
3.2 Di 396 gotong opat abdi
3.3 ........./73/ surak harita budal
3.4 Heurin usik di jalan397
3.5 Jalma kagẻt naringali
3.6 Nẻnjo cahaya
3.7 398 Luhurna aya putri
4.1 Putri geulis mancur pisan cahayana
4.2 399Nu lalajo tẻh seuri
392Jeung 393Selamaya tunggang 394Jeung 395Bisa 396Ku 397 Jalana 398Di 399Anu
113
4.3 Ngomong jeung baturna
4.4 Tuh 400ning pangantẻn tẻa
4.5 Dina jampana nu geulis
4.6 Tuh pamegetna
4.7 Nunggang kuda 401mbir Nyirig
5.1 Di gancangkeun lampahna anu ngalamar
5.2 Geus 402cog pisan ka nagri
5.3 Ka alun403 geus dongkap
5.4 Jaka Bayawak 404 lempang
5.5 Sarta nganggo pajeng kuning
5.6 Jeung kadal pisan
5.7 Nu 405lajo kabeh seuri
6.1 Nyengseurikeun lampahna jaka Bayawak
6.2 Euleungeung 406 kadal badis
6.3 Ari omong407 jalma
6.4 408 Gening panganten datang
6.5 Ciri makẻ payung kuning
400Gening 401GambiR 402Ancog 403Alun-alun 404Tẻh 405Lalajo 406Jeung 407Omongna 408Tuh
114
6.6 Pada ngajaga
6.7 Ari sawarẻh deui
7.1 Wah mustahil bet aya pangantẻn kadal
7.2 Lobana409 omong jalmi
7.3 Bẻjana mah badak
7.4 Ari sawarẻh jalma/74/
7.5 Gening Nyi putri kajurig
7.6 Ceuk nu saurang
7.7 410 Putri mah boga aing
8.1 Warna-warna nu lalajo tẻh omongan
8.2 Geus liwat 411 jaka pekik
8.3 Sumping 412 na jampana
8.4 Putri jeung mukasian
8.5 Jalma kagẻt naringali
8.6 Gebyar cahaya
8.7 Beungong awẻwẻ lalaki
9.1 Hanteu lila burudul gotonganana
409Loba-loba 410Nyi 411Sang 412Nu dina
115
9.2 Bu413ronan warni-warni
9.3 Panderi nu 414 kuda
9.4 Kasẻp taya415 tandingna
9.5 Kudana congkelang 416 Nyirig
9.6 Bari hohowang
9.7 Jalma bengong ningali417
10.1 Di kocapkeun sang raja nu di panengkang
10.2 Nguping minantu 418 sumping
10.3 Gancangna 419 kaluar
10.4 Mapagkeun nu rẻk420 dongkap
10.5 Bayawak sujud ka gusti
10.6 Hormat kacida
10.7 Ratu421 banggal ngalahir
11.1 Raden patih cukah cikih ngurus jalma
11.2 Nguruskeun 422tamu sumping
11.3 Bẻrẻs sadayana423
413Buburonan 414Tunggang 415Teuaya 416Jeug 417Naringali 418Geus 419Lajeng 420Karẻk 421Sang 422Tatamu 423Balad
116
11.4 Teu lami jol 424suguhan
11.5 Resmi nu......./75/ mi
11.6 Hormat ka sẻmah
11.7 425 Parantos dahar kopi
12.1 Sanggeus dahar sang ratu lajeng ngandika
12.2 Hẻi den426 bahu papatih
12.3 Isukna 427 helaran
12.4 Sing428 ramẻ urang pesta
12.5 Iring-iringan Nyi putri
12.6 Patih cong nyembah
12.7 Sumangga dawuh429 gusti
13.1 Sang Bayawak geus asup ka padaleman
13.2 Ro430 uju kitu deui
13.3 Henteu 431 mukasian
13.4 Ari den432 selamaya
13.5 Campurna jenug para mantri
13.6 Di kapatihan
424Pasuguhan 425Geus 426Radẻn 427Urang 428Masing 429Dawuhan 430Roro 431Tinggal 432Radẻn
117
13.7 Kocapkeun isuk433 deui
14.1 Dur bedilna cicirẻn ngangkat karia
14.2 Tatabeuh434 kabeh muni
14.3 Bayawak 435 kaluar
14.4 Nyi putri geus di hias
14.5 Kumaha adat sasari
14.6 Anu rẻndẻngan
14.7 Sang Bayawak 436ge ngiring
15.1 Tuluy lempang ka kaum eueuleungeungan
15.2 437Nu ngiring kabẻh seuri
15.3 Nẻnjo panganten angkat438
15.4 Sarua pisan 439 kadal
15.5..........nagri
15.6 Jeung merebotna
15.7 Di kaum sami /76/ calik440
16.1 Ngantos-ngantos bakal mantu raja tẻa
433Isukan 434Tatabeuhan 435Seug 436pada 437Anu 438Angkatna 439Jeung 440 Caralik
118
16.2 Teu441 lami jebul sumping
16.3 442 Bayawak payungan
16.4 Geus 443 ka lawang masjidna
16.5 Pangngulu hormat jeung ta’dim
16.6 Seug di lapalan
16.7 Bayawak atos444 kawin
17.1 Ipẻkahna uang emas pirang-pirang
17.2 445Pangngulu suka seuri
17.3 Kabeh446 nu nyaksian
17.4 Suka bungah merwana
17.5 Kocapkeun deui Nyi putri
17.6 Geus di dangdanan
17.7 Geulis447 kawanti-wanti
XXI. PUPUH KINANTI
441Henteu 442Sang & di 443Dongkap 444Parantos 445Ki 446Sakabẻh 447Geulisna
119
1.1 Sang ratu ẻnggal ngadawuh
1.2 Mejeuhna geura jung indit
1.3 Nyi putri kana jampana
1.4 Jampana di rẻka paksi
1.5 Manuk ngaludro rupana
1.6 Nyi putriparantos linggih
2.1 Di luhur jampana agung
2.2 Badẻ mapag nu ti masjid
2.3 Geus kitu jedur maryemna
2.4 Tatabeuhan kabẻh muni
2.5 Dang ding dung kendang pencana
2.6 Dur-duran suara tanji
3.1 Curulung angklung ngaguruh
3.2 Ogẻl topeng .... ...../77/
3.3 Warna-warna tatabeuhan
3.4 Pelog salendero jeng suling
3.5 Ger surak ayeh-ayeuhan
3.6 Tuh tembang pating carerit
4.1 Jampana agung di gusur
4.2 Cahaya putri teh biijil
4.3 Tangga siger emas mubyar
120
4.4 Gelang kalung anting-anting
4.5 Apok nganggo tebah jajah
4.6 Kembang goyong tingkareting
5.1 Umbul-umbulna meelengkung
5.2 Endag katiup ku angin
5.3 Tingkẻ lebah benderana
5.4 Sapandeurina Nyiputri
5.5 Buburonan warna-warna
5.6 Roway rontagna ngabarin
6.1 Geus dongkap ka alun-alun
6.2 Deket kana lawang masjid
6.3 Sang Bayawak teh di papag
6.4 Bayawak turun ti masjid
6.5 Euleungeung lempang Bayawak
6.6 Kana jampana geus nepi
7.1 Di kalẻng ku putri ayu
7.2 Bayawak parantos linggih
7.3 Gigireun putri linggihna
7.4 Geus kitu jung indit deui
7.5 Mukasian ngahihidan
7.6 Roro uju kitu deui
121
8.1 Ngulikna laun-laun
8.2 Pulang anting tujuh balik
8.3 Nu lala/78/jo loba pisan
8.4 Kolot budak heurin usik
8.5 Ger surak ayeuh-ayeuhan
8.6 Dur bedil tabeuhan muni
9.1 Iring-iringan geus tutup
9.2 Geus muli ka sri manganti
9.3 Geus lungsur tina jampana
9.4 Putri di pajengan kuning
9.5 Sang Bayawak hanteu tinggal
9.6 Ngarandeg dekeut Nyi putri
10.1 Nu nyawẻr radẻn pangngulu
10.2 Barudak mulungan duit
10.3 Nyawẻrna ku duit perak
10.4 Tengahan talẻn jeung picis
10.5 Teu makẻ duit tamaga
10.6 Geus tamat nyawer gẻk calik
11.1 Elẻkan endog gẻ kumpul
11.2 Damar tujuh geus cumawis
122
11.3 Kendi sareng harupatna
11.4 Sang Bayawak tuluy indit
11.5 Nincak endog jeung ẻlẻkan
11.6 Nyi putri ngucurkeun kendi
12.1 Geus kitu Nyi putri asup
12.2 Panto di tutupkeun deui
12.3 Bayawak tinggal di suwar
12.4 Kumaha tali paranti
12 5 Sakumaha biasana
12.6 Sadaya gẻ geus mangarti
13.1 Kabẻh oge meren kitu
13.2 Lamun nu kakara kawin
13.3 ......./79/ru gancangna
13.4 Sang Bayawak ẻnggal linggih
13.5 Linggih dina papajangan
13.6 Linggih ngarẻndẻng jeug putri
14.1 Enggalna tuluy ngariung
14.2 Rangga demang sareng mantri
14.3 Kumaha hajat kawinan
14.4 Geus ngariung tuluy mulih
14.5 Masing-masing marulihna
123
14.6 Matak kasmaran nu mulih
XXII. PUPUH ASMARANDANA
1.1 Kocapkeun deui geus peuting
1.2 Menak-menak geus kumpulna
1.3 Keur waktu ba’da isya teh
1.4 Geleger sora maryemna
1.5 Nyu448bung sora angklungna
1.6 Ger surak mani ngaguruh
1.7 Cicirayna ngangkat peta
2.1 Tatabeuhan kabeh muni
2.2 Nurungtung kendang kencana
2.3 Tang ting tung suwara ogel
2.4 Ronggẻng topẻng sareng wayang
2.5 Kocapkeun deui menak449
2.6 Di pamengkang sami nayub
2.7 Ngibing jeung arak-arakan
3.1 Sawarẻh hayang kapuji
448Nyurubung 449Mẻnak-mẻnak
124
3.2 Menak ngibingna ogoan
3.3 Tajodorna hanteu modẻl
3.4 Seug baẻ pada nyurakan
3.5 450 Baturna mẻnak-mẻnak/80/
3.6 Ganti deui nu di catur
3.7 Di tempat istri ngawayang
4.1 Wayang golẻk kencanadi
4.2 Istri-istri ninggal wayang
4.3 Istri jaksa jeung kaliwon
4.4 Istri patih sareng rongga
4.5 Mẻnak-mẻnak araya451
4.6 Mukasian roro uju
4.7 Citrawati jeung raina
5.1 Sami linggih dina korsi
5.2 Resep ningalikeun wayang
5.3 Sang Bayawak kacarios
5.4 Linggih dina papajangan
5.5 Jeung putri duduaan452
5.6 Sang Bayawak gancang nyaur
450Ku 451kabẻh aya 452Linggih duaan
125
5.7 Duh eulis bojo pun akang
6.1 Naha Nyai teu ningali
6.2 Sakitu ramena wayang
6.3 Nyi dewi patah ngawalon
6.4 Akang kuring teu kaduga
6.5 Lamun taya453 dawuhan
6.6 Sang Bayawak seug ngawangsul
6.7 Nyai ari rek ningal mah
7.1 Teu jadi sawios eulis
7.2 Ulah sok jadi halangan
7.3 Akang di dieu seug ngantos
7.4 Keunbaẻ akang sorangan
7.5 Pek baẻ geura angkat
7.6 Nyi putri gancangna tuluy
7.7 Angkat kana pang/81/wayangan
8.1 Barang Nyiputri geus indit
8.2 Jaka Bayawak kaluar
8.3 Rok sukandi laan baẻ
8.4 Seug jadi rupa satria
453Teu aya
126
8.5 Satria kasẻp pisan454
8.6 Panganggona hurung mancur
8.7 Teu aya pisan tandingna
9.1 Nama radẻn jaka pangling
9.2 Seug tuluy lalajo wayang
9.3 Guyur lalaki awẻwẻ
9.4 Kagẻt ningal sinatria
9.5 Dongkapna ningal455 wayang
9.6 Radẻn jaka pangling asup
9.7 Ngadekeutan tukang kendang
10.1 Dẻn jaka pangling ngalahir
10.2 Kang kuring ngajaran kendang
10.3 Tukang kendang tẻh ngolosod
10.4 Barina nyanggalkeun kendang
10.5 456 Dẻn jaka pangling ngendang
10.6 Panayangan kabẻh gugur
10.7 Nẻnjo tukang kendang anyar
11.1 Nyi citrawati ningali
454Kata ”kacida” di gantikan dengan kata “pisan” 455Ningali 456Radẻn
127
11.2 Aya anu ngendang anyar
11.3 Tukang kendang leuwih kasẻp
11.4 Nyi citrawati ngalenyap
11.5 Duh457 teja sulaksana
11.6 Teja newong bagus cunduk
11.7 Laksana kakara tepang
12.1 Suka seuri citrawati
12.2 Resep/82/ningali nu ngendang
12.3 Ramona mecut lalencop
12.4 Redes lelepan berlian
12.5 Katinggal458 ting gurilap
12.6 Istri-istri kabẻh guyur
12.7 Nu ngendang tẻh di tenggoran
13.1 Aya nu nenggor ku leukit
13.2 Sawarẻh ku sapu tangan
13.3 Geus puguh nẻnggor ku roko
13.4 Jaka pangling jongjon ngendang
13.5 Jeung ningalan gerhana459
13.6 Nyi citrawati mah puguh
457Aduh 458Katinggalna 459Garehana
128
13.7 Ngadak-ngadak kaẻdanan
14.1 Citrawati nyaur bengis
14.2 Batur ulah di heureuyan
14.3 Eta mah nu ngendang dẻwẻk
14.4 Koma ulah di heureuyan
14.5 Salaki urang ẻta460
14.6 Gening itu ngajag imut
14.7 Barina mundut ngalema
15.1 Batur-batur cing tingali
15.2 Sakitu ẻta modẻlna
15.3 Bisa ngendang sarta kasẻp
15.4 Tibatan jeung dẻwi patah
15.5 Lakina gẻ461 ka kadal
15.6 Ana molor dina rungkun
15.7 Kabeukina bangkẻ hayam
16.1 Dẻwi patah tuluy nangis
16.2 Ngenesan kabina-bina
16.3 Ku rakana tẻh di poyok
16.4 Dẻwi patah tu/83/luy angkat
460Nyaẻta 461Ogẻ
129
16.5 Bari nyusut462 ci soca
16.6 Jaka pangling deui turut
16.7 Nu anom gentos pakẻan
XXIII. PUPUH SINOM
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
Geus jadi deui Bayawak
Di papajangan geus linggih
Ronghéap Nyi Putri dongkap
Sumpingna Nyi Putri nangis
Jaka Bayawak 463lahir
Kunaon Eulis sumegruk
Nyi Putri gancang ngajawab
Anu mawi kuring ceurik
Jisim kuring Engkang ngadéngé omongan
2.1
2.2
2.3
2.4
Pun lanceuk kacida pisan
Moyokna ka jisim kuring
Teu tolih keur loba jalma
Bayawak ngalahir manis
462Nyusutan 463 ngalahir
130
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
Eujueh Eulis ulah nangis
Pék deui bae kaditu
Mangga deui ka464 wayang
Kuma saurna ceuk Putri
Mangga bae Nyai ayeuna mah angkat
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
Nyi Putri seg deui angkat
Geus campur jeung para istri
Sang Bayawak ge kaluar
Seug cara ka tukang deui
Kumaha adat 465sari
Jeung tukang kendang geus /84/ campur
466Den Jaka Pangling ngendang
Guyur kabeh istri-istri
Ningalikeun polahna anu keur ngendang
4.1
4.2
Nyi Citrawati ngandika
Kieu saurna Nyi Putri
464 kana 465 sasari 466 Raden
131
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
Tuh geuning nu ngendang datang
Ka kami teh ngajak seuri
Seug di tegor ku 467Putri
Jaka Pangling tuluy tungkul
Imut ningal468 gareuha
Sang Dewi Patah ningali
Mesem leuleub kayungyun ningali wayang
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
Panayangan kabeh seunggah
Nyeunggakan wayang keur ngibing
Romay panayagan seunggah
Nyi Citrawati ngalahir
Dangah 469Putri jeung seuri
Nyaurna Putri teu puguh
470Putri kieu saurna
Teugenah ku anu geulis
Dewi Patah lakiyannana ka kadah
467 Nyi 468 ningali 469 Nyi 470 Nyi
132
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
Teu batan salaki urang
Ges kasep katambah rajin
Ngendangna ginding kacida
Itu geuning ngajak seuri
Seurina 471wani manis
Ari salaki Nyi bungsu
Taya pisan ka bisa
/85/ Euleugeung jeung kadal badis
Kabeukina sok ngahakan bangke hayam
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
7.8
Tuluy nangis deui Patah
Murubut cisoca nangis
Geus kitu angkat kaluar
Den Jaka Pangling ningali
Gareuha 472 bijil deui
Raden Jaka Pangling turun
473heulaan Dewi Patah
Raksukan dianggo deui
471 Ge 472 Geus 473 Miheulaan
133
7.9 Geus ngaringkuk ngarupa deui Bayawak
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
Teu lami Nyi Putri dongkap
Ka Papajangan seug nangis
Jaka Bayawak mariksa
Kunaon Nyi Putri nangis
Boa palangiyang teuing
Ka Akang Nyai teu purun
Pami Nyai teu kersa474
Akang ayeuna dék balik
Dewi patah cong nyembah bari ngajawab
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
Nun Akang teu pisan-pisan
Kasalira Akang tampik
Ti bareto deuk tampik mah
Bayawak ngalahir deui
Sukur 475mun kitu Eulis
Masing sabar bae Enung ayeuna kudu wayahna
474 keresa 475 Lamun
134
9.7
9.8
9.9
Nyai kudu indit deui
Nyai kudu angkat /86/kana pawayangan
- (tidak tercantum dalam naskah)
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
10.8
10.9
Nyembah Nyi Putri ngajawab
Akang kuring amit deui
Nyi Putri gancangna angkat
Kaluar tuluy ka pipir
Putri nyaur jero ati
Aya naon nu di maksud
476kang nitah keukeuh pisan
Ayeuna dék nyoba aing
Nganti-nganti Akang477 Bayawak kaluar
XXIV. PUPUH KINANTI
1.1
1.2
1.3
Jaka Bayawak geus turun
Nyamar cara laku tadi
Geus campur jeung panayagan
476 akang 477 kang
135
1.4
1.5
1.6
Nyai478 Putri cangna indit
Asup kana papajangan
Cangkang Bayawak kapanggih
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
Nyi Putri kabeh kalangkung
Bayawak dicandak leungit
Tuluy ebog Dewi Patah
Di hapit dua guguling
Api-api kulem tibra
Kocap Raden Jaka Pangling
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
Raden Jaka pangling asup
Tuluy Raden ngendang deui
Ningalian gerhanana479
Nyi Putri teu katinggali
Teu aya lalajo wayang
Gancangna Rahaden mulih
478 Nyi 479 gerhana
136
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Kira pukul lima subuh
Mu /87/ lih Raden Jaka Pangling
Sumpingna ka papanjangan
Rahaden nyampak Nyi Putri
Raksukanana teu aya
Tuluy ngagugahkeun Putri
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
Nyi Putri ngarontok gabrug480
Bari ngerepuk jeung Nyiwit
Sareung bari sasauran
Naha Akang kitu teuing
Nyamar teh kabina-bina
Ngadoja ka jisim kuring
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
Putra-putri teu di catur
Kocap Dewi Citrawati
Lumpatna ka Papajangan
Nyusul Raden Jaka Pangling
Ka sonong Raden keur leunggah
480 gabruk
137
6.6 Ngaréndeng jeung Nyai Putri
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
Dewi Citrawati gugup
Teu tata pasini deui
Gabrug Raden di gelutan
Nyi Putri nyaur ngeceuwin
Nyarékan ka Dewi Patah
Nurus tunjung sia anjing
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
Ngarebut salaki batur
Tayoh kageulisna teuing
Sia Patah bangkawarah481
Teu boga ka era teuing
Salaki sia Bayawak
Ieu mah salaki aing
9.1
9.2
482.... Patah ngawangsul
Éraeun pisan ceuk Wati
481 bangkawarah 482 Tidak terbaca
138
9.3
9.4
9.5
9.6
Tayoh /88/teuing karupana
Atuh ngeunteung masing sidik
Nyi Citrawati ngajawab
Montong nyapluk sia anjing
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
Sia Patah nurus tunjung
Tayoh kageulisna teuing
Boromah pangantén anyar
Ngarebut salaki aing
Kamana salaki sia
Bayawak nu siga jurig
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
Raden Jaka Pangling imut
Teu aya ambeuk saeutik
Ningalikeun nu paséa
Raména kaliwat saking
Kadangu ku para Eumban
Cék-cok nyebut aya paling
139
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
Nyi Eumban lapor ka Ratu
Ngunjukeun yen aya paling
Gancang Ratu miwarangan
Rahaden Patih ngumisi
Gancang Raden Patih angkat
Gadad-gidig maut kumis
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
Kocap den Patih geus nyunduk
Nyondong Raden Jaka Pangling
Kasondong keur di kekenyang
Ku Putri dua gareulis
Den Patih tuluy mariksa
Keur naon483 anu gareulis
14.1
14.2
14.3
14.4
Meujueh Eulis ulah kitu
Teu hade eta pamali
Jeung dulur ulah paséa
Ngajawab /89/ Nyi Citrawati484
483 naraon 484 Ngajawab citrawati
140
14.5
14.6
Nun bongan bae si Patah
Ngarebut salaki abdi
15.1
15.2
15.3
15.4
15.5
15.6
Den Patih gancang ngadawuh
Ayeuna mah Nyai Putri
Urang ngadeuheus ka rama
Gancang angkat Nyai Putri
Raden Putra di talian
Di bawa amer ka Gusti
16.1
16.2
16.3
16.4
16.5
16.6
Di kocapkeun Kanjeng Ratu
Keur linggih di sri matanti
Di deuheusan para menak
Teu lami den Patih sumping
Sareungna nyandak babandan
Kumambang Nyi Putri nangis
XXV. PUPUH KUMAMBANG
1.1
1.2
Sang Ratu maja ngalahir
Naon eta Patya
141
1.3
1.4
Jalma kasep nyandak485 tali
Kunaon eta dosana
2.1
2.2
2.3
2.4
Raden Patih cong nyembah unjuk ka Gusti
Nun ieu gamparan
Cariosna anu maling
Purwa ku abdi di bawa
3.1
3.2
3.3
3.4
sok parios Gusti ieu dua putri486
Sang Raja ngandika
Kumaha asalna Nyai
Eulih geura cacarita
4.1
4.2
4.3
4.4
Cedok nyembah Putri, Dewi Citrawati
Unjukan ka rama
Kieu sasal kanjeng Gusti
Dewi Patah kurang ajar
485 nyandag 486 Mangga parios ku Gusti ieu dua putri
142
5.1
5.2
5.3
5.4
Si Patah teh /90/ ngarebut kabogoh abdi
Ku abdi carekan487
Henteu suka jisim abdi
Ku si Patah teu diunghak488
6.1
6.2
6.3
6.4
Nyaur deui Dewi Patah bari nangis
Abdi teu tarima
Nyi489 ieu salaki abdi
Nu di sebutkeun Bayawak
7.1
7.2
7.3
7.4
Kanjeng Ratu ngandika ka patih
Kumaha peutana
Hal ieu permaling
Jalma hiji ku duaan
8.1
8.2
Caduk nyembah den patih unjuk kagusti
Hal ieu perkara
487 Keur kitu abdi nyarékan
488 unghak 489 Nyai
143
8.3
8.4
Ieu kanetana maling
Dipi anu maling tea
9.1
9.2
9.3
9.4
Hukumna teh kudu diapehan gusti
Saha anu bisa
ngahirupan deui maling
pasti eta teh jodona
10.1
10.2
10.3
10.4
Nyaur deui kanjeng ratu ka Nyi putri
Kieu ayeuna mah
Ieu satria nu maling
Kudu paehan ayeuna
11.1
11.2
11.3
11.4
Saha bae nu bisa nyageurkeun deui
ka eta satria
eta nu boga salaki
citrawati teh ngajawab
12.1
12.2
Mangga ama anu sanggup jisim abdi
Ngahirupkeun eta
144
12.3
12.4
Sang Ratu ngandika deui
Ka eta Raden satria
13.1
13.2
13.3
13.4
Yah satria nu490 kasebut ngaran maling /91/
Kula neda suka
Dabongan sampean maling
Raden arék dipaehan
14.1
14.2
14.3
14.4
Cedok nyembah ngawahan den jaka pangling
Nun gusti sumangga
Siang wengi bade ngiring
Caang bulan opat belas
15.1
15.2
15.3
15.4
Saestuna balungbang timur simabdi491
492 Surya surya padang
Pasrah ka gusti yang widi
Suka di dunya aherat
490 Anu 491 Jisim abdi 492 Jeung
145
16.1
16.2
16.3
16.4
Sang ratu teh493 ngadangukeun tuluy nangis
Murubut ci soca
Den patih nya kitu deui
Nangisna raden satria
17.1
17.2
17.3
17.4
Kacarita Nyi miskin ceurik ngajerit
Jeung guling gasahna
Da ah raden anak aing
Duh rahaden494 dileuleuyan
18.1
18.2
18.3
18.4
Komo ujang nyeurina anu di peuncit
Ku ema karasa
Sakieu ges ema nyeri
Raden ulah mundur manah
XXVI. PUPUH DURMA
1.1 Kacarita Raden Jaka Pangling tea
493 Sang ratu ngadangukeun tuluy nangis
494 raden
146
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
Di banda ku den495 Patih
Ka Alun di candak
Reujeung di lirik ku tum /92/ bak
Den Patih gancang ngadahir
Ka wadya balad
Satria geura pĕk bedil
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Nulalajo sami kaget sadayana
Sawarehna496 nuceurik
handeueul ka banda497
Nukayap taya dosa498
Ari ceuk sawareh deui
Gede dosana
matak rek dibedil499
3.1
Tuluy bae raden jaka pangling tea
495 raden 496 aya 497 kanu dibanda 498 dosana 499 Anu
147
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Ditumbak dibedil500
Kulit udub pisan
Jalma ting karoceak501
Nenjo ka den502 jaka pangling
Getihna mudan
tos503 mati jaka pangling
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
Tuluy bae raden jaka teh dicandak
Digotong ku perajurit
Candak504 ka pamenggang
Sami nangis sadaya505
Sang ratu enggal ngalahir
Ka putri tea
Cik dieu506 citrawati
5.1 Ieu maling kuNyai kudu hirupan
500 sareng 501 Jalma-jalma ting koceak
502 raden 503Parantos 504 Dicandak 505 sadayana 506 Cing kadieu
148
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Mun seug507 salaki Nyai
Meureun bisa 508 hudang
Nyi citra wati unjuk509
Nun gusti nyuhunkeun idin
Abdi ngubaran
Ieu ubarna matih510
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
Beunang meuli tidu /93/kun lepus saderek
Nyi putri gancang511 indit
Ngubaran nu hilang
Dibaluran salira512
Jarongjon den513 jaka pangling
Nangkarak bengkang
Hanteu ubah teu514 usik
7.1 Kanjeng aja nyatu deui dewi patah
507 enya 508 deui 509 unjukan 510 Ieu ubar langkung matih 511 gancangna 512 salirana 513513 raden 514 hanteu
149
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Ieu Nyi patah 515 geulis
Pek Nyai 516 ubaran
Masing bisa deui hudang
Dewi patah nyembah mani
Abdi teu bisa
Ngahirupkeun nu geus mati
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
Rarauju ngadeukeutan dewi patah
Jimat517 bari dicangking
rauju518 rewosan519
520 ajeg ieu tampanan
Jimat campaka nu kuring
Mangga ungkulan
521 ratu ngandika deui
9.1 Gera hempek ubaran eta nu hilang
515 nu 516 geura 517 Jimatna 518 Rarauju 519 Ngarewosan 520 Nun 521 Sang
150
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
522 enya salaki Nyai
Kudu bisa 523 hudang
Rarauju 524 noelan
Ajeg mangga ieu cangking
Jimat campaka
Nampanan jimat 525 putri
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
Dewi patah nyembah ka rama unjukan
Nyuhunkeun idin 526 gusti
Abdi dek nguba/94/ran
Sugan we527 bisa hudang
Mun ieu salaki abdi
Ieu nu hilang
Mugia528 529 hirup deui
11.1 Tuluy bae ku Nyi putri diusapan
522 Mun 523 deui 524 teh 525 Nyi 526 na 527 Pareng “diganti ‘we’ menurut praduga agar sesuai dengan pupuh 528 Mugi 529 kudu
151
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
jimat530 paparin robbi
Ngadinir nu hilang
Tuluy den531 bagus baksa
Payuneun Nyi putri ngibing
Rereh kenekan
Langkung suka Jeng532 gusti
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
12.7
Geus salurak sadayana wadya balad
Nyurakan 533 citra wati
Teu boga kaera
Sanggupanan ngubaran
Wireh dewi citra wati
Pada nyarekan
Tuluy kabur citra wati
13.1
Kaburna Nyai534 teh ka gunung ungaran
530 Kujimat 531 raden 532 kanjeng 533 Nyi 534 Nyi “ditambahkan menurut praduga agar sesuai dengan pupuh”
152
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
13.7
Seug katapa Nyi535 putri
536 arca sewu tapa537
Bageuh pisan tapana
Seug ingkeun heula Nyi putri
Anu keur tapa
Kapungkur balik538 deui
XXVII. PUPUH PUNGKUR
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
Urang gancangkeun carita
Den539 jaka pangling ngadeuheeus ka gusti
Gek calik nyemah seug tungkul
Nyungkelan duhung540 derang541
Menak menak sadayana sami kumpul
Sang/95/ raja enggal ngandika
Kasadaya542 pala mantri
535 Nyai 536 Di 537 tapana 538 Balikan 539 Raden 540 Duhungan 541 Ngaderang 542 Kasadayana
153
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Hey sakabeh para ponggawa
Mun teu nyaho ieu Den543 jaka pangling
Etu salaki Nyi bungsu
Putra544 Ratu Madenda
Anu kasep laku nyamar Nyiar elmu
Ayeuna kami saksian
Ka sadaya pala mantri
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Kami sumera nagara
Nya ieu ka Rahaden545 Jaka Pangling
Reujeung dijeneng keun Ratu
Sarta gentos546 jenengan
Perbu547 548 Anom Amrajaya nu pinunjul
Jeung ieu Den Selamaya
Ku kami diangkat patih
4.1 Geus surak para punggawa
543 Raden 544 Putrana 545 Raden 546 Digentos 547 Perbu-perbu 548 Anu
154
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
Dur mariyeum tatabeuhan kabeh muti
Pelog salendro jeung degung
Abdi-abdi runjungan549
Ting colodok kapatih sareng ka Ratu
Sadayana sami suka
Antenar di majapahit
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Sok tunda heula sakedap
Perbu Anom Amrajaya majapait
Geus teuteup jumeneng Ratu
Ayeuna ganti carita
Anu kocapan pandinga/96/ digunung
Dijero guha wijaya
Damelna keur muruk550 ilmi
6.1
6.2
6.3
Kaputra kukutan tea
Den Ermaya 551 beunang ti tegal maling
Diwuruk sagala elmu
549 Marunjungan 550 Muruk-muruk 551 nu
155
6.4
6.5
6.6
6.7
Ermaya euweuh kakurang
Sagala elmu-elmu geus katimu
Raden Ermaya unjukan
Kaguru sang maha paksi
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Kieu saur Den Ermaya
Bapa bako kuring nyuhunkeun idin
Hayang tepung reujeung indung
Kuring 552 geus lila pisan
Teu patepang jeung indung kuring kunaon
Pangdita bako ngajawab
Bener ujang anak aing
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
Bapa enggeus niat pisan
Ngajurungkeun ka ujang 553 sina balik
Tapi mangke heula agus
Bapa 554 wawaris heula
Ieu bapa boga jimat warna tilu
552 teh 553 teh 554 dek
156
8.6
8.7
Hiji bende kabuyutan
Dua panah tilu keris.
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
Ari benda kabuyutan
Kasiatan baring supagi
Upama aya nu pupus
Tilu atawa555 opat
Takol bae ieu bende teh/97/ ku Agus
Tangtu eta anu hilang
Nu opat harirup deui
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
Upama nupaeh opat
Bende teh ditakolna dua kali
jadi dalapan nuhirup
Kitu eta sesana556
Reujeung ieu panah jamparingna Agus
Mun di petangkeun ku ujang
Sok jadi loba jamparing
555 atawana 556 kasesana
157
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
Rabulna kawas Nyiruan
Jamparing 557 digupayan balik deui
Katiluna ieu duhung
558 Ngaran paringga jaya
Sa559umpamana teh560 nyuduk gunung gugur
Nyuruh kasagala saat
Nyuduk batu jadi cai
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
12.7
Seug pake nyuduk jelema
Seja saha ayeuna jalma teu561 mani
Setan siluman ge kabur
Sieun562 kabeh lalumpat
Kitu eta kasiatna keris agus
Yeuh iyeuh geura tampanan
Bapa kaujang pawaris
557 teh 558 Nu 559 Ditambahkan “sa” menurut praduga agar sesuai degan pupuh 560 Ditambahkan “teh” menurut praduga agar sesuai degan pupuh 561 heunteu 562 Sieuneun
158
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
13.7
Nyembah den jaka ermaya
Jeung narima bende panah jeung563 keris
Seug bako deui ngadawuh
Jang564 kasep anak bapa
Pantes pisan ujang jadi patih/98/ punjul
Bapa ayeuna mah ujang
Hanteu arek565 megat balik
XXVIII. PUPUH MAGATRU
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Hayu ujang jeung bapa urang ka ibu
Kudu sore566 eta keuris
Panah benda ulah kantun
Kudu kuraden di cangking
Raden ku bapa di akod
2.1
2.2
Den567 ermaya ku bapa dibawa ngapung
Ngalayang campur jeung angin
563 Sareng “diganti menjad “jeung” menurut praduga agar sesuai degan pupuh 564 Ujang 565 rek 566 sorean 567 raden
159
2.3
2.4
2.5
Raden bagus tambah lucu
Diluhur numpakan paksi
Mirengehna ngetan ngulon
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
Luhur pisan bangau teh hiberna muluk
Seug ngungkulan majapait
Geus kitu bangau teh turun
Kana teugal keubon kai
Ermaya masih di gendong
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
Tina tonggong bangau ermaya teh turun
Sang bangau seug hiber deui
Raden ermaya teh bingung
Sorangan dikebon kai
Luak lieuk teumpa teumpo
5.1
5.2
5.3
5.4
Tuluy bae den ermaya maju ngidul
Luak lieuk ulak ilik
Raraosan kapidangu
Raden teu aya karisi
160
5.5 Boh manggih/99/ jalan mologpong
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
Den ermaya bungah manehna kalangkung
Angkatna raden pirhatin
Kocap ka negri geus cunduk
Den putra di warung linggih
Tunda ermaya nu anom
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
Kocap deui den salemaya nu bagus
Jadi patih majapait
Angkat ngaronda den bagus
Ka pasar di majapait
Kersana ngaronda jongko
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
Kocap deui den ermaya nu di warung
Kapendak ku raden patih
Den patih tuluy ngadawuh
Saur raden patih manis
Ieu satria keur naon
161
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
Nu timana rahaden kakara teupung
Jeung saha tuang kakasih
Jaka ermaya ngawangsul
Sim kuring teh ti nagari
Nagri mandu ratu kahot
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
Ari ngaran ka sim kuring nu nyarebut
Jaka ermaya sim kuring
Raden patih mindo nyaur
Duh raden ermaya mantri
Raden teh rek damel naon
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
Anu mawi rahaden teh semu rusuh
Ermaya ngawalan deui
Jisim kuring teh ti gunung
Ayeuna kuring dek balik
Kadieu teh hayang nyaho
12.1 Den568 patih selamaya gancang nyaur
568 raden
162
12.2
12.3
12.4
12.5
Hei raden ermaya mantri
Mana surat pas nu tangtu
Kawasa ngambah nageri
Raden ermaya ngawalon
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
Pas sim kuring teu dibawa sabab ridu
Den patih ngalahir deui
Lamun teu aya pas tangtu
Teu menang ngaliwat nagri
Raden kudu di barogod
14.1
14.2
14.3
14.4
14.5
Den569 ermaya seug nangtung bari ngawangsur
Asana teh ngenah teuing
Awak batur di belenggu
Naha bet ngareunah teuing
Dewek lain anu gelo
15.1
15.2
Jeung benang mah dewek ku sia dikitu
Di belaan mandi geutih
569 raden
163
15.3
15.4
15.5
Hayu bae urang geulut
Sia matak komo aing
Meungpeung urang pada anom
XXIX. PUPUH SINOM
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
Den patih ambeuk kacida
Kupingna asa di seubit
Ngupingkeun nu sasauran
Beureum raray raden patih
Maya570 ngandika deui
Atuh hayu urang geulut
571 kumaha karep sia
Hayu urang ngadu kulit
Naon bae kareup sia di ayonan
2.1
2.2
2.3
Tuluy den patih ngajawab
Sia montong ngomong teuing
Da aing teh wani pisan
570 ermaya 571 daek
164
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
Geur geulut rahaden patih
Silih cabok 572 nampiling
Di pasar mani ngaguruh
Geulut rame kacida
Silih sered silih biti
Leubur sakabehna573 jeungkeur paburantak
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
Taya nu wani nulungan
Pada gagah pada sakti
Meuneur kanu dagang pindang
Pariyuk pindang tiguling
Nu dagang ditampiling
Tebisa hudang ngudupung
Tuluy keumbung pipina
Jalma-jalma ting jarerit
Bubar kabeh sadaya jalma di pasar
4.1 Meuneur kana keubon keumbang
572 jeung 573 Ditambah sa- dan –na menurut praduga agar sesuai dengan pupuh
165
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
Pot keumbang kabeh tiguling
Ruksak kabeh peupeulakan
Nu574 ngajaga pawang kori
Jamrong ngagulung575 singkil
Rek nulungan anu geulut
Karep namah ngagulang576
Rek nyapih bari nampiling
Teu kanyoan dampal asta salamaya
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
Bak nampiling salamaya
Gulang-guling tigulitik
Anu jauh disepakan
Jamrong leuparas ngabecir
Nu geulut tambah wani
Seug asup ka jero dapur
Ruksak hauna rarungkad
Brong sadaya peupeus piring
Nu careurik eusi dapur ting koceak
574 Anu 575Gulung-gulung 576 Gulang-gulang
166
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
Kocap keun nu di pamengkang
Eumna-eumna kabeh ceurik
Aya hiji eumna lumpat
Ngadeuheu ka Nyai putri
Kabumi raden patih
Nyandang deui roro uju
577 eumyan tuluy unjukkan
Nun gusti juragan abdi
Nguningakeun raka gamparan pasea
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Geulutna raka gamparan
Di pameugkang mendak tanding
Sarua pisan gagahna
Teu aya geseh saeutik
Kawas raka jeung578 rai
Gancang dewi roro uju
Angkat rusuh 579 pameungkang
577 Nyi 578 Sareng(diganti dengan kata jeung menurut praduga di sesuai dengan pupuh) 579 ka
167
7.8
7.9
Nu geulut silih tampiling
Roro uju kaget manehna ngarenjak
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
Tuluy bae sasauran
Mejah ulah geulut teuing
Janggan geulut den ermaya
Silih tumbuk jeung nampiling
Taya nu kawan hiji
Pusing deui roro uju
Tuluy bae 580 emprakan
Nu geulut seug tambah wani
Salemaya rek mundur era ku garwa
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
Beki tambah wawanena
Den ermaya tambah pusing
Seug tuluy yambut curiga
Raden patih kitu deui
581 eureun silih tampiling
580 di 581 Geus
168
9.6
9.7
9.8
9.9
Ganti raden silih suduk
Kulitna teas pisan
Taya nu teurak sahiji
Roro uju gancang nguninga ka raka
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
10.8
10.9
Perbu anom amro jaya
Kasandang di sri sakanti
Linggih dina kursi goyang
Nyi roro uju teh sumping
Calik nyembah Nyi putri
Roro uju unjuk hatur
Abdi awon nguninga
Ka linggih raka dipatih
Nguningakeun raden patih salamaya
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
Di dapur keur geulut rosa
Teu pisan nyenang di sapih
Anu nyapih kabeh geumpeur
Silih tumbuk silih biti
Akang subangga tingali
169
11.6
11.7
11.8
11.9
Perbu anom lajeung lungsur
Nu geulut di deuketan
Perabu anom ngalahir
Rai patih meujeuh ulah parasea
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
12.7
12.8
12.9
Jongjon nu maan pakarang
Rame anu ngadu keuris
Silih tewak jojogolan
Taya nu asar sahiji
Nyi582 anom nyaur deui
Mejeh rai ulah geulut
Rai 583 boga elingna
Kapan rai jadi patih
Tilu kali prabu anom pangnyarekan
13.1
13.2
13.3
Ermaya jeung salamaya
Jongjon bae ngadu keuris
Heunteu beunang di elingan
582 Ratu (diganti dengan kata Nyi menurut praduga di sesuaikan dengan pupuh) 583 Sing
170
13.4
13.5
13.6
13.7
13.8
13.9
Prabu anom gancang singgil
Sareng584 ngaraos pusing
Temen maneh mawon turut
Rai 585 masing Nyitana
Tampanan pamolah kami
Nanti manah ku kami teh di cabokan
XXX. PUPUH KINANTI
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Ku ratu anom nu geulut
Di tewak sama sakali
Di beubeutkeun duanana
Raden patih tijumpalik
Rumpuyuk raden ermaya
Den586 patih teu hudang deui
2.1
2.2
2.3
Patih jeung ermaya lumpuh
Henteu usik henteu malik
Sang ratu anom ngandika
584 Sarengna 585 Teh 586 Raden
171
2.4
2.5
2.6
Kumaha karaos nyeri
Pek geura deui harudang
Nyi roro uju ningali
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
Nangis deui roro uju
Ningali raka ngaguling
Tuluy bae ngadeukeutan
Nyai putri jongjon nangis
Perabu anom mariksa
Kunaon kang rai nangis
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Nyambah dewi roro uju
Nun abdi aya hawatir
Ningal ieu nu galempar
Teuacan meujeuhna mati
Lebar temen ku nipana
Abdi rek nyuhunkeun idin
5.1
5.2
Kang selamaya kulamun
Bade dihirupan deui
172
5.3
5.4
5.5
5.6
Sarengna ieu satria
Ratu anom nyaur manis
Pek Nyai geura ubaran
Sugana daekkeun eling
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
Nyandak jimat roro uju
Campaka mulyu nu seungit
Tuluy bae diungkulan
Ku campaka jimat putri
Ngahilir den selamaya
Ermaya nyakitu deui
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
Ka ratu anom munjungan
Ermaya nyembah gek calik
Perabu anom ngandika
Satria anu ti mendi
Ermaya nyembah ngawangsul
Ari lembur jisim abdi
8.1 Ti nagri Madura pura
173
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
Ermaya nami sim abdi
Kebat ermaya nyarita
Ti awal dongkap ka ahir
Taya pisan nu kalarung
Ti mimiti ngala jangkrik
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
Dongkap ka guhana pisan
Sang ratu anom ngalahir
Ayeuna mah den ermaya
Yu urang marak ka gusti
Perabu anom seg tuluy
Ngadehes ka sri bopati
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
Den ermaya henteu ninggal
Bareng raden patih ngiring
Kocapkeun sang ratu sepah
Linggih dina korsi gading
Teu lami sang anom jabul
Tiluan jeung raden patih
174
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
Gek calik cedok sembahna
Sang ratu sepuh ngalahir
Kang putra haturan dongkap
Sing deukeut jeung ema linggih
Ratu anom nyembah tunggul
Unjukeun sarta jeung manis
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
Abdi awon teu uninga
Wire hing aya tatami
Ti nagri mandura pura
Seja ngadehes ka gusti
Sang ratu sepuh ngadawuh
Kadieu raden tatami
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
Ema teh arek mariksa
Saha nyatuang kakasih
Nyembah den jaka ermaya
Unjukan ka kanjeng gusti
Nami abdi kaulanun
Den jaka ermaya abdi
175
14.1
14.2
14.3
14.4
14.5
14.6
Jisim abdi jalma nyasar
Ku perkawis eta gusti
Abdi nyuhunkeun timbangan
Ageung alit dosa abdi
Sang ratu sepuh ngadawuh
Ditimbang pisan ku kami
15.1
15.2
15.3
15.4
Tapi raden sing ngawula
Jeung den patih kudu rapih
Jeung raden mangke diganjar
Kasmaran diganjar putri
XXXI. PUPUH ASMARANDANA
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Raden teh kadieu calik
Ngawula ka ratu muda
Poma raden kudu daek
Den jaka ermaya nyembah
Ngolon pariksa raja
176
1.6
1.7
Kaula nun dawuh ratu
Abdi sumeja ngiringan
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Hanteu kungsi lami deui
Ermaya dijieun putra
Barengan jeung nikah bae
Raramean hanteu kocap
Mereun cara 587 ti heula
Ka gandawa tinu ayu
Ganjaran ermaya nyasa
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Tunda catur588 majapahit
Ayeuna sejen carita
Kediri nu ka carios
Ratuna parantos wafat
Ninggalkeun 589hiji putra
Putrana kasep jeung mulus
Taya pisan kasieunna
587 nu 588 Carios(diganti dengan kata catur menurut praduga di sesuaikan dengan pupuh) 589 sahiji
177
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
Lenger pisan murangkalih
Ari padamelanana
Maling ngabegal ngarampok
Ngarana raden tampingan
Lamun590 maling teu meunang
Imahna tuluy di huru
Loba imah kahuruan
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Kitu lampah murangkali
Ditangkeup weleh teu beunang
Aya beunang mindeng nyabok
Nu nangkeup teh di cabokan
Gagah taya591 tandingna
Mindeng raden mendak tarung
Jalma pirang-pirang modar
590 Upama(diganti dengan kata lamun menurut praduga di sesuaikan dengan pupuh) 591 Teu aya
178
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
Den592 kagungan manah diri
Pedah henteu593 aya lawan
Geus ngakukeun bedas dewek
Tuluy angkat den tampingan
Seja594 dek ngalalana
Rek nyoba bedas jeung weduk
Raden angkatna nyalira
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Geus undur ti jero nagri
Raden angkat mileuweungan
Sup-asup ka leuweung ganggong
Nya badak pating koropak
Raden teu aya ka gila
Mendak gajah seg ditumbuk
Ngaguling beuteungna bedah
8.1 Aya badak sisi cai
592 Raden 593 teu 594 sejana
179
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
Ku raden seg di tenggoran
Badak tuluy ngudag bae
Karaden jaka tampingan
Badak ngudag kalepas595
Badak nubruk tuluy labuh
Ku raden seg ditumpakan
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
Badak cengkat nangtung deui
Sengak-sengek di sadana
Barina jeung muntir bae
Bujur badak dicolokan
Raden taya596 ka gila
Geus kitu badak teh tuluy
Lumpat ka gunung ungaran
10.1
10.2
10.3
Badak pusing liwat saking
Tuluy bae gugulingan
rahaden seg luncat bae
595 kalepasan 596 Teu aya
180
10.4
10.5
10.6
10.7
Tangkinas raden tampingan
Geus kitu badak 597 hudang
Ka raden tampingan nubruk
Ku raden badak di sepak
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
Badak nyegek ti gulitik
Ka lebak tuluy sakarat
Gancang na badak teh paeh
Tuluy angkat den tampingan
Angkat 598 saparan-paran
Muter kana arca sayu
Mendak putri keur balakbak
XXXII. PUPUH BALAKBAK
1.1
1.2
1.3
1.4
Kaget pisan raden ningal putri geulis
Keur sare
Tuluy bae ku raden teh dideukeutan
Putri teh
597 Teh 598 Na
181
1.5
1.6
Sarta ngucap dina jero manah ra599den
Na600 ieu
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
Aya putri keur601 dina arca nyangkere
Boa-boa
ieu teh ejim siluman anu602 sare
Tuluy we603
ku rahaden604 di gugahkeun si605 putri teh
Putri teh606
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
lilir ngarenjag bari607 nyarita imut
Tos sare
Raraosan asa dina pangimpian
Putri teh
Putri nyaur aduh teja sulaksana
Nu kasep
599 rahaden 600 naha 601 Ditambah kata keur menurut praduga disesuaikan dengan pupuh 602 nu 603 Bae(diganti dengan kata we menurut praduga di sesuaikan dengan pupuh) 604 raden 605 Ditambahkan kata-si menurut praduga di sesuaikan dengan pupuh 606 Ditambahkan kata the menurut praduga di sesuaikan dengan pupuh 607 Ditambahkan kata bari menurut praduga disesuaikan dengan pupuh
182
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Basa teja wong bagus kakaracunduk
Bet model
Sulaksana kakara tepang jeung kuring
Raden teh
Nu timana lembur matuh nagarana
Engkang teh
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
Sareng saha tuang kakasih nu mashur
Engkang teh
Den tampingan ngawangwur ka putri geulis
Duh oneng
Ari imah akang tinagri Kediri
Asal teh
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
Putra ratu akang teh rek ngalalana
Niat teh
Ari ngaran ka akang anu nyarebat
Sakabeh
Nu katelah akang teh jaka tampingan
183
6.6 Rahaden
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
Balik akang ayeuna nanya ka eulis
Enden teh
Nu timana bet aya di arca sewu
Nyangkere
Sareng saha tuang jenengan eulis teh
Nu gonjleng
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
Damel naon Nyai teh aya di arca
Bet model
Nyai putri ngawangsul barina imut
Nyerengeh
Ari ngaran sim kuring teh nu nyarebut ku kabeh
Katelah608
9.1
9.2
Nyai609Citra wati putrana610 Nyi611ratu
Kuring teh
608 nukatelah 609 Ditambah dengan kata Nyai menurut praduga disesuaikan dengan pupuh 610 putra 611 Ditambahkan dengan kata Nyi menurut praduga disesuaikan dengan pupuh
184
9.3
9.4
9.5
9.6
Ari imah timajapait nagara
Teu sanes
Ari ema anu mangku karatuan
Sakabeh
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
Anu mawi sim kuring aya di arca maksud teh
Enya eta niat tapa jisim kuring
Pasaleh
Pur watapa rek neang paduriyatan
Kuring the
Kuring era ku pun adi dewi patih
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
Paraheng
Kumargina dewi patah geus lakina
Ka raden
Sim kuring era ku Nyi dewi patih
Ngarendeng
Raden jaka tampingana seg tuluy nyaur
12.1 Ceuk raden
185
12.2
12.3
12.4
Aduh Nyai sok hanjakal awak akang
Ka renyeng
Mun keur samah Nyai ku akang di tikah
XXXIII. PUPUH KINANTI
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Saumpama Nyai purun
Meureun ku akang dikawin
Nyi putri gancang ngajawab
Bari imut anu geulis
Leres kitu manah akang
Ka kuring akang dék ngawin
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
Den putra tuluy ngawangsul
Leres kitu enden putri
Akang barani sumpah
Daek medu tangtu ngawin
Nyi putri Nyiwit ngajawab
Wah iyeu mah wadul teing
3.1 Jaka tampingan ngarangkul
186
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
Bari Nyium ka Nyi putri
Nyi citra wati teh nepak
Akang ulah rusuh teing
Atuh mangka di nagara
Siang wengi ge sawawi
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Mangka ge moal ku batur
Tangtu ku akang pribadi
Jaka tampingan ngajawab
Wah iyeu mah wadul teing
Jaka-jaka ku karesa
Ayeuna ge Nyai nampik
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
Putri citra wati imut
Barina nenggel jeng Nyiwit
Per/113/ kawis etamah akang
Atuh mangga urang mulih
Urang ngadehes ka ama
Ulah resep konyol teing
187
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
Gancangna rahaden tuluy
Angkat duaan jeng putri
Henteu kocak dijalanna
Ka majapahit geus sumping
Lajeung ngadeuheus karama
Sang ratu sepuh keur linggih
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
Nyi putri nyembah seug tungkul
Sang ratu sepuh ngalahir
Nyi citra wati bagea
Nyai nyaba heubeul teuing
Eulis teh pulang timana
Jeung mawa satri’ ngaginding
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
Nyi putri nyembah ngawangwun
Nun sumuhun kanjeng gusti
Abdi teh pulang ngumbara
Ari diditu teh gusti
Kapendak jeung iyeu pisan
Putrana ratu Kediri
188
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
Nya kitu deui kulanun
Bareng ngumbara jeung abdi
Mawi ku abdi dibawa
Bade ngawin ka sim abdi
Sang ratu kalangkung suka
Ngadangu saur Nyi putrid
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
Sang ratu sepuh ngadawuh
Lamun kitu syukur eulis
Pawei isuk/114/ kudu nikah
Raden tampingan ka eulis
Urang gancangken carita
Den putra parantos kawin
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
Ramena henteu di catur
Lain susah Nyieun dangding
Meureun cara nu tiheula
Teu aya gayeuhna deui
Kumaha adat biasa
189
11.6 Nikahkeun putra bupati
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
Tunda deui teu dicatur
Nu aya di majapait
Kecap sahiji nagara
Tunjungbang ngaran nagari
Nagri buta gede pisan
Ari nu jadi bupati
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
Jenengannana geus mashur
Namana kala perenggi
Dig jaya gagah perkasa
Ari dina mangsa hiji
Ratu buta sasarean
Sangkala perenggi 612 ngimpi
14.1
14.2
14.3
Ngimpi sareng putri tepung
Putri putra majapahit
Nu jenengan dewi patih
612 Kata “teh” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh
190
14.4
14.5
14.6
Kala perenggi seug lilir
Ngorejat bari sosoak
Hok peureudom cukimaih
15.1
15.2
15.3
15.4
15.5
15.6
Jalangjeleng diuk nangtung
Barina jeung maot kumis
Kala pelenggir kasmaran
Tempa tempo alak ilik
Ciling/115/cingcat turun unggah
Kanjeung nyaur dua patih
16.1
16.2
16.3
16.4
16.5
16.6
Dua buta gede luhur
Ngaranna anu sahiji
Rahaden kadawi dursa
Ari anu hiji deui
Kadadursi kakasihna
Dua buta gagah sami
17.1
17.2
Tuluy ngadehes ka ratu
Kala durisa kala durisi
191
17.3
17.4
17.5
17.6
Bareng nyembah duanana
Ngarendeng duaan calik
Kala perenggi mariska
Hay kala durisa jeung durisi
18.1
18.2
18.3
18.4
18.5
18.6
Numatak maneh disaur
Kudu lempang maneh patih
Ngadehes ka ratu maja
Jeung bawa surat ti aing
Bejakeun aing ngalamar
Ka dewi patah nu geulis
19.1
19.2
19.3
19.4
19.5
19.6
Ngimpi dewi patah purun
Eta ku aing ka impi
Nyi patah pasrah pisan
Ka aing putrid nu geulis
Ka impi aing duaan
Jeung Nyi patah anu geulis
20.1 Nyembah dewi patah tungkul
192
20.2
20.3
20.4
20.5
20.6
Jawabna sumangga gusti
Ratu buta Nyien surat
Suratna enggeus ditawis
Gancangna surat/116/ dielak
Dibikeun ka dua patih
21.1
21.2
21.3
21.4
21.5
21.6
Dua patih nyembah tuluy
Lempang rusuh gadag gidig
Adat-adat lempang buta
Henteu eureun beurang peuting
Dua buta urang tunda
Kocapken di majapait
22.1
22.2
22.3
22.4
22.5
22.6
Den patih eurmaya catur
Di pasean ekeur calik
613deuheusan para penggawa
Damelna eurmaya nulis
Sareung nampa lalaporan
Ti pungkur ti para mantra
613 Kata “di” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh
193
XXXIV. PUPUH PUNGKUR
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
Kecap patih buta tea
614ges datang ka paseban tingdarungkil
Di paseban buta nangtung
Sami kaget sadayana
Tinggal buta dua sami gede luhur
Kocapken patih ermaya
Ka buta pok nanya bengis
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Sia buta nu timana
Rek615 naon sia teh datang ka aing
Dua buta seg ngawangsul
Abdi ti nagri tunjung bang 7a
Dipiwarang abdi ngadeuheus ka ratu
Sarengna ngabantun surat
Ti prebu kala perenggi
614 Kata “eng” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 615 Arek
194
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Patih urmaya ngandika
616/117/ diyeukeun eta surat ti perenggi
Urang sanggaken ka ratu
617 buta nganggakeun surat
Ku ermaya surat di tarima tuluy
Harita keneh dibuka
Kieu ungel eta tulis
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
Kasanggakeun ieu surat
Ka 618 rama maharatu 619 majapait
Kang putra gaduh piunjuk
Manawi kang rama remngag
Kang putra teh gede pisan nu di maksud
Bade nikah dewi patah
Kang rama teh pedah idin
5.1 Kang putra banget kasmaran
616 Kata “ka” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 617 Kata “sang” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 618 Kata “kang” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 619 Kata “di” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh
195
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Siang wengi taya deui 620 ka impi
Jabi dewi patah ayu
Disuhunken ayeuna
Muga-muga ku ieu kedah kabantun
Sakitu ungela surat
Beureum raray raden patih
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
Nafsu den patih ermaya
Tuluy bae surat 621 pake tampiling
Ka ladursa tuluy nubruk
Disepak ku 622 ermaya
Kaladur nya kitu deui seg ambruk
Raden ermaya/118/ tangginas
Luncat barina nampiling
7.1
7.2
7.3
Kaladursa dicabokan
Kapiuhan ka623 taneuh tigulitik
Kaladursi seg ditumbuk
620 Kata “nu” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 621 Kata “téh” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 622 Kata “den” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 623 Kana
196
7.4
7.5
7.6
7.7
Goler624 tengah paseban
Dua buta utah getih ting rungpuyuk
Di sered ka tengah jalan
Awakna tibabaranting
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
Raden ermaya ngandika
Sia buta geura 625 harudang deui
Ermaya lapor ka ratu
Tunda deui 626 ermaya
Di kocapken buta nu dua geus nambru
Harita tuluy harudang
Amarah sangkala dursi
9.1
9.2
9.3
9.4
Kaladursa nu megatan
Ké627 heula rai ulah rusuh teing
Kudu pikir masing etu
Urang tong628 lalawora
624 Ngagoler 625 Kata “seg” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 626 Kata “den” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 627 mangké 628 Kata “ulah” pada teks aslinya diganti dengan “tong”
197
9.5
9.6
9.7
Kieu rai omong akang kudu gugu
Akang lain sieun pedang
Atawa sieun ku bedil
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
Akang teu sieun ku pedang
Leheng-leheng urang perang mun629 kenging
Kuma urang lamun pupus
Jadi na630/119/ kalakuan
Sae urang eker piwarang ku ratu
Lamun urang eleh perang
Eweh nu lapur ka gusti
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
Jadi tuna caritana
Ayeuna631 hayu rai urang balik
Urang laporken ka ratu
Yen urang 632 dibinasa
Mangga bae rai urang buru-buru
Kaladursi seserian
629 Lamun 630 Tuna 631 Ayeunamah 632 Kata “téh” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh
198
11.7 Bari ngomong cengar cengir
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
12.7
Kuring ras kasaur akang
Majah akang teu sieun 633 tumbak bedil
Gening kakara ku tumbuk
Akang 634 wani ngajopak
Kaladursa jeung635 kaladursi ngawangsul
Kilang kitu kang rai mah
Wani rek merangan deui
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
13.7
Rai ge gening ngajopak
Yu636 bae rai ayeuna mah balik
Montong loba teing saur
Sabab urang teu637 kuat
Kanjeng buta nu dua engges taruluy
Lempang gancang rurusuhan
Mundur maju buta balik
633 Kata “ku” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 634 Kata “téh” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 635 Kata “jeung” ditambahkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 636 Hayu 637 Kata “teu” ditambahkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh
199
XXXV. PUPUH DURMA
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
Nunda deui lampahna buta nu dua
Kocap638 ermaya patih/120/
Deuheus639 640 maharaja
Geus linggih payun641 raja
Sang ratu anom ngalahir
Naon kang patya
Nyembah ngawalon 642 patih
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
Nun sumuhun pariksa dauh gamparan
643 Rahasia saetik
644 waktu di paseban
645buta dua geus646 datang
Jurungan kala perenggi
Jeung mawa surat
638 Kocapkeun 639 Ngadeuheus 640 Kata “ka” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 641 Payuneun 642 Kata “den” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 643 Kata “aya” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 644 Kata “abdi” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 645 Kata “aya” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 646 Kata “geus”ditambahkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh
200
2.7 Surat waca647 ku abdi
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Unggal surat ngalamar rai gamparan
Abdi kaliwat648 pusing
Eta buta 649 dua
Ku abdi teh dicabok650
Buta dua utah getih
Ayeuna mulang
Istri651 kala652 perenggi
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
Mugi-mugi gamparan kedah sadia
653 bilih kala perenggi
Ruksak654 nagri gampar655
Sang ratu téh656 ngandika
Bener saur akang patih
647 diwaca 648 Kaliwatan 649 Kata”anu” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 650 dicabokan 651 isturi 652 kakala 653 Kata “bok” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 654 Ngaruksak 655 Gamparan 656 Kata “teh”ditambahkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh
201
4.6
4.7
Nya kudu pisan
Urang sing657 ati-ati
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Tunda deui parbu anom amarjaya
Aya nu658 kocap deui
Sahiji nagara
Ngaran 659 guha upas
Anu nyepengna ratu jim
Ari namana
660/121/prabu661 limandanawi
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
Papatihna ngaranna liman cantaka
Patih gagah liwat saking
Sami662 jeung ratuna
663 jaya gagah perkasa
Ari rupana ratu jim
657 Masing 658 Anu 659 Nagri 660 Kata “sang”dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 661 Perabu 662 Kata “baé” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 663 Kata “dig” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh
202
6.6
6.7
Jeg bagong pisan
Awakna pinuh664 sisit
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Sisitna teh rupana loba kacida
Katenjo ting665 karetip
Ari kahakanan666
Sagala hakan667 bangke
Bangke oray rending babi
Geus puguh hayam
Bangke kuda jeung668 sapi
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
Sang ratu jim ari dina hiji mangsa
Heuay tibra lewat saking
Sesegur keryakna
Kawas sagara ker pasang
Liman darawi teh ngimpi
Kagungan garwa
664 Kata “ku” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 665 Pating 666 Kata “na” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 667 Dihakan 668 Kata “bangke” diganti dengan “jeung”
203
8.7 Ka dewi patah 669 geulis
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
Barang hudang liman danawi ngarampa
Ngarampaan Nyi670 putri
Dewi patah teh taya671
Da puguh gé672 impian
Sang ratu ejim ngalahir
Duh dewi patah
Naha Nyai mana lengit
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
Tuluy bae kaluar liman/122/ danawa
Gasik nyaur den673 patih
Liman cantaka dongkap
Ngadehes kamah raja
Ngandika liman danawi
Kieu saurna
674 liman cantaka patih
669 Kata “nu” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 670 Nyai 671 Teu aya 672 Oge 673 Raden 674 Kata “Hey” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh
204
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
Poe iyeu patih maneh kudu lempang
Ngadehes 675majapait
Penta dewi patah
Ku maneh kudu 676bawa
Liman cantaka segamit
Tipayun raja
Mundur kaluar 677 patih
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
12.7
Lempang gancang semu anu rusuh pisan
Gadag-gidig di678 nagri
Tuluy 679 ngawang-ngawang
Hibeur teu680 make jangjang
Sakumaha adatna jim
Gancang nir kilat
681 datang ka majapait
675 Kata “ka” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 676 Kata “ka” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 677 Kata “den” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 678 Kata “jero” diganti oleh kata “di” 679 Kata “bae” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 680 Hanteu 681 Kata “geus” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh
205
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
13.7
Tuluy asup patih jim teh ka paseban
Nyampak selamaya patih
Den selamaya mariksa
Ieu 682tamu timana
Semu anu rusuh teuing
Jeung saha ngaran
683naon datang ka kami
14.1
14.2
14.3
14.4
14.5
14.6
14.7
Patih jim teh geus kitu tuluy ngajawab
Kula 684 iyeu papatih
685nagri686 guha upas/123/
Liman cantaka 687ngaran
Kula diutus ku gusti
Ka ratu maja
Menta dewi patah putri
682 Tatamu 683 Kata “dek” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 684 Kata “téh” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 685 Kata “ti” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 686 Nagara 687 Kata “nya” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh
206
15.1
15.2
15.3
15.4
15.5
15.6
15.7
Tuluy imut raden patih selamaya
Patih jim 688 ditampiling
jeung689 bari690 ngandika
Saha sia Bangka warah
Tayoh katenjona anjing
Wani pok menta
Mindo 691 patih nampiling
16.1
16.2
16.3
16.4
16.5
16.6
16.7
Mun geus paeh aing hade sia menta
lamun692 enya 693 lalaki
694 urang geulut heula
Memeh beunang dewi patah
Aing teh iyeu papatih
Nomer satuna
Kalah peugat modikasih
688 Kata “teh” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 689 Kata “sarta” diganti oleh kata “jeung” 690 Kata “na” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 691 Kata “den” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 692 Mun 693 Kata “sia” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 694 Kata “hayu” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh
207
XXXVI. PUPUH MAGATRU
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Gancang bae liman cantaka teh nubruk
Nyingcat selamaya patih
Patih jim dikelid labuh
Den selamaya nampiling
Patih jim tuluy molotot
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
Patih jim teh diseret ka alun-alun
Bari hanteum ditampiling
Patih jim ripuh kalangkung
Kapopekan lat teu eling
Les lengit hanteu katembong
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
Selamaya /124/ heran dina jero kalbu
Kusabab musuhna leungit
Mirengehna ngaler ngidul
Weleh bae teu kapanggih
Den selamaya olohok
4.1 Angges kitu aya swara diluhur
208
4.2
4.3
4.4
4.5
Susumbarna matak nyeuri
Kieu pokna nu diluhur
Nyaeta omong patih jim
Sia teh ulah olohok
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
Geura susul aing teh iyeu diluhur
Mun enya sia lalaki
Montong ngahuleng ngajentul
Geura susul bae aing
Hayu urang silih cabok
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
Selamaya ngadangu saur diluhur
Kupingna arek disebit
Raden hanteu bisa nyusul
Selamaya tuluy nangis
Ngenes teu bisa ngaboro
7.1
7.2
7.3
Patih jim the ngera-ngera nu ngajentul
Boro mah sia papatih
Naha bet teu becus ngapung
209
7.4
7.5
Sia nyebut nomor hiji
Jadi patih eker naon
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
Hanteu lami sumping dewi roro uju
Nyamperkeun/125/ kanu keur nangis
Dewi roro uju nyaur
Kunaon akang teh nangis
Den selamaya ngawalon
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
Cerik so teh akang lain eleh geulut
Aya ka kurang saetik
Akang hanteu bisa ngapung
Era ku musuh nu sakti
Diluhur ka akang moyok
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
Roro uju nyaur barina jeung imut
Alah akang matak watir
Gancang dewi roro uju
Nyandak campaka sahiji
Campaka jimat nu kahot
210
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
Nya eta anu695 ngaran campaka dadu
Tuluy bae ku Nyi dewi
Diusapkeun kana suku
Dampal sampean den patih
Nyi roro uju ngawartos
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
Mangga akang ayeuna mah geura susul
696jerog bumi tilu kali
Den selamaya seg nangtung
697jerog bumi tilu kali
Den selamaya ges leos
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
Geus kaluhur selamaya nyusul musuh
Ku patih jim katingali
Patih jim kaget kalangkung
/126/ jeung pikirna rada risih
Seg tuluy patih jim ngomong
695 Nu 696 Kata “tan” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 697 Kata “nan” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalm pupuh
211
14.1
14.2
14.3
14.4
14.5
Sa ayeuna dewek moal waka tarung
Ngan jaga baringsu pagi
Ulah lian ganti lawan
Dewek kudu jeung silaing
Ayeuna dewek rek matog
15.1
15.2
15.3
15.4
15.5
Raden patih selamaya teh ngadangu
Omongannana patih jim
Heran dina jero kalbu
Saha anu ngomong ka aing
Jinisna hanteu katembong
16.1
16.2
16.3
16.4
16.5
Tuluy bae raden selamaya turun
Gancang ngadeuheus ka gusti
Tunda heula teu dicatur
Anu ngadeuheus ka gusti
Kocapkeun kala perenggo
17.1 Ditunjung bang gawena diuk seg nantung
212
17.2
17.3
17.4
17.5
Ngarep-ngarep kala dursi
Kocap kala dursa jebul
Duaan jeung kaladursi
Sangkala perenggi atoh
18.1
18.2
18.3
18.4
18.5
Tuluy bae kala perenggi teh nyaur
Hey kalawidursa dursi
Mana dewi patah ayu
Aing geus haying gok panggih
Kalawidursa ngawalon
19.1
19.2
19.3
19.4
19.5
Nun/127/ gamparan perkawis Nyi putri ayu
Hanteu kabantun ku abdi
Margina hanteu ka bantun
Putri geus boga salaki
Salakina gagah jago
20.1
20.2
20.3
Abdi oge gusti diditu the tarung
Wani bengep pipi abdi
Ditampiling raden bagus
213
20.4
20.5
Munggah dongkap ka teu eling
Abdi duaan teh keok
21.1
21.2
21.3
21.4
21.5
Sang perenggi raray beureum genek kedung
Bawaning kaliwat pusing
Gancangna perenggi nyaur
Ayeunamah kaladursi
Kapalang kasmaran mantog
XXXVII. PUPUH ASMARANDANA
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
Hayu bae kaladursi
Urang rurugan ayeuna
Kumpulkeun balad sakabeh
Gancang patih kaladursa
Ngumpulkeun wadia balad
Tikaler rejeng tikidul
Geus pepek wadia buta
2.1
2.2
Ting harereng ting jarerit
Warna-warna sora buta
214
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Tikidul geus hideung kabeh
Gancangna harita budal
Heurin usik dijalanna
Sang perenggi tung/128/gang lembu
Di jaka ku ka petengan
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Dijalanna teu digurit
Kocapkeun bae geus dating
Ka majapait sakabeh
Urang kampong lalumpatan
Sieunen ngadeuleu buta
Balad buta ting garerung
Sawareh anu sosoak
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Kocapkeun nu dinagari
Ermaya jeung selamaya
Ngadeuheus ka ratu anom
Den selamaya unjukan
Ka sang anom amro jaya
Nu sumuhun kanjeng ratu
215
4.7 Perkawis musuh geus dongkap
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Perahu anom ngalahir
Geura papag ku duaan
Masing ari niatna bae
Montong kungsi mawa balad
Lawan bae ku duaan
Ermaya nyembah ngarangsul
Nyuhunkeun dial gamparan
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
Nyembal selamaya pamit
Mundur tipayunen raja
Ermaya nya kitu keneh
Angkatna bareng duaan
Ermaya jeung selamaya
Dangdan cakep nyoser duhung
Kawas anu sakembaran
7.1
7.2
Gancang ermaya geus indit
/129/ duaan jeung selamaya
216
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Musuh buta geus katembung
Seg tuluy bae papeta
Masangkeun bandera merah
Ciri ngajak perang pupuh
Ketenjo ku ratu buta
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
Ngandika kala perenggi
Eh patih kala widursa
Kumaneh teh geura tenjo
Itu anu nantang perang
Tapi teu aya jalmana
Ngan aya dua lelembut
Budak teh wanter kacida
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
Nyembah patih kaladursi
Mangga gusti urang papag
Kala perenggi ngawalon
Patih pek pajukeun balad
Gancang patih kaladursa
Baladna serah karumpul
217
9.7 Jeung masang bandera merah
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
Ku ermaya katinggali
Yen aya bandera merah
Den ermaya gancang bae
Ermaya nyeleking gondewah
Balad buta teh geus pasang
Sora but acing gareurung
Di pungkur kalawidursa
XXXVIII. PUPUH SINOM
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
Tunda nu keur ngadeuheusan
Kocapkeun Kala Parenggi
Nu kabur ti pangperangan
Tiluan jeung dursa-dursi
Ngandika Ka698 Parenggi
Hĕ dursa kumaha atuh
Urang pȇtana ngalawan
Supaya beunang Nyi putri
698 Kala
218
1.9 Jeung supaya Ratu na taluk ka urang
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
Sang Kala Dursa ngajawab
Gusti piunjuk sim abdi
Manawi gemparan rempag
Rék minang saraya abdi
Wirĕhing abdi 699 nguping
Aya hiji ratu kunyuk
Ȇta mah estuning gagah
Di guha Tiskenda gusti
Ratu Kunyuk Bujang Ganom/183/ kakasihna
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
Kala Parenggi ngandika
Bener omong manȇh patih
Hayu beurangna leumpang
Menta pitulung sang aji
Sugan700 kersaeun jurit
Eung sugan anjeunna sanggup
699 Kata ‘’geus’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 700 Sugana
219
3.7
3.8
3.9
Merangan sang Ratu Maja
Tuluy leumpang sang Parenggi
Nu ngiringna kala Dursi kala Dursa
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
Tunda nu minang saraya
Ganti deui nu di gurit
Kocap keun putra Pandita
Nu tapa di sisi langit
Ayeuna atos701 mulih
Aya di Pandita jamus
Kakasih dȇn Danur Wȇnda
Kayap hanteu aya tanding
Sang pandita ka putra tuluy ngandika
5.1
5.2
5.3
5.4
Radȇn bagus anak bapa
Radȇn tȇh dek naon deui
Nyembah radȇn Danur Wȇnda
Nu mawi ngadeuheus abdi
701 Parantos
220
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
Ama 702 langkung uninga
Pandita enggal ngadawuh
Bapa ujang geus uninga.
Radȇn mikir beurang peuting
Taya deui radȇn haying jadi raja
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
Sang bapa nuduhkeun ujang
Mun haying jadi bupati
Ujang kudu/184/ daek tapa
Tapa dina pucuk keris
703 kanegri Majapait
Ngawalon rahadȇn bagus
Ama ȇdi sanggeum pisan
Pandita ngandika deui
Sakur pisan ujang lamun gede manah
7.1
7.2
Radȇn kudu sasauran
Mun dating ka Majapait
702 Kata ‘’anu’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 703 Kata ‘’Tuh’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh
221
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
7.8
7.9
Kieu diditu tȇh ujang
Ujang kudu nangtang jurit
Tangtang ratu Majapait
Ȇta mah ratu pinunjul
Mun bias ngelȇhkeun ȇta
Radȇn teh jadi bupati
Poma pisan hidep ulah salah-salah
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
Nyembah radȇn Danur Wȇnda
Amit angkat timah reusik
Gancangna radȇn munjungan
Geus munjung radȇn jung indit
Angkat704 ka majapait
Di jalan henteu dicatur
Kocapkeun baȇgeus dongkap
Wates negri majapait
Angkat radȇn Danur Wȇnda gancang pisan
704 Angkatna
222
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
9.8
9.9
Geus dongkap ka nagarana
Ka alun-alun geus nepi
Dȇn Danur Wȇnda sosowak/185/
Daham-dȇhem nangtang jurit
Mana ratu majapahit
Hayu urang perang pupuh
Jeung ulah maju keun balad
Kudu ratuna pira badi
Poma pisan ulah dek maju keun balad.
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
10.8
10.9
Kocapkeun nu di paseban
Ngupingkeun nu nangtang jurit
Pandakawan gancang lumpat
Nguninga ka kanjeung gusti
705 asup ka Sri Makanti
Pandakawan unjuk hatur
Abdi unjuk musuh dongkap
Di alun-alun nangtang gusti
Perabu Anom ngupingkeun anu unjukan
705 Kata ‘’Geus’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh
223
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
11.8
11.9
Perabu Anom ngandika
Saur kang ȇrmaya patih
Jeung akang jaka tampingan
Ȇta sina maju jurit
Nyembah pandakawan amit
Mundut tipayuneun ratu
Pandakawan lulumpatan
Geus dongkap kabumi patih
Tuluy baȇ pandakawan cacarita
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
12.7
12.8
Gamparan timbalan raja
Kedah maju deui jurit
Musuh gampar angeus dongkap
Di alun-alun nangtang jurit
Radȇn706 patih/186/ geus nguping
Dangdan radȇn patih rusuh
Nyung gelang duhungna ladrang
Den patih gancangan indit
706 Rahadĕn
224
12.9 Sasauran aing moal mundur perang
XXXIX. PUPUH DURMA
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
Seug gugupay Radȇn Anom Danur Wȇnda
Geuwatan707 sia babi
Montong gigindingan
Geuwatan 708 geura datang
Aing kesel titatadi
Nungguan sia
709yu urang perang tanding
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
Radȇn Patih Ȇrmaya gancangna lumpat
Bari ngamang-ngamang kris710
711Danur Wȇnda mapag
Geus amprok padaduaan
Ȇrmaya ngandika manis
707 Geuwat-geuwat 708 Kata ‘’Sia’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 709 Hayu 710 Keris 711 Kata ‘’ku’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh
225
2.6
2.7
Ĕh dèn satria
Saha 712 tuang kakasih
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Nu timana sampean tȇh nangtang perang
Danur Wȇnda nyaur bengis
Sia montong nanya 713
Aing be714 geura lawan
Gancangna ȇrmaya indit
Singkil pepȇta
Keris715 dibubat-babet
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Diteuweukan Danur Wȇnda tȇh teu teurak
Anggur gantana/187/gintini
716 saur Danur Wȇnda
Nu uduh geura pilih717
Dèk ti tukang dèk tigigir
Geura pilihan
712 Kata ‘’nya’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 713 Kata “ngaran’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 714 Bae 715 Kerisna 716 Kata ‘’Kieu’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 717 Pilihan
226
4.7 Radȇn Ȇrmaya 718 pusing
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Tuluy baȇ dȇn Ȇrmaya sasauran
Geura males 719 silaing
Dȇn Danur 720 ngareuhak
Hantem be721 sia heula
Ȇrmaya seug nyaur deui
Geus kesel pisan
Kari sia neuweuk aing
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
Tuluy baȇ Danur Wȇnda tȇh Nyiduhan
Keuna ka722 pucuk keris
Kris723 peperengkelan
Kaget 724 Patih Ȇrmaya
Ningali kagungan keris
Euweuh rupana
718 Kata ‘’Teh” dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 719 Kata ‘’euy’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 720 Kata ‘’wenda’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 721 Bae 722 Kana 723 Kerisna 724 Kata ‘’den’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh
227
6.7 Seug dȇn725 nyandak jamparing
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Dȇn Ȇrmaya mentang jamparingna ce’kas
726 Danur Wȇnda caringcing
Barang jamparing 727 datang
Danur Wȇnda dȇheman728
Jamparing tȇh balik deui
Teu kungsi keuna
Olohok radȇn729 patih
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
Nyandak deu jimat/188/ bendȇ kabuyutan
Bendé ditakol 730 cicing
Teu aya sorana
Dȇn Ȇrmaya tambah hȇran
Seug tuluy naranjang731 deui
Ka Danur Wȇnda
725 Raden 726 Kata ‘’den’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 727 Kata “dek” dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 728 Dedeheman 729 Rahaden 730 Kata ‘’teh’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 731 Naranjangan
228
8.7 Seug dicekel dȇn732 patih
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
Dialungkeun ȇrmaya ku Danur Wȇnda
Lepas di alung733 Tarik
Ka ratu Anom ragrag734
Perabu Anom ngareunjag
Kaget ningal radȇn patih
Gubrag nangkarak
Cengkat 735 ȇrmaya patih
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
Tuluy baȇ dȇn Ȇrmaya tȇh unjukan
Kaula736 kanjeng gusti
Perkawis musuh tȇh gagah
737teu karak ku pakarang
Saratna musuh tȇh sakti
Abdi teu kiat
732 Raden 733 Alungkeun 734 Ragragna 735 Kata ‘’den’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 736 Kaulanun 737 Hanteu
229
10.7 738 ratu Anom ngalahir
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
Itu baȇ pajukeun akang tampingan
739 tampingan maju jurit
Gancang geus patepang
Sareng dȇn740 Danur Wȇnda
Radȇn tampingan nampiling
Ka Danur Wȇnda
dȇn741 Danur Wȇnda seuri
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
12.7
Dȇn tampingan/189/ tuluy baé direuhakan
Reuhakna keuna piping
Dȇn tampingan ngagolepak
742 tuluy kembung pingpingna
Ngagoler teu usik deui
Tuluy di candak
Di alung743 leupas tarik
738 Kata ‘’sang’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 739 Kata ‘’den’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 740 Raden 741 Raden 742 Kata ‘’seug’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 743 Alungkeun
230
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
13.7
Ragragna gé ka payuneun raja muda
744dȇn tampingan ngajerit
Reuwas 745 ku sang raja
Gék calik cedok sembahna
Sang ratu Anom ngalahir
Ku naon akang
Teu kanti akang tȇh geubis
XL. PUPUH KINANTI
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Radȇn tampingan ngawangsul
Nyanggakeun bebendu gusti
Jisim abdi geus teu kiat
Ngalawan perang ka jurig
Reuhakna matih kacida
Wani kembung pingping abd
2.1 Perabu Anom ngadawuh
744 Raden 745 Kata ‘’isin’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh
231
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
Ku tiluan paju deui
Sareng radȇn selamaya
Kang ȇrmaya kitu deui
Tuluy maraju tiluan
Nu tilu pikirna risi
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
Nu luan geus tarepung
Dȇn Danur Wȇnda tȇh seuri
Dȇn Danur/190/ Wȇnda ngandika
Sia tȇh karooh teuing
Keukeuh pisan maju medan
Mana ari ratu silaing
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Dȇn selamaya ngawangsul
Tong nanyakeun ratu aing
Aing baȇ geura lawan
Dȇn Danur Wȇnda ngalahir
Temen sia rȇk ngalawan
Geura tadah tiu aing
232
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
Danur Wȇnda tuluy niup
Napas na kaliwat tarik
Nu tiluan tȇh kabawa
Ngalayang kabawa angin
Ka ratu Anom ragragna
Ting gedebug pili ganti
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
Parabu Anom ngaranjug
Ningal nu blag blig blug geubis
Ratu Anom tuluy angkat
Teu kungsi mariksa deui
Nepungan dén Danur Wȇnda
Dȇn Danur Wȇnda ngaleungit
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
Asup kana jero batu
Ratu Anom geus ninggali
Lajeng baé sasauran
Ȇh musuh ulah ngaleungit
Ieu aing geura lawan
Sia jurig geura bijil
233
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
Ratu Anom nyandak batu
Danur Wȇnda ngalih deui
Ngalih kana kekembangan
Batu na di piceun/191/ deui
Tuluy nyandak kekembangan
Dȇn Danur Wȇnda ngaleungit
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
Radȇn Danur Wȇnda nyaur
Ieu mah éstu lalaki
Pantes pisan jadi raja
Dék nyoba sakali deui
Mun aing geus kanyahoan
Ĕstu ieu tȇh lalaki
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
Radȇn jadi seuneu hurung
Ngagudag jeung gunung jadi
Perabu Anom ngandika
Bener ieu mah lalaki
Ratu Anom Nyipta hujan
234
10.6 Hujan gede liwat saking
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
Ninggang kana seuneu hurung
Seuneu hurung leungit deui
Jadi gunung gede pisan
Ratu Anom Nyipta deui
Geus jadi landak bodas
Rebu-rebu landak putih
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
Landak ngarukuyan gunung
Gunung na geus leungit deui
Gunung leungit timbal buta
Buta gede liwat saking
Sang ratu Anom Nyipta
Jadi ratu monyet putih
13.1
13.2
13.3
13.4
Buta di rontok ku kunyuk
Kunyuk ngegel kana ceuli
Irung buta dicakaran
Buta tȇh ngoceak/192/ jeurit
235
13.5
13.6
Buta lengit geus teu aya
Timbul Danur Wȇnda deui
14.1
14.2
14.3
14.4
14.5
14.6
Geur gelut pagulung-gulung
Sili cabok jeung nampiling
Sili tumbuk seseredan
Teu aya unggul sahiji
Tanaga sara pisan
Pada weduk pada sakti
15.1
15.2
15.3
15.4
15.5
15.6
Danur Wȇnda nyabut duhung
Parabu Anom kitu deui
Cus-cos seug ngadupa karang
Tinggalonjerang sora keris
Sahiji teu aya nu teurak
Danur Wȇnda nyaur manis
XLI. PUPUH DANGDANGGULA
1.1
1.2
Keris iyeuh naha mintul teuing
Taya pisan keris tȇh gawena
236
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
Ama jamul bohong baȇ
Pajah keur neuweuk 746 musuh
Parabu Anom seug ngalahir
Duh hayu747 manglé heula
Naha nyaur kitu
Dȇn Danur Wȇnda ngajawab
Bongan ama mere keris mintul teuing
Boro 748 ama pandita
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
Parabu Anom seug ngalahir deui
Mangga akang urang eureunan sakedap
Bari urang cacarios/193/
Bisi749 urang kapalsu
Mangga akang urang caralik
Akang tȇh nu750 timana
Kuring hayang weruh
Dȇn Danur Wȇnda ngandika
746 Kata ‘’ka’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 747 Kata ‘’hayu’’ ditambahkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 748 Kata ‘’mah’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 749 Bisina 750 Anu
237
2.9
2.10
Nyaur bengis ari asal awak aing
751 patapan pulau pinang
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
Ari ngaran Danur Wȇnda aing
Ari ama nu jadi pandita
Pandita jamul nu ka hot
752 parabu Anom ngarangkul
Duh akang teu nyana pisan
Perang tȇh kasalahan
Perang rejeng dulur
Kuring oge putra ama
Waktu akang keur tapa di sisi langit
Kuring 753 di pulau pinang
4.1
4.2
4.3
4.4
Danur Wȇnda geus kitu seug nangis
Bari nyaur neda dihampura
Kakara terang akang tȇh
Mugi rai ngamaklum
751 Kata ‘’ti’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 752 Kata ‘sang’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 753 Kata ‘’ge’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh
238
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
Parabu Anom seug ngandika deui
Balik kuring deui akang
Nyuhunkeun dimaklum
Sareng neda pangampura
Mangga akang ayeuna urang marulih
754 Danur Wȇnda ngajawab
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10
Mangga rai akang seja ngiring/194/
Parabu Anom lajeng angkatna
Angkatna pakayang-kayang
Rupa 755 gambar susun
Teu aya gaȇh saeutik
Kawas jambe beulah dua
Gancangna geus asup
Asupna ka padaleman
Lajeng linggih sami dina korsi gading
Papayun payun linggih756
754 Kata ‘’den’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 755 Kata “siga” dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 756 Linggihna
239
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
6.10
Tunda deui parabu majapahit
Sareng radȇn Danur Wȇnda tea
Mangke tangtu dicarios
Ganti 757 nu dicatur
Kocap deui kala perenggi
758 keur minang saraya
Ayeuna geus cunduk
Ka guha tiskenda datang
Keur ngadeuheus ka bujang Ganom bupati
Ratu monyet di tiskenda
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Bujang Ganom gancangna ngalahir
He tatamu sampean ti mana
Sareng sampean dek naon
Kala perenggi ngawangsul
Ti tunjungbang jisim ȇdi
Ȇdi ratu buta
Ngadeuheus ka ratu
757 Kata ‘’deui’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 758 Kata “nu” dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh
240
7.8
7.9
7.10
Mawi abdi ngadeuheusan
Seja abdi nyuhunkeun pitulung gusti/195/
Ȇdi 759 minang saraya
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
8.10
Mugi mugi gemparan jeung gusti
Kersa nulung kana hal peperang
Lamun itu tȇh kawon
Abdi bade aya kawul
Seja pasrah sanagara abdi
Abdi bade ngawul
Kalinggih jeung ratu
Upanteun gamparan kersa
Jisim abdi sumeja nyanggakeun putri
760nu geulis dewi patah
9.1
9.2
9.3
Bujang Ganom geus kitu nyarita deui
Pangperangna urang tȇh jeung saha
Kumanȇh berean nyaho
759 Kata ‘’teh’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 760 Anu
241
9.4
9.5
9.6
9.7
9.8
9.9
9.10
Kala perenggi wangsul761
Perangna jeung majapait
Kumargi ratu762 cidra
Goreng liwat langkung
Bujang Ganom seug ngandika
Hade pisan kami nulung perang jurit
Geus limbung763 balad-balad/196/
XLII. PUPUH LAMBANG
1.1
1.2
1.3
1.4
/196/Kada pareunggih tẻh suka
Rẻhing bujang ganom kersa
Nulung kana peperangan
Tangtu nagẻ bakal menang
2.1
2.2
2.3
.24
Urang gancangkeun carita
Balad kunyuk geus daratang
Harita ngaruru budan
Balad monyet pirang- pirang
761 Ngawangsul 762 Ratuna 763 Ngalimbung
242
3.1
3.2
3.3
3.4
Heurin usik na764 dijalan
Aya hiji monyet mandah
Geus kolot kabina- bina
Huntuna ge geus teu aya
4.1
4.2
4.3
4.4.
Kunyuk tẻh warna lampahna
Sawarẻh nu nyẻnggerẻngan
Ting rareunyap Ting rarindat
Sawarẻh udag- udagan
5.1
5.2
5.3
5.4
Aya anu mawa anak
Ti hareup bari nyusuan
Kocapkeun bae geus datang
Katapeul wates nagara
6.1
6.2
6.3
Beuwur kabeh pilemburan
Ku balad monyet diroyah
Kebon kebon kabẻh ruksak
764 Kalimat Na ditambahkan sesuai dugaan
243
6.4 Bubuahana bẻyak
7.1
7.2
7.3
7.4
Hiji jalma ngabahuma
Ku monyet humana bẻak
Gancang lumpat ẻta jalma
Lumpat tarik ka nagara
8.1
8.2
8.3
8.4
Sejana lapor ka raja
Barang datang ka pasẻban
Nyampak dẻn patih ermaya
Nu boga huma unjukan
9.1
9.2
9.3
9.4
Juragan abdi gamparan
Nguningakeun aya huma
Ruksak ku monyet dirayah
Monyet na sapirang- pirang
10.2
10.2
10.3
Abdi nyuhunkeun dilayad
Wirẻh huma abdi ruksak
Gancangna patih Ẻrmaya
244
10.4 Harita lapor ka Raja
11.1
11.2
11.3
11.4
Parabu anom ngandika
Aya naon akang gatya
Radẻn Ẻrmaya unjukan
Abdi teh hatur uninga
12.1
12.2
12.3
12.4
Di Wates nagri gamparan
Sadaya parantos ruksak
Ku balad monyet diroyah
Keur kapungkur mah teu aya
XLIII. PUPUH PUNGKUR
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Parabu anom ngandika
Akang patih kudu kumpul 765 perjurit
Serdadu kudu karumpul
Balad monyet766 bedilan
Poma pisan kabeh kudu sina kumpul
765 Keun 766 Tẻh
245
1.6
1.7
Sabab ngaruksak pakaya
Pakaya anu laleutik
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Codok nyembah radẻn patya
Sarta amit mundur 767 payuneun gusti
Angkat gancang kusat 768 kisut
Nyunggeulan duhung769 ladrag
Parantos sumping ka pasẻban 770ngadawuh
Kami tẻh menang timbalan
Kasadaya para manteri
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
Kieu tumbalan jeung raja
Poe ieu 771 sedia perjurit
Sarawu rejeng serdadu
772 Ka wates nagarana
Sabab datang musuh kunyuk rẻbu-rẻbu
Balad-Balad kudu budan
767 ti 768 kesit 769 Duhungan 770 seg 771 kudu 772 Mapag
246
3.7 Sing sadiya tumbak bedil
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
Nu mintul kudu sekeutan
Jeung nu potong kudu 773 tumbuan deui
Sebat den patih ngadawuh
774ya hiji monyet datang
Aya hiji monyet mandah gede luhur
Monyet hideung kacida
Song surat ka radẻn patih
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Ku radẻn patih ditampa
Tuluy baẻ surat dibuka ku775Patih
Ungelna surat dicatur
Kieu ungal 776 surat tẻh
Ieu kami bujang ganom ratu kunyuk
Ari imah ditisgenda
Julungan kala perenggi
773 Di 774 Aya 775 Kalimat Ku di tambahkan sesuai praduga 776 Eta
247
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
Geuwatkami geura napag
777 serdadu atawa ratu peribadi
Kudu geuwat buru-buru
Aya 778 wates nagara
Ẻta kitu ungalna surat tikunyuk
Dẻn patih ẻnggal ngandika
Ka monyet manda andimih
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Ẻh kunyuk nu mawa surat
Ayeuna 779 sia hadẻ geura balik
Bejakeun aing geus tangtu
Poe ieu 780gẻ datang
Tuluy nyembah monyet bari anggat unggut
Gancangna monyet tẻh lumpat
Ngareunyap ngarindat ngacir
8.1
Urang gancangkeun carita
777 Ku 778 Di 779 Mah 780 Ogẻ
248
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
781 sadia serdadu rawu perjurit
Balad- balad geus karumpul
782 mendag yaknan ajidan
Para upsir mayor obos 783 karumpul
Geus puguh para antẻnar
Sẻnapati Judipati
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
Kocapkeun raden Ẻrmaya
Nunggang kuda bulu gambir {jeung} 784ngiring
Rarahabna wani mancur
Kuda gagah 785hohoaj
Seg katema ku Sẻlamaya nu bagus
Cakep bari nunggang kuda
Kuda dauk sarta ngirig
10.1
10.2
Gancangan harita budan
Jalan gede heurin 786 perjurit
781 Geus 782 Ku 783 Geus 784 Kalimat Sarta diganti menjadi “jeung” agar sesuai dengan pola pupuh 785 Kalimat “sarta” digantikan dengan Jeung agar sesuai dengan pola pupuh 786 Ku
249
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
Dereded nu pumu tambur
Nguk ngok sora tanjina
Bandẻrana beureum wani ngempur hurung
Tingeuleubẻt bandẻrana
Eundag kadupak ku angin
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
Hanteu panjang di carita
Balad- balad 787 dongkap ka wates nagri
Katẻnjo ku balad kunyuk
788 bujang ganom ngandika
Geura tenjo batur- batur itu musuh
Kudu Sing iyatna pisan
Urang kudu ati- ati
12.1
12.2
12.3
12.4
Seg tuluy masang bandera
Dur mariyem ciri 789 ngajakan jurit
Buruyun baladna kunyuk
Monyet mang laksa- laksa
787 Geus 788 Sang 789 Cirina
250
12.5
12.6
12.7
Geus karumpul kari ngantos perang campuh
Bẻr pasang bandera merah
Ti baladna majapait
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
13.7
Harita keur campuh perang
Balad jalma loba pisan 790nu mati
Perang kunyuk hanteu puguh
Taya 791 mawa pakarang
Nu dijieun pakarang kunyuk tẻh huntu
Perangna kunyuk ngẻgẻlan
Dipegat ku tumbak bedil
XLIV. PUPUH MAGATRU
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Beuki ngangseg kunyuk tẻh perangna campuh
Dibedilan anggur nyengir
Warna-warna lampah kunyuk
Di pedang ku pelejurit
Kunyuk ngarindat ngareunyoh
790 A 791 Nu
251
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
Balad jalma loba pisan anu ripuh
Ceulina munggah rarawing
Irungna loba nu sumpung
Kukunyuk di gẻgẻl tarik
Serdadu pating lalanjor
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
Kacarios dẻn Ẻrmaya anu bagus
Rahadẻn nyangking jamparing
Gancangna rahadẻn bagus
Geus mentangkeun ku792 jamparing
Jamparing rayur ngagonyok
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
Munggah rabur jamparing macokan hulu
Balad monyet ting hajeurit
Sawarẻh aya nu kabur
Sang bujang ganom ningali
Mingerehna ngẻnan ngulon
792 Ku ditambahkan menurut praduga
252
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
Budak nganom kocap boga hiji guru
Guruna kasẻlan sakti
Tama wira deksa mashur
Ayana di luhur langit
Eta nu jadi bobotoh
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
Balad kunyuk kari tengahna nu hirup
Paẻh di macok jamparing
Sang wiradeksa tẻh turun
Kahandap di luhur langit
Nyamperkeun ka bujang ganom
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
Barang tepung wiradeksa teh seug nyaur
Bujang ganom anak aing
Maneh bakal aya untung
Lamun maju perang jurit
Ngalawan nu gagah jago
8.1
8.2
Ayeuna teh raden geura indit maju
Bujang ganom nyembah amit
253
8.3
8.4
8.5
Sang wira deksa geus ngapung
Diuk dina mega kuning
Ujang anggẻ bari nempo
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
Wiradeksa bari muka jimat cupu
Ẻrmaya mentang jamparing
Di cokot kunu di luhur
Jamparing teu balik deui
Jongjon ngamuk budak ganom
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
Balad ratu majapahit tẻh geus tumpur
Diamuk ku monyet putih
Ẻrmaya kaget kalangkung
Ningali balad geus mati
Gancang bendẻna di takol
11.1
11.2
11.3
11.4
Dua kali nakol bendẻna teh harus
Nu paeh harudang deui
Serdadu mang rebu rebu
Jang ganom heran ningali
254
11.5 Sang wiradeksa seg tempo
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
Tuluy bae ku wiradeksa dirawu
Serdadu tisajawait
Diasupkeun kana cupu
Taya nu tinggal sahiji
Raden Ẻrmaya olohok
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
Dẻn Ẻrmaya nakol bendẻ anggeus ngungkung
Serdadu daratang deui
Tina cupu teh murubun
Taya nu tinggal sahiji
Sang wira deksa seg ngomong
14.1
14.2
14.3
14.4
14.5
Be ieu mah ẻtu lalakina punjun
Sakitu balad di cangking
Munggah tina cupu rabun
Taya nu tinggal sahiji
Barang bendẻna di takol
255
15.1
15.2
15.3
15.4
15.5
Tuluy bae sang wiradeksa teh turun
Dẻn Ẻrmaya teu ningali
Bendẻna gancang di rebut
Wiradeksa a793nu sakti
Mucung manah raden anom
XLV. PUPUH PUCUNG
1.1
1.2
1.3
1.4
Gancang baẻ wiradeksa tẻh kaluhur
Bendẻna di bawa
Wiradeksa nepi {bingah}794
Sabab bende ku wiradeksa ka bawa
2.1
2.2
2.3
2.4
Tuluy baẻ diasupkeun kana cupu
Jimat dua beunang
Nyaeta panah jeung bendẻ
Bujang ganom jongjon ngamukna ka balad
793 Nu 794 Kalimat “ Atoh digantikan dengan bingah agar sesuai dengan pola pupuh
256
3.1
3.2
3.3
3.4
Tunda heula anu eukeur perang campu
Koco di nagara
Perebu anom {Nungguan}795
Ngantos ngantos raden patih anu perang
4.1
4.2
4.3
4.4
Ekeur kitu aya soara di luhur
Kieu ceuk soara
Hei raden parabu anom
Ieu perang ku radẻn moal katahan
5.1
5.2
5.3
5.4
Radẻn kudu nitah dewi roro ujud
Sina maju perang
Ngalawan musuhna jago
Nu di luhur masuh ngaran wiradeksa
6.1
6.2
6.3
6.4
Nu di handap dilawan ku danur wẻda
Eta bakal kuat
Sakitu ceuk soara tẻh
Perbu anom gancangna nyaur Nyi Rara
795 Kalimat” Ngantos digantikan dengan “ nungguan” agar sesuai dengan pola pupuh
257
7.1
7.2
7.3
7.4
Rara uju gancang ngadeuheus ka ratu
Cong nyembah Nyi rara
Gek calik sarta jeung mando
Perbu anom gancangna tuluy nimbalan
8.1
8.2
8.3
8.4
Aduh Nyai dulur akang anu ayu
Nyai sing wayahna
Kudu maju perang baẻ
Musuh Nyai di luhur jeung wiradeksa
9.1
9.2
9.3
9.4
Poma-poma Nyai kudu baẻ purun
Maju kana perang
Nyai di adu jeung jago
Poma-poma Nyai ulah teu karesah
10.1
10.2
10.3
10.4
Anu geulis nyembah ngawalon ka ratu
Nun engkang sumangga
Najan taya timbalan gẻ
Abdi taya seja pisan maju perang
258
11.1
11.2
11.3
11.4
Nyembah amit anu geulis Rara Uju
Sang ratu ngandika
Akang sambung duha baẻ
Roro uju gancangna parantos angkat
12.1
12.2
12.3
12.4
Tuluy dangdan anu geulis rara uju
Jimatna dicandak
Campaka bodas dianggo
Geulung konde raksukan sutra ka sumba
13.1
13.2
13.3
13.4
Dijerona ngangge deui baju kutung
Sisina dirẻnda
Diorlẻtan amẻh oyok
Di permata ku inten campur berlian
14.1
14.2
14.3
14.4
Nganggo sinjang bulat-beulit di bebengkung
Sinjangna ge sutra
Dasar wungu ting korosok
Tambah geulis wuwulenjang salirana
259
15.1
15.2
15.3
15.4
Anu geulis seug nyandak campaka dadu
Sampean diusap
Dampalna ku campaka tẻh
Nyi 796putri ngaheuleg bari nenjerong lemah
16.1
16.2
16.3
16.4
Tilu kali namjerong bumi [a] nu ayu
Seg putri mgalayang
Geus campur jeung angin gedẻ
Tunda deui putri anu ngawang ngawang
17.1
17.2
17.3
17.4
Kocap deui bujang ganom perang campuh
Serdadu geus bẻak
Ku wira deksa dicokot
Di usapkeun kana cupu jimat taya
18.1
18.2
18.3
Anu kantun radẻn Ẻrmaya anu bagus
Jeung dẻn sẻlamaya
Balad balad eweuh kabẻh
796Kalimat Nyai diganti dengan Nyi agar sesuai dengan pola pupuh
260
18.4 Radẻn hẻran mun paẻh aya bangkẻna
19.1
19.2
19.3
19.4
Sẻlamaya jeung Ẻrmaya tuluy kabur
Lumpat kanagara
Diudag ku bujang ganom
Teu kasusul radẻn lepas pang lompatna
20.1
20.2
20.3
20.4
Kocap deui radẻn danur wẻnda muru
Jeung ngangem gondẻwa
Panah dipentangkeun baẻ
Jamparingna nu 797ka bujang ganom teh keun
XLVI. PUPUH SINOM
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Beunang jetot jamparing na
Bujang ganom teh seg leungit
Kuda kasewi anu aya
Putra na mindaya sari
Etu urang maja pait
Kuda kasewi teh etu
797 Nu ditambahkan menurut praduga
261
1.7
1.8
1.9
Turunan brahwijaya
Gancang/208 na kuda kasewi
Tuluy sujud kaden wenda
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
Den798 danurweda ngandika
Iyeu paman nu timendi
Naha sujud ka kaula
Seg nyembah kuda kasawi
Kunaon kanjeng gusti
Nu mawi abdi sujud
Abdi kaliwat799 suka
Geus bubar dosa sim abdi
Jisim abdi ayena dek cacarita
3.1
3.2
3.3
Kuda kasewi caritaKieu asal jisim abdi
Tetkala waktu baheula
Abdi gaduh guru ilmi
798 Raden danurwenda ngandika 799 Abdi kaliwatan suka
262
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
Guru teh nyatur abdi
Kie saurna teh guru
Duh den800 ulah kadie
Jeung ulah naekan kayi
Ku sabab801 kayi teh skeet
.....
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
Ngarana kayi siwalan
Kekeh naek jisim abdi
Rasa ngalaan buahna
Buah kayi lewih amis
Beuteng abdi802 ngabuncir
Geus kitu abdi teh turun
ri803 ges dongko ka handap
Jadi sejen rupa abdi
Rupa abdi jadi rupa mo/209nyet bodas
5.1 Geus kitu abdi teh tapa
800 Duh raden ula kadieu 801 Kata “sasab” ditambahkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 802 Beuteung abdi wani ngabuncir 803 Ari geus dongko ka handap
263
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
Neda kanu maha suci
Hayang ganti deui rupa
Ari saur guru abdi
Rupa na804 tangtu ganti
Jaga lamuna geus cunduk
Satria den nur805 wenda
Eta nu baris ngaganti
Rejeng kadinya maneh kudu ngawula
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
Kitu guru teh saurna
Nurwenda ngandika manis
Saha ari ngaran paman
Gawalan kuda kasewi
Ari ngarana806 abdi
Anu disebut ku batur
Kuda807 kasewi nama
Ari wijaya nu808 pasti
804 Kata “na” ditambahkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 805 Satria den danur wenda 806 Kata “na” ditambahkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 807 Pun kuda kasewi nama 808 Ari wijaya anu pasti
264
6.9 Enya eta teh wastana teh809 pun bapa
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
7.8
7.9
Ari saur danur wenda
Sukur mun ti maja pait
Mun paman tacan uninga
Danur wenda teh nya kuring
Pati810 ti majapait
Putra sang pendeta jamus
Patapan811 pulau pinang
Gancangna kuda kasewi
Tuluy bae ngarontok ka danur wenda
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
Duh gusti abdi teaya/210
Diteyangan siang wengi
Ayena gusti kapendak
Jisim abdi bade ngiring
Kamana kersa812 gusti
Tenwende abdi nurut
809 Kata “teh” ditambahkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 810 Senopati ti majapait 811 Patapan di pulau pinang 812 Kamana kersana gusti
265
8.7
8.8
8.9
Jeug tund danur wenda813
kadua kuda kasewi
wira deugsa urang kocapken ayena
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
9.8
9.9
Saengges nyupuan balad
Wira deugsa suka ati
Tuluy bae sasareyan
Sare dina mega kuning
Sare ngeunahen814 saking
Kesangna munggah ngalucur
Geus kitu815 putri dongkap
Rorouju anu geulis
Seg kasmaran ningali nu sasarean
XLVII. PUPUH ASMARANDANA
1.1
1.2
Nyi putri taya kaisin
Anu sare dikeukeuyeung
813 Jeug tundu dan danur wenda 814 Sare ngeunaheun liwat saking 815 Geus kitu Nyi putri dongkap
266
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
Wiradeugsa anggur keryek
Nyi putri keuheuleun pisan
Tuluy bae ditenggeul816
Jongjon wiradeugsa tidur
Gancang Nyi817 dewi roro
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Nyandak lodong wadah cai
Nu sare seg dikucuran
Wiradeugsa jongjon bae
Beuki ngenahen sarena
Dwi818 Roro Wuju heran
Gancangna Nyi Roro Wuju
Mirun/211/seneu gede pisan
816 Tuluy bae ditenggeulan 817 Gancang Nyai dewi roro 818 Dewi Roro Wuju heran
3.1
3.2
3.3
Tuluy diawuran awi
Wira deugsa teh ngorejat
Roro Wuju imut bae
267
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
Tejane wong ayu sumping
Laksana anyaran tepang
Timana elis nu donto
Jin atawa siluman
Cing akang pa parin terang
Nyi Roro Wuju ngawangsul
Sim kuring ti sawaregan
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Iyeu kuring widadari
Bade ngadehes ka akang
Simkuring téh bade naros
Ekeur damel naon akang
Mawi kulem dimega
Simkuring ku hayang weru
Sang wiradeugsa ngajawab
3.4
3.5
3.6
3.7
Nyamperkeun ka wiradeugsa
wiradeugsa ngorejat
Nenjo dewi Roro Wuju
Aduh tejasu laksana
268
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Lakang arek ngajaga burit
Bisi eleh asak akang
Anak akang bujang ganom
Ayeuna ker maju perang
Tapel819 wates nagara
Dewi Roro Wuju imut
Ngalenyap sang wira deugsa
Ningali imut Nyi putri
Nyarita tekawur kebat
Panonna molotot bae
Nyi putri deui ngandika
Ulah ningal teuing kang
Ayena kuring rek bangsul
Sang wira deugsa ngajawab
8.1 Eunya ulah rusuh bae balik820
819 Ditapel wates nagara 820 Kata “eu” ditambahkan agar seseuai dengan suku kata dalam pupuh
269
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
Didieu bae jeung akang
Engkeu Nyai diperesen
Naon bae nyakahayang
Meren bere821 ku akang
Nyi putri gancang ngawangsul
Kuring teh hayang ditikah
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
Wira deugsa suka seri
Ngadangu saur Nyi roro
Wira degsa tuluy ngomong
Tuluy elis822 kitu mah
Ku akang tangtu tikah823
Nyi putri arek dirangkul
Nyi rorouju tangginas
10.1
10.2
10.3
Seg rongkong wira degsa
Nyi roro wuju teh ngejat
Wiradegsa seg molotot
821 Mereun dibere ku akang 822 Tuluy elis nu kitu mah 823 Ku akang tangtu ditikah
270
10.4
10.5
10.6
10.7
Barina tuluy ngandika
Kunaon eulis824 ngejat
Nyi rorouju ngawangsul
Bongan akang arek newak
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
Sang wiradegsa ngalahir
Ieu cuku jimat akang
Nyi roro seg deui naros
Cuku teh naon gawena
Nu mawi826 anggo jimat
824 Kunaon eulis teh ngejat 825 Nyi putri pek deui nanya 826 Nu mawi dianggo jimat
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
Akang ulah rusuh teuing
Jaga ge moal jeung saha
Tangtuna ku akang bae
Sang wiradegsa teh suka
Nyi putri825 deui nanya
Naon akang nu dikandung
Simkuring paparin terang
271
12.6
12.7
Sang wiradegsa ngawangsul
Gawena nyukuan balad
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
13.7
Kabeh balad majapait
Serdadu rejeung827 jimatna
Geus aya dieu dieu kabeh
Etu teu aya nu ninggal
Dewi828 roro ngandika
Nu na kang perkawis nyupu
Ku kuring bae dipenta
827 Serdadu rejeung serdadu reujeung jimatna 828 Nyai dewi roro ngandika 829 Lamun teu di bikeun eta
14.1
14.2
14.3
14.4
14.5
14.6
14.7
Sang deugsa nyawalan deui
Deh eulis ieu mah ulah
Nyi putri seg baed bae
Kanjeng Nyi putri ngandika
Mun829 teu di bikeun eta
Kuring amit bade mundur
Kuring mutulus ditikah
272
15.1
15.2
15.3
15.4
15.5
15.6
15.7
Wiradeugsa ngomong manis
Hey bae ieu tampanan
Nyai ulah pundung wae
Nyi putri gancang nampanan
Cupu jimat radeugsa 830
Geus kitu Nyi putri nyaur
Kang kuring hayang Nyiaran
16.1
16.2
16.3
16.4
16.5
16.6
16.7
Wira deugsa suka seri
Wireh putri rek Nyiaran
Sang wira deugsa seg ngomong
Mangga Nyi akang siaran
Kutu loba kacida
Jang wira deugsa teh tungkul
Nyi putri mungku Nyiaran
830 Cupu jimat wiradeugsa
273
XLVIII. PUPUH PUNGKUR
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Tampanan ku sia tambang
Wiradeugsa ditalian ku833 putri
Bulat belit ditalikung
Putri digulung tali834
Ku Nyi putri wiradeugsa teh di rau
Tuluy di alungken lepas
Ragrag ka gunung surandi
3.1 Rorouju sukamanah
831 Lepas lepis Nyi putri Nyiaran 832 Wani sesegor kerekna 833 Wiradeugsa ditalian ku Nyi putri 834 Ku Nyi putri digulung talina
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
Lila Nyi putri Nyiaran
Lepas lepis831 putri sarta ngariring
Wiradeugsa tuluy tidur
Wani segor832 keryekna
Tuluy cengkat Nyi putri barina nyaur
Kieu Nyi putri saurna
Hey iyeuh sang wiradeugsa
274
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Tuluy mulih Nyi putri bareng jeung angin
Ka negri Nyi putri cunduk
Jimat nyupuna dicandak
Bareng na teh Nyi putri ka alun alun
Jimat nyupu teh dibuka
Burubul kabeh perajurit
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
Ti jero cupu kaluar
Di alun alun ku serdadu herin usik
Ger surak kocap ngaguluh
Kaget sang ratu muda
Ngadangu aya nu surak ngaguluh
Gancangna hayang kaluar
Sang ratu anom ningali
835 Tuluy bae dikupayan Nyai putri 836 Nyi putri gancangna angkat
5.1
5.2
5.3
5.4
Ningal nu geulis ges dongko
Tuluy bae dikupayan Nyi835 putri
Leungena elis anu ayu
Nyi putri gancang836 angkat
275
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
seg kumpul838 para antenar
geus karumpul sadaya marek ka gusti
ngaberes korsi jeng bangku
prabu anom rojaya839
jeung nurwenda linggih papayun papayun
armaya jeung selamaya
tampingan kuda kasewi
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Istri istri kabeh aya
Sang perabu anom gancang ngalahir
Hay sakabeh batur batur
Dek seseranan prabu840
Nagarana akang teh baragus pisan
Nagara gabang tinatar
Negri pamundut Nyi putri
837 Perabu anom mapagken putri nu ayu dikaleng putri angkatna 838 Seg kumpulan para anter 839 Prabu anom gancangna rojaya 840 Rek sengeren nagara ka akang bagus
5.5
5.6
5.7
Prabu anom mapagken putri nu ayu
Dikawal837 putri angkatna
Gancangna parantos linggih
276
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
Milik akang danur wenda
Poe isuk kang danur wenda841 ngalih
Samemehna ngalih kudu
Kangkedah nikah hela
Ngacak putri kusuma pangais ungsu
Kanjeng raden danur wenda
Nikah Nyikusumah wati
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
Hente dicatur ramena
Lain susah sim842 kuring Nyien dang ding
Kabeh oge meren kitu
Carana nu tihela843
Kocap deui Nyimas dewi Roro Wuju
Unjukan karatu muda
Kieu saurna nyputri
841 Poe isuk kang danur wenda teh ngalih 842 Lain susah jisim kuring Nyien dang ding 843 Cara nu tihela tihela
10.1 Nun gusti abdi gamparan
277
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
Raden armaya teh suka
Wireh jimat dua845 geus datang dei
Sang ratu anom ngadauh
846Sadayana antera
Urang peto tipeting masing ngaguruh
Auyena pek gera mulang
Seg rubar847 mabang mabang
844 Bade sarengna gondewah 845 Wireh jimat dua sadaya geus datang deui 846 Hai sadayana antera 847 Seg rubar barubar mabang mabang
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
Uninga wireh abdi mentas jurit
Nyanggaken iye kulanun
Bende sareng844 gondewah
Nu kang patih armaya iye kulanun
Patih armaya narima
Bende panah ti Nyi putri
278
D. Terjemahan Teks
I. PUPUH ASMARANDANA
1.1 Sang ratu memanggil dukun beranak
1.2 Tidak lama dukun beranak pun datang
1.3 langsung menghadap ke sang ratu
1.4 Sang ratu pun cepat berbicara
1.5 Oh ibu siang ini
1.6 putri ini akan melahirkan
1.7 Ibu sambil menjelaskan
2.1 Dukun beranak pun menjelaskan
2.2 Matanyaseperti berair
2.3 Nyai putri pun kemudian menampar
2.4 Dukun beranak yang berada di sampingnya
2.5 Sambil memegang perutnya
2.6 Sang ratu pun tak jauh
2.7 Berada di atas kepalanya
3.1 Ketika bayi itu lahir
279
3.2 Dukun beranak pun terkejut
3.3 Sang ratu hanya terdiam saja
3.4 Semua melihat anaknya
3.5 Dan saling terheran-heran
3.6 Ada bayi seperti seekor belut
3.7 Seumur hidup baru melihatnya
4.1 Kemudian sang ratu menggendong bayi
4.2 Paraji tidak menyentuhnya
4.3 Paraji lagi-lagi berbicara
4.4 Tuhan aku baru
4.5 Melihat yang bentuknya seperti ini
4.6 Hewan apa kau ini
4.7 Rupanya nampak seperti kadal
5.1 Bayi yang pertama di taruh
5.2 Permaisuri pun bicara
5.3 Hei ibu yang terucap
5.4 Ini dalam perut saya
280
5.5 Ada lagi yang saya rasakan
5.6 Paraji pun segera memijitnya
5.7 Sambil menekan perutnya
6.1 Tidak lama kemudian
6.2 Gubrak lahir kembali anaknya yang perempuan
6.3 Cahaya jelas bersinar
6.4 Selanjutnya langsung di mandikan
6.5 Seperti adat biasanya
6.6 Memotong kelapa untuk membalut
6.7 Agar bersih kembali seperti biasanya
7.1 kemudian bayi itu di timang
7.2 dan diberi nama
7.3 lalu di pangku oleh raja
7.4 Dewi Rara Wujutama tersebut
7.5 yang sangat cantik luar biasa
7.6 kemudian dukun beranak tersebut pamit pulang
7.7 yang telah meminta izin kepada sang raja
281
8.1 sang anak cepat tumbuh sekali
8.2 ketika usianya baru sepuluh tahun
8.3 semakin cantik putri tersebut
8.4 Bayawak pun juga tumbuh besar
8.5 sang putri semakin cerdas
8.6 dengan saudaranya pun
8.7 tidak pernah ada kejelekan
9.1 suatu hari sang putri
9.2 menghadap sang raja
9.3 sang putri menyembah dan hormat
9.4 dan raja langsung berbicara
9.5 kemana putra bapa
9.6 sang putri menyembah kembali
9.7 ketika di tanya oleh sang raja
10.1 Saya tuan raja
10.2 Mungkin saya menghadap
10.3 Kehadapan sang raja ini
282
10.4 Saya pamit untuk melakukan perjalanan
10.5 Minta izin dari sang raja
10.6 Saya ingin mencari ilmu
10.7 Ingin berguru kepada syekh pandita
11.1 Pandita dul kamar sidik
11.2 Di patapan tenjolaya
11.3 Sang raja langsung bicara
11.4 Putri keinginan bapa sebenarnya
11.5 Kamu jangan bepergian
11.6 Karena patapan itu
11.7 Sangat bahaya sekali
12.1 Engga ada manusia yang berani
12.2 Siluman jin pun pada kabur
12.3 Keras kepala sang putri
12.4 Sudah tahu dari bangsa manusia
12.5 Engga ada yang nemenin lagi
12.6 Burung saja yang bisa terbang
12.7 Terbangnya hanya disitu saja
13.1 Dan jatuh lalu mati
13.2 Begitulah kata sang raja
13.3 Sang putri nyembah hormat sambil menjawab
13.4 Bapa pokoknya saya tetap memaksa
13.5 Tidak bisa diganggu gugat
283
13.6 Sang raja kemudian bicara
13.7 Kalau begitu yasudahlah bapa Cuma bisa mendoakan
14.1 Segera sang putri pamit
14.2 Dari hadapan sang raja
14.3 Sang raja hanya tediam
14.4 Tidak bisa berkata kata
14.5 Putri sudah berangkat
14.6 Jauh dari negeri tersebut
14.7 Berjalan melewati hutan
15.1 Selama dijalan dia menangis
15.2 Merasa kasihan meninggalkan kakaknya
15.3 Berangkatnya sang putri tidak tenang
15.4 Mari kita percepat ceritanya
15.5 Sang putri cepat berangkatnya
15.6 Tenjolaya yang dia tuju
15.7 Diceritakan dia sudah datang
16.1 Sang putri salam hormat
16.2 Dihadapan syekh pandita
16.3 Pandita dul kamar namanya
16.4 Segera dia bertanya
16.5 Ketika sang putri baru tiba
16.6 Apa maksud putri datang kesini
16.7 Datang kehadapan bapa
284
17.1 Nyembah hormat sang putri
17.2 Tidak usah di tanya
17.3 Bapa yang lebih tahu apa maksud saya
17.4 Pandita lalu bicara
17.5 Memang bapa tahu apa maksud kamu
17.6 Kamu mau mencari ilmu
17.7 Makanya putri berguru ke bapa
18.1 Bapa sangat bersyukur sekali
18.2 Dengan ucapan putri tersebut
18.3 Karena putri sudah ditnggu sejak dulu
18.4 Kita percepat ceritanya
18.5 Selama putri di patapan
18.6 Putri banyak belajar ilmu
18.7 Ilmu tentang kejayaan
19.1 Kita tinggalkan cerita sang putri
19.2 Yang berda di tenjolaya
19.3 Berlanjut ke cerita Bayawak
19.4 Selama putri tidak ada
19.5 Sang raja tidak pernah memperhatikan
19.6 Urusan makan dan minum Bayawak
19.7 Makannya pun tidak peduli
20.1 Bayawak sering sekali menangis
20.2 Sambil dia berkata
285
20.3 Kenapa bapa seperti itu kepadaku
20.4 Suka sekali menganiayaku
20.5 Padahal aku ini kan anakmu
20.6 Tidak seperti rarawuju
20.7 Yang bapa sayangi
21.1 Kata Bayawak dengan sedihnya
21.2 Kurang tidur kurang makan
21.3 Oleh raja di biarkan saja
21.4 Dengan kerasnya jaka Bayawak
21.5 Menangis sambil membayangkan
21.6 Aduh putri rarawuju
21.7 Sekarang kakak tidak berdaya
22.1 Dalam satu waktu
22.2 Sang Bayawak kemudian pergi
22.3 Berangkatnya pada malam hari
22.4 Kehutan sambil kusruk kusrukan
22.5 Berjalan tanpa arah
22.6 Tanpa ada tujuan
22.7 Namun dengan tetap tawakal
II. PUPUH KINANTI
1.1 Naik gunung turun gunung
1.2 Melewati lembah lewati pasir
1.3 Gunungnya sudah terlewati
1.4 Melewat ke tegal eurih
1.5 Tidak lama Bayawak berjalan
1.6 Di sana dia menemukan mata air
286
2.1 Air nya dalam serta jernih
2.2 Bayawak di sini berdiam diri
2.3 Berdiam di tepi sungai
2.4 Bayawak sambil menangis
2.5 Ingatkepada saudarinya
2.6 Ke putri rara wuju yang cantik
3.1 Wahai elis rarawuju
3.2 Akang sekarang meninggal
3.3 Putri yang sabar dan tawakal
3.4 Harus bisa bawa diri
3.5 Dengan kaka putri akan berpisah
3.6 Tidak bisa bertemu lagi
4.1 Bayawak segera turun
4.2 Menceburkan diri ke dalam air
4.3 Membalikkan diri sang Bayawak
4.4 Melayang terbawa ke hilir
4.5 Simpan dulu cerita sang Bayawak
4.6 Yang berada dalam air
5.1 Sang dewi rara wuju terdiam
5.2 Di tempat sambil prihatin
5.3 Sang putri mendapatkan informasi
5.4 Yaitu kaka nya yang sudah hilang
5.5 Di beri tahu olehsang raja
5.6 Sudah pergi dari negri ini
6.1 Sang putri menangis sangat sedih
287
6.2 Kemudian pergi ke rumah bapa
6.3 Sambil menangis hebat
6.4 Sang bapa segera menghampiri
6.5 Wahai cantik anak bapa
6.6 Kenapa kamu cantik menangis
7.1 Segera sang putri rara wuju mengahadap
7.2 Menghadap ke sang bapa
7.3 Sang bapa pun berpamitan
7.4 Dan saya pun meminta izin
7.5 Saya pamit mau pulang
7.6 Nau menyusul saudaraku
8.1 Sang bapa segera bicara
8.2 Cantik jangan terburu buru
8.3 Bapa mau memberikan warisan duu
8.4 Bapa punya satu cupu
8.5 Cupu jimat yang dulu
8.6 Bapa memberikan ini kepadamu
9.1 Di dalam cupu ini
9.2 Ada bunga tiga belas buah
9.3 Namanya bunga cempaka
9.4 Cempaka putih yang satu
9.5 Biji mulai dari yang ke dua
9.6 Dan cempaka dadu kuning
10.1 Campaka putih yang di catur
10.2 Jika di gunakan olehmu
10.3 Sifat dari bunga campaka ini
288
10.4 Akan banyak orang yang baik
10.5 Sudah pasti bangsa manusia
10.6 Sekalipun setan dan jin
11.1 Kepada mu pasti akan tunduk
11.2 Akan luluh hatinya
11.3 Dan cempaka ini jangan di gunakan
11.4 Seumpamanya ada yang meninggal
11.5 Olehmu segera hampiri dan peluk
11.6 Niscaya yang mati pun akan hidup kembali
12.1 Yang ketiga cempaka dadu
12.2 Usapkan ke kakimu
12.3 Tentu nanti kamu bisa terbang
12.4 Tidak perlu memakai sayap
12.5 Ayo cantik terima ini
12.6 Bapa memberikan ini untukmu
13.1 Sang putri menerimanya
13.2 Sambil menyembah kepada sang bapa
13.3 Yang bapa miliki ini aku terima
13.4 Di sertai jimat yang sakti
13.5 .............. menjawab
13.6 Sang putri pun segera pergi
14.1 Nyi putri segera mencari
14.2 .............
14.3 .............. kata sang bapa
14.4 Sang putri di doakan
14.5 .............
289
14.6 Nyi putri sudah berangkat
15.1 Kemudian sang putri cepat-cepat
15.2 Mundur dari hadapan sang bapa
15.3 Jimat cepunya di ambil
15.4 Segera sang putri berangkat
15.5 Keluar dari tempat tersebut
15.6 Tos menghadap dari sang bapa
III. PUPUH PUNGKUR
1.1 Buru-buru putri berangkat
1.2 Di jalan menangis sampai terisak-isak
1.3 Sadar pergi dari sang bapa
1.4 Siang sudah terlanjur hilang
1.5 Atau ada yang
1.6 Sang putri tidak tenang berangkatnya
1.7 Celingak celinguk melihat ke sana ke mari
2.1 Menemukan lubang dan masuk kedalamnya
2.2 Sang putri naik gunung turun gunung
2.3 Kakaknya tak kunjung di temukan
2.4 Melewati........ Bandawasa
2.5 Berpetualang sang putri
2.6 Sang putri hendak beristirahat
2.7 Di bawah pohon beringin
3.1 Perjalanan putri kita simpan dulu
3.2 Nanti juga akan di ceritakan lagi
290
3.3 Begitupun yang di catur
3.4 Di ceritakan seorang bapa
3.5 Di tempat gunung jinggan yang terkenal
3.6 Sang bapa dan kekasihnya
3.7 Punya seorang putra
4.1 Laki-laki putra sang bapa
4.2 Rupanya tinggi kecil
4.3 Susah sekali menyamainya
4.4 Namanya raden selamaya
4.5 Suatu hari raden selamaya di panggil oleh bapaknya
4.6 Berbisik den selamaya
4.7 Kehadapan sang guru
5.1 Sang bapak pun berbicara
5.2 Raden selamaya anakku
5.3 Yang membuat raden di panggil
5.4 Raden tuh harus segera berangkat
5.5 Ke negeri majapahit harus sampai
5.6 Cinta bangat sang ratu maja
5.7 Raden akan mendapatkan manfaat
6.1 Raden jaga selamaya
6.2 Menyembah sambil menunduk ke bawah
6.3 Hamba mengucapkan terima kasih
6.4 Mendapat wejangan dari bapak
6.5 Tidak bukan siang malam yang di tunggu
6.6 Terjawab olehwejangan dari bapak
6.7 Sekarang saya pamit
291
7.1 Raden selamaya menyembah
7.2 Saya pamit mundur dari hadapan guru
7.3 Sambil dandan
7.4 ...................
7.5 Dasar tampan cahaya yang bersinar
7.6 Raden cepat berangkatnya
7.7 Menuju ke Majapahit
8.1 Raden selamya berangkat
8.2 Menoleh ke sana kemari sambil memainkan kumis
8.3 Mendengarnya ke sana kemari
8.4 Sudah jauh sekali berangkatnya
8.5 Raden putra melewati pasir mendaki gunung
8.6 Sudah sampai ke hutan
8.7 Sang raden tidak ada rasa lelah
9.1 Tidak lama lagi dia tiba
9.2 Berpapasan dengan buta yang besar yang kotor
9.3 Badan yang tinggi besar
9.4 Giginya besar sekali
9.5 Mata merah dan hidung yang keluar asap
9.6 Dari ketiaknya keluar kelelawar
9.7 Telinganya pun sebesar kipas
10.1 Tingkah laku itu buta
10.2 Dari yang kotor menghadang mantri
10.3 Selamaya pun berkata
10.4 Mengapa buta menjelaskan
10.5 Apa maksud kamu menghadang aku
10.6 Kamu Cuma mengganggu aku
292
10.7 Tidak ada sopan santunnya sama sekali
11.1 Buta itu tertawa terbahak-bahak
11.2 Membalas kepada buta sambil tertawa
11.3 Sambil menggangguk-angguk
11.4 Terus menghadang di jalan
11.5 Buta itu berkata kepada selamaya
11.6 Lalu raden selamaya berbicara
11.7 Hei kenapa kamu setan
12.1 Sang buta pun semakin berontak
12.2 Sang buta menggoda raden mantri
12.3 Raden mantri kemudian menunduk
12.4 Sambil berbicara dalam hati
12.5 Selamaya pun di tantang untuk bertarung
12.6 Namun ia tetap berani
12.7 Melawan sang buta yang satu ini
13.1 Jangan bercanda jangan menghadang
13.2 Begitulah jawaban raden mantri
13.3 Sang buta semakin bernafsu
13.4 Selamaya pun jadi malas
13.5 Susah sekali melawan yang seperti itu
13.6 Tetapi mau bagaimana lagi
13.7 Seperti bukan lelaki saja
14.1 Terdengar jelas suara macan
14.2 Kemudian menghampiri raden mantri
14.3 Sambil berbicara melayu
14.4 Jadi buta seperti ini
293
14.5 Orang baik dari kampung mana kamu
14.6 Siapa namamu
14.7 Jangan diam cepat berbicara
15.1 Raden selamaya menjawab
15.2 Hai buta kenapa menanyakan namaku
15.3 Namaku sudah pasti
15.4 Disebut selamaya
15.5 Tempat tinggal ku di atas gunung
15.6 Yang dinamakan gunung jinggan
15.7 Hai buta cepat meNyingkir
16.1 Raden putra kembali bertanya
16.2 Kalau kamu buta siapa namanya
16.3 Cepat menjawab kepadaku
16.4 Sang buta kemudian menjawab
16.5 Namaku Kalapaksa yang terkenal
16.6 Rumahku di dalam gua
16.7 Tukang rampok dan pencuri
17.1 Sekarang pun diri mu
17.2 Sudah pasti kamu akan aku sembelih
17.3 Raden pun merasa menyesal
17.4 Kemudian raden bebicara
17.5 Seperti mudah orang lain
17.6 Raden tidaka ada rasa takut
17.7 Saya berani dan tidaka akan mundur
294
IV. PUPUH DURMA
1.1 Kemudian raden selamaya berhias
1.2 Raden dengan sigap
1.3 Melilitkan kainnya
1.4 Sambil berkata
1.5 Cepat rontok aku ini
1.6 Sangkala paksa
1.7 Menangis bau iler
2.1 Kemudian meghancurkan sangkala paksa
2.2 Raden menghindari pukulan
2.3 Maya cepat sigap
2.4 Di serang pun tidak kena
2.5 Buta di lawan lalu jatuh
2.6 Kemudian di tendang
2.7 Buta pun bangun lalu di tampar
3.1 Sang buta meronta-meronta tidak bisa bangun
3.2 Raden sambil menampar
3.3 Sangkala pun bangun
3.4 Ingat dengan ajian
3.5 Ajian bedas semu kuning
3.6 Kemudian di sarankan
3.7 Raden tetap memaksa menampar
4.1 Raden putra menamparnya tidak dirasakan
4.2 Si buta tetap tertawa
4.3 Si buta pun berkata
4.4 Sudah habis riwayatmu
4.5 Raden putra mencabut kerisnya
295
4.6 Sambil sesumbar
4.7 Halangi kerismu
5.1 Si buta menyodorkan perutnya yang buncit
5.2 Peluk erat perutku
5.3 Dari depan ataupun belakang
5.4 Cepat kamu pilih
5.5 Yang lembut kulitku
5.6 Mudah-mudahan ada
5.7 Cepat menangkap den mantri
6.1 Ditangkap kalapaksa malah tertawa
6.2 Sambil senyam senyum sendiri
6.3 Keris kamu tumpul
6.4 Kamu lagi mencari
6.5 Keris yang tajam dan mematikan
6.6 Mungkin saja mempan
6.7 Ke dalam perutku
7.1 Sesudah itu kehendak yang maha kuasa
7.2 Raden kemudian berjanji
7.3 Oleh si buta di tangkap
7.4 Kemudian di lemparkan
7.5 Oleh buta di banting banting
7.6 Dan kepalanya pecah
7.7 Raden lastari pun mati
8.1 Kemudian dibawa kedalam gua
8.2 Si buta suka sekali tertawa
8.3 Terserah sang buta
296
8.4 Di pendam terlebih dahulu
8.5 Agar tidak amis
8.6 Biar dapat aromanya
8.7 Buta kembali keluar
9.1 Menghadang lagi orang yang melintas di jalan
9.2 Di batu buta berdiam diri
9.3 Tidak lama kemudian datang
9.4 Sang putri melintas
9.5 Nyi putri memakai cempaka
9.6 Campaka putih
9.7 Wanginya bunga campaka
10.1 Kalapaksa terkejut melihat sang putri datang
10.2 Mendadak si buta menjadi baik
10.3 Lalu menghadang di jalan
10.4 Sang putri pun di hadang
10.5 Sang putri tidak ada rasa takut
10.6 Kepada si buta ia bertanya
10.7 Buta cepat kamu meNyingkir
11.1 Buat apa kamu menghadangku
11.2 Minggir kamu meNyingkir
11.3 Aku mau lewat
11.4 Buta kemudian tertawa
11.5 Sambil bicara senyum senyum
11.6 Cantik nanti dulu
11.7 Bapak mau nanya sama kamu cantik
12.1 Cantik kamu mau kemana ko kamu sendirian
297
12.2 Kenapa kamu berani
12.3 Dan nama kamu siapa
12.4 Sama bapa beri tahu
12.5 Sang putri menjawab
12.6 Nama aku adalah
12.7 Nyi Dewi uju
13.1 Buta pun malah semakin tertawa
13.2 Terbahak bahak bau air liur
13.3 Duh anak siapa
13.4 kamu jangan terlalu acuh
13.5 Apa yang kamu mau cantik
13.6 Di bapa banyak
13.7 Yang manis manis
V. PUPUH DANGDANGGULA
1.1 Lalu Nyi Roro Dewi menjawab
1.2 Saya Buta tidak punya keinginan
1.3 Kamu Buta cepat pulang
1.4 Kalapaksa mengangguk-angguk
1.5 Membuat takut kepada Nyi Putri
1.6 Giginya menggerutu
1.7 Dengan cepatnya Nyi Ayu
1.8 Oleh Buta lalu di tangkap
1.9 Lalu di bawa ke dalam gua Nyi Putri
1.10 Pintunya lalu di kunci
2.1 Ketika Nyi Putri masuk gua
2.2 Nyi Putri ingat kepada ajianya
2.3 Ajian sirep model
298
2.4 Yang di beri oleh gurunya
2.5 Sewaktu Putri berada di desa
2.6 Ajian sirepnya masih ampuh
2.7 Namanya adalah Jentul
2.8 Lalu oleh Putri di baca
2.9 Dengan di iringi Dangdang Genis
2.10 Nyi Putri mengatakan
3.1 Lihat ini gelap sekali
3.2 Ternyata ini di dalam gua
3.3 Saya Berjalan tergesa-gesa
3.4 Dewa Agung tolong saya
3.5 Jangan terlalu gelap
3.6 Semoga di beri terang
3.7 Terdengar oleh Buta
3.8 Tiba-tiba gua menjadi terang
3.9 Buta sangat kaget
3.10 Lalu Buta beristirahat
4.1 Buta tertidur dengan sangat lelap
4.2 Di saat tidur buta mendengkur
4.3 Nyi Putri lalu pergi
4.4 Di dalam gua buta menunggu
4.5 Tak lama Nyi Putri
4.6 Menemukan sesuatu yang hilang
4.7 Cahaya yang memancar
4.8 Lalu Nyi Putri mendekatinya
4.9 Cahaya tidak berubah dan tidak bergerak
4.10 Sang Dewi Uju terkaget
299
5.1 Kemudian yang menghilang dengan Putri
5.2 Oleh campaka mulia yang di unggulkan
5.3 Yang hilang itu kebingungan
5.4 Seperti baru bangun dari tidurnya
5.5 Tergesa-gesa sambil tertawa
5.6 Dalam impiannya
5.7 Menemukan Putri
5.8 Selamaya berkata
5.9 Aduh Nyai silahkan masuk
5.10 Nyai berasal darimana
6.1 Putri lewat dari Engkang
6.2 Lalu bertanya kepada Engkang
6.3 Engkang sedang mengerjakan apa
6.4 Saya kira Engkang sudah meninggal
6.5 Raden Putra menjawab ke Putri
6.6 Kalau kata yayasan
6.7 Arda leupa enung
6.8 Engkang yang bertanya lalu ditanya
6.9 Begini asalnya Purwana Engkang ini sudah mati
6.10 Di jalan bertemu dengan Buta
7.1 Buta bernama Kalapaksa yang sakti
7.2 Di jalan Engkang itu di cegat
7.3 Lalu disana Engkang perang
7.4 Oleh akang Buta itu di tumbuk
7.5 Kalpaksa malah tertawa /24/
7.6 Dan sambil diam
7.7 Lalu ke Engkang menubruk
7.8 Engkang ditangkap lalu tertangkap
300
7.9 Lalu Akang di banting-banting
7.10 Kena Batu yang sangat besar
8.1 Nyai Putri Rara Ucu tertawa
8.2 Sambil bicara duh itu alat
8.3 Keris itu gunanya untuk apa
8.4 Kalau di pesatkan ke musuh
8.5 Raden Putra melawan lagi
8.6 Keris itu tidak akan mampuh
8.7 Kalapaksa kebal
8.8 Akang sudah habis cara
8.9 Putri bilang duh ini kasian sekali
8.10 Sampai keluar air mata
VI. PUPUH MASKUMAMBANG
1.1 Nyi Putri membawa benda kepercayaan
1.2 Sambil berkata
1.3 Kang saya sedang melihat-lihat keris
1.4 Mau tau bentuknya
2.1 Lalu Den Putra memberikan keris
2.2 Putri langsung mengambilnya
2.3 Keris itu di terima putri
2.4 Lalu di di elusan
3.1 Keris itu di gosok sampai tiga kali
3.2 Nyi Putri berkata
3.3 Silahkan Kang ini keris
3.4 Cepat berikan kepada Buta
301
4.1 Mumpung Buta sedang /25/ tertidur
4.2 Ini keris semoga ampuh
4.3 Den putra cepet-cepet pergi
4.4 Dan kerisnya dibawa
5.1 Kalapaksa tidur dengan nyenyak
5.2 Mendengkurnya dengan sangat keras
5.3 Tidak lama kemudian Den Putra datang
5.4 Raden Selamaya kaget
6.1 lalu Buta di bangunkan
6.2 Den Putra memperhatikan
6.3 Kalapaksa lalu bangun
6.4 Di bunuh ku Raden Putra
7.1 Ketika di tusuk lalu berteriak
7.2 Ususnya langsung keluar
7.3 Sekarat lalu mati
7.4 Bahagia sekali Selamaya
8.1 Lalu Raja datang kepada Nyai Putri
8.2 Dan datanglah
8.3 Nyi Putri cepat memeriksa
8.4 Kang bagaimana dengan Buta
9.1 Masih hidup apa sudah mati
9.2 Den Putra menjawab
9.3 Buta sudah mati
9.4 Perutnya juga sudah sobek
302
10.1 Nyai Putri Roro Uju langsung tertawa
10.2 Sambil berkata
10.3 Ini kata Nyai / 26 / Putri
10.4 Bermaksud bertanya kepada Engkang
11.1 Engkang itu siapanya Tuan kekasih
11.2 Dari mana negaranya
11.3 Saya baru melihat
11.4 Den Putra lalu menjawab
12.1 Nama Akang Raden Selamaya Nyai
12.2 Rumah Tapa Hipan
12.3 Gunung Jinggan atas pasir
12.4 Akang nanya balik
13.1 Nyai Oneng siapanya Tuan kekasih
13.2 Lalu darimana
13.3 Siapa Ibu Bapak Nyai
13.4 Nyi Putri lalu menjawab
14.1 Nama saya Dewi Uju Putra Gusti
14.2 Ratu Dimadenda
14.3 Maksud saya
14.4 Mencari akang Biyawak
15.1 Raden Selamaya memanggil
15.2 Duh Oneng yang tinggi kurus
15.3 Akang ini mau ikut
15.4 Kemanapun juga tujuannya
303
16.1 Sekarang Elis berangkat
16.2 Menyusul dengan kakanya
16.3 Semoga selamat
16.4 Lalu Nyi Putri menjawab
17.1 Mari Elis sekarang kita berangkat
17.2 Den Putra buru-buru
17.3 Sudah berangkat/27/ dengan Nyai Putri
17.4 Keluar dari dalam Gua
18.1 Dijalannya Raden Putra bersama dengan Putri
18.2 Sambil bercanda
18.3 Naik gunung lewat lembah
18.4 Yang dimakan dedaunan
19.1 Kita tunda ceritanya Nyai Putri
19.2 Dengan Raden Putra
19.3 Yang telah ganti lagi
19.4 Kinanti ganti Kumambang
VII. PUPUH KINANTI
1.1 Ganti lagi yang di sebut
1.2 Tinatur seumpama distrik
1.3 Daerahnya yang besar dan bagus
1.4 Di bawah Negeri Majapahit
1.5 Dilember Gebang Tinatur
1.6 Ada seorang Janda Miskin
304
2.1 Nyi Janda Miskin disebut
2.2 Melakukan pekerjaan menjaring
2.3 Tidak mempuNyai pekerjaan lain
2.4 Pagi sore kerjanya menjaring
2.5 Dalam sutu ketika
2.6 Ketika Nyi Miskin menjaring
3.1 Pergi menjaring pada waktu pagi
3.2 Tak ada ikan yang di dapat
3.3 Sudah seharian penuh
3.4 Sampai ke akhir ashar
3.5 Nyi Miskin merasa kesal
3.6 Nyi Miskin lalu menangis
4.1 Sambil pulang memainkan air
4.2 Memainkan air yang di pinggir
4.3 Lalu yang tertangkap adalah Bayawak
4.4 Masuk kedalam lambit
4.5 Nyi Miskin terkagetkan
4.6 Melihat yang bergerak
5.1 Nyi Miskin terkejut
5.2 Dia sampai ketakutan
5.3 Lalu menjerit
5.4 Sampai nangis cemberut
5.5 Nyi Miskin berkata
5.6 Setan pergi kamu
6.1 Kalau seperti itu nanti lambit saya hilang
6.2 Kembalikan lambit saya
305
6.3 Jangan kamu bawa
6.4 Saya tidak mempuNyai lagi
6.5 Sang Bayawak lalu menjawab
6.6 Bibi tidak usah menangis
7.1 Bibi jangan jauh-jauh
7.2 Dekatlah dengan saya
7.3 Lambit ini silahkan ambil
7.4 Saya tidak niat mencuri
7.5 Nyi Miskin berhenti menangis
7.6 Mendengar dari yang memberi tahu
8.1 Nyi Miskin terburu-buru
8.2 Mendekati lambit
8.3 Merasa sangat ketakutan
8.4 Melirik akan pulang
8.5 Bayawak lalu bercerita
8.6 Bibi jangan terkejut
9.1 Saya ini punya maksud
9.2 Barangkali Bibi tahu
9.3 Bibi siapa namanya
9.4 Tinggal dimana
9.5 Nyi Miskin lalu menjawab
9.6 Dari Gebang Tinatar Bibi berasal
10.1 Nama Bibi sudah terkenal
10.2 MempuNyai anak satu
10.3 Anak Bibi sudah tidak ada
306
10.4 Sayangnya dia sudah meninggal
10.5 Bibi sangat kasihan
10.6 Janda yang tidak mempunya suami
11.1 Bibi sangat Miskin
11.2 Pekerjaan Bibi menjaring
11.3 Tidak ada lagi pekerjaan lain
11.4 Pagi sore Bibi menjangkar
11.5 Hasilnya lalu di jual
11.6 Di pakai untuk membeli pepes
12.1 Sang Bayawak lalu memanggil
12.2 Bibi saya minta ijin
12.3 Barangkali Bibi tahu
12.4 Saya ingin ikut tinggal
12.5 Mukasiyan menjawab
12.6 Sambil merangkul dan nangis
13.1 Bayawak lalu di gendong
13.2 Di angkat dan di gendong
13.3 Lalu bergegas pulang
13.4 Setelah sampai ke rumahnya
13.5 Banyak yang bertanya kepada Mukasiyan
13.6 Dapat ikan apa Bibi
14.1 Di Gebang Tinatar ramai
14.2 Perempuan dengan laki-laki
14.3 Berdatangan ke rumah Nyi Randa
14.4 Semuanya ingin melihat
14.5 Tua dan muda berdatangan
307
14.6 Bau yang menggendong
15.1 Randa Miskin menjadi untung
15.2 Mendapatkan Banyak beras dan uang
15.3 Apalagi dengan makanan
15.4 Kueh-kueh yang manis
15.5 Semenjak memiliki Bayawak
15.6 Tamu banyak datang ke Nyi Miskin
16.1 Lamanya tidak di sebut
16.2 Bayawak di Ibu Miskin
16.3 Lalu Bayawak izin pamit
16.4 Ibu saya minta izin
16.5 Pamit saya mau jalan
16.6 Niat saya mau kuli
17.1 Nangkoda kaya akan pergi
17.2 Berlayar ke pulau paris
17.3 Saya ikut berlayar
17.4 Berharap bisa kuli
17.6 Randa Miskin menjawab
17.6 Bersedih dirinya Nyi Miskin
VIII. PUPUH PUCUNG
1.1 Randa Miskin menjawab sambil cemberut
1.2 Aduh anak Ibu
1.3 Kata Ibu tidak boleh
1.4 Ujang tidak usah bersusahpayah
2.1 Disini juga Ibu tidak kekurangan /31/
308
2.2 Makanan masih banyak
3.3 Baju baru dan selendang
3.4 Segini juga Ibu sangat terima
3.1 Sang Bayawak dari sana lalu pulang
3.2 Kalau tidak ada izin dari Ibu
3.3 Saya akan pulang
3.4 Saya tidak mau tinggal di rumah Ibu
4.1 Mukasiyan memeluk sambil pergi
4.2 Aduh anak Ibu
4.3 Ujang kamu jangan pergi
4.4 Diam saja disini dengan Ibu
5.1 Tidak Ujang kalau bisa ikut kerja syukur
5.2 Ibu mau bilang
5.3 Kepada Tuan Nangkoda
5.4 Semoga nangkoda mau membawa
6.1 Tunggu saja Ujang Ibu akan kesana
6.2 Bergegaslah Nyi Randa
6.3 Dari rumahnya berangkat
6.4 Yang di tuju adalah rumah Tuan Nangkoda
7.1 Mukasiyan di jalan tidak disebut
7.2 Kepada Nangkoda datang
7.3 Nangkoda memeriksa
7.4 Ibu Miskin kamu mau kemana
8.1 Mukasiyan tunduk dan menjawab
309
8.2 Kepada Tuan Nangkoda
8.3 Saya ada petunjuk /32/
8.4 Barangkali sesuai dengan Tuan Nangkoda
9.1 Sebab saya mempuNyai anak yang ingin ikut
9.2 Ke gamparan layar
9.3 Bermaksud untuk kuli saja
9.4 Anak saya sifatnya seperti hewan Bayawak
10.1 Ki Nangkoda ke Nyai Miskin lalu pergi
10.2 Yang Miskin itu
10.3 Tentang anak kamu
10.4 Bagus sekali mau ikut berlayar
11.1 Lalu beritahu kepada anakmu itu
11.2 Bahwa kami berlayar
11.3 Tepatnya hari besok
11.4 Mukasiyan nyembah untuk pamit pulang
12.1 Mukasiyan lalu cepat pulang
12.2 Mukasiyan tunda
12.3 Di ceritakan Ki Nangkoda
12.4 Dulu juga pernah dandan
13.1 lalu berangkat nangkoda dengan yang lain
13.2 Akan ke kapal
13.3 Di ceritakan datang semua
13.4 Lalu hari itu juga berlayar
14.1 Kaget semua kapal tidak mau melaju
310
14.2 Angin sangat besar
14.3 Kapal masih tetap diam
14.4 Ki Nangkoda lalu memohon
15.1 semoga ini kapal dapat melaju
15.2 Ki Nangkoda berharap
15.3 Memotong sapi dan domba
15.4 Dan melemparkan uang perak ke lautan
16.1 Kapalnya tetap diam tidak melaju
16.2 Nempel dengan laut
16.3 Seperti getah saja
16.4 Kapal diam tidak bergerak sedikitpun
17.1 Di kapal ada satu orang ahli
17.2 Nangkoda bercerita
17.3 Ki Nujum ini bagaimana
17.4 Ini kapal tidak bergerak sedikitpun
18.1 Lalu nyembah Ki Nujum sambil pergi
18.2 Nun Ini gamparan
18.3 Apabila kapal telah melaju
18.4 Sebab ada kesalahan tingkah laku
IX. PUPUH MAGATRU
1.1 Dulu Tuan Nangkoda sanggup
1.2 Mau membawa anak Nyi Miskin
1.3 Bayawak Mau menjadi berusaha
1.4 Ke gamparan akan ikut
311
1.5 Awas sampai gamparan lupa
2.1 Ki Nangkoda mengatakan sambil senyum
2.2 Benar sekali Nujum memeriksa
2.3 Bayawak mau ikut
2.4 Kepada kami mau ikut kuli
2.5 Kami janji itu lusa
3.1 Setelah /34/ itu Nangkoda kemudian mengutus
3.2 Manggil anaknya Nyi Miskin
3.3 Utusanya sudah pergi
3.4 Nyimpan utusan yang pergi
3.5 Mukasiyan di ceritakan
4.1 Ketika datang Mukasiyan ke kampungnya
4.2 Kepada Bayawak lalu memberi tahu
4.3 Ujang kerjanya sudah tentu
4.4 Oleh Nangkoda telah keterima
4.5 Ujang kerjanya lusa
5.1 Jang Bayawak setelah itu lalu pergi
5.2 Duh Ibu merasa kasian
5.3 Ibu berjalan tidak ada tujuan
5.4 Jauh-jauh tidak berhasil
5.5 Nangkoda berbohong
6.1 Ibu datang dulu Nangkoda Pergi
6.2 Mukasiyan lalu menangis
6.3 Kenapa nangkoda berbohong
6.4 Katanya mau kerja kuli
312
6.5 ‘Euh Nangkoda Dasar
7.1 Sebut saja Nangkoda pembohong
7.2 Oleh Bayawak kelihatan
7.3 Bayawak langsung memanggil
7.4 Ini Paman yang dari mendi
7.5 Utusan lalu menjawab
8.1 Ini Ujang saya utusan dari laut /35/
8.2 Dari tuan Nangkoda kaya
8.3 Ujang sekarang di panggil
8.4 Harus diperhatikan sama saya
8.5 Nangkoda di kapal menunggu
9.1 Sang Bayawak kepada utusan lalu pergi
9.2 Kenapa manggil saya
9.3 Perasaan tidak jelas
9.4 Tidak didasari
9.5 Saya kaget tidak bahagia
10.1 Ki utusan sudah itu lalu pergi
10.2 Semoga Ujang dapat ikut
10.3 Sudah itu Bayawak
10.4 Bersama dengan utusan tadi berangkat
10.5 Di jalan tidak di ceritakan
11.1 Di kapal Bayawak itu sudah siap
11.2 Ki Nangkoda tersenyum
11.3 Sudah itu kapalnya maju
11.4 Diiringi dengan angin kencang
313
11.5 Ke tengah laut berlayar
12.1 Ketika Kapal sampai ke tengah laut
12.2 Bayawak bercerita kembali
12.3 Tuan Nangkoda harus pelan
12.4 Saya mau ke pulau paris
12.5 Sebab saya takut mabuk
13.1 Sekarang saya berterima kasih
13.2 Barangkali ada ijin
13.3 Saya ingin kesana
13.4 Ke /36/ itu pulau yang kecil
13.5 Harus di antarkan
14.1 Sang Nangkoda memanggil dengan senyum
14.2 Aduh Ujang anak saya
14.3 Untuk apa kesana
14.4 Di kapal saja Ujang diam
14.5 Makan sekenyang mungkin
15.1 Sang Bayawak menjawab sambil tunduk
15.2 Semoga Tuan memberi ijin
15.3 Saya antarkan kesana
15.4 Kalau tuan tidak memberikan ijin
15.5 Saya akan kabur
16.1 Ki Nangkoda lalu cepat berbicara
16.2 Ujang Bapak kasih ijin
16.3 Sekarang Ujang ayo
16.4 Ujang cepat naik sekoci
314
16.5 Kita cepatkan berbicara
17.1 Sang Bayawak sudah menaiki perahu
17.2 Begitupun juga dengan nangkpda
17.3 Lalu semuanya mengantar
17.4 Ke pulau sampai tiba
17.5 Bayawak lalu berbicara
18.1 Maaf juragan saya punya permintaan
18.2 Kalau ingin pulang
18.3 Saya jemput disini
18.4 Menjawab Nangkoda Kaya
18.5 Bapak juga tidak akan lupa
19.1 Sudah bubar yang mengantar naik perahu
19.2 Ke perahu semua tiba
19.3 Lalu nangkoda berlayar
19.4 Berdagang ke pulau paris
19.5 Ganti yang di ceritakan
20.1 Diceritakan patapan di atas gunung
20.2 Di pulau pinang mahresik
20.3 Orangnya pandita jamus
20.4 Pandika yang sangat sakti
20.5 Kasmaran pandita ke sebut
X. PUPUH ASMARANDANA
1.1 Sang Pandita sedang duduk
315
1.2 Tahu akan ada tamu
1.3 Lalu menggelarkan tikar
1.4 Tidak lama kemudian datang
1.5 Bayawak berbisik
1.6 Pandita jamus berbicara
1.7 Silahkan yang baru datang
2.1 Bapak nunggu dari kemarin
2.2 Raden mau kemana
2.3 Jaka Bayawak menjawab
2.4 Kalau ada halangan
2.5 Ibu lebih mengetahui
2.6 Pandita berbicara
2.7 Raden Bapak sudah tahu
3.1 Bapak mau bertanya kembali
3.2 Raden mau kemana
3.3 Dan apa yang di tuju
3.4 Bayawak lalu menjawab
3.5 Mungkin Ibu tahu
3.6 Tidak harus minta petunjuk
3.7 Pandita cepat berbicara
4.1 Hal ini di mengerti Raden
4.2 Ibu sudah tahu
4.3 Kepada apa yang di harapkan Raden
4.4 Semestinya Raden itu
4.5 Mencari ilmu kusumah
4.6 Raden akan berguru
4.7 Seperti ilmu kusumah
316
5.1 Nyembah Raden pada Jaka Pekik
5.2 Betul seperti itu Ibu
5.3 Pandita berbicara pelan
5.4 Syukur Raden kalau seperti itu
5.5 Ama akan menasihati
5.6 Lalu Bayawak mencari guru
5.7 Sudah paham ilmu kusumah
6.1 Lama Raden mencari ilmu
6.2 Sudah tiga tahun lamanya
6.3 Raden di pulau pinang
6.4 Hatinya ingin pulang
6.5 Pandita ketahuan
6.6 Jaka Bayawak di panggil
6.7 Berbisik Jawa Bayawak /39/
7.1 Cong nyembah Mendo lalu duduk
7.2 Segera Pandita mengatakan
7.3 Eh anak Bapak yang nampan
7.4 Bapak mau bercerita
7.5 Ketika Den ingin pulang
7.6 Bapak memberikan dua labu
7.7 Sebuah pusaka jimat
8.1 Ini labu yang pertama
8.2 Manfaatnya untuk Negara
8.3 Negara menjadi besar dan ramai
8.4 Sampai isi-isinya
8.5 Kalau yang ke dua
317
8.6 Dapat membuat peralatan menjadi bagus
8.7 Berebut emas-emas
9.1 Tetapi Bapak berjanji
9.2 Nama Raden jangan salah
9.3 Nantinya ini labu
9.4 Harus sama Raden sendiri
9.5 Serta harus dikuasai
9.6 Sebelum oleh Raden di gunakan
9.7 Jangan sampai salah di gunakan
10.1 Harus dengan Raden sendiri
10.2 Tentu ada mukjizatnya
10.3 Bayawak nyembah menjawab
10.4 Minta doanya Ama
10.5 Semoga saya tidak lupa
10.6 Kepada nasehat itu
10.7 Pandita langsung bercerita
11.1 Lalu Bapak memberi nasihat
11.2 Sebab Bapak punya anak
11.3 Anak Bapak sedang masantren
11.4 Di pinggir langit sedang bertapa
11.5 Kalau bertemu
11.6 Raden harus damai
11.7 Namanya Raden Danur Randa
12.1 Hanya itu nasehat Bapak
12.2 Harus selalu di ingat
12.3 Titip Raden jangan sampe lupa
318
12.4 Bayawak nyembah menjawab
12.5 Saya meminta Do’a
12.6 Terhadap yang di panggil
16.7 Segera nangkoda datang
13.1 Pandita jamus hadir
13.2 Ini tamu dari mana
13.3 Nangkoda cepat menjawab
13.4 Saya berasal dari kapal
13.5 Mau mengajak Bayawak
13.6 Sebab saya mau pulang
13.7 Dibelakangnya berjanjia
14.1 Pandita hadir kembali
14.2 Memanggil Jaka Bayawak
14.3 Eh anak Bapak yang tampan
14.4 Ini yang mengajak Ujang
14.5 Ujang cepat bersiap
14.6 Jaka Bayawak pergi
14.7 Nyembah keluar air mata
XI. PUPUH MIJIL
1.1 Terus Bayawak Bercerita
1.2 Ki nangkoda hebat
1.3 Bayawak memanggil dan menyatakan
1.4 Ki Nangkoda membantu orang kaya
1.5 Saya berterima kasih
1.6 Semoga tuan pergi
319
2.1 Dua labu ini punya saya
2.2 Labu yang saya dapat besar
2.3 Saya ingin anda yang membawanya
2.4 Nangkoda melawan dia tersenyum
2.5 Buat apa labu kuning
2.6 Di bawa juga ribet
3.1 Lebih baik bapak ngasih uang
3.2 Uang perak logam
3.3 Nak jangan mau lagi
3.4 Diganti sama uang
3.5 Bayawak menjawab
3.6 Bapak saya juga ingin uang
4.1 Tapi uang buat apa
4.2 Uang buat apa
4.3 Saya hanya ingin labu saja
4.4 Uang tidak mau sedikit
4.5 Bukan uang yang diberi
4.6 Yang saya ingin labu
5.1 Ki Nangkoda menjawab lagi
5.2 Labu juga tidak apa-apa
5.3 Sekarang mari kita bawa
5.4 Kemudian Ki Nangkoda mengankatnya
5.5 Niat mau dibawa
5.6 Ini dua labu
6.1 Ketika labu datang lalu dibawa
6.2 Nangkoda bingung
320
6.3 Pikirnya sambil heran
6.4 Bicara di dalam hati
6.5 Labu ini sangat berat
6.6 Baru seumur-umur
7.1 Sesudah itu Nangkoda dibawa pergi
7.2 Memanggil tukang epog
7.3 Japlun kesini dengan cepat
7.4 Japlun dengan cepat sambil pergi
7.5 Sambil tersenyum
7.6 Lalu bertamu kemudian duduk
8.1 Japlun ini dua labu cepat bawa
8.2 Sini ambil
8.3 Kalu di bawa di kasih bonus
8.4 Masing-masing banyaknya dua ringgit
8.5 Japlun tersenyum
8.6 Lalu berdiri
9.1 Labu di angkat lalu tidak kebawa
9.2 Japlun bingung
9.3 Merasa kesal
9.4 Labu sangat berat
9.5 Kayaknya ini hantu
9.6 Sangat berat
10.1 Labu ini di coba untuk dibawa
10.2 Sembari melotot
10.3 Labu tambah berat
10.4 Japlun lalu kencing
321
10.5 Dut kentut rut buang air besar
10.6 Keringat terus menetes
11.1 Japlun mengharapkan uang
11.2 Kami sangka buang air besar
11.3 Ki Nangkoda terus tersenyum
11.4 Mentertawakan Japlun buang air besar
11.5 Ki Nangkoda terus melihat
11.6 Kawannya sepuluh
12.1 Labu ini milik orang lain harus dibawa
12.2 Sama sepuluh orang
12.3 Sepuluh kawannya terus dandan
12.4 Labu ini harus pakai tali
12.5 Dengan tali tambang putih
12.6 Kemudian diangkat
13.1 Tenang ketika labu ini sudah di bawa
13.2 Kewalahan yang menggotong
13.3 Ki Nangkoda terus terheran
13.4 Setelah itu Nangkoda berpikir
13.5 Kemudian pergi
13.6 Selalu teringat dulu
XII. PUPUH PUNGKUR
1.1 saya menciptakan cerita
1.2 nangkoda itu menunduk manis
322
1.3 den Bayawak Agus
1.4 bapak tidak mengira
1.5 membawa labu semoga kamu nak tidak benci
1.6 sama kamu aja nak
1.7 waluh tidak ke bawa
2.1 Bayawak melawan
2.2 jika sama tuan itu labu tidak pergi
2.3 saya tidak akan pergi
2.4 silahkan tuan kalau ingin pergi
2.5 saya pergi terakhir dengan ini labu
2.6 supaya ini yang di rasa
2.7 tolong bawakan waluh ini
3.1 nangkoda lagi
3.2 kalau begitu bapak tidak pulang
3.3 jaga saja sama Agus
3.4 Bayawak terus menjawab
3.5 bagus sekali saya pulang besok
3.6 sama labu itu
3.7 sama tuan nangkoda pergi
4.1 kemudian waluh di kira
4.2 silahkan Bayawak melangkah tiga kali
4.3 kemudian Bayawak memanggil
4.4 silahkan tuan nangkoda
4.5 ini waluh cepat-cepat supaya bagus
4.6 nangkoda kemudian rapih
4.7 silahkan 2 labu di bawa
323
5.1 dua waluh ini ringan
5.2 nangkoda berbicara sambil tertawa
5.3 tidak nyangka ini waluh
5.4 sebelumnya sangat berat
5.5 sama 10 orang tidak terbawa
5.6 nangkoda punya pemikiran
5.7 kemudian Bayawak di puji
6.1 kini nangkoda memujinya
6.2 kuatnya Bayawak sangat sakti
6.3 bagaikan yang di disambut
6.4 Bayawak bertanya
6.5 kenapa saya berbicara tidak jelas
6.6 membuat saya tentunya tersiksa
6.7 kemudian nangkoda pergi
7.1 terus sujud kepada Bayawak
7.2 kini nangkoda menyembah
7.3 kemudian Bayawak memnggil
7.4 jangan begitu nangkoda
7.5 tidak baik kan saya manusia juga
7.6 seperti membuat adat yang baru
7.7 tidak bagus itu dosa
8.1 tuan nangkoda menjawab
8.2 silahkan saja saya sekarang pulang
8.3 secepatnya dari sana pergi
8.4 keluar dari tempat bersemedinya
8.5 sudah turun kelaut naik perahu
8.6 dijalannya tidak bagus
324
8.7 sampai kapal sudah sampai
9.1 kemudian mengibarkan layar
9.2 kapal melaju kencang terbawa angin
9.3 silahkan ucapkan sambil
9.4 nangkoda pergi kedesanya
9.5 simpan dulu nangkoda
9.6 ucapan ibu kasihan
9.7 kerjaannya kasihan menangis
10.1 kasihan terus rapih-rapih
10.2 pada waktu itu kasihan terus berangkat
10.3 terus nangkoda yang di capai
10.4 terus anaknya bertanya
10.5 begitu datang saya langsung merasa kasihan
10.6 kemana nangkoda turun
10.7 jalannya lama sekali
11.1 kemudian nangkoda keluar
11.2 terus nangkoda menjumpai ibu miskin
11.3 sambil memanggil dengan muka manis
11.4 sehabisnya ibu kasihan
11.5 sudah kesal tapi saya tidak bertemu
11.6 saya kasihan untuk melawannya
11.7 terima kasih kata Nyi miskin
12.1 saya ingin menanyakan anak
12.2 sudah lama tidak bertemu
12.3 tuan dilaut makan apa makan singa
12.4 Nyimiskin memalingkan mukanya
325
12.5 berteriak sambil membelakangi langit
12.6 kini tidak sayang kepada ujang
12.7 kini ujang meninggal
13.1 ibu berdiri ketempat yang berantakan
13.2 terus berguling diatas pasir
13.3 tidak lama Bayawak datang
13.4 mendatangi ibu miskin
13.5 kemudian Bayawak bertanya
13.6 sudak ibu jangan berguling begitu
13.7 kemudian ibu miskin marah
14.1 sambil matanya melotot
14.2 tidak berbicara dan kasihan berdiam
14.3 sepertinya dia takut
14.4 Bayawak muda lahir
XIII. PUPUH SINOM
1.1 Ibu ini saya
1.2 Ibu jangan menangis
1.3 Ibu kasihan ayo berbicara
1.4 Ternyata ini anak saya
1.5 Ibu tidak mengaku
1.6 Karena raden masih hidup
1.7 Sakit raden sudah hilang
1.8 Ki Nanagkoda sudah kembali
1.9 Raden sakit dimakan macan di laut
2.1 Apa lagi sama jaka Bayawak
326
2.2 Mendengarkan kata nyonya miskin
2.3 Jaka Bayawak said
2.4 Ibu harus berpikir matang
2.5 Saya berkata tidak mungkin
2.6 Di laut ada singa
2.7 Dekat saya sekarang
2.8 Dari dulu belum menemukan
2.9 Di laut juga ada buaya
3.1 Nona miskin kemudian menjawab
3.2 Ibu juga baru mendengar
3.3 Dan sayang pada badanmu nak
3.4 Sudah sangat rindu
3.5 Yang menyebabkan ibu menangis
3.6 Ibu ingin bertemu
3.7 Bukan mengandalkan Nangkoda
3.8 Begitu ibu menangis
3.9 Ayo nak kita pulang
4.1 Bayawak cepat pulang kerumah
4.2 Kamu kasihan yang ikut
4.3 Labu yang dua dibawa
4.4 Juga kasihan di rangkul
4.5 Ayo dipercepat jurit
4.6 Cerita terburu-buru
4.7 Bayawak sudah datang
4.8 Ke rumahnya ibu miskin
4.9 Ayo tunggu ceritanya
5.1 Yanti yang diceritakan sama Bayawak
327
5.2 Jagoan ada yang sakti
5.3 Di dalam gua Wijaya
5.4 Bango siang malam berpikir
5.5 Ingin punya anak satu
5.6 Lelaki yang bagus
5.7 Bango dengan cepat tidak ada
5.8 Keluar dari dalam gua
5.9 Bango terbang di awang-awang
6.1 Menunda yang lagi di awang-awang
6.2 Jagonya ada dari satu negeri
6.3 Namanya sanduropuro
6.4 Kalau di negeri itu
6.5 Patuh kepada gareho ratu
6.6 Ada satu janda cantik
6.7 Hemat man duropuro
6.8 Kebanggaan anak satu satunya
6.9 Anak ratu namanya raden ayarmaya
7.1 Sudah tujuh tahun umurnya
7.2 Anaknya sangat percaya diri
7.3 Di suatu masa
7.4 Raden ayarmaya bermain
7.5 Keladang mau mencari jangkrik
7.6 Temannya sudah berkumpul
7.7 Sesudah itu pergi ke ladang
7.8 Banyak anak anak yang bermain
7.9 Sebagian main petak umpat
8.1 Ada yang dikurung sapi
328
8.2 Warna-warna kelakuan anak-anak
8.3 Ada yang ngadu jangkrik
8.4 Ada yang membuat bangsing
8.5 Ada yang mengejar burung puyuh
8.6 Suka menunggu kelakuan anak-anak
8.7 Perkataan bango sakti
8.8 Terbang mengelilingi setiap negara
8.9 Asal tempat bango
9.1 Tetep juga tidak ditemukan
9.2 Anak yang berwajah tampan
9.3 Kemudian Bayawak melanjutkan lagi
9.4 Ke ladang negara madura
9.5 Datang dari atas
9.6 Melihat anak-anak dari ladang
9.7 Warna anak-anak main
9.8 Terlalu lama bapak memperhatikan anak-anak
9.9 Ada satu kunti ginding
10.1 Kerjanya mencari capung
10.2 Bapak tidak melirik
10.3 Bapak berbicara dalam hati
10.4 Ini dia anak yang bagus
10.5 Kaya anak orang kaya
10.6 Yang lainnya masih banyak
10.7 Lalu bapak mendekatinya
10.8 Banyak yang memanggil
10.9 Kita harus pulang
11.1 Barangkali raden mau pulang
329
11.2 Nanti temannya banyak lagi
11.3 Barangkali raden mau pulang
11.4 Sama bapak di bawa terbang
11.5 Anak-anak kembali pulang
11.6 Terlihat orang banyak
11.7 Setelah tiba sudah menemui ibu belum?
11.8 Anak-anak berbicara seperti ini
11.9 Juragannya sudah hilang
12.1 Keatas ada yang bawa
12.2 Bapak yang lewat yang besar badannya
12.3 Ibu langsung menagis
12.4 Ayarmaya raden bagus
12.5 Ibu tidak menyangka
12.6 Ibu tidak bertemu lagi
12.7 Tunggu lagi raden ayarmaya
12.8 Perkataan bango
12.9 Ke gua wijaya negeri
13.1 Ayarmaya berguling-guling
13.2 Raden nakit menjerit jerit
13.3 Rautnya memelas
13.4 Ibu saya cepat nyusul
13.5 Saya ada du gua
13.6 Bango menyadarkan
13.7 Yang tampan nanti sama bapak di kasih yang
330
XIV. PUPUH KINANTI
1.1 Tunggu tidak lagi dikatakan
1.2 Bango mengobati yang menangis
1.3 Bayawak berkata
1.4 Siang dan malam berpkir
1.5 Berpikir mau haan
1.6 Ke putri majapahit
2.1 kemudian Bayawak terus bertemu
2.2 bertemu dengan nona janda miskin
2.3 nona miskin cepat-cepat menunduk
2.4 Bayawak tersenyum manis
2.5 ibu saya mempuNyai kabar
2.6 saya ingin menikah dengan putri
3.1 keputri ratu
3.2 mah ratu di majapahit
3.3 berita dari kebesaran putra
3.4 empat putri yang cantik-cantik
3.5 ibu harus bertanya
331
3.6 saya mau menikah
4.1 nona janda miskin cemberut
4.2 menjawab dengan penuh kelemahan
4.3 aduh nak tidak terduga
4.4 bertanya ke putra ratu/raja
4.5 apalagi kata saudara-saudaranya
4.6 piit mengendak-ngendak di pasir
5.1 banteng meminta kadu
5.2 rasa ibu tidak cukup
5.3 saya mencari anggur
5.4 mencari yang sama persis
5.5 saya orang yang melarat
5.6 harus bertemu dengan yang miskin lagi
6.1 Bayawak cepat-cepat pergi
6.2 sekiranya ibu tidak pergi
6.3 saya tidak setuju
6.4 saya sekarang mau pulang
332
6.5 nona miskin langsung menjawab
6.6 yang ganteng jangan pulang
7.1 ibu akan kesitu
7.2 bertemu dengan kangjeung gusti
7.3 nona miskin kemudian berdan-dan
7.4 memakai baju dan samping
7.5 mengambil yang jelek sekali
7.6 nona miskin cepat-cepat pergi
8.1 dijalan yang tidak di tuju
8.2 kita tunggu janda miskin
8.3 sang raja mengucapkan
8.4 narpati majapahit tersenyum
8.5 dalam keadaan santai
8.6 didatani para menteri
9.1 sama dengan yang dituju
9.2 menteri-menteri majapahit
9.3 tidak lama kemudian jebul datang
333
9.4 nona miskin mengganti senyumnya
9.5 lalu menerima tawarannya
9.6 sang ratu melihat
10.1 sang ratu berbicara
10.2 mau kemana bibi miskin
10.3 terlihat terburu-buru sekali
10.4 bibi mau minta uang
10.5 ataupun makanan
10.6 coba lebih dekat kesini
11.1 nona miskin bertemu lalu menunduk
11.2 tunjukan ke kanjeung gusti
11.3 nun gusti saya gamparan
11.4 wawanka petunjuk gusti
11.5 semoga saya berani
11.6 semoga saya gusti
12.1 saya minta makan dan baju
12.2 ataupun minta sarung
12.3 saya berkata
334
12.4 bukan itu yang saya maksud
12.5 apalagi sama gusti rempag
12.6 apalagi mudah-mudakhan keterima
13.1 semoga gusti jangan marah
13.2 derma utusan saya
13.3 saya lagi berjalan
13.4 menyambung dengan kata-kata
13.5 anak saya bermaksud
13. 6 ingin menikah dengan putri
14.1 putri dan putra gamparan
14.2 maksud saya itu gusti
14.3 saya ingin bertanya
14.5 sang ratu terdiam
14.6 sebel ke nona miskin
15.1 saya kira mau meminta-minta
15.2 kita bawa diskusi
15.3 ternyata begitu niatnya
335
15.4 minta persetujuan kangjeun gusti
XV. PUPUH GAMBUH
1.1 Secepatnya sang Ratu berkata
1.2 Benar ambu miskin berbicara seperti itu
1.3 tadinya saya mau merimanya
1.4 Putri oleh ratu dipanggil
1.5 Putri berbisik
2.1 Secepatnya kanjeng ratu memanggil
2.2 Hai citra wati yang cantik
2.3 yang biasa di panggil eulis
2.4 ini ada tamu
2.5 ketika bertanya enong
3.1 Siapa aja yang purun
3.2 Putra ama yang cantik
3.3 oleh Anaknya Nyai miskin mau di nikahi
3.4 Anak Nyi miskin itu lucu
3.5 Bayawak seperti binatang
4.1 bagaimana eulis purun
4.2 Nyai citra wati menjawab
4.3 memang benar bahwa ama tidak sudi
4.4 Di nikahi oleh ular lembu
4.5 kata ama ayong-yong
336
5.1 Mending saya tidak laku
5.2 mempuNyai suami yang seperti itu
5.3 yang sebenarnya suka di jemur oleh saya
5.4 Dan barang dihilangkan
5.5 Biar saja saya menjomblo
6.1 tidak sudi seumur hidup
6.2 kalau bersuami dengan ular sawa
6.3 kalau seandainya saya akan di nikahi
6.4 saya ingin yang seperti biasa
6.5 Jangan nikahi oleh binatang
7.1 ratu memanggil sambil tersenyum
7.2 jika eulis tidak ingin
7.3 Jangan suka terlalu banyak bercerita
7.4 ama sudah mendengarnya
7.5 tinggal bertanya kepada anak bungsu
8.1 ganda wati yang cantik
8.2 cepat eulis jawab
8.3 sambil menyembah Nyi ganda wati
8.4 menunduk sebagai sebagai tanda hormat
8.5 naroh di nikahi oleh binatang
9.1 Bayawak kepada lanuan
9.2 tidurnya juga di semak-semak
9.3 Tuhan saya tidak sudi
9.4 suka memakan pucuk paku
9.5 bangkai ayampun di makan
337
10.1 belum ada kerjaan yang lanun
10.2 sama saja seperti tunggul kayu
10.3 lebih baik anjing
10.4 ada pekerjaannya yang lanun
10.5 pada malam hari suka menggonggong
11.1 ratu berbicara kembali
11.2 tingal bertanya yang ketiga
11.3 sebenarnya Nyi dewi kusumah wati
11.4 putra ama yang cantik
11.5 cepat eulis jawab
12.1 Nyi putri menunjuk sinismarah sambil cemberut
12.2 sebenarnya ama tidak rela
12.3 dinikahi oleh yang seperti itu
12.4 lebih baiksaya menjomblo
12.5 ..................
13.1 saya suka di gantung
13.2 menikah dengan yang seperti itu
13.3 perasaan saya menjadi mati
13.4 tidak sudi seumur hidup
13.5 tuan rumah selanjutnya di tampar
14.1 putri-putri yang tiga
14.2 jawabannya sama seperti itu
14.3 sebenarnya jaka Bayawak di tolak
14.4 kanjeng ratu kembali memanggil
14.5 dewi patah yang sedang melamun
338
15.1 anak ama yang paling kecil
15.2 ayo Nyai cepat jawab
15.3 Nyai tadinya akan dinikahkan
15.4 bagaimana apa Nyai setuju
15.5 Nyi putri terlihat kasmaran
XVI. PUPUH ASMARANDANA
1.1 Nyi dewi patah sudah sadar
1.2 semalam ia bermimpi
1.3 Nyi putri bermimpi buang air besar
1.4 mimpinya memangku bulan
1.5 dan matahari
1.6 bintang semuanya turun
1.7 jatuh kepada dewi patah
2.1 selanjutnya meyembah Nyai putri
2.2 menjawab dipariksa rama
2.3 ama sudah ku bersama bu patos
2.4 perkara ama periksa
2.5 terdengar oleh kedua telinga
2.6 saya tidak niat untuk mundur
2.7 tadinya sama mau menerima
3.1 jaka Bayawak akan menikahi
3.2 saya sangat suka
3.3 citra wati sangat cantik
3.4 selanjutnya saling menyapa
3.5 mengejek dewi patah
3.6 patah tidak bias di kasih tau
339
3.7 mau dinikahi Bayawak
4.1 Nyi patah menjawab dengan manis
4.2 sudah tepat pada janji awal
4.3 saya mendapatkan binatang
4.4 ingin juga kepada sesame
4.5 gimana kalau tidak ada
4.6 sudah jelas kalau ratu
4.7 di tunggu-tunggu tidak datang
5.1 Nyi citra wati cemberut
5.2 dewi patah manyun
5.3 dewi patah diam saja
5.4 datang sang raja garwana
5.5 ibunya Nyai putri
5.6 mendengar dari putri seperti itu
5.7 Nyi putri mendapatkan kadal
6.1 ibu Nyi putri
6.2 berbicara kepada mukasian
6.3 eh miskin kamu harus mendegar
6.4 Nyi putri punya permintaan
6.5 begini putri memintanya
6.6 meminta negeri /60/ yang bagus
6.7 serta dengan isi-isinya
7.1 harus bagus isi rumah
7.2 jangan ada kekurangan
7.3 dan meminta peralatan
7.4 kereta emas satu pasang
340
7.5 beserta kudanya
7.6 jangan sampai kurang isi dapur
7.7 serta peralatan yang dirumah
8.1 piring nampan dengan gelas
8.2 harus segala terbuat dari emas
8.3 jangan memakai sipat kelelawar
8.4 harus mas yang berkilau
8.5 begtu putri memintanya
8.6 kalau tidak terbukti permintaan
8.7 kamu pasti akan dibunuh
9.1 beserta anak kamu akan aku disembelih
9.2 cepat pergi sekarang
9.3 beritakan kepada anak kamu
9.4 segera berhadap kepada mukasian
9.5 tidak bias berucap sedikitpun
9.6 tidak bisa pamit kepada ratu
9.7 lemas badan mukasian
10.1 sesudah itu Nyi miskin pulang
10.2 sambil mengeluarkan air mata
10.3 berjalannya kelelahan
10.4 dari ketakutannya
10.5 dijalan tidak kacau
10.6 cepatlah sudah hampir malam
10.7 ke kampung geubang tinatar
11.1 sesampainya datang langsung menangis
11.2 merangkul kepada Bayawak
341
11.3 menangis tidak henti-henti
11.4 Bayawak terus bertanya
11.5 kenapa menangis ema
11.6 mukasian langsung menjawab
11.7 ujang sama ema tewas
12.1 pasti ema disembeih
12.2 ujang pasti di bunuh
12.3 cepat kita kabur saja
12.4 dari pada dibunuh
12.5 mending kita berkebun
12.6 jaka bawayak sangat lucu
12.7 ema nanti saja
13.1 cepat berbicara dengan jelas
13.2 saya ingin tau
13.3 mukasian langsung menjawab
13.4 ema tidak mau bercerita
13.5 ayo ujang kita berjalan saja
13.6 takut ratu kesini
13.7 pasti kita akan dibunuh
14.1 Bayawak memeriksa kembali
14.2 gimana jawaban raja
14.3 saya ingin mendengarkan
14.4 cepat ema bercerita
14.5 miskin langsung bercerita
14.6 begini asep ratu berbicara
14.7 putri punya kemauan
342
15.1 Nyi putri ingin negri
15.2 beserta isi-isinya
15.3 mundut alat dapur semuanya
15.4 peralatannya harus seperti emas
15.5 jangan ada kekurangan
15.6 dengan Nyi putri mendut
15.7 kereta emas sepasang
16.1 beserta dengan kudanya sekalian
16.2 ujang mentang-mentang kaya
16.3 mendut memang yang pengen
16.4 seperti membuat tanjakan saja
16.5 mentang-mentang kaya
16.6 supaya tidak jadi
16.7 putri bungsu mau di nikahi
XVII. PUPUH SINOM
1.1 Bayawak lalu menjawab
1.2 itu ema terlalu mudah
1.3 barang segitu ada
1.4 tunjukan kepada kanjeng gusti
1.5 lalu mukasian meledek
1.6 berbicara sembari menunjuk-nunjuk
1.7 ujang cepat lihat
1.8 harta kita masih
1.9 sudah pecah
2.1 mana emasnya
2.2 apalagi kalau negri
343
2.3 Bayawak langsung menjawab
2.4 masa bodo aku tidak tau
2.5 ma cepat pulang
2.6 tunjukan kepada ratu
2.7 jawaban mukasian
2.8 ema takut/63/ di sembelih
2.9 kata Bayawak kalau ema tidak mau
3.1 sekarang saya pamit
3.2 tidak mau diam di ema
3.3 mukasian kanjeng menjawab
3.4 ujang jangan pernah pulang
3.5 sekarang ema pergi
3.6 mau menunjukan kepada ratu
3.7 berjalan kanjeng mukasian
3.8 dijalan kesana kemari
3.9 sudah merunduk mukasian kanagara
4.1 terus berbisik
4.2 kepada ratu majapahit
4.3 sang ratu
4.4 santai di kursi gading
4.5 lihat ambu miskin
4.6 sang ratu langsung menjawab
4.7 hey miskin saya bertanya
4.8 mana permintaan Nyi putri
4.9 ambu miskin menjawab sangat bersedia
344
5.1 permintaan saya sudah tersedia
5.2 sekarang tinggal keluarkan saya
5.3 sang ratu kembali berkata
5.4 seumpamaya miskin bersedia
5.5 seumpama barangnya tida yakin
5.6 tentunya kamu akan dihukum
5.7 besok barang harus sudah datang
5.8 kamu cepat pulang sana
5.9 ambu miskin cong sembari pulang
6.1 /64/ cepat sekali Nyi miskin pulang
6.2 ke rumah sudah sampai saja
6.3 langsung menjemur
6.4 begini kata Nyi miskin
6.5 juragan anak ku
6.6 kenapa baranya belum kumpul
6.7 ditunju kuBayawak
6.8 kalau begini ema akan dibunuh
6.9 kemudian merangkul mukasian kepada Bayawak
7.1 menangisnya tersedu-sedu
7.2 Bayawak kemudian mengatakan
7.3 jangan terlalu dipikirkan ema
7.4 meskipun ema enak duduk
7.5 jangan sampai kecil hati
7.6 bawa saja itu labu
7.7 terus pergi mukasian
345
7.8 pergi ke gowah sambil menagis
7.9 dua labu di tarik mukasian
8.1 ini labu yang kamu mau jang
8.2 Bayawak bercerita kembali
8.3 ema cepat mbil wadah
8.4 dengan kemeyan yang wangi
8.5 mukasian pergi lagi
8.6 mengambil api untuk sesajen
8.7 cepat sudah tersedia
8.8 Bayawak mencium bau sesajen
8.9 terus labu di pukul oleh Bayawak
9.1 keluar cahayanya sangat terang
9.2 dikipas supaya bisa /65/jadi negri
9.3 negara sangat ramai
9.4 penuh bserta isinya
9.5 serdadu dan prajurit
9.6 kuda sapi dan embe
9.7 warung-warung sudah tersedia
9.8 orang-orang lalulalang
9.9 dan orang-orang teriak dan tepuk tangan
10.1 labu yang kedua
10.2 dan lanbu kemudian di pukul
10.3 kemudian terpancar kembali sinarnya
10.4 segala emas rinukmin
346
10.5 kereta emas dan kudanya
10.6 sudah jelas peralatan dapur
10.7 bersinar terang semua emasnya
10.8 didalam rumah juga begitu
10.9 terangnya emas menjadi silau yang melihatnya
11.1 terucap oleh ambukasian
11.2 melihat kesana kemari sambil tersenyum
11.3 sambil memuji kepada Bayawak
11.4 tida sangka anak saya
11.5 dikira tidak sakti
11.6 tadinya saya mau kabur
11.7 terus kenapa kalau kabur
11.8 saya tidak jadi kaya
11.9 segini juga badan baik
12.1 selanjutnya Bayawak menjawab
12.2 ema kesini duduk
12.3 ambu miskin mendekat
12.4 ambu miskin tidak berhenti tersenyum
12.5 /66/ sambil berbicara cerewet
12.6 terus kenapa kabur
12.7 jaka Bayawak menjawab
12.8 dahulu kata saya
12.9 harus percaya dulu saya bercerita
XVIII. PUPUH PANGKUR
1.1 Saya sekarang cepatkan ceritanya
347
1.2 Tunda karena Nyi miskin sedang bersenang hati
1.3 Berbicara kemabali sang ratu
1.4 Santai di kursi goyang
1.5 Dibisikan oleh demang jaksa tumenggung
1.6 Sang ratu cepat nyarita
1.7 Begini kata kanjeng gusti
2.1 hey semua rakyat
2.2 hari ini akan di adakan lamaran Nyai miskin
2.3 orang-orang harus kumpul
2.4 hiasan harus tersedia
2.5 dan hiburan pekarangan harus bagus
2.6 puwado lagi memajang
2.7 hiasan harus sebersih mungkin
3.1 semua anak anteunar
3.2 harus membawa pegawai masing-masing
3.3 hiburan dan para tamu
3.4 gimana adang bisa
3.5 kita tunda hiburan yang tidak disebut
3.6 Bayawak berbicara
3.7 akan melamar putri
4.1 sangat ramai lamarannya
4.2 mukasian mau melamar cepar pergi
4.3 bawaannya beribu-ribu
4.4 masyarakat ramai sekali
348
4.5 hiasannya ada yang seperti singa
4.6 ada yang di hias seperti rusa
4.7 sudah pasti seperti orang-orangan sawah
5.1 berbondong-bondong mengantar meminang
5.2 yang duluan batang emas rinukmin
5.3 mukasian yang diatas
5.4 tersihir oleh hiburan
5.5 terdengar suara alat musik pelog , degung, salendro, terdengar sangat bergemuruh
5.6 dan warna warni tetabuhan
5.7 seperti kendang, penca, ogel tani
6.1 terucap oleh jaka Bayawak
6.2 di gotong di jambangan dan air
6.3 jambangan emasnya menyala-nyala
6.4 serta memakai payung
6.5 payung kuning yang pentulnya terbuat dari intan jamrut
6.6 dijaga oleh pegawal
6.7 dari belakang dan dari samping terdapat senjata
7.1 sempit susah bergerak dijalannya
7.2 yang menonton orang kampung dan orang pinggiran
7.3 di jalan semuanya berkumpul
7.4 silahkan ditunggu yang mau melamar
7.5 berbicara eundon putrinya roro uju
7.6 bersam raden sela maya
7.7 melihat keduanya sangat prihatin
8.1 Nyi roro uju berbicara
349
8.2 kita sudah terlalu lama
8.3 sudah dapat tiga tahun
8.4 kita masih hidup di hutan
8.5 ayo akang sekarang kita kesana
8.6 ayo kita berjalan ke negara
8.7 kitamenuju ke negara majapahit
9.1 dengan cepatnya cepatnya Nyi putri berangkat
9.2 yang dituju adalah negara majapahit
9.3 dijalan tidak diceritakan
9.4 ketika sudah dekat dengan negara
9.5 Nyai putri mendengar suara gemuruh
9.6 orang-orang semuanya bersorak sorai
9.7 Nyi putri tersentak kaget
10.1 putri bertanya kepada orang yang lewat
10.2ada apa paman tergesa-gesa sekali
10.3 yang ditanya langsung menjawab
10.4 saya mau pergi ke negara
10.5 mau meliahat pengantin putranya ratu
10.6 hari ini lamarannya
10.7 Bayawak putranya Nyai miskin
11.1 Nyai putri sangat senang
11.2 terus raden putra datang
11.3 akang silahkan cepat-cepat
11.4 semoga saja itu
11.5 saudara kita yang akan kita tuju
11.6 den sela maya menjawab
11.7 akang benar mau ikut
350
12.1Nyi putri dengan cepatnya berangkat
12.2 akan mengantar yang melamar ke negara
12.3 sudah begitu Nyi putri memanggil
12.4 kang sekarang harusnya
12.5 haruskah kita menghadang dilulurung
12.6 jalannya seharusnya kesini
12.7 sambil menunggu kita singgah
XIX. PUPUH MAGATRU
1.1 Yang melamar sudah datang dan sudah berkumpul
1.2 Yang melihat susah bergerak
1.3 Di jalannya bersedak-sedakan
1.4 Dan Anak kecil banyak yang menangis
1.5 Karena Tersenggol-senggol oleh orang tua
2.1 Yang pertama dibawa tandu yang menyala
2.2 Yang dinaiki oleh wanita tua yang miskin
2.3 Yang terakhir dibawa tidak kelihatan
2.4 Rombongan begitu lagi
2.5 Badangwangnya berjatuhan
351
3.1 suara kendang kencana mulai bergemuruh
3.2 Semua suara alat musik terdengar
3.3 Seperti suara alat music tanji dan angklung
3.4 Gambang taromangsa suling
3.5 Semuanya di mainkan secara digabungkan
4.1 Sang Bayawak berada dalam iringan music yang menyala
4.2 Iringan music seperti emas ritukmin
4.3 Serta diiringi dengan payung
4.4 Dari samping dan dari belakang diawasi oleh pengawal
4.5 Dan di depannya ada kereta kencana
5.1 Yang dibawa oleh kuda yang kosong emas nya menyala
5.2 Naasnya sakawedi terkena ekor kuda
5.3 Sang kadal menyala seperti emas
5.4 Dengan dihiasi warna kuning
5.5 Dan kuda pun bersuara
352
6.1 Sang putri roro tiba-tiba memanggil imut
6.2 Akang itu lihat
6.3 Perkiraan saya yaitu
6.4 Sang putri cepat berangkat
6.5 Sang putri
7.1 Sang Bayawak sudah lebih terdahulu
7.2 Akang itu bertemu lagi
7.3 Sang putri lalu merangkul
7.4 Begitu pula dengan sang Bayawak
7.5 Sang putri lalu memanggil
8.1 Akang setidaknya beritahu
8.2 Kalau akang akan datang
8.3 Walaupun saya meninggal
8.4 Dan dicari kemana-mana
8.5 Sang Bayawak pun menjawab
9.1 Bayawak menangis dengan terseguk-seguk
9.2 Akang juga tidak menyangka
353
9.3 Suatu hari nanti pasti akan bertemu kembali
9.4 Orang yang sedang berjalan pun tiba-tiba berhenti
9.5 Yang sedang melihat pun tercengang dan kaget
10.1 Melihat sang Bayawak dikerumini orang-orang
10.2 Yang melihatnya tercengang
10.3 Sang putri cantikpun tidak tahu menau
10.4 Secepatnya sang putri menunjuk
10.5 Utusan dari suaminya
11.1 Semenjak itu saya memberitahu
11.2 Sebelumnya saya sudah bertemu dihutan
11.3 Dengan seorang putra dari kyai
11.4 Namanya adalah selamaya bagus
11.5 Malah saya tidak tahu
12.1 Malah sekarang baru bertemu
12.2 Sang Bayawak secepatnya datang
12.3 Yang mana anaknya sang kyai
12.4 Saya ingin bertemu
354
12.5 Sang putri pun menjawab kembali
13.1 Betul itu adalah yang terlihat muda
13.2 Kemudian raden putra pun dipanggil
13.3 Sang Bayawak memanggil dengan manis
13.4 Hei raden putra bagus
13.5 Kesini dengan akang duduk
14.1 Akang punya pertanyaan yang harus ditanyakan
14.2 Raden bagus selamaya menyembah dengan bersujud
14.3 Mando pun mendekati sang putri
14.4 Sang Bayawak bertanya kepada mindo
14.5 Hei den selamaya rai
15.1 Akang menerima dengan senang hati
15.2 Oleh akang akang dikasih air perasan yang berasal dari abu
15.3 Dari lahir sampai batin
15.4 Jodoh raden yang bagus
15.5 Harus diterima oleh adikmu
355
16.1 Lalu raden putra pun menjawab
16.2 Tolong tunjuk saya
16.3 Walaupun saya adalah seorang yang naif
16.4 Tolong terima saya Untuk menggantiakan duram
16.5 Siang dan malam mau mengikuti
XX. PUPUH DURMA
1.1 Durma mempercepat lalu menceritakannya dengan sebuah lagu
1.2 Bayawak lalu memanggil
1.3 Hei raden selamaya
1.4 Apakah itu kuda tunggangan
1.5 Dan siapakah wanita yang cantik itu dalam tandu
1.6 Berdua dengan wanita tua yang miskin
2.1 Lalu sang putri pun naik kedalam tandu
2.2 Berdua dengan wanita yang miskin
2.3 Selamaya lah yang menunggang kudanya
2.4 Kuda pun bersuara dan mulai berjalan
356
2.5 Tiba-tiba terhenti melihat sesuatu
2.6 Tampan tiada tara
3.1 Kuda sandel bisa terkejut oleh sang Bayawak
3.2 Sang Bayawak pun masuk kedalam
3.4 Dibawa oleh empat orang
3.5 Pada hari itu semua orang keluar
3.6 Sempit sekali dijalannya
4.1 Orang-orangpun kaget melihatnya
4.2 Melihat cahaya
4.3 Diatasnya terdapat sang putri
4.4 Putri cantik yang memacarkan cahaya kecantikannya
4.5 Semua orang pun tersenyum
4.6 saling berbicara dengan yang lainnya
5.1 lihat pengantinnya sudah datang
5.2 dalam kencana yang indah
5.3 itu lihat mempelai lelakinya
5.4 menunggangi kuda
357
5.5 dipercepat langkahnya untuk melamar
5.6 sudah sampai di negeri
6.1 Dialun-alun sudah datang
6.2 Jaka Bayawak sedang berjalan
6.3 Dengan memakai pajen berwarna kuning
6.4 Terlihat mirip seperti kadal
6.5 Yang melihat pun semuanya tertawa
6.6 Mempertawakan langkah kaki sang Bayawak
7.1 Berjalan pelan dengan kadal badis
7.2 Menurut pembicaraan orang-orang
7.3 Lihatlah pengantinnya sudah datang
7.4 Dengan memakai paying berwarna kuning
7.5 Pada………….
7.6 Lalu menurut beberapa orang
8.1 Tidak mungkin ada pengantin seperti hewan kadal
8.2 Banyak….
8.3 Menurut kabar yang disampaikan badak
358
8.4 Lalu menurut beberapa orang lagi
8.5 Lihat sang putri bersama dengan makhluk halus
8.6 Seseorang berkata
9.1 Sang putri hanya milik saya
9.2 Semua orang yang melihat pun berbicara dengan pendapat masing-masing
9.3 Setelah sang jaka jalan melewatinya
9.4 Datang dari kencananya
9.5 Sang putri dengan makasian
9.6 Orang-orang kaget melihatnya
10.1 Banyak cahaya
10.2 Baik perempuan maupun laki-laki
10.3 Tidak lama kemudian lalu datanglah yg lainnya
10.4 Dengan berbagai macan warna
10.5 Pandyri yang menunggangi kuda
10.6 Kalap tidak ada tandingan nya
11.1 Kudanya berjalan dan gagah
11.2 Sembari berteriak
359
11.3 Semua orang kaget melihatnya
11.4 Mendengarkan sang menantu sudah datang
11.5 Lalu raja pun cepat keluar
11.6 Menjemput yang baru dating
12.1 Bayawak pun melakukan sujud terhadap sang raja
12.3 Penghormatan yang tiada tara
12.4 Sang ratu senang sudah melahirkan
12.5 Raden patih sibuk mengurusi orang-orang
12.6 Mengurus tamu yang dating
13.1 Sudah beres mengurus tamu
13.2 Tidak lama kemudian hidangan pun dating resmi
13.3 Tanda pemberian hormat kepada tamu undangan
13.4 Sudah selesai minum kopi
13.5 Sesudah acara makan lalu sang ratu pun berbicara
13.6 Hei raden bahu papatih
14.1 Besoknya kita masih berkumpul
14.2 Kita masih merayakan pesta
360
14. 3 Merayakan pesta sang putri
14.4 Patih pun lalu menyembah
14.5 Lalu meng iyah kan pertanyaan dari sang ratu
14.6 Sang sudah masuk ke istana
15.1 Roro pun mengikutinya
15.2 Tidak tinggal diam
15.3 Tetapi raden selamaya
15.4 Bergabung dengan para mantra
15.5 Di kapatihan
15.6 Ucapkan saja untuk besok
16.1 Memberi penghormatan dengan menembakan senjata
16.2 Suara musikpun masih bermain
16.3 Sang Bayawakpun sudah keluar
16. 4 Sang putri sudah di dandanan
16.5 Bagaimana seperti adat sasari
16.6 Yang ramainya
17.1 Sang Bayawak pun mengikutinya
361
17.2 Lalu berjalan kepada kaum eueuleungan
17.3 Yang mengikutinya pun semua tersenyum
17.4 Untuk melihat keberangkatan sang pengantin
17.5 Sama persis dengan kadal negri
17.6 Dengan pengawalnya
18.1 Para tamu semuanya ikut duduk
18.2 Menunggu kedatangan menantu sang raja
18.3 Tidak lama kemudian jebul pun datang
18.4 Sang Bayawak berjalan sambil diiringi dengan paying
18.5 Sudah datang di depan masjid
18.6 Penghulu pun memberi hormat
19.1 Lalu dimulai akad nikahnya
19.2 Dan baywak pun resmi menikah
19.3 Mas kawinnya adalah uang emas dan sebagainya
19.4 Sang penghulupun tersenyum
19.5 Semuanya menyaksikan
19.6 Semua nya pun ikut senang
362
20.1 Penampilan sang putri
20.2 Sudah didandani
20.3 Kecantikannya tiada tara
XXI. PUPUH KINANTI
1.1 Sang ratu cepat mengumumkan
1.2 Sekarang saatnya pergi
1.3 Sang putri pun masuk kedalam kereta kencana
1.4 Kereta kencananya pun sudah di rias
1.5 Rupanya seperti burung ngaludro
1.6 Sang putri sudah pergi
2.1 Di atas kereta kencana yang besar
2.2 Untuk menjemput yang datang dari mesjid
2.3 Sudah itu di beri penghormatan lagi
2.4 Suara music pun masih berbuNyi
2.5 Dang ding dung suara kendang pencana
2.6 Dur-dur suara alat music tanji
363
3.1 Suara angklung pun bergemuruh
3.2 Dan ada tarian topeng
3.3 Berbagai macam alat music di mainkan
3.4 Pelog salaendero dan suling
3.5 Dan suara ramai sekali
3.6 Itu lagu pating carerit
4.1 Kereta kencana mulai berjalan
4.2 Sang putri memunculkan cahaya
4.3 Mahkota pengantin menyala seperti emas
4.4 Gelang kalung anting-anting
4.5 Untuk dipakai nanti
4.6 Bunga yang bergantungan
5.1 Bendera umbul-umbul melengkung
5.2 Indah Tertiup oleh angin
5.3 Terbagi dua benderanya
5.4 Berjalan dibelakang sang putri
5.5 Berbagai macam warna-warna
364
5.6 Dan kabarnya sudah tersebar
6.1 Sudah datang ke alun-alun
6.2 Dekat dengan pintu masjid
6.3 Sang Bayawak pun dijemput
6.4 Bayawak turun dari masjid
6.5 Bayawak berjalan dengan perlahan
6.6 Menuju kereta kencana
7.1 Di rangkul oleh putri ayu
7.2 Bayawak sudah datang
7.3 Disamping putri datangnya
7.4 Sudah itu mereka berangkat lagi
7.5 Mukasian mengipasi
7.6 Begitu pula dengan roro uju
8.1 Mengipasnya dengan pelan-pelan
8.2 Pulang pergi tujuh kali
8.3 Yang menonton banyak sekali
8.4 Orang tua anak-anak susah bergerak
365
8.5 Semuanya bersorak gembira
8.6 Suara senjata mengiringinya
9.1 Pesta nya pun sudah selesai
9.2 Sudah kembali lagi ke sri manganti
9.3 Sudah kembali turun dari kereta kencana
9.4 Putri di dipajeng berwarna kuning
9.5 Sang Bayawak tidak tinggal
9.6 Berdampingan dekat sang putri
10.1 Yang menyawer dengan sang putri
10.2 Anak kecil mengumpulkan uangnya
10.3 Di sawer nya memakai uang perak
10.4 Menggunakan uang talen dan uang picis
10.5 Tidak memakai uang dari tembaga
10.6 Sudah selesai acara menyawer mereka duduk
11.1 Dan telur pun sudah dikumpulkan
11.2 Tujuh lampu damar pun sudah menyala
11.3 Kendi dan sebagainya
366
11.4 Sang Bayawak terus berangkat
11.5 Menginjak telur dengan buruk
11.6 Sang putri mengalirkan air yang ada dalam kendi
12.1 Sudah itu sang putri masuk
12.2 Dan pintu di tutupkan lagi
12.3 Bayawak serasa tinggal disurga
12.4 Lalu tali sang putri dilepas
12.5 Sebagaimana biasanya
12.6 Semuanya juga sudah mengerti
13.1 Semuanya juga mungkin seperti itu
13.2 Jika yang baru menikah ru waspada
13.3 Sang baayawak lalu berhenti
13.4 Duduk di kursi
13.5 Duduk berdampingan dengan putri
13.6 Seketika dia berkumpul
14.1 Rangga demang dan para mantri
14.2 Bagaimana niat menikah
367
14.3 Sudah berkumpul lalu pergi
14.4 Lalu yang lainnya pun ikut pergi
14.5 Maka membuat yang pergi menjadi kasmaran
14.6 ..................
XXII. PUPUH ASMARANDANA
1.1 Diceritakan Waktu sudah malam
1.2 Bertemu saat sedang berkumpul
1.3 Waktu sesudah isya
1.4 Menggelar suara maryamnya
1.5 Bergema suara angklungnya
1.6 Tiba-tiba suara pun bergumuruh
2.1 Kemudian mengangkat peta
2.2 Suara alat music masih bergumuruh
2.3 Diikuti dengan suara alat music kendang kencana
2.4 Tang ting tung suara ogel
2.5 Tarian topeng dan tarian wayang
2.6 Diceritakeun kembali sedang bertemu
368
3.1 Di pertemukan dengan nayub
3.2 Menari dengan di iringi arak-arak
3.3 Sebagian ingin di puji
3.4 Melihat tariannya yang manja
3.5 Penarinya tidak melakukan gerakan yang sesuai
3.6 Kemudian penarinya disoraki
4.1 Oleh orang lain di pertemukan
4.2 Digaantikan lagi
4.3 Di tempat perempuuan mempersembahkan pertunjukan wayang
4.4 Wayang golek yang indah
4.5 Para perempuan melihat wayang
4.6 Istri jaksa dengan kaliwon
5.1 Istri patih dengan rongga
5.2 Dan dikumpulkan semuanya ada
5.3 Dan mereka semua akhirnya bertemu
5.4 Citrawati dan raina
5.5 Sama-sama duduk di kursi
369
5.6 Suka dan senang melihat pertunjukan wayang
6.1 Sang Bayawak berbicara
6.2 Dan berdiri dari tempat duduknya
6.3 Berdua dengan putri
6.4 Sang Bayawak lalu berbicara
6.5 Duh ini istri akang
6.6 Kenapa kamu tidak melihat
7.1 Begitu ramai nya pertunjukan wayang
7.2 Nyi dewi tidak menyaut
7.3 Akang tidak menduganya
7.4 Kalau tidak ada omongan
7.5 Sang Bayawak baru ingin berbicara.
7.6 Iya kalau mau melihat
8.1 Tidak jadi masalah eulis
8.2 Jangan jadi halangan
8.3 Akang disini akan menunggu
8.4 Biarkanlah akang sendiri
370
8.5 Silahkan saja cepat berangkat
8.6 Berangkat ke pengwayangan
9.1 Sang putri cepat bergegas pergi
9.2 Sang putri pun bergegas berangkat
9.3 Sesudah sang putri berangkat
9.4 Jaka Bayawak keluar
9.5 Terjadi suatu kejadian
9.6 Tiba-tiba rupanya menjadi seorang kesatria
10.1 Kesatria yang sangat tampan sekali
10.2 Pemakaiannya menyala sekali
10.3 Tidak ada tandingannya
10.4 Nama raden jaka paingling
10.5 Terus dia menonton pertunjukan wayang
10.6 Berkumpul laki-laki perempuan
11.1 Terkejut melihat sang kesatria
11.2 Berangkatnya melihat wayang
11.3 Raden jaka kaget lalu masuk
371
11.4 Mendekati yang bermain kendang
11.5 Tuan jaka bersikap tidak seperti biasanya
11.6 Kang boleh saya mencoba kendangnya
12.1 Tukang kendangpun pun beranjak dari tempatnya
12.2 Sambil melepaskan kendang
12.3 Raden jaka tidak seperti biasanya bermain kendang
12.4 Pertunjukan semuanya gagal
12.5 Melihat tukang kendang yang baru
12.6 Lalu Nyi citrawati melihat
13.1 Ada pemain kendang baru
13.2 Pemain kendangnya lebih tampan
13.3 Nyi citrawati terpesona
13.4 Aduh teja sulaksana
13.5 Teja melihatnya
13.6 Bagaikan baru pertama kali bertemu
14.1 Citra wati tersenyum
14.2 Suka sekali melihat yang memainkan kendang
372
14.3 Jarinya mahir memainkannya
14.4 Bagaikan berlian
14.5 Kelihatan berkilauan dan bercahaya
14.6 Istri-istri semua nya keluar
15.1 Yang bermain kendang banyak disoraki
15.2 Ada yang menyoraki dengan keras
15.3 Sebagian memakai sapu tangan menyuruh berhenti bermain
15.4 Paling parah dengan menggunakan roko
15.5 Jaka tidak biasa asik memainkan kendang
15.6 Dan melihat-melihat gerhana
16.1 Nyi citrawati sudah jelas
16.2 Mendadak menjadi gila atau tidak terkendali
16.3 Lalu citrawati pun marah
16.4 Tolong jangan di ganggu
16.5 Itu tadi yang memainkan kendang adalah saya
16.6 Apalagi jangan di ganggu
17.1 Itu adalah suami saya
373
17.2 Itu kok seperrti menghipnotis kita dengan permainan kendangnya
17.3 Barina terlihat tenang
17.4 Hey coba lihat
17.5 Seperti itu modelnya
17.6 Bisa bermain kendang dan tampan
18.1 Dari pada dengan dewi patah
18.2 Suaminya juga kadal
18.3 Yang suka tidur dihutan
18.4 Kesukaannya adalah ayam yang sudah mati
18.5 Dewi patah lalu menangis
18.6 Benar-benar sakit hati
19.1 Oleh kaka terus dihina
19.2 Dewi patah pun pergi
19.3 Sambil mengusap air matanya
19.4 Dan jaka paling pun ikut mengikuti
19.5 Yang muda ganti pakaian
19.6 ....................
374
XXIII. PUPUH SINOM
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
Sudah jadi lagi Bayawak
Dipajang Sudah berkunjung
Rongheap Nyi putri sudah datang
Datangnya Nyi putri menangis
Jaka Bayawak lahir
Kenapa eulis nangis
Nyi putri cepat menjawab
Barangkali saya menangis
Saya engkang mendengar omongan
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
Kaka terlalu sangat
Menghinanya kepada saya
Teu menghiraukan banyak orang
Bayawak terlahir manis
Eujeuh eulis jangan menangis
Silahkan saja kesana
Silahkan saja ke wayang
Gimana kata putri
375
2.9 Silahkan saja Nyai sekarang berangkat
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
Nyi putri berangkat lagi
Sudah bercampur bersama para istri
Sang Bayawak juga keluar
Lalu kebelakang lagi
Bagaimana adat sari
Dengan tukang kendang sudah bercampur
Den jaka pangling main kendang
Heboh semua istri-istrinya
Melihat tingkahnya yang sedang main kendang
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
Nyi citra wati menyebut
Seperti ini kata Nyi putri
Tuh yang main kendang datang
Kepadaku mengajak tertawa
Terus ditegur oleh Nyi putri
Jaka pangling terus menunduk
Imut melihat gareuha
Sang dewi patah melihat
376
4.9 Wajah masam melihat wayang
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
Penayangan semuanya enggan
Menyanggupi wayangyang sedang menari
Romay penabuh gamelan tidak sanggup
Nyi citra wati datang
Nyi putri menengadah sambil tersenyum
Putri berbicara tak jelas
Begini katanya
Tidak enak oleh yang cantik
Dewi patah bersenggama ke kadah
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
Dari pada suami saya
Sudah ganteng rajin pula
Main kendangnya beres
Malah mengajak senyum
Senyumnya manis
Suami Nyi bungsu
Tidak punya keahlian
Keluar Bersama kadal badis
377
6.9 Kesukaannya memakan bangkai ayam
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
7.8
7.9
Terus nagis lagi patah
Air matanya keluar nya banyak
Sudah itu pergi keluar
Den jaka melihat
Gareuha Sudah keluar lagi
Raden jaka pangling turun
Mendahului dewi patah
Bajunya dipake kembali
Sudah tidur menyerupai Biyawak lagi
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
Tidak lama Nyi putri datang
Ke papajangan lalu menangis
Jaka Bayawak memeriksa
Kenapa Nyi putri menangis
.......................
Kepada akang Nyai tidak setuju
Kalau tidak mau
Akang sekarag mau pulang
378
8.9 Dewi patah cong nyembah sambil menjawab
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
9.8
9.9
Wahai akang tidak sekali
Kepada kamu akang tolak
Dari dahulu kalau menolak
Bayawak datag lagi
Sukur kalau begitu Eulis
Yang sabar saja enung sekarang harus ikhlas
Nyai haris berangkat lagi
Nyai harus berangkat dari pawayangan
- (tidak terrcantum dalam naskah)
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
10.8
Nyembah Nyi putri menjawab
Akang saya pamitan dahulu
Nyi putri cepatnya pergi
Keluar langsung ke samping
Putri memanggil dalam hati
Ada apa yang dimaksud
Akang menyuruh maksa pisan
Sekarang saya mau mencoba
379
10.9 Menunggu akang Bayawak kaluar
XXIV. PUPUH KINANTI
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Jaka Bayawak sudah turun
Nyamar cara laku tadi
Sudah campur dengan panayagan
Nyai putri cepatnya pergi
Masuk ke pajangan
Ditemukan Cangkang Bayawak
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
Nyi putri semua terlewati
Bayawak dibawa hilang
Terus dewi patah tidur
Diapit dua bantal guling
Pura-pura tidur nyenyak
Raden jaka pangling berbicara
3.1
3.2
Raden jaka pangling masuk
Lalu raden main kendang lagi
380
3.3
3.4
3.5
3.6
Melihat gerhana
Nyi putri tidak terlihat
Tidak ada menonton wayang
Cepatnya rahaden pulang
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Kira-kira jam lima subuh
Pulang raden jaka pangling
Datangnya ke papanjangan
Rahaden melihat Nyi putri
Bajunya tidak ada
Terus membangunkan putri
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
Nyi putri langsung memeluk
Sambil menepuk dan menyubit
Sambil memanggil
Akang kenapa seperti itu
Nyamarnya keterlaluan
Menyusahkan kepada saya
6.1 Putra-putri tidak diucap
381
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
Ucap Dewi Citrawati
Larinya ke papajangan
Nyusul raden jaka pangling
Ke sonong raden sedang leunggah
Berdampingan dengan Nyai putri
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
Dewi Citrawati gugup
Tidak tata pasini lagi
Lalu Raden berkelahi
Nyai putri memanggil keras
Memarahi ke Dewi Patah
Keras kepala kamu ANJING
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
Merebut suami orang
Tayoh yang cantik saja
Kamu Patah susah dikasih tau
Tidak punya malu
Suami kamu Bayawak
Ini mah suami saya
382
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
..... Patah mendatangi
Sangat mau kata wati
Tayoh tidak tau rupanya
Coba bercermin dengan baik
Nyi citrawati menjawab
Jangan berbicara ANJING
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
Kamu patah keras kepala sekali
Tayoh yang cantik saja
Kiranya pengantin baru
Merebut suami orang
Kemana suami anda
Bayawak seperti SETAN
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
Raden jaka pangling imut
Tidak ada rasa marah sedikitpun
Melihat yang sedang berkelahi
Sangat seru sekali
Terdengar oleh para Eumban
Cek-cok menyebut ada apa
383
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
Nyi emban lapor kepada ratu
Memberitahukan bahwa terjadi sesuatu
Lalu dengan cepat menyuruh
Raden patih ngumisi
Cepat Raden Patih pergi
Mondar-mandir sambi memainkan kumisnya
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
Berkata Den Patih sudah nyunduk
Ada raden jaka pangling
Terlihat sedang ditarik-tarik
Oleh dua putri yang cantik
Lalu Den patih memeriksa
Sedang apa yang cantik
14.1
14.2
14.3
14.4
14.5
Bagusnya Eulis jangan seperti itu
Itu Tidak bagus
Sama saudara jangan berkelahi
Menjawab Nyi citrawati
Gara-garanya si Patah
384
14.6 Merebut suami saya
15.1
15.2
15.3
15.4
15.5
15.6
Dengan cepat den patih bercerita
Sekarang Nyai putri
Kita mendatangi ke bapa
Cepat pergi Nyi putri
Raden putra ditalian
Dibawa amer kepada Gusti
16.1
16.2
16.3
16.4
16.5
16.6
Diceritakan kanjeng ratu
Sedang mampir di Sri Matanti
Didatangi para orang-orang tersohor
Tidak lama dari itu den patah pun atang
Dengan membawa perlengkapan
Kumambang Nyi putri menangis
XXV. PUPUH KUMAMBANG
1.1
1.2
1.3
Sang Ratu maja Ngalahir
Apa itu Patya
Manusia ganteng membawa tali
385
1.4 Kenapa itu dosanya
2.1
2.2
2.3
2.4
Raden Patih menyembaah tunduk kepada Gusti
Nun ini gamparan
Berkata yang maling
Purwa ku saya di bawa
3.1
3.2
3.3
3.4
Silahkan periksa Gusti ini dua Putri
Sang Raja ngajawab
Dari mana asalnya Nyai
Cepat cerita
4.1
4.2
4.3
4.4
Cedok menyembah Putri, Dewi Citrawati
Unjukan ke Ayah
Seperti ini menyesal Kanjeng Gusti
Dewi Patah kurang ajar
5.1
5.2
5.3
Si Patah itu merebut pacar saya
Oleh saya di marahin
Tidak suka saya pribadi
386
5.4 Oleh Patah tidak Unghak
6.1
6.2
6.3
6.4
Menjawab lagi Dewi patah sembari nangis
Saya tidak menerima
Nyi ini suami saya
Yang disebut Bayawak
7.1
7.2
7.3
7.4
Kanjeng Ratu ngandika ka Patih
Bagaimana peutana
Hal ini soal maling
Orang satu oleh berdua
8.1
8.2
8.3
8.4
Duduk menyembah Den Patih unjuk ke Gusti
Hal ini perkara
Ini keneutana maling
Disangka yang maling
9.1
9.2
9.3
Hukumnya itu harus dihukum mati Gusti
Siapa yang bisa
Menghhidupkan lagi maling
387
9.4 Pasti itu adalah jodohnya
10.1
10.2
10.3
10.4
Bertanya lagi kanjeng Ratu ke Nyi Putri
Seperti ini sekaranng
Ini satria yang maling
Harus di hokum mati sekarang
11.1
11.2
11.3
11.4
Siapa saja yang bisa mengobati
Ke itu satria
Ittu berarti yang punya suami
Citrawati kemudian ngajawab
12.1
12.2
12.3
12.4
Silahkan ama yang sanggup saya pribadi
Menghidupkan itu
Sang Ratu menjawab lagi
Kepada Raden Satria itu
13.1
13.2
13.3
Yah satria yang disebut dengan maling
Kula tidak suka
Gara-gara diriimuu maling
388
13.4 Raden akan di hokum mati
14.1
14.2
14.3
14.4
Cedok menyembah ancang-ancang Den Jaka Pangling
Nun Gusti silahkan
Siang malam akan ikut
Terang bulan empat belas
15.1
15.2
15.3
15.4
Sesungguhnya balungbang timur diri saya
Matahari-matahari padang
Pasrah ke Gusti yang widi
Suka di dunia akhirat
16.1
16.2
16.3
16.4
Sang Ratu mendengarken kemudian menangis
Mengalir air mata
Den Patihpun seperti itu
Menangisnya Raden Satria
17.1
17.2
17.3
Terceritakan Nyi miskin menangis menjerit
Dengan gelishnya
Raden it anak saya
389
17.4 Duh raden dimanjakan
18.1
18.2
18.3
18.4
Sakit rasanya orang yang disembelih
Oleh ibu terasa
Segini ibu merasa sakit
Raden jangan menyerah
XXVI. PUPUH DURMA
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
Diceritakan raden jaka pangling itu
Dibawa oleh raden patih
Ke alun dibawa
Dengan bersama dilirik oleh tombak
Den patih dengan cepat ngadahir
Ke wadya teman dekat
Satria cepat tembak
2.1
2.2
2.3
Yang menonton semuanya pada kaget
Sebahagiannya menagis
Menyesal tidak terbawa
390
2.4
2.5
2.6
2.7
Yang tidak ada dosanya
Kata sebagian orang lagi
Besar dosanya
Makanya mau ditembak
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Lalu raden jaka pangling itu
Ditombak lalu ditembak
Kulit udub banget
Manusia saling menjerit
Melihat ke raden jaka pangling
Darahnya keluar
Sudah mati jaka pangling
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
Lalu saja raden jaka pangling dibawa
Digotong oleh prajurit
Dibawa ke pamenggang
Semua nya menangis
Dengan cepat Sang ratu datang
Ke putri itu
Coba kemari citrawati
391
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Ini maling oleh Nyai harus dihidupkan
Kalau memang benar suami Nyai
Bisa hidup kembali
Nyi citrawati unjuk
Wahai gusti memohon minta ijin
Saya mengobati
Ini obatnya sangat mujarab
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
Dapat dari dukun saudara lepus
Nyi putri cepat pergi
Mengobati yan hilang
Diolesi oleh sendirinya
Santai saja raden jaka pangling
Tidur terlentang
Tidak bergerak sedikit pun
7.1
7.2
7.3
Kanjeng aja bersatu kembali dengan dewi patah
Ini Nyi patah yang cantik
Silahkan segera obati
392
7.4
7.5
7.6
7.7
Harus bisa bangun kembali
Dewi patah menyembah mani
Saya tidak bisa
Menghidupkan yang sudah mati
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
Rarauju mendekati dewi patah
Jimat sambil dibawa
Rarauju membisikan
Terima sambil berdiri
Jimat campak punya saya
Silahkan ambil
Sang ratu berbicara kembali
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
Ayo obati itu yang hilang
Kalau memang itu suami Nyai
Harus bisa bangun kembali
Rarauju mencolek
Berdiri silahkan bawa ini
Jimat campaka
Menerima jimat Nyi putri
393
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
Dewi patah menyembah kepada rama unjukan
Meminta ijin kepada tuhan
Saya akan mengobati
Mungkin saja bisa bangun
Jikalau ini suami saya
Yang hilang itu
Semoga hidup kembali
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
Lalu oleh Nyi putri diusap
Oleh Jimat yang dikasih oleh tuhan
Mengembalikan yang hilang
Lalu raden bagus baksa
Didepan Nyi putri menari
Rereh kenekan
Terlalu suka kanjeng gusti
12.1
12.2
12.3
Sudah salurak wadya rekan
Menyoraki Nyi putri
Yang tidak punya malu
394
12.4
12.5
12.6
12.7
Disanggupi mengobati
Lalu dewi citra wati
Pada dimarahi
Lalu citrawati kabur
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
13.7
Kaburnya Nyai itu ke gunung unggaran
Lalu Nyai tapa Nyi putri
Diarca sewu tapanya
Lama sekali tapanya
Lalu diamkan dahulu Nyi putri
Yang sedang tapa
Dahulu kembali lagi
XXVII. PUPUH PUNGKUR
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Kita percepat ceritanya
Raden jaka pangling menghadap kepada gusti
Duduk bertamu lalu tunduk
Menyesal karena menghina
Para bangsawan semuanya berkumpul
395
1.6
1.7
Sangraja cepat ngomomong
Kesemua pala mantri
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
hey semua para pegawai negeri
jikalau tidak tahu raden jaka pangling
itu suami Nyi bungsu
anaknya ratu madend
yang gantengdan nyamar mencari elmu
sekarang saya saksian
ke semua pala mantri
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Negara saya berserah
Ini ke rahaden jaka pangling
Dengan diangkat ratu
Dengan diganti namanya
Perbu-perbu yang muda Amrajaya sang pemenang
Dengan ini den selamaya
Oleh saya diangkat patih
4.1 Sudah sorak para punggawa
396
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
Dur mariyeum menabuh semua muti
Pelog, salendro dengan degung
Saya mendatangi
Saling terheran kepada patih dan ratu
Semuanya saling suka
Antenat diMajapahit
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Silahkan simpan dahulu sebentar
Perbu muda Amrajaya Majapahit
Sudah ditatap hidup ratu
Sekarang ganti cerita
Yang diucap pandingan digunung
Didalam guha wijaya
Kerjanya sedang cemberut ilmi
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
Kepada anak yang dipelihara itu
Den Ermaya yang tertangkap maling di tegal
Mengajar segala ilmu
Ermaya tidak ada kekurangan
Segala ilmu sudah dapat
397
6.6
6.7
Raden Ermaya datang
Keguru sang maha tau
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Begini kata Den ermaya
Bapa bako saya meminta ijin
Ingin bertemu bersama ibu
Saya itu sudah sangat lama
Tidak bertemu dengan ibu saya kenapa
Pangdita bako menjawab
Benar ujang anak saya
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
Bapa sudah sangat berniat
Menyuruh kepada ujang itu agar pulang
Tapi nanti dulu agus
Bapa itu mewariskan dahulu
Ini bapa punya jimat tiga warna
Satu gong kecil barang pusaka yang turun temurun
Dua panah tiga keris
9.1 Barang pusaka yang turun temurun
398
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
Kasiatan baring supagi
Misalnya ada yang meninggal
Tiga atau empat
Pukul saja ini gong kecil ini oleh agus
Tentu itu yang meninggal dunia
Yang empat hidup kembali
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
Umpamanya yang mati empat
Gong kecil itu dipukulnya dua kali
Yang hidup menjadi delapan
Begitu itu sisanya
Dengan panah ini anak panahnya agus
Apabila ditarik oleh ujang
anak panahnya suka menjadi banyak
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
Keluarnya seperti tawon
Anak panah itu melambai balik kembali
Ketigana ini halus
Yang namanya paringga jaya
Umpanya menyodok gunung gugur
399
11.6
11.7
Menyuruh kesegala sungai kering
Batu berubah menjadi air
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
12.7
Dipakai menyodok manusia
Maksud siapa sekarang manusia tidak mani
Setan siluman juga kabur
Semuanya lari ketakutan
Begitu khasiatnya keris agus itu
Nih ini cepat terima
Bapa kaujang pawaris
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
13.7
Den jaka ermaya menyembah
Dan menerima gong kecil panah dan keris
Bako berbicara lagi
Ujang ganteng anak bapa
Sangat lebih pantas ujang menjadi patih
Sekarang bapa ujang
Tidak akan mencegat kembali
XXVIII. PUPUH MAGATRU
400
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Ayo nak sama bapa pergi ke ibu
Harus sore itu keris
Jangan sampai ketinggal panahnya
Harus oleh raden dicangking
Raden digendong sama bapa
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
Den ermaya dibawa terbang oleh bapa
Melayang bersama angin
Raden bagus tambah lucu
Diatas naik paksi
Menghadap kesana kesini
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
Bangau itu terbang tinggi sekali
Akan menyaksikan majapahit
Sesudah itu bangau itu turun
Di lading kebun kayu
Ermaya masih digendong
4.1
4.2
Dari punggung bangau ermaya turun
Kemudian bangau itu terbang kembali
401
4.3
4.4
4.6
Raden ermaya kebingungan
Di kebun kayu dia sendirian
Melirik kesana kemari
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
Kemudian den ermaya menuju keselatan
Melirik kesana kemari
Merasa mendengar sesuatu
Raden tidak merasa ketakutan
Menemukan jalan yang kosong
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
Den ermaya merasa senang dirinya terlewati
Raden berangkat dengan prihatin
Pindah cerita sudah sampai di suatu negeri
Den putra inggah di suatu warung
Simpan ermaya yang muda
7.1
7.2
7.3
Pindah cerita den selamaya yang gagah
Menjadi seorang patih di majapahit
Den bagus berangkat untuk meronda
402
7.4
7.5
Kepasar di majapahit
Ingin menjaga di kios
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
Pindah cerita den ermaya yang ada di warung
Bertemu dengan raden patih
Den patih kemudin berkata
Ucapan raden patih yang lembut
Ini satria lagi apa
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
Darimana saja rahaden baru bertemu
Bersama siapa …
Jaka ermaya menjawab
Saya dari negeri
Negeri mandu ratu kahot
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
Nama sebutan saya biasa dipanggil
Jaka ermaya
Raden patih kembali berkata
Duh raden ermaya mantri
Raden ada maksud apa
403
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
Sepertinya rahaden sedikit terburu-buru
Ermaya menjawab kembali
Saya dari gunung
Sekarang saya akan pulang
Kesini hanya ingin tahu
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
Den patih selamaya langsung berkata
Hei raden ermaya mantri
Mana surat yang pasti
Kelebihan negeri
Raden ermaya menjawab
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
Waktu saya tidak dibawa karena ribet
Den patih mengawali pembicaraan kembali
Jika tidak ada waktu pasti
Tidak di boleh melewati negeri
Raden harus berpakaian sangat tertutup
404
14.1
14.2
14.3
14.4
14.5
Kemudian den ermaya berdiri sambil menjawab
Sepertinya itu sangat mudah sekali
Badan orang lain di belenggu
Kenapa harus mudah sekali
Saya bukan orang gila
15.1
15.2
15.3
15.4
15.5
Jika harus saya saya dan anda seperti itu
Lebih baik berlumur darah
Ayo saja kita bertempur
Anda berani apalagi saya
Mumpung kita sama-sama muda
XXIX. PUPUH SINOM
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
Den patih sangat marah
Telinganya seperti di iris
Mendengar yang memanggil
Sangat merah wajah raden patih
Maya berkata kembali
Iya ayo kita bertempur
Terserah anda
405
1.8
1.9
Ayo kita adu kulit
Apa saja mau anda di kabulkan
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
Kemudian den patih menjawab
Anda jangan hanya bicara
Saya sangat berani
Kemudian bertempur rahaden patih
Saling pukul memukul
Dipasar sangat gaduh
Bertempur sangat rame
Saling dorong mendorong
Berantakan semua sangat hancur
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Tidak ada yang berani menolong
Yang gagah yang sakti
Menyenggol pedagang pindang
Pariyuk pindang terjatuh
Yang jualan di pukul
Tidak bisa bangkit sama sekali
Kemudian bengkak pipina
406
3.8
3.9
Orang-orang pada menjerit
Bubar semua orang yang ada di pasar
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
Menyenggol pada kebun bunga
Pot bunga semua terjatuh
Rusak seluruh tanaman
Yang menjaga pawing kori
Jamrong meNyingsingkan
Akan membantu yang bertempur
Inginnya untuk gulang
Akan memukul
Tidak disadari telapak asta salamaya
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Akan memukul selamaya
Bergulingan terjatuh
Yang jauh pun ditendang
Jamrong langsung lari
Yang bertempur pun nambah berani
Kemudian akan masuk ke dalam dapur
Tungku pun rusak retak
407
5.8
5.9
Semua piring pun pecah
Yang berda di dapur pun menangis
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
Pindah cerita yang di pamengkang
Semua ibu menangis
Ada seorang ibu berlari
Menuju kepada Nyai putri
Kerumah raden patih
Menyandang kembali roro uju
Eumyan kemudian mengatakan
Wahai tuan saya
Mengetahui kaka berantem
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Berantemnya kaka
Dipamengkang sedang tanding
Sama seperti gagahna
Tanpa takut sedikit pun
Seperti kaka beradik
Cepat dewi roro uju
Berangkat ke pamengkang
408
7.8
7.9
Yang bertempur pun saling memukul
Roro uju dirinya merasa sangat kaget
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
Kemudian memanggil
Jangan bertempur seperti itu
Berantem den ermaya
Saling tumbuk dan memukul
Tak ada kawan satupun
Merasa pusing kembali roro uju
Kemudian bertepuk tangan
Yang bertempur pun malah sangat berani
Salemaya mundur merasa malu oleh garwa
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
Tambah keberaniannya
Den ermaya merasa pusing
Kemudian timbul rasa curiga
Raden patih pun seperti itu
Berhenti saling memukul
Ganti raden saling suduk
Kulitnya habis sama sekali
409
9.8
9.9
Tak ada yang mempan satupun
Roro uju langsung mengetahui ka raka
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
10.8
10.9
Tuan muda amro jaya
Terkenal di sri sakanti
Duduk di kursi goyang
Nyi roro uju datang
Duduk nyembah Nyi putri
Roro uju terima penunjuk
Saya salah sangka
Kepada raka di patih
Mengenal raden patih selamaya
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
Di dapur sedang berantem rosa
Tidak sama sekali senang di pisah
Yang memisahkan pun gugup
Saling tumbuk menumbuk
Akang subangga melihat
Perabu anom berkata
Adik patih cukup jangan berantem
410
11.8
11.9
Tenang memainkan halaman
Rame yang bermain keris
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
12.7
12.8
12.9
Saling tangkap menangkap
Tak ada yang asar satu pun
Nyi annom berkata kembali
Cukup rai jangan berantem
Rai harus punya kesadaran
Bahwa rai menjadi patih
Tiga kali prabu anom melarang
Ermaya jeung selamaya
Asyik saja bermain keris
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
13.7
Tidak bisa di tegur
Prabu anom langsung menegur
Sama-sama merasa pusing
Teman anda saja turut
Rai sangkan meNyita
Terima kan tingkah laku kami
Nanti hati saya dipukulan
411
XXX. PUPUH KINANTI
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Oleh ratu anom yang sedang berantem
Di tangkap sama sekali
Dijatuhkan dua-duanya
Raden patih pun terjatuh
Merunduk raden ermaya
Den patih tidak bangun lagi
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
Patih dan ermaya lumpuh
Tidak bergerak sdikit pun
Sang ratu anom berkata
Bagaimana kerasa sakit
Ayo bangun kembali
Nyi roro uju melihat
3.1
3.2
3.3
3.4
Nangis kembali roro uju
Melihat kaka terjatuh
Kemudian mendekatinya
Nyai putri masih menangis
412
3.5
3.6
Perabu anom memeriksa
Kenapa kangrai menangis
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Wahai saya sangat khawatir
Melihat ini yang tergeletak
Belum waktuna untuk mati
Sayang teman oleh nipana
Saya akan minta ijin
Kang selamaya melamun
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
Akan diberi kehidupan kembali
Dan satria ini
Ratu anom berkata manis
Silahkan Nyai diobati
Semoga bisa sadr kembali
Membawa jimat roro uju
6.1
6.2
6.3
Cempaka mulyu yang wangi
Kemudian diperhatikan
Oleh cempaka jimat putri
413
6.4
6.5
6.6
Menghirup den selamaya
Ermaya pun seperti itu
Oleh ratu anom mempercayai
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
Ermaya nyembah kemudian duduk
Perabu anom berkata
Satria darimana
Ermaya nyembah menjawab
Bahwa daerah saya
Dari negeri Madura pura
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
Ermaya adalah nama saya
Lengkap ermaya bercerita
Dari awal sampai akhir
Tanpa ada yang terlewat
Dari awal berburu jangkrik
Sampai datang ke gua pun
9.1
9.2
Sang ratu anom berkata
Sekarang den ermaya
414
9.3
9.4
9.5
9.6
Yu urang berdoa kepada tuhan
Perabu anom kemudian pergi
Berbisik kepada sri bopati
Den ermaya tidak melihat
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
Bersama raden patih
Pindah cerita sang ratu datang
Duduk diatas kursi gading
Tak lama sang anom datang
Bertiga bersama graden patih
Kemudian duduk menyembah
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
Sang ratu sepuh berkata
Kang putra diminta datang
Mendekat dengan ema datang
Ratu anom nyembah tunduk
Menunjukan bersama kemanisan
Saya salah tidak tahu
12.1 Bahwa adanya kepercayaan
415
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
Dari negeri mandura pura
Sanggup berdoa kepada tuhaan
Sang ratu sepuh berkata
Kemari raden
Ema ingin periksa
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
Siapa kesayangannya
Nyembah den jaka ermaya
Tunjukkan kepada kanjeng gusti
Nama saya adalah
Den jaka ermaya
Saya adalah orang yang kesasar
14.1
14.2
14.3
14.4
14.5
14.6
Oleh perkara gusti
Saya meminta timbangan
Besar kecil dosa saya
Sang ratu sepuh berkata
Sangat ditimbang oleh saya
Tapi raden harus mengerti
416
XXXI. PUPUH ASMARANDANA
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
Raden kemarilah duduk
Mengerti kepada ratu muda
Raden harus bersedia
Den jaka ermaya menyembah
Memeriksa raja
Mengerti bahwa perkataan ratu
Saya sanggup mengikuti
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Tidak lama lagi
Ermaya dijadikan putra
Bersama dengan pernikahan
Rame-rame tidak pindah cerita
Sepertinya cara yang dulu
Ganjaran ermaya tersisa
Meninggalkan cerita majapahit
3.1
3.2
3.3
Sekarang pindah cerita
Kediri yang diceritakan
Ratunya yang telah wafat
417
3.4
3.5
3.6
3.7
Yang meninggalkan satu putra
Putranya yang gagah dan mulus
Takada ketakutan sama sekali
Sangat buruk anknya
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
Pekerjaaanya pun
Maling membegal merampok
Namanya raden tampingan
Jika maling tidak mendapatkan
Rumahnya yang dibakar
Banyak rumah yang kebakaran
Seperti itu kelakuanya anak
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Disayangipun tidak dapat
Jika dapat sering mukul
Yang menyanyangi pun di pukul
Gagah tidak tertandingi
Sering raden bertarung
Manusia banyak yang meninggal
Den mempuNyai hati diri
418
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
Karena tidak ada lawan
Sudah mengaku sangat jago
Kemudian berangkat den tampingan
Berniat akan berkelana
Akan mencoba bertarung dengan weduk
Raden berangkat sendiri
Sudah keluar dari negeri
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Raden berangkat kehutan
Masuk ke hutan belantara
Ada badak yang gaduh
Radeh tidak ada rasa takut
Bertemu gajah lalu ditumbuk
Terjatuh dan perutnya pun bedah
Ada badak di pinggir sungai
8.1
8.2
Raden pun melempar
Badak lalu mengejarnya
419
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
Kepada raden tampingan
Badak mengejar
Badak menubruk lalu terjatuh
Ku raden lalu dinaiki
Badak bangun berdiri kembali kembali
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
Sengak-sengek suaranya
Sambil berputar-putar
Bokong badak ditusuk-tusuk
Raden tidak ada rasa jijik
Sesudah itu badak pergi
Berlari ke gunung ungaran
Badak merasa sangat pusing
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
Kemudian terguling
Rahaden kemudian lompat
Segera raden tampingan
Kemudia badak terbangun
Kepada raden tampingan menabrak
Oleh raden badak disepak
420
10.7 Badak lalu terguling
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
Kebawah lalu sekarat
Kemudian badak mati
Kemudian berangkat den tampingan
Berangkat terburu-buru
Memutar ke arca sayu
Melihat putri sedang balakbak
XXXII. PUPUH BALAKBAK
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Terkejut sekali raden melihat putri cantik
Sedang tertidur
Kemudian oleh raden didekati
Putri itu
Serta mengucapkan didalam hatinya raden
Radenna
2.1
2.2
Ada seorang putri sedang dalam arca
Mungkin
421
2.3
2.4
2.5
2.6
Ini itu jin siluman yang sedang tidur
Kemudian saja
Oleh rahaden putri dibangunkan
Putri itu
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
Terbangun kaget dan bercerita imut
Selesai tidur
Perasaan dalam mimpi
Putri itu
Putri berkata wahai teja sulaksana
Yang ganteng
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Dari mana orang ganteng baru muncul
Ko aneh
Baru bertemu dengan saya
Raden itu
Yang dari negri mana
Engkang itu
5.1 Dengan siapa raden kesini
422
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
Engkang teh
Den tampingan berkata kepada putri cantik
Wahai oneng
Kalau rumah akang dari negri Kediri
Berasal dari
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
Akang itu putra ratu mau berkelana
Niatnya
Kalau nama akang yang mengatakan
Semuanya
Akang itu terkenal dengan jaka tampingan
Rahaden
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
Sekang akang balik bertanya kepada eulis
Enden itu
Dari mana kenapa ada di arca sewu
Tertidur
Bersama siapa tuan putri
Yang gonjleng
423
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
Mengerjakan apa putri ada di arca
Ko aneh
Nyai putri menjawab dengan imut
Tertawa
Nama saya itu sering disebut
Terkenal
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
Nyai citra wati anaknya Nyai putri
Saya itu
Rumahnya di negri majapahit
Tidak lain
Ibu pemilik kraton
Semuanya
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
Kalau maksud saya ada di arca itu
Yaitu berniat untuk tapa
Pasaleh
Bertapa mencari cinta
Saya itu
Malu oleh adik saya dewi patih
424
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
Karena
Sebab dewi pati sudah bersuami
Kepada raden
Saya malu oleh Nyi dewi patih
Bersanding
Raden jaka tampingan kemudia berkata
12.1
12.2
12.3
12.4
Kata raden
Aduh Nyai suka menyesal badan akang
Kesel
Jika sedang samah Nyai oleh akang dilamar
XXXIII. PUPUH KINANTI
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Seandainya Nyai bersedia
Mungkin oleh Akang dinikah
Nyi Putri cepat menjawab
Dengan imut yang cantik
Benarkah hati Akang
425
1.6 Ke saya Akang mau nikah
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
Den Putra terus berangkat
Benarkah Enden Putri
Akang berani sumpah
Apakah kamu tentu akan menikah
Nyi Putri nyubit menjawab
Wah ini bohong sekali
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
Jaka tampingan lalu merangkul
Sambil mencium Nyi Putri
Nyi Citra Wati menepuk
Akang jangan terburu-buru
Pulang dari negara
Siang malam terasa sama
4.1
4.2
4.3
Waspada juga tidak akan oleh orang lain
Pasti oleh akang sendiri
Jaka tampingan menjawab
426
4.4
4.5
4.6
Wah ini bohong sekali
Jaka-jaka nya pun bersedia
Sekarang juga Nyai menolak
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
Putri citra wati imut
Dengannya memukul dan nyubit
/113/ masalah itu akang
Kalo begitu kita pulang
mari kita hampiri si ama
Jangan suka terlalu bercanda
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
Secepatnya rahaden pun pergi
Pergi berdua bersama sang putri
Tidak ada hambatan dijalannya
Ke kerajaan majapahit sudah sampai
Selanjutnya mendatangi ayahnya
Sang ratu yang sudah tua itu sedang duduk
7.1
7.2
Nyi putri nyembah dengan tertunduk
Sang ratu sepuh ngalahir
427
7.3
7.4
7.5
7.6
Nyi citra wati bahagia
Nyai datangnya terlalu cepat
Eulis habis pulang dari mana
Dan membawa satri
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
Nyi putri memberikan hormat
Oh iya kanjeng gusti
saya baru pulang mengumbara
kalau disana gusti
bertemu dengan ini tidak
Putranya ratu Kediri
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
Begitu juga kulanun
Mengumbara denganku
Mungkin sama saya dibawa
Mau menikah dengan saya
Sang ratu sudah terlanjur suka
Mendengarkan perkataan Nyi putri
10.1 Sang ratu tua lalu berbicara
428
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
Kalau begitu syukur eulis
Hari besok /114/ harus nikah
Raden tampingan ka eulis
Kita percepat saja ceritanya
Den putra akan menikah
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
Keramaian tersebut tidak diceritakan
Bukannya susah membuat dangding
Mungkin menggunakan cara yang seperti dulu
Tidak ada cara lagi
Bagaimana kalau adat biasa saja
Pernikahan seperti putra bupati
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
Simpan saja semua yang akan diceritakan
Yang ada di majapit
Ucapan satu negara
Tunjung bang adalah nama dari sebuah negeri
Negeri buta mungkin sangat besar
Ari nu jadi bupati
429
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
Dirinya sudah sangat terkenal
Namanya kala perenggi
Dig jaya gagah perkasa
Disuatu hari
Ratu buta sedang bertiduran
Sangkala perenggi bermimpi
14.1
14.2
14.3
14.4
14.5
14.6
Bermimpi bertemu dengan sang putri
Putri dari putra majapahit
Yang namanya dewi patih
Kala perenggi kemudian terbangun
Terbangun sembari kaget
Sepontan kelakuannya aneh
15.1
15.2
15.3
15.4
15.5
15.6
Jalan-jalan lalu duduk
Sembari memegang kumisnya
Kala perengg isedang kasmaran
Melihat sana sini
Jalan-jalan/115/dan tidak bisa diam
Kanjeung memanggil dua patih
430
16.1
16.2
16.3
16.4
16.5
16.6
Dua buta yang sangat besar dan tinggi
Namanya yang pertama adalah
Rahaden kadawi dursa
Dan yang satu lagi adalah
Kadadursi kakasihna
Dua buta ini sama gagahnya
17.1
17.2
17.3
17.4
17.5
17.6
Lalu menghampiri sang ratu
Kala durisa kala durisi
Memberikan hormat secara bersamaan
Mereka berdampingan sambil duduk
Kala perenggi berbicara
Hay kala durisa dan engkau durisi
18.1
18.2
18.3
18.4
18.5
Alasan kalian dipanggil
Kamu harus berjalan patih
Menghampri ke ratu maja
Dan bawakan surat dari saya
Sampaikanlah saya mau melamar
431
18.6 Ke dewi patah yang sangat cantik
19.1
19.2
19.3
19.4
19.5
19.6
memimpikan dewi patah purun
Itu semua terbawa mimpi oleh saya
Nyi patah pasrah sekali
Untuk putri yang cantik
Terbawa mimpi saya berdua
Dengan Nyi patah yang sangat cantik
20.1
20.2
20.3
20.4
20.5
20.6
Memberikan hormat kepada dewi patah dengan menunduk
Jawabnya silahkan gusti
Ratu buta lalu membuat surat
Dan surat tersebut sudah diberi tanda tangan
Lalu surat tersebut/116/ ditolak
Diberikan kepada dua patih tersebut
21.1
21.2
21.3
21.4
Dua patih memberi hormat lalu
Berjalan dengan sangat terburu-buru
Kebiasaan cara berjalannya sang buta
Tidak berhenti siang dan malam
432
21.5
21.6
Dua buta kita simpan saja
Katakan nanti di majapait
22.1
22.2
22.3
22.4
22.5
22.6
Diceritakan den patih dan ermaya
Didepan sedang duduk
didatangi para penggawa
Pekerjaan eurmaya adalah menulis
Dan menerima laporan-laporan
Dahulu dari para mentri
XXXIV. PUPUH PUNGKUR
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
ucapan patih buta
sudah datang didepan paseban
Di paseban si buta lalu berdiri
Sama-sama kaget semuanya
Dua buta yang sama tinggal diatas
ucapan patih ermaya
Kebuta tersebut bertanya dengan nada marah
433
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Kalian buta dari mana
Ada keperluan apa kalian datang terhadap ku
Dua buta tersebut lalu menjawab
Saya dari negeri tanjung bang
Saya disuruh dan diperintahkan oleh sang ratu
Memberikan surat ini
Dari prebu kala perenggi
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Patih ermaya lalu berbicara dan beranjak
bawakan/117/ surat dari perenggi kepadaku
saya diberikan surat oleh ratu
Sang buta memberikan surat tersebut
Oleh ermaya surat tesebut diterima lalu
Lalu selanjutnya surat tersebut dibuka
Beginilah cara dia menulis
4.1
4.2
4.3
Sudah diberikan suratnya
Ke kang rama maharatu di majapait
Kang putra mempuNyai petunjuk
434
4.4
4.5
4.6
4.7
Jikalau ayah mengijinkan
Yang dimaksud kang putra mungkin besar sekali
Ingin menikah dengan dewi patah
Apakah ayah mengijinkannya
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Kang putra sedang kasmaran
Tidak siang tidak malam selalu terbawa mimpi
Apalagi dewi patah itu cantik
Diminta sekarang juga
Semoga dengan ini ada bantuannya
Setelah menerima surat
Muka raden patih memerah
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
Nafsu den patih ermaya
Lalu surat tersebut ditamparkan
Ke ladursa lalu ladursa pun tersungkur
Ditendang oleh den ermaya
Hal yang sama juga dialami oleh kaladursi
Raden ermaya/118/ dengan cepat
Beranjak lalu menampar
435
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Kaladursa ditendang
Jatuh tersungkur ke tanah
Kaladursi lalu dipukul
Tertidur ditengah paseban
Darah dari dua buta tersebut bercucuran
Di bawa ke tengah jalan
Awakna tibabaranting
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
Raden ermaya berbicara
Lalu dua buta tersebut terbangun dan bangkit
Ermaya melaporkan terhadap ratu
Simpan saja den ermaya
Di kocapken buta nu dua geus nambru
Waktu itu juga langsung terbangun
Amarah sangkala dursi
9.1
9.2
9.3
Kaladursa pun menghalangi
Nanti dulu jangan terlalu terburu-buru
Kita harus berpikir
436
9.4
9.5
9.6
9.7
Dan kita jangan gegabah
Begini adikku omongan akang dengarkanlah
Akang bukannya takut akan pedang
Maupun takut terhadap bedil
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
Akang tidak takut terhadap pedang
Syukur-syukur kita melakukan perang itu juga kalau diperbolehkan
Bagaimana kalau kita nanti mati
seperti/119/ kelakuannya
Baguslah saya diperintahkan oleh sang ratu
Kalau kita nanti kalah dalam perang
Eweh nu lapur ka gusti
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
Jadi tuna caritana
Untuk sekarang mari kita pulang dulu adikku
kita laporkan terhadap ratu
bahwa kita telah diserang
ayolah adiku kita harus cepat-cepat
Kaladursi pun tertawa
Semabari berbicara dengan sedikit tertawa
437
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
12.7
Saya teringat omongan akang
Katanya akang tidak takut oleh tombak bedil
Baru juga ke dipukul
Akang sudah tersungkur jatuh
Kaladursa kaladursi pun pergi
Mungkin seperti kang
Berani untuk membalasnya
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
13.7
Kau pun juga tersungkur jatuh
Sudahlah adikku mari kita pergi
Jangan banyak biacara
Karena saya tidak kuat
Dua buta tersebut sudah beranjak pergi
Berjalan dengan cepat
Lalu dua buta tersebut pun pulang
XXXV. PUPUH DURMA
1.1 Melihat langkah dua buta tersebut
438
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
Patih eraya berkata
Memerinthaka terhadap maharaja
Sudah datang didepan raja
Sang ratu anom ngalahir
Naon kang patya
Lalu dua patih tersebut memberi hormat kembali
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Nun sumuhun pariksa dauh gamparan
Ada rahasia sedikit
Waktu saya dipaseban
Ada dua buta datang
Memerintahkan kala parenggi
Dan membawa surat
Surat tersebut aku baca
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
Setiap surat melamar adik marah
Saya bingung
Dua buta itu
Oleh saya dipukul
Dua buta tersebut muntah darah
439
3.6
3.7
Sekarang pergi
Terucap perkataan kala parenggi
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
Mudah-mudahan bersedia
maupun kala perenggi
merusak nagri gamparan
Sang ratu berbicara
Betul apa kata akang patih
Harus pasti
Kita harus hati-hati
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Tunda deui parbu anom amarjaya
Ada yang mengatakan lagi
Salah satu negara
Nama negeri nya adalah guha upas
Yang berkuasanya adalah ratu jim
Lalu namanya
Sang/121/perabu limandanawi
6.1 Patihnya bernama liman cantaka
440
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
Patih tersebut gagah dan berani
Sama hal nya seperti ratunya
Dig jaya yang gagah perkasa
Lalu perwakan dari ratu jim sendiri seperti apa
Perawakannya seperti bagong
Badannya penuh dengan sisit
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Sisit nya banyak sekali
Terlihat sangat rapat
Lalu makanannya
berbagai bangkai dimakannya
Bangkai ular maupun babi
Sudah pasti dengan bangke ayam juga
Bangkai kuda bangkai sapi
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
Suatu hari ratu jim
Menguap dan tertidur
Menggema suaranya
Seperti sagara yang sedang pasang
Liman darawi bermimpi
441
8.6
8.7
Tentang kebesaran garwa
Kepada dewi patah yang cantik
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
Sesudah terbangun liman danawi memegang
Memegang Nyai putri
Kebetulan dewi patah tidak ada
Dan itu yang diinginkannya
Sang ratu jim berkata
wahai dewi patah
Kenapa Nyai menghilang
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
Lalu liman/122/ danawa pun keluar
memanggil raden patih
Liman cantaka sudah datang
memerintahan kamah raja
berbicara kepada liman danawi
Begini katanya
Hey liman cantaka patih
11.1 Patih hari ini kamu harus pergi
442
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
Perintahkan ke majapait
Pinta dewi patah
Oleh mu harus terbawa
Liman cantaka segamit
Raja duluan
Mundur keluar den patih
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
12.7
Berjalan dengan terburu-buru
Bulak balik ke luar negeri
Pergi dengan ancang-ancang
Terbang menggunakan sayap
bagaimana perilaku jim
cepat seperti kilat
sudah datang kr majapait
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
Lalu patih jim pun masuk ke dalam istana
Bertemu dengan patih selamaya
Den selamaya mariksa
Ini tamu darimana
Terlihat seperti terburu-buru
443
13.6
13.7
Dan siapa namamu
Untuk apa datang kesini
14.1
14.2
14.3
14.4
14.5
14.6
14.7
Patih jim lalu menjawab
Saya adalah papatih
Dari negara guha upas/123/
Liman cantaka namanya
Saya diutus oleh gusti
Ke ratu maja
Meminta dewi patah putri
15.1
15.2
15.3
15.4
15.5
15.6
15.7
Tuluy imut raden patih selamaya
Patih Jim lalu ditampar
Serta sedang bercerita
Disuruh oleh siapa kamu
Tidak ada sopan-sopan nya anjing
Berani meminta
Den patih pun ditampar
16.1 Kalau saya sudah mati silahkan saja
444
16.2
16.3
16.4
16.5
16.6
16.7
Kalau benar kamu seorang laki-laki
Mari kita bertarung
Sebelum memenangkan dewi patah
Saya ini adalah papatih
Nomer satu
Malahan putus hubungan
XXXVI. PUPUH MAGATRU
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Secepatnya liman cantaka menyenggol
Lalu selamaya patih pun pergi
Patih jim lalu jatuh
Den selamaya menampar
Patih jim lalu melotot
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
Patih jim diseret ke alun-alun
Sambil terus ditampar
Patih jim kewalahan sangat
Merasa kapok dan tak sadarkan diri
Menghilang tidak terlihat
445
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
Selamaya /124/ heran di dalam hati
Karena musuhnya menghilang
Bingung kesana kemari
Tidak salah lagi tidak ditemukan
Den selamaya melongo
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
Setelah itu ada suara dari atas
Membuat sakit hati
Ini adalah cerita di atas
Yaitu omongan patih jim
Kamu jangan melongo
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
Cepat susu aku ini ada diatas
Kalau iya kamu laki-laki
Jangan melamun dan hanya diam
Cepat susul saja aku
Ayo kita saling menampar
6.1 Selamaya mendengar suara diatas
446
6.2
6.3
6.4
6.5
Telinganya mau di potong
Raden tidak bisa menyusul
Selamaya lalu menangis
Ngenes tidak bisa mengambil
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
Patih jim membuat malu yang terdiam
Padahalkan kamu papatih
Kenapa tidak bisa terbang
Kamu bilang nomor satu
Jadi patih untuk apa
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
Tidak lama datang dewi roro uju
menghampiri/125/ yang sedang menangis
Dewi roro uju memanggil
Kenapa Akang menangis
Den selamaya pun menjawab
9.1
9.2
9.3
Aku menangis bukan karena kalah bertarung
Ada kekurangan sedikit
Akang tidak bisa terbang
447
9.4
9.5
Malu oleh musuh yang sakti
Diatas ke Akang meledek
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
Roro uju memanggil dengan mimik muka yang genit
Wahai akang kau membuat khawatir saja
cepatlah dewi roro uju
ambilkanlah satu campaka itu
Campaka jimat yang terkenal
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
Yaitu yang namanya campaka dadu
Lalu oleh Nyi dewi
Diusapkann ke kaki
Telapak kaki den patih
Nyi roro sedang memberitahukan
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
Silahkan akang sekarang cepat kejar
Pukul bumi tiga kali
Den selamaya kemudian berdiri
Mendatangi rumah sebanyak tiga kali
Den selamaya pun pergi
448
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
Sudah keatas selamaya menyusul musuh
Oleh patih jim terlihat
Patih jim sangat terkejut
/126/ dan pikirannya pun agak risih
Setelah patih jim berbicara
14.1
14.2
14.3
14.4
14.5
Untuk saat ini saya tidak akan dulu bertarung
Dia terjaga sampai pagi
Jangan sampai ganti lawan
Saya harus dengan anda
Sekarang saya akan pulang
15.1
15.2
15.3
15.4
15.5
Raden patih selamaya mendengar
pembicaraannya patih jim
Heran didalam hati
Siapa yang berbicara kepada saya
Wujudnya tidak terlihat
16.1 Setelah itu raden selamaya turun
449
16.2
16.3
16.4
16.5
Cepat mendatangi ke gusti
Simpan dulu tidak diceritakan
Yang mendatangi gusti
Diceritakan kala perenggi
17.1
17.2
17.3
17.4
17.5
Pekerjaan dia hanya duduk dan berdiri saja
Mengharapkan kedatangan kala dursi
Ucapan kala dursa terjurumus
Berdua dengan kaladursi
Sangkala perenggi sangat senang
18.1
18.2
18.3
18.4
18.5
Setelah itu kala perenggi memanggil
Hey kalawidursa dursi
Dimana dewi patah ayu
Saya sudah ingin bertemu
Kalawidursa pun menjawab
19.1
19.2
19.3
/127/ tergantung perkataan Nyi putri ayu
Tidak dibawa olehku
Alasan tidak dibawa
450
19.4
19.5
Putri sudah punya suami
Suaminya gagah tangguh
20.1
20.2
20.3
20.4
20.5
Saya juga disana itu bertarung gusti
Sampai bengkak pipiku
Ditampar raden bagus
Hanya datang sampai tidak sadar
Saya berdua kalah
21.1
21.2
21.3
21.4
21.5
Sang perenggi mukanya merah dan lembam
Sudah terlanjur pusing
Lalu parenggi menjawab
Sekarang kaladursi
Dengan terpaksa kasmaran pergi
XXXVII. PUPUH ASMARANDANA
1.1
1.2
1.3
Mari kaladursi
Kita hancurkan sekarang
Kumpulkan kawan semuanya
451
1.4
1.5
1.6
1.7
Cepat patih kaladursa
Mengumpulkan semua teman
Dari utara dan selatan
Sudah lengkap perkataan buta
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Ada yang berteriak-teriak dan menjerit
Bermacam-macam suara buta
Dari selatan hitam semua
Secepatnya saat itu meluap
Sempit gerak dijalannya
Sang perenggi menunggangi/128/ lembu
Jaka yang ada dipertengahan
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Dijalannya tidak dipotong
Ceritakan saja sudah datang
Ke majapait semuanya
Orang kampung berlarian
Takut melihat buta
Teman buta terus bersuara
Sebagian yang membuat rusuh
452
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
Dinegeri tersebut orang-orang sedang membicarakan
Ermaya dan selamaya
Mendatangi ke ratu muda
Den selamaya menunjukan
Ke sang anom amro jaya
Iya benar kanjeng ratu
Tentang musuh sudah dating
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Perahu muda sudah terbuat
Cepat antar oleh berdua
Meskipun niatnya baik
Jangan sampai mebawa kawan
Lawan saja oleh berdua
Ermaya mengikuti untuk menyembah
Dia meminta untuk menampar
6.1
6.2
6.3
Selamaya ingin pergi
Mundur dari depan raja
Ermaya ya begitu jugaBerangkatnya bareng berdua
453
6.4
6.5
6.6
6.7
Ermaya dan selamaya
Merias diri sehingga terlihat menawan
Seperti orang yang hampir mirip
.......
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Cepat ermaya sudah berangkat
/129/ berdua dengan selamaya
Musuh buta sudah terlihat
Lalu selanjutnya diletakan
Memasangkan bendera merah
Ciri mengajak perang pupuh
Terlihat oleh ratu buta
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
Berbicara kala perenggi
Eh patih kala widursa
Olehmu cepat lihat
Itu yang menantang perang
Tapi tidak ada orangnya
Cuman ada dua makhluk halus
Anak itu sangat berani
454
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
Patih kadalursi memberikan hormat
Silahkan gusti kita antar
Kala perenggi lalu menjawab
Patih segera memajukan sekutu
Cepat patih kaladursa
Temannya sedang berkumpul
Dan memasang bendera merah
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
Oleh ermaya terlihat
Bukti ada bendera merah
Den ermaya dengan cepat
Ermaya berbicara di gondewah
Teman buta sudah siap-siap
Suaranya terdengar menggaung
Dipunggung kalawidursa
XXXVIII. PUPUH SINOM
1.1
1.2
Batal yang sedang di perbincangkan
Diceritakan Kala Parenggi
455
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
Yang Kabur dari medan peperangan
Bertiga dengan para pengawalnya
Berbicara Kala Perenggi
Wahai Pengawal bagaimana ini
Saya ceritanya melawan
Supaya saya mendapatkan Nyi Putri
Dan Supaya sang Ratu pun menyerah kepada saya
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
Sang Kala Dursa menjawab
Yang Mulia saya memohon diri
Barangkali tujuan terlaksana
Saya sekaligus akan meminang
Di karenakan saya telah mendengar
Ada seorang Ratu Monyet
Dia terkenal sangat gagah
Dari gua Tiskenda wahai yang Mulia
Ratu Siluman kekasihnya adalah Bujang/183/ Ganom
3.1
3.2
Kala Perenggi bersabda
Betul perkataan mu wahai Patih
456
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
Mari kita berjalan saja
Minta bantuan Sangaji
Semoga saja dia bersedia berperang
Dan semoga dia sanggup
Berperang melawan Sang Ratu Maja
Kemudian berjalan Sang Perenggi
Yang mengikutinya Kala Dursi dan Kala Dursa
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
Hentikan dulu untuk rencana meminang
Ganti lagi rencana yang kita atur
Dikatakan putra sang pendeta
Yang bertapa di sisi langit
Sekarang telah kembali
Ada di tempat sang Pendeta sakti
Sang tercinta yaitu Raden Danur Wenda
Terkenal tidak ada tandingannya
Sang Pendeta kepada putranya bersabda
5.1
5.2
Wahai Raden Bagus anakku
Raden sebenarnya mau apa lagi
457
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
Memberi Hormat Raden Danur Wenda
Izinkan saya berbisik
Ayah yang paling tahu
Pendeta seraya berkata
Ayah mu ini sudah tahu
Raden berpikir siang-malam
Tiada lagi Raden ingin menjadi seorang raja
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
Setelah ayah menunjukan kepada kamu
Jikalau ingin menjadi bupati
Kau harus bersedia bertapa/185/
Bertapa di ujung keris
Itu ke negeri Majapahit
Rahaden bagus menjawab
Ayah saya menyanggupinya
Pendeta berkata lagi
Untunglah jika ujang berbesar hati
7.1
7.2
Raden harus berseru
Kalau sudah datang ke majapahit
458
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
7.8
7.9
Begini kamu disana
Ujang harus menantang prajurit
Tantanglah ratu majapahit
Dia merupakan ratu yang paling unggul
Jikalau mengalahkanya
Raden akan menjadi bupati
Diharapkan sekali engkau jangan berbuat salah
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
Raden Danur Wenda memberi hormat
Memohon izin berangkat dari rumah sang Pandita
Cepatnya Raden memohon izin
Setelah memohon izin Raden pun berangkat
Berangkat menuju Majapahit
Dalam perjalanannya tidak diceritakan
Diceritakan Sudah sampai lagi
Di perbatasan wilayah Majapahit
Berangkat Raden Danur Wenda Cepat sekali
9.1
9.2
Telah sampai di negaranya
Sudah sampai di Alun-alun
459
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
9.8
9.9
Raden danur Wenda berteriak-teriak
Komat-kamit menantang para prajurit
Dimana Ratu Majapahit
Mari kita mengadu keahlian berpupuh
Dan jangan mengandalkan teman
Harus ratunya sendiri yang datang
Jangan sekali kali mengandalkan teman
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
10.8
10.9
Diceritakan orang-orang di istana mendengar
Ada yang menantang prajurit
Para pembesar istana segera berlari
Memberitahukan kepada kangjeng Gusti
Mereka telah masuk ke pelataran istana
Para pembesar memberi hormat
Kami memberitahukan bahwa musuh telah datang
Di alun-alun menantang yang mulia
Perabu Anom mendengarkan yang memberikan berita
11.1
11.2
Perabu Anom berkata
Menurut kang Ermaya Patih
460
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
11.8
11.9
Dan juga Akang Jaka Tampingan
Perajurit silahkan maju
Para Pandakawam memohon izin
Undur dari hadapan Ratu
Para Pandakaawan berlarian
Sudah sampai lagi dirumah Patih
Lalu mereka bercerita
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
12.7
12.8
12.9
Menyampaikan amanat dari Raja
Harus maju lagi berperang
Musuh telah sampai
Di alun-alun menantang untuk berperang
Raden Patih telah mendengar
Bersiap siap Raden Patih dengan tergesa-gesa
Terhunus senjatanya yang tajam
Raden Patih segera berangkat
Berkata bahwa saya tidak akan mundur dalam berperang
XXXIX. PUPUH DURMA
1.1 Raden anom lambaikan tangan
461
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
Cepatlah kamu babi
Jangan banyak gaya
Cepat kamu datang
Saya kesal dari tadi
Menunggu kamu
Ayo kita bertanding
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Raden Patih Ermaya cepat berlari
Sembari mengambang ngambang keris
Oleh Danur Wenda di sambut
Sudah bertemu pada berduaan
Ermaya berkata dengan lembut
Wahai engkau Satria
Siapa sebenarnya anda ini
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
Dari mana kamu menantang untuk berperang
Danur wenda menjawab dengan bengis
Kamu jangan bertanya namaku
Cepat lawan saya
Cepat ermaya berangkat
462
3.6
3.7
Menyuruh meNyingkil
Kerisnya di bontang banting
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
Di tusukan ke Danur Wenda tidak mempan
Malah tidak terjadi apa-apa /187/
Begini kata danur wenda
Yang paling lemah cepat dipilih
Mau dari belakang mau dari pinggir
Cepat dipilih
Raden Ermaya pusing
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Terus saja raden ermaya manggil-manggil
Cepat nyaut kamu
Danur wenda meludah
Hantam terus kami dulu
Ermaya memanggil lagi
Sudah sangat kesal
Kamu menyerang saya
6.1 Terus saja Danur Wenda meludahinya
463
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
Terkena pada ujung keris
Kerisnya menjadi lunak
Den patih ermaya kaget
Melihat kesaktian keris
Gak ada rupanya
Langsung raden mengambil keris
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Raden ermaya kerisnya membentang bagus
Den Danur Wenda terdiam
Pas keris mau datang
Danur Wenda komat-kamit
Kerisnya kembali lagi
Tidak mengenai sedikitpun
Raden Patih Tercengang
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
Mengambil lagi satu jimat leluhur /188/
Jimat dipukul langsung diam
Tidak ada suaranya
Den ermaya tambah heran
Langsung menyerang lagi
464
8.6
8.7
Ke danur wenda
Langsung di pegang Raden Patih
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
Di lemparkan ermaya oleh danur wenda
Lepas di lemparkan dengan cepat
Ke ratu anom jatuhnya
Perabu anom kaget
Kaget melihat Raden Patih
Dia terpental jatuh ke tanah
Lalu berdiri raden Ermaya Patih
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
Lalu Den Ermaya Memohon Izin
Hamba memberi hormat kanjeng gusti
Baahwa musuh yang di lawan gagah
Tidak bisa dianggap remeh
Syaratnya bahwa musuh sangat sakti
Saya tidak sanggup
Sang Ratu Anom bersabda
465
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
Akang Tampingan saja sekarang yang maju
Raden Tampingan pun maju untuk berperang
Cepatnya mereka sudah bertemu
Dengan Raden Danur Wenda
Raden Tampingan langsung menampar
Kepada Danur Wenda
Raden Danur Wenda tersenyum
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
12.7
Terus saja Raden Tampingan di ludahi/189/
Ludah mengenai pipinya
Raden Tampingan terjatuh
Lalu pipinya menjadi kembung
Terjatuh tidak bergerak lagi
Lalu dia di boyong
Dilemparkan dengan kencang
13.1
13.2
13.3
13.4
Jatuhnya langsung ke hadapan Raja muda
Raden Tampingan menjerit
Kaget dan malu oleh sang Raja
Dia pun duduk menyembah
466
13.5
13.6
13.7
Sang Ratu Anom bersabda kembali
Kenapa denganmu akang
Tidak wajar akang jatuh
XL. PUPUH KINANTI
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Raden Tampingan menjawab
Saya kembalikan beban ini kepada Gusti
Saya sudah tidak kuat
Perang melawan setan
Air ludah nya sangat berbahaya
Langsung kembung pipi saya
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
Prabu anom berbicara
Tiga orang maju lagi
Bersama raden selamaya
Kang ermaya begitu lagi
Terus tiga orang maju
Yang tiga mempuNyai pikiran yang risi
3.1 Yang bertiga itu sudah berhadapan
467
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
Den danur wenda tertawa
Den danur wenda berbicara /190/
Kamu sangat terlalu
Sangat semangat maju ke medan
Mana ratu kamu
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Den Selamaya menjawab
Jangan menanyakan ratu saya
Saya saja cepat lawan
Den danur wenda berbicara
Temen kamu mau ngelawan
Cepat lawan aku
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
Danur wenda terus meniup
Nafas nya sangat kuat
Yang bertiga tertarik
Melayang terbawa angin
Ke Ratu Anom jatuhnya
Saling berjatuhan satu persatu
468
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
Prabu Anom kaget
Melihat yang blag blig blug jatuh
Ratu anom terus mengangkat
Tidak memeriksa lagi
Menemui Den Danur Wenda
Den Danur Wenda menghilang
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
Masuk kedalam batu
Ratu anom sudah melihatnya
Terus saja memanggilnya
Eh musuh jangan menghilang
Ini aku cepat lawan
Kamu setan cepat keluar
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
Ratu Anom mengambil batu tersebut
Danur Wenda pindah lagi
Pindah kepada bunga
Batunya di buang lagi
Terus mengambil bunga
Den danur wenda menghilang
469
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
Raden danur wenda memanggil
Ini pasti seorang lelaki
Sangat pantas menjadi raja
Mau nyoba satu kali lagi
Kalau aku sudah ketahuan
Pasti ini seorang lelaki
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
Raden jadi api yang menyala
Membara dan menjadi gunung
Perabu Anom berbicara
Benar ini mah lelaki
Ratu anom menciptakan hujan
Hujan yang sangat deras
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
Membasahi api yang menyala
Api yang menyala menghilang lagi
Jadi gunung yang sangat besar
Ratu anom menciptakan lagi
Sudah menjadi landak putih
470
11.6 Beribu ribu landak putih
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
Landak mengintari gunung
Gunungnya sudah hilang lagi
Gunung hilang timbul raksasa
Raksasa besar sekali
Sang Ratu Anom bersabda
Jadi ratu monyet putih
13.1
13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
Raksasa di serang oleh monyet
Moyet menyerang telinganya
Idung raksasa dicakar
Raksasa menjerit
Raksasa hilang dan sudah tidak ada
Muncul danur wenda lagi
14.1
14.2
14.3
14.4
Terus berkelahi
Saling menampar
Saling pukul
Tidak ada yang unggul satupun
471
14.5
14.6
Tenaganya sama kuat pada sakti
Pada kuat dan pada sakti
15.1
15.2
15.3
15.4
15.5
15.6
Danur Wenda menyambut sesal
Perabu Anom begitu lagi
Cus-cos seperti karang beradu
Tinggal suara keris
Salah satu tidak ada yang mempan
Danur wenda berbicara dengan lembut
XLI. PUPUH DANGDANGGULA
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
Keris ini mengapa tumpul sekali
Tidak ada manfaatnya keris ini
Ama Jamul bohong lagi
Pajah untuk menyerang lawan
Prabu Anom lalu berkata
Aduh mari istirahat dulu
Mengapa kamu berbicara seperti itu
Raden Danur Wenda menjawab
Karena ini Ama memberi keris yang tumpul sekali
472
1.10 Padahal Ama adalah seorang Pandita
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
Prabu anom kemudian berkata kembali
Silahkan akang mari kita berhenti sejenak
Sembari kita berbincang
Takutnya kita salah paham
Mari akang kita duduk
Akang sebenarnya dari mana
Saya ingin tahu
Raden Danur Wenda berkata
Berbicara dengan bengisnya asal saya sebenarnya
Dari tempat bertapa pulau Pinang
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Danur Wenda adalah namaku
Ayahku adalah sang Pandita
Pandita Jamul yang terkenal
Sang prabu Anom langsung merangkulnya
Ternyata akang tidak di sangka-sangka
Perang ini adalah kesalahan
Perang melawan saudara
473
3.8
3.9
3.10
Saya juga adalah putera Ama
Ketika akang sedang bertapa disisi langit
Saya juga berada di pulau pinang
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
Mendengar hal tersebut Danur Wenda langsung menagis
Sambil berkata untuk meminta maaf
Akang baru mengetahui
Semoga adik bisa memaklumi
Perabu Anom lalu berkata lagi
Saya kembali lagi akang
Meminta untuk dimaklumi
Dan juga mohon pengampunan
Mari akang sekarang kita pulang
Raden Danur Wenda menjawab
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
Silahkan adiku akang akan mengikuti/194/
Perabu Anom lalu berangkat
Berangkatnya bersama-sama
Layaknya seperti gambar yang tersusun
Tidak ada kekacauan sedikitpun
474
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10
Seperti pinang di belah dua
Cepatnya mereka telah masuk
Masuknya ke kampung
Selanjutnya mereka duduk di sebuah kursi dari gading
Duduknya berhadap hadapan
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
6.10
Berhenti lagi perabu Majapahit
Beserta Raden Danur Wenda
Layaknya tentu dikatakan
Beralih lagi cerita
Diceritakan lagi Kala Parenggi
Yang sedang meminang Ratu Monyet
Sekarang sudah hampir setuju
Mereka datang di gua Tiskenda
Sedang membincangkan hal tersebut dengn Bujang Ganom Bupati
Ratu Monyet di Tiskenda
7.1
7.2
7.3
Bujang Ganom langsung berkata
Wahai tamu kamu berasal dari mana
Dan kamu mau apa
475
7.4
7.5
7.6
7.7
7.8
7.9
7.10
Kala Parenggi menjawab
Saya ada maksud tertentu kepada anda
Anda Ratu raksasa
Berbicara kepada Ratu
Makanya saya berkata seperti ini
Saya memohon pertolongan dari Gusti /195/
Saya bermaksud untuk meminang anda
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
8.10
Semoga tujuan saya ini tercapai
Anda bersedia membantu dalam peperangan
Kalau mereka bisa dikalahkan
Saya akan ada kerjasama
Akan takluk senegara saya
Saya bersedia bersekutu
Terutamanya dengan Ratu
Semoga anda bersedia
Saya dengan suka rela memberikan seorang putri
Yang sangat cantik yaitu Dewi Patah
9.1 Bujang Ganom setelah mendengar hal tersebut berkata kembali
476
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
9.8
9.9
9.10
Peperangan kita sebenarnya melawan siapa
Beritahu oleh anda
Kala Parenggi menjawab
Perangnya melawan Majapahit
Karena Ratunya sakti
Kekuatannya sakti sekali
Bujang Ganom lalu berkata
Bagus sekali kami bisa menolong dalam perang
Sudah berkumpul semua sekutu
XLII. PUPUH LAMBANG
1.1
1.2
1.3
1.4
Kala perenggi suka
Anak muda sanggup tidak bertegur sapa
Menolong kepada orang yang berperang
Pastinya juga akan menang
2.1
2.2
2.3
Kita cepatkan cerita
Teman kera t sudah datang
Pada saat itu sedang menggosok badan
477
2.4 Banyak sekali pasukan kera
3.1
3.2
3.3
3.4
Sempit geraknya di jalan
Ada satu monyet yang paling besar dan kuat
Sudah sangat tua
Giginya juga sudah tidak ada
4.1
4.2
4.3
4.4
Kera itu mempuNyai tingkah laku
Sebagian yang menyebalkan
Liar dan suka membuat risuh
Sebagian banyak yang kejar- kejaran
5.1
5.2
5.3
5.4
Ada yang membawa anak
Dari depan sambil menyusui
Mereka yang datang sudah menceritakan
Tentang batas negara
6.1
6.2
6.3
Semua perkampungna di serbu
Oleh sekelompok kera dirusak
Kebun-kebun semua rusak
478
6.4 Buah- buahan pun habis
7.1
7.2
7.3
7.4
Satu orang berladang
Olekera ladangnya habis
Orang itu mulai lari
Larinya cepat ke negara
8.1
8.2
8.3
8.4
Niatnya mau lapor ke Raja
Ketika datang menghadap raja
Ada den patih ermaya
Yang mempuNyai ladang
9.1
9.2
9.3
9.4
Juragan saya mau beritahu
Mengingatkan ada ladang
Yang dicuri dan rusak oleh kera
Keranya banyak sekali
10.1
10.2
Saya meminta untuk di tenggok
Karena ladang saya rusak
479
10.3
10.4
Cepat Patih Ermaya
Saat itu lapor ke raja
11.1
11.2
11.3
11.4
Perabu muda berbicara
Ada apa akang gatya ?
Raden Ermaya Melapor
Saya memberitahukan bahwa ada ladang rusak
12.1
12.2
12.3
12.4
Di batas negri gamparan
Semua sudah rusak
Oleh sekelompok kera dicuri
Dulu semua kera itu tidak ada
XLIII. PUPUH PUNGKUR
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Perabu muda cerita
Kakak patih harus mengumpulkan perajurit
Serdadu harus kumpul
Sekelompok kera harus di tembak
Awas hati- hati kalian semua harus berkumpul
Sebab mereka merusak harta benda
480
1.7 Termasuk harta benda rakyat kecil
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Tunduk sembah Raden patya
Serta pamit mundur dari hadapan gusti
Pergi secepat kilat
Untuk Menerima keris ladrag
Datang ke paseban dan sudah berbicara
Kami pun mendapat imbalan
Dari semua menteri
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Begini korban dengan raja
Hari ini sedia perajurit
Tentara dibawa
Menjemput ke batas negara nya
Sebab sudah datang beribu- ribu kera
Teman- teman harus hati- hati
Sedialah tombak untuk menembak
4.1 Yang tumpul harus diasah
481
4,2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
Dan yang patah harus di sambung lagi
Karena dẻn Patih berkata
Da satu kera datang
yang besar , gagah dan perkasa ,
Kera itu sangat hitam
Memberikan surat ke Radẻn Patih
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Olẻh Radẻn Patih diterima
Terus dibuka oleh patih
BuNyi surat tersebut
Ini tiap surat
Ini kami prabu muda , ratu kera
Ini rumah Siti Genda
Naik kala perenggi
6.1
6.2
6.3
6.4
Cepat-cepat kami meninjak
Oleh tentara atau ratu pribadi
Harus cepat buru-buru
Ada dibatas negara
482
6.5
6.6
6.7
Begitu setiap surat dari kera
Den patih cepat berkata
Kepada gerombolan kera yang kuat
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
Eh monyet yang bawa surat
Sekarang kamu hendaknya cepat pulang
Katakan saya sudah pasti
Hari ini juga datang
Terus monyet menyembah sambil mengangguk
Cepat monyet lari
Mereka lari dengan cepat dan lihai
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
Kita cepatkan cerita
Sudah sedia prajurit
Pasukan sudah berkumpul
Oleh para pengawal
Para Pembantu mayor sudah berkumpul
Sudah pasti para prajurit
Senapati judipati
483
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
Terucapkan raden ermaya
Naik kuda bulu gambir dan ikut
Pakaian kuda itu melebur
Kuda besar itu mengamuk
Lalu den selamaya bagus
Yang Cakep sambil naik kuda
Kuda dauk juga ikut
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
Cepat ketika itu budan
Prajurit berdesakan di jalan yang sempit
Senjata yang digunakan
Nguk ngok suara kuda tersebut
Benderanya merah berani menyala
Berkibar benderanya
Dan Bergoyang terkena angin
484
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
Tidak panjang diceritakan
Pasukan-pasukan sudah datang di batas negeri
Terlihat oleh pasukan kera
Prabu muda berkata
Segera lihat orang-orang itu adalah musuh
Harus sangat fokus sekali
Kita harus hati-hati
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
12.6
12.7
kemudian pasang bendera
Meriam sebagi ciri untuk berperang
Semua kera berdatangan
Beribu- ribu kera berkumpul
Sudah berkumpul dan ikut berperang
Lalu memasng bendera
Dengan temanya majapait
13.1
13.2
13.3
13.4
Waktu itu sedang sibuk perang
Pasukan manusia banyak sekali yang mati
Perang kera t tidak jelas
Tidak ada yang bawa senjata
485
13.5
13.6
13.7
Yang dijadikan senjata oleh monyet itu hanya gertakan saja
Kera berperang t hanya bisa menggigit
Akhirnya diputuskan untuk memakai senjata
XLIV. PUPUH MAGATRU
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
semakin lama perangnya semakin kacau
ditembak malah tertawa
macam-macam tingkah kera
di lawan oleh prajurit
kera mengankat alis
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
Banyak sekali orang- orang yang kesusahan
telinganya sampai robek-robek
idungnya banyak yang patah
digigit keras oleh kera
prajurit banyak yang gugur
3.1
3.2
3.3
terucap dalam ermaya yang bagus
raden membawa panah
cepatnya raden bagus
486
3.4
3.5
sudah membentangkan anak panah
dan anakpanah dilepaskan
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
Sampai banyak panah menancap dikepala
Pasukan monyet menjerit
sebagian ada yang kabur
pemuda ganom melihatBerpikir yang tidak pasti
,,,,,,,,,,,,
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
anak muda tersebut punya satu guru
gurunya terkenal sakti
tama wira deksa yang terkenal
adanya diatas langit
itu yang jadi pasukan
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
pasukan kera sisanya masih hidup
sebagia mati tertancap panah
sang wiradeksa itu prabu
ke bawah diatas langit
menghampiri pemuda ganom
487
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
ketika bertempur tuan wiradeksa mengatakan
Prabu muda anak saya
kamu akan beruntung
kalau maju dalam perang
melawan yang gagah hebat
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
sekarang raden segera pergi maju
Prabu muda menyembah untuk pamit
sang wiradeksa sudah terbang
duduk di mega kuning
Dia hanya melihat
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
wiradeksa sambil membuka jimat kantong
ermaya membentangkan panah
di ambil diatas
panah tidak kembali lagi
Prabu muda marah
10.1 pasukan ratu majapahit sudah tempur
488
10.2
10.3
10.4
10.5
di marahi oelh kera putih
ermaya kaget sekali
melihat pasukan sudah mati
segera bendanya dipukul
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
dua kali memukul bendanya...
yang mati bangkit kembali
pasukan menggebu-gebu
anak muda heran melihat
sang wiradeksa coba lihat
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
lalu di ambil oleh wiradeksa
pasukan tisajawait
dimasukan kedalam kantong
tidak ada terlihat satu
raden ermaya bengong
13.1
13.2
13.3
raden ermaya sudah memukul benda
pasukan datang lagi
dari Cupu yang banyak
489
13.4
13.5
Tidak ada yang tinggal satupun
lalu sang wiradeksa bicara
14.1
14.2
14.3
14.4
14.5
Jadi sekarang lelaki itu
Sebagian temanya memegang
Sampai dari penglihatan jauh
Tak seorangpun yang tinggal
Bendanya barang dipukul
15.1
15.2
15.3
15.4
15.5
Kemudian turun wiradeksa
den Ermaya tidak melihat
Bendanya cepat tersentak
Wiradeksa yang sakti
Sedih hati Raden Ermaya
XLV. PUPUH PUCUNG
1.1
1.2
1.3
1.4
wiradeksa segera ke atas
Bendanya dibawa
wiradeksa sampai bahagia
karena bende terbawa oleh wiradeksa
490
2.1
2.2
2.3
2.4
lalu dimasukan kedalam kantong
dua jimat didapat
yaitu panah dan benda
Prabu muda mengamuk ke pasukan
3.1
3.2
3.3
3.4
Tunda dulu yang sedang perang
parit di negeri
prabu muda sedang menunggu
menunggu-nunggu raden patih yang perang
4.1
4.2
4.3
4.4
ketika itu ada suara dari atas
begini kata suara
hai raden prabu muda
perang ini tidak akan tertahan oleh raden
5.1
5.2
5.3
5.4
radenya harus menyuruh dewi roro ujud
untuk maju perang
melawan musuhnya yang hebat
yang diatas mencuci nama wiradeksa
491
6.1
6.2
6.3
6.4
yang dibawah dilawan oleh danur weda
itu akan kuat
begitu kata suara
prabu muda segera memanggil Nyi roro
7.1
7.2
7.3
7.4
roro uju segera menghadap kepada ratu
Nyi roro menyembah
duduklah dengan ta’dzim
prabu muda segera ikut menyusul
8.1
8.2
8.3
8.4
aduh Nyai saudara akang yang cantik
Nyai harus terima
harus maju perang
musuh Nyai di atas dan wiradeksa
9.1
9.2
9.3
9.4
Harus cepat pergi dan awas hati- hati
Maju untuk berperang
Nyai di lawan dengan yang jago
Ingat Nyai tidak usah resah
492
10.1
10.2
10.3
10.4
yang cantik menyembah menjawab ke ratu
Iya Ratu silakan
meski tidak ada imaba;an juga
saya tidak ada kekuatan sekali maju perang
11.1
11.2
11.3
11.4
menyembah pamit yang cantik roro ujud
sang ratu berkata
akang sambung duha saja
roro uju sudah lekas pergi
12.1
12.2
12.3
12.4
lalu roro ujud berdandan yang cantik
jimatnya diambil
cempaka putih dipakai
Geulung konde raksukan sutra ka sumba
13.1
13.2
13.3
13.4
di dalamnya pakai lagi baju kutung
pinggirnya di renda
Memakai peniti biar kuat
Dihias permata intan dan berlian
493
14.1
14.2
14.3
14.4
pakai kain di putar-putar
kainya juga sutra
Warna dasarnya ungu yang ternag
Dia tambah terlihat cantik
15.1
15.2
15.3
15.4
Yang cantik lalu membawa campaka dadu
Kaki dielus
Telapaknya oleh campaka
Nyi putri diam dan bersandar lemah
16.1
16.2
16.3
16.4
Tiga kali menginjak tanah yang cantik
Lalu putri melayang
Sudah bercampur dengan angin besar
Lalu putri melayang- layang di udara
17.1
17.2
17.3
17.4
Prabu muda berkata saat perang cumpu
Pasukanya sudah habis
Oleh wiradeksa diambil
Di usapkan pada jimat cupu
494
18.1
18.2
18.3
18.4
Yang tinggal raden ermaya yang bagus
Dan raden selamaya
Pasukan-pasukan tidak ada semua
Raden heran jika mati ada bangkainya
19.1
19.2
19.3
19.4
Selamaya dan ermaya lalu kabur
Lari ke negara
Dikejar oleh prabu muda
Tetapi tidak tersusul karena cepat larinya
20.1
20.2
20.3
20.4
Raden danur weda mencari
Dan mengembangkan Gondewa
Panah dibentangkan saja
Panahnya dibiarkan menusuk Prabu muda
XLVI. PUPUH SINOM
1.1 Dapat jetot jamparing nya
1.2 Bujang ganom teh menghilang
1.3 Kuda kasewi yang ada
1.4 Putra nya mindaya sari
495
1.5 itu saya maja pait
1.6 Kuda kasewi teh itu
1.7 Turunan brahwijaya
1.8 cepatnya nya kuda kasewi
1.9 Terus sujud keden wenda
2.1 Den danurweda berbicara
2.2 ini paman yang timendi
2.3 Naha sujud ka kaula
2.4 menyembah kuda kasawi
2.5 kenapa kanjeng gusti
2.6 yang mawi saya sujud
2.7 Sangat suka
2.8 sudah bubar dosa saya
2.9 Saya sekarang mau bercerita
3.1 Kuda kasewi cerita
3.2 Begini asal saya
3.3 Diwaktu dulu
3.4 Saya mempuNyai guru ilmu
3.5 Guru saya berbicara
3.6 Begini kata guru
3.7 Duh den jangan kesini
3.8 Dan jangan naik kayi
3.9 Karena kayinya tajam
4.1 Namanya kayi siwalan
4.2 Kekeh saya naik kayi
4.3 Rasa memetik buahnya
496
4.4 Buah kayi sangat manis
4.5 Perut saya buncit
4.6 Udah gitu saya turun
4.7 Pas sudah sampai dibawah
4.8 Jadi beda muka saya
4.9 Rupa saya jadi kera putih
5.1 Udah gitu saya bersemedi
5.2 Memohon ke yang maha suci
5.3 Pengen ganti rupa
5.4 Kata guru saya
5.5 Rupa tentu bisa ganti
5.6 jaga kalau sudah sampai
5.7 satria den nur848 wenda
5.8 itu yang bisa mengganti
5.9 Dan sama dia kamu harus berguru
6.1 Gitu kata guru
6.2 nurwenda berbicara manis
6.3 siapa nama paman
6.4 mengawal kuda kasewi
6.5 ari nama saya
6.6 Yang suka memanggil saya
6.7 849 kuda kasewi nama
6.8 Ari wijaya yang pasti
6.9 iya itu teh wastanya ayah
848 Danur 849 Pun
497
7.1 kata danur wenda
7.2 Syukur kalau dari maja pahit
7.3 Kalau paman belum tahu
7.4 danur wenda nya saya
7.5 pati di maja pahit
7.6 Putra sang pendeta jamus
7.7 Patapan pulau pinang
7.8 Dengan cepat kuda kasewi
7.9 Terus merangkul ka danur wenda
8.1 duh gusti saya tiada
8.2 dicari cari siang malam
8.3 sekaranggusti bertemu
8.4 saya mau ikut
8.5 Kemana pun gusti
8.6 tenwende saya nurut
8.7 850an tunduk ka danur wenda
8.8 Ke dua kuda kasewi
8.9 wira deugsa saya ngucapkan sekarang
9.1 sesudah nyupuan balad
9.2 wira deugsa suka hati
9.3 terus terusan tidur
9.4 Tidur di mega kuning
9.5 Tidur sangat enak
9.6 Keringatnya munggah mengucur
9.7 Udah gitu putri datang
850 Tundudan
498
9.8 rorouju yang cantik
9.9 terus suka melihat yang sedang tertidur
XLVII. PUPUH ASMARANDANA
1.1 Nyai tidak malu
1.2 Yang tertidur pulas
1.3 Wiradeugsa anggur keryek
1.4 Nyi putri sangat kecal
1.5 Terus terusan dipukuli
1.6 Wiradegsa tidur dengan santai
1.7 cepat Nyi851 dewi roro
o 2.1 mengambil lodong tempat air
2.2 yang tidur terus di cucurkan
2.3 Wiradeugsa santai terus
2.4 makin enak tidurnya
2.5 Dwi852 Roro Wuju heran
2.6 cepatnya Nyi Roro Wuju
2.7 Menyalakan/211/ api yang sangt besar
o 3.1 Terus ditaburi bambu
3.2 Wira deugsateh kaget
3.3 Roro Wuju imut
3.4 menghampiri ke wiradeugsa
851 Nyai 852 Dewi
499
3.5 853 wiradeugsa kaget
3.6 melihat dewi Roro Wuju
3.7 Aduh tejasu laksana
4.1 Tejane datang yang sangat cantik
4.2 Laksana baru bertemu
4.3 dimana elis yang anggun
4.4 Jin atau siluman
4.5 akang kasih tau
4.6 Nyi Roro Wuju kembali
4.7 saya dari sawaregan
5.1 saya ini widadari
5.2 mau berbicara ke akang
5.3 saya téh mau bertanya
5.4 lagi apah akang
5.5 bisa tidur dimega
5.6 saya yang mau weru
5.7 Sang wiradeugsa menjawab
6.1 akang mau menjaga sore
6.2 takut kalah mateng akang
6.3 anak akang bujang ganom
6.4 sekarang lagi maju perang
6.5 di perbatesan negara
6.6 dewi Roro Wuju imut
6.7 kaget sang wira deugsa
853 Sang
500
7.1 melihat imut Nyi putri
7.2 cerita tekaur lama
7.3 matanya melotot terus
7.4 Nyi putri berbicara lagi
7.5 jangan terlalu melirik kang854
7.6 sekarang saya mau kembali
7.7 sang wira deugsa menjawab
8.1 iya jangan terlalu tegesa gesa
8.2 disini saja sama akang
8.3 nanti Nyai dibayar
8.4 apapun yang Nyai mau
8.5 bakalan dikasih ku akang
8.6 Nyi putri cepat kembali
8.7 saya mau ditikah
9.1 wira deugsa suka ketawa
9.2 mendengar ucapan Nyi roro
9.3 wira degsa terus ngmong
9.4 bagus elis gitu mah
9.5 sma akang pasti di tikah
9.6 Nyi putri mau merangkul
9.7 Nyi rorouju tepat waktu
10.1 terus nunduk wira degsa
10.2 Nyi roro wuju kaget
10.3 wiradegsa langsung melotot
501
10.4 sambil terus berbicara
10.5 kenapa elis kaget
10.6 Nyi rorouju kembali
10.7 kaya akang mau mengambil
11.1 akang jangan terburu buru
11.2 jaga nanti juga bukan sama siapa siapa
11.3 pastina sama akang
11.4 sang wiradegsa suka
11.5 Nyi putri 855 bertanya kembali
11.6 apa akang yang dipunya
11.7kasih tahu saya
12.1 sang wiradegsa ngalahir
12.2 ini cupu jimat akang
12.3 Nyi roro lalu bertanya lagi
12.4 cupu teh apa gunanya
12.5 yang bisa dipake jimat
12.6 sang wiradegsa menjawab
12.7 gunanya nyupuan balad
13.1 semua balad majapait
13.2 serdadu berkumpul jimatnya
13.3 sudah ada disini semua
13.4 itu gak ada yang di tinggal
13.5 856 dewi roro berbicara
502
13.6 tunda kang perkara nyupu
13.7 sama saya mau di pinta
14.1 sang deugsa menjawab lagi
14.2 elis ini mah jangan
14.3 Nyi putri tidak mau berbicara
14.4 kanjeng Nyi putri berbicara
14.5 kalau tidak dikasih itu
14.6 saya mau mundur
14.7 saya tidak mau ditikah
15.1 wiradeugsa ngomong manis
15.2 hey boleh ini ambil
15.3 Nyai jangan kesal
15.4 Nyi putri cepat mengambil
15.5 cupu jimat radeugsa
15.6 sudah gitu Nyi putri memanggil
15.7 kang saya mau membelai
16.1 wira deugsa langsung ketawa
16.2 langsung putri mau membelai
16.3 sang wira deugsa ngomong
16.4 silahkan Nyi akang belai
16.5 kutu sangat banyak
16.6 kang wira deugsa nunduk
16.7 Nyi putri langsung membelai
503
XLVIII. PUPUH PUNGKUR
1.1 Lama Nyi putri membelai
1.2 Lepas lepis putri sarta ikut
1.3 Wiradeugsa terus tidur
1.4 berani segor857 keryekna
1.5 Terus bangun Nyi putri sambil memanggil
1.6 Begini kata Nyi putri
1.7 Hey sang wiradeugsa
2.1 terima sama kamu
2.2 Wiradeugsa diikat sama 858 putri
2.3 membelit
2.4 sama jin di gulung tali859
2.5 sama Nyi putri wiradeugsa di tarik
2.6 Terus dilepas dan dilempar
2.7 jatuh ke gunung surandi
3.1 Rorouju suka hati
3.2 Terus pulang Nyi putri bersama angin
3.3 Ke negri Nyi putri sampai
3.4 Jimat nyupunya diambil
3.5 Bareng nya Nyi putri ke alun alun
504
3.6 Jimat nyupu dibuka
3.7 keluar semua perajurit
4.1 didalam cupu keluar
4.2 Di alun alun sama serdadu tidak bisa bergerak
4.3 bersorak kocap bergerumuh
4.4 Kaget sang ratu muda
4.5 mendengar ada yang sbersorang bergerumuh
4.6 cepat pengen keluar
4.7 Sang ratu anom melihat
5.1 melihat yang cantik sungkem
5.2 terus melambai Nyi putri
5.3 lengannya elis yang cantik
5.4 Nyi putri cepat berangkat
5.5 Prabu anom menjemput putri yang cantik
5.6 dikawal860 putri berangkatnya
5.7 gancangnya sudah mampir
6.1 terus kumpul861 para tentara
6.2 sudah berrumpul semua ke gusti
6.3 berberes kursi sama bangku
6.4 prabu anom rojaya
6.5 sama nurwenda sampai862 menghadap
505
6.6 armaya sama selamaya
6.7 disambut kuda kasewi
7.1 istri istri semua ada
7.2 sang perabu anom cepat berbicara
7.3 hay semua orang orang
7.4 mau seseranan prabu863
7.5 egarana akang sangat
7.6 negara gabang tinatar
7.7 negri asal Nyi putri
8.1 milik akang danur wenda
8.2 besok kang danur wenda pindah
8.3 sebelum pindah harus
8.4 kan harus nikah dahulu
8.5 putri kusuma anak bungsu
8.6 kanjeng raden danur wenda
8.7 nikah Nyikusumah wati
9.1 tidak diadakan ramai
9.2 bukan susah saya bikin dang ding
9.3 semua juga pasti gitu
9.4 caranya yang dulu
9,5 berbicara lagi Nyi mas dewi Roro Wuju
9.6 menghadap ke ratu muda
9.7 begini kata Nyiputri
506
10.1 nun gusti saya gamparan
10.2 ingat wireh saya melewati jurit
10.3 silahkan ini saya
10.4 bende barreng gondewah
10.5 yang kang patih armaya ini saya
10.6 patih armaya menerima
10.7 bende panah dari Nyi putri
11.1 raden armaya suka
11.2 wireh jimat dua sudah datang kembali
11.3 sang ratu anom berbicara
11.4 semua antera
11.5 kita peto dimalam meskipun bergerumuh
11.6 sekarang pada pulang
11.7 terus bubar
E. Kolofon
Kolofon merupakan bagian pada suatu karangan dalam teks kuno seperti
naskah yang sedang kami teliti yaitu Wawacan Bayawak, pengertian kolofon
sendiri secara singkatnya merupakan bagian akhir suatu karangan yang umumnya
terdapat dalam teks kuno seperti naskah, yang merupakan bagian terpisah dari
pokok pembicaraan isi karangan tersebut. Kolofon biasa terletak di akhir karangan
pada teks-teks kuno, sedangkan untuk teks-teks modern biasanya terdapat pada
awal karangan
Dalam kolofon sering disebutkan siapa yang menyalin naskah lama yang
ditulis itu, permohonan maaf atas kesalahan dan kekurangan penulis, siapa penulis
sebenarnya, kapan dan dimana penulisan naskah tersebut terjadi, serta atas
perintah siapa (biasanya raja atau penguasa) naskah itu ditulis kembali. Kolofon
507
dapat memberikan informasi berharga bagi para peneliti sejarah serta filolog
dalam mengkaji teks sastra lama.
Pada kajian naskah Wawacan Bayawak, kolofon dapat kita temukan pada
bagian akhir karangan naskah yang terletak pada halaman 217. Isinya adalah
mengenai proses penulisan naskah tersebut, sehingga pembaca dapat mengetahui
dari kolofon tersebut bahwa naskah ini merupakan salinan dari pengarang
sebelumnya, yang sayangnya pengarang aslinya tidak disebutkan dalam naskah
tersebut.
Wawacan Bayawak di salin oleh seorang penulis yang bernama Tjajah
yang mengutip karangannya pada hari Rabu, tanggal 23 bulan Rabi’ul akhir tahun
1328 H. Dalam penulisan kolofon ini mungkin kurang jelas karena tidak ada
alasan mengapa naskah ini dikutip kembali, dan juga tidak ada permohonan maaf
atas kesalahan serta kekurangan penulis atau pengutip dalam pembuatan naskah
ini.
508
BAB IV
ANALISIS ISI, TEMA DAN AMANAT
A. Analisis Isi
Cerita di atas menjelaskan tentang legenda jelmaan manusia Biyawak.
Pada awalnya sang Ratu melahirkan seekor Biyawak namun setelah melahirkan
seekor Biyawak, Ratu juga melahirkan seorang Putri yang cantik yang di beri
nama Dewi Rara Wuju, kemudian Dewi Rara Wuju dan kakaknya si Biyawak
cepat tumbuh besar. Dewi Rara Wuju tumbuh dengan cantik sedangkan Biyawak
beda dengan Dewi Rara Wuju tampangnya malah sebaliknya dari Dewi Rara
Wuju.
Kemudian Dewi Rara Wuju meminta izin kepada sang Raja untuk berguru
kepada Syeikh Pandita, dan kedatangan Dewi Rara pun di tunggu oleh Syeikh
Pandita. Sejak kepergian Dewi Rara Wuju Biyawak pun sering menangis karena
sang Raja tidak menyayangi dirinya seperti Raja menyayangi Dewi Rara Wuju,
Biyawak sedih keadaannya tidak di pedulikan oleh sang Raja baik makan ataupun
minum si Biyawak. Akhirnya Biyawak pergi meninggalkan istana karena merasa
sakit hati dengan perlakuan sang bapa ia berlari ke atas gunung dan berucap bahwa
Dewi Rara Wuju harus menjaga dirinya karena sudah tidak ada kakaknya,
Biyawak pun menceburkan dirinya ke hilir sungai.
Saat Dewi Rara sedang belajar mencari ilmu ada yang memberi kabar
kepada Dewi Rara Wuju bahwa sang kakak si Biyawak telah pergi dari kerajaan
akhirnya Putri segera pulang dari menuntut ilmunya kepada Syeikh Pandita. Sang
Putri merasa sangat sedih. Kemudian setelah Dewi Rara Wuju pulang ia meminta
izin kepada sang ayah untuk mencari sang kakak si Biyawak, awalnya Raja tidak
setuju tapi akhirnya Raja mengizinkan Dewi Rara Wuju pergi ke hutan belantara
untuk mencari kakaknya dengan membawa ajimat yaitu ajimat bunga campaka,
campak putih dan cempaka dadu kuning guna dari ajimat itu adalah untuk
509
menjaga sang Dewi dari bahaya. Kemanapun Dewi Rara pergi dia tidak
menemukan kakaknya.
Sementara di lain cerita sang Pandita mempuNyai putra yaitu raden
selamaya, dan sang Pandita menyuruh raden selamaya pergi kepada sang Ratu
maja, raden pun segera berangkat. Lalu di dalam perjalanan raden bertemu dengan
si buta yang sangat besar dan kotor yang menghadang perjalanannya menganggu
si Raden, Dengan berani raden melawan si buta namun sayang raden telah mati di
bunuh oleh si Buta.
Tak lama pertarungan itu terjadi buta kembali lagi ke dalam hutan untuk
menghadang orang yang lewat, beberapa saat kemudian si buta bertemu dengan
sang Dewi, dengan baik hati si buta bertanya dan merayu- rayu sang Putri, hal ini
di sebabkan sang putri yang telah menggunakan cempaka putih, lalu sang Putri
marah namun sang Putri ayu lalu di tangkap oleh Buta lalu dia dibawa kedalam
gua, dan si buta menguncinya. Ketika Sang Putri masuk gua, Nyi Putri ingat
kepada ajiannya yang dikasih oleh gurunya ketika Putri berada di desa, nama
ajiannya adalah jentu lalu. Ajian itu dibaca oleh Putri dengan di iringi dangdang
genis, lalu NyiPutri mengatakan, lihat gua ini gelap sekali! sampai saya berjalan
dengan tergesa-gesa. NyiPutri minta tolong kepada Dewa Agung semoga diberi
terang. Buta mendengar perkataan NyiPutri ternyata gua menjadi terang sampai
Buta merasa kaget lalu Buta beristirahat dan Buta tertidur dengan sangat lelap,
disaat tidur, Buta mendengkur lalu Nyi Putri pergi dan sementara si buta
menunggu di dalam goa. Tak lama kemudian Nyi Putri menemukan sesuatu yang
hilang dan ada cahaya yang memancar, lalu Nyi Putri mendekatinya dan cahaya
itu tidak berubah dan tidak bergerak lalu sang Dewi Uju terkejut melihat cahaya
itu. Kemudian cahaya itu menghilang berkat kesaktian campaka mulia sang putri
yang hilang itu kebingungan seperti bangun dari tidurnya tergesa-gesa sambil
tertawa.
Nyi Putri membawa benda kepercayaannya sambil berkata kang saya
sedang melihat-lihat keris mau tahu bentuknya den putra memberikan keris
kepada Putri, lalu Nyi Putri berkata silahkan kang ini kerisnya cepat berikan
510
kepada Buta mumpung Butanya sedang tidur dan semoga keris ini ampuh, den
putra cepat-cepat pergi dan kerisnya di bawa, kalapaksa tidur dengan nyenyak dan
mendengkurnya sangat keras tidak lama kemudian den putra datang dan raden
selamaya kaget lalu Buta di bangunkan den putra memperhatikan kalapaksa lalu
bangun dan di bunuh oleh raden putra, ketika di tusuk lalu berteriak sampai usus-
ususnya keluar lalu dia mati. Bahagia sekali selamaya lalu Raja datang kepada
Nyi Putri dan datanglah Nyi Putri dia cepat memeriksa, kang bagaimana dengan
keadaan Buta? Masih hidup apa sudah mati den putra menjawab Buta sudah mati
dengan keadaan perutnya sudah sobek.
Tinatur seumpama distrik terletak di daerah yang besar dan bagus,
daerahnya itu di bawah negeri majapahit dan di lember Gebang Tinatur ada
seorang janda miskin dan pekerjaanya yaitu menjaring, karena tidak mempuNyai
pekerjaan lain, setiap pagi dan sore hari dia pekerjaannya menjaring.
Dalam suatu ketika Nyi Miskin menjaring,namun tidak ada ikan yang di
dapat olehnya padahal dia sudah seharian penuh, sampai ke akhir ashar Nyi
Miskin mulai merasa kesal lalu dia menangis sambil pulang dia memainkan air di
pinggir kali sepanjang jalan, lalu ada yang tertangkap, ternyata adalah seekor
Biyawak, Biyawak itu masuk kedalam lambit lalu Nyi Miskin kaget ada yang
bergerak di dalam lambitnya dia sampai ketakutan, lalu dia menjerit sambil nangis
Nyi Miskin berkata “setan pergi kamu kalau kamu masuk kelambit saya nanti
lambit saya hilang, kamu bawa lambit saya itu saya tidak punya”, lagi lalu sang
Biyawak menjawab Bibi tidak usah menangis dan Bibi jangan jauh-jauh dari saya
silahkan ambil lambit ini sama Bibi saya tidak berniat mencuri, Nyi Miskin
berhenti menangis mendengar perkataan sang Biyawak, lalu Nyi Miskin buru-
buru mendekati lambit dan dia merasa sangat ketakutan, lalu Biyawak bercerita
kepada Bibi, Bibi jangan terkejut saya ini punya maskud, barangkali Bibi mau
memberi tahu siapa nama bibi dan Bibi tinggal dimana? Lalu Nyi Miskin
menjawab Bibi berasal dari Gebang Tinatur dan nama Bibi sudah terkenal, Bibi
mempuNyai anak satu, namun dia sudah meninggal.
511
Bibi sangat miskin, pekerjaan Bibi sehari-hari hanya menjaring, dia tidak
ada lagi pekerjaan lain pagi sore Bibi menjangkar hasilnya lalu di jual di dan pakai
untuk membeli pepes, sang Biyawak lalu memanggil Bibi saya minta izin
barangkali Bibi mengizinkan, saya ingin ikut tinggal bersama bibi, mukasiyan
menjawab sambil merangkul dan menangis lalu Biyawak di gendong dan di bawa
pulang, setelah sampai ke rumahnya banyak yang bertanya kepada mukasiyan,
dapat ikan apa Bibi? Di daerah Gebang Tinatur sangat ramai, baik perempuan
maupun laki-laki banyak yang berdatangan ke rumah Nyi randa, semuanya ingin
melihat apa yang di bawa oleh Bibi, randa miskin menjadi untung setelah
membawa sang Biyawak ke rumahnya, sehingga randa miskin mendapatkan beras
dan uang, terlebih dengan makanan, setelah lama kemudian Biyawak izin pamit
kepada Bibi, dia mau pergi berniat untuk menjadi kuli.
Nangkoda kaya akan pergi berlayar ke pulau paris, dan saya ingin ikut
berlayar dan berharap bisa menjadi kuli di sana, randa miskin menjawab sambil
dirinya bersedih randa miskin menjawab sambil cemberut “aduh anak Ibu kamu
tidak perlu berusaha, disini juga Ibu tidak kekurangan dan makanan masih
banyak”. Sang Biyawak lalu pulang, kalau memang tidak izin Ibu saya akan
pulang.
Kemudian Biyawak bercerita bahwa kinangkoda itu hebat,seseorang
berterima kasih karena bantuan nangkoda. Ki nangkoda mempuNyai dua labur
besar yang didapatnya dan ingin membawanya, nangkoda tertawa dan bertanya
buat apa labu kuning, kalu dibawa ribet, dan dia memberikan uang perak logam,
dan berkata : “nak, jangan mau lagi”, dan diganti dengan uang, kemudian Biyawak
menjawab: “bapa saya juga menginginkan uang, tapi uang itu buat apa? Saya
hanya ingin labu saja”. ketika labu itu dibawa, ki nangkoda terheran ada labu
seberat ini lalu datanglah japlun dan tersenyum dan menyuruhnya untuk
membawa labu. Jika japlun bersedia membawanya maka dia akan mendapatkan
bonus, ketika japlun membawa akan membawa labu dan akan mengangkatnya
japlun lupa sesuatu, kemudian japlun pergi kencing dan buang air besar. Sehingga
keringatnya menetes. Karena japlun sangat mengharapkan uang, kinangkoda
512
tertawa dan menyangka bahwa japlun buang air besar. Labu yang tertinggal,
dibawa oleh sepuluh orang kawannya yang terus berhias. Labu ini harus memakai
tali, kemudian diangkat. Ketika labu diangkat oleh sepuluh orang kawannya,
mereka kewalahan, karena mengangkat labu yang sangat berat. Kinangkoda
terheran, dan berpikir kemudian dia pergi dan selalu teringat.
Ketika saya bercerita nangkoda menunduk manis dan bapak tidak
mengira, semoga kamu tidak membenci karena labu itu tidak terbawa. Biyawak
melawan jika tidak dibawa oleh tuan itu, saya tidak akan pergi silahkan tuan kalau
ingin pergi saya pergi terakhir dengan labu ini. Supaya dapat merasakan labu ini
maka tolong bawakan labu ini,kalau begitu bapak tidak pulang dan labu itu di jaga
saja sama agus, Biyawak terus menjawab bagus sekali labu itu saya pulang besok
sama tuan nangkoda, dan Biyawak melangkah tiga kali kemudian Biyawak
memanggil tuan nagkoda dan menyatakan agar cepat-cepat membawa labu karena
labu ini bagus, dua labu ini ringan nangkoda berbicara sambil tertawa tidak
menyangka labu yang tadinya sangat berat dan dibawa sekalipun sama sepuluh
orang tidak terbawa.
Nangkoda berpikir dan memuji Biyawak kuat dan sakti mendapat
sambutan seperti itu bagaikan disambut dan Biyawak bertanya, kenapa
sebelumnya tidak berbicara dengan jelas dan membuat tentunya saya tersiksa dan
nangkoda pun pergi sujud dan menyembah Biyawak, kemudian Biyawak menolak
apa yang diperbuat oleh nangkoda dan mengatakan jangan melakukan hal yang
seperti itu, itu tidak baik saya juga manusia biasa perbuatan seperti itu dosa.
Nangkoda menjawab saya akan pulang dan keluar dari tempat semedinya,
nangkoda pergi dengan menumpangi kapal dan beliau berlayar di lautan untuk
pergi menuju desanya. Setelah sampai, ia bertemu dengan ibunya dan ibunya
mengatakan jangan terus berlayar kata ibu sambil menangis, karena dia
mengkhawatirkan anaknya. Ketika nangkoda keluar menemui ibunya dia kesal
karena tidak dapat bertemu ibunya, mengkhawatirkan nangkoda hidup berlayar
disana mau makan apa? Ibu pergi ke tempat yang berantakan dan berguling diatas
513
pasir kemudian Biyawak mendatanginya dan bertanya, jangan melakukan itu dan
ibu marah, sepertinya Biyawak muda yang baru lahir itu takut.
Ibu jangan terus menangis, berbicaralah ibu ini saya tapi ini tidak
mengakuinya karena raden masih hidup, sakitnya pun hilang dan kembali dari laut
bersama jaka Biyawak kemudian mendengarkan perkataan Nyi miskin, jaka
Biyawak mengatakan ibu berpikirlah dengan matang dan mustahil berbicara
dilaut karena ada singa laut dan dilaut juga ada buaya. nona miskin menjawab dan
mendengar ibu sangat rindu dan ingin bertemu sampai-sampai menangis dan
ibunya mengajak pulang. Labu yang dibawa dan diangkat dan mempercepat
ceritanya dan Biyawak sudah datang kerumahnya dan bercerita tentang yanti yang
juga sakti yang berada digua wijay. Bango berpikir siang dan malam bagaimana
caranya untuk mendapatkan anak yang bagus lalu bango menghilang keluar dari
guha kemudian terbang, dan menunggu yang sedang terbang di langit dan
jagoannya ada disatu negeri dan namanya sanduropuro dan patuh kepada gareho
Ratu dan didalamnya terdapat seorang janda cantik, kebanggaan anak satu satunya
yang bernama raden ayar maya umurnya tujuh tahun dan mempuNyai sifat
percaya diri ketika raden ayarmaya bermain keladang, untuk mencari jangkrik dan
berkumpul dengan temannya untuk bermain bersama.
Ada yang bermain petak umpeut, Mencari jangkrik, membuat bangsing,
mengejar burung puyuh dan lain sebagainya. Bango mengelilingi setiap negara
asal tempat bango tidak diketahui. Anak yang berwajah tampah itu yang berada
diladang itu ada satu kunti ginding yang kerjanya mencari capung, kemudian bapa
berbicara dalam hati ini dia anak yang bagus itu terlihat seperti orang kaya lalu
bapak mendekatinya dan memanggilnya dan mengajaknya pulang barangkali
raden ingin pulang kemudian nak itu dibawa terbang dan menemui ibunya ketika
bertemu dengan ibunya, anak itu berkata tuannya sudah hilang dibawa ke atas
kemudian ibu menangis ibu menyangka tidak akan bertemu lagi dengan ayar
maya. Ayar maya berguling guling dan menjerit jerit wajahnya memelas ingin
dijemput oleh ibunya untuk pergi ke gua.
514
Ibu tidak lagi mengatakan untuk menunggunya bango mengobati ibu yang
menangis kemudian datang Biyawak dan berkata siang malam berpikir, mau
melamar ke Putri maja pahit kemudian Biyawak bertemu dengan nona janda
miskin dengan cepat nona janda miskin menunduk, Biyawak tersenyum manis ibu
saya mempuNyai kabar saya ingin menikah dengan Putri Ratu dari majapahit
beliau dapat berita bahwa di majapahit ada empat Putri yang cantik cantik, dia
berkata ibu saya mau menikah nona janda miskin mengerutkan dahinya,
menjawabnya dengan tak berdaya, kenapa ini tidak terduga kenapa harus ke Putri
Raja apalagi saudara saudaranya rasa ibu tidak cukup mendingan cari yang
sepadan kita orang yang miskin harus menemukan yang miskin lagi dengan cepat
Biyawak pergi dan mengatakan kepada ibunya kalau ibu tidak pergi saya yang
akan pergi ibu langsung menghalanginya melarangnya untuk pergi dan ibu akan
pergi ke rumah Putri itu dan bertemu dengan kanjeng gusti, lalu nona miskin
bergegas pergi berdandan dan cepat pergi tak menyangka dijalan dia bertemu
dengan sang Raja dan sang Raja tersenyum dalam keadaan santai dan dia bertemu
dengan sang Ratu, sang Ratu mengira nona miskin akan meminta minta
kepadanya ternyata apa yang dipikirkan sang Ratu itu salah ternyata nona miskin
itu ingin melamar Putrinya untuk putranya sang Ratu terdiam dan menyesal dan
terdiam dengan perkataan nona miskin.
Ketika ambu miskin datang kerumah sang Ratu untuk melamar Nyi citra
wati kemudian Ratu bertanya dan ia diterima di rumahnya kemudian sang Ratu
memanggil citra wati dan berbicara bahwa ada tamu yang ingin melamar Nyi citra
wati. Dia adalah anak Nyi miskin yaitu Biyawak yang berwujud binatang lalu Nyi
citra wati menjawab saya tidak mau dinikahi oleh Biyawak, lebih baik saya sendiri
daripada mempuNyai suami seperti itu, saya ingin menikah dengan manusia biasa.
Kemudian sang Ratu bertanya pada anak bungsunya apakah Nyai setuju
dinikahkan oleh Biyawak kemudian ia tersenyum. Dia menerima jaka Biyawak
untuk menikahinya, mendengar hal tersebut Nyi citra wati mengejek kandawati
patah yang ingin dinikahi oleh Biyawak, lalu dengan manisnya Nyi patah
515
menjawab, sebenarnya saya juga ingin menikah dengan manusia biasa akan tetapi
kalau tidak ada harus dengan siapa, lalu Nyi citra wati cemberut.
Kemudian ibunya Nyi Putri datang kepada Nyi miskin dan berkata "hai
Nyi miskin jika kamu ingin melamar anak saya, maka Nyi citra wati memberikan
sebuah syarat yaitu meminta sebuah negara yang bagus beserta isi-isinya dan tidak
boleh ada kekurangan, barang-barang,sepasang kereta emas beserta kudanya seisi
dapur dan perabotan rumah tidak boleh ada yang kurang dan terbuat dari emas
yang mengkilap. Pinta Putri. Kalau permintaan saya tidak terpenuhi maka kamu
dan anakmu akan saya bunuh". Mendengar pernyataan Putri seluruh tubuh Nyi
miskin terasa lemas kemudian secepatnya pulang dalam keadaan menangis.
Setelah sampai dirumah lalu Nyi miskin memeluk Biyawak sambil menangis
tersedu-sedu, kemudian Biyawak bertanya "kenapa ibu menangis?, lalu ibunya
menjawab bahwa kamu dan ibu akan dibunuh". Lalu ibunya mengusulkan untuk
pergi dari kampung tersebut daripada ia dan anaknya dibunuh. Kemudian
Biyawak menyuruh ibunya untuk berkata yang sebenarnya kemudian ibunya
menjawab bahwa sang Ratu mengatakan kalau Biyawak kngin menikahi Putri
maka ia harus memenuhi persyaratan yang diminta oleh Nyi Putri, permintaanya
yaitu sebuah negara beserta isi-isinya perabotan yang terbuat dari emas beserta
emas, sepasang kereta emas beserta kudanya. Permintaan tersebut diajukan agar
rencana lamaran tersebut batal. Lalu sang Biyawak menjawab " itu adalah suatu
hal yang sangat mudah ", lalu ibunya menanggapinya dengan perasaan tidak
percaya lalu ia bertanya "darimana kamu bisa mendapatkan emas dan negara
tersebut. Lalu Biyawak menjawab "saya tidak peduli, lebih baik sekarang ibu
cepat berangkat saja kerumah Ratu untuk menerima persyaratan tersebut".
Namun, ibunya merasa takut kalau ia akan dibunuh.lalu Biyawak mengambil
keputusan,jika ibunya tidak mau pergi ke rumah sang Ratu, maka ia sendiri yang
akan pergi ke rumah sang sang Ratu. Dengan sigap ibunya melarangnya, dan ia
menyatakan bahwa ia sendirilah yang akan pergi ke rumah sang Ratu.
Sesampainya di rumah sang Ratu, kemudian sang Ratu majapahit melihat
Nyi miskin, kemudian ia beranjak dari tempat duduknya. Dengan sigap sang Ratu
516
bertanya kepada Nyi miskin" mana permintaan dari sang Putri?", lalu Nyi miskin
menjawab bahwa ia sanggup untuk memenuhi semua permintaan dari Putri citra
wati. Lalu sang Ratu mengatakan kepada Nyai miskin bahwa apabila sekiranya ia
tidak yakin untuk memenuhi semua permintaan sang Putri maka ia akan di beri
hukuman, dan ia juga mengatakan kalau besok pagi semua permintaan Nyi citra
wati harus sudah terpenuhi. Kemudian sang Ratu menyuruh Nyi miskin untuk
segera pulang kerumahnya dan mempersiapkan semua permintaan dari Nyi citra
wati.
Setelah sesampainya dirumah ia mengeluh dan mengatakan "ya tuhan
anakku.. "barang-barang yang diminta Nyi citra wati belum ada sedangkan ia telah
menyatakan untuk bersedia memenuhi semua permintaan Nyi citra wati.
Kemudian ia segera memeluk Biyawak sambil menangis dengan tersedu-sedu,
lalu Biyawak mengatakan kepada ibunya untuk tidak terlalu memikirkan hal
tersebut dan jangan berkecil hati. Kemudian Biyawak menyuruh ibunya untuk
mengambil buah labu yang berada di tempat peNyimpanan beras, kemudian
ibunya mengambil kedua labu tersebut. Lalu ia menyuruh ibunya kembali untuk
mengambil wadah dan kemenyan kemudian Biyawak menyalakan api untuk
sesajen, kemudian labu tersebut dibelah oleh sang Biyawak, ketika dibelah labu
tersebut memancarkan cahaya yang sangat terang, tiba-tiba jadilah sebuah negara
yang ramai dan penuh dengan isi-isinya seperti serdadu prajurit kuda, sapi,
kerbau, domba, kios-kios dan orang-orang yang lalu-lalang sambil bersorak-sorak
kegirangan.
Kemudian labu yang kedua dipukul oleh sang Biyawak, kemudian labu
tersebut memancarkan cahaya sangat terang, kemudian labu tersebut menjadi
sebuah kereta emas, perabot dapur, semuanya mengkilap. Melihat hal tersebut
ibunya merasa kebingungan sambil tersenyum dan memuji kepada anaknya
Biyawak, ia tidak menyangka bahwa anaknya adalah orang yang sakti, padahal
sebelumnya ia akan pergi dari kampung tersebut karena ia takut jikalau semua
permintaan Nyi citra wati tidak akan terpenuhi.
517
Kemudian Biyawak menyuruh ibunya untuk duduk disampingnya,
kemudian ibunya menghampiri Biyawak sambil tersenyum. Lalu Biyawak
mengatakan pada ibunya bahwa sedari dulu Biyawak memang orang yang
sakti,tetapi ibunya tidak mempercayai hal tersebut.
Kemudian Biyawak menunjukkan semua persyaratan dari Nyi citra wati
bahwa semua persyaratan tersebut telah terpenuhi. Mendengar hal tersebut
kemudian sang Ratu memperbolehkan Biyawak untuk melamar Putrinya.
Kemudian sang Ratu mengabarkan sebuah berita kepada seluruh rakyatnya bahwa
esok hari akan diadakan sebuah lamaran dari Nyi miskin, dan semua rakyat diberi
tugas untuk meNyiapkan sejumlah, kemudian semua rakyat bergegas untuk
mengambil tugasnya masing-masing. Ketika lamaran berlangsung halaman
disekitar rumah sangat ramai dihias dengan warna-warna seperti macan, kijang,
dan orang-orangan sawah. selain itu diramaikan dengan suara alat musik kendang
penca.
Dikatakan bahwa Putri roro uju dan raden selamaya, mereka berdua sangat
prihatin kemudian Nyi roro ujuk mengatakan bahwa sudah tiga tahun mereka
berdua berada di hutan, kemudian ia mengajak suaminya untuk datang ke negara
pada saat acara pelamaran dengan cepat Nyi Putri menuju ke negara majapahit,
setelah sampai di negara majapahit Nyi Putri mendengar suara yang bergemuruh,
orang-orang bersorak-sorai kemudian Nyi Putri bertanya kepada orang yang lewat
"ada apa, kenapa terdengar rusuh?" Lalu orang tersebut menjawab bahwa ia akan
pergi ke negara majapahit bahwasannya ia akan melihat lamaran Putri sang Ratu.
Mendengar pernyataan tersebut Putri ujuk sangat gembira kemudian ia
datang ke acara tersebut. Kemudian Putri uju mengajak kepada raden selamaya
untuk cepat-cepat berangkat ke acara tersebut kemudian ia mengatakan "semoga
orang yang kita datangi itu adalah keluarga kita." Kemudian selamaya menjawab
" baik saya akan ikut". Kemudian Nyi Putri uju bergegas berangkat ke tempat
acara lamaran tersebut.
Kemudian yang melamar sudah berkumpul dan suasananya sepertinya
sangat ramai, banyak orang yang berlalu lalang sibuk urusan mereka masing-
518
masing jika dilihat rasanya susah bergerak dan banyak anak kecil yang menangis
karena tersenggol oleh orang tua yang sibuk mengurusi acara pernikahan dan
berlalu lalang tersebut. Yang pertama yang muncul adalah tandu yang berisikan
seorang pengantin wanita tua miskin yang terakhir tak kelihatan siapa yang
didalam tandu begitupun tandu-tandu selanjutnya lalu badawang berjatuhan, lalu
terdengar suatu alat musik mengiringi kedatangan rombongan tandu pengantin
terdengar pula suara gendang Semua suara alat musik terdengar seperti suara alat
musik tanji dan angklung gambang taromangsa suling semuanya di mainkan
secara digabungkan, sang Biyawak berada didalam iringan musik yang menyala
musik tersebut bagaikan emas yang menyala emas ritukmin. Serta pengantin di
iringi payung hiyas di pinggir-pinggir mereka lalu di kawal oleh pengawal
dibelakangnya seperti dikerajaan-kerajaan lalu didepannya tepat ada sebuah
kereta kencana yang di bawa oleh kuda yang kosong seperti emas yang menyala,
namun sayangnya peristiwa naas menimpa sakawedi karena terkena sabetan ekor
kuda lalu sang kadal menyala dan kudapun berisik bersuara tiba-tiba sang Putri
roro memanggil dengan imut nan halus kepada akangnya, akang lihat ini
menunjukan peristiwa tadi kepada si akang, lalu si Putri cepat berangkat sang
Biyawak sudah terlebih dahulu sampai pada saat pergi tadi, akang kita bertemu
lagi ucap sang Putri, sang Putri lalu merangkul begitu pula sang Biyawak
merangkul balik lalu sang Putri memanggil dan berbicara jikalau si akang akan
datang setidaknya beritahu terlebih dahulu walaupun saya meninggal akan cari
kemana-mana sang Biyawak pun menjawab sambil sesegukan dan menangis
akang juga tidak menyangka suatu hari nanti juga akan ketemu, orang yang
berjalan tiba-tiba berhenti dan tercengang dan sang Biyawak pun berada di
tengah-tengah kerumunan orang-orang, dan sang Putri cantikpun tidak tahu
menahu lalu memanggil utusan suaminya, sang Biyawak berkata saya bertemu
dengannya dihutan namanya selamanya bagus lalu sang Biyawak memangil raden
putra bagus tersebut si raden bagus tersebut memberi hormat dengan bersujud
kepada akang lalu akang berkata akang kesini duduk dengan akang, akang ingin
menanyakan pertanyaan kepadamu Mando pun mendekati sang Putri sang
519
Biyawak bertanya kepada mindo hei den selamaya rai akang menerima dengan
senang hati oleh akang akang dikasih air perasan yang berasal dari abu dari lahir
sampai batin jodoh raden yang bagus harus diterima oleh adikmu lalu raden putra
pun menjawab tolong tunjuk saya walaupun saya adalah seorang yang naif tolong
terima saya siang dan malam mau mengikuti untuk menggantikan duram.
Kemudian dipercepat dan menceritakan cerita itu dengan sebuah lagu lalu
sang Biyawak memanggil raden bagus itu dan bertanya apakah kuda tersebut kuda
tunggunganmu bila iya bawa wanita cantik itu dan masukan kedalam tandu tadi
yang berisikan dengan wanita tua miskin itu dan isi berdua dalam tandu berdua
dengan wanita tua miskin itu, lalu sang Putri cantik tadipun menurut dan masuk
kedalam tandu berdua dengan wanita tua miskin tadi lalu ditunggangilah kuda
kepunyaan raden bagus atau raden selamanya sang kuda pun bersuara dan mulai
berjalan tiba-tiba terhenti karena melihat sesuatu yang tampan tiada tara, kuda
sadel terkejut oleh sang biawak lalu sang Biyawak pun masuk kedalam tandu dan
semua orang keluar jalanan tersebut sangat sempit sekali, dijalan orang-orang
terheran karena melihat cahaya yang terang diatas sang Putri yang cantik ternyata
cahaya tadi ialah berasal dari Putri haya yang terpacar dari kecantikannya, lau
sang Putri tersenyum dan menyapa lalu berbincang dengan yang lainnya, tandu
pun datang dan Putri berkata lihat pengantinnya sudah datang dalam kencana yang
indah dan lihatlah juga itu pembelai lelakinya menunggangi kuda dipercepat
langkahnya untuk melamarsudah sampai di negeri dialun-alun sudah datang jaka
Biyawak sedang berjalan dengan memakai pajen berwarna kuning terlihat mirip
seperti kadal dan semua orang tertawa karena menertawai langkah kaki sang
Biyawak karena bersama kadal badis, orang-orangpun saling berbincang
danberbicara lihatlah pengantinnya sudah datang memakai riasan payung yang
berwarna kuning, namun orang-orang terheran dan bertanya-tanya tidak kah
mungkin sang pengantin mirip kadal? Banyak juga yang berpendapat itu bukan
seekor kadal namun badak, danada juga yang berpikiran apakah sang Putri cantik
itu bersama makhluk halus, tiba-tiba ada seorang yang berteriak sang Putri
hanyalah milik saya semua orangpun kaget dan berdiam dengan pendapatnya
520
masing-masing setelah sang jaka atau orang berbicara tadi melewatinya datanglah
kencana lalu sang Putri makasian.
Orang-orang yang melihatnya terkaget-kaget karena tiba-tiba datang
cahaya dari laki-laki maupun perempuannya cahaya tersebut datang dengan
berbagai macam warna, Pandyri yang menunggangi kuda kalap tidak ada
tandingan nya lalu sang kuda berjalan dengan gagahnya semua orang kaget dan
berteriak, mendengar sang menantu sudah datang lalu sang rajapun cepat-cepat
keluar untuk melihatnya lalu sang Biyawakpun mendekat dan melakukan sujud
yaitu tanda penghormatan yang tiada tara, sang ratupun sangat senang karena telah
melahirkan sang raden patih, lalu sang raden sibuk mengurusi tamu-tamu yang
datang pada acara tersebut tak lama setelah mengurusi tamu hidanganpun datang
tanda hormat kepada para tamu pun telah selesai, minum kopi, sesudah
dipersuguhkan hidangan dan mengurusi tamu sang Ratu pun berbicara wahai
raden patih besok kita masih berkumpul masih disini untuk merayakan pesta sang
Putri lalu sang radenpun bersimpah sujud memberikan tanda penghormatan yang
tiada tara dan sang raden patih mengiyahkan omongan sang Ratu, sang sudah
memasuki kedalam istana roro pun tidak tinggal diam ia mengikuti masuk
kedalam istana dan raden patahpun bergabung dengan para mantri sang Biyawak
sudah di luar dan sang Putri sudah diriasi atau didandani seperti adat sasari sang
Biyawak mengikutinya lalu berjalan kepada kaum eueuleungan semua orang
tersenyum untuk melihat keberangkatan sang pengantin. maskawinnya adalah
uang emas dan sebagainya sang penghulupun tersenyumsemuanya
menyaksikansemua nya pun ikut senangpenampilan sang Putri sudah didandani
kecantikannya tiada tara.
Ketika Jaka Biyawak datang, dia melihat Nyi Putri menangis. Kemudian
bertanya, “Kenapa Nyai Putri menangis?”. Kemudian Nyi Putri menjawab “saya
menangis, karena mendengar omongan kaka yang terlalu, menghina saya tanpa
menghiraukan banyak orang”. Biyawak tersenyum manis, “Eulis jangan
menangis, silahkan saja ke sana, silahkan ke wayang”. “silahkan saja Nyai
sekarang berangkat”.
521
Nyi Putri berangkat dan bercampur bersama para istri. Sang Biyawakpun
keluar, lalu ke belakang kembali dan Heboh semua para istri saat melihat sang
Biyawak yang sedang bermain kendang. Kemudian Citrawati berkata, “itu yang
bermain kendang datang, dan tersenyum kepadaku” dan Jaka Panglingpun
menunduk. Sang Dewi patah, dengan wajah masamnya melihat wayang.
Kemudian Dewi Patah bersenggama dengan kadah dan dia memuji sang suami
yang ganteng dan rajin dan suami Nyi bungsu tidak memiliki kehlian lalu Patah
menangis dan pergi keluar Den jaka melihat Gareuha keluar dan Raden Jaka
Pangling turun mendahului Dewi Patah, Bajunya dipakai kembali dan menyerupai
Biyawak kembali.
Tidak lama dari itu Nyi Putri datang sambil menangis dan jaka Biyawak
mendatangi lalu bertanya “kenapa menangis?” Lalu Nyi Putri menjawab “dari
dulu saja kalau menolak” lalu Biyawak datang kembali lalu berkata “yang sabar
harus ikhlas Enung” dan Nyai haris berangkat dari pawayangan lalu berpamitan,
dan keluar dari samping. Jaka Biyawak sudah turun dan bercampur dengan
penabuh gamelan dan kulit Biyawak ditemukan lalu Dewi Patah pura-pura tidur
dan jaka pangling masuk lalu memainkan kendang kembali, terlihat Nyi Putri
tidak ada menonton dengan cepat raden pulang. Dan ketika datang Nyi Putri tidak
memakai baju lalu Raden membangunkan dan Nyi Putri memeluk erat lalu
berkata, kenapa jika menyamar sangat terlalu.
Dewi Citra Wati mendtangi Raden yang sedang bersantai dengan Nyai
Putri lalu sang Raden ditantang berkelahi dan Nyi Putri memarahi Dewi Patah :
“Nurus tunjung sia Anjing ngarebut salaki batur sia Patah teu boga kaera salaki
sia Biyawak ieu mah salaki aing, boro mah panganten anyar ngarebut salaki
batur”. Lalu sang eumban melapor kepada sang Ratu dan memerintahkan seorang
patih untuk datang dan ketika datang terlihat bahwa sang raden sedang ditarik-
tarik oleh dua Putri yang cantik, sang patih mengajak mendatangi sang Rama lalu
Raden Putra Diikat dibawa kepada sang Gusti dan ketika sedang duduk di Sri
Matanti tak lama kemudian Den Patih datang dan Nyi Putri menagis.
522
Sang Ratu datang lalu bertanya “kenapa diikat, apa dosanya?”, si Patah itu
merebut pacar saya dan saya tidak suka kepadanya dan dan Dewi Patah berkata
sambil menangis “abdi teu tarima salaki abdi disebut Biyawak”. Dan selanjutnya
sang Biyawak harus dihukum mati dan barang siapa yang bisa menghidupkan
kembali pasti dia itu jodohnya, dan sang Ratu menangis dengan tersendu sendu
dan diceritakan Nyi Miskin menangis sambil menjerit. Diceritakan kembali Raden
Jaka Pangling itu dibawa ke alun-alun lalu ditembak mati, dan sang Raden
digotong oleh prajurit. Dan sang Ratu mengatakan kepada Nyi Citra Wati bahwa
sanya harus dihidupkan kembali jikalau memang itu suami anda jikalau itu bisa,
dan berdo`a : “nun gusti nyuhunkeun idin Abdi ngubaran ieu ubarna matih
meunag meuli tidukun lepus saderek”. Lalu Rarauju berbisik kepada Nyi Putri
bahwa dia memiliki jimat campaka lalu Nyi Putri menggosokan jimat tersebut
sambil berdo`a, lalu den baksa menari didepan Nyi Putri dan semua warga
menyoraki Citrawati bahwa dia tidak punya malu ingin mengobati dan pada
memarahi lalu kaburlah citrawati dan kaburnya ke Gunung Unggaran lalu bertapa
di Arca Sewu. Lalu den Jaka mendatangi sang Gusti dan para bangsawan
berkumpul dan sang Raja berbicara wahai para pegawai negeri memberitahukan
bahwa den jaka pangling ialah suami Nyi bungsu yang menyamar dan mencari
ilmu, dan jaka pangling mengganti namanya menjadi Perbu Anom AmRajaya dan
den selamaya diangkat menjadi patih.
Den Ermaya adalah anak angkat dari tegal maling yang belajar banyak
ilmu dan tidak memiliki kekurangan lalu den ermaya memohon ijin untuk
menemui ibunya dan sang bapa memberikan warisan yaitu dua panah tiga keris.
Jikalau ada yang mati tiga atau empat pukul saja gong ini lalu yang meninggal itu
akan hidup kembali dan apabila dipukul dua kali maka yang hidup akan menjadi
delapan dan sang panah apabila ditarik maka anak panahnya akan menjadi banyak
dan keluarnya seperti tawon, dan jaka Ermaya menerima gong kecil, panah dan
keris sang Bako berbicara bahwa ujang pantas untuk menjadi patih.
Diceritakan raden perenggi bermimpi bertemu dengan anak dari keRajaan
majapait yaitu Dewi patah, ketika terbangun dari tidurnya kelakuan perenggi aneh
523
dan karakuan, ia heran akan mimpinya. Lalu dia beranjak dari tempat tidurnya
dan dia menyuruh dua patih nya yaitu kaladarsa dan kaladursi, perenggi berbicara
terhadap dua patih tersebut bahwa dia memimpikan Putri Dewi patah dan
perenggi menyuruh dua patih tersebut untuk memberikan surat kepada kerajaan
majapait tidak lain dan tidak bukan bermaksud untuk melamar atau menikahi
Dewi patah.
Tetapi oleh selamaya dua buta itu dihajar dan disuruh kembali ke perenggi
karena menolak lamarannya. Diceritakan lagi negeri guha upas yaitu liman
danawi, liman danawipun bermimpi sama halnya dengan raden parenggi. Seperti
halnya dengan raden perenggi dia pun menyuruh patihnya yaitu patih rim, dia
memerintahkan patih jim dan liman cantaka pergi ke majapait untuk membawa
sang Dewi patah.
Lalu sampai lah patih jim dan temannya dimajapait lalu patih tersebut
masuk kedalam istana dan bertemu dengan den selamaya, lalu den selamaya pun
berkata “ada kedatangan apa kamu kesini, dan untuk apa kamu datang ke
keRajaan ku” patih jim menjawab “ saya dari negera guha upas diutus oleh Raja
saya ingin membawa Dewi patah”.
Den selamaya pun marah tak terkontrol dan den selamaya pun menampar
patih jim. Den selamaya pun berkata “kamu tidak ada sopan-sopan nya ya”
kemudian berkata lagi “ kalau kamu memang benar-benar laki-laki, ayo kita
bertarung.”.
Lalu liman cantaka pun menyenggol patih jim memberikan kode bahwa
tidak usah dilanjutkan kembali. Lalu patih jim pun ditampar dan dibawa ke alun-
alun, patih jim pun merasa kapok dan tak sadarkan diri. Dan mereka pun
menghilang . selamaya pun terheran-heran melihatnya tamunya itu mengilang.
Lalu selamaya pun mendengar ada suara yang memanggil dirinya, dia bingung
kenapa ada suara tapi tidak ada orangnya dan tak disangka patih jim pun sudah
berada diatas. Patih jim pun berkata “hay selamaya jangan hanya melamun dan
diam saja kau, cepat susul aku kesini !” ucap sang patih jim. Selamaya pun
524
menangis karena tidak bisa menyusul patih jim. Dia sangat dipermalukan oleh
patih jim didepan rakyatnya, dia pun menangis.
Lalu datanglah Dewi roro uju, dan dia berkata “kenapa engkau menangis
wahai selamaya?” tanya sang Dewi roro uju. Lalu selamaya pun menjawab “ingat
aku menangis bukan karena aku kalah bertarung, tapi aku menagis karena aku
tidak bisa terbang aku malu oleh musuh yang sakti`” . patih jim pun terus meledek
selamaya. Lalu Dewi roro pun memanggil Dewi selamaya dan menyuruh
selamaya untuk mengambil salah satu campaka. Yaitu yang bernama campaka
dadu. Lalu cempaka tersebut diusapkan ke kaki selamaya, dan selamaya pun bisa
terbang, lalu patih jim pun kaget melihat selamaya bisa terbang dan diapun takut
dan agak risih. Tapi selamaya berkata dia tidak akan bertarung.
Sementara itu parenggi menunggu-nunggu kedatangan dua patihnya, lalu
dua patih tersebut pun datang dan memberi hormat kepada parenggi, lalu parenggi
menanyakan kabar atau hasilnya kepada dua patih tersebut. Tapi alangkah
kecewanya parenggi mendengarkan bahwa lamarannya tersebut ditolak. Lalu dua
patih tersebut memberitahu bahwa Dewi patah sudah mempuNyai seorang suami.
Dan tak diduga parenggi pun marah dan memukul dua patih tersebut. Dan
parenggi pun dendam dan menyuruh dua patihnya untuk berperang.
Keesokan harinya parenggi memerintahkan dua patihnya untuk
mengumpulkan pasukannya dan sesampainya di majapait perlawan dari parenggi
membuat rusuh sehingga masyarakat majapait banyak yang berteriak dan lari
kesana-kesini. Dan majapait pun menancapkan bendera tandanya bahwa perang
akan dimulai, tapi dari kubu parenggi bingung hanya ada terlihat dua orang dari
keRajaan majapait yaitu ermaya dan selamaya.
Dalam cerita ini, tentang perjalanan kala perenggi dalam usaha
menaklukan Ratu majapahit melalui usaha meminang Nyi Putri untuk mencari
sekutu dalam melawan kehebatan penguasa maja, dan juga dalam perjalanan kala
perenggi meminta bantuan kepada sang Pandita yang terkenal sakti dan kelanjutan
dari cerita ini yakni munculah sang Raden Danur Wenda dari pertapaannya di sisi
langit. Setelah mendapat petunjuk dari ayahnya sendiri yakni Pandita Jamus,
525
Raden Danur Wenda yang terkenal sakti dan tiada tandingannya berangkat ke
wilayah Majapahit untuk menantang Ratu maja sendirian dan juga menantang
para prajurit Majapahit untuk tujuannya menjadi bupati, sehingga tejadilah
pertempuran yang sengit antara Danur Wenda dengan para prajurit Majapahit
yang sakti seperti Perabu Anom, Ermaya Patih dan Jaka Tampingan di alun-alun
Majapahit
Selanjutnya kelanjutan dari peperangan yang sengit antara Danur Wenda
dengan para prajurit Majapahit yang paling sakti. Dalam pertempuran tersebut
para kesatria saling bertarung dengan mengeluarkan kesaktian-kesaktianya
masing-masing.
Kemudian pertarungan antara Danur Wenda dengan para prajurit yang
sakti dimenangkan secara telak oleh Danur Wenda. Kemudian pada cerita ini
bertempurlah Danur Wenda dengan sang Ratu Maja yang terkenal juga sakti.
Mereka berdua saling mengeluarkan keahlian-keahliannya yang sakti. Mereka
berdua saling menyerang dan saling bersitegang sehingga sulit memutuskan siapa
yang akan menang.
Kemudian, Diceritakan karena antara Danur Wenda dan Ratu Maja kuat
dua-duanya, Maka pertempuran pun beralih, Danur Wenda melawan Prabu
Anom. Keduanya pun mempuNyai kesaktian yang sama kuat juga dan terjadilah
peristiwa yang menarik dimana diketahui bahwa Danur Wenda adalah sodara
seayah dengan Prabu Anom. Oleh karena itu, Danur Wenda pun sadar dan
meminta maaf kepada Prabu Anom karena telah berbuat seenaknya. Mereka
berdua pun akhirnya berdamai dan sepakat untuk menemui ayah mereka yakni
sang Pandita dan cerita kelanjutan dari Kala Parenggi dalam
usahanyamenghimpun kekuatan dalam melawan Ratu Maja, dia berusaha
meminang sang Ratu Monyet penguasa gua Tiskenda. Dan pada akhirnya Sang
Ratu Monyetpun atas persetujuan Bujang Ganom mereka setuju untuk menerima
pinangan Kala Parenggi dan bekerja sama untuk melawan Majapahit.
Kelanjutan dari perjalanan Kala Parenggi dalam upaya melawan
Majapahit akhirnya berhasil bekerja sama dengan Ratu Monyet dari gua Tiskenda
526
dan pasukan kera menyerang negeri dan mencuri setiap hasil ladang warga.
Perang itu dimulai saat kala perenggi suka menjabat menjadi Raja , pasukan kera
datang sehingga membuat jalanan sempit oleh pasukan kera yang begitu banyak
dan kera tersebut sangat besar , kuat dan perkasa meskipun usianya sudah sangat
tua. Semua perkampungan di serbu oleh pasukan kera dan mereka
menghancurkan seluruh ladang warga. sehingga membuat warga geram dan
mengadukan kejadian ini kepada raden patih. Lalu dengan cepat raden patih
memberitahukan kejadian kepada sang Raja agar di tindak lanjuti.
Prabu muda atau prabu anom menceritakan kejadian tersebut kepada Raja.
Dan prabu anom disuruh untuk mengumpulkan prajurit untuk menyerang pasukan
kera, karena pasukan kera sudah merusak harta benda terutama harta benda
masyarakat kecil. Setelah berbicara dengan Raja prabu anom pamit untuk cepat
pergi dan mengumpulkan para prajurit. Setelah prajurit terkumpul mereka siap
untuk berperang peralatan mereka telah disiapkan mereka telah mengasah
peralatan perang mereka.
Sebelum perang dimulai pasukan kera mengirimkan surat tanda untuk
mengajak perang kepada Raden patih, dan akhirnya perang pun disetujui oleh
Raden patih. Dan mereka mengarahkan semua tentara, prajurit, pengawal dan
pembantu mayor untuk perang dengan pasukan kera, pasukaan kuda pun telah
disiapkan. Semua prajuritpun berdesak-desakan di jalanan yang sempit. Akhirnya
pasukan prajurit terlihat oleh pasukan kera dan mereka berkumpul untuk
berperang, banyak dari kelompok prajurit yang mati pada saat perang itu karena
pasuka kera begitu banyak dan mereka terus menggigit para prajurit sehingga
pasukan prajurit tidak bisa melawan.
Semakin lama perangnya semakin kacau karena pasukan kera begitu kuat
ditembak malah tertawa sedangkan pasukan prajurit tidak bisa melawan ketika
para pasukan kera menggit mereka sampai sobek dan patah. dan raden patihpun
memanah para pasukan kera, sehingga banyak panah diatas kepala mereka
pasukan kera pun lari terbirit- birit.
527
Anak muda mempuNyai seorang guru yang sangat sakti dan terkanal yaitu
Tama Wiradeksa yang berada dilangit dan merupakan ketua dari pasukan
kera.Sisanya dari pasukan kera masih hidup sehingga membuat wiradeksa turun
dari langit dan bertemu dengan prabu anom yang mengaku bahwa prabu anom
adalah anaknya dan menyuruh prabu anom untuk maju perang padahal itu hanya
tipu musliaht dan dia ingin membawa benda prabu anom.
Ketika para pasukan raden patih sudah maju perang,Ermaya terkejut
melihat pasukanya sudah pada mati, maka dia memukulkan bendanya dua kali
sehingga yang mati hidup lagi tetapi prajurit ermaya diambil oleh wiradeksa dan
membuat Ermaya marah dan murka.
Wiradeksa sangat senang karena bendanya di bawa oleh dia, lalu benda
yang dibawa oleh wiradeksa dimasukan kedalam kantong sebagai jimat. Benda
tersebut yaitu panah sedangkan prabu anom menunggu raden patih yang sedang
berperang, ketika sedang menunggu raden patih ada suara. diatas suara itu
mengatakan bahwa perang itu tidak akan tertahan oleh Raden sendiri maka dia di
suruh untuk meminta roro uju untuk maju perang melawan musuhnya yang kuat
yaitu wiradeksa dan roro uju pun bersedia tetapi roro uju tidak mampu melawan
wiradeksa, sehingga Ermaya dan selamaya pun kabur untuk melindungi dari
musuh dan danur weda pun mengeajarnya tetapi dia tidak berhasil mengejar
mereka sehingga danur weda melepaskan panahnya kepada prabu anom.
Kemudian menceritakan tentang seseorang yang menjadi kuda kasewi
yang dulunya adalah seorang manusia yang bernama ari wijaya yang dimana dia
menjadi seekor kuda kasewi dan bercerita kepada raden danur wenda asal
muasal/kronologi dari ari wijaya menjadi kuda kasewi. Ari wijaya dahulu
mempuNyai seorang guru.
Dan gurunya tersebut melarang ari wijaya untuk mendatanginya dan
menaiki sebuah kayi dikarenakan kayi tersebut sangatlah tajam,kayi tersebut
mempuNyai nama yaitu kayi siwalan,larang gurunya tersebut tidak didengar oleh
ari wijaya.dia tetep kekeh menaiki kayi tersebut untuk mengambil buah yang
rasanya sangat manis
528
Dia memakan buah tersebut setelah memakan buah tersebut ari wijaya
turun kebawah dan menyadari bahwa wajahnya sudah berbeda rupa,rupanaya
berganti menjadi rupa seperti kera putih.setelah rupanya berubah menjadi kera
putih, ari wijaya langsung bertapa ingin wajahnya kembali seperti semula gurunya
berkata kepadanya, bahwa yang bisa mengganti wajah dari ari wijaya adalah
seorang satria danur wenda.
Danur wenda tersenyum dan dia memberitahukan bahwa sebenarnya
dialah orang yang kuda kasewi cari selama ini .terus kuda kasewi langsung
merangkul danur wenda dan berkata bahwa kuda kasewi ingin tunduk dan patuh
kepada raden danur wenda dan mengkuti danurwenda kemanapun danur wenda
pergi.
Disamping itu juga disini juga menceritakan tentang seorang yang
bernama wiradegsa yang sedang menjaga dikarenakan anaknya sedang maju di
medan perang.terus wira deugsa tertidur di sebuah mega dan tidak lama kemudian
datanglah seorang gadis muda yang cantik dan imut yang bernamma Nyai
rorowuku yang menghampiri wira deugsa yang sedang tertidur sangat lelap.
Nyi Roro Wuju membangunkan wiradegsa,wiradeugsa terkagum melihat
Nyai Roro Wuju yang sangat cantik kemudian Nyai Roro Wuju bertanya
mengapa wiradegsa tidur diatas mega wira deugsa menjawab bahwa dia sedang
berjaga dan menunggu anaknya yang sedang perang di pebatasan negara NyiRoro
Wuju kaget.
Nyai Roro Wuju pamit pulang akan tetapi ditahan oleh wiradeuga karena
sang wira deugsa menyukai NyiRoro Wuju, Nyi Roro Wuju berkata bahwa
dirinya ingin dinikah mendengar perkataan NyiRoro Wuju wiradegsa tersenyum
dan akan menikah NyiRoro Wuju.dengan perasaan senang wira deugsa merangkul
NyiRoro Wuju tetapi NyiRoro Wuju berbicara ia ingin ditikah terlebih dahulu.
Nyai Roro Wuju bertanya kembali apa yang dimiliki wira deugsa.wira
deugsa menjawab ia memiliki sebuah jimat,kegunaan di jimat tersebut terdapat
bala tentara dan serdadu dari maja pahit.kemudian Nyi Roro Wuju meminta jimat
tersebut,dan wira deusa menolaknya akan tetapi setelah melihat nyo Roro Wuju
529
yang sangat kesal dan marah dan mengancam membatalkan pernikahan mereka.
akhirnya sang wiradeugsa memberikan jimat tersebut kepada Nyi Roro Wuju.
Setelah medapatkan jimat tersebut Nyiroro kembali tersenyum dan
meminta ingin membelai rambut wiradegsa,wira deugsa tersenyum.setelah
beberapa lama kemudian wiradeusapun tertidur.setelah wiraeugsa tertidur Nyai
Roro Wuju mengikat sekujur tubuh wiradegsa dan membawanya ke gunung dan
meleparkannya kebawah.setelah itu NyiRoro Wuju pergi ke negrinya dan
membawa jimat tersebut.setelah sampai Nyi Roro Wuju langsung membuka jimat
tersebut.
Langsung keluar bala prajurit dari maja pahit yang memenuhi alun
alun,dan bersorak sorak karena telah keluar dari jimat tersebut,suara bergemuruh
terdengar oleh sang Ratu muda dan cepat cepat berlari keluar untuk melihat.sang
Ratu muda melihat seorang wanita yang sangat cantik.langsung Nyi Putri di
antarkan oleh prabu anom dan dikawal oleh bala tentara untuk mampir.
Dan berkumpul semua antera untuk membersihkan dan membereskan
semua kursi dan bangku prabu anom rojaya. Danurwenda juga mampir ke semua
istri-istri ada dan sang prabu anom dengan cepat berkata kepada semua orang
orang mau melakukan seseran prabu.dan besoknya danur wenda akan pindah
akan tetapi sebelum pindah diharuskan untuk menikah terlebih dahulu,acaranya
tidak ramai bukan prabu tidak mampu atau susah akan tetapi melakukan tradisi
orang orang terdahulu.singkat cerita Nyiroro Wuju mengembalikan jimat yang ia
dapat, Nyi Roro Wuju kembalikan kepadanya. Raden armaya sangat senang dan
Ratu anom berkata kepada orang orang dan semua antera untuk membubarkan
diri dan pulang kerumah mereka masing masing.
B. Tema
Tema naskah tersebut yaitu mengenai perjalanan kisah seorang manusia
dengan rupa seperti Bayawak yang mempuNyai kekuatan yang luar biasa dibalik
semua kekurangannya tersebut
530
C. Amanat
Amanat yang terkandung dalam naskah ini ialah bahwa kita:
1. Kerukunan dalam persaudaraan sekalipun berbeda.
2. Selalu di butuhkan usaha dalam memenuhi suatu tujuan.
3. Sebagai manusia tidak boleh menghina orang lain yang memiliki kekurangan.
4. Mengajarkan untuk bersyukur dengan apa yang telah Tuhan berikan terhadap
kita.
5. Bersikap optimis walaupun kita mempuNyai kekurangan, jangan merasa
rendah diri.
6. Untuk selalu tetap rendah hati dan tidak boleh sombong walaupun
mempuNyai kekuasaan yang tinggi.
7. Jangan hanya asal menilai seseorang hanya dari fisiknya saja, namun nilailah
dari hatinya.
531
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Naskah yang menceritakan tentang seorang manusia yang merupakan
penjelmaan Bayawak ini merupakan salah satu naskah warisan leluhur yang
menunjukan bahwa kekayaan tradisi naskah di Nusantara masih terpelihara dan
masih tetap memerlukan perhatian besar dalam memeliharanya. Oleh karena itu,
dukungan dari semua pihak baik itu bersifat secara riil atau materil sangat
dibutuhkan sekali, agar warisan–warisan leluhur kita bisa tetap terjaga dengan
sebaik mungkin.
Dalam naskah tentang kisah perjalanan seorang manusia jelmaan
Bayawak ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita di atas menjelaskan tentang
legenda siluman Bayawak. Pada awalnya sang ratu melahirkan seekor Bayawak
namun setelah melahirkan seekor Bayawak ratu juga melahirkan seorang putri
yang cantik di beri nama Dewi Rara Wuju, kemudian Dewi Rara Wuju dan
kakaknya si Bayawak cepat tumbuh besar Dewi Rara Wuju tumbuh dengan cantik
sedangkan Bayawak beda dengan Dewi Rara Wuju tampangnya malah sebaliknya
dari Dewi Rara Wuju.
Kemudian setelah adik kakak tersebut mulai tumbuh dewasa, adik
Bayawak Dewi Rara Wuju pergi untuk mencari ilmu, dan mengembara jauh.
Namun Bayawak tetap diam di rumah. Akibat dari kekurangan Bayawak yang
mempuNyai rupa seperti Bayawak, maka perlakuan sang ayah terhadap Bayawak
tidak sama seperti perlakuan terhadap Dewi Rara Wuju, bahkan Bayawak
mendapatkan perlakuan yang sangat tidak manusiawi dari sang ayah. Akibatnya
Bayawak pun meninggalkan rumah dan mengembara.
Setelah itu Bayawak bertemu dengan seorang janda Miskin, lalu beliau
diangkat menjadi anaknya. Tidak lama Bayawak pergi lagi untuk ikut berlayar
dan pulang kembali ke janda Miskin yaitu ibu angkatnya tersebut. kemudian
setelah itu Bayawak meminta izin untuk melamarkan dia dengan salah satu putri
532
dari kerajaan Majapahit. Namun disana terdapat 4 putri Majapahit, dan salah satu
yang ingin di lamar yaitu Nyi Citra Dewi, namun Citra Dewi menolaknya,
akhirnya ada salah satu saudara Citra Dewi yang mau untuk di lamar oleh
Bayawak tersebut.
Lalu Bayawak akhirnya dapat direstui lamarannya dengan satu syarat
yaitu meminta sebuah negara yang bagus beserta isi-isinya dan tidak boleh ada
kekurangan, barang-barang, sepasang kereta emas beserta kudanya seisi dapur
dan perabotan rumah tidak boleh ada yang kurang dan terbuat dari emas yang
mengkilap. Tetapi jikalau permintaan itu tidak terpenuhi maka Bayawak dan anak
nya kelak akan saya bunuh.
Nyi Miskin menjawab bahwa ia sanggup untuk memenuhi semua
permintaan dari putri Citra wati. Lalu sang ratu mengatakan kepada Nyai Miskin
bahwa apabila sekiranya ia tidak yakin untuk memenuhi semua permintaan sang
putri maka ia akan di beri hukuman, dan ia juga mengatakan kalau besok pagi
semua permintaan Nyi Citra wati harus sudah terpenuhi. Kemudian sang ratu
menyuruh Nyi Miskin untuk segera pulang kerumahnya dan mempersiapkan
semua permintaan dari Nyi Citra wati.
Setelah sesampainya dirumah ia mengeluh dan mengatakan "ya tuhan
anakku....... " barang-barang yang diminta Nyi Citra wati belum ada sedangkan ia
telah menyatakan untuk bersedia memenuhi semua permintaan Nyi Citra wati.
Kemudian Bayawak menyuruh ibunya untuk mengambil buah labu yang berada
di tempat peNyimpanan beras. Ibunya mengambil kedua labu tersebut.
Lalu ia menyuruh ibunya kembali untuk mengambil wadah dan kemenyan
kemudian Bayawak menyalakan api untuk sesajen, Labu tersebut dibelah oleh
sang Bayawak, ketika dibelah labu tersebut memancarkan cahaya yang sangat
terang, tiba-tiba jadilah sebuah negara yang ramai dan penuh dengan isi-isinya
seperti serdadu, prajurit kuda, sapi, kerbau, domba, kios-kios dan orang-orang
yang lalu-lalang sambil bersorak-sorak kegirangan. Kemudian labu yang kedua
dipukul oleh sang Bayawak, labu tersebut memancarkan cahaya sangat terang dan
labu tersebut menjadi sebuah kereta emas, perabot dapur yang semuanya
533
mengkilap. Lalu Bayawak mengatakan pada ibunya bahwa sedari dulu Bayawak
memang orang yang sakti, tetapi ibunya tidak mempercayai hal tersebut.
Pada akhirnya Bayawak berhasil memenuhi semua permintaan tersebut
dan ketika lamaran berlangsung, halaman disekitar rumah sangat ramai dihias
dengan berbagai macam ornamen seperti macan, kijang, dan orang-orangan
sawah yang diramaikan dengan suara alat musik kendang penca.
B. Saran
Terakhir, saran dari bagi para kaum akademisi khususnya dan umumnya
bagi semua halayak. Agar dapat melestarikan kebudayaan agar tidak lekang oleh
jaman seperti halnya dalam pengetahuan naskah-naskah kuno di Nusantara ini.
Karena dalam naskah tersebut terdapat banyak sekali pesan dan amanat yang
sangat berharga, yang bisa menjadi cerminan bagi kita dalam menjalani
kehidupan di dunia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1984. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Bandung: Balai Pustaka
Ekadjati, E Suhardi. 1982. Ceritera Dipati Ukur. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya
Fathurahman, Oman. 2015. Filologi Indonesia Teori dan Metode. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group
Munawar, Chandra.T. 2011. Kamus Lengkap Bahasa Sunda. Bandung: Nuansa Aulia
Supriadi, Dedi. 2011. Aplikasi Metode Penelitian Filologi Terhadap Pustaka Pesantren.
Bandung: Pustaka Rahmat
Suryanegara, Ahmad Mansyur. 2009. Api Sejarah 1. Bandung: PT. Salamadani Pustaka
Semesta
Suryani, Elis, NS. 2012. Filologi. Bogor: Ghalia Indonesia
GLOSARIUM
Anom : Sebutan bagi orang yang usianya masih terbilang muda
Bangkawarah : Kurang ajar, tidak sopan
Bedil : Alat yang dipakai untuk berkelahi atau berperang berbentuk
Cempaka : Semacam Jimat
Doa : Permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan
Gurit : Mengarang tembang atau puisi yang berirama
Jampana : Seperti usungan berupa kursi atau rumah (Tandu)
Jimat : Barang yang dianggap mempunyai kesaktian dan dapat melindungi
pemiliknya
Jongjon : Bebas dari rasa ketegangan
Kasmaran : Mabuk birahi, jatuh cinta
Kolofon : Catatan penulis, umunya pada akhir naskah atau terbitan, berisi
keterangan mengenai tempat, waktu dan penyalin naskah
Mukjizat : Kejadian (Peristiwa) ajaib yang sukar dijangkau oleh akal manusia
Mujarab : Manjur, Mustajab, Ampuh
Naskah : Karangan yang masih ditulis dengan tangan
Ngibing : Memainkan tari (menggerak-gerakan badan dan sebagainya dengan
berirama dan sering di iringi dengan bunyi-bunyian)
Paraji : Orang yang membantu dalam proses melahirkan
Pupuh : Lagu yang terikat oleh banyaknya suku kata dalam satu bait, jumlah larik,
dan permainan lagu (Bentuk lagu tradisional sunda)
Sagara : Segara (Indonesia) adalah Lautan atau Samudra
Tarekat : Jalan menuju kebenaran (Tasawuf)
Tawakal : Pasrah diri kepada kehendak Allah SWT