Filologi: WAWACAN BAYAWAK (SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS ISI)

710
WAWACAN BAYAWAK (SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS ISI) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Filologi Dosen Pengampu Dr. Dedi Supriadi, S.Ag,. M. Hum. . Oleh: MAHASISWA DAN MAHASISWI SPI SEMESTER 2 B JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

Transcript of Filologi: WAWACAN BAYAWAK (SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS ISI)

WAWACAN BAYAWAK

(SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS ISI)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Filologi Dosen Pengampu

Dr. Dedi Supriadi, S.Ag,. M. Hum.

.

Oleh:

MAHASISWA DAN MAHASISWI SPI SEMESTER 2 B

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2015

i

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrohiim,

Puji syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat, dan

hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini tanpa ada halangan apapun sesuai

dengan waktu yang telah di tentukan.

Penyuntingan serta analisis isi dari sebuah Naskah yang berjudul Wawacan

Bayawak ini di susun dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Filologi. Penyusun

menyadari bahwa penyuntingan naskah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.

Akhir kata, semoga suntingan naskah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan

umumnya bagi para pembaca. Aamiin.

Bandung, 23 Mei 2015

Penyusun,

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Identifikasi Naskah dan Rumusan Masalah ................................... 2

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3

D. Pentingnya penelitian ..................................................................... 3

E. Metode Penelitian. .......................................................................... 3

F. Sumber Data. .................................................................................. 5

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................ 6

A. Deskripsi Naskah ............................................................................ 6

B. Kritik Teks ...................................................................................... 6

C. Transliterasi .................................................................................... 7

D. Terjemahan. .................................................................................... 8

BAB III URAIAN NASKAH DAN SUNTINGAN NASKAH .................... 9

A. Deskripsi Naskah ............................................................................ 9

B. Pengantar Suntingan ....................................................................... 10

C. Edisi Teks ....................................................................................... 11

D. Terjemahan Teks ............................................................................ 278

E. Kolofon. .......................................................................................... 507

BAB IV ANALISI ISI, TEMA DAN AMANAT .......................................... 508

A. Analisis Isi. ..................................................................................... 508

B. Tema. .............................................................................................. 529

C. Amanat. .......................................................................................... 530

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 531

A. Kesimpulan. .................................................................................... 531

B. Saran ............................................................................................... 533

DAFTAR PUSTAKA

GLOSARIUM

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peradaban manusia yang semakin hari semakin berkembang membuat

setiap komponen yang terlibat di dalamnya memberikan peran tersendiri untuk

turut serta mempengaruhi peradaban yang sedang terjadi pada saat itu. Bentuk

dari peradaban yang tengah berlangsungpun begitu banyak macamnya, jika dilihat

dari realita yang terjadi pada saat ini bagaimana peradaban berkembang dengan

setiap komponen memberikan peran tersendiri melalui perkembangan teknologi

yang semakin hari semakin canggih.

Selain daripada bentuk nyata yang dapat diberikan terhadap peradaban itu

sendiri, ternyata bentuk-bentuk karya sastra yang mencakup sebagian tulisan yang

dibuat oleh manusia pada suatu peradaban itu, dapat memberikan kontribusi yang

cukup signifikan untuk turut serta memengaruhi peradaban yang tengah

berlangsung. Seperti telah menjadi pengetahuan umum, juga bahwa salah satu

contoh nyata dari tulisan ataupun karya sastra dapat memengaruhi sebuah

peradaban adalah buku Api Sejarah karya Ahmad Mansyur Surya Negara.

Dimana dalam bukunya pengarang mengungkapkan sejarah yang dapat mengubah

pemikiran pembaca terhadap sejarah yang selama ini beredar di masyarakat.

Dalam ilmu sejarah sendiri keberadaan naskah-naskah karya sastra yang

dibuat pada peradaban dahulu, ternyata dapat pula dijadikan sebagai sumber

sejarah. Karena ternyata banyak peristiwa sejarah yang ditulis dan diabadikan

dalam bentuk karya sastra berupa sebuah cerita dan banyak pula yang dibungkus

dalam bentuk pupuh.

Berbagai hal yang dapat kita temukan di dalam sebuah naskah yang berisi

sejarah, informasi-informasi mengenai sebuah tokoh seperti Ceritera Dipati Ukur

yang tidak hanya menceritakan seorang tokoh yang bernama Dipati Ukur, akan

tetapi juga menceritakan mengenai sebuah tempat, yakni daerah Ukur dan

sekitarnya.

2

Ini menunjukan begitu berpengaruhnya kajian naskah kuno terhadap

sejarah, dan menunjukan bahwa filologi sebagai ilmu bantu sejarah ternyata

sangat penting, untuk mencoba mengaplikasikan metode penelitian dalam

filologi, pada kesempatan kali ini kami mencoba untuk mengkaji sebuah naskah

yang cukup terkenal di tataran sunda. Mengingat bahwa sebuah naskah, apalagi

naskah salinan tidak luput dari kesalahan. Baik itu kesalahan yang berupa salah

tulis dari penyalin ataupun kesalahan yang di sebabkan oleh pengaruh dari naskah

yang sudah lapuk.

Maka dari itu, kami mencoba mengkaji naskah mengenai “Wawacan

Bayawak” dengan menyajikannya dalam bentuk suntingan teks yang telah

mengalami proses transliterasi, terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia, serta

menyajikan identitas dari naskah “Wawacan Bayawak”. Untuk mempermudah

pembaca dalam hal memahami hasil suntingan teks yang telah kami sajikan,

mengingat bahwa pembaca tidak hanya yang berasal dari sunda yang notabenenya

dapat memahami isi naskah dengan lancar, namun pembaca pun bisa saja orang

yang kurang memahami bahasa tersebut. Untuk itu kami mencoba menyajikannya

dalam format yang terstruktur dan sistematis.

B. Identifikasi Naskah dan Rumusan Masalah

Naskah yang mempuNyai judul Wawacan Bayawak ini berisikan tentang

sosok Bayawak yang di perlakukan secara berbeda dengan saudarinya yang

memilki wujud manusia yang sempurna. Naskah ini diperoleh dari salah satu

katalog koleksi museum Sri Baduga bandung.

Teks pada naskah ini masih menggunakan bahasa sunda kuno dan

beraksara pegon yang membuat naskah ini sukar untuk dipahami dimasa

sekarang. Sehingga memerlukan penerjemahan kedalam bahasa yang memang

mudah dipahami oleh pembaca.

Oleh karena itu kami berusaha untuk menyajikan naskah ini kedalam

bentuk transliterasi dan terjemahannya. Maka di awal sampai akhir pernyataan

dalam penelitian ini kami merumuskan hal-hal sebagai berikut

3

1. Bagaimana dekskripsi dari naskah Wawacan Bayawak?

2. Bagaimana suntingan dari naskah tersebut?

3. Bagaimana kandungan atau informasi apa yang terdapat dalam teks

naskah tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui dekskripsi dari naskah Wawacan Bayawak

2. Menyajikan suntingan dari naskah tersebut

3. Mengetahui informasi yang terkandung dalam naskah

D. Pentingnya Penelitian

Teks-teks yang digunakan sebagai bahan informasi yang akurat tentunya

harus ilmiah. Begitupun dengan naskah yang menceritakan kisah perjalanan

seorang manusia yang berwujud Biyawak, yang kami kaji pada awalnya ini

hanyalah sebuah naskah kuno yang hanya sebagai warisan leluhur saja. Sehingga

belum bisa dijadikan sebagai teks rujukan bagi ilmu pengetahuan. Tetapi mungkin

setelah diadakan penelitian secara filologis, naskah tersebut bisa membantu dan

memberi manfaat meskipun hanya sedikit bagi para pembaca untuk mendapatkan

informasi dibidang sejarah. Oleh karena itu, penting diadakannya penelitian,

mungkin naskah yang memuat berbagai informasi tersebut akan habis dimakan

waktu.

E. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam meneliti naskah tentang Wawacan

Bayawak ini adalah dengan metode yang berlaku dalam filologi. Adalah sebagai

berikut:

1. Pengumpulan Data (Inventarisasi Naskah)

4

Pengumpulan data naskah atau inventarisasi naskah bertujuan untuk

mendapatkan naskah yang akan diteliti dengan cara mencatat dan

mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan naskah tersebut melalui

museum.

2. Pengolahan Data (Deskripsi Naskah)

Tahap kedua adalah pengolahan data dengan menggunakan metode

dekskriptif metode ini bertujuan untuk memberikan petunjuk atau mengenal

naskah yang diteliti. Dalam naskah mengenai wawacan Bayawak ini, di

dekskripsikan dengan pola antara lain: judul naskah, nomor naskah, tempat

peNyimpanan naskah, asal naskah, keadaan naskah, ukuran naskah, ukuran

teks, tebal naskah, jumlah halaman, jumlah baris halaman, penomoran

halaman, jenis aksara, cara penulisan, bahan naskah, bahasa naskah, umur

teks, nama pengarang, kolofon, watermaks, garis besar isi.

3. Sunting Teks

Dalam naskah tentang kisah seekor Bayawak ini menggunakan metode

standar karena naskah ini merupakan naskah tunggal. Metode standar karena

ini menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan

ketidak ajegan sedang ejaannya yang disesuaikan dengan ketentuan yang

berlaku. Semua perubahan yang diadakan dan dicatat ditempat yang khusus

agar dapat selalu diperiksa dan diperbandingkan dengan bacaan naskah

sehingga masih memungkinkan penafsiran bagi pembaca. Dalam edisi

standard dilakukan hal-hal berikut: transliterasi teks, membentulkan

kesalahan teks, membuat catatan perbaikan, memberi komentar, membagi

teks dalam beberapa bagian.

4. Terjemahan Teks

Terjemah teks pada naskah diteliti, peneliti menggunakan metode

terjemah bebas, karena agar memudahkan pembaca dalam membaca hasil

terjemahan dalam memahami makna dari teks tersebut.

5. Analisis Tema dan Amanat

5

Dalam memahami tema dan amanat peneliti menggunakan pendekatan

sastra struktural. Dimana karya sastra merupakan suatu struktur yang otonom

dipahami sebagai suatu kesatuan yang bulat dengan unsur-unsur

pembangunnya yang saling berjalinan.

F. Sumber Data

Pengumpulan sumber-sumber data yang kami gunakan dalam penilitian

naskah ini, kebanyakan dengan cara studi pustaka, karena naskah yang kami

dapatkan yaitu naskah tunggal sehingga tidak melakukan penelusuran naskah dari

berbagai macam katalog. Kemudian karena naskah yang menjadi objek kajian

kami yang isinya mengungkap tentang wawacan Bayawak, maka kami tidak

menggunakan sumber pendukung lain untuk memahami naskah ini.

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Naskah

Tahapan penilitian filologi setelah inventarisasi naskah adalah identifikasi

naskah. Pola pendeskrisian naskah tersebut meliputi: (1) Judul Naskah, (2) Nomor

Naskah. (3) Tempat PeNyimpanan Naskah, (4) Asal Naskah, (5) Keadaan Naskah,

(6) Ukuran Naskah, (7) Ukuran Naskah, (8) Tebal Naskah, (9) Jumlah Halaman,

(10) Jumlah Baris Perhalaman, (11) Penomoran Halaman, (12) Jenis Aksara, (13)

Cara Penulisan, (14) Bahan Naskah, (15) Bahasa Naskah, (16) Umur Naskah, (17)

Umur Teks, (18) Nama Pengarang, (19) Kolofon, (20) Watermark, (21) Garis

Besar Isi.

B. Kritik Teks

Objek kajian atau sasaran kerja filologi yang berbentuk ril yaitu naskah.

Naskah yang di dalamnya memuat teks-teks yang berupa tulisan tangan baik itu

pada daluwang, lontar, kertas eropa dan semacamnya yang meNyimpan informasi

atau berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya masa lalu.

Teks-teks tersebut mungkin saja mengalami berbagai macam kesalahan dalam

penulisan itu terjadi karena mungkin penulis sedikit keliru, kurang apik atau

kurang teliti dalam penyalinan teks tersebut. Oleh karena itu, kita sebagai

konsumen informasi pengetahuan salah satunya dari manuskrip-manuskrip

tersebut. Apabila hal tersebut tidak di lakukan, di khawatirkan kemungkinan besar

keutuhan atau kemurnian teks itu tidak dapat di buktikan secara ilmiah yang

berarti keaslian teks tersebut di ragukan dan informasi yang di dapatkan dari teks

naskah tersebut meNyimpang dari maksud dan tujuan aslinya. Oleh karena itu,

dalam penilitan filologi di lakukan kegitan kritik teks.

Kritik teks memberikan evaluasi terhadap teks, meniliti dan menempatkan

teks pada tempat yang tepat. Kegiatan kritiks teks bertujuan untuk menghasilkan

teks yang sedekat-dekatnya menyerupai teks yang aslinya. Perubahan yang timbul

7

melalui proses penyalinan, teks yang tidak terbaca, teks yang hilang, dan lain-lain

sangat diperlukan pengetahuan dan wawasan luas yang harus di miliki oleh

peneliti bukan hanya sekedar menguasai teori filologi tapi juga menguasai dalam

Linguistik, ejaan, dan sebagainya. Oleh karena itu filologi membutuhkan ilmu-

ilmu bantu filologi.

Kritik teks mempuNyai beberapa metode diantaranya metode intuitif,

metode objektif, metode gabungan, metode landasan, dan metode edisi naskah

tunggal. Dalam mengkaji naskah ini, kami menggunakan metode edisi naskah

karena naskah yang kami teliti adalah naskah tunggal sehingga tidak mungkin

dilakukan perbandingan. Dalam metode edisi naskah tunggal terdapat dua jalan

yang bisa di tempuh. Pertama edisi diplomatik, yaitu menerbitkan suatu naskah

yang seteliti-telitinya tanpa mengadakan perubahan. Kedua, metode edisi standar

yaitu mengadakan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang ada dalam

naskah dan ejaannya di sesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

C. Transliterasi

Naskah yang menceritakan tentang kisah seorang manusia yang berwujud

Bayawak ini masih tertulis dalam bahasa sunda lama serta masih tertuang dalam

aksara pegon. Bahasa dan aksara ini, mungkin saja sukar dibaca bagi para

pembaca yang tidak yang bahasa sunda serta aksaranya. Oleh karena itu kami

sebagai pengkaji naskah tersebut akan mencoba mengkaji naskah tersebut

kedalam bahasa dan aksara yang insyaalloh mudah dimengerti oleh para pembaca.

Yaitu dari bahasa sunda ke bahasa indonesia sebagai bahasa sasaran yang juga

dari aksara pegon ke aksara latin.

Dalam kamus bahasa indonesia translitrasi adalah penyalinan dari

penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Istilah translitrasi

dipakai sama dengan istilah transkripsi dengan penggantian yang sama yaitu

penggantian jenis tulisan naskah. Tetapi apabila istilah transkripsi dibedakan

dengan istilah translitrasi maka transkripsi diartikan sebagai salinan atau turunan,

tanpa mengganti macam tulisan.

8

Adapun tugas pokok penelitian filologi dalam transliterasi adalah menjaga

kemurnian bahasa lama dalam naskah, khususnya penulisan kata, dan menyajikan

teks sesuai dengan pedoman ejaan yang berlaku sekarang.

D. Terjemahan

Terjemahan teks dari naskah yang berjudul Wawacan Bayawak dengan

aksara pegon dan berbahasa sunda ini akan di terjemahkan kedalam bahasa

indonesia sebagai bahasa sasarannya, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

peneliti dalam rangka memberikan kepada para pembaca dalam membaca dan

memahami teks naskah tersebut. Tetapi, dalam kegiatan proses penerjemahan teks

ini bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, karena pertama kami menyadari akan

keterbatasan dalam memahami serta pembendaharaan bahasa tersebut. Sehingga

banyak bahasa yang belum kami ketahui dan mengerti. Tetapi kami berusaha

semaksimal mungkin untuk melakukan terjemahan teks ini, dengan bantuan–

bantuan dari sumber referensi. Kedua dalam proses penerjemahan pemaknaan

suatu kalimat tidak selalu konsisten dari bahasa asal ke bahasa sasarannya.

Tugas seorang filolog adalah bukan saja menyajikan suatu edisi teks atau

suntingan teks, tetapi harus menyajikan terjemahannya, khususnya bagi pembaca

yang tidak tahu bahasa asli teks tersebut. Oleh karena itu, peneliti harus harus

memilah dan memilih bahasa sasaran secara hati–hati agar hasil terjemahan itu

mudah dimengerti oleh pembaca.

Menurut Worsley (1927:124) mengingatkan bahwa kesulitan utama yang

sering ditemukan dalam proses terjemahan atau memberikan kesan atas

keseluruhan gaya yang singkat, jelas, dan khas dari suatu teks.

9

BAB III

URAIAN NASKAH DAN SUNTINGAN NASKAH

A. Deskripsi Naskah

1. Judul Naskah : Wawacan Bayawak

2. Nomor Naskah : 07.142

3. Tempat PeNyimpanan Naskah : Museum Negeri Sri Baduga Jln BKR

No.185 Bandung 40243

4. Asal Naskah : Bandung

5. Tahun Ditemukan : 2005

6. Keadaan Naskah : Pada umumnya keadaan naskah masih

dapat di baca karena karena masih cukup

jelas sekalipun lapuk dan mulai rapuh.

7. Ukuran Naskah : ± 21cm x 29,7cm (A4)

8. Jumlah Halaman : 216 (51 Halaman Hilang)

9. Jumlah Baris Perhalaman : 13 baris perhalaman

10. Penomoran Halaman : Aksara Latin

11. Jenis Aksara : Arab Pegon

12. Cara Penulisan : Handscript (Tulis Tangan)

13. Bahan Naskah : Kertas Dluwang

14. Bahasa Naskah : Sunda Kuna

15. Umur Naskah : 109 Tahun (1328 H / 1906M)

16. Nama Pengarang : Tjajah (Penyalin)

17. Kolofon : Ada (Halaman 217)

18. Watermark : Berlambang Dinas Pariwisata Provinsi

Jawa Barat (Reproduksi)

19. Garis Besar Isi : Dalam naskah ini mengisahkan tentang

perjalanan hidup seorang manusia jelmaan Biyawak (Bayawak) yang

subtansi isi dari naskah tersebut terkandung berbagai macam aspek. Mulai

dari sastra,

10

kebudayaan, kisah cinta, politik dan perperangan. Yang dikemas dalam cerita

berbentuk pupuh beraksara arab pegon dan berbahasa sunda.

B. Pengantar Suntingan

Dalam Wawacan Bayawak ini ada sebagian halaman naskah yang hilang

dikarenakan banyaknya faktor dalam pengelolaan naskah tersebut, baik itu dari

upaya pengumpulan maupun naskah dan perawatan naskah. Yaitu pada halaman

131 s/d 182 (51 Halaman). Tetapi, itu semua tidak menjadi faktor penghalang bagi

kami dalam upaya penelitian mengenai isi cerita yang terkandung dalam naskah

ini.

Sebagaimana yang dikemukakan pihak Museum Sri Baduga yang

merupakan tempat peNyimpanan dan pelestarian naskah-naskah termasuk naskah

Wawacan Bayawak, bahwa naskah tersebut di dapatkan dari masyarakat di

wilayah Bandung dengan kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Dalam upaya

pelestarian naskah tersebut maka pihak museum melakukan proses Reproduksi

yaitu menyunting naskah asli kepada media kertas modern sesuai aslinya (dialih

mediakan), dikarenakan naskah yang asli sudah mulai rusak karena di Indonesia

fasilitas untuk pelestarian naskah masih kurang efektif.

Dalam proses penyuntingan naskah Wawacan Bayawak, terdapat

beberapa simbol yang kami gunakan agar mempermudah dalam segi pemahaman

isi dari naskah tersebut. Di antaranya:

1. /……./ : Tanda ini di gunakan sebagai penanda halaman

2. ……… : Tanda ini di gunakan sebagai penanda bila ada kata atau kalimat

yang sulit di baca.

Selain itu, kami menyertakan pula catatan kaki dalam setiap penyuntingan

naskah yang berguna sebagai penanda teks asli dari naskah yang kami sunting.

11

C. Edisi Teks

I. PUPUH ASMARANDA

1.1 Sang ratu nyaur paraji

1.2 Teu lami paraji datang

1.3 Ngadeuheuna ka sang ka tong

1.4 Sang ratu énggal ngandika

1.5 1 indung beurang ayeuna

1.6 Ieu Nyai rék ngajuru

1.7 Indung geuwat peta-peta

2.1 Seug pepeta Nyi paraji

2.2 Ku matana nu rék bebar

2.3 Nyi putri seug nyabok baé

2.4 Paraji gigireunana

2.5 Bari ngungkil daharan2

2.6 Sang ratu gé henteu jauh

2.7 Aya di siraheunana

3.1 Barang baré3 jabang bayi

3.2 Paraji daék ngocéak

3.3 Sang ratu olohok baé

3.4 4 kabéh ningali putrana

3.5 Langgéyor euleupeutan

3.6 Aya orok siga belut

3.7 Saumur kakara mendak

1 Eh 2 padaharan 3 Gubaré 4 Ka

12

4.1 Seug ngaringkuk murangkalih

4.2 Ku paraji teu di cagap

4.3 Paraji seug ngomong baé

4.4 Gusti abdimah kakara

4.5 Mendak nu kieu rupa5

4.6 Sato naon kaulanun

4.7 éh rupana siga kadal /7/

5.1 Tunda nu tiheula bijil

5.2 Permaisuri téh ngandika

5.3 éh indung nu ka hot

5.4 Ieu dina beuteung kula

5.5 Aya deui 6 karasa

5.6 Parajina7 gancang ngurut

5.7 Bari ngungkil padaharan

6.1 Henteu ku .......... lamih deui

6.2 8brag istri murangkalihna

6.3 Cahaya cékas moncorong

6.4 Lajeng baé di siraman

6.5 Ku9 adat biasana

6.6 Neukteuk santen jang ngabarut

6.7 Beresih kuma biasa

7.1 Seug di timang murangkalih

7.2 Bari tuluy di jenengna

5 Na 6 Nu 7 Paraji 8 Gubrag 9 maha

13

7.3 Ku raja di pangkon baé

7.4 Déwi rara wujutama

7.5 Geulis10 kabina bina

7.6 Nyi paraji amit mundur

7.7 Geus idin ti kanjeng raja

8.1 11 gancang lampah murangkalih

8.2 Sapuluh taun yuswana

8.3 Tambah geulis Nyi putri téh

8.4 Bayawak gé ngagedéan

8.5 12 putri tambah capétang

8.6 Jeung sadérék lulun runtut

8.7 Teu aya cawadeunana

9.1 Hiji mangsa Nyai putri

9.2 Ngadeuheunan /8/ ka sang raja

9.3 Nyi putri nyembah jeung mendo

9.4 Sang raja enggal mariksa

9.5 13ka manaputra ama

9.6 Nyi putri nyembah ngawangsul

9.7 Pariksa dawuhan ama

10.1 Kaulanun kanjeng gusti

10.2 Mawi abdi ngadeuheuna

10.3 Ka payun rama bupatos

10.4 Abdi amit arék leumpang

10 Geulisna 11 Ka 12 Nyi 13 Dék

14

10.5 Nyuhunkeun idin14 raja

10.6 Abdi badé Nyiar ilmu

10.7 Guguru ka syékh pandita

11.1 Pandita dul kamar sidik

11.2 Di patapan ténjolaya

11.3 Sang raja gancang ngawalon

11.4 Nyai kahayang na15 mamah

11.5 16 tong teuing elis nyaba

11.6 Karana patapan itu

11.7 Sangetna kabina bina

12.1 Taya jalma anu wani

12.2 Siluman ejin barudal

12.3 Panas watekna éta téh

12.4 Geus puguh bangsa manusa

12.5 Taya pisan 17 nu nyorang

12.6 Cacakan manuk nu ngapung

12.7 Hiber ngungkulan kadinya

13.1 Manuk ragrag tuluy mati

13.2 Sakitu éta sangetna

13.3 Nyi putri nyembah ngawalon

13.4 Ama abdi arék mak /9/ sa

13.5 Moal beunang di pegat18

13.6 Sang raja énggal ngadawuh

14 Sang 15 Nyai kahayang mamah 16 Montong 17 Anu 18 Pegatna

15

13.7 Ama ngan rék sambung du’a

14.1 Gancang amit Nyai putri

14.2 Lungsur ti payuneun raja

14.3 Sang raja olohok baé

14.4 Hanteu pisan sasauran

14.5 19 putri parantos angkat

14.6 Ti nagri parantos jauh

14.7 Putri angkat mileuweungan

15.1 Di jalan sumegruk nangis

15.2 Welas ninggalkeun rakana

15.3 Angkatna putri teu jongjon

15.4 Urang gancangkeun carita

15.5 20putri gebah angkatna

15.6 Ténjolaya nu di jugjug

15.7 Kocapkeun baé geus dongkap

16.1 Nyai putri hatur bakti

16.2 Ka payuneun syékh pandita

16.3 Pandita dul komar ka hot

16.4 Gancangna énggal mariksa

16.5 Haturan geulis 21 dongkap

16.6 Naon elis nu di maksud

16.7 Dongkap ka payuneun ama

17.1 Nyembah ngawalon Nyi putri

19 Nyi 20 Nyi 21 Nu

16

17.2 Henteu kudu di pariksa

17.3 Ama nu langkung waspaos

17.4 Pan /10/ dita deui ngandika

17.5 Ama Nyai 22uninga

17.6 Nu geulis dék Nyiar elmu

17.7 Nyai 23 guguru ka ama

18.1 Ama syukur liwat saking

18.2 Nyai kitu mamanahna

18.3 Di antos ti babaréto

18.4 Urang gancangkeun carita

18.5 Tetep putri di patapan

18.6 Geus guru sagala élmu

18.7 Kabelasan kajayaan

19.1 Tunda lampah Nyai putri

19.2 Nu aya di ténjolaya

19.3 Bayawak nu kacarios

19.4 Sabarang putri teu aya

19.5 24raja tara mariksa

19.6 Dahar leueut teu di urus

19.7 Nyatu di kajeunkeun pisan

20.1 Bayawak sok mindeng ceurik

20.2 Barina jeung sasauran

20.3 Naha ama ka aing téh

20.4 Mana nganiyaya pisan

22 Geus 23 Dék 24 Sang

17

20.5 25pan aing putra ama

20.6 Lain cara rarawuju

20.7 Nyaaheunana ka awak

21.1 Ceuk Bayawak perihatin

21.2 Kurang saré kurang dahar

21.3 Ku raja di antep baé

21.4 Gancangna jaka Bayawak

21.5 Nangis bari26 midangdam

21.6 Aduh Nyai rarawuju

21.7 Ayeunamah akang tiwas /11/

22.1 Ari dina mangsa hiji

22.2 Sang Bayawak tuluy minggat

22.3 Tengah peuting minggatna téh

22.4 Ka leuweung asruk asrukan

22.5 Leumpang27 saparan paran

22.6 Hanteu puguh nu di jugjug

22.7 Kanti ku sabari tawakal

II. PUPUH KINANTI

1.1 Turun gunung unggah gunung

1.2 Nyorang lebak nyugang pasir

1.3 Gunungna enggeus kaliwat

1.4 Nyorang kana tegal eurih

1.5 Teu lami lampah Bayawak

1.6 Tidinya béh manggih cai

25 Kapan 26 Barina 27 Leumpangna

18

2.1 Caina jero sarta liyuh

2.2 Bayawak didieu cicing

2.3 Cicing di sisi walungan

2.4 Bayawak barina ceurik

2.5 Ingeteun ka sadérékna

2.6 Ka rarawuju nu geulis

3.1 Aduh elis rarawuju

3.2 Akang ayeuna mah mati

3.3 Nyai sing sabar tawakal

3.4 Masing bisa mawa diri

3.5 Jeung akang Nyai papisah

3.6 Mobisa kapanggih deui

4.1 Gancang na Bayawak turun

4.2 Ancrug kana jero cai

4.3 Malikeun manéh Bayawak

4.4 Ngalayong palid ka hilir

4.5 Sok /12/ tunda lampah Bayawak

4.6 Nu aya di jero cai

5.1 Koco déwi rarawuju

5.2 Di patepan keur prihatin

5.3 Nyai putri mendak warta

5.4 Nyéta rakana geus leungit

5.5 Di tundung ku kanjeng raja

5.6 Geus kabur ti jero nagri

6.1 Putri nangis segrok segruk

19

6.2 Tuluy baé ka mah resik

6.3 Bari nangis ngalehanat

6.4 Pandita énggal ngalahir

6.5 Aduh elis anak bapa

6.6 Kunaon elis teh nangis

7.1 Jong nyembah Nyi déwi wuju

7.2 Unjukeun ka maha resik

7.3 Bapa kuring téh amitan

7.4 Sareng kuring neda idin

7.5 Kuring amit badé mulang

7.6 Rék nyusul dulur simkuring

8.1 Pandita énggal ngadawuh

8.2 Elis ulah rusuh teuing

8.3 Bapa rék ngawaris heula

8.4 Bapa boga cupu hiji

8.5 Cupu jimat nu baheula

8.6 Bapa ngawaris ka Nyai

9.1 Di jerona iyeu cupu

9.2 Aya kembang tilu /13/ siki

9.3 Arahéng kembang campaka

9.4 Campaka bodas nu hiji

9.5 Siki mulaya ka dua

9.6 Jeung campaka dadu kuning

10.1 Campaka bodas di catur

10.2 Lamun dianggo ku elis

10.3 Watekna éta campaka

20

10.4 Matak loba anu asih

10.5 Geus puguh bangsa manusa

10.6 Najan siluman sétan jin

11.1 Ka elis tangtuna nurut

11.2 Médaékeun sedih ati

11.3 Jeung iyeu cempaka ulah

11.4 Upama mendak nu mati

11.5 Ku Nyai geura wungkulan

11.6 Nu geus hilang hirup deui

12.1 Katilu cempaka dadu

12.2 Usapkeun ka suku Nyai

12.3 Tangtu bisa ngawang-ngawang

12.4 Henteu maké jangjang deui

12.5 Méh elis iyeu tampanan

12.6 Bapa ngawaris ka Nyai

13.1 Nyi putri nampanan tungkul

13.2 Bari nyembah anu ......

13.3 Nu bapa kuring tarima

13.4 Dipaparin jimat matih

13.5 ...... kebat ngandika

13.6 Geus sedeng mangkat nu geulis /14/

14.1 Nyi putri gancangna munjung

14.2 Amat tipayuneun resik

14.3 ........ saurna pandita

14.4 Diduakeun anu geulis

14.5 Geura nyerahan ayeuna

21

14.6 Geus sedeng mangkat Nyi putri

15.1 Gancangna Nyi putri tuluy

15.2 Mundur tipayuneun resik

15.3 Jimat cepuna di candak

15.4 Kebat angkat Nyai putri

15.5 Kaluar tipang tepatan

15.6 Geus mungkur ti maha resik

III. PUPUH PUNGKUR

1.1 Gandéang putri nu angkat

1.2 Di jalana segrak segruk bari nangis

1.3 éling ka resikna kabur

1.4 Palang siang 28geus hilang

1.5 Atawana aya nu meugabah batur

1.6 Putri teu jongjon angkatna

1.7 Luak lieuk alak ilik

2.1 Manggih liang di asupan

2.2 Nyai putri unggah gunung nyugang pasir

2.3 Rakana welah teu timu

2.4 Nyorang ....... bandawasa

2.5 Leuleuweungan Nyi putri seug kapidangdung

2.6 Nyi putri ngeureunan palay

2.7 Dina handapeun caringin /15/

3.1 Leumpang putri urang tunda

3.2 Mangké ogé tangtu di omongkeun deui

28 Enggeus

22

3.3 Nya deui a29nu di catur

3.4 Kocap 30 hiji pandita

3.5 Di patepan gunung jinggan nu geus mashur

3.6 Pandita jén kakasihna

3.7 Kagungan putra sahiji

4.1 Pameget putra pandita

4.2 Rupa kayo jangkung leutik andelemi

4.3 Hésé pisan pantar kitu

4.4 Nama 31dén sélamaya

4.5 Hiji mangsa radén ku rama di saur

4.6 Ngadeuheus dén sélamaya

4.7 Ka payuneun maha resik

5.1 Pandita jén seug ngandika

5.2 Ujang kasép sélamaya anak aing

5.3 Nu matak radén di saur

5.4 Radén téh kudu angkat

5.5 Ka nagara majapait kudu jugjug

5.6 Deumeusan sang ratu maja

5.7 Radén bakal meunang mukti

6.1 Radén jaga sélamaya

6.2 Cédok nyembah bari nyumungkeun ka bumi

6.3 Ama jisim abdi nuhun

6.4 Kénging dawuhan ama

6.5 Taya /16/ sanés siang wengi nu di tunggu

29 Nu 30 Sahiji 31 Radén

23

6.6 Kajabi dawuhan ama

6.7 Ayeuna sim abdi amit

7.1 Nyembah radén sélamaya

7.2 Radén mundur ti payuneun maharesik

7.3 Bari dangdan gusat gisut

7.4 Nyungk32 lang duhungna ladrang

7.5 Dasar kasép cahaya munggah ngagebur

7.6 Raden na33 kebah angkatna

7.7 Sejana ka majapait

8.1 Angkat radén sélamaya

8.2 Gedag gidig radén bari maut kumis

8.3 Mireungeuhna ngalér ngidul

8.4 Geus jauh pisan angkat34

8.5 Radén putra nyukang pasir unggah gunung

8.6 Geus nepi ka leuweung roban

8.7 Rohadén taya ka risi

9.1 Henteu lila deui datang

9.2 Tinu bala buta gede liwat saking

9.3 Awak rubak jangkung luhur

9.4 Huntuna ge35dé pisan

9.5 Panon beureum tina irung babakaur

9.6 Kélékna bijilan lalay

9.7 Ceulina sagedé hihid /17/

32 Nyungkelang 33 Raden 34 Angkatna 35 galedé

24

10.1 Ragag rigig éta buta

10.2 Tinu bala megatan ka radén mantri

10.3 Sélamaya seug ngadawuh

10.4 Naha buta kitu peta

10.5 Bet megatan ka aing dék naon maksud

10.6 Sia ngan36 ngaléléwaan

10.7 Taya kapatutan teuing

11.1 Buta téh ngabarakatak

11.2 Ngabedé ka éta buta bari seuri

11.3 Sarta bari unggak ingguk

11.4 Megatan bae di jalan

11.5 éta buta ka dén sélamaya seru

11.6 Dén sélamaya ngandika

11.7 éh naha sia nya37 jurig

12.1 Beuki motah éta buta

12.2 Ngagodana buta téh ka radén mantri

12.3 Dén mantri téh tuluy tungkul

12.4 Tungkul 38 bari ngamanah

12.5 Sélamaya di tangtukeun aing tarung

12.6 Tatapi da wani pisan

12.7 Ngalawan buta sahiji

13.1 Ulah heureuy ulah megat

36 Kata “ ngan “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 37 Kata “ nya “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 38 Teh

25

13.2 Éta kitu kasawuran radén mantri

13.3 Beuki angot buta nafsu

13.4 Sélamaya rada wegah

13.5 Bati susah hadé ngalawan wé39 kitu

13.6 Tatapi kumaha béhna

13.7 Kos baé40 lain lalaki /18/

14.1 Herang hereng sada macan

14.2 Tuluy baé nyampeurkeun ka radén mantri

14.3 Barina ngomong malayu

14.4 Kieu pokna éta buta

14.5 Orang bagus dari mana luh nya kampung

14.6 Dengen sapa punya nama

14.7 Jangan diem lekas buNyi

15.1 Dén sélamaya ngajawab

15.2 Sia buta bet nanya ngaran ka aing

15.3 Ngaran aing anu tangtu

15.4 Kasebut 41 sélamaya

15.5 Lembur aing di patepan luhur gunung

15.6 Nu katelah gunung jinggan

15.7 Sia buta geura Nyingkir

16.1 Radén putra deui nanya

16.2 Ari sia buta saha ngaran deui

16.3 Ka aing geura ngawangsul

39 Bati susah hade ngalawan bae kitu 40 Kata “ bae “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 41 Den

26

16.4 Sang buta tuluy 42 jawab

16.5 Ngaran aing kalapaksa nu geus mashur

16.6 Imah aing jero guha

16.7 Tukang rampog reujeung maling

17.1 Ayeuna gé awak sia

17.2 Tangtu baé sia ku aing di peuncit

17.3 Radén ngagilirkeun duhung

17.4 Sarta tuluy ngandika

17.5 Asa gampang pati batur /19/ di hahangu

17.6 Rohadén taya kagila

17.7 Moal mundur aing wani

IV. PUPUH DURMA

1.1 Tuluy baé dangdan radén sélamaya

1.2 Tangginas radén43 singkil

1.3 Di balit44 sinjangna

1.4 Sarta bari ngandika

1.5 Geura rontok ieu aing

1.6 Sangkala paksa

1.7 Segrak segruk bau dahdir

2.1 Tuluy baé ngarontok sangkala paksa

2.2 Ra 45dén Nyingceut nampiling

2.3 Tangginas 46 maya

42 Nga 43 Pek 44 Keun 45 Rahaden 46 Den

27

2.4 Dirontok téh47 teu beunang

2.5 Buta di kaél ngaguling

2.6 Tuluy di sépak

2.7 Buta cengkat di tampiling

3.1 Kokoséhan buta téh teu bisa hudang

3.2 Merekpek 48 dén nampiling

3.3 Sangkala 49 téh cengkat

3.4 Inget kana ajian

3.5 Ngaji bedas semu kuning

3.6 Tuluy di wejang

3.7 Keukeuh radén50 nampiling

4.1 Tadi rasa nampilingna radén putra

4.2 Kalapaksa /20/ angger seuri

4.3 Sangkala paksa ngandika

4.4 Béak51 panamu sia

4.5 Radén putra nyabut keris

4.6 Bari susumbar

4.7 52tadah keris nu aing

5.1 Kalapaksa nyodorkeun gemberu beuteungna

5.2 53téwak beuteung nu54 aing

5.3 Ti hareup atawa tukang

47 Henteu 48 Raden 49 Paksa 50 Téh 51 Eun 52 Geura 53 Geura 54 Kata “ nu “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh

28

5.4 55sia geura pilihan

5.5 Anu uduh kulit aing

5.6 Suganna aya

5.7 Gancang néwak 56dén mantri

6.1 Di téwak téh kalapaksa seuseurian

6.2 Bari ngomong cengar cengir

6.3 Keris sia mintul57

6.4 58sia deui néangan

6.5 Keris nu seukeut jeng matih

6.6 Sugan na teurak

6.7 Kana59 beuteung nu60 aing

7.1 Enggeus kitu kersaning anu kawasa

7.2 Ra61dén dongko ka jangji

7.3 Ku buta di téwak

7.4 Tuluy bet62 di beubeutkeun63

7.5 Ku buta di banting banting

7.6 Mastaka bejad

7.7 Ra64dén lastari mati

8.1 Tuluy baé di bawa ka jero guha

8.2 Kalapaksa suka /21/ seuri

55 Ku 56 Radén 57 pisan 58 Cing 59 Kulit 60 Kata “ na “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 61 Rahadén 62 Kata “ bet “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 63 Pisan 64 Rahadén

29

8.3 65karepna sang buta

8.4 Di pendem saheulaan

8.5 Supayana ulah haNyir

8.6 Ngarah bauna

8.7 Buta66 kaluar deui

9.1 Megat deui di jalan anu ngaliwat

9.2 Di67 batu buta cicing

9.3 Henteu68 lila datang

9.4 Ny69i putri lar ngaliwat

9.5 Nganggo campaka Nyi putri

9.6 Campaka bodas

9.7 Meleber campaka70

10.1 Kalapaksa kagét nénjo putri angkat

10.2 Ngadak ngadak buta asih

10.3 bari megat di jalan

10.4 Nyi putri téh di pegat71

10.5 Nyi putri taya ka risi

10.6 Ka buta nanya

10.7 Buta sia geura Nyingkir

11.1 Eujeung naon karep sia téh megatan

11.2 Hiling sia geura Nyingkir

65 Ari 66 Geus 67 Dina 68 Kungsi 69 Nyai 70 téh seungit 71 pegatan

30

11.3 Aing 72rék ngaliwat73

11.4 Buta tuluyna74 seu75ri76

11.5 Bari ngomong cengar cengir

11.6 Elis ké heula

11.7 Bapa rék nanya 77 elis

12.1 Elis téa dék ka mana bet sorangan / 22/

12.2 Naha elis bet78 wani79

12.3 80jeung 81lis saha ngaran

12.4 Ka82mpa geura popoyan

12.5 Nyi putri ngajawab wani

12.6 Ngaran aing mah

12.7 Nyi83 déwi uju84 aing

13.1 Buta téa beuki tambah seseurian

13.2 Ngagakgak85 bau dahdir

13.3 Duh86 anak siapa

13.4 Elis 87tong teuing nyaba

13.5 Naon kahayang nu geulis

72 Arék 73 Jalan 74 Kata “ na “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 75 Seu 76 An 77 Ka 78 Kata “ bet “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 79 Teuing 80 Reu 81 Elis 82 Kaempa 83 Kata “ Nyi “ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 84 Ngaran 85 Jeung 86 Uju 87 Montong

31

13.6 Di bapa loba

13.7 88anu maranis

V. PUPUH DANGDANGGULA

1.1 Seug ngajawab Nyai89 Roro Déwi

1.2 Aing Buta teu boga kahayang

1.3 Sia Buta geura mantog

1.4 Kapaksa90 eunggat unggut

1.5 Nyingsieunan ka Nyai Putri

1.6 Huntuna gEugeurékan

1.7 Gancangna Nyi Ayu

1.8 Ku Buta tuluy di téwak

1.9 Seug di bawa ka jero guha Nyi Putri

1.10 Pantona 91 di tulakan

2.1 Barang asup ka guha Nyi Putri

2.2 Nyi Putri92 émut ka ajianna93

2.3 Boga aji sirep modél /22/

88 Kueh kueh 89 Nyi 90 Kalapaksa 91 Seug 92 Putri 93 Ajina

32

2.4 Paparin ti bapa94 guru

2.5 Waktu di napatapan95 Putri

2.6 Sirepna matih kacida

2.7 Ngarana si jentul

2.8 Tuluy ku Putri di wejang

2.9 Jeung ngariring maké lagu dangdang genis

2.10 Putri96 kieu saurna

3.1 Deuleu iyeuh poek liwat saking

3.2 Kutan kieu ari jero guha

3.3 Leumpang aing talag tolog

3.4 Dewa Agung kuring tulung

3.5 Ulah di poék-poék teuing

3.6 Mugi paparin caang

3.7 Ku Buta karungu

3.8 Ngadak-ngadak guha caang

3.9 Barang beré 97 Buta kagét liwat saking

3.10 Tuluy baé sasarean

94 Pa 95 Patapan 96 Nyi Putri 97 Teh

33

4.1 Buta hees tibra liwat saking

4.2 Kaucap seugrak-seugruk kerékna

4.3 Nyi Putri seug indit baé

4.4 Di jero guha ngalantung

4.5 Heunteu lami deui Nyi Putri98

4.6 Mendakan anu99 hilang

4.7 Cahayana mancur

4.8 Ku Nyi Putri di deukeutan

4.9 Sidik hilang hanteu obah hanteu usik

4.10 Déwi100 Uju ngaleunyap

5.1 Tuluy /23/ baé nuhilang ku Putri

5.2 Ku campaka mulya diunggulan

5.3 Nu hilang téh lilir baé

5.4 Siga pisan 101 lulungu

5.5 Gasak-gusuk bari102 jeung seuri

5.6 Rawon di pangimpian

98 Putri 99 nu 100 Sang Dewi 101 Nu 102 Barina

34

5.7 Mendak Putri alus

5.8 Di103 Selamaya ngandika

5.9 Aduh Nyai haturan bagea sumping

5.10 Nyai téh nu104 ti mana

6.1 Lewat Putri nur Engkang simkuring

6.2 Naros heula ka salira Engkang

6.3 Engkang téh keur dameul naon

6.4 Mawi105 Enggang téh pupus

6.5 Raden Putra ngawanon 106 Putri

6.6 Ari ceuk yayasan témah

6.7 Arda leupa enung

6.8 Engkang nu nanya di Tanya

6.9 Kieu asal purwana engkang téh mati

6.10 Di jalan panggih 107 Buta

7.1 Buta ngarana Kalapaksa sakti

7.2 Seug megatan di jalan ka Engkang

103 Dina 104 anu 105 Numawi 106 Ka 107 Jeung

35

7.3 Engkang téh seug perang baé

7.4 Ku akang Buta 108 tumbuk

7.5 Kalapaksa di tumbuk seuri

7.6 Jeung bari cicing kelak /24/

7.7 Ka engkang téh nubruk

7.8 Engkang di téwak seug beunang

7.9 Tuluy baé akang téh di banting-banting

7.10 Na batu gedé pisan

8.1 Nyai Putri Rara ucu seuri

8.2 Sarta nyaur duh eta pakarang

8.3 Keris téh gawena naon

8.4 Lamun tewekeun 109 musuh

8.5 Raden Putra ngalawon110 deui

8.6 Keris ge111 heunteu teurak

8.7 Kalapaksa weduk

8.8 Akang geus béak tarékah

8.9 Putri nyaur duh iyeu mah matak watir

108 DI 109 Ka 110 Ngawalonan 111 Oge

36

8.10 Mambang112 ci soca medal

VI. PUPUH MASKUMAMBANG

1.1 Nyandak jimat campak da du Nyi Putri

1.2 Barina ngandika

1.3 Kang kuring ngilikan keris

1.4 Hayang nyaho di rupana

2.1 Tuluy baé Den Putra ngahaturkeun keris

2.2 Ku Putri di candak

2.3 Keris di tampa ku Putri

2.4 Tuluy di usapan jimat

3.1 Tilu kali di usapan eta keris

3.2 Nyi Putri ngandika

3.3 Sumangga kang iyeu keris

3.4 Geura teuweukeun ka Buta

112 Kumambang

37

4.1 Mempeung Buta keur /25/ molor tuh engkang geuning

4.2 Iyeu113 sugan teurak

4.3 Den Putra gancangan indit

4.4 Sareng kerisna di candak

5.1 Kalapaksa hées tibra liwat saking

5.2 Sesegor kérékna

5.3 Teu lami Den Putra sumping

5.4 Kaget Raden Selamaya

6.1 Tuluy baé Buta téh di geuing-geuing

6.2 Den Putra iyatna

6.3 Kalapaksa barang lilir

6.4 Di teuweuk ku Raden Putra

7.1 Barang cos téh ngagero sangkala pekni

7.2 Peujitna téh mudal

7.3 Sakarat seug tuluy mati

7.4 Suka cida Selamaya

113 Iyeu keris

38

8.1 Tuluy Raden nyamperkeun ka Nyai Putri

8.2 Jeung imuh sumpingna

8.3 Nyi Putri gancang mariksa

8.4 Kang kumaha Buta téh

9.1 Masih hirup atawana enggeus mati

9.2 Den Putra ngajawab

9.3 Perkara Buta geus mati

9.4 Beuteung nagé wani bedah

10.1 Nyai Putri Roro Uju suka seuri

10.2 Barina ngandika

10.3 Iyeu saur Nyai /26/ Putri

10.4 Seja naros kuring Engkang

11.1 Engkang téh sahanya Tuang 114 kakasih

11.2 Timana nagara

11.3 Jeung kuring kakara panggih

11.4 Den Putra tuluy ngajawab

114 Ka

39

12.1 Ngaran akang Raden Selamaya Nyai

12.2 Imah tapa hipan

12.3 Gunung jinggan luhur pasir

12.4 Balik akang deui nanya

13.1 Nyai115 oneng sahanya tuang kakasih

13.2 Sareungna timana

13.3 Saha Ibu Rama Nyai

13.4 Nyi Putri imut ngajawab

14.1 Nama kuring Déwi Uju Putra Gusti

14.2 Ratu Dimadenda

14.3 Ari seja jisimkuring

14.4 Néangan akang Bayawak

15.1 Mindo nyaur Raden Selamaya manis

15.2 Duh oneng nu lénjang

15.3 Pun akang téh badé ngiring

15.4 Kamana anu di seja

115 Nyi

40

16.1 Mangka elis ayeuna urang arindit

16.2 Nyusul jeung raka

16.3 Mugi sing énggal pinanggih

16.4 Nyi Putri énggal ngajawab

17.1 Mangga Engkang ayeuna urang arindit

17.2 Gancangna Den Putra

17.3 Geus angkat /27/ jeung Nyai Putri

17.4 Kaluar ti jero guha

18.1 Dijalana Raden Putra sareng Putri

18.2 Dameul gogonjakan

18.3 Naek gunung nyukang pasir

18.4 Nu didahar dangdaunan

19.1 Urang tunda caritana Nyai Putri

19.2 Sareng Raden Putra

19.3 Anu kocap116 ganti deui

19.4 Kinanti gentos kumambang

116 Kaucap

41

VII. PUPUH KINANTI

1.1 Ganti deui nu dicatur

1.2 Tinatur upama distrik

1.3 lembur gede saé pisan

1.4 Bawah nagri maja pahit

1.5 Dilember gebang tinatur

1.6 Aya hiji randa Miskin

2.1 Nyi Randa Miskin di catur

2.2 Pagawean nana Nyair

2.3 Taya deui pakasaban

2.4 Isuk soré gawé Nyair

2.5 Ari dina hiji mangsa

2.6 Ka cai Nyi Miskin Nyair

3.1 Indit Nyair subuh-subuh

3.2 Lauk teu menang sahiji

3.3 Munggah dek sapoe pisan

3.4 Geus nepi ka ashar akhir

3.5 Nyi Miskin ngarasa aral

42

3.6 Nyi Miskin ngahiung ceurik

4.1 Bari balik suak-siuk

4.2 Nyiukan /28/ di sisi-sisi

4.3 Nu ka siuk sang Bayawak

4.4 Abus kana jero lambit

4.5 Nyi Miskin reuwaseun pisan

4.6 Nenjo anu lurik-lurik

5.1 Nyi Miskin rengho ngarancug

5.2 Garo singsat birigidig

5.3 Tuluy baé dedengékan

5.4 Bari ceurik jeba-jebi

5.5 Nyi Miskin kieu omongna

5.6 Jurig sia geura balik

6.1 Lambit aing mereun lapur

6.2 Kadieu keun eta lambit

6.3 Ku sia ulah di bawa

6.4 Aing hanteu boga deui

43

6.5 Sang Bayawak seug ngajawab

6.6 Bibi ulah rusuh ceurik

7.1 Bibi ulah jauh-jauh

7.2 Sing deukeut baé jeung kuring

7.3 Iyeu lambit mangga candak

7.4 Kuring heunteu niat maling

7.5 Nyi Miskin eureun ceurikna

7.6 Ngareungeu anu weuweuling

8.1 Nyi Miskin téh gura-giru

8.2 Ngadeukeutan kana lambit

8.3 Semu nu sieun kacida

8.4 Culang-cileung arék balik

8.5 Bayawak tuluy nyarita

8.6 Ulah reuwas-reuwas bibi

9.1 Kula117 téh gaduh pihatur /29/

9.2 Manawi terang jeung bibi

9.3 Bibi téh saha jenengan

117 Kaula

44

9.4 lemburna timana bibi

9.5 Nyi Miskin seug ngawalonan

9.6 Ti gebang tinatar bibi

10.1 Ngaran Embi nu geus mashur

10.2 Katelah ku anak hiji

10.3 Anak Embi geus teu aya

10.4 Ngaran kasian geus mati

10.5 Embi téh Ambu kasian

10.6 Randa teu boga salaki

11.1 Embi Miskin liwat langkung

11.2 Ari gawe Embi Nyair

11.3 Taya deui pakasaban

11.4 Isuk sore Embi Nyair

11.5 Beunangna tuluy di jual

11.6 Di paké meli papais

12.1 Sang Bayawak mindo nyaur

12.2 Embi kuring neda idin

12.3 Manawi jeung Embi terang

45

12.4 Kuring seja milu cicing

12.5 Mukasiyan ngawalonan

12.6 Bari ngarontok jeung ceurik

13.1 Bayawak tuluy di pangku

13.2 Di enjrung-enjrung di ais

13.3 Tuluy balik gagancangan

13.4 Ka imahna enggeus nepi

13.5 Pada nanya Mukasiyan

13.6 Meunang lauk naon Embi /30/

14.1 Di gebang dinatar guyur

14.2 Awéwé reujeung lalaki

14.3 Pada nganjang ka Nyi Randa

14.4 Kabéh hayang naringali

14.5 Kolot budak pada datang

14.6 Bau nang gaya anu ngais

15.1 Randa Miskin jadi untung

15.2 Loba béas reujeung duit

15.3 Sumawona ka hakanan

46

15.4 Kuéh-kuéh nu aramis118

15.5 Ti barang meunang Bayawak

15.6 Sémah rabul ka Nyi Miskin

16.1 Heubeulna heuteu di catur

16.2 Bayawak di Embu Miskin

16.3 Bayawak tuluy haturan

16.4 Ema kuring neda idin

16.5 Amit kuring arék leumpang

16.6 Niat kuring arék kuli

17.1 Nangkoda sugih rék tuluy

17.2 Balayar ka pulau paris

17.3 Kuring dek milu balayar

17.4 Sugan pareung arék kuli

17.5 Randa Miskin ngawalonan

17.6 Muju manéhna Nyi Miskin

VIII. PUPUH PUCUNG

118 Maramis

47

1.1 Randa Miskin ngawalon sarta jamedud

1.2 Aduh 119 anak Ema

1.3 Ceuk Ema mah montong baé

1.4 Teu perlu Ujang arék balang siang

2.1 Didieu ge Ema heunteu kurang nyatu /31/

2.2 Kahakanan loba

2.3 Weuteuh baju jeung karémbong

2.4 Sakieu ge Ema téh tarima pisan

3.1 Sang Bayawak tidinya tuluy ngawangsul

3.2 Mun teu idin Ema

3.3 Kuring mah rék balik baé

3.4 Kuring téa mo cicing di imah Ema

4.1 Mukasiyan ngarengkul bari ngawangsul

4.2 Aduh anak Ema

4.3 Ujang ulah balik manéh

4.4 Cicing baé Ujang di dieu jeung Ema

119 Ujang

48

5.1 Heunteu Ujang rék milu kuli mah sukur

5.2 Ema rék bebeja

5.3 Ka Tuan Nangkoda

5.4 Sugan pareng Nangkoda daekeun mawa

6.1 Tunggu baé Ujang Ema rék kaditu

6.2 Gancangan Nyi Randa

6.3 Ti imahna indit baé

6.4 Nu di seja ka bumi Tuan Nangkoda

7.1 Mukasiyan di jalan heunteu di catur

7.2 Ka Nangkoda dongkap

7.3 Nangkoda mariksa baé

7.4 Embu Miskin manéh téh arék kamana

8.1 Mukasiyan nyembah ngawalon jeung tungkul

8.2 Nun Tuan Nangkoda

8.3 Aya piunjuk /32/ abdi téh

8.4 Manawina rempag jeung Tuan Nangkoda

9.1 Wiréh abdi gaduh anak badé milu

49

9.2 Ka gamparan layar

9.3 Sejana rék kuli baé

9.4 Anak abdi sipatna sato Bayawak

10.1 Ki Nangkoda ka Nyi Miskin seug ngawangsul

10.2 Mu Miskin eta mah

10.3 Perkara anak manéh téh

10.4 Hade pisan rék kuli milu balayar

11.1 Seug bejakeun ka anak manéh kaditu

11.2 Yen kami balayar

11.3 Tangtuna poé pageto

11.4 Mukasiyan nyembah amitan rék mulang

12.1 Mukasiyan tuluy balik gura giru

12.2 Mukasiyan tunda

12.3 Ki Nangkoda ka carios

12.4 Harita ge tuluy baé dangdan-dangdan

13.1 Tuluy mangkat Nangkoda jeung batur

13.2 Sejana ka kapal

50

13.3 Kocap120 geus datang sakabeh

13.4 Tuluy baé harita ge bébér layar

14.1 Héran kabeh kapalna teu daék maju

14.2 Angin géde pisan

14.3 Kapal namah cicing baé

14.4 Ki Nangkoda geus kitu tuluy neneda /33/

15.1 Mugi-mugi iyeu kapal hayang maju

15.2 Ki Nangkoda hajat

15.3 Motong sapi sareng embé

15.4 Jeung ngaurkeun uang perak ka sagara

16.1 Kapalna mah jongjon baé henteu maju

16.2 Reuket jeung sagara

16.3 Kawas di legotan baé

16.4 Kapal cicing henteu ised-ised acan

17.1 Di kapal téh aya hiji Nujum mashur

17.2 Nangkoda nyarita

120 Kaucap

51

17.3 Ki Nujum kumaha baé

17.4 Iyeu kapal teu ised-ised acan

18.1 Ttuluy nyembah Ki Nujum bari ngawangsul

18.2 Nun iyeu gamparan

18.3 Mawi kapal teu maju téh

18.4 Wiréh aya kalepetan megat lampah

IX. PUPUH MAGATRU

1.1 Nun kapungkur Tuan Nangkoda téh sanggup

1.2 Rék nyandak anak Nyi Miskin

1.3 Bayawak arék buburuh

1.4 Ka gamparan bade ngiring

1.5 Bok silih gamparan poho

2.1 Ki Nangkoda nyaur barina jeung imut

2.2 Bener pisan Nujum sidik

2.3 Bayawak téh arék milu

2.4 Ka kami rék ngilu kuli

2.5 Kami janji téh pageto

52

3.1 Sanggeus /34/ kitu Nangkoda téh tuluy ngutus

3.2 Nyaur anakna Nyi Miskin

3.3 Utusan parantos tuluy

3.4 Tunda utusan nu indit

3.5 Mukasiyan di carios

4.1 Barang datang Mukasiyan téh ka lembur

4.2 Ka Bayawak seug pupulih

4.3 Ujang kuli téh geus tangtu

4.4 Ku Nangkoda geus katampi

4.5 Ujang kuli téh pageto

5.1 Jang Bayawak geus kitu tuluy ngawangsul

5.2 Duh Ema karunya teuing

5.3 Ema leumpang hanteu puguh

5.4 Jauh-jauh henteu hasil

5.5 Nangkoda téh ngabobodo

6.1 Ema mulih harita Nangkoda tuluy

6.2 Mukasiyan tuluy ceurik

6.3 Naha Nangkoda bet wadul

53

6.4 Majahkeun dék mawa kuli

6.5 ‘Euh Nangkoda abong-abong

7.1 Sebut kitu utusan Nangkoda jebul

7.2 Ku Bayawak katingali

7.3 Bayawak gancangna nyaur

7.4 Iye paman nu ti mendi

7.5 Utusan tuluy ngawalon

8.1 Iyeu Ujang kuring utusan ti laut /35/

8.2 Ti Tuan Nangkoda sugih

8.3 Ujang ayeuna di saur

8.4 Kudu ka iring ku kuring

8.5 Nangkoda di kapal ngantos

9.1 Sang Bayawak ka utusan téh ngawangsul

9.2 Naha Emang nyaur kuring

9.3 Asana teu puguh-puguh

9.4 Tara-tara ti sasari

9.5 Kuring mah reuwas teu atoh

54

10.1 Ki utusan geus kitu tuluy ngawangsul

10.2 Mugi Ujang sing ka iring

10.3 Geus kitu Bayawak tuluy

10.4 Bareng jeung utusan indit

10.5 Di jalan teu di carios

11.1 Kana kapal Bayawak téh enggeus junduk

11.2 Ki Nangkoda suka seuri

11.3 Geus kitu kapalna maju

11.4 Barengna jeung angin tarik

11.5 Ka tengah laut nyoloyong

12.1 Barang nepi kapal katengahna laut

12.2 Bayawak nyarita deui

12.3 Tuan Nangkoda kudu laun

12.4 Kuring moka pulau paris

12.5 Sebab kuring sieun mabok

13.1 Ayeuna mah simkuring aya panuhun

13.2 Manawi gamparan idin

13.3 Kuring téh hayang kaditu

55

13.4 Ka /36/ itu pulau nu leutik

13.5 Kedah di anterkeun anjog

14.1 Sang Nangkoda mindo nyaur bari imut

14.2 Aduh Ujang anak aing

14.3 Jang montong teuing kaditu

14.4 Di kapal baé jang linggih

14.5 Masing wareg dahar nganggo

15.1 Sang Bayawak ngawalon barina tungkul

15.2 Mugi Tuan kedah idin

15.3 Kuring anteurkeun kaditu

15.4 Lamun Tuan henteu idin

15.5 Simkuring bade ngalolos

16.1 Ki Nangkoda geus kitu énggal ngadawuh

16.2 Ujang Bapa tangku idin

16.3 Ayeuna mah Ujang hayu

16.4 Ujang geura tunggang koji

16.5 Urang gancangankeun nyarios

56

17.1 Sang Bayawak geus numpak kana parahu

17.2 Nangkoda nyakitu deui

17.3 Kabeh ngajajap tuluy

17.4 Ka pulo pinangges nepi

17.5 Bayawak seug tuluy ngomong

18.1 Nun juragan simkuring gaduh pihatur

18.2 Upami gemparan mulih

18.3 Abdi sampeur kausanun

18.4 Ngawa /37/ lon Nangkoda sugih

18.5 Bapa oge moal poho

19.1 Geus barudal nu jajap tumpak parahu

19.2 Kana kapal kabeh nepi

19.3 Nangkoda balayar tuluy

19.4 Dagangna ka pulo paris

19.5 Ganti anu di carios

20.1 Kocap deui patapan di luhur gunung

20.2 Di pulau pinang mahresik

20.3 Jenengna Pandita jamus

57

20.4 Pandika kalangkung sakti

20.5 Kasmaran Pandita kahot

X. PUPUH ASMARANDANA

1.1 Sang Pandita eukeur calik

1.2 Uninga bakal aya semah

1.3 Seug ngamparkeun samak baé

1.4 Henteu lami jebul dongkap

1.5 Bayawak121 ngadeuheusan

1.6 Pandita jamus ngadawuh

1.7 Haturan nu karék dongkap

2.1 Bapa ngantos ti kamari

2.2 Naha Raden lami pisan

2.3 Jaka Bayawak ngawalon

2.4 Nun ama numawi elat

2.5 Ama langkung uninga

2.6 Pandita mindo ngadawuh

2.7 Raden bapak geus u /38/ ninga

121 Sang Bayawak

58

3.1 Bapa seja naros deui

3.2 Raden téh bade kamana

3.3 Sareng naon nudi seja téh

3.4 Bayawak énggal ngajawab

3.5 Mereun Ema 122 uninga

3.6 Teu kudu kuring piunjuk

3.7 Pandita énggal ngandika

4.1 Bener Raden geus kaharti

4.2 Ama téh enggeus uninga

4.3 Kana pikareupen Raden

4.4 Saestuna Raden tea

4.5 123 neang elmu kusumah

4.6 Raden téh bade guguru

4.7 Jatining elmu kusumah

5.1 Nyembah Raden Jaka Pekik

5.2 Leres kitu pisan Ama

122 Geus 123 Dek

59

5.3 Pandita ngandika alon

5.4 Sukur Raden mun kitu mah

5.5 Ama rék124 mapagahan

5.6 Seug Bayawak manjing guru

5.7 Geus paham elmu kusumah

6.1 Lami Raden guru ilmi

6.2 Geus tilu tahun lawasna

6.3 Raden di pulau pinang téh

6.4 Aya manah hoyong mulang

6.5 125 Pandita ka uninga

6.6 Jaka Bayawak di saur

6.7 Ngadeuheus Jaka Bayawak /39/

7.1 Cong nyembah mendo gék calik

7.2 Gancang Pandita ngandika

7.3 Eh anak Bapa nu kasep

7.4 Bapa téh arék nyarita

124 Arek 125 Ku

60

7.5 Wantu den126 hoyong mulang

7.6 Bapa mere dua waluh

7.7 Pusaka jimat nagara

8.1 Ieu waluh nu kahiji

8.2 Jagana jadi nagara

8.3 Nagara gede tur ramé

8.4 Pepek jeung eusi-eusina

8.5 Ari nu127 kaduana

8.6 Jadi parabot kabeh alus

8.7 Parebut emas-emasan

9.1 Tatapi Bapa téh jangji

9.2 Nama Raden ulah salah

9.3 Jagana ieu waluh téh

9.4 Kudu ku Raden sorangan

9.5 Sarta kudu kukusan128

9.6 Memeh ku Raden di gebug

9.7 Ulah salah ngagebugna

126 Raden 127 Anu 128 Dikukusan

61

10.1 Kudu ku Raden pirbadi

10.2 Tangtu aya mujijatna

10.3 Bayawak nyembah ngawalon

10.4 Nyuhunkeun do’ana Ama

10.5 Mugi kuring ulah hilap

10.6 Kana piwuruk sakitu

10.7 Pandita kebat nyarita /40/

11.1 Jeung deui bapa pepeling

11.2 Wiréh Bapa boga anak

11.3 Anak Bapa keur masantren

11.4 Disisi langit keur tapa

11.5 Jaga upama pendak129

11.6 Poma Raden kudu akur

11.7 Nama Raden Danur Wenda

12.1 Bapa sakitu pepeling

12.2 Masing inget-inget pisan

12.3 Poma Raden ulah poho

129 Kapendak

62

12.4 Bayawak nyembah ngajawab

12.5 Abdi nyuhunkeun du’a130

12.6 Sebot keur misaur kitu

12.7 Rongheyap Nangkoda dongkap

13.1 Pandita jamus ngalahir

13.2 Iyeu tatamu timana

13.3 Nangkoda gancang ngawalon

13.4 Jisim kuring téh ti kapal

13.5 Bade nyampeur 131 Bayawak

13.6 Wiréh kuring bade bangsul

13.7 Kapengkeurna di jangjiyan

14.1 Pandita ngalahir deui

14.2 Nyaur ka Jaka Bayawak

14.3 Eh anak Bapa nu kasep

14.4 Iyeu anu nyampeur Ujang

14.5 Jang132 geuwat geura dandan

14.6 Jaka Bayawak ngawangsul

130 Duana 131 Jeung 132 Ujang

63

14.7 Nyembah bijilan ci soca

XI. PUPUH MIJIL

1.1 Seung Bayawak seug nyarita mani/41/

1.2 Ka nangkoda jago/42/

1.3 Nyaur133 Kieu saur Bayawak téh

1.4 Mantuan ki134 nangkoda téh135 sugih

1.5 Aya pa 136 nuhun sim137 kuring

1.6 Mugi tuan purun

2.1 Ieu waluh dua nu simkuring

2.2 Waluh kéngéng donto

2.3 Mugi hayang pang nyandakeun baé

2.4 Nangkoda ngalawan baé138 seuri

2.5 Ekeur139 waluh kuning

2.6 Dibawa gé ridu

3.1 Anggur140 ujang bapa méré duit

3.2 Uang pérak keton

3.3 Éta ujang waluh ingkeun waé

3.4 Ujang montong daék141 hayang deui

3.5 Gantian ku duit

3.6 Bayawak ngawangsul

133 Kata ‘’nyaur’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 134 Kata ‘’ka’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 135 Kata ‘’teh’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 136 Nuhun 137 Aya nuhun kuring 138 Kata ‘’bae’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 139 Naon 140 ieu 141 Kata ‘’daék’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh

64

4.1 Aduh bapa kuring142 hayang duit

4.2 Duit téh keur naon

4.3 Kuring mah ngan hayang waluh baé

4.4 Duit teu hayang saeutik143

4.5 Lain 144 anu di pamri

4.6 Hayang sotéh waluh

5.1 Ki nangkoda seug nga walon deui

5.2 Waluh gé sawios

5.3 Ayenamah hayu bawa baé

5.4 Ku nangkoda téh meni145 di cangking

5.5 Niat rék di jingjing

5.6 Éta dua waluh

6.1 Barang jung téh waluh teka indit

6.2 Nangkoda olohok/43/

6.3 Pikirnatéh bari146 heran baé

6.4 Nyaur sajeuroning dina147 ati

6.5 148 waluh berat teuing

6.6 Kakara sa149 umur

142 Henteu 143 Kata ‘’ eutik’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 144 Duit 145 Kata ‘’meni’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 146 Kata ‘’bae’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 147 Kata ‘’bari’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 148 ieu 149 umur

65

7.1 150 eunggeus kitu nangkoda nga lahir

7.2 Nyaur tukang épog

7.3 Cing kadieu japlun masing téréh

7.4 Si japlun gancangna bari151 indit

7.5 Barina jeung seuri

7.6 Jeung nyemah gék diyuk

8.1 152 japlun waluh dua sing ka indit

8.2 Heyeh iyeu cokot

8.3 Mun kabawa manéh dipérésén

8.4 Masing bari153loba duit ringgit

8.5 Si japlun téh seuri

8.6 Seug tuluy pék nangtung

9.1 Dijungjungkeun waluh teu ka154 indit

9.2 Si japlun téh bengong

9.3 sok155 Bangkawarah ieu waluh téh

9.4 Ieu waluh meuni156 Beurat teuing

9.5 Tayoh namah ieu jurig

9.6 Beuratna kalangkung

10.1 Seug maksakeun waluh téh di jingjing

10.2 Barina molotot

10.3 Waluh tambah beuki beurat baé

150 sa 151 Si 152 ieu 153 Kata ‘’bari’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 154 Dijungjungkeun waluh teu indit 155 Bangkawarah ieu waluh teh 156 Beurat teuing

66

10.4 Si japlun téh bari na157 wér kiih

10.5 Dut hitut rut ngising

10.6 Késang munggah ngucur/44/

11.1 Ceuk sijaplun abong158 ngarah duit

11.2 Kami sangka modol

11.3 Ki nangkoda éta seuri baé

11.4 Nyeungseurikeun baé159 japlun ngising

11.5 Ki nangkoda160 deui

11.6 Baturna sapuluh

12.1 Ieu waluh batur sing ka indit

12.2 Ku sapuluh gotong

12.3 Nu sapuluh tuluy dandan baé

12.4 Waluh téh seug bari161 maké tali

12.5 162 talina163 tambang putih

12.6 Seug tuluy di tanggung

13.1 Jongjon baé waluh teu ka indit

13.2 Ripuh nu nga gotong

13.3 Ki nangkoda beuki héran baé

13.4 Geus kitu nangkoda bari164 mikir

13.5 Seug tuluy ngalahir

157 Si japlun teh wer kiih 158 abong 159 Nyeungseurikeun japlun ngising 160 Nyaur 161 Waluh teh seug make tali 162 Di 163 Na 164 Kata ‘’bari’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh

67

13.6 Sok ingeut ka pungkur

XII. PUNGKUR

1.1 Urang gancangkeun nyarita

1.2 165 nangkoda nyaur tungkul semu manis

1.3 Seug ujang Bayawak Agus

1.4 Bapa166 henteu ka duga

1.5 Mawa waluh mugi ujang ulah bendu

1.6 Ku manéheun atuh167 ujang

1.7 Wireuh waluh teu ka indit

2.1 Bayawak168 lawan ngandika

2.2 Mun ku tuan éta waluh teu 169 indit/45/

2.3 Kuring moal waka bangsul

2.4 mangga tuan170 mulih mah

2.5 kuring mangga pandeuri jeung iyeu waluh

2.6 sugan iyeu nu karasa

2.7 mang mawakeun waluh kuring

3.1 nangkoda deui ngandika

3.2 lamun kitu bapa engké moal balik

3.3 jaga baé rejeung agus

3.4 Bayawak tuluy nga jawab

3.5 saé pisan urang balik poé isuk

165 Ki 166 Mah 167 Kata ‘’atuh’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 168 A 169 Ka 170 Rék

68

3.6 rejeung éta waluh téa

3.7 ku tuan nangkoda cangking

4.1 tuluy waluh di nyangkahan

4.2 seug Bayawak nga léngkah171 tilu kali

4.3 seug Bayawak tuluy nyawur

4.4 172mangga tuan nangkoda

4.5 ieu waluh pecak pecak geura jug jug

4.6 ki nangkoda tuluy dangdan

4.7 pék waluh dua di jingjing

5.1 waluh dua hampang pisan

5.2 173 nangkoda ngomong barina jeung seuri

5.3 henteu nyana ieu waluh

5.4 174tadina berat pisan

5.5 ku sapuluh jelema henteu ka jung jung

5.6 nangkoda boga pikiran/46/

5.7 Bayawak tuluy di puji

6.1 kieu mujina nangkoda

6.2 kuatna 175 Bayawak téh leuwih sakti

6.3 palaksiyang nu di 176nyamut

6.4 Bayawak 177 sama nanya

6.5 jadi naha mun aing ngomong teu puguh

171 Na 172 Su 173 Ki 174 Sa 175 Ieu 176 Palaksiyang nu nyamut 177 Teu

69

6.6 ka aing tangtuna Nyiksa

6.7 geus kitu nagkoda indit

7.1 tuluy sujud ka Bayawak

7.2 kieu nangkoda178 nyémah tuluy calik

7.3 Bayawak gancangna nyaur

7.4 ulah kitu179 nahkoda

7.5 henteu saé ceuk simkuring kaulaneun

7.6 Nyieun adat anyar anyar

7.7 teu saé éta pamali

8.1 Tuan nangkoda ngajawab

8.2 Mangga baé ayeuna180 urang mulik

8.3 Gancangna tidinya tuluy

8.4 Budal ti181 patapana

8.5 Geus tarurun ka laut mapag pa rahu

8.6 Di jalanna 182 teu kojoan

8.7 Kana kapal enggeus nepi

9.1 Tuluy baé beubeur layar

9.2 Kapal maju gancang kabawa 183 angin

9.3 Kocapkeun baé bari 184 geus

9.4 185 nangkoda ka lemburna/47/

9.5 Tunda heula nangkoda anu geus cunduk

178 Cédok 179 Sang 180 Mah 181 Jero 182 hen 183 Ku 184 Kata ‘’bari’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 185 Kieu

70

9.6 Kocapkeun ambu kasiyan

9.7 Gawéna kasiyan ceurik

10.1 Mu kasiyan tuluy dangdan

10.2 Haritatéh 186 kasiyan tuluy indit

10.3 Imah 187 nangkoda di jug-jug

10.4 Deug nanyakeun anakna

10.5 Barang 188 datang mu kasiyan celuk celuk

10.6 Kamana turun nangkoda

10.7 Leumpang téh beung lila teuing

11.1 Ki nangkoda téh kaluar

11.2 Seug nyampeurkeun nangkoda 189 ambu miskin

11.3 Barina nyaur jeung imut

11.4 Aturan190 bu kasiyan

11.5 Eunggeus heubeul jeung kula téh henteu tepung

11.6 Mu kasiyan ngawala 191na

11.7 Nuhun ceuk basa Nyi miskin

12.1 Kuring rék nanyakeun anak

12.2 Eunggeus heubeul kuring henteu papanggih

12.3 Tuan 192 di laut di hakan maung

12.4 Nyi miskin dengék ngoyak

186 Mu 187 Na 188 Barang 189 Ka 190 Am 191 Na 192 Putra

71

12.5 Nagajeurit bari tungkul193 maratan langit

12.6 Kieu embung deudeuh teuing ujang194

12.7 Na ujang ninggalkeun pupus

13.1 Ema nangtung ka195 balaksak

13.2 Tuluy baé gugulingan ka196 lebu

13.3 Teu lila Bayawak datang

13.4 Nyampeur 197 ka ambu miskin

13.5 Bayawak meuni198 tuluy baé199 ngandika

13.6 200 montong gugulingan teuing

13.7 Nyi miskin ngaranjuk meuni201

14.1 Bari sok202 molotot panon

14.2 203teu ngomong mu kasiyan téh nga jentul

14.3 Rupana kawas nu soak

14.4 Bayawak anom 204 lahir

XIII. PUPUH SINOM

1.1 ema-ema ieu kula

1.2 mejeh ema ulah nangis

193 Kata ‘’tungkul’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 194 Kasép anak aing 195 Kata ‘’ka’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 196 kana 197 nyamperkeun 198 Kata ‘’meni’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 199 Kata ‘’baé’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 200 Meujeuh ema 201 Kata ‘’meni’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 202 Kata ‘’sok’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 203 henteu 204 ngalahir

72

1.3 Mu kasiyan seug nyarita

1.4 Geuning ieu anak aing

1.5 Ema 205teu nyana teuing

1.6 Kutan radén masih hirup

1.7 Pajah 206 radén geus hilang

1.8 Ki nangkoda nu pupulih

1.9 Pajah radén 207 di laut dihakan macan

2.1 Komo jeung jaka Bayawak

2.2 Ngadangu saur Nyi miskin

2.3 Jaka Bayawak ngandika

2.4 Ema kudu asak mikir

2.5 Ceuk simkuring 208 mustahil/49/

2.6 Di sagara aya maung

2.7 209 deukeut kuring ayeuna

2.8 Tibaheula tacan manggih

2.9 Aya sotéh di sagaramah buhaya

3.1 Nyi miskin tuluy nga jawab

3.2 ema gé kakara nguping

3.3 Jeung nyaah ka awak ujang

3.4 Geus sono sok210 liwat saking

3.5 211nu matak ema ceurik

3.6 Ema téh hayang pateupung

205 henteu 206 téh 207 radénna 208 mah 209 nga 210 Kata ‘’sok’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 211 Anu

73

3.7 Lain ngandeul nangkoda

3.8 Kitu purwa ema ceurik

3.9 Hayu ujang ayena urang marulang

4.1 Gancang mulih sang Bayawak

4.2 Mu kasiyan anu ngiring

4.3 Waluh nu dua di bawa

4.4 Komo kasiyan di ais

4.5 Urang gancang 212 nga jurit

4.6 Carita di gurung gusuh

4.7 Bayawak 213 eunggeus datang

4.8 Ka imahna ambu miskin

4.9 Urang tunda caritana sang Bayawak

5.1 Geunti anu di carita

5.2 Kojo aya bango sakti

5.3 Di jero goha wijaya

5.4 Bango beurang peuting mikir

5.5 Hayang boga 214 nak hiji

5.6 Lalaki sarta 215nu alus

5.7 Gancang 216 bango teu aya

5.8 Ti jero guha seug bijil

5.9 Sang bango téh tuluy hibeur ngawang-ngawang

6.1 Tunda nu keur ngawang-ngawang

6.2 Kojo aya hiji nagri

212 gancangkeun 213 téh 214 anak 215 anu 216 Gancangna sang

74

6.3 Ngarana sandura pura

6.4 Ari dina éta nagri

6.5 217ya hiji randa geulis

6.6 Nurut garého sang ratu

6.7 Parek218 manduro pura

6.8 Kagungan putra sahiji

6.9 Putra 219 jenengna radénna ayarmaya

7.1 Geus tujuh taun yuswana

7.2 Leker pisan murangkalih

7.3 Ari dina hiji mangsa

7.4 Radén220 ayarmaya 221 ulin

7.5 Ka tegal 222 ngala jangkrik

7.6 Batur baturna geus kumpul

7.7 Geus kitu 223dak ka tegal

7.8 Loba barudak nu ulin

7.9 Sawaréh mah sok maén224 ucing ucingan

8.1 Aya anu surung sapi

8.2 Warna warna polah budak

8.3 Aya anu ngadu jangkrik

8.4 Aya anu Nyieun ngangsing

8.5 Aya 225nu ngudag puyuh

217 Aya 218 parekeun 219 ratu 220 radénna 221 téh 222 rék 223 Budak 224 Kata ‘’sok maén’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 225 anu

75

8.6 Sok tunda lampah barudak

8.7 Ngocap226 bango anu sakti

8.8 Hibeurna 227 ngungkulan 228 nagara

8.9 Nyungak longok bango téa

9.1 Weléh baé henteu manggih

9.2 Budak nu kasep mana ning229

9.3 Seung Bayawak 230tuluy deui

9.4 Ka tegal mandura nagri

9.5 Mirengah tina231 luhur

9.6 Nénjo barudak di tegal

9.7 Warna warna budak ulin

9.8 Lila 232 bapa ngungkulan barudak

9.9 Aya hiji budé ginding dina tempat233

10.1 Ngala papatong gawéna

10.2 Ku bapa henteu di tilik

10.3 Bapa ngucap jero ati

10.4 Tah ieu mah budak alus

10.5 Kawas ka234 anak ménak

10.6 Séjén jeung nu loba deui

226 ngocapkeun 227Téh 228 Unggal 229 Kata ‘’ning’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 230 Seug 231 Kata ‘’na’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 232 Pisan 233 Kata ‘’dina tempat’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 234 Was

76

10.7 Tuluy 235 bapa 236deukeutan

10.8 Ku nu loba di geuroan

10.9 Akang hayu urang mulih sok ka imah 237

11.1 Barangna raden dek mulih

11.2 Ke baturna gede deui

11.3 Barangna radén dék mulih

11.4 Ku bapa di bawa ngapung

11.5 Ka ténjo 238 anu réa

11.6 Barudak barudal balik

11.7 239 datang haturan240 ibu acan

11.8 Kieu omongna barudak

11.9 Jurangan téh leungit budak kanyaah na241

12.1 Ka luhur aya nu mawa

12.2 bapa gedé liwat saking

12.3 ibu dengyak nangis seudih242

12.4 243 ayarmaya radén bagus

12.5 Ibu 244teu nyana pisan

12.6 Ibu moal panggih deui

235 Baé 236 Téh 237 Kata ‘’sok ka imah’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 238Barang

240 Ka 241 Kata ‘’budak ka nyaah na’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 242 Seudih 243 Duh 244 Hen

77

12.7 Tunda 245raden ayarmaya

12.8 Kocapkeun seug bango tea

12.9 Kaguha wijaya negri rek ka anak246

13.1 247 ayarmaya gu248lingan

13.2 Radén nangis jerat jerit

13.3 Sasambatna melas melis

13.4 Ibu kuring geura susul

13.5 249 kuring aya di guha

13.6 Seug bango ngumpahan mani

13.7 250 kasép nanti251 bapa méré uang

XIV. PUPUH KINANTI

1.1 Tunda deui teu di catur

1.2 Bapa ngumpahan nu nangis

1.3 Kocapkeun deui Bayawak

1.4 Ti beurang ti peuting mikir

1.5 Mikir hayang geura haan

1.6 Ka putri ti majapahit

2.1 Geus kitu Bayawak tuluy

2.2 Nyalukeun Nyi randa miskin

2.3 Nyi miskin gancangna dongko

245 Deui ibu na 246 Kata ‘’rek ka anak’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 247 Dina 248 Gu 249 Sim 250 Anu 251 Kata ‘’nanti’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh

78

2.4 Bayawak ngandika manis

2.5 Ema kuring gaduh béja

2.6 Kuring hayang ngawin putri

3.1 Ka putrana kangjeung ratu

3.2 Mah ratu di majapahit

3.3 Béjana kagungan putra

3.4 Opat putrana gareulis

3.5 Ku ema kudu di tanyaan

3.6 Sim kuring badé dék252 ngawin

4.1 Nyi randa miskin jamedud

4.2 Nga jawab jeung leugas leungis

4.3 Aduh ujang teu ka duga

4.4 Nanyaan ka putra gusti

4.5 Geuning ceuk bayan mah253 téa

4.6 Piit nyendek nyendek pasir

5.1 Banténg ngalawan 254ka kadu

5.2 Rasa ema moal mahi

5.3 Anggur sim urang néangan

5.4 Néangan kanu sasami

5.5 Da urang mah nu malarat

5.6 Kudu manggih anu miskin

6.1 Bayawak gancang ngawangsul

6.2 Umpama ema teu indit

252 Kata ‘’dék’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 253 Kata ‘’mah’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 254 Kata ‘’ka’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh

79

6.3 Sim kuring amit amitan

6.4 Kuring ayeuna dék balik

6.5 Nyi miskin gancang nga jawab

6.6 Ujang kasép montong balik

7.1 Seug ema arék ka ditu

7.2 Nga deuheusan kangjeung gusti

7.3 Nyi miskin téh tuluy dandan

7.4 Maké baju maké samping

7.5 Nyokot anu butut pisan

7.6 Nyi miskin gancangna indit

8.1 Di jalan hanteu di catur

8.2 Urang tunda randa miskin

8.3 Kocapkeun heula sang raja

8.4 Seuri narpati majapahit

8.5 Ekeur lenggah dina mengkah

8.6 Didehesan para manteri

9.1 Sami pada guneum catur

9.2 Ménak-ménak majapahit

9.3 Henteu lila jeubul datang

9.4 Nyi miskin 255seri manganti

9.5 Geura jug tampa larapan

9.6 Ku sang ratu ka tinggali

10.1 Sang ratu énggal nga dawuh

10.2 Dék kamana bibi miskin

255 Ka

80

10.3 Semu rurusuhan pisan

10.4 Bibi téh rék ménta duit

10.5 Atawa rék256 kahakanan

10.6 Sing deukeut ka dieu bibi

11.1 Nyi miskin nyemah 257 tungakul

11.2 Unjukan ka kanjeung gusti

11.3 Nun gusti abdi gamparan

11.4 Kalawan pi tunjuk gusti

11.5 Wiréh abdi layap nyunghak

11.6 Ku mawani abdi gusti

12.1 Abdi lait neda baju

12.2 Atawana neda samping

12.3 Étamah geus258 tetepisan

12.4 Lain éta nu di pamri

12.5 Manawi jeung gusti rempag

12.6 Sareung manawi ka tampi

13.1 Mugi gusti ulah mendu

13.2 Derma jurungan sim abdi

13.3 Suku abdi nyambung leumpang

13.4 Sambung lemek biwir abdi

13.5 Pun anak téh aya maksud

13.6 Pokan badé nikah putri

14.1 Putrina putra gamparan

256 Kata ‘’rék’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 257 Seug 258 Kata ‘’geus’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh

81

14.2 Ari conghak namah gusti

14.3 Abdi téh rék seug 259nanyaan

14.4 Manawi abdi ka260 tampi

14.5 Sang ratu henteu nga dawuh

14.6 Handeueul ka ambu miskin

15.1 Panyana dék ménta ménta

15.2 Boro di bawa badami

15.3 Teu nyana boh261 ku niat na

15.4 Nambut polah kangjeung gusti

XV. PUPUH GAMBUH

1.1 /56/ Sang ratu enggal dawuh262

1.2 Bener ambu miskin ngomong kitu

1.3 Tadina263 Ku kami téh seug rék264 di tampi

1.4 Putri ku ratu di saur

1.5 Putri ngadehesa katong

2.1 Kanjeng ratu énggal nyaur

2.2 Hay Nyi cit.ra wati a265nu ayu

259 Kata ‘’seug’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 260 Kata ‘’ka’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 261 Kata ‘’boh’’ di tambahkan berdasarkan dugaan pada teks agar sesuai Dengan suku kata dalam pupuh 262 Ngadawuh 263 Ditambah kata “tadi” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 264 Ditambah kata “rék” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 265 Nu

82

2.3 A266nu manawi téh267 sokdi saur elis

2.4 Ieu téh aya tatamu

2.5 Sejana nanyaan enong

3.1 Saha baé nu purun

3.2 Puterana ama nu268 ayu

3.3 Ku anakna269 Nyai270 miskin rék di kawin

3.4 Anak Nyi miskin téh lucu

3.5 Bayawak rupana sato

4.1 271kumaha eulis purun

4.2 Nya272i citra wati ngawangsulan273

4.3 Nun ama téh274 beuner275 da276 teu sudi teuing

4.4 Di kawin ku oray lembu

4.5 Dawuh ama 277ayong-yong

266 nu 267 Ditambah kata “téh” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 268 anu 269 anak 270 Di tambah kata “Nyai” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 271 cing 272 Nyi 273 ngawangsul 274 Ditambah kata “da” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 275 Ditambah kta “sabeunerna” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 276 Ditambah kata “teh” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 277 Bet

83

5.1 Kajeun abdi 278teu payu

5.2 Jeung lakian kaos279 kanu kitu

5.3 Da280 sabeunerna281 Sok di kere ku abdi

5.4 Jeung barang di tambuh-tambuh

5.5 Kajeun teuing abdi jomlo

6.1 Teu sudi saumur hirup

6.2 lamun282 Lakian ka oray kadut

6.3 Papadana283 lamun284 abdi rek285 di kawin

6.4 Hayang tamah anu umum

6.5 Ulah di kawin ku sato

7.1 Ratu/67/ nyaur bari imut

7.2 Meujeuh eulis lamun286 ari embung

278 hanteu 279 Jeng lakian kanu kitu 280 Ditambah kata “da” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 281 Ditambah kata “beunrerna” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 282 Lakian ka oray kadut 283 papada 284 Ditambahkan kata “maun” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 285 Ditambahkan kata “rek” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 286 Ditambah kata “lamun” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh

84

7.3 Montong sia287 sok hayang288 nyarita teuing

7.4 Ku ama enggeus ka dangu

7.5 Kari nanya anu donto

8.1 ganda wati nu289 ayu

8.2 Cing eulis enggal290 geura ngawangsul

8.3 Cong kudu291 nyembah téh292 ka293 Nyi ganda wati

8.4 Ka roma wunjukan tungkul

8.5 Naroh di kawin ku sato

9.1 Bayawak téh ka 294lanun

9.2 Molorna o295gé dina rarungkun

9.3 Gusti nu296 agung297 téh298 abdimah teu sudi

9.4 Sok ngahakan pucuk paku

9.5 Bangké hayam gé di lebok

287 Ditambah kata “sia” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 288 Ditambah kata “haying” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 289 anu 290 Ditambahkan kata “enggal” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 291 Di tambah kata “kudu” untuk menyesuaykan bilangan pupuh 292 Ditambah kata “téh” untuk menyesuaikan bilangan pupuh 293 Ditambah kata” ka” untuk menyesuaikan bilangan pupuh 294 Bayawak teh ka ulanun 295 ge 296 Ditambah kata “nu” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 297 Ditambah kta “agung” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 298 Ditambah kata “téh” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh

85

10.1 Taya damel299 ku lanun

10.2 Saruana300 baé eu301jeung tunggul

10.3 Talung-talung keneh mendinganmah302anjing

10.4 Aya damelna ku lanun

10.5 Ti peuting purah ngago-gog

11.1 303 ratu deui ngadawuh304

11.2 Kari nanya a305nu katiluna306

11.3 Sabeunerna307 Nyi déwi kusumah wati

11.4 Putra ama anu ayu

11.5 Cing eulis geura ngawalon

12.1 Delék Nyi putri 308unjuk

12.2 Baeud eujeung309barina jamedud310

299 Damelna 300 Sarua 301 Jeung 302 Talung-talung keneh anjing 303 Sang ratu deui ngadawuh 304 dawuh 305 nu 306 katilu 307 Ditambahkan kata “sabeunerna” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 308 Piunjuk 309Baeud barina jamedud 310 Sarua

86

12.3 Sabeunerna311 Ama teu ka duga teuing

12.4 Dikawin ku anu/58/ kitu

12.5 Kajeun jisim abdi jomlo

13.1 Abdi312 suka di gantung

13.2 Jeung lakian kanu siga313 kitu

13.3 énya314 da315 sok316 Suka paéh diri abdi

13.4 Teu sudi Saumur hirup

13.5 Inangna tuluy di cabok

14.1 Putri-putri 317nu tilu

14.2 Sami ngawangsulna siga318 kitu

14.3 sabenerna319 Jaka Bayawak di tampik

14.4 Kanjeng ratu deui nyaur

14.5 Dewi patah nu galébod

311 Ditambah kata “sabenerna” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 312 Abdimah suka di gantung 313 Jeung lakian kanu kitu 314 Ditambah kata “énya” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 315 Ditambah kata “da” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 316 Ditambah kata “sok” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 317 Anu 318 Samingawangsulna kitu 319 Ditambah kata “sabenerna”

87

15.1 Anak ama 320nu bungsu

15.2 Cing Nyai enggal321 geura ngawangsul

15.3 Nyai téh tadina322 arék dikawinkeun323

15.4 Kumaha Nyai téh purun

15.5 Kasmaran Nyi putri mando

XVI. PUPUH ASMARANDANA

1.1 Nyi dewi patah ros éling

1.2 Weungina aya impéna

1.3 Nyi putri ngimpéna modol

1.4 Ngimpéna ngala324hun bulan

1.5 Jeung panon poé pisan

1.6 Béntang sadayana turun

1.7 Ka dewi patah rogwagna

2.1 Tuluy nyembah Nyai putri

320 Anu 321 Cing Nyai geura ngawangsul 322 Ditambah kata “tadina” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 323 Dikawinkeun 324 Ngalalahun

88

2.2 Ngwalon pariksa rama

2.3 Ku lanon ama bu patos

2.4 Perkawis ama /59/mariksa

2.5 Ka kuping 325 cepil dua

2.6 Abdi hanteu niat mundur

2.7 Ku abdi téh ditarima

3.1 Jaka Bayawak rék ngawin

3.2 Abdi téh suka kacida

3.3 Citra wati imut baé

3.4 Serta tuluy sasauran

3.5 Moyok326 ka déwi patah

3.6 Si patahmah nurus tunjung

3.7 Daék di kawin Bayawak

4.1 Nyi patah ngawalon manis

4.2 Geus teupi ka jangji awal

4.3 Kuring téh meunangkeun sato

4.4 Hayang ogé ka sasama

325 Ka kuping ku cepil dua 326 Moyokna

89

4.5 Kumaha ari t327aya

4.6 Geus puguh lamun ka ratu

4.7 Di arep-arep teu datang

5.1 Nyi citra wati téh jebi

5.2 Ngajeubian déwi patah

5.3 Dewi patah cicing baé

5.4 Sumping garwana sang raja

5.5 Ibu328 Nyi putri téa

5.6 Nguping saur putri kitu

5.7 Nyi patah meungangkeun kadal

6.1 Ibu Nyi putri ngalahir

6.2 Nyarios ka mukasiyan

6.3 Éh miskin ku siya déngé

6.4 Nyi putri boga paménta

6.5 Kieu putri 329méntana

6.6 Ménta nagara /60/nu alus

327 Teu 328 Ibuna 329 Pamenta

90

6.7 Katut jeung eusi-eusina

7.1 Sing peupeuk eusi naga

7.2 Ulah aya kakurangan

7.3 Jeung deui ménta parabot

7.4 Karéta emas sapasang

7.5 Rowuh 330 kudana pisan

7.6 Ulah kurang eusi dapur

7.7 Jeung parabot imah-imah

8.1 Piring pisin jeung cacangkir

8.2 Jeung kudu sagala emas

8.3 Ulah maké sipat kalong

8.4 Kudu emas anu ruhay

8.5 331kitu putri méntana

8.6 Lamun teu bukti pamundut

8.7 Manéh tangtu di paéhan

9.1 Jeung anak manéh di peuncit

330 Rowuh jeung kudana pisan 331 Sakitu

91

9.2 Geura jor siya ayaeuna

9.3 Béjakeun ka anak manéh

9.4 Seug ngadeg-deg mukasiyan

9.5 332teu pisan bisa ngucap

9.6 Teu bisa amit ka ratu

9.7 Leuleus awak mukasiyan

10.1 Geus kitu Nyi miskin balik

10.2 Bari curucud cimata

10.3 Leumpangna wani ngalanghoy

10.4 Tina kareuwasanana

10.5 Dijalan hanteu kacau

10.6 Gancangkeun baé geus cunduk

10.7 Ka lembur geubang tinatar

11.1 /61/Barang datang tuluy ceurik

11.2 Ngarangkulan ka Bayawak

11.3 Ceurikna teu répéh-répéh

11.4 Sang Bayawak tuluy nanya

332 Hanteu

92

11.5 Kunaon ceurik 333ema

11.6 Mukasiyan seug ngawangsul

11.7 Ujang téh jeung ema tiwas

12.1 Tangtuna ema dipeuncit

12.2 Ujang tangtu di paéhan

12.3 Hayu urang kabur baé

12.4 Tibatan jeung di paéhan

12.5 Anggur urang leuleuweung334

12.6 Jaka Bayawak téh imut

12.7 Ema nyangkéheulaanan

13.1 Cing nyarios masing sidik

13.2 Sim kuring hayang uninga

13.3 Mukasiyan seug ngawalon

13.4 Ema teu rék cacarita

13.5 Hayu 335jang urang leumpang

13.6 Bisina kadieu ratu

333 téh 334 Leuleuweungan 335 Ujang

93

13.7 Tangtu urang di paéhan

14.1 Bayawak mariksa deui

14.2 Kumaha timbalan raja

14.3 Sim kuring hayang ngadéngé

14.4 Pék ema geura nyarita

14.5 336 miskin tuluy nyarita

14.6 Kieu asep dawuh ratu

14.7 Putri téh boga kahayang

15.1 Nyi putri mundut nagari

15.2 Katut jeung eusi-eusina

15.3 Sarawuh mundut /62/parabot

15.4 Parabot sing sarwa emas

15.5 Ulah aya kakurang337

15.6 Jeung deui Nyi putri mundut

15.7 Karéta emas sapasang

16.1 Reujeung kudana sakali

336 Nyi 337 Kakurangan

94

16.2 Ujang abong-abong menak

16.3 Mundut téh bét anu hayang

16.4 Kaos nu Nyieun tanjakan

16.5 Abong-abong teuing menak

16.6 Supayana ulah tulus

16.7 Putri anom rék di kawin

XVII PUPUH SINOM

1.1 Sang Bayawak seug ngajawab

1.2 Éta ema gampang teuing

1.3 Barang sakitumah aya

1.4 Wunjukeun ka kanjeng gusti

1.5 Mukasiy338 tuluy jébi

1.6 Ngomong bari tanjak-tunjuk

1.7 Ujang geura tingali339

1.8 Banda urang masih pendil

1.9 Pendil ogé éta ujang enggeus Beulah

338 Mukasiyan 339 Tingalian

95

2.1 Mana ari mas emasna

2.2 Sumawon la340mun nagari

2.3 Bayawak gancang ngajawab

2.4 Mangsa bodo teuing kuring

2.5 341ma geuwat geura indit

2.6 Unjukeun baé ka ratu

2.7 Ari jawab muka siyan

2.8 Ema mah /63/sieun di peuncit

2.9 Ceuk Bayawak mun ema henteu karesa

3.1 ayeuna kuring amitan

3.2 mo cicing di ema kuring

3.3 Mukasiyan kanjeng némbal

3.4 Ujang montong teuing balik

3.5 Ayeuna ema 342 indit

3.6 Rék unjukeun ka sang ratu

3.7 Kanjeng mukasiy343 leumpang

3.8 Dijalan gadag-gidig

340 Mun 341 Ema 342 Rek 343 Mukasiyan

96

3.9 Enggeus dongko mukasiyan kanagara

4.1 Tuluy ngadeuheusan pisan

4.2 Ka mah ratu maja pait

4.3 Sang ratu ka sondong lénggah

4.4 Lénggah dina kursi gading

4.5 Tingali344 ambu miskin

4.6 Sang ratu énggal ngadawuh

4.7 Héy miskin kami345 nanya

4.8 Mana pamundut Nyi putri

4.9 Ambu miskin ngawalon sadiya pisan

5.1 Tuluy ngadeuheusan pisan

5.2 Ka mah ratu maja pait

5.3 Sang ratu ka sondong lénggah

5.4 Lénggah dina kursi gading

5.5 Tingali346 ambu miskin

5.6 Sang ratu énggal ngadawuh

344 Tingali ka 345 Kami rék 346 Tingali ka

97

5.7 Héy miskin kami347 nanya

5.8 Mana pamundut Nyi putri

5.9 Ambu miskin ngawalon sadiya pisan

6.1 Pamundut gusti sadiya

6.2 Kantun ngabudalkeun abdi

6.3 Sang ratu deui ngandika

6.4 Sakur mun sadiya miskin

6.5 Upama barang teu yakin

6.6 Tangtu siya téh di hokum

6.7 Isuk barang kudu datang

6.8 Siya heunjor geura balik

6.9 Ambu miskin cong sa348bari rék349 amitan

7.1 /64/Gancangna Nyi miskin mulang

7.2 Ka imahan enggeus nepi

7.3 Seug tuluy baé popoyan

7.4 Kiyeu omongna Nyi miskin

347 Kami rék 348 Bai 349 Ditambah kata “rek” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh

98

7.5 350juragan anak aing

7.6 Geuning barang can351 kumpul

7.7 Di unjuk352 geus sadiya

7.8 Mun kieu ema di peuncit

7.9 Jeung ngarangkul mukasiyan353 ka Bayawak

8.1 Ceurikna eurih-eurihan

8.2 Bayawak gancang ngalahir

8.3 Ulah teupis teuing ema

8.4 Masing ngeunah ema calik

8.5 Ulah paké leutik ati

8.6 Candak baé itu waluh

8.7 Tuluy indit mukasiyan

8.8 Ka gowah bari jeung ceurik

8.9 Waluh dua digusur ku mukasiyan

9.1 Hayeuh waluh téh ieu jang354

350 Duh juragan 351 Teuacan 352 diunjukeun 353 mukasiyana 354 Ujang

99

9.2 Bayawak nyarita deui

9.3 Ema cokot parupuyan

9.4 Jeung menyana anu seungit

9.5 Mukasiyan indit deui

9.6 Nyokot seuneu eukeur ngukus

9.7 Gancangna geus355 sadiya

9.8 Bayawak seug ngukus seungit

9.9 Tuluy356 waluh digebug ku sang Bayawak

10.1 Burinyay cahyana mudal

10.2 Geber seugan357/65/ jadi nagari

10.3 Nagara ramé kacida

10.4 Peupeuk jeung eusina deui

10.5 Serdadu téh358 rawuh perjurit

10.6 Kuda sapi munding wedus

10.7 Warung-warung geus sadia

10.8 Jalma-jalma balawiri

10.9 Seug sarurak jalma-jalma suka bungah

355 Engeus 356 Tuluy baé 357 Seung 358 Serdadu rawuh

100

11.1 Waluh téh359 anu kaduana

11.2 Seug tuluy di gebug deui

11.3 Gebyar cahayana ruhay

11.4 Sagala emas rinukmin

11.5 Karéta emas jeung bendi

11.6 Geus puguh parabot dapur

11.7 Hurung hérang kabéh emas

11.8 Jero bumi kitu deui

11.9 Emas kabéh matak sérab nu ningalan

12.1 Kucapkeun ambu kasiyan

12.2 Culang-cileung bari seuri

12.3 Bari muji ka Bayawak

12.4 Hanteu nyana anak aing

12.5 Sugantéh henteu sakti

12.6 Satadi aing dék kabur

12.7 Jadi naha mun kabur360

12.8 Aing moal jadi sugih

359 Ditambahkan kata ”téh” untuk menyesuaikan bilangan dalam pupuh 360 Kaburmah

101

12.9 Sakieu gé gédé pisan bagja awak

13.1 Bayawak tuluy ngandika

13.2 Ema cing kadieu calik

13.3 Ambu miskin ngadeukeutan

13.4 Mu miskin teu weléh seuri

13.5 /66/Bari361 ngomong ngeuceuwis

13.6 Jadi naha lamun kabur

13.7 Jaka Bayawak jawan362

13.8 Baréto ogé ceuk kuring

13.9 Sing percanteun kapungkur kuring nyarita

XVIII PUPUH PANGKUR

1.1 Urang gancangkeun carita

1.2 Tunda deui Nyi miskin 363suka ati

1.3 Kocapkeun deui sang ratu

1.4 Lenggah di364 kawarsi goyang

361 Barina 362 Ngajawab 363 Keur 364 Dina

102

1.5 Di deuheusan ku deumang jaksa tumenggung

1.6 Sang ratu énggal ngandika

1.7 Kieu saur kanjeng gusti

2.1 Éh kabéh para anteunar

2.2 Poé ieu bakal ngalamar Nyi miskin

2.3 Batur-batur kudu kumpul

2.4 Dangda365 kudu sadiya

2.5 Jeung teuteubah di pameungkang masing alus

2.6 Puwado keur papajangan

2.7 Dangdanan masih beureusih

3.1 Budak sakabéh anteunar

3.2 Pada nyokot pagawé366 masing-masing

3.3 Teuteubah baris tatamu

3.4 Kumaha adang biyasa

3.5 Urang tunda nu teuteubah teu dicatur

3.6 Kocapkeun jaka Bayawak

3.7 Badé ngalamar ka /67/ putri

365 Dangdanan 366 Pagawean

103

4.1 Warna pisan ngalamarna

4.2 Mukasiyan ngalamar geus367 jung indit

4.3 Gotongan mang rébu-rébu

4.4 Buburon368 réyapina

4.5 Warna-warna aya nu di réka maung

4.6 Aya nu di réka uncal

4.7 Geus puguh rupa beubeugig

5.1 Ngaleut ngeungkeuy nyatang pinang

5.2 Nu tiheula jampa369 emas rinukmin

5.3 Mukasiyan nu370 di lihur

5.4 Ka toma 371tatabeuhan

5.5 Pelog degung salénd372rowani ngaguruh

5.6 Warna-warna tatabeuhan

5.7 Kendang peunca ogél tanji

367 Engeus 368 Boborana 369 Jampana 370 Anu 371 Ku tetebah 372 salénderowani

104

6.1 Kacapkeun jaka Bayawak

6.2 Di gotongna dina jambangan jeung cai

6.3 Jambangan emasna hurung

6.4 Sarta nganggo pajeungna

6.5 Pajeung konéng nu373 pentulna inten jamrut

6.6 Dijaga ku ka peuteungan

6.7 Titukang tigigir beudil

7.1 Heurin usik di jalan374

7.2 375lalajo urang kampung urang sisiy

7.3 Di jalan munggah ngagimbung

7.4 Sok tunda 376nu ngalamar

7.5 /58/Dikocapkeun eundon putri roro uju

7.6 Sareng radén sela maya

7.7 Duaan ngandung pirhatin

8.1 Nyi roro uju ngandika

373 Di tambahkan kana “Nu” sebagai praduga untuk menyesuaikan bilangan pupuh 374 Dijalana 375 Nu lalajo 376 Anu

105

8.2 Akang mantri377 urang 378geus heubeul teuing

8.3 Munggah kénging tilu tahun

8.4 Urang masih leuleuweung379

8.5 Mangga akang ayeuna urang kaditu

8.6 Urang ngajugjug nagara

8.7 Ka nagara maja pait

9.1 Gancangna Nyi putri angkat

9.2 Nu dijugjug 380nagara maja pait

9.3 Dijalan hanteu dicatur

9.4 Barang deukeut 381nagara

9.5 Nyai putri ngadangu anu ngaguruh

9.6 Jalma-jalma pada surak

9.7 Kagét ngaronjag Nyi putri

10.1 Putri nanya nu ngaliwat

10.2 Nu ditanya seug ngawangsul

377 manteuri 378 Enggeus 379 Leuleuweungan 380 Ka negara 381 Ka negara

106

10.3 Kuring 382rék ka nagara

10.4 Rék lalajo pangantén putrana ratu

10.5 Dinteun ieu ngalamarna

10.6 Bayawak putra Nyi miskin

10.7 Nyi putri atoheun pisan

11.1 Tuluy baé /69/383radén putra ngalahir

11.2 Akang mangga buru-buru

11.3 Sugan enya384 éta

11.4 Dulur kuring nu kuurang téh disusul

11.5 Dén sela maya ngajawab

11.6 Akang seja badé ngiring

11.7 Nyi putri énggalna angkat

12.1 Nyi putri énggalna angkat

12.2 Dék mapagk 385 nu ngalamar ka nagari

12.3 Geus kitu Nyi putri nyaur

382 Kuring téh rék 383 ka raden 384 Nyana 385 Eun

107

12.4 386kang ayeuna wayahna

12.5 Kudu baé urang meugat dilulurung

12.6 Kadieu tangtu jalanna387

12.7 Bari meugat urang linggih

XIX. PUPUH MAGATRU

1.1 Kocap deui nu ngalamar geus burubul

1.2 Nu lalajo heurin usik

1.3 Di jalan pagulung-gulung

1.4 Budak mah loba nu ceurik

1.5 Kadarupakan ku kolot

2.1 Nu tiheula di gotong jampana hurung

2.2 Di tumpakan ambu miskin

2.3 Gotongan pandeuri rabun

2.4 Buburonan kitu deui

2.5 Badawangna tinggoloyong

3.1 Ger surakna kendang kencana ngaguruh

386 Akang 387 Jalan

108

3.2 Tatabeuhan kabẻh muni

3.3 Ogẻh tanji sareng /70/ angklung

3.4 Gambang taromangsa suling

3.5 Calung terebang ngahadro

4.1 Sang Bayawak dijero jambangan hurung

4.2 Jambangan emas ritukmin

4.3 Sarta diiring ku payung

4.4 Tigigir ti tukang bedil

4.5 Tiheulana kuda kosong

5.1 Kuda kosong rarangkẻna emas hurung

5.2 Apis buntut sakawedi

5.3 Kadali emasna hurung

5.4 Sareng di pajengan kuning

5.5 Hohowang kuda seg jiro

6.1 Nyai putri roro uju nyaur imut

6.2 Nun akang itu tingali

6.3 Taksiran kuring Nyaitu

6.4 Gancangna angkat Nyi putri

6.5 Kana jambangan ngarontok

109

7.1 Sang Bayawak kagẻten kaliwat langkung

7.2 Jambanganana tiguling

7.3 Nyi putri tuluy ngarangkul

7.4 Bayawak nyakitu deui

7.5 Nyi putri tuluy ngagero

8.1 Aduh akang hante nyana kaulanun

8.2 Akang teh kapendak deui

8.3 Sapanyana kuring pupus

8.4 Di tẻang kamana mendi

8.5 Sang Bayawak tẻh ngawalon

9.1 Bari nangis Bayawak /71/ teh segrak segruk

9.2 Akang gẻ teu nyana eulis

9.3 Jeung Nyai bakal patepung

9.4 Jalma nu nangkung berenti

9.5 Nu lalajo tẻh olohok

10.1 Nẻnjo lampah Bayawak bet digugulung

10.2 Ku putri geulis tẻh teuing

10.3 Gancang Nyiputri piunjuk

10.4 Kaulanun akang abdi

10.5 Abdi sumeja wawartos

110

11.1 Wirẻh abdi di leuweung parantos tepung

11.2 Jeung hiji putra kyiai

11.3 Nama selamaya bagus

11.4 Ka abdi bela tẻh teuing

11.5 Malah ayeuna gẻ jogo

12.1 Sang Bayawak gancangna tuluy ngawangsul

12.2 Mana putrana kiyai

12.3 Elis akang hayang tepung

12.4 Nyi putri ngawalon deui

12.5 Sumuhun itu sang anom

13.1 Tuluy baẻ raden putra tẻh di saur

13.2 Sang Bayawak nyaur manis

13.3 Hẻi radẻn putra nu bagus

13.4 Kadieu jeung akang linggih

13.5 Akang badẻ gaduh wartos

14.1 Radẻn bagus selamaya nyembah tungkul

14.2 Mando deukeut ka Nyi /72/ putri

14.3 Sang Bayawak mindo nyaur

14.4 Hẻi dẻn selamaya rai

14.5 Akang tarima jeung atoh

111

15.1 Ku akang tẻh di peresan cai abu

15.2 Ti lahir dongkap ka batin

15.3 Jodo radẻn anu bagus

15.4 Kudu tarima ku rai

15.5 Nyembah dẻn putra ngawalon

16.1 Kaulanun abdi tewerot miunjuk

16.2 Wirẻh abdi jalma laif

16.3 Tarima abdi kulanun

16.4 Siang wengi badẻngiring

16.5 Duram nu pakẻ ngagentos

XX. PUPUH DURMA

1.1 Tembang durma urang gancangkeun nyarita

1.2 Bayawak 388 nyaur mani

1.3 ẻh 389 dẻn selamaya

1.4 Itu kuda 390 tunggangan

1.5 Jeung Nyai uju nu geulis

1.6 Kana jampana

1.7 Duaan jeung 391ma miskin

388Seug 389Rai 390Tẻh 391Ema

112

2.1 Tuluy baẻ nu geulis kana jampana

2.2 Duaan 392 ambu miskin

2.3 Slamaya nggang393 kuda

2.4 Kuda gambir 394 hohowang

2.5 Rarahab paremas adi

2.6 Cakep kacida

2.7 Kuda sandel sok395 Nyirig

3.1 Sang Bayawak geus asup kana jambangan

3.2 Di 396 gotong opat abdi

3.3 ........./73/ surak harita budal

3.4 Heurin usik di jalan397

3.5 Jalma kagẻt naringali

3.6 Nẻnjo cahaya

3.7 398 Luhurna aya putri

4.1 Putri geulis mancur pisan cahayana

4.2 399Nu lalajo tẻh seuri

392Jeung 393Selamaya tunggang 394Jeung 395Bisa 396Ku 397 Jalana 398Di 399Anu

113

4.3 Ngomong jeung baturna

4.4 Tuh 400ning pangantẻn tẻa

4.5 Dina jampana nu geulis

4.6 Tuh pamegetna

4.7 Nunggang kuda 401mbir Nyirig

5.1 Di gancangkeun lampahna anu ngalamar

5.2 Geus 402cog pisan ka nagri

5.3 Ka alun403 geus dongkap

5.4 Jaka Bayawak 404 lempang

5.5 Sarta nganggo pajeng kuning

5.6 Jeung kadal pisan

5.7 Nu 405lajo kabeh seuri

6.1 Nyengseurikeun lampahna jaka Bayawak

6.2 Euleungeung 406 kadal badis

6.3 Ari omong407 jalma

6.4 408 Gening panganten datang

6.5 Ciri makẻ payung kuning

400Gening 401GambiR 402Ancog 403Alun-alun 404Tẻh 405Lalajo 406Jeung 407Omongna 408Tuh

114

6.6 Pada ngajaga

6.7 Ari sawarẻh deui

7.1 Wah mustahil bet aya pangantẻn kadal

7.2 Lobana409 omong jalmi

7.3 Bẻjana mah badak

7.4 Ari sawarẻh jalma/74/

7.5 Gening Nyi putri kajurig

7.6 Ceuk nu saurang

7.7 410 Putri mah boga aing

8.1 Warna-warna nu lalajo tẻh omongan

8.2 Geus liwat 411 jaka pekik

8.3 Sumping 412 na jampana

8.4 Putri jeung mukasian

8.5 Jalma kagẻt naringali

8.6 Gebyar cahaya

8.7 Beungong awẻwẻ lalaki

9.1 Hanteu lila burudul gotonganana

409Loba-loba 410Nyi 411Sang 412Nu dina

115

9.2 Bu413ronan warni-warni

9.3 Panderi nu 414 kuda

9.4 Kasẻp taya415 tandingna

9.5 Kudana congkelang 416 Nyirig

9.6 Bari hohowang

9.7 Jalma bengong ningali417

10.1 Di kocapkeun sang raja nu di panengkang

10.2 Nguping minantu 418 sumping

10.3 Gancangna 419 kaluar

10.4 Mapagkeun nu rẻk420 dongkap

10.5 Bayawak sujud ka gusti

10.6 Hormat kacida

10.7 Ratu421 banggal ngalahir

11.1 Raden patih cukah cikih ngurus jalma

11.2 Nguruskeun 422tamu sumping

11.3 Bẻrẻs sadayana423

413Buburonan 414Tunggang 415Teuaya 416Jeug 417Naringali 418Geus 419Lajeng 420Karẻk 421Sang 422Tatamu 423Balad

116

11.4 Teu lami jol 424suguhan

11.5 Resmi nu......./75/ mi

11.6 Hormat ka sẻmah

11.7 425 Parantos dahar kopi

12.1 Sanggeus dahar sang ratu lajeng ngandika

12.2 Hẻi den426 bahu papatih

12.3 Isukna 427 helaran

12.4 Sing428 ramẻ urang pesta

12.5 Iring-iringan Nyi putri

12.6 Patih cong nyembah

12.7 Sumangga dawuh429 gusti

13.1 Sang Bayawak geus asup ka padaleman

13.2 Ro430 uju kitu deui

13.3 Henteu 431 mukasian

13.4 Ari den432 selamaya

13.5 Campurna jenug para mantri

13.6 Di kapatihan

424Pasuguhan 425Geus 426Radẻn 427Urang 428Masing 429Dawuhan 430Roro 431Tinggal 432Radẻn

117

13.7 Kocapkeun isuk433 deui

14.1 Dur bedilna cicirẻn ngangkat karia

14.2 Tatabeuh434 kabeh muni

14.3 Bayawak 435 kaluar

14.4 Nyi putri geus di hias

14.5 Kumaha adat sasari

14.6 Anu rẻndẻngan

14.7 Sang Bayawak 436ge ngiring

15.1 Tuluy lempang ka kaum eueuleungeungan

15.2 437Nu ngiring kabẻh seuri

15.3 Nẻnjo panganten angkat438

15.4 Sarua pisan 439 kadal

15.5..........nagri

15.6 Jeung merebotna

15.7 Di kaum sami /76/ calik440

16.1 Ngantos-ngantos bakal mantu raja tẻa

433Isukan 434Tatabeuhan 435Seug 436pada 437Anu 438Angkatna 439Jeung 440 Caralik

118

16.2 Teu441 lami jebul sumping

16.3 442 Bayawak payungan

16.4 Geus 443 ka lawang masjidna

16.5 Pangngulu hormat jeung ta’dim

16.6 Seug di lapalan

16.7 Bayawak atos444 kawin

17.1 Ipẻkahna uang emas pirang-pirang

17.2 445Pangngulu suka seuri

17.3 Kabeh446 nu nyaksian

17.4 Suka bungah merwana

17.5 Kocapkeun deui Nyi putri

17.6 Geus di dangdanan

17.7 Geulis447 kawanti-wanti

XXI. PUPUH KINANTI

441Henteu 442Sang & di 443Dongkap 444Parantos 445Ki 446Sakabẻh 447Geulisna

119

1.1 Sang ratu ẻnggal ngadawuh

1.2 Mejeuhna geura jung indit

1.3 Nyi putri kana jampana

1.4 Jampana di rẻka paksi

1.5 Manuk ngaludro rupana

1.6 Nyi putriparantos linggih

2.1 Di luhur jampana agung

2.2 Badẻ mapag nu ti masjid

2.3 Geus kitu jedur maryemna

2.4 Tatabeuhan kabẻh muni

2.5 Dang ding dung kendang pencana

2.6 Dur-duran suara tanji

3.1 Curulung angklung ngaguruh

3.2 Ogẻl topeng .... ...../77/

3.3 Warna-warna tatabeuhan

3.4 Pelog salendero jeng suling

3.5 Ger surak ayeh-ayeuhan

3.6 Tuh tembang pating carerit

4.1 Jampana agung di gusur

4.2 Cahaya putri teh biijil

4.3 Tangga siger emas mubyar

120

4.4 Gelang kalung anting-anting

4.5 Apok nganggo tebah jajah

4.6 Kembang goyong tingkareting

5.1 Umbul-umbulna meelengkung

5.2 Endag katiup ku angin

5.3 Tingkẻ lebah benderana

5.4 Sapandeurina Nyiputri

5.5 Buburonan warna-warna

5.6 Roway rontagna ngabarin

6.1 Geus dongkap ka alun-alun

6.2 Deket kana lawang masjid

6.3 Sang Bayawak teh di papag

6.4 Bayawak turun ti masjid

6.5 Euleungeung lempang Bayawak

6.6 Kana jampana geus nepi

7.1 Di kalẻng ku putri ayu

7.2 Bayawak parantos linggih

7.3 Gigireun putri linggihna

7.4 Geus kitu jung indit deui

7.5 Mukasian ngahihidan

7.6 Roro uju kitu deui

121

8.1 Ngulikna laun-laun

8.2 Pulang anting tujuh balik

8.3 Nu lala/78/jo loba pisan

8.4 Kolot budak heurin usik

8.5 Ger surak ayeuh-ayeuhan

8.6 Dur bedil tabeuhan muni

9.1 Iring-iringan geus tutup

9.2 Geus muli ka sri manganti

9.3 Geus lungsur tina jampana

9.4 Putri di pajengan kuning

9.5 Sang Bayawak hanteu tinggal

9.6 Ngarandeg dekeut Nyi putri

10.1 Nu nyawẻr radẻn pangngulu

10.2 Barudak mulungan duit

10.3 Nyawẻrna ku duit perak

10.4 Tengahan talẻn jeung picis

10.5 Teu makẻ duit tamaga

10.6 Geus tamat nyawer gẻk calik

11.1 Elẻkan endog gẻ kumpul

11.2 Damar tujuh geus cumawis

122

11.3 Kendi sareng harupatna

11.4 Sang Bayawak tuluy indit

11.5 Nincak endog jeung ẻlẻkan

11.6 Nyi putri ngucurkeun kendi

12.1 Geus kitu Nyi putri asup

12.2 Panto di tutupkeun deui

12.3 Bayawak tinggal di suwar

12.4 Kumaha tali paranti

12 5 Sakumaha biasana

12.6 Sadaya gẻ geus mangarti

13.1 Kabẻh oge meren kitu

13.2 Lamun nu kakara kawin

13.3 ......./79/ru gancangna

13.4 Sang Bayawak ẻnggal linggih

13.5 Linggih dina papajangan

13.6 Linggih ngarẻndẻng jeug putri

14.1 Enggalna tuluy ngariung

14.2 Rangga demang sareng mantri

14.3 Kumaha hajat kawinan

14.4 Geus ngariung tuluy mulih

14.5 Masing-masing marulihna

123

14.6 Matak kasmaran nu mulih

XXII. PUPUH ASMARANDANA

1.1 Kocapkeun deui geus peuting

1.2 Menak-menak geus kumpulna

1.3 Keur waktu ba’da isya teh

1.4 Geleger sora maryemna

1.5 Nyu448bung sora angklungna

1.6 Ger surak mani ngaguruh

1.7 Cicirayna ngangkat peta

2.1 Tatabeuhan kabeh muni

2.2 Nurungtung kendang kencana

2.3 Tang ting tung suwara ogel

2.4 Ronggẻng topẻng sareng wayang

2.5 Kocapkeun deui menak449

2.6 Di pamengkang sami nayub

2.7 Ngibing jeung arak-arakan

3.1 Sawarẻh hayang kapuji

448Nyurubung 449Mẻnak-mẻnak

124

3.2 Menak ngibingna ogoan

3.3 Tajodorna hanteu modẻl

3.4 Seug baẻ pada nyurakan

3.5 450 Baturna mẻnak-mẻnak/80/

3.6 Ganti deui nu di catur

3.7 Di tempat istri ngawayang

4.1 Wayang golẻk kencanadi

4.2 Istri-istri ninggal wayang

4.3 Istri jaksa jeung kaliwon

4.4 Istri patih sareng rongga

4.5 Mẻnak-mẻnak araya451

4.6 Mukasian roro uju

4.7 Citrawati jeung raina

5.1 Sami linggih dina korsi

5.2 Resep ningalikeun wayang

5.3 Sang Bayawak kacarios

5.4 Linggih dina papajangan

5.5 Jeung putri duduaan452

5.6 Sang Bayawak gancang nyaur

450Ku 451kabẻh aya 452Linggih duaan

125

5.7 Duh eulis bojo pun akang

6.1 Naha Nyai teu ningali

6.2 Sakitu ramena wayang

6.3 Nyi dewi patah ngawalon

6.4 Akang kuring teu kaduga

6.5 Lamun taya453 dawuhan

6.6 Sang Bayawak seug ngawangsul

6.7 Nyai ari rek ningal mah

7.1 Teu jadi sawios eulis

7.2 Ulah sok jadi halangan

7.3 Akang di dieu seug ngantos

7.4 Keunbaẻ akang sorangan

7.5 Pek baẻ geura angkat

7.6 Nyi putri gancangna tuluy

7.7 Angkat kana pang/81/wayangan

8.1 Barang Nyiputri geus indit

8.2 Jaka Bayawak kaluar

8.3 Rok sukandi laan baẻ

8.4 Seug jadi rupa satria

453Teu aya

126

8.5 Satria kasẻp pisan454

8.6 Panganggona hurung mancur

8.7 Teu aya pisan tandingna

9.1 Nama radẻn jaka pangling

9.2 Seug tuluy lalajo wayang

9.3 Guyur lalaki awẻwẻ

9.4 Kagẻt ningal sinatria

9.5 Dongkapna ningal455 wayang

9.6 Radẻn jaka pangling asup

9.7 Ngadekeutan tukang kendang

10.1 Dẻn jaka pangling ngalahir

10.2 Kang kuring ngajaran kendang

10.3 Tukang kendang tẻh ngolosod

10.4 Barina nyanggalkeun kendang

10.5 456 Dẻn jaka pangling ngendang

10.6 Panayangan kabẻh gugur

10.7 Nẻnjo tukang kendang anyar

11.1 Nyi citrawati ningali

454Kata ”kacida” di gantikan dengan kata “pisan” 455Ningali 456Radẻn

127

11.2 Aya anu ngendang anyar

11.3 Tukang kendang leuwih kasẻp

11.4 Nyi citrawati ngalenyap

11.5 Duh457 teja sulaksana

11.6 Teja newong bagus cunduk

11.7 Laksana kakara tepang

12.1 Suka seuri citrawati

12.2 Resep/82/ningali nu ngendang

12.3 Ramona mecut lalencop

12.4 Redes lelepan berlian

12.5 Katinggal458 ting gurilap

12.6 Istri-istri kabẻh guyur

12.7 Nu ngendang tẻh di tenggoran

13.1 Aya nu nenggor ku leukit

13.2 Sawarẻh ku sapu tangan

13.3 Geus puguh nẻnggor ku roko

13.4 Jaka pangling jongjon ngendang

13.5 Jeung ningalan gerhana459

13.6 Nyi citrawati mah puguh

457Aduh 458Katinggalna 459Garehana

128

13.7 Ngadak-ngadak kaẻdanan

14.1 Citrawati nyaur bengis

14.2 Batur ulah di heureuyan

14.3 Eta mah nu ngendang dẻwẻk

14.4 Koma ulah di heureuyan

14.5 Salaki urang ẻta460

14.6 Gening itu ngajag imut

14.7 Barina mundut ngalema

15.1 Batur-batur cing tingali

15.2 Sakitu ẻta modẻlna

15.3 Bisa ngendang sarta kasẻp

15.4 Tibatan jeung dẻwi patah

15.5 Lakina gẻ461 ka kadal

15.6 Ana molor dina rungkun

15.7 Kabeukina bangkẻ hayam

16.1 Dẻwi patah tuluy nangis

16.2 Ngenesan kabina-bina

16.3 Ku rakana tẻh di poyok

16.4 Dẻwi patah tu/83/luy angkat

460Nyaẻta 461Ogẻ

129

16.5 Bari nyusut462 ci soca

16.6 Jaka pangling deui turut

16.7 Nu anom gentos pakẻan

XXIII. PUPUH SINOM

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

Geus jadi deui Bayawak

Di papajangan geus linggih

Ronghéap Nyi Putri dongkap

Sumpingna Nyi Putri nangis

Jaka Bayawak 463lahir

Kunaon Eulis sumegruk

Nyi Putri gancang ngajawab

Anu mawi kuring ceurik

Jisim kuring Engkang ngadéngé omongan

2.1

2.2

2.3

2.4

Pun lanceuk kacida pisan

Moyokna ka jisim kuring

Teu tolih keur loba jalma

Bayawak ngalahir manis

462Nyusutan 463 ngalahir

130

2.5

2.6

2.7

2.8

2.9

Eujueh Eulis ulah nangis

Pék deui bae kaditu

Mangga deui ka464 wayang

Kuma saurna ceuk Putri

Mangga bae Nyai ayeuna mah angkat

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

Nyi Putri seg deui angkat

Geus campur jeung para istri

Sang Bayawak ge kaluar

Seug cara ka tukang deui

Kumaha adat 465sari

Jeung tukang kendang geus /84/ campur

466Den Jaka Pangling ngendang

Guyur kabeh istri-istri

Ningalikeun polahna anu keur ngendang

4.1

4.2

Nyi Citrawati ngandika

Kieu saurna Nyi Putri

464 kana 465 sasari 466 Raden

131

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

4.9

Tuh geuning nu ngendang datang

Ka kami teh ngajak seuri

Seug di tegor ku 467Putri

Jaka Pangling tuluy tungkul

Imut ningal468 gareuha

Sang Dewi Patah ningali

Mesem leuleub kayungyun ningali wayang

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

5.8

5.9

Panayangan kabeh seunggah

Nyeunggakan wayang keur ngibing

Romay panayagan seunggah

Nyi Citrawati ngalahir

Dangah 469Putri jeung seuri

Nyaurna Putri teu puguh

470Putri kieu saurna

Teugenah ku anu geulis

Dewi Patah lakiyannana ka kadah

467 Nyi 468 ningali 469 Nyi 470 Nyi

132

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

6.8

6.9

Teu batan salaki urang

Ges kasep katambah rajin

Ngendangna ginding kacida

Itu geuning ngajak seuri

Seurina 471wani manis

Ari salaki Nyi bungsu

Taya pisan ka bisa

/85/ Euleugeung jeung kadal badis

Kabeukina sok ngahakan bangke hayam

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

7.8

Tuluy nangis deui Patah

Murubut cisoca nangis

Geus kitu angkat kaluar

Den Jaka Pangling ningali

Gareuha 472 bijil deui

Raden Jaka Pangling turun

473heulaan Dewi Patah

Raksukan dianggo deui

471 Ge 472 Geus 473 Miheulaan

133

7.9 Geus ngaringkuk ngarupa deui Bayawak

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

8.8

8.9

Teu lami Nyi Putri dongkap

Ka Papajangan seug nangis

Jaka Bayawak mariksa

Kunaon Nyi Putri nangis

Boa palangiyang teuing

Ka Akang Nyai teu purun

Pami Nyai teu kersa474

Akang ayeuna dék balik

Dewi patah cong nyembah bari ngajawab

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

Nun Akang teu pisan-pisan

Kasalira Akang tampik

Ti bareto deuk tampik mah

Bayawak ngalahir deui

Sukur 475mun kitu Eulis

Masing sabar bae Enung ayeuna kudu wayahna

474 keresa 475 Lamun

134

9.7

9.8

9.9

Nyai kudu indit deui

Nyai kudu angkat /86/kana pawayangan

- (tidak tercantum dalam naskah)

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

10.8

10.9

Nyembah Nyi Putri ngajawab

Akang kuring amit deui

Nyi Putri gancangna angkat

Kaluar tuluy ka pipir

Putri nyaur jero ati

Aya naon nu di maksud

476kang nitah keukeuh pisan

Ayeuna dék nyoba aing

Nganti-nganti Akang477 Bayawak kaluar

XXIV. PUPUH KINANTI

1.1

1.2

1.3

Jaka Bayawak geus turun

Nyamar cara laku tadi

Geus campur jeung panayagan

476 akang 477 kang

135

1.4

1.5

1.6

Nyai478 Putri cangna indit

Asup kana papajangan

Cangkang Bayawak kapanggih

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

Nyi Putri kabeh kalangkung

Bayawak dicandak leungit

Tuluy ebog Dewi Patah

Di hapit dua guguling

Api-api kulem tibra

Kocap Raden Jaka Pangling

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

Raden Jaka pangling asup

Tuluy Raden ngendang deui

Ningalian gerhanana479

Nyi Putri teu katinggali

Teu aya lalajo wayang

Gancangna Rahaden mulih

478 Nyi 479 gerhana

136

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

Kira pukul lima subuh

Mu /87/ lih Raden Jaka Pangling

Sumpingna ka papanjangan

Rahaden nyampak Nyi Putri

Raksukanana teu aya

Tuluy ngagugahkeun Putri

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

Nyi Putri ngarontok gabrug480

Bari ngerepuk jeung Nyiwit

Sareung bari sasauran

Naha Akang kitu teuing

Nyamar teh kabina-bina

Ngadoja ka jisim kuring

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

Putra-putri teu di catur

Kocap Dewi Citrawati

Lumpatna ka Papajangan

Nyusul Raden Jaka Pangling

Ka sonong Raden keur leunggah

480 gabruk

137

6.6 Ngaréndeng jeung Nyai Putri

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

Dewi Citrawati gugup

Teu tata pasini deui

Gabrug Raden di gelutan

Nyi Putri nyaur ngeceuwin

Nyarékan ka Dewi Patah

Nurus tunjung sia anjing

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

Ngarebut salaki batur

Tayoh kageulisna teuing

Sia Patah bangkawarah481

Teu boga ka era teuing

Salaki sia Bayawak

Ieu mah salaki aing

9.1

9.2

482.... Patah ngawangsul

Éraeun pisan ceuk Wati

481 bangkawarah 482 Tidak terbaca

138

9.3

9.4

9.5

9.6

Tayoh /88/teuing karupana

Atuh ngeunteung masing sidik

Nyi Citrawati ngajawab

Montong nyapluk sia anjing

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

Sia Patah nurus tunjung

Tayoh kageulisna teuing

Boromah pangantén anyar

Ngarebut salaki aing

Kamana salaki sia

Bayawak nu siga jurig

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

Raden Jaka Pangling imut

Teu aya ambeuk saeutik

Ningalikeun nu paséa

Raména kaliwat saking

Kadangu ku para Eumban

Cék-cok nyebut aya paling

139

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

Nyi Eumban lapor ka Ratu

Ngunjukeun yen aya paling

Gancang Ratu miwarangan

Rahaden Patih ngumisi

Gancang Raden Patih angkat

Gadad-gidig maut kumis

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

Kocap den Patih geus nyunduk

Nyondong Raden Jaka Pangling

Kasondong keur di kekenyang

Ku Putri dua gareulis

Den Patih tuluy mariksa

Keur naon483 anu gareulis

14.1

14.2

14.3

14.4

Meujueh Eulis ulah kitu

Teu hade eta pamali

Jeung dulur ulah paséa

Ngajawab /89/ Nyi Citrawati484

483 naraon 484 Ngajawab citrawati

140

14.5

14.6

Nun bongan bae si Patah

Ngarebut salaki abdi

15.1

15.2

15.3

15.4

15.5

15.6

Den Patih gancang ngadawuh

Ayeuna mah Nyai Putri

Urang ngadeuheus ka rama

Gancang angkat Nyai Putri

Raden Putra di talian

Di bawa amer ka Gusti

16.1

16.2

16.3

16.4

16.5

16.6

Di kocapkeun Kanjeng Ratu

Keur linggih di sri matanti

Di deuheusan para menak

Teu lami den Patih sumping

Sareungna nyandak babandan

Kumambang Nyi Putri nangis

XXV. PUPUH KUMAMBANG

1.1

1.2

Sang Ratu maja ngalahir

Naon eta Patya

141

1.3

1.4

Jalma kasep nyandak485 tali

Kunaon eta dosana

2.1

2.2

2.3

2.4

Raden Patih cong nyembah unjuk ka Gusti

Nun ieu gamparan

Cariosna anu maling

Purwa ku abdi di bawa

3.1

3.2

3.3

3.4

sok parios Gusti ieu dua putri486

Sang Raja ngandika

Kumaha asalna Nyai

Eulih geura cacarita

4.1

4.2

4.3

4.4

Cedok nyembah Putri, Dewi Citrawati

Unjukan ka rama

Kieu sasal kanjeng Gusti

Dewi Patah kurang ajar

485 nyandag 486 Mangga parios ku Gusti ieu dua putri

142

5.1

5.2

5.3

5.4

Si Patah teh /90/ ngarebut kabogoh abdi

Ku abdi carekan487

Henteu suka jisim abdi

Ku si Patah teu diunghak488

6.1

6.2

6.3

6.4

Nyaur deui Dewi Patah bari nangis

Abdi teu tarima

Nyi489 ieu salaki abdi

Nu di sebutkeun Bayawak

7.1

7.2

7.3

7.4

Kanjeng Ratu ngandika ka patih

Kumaha peutana

Hal ieu permaling

Jalma hiji ku duaan

8.1

8.2

Caduk nyembah den patih unjuk kagusti

Hal ieu perkara

487 Keur kitu abdi nyarékan

488 unghak 489 Nyai

143

8.3

8.4

Ieu kanetana maling

Dipi anu maling tea

9.1

9.2

9.3

9.4

Hukumna teh kudu diapehan gusti

Saha anu bisa

ngahirupan deui maling

pasti eta teh jodona

10.1

10.2

10.3

10.4

Nyaur deui kanjeng ratu ka Nyi putri

Kieu ayeuna mah

Ieu satria nu maling

Kudu paehan ayeuna

11.1

11.2

11.3

11.4

Saha bae nu bisa nyageurkeun deui

ka eta satria

eta nu boga salaki

citrawati teh ngajawab

12.1

12.2

Mangga ama anu sanggup jisim abdi

Ngahirupkeun eta

144

12.3

12.4

Sang Ratu ngandika deui

Ka eta Raden satria

13.1

13.2

13.3

13.4

Yah satria nu490 kasebut ngaran maling /91/

Kula neda suka

Dabongan sampean maling

Raden arék dipaehan

14.1

14.2

14.3

14.4

Cedok nyembah ngawahan den jaka pangling

Nun gusti sumangga

Siang wengi bade ngiring

Caang bulan opat belas

15.1

15.2

15.3

15.4

Saestuna balungbang timur simabdi491

492 Surya surya padang

Pasrah ka gusti yang widi

Suka di dunya aherat

490 Anu 491 Jisim abdi 492 Jeung

145

16.1

16.2

16.3

16.4

Sang ratu teh493 ngadangukeun tuluy nangis

Murubut ci soca

Den patih nya kitu deui

Nangisna raden satria

17.1

17.2

17.3

17.4

Kacarita Nyi miskin ceurik ngajerit

Jeung guling gasahna

Da ah raden anak aing

Duh rahaden494 dileuleuyan

18.1

18.2

18.3

18.4

Komo ujang nyeurina anu di peuncit

Ku ema karasa

Sakieu ges ema nyeri

Raden ulah mundur manah

XXVI. PUPUH DURMA

1.1 Kacarita Raden Jaka Pangling tea

493 Sang ratu ngadangukeun tuluy nangis

494 raden

146

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Di banda ku den495 Patih

Ka Alun di candak

Reujeung di lirik ku tum /92/ bak

Den Patih gancang ngadahir

Ka wadya balad

Satria geura pĕk bedil

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

Nulalajo sami kaget sadayana

Sawarehna496 nuceurik

handeueul ka banda497

Nukayap taya dosa498

Ari ceuk sawareh deui

Gede dosana

matak rek dibedil499

3.1

Tuluy bae raden jaka pangling tea

495 raden 496 aya 497 kanu dibanda 498 dosana 499 Anu

147

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

Ditumbak dibedil500

Kulit udub pisan

Jalma ting karoceak501

Nenjo ka den502 jaka pangling

Getihna mudan

tos503 mati jaka pangling

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

Tuluy bae raden jaka teh dicandak

Digotong ku perajurit

Candak504 ka pamenggang

Sami nangis sadaya505

Sang ratu enggal ngalahir

Ka putri tea

Cik dieu506 citrawati

5.1 Ieu maling kuNyai kudu hirupan

500 sareng 501 Jalma-jalma ting koceak

502 raden 503Parantos 504 Dicandak 505 sadayana 506 Cing kadieu

148

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Mun seug507 salaki Nyai

Meureun bisa 508 hudang

Nyi citra wati unjuk509

Nun gusti nyuhunkeun idin

Abdi ngubaran

Ieu ubarna matih510

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

Beunang meuli tidu /93/kun lepus saderek

Nyi putri gancang511 indit

Ngubaran nu hilang

Dibaluran salira512

Jarongjon den513 jaka pangling

Nangkarak bengkang

Hanteu ubah teu514 usik

7.1 Kanjeng aja nyatu deui dewi patah

507 enya 508 deui 509 unjukan 510 Ieu ubar langkung matih 511 gancangna 512 salirana 513513 raden 514 hanteu

149

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Ieu Nyi patah 515 geulis

Pek Nyai 516 ubaran

Masing bisa deui hudang

Dewi patah nyembah mani

Abdi teu bisa

Ngahirupkeun nu geus mati

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

Rarauju ngadeukeutan dewi patah

Jimat517 bari dicangking

rauju518 rewosan519

520 ajeg ieu tampanan

Jimat campaka nu kuring

Mangga ungkulan

521 ratu ngandika deui

9.1 Gera hempek ubaran eta nu hilang

515 nu 516 geura 517 Jimatna 518 Rarauju 519 Ngarewosan 520 Nun 521 Sang

150

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

522 enya salaki Nyai

Kudu bisa 523 hudang

Rarauju 524 noelan

Ajeg mangga ieu cangking

Jimat campaka

Nampanan jimat 525 putri

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

Dewi patah nyembah ka rama unjukan

Nyuhunkeun idin 526 gusti

Abdi dek nguba/94/ran

Sugan we527 bisa hudang

Mun ieu salaki abdi

Ieu nu hilang

Mugia528 529 hirup deui

11.1 Tuluy bae ku Nyi putri diusapan

522 Mun 523 deui 524 teh 525 Nyi 526 na 527 Pareng “diganti ‘we’ menurut praduga agar sesuai dengan pupuh 528 Mugi 529 kudu

151

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

11.7

jimat530 paparin robbi

Ngadinir nu hilang

Tuluy den531 bagus baksa

Payuneun Nyi putri ngibing

Rereh kenekan

Langkung suka Jeng532 gusti

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

12.7

Geus salurak sadayana wadya balad

Nyurakan 533 citra wati

Teu boga kaera

Sanggupanan ngubaran

Wireh dewi citra wati

Pada nyarekan

Tuluy kabur citra wati

13.1

Kaburna Nyai534 teh ka gunung ungaran

530 Kujimat 531 raden 532 kanjeng 533 Nyi 534 Nyi “ditambahkan menurut praduga agar sesuai dengan pupuh”

152

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

13.7

Seug katapa Nyi535 putri

536 arca sewu tapa537

Bageuh pisan tapana

Seug ingkeun heula Nyi putri

Anu keur tapa

Kapungkur balik538 deui

XXVII. PUPUH PUNGKUR

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Urang gancangkeun carita

Den539 jaka pangling ngadeuheeus ka gusti

Gek calik nyemah seug tungkul

Nyungkelan duhung540 derang541

Menak menak sadayana sami kumpul

Sang/95/ raja enggal ngandika

Kasadaya542 pala mantri

535 Nyai 536 Di 537 tapana 538 Balikan 539 Raden 540 Duhungan 541 Ngaderang 542 Kasadayana

153

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

Hey sakabeh para ponggawa

Mun teu nyaho ieu Den543 jaka pangling

Etu salaki Nyi bungsu

Putra544 Ratu Madenda

Anu kasep laku nyamar Nyiar elmu

Ayeuna kami saksian

Ka sadaya pala mantri

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

Kami sumera nagara

Nya ieu ka Rahaden545 Jaka Pangling

Reujeung dijeneng keun Ratu

Sarta gentos546 jenengan

Perbu547 548 Anom Amrajaya nu pinunjul

Jeung ieu Den Selamaya

Ku kami diangkat patih

4.1 Geus surak para punggawa

543 Raden 544 Putrana 545 Raden 546 Digentos 547 Perbu-perbu 548 Anu

154

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

Dur mariyeum tatabeuhan kabeh muti

Pelog salendro jeung degung

Abdi-abdi runjungan549

Ting colodok kapatih sareng ka Ratu

Sadayana sami suka

Antenar di majapahit

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Sok tunda heula sakedap

Perbu Anom Amrajaya majapait

Geus teuteup jumeneng Ratu

Ayeuna ganti carita

Anu kocapan pandinga/96/ digunung

Dijero guha wijaya

Damelna keur muruk550 ilmi

6.1

6.2

6.3

Kaputra kukutan tea

Den Ermaya 551 beunang ti tegal maling

Diwuruk sagala elmu

549 Marunjungan 550 Muruk-muruk 551 nu

155

6.4

6.5

6.6

6.7

Ermaya euweuh kakurang

Sagala elmu-elmu geus katimu

Raden Ermaya unjukan

Kaguru sang maha paksi

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Kieu saur Den Ermaya

Bapa bako kuring nyuhunkeun idin

Hayang tepung reujeung indung

Kuring 552 geus lila pisan

Teu patepang jeung indung kuring kunaon

Pangdita bako ngajawab

Bener ujang anak aing

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

Bapa enggeus niat pisan

Ngajurungkeun ka ujang 553 sina balik

Tapi mangke heula agus

Bapa 554 wawaris heula

Ieu bapa boga jimat warna tilu

552 teh 553 teh 554 dek

156

8.6

8.7

Hiji bende kabuyutan

Dua panah tilu keris.

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

Ari benda kabuyutan

Kasiatan baring supagi

Upama aya nu pupus

Tilu atawa555 opat

Takol bae ieu bende teh/97/ ku Agus

Tangtu eta anu hilang

Nu opat harirup deui

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

Upama nupaeh opat

Bende teh ditakolna dua kali

jadi dalapan nuhirup

Kitu eta sesana556

Reujeung ieu panah jamparingna Agus

Mun di petangkeun ku ujang

Sok jadi loba jamparing

555 atawana 556 kasesana

157

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

11.7

Rabulna kawas Nyiruan

Jamparing 557 digupayan balik deui

Katiluna ieu duhung

558 Ngaran paringga jaya

Sa559umpamana teh560 nyuduk gunung gugur

Nyuruh kasagala saat

Nyuduk batu jadi cai

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

12.7

Seug pake nyuduk jelema

Seja saha ayeuna jalma teu561 mani

Setan siluman ge kabur

Sieun562 kabeh lalumpat

Kitu eta kasiatna keris agus

Yeuh iyeuh geura tampanan

Bapa kaujang pawaris

557 teh 558 Nu 559 Ditambahkan “sa” menurut praduga agar sesuai degan pupuh 560 Ditambahkan “teh” menurut praduga agar sesuai degan pupuh 561 heunteu 562 Sieuneun

158

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

13.7

Nyembah den jaka ermaya

Jeung narima bende panah jeung563 keris

Seug bako deui ngadawuh

Jang564 kasep anak bapa

Pantes pisan ujang jadi patih/98/ punjul

Bapa ayeuna mah ujang

Hanteu arek565 megat balik

XXVIII. PUPUH MAGATRU

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

Hayu ujang jeung bapa urang ka ibu

Kudu sore566 eta keuris

Panah benda ulah kantun

Kudu kuraden di cangking

Raden ku bapa di akod

2.1

2.2

Den567 ermaya ku bapa dibawa ngapung

Ngalayang campur jeung angin

563 Sareng “diganti menjad “jeung” menurut praduga agar sesuai degan pupuh 564 Ujang 565 rek 566 sorean 567 raden

159

2.3

2.4

2.5

Raden bagus tambah lucu

Diluhur numpakan paksi

Mirengehna ngetan ngulon

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

Luhur pisan bangau teh hiberna muluk

Seug ngungkulan majapait

Geus kitu bangau teh turun

Kana teugal keubon kai

Ermaya masih di gendong

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

Tina tonggong bangau ermaya teh turun

Sang bangau seug hiber deui

Raden ermaya teh bingung

Sorangan dikebon kai

Luak lieuk teumpa teumpo

5.1

5.2

5.3

5.4

Tuluy bae den ermaya maju ngidul

Luak lieuk ulak ilik

Raraosan kapidangu

Raden teu aya karisi

160

5.5 Boh manggih/99/ jalan mologpong

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

Den ermaya bungah manehna kalangkung

Angkatna raden pirhatin

Kocap ka negri geus cunduk

Den putra di warung linggih

Tunda ermaya nu anom

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

Kocap deui den salemaya nu bagus

Jadi patih majapait

Angkat ngaronda den bagus

Ka pasar di majapait

Kersana ngaronda jongko

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

Kocap deui den ermaya nu di warung

Kapendak ku raden patih

Den patih tuluy ngadawuh

Saur raden patih manis

Ieu satria keur naon

161

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

Nu timana rahaden kakara teupung

Jeung saha tuang kakasih

Jaka ermaya ngawangsul

Sim kuring teh ti nagari

Nagri mandu ratu kahot

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

Ari ngaran ka sim kuring nu nyarebut

Jaka ermaya sim kuring

Raden patih mindo nyaur

Duh raden ermaya mantri

Raden teh rek damel naon

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

Anu mawi rahaden teh semu rusuh

Ermaya ngawalan deui

Jisim kuring teh ti gunung

Ayeuna kuring dek balik

Kadieu teh hayang nyaho

12.1 Den568 patih selamaya gancang nyaur

568 raden

162

12.2

12.3

12.4

12.5

Hei raden ermaya mantri

Mana surat pas nu tangtu

Kawasa ngambah nageri

Raden ermaya ngawalon

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

Pas sim kuring teu dibawa sabab ridu

Den patih ngalahir deui

Lamun teu aya pas tangtu

Teu menang ngaliwat nagri

Raden kudu di barogod

14.1

14.2

14.3

14.4

14.5

Den569 ermaya seug nangtung bari ngawangsur

Asana teh ngenah teuing

Awak batur di belenggu

Naha bet ngareunah teuing

Dewek lain anu gelo

15.1

15.2

Jeung benang mah dewek ku sia dikitu

Di belaan mandi geutih

569 raden

163

15.3

15.4

15.5

Hayu bae urang geulut

Sia matak komo aing

Meungpeung urang pada anom

XXIX. PUPUH SINOM

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

Den patih ambeuk kacida

Kupingna asa di seubit

Ngupingkeun nu sasauran

Beureum raray raden patih

Maya570 ngandika deui

Atuh hayu urang geulut

571 kumaha karep sia

Hayu urang ngadu kulit

Naon bae kareup sia di ayonan

2.1

2.2

2.3

Tuluy den patih ngajawab

Sia montong ngomong teuing

Da aing teh wani pisan

570 ermaya 571 daek

164

2.4

2.5

2.6

2.7

2.8

2.9

Geur geulut rahaden patih

Silih cabok 572 nampiling

Di pasar mani ngaguruh

Geulut rame kacida

Silih sered silih biti

Leubur sakabehna573 jeungkeur paburantak

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

Taya nu wani nulungan

Pada gagah pada sakti

Meuneur kanu dagang pindang

Pariyuk pindang tiguling

Nu dagang ditampiling

Tebisa hudang ngudupung

Tuluy keumbung pipina

Jalma-jalma ting jarerit

Bubar kabeh sadaya jalma di pasar

4.1 Meuneur kana keubon keumbang

572 jeung 573 Ditambah sa- dan –na menurut praduga agar sesuai dengan pupuh

165

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

4.9

Pot keumbang kabeh tiguling

Ruksak kabeh peupeulakan

Nu574 ngajaga pawang kori

Jamrong ngagulung575 singkil

Rek nulungan anu geulut

Karep namah ngagulang576

Rek nyapih bari nampiling

Teu kanyoan dampal asta salamaya

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

5.8

5.9

Bak nampiling salamaya

Gulang-guling tigulitik

Anu jauh disepakan

Jamrong leuparas ngabecir

Nu geulut tambah wani

Seug asup ka jero dapur

Ruksak hauna rarungkad

Brong sadaya peupeus piring

Nu careurik eusi dapur ting koceak

574 Anu 575Gulung-gulung 576 Gulang-gulang

166

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

6.8

6.9

Kocap keun nu di pamengkang

Eumna-eumna kabeh ceurik

Aya hiji eumna lumpat

Ngadeuheu ka Nyai putri

Kabumi raden patih

Nyandang deui roro uju

577 eumyan tuluy unjukkan

Nun gusti juragan abdi

Nguningakeun raka gamparan pasea

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Geulutna raka gamparan

Di pameugkang mendak tanding

Sarua pisan gagahna

Teu aya geseh saeutik

Kawas raka jeung578 rai

Gancang dewi roro uju

Angkat rusuh 579 pameungkang

577 Nyi 578 Sareng(diganti dengan kata jeung menurut praduga di sesuai dengan pupuh) 579 ka

167

7.8

7.9

Nu geulut silih tampiling

Roro uju kaget manehna ngarenjak

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

8.8

8.9

Tuluy bae sasauran

Mejah ulah geulut teuing

Janggan geulut den ermaya

Silih tumbuk jeung nampiling

Taya nu kawan hiji

Pusing deui roro uju

Tuluy bae 580 emprakan

Nu geulut seug tambah wani

Salemaya rek mundur era ku garwa

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

Beki tambah wawanena

Den ermaya tambah pusing

Seug tuluy yambut curiga

Raden patih kitu deui

581 eureun silih tampiling

580 di 581 Geus

168

9.6

9.7

9.8

9.9

Ganti raden silih suduk

Kulitna teas pisan

Taya nu teurak sahiji

Roro uju gancang nguninga ka raka

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

10.8

10.9

Perbu anom amro jaya

Kasandang di sri sakanti

Linggih dina kursi goyang

Nyi roro uju teh sumping

Calik nyembah Nyi putri

Roro uju unjuk hatur

Abdi awon nguninga

Ka linggih raka dipatih

Nguningakeun raden patih salamaya

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

Di dapur keur geulut rosa

Teu pisan nyenang di sapih

Anu nyapih kabeh geumpeur

Silih tumbuk silih biti

Akang subangga tingali

169

11.6

11.7

11.8

11.9

Perbu anom lajeung lungsur

Nu geulut di deuketan

Perabu anom ngalahir

Rai patih meujeuh ulah parasea

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

12.7

12.8

12.9

Jongjon nu maan pakarang

Rame anu ngadu keuris

Silih tewak jojogolan

Taya nu asar sahiji

Nyi582 anom nyaur deui

Mejeh rai ulah geulut

Rai 583 boga elingna

Kapan rai jadi patih

Tilu kali prabu anom pangnyarekan

13.1

13.2

13.3

Ermaya jeung salamaya

Jongjon bae ngadu keuris

Heunteu beunang di elingan

582 Ratu (diganti dengan kata Nyi menurut praduga di sesuaikan dengan pupuh) 583 Sing

170

13.4

13.5

13.6

13.7

13.8

13.9

Prabu anom gancang singgil

Sareng584 ngaraos pusing

Temen maneh mawon turut

Rai 585 masing Nyitana

Tampanan pamolah kami

Nanti manah ku kami teh di cabokan

XXX. PUPUH KINANTI

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

Ku ratu anom nu geulut

Di tewak sama sakali

Di beubeutkeun duanana

Raden patih tijumpalik

Rumpuyuk raden ermaya

Den586 patih teu hudang deui

2.1

2.2

2.3

Patih jeung ermaya lumpuh

Henteu usik henteu malik

Sang ratu anom ngandika

584 Sarengna 585 Teh 586 Raden

171

2.4

2.5

2.6

Kumaha karaos nyeri

Pek geura deui harudang

Nyi roro uju ningali

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

Nangis deui roro uju

Ningali raka ngaguling

Tuluy bae ngadeukeutan

Nyai putri jongjon nangis

Perabu anom mariksa

Kunaon kang rai nangis

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

Nyambah dewi roro uju

Nun abdi aya hawatir

Ningal ieu nu galempar

Teuacan meujeuhna mati

Lebar temen ku nipana

Abdi rek nyuhunkeun idin

5.1

5.2

Kang selamaya kulamun

Bade dihirupan deui

172

5.3

5.4

5.5

5.6

Sarengna ieu satria

Ratu anom nyaur manis

Pek Nyai geura ubaran

Sugana daekkeun eling

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

Nyandak jimat roro uju

Campaka mulyu nu seungit

Tuluy bae diungkulan

Ku campaka jimat putri

Ngahilir den selamaya

Ermaya nyakitu deui

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

Ka ratu anom munjungan

Ermaya nyembah gek calik

Perabu anom ngandika

Satria anu ti mendi

Ermaya nyembah ngawangsul

Ari lembur jisim abdi

8.1 Ti nagri Madura pura

173

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

Ermaya nami sim abdi

Kebat ermaya nyarita

Ti awal dongkap ka ahir

Taya pisan nu kalarung

Ti mimiti ngala jangkrik

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

Dongkap ka guhana pisan

Sang ratu anom ngalahir

Ayeuna mah den ermaya

Yu urang marak ka gusti

Perabu anom seg tuluy

Ngadehes ka sri bopati

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

Den ermaya henteu ninggal

Bareng raden patih ngiring

Kocapkeun sang ratu sepah

Linggih dina korsi gading

Teu lami sang anom jabul

Tiluan jeung raden patih

174

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

Gek calik cedok sembahna

Sang ratu sepuh ngalahir

Kang putra haturan dongkap

Sing deukeut jeung ema linggih

Ratu anom nyembah tunggul

Unjukeun sarta jeung manis

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

Abdi awon teu uninga

Wire hing aya tatami

Ti nagri mandura pura

Seja ngadehes ka gusti

Sang ratu sepuh ngadawuh

Kadieu raden tatami

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

Ema teh arek mariksa

Saha nyatuang kakasih

Nyembah den jaka ermaya

Unjukan ka kanjeng gusti

Nami abdi kaulanun

Den jaka ermaya abdi

175

14.1

14.2

14.3

14.4

14.5

14.6

Jisim abdi jalma nyasar

Ku perkawis eta gusti

Abdi nyuhunkeun timbangan

Ageung alit dosa abdi

Sang ratu sepuh ngadawuh

Ditimbang pisan ku kami

15.1

15.2

15.3

15.4

Tapi raden sing ngawula

Jeung den patih kudu rapih

Jeung raden mangke diganjar

Kasmaran diganjar putri

XXXI. PUPUH ASMARANDANA

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

Raden teh kadieu calik

Ngawula ka ratu muda

Poma raden kudu daek

Den jaka ermaya nyembah

Ngolon pariksa raja

176

1.6

1.7

Kaula nun dawuh ratu

Abdi sumeja ngiringan

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

Hanteu kungsi lami deui

Ermaya dijieun putra

Barengan jeung nikah bae

Raramean hanteu kocap

Mereun cara 587 ti heula

Ka gandawa tinu ayu

Ganjaran ermaya nyasa

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

Tunda catur588 majapahit

Ayeuna sejen carita

Kediri nu ka carios

Ratuna parantos wafat

Ninggalkeun 589hiji putra

Putrana kasep jeung mulus

Taya pisan kasieunna

587 nu 588 Carios(diganti dengan kata catur menurut praduga di sesuaikan dengan pupuh) 589 sahiji

177

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

Lenger pisan murangkalih

Ari padamelanana

Maling ngabegal ngarampok

Ngarana raden tampingan

Lamun590 maling teu meunang

Imahna tuluy di huru

Loba imah kahuruan

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Kitu lampah murangkali

Ditangkeup weleh teu beunang

Aya beunang mindeng nyabok

Nu nangkeup teh di cabokan

Gagah taya591 tandingna

Mindeng raden mendak tarung

Jalma pirang-pirang modar

590 Upama(diganti dengan kata lamun menurut praduga di sesuaikan dengan pupuh) 591 Teu aya

178

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

Den592 kagungan manah diri

Pedah henteu593 aya lawan

Geus ngakukeun bedas dewek

Tuluy angkat den tampingan

Seja594 dek ngalalana

Rek nyoba bedas jeung weduk

Raden angkatna nyalira

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Geus undur ti jero nagri

Raden angkat mileuweungan

Sup-asup ka leuweung ganggong

Nya badak pating koropak

Raden teu aya ka gila

Mendak gajah seg ditumbuk

Ngaguling beuteungna bedah

8.1 Aya badak sisi cai

592 Raden 593 teu 594 sejana

179

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

Ku raden seg di tenggoran

Badak tuluy ngudag bae

Karaden jaka tampingan

Badak ngudag kalepas595

Badak nubruk tuluy labuh

Ku raden seg ditumpakan

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

Badak cengkat nangtung deui

Sengak-sengek di sadana

Barina jeung muntir bae

Bujur badak dicolokan

Raden taya596 ka gila

Geus kitu badak teh tuluy

Lumpat ka gunung ungaran

10.1

10.2

10.3

Badak pusing liwat saking

Tuluy bae gugulingan

rahaden seg luncat bae

595 kalepasan 596 Teu aya

180

10.4

10.5

10.6

10.7

Tangkinas raden tampingan

Geus kitu badak 597 hudang

Ka raden tampingan nubruk

Ku raden badak di sepak

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

11.7

Badak nyegek ti gulitik

Ka lebak tuluy sakarat

Gancang na badak teh paeh

Tuluy angkat den tampingan

Angkat 598 saparan-paran

Muter kana arca sayu

Mendak putri keur balakbak

XXXII. PUPUH BALAKBAK

1.1

1.2

1.3

1.4

Kaget pisan raden ningal putri geulis

Keur sare

Tuluy bae ku raden teh dideukeutan

Putri teh

597 Teh 598 Na

181

1.5

1.6

Sarta ngucap dina jero manah ra599den

Na600 ieu

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

Aya putri keur601 dina arca nyangkere

Boa-boa

ieu teh ejim siluman anu602 sare

Tuluy we603

ku rahaden604 di gugahkeun si605 putri teh

Putri teh606

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

lilir ngarenjag bari607 nyarita imut

Tos sare

Raraosan asa dina pangimpian

Putri teh

Putri nyaur aduh teja sulaksana

Nu kasep

599 rahaden 600 naha 601 Ditambah kata keur menurut praduga disesuaikan dengan pupuh 602 nu 603 Bae(diganti dengan kata we menurut praduga di sesuaikan dengan pupuh) 604 raden 605 Ditambahkan kata-si menurut praduga di sesuaikan dengan pupuh 606 Ditambahkan kata the menurut praduga di sesuaikan dengan pupuh 607 Ditambahkan kata bari menurut praduga disesuaikan dengan pupuh

182

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

Basa teja wong bagus kakaracunduk

Bet model

Sulaksana kakara tepang jeung kuring

Raden teh

Nu timana lembur matuh nagarana

Engkang teh

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

Sareng saha tuang kakasih nu mashur

Engkang teh

Den tampingan ngawangwur ka putri geulis

Duh oneng

Ari imah akang tinagri Kediri

Asal teh

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

Putra ratu akang teh rek ngalalana

Niat teh

Ari ngaran ka akang anu nyarebat

Sakabeh

Nu katelah akang teh jaka tampingan

183

6.6 Rahaden

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

Balik akang ayeuna nanya ka eulis

Enden teh

Nu timana bet aya di arca sewu

Nyangkere

Sareng saha tuang jenengan eulis teh

Nu gonjleng

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

Damel naon Nyai teh aya di arca

Bet model

Nyai putri ngawangsul barina imut

Nyerengeh

Ari ngaran sim kuring teh nu nyarebut ku kabeh

Katelah608

9.1

9.2

Nyai609Citra wati putrana610 Nyi611ratu

Kuring teh

608 nukatelah 609 Ditambah dengan kata Nyai menurut praduga disesuaikan dengan pupuh 610 putra 611 Ditambahkan dengan kata Nyi menurut praduga disesuaikan dengan pupuh

184

9.3

9.4

9.5

9.6

Ari imah timajapait nagara

Teu sanes

Ari ema anu mangku karatuan

Sakabeh

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

Anu mawi sim kuring aya di arca maksud teh

Enya eta niat tapa jisim kuring

Pasaleh

Pur watapa rek neang paduriyatan

Kuring the

Kuring era ku pun adi dewi patih

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

Paraheng

Kumargina dewi patah geus lakina

Ka raden

Sim kuring era ku Nyi dewi patih

Ngarendeng

Raden jaka tampingana seg tuluy nyaur

12.1 Ceuk raden

185

12.2

12.3

12.4

Aduh Nyai sok hanjakal awak akang

Ka renyeng

Mun keur samah Nyai ku akang di tikah

XXXIII. PUPUH KINANTI

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

Saumpama Nyai purun

Meureun ku akang dikawin

Nyi putri gancang ngajawab

Bari imut anu geulis

Leres kitu manah akang

Ka kuring akang dék ngawin

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

Den putra tuluy ngawangsul

Leres kitu enden putri

Akang barani sumpah

Daek medu tangtu ngawin

Nyi putri Nyiwit ngajawab

Wah iyeu mah wadul teing

3.1 Jaka tampingan ngarangkul

186

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

Bari Nyium ka Nyi putri

Nyi citra wati teh nepak

Akang ulah rusuh teing

Atuh mangka di nagara

Siang wengi ge sawawi

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

Mangka ge moal ku batur

Tangtu ku akang pribadi

Jaka tampingan ngajawab

Wah iyeu mah wadul teing

Jaka-jaka ku karesa

Ayeuna ge Nyai nampik

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

Putri citra wati imut

Barina nenggel jeng Nyiwit

Per/113/ kawis etamah akang

Atuh mangga urang mulih

Urang ngadehes ka ama

Ulah resep konyol teing

187

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

Gancangna rahaden tuluy

Angkat duaan jeng putri

Henteu kocak dijalanna

Ka majapahit geus sumping

Lajeung ngadeuheus karama

Sang ratu sepuh keur linggih

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

Nyi putri nyembah seug tungkul

Sang ratu sepuh ngalahir

Nyi citra wati bagea

Nyai nyaba heubeul teuing

Eulis teh pulang timana

Jeung mawa satri’ ngaginding

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

Nyi putri nyembah ngawangwun

Nun sumuhun kanjeng gusti

Abdi teh pulang ngumbara

Ari diditu teh gusti

Kapendak jeung iyeu pisan

Putrana ratu Kediri

188

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

Nya kitu deui kulanun

Bareng ngumbara jeung abdi

Mawi ku abdi dibawa

Bade ngawin ka sim abdi

Sang ratu kalangkung suka

Ngadangu saur Nyi putrid

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

Sang ratu sepuh ngadawuh

Lamun kitu syukur eulis

Pawei isuk/114/ kudu nikah

Raden tampingan ka eulis

Urang gancangken carita

Den putra parantos kawin

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

Ramena henteu di catur

Lain susah Nyieun dangding

Meureun cara nu tiheula

Teu aya gayeuhna deui

Kumaha adat biasa

189

11.6 Nikahkeun putra bupati

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

Tunda deui teu dicatur

Nu aya di majapait

Kecap sahiji nagara

Tunjungbang ngaran nagari

Nagri buta gede pisan

Ari nu jadi bupati

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

Jenengannana geus mashur

Namana kala perenggi

Dig jaya gagah perkasa

Ari dina mangsa hiji

Ratu buta sasarean

Sangkala perenggi 612 ngimpi

14.1

14.2

14.3

Ngimpi sareng putri tepung

Putri putra majapahit

Nu jenengan dewi patih

612 Kata “teh” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh

190

14.4

14.5

14.6

Kala perenggi seug lilir

Ngorejat bari sosoak

Hok peureudom cukimaih

15.1

15.2

15.3

15.4

15.5

15.6

Jalangjeleng diuk nangtung

Barina jeung maot kumis

Kala pelenggir kasmaran

Tempa tempo alak ilik

Ciling/115/cingcat turun unggah

Kanjeung nyaur dua patih

16.1

16.2

16.3

16.4

16.5

16.6

Dua buta gede luhur

Ngaranna anu sahiji

Rahaden kadawi dursa

Ari anu hiji deui

Kadadursi kakasihna

Dua buta gagah sami

17.1

17.2

Tuluy ngadehes ka ratu

Kala durisa kala durisi

191

17.3

17.4

17.5

17.6

Bareng nyembah duanana

Ngarendeng duaan calik

Kala perenggi mariska

Hay kala durisa jeung durisi

18.1

18.2

18.3

18.4

18.5

18.6

Numatak maneh disaur

Kudu lempang maneh patih

Ngadehes ka ratu maja

Jeung bawa surat ti aing

Bejakeun aing ngalamar

Ka dewi patah nu geulis

19.1

19.2

19.3

19.4

19.5

19.6

Ngimpi dewi patah purun

Eta ku aing ka impi

Nyi patah pasrah pisan

Ka aing putrid nu geulis

Ka impi aing duaan

Jeung Nyi patah anu geulis

20.1 Nyembah dewi patah tungkul

192

20.2

20.3

20.4

20.5

20.6

Jawabna sumangga gusti

Ratu buta Nyien surat

Suratna enggeus ditawis

Gancangna surat/116/ dielak

Dibikeun ka dua patih

21.1

21.2

21.3

21.4

21.5

21.6

Dua patih nyembah tuluy

Lempang rusuh gadag gidig

Adat-adat lempang buta

Henteu eureun beurang peuting

Dua buta urang tunda

Kocapken di majapait

22.1

22.2

22.3

22.4

22.5

22.6

Den patih eurmaya catur

Di pasean ekeur calik

613deuheusan para penggawa

Damelna eurmaya nulis

Sareung nampa lalaporan

Ti pungkur ti para mantra

613 Kata “di” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh

193

XXXIV. PUPUH PUNGKUR

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Kecap patih buta tea

614ges datang ka paseban tingdarungkil

Di paseban buta nangtung

Sami kaget sadayana

Tinggal buta dua sami gede luhur

Kocapken patih ermaya

Ka buta pok nanya bengis

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

Sia buta nu timana

Rek615 naon sia teh datang ka aing

Dua buta seg ngawangsul

Abdi ti nagri tunjung bang 7a

Dipiwarang abdi ngadeuheus ka ratu

Sarengna ngabantun surat

Ti prebu kala perenggi

614 Kata “eng” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 615 Arek

194

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

Patih urmaya ngandika

616/117/ diyeukeun eta surat ti perenggi

Urang sanggaken ka ratu

617 buta nganggakeun surat

Ku ermaya surat di tarima tuluy

Harita keneh dibuka

Kieu ungel eta tulis

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

Kasanggakeun ieu surat

Ka 618 rama maharatu 619 majapait

Kang putra gaduh piunjuk

Manawi kang rama remngag

Kang putra teh gede pisan nu di maksud

Bade nikah dewi patah

Kang rama teh pedah idin

5.1 Kang putra banget kasmaran

616 Kata “ka” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 617 Kata “sang” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 618 Kata “kang” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 619 Kata “di” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh

195

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Siang wengi taya deui 620 ka impi

Jabi dewi patah ayu

Disuhunken ayeuna

Muga-muga ku ieu kedah kabantun

Sakitu ungela surat

Beureum raray raden patih

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

Nafsu den patih ermaya

Tuluy bae surat 621 pake tampiling

Ka ladursa tuluy nubruk

Disepak ku 622 ermaya

Kaladur nya kitu deui seg ambruk

Raden ermaya/118/ tangginas

Luncat barina nampiling

7.1

7.2

7.3

Kaladursa dicabokan

Kapiuhan ka623 taneuh tigulitik

Kaladursi seg ditumbuk

620 Kata “nu” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 621 Kata “téh” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 622 Kata “den” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 623 Kana

196

7.4

7.5

7.6

7.7

Goler624 tengah paseban

Dua buta utah getih ting rungpuyuk

Di sered ka tengah jalan

Awakna tibabaranting

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

Raden ermaya ngandika

Sia buta geura 625 harudang deui

Ermaya lapor ka ratu

Tunda deui 626 ermaya

Di kocapken buta nu dua geus nambru

Harita tuluy harudang

Amarah sangkala dursi

9.1

9.2

9.3

9.4

Kaladursa nu megatan

Ké627 heula rai ulah rusuh teing

Kudu pikir masing etu

Urang tong628 lalawora

624 Ngagoler 625 Kata “seg” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 626 Kata “den” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 627 mangké 628 Kata “ulah” pada teks aslinya diganti dengan “tong”

197

9.5

9.6

9.7

Kieu rai omong akang kudu gugu

Akang lain sieun pedang

Atawa sieun ku bedil

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

Akang teu sieun ku pedang

Leheng-leheng urang perang mun629 kenging

Kuma urang lamun pupus

Jadi na630/119/ kalakuan

Sae urang eker piwarang ku ratu

Lamun urang eleh perang

Eweh nu lapur ka gusti

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

Jadi tuna caritana

Ayeuna631 hayu rai urang balik

Urang laporken ka ratu

Yen urang 632 dibinasa

Mangga bae rai urang buru-buru

Kaladursi seserian

629 Lamun 630 Tuna 631 Ayeunamah 632 Kata “téh” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh

198

11.7 Bari ngomong cengar cengir

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

12.7

Kuring ras kasaur akang

Majah akang teu sieun 633 tumbak bedil

Gening kakara ku tumbuk

Akang 634 wani ngajopak

Kaladursa jeung635 kaladursi ngawangsul

Kilang kitu kang rai mah

Wani rek merangan deui

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

13.7

Rai ge gening ngajopak

Yu636 bae rai ayeuna mah balik

Montong loba teing saur

Sabab urang teu637 kuat

Kanjeng buta nu dua engges taruluy

Lempang gancang rurusuhan

Mundur maju buta balik

633 Kata “ku” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 634 Kata “téh” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 635 Kata “jeung” ditambahkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 636 Hayu 637 Kata “teu” ditambahkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh

199

XXXV. PUPUH DURMA

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Nunda deui lampahna buta nu dua

Kocap638 ermaya patih/120/

Deuheus639 640 maharaja

Geus linggih payun641 raja

Sang ratu anom ngalahir

Naon kang patya

Nyembah ngawalon 642 patih

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

Nun sumuhun pariksa dauh gamparan

643 Rahasia saetik

644 waktu di paseban

645buta dua geus646 datang

Jurungan kala perenggi

Jeung mawa surat

638 Kocapkeun 639 Ngadeuheus 640 Kata “ka” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 641 Payuneun 642 Kata “den” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 643 Kata “aya” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 644 Kata “abdi” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 645 Kata “aya” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 646 Kata “geus”ditambahkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh

200

2.7 Surat waca647 ku abdi

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

Unggal surat ngalamar rai gamparan

Abdi kaliwat648 pusing

Eta buta 649 dua

Ku abdi teh dicabok650

Buta dua utah getih

Ayeuna mulang

Istri651 kala652 perenggi

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

Mugi-mugi gamparan kedah sadia

653 bilih kala perenggi

Ruksak654 nagri gampar655

Sang ratu téh656 ngandika

Bener saur akang patih

647 diwaca 648 Kaliwatan 649 Kata”anu” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 650 dicabokan 651 isturi 652 kakala 653 Kata “bok” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 654 Ngaruksak 655 Gamparan 656 Kata “teh”ditambahkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh

201

4.6

4.7

Nya kudu pisan

Urang sing657 ati-ati

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Tunda deui parbu anom amarjaya

Aya nu658 kocap deui

Sahiji nagara

Ngaran 659 guha upas

Anu nyepengna ratu jim

Ari namana

660/121/prabu661 limandanawi

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

Papatihna ngaranna liman cantaka

Patih gagah liwat saking

Sami662 jeung ratuna

663 jaya gagah perkasa

Ari rupana ratu jim

657 Masing 658 Anu 659 Nagri 660 Kata “sang”dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 661 Perabu 662 Kata “baé” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 663 Kata “dig” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh

202

6.6

6.7

Jeg bagong pisan

Awakna pinuh664 sisit

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Sisitna teh rupana loba kacida

Katenjo ting665 karetip

Ari kahakanan666

Sagala hakan667 bangke

Bangke oray rending babi

Geus puguh hayam

Bangke kuda jeung668 sapi

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

Sang ratu jim ari dina hiji mangsa

Heuay tibra lewat saking

Sesegur keryakna

Kawas sagara ker pasang

Liman darawi teh ngimpi

Kagungan garwa

664 Kata “ku” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 665 Pating 666 Kata “na” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 667 Dihakan 668 Kata “bangke” diganti dengan “jeung”

203

8.7 Ka dewi patah 669 geulis

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

Barang hudang liman danawi ngarampa

Ngarampaan Nyi670 putri

Dewi patah teh taya671

Da puguh gé672 impian

Sang ratu ejim ngalahir

Duh dewi patah

Naha Nyai mana lengit

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

Tuluy bae kaluar liman/122/ danawa

Gasik nyaur den673 patih

Liman cantaka dongkap

Ngadehes kamah raja

Ngandika liman danawi

Kieu saurna

674 liman cantaka patih

669 Kata “nu” dihilangkan agar sesuai dengan jumlah suku kata dalam pupuh 670 Nyai 671 Teu aya 672 Oge 673 Raden 674 Kata “Hey” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh

204

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

11.7

Poe iyeu patih maneh kudu lempang

Ngadehes 675majapait

Penta dewi patah

Ku maneh kudu 676bawa

Liman cantaka segamit

Tipayun raja

Mundur kaluar 677 patih

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

12.7

Lempang gancang semu anu rusuh pisan

Gadag-gidig di678 nagri

Tuluy 679 ngawang-ngawang

Hibeur teu680 make jangjang

Sakumaha adatna jim

Gancang nir kilat

681 datang ka majapait

675 Kata “ka” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 676 Kata “ka” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 677 Kata “den” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 678 Kata “jero” diganti oleh kata “di” 679 Kata “bae” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 680 Hanteu 681 Kata “geus” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh

205

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

13.7

Tuluy asup patih jim teh ka paseban

Nyampak selamaya patih

Den selamaya mariksa

Ieu 682tamu timana

Semu anu rusuh teuing

Jeung saha ngaran

683naon datang ka kami

14.1

14.2

14.3

14.4

14.5

14.6

14.7

Patih jim teh geus kitu tuluy ngajawab

Kula 684 iyeu papatih

685nagri686 guha upas/123/

Liman cantaka 687ngaran

Kula diutus ku gusti

Ka ratu maja

Menta dewi patah putri

682 Tatamu 683 Kata “dek” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 684 Kata “téh” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 685 Kata “ti” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 686 Nagara 687 Kata “nya” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh

206

15.1

15.2

15.3

15.4

15.5

15.6

15.7

Tuluy imut raden patih selamaya

Patih jim 688 ditampiling

jeung689 bari690 ngandika

Saha sia Bangka warah

Tayoh katenjona anjing

Wani pok menta

Mindo 691 patih nampiling

16.1

16.2

16.3

16.4

16.5

16.6

16.7

Mun geus paeh aing hade sia menta

lamun692 enya 693 lalaki

694 urang geulut heula

Memeh beunang dewi patah

Aing teh iyeu papatih

Nomer satuna

Kalah peugat modikasih

688 Kata “teh” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 689 Kata “sarta” diganti oleh kata “jeung” 690 Kata “na” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 691 Kata “den” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 692 Mun 693 Kata “sia” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 694 Kata “hayu” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh

207

XXXVI. PUPUH MAGATRU

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

Gancang bae liman cantaka teh nubruk

Nyingcat selamaya patih

Patih jim dikelid labuh

Den selamaya nampiling

Patih jim tuluy molotot

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

Patih jim teh diseret ka alun-alun

Bari hanteum ditampiling

Patih jim ripuh kalangkung

Kapopekan lat teu eling

Les lengit hanteu katembong

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

Selamaya /124/ heran dina jero kalbu

Kusabab musuhna leungit

Mirengehna ngaler ngidul

Weleh bae teu kapanggih

Den selamaya olohok

4.1 Angges kitu aya swara diluhur

208

4.2

4.3

4.4

4.5

Susumbarna matak nyeuri

Kieu pokna nu diluhur

Nyaeta omong patih jim

Sia teh ulah olohok

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

Geura susul aing teh iyeu diluhur

Mun enya sia lalaki

Montong ngahuleng ngajentul

Geura susul bae aing

Hayu urang silih cabok

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

Selamaya ngadangu saur diluhur

Kupingna arek disebit

Raden hanteu bisa nyusul

Selamaya tuluy nangis

Ngenes teu bisa ngaboro

7.1

7.2

7.3

Patih jim the ngera-ngera nu ngajentul

Boro mah sia papatih

Naha bet teu becus ngapung

209

7.4

7.5

Sia nyebut nomor hiji

Jadi patih eker naon

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

Hanteu lami sumping dewi roro uju

Nyamperkeun/125/ kanu keur nangis

Dewi roro uju nyaur

Kunaon akang teh nangis

Den selamaya ngawalon

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

Cerik so teh akang lain eleh geulut

Aya ka kurang saetik

Akang hanteu bisa ngapung

Era ku musuh nu sakti

Diluhur ka akang moyok

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

Roro uju nyaur barina jeung imut

Alah akang matak watir

Gancang dewi roro uju

Nyandak campaka sahiji

Campaka jimat nu kahot

210

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

Nya eta anu695 ngaran campaka dadu

Tuluy bae ku Nyi dewi

Diusapkeun kana suku

Dampal sampean den patih

Nyi roro uju ngawartos

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

Mangga akang ayeuna mah geura susul

696jerog bumi tilu kali

Den selamaya seg nangtung

697jerog bumi tilu kali

Den selamaya ges leos

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

Geus kaluhur selamaya nyusul musuh

Ku patih jim katingali

Patih jim kaget kalangkung

/126/ jeung pikirna rada risih

Seg tuluy patih jim ngomong

695 Nu 696 Kata “tan” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 697 Kata “nan” dihilangkan agar sesuai dengan suku kata dalm pupuh

211

14.1

14.2

14.3

14.4

14.5

Sa ayeuna dewek moal waka tarung

Ngan jaga baringsu pagi

Ulah lian ganti lawan

Dewek kudu jeung silaing

Ayeuna dewek rek matog

15.1

15.2

15.3

15.4

15.5

Raden patih selamaya teh ngadangu

Omongannana patih jim

Heran dina jero kalbu

Saha anu ngomong ka aing

Jinisna hanteu katembong

16.1

16.2

16.3

16.4

16.5

Tuluy bae raden selamaya turun

Gancang ngadeuheus ka gusti

Tunda heula teu dicatur

Anu ngadeuheus ka gusti

Kocapkeun kala perenggo

17.1 Ditunjung bang gawena diuk seg nantung

212

17.2

17.3

17.4

17.5

Ngarep-ngarep kala dursi

Kocap kala dursa jebul

Duaan jeung kaladursi

Sangkala perenggi atoh

18.1

18.2

18.3

18.4

18.5

Tuluy bae kala perenggi teh nyaur

Hey kalawidursa dursi

Mana dewi patah ayu

Aing geus haying gok panggih

Kalawidursa ngawalon

19.1

19.2

19.3

19.4

19.5

Nun/127/ gamparan perkawis Nyi putri ayu

Hanteu kabantun ku abdi

Margina hanteu ka bantun

Putri geus boga salaki

Salakina gagah jago

20.1

20.2

20.3

Abdi oge gusti diditu the tarung

Wani bengep pipi abdi

Ditampiling raden bagus

213

20.4

20.5

Munggah dongkap ka teu eling

Abdi duaan teh keok

21.1

21.2

21.3

21.4

21.5

Sang perenggi raray beureum genek kedung

Bawaning kaliwat pusing

Gancangna perenggi nyaur

Ayeunamah kaladursi

Kapalang kasmaran mantog

XXXVII. PUPUH ASMARANDANA

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Hayu bae kaladursi

Urang rurugan ayeuna

Kumpulkeun balad sakabeh

Gancang patih kaladursa

Ngumpulkeun wadia balad

Tikaler rejeng tikidul

Geus pepek wadia buta

2.1

2.2

Ting harereng ting jarerit

Warna-warna sora buta

214

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

Tikidul geus hideung kabeh

Gancangna harita budal

Heurin usik dijalanna

Sang perenggi tung/128/gang lembu

Di jaka ku ka petengan

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

Dijalanna teu digurit

Kocapkeun bae geus dating

Ka majapait sakabeh

Urang kampong lalumpatan

Sieunen ngadeuleu buta

Balad buta ting garerung

Sawareh anu sosoak

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

Kocapkeun nu dinagari

Ermaya jeung selamaya

Ngadeuheus ka ratu anom

Den selamaya unjukan

Ka sang anom amro jaya

Nu sumuhun kanjeng ratu

215

4.7 Perkawis musuh geus dongkap

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Perahu anom ngalahir

Geura papag ku duaan

Masing ari niatna bae

Montong kungsi mawa balad

Lawan bae ku duaan

Ermaya nyembah ngarangsul

Nyuhunkeun dial gamparan

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

Nyembal selamaya pamit

Mundur tipayunen raja

Ermaya nya kitu keneh

Angkatna bareng duaan

Ermaya jeung selamaya

Dangdan cakep nyoser duhung

Kawas anu sakembaran

7.1

7.2

Gancang ermaya geus indit

/129/ duaan jeung selamaya

216

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Musuh buta geus katembung

Seg tuluy bae papeta

Masangkeun bandera merah

Ciri ngajak perang pupuh

Ketenjo ku ratu buta

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

Ngandika kala perenggi

Eh patih kala widursa

Kumaneh teh geura tenjo

Itu anu nantang perang

Tapi teu aya jalmana

Ngan aya dua lelembut

Budak teh wanter kacida

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

Nyembah patih kaladursi

Mangga gusti urang papag

Kala perenggi ngawalon

Patih pek pajukeun balad

Gancang patih kaladursa

Baladna serah karumpul

217

9.7 Jeung masang bandera merah

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

Ku ermaya katinggali

Yen aya bandera merah

Den ermaya gancang bae

Ermaya nyeleking gondewah

Balad buta teh geus pasang

Sora but acing gareurung

Di pungkur kalawidursa

XXXVIII. PUPUH SINOM

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

Tunda nu keur ngadeuheusan

Kocapkeun Kala Parenggi

Nu kabur ti pangperangan

Tiluan jeung dursa-dursi

Ngandika Ka698 Parenggi

Hĕ dursa kumaha atuh

Urang pȇtana ngalawan

Supaya beunang Nyi putri

698 Kala

218

1.9 Jeung supaya Ratu na taluk ka urang

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

2.8

2.9

Sang Kala Dursa ngajawab

Gusti piunjuk sim abdi

Manawi gemparan rempag

Rék minang saraya abdi

Wirĕhing abdi 699 nguping

Aya hiji ratu kunyuk

Ȇta mah estuning gagah

Di guha Tiskenda gusti

Ratu Kunyuk Bujang Ganom/183/ kakasihna

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

Kala Parenggi ngandika

Bener omong manȇh patih

Hayu beurangna leumpang

Menta pitulung sang aji

Sugan700 kersaeun jurit

Eung sugan anjeunna sanggup

699 Kata ‘’geus’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 700 Sugana

219

3.7

3.8

3.9

Merangan sang Ratu Maja

Tuluy leumpang sang Parenggi

Nu ngiringna kala Dursi kala Dursa

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

4.9

Tunda nu minang saraya

Ganti deui nu di gurit

Kocap keun putra Pandita

Nu tapa di sisi langit

Ayeuna atos701 mulih

Aya di Pandita jamus

Kakasih dȇn Danur Wȇnda

Kayap hanteu aya tanding

Sang pandita ka putra tuluy ngandika

5.1

5.2

5.3

5.4

Radȇn bagus anak bapa

Radȇn tȇh dek naon deui

Nyembah radȇn Danur Wȇnda

Nu mawi ngadeuheus abdi

701 Parantos

220

5.5

5.6

5.7

5.8

5.9

Ama 702 langkung uninga

Pandita enggal ngadawuh

Bapa ujang geus uninga.

Radȇn mikir beurang peuting

Taya deui radȇn haying jadi raja

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

6.8

6.9

Sang bapa nuduhkeun ujang

Mun haying jadi bupati

Ujang kudu/184/ daek tapa

Tapa dina pucuk keris

703 kanegri Majapait

Ngawalon rahadȇn bagus

Ama ȇdi sanggeum pisan

Pandita ngandika deui

Sakur pisan ujang lamun gede manah

7.1

7.2

Radȇn kudu sasauran

Mun dating ka Majapait

702 Kata ‘’anu’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 703 Kata ‘’Tuh’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh

221

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

7.8

7.9

Kieu diditu tȇh ujang

Ujang kudu nangtang jurit

Tangtang ratu Majapait

Ȇta mah ratu pinunjul

Mun bias ngelȇhkeun ȇta

Radȇn teh jadi bupati

Poma pisan hidep ulah salah-salah

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

8.8

8.9

Nyembah radȇn Danur Wȇnda

Amit angkat timah reusik

Gancangna radȇn munjungan

Geus munjung radȇn jung indit

Angkat704 ka majapait

Di jalan henteu dicatur

Kocapkeun baȇgeus dongkap

Wates negri majapait

Angkat radȇn Danur Wȇnda gancang pisan

704 Angkatna

222

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

9.8

9.9

Geus dongkap ka nagarana

Ka alun-alun geus nepi

Dȇn Danur Wȇnda sosowak/185/

Daham-dȇhem nangtang jurit

Mana ratu majapahit

Hayu urang perang pupuh

Jeung ulah maju keun balad

Kudu ratuna pira badi

Poma pisan ulah dek maju keun balad.

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

10.8

10.9

Kocapkeun nu di paseban

Ngupingkeun nu nangtang jurit

Pandakawan gancang lumpat

Nguninga ka kanjeung gusti

705 asup ka Sri Makanti

Pandakawan unjuk hatur

Abdi unjuk musuh dongkap

Di alun-alun nangtang gusti

Perabu Anom ngupingkeun anu unjukan

705 Kata ‘’Geus’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh

223

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

11.7

11.8

11.9

Perabu Anom ngandika

Saur kang ȇrmaya patih

Jeung akang jaka tampingan

Ȇta sina maju jurit

Nyembah pandakawan amit

Mundut tipayuneun ratu

Pandakawan lulumpatan

Geus dongkap kabumi patih

Tuluy baȇ pandakawan cacarita

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

12.7

12.8

Gamparan timbalan raja

Kedah maju deui jurit

Musuh gampar angeus dongkap

Di alun-alun nangtang jurit

Radȇn706 patih/186/ geus nguping

Dangdan radȇn patih rusuh

Nyung gelang duhungna ladrang

Den patih gancangan indit

706 Rahadĕn

224

12.9 Sasauran aing moal mundur perang

XXXIX. PUPUH DURMA

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Seug gugupay Radȇn Anom Danur Wȇnda

Geuwatan707 sia babi

Montong gigindingan

Geuwatan 708 geura datang

Aing kesel titatadi

Nungguan sia

709yu urang perang tanding

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

Radȇn Patih Ȇrmaya gancangna lumpat

Bari ngamang-ngamang kris710

711Danur Wȇnda mapag

Geus amprok padaduaan

Ȇrmaya ngandika manis

707 Geuwat-geuwat 708 Kata ‘’Sia’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 709 Hayu 710 Keris 711 Kata ‘’ku’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh

225

2.6

2.7

Ĕh dèn satria

Saha 712 tuang kakasih

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

Nu timana sampean tȇh nangtang perang

Danur Wȇnda nyaur bengis

Sia montong nanya 713

Aing be714 geura lawan

Gancangna ȇrmaya indit

Singkil pepȇta

Keris715 dibubat-babet

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

Diteuweukan Danur Wȇnda tȇh teu teurak

Anggur gantana/187/gintini

716 saur Danur Wȇnda

Nu uduh geura pilih717

Dèk ti tukang dèk tigigir

Geura pilihan

712 Kata ‘’nya’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 713 Kata “ngaran’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 714 Bae 715 Kerisna 716 Kata ‘’Kieu’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 717 Pilihan

226

4.7 Radȇn Ȇrmaya 718 pusing

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Tuluy baȇ dȇn Ȇrmaya sasauran

Geura males 719 silaing

Dȇn Danur 720 ngareuhak

Hantem be721 sia heula

Ȇrmaya seug nyaur deui

Geus kesel pisan

Kari sia neuweuk aing

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

Tuluy baȇ Danur Wȇnda tȇh Nyiduhan

Keuna ka722 pucuk keris

Kris723 peperengkelan

Kaget 724 Patih Ȇrmaya

Ningali kagungan keris

Euweuh rupana

718 Kata ‘’Teh” dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 719 Kata ‘’euy’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 720 Kata ‘’wenda’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 721 Bae 722 Kana 723 Kerisna 724 Kata ‘’den’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh

227

6.7 Seug dȇn725 nyandak jamparing

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Dȇn Ȇrmaya mentang jamparingna ce’kas

726 Danur Wȇnda caringcing

Barang jamparing 727 datang

Danur Wȇnda dȇheman728

Jamparing tȇh balik deui

Teu kungsi keuna

Olohok radȇn729 patih

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

Nyandak deu jimat/188/ bendȇ kabuyutan

Bendé ditakol 730 cicing

Teu aya sorana

Dȇn Ȇrmaya tambah hȇran

Seug tuluy naranjang731 deui

Ka Danur Wȇnda

725 Raden 726 Kata ‘’den’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 727 Kata “dek” dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 728 Dedeheman 729 Rahaden 730 Kata ‘’teh’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 731 Naranjangan

228

8.7 Seug dicekel dȇn732 patih

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

Dialungkeun ȇrmaya ku Danur Wȇnda

Lepas di alung733 Tarik

Ka ratu Anom ragrag734

Perabu Anom ngareunjag

Kaget ningal radȇn patih

Gubrag nangkarak

Cengkat 735 ȇrmaya patih

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

Tuluy baȇ dȇn Ȇrmaya tȇh unjukan

Kaula736 kanjeng gusti

Perkawis musuh tȇh gagah

737teu karak ku pakarang

Saratna musuh tȇh sakti

Abdi teu kiat

732 Raden 733 Alungkeun 734 Ragragna 735 Kata ‘’den’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 736 Kaulanun 737 Hanteu

229

10.7 738 ratu Anom ngalahir

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

11.7

Itu baȇ pajukeun akang tampingan

739 tampingan maju jurit

Gancang geus patepang

Sareng dȇn740 Danur Wȇnda

Radȇn tampingan nampiling

Ka Danur Wȇnda

dȇn741 Danur Wȇnda seuri

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

12.7

Dȇn tampingan/189/ tuluy baé direuhakan

Reuhakna keuna piping

Dȇn tampingan ngagolepak

742 tuluy kembung pingpingna

Ngagoler teu usik deui

Tuluy di candak

Di alung743 leupas tarik

738 Kata ‘’sang’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 739 Kata ‘’den’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 740 Raden 741 Raden 742 Kata ‘’seug’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 743 Alungkeun

230

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

13.7

Ragragna gé ka payuneun raja muda

744dȇn tampingan ngajerit

Reuwas 745 ku sang raja

Gék calik cedok sembahna

Sang ratu Anom ngalahir

Ku naon akang

Teu kanti akang tȇh geubis

XL. PUPUH KINANTI

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

Radȇn tampingan ngawangsul

Nyanggakeun bebendu gusti

Jisim abdi geus teu kiat

Ngalawan perang ka jurig

Reuhakna matih kacida

Wani kembung pingping abd

2.1 Perabu Anom ngadawuh

744 Raden 745 Kata ‘’isin’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh

231

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

Ku tiluan paju deui

Sareng radȇn selamaya

Kang ȇrmaya kitu deui

Tuluy maraju tiluan

Nu tilu pikirna risi

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

Nu luan geus tarepung

Dȇn Danur Wȇnda tȇh seuri

Dȇn Danur/190/ Wȇnda ngandika

Sia tȇh karooh teuing

Keukeuh pisan maju medan

Mana ari ratu silaing

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

Dȇn selamaya ngawangsul

Tong nanyakeun ratu aing

Aing baȇ geura lawan

Dȇn Danur Wȇnda ngalahir

Temen sia rȇk ngalawan

Geura tadah tiu aing

232

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

Danur Wȇnda tuluy niup

Napas na kaliwat tarik

Nu tiluan tȇh kabawa

Ngalayang kabawa angin

Ka ratu Anom ragragna

Ting gedebug pili ganti

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

Parabu Anom ngaranjug

Ningal nu blag blig blug geubis

Ratu Anom tuluy angkat

Teu kungsi mariksa deui

Nepungan dén Danur Wȇnda

Dȇn Danur Wȇnda ngaleungit

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

Asup kana jero batu

Ratu Anom geus ninggali

Lajeng baé sasauran

Ȇh musuh ulah ngaleungit

Ieu aing geura lawan

Sia jurig geura bijil

233

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

Ratu Anom nyandak batu

Danur Wȇnda ngalih deui

Ngalih kana kekembangan

Batu na di piceun/191/ deui

Tuluy nyandak kekembangan

Dȇn Danur Wȇnda ngaleungit

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

Radȇn Danur Wȇnda nyaur

Ieu mah éstu lalaki

Pantes pisan jadi raja

Dék nyoba sakali deui

Mun aing geus kanyahoan

Ĕstu ieu tȇh lalaki

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

Radȇn jadi seuneu hurung

Ngagudag jeung gunung jadi

Perabu Anom ngandika

Bener ieu mah lalaki

Ratu Anom Nyipta hujan

234

10.6 Hujan gede liwat saking

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

Ninggang kana seuneu hurung

Seuneu hurung leungit deui

Jadi gunung gede pisan

Ratu Anom Nyipta deui

Geus jadi landak bodas

Rebu-rebu landak putih

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

Landak ngarukuyan gunung

Gunung na geus leungit deui

Gunung leungit timbal buta

Buta gede liwat saking

Sang ratu Anom Nyipta

Jadi ratu monyet putih

13.1

13.2

13.3

13.4

Buta di rontok ku kunyuk

Kunyuk ngegel kana ceuli

Irung buta dicakaran

Buta tȇh ngoceak/192/ jeurit

235

13.5

13.6

Buta lengit geus teu aya

Timbul Danur Wȇnda deui

14.1

14.2

14.3

14.4

14.5

14.6

Geur gelut pagulung-gulung

Sili cabok jeung nampiling

Sili tumbuk seseredan

Teu aya unggul sahiji

Tanaga sara pisan

Pada weduk pada sakti

15.1

15.2

15.3

15.4

15.5

15.6

Danur Wȇnda nyabut duhung

Parabu Anom kitu deui

Cus-cos seug ngadupa karang

Tinggalonjerang sora keris

Sahiji teu aya nu teurak

Danur Wȇnda nyaur manis

XLI. PUPUH DANGDANGGULA

1.1

1.2

Keris iyeuh naha mintul teuing

Taya pisan keris tȇh gawena

236

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

1.10

Ama jamul bohong baȇ

Pajah keur neuweuk 746 musuh

Parabu Anom seug ngalahir

Duh hayu747 manglé heula

Naha nyaur kitu

Dȇn Danur Wȇnda ngajawab

Bongan ama mere keris mintul teuing

Boro 748 ama pandita

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

2.8

Parabu Anom seug ngalahir deui

Mangga akang urang eureunan sakedap

Bari urang cacarios/193/

Bisi749 urang kapalsu

Mangga akang urang caralik

Akang tȇh nu750 timana

Kuring hayang weruh

Dȇn Danur Wȇnda ngandika

746 Kata ‘’ka’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 747 Kata ‘’hayu’’ ditambahkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 748 Kata ‘’mah’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 749 Bisina 750 Anu

237

2.9

2.10

Nyaur bengis ari asal awak aing

751 patapan pulau pinang

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

3.10

Ari ngaran Danur Wȇnda aing

Ari ama nu jadi pandita

Pandita jamul nu ka hot

752 parabu Anom ngarangkul

Duh akang teu nyana pisan

Perang tȇh kasalahan

Perang rejeng dulur

Kuring oge putra ama

Waktu akang keur tapa di sisi langit

Kuring 753 di pulau pinang

4.1

4.2

4.3

4.4

Danur Wȇnda geus kitu seug nangis

Bari nyaur neda dihampura

Kakara terang akang tȇh

Mugi rai ngamaklum

751 Kata ‘’ti’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 752 Kata ‘sang’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 753 Kata ‘’ge’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh

238

4.5

4.6

4.7

4.8

4.9

4.10

Parabu Anom seug ngandika deui

Balik kuring deui akang

Nyuhunkeun dimaklum

Sareng neda pangampura

Mangga akang ayeuna urang marulih

754 Danur Wȇnda ngajawab

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

5.8

5.9

5.10

Mangga rai akang seja ngiring/194/

Parabu Anom lajeng angkatna

Angkatna pakayang-kayang

Rupa 755 gambar susun

Teu aya gaȇh saeutik

Kawas jambe beulah dua

Gancangna geus asup

Asupna ka padaleman

Lajeng linggih sami dina korsi gading

Papayun payun linggih756

754 Kata ‘’den’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 755 Kata “siga” dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 756 Linggihna

239

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

6.8

6.9

6.10

Tunda deui parabu majapahit

Sareng radȇn Danur Wȇnda tea

Mangke tangtu dicarios

Ganti 757 nu dicatur

Kocap deui kala perenggi

758 keur minang saraya

Ayeuna geus cunduk

Ka guha tiskenda datang

Keur ngadeuheus ka bujang Ganom bupati

Ratu monyet di tiskenda

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Bujang Ganom gancangna ngalahir

He tatamu sampean ti mana

Sareng sampean dek naon

Kala perenggi ngawangsul

Ti tunjungbang jisim ȇdi

Ȇdi ratu buta

Ngadeuheus ka ratu

757 Kata ‘’deui’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 758 Kata “nu” dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh

240

7.8

7.9

7.10

Mawi abdi ngadeuheusan

Seja abdi nyuhunkeun pitulung gusti/195/

Ȇdi 759 minang saraya

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

8.8

8.9

8.10

Mugi mugi gemparan jeung gusti

Kersa nulung kana hal peperang

Lamun itu tȇh kawon

Abdi bade aya kawul

Seja pasrah sanagara abdi

Abdi bade ngawul

Kalinggih jeung ratu

Upanteun gamparan kersa

Jisim abdi sumeja nyanggakeun putri

760nu geulis dewi patah

9.1

9.2

9.3

Bujang Ganom geus kitu nyarita deui

Pangperangna urang tȇh jeung saha

Kumanȇh berean nyaho

759 Kata ‘’teh’’ dihilangkan supaya sesuai dengan bilangan pupuh 760 Anu

241

9.4

9.5

9.6

9.7

9.8

9.9

9.10

Kala perenggi wangsul761

Perangna jeung majapait

Kumargi ratu762 cidra

Goreng liwat langkung

Bujang Ganom seug ngandika

Hade pisan kami nulung perang jurit

Geus limbung763 balad-balad/196/

XLII. PUPUH LAMBANG

1.1

1.2

1.3

1.4

/196/Kada pareunggih tẻh suka

Rẻhing bujang ganom kersa

Nulung kana peperangan

Tangtu nagẻ bakal menang

2.1

2.2

2.3

.24

Urang gancangkeun carita

Balad kunyuk geus daratang

Harita ngaruru budan

Balad monyet pirang- pirang

761 Ngawangsul 762 Ratuna 763 Ngalimbung

242

3.1

3.2

3.3

3.4

Heurin usik na764 dijalan

Aya hiji monyet mandah

Geus kolot kabina- bina

Huntuna ge geus teu aya

4.1

4.2

4.3

4.4.

Kunyuk tẻh warna lampahna

Sawarẻh nu nyẻnggerẻngan

Ting rareunyap Ting rarindat

Sawarẻh udag- udagan

5.1

5.2

5.3

5.4

Aya anu mawa anak

Ti hareup bari nyusuan

Kocapkeun bae geus datang

Katapeul wates nagara

6.1

6.2

6.3

Beuwur kabeh pilemburan

Ku balad monyet diroyah

Kebon kebon kabẻh ruksak

764 Kalimat Na ditambahkan sesuai dugaan

243

6.4 Bubuahana bẻyak

7.1

7.2

7.3

7.4

Hiji jalma ngabahuma

Ku monyet humana bẻak

Gancang lumpat ẻta jalma

Lumpat tarik ka nagara

8.1

8.2

8.3

8.4

Sejana lapor ka raja

Barang datang ka pasẻban

Nyampak dẻn patih ermaya

Nu boga huma unjukan

9.1

9.2

9.3

9.4

Juragan abdi gamparan

Nguningakeun aya huma

Ruksak ku monyet dirayah

Monyet na sapirang- pirang

10.2

10.2

10.3

Abdi nyuhunkeun dilayad

Wirẻh huma abdi ruksak

Gancangna patih Ẻrmaya

244

10.4 Harita lapor ka Raja

11.1

11.2

11.3

11.4

Parabu anom ngandika

Aya naon akang gatya

Radẻn Ẻrmaya unjukan

Abdi teh hatur uninga

12.1

12.2

12.3

12.4

Di Wates nagri gamparan

Sadaya parantos ruksak

Ku balad monyet diroyah

Keur kapungkur mah teu aya

XLIII. PUPUH PUNGKUR

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

Parabu anom ngandika

Akang patih kudu kumpul 765 perjurit

Serdadu kudu karumpul

Balad monyet766 bedilan

Poma pisan kabeh kudu sina kumpul

765 Keun 766 Tẻh

245

1.6

1.7

Sabab ngaruksak pakaya

Pakaya anu laleutik

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

Codok nyembah radẻn patya

Sarta amit mundur 767 payuneun gusti

Angkat gancang kusat 768 kisut

Nyunggeulan duhung769 ladrag

Parantos sumping ka pasẻban 770ngadawuh

Kami tẻh menang timbalan

Kasadaya para manteri

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

Kieu tumbalan jeung raja

Poe ieu 771 sedia perjurit

Sarawu rejeng serdadu

772 Ka wates nagarana

Sabab datang musuh kunyuk rẻbu-rẻbu

Balad-Balad kudu budan

767 ti 768 kesit 769 Duhungan 770 seg 771 kudu 772 Mapag

246

3.7 Sing sadiya tumbak bedil

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

Nu mintul kudu sekeutan

Jeung nu potong kudu 773 tumbuan deui

Sebat den patih ngadawuh

774ya hiji monyet datang

Aya hiji monyet mandah gede luhur

Monyet hideung kacida

Song surat ka radẻn patih

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Ku radẻn patih ditampa

Tuluy baẻ surat dibuka ku775Patih

Ungelna surat dicatur

Kieu ungal 776 surat tẻh

Ieu kami bujang ganom ratu kunyuk

Ari imah ditisgenda

Julungan kala perenggi

773 Di 774 Aya 775 Kalimat Ku di tambahkan sesuai praduga 776 Eta

247

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

Geuwatkami geura napag

777 serdadu atawa ratu peribadi

Kudu geuwat buru-buru

Aya 778 wates nagara

Ẻta kitu ungalna surat tikunyuk

Dẻn patih ẻnggal ngandika

Ka monyet manda andimih

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Ẻh kunyuk nu mawa surat

Ayeuna 779 sia hadẻ geura balik

Bejakeun aing geus tangtu

Poe ieu 780gẻ datang

Tuluy nyembah monyet bari anggat unggut

Gancangna monyet tẻh lumpat

Ngareunyap ngarindat ngacir

8.1

Urang gancangkeun carita

777 Ku 778 Di 779 Mah 780 Ogẻ

248

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

781 sadia serdadu rawu perjurit

Balad- balad geus karumpul

782 mendag yaknan ajidan

Para upsir mayor obos 783 karumpul

Geus puguh para antẻnar

Sẻnapati Judipati

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

Kocapkeun raden Ẻrmaya

Nunggang kuda bulu gambir {jeung} 784ngiring

Rarahabna wani mancur

Kuda gagah 785hohoaj

Seg katema ku Sẻlamaya nu bagus

Cakep bari nunggang kuda

Kuda dauk sarta ngirig

10.1

10.2

Gancangan harita budan

Jalan gede heurin 786 perjurit

781 Geus 782 Ku 783 Geus 784 Kalimat Sarta diganti menjadi “jeung” agar sesuai dengan pola pupuh 785 Kalimat “sarta” digantikan dengan Jeung agar sesuai dengan pola pupuh 786 Ku

249

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

Dereded nu pumu tambur

Nguk ngok sora tanjina

Bandẻrana beureum wani ngempur hurung

Tingeuleubẻt bandẻrana

Eundag kadupak ku angin

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

11.7

Hanteu panjang di carita

Balad- balad 787 dongkap ka wates nagri

Katẻnjo ku balad kunyuk

788 bujang ganom ngandika

Geura tenjo batur- batur itu musuh

Kudu Sing iyatna pisan

Urang kudu ati- ati

12.1

12.2

12.3

12.4

Seg tuluy masang bandera

Dur mariyem ciri 789 ngajakan jurit

Buruyun baladna kunyuk

Monyet mang laksa- laksa

787 Geus 788 Sang 789 Cirina

250

12.5

12.6

12.7

Geus karumpul kari ngantos perang campuh

Bẻr pasang bandera merah

Ti baladna majapait

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

13.7

Harita keur campuh perang

Balad jalma loba pisan 790nu mati

Perang kunyuk hanteu puguh

Taya 791 mawa pakarang

Nu dijieun pakarang kunyuk tẻh huntu

Perangna kunyuk ngẻgẻlan

Dipegat ku tumbak bedil

XLIV. PUPUH MAGATRU

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

Beuki ngangseg kunyuk tẻh perangna campuh

Dibedilan anggur nyengir

Warna-warna lampah kunyuk

Di pedang ku pelejurit

Kunyuk ngarindat ngareunyoh

790 A 791 Nu

251

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

Balad jalma loba pisan anu ripuh

Ceulina munggah rarawing

Irungna loba nu sumpung

Kukunyuk di gẻgẻl tarik

Serdadu pating lalanjor

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

Kacarios dẻn Ẻrmaya anu bagus

Rahadẻn nyangking jamparing

Gancangna rahadẻn bagus

Geus mentangkeun ku792 jamparing

Jamparing rayur ngagonyok

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

Munggah rabur jamparing macokan hulu

Balad monyet ting hajeurit

Sawarẻh aya nu kabur

Sang bujang ganom ningali

Mingerehna ngẻnan ngulon

792 Ku ditambahkan menurut praduga

252

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

Budak nganom kocap boga hiji guru

Guruna kasẻlan sakti

Tama wira deksa mashur

Ayana di luhur langit

Eta nu jadi bobotoh

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

Balad kunyuk kari tengahna nu hirup

Paẻh di macok jamparing

Sang wiradeksa tẻh turun

Kahandap di luhur langit

Nyamperkeun ka bujang ganom

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

Barang tepung wiradeksa teh seug nyaur

Bujang ganom anak aing

Maneh bakal aya untung

Lamun maju perang jurit

Ngalawan nu gagah jago

8.1

8.2

Ayeuna teh raden geura indit maju

Bujang ganom nyembah amit

253

8.3

8.4

8.5

Sang wira deksa geus ngapung

Diuk dina mega kuning

Ujang anggẻ bari nempo

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

Wiradeksa bari muka jimat cupu

Ẻrmaya mentang jamparing

Di cokot kunu di luhur

Jamparing teu balik deui

Jongjon ngamuk budak ganom

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

Balad ratu majapahit tẻh geus tumpur

Diamuk ku monyet putih

Ẻrmaya kaget kalangkung

Ningali balad geus mati

Gancang bendẻna di takol

11.1

11.2

11.3

11.4

Dua kali nakol bendẻna teh harus

Nu paeh harudang deui

Serdadu mang rebu rebu

Jang ganom heran ningali

254

11.5 Sang wiradeksa seg tempo

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

Tuluy bae ku wiradeksa dirawu

Serdadu tisajawait

Diasupkeun kana cupu

Taya nu tinggal sahiji

Raden Ẻrmaya olohok

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

Dẻn Ẻrmaya nakol bendẻ anggeus ngungkung

Serdadu daratang deui

Tina cupu teh murubun

Taya nu tinggal sahiji

Sang wira deksa seg ngomong

14.1

14.2

14.3

14.4

14.5

Be ieu mah ẻtu lalakina punjun

Sakitu balad di cangking

Munggah tina cupu rabun

Taya nu tinggal sahiji

Barang bendẻna di takol

255

15.1

15.2

15.3

15.4

15.5

Tuluy bae sang wiradeksa teh turun

Dẻn Ẻrmaya teu ningali

Bendẻna gancang di rebut

Wiradeksa a793nu sakti

Mucung manah raden anom

XLV. PUPUH PUCUNG

1.1

1.2

1.3

1.4

Gancang baẻ wiradeksa tẻh kaluhur

Bendẻna di bawa

Wiradeksa nepi {bingah}794

Sabab bende ku wiradeksa ka bawa

2.1

2.2

2.3

2.4

Tuluy baẻ diasupkeun kana cupu

Jimat dua beunang

Nyaeta panah jeung bendẻ

Bujang ganom jongjon ngamukna ka balad

793 Nu 794 Kalimat “ Atoh digantikan dengan bingah agar sesuai dengan pola pupuh

256

3.1

3.2

3.3

3.4

Tunda heula anu eukeur perang campu

Koco di nagara

Perebu anom {Nungguan}795

Ngantos ngantos raden patih anu perang

4.1

4.2

4.3

4.4

Ekeur kitu aya soara di luhur

Kieu ceuk soara

Hei raden parabu anom

Ieu perang ku radẻn moal katahan

5.1

5.2

5.3

5.4

Radẻn kudu nitah dewi roro ujud

Sina maju perang

Ngalawan musuhna jago

Nu di luhur masuh ngaran wiradeksa

6.1

6.2

6.3

6.4

Nu di handap dilawan ku danur wẻda

Eta bakal kuat

Sakitu ceuk soara tẻh

Perbu anom gancangna nyaur Nyi Rara

795 Kalimat” Ngantos digantikan dengan “ nungguan” agar sesuai dengan pola pupuh

257

7.1

7.2

7.3

7.4

Rara uju gancang ngadeuheus ka ratu

Cong nyembah Nyi rara

Gek calik sarta jeung mando

Perbu anom gancangna tuluy nimbalan

8.1

8.2

8.3

8.4

Aduh Nyai dulur akang anu ayu

Nyai sing wayahna

Kudu maju perang baẻ

Musuh Nyai di luhur jeung wiradeksa

9.1

9.2

9.3

9.4

Poma-poma Nyai kudu baẻ purun

Maju kana perang

Nyai di adu jeung jago

Poma-poma Nyai ulah teu karesah

10.1

10.2

10.3

10.4

Anu geulis nyembah ngawalon ka ratu

Nun engkang sumangga

Najan taya timbalan gẻ

Abdi taya seja pisan maju perang

258

11.1

11.2

11.3

11.4

Nyembah amit anu geulis Rara Uju

Sang ratu ngandika

Akang sambung duha baẻ

Roro uju gancangna parantos angkat

12.1

12.2

12.3

12.4

Tuluy dangdan anu geulis rara uju

Jimatna dicandak

Campaka bodas dianggo

Geulung konde raksukan sutra ka sumba

13.1

13.2

13.3

13.4

Dijerona ngangge deui baju kutung

Sisina dirẻnda

Diorlẻtan amẻh oyok

Di permata ku inten campur berlian

14.1

14.2

14.3

14.4

Nganggo sinjang bulat-beulit di bebengkung

Sinjangna ge sutra

Dasar wungu ting korosok

Tambah geulis wuwulenjang salirana

259

15.1

15.2

15.3

15.4

Anu geulis seug nyandak campaka dadu

Sampean diusap

Dampalna ku campaka tẻh

Nyi 796putri ngaheuleg bari nenjerong lemah

16.1

16.2

16.3

16.4

Tilu kali namjerong bumi [a] nu ayu

Seg putri mgalayang

Geus campur jeung angin gedẻ

Tunda deui putri anu ngawang ngawang

17.1

17.2

17.3

17.4

Kocap deui bujang ganom perang campuh

Serdadu geus bẻak

Ku wira deksa dicokot

Di usapkeun kana cupu jimat taya

18.1

18.2

18.3

Anu kantun radẻn Ẻrmaya anu bagus

Jeung dẻn sẻlamaya

Balad balad eweuh kabẻh

796Kalimat Nyai diganti dengan Nyi agar sesuai dengan pola pupuh

260

18.4 Radẻn hẻran mun paẻh aya bangkẻna

19.1

19.2

19.3

19.4

Sẻlamaya jeung Ẻrmaya tuluy kabur

Lumpat kanagara

Diudag ku bujang ganom

Teu kasusul radẻn lepas pang lompatna

20.1

20.2

20.3

20.4

Kocap deui radẻn danur wẻnda muru

Jeung ngangem gondẻwa

Panah dipentangkeun baẻ

Jamparingna nu 797ka bujang ganom teh keun

XLVI. PUPUH SINOM

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

Beunang jetot jamparing na

Bujang ganom teh seg leungit

Kuda kasewi anu aya

Putra na mindaya sari

Etu urang maja pait

Kuda kasewi teh etu

797 Nu ditambahkan menurut praduga

261

1.7

1.8

1.9

Turunan brahwijaya

Gancang/208 na kuda kasewi

Tuluy sujud kaden wenda

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

2.8

2.9

Den798 danurweda ngandika

Iyeu paman nu timendi

Naha sujud ka kaula

Seg nyembah kuda kasawi

Kunaon kanjeng gusti

Nu mawi abdi sujud

Abdi kaliwat799 suka

Geus bubar dosa sim abdi

Jisim abdi ayena dek cacarita

3.1

3.2

3.3

Kuda kasewi caritaKieu asal jisim abdi

Tetkala waktu baheula

Abdi gaduh guru ilmi

798 Raden danurwenda ngandika 799 Abdi kaliwatan suka

262

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

Guru teh nyatur abdi

Kie saurna teh guru

Duh den800 ulah kadie

Jeung ulah naekan kayi

Ku sabab801 kayi teh skeet

.....

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

4.9

Ngarana kayi siwalan

Kekeh naek jisim abdi

Rasa ngalaan buahna

Buah kayi lewih amis

Beuteng abdi802 ngabuncir

Geus kitu abdi teh turun

ri803 ges dongko ka handap

Jadi sejen rupa abdi

Rupa abdi jadi rupa mo/209nyet bodas

5.1 Geus kitu abdi teh tapa

800 Duh raden ula kadieu 801 Kata “sasab” ditambahkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 802 Beuteung abdi wani ngabuncir 803 Ari geus dongko ka handap

263

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

5.8

5.9

Neda kanu maha suci

Hayang ganti deui rupa

Ari saur guru abdi

Rupa na804 tangtu ganti

Jaga lamuna geus cunduk

Satria den nur805 wenda

Eta nu baris ngaganti

Rejeng kadinya maneh kudu ngawula

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

6.8

Kitu guru teh saurna

Nurwenda ngandika manis

Saha ari ngaran paman

Gawalan kuda kasewi

Ari ngarana806 abdi

Anu disebut ku batur

Kuda807 kasewi nama

Ari wijaya nu808 pasti

804 Kata “na” ditambahkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 805 Satria den danur wenda 806 Kata “na” ditambahkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 807 Pun kuda kasewi nama 808 Ari wijaya anu pasti

264

6.9 Enya eta teh wastana teh809 pun bapa

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

7.8

7.9

Ari saur danur wenda

Sukur mun ti maja pait

Mun paman tacan uninga

Danur wenda teh nya kuring

Pati810 ti majapait

Putra sang pendeta jamus

Patapan811 pulau pinang

Gancangna kuda kasewi

Tuluy bae ngarontok ka danur wenda

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

Duh gusti abdi teaya/210

Diteyangan siang wengi

Ayena gusti kapendak

Jisim abdi bade ngiring

Kamana kersa812 gusti

Tenwende abdi nurut

809 Kata “teh” ditambahkan agar sesuai dengan suku kata dalam pupuh 810 Senopati ti majapait 811 Patapan di pulau pinang 812 Kamana kersana gusti

265

8.7

8.8

8.9

Jeug tund danur wenda813

kadua kuda kasewi

wira deugsa urang kocapken ayena

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

9.8

9.9

Saengges nyupuan balad

Wira deugsa suka ati

Tuluy bae sasareyan

Sare dina mega kuning

Sare ngeunahen814 saking

Kesangna munggah ngalucur

Geus kitu815 putri dongkap

Rorouju anu geulis

Seg kasmaran ningali nu sasarean

XLVII. PUPUH ASMARANDANA

1.1

1.2

Nyi putri taya kaisin

Anu sare dikeukeuyeung

813 Jeug tundu dan danur wenda 814 Sare ngeunaheun liwat saking 815 Geus kitu Nyi putri dongkap

266

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Wiradeugsa anggur keryek

Nyi putri keuheuleun pisan

Tuluy bae ditenggeul816

Jongjon wiradeugsa tidur

Gancang Nyi817 dewi roro

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

Nyandak lodong wadah cai

Nu sare seg dikucuran

Wiradeugsa jongjon bae

Beuki ngenahen sarena

Dwi818 Roro Wuju heran

Gancangna Nyi Roro Wuju

Mirun/211/seneu gede pisan

816 Tuluy bae ditenggeulan 817 Gancang Nyai dewi roro 818 Dewi Roro Wuju heran

3.1

3.2

3.3

Tuluy diawuran awi

Wira deugsa teh ngorejat

Roro Wuju imut bae

267

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

Tejane wong ayu sumping

Laksana anyaran tepang

Timana elis nu donto

Jin atawa siluman

Cing akang pa parin terang

Nyi Roro Wuju ngawangsul

Sim kuring ti sawaregan

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Iyeu kuring widadari

Bade ngadehes ka akang

Simkuring téh bade naros

Ekeur damel naon akang

Mawi kulem dimega

Simkuring ku hayang weru

Sang wiradeugsa ngajawab

3.4

3.5

3.6

3.7

Nyamperkeun ka wiradeugsa

wiradeugsa ngorejat

Nenjo dewi Roro Wuju

Aduh tejasu laksana

268

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Lakang arek ngajaga burit

Bisi eleh asak akang

Anak akang bujang ganom

Ayeuna ker maju perang

Tapel819 wates nagara

Dewi Roro Wuju imut

Ngalenyap sang wira deugsa

Ningali imut Nyi putri

Nyarita tekawur kebat

Panonna molotot bae

Nyi putri deui ngandika

Ulah ningal teuing kang

Ayena kuring rek bangsul

Sang wira deugsa ngajawab

8.1 Eunya ulah rusuh bae balik820

819 Ditapel wates nagara 820 Kata “eu” ditambahkan agar seseuai dengan suku kata dalam pupuh

269

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

Didieu bae jeung akang

Engkeu Nyai diperesen

Naon bae nyakahayang

Meren bere821 ku akang

Nyi putri gancang ngawangsul

Kuring teh hayang ditikah

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

Wira deugsa suka seri

Ngadangu saur Nyi roro

Wira degsa tuluy ngomong

Tuluy elis822 kitu mah

Ku akang tangtu tikah823

Nyi putri arek dirangkul

Nyi rorouju tangginas

10.1

10.2

10.3

Seg rongkong wira degsa

Nyi roro wuju teh ngejat

Wiradegsa seg molotot

821 Mereun dibere ku akang 822 Tuluy elis nu kitu mah 823 Ku akang tangtu ditikah

270

10.4

10.5

10.6

10.7

Barina tuluy ngandika

Kunaon eulis824 ngejat

Nyi rorouju ngawangsul

Bongan akang arek newak

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

Sang wiradegsa ngalahir

Ieu cuku jimat akang

Nyi roro seg deui naros

Cuku teh naon gawena

Nu mawi826 anggo jimat

824 Kunaon eulis teh ngejat 825 Nyi putri pek deui nanya 826 Nu mawi dianggo jimat

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

11.7

Akang ulah rusuh teuing

Jaga ge moal jeung saha

Tangtuna ku akang bae

Sang wiradegsa teh suka

Nyi putri825 deui nanya

Naon akang nu dikandung

Simkuring paparin terang

271

12.6

12.7

Sang wiradegsa ngawangsul

Gawena nyukuan balad

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

13.7

Kabeh balad majapait

Serdadu rejeung827 jimatna

Geus aya dieu dieu kabeh

Etu teu aya nu ninggal

Dewi828 roro ngandika

Nu na kang perkawis nyupu

Ku kuring bae dipenta

827 Serdadu rejeung serdadu reujeung jimatna 828 Nyai dewi roro ngandika 829 Lamun teu di bikeun eta

14.1

14.2

14.3

14.4

14.5

14.6

14.7

Sang deugsa nyawalan deui

Deh eulis ieu mah ulah

Nyi putri seg baed bae

Kanjeng Nyi putri ngandika

Mun829 teu di bikeun eta

Kuring amit bade mundur

Kuring mutulus ditikah

272

15.1

15.2

15.3

15.4

15.5

15.6

15.7

Wiradeugsa ngomong manis

Hey bae ieu tampanan

Nyai ulah pundung wae

Nyi putri gancang nampanan

Cupu jimat radeugsa 830

Geus kitu Nyi putri nyaur

Kang kuring hayang Nyiaran

16.1

16.2

16.3

16.4

16.5

16.6

16.7

Wira deugsa suka seri

Wireh putri rek Nyiaran

Sang wira deugsa seg ngomong

Mangga Nyi akang siaran

Kutu loba kacida

Jang wira deugsa teh tungkul

Nyi putri mungku Nyiaran

830 Cupu jimat wiradeugsa

273

XLVIII. PUPUH PUNGKUR

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

Tampanan ku sia tambang

Wiradeugsa ditalian ku833 putri

Bulat belit ditalikung

Putri digulung tali834

Ku Nyi putri wiradeugsa teh di rau

Tuluy di alungken lepas

Ragrag ka gunung surandi

3.1 Rorouju sukamanah

831 Lepas lepis Nyi putri Nyiaran 832 Wani sesegor kerekna 833 Wiradeugsa ditalian ku Nyi putri 834 Ku Nyi putri digulung talina

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Lila Nyi putri Nyiaran

Lepas lepis831 putri sarta ngariring

Wiradeugsa tuluy tidur

Wani segor832 keryekna

Tuluy cengkat Nyi putri barina nyaur

Kieu Nyi putri saurna

Hey iyeuh sang wiradeugsa

274

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

Tuluy mulih Nyi putri bareng jeung angin

Ka negri Nyi putri cunduk

Jimat nyupuna dicandak

Bareng na teh Nyi putri ka alun alun

Jimat nyupu teh dibuka

Burubul kabeh perajurit

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

Ti jero cupu kaluar

Di alun alun ku serdadu herin usik

Ger surak kocap ngaguluh

Kaget sang ratu muda

Ngadangu aya nu surak ngaguluh

Gancangna hayang kaluar

Sang ratu anom ningali

835 Tuluy bae dikupayan Nyai putri 836 Nyi putri gancangna angkat

5.1

5.2

5.3

5.4

Ningal nu geulis ges dongko

Tuluy bae dikupayan Nyi835 putri

Leungena elis anu ayu

Nyi putri gancang836 angkat

275

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

seg kumpul838 para antenar

geus karumpul sadaya marek ka gusti

ngaberes korsi jeng bangku

prabu anom rojaya839

jeung nurwenda linggih papayun papayun

armaya jeung selamaya

tampingan kuda kasewi

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Istri istri kabeh aya

Sang perabu anom gancang ngalahir

Hay sakabeh batur batur

Dek seseranan prabu840

Nagarana akang teh baragus pisan

Nagara gabang tinatar

Negri pamundut Nyi putri

837 Perabu anom mapagken putri nu ayu dikaleng putri angkatna 838 Seg kumpulan para anter 839 Prabu anom gancangna rojaya 840 Rek sengeren nagara ka akang bagus

5.5

5.6

5.7

Prabu anom mapagken putri nu ayu

Dikawal837 putri angkatna

Gancangna parantos linggih

276

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

Milik akang danur wenda

Poe isuk kang danur wenda841 ngalih

Samemehna ngalih kudu

Kangkedah nikah hela

Ngacak putri kusuma pangais ungsu

Kanjeng raden danur wenda

Nikah Nyikusumah wati

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

Hente dicatur ramena

Lain susah sim842 kuring Nyien dang ding

Kabeh oge meren kitu

Carana nu tihela843

Kocap deui Nyimas dewi Roro Wuju

Unjukan karatu muda

Kieu saurna nyputri

841 Poe isuk kang danur wenda teh ngalih 842 Lain susah jisim kuring Nyien dang ding 843 Cara nu tihela tihela

10.1 Nun gusti abdi gamparan

277

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

11.7

Raden armaya teh suka

Wireh jimat dua845 geus datang dei

Sang ratu anom ngadauh

846Sadayana antera

Urang peto tipeting masing ngaguruh

Auyena pek gera mulang

Seg rubar847 mabang mabang

844 Bade sarengna gondewah 845 Wireh jimat dua sadaya geus datang deui 846 Hai sadayana antera 847 Seg rubar barubar mabang mabang

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

Uninga wireh abdi mentas jurit

Nyanggaken iye kulanun

Bende sareng844 gondewah

Nu kang patih armaya iye kulanun

Patih armaya narima

Bende panah ti Nyi putri

278

D. Terjemahan Teks

I. PUPUH ASMARANDANA

1.1 Sang ratu memanggil dukun beranak

1.2 Tidak lama dukun beranak pun datang

1.3 langsung menghadap ke sang ratu

1.4 Sang ratu pun cepat berbicara

1.5 Oh ibu siang ini

1.6 putri ini akan melahirkan

1.7 Ibu sambil menjelaskan

2.1 Dukun beranak pun menjelaskan

2.2 Matanyaseperti berair

2.3 Nyai putri pun kemudian menampar

2.4 Dukun beranak yang berada di sampingnya

2.5 Sambil memegang perutnya

2.6 Sang ratu pun tak jauh

2.7 Berada di atas kepalanya

3.1 Ketika bayi itu lahir

279

3.2 Dukun beranak pun terkejut

3.3 Sang ratu hanya terdiam saja

3.4 Semua melihat anaknya

3.5 Dan saling terheran-heran

3.6 Ada bayi seperti seekor belut

3.7 Seumur hidup baru melihatnya

4.1 Kemudian sang ratu menggendong bayi

4.2 Paraji tidak menyentuhnya

4.3 Paraji lagi-lagi berbicara

4.4 Tuhan aku baru

4.5 Melihat yang bentuknya seperti ini

4.6 Hewan apa kau ini

4.7 Rupanya nampak seperti kadal

5.1 Bayi yang pertama di taruh

5.2 Permaisuri pun bicara

5.3 Hei ibu yang terucap

5.4 Ini dalam perut saya

280

5.5 Ada lagi yang saya rasakan

5.6 Paraji pun segera memijitnya

5.7 Sambil menekan perutnya

6.1 Tidak lama kemudian

6.2 Gubrak lahir kembali anaknya yang perempuan

6.3 Cahaya jelas bersinar

6.4 Selanjutnya langsung di mandikan

6.5 Seperti adat biasanya

6.6 Memotong kelapa untuk membalut

6.7 Agar bersih kembali seperti biasanya

7.1 kemudian bayi itu di timang

7.2 dan diberi nama

7.3 lalu di pangku oleh raja

7.4 Dewi Rara Wujutama tersebut

7.5 yang sangat cantik luar biasa

7.6 kemudian dukun beranak tersebut pamit pulang

7.7 yang telah meminta izin kepada sang raja

281

8.1 sang anak cepat tumbuh sekali

8.2 ketika usianya baru sepuluh tahun

8.3 semakin cantik putri tersebut

8.4 Bayawak pun juga tumbuh besar

8.5 sang putri semakin cerdas

8.6 dengan saudaranya pun

8.7 tidak pernah ada kejelekan

9.1 suatu hari sang putri

9.2 menghadap sang raja

9.3 sang putri menyembah dan hormat

9.4 dan raja langsung berbicara

9.5 kemana putra bapa

9.6 sang putri menyembah kembali

9.7 ketika di tanya oleh sang raja

10.1 Saya tuan raja

10.2 Mungkin saya menghadap

10.3 Kehadapan sang raja ini

282

10.4 Saya pamit untuk melakukan perjalanan

10.5 Minta izin dari sang raja

10.6 Saya ingin mencari ilmu

10.7 Ingin berguru kepada syekh pandita

11.1 Pandita dul kamar sidik

11.2 Di patapan tenjolaya

11.3 Sang raja langsung bicara

11.4 Putri keinginan bapa sebenarnya

11.5 Kamu jangan bepergian

11.6 Karena patapan itu

11.7 Sangat bahaya sekali

12.1 Engga ada manusia yang berani

12.2 Siluman jin pun pada kabur

12.3 Keras kepala sang putri

12.4 Sudah tahu dari bangsa manusia

12.5 Engga ada yang nemenin lagi

12.6 Burung saja yang bisa terbang

12.7 Terbangnya hanya disitu saja

13.1 Dan jatuh lalu mati

13.2 Begitulah kata sang raja

13.3 Sang putri nyembah hormat sambil menjawab

13.4 Bapa pokoknya saya tetap memaksa

13.5 Tidak bisa diganggu gugat

283

13.6 Sang raja kemudian bicara

13.7 Kalau begitu yasudahlah bapa Cuma bisa mendoakan

14.1 Segera sang putri pamit

14.2 Dari hadapan sang raja

14.3 Sang raja hanya tediam

14.4 Tidak bisa berkata kata

14.5 Putri sudah berangkat

14.6 Jauh dari negeri tersebut

14.7 Berjalan melewati hutan

15.1 Selama dijalan dia menangis

15.2 Merasa kasihan meninggalkan kakaknya

15.3 Berangkatnya sang putri tidak tenang

15.4 Mari kita percepat ceritanya

15.5 Sang putri cepat berangkatnya

15.6 Tenjolaya yang dia tuju

15.7 Diceritakan dia sudah datang

16.1 Sang putri salam hormat

16.2 Dihadapan syekh pandita

16.3 Pandita dul kamar namanya

16.4 Segera dia bertanya

16.5 Ketika sang putri baru tiba

16.6 Apa maksud putri datang kesini

16.7 Datang kehadapan bapa

284

17.1 Nyembah hormat sang putri

17.2 Tidak usah di tanya

17.3 Bapa yang lebih tahu apa maksud saya

17.4 Pandita lalu bicara

17.5 Memang bapa tahu apa maksud kamu

17.6 Kamu mau mencari ilmu

17.7 Makanya putri berguru ke bapa

18.1 Bapa sangat bersyukur sekali

18.2 Dengan ucapan putri tersebut

18.3 Karena putri sudah ditnggu sejak dulu

18.4 Kita percepat ceritanya

18.5 Selama putri di patapan

18.6 Putri banyak belajar ilmu

18.7 Ilmu tentang kejayaan

19.1 Kita tinggalkan cerita sang putri

19.2 Yang berda di tenjolaya

19.3 Berlanjut ke cerita Bayawak

19.4 Selama putri tidak ada

19.5 Sang raja tidak pernah memperhatikan

19.6 Urusan makan dan minum Bayawak

19.7 Makannya pun tidak peduli

20.1 Bayawak sering sekali menangis

20.2 Sambil dia berkata

285

20.3 Kenapa bapa seperti itu kepadaku

20.4 Suka sekali menganiayaku

20.5 Padahal aku ini kan anakmu

20.6 Tidak seperti rarawuju

20.7 Yang bapa sayangi

21.1 Kata Bayawak dengan sedihnya

21.2 Kurang tidur kurang makan

21.3 Oleh raja di biarkan saja

21.4 Dengan kerasnya jaka Bayawak

21.5 Menangis sambil membayangkan

21.6 Aduh putri rarawuju

21.7 Sekarang kakak tidak berdaya

22.1 Dalam satu waktu

22.2 Sang Bayawak kemudian pergi

22.3 Berangkatnya pada malam hari

22.4 Kehutan sambil kusruk kusrukan

22.5 Berjalan tanpa arah

22.6 Tanpa ada tujuan

22.7 Namun dengan tetap tawakal

II. PUPUH KINANTI

1.1 Naik gunung turun gunung

1.2 Melewati lembah lewati pasir

1.3 Gunungnya sudah terlewati

1.4 Melewat ke tegal eurih

1.5 Tidak lama Bayawak berjalan

1.6 Di sana dia menemukan mata air

286

2.1 Air nya dalam serta jernih

2.2 Bayawak di sini berdiam diri

2.3 Berdiam di tepi sungai

2.4 Bayawak sambil menangis

2.5 Ingatkepada saudarinya

2.6 Ke putri rara wuju yang cantik

3.1 Wahai elis rarawuju

3.2 Akang sekarang meninggal

3.3 Putri yang sabar dan tawakal

3.4 Harus bisa bawa diri

3.5 Dengan kaka putri akan berpisah

3.6 Tidak bisa bertemu lagi

4.1 Bayawak segera turun

4.2 Menceburkan diri ke dalam air

4.3 Membalikkan diri sang Bayawak

4.4 Melayang terbawa ke hilir

4.5 Simpan dulu cerita sang Bayawak

4.6 Yang berada dalam air

5.1 Sang dewi rara wuju terdiam

5.2 Di tempat sambil prihatin

5.3 Sang putri mendapatkan informasi

5.4 Yaitu kaka nya yang sudah hilang

5.5 Di beri tahu olehsang raja

5.6 Sudah pergi dari negri ini

6.1 Sang putri menangis sangat sedih

287

6.2 Kemudian pergi ke rumah bapa

6.3 Sambil menangis hebat

6.4 Sang bapa segera menghampiri

6.5 Wahai cantik anak bapa

6.6 Kenapa kamu cantik menangis

7.1 Segera sang putri rara wuju mengahadap

7.2 Menghadap ke sang bapa

7.3 Sang bapa pun berpamitan

7.4 Dan saya pun meminta izin

7.5 Saya pamit mau pulang

7.6 Nau menyusul saudaraku

8.1 Sang bapa segera bicara

8.2 Cantik jangan terburu buru

8.3 Bapa mau memberikan warisan duu

8.4 Bapa punya satu cupu

8.5 Cupu jimat yang dulu

8.6 Bapa memberikan ini kepadamu

9.1 Di dalam cupu ini

9.2 Ada bunga tiga belas buah

9.3 Namanya bunga cempaka

9.4 Cempaka putih yang satu

9.5 Biji mulai dari yang ke dua

9.6 Dan cempaka dadu kuning

10.1 Campaka putih yang di catur

10.2 Jika di gunakan olehmu

10.3 Sifat dari bunga campaka ini

288

10.4 Akan banyak orang yang baik

10.5 Sudah pasti bangsa manusia

10.6 Sekalipun setan dan jin

11.1 Kepada mu pasti akan tunduk

11.2 Akan luluh hatinya

11.3 Dan cempaka ini jangan di gunakan

11.4 Seumpamanya ada yang meninggal

11.5 Olehmu segera hampiri dan peluk

11.6 Niscaya yang mati pun akan hidup kembali

12.1 Yang ketiga cempaka dadu

12.2 Usapkan ke kakimu

12.3 Tentu nanti kamu bisa terbang

12.4 Tidak perlu memakai sayap

12.5 Ayo cantik terima ini

12.6 Bapa memberikan ini untukmu

13.1 Sang putri menerimanya

13.2 Sambil menyembah kepada sang bapa

13.3 Yang bapa miliki ini aku terima

13.4 Di sertai jimat yang sakti

13.5 .............. menjawab

13.6 Sang putri pun segera pergi

14.1 Nyi putri segera mencari

14.2 .............

14.3 .............. kata sang bapa

14.4 Sang putri di doakan

14.5 .............

289

14.6 Nyi putri sudah berangkat

15.1 Kemudian sang putri cepat-cepat

15.2 Mundur dari hadapan sang bapa

15.3 Jimat cepunya di ambil

15.4 Segera sang putri berangkat

15.5 Keluar dari tempat tersebut

15.6 Tos menghadap dari sang bapa

III. PUPUH PUNGKUR

1.1 Buru-buru putri berangkat

1.2 Di jalan menangis sampai terisak-isak

1.3 Sadar pergi dari sang bapa

1.4 Siang sudah terlanjur hilang

1.5 Atau ada yang

1.6 Sang putri tidak tenang berangkatnya

1.7 Celingak celinguk melihat ke sana ke mari

2.1 Menemukan lubang dan masuk kedalamnya

2.2 Sang putri naik gunung turun gunung

2.3 Kakaknya tak kunjung di temukan

2.4 Melewati........ Bandawasa

2.5 Berpetualang sang putri

2.6 Sang putri hendak beristirahat

2.7 Di bawah pohon beringin

3.1 Perjalanan putri kita simpan dulu

3.2 Nanti juga akan di ceritakan lagi

290

3.3 Begitupun yang di catur

3.4 Di ceritakan seorang bapa

3.5 Di tempat gunung jinggan yang terkenal

3.6 Sang bapa dan kekasihnya

3.7 Punya seorang putra

4.1 Laki-laki putra sang bapa

4.2 Rupanya tinggi kecil

4.3 Susah sekali menyamainya

4.4 Namanya raden selamaya

4.5 Suatu hari raden selamaya di panggil oleh bapaknya

4.6 Berbisik den selamaya

4.7 Kehadapan sang guru

5.1 Sang bapak pun berbicara

5.2 Raden selamaya anakku

5.3 Yang membuat raden di panggil

5.4 Raden tuh harus segera berangkat

5.5 Ke negeri majapahit harus sampai

5.6 Cinta bangat sang ratu maja

5.7 Raden akan mendapatkan manfaat

6.1 Raden jaga selamaya

6.2 Menyembah sambil menunduk ke bawah

6.3 Hamba mengucapkan terima kasih

6.4 Mendapat wejangan dari bapak

6.5 Tidak bukan siang malam yang di tunggu

6.6 Terjawab olehwejangan dari bapak

6.7 Sekarang saya pamit

291

7.1 Raden selamaya menyembah

7.2 Saya pamit mundur dari hadapan guru

7.3 Sambil dandan

7.4 ...................

7.5 Dasar tampan cahaya yang bersinar

7.6 Raden cepat berangkatnya

7.7 Menuju ke Majapahit

8.1 Raden selamya berangkat

8.2 Menoleh ke sana kemari sambil memainkan kumis

8.3 Mendengarnya ke sana kemari

8.4 Sudah jauh sekali berangkatnya

8.5 Raden putra melewati pasir mendaki gunung

8.6 Sudah sampai ke hutan

8.7 Sang raden tidak ada rasa lelah

9.1 Tidak lama lagi dia tiba

9.2 Berpapasan dengan buta yang besar yang kotor

9.3 Badan yang tinggi besar

9.4 Giginya besar sekali

9.5 Mata merah dan hidung yang keluar asap

9.6 Dari ketiaknya keluar kelelawar

9.7 Telinganya pun sebesar kipas

10.1 Tingkah laku itu buta

10.2 Dari yang kotor menghadang mantri

10.3 Selamaya pun berkata

10.4 Mengapa buta menjelaskan

10.5 Apa maksud kamu menghadang aku

10.6 Kamu Cuma mengganggu aku

292

10.7 Tidak ada sopan santunnya sama sekali

11.1 Buta itu tertawa terbahak-bahak

11.2 Membalas kepada buta sambil tertawa

11.3 Sambil menggangguk-angguk

11.4 Terus menghadang di jalan

11.5 Buta itu berkata kepada selamaya

11.6 Lalu raden selamaya berbicara

11.7 Hei kenapa kamu setan

12.1 Sang buta pun semakin berontak

12.2 Sang buta menggoda raden mantri

12.3 Raden mantri kemudian menunduk

12.4 Sambil berbicara dalam hati

12.5 Selamaya pun di tantang untuk bertarung

12.6 Namun ia tetap berani

12.7 Melawan sang buta yang satu ini

13.1 Jangan bercanda jangan menghadang

13.2 Begitulah jawaban raden mantri

13.3 Sang buta semakin bernafsu

13.4 Selamaya pun jadi malas

13.5 Susah sekali melawan yang seperti itu

13.6 Tetapi mau bagaimana lagi

13.7 Seperti bukan lelaki saja

14.1 Terdengar jelas suara macan

14.2 Kemudian menghampiri raden mantri

14.3 Sambil berbicara melayu

14.4 Jadi buta seperti ini

293

14.5 Orang baik dari kampung mana kamu

14.6 Siapa namamu

14.7 Jangan diam cepat berbicara

15.1 Raden selamaya menjawab

15.2 Hai buta kenapa menanyakan namaku

15.3 Namaku sudah pasti

15.4 Disebut selamaya

15.5 Tempat tinggal ku di atas gunung

15.6 Yang dinamakan gunung jinggan

15.7 Hai buta cepat meNyingkir

16.1 Raden putra kembali bertanya

16.2 Kalau kamu buta siapa namanya

16.3 Cepat menjawab kepadaku

16.4 Sang buta kemudian menjawab

16.5 Namaku Kalapaksa yang terkenal

16.6 Rumahku di dalam gua

16.7 Tukang rampok dan pencuri

17.1 Sekarang pun diri mu

17.2 Sudah pasti kamu akan aku sembelih

17.3 Raden pun merasa menyesal

17.4 Kemudian raden bebicara

17.5 Seperti mudah orang lain

17.6 Raden tidaka ada rasa takut

17.7 Saya berani dan tidaka akan mundur

294

IV. PUPUH DURMA

1.1 Kemudian raden selamaya berhias

1.2 Raden dengan sigap

1.3 Melilitkan kainnya

1.4 Sambil berkata

1.5 Cepat rontok aku ini

1.6 Sangkala paksa

1.7 Menangis bau iler

2.1 Kemudian meghancurkan sangkala paksa

2.2 Raden menghindari pukulan

2.3 Maya cepat sigap

2.4 Di serang pun tidak kena

2.5 Buta di lawan lalu jatuh

2.6 Kemudian di tendang

2.7 Buta pun bangun lalu di tampar

3.1 Sang buta meronta-meronta tidak bisa bangun

3.2 Raden sambil menampar

3.3 Sangkala pun bangun

3.4 Ingat dengan ajian

3.5 Ajian bedas semu kuning

3.6 Kemudian di sarankan

3.7 Raden tetap memaksa menampar

4.1 Raden putra menamparnya tidak dirasakan

4.2 Si buta tetap tertawa

4.3 Si buta pun berkata

4.4 Sudah habis riwayatmu

4.5 Raden putra mencabut kerisnya

295

4.6 Sambil sesumbar

4.7 Halangi kerismu

5.1 Si buta menyodorkan perutnya yang buncit

5.2 Peluk erat perutku

5.3 Dari depan ataupun belakang

5.4 Cepat kamu pilih

5.5 Yang lembut kulitku

5.6 Mudah-mudahan ada

5.7 Cepat menangkap den mantri

6.1 Ditangkap kalapaksa malah tertawa

6.2 Sambil senyam senyum sendiri

6.3 Keris kamu tumpul

6.4 Kamu lagi mencari

6.5 Keris yang tajam dan mematikan

6.6 Mungkin saja mempan

6.7 Ke dalam perutku

7.1 Sesudah itu kehendak yang maha kuasa

7.2 Raden kemudian berjanji

7.3 Oleh si buta di tangkap

7.4 Kemudian di lemparkan

7.5 Oleh buta di banting banting

7.6 Dan kepalanya pecah

7.7 Raden lastari pun mati

8.1 Kemudian dibawa kedalam gua

8.2 Si buta suka sekali tertawa

8.3 Terserah sang buta

296

8.4 Di pendam terlebih dahulu

8.5 Agar tidak amis

8.6 Biar dapat aromanya

8.7 Buta kembali keluar

9.1 Menghadang lagi orang yang melintas di jalan

9.2 Di batu buta berdiam diri

9.3 Tidak lama kemudian datang

9.4 Sang putri melintas

9.5 Nyi putri memakai cempaka

9.6 Campaka putih

9.7 Wanginya bunga campaka

10.1 Kalapaksa terkejut melihat sang putri datang

10.2 Mendadak si buta menjadi baik

10.3 Lalu menghadang di jalan

10.4 Sang putri pun di hadang

10.5 Sang putri tidak ada rasa takut

10.6 Kepada si buta ia bertanya

10.7 Buta cepat kamu meNyingkir

11.1 Buat apa kamu menghadangku

11.2 Minggir kamu meNyingkir

11.3 Aku mau lewat

11.4 Buta kemudian tertawa

11.5 Sambil bicara senyum senyum

11.6 Cantik nanti dulu

11.7 Bapak mau nanya sama kamu cantik

12.1 Cantik kamu mau kemana ko kamu sendirian

297

12.2 Kenapa kamu berani

12.3 Dan nama kamu siapa

12.4 Sama bapa beri tahu

12.5 Sang putri menjawab

12.6 Nama aku adalah

12.7 Nyi Dewi uju

13.1 Buta pun malah semakin tertawa

13.2 Terbahak bahak bau air liur

13.3 Duh anak siapa

13.4 kamu jangan terlalu acuh

13.5 Apa yang kamu mau cantik

13.6 Di bapa banyak

13.7 Yang manis manis

V. PUPUH DANGDANGGULA

1.1 Lalu Nyi Roro Dewi menjawab

1.2 Saya Buta tidak punya keinginan

1.3 Kamu Buta cepat pulang

1.4 Kalapaksa mengangguk-angguk

1.5 Membuat takut kepada Nyi Putri

1.6 Giginya menggerutu

1.7 Dengan cepatnya Nyi Ayu

1.8 Oleh Buta lalu di tangkap

1.9 Lalu di bawa ke dalam gua Nyi Putri

1.10 Pintunya lalu di kunci

2.1 Ketika Nyi Putri masuk gua

2.2 Nyi Putri ingat kepada ajianya

2.3 Ajian sirep model

298

2.4 Yang di beri oleh gurunya

2.5 Sewaktu Putri berada di desa

2.6 Ajian sirepnya masih ampuh

2.7 Namanya adalah Jentul

2.8 Lalu oleh Putri di baca

2.9 Dengan di iringi Dangdang Genis

2.10 Nyi Putri mengatakan

3.1 Lihat ini gelap sekali

3.2 Ternyata ini di dalam gua

3.3 Saya Berjalan tergesa-gesa

3.4 Dewa Agung tolong saya

3.5 Jangan terlalu gelap

3.6 Semoga di beri terang

3.7 Terdengar oleh Buta

3.8 Tiba-tiba gua menjadi terang

3.9 Buta sangat kaget

3.10 Lalu Buta beristirahat

4.1 Buta tertidur dengan sangat lelap

4.2 Di saat tidur buta mendengkur

4.3 Nyi Putri lalu pergi

4.4 Di dalam gua buta menunggu

4.5 Tak lama Nyi Putri

4.6 Menemukan sesuatu yang hilang

4.7 Cahaya yang memancar

4.8 Lalu Nyi Putri mendekatinya

4.9 Cahaya tidak berubah dan tidak bergerak

4.10 Sang Dewi Uju terkaget

299

5.1 Kemudian yang menghilang dengan Putri

5.2 Oleh campaka mulia yang di unggulkan

5.3 Yang hilang itu kebingungan

5.4 Seperti baru bangun dari tidurnya

5.5 Tergesa-gesa sambil tertawa

5.6 Dalam impiannya

5.7 Menemukan Putri

5.8 Selamaya berkata

5.9 Aduh Nyai silahkan masuk

5.10 Nyai berasal darimana

6.1 Putri lewat dari Engkang

6.2 Lalu bertanya kepada Engkang

6.3 Engkang sedang mengerjakan apa

6.4 Saya kira Engkang sudah meninggal

6.5 Raden Putra menjawab ke Putri

6.6 Kalau kata yayasan

6.7 Arda leupa enung

6.8 Engkang yang bertanya lalu ditanya

6.9 Begini asalnya Purwana Engkang ini sudah mati

6.10 Di jalan bertemu dengan Buta

7.1 Buta bernama Kalapaksa yang sakti

7.2 Di jalan Engkang itu di cegat

7.3 Lalu disana Engkang perang

7.4 Oleh akang Buta itu di tumbuk

7.5 Kalpaksa malah tertawa /24/

7.6 Dan sambil diam

7.7 Lalu ke Engkang menubruk

7.8 Engkang ditangkap lalu tertangkap

300

7.9 Lalu Akang di banting-banting

7.10 Kena Batu yang sangat besar

8.1 Nyai Putri Rara Ucu tertawa

8.2 Sambil bicara duh itu alat

8.3 Keris itu gunanya untuk apa

8.4 Kalau di pesatkan ke musuh

8.5 Raden Putra melawan lagi

8.6 Keris itu tidak akan mampuh

8.7 Kalapaksa kebal

8.8 Akang sudah habis cara

8.9 Putri bilang duh ini kasian sekali

8.10 Sampai keluar air mata

VI. PUPUH MASKUMAMBANG

1.1 Nyi Putri membawa benda kepercayaan

1.2 Sambil berkata

1.3 Kang saya sedang melihat-lihat keris

1.4 Mau tau bentuknya

2.1 Lalu Den Putra memberikan keris

2.2 Putri langsung mengambilnya

2.3 Keris itu di terima putri

2.4 Lalu di di elusan

3.1 Keris itu di gosok sampai tiga kali

3.2 Nyi Putri berkata

3.3 Silahkan Kang ini keris

3.4 Cepat berikan kepada Buta

301

4.1 Mumpung Buta sedang /25/ tertidur

4.2 Ini keris semoga ampuh

4.3 Den putra cepet-cepet pergi

4.4 Dan kerisnya dibawa

5.1 Kalapaksa tidur dengan nyenyak

5.2 Mendengkurnya dengan sangat keras

5.3 Tidak lama kemudian Den Putra datang

5.4 Raden Selamaya kaget

6.1 lalu Buta di bangunkan

6.2 Den Putra memperhatikan

6.3 Kalapaksa lalu bangun

6.4 Di bunuh ku Raden Putra

7.1 Ketika di tusuk lalu berteriak

7.2 Ususnya langsung keluar

7.3 Sekarat lalu mati

7.4 Bahagia sekali Selamaya

8.1 Lalu Raja datang kepada Nyai Putri

8.2 Dan datanglah

8.3 Nyi Putri cepat memeriksa

8.4 Kang bagaimana dengan Buta

9.1 Masih hidup apa sudah mati

9.2 Den Putra menjawab

9.3 Buta sudah mati

9.4 Perutnya juga sudah sobek

302

10.1 Nyai Putri Roro Uju langsung tertawa

10.2 Sambil berkata

10.3 Ini kata Nyai / 26 / Putri

10.4 Bermaksud bertanya kepada Engkang

11.1 Engkang itu siapanya Tuan kekasih

11.2 Dari mana negaranya

11.3 Saya baru melihat

11.4 Den Putra lalu menjawab

12.1 Nama Akang Raden Selamaya Nyai

12.2 Rumah Tapa Hipan

12.3 Gunung Jinggan atas pasir

12.4 Akang nanya balik

13.1 Nyai Oneng siapanya Tuan kekasih

13.2 Lalu darimana

13.3 Siapa Ibu Bapak Nyai

13.4 Nyi Putri lalu menjawab

14.1 Nama saya Dewi Uju Putra Gusti

14.2 Ratu Dimadenda

14.3 Maksud saya

14.4 Mencari akang Biyawak

15.1 Raden Selamaya memanggil

15.2 Duh Oneng yang tinggi kurus

15.3 Akang ini mau ikut

15.4 Kemanapun juga tujuannya

303

16.1 Sekarang Elis berangkat

16.2 Menyusul dengan kakanya

16.3 Semoga selamat

16.4 Lalu Nyi Putri menjawab

17.1 Mari Elis sekarang kita berangkat

17.2 Den Putra buru-buru

17.3 Sudah berangkat/27/ dengan Nyai Putri

17.4 Keluar dari dalam Gua

18.1 Dijalannya Raden Putra bersama dengan Putri

18.2 Sambil bercanda

18.3 Naik gunung lewat lembah

18.4 Yang dimakan dedaunan

19.1 Kita tunda ceritanya Nyai Putri

19.2 Dengan Raden Putra

19.3 Yang telah ganti lagi

19.4 Kinanti ganti Kumambang

VII. PUPUH KINANTI

1.1 Ganti lagi yang di sebut

1.2 Tinatur seumpama distrik

1.3 Daerahnya yang besar dan bagus

1.4 Di bawah Negeri Majapahit

1.5 Dilember Gebang Tinatur

1.6 Ada seorang Janda Miskin

304

2.1 Nyi Janda Miskin disebut

2.2 Melakukan pekerjaan menjaring

2.3 Tidak mempuNyai pekerjaan lain

2.4 Pagi sore kerjanya menjaring

2.5 Dalam sutu ketika

2.6 Ketika Nyi Miskin menjaring

3.1 Pergi menjaring pada waktu pagi

3.2 Tak ada ikan yang di dapat

3.3 Sudah seharian penuh

3.4 Sampai ke akhir ashar

3.5 Nyi Miskin merasa kesal

3.6 Nyi Miskin lalu menangis

4.1 Sambil pulang memainkan air

4.2 Memainkan air yang di pinggir

4.3 Lalu yang tertangkap adalah Bayawak

4.4 Masuk kedalam lambit

4.5 Nyi Miskin terkagetkan

4.6 Melihat yang bergerak

5.1 Nyi Miskin terkejut

5.2 Dia sampai ketakutan

5.3 Lalu menjerit

5.4 Sampai nangis cemberut

5.5 Nyi Miskin berkata

5.6 Setan pergi kamu

6.1 Kalau seperti itu nanti lambit saya hilang

6.2 Kembalikan lambit saya

305

6.3 Jangan kamu bawa

6.4 Saya tidak mempuNyai lagi

6.5 Sang Bayawak lalu menjawab

6.6 Bibi tidak usah menangis

7.1 Bibi jangan jauh-jauh

7.2 Dekatlah dengan saya

7.3 Lambit ini silahkan ambil

7.4 Saya tidak niat mencuri

7.5 Nyi Miskin berhenti menangis

7.6 Mendengar dari yang memberi tahu

8.1 Nyi Miskin terburu-buru

8.2 Mendekati lambit

8.3 Merasa sangat ketakutan

8.4 Melirik akan pulang

8.5 Bayawak lalu bercerita

8.6 Bibi jangan terkejut

9.1 Saya ini punya maksud

9.2 Barangkali Bibi tahu

9.3 Bibi siapa namanya

9.4 Tinggal dimana

9.5 Nyi Miskin lalu menjawab

9.6 Dari Gebang Tinatar Bibi berasal

10.1 Nama Bibi sudah terkenal

10.2 MempuNyai anak satu

10.3 Anak Bibi sudah tidak ada

306

10.4 Sayangnya dia sudah meninggal

10.5 Bibi sangat kasihan

10.6 Janda yang tidak mempunya suami

11.1 Bibi sangat Miskin

11.2 Pekerjaan Bibi menjaring

11.3 Tidak ada lagi pekerjaan lain

11.4 Pagi sore Bibi menjangkar

11.5 Hasilnya lalu di jual

11.6 Di pakai untuk membeli pepes

12.1 Sang Bayawak lalu memanggil

12.2 Bibi saya minta ijin

12.3 Barangkali Bibi tahu

12.4 Saya ingin ikut tinggal

12.5 Mukasiyan menjawab

12.6 Sambil merangkul dan nangis

13.1 Bayawak lalu di gendong

13.2 Di angkat dan di gendong

13.3 Lalu bergegas pulang

13.4 Setelah sampai ke rumahnya

13.5 Banyak yang bertanya kepada Mukasiyan

13.6 Dapat ikan apa Bibi

14.1 Di Gebang Tinatar ramai

14.2 Perempuan dengan laki-laki

14.3 Berdatangan ke rumah Nyi Randa

14.4 Semuanya ingin melihat

14.5 Tua dan muda berdatangan

307

14.6 Bau yang menggendong

15.1 Randa Miskin menjadi untung

15.2 Mendapatkan Banyak beras dan uang

15.3 Apalagi dengan makanan

15.4 Kueh-kueh yang manis

15.5 Semenjak memiliki Bayawak

15.6 Tamu banyak datang ke Nyi Miskin

16.1 Lamanya tidak di sebut

16.2 Bayawak di Ibu Miskin

16.3 Lalu Bayawak izin pamit

16.4 Ibu saya minta izin

16.5 Pamit saya mau jalan

16.6 Niat saya mau kuli

17.1 Nangkoda kaya akan pergi

17.2 Berlayar ke pulau paris

17.3 Saya ikut berlayar

17.4 Berharap bisa kuli

17.6 Randa Miskin menjawab

17.6 Bersedih dirinya Nyi Miskin

VIII. PUPUH PUCUNG

1.1 Randa Miskin menjawab sambil cemberut

1.2 Aduh anak Ibu

1.3 Kata Ibu tidak boleh

1.4 Ujang tidak usah bersusahpayah

2.1 Disini juga Ibu tidak kekurangan /31/

308

2.2 Makanan masih banyak

3.3 Baju baru dan selendang

3.4 Segini juga Ibu sangat terima

3.1 Sang Bayawak dari sana lalu pulang

3.2 Kalau tidak ada izin dari Ibu

3.3 Saya akan pulang

3.4 Saya tidak mau tinggal di rumah Ibu

4.1 Mukasiyan memeluk sambil pergi

4.2 Aduh anak Ibu

4.3 Ujang kamu jangan pergi

4.4 Diam saja disini dengan Ibu

5.1 Tidak Ujang kalau bisa ikut kerja syukur

5.2 Ibu mau bilang

5.3 Kepada Tuan Nangkoda

5.4 Semoga nangkoda mau membawa

6.1 Tunggu saja Ujang Ibu akan kesana

6.2 Bergegaslah Nyi Randa

6.3 Dari rumahnya berangkat

6.4 Yang di tuju adalah rumah Tuan Nangkoda

7.1 Mukasiyan di jalan tidak disebut

7.2 Kepada Nangkoda datang

7.3 Nangkoda memeriksa

7.4 Ibu Miskin kamu mau kemana

8.1 Mukasiyan tunduk dan menjawab

309

8.2 Kepada Tuan Nangkoda

8.3 Saya ada petunjuk /32/

8.4 Barangkali sesuai dengan Tuan Nangkoda

9.1 Sebab saya mempuNyai anak yang ingin ikut

9.2 Ke gamparan layar

9.3 Bermaksud untuk kuli saja

9.4 Anak saya sifatnya seperti hewan Bayawak

10.1 Ki Nangkoda ke Nyai Miskin lalu pergi

10.2 Yang Miskin itu

10.3 Tentang anak kamu

10.4 Bagus sekali mau ikut berlayar

11.1 Lalu beritahu kepada anakmu itu

11.2 Bahwa kami berlayar

11.3 Tepatnya hari besok

11.4 Mukasiyan nyembah untuk pamit pulang

12.1 Mukasiyan lalu cepat pulang

12.2 Mukasiyan tunda

12.3 Di ceritakan Ki Nangkoda

12.4 Dulu juga pernah dandan

13.1 lalu berangkat nangkoda dengan yang lain

13.2 Akan ke kapal

13.3 Di ceritakan datang semua

13.4 Lalu hari itu juga berlayar

14.1 Kaget semua kapal tidak mau melaju

310

14.2 Angin sangat besar

14.3 Kapal masih tetap diam

14.4 Ki Nangkoda lalu memohon

15.1 semoga ini kapal dapat melaju

15.2 Ki Nangkoda berharap

15.3 Memotong sapi dan domba

15.4 Dan melemparkan uang perak ke lautan

16.1 Kapalnya tetap diam tidak melaju

16.2 Nempel dengan laut

16.3 Seperti getah saja

16.4 Kapal diam tidak bergerak sedikitpun

17.1 Di kapal ada satu orang ahli

17.2 Nangkoda bercerita

17.3 Ki Nujum ini bagaimana

17.4 Ini kapal tidak bergerak sedikitpun

18.1 Lalu nyembah Ki Nujum sambil pergi

18.2 Nun Ini gamparan

18.3 Apabila kapal telah melaju

18.4 Sebab ada kesalahan tingkah laku

IX. PUPUH MAGATRU

1.1 Dulu Tuan Nangkoda sanggup

1.2 Mau membawa anak Nyi Miskin

1.3 Bayawak Mau menjadi berusaha

1.4 Ke gamparan akan ikut

311

1.5 Awas sampai gamparan lupa

2.1 Ki Nangkoda mengatakan sambil senyum

2.2 Benar sekali Nujum memeriksa

2.3 Bayawak mau ikut

2.4 Kepada kami mau ikut kuli

2.5 Kami janji itu lusa

3.1 Setelah /34/ itu Nangkoda kemudian mengutus

3.2 Manggil anaknya Nyi Miskin

3.3 Utusanya sudah pergi

3.4 Nyimpan utusan yang pergi

3.5 Mukasiyan di ceritakan

4.1 Ketika datang Mukasiyan ke kampungnya

4.2 Kepada Bayawak lalu memberi tahu

4.3 Ujang kerjanya sudah tentu

4.4 Oleh Nangkoda telah keterima

4.5 Ujang kerjanya lusa

5.1 Jang Bayawak setelah itu lalu pergi

5.2 Duh Ibu merasa kasian

5.3 Ibu berjalan tidak ada tujuan

5.4 Jauh-jauh tidak berhasil

5.5 Nangkoda berbohong

6.1 Ibu datang dulu Nangkoda Pergi

6.2 Mukasiyan lalu menangis

6.3 Kenapa nangkoda berbohong

6.4 Katanya mau kerja kuli

312

6.5 ‘Euh Nangkoda Dasar

7.1 Sebut saja Nangkoda pembohong

7.2 Oleh Bayawak kelihatan

7.3 Bayawak langsung memanggil

7.4 Ini Paman yang dari mendi

7.5 Utusan lalu menjawab

8.1 Ini Ujang saya utusan dari laut /35/

8.2 Dari tuan Nangkoda kaya

8.3 Ujang sekarang di panggil

8.4 Harus diperhatikan sama saya

8.5 Nangkoda di kapal menunggu

9.1 Sang Bayawak kepada utusan lalu pergi

9.2 Kenapa manggil saya

9.3 Perasaan tidak jelas

9.4 Tidak didasari

9.5 Saya kaget tidak bahagia

10.1 Ki utusan sudah itu lalu pergi

10.2 Semoga Ujang dapat ikut

10.3 Sudah itu Bayawak

10.4 Bersama dengan utusan tadi berangkat

10.5 Di jalan tidak di ceritakan

11.1 Di kapal Bayawak itu sudah siap

11.2 Ki Nangkoda tersenyum

11.3 Sudah itu kapalnya maju

11.4 Diiringi dengan angin kencang

313

11.5 Ke tengah laut berlayar

12.1 Ketika Kapal sampai ke tengah laut

12.2 Bayawak bercerita kembali

12.3 Tuan Nangkoda harus pelan

12.4 Saya mau ke pulau paris

12.5 Sebab saya takut mabuk

13.1 Sekarang saya berterima kasih

13.2 Barangkali ada ijin

13.3 Saya ingin kesana

13.4 Ke /36/ itu pulau yang kecil

13.5 Harus di antarkan

14.1 Sang Nangkoda memanggil dengan senyum

14.2 Aduh Ujang anak saya

14.3 Untuk apa kesana

14.4 Di kapal saja Ujang diam

14.5 Makan sekenyang mungkin

15.1 Sang Bayawak menjawab sambil tunduk

15.2 Semoga Tuan memberi ijin

15.3 Saya antarkan kesana

15.4 Kalau tuan tidak memberikan ijin

15.5 Saya akan kabur

16.1 Ki Nangkoda lalu cepat berbicara

16.2 Ujang Bapak kasih ijin

16.3 Sekarang Ujang ayo

16.4 Ujang cepat naik sekoci

314

16.5 Kita cepatkan berbicara

17.1 Sang Bayawak sudah menaiki perahu

17.2 Begitupun juga dengan nangkpda

17.3 Lalu semuanya mengantar

17.4 Ke pulau sampai tiba

17.5 Bayawak lalu berbicara

18.1 Maaf juragan saya punya permintaan

18.2 Kalau ingin pulang

18.3 Saya jemput disini

18.4 Menjawab Nangkoda Kaya

18.5 Bapak juga tidak akan lupa

19.1 Sudah bubar yang mengantar naik perahu

19.2 Ke perahu semua tiba

19.3 Lalu nangkoda berlayar

19.4 Berdagang ke pulau paris

19.5 Ganti yang di ceritakan

20.1 Diceritakan patapan di atas gunung

20.2 Di pulau pinang mahresik

20.3 Orangnya pandita jamus

20.4 Pandika yang sangat sakti

20.5 Kasmaran pandita ke sebut

X. PUPUH ASMARANDANA

1.1 Sang Pandita sedang duduk

315

1.2 Tahu akan ada tamu

1.3 Lalu menggelarkan tikar

1.4 Tidak lama kemudian datang

1.5 Bayawak berbisik

1.6 Pandita jamus berbicara

1.7 Silahkan yang baru datang

2.1 Bapak nunggu dari kemarin

2.2 Raden mau kemana

2.3 Jaka Bayawak menjawab

2.4 Kalau ada halangan

2.5 Ibu lebih mengetahui

2.6 Pandita berbicara

2.7 Raden Bapak sudah tahu

3.1 Bapak mau bertanya kembali

3.2 Raden mau kemana

3.3 Dan apa yang di tuju

3.4 Bayawak lalu menjawab

3.5 Mungkin Ibu tahu

3.6 Tidak harus minta petunjuk

3.7 Pandita cepat berbicara

4.1 Hal ini di mengerti Raden

4.2 Ibu sudah tahu

4.3 Kepada apa yang di harapkan Raden

4.4 Semestinya Raden itu

4.5 Mencari ilmu kusumah

4.6 Raden akan berguru

4.7 Seperti ilmu kusumah

316

5.1 Nyembah Raden pada Jaka Pekik

5.2 Betul seperti itu Ibu

5.3 Pandita berbicara pelan

5.4 Syukur Raden kalau seperti itu

5.5 Ama akan menasihati

5.6 Lalu Bayawak mencari guru

5.7 Sudah paham ilmu kusumah

6.1 Lama Raden mencari ilmu

6.2 Sudah tiga tahun lamanya

6.3 Raden di pulau pinang

6.4 Hatinya ingin pulang

6.5 Pandita ketahuan

6.6 Jaka Bayawak di panggil

6.7 Berbisik Jawa Bayawak /39/

7.1 Cong nyembah Mendo lalu duduk

7.2 Segera Pandita mengatakan

7.3 Eh anak Bapak yang nampan

7.4 Bapak mau bercerita

7.5 Ketika Den ingin pulang

7.6 Bapak memberikan dua labu

7.7 Sebuah pusaka jimat

8.1 Ini labu yang pertama

8.2 Manfaatnya untuk Negara

8.3 Negara menjadi besar dan ramai

8.4 Sampai isi-isinya

8.5 Kalau yang ke dua

317

8.6 Dapat membuat peralatan menjadi bagus

8.7 Berebut emas-emas

9.1 Tetapi Bapak berjanji

9.2 Nama Raden jangan salah

9.3 Nantinya ini labu

9.4 Harus sama Raden sendiri

9.5 Serta harus dikuasai

9.6 Sebelum oleh Raden di gunakan

9.7 Jangan sampai salah di gunakan

10.1 Harus dengan Raden sendiri

10.2 Tentu ada mukjizatnya

10.3 Bayawak nyembah menjawab

10.4 Minta doanya Ama

10.5 Semoga saya tidak lupa

10.6 Kepada nasehat itu

10.7 Pandita langsung bercerita

11.1 Lalu Bapak memberi nasihat

11.2 Sebab Bapak punya anak

11.3 Anak Bapak sedang masantren

11.4 Di pinggir langit sedang bertapa

11.5 Kalau bertemu

11.6 Raden harus damai

11.7 Namanya Raden Danur Randa

12.1 Hanya itu nasehat Bapak

12.2 Harus selalu di ingat

12.3 Titip Raden jangan sampe lupa

318

12.4 Bayawak nyembah menjawab

12.5 Saya meminta Do’a

12.6 Terhadap yang di panggil

16.7 Segera nangkoda datang

13.1 Pandita jamus hadir

13.2 Ini tamu dari mana

13.3 Nangkoda cepat menjawab

13.4 Saya berasal dari kapal

13.5 Mau mengajak Bayawak

13.6 Sebab saya mau pulang

13.7 Dibelakangnya berjanjia

14.1 Pandita hadir kembali

14.2 Memanggil Jaka Bayawak

14.3 Eh anak Bapak yang tampan

14.4 Ini yang mengajak Ujang

14.5 Ujang cepat bersiap

14.6 Jaka Bayawak pergi

14.7 Nyembah keluar air mata

XI. PUPUH MIJIL

1.1 Terus Bayawak Bercerita

1.2 Ki nangkoda hebat

1.3 Bayawak memanggil dan menyatakan

1.4 Ki Nangkoda membantu orang kaya

1.5 Saya berterima kasih

1.6 Semoga tuan pergi

319

2.1 Dua labu ini punya saya

2.2 Labu yang saya dapat besar

2.3 Saya ingin anda yang membawanya

2.4 Nangkoda melawan dia tersenyum

2.5 Buat apa labu kuning

2.6 Di bawa juga ribet

3.1 Lebih baik bapak ngasih uang

3.2 Uang perak logam

3.3 Nak jangan mau lagi

3.4 Diganti sama uang

3.5 Bayawak menjawab

3.6 Bapak saya juga ingin uang

4.1 Tapi uang buat apa

4.2 Uang buat apa

4.3 Saya hanya ingin labu saja

4.4 Uang tidak mau sedikit

4.5 Bukan uang yang diberi

4.6 Yang saya ingin labu

5.1 Ki Nangkoda menjawab lagi

5.2 Labu juga tidak apa-apa

5.3 Sekarang mari kita bawa

5.4 Kemudian Ki Nangkoda mengankatnya

5.5 Niat mau dibawa

5.6 Ini dua labu

6.1 Ketika labu datang lalu dibawa

6.2 Nangkoda bingung

320

6.3 Pikirnya sambil heran

6.4 Bicara di dalam hati

6.5 Labu ini sangat berat

6.6 Baru seumur-umur

7.1 Sesudah itu Nangkoda dibawa pergi

7.2 Memanggil tukang epog

7.3 Japlun kesini dengan cepat

7.4 Japlun dengan cepat sambil pergi

7.5 Sambil tersenyum

7.6 Lalu bertamu kemudian duduk

8.1 Japlun ini dua labu cepat bawa

8.2 Sini ambil

8.3 Kalu di bawa di kasih bonus

8.4 Masing-masing banyaknya dua ringgit

8.5 Japlun tersenyum

8.6 Lalu berdiri

9.1 Labu di angkat lalu tidak kebawa

9.2 Japlun bingung

9.3 Merasa kesal

9.4 Labu sangat berat

9.5 Kayaknya ini hantu

9.6 Sangat berat

10.1 Labu ini di coba untuk dibawa

10.2 Sembari melotot

10.3 Labu tambah berat

10.4 Japlun lalu kencing

321

10.5 Dut kentut rut buang air besar

10.6 Keringat terus menetes

11.1 Japlun mengharapkan uang

11.2 Kami sangka buang air besar

11.3 Ki Nangkoda terus tersenyum

11.4 Mentertawakan Japlun buang air besar

11.5 Ki Nangkoda terus melihat

11.6 Kawannya sepuluh

12.1 Labu ini milik orang lain harus dibawa

12.2 Sama sepuluh orang

12.3 Sepuluh kawannya terus dandan

12.4 Labu ini harus pakai tali

12.5 Dengan tali tambang putih

12.6 Kemudian diangkat

13.1 Tenang ketika labu ini sudah di bawa

13.2 Kewalahan yang menggotong

13.3 Ki Nangkoda terus terheran

13.4 Setelah itu Nangkoda berpikir

13.5 Kemudian pergi

13.6 Selalu teringat dulu

XII. PUPUH PUNGKUR

1.1 saya menciptakan cerita

1.2 nangkoda itu menunduk manis

322

1.3 den Bayawak Agus

1.4 bapak tidak mengira

1.5 membawa labu semoga kamu nak tidak benci

1.6 sama kamu aja nak

1.7 waluh tidak ke bawa

2.1 Bayawak melawan

2.2 jika sama tuan itu labu tidak pergi

2.3 saya tidak akan pergi

2.4 silahkan tuan kalau ingin pergi

2.5 saya pergi terakhir dengan ini labu

2.6 supaya ini yang di rasa

2.7 tolong bawakan waluh ini

3.1 nangkoda lagi

3.2 kalau begitu bapak tidak pulang

3.3 jaga saja sama Agus

3.4 Bayawak terus menjawab

3.5 bagus sekali saya pulang besok

3.6 sama labu itu

3.7 sama tuan nangkoda pergi

4.1 kemudian waluh di kira

4.2 silahkan Bayawak melangkah tiga kali

4.3 kemudian Bayawak memanggil

4.4 silahkan tuan nangkoda

4.5 ini waluh cepat-cepat supaya bagus

4.6 nangkoda kemudian rapih

4.7 silahkan 2 labu di bawa

323

5.1 dua waluh ini ringan

5.2 nangkoda berbicara sambil tertawa

5.3 tidak nyangka ini waluh

5.4 sebelumnya sangat berat

5.5 sama 10 orang tidak terbawa

5.6 nangkoda punya pemikiran

5.7 kemudian Bayawak di puji

6.1 kini nangkoda memujinya

6.2 kuatnya Bayawak sangat sakti

6.3 bagaikan yang di disambut

6.4 Bayawak bertanya

6.5 kenapa saya berbicara tidak jelas

6.6 membuat saya tentunya tersiksa

6.7 kemudian nangkoda pergi

7.1 terus sujud kepada Bayawak

7.2 kini nangkoda menyembah

7.3 kemudian Bayawak memnggil

7.4 jangan begitu nangkoda

7.5 tidak baik kan saya manusia juga

7.6 seperti membuat adat yang baru

7.7 tidak bagus itu dosa

8.1 tuan nangkoda menjawab

8.2 silahkan saja saya sekarang pulang

8.3 secepatnya dari sana pergi

8.4 keluar dari tempat bersemedinya

8.5 sudah turun kelaut naik perahu

8.6 dijalannya tidak bagus

324

8.7 sampai kapal sudah sampai

9.1 kemudian mengibarkan layar

9.2 kapal melaju kencang terbawa angin

9.3 silahkan ucapkan sambil

9.4 nangkoda pergi kedesanya

9.5 simpan dulu nangkoda

9.6 ucapan ibu kasihan

9.7 kerjaannya kasihan menangis

10.1 kasihan terus rapih-rapih

10.2 pada waktu itu kasihan terus berangkat

10.3 terus nangkoda yang di capai

10.4 terus anaknya bertanya

10.5 begitu datang saya langsung merasa kasihan

10.6 kemana nangkoda turun

10.7 jalannya lama sekali

11.1 kemudian nangkoda keluar

11.2 terus nangkoda menjumpai ibu miskin

11.3 sambil memanggil dengan muka manis

11.4 sehabisnya ibu kasihan

11.5 sudah kesal tapi saya tidak bertemu

11.6 saya kasihan untuk melawannya

11.7 terima kasih kata Nyi miskin

12.1 saya ingin menanyakan anak

12.2 sudah lama tidak bertemu

12.3 tuan dilaut makan apa makan singa

12.4 Nyimiskin memalingkan mukanya

325

12.5 berteriak sambil membelakangi langit

12.6 kini tidak sayang kepada ujang

12.7 kini ujang meninggal

13.1 ibu berdiri ketempat yang berantakan

13.2 terus berguling diatas pasir

13.3 tidak lama Bayawak datang

13.4 mendatangi ibu miskin

13.5 kemudian Bayawak bertanya

13.6 sudak ibu jangan berguling begitu

13.7 kemudian ibu miskin marah

14.1 sambil matanya melotot

14.2 tidak berbicara dan kasihan berdiam

14.3 sepertinya dia takut

14.4 Bayawak muda lahir

XIII. PUPUH SINOM

1.1 Ibu ini saya

1.2 Ibu jangan menangis

1.3 Ibu kasihan ayo berbicara

1.4 Ternyata ini anak saya

1.5 Ibu tidak mengaku

1.6 Karena raden masih hidup

1.7 Sakit raden sudah hilang

1.8 Ki Nanagkoda sudah kembali

1.9 Raden sakit dimakan macan di laut

2.1 Apa lagi sama jaka Bayawak

326

2.2 Mendengarkan kata nyonya miskin

2.3 Jaka Bayawak said

2.4 Ibu harus berpikir matang

2.5 Saya berkata tidak mungkin

2.6 Di laut ada singa

2.7 Dekat saya sekarang

2.8 Dari dulu belum menemukan

2.9 Di laut juga ada buaya

3.1 Nona miskin kemudian menjawab

3.2 Ibu juga baru mendengar

3.3 Dan sayang pada badanmu nak

3.4 Sudah sangat rindu

3.5 Yang menyebabkan ibu menangis

3.6 Ibu ingin bertemu

3.7 Bukan mengandalkan Nangkoda

3.8 Begitu ibu menangis

3.9 Ayo nak kita pulang

4.1 Bayawak cepat pulang kerumah

4.2 Kamu kasihan yang ikut

4.3 Labu yang dua dibawa

4.4 Juga kasihan di rangkul

4.5 Ayo dipercepat jurit

4.6 Cerita terburu-buru

4.7 Bayawak sudah datang

4.8 Ke rumahnya ibu miskin

4.9 Ayo tunggu ceritanya

5.1 Yanti yang diceritakan sama Bayawak

327

5.2 Jagoan ada yang sakti

5.3 Di dalam gua Wijaya

5.4 Bango siang malam berpikir

5.5 Ingin punya anak satu

5.6 Lelaki yang bagus

5.7 Bango dengan cepat tidak ada

5.8 Keluar dari dalam gua

5.9 Bango terbang di awang-awang

6.1 Menunda yang lagi di awang-awang

6.2 Jagonya ada dari satu negeri

6.3 Namanya sanduropuro

6.4 Kalau di negeri itu

6.5 Patuh kepada gareho ratu

6.6 Ada satu janda cantik

6.7 Hemat man duropuro

6.8 Kebanggaan anak satu satunya

6.9 Anak ratu namanya raden ayarmaya

7.1 Sudah tujuh tahun umurnya

7.2 Anaknya sangat percaya diri

7.3 Di suatu masa

7.4 Raden ayarmaya bermain

7.5 Keladang mau mencari jangkrik

7.6 Temannya sudah berkumpul

7.7 Sesudah itu pergi ke ladang

7.8 Banyak anak anak yang bermain

7.9 Sebagian main petak umpat

8.1 Ada yang dikurung sapi

328

8.2 Warna-warna kelakuan anak-anak

8.3 Ada yang ngadu jangkrik

8.4 Ada yang membuat bangsing

8.5 Ada yang mengejar burung puyuh

8.6 Suka menunggu kelakuan anak-anak

8.7 Perkataan bango sakti

8.8 Terbang mengelilingi setiap negara

8.9 Asal tempat bango

9.1 Tetep juga tidak ditemukan

9.2 Anak yang berwajah tampan

9.3 Kemudian Bayawak melanjutkan lagi

9.4 Ke ladang negara madura

9.5 Datang dari atas

9.6 Melihat anak-anak dari ladang

9.7 Warna anak-anak main

9.8 Terlalu lama bapak memperhatikan anak-anak

9.9 Ada satu kunti ginding

10.1 Kerjanya mencari capung

10.2 Bapak tidak melirik

10.3 Bapak berbicara dalam hati

10.4 Ini dia anak yang bagus

10.5 Kaya anak orang kaya

10.6 Yang lainnya masih banyak

10.7 Lalu bapak mendekatinya

10.8 Banyak yang memanggil

10.9 Kita harus pulang

11.1 Barangkali raden mau pulang

329

11.2 Nanti temannya banyak lagi

11.3 Barangkali raden mau pulang

11.4 Sama bapak di bawa terbang

11.5 Anak-anak kembali pulang

11.6 Terlihat orang banyak

11.7 Setelah tiba sudah menemui ibu belum?

11.8 Anak-anak berbicara seperti ini

11.9 Juragannya sudah hilang

12.1 Keatas ada yang bawa

12.2 Bapak yang lewat yang besar badannya

12.3 Ibu langsung menagis

12.4 Ayarmaya raden bagus

12.5 Ibu tidak menyangka

12.6 Ibu tidak bertemu lagi

12.7 Tunggu lagi raden ayarmaya

12.8 Perkataan bango

12.9 Ke gua wijaya negeri

13.1 Ayarmaya berguling-guling

13.2 Raden nakit menjerit jerit

13.3 Rautnya memelas

13.4 Ibu saya cepat nyusul

13.5 Saya ada du gua

13.6 Bango menyadarkan

13.7 Yang tampan nanti sama bapak di kasih yang

330

XIV. PUPUH KINANTI

1.1 Tunggu tidak lagi dikatakan

1.2 Bango mengobati yang menangis

1.3 Bayawak berkata

1.4 Siang dan malam berpkir

1.5 Berpikir mau haan

1.6 Ke putri majapahit

2.1 kemudian Bayawak terus bertemu

2.2 bertemu dengan nona janda miskin

2.3 nona miskin cepat-cepat menunduk

2.4 Bayawak tersenyum manis

2.5 ibu saya mempuNyai kabar

2.6 saya ingin menikah dengan putri

3.1 keputri ratu

3.2 mah ratu di majapahit

3.3 berita dari kebesaran putra

3.4 empat putri yang cantik-cantik

3.5 ibu harus bertanya

331

3.6 saya mau menikah

4.1 nona janda miskin cemberut

4.2 menjawab dengan penuh kelemahan

4.3 aduh nak tidak terduga

4.4 bertanya ke putra ratu/raja

4.5 apalagi kata saudara-saudaranya

4.6 piit mengendak-ngendak di pasir

5.1 banteng meminta kadu

5.2 rasa ibu tidak cukup

5.3 saya mencari anggur

5.4 mencari yang sama persis

5.5 saya orang yang melarat

5.6 harus bertemu dengan yang miskin lagi

6.1 Bayawak cepat-cepat pergi

6.2 sekiranya ibu tidak pergi

6.3 saya tidak setuju

6.4 saya sekarang mau pulang

332

6.5 nona miskin langsung menjawab

6.6 yang ganteng jangan pulang

7.1 ibu akan kesitu

7.2 bertemu dengan kangjeung gusti

7.3 nona miskin kemudian berdan-dan

7.4 memakai baju dan samping

7.5 mengambil yang jelek sekali

7.6 nona miskin cepat-cepat pergi

8.1 dijalan yang tidak di tuju

8.2 kita tunggu janda miskin

8.3 sang raja mengucapkan

8.4 narpati majapahit tersenyum

8.5 dalam keadaan santai

8.6 didatani para menteri

9.1 sama dengan yang dituju

9.2 menteri-menteri majapahit

9.3 tidak lama kemudian jebul datang

333

9.4 nona miskin mengganti senyumnya

9.5 lalu menerima tawarannya

9.6 sang ratu melihat

10.1 sang ratu berbicara

10.2 mau kemana bibi miskin

10.3 terlihat terburu-buru sekali

10.4 bibi mau minta uang

10.5 ataupun makanan

10.6 coba lebih dekat kesini

11.1 nona miskin bertemu lalu menunduk

11.2 tunjukan ke kanjeung gusti

11.3 nun gusti saya gamparan

11.4 wawanka petunjuk gusti

11.5 semoga saya berani

11.6 semoga saya gusti

12.1 saya minta makan dan baju

12.2 ataupun minta sarung

12.3 saya berkata

334

12.4 bukan itu yang saya maksud

12.5 apalagi sama gusti rempag

12.6 apalagi mudah-mudakhan keterima

13.1 semoga gusti jangan marah

13.2 derma utusan saya

13.3 saya lagi berjalan

13.4 menyambung dengan kata-kata

13.5 anak saya bermaksud

13. 6 ingin menikah dengan putri

14.1 putri dan putra gamparan

14.2 maksud saya itu gusti

14.3 saya ingin bertanya

14.5 sang ratu terdiam

14.6 sebel ke nona miskin

15.1 saya kira mau meminta-minta

15.2 kita bawa diskusi

15.3 ternyata begitu niatnya

335

15.4 minta persetujuan kangjeun gusti

XV. PUPUH GAMBUH

1.1 Secepatnya sang Ratu berkata

1.2 Benar ambu miskin berbicara seperti itu

1.3 tadinya saya mau merimanya

1.4 Putri oleh ratu dipanggil

1.5 Putri berbisik

2.1 Secepatnya kanjeng ratu memanggil

2.2 Hai citra wati yang cantik

2.3 yang biasa di panggil eulis

2.4 ini ada tamu

2.5 ketika bertanya enong

3.1 Siapa aja yang purun

3.2 Putra ama yang cantik

3.3 oleh Anaknya Nyai miskin mau di nikahi

3.4 Anak Nyi miskin itu lucu

3.5 Bayawak seperti binatang

4.1 bagaimana eulis purun

4.2 Nyai citra wati menjawab

4.3 memang benar bahwa ama tidak sudi

4.4 Di nikahi oleh ular lembu

4.5 kata ama ayong-yong

336

5.1 Mending saya tidak laku

5.2 mempuNyai suami yang seperti itu

5.3 yang sebenarnya suka di jemur oleh saya

5.4 Dan barang dihilangkan

5.5 Biar saja saya menjomblo

6.1 tidak sudi seumur hidup

6.2 kalau bersuami dengan ular sawa

6.3 kalau seandainya saya akan di nikahi

6.4 saya ingin yang seperti biasa

6.5 Jangan nikahi oleh binatang

7.1 ratu memanggil sambil tersenyum

7.2 jika eulis tidak ingin

7.3 Jangan suka terlalu banyak bercerita

7.4 ama sudah mendengarnya

7.5 tinggal bertanya kepada anak bungsu

8.1 ganda wati yang cantik

8.2 cepat eulis jawab

8.3 sambil menyembah Nyi ganda wati

8.4 menunduk sebagai sebagai tanda hormat

8.5 naroh di nikahi oleh binatang

9.1 Bayawak kepada lanuan

9.2 tidurnya juga di semak-semak

9.3 Tuhan saya tidak sudi

9.4 suka memakan pucuk paku

9.5 bangkai ayampun di makan

337

10.1 belum ada kerjaan yang lanun

10.2 sama saja seperti tunggul kayu

10.3 lebih baik anjing

10.4 ada pekerjaannya yang lanun

10.5 pada malam hari suka menggonggong

11.1 ratu berbicara kembali

11.2 tingal bertanya yang ketiga

11.3 sebenarnya Nyi dewi kusumah wati

11.4 putra ama yang cantik

11.5 cepat eulis jawab

12.1 Nyi putri menunjuk sinismarah sambil cemberut

12.2 sebenarnya ama tidak rela

12.3 dinikahi oleh yang seperti itu

12.4 lebih baiksaya menjomblo

12.5 ..................

13.1 saya suka di gantung

13.2 menikah dengan yang seperti itu

13.3 perasaan saya menjadi mati

13.4 tidak sudi seumur hidup

13.5 tuan rumah selanjutnya di tampar

14.1 putri-putri yang tiga

14.2 jawabannya sama seperti itu

14.3 sebenarnya jaka Bayawak di tolak

14.4 kanjeng ratu kembali memanggil

14.5 dewi patah yang sedang melamun

338

15.1 anak ama yang paling kecil

15.2 ayo Nyai cepat jawab

15.3 Nyai tadinya akan dinikahkan

15.4 bagaimana apa Nyai setuju

15.5 Nyi putri terlihat kasmaran

XVI. PUPUH ASMARANDANA

1.1 Nyi dewi patah sudah sadar

1.2 semalam ia bermimpi

1.3 Nyi putri bermimpi buang air besar

1.4 mimpinya memangku bulan

1.5 dan matahari

1.6 bintang semuanya turun

1.7 jatuh kepada dewi patah

2.1 selanjutnya meyembah Nyai putri

2.2 menjawab dipariksa rama

2.3 ama sudah ku bersama bu patos

2.4 perkara ama periksa

2.5 terdengar oleh kedua telinga

2.6 saya tidak niat untuk mundur

2.7 tadinya sama mau menerima

3.1 jaka Bayawak akan menikahi

3.2 saya sangat suka

3.3 citra wati sangat cantik

3.4 selanjutnya saling menyapa

3.5 mengejek dewi patah

3.6 patah tidak bias di kasih tau

339

3.7 mau dinikahi Bayawak

4.1 Nyi patah menjawab dengan manis

4.2 sudah tepat pada janji awal

4.3 saya mendapatkan binatang

4.4 ingin juga kepada sesame

4.5 gimana kalau tidak ada

4.6 sudah jelas kalau ratu

4.7 di tunggu-tunggu tidak datang

5.1 Nyi citra wati cemberut

5.2 dewi patah manyun

5.3 dewi patah diam saja

5.4 datang sang raja garwana

5.5 ibunya Nyai putri

5.6 mendengar dari putri seperti itu

5.7 Nyi putri mendapatkan kadal

6.1 ibu Nyi putri

6.2 berbicara kepada mukasian

6.3 eh miskin kamu harus mendegar

6.4 Nyi putri punya permintaan

6.5 begini putri memintanya

6.6 meminta negeri /60/ yang bagus

6.7 serta dengan isi-isinya

7.1 harus bagus isi rumah

7.2 jangan ada kekurangan

7.3 dan meminta peralatan

7.4 kereta emas satu pasang

340

7.5 beserta kudanya

7.6 jangan sampai kurang isi dapur

7.7 serta peralatan yang dirumah

8.1 piring nampan dengan gelas

8.2 harus segala terbuat dari emas

8.3 jangan memakai sipat kelelawar

8.4 harus mas yang berkilau

8.5 begtu putri memintanya

8.6 kalau tidak terbukti permintaan

8.7 kamu pasti akan dibunuh

9.1 beserta anak kamu akan aku disembelih

9.2 cepat pergi sekarang

9.3 beritakan kepada anak kamu

9.4 segera berhadap kepada mukasian

9.5 tidak bias berucap sedikitpun

9.6 tidak bisa pamit kepada ratu

9.7 lemas badan mukasian

10.1 sesudah itu Nyi miskin pulang

10.2 sambil mengeluarkan air mata

10.3 berjalannya kelelahan

10.4 dari ketakutannya

10.5 dijalan tidak kacau

10.6 cepatlah sudah hampir malam

10.7 ke kampung geubang tinatar

11.1 sesampainya datang langsung menangis

11.2 merangkul kepada Bayawak

341

11.3 menangis tidak henti-henti

11.4 Bayawak terus bertanya

11.5 kenapa menangis ema

11.6 mukasian langsung menjawab

11.7 ujang sama ema tewas

12.1 pasti ema disembeih

12.2 ujang pasti di bunuh

12.3 cepat kita kabur saja

12.4 dari pada dibunuh

12.5 mending kita berkebun

12.6 jaka bawayak sangat lucu

12.7 ema nanti saja

13.1 cepat berbicara dengan jelas

13.2 saya ingin tau

13.3 mukasian langsung menjawab

13.4 ema tidak mau bercerita

13.5 ayo ujang kita berjalan saja

13.6 takut ratu kesini

13.7 pasti kita akan dibunuh

14.1 Bayawak memeriksa kembali

14.2 gimana jawaban raja

14.3 saya ingin mendengarkan

14.4 cepat ema bercerita

14.5 miskin langsung bercerita

14.6 begini asep ratu berbicara

14.7 putri punya kemauan

342

15.1 Nyi putri ingin negri

15.2 beserta isi-isinya

15.3 mundut alat dapur semuanya

15.4 peralatannya harus seperti emas

15.5 jangan ada kekurangan

15.6 dengan Nyi putri mendut

15.7 kereta emas sepasang

16.1 beserta dengan kudanya sekalian

16.2 ujang mentang-mentang kaya

16.3 mendut memang yang pengen

16.4 seperti membuat tanjakan saja

16.5 mentang-mentang kaya

16.6 supaya tidak jadi

16.7 putri bungsu mau di nikahi

XVII. PUPUH SINOM

1.1 Bayawak lalu menjawab

1.2 itu ema terlalu mudah

1.3 barang segitu ada

1.4 tunjukan kepada kanjeng gusti

1.5 lalu mukasian meledek

1.6 berbicara sembari menunjuk-nunjuk

1.7 ujang cepat lihat

1.8 harta kita masih

1.9 sudah pecah

2.1 mana emasnya

2.2 apalagi kalau negri

343

2.3 Bayawak langsung menjawab

2.4 masa bodo aku tidak tau

2.5 ma cepat pulang

2.6 tunjukan kepada ratu

2.7 jawaban mukasian

2.8 ema takut/63/ di sembelih

2.9 kata Bayawak kalau ema tidak mau

3.1 sekarang saya pamit

3.2 tidak mau diam di ema

3.3 mukasian kanjeng menjawab

3.4 ujang jangan pernah pulang

3.5 sekarang ema pergi

3.6 mau menunjukan kepada ratu

3.7 berjalan kanjeng mukasian

3.8 dijalan kesana kemari

3.9 sudah merunduk mukasian kanagara

4.1 terus berbisik

4.2 kepada ratu majapahit

4.3 sang ratu

4.4 santai di kursi gading

4.5 lihat ambu miskin

4.6 sang ratu langsung menjawab

4.7 hey miskin saya bertanya

4.8 mana permintaan Nyi putri

4.9 ambu miskin menjawab sangat bersedia

344

5.1 permintaan saya sudah tersedia

5.2 sekarang tinggal keluarkan saya

5.3 sang ratu kembali berkata

5.4 seumpamaya miskin bersedia

5.5 seumpama barangnya tida yakin

5.6 tentunya kamu akan dihukum

5.7 besok barang harus sudah datang

5.8 kamu cepat pulang sana

5.9 ambu miskin cong sembari pulang

6.1 /64/ cepat sekali Nyi miskin pulang

6.2 ke rumah sudah sampai saja

6.3 langsung menjemur

6.4 begini kata Nyi miskin

6.5 juragan anak ku

6.6 kenapa baranya belum kumpul

6.7 ditunju kuBayawak

6.8 kalau begini ema akan dibunuh

6.9 kemudian merangkul mukasian kepada Bayawak

7.1 menangisnya tersedu-sedu

7.2 Bayawak kemudian mengatakan

7.3 jangan terlalu dipikirkan ema

7.4 meskipun ema enak duduk

7.5 jangan sampai kecil hati

7.6 bawa saja itu labu

7.7 terus pergi mukasian

345

7.8 pergi ke gowah sambil menagis

7.9 dua labu di tarik mukasian

8.1 ini labu yang kamu mau jang

8.2 Bayawak bercerita kembali

8.3 ema cepat mbil wadah

8.4 dengan kemeyan yang wangi

8.5 mukasian pergi lagi

8.6 mengambil api untuk sesajen

8.7 cepat sudah tersedia

8.8 Bayawak mencium bau sesajen

8.9 terus labu di pukul oleh Bayawak

9.1 keluar cahayanya sangat terang

9.2 dikipas supaya bisa /65/jadi negri

9.3 negara sangat ramai

9.4 penuh bserta isinya

9.5 serdadu dan prajurit

9.6 kuda sapi dan embe

9.7 warung-warung sudah tersedia

9.8 orang-orang lalulalang

9.9 dan orang-orang teriak dan tepuk tangan

10.1 labu yang kedua

10.2 dan lanbu kemudian di pukul

10.3 kemudian terpancar kembali sinarnya

10.4 segala emas rinukmin

346

10.5 kereta emas dan kudanya

10.6 sudah jelas peralatan dapur

10.7 bersinar terang semua emasnya

10.8 didalam rumah juga begitu

10.9 terangnya emas menjadi silau yang melihatnya

11.1 terucap oleh ambukasian

11.2 melihat kesana kemari sambil tersenyum

11.3 sambil memuji kepada Bayawak

11.4 tida sangka anak saya

11.5 dikira tidak sakti

11.6 tadinya saya mau kabur

11.7 terus kenapa kalau kabur

11.8 saya tidak jadi kaya

11.9 segini juga badan baik

12.1 selanjutnya Bayawak menjawab

12.2 ema kesini duduk

12.3 ambu miskin mendekat

12.4 ambu miskin tidak berhenti tersenyum

12.5 /66/ sambil berbicara cerewet

12.6 terus kenapa kabur

12.7 jaka Bayawak menjawab

12.8 dahulu kata saya

12.9 harus percaya dulu saya bercerita

XVIII. PUPUH PANGKUR

1.1 Saya sekarang cepatkan ceritanya

347

1.2 Tunda karena Nyi miskin sedang bersenang hati

1.3 Berbicara kemabali sang ratu

1.4 Santai di kursi goyang

1.5 Dibisikan oleh demang jaksa tumenggung

1.6 Sang ratu cepat nyarita

1.7 Begini kata kanjeng gusti

2.1 hey semua rakyat

2.2 hari ini akan di adakan lamaran Nyai miskin

2.3 orang-orang harus kumpul

2.4 hiasan harus tersedia

2.5 dan hiburan pekarangan harus bagus

2.6 puwado lagi memajang

2.7 hiasan harus sebersih mungkin

3.1 semua anak anteunar

3.2 harus membawa pegawai masing-masing

3.3 hiburan dan para tamu

3.4 gimana adang bisa

3.5 kita tunda hiburan yang tidak disebut

3.6 Bayawak berbicara

3.7 akan melamar putri

4.1 sangat ramai lamarannya

4.2 mukasian mau melamar cepar pergi

4.3 bawaannya beribu-ribu

4.4 masyarakat ramai sekali

348

4.5 hiasannya ada yang seperti singa

4.6 ada yang di hias seperti rusa

4.7 sudah pasti seperti orang-orangan sawah

5.1 berbondong-bondong mengantar meminang

5.2 yang duluan batang emas rinukmin

5.3 mukasian yang diatas

5.4 tersihir oleh hiburan

5.5 terdengar suara alat musik pelog , degung, salendro, terdengar sangat bergemuruh

5.6 dan warna warni tetabuhan

5.7 seperti kendang, penca, ogel tani

6.1 terucap oleh jaka Bayawak

6.2 di gotong di jambangan dan air

6.3 jambangan emasnya menyala-nyala

6.4 serta memakai payung

6.5 payung kuning yang pentulnya terbuat dari intan jamrut

6.6 dijaga oleh pegawal

6.7 dari belakang dan dari samping terdapat senjata

7.1 sempit susah bergerak dijalannya

7.2 yang menonton orang kampung dan orang pinggiran

7.3 di jalan semuanya berkumpul

7.4 silahkan ditunggu yang mau melamar

7.5 berbicara eundon putrinya roro uju

7.6 bersam raden sela maya

7.7 melihat keduanya sangat prihatin

8.1 Nyi roro uju berbicara

349

8.2 kita sudah terlalu lama

8.3 sudah dapat tiga tahun

8.4 kita masih hidup di hutan

8.5 ayo akang sekarang kita kesana

8.6 ayo kita berjalan ke negara

8.7 kitamenuju ke negara majapahit

9.1 dengan cepatnya cepatnya Nyi putri berangkat

9.2 yang dituju adalah negara majapahit

9.3 dijalan tidak diceritakan

9.4 ketika sudah dekat dengan negara

9.5 Nyai putri mendengar suara gemuruh

9.6 orang-orang semuanya bersorak sorai

9.7 Nyi putri tersentak kaget

10.1 putri bertanya kepada orang yang lewat

10.2ada apa paman tergesa-gesa sekali

10.3 yang ditanya langsung menjawab

10.4 saya mau pergi ke negara

10.5 mau meliahat pengantin putranya ratu

10.6 hari ini lamarannya

10.7 Bayawak putranya Nyai miskin

11.1 Nyai putri sangat senang

11.2 terus raden putra datang

11.3 akang silahkan cepat-cepat

11.4 semoga saja itu

11.5 saudara kita yang akan kita tuju

11.6 den sela maya menjawab

11.7 akang benar mau ikut

350

12.1Nyi putri dengan cepatnya berangkat

12.2 akan mengantar yang melamar ke negara

12.3 sudah begitu Nyi putri memanggil

12.4 kang sekarang harusnya

12.5 haruskah kita menghadang dilulurung

12.6 jalannya seharusnya kesini

12.7 sambil menunggu kita singgah

XIX. PUPUH MAGATRU

1.1 Yang melamar sudah datang dan sudah berkumpul

1.2 Yang melihat susah bergerak

1.3 Di jalannya bersedak-sedakan

1.4 Dan Anak kecil banyak yang menangis

1.5 Karena Tersenggol-senggol oleh orang tua

2.1 Yang pertama dibawa tandu yang menyala

2.2 Yang dinaiki oleh wanita tua yang miskin

2.3 Yang terakhir dibawa tidak kelihatan

2.4 Rombongan begitu lagi

2.5 Badangwangnya berjatuhan

351

3.1 suara kendang kencana mulai bergemuruh

3.2 Semua suara alat musik terdengar

3.3 Seperti suara alat music tanji dan angklung

3.4 Gambang taromangsa suling

3.5 Semuanya di mainkan secara digabungkan

4.1 Sang Bayawak berada dalam iringan music yang menyala

4.2 Iringan music seperti emas ritukmin

4.3 Serta diiringi dengan payung

4.4 Dari samping dan dari belakang diawasi oleh pengawal

4.5 Dan di depannya ada kereta kencana

5.1 Yang dibawa oleh kuda yang kosong emas nya menyala

5.2 Naasnya sakawedi terkena ekor kuda

5.3 Sang kadal menyala seperti emas

5.4 Dengan dihiasi warna kuning

5.5 Dan kuda pun bersuara

352

6.1 Sang putri roro tiba-tiba memanggil imut

6.2 Akang itu lihat

6.3 Perkiraan saya yaitu

6.4 Sang putri cepat berangkat

6.5 Sang putri

7.1 Sang Bayawak sudah lebih terdahulu

7.2 Akang itu bertemu lagi

7.3 Sang putri lalu merangkul

7.4 Begitu pula dengan sang Bayawak

7.5 Sang putri lalu memanggil

8.1 Akang setidaknya beritahu

8.2 Kalau akang akan datang

8.3 Walaupun saya meninggal

8.4 Dan dicari kemana-mana

8.5 Sang Bayawak pun menjawab

9.1 Bayawak menangis dengan terseguk-seguk

9.2 Akang juga tidak menyangka

353

9.3 Suatu hari nanti pasti akan bertemu kembali

9.4 Orang yang sedang berjalan pun tiba-tiba berhenti

9.5 Yang sedang melihat pun tercengang dan kaget

10.1 Melihat sang Bayawak dikerumini orang-orang

10.2 Yang melihatnya tercengang

10.3 Sang putri cantikpun tidak tahu menau

10.4 Secepatnya sang putri menunjuk

10.5 Utusan dari suaminya

11.1 Semenjak itu saya memberitahu

11.2 Sebelumnya saya sudah bertemu dihutan

11.3 Dengan seorang putra dari kyai

11.4 Namanya adalah selamaya bagus

11.5 Malah saya tidak tahu

12.1 Malah sekarang baru bertemu

12.2 Sang Bayawak secepatnya datang

12.3 Yang mana anaknya sang kyai

12.4 Saya ingin bertemu

354

12.5 Sang putri pun menjawab kembali

13.1 Betul itu adalah yang terlihat muda

13.2 Kemudian raden putra pun dipanggil

13.3 Sang Bayawak memanggil dengan manis

13.4 Hei raden putra bagus

13.5 Kesini dengan akang duduk

14.1 Akang punya pertanyaan yang harus ditanyakan

14.2 Raden bagus selamaya menyembah dengan bersujud

14.3 Mando pun mendekati sang putri

14.4 Sang Bayawak bertanya kepada mindo

14.5 Hei den selamaya rai

15.1 Akang menerima dengan senang hati

15.2 Oleh akang akang dikasih air perasan yang berasal dari abu

15.3 Dari lahir sampai batin

15.4 Jodoh raden yang bagus

15.5 Harus diterima oleh adikmu

355

16.1 Lalu raden putra pun menjawab

16.2 Tolong tunjuk saya

16.3 Walaupun saya adalah seorang yang naif

16.4 Tolong terima saya Untuk menggantiakan duram

16.5 Siang dan malam mau mengikuti

XX. PUPUH DURMA

1.1 Durma mempercepat lalu menceritakannya dengan sebuah lagu

1.2 Bayawak lalu memanggil

1.3 Hei raden selamaya

1.4 Apakah itu kuda tunggangan

1.5 Dan siapakah wanita yang cantik itu dalam tandu

1.6 Berdua dengan wanita tua yang miskin

2.1 Lalu sang putri pun naik kedalam tandu

2.2 Berdua dengan wanita yang miskin

2.3 Selamaya lah yang menunggang kudanya

2.4 Kuda pun bersuara dan mulai berjalan

356

2.5 Tiba-tiba terhenti melihat sesuatu

2.6 Tampan tiada tara

3.1 Kuda sandel bisa terkejut oleh sang Bayawak

3.2 Sang Bayawak pun masuk kedalam

3.4 Dibawa oleh empat orang

3.5 Pada hari itu semua orang keluar

3.6 Sempit sekali dijalannya

4.1 Orang-orangpun kaget melihatnya

4.2 Melihat cahaya

4.3 Diatasnya terdapat sang putri

4.4 Putri cantik yang memacarkan cahaya kecantikannya

4.5 Semua orang pun tersenyum

4.6 saling berbicara dengan yang lainnya

5.1 lihat pengantinnya sudah datang

5.2 dalam kencana yang indah

5.3 itu lihat mempelai lelakinya

5.4 menunggangi kuda

357

5.5 dipercepat langkahnya untuk melamar

5.6 sudah sampai di negeri

6.1 Dialun-alun sudah datang

6.2 Jaka Bayawak sedang berjalan

6.3 Dengan memakai pajen berwarna kuning

6.4 Terlihat mirip seperti kadal

6.5 Yang melihat pun semuanya tertawa

6.6 Mempertawakan langkah kaki sang Bayawak

7.1 Berjalan pelan dengan kadal badis

7.2 Menurut pembicaraan orang-orang

7.3 Lihatlah pengantinnya sudah datang

7.4 Dengan memakai paying berwarna kuning

7.5 Pada………….

7.6 Lalu menurut beberapa orang

8.1 Tidak mungkin ada pengantin seperti hewan kadal

8.2 Banyak….

8.3 Menurut kabar yang disampaikan badak

358

8.4 Lalu menurut beberapa orang lagi

8.5 Lihat sang putri bersama dengan makhluk halus

8.6 Seseorang berkata

9.1 Sang putri hanya milik saya

9.2 Semua orang yang melihat pun berbicara dengan pendapat masing-masing

9.3 Setelah sang jaka jalan melewatinya

9.4 Datang dari kencananya

9.5 Sang putri dengan makasian

9.6 Orang-orang kaget melihatnya

10.1 Banyak cahaya

10.2 Baik perempuan maupun laki-laki

10.3 Tidak lama kemudian lalu datanglah yg lainnya

10.4 Dengan berbagai macan warna

10.5 Pandyri yang menunggangi kuda

10.6 Kalap tidak ada tandingan nya

11.1 Kudanya berjalan dan gagah

11.2 Sembari berteriak

359

11.3 Semua orang kaget melihatnya

11.4 Mendengarkan sang menantu sudah datang

11.5 Lalu raja pun cepat keluar

11.6 Menjemput yang baru dating

12.1 Bayawak pun melakukan sujud terhadap sang raja

12.3 Penghormatan yang tiada tara

12.4 Sang ratu senang sudah melahirkan

12.5 Raden patih sibuk mengurusi orang-orang

12.6 Mengurus tamu yang dating

13.1 Sudah beres mengurus tamu

13.2 Tidak lama kemudian hidangan pun dating resmi

13.3 Tanda pemberian hormat kepada tamu undangan

13.4 Sudah selesai minum kopi

13.5 Sesudah acara makan lalu sang ratu pun berbicara

13.6 Hei raden bahu papatih

14.1 Besoknya kita masih berkumpul

14.2 Kita masih merayakan pesta

360

14. 3 Merayakan pesta sang putri

14.4 Patih pun lalu menyembah

14.5 Lalu meng iyah kan pertanyaan dari sang ratu

14.6 Sang sudah masuk ke istana

15.1 Roro pun mengikutinya

15.2 Tidak tinggal diam

15.3 Tetapi raden selamaya

15.4 Bergabung dengan para mantra

15.5 Di kapatihan

15.6 Ucapkan saja untuk besok

16.1 Memberi penghormatan dengan menembakan senjata

16.2 Suara musikpun masih bermain

16.3 Sang Bayawakpun sudah keluar

16. 4 Sang putri sudah di dandanan

16.5 Bagaimana seperti adat sasari

16.6 Yang ramainya

17.1 Sang Bayawak pun mengikutinya

361

17.2 Lalu berjalan kepada kaum eueuleungan

17.3 Yang mengikutinya pun semua tersenyum

17.4 Untuk melihat keberangkatan sang pengantin

17.5 Sama persis dengan kadal negri

17.6 Dengan pengawalnya

18.1 Para tamu semuanya ikut duduk

18.2 Menunggu kedatangan menantu sang raja

18.3 Tidak lama kemudian jebul pun datang

18.4 Sang Bayawak berjalan sambil diiringi dengan paying

18.5 Sudah datang di depan masjid

18.6 Penghulu pun memberi hormat

19.1 Lalu dimulai akad nikahnya

19.2 Dan baywak pun resmi menikah

19.3 Mas kawinnya adalah uang emas dan sebagainya

19.4 Sang penghulupun tersenyum

19.5 Semuanya menyaksikan

19.6 Semua nya pun ikut senang

362

20.1 Penampilan sang putri

20.2 Sudah didandani

20.3 Kecantikannya tiada tara

XXI. PUPUH KINANTI

1.1 Sang ratu cepat mengumumkan

1.2 Sekarang saatnya pergi

1.3 Sang putri pun masuk kedalam kereta kencana

1.4 Kereta kencananya pun sudah di rias

1.5 Rupanya seperti burung ngaludro

1.6 Sang putri sudah pergi

2.1 Di atas kereta kencana yang besar

2.2 Untuk menjemput yang datang dari mesjid

2.3 Sudah itu di beri penghormatan lagi

2.4 Suara music pun masih berbuNyi

2.5 Dang ding dung suara kendang pencana

2.6 Dur-dur suara alat music tanji

363

3.1 Suara angklung pun bergemuruh

3.2 Dan ada tarian topeng

3.3 Berbagai macam alat music di mainkan

3.4 Pelog salaendero dan suling

3.5 Dan suara ramai sekali

3.6 Itu lagu pating carerit

4.1 Kereta kencana mulai berjalan

4.2 Sang putri memunculkan cahaya

4.3 Mahkota pengantin menyala seperti emas

4.4 Gelang kalung anting-anting

4.5 Untuk dipakai nanti

4.6 Bunga yang bergantungan

5.1 Bendera umbul-umbul melengkung

5.2 Indah Tertiup oleh angin

5.3 Terbagi dua benderanya

5.4 Berjalan dibelakang sang putri

5.5 Berbagai macam warna-warna

364

5.6 Dan kabarnya sudah tersebar

6.1 Sudah datang ke alun-alun

6.2 Dekat dengan pintu masjid

6.3 Sang Bayawak pun dijemput

6.4 Bayawak turun dari masjid

6.5 Bayawak berjalan dengan perlahan

6.6 Menuju kereta kencana

7.1 Di rangkul oleh putri ayu

7.2 Bayawak sudah datang

7.3 Disamping putri datangnya

7.4 Sudah itu mereka berangkat lagi

7.5 Mukasian mengipasi

7.6 Begitu pula dengan roro uju

8.1 Mengipasnya dengan pelan-pelan

8.2 Pulang pergi tujuh kali

8.3 Yang menonton banyak sekali

8.4 Orang tua anak-anak susah bergerak

365

8.5 Semuanya bersorak gembira

8.6 Suara senjata mengiringinya

9.1 Pesta nya pun sudah selesai

9.2 Sudah kembali lagi ke sri manganti

9.3 Sudah kembali turun dari kereta kencana

9.4 Putri di dipajeng berwarna kuning

9.5 Sang Bayawak tidak tinggal

9.6 Berdampingan dekat sang putri

10.1 Yang menyawer dengan sang putri

10.2 Anak kecil mengumpulkan uangnya

10.3 Di sawer nya memakai uang perak

10.4 Menggunakan uang talen dan uang picis

10.5 Tidak memakai uang dari tembaga

10.6 Sudah selesai acara menyawer mereka duduk

11.1 Dan telur pun sudah dikumpulkan

11.2 Tujuh lampu damar pun sudah menyala

11.3 Kendi dan sebagainya

366

11.4 Sang Bayawak terus berangkat

11.5 Menginjak telur dengan buruk

11.6 Sang putri mengalirkan air yang ada dalam kendi

12.1 Sudah itu sang putri masuk

12.2 Dan pintu di tutupkan lagi

12.3 Bayawak serasa tinggal disurga

12.4 Lalu tali sang putri dilepas

12.5 Sebagaimana biasanya

12.6 Semuanya juga sudah mengerti

13.1 Semuanya juga mungkin seperti itu

13.2 Jika yang baru menikah ru waspada

13.3 Sang baayawak lalu berhenti

13.4 Duduk di kursi

13.5 Duduk berdampingan dengan putri

13.6 Seketika dia berkumpul

14.1 Rangga demang dan para mantri

14.2 Bagaimana niat menikah

367

14.3 Sudah berkumpul lalu pergi

14.4 Lalu yang lainnya pun ikut pergi

14.5 Maka membuat yang pergi menjadi kasmaran

14.6 ..................

XXII. PUPUH ASMARANDANA

1.1 Diceritakan Waktu sudah malam

1.2 Bertemu saat sedang berkumpul

1.3 Waktu sesudah isya

1.4 Menggelar suara maryamnya

1.5 Bergema suara angklungnya

1.6 Tiba-tiba suara pun bergumuruh

2.1 Kemudian mengangkat peta

2.2 Suara alat music masih bergumuruh

2.3 Diikuti dengan suara alat music kendang kencana

2.4 Tang ting tung suara ogel

2.5 Tarian topeng dan tarian wayang

2.6 Diceritakeun kembali sedang bertemu

368

3.1 Di pertemukan dengan nayub

3.2 Menari dengan di iringi arak-arak

3.3 Sebagian ingin di puji

3.4 Melihat tariannya yang manja

3.5 Penarinya tidak melakukan gerakan yang sesuai

3.6 Kemudian penarinya disoraki

4.1 Oleh orang lain di pertemukan

4.2 Digaantikan lagi

4.3 Di tempat perempuuan mempersembahkan pertunjukan wayang

4.4 Wayang golek yang indah

4.5 Para perempuan melihat wayang

4.6 Istri jaksa dengan kaliwon

5.1 Istri patih dengan rongga

5.2 Dan dikumpulkan semuanya ada

5.3 Dan mereka semua akhirnya bertemu

5.4 Citrawati dan raina

5.5 Sama-sama duduk di kursi

369

5.6 Suka dan senang melihat pertunjukan wayang

6.1 Sang Bayawak berbicara

6.2 Dan berdiri dari tempat duduknya

6.3 Berdua dengan putri

6.4 Sang Bayawak lalu berbicara

6.5 Duh ini istri akang

6.6 Kenapa kamu tidak melihat

7.1 Begitu ramai nya pertunjukan wayang

7.2 Nyi dewi tidak menyaut

7.3 Akang tidak menduganya

7.4 Kalau tidak ada omongan

7.5 Sang Bayawak baru ingin berbicara.

7.6 Iya kalau mau melihat

8.1 Tidak jadi masalah eulis

8.2 Jangan jadi halangan

8.3 Akang disini akan menunggu

8.4 Biarkanlah akang sendiri

370

8.5 Silahkan saja cepat berangkat

8.6 Berangkat ke pengwayangan

9.1 Sang putri cepat bergegas pergi

9.2 Sang putri pun bergegas berangkat

9.3 Sesudah sang putri berangkat

9.4 Jaka Bayawak keluar

9.5 Terjadi suatu kejadian

9.6 Tiba-tiba rupanya menjadi seorang kesatria

10.1 Kesatria yang sangat tampan sekali

10.2 Pemakaiannya menyala sekali

10.3 Tidak ada tandingannya

10.4 Nama raden jaka paingling

10.5 Terus dia menonton pertunjukan wayang

10.6 Berkumpul laki-laki perempuan

11.1 Terkejut melihat sang kesatria

11.2 Berangkatnya melihat wayang

11.3 Raden jaka kaget lalu masuk

371

11.4 Mendekati yang bermain kendang

11.5 Tuan jaka bersikap tidak seperti biasanya

11.6 Kang boleh saya mencoba kendangnya

12.1 Tukang kendangpun pun beranjak dari tempatnya

12.2 Sambil melepaskan kendang

12.3 Raden jaka tidak seperti biasanya bermain kendang

12.4 Pertunjukan semuanya gagal

12.5 Melihat tukang kendang yang baru

12.6 Lalu Nyi citrawati melihat

13.1 Ada pemain kendang baru

13.2 Pemain kendangnya lebih tampan

13.3 Nyi citrawati terpesona

13.4 Aduh teja sulaksana

13.5 Teja melihatnya

13.6 Bagaikan baru pertama kali bertemu

14.1 Citra wati tersenyum

14.2 Suka sekali melihat yang memainkan kendang

372

14.3 Jarinya mahir memainkannya

14.4 Bagaikan berlian

14.5 Kelihatan berkilauan dan bercahaya

14.6 Istri-istri semua nya keluar

15.1 Yang bermain kendang banyak disoraki

15.2 Ada yang menyoraki dengan keras

15.3 Sebagian memakai sapu tangan menyuruh berhenti bermain

15.4 Paling parah dengan menggunakan roko

15.5 Jaka tidak biasa asik memainkan kendang

15.6 Dan melihat-melihat gerhana

16.1 Nyi citrawati sudah jelas

16.2 Mendadak menjadi gila atau tidak terkendali

16.3 Lalu citrawati pun marah

16.4 Tolong jangan di ganggu

16.5 Itu tadi yang memainkan kendang adalah saya

16.6 Apalagi jangan di ganggu

17.1 Itu adalah suami saya

373

17.2 Itu kok seperrti menghipnotis kita dengan permainan kendangnya

17.3 Barina terlihat tenang

17.4 Hey coba lihat

17.5 Seperti itu modelnya

17.6 Bisa bermain kendang dan tampan

18.1 Dari pada dengan dewi patah

18.2 Suaminya juga kadal

18.3 Yang suka tidur dihutan

18.4 Kesukaannya adalah ayam yang sudah mati

18.5 Dewi patah lalu menangis

18.6 Benar-benar sakit hati

19.1 Oleh kaka terus dihina

19.2 Dewi patah pun pergi

19.3 Sambil mengusap air matanya

19.4 Dan jaka paling pun ikut mengikuti

19.5 Yang muda ganti pakaian

19.6 ....................

374

XXIII. PUPUH SINOM

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

Sudah jadi lagi Bayawak

Dipajang Sudah berkunjung

Rongheap Nyi putri sudah datang

Datangnya Nyi putri menangis

Jaka Bayawak lahir

Kenapa eulis nangis

Nyi putri cepat menjawab

Barangkali saya menangis

Saya engkang mendengar omongan

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

2.8

Kaka terlalu sangat

Menghinanya kepada saya

Teu menghiraukan banyak orang

Bayawak terlahir manis

Eujeuh eulis jangan menangis

Silahkan saja kesana

Silahkan saja ke wayang

Gimana kata putri

375

2.9 Silahkan saja Nyai sekarang berangkat

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

Nyi putri berangkat lagi

Sudah bercampur bersama para istri

Sang Bayawak juga keluar

Lalu kebelakang lagi

Bagaimana adat sari

Dengan tukang kendang sudah bercampur

Den jaka pangling main kendang

Heboh semua istri-istrinya

Melihat tingkahnya yang sedang main kendang

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

Nyi citra wati menyebut

Seperti ini kata Nyi putri

Tuh yang main kendang datang

Kepadaku mengajak tertawa

Terus ditegur oleh Nyi putri

Jaka pangling terus menunduk

Imut melihat gareuha

Sang dewi patah melihat

376

4.9 Wajah masam melihat wayang

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

5.8

5.9

Penayangan semuanya enggan

Menyanggupi wayangyang sedang menari

Romay penabuh gamelan tidak sanggup

Nyi citra wati datang

Nyi putri menengadah sambil tersenyum

Putri berbicara tak jelas

Begini katanya

Tidak enak oleh yang cantik

Dewi patah bersenggama ke kadah

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

6.8

Dari pada suami saya

Sudah ganteng rajin pula

Main kendangnya beres

Malah mengajak senyum

Senyumnya manis

Suami Nyi bungsu

Tidak punya keahlian

Keluar Bersama kadal badis

377

6.9 Kesukaannya memakan bangkai ayam

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

7.8

7.9

Terus nagis lagi patah

Air matanya keluar nya banyak

Sudah itu pergi keluar

Den jaka melihat

Gareuha Sudah keluar lagi

Raden jaka pangling turun

Mendahului dewi patah

Bajunya dipake kembali

Sudah tidur menyerupai Biyawak lagi

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

8.8

Tidak lama Nyi putri datang

Ke papajangan lalu menangis

Jaka Bayawak memeriksa

Kenapa Nyi putri menangis

.......................

Kepada akang Nyai tidak setuju

Kalau tidak mau

Akang sekarag mau pulang

378

8.9 Dewi patah cong nyembah sambil menjawab

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

9.8

9.9

Wahai akang tidak sekali

Kepada kamu akang tolak

Dari dahulu kalau menolak

Bayawak datag lagi

Sukur kalau begitu Eulis

Yang sabar saja enung sekarang harus ikhlas

Nyai haris berangkat lagi

Nyai harus berangkat dari pawayangan

- (tidak terrcantum dalam naskah)

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

10.8

Nyembah Nyi putri menjawab

Akang saya pamitan dahulu

Nyi putri cepatnya pergi

Keluar langsung ke samping

Putri memanggil dalam hati

Ada apa yang dimaksud

Akang menyuruh maksa pisan

Sekarang saya mau mencoba

379

10.9 Menunggu akang Bayawak kaluar

XXIV. PUPUH KINANTI

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

Jaka Bayawak sudah turun

Nyamar cara laku tadi

Sudah campur dengan panayagan

Nyai putri cepatnya pergi

Masuk ke pajangan

Ditemukan Cangkang Bayawak

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

Nyi putri semua terlewati

Bayawak dibawa hilang

Terus dewi patah tidur

Diapit dua bantal guling

Pura-pura tidur nyenyak

Raden jaka pangling berbicara

3.1

3.2

Raden jaka pangling masuk

Lalu raden main kendang lagi

380

3.3

3.4

3.5

3.6

Melihat gerhana

Nyi putri tidak terlihat

Tidak ada menonton wayang

Cepatnya rahaden pulang

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

Kira-kira jam lima subuh

Pulang raden jaka pangling

Datangnya ke papanjangan

Rahaden melihat Nyi putri

Bajunya tidak ada

Terus membangunkan putri

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

Nyi putri langsung memeluk

Sambil menepuk dan menyubit

Sambil memanggil

Akang kenapa seperti itu

Nyamarnya keterlaluan

Menyusahkan kepada saya

6.1 Putra-putri tidak diucap

381

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

Ucap Dewi Citrawati

Larinya ke papajangan

Nyusul raden jaka pangling

Ke sonong raden sedang leunggah

Berdampingan dengan Nyai putri

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

Dewi Citrawati gugup

Tidak tata pasini lagi

Lalu Raden berkelahi

Nyai putri memanggil keras

Memarahi ke Dewi Patah

Keras kepala kamu ANJING

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

Merebut suami orang

Tayoh yang cantik saja

Kamu Patah susah dikasih tau

Tidak punya malu

Suami kamu Bayawak

Ini mah suami saya

382

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

..... Patah mendatangi

Sangat mau kata wati

Tayoh tidak tau rupanya

Coba bercermin dengan baik

Nyi citrawati menjawab

Jangan berbicara ANJING

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

Kamu patah keras kepala sekali

Tayoh yang cantik saja

Kiranya pengantin baru

Merebut suami orang

Kemana suami anda

Bayawak seperti SETAN

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

Raden jaka pangling imut

Tidak ada rasa marah sedikitpun

Melihat yang sedang berkelahi

Sangat seru sekali

Terdengar oleh para Eumban

Cek-cok menyebut ada apa

383

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

Nyi emban lapor kepada ratu

Memberitahukan bahwa terjadi sesuatu

Lalu dengan cepat menyuruh

Raden patih ngumisi

Cepat Raden Patih pergi

Mondar-mandir sambi memainkan kumisnya

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

Berkata Den Patih sudah nyunduk

Ada raden jaka pangling

Terlihat sedang ditarik-tarik

Oleh dua putri yang cantik

Lalu Den patih memeriksa

Sedang apa yang cantik

14.1

14.2

14.3

14.4

14.5

Bagusnya Eulis jangan seperti itu

Itu Tidak bagus

Sama saudara jangan berkelahi

Menjawab Nyi citrawati

Gara-garanya si Patah

384

14.6 Merebut suami saya

15.1

15.2

15.3

15.4

15.5

15.6

Dengan cepat den patih bercerita

Sekarang Nyai putri

Kita mendatangi ke bapa

Cepat pergi Nyi putri

Raden putra ditalian

Dibawa amer kepada Gusti

16.1

16.2

16.3

16.4

16.5

16.6

Diceritakan kanjeng ratu

Sedang mampir di Sri Matanti

Didatangi para orang-orang tersohor

Tidak lama dari itu den patah pun atang

Dengan membawa perlengkapan

Kumambang Nyi putri menangis

XXV. PUPUH KUMAMBANG

1.1

1.2

1.3

Sang Ratu maja Ngalahir

Apa itu Patya

Manusia ganteng membawa tali

385

1.4 Kenapa itu dosanya

2.1

2.2

2.3

2.4

Raden Patih menyembaah tunduk kepada Gusti

Nun ini gamparan

Berkata yang maling

Purwa ku saya di bawa

3.1

3.2

3.3

3.4

Silahkan periksa Gusti ini dua Putri

Sang Raja ngajawab

Dari mana asalnya Nyai

Cepat cerita

4.1

4.2

4.3

4.4

Cedok menyembah Putri, Dewi Citrawati

Unjukan ke Ayah

Seperti ini menyesal Kanjeng Gusti

Dewi Patah kurang ajar

5.1

5.2

5.3

Si Patah itu merebut pacar saya

Oleh saya di marahin

Tidak suka saya pribadi

386

5.4 Oleh Patah tidak Unghak

6.1

6.2

6.3

6.4

Menjawab lagi Dewi patah sembari nangis

Saya tidak menerima

Nyi ini suami saya

Yang disebut Bayawak

7.1

7.2

7.3

7.4

Kanjeng Ratu ngandika ka Patih

Bagaimana peutana

Hal ini soal maling

Orang satu oleh berdua

8.1

8.2

8.3

8.4

Duduk menyembah Den Patih unjuk ke Gusti

Hal ini perkara

Ini keneutana maling

Disangka yang maling

9.1

9.2

9.3

Hukumnya itu harus dihukum mati Gusti

Siapa yang bisa

Menghhidupkan lagi maling

387

9.4 Pasti itu adalah jodohnya

10.1

10.2

10.3

10.4

Bertanya lagi kanjeng Ratu ke Nyi Putri

Seperti ini sekaranng

Ini satria yang maling

Harus di hokum mati sekarang

11.1

11.2

11.3

11.4

Siapa saja yang bisa mengobati

Ke itu satria

Ittu berarti yang punya suami

Citrawati kemudian ngajawab

12.1

12.2

12.3

12.4

Silahkan ama yang sanggup saya pribadi

Menghidupkan itu

Sang Ratu menjawab lagi

Kepada Raden Satria itu

13.1

13.2

13.3

Yah satria yang disebut dengan maling

Kula tidak suka

Gara-gara diriimuu maling

388

13.4 Raden akan di hokum mati

14.1

14.2

14.3

14.4

Cedok menyembah ancang-ancang Den Jaka Pangling

Nun Gusti silahkan

Siang malam akan ikut

Terang bulan empat belas

15.1

15.2

15.3

15.4

Sesungguhnya balungbang timur diri saya

Matahari-matahari padang

Pasrah ke Gusti yang widi

Suka di dunia akhirat

16.1

16.2

16.3

16.4

Sang Ratu mendengarken kemudian menangis

Mengalir air mata

Den Patihpun seperti itu

Menangisnya Raden Satria

17.1

17.2

17.3

Terceritakan Nyi miskin menangis menjerit

Dengan gelishnya

Raden it anak saya

389

17.4 Duh raden dimanjakan

18.1

18.2

18.3

18.4

Sakit rasanya orang yang disembelih

Oleh ibu terasa

Segini ibu merasa sakit

Raden jangan menyerah

XXVI. PUPUH DURMA

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Diceritakan raden jaka pangling itu

Dibawa oleh raden patih

Ke alun dibawa

Dengan bersama dilirik oleh tombak

Den patih dengan cepat ngadahir

Ke wadya teman dekat

Satria cepat tembak

2.1

2.2

2.3

Yang menonton semuanya pada kaget

Sebahagiannya menagis

Menyesal tidak terbawa

390

2.4

2.5

2.6

2.7

Yang tidak ada dosanya

Kata sebagian orang lagi

Besar dosanya

Makanya mau ditembak

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

Lalu raden jaka pangling itu

Ditombak lalu ditembak

Kulit udub banget

Manusia saling menjerit

Melihat ke raden jaka pangling

Darahnya keluar

Sudah mati jaka pangling

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

Lalu saja raden jaka pangling dibawa

Digotong oleh prajurit

Dibawa ke pamenggang

Semua nya menangis

Dengan cepat Sang ratu datang

Ke putri itu

Coba kemari citrawati

391

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Ini maling oleh Nyai harus dihidupkan

Kalau memang benar suami Nyai

Bisa hidup kembali

Nyi citrawati unjuk

Wahai gusti memohon minta ijin

Saya mengobati

Ini obatnya sangat mujarab

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

Dapat dari dukun saudara lepus

Nyi putri cepat pergi

Mengobati yan hilang

Diolesi oleh sendirinya

Santai saja raden jaka pangling

Tidur terlentang

Tidak bergerak sedikit pun

7.1

7.2

7.3

Kanjeng aja bersatu kembali dengan dewi patah

Ini Nyi patah yang cantik

Silahkan segera obati

392

7.4

7.5

7.6

7.7

Harus bisa bangun kembali

Dewi patah menyembah mani

Saya tidak bisa

Menghidupkan yang sudah mati

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

Rarauju mendekati dewi patah

Jimat sambil dibawa

Rarauju membisikan

Terima sambil berdiri

Jimat campak punya saya

Silahkan ambil

Sang ratu berbicara kembali

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

Ayo obati itu yang hilang

Kalau memang itu suami Nyai

Harus bisa bangun kembali

Rarauju mencolek

Berdiri silahkan bawa ini

Jimat campaka

Menerima jimat Nyi putri

393

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

Dewi patah menyembah kepada rama unjukan

Meminta ijin kepada tuhan

Saya akan mengobati

Mungkin saja bisa bangun

Jikalau ini suami saya

Yang hilang itu

Semoga hidup kembali

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

11.7

Lalu oleh Nyi putri diusap

Oleh Jimat yang dikasih oleh tuhan

Mengembalikan yang hilang

Lalu raden bagus baksa

Didepan Nyi putri menari

Rereh kenekan

Terlalu suka kanjeng gusti

12.1

12.2

12.3

Sudah salurak wadya rekan

Menyoraki Nyi putri

Yang tidak punya malu

394

12.4

12.5

12.6

12.7

Disanggupi mengobati

Lalu dewi citra wati

Pada dimarahi

Lalu citrawati kabur

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

13.7

Kaburnya Nyai itu ke gunung unggaran

Lalu Nyai tapa Nyi putri

Diarca sewu tapanya

Lama sekali tapanya

Lalu diamkan dahulu Nyi putri

Yang sedang tapa

Dahulu kembali lagi

XXVII. PUPUH PUNGKUR

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

Kita percepat ceritanya

Raden jaka pangling menghadap kepada gusti

Duduk bertamu lalu tunduk

Menyesal karena menghina

Para bangsawan semuanya berkumpul

395

1.6

1.7

Sangraja cepat ngomomong

Kesemua pala mantri

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

hey semua para pegawai negeri

jikalau tidak tahu raden jaka pangling

itu suami Nyi bungsu

anaknya ratu madend

yang gantengdan nyamar mencari elmu

sekarang saya saksian

ke semua pala mantri

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

Negara saya berserah

Ini ke rahaden jaka pangling

Dengan diangkat ratu

Dengan diganti namanya

Perbu-perbu yang muda Amrajaya sang pemenang

Dengan ini den selamaya

Oleh saya diangkat patih

4.1 Sudah sorak para punggawa

396

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

Dur mariyeum menabuh semua muti

Pelog, salendro dengan degung

Saya mendatangi

Saling terheran kepada patih dan ratu

Semuanya saling suka

Antenat diMajapahit

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Silahkan simpan dahulu sebentar

Perbu muda Amrajaya Majapahit

Sudah ditatap hidup ratu

Sekarang ganti cerita

Yang diucap pandingan digunung

Didalam guha wijaya

Kerjanya sedang cemberut ilmi

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

Kepada anak yang dipelihara itu

Den Ermaya yang tertangkap maling di tegal

Mengajar segala ilmu

Ermaya tidak ada kekurangan

Segala ilmu sudah dapat

397

6.6

6.7

Raden Ermaya datang

Keguru sang maha tau

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Begini kata Den ermaya

Bapa bako saya meminta ijin

Ingin bertemu bersama ibu

Saya itu sudah sangat lama

Tidak bertemu dengan ibu saya kenapa

Pangdita bako menjawab

Benar ujang anak saya

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

Bapa sudah sangat berniat

Menyuruh kepada ujang itu agar pulang

Tapi nanti dulu agus

Bapa itu mewariskan dahulu

Ini bapa punya jimat tiga warna

Satu gong kecil barang pusaka yang turun temurun

Dua panah tiga keris

9.1 Barang pusaka yang turun temurun

398

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

Kasiatan baring supagi

Misalnya ada yang meninggal

Tiga atau empat

Pukul saja ini gong kecil ini oleh agus

Tentu itu yang meninggal dunia

Yang empat hidup kembali

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

Umpamanya yang mati empat

Gong kecil itu dipukulnya dua kali

Yang hidup menjadi delapan

Begitu itu sisanya

Dengan panah ini anak panahnya agus

Apabila ditarik oleh ujang

anak panahnya suka menjadi banyak

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

Keluarnya seperti tawon

Anak panah itu melambai balik kembali

Ketigana ini halus

Yang namanya paringga jaya

Umpanya menyodok gunung gugur

399

11.6

11.7

Menyuruh kesegala sungai kering

Batu berubah menjadi air

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

12.7

Dipakai menyodok manusia

Maksud siapa sekarang manusia tidak mani

Setan siluman juga kabur

Semuanya lari ketakutan

Begitu khasiatnya keris agus itu

Nih ini cepat terima

Bapa kaujang pawaris

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

13.7

Den jaka ermaya menyembah

Dan menerima gong kecil panah dan keris

Bako berbicara lagi

Ujang ganteng anak bapa

Sangat lebih pantas ujang menjadi patih

Sekarang bapa ujang

Tidak akan mencegat kembali

XXVIII. PUPUH MAGATRU

400

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

Ayo nak sama bapa pergi ke ibu

Harus sore itu keris

Jangan sampai ketinggal panahnya

Harus oleh raden dicangking

Raden digendong sama bapa

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

Den ermaya dibawa terbang oleh bapa

Melayang bersama angin

Raden bagus tambah lucu

Diatas naik paksi

Menghadap kesana kesini

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

Bangau itu terbang tinggi sekali

Akan menyaksikan majapahit

Sesudah itu bangau itu turun

Di lading kebun kayu

Ermaya masih digendong

4.1

4.2

Dari punggung bangau ermaya turun

Kemudian bangau itu terbang kembali

401

4.3

4.4

4.6

Raden ermaya kebingungan

Di kebun kayu dia sendirian

Melirik kesana kemari

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

Kemudian den ermaya menuju keselatan

Melirik kesana kemari

Merasa mendengar sesuatu

Raden tidak merasa ketakutan

Menemukan jalan yang kosong

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

Den ermaya merasa senang dirinya terlewati

Raden berangkat dengan prihatin

Pindah cerita sudah sampai di suatu negeri

Den putra inggah di suatu warung

Simpan ermaya yang muda

7.1

7.2

7.3

Pindah cerita den selamaya yang gagah

Menjadi seorang patih di majapahit

Den bagus berangkat untuk meronda

402

7.4

7.5

Kepasar di majapahit

Ingin menjaga di kios

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

Pindah cerita den ermaya yang ada di warung

Bertemu dengan raden patih

Den patih kemudin berkata

Ucapan raden patih yang lembut

Ini satria lagi apa

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

Darimana saja rahaden baru bertemu

Bersama siapa …

Jaka ermaya menjawab

Saya dari negeri

Negeri mandu ratu kahot

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

Nama sebutan saya biasa dipanggil

Jaka ermaya

Raden patih kembali berkata

Duh raden ermaya mantri

Raden ada maksud apa

403

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

Sepertinya rahaden sedikit terburu-buru

Ermaya menjawab kembali

Saya dari gunung

Sekarang saya akan pulang

Kesini hanya ingin tahu

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

Den patih selamaya langsung berkata

Hei raden ermaya mantri

Mana surat yang pasti

Kelebihan negeri

Raden ermaya menjawab

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

Waktu saya tidak dibawa karena ribet

Den patih mengawali pembicaraan kembali

Jika tidak ada waktu pasti

Tidak di boleh melewati negeri

Raden harus berpakaian sangat tertutup

404

14.1

14.2

14.3

14.4

14.5

Kemudian den ermaya berdiri sambil menjawab

Sepertinya itu sangat mudah sekali

Badan orang lain di belenggu

Kenapa harus mudah sekali

Saya bukan orang gila

15.1

15.2

15.3

15.4

15.5

Jika harus saya saya dan anda seperti itu

Lebih baik berlumur darah

Ayo saja kita bertempur

Anda berani apalagi saya

Mumpung kita sama-sama muda

XXIX. PUPUH SINOM

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Den patih sangat marah

Telinganya seperti di iris

Mendengar yang memanggil

Sangat merah wajah raden patih

Maya berkata kembali

Iya ayo kita bertempur

Terserah anda

405

1.8

1.9

Ayo kita adu kulit

Apa saja mau anda di kabulkan

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

2.8

2.9

Kemudian den patih menjawab

Anda jangan hanya bicara

Saya sangat berani

Kemudian bertempur rahaden patih

Saling pukul memukul

Dipasar sangat gaduh

Bertempur sangat rame

Saling dorong mendorong

Berantakan semua sangat hancur

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

Tidak ada yang berani menolong

Yang gagah yang sakti

Menyenggol pedagang pindang

Pariyuk pindang terjatuh

Yang jualan di pukul

Tidak bisa bangkit sama sekali

Kemudian bengkak pipina

406

3.8

3.9

Orang-orang pada menjerit

Bubar semua orang yang ada di pasar

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

4.9

Menyenggol pada kebun bunga

Pot bunga semua terjatuh

Rusak seluruh tanaman

Yang menjaga pawing kori

Jamrong meNyingsingkan

Akan membantu yang bertempur

Inginnya untuk gulang

Akan memukul

Tidak disadari telapak asta salamaya

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Akan memukul selamaya

Bergulingan terjatuh

Yang jauh pun ditendang

Jamrong langsung lari

Yang bertempur pun nambah berani

Kemudian akan masuk ke dalam dapur

Tungku pun rusak retak

407

5.8

5.9

Semua piring pun pecah

Yang berda di dapur pun menangis

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

6.8

6.9

Pindah cerita yang di pamengkang

Semua ibu menangis

Ada seorang ibu berlari

Menuju kepada Nyai putri

Kerumah raden patih

Menyandang kembali roro uju

Eumyan kemudian mengatakan

Wahai tuan saya

Mengetahui kaka berantem

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Berantemnya kaka

Dipamengkang sedang tanding

Sama seperti gagahna

Tanpa takut sedikit pun

Seperti kaka beradik

Cepat dewi roro uju

Berangkat ke pamengkang

408

7.8

7.9

Yang bertempur pun saling memukul

Roro uju dirinya merasa sangat kaget

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

8.8

8.9

Kemudian memanggil

Jangan bertempur seperti itu

Berantem den ermaya

Saling tumbuk dan memukul

Tak ada kawan satupun

Merasa pusing kembali roro uju

Kemudian bertepuk tangan

Yang bertempur pun malah sangat berani

Salemaya mundur merasa malu oleh garwa

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

Tambah keberaniannya

Den ermaya merasa pusing

Kemudian timbul rasa curiga

Raden patih pun seperti itu

Berhenti saling memukul

Ganti raden saling suduk

Kulitnya habis sama sekali

409

9.8

9.9

Tak ada yang mempan satupun

Roro uju langsung mengetahui ka raka

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

10.8

10.9

Tuan muda amro jaya

Terkenal di sri sakanti

Duduk di kursi goyang

Nyi roro uju datang

Duduk nyembah Nyi putri

Roro uju terima penunjuk

Saya salah sangka

Kepada raka di patih

Mengenal raden patih selamaya

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

11.7

Di dapur sedang berantem rosa

Tidak sama sekali senang di pisah

Yang memisahkan pun gugup

Saling tumbuk menumbuk

Akang subangga melihat

Perabu anom berkata

Adik patih cukup jangan berantem

410

11.8

11.9

Tenang memainkan halaman

Rame yang bermain keris

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

12.7

12.8

12.9

Saling tangkap menangkap

Tak ada yang asar satu pun

Nyi annom berkata kembali

Cukup rai jangan berantem

Rai harus punya kesadaran

Bahwa rai menjadi patih

Tiga kali prabu anom melarang

Ermaya jeung selamaya

Asyik saja bermain keris

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

13.7

Tidak bisa di tegur

Prabu anom langsung menegur

Sama-sama merasa pusing

Teman anda saja turut

Rai sangkan meNyita

Terima kan tingkah laku kami

Nanti hati saya dipukulan

411

XXX. PUPUH KINANTI

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

Oleh ratu anom yang sedang berantem

Di tangkap sama sekali

Dijatuhkan dua-duanya

Raden patih pun terjatuh

Merunduk raden ermaya

Den patih tidak bangun lagi

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

Patih dan ermaya lumpuh

Tidak bergerak sdikit pun

Sang ratu anom berkata

Bagaimana kerasa sakit

Ayo bangun kembali

Nyi roro uju melihat

3.1

3.2

3.3

3.4

Nangis kembali roro uju

Melihat kaka terjatuh

Kemudian mendekatinya

Nyai putri masih menangis

412

3.5

3.6

Perabu anom memeriksa

Kenapa kangrai menangis

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

Wahai saya sangat khawatir

Melihat ini yang tergeletak

Belum waktuna untuk mati

Sayang teman oleh nipana

Saya akan minta ijin

Kang selamaya melamun

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

Akan diberi kehidupan kembali

Dan satria ini

Ratu anom berkata manis

Silahkan Nyai diobati

Semoga bisa sadr kembali

Membawa jimat roro uju

6.1

6.2

6.3

Cempaka mulyu yang wangi

Kemudian diperhatikan

Oleh cempaka jimat putri

413

6.4

6.5

6.6

Menghirup den selamaya

Ermaya pun seperti itu

Oleh ratu anom mempercayai

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

Ermaya nyembah kemudian duduk

Perabu anom berkata

Satria darimana

Ermaya nyembah menjawab

Bahwa daerah saya

Dari negeri Madura pura

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

Ermaya adalah nama saya

Lengkap ermaya bercerita

Dari awal sampai akhir

Tanpa ada yang terlewat

Dari awal berburu jangkrik

Sampai datang ke gua pun

9.1

9.2

Sang ratu anom berkata

Sekarang den ermaya

414

9.3

9.4

9.5

9.6

Yu urang berdoa kepada tuhan

Perabu anom kemudian pergi

Berbisik kepada sri bopati

Den ermaya tidak melihat

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

Bersama raden patih

Pindah cerita sang ratu datang

Duduk diatas kursi gading

Tak lama sang anom datang

Bertiga bersama graden patih

Kemudian duduk menyembah

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

Sang ratu sepuh berkata

Kang putra diminta datang

Mendekat dengan ema datang

Ratu anom nyembah tunduk

Menunjukan bersama kemanisan

Saya salah tidak tahu

12.1 Bahwa adanya kepercayaan

415

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

Dari negeri mandura pura

Sanggup berdoa kepada tuhaan

Sang ratu sepuh berkata

Kemari raden

Ema ingin periksa

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

Siapa kesayangannya

Nyembah den jaka ermaya

Tunjukkan kepada kanjeng gusti

Nama saya adalah

Den jaka ermaya

Saya adalah orang yang kesasar

14.1

14.2

14.3

14.4

14.5

14.6

Oleh perkara gusti

Saya meminta timbangan

Besar kecil dosa saya

Sang ratu sepuh berkata

Sangat ditimbang oleh saya

Tapi raden harus mengerti

416

XXXI. PUPUH ASMARANDANA

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Raden kemarilah duduk

Mengerti kepada ratu muda

Raden harus bersedia

Den jaka ermaya menyembah

Memeriksa raja

Mengerti bahwa perkataan ratu

Saya sanggup mengikuti

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

Tidak lama lagi

Ermaya dijadikan putra

Bersama dengan pernikahan

Rame-rame tidak pindah cerita

Sepertinya cara yang dulu

Ganjaran ermaya tersisa

Meninggalkan cerita majapahit

3.1

3.2

3.3

Sekarang pindah cerita

Kediri yang diceritakan

Ratunya yang telah wafat

417

3.4

3.5

3.6

3.7

Yang meninggalkan satu putra

Putranya yang gagah dan mulus

Takada ketakutan sama sekali

Sangat buruk anknya

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

Pekerjaaanya pun

Maling membegal merampok

Namanya raden tampingan

Jika maling tidak mendapatkan

Rumahnya yang dibakar

Banyak rumah yang kebakaran

Seperti itu kelakuanya anak

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Disayangipun tidak dapat

Jika dapat sering mukul

Yang menyanyangi pun di pukul

Gagah tidak tertandingi

Sering raden bertarung

Manusia banyak yang meninggal

Den mempuNyai hati diri

418

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

Karena tidak ada lawan

Sudah mengaku sangat jago

Kemudian berangkat den tampingan

Berniat akan berkelana

Akan mencoba bertarung dengan weduk

Raden berangkat sendiri

Sudah keluar dari negeri

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Raden berangkat kehutan

Masuk ke hutan belantara

Ada badak yang gaduh

Radeh tidak ada rasa takut

Bertemu gajah lalu ditumbuk

Terjatuh dan perutnya pun bedah

Ada badak di pinggir sungai

8.1

8.2

Raden pun melempar

Badak lalu mengejarnya

419

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

Kepada raden tampingan

Badak mengejar

Badak menubruk lalu terjatuh

Ku raden lalu dinaiki

Badak bangun berdiri kembali kembali

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

Sengak-sengek suaranya

Sambil berputar-putar

Bokong badak ditusuk-tusuk

Raden tidak ada rasa jijik

Sesudah itu badak pergi

Berlari ke gunung ungaran

Badak merasa sangat pusing

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

Kemudian terguling

Rahaden kemudian lompat

Segera raden tampingan

Kemudia badak terbangun

Kepada raden tampingan menabrak

Oleh raden badak disepak

420

10.7 Badak lalu terguling

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

Kebawah lalu sekarat

Kemudian badak mati

Kemudian berangkat den tampingan

Berangkat terburu-buru

Memutar ke arca sayu

Melihat putri sedang balakbak

XXXII. PUPUH BALAKBAK

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

Terkejut sekali raden melihat putri cantik

Sedang tertidur

Kemudian oleh raden didekati

Putri itu

Serta mengucapkan didalam hatinya raden

Radenna

2.1

2.2

Ada seorang putri sedang dalam arca

Mungkin

421

2.3

2.4

2.5

2.6

Ini itu jin siluman yang sedang tidur

Kemudian saja

Oleh rahaden putri dibangunkan

Putri itu

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

Terbangun kaget dan bercerita imut

Selesai tidur

Perasaan dalam mimpi

Putri itu

Putri berkata wahai teja sulaksana

Yang ganteng

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

Dari mana orang ganteng baru muncul

Ko aneh

Baru bertemu dengan saya

Raden itu

Yang dari negri mana

Engkang itu

5.1 Dengan siapa raden kesini

422

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

Engkang teh

Den tampingan berkata kepada putri cantik

Wahai oneng

Kalau rumah akang dari negri Kediri

Berasal dari

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

Akang itu putra ratu mau berkelana

Niatnya

Kalau nama akang yang mengatakan

Semuanya

Akang itu terkenal dengan jaka tampingan

Rahaden

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

Sekang akang balik bertanya kepada eulis

Enden itu

Dari mana kenapa ada di arca sewu

Tertidur

Bersama siapa tuan putri

Yang gonjleng

423

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

Mengerjakan apa putri ada di arca

Ko aneh

Nyai putri menjawab dengan imut

Tertawa

Nama saya itu sering disebut

Terkenal

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

Nyai citra wati anaknya Nyai putri

Saya itu

Rumahnya di negri majapahit

Tidak lain

Ibu pemilik kraton

Semuanya

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

Kalau maksud saya ada di arca itu

Yaitu berniat untuk tapa

Pasaleh

Bertapa mencari cinta

Saya itu

Malu oleh adik saya dewi patih

424

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

Karena

Sebab dewi pati sudah bersuami

Kepada raden

Saya malu oleh Nyi dewi patih

Bersanding

Raden jaka tampingan kemudia berkata

12.1

12.2

12.3

12.4

Kata raden

Aduh Nyai suka menyesal badan akang

Kesel

Jika sedang samah Nyai oleh akang dilamar

XXXIII. PUPUH KINANTI

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

Seandainya Nyai bersedia

Mungkin oleh Akang dinikah

Nyi Putri cepat menjawab

Dengan imut yang cantik

Benarkah hati Akang

425

1.6 Ke saya Akang mau nikah

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

Den Putra terus berangkat

Benarkah Enden Putri

Akang berani sumpah

Apakah kamu tentu akan menikah

Nyi Putri nyubit menjawab

Wah ini bohong sekali

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

Jaka tampingan lalu merangkul

Sambil mencium Nyi Putri

Nyi Citra Wati menepuk

Akang jangan terburu-buru

Pulang dari negara

Siang malam terasa sama

4.1

4.2

4.3

Waspada juga tidak akan oleh orang lain

Pasti oleh akang sendiri

Jaka tampingan menjawab

426

4.4

4.5

4.6

Wah ini bohong sekali

Jaka-jaka nya pun bersedia

Sekarang juga Nyai menolak

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

Putri citra wati imut

Dengannya memukul dan nyubit

/113/ masalah itu akang

Kalo begitu kita pulang

mari kita hampiri si ama

Jangan suka terlalu bercanda

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

Secepatnya rahaden pun pergi

Pergi berdua bersama sang putri

Tidak ada hambatan dijalannya

Ke kerajaan majapahit sudah sampai

Selanjutnya mendatangi ayahnya

Sang ratu yang sudah tua itu sedang duduk

7.1

7.2

Nyi putri nyembah dengan tertunduk

Sang ratu sepuh ngalahir

427

7.3

7.4

7.5

7.6

Nyi citra wati bahagia

Nyai datangnya terlalu cepat

Eulis habis pulang dari mana

Dan membawa satri

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

Nyi putri memberikan hormat

Oh iya kanjeng gusti

saya baru pulang mengumbara

kalau disana gusti

bertemu dengan ini tidak

Putranya ratu Kediri

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

Begitu juga kulanun

Mengumbara denganku

Mungkin sama saya dibawa

Mau menikah dengan saya

Sang ratu sudah terlanjur suka

Mendengarkan perkataan Nyi putri

10.1 Sang ratu tua lalu berbicara

428

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

Kalau begitu syukur eulis

Hari besok /114/ harus nikah

Raden tampingan ka eulis

Kita percepat saja ceritanya

Den putra akan menikah

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

Keramaian tersebut tidak diceritakan

Bukannya susah membuat dangding

Mungkin menggunakan cara yang seperti dulu

Tidak ada cara lagi

Bagaimana kalau adat biasa saja

Pernikahan seperti putra bupati

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

Simpan saja semua yang akan diceritakan

Yang ada di majapit

Ucapan satu negara

Tunjung bang adalah nama dari sebuah negeri

Negeri buta mungkin sangat besar

Ari nu jadi bupati

429

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

Dirinya sudah sangat terkenal

Namanya kala perenggi

Dig jaya gagah perkasa

Disuatu hari

Ratu buta sedang bertiduran

Sangkala perenggi bermimpi

14.1

14.2

14.3

14.4

14.5

14.6

Bermimpi bertemu dengan sang putri

Putri dari putra majapahit

Yang namanya dewi patih

Kala perenggi kemudian terbangun

Terbangun sembari kaget

Sepontan kelakuannya aneh

15.1

15.2

15.3

15.4

15.5

15.6

Jalan-jalan lalu duduk

Sembari memegang kumisnya

Kala perengg isedang kasmaran

Melihat sana sini

Jalan-jalan/115/dan tidak bisa diam

Kanjeung memanggil dua patih

430

16.1

16.2

16.3

16.4

16.5

16.6

Dua buta yang sangat besar dan tinggi

Namanya yang pertama adalah

Rahaden kadawi dursa

Dan yang satu lagi adalah

Kadadursi kakasihna

Dua buta ini sama gagahnya

17.1

17.2

17.3

17.4

17.5

17.6

Lalu menghampiri sang ratu

Kala durisa kala durisi

Memberikan hormat secara bersamaan

Mereka berdampingan sambil duduk

Kala perenggi berbicara

Hay kala durisa dan engkau durisi

18.1

18.2

18.3

18.4

18.5

Alasan kalian dipanggil

Kamu harus berjalan patih

Menghampri ke ratu maja

Dan bawakan surat dari saya

Sampaikanlah saya mau melamar

431

18.6 Ke dewi patah yang sangat cantik

19.1

19.2

19.3

19.4

19.5

19.6

memimpikan dewi patah purun

Itu semua terbawa mimpi oleh saya

Nyi patah pasrah sekali

Untuk putri yang cantik

Terbawa mimpi saya berdua

Dengan Nyi patah yang sangat cantik

20.1

20.2

20.3

20.4

20.5

20.6

Memberikan hormat kepada dewi patah dengan menunduk

Jawabnya silahkan gusti

Ratu buta lalu membuat surat

Dan surat tersebut sudah diberi tanda tangan

Lalu surat tersebut/116/ ditolak

Diberikan kepada dua patih tersebut

21.1

21.2

21.3

21.4

Dua patih memberi hormat lalu

Berjalan dengan sangat terburu-buru

Kebiasaan cara berjalannya sang buta

Tidak berhenti siang dan malam

432

21.5

21.6

Dua buta kita simpan saja

Katakan nanti di majapait

22.1

22.2

22.3

22.4

22.5

22.6

Diceritakan den patih dan ermaya

Didepan sedang duduk

didatangi para penggawa

Pekerjaan eurmaya adalah menulis

Dan menerima laporan-laporan

Dahulu dari para mentri

XXXIV. PUPUH PUNGKUR

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

ucapan patih buta

sudah datang didepan paseban

Di paseban si buta lalu berdiri

Sama-sama kaget semuanya

Dua buta yang sama tinggal diatas

ucapan patih ermaya

Kebuta tersebut bertanya dengan nada marah

433

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

Kalian buta dari mana

Ada keperluan apa kalian datang terhadap ku

Dua buta tersebut lalu menjawab

Saya dari negeri tanjung bang

Saya disuruh dan diperintahkan oleh sang ratu

Memberikan surat ini

Dari prebu kala perenggi

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

Patih ermaya lalu berbicara dan beranjak

bawakan/117/ surat dari perenggi kepadaku

saya diberikan surat oleh ratu

Sang buta memberikan surat tersebut

Oleh ermaya surat tesebut diterima lalu

Lalu selanjutnya surat tersebut dibuka

Beginilah cara dia menulis

4.1

4.2

4.3

Sudah diberikan suratnya

Ke kang rama maharatu di majapait

Kang putra mempuNyai petunjuk

434

4.4

4.5

4.6

4.7

Jikalau ayah mengijinkan

Yang dimaksud kang putra mungkin besar sekali

Ingin menikah dengan dewi patah

Apakah ayah mengijinkannya

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Kang putra sedang kasmaran

Tidak siang tidak malam selalu terbawa mimpi

Apalagi dewi patah itu cantik

Diminta sekarang juga

Semoga dengan ini ada bantuannya

Setelah menerima surat

Muka raden patih memerah

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

Nafsu den patih ermaya

Lalu surat tersebut ditamparkan

Ke ladursa lalu ladursa pun tersungkur

Ditendang oleh den ermaya

Hal yang sama juga dialami oleh kaladursi

Raden ermaya/118/ dengan cepat

Beranjak lalu menampar

435

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Kaladursa ditendang

Jatuh tersungkur ke tanah

Kaladursi lalu dipukul

Tertidur ditengah paseban

Darah dari dua buta tersebut bercucuran

Di bawa ke tengah jalan

Awakna tibabaranting

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

Raden ermaya berbicara

Lalu dua buta tersebut terbangun dan bangkit

Ermaya melaporkan terhadap ratu

Simpan saja den ermaya

Di kocapken buta nu dua geus nambru

Waktu itu juga langsung terbangun

Amarah sangkala dursi

9.1

9.2

9.3

Kaladursa pun menghalangi

Nanti dulu jangan terlalu terburu-buru

Kita harus berpikir

436

9.4

9.5

9.6

9.7

Dan kita jangan gegabah

Begini adikku omongan akang dengarkanlah

Akang bukannya takut akan pedang

Maupun takut terhadap bedil

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

Akang tidak takut terhadap pedang

Syukur-syukur kita melakukan perang itu juga kalau diperbolehkan

Bagaimana kalau kita nanti mati

seperti/119/ kelakuannya

Baguslah saya diperintahkan oleh sang ratu

Kalau kita nanti kalah dalam perang

Eweh nu lapur ka gusti

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

11.7

Jadi tuna caritana

Untuk sekarang mari kita pulang dulu adikku

kita laporkan terhadap ratu

bahwa kita telah diserang

ayolah adiku kita harus cepat-cepat

Kaladursi pun tertawa

Semabari berbicara dengan sedikit tertawa

437

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

12.7

Saya teringat omongan akang

Katanya akang tidak takut oleh tombak bedil

Baru juga ke dipukul

Akang sudah tersungkur jatuh

Kaladursa kaladursi pun pergi

Mungkin seperti kang

Berani untuk membalasnya

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

13.7

Kau pun juga tersungkur jatuh

Sudahlah adikku mari kita pergi

Jangan banyak biacara

Karena saya tidak kuat

Dua buta tersebut sudah beranjak pergi

Berjalan dengan cepat

Lalu dua buta tersebut pun pulang

XXXV. PUPUH DURMA

1.1 Melihat langkah dua buta tersebut

438

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Patih eraya berkata

Memerinthaka terhadap maharaja

Sudah datang didepan raja

Sang ratu anom ngalahir

Naon kang patya

Lalu dua patih tersebut memberi hormat kembali

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

Nun sumuhun pariksa dauh gamparan

Ada rahasia sedikit

Waktu saya dipaseban

Ada dua buta datang

Memerintahkan kala parenggi

Dan membawa surat

Surat tersebut aku baca

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

Setiap surat melamar adik marah

Saya bingung

Dua buta itu

Oleh saya dipukul

Dua buta tersebut muntah darah

439

3.6

3.7

Sekarang pergi

Terucap perkataan kala parenggi

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

Mudah-mudahan bersedia

maupun kala perenggi

merusak nagri gamparan

Sang ratu berbicara

Betul apa kata akang patih

Harus pasti

Kita harus hati-hati

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Tunda deui parbu anom amarjaya

Ada yang mengatakan lagi

Salah satu negara

Nama negeri nya adalah guha upas

Yang berkuasanya adalah ratu jim

Lalu namanya

Sang/121/perabu limandanawi

6.1 Patihnya bernama liman cantaka

440

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

Patih tersebut gagah dan berani

Sama hal nya seperti ratunya

Dig jaya yang gagah perkasa

Lalu perwakan dari ratu jim sendiri seperti apa

Perawakannya seperti bagong

Badannya penuh dengan sisit

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Sisit nya banyak sekali

Terlihat sangat rapat

Lalu makanannya

berbagai bangkai dimakannya

Bangkai ular maupun babi

Sudah pasti dengan bangke ayam juga

Bangkai kuda bangkai sapi

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

Suatu hari ratu jim

Menguap dan tertidur

Menggema suaranya

Seperti sagara yang sedang pasang

Liman darawi bermimpi

441

8.6

8.7

Tentang kebesaran garwa

Kepada dewi patah yang cantik

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

Sesudah terbangun liman danawi memegang

Memegang Nyai putri

Kebetulan dewi patah tidak ada

Dan itu yang diinginkannya

Sang ratu jim berkata

wahai dewi patah

Kenapa Nyai menghilang

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

Lalu liman/122/ danawa pun keluar

memanggil raden patih

Liman cantaka sudah datang

memerintahan kamah raja

berbicara kepada liman danawi

Begini katanya

Hey liman cantaka patih

11.1 Patih hari ini kamu harus pergi

442

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

11.7

Perintahkan ke majapait

Pinta dewi patah

Oleh mu harus terbawa

Liman cantaka segamit

Raja duluan

Mundur keluar den patih

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

12.7

Berjalan dengan terburu-buru

Bulak balik ke luar negeri

Pergi dengan ancang-ancang

Terbang menggunakan sayap

bagaimana perilaku jim

cepat seperti kilat

sudah datang kr majapait

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

Lalu patih jim pun masuk ke dalam istana

Bertemu dengan patih selamaya

Den selamaya mariksa

Ini tamu darimana

Terlihat seperti terburu-buru

443

13.6

13.7

Dan siapa namamu

Untuk apa datang kesini

14.1

14.2

14.3

14.4

14.5

14.6

14.7

Patih jim lalu menjawab

Saya adalah papatih

Dari negara guha upas/123/

Liman cantaka namanya

Saya diutus oleh gusti

Ke ratu maja

Meminta dewi patah putri

15.1

15.2

15.3

15.4

15.5

15.6

15.7

Tuluy imut raden patih selamaya

Patih Jim lalu ditampar

Serta sedang bercerita

Disuruh oleh siapa kamu

Tidak ada sopan-sopan nya anjing

Berani meminta

Den patih pun ditampar

16.1 Kalau saya sudah mati silahkan saja

444

16.2

16.3

16.4

16.5

16.6

16.7

Kalau benar kamu seorang laki-laki

Mari kita bertarung

Sebelum memenangkan dewi patah

Saya ini adalah papatih

Nomer satu

Malahan putus hubungan

XXXVI. PUPUH MAGATRU

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

Secepatnya liman cantaka menyenggol

Lalu selamaya patih pun pergi

Patih jim lalu jatuh

Den selamaya menampar

Patih jim lalu melotot

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

Patih jim diseret ke alun-alun

Sambil terus ditampar

Patih jim kewalahan sangat

Merasa kapok dan tak sadarkan diri

Menghilang tidak terlihat

445

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

Selamaya /124/ heran di dalam hati

Karena musuhnya menghilang

Bingung kesana kemari

Tidak salah lagi tidak ditemukan

Den selamaya melongo

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

Setelah itu ada suara dari atas

Membuat sakit hati

Ini adalah cerita di atas

Yaitu omongan patih jim

Kamu jangan melongo

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

Cepat susu aku ini ada diatas

Kalau iya kamu laki-laki

Jangan melamun dan hanya diam

Cepat susul saja aku

Ayo kita saling menampar

6.1 Selamaya mendengar suara diatas

446

6.2

6.3

6.4

6.5

Telinganya mau di potong

Raden tidak bisa menyusul

Selamaya lalu menangis

Ngenes tidak bisa mengambil

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

Patih jim membuat malu yang terdiam

Padahalkan kamu papatih

Kenapa tidak bisa terbang

Kamu bilang nomor satu

Jadi patih untuk apa

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

Tidak lama datang dewi roro uju

menghampiri/125/ yang sedang menangis

Dewi roro uju memanggil

Kenapa Akang menangis

Den selamaya pun menjawab

9.1

9.2

9.3

Aku menangis bukan karena kalah bertarung

Ada kekurangan sedikit

Akang tidak bisa terbang

447

9.4

9.5

Malu oleh musuh yang sakti

Diatas ke Akang meledek

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

Roro uju memanggil dengan mimik muka yang genit

Wahai akang kau membuat khawatir saja

cepatlah dewi roro uju

ambilkanlah satu campaka itu

Campaka jimat yang terkenal

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

Yaitu yang namanya campaka dadu

Lalu oleh Nyi dewi

Diusapkann ke kaki

Telapak kaki den patih

Nyi roro sedang memberitahukan

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

Silahkan akang sekarang cepat kejar

Pukul bumi tiga kali

Den selamaya kemudian berdiri

Mendatangi rumah sebanyak tiga kali

Den selamaya pun pergi

448

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

Sudah keatas selamaya menyusul musuh

Oleh patih jim terlihat

Patih jim sangat terkejut

/126/ dan pikirannya pun agak risih

Setelah patih jim berbicara

14.1

14.2

14.3

14.4

14.5

Untuk saat ini saya tidak akan dulu bertarung

Dia terjaga sampai pagi

Jangan sampai ganti lawan

Saya harus dengan anda

Sekarang saya akan pulang

15.1

15.2

15.3

15.4

15.5

Raden patih selamaya mendengar

pembicaraannya patih jim

Heran didalam hati

Siapa yang berbicara kepada saya

Wujudnya tidak terlihat

16.1 Setelah itu raden selamaya turun

449

16.2

16.3

16.4

16.5

Cepat mendatangi ke gusti

Simpan dulu tidak diceritakan

Yang mendatangi gusti

Diceritakan kala perenggi

17.1

17.2

17.3

17.4

17.5

Pekerjaan dia hanya duduk dan berdiri saja

Mengharapkan kedatangan kala dursi

Ucapan kala dursa terjurumus

Berdua dengan kaladursi

Sangkala perenggi sangat senang

18.1

18.2

18.3

18.4

18.5

Setelah itu kala perenggi memanggil

Hey kalawidursa dursi

Dimana dewi patah ayu

Saya sudah ingin bertemu

Kalawidursa pun menjawab

19.1

19.2

19.3

/127/ tergantung perkataan Nyi putri ayu

Tidak dibawa olehku

Alasan tidak dibawa

450

19.4

19.5

Putri sudah punya suami

Suaminya gagah tangguh

20.1

20.2

20.3

20.4

20.5

Saya juga disana itu bertarung gusti

Sampai bengkak pipiku

Ditampar raden bagus

Hanya datang sampai tidak sadar

Saya berdua kalah

21.1

21.2

21.3

21.4

21.5

Sang perenggi mukanya merah dan lembam

Sudah terlanjur pusing

Lalu parenggi menjawab

Sekarang kaladursi

Dengan terpaksa kasmaran pergi

XXXVII. PUPUH ASMARANDANA

1.1

1.2

1.3

Mari kaladursi

Kita hancurkan sekarang

Kumpulkan kawan semuanya

451

1.4

1.5

1.6

1.7

Cepat patih kaladursa

Mengumpulkan semua teman

Dari utara dan selatan

Sudah lengkap perkataan buta

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

Ada yang berteriak-teriak dan menjerit

Bermacam-macam suara buta

Dari selatan hitam semua

Secepatnya saat itu meluap

Sempit gerak dijalannya

Sang perenggi menunggangi/128/ lembu

Jaka yang ada dipertengahan

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

Dijalannya tidak dipotong

Ceritakan saja sudah datang

Ke majapait semuanya

Orang kampung berlarian

Takut melihat buta

Teman buta terus bersuara

Sebagian yang membuat rusuh

452

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

Dinegeri tersebut orang-orang sedang membicarakan

Ermaya dan selamaya

Mendatangi ke ratu muda

Den selamaya menunjukan

Ke sang anom amro jaya

Iya benar kanjeng ratu

Tentang musuh sudah dating

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Perahu muda sudah terbuat

Cepat antar oleh berdua

Meskipun niatnya baik

Jangan sampai mebawa kawan

Lawan saja oleh berdua

Ermaya mengikuti untuk menyembah

Dia meminta untuk menampar

6.1

6.2

6.3

Selamaya ingin pergi

Mundur dari depan raja

Ermaya ya begitu jugaBerangkatnya bareng berdua

453

6.4

6.5

6.6

6.7

Ermaya dan selamaya

Merias diri sehingga terlihat menawan

Seperti orang yang hampir mirip

.......

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Cepat ermaya sudah berangkat

/129/ berdua dengan selamaya

Musuh buta sudah terlihat

Lalu selanjutnya diletakan

Memasangkan bendera merah

Ciri mengajak perang pupuh

Terlihat oleh ratu buta

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

Berbicara kala perenggi

Eh patih kala widursa

Olehmu cepat lihat

Itu yang menantang perang

Tapi tidak ada orangnya

Cuman ada dua makhluk halus

Anak itu sangat berani

454

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

Patih kadalursi memberikan hormat

Silahkan gusti kita antar

Kala perenggi lalu menjawab

Patih segera memajukan sekutu

Cepat patih kaladursa

Temannya sedang berkumpul

Dan memasang bendera merah

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

Oleh ermaya terlihat

Bukti ada bendera merah

Den ermaya dengan cepat

Ermaya berbicara di gondewah

Teman buta sudah siap-siap

Suaranya terdengar menggaung

Dipunggung kalawidursa

XXXVIII. PUPUH SINOM

1.1

1.2

Batal yang sedang di perbincangkan

Diceritakan Kala Parenggi

455

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

Yang Kabur dari medan peperangan

Bertiga dengan para pengawalnya

Berbicara Kala Perenggi

Wahai Pengawal bagaimana ini

Saya ceritanya melawan

Supaya saya mendapatkan Nyi Putri

Dan Supaya sang Ratu pun menyerah kepada saya

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

2.8

2.9

Sang Kala Dursa menjawab

Yang Mulia saya memohon diri

Barangkali tujuan terlaksana

Saya sekaligus akan meminang

Di karenakan saya telah mendengar

Ada seorang Ratu Monyet

Dia terkenal sangat gagah

Dari gua Tiskenda wahai yang Mulia

Ratu Siluman kekasihnya adalah Bujang/183/ Ganom

3.1

3.2

Kala Perenggi bersabda

Betul perkataan mu wahai Patih

456

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

Mari kita berjalan saja

Minta bantuan Sangaji

Semoga saja dia bersedia berperang

Dan semoga dia sanggup

Berperang melawan Sang Ratu Maja

Kemudian berjalan Sang Perenggi

Yang mengikutinya Kala Dursi dan Kala Dursa

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

4.9

Hentikan dulu untuk rencana meminang

Ganti lagi rencana yang kita atur

Dikatakan putra sang pendeta

Yang bertapa di sisi langit

Sekarang telah kembali

Ada di tempat sang Pendeta sakti

Sang tercinta yaitu Raden Danur Wenda

Terkenal tidak ada tandingannya

Sang Pendeta kepada putranya bersabda

5.1

5.2

Wahai Raden Bagus anakku

Raden sebenarnya mau apa lagi

457

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

5.8

5.9

Memberi Hormat Raden Danur Wenda

Izinkan saya berbisik

Ayah yang paling tahu

Pendeta seraya berkata

Ayah mu ini sudah tahu

Raden berpikir siang-malam

Tiada lagi Raden ingin menjadi seorang raja

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

6.8

6.9

Setelah ayah menunjukan kepada kamu

Jikalau ingin menjadi bupati

Kau harus bersedia bertapa/185/

Bertapa di ujung keris

Itu ke negeri Majapahit

Rahaden bagus menjawab

Ayah saya menyanggupinya

Pendeta berkata lagi

Untunglah jika ujang berbesar hati

7.1

7.2

Raden harus berseru

Kalau sudah datang ke majapahit

458

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

7.8

7.9

Begini kamu disana

Ujang harus menantang prajurit

Tantanglah ratu majapahit

Dia merupakan ratu yang paling unggul

Jikalau mengalahkanya

Raden akan menjadi bupati

Diharapkan sekali engkau jangan berbuat salah

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

8.8

8.9

Raden Danur Wenda memberi hormat

Memohon izin berangkat dari rumah sang Pandita

Cepatnya Raden memohon izin

Setelah memohon izin Raden pun berangkat

Berangkat menuju Majapahit

Dalam perjalanannya tidak diceritakan

Diceritakan Sudah sampai lagi

Di perbatasan wilayah Majapahit

Berangkat Raden Danur Wenda Cepat sekali

9.1

9.2

Telah sampai di negaranya

Sudah sampai di Alun-alun

459

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

9.8

9.9

Raden danur Wenda berteriak-teriak

Komat-kamit menantang para prajurit

Dimana Ratu Majapahit

Mari kita mengadu keahlian berpupuh

Dan jangan mengandalkan teman

Harus ratunya sendiri yang datang

Jangan sekali kali mengandalkan teman

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

10.8

10.9

Diceritakan orang-orang di istana mendengar

Ada yang menantang prajurit

Para pembesar istana segera berlari

Memberitahukan kepada kangjeng Gusti

Mereka telah masuk ke pelataran istana

Para pembesar memberi hormat

Kami memberitahukan bahwa musuh telah datang

Di alun-alun menantang yang mulia

Perabu Anom mendengarkan yang memberikan berita

11.1

11.2

Perabu Anom berkata

Menurut kang Ermaya Patih

460

11.3

11.4

11.5

11.6

11.7

11.8

11.9

Dan juga Akang Jaka Tampingan

Perajurit silahkan maju

Para Pandakawam memohon izin

Undur dari hadapan Ratu

Para Pandakaawan berlarian

Sudah sampai lagi dirumah Patih

Lalu mereka bercerita

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

12.7

12.8

12.9

Menyampaikan amanat dari Raja

Harus maju lagi berperang

Musuh telah sampai

Di alun-alun menantang untuk berperang

Raden Patih telah mendengar

Bersiap siap Raden Patih dengan tergesa-gesa

Terhunus senjatanya yang tajam

Raden Patih segera berangkat

Berkata bahwa saya tidak akan mundur dalam berperang

XXXIX. PUPUH DURMA

1.1 Raden anom lambaikan tangan

461

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Cepatlah kamu babi

Jangan banyak gaya

Cepat kamu datang

Saya kesal dari tadi

Menunggu kamu

Ayo kita bertanding

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

Raden Patih Ermaya cepat berlari

Sembari mengambang ngambang keris

Oleh Danur Wenda di sambut

Sudah bertemu pada berduaan

Ermaya berkata dengan lembut

Wahai engkau Satria

Siapa sebenarnya anda ini

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

Dari mana kamu menantang untuk berperang

Danur wenda menjawab dengan bengis

Kamu jangan bertanya namaku

Cepat lawan saya

Cepat ermaya berangkat

462

3.6

3.7

Menyuruh meNyingkil

Kerisnya di bontang banting

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

Di tusukan ke Danur Wenda tidak mempan

Malah tidak terjadi apa-apa /187/

Begini kata danur wenda

Yang paling lemah cepat dipilih

Mau dari belakang mau dari pinggir

Cepat dipilih

Raden Ermaya pusing

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Terus saja raden ermaya manggil-manggil

Cepat nyaut kamu

Danur wenda meludah

Hantam terus kami dulu

Ermaya memanggil lagi

Sudah sangat kesal

Kamu menyerang saya

6.1 Terus saja Danur Wenda meludahinya

463

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

Terkena pada ujung keris

Kerisnya menjadi lunak

Den patih ermaya kaget

Melihat kesaktian keris

Gak ada rupanya

Langsung raden mengambil keris

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Raden ermaya kerisnya membentang bagus

Den Danur Wenda terdiam

Pas keris mau datang

Danur Wenda komat-kamit

Kerisnya kembali lagi

Tidak mengenai sedikitpun

Raden Patih Tercengang

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

Mengambil lagi satu jimat leluhur /188/

Jimat dipukul langsung diam

Tidak ada suaranya

Den ermaya tambah heran

Langsung menyerang lagi

464

8.6

8.7

Ke danur wenda

Langsung di pegang Raden Patih

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

Di lemparkan ermaya oleh danur wenda

Lepas di lemparkan dengan cepat

Ke ratu anom jatuhnya

Perabu anom kaget

Kaget melihat Raden Patih

Dia terpental jatuh ke tanah

Lalu berdiri raden Ermaya Patih

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

Lalu Den Ermaya Memohon Izin

Hamba memberi hormat kanjeng gusti

Baahwa musuh yang di lawan gagah

Tidak bisa dianggap remeh

Syaratnya bahwa musuh sangat sakti

Saya tidak sanggup

Sang Ratu Anom bersabda

465

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

11.7

Akang Tampingan saja sekarang yang maju

Raden Tampingan pun maju untuk berperang

Cepatnya mereka sudah bertemu

Dengan Raden Danur Wenda

Raden Tampingan langsung menampar

Kepada Danur Wenda

Raden Danur Wenda tersenyum

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

12.7

Terus saja Raden Tampingan di ludahi/189/

Ludah mengenai pipinya

Raden Tampingan terjatuh

Lalu pipinya menjadi kembung

Terjatuh tidak bergerak lagi

Lalu dia di boyong

Dilemparkan dengan kencang

13.1

13.2

13.3

13.4

Jatuhnya langsung ke hadapan Raja muda

Raden Tampingan menjerit

Kaget dan malu oleh sang Raja

Dia pun duduk menyembah

466

13.5

13.6

13.7

Sang Ratu Anom bersabda kembali

Kenapa denganmu akang

Tidak wajar akang jatuh

XL. PUPUH KINANTI

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

Raden Tampingan menjawab

Saya kembalikan beban ini kepada Gusti

Saya sudah tidak kuat

Perang melawan setan

Air ludah nya sangat berbahaya

Langsung kembung pipi saya

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

Prabu anom berbicara

Tiga orang maju lagi

Bersama raden selamaya

Kang ermaya begitu lagi

Terus tiga orang maju

Yang tiga mempuNyai pikiran yang risi

3.1 Yang bertiga itu sudah berhadapan

467

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

Den danur wenda tertawa

Den danur wenda berbicara /190/

Kamu sangat terlalu

Sangat semangat maju ke medan

Mana ratu kamu

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

Den Selamaya menjawab

Jangan menanyakan ratu saya

Saya saja cepat lawan

Den danur wenda berbicara

Temen kamu mau ngelawan

Cepat lawan aku

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

Danur wenda terus meniup

Nafas nya sangat kuat

Yang bertiga tertarik

Melayang terbawa angin

Ke Ratu Anom jatuhnya

Saling berjatuhan satu persatu

468

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

Prabu Anom kaget

Melihat yang blag blig blug jatuh

Ratu anom terus mengangkat

Tidak memeriksa lagi

Menemui Den Danur Wenda

Den Danur Wenda menghilang

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

Masuk kedalam batu

Ratu anom sudah melihatnya

Terus saja memanggilnya

Eh musuh jangan menghilang

Ini aku cepat lawan

Kamu setan cepat keluar

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

Ratu Anom mengambil batu tersebut

Danur Wenda pindah lagi

Pindah kepada bunga

Batunya di buang lagi

Terus mengambil bunga

Den danur wenda menghilang

469

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

Raden danur wenda memanggil

Ini pasti seorang lelaki

Sangat pantas menjadi raja

Mau nyoba satu kali lagi

Kalau aku sudah ketahuan

Pasti ini seorang lelaki

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

Raden jadi api yang menyala

Membara dan menjadi gunung

Perabu Anom berbicara

Benar ini mah lelaki

Ratu anom menciptakan hujan

Hujan yang sangat deras

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

Membasahi api yang menyala

Api yang menyala menghilang lagi

Jadi gunung yang sangat besar

Ratu anom menciptakan lagi

Sudah menjadi landak putih

470

11.6 Beribu ribu landak putih

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

Landak mengintari gunung

Gunungnya sudah hilang lagi

Gunung hilang timbul raksasa

Raksasa besar sekali

Sang Ratu Anom bersabda

Jadi ratu monyet putih

13.1

13.2

13.3

13.4

13.5

13.6

Raksasa di serang oleh monyet

Moyet menyerang telinganya

Idung raksasa dicakar

Raksasa menjerit

Raksasa hilang dan sudah tidak ada

Muncul danur wenda lagi

14.1

14.2

14.3

14.4

Terus berkelahi

Saling menampar

Saling pukul

Tidak ada yang unggul satupun

471

14.5

14.6

Tenaganya sama kuat pada sakti

Pada kuat dan pada sakti

15.1

15.2

15.3

15.4

15.5

15.6

Danur Wenda menyambut sesal

Perabu Anom begitu lagi

Cus-cos seperti karang beradu

Tinggal suara keris

Salah satu tidak ada yang mempan

Danur wenda berbicara dengan lembut

XLI. PUPUH DANGDANGGULA

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

Keris ini mengapa tumpul sekali

Tidak ada manfaatnya keris ini

Ama Jamul bohong lagi

Pajah untuk menyerang lawan

Prabu Anom lalu berkata

Aduh mari istirahat dulu

Mengapa kamu berbicara seperti itu

Raden Danur Wenda menjawab

Karena ini Ama memberi keris yang tumpul sekali

472

1.10 Padahal Ama adalah seorang Pandita

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

2.8

2.9

2.10

Prabu anom kemudian berkata kembali

Silahkan akang mari kita berhenti sejenak

Sembari kita berbincang

Takutnya kita salah paham

Mari akang kita duduk

Akang sebenarnya dari mana

Saya ingin tahu

Raden Danur Wenda berkata

Berbicara dengan bengisnya asal saya sebenarnya

Dari tempat bertapa pulau Pinang

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

Danur Wenda adalah namaku

Ayahku adalah sang Pandita

Pandita Jamul yang terkenal

Sang prabu Anom langsung merangkulnya

Ternyata akang tidak di sangka-sangka

Perang ini adalah kesalahan

Perang melawan saudara

473

3.8

3.9

3.10

Saya juga adalah putera Ama

Ketika akang sedang bertapa disisi langit

Saya juga berada di pulau pinang

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

4.9

4.10

Mendengar hal tersebut Danur Wenda langsung menagis

Sambil berkata untuk meminta maaf

Akang baru mengetahui

Semoga adik bisa memaklumi

Perabu Anom lalu berkata lagi

Saya kembali lagi akang

Meminta untuk dimaklumi

Dan juga mohon pengampunan

Mari akang sekarang kita pulang

Raden Danur Wenda menjawab

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

Silahkan adiku akang akan mengikuti/194/

Perabu Anom lalu berangkat

Berangkatnya bersama-sama

Layaknya seperti gambar yang tersusun

Tidak ada kekacauan sedikitpun

474

5.6

5.7

5.8

5.9

5.10

Seperti pinang di belah dua

Cepatnya mereka telah masuk

Masuknya ke kampung

Selanjutnya mereka duduk di sebuah kursi dari gading

Duduknya berhadap hadapan

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

6.7

6.8

6.9

6.10

Berhenti lagi perabu Majapahit

Beserta Raden Danur Wenda

Layaknya tentu dikatakan

Beralih lagi cerita

Diceritakan lagi Kala Parenggi

Yang sedang meminang Ratu Monyet

Sekarang sudah hampir setuju

Mereka datang di gua Tiskenda

Sedang membincangkan hal tersebut dengn Bujang Ganom Bupati

Ratu Monyet di Tiskenda

7.1

7.2

7.3

Bujang Ganom langsung berkata

Wahai tamu kamu berasal dari mana

Dan kamu mau apa

475

7.4

7.5

7.6

7.7

7.8

7.9

7.10

Kala Parenggi menjawab

Saya ada maksud tertentu kepada anda

Anda Ratu raksasa

Berbicara kepada Ratu

Makanya saya berkata seperti ini

Saya memohon pertolongan dari Gusti /195/

Saya bermaksud untuk meminang anda

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

8.8

8.9

8.10

Semoga tujuan saya ini tercapai

Anda bersedia membantu dalam peperangan

Kalau mereka bisa dikalahkan

Saya akan ada kerjasama

Akan takluk senegara saya

Saya bersedia bersekutu

Terutamanya dengan Ratu

Semoga anda bersedia

Saya dengan suka rela memberikan seorang putri

Yang sangat cantik yaitu Dewi Patah

9.1 Bujang Ganom setelah mendengar hal tersebut berkata kembali

476

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

9.8

9.9

9.10

Peperangan kita sebenarnya melawan siapa

Beritahu oleh anda

Kala Parenggi menjawab

Perangnya melawan Majapahit

Karena Ratunya sakti

Kekuatannya sakti sekali

Bujang Ganom lalu berkata

Bagus sekali kami bisa menolong dalam perang

Sudah berkumpul semua sekutu

XLII. PUPUH LAMBANG

1.1

1.2

1.3

1.4

Kala perenggi suka

Anak muda sanggup tidak bertegur sapa

Menolong kepada orang yang berperang

Pastinya juga akan menang

2.1

2.2

2.3

Kita cepatkan cerita

Teman kera t sudah datang

Pada saat itu sedang menggosok badan

477

2.4 Banyak sekali pasukan kera

3.1

3.2

3.3

3.4

Sempit geraknya di jalan

Ada satu monyet yang paling besar dan kuat

Sudah sangat tua

Giginya juga sudah tidak ada

4.1

4.2

4.3

4.4

Kera itu mempuNyai tingkah laku

Sebagian yang menyebalkan

Liar dan suka membuat risuh

Sebagian banyak yang kejar- kejaran

5.1

5.2

5.3

5.4

Ada yang membawa anak

Dari depan sambil menyusui

Mereka yang datang sudah menceritakan

Tentang batas negara

6.1

6.2

6.3

Semua perkampungna di serbu

Oleh sekelompok kera dirusak

Kebun-kebun semua rusak

478

6.4 Buah- buahan pun habis

7.1

7.2

7.3

7.4

Satu orang berladang

Olekera ladangnya habis

Orang itu mulai lari

Larinya cepat ke negara

8.1

8.2

8.3

8.4

Niatnya mau lapor ke Raja

Ketika datang menghadap raja

Ada den patih ermaya

Yang mempuNyai ladang

9.1

9.2

9.3

9.4

Juragan saya mau beritahu

Mengingatkan ada ladang

Yang dicuri dan rusak oleh kera

Keranya banyak sekali

10.1

10.2

Saya meminta untuk di tenggok

Karena ladang saya rusak

479

10.3

10.4

Cepat Patih Ermaya

Saat itu lapor ke raja

11.1

11.2

11.3

11.4

Perabu muda berbicara

Ada apa akang gatya ?

Raden Ermaya Melapor

Saya memberitahukan bahwa ada ladang rusak

12.1

12.2

12.3

12.4

Di batas negri gamparan

Semua sudah rusak

Oleh sekelompok kera dicuri

Dulu semua kera itu tidak ada

XLIII. PUPUH PUNGKUR

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

Perabu muda cerita

Kakak patih harus mengumpulkan perajurit

Serdadu harus kumpul

Sekelompok kera harus di tembak

Awas hati- hati kalian semua harus berkumpul

Sebab mereka merusak harta benda

480

1.7 Termasuk harta benda rakyat kecil

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

Tunduk sembah Raden patya

Serta pamit mundur dari hadapan gusti

Pergi secepat kilat

Untuk Menerima keris ladrag

Datang ke paseban dan sudah berbicara

Kami pun mendapat imbalan

Dari semua menteri

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

Begini korban dengan raja

Hari ini sedia perajurit

Tentara dibawa

Menjemput ke batas negara nya

Sebab sudah datang beribu- ribu kera

Teman- teman harus hati- hati

Sedialah tombak untuk menembak

4.1 Yang tumpul harus diasah

481

4,2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

Dan yang patah harus di sambung lagi

Karena dẻn Patih berkata

Da satu kera datang

yang besar , gagah dan perkasa ,

Kera itu sangat hitam

Memberikan surat ke Radẻn Patih

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Olẻh Radẻn Patih diterima

Terus dibuka oleh patih

BuNyi surat tersebut

Ini tiap surat

Ini kami prabu muda , ratu kera

Ini rumah Siti Genda

Naik kala perenggi

6.1

6.2

6.3

6.4

Cepat-cepat kami meninjak

Oleh tentara atau ratu pribadi

Harus cepat buru-buru

Ada dibatas negara

482

6.5

6.6

6.7

Begitu setiap surat dari kera

Den patih cepat berkata

Kepada gerombolan kera yang kuat

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

Eh monyet yang bawa surat

Sekarang kamu hendaknya cepat pulang

Katakan saya sudah pasti

Hari ini juga datang

Terus monyet menyembah sambil mengangguk

Cepat monyet lari

Mereka lari dengan cepat dan lihai

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

8.6

8.7

Kita cepatkan cerita

Sudah sedia prajurit

Pasukan sudah berkumpul

Oleh para pengawal

Para Pembantu mayor sudah berkumpul

Sudah pasti para prajurit

Senapati judipati

483

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

9.6

9.7

Terucapkan raden ermaya

Naik kuda bulu gambir dan ikut

Pakaian kuda itu melebur

Kuda besar itu mengamuk

Lalu den selamaya bagus

Yang Cakep sambil naik kuda

Kuda dauk juga ikut

10.1

10.2

10.3

10.4

10.5

10.6

10.7

Cepat ketika itu budan

Prajurit berdesakan di jalan yang sempit

Senjata yang digunakan

Nguk ngok suara kuda tersebut

Benderanya merah berani menyala

Berkibar benderanya

Dan Bergoyang terkena angin

484

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

11.6

11.7

Tidak panjang diceritakan

Pasukan-pasukan sudah datang di batas negeri

Terlihat oleh pasukan kera

Prabu muda berkata

Segera lihat orang-orang itu adalah musuh

Harus sangat fokus sekali

Kita harus hati-hati

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

12.7

kemudian pasang bendera

Meriam sebagi ciri untuk berperang

Semua kera berdatangan

Beribu- ribu kera berkumpul

Sudah berkumpul dan ikut berperang

Lalu memasng bendera

Dengan temanya majapait

13.1

13.2

13.3

13.4

Waktu itu sedang sibuk perang

Pasukan manusia banyak sekali yang mati

Perang kera t tidak jelas

Tidak ada yang bawa senjata

485

13.5

13.6

13.7

Yang dijadikan senjata oleh monyet itu hanya gertakan saja

Kera berperang t hanya bisa menggigit

Akhirnya diputuskan untuk memakai senjata

XLIV. PUPUH MAGATRU

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

semakin lama perangnya semakin kacau

ditembak malah tertawa

macam-macam tingkah kera

di lawan oleh prajurit

kera mengankat alis

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

Banyak sekali orang- orang yang kesusahan

telinganya sampai robek-robek

idungnya banyak yang patah

digigit keras oleh kera

prajurit banyak yang gugur

3.1

3.2

3.3

terucap dalam ermaya yang bagus

raden membawa panah

cepatnya raden bagus

486

3.4

3.5

sudah membentangkan anak panah

dan anakpanah dilepaskan

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

Sampai banyak panah menancap dikepala

Pasukan monyet menjerit

sebagian ada yang kabur

pemuda ganom melihatBerpikir yang tidak pasti

,,,,,,,,,,,,

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

anak muda tersebut punya satu guru

gurunya terkenal sakti

tama wira deksa yang terkenal

adanya diatas langit

itu yang jadi pasukan

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

pasukan kera sisanya masih hidup

sebagia mati tertancap panah

sang wiradeksa itu prabu

ke bawah diatas langit

menghampiri pemuda ganom

487

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

ketika bertempur tuan wiradeksa mengatakan

Prabu muda anak saya

kamu akan beruntung

kalau maju dalam perang

melawan yang gagah hebat

8.1

8.2

8.3

8.4

8.5

sekarang raden segera pergi maju

Prabu muda menyembah untuk pamit

sang wiradeksa sudah terbang

duduk di mega kuning

Dia hanya melihat

9.1

9.2

9.3

9.4

9.5

wiradeksa sambil membuka jimat kantong

ermaya membentangkan panah

di ambil diatas

panah tidak kembali lagi

Prabu muda marah

10.1 pasukan ratu majapahit sudah tempur

488

10.2

10.3

10.4

10.5

di marahi oelh kera putih

ermaya kaget sekali

melihat pasukan sudah mati

segera bendanya dipukul

11.1

11.2

11.3

11.4

11.5

dua kali memukul bendanya...

yang mati bangkit kembali

pasukan menggebu-gebu

anak muda heran melihat

sang wiradeksa coba lihat

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

lalu di ambil oleh wiradeksa

pasukan tisajawait

dimasukan kedalam kantong

tidak ada terlihat satu

raden ermaya bengong

13.1

13.2

13.3

raden ermaya sudah memukul benda

pasukan datang lagi

dari Cupu yang banyak

489

13.4

13.5

Tidak ada yang tinggal satupun

lalu sang wiradeksa bicara

14.1

14.2

14.3

14.4

14.5

Jadi sekarang lelaki itu

Sebagian temanya memegang

Sampai dari penglihatan jauh

Tak seorangpun yang tinggal

Bendanya barang dipukul

15.1

15.2

15.3

15.4

15.5

Kemudian turun wiradeksa

den Ermaya tidak melihat

Bendanya cepat tersentak

Wiradeksa yang sakti

Sedih hati Raden Ermaya

XLV. PUPUH PUCUNG

1.1

1.2

1.3

1.4

wiradeksa segera ke atas

Bendanya dibawa

wiradeksa sampai bahagia

karena bende terbawa oleh wiradeksa

490

2.1

2.2

2.3

2.4

lalu dimasukan kedalam kantong

dua jimat didapat

yaitu panah dan benda

Prabu muda mengamuk ke pasukan

3.1

3.2

3.3

3.4

Tunda dulu yang sedang perang

parit di negeri

prabu muda sedang menunggu

menunggu-nunggu raden patih yang perang

4.1

4.2

4.3

4.4

ketika itu ada suara dari atas

begini kata suara

hai raden prabu muda

perang ini tidak akan tertahan oleh raden

5.1

5.2

5.3

5.4

radenya harus menyuruh dewi roro ujud

untuk maju perang

melawan musuhnya yang hebat

yang diatas mencuci nama wiradeksa

491

6.1

6.2

6.3

6.4

yang dibawah dilawan oleh danur weda

itu akan kuat

begitu kata suara

prabu muda segera memanggil Nyi roro

7.1

7.2

7.3

7.4

roro uju segera menghadap kepada ratu

Nyi roro menyembah

duduklah dengan ta’dzim

prabu muda segera ikut menyusul

8.1

8.2

8.3

8.4

aduh Nyai saudara akang yang cantik

Nyai harus terima

harus maju perang

musuh Nyai di atas dan wiradeksa

9.1

9.2

9.3

9.4

Harus cepat pergi dan awas hati- hati

Maju untuk berperang

Nyai di lawan dengan yang jago

Ingat Nyai tidak usah resah

492

10.1

10.2

10.3

10.4

yang cantik menyembah menjawab ke ratu

Iya Ratu silakan

meski tidak ada imaba;an juga

saya tidak ada kekuatan sekali maju perang

11.1

11.2

11.3

11.4

menyembah pamit yang cantik roro ujud

sang ratu berkata

akang sambung duha saja

roro uju sudah lekas pergi

12.1

12.2

12.3

12.4

lalu roro ujud berdandan yang cantik

jimatnya diambil

cempaka putih dipakai

Geulung konde raksukan sutra ka sumba

13.1

13.2

13.3

13.4

di dalamnya pakai lagi baju kutung

pinggirnya di renda

Memakai peniti biar kuat

Dihias permata intan dan berlian

493

14.1

14.2

14.3

14.4

pakai kain di putar-putar

kainya juga sutra

Warna dasarnya ungu yang ternag

Dia tambah terlihat cantik

15.1

15.2

15.3

15.4

Yang cantik lalu membawa campaka dadu

Kaki dielus

Telapaknya oleh campaka

Nyi putri diam dan bersandar lemah

16.1

16.2

16.3

16.4

Tiga kali menginjak tanah yang cantik

Lalu putri melayang

Sudah bercampur dengan angin besar

Lalu putri melayang- layang di udara

17.1

17.2

17.3

17.4

Prabu muda berkata saat perang cumpu

Pasukanya sudah habis

Oleh wiradeksa diambil

Di usapkan pada jimat cupu

494

18.1

18.2

18.3

18.4

Yang tinggal raden ermaya yang bagus

Dan raden selamaya

Pasukan-pasukan tidak ada semua

Raden heran jika mati ada bangkainya

19.1

19.2

19.3

19.4

Selamaya dan ermaya lalu kabur

Lari ke negara

Dikejar oleh prabu muda

Tetapi tidak tersusul karena cepat larinya

20.1

20.2

20.3

20.4

Raden danur weda mencari

Dan mengembangkan Gondewa

Panah dibentangkan saja

Panahnya dibiarkan menusuk Prabu muda

XLVI. PUPUH SINOM

1.1 Dapat jetot jamparing nya

1.2 Bujang ganom teh menghilang

1.3 Kuda kasewi yang ada

1.4 Putra nya mindaya sari

495

1.5 itu saya maja pait

1.6 Kuda kasewi teh itu

1.7 Turunan brahwijaya

1.8 cepatnya nya kuda kasewi

1.9 Terus sujud keden wenda

2.1 Den danurweda berbicara

2.2 ini paman yang timendi

2.3 Naha sujud ka kaula

2.4 menyembah kuda kasawi

2.5 kenapa kanjeng gusti

2.6 yang mawi saya sujud

2.7 Sangat suka

2.8 sudah bubar dosa saya

2.9 Saya sekarang mau bercerita

3.1 Kuda kasewi cerita

3.2 Begini asal saya

3.3 Diwaktu dulu

3.4 Saya mempuNyai guru ilmu

3.5 Guru saya berbicara

3.6 Begini kata guru

3.7 Duh den jangan kesini

3.8 Dan jangan naik kayi

3.9 Karena kayinya tajam

4.1 Namanya kayi siwalan

4.2 Kekeh saya naik kayi

4.3 Rasa memetik buahnya

496

4.4 Buah kayi sangat manis

4.5 Perut saya buncit

4.6 Udah gitu saya turun

4.7 Pas sudah sampai dibawah

4.8 Jadi beda muka saya

4.9 Rupa saya jadi kera putih

5.1 Udah gitu saya bersemedi

5.2 Memohon ke yang maha suci

5.3 Pengen ganti rupa

5.4 Kata guru saya

5.5 Rupa tentu bisa ganti

5.6 jaga kalau sudah sampai

5.7 satria den nur848 wenda

5.8 itu yang bisa mengganti

5.9 Dan sama dia kamu harus berguru

6.1 Gitu kata guru

6.2 nurwenda berbicara manis

6.3 siapa nama paman

6.4 mengawal kuda kasewi

6.5 ari nama saya

6.6 Yang suka memanggil saya

6.7 849 kuda kasewi nama

6.8 Ari wijaya yang pasti

6.9 iya itu teh wastanya ayah

848 Danur 849 Pun

497

7.1 kata danur wenda

7.2 Syukur kalau dari maja pahit

7.3 Kalau paman belum tahu

7.4 danur wenda nya saya

7.5 pati di maja pahit

7.6 Putra sang pendeta jamus

7.7 Patapan pulau pinang

7.8 Dengan cepat kuda kasewi

7.9 Terus merangkul ka danur wenda

8.1 duh gusti saya tiada

8.2 dicari cari siang malam

8.3 sekaranggusti bertemu

8.4 saya mau ikut

8.5 Kemana pun gusti

8.6 tenwende saya nurut

8.7 850an tunduk ka danur wenda

8.8 Ke dua kuda kasewi

8.9 wira deugsa saya ngucapkan sekarang

9.1 sesudah nyupuan balad

9.2 wira deugsa suka hati

9.3 terus terusan tidur

9.4 Tidur di mega kuning

9.5 Tidur sangat enak

9.6 Keringatnya munggah mengucur

9.7 Udah gitu putri datang

850 Tundudan

498

9.8 rorouju yang cantik

9.9 terus suka melihat yang sedang tertidur

XLVII. PUPUH ASMARANDANA

1.1 Nyai tidak malu

1.2 Yang tertidur pulas

1.3 Wiradeugsa anggur keryek

1.4 Nyi putri sangat kecal

1.5 Terus terusan dipukuli

1.6 Wiradegsa tidur dengan santai

1.7 cepat Nyi851 dewi roro

o 2.1 mengambil lodong tempat air

2.2 yang tidur terus di cucurkan

2.3 Wiradeugsa santai terus

2.4 makin enak tidurnya

2.5 Dwi852 Roro Wuju heran

2.6 cepatnya Nyi Roro Wuju

2.7 Menyalakan/211/ api yang sangt besar

o 3.1 Terus ditaburi bambu

3.2 Wira deugsateh kaget

3.3 Roro Wuju imut

3.4 menghampiri ke wiradeugsa

851 Nyai 852 Dewi

499

3.5 853 wiradeugsa kaget

3.6 melihat dewi Roro Wuju

3.7 Aduh tejasu laksana

4.1 Tejane datang yang sangat cantik

4.2 Laksana baru bertemu

4.3 dimana elis yang anggun

4.4 Jin atau siluman

4.5 akang kasih tau

4.6 Nyi Roro Wuju kembali

4.7 saya dari sawaregan

5.1 saya ini widadari

5.2 mau berbicara ke akang

5.3 saya téh mau bertanya

5.4 lagi apah akang

5.5 bisa tidur dimega

5.6 saya yang mau weru

5.7 Sang wiradeugsa menjawab

6.1 akang mau menjaga sore

6.2 takut kalah mateng akang

6.3 anak akang bujang ganom

6.4 sekarang lagi maju perang

6.5 di perbatesan negara

6.6 dewi Roro Wuju imut

6.7 kaget sang wira deugsa

853 Sang

500

7.1 melihat imut Nyi putri

7.2 cerita tekaur lama

7.3 matanya melotot terus

7.4 Nyi putri berbicara lagi

7.5 jangan terlalu melirik kang854

7.6 sekarang saya mau kembali

7.7 sang wira deugsa menjawab

8.1 iya jangan terlalu tegesa gesa

8.2 disini saja sama akang

8.3 nanti Nyai dibayar

8.4 apapun yang Nyai mau

8.5 bakalan dikasih ku akang

8.6 Nyi putri cepat kembali

8.7 saya mau ditikah

9.1 wira deugsa suka ketawa

9.2 mendengar ucapan Nyi roro

9.3 wira degsa terus ngmong

9.4 bagus elis gitu mah

9.5 sma akang pasti di tikah

9.6 Nyi putri mau merangkul

9.7 Nyi rorouju tepat waktu

10.1 terus nunduk wira degsa

10.2 Nyi roro wuju kaget

10.3 wiradegsa langsung melotot

501

10.4 sambil terus berbicara

10.5 kenapa elis kaget

10.6 Nyi rorouju kembali

10.7 kaya akang mau mengambil

11.1 akang jangan terburu buru

11.2 jaga nanti juga bukan sama siapa siapa

11.3 pastina sama akang

11.4 sang wiradegsa suka

11.5 Nyi putri 855 bertanya kembali

11.6 apa akang yang dipunya

11.7kasih tahu saya

12.1 sang wiradegsa ngalahir

12.2 ini cupu jimat akang

12.3 Nyi roro lalu bertanya lagi

12.4 cupu teh apa gunanya

12.5 yang bisa dipake jimat

12.6 sang wiradegsa menjawab

12.7 gunanya nyupuan balad

13.1 semua balad majapait

13.2 serdadu berkumpul jimatnya

13.3 sudah ada disini semua

13.4 itu gak ada yang di tinggal

13.5 856 dewi roro berbicara

502

13.6 tunda kang perkara nyupu

13.7 sama saya mau di pinta

14.1 sang deugsa menjawab lagi

14.2 elis ini mah jangan

14.3 Nyi putri tidak mau berbicara

14.4 kanjeng Nyi putri berbicara

14.5 kalau tidak dikasih itu

14.6 saya mau mundur

14.7 saya tidak mau ditikah

15.1 wiradeugsa ngomong manis

15.2 hey boleh ini ambil

15.3 Nyai jangan kesal

15.4 Nyi putri cepat mengambil

15.5 cupu jimat radeugsa

15.6 sudah gitu Nyi putri memanggil

15.7 kang saya mau membelai

16.1 wira deugsa langsung ketawa

16.2 langsung putri mau membelai

16.3 sang wira deugsa ngomong

16.4 silahkan Nyi akang belai

16.5 kutu sangat banyak

16.6 kang wira deugsa nunduk

16.7 Nyi putri langsung membelai

503

XLVIII. PUPUH PUNGKUR

1.1 Lama Nyi putri membelai

1.2 Lepas lepis putri sarta ikut

1.3 Wiradeugsa terus tidur

1.4 berani segor857 keryekna

1.5 Terus bangun Nyi putri sambil memanggil

1.6 Begini kata Nyi putri

1.7 Hey sang wiradeugsa

2.1 terima sama kamu

2.2 Wiradeugsa diikat sama 858 putri

2.3 membelit

2.4 sama jin di gulung tali859

2.5 sama Nyi putri wiradeugsa di tarik

2.6 Terus dilepas dan dilempar

2.7 jatuh ke gunung surandi

3.1 Rorouju suka hati

3.2 Terus pulang Nyi putri bersama angin

3.3 Ke negri Nyi putri sampai

3.4 Jimat nyupunya diambil

3.5 Bareng nya Nyi putri ke alun alun

504

3.6 Jimat nyupu dibuka

3.7 keluar semua perajurit

4.1 didalam cupu keluar

4.2 Di alun alun sama serdadu tidak bisa bergerak

4.3 bersorak kocap bergerumuh

4.4 Kaget sang ratu muda

4.5 mendengar ada yang sbersorang bergerumuh

4.6 cepat pengen keluar

4.7 Sang ratu anom melihat

5.1 melihat yang cantik sungkem

5.2 terus melambai Nyi putri

5.3 lengannya elis yang cantik

5.4 Nyi putri cepat berangkat

5.5 Prabu anom menjemput putri yang cantik

5.6 dikawal860 putri berangkatnya

5.7 gancangnya sudah mampir

6.1 terus kumpul861 para tentara

6.2 sudah berrumpul semua ke gusti

6.3 berberes kursi sama bangku

6.4 prabu anom rojaya

6.5 sama nurwenda sampai862 menghadap

505

6.6 armaya sama selamaya

6.7 disambut kuda kasewi

7.1 istri istri semua ada

7.2 sang perabu anom cepat berbicara

7.3 hay semua orang orang

7.4 mau seseranan prabu863

7.5 egarana akang sangat

7.6 negara gabang tinatar

7.7 negri asal Nyi putri

8.1 milik akang danur wenda

8.2 besok kang danur wenda pindah

8.3 sebelum pindah harus

8.4 kan harus nikah dahulu

8.5 putri kusuma anak bungsu

8.6 kanjeng raden danur wenda

8.7 nikah Nyikusumah wati

9.1 tidak diadakan ramai

9.2 bukan susah saya bikin dang ding

9.3 semua juga pasti gitu

9.4 caranya yang dulu

9,5 berbicara lagi Nyi mas dewi Roro Wuju

9.6 menghadap ke ratu muda

9.7 begini kata Nyiputri

506

10.1 nun gusti saya gamparan

10.2 ingat wireh saya melewati jurit

10.3 silahkan ini saya

10.4 bende barreng gondewah

10.5 yang kang patih armaya ini saya

10.6 patih armaya menerima

10.7 bende panah dari Nyi putri

11.1 raden armaya suka

11.2 wireh jimat dua sudah datang kembali

11.3 sang ratu anom berbicara

11.4 semua antera

11.5 kita peto dimalam meskipun bergerumuh

11.6 sekarang pada pulang

11.7 terus bubar

E. Kolofon

Kolofon merupakan bagian pada suatu karangan dalam teks kuno seperti

naskah yang sedang kami teliti yaitu Wawacan Bayawak, pengertian kolofon

sendiri secara singkatnya merupakan bagian akhir suatu karangan yang umumnya

terdapat dalam teks kuno seperti naskah, yang merupakan bagian terpisah dari

pokok pembicaraan isi karangan tersebut. Kolofon biasa terletak di akhir karangan

pada teks-teks kuno, sedangkan untuk teks-teks modern biasanya terdapat pada

awal karangan

Dalam kolofon sering disebutkan siapa yang menyalin naskah lama yang

ditulis itu, permohonan maaf atas kesalahan dan kekurangan penulis, siapa penulis

sebenarnya, kapan dan dimana penulisan naskah tersebut terjadi, serta atas

perintah siapa (biasanya raja atau penguasa) naskah itu ditulis kembali. Kolofon

507

dapat memberikan informasi berharga bagi para peneliti sejarah serta filolog

dalam mengkaji teks sastra lama.

Pada kajian naskah Wawacan Bayawak, kolofon dapat kita temukan pada

bagian akhir karangan naskah yang terletak pada halaman 217. Isinya adalah

mengenai proses penulisan naskah tersebut, sehingga pembaca dapat mengetahui

dari kolofon tersebut bahwa naskah ini merupakan salinan dari pengarang

sebelumnya, yang sayangnya pengarang aslinya tidak disebutkan dalam naskah

tersebut.

Wawacan Bayawak di salin oleh seorang penulis yang bernama Tjajah

yang mengutip karangannya pada hari Rabu, tanggal 23 bulan Rabi’ul akhir tahun

1328 H. Dalam penulisan kolofon ini mungkin kurang jelas karena tidak ada

alasan mengapa naskah ini dikutip kembali, dan juga tidak ada permohonan maaf

atas kesalahan serta kekurangan penulis atau pengutip dalam pembuatan naskah

ini.

508

BAB IV

ANALISIS ISI, TEMA DAN AMANAT

A. Analisis Isi

Cerita di atas menjelaskan tentang legenda jelmaan manusia Biyawak.

Pada awalnya sang Ratu melahirkan seekor Biyawak namun setelah melahirkan

seekor Biyawak, Ratu juga melahirkan seorang Putri yang cantik yang di beri

nama Dewi Rara Wuju, kemudian Dewi Rara Wuju dan kakaknya si Biyawak

cepat tumbuh besar. Dewi Rara Wuju tumbuh dengan cantik sedangkan Biyawak

beda dengan Dewi Rara Wuju tampangnya malah sebaliknya dari Dewi Rara

Wuju.

Kemudian Dewi Rara Wuju meminta izin kepada sang Raja untuk berguru

kepada Syeikh Pandita, dan kedatangan Dewi Rara pun di tunggu oleh Syeikh

Pandita. Sejak kepergian Dewi Rara Wuju Biyawak pun sering menangis karena

sang Raja tidak menyayangi dirinya seperti Raja menyayangi Dewi Rara Wuju,

Biyawak sedih keadaannya tidak di pedulikan oleh sang Raja baik makan ataupun

minum si Biyawak. Akhirnya Biyawak pergi meninggalkan istana karena merasa

sakit hati dengan perlakuan sang bapa ia berlari ke atas gunung dan berucap bahwa

Dewi Rara Wuju harus menjaga dirinya karena sudah tidak ada kakaknya,

Biyawak pun menceburkan dirinya ke hilir sungai.

Saat Dewi Rara sedang belajar mencari ilmu ada yang memberi kabar

kepada Dewi Rara Wuju bahwa sang kakak si Biyawak telah pergi dari kerajaan

akhirnya Putri segera pulang dari menuntut ilmunya kepada Syeikh Pandita. Sang

Putri merasa sangat sedih. Kemudian setelah Dewi Rara Wuju pulang ia meminta

izin kepada sang ayah untuk mencari sang kakak si Biyawak, awalnya Raja tidak

setuju tapi akhirnya Raja mengizinkan Dewi Rara Wuju pergi ke hutan belantara

untuk mencari kakaknya dengan membawa ajimat yaitu ajimat bunga campaka,

campak putih dan cempaka dadu kuning guna dari ajimat itu adalah untuk

509

menjaga sang Dewi dari bahaya. Kemanapun Dewi Rara pergi dia tidak

menemukan kakaknya.

Sementara di lain cerita sang Pandita mempuNyai putra yaitu raden

selamaya, dan sang Pandita menyuruh raden selamaya pergi kepada sang Ratu

maja, raden pun segera berangkat. Lalu di dalam perjalanan raden bertemu dengan

si buta yang sangat besar dan kotor yang menghadang perjalanannya menganggu

si Raden, Dengan berani raden melawan si buta namun sayang raden telah mati di

bunuh oleh si Buta.

Tak lama pertarungan itu terjadi buta kembali lagi ke dalam hutan untuk

menghadang orang yang lewat, beberapa saat kemudian si buta bertemu dengan

sang Dewi, dengan baik hati si buta bertanya dan merayu- rayu sang Putri, hal ini

di sebabkan sang putri yang telah menggunakan cempaka putih, lalu sang Putri

marah namun sang Putri ayu lalu di tangkap oleh Buta lalu dia dibawa kedalam

gua, dan si buta menguncinya. Ketika Sang Putri masuk gua, Nyi Putri ingat

kepada ajiannya yang dikasih oleh gurunya ketika Putri berada di desa, nama

ajiannya adalah jentu lalu. Ajian itu dibaca oleh Putri dengan di iringi dangdang

genis, lalu NyiPutri mengatakan, lihat gua ini gelap sekali! sampai saya berjalan

dengan tergesa-gesa. NyiPutri minta tolong kepada Dewa Agung semoga diberi

terang. Buta mendengar perkataan NyiPutri ternyata gua menjadi terang sampai

Buta merasa kaget lalu Buta beristirahat dan Buta tertidur dengan sangat lelap,

disaat tidur, Buta mendengkur lalu Nyi Putri pergi dan sementara si buta

menunggu di dalam goa. Tak lama kemudian Nyi Putri menemukan sesuatu yang

hilang dan ada cahaya yang memancar, lalu Nyi Putri mendekatinya dan cahaya

itu tidak berubah dan tidak bergerak lalu sang Dewi Uju terkejut melihat cahaya

itu. Kemudian cahaya itu menghilang berkat kesaktian campaka mulia sang putri

yang hilang itu kebingungan seperti bangun dari tidurnya tergesa-gesa sambil

tertawa.

Nyi Putri membawa benda kepercayaannya sambil berkata kang saya

sedang melihat-lihat keris mau tahu bentuknya den putra memberikan keris

kepada Putri, lalu Nyi Putri berkata silahkan kang ini kerisnya cepat berikan

510

kepada Buta mumpung Butanya sedang tidur dan semoga keris ini ampuh, den

putra cepat-cepat pergi dan kerisnya di bawa, kalapaksa tidur dengan nyenyak dan

mendengkurnya sangat keras tidak lama kemudian den putra datang dan raden

selamaya kaget lalu Buta di bangunkan den putra memperhatikan kalapaksa lalu

bangun dan di bunuh oleh raden putra, ketika di tusuk lalu berteriak sampai usus-

ususnya keluar lalu dia mati. Bahagia sekali selamaya lalu Raja datang kepada

Nyi Putri dan datanglah Nyi Putri dia cepat memeriksa, kang bagaimana dengan

keadaan Buta? Masih hidup apa sudah mati den putra menjawab Buta sudah mati

dengan keadaan perutnya sudah sobek.

Tinatur seumpama distrik terletak di daerah yang besar dan bagus,

daerahnya itu di bawah negeri majapahit dan di lember Gebang Tinatur ada

seorang janda miskin dan pekerjaanya yaitu menjaring, karena tidak mempuNyai

pekerjaan lain, setiap pagi dan sore hari dia pekerjaannya menjaring.

Dalam suatu ketika Nyi Miskin menjaring,namun tidak ada ikan yang di

dapat olehnya padahal dia sudah seharian penuh, sampai ke akhir ashar Nyi

Miskin mulai merasa kesal lalu dia menangis sambil pulang dia memainkan air di

pinggir kali sepanjang jalan, lalu ada yang tertangkap, ternyata adalah seekor

Biyawak, Biyawak itu masuk kedalam lambit lalu Nyi Miskin kaget ada yang

bergerak di dalam lambitnya dia sampai ketakutan, lalu dia menjerit sambil nangis

Nyi Miskin berkata “setan pergi kamu kalau kamu masuk kelambit saya nanti

lambit saya hilang, kamu bawa lambit saya itu saya tidak punya”, lagi lalu sang

Biyawak menjawab Bibi tidak usah menangis dan Bibi jangan jauh-jauh dari saya

silahkan ambil lambit ini sama Bibi saya tidak berniat mencuri, Nyi Miskin

berhenti menangis mendengar perkataan sang Biyawak, lalu Nyi Miskin buru-

buru mendekati lambit dan dia merasa sangat ketakutan, lalu Biyawak bercerita

kepada Bibi, Bibi jangan terkejut saya ini punya maskud, barangkali Bibi mau

memberi tahu siapa nama bibi dan Bibi tinggal dimana? Lalu Nyi Miskin

menjawab Bibi berasal dari Gebang Tinatur dan nama Bibi sudah terkenal, Bibi

mempuNyai anak satu, namun dia sudah meninggal.

511

Bibi sangat miskin, pekerjaan Bibi sehari-hari hanya menjaring, dia tidak

ada lagi pekerjaan lain pagi sore Bibi menjangkar hasilnya lalu di jual di dan pakai

untuk membeli pepes, sang Biyawak lalu memanggil Bibi saya minta izin

barangkali Bibi mengizinkan, saya ingin ikut tinggal bersama bibi, mukasiyan

menjawab sambil merangkul dan menangis lalu Biyawak di gendong dan di bawa

pulang, setelah sampai ke rumahnya banyak yang bertanya kepada mukasiyan,

dapat ikan apa Bibi? Di daerah Gebang Tinatur sangat ramai, baik perempuan

maupun laki-laki banyak yang berdatangan ke rumah Nyi randa, semuanya ingin

melihat apa yang di bawa oleh Bibi, randa miskin menjadi untung setelah

membawa sang Biyawak ke rumahnya, sehingga randa miskin mendapatkan beras

dan uang, terlebih dengan makanan, setelah lama kemudian Biyawak izin pamit

kepada Bibi, dia mau pergi berniat untuk menjadi kuli.

Nangkoda kaya akan pergi berlayar ke pulau paris, dan saya ingin ikut

berlayar dan berharap bisa menjadi kuli di sana, randa miskin menjawab sambil

dirinya bersedih randa miskin menjawab sambil cemberut “aduh anak Ibu kamu

tidak perlu berusaha, disini juga Ibu tidak kekurangan dan makanan masih

banyak”. Sang Biyawak lalu pulang, kalau memang tidak izin Ibu saya akan

pulang.

Kemudian Biyawak bercerita bahwa kinangkoda itu hebat,seseorang

berterima kasih karena bantuan nangkoda. Ki nangkoda mempuNyai dua labur

besar yang didapatnya dan ingin membawanya, nangkoda tertawa dan bertanya

buat apa labu kuning, kalu dibawa ribet, dan dia memberikan uang perak logam,

dan berkata : “nak, jangan mau lagi”, dan diganti dengan uang, kemudian Biyawak

menjawab: “bapa saya juga menginginkan uang, tapi uang itu buat apa? Saya

hanya ingin labu saja”. ketika labu itu dibawa, ki nangkoda terheran ada labu

seberat ini lalu datanglah japlun dan tersenyum dan menyuruhnya untuk

membawa labu. Jika japlun bersedia membawanya maka dia akan mendapatkan

bonus, ketika japlun membawa akan membawa labu dan akan mengangkatnya

japlun lupa sesuatu, kemudian japlun pergi kencing dan buang air besar. Sehingga

keringatnya menetes. Karena japlun sangat mengharapkan uang, kinangkoda

512

tertawa dan menyangka bahwa japlun buang air besar. Labu yang tertinggal,

dibawa oleh sepuluh orang kawannya yang terus berhias. Labu ini harus memakai

tali, kemudian diangkat. Ketika labu diangkat oleh sepuluh orang kawannya,

mereka kewalahan, karena mengangkat labu yang sangat berat. Kinangkoda

terheran, dan berpikir kemudian dia pergi dan selalu teringat.

Ketika saya bercerita nangkoda menunduk manis dan bapak tidak

mengira, semoga kamu tidak membenci karena labu itu tidak terbawa. Biyawak

melawan jika tidak dibawa oleh tuan itu, saya tidak akan pergi silahkan tuan kalau

ingin pergi saya pergi terakhir dengan labu ini. Supaya dapat merasakan labu ini

maka tolong bawakan labu ini,kalau begitu bapak tidak pulang dan labu itu di jaga

saja sama agus, Biyawak terus menjawab bagus sekali labu itu saya pulang besok

sama tuan nangkoda, dan Biyawak melangkah tiga kali kemudian Biyawak

memanggil tuan nagkoda dan menyatakan agar cepat-cepat membawa labu karena

labu ini bagus, dua labu ini ringan nangkoda berbicara sambil tertawa tidak

menyangka labu yang tadinya sangat berat dan dibawa sekalipun sama sepuluh

orang tidak terbawa.

Nangkoda berpikir dan memuji Biyawak kuat dan sakti mendapat

sambutan seperti itu bagaikan disambut dan Biyawak bertanya, kenapa

sebelumnya tidak berbicara dengan jelas dan membuat tentunya saya tersiksa dan

nangkoda pun pergi sujud dan menyembah Biyawak, kemudian Biyawak menolak

apa yang diperbuat oleh nangkoda dan mengatakan jangan melakukan hal yang

seperti itu, itu tidak baik saya juga manusia biasa perbuatan seperti itu dosa.

Nangkoda menjawab saya akan pulang dan keluar dari tempat semedinya,

nangkoda pergi dengan menumpangi kapal dan beliau berlayar di lautan untuk

pergi menuju desanya. Setelah sampai, ia bertemu dengan ibunya dan ibunya

mengatakan jangan terus berlayar kata ibu sambil menangis, karena dia

mengkhawatirkan anaknya. Ketika nangkoda keluar menemui ibunya dia kesal

karena tidak dapat bertemu ibunya, mengkhawatirkan nangkoda hidup berlayar

disana mau makan apa? Ibu pergi ke tempat yang berantakan dan berguling diatas

513

pasir kemudian Biyawak mendatanginya dan bertanya, jangan melakukan itu dan

ibu marah, sepertinya Biyawak muda yang baru lahir itu takut.

Ibu jangan terus menangis, berbicaralah ibu ini saya tapi ini tidak

mengakuinya karena raden masih hidup, sakitnya pun hilang dan kembali dari laut

bersama jaka Biyawak kemudian mendengarkan perkataan Nyi miskin, jaka

Biyawak mengatakan ibu berpikirlah dengan matang dan mustahil berbicara

dilaut karena ada singa laut dan dilaut juga ada buaya. nona miskin menjawab dan

mendengar ibu sangat rindu dan ingin bertemu sampai-sampai menangis dan

ibunya mengajak pulang. Labu yang dibawa dan diangkat dan mempercepat

ceritanya dan Biyawak sudah datang kerumahnya dan bercerita tentang yanti yang

juga sakti yang berada digua wijay. Bango berpikir siang dan malam bagaimana

caranya untuk mendapatkan anak yang bagus lalu bango menghilang keluar dari

guha kemudian terbang, dan menunggu yang sedang terbang di langit dan

jagoannya ada disatu negeri dan namanya sanduropuro dan patuh kepada gareho

Ratu dan didalamnya terdapat seorang janda cantik, kebanggaan anak satu satunya

yang bernama raden ayar maya umurnya tujuh tahun dan mempuNyai sifat

percaya diri ketika raden ayarmaya bermain keladang, untuk mencari jangkrik dan

berkumpul dengan temannya untuk bermain bersama.

Ada yang bermain petak umpeut, Mencari jangkrik, membuat bangsing,

mengejar burung puyuh dan lain sebagainya. Bango mengelilingi setiap negara

asal tempat bango tidak diketahui. Anak yang berwajah tampah itu yang berada

diladang itu ada satu kunti ginding yang kerjanya mencari capung, kemudian bapa

berbicara dalam hati ini dia anak yang bagus itu terlihat seperti orang kaya lalu

bapak mendekatinya dan memanggilnya dan mengajaknya pulang barangkali

raden ingin pulang kemudian nak itu dibawa terbang dan menemui ibunya ketika

bertemu dengan ibunya, anak itu berkata tuannya sudah hilang dibawa ke atas

kemudian ibu menangis ibu menyangka tidak akan bertemu lagi dengan ayar

maya. Ayar maya berguling guling dan menjerit jerit wajahnya memelas ingin

dijemput oleh ibunya untuk pergi ke gua.

514

Ibu tidak lagi mengatakan untuk menunggunya bango mengobati ibu yang

menangis kemudian datang Biyawak dan berkata siang malam berpikir, mau

melamar ke Putri maja pahit kemudian Biyawak bertemu dengan nona janda

miskin dengan cepat nona janda miskin menunduk, Biyawak tersenyum manis ibu

saya mempuNyai kabar saya ingin menikah dengan Putri Ratu dari majapahit

beliau dapat berita bahwa di majapahit ada empat Putri yang cantik cantik, dia

berkata ibu saya mau menikah nona janda miskin mengerutkan dahinya,

menjawabnya dengan tak berdaya, kenapa ini tidak terduga kenapa harus ke Putri

Raja apalagi saudara saudaranya rasa ibu tidak cukup mendingan cari yang

sepadan kita orang yang miskin harus menemukan yang miskin lagi dengan cepat

Biyawak pergi dan mengatakan kepada ibunya kalau ibu tidak pergi saya yang

akan pergi ibu langsung menghalanginya melarangnya untuk pergi dan ibu akan

pergi ke rumah Putri itu dan bertemu dengan kanjeng gusti, lalu nona miskin

bergegas pergi berdandan dan cepat pergi tak menyangka dijalan dia bertemu

dengan sang Raja dan sang Raja tersenyum dalam keadaan santai dan dia bertemu

dengan sang Ratu, sang Ratu mengira nona miskin akan meminta minta

kepadanya ternyata apa yang dipikirkan sang Ratu itu salah ternyata nona miskin

itu ingin melamar Putrinya untuk putranya sang Ratu terdiam dan menyesal dan

terdiam dengan perkataan nona miskin.

Ketika ambu miskin datang kerumah sang Ratu untuk melamar Nyi citra

wati kemudian Ratu bertanya dan ia diterima di rumahnya kemudian sang Ratu

memanggil citra wati dan berbicara bahwa ada tamu yang ingin melamar Nyi citra

wati. Dia adalah anak Nyi miskin yaitu Biyawak yang berwujud binatang lalu Nyi

citra wati menjawab saya tidak mau dinikahi oleh Biyawak, lebih baik saya sendiri

daripada mempuNyai suami seperti itu, saya ingin menikah dengan manusia biasa.

Kemudian sang Ratu bertanya pada anak bungsunya apakah Nyai setuju

dinikahkan oleh Biyawak kemudian ia tersenyum. Dia menerima jaka Biyawak

untuk menikahinya, mendengar hal tersebut Nyi citra wati mengejek kandawati

patah yang ingin dinikahi oleh Biyawak, lalu dengan manisnya Nyi patah

515

menjawab, sebenarnya saya juga ingin menikah dengan manusia biasa akan tetapi

kalau tidak ada harus dengan siapa, lalu Nyi citra wati cemberut.

Kemudian ibunya Nyi Putri datang kepada Nyi miskin dan berkata "hai

Nyi miskin jika kamu ingin melamar anak saya, maka Nyi citra wati memberikan

sebuah syarat yaitu meminta sebuah negara yang bagus beserta isi-isinya dan tidak

boleh ada kekurangan, barang-barang,sepasang kereta emas beserta kudanya seisi

dapur dan perabotan rumah tidak boleh ada yang kurang dan terbuat dari emas

yang mengkilap. Pinta Putri. Kalau permintaan saya tidak terpenuhi maka kamu

dan anakmu akan saya bunuh". Mendengar pernyataan Putri seluruh tubuh Nyi

miskin terasa lemas kemudian secepatnya pulang dalam keadaan menangis.

Setelah sampai dirumah lalu Nyi miskin memeluk Biyawak sambil menangis

tersedu-sedu, kemudian Biyawak bertanya "kenapa ibu menangis?, lalu ibunya

menjawab bahwa kamu dan ibu akan dibunuh". Lalu ibunya mengusulkan untuk

pergi dari kampung tersebut daripada ia dan anaknya dibunuh. Kemudian

Biyawak menyuruh ibunya untuk berkata yang sebenarnya kemudian ibunya

menjawab bahwa sang Ratu mengatakan kalau Biyawak kngin menikahi Putri

maka ia harus memenuhi persyaratan yang diminta oleh Nyi Putri, permintaanya

yaitu sebuah negara beserta isi-isinya perabotan yang terbuat dari emas beserta

emas, sepasang kereta emas beserta kudanya. Permintaan tersebut diajukan agar

rencana lamaran tersebut batal. Lalu sang Biyawak menjawab " itu adalah suatu

hal yang sangat mudah ", lalu ibunya menanggapinya dengan perasaan tidak

percaya lalu ia bertanya "darimana kamu bisa mendapatkan emas dan negara

tersebut. Lalu Biyawak menjawab "saya tidak peduli, lebih baik sekarang ibu

cepat berangkat saja kerumah Ratu untuk menerima persyaratan tersebut".

Namun, ibunya merasa takut kalau ia akan dibunuh.lalu Biyawak mengambil

keputusan,jika ibunya tidak mau pergi ke rumah sang Ratu, maka ia sendiri yang

akan pergi ke rumah sang sang Ratu. Dengan sigap ibunya melarangnya, dan ia

menyatakan bahwa ia sendirilah yang akan pergi ke rumah sang Ratu.

Sesampainya di rumah sang Ratu, kemudian sang Ratu majapahit melihat

Nyi miskin, kemudian ia beranjak dari tempat duduknya. Dengan sigap sang Ratu

516

bertanya kepada Nyi miskin" mana permintaan dari sang Putri?", lalu Nyi miskin

menjawab bahwa ia sanggup untuk memenuhi semua permintaan dari Putri citra

wati. Lalu sang Ratu mengatakan kepada Nyai miskin bahwa apabila sekiranya ia

tidak yakin untuk memenuhi semua permintaan sang Putri maka ia akan di beri

hukuman, dan ia juga mengatakan kalau besok pagi semua permintaan Nyi citra

wati harus sudah terpenuhi. Kemudian sang Ratu menyuruh Nyi miskin untuk

segera pulang kerumahnya dan mempersiapkan semua permintaan dari Nyi citra

wati.

Setelah sesampainya dirumah ia mengeluh dan mengatakan "ya tuhan

anakku.. "barang-barang yang diminta Nyi citra wati belum ada sedangkan ia telah

menyatakan untuk bersedia memenuhi semua permintaan Nyi citra wati.

Kemudian ia segera memeluk Biyawak sambil menangis dengan tersedu-sedu,

lalu Biyawak mengatakan kepada ibunya untuk tidak terlalu memikirkan hal

tersebut dan jangan berkecil hati. Kemudian Biyawak menyuruh ibunya untuk

mengambil buah labu yang berada di tempat peNyimpanan beras, kemudian

ibunya mengambil kedua labu tersebut. Lalu ia menyuruh ibunya kembali untuk

mengambil wadah dan kemenyan kemudian Biyawak menyalakan api untuk

sesajen, kemudian labu tersebut dibelah oleh sang Biyawak, ketika dibelah labu

tersebut memancarkan cahaya yang sangat terang, tiba-tiba jadilah sebuah negara

yang ramai dan penuh dengan isi-isinya seperti serdadu prajurit kuda, sapi,

kerbau, domba, kios-kios dan orang-orang yang lalu-lalang sambil bersorak-sorak

kegirangan.

Kemudian labu yang kedua dipukul oleh sang Biyawak, kemudian labu

tersebut memancarkan cahaya sangat terang, kemudian labu tersebut menjadi

sebuah kereta emas, perabot dapur, semuanya mengkilap. Melihat hal tersebut

ibunya merasa kebingungan sambil tersenyum dan memuji kepada anaknya

Biyawak, ia tidak menyangka bahwa anaknya adalah orang yang sakti, padahal

sebelumnya ia akan pergi dari kampung tersebut karena ia takut jikalau semua

permintaan Nyi citra wati tidak akan terpenuhi.

517

Kemudian Biyawak menyuruh ibunya untuk duduk disampingnya,

kemudian ibunya menghampiri Biyawak sambil tersenyum. Lalu Biyawak

mengatakan pada ibunya bahwa sedari dulu Biyawak memang orang yang

sakti,tetapi ibunya tidak mempercayai hal tersebut.

Kemudian Biyawak menunjukkan semua persyaratan dari Nyi citra wati

bahwa semua persyaratan tersebut telah terpenuhi. Mendengar hal tersebut

kemudian sang Ratu memperbolehkan Biyawak untuk melamar Putrinya.

Kemudian sang Ratu mengabarkan sebuah berita kepada seluruh rakyatnya bahwa

esok hari akan diadakan sebuah lamaran dari Nyi miskin, dan semua rakyat diberi

tugas untuk meNyiapkan sejumlah, kemudian semua rakyat bergegas untuk

mengambil tugasnya masing-masing. Ketika lamaran berlangsung halaman

disekitar rumah sangat ramai dihias dengan warna-warna seperti macan, kijang,

dan orang-orangan sawah. selain itu diramaikan dengan suara alat musik kendang

penca.

Dikatakan bahwa Putri roro uju dan raden selamaya, mereka berdua sangat

prihatin kemudian Nyi roro ujuk mengatakan bahwa sudah tiga tahun mereka

berdua berada di hutan, kemudian ia mengajak suaminya untuk datang ke negara

pada saat acara pelamaran dengan cepat Nyi Putri menuju ke negara majapahit,

setelah sampai di negara majapahit Nyi Putri mendengar suara yang bergemuruh,

orang-orang bersorak-sorai kemudian Nyi Putri bertanya kepada orang yang lewat

"ada apa, kenapa terdengar rusuh?" Lalu orang tersebut menjawab bahwa ia akan

pergi ke negara majapahit bahwasannya ia akan melihat lamaran Putri sang Ratu.

Mendengar pernyataan tersebut Putri ujuk sangat gembira kemudian ia

datang ke acara tersebut. Kemudian Putri uju mengajak kepada raden selamaya

untuk cepat-cepat berangkat ke acara tersebut kemudian ia mengatakan "semoga

orang yang kita datangi itu adalah keluarga kita." Kemudian selamaya menjawab

" baik saya akan ikut". Kemudian Nyi Putri uju bergegas berangkat ke tempat

acara lamaran tersebut.

Kemudian yang melamar sudah berkumpul dan suasananya sepertinya

sangat ramai, banyak orang yang berlalu lalang sibuk urusan mereka masing-

518

masing jika dilihat rasanya susah bergerak dan banyak anak kecil yang menangis

karena tersenggol oleh orang tua yang sibuk mengurusi acara pernikahan dan

berlalu lalang tersebut. Yang pertama yang muncul adalah tandu yang berisikan

seorang pengantin wanita tua miskin yang terakhir tak kelihatan siapa yang

didalam tandu begitupun tandu-tandu selanjutnya lalu badawang berjatuhan, lalu

terdengar suatu alat musik mengiringi kedatangan rombongan tandu pengantin

terdengar pula suara gendang Semua suara alat musik terdengar seperti suara alat

musik tanji dan angklung gambang taromangsa suling semuanya di mainkan

secara digabungkan, sang Biyawak berada didalam iringan musik yang menyala

musik tersebut bagaikan emas yang menyala emas ritukmin. Serta pengantin di

iringi payung hiyas di pinggir-pinggir mereka lalu di kawal oleh pengawal

dibelakangnya seperti dikerajaan-kerajaan lalu didepannya tepat ada sebuah

kereta kencana yang di bawa oleh kuda yang kosong seperti emas yang menyala,

namun sayangnya peristiwa naas menimpa sakawedi karena terkena sabetan ekor

kuda lalu sang kadal menyala dan kudapun berisik bersuara tiba-tiba sang Putri

roro memanggil dengan imut nan halus kepada akangnya, akang lihat ini

menunjukan peristiwa tadi kepada si akang, lalu si Putri cepat berangkat sang

Biyawak sudah terlebih dahulu sampai pada saat pergi tadi, akang kita bertemu

lagi ucap sang Putri, sang Putri lalu merangkul begitu pula sang Biyawak

merangkul balik lalu sang Putri memanggil dan berbicara jikalau si akang akan

datang setidaknya beritahu terlebih dahulu walaupun saya meninggal akan cari

kemana-mana sang Biyawak pun menjawab sambil sesegukan dan menangis

akang juga tidak menyangka suatu hari nanti juga akan ketemu, orang yang

berjalan tiba-tiba berhenti dan tercengang dan sang Biyawak pun berada di

tengah-tengah kerumunan orang-orang, dan sang Putri cantikpun tidak tahu

menahu lalu memanggil utusan suaminya, sang Biyawak berkata saya bertemu

dengannya dihutan namanya selamanya bagus lalu sang Biyawak memangil raden

putra bagus tersebut si raden bagus tersebut memberi hormat dengan bersujud

kepada akang lalu akang berkata akang kesini duduk dengan akang, akang ingin

menanyakan pertanyaan kepadamu Mando pun mendekati sang Putri sang

519

Biyawak bertanya kepada mindo hei den selamaya rai akang menerima dengan

senang hati oleh akang akang dikasih air perasan yang berasal dari abu dari lahir

sampai batin jodoh raden yang bagus harus diterima oleh adikmu lalu raden putra

pun menjawab tolong tunjuk saya walaupun saya adalah seorang yang naif tolong

terima saya siang dan malam mau mengikuti untuk menggantikan duram.

Kemudian dipercepat dan menceritakan cerita itu dengan sebuah lagu lalu

sang Biyawak memanggil raden bagus itu dan bertanya apakah kuda tersebut kuda

tunggunganmu bila iya bawa wanita cantik itu dan masukan kedalam tandu tadi

yang berisikan dengan wanita tua miskin itu dan isi berdua dalam tandu berdua

dengan wanita tua miskin itu, lalu sang Putri cantik tadipun menurut dan masuk

kedalam tandu berdua dengan wanita tua miskin tadi lalu ditunggangilah kuda

kepunyaan raden bagus atau raden selamanya sang kuda pun bersuara dan mulai

berjalan tiba-tiba terhenti karena melihat sesuatu yang tampan tiada tara, kuda

sadel terkejut oleh sang biawak lalu sang Biyawak pun masuk kedalam tandu dan

semua orang keluar jalanan tersebut sangat sempit sekali, dijalan orang-orang

terheran karena melihat cahaya yang terang diatas sang Putri yang cantik ternyata

cahaya tadi ialah berasal dari Putri haya yang terpacar dari kecantikannya, lau

sang Putri tersenyum dan menyapa lalu berbincang dengan yang lainnya, tandu

pun datang dan Putri berkata lihat pengantinnya sudah datang dalam kencana yang

indah dan lihatlah juga itu pembelai lelakinya menunggangi kuda dipercepat

langkahnya untuk melamarsudah sampai di negeri dialun-alun sudah datang jaka

Biyawak sedang berjalan dengan memakai pajen berwarna kuning terlihat mirip

seperti kadal dan semua orang tertawa karena menertawai langkah kaki sang

Biyawak karena bersama kadal badis, orang-orangpun saling berbincang

danberbicara lihatlah pengantinnya sudah datang memakai riasan payung yang

berwarna kuning, namun orang-orang terheran dan bertanya-tanya tidak kah

mungkin sang pengantin mirip kadal? Banyak juga yang berpendapat itu bukan

seekor kadal namun badak, danada juga yang berpikiran apakah sang Putri cantik

itu bersama makhluk halus, tiba-tiba ada seorang yang berteriak sang Putri

hanyalah milik saya semua orangpun kaget dan berdiam dengan pendapatnya

520

masing-masing setelah sang jaka atau orang berbicara tadi melewatinya datanglah

kencana lalu sang Putri makasian.

Orang-orang yang melihatnya terkaget-kaget karena tiba-tiba datang

cahaya dari laki-laki maupun perempuannya cahaya tersebut datang dengan

berbagai macam warna, Pandyri yang menunggangi kuda kalap tidak ada

tandingan nya lalu sang kuda berjalan dengan gagahnya semua orang kaget dan

berteriak, mendengar sang menantu sudah datang lalu sang rajapun cepat-cepat

keluar untuk melihatnya lalu sang Biyawakpun mendekat dan melakukan sujud

yaitu tanda penghormatan yang tiada tara, sang ratupun sangat senang karena telah

melahirkan sang raden patih, lalu sang raden sibuk mengurusi tamu-tamu yang

datang pada acara tersebut tak lama setelah mengurusi tamu hidanganpun datang

tanda hormat kepada para tamu pun telah selesai, minum kopi, sesudah

dipersuguhkan hidangan dan mengurusi tamu sang Ratu pun berbicara wahai

raden patih besok kita masih berkumpul masih disini untuk merayakan pesta sang

Putri lalu sang radenpun bersimpah sujud memberikan tanda penghormatan yang

tiada tara dan sang raden patih mengiyahkan omongan sang Ratu, sang sudah

memasuki kedalam istana roro pun tidak tinggal diam ia mengikuti masuk

kedalam istana dan raden patahpun bergabung dengan para mantri sang Biyawak

sudah di luar dan sang Putri sudah diriasi atau didandani seperti adat sasari sang

Biyawak mengikutinya lalu berjalan kepada kaum eueuleungan semua orang

tersenyum untuk melihat keberangkatan sang pengantin. maskawinnya adalah

uang emas dan sebagainya sang penghulupun tersenyumsemuanya

menyaksikansemua nya pun ikut senangpenampilan sang Putri sudah didandani

kecantikannya tiada tara.

Ketika Jaka Biyawak datang, dia melihat Nyi Putri menangis. Kemudian

bertanya, “Kenapa Nyai Putri menangis?”. Kemudian Nyi Putri menjawab “saya

menangis, karena mendengar omongan kaka yang terlalu, menghina saya tanpa

menghiraukan banyak orang”. Biyawak tersenyum manis, “Eulis jangan

menangis, silahkan saja ke sana, silahkan ke wayang”. “silahkan saja Nyai

sekarang berangkat”.

521

Nyi Putri berangkat dan bercampur bersama para istri. Sang Biyawakpun

keluar, lalu ke belakang kembali dan Heboh semua para istri saat melihat sang

Biyawak yang sedang bermain kendang. Kemudian Citrawati berkata, “itu yang

bermain kendang datang, dan tersenyum kepadaku” dan Jaka Panglingpun

menunduk. Sang Dewi patah, dengan wajah masamnya melihat wayang.

Kemudian Dewi Patah bersenggama dengan kadah dan dia memuji sang suami

yang ganteng dan rajin dan suami Nyi bungsu tidak memiliki kehlian lalu Patah

menangis dan pergi keluar Den jaka melihat Gareuha keluar dan Raden Jaka

Pangling turun mendahului Dewi Patah, Bajunya dipakai kembali dan menyerupai

Biyawak kembali.

Tidak lama dari itu Nyi Putri datang sambil menangis dan jaka Biyawak

mendatangi lalu bertanya “kenapa menangis?” Lalu Nyi Putri menjawab “dari

dulu saja kalau menolak” lalu Biyawak datang kembali lalu berkata “yang sabar

harus ikhlas Enung” dan Nyai haris berangkat dari pawayangan lalu berpamitan,

dan keluar dari samping. Jaka Biyawak sudah turun dan bercampur dengan

penabuh gamelan dan kulit Biyawak ditemukan lalu Dewi Patah pura-pura tidur

dan jaka pangling masuk lalu memainkan kendang kembali, terlihat Nyi Putri

tidak ada menonton dengan cepat raden pulang. Dan ketika datang Nyi Putri tidak

memakai baju lalu Raden membangunkan dan Nyi Putri memeluk erat lalu

berkata, kenapa jika menyamar sangat terlalu.

Dewi Citra Wati mendtangi Raden yang sedang bersantai dengan Nyai

Putri lalu sang Raden ditantang berkelahi dan Nyi Putri memarahi Dewi Patah :

“Nurus tunjung sia Anjing ngarebut salaki batur sia Patah teu boga kaera salaki

sia Biyawak ieu mah salaki aing, boro mah panganten anyar ngarebut salaki

batur”. Lalu sang eumban melapor kepada sang Ratu dan memerintahkan seorang

patih untuk datang dan ketika datang terlihat bahwa sang raden sedang ditarik-

tarik oleh dua Putri yang cantik, sang patih mengajak mendatangi sang Rama lalu

Raden Putra Diikat dibawa kepada sang Gusti dan ketika sedang duduk di Sri

Matanti tak lama kemudian Den Patih datang dan Nyi Putri menagis.

522

Sang Ratu datang lalu bertanya “kenapa diikat, apa dosanya?”, si Patah itu

merebut pacar saya dan saya tidak suka kepadanya dan dan Dewi Patah berkata

sambil menangis “abdi teu tarima salaki abdi disebut Biyawak”. Dan selanjutnya

sang Biyawak harus dihukum mati dan barang siapa yang bisa menghidupkan

kembali pasti dia itu jodohnya, dan sang Ratu menangis dengan tersendu sendu

dan diceritakan Nyi Miskin menangis sambil menjerit. Diceritakan kembali Raden

Jaka Pangling itu dibawa ke alun-alun lalu ditembak mati, dan sang Raden

digotong oleh prajurit. Dan sang Ratu mengatakan kepada Nyi Citra Wati bahwa

sanya harus dihidupkan kembali jikalau memang itu suami anda jikalau itu bisa,

dan berdo`a : “nun gusti nyuhunkeun idin Abdi ngubaran ieu ubarna matih

meunag meuli tidukun lepus saderek”. Lalu Rarauju berbisik kepada Nyi Putri

bahwa dia memiliki jimat campaka lalu Nyi Putri menggosokan jimat tersebut

sambil berdo`a, lalu den baksa menari didepan Nyi Putri dan semua warga

menyoraki Citrawati bahwa dia tidak punya malu ingin mengobati dan pada

memarahi lalu kaburlah citrawati dan kaburnya ke Gunung Unggaran lalu bertapa

di Arca Sewu. Lalu den Jaka mendatangi sang Gusti dan para bangsawan

berkumpul dan sang Raja berbicara wahai para pegawai negeri memberitahukan

bahwa den jaka pangling ialah suami Nyi bungsu yang menyamar dan mencari

ilmu, dan jaka pangling mengganti namanya menjadi Perbu Anom AmRajaya dan

den selamaya diangkat menjadi patih.

Den Ermaya adalah anak angkat dari tegal maling yang belajar banyak

ilmu dan tidak memiliki kekurangan lalu den ermaya memohon ijin untuk

menemui ibunya dan sang bapa memberikan warisan yaitu dua panah tiga keris.

Jikalau ada yang mati tiga atau empat pukul saja gong ini lalu yang meninggal itu

akan hidup kembali dan apabila dipukul dua kali maka yang hidup akan menjadi

delapan dan sang panah apabila ditarik maka anak panahnya akan menjadi banyak

dan keluarnya seperti tawon, dan jaka Ermaya menerima gong kecil, panah dan

keris sang Bako berbicara bahwa ujang pantas untuk menjadi patih.

Diceritakan raden perenggi bermimpi bertemu dengan anak dari keRajaan

majapait yaitu Dewi patah, ketika terbangun dari tidurnya kelakuan perenggi aneh

523

dan karakuan, ia heran akan mimpinya. Lalu dia beranjak dari tempat tidurnya

dan dia menyuruh dua patih nya yaitu kaladarsa dan kaladursi, perenggi berbicara

terhadap dua patih tersebut bahwa dia memimpikan Putri Dewi patah dan

perenggi menyuruh dua patih tersebut untuk memberikan surat kepada kerajaan

majapait tidak lain dan tidak bukan bermaksud untuk melamar atau menikahi

Dewi patah.

Tetapi oleh selamaya dua buta itu dihajar dan disuruh kembali ke perenggi

karena menolak lamarannya. Diceritakan lagi negeri guha upas yaitu liman

danawi, liman danawipun bermimpi sama halnya dengan raden parenggi. Seperti

halnya dengan raden perenggi dia pun menyuruh patihnya yaitu patih rim, dia

memerintahkan patih jim dan liman cantaka pergi ke majapait untuk membawa

sang Dewi patah.

Lalu sampai lah patih jim dan temannya dimajapait lalu patih tersebut

masuk kedalam istana dan bertemu dengan den selamaya, lalu den selamaya pun

berkata “ada kedatangan apa kamu kesini, dan untuk apa kamu datang ke

keRajaan ku” patih jim menjawab “ saya dari negera guha upas diutus oleh Raja

saya ingin membawa Dewi patah”.

Den selamaya pun marah tak terkontrol dan den selamaya pun menampar

patih jim. Den selamaya pun berkata “kamu tidak ada sopan-sopan nya ya”

kemudian berkata lagi “ kalau kamu memang benar-benar laki-laki, ayo kita

bertarung.”.

Lalu liman cantaka pun menyenggol patih jim memberikan kode bahwa

tidak usah dilanjutkan kembali. Lalu patih jim pun ditampar dan dibawa ke alun-

alun, patih jim pun merasa kapok dan tak sadarkan diri. Dan mereka pun

menghilang . selamaya pun terheran-heran melihatnya tamunya itu mengilang.

Lalu selamaya pun mendengar ada suara yang memanggil dirinya, dia bingung

kenapa ada suara tapi tidak ada orangnya dan tak disangka patih jim pun sudah

berada diatas. Patih jim pun berkata “hay selamaya jangan hanya melamun dan

diam saja kau, cepat susul aku kesini !” ucap sang patih jim. Selamaya pun

524

menangis karena tidak bisa menyusul patih jim. Dia sangat dipermalukan oleh

patih jim didepan rakyatnya, dia pun menangis.

Lalu datanglah Dewi roro uju, dan dia berkata “kenapa engkau menangis

wahai selamaya?” tanya sang Dewi roro uju. Lalu selamaya pun menjawab “ingat

aku menangis bukan karena aku kalah bertarung, tapi aku menagis karena aku

tidak bisa terbang aku malu oleh musuh yang sakti`” . patih jim pun terus meledek

selamaya. Lalu Dewi roro pun memanggil Dewi selamaya dan menyuruh

selamaya untuk mengambil salah satu campaka. Yaitu yang bernama campaka

dadu. Lalu cempaka tersebut diusapkan ke kaki selamaya, dan selamaya pun bisa

terbang, lalu patih jim pun kaget melihat selamaya bisa terbang dan diapun takut

dan agak risih. Tapi selamaya berkata dia tidak akan bertarung.

Sementara itu parenggi menunggu-nunggu kedatangan dua patihnya, lalu

dua patih tersebut pun datang dan memberi hormat kepada parenggi, lalu parenggi

menanyakan kabar atau hasilnya kepada dua patih tersebut. Tapi alangkah

kecewanya parenggi mendengarkan bahwa lamarannya tersebut ditolak. Lalu dua

patih tersebut memberitahu bahwa Dewi patah sudah mempuNyai seorang suami.

Dan tak diduga parenggi pun marah dan memukul dua patih tersebut. Dan

parenggi pun dendam dan menyuruh dua patihnya untuk berperang.

Keesokan harinya parenggi memerintahkan dua patihnya untuk

mengumpulkan pasukannya dan sesampainya di majapait perlawan dari parenggi

membuat rusuh sehingga masyarakat majapait banyak yang berteriak dan lari

kesana-kesini. Dan majapait pun menancapkan bendera tandanya bahwa perang

akan dimulai, tapi dari kubu parenggi bingung hanya ada terlihat dua orang dari

keRajaan majapait yaitu ermaya dan selamaya.

Dalam cerita ini, tentang perjalanan kala perenggi dalam usaha

menaklukan Ratu majapahit melalui usaha meminang Nyi Putri untuk mencari

sekutu dalam melawan kehebatan penguasa maja, dan juga dalam perjalanan kala

perenggi meminta bantuan kepada sang Pandita yang terkenal sakti dan kelanjutan

dari cerita ini yakni munculah sang Raden Danur Wenda dari pertapaannya di sisi

langit. Setelah mendapat petunjuk dari ayahnya sendiri yakni Pandita Jamus,

525

Raden Danur Wenda yang terkenal sakti dan tiada tandingannya berangkat ke

wilayah Majapahit untuk menantang Ratu maja sendirian dan juga menantang

para prajurit Majapahit untuk tujuannya menjadi bupati, sehingga tejadilah

pertempuran yang sengit antara Danur Wenda dengan para prajurit Majapahit

yang sakti seperti Perabu Anom, Ermaya Patih dan Jaka Tampingan di alun-alun

Majapahit

Selanjutnya kelanjutan dari peperangan yang sengit antara Danur Wenda

dengan para prajurit Majapahit yang paling sakti. Dalam pertempuran tersebut

para kesatria saling bertarung dengan mengeluarkan kesaktian-kesaktianya

masing-masing.

Kemudian pertarungan antara Danur Wenda dengan para prajurit yang

sakti dimenangkan secara telak oleh Danur Wenda. Kemudian pada cerita ini

bertempurlah Danur Wenda dengan sang Ratu Maja yang terkenal juga sakti.

Mereka berdua saling mengeluarkan keahlian-keahliannya yang sakti. Mereka

berdua saling menyerang dan saling bersitegang sehingga sulit memutuskan siapa

yang akan menang.

Kemudian, Diceritakan karena antara Danur Wenda dan Ratu Maja kuat

dua-duanya, Maka pertempuran pun beralih, Danur Wenda melawan Prabu

Anom. Keduanya pun mempuNyai kesaktian yang sama kuat juga dan terjadilah

peristiwa yang menarik dimana diketahui bahwa Danur Wenda adalah sodara

seayah dengan Prabu Anom. Oleh karena itu, Danur Wenda pun sadar dan

meminta maaf kepada Prabu Anom karena telah berbuat seenaknya. Mereka

berdua pun akhirnya berdamai dan sepakat untuk menemui ayah mereka yakni

sang Pandita dan cerita kelanjutan dari Kala Parenggi dalam

usahanyamenghimpun kekuatan dalam melawan Ratu Maja, dia berusaha

meminang sang Ratu Monyet penguasa gua Tiskenda. Dan pada akhirnya Sang

Ratu Monyetpun atas persetujuan Bujang Ganom mereka setuju untuk menerima

pinangan Kala Parenggi dan bekerja sama untuk melawan Majapahit.

Kelanjutan dari perjalanan Kala Parenggi dalam upaya melawan

Majapahit akhirnya berhasil bekerja sama dengan Ratu Monyet dari gua Tiskenda

526

dan pasukan kera menyerang negeri dan mencuri setiap hasil ladang warga.

Perang itu dimulai saat kala perenggi suka menjabat menjadi Raja , pasukan kera

datang sehingga membuat jalanan sempit oleh pasukan kera yang begitu banyak

dan kera tersebut sangat besar , kuat dan perkasa meskipun usianya sudah sangat

tua. Semua perkampungan di serbu oleh pasukan kera dan mereka

menghancurkan seluruh ladang warga. sehingga membuat warga geram dan

mengadukan kejadian ini kepada raden patih. Lalu dengan cepat raden patih

memberitahukan kejadian kepada sang Raja agar di tindak lanjuti.

Prabu muda atau prabu anom menceritakan kejadian tersebut kepada Raja.

Dan prabu anom disuruh untuk mengumpulkan prajurit untuk menyerang pasukan

kera, karena pasukan kera sudah merusak harta benda terutama harta benda

masyarakat kecil. Setelah berbicara dengan Raja prabu anom pamit untuk cepat

pergi dan mengumpulkan para prajurit. Setelah prajurit terkumpul mereka siap

untuk berperang peralatan mereka telah disiapkan mereka telah mengasah

peralatan perang mereka.

Sebelum perang dimulai pasukan kera mengirimkan surat tanda untuk

mengajak perang kepada Raden patih, dan akhirnya perang pun disetujui oleh

Raden patih. Dan mereka mengarahkan semua tentara, prajurit, pengawal dan

pembantu mayor untuk perang dengan pasukan kera, pasukaan kuda pun telah

disiapkan. Semua prajuritpun berdesak-desakan di jalanan yang sempit. Akhirnya

pasukan prajurit terlihat oleh pasukan kera dan mereka berkumpul untuk

berperang, banyak dari kelompok prajurit yang mati pada saat perang itu karena

pasuka kera begitu banyak dan mereka terus menggigit para prajurit sehingga

pasukan prajurit tidak bisa melawan.

Semakin lama perangnya semakin kacau karena pasukan kera begitu kuat

ditembak malah tertawa sedangkan pasukan prajurit tidak bisa melawan ketika

para pasukan kera menggit mereka sampai sobek dan patah. dan raden patihpun

memanah para pasukan kera, sehingga banyak panah diatas kepala mereka

pasukan kera pun lari terbirit- birit.

527

Anak muda mempuNyai seorang guru yang sangat sakti dan terkanal yaitu

Tama Wiradeksa yang berada dilangit dan merupakan ketua dari pasukan

kera.Sisanya dari pasukan kera masih hidup sehingga membuat wiradeksa turun

dari langit dan bertemu dengan prabu anom yang mengaku bahwa prabu anom

adalah anaknya dan menyuruh prabu anom untuk maju perang padahal itu hanya

tipu musliaht dan dia ingin membawa benda prabu anom.

Ketika para pasukan raden patih sudah maju perang,Ermaya terkejut

melihat pasukanya sudah pada mati, maka dia memukulkan bendanya dua kali

sehingga yang mati hidup lagi tetapi prajurit ermaya diambil oleh wiradeksa dan

membuat Ermaya marah dan murka.

Wiradeksa sangat senang karena bendanya di bawa oleh dia, lalu benda

yang dibawa oleh wiradeksa dimasukan kedalam kantong sebagai jimat. Benda

tersebut yaitu panah sedangkan prabu anom menunggu raden patih yang sedang

berperang, ketika sedang menunggu raden patih ada suara. diatas suara itu

mengatakan bahwa perang itu tidak akan tertahan oleh Raden sendiri maka dia di

suruh untuk meminta roro uju untuk maju perang melawan musuhnya yang kuat

yaitu wiradeksa dan roro uju pun bersedia tetapi roro uju tidak mampu melawan

wiradeksa, sehingga Ermaya dan selamaya pun kabur untuk melindungi dari

musuh dan danur weda pun mengeajarnya tetapi dia tidak berhasil mengejar

mereka sehingga danur weda melepaskan panahnya kepada prabu anom.

Kemudian menceritakan tentang seseorang yang menjadi kuda kasewi

yang dulunya adalah seorang manusia yang bernama ari wijaya yang dimana dia

menjadi seekor kuda kasewi dan bercerita kepada raden danur wenda asal

muasal/kronologi dari ari wijaya menjadi kuda kasewi. Ari wijaya dahulu

mempuNyai seorang guru.

Dan gurunya tersebut melarang ari wijaya untuk mendatanginya dan

menaiki sebuah kayi dikarenakan kayi tersebut sangatlah tajam,kayi tersebut

mempuNyai nama yaitu kayi siwalan,larang gurunya tersebut tidak didengar oleh

ari wijaya.dia tetep kekeh menaiki kayi tersebut untuk mengambil buah yang

rasanya sangat manis

528

Dia memakan buah tersebut setelah memakan buah tersebut ari wijaya

turun kebawah dan menyadari bahwa wajahnya sudah berbeda rupa,rupanaya

berganti menjadi rupa seperti kera putih.setelah rupanya berubah menjadi kera

putih, ari wijaya langsung bertapa ingin wajahnya kembali seperti semula gurunya

berkata kepadanya, bahwa yang bisa mengganti wajah dari ari wijaya adalah

seorang satria danur wenda.

Danur wenda tersenyum dan dia memberitahukan bahwa sebenarnya

dialah orang yang kuda kasewi cari selama ini .terus kuda kasewi langsung

merangkul danur wenda dan berkata bahwa kuda kasewi ingin tunduk dan patuh

kepada raden danur wenda dan mengkuti danurwenda kemanapun danur wenda

pergi.

Disamping itu juga disini juga menceritakan tentang seorang yang

bernama wiradegsa yang sedang menjaga dikarenakan anaknya sedang maju di

medan perang.terus wira deugsa tertidur di sebuah mega dan tidak lama kemudian

datanglah seorang gadis muda yang cantik dan imut yang bernamma Nyai

rorowuku yang menghampiri wira deugsa yang sedang tertidur sangat lelap.

Nyi Roro Wuju membangunkan wiradegsa,wiradeugsa terkagum melihat

Nyai Roro Wuju yang sangat cantik kemudian Nyai Roro Wuju bertanya

mengapa wiradegsa tidur diatas mega wira deugsa menjawab bahwa dia sedang

berjaga dan menunggu anaknya yang sedang perang di pebatasan negara NyiRoro

Wuju kaget.

Nyai Roro Wuju pamit pulang akan tetapi ditahan oleh wiradeuga karena

sang wira deugsa menyukai NyiRoro Wuju, Nyi Roro Wuju berkata bahwa

dirinya ingin dinikah mendengar perkataan NyiRoro Wuju wiradegsa tersenyum

dan akan menikah NyiRoro Wuju.dengan perasaan senang wira deugsa merangkul

NyiRoro Wuju tetapi NyiRoro Wuju berbicara ia ingin ditikah terlebih dahulu.

Nyai Roro Wuju bertanya kembali apa yang dimiliki wira deugsa.wira

deugsa menjawab ia memiliki sebuah jimat,kegunaan di jimat tersebut terdapat

bala tentara dan serdadu dari maja pahit.kemudian Nyi Roro Wuju meminta jimat

tersebut,dan wira deusa menolaknya akan tetapi setelah melihat nyo Roro Wuju

529

yang sangat kesal dan marah dan mengancam membatalkan pernikahan mereka.

akhirnya sang wiradeugsa memberikan jimat tersebut kepada Nyi Roro Wuju.

Setelah medapatkan jimat tersebut Nyiroro kembali tersenyum dan

meminta ingin membelai rambut wiradegsa,wira deugsa tersenyum.setelah

beberapa lama kemudian wiradeusapun tertidur.setelah wiraeugsa tertidur Nyai

Roro Wuju mengikat sekujur tubuh wiradegsa dan membawanya ke gunung dan

meleparkannya kebawah.setelah itu NyiRoro Wuju pergi ke negrinya dan

membawa jimat tersebut.setelah sampai Nyi Roro Wuju langsung membuka jimat

tersebut.

Langsung keluar bala prajurit dari maja pahit yang memenuhi alun

alun,dan bersorak sorak karena telah keluar dari jimat tersebut,suara bergemuruh

terdengar oleh sang Ratu muda dan cepat cepat berlari keluar untuk melihat.sang

Ratu muda melihat seorang wanita yang sangat cantik.langsung Nyi Putri di

antarkan oleh prabu anom dan dikawal oleh bala tentara untuk mampir.

Dan berkumpul semua antera untuk membersihkan dan membereskan

semua kursi dan bangku prabu anom rojaya. Danurwenda juga mampir ke semua

istri-istri ada dan sang prabu anom dengan cepat berkata kepada semua orang

orang mau melakukan seseran prabu.dan besoknya danur wenda akan pindah

akan tetapi sebelum pindah diharuskan untuk menikah terlebih dahulu,acaranya

tidak ramai bukan prabu tidak mampu atau susah akan tetapi melakukan tradisi

orang orang terdahulu.singkat cerita Nyiroro Wuju mengembalikan jimat yang ia

dapat, Nyi Roro Wuju kembalikan kepadanya. Raden armaya sangat senang dan

Ratu anom berkata kepada orang orang dan semua antera untuk membubarkan

diri dan pulang kerumah mereka masing masing.

B. Tema

Tema naskah tersebut yaitu mengenai perjalanan kisah seorang manusia

dengan rupa seperti Bayawak yang mempuNyai kekuatan yang luar biasa dibalik

semua kekurangannya tersebut

530

C. Amanat

Amanat yang terkandung dalam naskah ini ialah bahwa kita:

1. Kerukunan dalam persaudaraan sekalipun berbeda.

2. Selalu di butuhkan usaha dalam memenuhi suatu tujuan.

3. Sebagai manusia tidak boleh menghina orang lain yang memiliki kekurangan.

4. Mengajarkan untuk bersyukur dengan apa yang telah Tuhan berikan terhadap

kita.

5. Bersikap optimis walaupun kita mempuNyai kekurangan, jangan merasa

rendah diri.

6. Untuk selalu tetap rendah hati dan tidak boleh sombong walaupun

mempuNyai kekuasaan yang tinggi.

7. Jangan hanya asal menilai seseorang hanya dari fisiknya saja, namun nilailah

dari hatinya.

531

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Naskah yang menceritakan tentang seorang manusia yang merupakan

penjelmaan Bayawak ini merupakan salah satu naskah warisan leluhur yang

menunjukan bahwa kekayaan tradisi naskah di Nusantara masih terpelihara dan

masih tetap memerlukan perhatian besar dalam memeliharanya. Oleh karena itu,

dukungan dari semua pihak baik itu bersifat secara riil atau materil sangat

dibutuhkan sekali, agar warisan–warisan leluhur kita bisa tetap terjaga dengan

sebaik mungkin.

Dalam naskah tentang kisah perjalanan seorang manusia jelmaan

Bayawak ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita di atas menjelaskan tentang

legenda siluman Bayawak. Pada awalnya sang ratu melahirkan seekor Bayawak

namun setelah melahirkan seekor Bayawak ratu juga melahirkan seorang putri

yang cantik di beri nama Dewi Rara Wuju, kemudian Dewi Rara Wuju dan

kakaknya si Bayawak cepat tumbuh besar Dewi Rara Wuju tumbuh dengan cantik

sedangkan Bayawak beda dengan Dewi Rara Wuju tampangnya malah sebaliknya

dari Dewi Rara Wuju.

Kemudian setelah adik kakak tersebut mulai tumbuh dewasa, adik

Bayawak Dewi Rara Wuju pergi untuk mencari ilmu, dan mengembara jauh.

Namun Bayawak tetap diam di rumah. Akibat dari kekurangan Bayawak yang

mempuNyai rupa seperti Bayawak, maka perlakuan sang ayah terhadap Bayawak

tidak sama seperti perlakuan terhadap Dewi Rara Wuju, bahkan Bayawak

mendapatkan perlakuan yang sangat tidak manusiawi dari sang ayah. Akibatnya

Bayawak pun meninggalkan rumah dan mengembara.

Setelah itu Bayawak bertemu dengan seorang janda Miskin, lalu beliau

diangkat menjadi anaknya. Tidak lama Bayawak pergi lagi untuk ikut berlayar

dan pulang kembali ke janda Miskin yaitu ibu angkatnya tersebut. kemudian

setelah itu Bayawak meminta izin untuk melamarkan dia dengan salah satu putri

532

dari kerajaan Majapahit. Namun disana terdapat 4 putri Majapahit, dan salah satu

yang ingin di lamar yaitu Nyi Citra Dewi, namun Citra Dewi menolaknya,

akhirnya ada salah satu saudara Citra Dewi yang mau untuk di lamar oleh

Bayawak tersebut.

Lalu Bayawak akhirnya dapat direstui lamarannya dengan satu syarat

yaitu meminta sebuah negara yang bagus beserta isi-isinya dan tidak boleh ada

kekurangan, barang-barang, sepasang kereta emas beserta kudanya seisi dapur

dan perabotan rumah tidak boleh ada yang kurang dan terbuat dari emas yang

mengkilap. Tetapi jikalau permintaan itu tidak terpenuhi maka Bayawak dan anak

nya kelak akan saya bunuh.

Nyi Miskin menjawab bahwa ia sanggup untuk memenuhi semua

permintaan dari putri Citra wati. Lalu sang ratu mengatakan kepada Nyai Miskin

bahwa apabila sekiranya ia tidak yakin untuk memenuhi semua permintaan sang

putri maka ia akan di beri hukuman, dan ia juga mengatakan kalau besok pagi

semua permintaan Nyi Citra wati harus sudah terpenuhi. Kemudian sang ratu

menyuruh Nyi Miskin untuk segera pulang kerumahnya dan mempersiapkan

semua permintaan dari Nyi Citra wati.

Setelah sesampainya dirumah ia mengeluh dan mengatakan "ya tuhan

anakku....... " barang-barang yang diminta Nyi Citra wati belum ada sedangkan ia

telah menyatakan untuk bersedia memenuhi semua permintaan Nyi Citra wati.

Kemudian Bayawak menyuruh ibunya untuk mengambil buah labu yang berada

di tempat peNyimpanan beras. Ibunya mengambil kedua labu tersebut.

Lalu ia menyuruh ibunya kembali untuk mengambil wadah dan kemenyan

kemudian Bayawak menyalakan api untuk sesajen, Labu tersebut dibelah oleh

sang Bayawak, ketika dibelah labu tersebut memancarkan cahaya yang sangat

terang, tiba-tiba jadilah sebuah negara yang ramai dan penuh dengan isi-isinya

seperti serdadu, prajurit kuda, sapi, kerbau, domba, kios-kios dan orang-orang

yang lalu-lalang sambil bersorak-sorak kegirangan. Kemudian labu yang kedua

dipukul oleh sang Bayawak, labu tersebut memancarkan cahaya sangat terang dan

labu tersebut menjadi sebuah kereta emas, perabot dapur yang semuanya

533

mengkilap. Lalu Bayawak mengatakan pada ibunya bahwa sedari dulu Bayawak

memang orang yang sakti, tetapi ibunya tidak mempercayai hal tersebut.

Pada akhirnya Bayawak berhasil memenuhi semua permintaan tersebut

dan ketika lamaran berlangsung, halaman disekitar rumah sangat ramai dihias

dengan berbagai macam ornamen seperti macan, kijang, dan orang-orangan

sawah yang diramaikan dengan suara alat musik kendang penca.

B. Saran

Terakhir, saran dari bagi para kaum akademisi khususnya dan umumnya

bagi semua halayak. Agar dapat melestarikan kebudayaan agar tidak lekang oleh

jaman seperti halnya dalam pengetahuan naskah-naskah kuno di Nusantara ini.

Karena dalam naskah tersebut terdapat banyak sekali pesan dan amanat yang

sangat berharga, yang bisa menjadi cerminan bagi kita dalam menjalani

kehidupan di dunia ini.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1984. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Bandung: Balai Pustaka

Ekadjati, E Suhardi. 1982. Ceritera Dipati Ukur. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya

Fathurahman, Oman. 2015. Filologi Indonesia Teori dan Metode. Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group

Munawar, Chandra.T. 2011. Kamus Lengkap Bahasa Sunda. Bandung: Nuansa Aulia

Supriadi, Dedi. 2011. Aplikasi Metode Penelitian Filologi Terhadap Pustaka Pesantren.

Bandung: Pustaka Rahmat

Suryanegara, Ahmad Mansyur. 2009. Api Sejarah 1. Bandung: PT. Salamadani Pustaka

Semesta

Suryani, Elis, NS. 2012. Filologi. Bogor: Ghalia Indonesia

GLOSARIUM

Anom : Sebutan bagi orang yang usianya masih terbilang muda

Bangkawarah : Kurang ajar, tidak sopan

Bedil : Alat yang dipakai untuk berkelahi atau berperang berbentuk

Cempaka : Semacam Jimat

Doa : Permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan

Gurit : Mengarang tembang atau puisi yang berirama

Jampana : Seperti usungan berupa kursi atau rumah (Tandu)

Jimat : Barang yang dianggap mempunyai kesaktian dan dapat melindungi

pemiliknya

Jongjon : Bebas dari rasa ketegangan

Kasmaran : Mabuk birahi, jatuh cinta

Kolofon : Catatan penulis, umunya pada akhir naskah atau terbitan, berisi

keterangan mengenai tempat, waktu dan penyalin naskah

Mukjizat : Kejadian (Peristiwa) ajaib yang sukar dijangkau oleh akal manusia

Mujarab : Manjur, Mustajab, Ampuh

Naskah : Karangan yang masih ditulis dengan tangan

Ngibing : Memainkan tari (menggerak-gerakan badan dan sebagainya dengan

berirama dan sering di iringi dengan bunyi-bunyian)

Paraji : Orang yang membantu dalam proses melahirkan

Pupuh : Lagu yang terikat oleh banyaknya suku kata dalam satu bait, jumlah larik,

dan permainan lagu (Bentuk lagu tradisional sunda)

Sagara : Segara (Indonesia) adalah Lautan atau Samudra

Tarekat : Jalan menuju kebenaran (Tasawuf)

Tawakal : Pasrah diri kepada kehendak Allah SWT

LAMPIRAN-LAMPIRAN