Post on 06-Feb-2023
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
POTRET HUTAN DI NTTOLEH:BERTUS SELIManajer Kampanye Hutan Walhi NTT
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi kepulauan terdiri dari 566 pulau besar dan kecil, 42 pulau telah diberi nama sedangkan 524 belum bernama. Jajaran pulau besar adalah P. Flores, P. Sumba dan P. Timor serta gugusan P. Alor.
PROFIL WILAYAH
PROFIL WILAYAH
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
Menurut posisi geografis wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur terletak antara 8 -12 Lintang Selatan dan 118 - 125 Bujur Timur
Luas wilayah daratan 47.394.90 Km2 dan luas perairan 200.000 Km2.
PROFIL WILAYAH
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
• Dari luas daratan tersebut di atas maka, berdasarkan pemaduserasian Pola TGHK antara RTRP sesuai SK. Menteri Kehutanan No. 423/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni Tahun 1999 ditetapkan bahwa luas kawasan hutan Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah 1.808.990 Ha atau 38,20 % dari luas daratan.
KAWASAN HUTAN DI NTT
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
Luas kawasan hutan Nusa Tenggara Timur sesaui SK. Menteri Kehutanan Nomor 423/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 sebesar 1.808.990 Ha dengan perincian sebagai berikut: 1. Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian
Alam Lindung : Cagar Alam : 66.650 Ha Suaka Margasatwa : 18.920 Ha Taman Wisata Alam (darat, perairan) :
159.155 Ha Taman Nasional : 59.060 Ha Hutan Bakau : 40.695 Ha Taman Buru : 5.850 Ha
KAWASAN HUTAN DI NTT
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
2. Hutan Lindung : 731.220 Ha 3. Hutan Produksi Terbatas : 197.250
Ha 4. Hutan Produksi Tetap : 428.360 Ha 5. Hutan Produksi yang dapat
dikonversi : 101.830 HaMenurut fungsi pokok sebagaimana
dituangkan dalam UU No. 41 Tahun 1999 adalah :
Hutan konservasi : 350.330 Ha Hutan lindung : 731.220 Ha Hutan produksi : 727.440 Ha
KONDISI IKLIM DI NTT
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
Nusa Tenggara Timur beriklim semi arid maka sangat berpengaruh terhadap vegetasi yang tumbuh dominan di wilayah ini. Jenis yang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan tempat tumbuh yang ekstrim yang akan mampu tumbuh secara baik.
Jenis flora yang dominan dalam kawasan hutan di Nusa Tenggara Timur,
antara lain
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
hospital), Cuning (Zizyphus javanicus), Were/Bayur (Pterospernum javanicum), Haumeni/Cendana (Santalum album), Halai/Pulai (Alstonis scholaris), Omang/Jemuju (Podocarpus imbricatus), Hureni/Feu/Suren (Toona sureni), Bakohao (Podocarpus arnara), Kadoru/Nyatoh (Palaquim obavatum); pulau Timor adalah Hue (Eucalyptus alba), Besak/Pilang (Acacia leucophloeae), Kleo/Laban (Vitex pubescens), Usapi/Kesambi (Schleichera oleosa), Matani/Kayu Merah (Pterocarpus indicus), Kolaka/Besi (Perinarium corimbosum), Ampupu (Eucalyptus urophylla),
fl0r a
FLORA DI KAWASAN HUTAN DI NTT
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
Amaru/Kiu/Asam (Tamarindus indicus), Anjangi (Kleinhovia Ajaob/Kasuari/Cemara (Casuarina junghuhniana), Kolo (Erithrena littosperma), Kelumpang (Sterculia foetida), Mbuhung (Schoutenis ovata), Munting/Bungur (Langerstonia speciosa), Kawak/Jabon (Anthocepalus cadamba), Kodal/Eboni (Diospiros maritima), Nera/Mindi (Melia acederachta), Worak/Kasai (Pometia tomentosa), Nunuh/Beringin (Ficus benjamina), Lontar (Borasus flabilifer); Jenis bakau seperti Rhizophora mucronata, Rhizophora appiculata, Ceriops tagal, Xylocarpus granatum, Baringtonia speciosa, Avicenia amarin, Bruguera gimnorhyza.
flora
FAUNA DI HUTAN DI NTT
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
Jenis fauna yang terdapat dalam kawasan hutan di Provinsi Nusa Tenggara Timur antara lain:
Biawak Komodo (Varanus komodoensis), Biawak Timor (Varanus timorensis), Kakak Tua jambul Kuning (Cacatua suplhurea), Rusa Timor, Kera, Elang Laut, Penyu Belimbing (Dermocelis spp), Buaya Darat (Crocodile prosus), Babi Hutan, Kus-kus, Raja Udang, Nuri, Pelikan, Merpati Hutan, Rangkong, Plungor, Beo, Bayan Sumba, dls. (Sumber : Rencana Umum Pembangunan Kehutanan, Tahun 1987) .
FAUNA
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
POTRET PERMASALAHAN HUTAN DI
NTT
IDENTIFIKASI MASALAH
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
Mencermati kondisi yang ada saat ini dan kondisi yang menjadi harapan pada waktu yang akan datang, maka dapat teridenfifikasi beberapa masalah mendasar yang merupakan penghambat pelaksanaan tugas pembangunan bidang kehutanan.Karena - Daerah kawasan hutan di Nusa Tenggara Timur semakin berkurang setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena adanya peralihan fungsi hutan baik untuk pemukiman maupun sejumlah kepentingan lainnya kondisi ini harus segera diantisipasi.
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
Berdasarkan peta kawasan luas kawasan hutan 38 persen dari luas NTT. Tapi kenyataan tidak seperti itu lagi, bahkan sudah dibawa 30 persen sebagaimana diamanatkan Undang-undang. permasalahan yang menghambat pelaksanaan tugas pembangunan kehutanan, dapat di kelompokkan menjadi: 1. Pengelolaan aneka fungsi dan manfaat
hutan 2. Regulasi hasil-hasil pembangunan
kehutanan 3. Sumber Daya Manusia 4. Penegakan Hukum
IDENTIFIKASI SWOT KEHUTANAN
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
1.Kekuatan 1) Eksistensi Dinas Kehutanan Provinsi NTT2) Jumlah Sumber Daya Manusia aparatur
Dinas Kehutanan Provinsi NTT 3) Kawasan hutan seluas 1.808.990 Ha. 4) Potensi kawasan hutan dan jasa
lingkungan5) Hasil pembangunan kehutanan selama ini6) Peraturan Perundang-undangan.7) Biaya operasional Dinas Kehutanan
Provinsi NTT dan dana pembangunan yang tersedia dari pemerintah daerah mapun pemerintah pusat.
IDENTIFIKASI SWOT KEHUTANAN
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
2. Kelemahan a)SDM berkualias sangat terbatas b)Belum tersedia data lahan kritis dan potensi
hasil hutan secara akurat.c)Tata batas hutan belum selesai. d)Pelaksanaan pembangunan kehutanan belum didukung
dengane)perencanaan yang akurat f)Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
pelaksanaang)pembangunan kehutanan masih rendah.h)Lemahnya penegakan hukum. i)Peningkatan kualitas SDM dan kaderisasi berjalan
lambat j)Sarana-prasana pendukung kerja terbatas k)Koordinasi, integrasi dan sikronisasi dengan
instansi terkait dan stakeholders belum berjalan baik.
IDENTIFIKASI SWOT KEHUTANAN
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
3. Peluang a) Potensi hasil hutan non kayu cukup tinggi b) Kebutuhan hasil hutan kayu dan bukan kayu cukup tinggi c) Komitmen yang kuat dari pemerintah dalam pembangunan
kehutanan d) Terbukanya peluang investasi untuk hasil-hasil hutan. e) Tersedianya volume tenaga kerja yang cukup banyak f) Ketergantungan masyarakat desa sektar dan dalam kawasan
hutan terhadap hutan cukup tinggi g) Tersedia UPT-UPT Departemen Kehutanan di Provinsi NTT
untuk mendukung pembangunan kehutanan. h) Tersedia stakeholders yang turut serta mendukung
pembangunan kehutanan i) Ketahanan sosial budaya dan toleransi umat beragama. j) Adanya pengaruh globalisasi.
IDENTIFIKASI SWOT KEHUTANAN
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
3. Ancaman Keadaan iklim dengan musim hujan selama 3 bulan,
yaitu Desember s/d Pebruari dan musim kemarau 9 bulan, yaitu Maret s/d Nopember.
Potensi hasil hutan berupa kayu sangat rendah Lahan kritis sangat luas baik di dalam KH maupun di
luar KH Adanya ketidak-seimbangan antara permintaan dan
penyediaan bahan baku kayu dan non kayu. Jumlah penduduk miskin disekitar kawasan hutan dan
didalam cukup besar. Adanya perambahan dan pencurian hutan. Sering terjadi kebakaran hutan oleh karena budaya
tebas bakar. Budaya masyarakat untuk beternak dengan cara dilepas Masih lemahnya penegakan hukum. Adanya claim oleh masyarakat terhadap KH Tumpang tindih antara wilayah administrasi desa dan
kawasan hutan Kualitas sumber daya masyarakat masih rendah. Aksesibilitas ke kawasan hutan umumnya masih
terbatas.
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
Pembangunan Kehutanan diharapkan untuk mampu mewujudkan manajemen pengelolaan hutan secara lestari untuk dapat memfungsikan hutan sebagaimana adanya sehingga mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat tercermin melalui kondisi ekologi, sosial, ekonomi dan kelembagaan.
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
Dengan memperhatikan kondisi sumber daya hutan saat ini, maka kondisi umum yang diharapkan, adalah : 1. Sumber daya hutan dikelola secara
terarah dan terencana berdasarkan potensi tersedia dan selalu beroriensi peningkatan daya dukung kawasan hutan dalam mendukung kehidupan manusia.
2. Hutan sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui pengelolaan pemanfaatannya harus diarahkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat terutama masyarakat sekitar hutan tanpa mengurangi fungsinya.
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Tanah untuk Petani, Laut untuk Nelayan.
Air, Pangan dan Energi untuk Semua
Utamakan Keselamatan Rakyat
Hukum sebagai perangkat pemberi rasa keadilan perlu diterapkan secara konsisten dalam pelaksanaan tugas-tugas pembangunan bidang kehutanan.
Pelaksanaan pembangunan kehutanan harus dilandasi oleh pemikiran bahwa hutan bukan hanya untuk kepentingan saat ini tapi untuk diwariskan secara berkelanjutan bagi generasi yang akan datang.
Dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya yang terkait dengan bidang kehutanan perlu dilaksanakan secara profesional sesuai kemajuan IPTEK dan didukung dengan pengembangan sarana dan prasarana pendukung kerja yang memadai.