Post on 19-Feb-2023
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Pelayanan Perpustakaan
Sehubungan dengan sistem peminjaman perpustakaan,
kita perlu mengetahui tentang sistem pelayanan
perpustakaan. Ada dua sistem pelayanan perpustakaan,
yaitu sistem layanan terbuka dan sistem layanan
tertutup. Dua sistem ini ada hubungannya dengan cara
bagaimana perpustakaan memberikan kesempatan kepada
pembacanya untuk mendekati buku dan dalam meminta
informasi.
1. Sistem Pelayanan Tertutup
Pada koleksi ini buku tertutup bagi pembaca,
dalam arti mereka tidak boleh langsung mengambil buku
di rak perpustakaan. Perpustakaan akan mengambilkan
buku untuk mereka. Pembaca mengisi sebuah formulir
untuk menuliskn judul buku, pengarang, dan nomor
panggil buku yang akan dipinjam.
Perpustakaan yang memilih sistem layanan
tertutup, pustakawan juga bertugas penyusuna buku di
rak, hanya saja pada sistem pelayanan ini yang
mengambil dan mengembalikan buku adalah pustakawan.
Maka dari itu pustakawan dituntut memahami koleksi dan
perpustakaan harus mempunyai pustakawan yang cukup agar
para pemakai tidak menunggu terlalu lama untuk
memperoleh pustaka yang diinginkan.
Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh
dengan sistem pelayanan tertutup, antara lain adalah
buku tetap tersusun rapi di rak, karena tidak banyak
tangan yang menjamahnya, tidak banyak buku yang hilang
sebab hanya petugas yang boleh menuju rak. Namun ada
juga kelemahannya, antara lain yaitu pemakai menuggu
terlalu lama bahan pustaka yang diinginkan, karena
jumlah pustakawan terlalu sedikit dalam melayani
pemakai.
2. Sistem Pelayanan Terbuka
Sistem pelayanan terbuka diibaratkan sistem
prasmanan dari sebuah pesta makan. Pembaca
dipersilahkan masuk ke ruang koleksi perpustakaan dan
memilih bahan pustaka yang mereka minati. Dengan sistem
ini pembaca memperoleh kesempatan untuk sekedar
membaca-baca di rak dan bisa mengetahui berbagai
altenatif yang bisa diambil dalam mendukung
penelitiannya.
Perpustakaan yang memilih sistem pelayanan ini
sebagai konsekuensinya para pustakawan harus menjaga
agar susunan koleksi tetap sistematis, yaitu dengan
cara tidak memperkenankan pengguna perpustakaan
memasukkan sendiri koleksi yang telah dibacanya ke
dalam rak. Keadaan tersebut memerlukan tenaga penyusun
koleksi pustaka yang secara konsisten memasukkan
kembali koleksi yang telah dibaca pengguna ke rak
penyimpanan sebelum jam tutup perpustakaan. Dengan
demikian hari berikutnya pengguna dapat langsung
menggunakan kembali koleksi pustaka tersebut karena
teah tersusun kembali seperti semula.
Untuk dapat melaksanakan dengan baik pada kedua
sistem pelayanan ini, diperlukan beberapa persyaratan,
antara lain:
1. Koleksi harus disusun secara sistematis
a. Koleksi buku/brosur dan leaflet disusun menurut
urutan nomor panggilannya
b. Koleksi majalah menurut bidang subjek luas, yang
di dalamnya disusun menurut abjad judul majalah
c. Koleksi rujukan menurut jenis publikasinya, yang
berbentuk buku disusun menurut nomor panggil dan yang
berupa majalah disusun menurut abjad judul, namun
disimpan di dalam ruang koleksi rujukan. Ruang koleksi
rujukan harus dekat dengan ruang baca perpustakaan,
agar pengguna dapat menggunakan bahan rujukan sewaktu
ia memerlukan.
2. Alat temu kembali koleksi pustaka harus lengkap
a. Katalog buku/brosur/leaflet. Katalog harus
lengkap artinya baik katalog kartu ataupun katalog
elektronik, harus dapat ditelusur dari berbagai titik
telusur, yaitu dari nama pengarang, judul, lembaga
penerbit maupun subjek.
b. Katalog majalah, katalog ini penting untuk
menunjukkan judul-judul majalah yang dimilki
perpustakaan. Selain informasi mengenal judul juga
diperlukan juga data tentang volume, nomor, dan tahun
penerbitnya agar pengguna dapat memastikan apaka ia
akan menggunakan koleksi majalah perpustakaan tersebut
atau harus mencari di perpustakaan lain yang memiliki
volume/nomor tertentu.
c. Indeks artikel majalah dan monograf analitik.
Indeks tersebut biasanya memuat judul-judul artikel
yang dikuti dari majalah dan buku/monograf semacam
prosiding, risalah dan lain-lain yang isinya terdiri
atas artikel/karya tulis. Indeks majalah/monograf
analitik ada juga yang dilengkapi dengan abstrak,
anotasi atau ringkasan karya tukis.
d. Bibliogarfi, fungsinya seperti katalog atau
indeks, ada bibliogarfi yang disusun menurut suatu
cakupan subjek tertentu, ada pula yang memuat subjek
terbitan suatu negara. Bibliografi yang memuat judul-
judul terbitan suatu negara biasanya diterbitkan oleh
perpustakaan nasional, contohnya Bibliografi Nasional,
sedangkan suatu bibliografi yang disusun menurut
cakupan subjek disebut bibliografi khusus, contohnya
bibliografi Caba Keriting, Bibliografi Ayam Hutan, dll.
B. Sistem-Sistem Peminjaman Perpustakaan
1. Sistem Peminjaman Kuno
Yang dimaksud sistem peminjaman kuno ialah cara
peminjaman yang dipergunakan sebelum adanya sistem baru
yang lebiah baik. Pada mulanya buku diciptakan sebagi
alat untuk melestarikan inforamasi kemudian mulailah
buku dipinjamkan. Pencatatn peminjaman buku yang paling
awal yang dilakukan oleh perpustakaan umum ialah dengan
cara mencatat nama pegarang, udul buku, dan nama
peminjaman pada buku pencatatan peminjaman. Pencatatan
buku-buku yang dipinjam dan nama peminjam ditulis dari
hari ke hari dalam sebuah buku catatan.
Sistem ini dikembangkan menjadi sistem ledger. Ini
masih juga mempergunakan buku catatan, tetapi buku
catatan tersebut diberi nomor halaman. Setiap nomor
halaman diperuntukkan satu peminjam. Di sanalah buku-
buku yang dipinjamkan ditulis. Ini agak memberikan
kemudahan, terutama pada waktu pengembalian buku.
Waupun demikian, sistem ini masih kurang efektif, namun
masih dipakai sampai tahun 1860.
Perkembangan selanjutnya ialah sistem dummy.
Buku-buku yang dipinjam digantikan oleh dummy yang
memberikan catatan nomor peminjam dan bilamana buku
harus dikembalikan. Sistem ini dianggap kurang praktis,
dan digantikan sistem slip. Setiap buku yang akan
dipinjam, dituliskan dulu nomor buku, nama pengarang,
judul buku, nama peminjam, alamat dan nomor anggota
peminjam, dan batas tanggal kembali. Slip ini kemudian
dikembangkan menjadi kartu buku yang dimasukkan ke
dalam kantong buku. Setiap kali ada peminjaman tinggal
menuliskan nama peminjam dan tanggal kembalinya.
2. Sistem Peminjaman Brownw (Browne Charging System)
Sistem Peminjaman Browne ditemukan oleh Nina E.
Browne, pustakawan Library Bureau di Boston,
Massachussette, awal abad ke-20. Sistem peminjaman ini
digunakan oleh banyak perpustakaan di Inggris. Dalam
sistem pelayanan hastawi (manual) sistem ini memiliki
kecepatan yang tinggi dibandingkan sistem hastawi yang
lain.
Sistem Peminjaman Browne terdesak oleh datangnya
sistem peminjaman berkomputer, seperti VTLS (Virginia
Tech Library System) dari USA, SISPUKOM (Sistem
Perpustakaan Berkomputer) dari Malaysia.
Alat-alat yang dipergunakan pada sistem ini:
a. Label tanggal kembali, ditempelkan pada tiap-
tiap buku
b. Kantong buku, untuk menempatkan kartu buku,
ditempelkan pada bagian belakang buku
c. Kartu buku, dimasukkan dalam kantong buku
d. Tiket untuk peminjaman
e. Kotak tempat menyimpan tiket peminjaman
f. Petunjuk hari
g. Formulir keanggotaan
Proses / cara peminjaman mereka yang akan menjadi
anggota perpustakaan harus mengisi formulir
keanggotaan. Formulir ini mencatat nama pembaca dan
alamat rumah, sehingga kalau pembaca lalai
mengembalikan buku bias ditegur. Yang perlu
diperhatikan dalam proses ini ialah apakah kartu buku
tersebut benar dari buku yang dipinjam, dan tidak lupa
membubuhkan stempelbatas tanggal kembali pada buku.
Keuntungan dari system browne ialah sebagai berikut :
1. Sederhana,
2. Ekonomis,
3. Dapat melokasi buku apa saja yang dipinjam setiap
saat,
4. Dapat melokasi dan menirim surat peringatan
kepada peminjam yang melewati batas waktu pinjam,
5. Memudahkan pemesanan buku oleh peminjam yang
lain.
6. Jumlah buku yang dipinjam oleh masing-masing
pembaca mudah dikontrol,
7. Tak ada penundaan pengembalian buku ke rak begitu
setelah buku dikembalikan oleh peminjam,
8. Pemilikan tiket oleh pembaca membuktikan bahwa
pembaca sudah tidak memiliki peminjaman lagi.
Kerugian system peminjaman browne adalah sebagia
berikut :
a. Sebagai peminjaman manual cukup memakan waktu
jika dibandingkan system peminjaman berkomputer,
b. Mudah terjadi kesalahan dalam peminjaman dan
pengembalian, terutama kalau petugas perpustakaan tidak
tertib dan tidak teliti.
3. Sistem Peminjaman Newark (Newark Charging System)
Sistem Peminjaman Newark mulai dipakai pada tahun
1900 oleh Perpustakaan Umum Newark New Jersey, semasa
dipimpin oleh John Cotton Dana. Sistem Peminjaman
Newark memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan.
Keuntungan sistem ini adalah:
a. Masing-masing peminjam bisa mengetahi buku macam apa
yang sering dipinjamnya,
b. Setiap saat bisa diketahui buku ada di mana, siapa
yang meminjam, dan bilamana harus dikembalikan,
c. Jika ada perbedaan waktu peminjaman, bisa dicatat
dengan mudah,
d. Buku-buku yang dipesan bisa diketahui di mana adanya,
e. Petugas nonprofesional bisa mengerjakan pekerjaan ini
dengan baik,
f. Dalam sebuah perpustakaan besar dengan banyak
cabangnya, kartu peminjaman bisa, dipergunakan di
cabang mana saja, dan
g. Penyiangan bisa dikerjakan dengan baik.
Sedang kekurangan Sistem Peminjaman Newark adalah:
1. Pekerjaan rutin lambat, memakan banyak waktu dan
membosankan,
2. Sangat mudah terjadi kesalahan dalam mencatat nomor
panggil buku ke dalam kartu anggota,
3. Pada jam-jam sibuk, meja peminjaman bisa
berantakan, karena begitu banyak transaksi yang harus
diselesaikan,
4. Memerlukan dua jajaran pendaftaran. Satu, jajaran
nama anggota perpustakaan yang disusun menurut abjad,
lengkap dengan alamat mereka masing-masing. Kedua,
jajaran nomor pendaftaran,
5. Tiap buku memerlukan tiga kartu yang menuntut waktu
dalam mengerjakannya, yaitu kartu buku, kantong kartu
buku, dan batas waktu peminjaman, dan
6. Lembaran batas waktu tanggal kembali ditempelkan di
bagian belakang buku yang membuat buku menjadi
kelihatan kotor.
Pada awalnya pemakain system peminjaman Newark
sangat memakan waktu. Kemudian diadakan berbagai
perbaikan dan modifikasi seperti system peminjaman
Detroit.
4. Sistem Peminjaman Sendiri Detroit (Newark
Charging System)
Sistem Peminjaman Sendiri Detroit ditemukan tahun
1929 oleh Ralph A. Ulveling, Pustakawan Perpustakaan
Umum Detroit, Amerika Serikat. Sistem peminjaman ini
menjadi sangat terkenal pada zamannya, sebagai sebuah
sistem peminjaman yang bagus, efektif, dan disukai oleh
peminjam perpustakaan sendiri. Cara peminjaman ini
berdasarkan kepada kerja sama yang baik antara pembaca
dan petugas perpustakaan. Sistem ini hampir sama dengan
sistem Peminjaman Browne.
Berbagai jenis alat diperlukan untuk
penyelenggaraan Sistem Peminjaman Sendiri Detroit.
Alat-alat itu adalah jajaran pendaftaran anggota, kartu
jati diri peminjam, kartu buku, kartu tanggal kembali,
kantong kartu buku, stempel dan bantalannya, kotak
tempat menjajarkan kartu buku, slip denda, kertas
statistik sirkulasi, kartu pos pemberitahuan, dan
pensil.
Sistem Peminjaman Sendiri Detroit mengenal
beberapa proses, yaitu peminjaman, pengembalian buku,
perpanjangan waktu peminjaman, lewat waktu peminjaman,
pemesan peminjaman buku, dan statistik sirkulasi.
Sistem inipun mempunyai keuntungan dan kekurangannya.
Melalui berbagai kemajuan teknologi diperoleh berbagai
sistem peminjaman yang bisa disebut sebagai sistem yang
modern. Misalnya sistem peminjaman dengan kartu
berlubang, sistem peminjaman dengan fotografi, sistem
peminjaman dengan alat elektronik, dan sistem
peminjaman dengan komputer.
Keuntungan system peminjaman sendiri Detroit
ialah sebagai berikut :
a. Waktu bisa dihemat sebanyak-banyaknya baik bagi
petugas maupun peminjam,
b. Karena pengisian nomor keanggotaan pada kartu buku
dikerjakan oleh pembaca sendiri adan dicocokan oleh
petugas peminjaman,
c. Kartu identifikasi peminjam tidak diperlukan lagi
pada waktu pengembalian buku,
d. Buku tampak lebih necis dan rapi dibandingkan system
Newark, sebab slip batas waktu peminjaman diganti
dengan bentuk lain yang lebih rapi,
e. Perdebatan antara petugas bahwa buku telah dipinjam
atau tidak bias dihindari,
f. Masa peminjaman yang berada dari setiap buku jelas
bias dilihat dari jenis kartu batas tanggal kembal yang
berwarna-warni,
g. Setiap saat bias diketahui buku berada di mana,
h. Semua salinan dari buku yang dipesan bias dicari
tempatnya setiap saat,
i. Catatan yang terdapat pada kartu buku memberikan
informasi bahwa buku tersebut sering dipinjam,
j. Peminjam bias mempergunakan kartu peminjamnya
pada perpustakaan cabang yang lain.
Sedangkan kekurangan system peminjaman sendiri
Detroit adalah sebagai berikut :
a. Mencari buku untuk pemesan memerlukan waktu
lama,
b. Peminjam ikut dalam proses peminjaman,
c. Kesalahan bias saja dibuat oleh peminjam dalam
menuliskan nomor keanggotaannya pada kartu
buku,
d. Beberapa pekerjaan rutin system ini banyak
memakan waktu,
e. Memerlukan dua jajaran pendaftaran,
f. Pada jam-jam sibuk meja peminjaman menjadi tak
teratur karena banyak buku belum diambil slipnya,
g. Kartu buku, kantong kartu buku, dan kartu yang
menunjukkan tanggal kembali sangat dperlukan untuk
disiapkan.
Sistem Peminjaman Islington merupakan variasi dan
penyempurnaan Sistem Peminjaman Browne. Sistem Browne
hanya terbatas pada tiket yang diberikan, sementara
pada sistem Islington dapat dibuatkan duplikasi tiket,
sehingga bisa meminjam buku sebanyak-banyaknya. Sistem
peminjaman dengan komputer sebenarnya sudah agak lama
dipergunakan di perpustakaan. Makin hari sistem
peminjaman jenis ini semakin bertambah bagus dan hebat.
Sistem peminjaman modern yang cukup dikenal
adalah Sistem Peminjaman Plessey Pen. Sistem ini
mengenal sejumlah proses, seperti mendaftar peminjaman,
cara pengembalian, perpanjangan peminjaman, lewat batas
waktu pinjam, dan pesan peminjaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori2.1.1 Pengertian Perpustakaan
2.1.1.1 Pengertian Perpustakaan
Secara etimologis istilah perpustakaan berasal dari kata dasar
“pustaka” yang berarti buku, kitab Dalam bahasa asing dikenal
dengan istilah library (Inggris), liber atau libri (Latin),
bebliotheek (Belanda), bebliothek (Jerman), bibilotheque
(Perancis), biblioteca (Spanyol) dan biblia (Yunani). Istilah
Pustaka ini kemudian ditambah awalan “per” dan akhiran “an”
menjadi perpustakaan.
Perpustakaan mengandung arti (a) tempat, gedung yang disediakan
untuk pemeliharaan dan penggunaan dan sebagainya, (b) koleksi
buku, majalah dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk
dibaca, dipelajari dan dibicarakan.
Dari kata dasar itu kemudian menimbulkan istilah turunan lain
seperti: bahan pustaka, pustakawan, kepustakaan, dan ilmu
pengetahuan Ada beberapa definisi perpustakaan, di antaranya
adalah Perpustakaan adalah kumpulan bahan informasi yang terdiri
dari bahan buku materialis dan bahan non buku materialis yang
disusun dengan sistem tertentu dipersiapkan untuk diambil
manfaatnya/pengertiannya, tidak untuk dimiliki sebagian maupun
keseluruhannya. Sedangkan masjid/musholla adalah tempat ibadah
bagi orang Islam. Dengan demikian yang dimaksud perpustakaan
berbasis tempat ibadah yaitu perpustakaan yang berada di
lingkungan masjid/musholla, dikelola oleh suatu badan di bawah
pengawasan masjid/musholla dan merupakan salah satu sarana dan
upaya untuk meningkatkan pengetahuan serta kegemaran membaca.
2.1.1.2 Jenis-Jenis PerpustakaanPada umumnya jenis perpustakaan yang berkembang di Indonesia
kurang lebih sama dengan yang berkembang di Negara lain, yang
berbeda mungkin adalah perkembangannya. Hal ini dikarenakan
perkembangan perpustakaan sangat tergantung kepada masyarakat
setempat dan penyelenggaranya. Karena ada bermacam-macam golongan
manusia yang memanfaatkan perpustakaan dan perpustakaan dapat
diarahkan untuk bermacam-macam tujuan atau kebutuhan, maka ada
beberapa jenis perpustakaan . Sulistyo-Basuki mengklasifikasikan
perpustakaan menjadi 2, yaitu:
a. Menurut fungsinya, perpustakaan dibagi menjadi perpustakaan
khusus dan perpustakaan umum.
b. Menurut jenisnya menghasilkan kelompok perpustakaan khusus,
perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan
tinggi, perpustakaan nasional, dan perpustakaan pribadi.
Secara lebih lanjut, perpustakaan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Berdasarkan jenis koleksinya
1. Perpustakaan umum, yaitu perpustakaan yang koleksinya
terdiri dari berbagai bidang ilmu pengetahuan (bersifat umum)
2. Perpustakaan khusus, yaitu perpustakaan yang koleksinya
hanya khusus mengenai bidang ilmu pengetahuan tertentu, misalnya
perpustakaan kedokteran, perpustakaan ilmu dan tekhnologi,
perpustakaan musik, perpustakaan hukum, perpustakaan theologi,
perpustakaan teknik mengarang dan sebagainya.
3. Perpustakaan Digital
Sebenarnya perpustakaan digital bukan merupakan salah satu jenis
perpustakaan tersendiri, akan tetapi merupakan pengembangan dalam
sistem layanan perpustakaan. Misalnya pada perpustakaan khusus
atau perpustakaan perguruan tinggi.
Di dalam sistem tersebut tidak tampak secara fisik sumber
informasi atau koleksi bahan pustaka, karena informasi tersebut
sudah diubah bentuknya menjadi digital. Para pemakai perpustakaan
dapat mengaksesnya melalui suatu peralatan tertentu. Oleh karena
itu perpustakaan digital ada yang menyebut sebagai suatu
perpustakaan maya (virtual library). Cara akses informasi seperti
itu sudah banyak digunakan, karena sangat praktis dan efektif,
namun belum secara luas dapat dipakai oleh semua orang. Sebab
memerlukan teknologi tinggi dan relative mahal, sehingga belum
semua perpustakaan mampu menyediakan fasilitas tersebut.
b. Berdasarkan pemakainya
Berdasarkan pemakai atau pengguna jasa layanannya, perpustakaan
dapat dibedakan menjadi:
1) Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang dikelola oleh
sekolah dan berfungsi untuk sarana kegiatan belajar mengajar,
penelitian sederhana, menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu
pengetahuan, sekaligus rekreasi yang sehat disela-sela kegiatan
belajar. Pengguna perpustakaan ini terbatas pada civitas akademika
yaitu guru, siswa dan karyawan sekolah.
2) Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan Perguruan Tinggi yaitu perpustakaan yang dikelola
oleh perguruan tinggi dengan tujuan membantu tercapainya tujuan
perguruan tinggi.
Keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan tersebut adalah dalam
rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.Seperti halnya
perpustakaan sekolah, pengguna perpustakaan perguruan tinggi
tersebut yaitu mahasiswa, dosen, dan karyawan. Perpustakaan di
perguruan tinggi biasanya masih dibagi lagi menjadi perpustakaan
fakultas dan jurusan sesuai dengan fakultas dan jurusan yang ada
di perguruan tinggi tersebut.
3) Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang. menjadi pusat
kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian dan rekreasi
bagi seluruh lapisan masyarakat.
Perpustakaan umum merupakan satu-satunya perpustakaan yang masih
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: Perpustakaan umum
kabupaten/ kota, Perpustakaan umum kecamatan, Perpustakaan umum
desa/ kelurahan, Perpustakaan cabang, Perpustakaan taman bacaan
rakyat / perpustakaan umum taman masyarakat dan Perpustakaan
keliling.
c. Berdasarkan pengelola/pemiliknya
1) Perpustakaan Internasional
Perpustakaan Internasional yaitu perpustakaan yang dikelola oleh
dua negara atau lebih, yang koleksi dan pemakainya bersifat
internasional.Contohnya ialah perpustakaan PBB dan perpustakaan
ASEAN.
2) Perpustakaan Nasional
Perpustakaan nasional berkedudukan di Ibu Kota negara, berfungsi
sebagai perpustakaan deposit nasional dan terbitan asing dalam
ilmu pengetahuan, sebagai koleksi nasional, menjadi pusat
bibliografi nasional, pusat informasi dan referensi serta
penelitian, pusat kerjasama antar perpustakaan di dalam dan luar
negeri.Perpustakaan nasional dikelola oleh pemerintah pusat.
3) Badan Perpustakaan Daerah
Badan Perpustakaan Daerah disebut juga Perpustakaan Wilayah.
Berkedudukan di Ibu Kota propinsi, sebagai pusat kerjasama antar
perpustakaan di wilayah propinsi, semua terbitan di wilayah, pusat
penyelenggaraan referensi, informasi dan penelitian dalam wilayah
propinsi serta menjadi unit pelaksana teknis pusat pembinaan
perpustakaan. Badan Perpustakaan Daerah dikelola oleh Pemerintah
daerah setempat, di bawah naungan perpustakaan nasional.
4) Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara-Negara Asing
Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara-negara Asing yaitu
perpustakaan yang dimiliki dan diselenggarakan oleh lembaga-
lembaga atau kantor perwakilan negara-negara asing. Perpustakaan
tersebut dapat ditemukan pada kedutaan besar negara-negara
sahabat, atau lembaga-lembaga tertentu. Contoh: perpustakaan
British Counsil, perpustakaan Lembaga Kebudayaan Jepang, Pusat
Kebudayaan Perancis, dan lain-lain.
5) Perpustakaan Lembaga Keagamaan
Perpustakaan Lembaga Keagamaan adalah perpustakaan yang dimiliki
dan dikelola oleh lembaga-lembaga keagamaan. Misalnya perpustakaan
Masjid, perpustakaan Gereja, dan lainlain.
6) Perpustakaan Pribadi
Perpustakaan Pribadi adalah perpustakaan yang dimiliki dan
dikelola oleh perorangan atau orangorang tertentu.[28]
7) Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah dikelola oleh sekolah sebagai sarana
penunjang kegiatan belajar mengajar.
8) Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang dikelola
oleh perguruan tinggi sebagai penunjang pelaksanaan tri dharma
perguruan tinggi.
2.1.1.3 Fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah
Fungsi perpustakaan adalah suatu tugas atau jabatan yang harus
dilakukan di dalam perpustakaan tersebut. Sesuai dengan unsur
pengertian bahwa di dalam perpustakaan terdapat koleksi yang
digunakan untuk keperluan studi, penelitian, bacaan umum dan
lainlainnya, maka perpustakaan mempunyai pelbagai macam fungsi.
Milburga, dkk membagi fungsi perpustakaan sekolah menjadi 7,
yaitu:
a. Membantu para siswa melaksanakan penelitian dan membantu
menemukan keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran
yang didapatnya di dalam kelas.
b. Memupuk daya kritis pada siswa.
c. Membantu memperkembangkan kegemaran dan hobi siswa.
d. Tempat untuk melestarikan kebudayaan.
e. Sebagai pusat penerangan.
f. Menjadi pusat dokumentasi.
g. Sebagai tempat rekreasi.
Sementara dalam “Perpustakaan Nasional” disebutkan bahwa secara
garis besar perpustakaan sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Sebagai pusat belajar mengajar.
b. Membantu anak didik memperjelas dan memperluas
pengetahuannya tentang suatu pelajaran di kelas dan mengadakan
penelitian di perpustakaan.
c. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang
menuju kebiasaan mandiri.
d. Membantu anak untuk mengembangkan bakat, minat dan
kegemarannya.
e. Membiasakan anak mencari informasi di perpustakaan.
f. Sebagai tempat rekreasi.
g. Memperluas kesempatan belajar bagi murid-murid.
Dari kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
perpustakaan sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi edukatif
Di perpustakaan sekolah disediakan buku-buku baik fiksi maupun non
fiksi. Adanya buku-buku ini dapat membiasakan murid-murid belajar
mandiri dan dapat meningkatkan interest membaca murid-murid.
b. Fungsi informatif
Perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan-bahan
pustaka yang berupa buku-buku, akan tetapi juga bahan-bahan yang
bukan berupa buku.[Semuanya itu akan memberikan informasi atau
keterangan yang diperlukan oleh murid-murid. Perpustakaan sebagai
informasi ini menambah wawasan tentang segala yang bermanfaat.
c. Fungsi tanggung jawab administratif
Hal ini dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari di perpustakaan,
yaitu melalui pencatatan adanya peminjaman dan pengembalian.
Adanya sanksi jika ada keterlambatan ataupun menghilangkan buku
juga membantu mendidik murid-murid untuk bertanggung jawab dan
tertib administrasi.
d. Fungsi riset
Sebagaimana penjelasan di muka bahwa perpustakaan menyediakan
banyak bahan pustaka. Dengan adanya bahan pustaka yang lengkap
murid-murid dan guru-guru dapat melakukan riset, yaitu
mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang diperlukan.
e. Fungsi cultural
Perpustakaan bertugas menyimpan khasanah budaya bangsa atau
masyarakat tempat perpustakaan berada serta meningkatkan nilai dan
apresiasi budaya dari masyarakat sekitar perpustakaan melalui
penyediaan bahan pustaka.
f. Fungsi rekreatif
Perpustakaan diharapkan dapat mengembangkan minat rekreasi melalui
berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang.Perpustakaan
sekolah dapat digunakan sebagai tempat mengisi waktu luang pada
waktu istirahat dengan membaca buku-buku cerita, novel, roman,
majalah, surat kabar, dan sebagainya.
Di samping fungsi perpustakaan sebagaimana yang dijelaskan di
atas, perpustakaan juga mempunyai peranan. Peranan perpustakaan
merupakan bagian dari tugas pokok yang harus dijalankan di dalam
perpustakaan. Setiap perpustakaan yang dibangun akan bermakna jika
dapat menjalankan peranannya sebaikbaiknya.
Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugasdan fungsi
perpustakaan. Peranan perpustakaan yang paling utama adalah
memberi informasi dari berbagai ilmu dan disiplin ilmu. Peranan
yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain adalah:
a. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang
menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang
terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya
b. Sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi
antara sesama pemakai dan antara penyelenggara perpustakaan dengan
masyarakat yang dilayani.
c. Sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran
membaca, kebiasaan membaca dan budaya baca melalui penyediaan
berbagai bahan bacaan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
masyarakat.
d. Sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka
yang ingin mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan serta pengalamannya.
e. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan dan
agen kebudayaan umat manusia.
f. Sebagai lembaga pendidikan non formal bagi anggota
masyarakat dan pengunjung perpustakaan.
g. Sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai
atau melakukan pendidikan pemakai (user education).
h. Menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap
dalam keadaan baik.
i. Sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan masyarakat dilihat
dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan.
j. Secara tidak langsung perpustakaan yang berfungsi dan
dimanfaatkan dengan baik dapat ikut berperan dalam mengurangi dan
mencegah kenakalan remaja.
2.1.1.4 Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar
Dalam arti luas, sumber belajar (learning resources) adalah segala
macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan
yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.
Menurut Hamalik, sumber belajar adalah semua yang dipakai noleh
siswa (sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan para siswa
lainnya) untuk memudahkan belajar.
Dale sebagaimana yang dikutip oleh Rohani menyatakan bahwa: Sumber
belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat
luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang
dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar. Maksudnya
adalah perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan.[40]
Berangkat dari pengertian di atas, selanjutnya AECT (Assosiation
for Education Communication and Technology) sebagaimana yang
dikutip oleh Ahmad Rohani mengklasifikasikan sumber belajar
menjadi 6, yaitu:
a. Pesan (messages), yaitu informasi yang ditransmisikan
(diteruskan) oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan
data. Termasuk ke dalam kelompok pesan adalah semua bidang atau
mata kuliah yang harus diajarkan kepada peserta didik.
b. Orang (peoples), yaitu manusia yang bertindak sebagai
penyimpan, pengolah, penyaji pesan. Dalam kelompok ini misalnya
seorang Guru, Dosen, Tutor, peserta didik, tokoh masyarakat atau
orang-orang lain yang mungkin berinteraksi dengan peserta didik.
c. Bahan (materials), yaitu perangkat lunak yang mengandung
pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya
sendiri. Berbagai program media termasuk kategori bahan, misalnya
transparansi, slide, film, film-strip, audio, video, buku, modul,
majalah, bahan instruksioal terprogram dan lain-lain.
d. Alat (devices), yaitu perangkat keras yang digunakan untuk
penyampaian pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya, proyektor
slide, overhead, video tape, pesawat radio, pesawat televisi dan
lain-lain.
e. Teknik (techniques), yaitu prosedur atau acuan yang
disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkungan
untuk menyampaikan pesan. Contohnya instruksional terprogram,
belajar sendiri, belajar tentang permainan simulasi, demonstrasi,
ceramah, Tanya jawab, dan lain-lain.
f. Lingkungan (setting), yaitu situasi sekitar di mana pesan
disampaikan. Lingkungan bisa bersifat fisik (gedung sekolah,
kampus, perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium, museum,
taman) maupun lingkungan non fisik (suasana belajar dan lain-
lain).
(GAMBAR 11) FLOWMAP SISTEM INFORMASI PENDAFTARA ANGGOTA BARU PERPUSTAKAAN SMA PASUNDAN 2 BANDUNG.
KENDALA SURVEI Kendala adalah suatu tahapan dan suatu tujuan untuk tercapainya tujuan dalam tahap survey ini
kami berkendala dengan keterbatasan ruang lingkup gerakuntuk mengkoleksi dan mengumpulkan data lapangan karenaketerbatasan waktu, wewenang dan kerja sama menjadi tantangan dan tahapan tercapainya tujuan. LINGKUP SURVEI Lingkungan survey yang tim lakukan berada dalam lingkungan pendidikan, dimana sirkulasinya berulang setiap hari. Sehingga system itupun diturun temurun kandan terstruktur sedemikian baik sehingga dapat berjalan dengan turun temurun. Lingkup survey yang kamilakukan diantaranya : - Sekolah tersbut - Sistim kinerja keseluruhan - Lingkungan pendukung system - Pelaku system tsb ( siswa, guru, staff perpustakaan ) KESIMPULAN Suatu system adalah elemen pendukung dari suatu program yang bertujuan dapat tercapainya suatu tujuan sesuai tahap tahap yang sudah disusun dan disanalah suatu system berfungsi sebagai langkah dan pengoptimalisasi suatu kinerja, system dapat dikatakan baik jika program yang dijalankan mencapai tujuan. Dansuatu system dapat diterapkan dimana saja, dan dalam kehidupan system tetap berlaku, system juga dapat dikategorikan hal penting untuk terciptanya langkah besar dalam suatu penciptaan tujuan dari suatu usaha atau kinerja. TINDAK LANJUT : Kekurangan : - Masih menjalankan system lama sejak dari dibangunnya sma pasundan - Teknologi masih bersifat manual - Kurangnya mengoptimalkan teknologi yang ada - Pihak coordinator kurang berpatisipasi dalam system tersebut SOLUSI -
Mendatangkan pihak ahli untuk memenuhi kebutuhan systemperpustakaan - Lebih konsen kepada system yang lebih optimal agar tercapainya kredebilitas yang lebih baik - Dengan menggunakan teknologi yang lebih baik akan menunjang system yang ada disana
Job Board About Mission Press Blog Stories We're hiring engineers! FAQ Terms Privacy Copyright Send us Feedback
Academia © 2014