BAB II PEMBAHASAN

25
BAB II PEMBAHASAN A. Sistem Pelayanan Perpustakaan Sehubungan dengan sistem peminjaman perpustakaan, kita perlu mengetahui tentang sistem pelayanan perpustakaan. Ada dua sistem pelayanan perpustakaan, yaitu sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup. Dua sistem ini ada hubungannya dengan cara bagaimana perpustakaan memberikan kesempatan kepada pembacanya untuk mendekati buku dan dalam meminta informasi. 1. Sistem Pelayanan Tertutup Pada koleksi ini buku tertutup bagi pembaca, dalam arti mereka tidak boleh langsung mengambil buku di rak perpustakaan. Perpustakaan akan mengambilkan buku untuk mereka. Pembaca mengisi sebuah formulir untuk menuliskn judul buku, pengarang, dan nomor panggil buku yang akan dipinjam. Perpustakaan yang memilih sistem layanan tertutup, pustakawan juga bertugas penyusuna buku di rak, hanya saja pada sistem pelayanan ini yang mengambil dan mengembalikan buku adalah pustakawan. Maka dari itu pustakawan dituntut memahami koleksi dan perpustakaan harus mempunyai pustakawan yang cukup agar

Transcript of BAB II PEMBAHASAN

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Sistem Pelayanan Perpustakaan

Sehubungan dengan sistem peminjaman perpustakaan,

kita perlu mengetahui tentang sistem pelayanan

perpustakaan. Ada dua sistem pelayanan perpustakaan,

yaitu sistem layanan terbuka dan sistem layanan

tertutup. Dua sistem ini ada hubungannya dengan cara

bagaimana perpustakaan memberikan kesempatan kepada

pembacanya untuk mendekati buku dan dalam meminta

informasi.

1.      Sistem Pelayanan Tertutup

Pada koleksi ini buku tertutup bagi pembaca,

dalam arti mereka tidak boleh langsung mengambil buku

di rak perpustakaan. Perpustakaan akan mengambilkan

buku untuk mereka. Pembaca mengisi sebuah formulir

untuk menuliskn judul buku, pengarang, dan nomor

panggil buku yang akan dipinjam.

Perpustakaan yang memilih sistem layanan

tertutup, pustakawan juga bertugas penyusuna buku di

rak, hanya saja pada sistem pelayanan ini yang

mengambil dan mengembalikan buku adalah pustakawan.

Maka dari itu pustakawan dituntut memahami koleksi dan

perpustakaan harus mempunyai pustakawan yang cukup agar

para pemakai tidak menunggu terlalu lama untuk

memperoleh pustaka yang diinginkan.

Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh

dengan sistem pelayanan tertutup, antara lain adalah

buku tetap tersusun rapi di rak, karena tidak banyak

tangan yang menjamahnya, tidak banyak buku yang hilang

sebab hanya petugas yang boleh menuju rak. Namun ada

juga kelemahannya, antara lain yaitu pemakai menuggu

terlalu lama bahan pustaka yang diinginkan, karena

jumlah pustakawan terlalu sedikit dalam melayani

pemakai.

2.      Sistem Pelayanan Terbuka

Sistem pelayanan terbuka diibaratkan sistem

prasmanan dari sebuah pesta makan. Pembaca

dipersilahkan masuk ke ruang koleksi perpustakaan dan

memilih bahan pustaka yang mereka minati. Dengan sistem

ini pembaca memperoleh kesempatan untuk sekedar

membaca-baca di rak dan bisa mengetahui berbagai

altenatif yang bisa diambil dalam mendukung

penelitiannya.

Perpustakaan yang memilih sistem pelayanan ini

sebagai konsekuensinya para pustakawan harus menjaga

agar susunan koleksi tetap sistematis, yaitu dengan

cara tidak memperkenankan pengguna perpustakaan

memasukkan sendiri koleksi yang telah dibacanya ke

dalam rak. Keadaan tersebut memerlukan tenaga penyusun

koleksi pustaka yang secara konsisten memasukkan

kembali koleksi yang telah dibaca pengguna ke rak

penyimpanan sebelum jam tutup perpustakaan. Dengan

demikian hari berikutnya pengguna dapat langsung

menggunakan kembali koleksi pustaka tersebut karena

teah tersusun kembali seperti semula.

Untuk dapat melaksanakan dengan baik pada kedua

sistem pelayanan ini, diperlukan beberapa persyaratan,

antara lain:

1.      Koleksi harus disusun secara sistematis

a.       Koleksi buku/brosur dan leaflet disusun menurut

urutan nomor panggilannya

b.      Koleksi majalah menurut bidang subjek luas, yang

di dalamnya disusun menurut abjad judul majalah

c.       Koleksi rujukan menurut jenis publikasinya, yang

berbentuk buku disusun menurut nomor panggil dan yang

berupa majalah disusun menurut abjad judul, namun

disimpan di dalam ruang koleksi rujukan. Ruang koleksi

rujukan harus dekat dengan ruang baca perpustakaan,

agar pengguna dapat menggunakan bahan rujukan sewaktu

ia memerlukan.

2.      Alat temu kembali koleksi pustaka harus lengkap

a.       Katalog buku/brosur/leaflet. Katalog harus

lengkap artinya baik katalog kartu ataupun katalog

elektronik, harus dapat ditelusur dari berbagai titik

telusur, yaitu dari nama pengarang, judul, lembaga

penerbit maupun subjek.

b.      Katalog majalah, katalog ini penting untuk

menunjukkan judul-judul majalah yang dimilki

perpustakaan. Selain informasi mengenal judul juga

diperlukan juga data tentang volume, nomor, dan tahun

penerbitnya agar pengguna dapat memastikan apaka ia

akan menggunakan koleksi majalah perpustakaan tersebut

atau harus mencari di perpustakaan lain yang memiliki

volume/nomor tertentu.

c.       Indeks artikel majalah dan monograf analitik.

Indeks tersebut biasanya memuat judul-judul artikel

yang dikuti dari majalah dan buku/monograf semacam

prosiding, risalah dan lain-lain yang isinya terdiri

atas artikel/karya tulis. Indeks majalah/monograf

analitik ada juga yang dilengkapi dengan abstrak,

anotasi atau ringkasan karya tukis.

d.      Bibliogarfi, fungsinya seperti katalog atau

indeks, ada bibliogarfi yang disusun menurut suatu

cakupan subjek tertentu, ada pula yang memuat subjek

terbitan suatu negara. Bibliografi yang memuat judul-

judul terbitan suatu negara biasanya diterbitkan oleh

perpustakaan nasional, contohnya Bibliografi Nasional,

sedangkan suatu bibliografi yang disusun menurut

cakupan subjek disebut bibliografi khusus, contohnya

bibliografi Caba Keriting, Bibliografi Ayam Hutan, dll.

B.     Sistem-Sistem Peminjaman Perpustakaan

1.      Sistem Peminjaman Kuno

Yang dimaksud sistem peminjaman kuno ialah cara

peminjaman yang dipergunakan sebelum adanya sistem baru

yang lebiah baik. Pada mulanya buku diciptakan sebagi

alat untuk melestarikan inforamasi kemudian mulailah

buku dipinjamkan. Pencatatn peminjaman buku yang paling

awal yang dilakukan oleh perpustakaan umum ialah dengan

cara mencatat nama pegarang, udul buku, dan nama

peminjaman pada buku pencatatan peminjaman. Pencatatan

buku-buku yang dipinjam dan nama peminjam ditulis dari

hari ke hari dalam sebuah buku catatan.

Sistem ini dikembangkan menjadi sistem ledger. Ini

masih juga mempergunakan buku catatan, tetapi buku

catatan tersebut diberi nomor halaman. Setiap nomor

halaman diperuntukkan satu peminjam. Di sanalah buku-

buku yang dipinjamkan ditulis. Ini agak memberikan

kemudahan, terutama pada waktu pengembalian buku.

Waupun demikian, sistem ini masih kurang efektif, namun

masih dipakai sampai tahun 1860.

Perkembangan selanjutnya ialah sistem dummy.

Buku-buku yang dipinjam digantikan oleh dummy yang

memberikan catatan nomor peminjam dan bilamana buku

harus dikembalikan. Sistem ini dianggap kurang praktis,

dan digantikan sistem slip. Setiap buku yang akan

dipinjam, dituliskan dulu nomor buku, nama pengarang,

judul buku, nama peminjam, alamat dan nomor anggota

peminjam, dan batas tanggal kembali. Slip ini kemudian

dikembangkan menjadi kartu buku yang dimasukkan ke

dalam kantong buku. Setiap kali ada peminjaman tinggal

menuliskan nama peminjam dan tanggal kembalinya.

2.      Sistem Peminjaman Brownw (Browne Charging System)

Sistem Peminjaman Browne ditemukan oleh Nina E.

Browne, pustakawan Library Bureau di Boston,

Massachussette, awal abad ke-20. Sistem peminjaman ini

digunakan oleh banyak perpustakaan di Inggris. Dalam

sistem pelayanan hastawi (manual) sistem ini memiliki

kecepatan yang tinggi dibandingkan sistem hastawi yang

lain.

Sistem Peminjaman Browne terdesak oleh datangnya

sistem peminjaman berkomputer, seperti VTLS (Virginia

Tech Library System) dari USA, SISPUKOM (Sistem

Perpustakaan Berkomputer) dari Malaysia.

Alat-alat yang dipergunakan pada sistem ini:

a.       Label tanggal kembali, ditempelkan pada tiap-

tiap buku

b.      Kantong buku, untuk menempatkan kartu buku,

ditempelkan pada bagian belakang buku

c.       Kartu buku, dimasukkan dalam kantong buku

d.      Tiket untuk peminjaman

e.       Kotak tempat menyimpan tiket peminjaman

f.       Petunjuk hari

g.      Formulir keanggotaan

Proses / cara peminjaman mereka yang akan menjadi

anggota perpustakaan harus mengisi formulir

keanggotaan. Formulir ini mencatat nama pembaca dan

alamat rumah, sehingga kalau pembaca lalai

mengembalikan buku bias ditegur. Yang perlu

diperhatikan dalam proses ini ialah apakah kartu buku

tersebut benar dari buku yang dipinjam, dan tidak lupa

membubuhkan stempelbatas tanggal kembali pada buku.

Keuntungan dari system browne ialah sebagai berikut :

1.      Sederhana,

2.      Ekonomis,

3.      Dapat melokasi buku apa saja yang dipinjam setiap

saat,

4.      Dapat melokasi dan menirim surat peringatan

kepada peminjam yang melewati batas waktu pinjam,

5.      Memudahkan pemesanan buku oleh peminjam yang

lain.

6.      Jumlah buku yang dipinjam oleh masing-masing

pembaca mudah dikontrol,

7.      Tak ada penundaan pengembalian buku ke rak begitu

setelah buku dikembalikan oleh peminjam,

8.      Pemilikan tiket oleh pembaca membuktikan bahwa

pembaca sudah tidak memiliki peminjaman lagi.

Kerugian system peminjaman browne adalah sebagia

berikut :

a.       Sebagai peminjaman manual cukup memakan waktu

jika dibandingkan system peminjaman berkomputer,

b.      Mudah terjadi kesalahan dalam peminjaman dan

pengembalian, terutama kalau petugas perpustakaan tidak

tertib dan tidak teliti.

3.      Sistem Peminjaman Newark (Newark Charging System)

Sistem Peminjaman Newark mulai dipakai pada tahun

1900 oleh Perpustakaan Umum Newark New Jersey, semasa

dipimpin oleh John Cotton Dana. Sistem Peminjaman

Newark memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan.

Keuntungan sistem ini adalah:

a. Masing-masing peminjam bisa mengetahi buku macam apa

yang sering dipinjamnya,

b. Setiap saat bisa diketahui buku ada di mana, siapa

yang meminjam, dan bilamana harus dikembalikan,

c. Jika ada perbedaan waktu peminjaman, bisa dicatat

dengan mudah,

d. Buku-buku yang dipesan bisa diketahui di mana adanya,

e. Petugas nonprofesional bisa mengerjakan pekerjaan ini

dengan baik,

f. Dalam sebuah perpustakaan besar dengan banyak

cabangnya, kartu peminjaman bisa, dipergunakan di

cabang mana saja, dan

g. Penyiangan bisa dikerjakan dengan baik.

Sedang kekurangan Sistem Peminjaman Newark adalah:

1.    Pekerjaan rutin lambat, memakan banyak waktu dan

membosankan,

2.    Sangat mudah terjadi kesalahan dalam mencatat nomor

panggil buku ke dalam kartu anggota,

3.    Pada jam-jam sibuk, meja peminjaman bisa

berantakan, karena begitu banyak transaksi yang harus

diselesaikan,

4.    Memerlukan dua jajaran pendaftaran. Satu, jajaran

nama anggota perpustakaan yang disusun menurut abjad,

lengkap dengan alamat mereka masing-masing. Kedua,

jajaran nomor pendaftaran,

5.    Tiap buku memerlukan tiga kartu yang menuntut waktu

dalam mengerjakannya, yaitu kartu buku, kantong kartu

buku, dan batas waktu peminjaman, dan

6.    Lembaran batas waktu tanggal kembali ditempelkan di

bagian belakang buku yang membuat buku menjadi

kelihatan kotor.

Pada awalnya pemakain system peminjaman Newark

sangat memakan waktu. Kemudian diadakan berbagai

perbaikan dan modifikasi seperti system peminjaman

Detroit.

4.      Sistem Peminjaman Sendiri Detroit (Newark

Charging System)

Sistem Peminjaman Sendiri Detroit ditemukan tahun

1929 oleh Ralph A. Ulveling, Pustakawan Perpustakaan

Umum Detroit, Amerika Serikat. Sistem peminjaman ini

menjadi sangat terkenal pada zamannya, sebagai sebuah

sistem peminjaman yang bagus, efektif, dan disukai oleh

peminjam perpustakaan sendiri. Cara peminjaman ini

berdasarkan kepada kerja sama yang baik antara pembaca

dan petugas perpustakaan. Sistem ini hampir sama dengan

sistem Peminjaman Browne.

Berbagai jenis alat diperlukan untuk

penyelenggaraan Sistem Peminjaman Sendiri Detroit.

Alat-alat itu adalah jajaran pendaftaran anggota, kartu

jati diri peminjam, kartu buku, kartu tanggal kembali,

kantong kartu buku, stempel dan bantalannya, kotak

tempat menjajarkan kartu buku, slip denda, kertas

statistik sirkulasi, kartu pos pemberitahuan, dan

pensil.

Sistem Peminjaman Sendiri Detroit mengenal

beberapa proses, yaitu peminjaman, pengembalian buku,

perpanjangan waktu peminjaman, lewat waktu peminjaman,

pemesan peminjaman buku, dan statistik sirkulasi.

Sistem inipun mempunyai keuntungan dan kekurangannya.

Melalui berbagai kemajuan teknologi diperoleh berbagai

sistem peminjaman yang bisa disebut sebagai sistem yang

modern. Misalnya sistem peminjaman dengan kartu

berlubang, sistem peminjaman dengan fotografi, sistem

peminjaman dengan alat elektronik, dan sistem

peminjaman dengan komputer.

Keuntungan system peminjaman sendiri Detroit

ialah sebagai berikut :

a.    Waktu bisa dihemat sebanyak-banyaknya baik bagi

petugas maupun peminjam,

b.    Karena pengisian nomor keanggotaan pada kartu buku

dikerjakan oleh pembaca sendiri adan dicocokan oleh

petugas peminjaman,

c.    Kartu identifikasi peminjam tidak diperlukan lagi

pada waktu pengembalian buku,

d.   Buku tampak lebih necis dan rapi dibandingkan system

Newark, sebab slip batas waktu peminjaman diganti

dengan bentuk lain yang lebih rapi,

e.    Perdebatan antara petugas bahwa buku telah dipinjam

atau tidak bias dihindari,

f.     Masa peminjaman yang berada dari setiap buku jelas

bias dilihat dari jenis kartu batas tanggal kembal yang

berwarna-warni,

g.    Setiap saat bias diketahui buku berada di mana,

h.    Semua salinan dari buku yang dipesan bias dicari

tempatnya setiap saat,

i.      Catatan yang terdapat pada kartu buku memberikan

informasi bahwa buku tersebut sering dipinjam,

j.      Peminjam bias mempergunakan kartu peminjamnya

pada perpustakaan cabang yang lain.

Sedangkan kekurangan system peminjaman sendiri

Detroit adalah sebagai berikut :

a.       Mencari buku untuk pemesan memerlukan waktu

lama,

b.      Peminjam ikut dalam proses peminjaman,

c.       Kesalahan bias saja dibuat oleh peminjam dalam

menuliskan nomor keanggotaannya pada kartu

buku,

d.      Beberapa pekerjaan rutin system ini banyak

memakan waktu,

e.       Memerlukan dua jajaran pendaftaran,

f.       Pada jam-jam sibuk meja peminjaman menjadi tak

teratur karena banyak buku belum diambil slipnya,

g.      Kartu buku, kantong kartu buku, dan kartu yang

menunjukkan tanggal kembali sangat dperlukan untuk

disiapkan.

Sistem Peminjaman Islington merupakan variasi dan

penyempurnaan Sistem Peminjaman Browne. Sistem Browne

hanya terbatas pada tiket yang diberikan, sementara

pada sistem Islington dapat dibuatkan duplikasi tiket,

sehingga bisa meminjam buku sebanyak-banyaknya. Sistem

peminjaman dengan komputer sebenarnya sudah agak lama

dipergunakan di perpustakaan. Makin hari sistem

peminjaman jenis ini semakin bertambah bagus dan hebat.

Sistem peminjaman modern yang cukup dikenal

adalah Sistem Peminjaman Plessey Pen. Sistem ini

mengenal sejumlah proses, seperti mendaftar peminjaman,

cara pengembalian, perpanjangan peminjaman, lewat batas

waktu pinjam, dan pesan peminjaman.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori2.1.1 Pengertian Perpustakaan

2.1.1.1 Pengertian Perpustakaan

Secara etimologis istilah perpustakaan berasal dari kata dasar

“pustaka” yang berarti buku, kitab Dalam bahasa asing dikenal

dengan istilah library (Inggris), liber atau libri (Latin),

bebliotheek (Belanda), bebliothek (Jerman), bibilotheque

(Perancis), biblioteca (Spanyol) dan biblia (Yunani). Istilah

Pustaka ini kemudian ditambah awalan “per” dan akhiran “an”

menjadi perpustakaan.

Perpustakaan mengandung arti (a) tempat, gedung yang disediakan

untuk pemeliharaan dan penggunaan dan sebagainya, (b) koleksi

buku, majalah dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk

dibaca, dipelajari dan dibicarakan.

Dari kata dasar itu kemudian menimbulkan istilah turunan lain

seperti: bahan pustaka, pustakawan, kepustakaan, dan ilmu

pengetahuan Ada beberapa definisi perpustakaan, di antaranya

adalah Perpustakaan adalah kumpulan bahan informasi yang terdiri

dari bahan buku materialis dan bahan non buku materialis yang

disusun dengan sistem tertentu dipersiapkan untuk diambil

manfaatnya/pengertiannya, tidak untuk dimiliki sebagian maupun

keseluruhannya. Sedangkan masjid/musholla adalah tempat ibadah

bagi orang Islam. Dengan demikian yang dimaksud perpustakaan

berbasis tempat ibadah yaitu perpustakaan yang berada di

lingkungan masjid/musholla, dikelola oleh suatu badan di bawah

pengawasan masjid/musholla dan merupakan salah satu sarana dan

upaya untuk meningkatkan pengetahuan serta kegemaran membaca.

2.1.1.2 Jenis-Jenis PerpustakaanPada umumnya jenis perpustakaan yang berkembang di Indonesia

kurang lebih sama dengan yang berkembang di Negara lain, yang

berbeda mungkin adalah perkembangannya. Hal ini dikarenakan

perkembangan perpustakaan sangat tergantung kepada masyarakat

setempat dan penyelenggaranya. Karena ada bermacam-macam golongan

manusia yang memanfaatkan perpustakaan dan perpustakaan dapat

diarahkan untuk bermacam-macam tujuan atau kebutuhan, maka ada

beberapa jenis perpustakaan . Sulistyo-Basuki mengklasifikasikan

perpustakaan menjadi 2, yaitu:

a. Menurut fungsinya, perpustakaan dibagi menjadi perpustakaan

khusus dan perpustakaan umum.

b. Menurut jenisnya menghasilkan kelompok perpustakaan khusus,

perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan

tinggi, perpustakaan nasional, dan perpustakaan pribadi.

Secara lebih lanjut, perpustakaan dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

a. Berdasarkan jenis koleksinya

1. Perpustakaan umum, yaitu perpustakaan yang koleksinya

terdiri dari berbagai bidang ilmu pengetahuan (bersifat umum)

2. Perpustakaan khusus, yaitu perpustakaan yang koleksinya

hanya khusus mengenai bidang ilmu pengetahuan tertentu, misalnya

perpustakaan kedokteran, perpustakaan ilmu dan tekhnologi,

perpustakaan musik, perpustakaan hukum, perpustakaan theologi,

perpustakaan teknik mengarang dan sebagainya.

3. Perpustakaan Digital

Sebenarnya perpustakaan digital bukan merupakan salah satu jenis

perpustakaan tersendiri, akan tetapi merupakan pengembangan dalam

sistem layanan perpustakaan. Misalnya pada perpustakaan khusus

atau perpustakaan perguruan tinggi.

Di dalam sistem tersebut tidak tampak secara fisik sumber

informasi atau koleksi bahan pustaka, karena informasi tersebut

sudah diubah bentuknya menjadi digital. Para pemakai perpustakaan

dapat mengaksesnya melalui suatu peralatan tertentu. Oleh karena

itu perpustakaan digital ada yang menyebut sebagai suatu

perpustakaan maya (virtual library). Cara akses informasi seperti

itu sudah banyak digunakan, karena sangat praktis dan efektif,

namun belum secara luas dapat dipakai oleh semua orang. Sebab

memerlukan teknologi tinggi dan relative mahal, sehingga belum

semua perpustakaan mampu menyediakan fasilitas tersebut.

b. Berdasarkan pemakainya

Berdasarkan pemakai atau pengguna jasa layanannya, perpustakaan

dapat dibedakan menjadi:

1) Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang dikelola oleh

sekolah dan berfungsi untuk sarana kegiatan belajar mengajar,

penelitian sederhana, menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu

pengetahuan, sekaligus rekreasi yang sehat disela-sela kegiatan

belajar. Pengguna perpustakaan ini terbatas pada civitas akademika

yaitu guru, siswa dan karyawan sekolah.

2) Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan Perguruan Tinggi yaitu perpustakaan yang dikelola

oleh perguruan tinggi dengan tujuan membantu tercapainya tujuan

perguruan tinggi.

Keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan tersebut adalah dalam

rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan,

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.Seperti halnya

perpustakaan sekolah, pengguna perpustakaan perguruan tinggi

tersebut yaitu mahasiswa, dosen, dan karyawan. Perpustakaan di

perguruan tinggi biasanya masih dibagi lagi menjadi perpustakaan

fakultas dan jurusan sesuai dengan fakultas dan jurusan yang ada

di perguruan tinggi tersebut.

3) Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang. menjadi pusat

kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian dan rekreasi

bagi seluruh lapisan masyarakat.

Perpustakaan umum merupakan satu-satunya perpustakaan yang masih

dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: Perpustakaan umum

kabupaten/ kota, Perpustakaan umum kecamatan, Perpustakaan umum

desa/ kelurahan, Perpustakaan cabang, Perpustakaan taman bacaan

rakyat / perpustakaan umum taman masyarakat dan Perpustakaan

keliling.

c. Berdasarkan pengelola/pemiliknya

1) Perpustakaan Internasional

Perpustakaan Internasional yaitu perpustakaan yang dikelola oleh

dua negara atau lebih, yang koleksi dan pemakainya bersifat

internasional.Contohnya ialah perpustakaan PBB dan perpustakaan

ASEAN.

2) Perpustakaan Nasional

Perpustakaan nasional berkedudukan di Ibu Kota negara, berfungsi

sebagai perpustakaan deposit nasional dan terbitan asing dalam

ilmu pengetahuan, sebagai koleksi nasional, menjadi pusat

bibliografi nasional, pusat informasi dan referensi serta

penelitian, pusat kerjasama antar perpustakaan di dalam dan luar

negeri.Perpustakaan nasional dikelola oleh pemerintah pusat.

3) Badan Perpustakaan Daerah

Badan Perpustakaan Daerah disebut juga Perpustakaan Wilayah.

Berkedudukan di Ibu Kota propinsi, sebagai pusat kerjasama antar

perpustakaan di wilayah propinsi, semua terbitan di wilayah, pusat

penyelenggaraan referensi, informasi dan penelitian dalam wilayah

propinsi serta menjadi unit pelaksana teknis pusat pembinaan

perpustakaan. Badan Perpustakaan Daerah dikelola oleh Pemerintah

daerah setempat, di bawah naungan perpustakaan nasional.

4) Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara-Negara Asing

Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara-negara Asing yaitu

perpustakaan yang dimiliki dan diselenggarakan oleh lembaga-

lembaga atau kantor perwakilan negara-negara asing. Perpustakaan

tersebut dapat ditemukan pada kedutaan besar negara-negara

sahabat, atau lembaga-lembaga tertentu. Contoh: perpustakaan

British Counsil, perpustakaan Lembaga Kebudayaan Jepang, Pusat

Kebudayaan Perancis, dan lain-lain.

5) Perpustakaan Lembaga Keagamaan

Perpustakaan Lembaga Keagamaan adalah perpustakaan yang dimiliki

dan dikelola oleh lembaga-lembaga keagamaan. Misalnya perpustakaan

Masjid, perpustakaan Gereja, dan lainlain.

6) Perpustakaan Pribadi

Perpustakaan Pribadi adalah perpustakaan yang dimiliki dan

dikelola oleh perorangan atau orangorang tertentu.[28]

7) Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah dikelola oleh sekolah sebagai sarana

penunjang kegiatan belajar mengajar.

8) Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang dikelola

oleh perguruan tinggi sebagai penunjang pelaksanaan tri dharma

perguruan tinggi.

2.1.1.3 Fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah

Fungsi perpustakaan adalah suatu tugas atau jabatan yang harus

dilakukan di dalam perpustakaan tersebut. Sesuai dengan unsur

pengertian bahwa di dalam perpustakaan terdapat koleksi yang

digunakan untuk keperluan studi, penelitian, bacaan umum dan

lainlainnya, maka perpustakaan mempunyai pelbagai macam fungsi.

Milburga, dkk membagi fungsi perpustakaan sekolah menjadi 7,

yaitu:

a. Membantu para siswa melaksanakan penelitian dan membantu

menemukan keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran

yang didapatnya di dalam kelas.

b. Memupuk daya kritis pada siswa.

c. Membantu memperkembangkan kegemaran dan hobi siswa.

d. Tempat untuk melestarikan kebudayaan.

e. Sebagai pusat penerangan.

f. Menjadi pusat dokumentasi.

g. Sebagai tempat rekreasi.

Sementara dalam “Perpustakaan Nasional” disebutkan bahwa secara

garis besar perpustakaan sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Sebagai pusat belajar mengajar.

b. Membantu anak didik memperjelas dan memperluas

pengetahuannya tentang suatu pelajaran di kelas dan mengadakan

penelitian di perpustakaan.

c. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang

menuju kebiasaan mandiri.

d. Membantu anak untuk mengembangkan bakat, minat dan

kegemarannya.

e. Membiasakan anak mencari informasi di perpustakaan.

f. Sebagai tempat rekreasi.

g. Memperluas kesempatan belajar bagi murid-murid.

Dari kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

perpustakaan sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi edukatif

Di perpustakaan sekolah disediakan buku-buku baik fiksi maupun non

fiksi. Adanya buku-buku ini dapat membiasakan murid-murid belajar

mandiri dan dapat meningkatkan interest membaca murid-murid.

b. Fungsi informatif

Perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan-bahan

pustaka yang berupa buku-buku, akan tetapi juga bahan-bahan yang

bukan berupa buku.[Semuanya itu akan memberikan informasi atau

keterangan yang diperlukan oleh murid-murid. Perpustakaan sebagai

informasi ini menambah wawasan tentang segala yang bermanfaat.

c. Fungsi tanggung jawab administratif

Hal ini dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari di perpustakaan,

yaitu melalui pencatatan adanya peminjaman dan pengembalian.

Adanya sanksi jika ada keterlambatan ataupun menghilangkan buku

juga membantu mendidik murid-murid untuk bertanggung jawab dan

tertib administrasi.

d. Fungsi riset

Sebagaimana penjelasan di muka bahwa perpustakaan menyediakan

banyak bahan pustaka. Dengan adanya bahan pustaka yang lengkap

murid-murid dan guru-guru dapat melakukan riset, yaitu

mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang diperlukan.

e. Fungsi cultural

Perpustakaan bertugas menyimpan khasanah budaya bangsa atau

masyarakat tempat perpustakaan berada serta meningkatkan nilai dan

apresiasi budaya dari masyarakat sekitar perpustakaan melalui

penyediaan bahan pustaka.

f. Fungsi rekreatif

Perpustakaan diharapkan dapat mengembangkan minat rekreasi melalui

berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang.Perpustakaan

sekolah dapat digunakan sebagai tempat mengisi waktu luang pada

waktu istirahat dengan membaca buku-buku cerita, novel, roman,

majalah, surat kabar, dan sebagainya.

Di samping fungsi perpustakaan sebagaimana yang dijelaskan di

atas, perpustakaan juga mempunyai peranan. Peranan perpustakaan

merupakan bagian dari tugas pokok yang harus dijalankan di dalam

perpustakaan. Setiap perpustakaan yang dibangun akan bermakna jika

dapat menjalankan peranannya sebaikbaiknya.

Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugasdan fungsi

perpustakaan. Peranan perpustakaan yang paling utama adalah

memberi informasi dari berbagai ilmu dan disiplin ilmu. Peranan

yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain adalah:

a. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang

menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang

terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya

b. Sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi

antara sesama pemakai dan antara penyelenggara perpustakaan dengan

masyarakat yang dilayani.

c. Sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran

membaca, kebiasaan membaca dan budaya baca melalui penyediaan

berbagai bahan bacaan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan

masyarakat.

d. Sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka

yang ingin mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan serta pengalamannya.

e. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan dan

agen kebudayaan umat manusia.

f. Sebagai lembaga pendidikan non formal bagi anggota

masyarakat dan pengunjung perpustakaan.

g. Sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai

atau melakukan pendidikan pemakai (user education).

h. Menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap

dalam keadaan baik.

i. Sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan masyarakat dilihat

dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan.

j. Secara tidak langsung perpustakaan yang berfungsi dan

dimanfaatkan dengan baik dapat ikut berperan dalam mengurangi dan

mencegah kenakalan remaja.

2.1.1.4 Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar

Dalam arti luas, sumber belajar (learning resources) adalah segala

macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan

yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.

Menurut Hamalik, sumber belajar adalah semua yang dipakai noleh

siswa (sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan para siswa

lainnya) untuk memudahkan belajar.

Dale sebagaimana yang dikutip oleh Rohani menyatakan bahwa: Sumber

belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat

luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang

dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar. Maksudnya

adalah perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai

dengan tujuan yang telah ditentukan.[40]

Berangkat dari pengertian di atas, selanjutnya AECT (Assosiation

for Education Communication and Technology) sebagaimana yang

dikutip oleh Ahmad Rohani mengklasifikasikan sumber belajar

menjadi 6, yaitu:

a. Pesan (messages), yaitu informasi yang ditransmisikan

(diteruskan) oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan

data. Termasuk ke dalam kelompok pesan adalah semua bidang atau

mata kuliah yang harus diajarkan kepada peserta didik.

b. Orang (peoples), yaitu manusia yang bertindak sebagai

penyimpan, pengolah, penyaji pesan. Dalam kelompok ini misalnya

seorang Guru, Dosen, Tutor, peserta didik, tokoh masyarakat atau

orang-orang lain yang mungkin berinteraksi dengan peserta didik.

c. Bahan (materials), yaitu perangkat lunak yang mengandung

pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya

sendiri. Berbagai program media termasuk kategori bahan, misalnya

transparansi, slide, film, film-strip, audio, video, buku, modul,

majalah, bahan instruksioal terprogram dan lain-lain.

d. Alat (devices), yaitu perangkat keras yang digunakan untuk

penyampaian pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya, proyektor

slide, overhead, video tape, pesawat radio, pesawat televisi dan

lain-lain.

e. Teknik (techniques), yaitu prosedur atau acuan yang

disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkungan

untuk menyampaikan pesan. Contohnya instruksional terprogram,

belajar sendiri, belajar tentang permainan simulasi, demonstrasi,

ceramah, Tanya jawab, dan lain-lain.

f. Lingkungan (setting), yaitu situasi sekitar di mana pesan

disampaikan. Lingkungan bisa bersifat fisik (gedung sekolah,

kampus, perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium, museum,

taman) maupun lingkungan non fisik (suasana belajar dan lain-

lain).

   (GAMBAR 11) FLOWMAP SISTEM INFORMASI PENDAFTARA ANGGOTA BARU PERPUSTAKAAN SMA PASUNDAN 2 BANDUNG.

   KENDALA SURVEI Kendala adalah suatu tahapan dan suatu tujuan untuk tercapainya tujuan dalam tahap survey ini

kami berkendala dengan keterbatasan ruang lingkup gerakuntuk mengkoleksi dan mengumpulkan data lapangan karenaketerbatasan waktu, wewenang dan kerja sama menjadi tantangan dan tahapan tercapainya tujuan. LINGKUP SURVEI Lingkungan survey yang tim lakukan berada dalam lingkungan pendidikan, dimana sirkulasinya  berulang setiap hari. Sehingga system itupun diturun temurun kandan terstruktur sedemikian  baik sehingga dapat berjalan dengan turun temurun. Lingkup survey yang kamilakukan diantaranya : - Sekolah tersbut - Sistim kinerja keseluruhan - Lingkungan pendukung system - Pelaku system tsb ( siswa, guru, staff perpustakaan )    KESIMPULAN Suatu system adalah elemen pendukung dari suatu program yang bertujuan dapat tercapainya suatu tujuan sesuai tahap tahap yang sudah disusun dan disanalah suatu system berfungsi sebagai langkah dan pengoptimalisasi suatu kinerja, system dapat dikatakan baik jika  program yang dijalankan mencapai tujuan. Dansuatu system dapat diterapkan dimana saja, dan dalam kehidupan system tetap berlaku, system juga dapat dikategorikan hal penting untuk terciptanya langkah besar dalam suatu  penciptaan tujuan dari suatu usaha atau kinerja. TINDAK LANJUT : Kekurangan : - Masih menjalankan system lama sejak dari dibangunnya sma pasundan - Teknologi masih bersifat manual - Kurangnya mengoptimalkan teknologi yang ada - Pihak coordinator kurang berpatisipasi dalam system tersebut SOLUSI - 

Mendatangkan pihak ahli untuk memenuhi kebutuhan systemperpustakaan - Lebih konsen kepada system yang lebih optimal agar tercapainya kredebilitas yang lebih  baik - Dengan menggunakan teknologi yang lebih baik akan menunjang system yang ada disana

Job Board About Mission Press Blog Stories We're hiring engineers! FAQ Terms Privacy Copyright Send us Feedback

Academia © 2014