BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 4
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Data
Dalam bab pembahasan akan dijelaskan secara rinci mengenai langkah-langkah
dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang meliputi perhitungan konsep nilai hasil
dan analisis time cost trade off pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Bogor Ring
Road Seksi II A. Perhitungan Konsep Nilai Hasil bertujuan untuk mengetahui
waktu akhir dan biaya proyek. Sedangkan analisis time cost trade off (analisis
pertukaran waktu dan biaya proyek) dilakukan untuk mengatasi keterlambatan
proyek. Proses ini dimulai dengan menentukan jam kerja/ lembur yang akan
ditambahkan kemudian dapat diketahui produktivitas lembur dibandingkan
dengan jam kerja normal. Sehingga besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
melakukan lembur sampai proyek dapat selesai sesuai rencana dapat diketahui.
4.1.1. BCWS (Budgeted Cost of Work Schedule)
Anggaran yang direncanakan yang dimiliki oleh suatu proyek sesuai dengan
inventarisasi kegiatan yang dihitung terhadap biaya total. Sesuai data dari
lapangan sampai dengan minggu ke-24 (minggu peninjauan) dapat dilihat pada
lampiran A. Hasil perhitungan BCWS tiap minggu seperti tertulis pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Nilai BCWS tiap minggu
Minggu ke-Rencana minggu ini Rencana s/d minggu ini
PV PV kom(%) (%)
1 0,0554 0,0554 171.737.985,40 171.737.985,40
2 0,0762 0,1316 236.117.070,37 407.855.055,77
3 0,0076 0,1392 23.611.707,04 431.466.762,81
4 0,0079 0,1471 24.372.717,33 455.839.480,14
5 0,0787 0,2258 243.727.173,30 699.566.653,44
6 0,0787 0,3044 243.727.173,30 943.293.826,74
7 0,0787 0,3831 243.727.173,30 1.187.021.000,05
8 0,0787 0,4617 243.727.173,30 1.430.748.173,35
9 0,0787 0,5404 243.727.173,30 1.674.475.346,66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10 0,0942 0,6346 291.913.026,42 1.966.388.373,08
11 0,0942 0,7288 291.913.026,42 2.258.301.399,50
12 0,1918 0,9206 594.365.826,42 2.852.667.225,92
13 1,0071 1,9277 3.120.750.248,85 5.973.417.474,77
14 1,3750 3,3027 4.260.698.325,31 10.234.115.800,08
15 1,3584 4,6611 4.209.124.454,28 14.443.240.254,35
16 1,5474 6,2085 4.794.976.151,78 19.238.216.406,14
17 1,5549 7,7634 4.818.138.078,25 24.056.354.484,39
18 1,5348 9,2981 4.755.832.591,48 28.812.187.075,87
19 1,7936 11,0917 5.557.779.260,40 34.369.966.336,27
20 1,8177 12,9094 5.632.515.057,90 40.002.481.394,16
21 1,7247 14,6341 5.344.295.519,76 45.346.776.913,92
22 0,5346 15,1687 1.656.612.611,60 47.003.389.525,52
23 1,0832 16,2519 3.356.498.985,02 50.359.888.510,53
24 1,3857 17,6377 4.293.966.338,23 54.653.854.848,76
Contoh perhitungan BCWS komulatif pada minggu ke-7 pada item pekerjaan
Pembersihan tempat kerja.
BCWS = 0,0025 / 100 x Rp 309.870.356.826,84
= Rp 7.746.758,92
Dari item pekerjaan kemudian diakumulasikan sehingga didapat jumlah BCWS
pada minggu ke-7 adalah Rp 1.187.021.000,05
4.1.2. BCWP (Budgeted Cost of Work Perfomed)
Konsep nilai hasil adalah salah satu alat yang digunakan dalam pengelo laan
proyek yang mengintegrasikan biaya dan waktu yang diselesaikan oleh pelaksana.
BCWP dihitung dengan menjumlahkan persen penyelesaian total keseluruhan
yang kemudian dikalikan dengan anggaran, sehingga didapat nilai hasilnya yang
tercantum pada lampiran. Hasil perhitungan BCWP sampai dengan minggu
peninjauan (minggu ke-24) dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Nilai BCWP tiap minggu
Minggu ke-
Realisasi minggu ini Realisasi s/d minggu ini EV EV kom
(%) (%)
1 0,1057 0,1057 327.532.967,17 327.532.967,17
2 0,0717 0,1774 222.177.045,84 549.710.013,01
3 0,1592 0,3366 493.313.608,07 1.043.023.621,08
4 0,0000 0,3366 - 1.043.023.621,08
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5 0,1587 0,4953 491.764.256,28 1.534.787.877,36
6 0,0349 0,5302 108.144.754,53 1.642.932.631,90
7 0,0557 0,5859 172.597.788,75 1.815.530.420,65
8 0,1306 0,7165 404.690.686,02 2.220.221.106,66
9 0,0303 0,7468 93.890.718,12 2.314.111.824,78
10 0,0147 0,7615 45.550.942,45 2.359.662.767,24
11 0,0278 0,7893 85.989.024,02 2.445.651.791,26
12 0,1957 0,9850 606.493.755,90 3.052.145.547,16
13 0,9910 1,9760 3.070.815.236,15 6.122.960.783,31
14 0,5540 2,5299 1.716.526.841,64 7.839.487.624,95
15 1,5433 4,0732 4.782.081.807,57 12.621.569.432,52
16 0,6543 4,7274 2.027.334.335,38 14.648.903.767,90
17 0,9442 5,6716 2.925.648.499,82 17.574.552.267,72
18 1,3228 6,9943 4.098.817.670,76 21.673.369.938,48
19 1,3180 8,3123 4.083.965.584,56 25.757.335.523,04
20 1,0235 9,3357 3.171.368.166,94 28.928.703.689,99
21 2,9058 12,2415 9.004.057.893,50 37.932.761.583,48
22 0,6371 12,8785 1.974.029.108,17 39.906.790.691,65
23 1,1976 14,0761 3.710.852.458,18 43.617.643.149,83
24 1,2206 15,2966 3.782.122.640,25 47.399.765.790,08
Contoh perhitungan BCWP komulatif pada minggu ke-7 pada item pekerjaan
Pembersihan tempat kerja.
BCWP = 0,0011 / 100 x Rp 309.870.356.826,84
= Rp 3.408.573,93
Dari item pekerjaan diakumulasikan sehingga didapat jumlah BCWP minggu ke-7
adalah Rp 1.815.530.420,65
4.1.3. SV (Schedule Varians)
Varians jadwal merupakan selisih dari nilai hasil (BCWP) dari kinerja suatu
proyek dengan anggaran (BCWS) yang direncanakan sesuai dengan rumus 2.3.
Hasil perhitungan SV tiap minggu dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Nilai SV tiap minggu
Minggu ke- PV kom EV komSV
(EV-PV)
1 171.737.985,40 327.532.967,17 155.794.981,76
2 407.855.055,77 549.710.013,01 141.854.957,24
3 431.466.762,81 1.043.023.621,08 611.556.858,27
4 455.839.480,14 1.043.023.621,08 587.184.140,94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5 699.566.653,44 1.534.787.877,36 835.221.223,92
6 943.293.826,74 1.642.932.631,90 699.638.805,15
7 1.187.021.000,05 1.815.530.420,65 628.509.420,60
8 1.430.748.173,35 2.220.221.106,66 789.472.933,31
9 1.674.475.346,66 2.314.111.824,78 639.636.478,13
10 1.966.388.373,08 2.359.662.767,24 393.274.394,16
11 2.258.301.399,50 2.445.651.791,26 187.350.391,76
12 2.852.667.225,92 3.052.145.547,16 199.478.321,24
13 5.973.417.474,77 6.122.960.783,31 149.543.308,54
14 10.234.115.800,08 7.839.487.624,95 (2.394.628.175,13)
15 14.443.240.254,35 12.621.569.432,52 (1.821.670.821,83)
16 19.238.216.406,14 14.648.903.767,90 (4.589.312.638,24)
17 24.056.354.484,39 17.574.552.267,72 (6.481.802.216,67)
18 28.812.187.075,87 21.673.369.938,48 (7.138.817.137,39)
19 34.369.966.336,27 25.757.335.523,04 (8.612.630.813,22)
20 40.002.481.394,16 28.928.703.689,99 (11.073.777.704,18)
21 45.346.776.913,92 37.932.761.583,48 (7.414.015.330,44)
22 47.003.389.525,52 39.906.790.691,65 (7.096.598.833,87)
23 50.359.888.510,53 43.617.643.149,83 (6.742.245.360,71)
24 54.653.854.848,76 47.399.765.790,08 (7.254.089.058,68)
Contoh perhitungan SV komulatif pada minggu ke-7 :
SV = EV kom – PV kom
= Rp 1.815.530.420,65– Rp 1.187.021.000,05
= Rp 628.509.420,60
Dari item pekerjaan diakumulasikan sehingga didapat nilai SV pada minggu ke-7
adalah Rp 628.509.420,60
4.1.4.SPI (Schedule Performance Index)
SPI adalah faktor efisiensi kinerja dalam menyelesaikan pekerjaan dapat
diperlihatkan oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik telah
diselesaikan (BCWP) dengan rencana pengeluaran biaya yang dikeluarkan
berdasar rencana pekerjaan (BCWS). Indeks produktivitas ini dihitung dengan
rumus 2.5. Besarnya SPI tiap minggu dapat dilihat pada Tabel 4.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.4. Nilai SPI tiap minggu
Minggu ke- PV kom EV komSPI
(EV/PV)
1 171.737.985,40 327.532.967,17 1,9072
2 407.855.055,77 549.710.013,01 1,3478
3 431.466.762,81 1.043.023.621,08 2,4174
4 455.839.480,14 1.043.023.621,08 2,2881
5 699.566.653,44 1.534.787.877,36 2,1939
6 943.293.826,74 1.642.932.631,90 1,7417
7 1.187.021.000,05 1.815.530.420,65 1,5295
8 1.430.748.173,35 2.220.221.106,66 1,5518
9 1.674.475.346,66 2.314.111.824,78 1,3820
10 1.966.388.373,08 2.359.662.767,24 1,2000
11 2.258.301.399,50 2.445.651.791,26 1,0830
12 2.852.667.225,92 3.052.145.547,16 1,0699
13 5.973.417.474,77 6.122.960.783,31 1,0250
14 10.234.115.800,08 7.839.487.624,95 0,7660
15 14.443.240.254,35 12.621.569.432,52 0,8739
16 19.238.216.406,14 14.648.903.767,90 0,7614
17 24.056.354.484,39 17.574.552.267,72 0,7306
18 28.812.187.075,87 21.673.369.938,48 0,7522
19 34.369.966.336,27 25.757.335.523,04 0,7494
20 40.002.481.394,16 28.928.703.689,99 0,7232
21 45.346.776.913,92 37.932.761.583,48 0,8365
22 47.003.389.525,52 39.906.790.691,65 0,8490
23 50.359.888.510,53 43.617.643.149,83 0,8661
24 54.653.854.848,76 47.399.765.790,08 0,8673
Contoh perhitungan SPI pada minggu ke-7 :
SPI = EV kom/PV kom
= 1.815.530.420,65 / 1.187.021.000,05
= 1,5295
Dari item pekerjaan diakumulasikan sehingga didapat nilai SPI pada minggu ke-7
adalah sebesar 1,5295.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4.1.5. ETS (Estimate Temporary Schedule)
Perkiraan waktu untuk pekerjaan tersisa (ETS) adalah besarnya sisa waktu
pekerjaan dibagi dengan indeks kinerja jadwal atau dapat dilihat pada rumus 2.7
dengan asumsi apabila keadaan berlangsung seperti saat evaluasi dilakukan. Hasil
perhitungan ETS tiap minggu dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Nilai ETS tiap minggu.
Minggu ke-ETS
Minggu ke-ETS
(sisa waktu/SPI) (sisa waktu/SPI)1 263,74 13 408,77
2 368,01 14 537,85
3 202,28 15 463,45
4 210,65 16 522,69
5 216,51 17 535,21
6 268,70 18 510,48
7 301,41 19 503,06
8 292,57 20 511,63
9 323,45 21 433,95
10 366,67 22 419,31
11 399,83 23 402,95
12 398,16 24 394,34
Contoh perhitungan ETS komulatif minggu ke-24 :
ETS = sisa waktu / SPI
= 342 / 0,8673
= 394,34 hari
Dari perhitungan didapat nilai ETS / waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersisa
pada minggu ke-24 adalah sebesar 394,34 hari.
4.1.6. EAS (Estimate All Schedule)
Perkiraan waktu penyelesaian seluruh pekerjaan (EAS) adalah besarnya waktu
penyelesaian pekerjaan dalam jadwal ditambah dengan perkiraan waktu untuk
pekerjaan tersisa atau bisa dilihat pada rumus 2.9. Besarnya EAS tiap minggu
dapat dilihat pada Tabel 4.6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.6. Nilai EAS tiap minggu
Minggu ke- EAS Minggu ke- EAS
1 270,74 13 499,772 382,01 14 635,853 223,28 15 568,454 238,65 16 634,695 251,51 17 654,216 310,70 18 636,487 350,41 19 636,068 348,57 20 651,639 386,45 21 580,95
10 436,67 22 573,3111 476,83 23 563,95
12 482,16 24 562,34
Contoh perhitungan EAS komulatif minggu ke-24 :
EAS = ETS + waktu selesai
= 394,34 + 168
= 562,34 hari
Dari perh itungan didapat nilai EAS / waktu untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan berdasarkan hitungan pada minggu ke-24 adalah sebesar 562,34 hari.
4.1.7. ACWP (Actual Cost of Work Performed)
ACWP adalah jumlah biaya aktual dari pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Dengan mengetahui nilai ACWP, maka kita dapat mengetahui apakah anggaran
yang digunakan oleh proyek tersebut lebih besar atau lebih kecil dari yang
direncanakan. Karena keterbatasan data yang diperoleh penulis, maka besarnya
biaya aktual akan diperkirakan dengan perhitungan.
Besar biaya tidak langsung adalah sebesar 2% (besaran diperoleh dari data
proyek) yang di-indent dalam biaya awal proyek dapat diketahui yaitu,
Biaya Langsung = Biaya Total – (2/100 x Biaya Total)
= Rp309.870.356.826,84 – (2/100 xRp309.870.356.826,84)
= Rp303.672.949.690,30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Biaya Tidak Langsung = 2/100 x Biaya Total
= 2/100 x Rp309.870.356.826,84
= Rp6.197.407.136,54
Biaya Tidak Langsung/minggu = Biaya Tidak Langsung
Durasi
= Rp6.197.407.136,54
73 minggu
= Rp84.895.988,17
Tabel 4.7. Nilai ACWP Tiap Minggu
Minggu ke- ACWP tiap minggu ACWP kom Biaya Tidak Langsung
1 168.303.225,69 168.303.225,69 Rp84.895.988,17
2 231.394.728,96 399.697.954,65 Rp84.895.988,17
3 23.139.472,90 422.837.427,55 Rp84.895.988,17
4 23.885.262,98 446.722.690,53 Rp84.895.988,17
5 238.852.629,84 685.575.320,37 Rp84.895.988,17
6 238.852.629,84 924.427.950,21 Rp84.895.988,17
7 238.852.629,84 1.163.280.580,05 Rp84.895.988,17
8 238.852.629,84 1.402.133.209,89 Rp84.895.988,17
9 238.852.629,84 1.640.985.839,72 Rp84.895.988,17
10 286.074.765,89 1.927.060.605,62 Rp84.895.988,17
11 286.074.765,89 2.213.135.371,51 Rp84.895.988,17
12 582.478.509,89 2.795.613.881,40 Rp84.895.988,17
13 3.058.335.243,87 5.853.949.125,27 Rp84.895.988,17
14 4.175.484.358,80 10.029.433.484,08 Rp84.895.988,17
15 4.124.941.965,19 14.154.375.449,27 Rp84.895.988,17
16 4.699.076.628,75 18.853.452.078,01 Rp84.895.988,17
17 4.721.775.316,69 23.575.227.394,70 Rp84.895.988,17
18 4.660.715.939,65 28.235.943.334,35 Rp84.895.988,17
19 5.446.623.675,19 33.682.567.009,54 Rp84.895.988,17
20 5.519.864.756,74 39.202.431.766,28 Rp84.895.988,17
21 5.237.409.609,36 44.439.841.375,64 Rp84.895.988,17
22 1.623.480.359,36 46.063.321.735,01 Rp84.895.988,17
23 3.289.369.005,32 49.352.690.740,32 Rp84.895.988,17
24 4.208.087.011,46 53.560.777.751,79 Rp84.895.988,17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4.1.8.CV (Cost Variance)
Cost variance merupakan selisih antara nilai yang diperoleh setelah
menyelesaikan paket-paket pekerjaan dengan biaya aktual yang terjadi selama
pelaksanaan proyek. Nilai CV positif menunjukkan bahwa nilai paket-paket
pekerjaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan untuk mengerjakan paket-paket pekerjaan tersebut. Namun jika nilai
CV negatif, menunjukkan bahwa nilai paket-paket pekerjaan yang diselesaikan
lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan. Hasil
perhitungan CV dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.8. Nilai CV tiap minggu
Minggu ke- EV kom AC kom CV kom
1 327.532.967,17 168.303.225,69 159.229.741,47
2 549.710.013,01 399.697.954,65 150.012.058,36
3 1.043.023.621,08 422.837.427,55 620.186.193,53
4 1.043.023.621,08 446.722.690,53 596.300.930,54
5 1.534.787.877,36 685.575.320,37 849.212.556,99
6 1.642.932.631,90 924.427.950,21 718.504.681,69
7 1.815.530.420,65 1.163.280.580,05 652.249.840,60
8 2.220.221.106,66 1.402.133.209,89 818.087.896,78
9 2.314.111.824,78 1.640.985.839,72 673.125.985,06
10 2.359.662.767,24 1.927.060.605,62 432.602.161,62
11 2.445.651.791,26 2.213.135.371,51 232.516.419,75
12 3.052.145.547,16 2.795.613.881,40 256.531.665,76
13 6.122.960.783,31 5.853.949.125,27 269.011.658,03
14 7.839.487.624,95 10.029.433.484,08 (2.189.945.859,12)
15 12.621.569.432,52 14.154.375.449,27 (1.532.806.016,75)
16 14.648.903.767,90 18.853.452.078,01 (4.204.548.310,12)
17 17.574.552.267,72 23.575.227.394,70 (6.000.675.126,99)
18 21.673.369.938,48 28.235.943.334,35 (6.562.573.395,87)
19 25.757.335.523,04 33.682.567.009,54 (7.925.231.486,50)
20 28.928.703.689,99 39.202.431.766,28 (10.273.728.076,29)
21 37.932.761.583,48 44.439.841.375,64 (6.507.079.792,16)
22 39.906.790.691,65 46.063.321.735,01 (6.156.531.043,36)
23 43.617.643.149,83 49.352.690.740,32 (5.735.047.590,49)
24 47.399.765.790,08 53.560.777.751,79 (6.161.011.961,71)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Contoh perhitungan CV komulatif pada minggu ke-24 :
CV = EV kom – AC kom
= Rp 47.399.765.790,08 – Rp 53.560.777.751,79
= - Rp 6.161.011.961,71
Dari perhitungan didapat nilai CV (Cost Variance) yang dihitung pada minggu ke-
24 adalah sebesar – Rp 6.161.011.961,71. Hal ini berarti bahwa biaya yang
dikeluarkan selama pelaksanaan adalah lebih besar dari rencana.
4.1.9.CPI (Cost Performance Index)
Faktor efisiensi biaya yang telah dikeluarkan dapat diperlihatkan dengan
membandingkan nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (BCWP)
dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (ACWP). Hasil
perhitungan CPI dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel.4.9. Nilai CPI tiap minggu
Minggu ke- EV kom AC kom CPI kom
1 327.532.967,17 168.303.225,69 1,9461
2 549.710.013,01 399.697.954,65 1,3753
3 1.043.023.621,08 422.837.427,55 2,4667
4 1.043.023.621,08 446.722.690,53 2,3348
5 1.534.787.877,36 685.575.320,37 2,2387
6 1.642.932.631,90 924.427.950,21 1,7772
7 1.815.530.420,65 1.163.280.580,05 1,5607
8 2.220.221.106,66 1.402.133.209,89 1,5835
9 2.314.111.824,78 1.640.985.839,72 1,4102
10 2.359.662.767,24 1.927.060.605,62 1,2245
11 2.445.651.791,26 2.213.135.371,51 1,1051
12 3.052.145.547,16 2.795.613.881,40 1,0918
13 6.122.960.783,31 5.853.949.125,27 1,0460
14 7.839.487.624,95 10.029.433.484,08 0,7816
15 12.621.569.432,52 14.154.375.449,27 0,8917
16 14.648.903.767,90 18.853.452.078,01 0,7770
17 17.574.552.267,72 23.575.227.394,70 0,7455
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18 21.673.369.938,48 28.235.943.334,35 0,7676
19 25.757.335.523,04 33.682.567.009,54 0,7647
20 28.928.703.689,99 39.202.431.766,28 0,7379
21 37.932.761.583,48 44.439.841.375,64 0,8536
22 39.906.790.691,65 46.063.321.735,01 0,8663
23 43.617.643.149,83 49.352.690.740,32 0,8838
24 47.399.765.790,08 53.560.777.751,79 0,8850
Contoh perhitungan CPI komulatif pada minggu ke-24 :
CPI = EV kom / AC kom
= Rp 47.399.765.790,08 – Rp 53.560.777.751,79
= 0,8850
Dari perhitungan didapat nilai CPI (Cost Performance Index) yang dihitung pada
minggu ke-24 adalah sebesar 0,8850.
4.1.10.ETC (Estimate to Complete)
Kinerja biaya pada pekerjaan tersisa dianggap tetap seperti pada saat pelaporan,
sehingga untuk menghitung perkiraan b iaya untuk pekerjaan tersisa (ETC) adalah
sama dengan anggaran pekerjaan tersisa dipagi dengan indeks kinerja biaya
seperti yang tercantum dalam rumus 2.6. Hasil perhitungan ETC ditunjukkan pada
tabel berikut :
Tabel 4.10. Nilai ETC
Minggu ke- Nilai Kontrak EV kom CPI kom ETC
1 309.870.356.826,84 327.532.967,17 1,9461 159.058.968.007,452 309.870.356.826,84 549.710.013,01 1,3753 224.909.182.910,533 309.870.356.826,84 1.043.023.621,08 2,4667 125.197.313.360,024 309.870.356.826,84 1.043.023.621,08 2,3348 132.269.465.822,465 309.870.356.826,84 1.534.787.877,36 2,2387 137.730.600.809,726 309.870.356.826,84 1.642.932.631,90 1,7772 173.430.145.835,147 309.870.356.826,84 1.815.530.420,65 1,5607 197.382.645.353,998 309.870.356.826,84 2.220.221.106,66 1,5835 194.289.870.961,109 309.870.356.826,84 2.314.111.824,78 1,4102 218.094.664.899,79
10 309.870.356.826,84 2.359.662.767,24 1,2245 251.134.082.613,7011 309.870.356.826,84 2.445.651.791,26 1,1051 278.196.794.499,5812 309.870.356.826,84 3.052.145.547,16 1,0918 281.030.257.983,3613 309.870.356.826,84 6.122.960.783,31 1,0460 290.402.285.152,74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14 309.870.356.826,84 7.839.487.624,95 0,7816 386.402.614.267,3515 309.870.356.826,84 12.621.569.432,52 0,8917 333.347.683.987,5616 309.870.356.826,84 14.648.903.767,90 0,7770 379.956.316.584,3317 309.870.356.826,84 17.574.552.267,72 0,7455 392.097.616.714,6818 309.870.356.826,84 21.673.369.938,48 0,7676 375.461.398.666,1319 309.870.356.826,84 25.757.335.523,04 0,7647 371.531.281.633,8220 309.870.356.826,84 28.928.703.689,99 0,7379 380.715.157.700,4921 309.870.356.826,84 37.932.761.583,48 0,8536 318.586.443.280,4922 309.870.356.826,84 39.906.790.691,65 0,8663 311.611.592.615,9323 309.870.356.826,84 43.617.643.149,83 0,8838 301.260.840.521,2624 309.870.356.826,84 47.399.765.790,08 0,8850 296.586.465.324,75
Contoh perhitungan ETC pada minggu ke-24 :
ETC = (BAC-BCWP)/CPI
= (309.870.356.826,84 - 47.399.765.790,08) / 0,8850
= Rp 296.586.465.324,75
Dari perhitungan didapat nilai ETC / perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa yang
dihitung pada minggu ke-24 adalah sebesar Rp Rp 296.586.465.324,75.
4.1.11.EAC (Estimate at Completion)
Besarnya nilai EAC (perkiraan total biaya) dapat dihitung dari jumlah
pengeluaran sampai pada saat pelaporan ditambah perkiraan biaya untuk
pekerjaan tersisa sesuai dengan rumus 2.8. Hasil perhitungan EAC dapat dilihat
pada tabel berikut in i :
Tabel 4.11. Nilai EAC tiap minggu
Minggu ke- ACWP kom ETC EAC
1 168.303.225,69 159.058.968.007,45 159.227.271.233,14
2 399.697.954,65 224.909.182.910,53 225.308.880.865,18
3 422.837.427,55 125.197.313.360,02 125.620.150.787,57
4 446.722.690,53 132.269.465.822,46 132.716.188.512,995 685.575.320,37 137.730.600.809,72 138.416.176.130,09
6 924.427.950,21 173.430.145.835,14 174.354.573.785,35
7 1.163.280.580,05 197.382.645.353,99 198.545.925.934,03
8 1.402.133.209,89 194.289.870.961,10 195.692.004.170,98
9 1.640.985.839,72 218.094.664.899,79 219.735.650.739,5110 1.927.060.605,62 251.134.082.613,70 253.061.143.219,32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11 2.213.135.371,51 278.196.794.499,58 280.409.929.871,0812 2.795.613.881,40 281.030.257.983,36 283.825.871.864,76
13 5.853.949.125,27 290.402.285.152,74 296.256.234.278,01
14 10.029.433.484,08 386.402.614.267,35 396.432.047.751,42
15 14.154.375.449,27 333.347.683.987,56 347.502.059.436,8216 18.853.452.078,01 379.956.316.584,33 398.809.768.662,3417 23.575.227.394,70 392.097.616.714,68 415.672.844.109,38
18 28.235.943.334,35 375.461.398.666,13 403.697.342.000,47
19 33.682.567.009,54 371.531.281.633,82 405.213.848.643,36
20 39.202.431.766,28 380.715.157.700,49 419.917.589.466,77
21 44.439.841.375,64 318.586.443.280,49 363.026.284.656,13
22 46.063.321.735,01 311.611.592.615,93 357.674.914.350,94
23 49.352.690.740,32 301.260.840.521,26 350.613.531.261,58
24 53.560.777.751,79 296.586.465.324,75 350.147.243.076,54
Contoh perhitungan EAC pada minggu ke-24 :
EAC = ACWP + ETC
= 53.560.777.751,79 + 296.585.465.324,75
= Rp 350.147.243.076,54
Dari perhitungan didapat nilai EAC / perkiraan total biaya yang dihitung pada
minggu ke-24 adalah sebesar Rp 350.147.243.076,54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4.2. Pembahasan
Dari data proyek Pembangunan Jalan Tol Bogor Ring Road Seksi II A, didapatkan
hasil sebagai berikut :
1. Nilai kontrak = Rp 309.870.356.826,84
2. BCWS (s/d minggu ke-24) = Rp 47.399.765.790,08
3. BCWP (s/d minggu ke-24) = Rp 54.653.854.848,76
Dari angka proyeksi pekerjaan proyek diatas, maka bisa didapat hasil analisis
pada minggu ke-24, antara lain :
1. Varians jadwal (SV) = - Rp 7.254.089.058,68
2. SPI (indeks kinerja jadwal) = 0,8673
3. Varians Biaya (CV) = - Rp 6.161.011.961,71
4. CPI (indeks kinerja biaya) = 0,8850
Dengan mengetahui data-data yang dibutuhkan maka kita dapat mengetahui
kondisi akhir proyek yang dievaluasi pada minggu ke-24. Hal ini dilakukan
dengan membandingkan hasil hitungan dan tolak ukur proyek, sehingga
didapatkan kondisi akhir proyek Pembangunan Jalan Tol Bogor Ring Road Seksi
II A sebagai berikut :
4.2.1 Konsep Nilai Hasil
Dari perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang akan dipergunakan
untuk mengetahui keadaan proyek pada saat evaluasi. Hasil perhitungan yang
didapatkan adalah besarnya nilai varians, baik itu varians waktu maupun varians
biaya. Sehingga dengan metode konsep nilai hasil (earned value) dapat memantau
kinerja pekerjaan pada suatu proyek. Konsep nilai hasil dapat memperlihatkan
adanya penyimpangan, baik itu penyimpangan waktu maupun biaya proyek yang
dapat diketahui secara langsung pada kurva S yang menjadi proyeksi pekerjaan
suatu proyek. Data yang disajikan dalam kurva S tersebut akan memberikan
peringatan secara dini atas pelaksanaan suatu proyek. Sehingga dapat dilakukan
koreksi untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penyimpangan pekerjaan yang
berlarut-larut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4.2.2 Angka varians
Angka varians terdiri dari 2 jenis yaitu varians biaya dan varians jadwal. Besarnya
EV dan PV digunakan sebagai indikator dalam menentukan varians jadwal.
Gambar 4.1. Grafik perbandingan EV dan PV
Dari grafik diatas dapat kita lihat perbandingan nilai EV dan PV. Pada minggu ke-
1 sampai dengan minggu ke-12 memperlihatkan nilai EV selalu diatas PV nya,
walaupun mengalami penurunan kinerja pada minggu ke-11 dan minggu ke-12
namun besarnya EV masih sedikit diatas PV. Hal ini terjadi karena pelaksanaan
proyek di lapangan mengalami percepatan dari rencana meskipun dari minggu ke-
11 sampai minggu ke-12 tidak mengalami kenaikan kinerja proyek yang berarti.
Hal tersebut menyebabkan nilai EV dan PV pada minggu ke-11 dan 12 memiliki
perbedaan yang sangat ketat. Pada minggu ke-13 diperoleh nilai EV dan PV yang
hampir mendekati. Hal ini bisa dilihat dari nilai SPI yang diperoleh yaitu sebesar
1,03. Sesudah itu EV mengalami penurunan pada minggu ke-14 sehingga
diperoleh nilai EV yang lebih kecil dari PV yang mengindikasikan terjadinya
keterlambatan proyek. Sampai pada minggu ke-24 (minggu peninjauan) tidak juga
terjadi peningkatan kinerja proyek yang signifikan, sehingga nilai EV yang
diperoleh selalu lebih kecil dari PV. Untuk itu diperlukan suatu cara percepatan
agar proyek tidak menyimpang terlalu jauh dari rencana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4.2.2.1 Varians Jadwal
Varians pada jadwal berarti penyimpangan waktu (jadwal) pelaksanaan terhadap
jadwal yang telah direncanakan atau ditentukan. Dari hasil perhitungan besarnya
SV pada saat peninjauan (minggu ke-24) adalah sebesar – Rp 7.254.089.058,68.
Nilai SV dari minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-13 adalah selalu positif dan
indeks produktivitas selalu bernilai lebih dari 1 tiap minggunya, yang berarti
bahwa pelaksanaan proyek mengalami percepatan jika dibandingkan dengan
perencanaan. Namun mulai minggu ke-14 didapatkan nilai SV negatif (-) dan nilai
indeks produktivitas kurang dari 1 yang mengindikasikan terjadinya
keterlambatan dalam pelaksanaan proyek. Hal tersebut terus berlangsung sampai
minggu ke-24. Hasil analisis pada minggu ke-24 adalah sebagai berikut :
Varians jadwal : – Rp 7.254.089.058,68
SPI : 0,8673
Setelah dibandingkan dengan kriteria nilai SV dan SPI, maka didapat kesimpulan
bahwa pada minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-13 proyek mengalami
percepatan jika dibandingkan dengan rencana. Dengan nilai SV yang selalu positif
(+) dan nilai SPI yang lebih dari 1. Namun pada minggu ke-13 sampai pada saat
evaluasi dilakukan (minggu ke-24) ternyata pekerjaan berjalan terlambat/tidak
sesuai dengan yang direncanakan. Hal tersebut terlihat dari nilai SV yang
didapatkan negatif dan juga SPI yang kurang dari 1.
4.2.2.2.Varians Biaya
Varians pada biaya berarti penyimpangan antara biaya pelaksanaan terhadap
anggaran biaya. Nilai CV pada saat minggu peninjauan (minggu ke-24) adalah
sebesar – Rp 6.161.011.961,71. Pada minggu ke-1, besarnya varians biaya (CV)
adalah sebesar Rp 159.229.741,47. Besarnya penyimpangan ini menunjukkan
bahwa biaya yang dikeluarkan pada saat pelaksanaan adalah lebih besar jika
dibandingkan dengan anggaran. Namun hal tersebut tidak segera diperbaiki
sehingga nilai varians biaya terus mengalami kenaikan. Sehingga pada saat
peninjauan (minggu ke-24), besarnya varians biaya sudah mencapai angka - Rp
6.161.011.961,71. Untuk itu upaya pengendalian proyek sangat dibutuhkan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mengecilkan nilai varians biaya ini agar biaya yang dikeluarkan tidak melebihi
anggaran yang telah ditetapkan.
4.2.3 Angka Proyeksi Waktu akhir
Gambar 4.2. Histogran EAS tiap minggu
Dari perhitungan didapatkan estimasi waktu sisa akhir proyek yang tersedia pada
minggu ke-24 adalah sebesar 562,34 hari dengan ETS adalah sebesar 394,34 hari.
Dari nilai estimasi tersebut dapat diketahui perkiraan total waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan proyek.
EAS = ETS + waktu yang sudah terlaksana
= 394,34 + 168 = 562,34 hari
Untuk lebih jelasnya, nilai EAS tiap minggunya dapat dilihat pada lampiran. Dari
hasil diatas dapat diketahui bahwa pada minggu ke-24 saat evaluasi dilakukan
menunjukkan bahwa proyek mengalami keterlambatan dari yang telah
direncanakan. Proyek yang dijadwalkan selesai selama 510 hari ternyata akan
selesai dalam 562,34 hari berdasar perhitungan EAS yang ditinjau pada minggu
ke-24.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4.2.4 Angka Proyeksi Biaya Akhir
Gambar 4.3. Histogram EAC tiap minggu
Dari perhitungan didapatkan estimasi biaya akhir proyek yang dihitung pada
minggu ke-24 adalah sebesar Rp 350.147.243.076,54 dengan ETC adalah sebesar
Rp 296.586.465.324,75. Dari nilai estimasi tersebut dapat diketahui perkiraan
biaya akhir proyek yang akan dikeluarkan.
EAC = ACWP + Biaya yang sudah dikeluarkan
= 53.560.777.751,79 + 566.162.070.032,40
= Rp 350.147.243.076,54
Untuk lebih jelasnya, nilai EAC tiap minggunya dapat dilihat pada lampiran. Dari
hasil diatas dapat diketahui bahwa saat evaluasi d ilakukan pada minggu ke-24
menunjukkan bahwa proyek mengalami pembengkakan biaya dari yang telah
direncanakan. Proyek yang direncanakan membutuhkan biaya sebesar Rp
309.870.356.826,84 ternyata membutuhkan biaya lebih besar hingga mencapai
yaitu sebesar Rp 350.147.243.076,54 berdasar perhitungan EAC yang ditinjau
pada minggu ke-24.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4.2.5 Analisis Time Cost Trade Off
Percepatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain : menambah sumber
daya berkualitas, penambahan waktu kerja (lembur), mengatur kembali jadwal
yang terlambat maupun saling tukar tenaga kerja yang memiliki keahlian yang
sama. Namun, pada penelitian ini hanya akan dilakukan percepatan dengan
metode penambahan jam kerja (lembur).
Berdasarkan bagan balok (gantt chart) pada Microsoft Project dapat dilihat
lintasan kritis. Pada penelitian ini dilakukan crash sebanyak x kali hingga lintasan
kritis telah jenuh. Pada kondisi normal waktu pelaksanaan proyek adalah 73
minggu (510 hari) dan terdapat beberapa jalur kritis antara lain task 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 11, 17, 23, 24, 26, 32, 33, 34, 35, 37, 40, 42, 43, 44, 45, 51, 53, 54, 55, 58, 59,
60, 61, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 70, 71, 72, 74, 75, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85,
86, 87, 88, 89, 90.
4.2.5.1 Membuat Network Diagram dan Menghitung Normal Duration
Setelah mengetahui hubungan antar aktivitas (predecessor dan successor) dan
telah mengetahui durasi dari masing-masing aktivitas maka langkah selanjutnya
adalah membuat jaringan kerja (network planning). Dalam Tugas Akhir ini
penyusunan network planning dilakukan dengan mengacu pada kurva S dan
dengan menggunakan bantuan program Microsoft Project seperti dilihat pada
lampiran.
Kemudian dari jaringan kerja yang telah selesai dapat kita lihat normal duration,
yaitu total durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas sisa yang ada.
4.2.5.2. Menghitung Normal Cost
Normal cost merupakan biaya total dari masing-masing aktivitas sisa yang terdiri
dari normal cost bahan dan normal cost upah. Normal cost dapat kita ambil dari
RAB yang digunakan pada proyek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Perhitungan normal cost dalam Tugas Akhir ini dibedakan menjadi normal cost
bahan, normal cost upah, dan normal cost peralatan sehingga kita perlu
melakukan penyesuaian agar didapat masing-masing cost upah, bahan, dan
peralatan. Karena keterbatasan data yang didapatkan, maka berdasarkan
konsultasi dengan pihak proyek didapatkan angka untuk memprosentasekan
besaran normal cost masing-masing, yaitu 60% untuk bahan, 30% untuk upah dan
10% untuk peralatan.
1. Perhitungan normal cost bahan
Contoh pekerjaan Beton Kelas A-1 :
Harga Satuan Pekerjaan Beton Kelas A-1 = Rp 2.054.676,90
Volume = 21862,77 m3
Harga Total (RAB) = Rp 44.920.928.489,01
Durasi Pekerjaan = 61 minggu = 427 hari
Normal Cost Bahan = 60% x Rp 2.054.676,90
= Rp 1.232.806,14
Total Normal Cost Bahan = Rp 1.232.806,14 x 21862,77
= Rp 26.952.557.093,41
2. Perhitungan normal cost upah
Contoh pekerjaan Beton Kelas A-1 :
Harga Satuan Pekerjaan Beton Kelas A-1 = Rp 2.054.676,90
Volume = 21862,77 m3
Harga Total (RAB) = Rp 44.920.928.489,01
Durasi Pekerjaan = 61 minggu = 427 hari
Normal Cost Upah = 30% x Rp 2.054.676,90
= Rp 616.403,07
Total Normal Cost Upah = Rp 616.403,07 x 21862,77
= Rp 13.476.278.546,70
3. Perhitungan normal cost peralatan
Contoh pekerjaan Beton Kelas A-1 :
Harga Satuan Pekerjaan Beton Kelas A-1 = Rp 2.054.676,90
Volume = 21862,77 m3
Harga Total (RAB) = Rp 44.920.928.489,01
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Durasi Pekerjaan = 61 minggu = 427 hari
Normal Cost Peralatan = 10% x Rp 2.054.676,90
= Rp 205.467,69
Total Normal Cost Alat = Rp 205.467,69 x 21862,77
= Rp 4.492.092.848,90
4.2.5.3. Alternatif Percepatan/ Skenario Crashing
Sebelum menghitung biaya percepatan maka kita perlu menentukan alternatif
percepatan yang nantinya kita gunakan. Untuk menentukan alternatif ini maka
sebaiknya kita harus faham betul kondisi dilapangan sehingga percepatan yang
sudah kita rencanakan akan berjalan dengan baik. Perlu diingat pula, percepatan
untuk setiap item pekerjaan berbeda-beda tergantung kondisi apa yang
memungkinkan sehingga dapat diperoleh kondisi yang paling optimum dalam segi
biaya dan waktu. Mempercepat dari sisi sumberdaya manusia dapat dilakukan
dengan penambahan tenaga kerja, penambahan jam kerja(lembur) sedangkan dari
sisi peralatan kita dapat Menambahan jumlah peralatan.
Percepatan yang kita lakukan ini sebaiknya dilakukan pada kegiatan yang berada
pada lintasan kritis sehingga dapat mengurangi durasi total proyek. Pada Proyek
ini aktifitas kritis terdapat hampir di sebagian besar item pekerjaan. Hal ini
dikarenanakan pada proyek jalan, item-item pekerjaan utama itu selalu ada karena
pengerjaannya dari segmen ke segmen.
Adapun asumsi-asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan proses
percepatan adalah :
1. Penambahan Tenaga kerja
a. Tidak ada kesulitan dalam mendatangkan tenaga kerja karena tenaga kerja
yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan proyek. Tetapi perlu
penambahan biaya akibat mendatangkan / mobilisasi tenaga kerja.
b. Pekerja yang ada sudah cukup terampil untuk mengerjakan item-item
pekerjaan yang dibutuhkan sehingga produktivitasnya sesuai dengan
standart umumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Telah diperkirakan sebelumnya scop pekerjaan dan luas area kerja
sehingga tidak terjadi penumpukan.
2. Penambahan jam kerja
a. Jam kerja normal adalah pukul 08.00-17.00 dengan 1 jam istirahat siang.
Maka jam kerja efektif adalah 8 jam sedangkan jam lembur adalah pukul
18.00-22.00 sehingga durasi lembur adalah 4 jam.
b. Perlu d iperhatikan karena kemampuan fisik pekerja maka pada saat lembur
sudah menurun dan kondisi penerangan buatan maka produktivitasnya
hanya diperhitungkan 75% dari produktivitas normal.
3. Penambahan Peralatan
Penambahan Alat yang dimaksud adalah untuk memenuhi kapasitas produksi
bahan seiring dengan jumlah pekerja yang meningkat.
Detail skenario crashing pada tiap pekerjaan dapat dilihat pada Lampiran.
4.2.5.4. Produktivitas Sesudah Percepatan
Dari alternatif percepatan yang sudah ada dapat dihitung produktivitas harian
setelah percepatan dengan menambahkan produktivitas harian normal dengan
produktivitas per hari dari hasil percepatan. Produktivitas harian setelah
percepatan ini dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk dapat menyelesaikan
suatu aktivitas dengan volume tertentu tiap harinya setelah adanya alternatif
percepatan.
Contoh Pada Pekerjaan Beton Kelas A-1 :
Produktivitas Normal = Volume/durasi
= 21862,77 m3/ 427 hari
= 51,201 m3/hari
Dengan penambahan jam lembur selama 4 jam, dan diketahui jam kerja normal 8
jam serta produktivitas sebesar lembur 75% maka dapat dihitung :
Produktivitas lembur = 4/8 x 51,201 x 75%
= 19,2 m3/hari
Produktivitas setelah lembur = 51,201 m3/hari + 19,2 m3/hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
= 70,401 m3/hari
4.2.5.5. Crash Duration
Setelah produktivitas meningkat maka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan aktivitas akan lebih cepat bila dibandingkan dengan sebelumnya.
Crash duration = volume produktivitas setelah percepatan
Contoh perhitungan crash duration:
Pada Pekerjaan Beton Kelas A-1 :
Crash duration = volume / produktivitas setelah percepatan
= 21862,77 m3 / 70,401 m3 hari
= 310,546 hari = 311 hari
= 45 minggu
4.2.5.6. Crash Cost
Crash cost adalah jumlah biaya langsung untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
kurun waktu tersingkat. Biaya ini d ikeluarkan setelah dilakukan percepatan.
Crash cost = (Harga satuan material x volume) + (harga satuan upah x (prod.
Crash) x durasi crash) + (harga satuan peralatan x volume) +
mobilitas
Biaya mobilitas adalah sebesar 15 % dari normal cost upah.
Contoh perhitungan untuk alternatif percepatan:
Pekerjaan Beton Kelas A-1 :
Crash cost = (1.232.806,07 x 21862,77) + (616.403,07 x (70,401) x 311) +
(205.467,69 x 21.862,77) + (0,15x616.403,07x21862,77)
= 46.962.095.503,08
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4.2.5.7.Cost Slope
Dengan adanya percepatan durasi pelaksanaan pada aktivitas tertentu, maka akan
terjadi pertambahan biaya akibat percepatan durasi tersebut. Pertambahan biaya
percepatan tersebut tergantung besarnya durasi percepatan yang direncanakan
serta total biaya setelah percepatan (crash cost). Semakin besar crash cost nya
maka semakin besar nilai cost slope nya.
Cost Slope = (crash cost – normal cost) / (normal duration – crash duration)
= 46.962.095.503,08 – 44.920.928.489,01 / 427 – 311
= 17.527.585,60
4.2.5.8. Waktu dan Biaya Hasil Percepatan
Dari perhitungan di awal, diketahui bahwa besarnya biaya tidak langsung adalah
sebesar 2% dari total biaya proyek yaitu Rp 6.197.407.136,54. Biaya tidak
langsung ini merupakan penjumlahan antara biaya tetap (fixed cost) dan biaya
tidak tetap (variable cost).
A. Biaya Tetap (fixed cost)
Rp 8.000.000,00 (tempat tinggal sementara untuk tenaga kerja)
B. Biaya Tidak Tetap
Biaya tidak tetap ini meliputi biaya overhead yang besarnya diperkirakan
sebagai berikut :
Biaya Tidak Langsung = Biaya Tetap + (Biaya Tidak Tetap/hari x Durasi
Proyek)
Rp 6.197.407.136,54 = Rp 8.000.000,00 + (Biaya Tidak Tetap/hari x 511)
Biaya Tidak Tetap / hari = Rp 12.112.342,73
Besarnya biaya tak langsung bertambah seiring dengan bertambahnya waktu
pelaksanaan proyek yang dapat ditulis dengan persamaan :
Biaya Tak Langsung = biaya tetap + (biaya tidak tetap per hari x durasi aktivitas)
= Rp 8.000.000,00 + (Rp 12.112.342,73 x durasi aktivitas)
Total Biaya crash = biaya langsung + biaya tak langsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.12. Detail Perhitungan Crashing
DurasiBiaya Percepatan Biaya Langsung
Biaya Tidak LangsungBiaya Total
Minggu Hari Fixed Cost Variable Cost
Normal 73 511 303.672.949.690,30 8.000.000,00 6.189.407.136,54 309.870.356.826,84
Tahap 1 70 490 10.188.431.924,94 313.861.381.615,24 8.000.000,00 5.935.047.939,15 319.804.429.554,39
Tahap 2 70 490 2.525.449.619,50 306.198.399.309,80 8.000.000,00 5.935.047.939,15 312.141.447.248,94
Tahap 3 68 476 2.408.259.695,88 306.081.209.386,18 8.000.000,00 5.765.475.140,89 311.854.684.527,07
Tahap 4 68 476 2.494.365.259,60 306.167.314.949,90 8.000.000,00 5.765.475.140,89 311.940.790.090,79
Contoh perhitungan biaya percepatan pada saat optimum pada kompresi tahap 3
yaitu durasi percepatan 68 minggu (476 hari kalender).
Biaya langsung proyek = Rp 306.081.209.386,18
Biaya tidak langsung = biaya tetap + (biaya tidak tetap per hari x durasi
aktivitas)
= Rp 8.000.000,00+( Rp 12.112.342,73 x 476 hari)
= Rp 5.773.475.140,89
Total biaya setelah percepatan= Rp306.081.209.386,18+ Rp 5.773.475.140,89
= Rp 311.854.684.527,07
Berdasarkan perhitungan diatas, hasil analisis waktu percepatan dengan
penambahan jam kerja (lembur) selama empat jam kerja perhari untuk masing-
masing item kegiatan yang berada pada lintasan kritis dan mungkin dipercepat,
diperoleh pengurangan durasi sebesar 5 minggu atau 35 hari kalender dari waktu
pelaksanaan 73 minggu menjadi 68 minggu atau 476 hari kalender dengan
perubahan biaya total proyek yang terjadi akibat penambahan jam kerja yaitu dari
biaya normal Rp 309.870.356.826,84 menjadi Rp 311.854.684.527,07 yang
menyebabkan kenaikan biaya langsung dari Rp 303.672.949.690,30 menjadi Rp
306.081.209.386,18 dan variable cost mengalami penurunan dari Rp
6.189.407.136,54 menjadi Rp 5.765.475.140,89 karena penurunan durasi proyek.