Post on 03-Feb-2021
i
UPAYA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BATANG HARI
DALAM MENGANTISIPASI PUNGUTAN LIAR DI
TERMINAL TIMBANG MUARA BULIAN
SKRIPSI
OLEH :
WINDRI YANI
SIP.152095
PEMBIMBING :
SITI MARLINA, S.Ag,.M.HI
TRI ENDAH KARYA LESTIYANI.S.IP.,M.IP
KONSENTRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI
1440 H / 2019
ii
ii
iii
iii
iv
iv
MOTTO
Artinya; “ Sesungguhnya allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha melihat
(QS. An-Nisa Ayat 58)1
1 QS. An-Nisa : 58
v
v
ABSTRAK
Nama : Windri Yani
Nim : SIP152095
Jurusan : Ilmu Pemerintah
Skripsi ini berjudul “Upaya Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari Dalam
Mengantisipasi Pungutan Liar Di Terminal Timbang Muara Bulian”. Skripsi ini bertujuan
untuk mengetahui fungsi terminal timbang adalah sebagai pengganti lalu lintas di jalan raya.
Karena untuk mencegah terjadinya kerusakan pada jalan raya dan mengurangi kecelakaan. Maka
dari itu angkutan barang yang memasuki terminal timbang harus menimbang angkutan
barangnya, apabila terjadi kelebihan muatan harus di lakukan penindakan dengan cara di
bongkar, akan tetapi angkutan barang yang membawa muatan lebih jarang melakukan
pembongkaran melaikan dengan memberikan uang pelicin untuk memperlancarkan
perjalanannya. Bagi angkutan barang yang melanggar maka diberi sanksi berupa membayar
denda dengan jumlah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan bagi petugas
terminal timbang yang melakukan pelanggaran juga mendapatkan sanksi yaitu berupa mutasi dan
penurunan pangkat. Namun pelaksanaan terhadap denda/retribusi tersebut menimbulkan
permasalahan, karena dalam pengendalian kelebihan muatan pada kendaraan angkutan barang di
terminal timbang menetapkan bahwa denda dari hasil kelebihan muatan angkutan barang
disetorkan pad akas daerah karena sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah. Tetapi
setiap kendaraan yang ditemukan membawa muatan lebih banyak tidak dikenakan denda cara
pengendalian lain yaitu hanya memberikan uang kepada petugas terminal timbang dengan
jumlah yang kecil dari denda yang ditetapkan serta tidak ada bukti tertulis dari denda tersebut.
Pada penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan metode pengumpulan data yuridis
empiris yaitu : observasi, wawancara, dan dokumentasi. Juga dengan menggunakan analisis data
meliputi: pengumpulan data, reduksi data, dan penyajian data. Berdasarkan hasil penelitian
dilapangan dalam mengantisipasi pungutan liar di terminal timbang muara bulian tidak lepas dari
kendala, yang mana kendala tersebut berupa kurangnya kesadaran hukum bagi angkutan barang,
kurangnya pengawasan pada petugas di lapangan, dan minimnya sumber daya manusia. Dari
kendala yang dihadapi adapun upaya upaya yang dilakukan seperti adanya latihan dasar
kepemimpinan, adanya mentoring, upacra/apel pagi, briefing.
Kata kunci : Dinas Perhubungan , Pungutan Liar
vi
vi
KATA PENGANTAR
الزحيم الزحمه اهلل بسم
, أفضل لشكز اوتصب لمه البزكات وفتح, لجاللً اوخفض لمه الدرجات رفع اللذي اهلل الحمد
ورسىلً عبدي محمدا أن وأشهد اهلل إال الإلً ان أشهد, معزفتً حق عزفً لمه الجىات وأسكه
.بعد أما. أجمعيه وصحبً ألً وعلي محمد علي صلي اللهم
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesain skipsi ini penulis selalu dalam lindungan-Mu dan diberi kekuatan serta
kesehatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “UPAYA DINAS
PERHUBUNGAN KABUPATEN BATANG HARI DALAM MENGANTISIPASI
PUNGUTAN LIAR DI TERMINAL TIMBANG MUARA BULIAN” kemudian tidak
lupa pula shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW.
Dalam penyelesain skripsi ini penulis akui, tidak sedikit hambatan dan rintangan
yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data maupun dalam penyusunannya. Dan
berkat adanya bantuan dari para pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan
oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,
hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu penyelesain skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Dr. H. Su‟aidi Asyari, MA., Ph.D, selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
3. Bapak Hermanto Harun, Lc, M.HI., Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik.
vii
vii
4. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,M.HI, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,
Perencan aan dan Keuangan.
5. Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Dan
Kerjasama di Lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
6. Ibu Mustiah, S.Ag., M. S.y, selaku Ketua Jurusan dan Ibu Tri Endah Karya Lestiani S.IP.
M.IP, selaku Sekretaris Prodi Ilmu Pemerintahan.
7. Ibu Siti Marlina,S.Ag,.M.HI, selaku pembimbing I, dan Ibu Tri Endah Karya Lestiani.
S.IP.,M.IP selaku Pembimbing II.
8. Bapak dan Ibu dosen, Asisten Dosen dan Seluruh Karyawan/Kayawati Fakultas Syari‟ah
UIN STS Jambi.
9. Ayah dan Ibu yang telah membimbing dan mendidik penulis sejak kecil, demi terwujudnya
cita-cita penulis dan mudah-mudahan Allah SWT memberikan ampunan dan kasih
sayangnya pada keduanya.
10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, kekasihku dan teman2 terdekatku
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Disamping itu penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
layaknya sebuah karya tulis ilmiah, oleh karena itu diharapkan pada semua pihak untuk
dapat memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun dan positif guna
kesempurnaan skripsi ini. Kepada Allah SWT penulis memohon ampunan atas semua
kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini dan kepada sesama manusia penulis memohon
maaf yang sebesar-besarnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga
apa yang kita lakukan hari ini menjadi nilai positif dan amalan dimasa yang akan datang
untuk melakukan perubahan yang lebih baik untuk Nusa, Bangsa dan Agama, dengan
viii
viii
mengharap ridho Allah SWT. Dialah tempat memohon dan sebaik-baik pembimbing dan
penolong.
Jambi, 07 Agustus 2019
Penulis
WINDRI YANI
SIP 1520955
ix
ix
PERSEMBAHAN
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Ku persembahkan karya ini untuk keluarga ku tercinta …
Buat ibu ku tercinta Ulatul Khiromah dan terkasih terimakasih atas semuanya selama
karna berkat doa ibu aku bisa menyelesaikan tugas akhir ini dan terimakasih juga ibu
telah mendidik dan member kasih sayang yang tiada batas dan muara kasih mu ibu.
Buat alm ayah ku tercinta alm Sobirin yang selalu aku rindukan tiada kata selain
terimakasih atas semuanya yang kau berikan pada ku hingga pengorbanan mu ayah yang
luar biasa, kau memang Ayah terbaik sedunia bagiku, semoga engkau tenang di sana dan
semoga surga Allah selalu menanti mu ayah. nasehat mu akan selalu ingat dan terima
kasih atas kasih sayang serta didikan mu selama ini ayah..
Buat abang ku Wilis Riyanto dan Adik2ku Rini Aprilia, Muhammad Ariel
terimakasih juga serta dorongan semangat dan kasih sayang yg tiada batas selama ini
kalian mampu membuat diri ini termotivasi.
Terimakasih Juga Kepada:
Kekasihku Endarwan Muryanto Amd.Kep terimakasih sudah banyak membantu baik
dalam menemani penelitian maupun membantu dalam semangat.
Dan TerimaKasih Untuk Semua Pihak Yang Telah berpartisipasi teman seperjuanganku Lidiya
yekti arum, Emas obi susilo, Yusuf, Endrian dwi cahyo, Anggik septian. Hidayatunnaja, Putri
ulfa tari, Shinta devina sari, Semoga Semua Ini Dapat Menjadi Bekalku Amiin Ya Robbal
„Alamiin.
x
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN ORIENTASI................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................................... iv
MOTTO ...................................................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.......................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN............................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................xv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 9
C. Batasan Masalah .............................................................................. 9
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 10
E. Kerangka Teori ................................................................................ 11
F. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 20
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian .............................................................................. 23
B. Jenis Penelitian................................................................................. 23
C. Pendekatan Penelitian ...................................................................... 24
D. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 25
xi
xi
E. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 27
F. Tehnik Analisis Informan ................................................................ 29
G. Tehnik Analisis Data........................................................................ 30
H. Sistem Penulisan .............................................................................. 31
I. Jadwal Penelitian ............................................................................. 33
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Histori dan Geog rafis ...................................................................... 34
B. Susunan Organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari ... 35
C. Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari ...... 38
D. Keadaan Sarana dan Prasarana Pada Terminal Timbang
Muara Bulian Kabupaten Batang Hari ............................................. 46
E. Dasar Hukum Program dan Pengendalian angkutan barang
pada Terminal Timbang .................................................................. 48
BAB IV PEMBAHASAN DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Mengapa Pungutan Liar Masih Marak di Terminal Timbang
Muara Bulian ................................................................................... 57
B. Kendala Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari dalam
Mengantisipasi Pungutan Liar di Terminal Timbang Muara
Bulian ............................................................................................... 60
C. Bagaimana Kebijakam Dinas Perhubungan dalam Mengantisipasi
Pungutan Liar di Terminal Timbang................................................ 66
xii
xii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 70
B. Saran-saran ....................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR INFORMAN
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xiii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 :Jadwal Penelitian.................................................................34
Table 1 :Sarana dan prasarana terminal timbang kabupaten
Batang hari..........................................................................42
Tabel 2 : JBI untuk masing-masing konfigurasi...............................46
Tabel 3 : Klasifikasi menurut kelas jalan..........................................48
Tabel 4 : Jenis-jenis kerusakan jalan.................................................50
Tabel 5 : Jumlah petugas dan kerjanya.............................................59
xiv
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : bagian struktur organisasi dinas perhubungan Kabupaten Batang Hari.........40
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Problem Pembangunan yang dihadapi oleh Negara kita semakin kompleks dan mencakup
berbagai bidang, baik politik, ekonomi, sosial, budaya, dan stabilitas nasional. Dalam bidang
pemerintahan banyak permasalahan dan urusan yang harus diselesaikan berkaitan dengan
semakin berkembang pesatnya pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat maupun
pemerintahan daerah, agar dapat melancarkan jalannya roda sistem pemerintahan wilayah
Indonesia dibagi dalam wilayah yang lebih kecil sebagaimanaditegaskan dalam pasal 18
Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi :
“ pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan
pemerintahnya ditetapkan dengan Undang-Undang. Dengan memandang dan mengingat dasar
permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara,dan hak-hak asal usul dalam daerah-daerah
yang bersifat istimewa”.2
Tranportasi memiliki peranan penting dan strategis dalam pembangunan nasional,
mengingat transportasi merupakan sarana untuk memperlancar roda perekonomian,
memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan.
Pentingnya transportasi sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial ekonomi, politik, dan
pertahanan keamanan memiliki dua fungsi ganda yaitu sebagai unsur penunjang dan sebagai
unsur pendorong. Sebagai unsur penunjang, transporatasi berfungsi menyediakan jasa
2 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Surabaya: Terbit Terang).hlm 12.
2
transportasi yang efektif untuk memenuhi kebutuhan berbagai sektor dan menggerakan
pembangunan nasional. Sebagai unsur pendorong, transportsi yang efektif untuk membuka
daerah-daerah yang terisolasi, melayani daerah terpencil, merangsang pertumbuhan daerah
tertinggal dan terbelakang.
Dunia perdagangan dan industri tumbuh dan berkembang semakin komplek akhir-akhir
ini melibatkan masyarakat, pelaku usaha dan pemerintah. Pengangkutan adalah salah satu bidang
kegiatan yang vital dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Pengangkutan dapat menunjang
pembangunan nasional dalam berbagai sektor pariwisata, pengangkutan mempercepat
penyebaran perdagangan barang kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan pembangunan sampai
kepelosok tanah air.3
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 5 Tahun 1995 tentang tata cara penimbangan
kendaraan angkutan barang di jalan raya,4 menjelaskan tentang fungsi dan tujuan penimbangan,
jenis-jenis alat penimbangan kendaraan, cara penimbangan kendaraan, petugas yang diberikan
kewenangan melakukakn pemeriksaan penimbangan, kelebihan muaran yang msih diberi
toleransi sampai dengan kelebihan
Muatan yang dijatuhkan denda akibat melewati batas toleransi kelebihan muatan yang
dijatuhkan denda akibat melewati batas toleransi kelebihan muatan, sampai dengan bentuk dan
pelaksanaan denda itu sendiri. Dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 5 Tahun 1995
mewajibkan kepada semua pengemudi kendaraan angkutan barang yang akan melintas di jalur
yang akan melewati angkutan barang yang akan melintas di jalur yang akan melewati jembatan
3 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Darat, Laut dan Udara, ( Bandung : Citra Aditya Bakti,
1994 ), hlm. 1 4 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 5 Tahun 1995. Tentang tata cara penimbangan kendaraan
angkutan barang di jalan raya.
3
timbang untuk menimbang kendaraan angkutan barang yang dikemudikannya tersebut sebagai
yang terdapat dalam peraturan pemerintah, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2009 tentang
angkutan jalan.5Undang-undang tentang pemerintah daerah yang menyebutkan kewenangan
terminal tipe A dan terminal timbang dialihkan dari pemerintah daerah ke pemerintah pusat
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014, tentang pemerintah daerah.6
Hasil Penelitian Observasi saya yaitu di Terminal Timbang Muara Bulian Terjadi aksi
pungutan liar, yang dilakukan oleh oknum petugas dishub, Meskipun sudah ada aparatur yang
bertindak di terminal timbang Muara Bulian Kabupaten Batang Hari terus menjadi sorotan
publik. Karena seringnya terjadi pungutan liar tersebut, dengan cara mengambil sejumlah uang
terhadap sopir angkutan batu bara dan angkutan barang yang enggan memasuki terminal dan
hanya memberikan uang saja, mulai dari Rp 10.000 hingga sampai Rp 100.000 di sesuaikan
dengan jenisnya, sesuai tanpa memberikan karcis yang sudah di tentukan oleh pihak pemda
Kabupaten Batang Hari, sebagai PAD Daerah itu.
Karena seharusnya mobil batu bara dan angkutan barang lainnya yang melewati harus
mengikuti instruksi dari petugas yaitu memasuki tempat timbangan dan menimbangnya terlebih
dahulu tetapi kebanyakan sopir batu bara enggan memasukinya dan hanya memberikan uangnya
saja tanpa mengambil karcis terlebih dahulu.Terjadinya pungli ini aksi nya diketahui dari
sejumlah warga setempat ada juga beberapa data-data dokumen dan video yang masih tersimpan
di salah satu warga setempat pada saat aksi pelaku pungli pada saat terjadinya pungli di terminal
timbang tersebut.7
5 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2009, tentang angkutan jalan.
6 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014, tentang pemerintah daerah. 7 Observasi terjadinya aksi di terminal timbang muara bulian kab. Batang hari, 29 desember 2018.
4
Sejak diberlakukannya Undang-undang otonomi daerah serta Undang-undang pajak dan
retribusi daerah, masing-masing provinsi mengeluarkan kebijakan dalam bentuk peraturan
daerah yang berkaitan dengan pelaksanaan penimbangan kendaraan angkutan barang adalah
peraturan tentang pengendalian kelebihan muatan kendaraan angkutan barang di terminal
timbang dengan menetapkan retribusi atau denda atas kelebihan muatan sebagai salah satu
sumber pendapatan asli daerah. Pelaksanaan denda pada kendaraan angkutan barang di terminal
timbang berupa retribusi, retribusi yang diambil biasanya disebut dengan retribusi atas
penggunaan fasilitas jalan, denda itu sendiri merupakan dispensasi atas kelebihan muatan,
retribusi atau denda tersebut dimasukkan ke dalam buku kas daerah sebagai salah satu sumber
pendapatan asli daerah.
Namun pelaksanaan peraturan daerah tentang denda atau retribusi tersebut juga banyak
menimbulkan permasalahan, karena setiap kendaraan denda seperti yang diatur dalam Keputusan
Menteri Perhubungan maupun peraturan daerah yang mengatur entang pengendalian kelebihan
muatan di terminal timbang dan tentang tata cara pembayaran dispensasi terhadap kelebihan
muatan kendaraan angkutan barang, namun hanya memberikan sejumlah uang kepada petugas
penimbang dengan jumlah lebih kecil dari denda yang ditetapkan dalam peraturan daerah serta
tidak ada bukti tertulis dari pembayaran denda tersebut, praktek sepertiini terjadi di semua
terminal timbang di seluruh Indonesia tidak terkecuali di terminal timbang muara bulian
kabupaten abating hari.
Setelah dihadapkan petugas, supir mengeluarkan uang pecahan 50 ribu dan diselipkan
kelaman buku Kas. Petugas selanjutnya melakuka pemeriksaan buku Kas seraya menarik uang
dari supir dimasukkan kedalam kantong. Setelah menerima uang dari supir, petugas kemudian
mengembalikan buku Kas kepada supir, supir yang telah memenuhi kewajibannya langsung
5
keluar dan melanjutkan perjalanannya. Aksi setor uang pelicin ini antara supir dan
petugas terhenti ketika aksinya diketahui oleh wartawan. Seketika itu pula petugas menolak uang
pemberian dari supir yang akan menytor uang pelicin kepada petugas.” Mana buku Kas nyadan
uang apa itu”, Tanya petugas kepada supir. Mendengar pertanyaan petugas supir terlihat menjadi
bingung. Dia tidak mengerti apa yang terjadi sehingga petugas menolak uang akan disetor.
Padahal para petugas tidak pernah menolak setiap supir memberikan uang pelicin.
Sejumlah wartawan kemudian mencoba untuk mengetahui alasan petugas menolak
karena ada pemeriksaan, biasanya petugas tidak pernah menolak uang dari kami. Kenapa hari ini
di tolak ungkapnya supir angukutan barang yang membawa besi, supir truk mengakui bahwa
setiapkali melintas di terminal timbang muara bulian kabupaten batang hari harus mengeluarkan
uang sebesar 50-100 ribu. Jika itu idak dilakukan maka perjalanan akan terhambat da nada juga
yang hanya melempar uang saja tanpa mengambil buku kas terlebih dahulu.
Selain truk yang membawa angkutan barag besi ada lagi supir truk yang membawa
muatan angkutan kentang, dia juga mengakui setiap kali melintas di terminal timbang harus
memberikan uang kepada petugas. Namun jumlah uang yang diberikan 20 ribu saja katanya.
Sementara kepada terminal timbang membantah bahwa meminta uang pelicin kepada supir truk
dan angkutan barang. Saya telah perintahkan kepada bawahan saya untuk tidak meminta uang
dari supir dan mungkin supir itu saja yang mau memberikan ungkapan kepala termina timbang
harus mengambil buku kas terlebih dahulu, beliau baru diangkat sebagai kepala terminal
timbang akhir tahun 2016. Beliau menceritakan sebelum diangkat menjadi kepala terminal
timbang pernah melakukan tindakan tegas kepada supir-supir nakal. Tindakan itu dengan cara
membongkar tonase yang melebihi muatan, pernah tindakan itu saya lakukan tapi yang
membogkar dan menjaga barang-barang siapa penjelasannya.
6
Pada tahun 2016 terminal timbang muara bulian kabupaten batang hari telah berhasil
mengumpulkan uang dari hasil pelanggaran sebesar 1 miliyar lebih, ketika diwawancara berapa
jumlah pelanggaran yang terjadi pada awal jauari sampai bulan juli, kepala terminal timbang
tidak memberikan jawaban dan beralasan data tersebut disimpan oleh bawahan saya yang tidak
bertugas. Dijelaskan lagi bahwa truk dan batu bara melintas di terminal timbang muara bulian
kabupaten batang hari selama 1x24 jam mencapai 800 truk. Terdiri dari 500 angkutan batu bara
dan 300 angkutan barang lainnya. Sementara itu petugas yang dibagi 4 shift ang terdiri dari 12
orang petugas, jika dihitung satu mobil angkutan barang selain batu bara yang menyetor 50 ribu
dikalikan dengan 300 truk maka hasil uang yang dikumpulkan petugas selama 1x24 jam
berjumlah 15 juta. Sedangkan setoran uang batu bara permobil sebesar 10 ribu maka uang yang
dihasilkan sebesar 5 juta, dengan demikian uang yang berhasil dikumpulkan petugas dari supir
truk dalam sehari mencapai 50 juta artinya dalam sebulan telah berhasil dikumpulkan sebanyak
600 juta.8
Pungli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pungli yang dilakukan oleh oknum
petugas. Di dalam penelitian ini pungli juga dapat dilakukan oleh oknum (DISHUB). Pungli
akan menyebabkan masalah ketidak pastian dan keengganan bagi para pelaku usaha untuk
berbisnis dimana pelaku usaha menuntut adanya kepastian.
Sebagaimana dikatakan dalam wawancara oleh Bapak Syopian selaku Kepala UPTD
Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari mengatakan sebagai berikut:
“Perbuatan yang dilakukan oknum ini sudah dilakukan berulang-ulang kali, sudah
diberikan teguran, namun tetap dilakukan dan selanjutnya sudah tidak ada toleransi lagi,
8 Posmetro Muara bulian, Tanggal 10 november 2019, hlm 1-11
7
teguran tertulis akan diberikan. Apabila masih tidak diindahkan, persoalan ini akan
dinaikan ke tingkat yang lebih tinggi yakni sekda”,9
Undang-undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004,10
menjelaskan tentang
Pemerintah daerah dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan otonomi
daerah, perlu memperhatikan hubungan antara susunan pemerintah dan antar pemerintah daerah,
potensi dan keanekaragaman daerah, aspek hubungan wewenang memperhatikan kekhususan
dan keragaman daerah dalam sistem negara kesatuan republik indonesia. Aspek hubungan
keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya lainnya di laksanakan secara adil dan
selaras.
Berdasarkan dari uraian di atas, penulis ingin mengetahui lebih dalam mengenai
Kebijakan Pemerintah dalam mengantisipasi pungutan liar di terminal timbang. Oleh karena itu
penulis mengangkat judul “ UPAYA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BATANG
HARI DALAM MENGANTISIPASI PUNGUTAN LIAR DI TERMINAL TIMBANG
MUARA BULIAN ”.
B. Rumusan Masalah
Berkait dengan uraian diatas maka akan menimbulkan permasalahan-permasalahan
hukum yang harus dipecahkan berikut ini :
Dilihat dari pokok permasalahan yang terdapat pada latar belakang, maka muncul
beberapa pertanyaan yang dapat disajikan sebagai pokok permasalahan dalam
penelitian ini. Beberapa permasalahan hukum tersebut dirumuskan sebagai berikut
1. Mengapa Pungutan Liar Masih Marak di Terminal Timbang Muara Bulian?
9 Wawancara dengan bapak syopian selaku kepala UPTD dinas perhubungan kabupaten batang hari. 10
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004, Tentang pemerintah Daerah Bandung
:Nuansa Aulia Tahun 2009, hlm 142-150.
8
2. Apa Kendala Dinas Perhubungan Kabupaten dalam Mengantisapi Pungutan Liar Di
Terminal Timbang Muara Bulian?
3. Bagaimana Kebijakan Dinas Perhubungan dalam Mengantisipasi Pungutan Liar di
Terminal Timbang Muara Bulian?
C. Batasan masalah
Dalam penulisan ini, agar tidak melebar kepada pokok pembahasan lain, penulis
membatasi permasalahan yang akan diteliti khususnya, tentang Upaya Dinas Perhubungan
Kabupaten Batang Hari Dalam Mengantisipasi Pungutan Liar Di Terminal Timbang Muara
Bulian. Adapun batasan masalah yang penulis ambil yaitu dari tahun 2017/2018.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang akan menjadi tujuan dalam penelitian ini
adalah:
a. Ingin mengetahui Mengapa Pungutan Liar Masih Marak di Terminal Timbang Muara Bulian.
b. Ingin mengetahui kendala yang ditemukan Dinas Perhubungan dalam Mengantisipasi
Pungutan Liar di Terminal Timbang Muara Bulian.
c. Ingin Mengetahui Kebijakan Dinas Perhubungan dalam Mengantisipasi Pungutan Liar di
Terminal Timbang Muara Bulian
2. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini diharapkan
memiliki kegunaan yaitu:
9
a. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat dijadikan pengalaman dan wawasan bagi penulis
terhadap Peran Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari Dalam Mengantisipasi Pungutan
Liar Di Terminal Timbang Muara Bulian.
b. Sebagai salah satu Persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu (S1) di Fakultas
Syari‟ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
c. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dan mengebangkan ilmu yang telah penulis
peroleh selama studi di Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi khususnya dalam ruang lingkup Ilmu Pemerintahan.
d. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan pencerahan dan suatu bentuk
solusi yang muncul terhadap permasalahan yang ada, sehingga dapat memacu dan
meningkatkan kinerja Pemerintahan dalam mengantisipasi pungutan liar di jembatan timbang
muara bulian.
e. Sebagai salah satu sumber bacaan dan informasi bagi teman-teman mahasiswa dalam
penelitian berikutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
f. Sebagai bahan tambahan karya ilmiah di perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
E. Kerangka Teoritis
Di sini penulis akan menguraikan teori yang berkaitan dengan materi penelitian ini, yaitu
tentangt Peran Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari Dalam Mengantisipasi Pungutan Liar
Di Terminal Timbang Muara Bulian. Teori-teori tersebut menjadi landasan bagi penulis dalam
pelaksaan penelitian . Mengenai teori tersebut untuk lebih jelas akan di uraikan selanjutnya.
10
1. Teori Upaya
Dalam kamus Estimologi kata Upaya memiliki arti yaitu didekati atau pendekatan untuk
mencapai suatu tujuan. Sedangkan dibuku lain menjelaskan bahwa pengertian upaya yaitu usaha,
akal atau ikhtiar untuk mencapai suatu persoalan, dan mencapai jalur keluar. Dalam hal ini upaya
yang di maksud oleh peneliti yaitu usaha dinas perhubungan kabupaten batang hari dalam
mengantisipasi pungutan liar di terminal timbang muara bulian.11
Bagaimana yang di ungkap oleh salah seorang masyarakat di Muara Bulian, ia
mengatakan bahwa: sering sekali terjadi pungli dari oknum petugas DISHUB yang berjaga di
kawasan terminal di duga melakukan pungli, dengan cara mengambil sejumlah uang dari sopir
angkutan batu bara yang enggan memasuki terminal dengan cara tidak memberikan karcis yang
sudah di tentukan oleh pihak pemda Kab Batang Hari, sebagai PAD daerah itu.12
2. Pengertian Pemerintah
Pemerintah adalah suatu sistem untuk menjalankan wewenang dan kekuasaan dalam
mengatur kehidupan sosial, ekonomi dan politik. Suatu negara dan bagian-bagiannya.pengertian
pemerintah lainnya sekelompok orang yang bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas
untuk menggunakan kekuasaan. Pemerintah juga dapat diartikan sebagai penguasa negara atau
badan tertinggi yang memerintah suatu negara.
Pemerintah juga metupakan organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan
menerapkan hukum serta undang-undang disuatu wilayah tertentu, pengertian pemerintah
memiliki kaitan yang sangat dalam dengan istilah pemerintah. Karena pemerintah dan
pemerintahan adalah dua hal yang sangat dekat. Sebagaimana dengan hal lainnya, pengerian
11
12 Wawancara dengan salah seorang warga setempat yang berjualan di sekitar terminal timbang, tgl 28
Maret 2019.
11
pemerintah memiliki berbagai macam definisi, tergantung dari sudut pandang atau
konteks prmbicaraan. Ada beberapa definisi mengenai pemerintahan tergantung dari pendapat
mana yang kita gunakan.
Pemerintah dalam arti sempit dimaksudkan khusus pada kekuasaan eksekutif sedangkan
prmrtintah dalam arti luas ialah semua organ negara termasuk DPR. Dalam bidang ilmiah
dibedakan beberapa pengertian pemerintah sebagai organ (alat) negara yang menjalankan tugas
atau fungsi dan pengertian pemerintah seabagai fungsi dari pada negara.13
Dalam menjelaskan pemerintah secara luas dan sempit pemerintah berpegang pada dua
macam asas yaitu: yaitu asas keahlian atau asas fungsional dan asas kedaerahan. Asas keahlian
(fungsional) adalah suatu asas yang menghendaki tiap urutan kepentingan umum diserahkan
kepada para ahli untuk diselenggarakan secara fungsional. Sedangkan asas kedaerahan adalah
berkembangnya tugas-tugas serta kepentingan-kepentingan yang harus diselenggarakan oleh
pemerintahpusat, maka demi kebaikan serta kelancaran jalnnya pemerintahan di samping asas
yang diatas itu juga berpegang pada asas kedaerahan.14
3. Pengertian Pungutan Liar (Pungli)
Pungutan liar adalah pengenaan biaya di tempat yang tidak seharusnya biaya dikenakan
atau dipungut dilokasi atau pada kegiatan tersebut tidak sesuai ketentuan. Sehingga dapat
diartikan sebagai kegiatan memungut biaya atau meminta uang secara paksa oleh seseorang
kepada pihak lain dan hal tersebut merupakan sebuah praktek kejahatan atau perubahan pidana.
Kebanyakan pungli dipungut oleh pejabat atau aparat, walaupun pungli termasuk ilegal dan di
golongkan sebagai KKN, tetapi kenyataannya hal ini jamak terjadi di indonesia menurut hasil
13
Kansil, Sisrem Pemerintahan Indonesia, (Bandung:SinarGrafika,2005),hlm 17. 14 Musanef, Sistem Pemerintahan Di Indonesia, (Jakarta : Haji Masagung,1993), hlm 15.
12
studi dari Pusat Studi Asia Pasifik Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan United
State Ageney For Internasional Development (USAID) pada tahun 2004, biaya pungli yang
dikeluarkan oleh para pengusaha di sektor industri manufektur berorientasi ekspor saja,
pertahunnya bisa mencapai 3 trilyun rupiah.15
Pungutan liar berasal dari frasa pungutan liar yang secara etimologis dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan yang memungut bayar/ meminta uang secara paksa. Jadi punguli
merupakan praktek kejahatan.16
4. Pungutan Liar dalam Pandangan Hukum
Pungutan liar (Pungli) merupakan suatu tindakan pelanggaran hukum. Dimana dalam
KUHP sudah mengenai pungutan liar tersebut. Adapun penjelasan beberapa pasal di dalam
KUHP yang mengakomodir perbuatan pungutan liar adalah sebagai berikut:
- Pasal 368 KUHP
“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diei sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, memaksa oeang lain dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, untuk
memberikan sesuatu barang, seluruhnya atau sebagian adalah milik orang lain, atau supaya
memberikan hutang maupun menghapus piutang, diancam, karena pemerasan, dengan pidana
pnjara paling lama sembilan tahun”.
- Pasal 415 KUHP
“Seorang pegawai atau orang lain yang dirugikan menjelaskan suatu jabatan umum terus
menerus atau untuk sementara waktu, yang dengan sengaja menggelapkan uang atau surat
15
http//id.wikipedia.Org/wiki/Pungutan liar. Akses 29 Maret 2019. 16 Lijan Poltak Sinambela. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan dan Implementasi, (Jakarta: Sinar
Grafika Offset, 2006), hlm 96.
13
berharga itu diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau menolong sebagai pembantu dalam
melakukan perbuatan tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun”.
- Pasal 418 KUHP
“Seorang pegawai negeri yang menerima hadiah atau jamji padahal diketahui atau
sepatutnya harus diduganya, bahwa hadiah atau janji itu diberikan karena kekuasaan atau
kewenangan yang berhubungan dengan jabtannya, atau yang menurut pikiran orang yang
memberi hadiah atau janji itu ada hubungan dengan jabatannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama enam bulan atau pidana denda palimg banyak empat ribu lima ratus rupiah”.
- Pasal 423 KUHP
“Pegawai negeri yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, dengan menyalah gunakan kekuasaannya memaksa orang lain untuk
menyerahkan sesuatu, melakukan suatu pembayaran, melakukan pemotongan terhadap suatu
pembayaran atau melakukan suatu pekerjaan untuk pribadi sendiri, dipidana dengan pidana
penjara selama-lamanya ena, tahun”.
Menurut ketentuan yang diatur dalam Pasal 12 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, kejahatan yang diatur dalam Pasal 423 KUHP
merupakan tindak pidana korupsi, sehingga sesuai dengan ketentuan pidana dengan pidana
penjara seumur hidup atau dengan pidana penjara paling sinkat empat tahun dan paling lama dua
puluh tahun dan pidana denda paling sedikit dia puluh juta rupiah dan paling banyak satu miliar
rupiah.
Berdasarkan ketentuan pidana tersebut di atas, kejahatan pungutan liar dapat dijerat
dengan tindak pidana di bawah ini:
14
a. Tindak pidana penipuan
Penipuan dan pungutan liar adalah tindak pidana yang mana terdapat unsut-unsur yang
sa,a dan saling berhubungan, antara lain untuk menguntngkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum dengan rangkaian kebohongan un tuk atau agar orang lain menyerahkan barang
atau sesuatu kepadanya.
b. Tindak pidana pemerasan
penipuan data pungutan liar adalah tindak pidana yang mana terdapat unsur-unsur yang
sama dan saling berhubungan, antara lain untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum dengan rangkaian kekerasan atau dengan ancaman agar orang lain
menyerahkan barang atau sesuatu kepadanya.
c. Tindak pidana korupsi
Tindak pidana korupsi yang sangat erat kaitannya dengan kejahatan jabatan ini, karena
rumusan pada pasal 415 pasal penggelapan dalam KUHP diadopsi oleh UU No. 31 tahun 1999
yang kemudian diperbaiki oleh UU No. 20 tahun 2011, tang dimuat dalam pasal 8.
5. Unsur-unsur Pungutan Liar
Pungutan liar terdiri atas unsur0unsur obyektif dan unsur-unsur subyektif antara lain,
yaitu:
a. Undur-unsur Obyektif
Pada pungutan liar yang menjadi unsur-unsur obyektif dalam hal ini diatur dalam
rumusan korupsi pada Pasal 12 huruf e UU Nomor 20 Tahun 2001 berasal dari Pasal 423 KUHP
adalah :
15
1. Pegawai negeri atau penyelenggaraan negara (deambtenaar)
2. Menyalah gunakan kekuasaan (misbruik van gezag);
3. Memaksa seseorang (iemand dwigen om) untuk :
- Memberikan sesuatu (iets af geven)
- Membayar (uitbetaling);
- Menerima pembayaran dengan potongan, atau (eene terughouding genoegen nemenbij eene
uitbetaling);
- Mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri (een persoonlijken dienst verrichten).
b. Unsur-unsur Subyektif
Pada pungutan liar yang menjadi unsur-unsur subjrktif dalam hal ini diatur dalam
rumusan korupsi pada Pasal 12 huruf e UU Nomor 20 Tahun 2001 berasal dari Pasal 423 KUHP
adalah:
1. Atau dengan maksud untuk (met het oogmerk om) menguntungkan diri sendiri atau orang
lain secara melawan hukum (zich of een ander weferrechtelijk te bevoordelen);
2. Menguntungkan secara melawan hukum (weserrechtelijk te bevoordelen)
6. Faktor Penyebab Pungutan Liar
Pada umunya, pungutan liar dilakukan petugas layanan publik kategori birokrat kelas
rendah. Morifnya adalah untuk menambah penghasilan akibat gaji resmi para birokrasi rata-rata
masih tergolong rendah. Bila birokrasi tinggi bisa melakukan korupsi untuk menambah
penghasilannya, maka bieokrasi tingkat rendah melalui pungutan liar. Adanya kesempatan,
16
lemahnya pengawasan dan rendahnya etika birokrat menjadi faktor pendorong suburnya perilaku
koripsi melalui pungutan liar.
Dalam proses pelayanan publik, posisi masyarakat sangat rentan menjadi korban
pungutan liar karena daya tawar yang rendah. Masyarakat “dipaksa” menyerahkan sejumlah
uang tambahan karena ketiadaan lembaga pengawasan yang efektif untuk memaksa birokrasi
yang kerap melakukan pungutan liar. Masyarakat juga tidak mendapatkan lembaga pengaduan
yang bonafid karena rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap citra birokrasi. Sel;ain itu,
pengaduan masyarakat kerap kali tidak mendapat tanggapan yang memadai dari inspektor
sebagai pengawas internal.
Terhadap beberapa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan pungutan liar, yaitu:17
1. Penyalahgunaan wewenang, Jabatan atau kewenangan seseorang dapat melakukan
pelanggaran disiplin oleh oknum yang melakukan pungutan liar.
2. Faktor mental, Karakter atau kelakuan dari pada seseorang dalam bertindak dan mengontrol
dirinya sendiri.
3. Faktor kultural dan Budaya Organisasi. Budaya yang terbentuk di suatu lembaga hidup tidak
sebanding dengan tugas/ jabatan yang diemban membuat seseorang terdorong untuk
melakukan pungli.
4. Faktor kultur dan Budaya Organisasi, Budaya yang terbentuk di suatu lembaga yang berjalan
terus menerus terhadap pungutan liar dan penyuapan dapat menyebabkan pungutan liar
sebagai hal biasa.
17 Wijayanto, dkk, Korupsi Mengorupsi Indonesia: Sebab, Akibat, dan Prospek Pemberantasan, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Umum, 2010), hlm. 36.
17
5. Terbatas sumber daya manusia.
6. Lemahnya sistem kontrol dan pengawasan oleh atasan.
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu (penelitian-penelitian lain)
yang berkaitan dengan penelitian ini pada aspek fokus/tema yang diteliti.
Pertama, Skripsi yang ditemukan adalah skripsi Ummy Nellah Shauna mahasiswa
Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang berjudul Peran Dinas
Perhubungan Provinsi jambi Dalam Mengantisipasi Pungutan Liar di Jembatan Timbang Muara
Tembesi Kabupaten Batang Hari, dalam tulisan ummy nellah shauna ini hanya membahas
tentang aksi setor uang pelicin yang harus di bayar sopir mobil batu bara dan truk 10 ribu
samapai 100 ribu agar tidak lagi menunjukkan kartu kir kepada petugas, dari penulisan ummy
nellah shauna tidak membahas tentang Peran Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari Dalam
Mengantisipasi Pungutan Liar Di Terminal Timbang Muara Bulian.18
Kedua, Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Saibi yang berjudul Peran restribudi
terminal dalam meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Indeagiri Hilir Riau. Dalam
tulisan Muhammad Saibi ini hanya membahas tentang dalam meningkatkan restribusi terminal di
perlukan pengelolaan dana yang cukup besar, serta dikelola dan diusahakan sendiri oleh daerah
yang bersangkutan. Dan dari pembahasan yang ditulis Muhammad Saibi tidak menjelaskan
18 Skripsi yang ditemukan adalah skripsi Ummy Nellah Shauna mahasiswa yang berjudul ”Peran Dinas Perhubungan
Provinsi jambi Dalam Mengantisipasi Pungutan Liar di Jembatan Timbang Muara Tembesi Kabupaten Batang Hari”. Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Tahun 2013
18
tentang Peran Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari Dalam Mengantisipasi Pungutan Liar
Di Terminal Timbang Muara Bulian.19
Ketiga, Karya ilmiah yang dikarang oleh Wildan yang berjudul Pengaruh kinerja
jembatan timbang, yang mana pembahasan nya bahwa kinerja jembatan timbang meliputi proses
penimbangan scara konvensional dan proses penimbangan secara modern, apabila muatan
berlebih maka angkutan barang diminta menurunkan muatan tersebut pada tempatnya. Dari
pembahasan skripsi yang ditulis wildan tidak membahas tentang Peran Dinas Perhubungan
Kabupaten Batang Hari Dalam Mengantisipasi Pungutan Liar Di Terminal Timbang Muara
Bulian.20
Berdasakan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan diatas dalam penelitian
sebelumnya, yang hampir serupa dengan pembahasan penulis, maka dalam penelitian ini penulis
mengambil judul “peran dinas perhubungan kabupaten batang hari dalam mengantisispasi
pungutan liar di terminal timbang muara bulian”.
19
Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Saibi yang berjudul “Peran restribudi terminal dalam meningkatkan
pendapatan asli daerah Kabupaten Indeagiri Hilir Riau”. Inatitut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, Tahun 2012. 20
Karya ilmiah yang dikarang oleh Wildan yang berjudul “Pengaruh kinerja jembatan timbang”.
Politekhnik Keselamatan Transportasi Jalan, Tahun 2013.
19
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam mengumpulkan data/bahan penulisan skripsi ini agar mengandung suatu
kebenaran yang objektif, penulis menggunakan metode penelitian ilmiah sebagai berikut.
A. Lokasi Penelitian
Sebagai rencana kerja dan kegiatan penelitian kemudian sesuai dengan judul yang telah
ditetapkan maka sebagai lokasi penelitian di lingkungan Terminal Timbang dan seluruh
masyarakat yang mendukung dalam penelitian ini.21
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan/
kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Analisis deskriptif kualitatif ditunjukan untuk
mendapat kan informasi tentang beberapa kondisi dan menjelaskan serta menggambarkan hasil
penelitian yang dilakukan dilingkungan penelitian. Lingkungan Penelitian yang dilakukan
dilingkungan penelitian. Lingkungan Penelitian yaitu di Terminal timbang dan Dishub Muara
Bulian Kabupaten Batang Hari yang menjadi sumber untuk memperoleh informasi.
C. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yuridis empiris. Pendekatan yuridis
(hukum dilihat sebagai norma atau das sollen), karena dalam membahas permasalahan penelitian
ini menggunakan bahan-bahan hukum (baik hukum yang tertulis22
maupun hukum yang tidak
21
Observasi, wawancara di sekitar Terminal Timbang Muara Bulian. Tgl 29 maret 2019. 22 Hukum yang tertulis adalah hukum yang dibuat oleh pejabat yang berwenang yang berlaku umum
dengan ancaman sanksi yang tegas.
20
20
tertulis23
atau baik bahan hukum primer maupun bahan hukum sekuder). Pendekatan empiris
(hukum sebagai kenyataan sosial, kultural atau das sein), karena dalam penelitian ini digunakan
data primer yang diperoleh dari lapangan.
Jadi, pendekatan yuridis empiris adalam penelitian ini maksudnya adalah bahwa dalam
menganalis permasalahan dilakukan dengan caa memadukan bahan-bahan hukum (yang
merupakan data sekunder) dengan data primer yang diperoleh di lapanagan yaitu tentang peran
dinas perhubungan kabupaten batang hari dalam mengantisipasi pungutan liar di terminal
timbang muara bulian.
Maka dalam penulisan menggunakan metodologi sebagai berikut:
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi yang dilakukan penulis bertempatan di Terminal Timbang Muara Bulian
Kabupaten Batang Hari tahun 2017-2018 Pemilihan lokasi wilayah tersebut sebagai tempat
penelitian karena adanya masalah oknum petugas masalah agar kita mengetahui apa peran dinas
perhubungan dalam mengantisipasi pungutan liar di terminal timbang tersebut.
Berdasarkan aspek metodologi penelitian, menulis menggunakan penelitian Kualitatif
Deskriptif . melalui pendekatan penelitian ini di harapkan terangkat gambaran mengenai kualitas,
realitas sosial dan persepsi naeasumber dari sasaran penelitian. Pendekatan penelitian kualitatif
lebih banyak menggubakan logika hipotetio vertikal. Pendekatan ini di mulai dengan berpikir
dedukatif untuk menurunkan kesimpulan, kemudian melakukan pengujian di lapangan.
Kesimpulan tersebut di tarik berdasarkan data empiris.
23 Hukum yang tidak tertulis adalah hukum yang berlaku dalam masyarakat, yang ditaati dan diikuti
sebagai pedoman hidup bermasyarakat.
21
21
D. Jenis dan sumber data
a. Jenis Data
Dalam upaya merumuskan skripsi ini, penulis melakukan penelitian lapangan, maka
sumber data atau informasi yang menjadi data baku peneliti, untuk diolah merupakan data yang
berbentuk bahan primer dan bahan skunder.
1) Data Primer
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data primer yang di butuhkan dalam rangka
penulisan skripsi dengan cara penulis melakukan penelitian secara langsung ke lapangan yang di
jadikan objek penelitian untuk mengumpulkan data di lapangan dari populasi yang ada yaitu
mengambil sampel berdasarkan kriteria tertentu, kriteria di sini yang di anggap yang berkaitan
dengan masalah-masalah yang di teliti di antaranya adalah:
1. Syopian,S.H,, Selaku Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari.
2. M.Jaga,, Selaku Kepala terminal timbang.
3. Amri,, Selaku Supir truk batu-bara.
4. Rifki,, Selaku Masyarakat setempat.
5. Idham,, Selaku Tim Cyber Pungli
6. Nur Salimah,, Selaku penjual di sekitar Terminal Timbang.
7. Wawan,, Selaku masyarakat setempat yang tinggal disekitar Terminal Timbang.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah untuk memperoleh sumber data sekunder penulis menggunakan tehnik
dokumentasi. Hal ini dapat di lakukan dengan mencari dan mengumpulkan data melalui
informal secara tertulis ataupun gambar-gambar yang berhubungan dengan masalah-masalah
22
penelitian dan data-data informasi tersebut itu adalah berupa dokumentasi, Koran, internet, buku-
buku yang mengenai peran dinas perhubungan dalam mengantisipasi pungutan liar di terminal
timbang muara bulian kabupaten batang hari.
b. Sumber Data
Penelitian bertujuan untuk memperoleh sumber data dengan cara mempelajari:
Untuk memperoleh sumber data sekunder penulis menggunakan teknis dokumentasi. Hal
ini dapat dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data melalui informasi secara tertulis
ataupun gambar-gambar yang berhubungan dengan masalah-masalah penelitian dan data-data
informasi tersebut itu adalah berupa dokumentasi, internet, buku-buku yang mengenai Peran
Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari Dalam Mengantisipasi Pungutan Liar Di Terminal
Timbang Muara Bulian.24
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini dengan
menggunakan deskriptif. Analisis yaitu dengan mengguntip menyalin dari beberapa pendapat
pakar/ahli yang berkenaan dengan masalah yang di bahas ataupun teoti-teori. Penulis
menggunakan data dari perpustakaan sebagai data dalam kerangka teori. Penulisan lapangan
(field riseach) untuk mempermudah penulis dalam menganalisa suatu data maupum informasi di
lapangan, maka penulis menggunakan metode:
a. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat infomasi
sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa
24
Sayuti Una, Pedman Penulisan Skripsi Edisi Revisi, (Jambi: Syari‟ah Press IAIN STS,201 4), 34.
23
itu bisa dengan cara melakukan pengamatan langsung di Terminal Timbang Muara Bulian
Kabupaten Batang Hari.25
b. Wawancara
Instrument ini di gunakan untuk mendapatkan data mentah dari informal, sehingga dapat di
temukan data baru yang tidak terdapat dalam dokumen. Narasumber dalam penelitian ini adalah
orang-orang yang mengetahui dengan pasti persoalan yang terjadi. Bagaimana yang di ungkap
oleh salah seorang masyarakat di Muara Bulian bahwa ia mengatakan bahwa: Supaya tidak
adanya lagi terjadi pungli terhadap angkutan jalan dan tidak meresah kan warga setempat maka
harus adanya tindakan dari pihak Dishub di Muara Bulian Kabupaten Batang Hari. Karena apa
yang di lakukan harus di orientasikan pada perubahan di masa yang akan datang. wawancara ini
guna mengetahui secara langsung tentang Peran Dinas Pehubungan Kabupaten Batang Hari
Dalam Mengantisipasi Pungutan Liar di Jembatan Timbang Muara Bulian. kriteria di sini yang di
anggap yang berkaitan dengan masalah-masalah yang di teliti di antaranya adalah:
1. Syopian,S.H,, Selaku Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari.
2. M.Jaga,, Selaku Kepala terminal timbang.
3. Amri,, Selaku Supir truk batu-bara dan angkutan barang dan orang.
4. Rifki,, Selaku Masyarakat setempat.
5. Idham,, Selaku Tim Cyber Pungli
6. Nur Salimah,, Selaku penjual di sekitar Terminal Timbang.
7. Wawan,, Selaku masyarakat setempat yang tinggal disekitar Terminal Timbang.
25
W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta:Grasindo,2002), hlm 116.
24
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data berupa dokumen-dokumen, catatan, surat
kabar atau majalah notulen rapat, anggota dan sebagainya.26
Metode dokumentasi adalah metode atau teknik pengumpulan data dari beberapa
dokumen yang bersifat resmi dan diakui seperti, buku, surat kabar, dan sebagainya. Metode
dokumen ini digunakan untuk memperoleh data-data yang mampu meneliti dan memperkuat
penelitian.
Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini dapat berupa undang-undang, buku-
buku, surat kabar dan sebagainya dari kantor Dinas
F. Teknik Pemilihan Informan
Informan penelitian maksudnya adalah orang yang memberikan data kepada penulis yang
diambil dengan cara wawancaea. Untuk memperoleh data yang otentik penulis melakukan
interview/wawancara dengan para key informan yang posisinya sebagai kepala terminal timbang
dan kepala dishub serta pegawai dan masyarakat dan sopir batu bara dan angkutan jalan yang
termasuk dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya, sehingga mudah
dipahami dan tentunya dapat di informasikan kepada orang lain.27
Analisis data dalam penelitian
26
Arikuto Siharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pedekatan Praktek, (Jakarta:Rineka Cipta, 1997) hlm 236. 27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif R&N,Cet Ke-19, (Bandung:
Alfabeta,2014), hlm 203.
25
secara teknis dilaksanakan secara induktif yaitu analisa yang dimulai dari pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
a. Pengumpulan Data, Pengumpulan data adalah pengumpulan yang diperoleh dari lapangan
baik berupa arsip-arsip, dokumen, gambar-gambar dan lainnya. Kemudian diperiksa kembali
dan diatur untuk diurutkan.
b. Reduksi Data, penulis mempertegas, memperpendek, membuat pokus, membuang hal-hal
yang tidak penting yang muncul dari catatan dan pengumpulan data yang berkaitan dengan
bidang yang diteliti. Proses ini berlangsung terus menerus sampai laporan akhir penelitian
selesai.
c. Penyajian Data, dari data yang dikumpulkan dan direduksi kemudian disajikan menjadi
informasi, selanjutnya penulis menarik kesimpulan yang meliputi berbagai jenis keterangan,
d. Penarikan kesimpulan, pada kesimpulan penulis akan memberikan gambaran akhir mengenai
apa yang diteliti.
H. Sistematika Penulisan
Agar penulis skripsi tidak keluar dari pembahasan, maka penulis membuat sistematika
penulisan yang akan menjadi panduan dalam penulisan skripsi ini dan menjadi ringkasan dalam
pembahasan-pembahasan yang ada didalam bab nya sebagai berikut :
Bab Pertama, berisi tentang pendahuluan, sebagai pengantar secara keseluruhan sehingga bab
ini akan diperoleh gambaran umum tentang pembahasan skripsi ini. Bab pertama ini berisi
tentang pendahuluan sebagai pengantar secara keseluruhan sehingga bab akan diperoleh
gambaran umum tentang pembahasan skripsi ini. Yaitu: latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori.
26
Bab Kedua, penulis membahas mengenai metode penelitian. Bab ini terjadi dari sub-sub sebagai
berikut: pendekatan dan jenis penelitian, jenis sumber data, instrument pengumpulan data, teknik
pemilihan informan, tehknik analisis data, sistematika penulisan dan jadwal penelitian.
Bab Ketiga, penulis akan menjelaskan gambaran umum lokasi penelitian, geografis,
Bab Keempat, yaitu bab akhir dari pembahasan masalah pokok dan analisis berikut: skripsi ini
membahas tentang Peran Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari Dalam Mengantisipasi
Pungutan Liar Di Terminal Timbang Muara Bulian.
Bab Kelima, Penutupan dalam skripsi ini terdiri dari Kesimpulan hasil penulisan skripsi, saran-
saran dan penutup.
27
I. JADWAL PENELITIAN
N
o
Jenis
Kegiatan
Tahun 2018-2019
April Januari Februari Maret April Mei 0ktober Novemb
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 31 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
judul
x
2 Pembuatan
proposal
x
3
Perbaikan
proposal
dan seminar
x x
4 Surat izin
riset
x
5 Pengumpul
an data
x x x
6
Pengolahan
dan analisis
data
x x
7 Pembuatan
Laporan
x x
8
Bimbingan
dan
Perbaikan
x x
9
Agenda dan
Ujian
Skripsi
x
1
0
Perbaikan
dan
Penjilidan
x x
28
B AB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Histori Dan Geografis
1. Kondisi Geografis
Terminal timbang Muara Bulian terbentuk pada tanggal 16 desember 2016 . yang
terletak di Muara Bulian Kabupaten Batang Hari, pada pantai timur pulau Sumatra berhadapan
dengan laut cina selatan dan laut pacific, Pada alur lalu lintas internasional dan regional. Secara
geografis Terminal Timbang Kabupaten Batang Hari di Muara Bulian terletak antara 0° 45¹ 2º
LS dan 101º 0¹ – 104º 55 BT dengan wilayah keseluruhan seluas 63.435.72 KM² dengan luas
daratan 51.000 km2 , luas lautan 425,5 km2 , dan panjang 185 km2 .
Kecamatan Muara Bulian ke Ibukota Kabupaten Batang Hari dengan batas wilayah
Kabupaten Batang Hari adalah sebagai berikut :
-Sebelah Utara berbatasan dengan : Provinsi Riau
-Sebelah Selatan berbatasan dengan : Provinsi Sumatra Selatan
-Sebelah Timur berbatasan dengan : Laut Cina Selatan
-Sebelah Barat berbatasan dengan : Provinsi Sumatra Barat
29
B. Susunan Organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari
Susunan organisasi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk
memperlancarkan aktifitasnya maka di bentuknya susunan organisasi. Dengan di bentuk nya
suatu susunan organisasi inilah yang mempunyai pen garuh untuk mencapai suatu tujuan yang
diharapkan , sebab didalam susunan organisasi tersebut sudah tersusun dan teratur tugas dan
tanggung jawab untuk kelancaran dan ketertiban yang sesuai yang diinginkan.
Untuk itu kepengurusan organisasi Dinas perhubungan Kabupaten Batang Hari dan
ortganisasi Terminal Timbang Kabupaten Batang Hari harus dimiliki, guna mendukung demi
kelancaran kegiatan di terminal timbang. adapun susunan organisasi dinas perhubungan
Kabupaten Batang Hari adalah sebagai berikut :
1. Visi dan misi dinas perhubungan Kabupaten Batang Hari
Visi
Visi dinas perhubungan kabupaten batang hari adalah :
“MEWUJUDKAN TRANSPORTASI YANG HANDAL, AMAN DAN NYAMAN”
Misi
a. Mendorong masyarakat pengguna, jalan dan sungai untuk berlaku tertib, teratur, aman dan
nyaman.
b. Membangun mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana khusus bidang perpakiran,
terminal, pengujian kendaraan bermotor dan pengendalian standar mutu perbengkelan.
c. Melayani perencanaan umum, keuangan dan pengembangan SDM dalam rangka pencapaian
pelaksanaan kegiatan.28
28 Dokumentasi Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari, Tanggal 29 Maret 2019
30
2. Struktur organisasi dinas perhubungan kabupaten batang hari
Gambar 1 : Bagan Organisasi DISHUB Kabupaten Batang Hari
31
KEPALA BIDANG PENATAAN LALU LINTAS
DWI WASTO ASMI.S.IP
NIP. 196507101986011001
KEPALA SEKSI MANAJEMEN DAN
REKAYASA LALU LINTAS
SUTRISNO.SE
NIP.198003242008011010
KEPALA SEKSI PENATAAN DAN
PENGAWASAN PARKIR
R.APRIL RONI.S.SE
NIP.197804202009041001
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PERHUBUNGAN
KABUPATEN BATANG HARI29
29Struktur organisasi dinas perhubungan kabupaten batang hari
KEPALA MODA TRANSPORTASI
SULASTINI,SE
NIP. 196810021992122002
KEPALA BIDANG KESELAMATAN LALU LINTAS
MARYADI
NIP. 1961099931335931993
KEPALA SEKSI OPERASIONAL LALU LINTAS
ROZULAN, SE
NIP.196606051991011001
KEPALA SEKSI ANGKUTAN DARAT
M.RUSLI,S.Pd.i
NIP.1963091219666111102
KEPALA SEKSI ANGKUTAN SUNGAI
SURATNI. SP
NIP.196211281985032002
KEPALA SEJSI SARANA DAN PRASAANA
ANGKUTAN DARAT DAN SUNGAI
MUHAMMAD NUR,S.Ag. M.Pd.I
NIP. 196212311969011010
KEPALA SEKSI AUDIT DAN INSFEKSI
KESELAMATAN LLAJ
HERA ORBA JAYA, SH
NIP.196795231999921991
KEPALA SEKSI PENGUJIAN KENDARAAN
BERMOTOR
ABRI. R.S.Pd
NIP.196509101986111001
KEPALA SEKSI PENYEDIAAN
PERLENGKAPAN JALAN DAN SUNGAI
NENENG SURYANI,SE
NIP.196512291988032003
SEKRETARIS
PEJABAT FUNGSI
KASUBAG UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
MATJUNER, SH
NIP.
196809102000121002
KASUBAG PERENCANAAN
DAN KEPEGAWAIAN
KURNIAWAN, SE
NIP. 197411272002121005
KEPALA DINAS
SYOPIAN , SH
NIP. 1961051719631004
32
C. Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan
Tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari talah
diatur melalu Perda Bupati Batang Hari Nomor 28 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan
Organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja perangkat daerah.
Dalam menjalankan roda organisasi Dinas Perhubungan mempunyai tugas dan
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut30
:
1. Tugas dan Fungsi Dinas
a. Kepada Dinas
kepala dinas mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan perhubungan dan
tugas pembantuan diberikan kepada Daerah. Dinas perhubungan menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan dibidang perhubungan
2. Pelaksanaan kebijakan dibidang pelaporan dibidang perhubungan
3. Pelaksanaan administrasi dibidang perhubungan
4. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya
b. Sekretaris Dinas
Sekretaris mempunyai tugas mengoordinasikan perencanaan, pembinaan dan
pengendalian terhadap program serta memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada
seluruh unit organisasi di lingkungan Dinas Perhubungan.
Sekretaris menyelenggarakan fungsi:
30 Dokumen dinas perhubungan Kabupaten Batang Hari. Tgl 28 Maret 2019
33
1. Pengoordinasian penyelenggaraan tugas Dinas Perhubungan
2. Peyusunan rencana program kerja dan anggaran Dinas Perhubungan
3. Penyiapan peraturan perundang-undangan dibidang perhubungan sesuai fdengan norma,
standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah
4. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan Dinas Perhubungan yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian,
kerumahtanggan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi
5. Penyelenggaraan pengelolaan barang/kekayaan milik Negara/ daerah di lingkungan dinas
perhubungan
6. Pengelolaan data dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi
7. Pengoordinasi penyusunan laporan kinerja dinas perhubungan
8. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya
9. Pemberian saran dan pertimbangan kepada pemimpin tentang langkah-langkah dan
tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya
Sekretaris membawahi:
Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Aset dan Subbagian Kepegawain dan Umum
c. Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Aset
Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan menyusun rencana program kerja, rencana
anggaran, dan penatausahaan asset serta pelaporan. Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Aset
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program kerja dan rencana
anggaran Dinas Perhubungan
34
2. Penyelenggaraan administrasi dan penatausahaan keuangan
3. Pemeliharaan dan penyiapan
4. Bukti dan dokumen keuangan
5. Penyiapan bahan pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
6. Penyiapan bahan dan penyusunan pelaporan kegiatan dan pertanggung jawaban
kaeuangan
7. Penyiapan bahan da penyusunan laporan kinerja Dinas Perhubungan
8. Pelaksanaan penatausahaan dan pengeolaan asset
9. Penyiapan bahan pengellaan data dan informasi Dinas Perhubungaan
d. Subbagian Kepegawaian dan Umum
Mempunyai tugas menyelenggarakan urusan kepegawaia, ketatalaksanaan,
penatausahaan surat menyurat, rusan rumah tangga, dan perlengkapan. Subbagian Kepegawaian
dan umum menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan urusan surat masuk dan keluar, kearsipan, umah tangga dan perlengkapan,
keamanan kantor serta kenyamanan kerja
2. Menghimpun dan mengelola bahan dan data kepegawaian yang meliputi pengangkatan,
pemberhentian, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, promosi, mutasi, cuti, askes,
taspen.
3. Perencanaandan pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia pegawai
4. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pemimpin sesuai dengan tugas dan
fungsinya
35
e. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Bidang lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai tugas membantu kepala dnas
merumuskan, menyusun, mengoordinasikan, menyelenggarakan, pembinaan, monitoring,
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dibidang lalu lintas dan angkutan jalan. Bidang
lalu lintas dan angkutan jalan menyelenggarakan fungsi:
1. Bidang lalu lintas dan angkutan jalan menyelenggarakan fungsi
2. Perumusan dan penyusunan rencana dan penyusunan rencaa kegiatan dibidang lalu lintas
dan angkutan jalan
3. Pemberian petunjuk teknis dibidang lalu lintas dan angkutan jalan
4. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi dibidang lalu lintas dan angkutan jalan
f. Seksi Teknis Sarana dan Prasaranan Lalu Lintas
Mempunyai tugas membantu kepala bidang menyiapkan bahan permusan, penyusunan,
koordinasi, pelaksanaan, pembinaan, monitoring evaluasi dan pelaporan kebijakan dibidang
teknik saranan dan prasaraa lalu lintas jalan. Seksi teknis sarana dan prasaranan lalu lintas jalan
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapa bahan perumusan dan penyusunan rencana kegiatan dibidang teknik sarana dan
prasaranan lalu lintas jalan
2. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan dibidang
teknik sarana dan prasaranan lalu lintas jalan
3. Penyiapan bahan dan data dan membuat rencana imduk jaringan lalu lintas dan angkutan
jalan
36
4. Penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan dibidang teknik saranan dan prasaranan lalu
lintas jalan
g. Seksi Operasional, Pengendalian dan Angkutan Jalan
Mempunyai tugas membantu kepala bidang menyiapkan bahan perumusan, penyusunan,
koordinasi, pelaksanaan, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan dibidang
operasional, pengendalian dan pengawasan lalu lintas angkutan jalan. Menyelenggarakan fungsi
Seksi opeasional, pegendalian dan pengawasan lalu lintas angkutan jalan:
1. Penyiapan bahan pemberian petunjuk teknik dibidang operasional, pengendalian dan
pengawasan lalu lintas angkutan jalan
2. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan dibidang
operasional, pengendaian dan pengawasan lalu lintas angkutan jalan
3. Penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan dibidang operasional, pengendalian dan
pengawasan lalu lintas angkutan jalan
h. Bidang Lalu Lintas Angkutan Danau dan Sungai
Bidang lalu lintas angkutan danau dan sungai mempunyai tugas membantu kepala dinas
merumuskan, menyusun, mengoordinasikan, menyeenggarakan, pembinaan, monitoring,
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dibidang lalu lintas angkutan danau dan sungai.
Menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan dan penyusunan rencana kegiatan dibidang lalu lintas angkutan danau dan
sungai
2. Pemberian petunjuk teknis dibidang lalu lintas angkutan danau dan sungai
3. Pelaksanaan oordinasi dan sikronisasi penerapan kebijaka dibidang lalu lintas
37
4. Pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan serta pengembangan dibidang lalu lintas
angkutan danau dan sungai
i. Seksi Lalu Lintas Angkutan Danau dan Sungai
Mempunyai tugas membantu kepala bidang menyiapkan bahan perumusan, penyusunan,
koordinasi, pelaksanaan, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan dibidang lalu
lintas angkutan danau dan sungai. Menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan dan penyusunan rencana kegiatan dibidang lalu lintas angkutan danau dan
sungai
2. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan dibidang
lalu lintasangkutan danau dan sungai
3. Peniapan data perencanaan umum jaringan lalu lintas angkutan danau dan sungai
4. Penyiapan bahan penataan alur pelayanan angkutan danau dan sungai dan penataan
pemanfaatan lahan tepian danau dan sungai
j. Seksi Rekayasa dan Keselamatan Angkutan Danau dan Sungai
Mempunyai tugas membantu kepala bidang menyiapkan bahan perumusan, penyusunan,
koordinasi, pelaksanaan, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan dibidang
rekayasa dan keselamatan angkutan danau dan sungai. Menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan dan penyusunan rencana kegiatan dibidang rekayasa dan keselamatan
angkutan danau dan sungai
2. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan dibidang
rekayasa dan keselamatan angkutan danau dan sungai
3. Penyiapan bahan data dan membuat alur pelayaran kapal danau dan sungai
38
4. Penyiapan bahan pemberian pelayanan sertifikat kelaikan dan navigasi kapal danau dan
sungai
k. Seksi Operasional, Pengendalian dan Pengawasan Angkutan Danau dan Sungai
Mempunyai tugas membantu kepala bidang menyiapkan bahan perumusan, penyusunan,
koordinasi, pelaksanaan, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan dibidang
operasional pengendalian dan pengawasan angkutan danau dan sungai. Menyelenggarakan
fungsi:
1. Perumusan dan penyusunan rencana kegiatan dibidang operasional, pengendalian dan
pengawasan ankutan danau dan sungai
2. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan dibidang
operasional, pengendalian dan pengawasan ankutan danau dan sungai
3. Penyiapan bahan penyelenggaran pengelolaan dan pengoperasian dermaga dan penyiapan
bahan pengendalian dan pengawasan pemenuhan kelaikan berlayar kapal danau dan
sungai
4. Penyiapan bahan penyusunan petunjuk teknis penyelenggaraan operasionalisasi angkutan
danau dan sungai
D. Keadaan sarana dan prasarana pada terminal timbang Muara Bulian Kabupaten
Batang Hari
Sarana pada terminal timbang merupakan alat-alat yang dapat menunjang dan
mendukung dan juga sebagai alat pelengkap fisik yang berguna untuk membantu proses
kelancaran kegiatan. Dengan adanya penyediaan sarana dean prasarana akan mempermudah dan
memperlancar jalannya pelaksanaan kegiatan.
39
Perasarana merupakan wadah atau tempat untuk kelancaran kegiatan, keadaan sarana
terminal timbang dapat mempengaruhi kegiatan dan pada akhirnya akan mempengaruhi
efektivitas. Prasarana yang baik membuat suasana menjadi nyaman dan membuat keadaan
menjadi lebih tertib, alat penimbang tersebut berupa terminal timbang yang keberadaannya
merupakan salah satu kebijakan untuk melindungi kerusakan jalan akibat muatan lebih serta
untuk kesehatan lalu lintas. Alat penimbang yang dipasang secara tetap tersebut dilengkapi
dengan fasilitas penunjang dan dioprasikan oleh pelaksana penimbangan, fasilitas penunjang
yang dimaksud antara lain :
a. Gedung operasional.
b. Lapangan parkir kendaraan.
c. Fasilitas jalan keluar masuk kendaraan.
d.Gudang penyimpanan barang.
e. Lapangan penimbangan barang.
f. Bangunan gedung untuk generator sel.
g. Pagat.
h. Prambuan untuk masuk pengoperasian.
40
Tabel 131
Sasaran dan Prasarana Terminal Timbang Muara Bulian Kabupaten Batang Hari
NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN
1. Jalur keluar msuk kendaraan yang
akan ditimbang
1 BAIK
2. Platform terminal timbang 1 BAIK
3. Bangunan operasional 1 BAIK
4. Ruang operator timbang 1 BAIK
5. Ruang administrasi 1 BAIK
6. Ruang kepala 1 BAIK
7. Mushola 1 BAIK
8. WC 1 BAIK
9. Ruang istirahat petugas 1 BAIK
10. Ruang rapat 1 BAIK
11. Dapur 1 BAIK
12. Gudang genset/peralatan lainnya 1 BAIK
D. Dasar hukum program dan pengendalian angkutan barang pada terminal timbang
Peraturan-peraturan Gubernur Jambi 13 tahun 2012 yang dijadikan dasar dalam
pengawasan dan pengendalian angkutan barang pada terminal timbang Kabupaten Batang Hari
adalah sebagai berikut:
31 Sarana dan prasarana terminal timbang muara bulian kabupaten batang hari.
41
1. Undang-undang Nomor 19 darurat Tahun 1957 tentang pembentukan daerah-daerah
swatantra tingkat 1 Sumatra Barat, Jambi dan Riau (lembaran negara Republik Indonesia
Tahun 1957 Nomor 75) sebagaimana telah diubah Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958
tentang penetapan Undang-undang Nomor 19 darurat Tahun 1957 menjadi undang-undang
(lembar negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 112.32
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum acara pidana (Lembar negara
Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, tambahan kembaran negara Republik Indonesia
Nomor 3209).33
3. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan (lembar negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 132, tambahan lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4444).34
4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2006 tentang penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan
jalan (lembaran negara republik indonesia tahun 2009 nomor 96, tambahan lembaran negara
Republik Indonesia Nomor 5052).35
5. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan
(lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, tambahan negara Republik
Indonesia Nomor 5234).36
6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang angkutan jalan (lembaran negara
Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 59, tambahan lembaran negara Republik Indonesia
Nomor 3527).37
32 Undang-undang Nomor Darurat Tahun 1957, Tentang Pembentukan Daerah-Dartah Swatantra Tingkat 1
Sumatra Barat, Jambi dan Riau. 33 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981, Tentang Hukum Acara Pidana. 34 Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 , Tentang Jalan. 35
Undamg-undang Nomor 22 Tahun 2006 , Tentang penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan. 36 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011, Tentang peraturan pembentukan perundang-undangan. 37 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1993, Tentang Angkutan Jalan.
42
7. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang pemeriksaan kendaraan bermotor di
jalan (lembaran negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 60, tambahan lembaran
negara Republik Indonesia Nomor 3528).38
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 Tentang prasarana dan lalu lintas jalan (lembar
negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63 tambahan lembar negara Republik
Indonesia Nomor 3530).
9. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 Tentang kendaraan dan pengemudi (lembaran
negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, tambahan lembaran negara Republik
Indonesia Nomor 3529).
10. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang jalan (lembaran negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, tambahan lembaran negara Republik Indonesia Nomor
4655).39
11. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 5 Tahun 1995 tentang pengoperasional terminal
timbang.40
Seiring perkembangan model teransportasi saat ini, maka pula perkembangan pada jenis
berat diizinkan (JBI) kendaraan angkutan barang menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Penambahan besar angka JBI ini diikuti juga oleh bertambahnya konfigurasi sumbu kendaraan
sehingga pendistribusian beban pada sumbu kendaraan tetap sesuai dengan kondisi jalan yang
ada.
Untuk mempermudah pencatat arus dalam mendata dan mengelompokan angkutan
barang yang melanggar kelebihan muatan, maka operator terminal timbang melakukan
penggolongan terhadap jenis angkutan barang yang masuk diterminal timbang menjadi tujuh
38
Undang-undang Nomor 42 Tahun 1993, Tentang pemeriksaan Kendaraan Bermotor. 39 Undang-undang Nomor 34 Tahun 2006, Tentang Jalan. 40 Keputusan Menteri Perhubungan nomor 5 Tahun 1995, tentang pengoperasional terminal timbang.
43
golongan penggolongan ini disesuaikan dengan JBI yang dimiliki oleh kendaraan tersebut. Dan
untuk mengambil karcis dari petugas terminal timbang, berikut ini adalah tabel 2 yang
mengelompokkan jenis berat diizinkan ada tujuh golongan wajib di golongkan sesuai dengan
besar JBI
Tabel 241
(Jenis berat diizinkan) JBI untuk masing-masing konfigurasi kendaraan
Konfigurasi
sumbu
Jumlah
sumbu
Jenis JBI Kelas
II
JBI Kelas III
1-1
1-2
1-2.2
1.1-2.2
1-2-2.2
1-2.2-2.2
1-2.2-2.2,2
2
2
3
4
4
5
6
Truk Engkel
Truk Besar
Truk Tronton
Truk Sumbu
Trailer
Trailer
Trailer
12 ton
16 ton
22 ton
30 ton
34 ton
40 ton
43 ton
12 ton
14 ton
20 ton
26 ton
28 ton
32 ton
40 ton
Daftar tabel yang di jelaskan di atas bahwa Klasifikasi dan peruntukan jalan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan, maka jalan dapat di definisikan sebagai
sarana perhubungan darat, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapan yang di peruntukan
bagi lalu lintas, Peranan penting jalan meliputi :
1. Mendorong pengembangan satuan wilayah pengembangan semakin merata.
41 JBI untuk masing-masing konsfigurasi kendaraan
44
2. Merupakian suatu kesatuan sistem jaringan jalan yang menghubungkan pusat-pusat
pertumbuhan.
Sistem jaringan dan klarifikasi jalan dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Klarifikasi menurut fungsi jalan, klatifikasi ini di jabarkan dengan peraturan pemerintah
nomor 26 tahun 1985 pada pasal 4 dan pasal 5 di bagi menjadi 2 sistem jaringan jalan, yaitu:
a. Sistem jaringan jalan primer yaitu sistem jaringan jalan yang disusun berdasarkan ketentuan
pengatiran tata ruang dan struktur pengembangan wilayah tingkat nasional yang
menghubungkan antar simpul-simpul jasa distribusi.
b. Sistem jaringan jalan sekunder yaitu sistem jaringan yang disusun mengikuti ketentuan tata
ruang yang menghubungkan kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder
kesatu, fungsi sekunder kedua dan seterusnya sampai perumahan.
2. Klarisikasi menurut kelas jalan
Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk menerima
beban lalu lintas, di nyatakan dalam muatan sumbu terbesar (MST) dapat pada tabel berikut :
Tabel 342
Klarifikasi Menurut kelas jalan.
Fungsi
Kelas
Muatan sumbu terberat
(MST)
(TON)
42 Klasifikasi menurut kelas jalan.
45
Arteri
I
II
III
>10
10
8
Kolektor
III A
III B
8
3. Klarifikasi menurut wewenang pembinaan jalan
Klarifikasi jalan menurut wewenang pembinaan jalan sesuai dengan PP.No26/1985 yaitu
terbagi menjadi jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan desa dan jalan khusus.43
Sedangkan pengelompokan jalan berdasarkan status wewenang pembinaannya adalah sebagai
berikut.
a. Jalan Nasional.
b. Jalan Provinsi.
c. Jalan Kabupaten.
d. Jalan Kotamadya.
e. Jalan Khusus.
4. Tipe dan jenis kerusakan jalan
a. Tipe kerusakan jalan
Tipe kerusakan diantaranya :
43 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985.
46
a. Kerusakan fungsional, dimana struktur tidak dapat lagi melayani lalu lintas sesuai dengan
fungsi yang diharapkan yaitu aman dan nyaman.
ii. Kerusakan struktural, kerusakan terjadi pada satu atau lebih lapis perkerasan. Kerusakan
ini bersifat progresif , jika tidak sefera di tangani akan berkembang dengan cepat menjadi
kerusakan yang lebih besar yang pada akhirnya menyebabkan ketidak rataan permukaan.
b. Jenus-jenis kerusakan jalan
Jenis kerusakan jalan umumnya berbeda-beda. Untuk itu pada tabel disebutkan jenis-
jenis kerusakan jalannya. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini adalah sebagai berikut :
Tabel 444
Jenis-jenis kerusakan alam.
No Jenis kerusakan Bentuk/sifat/tingkat Penyebab
kerusakan
1. Retak halus (hair crack) a. Lebar celah < 3 mm
b. Penyebaran serempat
/luas
c. Meresapkan
d. Akan berkembang
menjadi retak buaya
a. Bahan perkesanan
kurang baik
b. Pelapuk
permukaan
c. Bagian bawah
permukaan lapisan
kurang stabil
44Jenis-jenis kerusakan alam.
47
2. Retak kulit buaya (Aligator
Crack)
a. lebar celah > mm
b. Saling berangkai
membentuk
serangkaian kotak-
kotak kecil yang
menyerupai kulit buaya
c. Meresapkan air akan
berkembang menjadi
lubang akibat pelepasan
butir-butir
a. Bahan perkerasan
kurang baik
b. Pelapukan
permukaan
c. Bagian bawah
permukaan lapisan
kurang stabil
3. Retak Selip (Slipage Crack) a. Bentuk menyerupai
bulan sabit
b. Meresapkan air dan
akan berkembang
menjadi lubang
a. Lapisan pengikat
kurang berfungsi
b. Agregat halus
lebih banyak
c.Lapisan permukaa
kurang padat
4. Retak Pinggir (Edge Crack) a. Memanjang dengan
atau tanpa cabang yang
mengatah ke bahu
b. Meresapkan air
c. Akan berkembang
menjadi besar yang
diikuti oleh pelepasan
butir pada tepi retak
a. Sokonan dari
samping kurang
b. Bahan di bawah
retak pinggir kurang
c. Penyusutan Tanah
d. Drainase kurang
baik
48
Dari tabel di atas dijelaskan bahwa faktor penyebab kerusakan jalan adalah laju
penurunan kinerja jalan dapat di pengarufi oleh beberapa sebab seperti : jumlah dan komposisi
kendaraan, kecepatan kendaraan, dan muatan/beban sumbu dari kendaraan.
49
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pungutan Liar Masih Marak Di Terminal Timbang Muara Bulian
Salah satu Tim cyber pungli mengungkapkan bahwa pungli marak terjadi oleh oknum
petugas dishub, wawancara dengan bapak idham ia mengatakan.
“praktik pungutan liar