UPAYA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BATANG HARI …repository.uinjambi.ac.id/1775/1/SIP.152095_WINDRI...

89
i UPAYA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BATANG HARI DALAM MENGANTISIPASI PUNGUTAN LIAR DI TERMINAL TIMBANG MUARA BULIAN SKRIPSI OLEH : WINDRI YANI SIP.152095 PEMBIMBING : SITI MARLINA, S.Ag,.M.HI TRI ENDAH KARYA LESTIYANI.S.IP.,M.IP KONSENTRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI 1440 H / 2019

Transcript of UPAYA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BATANG HARI …repository.uinjambi.ac.id/1775/1/SIP.152095_WINDRI...

  • i

    UPAYA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BATANG HARI

    DALAM MENGANTISIPASI PUNGUTAN LIAR DI

    TERMINAL TIMBANG MUARA BULIAN

    SKRIPSI

    OLEH :

    WINDRI YANI

    SIP.152095

    PEMBIMBING :

    SITI MARLINA, S.Ag,.M.HI

    TRI ENDAH KARYA LESTIYANI.S.IP.,M.IP

    KONSENTRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN

    PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

    FAKULTAS SYARIAH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI

    1440 H / 2019

  • ii

    ii

  • iii

    iii

  • iv

    iv

    MOTTO

    Artinya; “ Sesungguhnya allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak

    menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya

    kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha melihat

    (QS. An-Nisa Ayat 58)1

    1 QS. An-Nisa : 58

  • v

    v

    ABSTRAK

    Nama : Windri Yani

    Nim : SIP152095

    Jurusan : Ilmu Pemerintah

    Skripsi ini berjudul “Upaya Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari Dalam

    Mengantisipasi Pungutan Liar Di Terminal Timbang Muara Bulian”. Skripsi ini bertujuan

    untuk mengetahui fungsi terminal timbang adalah sebagai pengganti lalu lintas di jalan raya.

    Karena untuk mencegah terjadinya kerusakan pada jalan raya dan mengurangi kecelakaan. Maka

    dari itu angkutan barang yang memasuki terminal timbang harus menimbang angkutan

    barangnya, apabila terjadi kelebihan muatan harus di lakukan penindakan dengan cara di

    bongkar, akan tetapi angkutan barang yang membawa muatan lebih jarang melakukan

    pembongkaran melaikan dengan memberikan uang pelicin untuk memperlancarkan

    perjalanannya. Bagi angkutan barang yang melanggar maka diberi sanksi berupa membayar

    denda dengan jumlah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan bagi petugas

    terminal timbang yang melakukan pelanggaran juga mendapatkan sanksi yaitu berupa mutasi dan

    penurunan pangkat. Namun pelaksanaan terhadap denda/retribusi tersebut menimbulkan

    permasalahan, karena dalam pengendalian kelebihan muatan pada kendaraan angkutan barang di

    terminal timbang menetapkan bahwa denda dari hasil kelebihan muatan angkutan barang

    disetorkan pad akas daerah karena sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah. Tetapi

    setiap kendaraan yang ditemukan membawa muatan lebih banyak tidak dikenakan denda cara

    pengendalian lain yaitu hanya memberikan uang kepada petugas terminal timbang dengan

    jumlah yang kecil dari denda yang ditetapkan serta tidak ada bukti tertulis dari denda tersebut.

    Pada penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan metode pengumpulan data yuridis

    empiris yaitu : observasi, wawancara, dan dokumentasi. Juga dengan menggunakan analisis data

    meliputi: pengumpulan data, reduksi data, dan penyajian data. Berdasarkan hasil penelitian

    dilapangan dalam mengantisipasi pungutan liar di terminal timbang muara bulian tidak lepas dari

    kendala, yang mana kendala tersebut berupa kurangnya kesadaran hukum bagi angkutan barang,

    kurangnya pengawasan pada petugas di lapangan, dan minimnya sumber daya manusia. Dari

    kendala yang dihadapi adapun upaya upaya yang dilakukan seperti adanya latihan dasar

    kepemimpinan, adanya mentoring, upacra/apel pagi, briefing.

    Kata kunci : Dinas Perhubungan , Pungutan Liar

  • vi

    vi

    KATA PENGANTAR

    الزحيم الزحمه اهلل بسم

    , أفضل لشكز اوتصب لمه البزكات وفتح, لجاللً اوخفض لمه الدرجات رفع اللذي اهلل الحمد

    ورسىلً عبدي محمدا أن وأشهد اهلل إال الإلً ان أشهد, معزفتً حق عزفً لمه الجىات وأسكه

    .بعد أما. أجمعيه وصحبً ألً وعلي محمد علي صلي اللهم

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam

    penyelesain skipsi ini penulis selalu dalam lindungan-Mu dan diberi kekuatan serta

    kesehatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “UPAYA DINAS

    PERHUBUNGAN KABUPATEN BATANG HARI DALAM MENGANTISIPASI

    PUNGUTAN LIAR DI TERMINAL TIMBANG MUARA BULIAN” kemudian tidak

    lupa pula shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW.

    Dalam penyelesain skripsi ini penulis akui, tidak sedikit hambatan dan rintangan

    yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data maupun dalam penyusunannya. Dan

    berkat adanya bantuan dari para pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan

    oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,

    hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut

    membantu penyelesain skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:

    1. Bapak Dr. H. Su‟aidi Asyari, MA., Ph.D, selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    2. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah UIN Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    3. Bapak Hermanto Harun, Lc, M.HI., Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik.

  • vii

    vii

    4. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,M.HI, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,

    Perencan aan dan Keuangan.

    5. Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Dan

    Kerjasama di Lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

    6. Ibu Mustiah, S.Ag., M. S.y, selaku Ketua Jurusan dan Ibu Tri Endah Karya Lestiani S.IP.

    M.IP, selaku Sekretaris Prodi Ilmu Pemerintahan.

    7. Ibu Siti Marlina,S.Ag,.M.HI, selaku pembimbing I, dan Ibu Tri Endah Karya Lestiani.

    S.IP.,M.IP selaku Pembimbing II.

    8. Bapak dan Ibu dosen, Asisten Dosen dan Seluruh Karyawan/Kayawati Fakultas Syari‟ah

    UIN STS Jambi.

    9. Ayah dan Ibu yang telah membimbing dan mendidik penulis sejak kecil, demi terwujudnya

    cita-cita penulis dan mudah-mudahan Allah SWT memberikan ampunan dan kasih

    sayangnya pada keduanya.

    10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, kekasihku dan teman2 terdekatku

    baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Disamping itu penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

    layaknya sebuah karya tulis ilmiah, oleh karena itu diharapkan pada semua pihak untuk

    dapat memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun dan positif guna

    kesempurnaan skripsi ini. Kepada Allah SWT penulis memohon ampunan atas semua

    kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini dan kepada sesama manusia penulis memohon

    maaf yang sebesar-besarnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga

    apa yang kita lakukan hari ini menjadi nilai positif dan amalan dimasa yang akan datang

    untuk melakukan perubahan yang lebih baik untuk Nusa, Bangsa dan Agama, dengan

  • viii

    viii

    mengharap ridho Allah SWT. Dialah tempat memohon dan sebaik-baik pembimbing dan

    penolong.

    Jambi, 07 Agustus 2019

    Penulis

    WINDRI YANI

    SIP 1520955

  • ix

    ix

    PERSEMBAHAN

    BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

    Ku persembahkan karya ini untuk keluarga ku tercinta …

    Buat ibu ku tercinta Ulatul Khiromah dan terkasih terimakasih atas semuanya selama

    karna berkat doa ibu aku bisa menyelesaikan tugas akhir ini dan terimakasih juga ibu

    telah mendidik dan member kasih sayang yang tiada batas dan muara kasih mu ibu.

    Buat alm ayah ku tercinta alm Sobirin yang selalu aku rindukan tiada kata selain

    terimakasih atas semuanya yang kau berikan pada ku hingga pengorbanan mu ayah yang

    luar biasa, kau memang Ayah terbaik sedunia bagiku, semoga engkau tenang di sana dan

    semoga surga Allah selalu menanti mu ayah. nasehat mu akan selalu ingat dan terima

    kasih atas kasih sayang serta didikan mu selama ini ayah..

    Buat abang ku Wilis Riyanto dan Adik2ku Rini Aprilia, Muhammad Ariel

    terimakasih juga serta dorongan semangat dan kasih sayang yg tiada batas selama ini

    kalian mampu membuat diri ini termotivasi.

    Terimakasih Juga Kepada:

    Kekasihku Endarwan Muryanto Amd.Kep terimakasih sudah banyak membantu baik

    dalam menemani penelitian maupun membantu dalam semangat.

    Dan TerimaKasih Untuk Semua Pihak Yang Telah berpartisipasi teman seperjuanganku Lidiya

    yekti arum, Emas obi susilo, Yusuf, Endrian dwi cahyo, Anggik septian. Hidayatunnaja, Putri

    ulfa tari, Shinta devina sari, Semoga Semua Ini Dapat Menjadi Bekalku Amiin Ya Robbal

    „Alamiin.

  • x

    x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL....................................................................................i

    LEMBAR PERNYATAAN ORIENTASI................................................ ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................................... iv

    MOTTO ...................................................................................................... v

    ABSTRAK .................................................................................................. vi

    KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

    PERSEMBAHAN ...................................................................................... viii

    DAFTAR ISI............................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL.......................................................................................xii

    DAFTAR SINGKATAN............................................................................xiv

    DAFTAR GAMBAR..................................................................................xv

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................ 9

    C. Batasan Masalah .............................................................................. 9

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 10

    E. Kerangka Teori ................................................................................ 11

    F. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 20

    BAB II METODOLOGI PENELITIAN

    A. Lokasi Penelitian .............................................................................. 23

    B. Jenis Penelitian................................................................................. 23

    C. Pendekatan Penelitian ...................................................................... 24

    D. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 25

  • xi

    xi

    E. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 27

    F. Tehnik Analisis Informan ................................................................ 29

    G. Tehnik Analisis Data........................................................................ 30

    H. Sistem Penulisan .............................................................................. 31

    I. Jadwal Penelitian ............................................................................. 33

    BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Histori dan Geog rafis ...................................................................... 34

    B. Susunan Organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari ... 35

    C. Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari ...... 38

    D. Keadaan Sarana dan Prasarana Pada Terminal Timbang

    Muara Bulian Kabupaten Batang Hari ............................................. 46

    E. Dasar Hukum Program dan Pengendalian angkutan barang

    pada Terminal Timbang .................................................................. 48

    BAB IV PEMBAHASAN DAN TEMUAN PENELITIAN

    A. Mengapa Pungutan Liar Masih Marak di Terminal Timbang

    Muara Bulian ................................................................................... 57

    B. Kendala Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari dalam

    Mengantisipasi Pungutan Liar di Terminal Timbang Muara

    Bulian ............................................................................................... 60

    C. Bagaimana Kebijakam Dinas Perhubungan dalam Mengantisipasi

    Pungutan Liar di Terminal Timbang................................................ 66

  • xii

    xii

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ...................................................................................... 70

    B. Saran-saran ....................................................................................... 72

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR INFORMAN

    LAMPIRAN

    CURRICULUM VITAE

  • xiii

    xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 :Jadwal Penelitian.................................................................34

    Table 1 :Sarana dan prasarana terminal timbang kabupaten

    Batang hari..........................................................................42

    Tabel 2 : JBI untuk masing-masing konfigurasi...............................46

    Tabel 3 : Klasifikasi menurut kelas jalan..........................................48

    Tabel 4 : Jenis-jenis kerusakan jalan.................................................50

    Tabel 5 : Jumlah petugas dan kerjanya.............................................59

  • xiv

    xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 : bagian struktur organisasi dinas perhubungan Kabupaten Batang Hari.........40

  • 1

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Problem Pembangunan yang dihadapi oleh Negara kita semakin kompleks dan mencakup

    berbagai bidang, baik politik, ekonomi, sosial, budaya, dan stabilitas nasional. Dalam bidang

    pemerintahan banyak permasalahan dan urusan yang harus diselesaikan berkaitan dengan

    semakin berkembang pesatnya pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat maupun

    pemerintahan daerah, agar dapat melancarkan jalannya roda sistem pemerintahan wilayah

    Indonesia dibagi dalam wilayah yang lebih kecil sebagaimanaditegaskan dalam pasal 18

    Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi :

    “ pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan

    pemerintahnya ditetapkan dengan Undang-Undang. Dengan memandang dan mengingat dasar

    permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara,dan hak-hak asal usul dalam daerah-daerah

    yang bersifat istimewa”.2

    Tranportasi memiliki peranan penting dan strategis dalam pembangunan nasional,

    mengingat transportasi merupakan sarana untuk memperlancar roda perekonomian,

    memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan.

    Pentingnya transportasi sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial ekonomi, politik, dan

    pertahanan keamanan memiliki dua fungsi ganda yaitu sebagai unsur penunjang dan sebagai

    unsur pendorong. Sebagai unsur penunjang, transporatasi berfungsi menyediakan jasa

    2 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Surabaya: Terbit Terang).hlm 12.

  • 2

    transportasi yang efektif untuk memenuhi kebutuhan berbagai sektor dan menggerakan

    pembangunan nasional. Sebagai unsur pendorong, transportsi yang efektif untuk membuka

    daerah-daerah yang terisolasi, melayani daerah terpencil, merangsang pertumbuhan daerah

    tertinggal dan terbelakang.

    Dunia perdagangan dan industri tumbuh dan berkembang semakin komplek akhir-akhir

    ini melibatkan masyarakat, pelaku usaha dan pemerintah. Pengangkutan adalah salah satu bidang

    kegiatan yang vital dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Pengangkutan dapat menunjang

    pembangunan nasional dalam berbagai sektor pariwisata, pengangkutan mempercepat

    penyebaran perdagangan barang kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan pembangunan sampai

    kepelosok tanah air.3

    Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 5 Tahun 1995 tentang tata cara penimbangan

    kendaraan angkutan barang di jalan raya,4 menjelaskan tentang fungsi dan tujuan penimbangan,

    jenis-jenis alat penimbangan kendaraan, cara penimbangan kendaraan, petugas yang diberikan

    kewenangan melakukakn pemeriksaan penimbangan, kelebihan muaran yang msih diberi

    toleransi sampai dengan kelebihan

    Muatan yang dijatuhkan denda akibat melewati batas toleransi kelebihan muatan yang

    dijatuhkan denda akibat melewati batas toleransi kelebihan muatan, sampai dengan bentuk dan

    pelaksanaan denda itu sendiri. Dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 5 Tahun 1995

    mewajibkan kepada semua pengemudi kendaraan angkutan barang yang akan melintas di jalur

    yang akan melewati angkutan barang yang akan melintas di jalur yang akan melewati jembatan

    3 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Darat, Laut dan Udara, ( Bandung : Citra Aditya Bakti,

    1994 ), hlm. 1 4 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 5 Tahun 1995. Tentang tata cara penimbangan kendaraan

    angkutan barang di jalan raya.

  • 3

    timbang untuk menimbang kendaraan angkutan barang yang dikemudikannya tersebut sebagai

    yang terdapat dalam peraturan pemerintah, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2009 tentang

    angkutan jalan.5Undang-undang tentang pemerintah daerah yang menyebutkan kewenangan

    terminal tipe A dan terminal timbang dialihkan dari pemerintah daerah ke pemerintah pusat

    Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014, tentang pemerintah daerah.6

    Hasil Penelitian Observasi saya yaitu di Terminal Timbang Muara Bulian Terjadi aksi

    pungutan liar, yang dilakukan oleh oknum petugas dishub, Meskipun sudah ada aparatur yang

    bertindak di terminal timbang Muara Bulian Kabupaten Batang Hari terus menjadi sorotan

    publik. Karena seringnya terjadi pungutan liar tersebut, dengan cara mengambil sejumlah uang

    terhadap sopir angkutan batu bara dan angkutan barang yang enggan memasuki terminal dan

    hanya memberikan uang saja, mulai dari Rp 10.000 hingga sampai Rp 100.000 di sesuaikan

    dengan jenisnya, sesuai tanpa memberikan karcis yang sudah di tentukan oleh pihak pemda

    Kabupaten Batang Hari, sebagai PAD Daerah itu.

    Karena seharusnya mobil batu bara dan angkutan barang lainnya yang melewati harus

    mengikuti instruksi dari petugas yaitu memasuki tempat timbangan dan menimbangnya terlebih

    dahulu tetapi kebanyakan sopir batu bara enggan memasukinya dan hanya memberikan uangnya

    saja tanpa mengambil karcis terlebih dahulu.Terjadinya pungli ini aksi nya diketahui dari

    sejumlah warga setempat ada juga beberapa data-data dokumen dan video yang masih tersimpan

    di salah satu warga setempat pada saat aksi pelaku pungli pada saat terjadinya pungli di terminal

    timbang tersebut.7

    5 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2009, tentang angkutan jalan.

    6 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014, tentang pemerintah daerah. 7 Observasi terjadinya aksi di terminal timbang muara bulian kab. Batang hari, 29 desember 2018.

  • 4

    Sejak diberlakukannya Undang-undang otonomi daerah serta Undang-undang pajak dan

    retribusi daerah, masing-masing provinsi mengeluarkan kebijakan dalam bentuk peraturan

    daerah yang berkaitan dengan pelaksanaan penimbangan kendaraan angkutan barang adalah

    peraturan tentang pengendalian kelebihan muatan kendaraan angkutan barang di terminal

    timbang dengan menetapkan retribusi atau denda atas kelebihan muatan sebagai salah satu

    sumber pendapatan asli daerah. Pelaksanaan denda pada kendaraan angkutan barang di terminal

    timbang berupa retribusi, retribusi yang diambil biasanya disebut dengan retribusi atas

    penggunaan fasilitas jalan, denda itu sendiri merupakan dispensasi atas kelebihan muatan,

    retribusi atau denda tersebut dimasukkan ke dalam buku kas daerah sebagai salah satu sumber

    pendapatan asli daerah.

    Namun pelaksanaan peraturan daerah tentang denda atau retribusi tersebut juga banyak

    menimbulkan permasalahan, karena setiap kendaraan denda seperti yang diatur dalam Keputusan

    Menteri Perhubungan maupun peraturan daerah yang mengatur entang pengendalian kelebihan

    muatan di terminal timbang dan tentang tata cara pembayaran dispensasi terhadap kelebihan

    muatan kendaraan angkutan barang, namun hanya memberikan sejumlah uang kepada petugas

    penimbang dengan jumlah lebih kecil dari denda yang ditetapkan dalam peraturan daerah serta

    tidak ada bukti tertulis dari pembayaran denda tersebut, praktek sepertiini terjadi di semua

    terminal timbang di seluruh Indonesia tidak terkecuali di terminal timbang muara bulian

    kabupaten abating hari.

    Setelah dihadapkan petugas, supir mengeluarkan uang pecahan 50 ribu dan diselipkan

    kelaman buku Kas. Petugas selanjutnya melakuka pemeriksaan buku Kas seraya menarik uang

    dari supir dimasukkan kedalam kantong. Setelah menerima uang dari supir, petugas kemudian

    mengembalikan buku Kas kepada supir, supir yang telah memenuhi kewajibannya langsung

  • 5

    keluar dan melanjutkan perjalanannya. Aksi setor uang pelicin ini antara supir dan

    petugas terhenti ketika aksinya diketahui oleh wartawan. Seketika itu pula petugas menolak uang

    pemberian dari supir yang akan menytor uang pelicin kepada petugas.” Mana buku Kas nyadan

    uang apa itu”, Tanya petugas kepada supir. Mendengar pertanyaan petugas supir terlihat menjadi

    bingung. Dia tidak mengerti apa yang terjadi sehingga petugas menolak uang akan disetor.

    Padahal para petugas tidak pernah menolak setiap supir memberikan uang pelicin.

    Sejumlah wartawan kemudian mencoba untuk mengetahui alasan petugas menolak

    karena ada pemeriksaan, biasanya petugas tidak pernah menolak uang dari kami. Kenapa hari ini

    di tolak ungkapnya supir angukutan barang yang membawa besi, supir truk mengakui bahwa

    setiapkali melintas di terminal timbang muara bulian kabupaten batang hari harus mengeluarkan

    uang sebesar 50-100 ribu. Jika itu idak dilakukan maka perjalanan akan terhambat da nada juga

    yang hanya melempar uang saja tanpa mengambil buku kas terlebih dahulu.

    Selain truk yang membawa angkutan barag besi ada lagi supir truk yang membawa

    muatan angkutan kentang, dia juga mengakui setiap kali melintas di terminal timbang harus

    memberikan uang kepada petugas. Namun jumlah uang yang diberikan 20 ribu saja katanya.

    Sementara kepada terminal timbang membantah bahwa meminta uang pelicin kepada supir truk

    dan angkutan barang. Saya telah perintahkan kepada bawahan saya untuk tidak meminta uang

    dari supir dan mungkin supir itu saja yang mau memberikan ungkapan kepala termina timbang

    harus mengambil buku kas terlebih dahulu, beliau baru diangkat sebagai kepala terminal

    timbang akhir tahun 2016. Beliau menceritakan sebelum diangkat menjadi kepala terminal

    timbang pernah melakukan tindakan tegas kepada supir-supir nakal. Tindakan itu dengan cara

    membongkar tonase yang melebihi muatan, pernah tindakan itu saya lakukan tapi yang

    membogkar dan menjaga barang-barang siapa penjelasannya.

  • 6

    Pada tahun 2016 terminal timbang muara bulian kabupaten batang hari telah berhasil

    mengumpulkan uang dari hasil pelanggaran sebesar 1 miliyar lebih, ketika diwawancara berapa

    jumlah pelanggaran yang terjadi pada awal jauari sampai bulan juli, kepala terminal timbang

    tidak memberikan jawaban dan beralasan data tersebut disimpan oleh bawahan saya yang tidak

    bertugas. Dijelaskan lagi bahwa truk dan batu bara melintas di terminal timbang muara bulian

    kabupaten batang hari selama 1x24 jam mencapai 800 truk. Terdiri dari 500 angkutan batu bara

    dan 300 angkutan barang lainnya. Sementara itu petugas yang dibagi 4 shift ang terdiri dari 12

    orang petugas, jika dihitung satu mobil angkutan barang selain batu bara yang menyetor 50 ribu

    dikalikan dengan 300 truk maka hasil uang yang dikumpulkan petugas selama 1x24 jam

    berjumlah 15 juta. Sedangkan setoran uang batu bara permobil sebesar 10 ribu maka uang yang

    dihasilkan sebesar 5 juta, dengan demikian uang yang berhasil dikumpulkan petugas dari supir

    truk dalam sehari mencapai 50 juta artinya dalam sebulan telah berhasil dikumpulkan sebanyak

    600 juta.8

    Pungli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pungli yang dilakukan oleh oknum

    petugas. Di dalam penelitian ini pungli juga dapat dilakukan oleh oknum (DISHUB). Pungli

    akan menyebabkan masalah ketidak pastian dan keengganan bagi para pelaku usaha untuk

    berbisnis dimana pelaku usaha menuntut adanya kepastian.

    Sebagaimana dikatakan dalam wawancara oleh Bapak Syopian selaku Kepala UPTD

    Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari mengatakan sebagai berikut:

    “Perbuatan yang dilakukan oknum ini sudah dilakukan berulang-ulang kali, sudah

    diberikan teguran, namun tetap dilakukan dan selanjutnya sudah tidak ada toleransi lagi,

    8 Posmetro Muara bulian, Tanggal 10 november 2019, hlm 1-11

  • 7

    teguran tertulis akan diberikan. Apabila masih tidak diindahkan, persoalan ini akan

    dinaikan ke tingkat yang lebih tinggi yakni sekda”,9

    Undang-undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004,10

    menjelaskan tentang

    Pemerintah daerah dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan otonomi

    daerah, perlu memperhatikan hubungan antara susunan pemerintah dan antar pemerintah daerah,

    potensi dan keanekaragaman daerah, aspek hubungan wewenang memperhatikan kekhususan

    dan keragaman daerah dalam sistem negara kesatuan republik indonesia. Aspek hubungan

    keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya lainnya di laksanakan secara adil dan

    selaras.

    Berdasarkan dari uraian di atas, penulis ingin mengetahui lebih dalam mengenai

    Kebijakan Pemerintah dalam mengantisipasi pungutan liar di terminal timbang. Oleh karena itu

    penulis mengangkat judul “ UPAYA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BATANG

    HARI DALAM MENGANTISIPASI PUNGUTAN LIAR DI TERMINAL TIMBANG

    MUARA BULIAN ”.

    B. Rumusan Masalah

    Berkait dengan uraian diatas maka akan menimbulkan permasalahan-permasalahan

    hukum yang harus dipecahkan berikut ini :

    Dilihat dari pokok permasalahan yang terdapat pada latar belakang, maka muncul

    beberapa pertanyaan yang dapat disajikan sebagai pokok permasalahan dalam

    penelitian ini. Beberapa permasalahan hukum tersebut dirumuskan sebagai berikut

    1. Mengapa Pungutan Liar Masih Marak di Terminal Timbang Muara Bulian?

    9 Wawancara dengan bapak syopian selaku kepala UPTD dinas perhubungan kabupaten batang hari. 10

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004, Tentang pemerintah Daerah Bandung

    :Nuansa Aulia Tahun 2009, hlm 142-150.

  • 8

    2. Apa Kendala Dinas Perhubungan Kabupaten dalam Mengantisapi Pungutan Liar Di

    Terminal Timbang Muara Bulian?

    3. Bagaimana Kebijakan Dinas Perhubungan dalam Mengantisipasi Pungutan Liar di

    Terminal Timbang Muara Bulian?

    C. Batasan masalah

    Dalam penulisan ini, agar tidak melebar kepada pokok pembahasan lain, penulis

    membatasi permasalahan yang akan diteliti khususnya, tentang Upaya Dinas Perhubungan

    Kabupaten Batang Hari Dalam Mengantisipasi Pungutan Liar Di Terminal Timbang Muara

    Bulian. Adapun batasan masalah yang penulis ambil yaitu dari tahun 2017/2018.

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang akan menjadi tujuan dalam penelitian ini

    adalah:

    a. Ingin mengetahui Mengapa Pungutan Liar Masih Marak di Terminal Timbang Muara Bulian.

    b. Ingin mengetahui kendala yang ditemukan Dinas Perhubungan dalam Mengantisipasi

    Pungutan Liar di Terminal Timbang Muara Bulian.

    c. Ingin Mengetahui Kebijakan Dinas Perhubungan dalam Mengantisipasi Pungutan Liar di

    Terminal Timbang Muara Bulian

    2. Kegunaan Penelitian

    Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini diharapkan

    memiliki kegunaan yaitu:

  • 9

    a. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat dijadikan pengalaman dan wawasan bagi penulis

    terhadap Peran Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari Dalam Mengantisipasi Pungutan

    Liar Di Terminal Timbang Muara Bulian.

    b. Sebagai salah satu Persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu (S1) di Fakultas

    Syari‟ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    c. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dan mengebangkan ilmu yang telah penulis

    peroleh selama studi di Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi khususnya dalam ruang lingkup Ilmu Pemerintahan.

    d. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan pencerahan dan suatu bentuk

    solusi yang muncul terhadap permasalahan yang ada, sehingga dapat memacu dan

    meningkatkan kinerja Pemerintahan dalam mengantisipasi pungutan liar di jembatan timbang

    muara bulian.

    e. Sebagai salah satu sumber bacaan dan informasi bagi teman-teman mahasiswa dalam

    penelitian berikutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

    f. Sebagai bahan tambahan karya ilmiah di perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    E. Kerangka Teoritis

    Di sini penulis akan menguraikan teori yang berkaitan dengan materi penelitian ini, yaitu

    tentangt Peran Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari Dalam Mengantisipasi Pungutan Liar

    Di Terminal Timbang Muara Bulian. Teori-teori tersebut menjadi landasan bagi penulis dalam

    pelaksaan penelitian . Mengenai teori tersebut untuk lebih jelas akan di uraikan selanjutnya.

  • 10

    1. Teori Upaya

    Dalam kamus Estimologi kata Upaya memiliki arti yaitu didekati atau pendekatan untuk

    mencapai suatu tujuan. Sedangkan dibuku lain menjelaskan bahwa pengertian upaya yaitu usaha,

    akal atau ikhtiar untuk mencapai suatu persoalan, dan mencapai jalur keluar. Dalam hal ini upaya

    yang di maksud oleh peneliti yaitu usaha dinas perhubungan kabupaten batang hari dalam

    mengantisipasi pungutan liar di terminal timbang muara bulian.11

    Bagaimana yang di ungkap oleh salah seorang masyarakat di Muara Bulian, ia

    mengatakan bahwa: sering sekali terjadi pungli dari oknum petugas DISHUB yang berjaga di

    kawasan terminal di duga melakukan pungli, dengan cara mengambil sejumlah uang dari sopir

    angkutan batu bara yang enggan memasuki terminal dengan cara tidak memberikan karcis yang

    sudah di tentukan oleh pihak pemda Kab Batang Hari, sebagai PAD daerah itu.12

    2. Pengertian Pemerintah

    Pemerintah adalah suatu sistem untuk menjalankan wewenang dan kekuasaan dalam

    mengatur kehidupan sosial, ekonomi dan politik. Suatu negara dan bagian-bagiannya.pengertian

    pemerintah lainnya sekelompok orang yang bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas

    untuk menggunakan kekuasaan. Pemerintah juga dapat diartikan sebagai penguasa negara atau

    badan tertinggi yang memerintah suatu negara.

    Pemerintah juga metupakan organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan

    menerapkan hukum serta undang-undang disuatu wilayah tertentu, pengertian pemerintah

    memiliki kaitan yang sangat dalam dengan istilah pemerintah. Karena pemerintah dan

    pemerintahan adalah dua hal yang sangat dekat. Sebagaimana dengan hal lainnya, pengerian

    11

    12 Wawancara dengan salah seorang warga setempat yang berjualan di sekitar terminal timbang, tgl 28

    Maret 2019.

  • 11

    pemerintah memiliki berbagai macam definisi, tergantung dari sudut pandang atau

    konteks prmbicaraan. Ada beberapa definisi mengenai pemerintahan tergantung dari pendapat

    mana yang kita gunakan.

    Pemerintah dalam arti sempit dimaksudkan khusus pada kekuasaan eksekutif sedangkan

    prmrtintah dalam arti luas ialah semua organ negara termasuk DPR. Dalam bidang ilmiah

    dibedakan beberapa pengertian pemerintah sebagai organ (alat) negara yang menjalankan tugas

    atau fungsi dan pengertian pemerintah seabagai fungsi dari pada negara.13

    Dalam menjelaskan pemerintah secara luas dan sempit pemerintah berpegang pada dua

    macam asas yaitu: yaitu asas keahlian atau asas fungsional dan asas kedaerahan. Asas keahlian

    (fungsional) adalah suatu asas yang menghendaki tiap urutan kepentingan umum diserahkan

    kepada para ahli untuk diselenggarakan secara fungsional. Sedangkan asas kedaerahan adalah

    berkembangnya tugas-tugas serta kepentingan-kepentingan yang harus diselenggarakan oleh

    pemerintahpusat, maka demi kebaikan serta kelancaran jalnnya pemerintahan di samping asas

    yang diatas itu juga berpegang pada asas kedaerahan.14

    3. Pengertian Pungutan Liar (Pungli)

    Pungutan liar adalah pengenaan biaya di tempat yang tidak seharusnya biaya dikenakan

    atau dipungut dilokasi atau pada kegiatan tersebut tidak sesuai ketentuan. Sehingga dapat

    diartikan sebagai kegiatan memungut biaya atau meminta uang secara paksa oleh seseorang

    kepada pihak lain dan hal tersebut merupakan sebuah praktek kejahatan atau perubahan pidana.

    Kebanyakan pungli dipungut oleh pejabat atau aparat, walaupun pungli termasuk ilegal dan di

    golongkan sebagai KKN, tetapi kenyataannya hal ini jamak terjadi di indonesia menurut hasil

    13

    Kansil, Sisrem Pemerintahan Indonesia, (Bandung:SinarGrafika,2005),hlm 17. 14 Musanef, Sistem Pemerintahan Di Indonesia, (Jakarta : Haji Masagung,1993), hlm 15.

  • 12

    studi dari Pusat Studi Asia Pasifik Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan United

    State Ageney For Internasional Development (USAID) pada tahun 2004, biaya pungli yang

    dikeluarkan oleh para pengusaha di sektor industri manufektur berorientasi ekspor saja,

    pertahunnya bisa mencapai 3 trilyun rupiah.15

    Pungutan liar berasal dari frasa pungutan liar yang secara etimologis dapat diartikan

    sebagai suatu kegiatan yang memungut bayar/ meminta uang secara paksa. Jadi punguli

    merupakan praktek kejahatan.16

    4. Pungutan Liar dalam Pandangan Hukum

    Pungutan liar (Pungli) merupakan suatu tindakan pelanggaran hukum. Dimana dalam

    KUHP sudah mengenai pungutan liar tersebut. Adapun penjelasan beberapa pasal di dalam

    KUHP yang mengakomodir perbuatan pungutan liar adalah sebagai berikut:

    - Pasal 368 KUHP

    “Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diei sendiri atau orang lain secara

    melawan hukum, memaksa oeang lain dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, untuk

    memberikan sesuatu barang, seluruhnya atau sebagian adalah milik orang lain, atau supaya

    memberikan hutang maupun menghapus piutang, diancam, karena pemerasan, dengan pidana

    pnjara paling lama sembilan tahun”.

    - Pasal 415 KUHP

    “Seorang pegawai atau orang lain yang dirugikan menjelaskan suatu jabatan umum terus

    menerus atau untuk sementara waktu, yang dengan sengaja menggelapkan uang atau surat

    15

    http//id.wikipedia.Org/wiki/Pungutan liar. Akses 29 Maret 2019. 16 Lijan Poltak Sinambela. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan dan Implementasi, (Jakarta: Sinar

    Grafika Offset, 2006), hlm 96.

  • 13

    berharga itu diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau menolong sebagai pembantu dalam

    melakukan perbuatan tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun”.

    - Pasal 418 KUHP

    “Seorang pegawai negeri yang menerima hadiah atau jamji padahal diketahui atau

    sepatutnya harus diduganya, bahwa hadiah atau janji itu diberikan karena kekuasaan atau

    kewenangan yang berhubungan dengan jabtannya, atau yang menurut pikiran orang yang

    memberi hadiah atau janji itu ada hubungan dengan jabatannya, diancam dengan pidana penjara

    paling lama enam bulan atau pidana denda palimg banyak empat ribu lima ratus rupiah”.

    - Pasal 423 KUHP

    “Pegawai negeri yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara

    melawan hukum, dengan menyalah gunakan kekuasaannya memaksa orang lain untuk

    menyerahkan sesuatu, melakukan suatu pembayaran, melakukan pemotongan terhadap suatu

    pembayaran atau melakukan suatu pekerjaan untuk pribadi sendiri, dipidana dengan pidana

    penjara selama-lamanya ena, tahun”.

    Menurut ketentuan yang diatur dalam Pasal 12 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001

    tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, kejahatan yang diatur dalam Pasal 423 KUHP

    merupakan tindak pidana korupsi, sehingga sesuai dengan ketentuan pidana dengan pidana

    penjara seumur hidup atau dengan pidana penjara paling sinkat empat tahun dan paling lama dua

    puluh tahun dan pidana denda paling sedikit dia puluh juta rupiah dan paling banyak satu miliar

    rupiah.

    Berdasarkan ketentuan pidana tersebut di atas, kejahatan pungutan liar dapat dijerat

    dengan tindak pidana di bawah ini:

  • 14

    a. Tindak pidana penipuan

    Penipuan dan pungutan liar adalah tindak pidana yang mana terdapat unsut-unsur yang

    sa,a dan saling berhubungan, antara lain untuk menguntngkan diri sendiri atau orang lain secara

    melawan hukum dengan rangkaian kebohongan un tuk atau agar orang lain menyerahkan barang

    atau sesuatu kepadanya.

    b. Tindak pidana pemerasan

    penipuan data pungutan liar adalah tindak pidana yang mana terdapat unsur-unsur yang

    sama dan saling berhubungan, antara lain untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain

    secara melawan hukum dengan rangkaian kekerasan atau dengan ancaman agar orang lain

    menyerahkan barang atau sesuatu kepadanya.

    c. Tindak pidana korupsi

    Tindak pidana korupsi yang sangat erat kaitannya dengan kejahatan jabatan ini, karena

    rumusan pada pasal 415 pasal penggelapan dalam KUHP diadopsi oleh UU No. 31 tahun 1999

    yang kemudian diperbaiki oleh UU No. 20 tahun 2011, tang dimuat dalam pasal 8.

    5. Unsur-unsur Pungutan Liar

    Pungutan liar terdiri atas unsur0unsur obyektif dan unsur-unsur subyektif antara lain,

    yaitu:

    a. Undur-unsur Obyektif

    Pada pungutan liar yang menjadi unsur-unsur obyektif dalam hal ini diatur dalam

    rumusan korupsi pada Pasal 12 huruf e UU Nomor 20 Tahun 2001 berasal dari Pasal 423 KUHP

    adalah :

  • 15

    1. Pegawai negeri atau penyelenggaraan negara (deambtenaar)

    2. Menyalah gunakan kekuasaan (misbruik van gezag);

    3. Memaksa seseorang (iemand dwigen om) untuk :

    - Memberikan sesuatu (iets af geven)

    - Membayar (uitbetaling);

    - Menerima pembayaran dengan potongan, atau (eene terughouding genoegen nemenbij eene

    uitbetaling);

    - Mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri (een persoonlijken dienst verrichten).

    b. Unsur-unsur Subyektif

    Pada pungutan liar yang menjadi unsur-unsur subjrktif dalam hal ini diatur dalam

    rumusan korupsi pada Pasal 12 huruf e UU Nomor 20 Tahun 2001 berasal dari Pasal 423 KUHP

    adalah:

    1. Atau dengan maksud untuk (met het oogmerk om) menguntungkan diri sendiri atau orang

    lain secara melawan hukum (zich of een ander weferrechtelijk te bevoordelen);

    2. Menguntungkan secara melawan hukum (weserrechtelijk te bevoordelen)

    6. Faktor Penyebab Pungutan Liar

    Pada umunya, pungutan liar dilakukan petugas layanan publik kategori birokrat kelas

    rendah. Morifnya adalah untuk menambah penghasilan akibat gaji resmi para birokrasi rata-rata

    masih tergolong rendah. Bila birokrasi tinggi bisa melakukan korupsi untuk menambah

    penghasilannya, maka bieokrasi tingkat rendah melalui pungutan liar. Adanya kesempatan,

  • 16

    lemahnya pengawasan dan rendahnya etika birokrat menjadi faktor pendorong suburnya perilaku

    koripsi melalui pungutan liar.

    Dalam proses pelayanan publik, posisi masyarakat sangat rentan menjadi korban

    pungutan liar karena daya tawar yang rendah. Masyarakat “dipaksa” menyerahkan sejumlah

    uang tambahan karena ketiadaan lembaga pengawasan yang efektif untuk memaksa birokrasi

    yang kerap melakukan pungutan liar. Masyarakat juga tidak mendapatkan lembaga pengaduan

    yang bonafid karena rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap citra birokrasi. Sel;ain itu,

    pengaduan masyarakat kerap kali tidak mendapat tanggapan yang memadai dari inspektor

    sebagai pengawas internal.

    Terhadap beberapa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan pungutan liar, yaitu:17

    1. Penyalahgunaan wewenang, Jabatan atau kewenangan seseorang dapat melakukan

    pelanggaran disiplin oleh oknum yang melakukan pungutan liar.

    2. Faktor mental, Karakter atau kelakuan dari pada seseorang dalam bertindak dan mengontrol

    dirinya sendiri.

    3. Faktor kultural dan Budaya Organisasi. Budaya yang terbentuk di suatu lembaga hidup tidak

    sebanding dengan tugas/ jabatan yang diemban membuat seseorang terdorong untuk

    melakukan pungli.

    4. Faktor kultur dan Budaya Organisasi, Budaya yang terbentuk di suatu lembaga yang berjalan

    terus menerus terhadap pungutan liar dan penyuapan dapat menyebabkan pungutan liar

    sebagai hal biasa.

    17 Wijayanto, dkk, Korupsi Mengorupsi Indonesia: Sebab, Akibat, dan Prospek Pemberantasan, (Jakarta: PT. Gramedia

    Pustaka Umum, 2010), hlm. 36.

  • 17

    5. Terbatas sumber daya manusia.

    6. Lemahnya sistem kontrol dan pengawasan oleh atasan.

    F. Tinjauan Pustaka

    Tinjauan pustaka adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu (penelitian-penelitian lain)

    yang berkaitan dengan penelitian ini pada aspek fokus/tema yang diteliti.

    Pertama, Skripsi yang ditemukan adalah skripsi Ummy Nellah Shauna mahasiswa

    Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang berjudul Peran Dinas

    Perhubungan Provinsi jambi Dalam Mengantisipasi Pungutan Liar di Jembatan Timbang Muara

    Tembesi Kabupaten Batang Hari, dalam tulisan ummy nellah shauna ini hanya membahas

    tentang aksi setor uang pelicin yang harus di bayar sopir mobil batu bara dan truk 10 ribu

    samapai 100 ribu agar tidak lagi menunjukkan kartu kir kepada petugas, dari penulisan ummy

    nellah shauna tidak membahas tentang Peran Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari Dalam

    Mengantisipasi Pungutan Liar Di Terminal Timbang Muara Bulian.18

    Kedua, Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Saibi yang berjudul Peran restribudi

    terminal dalam meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Indeagiri Hilir Riau. Dalam

    tulisan Muhammad Saibi ini hanya membahas tentang dalam meningkatkan restribusi terminal di

    perlukan pengelolaan dana yang cukup besar, serta dikelola dan diusahakan sendiri oleh daerah

    yang bersangkutan. Dan dari pembahasan yang ditulis Muhammad Saibi tidak menjelaskan

    18 Skripsi yang ditemukan adalah skripsi Ummy Nellah Shauna mahasiswa yang berjudul ”Peran Dinas Perhubungan

    Provinsi jambi Dalam Mengantisipasi Pungutan Liar di Jembatan Timbang Muara Tembesi Kabupaten Batang Hari”. Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Tahun 2013

  • 18

    tentang Peran Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari Dalam Mengantisipasi Pungutan Liar

    Di Terminal Timbang Muara Bulian.19

    Ketiga, Karya ilmiah yang dikarang oleh Wildan yang berjudul Pengaruh kinerja

    jembatan timbang, yang mana pembahasan nya bahwa kinerja jembatan timbang meliputi proses

    penimbangan scara konvensional dan proses penimbangan secara modern, apabila muatan

    berlebih maka angkutan barang diminta menurunkan muatan tersebut pada tempatnya. Dari

    pembahasan skripsi yang ditulis wildan tidak membahas tentang Peran Dinas Perhubungan

    Kabupaten Batang Hari Dalam Mengantisipasi Pungutan Liar Di Terminal Timbang Muara

    Bulian.20

    Berdasakan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan diatas dalam penelitian

    sebelumnya, yang hampir serupa dengan pembahasan penulis, maka dalam penelitian ini penulis

    mengambil judul “peran dinas perhubungan kabupaten batang hari dalam mengantisispasi

    pungutan liar di terminal timbang muara bulian”.

    19

    Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Saibi yang berjudul “Peran restribudi terminal dalam meningkatkan

    pendapatan asli daerah Kabupaten Indeagiri Hilir Riau”. Inatitut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi, Tahun 2012. 20

    Karya ilmiah yang dikarang oleh Wildan yang berjudul “Pengaruh kinerja jembatan timbang”.

    Politekhnik Keselamatan Transportasi Jalan, Tahun 2013.

  • 19

    BAB II

    METODOLOGI PENELITIAN

    Dalam mengumpulkan data/bahan penulisan skripsi ini agar mengandung suatu

    kebenaran yang objektif, penulis menggunakan metode penelitian ilmiah sebagai berikut.

    A. Lokasi Penelitian

    Sebagai rencana kerja dan kegiatan penelitian kemudian sesuai dengan judul yang telah

    ditetapkan maka sebagai lokasi penelitian di lingkungan Terminal Timbang dan seluruh

    masyarakat yang mendukung dalam penelitian ini.21

    B. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan/

    kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Analisis deskriptif kualitatif ditunjukan untuk

    mendapat kan informasi tentang beberapa kondisi dan menjelaskan serta menggambarkan hasil

    penelitian yang dilakukan dilingkungan penelitian. Lingkungan Penelitian yang dilakukan

    dilingkungan penelitian. Lingkungan Penelitian yaitu di Terminal timbang dan Dishub Muara

    Bulian Kabupaten Batang Hari yang menjadi sumber untuk memperoleh informasi.

    C. Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yuridis empiris. Pendekatan yuridis

    (hukum dilihat sebagai norma atau das sollen), karena dalam membahas permasalahan penelitian

    ini menggunakan bahan-bahan hukum (baik hukum yang tertulis22

    maupun hukum yang tidak

    21

    Observasi, wawancara di sekitar Terminal Timbang Muara Bulian. Tgl 29 maret 2019. 22 Hukum yang tertulis adalah hukum yang dibuat oleh pejabat yang berwenang yang berlaku umum

    dengan ancaman sanksi yang tegas.

  • 20

    20

    tertulis23

    atau baik bahan hukum primer maupun bahan hukum sekuder). Pendekatan empiris

    (hukum sebagai kenyataan sosial, kultural atau das sein), karena dalam penelitian ini digunakan

    data primer yang diperoleh dari lapangan.

    Jadi, pendekatan yuridis empiris adalam penelitian ini maksudnya adalah bahwa dalam

    menganalis permasalahan dilakukan dengan caa memadukan bahan-bahan hukum (yang

    merupakan data sekunder) dengan data primer yang diperoleh di lapanagan yaitu tentang peran

    dinas perhubungan kabupaten batang hari dalam mengantisipasi pungutan liar di terminal

    timbang muara bulian.

    Maka dalam penulisan menggunakan metodologi sebagai berikut:

    1. Tempat dan Waktu Penelitian

    Lokasi yang dilakukan penulis bertempatan di Terminal Timbang Muara Bulian

    Kabupaten Batang Hari tahun 2017-2018 Pemilihan lokasi wilayah tersebut sebagai tempat

    penelitian karena adanya masalah oknum petugas masalah agar kita mengetahui apa peran dinas

    perhubungan dalam mengantisipasi pungutan liar di terminal timbang tersebut.

    Berdasarkan aspek metodologi penelitian, menulis menggunakan penelitian Kualitatif

    Deskriptif . melalui pendekatan penelitian ini di harapkan terangkat gambaran mengenai kualitas,

    realitas sosial dan persepsi naeasumber dari sasaran penelitian. Pendekatan penelitian kualitatif

    lebih banyak menggubakan logika hipotetio vertikal. Pendekatan ini di mulai dengan berpikir

    dedukatif untuk menurunkan kesimpulan, kemudian melakukan pengujian di lapangan.

    Kesimpulan tersebut di tarik berdasarkan data empiris.

    23 Hukum yang tidak tertulis adalah hukum yang berlaku dalam masyarakat, yang ditaati dan diikuti

    sebagai pedoman hidup bermasyarakat.

  • 21

    21

    D. Jenis dan sumber data

    a. Jenis Data

    Dalam upaya merumuskan skripsi ini, penulis melakukan penelitian lapangan, maka

    sumber data atau informasi yang menjadi data baku peneliti, untuk diolah merupakan data yang

    berbentuk bahan primer dan bahan skunder.

    1) Data Primer

    Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data primer yang di butuhkan dalam rangka

    penulisan skripsi dengan cara penulis melakukan penelitian secara langsung ke lapangan yang di

    jadikan objek penelitian untuk mengumpulkan data di lapangan dari populasi yang ada yaitu

    mengambil sampel berdasarkan kriteria tertentu, kriteria di sini yang di anggap yang berkaitan

    dengan masalah-masalah yang di teliti di antaranya adalah:

    1. Syopian,S.H,, Selaku Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari.

    2. M.Jaga,, Selaku Kepala terminal timbang.

    3. Amri,, Selaku Supir truk batu-bara.

    4. Rifki,, Selaku Masyarakat setempat.

    5. Idham,, Selaku Tim Cyber Pungli

    6. Nur Salimah,, Selaku penjual di sekitar Terminal Timbang.

    7. Wawan,, Selaku masyarakat setempat yang tinggal disekitar Terminal Timbang.

    2) Data Sekunder

    Data sekunder adalah untuk memperoleh sumber data sekunder penulis menggunakan tehnik

    dokumentasi. Hal ini dapat di lakukan dengan mencari dan mengumpulkan data melalui

    informal secara tertulis ataupun gambar-gambar yang berhubungan dengan masalah-masalah

  • 22

    penelitian dan data-data informasi tersebut itu adalah berupa dokumentasi, Koran, internet, buku-

    buku yang mengenai peran dinas perhubungan dalam mengantisipasi pungutan liar di terminal

    timbang muara bulian kabupaten batang hari.

    b. Sumber Data

    Penelitian bertujuan untuk memperoleh sumber data dengan cara mempelajari:

    Untuk memperoleh sumber data sekunder penulis menggunakan teknis dokumentasi. Hal

    ini dapat dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data melalui informasi secara tertulis

    ataupun gambar-gambar yang berhubungan dengan masalah-masalah penelitian dan data-data

    informasi tersebut itu adalah berupa dokumentasi, internet, buku-buku yang mengenai Peran

    Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari Dalam Mengantisipasi Pungutan Liar Di Terminal

    Timbang Muara Bulian.24

    E. Instrumen Pengumpulan Data

    Instrument pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini dengan

    menggunakan deskriptif. Analisis yaitu dengan mengguntip menyalin dari beberapa pendapat

    pakar/ahli yang berkenaan dengan masalah yang di bahas ataupun teoti-teori. Penulis

    menggunakan data dari perpustakaan sebagai data dalam kerangka teori. Penulisan lapangan

    (field riseach) untuk mempermudah penulis dalam menganalisa suatu data maupum informasi di

    lapangan, maka penulis menggunakan metode:

    a. Observasi

    Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat infomasi

    sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa

    24

    Sayuti Una, Pedman Penulisan Skripsi Edisi Revisi, (Jambi: Syari‟ah Press IAIN STS,201 4), 34.

  • 23

    itu bisa dengan cara melakukan pengamatan langsung di Terminal Timbang Muara Bulian

    Kabupaten Batang Hari.25

    b. Wawancara

    Instrument ini di gunakan untuk mendapatkan data mentah dari informal, sehingga dapat di

    temukan data baru yang tidak terdapat dalam dokumen. Narasumber dalam penelitian ini adalah

    orang-orang yang mengetahui dengan pasti persoalan yang terjadi. Bagaimana yang di ungkap

    oleh salah seorang masyarakat di Muara Bulian bahwa ia mengatakan bahwa: Supaya tidak

    adanya lagi terjadi pungli terhadap angkutan jalan dan tidak meresah kan warga setempat maka

    harus adanya tindakan dari pihak Dishub di Muara Bulian Kabupaten Batang Hari. Karena apa

    yang di lakukan harus di orientasikan pada perubahan di masa yang akan datang. wawancara ini

    guna mengetahui secara langsung tentang Peran Dinas Pehubungan Kabupaten Batang Hari

    Dalam Mengantisipasi Pungutan Liar di Jembatan Timbang Muara Bulian. kriteria di sini yang di

    anggap yang berkaitan dengan masalah-masalah yang di teliti di antaranya adalah:

    1. Syopian,S.H,, Selaku Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari.

    2. M.Jaga,, Selaku Kepala terminal timbang.

    3. Amri,, Selaku Supir truk batu-bara dan angkutan barang dan orang.

    4. Rifki,, Selaku Masyarakat setempat.

    5. Idham,, Selaku Tim Cyber Pungli

    6. Nur Salimah,, Selaku penjual di sekitar Terminal Timbang.

    7. Wawan,, Selaku masyarakat setempat yang tinggal disekitar Terminal Timbang.

    25

    W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta:Grasindo,2002), hlm 116.

  • 24

    c. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah metode pengumpulan data berupa dokumen-dokumen, catatan, surat

    kabar atau majalah notulen rapat, anggota dan sebagainya.26

    Metode dokumentasi adalah metode atau teknik pengumpulan data dari beberapa

    dokumen yang bersifat resmi dan diakui seperti, buku, surat kabar, dan sebagainya. Metode

    dokumen ini digunakan untuk memperoleh data-data yang mampu meneliti dan memperkuat

    penelitian.

    Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini dapat berupa undang-undang, buku-

    buku, surat kabar dan sebagainya dari kantor Dinas

    F. Teknik Pemilihan Informan

    Informan penelitian maksudnya adalah orang yang memberikan data kepada penulis yang

    diambil dengan cara wawancaea. Untuk memperoleh data yang otentik penulis melakukan

    interview/wawancara dengan para key informan yang posisinya sebagai kepala terminal timbang

    dan kepala dishub serta pegawai dan masyarakat dan sopir batu bara dan angkutan jalan yang

    termasuk dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian.

    G. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

    diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya, sehingga mudah

    dipahami dan tentunya dapat di informasikan kepada orang lain.27

    Analisis data dalam penelitian

    26

    Arikuto Siharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pedekatan Praktek, (Jakarta:Rineka Cipta, 1997) hlm 236. 27

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif R&N,Cet Ke-19, (Bandung:

    Alfabeta,2014), hlm 203.

  • 25

    secara teknis dilaksanakan secara induktif yaitu analisa yang dimulai dari pengumpulan data,

    reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.

    a. Pengumpulan Data, Pengumpulan data adalah pengumpulan yang diperoleh dari lapangan

    baik berupa arsip-arsip, dokumen, gambar-gambar dan lainnya. Kemudian diperiksa kembali

    dan diatur untuk diurutkan.

    b. Reduksi Data, penulis mempertegas, memperpendek, membuat pokus, membuang hal-hal

    yang tidak penting yang muncul dari catatan dan pengumpulan data yang berkaitan dengan

    bidang yang diteliti. Proses ini berlangsung terus menerus sampai laporan akhir penelitian

    selesai.

    c. Penyajian Data, dari data yang dikumpulkan dan direduksi kemudian disajikan menjadi

    informasi, selanjutnya penulis menarik kesimpulan yang meliputi berbagai jenis keterangan,

    d. Penarikan kesimpulan, pada kesimpulan penulis akan memberikan gambaran akhir mengenai

    apa yang diteliti.

    H. Sistematika Penulisan

    Agar penulis skripsi tidak keluar dari pembahasan, maka penulis membuat sistematika

    penulisan yang akan menjadi panduan dalam penulisan skripsi ini dan menjadi ringkasan dalam

    pembahasan-pembahasan yang ada didalam bab nya sebagai berikut :

    Bab Pertama, berisi tentang pendahuluan, sebagai pengantar secara keseluruhan sehingga bab

    ini akan diperoleh gambaran umum tentang pembahasan skripsi ini. Bab pertama ini berisi

    tentang pendahuluan sebagai pengantar secara keseluruhan sehingga bab akan diperoleh

    gambaran umum tentang pembahasan skripsi ini. Yaitu: latar belakang, rumusan masalah,

    batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori.

  • 26

    Bab Kedua, penulis membahas mengenai metode penelitian. Bab ini terjadi dari sub-sub sebagai

    berikut: pendekatan dan jenis penelitian, jenis sumber data, instrument pengumpulan data, teknik

    pemilihan informan, tehknik analisis data, sistematika penulisan dan jadwal penelitian.

    Bab Ketiga, penulis akan menjelaskan gambaran umum lokasi penelitian, geografis,

    Bab Keempat, yaitu bab akhir dari pembahasan masalah pokok dan analisis berikut: skripsi ini

    membahas tentang Peran Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari Dalam Mengantisipasi

    Pungutan Liar Di Terminal Timbang Muara Bulian.

    Bab Kelima, Penutupan dalam skripsi ini terdiri dari Kesimpulan hasil penulisan skripsi, saran-

    saran dan penutup.

  • 27

    I. JADWAL PENELITIAN

    N

    o

    Jenis

    Kegiatan

    Tahun 2018-2019

    April Januari Februari Maret April Mei 0ktober Novemb

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 31 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Pengajuan

    judul

    x

    2 Pembuatan

    proposal

    x

    3

    Perbaikan

    proposal

    dan seminar

    x x

    4 Surat izin

    riset

    x

    5 Pengumpul

    an data

    x x x

    6

    Pengolahan

    dan analisis

    data

    x x

    7 Pembuatan

    Laporan

    x x

    8

    Bimbingan

    dan

    Perbaikan

    x x

    9

    Agenda dan

    Ujian

    Skripsi

    x

    1

    0

    Perbaikan

    dan

    Penjilidan

    x x

  • 28

    B AB III

    GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Histori Dan Geografis

    1. Kondisi Geografis

    Terminal timbang Muara Bulian terbentuk pada tanggal 16 desember 2016 . yang

    terletak di Muara Bulian Kabupaten Batang Hari, pada pantai timur pulau Sumatra berhadapan

    dengan laut cina selatan dan laut pacific, Pada alur lalu lintas internasional dan regional. Secara

    geografis Terminal Timbang Kabupaten Batang Hari di Muara Bulian terletak antara 0° 45¹ 2º

    LS dan 101º 0¹ – 104º 55 BT dengan wilayah keseluruhan seluas 63.435.72 KM² dengan luas

    daratan 51.000 km2 , luas lautan 425,5 km2 , dan panjang 185 km2 .

    Kecamatan Muara Bulian ke Ibukota Kabupaten Batang Hari dengan batas wilayah

    Kabupaten Batang Hari adalah sebagai berikut :

    -Sebelah Utara berbatasan dengan : Provinsi Riau

    -Sebelah Selatan berbatasan dengan : Provinsi Sumatra Selatan

    -Sebelah Timur berbatasan dengan : Laut Cina Selatan

    -Sebelah Barat berbatasan dengan : Provinsi Sumatra Barat

  • 29

    B. Susunan Organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari

    Susunan organisasi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk

    memperlancarkan aktifitasnya maka di bentuknya susunan organisasi. Dengan di bentuk nya

    suatu susunan organisasi inilah yang mempunyai pen garuh untuk mencapai suatu tujuan yang

    diharapkan , sebab didalam susunan organisasi tersebut sudah tersusun dan teratur tugas dan

    tanggung jawab untuk kelancaran dan ketertiban yang sesuai yang diinginkan.

    Untuk itu kepengurusan organisasi Dinas perhubungan Kabupaten Batang Hari dan

    ortganisasi Terminal Timbang Kabupaten Batang Hari harus dimiliki, guna mendukung demi

    kelancaran kegiatan di terminal timbang. adapun susunan organisasi dinas perhubungan

    Kabupaten Batang Hari adalah sebagai berikut :

    1. Visi dan misi dinas perhubungan Kabupaten Batang Hari

    Visi

    Visi dinas perhubungan kabupaten batang hari adalah :

    “MEWUJUDKAN TRANSPORTASI YANG HANDAL, AMAN DAN NYAMAN”

    Misi

    a. Mendorong masyarakat pengguna, jalan dan sungai untuk berlaku tertib, teratur, aman dan

    nyaman.

    b. Membangun mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana khusus bidang perpakiran,

    terminal, pengujian kendaraan bermotor dan pengendalian standar mutu perbengkelan.

    c. Melayani perencanaan umum, keuangan dan pengembangan SDM dalam rangka pencapaian

    pelaksanaan kegiatan.28

    28 Dokumentasi Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari, Tanggal 29 Maret 2019

  • 30

    2. Struktur organisasi dinas perhubungan kabupaten batang hari

    Gambar 1 : Bagan Organisasi DISHUB Kabupaten Batang Hari

  • 31

    KEPALA BIDANG PENATAAN LALU LINTAS

    DWI WASTO ASMI.S.IP

    NIP. 196507101986011001

    KEPALA SEKSI MANAJEMEN DAN

    REKAYASA LALU LINTAS

    SUTRISNO.SE

    NIP.198003242008011010

    KEPALA SEKSI PENATAAN DAN

    PENGAWASAN PARKIR

    R.APRIL RONI.S.SE

    NIP.197804202009041001

    STRUKTUR ORGANISASI

    DINAS PERHUBUNGAN

    KABUPATEN BATANG HARI29

    29Struktur organisasi dinas perhubungan kabupaten batang hari

    KEPALA MODA TRANSPORTASI

    SULASTINI,SE

    NIP. 196810021992122002

    KEPALA BIDANG KESELAMATAN LALU LINTAS

    MARYADI

    NIP. 1961099931335931993

    KEPALA SEKSI OPERASIONAL LALU LINTAS

    ROZULAN, SE

    NIP.196606051991011001

    KEPALA SEKSI ANGKUTAN DARAT

    M.RUSLI,S.Pd.i

    NIP.1963091219666111102

    KEPALA SEKSI ANGKUTAN SUNGAI

    SURATNI. SP

    NIP.196211281985032002

    KEPALA SEJSI SARANA DAN PRASAANA

    ANGKUTAN DARAT DAN SUNGAI

    MUHAMMAD NUR,S.Ag. M.Pd.I

    NIP. 196212311969011010

    KEPALA SEKSI AUDIT DAN INSFEKSI

    KESELAMATAN LLAJ

    HERA ORBA JAYA, SH

    NIP.196795231999921991

    KEPALA SEKSI PENGUJIAN KENDARAAN

    BERMOTOR

    ABRI. R.S.Pd

    NIP.196509101986111001

    KEPALA SEKSI PENYEDIAAN

    PERLENGKAPAN JALAN DAN SUNGAI

    NENENG SURYANI,SE

    NIP.196512291988032003

    SEKRETARIS

    PEJABAT FUNGSI

    KASUBAG UMUM DAN

    KEPEGAWAIAN

    MATJUNER, SH

    NIP.

    196809102000121002

    KASUBAG PERENCANAAN

    DAN KEPEGAWAIAN

    KURNIAWAN, SE

    NIP. 197411272002121005

    KEPALA DINAS

    SYOPIAN , SH

    NIP. 1961051719631004

  • 32

    C. Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan

    Tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari talah

    diatur melalu Perda Bupati Batang Hari Nomor 28 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan

    Organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja perangkat daerah.

    Dalam menjalankan roda organisasi Dinas Perhubungan mempunyai tugas dan

    menyelenggarakan fungsi sebagai berikut30

    :

    1. Tugas dan Fungsi Dinas

    a. Kepada Dinas

    kepala dinas mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan perhubungan dan

    tugas pembantuan diberikan kepada Daerah. Dinas perhubungan menyelenggarakan fungsi :

    1. Perumusan kebijakan dibidang perhubungan

    2. Pelaksanaan kebijakan dibidang pelaporan dibidang perhubungan

    3. Pelaksanaan administrasi dibidang perhubungan

    4. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya

    b. Sekretaris Dinas

    Sekretaris mempunyai tugas mengoordinasikan perencanaan, pembinaan dan

    pengendalian terhadap program serta memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada

    seluruh unit organisasi di lingkungan Dinas Perhubungan.

    Sekretaris menyelenggarakan fungsi:

    30 Dokumen dinas perhubungan Kabupaten Batang Hari. Tgl 28 Maret 2019

  • 33

    1. Pengoordinasian penyelenggaraan tugas Dinas Perhubungan

    2. Peyusunan rencana program kerja dan anggaran Dinas Perhubungan

    3. Penyiapan peraturan perundang-undangan dibidang perhubungan sesuai fdengan norma,

    standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah

    4. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di

    lingkungan Dinas Perhubungan yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian,

    kerumahtanggan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi

    5. Penyelenggaraan pengelolaan barang/kekayaan milik Negara/ daerah di lingkungan dinas

    perhubungan

    6. Pengelolaan data dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi

    7. Pengoordinasi penyusunan laporan kinerja dinas perhubungan

    8. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya

    9. Pemberian saran dan pertimbangan kepada pemimpin tentang langkah-langkah dan

    tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya

    Sekretaris membawahi:

    Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Aset dan Subbagian Kepegawain dan Umum

    c. Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Aset

    Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan menyusun rencana program kerja, rencana

    anggaran, dan penatausahaan asset serta pelaporan. Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Aset

    menyelenggarakan fungsi:

    1. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program kerja dan rencana

    anggaran Dinas Perhubungan

  • 34

    2. Penyelenggaraan administrasi dan penatausahaan keuangan

    3. Pemeliharaan dan penyiapan

    4. Bukti dan dokumen keuangan

    5. Penyiapan bahan pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

    6. Penyiapan bahan dan penyusunan pelaporan kegiatan dan pertanggung jawaban

    kaeuangan

    7. Penyiapan bahan da penyusunan laporan kinerja Dinas Perhubungan

    8. Pelaksanaan penatausahaan dan pengeolaan asset

    9. Penyiapan bahan pengellaan data dan informasi Dinas Perhubungaan

    d. Subbagian Kepegawaian dan Umum

    Mempunyai tugas menyelenggarakan urusan kepegawaia, ketatalaksanaan,

    penatausahaan surat menyurat, rusan rumah tangga, dan perlengkapan. Subbagian Kepegawaian

    dan umum menyelenggarakan fungsi:

    1. Pelaksanaan urusan surat masuk dan keluar, kearsipan, umah tangga dan perlengkapan,

    keamanan kantor serta kenyamanan kerja

    2. Menghimpun dan mengelola bahan dan data kepegawaian yang meliputi pengangkatan,

    pemberhentian, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, promosi, mutasi, cuti, askes,

    taspen.

    3. Perencanaandan pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia pegawai

    4. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pemimpin sesuai dengan tugas dan

    fungsinya

  • 35

    e. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

    Bidang lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai tugas membantu kepala dnas

    merumuskan, menyusun, mengoordinasikan, menyelenggarakan, pembinaan, monitoring,

    evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dibidang lalu lintas dan angkutan jalan. Bidang

    lalu lintas dan angkutan jalan menyelenggarakan fungsi:

    1. Bidang lalu lintas dan angkutan jalan menyelenggarakan fungsi

    2. Perumusan dan penyusunan rencana dan penyusunan rencaa kegiatan dibidang lalu lintas

    dan angkutan jalan

    3. Pemberian petunjuk teknis dibidang lalu lintas dan angkutan jalan

    4. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi dibidang lalu lintas dan angkutan jalan

    f. Seksi Teknis Sarana dan Prasaranan Lalu Lintas

    Mempunyai tugas membantu kepala bidang menyiapkan bahan permusan, penyusunan,

    koordinasi, pelaksanaan, pembinaan, monitoring evaluasi dan pelaporan kebijakan dibidang

    teknik saranan dan prasaraa lalu lintas jalan. Seksi teknis sarana dan prasaranan lalu lintas jalan

    menyelenggarakan fungsi:

    1. Penyiapa bahan perumusan dan penyusunan rencana kegiatan dibidang teknik sarana dan

    prasaranan lalu lintas jalan

    2. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan dibidang

    teknik sarana dan prasaranan lalu lintas jalan

    3. Penyiapan bahan dan data dan membuat rencana imduk jaringan lalu lintas dan angkutan

    jalan

  • 36

    4. Penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan dibidang teknik saranan dan prasaranan lalu

    lintas jalan

    g. Seksi Operasional, Pengendalian dan Angkutan Jalan

    Mempunyai tugas membantu kepala bidang menyiapkan bahan perumusan, penyusunan,

    koordinasi, pelaksanaan, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan dibidang

    operasional, pengendalian dan pengawasan lalu lintas angkutan jalan. Menyelenggarakan fungsi

    Seksi opeasional, pegendalian dan pengawasan lalu lintas angkutan jalan:

    1. Penyiapan bahan pemberian petunjuk teknik dibidang operasional, pengendalian dan

    pengawasan lalu lintas angkutan jalan

    2. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan dibidang

    operasional, pengendaian dan pengawasan lalu lintas angkutan jalan

    3. Penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan dibidang operasional, pengendalian dan

    pengawasan lalu lintas angkutan jalan

    h. Bidang Lalu Lintas Angkutan Danau dan Sungai

    Bidang lalu lintas angkutan danau dan sungai mempunyai tugas membantu kepala dinas

    merumuskan, menyusun, mengoordinasikan, menyeenggarakan, pembinaan, monitoring,

    evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dibidang lalu lintas angkutan danau dan sungai.

    Menyelenggarakan fungsi:

    1. Perumusan dan penyusunan rencana kegiatan dibidang lalu lintas angkutan danau dan

    sungai

    2. Pemberian petunjuk teknis dibidang lalu lintas angkutan danau dan sungai

    3. Pelaksanaan oordinasi dan sikronisasi penerapan kebijaka dibidang lalu lintas

  • 37

    4. Pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan serta pengembangan dibidang lalu lintas

    angkutan danau dan sungai

    i. Seksi Lalu Lintas Angkutan Danau dan Sungai

    Mempunyai tugas membantu kepala bidang menyiapkan bahan perumusan, penyusunan,

    koordinasi, pelaksanaan, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan dibidang lalu

    lintas angkutan danau dan sungai. Menyelenggarakan fungsi:

    1. Perumusan dan penyusunan rencana kegiatan dibidang lalu lintas angkutan danau dan

    sungai

    2. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan dibidang

    lalu lintasangkutan danau dan sungai

    3. Peniapan data perencanaan umum jaringan lalu lintas angkutan danau dan sungai

    4. Penyiapan bahan penataan alur pelayanan angkutan danau dan sungai dan penataan

    pemanfaatan lahan tepian danau dan sungai

    j. Seksi Rekayasa dan Keselamatan Angkutan Danau dan Sungai

    Mempunyai tugas membantu kepala bidang menyiapkan bahan perumusan, penyusunan,

    koordinasi, pelaksanaan, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan dibidang

    rekayasa dan keselamatan angkutan danau dan sungai. Menyelenggarakan fungsi:

    1. Perumusan dan penyusunan rencana kegiatan dibidang rekayasa dan keselamatan

    angkutan danau dan sungai

    2. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan dibidang

    rekayasa dan keselamatan angkutan danau dan sungai

    3. Penyiapan bahan data dan membuat alur pelayaran kapal danau dan sungai

  • 38

    4. Penyiapan bahan pemberian pelayanan sertifikat kelaikan dan navigasi kapal danau dan

    sungai

    k. Seksi Operasional, Pengendalian dan Pengawasan Angkutan Danau dan Sungai

    Mempunyai tugas membantu kepala bidang menyiapkan bahan perumusan, penyusunan,

    koordinasi, pelaksanaan, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan dibidang

    operasional pengendalian dan pengawasan angkutan danau dan sungai. Menyelenggarakan

    fungsi:

    1. Perumusan dan penyusunan rencana kegiatan dibidang operasional, pengendalian dan

    pengawasan ankutan danau dan sungai

    2. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan dibidang

    operasional, pengendalian dan pengawasan ankutan danau dan sungai

    3. Penyiapan bahan penyelenggaran pengelolaan dan pengoperasian dermaga dan penyiapan

    bahan pengendalian dan pengawasan pemenuhan kelaikan berlayar kapal danau dan

    sungai

    4. Penyiapan bahan penyusunan petunjuk teknis penyelenggaraan operasionalisasi angkutan

    danau dan sungai

    D. Keadaan sarana dan prasarana pada terminal timbang Muara Bulian Kabupaten

    Batang Hari

    Sarana pada terminal timbang merupakan alat-alat yang dapat menunjang dan

    mendukung dan juga sebagai alat pelengkap fisik yang berguna untuk membantu proses

    kelancaran kegiatan. Dengan adanya penyediaan sarana dean prasarana akan mempermudah dan

    memperlancar jalannya pelaksanaan kegiatan.

  • 39

    Perasarana merupakan wadah atau tempat untuk kelancaran kegiatan, keadaan sarana

    terminal timbang dapat mempengaruhi kegiatan dan pada akhirnya akan mempengaruhi

    efektivitas. Prasarana yang baik membuat suasana menjadi nyaman dan membuat keadaan

    menjadi lebih tertib, alat penimbang tersebut berupa terminal timbang yang keberadaannya

    merupakan salah satu kebijakan untuk melindungi kerusakan jalan akibat muatan lebih serta

    untuk kesehatan lalu lintas. Alat penimbang yang dipasang secara tetap tersebut dilengkapi

    dengan fasilitas penunjang dan dioprasikan oleh pelaksana penimbangan, fasilitas penunjang

    yang dimaksud antara lain :

    a. Gedung operasional.

    b. Lapangan parkir kendaraan.

    c. Fasilitas jalan keluar masuk kendaraan.

    d.Gudang penyimpanan barang.

    e. Lapangan penimbangan barang.

    f. Bangunan gedung untuk generator sel.

    g. Pagat.

    h. Prambuan untuk masuk pengoperasian.

  • 40

    Tabel 131

    Sasaran dan Prasarana Terminal Timbang Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

    NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN

    1. Jalur keluar msuk kendaraan yang

    akan ditimbang

    1 BAIK

    2. Platform terminal timbang 1 BAIK

    3. Bangunan operasional 1 BAIK

    4. Ruang operator timbang 1 BAIK

    5. Ruang administrasi 1 BAIK

    6. Ruang kepala 1 BAIK

    7. Mushola 1 BAIK

    8. WC 1 BAIK

    9. Ruang istirahat petugas 1 BAIK

    10. Ruang rapat 1 BAIK

    11. Dapur 1 BAIK

    12. Gudang genset/peralatan lainnya 1 BAIK

    D. Dasar hukum program dan pengendalian angkutan barang pada terminal timbang

    Peraturan-peraturan Gubernur Jambi 13 tahun 2012 yang dijadikan dasar dalam

    pengawasan dan pengendalian angkutan barang pada terminal timbang Kabupaten Batang Hari

    adalah sebagai berikut:

    31 Sarana dan prasarana terminal timbang muara bulian kabupaten batang hari.

  • 41

    1. Undang-undang Nomor 19 darurat Tahun 1957 tentang pembentukan daerah-daerah

    swatantra tingkat 1 Sumatra Barat, Jambi dan Riau (lembaran negara Republik Indonesia

    Tahun 1957 Nomor 75) sebagaimana telah diubah Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958

    tentang penetapan Undang-undang Nomor 19 darurat Tahun 1957 menjadi undang-undang

    (lembar negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 112.32

    2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum acara pidana (Lembar negara

    Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, tambahan kembaran negara Republik Indonesia

    Nomor 3209).33

    3. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan (lembar negara Republik Indonesia

    Tahun 2004 Nomor 132, tambahan lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4444).34

    4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2006 tentang penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan

    jalan (lembaran negara republik indonesia tahun 2009 nomor 96, tambahan lembaran negara

    Republik Indonesia Nomor 5052).35

    5. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan

    (lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, tambahan negara Republik

    Indonesia Nomor 5234).36

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang angkutan jalan (lembaran negara

    Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 59, tambahan lembaran negara Republik Indonesia

    Nomor 3527).37

    32 Undang-undang Nomor Darurat Tahun 1957, Tentang Pembentukan Daerah-Dartah Swatantra Tingkat 1

    Sumatra Barat, Jambi dan Riau. 33 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981, Tentang Hukum Acara Pidana. 34 Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 , Tentang Jalan. 35

    Undamg-undang Nomor 22 Tahun 2006 , Tentang penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan. 36 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011, Tentang peraturan pembentukan perundang-undangan. 37 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1993, Tentang Angkutan Jalan.

  • 42

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang pemeriksaan kendaraan bermotor di

    jalan (lembaran negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 60, tambahan lembaran

    negara Republik Indonesia Nomor 3528).38

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 Tentang prasarana dan lalu lintas jalan (lembar

    negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63 tambahan lembar negara Republik

    Indonesia Nomor 3530).

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 Tentang kendaraan dan pengemudi (lembaran

    negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, tambahan lembaran negara Republik

    Indonesia Nomor 3529).

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang jalan (lembaran negara Republik

    Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, tambahan lembaran negara Republik Indonesia Nomor

    4655).39

    11. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 5 Tahun 1995 tentang pengoperasional terminal

    timbang.40

    Seiring perkembangan model teransportasi saat ini, maka pula perkembangan pada jenis

    berat diizinkan (JBI) kendaraan angkutan barang menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

    Penambahan besar angka JBI ini diikuti juga oleh bertambahnya konfigurasi sumbu kendaraan

    sehingga pendistribusian beban pada sumbu kendaraan tetap sesuai dengan kondisi jalan yang

    ada.

    Untuk mempermudah pencatat arus dalam mendata dan mengelompokan angkutan

    barang yang melanggar kelebihan muatan, maka operator terminal timbang melakukan

    penggolongan terhadap jenis angkutan barang yang masuk diterminal timbang menjadi tujuh

    38

    Undang-undang Nomor 42 Tahun 1993, Tentang pemeriksaan Kendaraan Bermotor. 39 Undang-undang Nomor 34 Tahun 2006, Tentang Jalan. 40 Keputusan Menteri Perhubungan nomor 5 Tahun 1995, tentang pengoperasional terminal timbang.

  • 43

    golongan penggolongan ini disesuaikan dengan JBI yang dimiliki oleh kendaraan tersebut. Dan

    untuk mengambil karcis dari petugas terminal timbang, berikut ini adalah tabel 2 yang

    mengelompokkan jenis berat diizinkan ada tujuh golongan wajib di golongkan sesuai dengan

    besar JBI

    Tabel 241

    (Jenis berat diizinkan) JBI untuk masing-masing konfigurasi kendaraan

    Konfigurasi

    sumbu

    Jumlah

    sumbu

    Jenis JBI Kelas

    II

    JBI Kelas III

    1-1

    1-2

    1-2.2

    1.1-2.2

    1-2-2.2

    1-2.2-2.2

    1-2.2-2.2,2

    2

    2

    3

    4

    4

    5

    6

    Truk Engkel

    Truk Besar

    Truk Tronton

    Truk Sumbu

    Trailer

    Trailer

    Trailer

    12 ton

    16 ton

    22 ton

    30 ton

    34 ton

    40 ton

    43 ton

    12 ton

    14 ton

    20 ton

    26 ton

    28 ton

    32 ton

    40 ton

    Daftar tabel yang di jelaskan di atas bahwa Klasifikasi dan peruntukan jalan berdasarkan

    Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan, maka jalan dapat di definisikan sebagai

    sarana perhubungan darat, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapan yang di peruntukan

    bagi lalu lintas, Peranan penting jalan meliputi :

    1. Mendorong pengembangan satuan wilayah pengembangan semakin merata.

    41 JBI untuk masing-masing konsfigurasi kendaraan

  • 44

    2. Merupakian suatu kesatuan sistem jaringan jalan yang menghubungkan pusat-pusat

    pertumbuhan.

    Sistem jaringan dan klarifikasi jalan dibagi menjadi 2 macam yaitu:

    1. Klarifikasi menurut fungsi jalan, klatifikasi ini di jabarkan dengan peraturan pemerintah

    nomor 26 tahun 1985 pada pasal 4 dan pasal 5 di bagi menjadi 2 sistem jaringan jalan, yaitu:

    a. Sistem jaringan jalan primer yaitu sistem jaringan jalan yang disusun berdasarkan ketentuan

    pengatiran tata ruang dan struktur pengembangan wilayah tingkat nasional yang

    menghubungkan antar simpul-simpul jasa distribusi.

    b. Sistem jaringan jalan sekunder yaitu sistem jaringan yang disusun mengikuti ketentuan tata

    ruang yang menghubungkan kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder

    kesatu, fungsi sekunder kedua dan seterusnya sampai perumahan.

    2. Klarisikasi menurut kelas jalan

    Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk menerima

    beban lalu lintas, di nyatakan dalam muatan sumbu terbesar (MST) dapat pada tabel berikut :

    Tabel 342

    Klarifikasi Menurut kelas jalan.

    Fungsi

    Kelas

    Muatan sumbu terberat

    (MST)

    (TON)

    42 Klasifikasi menurut kelas jalan.

  • 45

    Arteri

    I

    II

    III

    >10

    10

    8

    Kolektor

    III A

    III B

    8

    3. Klarifikasi menurut wewenang pembinaan jalan

    Klarifikasi jalan menurut wewenang pembinaan jalan sesuai dengan PP.No26/1985 yaitu

    terbagi menjadi jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan desa dan jalan khusus.43

    Sedangkan pengelompokan jalan berdasarkan status wewenang pembinaannya adalah sebagai

    berikut.

    a. Jalan Nasional.

    b. Jalan Provinsi.

    c. Jalan Kabupaten.

    d. Jalan Kotamadya.

    e. Jalan Khusus.

    4. Tipe dan jenis kerusakan jalan

    a. Tipe kerusakan jalan

    Tipe kerusakan diantaranya :

    43 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985.

  • 46

    a. Kerusakan fungsional, dimana struktur tidak dapat lagi melayani lalu lintas sesuai dengan

    fungsi yang diharapkan yaitu aman dan nyaman.

    ii. Kerusakan struktural, kerusakan terjadi pada satu atau lebih lapis perkerasan. Kerusakan

    ini bersifat progresif , jika tidak sefera di tangani akan berkembang dengan cepat menjadi

    kerusakan yang lebih besar yang pada akhirnya menyebabkan ketidak rataan permukaan.

    b. Jenus-jenis kerusakan jalan

    Jenis kerusakan jalan umumnya berbeda-beda. Untuk itu pada tabel disebutkan jenis-

    jenis kerusakan jalannya. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini adalah sebagai berikut :

    Tabel 444

    Jenis-jenis kerusakan alam.

    No Jenis kerusakan Bentuk/sifat/tingkat Penyebab

    kerusakan

    1. Retak halus (hair crack) a. Lebar celah < 3 mm

    b. Penyebaran serempat

    /luas

    c. Meresapkan

    d. Akan berkembang

    menjadi retak buaya

    a. Bahan perkesanan

    kurang baik

    b. Pelapuk

    permukaan

    c. Bagian bawah

    permukaan lapisan

    kurang stabil

    44Jenis-jenis kerusakan alam.

  • 47

    2. Retak kulit buaya (Aligator

    Crack)

    a. lebar celah > mm

    b. Saling berangkai

    membentuk

    serangkaian kotak-

    kotak kecil yang

    menyerupai kulit buaya

    c. Meresapkan air akan

    berkembang menjadi

    lubang akibat pelepasan

    butir-butir

    a. Bahan perkerasan

    kurang baik

    b. Pelapukan

    permukaan

    c. Bagian bawah

    permukaan lapisan

    kurang stabil

    3. Retak Selip (Slipage Crack) a. Bentuk menyerupai

    bulan sabit

    b. Meresapkan air dan

    akan berkembang

    menjadi lubang

    a. Lapisan pengikat

    kurang berfungsi

    b. Agregat halus

    lebih banyak

    c.Lapisan permukaa

    kurang padat

    4. Retak Pinggir (Edge Crack) a. Memanjang dengan

    atau tanpa cabang yang

    mengatah ke bahu

    b. Meresapkan air

    c. Akan berkembang

    menjadi besar yang

    diikuti oleh pelepasan

    butir pada tepi retak

    a. Sokonan dari

    samping kurang

    b. Bahan di bawah

    retak pinggir kurang

    c. Penyusutan Tanah

    d. Drainase kurang

    baik

  • 48

    Dari tabel di atas dijelaskan bahwa faktor penyebab kerusakan jalan adalah laju

    penurunan kinerja jalan dapat di pengarufi oleh beberapa sebab seperti : jumlah dan komposisi

    kendaraan, kecepatan kendaraan, dan muatan/beban sumbu dari kendaraan.

  • 49

    BAB IV

    PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

    A. Pungutan Liar Masih Marak Di Terminal Timbang Muara Bulian

    Salah satu Tim cyber pungli mengungkapkan bahwa pungli marak terjadi oleh oknum

    petugas dishub, wawancara dengan bapak idham ia mengatakan.

    “praktik pungutan liar