Ppt Referat Pta

Post on 15-Feb-2016

270 views 7 download

description

tht

Transcript of Ppt Referat Pta

ABSES PERITONSIL

Ratih Sri Adi Utami SW 406138102

Kepaniteraan Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung TenggorokRumah Sakit Pelabuhan Jakarta

Definisi • Peritonsillar abscess (PTA)

merupakan kumpulan/timbunan pus yang terlokalisir/terbatas pada jaringan peritonsillar yang terbentuk sebagai hasil dari suppurative tonsillitis.

• Abses peritonsil adalah penyakit infeksi yang paling sering terjadi pada bagian kepala dan leher. Tempat yang biasa terjadi abses adalah di bagian pillar tonsil anteroposterior, fossa piriform inferior.

ETIOLOGI 1. Komplikasi Tonsilitis Akut 2. Biasanya kuman:

Organisme aerob : Streptococcus pyogenes (Group A Beta-hemolitik streptoccus), Staphylococcus aureus, dan Haemophilus influenzae.Organisme anaerob : Fusobacterium, Prevotella, Porphyromonas, dan Peptostreptococcus sp.

• Virus yang dapat menyebabkan abses peritonsil antara lain Epstein-Barr, adenovirus, influenza A dan B, herpes simplex, dan parainfluenza.

Epidemiologi• Abses peritonsil adalah penyakit infeksi yang paling

sering terjadi pada bagian kepala dan leher.• Kejadian ini dapat terjadi pada semua umur tetapi

tersering adalah dewasa muda antara 20 tahun dan 39 tahun, meningkat pada anak-anak yang mempunyai riwayat tonsilitis.

• Infeksi ini memiliki proporsi yang sama anatara perempuan dan laki-laki.

ANATOMI TENGGOROK

Otot

Anatomi Tonsil• Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan

ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus di dalamnya Terdapat tiga macam tonsil yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil lingual yang ketiga - tiganya membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer.

Anatomi tonsil

Tonsil Lingual•Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh ligamentum glosoepiglotika. Di garis tengah, di sebelah anterior massa ini terdapat foramen sekum pada apeks, yaitu sudut yang terbentuk oleh papilla sirkumvalata.

Fossa Tonsil•Fosa tonsil dibatasi oleh otot-otot orofaring, yaitu batas anterior adalah otot palatoglosus, batas posterior adalah otot palatofaringeus dan batas lateral atau dinding luarnya adalah otot konstriktor faring superior. Berlawanan dengan dinding otot yang tipis ini, pada bagian luar dinding faring terdapat nervus ke IX yaitu nervus glosofaringeal.

Perdarahan

Aliran Getah Bening

• Aliran getah bening dari daerah tonsil akan menuju rangkaian getah bening servikal profunda (deep cervical) bagian superior di bawah muskulus sternokleidomastoideus, selanjutnya ke kelenjar toraks dan akhirnya menuju duktus torasikus. Tonsil hanya mempunyai pembuluh getah bening eferen sedangkan pembuluh getah bening aferen tidak ada.

Persarafan

• Tonsil bagian bawah mendapat sensasi dari cabang serabut saraf ke IX (nervus glosofaringeal).

Fisiologi Tonsil

Pertahanan tubuh Non Spesifik

• Merupakan mekanisme pertahanan yang terpenting dalam pertahanan tubuh terhadap udara pernafasan sebelum masuk ke dalam saluran nafas bawah.

• Tonsil dapat memproduksi IgA dan IgE.

pertahanan tubuh Spesifik

• Mekanisme pertahanan non spesifik berupa lapisan mukosa tonsil dan kemampuan limfoid untuk menghancurkan mikroorganisme.

Respon Imun non-spesifik

Patofisiologi

Tampak permukaan hiperemis

Bila berlanjut, terdapat supurasi sehingga daerah tsb lebih lunak

Pembekakan peritonsil

mendorong tonsil dan uvula ke arah kontralateral

Abses dapat pecah spontan , mungkin

dapat terjadi aspirasi ke paru

Peradangan jaringan sekitariritasi pd m.

pterigoid interna

Trismus (mulut sukar

membuka )

Jika berlanjut

Gejala

Odinofagia,Disfagia Otalgia

Mulut berbau Hot potato voice

LymphadenopatyTrismus

Muntah

Diagnosis 1. Anamnesis2. Pemeriksaan fisik3. Pemeriksaan penunjang:- Gold standart , dengan melakukan aspirasi jarum- Hitung darah lengkap (complete blood count), pengukuran kadar elektrolit

(electrolyte level measurement), dan kultur darah (blood cultures).- Tes Monospot (antibodi heterophile) - CT – Scan- Ultrasonografi

Ultrasonografi dari abses peritonsil

CT Scan dari Abses peritonsil dextra

Foto lateral soft tissue dengan gambaran abses peritonsil

Diagnosis Banding

• Abses retrofaring• Abses parafaring• Abses submandibula• Angina ludovici

Selain itu , pemeriksa harus dapat membedakan dari infeksi, inflamasi, penyakit pembuluh darah, neoplastik, tumor mukosa anteropillar

Terapi

1. Antibiotik golongan penisilin atau klindamisin dengan dosis tinggi (stadium infiltrasi)

2. Kumur-kumur dengan cairan hangat dan kompres dingin

3. Jika sudah terdapat abses , dilakukan pungsi pada bagian abses kemudian di insisi untuk mengeluarkan nanah

4. Pasien dianjurkan untuk tonsilektomi

Letak insisi

Tonsilektomi

• Bila dilakukan bersama-sama tindakan drenase abses disebut tonsilektomi “a’chaud”.

• Bila tonsilektomi dilakukan 3-4 hari sesudah drenase abses, disebut tonsilektomi “a’tiede”

• Bila tonsilektomi 4-6 minggu sesudah drenase abses , disebut tonsilektomi “a’froid”.

• Pada umumnya tonsilektomi dilakukan sesudah infeksi tenang , yaitu 2-3 minggu sesudah drenase abses.

Indikasi Tonsilektomi

Maka yang termasuk indikasi absolut :•Sumbatan jalan napas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan napas, sleep apnea dan cor pulmonale.•Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis dan drainase.•Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam.•Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi anatomi

Indikasi tonsilektomi• yang termasuk indikasi relatif :

• Rinitis dan sinusitis yang kronis , peritonsilitis,abses peritonsil yang tidak berhasil hilang dengan pengobatan.

• Sulit menelan.• Gangguan dalam berbicara.• serangan tonsilitis lebih dari tiga kali per tahun walaupun

telah mendapatkan terapi yang adekuat.• Tonsil hipertrofi yang menyebabkan maloklusi gigi dan

menyebabkan gangguan pertumbuhan orofasial.• Rinitis dan sinusitis yang kronis , peritonsilitis,abses peritonsil

yang tidak berhasil hilang dengan pengobatan.• Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan.• Tonsilitis berulang yang disebabkan oleh bakteri Group A

Streptococcus β hemoliticus. • Rekuren/kronik otitis media.

Kontraindikasi Tonsilektomi :

•Kelainan hematologik : gangguan pada sistem hemostasis, leukemia•Kelainan alergi – imunologik : alergi pada saluran pernapasan (asma)•Pada keadaan infeksi akut•Tidak boleh dilakukan pada penyakit sistemik yang tidak terkontrol : diabetes, penyakit jantung pulmonal

Jenis Teknik Tonsilektomi

1. Guillotine2. Cara diseksi3. Cryogenic tonsilektomi4. Electrosurgery5. Skapel harmonik

KOMPLIKASI PERITONSILAR ABSES

• Abses pecah spontan, dapat mengakibatkan perdarahan ,aspirasi paru atau piema

• Penjalaran infeksi dan abses ke daerah parafaring, sehingga terjadi abses parafaring.pada penjalaran selanjutnya, masuk ke mediastinum, sehingga terjadi mediastinitis.

• Bila terjadi penjalaran ke daerah intrakranial, dapat mengakibatkan trombus sinus kavernosus, meningitis dan abses otak

Prognosis

• Abses peritonsil merupakan penyakit yang jarang menyebabkan kematian kecuali jika terjadi komplikasi berupa abses pecah spontan dan menyebabkan aspirasi ke paru. Selain itu komplikasi ke intrakranial juga dapat membahayakan nyawa pasien.

• Jika penanganan pasien yang mengalami abses peritonsilar dilakukan dengan cepat dan melakukan tonsilektomi sesuai derajat penyakit maka prognosisnya akan menjadi baik.

Kesimpulan • Abses peritonsiler merupakan kumpulan pus yang

terlokalisir/terbatas pada jaringan peritonsillar yang terbentuk sebagai hasil dari tonsilitis supuratif. Merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada bagian kepala dan leher akibat dari kolonisasi bakteri aerob dan anaerob di daerah peritonsiler. Abses peritonsil sebagai akibat komplikasi tonsilitis akut atau infeksi yang bersumber dari kelenjar mukus weber di kutub atas tonsil.

• Abses peritonsil dapat terjadi pada semua umur tetapi

tersering adalah dewasa muda antara 20 tahun da 39 tahun, meningkat pada anak-anak yang mempunyai riwayat tonsilitis. Infeksi ini memiliki proporsi yang sama anatara perempuan dan laki-laki.

• Organisme aerob yang paling sering menyebabkan abses peritonsiler adalah Streptococcus pyogenes (Group A Beta-hemolitik streptoccus), Staphylococcus aureus, dan Haemophilus influenzae. Sedangkan organisme anaerob yang berperan adalah Prevotella, Porphyromonas, Fusobacterium, dan Peptostreptococcus sp.

• Gejala dan tanda klinik yang dapat terlihat adalah nyeri menelan,nyeri telinga,mungkin terdapat muntah (regurgitasi),mulut berbau (foetor ex ore), hipersalivasi, suara gumam (hot potato voice), trismus, pembekakakan kelennjar submandibula dengan nyeri tekan.

• Pada stadium infiltrasi, diberikan antibiotika dosis tinggi dan obat simtomatik. Juga perlu kumur-kumur dengan air hangat dan kompres dingin pada leher. Bila telah terbentuk abses, dilakukan pungsi pada daerah abses, kemudian diinsisi untuk mengeluarkan nanah. Indikasi-indikasi untuk tonsilektomi segera diantaranya adalah obstruksi jalan napas atas, sepsis dengan adenitis servikalis atau abses leher bagian dalam, riwayat abses peritonsil sebelumnya, riwayat faringitis eksudatif yang berulang.

DAFTAR PUSTAKA • Efiaty AS, Nurbaiti I, Jenny B, Ratna DR. Buku Ajar Ilmu Kesehatan:

Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher. Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007.

• O’Donell BF , Black AK , Condition of the External Nose. In : Mackay IS , Bull TR (eds). Scott-Brown,s Otolaryngology. 6thed. London : Butterworth,p.1996-8, 1793-4

• Widodo, Juduarto . Operasi Amandel atau Tonsilektomi : Komplikasi dan Kontroversi Indikasi ; April 2010 ,Diambil dari : www.childrenallergyclinic.wordpress.com/

• M. Klostranec Jesse ., L. Kolin David . Toronto Notes : otolaryngology Head and Neck Surgery. EBM. 2012 .

• Nenovita. Abses Peritonsil ; diakses 14 juni 2014 , diambil dari http://www.scribd.com/doc/111762078/Referat-Abses-Peritonsil

• UniversitasSumateraUtara : tinjauan pustaka ; diakses 15 Juni 2014 , diambil http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23175/3/Chapter%20II.pdf