PPT REFERAT BATUSANGKAR

39
1.1 LATAR BELAKANG

description

nbnbnnmn nn

Transcript of PPT REFERAT BATUSANGKAR

LATAR BELAKANG

1.1 LATAR BELAKANG31.2. Batasan MasalahDefinisi, Epidemiologi, Klasifikasi, Faktor resiko, Kriteria,Deteksi dan Cara Pencegahan, dan Penanganan Kehamilan dan Persalinan Resiko Tinggi di pelayanan primer.

1.3. Tujuan MasalahMengetahui definisi, epidemiologi, klasifikasi, faktor resiko, kriteria, deteksi dan pencegahan serta penanganan kehamilan dan persalinan resiko tinggi di pelayanan primer

1.4. Metode PenulisanPenulisan makalah ini diambil dari berbagai kepustakaan.

TINJAUAN PUSTAKAFAKTOR RISIKOKarakteristik ibuRiwayat Kehamilan Sebelumnya

Seorang wanita yang 3 kali berturut-turut mengalami keguguran pada trimester pertama, memiliki resiko sebesar 35% unuk mengalami keguguran lagiSebelum mencoba hamil lagi, sebaiknya seorang wanita yang pernah mengalami keguguran menjalani pemeriksaan untuk1,2:kelainan kromosom atau hormonkelainan struktur rahim atau leher rahimpenyakit jaringan ikat (misalnya lupus)reaksi kekebalan pada janin (biasanya ketidaksesuaian Rh).

Wanita yang pernah melahirkan bayi prematur, memiliki resiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya. Wanita yang pernah mengalami pre-eklamsi atau eklamsi, kemungkinan akan mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya, terutama jika diluar kehamilan dia menderita tekanan darah tinggi menahunKelainan struktur

Kelainan struktur pada organ reproduksi wanita (misalnya rahim ganda atau leher rahim yang lemah) bisa meningkatkan resiko terjadinya keguguran. Untuk mengetahui adanya kelainan struktur, bisa dilakukan pembedahan diagnostik, USG atau rontgen. Keadaan kesehatan

Keadaan kesehatan tertentu pada wanita hamil bisa membahayakan ibu dan bayi yang dikandungnya. Keadaan kesehatan yang sangat penting adalahTekanan darah tinggi menahunPenyakit ginjalDiabetes Penyakit jantung yang beratPenyakit sel sabitPenyakit tiroidLupusKelainan pembekuan darah.

Riwayat keluarga

Riwayat adanya keterbelakangan mental atau penyakit keturunan lainnya di keluarga ibu atau ayah dapat meningkatnya kemungkinan terjadinya kelainan tersebut pada bayi yang dikandung

Klasifikasi Kehamilan Resiko Tinggi

Kehamilan Resiko tinggi dapat digolongkan secara sederhana berdasarkan :Demografis / UmumUsia IbuPrimipara kurang dari 18 tahunKehamilan diatas 35 tahunPerkawinan diatas 5 tahun ( anak mahal )Suku /RasBukan ras KaukasiaKecenderungan BBLR pada bayi kulit hitam

Status Sosio EkonomiKeadaan keuangan yang burukLingkungan yang burukMasalah sosial yang berat / Kelas sosialPekerjaan orang tuaPendidikan orang tuaRiwayat Obstetri TerdahuluParitasRiwayat kehamilan yang buruk

Riwayat persalinan terdahuluKomplikasi medis dari kehamilanHasil kehamilan Riwayat infertilitasRiwayat Medis TerdahuluRiwayat GinekologiRiwayat Penyakit KeluargaPemeriksaan Fisik

Keadaan Resiko Tinggi Ditinjau Dari JaninDistres JaninPecah ketuban disertai perdarahanDismaturitasMakrosomiaInfeksi IntrauterinePembentukan kaput yang besarKeadaan Resiko Tinggi Paska Partus Persalinan dengan Retensio plasentaAtonia uteri paska partusPersalinan dengan robekan perineum yang luas, robekan serviks, vagina dan juga ruptura uteri.

Penilaian Kehamilan Dalam Resiko TinggiCara kriteriaKriteria yang dikemukakan oleh peneliti-peneliti dari berbagai institut berbeda-beda, namun dengan tujuan yang sama mencoba mengelompokkan kasus-kasus resiko tinggi.Rochayati dkk Dealy (Medan) Deteksi Dan Pencegahan

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa usaha yang dapat dilakukan untuk pencegahan penyulit pada kehamilan dan persalinan adalah :Asuhan prenatal yang baik dan bermutu bagi setiap wanita hamilPeningkatan pelayanan, jaringan pelayanan dan sistem rujukan kesehatanPeningaktan pelayanan gawat darurat sampai ke lini terdepanPeningakatan status wanita baik dalam pendidikan, gizi, masalah kesehatan wanita dan reproduksi dan peningkatan status sosial ekonominyaMenurunkan tingkat fertilitas yang tingggi melalui program keluarga berencana Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif

Strategi Penanganan Kehamilan Resiko TinggiKehamilan resiko tinggi memerlukan penanganan yang lebih intensif selama kehamilan, persalinan, maupun masa nifas oleh tenaga-tenaga yang berpengalamanPenanganan dilakukan sesuai dengan faktor resiko yang dijumpaiPenderita dirujuk ke tempat-tempat yang lebih mampu menanganinya dimana tersedia tenaga dan fasilitas yang memadaiPenanganan Kehamilan Resiko tinggi Pada Beberapa KasusHIPERTENSI SELAMA KEHAMILAN. Hipertensi adanya tekanan sistolik sekurang kurangnya 140 mm Hg, atau tekanan diastolik sekurang kurangnya 90 mm Hg.Proteinuria Adanya protein dalam urin dalam konsentrasi lebih besar dari 1 g per liter (1+ sampai 2+ )Edema : Akumulasi cairan yang menyeluruh dan berlebihan dalam jaringan, umumnya ditampakkan dengan adanya pembengkakan ekstremitas dan wajah.Hipertensi kehamilan : Berkembangnya hipertensi selama kehamilan atau dalam 24 jam pertama postpartum pada seorang wanita yang sebelumnya normotensi.Preeklampsia : Berkembangnya hipertensi dengan proteinuria atau edema atau keduanya yang disebabkan oleh kehamilan atau dipengaruhi oleh kehamilan yang sekarang. Biasanya keadaan ini timbul setelah umur kehamilan 20 minggu.Eklampsia : Terjadinya satu atau beberapa kejang yang bukan diakibatkan oleh keadaan serebral lain seperti epilepsi, atau perdarahan otak pada pasien dengan preeklampsia.

RENCANAPrinsip Umum : Preeklampsia menetap hingga kehamilan berakhir. Sebagai konsekuensinya, kelahiran janin dan plasenta merupakan pengobatan satu satunya. Tujuan penatalaksanaan adalah :Mencegah kejang dan komplikasi lainnya Melahirkan bayi hidupMelahirkan dengan trauma minimal terhadap ibu dan bayiMencegah keadaan patologik yang tersisa

.Pasien pasien dengan tekanan darah yang meningkat diatas 140/90 harus dirawat inapkan untuk evaluasi. Perencanaan kelahiran tergantung pada :Umur kehamilan Beratnya proses penyakitKeadaan serviks

Preeklampsia Ringan : Bila aterm, kelahiran dianjurkan untuk mencegah komplikasi ibu dan janin. Sebelum aterm, tirah baring di rumah sakit biasanya dianjurkan sebagai usaha untuk mempertahankan pasien dalam pengawasan yang cermatPreeklampsia Berat : Pasien dirawat inapkan dengan posisi tidur miring (lateral recumbent position). Tekanan darah, berat badan, protein urin, masukkan dan keluaran dipantau dengan ketat. Terapi Anti Kejang Biasanya Magnesium Sulfat dianjurkan untuk mencegah kejang terutama selama persalinan.Dosis awal 4 g dilarutkan dalam 100 ml dekstrosa 5% dan diberikan intravena yang diencerkan. Efek terapi magnesium sulfat dapat diperiksa secara klinis dengan aktivitas reflek patela. Tidak adanya refleks merupakan tanda pertama dari keracunan magnesium. Aliran urin dan pernapasan harus dipantau secara ketat

Jika depresi pernapasan, 10 ml larutan kalsium glukonas 10% intravena dalam waktu 3 menit dianjurkan sebagai antidotum terhadap keracunan magnesiumKelahiran : Jika janin sudah aterm, jika ada bukti gawat intrauterin, atau jika preeklampsia menetap dan bertambah buruk, kelahiran dianjurkan untuk kesehatan ibu dan janin.

Persalinan dapat diinduksi denagn oksitosin dan amniotomi jika presentasi janin dan serviks memungkinkan. Seksio sesarea dianjurkan pada kasus malpresentasi janin, gawat janin atau induksi yang gagalRencana Pengiriman : Segera setelah keadaan pasien stabil dan memperoleh kesadarannya kembali, persiapan pengiriman harus disiapkan. PLASENTA PREVIA

Plasenta previa adalah tertanamnya bagian plasenta dalam segmen bawah uterus. Istilah ini menggambarkan hubungan anatomik antara letak plasenta dengan segmen bawah uterus. Suatu plasenta previa telah melewati batas atau menutupi (secara lengkap atau tidak lengkap) ostium uteri internumPENATALAKSANAAN DAN PENDIDIKAN PASIENPasien-pasien yang dicurigai menderita plasenta previa harus dirawat di rumah sakit dan tirah baring.Diberikan infus intravena, dan darah diambil untuk menentukan hematokrit, rhesus, golongan darah dan cross-matching. Pasien diobservasi dengan teliti terhadap adanya perdarahan aktif. Tidak dianjurkan memberi makanan melalui mulut. Darah dalam jumlah cukup harus tersedia dalam kasus dimana transfusi diperlukan.?Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini, yaitu bocornya cairan amnion sebelum mulainya persalinan, terjadi pada kira-kira 7 sampai 12 persen kehamilan. Paling sering, ketuban pecah pada atau mendekati saat persalinan; persalinan terjadi secara spontan dalam beberapa jam. Bila ketuban pecah dini dihubungkan dengan kehamilan preterm, ada resiko peningkatan morbiditas dan mortalitas perinatal akibat maturitas janin. Bila kelahiran tidak terjadi dalam 24 jam, juga resiko peningkatan infeksi intrauterin.

PENATALAKSANAANAnjuran mengenai penatalaksanaan optimum dari kehamilan dengan komplikasi ketuban pecah dini tergantung pada umur kehamilan janin, tanda infeksi intrauterin, dan populasi pasien. Pada umumnya, tampaknya lebih pantas untuk membawa semua pasien dengan ketuban pecah ke rumah sakit dan melahirkan semua bayi yang berumur lebih dari 36 mingguPENDIDIKAN PASIENRisiko prematuritas dan infeksi intrauterin dibicarakan dengan pasien untuk merumuskan rencana penatalaksanaan yang optimum.Pada saat ini, pasien yang mempunyai rencana selama berbulan-bulan melahirkan bayi aterm secara alamiah mungkin akan sangat bingung dan kecewa karena ketuban pecah dini dan kemungkinan mengalami persalinan prematur.

Kebanyakan pasien tidak menyelesaikan persiapan mereka melahirkan anak bila ketuban pecah beberapa minggu sebelum cukup bulan. Dukungan emosi yang tepat sangat berguna. Bila janin preterm dan dipilih tanpa tindakan, maka pasien dianjurkan untk tidak melakukan pencucian vagina (douche) ataupun senggama.

KESIMPULAN.Kehamilan Resiko Tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan.Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebabUntuk itu disarankan perlunya konsultasi kehamilan atau Antenatal Care (ANC) pada ahlinyaProses persalinan sebaiknya dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang memenuhi standar. "Rumah sakit yang tidak memiliki NICU (Neonatal Intensive Care Unit) tentu tak dapat memberikan fasilitas yang memadai bagi bayi yang lahir prematur