PPT REFERAT

46
Gangguan Neurosis dan Psikosis Pembimbing dr.Yenny Dewi P.Sp.KJ(K) •Shinta Kharisma Dewi 406127075 •Raymond Harris 406127076 •Philia Devita Haryanto 406127077 •Corrina Giovanny 406127078

description

iii

Transcript of PPT REFERAT

Page 1: PPT REFERAT

Gangguan Neurosis dan PsikosisPembimbing

dr.Yenny Dewi P.Sp.KJ(K)

•Shinta Kharisma Dewi 406127075•Raymond Harris 406127076•Philia Devita Haryanto 406127077•Corrina Giovanny 406127078

Page 2: PPT REFERAT

Gangguan Neurosis

• Neurosis adalah suatu gangguan non-psikotik yang kronis atau rekuran yang ditandai terutama oleh kecemasan, yang dialami atau yang diekspresikan secara langsung atau diubah melalui mekanisme pertahanan

• Menurut Singgih Dirgagunarsa (1978 : 143), neurosis adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian, sehingga orang yang mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-hari atau masih bisa belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.

Page 3: PPT REFERAT

Kriteria neurosis

• Neurosis merupakan gangguan jiwa pada taraf ringan.

• Neurosis terjadi pada sebagian aspek kepribadian.

• Neurosis dapat dikenali gejala-gejala yang menyertainya dengan ciri khas kecemasan.

• Penderita neurosis masih mampu menyesuaikan diri dan melakukan aktivitas sehari-hari.

Page 4: PPT REFERAT

Jenis Neurosis

Menurut PPDGJ3Klasifikasi :• F40 Gangguan Anxietas Fobik• F41 Gangguan Anxietas Lainnya• F42 Gangguan Obsesif-Kompulsif

• F43 Reaksi Terhadap Stres Berat dan Gangguan Penyesuaian (F43.0-F43.9)

• F44 Gangguan Disosiatif (Konversi) (F44.0-F44.9)• F45 Gangguan Somatoform (F45.0-F45.9)• F48 Gangguan Neurotik Lainnya (F48.0-F48.9)

Page 5: PPT REFERAT

F40 Gangguan Anxietas Fobik

F40.0 Agorafobia .00 Tanpa gangguan panik

.01 Dengan gangguan panikF40.1 Fobia sosialF40.2 Fobia khas (terisolasi)F40.8 Gangguan anxietas fobik lainnyaF40.9 Gangguan anxietas fobik YTT

Page 6: PPT REFERAT

F41 Gangguan Anxietas Lainnya

F41.0 Gangguan panik (anxietas paroksismal episodik)

F41.1 Gangguan cemas menyeluruhF41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresifF41.3 Gangguan anxietas campuran lainnyaF41.8 Gangguan anxietas lainnya YDTF41.9 Gangguan anxietas YTT

Page 7: PPT REFERAT

F42 Gangguan Obsesif-Kompulsif

F42.0 Predominan pikiran obsesional atau pengulangan

F42.1 Predominan tindakan kompulsif (obsesional ritual)

F42.2 Campuran tindakan dan pikiran obsesionalF42.8 Gangguan obsesif kompulsif lainnyaF42.9 Gangguan obsesif kompulsif YTT

Page 8: PPT REFERAT

FOBIA

Fobia adalah suatu ketakutan irasional yang jelas, menetap, dan berlebihan terhadap suatu objek spesifik, keadaan atau situasi.

Berasal dari bahasa Yunani yaitu Fobos yang berarti ketakutan.

• Agorafobia • Fobia spesifik • Fobia sosial

Page 9: PPT REFERAT

Agorafobia

• Agorafobia adalah ketakutan terhadap ruang terbuka, orang banyak serta adanya kesulitan untuk segera menyingkir ke tempat aman.

Page 10: PPT REFERAT

Fobia Spesifik

• Fobia spesifik adalah suatu rasa takut yang kuat dan persisten pada suatu objek atau situasi

Page 11: PPT REFERAT

Fobia sosial

• Fobia sosial adalah rasa takut yang kuat dan persisten dimana dapat timbul rasa malu atau ketakutan yang kuat, berlangsung lama terhadap suatu hal yang dapat mempermalukan dirinya.

Page 12: PPT REFERAT

Agorafobia• Menghindari situasi disaat

sulit untuk mendapatkan bantuan

• Mereka menghendaki ditemani setiap kali harus keluar rumah.

• Terpaku dirumah• Depresif• Obsesi• Anxietas• Dengan atau tanpa

gangguan panik

Fobia sosial• Takut berbicara didepan umum • Takut makan ditempat umum • Takut menghadapi jenis kelamin

lain• Menghindari semua situasi

sosial di luar lingkungan keluarga• Muka merah, tangan gemetar,

mual, ingin buang air kecil• kadang-kadang individu

bersangkutan merasa yakin bahwa salah satu dari manifestasi gejala fobia sosial ini merupakan masalah utamanya

Page 13: PPT REFERAT

Anxietas Paroksismal Episodik (Panik)

Anxietas Menyeluruh Campuran Anxietas dan Depresif

Serangan ansietas berat dan berulang, tidak terbatas pada situasi tertentu dan tidak terduga. Serangan berlangsung beberapa menit.

Gangguan ini menyeluruh dan menetap (bertahan lama), tidak terbatas pada keadaan lingkungan tertentu.

Terdapat gejala anxietas dan depresif tetapi masing2 tidak menunjukkan gejala yg cukup berat. Beberapa gejala otonomik seperti tremor, palpitasi, dan mules harus ditemukan.

Bentuk-bentuk Gangguan Anxietas :

Page 14: PPT REFERAT

Digambarkan sebagai pikiran dan tindakan yang

berulang yang menghabiskan waktu atau

menyebabkan distress dan hendaya yang

bermakna.

Gangguan obsesi kompulsif

Page 15: PPT REFERAT

Gambaran Klinis Pasien Dengan Gangguan Obsesif Kompulsif

Merasa adanya ide/impuls yang terus-menerus menekan ke

dalam kesadaran pasien

Perasaan cemas/takut akan ide atau impuls yang aneh

Obsesi dan kompulsi yang egoalien

Pasien mengenali obsesi dan kompulsif merupakan sesuatu

yang abstrak dan irasional

Memiliki adanya keinginan kuat untuk melawan

Page 16: PPT REFERAT

4 Pola gejala utama gangguan obsesi kompulsif

Kontaminasi paling sering terjadi; diikuti oleh perilaku mencuci dan menghindari

obyek yang dicurigai terkontaminasi.

Sikap ragu-ragu yang patologik; obsesi tentang ragu-ragu yang diikuti dengan

perilaku kompulsi mengecek/memeriksa (seperti lupa mematikan kompor atau

tidak mengunci rumah).

Pikiran yang intrusif jarang; pikiran yang berulang namun tidak disertai kompulsi,

biasanya pikiran berulang tentang seksual atau tindakan agresif.

Simetri; obsesi yang temanya kebutuhan untuk ketepatan sehingga bertindak

lamban, misalnya makan memerlukan waktu berjam-jam, atau mencukur kumis

dan janggut.

Page 17: PPT REFERAT

Reaksi Stress Akut adalah:

Gangguan yang terjadi pada seseorang tanpa adanya gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai respon terhadap stress fisik maupun mental yang luar biasa (berupa pengalaman traumatik) dan yang biasanya menghilang dalam beberapa jam atau hari.

Reaksi Stress Akut

Gejala: biasanya cukup khas berupa reaksi

terpaku (daze-bengong), dengan sedikit berkurangnya perhatian dan kesadaran,

tidak mampu memahami rangsangan dan disorientasi.

Page 18: PPT REFERAT

GANGGUAN PENYESUAIAN

• Keadaan stress yang subjektif dan gangguan emosional, yang biasanya mengganggu kinerja dan fungsi sosial. Timbul pada periode adaptasi terhadap suatu perubahan dalam hidup yang bermakna.

Manifestasi:Afek depresifAnxietasPerasaan tidak mampu menghadapi, menyesuaikan, dan merencanakan masa depanDisabilitas dalam kinerja kegiatan rutin sehari-hari

Page 19: PPT REFERAT

Gangguan Disosiatif(konversi)Adalah :Kehilangan sebagian atau seluruh dari integrasi normal antara :

ingatan masa lalu,kesadaran akan identitas dan penghayatan,dan kendali terhadap gerakan anggota tubuh.

Manifestasi klinis :• Kemampuan untuk mengendalikan

secara sadar maupun selektif terganggu.

• Bersifat psikogenik, berkaitan dengan kejadian traumatik, problem yang tidak dapat diselesaikan dan ditolerir atau gangguan dalam pergaulan

• Onset mendadak• Berakhir setelah beberapa minggu atau

bulan

Page 20: PPT REFERAT

Amnesia disosiatifManifestasi klinis :• Hilangnya daya ingat, biasanya mengenai kejadian penting

yang baru terjadi• Bukan disebabkan oleh gangguan mental organik• Amnesia terpusat mengenai kejadian traumatik, contoh ;

kecelakaan, kesedihan tak terduga, • Parsial dan selektif• Kebingungan, distres, mencari perhatian

Page 21: PPT REFERAT

Fugue disosiatif

Manifestasi klinis :• Memiliki ciri amnesia disosiatif• Melakukan perjalanan meninggalkan rumah/tempat

kerja yang nampaknya disengaja• Tetap mempertahankan kemampuan mengurus diri

yang mendasar dan melakukan interaksi sosial

Page 22: PPT REFERAT

Stupor disosiatif

Manifestasi klimis :• Didapatkan bukti adanya penyebab psikogenik

( kejadian baru yang penuh stres )• Hilangnya gerakan-gerakan volunter dan respon

normal terhadap rangsangan dari luar, Contoh : suara, cahaya, perabaan

• Tidak adanya gangguan fisik• Tidak terjadi gangguan kesadaran

Page 23: PPT REFERAT

Gangguan trans dan kesurupanAdanya kehilangan sementara penghayatan akan identitas diri

dan kesadaran terhadap lingkungannyaManifestasi klinis :• Berperilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian

lain,kekuatan gaib, malaikat atau kekuatan lain• Perhatian dan kewaspadaan terbatas• Seringkali gerakan, posisi tubuh dan kata-kata terbatas dan

berulang-ulang

Page 24: PPT REFERAT

Gangguan motorik disosiatifManifestasi klinis :• Kehilangan kemampuan untuk menggerakkan

seluruh atau sebagian dari anggota gerak ( tangan atau kaki )

• Berbagai bentuk dan taraf inkoordinasi ( ataksia ) dapat terjadi

• Gemetaran atau bergoyang yang berlebihan pada 1, atau lebih bahkan pada semua ekstremitas

• Mirip dengan ataksia, afonia, disartria, diskinesis, atau paralisis

Page 25: PPT REFERAT

Konvulsi disosiatif

Manifestasi klinis :• Menyerupai kejang epileptik, tetapi jarang diikuti

lidah tergigit, luka serius dan inkontinensia urin• Tidak dijumpai kehilangan kesadaran, tp diganti

dengan keadaan stupor atau trans

Page 26: PPT REFERAT

Gangguan kepribadian multipleCiri utama :• Adanya 2 atau lebih kepribadian yang jelas pada satu individu• Masing-masing kepribadian adalah lengkap memiliki ingatan,

perilaku, dan kesenangan sendiri, yang mungkin berbeda dengan kepribadian promorbidnya

• Diatara 2 kepribadian biasanya salah satu lebih dominan • Perubahan 1 kepribadian ke kepribadian lain berlangsung

mendadak, dan biasanya berkaitan erat pada adanya peristiwa traumatik

Page 27: PPT REFERAT

SOMATOFORM

Gangguan Somatoform

Gejala fisik yang berulang yang disertai

dengan permintaan pemeriksaan medis

meskipun berkali-kali dan hasil negatif

Sudah tidak terbukti penyakitnya dan sudah

dijelaskan

Biasanya menolak upaya u/ membahas

kemungkinan penyebab psikologis

Anxietas dan Depresi nyata

Page 28: PPT REFERAT

Gangguan Somatisasi

• Ciri utama :– Keluhan fisik yang berulang-ulang dan sering berubah-

ubah– Kebanyakan pasien mempunyai riwayat pengobatan

yang panjang dan sangat kompleks dengan hasil pemeriksaan atau bahkan operasi yang negatif

– Keluhannya dapat mengenai setiap sistem atau bagian tubuh manapun (GIT, Kulit, keluhan seks dan haid)

• Biasanya berlangsung menahun dan berfluktuasi

Page 29: PPT REFERAT

Gangguan hipokondrik

Keluhan somatik yang menetap

Pengindraan yang normal ditafsir

abnormal

Intensitas sakit setiap konsul

berbeda

depresi

kemungkinan menderita satu atau lebih gangguan fisik

yang serius dan progresif

Page 30: PPT REFERAT

Somatisasi Hipokondrik

Penekanan pada gejala sendiri dan dampaknya

Perhatian ditujukan kepada progresivitas penyakitnya

Pasien cenderung mengharapkan pengobatan

Mengharapkan pemeriksaan untuk membuktikan penyakitnya

Penggunaan obat yang berlebihan Pasien cenderung takut obat dan berbagai efek sampingnya dan mengunjungi

beberapa dokter yang berbeda

Page 31: PPT REFERAT

Gangguan Psikosis

• gangguan jiwa yang ditandai oleh adanya gangguan dalam kemampuan menilai realita (Reality Testing Ability) yang ditandai dengan adanya halusinasi, delusi (waham), atau gangguan berpikir. Hilangnya kemampuan dalam membedakan diri dari lingkungannya, pembicaraan yang kacau atau perilaku yang kacau atau katatonik.

Page 32: PPT REFERAT

Jenis Psikosis

• Psikosis organik• Psikosis fungsional– Skizofrenia – Gangguan skizotipal– Gangguan waham menetap– Gangguan psikotik akut dan sementara– Gangguan waham terinduksi– Gangguan skizoafektif

Page 33: PPT REFERAT

Skizofrenia

• Gangguan jiwa ini diakibatkan ketidakseimbangan pada dopamin. Skizofrenia merupakan gangguan jiwa psikotik paling khas dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).

Page 34: PPT REFERAT

Jenis skizofrenia

• Paranoid waham dan halusinasi menonjol• Katatonik adanya postur katatonik• Hebefrenik afek tumpul,asosiasi

longgar,waham tak sistematis,mannerisme• Residual remisi dari akut,tapi masih ada gejala

residual• Simpleks progresif dari gejala “negatif” yang

khas dari skizofrenia residual• lainnya

Page 35: PPT REFERAT

Gangguan skizotipal

• perilaku yang mencolok dan anomali-anomali dalam berpikir dan dalam afek yang menyerupai yang terdapat pada skizofrenia.

Page 36: PPT REFERAT

Gangguan waham menetap

• waham yang berlangsung lama sedikitnya 3 bulan lamanya dan harus bersifat khas pribadi dan bukan budaya setempat, sebagai satu-satunya gejala klinis yang khas atau yang paling mencolok,

Page 37: PPT REFERAT

Gangguan psikotik akut dan sementara

• perubahan dari keadaan tanpa gejala psikotik ke keadaan psikosis yang jelas abnormal yang terjadi dalam periode 2 minggu

• Adanya sindrom yang khas berupa polimorfik (beraneka ragam berubah cepat) atau schizophrenia-like (gejala skizofrenia yang khas).

Page 38: PPT REFERAT

Gangguan waham terinduksi

• gangguan waham yang jarang terjadi yang dialami oleh dua orang atau kadang kadang lebih, yang mempunyai hubungan emosional erat. Hanya seorang individu saja yang menderita gangguan psikotik yang sesungguhnya; waham tersebut terinduksi pada yang lainnya dan menghilang apabila orang tersebut dipisahkan

Page 39: PPT REFERAT

Gangguan skizoafektif

• Gangguan yang bersifat episodik dengan gejala afektif dan skizofrenik yang sama menonjol dan secara bersamaan (simultaneously) ada dalam episode yang sama dari penyakit itu atau setidaknya dalam beberapa hari sesudah yang lain.

Page 40: PPT REFERAT

Penatalaksanaan psikosis

• Obat anti-psikosis typicalphenothiazine,butyrophenone,diphenyl-butyl-piperidine- contoh: chlorpromazine

• Obat anti-psikosis a-typical1. Benzamine : Supride2. Dibenzodiazepin : Clozapine, Olanzapine,

Quetapine, Zotepine3. Benzosoxazole : Risperidon, Aripirazole

Page 41: PPT REFERAT

Efek samping obat psikosis

• Sedasi dan inhibisi psikomotor• Gangguan otonomik• Gangguan ekstrapiramidal (EPS)• Gangguan endokrin (amenorrhoe,

gynecomastia), gangguan metabolik (jaundice), gangguan hematologik (agranulocytosis), biasanya pada pemakaian jangka lama.

Page 42: PPT REFERAT

PSIKOSIS VS NEUROSIS1. Neurosis merupakan gangguan

jiwa pada taraf ringan.2. Neurosis terjadi pada sebagian

aspek kepribadian.3. Neurosis dapat dikenali gejala-

gejala yang menyertainya dengan ciri khas kecemasan.

4. Penderita neurosis masih mampu menyesuaikan diri dan melakukan aktivitas sehari-hari.

1. Psikosis merupakan gangguanjiwa yang berat, atau tepatnya penyakit jiwa, yang terjadi pada semua aspek kepribadian.

2. Bahwa penderita psikosis tidak dapat lagi berhubungan dengan realitas, penderita hidup dalam dunianya sendiri.

3. Psikosis tidak dirasakan keberadaannya oleh penderita. Penderita tidak menyadari bahwa dirinya sakit.

4. Usaha menyembuhkan psikosis tak bisa dilakukan sendiri oleh penderita tetapi hanya bisa dilakukan oleh pihak lain.

5. Dalam bahasa sehari-hari, psikosis disebut dengan istilah gila.

Page 43: PPT REFERAT

NO FAKTOR PSIKOSIS NEUROSIS

1. Perilaku umum

Gangguan terjadipada seluruh aspek

kepribadian, tidak adakontak dengan realitas.

Gangguan terjadi pada sebagian kepribadian, kontak dengan realitas masih ada.

2. Gejala-gejala

Gejala bervariasi luas dengan waham, halusinasi,

kedangkalan emosi yang terjadi secara terus-

menerus.

Gejala psikologis dan somatik bisa bervariasi, tetapi bersifat temporer dan ringan.

3. OrientasiPenderita sering mengalami disorientasi (waktu, tempat,

dan orang-orang).

Penderita tidak atau jarang mengalami disorientasi.

4. Pemahaman (insight)

Penderita tidak memahami bahwa dirinya sakit.

Penderita memahami bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa.

5. Risiko sosialPerilaku penderita dapat

membahayakan orang lain dan diri sendiri.

Perilaku penderita jarang atau tidak membahayakan orang lain dan diri sendiri.

6. Penyembuhan

Penderita memerlukan perawatan di rumah sakit.

Kesembuhan seperti keadaan semula dan

permanen sulit dicapai.

Tidak begitu memerlukan perawatan di rumah sakit. Kesembuhan seperti semula dan

permanen sangat mungkin untuk dicapai.

Page 44: PPT REFERAT

Contoh Kasus• Tuan CD usia 35 tahun, dengan keluhan selalu menengok ke belakang seperti

ada sesuatu yang penting di belakangnya. Dia takut apabilaadakoin yang tertinggal atau menginjak serangga atau ada serangga yang jatuh dipunggungnya. Ia juga takut menyentuh sesuatu dan ketika diamenyentuh sesuatu ia harus yakin bahwa ia tidak merusaknya. Pasien tidak memiliki pekerjaan karena ketakutannya menggau seluruh aktivitasnya.Tetapi ia sangat tertarik untuk membersihkan rumah. Dia suka mengunjungi tetangganya dan membersihkan rumah mereka, hanya untuk kesenangannya.Gejala lainnya dia selalu menanyakan apakah dia sudah berpakaian dengan baik atau tidak. Dia juga tidak menganggap ketertarikan seksual itu penting dalam hidupnya, ia hanya berhubungan seksual dua sampai tiga kali dalam setahun dan hanya dengan wanita yang tidak menarik baginya. Menurut pengakuan pasien, saat masih kecil ia merasa bahwa Ibunya adalah orang yang menjijikan dan ia tidak pernah mau menyentuhnya. Padahal tidak ada alasan yang masuk akal untuk menyebut ibunya menjijikan karena beliau adalah orang yang menyenangkan.

Page 45: PPT REFERAT

Kasus B• Ibu AB usia 32 tahun, mulai mengalami penurunan berat badan dan

menjadi kurang produktif dalam pekerjaannya, berkurang dalam kualitas dan kuantitas kerja. Ibu AB merasa teman-teman kerjanya sering membicarakan dia dan ia mengeluh ada seorang teman kerja laki-laki yang selalu menggodanya. Keluarga Ibu AB ingin menuntut laki-laki tersebut tetapi ia sudah tidak berbicara dengan ibu AB sejak sebulan yang lalu. Suatu hari Ibu AB pulang ke rumah dan ketika memasuki rumah, ia tertawa dengan keras sambil melihat kakak iparnya dengan tatapan curiga dan ia juga menolak untuk menjawab pertanyaan, disaat yang bersamaan adik Ibu AB pun mulai menangis karena melihat tingkah kakaknya yang aneh. Ibu AB menolak untuk mandi karena ia merasa teman pria sekantornya selalu melihatnya dari jendela. Ia pun menolak untuk makan dan esoknya ia merasa setiap orang membicarakannya, serta ia merasa memiliki seorang kekasih yang tidak dapat dilihat rupanya tetapi selalu berada di sekitarnya.

Page 46: PPT REFERAT

• Beberapa hari kemudian Ibu AB dibawa ke Rumah Sakit Khusus Jiwa. Ketika ia memasuki ruang pendaftaran, ia tertawa dengan keras, berteriak dengan nada tinggi secara berulang-ulang, menyeringai dan selalu menggerakan tangannya dengan gerakan yang tidak beraturan. Lalu ia dirawat dalam ruang intensif dan satu jam kemudian ketika ditanya ia tidak merespon sedangkan saat itu ia terlihat berbicara pada dirinya sendiri dengan nada yang kekanak-kanakan. Ibu AB tidak bisa diam, ia memakai sepatu baletnya dan berdansa, lalu menunjuk-nunjuk tanpa arah dan tujuan yang jelas, mejulur-julurkan lidahnya dan juga menjilat bibirnya layaknya seorang bayi. Terkadang dia menangis dan mengerang seperti seorang anak kecil namun tidak mengeluarkan air mata. Keadaan ini berlangsung selama berbulan-bulan dan semakin lama apa yang ia katakan sulit untuk dimengerti. Kondisinya semakin memburuk, ia terlihat tidak terawat, semakin tertutup dan tidak memperdulikan keluarga yang mengunjunginya.