ppt referat riska

25
REFERAT PENANGANAN DEMAM TIFOID Dokter Pembimbing: dr. H. Ahmad Nuri, Sp. A dr. B. Gebyar Tri Baskoro, Sp. A dr. Ramzi Syamlan, Sp. A dr. Saraswati Dewi, Sp.A Riska Ratwita Wibawa 082011101028

Transcript of ppt referat riska

Page 1: ppt referat riska

REFERAT

PENANGANAN DEMAM TIFOID

Dokter Pembimbing:dr. H. Ahmad Nuri, Sp. A

dr. B. Gebyar Tri Baskoro, Sp. Adr. Ramzi Syamlan, Sp. Adr. Saraswati Dewi, Sp.A

Riska Ratwita Wibawa

082011101028

Page 2: ppt referat riska

PENDAHULUAN• Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut

yang disebabkan oleh Salmonella typhi.

Ada beberapa spesies lain yaitu :Paratyphi AParatyphi BParatyphi C

Kuman Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif, tidak berkapsul, mempunyai flagel, motil, aerob, tidak berspora.

Page 3: ppt referat riska

EPIDEMIOLOGI

Masalah utama standart hygiene dan sanitasi yang rendah.

• Penyebaran dipercepat oleh:1. urbanisasi2. kepadatan penduduk3. masalah sumber air minum4. industri pengolahan makanan yang masih rendah

Transmisi kuman terutama dengan cara menelan makanan atau air yang terkontaminasi Salmonella typhi (oral-fecal).

Page 4: ppt referat riska

ETIOLOGIEtiologi demam tifoid adalah Salmonella typhi.Antigen, yaitu : • Antigen dinding sel (O) yang merupakan oligosakarida. • Antigen flagella (H) yang merupakan komponen protein

berada dalam flagella dan bersifat spesifik spesies.• Antigen virulen (Vi) merupakan polisakarida dan berada di

kapsul yang melindungi seluruh permukaan sel. • Outer Membrane Protein (OMP) merupakan bagian dinding

sel terluar yang terletak di luar membran sitoplasma.

Page 5: ppt referat riska

PATOGENESISMakanan (kuman)

melewati asam lambung

melewati usus halus(menurunkan fungsi IgA mukosa usus)

menempel dan masuk epitel usus

Keluar dari sel epitel usus

Lamina propria

Page 6: ppt referat riska

Difagosit makrofag (berkembang biak)

Plaque peyer

KGB Mesenterika Feses

ductus thoracicus lumen usus tembus usus ke sirkulasi lg

peredaran darah Empedu Bakteriemia

II (berkembang biak) (simptomatik)

Bakteremia I Seluruh organ RES sirkulasi umum(asimptomatik) ( hati dan limpa)

(berkembang biak)

Page 7: ppt referat riska

MANIFESTASI KLINIS

• Masa inkubasi 7-14 hari• Minggu I : demam meningkat perlahan-lahan dan

terutama pada sore hinggga malam, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, mual.

• Minggu II : panas makin jelas sepanjang hari, bradikardi relatif, lidah kotor, hepatosplenomegali, meteorismus, gangguan kesadaran.

Page 8: ppt referat riska

DIAGNOSIS BANDING

• Hepatitis• Gastroenteritis• Tuberkulosis• Malaria• Lymphoma• Leukemia

Page 9: ppt referat riska

LABORATORIUM

Darah• Leukopeni atau leukosit normal, atau leukositosis• Anemia• Trombositopenia• Eosinofil, Basofil menghilang diikuti penurunan

limfosit• Limfositosis• Neutropenia• LED meningkat

Page 10: ppt referat riska

Uji widal- merupakan reaksi aglutinasi antibodi serum

penderita terhadap suspense antigen kuman Salmonella typhi.

- Pembentukan aglutinin mulai terjadi pada akhir minggu pertama demam, meningkat cepat mencapai kadar puncak pada minggu ke empat.

- Uji widal dikatakan positif apabila titer O > 1/160 atau terdapat kenaikan titer sebanyak 4 kali

Page 11: ppt referat riska

Kultur Darah- Diagnosis pasti (gold sandart) demam tifoid.- Hasil biakan kuman paling tinggi pada minggu

I sakit (80-90%), minggu II (20-25%), minggu III ( 10-15%).

- Hasil biakan darah positif memastikan demam tifoid, akan tetapi hasil negatif tidak menyingkirkan demam tifoid

Page 12: ppt referat riska

ELISA• Deteksi antibodi menggunakan antigen O, H ,dan Vi

dapat mendeteksi antibody Ag A, Ig M, dan Ig G S. typhy.

• Dengan menggunakan protein Ag khusus disebut “Dot enzyme immuno assay” (Dot EIA) dengan menggunakan kertas nitroselulose (tes dipstick)

Page 13: ppt referat riska

TUBEX TF• adalah pemeriksaan diagnostik in vitro

semikuantitatif yang cepat dan mudah untuk deteksi demam tifoid akut.

• Pemeriksaan ini mendeteksi antibodi IgM terhadap antigen 09 LPS Salmonella typhi.

• Sensitivitas dan spesifisitas >95% dan >93%.

Page 14: ppt referat riska

PENATALAKSANAAN

Istirahato Tujuannya adalah mencegah komplikasi dan

mempercepat penyembuhan. o Pasien demam tifoid dapat diobati di rumah dengan

tirah baring, isolasi yang memadai, pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi serta pemberian antibiotik.

o Pasien harus tirah baring sampai minimal 7 hari bebas demam.

Page 15: ppt referat riska

• Diet dan terapi penunjang (simptomatik)Tujuannya mengembalikan rasa nyaman dan kesehatan pasien secara optimal. Diberikan makanan yang rendah serat, mudah dicerna, makanan yang tidak merangsang, dan tidak menimbulkan gas. Pemberian makanan padat dini terbukti dapat mempercepat penyembuhan.

Page 16: ppt referat riska

ANTIBIOTIK

Kloramfenikol • Diberikan 50-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis

dengan dosis maksimal pada anak-anak 2 gram. • Merupakan DOC demam tifoid. Dosis 4 x 500 mg/hr

(PO/IV) diberikan 10-14 hari bebas demam atau 5-7 hari setelah demam turun

• Kloramfenikol pada bayi dosis 25-50 mg/kgBB/hari.

Page 17: ppt referat riska

Kloramfenikol dapat menimbulkan efek samping yang serius dan fatal, yaitu :

• Gangguan pada saluran cerna yaitu mual, muntah, dan diare.

• Depresi sumsum tulang• Gray baby syndrome

Page 18: ppt referat riska

• Ampisilin Dosis 200 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 kali pemberian secara intravena dan diberikan selama 2 minggu.

• AmoksisilinDosis 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 kali pemberian per oral diberikan selama 10 hari secara oral atau intravena.

Page 19: ppt referat riska

• Dalam hal kemampuan menurunkan demam, efektivitas ampisilin dan amoksisilin lebih kecil dibandingkan dengan kloramfenikol.

• Indikasi mutlak penggunaannya adalah apabila pasien demam tifoid dengan leukopenia.

Kotrimoksazole• TMP 10 mg/kg/.hari atau SMZ 50 mg/kg/hari dibagi

dalam 2 dosis diberikan selama 2 minggu secara oral.

Page 20: ppt referat riska

Sefalosporin generasi III Cefixime• Dosis 10-15 mg/kg/hari diberikan selama 10 hari

dapat diberikan sebagai alternative terutama apabila jumlah leukosit < 2000/µl atau dijumpai resisten terhadap S. typhi.

Ceftriakson• Dosis 100 mg/kg/hari dibagi dalam 1 atau 2 dosis

(maksimal 4 gram/hari). Diberikan secara intravena atau intramuskular selama 5-7 hari.

Sefotaksim• Dosis 150-200 mg/kg/hari dibagi dalam 3-4 dosis.

Page 21: ppt referat riska

Golongan fluorokuinolon• Norfloksasin 2 x 400 mg/hr selama 14 hari• Siprofloksasin 2 x 500 mg/hr selama 6 hari• Ofloksasin 2 x 400 mg/hr selama 7 hari• Pefloksasin 400 mg/hr selama 7 hari• Fleroksasin 400 mg/hr selama 7 hari

Diberikan pada kasus yang di duga mengalami MDR (Multi Drug Resisten).

Kombinasi 2 antibiotik atau lebih diindikasikan hanya pada keadaan tertentu saja seperti toksik tifoid, peritonitis, atau perforasi, serta syok septic.

Page 22: ppt referat riska

Kortikosteroid• Diberikan pada demam tifoid kasus berat seperti

delirium, stupor, koma, syok. • Penggunaan steroid hanya diindikasikan pada toksik

tifoid atau demam tifoid yang mengalami syok septic.

• Pemberian deksametason intravena dosis 3 mg/kg diberikan selama 30 menit untuk dosis awal, dianjutkan dengan 1 mg/kg tiap 6 jam sampai 48 jam.

Page 23: ppt referat riska

KOMPLIKASI

• Komplikasi intestinal– Perdarahan usus– Perforasi usus– Ileus paralitik

• Komplikasi Ekstra intestinal– Kardiovaskuler : syok septic, miokarditis, trombophlebitis– Darah : anemia hemolitik, trombositipenia, DIC, Anemia

hemolitik, trombositopeni, DIC, uremia hemolitik– Paru : Pneumoni, pleuritis, empiema– Hati dan kandung empedu : Hepatitis tiposa, kolesistitis– Ginjal : Glomerulonefritis, pyelonefritis, perinefritis– Neuropsikiatri : Delirium, psikosis,meningismis, meningitis,

GBS, polyneuritis.

Page 24: ppt referat riska

PROGNOSIS

Prognosis demam tifoid tergantung dari umur, keadaan umum, derajat kekebalan tubuh, jumlah dan virulensi kuman, dan kecepatan pengobatan.

Page 25: ppt referat riska

TERIMA KASIH