Post on 15-Jan-2016
LAPORAN PENDAHULUAN
ANC, BBL, INC, KB, PNC
TUGAS PROFESI NERS
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Ners Keperawatan
Departemen Maternitas di Puskesmas Singosari Malang
JURITA PURNAMA SARI
NIM : 105070200131006
PROGRAM STUDI PROFESI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
0
A. PENDAHULUAN
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi.Bila di hitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi,kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
internasional.Kehamilan dari 3 trimester,dimana trimester kesatu berlangsung
dalam 12 minggu, trimeseter kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke-27) dan
trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo,2009).
Kehamilan aterm ialah usia kehamilan antara 38 sampai 42 minggu dan
ini merupakan periode di mana terjadi persalinan normal. Kehamilan antara 28
dan 36 minggu disebut kehamilan prematur. Kehamilan yang melewati 294 hari
atau lebih 42 minggu lengkap disebut sebagai post term atau kehamilan lewat
waktu (Wiknjosastro, 2007).
Kehamilan normal adalah masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan
yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari
bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai
sembilan bulan (Saifuddin, 2006)
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur
(ovum) dan sel mani (spermatozoa) (Saminem, 2008).
B. ETIOLOGI
Untuk setiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum
(konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi. Tiap spermatozoa terdiri dari tiga bagian
yaitu : kaput/kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung
bahan nucleus, ekor, dan bagian yang silindrik menghubungkan kepala dengan
ekor, dan getaran ekor spermatozoa dapat bergerak cepat (Wikjosastro,2007).
C. FISIOLOGI
a) Konsepsi: Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dengan
sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Konsepsi ini
terjadi jika terpenuhi beberapa kriteria, yaitu sebagai berikut:
1
~ Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita
yang tepat.
~ Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat
ovulasi.
~ Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat
selama ejakulasi.
~ Tidak ada barieratau hambatan yang mencegah sperma
mencapai, melakukan penetrasi, dan sampai akhirnya membuahi
ovum (Wikjosastro, 2002).
Agar terjadi kehamilan sebaiiknya senggama dilakukan sebelum tepat
dihari wanita ovulasi karna sperma dapat hidup 3 hari didalam vagina,
sedangkan ovum hanya bertahan 12-24 jam setelah dikeluarkan dari
ovarium (ovulasi). Kapan wanita mengalami ovulasi dapat dikenali melalui
bentuk cairan vagina yang keluar. Jika terlihat bening, banyak, licin, maka
kemungkinan besar wanita dalam keadaan subur, cairan vagina secara
bertahap akan mengental dan berwarna putih keruh setelah melewati
masa ovulasi. Ovulasi juga dapat diprediksi melalui perhitungan siklus
meanstruasi. Wanita mengalami ovulasi pada saat hari ke-12 sampai hari
ke-14 siklus meanstruasi(Sulistyawati, 2009).
b) Implantasi (Nidasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertahannya hasil konsepsi kedalam
endometrium, blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblast ,
yang mampu menghancurkan atau mencairkan jaringan. Ketika blastula
mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada pada fase sekresi.
Jaringan endometrium ini banyak mengandung nutrisi untuk buah
kehamilan(Sulistyawati, 2009)
Gambar 1. Proses Terjadinya Ovulasi- Nidasi
2
Bila nidasi telah terjadi, di mulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel
lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoelema membentuk entoderm dan yolk
sac,terbentuklah suatu lempeng embrional diantara amnion dan Yolk
Sac(Wikjosastro, 2002). Sel-sel trofoblast mesodermal yang tumbuh disekitar
mudigah akan melapisi bagian dalam trofoblast, sehingga terbentuklah sekat
korionik yang kelak menjadi korion. Sel-sel trofoblast tumbuh menjadi 2 lapisan,
yaitu sititrofoblast (sebrelah dalam) dan sinsiotrofoblast (sebelah luar)
(Sulistyawati, 2009). Vili korialis yang berhubungan dengan desidua basalis
tumbuhy bercabang-cabang dan disebut sebagai korion frondosum, sedangkan
yang berhubungan dengan desidua kapsularis (korion leave) kurang mendapat
makanan sehingga akhirnya menghilang. Dalam peringkat nidasi tofoblast
dihasilkan hormon human chorionic gonadotropin (HCG )(Sulistyawati, 2009).
Tabel 1. Pembentukan Organ Janin
UmurKehamilan
Panjang Fetus
Ciri-ciri
8 minggu 2,5 cm Hidung, kuping, jari-jemari mulai dibentuk. Kepala menekuk ke dada.
12 minggu 9 cm Daun telinga lebih jelas, kelopak mata masih melekat, leher mulai terbentuk, alat kandungan luar terbentuk namun belum berdiferensiasi.
16 minggu 16-18 cm Genitalia eksterna terbentuk dan dapat dikenal, kulit tipis dan warna merah.
20 minggu 25 cm Kulit lebih tebal, rambut mulai tumbuh di kepala dan rambut halus (lanugo) tumbuh di kulit.
24 minggu 30-32 cm Kedua kelopak mata terpisah, tumbuh alis dan bulu mata serta kulit keriput. Kepala besar. Bila lahir, dapat bernapas tapi hanya beberapa jam saja.
28 minggu 35 cm Kulit warna merah ditutupi verniks kaseosa. Bila lahir, dapat bernapas, menangis pelan dan lemah.
32 minggu 40-43 cm Kulit merah dan keriput. Bila lahir, kelihatan seperti orang tua dan kecil.
36 minggu 46 cm Muka berseri tidak keriput. Bayi premature.40 minggu 50-55 cm Bayi cukup bulan. Kulit licin, verniks kaseosa
banyak, rambut kepala tumbuh baik. organ-organ baik.
Sumber:(Wiknjosastro, 2007)
3
c) Pembagian Usia Kehamilan
Menurut Wiknjosastro (2007), usia kehammilan dapat di golongkan menjadi
menjadi:
(1) Kehamilan aterm ialah usia kehamilan antara 38 sampai 42 minggu dan
ini merupakan periode di mana terjadi persalinan normal.
(2) Kehamilan prematur yaitu kehamilan antara 28 dan 36 minggu.
(3) Kehamilan posterm atau kehamilan lewat waktu yaitu kehamilan yang
melewati 294 hari atau lebih 42 minggu lengkap.
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dapat dibagi 3 bagian yaitu:
(1) Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu).
(2) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu).
(3) Kehamilan trimester terakhir (antara 28 sampai 40 minggu). Janin yang
dilahirkan dalam trimester terakhir telah viabel (dapat hidup).
Tabel 2. Perkembangan Bentuk Janin
Gambar Keterangan
JANIN PADA BULAN KE-3
Pada akhir bulan ketiga, panjang tubuh janin
mencapai kira-kira 3 inci (7,62 cm) dan berat
badan kira-kira 1ons. Lengan, hasta dan jari-
jarinya, serta kedua kaki dan jemarinya
sudah ada, sedangkan kuku mulai terbentuk.
Demikian pula bagian luar telinga sudah ada
pada fase ini. Pangkal gigi pun mulai
terbentuk pada tulang rahang yang kecil, dan
organ-organ sex yang bagian dalam sudah
mulai tumbuh.
Pada fase ini, detak jantung janin sudah
dapat terdengar dengan menggunakan alat
khusus (dopller). Kepala yang bersambung
dengan bagian tubuh lainnya menjadi
bertambah besar pada bulan keempat, dan
panjang janin akan segera bertambah.
4
Gambar Keterangan
JANIN PADA BULAN KE-4
Pada akhir bulan keempat, panjang tubuh
janin akan mencapai kira-kira 7 inci 917,78
cm) dan berat badannya mencapai 4 ons. Ia
sudah memiliki rambut, alis dan bulu mata,
serta mulai mengisap ibu jari tangannya.
JANIN PADA BULAN KE-5
Sepanjang bulan kelima, berat badan janin
berkisar pada 1/2 hingga 1 pon (0,24 hingga
0,45 kg) dan panjang tubuhnya antara 10
hingga 12 inci (25,4 hingga 30,5 cm). Otot-
ototnya sudah mulai berfungsi, sehingga ia
senantiasa bergerak. Biasanya pada bulan
kelima ini gerakan janin jelas dapat
dirasakan oleh ibunya.
JANIN PADA BULAN KE-6
Panjang tubuh janin berkisar antara 11
hingga 14 inci (27 hingga 35,5 cm) dan
berat badannya antara 1,5 hingga 2 pon
(0,67 hingga 0,9). Kulitnya mengerut dan
berwarna kemerahan, serta dilapisi sejenis
pelindung yang disebut Vernix Caseosa.
JANIN PADA BULAN KE-7
Selama bulan ini janian terus tumbuh dan
bergerak.Apabila pada bulan ini janin lahir
maka masih dapat hidup, akaN tetapi harus
dibantu dengan alat-alat pembantu dan
dampak lain dari kelairan janin pada bulan ini
adalah keadaanya masih lemah dan bayi
BBLR (Berat badan bayi lahir rendah),
sehingga harus di hangatkan kedalam
incubator agar suhu badan bayi bias
mencapai suhu yang normal.
5
Gambar Keterangan
JANIN PADA BULAN KE-8
Pada bulan ini janian sudah menjadi lebih
panjang dan lebih gemuk keadaannya.
Panjang tubuhnya mencapai 18 inci (45,7
sampai 5 pon atau 2,27 kg). Apabila janin
lahir pada fase ini, peluang untuk hidup lebih
besar, karena pertumbuhanya relative
sempurna.
JANIN PADA BULAN KE-9
Sepanjang bulan ini janin akan terus tumbuh
dan pada akhir bulan ini berat badan janin
umumnya berkisar antara 7 hingga 7,5 pon
(3,18 hingga 3,40 kg) dan panjang tubuhnya
sekitar 20 inci 50 cm. Kulitnya masih dilapisi
cairan pelindung (liquor Amnion). Posisi janin
berubah sebagai persiapan untuk lahir dan
mulai turun kebawah dengan kepala berada
pada bagian bawah dan janin sudah siap
untuk dilahirkan.
Sumber: (Sulistyawati, 2009)
D. DEFINISI ANTE NATAL CARE
Pelayanan antenatal (Antenatal Care) adalah pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan untuk ibu pada masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang di tetapkan dalam Standar Pelayanan
Kebidanan (SPK) (Depkes, 2009). Asuhan antenatal adalah suatu program
terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medic pada ibu hamil,
untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan
memuaskan.
Asuhan antenatal adalah pengawasan terhadap kehamilan untuk
mendapatkan informasi mengenai kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini
penuyakit yang menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi
kehamilan, dan menetapkan resiko kehamilan (resiko tinggi, resiko meragukan,
resiko rendah). Asuhan antenatal juga untuk mempersiapkan persalinan menuju
6
kelahiran bayi yang baik (weel born baby) dan kesehatan ibu yang baik (well
health mother), mempersiapkan pemeliharaan bayi dan laktasi, memfasilitasi
pulihnya kesehatan ibu yang optimal pada saat akhir kala nifas. ( gawat darurat
obstetri – ginekologi dan obstetric - ginekologi social untuk profesi, 2004).
E. TUJUAN ANTE NATAL CARE (ANC)
Tujuan dilakukan Antenatal Care yaitu untuk menjamin perlindungan
kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor resiko, serta pencegahan dan
penanganan komplikasi (Saipuddin, 2009). Menurut buku Maternal dan Neonatal,
(Saifudin Abdul Bari, 2002:67), tujuan Ante Natal Care (ANC) adalah:
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial ibu dan bayi.
3) Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
F. KUNJUNGAN ANTE NATAL CARE (ANC)
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional
untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang
ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil
yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga
kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu
hamil tidak memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai dengan
standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2001:31).
7
Selama melakukan kunjugan untuk asuhan antenatal, para ibu akan
mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan
ada atau tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya
penyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat
mengganggu kuliatas dan luaran kehamilan. Identifikasi kehamilan diperoleh
melalui pengenalan perubahan anatomic dan fisologis kehamilan seperti yang
telah diuraikan sebelumnya. Bila diperlukan, dapat dilakukan uji hormonal
kehamilan dengan menggunakan metode yang tersedia. Bila kehamilan
termasuk resiko tinggi perhatian dan jadual kunjungan harus lebih ketat. Namun,
bila kehamilan normal jadual asuhan cukup empat kali (K1, K2, K3 dan K4).
Kunjungan ibu hamil K1
Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama
kali pada masa kehamilan. Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik &
obstetri, Pemeriksaan lab., Antopometri, penilaian resiko kehamilan,
KIE.
Kunjungan II/ Kunjungan ulang ( 28 – 32 pekan )
Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan
yang kedua dan seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal
sesuai dengan standar selama satu periode kehamilan berlangsung.
Anamnesis, USG, Penilaian resiko kehamilan, Nasehat perawatan
payudara & Senam hamil), TT I.
Kunjungan III ( 34 pekan)
Anamnesis, pemeriksaan ulang lab. TT II
K4 (Kunjungan 4)
Anamnesis, perawatan payudara & persiapan persalinan kecuali jika
ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan
medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif. K4 adalah
kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih
untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar
yang ditetapkan dengan syarat:
1. Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).
2. Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)
8
3. Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah
minggu ke 36).
4. Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu
Dari satu kunjungan kekunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan
pencatatan:
Keluhan yang dirasakan ibu hamil
Hasil pemeriksaan setiap kunjungan
Umum
~ Tekanan darah
~ Respirasi
~ Nadi
~ Temperature suhu
Abdomen
~ Tinggi fundus uteri
~ Letak janin setelaha 34 minggu
~ Presentasi janin
~ Denyut jantung janin
Pemeriksaan tambahan
~ Proteinuria
~ Glukosuria
~ Keton
G. PENATALAKSANAAN ANTE NATAL CARE (ANC)
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar
pelayanan Ante Natal Care (ANC), selengkapnya mencakup banyak hal yang
meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan, pemeriksaan
laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan
resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar
minimal ”10T” untuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
9
Timbang berat badan selalu dilakukan di setiap waktu ANC, cara
dalam menimbang berat badannya (dalam kg) adalah tanpa sepatu
dan memakai pakaian yang seringan-ringannya. Berat badan kurang
dari 45 kg pada trimester ketiga menyatakan ibu kurus memiliki
kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu
mulai trimester kedua(DepKes RI, 2009). Mengukur tinggi badan
dapat dilakukan pada awal ANC saja, cara mengukur tinggi badan
(dalam meter) adalah dengan posisi tegak berdiri tanpa
menggunakan sepatu dan dilakukan pengukuran. Tinggi badan
kurang dari 1,5 meter dapat menjadi alasan untuk direncanakannya
proses persalinan dengan cara operasi. Sehingga ibu hamil bersama
suaminya dapat menyiapkan biaya operasi sejak dini, serta
menumbuhkan kesiapan psikis untuk operasi (DepKes RI, 2009).
b. Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah/tensi dilakukan secara rutin setiap ANC,
diharapkan tenakan darah selama kehamilan tetap dalam keadaan
normal (120/80 mmHg).Hal yang harus diwaspadai adalah apabila
selama kehamilan terjadi peningkatan tekanan darah (hipertensi)
yang tidak terkontrol, karena dikhawatirkan dapat terjadinya
preeklamsia atau eklamsia (keracunan dalam masa kehamilan) dan
dapat menyebabkan ancaman kematian bagi ibu dan
janin/bayinya.Hal yang juga harus menjadi perhatian adalah tekanan
darah rendah (hipotensi), seringkali disertai dengan keluhan pusing
dan kurang istirahat (DepKes RI, 2009).
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
Pengukuran status gizi dengan lingkar lengan atas dimaksudkan
untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita kekurangan energi
kronis (KEK) atau tidak. Status gizi ibu sebelum dan selama hamil
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila
gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan
10
dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang
dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan
selama hamil (DepKes RI, 2009).
d. Ukur tinggi fundus uteri.
Secara sederhana, bidan atau dokter saat melaksanakan ANC pada
seorang ibu hamil untuk menentukan usia kehamilan dilakukan
pemeriksaan abdominal/perut secara seksama. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara melakukan palpasi (sentuhan tangan secara
langsung di perut ibu hamil) dan dilakukan pengukuran secara
langsung untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur
kehamilan bertambah (DepKes RI, 2009). Pemeriksaan ini dilakukan
pula untuk menentukan posisi, bagian terendah janin dan masuknya
kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu.Pemantauan ini bertujuan untuk
melihat indikator kesejahteraan ibu dan janin selama masa
kehamilan(DepKes RI, 2009).
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Palpasi abdomen untuk menentukan presentasi janin merupakan
bagian penting dalam pemeriksaan antenatal. Denyut jantung janin
menunjukkan kesehatan dan posisi janin terhadap ibu. Dengarkan
denyut jantung janin (DJJ) sejak kehamilan 20 minggu. Jantung janin
biasanya berdenyut 120-160 kali per menit(DepKes RI, 2009).
f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan
angka kematian bayi atau neonatus yang disebabkan oleh penyakit
tetanus, maka dilakukan kegiatan pemberian imunisasi TT.Manfaat
dari imunisasi TT ibu hamil diantaranya:
1) Melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit Tetanus
neonatorum. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang
terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang
11
disebabkan oleh Clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat.
2) Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu
tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus
maternal (pada ibu hamil) dan tetanus neonatorum (bayi berusia
kurang dari 1 bulan). Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil
diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc di injeksikan
intramuskuler/subkutan (dalam otot atau dibawah kulit). Imunisasi TT
sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan
imunisasi TT lengkap. TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif
hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil
ke sarana kesehatan. Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1
dengan TT2 adalah minimal 4 minggu (DepKes RI, 2009).
g. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah rendah)
pada 3 bulan terakhir masa kehamilannya, karena pada masa itu janin
menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai
persediaan bulan pertama sesudah lahir. Anemia pada kehamilan
dapat disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat besi untuk
pertumbuhan janin, kurangnya asupan zat besi pada makanan yang
dikonsumsi ibu hamil, pola makan ibu terganggu akibat mual selama
kehamilan, dan adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi
(Fe) pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi
(DepKes RI, 2009). Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan
hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak,
kematian janin, abortus, cacat bawaan, BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah), anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir prematur,
pendarahan, rentan infeksi. Defisiensi besi bukan satu-satunya
penyebab anemia, tetapi apabila prevalensi anemia tinggi, defisiensi
besi biasanya dianggap sebagai penyebab yang paling dominan.
Pertimbangan itu membuat suplementasi tablet besi folat selama ini
12
dianggap sebagai salah satu cara yang sangat bermanfaat dalam
mengatasi masalah anemia. Anemia dapat diatasi dengan meminum
tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil
umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut
selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg
ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg
asam folat (DepKes RI, 2009).
h. Tes laboratorium (rutin dan khusus).
Pemeriksaan sangat bermanfaat bukan hanya untuk ibu, namun juga
untuk kesejahteraan janin. Untuk ibu, misalnya, tes laboratorium
berguna untuk mendeteksi dini jika ada komplikasi kehamilan,
sehingga dapat segera mengobatinyamempertahankan dan
meningkatkan kesehatan selama kehamilan ; mempersiapkan mental
dan fisik dalam menghadapi persalinan ; mengetahui berbagai
masalah yang berkaitan dengan kehamilannya, juga bila
kehamilannya dikategorikan dalam risiko tinggi, sehingga dapat
segera ditentukan pertolongan persalinan yang aman kelak. Adapun
tes laboratorium pada ibu hamil berupa tes urin lengkap, pemeriksaan
darah, TORCH dan hepatitis, serta amniosentesis.(DepKes RI, 2009).
i. Tatalaksana kasus
Perubahan Paradigma menunggu terjadinya dan menangani kasus
komplikasi menjadi pencegahan terjadinya komplikasi dan dapat
membawa perbaikan kesehatan bagi kaum ibu di Indonesia.
Penyesuaian ini sangat penting dalam upaya menurunkan angka
kematian ibu dan bayi baru lahir karena sebagian besar persalinan di
Indonesia masih terjadi di tingkat pelayanan kesehatan primer dimana
tingkat keterampilan dan pengetahuan petugas kesehatan difasilitas
pelayanan tersebut masih belum memadai. Deteksi dini dan
pencegahan komplikasi dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu serta bayi baru lahir, jika semua tenaga penolong
persalinan dilatih agar mampu untuk mencegah atau deteksi dini
komplikasi yang mungkin terjadi, merupakan asuhan persalinan
13
secara tepat guna dan waktu, baik sebelum atau saat masalah terjadi
dan segera melakukan rujukan saat kondisi masih optimal, maka para
ibu akan terhindar dari ancaman kesakitan dan kematian (DepKes RI,
2009).
j. Temu wicara (konseling), termasuk perencanaa persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.Memberikan
konsultasi atau melakukan kerjasama penanganantindakan yang
harus dilakukan oleh bidan atau dokter dalam temu wicara, antara
lain:
1) Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan
pilihan yang tepat.
2) Melampirkan kartu kesehatan ibu beserta surat rujukan.
3) Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa
surat hasil rujukan.
4) Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama
kehamilan.
5) Memberikan asuhan Antenatal (selama masa kehamilan).
6) Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan di rumah.
7) Menyepakati di antara pengambil keputusan dalam keluarga
tentang rencana proses kelahiran.
8) Persiapan dan biaya persalinan (DepKes RI, 2009).
H. PERAWATAN WANITA HAMIL
Menurut Wiknjosastro (2007), adapun perawatan wanita pada kehamilan
yaitu:
a. Gizi Pada Ibu Hamil
1) Kebutuhan gizi ibu hamil
2) Nasi, ikan tempe sayur, buah gula dan susu
Trimester I (minggu 1-13)
Kebutuhan gizi masih tetap seperti biasa.
Trimester II (minggu 14-28)
Ibu memerlukan tambahan kalori 285 kal, protein lebih tinggi
dari biasa yaitu 1,5 gr/kg BB.
14
Trimester III (minggu 28-lahir)
Kalori sama dengan trimester II tapi protein naik menjadi 2
gr/kg BB. (Saminem, 2008)
b. Insomnia (susah tidur)
Insomnia, baik pada wanita yang mengandung maupun tidak, dapat
disebabkan oleh sejumlah penyebab, seperti kekhawatiran, kecemasan
terlalu gembira menyambut suatu acara keesokan hari. Wanita hamil,
bagaimanapun, memiliki tambahan alasan fisik sebagai penyebab
insomnia. Hal ini meliputi ketidaknyamanan akibat uterus yang
membesar, ketidaknyamanan lain selama kehamilan, dan pergerakan
janin, terutama jika janin tersebut aktif. Penanganan insomnia melalui
pengaturan waktu bisa efektif bisa tidak. Bagi kebanyakan wanita
setidaknya terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan (Varney, 2005):
1) Mandi air hangat.
2) Minum air hangat (susu, teh tanpa kafein dicampur susu) sebelum
tidur.
3) Lakukan aktivitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur.
4) Ambil posisi relaksasi.
5) Gunakan teknik relaksasi progresif.
c. Senam Hamil
Senam hamil melancarka sirkulasi darah nafsu makan bertambah,
pencernaan menjadi lebih baik dan tidur lebih nyenyak. Bidan hendaknya
menyarankan agar ibu hamil melakukan masing-masing gerakan
sebanyak dua kali pada awal latihan dan dilanjutkan dengankecepatan
dan frekuensi menurut kemampu dankehendak mereka sendiri minimal
lima kali gerakan (Sulistiawaty, 2009).
d) Imunisasi Tetanus 0,5 cc Pada Ibu Hamil
Memberikan imunisasi TT 0,5 cc, jika sebelumnya telah
mendapatkan.Dengan jadwal sebagai berikut:
15
Tabel 3. Bagan pemberian Suntikan Tetanus Toxoid
Antigen Interval
(selang waktu minimal)
Lama
Perlindungan
%
Perlindungan
TT1 Pada kunjungan
antenatal pertama
- -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun
seumur hidup
99
Sumber: (Salmah, 2006)
Keterangan: Artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum).
I. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN
a) Persumtif Sign ( subyektif)
Amenorhoe ( tidak mendapat haid)
mual muntah (morning sicknes) merupakan respon awal terhadap
tingginya kadar progesterone dan menghilang setelah tiga bulan.
letih,sakit kepala
merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22 minggu gestasi atau 20
minggu pada wanita hamil pertama.
perubahan pada mamae
frekuensi berkemih meningkat karena adanya kongesti darah
pada organ-organ pelvic sehingga meningkatkan sensitivitas
jaringan. Tekanan uterus pada kandung kencing menstimulasi
saraf sehingga BAK.
lekore/keputihan peningkatan sekresi vaginal oleh efek stimulai
hormone estrogen dan progesterone pada kelenjar dan
peningkatan suplay darah ke pelvic .
b) Probabilitas ( objektif)
16
a. Pembesaran uterus
melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign) diketahui
melalui pemeriksaan bimanual dan mulai terlihat pada minggu
ke 6 dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
Servik terasa lebih lunak (tanda Goodell”s) diketahui melalui
pemeriksaan bimanual
tanda ballotemen : pantulan yang terjadi saat jari pemeriksa
mengetuk janin yang mengapung dalam uterus,bayi menjauh
kemumudian ke posisi semula.
Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten yang
mungkin terjadi selama hamil dan tidak terasa sakit.
b. Perubahan warna
kulit
Chloasma : warna kulit yang kehitam-hitaman pada
dahi,punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi terutama
pada warna kulit hitam hal ini disebabkan oleh stimulasi MSH
(Melanosyt Stimulating Hormone).
Striae gravidarum: regangan kulit abdomen terlihat garis tak
teratur.
HCG (Human Chronic Gonadotropin) meningkat
c) Tanda positif kehamilan
Terdengar DJJ. DJJ dapat didengar dengan stetoskop laenec
pada minggu 17-18. Dengan stetoskop ultrasonik (doppler),
DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12.
Normal DJJ 120-160 kali per menit.
adanya gerakan janin pada palpasi
Teraba bagian janin pada palpasi
Adanya kantong kehamilan (gestasional sac) dalam rongga
uterus pada pemeriksaan USG, adanya skelet janin pada
gambar X Ray
d) Tes Kehamilan
17
Tes HCG (hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan
dengan mendeteksi hormone HCG dalam urin.kadar terendah
yang memberi hasil positif yaitu 0,5 HCG per ml urin, kadar
tertinggi 500 SI HCG .
J. MENENTUKAN USIA KEHAMILAN DAN PERKIRAAN PERSALINAN
a) Hukum Negel
Siklus mens 28 hari: tanggal (+7),bulan (-3),tahun (+1)
Siklus mens 35 hari : tanggal (+14),bulan (-3),tahun (+1)
b) Pemeriksaan Leopod
Sebelum bulan ke 3 fundus uteri belum teraba dari pusat
Akhir bulan ke 3 (12minggu): 1-2 jari diatas sympisis
Akhir bulan ke 4 (16mgg): pertengahan sympisis dan pusat
Akhir bulan ke 5 (20 mgg) 3 jari di bawah pusat
Akhir bulan ke 6 (24 mgg) “setinggi pusat
Akhir bulan ke 7 ( 28mgg): 3 jari diatas pusat
Akhir bulan ke 8 (32 mgg): pertengahan prosesus vypoideus-
pusat
Akhir bulan ke 9 (36 mgg): sampai arcus costarum atau 3 jari
dibawah prosesus xhypoideus
Akhir bulan ke 10 (40 mgg): pertengahn antara prosesus
xhypoideus – pusat.
c) Menurut mc.Donald
Tinggi Fundus Uteri (cm) = tuanya kehamilan dalam bulan
3,5 cm
TFU x 8/7 =tuanya kehamilan dalam minggu
K. ADAPTASI FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS KEHAMILAN
18
Perubahan Fisiologis
1. Uterus
Ukuran dan berat uterus bertambah, kontraksi Braxton Hicks pada
akhir trimester Bertambah besar, P:32 cm, L: 21 cm, ukuran muka
belakang 22 cm.
2. Postur tubuh
Tubuh akan mengalami lordosis
3. Perubahan dalam tubuh
Metabolisme
~ BMR meningkat 15-20%, umumnya pada trimester III
~ Sering haus,nafsu makan bertambah
~ Kenaikan BB 6,5-16,5 kg (rata-rata 12,5 kg)
System sirkulasi
~ Vol darah meningkat 25% secara fisiologis dengan
puncak kehamilan 32 minggu.
~ Peningkatan CO ± 30%
~ Eritrosit meningkat
~ Plasma darah meningkat,leukosit meningkat sampai
10.000/ml3,trombosit ↑
~ Protein albumin,gama globulin ↓ pada trimester I dan
pada akhir kehamilan
~ LED ↑ 4 X
System respirasi
~ Sesak nafas,nafas pendek ditemukan pada kehamilan
> 32 minggu
System GIT
~ Nausea kadang sampai emesis
~ Morning siknes
~ Konstipasi
Sistrem urinaria
~ Sering kencing pada trimester I dan III
19
System endokrin
~ HCG ↑, estrogen dan progesterone serta relaxtin
meeningkat
~ Hormone melanotropic
~ Tiroid membesar tetapi hormone yang dihasilakn tetap
sama
~ Kelenjar paratiroid ukuranya membesar pada mgg ke
15-30
~ Kelenjar adrenal ukuranya meningkat terutama pada
kortek.
System persyarafan
~ Perubahan postur tubuh
~ Tingling dan kaku pada semua bagian tangan dan jari
Sistem musculoskeletal
~ nyeri punggung krn perubahan postur tubuh
~ kram otot tungkai dan kaki bd metabolisme a dan fosfor
Perubahan Psikologis
a) persepsi ibu tentang kehamilan dan pengaruh kebudayaan
b) pasangan dan keluarga (perubahan identitas/peran)
c) penyesuaian lanjut pada kehamilan
Trimester I : terjadi krisis
Trimester II : pengalaman menyenangkan,menggunakan pikiran
dan energi lebih konstruktif,ibu merasakan gerakan
bayi (quickening) pertama kali. Dorongan psikologis
yang besar.
Trimester III : klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi
L. KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL
Nutrisi Ibu Hamil
Pentingmya nutrisi dan pengaruhnya
a) Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan
b) Untuk Pertumbuhan Jaringan
20
c) Supaya Luka-luka persalinan lekas sembuh dalam nifas
d) Untuk cadangan masa laktasi
Kebutuhan Nutrisi
a) Kalori
b) Untuk produksi energi
c) Kebutuhan pada wanita hamil ( 2300 Kkal.)
d) Protein
Untuk pembentukan jaringan baru, pertumbuhan janin,
meningkatkan sirkulasi ibu (protein plasma, Hb dll).
Selama kehamilan dibutuhkan tambahan protein hingga 30
gram/hari.
Protein yang dianjurkan adalah protein hewani yang
mengandung komposisi asam amino seperti daging, susu,
telur, keju dan ikan.
1) Cairan : membantu pencernaan,melarutkan makanan
dan pengangkutanya ( 6-8 gelas/1500-2000 ml/hr)
2) Mineral ; sumber dari buah-buahan,sayuran dan susu.
3) Zat besi : pada pertengahan kedua kehamilan kira-
kira 17 mg/hari, pada wanita yang sedikit anemik
dibutuhkan 60-100 mg/hari.penambahan 46 mg/hr
(berpengaruh pada anemia)
4) Kalsium : kebutuhan total 1200 mg untuk
menmbangun kerangka tulang dan gigi (2-3 gelas
susu/hari)
5) Iodium : mencegah kelemahan mental dan akibat
fisik yang bserius kebutuhan total 175 mg.
6) Vitamin
~ Vit A :1200 mg untuk pertumbuhan janin,kulit jadi
halus,tulang dan gigi jadi kuat terhadap terhadaap
infeksi.
~ BI (tiamin) 1.4 mg : Bekerjanya saraf dan jantung
secara normal.
21
~ B2 (riboflavin) 1,5 mg : untuk pertumbuhan,
vitalitas,nafsu makan.
~ Niacin (15 mg) ;membantu pencernaan yang
normal,pertumbuhan
~ Vit C (20 mg ) : untuk pembentukan tulang
dan persendian janin
~ Vit D ( 10 mg ) : membantu kekuatan tulang
dan gigi
e) Kenaikan BB selama hamil :
~ 10 mgg = 650 gr
~ 20 mg = 4000 gr
~ 30 mg = 8500 gr
~ 40 mg = 12.500 gr
Trimester I tambahan BB 0,5 Kg/mg
Trimester II tambahan BB 0,5 Kg/mg (3-8 Kg)
Trimester III tambahan BB 0,5 Kg/mg (8-15 Kg)
M. KELUHAN PADA MASA KEHAMILAN
Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana
pada individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya (Depkes
RI, 1994). Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)
Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan
hilang menjelang tengah hari (morning sickness).
Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang
menyengat.
Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena
adanya gangguan keseimbangan, perut kosong.
22
Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan
menekan pada kandung kencing.
Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan
(estrogen dan progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks
dan vagina.
Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan
pervaginam perlu diwaspadai adanya abortus.
Perut membesar.
2) Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan)
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir,
sehingga bila ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti
pada trimester I, perlu diwaspadai kemungkinan adanya faktor
psikologis. Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu
terhadap kehamilannya, perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena
keluhan yang terjadi pada triwulan I sudah terlewati. Ibu merasakan
pengalaman baru, mulai merassakan gerakan bayi, terdengarnya
DJJ, melalui alat doptone atau melihat gambar/posisi melalui
pemeriksaan USG. Triwulan II juga dikatakan fase aman untuk
kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan
berarti.
3) Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan).
Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat
menunjukkan kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%.
Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan
rujukan kemungkinan adanya hipertensi.
Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai
salah satu gejala dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada
triwulan III perlu dicurigai kemungkinan adanya kelainan letak
(sungsang).
23
Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam
perlu dicurigai adanya placenta praevia atau solusio plasenta.
Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan
pada saat kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.
Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat
masuknya kepala ke pintu atas panggul.
Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi.
N. KOMPLIKASI SEBAGAI AKIBAT LANGSUNG KEHAMILAN
1) Hiperemisis gravidarum
2) Hipertensi dalam kehamilan
3) Perdarahan trimester I (abortus)
4) Perdarahan antepartum
5) Kehamilan ektopik
6) Kehamilan kembar
7) Molahydatidosa
8) Inkompatibilitas darah
9) Kelainan dalam lamanya kehamilan
10) Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.
O. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Data.
Tanggal....................Jam.........Tempat........
a) Data Subyektif
Biodata.
Nama suami/istri : Memudahkan mengenali ibu dan suami serta
mencegah kekeliruan (marjati dkk, 2010;87)
24
Umur:
kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya. Proses pembuahan, kualitas sel
telur wanita usia ini sudah menurun jika dibandingkan dengan sel telur
pada wanita usia reproduksi (20-35 tahun)(Ari S,2009:99)
Agama:
Mengetahui kepercayaan sebagai dasar dalam memberikan asuhan
saat hamil dan bersalin
Pendidikan:
Mengetahui tingkat pengetahuan untuk memberikan konseling sesuai
pendidikannya. Tingkat pendidikan ibu hamil juga sangat berperan
dalam kualitas perawatan bayinya. (Ari S, 2009;104)
Pekerjaan:
Mengetahui kegiatan ibu selama hamil. Penelitian menunjukkan
bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan lebih baik
daripada ibu yang tidak bekerja (Ari S,2009;105)
Alamat:
Mengetahui lingkungan ibu dan kebiasaan masyarakatnya tentang
kehamilan serta untuk kunjungan rumah jika diperlukan.
(marjati,dkk:2010:87)
Penghasilan:
Mengetahui keadaan ekonomi ibu, berpengaruh apabila sewaktu –
waktu ibu dirujuk. Juga sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil (Ari S,2009;104)
Alasan datang
Untuk mengetahui alasan pasien datang apakah untuk kontrol atau
kunjungan ulang ataupun ada keluhan (Ari, 2009;167).
25
Keluhan utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi,
pada saat hamil adalah sering buang air kecil (TM I dan III), Hemoroid
(TM II dan III), Keputihan (TM I,II, dan III), Sembelit (TM II dan III),
Kram kaki (TM II dan III), napas sesak (TM II dan III), Nyeri
ligamentum rotundum (TM II dan III), Pusing/sinkop (TM II dan III),
mual muntah (TM I), sakit punggung (II dan III) (Ari S, 2009; 123 -
127)
Riwayat Kesehatan
Selama hamil, ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi
medis/sebaliknya. Kondisi medis dapat dipengaruhi oleh kehamilan.
Bila tidak diatasi dapat berakibat serius bagi ibu. Hipertensi dapat
mempredisposisikan pada trombosit vena profilasi dan selanjutnya
embolisme paru. Kondisi lain seperti asma, epilepsi, infeksi
memerlukan pengobatan dan dapat menimbulkan efek samping pada
janin. Komplikasi media utama seperti DM, jantung memerlukan
keterlibatan dan dukungan spesialis medis. Menurut Poedji
Rouhjati, 2003 riwayat kesehatan yang dapat berpengaruh pada
kehamilan antara lain:
1) Anemia (kurang darah), bahaya jika Hb < 6 gr % yaitu kematian
janin dalam kandungan, persalinan prematur, persalinan lama dan
perdarahan postpartum.
2) TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC berat akan
menurunkan kondisi ibu hamil, tenaga bahkan ASI juga berkuran.
Dapat terjadi abortus, bayi lahir prematur, persalinan lama dan
perdarahan postpartum
3) Jantung, bahayanya yaitu payah jantung bertambah berat,
kelahiran prematur/ lahir mati
4) Diabetes melitus, bahayanya yaitu dapat terjadi persalinan
premature, hydraamnion, kelainan bawaan,BBL besar, kematian
janin dalam kandungan.
26
5) HIV/AIDS, bahayanya pada bayi dapat terjadi penularan melalui
ASI dan ibu mudah terinfeksi. (Salmah,2006;134))
Riwayat kesehatan Keluarga.
Jika dalam keluarga ibu terdapat riwayat penyakit hipertensi, TBC,
jantung, DM, Asma akan berpotensi menurun kepada ibu dan akan
berdampak pada kehamilan.
Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kehamilan: Pengkajian mengenai masalah/gangguan saat
kehamilan seperti hyperemesis, perdarahan
pervaginam, pusing hebat, pandangan kabur, dan
bengkak – bengkak ditangan dan wajah.
Persalinan: Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau
prematur, perdarahan dan ditolong oleh siapa. Jika
wanita pada kelahiran terdahulu melahirkan secara
bedah sesar, untuk kehamilan saat ini mungkin
melahirkan pervaginam. Keputusan ini tergantung pada
lokasi insisi di uterus, jika insisi uterus berada dibagian
bawah melintang, nukan vertikal maka bayi diupayakan
untuk dikeluarkan pervaginam.
Nifas : Adakah panas, perdarahan, kejang – kejang, dan
laktasi. Kesehatan fisik dan emosi ibu harus
diperhatikan
Riwayat haid
Anamnese haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi/
kandungan, meliputi hal – hal seperti: umur menarche (pada wanita
indonesia umumnya sekitar 12 – 16 tahun) (Ari S,2009;157),
lamanya(frekuensi haid bervariasi 7 hari atau lebih), siklus haid ( lebih
awal atau lebih lambat dari siklus normal 28 hari), banyaknya darah,
HPHT(membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran) (Wheeler,
2004; 36), keluhan saat haid(keluahn yang disampaikan dapat
menunjukkan diagnose tertentu, seperti sakit kepala sampai pingsan
atau jumlah darah yang banyak)(Ari S, 2009;157)
27
Riwayat pernikahan
Ditanyakan nikah atau tidak, berapa kali menikah, usia pertama
menikah dan berapa lama menikah. (Marjati dkk, 2010;126). Jika
hamil diluar nikah dan kehamilan tersebut tidak diharapkan, maka
secara otomatis ibu akan sangat membenci kehamilannya. (Ari
S,2009;101)
Riwayat kehamilan sekarang.
a. Trimester I : berisi tentang bagaimana awal
mula terjadinya kehamilan, ANC dimana dan
berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat
yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
b. Trimester II : berisi tentang ANC dimana dan
berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat
yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat. Sudah
atau belum merasakan gerakan janin, usia
berapa merasakan gerakan janin(gerakan
pertama fetus pada primigravida dirasakan pada
usia 18 minggu dan pada multigravida 16
minggu), serta imunisasi yang didapat. (marjati
dkk,2010; 81)
c. Trimester III : berisi tentang ANC dimana
dan berapa kali, keluhan selama hamil muda,
obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
(Marjati dkk, 2010;126).
Riwayat KB
Apakah selama KB ibu tetap menggunakan KB, jika iya ibu
menggunakan KB jenis apa, sudah berhenti berapa lam, keluhan
selama ikut KB dan rencana penggunaan KB setelah melahirkan. Hal
ini untuk mengetahui apakah kehamilan ini karena faktor gagal KB
atau tidak.,
28
Pola Kebiasaan Sehari-Hari.
Pola Nutrisi.
Energi 2300 kkal, protein 65 gram, kalsium 1,5 gram/hari( trimester akhir
membutuhkan 30 – 40 gram), zat besi rata –rata 3,5 mg/hari, fosfor 2gr/hari dan
vit A 50 gram. Dapat diperoleh dari 3xmakan dengan komposisi 1 entong nasi,
satu entong nasi, satu potong daging/telur/tahu/tempe, satu mangkuk sayuran
dan satu gelas susu dan buah. (Ari S,2009; 63)
Pola Istirahat
Ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup baik siang maupun malam untuk
menjaga kondisi kesehatan ibu dan bayinya, kebutuhan istirahat ibu hamil:
Malam + 8-10 jam/hari
Siang + 1-2 jam/hari
Pola eliminasi.
BAB pada TM II mulai terganggu, relaksasi umum otot polos dan kompresi usus
bawah oleh uterus yang membesar. Sedangkan untuk Bak ibu trimester III
mengalami ketidaknyamanan yaitu sering kencing.
Pola Aktifitas.
Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari nemun tidak terlalu lelah dan
berat karena dikhawatirkan mengganggu kehamilannya, ibu hamil utamanya
trimester I dan II membuuhkan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
agar tidak terlalu lelah. Kelelahan dalam beraktifitas akan banyak menyebabkan
komplikasi pada setiap ibu hamil misalnya perdarahan dan abortus.
Pola seksual
Trimester I : Tidak boleh terlalu sering karena dapat menyebabkan abortus
Trimester II : Boleh melakukan tetapi harus hati-hati karena perut ibu yang mulai
membesar.
Trimester III : Tidak boleh terlalu sering dan hati-hati karena dapat menyebabkan
ketuban pecah dini dan persalinan prematur.(Bobak,2004;135)
29
Riwayat Psikososial
Faktor – faktor situasi, latar belakang budaya, status ekonomi sosial, persepsi
tentang hamil, apakah kehamilannya direncanakan/diinginkan. Bagaimana
dukungan keluarga.(Bobak,2004;135) adanya respon positif dari keluarga
terhadap kehamilannya akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima
perannya (Ari S,1009;173)
b) Data Obyektif
Pemeriksaan Umum.
K/U: Baik/ tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum
pasien secara keseluruhan (Ari S,2009;174)
Kesadaran: Composmentis/apatis/letargis/somnolen (Ari S,2009;174)
TD: tekanan darah pada orang normal rata – rata 120/80
mmHg dengan diastole maksimal 140 mmHg dan sistole
maksimal 90 mmHg. (Patricia,2005; 759). Pada ibu hamil
tekanan darah menurun hingga pertengahan kehamilan.
Tekanan sistolik menurun hingga 8 – 10 mmHg sedangkan
diatolik mengalami penurunan 12 poin (Helen
Varney,2007;499)
Nadi: N= 70x/menit, ibu hamil 80 – 90x/menit. (Ari S,2009:61)
Suhu: Normal (36,5oC-37,5oC) (Patricia,2005:759) bila suhu
tubuh hamil > 37,5 C dikatakan demam, berarti ada infeksi
dalam kehamilan.
RR: Normal (12-20 x/menit)(Patricia,2005;759). Jumlah
pernapasan, kapasitas vital, dan kapasitas napas
maksimum tidak terpengaruh selama kehamilan
berlangsung.(Varney,2007:500). Ibu hamil akan bernapas
lebih dalam sekitar 20 – 25 % dari biasanya
(manuaba,1998:109)
30
BB : ... Kg (trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III bertambah
0,5kg/hari) (Ari S,2009; 69)
TB: < dari 145 cm.(resiko meragukan, berhubungan dengan
kesempitan panggul) (manuaba,1998;134)
Lila: > 23,5 cm. Jika <23,5 merupakan indikator status gizi kurang.
Pemeriksaan Fisik.
a. Inspeksi
Rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah rontok/tidak
Muka : Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma
gravidarum sebagai tanda kehamilan. Muka pucat tanda anemia,
perhatikan ekspresi ibu, kesakitan atau meringis.
Mata : Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan
mempengaruhi kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan, Sclera
icterus perlu dicurugai ibu mengidap hepatitis
Hidung : Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
Mulut&gigi : Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda dehidrasi, sariawan
tanda ibu kekurangan vitamin C. Caries gigi menandakan ibu
kekurangan kalsium.
Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu kekurangan
iodium, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kretinisme pada
bayi dan bendungan vena jugularis/tidak
Dada : bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada areola
mammae tanda kehamilan, puting susu datar atau tenggelam
membutuhkan perawatan payudara untuk persiapan menyusui.
Adakah striae gravidarum
Genetalia : bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak keputihan/tidak.
31
Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai
adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus,
varises.tidak, kaki sama panjang/tidak memepengaruhi jalannya
persalinan. (Ummi Hani dkk, 2006;96)
b. Palpasi.
Tujuan: - untuk mengetahui umur kehamilan
- Untuk mengetahui bagian bagian janin
- Untuk mengetahui letak janin
- Janin tunggal atau tidak
- Sampai dimana bagian terdepanjanin masuk kedalam rongga
panggul
- Adakah keseimbangan antara ukuran kepala dan janin
- Untuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh
Letak palpasi
Kepala : Adakah benjolan abnormal
Leher : Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada hal ini
berpengaruh pada saat persalinan terutama saat meneran. Hal ini
dapat menambah tekanan pada jantung. Potensial terjadi gagal
jantung. Tidak tampak pembesaran kelanjar tiroid, jika ada
potensial terjadi kelahiran prematur, lahir mati, kretinisme dan
keguguran. Tidak tampak pembesaran limfe, jika ada
kemungkinan terjadi infeksi oleh berbagai penyakit misal TBC,
radang akut dikepala
Dada : Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker
payudara dan menghambat laktasi. Kolostrum mulai diproduksi
pada usia kehamilan 12 minggu tapi mulai keluar pada usia 20
minggu.
32
Abdomen : Leopold I : Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan
TFU dan bagian yang teraba di fundus uteri.
Pengukuran tinggi fundus uteri
Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba
12 minggu TFU 1 – 2 jari diatas symphisis
16 minggu TFU pertengahan antara symphisi dan pusat
20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
24 minggu TFU setinggi pusat
28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus
36 minggu TFU 3 jari dibawah procesus xymphoideus
40 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus
Tanda kepala : keras, bundar, melenting
Tanda bokong : lunak, kurang bundar,kurang melenting.
Leopold II : Menentukan letak punngung anak padaletak memanjang dan
menentukan letak kepala pada ketak lintang
Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah bagian
terbawah sudah masuk PAP atau belum.
Leopold IV : Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP,
Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat
dicurigai adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes
melitus.
c. Auskultasi
Tujuan:
menentukan hamil atau tidak
Anak hidup atau mati
Membantu menentukan habitus, kedudukan punggunh anak,
presentasi anak tunggal/ kembar yaitu terdengar pada dua tempat
dengan perbedaan 10 detik
33
Dada : Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya
asma atau TBC yang dapat memperberat kehamilan.
Abdomen : DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.
d. Perkusi
e. Reflek patella :Reflek patella negatif menandakan ibu vit B1 (Marjati
dkk, 2010; 12-13)
3. Pemeriksaan Penunjang.
a) Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein
glukosanya, diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan
darah, Hb dan penyakit rubella
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Normal
Diagnosis Masalah Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 AnemiaProtein Urin Terlacak/negatif
Bening/negatifProtein urine
Glukosa dalam urin
Warna hijau Kuning, orange, coklat
Diabetes
VDRL/RPR Negatif Positif SyphilisFaktor rhesus
Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan Darah
A B O AB - Ketidakcocokan ABO
HIV - + AIDSRubella Negatif Positif Anomali pada janin
jika ibu terinfeksiFeses untuk ova/telur cacing dan parasit
Negatif Positif Anemia akibat cacing
b. Pemeriksaan Rontgen
34
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan
ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada
kondisi – kondisi:
Diperlukan tanda pasti hamil
Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
Mencari sebab dari hidraamnion
Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
Mengetahui posisi plasenta
Mengetahui adanya IUFD
Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk,
2010;95-97).
DIAGNOSA dan PERENCANAAN TRIMESTER 1, 2, dan 3
35
a. Nyeri berhubungan dengan perubahan autonomic dalam tonus otot
( dalam rentang dari lemah ke kaku).
b. Devisit volume cairan berhubungan dengan frekuensi buang air kecil yang
berlebihan.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi
iskemik saraf pusat. ( sering mengalami pusing dan pingsan)
d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kondisi vulva lembab dan
perdarahan pada gusi karna lunak.
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan keinginan buang air kencing
yang mendesak.
f. ketidakseimbangan nutrisi; nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual dan muntah.
g. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
h. konstipasi berhubungan dengan peristaltic usus yang menghambat dan
perubahan pola makan
Diagnosa Keperawatan Antenatal Trisemester Pertama
36
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri
berhubungan
dengan
perubahan
autonomic
dalam tonus
otot (dalam
rentang dari
lemah ke kaku)
nyeri berkurang
atau hilang
Criteria hasil :
secara subjektif
klien
menyatakan
nyeri berkurang,
klien tampak
rileks dan dapat
istirahat
1. Kaji intensitas dan
frekuensi nyeri yang dialami
klien.
2. Ajarkan tehnik pengalihan
jika terjadinya nyeri
3. Berikan HE atau beri
penjelasan nyeri yang di
derita klien dan
penyebabnya.
4. Kolaborasi pemberian
analgetika.
1. Pengukuran nilai ambang
nyeri dapat dilakukan
dengan skala maupun
diskripsi
(pengambaran).
2. Mengurangi frekuensi nyeri
3. Meningkatkan koping klien
dalam mengatasi nyeri.
4. Mengurangi tingkat
terjadinya nyeri dapat
dilakukan dengan
pemberian analgetika oral
maupun sistemik dalam
spectrum luas/spesifik.
2. Devisit volume
cairan
berhubungan
dengan
frekuensi
buang air kecil
yang
berlebihan.
volume cairan
seimbang
dengankriteria
hasil :
intake dan
output baik
kualitas maupun
Quantitas.
1. Kaji kondisi status
hemodinamika.
2. Ukur volume cairan
pengeluaran harian.
3. Anjurkan Klien untuk Minum
yang banyak kurang lebih
2500 cc / hari.
4. Evaluasi status
hemodinamika.
1. Pengeluaran cairan
pervaginal sebagai akibat
abortus memiliki
karekteristik bervariasi.
2. Jumlah cairan ditentukan
dari jumlah kebutuhan
harian ditambah dengan
jumlah cairan yang hilang
pervaginal.
4. Untuk mengganti dan
memenuhi asupan cairan
yang hilang.
5. Penilaian dapat dilakukan
secara harian melalui
pemeriksaan fisik.
3. intoleransi
aktivitas
Klien dapat
beraktifitas
1. Kaji tingkat kemampuan 1. kemungkin klien tidak
mengalami perubahan
37
berhubungan
dengan
kelemahan,
penurunan
sirkulasi
iskemik saraf
pusat. ( sering
mengalami
pusing dan
pingsan)
sesuai dengan
batas toleransi.
Kriteria
hasil:menunjukk
an peningkatan
dalam
beraktifitas.
klien untuk beraktivitas.
2. Kaji pengaruh aktivitas
terhadap kondisi uterus
(kandungan)
3. Ajarkan tekhnik aktifitas
terbimbing dengan gerakan
aktif dan pasif
4. Anjurkan klien untuk
melakukan tindakan sesuai
dengan
kemampuan/kondisi klien.
5. Evaluasi perkembangan
kemampuan klien
melakukan aktivitas.
6. Anjurkan klien untuk
menghentikan aktivitas bila
pusing/kelemahan terjadi
berarti, tetapi perdarahan
masih perlu di waspadai
untuk mencegah kondisi
klien lebih buruk.
2. Aktivitas merangsang
peningkatan vaskularisasi
dan pulsasi organ
reproduksi.
3. Melonggarkan otot sendi
agar tidak terjadi kekakuan
4. Mengoptimalkan kondisi
klien, pada abortus
imminens, istirahat mutlak
sangat diperlukan.
5. Menilai kondisi umum klien.
6. Stress dapat menimbulkan
dekopensasi/kegagalan
4. Resiko tinggi
infeksi
berhubungan
dengan kondisi
vulva lembab
dan
perdarahan
pada gusi
karna lunak.
Tidak terjadi
infeksi selama
perawatan vulva
dan mulut (gusi)
dengan criteria
hasil ;
· Tidak terjadi
infeksi dan
pendarahan
Mukosa mulut
dan vulva bersih
1. Kaji kondisi
keluaran/dischart yang
keluar ; jumlah, warna, dan
bau.
2. Beri penjelasan pada
klien tentang pentingnya
perawatan vulva selama
masa perdarahan.
3. Lakukan pemeriksaan
biakan pada dischart.
4. Lakukan perawatan
vulva.
5. Terangkan pada klien
cara mengidentifikasi tanda
infeksi.
6. Anjurkan pada suami
untuk tidak melakukan
1. Perubahan yang terjadi
pada dishart dikaji setiap
saat dischart keluar.
Adanya warna yang lebih
gelap disertai bau tidak
enak mungkin merupakan
tanda infeksi.
2. Infeksi dapat timbul
akibat kurangnya
kebersihan genital yang
lebih luar.
3. Berbagai kuman dapat
teridentifikasi melalui
dischart.
4. Inkubasi kuman pada
area genital yang relatif
cepat dapat menyebabkan
38
hubungan seks selama
masa perdarahan.
infeksi.
5. Berbagai manifestasi
klinik dapat menjadi tanda
nonspesifik infeksi; demam
dan peningkatan rasa nyeri
mungkin merupakan gejala
infeksi.
6. Pengertian pada
keluarga sangat penting
artinya untuk kebaikan ibu;
senggama dalam kondisi
perdarahan dapat
memperburuk kondisi
system reproduksi ibu dan
sekaligus meningkatkan
resiko infeksi pada
pasangan.
5. Gangguan pola
tidur
berhubungan
dengan
keinginan
buang air
kencing yang
mendesak.
1. Kaji pola tidur klien
2. Ciptakan lingkungan
yang nyaman dan tenang.
3. Anjurkan klien minum
susu hangat sebelum tidur.
4. Batasi jumlah penjaga
klien
5. Memberlakukan jam
besuk.
6. Kolaborasi dengan tim
medis pemberian obat tidur
Diazepam.
1. Dengan mengetahui pola
tidur klien, akan
memudahkan dalam
menentukan intervensi
selanjutnya.
2. Memberikan kesempatan
pada klien untuk
beristirahat.
3. Susu mengandung
protein yang tinggi
sehingga dapat
merangsang untuk tidur.
4. Dengan jumlah penjaga
klien yang dibatasi maka
kebisingan di ruangan
dapat dikurangi sehingga
39
klien dapat beristirahat.
5. Memberikan
kesempatan pada klien
untuk beristirahat.
6. Diazepam berfungsi
untuk merelaksasi otot
sehingga klien dapat
tenang dan mudah tidur.
6. ketidakseimban
gan nutrisi;
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan mual
dan muntah.
kebutuhan
nutrisi klien
dapat terpenuhi
dengan criteria
hasil :
1. Menunjukkan
peningkatan
berat
badan/berat
badan stabil
2. Nafsu makan
klien meningkat
1. Kaji riwayat nutrisi,
termasuk makanan yang
disukai
2. Observasi dan catat
masukan makanan klien
3. Timbang berat badan
klien
4. Anjurkan makan sedikit
namun frekuensinya sering.
5. Kolaborasi dalam
pemberian suplemen nutrisi
1. mengidentifikasi defisiensi
nutrisi dan juga untuk
intervensi selanjutnya
2. mengawasi masukan
kalori
3. mengawasi penurunan
berat badan dan efektivitas
intervensi nutrisi
4. meningkatkan pemasukan
kalori secara total dan juga
untuk mencegah distensi
gaster.
5. meningkatkan masukan
protein dan kalori
7. Kecemasan
berhubungan
dengan
perubahan
status
kesehatan.
Klien akan
menunjukkan
kecemasan
berkurang/hilan
g.
1. Kaji tingkat kecemasan
klien.
2. Beri kesempatan pada
klien untuk
mengungkapkan
perasaannya.
3. Mendengarkan keluhan
klien dengan empati.
4. Jelaskan pada klien
tentang proses penyakit
dan terapi yang diberikan.
1. Mengetahui sejauh mana
kecemasan tersebut
mengganggu klien.
2. Ungkapan perasaan
dapat memberikan rasa
lega sehingga mengurangi
kecemasan.
3. Dengan mendengarkan
keluahan klien secara
empati maka klien akan
merasa diperhatikan.
4. Menambah
40
5. Beri dorongan
spiritual/support.
pengetahuan klien
sehingga klien tahu dan
mengerti tentang
penyakitnya.
5. Menciptakan ketenangan
batin sehingga kecemasan
dapat berkurang.
8. konstipasi
berhubungan
dengan
peristaltic usus
yang
menghambat
dan perubahan
pola makan
Tidak terjadi
kontifasi dengan
criteria hasil
· BAB lancar
denagn
konsistensi
lembek
Frekukuensi
BAB normal 2-3
kali sehari
1. Tingkatkan asupan
cairan
2. Tingkatkan diet tinggi
serat seperti buah dan
sayuran
3. Ajarkan latihan fisik
dengan memberikan
ambulasi, latihan rentang
gerak,
4. Instruksikan pasien
untuk duduk ditoilet,
gunakan tangan untuk
menekan perut terus
kebawah dan jangan
mengedan untuk
merangsang pengeluaran
feses
1. Asupan cairan dapat
memperlancar pengeluaran
feses
2. Diet tinggi serat
membantu mempermudah
pengeluaran feses
3. Latihan gerak dapat
membantu peristaltic usus.
4. Posisi duduk yang tepat
dapat membantu
pengeluaran feses
41
Pada Ibu Hamil Trimester Kedua
1. Gangguan citra tubuh b.d perubahan biofisik, respon orang lain
2. Pola nafas tidak efektif b.d pergeseran diafragma karena pembesaran
uterus
3. Kurang pengetahuan mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan b.d
kebutuhan informasi sesuai.
4. Resiko tinggi cidera tehadap janin b.d masalah kesehatan ibu,pemanjaan
pada agen infeksi.
5. Resiko tinggi kelebihan volume cairan b.d perubahan mekanisme
regulator retensi natrium/air.
7. Perubahan pola seksualitas b.d Konflik mengenai perubahan hasrat
seksual dan harapan, takut akan cedera fisik.
Diagnosa Keperawatan Antenatal Trisemester Kedua
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan
citra tubuh b.d
perubahan
biofisik,
respon orang
lain
Klien Mengungkapkan
penerimaan / adaptasi
bertahap untuk
mengubah konsep diri /
citra tubuh.
1. Tinjau ulang / kaji
sikap terhadap
kehamilan ,perubahan
bentuk tubuh, dan
sebagainya.
2. Diskusikan perubahan
aspek fisiologis, dan
respon klien terhadap
perubahan. Berikan
informasi tentang
kenormalan perubahan.
3. Anjurkan gaya dan
sumber – sumber yang
tersedia dari pakaian saat
hamil
4. Diskusikan metode
perawatan kulit dan berias
untuk meminimalkan /
menyembunyikan kulit
1. Pada trimester kedua,
perubahan bentuk telah
tampak. Respon negatif
dapat terjadi pada klien /
pasangan yang memiliki
konsep diri yang rapuh,
didasarkan pada penampilan
fisik.
2. Individu bereaksi secara
berbeda terhadap perubahan
bahan yang terjadi. Informasi
dapat membantu klien
memahami / menerima apa
yang terjadi.
3. Situasi individu
menandakan kebutuhan
akan pakaian yang akan
meningkatkan penampilan
klien untuk kerja dan
42
yang menjadi gelap ),
menggunakan kaus kaki
penyokong, pemeliharaan
postur, dan program
latihan sedang
5. Rujuk pada sumber –
sumber lain seperti
konseling dan / atau kelas
– kelas pendidikan
kelahiran anak dan
menjadi orang tua
melakukan aktivitas yang
menyenangkan
4. Belajar dan ikut untuk
melihat dan merasa lebih
baik mungkin membantu
untuk mempertahankan
perasaan positif tentang diri.
5. membantu dalam
memberikan dukungan
tambahan, selama periode
perubahan ini;
mengidentifikasi model –
model peran
2. Pola nafas
tidak efektif
b.d
pergeseran
diafragma
karena
pembesaran
uterus
Klien
- melaporkan penurunan
frekuensi / beratnya
keluhan
- Mendemonstrasikan
perilaku yang
mengoptimalkan fungsi
pernapasan.
1. Kaji status pernapasan
2. Dapatkan riwayat dan
pantau masalah medis
yang terjadi / ada
sebelumnya ( mis : alergi
rinitis, asma, masalah
sinus, tuberkulosis ).
3. Kaji kadar hemoglobin
(Hb) dan hematokrit ( Ht)
tekankan pentingnya
masukan vitamin / fero
sulfat pranantal setiap hari
( kecuali pada klien
dengan anemia sel sabit )
4. Berikan Informasi
tentang rasional untuk
kesuilitan pernapasan dan
program aktivitas / latihan
yang realitis. Anjurkan
sering istirahat, tambah
waktu untuk melakukan
1. Menentukan luas / beratnya
masalah, yang terjadi pada
kira – kira 60% klien
pranatal. Meskipun kapasitas
vital meningkat, fungsi
pernapasan diubah saat
kemampuan diafragma untuk
turun pada inspirasi
berkurang oleh pembesaran
uterus
2. Masalah lain dapat terus
mengubah pola pernapasan
dan menurunkan oksigenasi
jaringan ibu / janin
3. Peningkatan kadar plasma
pada gestasi minggu ke 24-
32 mengencerkan kadar Hb,
mengakibatkan
kemungkinan anemia dan
menurunkan kapasitas
43
aktivitas tertentu, dan
latihan ringan, seperti
berjalan.
5. Tinjau ulang tindakan
yang dapat dilakukan klien
untuk mengurangi
masalah ; misalnya postur
yang baik, menghindari
merokok, makan sedikit
tetapi lebih sering, dengan
menggunakan posisi semi
– Fowler untuk duduk /
tidur bila gejala berat.
pembawa oksigen
4. Menurunkan kemungkinan
gejala – gejala pernapasan
yang disebabkan oleh
kelebihan.
5. Postur yang baik dan
makan sedikit membantu
memaksimalkan penurunan
diafragmatik, meningkatkan
ketersediaan ruang untuk
ekspansi paru. Merokok
menurunkan persediaan
oksigen untuk pertukaran
ibu-janin. Pengubahan posisi
tegak dapat meningkatkan
ekspansi paru sesuai
penurunan uterus gravid
3. Kurang
pengetahuan
mengenai
kemajuan
alamiah dari
kehamilan b.d
kebutuhan
informasi
sesuai
perubahann
trimester
kedua yang
dialami
Klien dapat :
· Mengungkapkan /
mendemonstrasikan
perilaku perawatan diri
yang meningkatkan
kesejahteraa
· Bertanggung jawab
terhadap perawatan
kesehatannya sendiri
· Mengenali dan
melakukan tindakan
untuk meminimalkan
dan mencegah faktor
resiko
· Mengidentifikasi tanda
– tanda bahaya /
mencari perawatan
1. Tinjau ulang
perubahan yang
diharapkan selama
trismeter kedua.
2. Lakukan / lanjutkan
program penyuluhan
sesuai pedoman pada
MK : Trimester pertama,
DK ; Kurang Pengetahuan
[ Kebutuhan Belajar ]
3. Berikan informasi
tentang kebutuhan
terhadap fero sulfat dan
asam folat.
4. Identifikasi
kemungkinan risiko
kesehatan individu (mis,
1. Pertanyaan timbul sesuai
perubahan baru yang terjadi,
tanpa memperhatikan
apakah perubahan
diharapkan atau tidak.
2. Pengulangan menguatkan
penyuluhan, dan bila klien
belum melihat sebelumnya,
informasi bermanfaat pada
saat ini.
3. Fero dan asam folfat
membantu mempertahankan
kadar Hb normal . Defisiensi
asam fosfat memperberat
anemia megaloblastik,
kemungkinan abrupsi
plasenta, aborsi dan
44
medis dengan tepat. aborsi spontan, hipoksia
yang berhubungan dengan
asma atau
tuberkulosis,penyakit
jantung, hipertensi akibat
kehamilan [HAK], kelainan
ginjal, anemia, diabetes
melitus gestasioanl
[DMG] ; penyakit
hubungan seksual [PHS].
Tinjau ulang tanda – tanda
bahaya dan tindakan yang
tepat.
5. Diskusikan adanya
obat – obatan yang
mungkin diperlukan untuk
mengontrol atau mengisi
masalah medis
6. Diskusikan kebutuhan
terhadap pemeriksaan
laboratorium khusus,
skrining, dan pemantauan
ketat sesuai indikasi.
malformasi janin. ( Catatan :
Klien dengan anemia , sela
sabit memerlukan
peningkatan asalm fosfat
selama dan seluruh episode
kritis )
4. Membantu
mengingatkan / informasi
untuk klien tentang potensial
situasi risiko tinggi yang
memerlukan pemantauan
lebih ketat dan / atau
intervensi.
5. Membantu dalam memilih
tindakan karena kebutuhan
harus ditekankan pada
kemungkinan efek
berbahaya pada janin.
6. Kunjungan pranantal yang
lebih sering mungkin
diperlukan untuk
meningkatkan kesejahteraan
ibu. Pemantauan Hb dan Ht
dengan menggunakan
elektroforesis mendeteksi
anemia\ khusus dan
membantu dalam
menentukan penyebab.
Skrining untuk DMG pada
gestasi minggu ke 24 – 26
atau pada gestasi minggu ke
-8 dan ke 32 pada klien
resiko tinggi dapat
mendeteksi terjadinya
45
hiperglikemia, dapat
memerlukan tindakan
dengan insulin dan / atau
diet menurut American
Diabetes Association (Rujuk
pada MK : Diabetes
Mellitus : Prekehamilan /
Gestasional ; resiko Tinggi
Kehamilan)
4. Resiko tinggi
cidera
tehadap janin
b.d masalah
kesehatan
ibu,pemanjaan
pada agen
infeksi
Klien dapat
Mengungkapkan
kesadaran tentang
faktor resiko
Menghidari faktore
dan / atau menghindari
perilaku yang dapat
memperberat cedera
janin
Tentukan pemahaman
sebelum informasi
diberikan ( Rujuk pada
MK, Trisemester Pertama
DK : Cedera, resiko tinggi
terhadap, janin)
Tinjau ulang status
kesehatan ibu ; misal
malnutrisi,
penyalahgunaan /
penggunaan zat. ( Rujuk
pada MK : Trimester
Pertama, DK : Nutrisi ,
perubahan, kurang dari
kebutuhan tubuh )
Kaji faktor lain yang aa
pada situasi ini yang
mungkin berbahaya pada
janin ( mis., pemajanan
pada virus / PHS lain ,
faktor lingkungan ). Rujuk
pada MK : infeksi
Pranatal).
Perhatikan quickening (
persepsi ibu terhadap
1. Mengidentifikasi
kebutuhan / masalah individu
dan memberikan
kesempatan untuk
memperjelas kesalahan
konsep, khususnya untuk
klien yang saat ini
melakukan kunjungan
pranatal pertama kali.
2. Faktor – faktor ini dapat
mempunyai dampak besar
pada perkembangan
jaringan dan rgan janin, dan
identifikasi serta intervensi
awal dapat mencegah hasil
yang buruk.
3. Identifikasi
memungkinkan klien dan
perawat untuk
mendiskusikan cara – cara
untuk meminimalkan /
mencegah cedera. PHS atau
virus – virus lain mungkin
merupakan masalah ringan
bagi klien, tetapi berdampak
46
gerakan janin ) dan denyut
jantung janin ( DJJ). Rujuk
pada dokter bila
ditemukan masalah.
Kaji pertumbuhan
uterus dan tinggi fundus
pada setiap kunjungan.
Berikan informasi
tentang tes – tes
diagnostik atau prosedur.
Tinjau ulang resiko dan
potensial efek samping.
Kolaborasi Bantu
dengan prosedur
ultrasonografi, dan
jelaskan tujuannya
negatif yang besar pada
kesejahteraan janin.
4. Gerakan janin yang dapat
dirasakan pertama terjadi
diantara gestasi minggu ke -
16 dan ke -20 sesuai
peningkatan ukuran janin ;
kurang gerakan dapat
menandakan adanya
masalah. Kegagalan untuk
mendeteksi DJJ dapat
menandakan penurunan
janin atau tidak adanya
janin / adanya mola
hidatidosa.
5. Merupakan skrining untuk
gestasi multipel,
pertumbuhan janin normal
atau abnormal ; dapat
mendeteksi masalah yang
berhubungan dengan
polihidramnion atau
oligohidramnion
6. Mempunyai informasi
yang membantu klien /
pasangan untuk menghadapi
situasi dan membuat
keputusan berdasarkan
informasi. Masalah genetik
tertentu seperti kerusakan
tuba neural ( NTD : neural
tube defect ) dapat dideteksi
pada tahap ini.
47
7. Mendeteksi adanya janin
di awal minggu ke 5 – 6
gestasi dan memberikan
informasi tentang
pertumbuhan janin dengan
menggunakan pengukuran
kepala sampai kaki, panjang
femur, dan diameter
biparietal, untuk memastikan
usia gestasi dan
mengesampingkan retardasi
pertumbuhan. Juga
menentukan ukuran dan
lokasi plasenta dan dapat
mendeteksi beberapa
abnormalitas janin
5. Resiko tinggi
kelebihan
volume cairan
b.d perubahan
mekanisme
regulator
retensi
natrium/air
Klien mampu
Mengidentifikasi
tanda / gejala yang
memerlukan evaluasi /
intervensi medis.
Bebas dari hipertensi
albuminuria, retensi
cairan berlebihan dan
edema wajah
1. Pantau berat badan
secara teratur
2. Kaji adanya tanda –
tanda HKK, perhatikan
tekanan darah. Pantau
lokasi / luasnya edema,
masukan atau haluran
cairan.Perhatikan laporan
– laporan gangguan
penglihatan, sakit kepala,
nyeri epigastrik atau
adanya hiperrefleksia.
3. Tes urin terhadap
albumin
4. Berikan informasi
tentang diet ( mis,
peningkatan protein, tidak
menambahkan garam
1. Mendeteksi penambahan
beratbadan berlebihan dan
retensi cairan yang tidak
kelihatan, yang potensial
patologis.
2. Indikator edema
patologis. Meskipun HKK
karena retensi cairan
berlebihan biasanya tidak
terlihat sampai akhir minggu
ke 10 kehamilan, dapat
terjadi di awal, khusunya
pada klien dengan faktor –
faktor predisposisi seperti
diabetes, penyakit ginjal,
hipertensi, gestasi multipel,
malnutrisi ( kelebihan berat
badan atau kurang berat
48
meja, menghindari
makanan dan minuman
tinggi natrium )
5. Anjurkan meninggikan
ekstremitas secara
periodik selama sehari
6. Tinjau ulang kadar Ht
( Perhatikan efek dari
variabel – variabel, seperti
sikap dan ras )
Kolaborasi
7. Jadwalkan kunjungan
pranatal lebih sering dan
lakukan pengobatan bila
ada HAK ( Rujuk pada MK
: Hipertensi Karena
Kehamilan )
badan ), mola hidatidosa
3. Deteksi masalah
vaskular berkenaan denga
spasme glomerular dari
ginjal, yang menurunkan
resorpsi albumin.
4. Nutrisi adekuat,
khusunya peningkatan
protein, menurunkan
kemungkinan HAK. Natrium
berlebihan dapat
memperberat retensi air
( terlalu sedikit natrium dapat
mengakibatkan dehidrasi )
5. Edema fisiologis dari
ekstremitas bawah terjadi di
penghujung hari adalah
normal, tetapi harus dapat
diatasi dengan tindakan
sederhana. Bila ini tidak
teratasi, pemberi pelayanan
kesehatan harus diberi tahu
6. Pada umumnya, kadar >
41% ( Caucasian ) atau >
38% ( keturunan Afrika )
menunjukkan perpindahan
cairan intravaskular
mengakibatkan edema
jaringan.
7. Perawatan membantu
meningkatkan kesejahteraan
ibu / janin.
6. Perubahan
pola
Klien mampu
Mendiskusikan
1. Diskusikan dampak
kehamilan terhadap pola
1. Kepuasan seksual yang
optimal untuk klien pranatal
49
seksualitas
b.d Konflik
mengenai
perubahan
hasrat seksual
dan harapan,
takut akan
cedera fisik.
masalah seksual
Mengungkapkan
pemahaman tentang
alasan yang mungkin
untuk diubah
Mengidentifikasi
alternatif yang dapat
diterima untuk
memenuhi kebutuhan
individu
Mengungkapkan
kepuasan bersama atau
konseling bila
dibutuhkan
koitus seksual yang
normal. ( Rujuk pada MK :
Trimester Pertama, DK :
Pola Seksualitas,
perubahan )
2. Tinjau ulang apa yang
dirasakan dan diskusikan
kemungkinan pilihan
dalam peningkatan kontak
fisik melalui berpelukan
dan bercumbu daripada
melakukan koitus secara
aktual.
3. Tinjau ulang
perubahan posisi yang
mungkin dilakukan dalam
aktivitas seksual
4. Waspadai adanya
indikasi kemungkinan
kesulitan seksual atau
perilaku yang tidak sesuai
dari pria
Kolaborasi
5. Rujuk pada perawat
klinis spesialis / konseling
sesuai indikasi
terjadi pada trimester kedua
karena vasokongesti pelvis /
perineal meningkatkan
kenikmatan orgasme. Pria
dapat mengalami berbagai
perasaan saat berespons
terhadap peningkatan hasrat
pasangannya dan menjadi
bingung karena penurunan
atau peningkatan hasrat
seksualnya sendiri dalam
memberi respons terhadap
perubahan bentuk tubuh
pasangannya.
2. Rasa takut mencederai
janin pada saat koitus adalah
hal yang umum. Meyakinkan
dan memperhatikan bahwa
hal tersebut normal dapat
membantu menghilangkan
ansietas. Pilihan lain akan
diterima dengan baik bila
keduanya dipuaskan.
3. Membantu pasangan
untuk mempertimbangkan /
membuat pilihan
4. Disini tampak frekuensi
penyimpangan menjadi lebih
tinggi ( misal,perkosaan,
inses, kejahatan kekerasan,
dan perselingkuhan
ekstramarital) bila pasangan
sedang hamil.
50
5. Mungkin perlu bantuan
tambahan untuk mengatasi
masalah dasar, yang dapat
berkembang selama
kehamilan atau mungkin
sudah ada sebelumnya.
Pada Ibu Hamil Trimester Ketiga
1. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik pengaruh hormonal
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pengalaman, kesalahan
interpretasi informasi
3. hargadiri rendah berhubungan dengan kemampuan untuk menyelesaikan
tugas kehamilan / kelahiran anak
4. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan hipertensi, infeksi, penggunaan/
penyalahgunaan zat, perubahan sistem imun, profil darah abnormal,
hipoksia jaringan, ketuban pecah dini.
5. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi
glomerolus
6. Perubahan pola seksual berhubungan dengan perubahan hasrat seksual,
ketidaknyamanan, atau merasa takut
8. Resiko tinggi dekompisasi curah jantung berhubungan dengan peningkatan
volume cairan/ perubahan aliran balik vena, perubahan permeabilitas kapiler
9. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas,
stres, psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
10. Risiko tinggi cedera janin berhubungan dengan masalah kesehatan ibu,
pemajanan pada teratogen/ agen infeksi
11. Resiko tinggi koping individu/ keluarga tidak efektif berhubungan dengan
krisis situasi/ maturasi, kerentanan pribadi, persepsi tidak realistis, metoda
koping yang tidak adekuat, sistem pendukung yang tidak ada/ tidak adekuat
51
Diagnosa Keperawatan Antenatal Trisemester Ketiga
No. Diagnosa Tujuan intervensi Rasional
1. Ketidaknyam
anan
berhubungan
dengan
perubahan
fisik
pengaruh
hormonal
Setelah diberikan
asuhan
keperawatan, klien
merasa nyaman.
Criteria hasil:
melakukan
aktivitas perawatan
diri dengan tepat
untuk mengurangi
ketidaknyamanan.
melaporkan
ketidaknyamanan
dapat
diminimalkan/
dikontrol
mencari
pertolongan medis
dengan tepat
1. Pantau
terusketidaknyama
nan klien dan
metodeuntuk
mengatasinya
2. Pantau satatu
s pernapasan klien.
3. Perhatikan
adanya keluhan
ketegangan pada
punggung dan
perubahan cara
jalan. Anjurkan
penggunaan
sepatu hak rendah,
latihan pelvicrock,
girdle maternitas,
penggunaan
kompres panas,
sentuhan
terapeutik atau
stimulasi saraf
elektrikal
transkutan dengan
tepat.
4. perhatikan
adanya kram pada
kaki. Anjurkan klien
untuk meluruskan
kaki dan
mengangkat
telapak kaki bagian
1. data dasar terbaru untuk
merencanakan perawatan.
2. penurunan kapasitas pernapasan saat
uterus menekan diafragma, mengakibatkan
dispnea.
3. Lordosis dan regangan otot
disebabkan oleh pengaruh hormon (relaksin,
progesteron) pada sambungan pelvis dan
perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan
perbesaranuterus. Intervensi multipel
biasanya membantu untuk menghilangkan
ketidaknyamanan.
4. menurunkan ketidaknyamanan
berkenaan dengan perubahan kadar
kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-fosfor
atau karena tekanan dari pembesaran
uterus pada saraf yang mensuplai
ekstremitas bawah.
5. kontraksi ini dapat menciptakan
ketidaknyamanan pada multigrafida pada
trimester kedua. Primigrafida biasanya tidak
mengalami ketidaknyamanan ini sampai
trimester akhir.
6. pembesaran uterus trimester ketiga
menurunkan kapasitas kandung kemih,
mengakibatkan sering berkemih.
7. peningkatan pemindahan posisi uterus
memperberat masalah eliminasi.
8. masalah sering terjadi pada trimester
kedua dan dapat berlanjut, khususnya bila
diet tidak dimodifikasi.
9. saat kadar estrogen tinggi, sekresi
52
dalam keposisi
dorsofleksi,
menurunkan
masukan susu,
sering mengganti
posisi, dan
menghindari
berdiri/ duduk
lama.
5. kaji ulangada
nya/ frekuensi
kontraksi braxton
Hick. Berikan
informasi
mengenai fisiologi
aktifitas uterus.
6. perhatikan
keluhan aktifitas
BAK dan tekanan
pada kandung
kemih.
7. kaji adanya
konstipasi dan
hemoroid.
8. kaji adanya
pirosis (nyeri ulu
hati). Tinjau
pembatasan diet.
9. perhatikan
adanya leukorea
dan pruritus.
Anjurkan klien
untuk sering
mandi,
kelenjar servikal menghasilkan media asam
yang mendorong proliferasi organisme.
10. penambahan produk susu bila
intoleransi dapat menjadi masalah. Jeli
dapat menurunkan kadar fosfor dan
memperbaiki ketidak seimbangan kalsium-
fosfor
53
menggunakan
celana dalam
katun, pakaian
longgar dan
menghindari duduk
untuk waktu yang
lama.
10. berikan
suplemen kalsium
dengan tepat.
Anjurkan
penggunaan jel
aluminium
hidroksida sesuai
kebutuhan.
2. Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang
pengalaman,
kesalahan
interpretasi
informasi
Setelah
mendapatkan
asuhan
keperawatan, klien
mampu menambah
pengetahuannya
tentang perubahan
fisik/ psikologis,
persalinan atau
kelahiran.
Criteria hasil:
mendiskusikan
perubahan fisik/
psikologis
berkenaan dengan
persalinan/
kelahiran.
mengidentifikasi
sumber-sumber
1. berikan informasi
tentang perubahan
fisik/ fisiologis
normal berkenaan
dengan trimester
ketiga.
2. berikan informasi
tertulis/ verbal
tentang tanda-
tanda awitan
persalinan.
3. berikan informasi
verbal/ tertulis
tentang perawtan
bayi dan
pemberian makan.
4. anjurkan
keikutsertaan
dalam kelas
1. pemahaman kenormalan perubahan ini
dapat menurunkan kecemasan dan
membantu meningkatkan penyesuaian
aktifitas perawatan diri.
2. membantu klien untuk mengenali awitan
persalinan, untuk menjamin tiba dirumah
sakit tepat waktu, dan menangani
persalinan/ kelahiran.
3. membantu menyiapkan pengambilan
peran baru, memrlukan barang-barang
tertentu untuk perabot, pakaian, dan suplai.
4. menurunkan ansietas berkenaan dengan
ketidak tahuan; meningkatkan mekanisme
koping untuk persalinan/ kelahiran.
54
yang tepat untuk
mendapatkan
informasi tentang
perawatan bayi.
mengungkapkan
kesiapan untuk
persalinan/
kelahiran dan bayi
kelahiran anak dan
melakukan
orientasi rumah
sakit atau rumah
bersalin.
3. hargadiri
rendah
berhubungan
dengan
kemampuan
untuk
menyelesaika
n tugas
kehamilan /
kelahiran
anak.
Setelah diberikan
asuhan
keperawatan,
diharapkan klien
dapat
meningkatkan
harga dirinya.
Criteria hasil:
mendiskusikan
reaksi-reaksi
terhadap
perubahan citra
tubuh dan impian-
impian.
mencari model
peran positif dalam
persiapan untuk
menjadi orangtua
mengungkapkan
perasaan percaya
diri mengenal
peran baru.
1. perhatikan
isyarat verbal dan
nonverbal klien/
pasangan saat
diskusi tentang
masalah-masalah
perubahan tubuh
dan harapan
peran.
2. diskusikan sifat
atau frekuensi
mimpi-mimpi.
3. evaluasi adaptasi
fisiologis klien/
pasangan terhadap
kehamilan
4. berikan informasi
kepada pasangan
mengenai
kenormalan
introspeksi,
perubahan alam
perasaan, dan rasa
takut.
5. berikan/ tinjau
ulang informasi
1. Krisis trimester akhir ini dapat
mengakibatkan klien merasa cemas,
ambivalen, dan depresi akan tubuhnya dan
efek-efek kehamilan pada kemampuan/
aktifitasnya.
2. mimpi dan fantasi berhubungan dengan
pengalaman melahirkan, kemungkinan
abnormalitas bayi baru lahir, perubahan
peran yang berat.
3. tugas normal pada trimester ketiga
berfokus pada persiapan menjadi ibu/ ayah.
4. memikirkan diri terus-menerus dapat
membingungkan, tetapi hal ini
memungkinkan klien untuk menilai,
beradaptasi, dan meningkatkan kekuatan
dari dalam diri yang diperlukan untuk
melahirkan anak, menjadi orang tua, dan
perubahan peran. Mimpi/ rasa takut
terhadap persalinan adalah normal.
5. pendidikan/ komunikasi tentang
bagaimana perubahan tubuh normal dapat
mempengaruhi secara positif sikap dan
persepsi yang memudahkan pemahaman
dan apresiasi terhadap kehamilan pada
kedua anggota pasangan.
55
tentang perubahan
fisik normal pada
trimester ketiga.
4. Resiko tinggi
cedera
berhubungan
dengan
hipertensi,inf
eksi,
penggunaan/
penyalahgun
aan zat,
perubahan
sistem imun,
profil darah
abnormal,
hipoksia
jaringan,
ketuban
pecah dini.
Setelah diberikan
asuhan
keperawatan,
pasien diharapkan
tidak mengalami
cedera.
Criteria hasil:
mengungkapkan
pemahaman
tentang faktor-
faktor risiko
individu yang
potensial.
bebas dari
komplikasi.
1. periksa/ evaluasi
faktor-faktor risiko
yang ada
sebelumnya/ baru,
nadi, dan bunyi
jantung. Periksa
tanda-tanda
hipertensi akibat
kehamilan.
2. dapatkan kultur
vagina. Kaji
terhadap infeksi
dan penyakit
hubungan seksual
3. dapatkan Hb dan
Ht pada gestasi
minggu ke 28.
pastikan klien
mentaati asupan
zat besi dan
vitamin pranatal
setiap hari.
4. berikan informasi
tentang tanda-
tanda awitan
persalinan ; tinjau
ulang riwayat
KPADA /
persalinan paterm
5. tentukan
penggunaan
1. situasi potensial risiko tinggi sering
menjadi masalah dan memerlukan
intervensi segera, bila kebutuhan sirkulasi
dan metabolik paling besar.
2. infeksi vagina yang tidak dapat diobati,
menciptakan ketidaknyamanan berat pada
klien, dan risiko terhadap janin.
3. mendeteksi anemia dengan hipoksemia/
anoksia potensial pada klien dan janin.
4. riwayat positif meningkatkan kemungkinan
masalah serupa pada kehamilan berikutnya.
5. penggunaan/ penyalahgunaan zat
membuat klien berisiko terhadap persalinan
prematur dan janin sulit dilahirkan.
6. Adanya kedaruratan obstetrik, dengan
reduksi pada volume cairan dan penurunan
kapasitas vaskular diseminata.
56
alkohol/ obat-
obatan lain
6. kaji terhadap
perdarahan vagina
dan tanda-tanda
koagulasi intra
vaskulardiseminata
.
5. Gangguan eli
minasi urin
berhubungan
dengan
pembesaran
uterus,
peningkatan
tekanan
abdomen,
fluktuasi
aliran darah
ginjal dan laju
filtrasi
glomerolus.
Setelah diberikan
asuhan
keperawatan, klien
mengerti tentang
perubahan pola
eliminasi urin.
Criteria hasil
Mengungkapkan
pemahaman
tentang kondisi.
Mengidentifikasi
cara-cara untuk
mencegah stasis
urinarius dan atau
edema jaringan
1. Berikan informasi
tentang perubahan
perkemihan
sehubungan
dengan trimester
ketiga.
2. Anjukan klien
untuk melakukan
posisi miring saat
tidur. Perhatikan
keluhan-keluhan
nokturia.
3. Anjurkan klien
untuk menghindari
posisi tegak dalam
waktu yang lama.
4. Berikan informasi
mengenai perlunya
masukan cairan 6-
8 gelas/ hari,
penurunan
masukan 2-3 jam
sebelum
beristirahat, dan
penggunaan
garam, makanan,
1. Membantu klien memahami alasan
fisiologis dari frekuensi berkemih dan
nokturia. Pembesaran uterus trimester
ketiga.
2. Meningkatkan perfusi ginjal.
3. Posisi ini memungkinkan terjadinya
sindrom vena kava dan menurunkan aliran
vena.
4. Mempertahankan tingkat cairan dan
perfusi ginjal adekuat, yang mengurangi
natrium diet untuk mempertahankan status
isotonik.
5. Kehilangan/ pembatasan natrium dapat
sangat menekan regulator renin-
angiotensin-aldosteron dari kadar cairan,
mengakibatkan dehidrasi/ hipovolemia
berat.
6. Dapat mengidentifikasi spasme glomerulus
atau penurunan perfusi ginjal berkenaan
dengan hipertensi akibat kehamilan.
57
dan produk
mengandung
natrium dalam
jumlah sedang.
5. Berikan informasi
mengenai bahaya
menggunakan
diuretik dan
penghilangan
natrium dari diet.
6. Tes urin
midstream untuk
memeriksa
albumin.
6. perubahan
pola seksual
berhubungan
dengan
perubahan
hasrat
seksual,
ketidaknyama
nan, atau
merasa takut.
Setelah diberikan
asuhan
keperawatan,
diharapkan pasien
dapat memahami
perubahan pola
seksualitas.
Criteria hasil:
Mendiskusikan
masalah yang
berhubungan
dengan isu-isu
seksual pada
trimester ketiga.
Mengekspresika
n kepuasan
bersama dengan
dengan hubungan
seksual.
1. Kaji
ulang seksual, cari
perubahan pada
trimester pertama
dan kedua
2. Kaji
ulang persepsi
pasangan terhadap
hubungan seksual.
3. Anjurkan
pasangan untuk
berdiskusi, tentang
perasaan dan
masalah yang
berhubungan
dengan dengan
perubahan pola
seksual. Berikan
informasi tentang
kenormalan
1. Penurunan minat pada aktivitas/ koitus
seksual sering terjadi pada trimester ketiga,
karena perubahan/ ketidaknyamanan
fisiologis.
2. Kemampuan pasangan untuk
mengidentifikasikan/ mengungkapkan/
menerima perubahanseksual pada trimester
pertama dapat mempengaruhi hubungan
dan kemampuan mereka untuk mendukung
satu sama lain secara emosional.
3. Komunakasi antar pasangan adalah
penting untuk pemecahan masalah yang
konstruksif.
4. Kebutuhan seksual dapat dipenuhi melalui
masturbasi, kemesraan, membelai, dan
sebagainya bila secara bersamaan
diinginkan atau dapat diterima.
5. Pembesaran abdomen klien memerlukan
perubahan posisi untuk kenyamanan dan
58
perubahan.
4. Berikan informasi
tentang metoda-
metoda alternatif
untuk mencapai
kepuasan seksual
dalam pemenuhan
kebutuhan
keintiman/
kedekatan.
5. Anjurkan pilihan
posisi untuk koitus
selain dari posisi
pria diatas
6. diskusikan
pentingnya tidak
meniup udara ke
dalam vagina
7. Anjurkan klien/
pasangan untuk
mengungkapkan
rasa takut yang
dapat menurunkan
hasrat untuk koitus.
8. Instruksikan klien
untuk
mendiskusikan
keamanan koitus
dalam minggu ke
6-ke 8 akhir
dengnan
pemberiperawatan
nya.
keamanan.
6. Kematian ibu karena embolisme udara
telah dijumpai.
7. Kesalahan pengertian dan rasa takut
bahwa koitus dapat mengakibatkan cedera
janin, infeksi, dan timbulnya persalinan
dapat juga mempengaruhi hasrat seksual.
8. Instruksi khusus mungkin ditemukan bila
terdapat riwayat komplikasi atau bila
komplikasi diantisipasi.
7. Resiko Setelah diberikan 1. Tinjau ulang 1. Retensi kelebihan cairan dan permulaan
59
tinggidekompi
sasi curah
jantungberhu
bungan
dengan
peningkatan
volume
cairan/
perubahan
aliran balik
vena,
perubahan
permeabilitas
kapiler.
asuhan
keperawatan,
diharapkan klien
mampu mengontrol
volume cairan.
Criteria hasil:
Tekanan darah
normal, bebas
edema patologis.
Mengidentifikasi
adanya tanda-
tanda abnormal
yang memerlukan
evaluasi alnjut.
perubahan
fisiologis normal.
Identifikasi
tanda/gejala yang
memerlukan
evaluasi medis
atau intervensi
2. Pantau frekuensi
nadi jantung
3. Catat tanda-
tanda hipertensi
akibat kehamilan:
edema umum,
albuminuria 2+,
dan hipertensi
dengan
peningkatan
sistolik lebih besar
dari 30 mm hg atau
sistolik lebih besar
dari 30 mm hg atau
diastolik > dari 15
mm hg
4. Anjurkan
perubahan posisi
yang sering
respons stres renin-angiotensin ii-aldosteron
dapat menyebabkan cairan meninggalkan
kardiovaskuler, mengakibatkan dehidrasi
yang secara negatif mempengaruhi curah
jantung.
2. Saat frekuensi jantung istirahat meningkat
secara normal sebanyak 15 pada m untuk
memudahkan sirkulasi tambahan volume
cairan.
3. Membedakan antara edema fisiologis
normal dan potensial.
4. Posisi supine/rekumben dan posisi tegak
lama sangat menurunkan aliran balik vena
dan curah jantung pada trimester tiga,
secara negatif mempengaruhi aliran pada
uterus dan ginjal. Posisi sim/ semifowler
miring mengoptimalkan perfusi plasenta/
ginjal
8. Gangguan
pola tidur
berhubungan
dengan
perubahan
pada tingkat
aktifitas,
stres,
Setelah diberikan
asuhan
keperawata,dihara
pkan pasien tidak
mengalami
gangguan pola
tidur.
1. Tinjau ulang
kebutuhan
perubahan tidur
normal berkenaan
dengan kehamilan.
Tentukan pola tidur
saat ini
2. Evaluasi tingkat
1. Membantumengidentifikasi kebutuhan
untuk menetapkan pola tidur yang berbeda.
2. Peningkatan retensi cairan, penambzahan
berat badan, dan pertumbuhan janin, semua
memperberat perasaan lelah, khususnya
pada multipara.
3. Ansietas yang berlebihan, kegembiraan,
ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan
60
psikologi,
ketidakmamp
uan untuk
mempertahan
kan
kenyamanan.
Criteria hasil:
Melaporkan
perbaikan
tidur/istirahat.
melaporkan
peningkatan rasa
sejahtera dan
perasaan segar
kelelahan.
3. Kaji terhadap
kejadian insomnia
dan respons klien
terhadap
penurunan tidur.
Anjurkan alat bantu
untuk tidur, seperti
teknik relaksasi,
membaca, mandi
air hangat,dan
penurunan aktifitas
sebelum istirahat
4. Perhatikan
keuslitan bernafas
karena posisi.
Anjurkan tidur pada
posisi semi fowler
5. Dapatkan sel
darah merah (sdm)
dan kadar hb
6. Rujuk klien untuk
konseling bila
kekurangan
tidur/kelelahan
mempengaruhi
aktifitas kehidupan
sehari-hari
aktifitas janin dapat mempersulit tidur.
4. Pada posisi rekumben, pembesaran
uterusserta organ abdomen menekan
diafragma, sehingga membatasi ekspansi
paru. Penggunaan posisi semifowler
memugnkinkan diafragma menurun,
membantu mengembangkanekspansi paru
optimal.
5. Anemia dan penurunan kadar hb/sdm,
mengakibatkan penurunan oksigenasi
jaringan serta mempengaruhi perasaan letih
berlebihan.
6. Mungkin perlu bagi klien menghadapi
perubahan siklus tidur-terjaga,
mengidentifikasi prioritas yang tepat dan
memodifikasi komitmen.
9. Risiko tinggi
cedera janin
berhubungan
dengan
masalah
kesehatan
Setelah diberikan
asuhan
keperawata, dihara
pkan dapat
menjaga
kesehatan ibu dan
1. Lanjutkan
pengkajian
berkelanjutan
tentang nutrisi ibu
2. Hindari
penggunaan
1. Perubahan pada nutrisi ibu dapat
menurunkan cadangan zat besi pada janin,
membatasi cadangan lemak, memperlambat
perkembangan neurologis pada neonatus/
anak, dan menurunkan cadangan protein
untuk pertumbuhan otak, sehingga
61
ibu,
pemajanan
pada
teratogen/
agen infeksi.
janin dan dapat
menghindari resiko
cedera.
Kriteri hasil:
Mengidentifikasi
faktor-faktor risiko
individu.
Mengubah gaya
hidup/ perilaku
yang menurunkan
resiko
tembakau.
3. Berikan informasi
tentang resiko
terapi obat.
4. Pantau profil
biofisik jan
menurunkan lingkar kepala pada keturunan.
2. Dapat menghambat penebalan berat
badan ibu, menurunkan pertumbuhan intra
uterus/ plasenta, dan mengakibatkan skor
apgar rendah saat kelahiran.
3. Pada trimester ketiga, sulfonamid
meningkatkan risiko hiperbilirubinemia
dengan mempengaruhi ikatan albumin-
bilirubin. Tetrasiklin menyebabkan
pewarnaan pada pelapisan desisua gigi dan
menghambat pertumbuhan tulang pada bayi
prematur. Streptomisin mengakibatkan
kerusakan pada saraf pendengaran serta
kemungkinan kehilangan kehilangan
pendengaran.
4. Tentukan kesejahteraan uteroplasenta/
janin dan klien berisiko terkena sepsis
10. Resiko tinggi
koping
individu/
keluarga
tidak efektif
berhubungan
dengan krisis
situasi/
maturasi,
kerentanan
pribadi,
persepsi tidak
realistis,
metoda
koping yang
tidak
adekuat siste
Setelah diberikan
asuhan
keperawatan,
diharapkan klien
mendapatkan
kopign individu
yang efektif.
Criteria hasil:
Mendiskusikan
reaksi emosional
pada trimester tiga.
Menyiapkan
kelahiran bayi,
sesuai dengan
keyakinan budaya
melalui pendidikan/
1. Kaji persiapan
persalinan,
kelahiran, dan
kedatangan bayi
baru lahir
2. Tentukan
persepsi klien/
pasangan terhadap
janin sebagai
kesatuan yang
terpisah
3. Tentukan
bagaimana
manusia
mengetahui
kehamilan saat
persalinan dan
1. Keterlibatan pada kelas kelahiran bayi dan
keahlian tentang peralatan dan bahan dalam
perawatan dapat menunjukkan kesiapan
secara psikologis. Kurangnya persiapan
dapat didasarkan pada keyakinan budaya,
atau dapat menandkan masalah keuangan
atau psikologis.
2. Persepsi ini menandakan pelengkapan
tugas-tugas psikologis dari kehamilan.
3. Seorang dengan tingkat ketergantungan
yang tinggi dapat mengalami kesulitan
memenuhi peningkatan kebutuhan
ketergantunagnm klien sehingga dapat
menciptakan konflik. Selain itu, koping
negatif dimanifestasikan sebagai akibat
kurangnya persiapan persalinan dan atau
62
m pendukung
yang tidak
ada/ tidak
adekuat.
keahlian.
Mengidentifikasi
model peran yang
tepat.
Menggambarka
n karakteristik
kepribadian
tentang janin
kelahiran
mendekat.
4. Perhatikan
kehilangan dari
kehamilan
sebelumnya,
faktor-faktor
genetik, atau
riwayat lahir mati,
dan diskusikan
makna kejadian
tersebut kepada
pasien/klien.
5. Evaluasi sistem
pendukung yang
tesedia pada klien/
pasangan.
pada bayi baru lahir.
4. Pasangan risiko tinggi mungkin lebih
memilih untuk tidak membuat persiapan
dengan baik sebagai cara perlindungan bagi
mereka sendiri dari kemungkinan kehilangn/
cedera apabila janin tidak hidup.
5. Ketersediaan keluarga dan teman dapat
membantu klien/ pasangan untuk mengatasi
tugas-tugas yang datang karena persalinan
dan kelahiran.
63
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka
Doenges, Marilynn dan Moorhouse, Mary . 2001 . Rencana Perawatan Maternal / Bayi Pedoman untuk Perencanaan Perawatan Klien . Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif dkk . 2000 . Kapita Selekta kedokteran Jilid I Edisi Ketiga . Jakarta : Media Aesculapius
Saifudin, Abdul dan Rochimhadi Trijatmo . 2007 . Ilmu Kandungan . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
64