Post on 13-Dec-2014
MODUL 1
KASUS 1
Wanita berusia 17 tahun, dating ke sebuah klinik dengan keluhan utama nyeri pada baguan ulu hati yang dialami sejak 1 hari sebelumnya. Wanita ini juga mengeluhkan adanya rasa mual dan muntah, terutama setelah makan atau minum. Berdasarkan hasil anamnesis, diketahui bahwa dia secara rutin mengkonsumsi obat anti nyeri untuk meredahkan sakit perut akibat haid selama 6 bulan terakhir ini dengan dosis 1000mg. tidak ada riwayat penyakit ulkus peptic dalam keluarganya.
Kata Sulit :
Mual : Rasa ingin mengeluarkan sesuatu dari tubuh ke mulut.
Muntah : Telah keluarnya sesuatu dari mulut
Kata Kunci :
- Wanita 17 tahun
- Nyeri ulu hati
- Mual dan muntah
- Kunsumsi obat anti nyeri selama 6 bulan dengan dosis 1000mg
- Tidak ada riwayat penyakit ulkus peptic di keluarganya
Pertanyaan :
1. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histology dari saluran pencernaan?2. Bagaimana mekanisme dari gejala yang dialami (nyeri ulu hati, mual,
dan muntah)3. Apa hubungan obat anti nyeri dengan gejala yang dialami?4. Apa diferensial diagnosanya?
Jawaban :
1. Anatomi
ANATOMI SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari :
1. Rongga Mulut,
2. Esofagus
3. Lambung
4. Usus Halus
5. Usus Besar
6. Rektum
7. Anus.
Rongga Mulut
Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan.
Pada Mulut terdapat :
a.GigiMemiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil.
b.LidahMemiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.
c.Kelenjar LudaH
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.
Esofagus Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung
Lambung
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung atau seperti huruf “J”. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong.Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan
senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :
Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit
Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.
Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.
Fungsi HCI Lambung :
1. Merangsang keluamya sekretin2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.3. Desinfektan4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi
merangsang empdu mengeluarkan getahnya.
Usus Halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
o Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakaridao Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi
erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.o Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan
senyawa kimia yang dihasilkan ke usus haluso Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan
cairan empedu ke dalam usus halus.
Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :
o Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung
o Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.
o Amilase Mengubah amilum menjadi disakaridao Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserolo Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.o Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam aminoo Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus
pospato Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi
kadar normalo Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar
normal
Usus Besar (Kolon)
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik.
Usus besar terdiri dari :
1. Kolon asendens (kanan)2. Kolon transversum3. Kolon desendens (kiri)4. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
Fungsi kolon adalah :
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa fesesd. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari
tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.
Rektum dan Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
1. Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan2. Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
o Membantu pencernaan dan penyerapan lemako Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
(Sumber : Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula)
Fisiologi
Traktus gastrointestinal memiliki persarafan sendiri yang disebut
system saraf enteric. System ini terletak di dinding usus dan mengatur
pergerakan dan sekresi gastrointestinal. Sistem enteric terutama terdiri dari
dua pleksus:
1. Satu pleksus bagian luar yang terletak diantara lapisan otot longitudinal
dan sirkular, disebut pleksus minterikus atau pleksus auerbach, dan
2. Satu pleksus bagian bagian dalam disebut pleksus submukosa atau
pleksus meissner, yang terletak didalam submukosa. Pleksus mienterikus
terutama mengatur pergerakan gastrointestinal, dan pleksus submukosa
terutama mengatur sekresi gastrointestinal dan aliran darah lokal.
Selain system saraf diatas terdapat juga serat-serat saraf simpatis dan
parasimpatis yang berhubungan dengan kedua pleksus mienteretikus dan
submukosa, perangsangan oleh system simpatis dan parasimpatis dapat
mengaktifkan dan menghambat fungsi gastrointestinal. Ujung-ujung
sarafnya melepaskan neurotransmitter.
Pengaturan anatomis system saraf enteric serta hubunganya dengan
system saraf simpatis dan parasimpatis mendukung jenis reflek
gastrointestinal salah satunya refleks gastrokolik, reflek enterogastrik,
sekresi gastrointestinal, peristaltic, serta reflek berasal dari lambung,
duodenum, refleks nyeri, dan refleks defekasi.
Pada traktus gastrointestinal terjadi dua gerakan yaitu gerakan
propulsive dasar gerakanya adalah peristaltic yang menyebabkan makan
bergerak maju sepanjang saluran dengan kecepatan sesuai untuk terjadinya
pencernaan dan absorpsi dan gerakan mencampur yang menjaga agar isi
usus sungguh-sungguh tercampur.
Pada saluran pencernaan terjadi proses pencernaan makanan, proses
pencernaan makanan dimulai di mulut dengan cara mengunyah. Pada
umunya mengunyah dilakukan oleh otot-otot pengunyah yang dipersyarafi
oleh cabang motorik Nervus V dan proses mengunyah dikontrol nucleus
dalam batang otak. Sebagian besar proses mengunyah disebabkan oleh
suatu refleks mengunyah, yang dapat diterangkan sebagai berikut: bolus
makanan di mulut pada mulanya menimbulkan penghambatan refleks otot
mengunyah, yang menyebabkan rahang yang bawah turun ke bawah.
Penurunan ini menimbulkan suatu refleks peregangan otot rahang yang
menimbulkan kontraksi rebound. Keadaan secara otomatis mengangkat
rahang menjadikan pengatupan gigi, tetapi juga menekan bolus melawan
dinding mulut, yang menghambat otot rahang bawah sekali lagi,
menyebabakan rahang turun dan kembali rebound pada saat yang lain, dan
ini berulang terus menerus. Proses mengunyah dibantu oleh kelenjar ludah
yang mensekresikan saliva.
Setelah proses mengunyah bolus mengalami proses menelan.
Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama Karena faring hamper
setiap saat melakukan beberapa fungsi lain disamping menelan dan hanya
diubah dalam beberapa detik ke dalam traktus untuk mendorong makanan.
Secara umum, menelan dapat dibagi menjadi: tahaf volunter, tahaf faringeal,
dan tahaf esophageal.
Tahap volunter dari menelan, ketika makanan siap untuk di telan
secara sadar makanan di gulung atau ditekan ke arah posterior kedalam
faring oleh tekanan dari lidah ke atas dan ke belakang terhadap langit-langit
mulut, menelan menjadi otomatis biasanya tidak bisa dihentikan.
Tahap faringeal. Ketika bolus makanan masuk ke bagian posterior
mulut dan faring, bolus merangsang daerah reseptor menelan didaerah pintu
faring, terutama pada tiang-tyang tonsillar, dan impuls-impuls dari sini
berjalan ke batang otak. untuk mencentuskan serangkaian kontraksi otot
faringeal secara otomatis.
Tahaf Esofageal. Ketika peristaltic dari esophagus dimulai, otot
sfingter bawah dari esophagus berelaksasi, sfingter membuka dan bolus
makanan masuk ke lambung. Otot dari sfingter bawah esophageal
berkontraksi. Lalu menutup apabila gerakan peristaltic tidak ada, serta
mencegah refluks dari lambung berupa asam lambung.
Setelah proses menelan bolus berada dilambung, fungsi motorik dari
lambung adalah penyimpanan sebagian besar makanan sampai makanan
diproses duodenum, pencampuran makanan ini dengan sekresi dari lambung
sampai membentuk suatu campuran setengah cairan disebut kimus, dan
makanan dengan lambat dari lambung ke dalam usus halus pada kecepatan
yang sesuai penyerapan dan pencernaan yang sesuai untuk usus halus.
Dibawah ini gambar anatomi dari lambung pengosongan
. Bolus dalam lambung dicerna dengan dibantu oleh hormone gastrin,
asam lambung, serta lambung tersebut melakukan gerakan mencampur dan
mendorong bolus yang sudah menjadi kimus. Selain itu lambung juga
mensekresi kelenjar gastric yang memproduksi asam, mensekresi asam
hidroklorida, pepsinogen, factor instrinsik, mucus dan lambung juga
mensekresi kelenjar pilorik yang memproduksi mucus, beberapa pepsinogen,
dan hormone gastrin. Dari lambung kimus masuk ke usus halus, kimus
tersebut mengalami mengalami gerakan pencampuran dan kontraksi
pendorongan. Aktivitas Peristaltic sangat meningkat setelah makan. Ini
disebabkan sebagian oleh masuknya kimus ke dalam duodenum tetapi juga
oleh apa yang disebut gastroenteric yang dimulai peregangan lambung dan
diteruskan terutama melalui pleksus myenteric dari lambung menurun
sepanjang dinding usus halus. Selain sinyal saraf mempengaruhi peristaltik
usus halus, terdapat beberapa factor hormonal juga mempengaruhi gerak
peristaltik. Factor hormonal tersebut meliputi gastrin, CCK, hormon insulin,
motilin, dan serotonin, semuanya meningkatkan motilitas usus dan
dikeluarkan selama berbagai fase pencernaan makanan. Dan sebaliknya,
secretin dan glucagon menghambat motilitas usus kecil.
Di usus halus terjadi proses absorpsi melalui transfor aktif dan melalui
difusi beberapa ratus gram karbohidrat, 100 gram lemak, 50-100 protein
yang telah disederhanakan, serta 7-8 liter air. Air ditransfor melalui
membran usus dengan proses difusi. Absorpsi ion dilakukan melalui transfor
aktif 20-30 gram natrium disekresikan melalui usus halus.
Permukaan absorpsi mukosa usus yaitu villi. Terdapat jonjot-jonjot
yang disebut valvulae conniventes, yang dapat meningkat/kan area
permukaan absorpsi menjadi sekitar tiga kali lipat. Lipatan ini meluas secara
lingkar kebanyakan di sekitar usus dan terutama dengan baik berkembang
baik di duodenum dan jejunum, di mana sering menonjol ke dalam dalam
lumen 8 milimeter.
Setelah melalui proses absorpsi di usus halus kimus masuk kedalam
usus besar atau kolon, sebelumnya melewati katup ileosaekal yang
mempunyai fungsi mencegah aliran balikisi fekal dari kolon ke dalam usus
halus. Didalam kolon kimus mengalami proses absorpsi lagi, dimana fungsi
dari kolon diantaranya absorpsi air dan elektrolit dari kimus dan penimbunan
bahan feces sampai dapat dikeluarkan. Kira-kira 1500 ml kimus setiap
harinya ke dalam kolon. Sebagian besar absorpsi dalam usus besar terjadi
pada pertengahan proksimal kolon sehingga disebut bagian ini kolon
absorpsi. Dalam kolon terdapat juga bakteri yang berguna dalam mencerna
selulosa, pembentukan vitamin k, vitaqmin B12, riboflavin, macam gas.
Terjadi gerakan-gerakan dalam kolon diantaranya gerakan mencampur
dalam kolon lebih dikenal haustrasi yaitu kontraksi gabungan dari pita otot
sirkuler dan longitudinal menyebabkan usus besar yang tidak terangsang
menonjol keluar menyerupai kantung. Selain gerakan mencampur kolon juga
melakukan gerakan mendorong.
Setelah feces dalam kolon penuh akan terjadi proses defekasi. Adanya
suatu reflek defekasi yaitu bila feces memasuki rektum, perenggangan
dinding rectum menimbulkan sinyal-sinyal afferent yang menyebar melalui
pleksus myenteric untuk menimbulkan gelombang peristaltic di dalam kolon
desenden, sigmoid, dan rektum, mendorong feces ke arah anus. Ketika
gelombang peristaltik mendekati anus, sfingter ani internus direlaksasi oleh
sinyal-sinyal penghambat dari pleksus myenteric; jika sphincter ani
eksternus dengan sadar, secara voluter berelaksasi pada waktu bersamaan,
akan terjadi defekasi.
HISTOLOGI SISTEM PENCERNAAN
Saluran cerna dikelilingi oleh dinding dengan 4 lapisan utama :
1. Mukosa
Terdirir atas epitel pelapis, lamina propria yang merupakan jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh darah, pemuluh limfe dan serta otot polos, kadang-kadang mengandung kelenjar dan jaringan limfoid dan muskularis mukosa umumnya terdiri atas lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapis longitudinal luar serta otot polos yang memisahkan lapisan mukosa.
2. Submukosa
Terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh darah, pembuluh limfe, dan pleksus saraf submukosa.
3. Muskularis
Sel-sel otot polos yang berorientasi secara spiral dan terbagi dalam dua lapisan menurut arah utama perjalanan otot polos.
4. Serosa
Suatu lapisan tipis terdiri atas jaringan ikat lomggar yang kaya pembuluh darah dan pembuluh limfeserta jaringan lemak dan epitel selapis gepeng sebagai pelapis ( mesotel )
Pada dasarnya histologi dari daluran pencernaan yaitu epitel selapis torak kecuali pada oesophagus bagian proximal adalah epitel berlapis gepeng tidak bertanduk. Dan pada anus adalah epitel berlapis gepeng bertanduk tipis.
GASTER
Mucosa Gaster
1) epitel selapis torak
2) adda lipatan rugae
3) fovea gastricae
II. Fundus- Dalam dan lurus pits- Glandula fundus melapisi dinding dari pada sumur.- Dilapisi kelenjar fundus yaitu :
a. Stem Cell- terletak didaerah leher- terletak didaerah basal- menghasilkan mukosa asam.b. Parietal Cells= oxyntic- inti speheri cal, center- menghasilkan asam klorida- faktor intrinsic= vitamin B.12c. Chiefcells lifase- amylase dan lifase-serotonind. Apud cell endokrin
III. Pylorus- Dalam dan berkelok=kelok- Tubulergland- Pemotongan tanpa bulat-bulat
Bagaimana mekanisme dari gejala yang dialami (nyeri ulu hati, mual, dan muntah)
2. Mekanisme Mual dan muntah
Mual
Mual yaitu : rasa ingin muntah yang dapat di sebabkan oleh impuls iritasi yang datang dari traktus gastrointestinal, impuls yang berasal dari otak bawah yang berhubungan dengan motion sickness, maupun impuls yang berasal dari korteks serebri untuk memulai muntah.
Mekanisme mual
- Di dalam tubuh kita terjadi peradangan lambung akibat kita makan-makanan yang mengandung alcohol, aspirin, steroid, dan kafein sehingga menyebabkan terjadi iritasi pada lambung dan menyebabkan peradangan di lambung yang diakibatkan oleh tingginya asam lambung .
- Setelah terjadi peradangan lambung maka tubuh akan merangsang pengeluaran zat yang di sebut vas aktif yang menyebabkan permeabilitas kapilier pembuluh daran naik
- Sehingga menyebabkan lambung menjadi edema (bengkak) dan merangsang reseptor tegangan dan merangsang hypothalamus untuk mual.
Muntah
Muntah yaitu pengeluaran isi lambung/perut melalui esophagus dan mulut karena terjadi kontraksi otot abdominal dan otot dada yang di sertai dengan penurunan diafragma dan di control oleh pusat muntah otak.
Penyebab : infeksi virus, stress, kehamilan obat-obatan
Mekanisme muntah
- Lambung memberikan sinyal ke zona kemoreseptor oleh system syaraf aferen dan s. simpatis sehingga menyebabkan kontraksi antiperistaltik dan menyebabkan makanan kembali ke duodenum dan lambung setelah masuk ke usus.
- Sehingga banyak terkumpul makanan di lambung dan mengganggu kerja lambung dan duodenum sehingga duodenum teregang
- Akibat duodenum teregang mengakibatkan kontraksi kuat diafragma dan otot dinding abdominal sehingga menyebabkan tekanan di dalam lambung tinggi
- Setelah itu kita menjadi bernafas dalam dan naiknya tulang lidah dan laring untuk menarik sfingter esophagus bagian atas supaya terbuka
- Sfingter bagian bawah berelaksasi dan pengeluaran isi lambung melalui esophagus dan keluar. hal Ini disebut muntah
3. Apa hubungan obat anti nyeri dengan gejala yang dialami?
Pengaruh Obat Analgetik terhadap gejala pasien
Golongan obat macam ini adalah golongan obat non-steroid atau
NSAID.biasanya dalam pemakaian yang jangka lama, dapat
memberikan efek negative pada tubuh. Dimana obat ini dapat
menghambat sintesa prostaglandin dalam tubuh dimana prostaglandin
berfungsi melindungi lambung dari keasaman, alcohol dan cairan-
cairan pekat. Selain itu juga, terhambatnya sintesa prostaglandin ini
tidak akan membentuk cairan mucus bikarbonat. Dimana mucus
bikarbonat tersebut dibentuk oleh prostaglandin tersebut. Dimana
fungsi mucus tersebut adalah melindungi mukosa dari kerusakan-
kerusakan lambung seperti erosi, perforasi, dll.
Dalam 75 mg dikonsumsi analagetik hanya memerlukan waktu dalam
90 menit dapat membuat erosi pada lambung.
4. Differential Diagnosis
Anamesis keluhan pada nyeri ulu hati
Apakah ada rasa tidak enak di epigastrium
Bagaimana sifat rasa nyerinya ( hilang timbul, terus menerus, , menetap)
Merasa nyeri berdenyut – denyut Merasa nyeri sebelum/ setelah makan Rasa nyeri hebat
Keteranagan nyeri disertai panas yang berdenyut – denyut disebab proses inflamasi dari pancreas, kandung empedu, dan hati disebabkan oleh kelainan di lambung dan duodenum
Nyeri/ perih yang berhubungan di makanan biasanya Nyeri yang hebat di uluh hati yang menyebabkan penderita
gelisah sekali dapat di sebabkan ulkus peptikum, dan pankreatis akut
2. apakah perasaan nyeri tersebut menjalar kepunggung, kebahu, dan kedada
Nyeri epigastrium yang kolik dan disertai penjalaraanya kebahu kanan biasanya bahu kandung empedu
Nyeri / rasa tidak enak di uluh hati menjalar kedada yang bias menyebapakan sesak napas oleh kelainan esophagus dan jantung
3. Apakah dipengaruhi oleh perubahan posisi
Rasa nyeri di uluh perut diatas yang berat dan berkurang pada posisi membukuk biasanya kelainan pankreas
4. sejak kapan penderita mengeluh nyeri – nyeri
5. Gejala : mual, munta rasa panas seperti terbakar diperu, perut kembung, nafsu makanan berkurang , Sesak nafas dan lain – lain
6. Riwayat penyakit terlebih dahulu
7. Riwayat kebiasaan : Alkohol, merokok
Makan: jadwal makan yang tidak teratur, makanan yang dimakan
8. Riwayat penggobatan: menggunakan obat – obattan misalnya OAINS
9. Riwayat keluarga
a. GERD
Etiologi: suatu gejala dengan atau tanpa kelainan mukosa esophagus akibat reflux.
Patogenesis: Akibat kegagalan mekanisme untuk memproduksi sehingga isi lambung naik ke esophagus
Gejala:
- nyeri epigastrik
- disfagia
- mual
- rasa asam di mulut
- heartburn
- vomiting
Factor resiko:
- Merokok- minuman alcohol dan bikarbonat- Obesitas- Mengkonsumsi NSAID
Langkah diagnosis:
- Anamnesis- Pemeriksaan fisis- Pemerisaan laboratorium- USG- Endoskopi
Terapi:
- Gaya hidup
- Medikamentosa:o Antasidao Agonis reseptor H2o Prokinetiko PPI
GASTRITIS AKUT
DEFENISI
Gastritis :proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung terhadap berbagai iritan local
ETIOLOGI
Endotoksin bakteriHelicobacter pylori lebih sering dijadikan penyebab.Negara berkembang,prevalensi orang dewasa 90% ,anak-anak lebih besar lagi.Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi pada masa balita.Negara Indonesia prevalensi dewasa menurun.Negara maju prevalensi anak-anak rendah,orang dewasa tinggi tetapi 30% lebih kecil disbanding negara berkembang.
MANIFESTASI KLINIK
Anoreksia
Bersendawa
Mual
Gejala lebih berat
Nyeri epigastrium
Muntah
Perdarahan
hematemesis
DIAGNOSIS :
Pemeriksaan endoskopi
Pemeriksaan histopatologi
Biopsi mukosa
Analisis cairan lambung
PENGOBATAN
Helicobacter pylori: antibiotic (klemitomisin, amoksisilin, metronidazole, tetrasiklin), jika PPI dan kombinasi 2 antibiotik gagal maka dianjurkan menambahkan bismuth subsalisilat/subsirat
Pada gastritis akut biasanya keluhan mereda bila agen penyebabnya dihilangkan.misalnya Obat antimuntah dapat bantu hilangkan mual dan muntah,tetapi jika tidak bereaksi maka koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit dengan member infuse intravena.
H2 :untuk kurangi sekresi asam misalnya Ranitidin
Antasid: untuk menetralkan HCl yang disekresi
Sukralfat: untuk lapisi daerah inflamasi
TUKAK LAMBUNG
DEFENISI
Tukak lambung adalah lesi local pada mukosa lambung yang timbul sebagai akibat pengaruh asam lambung dan pepsin.
ETIOLOGI
Faktor Genetik ,dimana dijumpai pada golongan darah O yang mempunyai kecenderungan untuk menderita tukak duodeni.
-Makanan,makan yang tidak teratur berupa makanan tertentu.
-jenis kelamin,dimana penderita sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan.
EPIDEMIOLOGI
Kelompok social : penderita tukak lambung biasanya lebih sering trdapat pada kelompok social yang lebih rendah,factor makan yang tidak teratur serta beragam- ragam makanan.
Umur ; walaupun tukak dapat diderita sejak usia anak-anak ,tapi puncak kekerapan sering terjadi pada usia 40-50 tahun,
FAKTOR PENDUKUNG DALAM PENEGAKAN DIAGNOSA
-Adanya riwayat tukak lambung pada keluarga
-rasa sakit yang klasik dengan simpton yang khas
-faktor predisposisi seperti perokok,ataupun penggunaan NSAID
-Penyakit tertentu yang berhubungan erat dengan tukak misalnya serosis hati.
GAMBARAN KLINIK ANAMNESIS
-Rasa sakit berupa perasaan tidak enak
-Rasa sakit yang bias timbul 1 -3 jam setelah makan.
-Rasa sakit yang spontan pada saat tengah malam yang biasanya tukak
Differential Diagnosis
definisi etiologi Gejala khas Pathogenesis
gastritis proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung terhadap berbagai iritan local
Endotoksin bakteri
Nyeri epigastrium
Ulkus peptikum
Tukak lambung
Tukak lambung adalah lesi local pada mukosa lambung yang timbul sebagai akibat pengaruh asam lambung dan pepsin.
UmurMakan tidak teratur
Differential Diagnosis
PANKREATITIS
Definisi
Pengrusakan pankreas oleh enzim secara mendadak dan difus, yang diduga disebabkan oleh lepasnya enzim-enzim pankreas yang bersfiat litik aktif ke dalam parenkim.Merupakan radang pankreas yang bukan disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus akan tetapi akibat autodigesti oleh enzim pankreas yang keluar dari saluran pankreas.
Etiologi
o Alkoholismeo Trauma
Tindakan operasi dengan atau tanpa T tubeTindakan diagnosis dengan endoskopi (ERCP) atau punksi pankreasTrauma pankreas
o Perluasan radang dari tukak peptik atau infeksi abdomen disekitarnyao Obstruksi saluran pankreas oleh karena kolelitiasis, obstruksi papila
veter karena tumor atau spasmeo Toksin yang merusak pankreas : metilalkohol, ZnO2, kobal klorida dan
klortiazid
Patofisiologi
Proteolisis, lipolisis dan perdarahan adalah gambaran morfologik utama pada pankreatitis akut. Proses-proses ini tidak diragukan lagi merupakan akibat autodigesti oleh enzim-enzim pankreas. Bentuk aktif tripsin jelas merupakan salah satu faktor utama pada pankreatitis akut dan terbukti ada dalam cairan pankreas akut (Fedail,dkk. 1979)
Faktor-faktor yang diduga mengawali proses autodigesti ini adalah faktor-faktor yang ada kaitannya dengan refluks empedu, refluks duodenal, hipersekresi-obstruksi dan perbuahan-perubahan akibat alkohol. Dua faktor yang pertama disangka disebabkan oleh refluks empedu isi duodenum dan aktivasi enzim-enzim, faktor ketigadianggap disebabkanoleh ruptur saluran pankreas akibat hipersekresi.
Gejala klinis
Nyeri perut bagian epigastrium
Menjalar tembus ke belakang yang timbul secara tiba-tiba atau perlahan setelah makan kenyang atau setelah mengkonsumsi alkohol
Nyeri berkurang bila pasien duduk membungkuk dan bertambah bila terlentang
Muntah tanpa mual terlebih dahulu, kadang muntah terjadi saat lambung kosong
Kira-kira 90% disertai demam Syok terjadi jika banyak cairan dan darah hilang di daerah
retroperitonium apabila banyak muntah Umunya ditemukan tanda-tanda ileus paralitik dan gangguan fungsi
ginjal akut dapat pula ditemukan Mungkin juga ditemukan ikterus obstruksi
Pemeriksaan Fisis
Abdomen tegang dan nyeri terutama bila ditekan Suhu meningkat, takikardia dan lekositosis Gray-Tuner sign---- ekimosis pada bokong Cullen sign ---- ekimosis sekitar umbilikus Kedua tanda ini menunjukan luasnya perdarahan retroperitonial dan
subkutis
Laboratorium
Amilase – lipase darah dan urine meningkat dalam 2jam terakhir Leukositosis SGOT/SGPT, alkali phospate, bilirubin total --- meningkat Kalsium serum __ bila <7,5mg/dl umumnya prognosis buruk Kadar gula darah dapat meningkat atau normal C-reactive protein --- bila meningkat 2 kali lipat (>10mg/dl) ---
kemungkinan besar pankreatitis sudah berat . pada fase akut CRP tidak terlalu spesifik
Pemeriksaan penunjang --- radiologi
Abdominal x-ray
o Peranan terbata pada fase akuto Gambaran colon cut-off signo Gambaran kalsifikasi pada pankreatitis kroniso USG abdomen
Merupakan pemeriksaan yang sangat berguna dan technic of choice untuk menemukan etiologi
o CT scan abdomenImaging study of choice unutk mengetahui adanya komplikasi
o MRCP : bila ada dugaan kausa obstruksi saluran biliaris dan pankreatiko ERCP : menunjukkan ketidakteraturan duktus pankreatikus utama
disertai perubahan pada cabang sisis
Sumber :
Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif: Choosing Effective Laboratory Tests
Oleh Carl E. Speicher, Jack W. Smith, Jr.
Buku Diktat Kuliah Gastroenterohepatologi, M2F
INFORMASI TAMBAHAN
DIET LAMBUNG
DIET LAMBUNG 1Penderita ulkus pepticum, oesopagitis, tukak colon, thypus, post-op. saluran cerna.Contoh : susu (200ml), meizena (20g), gula pasir. 9x pemberian/ 3jam
DIET LAMBUNG 2Perpindahan diet lambung 1, thypus dengan suhu tinggi, makanan saring/cincang/3jamContoh: bubur saring, semur daging/telur ½ masak, sayur saring, sari papaya.
DIET LAMBUNG 3Perpindahan 2 ke 3 pada penderita ulkus ringan dan thypus dengan suhu normal, makanan ini kurang B1.Contoh : makanan lunak 6x hari porsi kecil.
DIET LAMBUNG 4Makanan lunak perpindahan dari 3 ke 4, tergantung toleransi. Makanan ini mengandung cukup zat gizi.