INFERTILITAS

Post on 19-Jun-2015

675 views 4 download

Transcript of INFERTILITAS

Kebidanan

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

Infertilitas

Infertilitas adalah

ketidakmampuan untuk hamil

setelah sekurang-kurangnya

satu tahun berhubungan

seksual sedikitnya empat kali

seminggu tanpa kontrasepsi

( Strigh B, 2005 : 5 )

Infertilitas adalah bila pasangan suami istri,

setelah bersanggama secara teratur 2-3 kali

seminggu, tanpa memakai metode

pencegahan belum mengalami kehamilan

selama satu tahun (Mansjoer, 2004 : 389).

Jenis infertilitas

1. infertilitas primer

2. infertilitas sekunder

Infertilitas primer

Kalau istri belum pernah hamil walaupun

bersanggama tanpa usaha kontrasepsi dan

dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan

selama dua belas bulan.

Infertilitas sekunder

kalau istri pernah hamil, namun kemudian

tidak terjadi kehamilan lagi walaupun

bersanggama tanpa usaha kontrasepsi dan

dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan

selama dua belas bulan.

Penyebab Infertilitas

dibagi menjadi tiga kelompok :

1. satu pertiga masalah terkait pada wanita

2. satu pertiga pada pria

3. satu pertiga kombinasi

Infertilitas pada wanita

a. Masalah vagina

b. Masalah serviks

c. Masalah uterus

d. Masalah tuba

e. Masalah ovarium

Masalah vaginaInfeksi vagina seperti vaginitis, trikomonas vaginalis yang

hebat akan menyebabkan infeksi lanjut pada portio, serviks,

endometrium bahkan sampai ke tuba yang dapat

menyebabkan gangguan pergerakan dan penyumbatan pada

tuba sebagai organ reproduksi vital untuk terjadinya konsepsi.

Disfungsi seksual yang mencegah penetrasi penis, atau

lingkungan vagina yang sangat asam, yang secara nyata dapat

mengurangi daya hidup sperma ( Stright B, 2005 : 60 ).

Masalah serviks

Gangguan pada setiap perubahan

fisiologis yang secara normal terjadi

selama periode praovulatori dan

ovulatori yang membuat lingkungan

serviks kondusif bagi daya hidup sperma

misalnya peningkatan alkalinitas dan

peningkatan sekresi

( Stright B, 2005, hal. 60 ).

Masalah uterus

Nidasi ovum yang telah dibuahi terjadi

di endometrium. Kejadian ini tidak

dapat berlangsung apabila ada patologi

di uterus. Patologi tersebut antara lain

polip endometrium, adenomiosis,

mioma uterus atau leiomioma.

Kelainan-kelainan tersebut dapat

mengganggu implantasi, pertumbuhan,

nutrisi serta oksigenisasi janin

( Wiknjosastro, 2002 : 509 ).

Masalah tuba

Apabila terjadi masalah dalam saluran reproduksi wanita

tersebut, maka dapat menghambat pergerakan ovum ke uterus,

mencegah masuknya sperma atau menghambat implantasi ovum

yang telah dibuahi. Sumbatan di tuba fallopi merupakan salah

satu dari banyak penyebab infertilitas. Infertilitas yang

berhubungan dengan masalah tuba ini yang paling menonjol

adalah adanya peningkatan insiden penyakit radang panggul

( pelvic inflammatory disease –PID). PID ini menyebabkan

jaringan parut yang memblok kedua tuba fallopi.

Masalah ovarium

Dalam hal ini masalah ovarium yang dapat mempengaruhi

infertilitas yaitu kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium

polikistik, endometriosis, atau riwayat pembedahan yang

mengganggu siklus ovarium. Dari perspektif psikologis,

terdapat juga suatu korelasi antara hyperprolaktinemia dan

tingginya tingkat stress diantara pasangan yang mempengaruhi

fungsi hormone.( Handersen C & Jones K, 2006 : 86 ).

Infertilitas pada pria

a. Faktor koitus pria

b. Masalah ejakulasi

c. Faktor lain

d. Faktor pekerjaan

Faktor koitus pria

Faktor-faktor ini meliputi spermatogenesis abnormal, motilitas

abnormal, kelainan anatomi, gangguan endokrin dan disfungsi

seksual. Kelaianan anatomi yang mungkin menyebabkan infertilitas

adalah tidak adanya vasdeferens kongenital, obstruksi vasdeferensi

dan kelainan kongenital system ejakulasi. Spermatogenesis abnormal

dapat terjadi akibat orkitis karena mumps, kelainan kromosom,

terpajan bahan kimia, radiasi atau varikokel ( Benson R & Pernoll M,

2009 : 680 ).

Masalah ejakulasi

Ejakulasian retrograde yang berhubungan

dengan diabetes, kerusakan saraf, obat-obatan

atau trauma bedah.

Faktor lain

Adapun yang berpengaruh terhadap produksi

sperma atau semen adalah infeksi yang

ditularkan melalui hubungan seksual, stress,

nutrisi yang tidak adekuat, asupan alkohol

berlebihan dan nikotin.

Faktor pekerjaan

Produksi sperma yang optimal membutuhkan

suhu di bawah temperature tubuh,

Spermagenesis diperkirakan kurang efisien pada

pria dengan jenis pekerjaan tertentu, yaitu pada

petugas pemadam kebakaran dan pengemudi truk

jarak jauh ( Henderson C & Jones K, 2006 : 89).

Masalah interaktif

Berupa masalah yang berasal dari penyebab

spesifik untuk setiap pasangan meliputi : frekuensi

sanggama yang tidak memadai, waktu sanggama

yang buruk, perkembangan antibody terhadap

sperma pasangan dan ketidakmampuan sperma

untuk melakukan penetrasi ke sel telur ( Stritgh B,

2005 : 61 ).

Penyebab Infertilitas Sekunder

1. Usia

2. Masalah reproduksi

3. Faktor gaya hidup

USIA

Faktor usia sangat berpengaruh pada kesuburan

seorang wanita. Selama wanita masih dalam masa

reproduksi yang berarti mengalami haid yang teratur,

kemungkinan masih bisa hamil. Akan tetapi seiring

dengan bertambahnya usia maka kemampuan indung

telur untuk menghasilkan sel telur akan mengalami

penurunan.

• Pada pria dengan bertambahnya usia juga

menyebabkan penurunan kesuburan. Meskipun pria

terus menerus memproduksi sperma sepanjang

hidupnya, akan tetapi morfologi sperma mereka

mulai menurun.

• Selain itu usia yang semakin tua juga mempengaruhi

kualitas sperma ( Kasdu, 2001:63 ).

Masalah reproduksi

perempuan yang melahirkan dengan operasi

caesar, dapat menyebabkan jaringan parut yang

mengarah pada penyumbatan tuba. Masalah

lain yang juga berperan dalam reproduksi yaitu

ovulasi tidak teratur, gangguan pada kelenjar

pituitary dan penyumbatan saluran sperma.

Faktor gaya hidup

• Perubahan pada faktor gaya hidup juga dapat berdampak pada

kemampuan setiap pasangan untuk dapat menghamili atau hamil lagi.

Wanita dengan berat badan yang berlebihan sering mengalami

gangguan ovulasi, karena kelebihan berat badan dapat mempengaruhi

estrogen dalam tubuh dan mengurangi kemampuan untuk hamil. Pria

yang berolah raga secara berlebihan juga dapat meningkatkan suhu

tubuh mereka yang mempengaruhi perkembangan sperma dan

penggunaan celana dalam yang ketat juga mempengaruhi motilitas

sperma ( Kasdu, 2001:66 ).

PENATALAKSANAAN INFERTILITAS

A. Wanita

1. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan

waktu yang tepat untuk coital

2. Pemberian terapi obat, seperti

Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi

hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh .

Terapi penggantian hormon

Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal

Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan

penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat

3. GIFT ( gemete intrafallopian transfer )

4. Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba

yang rusak secara luas

5. Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,

6. Pengangkatan tumor atau fibroi

7. Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau

kemoterapi

B. Pria

1. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah

antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat

2. Agen antimikroba

3. Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk

stimulasi kejantanan

4. HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme

5. FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis

Lanj..

6. Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus

7. Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik

8. Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperm

9. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti,

perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan

ketat

10. Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung

spermatisida.

PENCEGAHAN INFERTILITAS

a. Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama

infeksi prostate, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu, setiap

infeksi didaerah tersebut harus ditangani serius (Steven RB,1985).

b. Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitihan menunjukan

pengaruh buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma (Steven

RB,1985).

c. Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar

hormone testosterone yang tentunya akan menganggu pertumbuhan

sperma (Steven RB,1985).

d. Berperilaku sehat (Dewhurst,1997).

TERIMAKASIH