KONSEP INFERTILITAS

31
Nama : HILMA ZAHRA NPM : 220110080024 RESUME INFERTILITAS A. DEFINISI Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2-3 x / minggu, tanpa memakai metoda pencegahan selama 1 tahun Ada 2 jenis infertilitas : Infertilitas primer : bila pasangan tersebut belum pernah mengalami kehamilan sama sekali. Infertilitas sekunder : bila pasangan tersebut sudah pernah melahirkan namun setelah itu tidak pernah hamil lagi B. ETIOLOGI Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25- 40% dari angka kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri.

Transcript of KONSEP INFERTILITAS

Page 1: KONSEP INFERTILITAS

Nama : HILMA ZAHRA

NPM : 220110080024

RESUME INFERTILITAS

A. DEFINISI

Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan

dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2-3 x /

minggu, tanpa memakai metoda pencegahan selama 1 tahun

Ada 2 jenis infertilitas :

Infertilitas primer : bila pasangan tersebut belum pernah mengalami kehamilan

sama sekali.

Infertilitas sekunder : bila pasangan tersebut sudah pernah melahirkan namun

setelah itu tidak pernah hamil lagi

B. ETIOLOGI

Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian

membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka kejadian infertil, istri 40-55%,

keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas

terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri.

Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain :

a. Pada wanita

Gangguan organ reproduksi

1. Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh

sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke

vagina

Page 2: KONSEP INFERTILITAS

2. Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu

pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma

ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang

menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak

dapat masuk ke rahim

3. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang

mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang

menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan

akhirnya terjadi abortus berulang

4. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan

terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu

Gangguan ovulasi : Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan

hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki

pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapatterjadi karena adanya tumor

kranial, stress, dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi

hipothalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka

folicle mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi.

Kegagalan implantasi : Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami

kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi

pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akiatnya fetus

tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.

Endometriosis

Abrasi genetis

Faktor immunologis : Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka

tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat

menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.

Lingkungan : Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat

kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk

organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.

b. Pada pria

Page 3: KONSEP INFERTILITAS

Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu :

Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas

Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia

Abnormalitas ereksi

Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi

Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi

penyempitan pada obstruksi pada saluran genital

Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti cancer

Abrasi genetik

C. JENIS-JENIS INFERTILITAS

Ada 2 jenis infertilitas :

Infertilitas primer : bila pasangan tersebut belum pernah mengalami kehamilan

sama sekali.

Infertilitas sekunder : bila pasangan tersebut sudah pernah melahirkan namun

setelah itu tidak pernah hamil lagi

D. MANIFESTASI KLINIS

1. Wanita

Terjadi kelainan system endokrin

Hipomenore dan amenore

Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat menunjukkan

masalah pada aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi genetik

Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak

berkembang,dan gonatnya abnormal

Wanita infertil dapat memiliki uterus

Page 4: KONSEP INFERTILITAS

Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat infeksi,

adhesi, atau tumor

Traktus reproduksi internal yang abnormal

2. Pria

Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas,

radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)

Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu

Riwayat infeksi genitorurinaria

Hipertiroidisme dan hipotiroid

Tumor hipofisis atau prolactinoma

Disfungsi ereksi berat

Ejakulasi retrograt

Hypo/epispadia

Mikropenis

Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha

Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)

Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )

Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)

Abnormalitas cairan semen

E. PATOFISIOLOGI

a. Wanita

Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan

stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak

adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain

yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk

anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas, diantaranya cidera tuba

dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari

ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang

Page 5: KONSEP INFERTILITAS

normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi

pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma.

Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan

kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik.

Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi imun sehingga

terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa bertahan, infeksi juga

menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan gangguan

implantasi zigot yang berujung pada abortus.

b. Pria

Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan

hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup memberikan

peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok, penggunaan

obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan

libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan

berkurangnya pancaran sperma. Suhu disekitar areal testis juga mempengaruhi

abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat

pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang

mengakibatkan komposisi sperma terganggu.

F. PEMERIKSAAN

Pemeriksaan System Reproduksi

1. Wanita

Deteksi Ovulasi :

1. Meliputi pengkajian BBT (basal body temperature )

2. Uji lendir serviks metoda berdasarkan hubungan antara pertumbuhan anatomi

dan fisiologi serviks dengan siklus ovarium untuk mengetahui saat terjadinya

keadaan optimal getah serviks dalam menerima sperma

Page 6: KONSEP INFERTILITAS

Analisa hormon : Mengkaji fungsi endokrin pada aksis ovarium – hipofisis –

hipotalamus. Dengan pengambilan specimen urine dan darah pada berbagai waktu

selama siklus menstruasi.

Sitologi vagina : Pemeriksaan usap forniks vagina untuk mengetahui perubahan epitel

vagina

Uji pasca senggama : Mengetahui ada tidaknya spermatozoa yang melewati serviks

( 6 jam pasca coital ).

Biopsi endometrium terjadwal : Mengetahui pengaruh progesterone terhadap

endometrium dan sebaiknya dilakukan pada 2-3 hr sebelum haid.

Histerosalpinografi : Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi

kontras. Disini dapat dilihat kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri,

jaringan parut dan adesi akibat proses radang. Dilakukan secara terjadwal.

Laparoskopi : Standar emas untuk mengetahui kelainan tuba dan peritoneum.

Pemeriksaan pelvis ultrasound : Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya

untuk identifikasi kelainan, perkembangan dan maturitas folikuler, serta informasi

kehamilan intra uterin.

2. Pria

Analisa Semen

Parameter : - Warna Putih keruh - Bau Bunga akasia

- PH 7,2 – 7,8 - Volume 2 – 5 ml

- Viskositas 1,6 – 6,6 centipose - Jumlah sperma 20 juta / ml

- Sperma motil > 50% - Bentuk normal > 60%

- Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik

- persentase gerak sperma motil > 60%

- Aglutasi Tidak ada

- Sel – sel Sedikit,tidak ada

- Uji fruktosa 150-650 mg/dl

Page 7: KONSEP INFERTILITAS

Pemeriksaan endokrin : Pemeriksaan ini berguna untuk menilai kembali fungsi

hipothalamus, hipofisis jika kelainan ini diduga sebagai penyebab infertilitas. Uji

yang dilakukan bertujuna untuk menilai kadar hormon tesrosteron, FSH, dan LH.

USG : Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat struktur kelenjar prostat, vesikula

seminalis, atau seluran ejakulatori.

Biopsi testis : Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan testis

memakai metoda invasif untuk mengidentifikasi adanya kelainan patologi.

Uji penetrasi sperma

Uji hemizona

G. PENATALAKSANAAN

A. Wanita

Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendIr serviks puncak dan waktu yang

tepat untuk coital

Pemberian terapi obat, seperti:

1. Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi

hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian TSH .

2. Terapi penggantian hormon

3. Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal

4. Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan

infeksi dini yang adekuat

GIFT ( gemete intrafallopian transfer )

Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas

Bedah plastik misalnya penyatuan uterus bikonuate

Pengangkatan tumor atau fibroid

Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi

B. Pria

Page 8: KONSEP INFERTILITAS

Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,

diharapkan kualitas sperma meningkat

Agen antimikroba

Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan

HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme

FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis

Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus

Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik

Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma

Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan

nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat

Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida

Konsep Asuhan Kep.

1. PENGKAJIAN

A. Identitas klien

Termasuk data etnis, budaya dan agama

B. Riwayat kesehatan

1) Wanita

a. Riwayat Kesehatan Dahulu

• Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi di rumah

• Riwayat infeksi genitorurinaria

• Hipertiroidisme dan hipotiroid

• Infeksi bakteri dan virus ex: toksoplasama

Page 9: KONSEP INFERTILITAS

• Tumor hipofisis atau prolaktinoma

• Riwayat penyakit menular seksual

• Riwayat kista

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

• Endometriosis dan endometrits

• Vaginismus (kejang pada otot vagina)

• Gangguan ovulasi

• Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik

• Autoimun

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

• Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik

d. Riwayat Obstetri

• Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi

• Mengalami aborsi berulang

• Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi

2) Pria

a. Riwayat Kesehatan Dahulu

• Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas,

radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)

Page 10: KONSEP INFERTILITAS

• Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu

• Riwayat infeksi genitorurinaria

• Hipertiroidisme dan hipotiroid

• Tumor hipofisis atau prolactinoma

• Trauma, kecelakan sehinga testis rusak

• Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis

• Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi contoh :

operasi prostat, operasi tumor saluran kemih

• Riwayat vasektomi

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

• Disfungsi ereksi berat

• Ejakulasi retrograt

• Hypo/epispadia

• Mikropenis

• Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha

• Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)

• Saluran sperma yang tersumbat

• Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )

• Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)

Page 11: KONSEP INFERTILITAS

• Abnormalitas cairan semen

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

• Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik

C. Pemeriksaan Fisik

Terdapat berbagai kelainan pada organ genital, pria atupun wanita.

D. Pemeriksaan penunjang

a. Wanita

• Deteksi Ovulasi

• Analisa hormon

• Sitologi vagina

• Uji pasca senggama

• Biopsy endometrium terjadwal

• Histerosalpinografi

• Laparoskopi

• Pemeriksaan pelvis ultrasound

b. Pria

• Analisa Semen

• Parameter

• Warna Putih keruh

Page 12: KONSEP INFERTILITAS

• Bau Bunga akasia

• PH 7,2 – 7,8

• Volume 2 – 5 ml

• Viskositas 1,6 – 6,6 centipose

• Jumlah sperma 20 juta / ml

• Sperma motil > 50%

• Bentuk normal > 60%

• Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik

• persentase gerak sperma motil > 60%

• Aglutasi Tidak ada

• Sel – sel Sedikit,tidak ada

• Uji fruktosa 150-650 mg/dl

• Pemeriksaan endokrin

• USG

• Biopsi testis

• Uji penetrasi sperma

• Uji hemizona

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada kasus infertilitas

Page 13: KONSEP INFERTILITAS

a. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostic

b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fertilitas

c. Berduka dan antisipasi berhubungan dengan prognosis yang buruk

d. Nyeri akut berhubungan dengan efek test diagnostic

e. Ketidakberdayaan berhubungan dengan kurang control terhadap prognosis

f. Resiko tinggi terhadap kerusakan koping induvidu / keluarga berhubungan dengan

metode yang digunakan dalam investigasi fertilitas

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1 Ansietas

berhubungan

dengan

ketidaktahuan

tentang akhir

proses diagnostik

Mengurangi ansietas /

rasa takut

a. Jelaskan tujuan test

dan prosedur

b. Tingkatkan

ekspresi perasaan

dan takut, contoh :

menolak, depresi,

dan marah.

c. Biarkan pasien /

orang terdekat

mengetahui ini

sebagai reaksi

yang normal

d. Dorong keluarga

untuk menganggap

pasien seperti

sebelumnya

e. Kolaborasi :

berikan sedative,

tranquilizer sesuai

indikasi Mungkin

diperlukan untuk

a. Menurunkan cemas

dan takut terhadap

diagnosa dan

prognosis

b. Perasaan tidak

diekspresikan dapat

menimbulkan

kekacauan internal

dan efek gambaran

diri

c. Klien mampu

mengungkapkan

tentang infertilitas

dan bagaimana

treatmentnya

d. Meyakinkan bahwa

peran dalam

keluarga dan kerja

tidak berubah

Page 14: KONSEP INFERTILITAS

membantu pasien

rileks sampai

secara fisik mampu

untuk membuat

startegi koping

adekuat

2 Gangguan konsep

diri : harga diri

rendah

berhubungan

dengan gangguan

fertilitas

Memfasilitasi

integritas diri konsep

pribadi dan perubahan

gambaran

Diri

a. Tanyakan dengan

nama apa pasien

ingin dipanggil

b. Identifikasi orang

terdekat dari siapa

pasien

memperoleh

kenyaman dan

siapa yang harus

memberitahukan

jika terjadi

keadaan bahaya

c. Dengarkan dengan

aktif masalah dan

ketakutan pasien

d. Dorong

mengungkapkan

perasaan,

menerima apa

yang dikatakannya

e. Diskusikan

pandangan pasien

terhadap citra diri

dan efek yang

a. Menunjukan keopan

santunan /

penghargaan dan

pengakuan personal

b. Memungkinkan

privasi untuk

hubungan personal

khusus, untuk

mengunjungi atau

untuk tetap dekat

dan menyediakan

kebutuhan

dukungan bagi

pasien

c. Menyampaikan

perhatian dan dapat

dengan lebih efektif

mengidentifikasi

kebutuhan dan

maslah serta strategi

koping pasien dan

seberapa efektif

d. Membantupasien /

orang terdekat

Page 15: KONSEP INFERTILITAS

ditimbulkan dari

penyakit / kondisi

untuk memulai

menerima

perubahan dan

mengurangi ansietas

mengenai

perubahan fungsi /

gaya hidup

e. Persepsi pasien

mengenai

perubahan pada

citra diri mungkin

terjadi secara tiba-

tiba atau kemudian

3 Berduka dan

antisipasi

berhubungan

dengan prognosis

yang buruk

Tujuan: Memfasilitasi

proses berduka

Kriteria evaluasi,

pasien akan:

Menunjukan rasa

pergerakan

kearah resolusi

dan rasa berduka

dan harapan

untuk masa depan

Fungsi pada

tingkat adekuat,

ikut serta dalam

pekerjaan

a. Berikan

lingkungan yang

terbuka dimana

pasien merasa

bebas untuk dapat

mendiskusikan

perasaan dan

masalah secara

realitas

b. Identifikasi tingkat

rasa duka /

disfungsi :

penyangkalan,

marah, tawar –

menawar, depresi,

penerimaan

c. Dengarkan dengan

a. kemampuan

komunikasi

terapeutik seperti

aktif

mendengarkan,

diam, selalu

bersedia, dan

pemahaman dapat

memberikan pasien

kesempatan untuk

berbicara secara

bebas dan

berhadapan dengan

perasaan

b. Kecermatan akan

memberikan pilihan

intervensi yang

Page 16: KONSEP INFERTILITAS

aktif pandangan

pasien dan selalu

sedia untuk

membantu jika

diperlukan

d. Identifikasi dan

solusi pemecahan

masalah untuk

keberadaan respon

– respon fisik,

misalnya makan,

tidur, tingkat

aktivitas dan hasrat

seksual

e. Kaji kebutuhan

orang terdekat dan

bantu sesuai

petunjuk

f. Kolaborasi : rujuk

sumber – sumber

lainnya misalnya

konseling,

psikoterapi sesuai

petunjuk

sesuai pada waktu

induvidu

menghadapi rasa

berduka dalam

berbagai cara yang

berbeda

c. Proses berduka

tidak berjalan dalam

cara yang teratur,

tetapi fluktuasainya

dengan berbagai

aspek dari berbagai

tingkat yang

muncul pada suatu

kesempatan yang

lain

d. Mungkin

dibutuhkan

tambahan bantuan

untuk berhadapan

dengan aspek –

aspek fisik dari rasa

berduka

e. Identifikasi dari

masalah – masalah

berduka

disfungsional akan

mengidentifikasi

intervensi

individual

Page 17: KONSEP INFERTILITAS

f. Mungkin

dibutuhkan bantuan

tambahan untuk

mengatasi rasa

berduka, membuat

rencana, dan

menghadapi masa

depan

4 Nyeri akut

berhubungan

dengan efek test

diagnostik

Tujuan : nyeri dapat

teratasi

a. Catat lokasi,

lamanya

intensitas dan

penyebaran.

Perhatikan tanda

nonverbal, contoh

peningkatan TD

dan nadi, gelisah,

merintih

b. Jelaskan

penyebab nyeri

dan pentingnya

melaporkan ke

staff terhadap

karakteristik nyeri

c. Berikan tindakan

relaksasi, contoh

pijatan,

lingkungan

istirahat

a. Untuk menentukan

intervensi

selanjutnya

b. Memberikan

kesempatan untuk

pemberian

analgesik sesuai

waktu

c. Menurunkan

tegangan otot dan

meningkatan

koping efektif

d. Mengarahkan

kembali perhatian

dan membantu

dalam relaksasi

otot

Page 18: KONSEP INFERTILITAS

d. Bantu atau dorong

penggunaan nafas

efektif, bimbingan

imajinasi dan

aktivitas

terapeutik

5 Ketidakberdayaan

berhubungan

dengan kurang

control terhadap

prognosis

Tujuan :

mengembalikan

kemandirian pasien

Kriteria evalausi :

Mendemonstrasik

an teknik /

perubahan gaya

hidup untuk

memenuhi

kebutuhan

perawatan diri

Melakukan

aktivitas

perawatan diri

dalam tingkat

kemampuan

sendiri

Mengidentifikasi

sumber pribadi /

komunitas

memberikan

bantuan sesuai

kebutuhan

a. Kaji kemampuan

dan tingkat

kekeurangan

untuk melaukan

kebutuhan sehari

– hari

b. Hindari melaukan

sesuatu untuk

pasien yang dapat

dilakukan pasien

sendiri, tetapi

berikan bantuan

sesuai kebutuhan

c. Sadari prilaku /

aktivitas

impulsive karena

gangguan dalam

mengambil

keputusan

d. Pertahan kan

dukungan, sikap

yang tegas, beri

pasien waktu

yang cukup untuk

a. Membantu dalam

mengantisipasi /

merencanakan

pemenuhan

kebutuhan secara

individual

b. Pasien ini mungkin

menjadi sangat

ketakutan dan

sangat tergantung

dan meskipun

bantuan yang

diberikan

bermamfaat dalam

mencegah frustasi,

adalah penting bagi

pasien untuk diri

sendiri untuk

mempertahankan

harga diri

c. Dapat menunjukan

kebutuhan

intervensi dan

pengawasan

Page 19: KONSEP INFERTILITAS

mengerjakan

tugasnya

tambahan untuk

meningkatakan

keamanan pasien

d. Pasien akan

memerlukan empati

tetapi perlu untuk

mengetahui pemberi

asuhan yang akan

membantu pasien

secara konsisten

6 Resiko tinggi

terhadap

kerusakan koping

induvidu /

keluarga

berhubungan

dengan metode

yang digunakan

dalam investigasi

fertilitas

Tujuan : Mendorong

kemampuan koping

yang efektif dari

pasien / keluarga

Kriteria evalausi :

Mengidentifikasi

tingkah laku

koping yang tidak

efektif dan

konsekuensi

Menunjukan

kewaspadaan dari

koping pribadi /

kemampuan

memecahkan

masalah

Memenuhi

kebutuhan

psikologis yang

ditunjukan

a. Kaji keefektifan

strategi koping

dengan

mengobservasi

prilaku, misalnya

kemampuan

menyatakan

perasaan dan

perhatian,

keinginan

berpartisipasi

dalam rencana

pengobatan

b. Bantu klien untuk

mengidentifikasi

sterssor spesifik

dan kemungkinan

strategi untuk

mengatasinya

c. Libatkan pasien

a. Mekanisme adaptif

perlu untuk

mengubah pola

hidup seseoarang,

mengatasi

hipertensi kronik,

dan

mengintegrasikan

terapi yang

diharuskan kedalam

kehidupan sehari –

hari

b. Pengenalan

terhadap stressor

adalah langkah

pertama dalam

mengubah respons

seseorang terhadap

stressor

c. Keterlibatan

Page 20: KONSEP INFERTILITAS

dengan

mengekspresikan

perasaan yang

sesuai,

identifikasi

pilihan dan

pengguanaan

sumber – sumber

Membuat

keputusan dan

menunjukan

kepuasaan dengan

pilihan yang

diambil.

dalam

perencanaan

perawatan dan

beri dorongan

partisipasi

maksimal dalam

rencana

pengobatan

d. Dorong pasien

untuk

mengevaluasi

prioritas / tujuan

hidup. Tanyakan

pertanyaan seperti

“ apakah yang

anda lakukan

merupakan apa

yang anda

inginkan?”

e. Bantu pasien

untuk

mengidentifikasi

dan mulai

merencanakan

perubahan hidup

yang perlu. Bantu

untuk

menyesuaikan,

dibanding

membatalkan

tujuan dari /

memberikan pasien

perasaan kontrol

diri yang

berkelanjutan,

memperbaiki

keterampilan

koping dan dapat

meningkatkan

kerjasama dalam

regimen terapeutik

d. Focus perhatian

pasien pada realitas

situasi yang ada

relative terhadap

pandangan pasien

tentang apa yang di

inginkan

e. Perubahan yang

perlu harus

diprioritaskan

secara realistic

untuk menghindari

rasa tidak menentu

dan tidak berdaya

Page 21: KONSEP INFERTILITAS

keluarga.

Daftar Pustaka

Doenges, Marilynn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien. Jakarta : EGCLion, Elizabeth M. 1982.Human sexuality in Nursing Prosess.New York ; Wiley medical

http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2008/12/askep-pada-klien-dengan-infertilitas.html

http://agungnurse.blogspot.com/2009/04/askep-infertilitas_5694.html

http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/08/askep-infertilitas/

http://wikimedya.blogspot.com/2010/04/definisi-jenis-dan-penyebab.html

http://www.asuhan-keperawatan-kebidanan.co.cc/2010/03/infertilitas.html