Post on 13-Aug-2015
description
Status Ujian Psikiatri
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR TIPE EPISODIK MANIK DENGAN GEJALA PSIKOSIS
OLEH
Krestina M Tuhalauruw
070 111 138
PENGUJI
Prof. DR. B. H. R. Kairupan, MSc, SpKJ (K)
BAGIAN/SMF ILMU KEDOKTERAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGIMANADO
2013
1
Gangguan Afektif Bipolar, Episodik Kini Manik
dengan Gejala Psikosis ( F31.2)
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn Demsy Karanguan
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat/tanggal lahir : Sea, 26 desember 1963
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan terakhir : Tamat Diploma III
Pekerjaan : Guru
Suku bangsa : Minahasa
Agama : Kristen katolik
Alamat sekarang : Sea Induk, Kecamatan Pineleng
Tanggal datang ke RS : 22 Februari 2013
Cara datang ke RS : Pasien datang dengan keluarga
Tanggal pemeriksaan : 22 Februari 2013
Tempat pemeriksaan : UGD Jiwa RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
RIWAYAT PSIKIATRIK
Diperoleh dari : Pasien
Autoanamnesis, tanggal 22 Februari 2013 pukul 10.00 WITA.
Keluhan utama.
- Marah-marah.
- Aktivitas yang berlebihan lebih daripada biasanya
2
Riwayat gangguan sekarang
Keluhan marah-marah dialami pasien sekitar kurang lebih 2 bulan yang lalu
sebelum diantar ke rumah sakit. awalnya pasien marah-marah sampai pasien
sempat melempar kaca jendela rumah pasien. saat ditanyakan alasan yang
mendasari pasien melakukan hal tersebut, pasien mengatakan sikap pasien seperti
ini didasari atas perubahan istri pasien yakni selalu memarahi pasien tanpa ada
penyebab yang pasti. Menurut pasien mungkin istrinya telah berselingkuh di
belakangnya, hal ini membuat pasien merasa tidak nyaman berada di rumah,
bahkan pernah beberapa kali pasien melarikan diri dari rumahnya, dan mengambil
keputusan untuk bercerai dengan istrinya akibat dari tidak tahan terhadap sikap
istrinya yang demikian. Beberapa bulan terakhir ini pasien mengatakan terjadi
penurunan berat badan dari 60 kg menjadi 52 kg, hal ini dikatakan pasien akibat
aktivitas fisiknya yang berlebihan. Menurutnya pola tidurnya menjadi tidak
teratur, yang dahulunya pasien memiliki kebiasaan istirahat yang cukup teratur,
tetapi dalam 4 bulan terakhir ini terjadi peningkatan aktivitas pada pasien yakni
sering bekerja di telaga tepat dibelakang rumah pasien sampai larut malam,
bahkan pernah sampai subuh, dan saat pagi harinya pasien melanjutkan aktivitas
rutinitas seperti biasanya sebagai seorang guru. Sebelumnya pasien tidak pernah
mengalami seperti ini. Saat ditanyakan mengenai pola makan pasien, menurutnya
pola makannya sangat baik dan teratur. Pasien dulu adalah seorang mahasiswa di
Universitas Manado (UNIMA) Diploma III program studi bahasa inggris.
Menurut pasien, dia adalah satu-satunya siswa yang saat itu memiliki prestasi
yang lebih dibandingkan dengan teman-teman pasien lainnya. Karena semenjak
pasien ada di bangku perkuliahan, indeks prestasi pasien selalu 4, sampai setelah
pasien menamatkan perkuliahannya.
Riwayat gangguan sebelumnya
Pasien pernah dirawat di RS Prof. V. L. Ratumbuysang kurang lebih 2 tahun yang
lalu. pasien pernah dirawat akibat adanya aktivitas pasien yang berlebihan
sehingga pasien mengalami penurunan berat badan pasien yang drastis yang
3
awalnya pasien 62 kg tun menjadi 50 kg. hal ini membuat pasien menjadi tidak
nyaman bahkan terjadi hambatan dalam pasien menjalankan aktivitas
kesehariannya.
Riwayat gangguan medis
Tidak ada gangguan medis lainnya.
Riwayat penggunaan zat psikoaktif :
Pasien Pasien tidak pernah menggunakan zat-zat psikoaktif dan alkohol.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI.
Riwayat prenatal dan perinatal.
Pasien lahir normal di rumah dibantu oleh bidan. Pasien lahir spontan dan
langsung menangis, tidak ada kelainan saat kelahiran. Tidak terdapat masalah
pada saat saat kehamilan dan persalinan.
Riwayat masa anak-anak awal (usia 0 – 3 tahun)
Pasien anak ke 2 dari 3 bersaudara (♂,♂,♀). Pasien mendapat air susu ibu (ASI)
dari ibu pasien sampai pasien berusia 1 tahun. gangguan pada saat tidur tidak ada,
mengguncangkan tubuh dan membantingkan kepala tidak dilakukan penderita
jika kebutuhannya tidak terpenuhi. Pasien termasuk anak yang tidak dapat diam.
Riwayat masa kanak pertengahan (usia 3 – 11 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang dengan normal. Saat pasien duduk di bangku
sekolah dasar (SD) pasien termasuk anak yang rajin dan pandai.
Riwayat masa anak – anak akhir ( pubertas sampai masa remaja).
Pasien termasuk anak yang rajin di rumah. Hubungan antar keluarga sangat baik.
Pasien merupakan orang yang suka bergaul baik dalam lingkungan keluarga
maupun dalam lingkungan dimana pasien ada. Menurut pasien saat dia ada di
bangku SMA pasien sangat aktif di bidang olahraga khususnya olahraga bola voli.
Saat pasien ada di bangku SMA pasien pernah berkelahi dengan kaka tingkat
pasien akibat kesalahpahaman, tetapi hal itu tidak sampai berdampak dalam
proses hukum. Pasien tidak memiliki riwayat kebiasaan penggunaan narkotika,
dan alkohol, tetapi pasien memiliki kebiasaan merokok. Tokoh yang sangat
4
diidolakan pasien saat masa remaja adalah ibu pasien. Saat pasien duduk di
bangku SMA, pasien sudah pernah kencan dengan teman sekolahnya.
Riwayat masa dewasa.
- Riwayat pekerjaan.
Pasien berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah menengah pertama
katolik(SMP Katolik). Hubungan sosial pasien dengan teman-teman
sekerjanya sangat baik.
- Riwayat perkawinan.
Pasien sudah menikah dan memiliki 3 orang anak (♀.♀,♀)
- Riwayat pendidikan
Pasien adalah lulusan Universitas Manado Program diploma III program studi
bahasa inggris, dengan prestasi akademik sangat baik. Menurut pasien, dia
merupakan lulusan terbaik diantara teman-temannya dilihat dari pencapaian
indeks prestasi pasien yang lebih tinggi dibandingkan teman-temannya yakni
IP 4 sejak pasien duduk di bangku perkuliahaan sampai pasien menamatkan
pendidikannya.
Kehidupan beragama.
Pasien beragama kristen katolik. Pasien sangat aktif terlibat dalam kegiatan
agama, dan pernah menjabat sebagai ketua kaum bapak dalam perkumpulan
ibadah.
- Aktifitas sosial.
Pasien merupakan pribadi yang sangat ramah dan aktif dalam kegiatan-
kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggal pasien.
- Riwayat pelanggaran hukum.
Pasien tidak pernah terlibat dalam suatu pelanggaran hukum.
Situasi kehidupan sekarang
Pasien tinggal bersama dengan istri dan 2 anak pasien. Anak pasien yang tertua
sementara melanjutkan studi di salah satu universitas di Jakarta.
5
Riwayat keluarga.
Pasien adalah anak kedua dari tiga bersaudara, hidup dalam keluarga yang
berkecukupan. Hubungan antara keluarga sangat baik . Tidak ada dikeluarga yang
menderita seperti ini.
Genogram
: perempuan
: laki-laki
: pasien
Faktor herediter : Tidak ada dari keluarga pasien yang merasakan
keluhan yang sama seperti pasien.
PEMERIKSAAN STATUS MENTALIS
Deskripsi umum
- Penampilan
Pasien adalah seorang laki-laki , usia 49 tahun sesuai dengan usia, penampilan
santai, kulit sawo matang, rambut hitam terawat, menggunakan baju berwarna
biru dan celana pendek abu - abu. Ekspresi wajah tampak senang.
- Perilaku dan aktivitas psikomotor
Selama wawancara pasien terlihat hiperaktivitas. Pasien menjawab pertanyaan
tepat, sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.
- Sikap terhadap pemeriksa.
Bekerja sama, bersahabat dan menyenangkan.
6
Pasien
Ayah Ibu
Mood dan Afek
- Mood : euforik
- Afek : sesuai (appropriate affect)
- Kesusuaian : sesuai
Karakteristik bicara
Selama wawancara pasien berbicara spontan, dan terlihat senang berbicara,
Gangguan persepsi
Halusinasi dan ilusi tidak ditemukan pada pasien.
Pikiran
- Proses/bentuk pikiran : koheren
- Isi pikir : waham
Kesadaran dan fungsi kognitif
- Tingkat kesadaran : compos mentis
- Orientasi :
a. Orientasi waktu
Baik, pasien dapat mengingat tanggal lahirnya
b. Orientasi tempat
Baik, pasien dapat mengetahui dirinya sedang berada di RS. Prof. Dr. V.
L. Ratumbuysang
c. Orientasi orang
Baik, pasien dapat mengenali dokter, perawat, anak – anak , ayah dan ibu
pasien
Daya konsentrasi dan perhatian : baik
Kemampuan membaca dan menulis : baik
Kemampuan visuopasial : baik.
Saat pasien di perintahkan untuk menggambarkan sebuah jam dinding, pasien
dengan benar menggambar sesuai dengan yang diperintahkan.
7
Berpikir abstrak : baik,
ketika meminta pasien untuk membedakan antara buah apel dan pir, pasien
dengan benar dapat membedakannya.
Informasi dan intelegensia : baik
Tilikan : Tilikan III
Pasien sadar bahwa dia sakit tetapi melemparkan kesalahan pada orang lain, pada
faktor eksternal dan faktor genetik.
Taraf dapat dipercaya : pasien dapat dipercaya
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Tampak sehat
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital : T : 110/80 mmHg, N : 80x/m, R : 20x/m, S : 36ºC
Kepala : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterus -/-
Thoraks : Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : Datar, lemas, peristaltik (+) normal
Hepar/Lien : Tidak teraba
Ekstremitas : Edema (-), turgor kembali cepat, akral hangat
Pemeriksaan neurologis
GCS : E4M6V5
TRM : Tidak ada
Mata : Gerakan normal searah, pupil bulat isokor, refleks cahaya +/+
Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
8
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA.
Berdasarkan anamnesis didapatkan pasien laki-laki berumur 49 tahun, suku
Minahasa agama kristen katolik, pendidikan terakhir diploma III program studi
bahasa inggris. Pasien seorang guru di smp katolik. Pasien datang dengan
keluarga ke UGD Jiwa RS. Prof. V. L. Ratumbuysang dengan keluhan marah-
marah sampai melempar kaca rumah pasien.
Pasien mengalami keluhan seperti ini sejak 2 bulan terakhir sebelum pasien
diantar ke RS. Prof. V. L. Ratumbuysang, menurut pasien perubahan yang
dialami pasien diakibatkan perilaku istrinya yang sering memarahi pasien tanpa
alasan. Selain itu, terjadi peningkatan aktivitas yang berlebihan oleh pasien.
pasien dahulu merupakan seorang yang sangat suka bekerja, tetapi tidak sampai
berlebihan seperti apa yang di alami pasien beberapa bulan terakhir ini. Sejak 2
bulan terakhir, pasien mengaku sudah sering sekali melakukan aktivitas di telaga
tepat dibelakang rumah pasien sampai larut malam bahkan pernah sampai subuh.
bahkan dia mengalami penurunan berat badan sampai 8 kg dalam 2 bulan
terakhir. Awalanya berat badan pasien 60 kg, tetapi sekarang menjadi 52 kg. Pada
pemeriksaan status mental didapatkan mood pasien euforia , afek normal dan ada
kesesuaian. Selama wawancara pasien menjawab tepat sesuai dengan pertanyaan.
Artikulasi jelas, volume besar dan intonasi jelas. Pada pasien ditemukan adanya
gagasan kebesaran . Arus pikiran koheren. Isi pikir tidak ditemukan adanya
waham. Orientasi tempat, waktu dan orang baik. Derajat tilikan III. Tidak
ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : Gangguan afektif bipolar episodik kini manik dengan gejala
psikosis (F31.2)
Aksis II : Tidak ditemukan
9
Aksis III : Tidak ada kelainan
Aksis IV : Tidak ditemukan
Aksis V : GAF 90 – 81 gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidaklebih
dari masalah harian yang biasa.
PROBLEM
Organobiologi : Tidak ada
Psikologi : Mood euphoria , afek sesua (appropriate affect),
adanya kesesuaian.
Lingkungan dan sosial ekonomi
pasien mengalami masalah dalam keluarga yakni dengan istri pasien.
PERENCANAAN TERAPI
- Psikofarmako
Lithium carbonate 1 x 300 mg
Haloperidol 3 x 1,5 mg
- Psikoterapi dan intervensi psikososial
Dalam bentuk psikoedukasi, yakni terhadap pasien dan keluarga.
Terhadap pasien
- Memberikan edukasi terhadap pasien agar memahami gangguannya lebih
lanjut, efek samping yang muncul, pentingnya kepatuhan dan keteraturan
minum obat, perbaikan fungsi sosial dan pencapaian kualitas hidup yang lebih
baik.
- Memberikan pengertian bahwa gangguan ini dapt disembuhkan, memotivasi
dan memberi dukungan kepada pasien.
Terhadap keluarga
- Menyampaikan informasi kepada keluarga mengenai kondisi pasien dan
menyarankan untuk senantiasa memberi dukungan selama masa pengobatan.
10
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
ANJURAN
Dianjurkan kepada keluarga pasien agar mengawasi pasien sehingga pasien
mengonsumsi obatnya dengan teratur dan memberikan perhatian yang lebih
kepada pasien.
DISKUSI
Diagnosis pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis. Dari anamnesis
ditemukan gejala-gejala yang berkaitan dengan gangguan afektif bipolar episodik
kini manik dengan gejala psikosis. Berdasarkan PPDGJ III, pedoman diagnostik
gangguan afektif bipolar episodik kini manik dengan gejala psikosis ialah
episodik yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala
psikotik (f.30.2) ; dan harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik, manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.
Pada pasien ini ditemukan adanya peningkatan dalam jumlah aktivitas, yakni
kurang lebih 2 bulan terakhir pasien biasanya bekerja di telaga tepat dibelakang
rumah pasien sampai larut malam, bahkan pernah beberapa kali hal ini dilakukan
pasien sampai subuh, dan pagi harinya pasien menjalankan aktivitas rutinitas
pasien sebagai seorang guru. Selain itu pasien juga pernah memliki riwayat
gangguan sebelumnya yakni terjadi peningkatan aktivitas berlebihan sehingga
mengalami penurunan berat badan yang drastis. Hal ini sesuai dengan kriteria
diagnosis episodik manik berdasarkan PPDGJ III yakni adanya peningkatan dalam
jumlah dan kecepatan aktivitas fisik, dan adanya satu episodik afektif dimasa
lampau (manik) Selain gejala diatas, pada pasien juga ditemukan adanya suatu
gagasan kebesaran yang ditemukan yakni menurutnya,dia adalah seorang yang
sangat berprestasi saat dia duduk di bangku perkuliahan , bahkan dalam
pekerjaannya pun menunjukan prestasi yang sangat baik. Menurut pasien beberapa
kali pasien mengikuti beberapa perlombaan dan pasien mendapat prestasi yang
11
terbaik. Berdasarkan PPDGJ III, dasar diagnosis dari mania dengan gejala psikotik
adalah dengan ditemukannya gambaran klinis mania, dan disertai dengan adanya
harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran yang dapat berkembang
menjadi waham kebesaran (delusion of grandeur). Hal ini sesuai dengan gejala
yang ditemukan pada pasien yakni memiliki gagasan kebesaran.
Pada pasien diberikan lithium carbonate 300 mg (frimania)dengan dosis 1 kali
sehari dan haloperidol 1,5 mg dengan dosis 3 kali sehari. Pada pasien diberikan
lithium carbonate dengan alasan karena lithium carbonate merupakan obat anti
mania, dan mekanisme kerjanya yakni mengurangi dopamine reseptor
supersensitivity dengan meningkatkan cholinergic-muscarinic activity dan
menghambat cyclic AMP(adenosine monophosphate) dan phosphoinositides.
Selain diberikannya lithium carbonate, pada pasien juga diberikan haloperidol 1,5
mg dengan dosis 3 kali sehari. Alasan pemberian haloperidol pada pasien ini
adalah karena pada pasien terdapat gejala psikosis sehingga obat pilihan yang
diberikan pada pasien ini adalah haloperidol. Haloperidol merupakan obat anti
psikosis, mekanisme kerja pada haloperidol adalah dengan memblokade dopamine
pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya di limbik dan
ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor antagonists) juga terhadap “serotonin 5
HT2 reseptors”.
12