Bipolar Episode Manik

30
م ي ح ر ل ا ن م ح ر ل له ا ل ما س بSTATUS PSIKIATRI I. RIWAYAT PSIKIATRIK : J. Identitas Pasien Nama : Ahmad Farid Umar Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat tanggal lahir : Palembang,11 Desember 1986 Usia : 22 tahun Agama : Islam Suku bangsa : Palembang Pendidikan : SMA Status : Belum menikah Pekerjaan : - Tanggal masuk RS : 11 Juni 2008 jam 23.00 WIB, dijemput oleh pihak RSIJ Klender Riwayat Perawatan : a. Rawat jalan : - b. Rawat inap : -

description

psikiatri

Transcript of Bipolar Episode Manik

Page 1: Bipolar Episode Manik

الرحيم الرحمن الله بسم

STATUS PSIKIATRI

I. RIWAYAT PSIKIATRIK :

J. Identitas Pasien

Nama : Ahmad Farid Umar

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat tanggal lahir : Palembang,11 Desember 1986

Usia : 22 tahun

Agama : Islam

Suku bangsa : Palembang

Pendidikan : SMA

Status : Belum menikah

Pekerjaan : -

Tanggal masuk RS : 11 Juni 2008 jam 23.00 WIB,

dijemput oleh pihak RSIJ Klender

Riwayat Perawatan :

a. Rawat jalan : -

b. Rawat inap : -

Hobby : Berenang

2. Keluhan / Alasan Terapi

Berdasarkan :

Autoanamnesis : Pada tanggal 16 juni 2008.

Alloanamnesis : Oleh kakak dan ayah pasien, pada tanggal 16 juni 2008

Jam 12.00 WIB dan 16.00 WIB.

Page 2: Bipolar Episode Manik

A. Keluhan Utama

(Alloanamnesis dari ayah pasien)

Beberapa jam SMRS pasien marah-marah, mengamuk,

memukul ibunya dan memecahkan kaca.

B. Keluhan Tambahan

Pasien di Asrama mengamuk/gelisah, emosi labil, sakit

sekitar 1 tahun, berobat keduren sawit dan bogor.

3. Identifikasi Pasien

Seorang laki-laki, postur tubuh astenikus, dengan tinggi badan sedang.

Saat wawancara pasien memakai piama sambil mendengarkan Mp3,

pasien tampak tenang dan kontak mata cukup baik, menjawab pertanyaan

seadanya.

4. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke RSIJ Klender di jemput oleh petugas RSIJ Klender

atas permintaan keluarganya. Beberapa jam sebelum masuk rumah sakit

pasien marah marah karena bertengkar dengan mantan pacarnya yang saat itu

datang kekampus karena disuruh oleh ibunya untuk menemui pasien. saat

pasien bertengkar dengan mantan pacarnya, sang ibu mencoba menengahinya

tetapi pasien menyangka ibunya lebih membela mantan pacarnya, sehingga

pasien merasa diperlakukan tidak adil, akibatnya pasien, mengamuk, memukul

wajah ibunya dengan tangan kanan yang mengakibatkan luka robek pada

pelipis ibu dan saat ini ibu pasien sedang dirawat di Rumah Sakit Pertamina.

Selain itu pasien juga mengucapkan kata kata kotor (seperti anjing, babi,

kontol, ngentot). Setelah memukul ibunya pasien melampiaskan kekesalannya

dengan cara memukul kaca sampai tangannya terluka dan berdarah, kemudian

pasien juga membenturkan sikunya ke tembok.

Pasien mengaku memukul ibunya selain karena kesal akibat terlalu

membela mantan pacarnya, dia juga kesal karena terlalu banyak aturan dan

keinginan dari ibu yang harus dipatuhi oleh anak anaknya sehingga pasien

Page 3: Bipolar Episode Manik

merasa terkekang. Pasien mengatakan pada kakaknya menyesal telah

memukul ibunya, tetapi belum berkeinginan meminta maaf kepada Ibunya.

5. Riwayat Gangguan Sebelumnya

Sejak kecil ± berumur 3 tahun, pasien kurang mendapatkan kasih

sayang dari kedua orang tuanya, karena waktu itu ibu pasien sedang

melanjutkan kuliah ke Autralia untuk mengambil gelar MSc, dan ayah sibuk

bekerja di PT. Way Hitam dan Kendon permai dalam bidang produksi

keramik di Palembang. Karena kesibukan kedua orang tuanya, pasien di asuh

oleh neneknya.

Sejak umur pasien ± 4 tahun, hubungan kedua orang tuanya sudah

tidak harmonis lagi sehingga kedua orang tua pasien memutuskan untuk

berpisah sementara dan pasien ikut ibunya ke Jakarta.

Pada tahun 1999 (usia pasien ± 13th) kedua orang tua pasien resmi bercerai,

kemudian pada tahun 2000, ibu pasien kembali menikah lagi.

Setelah pasien mengetahui orang tuanya bercerai, pasien mulai

menunjukkan sikap tidak seperti biasanya, seperti menarik diri dari pergaulan

dan sering menyendiri dikamar sambil merokok.

Menurut penuturan ayah pasien, waktu duduk dibangku SMP, pasien

pernah mengikuti kegiatan keagamaan (N-II) selama satu hari satu malam,

dimana sepulang dari kegiatan itu pasian terlihat makin kacau, berbicara

ngelatur dan mulai ikut pergaulan yang tidak baik serta sering keluar malam.

Selain itu pasien juga mengaku mengkonsumsi obat obatan seperti heroin,

putau dan sabu sabu yang didapat dari bandarnya langsung, tanpa

sepengetahuan keluarga pasien.

Menginjak bangku SMU pasien mulai mengenal berpacaran tetapi

tidak mendapat izin dari ibunya, karena berpacarnya dengan seorang janda

yang menurut ibunya tidak sebanding dengan usia pasien, sehingga ibu pasien

memutuskan untuk memisahkan hubungan mereka.

Page 4: Bipolar Episode Manik

Sejak saat itu pasien kembali menunjukan sikap yang aneh, selalu

menyendiri, malas beraktifitas (seperti mandi, makan dll) dan bila ditanya

tentang perilakunya pasien hanya diam dan kadang marah-marah. Pasien

menuturkan, alasan pasien marah-marah adalah selain karena hubungannya

dipisahkan oleh ibunya, ia juga tidak ingin dirinya dianggap sebagai anak

kecil yang selalu diatur.

Tamat SMU perilaku pasien makin sulit diatur, ibu pasien memutuskan

untuk memasukkan pasien ke pesantren Darut tauhid di bandung selama ± 1

bulan. Setelah pulang dari pesantren pasien sedikit mulai ada perbaikan.

Kemudian pasien masuk kuliah di Universitas negeri Jakarta Jurusan

Sastra Arab karena keinginannya sendiri, tetapi pasien hanya bertahan 2

semester karena merasa pelajarannya terlalu sulit, dan berencana untuk

pindah jurusan di bidang kesenian tapi sang ibu menentang dan memaksa

pasien untuk masuk kuliah ke Akedemi Keperawatan di PHI yang dikelola

ibunya dengan maksud agar pasien dapat meneruskan kedudukan ibu sebagai

Kepala Yayasan Akedemi Keperawatan PHI.

Pada awal perkuliahan pasien tampak menikmatinya tetapi pada

tingkat ketiga pasien mulai malas kuliah. Dari pengakuannya, pasien melihat

mantan pacarnya berpacaran dengan sahabat dekatnya, kemudian pasien

merasa terpukul dan sakit hati ditambah perlakuan sang ibu yang terlalu

mengatur dan memaksakan kehendak.

Ibu pasien mengira perubahan perilaku anaknya seperti malas kuliah

akibat dipisahkan dengan sang pacar, akhirnya karena keluarga dan juga

ibunya tidak dapat mengatasi perilaku anaknya kemudian keluarga terutama

sang ibu pasien memutuskan untuk mengundang mantan pacarnya untuk

bertemu pasien, dengan harapan pasien dapat berubah menjadi lebih baik bila

bertemu lagi dengan mantan pacarnya (keluarga tidak mengetahui kalau

pasien telah membenci mantan pacarnya). Kemudian pasien bertemu dan

bertengkar dengan mantan pacarnya.

Page 5: Bipolar Episode Manik

6. Riwayat Pribadi Sebelum Sakit

A. Masa Prenatal

Menurut ayah pasien, pasien anak yang diharapkan, selama

kehamilan ibu pasien sehat, ia tidak pernah mengalami sakit atau

hal-hal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin. Pasien

lahir cukup bulan, spontan melalui proses normal, ditolong oleh

bidan, BB : 3250 kg, TB : 50. Pasien adalah anak yang

dikehendaki oleh kedua orang tuanya.

B. Masa Kanak-Kanak Dini (0-3 tahun)

Pasien diasuh oleh orang tua kandungnya dan diberi ASI

selama ± 2 tahun dan tumbuh normal seperti anak seusianya.

Menurut kakaknya pasien manja terutama pada ibunya, karena

pasien anak bungsu di keluarganya.

C. Masa Kanak-Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Secara fisik pasien tumbuh normal seperti anak-anak

seusianya tetapi menurut ayahnya pasein adalah anak yang

pendiam dan pemalu dan ia kurang suka bermain keluar rumah.

Kurang lebih saat pasien berumur 3 tahun, pasien diasuh oleh

neneknya karena kesibukan orang tuanya.

D. Masa Pubertas dan Masa Remaja

Pasien termasuk orang yang kurang suka bergaul, tidak

mempunyai banyak teman, hubungan dengan keluarga tidak terlalu

dekat, karena kesibukan anggota keluarga masing-masing. Pasien

hanya dekat dengan kakak yang kedua, tetapi pasien tidak pernah

terbuka tentang masalah pribadinya kepada siapapun. Saat SMP

pasien mulai mencoba untuk merokok dan mengkonsumsi obat

obatan separti heroin, putau dan sabu-sabu. Pasien mulai

Page 6: Bipolar Episode Manik

berpacaran ketika duduk dibangku SMA, tetapi hanya beberapa

bulan.

Hubungan sosial

Pasien termasuk orang yang kurang suka bergaul, tidak

mempunyai banyak teman baik dirumah maupun di sekolah,

hubungan dengan keluarga tidak terlalu dekat, karena kesibukan

anggota keluarga masing-masing.

Riwayat sekolah

Pasien sekolah TK sampai kelas 4 SD di Palembang, kemudian

pindah ke Jakarta dengan Ibunya dan melanjutkan sekolah di SDN

Duren Rawa sari. Setelah itu melanjutkan ke SMP Muhammadyah

sampai lulus, lalu melanjutkan sekolah ke SMA Sunan giri di

Rawamangun dan melanjutkan kuliah ke Univeritas Negri Jakarta

jurusan sastra Arab selama dua semester. Setelah itu pasien

berhenti dan melanjutkan ke Akademi Keperawatan PHI. Selama

sekolah prestasinya biasa – biasa saja, ia tidak pernah tinggal kelas.

Dalam mengikuti pelajaran disekolah ia lebih suka pelajaran

kesenian dan olah raga karena menurutnya lebih mudah untuk

diikuti. Pada pelajaran olah raga pasien sangat suka mengikuti

semua kegiatan, seperti berenang.

Perkembangan motor dan kognitif

Sejak bayi hingga balita perkembangan pasien sama seperti

anak-anak seusianya. Pasien mulai belajar dari tingkat TK hingga

kuliah. Selama di sekolah pasien sering mengikuti kegiatan olah

raga, seperti berenang.

Masalah emosi dan fisik

Kurang lebih 7 tahun yang lalu saat pasien berusia 15 tahun

dan duduk dibangku SMP, pasien mulai mengenal rokok saat itu ia

mendapatkan rokok dari kakaknya. Dalam 1 hari pasien dapat

menghabiskan ± setengah bungkus rokok. Pasien juga pernah

mencoba memakai heroin, putaw dan sabu-sabu yang diperoleh

Page 7: Bipolar Episode Manik

dari bandarnya langsung. Setelah itu tidak pernah mengkonsumsi

obat-obatan terlarang lagi, tetapi merokok terus hingga saat ini.

Menurut ayah dan kakak pasien, pasien memiliki sifat pendiam,

dan tertutup dari saudara-saudaranya. Selain itu, ia juga tidak suka

dengan keributan, tidak suka diatur-atur dan diusik kehidupan

pribadinya.

E. Masa Psikosexual

Menurut pasien, pasien mulai menyukai lawan jenis sejak SMA

dan berpacaran. Pasien tidak pernah diajarkan pendidikan seks karena

kesibukan orang tuanya sehingga ia mendapat keterangan tentang seks

dari sekolahya.

Pasien juga mulai mengenal film porno ketika duduk di bangku

SMA. Film itu diperoleh dari salah satu temannya. Setelah menyaksikan

film tersebut pernah terlintas dalam pikirannya untuk melakukan adegan

tersebut, tetapi belum pernah dilakukannya. Jika sedang menyendiri

terkadang pasien berfantasi dan melakukan onani.

F. Masa dewasa

G. Riwayat pekerjaan

Pasien belum bekerja

H. Aktivitas sosial

Pasien tidak memiliki teman dekat, sering menyendiri dan kurang

bergaul dengan teman temannya, tidak pernah mengikuti kegiatan

extrakurikuler di kampus maupun di rumah .

I. Sexualitas pada masa dewasa

Pasien belum menikah, Selama berpacaran pasien mengaku tidak

pernah melakukan hubungan intim.

J. Masalah sexual

Pasien belum menikah

Page 8: Bipolar Episode Manik

7. Riwayat Keluarga

: laki-laki

: perempuan

: pederita gangguan jiwa

Keterangan :

Pasien anak ketiga dari tiga saudara dari ayah dan ibu kandung,

ibu pasien setelah bercerai pada tahun 1999 dan satu tahun

kemudian menikah lagi tapi tidak memiliki anak.

Ibu pasien adalah pemilik dan juga sebagai pengurus yayasan PHI.

Ayah kandung bekerja di PT. way hitam dan kedom permai

Ayah tiri bekerja sebagai pengacara

Kakak pertama pasien bekerja di Australia sebagai kontraktor

pengeboman tambang, telah berkeluarga, memiliki dua anak dan

menetap disana.

Page 9: Bipolar Episode Manik

Kakak kedua pasien saat ini bekerja di PHI di bagian adrimistrasi,

sudah berkeluarga dan memiliki dua anak.

Pasien adalah mahasiwa semester VI (tingkat III) di Akedemi

Keperawatan PHI.

Pasien tinggal di Asrama PHI bersama teman-temannya.

Menurutnya hubungan dengan anggota keluarga selama ini tidak

begitu harmonis. Kegiatan keagamaan pasien dan keluarganya

jarang melakukan solat lima waktu dan mengaji. Menurut ayah

pasien di dalam keluarga ada yang mengalami gangguan jiwa

seperti ini yaitu saudara laki-laki dari ayah pasien.

8. Keadaan Sosial Sekarang

Pasien tinggal di asrama PHI daerah Duren Sawit. Sumber penghasilan

dikeluarga diperoleh dari ayah tiri pasien yang berprofesi sebagai

pengacara, dari ibu yang berprofesi sebagai ketua yayasan PHI serta ayah

kandung pasien yang bekerja di PT.Way Hitam. Dari penghasilan tersebut

cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan dapat menyekolahkan

ketiga anaknya.

9. Mimpi, Khayalan dan Sistem Penilaian (Value System)

Mimpi : Tidak ada

Khayalan : Memiliki keluarga yang utuh dan bahagia

Sistem penilaian : Masih bisa membedakan baik dan buruk.

II. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

Penampilan

Seorang laki-laki, postur tubuh astenikus, dengan tinggi badan

sedang, berkulit putih, rambut hitam dan lurus, pasien tampak sehat,

wajah tampak lebih muda dari usianya. Saat wawancara pasien

memakai piama sambil mendengarkan Mp3, pasien tampak tenang

Page 10: Bipolar Episode Manik

dan kontak mata cukup baik, menjawab pertanyaan seadanya. Kuku

tangan dan kaki pendek, tampak bekas luka di jari tengah tangan

kanan, karena memecahkan kaca.

Aktivitas dan Prilaku Motorik

Selama wawancara pasien cukup tenang, kurang kooperatif, dan

menjawab pertanyaan sesuai yang ditanyakan saja.

Pembicaraan

Volume suara cukup, intonasi dan artikulasi jelas, berbicara lancar

(tidak gagap), kecepatan bicara sedang, dan menjawab pertanyaan

dengan kurang spontan, tapi kadang diam dulu baru menjawab.

Sikap Terhadap Pemeriksa

kooperatif, sopan, kontak mata baik, perhatian cukup. Ketika

menjawab pertanyaan pasien sesekali terdiam (termenung) dan

jawaban pasien kadang-kadang berubah.

B. Keadaan afektif (mood), Ekspresi Afektif (hidup emosi).

Mood : Normotim

Afek : tumpul atau datar

Keserasian : ekspresi emosi dan isi pikiran serasi.

C. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi : Tidak ada

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

Page 11: Bipolar Episode Manik

5. Arus Pikir :

D. Produktifitas : Berbicara hanya bila ditanya saja

E. Kontinuitas : Relevan dan teratur.

3. Hendaya Bahasa : Selama wawancara pasien tampak

koheren, tidak ada word salad

maupun neologisme.

F. Isi Pikir

G. Preokupasi : keinginan pasien untuk pulang

H. Gangguan Isi Pikir

- Waham : Tidak ada

thought echo : tidak ada

thought insertion or withdrawal :tidak ada

thought broadcasting : tidak ada

- Ideas of reference : Tidak ada

- Pemikiran Abstrak : Tidak ada

3. Fantasi : tidak ada

I. Fungsi Kognitif dan Pengindraan

J. Kesadaran : Compos mentis

K. Orientasi

L. Waktu : Baik

M. Tempat : Baik

N. Orang : Baik

O. Konsentrasi : Baik

Pasien disuruh mengulang angka 12 34 78 56

11 77 56 00

10 15 13 20

Page 12: Bipolar Episode Manik

P. Daya Ingat :

Jangka panjang : Baik (mampu mengingat

nama sekolah, alamat dll)

Jangka pendek : Baik (mampu mengingat

menu makanan tadi pagi)

Segera : Baik (mampu mengingat nama

dokter muda) .

Q. intelegensia dan pengetahuan umum:

Intelegensia : Baik (pasien mampu menghitung angka

yang disebutkah oleh pewawancara dengan 10x15 = 150

1000-700=300

7+6 = 13

Pengetahuan Umum :

Baik(dapat mengurutkan nama presiden Indonesia dari awal

sampai terahir ).

Pemikiran abstrak : Baik

Dapat mengartikan panjang tangan artinya pencuri

Dapat mengartikan berakit rakit dahulu berenang renang

kemudian adalah bersakit sakit dahulu bersenang senang

kemudian.

R. Daya Nilai

S. Pemikiran Uji Sosial: Baik

Dijalan ketemu teh botol dan pada saat itu sangat haus tapi

tidak tau siapa yang punya teh botol tersebut yang

dilakukan pasien adalah meminta izin kepada orang yang

terdekat dari teh botol

T. Uji Daya Nilai : Baik

Pasien akan mengembalikan dompet bila tidak sengaja

menemukannya dijalan.

Page 13: Bipolar Episode Manik

U. RTA : Baik

pasien didalam ruangan yang terbakar apa yang pasien

lakukan = pasien menjawab akan menyelamatkan diri dan

barang barang berharga seperti dompet dan Hp.

V. Tilikan : Derajat V

- Tilikan intelektual yaitu : pengakuan bahwa pasien

menderita suatu gangguan pada pasien sendiri serta

perasaan-perasaan yang tidak digunakan untuk menghadapi

keadaan pada masa yang akan datang.

W. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat di percaya.

Hubungan antar anak dan orang tua : Tidak ada

komunikasi/keterbukaan antara anak dengan keluarga .

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

STATUS FISIK

1. Status Internis.

- Keadaan umum : Baik

- Tanda vital : Compos Mentis

- Nadi : 80 x /menit

- Suhu : febris

- Tekanan darah : 10/70 mmHg

- Pernafasan : 20 x /menit

- Abdomen : Dalam batas normal

- Urogenital : Dalam batas normal

- Ekstremitas : Dalam batas normal

Page 14: Bipolar Episode Manik

2. Status Neurologis

- Gangguan Rangsang Meningeal : Tidak ada

- Mata

Gerakan : Dalam batas normal

Persepsi : Baik

Bentuk Pupil : Dalam batas normal

Rangsang Cahaya : Dalam batas normal

1. Motorik

2. Tonus : Baik

3. Turgor : Baik

4. Kekuatan : Baik

5. Koordinator : Baik

6. Refleksi : Baik

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA.

a) Kesadaran neurologist : Compos mentis

b) RTA : Baik

c) Afek : Tumpul

d) Mood : Normotim

a) Gangguan persepsi :

Tidak ada

e) Data nilai realitas : Baik

f) Tilikan : Derajat V

g) Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

V. EVALUASI MULTIAKSIAL.

Axis I :F31.1 Gangguan Afektif bipolar, episode kini manik

tanpa gejala psikotik, dengan remisi

Axis II : F60.1 Gangguan Keperibadian skizoid

Page 15: Bipolar Episode Manik

Axis III : Tidak ada

Axis IV :

Masalah psikososial yaitu tingkat kemampuan sosialisasi yang

rendah serta menarik diri.

Bermasalah dengan lingkungan keluarga yang tidak harmonis

Putus dengan pacar .

Pendidikan yang tidak sesuai dengan keinginan pasien.

Axis V :

GAF 70-61 Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam

fungsi, secara umum masih baik

VI. DAFTAR PROBLEM

a. Problem organobiologik : Tidak ada

b. Problem psikologik & perilaku :

c. Problem keluarga, lingkungan dan sosial budaya.

- Problem keluarga, lingkungan dan budaya

Sejak usia 3 tahun Pasien diasuh oleh neneknya, karena kesibukan

orang tua masing-masing, ibu pasien melanjutkan pendidikannya

ke Australia sedangkan ayah pasien sibuk bekerja. Pasien usia 13

tahun orang tua pasien resmi bercerai, pasien ikut ibunya kejakarta.

Sejak ibu pulang dari autralia dan telah menikah lagi selama ± 7

tahun, Pasien menjadi pendiam dan tertutup, pasien lebih suka

menyendiri dikamar, pasien juga pernah mencoba zat psikoadiktif

dan merokok sejak usia 15 th hingga sekarang.

Keluarga pasien tidak mengetahui banyak prilaku pasien karena

ibu pasien sibuk dengan yayasan yang sedang dikelolahnya, kakak

pertama pasien tinggal dan bekerja di Australia, telah menikah dan

mempunyai 2 orang anak. Kakak yang ke-2 bekerja diyayasan

yang dikelolah ibunya, telah menikah dan mempunyai 2 orang

anak dan hanya sesekali berinteraksi dengan pasien. Sedangkan

Page 16: Bipolar Episode Manik

ayah tirinya bekerja sebagai pengacara dan jarang bertemu dengan

pasien, jika bertemu tidak pernah sama sekali berbicara. sehingga

ketika kuliah pasien lebih memilih tinggal diasrama. Sejak pasien

tinggal dijakarta, pasien tidak pernah bertemu dengan ayah

kandungnya hanya kontak dengan telefon.

VII. PROGNOSIS

Dubia ad bonam

Hal yang memberatkan :

Kurangnya kegiatan rohani

Onset pada masa kanak dan remaja.

Kurangnya perhatian dan kasih sayang antar keluarga.

Kesibukan masing-masing individu

Hal yang memperingan :

Kepatuhan pasien minum obat

Dukungan dari keluarga dari segi pandangan dan motivasi

untuk sembuh sangat baik

VIII. DISKUSI / PEMBAHASAN

F31.1 Gangguan Afektf Bipolar, Episode Kini Mania Tanpa Gejala

Psikotik, dengan remisi.

Pedoman Diagnostik

a. episode yang sekarang harus memenuhi krikteria untuk

mania tanpa gejala psikotik (F30.1); dan

b. sekurang-kurangnya harus ada satu apisode afektif lain

(hipomania, manik, depresif, atau campuran) dimasa

lampau.

F30.1 Mania tanpa gejala psikotik

Page 17: Bipolar Episode Manik

Suasana perasaan ( mood ) meninggi sepadan dengan

keadaan individu, dan dapat bervariasi antara keriangan

(seolah olah bebas dari masalah apa pun) sampai keadaan

eksitasi sampai keadaan yang tidak terkendali.

Elasi (suasana perasaan yang meningkat) disertai dengan

energi yang meningkat, sehingga terjadi aktifitas yang

berlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara dan

berkurangnya kebutuhan tidur.

Pengendalian yang normal dalam kelakuan sosial terlepas,

perhatian yang terpusat tak dapat dipertahankan, dan

seringkali perhatian itu sangat mudah dialihkan.

Harga diri yang membubung, dan pemikiran yang serba

hebat yang terlalu optimistik dinyatakan dengan bebas.

Mungkin terjadi gangguan persepsi, seperti apreasisasi

warna terutama yang menyala atau amat cerah ( dan

biasanya indah) keasikan ( mengikat perhatian ) pada

rincian sehalus jalusnya mengenai permukaan dan

permukaan barang, dan hiperakusis subjektif, individu itu

mungkin dengan berbagai rencana yang tidak praktis dan

boros, membelanjakan uang secara serampangan, atau

menjadi agresif , bersifat cinta kasih dan berkelakuan

dalam setuasi yang tidak tepat.

Suasana perasaan atau mood yang tampil pada episode

manik yang lebih banyak, mudah tersingung dan curiga dari

pada relasi, serangan pertama paling banyak muncul pada

usia antara 15 dan 30 tahun, namun dapat terjadi pada usia

antara masa kanak sampai dasawarsa ketujuh atau

kedelapan.

Pedoman Diagnostik

Page 18: Bipolar Episode Manik

Episode seharusnya berlangsung sekurang kurangnya satu

minggu dan cukup berat, sehingga mengacaukan seluruh

atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial.

Peribahan perasaan suasana ( Mood) seharusnya disertai

dengan enersi yang meninggi dan beberapa gejala yang

disebut yang diatas ( khususnya percepatan berb.kebutuhan

tidur yang kurang.grandiositas dan terlalu optomistis).

F31. Gangguan Afektif Bipolar

Gangguan ini bersifat oleh episode berulang ( yaitu

sekurang kurangnya dua) yang menunjukan suasana

perasaan ( mood) pasien dan tingkat aktivitas jelas

terganggu dan gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari

peninggian perasaan ( mood)serta peningkatan enersi dan

aktivitas ( mania atau hipomania ) dan pada waktu lain

berupa penurunan suasana perasaan ( mood) serta

pengurangan enersi dan aktivitas (depresi ) yang khas ialah

biasanya ada penyembuhan sempurna antara episode dan

insidensi pada kedua jenis kelamin kurang lebih sama

dibanding dari gangguan suasana perasaan ( mood )

lainnya. Dalam perbandingan , jarang ditemukan pasien

yang hanya menderita episode mania yang berulang –

ulang. Dan karena pasien tersebut menyerupai ( dalam

riwayat keluarga, kepribadian pramorbid,usia onsed dan

prognosis jangka panjang) pasien yang mempunyai juga

episode depresi, sesekali maka pasien itu

digolongkangangguan bipolar.

Episode manik mulai dengan tiba tiba dan berlangsung

antara 2 minggu sampai 4 – 5 bulan ( rata rata sekitar 4

bulan ) depresi cendrung lebih lam ( rata rata sekitar 6

bulan.meskipun jarang melebihi setahun kecuali pada

orang lanjut usia. Kedua macam peristiwa ini menyusul

Page 19: Bipolar Episode Manik

peristiwa hidup yang penuh stres dan gangguan mental

lainya. episode pertama dapat timbul pada usia masih

kanak kanak sampai tua.freukensi episode dan pola remisi

serta kekambuhan masing masing amat bervariasi,

meskipun remisi cendrung makin lama makin pendek

sedangkan depresinya menjadi lebih sering dan lebih lama

berlangsung setelah usia pertengahan.

F32.0 Episode Depresi Ringan

Pedoman Diagnostik

Kehilangan minat dan kesenangan, dan mudah menjadi

lelah (gejala depresi khas)

Lamanya episode berlangsung sekurang-kurangnya

sekitar 2 minggu.

Biasanya individu resah tentang gejalanya dan agak

sukar untuk meneruskan pekerjaan biasa dan kegiatan

sosial, namun mungkin ia tidak berhenti sama sekali

IX. RENCANA TERAPI

1. Farmakoterapi

Anti Mania : - Golongan Buthyrophenon, seperti Haloperidol

Anti depresan : - Golongan anti depresan trisiklik generasi ke dua

Anti anxietas : - Golongan benzodiazepin

7. Jenis perawatan

Pasien dirawat inap hingga pasien tenang , seperti menstabilkan medikasi,

mengamankan pasien dari perilaku sangat kacau dan ketidak mampuan

memenuhi kebutuhan dasar

8. Frekewensi lamanya jangka waktu terapi

Efek onset primer, (efek klinis) : 7-10 hari (1-2minggu)

9. Terapi individu, kelompok dan keluarga

Page 20: Bipolar Episode Manik

Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi

masalah serta memberikan dorongan agar pasien lebih terbuka bila

mempunyai masalah

Diharapkan keluarga dapat memdantu dan mendukung kesembuhan

pasien, dengan cara pendekatan secara psikodinamik, pendekatan

kognitif, pendekatan interpersonal

Mengisi waktu luang dengan pekerjaan yang tidak memberatkan

pasien. Agama.

Bimbingan agar pasien selalu menjalankan ibadah sesuai ajaran