Post on 27-Nov-2015
FARMAKODINAMIK ANTIBIOTIK
Mekanisme Kerja Antibiotik
1) Menghambat Sintesis Dinding Sel
Kerusakan dinding sel bakteri misalnya karena pemberian enzim lisozim atau
hambatan pembentukannya yang disebabkan oleh zat antibakteri dapat
menyebabkan sel menjadi lisis. Jika obat berikatan dengan reseptor pada
dinding sel bakteri yang disebut dengan PBPS (penicillin binding proteins) akan
menimbulkan hambatan pembentukan dinding sel pada proses transpeptidase
(proses cross-linking dari rantai peptida untuk membentuk senyawa peptidoglikan
dan terjadi pada tahap akhir dari pembentukan dinding sel). Tahap selanjutnya
adalah aktivasi dari enzim otolitik di dalam dinding sel yang akan
mengakibatkan sel dari enzim otolitik di dalam dinding sel yang akan
mengakibatkan sel bakteri lisis. Contoh antibakteri dalam menghambat sintesis
dinding sel adalah penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisisn, dan sikloserin.
2) Merusak Membran Sel
Membran sel menjaga komposisi internal dari sel dengan cara berfungsi di
dalam permeabilitas selektif dan proses transport aktif. Rusaknya membran sel
dapat menyebabkan metabolit penting di dalam sel keluar sel yang berakibat
pada kematian sel. Sebagai contoh, antibakteri yang merusak membran sel
adalah polimiksin-B, golongan poliene (amfoterisin-B), golongan azol
(klotrimazol, mikonazol, dan ketokonazol).
3) Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya. Sintesis protein
berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua sub unit (berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan
sebagai ribosom 3OS dan 5OS). Untuk berfungsi pada sintesis protein, keduanya
komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 7OS.
Streptomisin berikatan dengan komponen ribosom 3OS dan menyebabkan
kesalahan membaca kode pada mRNA oleh tRNA pada proses sintesis protein.
Maka protein yang terbentuk menjadi abnormal dan nonfungsional bagi sel bakteri.
Eritromisin berikatan dengan ribosom 5OS dan menghambat translokasi kompleks
tRNA-peptida dari lokasi asam amino ke lokasi peptida. Sehingga rantai
polipeptida tidak dapat diperpanjang karena lokasi asam amino tidak dapat
menerima kompleks tRNA-asam amino yang baru.
4) Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antimikroba ini dapat bekerja pada proses transkripsi, misalnya rifampisin atau
menghambat replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses
pembelahan sel. Rifampisin bekerja dengan cara mengikat kuat enzim DNA-
dependent RNA polimerase sehingga menghambat sentesis Ribosa Nukleotida Acid
(RNA) bakteri.
5) Antagonis Metabolit
Aktivitas enzim dapat dihambat oleh senyawa yang mempunyai struktur mirip
dengan substrat asalnya. Senyawa penghambat ini bergabung dengan enzim
sehingga dapat mencegah reaksi enzim dengan substrat dan reaksi-reaksi katalitik.
Contoh dari antagonis metabolit adalah sulfonamid, trimetoprim, dan
pirimetamin (Ganiswara, G. et al., 1995 dan Dzen, Sjoekoer M. et al. 2003).
Referensi
Dzen Sjoekoer.M, Roektiningsih, Sanarto S., Sri W. 2003. Bakteriologi Medik.
Jakarta: Bayumedia Publishing.
Ganiswara, G. et al. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.