Jurnal antibiotik

37
Antibiotik merupakan obat yang sering digunakan saat ini. Penggunaan antibiotik yang rasional sangatlah penting karena kesalahan penggunaan akan menyebabkan efek yang berlawanan atau resisten. Penggunaan antibiotik harus memperhatikan : 1. Apakah antibiotik diperlukan pada pengobatan pasien? 2. Pemilihan antibiotik 3. Bentuk sedian obat antibiotik 4. Monitoring pada pemberian antibiotic a. Perlukah pemberian antibiotik Penggunaan antibiotik digunakan pada penyakit yang disebabkan bakteri. Perlu diingat bahwa tidak semua demam disebabkan oleh infeksi dan tidak semua infeksi disebabkan oleh infeksi. Banyak penyakit infeksi disebabkan oleh virus dan antibiotik tidak dapat sepenuhnya dapat membunuh virus ataupun oleh bakteri sekunder. Walau penyebab dari suatu penyakit diketahui adalah suatu bakteri tapi terkadang tidak diperlukan suatu pengobatan antibiotik. Infeksi kecil pada daerah tertentu misal kulit, maka pengobatan yang efektif adalah pengobatan lokal antiseptik. Pada penyakit infeksi dengan pus maka harus dikerok pusnya dahulu agar tidak menimbulkan sisa atau resiko terjadinya penyakit tersebut. b. Pemilihan antibotik.

description

antibiotik

Transcript of Jurnal antibiotik

Page 1: Jurnal antibiotik

Antibiotik merupakan obat yang sering digunakan saat ini. Penggunaan

antibiotik yang rasional sangatlah penting karena kesalahan penggunaan akan

menyebabkan efek yang berlawanan atau resisten. Penggunaan antibiotik harus

memperhatikan :

1. Apakah antibiotik diperlukan pada pengobatan pasien?

2. Pemilihan antibiotik

3. Bentuk sedian obat antibiotik

4. Monitoring pada pemberian antibiotic

a. Perlukah pemberian antibiotik

Penggunaan antibiotik digunakan pada penyakit yang disebabkan bakteri.

Perlu diingat bahwa tidak semua demam disebabkan oleh infeksi dan tidak semua

infeksi disebabkan oleh infeksi. Banyak penyakit infeksi disebabkan oleh virus

dan antibiotik tidak dapat sepenuhnya dapat membunuh virus ataupun oleh bakteri

sekunder. Walau penyebab dari suatu penyakit diketahui adalah suatu bakteri tapi

terkadang tidak diperlukan suatu pengobatan antibiotik. Infeksi kecil pada daerah

tertentu misal kulit, maka pengobatan yang efektif adalah pengobatan lokal

antiseptik. Pada penyakit infeksi dengan pus maka harus dikerok pusnya dahulu

agar tidak menimbulkan sisa atau resiko terjadinya penyakit tersebut.

b. Pemilihan antibotik.

Kesembuhan dari suatu penyakit sangat tergatung dari pemilihan terapi.

Faktor-faktor yang berpengaruh dari pengobatan pasien ini adalah :

Etiologi penyakit

Pasien

Antibiotik

Etiologi penyakit

Pengobatan agen penyebab tergantung dari kombinasi dari temian klinis

dan laboratorium. Pada instansi tertentu pemberian antibiotik merupakan terapi

terapan yang wajib. Diagnosis klinis dijadikan dasar atas pemberian dari suatu

antibiotik. Laporan dari ahli bakteriologi kadang atau sering digunakan sebagai

dasar5 pemberian antibiotik. Uji sensitifitas juga diperlukan, karena ditakutkan

akan ketidak cocokan terai.

Page 2: Jurnal antibiotik

Pasien

Beberapa faktor yang didapatkan dari pasien dapat digunakan sebagai

dasar pemilihan antibiotik. Salah satu contihnya adalah faktor umur. Tua dan

mudanya pasien dapat menimbulkan efek yang berbeda. Pada bayi dapat timbul

efek yang tidak dapat diharapkan karena organ dari bayi masih belum sempurna

dalam memetabolisme dan mengekskresikan obat antibiotik.

Antibiotik dapat menumbulkan terjadinya efek samping yang tidak

diinginkan, misal hipersensitifitas, toxicitas. Ibu hamil juga merupakan pasien

yang perlu sangat hati-hati dalam pemakaian antibiotik. Pemakaian antibiotik

yang terus menerus atau dosisnya rendah dapat menyebabkan terjadinya

resistensi.

Antibiotik

Dokter dan klinisi kesehatan harus mempunyai banyak pengetahuan akan

pemberian antibiotik. Antibiotik memiliki macam-macam kemampuan yang

berbeda-beda. Misalnya ada yang dapat menembus barier sawar otak atau tidak.

Kadang anti biotik satu dengan yang lain memiliki efek yang berbeda, ada yng

menguntungkan ada pula yang malah memberikan efek toksik. Maka dari itu

seorang dokter harus tahu juga interaksi antara antibiotik satu dengan yang lain.

Juga jgan lupa dalam pemberian antibiotik harus melihat harga dari suatu obat

bagi seorang pasien.cara pemberian antibiotik ini juga dipertimbangkan agar

tercapai pengobatan yang rasional.

Pemilihan regimen

Parenteral atao oral

Pemilihan hal ini didasarkan bisa tidaknya pasien meminum obat, jika tidak maka

diberikan secara parenteral.

Durasi pemberian obat

Kebanyakan antibiotik diberikan selama 5-7hari . walau gejala penyakit pasien

tidak ada, tetapi pemberian antibiotik harus diteruskan sampai obat yang diberika

habis. Disebabkan dapat terjadinya resistensi

Page 3: Jurnal antibiotik

Monitoring efisiensi

Respon pertama

Pada 3 hari pemberian antibiotik perlu adanya monitoring karena seorang dokter

dapat menentukan :

o Melanjutkan pengobatan apa tidak

o Meningkatkan level dari antibiotik baik dari oral maupun

parenteral.

o Menghentikan terapi jika target dari pengobatan tercapai atau

didapatkan diagnosis baru.

Laporan antibiotik yang tidak konsisten

Jika pengobatan yang diberika tidak membutuhkan adanya antibiotik wala

hasil lab didapatkan hasil bakteri. Maka tidak perlu diberikan antibiotik karena

imune dalam tubuh sendiri dapat menyelesaikan penyakit tersebut dan jik a

diberikan maka dapat menimbulkan efek resistensi. Jika dalam diagnosis baru

didaptakan adanya bakteri yang berbahya maka perlu diberikan antibiotik.

Penyebab antibiotik tidak respon pada penyakit

i) etiologi dari infeksi yang salah

ii) diagnosi yang salah

iii) kesalahan pemilihan natibiotik

iv) antibiotik tidak mencapai target organ

v) pemberisihan tempat infeksi yang kurang

vi) ada infeksi secunder

vii) demam antibiotik

viii) host yang tidak merespon

perubahan pemberian intravena ke oral

seharusnya pemberian oral merupakan terapi yang diajurkan. Namun saat

pemberian intravena diubah menjadi oral hal ini masih penuh perdebatan.

Page 4: Jurnal antibiotik
Page 5: Jurnal antibiotik
Page 6: Jurnal antibiotik
Page 7: Jurnal antibiotik
Page 8: Jurnal antibiotik
Page 9: Jurnal antibiotik
Page 10: Jurnal antibiotik
Page 11: Jurnal antibiotik
Page 12: Jurnal antibiotik
Page 13: Jurnal antibiotik
Page 14: Jurnal antibiotik
Page 15: Jurnal antibiotik
Page 16: Jurnal antibiotik
Page 17: Jurnal antibiotik
Page 18: Jurnal antibiotik
Page 19: Jurnal antibiotik
Page 20: Jurnal antibiotik
Page 21: Jurnal antibiotik
Page 22: Jurnal antibiotik
Page 23: Jurnal antibiotik

SURGICAL CHEMOPROPHYLAXISMenggunakan antibiotic profilaksis menunjukkan pencegahan

infeksi luka bekas infeksi. Ketika employed rationally significant reductions in morbidity and mortality and savings in resources can beachieved. However when used excessively and in situations when its benefit has not been proven,perioperative antibiotics can lead to unjustifiably high costs of medical care. Single dose regimens orvery short courses are unlikely to lead to emergence of bacterial resistance but routine prolonged courseshave been clearly associated with increased rates of resistance.Surgical operations can be divided into four broad categories :

1. clean (eg breast, thyroid and hernia operations)2. clean contaminated (eg upper gastrointestinal and biliary)3. contaminated (eg colorectal and trauma surgery within 4 hours

of injury)4. dirty (eg perforated intestinal viscus, trauma surgery after 4

hours of injury)Prophylaxis is generally recommended for clean-contaminated and contaminated operations. In cleanoperations prophylaxis maybe justified if the consequence of infection is very serious eg in cardiacoperations and orthopaedic implants.Another factor which should be considered in determining probability of infection is the patient himself.Factors that reduce host defenses eg old age, malignancy, malnutrition, steroid therapy, etc will increasethe risk of infection.In using antibiotics for surgical chemoprophylaxis the following principles should be adhered to:1. It is important to distinguish between prophylaxis and treatment. Prophylaxis is givenwhen no infection exists previously. When an infection is already present, even whenclinically not evident, treatment should be given.2. Prophylaxis should be given only in certain conditions where the benefits clearlyoutweigh the risks. The cost of prophylaxis should also be considered.3. The antibiotic should be directed at the most likely contaminating organism for that

Page 24: Jurnal antibiotik

particular procedure. Choice of antibiotic will also depend on whether the patienthas been in hospital for a prolonged period and the current pattern of antibioticresistance in the hospital. In general the agent selected should (a) be of low toxicity (b) have anestablished safety record (c) reach a useful concentration in the relevant tissues.4. The route of administration, timing and duration of giving the antibiotic is planned toachieve the maximum concentration of the antibiotic in the tissues during and shortlyafter the operation. Antibiotics are preferably given by the intravenous route at thetime of induction of anaesthesia. In most instances a single pre-operative dose wouldsuffice. Where surgery is prolonged additional intraoperative doses may be given.There is no evidence that there is any benefit in extending prophylaxis beyond 24hours after the operation.5. Topical antibiotics are not recommended with the exception of opthalmic surgeryand cases of extensive skin loss.6. Surgical chemoprophylactic regimens should be reviewed regularly and changesmade if necessary.

Page 25: Jurnal antibiotik
Page 26: Jurnal antibiotik
Page 27: Jurnal antibiotik

Endoscopic proceduresAntibiotic profilaksis untuk tindakan endoscopic dibagi menjadi 2 alasan :1) Untuk mencegah endocarditis (see table below for degree of risk)2) Untuk mencegah komplikasi dari infeksi

Page 28: Jurnal antibiotik
Page 29: Jurnal antibiotik
Page 30: Jurnal antibiotik
Page 31: Jurnal antibiotik
Page 32: Jurnal antibiotik
Page 33: Jurnal antibiotik
Page 34: Jurnal antibiotik