ISI ANTIBIOTIK

24
BAB I PENDAHULUAN Masyarakat termasuk professional kesehatan masih banyak yang salah paham dengan menganggap bahwa temuan antibiotik sintetis modern lebih unggul dibandingkan antibiotik alami. Padahal madu, propolis, bawang putih dan minyak kelapa murni, sebenarnya termasuk dalam golongan antibiotik alami super. Keempat bahan alami ini selain berfungsi sebagai makanan, mereka juga berfungsi sebagai antibiotik, peningkat vitalitas, menormalkan kolesterol, menurunkan hipertensi, antikanker, dan membantu untuk penyembuhan sakit jantung. Antibiotik modern memiliki efek samping dan resistensi tubuh (penolakan dari tubuh pasien) yang mengkhawatirkan. Seperti apa yang telah dirilis oleh Associated Press bahwa di Kamboja muncul kasus pasien resisten obat malaria. Kasus ini bisa mengancam upaya pengobatan penyakit yang telah membunuh 1 juta orang setiap tahun. Antibiotik sintetis modern, selain membunuh bakteri penyebab sakit, juga membunuh bakteri menguntungkan yang harus ada dalam tubuh kita. Tanpa bakteri 1

Transcript of ISI ANTIBIOTIK

Page 1: ISI ANTIBIOTIK

BAB I

PENDAHULUAN

Masyarakat termasuk professional kesehatan masih banyak yang salah paham

dengan menganggap bahwa temuan antibiotik sintetis modern lebih unggul

dibandingkan antibiotik alami. Padahal madu, propolis, bawang putih dan minyak

kelapa murni, sebenarnya termasuk dalam golongan antibiotik alami super.

Keempat bahan alami ini selain berfungsi sebagai makanan, mereka juga

berfungsi sebagai antibiotik, peningkat vitalitas, menormalkan kolesterol,

menurunkan hipertensi, antikanker, dan membantu untuk penyembuhan sakit

jantung.

Antibiotik modern memiliki efek samping dan resistensi tubuh (penolakan dari

tubuh pasien) yang mengkhawatirkan. Seperti apa yang telah dirilis oleh

Associated Press bahwa di Kamboja muncul kasus pasien resisten obat malaria.

Kasus ini bisa mengancam upaya pengobatan penyakit yang telah membunuh 1

juta orang setiap tahun.

Antibiotik sintetis modern, selain membunuh bakteri penyebab sakit, juga

membunuh bakteri menguntungkan yang harus ada dalam tubuh kita. Tanpa

bakteri menguntungkan ini, kita bisa mati. Disamping resistensi tubuh terhadap

antibiotik modern, banyak bakteri yang juga kebal atau tidak mempan lagi

terhadapnya. Antibiotik alami yang sudah ada sejak dunia dijadikan dan telah

lama digunakan ribuan tahun yang lalu, sebenarnya jauh lebih unggul

dibandingkan temuan antibiotik modern, termasuk penicillin.

1

Page 2: ISI ANTIBIOTIK

BAB II

ANTIBIOTIK

1. Definisi

Antibiotik berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari Anti (lawan), dan Bios

(hidup). Antibiotik adalah Suatu zat kimia atau senyawa obat yang alami

maupun sintetik, yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang berupa bakteri

ataupun jamur yang berkhasiat sebagai obat apabila digunakan dalam dosis

tertentu dan berkhasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman

ataupun mikroorganisme lainnya (yang bersifat parasit), dan toksisitasnya

tidak berbahaya bagi manusia. Obat antibiotik yang digunakan untuk

membasmi mikroba penyebab infeksi pada manusia, ditentukan harus

memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin. Artinya, obat tersebut

haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk

hospes. Antibiotik hanya untuk bakteri dan tidak digunakan untuk virus.

Pada tahun 1927, Alexander Fleming menemukan antibiotik yang juga disebut

antimicrobial drugs yang pertama, yaitu penisilin. Penggunaan antibiotik ini

dalam dunia medis telah dimulai sejak tahun 1940-an. Walaupun sebenarnya

antibiotik alami telah ada jauh sebelumnya.

2. Penggolongan Antibiotik

a. Berdasarkan struktur kimianya, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut:

Golongan Aminoglikosida

Diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin,

netilmisin, paromomisin, sisomisin, streptomisin, tobramisin.

Golongan Beta-Laktam

Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem, imipenem,

meropenem), golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim,

sefadroksil, seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik, dan

golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).

2

Page 3: ISI ANTIBIOTIK

Golongan Glikopeptida

Diantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin.

Golongan Poliketida

Diantaranya golongan makrolida (eritromisin, azitromisin,

klaritromisin, roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin),

golongan tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).

Golongan Polimiksin

Diantaranya polimiksin dan kolistin.

Golongan Kinolon (fluorokinolon)

Diantaranya asam nalidiksat, siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin,

levofloksasin, dan trovafloksasin.

Golongan Streptogramin

Diantaranya pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan

kinupristin-dalfopristin.

Golongan Oksazolidinon

Diantaranya linezolid dan AZD2563.

Golongan Sulfonamida

Diantaranya kotrimoksazol dan trimetoprim.

Antibiotik lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan

asam fusidat.

b. Berdasarkan mekanisme aksinya, yaitu mekanisme bagaimana antibiotik

secara selektif meracuni sel bakteri, antibiotik dikelompokkan sebagai

berikut:

Mengganggu sintesa dinding sel, seperti penisilin, sefalosporin,

imipenem, vankomisin, basitrasin.

Mengganggu sintesa protein bakteri, seperti klindamisin, linkomisin,

kloramfenikol, makrolida, tetrasiklin, gentamisin.

Menghambat sintesa folat, seperti sulfonamida dan trimetoprim.

Mengganggu sintesa DNA, seperti metronidasol, kinolon, novobiosin.

Mengganggu sintesa RNA, seperti rifampisin.

3

Page 4: ISI ANTIBIOTIK

Mengganggu fungsi membran sel, seperti polimiksin B, gramisidin.

c. Berdasarkan sifatnya (daya hancurnya) antibiotik dikelompokkan sebagai

berikut:

Bakterisid

Antibiotik yang bakterisid secara aktif membasmi kuman. Termasuk

dalam golongan ini adalah penisilin, sefalosporin, aminoglikosida

(dosis besar), kotrimoksazol , polipeptida, rifampisin, isoniazid dll.

Bakteriostatik

Antibiotik bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau menghambat

pertumbuhan kuman, tidak membunuhnya, sehingga pembasmian

kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Termasuk dalam

golongan ini adalah sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol,

eritromisin, trimetropim, linkomisin, makrolida, klindamisin, asam

paraaminosalisilat, dll.

Manfaat dari pembagian ini dalam pemilihan antibiotik mungkin hanya

terbatas, yakni pada kasus pembawa kuman (carrier), pada pasien-

pasien dengan kondisi yang sangat lemah (debilitated) atau pada

kasus-kasus dengan depresi imunologik tidak boleh memakai

antibiotik bakteriostatik, tetapi harus bakterisid.

d. Berdasarkan keefektifannya dalam melawan jenis bakteri, antibiotik

dikelompokkan sebagai berikut:

Spektrum luas (aktivitas luas) : antibiotik yang bersifat aktif bekerja

terhadap banyak jenis mikroba yaitu bakteri gram positif dan gram

negative. Contoh antibiotik dalam kelompok ini adalah sulfonamid,

ampisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin.

Spektrum sempit (aktivitas sempit) : antibiotik yang bersifat aktif

bekerja hanya terhadap beberapa jenis mikroba saja, bakteri gram

positif atau gram negative saja. Contohnya eritromisin, klindamisin,

4

Page 5: ISI ANTIBIOTIK

kanamisin, hanya bekerja terhadap mikroba gram-positif. Sedang

streptomisin, gentamisin, hanya bekerja terhadap kuman gram-negatif.

e. Berdasarkan biosintesanya, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut:

Berasal dari asam amino (antibiotik peptida)

dari 1 asam amino (sikloserin, kloramfenikol)

dari 2 asam amino (penisilin, sefalosporin)

dari beberapa asam amino (polipeptida, basitrasin, polimiksin,

viomisin)

Berasal dari karbohidrat atau glikosida (aminoglikosida)

Berasal dari asetat

golongan fenol (tetrasiklin, griseovulfin)

antibiotik makrolida

antibiotik polien

Rifampisin

Golongan lain

derivat kumarin (novobiosin)

amfoter (vankomisin)

amino oktan (klindamisin, linkomisin)

amino benzochinon chromophore (mitomisin C)

3. Penggunaan Antibiotik

Secara umum, berdasarkan ditemukannya kuman penyebab infeksi atau tidak, maka

terapi antibiotik dapat dibagi menjadi dua, yakni terapi secara empiris dan terapi

pasti.

a. Terapi secara empiris

Pada banyak keadaan infeksi, kuman penyebab infeksi belum dapat

diketahui atau dipastikan pada saat terapi antibiotik dimulai. Dalam hal ini

pemilihan jenis antibiotik diberikan berdasarkan perkiraan kemungkinan

kuman penyebabnya. Ini dapat didasarkan pada pengalaman yang layak

5

Page 6: ISI ANTIBIOTIK

(pengalaman klinis) atau berdasarkan pada pola epidemiologi kuman

setempat.

Pertimbangan utama dari terapi empiris ini adalah pengobatan infeksi

sedini mungkin akan memperkecil resiko komplikasi atau perkembangan

lebih lanjut dari infeksinya, misalnya dalam menghadapi kasus-kasus

infeksi berat, infeksi pada pasien dengan kondisi depresi imunologik.

Keberatan dari terapi empirik ini meliputi, kalau pasien sebenarnya tidak

menderita infeksi atau kalau kepastian kuman penyebab tidak dapat

diperoleh kemudian karena sebab-sebab tertentu (misalnya tidak diperoleh

spesimen), maka terapi antibiotik seolah-olah dilakukan secara buta.

b. Terapi pasti (definitif)

Terapi ini dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologis yang

sudah pasti, jenis kuman maupun spektrum kepekaannya terhadap

antibiotik. Dalam praktek sehari-hari, mulainya terapi antibiotik umumnya

dilakukan secara empiris. Baru kalau hasil pemeriksaan mikrobiologis

menunjukkan ketidakcocokan dalam pemilihan antibiotik, maka antibiotik

dapat diganti kemudian dengan jenis yang sesuai.

4. Faktor yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penggunaan Antibiotik

a. Gambaran klinis adanya infeksi yang diderita

b. Faktor sensitivitas bakteri terhadap antibiotik

c. Fungsi ginjal dan hati pasien

d. Biaya pengobatan

e. Antibiotik Kombinasi

5. Antibiotik Kombinasi

Secara klasik selalu dianjurkan bahwa kombinasi antibiotik bakterisid dan

bakteriostatik akan merugikan oleh karena antibiotik bakterisid bekerja pada

kuman yang sedang tumbuh, sehingga kombinasi dengan jenis bakteriostatik

6

Page 7: ISI ANTIBIOTIK

akan memperlemah efek bakterisidnya. Tetapi konsep ini mungkin tidak bisa

begitu saja diterapkan secara luas dalam klinik, oleh karena beberapa

kombinasi yang dianjurkan dalam klinik misalnya penisilin (bakterisid) dan

kloramfenikol (bakteriostatik) justru merupakan alternatif pengobatan pilihan

untuk meningitis bakterial yang umumnya disebabkan oleh kuman Neisseria

meningitides.

Pada umumnya, penggunaan kombinasi dari dua atau lebih antibiotik tidak

dianjurkan, apalagi kombinasi dengan dosis tepat. Untuk suatu mikroba

penginfeksi, kombinasi antibiotik dapat bersifat sinergik (kombinasi dua

antibiotik yang bersifat bakterisid), additif (kombinasi dua antibiotik yang

bersifat bakteriostatik) dan antagonis (kombinasi antibiotik bakteriostatik dan

bakterisid). Pemakaian kombinasi antibiotik mengandung risiko misalnya

adanya akumulasi toksisitas yang serupa, misalnya nefrotoksisitas

aminoglikosida dan nefrotoksisitas dari beberapa jenis sefalosporin.

Kemungkinan juga dapat terjadi antagonisme, kalau prinsip-prinsip kombinasi

di atas tidak ditaati, misalnya kombinasi penisilin dan tetrasiklin. Walaupun

pemakaian beberapa kombinasi dapat diterima secara ilmiah, tetap diragukan

perlunya kombinasi tetap oleh karena kemungkinan negatif yang dapat terjadi.

Sebagai contoh kombinasi tetap penisilin dan streptomisin justru akan

meyebabkan inaktivasi dari masing-masing antibiotik oleh karena terjadinya

kerusakan secara kimiawi.

Penggunaan kombinasi antibiotik yang tepat harus dapat mencapai sasaran

sebagai berikut:

a. Kombinasi bekerja sinergik terhadap mikroba penyebab infeksi.

b. Kombinasi mencegah terjadi resistensi mikroba.

c. Kombinasi sebagai tindak awal penanganan infeksi, bertujuan mencapai

spektrum kerja luas pada infeksi yang disebabkan oleh beberapa

mikroorganisme.

7

Page 8: ISI ANTIBIOTIK

d. Kombinasi antibiotik digunakan untuk menangani beberapa infeksi

sekaligus.

6. Resistensi Antibiotik

Bakteri dikatakan resisten bila pertumbuhannya tidak dapat dihambat oleh

kadar maksimum antibiotik yang dapat ditoleransi oleh tubuh. Resistensi

adalah ketahanan mikroba terhadap antibiotik tertentu. Resistensi alamiah

adalah jika beberapa mikroba tidak peka terhadap antibiotik tertentu karena

sifat mikroba secara alamiah tidak dapat diganggu oleh antibiotik tersebut.

Resistensi kromosomal terjadi karena mutasi spontan pada gen kromosom.

Resistensi kromosomal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu:

a. golongan primer, mutasi terjadi sebelum pengobatan dengan antibiotik dan

selama pengobatan terjadi seleksi bibit yang resisten.

b. golongan sekunder, mutasi terjadi selama kontak dengan antibiotik

kemudian terjadi seleksi bibit yang resistensi.

Resistensi silang dapat terjadi dengan cara transformasi yaitu pelepasan DNA

dari sel donor yang mengalami lisis pindah ke sel penerima, cara transduksi

yaitu pemindahan gen yang resisten dengan bantuan bakteriofag dan cara

konjugasi yaitu pemindahan gen karena adanya kontak sel dengan sel dan

terbentuk jembatan plasma. Resistensi ekstra kromosomal, yang berperan

adalah faktor R yang terdapat diluar kromosom yaitu didalam sitoplasma.

Faktor R ini diketahui membawakan resistensi bakteri terhadap berbagai

antibiotik.

Resistensi ini menghasilkan perubahan bentuk pada gen bakteri yang

disebabkan oleh dua proses genetik dalam bakteri:

a. Mutasi dan seleksi (atau evolusi vertikal)

Evolusi vertikal didorong oleh prinsip seleksi alam. Mutasi spontan pada

kromosom bakteri memberikan resistensi terhadap satu populasi bakteri.

Pada lingkungan tertentu antibiotik yang tidak termutasi (non-mutan) mati,

8

Page 9: ISI ANTIBIOTIK

sedangkan antibiotik yang termutasi (mutan) menjadi resisten yang

kemudian tumbuh dan berkembang biak.

b. Perubahan gen antar strain dan spesies (atau evolusi horisontal)

Evolusi horisontal yaitu pengambil-alihan gen resistensi dari organisme

lain. Contohnya, streptomises mempunyai gen resistensi terhadap

streptomisin (antibiotik yang dihasilkannya sendiri), tetapi kemudian gen

ini lepas dan masuk ke dalam E. coli atau Shigella sp.

7. Efek Samping Antibiotik

Toksisitas selektif terhadap bakteri yang menginvasi tidak menjamin hospes

bebas dari efek yang tidak diinginkan, karena obat dapat menimbulkan respon

alergik atau bersifat toksik yang tidak berkaitan dengan aktivitas antibiotik:

a. Hipersensitivitas

Reaksi hipersensitivitas dapat terjadi apabila jumlah antigen masuk relatif

banyak atau bila status imunologik seseorang, baik humoral maupun

selular meningkat.

b. Toksisitas langsung

Toksisitas langsung yaitu kadar antibiotik yang tinggi dalam serum dapat

menimbulkan toksisitas pada proses selular melalui organ tubuh penderita

langsung.

c. Superinfeksi

Superinfeksi merupakan keberadaan data klinis maupun bakteriologi

pengaruh penghambatan pertumbuhan dari flora normal.

8. Jenis Tanaman Antibiotik

Ada bermacam-macam tanaman yang dapat digolongkan sebagai tanaman

antibiotik. Tanaman antibiotik memiliki keunggulan dibandingkan bahan

antibiotik lain yang sudah dibuat dalam bentuk jadi siap dipakai, karena

bahannya masih segar dan alami. Kini banyak dilakukan pengobatan dengan

tanaman antibiotik yang lebih dikenal dengan pengobatan herbal/tumbuhan.

9

Page 10: ISI ANTIBIOTIK

Selain efek sampingnya lebih kecil, pengobatan dengan tanaman antibiotik

tidak memerlukan biaya yang mahal.

Berbagai macam jenis tanaman antibiotik tumbuh di Indonesia dan mudah

untuk dicari. Tanaman antibiotik ini mudah untuk dibudidayakan dan tidak

memerlukan tempat yang luas. Jenis tanaman antibiotik antara lain:

a. Kunyit

Jenis tanaman rimpang ini mudah didapatkan dan ditanam di sekitar kita.

Selain sebagai bumbu masakan, kunyit ini termasuk tanaman antibiotik

yang memiliki banyak khasiat terutama kandungan senyawa di dalamnya

yang bisa menghambat kanker dan penyakit lain yang berbahaya. Selain

itu, kunyit dapat membantu melancarkan peredaran darah, mengurangi

rasa sakit di perut juga untuk membantu untuk menekan pertumbuhan

kuman di dalam tubuh.

b. Lidah mertua

Lidah mertua ini sebenarnya lebih banyak digunakan sebagai tanaman

penghias rumah. Tapi ternyata, banyak manfaat dari tanaman antibiotik ini

terutama bagian daunnya. Daun lidah mertua yang berbentuk panjang ini

memiliki sebuah senyawa yang disebut dengan Abamagenin. senyawa

inilah yang berguna untuk membantu memperlancar pernafasan, untuk

mengurangi keluhan batuk juga menyembuhkan radang. Selain itu,

tanaman lidah mertua ini juga bersifat polutan yaitu dapat membersihkan

udara disekitarnya dari polusi.

c. Sambiloto

Tanaman ini memang mirip dengan tanaman liar, tapi sangat berkhasiat

bagi kesehatan. Tanaman antibiotik ini dapat mencegah penyakit kanker

juga untuk meningkatkan daya kekebalan tubuh. Selain itu sambiloto juga

mengandung sebuah senyawa yaitu flavonoid yang sangat baik dalam

membantu melancarkan peredaran darah, serta adanya zat kimia lain yang

10

Page 11: ISI ANTIBIOTIK

terkandung seperti kalium yang berfungsi untuk menurunkan tekanan

darah.

d. Kayu manis

Kayu manis ini termasuk sebagai tanaman antibiotik karena mampu

mencegah pertumbuhan bakteri dan mengurangi gejala berbagai macam

penyakit seperti influenza dan sinusitis. Minyak yang terkandung di

alamnya juga dapat bermanfaat sebagai aromaterapi. Cara membuatnya

adalah dengan direbus bersama air dan diminum secara teratur.

e. Bawang putih

Konsensus umum bidang ini menunjukkan bahwa bawang putih adalah

antioksidan alami terbaik yang ada. Ada sedikit tidak lakukan untuk

membersihkan darah dari semua jenis patogen. Ini membersihkan tubuh

dari semua bakteri berbahaya dan bertindak sedikit mirip penisilin dalam

tubuh. Selain efek pembersihan pada sistem, juga membangun kekebalan

terhadap infeksi lebih lanjut. Hal ini juga dapat digunakan untuk

mengobati infeksi ringan pada hidung dan tenggorokan.

f. Cassia Italica

Pohon ini tumbuh terutama di Pakistan dan telah lama digunakan untuk

mengobati masalah kulit, agak mirip dengan aloe vera. Baru-baru ini, telah

terbukti antibiotik alami, paling sering digunakan untuk mengobati

penyakit lambung. Daunnya diperkirakan memacu pertahanan alami di

daerah perut untuk aksi yang lebih besar terhadap infeksi. Selain itu,

seperti hampir semua pohon, kulit dan akar mengandung tanin, zat alami

yang dapat efektif terhadap E. coli dan infeksi lainnya.

g. Teh hijau

Teh hijau seperti dari daun tanaman oolong telah lama digunakan untuk

tujuan medis. Teh dapat digunakan terhadap berbagai jenis infeksi, karena

11

Page 12: ISI ANTIBIOTIK

memprovokasi tubuh untuk menghasilkan lebih banyak pertahanan sendiri

antimikroba. Secara umum, kebanyakan teh hijau dapat digunakan untuk

mencegah infeksi. Pada tahun 2008, sebuah penelitian di Mesir

menemukan bahwa teh hijau dapat efektif terhadap apa yang disebut

"super," atau jenis infeksi yang resisten terhadap antibiotik konvensional.

h. Cranberries

Ekstrak dari cranberry telah digunakan untuk waktu yang lama untuk

melawan infeksi pada ginjal dan saluran kemih lebih umum. Secara

umum, ia bertindak dengan mencegah mikroba berbahaya dari

melampirkan sendiri ke sel-sel ginjal. Bahkan, ekstrak cranberry

menciptakan hambatan energi yang mencegah kontak antara sel ginjal

yang sehat dan patogen.

i. Grapefruit Ekstrak Biji

Ekstrak ini sangat efektif terhadap bakteri serius berbahaya seperti infeksi

Salmonella dan Staph. Ini adalah besar di sekitar desinfektan. Ekstrak dari

biji anggur juga dapat digunakan.

j. Propolis

Propolis sudah digunakan sejak zaman purba. Bapak kedokteran,

Hipokrates (460-370 SM) menganjurkan konsumsi propolis sebagai obat

untuk meningkatkan kualitas kesehatan. Propolis berkhasiat sebagai

antibiotik. Propolis dicampur dengan minyak jeli dan dioleskan pada luka

untuk mempercepat pengeringan luka dan efektif melawan bakteri yang

resisten terhadap beberapa antibiotik seperti penicillin, ampicillin,

methicillin, dan streptomycin. Propolis juga digunakan untuk mengatasi

bengkak, gangguan pencernaan, dan hati.

Menggunakan tanaman antibiotik sebagai alternatif dalam pengobatan sangat

baik dan mengurangi efek samping bagi tubuh. Mulailah menanam tanaman

12

Page 13: ISI ANTIBIOTIK

antibiotik ini di rumah, agar selalu tersedia dan dapat digunakan sewaktu-

waktu.

13

Page 14: ISI ANTIBIOTIK

BAB III

PENUTUP

Antibiotik dikenal sebagai antimicrobial drugs (obat antikuman) yang melawan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik dapat berupa antibiotik alami dan

antibiotik sintetis. Pada saat ini, telah marak penggunaan antibiotik sintetis dalam

dunia medis. Keberadaan antibiotik sintetis memang merupakan suatu kemajuan

di bidang medis, tetapi keberadaannya juga dapat menimbulkan suatu masalah

besar yang disebut resistensi. Resistensi antibiotik (antibiotic resistency)

merupakan kemampuan bakteri atau kuman lainnya untuk melakukan perlawanan

terhadap pengaruh antibiotik. Seringkali masyrakat kita menyebutnya dengan

‘kebal terhadap antibiotik’. Ini terjadi ketika bakteri berubah sedemikian rupa

sehingga mengurangi atau bahkan menghilangkan sama sekali efektifitas obat-

obatan yang dirancang untuk mengobati atau mencegah terjadinya infeksi. Bakteri

tersebut mampu bertahan hidup dan terus berkembang, sehingga menjadi lebih

berbahaya.

Sebenarnya penggunaan antibiotiklah yang memancing berkembangnya bakteri

yang ‘kebal’ terhadap antibiotik. Setiap kali seseorang meminum antibiotik,

bakteri yang sensitif akan terbunuh, namun kuman yang ‘bandel’ akan tetap

tersisa dan berkembang dengan pesat. Oleh karena itu sebaiknya pemakaian

antibiotik yang terlalu sering dan tidak pada tempatnya kita hindari. Penggunaan

antibiotik alami juga dapat menjadi pilihan alternatif yang tidak buruk.

Berikut ini beberapa tips yang mungkin berguna untuk mencegah terjadinya

resitensi antibiotik

1. Tanyakan kepada dokter apakah antibiotik memang diperlukan untuk jenis

penyakit yang diderita anak Anda dan tanyakan juga apa yang bisa Anda

lakukan agar si kecil bisa segera sembuh.

2. Jangan menggunakan antibiotik untuk infeksi virus seperti demam atau

flu.

14

Page 15: ISI ANTIBIOTIK

3. Jangan menyimpan antibiotik yang tersisa dengan pertimbangan untuk

digunakan nanti jika Anda memerlukannya lagi. Obat yang tersisa dari

pengobatan apa saja yang anak Anda terima sebaiknya dibuang saja ketika

masa pengobatannya sudah selesai.

4. Jika memang diperlukan antibiotik, maka ikuti arahan dokter Anda.

Jangan ada dosis yang terlewatkan. Sempurnakan konsumsi obat sesuai yang

diresepkan, walaupun anak Anda sudah membaik kesehatannya. Jika

pengobatan dengan antibiotik terhenti lebih awal, sebagian bakteri mungkin

akan bertahan dan menyerang lagi.

5. Jangan meminum antibiotik yang diresepkan untuk orang lain. Tidak

setiap antibiotik cocok dengan penyakit anak Anda.

6. Jika dokter Anda menyatakan bahwa penyakit si kecil bukan disebabkan

oleh infeksi bakteri, tanyakan solusi untuk meredakan gejalanya. Jangan

memaksanya untuk meresepkan antibiotik.

15

Page 16: ISI ANTIBIOTIK

DAFTAR PUSTAKA

Craig WA. 1998. Choosing an antibiotic on the basis of pharmacodynamics. Ear

NoseThroat J.

Dwi djoseputro, D.1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan

Gupte, Satish. 1990. Mikrobiologi Dasar Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa Aksara

Mueller M, dkk. 2004. Issues in pharmacokinetics and pharmacodynamics of

anti-infective agents: kill curves versus MIC. Antimicrobial agents and

chemotherapy

Murray RK. dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta: EGC

http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/antibiotik-mekanisme-

cara-kerja-dan-klasifikasinya/

http://www.cancer.gov/Templates/drugdictionary.aspx?CdrID=39156

16