TUGAS ANTIBIOTIK

82
TUGAS ANTIBIOTIK INFEKSI ODONTOGEN Di susun oleh: Kelompok 1 ADELIA CAESARINI (1310015103) ANNISA FAIRUS (1310015094) DZULHIYANA LAILI (1310015098) FIKA NOR AIDA (1310015093) JAMILAH IBRAHIM (1310015110) MARINI ANDRIYANA (1310015092) IRMAWATI (1310015091) SITI NUR AZIZAH (1310015109) ISTI DARISTIVIA (1310015 ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN 1

description

antibiotik

Transcript of TUGAS ANTIBIOTIK

Page 1: TUGAS ANTIBIOTIK

TUGAS ANTIBIOTIK INFEKSI ODONTOGEN

Di susun oleh: Kelompok 1

ADELIA CAESARINI (1310015103)

ANNISA FAIRUS (1310015094)

DZULHIYANA LAILI (1310015098)

FIKA NOR AIDA (1310015093)

JAMILAH IBRAHIM (1310015110)

MARINI ANDRIYANA (1310015092)

IRMAWATI (1310015091)

SITI NUR AZIZAH (1310015109)

ISTI DARISTIVIA (1310015 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2015

1

Page 2: TUGAS ANTIBIOTIK

TETRASIKLIN

1. TETRASIKLIN

A. Contoh Obat Paten

Cetacycline-P®, Conmycin®, Corsatet 250®, Dumocycline®, Farsyclin®, Hitetra®,

Ikacycline®, Indocycline®, Licocklin®, Spectrocycline®, Super Tetra®, Tetradex®,

Tetrarco®, Tetrin®

        Contoh obat yang mengandung tetrasiklin antara lain:

1. Conmycin

    Komposisi        : Tetracycline HCL

    Indikasi        : Infeksi karena organisme yang peka terhadap tetrasiklin

Dosis        : 1 kaps 4 x/ hr. Brucellosis 500 mg 4 x/hr selama 3 minggu.     Sifilis 30-40 g

dalam dosis terbagi selama 15 hr.

Penggunaan obat    : Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah

makan dengan segelas air, dalam posisi tegak. Dapat diberikan bersama

makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI.

Kontra Indikasi    : Riwayat hipersensitivitas terhadap tetrasiklin. Hamil, anak <12 tahun.

Efek samping    : Anoreksia, mual, muntah, diare, gossitis, disfagia, enterokolitis, lesi

inflamasi, ruam makulopapular dan eritematosa, fotosensitif.

2. Corsamycin

Komposisi        : Oxytetracycline HCl

Indikasi    : Bronkitis akut dan kronis termasuk pencegahan eksaserbasi akut,

bronkopneumonia dan atipikal pneumonia disebabkan oleh mikoplasma

pneumonia, bronkiektasis terinfeksi, bronkiolitis, otitis media, angina

vincenti, infeksi traktus urinatius, uretritis non-GO, infeksi bakteri pada

trakusGI dan biliaris, infeksi jaringan lunak, infeksi pasca persalinan

(endometritis), meningitis dan endokarditis, akne vulgaris, GO dan sifilis

yang tidak sesuai dengan penisilin. Granuloma inguinal dan khankroid,

bruselosis, kolera, amubasis, tifus dan Q-fever, psikatosis dan

limfogranuloma venereum, trakoma.

Dosis    : Dewasa 250-500mg tiap 6 jam selama 5-10 hari (untuk kebanyakan infeksi). Infeksi

nafas seperti eksaserbasi akut bronkitis dan pneumonia karena

2

Page 3: TUGAS ANTIBIOTIK

mikoplasma 500 mg 4 x/hr. Profilaksis infeksi saluran respiratorius 250

mg 2-3 x/hr. GO dan sifilis, bruselosis total dosis 2-3 g/hr.

Penggunaan Obat    : Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah

makan.

Kontra Indikasi    : Hipersensitif, gangguan ginjal. Hamil, anak < 7 tahun.

Efek samping    : Gangguan GI, gatal di anus dan vulva. Perubahan warna gigi dan hipoplasia

pada anak, hambatan pertumbuhan tulang sementara. Dosis tinggi: uremia.

3. Corsatet

Komposisi    : Tetracycline HCl

Indikasi    : Abses, akne, amubiasis, anthraks, disentri basiler, bartonellosis, bronkitis akut

dan kronis, infeksi bronkopulmoner, bruselosis, kankroid, difteri, infeksi

traktus genitourinaria, GO, granuloma inguinale, infeksi yang menyertai

fibrosis kistik pankreas, listeriosis, limfograuloma venereum, infeksi

bakteri campuran, osteomielitis, otitis eksterna dan media, pertusis,

faringitis, pneumonia, psittakosis, pielonefritis akut dan kronis, rocky

mountain spotted fever, demam scarlet, sinusitis, infeksi jaringan lunak,

sifilis, tonsilitis, tularemia, tifoid, ricketsia, uretritis (non-GO),

pencegahan pra dan pasca bedah dan dental.

Dosis    : Dewasa 250 mg 4 x/hr. Infeksi berat 1500-2000 mg/hr. Anak 20-40 mg/kg/BB/hr,

dosis terbagi. Sifilis dosis total 30-40 g dalam dosis terbagi rata selam 10-

15 hari. Bruselosis kombinasi dengan streptomisin.

Penggunaan obat    : Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah

makan dengan segelas air, dalam posisi tegak. Dapat diberkian bersama

makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI.

Kontra Indikasi    : Hipersensitif, gangguan ginjal berat, hamil, anak < 12 tahun.

Efek samping    : Gangguan GI, supersenitif, hepatotoksik dan nefrotoksik. Jarang

meningkatkan TIK, SLE. Perubahan warna gigi dan hipoplasia gigi pada

anak dalam masa pertumbuhan (6).

B. Bentuk Sediaan

Capsul (250 mg; 500 mg).

Capsul sebaiknya diminum dengan air putih yang banyak saat berdiri atau duduk.

3

Page 4: TUGAS ANTIBIOTIK

2. Golongan (defenisi Tetrasiklin)

Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam

natrium atau garam HClnya mudah larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam

HCl tetrasiklin bersifat relatif stabil. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat labil

sehingga cepat berkurang potensinya. Tetrasiklin adalah zat anti mikroba yang diperolah

denga cara deklorrinasi klortetrasiklina, reduksi oksitetrasiklina, atau denga fermentasi

(3).

    Tetrasiklin mempunyai mempunyai potensi setara dengan tidak kurang dari 975 μg tetrasiklin

hidroklorida,(C22H24N2O8.HCl),per mg di hitung terhadap zat anhidrat (4).

    Struktur kimia dari tetrasiklin adalah sebagai berikut:

Gambar.1.Struktur Tetrasiklin (2)

Tabel 1. Struktur kimia golongan tetrasiklin (1)

Jenis tetrasiklin Gugus

R1 R2 R3

1. Klortetrasiklin  -Cl  -CH3, -OH -H, -H 

2. Oksitetrasiklin  -H  -CH3, -OH -OH, -H  

3. Tetrasiklin  -H  -CH3, -OH -H, -H 

4. Demeklosiklin  -Cl  -H, -OH -H, -H  

5. Doksisiklin  -H  -CH3, -H -OH, -H   

6. Minosiklin  -N(CH3)2  -H, -H  -H, -H 

4

Page 5: TUGAS ANTIBIOTIK

    Tetracycline adalah spektrum luas Poliketida antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces

genus dari Actinobacteria , diindikasikan untuk digunakan melawan infeksi bakteri banyak. It is

a protein synthesis inhibitor. Ini adalah inhibitor sintesis protein. It is commonly used to treat

today, and, more recently,  , and played a historical role in stamping out  in the developed world.

Hal ini umumnya digunakan untuk mengobati jerawat hari ini, dan yang lebih baru, rosacea , dan

memainkan peran historis dalam memerangi kolera di negara maju. It is sold under the brand

names Sumycin , Terramycin , Tetracyn , and Panmycin , among others. Actisite is a thread-like

fiber form, used in dental applications. Itu dijual dengan merek Sumycin, Terramycin, Tetracyn,

dan Panmycin, antara lain. Actisite adalah seperti bentuk-serat benang, digunakan dalam aplikasi

gigi. It is also used to produce several semi-synthetic derivatives, which together are known as

the  . Hal ini juga digunakan untuk memproduksi turunan semi-sintetik beberapa yang bersama-

sama dikenal sebagai antibiotik tetrasiklin (3).

    Menurut farmakope Indonesia Edisi 4, Tetrasiklin memiliki pemerian serbuk hablur kuning,

tidak berbau. Stabil di udara tetapi pada pemaparan dengan cahaya matahari kuat, menjadi gelap.

Dalam laruta dengan pH lebih kecil dari 2, potensi berkurang dan cepat rusak dalam larutan

alkali hidroksida (4).

    Tetrasiklin mempunyai kelarutan sangat sukar larut dalam air, larut dalam 50 bagian etanol

(95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dan dalam eter P. Larut dalam asam encer, larut

dalam alkali disertai peruraian (3).

    Tetrasiklin adalah salah satu antibiotik yang dapat menghambat sintesis protein pada

perkembangan organisme. Antibiotik ini diketahui dapat menghambat kalsifikasi dalam

pembentukan tulang. Tetrasiklin diketahui dapat menghambat sintesis protein pada sel prokariot

maupun sel eukariot. Mekanisme kerja penghambatannya, yaitu tetrasiklin menghambat

masuknya aminoasil-tRNA ke tempat aseptor A pada kompleks mRNA-ribosom, sehingga

menghalangi penggabungan asam amino ke rantai peptide (7).

3. Mekanisme Kerja Tetrasiklin

Tetrasiklin bersifat bakteriostatik dengan jalan menghambat sintesis protein. Hal ini dilakukan

dengan cara mengikat unit ribosoma sel kuman 30 S sehingga t-RNA tidak menempel pada

ribosom yang mengakibatkan tidak terbentuknya amino asetil RNA. Antibiotik ini dilaporkan

juga berperan dalam mengikat ion Fe dan Mg. Meskipun tetrasiklin dapat menembus sel

5

Page 6: TUGAS ANTIBIOTIK

mamalia namun pada umumnya tidak menyebabkan keracunan pada individu yang

menerimanya.

Ada 2 proses masuknya antibiotik ke dalam ribosom bakteri gram negatif; pertama yang

disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah sistem transport aktif. Setelah masuk

maka antibiotik berikatan dengan ribosom 30S dan menghalangi masuknya tRNA-asam amino

pada lokasi asam amino.

Efek Antimikroba

Pada umumnya spektrum golongan tetrasiklin sama (sebab mekanismenya sama), namun

terdapat perbedaan kuantitatif dan aktivitas masing-masing derivat terhadap kuman tertentu.

Hanya mikroba yang cepat membelah yang dipengaruhi obat ini. Golongan tetrasiklin termasuk

antibiotik yang terutama bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan jalan menghambat sintesis

protein kuman.

4. Efek samping Tetrasiklin

Efek samping dalam penggunaan tetrasiklin diantaranya yaitu:

1.      Perusakan warna pada gigi

Tetrasiklin mengandung gugus-gugus hidroksil, dimana gugus tersebut akan membentuk

ikatan bila dikombinasikan dengan Ca++ sebagai unsur-unsur pembentuk gigi. Tetrasiklin dapat

mengikat kalsium secara irreversible, kemudian berikatan dengan kristal hidroksiapatit baik di

dentin maupun enamel. Juga, mempunyai kemampuan membentuk kompleks atau ikatan dengan

kristal hidroksiapatit dalam gigi sehingga mengakibatkan terbentuknya senyawa orthocalcium

phosphat complex yang tertimbun pada gigi dan menyebabkan perubahan warna pada gigi.

Dentin ditunjukkan sebagai jaringan yang paling sulit untuk berubah warna daripada enamel jika

melalui plasenta.

Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya perubahan warna pada gigi. Faktor-faktor

tersebut antara lain struktur kimia dari senyawa tetrasiklin, dosis yang digunakan, lamanya

pemakaian dan masa pembentukan gigi.

Faktor utama penyebab dari perubahan warna pada gigi anak akibat tetrasiklin adalah

pemberian obat dalam masa pembentukan gigi, baik gigi sulung maupun gigi permanen. Pada

masa pembentukan gigi, struktur gigi yang sedang mengalami kalsifikasi seperti kalsium akan

6

Page 7: TUGAS ANTIBIOTIK

diikat oleh tetrasiklin secara irreversible. Kemudian ikatan tersebut mengikat hidroksi apatit

dalam struktur gigi yang sedang erupsi. Ikatan ini nantinya akan menetap pada dentin dan

enamel sehingga mengakibatkan perubahan warna pada gigi.

2.      Merapuhkan gigi dan melubangi gigi

Pemakaian tetrasiklin yang terus-menerus menyebabkan email gigi tidak terbentuk sempurna,

dan permukaan gigi tidaklah halus dan rata. Gigi menjadi sulit dibersihkan, dan plak menempel

dengan kuat sehingga gigi mudah berlubang.

3.      Gangguan pencernaan

Gangguan saluran pencernaan merupakan yang sering terjadi. Diantaranya seperti mual,

muntah, diare, nyeri menelan , iritasi kerongkongan. Efek samping yang jarang terjadi termasuk :

kerusakan hati, pankreatitis, gangguan darah, fotosensitif, reaksi hipersensitif (ruam, dermatitis

eksfoliatif, sindrom steven-johnson, urtikaria, angioedema, anafilaksis, carditis). Sakit kepala

dan gangguan penglihatan dapat terjadi dan dapat menjadi penanda peningkatan tekanan dalam

kepala dan segera hentikan pengobatan bila ini terjadi.

5. Farmakokinetik

Absorbsi

Kira-kira 30-80% tetrasklin diserap lewat saluran cerna. Doksisiklin dan minosiklin

diserap lebih dari 90%. Absorpsi ini sebagian besar berlangsung di lambung dan usus halus

bagian atas. Berbagai faktor dapat menghambat penyerapan tetrasiklin seperti adanya

makanan dalam lambung (kecuali doksisiklin dan monosiklin), pH tinggi, pembentukan kelat

(kompleks tetrasiklin dengan zat lain yang sukar diserap seperti kation Ca2+, Mg2+, Fe2+, Al3+,

yang terdapat dalam susu dan antasid). Oleh sebab itu sebaiknya tetrasiklin diberikan

sebelum atau 2 jam setelah makan.

Tetrasiklin fosfat kompleks tidak terbukti lebih baik absorbsinya dari sediaan tetrasiklin

biasa.

Distribusi

7

Page 8: TUGAS ANTIBIOTIK

Dalam plasma serum jenis tetrasiklin terikat oleh protein plasma dalam jumlah yang

bervariasi. Pemberian oral 250 mg tetrasiklin, klortetrasiklin dan oksitetrasiklin tiap 6 jam

menghasilkan kadar sekitar 2,0-2,5 μg/ml (1).

Masa paruh doksisiklin tidak berubah pada insufisiensi ginjal sehingga obat ini boleh

diberikan pada gagal ginjal. Dalam cairan serebrospinal (CSS) kadar golongan tetrasiklin

hanya 10-20% kadar dalam serum. Penetrasi ke CSS ini tidak tergantung dari adanya

meningitis. Penetrasi ke cairan tubuh lain dalam jaringan tubuh cukup baik. Obat golongan

ini ditimbun dalam sistem retikuloendotelial di hati, limpa dan sumsum tulang, serta di dentin

dan email gigi yang belum bererupsi. Golongan tetrasiklin menembus sawar uri, dan terdapat

dalam air susu ibu dalam kadar yang relatif tinggi. Dibandingkan dengan tetrasiklin lainnya,

daya penetrasi doksisiklin dan minosiklin ke jaringan lebih baik.

Metabolisme

Obat golongan ini tidak dimetabolisme secara berarti di hati. Doksisiklin dan minosiklin

mengalami metabolisme di hati yang cukup berarti sehingga aman diberikan pada pasien

gagal ginjal.

Ekskresi

Golongan tetrasiklin diekskresi melalui urin berdasarkan filtrasi glomerulus. Pada

pemberian per oral kira-kira 20-55% golongan tetrasiklin diekskresi melalui urin. Golongan

tetrasiklin yang diekskresi oleh hati ke dalam empedu mencapai kadar 10 kali kadar serum.

Sebagian besar obat yang diekskresi ke dalam lumen usus ini mengalami sirkulasi

enterohepatik; maka obat ini masih terdapat dalam darah untuk waktu lama setelah terapi

dihentikan. Bila terjadi obstruksi pada saluran empedu atau gangguan faal hati obat ini akan

mengalami kumulasi dalam darah. Obat yang tidak diserap diekskresi melalui tinja.

Antibiotik golongan tetrasiklin yang diberi per oral dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan

sifat farmakokinetiknya, yaitu :

a. Tetrasiklin, klortetrasiklin dan oksitetrasiklin. Absorpsi kelompok tetrasiklin ini tidak

lengkap dengan masa paruh 6-12 jam.

b. Demetilklortetrasiklin. Absorpsinya lebih baik dari masa paruhnya kira-kira 16 jam

sehingga cukup diberikan 150mg per oral tiap 6 jam.

8

Page 9: TUGAS ANTIBIOTIK

c. Doksisiklin dan minosiklin. Absorpsinya baik sekali dan masa paruhnya 17-20 jam.

Tetrasiklin golongan ini cukup diberikan 1 atau 2 kali 100 mg sehari (1).

6. Kontraindikasi

Tetrasiklin dapat menyebabkan pewarnaan pada gigi karena deposisi pada tulang dan gigi

yang sedang tumbuh. Untuk itu tetrasiklin sebaiknya tidak diberikan pada :

-  Anak di bawah 12 tahun

-  Ibu hamil

-  Ibu menyusui

Tetrasiklin dapat memicu gagal ginjal untuk itu sebaiknya tidak diberikan kepada pasien dengan

penyakit ginjal (kecuali doksisiklin dan minosiklin).

7. Dosis

Infeksi; 250 mg tiap 6 jam, dapat ditingkatkan pada infeksi berat sampai 500 mg setiap 6-

8jam. 

Akne; 500 mg dua kali sehari.

Uretritis non-gonokokal; 500 mg tiap 6 jam untuk 7-14 hari (21 hari jika setelah

pengobatan pertama infeksi kembali berulang).

Infeksi umum; 4 dd 250-500 mg (garam Hcl/ fosfat) 1 jam a.c atau 2 jam p.c.

Infeksi Chlamydia 4 dd 500 mg selama 7 hari, acne 3-4 dd 250 mg selama 1 bulan, setiap

minggu dikurangi dengan 250 mg sampai tercapai stabilisasi (selama 3-6 bulan).Malaria

4 dd 250 – 500 mg selama 7-10 hari dikombinasi dengan kinin.Infeksi H. Pylori 4 dd 500

mg selama 1-2 minggu.

CEPHALOSPORIN

Sefalosporin dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium. Merupakan salah

satu antibiotik yang memiliki cincin β-laktam dalam strukturnya sehingga tergolong antibiotik

β-laktam bersama-sama dengan penisilin, monobaktam, dan karbapenem. Sefalosporin tergabung

dalam cephem, subgrup antibiotik β-laktam bersama dengan sefasimin.

9

Page 10: TUGAS ANTIBIOTIK

Senyawa sefalosporin memiliki gugus inti 7-aminocephalosporanic acid (7-ACA),

yang mengandung gugus β-laktam (sebuah cincin dengan 2 atom C, 1 gugus karbonil, dan 1

atom N) dan cincin dihidrothiazin. Secara keseluruhan nama ilmiah sefalosporin adalah asam 3-

asetoksimetil-7-asilamino-3-cephem-4-karboksilat.

Seperti halnya antibiotik β-laktam lainnya, sefalosporin dapat digunakan dalam melawan

infeksi oleh bakteri dengan mengikat dan menjadi inhibitor enzim pembentuk dinding

peptidoglikan bakteri. Dibandingkan dengan penisilin yang juga merupakan antibiotik β-laktam,

sefalosporin memiliki sifat resistan terhadap enzim β-laktamase yang dihasilkan oleh bakteri untuk

memutus ikatan pada cincin β-laktam.

Sefalosporin digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi oleh bakteri, seperti infeksi

saluran pernapasan (pneumonia, bronkitis, tonsillitis), infeksi kulit, dan infeksi saluran urin.

Pemberian sefalosporin kadang-kadang bersamaan dengan antibiotik lain. Sefalosporin juga

umum digunakan dalam pembedahan atau surgery , untuk mencegah infeksi selama pembedahan.

Klasifikasi

Secara umum, sefalosporin dikelompokkan dalam 5 generasi, berdasarkan sifat antibakterial,

spektrum antibiotik, stabilitas terhadap laktamase, dan aktivitas intrinsik.

Generasi 1

Bersifat lebih efektif dalam menghadapi infeksi staphylococcal dan streptococcal (bakteri

gram positif), stabil terhadap asam, sedikit aktif dalam melawan bakteri gram negatif.

Beberapa obat yang tergolong dalam sefalosporin generasi pertama yaitu cefadroxil,

cefazolin, cephalexin, cephaloridine, cephalothin, cephapirin, dan cephradine.

Generasi 2

Memiliki spektrum bakteri gram negatif yang lebih luas, akan tetapi lebih lemah

dalam melawan bakteri gram positif dibanding generasi pertama. Kelompok ini juga

lebih resistan terhadap β-laktamase. Sefalosporin yang termasuk generasi kedua adalah

cefaclor, cefoxitin, cefprozil, dan cefuroxime.

Generasi 3

10

Page 11: TUGAS ANTIBIOTIK

Memiliki aktivitas terhadap bakteri gram negatif yang jauh lebih besar, yang

disertai dengan berkurangnya aktivitas terhadap bakteri gram negatif. Kelompok ini

meliputi cefdinir, cefixime, cefotamine, ceftriaxone, ceftazidime, dan cefoperazone.

Generasi 4

Memiliki spektrum yang lebih seimbang, sehingga aktif dalam melawan bakteri

gram positif dan gram negatif. Merupakan antibiotik yang paling potensial di antara obat-obat

dalam mengobati beberapa infeksi serius pada manusia. Yang merupakan obat-obat

yang tergolong dalam generasi 4 ini cefepime, cefluprenam, cefozopran, cefpirome,

dan cefquinome

Generasi 5

Merupakan kelompok terbaru yang diidentifikasi meliputi ceftobiprole dan

ceftaroline, pengelompokannya masih belum diterima secara universal. Ceftaroline memiliki

aktivitas yang sangat baik dalam melawan bakteri gram positif.

Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja antimikrobanya dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba

(sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman untuk ketangguhan dindingnya). Daya

kerja  sefalosporin   ialah bakterisida. Jadi yang dihambat ialah reaksi transpeptidase tahap

ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel. Aktivitas antimikroba sefalosforin

ialah dengan menghambat sisitesa dinding sel mikroba. Yang dihambat ialah reaksi

transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel. Sefalosporin

aktif terhadap kuman gram positif maupun gram negative tetapi spektrum antimikroba

berbeda untuk masing-masing derivatnya. Golongan sefalosporin generasi ketiga umumnya

kurang aktif dibandingkan dengan generasi pertama terhadap kokus gram positif tetapi jauh

lebih aktif terhadap enterobacteriaceae, termasuk strain penghasil penisilinase. Mekanisme

kerja antimikroba Sefalosporin ialah dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba.

Spektrum kerja sefalosforin sangat luas dan meliputi banyak kuman Gram-positif dan

gram-negatif, termasuk E.coli, Klebsiella, dan Proteus.Kepekaannya untuk beta-laktamase

lebih rendah daripada penisilin, Hingga tahun 2006 golongan  Sefalosporin   sudah menjadi 4

11

Page 12: TUGAS ANTIBIOTIK

generasi, pembedaan generasi dari Sefalosporin berdasarkan aktivitas mikrobanya dan yang

secara tidak langsung sesuai dengan urutan masa pembuatannya.

Indikasi

Digunakan untuk pengobatan infeksi berat atau yang tidak dapat diobati dengan

antimikroba jenis lain.

Generasi I

Digunakan per oral pada infeksi saluran kemih ringan dan sebagai obat pilihan kedua

pada infeksi saluran napas dan kulit yang tidak begitu parah dan bila terdapat alergi untuk

penisilin. Jangkauan terapi generasi ini meliputi bakteri yang memproduksi penisilin,

streptokokus dan stafilokokus.

Generasi ini memiliki kemampuan melawan kuman Escherichia coli, Klebsiella

pneumoniae dan Proteus mirabilis, namun tidak dapat bekerja melawan Bacteroides fragilis,

enterococci, methicillin-resistant staphylococci, Pseudomonas, Acinetobacter, Enterobacter,

indole-positif Proteus, atau Serratia.

Generasi ini umumnya digunakan untuk terapi infeksi kulit, jaringan lunak, dan saluran

kemih. Mampu untuk terapi infeksi saluran pernapasan yang disebabkan olehStreptococcus

pneumoniae pencillin-sensitif namun tidak untuk Hemophilus influenzae dan Moraxella

catarrhalis Contoh : cefadroxil, cefalexin 2.

 

Generasi II

Digunakan parenteral pada infeksi serius yang resisten terhadap amoksisilin dan

sefalosporin generasi I, juga terkombinasi dengan aminoglikosida (gentamisin, tobramisin) untuk

memperluas dan memperkuat aktivitasnya. Begitu pula profilaksis pada antara lain bedah

jantung, usus dan ginekologi.

Sefoksitin dan sefuroksim (generasi ke II) digunakan pada gonore (kencing nanah) akibat

gonokok yang membentuk laktamase. Terbagi atas 2 grup yaitu 'true' generasi kedua sefalosporin

(cefuroxime) dan sefamisin (cefocetan). "True" sefalosporin lebih baik dibandingkan generasi

pertama untuk terapi kuman Hemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, Neisseria

meningitidis, dan beberapa Enterobacteriaceae.

12

Page 13: TUGAS ANTIBIOTIK

Generasi kedua dapat digunakan untuk terapi infeksi saluran pernapasan yang disebabkan

oleh kuman Hemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, Streptococcus pneumoniae; dan

infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan oleh kuman Escherichia coli. Sefamisin

dapat digunakan untuk terapi infeksi aerob/anaerob kulit, jaringan lunak, intrabdomen, Contoh :

cefuroxim, cefaclor.

 

Generasi III

Seftriaxon dan sefotaksim kini sering dianggap sebagai obat pilihan pertama untuk

gonore, terutama bila telah timbul resistensi terhadap senyawa fluorkuinon (siprofloksasin).

Sefoksitin digunakan pada infeksi bacteroides fragilis. Beberapa jenis antibiotik generasi ini

memiliki kemampuan kurang untuk penanganan kuman gram positif.

Generasi ini mampu mengatasi infeksi nosokomial (diperoleh di RS), mampu menembus

sistim saraf pusat sehingga dapat menangani meningitis (infeksi selaput otak) akibat kuman

pneumokokus, meningokokus, H.Influenza, E.coli,Klebsiella, dan penicillin-resistant N.

gonorrhoeae.

Dapat digunakan untuk menangani infeksi yang disebabkan oleh kuman gram negatif

terutama infeksi nosokomial, infeksi saluran pernapasan, infeksi darah, intraabdomen, kulit,

jaringan lunak, saluran kemih. Dapat digunakan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.

Contoh : ceftriakson, cefoperazone, ceftazidim, cefotaxim, ceftizoxim

 

Generasi IV

Generasi keempat ini memiliki spektrum luas dengan kemampuan melawan bakteri gram

positif sama seperti generasi pertama, mampu melawan kuman gram negatif, dapat melewati

barier otak, dan efektif dalam menangani meningitis. Contoh : cefepime, cefpirome

 

Generasi V

Masih diteliti lebih lanjut, terminologinya masih belum dapat diterima secara universal.

Kontra Indikasi

13

Page 14: TUGAS ANTIBIOTIK

Penggunaan antibiotik ini perlu berhati-hati. Antibiotik oral sistemik tidak boleh

diberikan pada pasien dengan septikemia, syok atau penyakit berat lainnya. Efek samping yang

mungkin ditimbulkan yakni ialah :

- Reaksi hipersensitifitas dan dermatologi : shock, rash, urtikaria, eritema, pruritis, udema.

- Hematologi : pendarahan, trombositopenia, anemia hemolitik.

- Efek pada saluran cerna, terutama penggunaan oral : colitis (darah dalam tinja), nyeri

lambung, diare, rasa tidak enak pada lambung, anoreksia, nausea, konstipasi.

- Defisiensi vitamin K : karena sefalosporin menimbulkan efek anti vitamin K.

- Efek pada ginjal : meningkatnya konsentrasi serum kreatinin, disfungsi ginjal dan toksik

nefropati.

Obat oral dapat menimbulkan terutama gangguan lambung-usus (diare, nausea, dan

sebagainya), reaksi alergi (rash, urticaria) jarang terjadi.

Eritromisin

Eritromisin merupakan antibiotik yang aktif secara oral, yang ditemukan oleh McGuire pada

tahun 1992 dalam produk metabolisme Streptomyces erythraeus. Spesies mikroba penghasil

eritromisin lainnya adalah Streptomyces griseoplanus dan Arthobacter sp (Omura & Tanaka,

1984). Dari ketiganya yang merupakan penghasil utama eritromisin adalah Streptomyces

erythraeus. Nama dari mikroba telah mengalami retaksonomi menjadi Saccharopolyspora

erythraea. Seno & Hutchinson (1986) menyatakan bahwa mikroba ini bukan tergolong dalam

genus Streptomyces, karena dinding sel dari genus Streptomyces terdiri dari asam L-

Dimetilamino pimelat (L-DMP), sedangkan pada Saccharopolyspora erythraea terdapat pula

meso-DMP yang umum terdapat pada genus Saccharopolyspora (Omura & Tanaka, 1984).

Sehingga nama baru yang diusulkan adalah

Saccharopolyspora erythraea.

Eritromisin tersebut termasuk dalam golongan makrolid, yang terdiri dari bagian aglikon

berupa cincin lakton dengan anggota 14 atom, yang terikat pada molekul gula, yakni desosamin

dan L-kladinosa / L-mikarosa (Omura & Tanaka,1984 seperti pada struktur berikut :

14

Page 15: TUGAS ANTIBIOTIK

Gambar 1. Struktur Eritromisin

Keterangan:

Antibiotika R1 R2 R3 R4 Gula Netral

Eritromisin A OH CH3 CH3 H Kladinosa

Eritromisin B H CH3 CH3 H Kladinosa

Eritromisin C OH H CH3 H Mikarosa

Eritromisin D H H CH3 H Mikarosa

Eritromisin E OH CH3 CH2 O Kladinosa

Eritromisin F OH CH3 CH2OH H Kladinosa

Eritromisin A merupakan produk akhir dalam biosintesis eritromisin oleh mikroba

penghasil, sedangkan pada eritromisin B dan C merupakan bentuk intermediet dalam biosintesis

eritromisin. Biosintesis dari eritromisin melalui dua jalur, yaitu jalur pertama merupakan

terjadinya cincin 6-deoksieritronolid B dan jalur kedua menuju kepada glikosilasi 6-

deoksieritronolid B. Sedangkan jalur biosintesis 6-deoksieritronolid B dari propionil KoA dan 2-

metilmalonil KoA berjalan melalui tujuh langkah, seperti tertera pada gambar berikut (Sudibyo,

1998).

:

15

Page 16: TUGAS ANTIBIOTIK

Gambar 2. Biosintesis 6-deoksieritronolid B

Asam propionat dapat digunakan untuk biosintesis eritromisin yang berasal dari

metabolisme oksidatif piruvat melalui suksinat, dari pemecahan asam lemak dengan jumlah atom

karbon gasal, dari asam-asam amino rantai cabang (valin dan isoleusin) atau dari asam amino

seperti treonin dan metionin. Aglikon dari eritromisin adalah lipida dan pembentukan secara

biologinya terlihat menyerupai asam lemak rantai panjang. Mayoritas propionat yang digunakan

dalam pembentukan eritromisin A sepertinya diturunkan dari pemecahan asam amino rantai

cabang (Corcoran, 1981). Di bawah ini adalah skema pembentukan eritromisin A.

16

Page 17: TUGAS ANTIBIOTIK

Gambar 3. Skema biosintesis eritromisin A (Summers, 1997)

Eritromisin A merupakan senyawa dengan rumus molekul C13H67NO13 dengan BM

733,22. Bentuk senyawa berupa kristal berwarna putih atau agak kuning, sedikit higroskopis,

tidak terlalu berbau dengan jarak lebur 135-140°C. Antibiotik ini sangat larut dalam alkohol,

aseton, kloroform, asetonitril dan etil asetat. Dalam air kelarutannya 2 mg/mL. Eritromisin

bersifat basa dan memiliki harga pKa 8,8 sehingga bila bereaksi dengan asam akan membentuk

garam (Budavari, 1999). Antibiotik ini memiliki aktivitas sebagai bakteriostatik maupun

bakterisida tergantung dari jenis mikroba patogen dan konsentrasi obat. Mekanisme aksi

eritromisin adalah dengan cara menghambat sintesis protein bakteri dengan jalan berikatan

secara reversible dengan ribosom subunit 50 S.

Eritromisin memiliki spektrum cukup luas terhadap bakteri gram positif (Staphylococcus aureus,

Streptococcus pyogenes dan Streptococcus pneumoniae) dan gram negatif (Haemophilus

influenzae, Pasteurella multocida, Brucella dan Rickettsia) maupun mikoplasma (Chlamydia)

namun tidak memiliki aktivitas terhadap virus, ragi ataupun jamur. Penggunaan eritromisin

terbukti aman dalam pemakaiannya.

Indikasi

17

Page 18: TUGAS ANTIBIOTIK

1. Eritromisin merupakan pilihan pertama pada khususnya infeksi paru-paru dengan

Lagionella pneumophila.

2. Infeksi saluran pernapasan bagian atas ringan sampai sedang yang disebabkan

Streptococcus pyogenes, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae.

3. Infeksi saluran pernapasan bagian bawah ringan sampai agak berat yang disebabkan

oleh Streptococcus pyogenes dan Streptococcus pneumoniae.

4. Infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae.

5. Pertusis yang disebabkan oleh Bordetella pertussis.

6. Infeksi kulit dan jaringan lunak ringan sampai agak berat yang disebabkan oleh

Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus.

7. Mengatasi radang panggul akut yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae pada

penderita yang alergi terhadap penisilin dan derivatnya.

8. Pencegahan terhadap endocarditis bacterial pada penderita yang alergi terhadap

penisilin dengan riwayat rematik dan kelainan jantung bawaan.

9. Karena sifatnya yang aktif terhadap kuman anaerob dalam usus, eritomisin bersama

neomisin digunakan untuk profilaksis bedah usus.

(Purwanto, 2002)

Mekanisme Kerja

Eritromisin basa dihancurkan oleh asam lambung dan harus diberikan bersama salut

enterik. Makanan dapat mengganggu penyerapan.bentuk stearat dan ester cukup resisten

terhadap asam dan sedikit lebih baik diserapnya. Garam lauril dari ester propionil

eritromisin merupakan sediaan oral yang paling baik penyerapannya. Namun, hanya

bentuk basa yang secara mikrobiologis aktif, dan konsentrasinya cenderung serupa apa pun

formulasinya. Eritromisin tidak memerlukan penyesuaian dosis untuk gagal ginjal.

Eritromisin tidak dikeluarkan dengan dialisis. Sejumlah besar obat yang diberikan

diekskresikan dalam empedu dan keluar melalui tinja, dan hanya 5% yang diekskresikan

di urin. Obat yang terserap didistribusikan secara luas, kecuali ke otak dan cairan

serebrospinal. Eritromisin diserap oleh leukosit polimorfonukleus dan makrofag. Obat ini

menembus plasenta dan mencapai janin (Katzung et al., 2014).

18

Page 19: TUGAS ANTIBIOTIK

Efek antibakteri eritromisin dan makrolid lain mungkin inhibitorik atau

bakterisidal, terutama pada konsentrasi tinggi, bagi organisme yang rentan. Aktivitas

meningkat pada pH basa. Inhibisi sintesis protein terjadi melalui pengikatan ke RNA

ribosom 50S. Tempat pengikatan terletak dekat dengan pusat peptidiltransferase, dan

pemanjanagan rantai peptide (yi. Transpeptidasi) dicegah dengan menghambat saluran

keluar polipeptida. Akibatnya, peptidil tRNA terlepas dari ribosom. Eritromisin juga

menghambat pembetukan subunit ribosom 50S. Eritromisin aktif terhadap galur-galur

rentan organism positif-gram, khususnya pneumokokus, streptokokus, stafilokokus, dan

korinebakteri. Resistensi terhadap eritromisin biasanya disandi oleh plasmid. Telah

diketahui terdapat tiga mekanisme, yakni :

(1) berkurangnya permeabilitas membran sel atau efluks aktif;

(2) pembentukan (oleh Enterobacteriaceae) enterase yang menghidrolisis makrolid; dan

(3) modifikasi tempat pengikatan di ribosom (yang disebut sebagai proteksi ribosom) oleh

mutasi kromosom atau oleh metilase yang terbentuk secara konstituitif atau akibat

induksi makroli.

Efluks dan produksi metilase adalah mekanisme resistensi terpenting pada organism

gram-positif. Resistensi-silang antara eritromisin dan makrolid lain bersifat sempurna.

Produksi metilase konstituitif juga menimbulkan resistensi terhadap senyawa yang secara

struktural tidak berhubungan, tetapi secara mekanistis serupa, misalnya klindamisin dan

sterptogramin B (yang dinamakan resistensi makrolid linkosamid-streptogramin atau tipe-

MLS), yang memiliki tempat pengikatan yang sama di ribosom, karena non-makrolid

merupakan penginduksi metilase yang buruk, galur-galur yang mengekspresikan suatu

metilasi inducible akan tampak rentan in vitro. Namun, mutan-mutan konstituitif yang

resisten dapat terseleksi dan muncul selama pengobatan dengan klindamisin (Katzung et

al., 2014).

Efek Samping

Efek samping dari obat ini adalah mual, muntah, dan sering terjadi diare. Intoleransi

saluran cerna, yang disebabkan oleh rangsangan langsung pada motilitas lambung, adalah

penyebab tersering dihentikannya eritromisin dan diberikannya antibiotik lain. Eritromisin,

19

Page 20: TUGAS ANTIBIOTIK

terutama bentuk estolat, dapat menyebabkan hepatitis kolestatik akut (demam, ikterus,

gangguan fungsi hati), yang merupakan suatu reaksi hipersensitivitas. Sebagian besar

pasien pulih dari reaksi ini, tetapi hepatitis kambuh jika obat diberi kembali. Reaksi alergik

lain mencakup demam, eosinofilia, dan ruam. Metabolit eritromisin menghambat enzim-

enzim sitokrom P450 dan karenanya, meningkatkan kosentrasi banyak obat dalam serum,

termasuk teofilin, warfarin, dan metilprednisolon. Eritromisin meningkatkan konsentrasi

serum digoksin oral dengan meningkatkan ketersediaan-hayatinya (Katzung et al., 2014).

Dosis

Dosis oral dewasa eritromisin basa, stereat, atau estolat adalah 0,25-0,5 g setiap 6

jam (250-500 mg/6 jam) dan dosis untuk anak adalah 40 mg/kg/hari. Dosis eritromisin

etilsuksinat adalah 0,4-0,6 g setiap 6 jam (400-600 mg/6 jam). Eritromisin basa oral (1 g)

kadang dikombinasikan dengan neuromisin atau kanamisin oral untuk persiapan praoperasi

kolon. Dosis intravena eritromisin gluseptat atau laktobionat adalah 0,5-1,0 g setiap 6 jam

(500-1000 mg/6 jam)untuk dewasa dan 20-40 mg/kg/hari untuk anak. Dosis yang lebih

tinggi dianjurkan untuk mengobati pneumonia akibat Lagionella pneumophila (Katzung et

al., 2014).

Kontraindikasi

Kontraindikasi dari senyawa obat ini adalah:

1. Kehamilan trimester pertama.

2. Hipersensitif terhadap eritromisin. (Katzung et al., 2014)

CLINDAMYCIN

Mekanisme Aksi dan Antibakterial Spektrum

Clindamycin memiliki aktivitas yang signifikan melawan bermacam Gram positif dan Gram negatif

anaerob serta mikroorganisme fakultatif ataupun aerob yaitu Bacteriodes, Prevotella,

Porphyromonas, Veilonella, Peptostreptococcus, Microaerophilic streptococci, Actinomyces,

Eubacteria, Clostridium (except Clostridium difficile), and Propionibacteria. Organisme Gram

20

Page 21: TUGAS ANTIBIOTIK

positif yang rentan terhadap clindamycin termasuk Streptococcus pneumoniae, VGS,

Corynebacterium, Streptococci grup A,B, C, dan G, dan Streptococcus bovis yang memiliki

variabel kerentanan terhadap staphylococci. Juga rentan terhadap clindamycin yaitu Leptototrichia

buccalis, Bacillus cereus dan subtilis, Capnocytophaga canimorsus, dan beberapa β-lactamase

yang memproduksi Staphylococci.

Bacterial Resistance

Ketahanan tehadap clindamycin berlaku tiga mekanisme :

1. Perubahan 23S ribosom RNA dari 50S subunit ribosom dengan adenine

methylation (proteksi ribosom)

2. Mengubah %50S ribosom protein pada bagian reseptor (perubahan reseptor)

3. Penonaktifan pada beberapa ikatan staphylococcal oleh nucleotidyl transferase (penonaktifan

obat) .Adenine methylation adalah plasmid yang menengahi dan memberi ketahanan MLSb.

Ketahanan fenotife M macrolide dalam Streptococcus pneumoniae tidak memberikan ketahanan pada

clindamycin. Jika ketahanan erythromycin dalam staphylococci inducible

Dan constitutive, mikroorganisme hanya tahan terhadap 14- dan 15- anggota macrolide dan beberapa

yang sensitif  terhadap lincosamides, streptogramins, dan 16- anggota macrolides. Contitutive macrolides

dalam staphylococci dari tipe MLSb memberikan ketahanan pada semua antibiotik secara serempak.

Farmakokinetik

Clindamycin terabsorbsi baik secara oral dengan bioavailability 90% tidak dipengaruhi oleh makanan. Waktu

untuk level oral serum maksimum adalah 45-60 menit, dengan level serum maksimal 2.5µg/ml dan waktu paruh

eliminasi 2.4-3 jam. Dengan kegagalan ginjal waktu paruh eliminasi meningkat menjadi 6 jam dengan

penggandaan level serum. Obat ini berpenetrasi baik ke dalam tulang, tapi tidak ke cairan cerebrospinal,

bermetabolisme sebagian besar dalam hati (lebih dari 90%), dan berkonsentrasi tinggi di dalam empedu, dimana

ini dapat mengubah florausus sampai 2 minggu setelah penggunaan dihentikan. Clindamycin mirip dengan

macrolides yang memusatkan pada sel polymorphonuclear, alveolar macrophage, dan jaringan abses secara

istimewa.

Indikasi

21

Page 22: TUGAS ANTIBIOTIK

Indikasi clindamycin terdapat pada pengobatan dari infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri anaerob, juga

terhadap infeksi oleh Streptococci, Pneumococci, dan Staphylococci. Clindamycin biasa diberikan pada

pasien yang tidak dapat mengonsumsi penicillin atau alergi terhadap penicillin. Karena resiko terhadap colitis,

maka sebelum memilih clindamycin ini perlu dipertimbangkan asal penyakit dan alternatif obat lain yang

sesuai.

Anaerob : Infeksi traktus respirator serius seperti empyema, anaerob pneumonitis, dan abses paru; infeksi kulit

dan jaringan halus; septicema; infeksi intra-abdomen sepertiperitonitis dan abses intra-abdomen; infeksi pelvis dan

traktus genitalia pada wanita; abses nongonococcal tuboovarian; selulitis pelvis dan infeksi pasca operasi vagina.

Streptococci : Infeksi traktus respirator; infeksi kulit dan jaringan halus.

Staphylococci : Infeksi traktus respirator; infeksi kulit dan jaringan halus.

Pneumococci : Infeksi traktus respirator.

Clindamycin bisa juga digunakan pada dental infections dan periodontitis (FDA off-labeluse). Untuk mengurangi

pengembangan bakteri yang tahan terhadap obat dan memelihara keefektifan dari clindamycin dan antibakterial

lainnya, clindamycin harus digunakan hanya untuk mengobati atau mencegah infeksi yang disebabkan oleh

bakteri. Jika pemeliharaan dan informasi tentang kerentahan ada, harus dipertimbangkan pemilihan atau

pemodifikasian terapi antibiotik. Ketidakadaan data tersebut, dapat menyebabkan lokal epidemiologi dan pola

kerentanan akan menyumbang pilihan empiris dari terapi.

Interaksi Obat

Clindamycin bereaksi secara sinergis dengan nondepolarizing obat penghambat neuromuscular dalam

menghambat neurotransmitter pada otot skeletal. Absorpsi clindamycin secara oral dilambangkan dengan obat

antidiarrheal kaolin-pectin.

Kontraindikasi

Clindamycin tidak diberikan pada pasien Crohn’s disease, pseudomembranous enterocolitis, atau

ulcerative colitis.

Efek Merugikan

22

Page 23: TUGAS ANTIBIOTIK

Terdapat sedikit efek merugikan yang berhubungan dengan clindamycin termasuk rasamual dan muntah, nyeri

pada abdomen, esophagitis, glossitis, stomatitis, alergi, peningkatan reversible pada tingkat transaminase serum,

reversible myelosuppresion, rasa metal,maculopapular rash (3%-10%), dan diarrhea (2%-20%,rata-rata 8%).

Dosis intravena yang tinggi pada clindamycin dapat menghasilkan pemblokiran neuromuscular yang mirip

dengan aminoglycosides, tetracyclin, dan polymixin B.

CLORAMPHENICOL

Indikasi

1.Cloramphenicol merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus,paratifus dan salmonelisis lainnya

2.untunk infeksi berat yang disebabkan oleh H.infulenzae(terutama infeksi meningual dan

beberapa bakteri gram negarif yang menyebabkan bakteremia meningitis dan infeksi berat yang

lainnya

Kontra Indikasi

Penderita yang hipersensitif atau mengalamireaksi toksik dengan cloramphenicol.

Jangan digunakan untuk mengobati infulenza,batuk pilek,imfeksi tenggorakan atau mencegah

infeksi ringan

Wanita hamil dan menyusui

Gangguan fungsi hati dan ginjal

Cara kerja

Cloramphenicol adalah antibiotok yang mempunyai aktifitas bakteriostatik dan pada dosis yang

tinggi bersifat bakterisid .Aktivitas antibakterinya dengan menghambat sintesa protein dengan

jalan mengikat ribosom subunit 50S ,yang merupakan langkah penting dalam pembentukan

ikatan peptida.Cloramphenicol efektif terhadap bakteri aerob gram positif dan beberapa bkteri

aerob gram negatif

Digunakan dengan cara Po dan Iv

Dosis

Oral

Dewasa ,anak-anak dan bayi berumur lebih dari 2 minggu

50 mg/kg BB sehari dalam dosisi terbagi 3-4

23

Page 24: TUGAS ANTIBIOTIK

Bayi prematur dan bayi kurang dari 2 minggu

25 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 4

Intravaskuler

15-20 ml/kg

Efek samping

Depresi sumsum tulang belakang,anemia aplastis,gangguan pencernaan ,kemerahan pada

kulit,Gray syndrome pada bayi

Waktu paruh

Po 6 jam dan Io 6 jam

Pemberian

Dikonsumsi pada perut kososng (1 atau 2 jam sebelum/sesudah makan)

24

Page 25: TUGAS ANTIBIOTIK

METRONIDAZOLE

1. Deskripsi

Nama dan struktur kimia

1-(2-Hydroxyethyl)-2-methyl-5-nitroimidazole: 1-(-Ethylol)-2-methyl-5-nitro-3-

azapyrrole; Sinonim : Metronidazol hydrochloride; 2-Methyl-5-nitroimidazole-1-

ethanol ; C6H9N3O3, Sinonim : C12H12N2O2S.

Sifat fisiobiokimia

Dalam perdagangan metronidazol terdapat dalam bentuk basa dan garam hidroklorida.

Sebagai basa berupa serbuk kristal berwarna putih hingga kuning pucat. Sedikit larut

dalam air dan dalam alkohol, dan mempunyai pKa 2,6. Injeksi metronidazol jernih, tidak

berwarna, larutan isotonik dengan pH 4,5 – 7, dengan osmolarity 297-314 mOsm/L dan

mengandung natrium fosfat, asam sitrat dan natrium klorida. Metronidazol hidroklorida

sangat larut dalam air dan larut dalam alkohol, dalam perdagangan berupa serbuk

berwarna putih.

2. Golongan/kelas terapi

Anti-infeksi.

3. Nama dagang

Flagyl ,Tismazol ,Fladex , Promuba ,Elyzol ,Mebazid ,Corsagyl , Gravazol ,

Nidazole ,Fortagyl , Metronidazole fresenius ,Metrolet ,Trichodazol , Trogyl ,

Metrofusin ,Metronidazole (generic) .

4. Indikasi

Trikomoniasis, seperti vaginitis dan uretritis yang disebabkan oleh Trichomonas

vaginalis.

25

Page 26: TUGAS ANTIBIOTIK

Amebiasis, seperti amebiasis intestinal dan amebiasis hepatic yang disebabkan oleh E.

histolytica.

Giardiasis.

Balantidiasis.

Blastocystis.

Penyakit infeksi gigi.

Gingivitis (peradangan gusi) ulseratif nekrotikans.

Infeksi bakteri anaerob.

Antibiotik profilaksis operasi.

Infeksi Helicobacter pylori.

5. Administrasi

Mengelola secara oral atau infus IV terus menerus atau intermiten. Jangan menggunakan

melalui suntikan IV cepat karena pH rendah product dilarutkan,

Dalam pengobatan infeksi anaerob yang serius, rute parenteral biasanya digunakan pada

awalnya dan metronidazol oral yang sebagai pengganti bila dibenarkan oleh kondisi

pasien,

Administrasi Oral

Mengelola tablet extended-release minimal 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.

IV Infusion

Injeksi metronidazole secara komersial tersedia untuk infus IV tidak perlu diencerkan

atau dinetralisir sebelum penggunaan IV.

Bubuk hidroklorida metronidazol untuk injeksi harus dengan dilarutkan, diencerkan, dan

kemudian dinetralisir sebelum administrasi IV.

Rekonstitusi dan Pelarutan

Merekonstitusi kembali bubuk hidroklorida metronidazole untuk injeksi dengan

menambahkan 4,4 mL air steril atau bakteriostatik untuk injeksi, 0,9% natrium klorida

injeksi, atau bakteriostatik injeksi natrium klorida ke botol berisi 500 mg metronidazole.

Larutan rekonstitusi mengandung sekitar 100 mg metronidazol / mL dan memiliki pH

0,5-2,

26

Page 27: TUGAS ANTIBIOTIK

Larutan Rekonstitusi metronidazol hidroklorida harus lebih encer dengan 0,9% injeksi

natrium klorida, injeksi dekstrosa 5%, atau injeksi Ringer laktat untuk konsentrasi ≤8

mg / mL

Rekonstitusi dan pelarutan metronidazole hidroklorida kemudian harus dinetralkan

dengan menambahkan sekitar 5 mEq injeksi natrium bikarbonat untuk setiap 500 mg

metronidazole. Penambahan natrium bikarbonat untuk solusi hidroklorida metronidazol

dapat menghasilkan gas karbon dioksida dan mungkin perlu untuk meringankan tekanan

gas di wadah.

Kecepatan Administrasi

Infus IV biasanya diinfuskan selama 1 jam.

6. Dosis, cara dan lama pemberian

Infeksi anaerobik (pengobatan biasanya selama 7 hari dan 10 hari untuk penggunaan

antibiotika pada pengobatan kolitis), peroral dengan dosis awal 800 mg kemudian 400

mg setiap 8 jam atau 500 mg setiap 8 jam; anak-anak 7,5 mg/kg setiap 8 jam; kemudian

pemberian dilanjutkan tiap 12 jam, anak-anak setiap 8 jam selama 3 hari, kemudian

pemberian dilanjutkan tiap 12 jam, umur hingga 1 tahun 125 mg, 1 – 5 tahun 250 mg, 5

– 10 tahun 500 mg, lebih dari 10 tahun dosis dewasa; selama 3 hari, pemberian secara

infus intravena lebih dari 20 menit, 500 mg setiap 8 jam; anak-anak 7,5 mg/kg setiap 8

jam.

Ulser pada lengan : peroral 400 mg setiap 8 jam selama 7 hari

Bacterial vaginosis : peroral 400 – 500 mg dua kali sehari selama 5 – 7 hari atau 2 gram

sebagai dosis tunggal.

Inflamasi pelviks : peroral 400 mg dua kali sehari selama 14 hari.

27

Page 28: TUGAS ANTIBIOTIK

Acute ulcerative gingivitis : peroral 200-250 mg setiap 8 jam selama 3 hari; anak-anak

1-3 tahun 50 mg setiap 8 jam selama 3 hari; 3 – 7 tahun 100 mg setiap 12 jam; 7 – 10

tahun 100 mg setiap 8 jam.

Infeksi oral akut : peroral 200 mg setiap 8 jam selama 3 – 7 hari ; anak-anak 1-3 tahun

50 mg setiap 8 jam selama 3 – 7 hari, 3 – 7 tahun 100 mg setiap 12 jam; 7 – 10 tahun

100 mg setiap 8 jam.

7. Farmakologi

Absorbsi : Oral : diabsorbsi dengan baik; topikal : konsentrasi yang dicapai secara

sistemik setelah penggunaan 1 g secara topikal 10 kali lebih kecil dari pada penggunaan

dengan 250 mg peroral.

Distribusi : ke saliva, empedu, cairan mani, air susu, tulang, hati dan abses hati , paru-

paru dan sekresi vagina; menembus plasenta dan sawar darah otak (blood- brain barrier).

Ikatan protein : < 20%

Metabolisme : Hepatik (30%-60%)

T½ eliminasi : neonatus : 25-75 jam ; yang lain : 6-8 jam, terjadi perpanjangan pada

kerusakan hepar; gagal ginjal terminal : 21 jam

Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: segera : 1-2 jam

Ekskresi : urin (20% hingga 40% dalam bentuk obat yang tidak berubah): feses (6%

hingga 15%)

28

Page 29: TUGAS ANTIBIOTIK

8. Stabilitas penyimpanan

Injeksi metronidazol harus disimpan pada 15°C hingga 30°C dan dilindungi dari cahaya.

Produk dapat disimpan dalam refrigerator namun akan terbentuk kristal, kristal dapat

dilarutkan kembali dengan menghangatkannya pada suhu kamar. Paparan cahaya dalam

jangka waktu panjang dapat menyebabkan warna produk menjadi gelap. Namun

demikian paparan cahaya yang normal pada ruangan dalam jangka pendek tidak

mempengaruhi stabilitas metronidazol. Paparan sinar matahari langsung harus dihindari.

Larutan standar : 500 mg/ 100 ml NS. Stabilitas campuran parenteral pada suhu kamar

(25°C): stabilitas pada produk yang terbungkus : 30 hari.

9. Kontraindikasi

Pasien yang memiliki hipersensitif terhadap Metronidazole.

Pasien dengan kelainan neurological.

Pasien dengan riwayat Blood Dyscrasia.

Hypothyroidism.

Hypoadrenalism.

Wanita menyusui dan hamil

10. Efek samping

Mual, muntah, gangguan pengecapan, lidah kasar dan gangguan saluran pencernaan;

rash ;mengantuk (jarang terjadi), sakit kepala, pusing , ataksia, urin berwarna gelap,

erytema multiform, pruritus, urtikaria, angioedema dan anafilaksis; juga dilaporkan

abnormalitas tes fungsi hati, hepatitis, jaundice, trombositopenia, anemia aplastic,

myalgia.

29

Page 30: TUGAS ANTIBIOTIK

11. Interaksi

Dengan obat lain

Efek Cytochrome P450 : menghambat CYP2C8/9 (lemah), 3A4 (moderate).

Meningkatkan efek/toksisitas : Etanol dapat menyebabkan reaksi seperti disulfiram.

Warfarin dan metronidazol dapat meningkatkan bleeding time (PT) yang menyebabkan

perdarahan. Simetidin dapat meningkatkan kadar metronidazol.

Metronidazol dapat menghambat metabolisme cisaprid, menyebabkan potensial aritmia;

hindari penggunaan secara bersamaan. Metronidazol dapat meningkatkan efek/toksisitas

lithium. Metronidazol dapat meningkatkan efek/toksisitas benzodiazepin tertentu, calcium

channel blocker, siklosporin, turunan ergot, HMG-Coa reduktase inhibitor tertentu,

mirtazapine, nateglinid, nefazodon, sildenafil ( dan PDE-5 inhibitor yang lain), takrolimus,

venlafaxine, dan substrat CYP3A4 yang lain.

Menurunkan efek: fenobabital, fenobarbital (inducer enzim yang lain), dapat menurunkan

efek dan waktu paro metronidazol.

Dengan makanan

Konsentrasi puncak serum antibiotik diturunkan dan terjadi delay (terlambat), tetapi

jumlah total obat yang diabsorbsi tidak dipengaruhi.

12. Pengaruh

Terhadap kehamilan

Produsen menyarankan untuk menghindari penggunaan obat pada dosis tinggi. Faktor

risiko : B (dikontraindikasikan pada trimester pertama) Obat dapat menembus plasenta

( efek karsinogenik pada tikus); dikontraindikasikan terhadap pengobatan trichomoniasis

pada trimester pertama, kecuali jika pengobatan alternatif tidak adekuat. Untuk keamanan

dan efikasi pada indikasi yang lain, gunakan obat pada ibu hamil hanya jika keuntungan

pada ibu hamil lebih banyak daripada potensial risiko terhadap janinnya.

30

Page 31: TUGAS ANTIBIOTIK

Terhadap ibu menyusui

Ditemukan dalam air susu, produsen menyarankan untuk menghindari penggunaan obat

dengan dosis tunggal yang besar. Masuk kedalam air susu ibu/tidak direkomendasikan

(AAP rates ’’of concern”)

Terhadap anak-anak

Keamanan dan efikasi penggunaan obat pada anak-anak belum diketahui dengan jelas,

kecuali untuk pengobatan amoebiasis. Bayi baru lahir menunjukkan keterbatasan dalam

eliminasi metronidazole. Pada bayi berumur 28 hingga 40 minggu, waktu paro eliminasi

10,9 – 22,5 jam.

Terhadap hasil laboratorium

Interaksi dengan tes laboratorium : dapat mempengaruhi uji AST, ALT, Trigliserida,

glukosa dan LDH.

31

Page 32: TUGAS ANTIBIOTIK

13. Bentuk sediaan

Tablet, Cairan Infus, Suppositoria, Sirup.

14. Peringatan

Reaksi disulfiram-like terjadi bila diberikan bersama alkohol, kerusakan hati dan

encefalopati hepatik; kehamilan; menyusui; dihindari pada porfiia; monitoring hasil

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan klinik pada pengobatan yang melebihi 10

hari.

15. Informasi pasien

Jumlah dan frekuensi penggunaan obat tergantung dari beberapa faktor, seperti kondisi

pasien, umur dan berat badan. Bila anda mempunyai pertanyaan yang berkaitan dengan

jumlah dan/ frekuensi pemakaian obat tanyakan pada dokter atau apoteker . Bacalah

dengan seksama informasi mengenai penggunaan obat ini dan ulangi membaca setiap kali

anda menerima resep lagi. Gunakan obat ini sesuai dengan yang telah diresepkan. Jangan

menggunakan obat ini untuk trichomoniasis selama tiga bulan pertama kehamilan.

Gunakan obat pada lambung kosong.Obat dapat menyebabkan gangguan pada saluran

cerna (GI upset); jika hal ini terjadi gunakan bersama makanan. Bentuk sediaan lepas

lambat harus digunakan pada saat lambung kosong ( 1 jam atau 2 jam setelah makan)

Produsen merekomendasikan untuk menghindari penggunaan etanol selama pengobatan

dengan obat ini dan setelah tiga hari terapi selesai. Gunakan obat hingga habis. Obat yang

tidak digunakan sampai habis menyebabkan pemusnahan bakteri tidak

32

Page 33: TUGAS ANTIBIOTIK

sempurna dan infeksi dapat kambuh lagi. Hubungi dokter bila terjadi kejang atau mati

rasa pada tangan dan kaki. Tes laboratorium diperlukan untuk memonitor terapi. Pastikan

hal ini dilakukan. Kondisi medis awal pasien harus diceritakan pada petugas kesehatan

sebelum menggunakan obat ini. Jangan menghentikan pemakaian obat ini tanpa

berkonsultasi dengan dokter. Jangan menggunakan OTC atau obat resep yang lain tanpa

memberitahu dokter yang merawat. Ini termasuk sediaan herbal atau suplemen makanan

yang lain. Jangan menggunakan obat melebihi jumlah yang telah diresepkan, kecuali atas

anjuran dokter. Hubungi dokter atau apoteker jika anda merasa menggunakan obat terlalu

banyak. Jika pasien lupa minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat. Jika

terlewat beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan minum

obat dengan dosis ganda, kecuali atas saran dari tenaga kesehatan. Jika lebih dari satu kali

dosis terlewat, mintalah nasehat dokter atau apoteker. Obat ini hanya digunakan oleh

pasien yang mendapat resep. Jangan diberikan pada orang lain.

16. Mekanisme aksi

Setelah berdifusi kedalam organisma, berinteraksi dengan DNA menyebabkan hilangnya

struktur helix DNA dan kerusakan untaian DNA. Hal ini lebih jauh menyebabkan

hambatan pada syntesa protein dan kematian sel organisma.

CEPHALOSPORIN

Sefalosporin dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium. Merupakan salah

satu antibiotik yang memiliki cincin β-laktam dalam strukturnya sehingga tergolong antibiotik

β-laktam bersama-sama dengan penisilin, monobaktam, dan karbapenem. Sefalosporin tergabung

dalam cephem, subgrup antibiotik β-laktam bersama dengan sefasimin.

Senyawa sefalosporin memiliki gugus inti 7-aminocephalosporanic acid (7-ACA),

yang mengandung gugus β-laktam (sebuah cincin dengan 2 atom C, 1 gugus karbonil, dan 1

atom N) dan cincin dihidrothiazin. Secara keseluruhan nama ilmiah sefalosporin adalah asam 3-

asetoksimetil-7-asilamino-3-cephem-4-karboksilat.

33

Page 34: TUGAS ANTIBIOTIK

Seperti halnya antibiotik β-laktam lainnya, sefalosporin dapat digunakan dalam melawan

infeksi oleh bakteri dengan mengikat dan menjadi inhibitor enzim pembentuk dinding

peptidoglikan bakteri. Dibandingkan dengan penisilin yang juga merupakan antibiotik β-laktam,

sefalosporin memiliki sifat resistan terhadap enzim β-laktamase yang dihasilkan oleh bakteri untuk

memutus ikatan pada cincin β-laktam.

Sefalosporin digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi oleh bakteri, seperti infeksi

saluran pernapasan (pneumonia, bronkitis, tonsillitis), infeksi kulit, dan infeksi saluran urin.

Pemberian sefalosporin kadang-kadang bersamaan dengan antibiotik lain. Sefalosporin juga

umum digunakan dalam pembedahan atau surgery , untuk mencegah infeksi selama pembedahan.

Klasifikasi

Secara umum, sefalosporin dikelompokkan dalam 5 generasi, berdasarkan sifat antibakterial,

spektrum antibiotik, stabilitas terhadap laktamase, dan aktivitas intrinsik.

Generasi 1

Bersifat lebih efektif dalam menghadapi infeksi staphylococcal dan streptococcal (bakteri

gram positif), stabil terhadap asam, sedikit aktif dalam melawan bakteri gram negatif.

Beberapa obat yang tergolong dalam sefalosporin generasi pertama yaitu cefadroxil,

cefazolin, cephalexin, cephaloridine, cephalothin, cephapirin, dan cephradine.

Generasi 2

Memiliki spektrum bakteri gram negatif yang lebih luas, akan tetapi lebih lemah

dalam melawan bakteri gram positif dibanding generasi pertama. Kelompok ini juga

lebih resistan terhadap β-laktamase. Sefalosporin yang termasuk generasi kedua adalah

cefaclor, cefoxitin, cefprozil, dan cefuroxime.

Generasi 3

Memiliki aktivitas terhadap bakteri gram negatif yang jauh lebih besar, yang

disertai dengan berkurangnya aktivitas terhadap bakteri gram negatif. Kelompok ini

meliputi cefdinir, cefixime, cefotamine, ceftriaxone, ceftazidime, dan cefoperazone.

Generasi 4

34

Page 35: TUGAS ANTIBIOTIK

Memiliki spektrum yang lebih seimbang, sehingga aktif dalam melawan bakteri

gram positif dan gram negatif. Merupakan antibiotik yang paling potensial di antara obat-obat

dalam mengobati beberapa infeksi serius pada manusia. Yang merupakan obat-obat

yang tergolong dalam generasi 4 ini cefepime, cefluprenam, cefozopran, cefpirome,

dan cefquinome

Generasi 5

Merupakan kelompok terbaru yang diidentifikasi meliputi ceftobiprole dan

ceftaroline, pengelompokannya masih belum diterima secara universal. Ceftaroline memiliki

aktivitas yang sangat baik dalam melawan bakteri gram positif.

Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja antimikrobanya dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba

(sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman untuk ketangguhan dindingnya). Daya

kerja  sefalosporin   ialah bakterisida. Jadi yang dihambat ialah reaksi transpeptidase tahap

ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel. Aktivitas antimikroba sefalosforin

ialah dengan menghambat sisitesa dinding sel mikroba. Yang dihambat ialah reaksi

transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel. Sefalosporin

aktif terhadap kuman gram positif maupun gram negative tetapi spektrum antimikroba

berbeda untuk masing-masing derivatnya. Golongan sefalosporin generasi ketiga umumnya

kurang aktif dibandingkan dengan generasi pertama terhadap kokus gram positif tetapi jauh

lebih aktif terhadap enterobacteriaceae, termasuk strain penghasil penisilinase. Mekanisme

kerja antimikroba Sefalosporin ialah dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba.

Spektrum kerja sefalosforin sangat luas dan meliputi banyak kuman Gram-positif dan

gram-negatif, termasuk E.coli, Klebsiella, dan Proteus.Kepekaannya untuk beta-laktamase

lebih rendah daripada penisilin, Hingga tahun 2006 golongan  Sefalosporin   sudah menjadi 4

generasi, pembedaan generasi dari Sefalosporin berdasarkan aktivitas mikrobanya dan yang

secara tidak langsung sesuai dengan urutan masa pembuatannya.

35

Page 36: TUGAS ANTIBIOTIK

Indikasi

Digunakan untuk pengobatan infeksi berat atau yang tidak dapat diobati dengan

antimikroba jenis lain.

Generasi I

Digunakan per oral pada infeksi saluran kemih ringan dan sebagai obat pilihan kedua

pada infeksi saluran napas dan kulit yang tidak begitu parah dan bila terdapat alergi untuk

penisilin. Jangkauan terapi generasi ini meliputi bakteri yang memproduksi penisilin,

streptokokus dan stafilokokus.

Generasi ini memiliki kemampuan melawan kuman Escherichia coli, Klebsiella

pneumoniae dan Proteus mirabilis, namun tidak dapat bekerja melawan Bacteroides fragilis,

enterococci, methicillin-resistant staphylococci, Pseudomonas, Acinetobacter, Enterobacter,

indole-positif Proteus, atau Serratia.

Generasi ini umumnya digunakan untuk terapi infeksi kulit, jaringan lunak, dan saluran

kemih. Mampu untuk terapi infeksi saluran pernapasan yang disebabkan olehStreptococcus

pneumoniae pencillin-sensitif namun tidak untuk Hemophilus influenzae dan Moraxella

catarrhalis Contoh : cefadroxil, cefalexin 2.

 

Generasi II

Digunakan parenteral pada infeksi serius yang resisten terhadap amoksisilin dan

sefalosporin generasi I, juga terkombinasi dengan aminoglikosida (gentamisin, tobramisin) untuk

memperluas dan memperkuat aktivitasnya. Begitu pula profilaksis pada antara lain bedah

jantung, usus dan ginekologi.

Sefoksitin dan sefuroksim (generasi ke II) digunakan pada gonore (kencing nanah) akibat

gonokok yang membentuk laktamase. Terbagi atas 2 grup yaitu 'true' generasi kedua sefalosporin

(cefuroxime) dan sefamisin (cefocetan). "True" sefalosporin lebih baik dibandingkan generasi

pertama untuk terapi kuman Hemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, Neisseria

meningitidis, dan beberapa Enterobacteriaceae.

Generasi kedua dapat digunakan untuk terapi infeksi saluran pernapasan yang disebabkan

oleh kuman Hemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, Streptococcus pneumoniae; dan

36

Page 37: TUGAS ANTIBIOTIK

infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan oleh kuman Escherichia coli. Sefamisin

dapat digunakan untuk terapi infeksi aerob/anaerob kulit, jaringan lunak, intrabdomen, Contoh :

cefuroxim, cefaclor.

 

Generasi III

Seftriaxon dan sefotaksim kini sering dianggap sebagai obat pilihan pertama untuk

gonore, terutama bila telah timbul resistensi terhadap senyawa fluorkuinon (siprofloksasin).

Sefoksitin digunakan pada infeksi bacteroides fragilis. Beberapa jenis antibiotik generasi ini

memiliki kemampuan kurang untuk penanganan kuman gram positif.

Generasi ini mampu mengatasi infeksi nosokomial (diperoleh di RS), mampu menembus

sistim saraf pusat sehingga dapat menangani meningitis (infeksi selaput otak) akibat kuman

pneumokokus, meningokokus, H.Influenza, E.coli,Klebsiella, dan penicillin-resistant N.

gonorrhoeae.

Dapat digunakan untuk menangani infeksi yang disebabkan oleh kuman gram negatif

terutama infeksi nosokomial, infeksi saluran pernapasan, infeksi darah, intraabdomen, kulit,

jaringan lunak, saluran kemih. Dapat digunakan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.

Contoh : ceftriakson, cefoperazone, ceftazidim, cefotaxim, ceftizoxim

 

Generasi IV

Generasi keempat ini memiliki spektrum luas dengan kemampuan melawan bakteri gram

positif sama seperti generasi pertama, mampu melawan kuman gram negatif, dapat melewati

barier otak, dan efektif dalam menangani meningitis. Contoh : cefepime, cefpirome

 

Generasi V

Masih diteliti lebih lanjut, terminologinya masih belum dapat diterima secara universal.

Kontra Indikasi

Penggunaan antibiotik ini perlu berhati-hati. Antibiotik oral sistemik tidak boleh

diberikan pada pasien dengan septikemia, syok atau penyakit berat lainnya. Efek samping yang

mungkin ditimbulkan yakni ialah :

- Reaksi hipersensitifitas dan dermatologi : shock, rash, urtikaria, eritema, pruritis, udema.

37

Page 38: TUGAS ANTIBIOTIK

- Hematologi : pendarahan, trombositopenia, anemia hemolitik.

- Efek pada saluran cerna, terutama penggunaan oral : colitis (darah dalam tinja), nyeri

lambung, diare, rasa tidak enak pada lambung, anoreksia, nausea, konstipasi.

- Defisiensi vitamin K : karena sefalosporin menimbulkan efek anti vitamin K.

- Efek pada ginjal : meningkatnya konsentrasi serum kreatinin, disfungsi ginjal dan toksik

nefropati.

Obat oral dapat menimbulkan terutama gangguan lambung-usus (diare, nausea, dan

sebagainya), reaksi alergi (rash, urticaria) jarang terjadi.

ERITROMISIN

Eritromisin merupakan antibiotik yang aktif secara oral, yang ditemukan oleh McGuire pada

tahun 1992 dalam produk metabolisme Streptomyces erythraeus. Spesies mikroba penghasil

eritromisin lainnya adalah Streptomyces griseoplanus dan Arthobacter sp (Omura & Tanaka,

1984). Dari ketiganya yang merupakan penghasil utama eritromisin adalah Streptomyces

erythraeus. Nama dari mikroba telah mengalami retaksonomi menjadi Saccharopolyspora

erythraea. Seno & Hutchinson (1986) menyatakan bahwa mikroba ini bukan tergolong dalam

genus Streptomyces, karena dinding sel dari genus Streptomyces terdiri dari asam L-

Dimetilamino pimelat (L-DMP), sedangkan pada Saccharopolyspora erythraea terdapat pula

meso-DMP yang umum terdapat pada genus Saccharopolyspora (Omura & Tanaka, 1984).

Sehingga nama baru yang diusulkan adalah

Saccharopolyspora erythraea.

Eritromisin tersebut termasuk dalam golongan makrolid, yang terdiri dari bagian aglikon

berupa cincin lakton dengan anggota 14 atom, yang terikat pada molekul gula, yakni desosamin

dan L-kladinosa / L-mikarosa (Omura & Tanaka,1984 seperti pada struktur berikut :

38

Page 39: TUGAS ANTIBIOTIK

Gambar 1. Struktur Eritromisin

Keterangan:

Antibiotika R1 R2 R3 R4 Gula Netral

Eritromisin A OH CH3 CH3 H Kladinosa

Eritromisin B H CH3 CH3 H Kladinosa

Eritromisin C OH H CH3 H Mikarosa

Eritromisin D H H CH3 H Mikarosa

Eritromisin E OH CH3 CH2 O Kladinosa

Eritromisin F OH CH3 CH2OH H Kladinosa

Eritromisin A merupakan produk akhir dalam biosintesis eritromisin oleh mikroba

penghasil, sedangkan pada eritromisin B dan C merupakan bentuk intermediet dalam biosintesis

eritromisin. Biosintesis dari eritromisin melalui dua jalur, yaitu jalur pertama merupakan

terjadinya cincin 6-deoksieritronolid B dan jalur kedua menuju kepada glikosilasi 6-

deoksieritronolid B. Sedangkan jalur biosintesis 6-deoksieritronolid B dari propionil KoA dan 2-

metilmalonil KoA berjalan melalui tujuh langkah, seperti tertera pada gambar berikut (Sudibyo,

1998).

:

39

Page 40: TUGAS ANTIBIOTIK

Gambar 2. Biosintesis 6-deoksieritronolid B

Asam propionat dapat digunakan untuk biosintesis eritromisin yang berasal dari

metabolisme oksidatif piruvat melalui suksinat, dari pemecahan asam lemak dengan jumlah atom

karbon gasal, dari asam-asam amino rantai cabang (valin dan isoleusin) atau dari asam amino

seperti treonin dan metionin. Aglikon dari eritromisin adalah lipida dan pembentukan secara

biologinya terlihat menyerupai asam lemak rantai panjang. Mayoritas propionat yang digunakan

dalam pembentukan eritromisin A sepertinya diturunkan dari pemecahan asam amino rantai

cabang (Corcoran, 1981). Di bawah ini adalah skema pembentukan eritromisin A.

40

Page 41: TUGAS ANTIBIOTIK

Gambar 3. Skema biosintesis eritromisin A (Summers, 1997)

Eritromisin A merupakan senyawa dengan rumus molekul C13H67NO13 dengan BM

733,22. Bentuk senyawa berupa kristal berwarna putih atau agak kuning, sedikit higroskopis,

tidak terlalu berbau dengan jarak lebur 135-140°C. Antibiotik ini sangat larut dalam alkohol,

aseton, kloroform, asetonitril dan etil asetat. Dalam air kelarutannya 2 mg/mL. Eritromisin

bersifat basa dan memiliki harga pKa 8,8 sehingga bila bereaksi dengan asam akan membentuk

garam (Budavari, 1999). Antibiotik ini memiliki aktivitas sebagai bakteriostatik maupun

bakterisida tergantung dari jenis mikroba patogen dan konsentrasi obat. Mekanisme aksi

eritromisin adalah dengan cara menghambat sintesis protein bakteri dengan jalan berikatan

secara reversible dengan ribosom subunit 50 S.

Eritromisin memiliki spektrum cukup luas terhadap bakteri gram positif (Staphylococcus aureus,

Streptococcus pyogenes dan Streptococcus pneumoniae) dan gram negatif (Haemophilus

influenzae, Pasteurella multocida, Brucella dan Rickettsia) maupun mikoplasma (Chlamydia)

namun tidak memiliki aktivitas terhadap virus, ragi ataupun jamur. Penggunaan eritromisin

terbukti aman dalam pemakaiannya.

Indikasi

41

Page 42: TUGAS ANTIBIOTIK

1. Eritromisin merupakan pilihan pertama pada khususnya infeksi paru-paru dengan

Lagionella pneumophila.

2. Infeksi saluran pernapasan bagian atas ringan sampai sedang yang disebabkan

Streptococcus pyogenes, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae.

3. Infeksi saluran pernapasan bagian bawah ringan sampai agak berat yang disebabkan

oleh Streptococcus pyogenes dan Streptococcus pneumoniae.

4. Infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae.

5. Pertusis yang disebabkan oleh Bordetella pertussis.

6. Infeksi kulit dan jaringan lunak ringan sampai agak berat yang disebabkan oleh

Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus.

7. Mengatasi radang panggul akut yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae pada

penderita yang alergi terhadap penisilin dan derivatnya.

8. Pencegahan terhadap endocarditis bacterial pada penderita yang alergi terhadap

penisilin dengan riwayat rematik dan kelainan jantung bawaan.

9. Karena sifatnya yang aktif terhadap kuman anaerob dalam usus, eritomisin bersama

neomisin digunakan untuk profilaksis bedah usus.

(Purwanto, 2002)

Mekanisme Kerja

Eritromisin basa dihancurkan oleh asam lambung dan harus diberikan bersama salut

enterik. Makanan dapat mengganggu penyerapan.bentuk stearat dan ester cukup resisten

terhadap asam dan sedikit lebih baik diserapnya. Garam lauril dari ester propionil

eritromisin merupakan sediaan oral yang paling baik penyerapannya. Namun, hanya

bentuk basa yang secara mikrobiologis aktif, dan konsentrasinya cenderung serupa apa pun

formulasinya. Eritromisin tidak memerlukan penyesuaian dosis untuk gagal ginjal.

Eritromisin tidak dikeluarkan dengan dialisis. Sejumlah besar obat yang diberikan

diekskresikan dalam empedu dan keluar melalui tinja, dan hanya 5% yang diekskresikan

di urin. Obat yang terserap didistribusikan secara luas, kecuali ke otak dan cairan

42

Page 43: TUGAS ANTIBIOTIK

serebrospinal. Eritromisin diserap oleh leukosit polimorfonukleus dan makrofag. Obat ini

menembus plasenta dan mencapai janin (Katzung et al., 2014).

Efek antibakteri eritromisin dan makrolid lain mungkin inhibitorik atau

bakterisidal, terutama pada konsentrasi tinggi, bagi organisme yang rentan. Aktivitas

meningkat pada pH basa. Inhibisi sintesis protein terjadi melalui pengikatan ke RNA

ribosom 50S. Tempat pengikatan terletak dekat dengan pusat peptidiltransferase, dan

pemanjanagan rantai peptide (yi. Transpeptidasi) dicegah dengan menghambat saluran

keluar polipeptida. Akibatnya, peptidil tRNA terlepas dari ribosom. Eritromisin juga

menghambat pembetukan subunit ribosom 50S. Eritromisin aktif terhadap galur-galur

rentan organism positif-gram, khususnya pneumokokus, streptokokus, stafilokokus, dan

korinebakteri. Resistensi terhadap eritromisin biasanya disandi oleh plasmid. Telah

diketahui terdapat tiga mekanisme, yakni :

(1) berkurangnya permeabilitas membran sel atau efluks aktif;

(2) pembentukan (oleh Enterobacteriaceae) enterase yang menghidrolisis makrolid; dan

(3) modifikasi tempat pengikatan di ribosom (yang disebut sebagai proteksi ribosom) oleh

mutasi kromosom atau oleh metilase yang terbentuk secara konstituitif atau akibat

induksi makroli.

Efluks dan produksi metilase adalah mekanisme resistensi terpenting pada organism

gram-positif. Resistensi-silang antara eritromisin dan makrolid lain bersifat sempurna.

Produksi metilase konstituitif juga menimbulkan resistensi terhadap senyawa yang secara

struktural tidak berhubungan, tetapi secara mekanistis serupa, misalnya klindamisin dan

sterptogramin B (yang dinamakan resistensi makrolid linkosamid-streptogramin atau tipe-

MLS), yang memiliki tempat pengikatan yang sama di ribosom, karena non-makrolid

merupakan penginduksi metilase yang buruk, galur-galur yang mengekspresikan suatu

metilasi inducible akan tampak rentan in vitro. Namun, mutan-mutan konstituitif yang

resisten dapat terseleksi dan muncul selama pengobatan dengan klindamisin (Katzung et

al., 2014).

Efek Samping

43

Page 44: TUGAS ANTIBIOTIK

Efek samping dari obat ini adalah mual, muntah, dan sering terjadi diare. Intoleransi

saluran cerna, yang disebabkan oleh rangsangan langsung pada motilitas lambung, adalah

penyebab tersering dihentikannya eritromisin dan diberikannya antibiotik lain. Eritromisin,

terutama bentuk estolat, dapat menyebabkan hepatitis kolestatik akut (demam, ikterus,

gangguan fungsi hati), yang merupakan suatu reaksi hipersensitivitas. Sebagian besar

pasien pulih dari reaksi ini, tetapi hepatitis kambuh jika obat diberi kembali. Reaksi alergik

lain mencakup demam, eosinofilia, dan ruam. Metabolit eritromisin menghambat enzim-

enzim sitokrom P450 dan karenanya, meningkatkan kosentrasi banyak obat dalam serum,

termasuk teofilin, warfarin, dan metilprednisolon. Eritromisin meningkatkan konsentrasi

serum digoksin oral dengan meningkatkan ketersediaan-hayatinya (Katzung et al., 2014).

Dosis

Dosis oral dewasa eritromisin basa, stereat, atau estolat adalah 0,25-0,5 g setiap 6

jam (250-500 mg/6 jam) dan dosis untuk anak adalah 40 mg/kg/hari. Dosis eritromisin

etilsuksinat adalah 0,4-0,6 g setiap 6 jam (400-600 mg/6 jam). Eritromisin basa oral (1 g)

kadang dikombinasikan dengan neuromisin atau kanamisin oral untuk persiapan praoperasi

kolon. Dosis intravena eritromisin gluseptat atau laktobionat adalah 0,5-1,0 g setiap 6 jam

(500-1000 mg/6 jam)untuk dewasa dan 20-40 mg/kg/hari untuk anak. Dosis yang lebih

tinggi dianjurkan untuk mengobati pneumonia akibat Lagionella pneumophila (Katzung et

al., 2014).

Kontraindikasi

Kontraindikasi dari senyawa obat ini adalah:

1. Kehamilan trimester pertama.

2. Hipersensitif terhadap eritromisin. (Katzung et al., 2014)

CLINDAMYCIN

44

Page 45: TUGAS ANTIBIOTIK

Mekanisme Aksi dan Antibakterial Spektrum

Clindamycin memiliki aktivitas yang signifikan melawan bermacam Gram positif dan Gram negatif

anaerob serta mikroorganisme fakultatif ataupun aerob yaitu Bacteriodes, Prevotella,

Porphyromonas, Veilonella, Peptostreptococcus, Microaerophilic streptococci, Actinomyces,

Eubacteria, Clostridium (except Clostridium difficile), and Propionibacteria. Organisme Gram

positif yang rentan terhadap clindamycin termasuk Streptococcus pneumoniae, VGS,

Corynebacterium, Streptococci grup A,B, C, dan G, dan Streptococcus bovis yang memiliki

variabel kerentanan terhadap staphylococci. Juga rentan terhadap clindamycin yaitu Leptototrichia

buccalis, Bacillus cereus dan subtilis, Capnocytophaga canimorsus, dan beberapa β-lactamase

yang memproduksi Staphylococci.

Bacterial Resistance

Ketahanan tehadap clindamycin berlaku tiga mekanisme :

2. Perubahan 23S ribosom RNA dari 50S subunit ribosom dengan adenine

methylation (proteksi ribosom)

3. Mengubah %50S ribosom protein pada bagian reseptor (perubahan reseptor)

3. Penonaktifan pada beberapa ikatan staphylococcal oleh nucleotidyl transferase (penonaktifan

obat)

Adenine methylation adalah plasmid yang menengahi dan memberi ketahanan MLSb. Ketahanan

fenotife M macrolide dalam Streptococcus pneumoniae tidak memberikan ketahanan pada

clindamycin. Jika ketahanan erythromycin dalam staphylococci inducible

Dan constitutive, mikroorganisme hanya tahan terhadap 14- dan 15- anggota macrolide dan beberapa

yang sensitif  terhadap lincosamides, streptogramins, dan 16- anggota macrolides. Contitutive macrolides

dalam staphylococci dari tipe MLSb memberikan ketahanan pada semua antibiotik secara serempak.

Farmakokinetik

Clindamycin terabsorbsi baik secara oral dengan bioavailability 90% tidak dipengaruhi oleh makanan. Waktu

untuk level oral serum maksimum adalah 45-60 menit, dengan level serum maksimal 2.5µg/ml dan waktu paruh

eliminasi 2.4-3 jam. Dengan kegagalan ginjal waktu paruh eliminasi meningkat menjadi 6 jam dengan

45

Page 46: TUGAS ANTIBIOTIK

penggandaan level serum. Obat ini berpenetrasi baik ke dalam tulang, tapi tidak ke cairan cerebrospinal,

bermetabolisme sebagian besar dalam hati (lebih dari 90%), dan berkonsentrasi tinggi di dalam empedu, dimana

ini dapat mengubah florausus sampai 2 minggu setelah penggunaan dihentikan. Clindamycin mirip dengan

macrolides yang memusatkan pada sel polymorphonuclear, alveolar macrophage, dan jaringan abses secara

istimewa.

Indikasi

Indikasi clindamycin terdapat pada pengobatan dari infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri anaerob, juga

terhadap infeksi oleh Streptococci, Pneumococci, dan Staphylococci. Clindamycin biasa diberikan pada

pasien yang tidak dapat mengonsumsi penicillin atau alergi terhadap penicillin. Karena resiko terhadap colitis,

maka sebelum memilih clindamycin ini perlu dipertimbangkan asal penyakit dan alternatif obat lain yang

sesuai.

Anaerob : Infeksi traktus respirator serius seperti empyema, anaerob pneumonitis, dan abses paru; infeksi kulit

dan jaringan halus; septicema; infeksi intra-abdomen sepertiperitonitis dan abses intra-abdomen; infeksi pelvis dan

traktus genitalia pada wanita; abses nongonococcal tuboovarian; selulitis pelvis dan infeksi pasca operasi vagina.

Streptococci : Infeksi traktus respirator; infeksi kulit dan jaringan halus.

Staphylococci : Infeksi traktus respirator; infeksi kulit dan jaringan halus.

Pneumococci : Infeksi traktus respirator.

Clindamycin bisa juga digunakan pada dental infections dan periodontitis (FDA off-labeluse). Untuk mengurangi

pengembangan bakteri yang tahan terhadap obat dan memelihara keefektifan dari clindamycin dan antibakterial

lainnya, clindamycin harus digunakan hanya untuk mengobati atau mencegah infeksi yang disebabkan oleh

bakteri. Jika pemeliharaan dan informasi tentang kerentahan ada, harus dipertimbangkan pemilihan atau

pemodifikasian terapi antibiotik. Ketidakadaan data tersebut, dapat menyebabkan lokal epidemiologi dan pola

kerentanan akan menyumbang pilihan empiris dari terapi.

Interaksi Obat

Clindamycin bereaksi secara sinergis dengan nondepolarizing obat penghambat neuromuscular dalam

menghambat neurotransmitter pada otot skeletal. Absorpsi clindamycin secara oral dilambangkan dengan obat

antidiarrheal kaolin-pectin.

46

Page 47: TUGAS ANTIBIOTIK

Kontraindikasi

Clindamycin tidak diberikan pada pasien Crohn’s disease, pseudomembranous enterocolitis, atau

ulcerative colitis.

Efek Merugikan

Terdapat sedikit efek merugikan yang berhubungan dengan clindamycin termasuk rasamual dan muntah, nyeri

pada abdomen, esophagitis, glossitis, stomatitis, alergi, peningkatan reversible pada tingkat transaminase serum,

reversible myelosuppresion, rasa metal,maculopapular rash (3%-10%), dan diarrhea (2%-20%,rata-rata 8%).

Dosis intravena yang tinggi pada clindamycin dapat menghasilkan pemblokiran neuromuscular yang mirip

dengan aminoglycosides, tetracyclin, dan polymixin B.

CLORAMPHENICOL

Indikasi

1.Cloramphenicol merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus,paratifus dan salmonelisis lainnya

2.untunk infeksi berat yang disebabkan oleh H.infulenzae(terutama infeksi meningual dan

beberapa bakteri gram negarif yang menyebabkan bakteremia meningitis dan infeksi berat yang

lainnya

Kontra Indikasi

Penderita yang hipersensitif atau mengalamireaksi toksik dengan cloramphenicol.

Jangan digunakan untuk mengobati infulenza,batuk pilek,imfeksi tenggorakan atau mencegah

infeksi ringan

Wanita hamil dan menyusui

Gangguan fungsi hati dan ginjal

Cara kerja

Cloramphenicol adalah antibiotok yang mempunyai aktifitas bakteriostatik dan pada dosis yang

tinggi bersifat bakterisid .Aktivitas antibakterinya dengan menghambat sintesa protein dengan

jalan mengikat ribosom subunit 50S ,yang merupakan langkah penting dalam pembentukan

ikatan peptida.Cloramphenicol efektif terhadap bakteri aerob gram positif dan beberapa bkteri

aerob gram negatif

47

Page 48: TUGAS ANTIBIOTIK

Digunakan dengan cara Po dan Iv

Dosis

Oral

Dewasa ,anak-anak dan bayi berumur lebih dari 2 minggu

50 mg/kg BB sehari dalam dosisi terbagi 3-4

Bayi prematur dan bayi kurang dari 2 minggu

25 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 4

Intravaskuler

15-20 ml/kg

Efek samping

Depresi sumsum tulang belakang,anemia aplastis,gangguan pencernaan ,kemerahan pada

kulit,Gray syndrome pada bayi

Waktu paruh

Po 6 jam dan Io 6 jam

Pemberian

Dikonsumsi pada perut kososng (1 atau 2 jam sebelum/sesudah makan)

Penicillin

Golongan penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan mengganggu sintesis dinding

sel. Antibiotika penisilin mempunyai ciri khas secara kimiawi adanya nukleus asam amino-

penisilinat, yang terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam. Spektrum kuman terutama

untuk kuman koki Gram positif. Beberapa golongan penisilin ini juga aktif terhadap kuman

Gram negatif.

Penicillin adalah salah satu jenis antibiotik -Lactam yang memiliki spektrum yang

berbeda-beda. Pada regio maksilofasial didominasi oleh flora aerob dan anaerob sehingga hanya

beberapa jenis penicillin yang bermanfaat, antara lain penicillin natural, aminopenicillin, dan

48

Page 49: TUGAS ANTIBIOTIK

penicillin-resistant yaitu oxacillin dan methicillin. Kelompok utama penicillin disebut penicillin

berspektrum luas dan termasuk di antaranya ialah ticarcillin, mezlocillin, dan piperacillin.

Spektrum obat ini meluas hingga dapat digunakan untuk Pseudomonas aeroginosa, tapi yang

efektifitasnya terbatas untuk bakteri aerob rongga mulut.

Meskipun penicillin didistribusi secara keseluruhan setelah dikonsumsi, tapi penicillin

tidak mampu masuk ke dalam cairan cerebrospinal (CSF) dengan baik. Konsentrasi dalam CSF

umumnya kurang dari 1% nilai serum. Bila ada inflamasi, konsentrasi hanya dapat meningkat

5%. Kontra indikasi utama pengggunaan penicillin perawatan terhadap bakteri yang rentan

adalah hipersensivitas. Insiden alergi terhadap penicillin sekitar 1% dari jumlah populasi. Pada

banyak kasus hipersensivitas terbatas pada reaksi dermatologis (kulit) yaitu 2% hingga 3% dan

respon anafilaktik terhadap penicillin adalah kasus yang tidak biasa atau tidak umum dan terjadi

sekitar 0,004% hingga 0,015% dari pasien. Cephalosporin dan antibiotik -Lactam lainnya dapat

digunakan secara aman pada pasien yang alergi terhadap penicillin, meskipun reaktivitas silang

dapat terjadi kurang lebih 10%. Ketentuan pemberian antibiotik -Lactams pada pasien yang

memiliki riwayat anafilaktik atau reaksi serius lainnya akibat penggunaan obat antibiotik jenis

ini.

Terdapat empat jenis penicillin, antara lain :

- Penicillin alami yang berdasarkan struktur asli penicillin-G. jenis penicillin-G efektif

melawan bakteri gram-positif strain streptococci, staphylococci, dan beberapa bakteri gram-

negatif seperti meningococcus.

- Penicillin resisten-penicillinase merupakan jenis yang aktif walaupun terdapat enzim bakteri

yang dapat menginaktivasi sebagian besar penicillin alami.

- Penicillin spektrum luas yang efektif melawan bakteri dengan spektrum yang lebih luas.

49

Page 50: TUGAS ANTIBIOTIK

- Aminopenicillin, contohnya ampicillin dan amoxicillin yang memiliki spektrum aksi yang

lebih luas jika dibandingkan dengan penicillin alami.

Jenis penicillin alami yang utama adalah penicillin G dan penicillin V. Penicillin G

adalah garam yang terdiri dari sodium atau potassium. Garam K+ mengandung 1,7 mEg

potassium per unit. Karena bersifat garam labil, maka pemberian penicillin G biasanya dengan

cara parenteral. Dosis orang dewasa adalah 2 hingga 5 juta unit dengan pemberian secara

intramuskular. Procain penicillin G adalah formulasi penicillin yang memiliki masa kerja yang

lama dan digunakan untuk mencapai level dalam serum selama 8 hingga 12 jam. Dalam level

tersebut, obat tetap efektif untuk satu hingga dua hari bila diberikan secara intramuskular.

Penicillin G benzathine menghasilkan durasi yang lebih panjang dalam level serum dan obat

masih dapat dideteksi dalam serum selama 1 minggu hingga 3 minggu. Penicillin V adalah

garam stabil dan diberikan secara oral. Dosis dewasa adalah 500 mg dengan empat kali

pemakaian dalam sehari. Level puncak penicillin V diperoleh dalam waktu 30 sampai 45 menit

dengan rata-rata obat yang hilang dalam serum adalah 6 jam setelah pemberian. Spectrum

penicillin alami adalah bakteri gram positif aerob dan anaerob. Jenis bakteri yang paling resisten

terhadap penicillin adalah Staphylococcus aureus , Bacteroides fragilis, dan Haemophilus

influenza.

Apabila penyebab infeksi pada wajah atau rongga mulut adalah bakteri gram negatif

maka penggunaan ampicillin dan amoxicillin dapat diandalkan. Ampicillin kurang diabsorpsi

dalam traktus gastrointestinal dan oleh karena itu cara pemberiannya dianjurkan secara

parenteral. Sebaliknya , pada amoxicillin, diabsorpsi dengan baik pada rute enteral. Kedua jenis

obat ini sangat rentan terhadap -Lactamase. Amoxicillin dan ampicillin tersedia dalam

formulasi yang mengandung inhibitor -Lactamase yaitu dengan menggunakan sulbactam (untuk

50

Page 51: TUGAS ANTIBIOTIK

ampicillin = Unasyn) dan asam clavulanat (untuk amoxicillin = Augmentin), untuk mengatasi -

Lactamase, sehingga obat ini mampu mengatasi jenis bakteri seperti Streptococcus aureus dan

H.influensa.

Meskipun terdapat jenis penicillin berspktrum luas seperti mezlocillin (mezlin), nafcillin

(nafcil), piperacillin (pipracil), dan ticarcillin (timentin), namun obat ini tidak efektif melawan

organisme gram positif dan gram negatif. Manfaat obat ini terbatas untuk infeksi leher dan

daerah kepala.

Tabel 4. Farmakologi antibiotika yang umum digunakan

Obat Rute penggunaan

Dosis dewasa Gambaran khusus

(hr) Level serum (µg) dan

dosis

Efek samping utama

Penicillin G IM/IV 600.000-1.200.000 U q

4h

- 0,5 7,0 Alergi

Penicillin V PO 500 mg q l d - 3,0 2,0(250 mg PO)

Alergi

Oxacillin IM/IV 500-1000 mg q4-6 h

Resistensi penicillin

0,5 11,0(500 mg PO)

Alergi

Dicloxacillin PO 250-500 mg q6h

Resistensi penicillin

0,5 14,0(500 mg PO)

Alergi

Ampicillin PO,IM 250-500 mg q6h

Penggunaan yang

berlawanan proteus (indole

negatif)

0,7 2,4(250 mg PO)

Alergi

Amoxicillin PO 250-500 mg q6-8h

- 1,0 4,7 (250 mg PO)

Alergi

Cefazoline IM,IV 250-1000 mg q8h

Farmakokinetik baik

1,8 38(500 mg IM)

Alergi

Cefalexine PO 500-1000 mg q6h

Sefalosforin oral

0,7 8(250 mg PO)

Alergi

Cefoxitin IM/IV 500-2000 mg q6h

Penggunaan untuk anaerob

0,7 24(1000 mg IM)

Alergi

Cefaclor PO 250-1000 mg q6h

Sefalosforin oral

0,7 18(500mgPO) Alergi

Obat Rute penggunaan

Dosis dewasa Gambaran khusus

(hr) Level serum (µg) dan

Efek samping

51

Page 52: TUGAS ANTIBIOTIK

dosis utama

Erythromycin PO/IV 500 mg q6h Infeksi positif gram+ ringan

5 1,0250 mg PO)

GI

Clindamycin PO.IM/IV

150-450 mg q6h

Antibiotika anaerob

4 2,5(150 mg PO)

Diare (20%)

Metronidazol PO 1000mg ,250-500 mg tid

Antibiotika anaerob

8 11,5 (500 mg PO)

Nausea

Vancomycin IV (PO) 500 mg q6h Infeksi gram + yang berat (PO

untuk Clostridium

difficile)

6 30(500 mg IV)

Plebitis

Tetracycline PO,IV 500 mg q6h - - 3(250 mg PO)

GI

Doxycycline PO,IV 100 mg q12h x2, 50 mg bid

- 18,5 2,4(100 mg PO)

GI

Chloramphenicol PO,IV 250-750 mg q6h PO

- 2,5 4(500 mg PO)

Anemia aplastik

Trimethoprim PO 400 mg SMX Spektrum luas 1,0 TMP 2 Alergi

Sulfamethoxazole 1 tab bid BakterisidalAntibiotik oral

SMX 60(1 tab)

Ciprofloxacin PO 250 mg q12h Spektrum luasBakterisidal

3,3 1,5(250 mg PO)

Infeksi sekunder

Sumber : Oral and maxillofacial infections. 4, R.G, Goldberg M.H, Hupp J.R . 4th ed. Philadelphia: W.B Saunders

Company;p.114.

Tabel 5. Antibiotika untuk infeksi oral dan fasial

Antibiotik Dengan makana

n

Dosis dewasa Dosis untuk anak

Gram+ aerob

Gram+ anaero

b

Gram- anaero

bPenicillin ya 250/500 mg qid 25-50 mg/kg/hr

Dibagi 3 dosisYa Ya ya/tidak

Amoxicillin ya 250/600 mg tid 25-5- mg/kg/hrDibagi 3 dosis

Ya Ya Ya/tidak

Augmentin ya 875mg bid/ 500 tid

90 mg/kg/hrDibagi 2 dosis

Ya Ya ya

Cefaclor ya 250 mg tid 20-40 mg/kg/hrDibagi 3 dosis

Ya Tidak Ya/tidak

Cefuroxime ya 250-500 mg bid 20-30 mg/kg/hrDibagi 2 dosis

Ya Ya ya

Erythromyci tidak 400 mg qid 20-4- mg/kg/hr Ya Tidak tidak

52

Page 53: TUGAS ANTIBIOTIK

n stearate Dibagi 2 dosisAzithromycin

ya 500 mg diikuti 250 mg pada hari ke 2-5

10 mg/kg/hr diikuti 5 mg/kg/hr pada hari ke 2-5

Ya Ya/tidak

Tidak

Clindamycin ya 150-450 mg q 6h

10-30 mg/kg/hrDibagi 3-4 dosis

Ya Ya Ya

Metronidazole

ya 250-500 mg tid 34-50 mg/kg/hr Tidak Ya Ya

Doxycyline ya 200 mg dibagi 2 dosis pada hari pertama

kemudian 100 mg/hr

> 8 th, 4 mg/kg/hr dibagi 2 dosis

diberikan per oral pada hari pertama

kemudian 2mg/kg/hr

Tidak Ya Ya

Antibiotik Dengan makana

n

Dosis dewasa Dosis untuk anak

Gram+ aerob

Gram+ anaero

b

Gram- anaero

bMinocycline tidak 200 mg diikuti

100 mg q 12 h> 8th, 4 mg/kg/hr

per oral/ IV kemudian 2

mg/kg/hr q 12 h

Tidak Ya Ya

Vancomycin ya 125 mg q 6h 40mg/kg/hr dibagi 4 dosis

Ya Ya Ya

Clarythomycin

ya 250-500 mg q 8-12 hr

7,5 mg/kg/ 12 jam Ya Ya/tidak

Ya/tidak

Cefalexin ya 250-500 mg qid - Ya tidak tidakSumber : Infections and antibiotic administration.Thales RT, In: Koerner KR. Manual of minor oral surgery. . p.

273.

53