ALERGI ANTIBIOTIK

8/10/2019 ALERGI ANTIBIOTIK

http://slidepdf.com/reader/full/alergi-antibiotik 1/18

ALERGI ANTIBIOTIK

Kelompok 8

Henny Aprina I1A007034

Desy Tri Safitri I1A007035Ekky Satrio Wibowo I1A007036 Andrian Sitompul I1A007037 Azizah Asmar I1A007038



KASUS

Seorang wanita berumur 55 tahun datang ke

rumah sakit dengan keluhan cellulite.Dia menceritakan pernah menderita urtikariapada awal umur 30 tahun, yang berhubungan

dengan obat penicillin yang diminum untukmengobati infeksi pada saluran pernafasan.



PENICILLIN --- >URTIKARIA

ALERGI



PERMASALAHAN KLINIS

Reaksi alergi terhadap antibiotik sangatlah banyak.

Beberapa organ dapat terkena tapi,, KULIT >>>

Data Boston Collaborative Drug Surveillance Program :2,2 % frekuensi dari reaksi obat terhadap kulit padapasien di rumah sakit adalah antibiotik amoxicillin,trimethoprim sulfamethoxazole dan ampicillin .

Analisa Propektif Di Pecancis Selama 6 Bulan :Menunjukkan jumlah kasus erupsi obat terhadap kulitdidapatkan 3,6 % per 1000 pasien di rumah sakit dan 55% kasus karena antibiotik



PATOGENESIS

• Reaksi alergi : reaksi yang diperantarai oleh respon imun.

Obat menyebabkan berbagai respon imun

sebagai faktor penentu antigenEx : faktor penentu utama antigen dan penentu lainnya telahdiidentifikasikan untuk penicillin.

•Sel T berperan utama dalam menunda reaksihipersensitivitas, termasuk antibiotik yang menyebabkanerupsi maculopapular .

• Sedangkan obat yang spesifik terhadap antibodi IgEmenyebabkan reaksi urtikaria.



GAMBARAN KLINIS

Reaksi umumnya karena antibiotik :Erupsi kulit maculopapularUrtikariaPruritus.

Pada sindrom hipersensitivitas : demam, eosinophilia.

selain kulit.

amoxicillin + clavulanic acid - - - > luka cholestatic liverpenicilllin dosis tinggi dan alosporin (obat yang specifik terhadap

antibodi ) - - - - > hemolisis dan cytopenias.



GAMBARAN KLINIS

Figure 1. Maculopapular Rash Associated withFlucloxacillinAllergy.Photograph courtesy of Peter Friedmann, Universityof Southampton, United Kingdom.

Figure 2. Urticaria Associated with Ampicillin Allergy.Photograph courtesy of Peter Friedmann, University

of Southampton, United Kingdom .



KASUS KHUSUS

• Human Immunodeficiency Virus(sulfamethoxazole, amoxicillin, clindamycin, dapsone,dan amithiozone)

• Cystic Fibrosis(Piperacillin, ceftazidime, dan ticarcillin)

• Infectious mononucleosis(penicilin)



UJI DIAGNOSTIK

Skin Testmendeteksi allergen spesifik antibodi IgE

Test lainTest CoombsTes transformasi limfosit in vitro

Tes provokasi

junchikyung



SKIN TEST

Akurasi yang tinggi untuk mengidentifikasiadanya alergi penicillin

• Tes tusukan pada kulit

• tes intracutaneus (jika hasil tes tusukan negatifsetelah 15 menit)Peningkatan diameter sekurang kurangya 3 mmpada eritema menandakan tes positif

(dibandingkan dengan kontrol negatif)Hasil negatif mengindikasikan bahwa reaksisebelumnya tidak dimediasi IgE

junchikyung



TEST LAIN

Skin test tidak bersifat prediktif terhadapreaksi obat yang tidak dimediasi oleh IgETest Coombshasil positif = mengindikasikan antibodi cell-

boundtes transformasi limfosit in vitro

• Obat spesifik sel T (trdapat pd beberapa rxhipersensitivitas)

• Hasil positif mengindikasikan pasien sensitiveterhadap obat

junchikyung



LANJUTAN ….

Tes provokasi• pemakaian kira-kira 3 sampai 6

penambahan dosis dari tiap-tiap obatsampai pada dosis pemakaian sehari-hari

• Bisa digunakan untuk mengkonfirmasiadanya reaksi hipersensitivitas obat

junchikyung



TREATMENT

• 1. DESENSITISASI OBATUntuk reaksi yang diperkirakan dimediasi olehIgE

Prosedur yang diberikan :1. dosis obat sampai dosis terapeutik tercapai2. jika terjadi reaksi ringan prosedur diulangpada dosis toleransi terakhir

3. jika terjadi reaksi berat prosedur dihentikandan digunakan antibiotik alternatif



TREATMENT (LANJUTAN)

• 2. GRADED CHALLENGE (TES PROVOKASI)Untuk reaksi yang diperkirakan tidak dimediasi oleh IgEDilihat dari manifestasi klinik dari reaksi sebelumnyaProsedur yang diberikan :1. dosis yang diberikan lebih tinggi daripada caradesensitisasi2. interval pemberian dosis bervariasi ( dari jam ke hari /minggu )3. penghentian pemberian antibiotik dilihat dari reaksiyang terjadi



SEFALOSPORIN PADA PASIEN DENGANALERGI PENISILIN

Sefalosporin dan penisilin dapat bereaksi silangkarena struktur β -lactam.Meskipun data reaksi silang yang dilaporkankurang dari 10 persen, namun menunjukkanpeningkatan risiko reaksi sefalosporin pada pasiendengan skin test positif untuk penisilin.untuk pasien dengan riwayat alergi penisilin yangmemerlukan sefalosporin, terapi tergantung padaapakah reaksi sebelumnya diperantarai oleh IgE



ALERGI SULFONAMID

Untuk pasien yang memiliki riwayat alergi antibiotiksulfonamid, kewaspadaan harus ditingkatkan tentang penggunaan obat yang mengandung sulfonamid lain.Data dari penelitian menunjukkan bahwa adahubungan antara alergi antibiotik sulfonamid danreaksi berikutnya untuk obat sulfonamidnonantibiotik yang mungkin bersifat untukpredisposisi reaksi alergi secara umum.Skintest diperlukan jika reaksi secara konsistenakibat mekanisme yang diperantarai IgE atau jikar4iwayat tidak jelas.



KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Mekanisme allergi terhadap antibiotik belum dapat diketahuidengan pasti.

2. Perlu pengkajian yang teliti terhadap pasien yang memiliki

riwayat alergi antibiotik untuk memastikan apakah allergidiperantarai oleh sistem imun (IgE) atau tidak.

3. Apabila pasien menderita allergi akibat sistem imun IgE, yang

ditandai berdasarkan gejala klinik (eczematous, maculopapular, bullous dan postular exanthems), atau skin test positif terhadap penisilin maka pasien harus dihindari terhadap pemberianantibiotik lain yang bersal dari golongan β -lactam

ALERGI ANTIBIOTIK

Documents

Transcript of ALERGI ANTIBIOTIK