At Antibiotik

29
ANTIBIOTIKA

Transcript of At Antibiotik

Page 1: At Antibiotik

ANTIBIOTIKA

Page 2: At Antibiotik

Definisi Antibiotika

* Vuillemin (1889): Antibiotik sebagai senyawa aktif yang dihasilkan MO hidup untuk memusnahkan MO lain untuk memperjuangkan kelangsungan hidupnya.

* Turpin dan Velu (1957): Antibiotik adalah semua senyawa kimia yang dihasilkan oleh organisme hidup atau yang diperoleh melalui sintesis yang memiliki indeks khemoterapi tinggi yang manifestasi aktivitasnya terjadi pada dosis yang sangat rendah secara spesifik melalui inhibisi proses penting pada virus, MO atau bernagai organisme bersel majemuk.

Page 3: At Antibiotik

Pada awalnya antibiotik diperoleh secara alamiah,

kemajuan ilmu dan teknologi memungkinkan

semisintesis dan sintesis.

Misal: Struktur dasar penisilin adalah

6-aminopenisilinat (6-APA)

Definisi tersebut menempatkan antibiotik sebagai

obat khemoterapi.

Senyawa antibiotik jg dapat berkhasiat sbg

- antivirus (Rifampisin),

- antiparasit (Paromomisin)

- anti jamur (Griseofulvin, amfoterisin B)

Page 4: At Antibiotik

Antiseptik adalah senyawa yang mampu

memusnahkan MO atau menghambat

pertumbuhannya secara spesifik atau tidak spesifik

namun toksisitasnya tidak memungkinkan untuk

pemberian sistemik.

Antibiotika harus bisa diabsorpsi, distribusi,

metabolisma dan ekskresi, sanggup menghambat atau

memusnahkan MO di berbagai tempat dalam tubuh

serta mempunyai toksisitas selektif.

Page 5: At Antibiotik

Pengelompokan Antibiotik:

* Pendekatan kimia

* Pendekatan berdasarkan mekanisme

kerja

* Pendekatan berdasarkan manfaat dan

sasaran kerja

* Pendekatan berdasarkan daya kerja

Page 6: At Antibiotik

Kelompok A.B berdasarkan Mekanisme Kerja:

1. A.B yang menginhibisi sintesis atau mengaktivasi enzim yg merusak dinding sel bakteri sehingga menghilangkan

kemampuan berkembang biak dan sering lisis;

( Penisilin, sefalosporin, sikloserin )

2. A.B yang bekerja langsung thdp membran sel, mempengaruhi permeabilitas shg menimbulkan kebocoran dan kehilangan senyawa intraseluler;

(Nistatin, amfoterisin B)

3. A.B yang mengganggu fungsi ribosom bakteri, menyebabkan inhibisi sintesis protein secara reversible;

(Kloramfenikol, tetrasiklin, eritromisin)

Page 7: At Antibiotik

4. A.B yang difiksasi pada subunit Ribosom

30 S menyebabkan timbunan kompleks

pemula sintesis protein, salah tafsir kode

mRNA, shg produksi polipeptida

abnormal;

( Aminoglikosida berdaya bakterisid)

5. A.B yang mengganggu metabolisme

asam nukleat; (Rifampisin)

Page 8: At Antibiotik

Kelompok A.B berdasarkan manfaat dan sasaran kerja:

1. A.B yang terutama bermanfaat thdp kokus

Gram + dan basil. Cenderung memiliki spektrum yang sempit.

(Penisilin G, makriloda, basitrasin)

2. A.B yang terutama efektif terhadap Basil Aerob Gram –

( Aminoglikosida, Polimiksin )

3. A.B yang secara relatif memiliki spektrum luas , bermanfaat terhadap Kokus Gram + dan Basil Gram -

( Amoksisilin, Sefalosporin, Tetrasiklin, Kloramfenikol )

Page 9: At Antibiotik

Kelompok A.B berdasarkan Daya Kerjanya

1. A.Bbakteriostatik, menghambat pertumbuhan

bakteri

(tetrasiklin,kloramfenikol)

2. A.B bakterisidik, mematikan bakteri

( Penisilin, aminoglikosida, rifampisin )

Page 10: At Antibiotik

Kelompok A.B berdasarkan kimia:

1. ß-Laktam

- Kelompok Penisilin: Penisilin G

- Kelompok Sefalosporin: Sefalotin

2. Aminoglikosida: Streptomisin

3. Kloramfenikol: Tiamfenikol

4. Kelompok Tetrasiklin: Oksi tetrasiklin

5. Makrolida dan antibiotik yang berdekatan:

Eritromisin

6. Rifamisin: Rifampisin

7. Polipeptida Siklik: Polimiksin

8. Antibiotik Polien: Amfoterisin B

9. Antibiotik Lain: Griseofulvin

Page 11: At Antibiotik

PRINSIP TERAPI ANTIBIOTIKA

Penyalahgunaan A.B secara luas mengandung

resiko sbb:

Timbul efek samping dan reaksi toksik.

Menginduksi hipersensitivitas, shg memungkinkan terjadi berbagai reaksi ringan atau gawat pada pemakaian berulang AB tersebut.

Memodifikasi flora normal usus sehingga meningkatkan kemungkinan untuk terjadi superinfeksi.

Page 12: At Antibiotik

Mutan mikroba yang resisten sering terseleksi dari

populasi bakteri dan merupakan ancaman bahaya

individual atau epidemiologik

Status fisiopatologi pasien seringkali menuntut

perhatian khusus pada disain terapi dengan

antibiotik.

Faktor lingkungan seperti diet, terapi lain yang

dilaksanakan sejajar ataupun bersama-sama dengan

terapi antibiotik merupakan hal-hal yang perlu

diperhitungkan pengaruhnya terhadap terapi

antibiotik.

Page 13: At Antibiotik

Faktor yang perlu diperhatikan untuk menunjang

tercapainya sasaran penggunaan antibiotik :

Aktivitas antimikroba

Efektivitas dan efisiensi proses farmakokinetik.

Toksisitas antibiotik.

Reaksi karena modifikasi flora alamiah tuan rumah.

Penggunaan kombinasi antibiotik.

Pola penanganan infeksi.

Page 14: At Antibiotik

Efektifitas dan efisiensi proses farmakokinetik

AB

Pemilihan rute pemberian AB harus

memperhatikan faktor-faktor:

Konsentrasi obat dalam darah

Lokasi infeksi

Kegawatan infeksi

Jika infeksi yang mengancam nyawa ;

Lebih baik AB diberikan secara parenteral dari pada peroral.

Bila absorpsi melalui intra muscular (i.m) meragukan lebih baik pemberian intravena (i.v).

Page 15: At Antibiotik

Toksisitas Antibiotik

Reaksi toksik sebagai akibat penggunaan

AB berlangsung melalui 2 mekanisme:

Reaksi toksik berkaitan dengan dosis

yang diberikan

Reaksi toksik yang tidak berkaitan

dengan dosis yang digunakan, a.l:

- Alergi,

- idiosinkrasi dan degenerasi sistem organ

manusia.

Page 16: At Antibiotik

Toksisitas karena perubahan pada manusia:

Ekskresi yang dimodifikasi karena faktor genetik

• Defisiensi metabolisme obat

Penggunaan obat lain bersama AB.

Misalnya:

- Antasida dari garam-garam Ca, Mg, Fe bersama tetrasiklin akan menghambat absorpsi tetrasilin

- Pada insufisiensi ginjal atau hati perlu diadakan perubahan dosis untuk mencegah reaksi toksik karena dosis berlebihan

- Kloramfenikol bersama barbital, tolbutamid terjadi kompetisi untuk konjugasi di hati

Page 17: At Antibiotik

Reaksi krn modifikasi flora alamiah manusia

Bila suatu flora ditekan karena penggunaan AB, maka organisme lain akan berkembang.

Perkembangan flora yang resisten akan lebih berbahaya dari infeksi semula disebut Superinfeksi

Misalnya :

Infeksi fungi yang fatal karena penggunaan AB spektrum luas

Kolitis yang fatal karena penggunaan klindamisin, sefaleksin dan ampisilin.

Modifikasi flora pada tuan rumah dapat menyebabkan gangguan absorpsi vitamin K shg dapat timbul pendarahan pada pasien yang menggunakan antikoagulan oral.

Page 18: At Antibiotik

Kombinasi Antibiotik

Kombinasi AB bisa bersifat Sinergis,

antagonis atau tanpa efek:

Kombinasi AB bakteriostatik dan bakterisid

sering antagonis.

Kombinasi AB bakterisid dan bakterisid

mungkin sinergis atau aditif

Page 19: At Antibiotik

Kombinasi Obat dapat dibenarkan bila:

* Kombinasi sinergis terhadap

mikroorganisme penyebab infeksi

* Kombinasi dapat mencegah resistensi pada

mikroorganisme

* Kombinasi perlu pada awal penanganan

infeksi yang sangat mengancam nyawa

pasien dan penyebab infeksi belum diketahui

* Infeksinya majemuk

Page 20: At Antibiotik

AB berdasarkan daya kerjanya

AB Bakterisida

• Penisilin –penisilin

• Sefalosporin

• Aminoglikosida

• Polimiksin B

• Kolistin

• Vankomisin

• Basitrasin

• Sikloserin

• Heksamin

• Rifamisin

AB Bakteriostatik

Tetrasiklin-tetrasiklin

Kloramfenikol

Eritromisin

Linkomisin

Spektinomisin

Sulfonamida

Trimetoprim

Nitrofurantoin

Page 21: At Antibiotik

Kegagalan Terapi Antibiotik

Terapi AB dinilai gagal bila tidak berhasil

menghilangkan gejala klinik atau infeksi kambuh

lagi setelah obat dihentikan.

Sebab-sebab kegagalan terapi AB:

* Salah pilih antibiotik:

* Salah pemberian /penggunaan:

Page 22: At Antibiotik

Salah pilih terapi AB:

AB yang salah sasaran

• AB diberikan untuk demam tanpa

dokumentasi mikroorganisme

Menggunakan AB yang tidak aktif in vitro

atau tidak mampu mencapai sarang infeksi

in vitro

Menggunakan AB yang toksik walaupun ada

yang kurang toksik

Menggunakan AB yang mahal walaupun

tersedia yang murah dan efektif.

Page 23: At Antibiotik

Salah pemberian /penggunaan:

Dosis keliru

Rute pemberian tidak memadai

Jangka waktu pemberian tdk cukup

Gagal mengenal kejadian toksik

Tdk memodifikasi dosis

Mengganti AB

Kepatuhan pasien pada dosis tdk

tercapai

Page 24: At Antibiotik

Resistensi Bakteri Untuk Antibiotik

Resistensi adalah: ketahanan mikroba

terhadap antibiotika tertentu.

* Resistensi Alamiah

* Resistensi kromosomal

* Resistensi ekstrakromosomal

Page 25: At Antibiotik

* Resistensi Alamiah

Mikroba tdk peka terhadap AB tertentu karena mikroba secara alamiah tidak dpt diganggu oleh AB tersebut karena tdk ada reseptor yang cocok atau dinding sel mikroba tdk dpt ditembus oleh AB

Contoh:

Antijamur nistatin dan amfoterisin tdk bekerja pada bakteri karena bakteri tidak mempunyai sterol di membrannya.

Dinding sel pseudomonas tdk dpt ditembus penisilin G dan nitrofuran

Rifampisin tidak dapat menembus membran sel jamur.

Page 26: At Antibiotik

Resistensi kromosomal

Resistensi kromosomal karena mutasi spontan

pada gen kromosom. Kromosom yg termutasi

dpt berpindah shg terjadi populasi yg resisten

dan dpt terjadi resistensi silang.

- Resistensi kromosomal primer.

Mutasi terjadi sebelum pengobatan

- Resistensi kromosomal sekunder.

Mutasi terjadi selama kontak dengan AB

Page 27: At Antibiotik

* Resistensi ekstrakromosomal

Yang berperan adalah faktor R yang terdapat di sitoplasma.

Faktor R dapat berpindah dari bakteri satu ke yang lain shg dpt terjadi resistensi silang.

Faktor R adalah satu golongan plasmid yang membawa gen-gen resisten terhadap satu atau lebih antibiotik. Gen dalam plasmid yang sering kali menyebabkan resistensi obat dengan memproduksi enzim-enzim yang dapat merusak daya kerja obat.

Contoh:

Resistensi bakteri thdp kanamisin, streptomisin, gentamisin, sefalosporin, tetrasiklin,kloramfenikol, ampisilin.

Page 28: At Antibiotik

Dasar biokimia penyebab resitensi:

1. Modifikasi enzim pada sasaran

2. Reduksi pada aktivitas fisiologi yg penting

pd sasaran

3. Duplikasi enzim yang merupakan sasaran

4. Pencegahan serangan pada sasaran

5. Sintesis enzim oleh bakteri yang mampu

menginhibisi AB

Page 29: At Antibiotik

Resistensi karena inaktivasi enzim

1. Inaktivasi dengan penguraian

Contoh:

Penisilinase memecahkan cincin

laktam shg bakteri resisten thdp penisilin.

2. Inaktivasi enzim dg substitusi

Contoh:

Kloramfenikol dg enzim transaselilase dari

asetilkoenzim-A menjadi inaktif