Post on 29-Nov-2015
description
Pengertian:
• PPOK : penyakit obstr. Jalan napas karena bronkitis karena emfisema.
• Emfisema :Suatu perubahan apek paru2 yg ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran udara sebelah distal bronkus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli
Lanjutan :
• PPOM : klasifikasi luas, dari gangguan yg mencakup bronkitis kronis, bronkiektasis, emfisema & asma
ETIOLOGI
• Kebiasaan merokok, polusi udara, paparan debu, asap & gas2 kimia akibat kerja, Riwayat Infeksi saluran napas, genetik : defisiensi alpa 1 antitripsin
TANDA & GEJALA
• Batuk, sputum putih / mucoid → bisa menjadi infeksi purulen / muco purulen, sesak napas.
PATO – FIS :
• Pada bronkitis kronis maupun emfisema terjadi penyempitan saluran napas → obstr jalan napas → sesak napas
• Pada bronkitis kronis saluran pernapasan kecil berdiameter < 2mm menjadi lebih sempit, berkelok-kelok & berobliterasi
• Penyempitan terjadi karena metaplasia sel goblet saluran napas besar juga menyempit karena hipertrofi & hiperplasi kelenjar mukus.
• Pada emfisema paru, penyempitan saluran napas disebabkan berkurangnya elastisitas paru
• Komplikasi : infeksi berulang, pneumothorak spontan, gagal napas, corpulmonal, eritrositosis karena hipoksia kronik.
PROSEDUR DIAGNOSTIK
• Anamnesa : Riwayat penyakit yg ditandai dengan 3 gejala klinis & faktor2 penyebab seperti diatas
Pemeriksaan fisik :
• pasien kurus dengan barrel – shaped chest, fremitus taktil dada berkurang / tidak ada
• Perkusi → dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati > rendah, pekak jantung berkurang
• Suara napas berkurang dengan ekspirasi memanjang
Pemeriksaan Radiologi :
• Pada bronkitis kronis : berupa garis2 bayangan dari hilus ke apek paru & corakan paru yg bertambah
• Pada emfisema paru : adanya overinflasi dengan gambaran diafragma yg rendah & datar, penciutan pembuluh darah pulmonal & penambahan corakan ke distal
• Pemeriksaan fungsi paru, pemeriksaan gas darah, pemeriksaan EKG & pemeriksaan Lab darah : hitung sel darah putih
PENATALAKSANAAN :
Tindakan keperawatan :• pendidikan terhadap klien & keluarga• menghindari merokok & zat2 inhalasi iritan & polusi
udara, infeksi• menciptakan lingkungan sehat• pemeriksaan kebutuhan cairan• pemberian gizi yg cukup (rendah karbohidrat)• memberi pendidikan kesehatan tentang faktor2 yg
memperberat penyakit
Tindakan Medis :Farmakologis• bronkodilator (A. Kolinergik ; agonis beta &
derivat santin)• eksektoran – mukolitik• A. Biotik u/ infeksi eksaserbasi A.• Diuretika u/ korpulmonal• Digitalis u/ gagal jantung
Terapi respirasi :
• Terapi aerosol, inspirasi + press breath• Terapi O2 jangka panjang 1 – 2 Ltr/mnt,• Fisioterapi (pernapasan & otot2 rangka)
PENGKAJIAN
• Identitas :• Keluhan Utama : sesak napas, batuk, lemah• Riwayat Kesehatan sekarang : sejak kapan merasa
keluhan. Pada permulaan sesak napas sewaktu2, kemudian gejala menetap disertai bunyi napas & lelah. Obat yg diperoleh, faktor yg memperingan / memperberat
• Riwayat Kesehatan Massa Lalu : klien mempunyai kebiasaan merokok, minum alkohol, riwayat alergi, riwayat gangguan pernapasan, riwayat asma yg berat & berulang, minum obat dosis tinggi, pernah dirawat di RS.
• Riwayat Kesehatan Keluarga : mungkin keluarga ada yg menderita penyakit saluran pernapasan khususnya asma
Pemeriksaan Fisik :
• Inspeksi : keadaan umum lemah, klien cenderung duduk di posisi membungkuk dengan lengan kedepan & dada gembung, gelisah, keringat banyak, kurus, sesak napas menetap / bertambah, penggunaan otot bantu pernapasan
• Palpasi : fremitus taktil dada berkurang / tidak ada, takikardi, pulsus paradoksus (tidak teraba saat inspirasi), suhu sering sub normal.
• Perkusi : dada hipersonor (emfisema), pekak (konsolidasi cairan mukosa), penurunan ekskursi diafragma, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih rendah, pekak jantung berkurang
• Auskultasi : terdiri dari menurunnya / bervariasi, terdengar bunyi wheezing, & ronki, suara napas berkurang dengan ekspirasi memanjang.
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan / banyaknya mukus, penurunan mekanisme batuk, kelelahan.
• Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari : – menunjukkan batuk efektif & meningkatkan
pertukaran gas di paru2– menyebutkan strategi u/ menurunkan
kekentalan sekret
• I: - auskultasi bunyi napas tiap 4 jam setelah intervensi
- cacat adanya bunyi wheezing, ronki dll• R : - beberapa derajat spasme bronkus →
terjadi obstr jalan napas & dimanifestasikan → adanya bunyi napas adventisius
- berguna u/ evaluasi selama melakukan tindakan
• I : pantau frekuensi pernapasan, catat rasio inspirasi - ekspirasi
• R : - u/ mengetahui pernapasan teratur / tidak
- takipnea biasanya ada & dapat ditemukan selama stress / adanya infeksi
• I : ajarkan kepada klien metode yg tepat tentang pengontrolan batuk
• R : batuk yg tidak terkontrol akan melelahkan & tidak efektif
• I : lakukan pernapasan diafragma
• R : menurunkan frekuensi pernapasan & meningkatkan ventilasi alveolar
• I: tahan napas selama 3 – 5 detik kemudian dikeluarkan perlahan & sebanyak mungkin
• R : meningkatkan volume udara dalam paru, mempermudah pengeluaran sekresi
• I : dorong klien meningkatkan masukan cairan 2 – 3 liter per hari bila tidak ada kontra indikasi
• R : membantu mengencerkan sekresi bronkial & koreksi dehidrasi
• I : beri klien posisi yg nyaman ; semi fowler dengan tangan abduksi & disokong oleh bantal / duduk condong ke depan
• R : memungkinkan ekspansi paru yg > baik dengan tekanan gravitasi sehingga mempermudah fungsi paru
• I : kolaborasi dalam memberikan humidifikasi, mis : nebulizer
• R : kelembaban menurunkan kekentalan sekret, mempermudah pengeluaran & dapat membantu menurunkan / mencegah pembentukan mukosa tebal pada bronkus
• I: kolaborasi dalam pengobatan pernapasan, mis : kombinasi dari bronkodilator, steroid & antibiotika
• R : bronkodilator dapat membuka bronkus steroid menurunkan inflamasi bronkial antibiotika menghilangkan infeksi
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan obstr jalan napas o/ sekresi, spasme bronkus, proses penyakit
• tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 hari, klien :– mengatakan tidak sesak napas– pertukaran gas tidak terganggu
• I : kaji frekuensi ke dalaman pernapasan, catat penggunaan otot aksesoris
• R : berguna dalam evaluasi derajat dissterss pernapasan / proses penyakit
• I : awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya perubahan
• R : gelisah & ansietas / manifestasi umum terjadi pada hipoksia
• I : awasi tanda vital & irama jantung
• R : takikardi, disritmia & perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksia sistemik pada fungsi jantung
• I : berikan O2 tambahan yg sesuai dengan indikasi
• R : dapat memperbaiki / mencegah buruknya hipoksia
• I : tinggikan kepala tempat tidur, bantu klien memilih posisi yg mudah u/ bernapas
• R : pengiriman O2 dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi & latihan napas u/ menurunkan kolaps jalan napas, dispnea & kerja keras
3. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan masukan makanan sekunder terhadap disstress pernapasan, penyakit kronis & metabolik tinggi, ansietas
• tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 hari, klien :– menunjukkan peningkatan asupan diet– menunjukkan perubahan upaya2 u/ meningkatkan
/ mempertahankan berat badan ideal / seimbang
• I : kaji kebiasaan diet klien
• R : klien disstress pernapasan akut sering anoreksia karena dispnea
• I : kaji intake saat ini, auskultasi bunyi usus
• R : penurunan bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster & konstipasi
• I : timbang berat badan sesuai indikator
• R : menentukan kebutuhan kalori & mengetahui seberapa jauh peningkatan / penurunan berat badan
• I : hindari makan yg sangat panas / dingin
• R : suhu ekstrim dapat mencetuskan / meningkatkan spasme, batuk
• I : ciptakan suasana yg menyenangkan, lingkungan bebas dari bau2an selama waktu makan
• R : bau2an & pandangan yg tidak menyenangkan selama waktu makan dapat menyebabkan anoreksia
• I : konsultasi gizi u/ memberikan makanan yg mudah dicerna & padat gizi
• R : kebutuhan kalori didasarkan pada situasi / kebutuhan individu, u/ memberikan nutrisi maksimal dengan upaya minimal penggunaan energi
4. kurang pengetahuan mengenai kondisi & tindakan berhubungan dengan miss interpretasi, keterbatasan kognitif & kurang informasi, penatalaksanaan mandiri terhadap penyakit kronis
• tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 hari, klien :– menyatakan pemahaman kondisi / proses
penyakit & tindakan– mengidentifikasi tanda & gejala yg ada & proses
penyakit yg berhubungan dengan faktor penyebab– melakukan pola hidup sehat & berpartisipasi
dalam pengobatan
• I : jelaskan mengenai proses penyakit
• R : menurunkan ansietas & dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana pengobatan
• I : intruksikan / kuatkan rasional u/ latihan napas, batuk efektif & latihan mobilitas
• R : napas bibir & napas abdominal menggunakan otot pernapasan, membantu meminimalkan kolaps jalan napas kecil & memberi arti u/ mengontrol dispnea
• I : tunjukan teknik penggunaan & dosis inhaler
• R : pemberian obat yg tepat, meningkatkan penggunaan & keefektifan
• I : tekankan pentingnya perawatan mulut
• R : menurunkan pertumbuhan bakteri pada mulut, dimana dapat menimbulkan infeksi saluran napas atas
• I : kaji efektif bahaya merokok & zat iritan & nasehatkan klien u/ menghentikan
• R : penghentian merokok dapat memperlambat / menghambat PPOK
• I : beri informasi pembatasan aktivitas / pengganti dengan selang waktu istirahat u/ mencegah kelelahan
• R : mampukan klien u/ membuat pilihan / keputusan u/ menentukan dispnea
5. ansietas yg berhubungan dengan penyakit, krisis, takut mati, perubahan peran dalam hubungan sosial / kecacatan permanen
• tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 hari, klien :– menyatakan tidak cemas lagi & dapat menerima
keadaan– menunjukkan keadaan tenang, tidak gelisah &
tidak sesak napas
• I : sediakan waktu u/ pasien agar dapat menceritakan semua keluhan
• R : agar pasien merasa lebih nyaman & tenang
• I : berikan sedatif & analgesik narkotik
• R : digunakan u/ mengontrol ansietas / gelisah → yg meningkatkan konsumsi O2
• Resti kelebihan cairan yg berhubungan dengan korpulmonal, infus iv, peningkatan permeabilitas kap, tirah baring
• Resti gangguan nutrisi jaringan yg berhubungan dengan hematokrit tinggi, nutrisi buruk dengan albumin serum rendah, retensi CO2 & hipoksemia
• Resti infeksi berhubungan dengan retensi sekresi, batuk tidak efektif, immobilisasi
• Resti kelelahan berhubungan dengan retensi O2, hipoksimia, emosi terfokus pada pernapasan, apnea tidur, penyakit kronis
EVALUASI
1. Jalan napas efektif dengan kriteria sesak napas berkurang / hilang, tidak sianosis, suara napas normal
2. pertukaran gas tidak terganggu dengan kriteria tidak sesak napas, frekuensi napas 16 – 20 kali / menit
3. kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria klien menghabiskan porsi yg dihidangkan, tidak terjadi penurunan berat badan & klien tampak lebih sehat
4. klien bisa menjelaskan proses terjadi penyakit faktor2 yg memperberat & penyebab penyakit tersebut
5. ansietas teratasi dengan kriteria klien menerima keadaan, tenang & tidak sesak napas