ASKEP KLIEN DENGAN COPD.ppt

65
ASKEP KLIEN DENGAN COPD Oleh : ROSMELY. T, SST

description

keperawatan

Transcript of ASKEP KLIEN DENGAN COPD.ppt

ASKEP KLIEN DENGAN COPD

Oleh : ROSMELY. T, SST

Pengertian:

• PPOK : penyakit obstr. Jalan napas karena bronkitis karena emfisema.

• Emfisema :Suatu perubahan apek paru2 yg ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran udara sebelah distal bronkus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli

Lanjutan :

• PPOM : klasifikasi luas, dari gangguan yg mencakup bronkitis kronis, bronkiektasis, emfisema & asma

ETIOLOGI

• Kebiasaan merokok, polusi udara, paparan debu, asap & gas2 kimia akibat kerja, Riwayat Infeksi saluran napas, genetik : defisiensi alpa 1 antitripsin

TANDA & GEJALA

• Batuk, sputum putih / mucoid → bisa menjadi infeksi purulen / muco purulen, sesak napas.

PATO – FIS :

• Pada bronkitis kronis maupun emfisema terjadi penyempitan saluran napas → obstr jalan napas → sesak napas

• Pada bronkitis kronis saluran pernapasan kecil berdiameter < 2mm menjadi lebih sempit, berkelok-kelok & berobliterasi

• Penyempitan terjadi karena metaplasia sel goblet saluran napas besar juga menyempit karena hipertrofi & hiperplasi kelenjar mukus.

• Pada emfisema paru, penyempitan saluran napas disebabkan berkurangnya elastisitas paru

• POHON MASALAH (SKEMA)

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

• Komplikasi : infeksi berulang, pneumothorak spontan, gagal napas, corpulmonal, eritrositosis karena hipoksia kronik.

PROSEDUR DIAGNOSTIK

• Anamnesa : Riwayat penyakit yg ditandai dengan 3 gejala klinis & faktor2 penyebab seperti diatas

Pemeriksaan fisik :

• pasien kurus dengan barrel – shaped chest, fremitus taktil dada berkurang / tidak ada

• Perkusi → dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati > rendah, pekak jantung berkurang

• Suara napas berkurang dengan ekspirasi memanjang

Pemeriksaan Radiologi :

• Pada bronkitis kronis : berupa garis2 bayangan dari hilus ke apek paru & corakan paru yg bertambah

• Pada emfisema paru : adanya overinflasi dengan gambaran diafragma yg rendah & datar, penciutan pembuluh darah pulmonal & penambahan corakan ke distal

• Pemeriksaan fungsi paru, pemeriksaan gas darah, pemeriksaan EKG & pemeriksaan Lab darah : hitung sel darah putih

PENATALAKSANAAN :

Tindakan keperawatan :• pendidikan terhadap klien & keluarga• menghindari merokok & zat2 inhalasi iritan & polusi

udara, infeksi• menciptakan lingkungan sehat• pemeriksaan kebutuhan cairan• pemberian gizi yg cukup (rendah karbohidrat)• memberi pendidikan kesehatan tentang faktor2 yg

memperberat penyakit

Tindakan Medis :Farmakologis• bronkodilator (A. Kolinergik ; agonis beta &

derivat santin)• eksektoran – mukolitik• A. Biotik u/ infeksi eksaserbasi A.• Diuretika u/ korpulmonal• Digitalis u/ gagal jantung

Terapi respirasi :

• Terapi aerosol, inspirasi + press breath• Terapi O2 jangka panjang 1 – 2 Ltr/mnt,• Fisioterapi (pernapasan & otot2 rangka)

PENGKAJIAN

• Identitas :• Keluhan Utama : sesak napas, batuk, lemah• Riwayat Kesehatan sekarang : sejak kapan merasa

keluhan. Pada permulaan sesak napas sewaktu2, kemudian gejala menetap disertai bunyi napas & lelah. Obat yg diperoleh, faktor yg memperingan / memperberat

• Riwayat Kesehatan Massa Lalu : klien mempunyai kebiasaan merokok, minum alkohol, riwayat alergi, riwayat gangguan pernapasan, riwayat asma yg berat & berulang, minum obat dosis tinggi, pernah dirawat di RS.

• Riwayat Kesehatan Keluarga : mungkin keluarga ada yg menderita penyakit saluran pernapasan khususnya asma

Pemeriksaan Fisik :

• Inspeksi : keadaan umum lemah, klien cenderung duduk di posisi membungkuk dengan lengan kedepan & dada gembung, gelisah, keringat banyak, kurus, sesak napas menetap / bertambah, penggunaan otot bantu pernapasan

• Palpasi : fremitus taktil dada berkurang / tidak ada, takikardi, pulsus paradoksus (tidak teraba saat inspirasi), suhu sering sub normal.

• Perkusi : dada hipersonor (emfisema), pekak (konsolidasi cairan mukosa), penurunan ekskursi diafragma, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih rendah, pekak jantung berkurang

• Auskultasi : terdiri dari menurunnya / bervariasi, terdengar bunyi wheezing, & ronki, suara napas berkurang dengan ekspirasi memanjang.

Kebutuhan Nutrisi :

• Kurang terpenuhi karena gangguan pernapasan → klien susah makan

Pola Aktivitas :

• Terganggu karena klien merasa lelah

Pola Koping :

• Dalam mengatasi masalahnya, klien berusaha mengobati penyakitnya.

Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan / banyaknya mukus, penurunan mekanisme batuk, kelelahan.

• Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari : – menunjukkan batuk efektif & meningkatkan

pertukaran gas di paru2– menyebutkan strategi u/ menurunkan

kekentalan sekret

• I: - auskultasi bunyi napas tiap 4 jam setelah intervensi

- cacat adanya bunyi wheezing, ronki dll• R : - beberapa derajat spasme bronkus →

terjadi obstr jalan napas & dimanifestasikan → adanya bunyi napas adventisius

- berguna u/ evaluasi selama melakukan tindakan

• I : pantau frekuensi pernapasan, catat rasio inspirasi - ekspirasi

• R : - u/ mengetahui pernapasan teratur / tidak

- takipnea biasanya ada & dapat ditemukan selama stress / adanya infeksi

• I : ajarkan kepada klien metode yg tepat tentang pengontrolan batuk

• R : batuk yg tidak terkontrol akan melelahkan & tidak efektif

• I : lakukan pernapasan diafragma

• R : menurunkan frekuensi pernapasan & meningkatkan ventilasi alveolar

• I: tahan napas selama 3 – 5 detik kemudian dikeluarkan perlahan & sebanyak mungkin

• R : meningkatkan volume udara dalam paru, mempermudah pengeluaran sekresi

• I : dorong klien meningkatkan masukan cairan 2 – 3 liter per hari bila tidak ada kontra indikasi

• R : membantu mengencerkan sekresi bronkial & koreksi dehidrasi

• I : beri klien posisi yg nyaman ; semi fowler dengan tangan abduksi & disokong oleh bantal / duduk condong ke depan

• R : memungkinkan ekspansi paru yg > baik dengan tekanan gravitasi sehingga mempermudah fungsi paru

• I : kolaborasi dalam memberikan humidifikasi, mis : nebulizer

• R : kelembaban menurunkan kekentalan sekret, mempermudah pengeluaran & dapat membantu menurunkan / mencegah pembentukan mukosa tebal pada bronkus

• I: kolaborasi dalam pengobatan pernapasan, mis : kombinasi dari bronkodilator, steroid & antibiotika

• R : bronkodilator dapat membuka bronkus steroid menurunkan inflamasi bronkial antibiotika menghilangkan infeksi

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan obstr jalan napas o/ sekresi, spasme bronkus, proses penyakit

• tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 hari, klien :– mengatakan tidak sesak napas– pertukaran gas tidak terganggu

• I : kaji frekuensi ke dalaman pernapasan, catat penggunaan otot aksesoris

• R : berguna dalam evaluasi derajat dissterss pernapasan / proses penyakit

• I : awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya perubahan

• R : gelisah & ansietas / manifestasi umum terjadi pada hipoksia

• I : awasi tanda vital & irama jantung

• R : takikardi, disritmia & perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksia sistemik pada fungsi jantung

• I : palpasi fremitus

• R : penurunan getaran vibrasi diduga ada pengumpulan cairan / udara

• I : berikan O2 tambahan yg sesuai dengan indikasi

• R : dapat memperbaiki / mencegah buruknya hipoksia

• I : tinggikan kepala tempat tidur, bantu klien memilih posisi yg mudah u/ bernapas

• R : pengiriman O2 dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi & latihan napas u/ menurunkan kolaps jalan napas, dispnea & kerja keras

3. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan masukan makanan sekunder terhadap disstress pernapasan, penyakit kronis & metabolik tinggi, ansietas

• tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 hari, klien :– menunjukkan peningkatan asupan diet– menunjukkan perubahan upaya2 u/ meningkatkan

/ mempertahankan berat badan ideal / seimbang

• I : kaji kebiasaan diet klien

• R : klien disstress pernapasan akut sering anoreksia karena dispnea

• I : kaji intake saat ini, auskultasi bunyi usus

• R : penurunan bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster & konstipasi

• I : timbang berat badan sesuai indikator

• R : menentukan kebutuhan kalori & mengetahui seberapa jauh peningkatan / penurunan berat badan

• I : hindari makan yg sangat panas / dingin

• R : suhu ekstrim dapat mencetuskan / meningkatkan spasme, batuk

• I : ciptakan suasana yg menyenangkan, lingkungan bebas dari bau2an selama waktu makan

• R : bau2an & pandangan yg tidak menyenangkan selama waktu makan dapat menyebabkan anoreksia

• I : konsultasi gizi u/ memberikan makanan yg mudah dicerna & padat gizi

• R : kebutuhan kalori didasarkan pada situasi / kebutuhan individu, u/ memberikan nutrisi maksimal dengan upaya minimal penggunaan energi

4. kurang pengetahuan mengenai kondisi & tindakan berhubungan dengan miss interpretasi, keterbatasan kognitif & kurang informasi, penatalaksanaan mandiri terhadap penyakit kronis

• tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 hari, klien :– menyatakan pemahaman kondisi / proses

penyakit & tindakan– mengidentifikasi tanda & gejala yg ada & proses

penyakit yg berhubungan dengan faktor penyebab– melakukan pola hidup sehat & berpartisipasi

dalam pengobatan

• I : jelaskan mengenai proses penyakit

• R : menurunkan ansietas & dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana pengobatan

• I : intruksikan / kuatkan rasional u/ latihan napas, batuk efektif & latihan mobilitas

• R : napas bibir & napas abdominal menggunakan otot pernapasan, membantu meminimalkan kolaps jalan napas kecil & memberi arti u/ mengontrol dispnea

• I : tunjukan teknik penggunaan & dosis inhaler

• R : pemberian obat yg tepat, meningkatkan penggunaan & keefektifan

• I : tekankan pentingnya perawatan mulut

• R : menurunkan pertumbuhan bakteri pada mulut, dimana dapat menimbulkan infeksi saluran napas atas

• I : kaji efektif bahaya merokok & zat iritan & nasehatkan klien u/ menghentikan

• R : penghentian merokok dapat memperlambat / menghambat PPOK

• I : beri informasi pembatasan aktivitas / pengganti dengan selang waktu istirahat u/ mencegah kelelahan

• R : mampukan klien u/ membuat pilihan / keputusan u/ menentukan dispnea

5. ansietas yg berhubungan dengan penyakit, krisis, takut mati, perubahan peran dalam hubungan sosial / kecacatan permanen

• tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 hari, klien :– menyatakan tidak cemas lagi & dapat menerima

keadaan– menunjukkan keadaan tenang, tidak gelisah &

tidak sesak napas

• I : sediakan waktu u/ pasien agar dapat menceritakan semua keluhan

• R : agar pasien merasa lebih nyaman & tenang

• I : berikan sedatif & analgesik narkotik

• R : digunakan u/ mengontrol ansietas / gelisah → yg meningkatkan konsumsi O2

• Resti kelebihan cairan yg berhubungan dengan korpulmonal, infus iv, peningkatan permeabilitas kap, tirah baring

• Resti gangguan nutrisi jaringan yg berhubungan dengan hematokrit tinggi, nutrisi buruk dengan albumin serum rendah, retensi CO2 & hipoksemia

• Resti infeksi berhubungan dengan retensi sekresi, batuk tidak efektif, immobilisasi

• Resti kelelahan berhubungan dengan retensi O2, hipoksimia, emosi terfokus pada pernapasan, apnea tidur, penyakit kronis

EVALUASI

1. Jalan napas efektif dengan kriteria sesak napas berkurang / hilang, tidak sianosis, suara napas normal

2. pertukaran gas tidak terganggu dengan kriteria tidak sesak napas, frekuensi napas 16 – 20 kali / menit

3. kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria klien menghabiskan porsi yg dihidangkan, tidak terjadi penurunan berat badan & klien tampak lebih sehat

4. klien bisa menjelaskan proses terjadi penyakit faktor2 yg memperberat & penyebab penyakit tersebut

5. ansietas teratasi dengan kriteria klien menerima keadaan, tenang & tidak sesak napas