Vol.5, No.1, Januari 2016 - Universitas Udayana

17

Transcript of Vol.5, No.1, Januari 2016 - Universitas Udayana

Vol.5, No.1, Januari 2016

Daftar Isi

Konsep Kewirausahaan Pada Petani Melalui Pendekatan Structural Equation Model

(SEM)

PDF

GEDE MEKSE KORRI ARISENA

Perilaku Masyarakat dalam Pemeliharaan Hutan Lindung di Banjar Kedisan, Desa

Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana

PDF

I DEWA NGAKAN INDRA PRASADA, NI WAYAN SRI ASTITI, M.TH.

HANDAYANI.

Motivasi Petani dalam Berusahatani Hortikultura di Desa Wisata Candikuning,

Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan

PDF

NI LUH PUTU RESTUTININGSIH, I KETUT SURYA DIARTA, I WAYAN

SUDARTA

Perilaku Anggota Kelompok Nelayan Wanasari dalam Menjaga Kelestarian Hutan

Mangrove di Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung

PDF

I MADE DWI WIDNYANA, NI WAYAN SRI ASTITI, M.TH. HANDAYANI.

Analisis Risiko Produksi Stroberi pada UD Agro Mandiri di Desa Pancasari Kecamatan

Sukasada Kabupaten Buleleng

PDF

GUSTI MADE OFFAYANA,, I WAYAN WIDYANTARA, I GUSTI AYU AGUNG

LIES ANGGRENI

Kinerja Keuangan KUD Mambal di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung PDF

KOMANG TRI RAMENAYANTHI, I KETUT SUAMBA, I NYOMAN GEDE

USTRIYANA

Peranan Faktor Karakteristik Individu dan Faktor Organisasi terhadap Kinerja Pegawai

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali

PDF

A.A ISTRI WINDA NOVITASARI, MADE ANTARA, I MADE SUDARMA

Bauran Pemasaran Lulur di UD. Sekar Jagat Denpasar PDF

ANAK AGUNG MADE MULYADI PUTRA, NYOMAN PARINING, I DEWA AYU

SRI YUDARI

Perbandingan Pendapatan antara Usahatani Kopi dan Usahatani Jeruk di Desa Serai

Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli

PDF

I PUTU AJUS HERYANA, I MADE SUDARMA, I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA

Analisis Kredit Macet pada KPN Satya Bakti Kecamatan Jembrana Kabupaten Jembrana PDF

KOMANG ANDRI SURYANI KUSUMA, I NYOMAN GEDE USTRIYANA, A.A.A.

WULANDIRA SDJ

Analisis Jalur Kritis pada Supply Chain Management Pupuk Organik Cair di PT Alove

Bali

PDF

CATHERINE ANASTASIA SINAGA, RATNA KOMALA DEWI, I NYOMAN GEDE

USTRIYANA

Pengawasan Bahan Baku dan Mutu yang Efektif Guna Mendukung Kelancaran Proses

Produksi Pada PT Alove Bali

PDF

ANAK AGUNG SAGUNG DESSY ANESTESIA PRABHANINGRUM, I KETUT

SUAMBA, PUTU UDAYANI WIJAYANTI

Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman dan Foster pada Perusahaan Agribisnis di

Bursa Efek Indonesia

PDF

DESILYA VITA PUSPITA, DWI PUTRA DARMAWAN, I NYOMAN GEDE

USTRIYANA

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah pada Program Gerbang Pangan Serasi

Kabupaten Tabanan

PDF

NI LUH ADE PEBRIANTARI, I NYOMAN GEDE USTRIYANA, I MADE

SUDARMA

PEMILIHAN PRIORITAS STRATEGI PEMASARAN COKLAT OLAHAN

BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus di

Perusahaan Magic Chocolate, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali)

PDF

FITRIA RETNONINGSIH, IGA OKA SURYAWARDANI, NYOMAN PARINING

Profil Tenaga Kerja Industri Kerajinan Batok Kelapa pada Perusahaan Eka Lestari

Mandiri di Desa Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem

PDF

I PUTU AGUNG SATRIA PERMANA, I DEWA GD. RAKA SARJANA, NYOMAN

PARINING

Analisis Pengendalian Mutu pada Pengolahan Ikan Pelagis Beku di PT Perikanan

Nusantara (Persero) Cabang Benoa Bali

PDF

KADEK PUTRI TRISNA DEVI, I KETUT SUAMBA, NI WAYAN PUTU ARTINI

Peningkatan Efisiensi Produksi Baglog Melalui Percepatan Waktu Siklus Produksi di

Usaha Lancar Abadi Pendekatan Critical Path Method

PDF

NI MADE KENCANA MAHARANI, IGA OKA SURYAWARDANI, I NYOMAN

GEDE USTRIYANA

Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Buah Salak Bali (Salacca Zalacca var.

ambonensi) oleh Rumah Tanggadi Kota Denpasar, Provinsi Bali

PDF

I NENGAH ARI MEDIKANA, I MADE SUDARMA, A.A.A. WULANDIRA

SAWITRI DJELANTIK

Analisis Break Even Point Penjualan Pupuk Organik (Studi Kasus Simantri 174

Gapoktan Dharma Pertiwi di Kabupaten Badung, Provinsi Bali)

PDF

MEGA DUTHA CEMPAKA, RATNA KOMALA DEWI, A.A.A. WULANDIRA SDJ

Strategi Pemasaran Kopi pada Perusahaan Kopi Banyuatis PDF

NI LUH ADE DESI SINTIYA DEWI, IGA OKA SURYAWARDANI, I DEWA GEDE

RAKA SARJANA

Manajemen Pengawasan Mutu Produk PadaUD Kangen Water di Kelurahan Lukluk,

Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung

PDF

NI MADE DWIYANI CITA ARSANI, I KETUT SUAMBA, IDA AYU LISTIA

DEWEI

Persepsi Petani Perkotaan terhadap Aktivitas Sistem Subak (Kasus di Subak Anggabaya

Desa Penatih Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar)

PDF

I PUTU SABDA PRADIPTA, I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA, WAYAN

SUDARTA

Analisis Usahatani Penangkaran Benih Kedelai (Kasus di Subak Kusamba, Kecamatan PDF

Dawan, Kabupaten Klungkung)

I KETUT SUARDANA, I GUSTI AGUNG AYU AMBARAWATI, I DEWA PUTU

OKA SUARDI

Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan terhadap Loyalitas Konsumen Kedelai Jepang

Edamame Pendekatan Structural Equation Modeling

PDF

NI MADE MARTA NIDYATANTRI, IGA OKA SURYAWARDANI, DEWA GEDE

AGUNG

Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Besar di Desa

Baturiti Kecamatan Baturiti Tabanan

PDF

I GEDE WEGANANDA FAJAR SANGURJANA, I WAYAN WIDYANTARA, IDA

AYU LISTIA DEWI

Efektivitas Distribusi Subsidi Pupuk Organik dan Dampaknya terhadap Pendapatan

Usahatani Padi Sawah di Subak Sungsang, Desa Tibubiu, Kabupaten Tabanan

PDF

NI WAYAN WINDA ARISANDI, I MADE SUDARMA, I KETUT RANTAU

Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Penjualan Pupuk Organik (Studi Kasus pada

Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi,

Kabupaten Badung)

PDF

NI LUH GEDE WULAN ADI PRANITI, NYOMAN PARINING, I GEDE

SETIAWAN ADI PUTRA

Nilai Tambah dan Kelayakan Usaha Pengolahan Kopi Arabika pada Unit Usaha

Produktif Ulian Murni Kabupaten Bangli

PDF

NI LUH WICANODIAN SURYA, I MADE SUDARMA, PUTU UDAYANI

WIJAYANTI

Analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja Pasar Cabai di Desa Bayung Gede, Kecamatan

Kintamani, Kabupaten Bangli

PDF

MADE AYU DESSY DORA AGNELLIA, I NYOMAN GEDE USTRIYANA, A.A.A.

WULANDIRA SAWITRI DJELANTIK

Analisis Kelayakan Usaha Penyosohan Padi Menggunakan Mesin Pengering Berbahan

Bakar Sekam di UD Sari Uma Bali

PDF

I MADE ANANDA WIGUNA, KETUT BUDI SUSRUSA, PUTU UDAYANI

WIJAYANTI

Analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja Pasar Cabai di Desa Bayung Gede, Kecamatan

Kintamani, Kabupaten Bangli

PDF

MADE AYU DESSY DORA AGNELLIA, I NYOMAN GEDE USTRIYANA, A.A.A.

WULANDIRA SAWITRI DJELANTIK

Tingkat Kepuasan Wisatawan NusantaraTerhadap Layanan Penjualan Hortikultura di

Pasar Mertha Sari Desa Candikuning Kabupaten Tabanan

PDF

SAGUNG DIAH NIRMALASARI, I KETUT SURYA DIARTA, I MADE SARJANA

Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) pada Kelompok

Wanita Tani (KWT) Tunas Sejahtera di Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

PDF

GUSTI NGURAH YOGI SUPUTRA, I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA, I DEWA

PUTU OKA SUARDI

Analisis Tingkat Keuntungan Usahatani Padi Sawah sebagai Dampak dari adanya

Subsidi Pupuk di Kabupaten Tabanan

PDF

NI LUH PRIMA KEMALA DEWI

E-jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523

Copyrights (C) 2012. Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Tim Editor

DEWAN EDITOR

Ketua:

Prof. Dr. Ir. I Ketut Budi Susrusa, M.S.

Anggota:

Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, M.P.

Prof. Dr. Ir. I Made Antara, M.S.

Prof. Dr. Ir. I Wayan Windia, S.U.

Made Sarjana, SP., M.Sc.

EDITOR PELAKSANA

Ketua:

Putu Udayani Wijayanti, SP., M.Agb.

Anggota:

A.A.A. Wulandira Sawitri Jelantik, SP, MMA.

Ida Ayu Listia Dewi, SP., M.Agb.

Ni Luh Prima Kemala Dewi, SP., M.Agb.

E-jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523

Copyrights (C) 2012. Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Udayana

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016

Analisis Kelayakan Usaha Penyosohan Padi

Menggunakan Mesin Pengering Berbahan

Bakar Sekam di UD Sari Uma Bali

I MADE ANANDA WIGUNA, KETUT BUDI SUSRUSA, PUTU UDAYANI

WIJAYANTI

Program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Jl. PB Sudirman Denpasar 80232

Email : [email protected]

[email protected]

Abstract

Paddy is a crop that produce rice and it is staple for most of Indoensian. Drying is

important post-harvest handling for paddy. Husk can be done into two ways that are

mhacinery drying and sun drying.

This study aims to find out how is business technique of process of hulling rice by using

unshusked rice dryer with fuel of husk and how is feasibility viewed from other

investment criteria. This study was conducted at UD Sari Uma Bali that it is a company

have business on rice mill used machinery husk fuel dryer.

The result showed that process of hulling rice by using husk fuel dryer is technically

feasible and it is able to be operated during rainy day. Financially this business is feasible

conducted with result of Payback period 4,23 year, Net Preset Value have positive value

of Rp 1.360.930.972,00 bigger than zero, and Internal rate of Return (IRR) bigger than

real rate of interest at market 30,03% per year, Benefit Cost Ratio of 2,32 (bigger than

one). Thus business of process of hulling rice by using husk fuel dryer by UD Sari Uma

Bali is feasible. From the result of sensitivity analysis has been conducted show that

usage of paddy drying machine have fuel of husk is benefit business and reliable and

have fulfilff criteria of investment though experience increasing of production cost..

Keywords: Rice huller, husk fuel dryer, financial analysis

1. Pendahuluan

1.1. Latar belakang

Tanaman padi merupakan tanaman penghasil beras yang merupakan makanan

pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Tanaman padi ditanam oleh sebagian besar

petani Indonesia. Begitu juga para petani di Bali. Daerah penghasil padi terbesar di Bali

berada di Kabupaten tabanan. Hal ini dapat dilihat dari hasil produksi padi di Kabupaten

Tabanan pada tahun 2011 dan 2012 yakni sebesar 210.751 ton pada tahun 2011 dan

222.706 ton pada tahun 2012 (BPS, 2011,2012). Tingkat produksi padi yang relatif

cukup tinggi di Kabupaten Tabanan ini mengharuskan kualitas gabah yang merupakan

hasil dari tanaman padi perlu diperhatikan .

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam menjaga kualitas gabah yaitu pada

penanganan pascapanen. Penanganan pascapanen yang perlu diperhatikan disini adalah

pada saat pengeringan. . Pengeringan merupakan salah satu tahap kegiatan penangan

pascapanen padi dalam menentukan rendemen dan mutu beras. Rendahnya mutu beras

giling dapat disebabkan karena keterlambatan atau tidak sempurnanya proses

pengeringan gabah (Anonim, 2011)

Pengeringan gabah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pengering

buatan dan tanpa pengering buatan atau menggunakan lantai jemur. Tanpa pengering

buatan merupakan pengering gabah dengan cara menghamparkan gabah pada terpal

plastik atau lantai dengan bantuan sinar matahari dan sangat tergantung dengan adanya

cuaca (Nursanah dan Harmanto,2008).

Pengering buatan dapat digunakan untuk mengantisipasi masalah cuaca. Dimana

kita ketahui bahwa Indonesia memiliki musim penghujan. Selain itu penggunaan mesin

pengering buatan juga memiliki kelebihan lain yaitu memerlukan waktu penjemuran

lebih singkat, tidak memerlukan banyak tenaga kerja, suhu, dan kecepatan proses

pengeringan dapat diatur sesuai keinginan, dan kebersihan dapat diawasi sebaik baiknya.

Kelemahannya, memerlukan keterampilan dan peralatan khusus, serta biaya lebih tinggi

dibandingkan pengeringan alami(Momo, 2005). Penggunaan pengering buatan atau yang

biasa disebut oven biasanya cenderung menggunakan bahan bakar minyak (BBM).

Namun seiring berkembangnya jaman, harga bahan bakar minyak (BBM) yang

digunakan sebagai bahan bakar utama mesin pengering gabah tersebut semakin naik.

Begitu juga stok minyak dunia yang semakin menipis seiring berjalannya waktu.

Penggunaan energi di Indonesia sangat pesat seiring dengan perkembangan jaman.

Karena itu kita sebagai manusia harus cermat untuk menggunakan/memanfaatkan sumber

energi tersebut dan berusaha mencari sumber-sumber energialternatif lainya. Oleh karena

itu sumber energi yang digunakan pun semakin beragam. Salah satunya adalah pengering

gabah buatan berbahan bakar sekam. Bahan bakar sekam ini dipilih karena sekam

merupakan sumber bio-energi alternatif yang dapat menghasilkan energi. Pengering

gabah buatan berbahan bakar sekam juga dapat menekan biaya operasional dalam

proses pengolahan gabah menjadi beras dikarenakan penggunaan bahan bakar minyak

yang menjadi kendala karena memiliki biaya operasional yang tinggi ( Anonim,2011).

Penggunaan pengering gabah buatan berbahan bakar sekam menjadi hal yang berperan

penting dalam proses pengeringan gabah karena tidak bergantung pada keadaan cuaca.

Jadi, pada cuaca hujan sekalipun, mesin pengering gabah buatan berbahan bakar sekam

ini tetap dapat digunakan. Kabupaten Tabanan khususnya di Kecamatan Penebel terdapat

usaha penggilingan padi yang menggunakan mesin pengering buatan berbahan bakar

sekam. Mesin pengering buatan berbahan bakar sekam itu didapatkan dari Dinas

Pertanian Provinsi Bali dimana pengering buatan tersebut didatangkan dari PT Sungsan

Global.

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016

Berdasarkan pada kondisi tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang

analisis kelayakan dari usaha penyosohan padi menggunakan mesin pengering berbahan

bakar sekam tersebut. Apakah usaha penyosohan padi menggunakan mesin pengering

gabah buatan berbahan bakar sekam tersebut layak digunakan dari aspek teknis dan aspek

finansial.

1.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui kelayakan dari usaha penyosohan padi menggunakan mesin pengering gabah

berbahan bakar sekam dari aspek teknis maupun aspek financial.

2. Metodologi Penelitian

2.1. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian adalah di UD Sari Uma Bali ,KAbupaten Tabanan , Provinsi

Bali. Pengolahan data dilaksanakan pada bulan Januari 2014 – Maret 2014. Pemilihan

lokasi ini dilakukan secara sengaja dan sebelumnya dilakukan dengan pertimbangan-

pertimbangan tertentu (Wirartha,2006)

2.2. Metode Penelitian

Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara

terhadap owner dan bersumber dari studi pustaka.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1. Aspek teknis

Pengkajian aspek teknis dalam studi kelayakan dimaksudkan untuk memberikan

batasan garis besar parameter-parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan fisik

proyek. Dalam studi kelayakan aspek ini masih dalam bentuk konseptual . Baru nanti di

tahap berikutnya dilanjutkan dan dikembangkan menjadi desain engineering terinci, dan

menjadi cetak biru proyek yang akan dibangun (Soeharto, 1999).

3.1.1. Cara kerja dryer berbahan bakar sekam

Mesin pengering ini memiliki bak penampungan gabah yang berada di atas ruang

pengering. Pengering gabah berbahan bakar sekam merupakan mesin pengering (dryer)

yang sumber pemanasnya berasal dari pembakaran bahan bakar sekam yang merupakan

hasil samping dari unit penggilingan padi. Pembakaran Sekam itu dilakukan dibagian

mesin yang bernama tungku sekam. Aliran udara panas yang merupakan hasil

pembakaran sekam dihembuskan menuju ruang plenum / ruang pengeringan dengan

blower penghembus yang diletakandibelakang tungku sekam.

Angin yang memiliki aliran udara panas berhembus secara horizontal kemudian

naik ke atas melewati sela-sela udara diantara butiran bahan yang dikeringkan. Gabah

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016

yang akan dikeringkan diletakkan dikotak pengering udara yang sudah dipanaskan dan

dihembuskan oleh blower menuju tumpukan gabah sehingga udara yang keluar dari

tumpukan gabah akan membawa uap air.

3.1.2. Cara pengoperasian dryer berbahan bakar sekam

Adapun cara pengoperasian mesin pengering buatan berbahan bakar adalah:

1) Gabah yang akan dikeringkan dimasukan ke bak penampungan yang kemudian akan

dialirkan ke kotak pengeringan dan diratakan tanpa melalui pembalikan selama

proses.

2) Siapkan bahan bakar, yakni sekam yang sudah dikeringkan.

3) Masukkan bahan bakar sekam ke tempat yang sudah disediakan /hopper

4) Pengoperasian mesin dimulai dengan penghidupan blower yang diikuti dengan

pembakaran sekam.

3.2. Aspek financial

Analisis finansial biasanya digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan

secara menyeluruh mengenai layak tidaknya suatu proyek dilaksanakan adalah dengan

menggunakan kriteria investasi. Keseluruhan aktivitas yang dilakukan untuk

mendapatkan, menggunakan dan mengalokasi dana disebut dengan pembelanjaan

perusahaan (Riyanto, 1990).

3.2.1. Penerimaan

Penerimaan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau hal

materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia (Samuelson dan

Nordhaus, 2002). Penerimaan ini dinilai berdasarkan perkalian antara total produksi

dengan harga yang berlaku. Penerimaan UD Sari Uma Bali ini berasal dari hasil

penjualan beras, dan penjualan hasil sampingan produksi yakni sekam dan bekatul.

Dengan penerimaan pada tahun 2011 sebesar Rp. 4.015.662.500,00 pada tahun 2012

sebesar Rp. 4.375.080.000,00 dan sebesar 4.839.888.205 sebesar Rp. 4.762.537.000.

3.2.2. Biaya

Biaya yang dikeluarkan UD Sari Uma Bali dalam pelaksanaan kegiatannya dapat

dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni biaya investasi, dan biaya operasional. Biaya

Investasi merupakan semua biaya yang ditanam yang berkaitan dengan pengadaan bisnis

UD Sari Uma Bali terutama untuk pengadaan barang modal tetap sampai usaha agribisnis

tersebut siap berproduksi. Biaya inviestasi awal yang dilakukan UD Sari Uma Bali yang

berjumlah Rp 1.028.800.000 yang terdiri dari biaya pengadaan mesin pengering

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016

Rp.300.000.000,00 , biaya bangunan sebesar Rp 450.000.000,00, pengadaan peralatan

dan sarana lain sebesar Rp 278.800.000,00.

Biaya operasional usaha penggilingan padi UD Sari Uma Bali terdiri dari biaya

tetap dan biaya varibel. Biaya tetap merupakan biaya yang tidak terpengaruh oleh volume

produksi.BIaya tetap dalam penelitian ini yakni sebesar Rp. 181.750.250,-. Biaya variabel

merupakan jenis biaya yang bersifat dinamis, biaya yang berubah mengikuti banyaknya

volume produksi. Biaya variabel UD Sari Uma Bali ini terdiri atas pembelian bahan baku,

tenaga kerja borongan, bahan bakar genset, bahan bakar sekam, bahan bkar mobil, biaya

pemeliharaan alat dan biaya penggunaan listrik yaitu sebesar Rp. 3.756.676.475pada

tahun 2011, Rp. 4.120.655.600 pada tahun 2012 dan Rp. 4.222.051.300 pada tahun 2013.

3.2.3. Kelayakan analisis financial

Analisis financial adalah waktu didapatkanya returns. Negara dapat mengadakan

investasi dalam suatu proyek dalam suatu proyek yang menguntungkan jika dilihat

dalam jangka waktu puluhan tahun, tetapi dalam lima tahun yang pertama belum

memberikan hasil sama sekali (Kadarian,1991). Ada beberapa asumsi yang digunakan

dalam menganalisis kelayakan usaha penggunaan pengering gabah berbahan bakar sekam

di UD Sari Uma Bali. Beberapa asumsi berikut yakni :

1. Umur ekonomis mesin yang dipergunakan adalah 10 tahun, dipergunakan sebagai

dasar perhitungan dalam kelayakan investasi.

2. Aspek finansial dinilai mulai dari investasi awal usaha berdiri pada tahun 2010

dan berakhir pada tahun 2020, yaitu sampai umur ekonomis mesin tahun ke-10.

3. Tingkat suku bunga yang digunakan dalam menentukan kriteria investasi adalah

sebesar 13% pertahun berdasarkan tingkat suku bunga saat pemilik melakukan

peminjaman modal.

4. .Penerimaan berasal dari hasil penjualan beras, bekatul dan sekam.

5. Tingkat produksi pada tahun 2013 diasumsikan maksimum, sehingga tingkat

produksi pada tahun berikutnya dianggap tetap dengan tren peningkatan harga

gabah sebesar 9,03% pertahun dan peningkatan harga beras sebesar 9,5%

pertahun dimulai dari tahun 2014

3.2.4. Payback Periode

Payback Period (PP) penggunaan mesin pengering berbahan bakar sekam di UD

Sari Uma Bali merupakan jangka waktu yang digunakan untuk membayar kembali semua

biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi penggunaan pengering gabah

berbahan bakar sekam.Semakin cepat pengembalian investasi yang telah dikeluarkan

maka lebih baik, dengan demikian semakin banyak manfaat yang akan diperoleh untuk

periode selanjutnya.Payback period dihitung dengan cara mengurangi nilai investasi

dengan penerimaan aliran kas masuk (net cash flow/proceed) secara komulatif sama

dengan jumlah initial investment. Dengan hasil Payback period = 4,23berarti bahwa

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016

semua investasi yang dikeluarkan dalam Usaha penyosohan padi menggunakan mesin

pengering berbahan bakar sekam oleh UD Sari Uma Bali akan kembali setelah usaha

berjalan selama 4,23 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan mesin pengering

gabah berbahan bakar sekam di UD Sari Uma Bali layak dijalankan karena dapat

mengembalikan semua investasi yang telah dikeluarkan dalam waktu kurang dari umur

investasi yang ditentukan.

3.2.5. NPV

Net Present Value (NPV) merupakan nilai total keuntungan bersih yang diterima

UD Uma Sari Bali selama umur ekonomis. Dengan kriteria jika nilai NPV lebih besar

dari nol (NPV > 0), maka penggunaan mesin pengering gabah berbahan bakar sekam oleh

UD Sari Uma Bali layak untuk terus dijalankan, sedangkan jika nilai NPV lebih kecil dari

nol (NPV < 0) maka penggunaan mesin pengering gabah berbahan bakar sekam oleh UD

Sari Uma Bali tidak layak untuk dilanjutkan. Hasil perhitungan NPV UD Sari Uma Bali

NPV positif sebesar Rp. 1.360.930.972 pada tingkat suku bunga pinjaman 13% per tahun.

Nilai NPV lebih besar dari pada nol yang berarti usaha penyosohan padi menggunakan

mesin pengering berbahan bakar sekam oleh UD Sari Uma Bali layak untuk dilanjutkan.

3.2.6. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Analisis net benefit cost ratio (Net B/C) diperlukan untuk mengetahui

perbandingan antara arus benefit (penerimaan) dengan arus cost pada suatu usaha dengan

tingkat bunga tertentu selama umur ekonomis. Net B/C merupakan perbandingan antara

net benefit yang di discount positif dengan net benefit yang di-discount negatif. Apabila

hasil perhitungan net B/C ratio lebih besar atau sama dengan satu, maka usaha ini layak

untuk diusahakan, demikian sebaliknya apabila net B/C ratio lebih kecil dari satu, maka

usaha ini tidak layak untuk diusahakan. Nilai Net B/C = 2,32, mempunyai arti bahwa

setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan UD Sari Uma Bali akan menghasilkan benefit

(pendapatan) sebesar Rp 2,32. Dapat disimpulkan bahwa usaha ini layak untuk

dilanjutkan, karena dapat memberikan manfaat yang lebih besar dari setiap biaya yang

dikeluarkan dalam jangka waktu 10 tahun.

3.2.7. IRR ( Internal Rate of Return)

Internal Rate of Return merupakan tingkat suku bunga yang menghasilkan Net

Present Value bernilai sama dengan nol, artinya pada tingkat suku bunga tersebut (IRR)

perusahaan mampu mengembalikan semua modal yang dikeluarkan untuk membayar

biaya produksi. Usaha dinyatakan layak jika nilai IRR lebih besar dari discount factor.

Perhitungan IRR menggunakan metode interpolasi atau coba - coba (trial and error

method) dengan melibatkan NPV berdasarkan dua nilai tingkat bunga yang berbeda,

dimana tingkat suku bunga yang digunakan adalah i1 = 30% dan i2=31%.

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016

Berdasarkan hasil perhitungan dengan discount factor 30 % diperoleh nilai NPV

positif sebesar Rp. 1.525.849,62. Jika discount factor dinaikkan menjadi 31% maka nilai

NPV akan berubah menjadi negatif yaitu sebesar Rp (41.149.081,31) sehingga dapat

dihitung nilai IRR sebesar 30,03%. Nilai IRR yang menunjukkan 30,03%% lebih besar

dari discount rate hitung sebesar 13 %, berarti perusahaan mampu mengembalikan modal

yang digunakan untuk membayar biaya produksi dan dapat memperoleh keuntungan.

3.3 Analisis Sensitivitas

Setiap usaha dihadapkan pada ketidakpastian sehingga diperlukan analisis

sensitivitas untuk melihat kepekaan usaha tersebut terhadap perubahan. Analisis ini

dilakukan agar UD Sari Uma Bali dapat mengatasi permasalahan jika terjadi perubahan-

perubahan pada biaya dan penerimaan. Karena penggunaan mesin pengering gabah

berbahan bakar sekam yang telah layak untuk dijalankan dapat menjadi tidak layak jika

terjadi perubahan pada biaya dan penerimaan. Oleh karena itu untuk mengetahui terlebih

dahulu kelayakan usaha ini jika terjadi perubahan-perubahan tersebut, maka dibutuhkan

analisis ini untuk mempersiapkan penanggulangannya. Dalam analisis sensitivitas ini ada

beberapa asumsi antara lain:

1. Kemungkinan naiknya harga bahan baku, yakni gabah sebesar 9,4% pertahun

dimulai dari tahun 2014,sama seperti yang terjadi pada tahun 2012, dan

kenaikan harga beras dianggap tetap.

2. Kemungkinan naiknya biaya operasional, yaitu tenaga kerja sebesar 10% tiap

tahun dan penerimaan diasumsikan tetap. Gaji tenaga kerja mengalami

peningkatan tiap tahunnya disebabkan potensi kenaikkan kebutuhan biaya

hidup mengalami kenaikan tiap tahunnya

3. Kemungkinan naiknya biaya (cost) 5% tiap tahunnya dan penerimaan

diasumsikan tetap. Kenaikan biaya (cost) ini disebabkan oleh adanya

peningkatan biaya produksi dan operasional dari usaha penyosohan padi

menggunakan mesin pengering berbahan bakar sekam di UD Sari Uma Bali.

Dari ketiga asumsi tersebut akan dilihat nilai kriteria investasi yaitu NPV, Net B/C, dan

IRR.

Hasil perhitungan dari analisis sensitivitas usaha penyosohan padi menggunakan

pengering berbahan bakar sekamoleh UD Sari Uma Bali dapat dilihat pada Tabel 1.

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016

Tabel 1.

Analisis Sensitivitas Usaha Penyosohan Padi Menggunakan Pengering Berbahan Bakar

Sekam oleh UD Sari Uma Bali

Hasil analisis sensitivitas penggunaan mesin pengering gabah berbahan bakar

sekam dengan asumsi pertama yaitu jika harga bahan baku gabah naik sebesar 9,4%

pertahundan penerimaan teteap menunjukan nilai NPV sebesar Rp. 1.132.688.332, Net

B/C sama dengan 2,1 dan IRR 28,2% dari discountrated hitungyaitu sebesar 13%. Yang

berarti penggunaan mesin pengering gabah berbahan bakar sekam layak dilakukan

apabila asumsi ini terjadi.

Asumsi yang kedua, yaitu jika terjadi kenaikan biaya operasional, yakni kenaikan

biaya tenaga kerja tetap sebesar 10% pertahun dan jumlah penerimaan tetap, maka akan

menghasilkan NPV sebesar Rp. 1.248.960.909,53 Net B/C dengan nilai 2,21 dan IRR

29,25% dari discountrated hitung yaitu 13% yang berarti perusahaan mampu

mengembalikan semua modal yang dikeluarkan untuk biaya operasional dan memperoleh

keuntungan. Jika asumsi kedua ini terjadi, maka penggunaan mesin pengering gabah

berbahan bakar sekam layak untuk digunakan.

Asumsi yang ketiga yaitu naiknya biaya total (total cost) sebesar 5% pertahun dan

penerimaan diasumsikan tetap akan menghasilkan NPV sebesar Rp. 451.526.301,,00 ,

No Asumsi

Kriteria

Kesimpulan

NVP

(Rp)

Net

B/C

(Rp)

IRR

(%)

1 Kemungkinan naiknya harga

bahan baku, yakni gabah

sebesar 9,4% pertahun dimulai

dari tahun 2014 seperti yang

terjadi pada tahun 2012 dan

kenaikan harga beras dianggap

tetap

1.132.688.332 2,1 28,2 Layak

2 Kemungkinan naiknya biaya

operasional, yaitu tenaga kerja

sebesar 10% tiap tahun dan

penerimaan diasumsikan tetap.

1.248.960.909,53 2,21 29,25 Layak

3 Kemungkinan naiknya biaya

(cost) 5% tiap tahunya dan

penerimaan diasumsikan tetap.

451.526.301 1,44 20,07 Layak

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016

Net B/C dengan nilai 1,44 dan nilai IRR sebesar 20,07%, yang berarti jika asumsi ketiga

ini terjadi maka usaha ini layak untuk dijalankan.

4. Kesimpulan dan Saran

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut.

1) Dari aspek non finansial yaitu aspek teknis, mesin pengering gabah berbahan bakar

sekam ini mudah untuk di operasikan. Selain itu, mesin pengering buatan berbahan

bakar sekam ini juga dapat tetap melakukan proses pengeringan dalam cuaca hujan

atau musim hujan.

2) Dari hasil perhitungan Aspek finansial dengan menggunakan suku bunga sebesar 13%,

menghasilkan Payback Period pada 4,23 Tahun, lebih pendek dari umur ekonomis

yang dipergunakan yaitu 10 tahun. Nilai Net Present Value (NPV) yang di dapat

bernilai positif yaitu sebesar Rp. 1.360.930.972 lebih besar dari nol. Nilai Internal

Rate of Return (IRR) yang didapat 30,03 %, lebih besar dari suku bunga riil yakni

sebesar 13% pertahun.Nilai Benefit Cost Ratio yang didapat sebesar 2,32 (lebih besar

dari satu) menunjukan bahwa Penggunan dryer berbahan bakar sekam layak untuk

digunakan. Jadi dari perhitungan Payback Periode, Net Present Value (NPV), Internal

Rate of Return (IRR) dan Benefit Cost Ratio menunjukan bahwa usaha penyosohan

padi menggunakan mesin pengering berbahan bakar sekam di UD Sari Uma Bali layak

untuk dilakukan.

Berdasarkan analisis sensitivitas yang dilakukan dengan menggunakan ketiga

asumsi, menunjukan bahwa usaha ini mampu bertahan dan memenuhi kriteria

investasi jika ketiga asumsi tersebut terjadi.

4.2. Saran

Usaha penyosohan padi menggunakan mesin pengering berbahan bakar sekam

merupakan usaha yang sangat menguntungkan dalam hal finansial dan dapat bertahan

jika biaya mengalami kenaikan seperti yang terjadi pada asumsi yang dipergunakan

dalam analisis sensitivitas. Selain itu usaha ini juga tidak memerlukan tempat yang luas

dan dapat beroprasi dalam cuaca hujan.

5. Ucapan Terimakasih

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan jurnal ini dengan baik.

Penelitian ini tidak dapat terlaksana tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Maka dari

itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih serta hormat yang

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016

sedalam dalamnya kepada bapak I Made Nudu selaku pemilik dari usaha penggilingan

UD Sari Uma Bali yang menggunakan bahan bakar sekam dan seluruh pihak yang

membantu penelitian ini.

Daftar pustaka

Anonim (2011) Alat Pengering Gabah Berbahan Bakar Sekam.

(http://oemahmatematika.com, diakses tanggal 7 september 2013 )

BPS, 2011 Hasil Produksi Padi Provinsi Bali. ( http://Bps.go.id diakses pada tanggal 7

september 2013)

BPS, 2012 Hasil Produksi Padi Provinsi Bali ( http://Bps.go.id diakses pada tanggal 7

september 2013)

Kadariah, Lien Karlina, Clive Gray. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. 181 hlm;21 cm.

Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Momo, 2005. Metode Pengeringan . (http://multiply.com , diakses tanggal 28 agustus

2013)

Nursanah dan Hermanto. 2008. Teknologi Murah Untuk Pengeringan Padi, Majalah Padi

edisi 14 tahun 2008

Riyanto, B. 1989. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Badan Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada.

Samuelson, Paul, A dan Nordhaus D, William. 2002. Ekonomi (Edisi 12 Jilid 2). Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyrk; dari konseptual sampai operasional. Erlangga

Jakarta .

Wirartha, M. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta; Andi