Vol.5, No.1, Januari 2016
Daftar Isi
Konsep Kewirausahaan Pada Petani Melalui Pendekatan Structural Equation Model
(SEM)
GEDE MEKSE KORRI ARISENA
Perilaku Masyarakat dalam Pemeliharaan Hutan Lindung di Banjar Kedisan, Desa
Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana
I DEWA NGAKAN INDRA PRASADA, NI WAYAN SRI ASTITI, M.TH.
HANDAYANI.
Motivasi Petani dalam Berusahatani Hortikultura di Desa Wisata Candikuning,
Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan
NI LUH PUTU RESTUTININGSIH, I KETUT SURYA DIARTA, I WAYAN
SUDARTA
Perilaku Anggota Kelompok Nelayan Wanasari dalam Menjaga Kelestarian Hutan
Mangrove di Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung
I MADE DWI WIDNYANA, NI WAYAN SRI ASTITI, M.TH. HANDAYANI.
Analisis Risiko Produksi Stroberi pada UD Agro Mandiri di Desa Pancasari Kecamatan
Sukasada Kabupaten Buleleng
GUSTI MADE OFFAYANA,, I WAYAN WIDYANTARA, I GUSTI AYU AGUNG
LIES ANGGRENI
Kinerja Keuangan KUD Mambal di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung PDF
KOMANG TRI RAMENAYANTHI, I KETUT SUAMBA, I NYOMAN GEDE
USTRIYANA
Peranan Faktor Karakteristik Individu dan Faktor Organisasi terhadap Kinerja Pegawai
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali
A.A ISTRI WINDA NOVITASARI, MADE ANTARA, I MADE SUDARMA
Bauran Pemasaran Lulur di UD. Sekar Jagat Denpasar PDF
ANAK AGUNG MADE MULYADI PUTRA, NYOMAN PARINING, I DEWA AYU
SRI YUDARI
Perbandingan Pendapatan antara Usahatani Kopi dan Usahatani Jeruk di Desa Serai
Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli
I PUTU AJUS HERYANA, I MADE SUDARMA, I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA
Analisis Kredit Macet pada KPN Satya Bakti Kecamatan Jembrana Kabupaten Jembrana PDF
KOMANG ANDRI SURYANI KUSUMA, I NYOMAN GEDE USTRIYANA, A.A.A.
WULANDIRA SDJ
Analisis Jalur Kritis pada Supply Chain Management Pupuk Organik Cair di PT Alove
Bali
CATHERINE ANASTASIA SINAGA, RATNA KOMALA DEWI, I NYOMAN GEDE
USTRIYANA
Pengawasan Bahan Baku dan Mutu yang Efektif Guna Mendukung Kelancaran Proses
Produksi Pada PT Alove Bali
ANAK AGUNG SAGUNG DESSY ANESTESIA PRABHANINGRUM, I KETUT
SUAMBA, PUTU UDAYANI WIJAYANTI
Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman dan Foster pada Perusahaan Agribisnis di
Bursa Efek Indonesia
DESILYA VITA PUSPITA, DWI PUTRA DARMAWAN, I NYOMAN GEDE
USTRIYANA
Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah pada Program Gerbang Pangan Serasi
Kabupaten Tabanan
NI LUH ADE PEBRIANTARI, I NYOMAN GEDE USTRIYANA, I MADE
SUDARMA
PEMILIHAN PRIORITAS STRATEGI PEMASARAN COKLAT OLAHAN
BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus di
Perusahaan Magic Chocolate, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali)
FITRIA RETNONINGSIH, IGA OKA SURYAWARDANI, NYOMAN PARINING
Profil Tenaga Kerja Industri Kerajinan Batok Kelapa pada Perusahaan Eka Lestari
Mandiri di Desa Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem
I PUTU AGUNG SATRIA PERMANA, I DEWA GD. RAKA SARJANA, NYOMAN
PARINING
Analisis Pengendalian Mutu pada Pengolahan Ikan Pelagis Beku di PT Perikanan
Nusantara (Persero) Cabang Benoa Bali
KADEK PUTRI TRISNA DEVI, I KETUT SUAMBA, NI WAYAN PUTU ARTINI
Peningkatan Efisiensi Produksi Baglog Melalui Percepatan Waktu Siklus Produksi di
Usaha Lancar Abadi Pendekatan Critical Path Method
NI MADE KENCANA MAHARANI, IGA OKA SURYAWARDANI, I NYOMAN
GEDE USTRIYANA
Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Buah Salak Bali (Salacca Zalacca var.
ambonensi) oleh Rumah Tanggadi Kota Denpasar, Provinsi Bali
I NENGAH ARI MEDIKANA, I MADE SUDARMA, A.A.A. WULANDIRA
SAWITRI DJELANTIK
Analisis Break Even Point Penjualan Pupuk Organik (Studi Kasus Simantri 174
Gapoktan Dharma Pertiwi di Kabupaten Badung, Provinsi Bali)
MEGA DUTHA CEMPAKA, RATNA KOMALA DEWI, A.A.A. WULANDIRA SDJ
Strategi Pemasaran Kopi pada Perusahaan Kopi Banyuatis PDF
NI LUH ADE DESI SINTIYA DEWI, IGA OKA SURYAWARDANI, I DEWA GEDE
RAKA SARJANA
Manajemen Pengawasan Mutu Produk PadaUD Kangen Water di Kelurahan Lukluk,
Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung
NI MADE DWIYANI CITA ARSANI, I KETUT SUAMBA, IDA AYU LISTIA
DEWEI
Persepsi Petani Perkotaan terhadap Aktivitas Sistem Subak (Kasus di Subak Anggabaya
Desa Penatih Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar)
I PUTU SABDA PRADIPTA, I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA, WAYAN
SUDARTA
Analisis Usahatani Penangkaran Benih Kedelai (Kasus di Subak Kusamba, Kecamatan PDF
Dawan, Kabupaten Klungkung)
I KETUT SUARDANA, I GUSTI AGUNG AYU AMBARAWATI, I DEWA PUTU
OKA SUARDI
Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan terhadap Loyalitas Konsumen Kedelai Jepang
Edamame Pendekatan Structural Equation Modeling
NI MADE MARTA NIDYATANTRI, IGA OKA SURYAWARDANI, DEWA GEDE
AGUNG
Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Besar di Desa
Baturiti Kecamatan Baturiti Tabanan
I GEDE WEGANANDA FAJAR SANGURJANA, I WAYAN WIDYANTARA, IDA
AYU LISTIA DEWI
Efektivitas Distribusi Subsidi Pupuk Organik dan Dampaknya terhadap Pendapatan
Usahatani Padi Sawah di Subak Sungsang, Desa Tibubiu, Kabupaten Tabanan
NI WAYAN WINDA ARISANDI, I MADE SUDARMA, I KETUT RANTAU
Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Penjualan Pupuk Organik (Studi Kasus pada
Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi,
Kabupaten Badung)
NI LUH GEDE WULAN ADI PRANITI, NYOMAN PARINING, I GEDE
SETIAWAN ADI PUTRA
Nilai Tambah dan Kelayakan Usaha Pengolahan Kopi Arabika pada Unit Usaha
Produktif Ulian Murni Kabupaten Bangli
NI LUH WICANODIAN SURYA, I MADE SUDARMA, PUTU UDAYANI
WIJAYANTI
Analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja Pasar Cabai di Desa Bayung Gede, Kecamatan
Kintamani, Kabupaten Bangli
MADE AYU DESSY DORA AGNELLIA, I NYOMAN GEDE USTRIYANA, A.A.A.
WULANDIRA SAWITRI DJELANTIK
Analisis Kelayakan Usaha Penyosohan Padi Menggunakan Mesin Pengering Berbahan
Bakar Sekam di UD Sari Uma Bali
I MADE ANANDA WIGUNA, KETUT BUDI SUSRUSA, PUTU UDAYANI
WIJAYANTI
Analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja Pasar Cabai di Desa Bayung Gede, Kecamatan
Kintamani, Kabupaten Bangli
MADE AYU DESSY DORA AGNELLIA, I NYOMAN GEDE USTRIYANA, A.A.A.
WULANDIRA SAWITRI DJELANTIK
Tingkat Kepuasan Wisatawan NusantaraTerhadap Layanan Penjualan Hortikultura di
Pasar Mertha Sari Desa Candikuning Kabupaten Tabanan
SAGUNG DIAH NIRMALASARI, I KETUT SURYA DIARTA, I MADE SARJANA
Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) pada Kelompok
Wanita Tani (KWT) Tunas Sejahtera di Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar
GUSTI NGURAH YOGI SUPUTRA, I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA, I DEWA
PUTU OKA SUARDI
Analisis Tingkat Keuntungan Usahatani Padi Sawah sebagai Dampak dari adanya
Subsidi Pupuk di Kabupaten Tabanan
NI LUH PRIMA KEMALA DEWI
E-jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523
Copyrights (C) 2012. Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Tim Editor
DEWAN EDITOR
Ketua:
Prof. Dr. Ir. I Ketut Budi Susrusa, M.S.
Anggota:
Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, M.P.
Prof. Dr. Ir. I Made Antara, M.S.
Prof. Dr. Ir. I Wayan Windia, S.U.
Made Sarjana, SP., M.Sc.
EDITOR PELAKSANA
Ketua:
Putu Udayani Wijayanti, SP., M.Agb.
Anggota:
A.A.A. Wulandira Sawitri Jelantik, SP, MMA.
Ida Ayu Listia Dewi, SP., M.Agb.
Ni Luh Prima Kemala Dewi, SP., M.Agb.
E-jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523
Copyrights (C) 2012. Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Udayana
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016
Analisis Kelayakan Usaha Penyosohan Padi
Menggunakan Mesin Pengering Berbahan
Bakar Sekam di UD Sari Uma Bali
I MADE ANANDA WIGUNA, KETUT BUDI SUSRUSA, PUTU UDAYANI
WIJAYANTI
Program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Jl. PB Sudirman Denpasar 80232
Email : [email protected]
Abstract
Paddy is a crop that produce rice and it is staple for most of Indoensian. Drying is
important post-harvest handling for paddy. Husk can be done into two ways that are
mhacinery drying and sun drying.
This study aims to find out how is business technique of process of hulling rice by using
unshusked rice dryer with fuel of husk and how is feasibility viewed from other
investment criteria. This study was conducted at UD Sari Uma Bali that it is a company
have business on rice mill used machinery husk fuel dryer.
The result showed that process of hulling rice by using husk fuel dryer is technically
feasible and it is able to be operated during rainy day. Financially this business is feasible
conducted with result of Payback period 4,23 year, Net Preset Value have positive value
of Rp 1.360.930.972,00 bigger than zero, and Internal rate of Return (IRR) bigger than
real rate of interest at market 30,03% per year, Benefit Cost Ratio of 2,32 (bigger than
one). Thus business of process of hulling rice by using husk fuel dryer by UD Sari Uma
Bali is feasible. From the result of sensitivity analysis has been conducted show that
usage of paddy drying machine have fuel of husk is benefit business and reliable and
have fulfilff criteria of investment though experience increasing of production cost..
Keywords: Rice huller, husk fuel dryer, financial analysis
1. Pendahuluan
1.1. Latar belakang
Tanaman padi merupakan tanaman penghasil beras yang merupakan makanan
pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Tanaman padi ditanam oleh sebagian besar
petani Indonesia. Begitu juga para petani di Bali. Daerah penghasil padi terbesar di Bali
berada di Kabupaten tabanan. Hal ini dapat dilihat dari hasil produksi padi di Kabupaten
Tabanan pada tahun 2011 dan 2012 yakni sebesar 210.751 ton pada tahun 2011 dan
222.706 ton pada tahun 2012 (BPS, 2011,2012). Tingkat produksi padi yang relatif
cukup tinggi di Kabupaten Tabanan ini mengharuskan kualitas gabah yang merupakan
hasil dari tanaman padi perlu diperhatikan .
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam menjaga kualitas gabah yaitu pada
penanganan pascapanen. Penanganan pascapanen yang perlu diperhatikan disini adalah
pada saat pengeringan. . Pengeringan merupakan salah satu tahap kegiatan penangan
pascapanen padi dalam menentukan rendemen dan mutu beras. Rendahnya mutu beras
giling dapat disebabkan karena keterlambatan atau tidak sempurnanya proses
pengeringan gabah (Anonim, 2011)
Pengeringan gabah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pengering
buatan dan tanpa pengering buatan atau menggunakan lantai jemur. Tanpa pengering
buatan merupakan pengering gabah dengan cara menghamparkan gabah pada terpal
plastik atau lantai dengan bantuan sinar matahari dan sangat tergantung dengan adanya
cuaca (Nursanah dan Harmanto,2008).
Pengering buatan dapat digunakan untuk mengantisipasi masalah cuaca. Dimana
kita ketahui bahwa Indonesia memiliki musim penghujan. Selain itu penggunaan mesin
pengering buatan juga memiliki kelebihan lain yaitu memerlukan waktu penjemuran
lebih singkat, tidak memerlukan banyak tenaga kerja, suhu, dan kecepatan proses
pengeringan dapat diatur sesuai keinginan, dan kebersihan dapat diawasi sebaik baiknya.
Kelemahannya, memerlukan keterampilan dan peralatan khusus, serta biaya lebih tinggi
dibandingkan pengeringan alami(Momo, 2005). Penggunaan pengering buatan atau yang
biasa disebut oven biasanya cenderung menggunakan bahan bakar minyak (BBM).
Namun seiring berkembangnya jaman, harga bahan bakar minyak (BBM) yang
digunakan sebagai bahan bakar utama mesin pengering gabah tersebut semakin naik.
Begitu juga stok minyak dunia yang semakin menipis seiring berjalannya waktu.
Penggunaan energi di Indonesia sangat pesat seiring dengan perkembangan jaman.
Karena itu kita sebagai manusia harus cermat untuk menggunakan/memanfaatkan sumber
energi tersebut dan berusaha mencari sumber-sumber energialternatif lainya. Oleh karena
itu sumber energi yang digunakan pun semakin beragam. Salah satunya adalah pengering
gabah buatan berbahan bakar sekam. Bahan bakar sekam ini dipilih karena sekam
merupakan sumber bio-energi alternatif yang dapat menghasilkan energi. Pengering
gabah buatan berbahan bakar sekam juga dapat menekan biaya operasional dalam
proses pengolahan gabah menjadi beras dikarenakan penggunaan bahan bakar minyak
yang menjadi kendala karena memiliki biaya operasional yang tinggi ( Anonim,2011).
Penggunaan pengering gabah buatan berbahan bakar sekam menjadi hal yang berperan
penting dalam proses pengeringan gabah karena tidak bergantung pada keadaan cuaca.
Jadi, pada cuaca hujan sekalipun, mesin pengering gabah buatan berbahan bakar sekam
ini tetap dapat digunakan. Kabupaten Tabanan khususnya di Kecamatan Penebel terdapat
usaha penggilingan padi yang menggunakan mesin pengering buatan berbahan bakar
sekam. Mesin pengering buatan berbahan bakar sekam itu didapatkan dari Dinas
Pertanian Provinsi Bali dimana pengering buatan tersebut didatangkan dari PT Sungsan
Global.
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016
Berdasarkan pada kondisi tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang
analisis kelayakan dari usaha penyosohan padi menggunakan mesin pengering berbahan
bakar sekam tersebut. Apakah usaha penyosohan padi menggunakan mesin pengering
gabah buatan berbahan bakar sekam tersebut layak digunakan dari aspek teknis dan aspek
finansial.
1.2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kelayakan dari usaha penyosohan padi menggunakan mesin pengering gabah
berbahan bakar sekam dari aspek teknis maupun aspek financial.
2. Metodologi Penelitian
2.1. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian adalah di UD Sari Uma Bali ,KAbupaten Tabanan , Provinsi
Bali. Pengolahan data dilaksanakan pada bulan Januari 2014 – Maret 2014. Pemilihan
lokasi ini dilakukan secara sengaja dan sebelumnya dilakukan dengan pertimbangan-
pertimbangan tertentu (Wirartha,2006)
2.2. Metode Penelitian
Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara
terhadap owner dan bersumber dari studi pustaka.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Aspek teknis
Pengkajian aspek teknis dalam studi kelayakan dimaksudkan untuk memberikan
batasan garis besar parameter-parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan fisik
proyek. Dalam studi kelayakan aspek ini masih dalam bentuk konseptual . Baru nanti di
tahap berikutnya dilanjutkan dan dikembangkan menjadi desain engineering terinci, dan
menjadi cetak biru proyek yang akan dibangun (Soeharto, 1999).
3.1.1. Cara kerja dryer berbahan bakar sekam
Mesin pengering ini memiliki bak penampungan gabah yang berada di atas ruang
pengering. Pengering gabah berbahan bakar sekam merupakan mesin pengering (dryer)
yang sumber pemanasnya berasal dari pembakaran bahan bakar sekam yang merupakan
hasil samping dari unit penggilingan padi. Pembakaran Sekam itu dilakukan dibagian
mesin yang bernama tungku sekam. Aliran udara panas yang merupakan hasil
pembakaran sekam dihembuskan menuju ruang plenum / ruang pengeringan dengan
blower penghembus yang diletakandibelakang tungku sekam.
Angin yang memiliki aliran udara panas berhembus secara horizontal kemudian
naik ke atas melewati sela-sela udara diantara butiran bahan yang dikeringkan. Gabah
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016
yang akan dikeringkan diletakkan dikotak pengering udara yang sudah dipanaskan dan
dihembuskan oleh blower menuju tumpukan gabah sehingga udara yang keluar dari
tumpukan gabah akan membawa uap air.
3.1.2. Cara pengoperasian dryer berbahan bakar sekam
Adapun cara pengoperasian mesin pengering buatan berbahan bakar adalah:
1) Gabah yang akan dikeringkan dimasukan ke bak penampungan yang kemudian akan
dialirkan ke kotak pengeringan dan diratakan tanpa melalui pembalikan selama
proses.
2) Siapkan bahan bakar, yakni sekam yang sudah dikeringkan.
3) Masukkan bahan bakar sekam ke tempat yang sudah disediakan /hopper
4) Pengoperasian mesin dimulai dengan penghidupan blower yang diikuti dengan
pembakaran sekam.
3.2. Aspek financial
Analisis finansial biasanya digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan
secara menyeluruh mengenai layak tidaknya suatu proyek dilaksanakan adalah dengan
menggunakan kriteria investasi. Keseluruhan aktivitas yang dilakukan untuk
mendapatkan, menggunakan dan mengalokasi dana disebut dengan pembelanjaan
perusahaan (Riyanto, 1990).
3.2.1. Penerimaan
Penerimaan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau hal
materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia (Samuelson dan
Nordhaus, 2002). Penerimaan ini dinilai berdasarkan perkalian antara total produksi
dengan harga yang berlaku. Penerimaan UD Sari Uma Bali ini berasal dari hasil
penjualan beras, dan penjualan hasil sampingan produksi yakni sekam dan bekatul.
Dengan penerimaan pada tahun 2011 sebesar Rp. 4.015.662.500,00 pada tahun 2012
sebesar Rp. 4.375.080.000,00 dan sebesar 4.839.888.205 sebesar Rp. 4.762.537.000.
3.2.2. Biaya
Biaya yang dikeluarkan UD Sari Uma Bali dalam pelaksanaan kegiatannya dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni biaya investasi, dan biaya operasional. Biaya
Investasi merupakan semua biaya yang ditanam yang berkaitan dengan pengadaan bisnis
UD Sari Uma Bali terutama untuk pengadaan barang modal tetap sampai usaha agribisnis
tersebut siap berproduksi. Biaya inviestasi awal yang dilakukan UD Sari Uma Bali yang
berjumlah Rp 1.028.800.000 yang terdiri dari biaya pengadaan mesin pengering
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016
Rp.300.000.000,00 , biaya bangunan sebesar Rp 450.000.000,00, pengadaan peralatan
dan sarana lain sebesar Rp 278.800.000,00.
Biaya operasional usaha penggilingan padi UD Sari Uma Bali terdiri dari biaya
tetap dan biaya varibel. Biaya tetap merupakan biaya yang tidak terpengaruh oleh volume
produksi.BIaya tetap dalam penelitian ini yakni sebesar Rp. 181.750.250,-. Biaya variabel
merupakan jenis biaya yang bersifat dinamis, biaya yang berubah mengikuti banyaknya
volume produksi. Biaya variabel UD Sari Uma Bali ini terdiri atas pembelian bahan baku,
tenaga kerja borongan, bahan bakar genset, bahan bakar sekam, bahan bkar mobil, biaya
pemeliharaan alat dan biaya penggunaan listrik yaitu sebesar Rp. 3.756.676.475pada
tahun 2011, Rp. 4.120.655.600 pada tahun 2012 dan Rp. 4.222.051.300 pada tahun 2013.
3.2.3. Kelayakan analisis financial
Analisis financial adalah waktu didapatkanya returns. Negara dapat mengadakan
investasi dalam suatu proyek dalam suatu proyek yang menguntungkan jika dilihat
dalam jangka waktu puluhan tahun, tetapi dalam lima tahun yang pertama belum
memberikan hasil sama sekali (Kadarian,1991). Ada beberapa asumsi yang digunakan
dalam menganalisis kelayakan usaha penggunaan pengering gabah berbahan bakar sekam
di UD Sari Uma Bali. Beberapa asumsi berikut yakni :
1. Umur ekonomis mesin yang dipergunakan adalah 10 tahun, dipergunakan sebagai
dasar perhitungan dalam kelayakan investasi.
2. Aspek finansial dinilai mulai dari investasi awal usaha berdiri pada tahun 2010
dan berakhir pada tahun 2020, yaitu sampai umur ekonomis mesin tahun ke-10.
3. Tingkat suku bunga yang digunakan dalam menentukan kriteria investasi adalah
sebesar 13% pertahun berdasarkan tingkat suku bunga saat pemilik melakukan
peminjaman modal.
4. .Penerimaan berasal dari hasil penjualan beras, bekatul dan sekam.
5. Tingkat produksi pada tahun 2013 diasumsikan maksimum, sehingga tingkat
produksi pada tahun berikutnya dianggap tetap dengan tren peningkatan harga
gabah sebesar 9,03% pertahun dan peningkatan harga beras sebesar 9,5%
pertahun dimulai dari tahun 2014
3.2.4. Payback Periode
Payback Period (PP) penggunaan mesin pengering berbahan bakar sekam di UD
Sari Uma Bali merupakan jangka waktu yang digunakan untuk membayar kembali semua
biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi penggunaan pengering gabah
berbahan bakar sekam.Semakin cepat pengembalian investasi yang telah dikeluarkan
maka lebih baik, dengan demikian semakin banyak manfaat yang akan diperoleh untuk
periode selanjutnya.Payback period dihitung dengan cara mengurangi nilai investasi
dengan penerimaan aliran kas masuk (net cash flow/proceed) secara komulatif sama
dengan jumlah initial investment. Dengan hasil Payback period = 4,23berarti bahwa
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016
semua investasi yang dikeluarkan dalam Usaha penyosohan padi menggunakan mesin
pengering berbahan bakar sekam oleh UD Sari Uma Bali akan kembali setelah usaha
berjalan selama 4,23 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan mesin pengering
gabah berbahan bakar sekam di UD Sari Uma Bali layak dijalankan karena dapat
mengembalikan semua investasi yang telah dikeluarkan dalam waktu kurang dari umur
investasi yang ditentukan.
3.2.5. NPV
Net Present Value (NPV) merupakan nilai total keuntungan bersih yang diterima
UD Uma Sari Bali selama umur ekonomis. Dengan kriteria jika nilai NPV lebih besar
dari nol (NPV > 0), maka penggunaan mesin pengering gabah berbahan bakar sekam oleh
UD Sari Uma Bali layak untuk terus dijalankan, sedangkan jika nilai NPV lebih kecil dari
nol (NPV < 0) maka penggunaan mesin pengering gabah berbahan bakar sekam oleh UD
Sari Uma Bali tidak layak untuk dilanjutkan. Hasil perhitungan NPV UD Sari Uma Bali
NPV positif sebesar Rp. 1.360.930.972 pada tingkat suku bunga pinjaman 13% per tahun.
Nilai NPV lebih besar dari pada nol yang berarti usaha penyosohan padi menggunakan
mesin pengering berbahan bakar sekam oleh UD Sari Uma Bali layak untuk dilanjutkan.
3.2.6. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
Analisis net benefit cost ratio (Net B/C) diperlukan untuk mengetahui
perbandingan antara arus benefit (penerimaan) dengan arus cost pada suatu usaha dengan
tingkat bunga tertentu selama umur ekonomis. Net B/C merupakan perbandingan antara
net benefit yang di discount positif dengan net benefit yang di-discount negatif. Apabila
hasil perhitungan net B/C ratio lebih besar atau sama dengan satu, maka usaha ini layak
untuk diusahakan, demikian sebaliknya apabila net B/C ratio lebih kecil dari satu, maka
usaha ini tidak layak untuk diusahakan. Nilai Net B/C = 2,32, mempunyai arti bahwa
setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan UD Sari Uma Bali akan menghasilkan benefit
(pendapatan) sebesar Rp 2,32. Dapat disimpulkan bahwa usaha ini layak untuk
dilanjutkan, karena dapat memberikan manfaat yang lebih besar dari setiap biaya yang
dikeluarkan dalam jangka waktu 10 tahun.
3.2.7. IRR ( Internal Rate of Return)
Internal Rate of Return merupakan tingkat suku bunga yang menghasilkan Net
Present Value bernilai sama dengan nol, artinya pada tingkat suku bunga tersebut (IRR)
perusahaan mampu mengembalikan semua modal yang dikeluarkan untuk membayar
biaya produksi. Usaha dinyatakan layak jika nilai IRR lebih besar dari discount factor.
Perhitungan IRR menggunakan metode interpolasi atau coba - coba (trial and error
method) dengan melibatkan NPV berdasarkan dua nilai tingkat bunga yang berbeda,
dimana tingkat suku bunga yang digunakan adalah i1 = 30% dan i2=31%.
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016
Berdasarkan hasil perhitungan dengan discount factor 30 % diperoleh nilai NPV
positif sebesar Rp. 1.525.849,62. Jika discount factor dinaikkan menjadi 31% maka nilai
NPV akan berubah menjadi negatif yaitu sebesar Rp (41.149.081,31) sehingga dapat
dihitung nilai IRR sebesar 30,03%. Nilai IRR yang menunjukkan 30,03%% lebih besar
dari discount rate hitung sebesar 13 %, berarti perusahaan mampu mengembalikan modal
yang digunakan untuk membayar biaya produksi dan dapat memperoleh keuntungan.
3.3 Analisis Sensitivitas
Setiap usaha dihadapkan pada ketidakpastian sehingga diperlukan analisis
sensitivitas untuk melihat kepekaan usaha tersebut terhadap perubahan. Analisis ini
dilakukan agar UD Sari Uma Bali dapat mengatasi permasalahan jika terjadi perubahan-
perubahan pada biaya dan penerimaan. Karena penggunaan mesin pengering gabah
berbahan bakar sekam yang telah layak untuk dijalankan dapat menjadi tidak layak jika
terjadi perubahan pada biaya dan penerimaan. Oleh karena itu untuk mengetahui terlebih
dahulu kelayakan usaha ini jika terjadi perubahan-perubahan tersebut, maka dibutuhkan
analisis ini untuk mempersiapkan penanggulangannya. Dalam analisis sensitivitas ini ada
beberapa asumsi antara lain:
1. Kemungkinan naiknya harga bahan baku, yakni gabah sebesar 9,4% pertahun
dimulai dari tahun 2014,sama seperti yang terjadi pada tahun 2012, dan
kenaikan harga beras dianggap tetap.
2. Kemungkinan naiknya biaya operasional, yaitu tenaga kerja sebesar 10% tiap
tahun dan penerimaan diasumsikan tetap. Gaji tenaga kerja mengalami
peningkatan tiap tahunnya disebabkan potensi kenaikkan kebutuhan biaya
hidup mengalami kenaikan tiap tahunnya
3. Kemungkinan naiknya biaya (cost) 5% tiap tahunnya dan penerimaan
diasumsikan tetap. Kenaikan biaya (cost) ini disebabkan oleh adanya
peningkatan biaya produksi dan operasional dari usaha penyosohan padi
menggunakan mesin pengering berbahan bakar sekam di UD Sari Uma Bali.
Dari ketiga asumsi tersebut akan dilihat nilai kriteria investasi yaitu NPV, Net B/C, dan
IRR.
Hasil perhitungan dari analisis sensitivitas usaha penyosohan padi menggunakan
pengering berbahan bakar sekamoleh UD Sari Uma Bali dapat dilihat pada Tabel 1.
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016
Tabel 1.
Analisis Sensitivitas Usaha Penyosohan Padi Menggunakan Pengering Berbahan Bakar
Sekam oleh UD Sari Uma Bali
Hasil analisis sensitivitas penggunaan mesin pengering gabah berbahan bakar
sekam dengan asumsi pertama yaitu jika harga bahan baku gabah naik sebesar 9,4%
pertahundan penerimaan teteap menunjukan nilai NPV sebesar Rp. 1.132.688.332, Net
B/C sama dengan 2,1 dan IRR 28,2% dari discountrated hitungyaitu sebesar 13%. Yang
berarti penggunaan mesin pengering gabah berbahan bakar sekam layak dilakukan
apabila asumsi ini terjadi.
Asumsi yang kedua, yaitu jika terjadi kenaikan biaya operasional, yakni kenaikan
biaya tenaga kerja tetap sebesar 10% pertahun dan jumlah penerimaan tetap, maka akan
menghasilkan NPV sebesar Rp. 1.248.960.909,53 Net B/C dengan nilai 2,21 dan IRR
29,25% dari discountrated hitung yaitu 13% yang berarti perusahaan mampu
mengembalikan semua modal yang dikeluarkan untuk biaya operasional dan memperoleh
keuntungan. Jika asumsi kedua ini terjadi, maka penggunaan mesin pengering gabah
berbahan bakar sekam layak untuk digunakan.
Asumsi yang ketiga yaitu naiknya biaya total (total cost) sebesar 5% pertahun dan
penerimaan diasumsikan tetap akan menghasilkan NPV sebesar Rp. 451.526.301,,00 ,
No Asumsi
Kriteria
Kesimpulan
NVP
(Rp)
Net
B/C
(Rp)
IRR
(%)
1 Kemungkinan naiknya harga
bahan baku, yakni gabah
sebesar 9,4% pertahun dimulai
dari tahun 2014 seperti yang
terjadi pada tahun 2012 dan
kenaikan harga beras dianggap
tetap
1.132.688.332 2,1 28,2 Layak
2 Kemungkinan naiknya biaya
operasional, yaitu tenaga kerja
sebesar 10% tiap tahun dan
penerimaan diasumsikan tetap.
1.248.960.909,53 2,21 29,25 Layak
3 Kemungkinan naiknya biaya
(cost) 5% tiap tahunya dan
penerimaan diasumsikan tetap.
451.526.301 1,44 20,07 Layak
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016
Net B/C dengan nilai 1,44 dan nilai IRR sebesar 20,07%, yang berarti jika asumsi ketiga
ini terjadi maka usaha ini layak untuk dijalankan.
4. Kesimpulan dan Saran
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut.
1) Dari aspek non finansial yaitu aspek teknis, mesin pengering gabah berbahan bakar
sekam ini mudah untuk di operasikan. Selain itu, mesin pengering buatan berbahan
bakar sekam ini juga dapat tetap melakukan proses pengeringan dalam cuaca hujan
atau musim hujan.
2) Dari hasil perhitungan Aspek finansial dengan menggunakan suku bunga sebesar 13%,
menghasilkan Payback Period pada 4,23 Tahun, lebih pendek dari umur ekonomis
yang dipergunakan yaitu 10 tahun. Nilai Net Present Value (NPV) yang di dapat
bernilai positif yaitu sebesar Rp. 1.360.930.972 lebih besar dari nol. Nilai Internal
Rate of Return (IRR) yang didapat 30,03 %, lebih besar dari suku bunga riil yakni
sebesar 13% pertahun.Nilai Benefit Cost Ratio yang didapat sebesar 2,32 (lebih besar
dari satu) menunjukan bahwa Penggunan dryer berbahan bakar sekam layak untuk
digunakan. Jadi dari perhitungan Payback Periode, Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Return (IRR) dan Benefit Cost Ratio menunjukan bahwa usaha penyosohan
padi menggunakan mesin pengering berbahan bakar sekam di UD Sari Uma Bali layak
untuk dilakukan.
Berdasarkan analisis sensitivitas yang dilakukan dengan menggunakan ketiga
asumsi, menunjukan bahwa usaha ini mampu bertahan dan memenuhi kriteria
investasi jika ketiga asumsi tersebut terjadi.
4.2. Saran
Usaha penyosohan padi menggunakan mesin pengering berbahan bakar sekam
merupakan usaha yang sangat menguntungkan dalam hal finansial dan dapat bertahan
jika biaya mengalami kenaikan seperti yang terjadi pada asumsi yang dipergunakan
dalam analisis sensitivitas. Selain itu usaha ini juga tidak memerlukan tempat yang luas
dan dapat beroprasi dalam cuaca hujan.
5. Ucapan Terimakasih
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan jurnal ini dengan baik.
Penelitian ini tidak dapat terlaksana tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Maka dari
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih serta hormat yang
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.5, No.1, Januari 2016
sedalam dalamnya kepada bapak I Made Nudu selaku pemilik dari usaha penggilingan
UD Sari Uma Bali yang menggunakan bahan bakar sekam dan seluruh pihak yang
membantu penelitian ini.
Daftar pustaka
Anonim (2011) Alat Pengering Gabah Berbahan Bakar Sekam.
(http://oemahmatematika.com, diakses tanggal 7 september 2013 )
BPS, 2011 Hasil Produksi Padi Provinsi Bali. ( http://Bps.go.id diakses pada tanggal 7
september 2013)
BPS, 2012 Hasil Produksi Padi Provinsi Bali ( http://Bps.go.id diakses pada tanggal 7
september 2013)
Kadariah, Lien Karlina, Clive Gray. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. 181 hlm;21 cm.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Momo, 2005. Metode Pengeringan . (http://multiply.com , diakses tanggal 28 agustus
2013)
Nursanah dan Hermanto. 2008. Teknologi Murah Untuk Pengeringan Padi, Majalah Padi
edisi 14 tahun 2008
Riyanto, B. 1989. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada.
Samuelson, Paul, A dan Nordhaus D, William. 2002. Ekonomi (Edisi 12 Jilid 2). Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyrk; dari konseptual sampai operasional. Erlangga
Jakarta .
Wirartha, M. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta; Andi
Top Related