SKRIPSI - ARPINA SARI (2)
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of SKRIPSI - ARPINA SARI (2)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi, inovasi teknologi, dan persaingan
bisnis yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-
perusahaan untuk mengubah cara mereka menjalankan
bisnisnya. Agar perusahaan terus bertahan, perusahaan-
perusahaan harus dengan cepat mengubah strateginya dari
bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based
business) menuju bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledge
based business), sehingga karakteristik utama
perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmu
pengetahuan. Seiring dengan perubahan ekonomi yang
berkarakteristik ekonomi berbasis ilmu pengetahuan
dengan penerapan manajemen pengetahuan (knowledge
management), kemakmuran suatu perusahaan akan
bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan
kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri (Sawarjuwono,
2003).
2
Seiring munculnya abad informasi dan globalisasi,
perusahaan tidak dapat lagi menghasilkan keunggulan
kompetitif yang berkesinambungan hanya dengan
menerapkan teknologi baru ke dalam modal fisik secara
tepat atau hanya menerapkan dengan baik manajemen aset
dan kewajiban. Kemampuan sebuah perusahaan untuk
memobilisasi dan mengeksploitasi aset tak berwujudnya
menjadi jauh lebih menentukan daripada melakukan
investasi dan mengelola aset yang berwujud.
Peranan intelectual capital semakin strategis, bahkan
akhir-akhir ini memiliki peran kunci dalam upaya
melakukan lompatan peningkatan nilai di berbagai
perusahaan. Hal ini disebabkan adanya kesadaran bahwa
intelectual capital merupakan landasan bagi perusahaan untuk
unggul dan bertumbuh (Nandaria, 2013). Kesadaran ini
antara lain ditandai dengan semakin seringnya istilah
knowledge based company muncul dalam wacana bisnis.
Istilah tersebut ditujukan terhadap perusahaan yang
lebih mengandalkan pengelolaan intelectual capital sebagai
sumber daya dan untuk pertumbuhan perusahaan untuk
3
jangka panjang (longterm growth).
Bidang intellectual capital awalnya mulai muncul dalam
pers populer pada awal 1990-an. Di Indonesia, fenomena
intellectual capital mulai berkembang terutama setelah
munculnya PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
No.19 (revisi 2009) tentang aktiva tidak berwujud.
Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai
intellectual capital, namun lebih kurang intellectual capital telah
mendapat perhatian. Menurut PSAK No. 19, aktiva tidak
berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta
dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau
menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak
lainnya, atau untuk tujuan administratif (Ikatan
Akuntan Indonesia, 2002).
Dalam era manajemen bedasarkan pengetahuan
sekarang ini pihak manajemen tidak hanya melakukan
usaha untuk memperoleh profit dalam meningkatkan nilai
perusahaannya, tetapi sampai kepada tanggung jawab
sosial dan lingkungan perusahaan tersebut. Karena
4
keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila
perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan
hidup. Perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines
(finansial, lingkungan dan sosial). Informasi mengenai
tanggung jawab sosial perusahaan (selanjutnya disingkat
menjadi CSR – Corporate Social Responsibility) ini diperoleh
dari laporan tahunan yang dihasilkan oleh perusahaan
pada tingkat pengungkapan tertentu. Di Indonesia
pengungkapan CSR masih bersifat sukarela, hal ini
disebabkan karena belum adanya standar akuntansi
keuangan yang mewajibkannya. Kesadaran akan perlunya
menjaga lingkungan hanya diatur oleh Undang-Undang
Perseroan Terbatas No.40 Pasal 74 tahun 2007, dimana
perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang yang
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan
tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Dalam menghadapi dunia bisnis, kinerja perusahaan
sangat penting untuk diukur dan diketahui bagaimana
perkembangannya pada setiap periode. Informasi tentang
kinerja perusahaan ini salah satunya berguna untuk
5
menetapkan kebijakan selanjutnya yang akan diambil oleh
pihak manajemen. Penilaian kinerja perusahaan dapat
diartikan sebagai penilaian terhadap prestasi yang
dapat dicapai atas tujuan perusahaan baik dari sisi
prestasi kinerja keuangan maupun prestasi kinerja
pasar. Kinerja keuangan yang baik dapat dinilai dari
sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara
efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi
yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau
pemegang saham perusahaan, dan seberapa baik atau mampu
suatu perusahaan dalam mengoptimalkan modal untuk
menghasilkan pendapatan. Sedangkan kinerja pasar
menggambarkan kinerja perusahaan yang menunjukan
keefektifan, presentasi atau keatraktifan pasar suatu
produk perusahaan yang dapat diinterpretasikan dengan
tingginya nilai saham pada suatu perusahaan. Sehingga
kinerja keuangan yang baik tentunya akan meningkatkan
kinerja pasar perusahaan.
Penelitian mengenai hubungan intellectual capital
terhadap kinerja perusahaan di luar negeri maupun di
6
Indonesia telah dibuktikan secara empiris. Jaafari
(2013) meneliti hubungan jangka panjang intellectual capital
dengan nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan yang
terdaftar di Bursa Saham Iran. Stewart (1997) dalam
Khalique et al. (2011) mengatakan bahwa komponen
intellectual capital (human capital, structur capital, dan customer capital)
diukur dengan metode Pulic yaitu value added intellectul
coefficient (VAICTM) dan kinerja perusahaan diukur dengan
market to book value, return on asset (ROA), Return On Equity
(ROE), dan growth in revenue. Hasilnya menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan positif antara intellectual capital,
nilai pasar, dan kinerja keuangan. Serupa dengan
penelitian Chen et al. (2005) untuk menguji pengaruh
intellectual capital yang juga menggunakan model Pulic
(VAICTM) terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan
perusahaan dengan menggunakan sampel perusahaan publik
di Taiwan. Kinerja perusahaan yang digunakan adalah
market-to-book value, ROE, ROA, growth in revenue dan employee
productivity. Hasilnya menunjukkan bahwa intellectual capital
berpengaruh terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan;
7
penelitian dan pengembangan (Research and Development)
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Kemudian Rousilita Suhendah (2012) meneliti
pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas,
produktifitas dan penilaian pasar pada perusahaan yang
go public di Indonesia, pada penelitian yang menggunakan
sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dari
tahun 2005-2007 itu menghasilkan bukti empiris bahwa
intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas (positif) dan produktivitas (negatif),
namun tidak berpengaruh signifikan terhadap penilaian
pasar. Physical capital tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas, produktivitas, dan penilaian
pasar. Hal ini memberikan indikasi bahwa physical asset
pada perusahaan knowledge based bukan merupakan asset
utama yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Selanjutnya pada penelitian corporate social
responsibility Dahlia dan Siregar (2008) menyatakan bahwa
tingkat pengungkapan CSR dalam laporan tahunan
perusahaan berpengaruh positif terhadap variabel ROE
8
sebagai proksi dari kinerja keuangan. Hal ini berarti
ada dampak produktif yang signifikan antara aktifitas
CSR yang dilakukan oleh perusahaan dengan kinerja
keuangan perusahaan. Penelitian tentang CSR yang
dilakukan Sayekti dan Wondabio (2007) mengungkapkan
tingkat pengungkapan CSR berpengaruh negatif terhadap
Earning Response Coefficient. Maksudnya adalah makin luas
tingkat pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan
akan makin mengurangi tingkat ketidakpastian yang
mengenai prospek perusahaan.
Menurut Nurdin dan Cahyandito (2006) tema-tema
sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan perusahaan
berpengaruh terhadap reaksi investor yang terlihat
dalam perubahan harga saham dan volume perdagangan
saham bagi perusahaan perusahaan yang termasuk dalam
kategori high – profile. Penelitian ini mereplikasi pada
penelitian yang telah dilakukan oleh Dahlia dan Siregar
(2008). Dalam penelitian Dahlia dan Siregar (2008)
terdapat beberapa keterbatasan diantaranya periode
penelitian hanya 2 tahun. Periode penelitian yang
9
pendek menyebabkan pengaruh CSR tidak nampak karena
pada dasarnya pengungkapan CSR bertujuan untuk jangka
panjang. Menurut Siregar (2007) konsep tanggungjawab
sosial diartikan sebagai kumpulan dan kebijakan praktek
yang berhubungan dengan stakeholders, nilai-nilai,
pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat,
lingkugan dan komitmen dunia usaha untuk berkontribusi
dalam pembangunan yang berkelanjutan. Pelaksanaan CSR
yang berkelanjutan inilah yang memungkinkan pengaruhnya
tidak semerta-merta tampak pada kinerja keuangan
perusahaan.
Berbagai penelitian sebelumnya tentang CSR yang
dilakukan sebelum keluarnya UU Perseroan Terbatas No 40
tahun 2007 menemukan bahwa terdapat hubungan antara CSR
dan kinerja keuangan (Dahlia dan Siregar, 2008; Sayekti
dan Wondabio, 2007; Nurdin dan Cahyandito, 2006).
Setelah dikeluarkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas
No.40 Pasal 74 Tahun 2007 oleh pemerintah tidak semua
jenis perusahaan dapat digunakan sebagai sampel
penelitian. Menurut UU No 40 Pasal 74 tahun 2007
10
perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya dan atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Harikhman, 2009).
Dengan demikian ada jenis – jenis usaha tertentu yang
melakukan kegiatan CSR bukan sebagai kegiatan yang
sifatnya sukarela namun sebagai sebuah kewajiban.
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian
ini mengambil judul “PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN ”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian penjelasan latar belakang di
atas, rumusan masalah yang akan diteliti pada
penelitian ini adalah:
1. Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan ?
2. Apakah corporate social responsibility berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
11
Adapun tujuan pelaksanaan penelitian pengaruh
antara intellectual capital dan corporate social responsibility adalah
:
1. Untuk menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap
kinerja perusahaan
2. Untuk menganalisis pengaruh corporate social
responsibility terhadap kinerja perusahaan
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tentang pengaruh intellectual capital
dan corporate social responsibility terhadap kinerja perusahaan
ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep
atau teori tentang intellectual capital khususnya pengaruh
intellectual capital yang diukur dengan VAICTM, terutama
dalam kajian pengaruh intellectual capital dan corporate social
responsibility yang saat ini masih dalam taraf
pengembangan untuk mencapai format pengukuran yang
tepat, sehingga penelitian ini dapat digunakan
12
sebagai referensi untuk menambah pengetahuan dan
mengembangkan penelitian selanjutnya.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi manajemen dalam mengelola sumber
daya yang dimiliki baik pengelolaan aset berwujud
dan tidak berwujud secara efektif sehingga dapat
menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantage)
dan nilai tambah (value added) sehingga meningkatkan
kinerja keuangan dan nilai perusahaan.
3. Bagi investor dan calon investor, penelitian ini
diharapkan dapat memperkaya wawasan dan perspektif
untuk mengurangi asimetri informasi antara
perusahaan dan investor, memberikan informasi
mengenai kondisi perusahaan sesungguhnya sehingga
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan yang selanjutnya dapat
digunakan untuk menilai keunggulan bersaing
(competitive advantage) suatu perusahaan.
1.5 Sistematika Pembahasan
13
Penulisan skripsi ini disajikan dalam lima bab,
dimana tiap-tiap bab akan disusun secara sistematis
sehingga menggambarkan hubungan antara satu bab dengan
bab lainnya, yaitu:
Bab I: Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
Bab II: Landasan Teori
Bab ini menguraikan landasan teori, kerangka
pemikiran, dan pengembangan hipotesis penelitian.
BAB III: Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang populasi dan
penentuan sampel penelitian, sumber dan metode
pengumpulan data, identifikasi variabel
penelitian, metode analisis data, model
penelitian, dan kriteria penerimaan hipotesis
penelitian.
14
Bab IV: Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menguraikan deskripsi objek penelitian,
analisis data, temuan empiris yang diperoleh
dalam penelitian ini, hasil pengujian hipotesis
dan interpretasi hasil.
Bab V: Penutup
Bab ini membahas tentang kesimpulan yang
diperoleh dari hasil analisis pada bab
sebelumnya, keterbatasan penelitian, dan saran
bagi peneliti sejenis berikutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
15
2.1 Stakeholder Theory
Stakeholder merupakan individu, kelompok atau
organisasi baik secara keseluruhan atau secara parsial
yang memiliki kekuasaan, kepentingan serta menghadapi
risiko akibat kegiatan perusahaan tersebut baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Berdasarkan definisi
diatas, dapat disimpulkan stakeholder adalah seluruh
pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang
menjadi fokus kajian atau perhatian. Jadi stakeholder
bukan hanya investor dan kreditor saja tapi juga
termasuk pemerintah, karyawan, pemasok, pelanggan, dan
masyarakat (Mahmud, 2013).
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan
bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi
stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu
perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang
diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut
(Ghozali dan Chariri, 2007).
16
Namun tanggungjawab perusahaan tidak hanya sebatas
pada kinerja keuangan perusahaan, tetapi juga harus
bertanggungjawab terhadap masalah sosial dan lingkungan
yang ditimbulkan olek aktivitas operasional yang
dilakukan perusahaan (Cahya, 2010). Praktik
pengungkapan CSR memainkan peran penting bagi
perusahaan karena perusahaan berada dalam lingkungan
masyarakat dan kemungkinan aktivitasnya memiliki dampak
sosial dan lingkungan. Dengan adanya pengungkapan CSR,
diharapkan perusahaan mampu memenuhi kebutuhan
informasi yang dibutuhkan serta dukungan dari
stakeholder agar dapat mendukung perusahaan dalam
pencapaian tujuan, yaitu stabilitas usaha dan jaminan
going concern (Hadi, 2011).
2.2 Resource Based Theory (RBT)
Resource based theory dipelopori oleh Penrose (1959),
yang mengemukakan bahwa sumber daya yang dimiliki
perusahaan bersifat heterogen dan memiliki
karakteristik khusus dan unik di setiap perusahaan.
17
Wernerfelt (1984) mengatakan bahwa perusahaan
lebih dilihat melalui sumber daya yang mereka miliki
daripada melalui produk. Sehingga strategi pengembangan
melibatkan keseimbangan antara pemanfaaatan sumber daya
yang sudah dimiliki (related supplementary) dan
pengembangan sumber daya baru dengan kombinasi efektif
dengan sumber daya yang sudah dimiliki (related
complementary). Oleh karena itu, pertumbuhan optimal
perusahaan melibatkan keseimbangan antara pemanfaatan
sumber daya yang ada dan pengembangan yang baru.
Menurut Susanto (2007), agar dapat bersaing
organisasi membutuhkan dua hal utama. Pertama, memiliki
keunggulan dalam sumber daya yang dimilikinya, baik
berupa aset yang berwujud (tangible assets) maupun yang
tidak berwujud (intangible assets). Kedua, kemampuan dalam
mengelola sumber daya yang dimiliki secara efektif dan
efisien. Kombinasi yang apik dari keduanya akan
menciptakan kompetensi yang khas dari sebuah
perusahaan, sehingga mampu memiliki keunggulan
kompetitif dibanding para pesaingnya.
18
Berdasarkan pendekatan resource based theory dapat
disimpulkan bahwa sumber daya yang dimiliki perusahaan
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang pada
akhirnya akan meningkatkan nilai pasar perusahaan.
2.3 Teori Legitimasi
Teori legitimasi sebagai dasar untuk pengungkapan
sosial lingkungn (Wilmshurts dan Forst 2000; Pattern
1992; Guthrie dan Parker 1989; dalam Chariri, 2007)
menjelaskan bahwa teori legitimasi sangat bermanfaat
dalam menganalisis perilaku organisasi. Karena
legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi,
batasan-batasan yang ditekankan oleh norma, nilai
sosial, dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong
pentingnya analisis perilaku organisasi dengan
memperhatikan lingkungan karena masyarakat akan selalu
menilai kinerja lingkungan yang telah dilakukan oleh
perusahaan, sehingga akrifitas yang dilakukan oleh
perusahaan harus diselaraskan dengan harapan masyarakat
(Dewi, 2011). Landasan teori legitimasi adalah kontrak
19
sosial yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat
dimana perusahaan beroperasi dan meggunakan sumber
ekonomi (Chariri, 2007).
Ghozali dan Chariri (2007) mengatakan bahwa
kegiatan perusahaan dapat menimbulkan dampak sosial dan
lingkungan, sehingga pengungkapan sosial dan lingkungan
adalah suatu alat manajerial yang digunakan untuk
menghindari konflik sosial dan lingkungan. Dan sebagai
wujud akuntabilitas perusahaan kepada publik untuk
menjelaskan berbagai dampak sosial dan lingkungan yang
ditimbulkan perusahaan dalam pengaruh yang baik atau
pengaruh yang buruk.
2.4 Market Based Theory (MBT)
Teori ini memandang bahwa kinerja perusahaan tidak
hanya ditentukan oleh faktor-faktor internal tetapi
juga oleh faktor-faktor eksternal. Menurut Susanto
(2007), konsep MBT ini didasarkan atas konsep
competitive force model. Model ini menjelaskan lima faktor
20
pendorong eksternal yang harus diperhatikan oleh sebuah
organisasi agar mampu memperoleh keunggulan kompetitif
dalam lingkungan bisnis, yaitu :
1. Ancaman pemain baru dalam bisnis.
2. Persaingan diantara perusahaan –perusahaan yang
berada dalam industri.
3. Ancaman adanya produk atau layanan pengganti.
4. Kekuatan pemasok.
5. Kekuatan pembeli.
Kekuatan kolektif dari kelima faktor pendorong ini
akan menentukan potensi keuntungan secara keseluruhan
dalam sebuah industri. Setiap industri memiliki
seperangkat karakteristik ekonomi dan teknis yang
menentukan kekuatan masing–masing faktor pendorong ini.
Berdasarkan market based theory, faktor-faktor
eksternal ini merupakan faktor pendorong bagi
perusahaan untuk menentukan dan memiliki sumber daya
strategik dalam lingkungan bisnis dengan tingkat
persaingan yang tinggi (Mahmud, 2013).
21
2.5 Signaling Theory
Teori sinyal menyatakan bahwa terdapat dorongan
perusahaan untuk memberikan informasi laporan keuangan
tahunan kepada pihak eksternal yang dapat menjadi
sinyal bagi investor dan pihak potensial lainnya dalam
mengambil keputusan ekonomi. Suatu pengungkapan
dikatakan mengandung informasi apabila dapat memicu
reaksi pasar, yaitu dapat berupa perubahan harga saham
atau abnormal return. Apabila pengungkapan tersebut
memberikan dampak positif berupa kenaikan harga saham,
maka pengungkapan tersebut merupakan sinyal positif.
Begitupun sebaliknya (Nandaria, 2013).
Seorang manajer memiliki motivasi untuk
mengungkapkan private information (informasi keuangan dan
non-keuangan) secara sukarela karena perusahaan
berharap informasi tersebut dapat diinterpretasikan
sebagai sinyal positif mengenai kinerja perusahaan dan
mampu mengurangi asimetri informasi. Pengungkapan
intellectual capital dan corporate social responsibility memungkinkan
bagi investor dan stakeholder lainnya untuk lebih baik
22
dalam menilai kemampuan perusahaan di masa depan,
melakukan penilaian yang tepat terhadap perusahaan dan
mengurangi persepsi risiko (Williams, 2001).
Berdasarkan teori ini maka suatu pengungkapan
laporan tahunan perusahaan merupakan informasi yang
penting dan dapat mempengaruhi investor dalam proses
pengambilan keputusan.
2.6 Intellectual Capital
Menurut William (2001) dalam Ulum (2009),
intellectual capital didefinisikan sebagai berikut :
“The enhanced value of a firm attributable to assets, generally of
an intangible nature, resulting from the company’s
organizational function,processes and information technology
networks, the competency and efficiency of its employees and its
relationship with its costumers. Intellectual capital assets are
developed from (a) the creation of new knowledge and innovation;
(b) application of present knowledge to present issues and
concerns that enhance employees and customers; (c) packaging,
processingand transmission of knowledge; and (d) the acquisition
of present knowledge created through research and learning.”
Namun Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa pada
23
umumnya para peneliti membagi intellectual capital menjadi
tiga komponen, yaitu human capital (HU), structural capital (SC),
dan customer capital (CC).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa intellectual capital
merupakan sumberdaya perusahaan yang berbasis
pengetahuan dan berupa asset tidak berwujud sehingga
dapat dijadikan nilai tambah bagi perusahaan dengan
memperhatikan human capital, structural capital dan customer
capital yang dimiliki perusahaan.
2.6.1 Komponen Intellectual Capital
IFAC (1998) dalam Ulum (2009) mengklasifikasikan
intellectual capital dalam tiga kategori, yaitu organizational
capital, relational capital, dan human capital. Organizational capital
meliputi intellectual property dan infrastructure assets.
Tabel 2.1Klasifikasi Komponen Intellectual Capital
24
Organizational
Capital Relational Capital Human Capital
Intellectual Property:PatensCopyrightsDesign rightsTrade SecretTrademarksService marksInfrastructure Assets :Management philosophyCorporate cultureManagement ProcessesInformation systemsNetworking systemsFinancial relations
BrandsCustomersCustomers loyaltyBacklog ordersCompany namesDistribution channelsBussinesscollaborationLicensing agreementsFavourable contractsFranchisingagreements
Know-howEducationVocational qualificationWork-related knowledgeWork-related competenciesEnterpreneurial spirit,innovativeness, proactive and reactive abilities, changebilityPsycometric valuation
Sumber : IFAC (1999) dalam Ulum (2009)
Perbedaan definisi intellectual capital di atas pada
dasarnya belum menunjukkan komponen khusus dari
intellectual capital itu sendiri. Peneliti terdahulu pada
umumnya menyatakan bahwa intellectual capital terdiri dari
tiga komponen utama (Edvinsson dan Malone, 1997;
Jaafari, 2013), yaitu:
1. Human Capital (HC)
Human capital merupakan bagian inti dalam intellectual
25
capital. Pada human capital inilah terdapat sumber
inovasi dan perbaikan berupa pengetahuan,
keterampilan, dan kompetensi yang dimiliki oleh
karyawan perusahaan. Akan tetapi human capital
merupakan komponen yang sulit diukur (Sawarjuwono dan
Kadir, 2003). Oleh karena itu, human capital merupakan
sumber daya kunci yang dapat menciptakan keunggulan
kompetitif perusahaan sehingga perusahaan mampu
bersaing dan bertahan di lingkungan bisnisnya.
Dengan memiliki karyawan yang berkeahlian dan
berketerampilan khusus, maka dapat meningkatkan
kinerja perusahaan dan menjamin keberlangsungan
perusahaan tersebut. Meningkatnya kinerja perusahaan
juga akan meningkatkan persepsi pasar.
2. Structural capital (SC)
Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau
perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan
dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk
menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta
26
kinerja bisnis secara keseluruhan (Sawarjuwono dan
Kadir, 2003).
Structural capital adalah sarana dan prasarana yang
mendukung karyawan untuk menciptakan kinerja yang
optimum, meliputi kemampuan organisasi menjangkau
pasar, perangkat keras, perangkat lunak, database,
struktur organisasi, paten, merek dagang, dan segala
kemampuan organisasi untuk mendukung produktivitas
karyawan. Konsep adanya modal struktural memungkinkan
terciptanya intellectual capital dan menjadi penghubung
atau pemroses sumber daya manusia menjadi intellectual
capital.
3. Relational capital (RC) atau customer capital (CC)
Konsep penting Customer capital adalah pengetahuan
yang dibentuk dalam alur pemasaran bahwa organisasi
berkembang dengan menjalankan bisnis. Sebagai contoh
adalah image, loyalitas konsumen, kepuasan konsumen,
hubungan dengan supplier, kekuatan komersial, kapasitas
27
negosiasi denganentitas keuangan dan lingkungan
aktivitas (Marr dan Stratovic, 2004).
2.6.2 Pengukuran Intellectual Capital
Teknik pengukuran intellectual capital yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran model
Pulic. Menurut Saleh dan Rahman (2008) Intellectual capital
dalam model Pulic ini diukur berdasarkan value added yang
diciptakan oleh physical capital/capital employed (VACA), human
capital (VAHU), dan structural capital (STVA). Kombinasi dari
ketiga value added tersebut disimbolkan dengan nama
VAIC™ yang dikembangkan oleh Pulic (1998; 1999; 2000).
2.6.2.1 Value Added Intellectual Coefficient – VAIC™
Pulic (1998; 1999; 2000) menciptakan suatu ukuran
untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil
dari kemampuan intelektual perusahaan (Value Added
Intellectual Coefficient – VAIC™). VAIC™ tidak ditujukan untuk
mengukur nilai modal intelektual yang dimiliki oleh
perusahaan, VAIC™ adalah alat akuntansi untuk mengukur
dan memantau kinerja aktiva berwujud (physical capital)
28
perusahaan dan kinerja aset intelektual (intellectual capital)
perusahaan yang ditunjukkan oleh human capital dan
efisiensi structural capital (Ulum, 2007).
Beberapa alasan yang mendukung digunakannya VAICTM
sebagai indikator dari intellectual capital adalah sebagai
berikut: (Bornemann, 1999).
1. VAICTM menyediakan dasar yang terstandarisasi dan
konsisten dalam pengukuran sehingga angka VAICTM
dapat dibandingkan antar perusahaan berdasarkan
ukuran kinerja intellectual capital.
2. Data yang digunakan dalam pengukuranVAICTM
berdasarkan data yang dapat ditemukan dalam laporan
keuangan perusahaan yang telah diaudit dan bersifat
obyektif serta dapat diandalkan.
3. Pelaksanaan metode ini sederhana dan hasilnya dapat
dengan mudah ditafsirkan. Metode ini paling sesuai
dengan pemahaman kognitif stakeholder internal maupun
eksternal.
2.6.2.2 Value Added of Capital Employed (VACA)
29
Pulic (2000) mengasumsikan bahwa jika satu unit
dari Capital Employed menghasilkan return yang lebih besar
daripada perusahaan lainnya, itu berarti perusahaan
tersebut lebih baik dalam menggunakan CE-nya. Value
Added Capital Employed merupakan kemampuan perusahaan dalam
mengelola sumber daya berupa capital asset yang jika
dikelola dengan baik dapat meningkatkan kinerja
perusahaan.
2.6.2.3 Value Added Human Capital (VAHU)
Value Added Human Capital (VAHU) menunjukkan berapa
banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan
untuk tenaga kerja. Stewart (1997) menjelaskan bahwa
human capital adalah kemampuan karyawan untuk mengolah
produk dengan baik sehingga dapat menjaring konsumen
dan konsumen tidak akan beralih kepada pesaing.
Berdasarkan konsep resource-based theory, supaya dapat
bertahan dalam suatu persaingan, perusahaan membutuhkan
sumber daya manusia yang unggul dan pengelolaan yang
baik atas sumberdaya manusianya.
30
2.6.2.4 Structural Capital Value Added (STVA)
Structural capital adalah kemampuan perusahaan dalam
memenuhi proses produksi perusahaan dan strukturnya
yang mendukung karyawannya untuk menghasilkan kinerja
intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara
keseluruhan, misalnya: sistem operasional perusahaan,
proses manufacturing, budaya organisasi, filosofi
manajemen dan semua bentuk intellectual property yang
dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan (Sawarjuwono,
2003).
2.7 Corporate Social Responsibility (CSR)
Pengertian dari Corporate Social Responsibility (CSR)
telah dikemukakan oleh banyak pakar. Diantaranya adalah
definisi yang dikemukakan oleh Darwin (2004) dalam
Anggraini (2006) mendefinisikan CSR sebagai mekanisme
bagi suatu organisasi untuk secara sukarela
mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan
sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan
stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di
31
bidang hukum. Tanggung jawab sosial secara lebih
sederhana dapat dikatakan sebagai timbal balik
perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya
karena perusahaan telah mengambil keuntungan atas
masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Proses
pengambilan keuntungan tersebut perusahaan seringkali
menimbulkan kerusakan lingkungan dan dampak sosial
lainnya.
Nuryana (2005) dalam Tanudjaja (2006) memberikan
definisi CSR sebagai sebuah pendekatan dimana
perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam
operasi bisnis dan dalam interaksi mereka dengan para
pemangku tangan kepentingan (stakeholders) berdasarkan
prinsip sukarela dan kemitraan. Sedangkan menurut
Schermerhon (1993) dalam Tanudjaja (2006), memberikan
definisi CSR sebagai bentuk kepedulian suatu organisasi
bisnis untuk bertindak dengan cara mereka sendiri dalam
melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik
organisasi.
Selain itu terdapat beberapa definisi yang
32
berpengaruh diantaranya :
1. Versi WBCSD (World Business Council for Sustainable
Development)
“The continuing commitment by business to behave ethically and
contribute to economic development while improving the quality of
work life of workforce and their families as well as of the local
community and
social large”
Hal ini berarti bahwa definisi CSR adalah
komitmen bisnis yang berkelanjutan untuk
berperilaku etis dan berkontribusi terhadap
pembangunan ekonomi dengan meningkatkan kualitas
kehidupan kerja karyawan, komunitas lokal, dan
masyarakat yang luas.
2. Versi Bank Dunia (World Bank):
"CSR is the commitment of business to contribute to sustainable
economic
development working with employees and their representatives, the
local
community and society at large to improve quality of life, in ways
that are
both good for business and good for development"
33
Hal ini berarti bahwa definisi CSR adalah
komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi
perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan
karyawan dan perwakilannya, kominitas lokal dan
masyarakat yang luas untuk meningkatkan kualitas
hidup, melalui jalan bisnis dan perkembangan yang
baik.
Di Indonesia, Corporate Social Responsibility merupakan
serangkaian kegiatan pameran, seminar, diskusi, dan
kegiatan sosial yang berkaitan dengan berbagai upaya
tanggung jawab sosial korporat kepada masyarakat dan
lingkungan yang bertujuan sebagai ajang penyebarluasan
informasi mengenai prestasi dan kinerja korporasi dalam
program tanggung jawab sosial perusahaan dan
pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut elemen-
elemen CSR dapat dirangkum sebagai aktivitas perusahaan
dalam mencapai keseimbangan atau integrasi antara aspek
34
ekonomi, lingkungan, dan sosial tanpa mengesampingkan
ekspektasi para pemegang saham (menghasilkan profit).
Prinsip-prinsip dasar Corporate Social Responsibility yang
menjadi bagi
pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi informasi dalam
pembuatan keputusan
menurut ISO 26000 (dalam Daniri, 2008) meliputi:
1. Kepatuhan terhadap hukum
2. Menghormati instrumen/badan-badan Internasional
3. Menghormati stakeholders dan kepentingannya
4. Akuntabilitas
5. Transparansi
6. Perilaku yang beretika
7. Melakukan tindakan pencegahan
8. Menghormati dasar-dasar HAM
Perusahaan selain menerapkan CSR juga perlu
melakukan pengungkapan atas aktivitas CSR yang
dilakukan kepada stakeholder. Penerapan CSR adalah suatu
perbuatan perusahaan untuk menerapkan kegiatan CSR,
sedangkan pengungkapan menurut Ermayanti (2009)
merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan dan
35
secara teknis merupakan langkah akhir dalam proses
akuntansi, yaitu penyajian informasi dalam bentuk
statemen keuangan.
2.8 Kinerja Perusahaan
Kinerja adalah efektifitas operasional perusahaan
yang ditetapkan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai
oleh perusahaan (Nandaria, 2013). Kinerja perusahaan
merupakan prestasi yang dicapai oleh suatu perusahaan
dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat
kesehatan perusahaan. Kinerja perusahaan dibedakan
menjadi dua, yaitu kinerja keuangan (financial performance)
dan kinerja pasar (market performance).
2.8.1 Kinerja Keuangan (Financial Performance)
Kinerja keuangan perusahaan merupakan penentuan
ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan
suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Prestasi
perusahaan ditunjukkan dalam laporan keuangansebagai
tampilan keadaan suatu perusahaan selama periode
tertentu disebut dengan kinerja keuangan perusahaan
36
(Horne dan Wachowiz, 2005). Pengukuran kinerja keuangan
sangat diperlukan dalam relasi dengan kepuasan konsumen
proses internal, dan aktivitas yang berhubungan dengan
perbaikan dan inovasi dalam organisasi yang membawa
pada future financial return. Kinerja keuangan perusahaan
dapat diukur melalui rasio keuangan diantaranya adalah:
1. Return on Asset (ROA)
ROA merupakan rasio yang mengukur banyaknya laba
yang dihasilkan dalam setiap aktiva yang digunakan
(Chen et al, 2005). Laba merupakan tujuan suatu
perusahaan beroperasi sehingga informasi tentang laba
yang dihasilkan oleh perusahaan dapat mengukur
keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai
tujuan operasi yang ditetapkan sangat penting bagi
manajemen dan pemegang saham. Menurut Kavida dan
Sivakoumar (2007), return on assets (ROA) sebagai metode
tidak langsung, mudah untuk dihitung dan menerapkan
prinsip transparansi.
2. Return on Equity (ROE)
37
ROE adalah rasio yang mengukur berapa laba yang
dihasilkan dalam setiap modal (ekuitas) yang didanakan.
Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas
investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham,
dan sering kali digunakan dalam membandingkan dua atau
lebih perusahaan dalam sebuah industri yang sama
(Horne, 2005).
3.Assets Turnover (ATO)
ATO merupakan salah satu ukuran dari efisiensi
produktivitas dan merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan di dalam
menghasilkan penjualan dengan menggunakan aset yang
dimilikinya (Firer dan William, 2003). Jika nilai ATO
lebih dari 1 kali, itu artinya perusahaan telah mampu
menghasilkan pendapatan yang lebih besar dari pada
penggunaan aset-asetnya.
4. Growth in Revenue (GR)
Growth in Revenue mengukur perubahan pendapatan
perusahaan, yaitu seberapa baik perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya. Peningkatan
38
pendapatan biasanya merupakan suatu tanda bagi
perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang (Chen et
al, 2005).
2.8.2 Kinerja Pasar (Market Performance)Kinerja pasar menggambarkan kinerja perusahaan
yang menunjukan keefektifan, presentasi atau
keatraktifan pasar suatu produk perusahaan (Nandaria,
2013). Pertumbuhan perusahaan yang terus meningkat pun
diharapkan meningkat apabila kinerja perusahaan baik.
Pada penelitian ini, untuk mengukur kinerja pasar
perusahaan peneliti menggabungkan proksi-proksi dari
beberapa penelitian sebelumnya. Kinerja pasar pada
penelitian ini diukur dengan market to book value (Chen et
al., 2005; Imaningati, 2007; Jaafari, 2013), price
earning ratio (PER) (Wijaya dan Wibawa, 2010), Tobin’s Q
(Klapper dan Love, 2002) dan harga per lembar saham.
Ratio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan
kepada manajemen dan organisasi sebagai perusahaan yang
terus tumbuh. Proksi-proksi tersebut dipilih sebagai
ukuran kinerja karena menggambarkan besarnya premi yang
39
diberikan pasar atas intellectual capital dan corporate
governance yang dimiliki perusahaan.
1. Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio adalah salah satu pendekatan yang
sering digunakan oleh analisis sekuritas untuk menilai
suatu saham. Pendekatan ini berdasarkan atas rasio
antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar
modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia
bagi pemegang saham. Price earning ratio merupakan
perbandingan antara closing price dengan laba per
lembar saham (earning per share) (Wijaya dan Wibawa, 2010).
Apabila pasar modal efisien, maka rasio ini akan
mencerminkan laba perusahaan. Semakin tinggi rasio ini,
semakin tinggi pertumbuhan laba yang diharapkan oleh
pemodal.
2. Market to book value (MBV)
Market to book value ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat ketertarikan para
investor terhadap harga saham tertentu. Nilai suatu
40
perusahaan dapat tercermin dari harga yang dibayar
investor atas sahamnya di pasar. Nilai buku perusahaan
dapat ditingkatkan dengan melakukan berbagai efisiensi
yang dapat meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya
perusahaan dengan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
perusahaan seefisien dan semaksimal mungkin
(Imaningati, 2007). Semakin tinggi rasio market to book
value semakin tinggi pula minat investor untuk
membeli saham tersebut. Semakin tinggi rasio ini,
semakin besar tambahan wealth yang dinikmati oleh
perusahaan.
3. Tobin’s Q
Tobin’s Q merupakan ukuran penilaian yang paling
banyak digunakan dalam data keuangan perusahaan. Nama
tobin’s Q berasal dari James Tobin dari Yale University
setelah dia memperoleh hadiah nobel. Tobin’s Q sebagai
pengukuran kinerja perusahaan dengan alasan bahwa
dengan Tobin’s Q maka dapat diketahui nilai pasar
perusahaan, yang mencerminkan keuntungan masa depan
41
perusahaan seperti laba saat ini (Smithers dan Wright,
2004).
Peneliti Klapper dan Love (2002) menentukan bahwa
nilai Tobin’s Q merupakan rasio dari harga penutupan
saham di akhir tahun buku dikali dengan banyaknya saham
yang beredar ditambah nilai buku hutang dibagi dengan
total aktiva.
4. Harga per Lembar SahamHarga per lembar saham mencerminkan bagaimana
persepsi pasar terhadap nilai saham suatu perusahaan.
Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan semakin
tinggi nilai suatu perusahaan tersebut. Dimana untuk
kinerja pasar ini, harga saham per lembar dapat dilihat
dengan cara membandingan harga saham tahun berikutnya
untuk melihat reaksi pasar atas nilai buku tahun
sekarang.
2.9. Kerangka Pemikiran
42
Kerangka pemikiran dalam penelitian mengenai
pengaruh intellectual capital dan corporate social responsibility
terhadap kinerja perusahaan ini adalah:
Gambar 2.1
H3
H2
CorporateSocial
Responsibility
IntellectualCapital
Financial Perfom ence
M arketPerform ance
ROE
ROA
ATO
ER
M BV
PER
Tobin
HS
VACAVAHU
STVA
Lingkungan
Sosial
Ekonom i
H4
H1
Organizational Perform ance
2.10. Pengembangan Hipotesis Penelitian
2.10.1. Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja
keuangan (Financial Performance)
43
Menurut teori stakeholder, manajemen perusahaan
diharapkan mampu melakukan aktivitas yang diharapkan
oleh stakeholder mereka dan para stakeholder dapat
mengendalikan manajemen dalam mengelola sumber daya
yang dimiliki perusahaan (Nandaria, 2013). Sejalan
dengan teori RBT, perusahaan yang mampu menggunakan dan
mengelola sumber daya yang dimilikinya baik berupa aset
berwujud maupun aset yang tidak berwujud secara efektif
dan efisien maka hal tersebut dapat menciptakan value
added dan keunggulan kompetitif dibanding para
pesaingnya.
Intellectual capital merupakan sumberdaya perusahaan
yang berbasis pengetahuan dan berupa asset tidak
berwujud sehingga dapat dijadikan nilai tambah bagi
perusahaan dengan memperhatikan human capital, structural
capital dan custumer capital yang dimiliki perusahaan.
Pengelolaan intellectual capital yang baik oleh perusahaan,
akan meningkatkan produktivitas dan nantinya akan
menghasilkan profitabilitas yang tinggi bagi
44
perusahaan. Sehingga kinerja keuangan perusahaan juga
akan mengalami peningkatan.
Penelitian mengenai hubungan intellectual capital
terhadap kinerja keuangan perusahaan di luar negeri
maupun di Indonesia telah dibuktikan secara empiris.
Firer dan Williams (2003) dari Afrika Selatan melakukan
penelitian dengan metode Pulic VAICTM dan regresi
linier dengan hasil intellectual capital berhubungan positif
dengan kinerja keuangan perusahaan (ROA dan ATO).
Sejalan dengan penelitian Belkaoui (2003) di Amerika
Serikat dengan metode regresi dan menggunakan Laporan
tahunan dengan hasil intellectual capital secara signifikan
berhubungan dengan kinerja perusahaan multinasional di
Amerika Serikat. Tan et al. (2007) di Singapura
melakukan penelitian dengan metode Pulic (VAICTM)
dengan hasil IC berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan, baik masa kini maupun masa
mendatang; rata-rata pertumbuhan IC berhubungan positif
dengan kinerja keuangan perusahaan di masa mendatang;
45
kontribusi IC terhadap kinerja perusahaan berbeda
berdasarkan jenis industrinya.
Ulum (2008) telah meneliti hubungan intellectual
capital terhadap kinerja perusahaan perbankan Indonesia.
Kinerja perusahaan yang digunakan adalah ROA, ATO, dan
GR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IC
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan sekarang dan masa depan. Penelitian
Ningrum (2012) juga menunjukkan bahwa intellectual capital
yang diukur dengan metode Pulic (VAICTM) berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan (ROA).
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan
disertai dengan penelitian-penelitian terdahulu terkait
pengaruh intellectual capital dan kinerja keuangan, maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Intellectual capital berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan perusahaan (Financial Performance).
46
2.10.2 Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja pasar
(Market performance)
Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan
bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat
bagi stakeholdernya (Ghozali dan Chariri, 2007).
Sejalan dengan teori signaling yang mengemukakan bahwa
adanya dorongan perusahaan untuk memberikan informasi
pelaporan keuangan tahunan kepada pihak eksternal,
menjadi sinyal bagi investor dan pihak potensial
lainnya dalam mengambil keputusan ekonomi. Suatu
pengungkapan dikatakan mengandung informasi apabila
dapat memicu reaksi pasar, yaitu dapat berupa perubahan
harga saham atau abnormal return. Apabila pengungkapan
tersebut memberikan dampak positif berupa kenaikan
harga saham, maka pengungkapan tersebut merupakan
sinyal positif. Sebaliknya apabila pengungkapan
memberikan dampak negatif berupa abnormal return
mengindikasikan adanya sinyal negatif terhadap kinerja
pasar perusahaan.
47
Intellectual capital diyakini memegang peran penting
dalam meningkatkan nilai perusahaan di mata pasar.
Intellectual capital mampu menciptakan inovasi dan persaingan
bisnis yang kompetitif. Untuk dapat menarik perhatian
pasar, perusahaan harus mampu meningkatkan pengelolaan
kinerja intellectual capital-nya. Hal tersebut dapat
memperlihatkan bahwa perusahaan mempunyai nilai tambah
dibandingkan dengan perusahaan lain, sehingga investor
akan menempatkan nilai yang lebih tinggi untuk
perusahaan yang memiliki intellectual capital yang besar.
Semakin tinggi intellectual capital dalam suatu perusahaan,
maka nilai perusahaan akan meningkat dan sahamnya akan
banyak diminati oleh investor sehingga harga saham
cenderung menjadi naik.
Penelitian terkait adanya hubungan positif antara
intellectual capital dengan kinerja pasar perusahaan juga
telah dilakukan secara empiris oleh Chen et al. (2005)
dan Jaafari (2013) yang meneliti hubungan jangka
panjang intellectual capital dengan nilai pasar dan kinerja
keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Saham Iran.
48
Komponen intellectual capital (human capital, structur capital, dan
customer capital) diukur dengan metode Pulic (VAICTM) dan
kinerja perusahaan diukur dengan market to book value, ROA,
ROE, dan growth in revenue. Hasilnya menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan positif antara intellectual capital,
nilai pasar, dan kinerja keuangan.
Oleh karena itu, hipotesis alternatif yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
H2: Intellectual capital berpengaruh positif terhadap
kinerja pasar (market Performance).
2.10.3. Pengaruh Corporate Social Responsibilty Terhadap
Kinerja Keuangan
(Financial Performance)
Dalam menjalankan kegiatan operasinya, perusahaan
berhadapan dengan
Banyak stakeholders seperti karyawan, pemasok, investor,
pemerintah, konsumen, serta masyarakat. Untuk
mempertahankan eksistensinya perusahaan memerlukan
dukungan stakeholders sehingga aktivitas perusahaan harus
mempertimbangkan persetujuan dari stakeholders. Semakin
49
kuat stakeholders, maka perusahaan harus semakin
beradaptasi dengan stakeholders. Berdasarkan teori
stakeholders, perusahaan memilih untuk menanggapi banyak
tuntutan yang dibuat oleh para pihak yang
berkepentingan (stakeholders), yaitu setiap kelompok
dalam lingkungan luar organisasi yang terkena tindakan
dan keputusan organisasi. Diharapkan dengan memenuhi
tuntutan para stakeholders dapat meningkatkan penghasilan
perusahaan. Penelitian yang mendukung adanya hubungan
antara CSR dengan kinerja perusahaan adalah penelitian
Dahlia dan Siregar (2008) yang menunjukkan bahwa
aktivitas CSR berpengaruh positif terhadap ROE.
Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian
yang dilakukan oleh Heal dan Garret (2004) menunjukkan
bahwa aktivitas CSR dapat menjadi elemen yang
menguntungkan sebagai strategi perusahaan, memberikan
kontribusi kepada manajemen risiko dan memelihara
hubungan yang dapat memberikan keuntungan
jangka panjang perusahaan.
50
Aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan akan
berdampak terhadap kinerja perusahaan sesuai dengan
penelitian Dahlia dan Siregar (2008). Penelitian ini
meneliti pengaruh aktivitas CSR terhadap ROE 1 tahun ke
depan karena aktivitas CSR berdampak secara tidak
langsung terhadap kinerja perusahaan. Hal ini karena di
duga aktivitas CSR dapat menjadi elemen yang
menguntungkan sebagai strategi perusahaan, memberikan
kontribusi kepada manajemen risiko dan memelihara
hubungan yang dapat memberikan keuntungan jangka
panjang bagi perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang
dapat dirumuskan adalah:
H3: Pengungkapan aktivitas CSR berpengaruh positif
terhadap Kinera Keuangan (Financial Performance).
2.10.4. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Pasar Perusahaan (Market Performance)
51
Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab
perusahaan terhadap masyarakat dan para stakeholders
lainnya, perusahaan seringkali terlibat dalam kegiatan-
kegiatan CSR. Tidak dapat dipungkiri, bahwa para
stakeholders memberikan apresiasi yang lebih bagi
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam kegiatan CSR.
Meskipun tujuan utama dari kegiatan-kegiatan ini bukan
untuk meningkatkan laba perusahaan, namun kegiatan-
kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif
bagi nilai pasar perusahaan.
Sejalan dengan Drever et al., (2007) yang menyatakan
bahwa berdasarkan
signaling theory perusahaan pelapor dapat meningkatkan
nilai perusahaan melalui pelaporannya dengan
mengirimkan signal melalui laporan, maka pengungkapan
atau pelaporan perusahaan mengenai aktivitas perusahaan
yang berkaitan dengan CSR merupakan salah satu cara
untuk mengirimkan signal positif kepada stakeholders dan
pasar. Perusahaan yang telah menerapkan kebijakan
52
formal berupa pelaporan CSR akan memberikan sinyal
positif bagi pasar, sehingga berdasarkan teori sinyal,
perusahaan yang memberikan informasi baik terhadap
stakeholders akan memberikan sinyal positif terhadap
perusahaan tersebut.
Pengungkapan CSR dalam konteks sinyal dapat
mengirimkan signal reputasi perusahaan yang baik atau
meningkatkan brand perusahaan dimata stakeholders. Signal
positif ini diharapkan menghasilkan respon positif
terhadap pasar sehingga meningkatkan kinerja pasar
saham perusahaan yang tercermin melalui peningkatan
harga saham perusahaan. Peningkatan harga saham akan
berkontribusi terhadap peningkatan actual return dan pada
akhirnya berkontribusi terhadap terbentuknya positive
abnormal return. Positive abnormal return merupakan salah satu
indikasi dari peningkatan kinerja perusahaan.
Penelitian yang mendukung adanya hubungan antara CSR
dengan kinerja pasar adalah penelitian Dahlia dan
Siregar (2008) yang menunjukkan bahwa aktivitas CSR
berpengaruh positif terhadap kinerja pasar.
53
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang
dapat dirumuskan adalah:
H4: Pengungkapan aktivitas CSR berpengaruh positif
terhadap Kinerja Pasar (Market Performance).
BAB III
54
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah industri
property dan real estate serta sektor infrastruktur,
utilitas dan transportasi. Populasi penelitian
merupakan jenis industri jasa yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Periode pengamatan dalam
penelitian ini adalah tahun 2008-2011. Industri
property dan real estate serta sektor infrastruktur,
utilitas dan transportasi dipilih sebagai sampel
penelitian dikarenakan tingkat kemampuan dan kualitas
sumber daya manusia diperlukan dalam berlangsungnya
kinerja perusahaan. Sumber daya manusia di industri
property dan realestate serta sektor infrastruktur,
utilitas dan transportasi lebih banyak berkomunikasi
langsung dengan pelanggan dalam menjual produk
perusahaan. Oleh karena itu, keberlangsungan perusahaan
sangat tergantung dengan kemampuan masing-masing
55
individu dalam menjual produk perusahaan.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode purposive sampling,
artinya bahwa populasi yang akan dijadikan sample dalam
penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria
sampel tertentu. Adapun kriteria yang digunakan
adalah :
a. Perusahaan yang bergerak di industri jasa, yaitu
industri property dan real estate serta industri
infrakstruktur, utilitas dan transportasi serta dalam
kondisi aktif pada saat penelitian, terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 – 2011.
b. Perusahaan yang selalu menyajikan data laporan
keuangan selama 2008-2011 dan memiliki data-data yang
lengkap yang berkaitan dengan variabel penelitian.
c. Perusahaan sampel tidak memperoleh ekuitas negatif
selama periode pengamatan.
Syarat ini diterapkan karena perusahaan yang
memiliki ekuitas negatif mengandung tingkat resiko
yang sangat berbeda dengan perusahaan pada umumnya
56
karena kemungkinan mengalami kejadian tertentu atau
menghadapi kondisi tertentu sehingga berpotensi
mengurangi kualitas simpulan yang akan dihasilkan
jika perusahaan-perusahaan tersebut digunakan sebagai
sampel.
d. Perusahaan tidak memperoleh laba negatif selama
periode pengamatan
Syarat ini ditetapkan karena peneliti memprediksi
pengaruh positif IC pada kinerja perusahaan. Laba
negatif akan menyebabkan nilai IC perusahaan menjadi
negatif. Secara logis IC perusahaan seharusnya
bernilai positif sehingga perusahaan yang memiliki
nilai IC negatif dikeluarkan dari sampel.
3.2 Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Data pada penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah sumber data yang sudah tersedia
atau dikumpulkan oleh pihak lain sehingga peneliti
tinggal memanfaatkannya sesuai kebutuhan penelitannya.
Sumber data diperoleh dari laporan keuangan tahunan
57
perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dari tahun 2008-2011.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah
dokumentasi. Ini dilakukan dengan mengumpulkan,
mencatat dan menghitung data-data yang berhubungan
dengan penelitian. Data yang didapat dari cara
dokumentasi ini masih sangat mentah karena informasi
sehingga untuk mendapatkan informasi yang diinginkan
data tersebut harus diolah terlebih dahulu.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel pada dasarnya adalah semua hal yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian ini variabel terdiri dari variabel
independen dan variabel dependen.
3.3.1 Variabel Independen
58
Variabel independen adalah variabel bebas atau
tidak terikat oleh variabel lain. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah :
3.3.1.1 Value Added Intellectual Coeficient-VAICTM
Penelitian – penelitian intellectual capital dengan
menggunakan metode VAICTM telah banyak dilakukan di
dalam maupun di luar negeri. Pemakaian model VAICTM
sebagai proksi atas IC mengacu pada penelitian Jaafari
(2013), Ningrum (2012), Solikhah (2010), Ulum (2008),
dan Chen et al. (2005). Tahap-tahap dalam menentukan
perhitungan intellectual capital yaitu:
Tahap Pertama: Menghitung Value Added (VA).
VA dihitung sebagai selisih antara output dan input
(Pulic, 1999).
Dimana :
a. OUT (Output) : Total Penjualan dan pendapatan
lain.
VA = OUT - IN
59
b. IN (Input) : Jumlah seluruh beban yang dikorbankan
untuk memperoleh pendapatan dikurangi beban tenaga
kerja.
Tahap kedua : Menghitung Value Added Capital Employed /
Physical capital (VACA).
VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan
oleh 1 unit dari physical capital/capital employed
(CE). Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat
oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi.
Pulic mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari CE
menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan
yang lain, maka berarti perusahaan tersebut lebih baik
dalam memanfaatkan CE-nya (Ulum, 2008).
Dimana :
a. VACA (Value Added Capital Employed ): rasio dari
VA terhadap CE.
b. VA (value added).
VACA = VA ÷ CE
60
c. CE (Capital Employed): dana yang tersedia
(jumlah ekuitas dan laba bersih).
Tahap Ketiga: Menghitung Value Added Human Capital (VAHU).
VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat
dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga
kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat
oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam human
capital (HC) terhadap value added organisasi. Pulic
memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan
nilai (value creating entity). Hasilnya adalah bahwa VA
menghasilkan the new created wealth of a period. Value
Added Human Capital (VAHU) menunjukkan berapa banyak VA
dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk
tenaga kerja. Hubungan antara VA dan HC menunjukkan
bahwa kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai di
dalam perusahaan. Pulic (1998) berargumen bahwa total
salary and wage costs adalah indikator dari HC perusahaan.
VAHU = VA ÷ HC
61
Dimana :
a. VAHU (Value Added Human Capital): rasio dari VA
terhadap HC.
b. VA (value added)
c. HC (Human Capital): beban tenaga kerja (total
gaji, upah dan pendapatan karyawan).
Tahap Keempat: Menghitung Structural Capital Value Added
(STVA).
Rasio ini mengukur jumlah structural capital (SC)
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan
merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam
penciptaan nilai. Dimana:
Dimana :
a. STVA (Structural Capital Value Added): rasio dari
SC terhadap VA.
b. SC (Structural Capital) : VA – HC
c. VA (value added)
STVA = SC ÷ VA
62
Tahap Kelima:Menghitung Value Added Intellectual Coefficient
(VAIC).
VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual
perusahaan yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business
Performance Indicator). VAIC merupakan penjumlahan dari 3
komponen sebelumnya, yaitu: VACA,VAHU, dan STVA
3.3.1.2 Corporate Social Responsibility
Informasi mengenai corporate social responsibility
berdasarkan standar GRI (Global Reporting Initiative). GRI
terdiri dari 3 fokus pengungkapan, yaitu :
a. Ekonomi
Dimensi ekonomi menyangkut keberlanjutan
organisasi berdampak pada kondisi ekonomi dari
stakeholder dan sistem ekonomi pada tingkat lokal,
nasional, dan tingkat global.
b. Lingkungan
VAICTM = VACA + VAHU + STVA
63
Dimensi lingkungan menyangkut keberlanjutan
organisasi berdampak pada kehidupan di dalam
sistem alam, termasuk ekosistem, tanah, udara, dan
air. Indikator kinerja lingkungan terkait dengan
input (bahan, energi, air) dan output (emisi/gas,
limbah sungai, limbah kering/sampah). Selain itu,
kinerja mereka mencakup kinerja yang berkaitan
dengan keanekaragaman hayati, kepatuhan
lingkungan, dan informasi yang berkaitan lainnya
seperti limbah lingkungan dan dampak dari produk
dan jasa.
c. Sosial
Dimensi sosial menyangkut keberlanjutan sebuah
organisasi telah berdampak di dalam sistem sosial
yang beroperasi. Indikator kinerja sosial GRI
mengidentifikasi kunci aspek kinerja yang meliputi
praktek perburuhan/tenaga kerja, hak asasi
manusia, masyarakat/sosial, dan tanggung jawab
produk. (www.globalreporting.org).
64
Mengingat masih sedikitnya perusahaan di Indonesia
yang melaporkan kinerja ekonomi, sosial, dan
lingkungannya dalam bentuk sustainability reporting, maka
penelitian ini pun terbatas hanya pada data data yang
terdapat dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini agar
tidak terjadi kesenjangan antara perusahaan yang sudah
membuat sustainability reporting dengan perusahaan yang belum
membuatnya (Dahli dan Siregar, 2008).
Penghitungan CSR dilakukan dengan menggunakan
variabel dummy yaitu:
Score 0 : Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada
daftar pertanyaan.
Score 1 : Jika perusahaan mengungkapkan item pada
daftar pertanyaan.
Indeks pengungkapan CSR berdasarkan standar GRI
(Global Reporting Initiative), yaitu sebagai berikut :
a. Indikator Kinerja Ekonomi (economic performance
indicator)
65
b. Indikator Kinerja Lingkungan (environment
performance indicator)
c. Indikator Kinerja Tenaga Kerja (labor practices
performance indicator)
d. Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia (human rights
performance indicator)
e. Indikator Kinerja Sosial (social performance
indicator)
f. Indikator Kinerja Produk (product responsibility
performance indicator)
Untuk penelitian ini indikator yang digunakan
hanyalah tiga kategori, yaitu indikator kinerja
ekonomi, lingkungan dan sosial. Indikator kinerja
sosial mencakup empat indikator yang terdiri dari :
indikator kinerja tenaga kerja, hak asasi manusia,
sosial/kemasyarakatan, dan produk. Rincian dari
indikator pengungkapan sosial dapat dilihat pada
lampiran .
3.3.2 Variabel dependen
66
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi
oleh variabel lain :
3.3.2.1 ROE
ROE merupakan ukuran profitabilitas dilihat dari
sudut pandang pemegang saham. Bila angka ROE perusahaan
tinggi maka akan mencerminkan kemampuan perusahaan
untuk memberikan keuntungan yang tinggi bagi pemegang
saham (Chen et al, 2005).
Berikut ini formulasi ROE:
3.3.2.2 ROA
Return on assets (ROA) merupakan rasio antara
laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva (total
assets). ROA merefleksikan keuntungan bisnis dan
efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total assets
(Chen et al., 2005).
ROE = laba bersihsetelah pajakTotal equity
67
Secara sistematis ROA dapat diformulasikan sebagai
berikut:
3.3.2.3 Growth Revenue (GR)
Secara umum pertumbuhan perusahaan didefenisikan
sebagai suatu peningkatan kemampuan dari suatu
perusahaan dalam memproduksi barang atau jasa.
Pertumbuhan perusahaan mengukur perubahan pendapatan
perusahaan yang berasal dari penjualan. Peningkatan
pendapatan biasanya merupakan sinyal bagi perusahaan
untuk dapat tumbuh dan berkembang (Chen et.al., 2005).
Rumus yang digunakan adalah :
3.3.2.4 Assets Turn Over (ATO)
ATO adalah rasio dari total pendapatan terhadap
nilai buku dari total aset (Firer dan William, 2003).
ATO dapat diformulasikan sebagai berikut:
ROA = laba bersih setelah pajak
GR = { ( Pendapatan tahun ke-t ÷ Pendapatan tahunke-t) – 1 } x 100%
68
3.3.2.5 Market to Book Value (MBV)
Market to Book Value (MVB) menunjukkan nilai sebuah
perusahaan yang diperoleh dengan membandingkan nilai
pasar perusahaan (market value)dengan nilai bukunya
(book value). Penelitian yang dilakukan Chen et al
(2005) dan Jaafari (2013) nilai market to book value secara
sistematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
Dimana:
a. MV= (jumlah saham yang beredar × closing price)t+1
b. BV = nilai buku ekuitas pemegang saham
3.3.2.6 Harga per Lembar Saham
Harga per lembar saham ditentukan oleh presepsi
pasar. Presepsi pasar dipengaruhi stakehokder perusahaan.
ATO = Total Revenue
MBV = Market value of common stock
Harga saham ( HS) t = Closing price(t+1)
69
3.3.2.7 Price Earning Ratio (PER)
PER adalah salah satu pendekatan yang sering
digunakan oleh analisis sekuritas untuk menilai suatu
saham. Price earning ratio adalah perbandingan antara
closing price dengan laba per lembar saham (earning per
share). (Wijaya dan Wibawa, 2010).
3.3.2.8 Tobin’s Q
Tobin’s q adalah rasio antara nilai pasar dan
nilai pengganti aset fisik (Klapper dan Love, 2002).
Formulasi yang digunakan adalah:
Dimana:
MVE = (harga penutupan saham di akhir tahun buku x
banyaknya saham biasa yang beredar)t+1
3.4. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan metode Partial Least
Square (PLS) yang pertama kali dikembangkan oleh Herman
PER = Closing price ÷ EPS
Tobin = Market value of equity + Total liabilities
70
Wold (1985). Pertimbangan peneliti dalam menggunakan
PLS karena PLS dapat digunakan untuk melakukan
konfirmasi teori (thoeritical testing) dan merekomendasikan
hubungan yang belum ada dasar teorinya
(eksploratori).Pemilihan metode PLS didasarkan pada
pertimbangan bahwa dalam penelitian ini terdapat dua
variabel laten yang dibentuk dengan indikator
formative, dan bukan refleksif. Model refleksif
mengasumsikan bahwa konstruk atau variabel laten
mempengaruhi indikator, dimana arah hubungan kausalitas
dari konstruk ke indikator atau manifes (Ghozali,
2008). Sedangkan model formatif mengasumsikan bahwa
indikator-indikator mempengaruhi konstruk, dimana arah
hubungan kausalias dari indikator ke konstruk.
Model analisis jalur semua variabel laten dalam
PLS terdiri dari tiga set hubungan, yaitu (Imam
Ghozali, 2008):
1. Inner model, yaitu model struktural yang
menghubungkan antar variabel laten.Pengujian inner
71
model atau model struktural dilakukan untuk
melihat hubungan antara konstruk, nilai
signifikansi dan R-square dari model penelitian.
Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-
square untuk konstruk dependen dan uji t serta
signifikansi dari koefisien parameter jalur
struktural.
2. Outer model, yaitu model pengukuran yang
menghubungkan indikator dengan variabel latennya.
Indikator formatif digunakan sebagai pembentuk
variabel dependen dan independen dalam penelitian
ini, oleh karena diasumsikan bahwa antar indikator
tidak saling berkorelasi, maka ukuran internal
konsistensi reliabilitas (cronbach alpha) tidak
diperlukan untuk menguji reliabilitas konstruk
formatif (Ghozali 2008). Konstruk formatif pada
dasarnya merupakan hubungan regresi dari indikator
ke konstruk, maka cara menilainya adalah dengan
melihat nilai koefisien regresi dan signifikansi
dari koefisien regresi tersebut.
72
3. Weight relation, yaitu dimana nilai kasus dari
variabel laten dapat diestimasi.
4.5 Model Penelitian
Dalam penelitian pengaruh intellectual capital dan
corporate social responsibility terhadap kinerja perusahaan
didapatkan model penelitian seperti gambar dibawah ini:
Gambar 3.1Model Penelitian
Organizational Performance
73
Setelah melakukan uji kesesuaian model, maka
dilakukan pengujian hipotesis. Berikut ini adalah
persamaan-persamaan yang merefleksikan pengujian
hipotesis yang dilakukan untuk menguji pengaruh
intellectual capital dan corporate social responsibility terhadap
kinerja pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2008-2011.
Formulasi hipotesis dalam penelitian ini dapat
dinyatakan dalam persamaan-persamaan berikut ini:
(1) Persamaan struktural yang menjelaskan pengaruh
variabel intellectual capital terhadap financial performance:
FP = β1IC + Z1. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
(3.1)
(2) Persamaan struktural yang menjelaskan pengaruh
intellectual capital terhadap market performance:
MP = β2IC + Z2. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
74
(3.2)
(3) Persamaan struktural yang menjelaskan pengaruh
variabel corporate social responsibility terhadap financial
performance:
FP = β3CSR + Z1
.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . (3.3)
(4) Persamaan struktural yang menjelaskan pengaruh
corporate social responsibility terhadap market performance:
MP = β4CSR +
Z2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . .(3.4)
Dimana:
FP = Financial Performance (Kinerja Keuangan)MP = Market Performance (Kinerja Pasar)IC = Intellectual CapitalCSR = Corporate social responsibilityβ = KonstantaZ =Error
3.6 Pengujian Hipotesis dan Kriteria Penerimaan
Hipotesis Penelitian
75
Dalam menentukan kriteria terbukti atau tidaknya
hipotesis maka pengujian penelitian dapat memperhatikan
nilai koefisien original sample estimatenya dan nilai T
statistik.
1. Intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
(financial performance).
H01; β1 ≤ 0 : Intellectual capital tidak berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan
(financial performance).
Ha1; β1> 0 : Intellectual capital berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan (financial
performance).
Hipotesis 1 terbukti apabila pengujian pengaruh
intellectual capital terhadap kinerja keuangan ( financial
performance) signifikan pada nilai t-statistik >
1,64 dan koefisien β1 bernilai positif.
2. Intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja pasar
(market performance).
76
H02; β2 ≤ 0 : Intellectual capital tidak berpengaruh
positif terhadap kinerja pasar (market
performance).
Ha2; β2> 0 : Intellectual capital berpengaruh positif
terhadap kinerja pasar (market
performance).
Hipotesis 2 terbukti apabila pengujian pengaruh
intellectual capital berpengaruh positif terhadap
kinerja pasar (market performance) signifikan pada
nilai t-statistik > 1,64 dan koefisien β2
bernilai positif.
3. Corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan ( financial performance).
H03; β3 ≤ 0 : Corporate social responsibility tidak
berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan ( financial performance).
Ha3; β3> 0 : Corporate social responsibility berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan
(financial performance).
77
Hipotesis 3 terbukti apabila pengujian pengaruh
corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan
(financial performance) signifikan pada nilai t-
statistik > 1,64 dan koefisien β3 bernilai
positif.
4. Corporate social responsbility berpengaruh positif terhadap kinerja
pasar (market performance).
H04; β4 ≤ 0 : Corporate social responsibility tidak
berpengaruh positif terhadap kinerja
pasar (market performance).
Ha4; β4> 0 : Corporate social responsibility
berpengaruh positif terhadap kinerja
pasar (market performance).
Hipotesis 4 terbukti apabila pengujian pengaruh
corporate social responsibility terhadap kinerja pasar
(market performance) signifikan pada nilai t-
Statistik > 1,64 dan koefisien β4 bernilai
positif.
78
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Bab ini membahas data dan hasil penelitian tentang
pengaruh intellectual capital dan corporate social responsibility
terhadap kinerja perusahaan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Pembahasan hasil analisis ini dimulai dari
pengumpulan data-data yang dibutuhkan, selanjutnya
dianalisis dengan bantuan program statistik SmartPLS.
79
Penelitian dilakukan pada industri jasa yang
terdaftar di BEI pada tahun 2008-2011 pada sektor
properti dan real estate serta sektor infrastruktur,
utilitas dan transportasi. Berdasarkan teknik
pengambilan sampel yang telah disebutkan pada bab
sebelumnya, yaitu dengan menggunakan purposive sampling,
sampel penelitian yang terpilih yaitu sebanyak 28
perusahaan. Jumlah sampel dapat diketahui dengan
melihat Tabel berikut ini :
Tabel 4.1Distribusi Sampel
No. Keterangan
JumlahPerusahaa
n1. Perusahaan jasa yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada sektor properti dan real estate serta sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi tahun 2008, 2009,2010, dan 2011
59
2. Perusahaan yang tidak menyajikan data laporan keuangan selama tahun pengamatan
5
3. Perusahaan yang memperoleh ekuitas negatif 18
4. Perusahaan yang memperoleh laba negatif 8
Jumlah Sampel 28
Jumlah Sampel Pengamatan selama 4 tahun 112
80
4.2 Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan
gambaran atau deskripsi atas variabel-variabel
penelitian. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian
ini adalah nilai maksimum, nilai minimum, mean, dan
standar deviasi (Nandaria, 2013).
Mean merupakan nilai rata-rata dari sejumlah data
yang dianalisis pada periode tertentu. Nilai maksimum
adalah nilai tertinggi dari indikator variabel yang
dapat dicapai selama 4 tahun. Nilai minimum adalah
nilai terendah dari indikator variable yang dapat
dicapai selama 4 tahun. Standar deviasi adalah suatu
nilai yang menunjukkan variasi, penyimpangan, atau
sebaran data dari indikator variabel yang diukur.
Semakin tinggi standar deviasi suatu data maka
penyebarannya dari nilai tengah juga besar. Hal
tersebut menunjukkan adanya nilai-nilai ekstrim baik
yang tinggi maupun yang rendah karena data yang ada
bersifat heterogen / lebih variatif. Sebaliknya, jika
standar deviasi lebih rendah daripada nilai rata-
81
ratanya, maka sebaran datanya memiliki variasi yang
lebih rendah atau homogeny (Hadi, 2009).
Tabel 4.2Statistik Deskriptif Intellectual Capital (VAICTM)
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VACA 112 4.09 -.03 4.06 .2792 .43288
VAHU 112 28.46 -.80 27.66 5.6043 5.39206
STVA 112 16.82 -13.26 3.56 .5807 1.41821
VAIC 112 32.59 -2.44 30.15 6.4641 5.66312
Valid N(listwise)
112
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Berdasarkan data yang disajikan di Tabel 4.2,
Intellectual capital yang diukur oleh Value Added Intellectual
Capital (VAIC) memiliki rata-rata 6,464 dengan nilai
tertinggi dimiliki oleh PT Total Bangun Persada Tbk
pada tahun 2008 yaitu 30,148 dan yang terendah dimiliki
oleh PT Sentul City Tbk pada tahun 2008 yaitu -2,442.
Komponen VAIC™ yaitu Value Added Capital Employed (VACA)
tertinggi dimiliki oleh yaitu PT Total Bangun Persada
Tbk pada tahun 2008 yaitu 4,060 dan VACA terendah
juga dimiliki oleh PT Intiland development Tbk pada
tahun 2008 yaitu -0,030. Rata-rata VACA di industri
82
jasa sebesar 0,279.
Value Added Human Capital (VAHU) pada Tabel 4.2
memiliki nilai rata-rata 5,604. VAHU tertinggi dimiliki
oleh PT Indosat Tbk pada tahun 2008 yaitu 27,662 dan
terendah dimiliki oleh PT Intiland development Tbk pada
tahun 2008 yaitu -0,799.
Rata-rata dari Structural Capital Value Added (STVA) adalah
0,5807. Nilai tertinggi dimiliki oleh PT Intiland
development Tbk pada tahun 2009 yaitu 3,558 dan
terendah dimiliki oleh PT Sentul City Tbk pada tahun
2008 yaitu -2,714.
Secara umum, dalam kurun waktu 2008-2011 (lihat
Tabel 4.2) bahwa VACA, VAHU, STVA, dan VAIC memiliki
sebaran data dari perusahaan jasa yang tercatat di BEI
dengan tingkat variasi yang lebih rendah atau homogen.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa nilai standar
deviasi yang lebih rendah dari nilai rata-ratanya.
Selain itu terlihat bahwa perusahaan jasa di Indonesia
periode 2008-2011 lebih menekankan kepada human capital
dalam menciptakan value added bagi perusahaan dikarenakan
83
tingkat kemampuan dan kualitas sumber daya manusia
diperlukan dalam berlangsungnya kinerja perusahaan.
Sumber daya manusia di industri jasa lebih banyak
berinteraksi langsung dengan pelanggan dalam menjual
produk perusahaan. Oleh karena itu, keberlangsungan
perusahaan sangat tergantung dengan kemampuan masing-
masing individu dalam menjual produk perusahaan. Hal
ini terlihat dari nilai rata-rata VAHU lebih besar dari
komponen-komponen pembentuk VAIC lainnya, seperti VACA
dan STVA (lihat tabel 4.2).
Tabel 4.3Statistik Deskriptif Corporate Social Responsibility
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ekonomi 112 2.00 1.00 3.00 2.0179 .29961Lingkungan 112 4.00 .00 4.00 1.5000 .88021Sosial 112 2.00 1.00 3.00 2.2232 .63968Valid N (listwise)
112
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dari analisis
statistik deskriptifnya diketahui nilai rata-rata
pengungkapan ekonomi oleh perusahaan sampel sebesar
84
2,017 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,299 yang
berarti penyebaran data bersifat homogen. Pengungkapan
CSR untuk ekonomi berkisar dari nilai terendah yaitu 1
dan tertinggi yaitu 3.
Dari analisis statistik deskriptif diketahui nilai
rata-rata pengungkapan lingkungan oleh perusahaan
sampel sebesar 1,500 dengan nilai standar deviasi
sebesar 0,880 pengungkapan CSR untuk lingkungan
berkisar nilai terendah 0 dan nilai tertinggi 4.
Untuk pengungkapan sosial dari analisis statistik
deskriptif diketahui nilai rata-rata pengungkapan
sosial oleh perusahaan sampel sebesar 2,223 dengan
nilai standar deviasi sebesar 0,639 dengan pengungkapan
CSR untuk sosial dari nilai terendah yaitu 1 dan
tertinggi 3.
Tabel 4.4Statistik Deskriptif Financial Performance
85
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 112 1.99 .00 1.99 .1353 .26060ROE 112 9.48 .00 9.48 .3637 1.00137ATO 112 1.46 .02 1.48 .3424 .27666GR 112 2.50 -.77 1.73 .2031 .35903Valid N (listwise)
112
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Return on Assets merefleksikan keuntungan bisnis
dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total
assets. Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai
rata-rata ROA adalah 0,135 atau perolehan laba pada
perusahaan jasa pada periode tahun 2008-2011 sebesar
13% dari total aset perusahaannya. Nilai ROA tertinggi
milik PT Jasa Marga (Persero) Tbk tahun 2011 yaitu
1,991. Sedangkan nilai ROA terendah milik PT PT Bakrie
Telecom Tbk pada tahun 2010 yaitu hanya 0,001. Ukuran
penyebaran datanya lebih beragam dengan standar deviasi
0,260 lebih tinggi daripada nilai rata-ratanya 0,135.
Profitabilitas dilihat dari sudut pandang pemegang
saham yang direpresentasikan dengan ROE yang memiliki
nilai rata-rata 0,363 dengan nilai tertinggi dimiliki
86
oleh PT XL Axiata pada tahun 2008 yaitu 2,800 dan nilai
terendah dimiliki oleh PT Sentul city Tbk tahun 2009
yaitu 0,001. Standar deviasinya 1,001 dimana nilainya
lebih tinggi dari nilai meannya, yang berarti data dari
BEI pada tahun 2008-2011 heterogen.
Asset Turn Over memiliki rata-rata 0,342 dengan
nilai tertinggi dimiliki oleh PT Jasa Marga (Persero)
Tbk pada tahun 2011 yaitu 1,478 dan terendah milik PT
Global Land development Tbk pada tahun 2008 yaitu
0,023. Standar deviasi ATO 0,276 lebih rendah dari mean
0,342 yang menunjukkan bahwa sebaran datanya homogen
atau tidak bervariasi.
Rata-rata tingkat pertumbuhan pendapatan
perusahaan jasa dari tahun 2008-2011 yang terdaftar di
BEI yaitu 0,203 atau 20,3%. Pertumbuhan pendapatan
tertinggi dicapai oleh PT Sentul City Tbk tahun 2010
yaitu 1,727 atau 172,7% dan yang terendah juga dimiliki
oleh PT Sentul City Tbk pada tahun 2008 yaitu -0,775
atau -77,5%.
87
Tabel 4.5Statistik Deskriptif Market Performance
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PER 112 1332.73 .61 1333.33 39.6886 134.69569HS 112 923.70 1.30 925.00 238.2288 246.97706MBV 112 13.35 .00 13.35 1.7795 1.89638TOBIN 112 12.54 -1.46 11.07 1.3951 1.24367Valid N (listwise)
112
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Dari Tabel 4.5, dapat dilihat bahwa nilai rata-
rata PER selama tahun 2008 sampai 2011 sebesar 39,688
yang menunjukkan besarnya harga saham yang dibayar
investor yaitu 39,688 untuk setiap rupiah laba yang
dihasilkan perusahaan. PER tertinggi ada pada PT Sentul
City Tbk pada tahun 2009 yaitu 436,000. Berbeda dengan
PT Goa Makassar Tourism Development Tbk memiliki nilai
PER terendah selama periode pengamatan yaitu pada tahun
2009 sebesar 0,607. Nilai standar deviasi PER 134,695
berbeda jauh dengan nilai rata-ratanya hal ini
menunjukkan bahwa data menyebar secara heterogen,
88
sehingga perbedaan data satu dengan data yang lain
terlalu tinggi.
Harga per lembar saham pada perusahaan keuangan
periode 2007-2011 rata-rata Rp 238,23- dimana harga
saham tertinggi dimiliki oleh PT Ciputra Surya Tbk pada
tahun 2010 yaitu Rp 9.450,- dan terendah pada PT Bakrie
Telecom Tbk pada tahun 2008 yaitu Rp 50,-.
Rata-rata kinerja pasar yang diukur dengan Market
to Book Value pada perusahaan jasa memiliki harga saham
sebesar 1,779 dari nilai bukunya. Perbandingan antara
harga saham dengan nilai buku per lembar saham adalah
1,77 : 1 (harga saham lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai buku per lembar saham). Nilai MBV tertinggi
dimiliki PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk pada
tahun 2008 sebesar 13,354 dan terendah yaitu pada PT
INDOSAT Tbk tahun 2009 sebesar 0,002. Untuk penyebaran
data, standar deviasi MBV sebesar 1,896 menunjukkan
bahwa data memiliki tingkat penyebaran yang lebih
merata.
89
Variabel pengukur kinerja pasar lainnya yaitu
dengan Tobin Q memiliki nilai rata-rata sebesar 1,395.
Menurut James Tobin, bila rasio ini lebih besar dari 1,
berarti perusahaan menghasilkan earning dengan rate of
return yang sesuai dengan harga perolehan aset-asetnya.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan jasa periode
2004-2011 mampu menghasilkan earning dengan rate of return
yang sesuai dengan harga perolehan aset-asetnya. Nilai
Tobin tertinggi ada pada PT Jasa Marga (persero) Tbk
tahun 2011 sebesar 11,075 dan nilai terendah ada pada
PT Lippo Cikarang Tbk pada tahun 2011 sebesar -1,462.
Standar deviasi Tobin sebesar 1,243.
4.3 Uji Outer Model
Outer model adalah model pengukuran yang
menghubungkan indikator dengan variabelnya, yaitu
indikator VACA, VAHU, STVA terhadap Intellectual Capital
(VAICTM); Tenaga kerja, Sosial, lingkungan terhadap
Corporate social responsibility; ROA, ROE, ATO, GR terhadap
90
Financial performance; dan PER, HS, MBV, Tobin terhadap
market performance.
4.3.1Outer Model Formatif
Konstruk dengan indikator formatif mengasumsikan
bahwa setiap indikatornya mendefinisikan atau
menjelaskan karakteristik konstruknya. Karena konstruk
formatif pada dasarnya merupakan hubungan regresi dari
indikator ke konstruk, cara menilainya adalah dengan
melihat nilai koefisien regresi (original sample estimate) dan
signifikansi (t-statistik > t-hitung) dari koefisien
regresi tersebut. (Latan dan Ghozali, 2012)
4.3.2 Outer Model refleksif
Konstruk dengan indikator refleksif mengasumsikan
bahwa kovarian diantara pengukuran model dijelaskan
oleh varian yang merupakan manifestasi konstruknya.
Arah indikatornya yaitu dari konstruk ke indikator.
(Latan dan Ghozali, 2012)
Gambar 4.1
91
Organizational Performance
Tabel 4.6Results for Outer Weight
OriginalSample (O)
SampleMean (M)
StandardDeviation
StandardError
t-statistics
FinancialATO 0,963 0,658 0,355 0,355 2,713GR 0,121 0,074 0,157 0,157 0,769ROA -0,038 0,074 0,440 0,440 0,085ROE 0,199 0,328 0,316 0,316 0,628
MarketHS -0,263 -0,178 0,253 0,253 1,039MBV 0,272 0,186 0,375 0,375 0,725PER -0,281 -0,037 0,698 0,698 0,402Tobin 0,714 0,395 0,454 0,454 1,574CSR
Ekonomi 0,154 0,092 0,122 0,122 1,265Lingkungan 0,706 0,522 0,316 0,316 2,231Sosial 0,386 0,144 0,616 0,616 0,627ICSTVA 0,095 0,096 0,126 0,126 0,755VACA 0,801 0,713 0,213 0,213 3,765VAHU 0,363 0,405 0,215 0,215 1,686
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
92
Oleh karena terdapat indikator yang memiliki nilai
weight negatif maka perlu dilakukan pengujian ulang
dengan mengeliminasi indikator-indikator yang
berpengaruh negatif atau hanya melibatkan indikator
indikator yang berpengaruh positif (Ulum, 2007). Hasil
pengujian ulang yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar
4.5 dan Tabel 4.6
GAMBAR 4.2HASIL OUTER MODEL (RECALCULATE)
Organizational Performance
93
Tabel 4.7Results for Outer Weight
OriginalSample(O)
SampleMean (M)
StandardDeviation
StandardError
t-statistics
FinancialATO 0,951 0,776 0,270 0,270 3,518GR 0,127 0,062 0,180 0,180 0,708ROE 0,173 0,325 0,318 0,318 0,545
MarketMBV 0,387 0,552 0,589 0,589 0,657
Tobin 0,697 0,458 0,648 0,648 1,076CSR
Ekonomi 0,121 0,097 0,139 0,139 0,869Lingkungan 0,665 0,589 0,273 0,273 2,435
Sosial 0,448 0,333 0,480 0,480 0,934IC
STVA 0,120 0,136 0,079 0,079 1,521VACA 0,817 0,778 0,148 0,148 5,533VAHU 0,341 0,354 0,168 0,168 2,026
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Tabel 4.7 merupakan tabel hasil pengujian ulang
dengan mengeliminasi indikator-indikator yang memiliki
94
nilai original sample negatif. Berdasarkan Tabel 4.7 di
atas, terlihat bahwa indikator ATO memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan dalam membentuk variabel
financial performance, sedangkan indikator ROE dan GR
memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan. Dapat
dilihat (Tabel 4.7) bahwa ROE memiliki t-statistik
0,545 < t-hitung 1,64 dan GR memiliki t-statistik 0,708
< t-hitung 1,64. Indikator ROA dikeluarkan dari model
penelitian karena memiliki nilai original sample estimate
negatif dan t-statistik < t-hitung.
Lain halnya dengan market performance, indikator
yang membentuk konstruk ini yaitu MBV dan Tobin
memiliki dampak positif namun tidak signifikan.
Indikator PER dan HS dikeluarkan dari model penelitian
karena memiliki nilai original sample estimate negatif dan t
statistik < t-hitung.
CSR dibentuk oleh beberapa indikator yaitu
ekonomi, sosial dan lingkungan. Semua indikator
memiliki pengaruh positif dalam pembentukan corporate
95
social responsibility terlihat dari koefisien weight
masing-masing bernilai positif .
Indikator IC yaitu STVA, VACA, dan VAHU sama-sama
memiliki dampak yang positif dalam membentuk variabel
IC. Indikator VACA dan VAHU memberikan dampak yang
signifikan dalam memperngaruhi penilaian IC dengan t-
statistik > t-hitung. Sedangkan indikator STVA
berdampak positif namun tidak signifikan dalam
mempengarui penilaian IC.
4.4 Uji Inner Model
Inner model adalah modal struktural yang
menghubungkan antar variabel laten, yaitu variabel
intellectual capital, corporate social responsibility, financial performance,
dan market performance. Pengujian inner model atau model
struktural dilakukan untuk melihat hubungan antar
konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model
penelitian ((Latan dan Ghozali, 2012).
Hasil pengolahannya dapat diinterpretasikan dengan
melihat koefisien original sample estimate pada results for inner
96
weight yang menunjukkan hubungan antara variabel yang
dihipotesiskan. Kemudian melakukan uji statistik dengan
membandingkan antara t-hitung (t-statistik dari result of
inner weight) dengan t-tabel dimana signifikansi yang
digunakan dalam perhitungan ini adalah 0.05 (t-
statistik > t-hitung 1,64). Jika koefisien original sample
estimate menunjukkan arah yang sama terhadap hubungan
antar variabel yang dihipotesiskan dan t-statistik > t-
hitunh 1,64 maka dapat disimpulkan penelitian didukung
oleh data yang ada (Nandaria, 2013).
Berikut ini adalah perhitungan inner model dari
data yang diperoleh dengan menggunakan PLS:
Tabel 4.8Results for Inner Weight (recalculate)
OriginalSample (O)
SampleMean (M)
StandardDeviation
StandardError
t-statistics
IC FNCL 0,550 0,561 0,091 0,091 6,024IC MRKT 0,279 0,353 0,192 0,192 1,450CSRFNCL 0,127 0,137 0,179 0,179 0,709CSRMRKT 0,166 0,151 0,100 0,100 1,661Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Pengaruh intellectual capital terhadap financial performance
memiliki koefisien original sample estimate 0,550 dengan t-
97
statistik 6,024 > t hitung 1,64. Artinya hipotesis
pertama diterima. Intellectual capital berpengaruh positif
dan signifikan terhadap financial performance perusahaan.
Sedangkan pengaruh intellectual capital terhadap market
performance tidak diterima terlihat dari t-statistik
1,450 < t-hitung 1,64. Hasil ini menunjukan bahwa
intellectual capital tidak berpengaruh terhadap market
perfomance perusahaan jasa periode 2008-2011.
Koefisien original sample estimate corporate social
responsibility terhadap financial performance 0,127 dengan t-
statistik 0,709 < t-hitung 1,64. Hal ini menunjukkan
bahwa corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap
financial performance perusahaan. Hipotesis ketiga tidak
diterima. Kaitannya dengan market performance, corporate social
responsibility memiliki koefisien original sample estimate 0,166
dan t-statistik 1,661 > t-hitung 1,64. Artinya CSR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap market
performance perusahaan jasa periode 2008-2011.
4.5 Pembahasan
98
Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan untuk
model intellectual capital dan corporate social responsibility
terhadap kinerja perusahaan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Tabel 4.9Hasil Penelitian
Deskripsi OriginalSample
t-statistics Kesimpulan
H1
IC berpengaruh positifterhadap financialperformance
0,550 6,024 Diterima
H2
IC berpengaruh positifterhadap marketperformance
0,279 1,450 Tidakditerima
H3
CSR berpengaruh positifterhadap financialperformance
0,127 0,709 Tidakditerima
H4
CSR berpengaruh positifterhadap marketperformance
0,166 1,661 Diterima
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
4.5.1 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja
Keuangan (Financial Performance)
Berdasarkan hasil pada Tabel 4.10, tampak bahwa
variabel intellectual capital memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap kinerja keuangan (financial performance)
dengan nilai koefisien original sample estimate sebesar
0,550 dan signifikansi dengan nilai t-statistik 6,024
99
> t-hitung 1,64. Artinya hipotesis pertama diterima.
Temuan tersebut memberikan makna bahwa semakin tinggi
nilai intellectual capital yang dimiliki oleh perusahaan
jasa, maka financial performance perusahaan tersebut juga
akan semakin meningkat. Artinya perusahaan yang
mengelola sumber daya intelektualnya secara maksimal
mampu menciptakan value added dan competitive advantage yang
akan bermuara terhadap peningkatan kinerja keuangan
perusahaan (financial performance).
Intellectual capital memberikan kontribusi yang kuat
pada teori stakeholder yang menekankan pada laba
akuntansi dan keakuratan value added dalam
menentukan return. Hasil pengujian ini juga
sesuai dengan resource-based theory yang menjelaskan bahwa
perusahaan dapat mempertahankan produktivitas dengan
keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan
dengan cara mengimplementasikan strategi untuk
menciptakan value added dalam hal ini intellectual capital yang
tidak mudah ditiru oleh pesaing perusahaan.
100
Hasil penelitian yang menemukan adanya pengaruh
positif intellectual capital terhadap kinerja keuangan
(financial performance) perusahaan sejalan dengan temuan
empiris Belkaoui (2003), Tan et al (2007), Ulum dkk
(2008), Solikhah dkk (2010), Rangkuti (2012), dan
Ningrum (2012).
Dalam penelitian ini semua indikator yaitu VAHU,
VACA dan STVA dapat membentuk konstruk VAICTM. Dari
ketiga komponen VAICTM, indikator VAHU yang memiliki
nilai rata-rata tertinggi daripada indikator lainnya
sebesar 5.604 (Lihat Tabel 4.2). Rasionalisasi yang
mampu menjelaskan hal tersebut adalah bahwa penelitian
ini mengambil sampel perusahaan jasa yang masih menitik
beratkan kepada penggunaan tenaga manusia untuk
menghasilkan produk dan jasa serta sumber daya
struktural seperti infrastruktur, jaringan, sistem
informasi, maupun teknologi yang berkonstribusi besar
terhadap penciptaan value added bagi suatu perusahaan.
Hasil ini sesuai dengan teori human capital yang
menyatakan bahwa human capital yang produktif
101
dengan tingkat keahlian, pengetahuan dan pengalaman
serta tingkat kesehatan yang tinggi dapat
menguntungkan perusahaan dan menjadi unsur potensial
dalam peningkatan produktivitas dan profitabilitas.
Physical asset pada perusahaan knowledge based bukan
merupakan asset utama yang dapat meningkatkan
kinerja perusahan (Ulum, 2007).
Perusahaan sektor jasa di Indonesia periode 2008-
2011 mulai menyadari pentingnya pengelolaan Intellectual
capital dengan memanfaatkan keahlian karyawan, prosedur,
efisiensi, dan sistem data perusahaan yang mempermudah
dalam mengakses informasi yang relevan serta dengan
adanya dukungan dalam pengembangan ide dan produk baru,
maka perusahaan keuangan mampu untuk menilai,
memprediksi, dan meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan (Nandaria, 2013).
4.5.2 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja
Pasar (Market Performance)
Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja pasar
102
(market performance) tidak ditrima. Terlihat dari t-
statistik 1,450 < t-hitung 1,64. Hasil ini membuktikan
bahwa intellectual capital tidak berpengaruh signifikan
terhadap market performance perusahaan jasa periode 2008-
2011.
Semakin tinggi nilai intellectual capital perusahaan
semakin rendah kinerja pasar (market performance) pada
perusahaan sampel. Hasil penelitian ini tidak selaras
dengan penelitan Jaafari (2013), Chen et al (2005) yang
menyatakan bahwa investor akan memberikan penilaian
lebih terhadap perusahaan yang memiliki sumber daya
intelektual yang tinggi dan intellectual capital diyakini
memegang peran penting dalam meningkatkan nilai
perusahaan di mata pasar. Untuk konteks perusahaan jasa
di Indonesia periode 2008-2011, intellectual capital tidak
mempengaruhi kinerja pasar (market performance). Karena
adanya kemungkinan bahwa pengaruh intellectual capital
terhadap kinerja pasar (market performance) tidak dalam
selisih 1 tahun, tetapi dua tahun atau tiga tahun
berikutnya. Sehingga penelitian ini belum bisa
103
menunjukkan bahwa intellectual capital yang tinggi juga akan
meningkatkan kinerja pasar pada perusahaan jasa dan
sahamnya akan banyak diminati oleh investor sehingga
harga saham cenderung menjadi naik. Temuan ini sejalan
dengan penelitian Gan dan Saleh (2008).
Penelitian ini menunjukkan bahwa penghargaan pasar
terhadap suatu perusahaan lebih didasarkan pada sumber
daya manusia dan struktural. Investor masih lebih
banyak terfokus dengan kepentingan jangka pendek, yaitu
meningkatkan return keuangan. Investor kurang
mempertimbangkan aspek sumber daya manusia yang diakui
sebagai sumber komparatif perusahaan ketika mengambil
keputusan investasinya di perusahaan sampel.
4.5.3 Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap
Kinerja Keuangan (Financial Performance)
Koefisien original sample estimate corporate social
responsibility terhadap kinerja keuangan (financial
performance) 0,127 dengan t-statistik 0,709 < t-
hitung 1,64 (Lihat Tabel 4.10). Hasill ini menunjukkan
104
bahwa corporate social responsibility tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan jasa
periode 2008-2011 Hipotesis ketiga tidak diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Fauzi (2004) yang menunjukan bahwa corporate social
responsibility tidak berpengaruh signigfikan terhadap
financial performance. Hal ini disebabkan karena suatu
kondisi dimana muncul baiya utuk meningkatkan tanggaung
jawab sosial yang nantinya akan menurunkan kinerja
keuangan.
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam implementasi
CSR itu diambil dari laba perusahaan yang akan
menjadikan alokasi terhadap modal dan deviden akan
berkurang, sehingga akan mempengaruhi kinerja
perusahaan.
4.5.4 Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap
Kinerja Pasar (Market Performance)
Variabel corporate social responsibility didukung oleh data
yang ada dalam membuktikan adanya pengaruh positif
105
terhadap kinerja pasara (market performance) perusahaan
dengan koefisien original sample estimate 0,166 dan t-
statistik 1,661 > t-hitung 1,64. Artinya corporate social
responsibility berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pasar (market performance) pada perusahaan jasa.
Hipotesis keempat diterima.
Sesuai dengan signaling theory perusahaan pelapor
dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui
pelaporannya dengan mengirimkan signal melalui laporan,
maka pelaporan perusahaan mengenai aktivitas perusahaan
yang berkaitan dengan CSR merupakan salah satu cara
untuk mengirimkan signal positif kepada stakeholders
dan pasar, pengungkapan CSR dapat mengirimkan signal
reputasi perusahaan yang baik sehingga dapat
menghasilkan respon positif terhadap pasar sehingga
meningkatkan kinerja pasar saham perusahaan tercermin
melalui peningkatan harga saham perusahaan
(Kusumadilaga, 2010).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya, Dahlia dan Siregar (2008) dalam
106
penelitiannya menunjukan bahwa aktivitas CSR
berpengaruh positif terhadap kinerja pasar. Perusahaan
yang memiliki kinerja lingkungan yang bagus akan
direspon positif oleh para investor melalui fluktuasi
harga saham yang semakin naik dari periode ke periode
dan sebaliknya jika perusahaan memiliki kinerja
lingkungan yang buruk maka akan muncul keraguan dari
para investor terhadap perusahaan tersebut dan direspon
negatif dengan fluktuasi harga saham perusahaan di
pasar yang semakin menurun dari tahun ke tahun.
107
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan
sebagaimana telah disajikan pada bab 4, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan PLS
diketahui secara statistik bahwa intellectual capital
berpengaruh positif signifikan terhadap kinrja
keuangan (financial performance) perusahaan jasa yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.
2. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan PLS
diketahui secara statistik bahwa Intellectual
capital berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap kinerja pasar (market performance) perusahaan
jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2008-2011.
108
3. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan PLS
diketahui secara statistik bahwa corporate social
responsibility berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap kinerja keuangan (financial
performance) perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2008-2011.
4. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan PLS
diketahui secara statistik bahwa corporate social
responsibility berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja pasar (market performance) perusahaan jasa
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-
2011.
5.2 Keterbatasan
Sebagaimana lazimnya suatu penelitian empiris, hasil
penelitian ini juga mengandung beberapa
keterbatasan, antara lain:
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya
terbatas pada perusahaan jasa yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2011 (4
109
Tahun) sehingga generalisasi ini hanya terbatas pada
perusahaan yang ada. Hal ini membuat generalisasi
hasil temuan dan rekomendasi penelitian ini kurang
dapat dilakukan untuk obyek penelitian di luar
perusahaan yang diteliti.
2. Penelitian ini terbatas pada proksi yang digunakan
untuk mengukur financial performance yaitu ATO, ROA,
ROE, dan GR, mengukur market performance proksi yang
digunakan MBV, PER, Harga per Lembar Saham, dan
Tobin’s Q.
3. Subyektif dalam menilai luas pengungkapan. Hal ini
terjadi karena setiap pembaca melihat pengungkapan
pertanggungjawaban sosial yang diungkapkan
perusahaan dari sudut pandang yang berbeda-beda.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
sebelumnya dapat ditarik beberapa saran sebagai berikut
:
110
1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti tidak
hanya sektor jasa saja, dengan menggunakan tahun
yang lebih baru dan periode yang lebih lama untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan
penerapan Good Corporate Governance (GCG) selain Corporate
Social Responsibility (CSR) sebagai variabel bebas dalam
pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan melibatkan pihak
lain dalam menentukan luas pengungkapan sebagai
bahan pemeriksaan kembali.
111
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, F. R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Keuangan Tahunan. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang 23-26 Agustus 2006.
Astuti. 2005. Hubungan Modal Intelektual dan BusinessPerformance dengan Diamond Specification: Sebuah PerspektifAkuntansi. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo,15-16 September 2005.
Belkaoui, A. R. 2003. Intellectual Capital and Firm Performance ofUS Multinational Firms: A Study of the resource-based andstakeholder views. Journal of Intelectual Capital, Vol.4 Iss: 2, hal. 215 – 226.
112
Bontis, N. Keow, W. C. C. dan Richardson, S. 2000.Intellectual Capital and Business Performance in MalaysianIndustries. Journal of Intellectual Capital, Vol. 1,No. 1, hal. 85-100.
Bornemann, M. 1999. Holistic Measurement OfIntellectual Capital. Paper Presented at TheInternational Symposium Measuring and ReportingIntellectual Capital: Experiences, Issues andProspects. June. Amsterdam.
Cahya, B. A. 2010. Analisa Pengaruh Kinerja Keuangan TerhadapTanggung Jawab Sosial Perusahaan. Semarang: FakultasEkonomi Universitas Dipenogoro.
Chariri, A. 2007. Teori Akuntansi, Edisi 3, Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
Chen, Ming-Chin, et al. 2005. An Empirical Investigation of TheRelationship Between Intellectual Capital and Firms’ Market Valueand Financial Performance. Emerald Group PublishingLimited, Vol. 6, No 2, hal.159-176.
Dahlia, L. dan Siregar, V. S. 2008. Pengaruh CorporateSocial Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empirispada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia padaTahun 2005 dan 2006). Simposium Nasional Akuntansi XI.Pontianak.
Daniri, A. 2009. Keterkaitan Undang-Undang PT DenganPenerapan GCG dan CSR. Jakarta.
Dewi, C. P. 2011. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap KinerjaKeuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEITahun 2007-2009. Semarang: Fakultas EkonomiUniversitas Dipenogoro.
Edvinsson, L. & Malone, M. S. 1997. Intellectual Capital:Realizing your Company’s , New York: Harper Businnes
113
Ermayanti, D. 2009. Kinerja Keuangan Perusahaan.(www.wordpress.com, diakses Januari 2014).
Fauzi, H. 2004. Corporate Social and Environmental Performance:Acomparative Study of Indonesian Companies and MultinationalCompanies (MNCs) Operating in Indonesia. Journal ofKnowledgeGlobalization, Vol 1, No 1, Spring, Hal81-105.
Firrer, S. & Williams, S. M. 2003. Intellectual CapitalAnd Traditional Measures of Corporate Performance. JournalOf Intellectual Capital , Vol 4, no 3, Hal 348-360.
Gan, K. & Z. Saleh, 2008. Intellctual Capital And Performance ofTechnology – Intensive Companies : Malaysia Eviedence, AsianJournal Of Business And Accounting. Vol. 5 No. 2,Hal 113-130.
Ghozali, I. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatifdengan Partial Least Square (PLS). Semarang: BadanPenerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. & Anis, C. 2007. Teori Akuntansi. Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hengky, L. & Ghozali, I. 2012. Konsep, Teknik dan AplikasiSmartPLS 2.0. Semarang: Badan Penerbit UniversitasDiponegoro.
Hadi, N. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta:Graha ilmu.
Heal, G. & Garret, P. 2004. Corporate Social Responsibility anEconomic and Financial Framework. Colombia BusinessSchool.
Horne, J. C. & Wachowiz J. M. 2005. Financial Management.
114
Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Pernyataan Standar AkuntansiKeuangan No. 19. Jakarta: Salemba Empat.
Imanginati. 2007. Pengaruh Intellectual CapitalTerhadap Kinerjaperusahaan Real Estate Dan Properti yang Terdaftar Di BEI Tahun2002-2006. Thesis Universitas Dipenogoro. Semarang.
Jaafari, E. 2013. Intellectual capital and its effects on firms’ marketvalue and financial performance in Iran: An investigating PulicModel. Research Journal of Recent Sciences Vol.2(3), 1-6,. ISSN 2277-2502.
Kavida, V & Sivakoumar, N. 2007. The Impact of intellectualcapital on international business – An analysis of investments inintellectual capital and export performance. InternationalJournal of Arts & Sciences 4. 15(2011): 213-223.
Klapper, L. F. & Love, I. 2002. Corporate Governance,Investor Protection, and Performance in Emerging Markets.World Bank Working Paper.
Kusuma, A. B. R. 2011. Pengaruh Corporate Governanceterhadap Kinerja Pasar Perusahaan. Yogyakarta: FakultasEkonomi Universitas Islam Indonesia.
Kusumadilaga, R. 2010. Pengaruh Corporate Social ResponsibilityTerhadap Nilai Peursahaan Dengan Profitabilitas Sebagai VariabelModerating. Semarang: Fakultas Ekonomi UniversitasDiponegoro.
Mahmud, M. 2013. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap KinerjaKeuangan dan Nilai Pasar Pada Perusahaan Manufaktur yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia (Pengujian Dengan PersamaanSimultan). Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UniversitasIslam Indonesia.
115
Marr, B. & Srtatovic, D. 2004. Understanding CorporateValue : Managing And Reporting Intellectual Capital. CharteredInstitute of Management Accontants.
Nandaria, D. 2013. Pengaruh Intellectual Capital dan CorporateGovernance Terhadap Business Performance: PendekatanPersamaan Struktural. Yogyakarta: Fakultas EkonomiUniversitas Islam Indonesia.
Nurdin, E. Dan Cahyandito. 2006. Pengungkapan Tema-TemaSosial Dan Lingkungan Dalam Laporan Tahunan PerusahaanTerhadap Reaksi Investor. Bandung: UniversitasPadjajaran.
Nuryana, M. 2005 Corporate Social Responsibility Dan Kontribusi BagiPembangunan Berkelanjutan, Makalah yang disampaikanpada diklat pekerja sosial industri,Lembang,Bandung.
Penrose, E. T. 1959. The Theory of the Growth of the Firm.Great Britain: Basil Blackwell & Mott Ltd.
Pulic, A. 1998. Measuring The Performance Of Intellectual PotentialIn Knowledge Economy. Paper presented at the 2ndMcMaster Word Congress on Measuring and ManagingIntellectual Capital by the Austrian Team forIntellectual Potential.
______. 1999. Basic Information on VAIC™. availableonline at: www.vaic-on.net. (2 januari 2014).
______. 2000. VAIC - An Accounting Tools For IC Management.International Journal Of Technology Management. (2januari 2014).
______. 2002. VAICTM – an accounting tool for IC management.Available online at: www.Measuring-ip.at/papers/ham99txt.htm. (2 januari
116
2014).
Saleh, N. M. & Rahmat, M. R. C. H., 2008. OwnershipStructure and Intellectual Capital Performance in MalaysianCompanies Listed on mesdaq.http://ssrn.com/abstract=115390. (januari 2014).
Sayeti, Y. & Lundovicus, S. W. 2007. Pengaruh CSR Disclosureterhadap Earning Response Coefficient. Simposium NasionalAkuntansi ke 10. Makasar .
Sawarjuwono, T. & Kadir, A. P. 2003. Intellectual Capital:Perlakuan,Pengukuran, dan Pelaporan (Sebuah Library Research).Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 5 No. 1, hal35 - 37.
Schermerhorn, J. R., 1993. Management For Productivity. NewYork: John Wiley & Sons.
Solikhah, B. 2010. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap KinerjaKeuangan, Pertumbuhan Dan Nilai Pasar Pada Perusahaan YangTercatat Di bursa Efek Indonesia. Master ThesisUniversitas Diponogoro.
Suhendah, R. 2010. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
Profitabilitas, Produktivitas, dan Penilaian Pasar Pada PerusahaanYang GO Public di Indonesian pada Tahun 2005-2007. SimposiumNasional Akuntansi, vol. 15, hal. 1-25.
Susanto, A. B. 2007. Resource Based Versus Market Based.Eksekutif no.338. hal. 24-25.
Smith, R. E. & Wright, W. F. 2004. Determinats of CustomerLoyality And Financial Performance. Journal Of ManagementAccounting Research. Vol 16. Hal 183.
Syamsul, H. 2009. Metedologi Penelitian Kuantitatif.
117
Yogyakarta: Ekonisia.
Stewart, T. A. 1997. Brain Power: How Intellectual Capital isBecoming America’s Most Valuable Asset. FORTUNE. June 3,1991. hal.44-60.
Ulum. I, 2007. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap KinerjaKeuangan Perusahaan Perbankan Di Indonesia. Semarang:Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Ulum. I, Ghozali, I. & Chariri, A. 2008. IntellectualCapital dan Kinerja Keuangan Perusahaan: Suatu Analisis denganPendekatan Partial Least Squares. SNA XI, Vol. 1, hal. 1-32.
Ulum. I, & Ihyaul. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan KajianEmpiris.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tan, H. P. Plowman, D. & Hancock, P. 2007. IntellectualCapital and Financial Returns of Companies. Journal ofIntellectual Capital, Vol. 8, No. 1. hal. 76-95.
Tanudjaja, 2006. Perkembangan Corporate Social Responsibility diIndonesia. Jurnal Nirmana, vol 8, No 2 , Hal: 92-98.
Wijaya, L. R. P. & Wibawa, A. 2010. Pengaruh KeputusanInvestasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan DevidenTerhadap Nilai Perusahaan. Simposium NasionalAkuntansi XIII Purwokerto.
Williams, S. M. 2001. Are intellectual capital performance anddisclosure practices related?. Journal of Intellectualcapital, Vol. 2 No. 3, hal. 192-203.
Wernerfelt, B. 1984. A Resource-Based View of The Firm,Strategic Management Journal, 5 (2), Apr.-Jun.,hal. 171-180.
118
LAMPIRAN 1
NO INDEX NAMA PERUSAHAAN1 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk2 BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk3 BKSL PT Sentul City Tbk4 BTEL PT Bakrie Telecom Tbk
5 CMNP PT Citra Marga Nusaphala PersadaTbk
6 COWL PT Cowell Development Tbk7 CTRP PT Ciputra Property Tbk8 CTRS PT Ciputra Surya Tbk9 DGIK PT Duta Graha Indah Tbk10 DILD PT Intiland Development Tbk11 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk12 ELTY PT Bakrieland Development Tbk13 EXCL PT XL Axiata Tbk
14 GMTD PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk
15 GPRA PT Perdana Gapura Prima Tbk
16 HITS PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
17 ISAT PT Indosat Tbk18 JRPT PT Jaya Real Property Tbk19 JSMR PT Jasa Marga Tbk
119
20 KPIG PT Global Land DevelopmentTbk21 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk22 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk23 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk24 MDLN PT Modernland Realty LtdTbk
25 PGAS PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
26 TLKM PT Telkom Indonesia (Persero)27 TOTL PT Total Bangun PersadaTbk28 WEHA PT Panorama TransportasiTbk
LAMPIRAN 2
NO NAMA PERUSAHAAN
Value Added of CapitalEmployed (VACA)
2008 2009 2010 20111 PT Alam Sutera Realty Tbk 0,055 0,071 0,14
40,216
2 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 0,194 0,837 0,277
0,208
3 PT Sentul City Tbk 0,002 0,019 0,039
0,055
4 PT Bakrie Telecom Tbk 0,119 0,113 0,174
0,071
5 PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk 0,222 0,230 0,22
40,201
6 PT Cowell Development Tbk 0,177 0,242 0,546
0,630
7 PT Ciputra Property Tbk 0,081 0,045 0,065
0,067
120
8 PT Ciputra Surya Tbk 0,160 0,113 0,109
0,687
9 PT Duta Graha Indah Tbk 0,144 0,141 0,145
0,099
10 PT Intiland Development Tbk (0,030)
(0,013)
0,111
0,065
11 PT Duta Pertiwi Tbk 0,131 0,155 0,153
0,145
12 PT Bakrieland Development Tbk 0,092 0,065 0,036
0,033
13 PT XL Axiata Tbk 0,430 0,251 0,402
0,358
14 PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk 0,194 0,208 0,26
60,305
15 PT Perdana Gapura Prima Tbk 0,155 0,142 0,125
0,152
16 PT Humpuss Intermoda TransportasiTbk 0,557 0,462 0,10
80,391
17 PT Indosat Tbk 0,255 1,033 0,190
0,151
18 PT Jaya Real Property Tbk 0,196 0,191 0,189
0,190
19 PT Jasa Marga Tbk 0,455 0,204 0,893
1,486
20 PT Global Land Development Tbk 0,005 0,018 0,018
0,013
21 PT Lamicitra Nusantara Tbk 0,168 0,253 0,207
0,243
22 PT Lippo Cikarang Tbk 0,158 0,849 0,139
0,034
23 PT Lippo Karawaci Tbk 0,150 0,141 0,104
0,121
24 PT Modernland Realty Ltd Tbk 0,041 0,060 0,074
0,121
25 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) 0,668 0,468 0,46
20,380
26 PT Telkom Indonesia (Persero) 0,699 0,514 0,532
0,489
27 PT Total Bangun Persada Tbk 4,060 0,321 0,295
0,328
28 PT Panorama Transportasi Tbk 0,123 0,281 0,388
0,542
121
LAMPIRAN 3
NO NAMA PERUSAHAAN
Value Added HumanCapital (VAHU)
2008 2009 2010 20111 PT Alam Sutera Realty Tbk 4,76
65,63
413,5
758,60
4
2 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 5,372
2,971
12,030
10,004
3 PT Sentul City Tbk 0,269
2,087
6,033
5,942
4 PT Bakrie Telecom Tbk 2,571
1,991
2,815
1,760
5 PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
4,520
4,649
6,130
4,795
6 PT Cowell Development Tbk 2,073
2,708
3,903
2,102
7 PT Ciputra Property Tbk 7,319
4,074
5,840
4,171
8 PT Ciputra Surya Tbk 5,315
3,580
3,294
2,063
9 PT Duta Graha Indah Tbk 6,470
5,910
4,599
2,676
10 PT Intiland Development Tbk-
0,799
-0,39
1
7,704
5,392
11 PT Duta Pertiwi Tbk 2,049
3,650
4,073
2,491
12 PT Bakrieland Development Tbk 5,393
2,859
2,120
0,779
13 PT XL Axiata Tbk 2,557
3,391
6,487
4,138
14 PT Gowa Makassar Tourism 2,57 4,04 4,82 3,51
122
Development Tbk 2 0 5 5
15 PT Perdana Gapura Prima Tbk 3,170
3,185
3,204
2,043
16 PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
19,106
22,131
6,478
6,445
17 PT Indosat Tbk 27,662
14,730
23,419
22,118
18 PT Jaya Real Property Tbk 4,881
4,620
4,750
2,920
19 PT Jasa Marga Tbk 14,013
6,734
6,675
4,616
20 PT Global Land Development Tbk 0,560
2,496
2,651
1,522
21 PT Lamicitra Nusantara Tbk 2,013
3,352
3,151
2,018
22 PT Lippo Cikarang Tbk 11,153
15,288
11,005
9,368
23 PT Lippo Karawaci Tbk 2,739
3,209
3,819
2,435
24 PT Modernland Realty Ltd Tbk 1,535
2,310
3,137
1,977
25 PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
10,389
13,910
13,416
9,291
26 PT Telkom Indonesia (Persero) 3,447
3,670
3,992
3,488
27 PT Total Bangun Persada Tbk 25,111
2,332
2,689
1,292
28 PT Panorama Transportasi Tbk 1,526
2,600
1,815
0,611
LAMPIRAN 4NO NAMA PERUSAHAAN Structural Capital
Value Added (STVA)
123
2008 2009 2010 20111 PT Alam Sutera Realty Tbk 0,79
0 0,823 0,926
0,884
2 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 0,814 1,000 0,91
70,90
03
PT Sentul City Tbk-
2,714
0,521 0,834
0,832
4 PT Bakrie Telecom Tbk 0,611 0,498 0,64
50,43
25 PT Citra Marga Nusaphala Persada
Tbk0,77
9 0,785 0,837
0,791
6 PT Cowell Development Tbk 0,518 0,631 0,74
40,52
47 PT Ciputra Property Tbk 0,86
3 0,755 0,829
0,760
8 PT Ciputra Surya Tbk 0,812 0,721 0,69
61,00
09 PT Duta Graha Indah Tbk 0,84
5 0,831 0,783
0,626
10 PT Intiland Development Tbk 2,251 3,558 0,87
00,81
511 PT Duta Pertiwi Tbk 0,51
2 0,726 0,754
0,598
12PT Bakrieland Development Tbk 0,81
5 0,650 0,528
-0,28
413 PT XL Axiata Tbk 0,60
9 0,705 0,846
0,758
14 PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk
0,611 0,752 0,79
30,71
615 PT Perdana Gapura Prima Tbk 0,68
5 0,686 0,688
0,511
16 PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
0,948 0,955 0,84
60,84
517
PT Indosat Tbk 0,964
-13,25
7
0,957
0,955
18 PT Jaya Real Property Tbk 0,795 0,784 0,78
90,65
719 PT Jasa Marga Tbk 0,92
9 0,852 0,874
0,863
124
20PT Global Land Development Tbk
-0,78
50,599 0,62
30,34
3
21 PT Lamicitra Nusantara Tbk 0,503 0,702 0,68
30,50
422 PT Lippo Cikarang Tbk 0,91
0 0,935 0,909
0,893
23 PT Lippo Karawaci Tbk 0,635 0,688 0,73
80,58
924 PT Modernland Realty Ltd Tbk 0,34
9 0,567 0,681
0,494
25 PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
0,904 0,928 0,92
50,89
226 PT Telkom Indonesia (Persero) 0,71
0 0,728 0,750
0,713
27 PT Total Bangun Persada Tbk 0,977 0,571 0,62
80,22
628
PT Panorama Transportasi Tbk 0,345 0,615 0,44
9
-0,63
6
LAMPIRAN 5
NO NAMA PERUSAHAANValue Added Intellectual
Capital (VAICTM)2008 2009 2010 2011
1 PT Alam Sutera Realty Tbk 5,611 6,528
14,645 9,704
2 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 6,380 4,808
13,224
11,112
3 PT Sentul City Tbk (2,442)
2,626
6,906 6,829
4 PT Bakrie Telecom Tbk 3,301 2,602
3,633 2,263
125
5 PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk 5,521 5,66
37,19
1 5,787
6 PT Cowell Development Tbk 2,767 3,581
5,192 3,256
7 PT Ciputra Property Tbk 8,264 4,873
6,734 4,998
8 PT Ciputra Surya Tbk 6,287 4,414
4,099 3,750
9 PT Duta Graha Indah Tbk 7,459 6,882
5,527 3,402
10 PT Intiland Development Tbk 1,422 3,153
8,685 6,272
11 PT Duta Pertiwi Tbk 2,692 4,531
4,980 3,234
12 PT Bakrieland Development Tbk 6,299 3,574
2,684 0,528
13 PT XL Axiata Tbk 3,597 4,347
7,734 5,254
14 PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk 3,377 5,00
15,88
4 4,535
15 PT Perdana Gapura Prima Tbk 4,010 4,013
4,018 2,706
16 PT Humpuss Intermoda TransportasiTbk 20,611 23,5
477,43
2 7,681
17 PT Indosat Tbk 28,880 2,505
24,566
23,224
18 PT Jaya Real Property Tbk 5,872 5,595
5,729 3,767
19 PT Jasa Marga Tbk 15,397 7,789
8,442 6,965
20 PT Global Land Development Tbk (0,220)
3,114
3,292 1,877
21 PT Lamicitra Nusantara Tbk 2,684 4,306
4,040 2,766
22 PT Lippo Cikarang Tbk 12,222 17,072
12,053
10,295
23 PT Lippo Karawaci Tbk 3,525 4,038
4,660 3,145
24 PT Modernland Realty Ltd Tbk 1,924 2,937
3,893 2,593
25 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) 11,961 15,3
0614,8
0410,56
3
126
26 PT Telkom Indonesia (Persero) 4,856 4,912
5,274 4,690
27 PT Total Bangun Persada Tbk 30,148 3,223
3,612 1,845
28 PT Panorama Transportasi Tbk 1,994 3,497
2,652 0,518
LAMPIRAN 6INDIKATORKINERJA
ASPEK
EKONOMI
Aspect: Economic PerformanceNilai ekonomi yang dihasilkan: pendapatan, biaya usaha,kompensasi karyawan, donasi dan investasi pada masyarakat,Saldo laba dan pembayaran kepada penyedia modal danpemerintahImplikasi perubahan iklim terhadap keuangan, risiko dankesempatan dalam berusahaCakupan organisasi dalam menetapkan manfaat dari rencanaobligasiBantuan keuangan yang
127
diterima dari pemerintahApsect: Market PresenceRasio tingkat upah awal (standar) dibandingkan dengan UpahMinimum regional berdasarkan wilayah kerjaKebijakan, praktik dan besarnya transaksi pembelanjaandengan supplier lokal sesuai lokasi kegiatan perusahaan.Prosedur perekrutan karyawan lokal dan proporsi manajemensenior yang diangkat dari komunitas lokal tempat perusahaanberoperasi.Aspect: Indirect Economic ImpactPembangunan dan dampak investasi infrastruktur dan jasauntuk kepentingan publicMemahami dan mendeskripsikan dampak ekonomi tidaklangsung, termasuk besarnya dampak yang terjadi
Aspect: Materials
128
LINGKUNGAN
Bahan baku yang digunakanberdasarkan berat atauvolumePersentase bahan baku yangdapat didaur ulang(recycle).Aspect: EnergyPemakaian energi langsungberdasarkan sumber energi.Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan sumber energiutamanya.Penghematan energi karena konservasi dan perbaikanefisiensi.Usaha utk menyediakan energi yang efisien atau dapatdiperbaharui dalam proses produksi/jasa dan penguranganpemakaian energi karenapenghematan yangdilakukan.Usaha untuk mengurangi pemakaian enerji tidak langsung dantercapainya targetpenguranganAspect: WaterTotal pengambilan airberdasarkan sumber.Sumber air yang secara sifnifikan dipengaruhi oleh penarikan airProsentase dan total volume air yang didaur‐
129
LINGKUNGAN
ulang dandigunakan lagiAspect: BiodiversityLokasi dan luas tanah yangdimiliki, disewa atau dikelolaberhadapan langsung denganarea yang dilindungi dan areayang memiliki nilai biodiversity tinggi diluararea yangdilindungi.Deskripsi tentang dampak aktivitas, produk dan jasapadabiodiversity di area yang dilindungi dan area yang memilikinilai biodiversity tinggidiluar area yangdilindungi.Strategi, aksi terkini danrencana kedepan untuk mengeloladampak kegiatan perusahaanpada biodiversity.Aspect: Emissions,Effluents, and Waste
Emisi gas rumah kaca lainnya yang relevan berdasarkanbobot/timbangan.Emisi kandungan ozone dan penurunan kandunganberdasarkanbobot/timbangan.NO, SO dan emisi udara
130
lainnya yang signifikan berdasarkanjenis dan bobotnyaTotal debit airberdasarkan kualitas dantujuanTotal bobot limbahberdasarkan jenis danmetode pembuanganTotal jumlah dan volumekebocoran yang signifikan.Berat sampah berbahaya yang dipindah, diimpor, dieksporatau diperlakukan sesuai Basel Convention Annex I, II, III, danVIII, dan persentase sampah pindahan yang dikiriminternasional dengankapal.Identitas, ukuran, status dilindungi dan nilai biodiversity dariair dan habitat lain yang dipengaruhi secara signifikan olehpembuangan sampahperusahaan
Aspect : Product andService
Inisiatif untuk mengurangidampak lingkungan dari produkdan jasa, dan tingkatdampak mitigasi
131
LINGKUNGAN
Aspect : ComplianceBesarnya denda keuangan dan sanksi lain kerena tidakmematuhi regulasilingkungan.Aspect : TransportPengaruh pemindahan produkdan bahan baku yang digunakanperusahaan dan pemindahan tenaga kerja terhadap kondisilingkunganAspect : OverallTotal investasi dan pengeluaran lain untuk melindungi /memperbaiki lingkunganberdasarkan jenisnya.
TENAGA KERJA
Aspect: EmploymentTotal tenaga kerja berdasarkan jenis pekerja,kontrak kerja dandaerah asal.Jumlah dan tingkat perputaran karyawan berdasarkan umur,jenis kelamin dan daerahasal.Tunjangan yang diberikan kepada karyawan tetap (full‐time )yang tidak diberikan kepada karyawan tidak tetap (part‐time )
132
berdasarkan kegiatan utamaAspect:Labor/ManagementRelationsPersentase karyawan yangdilindungi oleh perjanjiankerja.Periode pemberitahuan minimum berkaitan dengan perubahankegiatan (operasi), termasuk apakah periode tersebutdimasukkan dalamperjanjian kolektif.Aspect: OccupationalHealth and SafetyPersentase total tenaga kerja yang menjadi wakil dalamkomite keselamatan dan kesehatan kerja yang berfungsimembantu dan memberi sarandalam menentukan programkeselamatan dan kesehatankerja.Statistik kecelakaan kerja, penyakit karena pekerjaan,ketidakhadiran dan jumlah fasilitas yang berhubungandenganpekerjaan berdasarkanwilayah.Pendidikan, pelatihan, konseling, pencegahan dan programpengendalian risiko pekerjaan untuk membantu
133
TENAGA KERJA tenaga kerja,keluarga mereka atau anggota masyarakat berkaitan denganpenyakit (wabah) tertentuTopik kesehatan dan keselamatan kerja yang dimuat dalamperjanjian resmi (kontrakkerja) dengan serikatpekerja.Aspect: Training andEducationRata‐rata jam pelatihan per tahun per karyawan berdasarkanjenis/kategori karyawan.Program manajemen keahliandan pelatihan yang mendukungkeberlanjutan kerja dan membantu karyawan dalam mengelolaakhir karier (pensiun).Persentase karyawan yang menerima laporan kinerja danperkembangan karier.Aspect: Diversity andEqual OpportunityKomposisi pemerintah dan rincian karyawan per kategorimenurut jenis kelamin, kelompok umur, minoritas anggotagrup, dan keanekaragamanindikator lainnya.Rasio gaji pokok laki-laki
134
dan perempuan berdasarkankategori karyawan
HAK AZAZI MANUSIA
Aspect: Investment andProcurement PracticesPersentase dan total perjanjian investasi yang dirancangdengan mempertimbangkanisu hak asasi manusia.Persentase supplier dan kontraktor penting yang peduli danselalu mempertimbangkanisu hak asasi manusiaTotal jam pelatihan pekerja yang berhubungan dengankebijakan dan prosedur tentang aspek hak asasi manusia yangrelevan dengan kegiatan kerja termasuk persentasi karyawanyang mengikuti pelatihan.Aspect: Non‐discriminationTotal kejadian yang berhubungan dengan diskriminasi dantindakan yang dilakukan perusahaan terhadap diskriminasitersebutAspect: Freedom ofAssociation and CollectiveBargainingKegiatan yang menunjukkan adanya kebebasan karyawan
135
HAK AZAZI MANUSIA
dalam membentuk asosiasi dan tawar‐menawar kolektifsertadukungan perusahaanterhadap hal tersebutAspect: Child LaborKegiatan yang melibatkan pekerja anak‐anak dantindakan/ukuran yang digunakan untuk menghilangkankeberadaan pekerja anak‐anakAspect: Forced andCompulsory LaborKegiatan yang dapat menimbulkan risiko munculnyapaksaan/tekanan kepada pekerja dan usaha yang dilakukanuntuk menghilangkan kemungkinan munculnya kejadiantersebutPersentase petugas keamanan yang dilatih untuk memahamikebijakan atau prosedur yang berkaitan dengan hak asasimanusia.Aspect: Indigenous RightsTotal kejadian pelanggaranyang melibatkan hak‐hak kaumpribumi (penduduk setempat) dan tindakan yang dilakukan
136
perusahaan untukmengatasinya
SOSIAL
Aspect: CommunityJenis, lingkup, dan efektifitas Program kegiatan yang dapatdigunakan untuk menilai kontribusi perusahaan padamasyarakat.Aspect: CorruptionProsentase dan jumlah unitbisnis yang memiliki potensikorupsi.Persentase karyawan yang mengikuti pelatihan Program AntiKorupsi.Tindakan yang dilakukanketika terjadi kasuskorupsi.Aspect : Public PolicyPosisi perusahaan dalam kebijakan publik dan partisipasiperusahaan dalampengembangan dan lobikebijakan publik.Total nilai bantuan keuangan dan kontribusi lain kepada partaipolitik, politisi daninstitusi terkait.Aspect: Anti‐CompetitiveBehaviorJumlah tindakan hukum yang
137
SOSIAL
dilakukan perusahaan berkaitanperilaku anticompetitive,antitrust dan monopoliAspect: ComplianceDenda keuangan dan sanksi lainnya karena tidak mematuhiperaturan/regulasi yangberlaku
PRODUK
Aspect: Customer Healthand SafetyPerbaikan yang dilakukan perusahaan atas dampak kesehatandan keamanan dariproduk/jasa yangdihasilkan perusahaanJumlah ketidakpatuhan perusahaan pada regulasi kesehatandan keamanan produk yangdihasilkanAspect : Product andService LabelingInformasi tentang produk dan jasa yang harus diungkapkandan prosentasi jumlah produk dan jasa yang mematuhipengungkapan tersebutJumlah ketidakpatuhan padaregulasi tentang pengungkapaninformasi produk danpemberian label
138
produk/jasa.Praktik yang berhubungan dengan kepuasan konsumen,termasuk hasil survey yangmengukur kepuasankonsumen.Aspect : MarketingCommunicationsProgram yang berhubungan dengan aspek hukum, standarkomunikasi marketing termasuk advertising, promosi dansponsorshipJumlah kejadian yang menunjukkan ketidakpatuhanpadaregulasi dan aturan lain yang berhubungan dengan komunikasimarketing termasuk advertising, promosi dan sponsorshipberdasarkan hasilnya.
PRODUK
Aspect : Customer PrivacyTotal jumlah keluhan sehubungan dengan hilangnya privacykonsumen dan hilangnyadata konsumen.Aspect: ComplianceDenda keuangan karena tidak mematuhi peraturan hukum danregulasi berkaitan denganproduk/jasa yangdihasilkan
139
LAMPIRAN 7
NO NAMA PERUSAHAANCSR Ekonomi
2008
2009 2010 2011
1 PT Alam Sutera Realty Tbk 2 2 2 22 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 2 2 2 23 PT Sentul City Tbk 2 2 2 24 PT Bakrie Telecom Tbk 2 2 2 25 PT Citra Marga Nusaphala Persada
Tbk 2 2 2 26 PT Cowell Development Tbk 2 2 2 27 PT Ciputra Property Tbk 2 2 2 28 PT Ciputra Surya Tbk 2 2 2 29 PT Duta Graha Indah Tbk 2 2 2 210 PT Intiland Development Tbk 2 2 2 211 PT Duta Pertiwi Tbk 2 2 2 212 PT Bakrieland Development Tbk 1 1 1 113 PT XL Axiata Tbk 3 3 3 314 PT Gowa Makassar Tourism
Development Tbk 2 2 2 215 PT Perdana Gapura Prima Tbk 2 2 2 216 PT Humpuss Intermoda Transportasi
Tbk 2 2 2 217 PT Indosat Tbk 2 3 2 318 PT Jaya Real Property Tbk 2 2 2 219 PT Jasa Marga Tbk 2 2 2 220 PT Global Land Development Tbk 2 2 2 221 PT Lamicitra Nusantara Tbk 2 2 2 222 PT Lippo Cikarang Tbk 2 2 2 223 PT Lippo Karawaci Tbk 2 2 2 224 PT Modernland Realty Ltd Tbk 2 2 2 225 PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) 2 2 2 226 PT Telkom Indonesia (Persero) 2 3 3 327 PT Total Bangun Persada Tbk 2 2 2 228 PT Panorama Transportasi Tbk 2 2 2 2
140
LAMPIRAN 8
NO NAMA PERUSAHAANCSR Lingkungan
2008
2009 2010 2011
1 PT Alam Sutera Realty Tbk 1 1 1 12 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 1 1 1 13 PT Sentul City Tbk 1 1 2 24 PT Bakrie Telecom Tbk 1 1 2 25 PT Citra Marga Nusaphala Persada
Tbk 1 1 1 16 PT Cowell Development Tbk 0 0 0 07 PT Ciputra Property Tbk 1 1 1 18 PT Ciputra Surya Tbk 1 1 1 19 PT Duta Graha Indah Tbk 1 1 0 010 PT Intiland Development Tbk 0 0 0 011 PT Duta Pertiwi Tbk 1 1 1 112 PT Bakrieland Development Tbk 2 2 2 113 PT XL Axiata Tbk 2 1 1 114 PT Gowa Makassar Tourism
Development Tbk 1 2 1 115 PT Perdana Gapura Prima Tbk 1 1 1 116 PT Humpuss Intermoda Transportasi
Tbk 1 1 1 117 PT Indosat Tbk 2 3 3 318 PT Jaya Real Property Tbk 2 2 2 219 PT Jasa Marga Tbk 3 3 3 320 PT Global Land Development Tbk 1 1 2 221 PT Lamicitra Nusantara Tbk 1 1 1 122 PT Lippo Cikarang Tbk 1 1 1 123 PT Lippo Karawaci Tbk 2 2 2 224 PT Modernland Realty Ltd Tbk 1 1 1 125 PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) 4 4 4 426 PT Telkom Indonesia (Persero) 2 3 2 127 PT Total Bangun Persada Tbk 1 2 2 228 PT Panorama Transportasi Tbk 1 1 3 3
141
LAMPIRAN 9
NO NAMA PERUSAHAANCSR Sosial
2008
2009 2010 2011
1 PT Alam Sutera Realty Tbk 2 2 2 22 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 3 3 3 33 PT Sentul City Tbk 3 2 2 24 PT Bakrie Telecom Tbk 2 3 2 25 PT Citra Marga Nusaphala Persada
Tbk 2 2 2 26 PT Cowell Development Tbk 2 2 2 27 PT Ciputra Property Tbk 3 3 3 38 PT Ciputra Surya Tbk 3 3 3 39 PT Duta Graha Indah Tbk 3 3 3 310 PT Intiland Development Tbk 2 2 2 211 PT Duta Pertiwi Tbk 2 2 2 212 PT Bakrieland Development Tbk 3 3 2 313 PT XL Axiata Tbk 3 2 3 314 PT Gowa Makassar Tourism
Development Tbk 2 2 2 215 PT Perdana Gapura Prima Tbk 2 2 2 216 PT Humpuss Intermoda Transportasi
Tbk 2 2 3 217 PT Indosat Tbk 3 2 3 318 PT Jaya Real Property Tbk 1 1 1 119 PT Jasa Marga Tbk 3 3 3 320 PT Global Land Development Tbk 2 2 2 221 PT Lamicitra Nusantara Tbk 1 1 1 122 PT Lippo Cikarang Tbk 1 1 1 123 PT Lippo Karawaci Tbk 2 2 2 224 PT Modernland Realty Ltd Tbk 2 2 2 225 PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) 3 3 3 326 PT Telkom Indonesia (Persero) 3 3 2 227 PT Total Bangun Persada Tbk 1 2 2 228 PT Panorama Transportasi Tbk 2 2 2 2
142
LAMPIRAN 10
NO NAMA PERUSAHAANReturn On Assets
(ROA)2008 2009 2010 2011
1 PT Alam Sutera Realty Tbk 0,019
0,026
1,269
0,100
2 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 0,004
0,067
0,116
0,040
3 PT Sentul City Tbk 0,006
0,001
8,098
0,064
4 PT Bakrie Telecom Tbk 0,016
0,009
3,127
0,017
5 PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
0,026
0,043
1,186
0,110
6 PT Cowell Development Tbk 0,032
0,066
0,844
0,086
7 PT Ciputra Property Tbk 0,052
0,020
2,851
0,039
8 PT Ciputra Surya Tbk 0,067
0,025
4,091
0,056
9 PT Duta Graha Indah Tbk 0,044
0,045
1,575
0,005
10 PT Intiland Development Tbk 0,007
0,012
1,049
0,026
11 PT Duta Pertiwi Tbk 0,009
0,048
0,370
0,081
12 PT Bakrieland Development Tbk 0,033
0,011
5,291
0,001
13 PT XL Axiata Tbk 0,425
0,501
5,593
0,600
143
14 PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk
0,028
0,044
1,958
0,101
15 PT Perdana Gapura Prima Tbk 0,008
0,024
0,907
0,036
16 PT Humpuss Intermoda TransportasiTbk
0,019
0,006
6,247
0,026
17 PT Indosat Tbk 0,036
0,027
3,964
0,394
18 PT Jaya Real Property Tbk 0,067
0,074
1,615
0,085
19 PT Jasa Marga Tbk 0,227
0,225
2,250
1,991
20 PT Global Land Development Tbk 0,053
0,055
1,180
0,148
21 PT Lamicitra Nusantara Tbk 0,015
0,021
2,588
0,093
22 PT Lippo Cikarang Tbk 0,010
0,017
1,811
0,126
23 PT Lippo Karawaci Tbk 0,031
0,032
2,575
0,032
24 PT Modernland Realty Ltd Tbk 0,001
0,001
1,720
0,029
25 PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
0,501
0,629
2,876
0,632
26 PT Telkom Indonesia (Persero) 0,665
0,662
2,671
0,691
27 PT Total Bangun Persada Tbk 0,013
0,040
0,968
0,065
28 PT Panorama Transportasi Tbk 0,035
0,032
2,145
0,691
LAMPIRAN 11NO NAMA PERUSAHAAN Return On Equity
(ROE)
144
2008 2009 2010 20111 PT Alam Sutera Realty Tbk 0,034 0,04
90,68
70,21
62 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 0,008 0,13
40,05
70,07
33 PT Sentul City Tbk 0,007 0,00
16,63
90,17
94 PT Bakrie Telecom Tbk 0,027 0,02
01,37
70,05
75 PT Citra Marga Nusaphala Persada
Tbk 0,051 0,079
0,651
0,163
6 PT Cowell Development Tbk 0,056 0,104
0,534
0,203
7 PT Ciputra Property Tbk 0,058 0,022
2,585
0,047
8 PT Ciputra Surya Tbk 0,103 0,039
2,630
0,102
9 PT Duta Graha Indah Tbk 0,070 0,073
0,966
0,008
10 PT Intiland Development Tbk 0,013 0,022
0,566
0,039
11 PT Duta Pertiwi Tbk 0,018 0,086
0,207
0,119
12 PT Bakrieland Development Tbk 0,060 0,028
2,119
0,001
13 PT XL Axiata Tbk 2,800 1,557
1,798
1,367
14 PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk 0,086 0,12
90,67
00,28
315 PT Perdana Gapura Prima Tbk 0,021 0,05
60,38
50,06
916 PT Humpuss Intermoda Transportasi
Tbk 0,035 9,479
0,004
0,030
17 PT Indosat Tbk 0,108 0,082
1,317
1,094
18 PT Jaya Real Property Tbk 0,120 0,142
0,844
0,182
19 PT Jasa Marga Tbk 0,505 0,469
1,077
0,524
20 PT Global Land Development Tbk 0,065 0,063
1,032
0,539
21 PT Lamicitra Nusantara Tbk 0,053 0,06 0,79 0,19
145
8 1 322 PT Lippo Cikarang Tbk 0,030 0,05
20,58
20,02
923 PT Lippo Karawaci Tbk 0,082 0,07
91,03
80,06
224 PT Modernland Realty Ltd Tbk 0,002 0,00
21,01
40,06
225 PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) 1,808 1,411
1,282
1,139
26 PT Telkom Indonesia (Persero) 1,769 1,305
1,355
1,168
27 PT Total Bangun Persada Tbk 0,039 0,106
0,369
0,183
28 PT Panorama Transportasi Tbk 0,069 0,070
0,992
1,168
LAMPIRAN 12
NO NAMA PERUSAHAANGrowth Revenue
(GR)2008 2009 2010 2011
1 PT Alam Sutera Realty Tbk 41,4% -7,3% 96,0% 74,6%2 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 1,8% 21,7% -
14,3%-
43,8%3 PT Sentul City Tbk -
77,5%103,0
%172,7
% 3,2%
4 PT Bakrie Telecom Tbk 70,7% 24,5% 0,8% -6,3%5 PT Citra Marga Nusaphala Persada
Tbk 15,2% 10,3% 31,3% 7,2%
6 PT Cowell Development Tbk 0,4% 18,0% 1,6% 80,3%7 PT Ciputra Property Tbk 10,3% 4,0% 5,4% 23,7%8 PT Ciputra Surya Tbk -
15,9%-
32,6% 51,6% 35,6%
9 PT Duta Graha Indah Tbk 35,1% -4,8% 5,2% -
146
18,9%10 PT Intiland Development Tbk 13,0% 29,5% 117,9
% 11,4%
11 PT Duta Pertiwi Tbk -16,6% -5,6% 0,5% 11,0%
12 PT Bakrieland Development Tbk 34,7% 0,5% 29,1% 40,9%13 PT XL Axiata Tbk 51,0% 13,6% 44,8% 7,2%14 PT Gowa Makassar Tourism
Development Tbk 0,1% 4,9% 88,0% 59,7%
15 PT Perdana Gapura Prima Tbk -24,7% -0,9% 1,3% 25,9%
16 PT Humpuss Intermoda TransportasiTbk -3,1% 6,0% -
60,4% 3,5%
17 PT Indosat Tbk 13,2% 1,0% 5,3% 3,8%18 PT Jaya Real Property Tbk 23,0% 2,1% 16,8% 15,5%19 PT Jasa Marga Tbk -5,5% 4,8% 22,6% 12,0%20 PT Global Land Development Tbk 100,2
% 19,3% 27,7% 13,9%
21 PT Lamicitra Nusantara Tbk 21,2% 19,4% -4,4% 23,8%22 PT Lippo Cikarang Tbk 74,2% 16,9% 25,2% 123,0
%23 PT Lippo Karawaci Tbk 22,1% 0,5% 21,8% 34,1%24 PT Modernland Realty Ltd Tbk -
17,9% 23,4% -10,7% 93,1%
25 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) 45,4% 40,9% 54,5% -1,0%
26 PT Telkom Indonesia (Persero) 2,1% 11,5% 13,1% 3,8%27 PT Total Bangun Persada Tbk 43,3% -8,6% -
10,9% 1,8%
28 PT Panorama Transportasi Tbk 39,1% 18,7% 46,4% 26,7%
LAMPIRAN 13
147
NO NAMA PERUSAHAANAssets Turn Over
(ATO)2008 2009 2010 2011
1 PT Alam Sutera Realty Tbk 0,142
0,113
0,172
0,230
2 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 0,411
0,471
0,400
0,207
3 PT Sentul City Tbk 0,032
0,058
0,092
0,087
4 PT Bakrie Telecom Tbk 0,258
0,240
0,224
0,212
5 PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
0,204
0,225
0,260
0,250
6 PT Cowell Development Tbk 0,404
0,477
0,376
0,470
7 PT Ciputra Property Tbk 0,090
0,092
0,093
0,102
8 PT Ciputra Surya Tbk 0,269
0,173
0,227
0,228
9 PT Duta Graha Indah Tbk 0,982
0,862
0,692
0,740
10 PT Intiland Development Tbk 0,141
0,181
0,183
0,165
11 PT Duta Pertiwi Tbk 0,235
0,226
0,213
0,215
12 PT Bakrieland Development Tbk 0,126
0,091
0,080
0,109
13 PT XL Axiata Tbk 0,425
0,501
0,641
0,600
14 PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk
0,209
0,206
0,330
0,388
15 PT Perdana Gapura Prima Tbk 0,219
0,231
0,261
0,315
16 PT Humpuss Intermoda TransportasiTbk
0,313
0,455
0,222
0,273
17 PT Indosat Tbk 0,361
0,342
0,372
0,391
18 PT Jaya Real Property Tbk 0,293
0,256
0,235
0,219
19 PT Jasa Marga Tbk 0,229
0,228
0,169
1,478
20 PT Global Land Development Tbk 0,02 0,02 0,03 0,04
148
3 7 4 221 PT Lamicitra Nusantara Tbk 0,17
70,22
10,21
30,27
022 PT Lippo Cikarang Tbk 0,19
70,20
80,24
20,44
223 PT Lippo Karawaci Tbk 0,21
70,21
20,19
30,22
924 PT Modernland Realty Ltd Tbk 0,12
80,16
50,12
20,20
025 PT Perusahaan Gas Negara
(Persero)0,50
10,62
90,61
60,63
226 PT Telkom Indonesia (Persero) 0,66
50,69
40,68
30,69
127 PT Total Bangun Persada Tbk 1,41
61,34
20,97
00,82
728 PT Panorama Transportasi Tbk 0,58
90,59
60,58
80,65
4
LAMPIRAN 14
NO NAMA PERUSAHAANPrice To Earning Ratio
(PER)2008 2009 2010 2011
1 PT Alam Sutera Realty Tbk 19,811
18,098
13,650 8,253
2 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 4,855 12,821
16,264 8,112
3 PT Sentul City Tbk 58,788
436,000
37,165
19,132
4 PT Bakrie Telecom Tbk 29,400
78,333
43,333 8,966
5 PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
26,286 9,128 9,545 74,40
96 PT Cowell Development Tbk 19,44 11,09 5,341 6,689
149
4 17 PT Ciputra Property Tbk 20,41
717,60
018,14
813,40
08 PT Ciputra Surya Tbk 17,58
615,68
2 8,614 12,230
9 PT Duta Graha Indah Tbk 7,250 11,231
89,000
15,581
10 PT Intiland Development Tbk 80,000
12,500
18,214
19,118
11 PT Duta Pertiwi Tbk 5,913 14,583 9,574 15,74
312 PT Bakrieland Development Tbk 27,57
131,40
0297,5
00 1,798
13 PT XL Axiata Tbk 9,602 15,588
13,630
18,818
14 PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk 1,105 0,607 1,408 8,991
15 PT Perdana Gapura Prima Tbk 14,000
12,182
11,143
10,500
16 PT Humpuss Intermoda TransportasiTbk
42,857
1.333,3 1,945 6,600
17 PT Indosat Tbk 17,120
45,378
32,849
13,682
18 PT Jaya Real Property Tbk 11,429
13,542
17,460 4,944
19 PT Jasa Marga Tbk 59,658
19,460
23,204
25,933
20 PT Global Land Development Tbk 10,161
10,972
15,000
46,000
21 PT Lamicitra Nusantara Tbk 8,636 11,471 4,688 7,392
22 PT Lippo Cikarang Tbk 6,081 4,202 4,838 9,31923 PT Lippo Karawaci Tbk 23,18
228,33
326,40
019,90
124 PT Modernland Realty Ltd Tbk 125,0
0018,84
6 8,000 9,141
25 PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
15,175
17,218
12,500
118,625
26 PT Telkom Indonesia (Persero) 16,726
13,899 9,180 4,266
27 PT Total Bangun Persada Tbk 9,789 9,375 7,917 18,750
150
28 PT Panorama Transportasi Tbk 10,000
200,000
17,000
24,603
LAMPIRAN 15
NO NAMA PERUSAHAANHarga Per Lembar Saham
(HS)t+1
2008 2009 2010 20111 PT Alam Sutera Realty Tbk 105 295 460 5052 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 67 250 148 553 PT Sentul City Tbk 350 122 235 4514 PT Bakrie Telecom Tbk 245 440 490 6705 PT Citra Marga Nusaphala Persada
Tbk 510 690 870 1.700
6 PT Cowell Development Tbk 87 146 89 1347 PT Ciputra Property Tbk 640 425 255 3258 PT Ciputra Surya Tbk 680 2.10
01.80
04.50
09 PT Duta Graha Indah Tbk 193 157 119 5010 PT Intiland Development Tbk 147 165 680 5.70
011 PT Duta Pertiwi Tbk 140 134 156 14712 PT Bakrieland Development Tbk 800 1.30
02.20
0 800
13 PT XL Axiata Tbk 95 195 225 21014 PT Gowa Makassar Tourism
Development Tbk 225 395 1.790
5.450
15 PT Perdana Gapura Prima Tbk 510 680 660 92516 PT Humpuss Intermoda Transportasi
Tbk 125 245 240 380
17 PT Indosat Tbk 186 225 285 67518 PT Jaya Real Property Tbk 3.90
04.42
53.17
54.74
5
151
19 PT Jasa Marga Tbk 920 1.360
1.680
3.335
20 PT Global Land Development Tbk 8.710
3.425
4.200
4.980
21 PT Lamicitra Nusantara Tbk 1.930
5.300
4.525
4.855
22 PT Lippo Cikarang Tbk 4.725
5.400
5.650
4.100
23 PT Lippo Karawaci Tbk 9.450
7.950
7.050
2.220
24 PT Modernland Realty Ltd Tbk 120 200 170 24825 PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) 147 235 260 260
26 PT Telkom Indonesia (Persero) 97 109 97 9727 PT Total Bangun Persada Tbk 600 400 295 29528 PT Panorama Transportasi Tbk 315 395 690 690
LAMPIRAN 16
NO NAMA PERUSAHAANMarket To Book Value
(MBV)t+12007 2008 2009 2010 2011
1 PT Alam Sutera Realty Tbk 0,361
0,504
0,837
2,114
2,808
2 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 1,184
3,513
4,524
3,347
2,217
3 PT Sentul City Tbk 1,487
1,236
1,184
1,709
1,350
4 PT Bakrie Telecom Tbk 0,310
0,522
0,657
0,705
1,035
5 PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
1,547
1,469
1,214
2,035
0,897
6 PT Cowell Development Tbk 0,12 0,24 0,30 0,87 1,54
152
4 4 2 9 27 PT Ciputra Property Tbk 3,88
45,13
75,66
45,71
55,28
48 PT Ciputra Surya Tbk 0,56
10,95
81,49
91,56
41,12
99 PT Duta Graha Indah Tbk 0,74
20,41
30,58
90,78
20,60
810 PT Intiland Development Tbk 0,57
21,85
83,12
62,14
01,82
911 PT Duta Pertiwi Tbk 1,41
12,05
14,61
94,41
43,34
612 PT Bakrieland Development Tbk 1,05
83,43
42,94
51,94
92,10
613 PT XL Axiata Tbk 1,42
53,17
53,82
23,71
23,01
714 PT Gowa Makassar Tourism
Development Tbk1,28
91,79
34,07
82,21
91,51
015 PT Perdana Gapura Prima Tbk 2,89
01,84
21,72
21,63
43,90
816 PT Humpuss Intermoda Transportasi
Tbk0,54
80,80
30,85
40,92
30,63
417 PT Indosat Tbk 0,42
20,49
21,29
00,82
60,70
318 PT Jaya Real Property Tbk 0,60
60,97
31,01
51,09
31,63
319 PT Jasa Marga Tbk 0,67
90,70
90,95
30,78
10,82
520 PT Global Land Development Tbk 0,35
50,46
10,81
60,92
73,25
821 PT Lamicitra Nusantara Tbk 4,20
34,99
74,13
92,98
16,31
922 PT Lippo Cikarang Tbk 0,83
31,27
71,60
91,36
21,28
523 PT Lippo Karawaci Tbk 1,51
92,00
02,49
92,62
82,25
324 PT Modernland Realty Ltd Tbk 0,48
20,81
91,48
51,99
61,09
725 PT Perusahaan Gas Negara
(Persero)0,55
40,96
41,49
91,62
02,81
926 PT Telkom Indonesia (Persero) 1,14
61,51
82,74
21,59
11,82
627 PT Total Bangun Persada Tbk 0,98 1,20 1,90 1,46 2,96
153
5 9 3 6 528 PT Panorama Transportasi Tbk 1,01
90,90
60,84
71,21
01,11
0
LAMPIRAN 17
NO NAMA PERUSAHAAN TOBINS Q (TOBIN) t+12008 2009 2010 2011
1 PT Alam Sutera Realty Tbk 1,025
2,639
3,707
0,730
2 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 0,751
2,427
1,284
1,419
3 PT Sentul City Tbk 0,420
0,454
3,209
0,059
4 PT Bakrie Telecom Tbk 0,824
1,329
1,426
0,768
5 PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
1,300
1,773
1,853
1,244
6 PT Cowell Development Tbk 2,221
0,701
1,359
1,146
7 PT Ciputra Property Tbk 0,041
0,817
0,846
0,039
8 PT Ciputra Surya Tbk 0,720
0,936
1,115
0,605
9 PT Duta Graha Indah Tbk 0,557
0,880
0,507
0,967
10 PT Intiland Development Tbk 1,764
2,290
0,665
6,077
11 PT Duta Pertiwi Tbk 0,486
1,567
1,212
0,628
12 PT Bakrieland Development Tbk 0,853
0,674
0,450
1,277
13 PT XL Axiata Tbk 3,176
4,341
3,286
4,196
154
14 PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk
0,161
0,160
0,539
0,048
15 PT Perdana Gapura Prima Tbk 0,847
0,766
0,821
0,790
16 PT Humpuss Intermoda TransportasiTbk
1,626
0,804
0,730
1,792
17 PT Indosat Tbk 1,475
0,002
0,002
1,406
18 PT Jaya Real Property Tbk 1,769
2,578
3,574
1,276
19 PT Jasa Marga Tbk 8,987
2,996
3,404
7,910
20 PT Global Land Development Tbk 0,665
0,762
1,245
0,407
21 PT Lamicitra Nusantara Tbk 0,627
1,200
1,129
0,667
22 PT Lippo Cikarang Tbk 0,331
0,552
2,210
0,083
23 PT Lippo Karawaci Tbk 1,961
2,407
1,388
3,400
24 PT Modernland Realty Ltd Tbk 0,367
0,718
0,659
0,399
25 PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
13,354
8,236
5,096
21,580
26 PT Telkom Indonesia (Persero) 5,439
0,003
2,458
0,007
27 PT Total Bangun Persada Tbk 1,135
1,243
1,619
0,871
28 PT Panorama Transportasi Tbk 0,760
1,191
0,978
0,926