RP2U Unsyiah - Universitas Syiah Kuala
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of RP2U Unsyiah - Universitas Syiah Kuala
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN HIBAH BERSAING
Aplikasi Adsorben Berbasis Biomassa Yang Dimodifikasi Untuk Penyerapan Limbah Cair Jenis Logam Berat
Tahun ke-2 dari rencana 2 tahun
Ketua/Anggota Tim
Dr. Farid Mulana, ST., M.Eng/ NIDN 0008027203
Dr. Ir. Mariana, M.T/ NIDN 0015076703
Ir. Pocut Nurul Alam, M.T/NIDN 0022086602
Dibiayai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Program Penelitian Nomor: 025/SP2H/LT/DRPM/II/2016, tanggal 17 Februari 2016
Universitas Syiah Kuala Nopember, 2016
ii
RINGKASAN
Limbah cair logam berat Zn(II) sebagai hasil samping dari aktivitas industri sering menimbulkan permasalahan bagi lingkungan. Untuk meminimalkan kadar logam Zn(II) tersebut maka dilakukan berbagai pengolahan, diantaranya adsorpsi dengan menggunakan adsorben. Pelepah kelapa sawit berpotensi digunakan sebagai bahan penyerap karena mengandung lignin, selulosa dan hemiselulosa. Penelitian ini bertujuan untuk menjadikan pelepah kelapa sawit sebagai adsorben, dengan cara diaktivasi menggunakan kalium oksida dan campuran asam sitrat/asam tartarat. Juga untuk mempelajari kemampuan mengadsorpsi ion logam Zn (II) oleh pelepah kelapa sawit terhadap kapasitas dan efisiensi penyerapan dengan memvariasikan konsentrasi sampel dan pengaruh aktivasi dengan asam sitrat. Pada penelitian ini untuk mengetahui jumlah adsorbat yang terserap pada adsorben dilakukan dengan metode Atomic Absorption Spectroscopy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas penyerapan optimum sebesar 5,7 mg/g pada konsentrasi adsorbat Zn(II) 80 ppm dan aktivasi dengan konsentrasi asam sitrat dan asam tartarat 1,6 M yang dikontakkan selama 120 menit. Kata kunci: ion Zn (II), kapasitas adsorpsi, asam sitrat, asam tartarat dan pelepah
kelapa sawit
iii
PRAKATA
Assalamualaikum wr. Wb.
Segala puji dan syukur kami ucapkan atas segala rahmat dan hidayah yang
telah dilimpahkan Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini dan
dapat menyerahkan laporan akhir ini tepat waktu. Selawat dan salam juga kami
sampaikan untuk Nabi Besar Muhammmad SAW yang telah membawa kita ke dunia
yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini. Kami menyadari bahwa riset ini dapat
terlaksana dengan baik berkat adanya pembiayaan dari Universitas Syiah Kuala,
Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sesuai dengan Surat Perjanjian
Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Program Penelitian Hibah Bersaing Tahun
Anggaran 2016. Terima kasih kami kepada Fakultas Teknik melalui Jurusan Teknik
Kimia Universitas Syiah Kuala, yang mana sebagian besar aktifitas riset ini dilakukan
di laboratorium-laboratorium yang ada di Jurusan Teknik Kimia. Akhirnya rasa
terima kasih kami juga disampaikan kepada semua kawan-kawan dan rekan-rekan
yang telah memberikan kontribusi langsung maupun tidak langsung dalam
pelaksanaan riset ini.
Kami menyadari hasil laporan ini belum memberikan hasil yang optimal,
untuk itu saran yang membangun sangat kami nantikan. Kami berharap semoga hasil
penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya bidang adsorpsi.
Penyusun
Dr. Farid Mulana, ST, M.Eng.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . i
RINGKASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . ii
PRAKATA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv
DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . v
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . 3
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN . . . . . . . . . . .. . . . . . . 12
BAB IV METODE PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . 13
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . 24
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . 25
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pelepah kelapa sawit
Gambar 2.2 Mekanisme proses adsorpsi
Gambar 5.1 Hubungan antara waktu kontak (menit) dengan konsentrasi akhir
adsorbat (ppm) untuk penentuan waktu equilibrium
Gambar 5.2 Hubungan waktu kontak (menit) terhadap kapasitas penyerapan pada
konsentrasi Zn(II) 20 ppm dan konsentrasi asam sitrat dan tartarat 0.4
M dengan menggunakan adsorben PKS
Gambar 5.3 Hubungan waktu kontak (menit) terhadap efisiensi penyerapan (%) pada
konsentrasi Zn(II) 20 ppm dan konsentrasi asam sitrat dan tartarat 0.4 M
dengan menggunakan adsorben PKS
Gambar 5.4 Pengaruh konsentrasi awal Zn(II) (ppm) dan konsentrasi aktivator (M)
terhadap kapasitas penyerapan (mg/g) pada waktu equilibrium (120
menit)
Gambar 5.5 Pengaruh konsentrasi awal Zn(II) (ppm) dan konsentrasi aktivator (M)
terhadap efisiensi penyerapan (%) dengan waktu 120 menit
Gambar 5.6 Pengaruh konsentrasi aktivator (M) dan konsentrasi awal adsorbat (ppm)
terhadap kapasitas adsorpsi (mg/g) pada waktu kontak 120 menit
Gambar 5.7 Pengaruh konsentrasi asam sitrat dan tartarat (M) dan konsentrasi awal
adsorbat (ppm) terhadap efisiensi adsorpsi (mg/g) pada waktu kontak
120 menit
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah cair sebagai hasil samping dari aktivitas industri sering
menimbulkan permasalahan bagi lingkungan. Pencemaran air oleh logam-logam
berat dapat berasal dari proses-proses industri seperti industri metalurgi, industri
penyamakan kulit, industri pembuatan fungisida, industri cat dan zat warna tekstil.
Zat pencemar yang berupa logam-logam berat merupakan masalah yang lebih
serius dibandingkan dengan polutan organik karena ion-ion logam berat
merupakan racun bagi organisme serta sangat sulit diuraikan secara biologi
maupun kimia. Pencemaran logam berat merupakan masalah yang serius terhadap
kondisi lingkungan saat ini. Logam berat banyak ditemukan pada hampir semua
jenis limbah industri (Jaleel dkk., 2009). Semakin berkembangnya industri akan
menyebabkan peningkatan pencemaran terhadap sumber-sumber air yang berasal
dari limbah industri yang dibuang ke perairan tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Kadar logam yang berlebihan dalam air minum khususnya logam berat Zn
(II) sangat membahayakan penggunanya, sehingga untuk meminimalkan kadar
logam tersebut maka dilakukan berbagai pengolahan (treatment), salah satunya
adalah adsorpsi dengan menggunakan adsorben. Pemanfaatan sumber daya alam
yang terbaharui dan terdegradasi dipilih sebagai bahan baku alternatif pada
pembuatan adsorben. Pemilihan ini didasarkan pada pertimbangan yang
ekonomis, jumlah bahan baku yang melimpah serta dampak terhadap lingkungan
yang sangat diutamakan. Terdapatnya lignin, selulosa dan hemiselulosa
menjadikan Pelepah kelapa sawit berpotensi untuk digunakan sebagai bahan
penyerap (Nugraha dan Setyawati, 2001).
Selama ini, pemanfaatan pelepah kelapa sawit masih sangat terbatas,
antara lain hanya sebagai umpan ternak (Ardiansyah, 2014). Pelepah kelapa sawit
juga memiliki pori-pori yang berguna untuk terjadinya proses adsorpsi.
Pertimbangan yang paling penting adalah senyawa aromatik dengan gugus
fungsional yang terkandung dalam lignin pelepah kelapa sawit. Sehingga gugus
2
tersebut akan disubstitusi oleh ion logam. Maka dari itu, diperlukan teknik
pengolahan pelepah kelapa sawit yang tepat, yaitu untuk diolah menjadi adsorben.
pelepah kelapa sawit yang dijadikan adsorben adalah pelepah kelapa sawit yang
sudah diaktifkan, baik dengan proses aktivasi fisika maupun aktivasi kimia
sehingga pori-porinya terbuka dan dengan demikian daya adsorpsinya tinggi.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka akan dilakukan studi pada
masing-masing konsentrasi aktivator asam sitrat untuk melihat pengaruh adsorpsi
logam berat Zn(II) oleh pelepah kelapa sawit sebagai adsorben.
1.2 Perumusan Masalah
Limbah yang mengandung kontaminan logam berat Zn (II) merupakan
salah satu sumber pencemaran yang sangat membahayakan, baik bagi kesehatan
manusia maupun lingkungan. Limbah ini dapat berasal dari industri, maupun
limbah rumah tangga (domestic water). Ketika tanah tidak mampu lagi (jenuh)
untuk menyerap komponen limbah secara selektif, ion-ion logam akan
mengkontaminasi air (air sumur dan air sungai).
Pencemaran kontaminan ini dapat diminimalkan dengan berbagai cara
konvensional seperti resin penukar ion, elektrolisis, dan reverse osmosis. Namun
penggunaan cara tersebut tidak ekonomis, sehingga adsorpsi dipilih sebagai
proses yang lebih murah dengan memanfaatkan adsorben biomassa yang mampu
mengikat ion logam berat Zn (II).
Pemilihan pelepah kelapa sawit sebagai adsorben disebabkan oleh
kandungan gugus fungsional seperti hidroksil dalam substrat serat lignoselulosa
seperti lignin. Gugus hidroksil dalam serat lignoselulosa memiliki kemampuan
untuk mengikat ion-ion logam secara aktif. Namun, gugus hidroksil memiliki
kemampuan yang lebih rendah dalam mengikat ion logam berat dibandingkan
dengan gugus karboksil (Torresdey et al., 2003). Sehingga untuk meningkatkan
aktivitas adsroben, maka dilakukan suatu modifikasi dengan menggunakan asam
sitrat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelepah Kelapa Sawit
Pelepah kelapa sawit merupakan bagian dari tanaman kelapa sawit yang
berupa tangkai daun. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman serbaguna atau
tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi (Ramdja, 2008).
Gambar 2.1 Pelepah kelapa sawit
Kandungan nutrisi Bahan Kering (% BK) setara dengan rumput alam yang
tumbuh di padang penggembalaan. Kandungan zat-zat nutrisi pelepah dan daun
sawit adalah bahan kering 48,78%, protein kasar 5,3%, hemiselulosa 21,1%,
selulosa 27,9%, serat kasar 31,09%, abu 4,48%, BETN 51,87%, lignin 16,9% dan
silika 0,6%. Adanya kandungan lignoselulosa yang tinggi pada suatu bahan
memungkinkannya dipreparasi menjadi adsorben (Imsya, 2007).
2.2 Berbagai Jenis Aktivator
Jenis bahan kimia yang dapat digunakan sebagai aktivator adalah
hidroksida logam alkali garam-garam karbonat, klorida, sulfat, fosfat dari logam
alkali tanah dan khususnya ZnCl2, asam-asam anorganik seperti H2SO4 dan
H4PO4, dan uap air pada suhu tinggi. Unsur-unsur mineral dari persenyawaan
kimia yang ditambahkan tersebut akan meresap ke dalam adsorben dan membuka
4
permukaan yang semula tertutup oleh komponen kimia sehingga volume dan
diameter pori bertambah besar. Pemilihan jenis aktivator akan berpengaruh
terhadap kualitas adsorben, dimana masing-masing jenis aktivator akan
memberikan efek/pengaruh yang berbeda-beda terhadap luas permukaan maupun
volume pori-pori adsorben yang dihasilkan (Roy dan Glenn, 1995). Berbagai jenis
aktivator antara lain sebagai berikut:
1. Asam Sulfat (H2SO4)
Terikatnya molekul air yang ada pada arang aktif oleh H2SO4
menyebabkan pori-pori pada arang aktif semakin besar. Semakin besar pori-pori
maka luas permukaan arang aktif semakin bertambah. Bertambahnya luas
permukaan ini mengakibatkan semakin meningkatnya kemampuan adsorpsi dari
arang aktif (Roy dan Glenn, 1995).
2. Asam Sitrat (C6H8O7)
Peneliti menggunakan asam sitrat sebagai aktivator adsorben dalam upaya
perbaikan kualitas adsorben, mengingat asam sitrat adalah material organik yang
aman dan bisa untuk dikonsumsi. Selain itu, asam sitrat memiliki keunggulan
dalam proses meningkatkan luas permukaan adsorben sehingga dapat
mengadsorpsi senyawa logam dengan disertai reaksi kimia membentuk senyawa
kimia komplek yang tidak terlarut dalam adsorbat, sehingga proses pemisahan
antara adsorben dan adsorbat dapat dilakukan dengan penyaringan (Anonimous,
2012a)
3. Asam Tartarat
Asam tartarat merupakan senyawa organik turunan asam askorbat seperti
asam oksalat dan asam treonat. Asam tartarat merupakan salah satu asam primer
yang dijumpai pada anggur selain asam malat dan asam sitrat.
2.3 Logam Berat
Logam berat sebagian besar tersebar di lingkungan melalui limbah
industri, limbah organik, sampah pembakaran, transportasi dan pembangkit listrik.
Logam berat ini dapat terbawa lebih jauh karena angin, tergantung apakah mereka
5
dalam bentuk gas atau sebagai partikulat. Logam yang mengandung limbah
industri merupakan sumber besar pencemaran logam dari hidrosfer. Cara lain
penyebarannya adalah gerakan pada air drainase dari daerah resapan yang telah
terkontaminasi oleh limbah dari pertambangan dan unit peleburan (Agarwal,
2009).
2.3.1 Zink (Zn)
Zink secara alami terdapat di udara, tanah, air dan hampir disemua
makanan. Kegiatan pertambangan dan pengecoran, pemurnian kadmium dan
timah, karbon hasil pembakaran pada produksi baja dan pembakaran limbah
padat berkontribusi paling signifikan terhadap polusi seng di lingkungan. Zink
umumnya digunakan untuk melapisi besi dan logam lainnya untuk mencegah
oksidasi. Berbagai seng yang digunakan industri sebagai pengawet kayu, katalis,
kertas fotografi, akselerator untuk vulkanisasi karet, keramik, tekstil, pupuk,
pigmen dan baterai. Beberapa proses yang saat ini digunakan dalam industri untuk
menghilangkan logam berat seng dari limbah cair. Pertukaran ion, adsorpsi,
reverse osmosis, pengendapan kimia dan sedimentasi, filtrasi, elektrodialisis dan
flotasi udara adalah beberapa metode-metode yang paling umum digunakan
(Ramos, 2002).
2.3.2 Berbagai Macam Metode Pengolahan Limbah Cair
1. Penukar ion
Ion exchange merupakan proses reaksi kimia bersifat reversibel dimana
suatu ion (atom atau molekul) yang telah hilang atau memperoleh suatu elektron
dan dengan demikian memperoleh suatu muatan elektrik dalam larutan yang
digantikan dengan ion yang bermuatan sama dari partikel butir padat immobile.
Partikel padat ion exchange ini bisa dalam bentuk anorganik zeolit (alami) dan
juga sintetik dalam bentuk resin organik. Resin organik buatan merupakan jenis
yang banyak digunakan saat ini, sebab memiliki karakteristik yang dapat
dikhususkan pada aplikasi spesifik (Anonimous, 2009b)
2. Pengendapan kimia
6
Prinsip yang digunakan untuk mengolah limbah cair secara kimia adalah
menambahkan bahan kimia (koagulan) yang dapat mengikat bahan pencemar
yang dikandung air limbah, kemudian memisahkannya (mengendapkan atau
mengapungkan). Kekeruhan dalam air limbah dapat dihilangkan melalui
penambahan atau pembubuhan sejenis bahan kimia yang disebut flokulan. Pada
umumnya bahan seperti aluminium sulfat (tawas), fero sulfat, poli amonium
khlorida atau polielektrolit organik dapat digunakan sebagai flokulan. Dalam
pengolahan limbah cara ini, hal yang penting harus diketahui adalah jenis dan
jumlah polutan yang dihasilkan dari proses produksi. Umumnya zat pencemar
industri kain terdiri dari tiga jenis yaitu padatan terlarut, padatan koloidal, dan
padatan tersuspensi (Anonimous, 2012c).
3. Elektrokimia
Pengolahan limbah cair logam berat dengan menggunakan proses
elektrokimia pada prinsipnya mengalirkan arus listrik kedalam air limbah,
sehingga arus tersebut menyebabkan ketidakstabilan partikel tersuspensi dalam air
limbah,termasuk logam, hidrokarbon dan organik. ketika partikel-partikel tersebut
tidak stabil, terjadi gaya tarik menarik antara ion yang muatanya berlawanan
membentuk partikel yang lebih besar sehingga mudah mngendap (Anonimous,
2007).
4. Penyaringan membran
Teknik pemisahan dengan membran umumnya berdasarkan ukuran
partikel dan berat molekul dengan gaya dorong berupa beda tekan, medan listrik
dan beda konsentrasi. Proses pemisahan dengan membran yang memakai gaya
dorong berupa beda tekan umumnya dikelompokkan menjadi empat jenis
diantaranya mikromembran, ultramembran, nanomembran dan reverse osmosis.
Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk
molekul, menahan komponen dari umpan yang mempunyai ukuran lebih besar
dari pori-pori membran dan melewatkan komponen yang mempunyai ukuran yang
lebih kecil. Larutan yang mengandung komponen yang tertahan disebut
konsentrat dan larutan yang mengalir disebut permeat (Notodarmodjo dan Deniva,
2004).
7
5. Penggunaan bakteri
Pengolahan limbah secara anaerob dilakukan untuk menurunkan COD
yang tinggi, sedangkan pengolahan secara aerob dilakukan setelah nilai COD
kurang dari 1500 ppm untuk mempersingkat waktu pengolahan. Berbagai jenis
mikroba dapat digunakan untuk mengefektifkan pengolahan limbah secara aerob
maupun aerob sehingga keluaran limbah dapat memenuhi baku mutu lingkungan
dan tentunya dalam waktu yang relatif lebih singkat (Franson dan Ann, 1989).
6. Metode adsorpsi
Berbagai metode yang telah disebutkan di atas memiliki beberapa
kelemahan, yaitu penanganannya yang tidak bersifat ekonomis dan mahal. Oleh
karena itu digunakan suatu metode yang sangat konvensional, yaitu adsorpsi.
Adsorpsi bersifat sangat ekonomis karena memanfaatkan limbah biomassa yang
dapat digenerasi dan dapat terdegradasi (Bernasconi dkk., 1995).
2.4. Adsorpsi
2.4.1 Pengertian Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses dimana molekul-molekul fluida menyentuh dan
melekat pada permukaan padatan. Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi
saat molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan
dan sebagian dari molekul-molekul tadi mengembun pada permukaan padatan
tersebut. Walaupun adsorpsi biasanya dikaitkan dengan perpindahan dari suatu
gas atau cairan kesuatu permukaan padatan, perpindahan dari suatu gas ke suatu
permukaan cairan juga terjadi. Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika
suatu fluida (cairan maupun gas) terikat kepada suatu padatan dan akhirnya
membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut. Berbeda
dengan absorpsi, dimana fluida terserap oleh fluida lainnya dengan membentuk
suatu larutan.
Untuk mengetahui karakteristik yang terjadi dalam proses adsorpsi dapat
diilustrasikan dengan Gambar 2.2 dibawah ini:
8
Tahap 1. Difusi Tahap 2. Migrasi Tahap 3. Pembentukan
pada permukaan ke dalam pori monolayer adsorben
adsorben adsorben
Gambar 2.2 Mekanisme proses adsorpsi
Padatan berpori yang menghisap (adsorption) dan melepaskan (desorption) suatu
fluida disebut adsorben. Molekul fluida yang dihisap tetapi tidak
terakumulasi/melekat kepermukaan adsorben disebut adsoptive, sedangkan yang
terakumulasi/melekat disebut adsorbat.
Jika fenomena adsorpsi disebabkan terutama oleh gaya van der Waals, dan
gaya hidrostatik antara molekul adsorbat, maka atom yang membentuk permukaan
adsorben tanpa adanya ikatan kimia disebut adsorpsi fisika. Biasanya interaksi
antara padatan dan molekul yang mengembun tadi relatif lemah. Dan jika terjadi
interaksi secara kimia antara adsorbat dan adsorben, maka fenomenanya disebut
adsorpsi kimia. Pada dasarnya adsorben dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Adsorben yang mengadsorpsi secara fisik (karbon aktif, silika gel, dan zeolit).
2. Adsorben yang mengadsorpsi secara kimia (calcium chloride, metal hydride,
dan complex salts), dan
3. Composite adsorbent, adsorben yang mengadsorpsi secara kimia dan fisik.
2.4.2 Adsorpsi Secara Fisik
Pada adsorpsi jenis ini, adsorpsi terjadi tanpa adanya reaksi antara
molekul-molekul adsorbat dengan permukaan adsorben. Molekul-molekul
9
adsorbat terikat secara lemah karena adanya gaya van der Waals. Adsorpsi ini
relatif berlangsung cepat dan bersifat reversibel (dapat dikembalikan). Proses
adsorpsi fisik terjadi tanpa memerlukan energi aktivasi, sehingga proses tersebut
membentuk lapisan jamak (multilayer) pada permukaan adsorben. Ikatan yang
terbentuk dalam adsorpsi fisika dapat diputuskan dengan mudah, yaitu dengan
cara degassing (pemanasan) pada temperatur 150-200°C selama 2-3 jam (Alberty
dan Daniels, 1983).
2.4.3 Adsorpsi Secara Kimia
Dalam adsorpsi kimia, proses adsorpsi terjadi dengan adanya
pembentukan ikatan kimia dengan sifat yang spesifik karena tergantung pada jenis
adsorben dan adsorbatnya. Yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat
terlarut yang teradsorpsi. Adsorpsi ini bersifat spesifik dan melibatkan gaya yang
jauh lebih besar daripada adsorpsi fisika. Panas yang dilibatkan adalah sama
dengan panas reaksi kimia (Alberty dan Daniels, 1983). Tabel 2.6
memperlihatkan perbedaan antara adsorpsi fisika dan kimia.
Tabel 2.2 Perbedaan Adsorpsi Fisik dan Kimia
Adsorpsi Fisik Adsorpsi Kimia Molekul terikat pada adsorben oleh gaya van der waals
Molekul terikat pada adsorben oleh ikatan kimia
Mempunyai entalpi reaksi 4 sampai 40 kJ/mol
Mempunyai entalpi reaksi 40 sampai 800 kJ/mol
Dapat membentuk lapisan multilayer Membentuk lapisan monolayer Adsorpsi hanya terjadi pada suhu di bawah titik didih adsorbat
Adsorpsi dapat terjadi pada suhu tinggi
Tidak melibatkan energi aktifasi tertentu Melibatkan energi aktifasi tertentu Bersifat tidak spesifik Bersifat sangat spesifik
(Anonimous, 2011)
2.4.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi adsorpsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses adsorpsi adalah sebagai berikut:
1. Pengadukan (Agitation)
10
Tingkat adsorpsi dikontrol baik oleh difusi film maupun difusi pori,
tergantung pada tingkat pengadukan pada sistem.
2. Kelarutan Adsorbat
Senyawa terlarut memiliki gaya tarik-menarik yang kuat terhadap
pelarutnya sehingga lebih sulit diadsorpsi dibandingkan senyawa tidak larut.
3. Ukuran Molekul Adsorbat
Tingkat adsorpsi pada alifatik, aldehid, dan alkohol biasanya naik diikuti
dengan kenaikan ukuran molekul. Hal ini dapat dijelaskan dengan kenyataan
bahwa gaya tarik antara adsorben dan molekul (adsorbat) akan semakin besar
ketika ukuran molekul semakin mendekati ukuran pori adsorben. Tingkat
adsorpsi tertinggi terjadi jika pori adsorben cukup besar untuk dilewati oleh
molekul (adsorbat).
4. Karakteristik Adsorben
a. Kemurnian adsorben, sebagai zat untuk mengadsorpsi maka adsorben
yang lebih murni lebih diinginkan karena kemampuan adsorpsi lebih baik.
b. Luas permukaan dan volume pori adsorben, jumlah molekul adsorbat yang
teradsorp meningkat dengan bertambahnya luas permukaan dan volume
pori adsorben.
5. pH
Asam organik lebih mudah teradsorpsi pada pH rendah, sedangkan
adsorpsi basa organik efektif pada pH tinggi.
6. Temperatur
Tingkat adsorpsi naik diikuti dengan kenaikan temperatur dan turun
dengan penurunan temperatur. Temperatur yang dimaksud adalah temperatur
adsorbat. Pada saat molekul-molekul gas atau adsorbat melekat pada
permukaan adsorben akan terjadi pembebasan sejumlah energi yang
dinamakan peristiwa exothermic. Meningkatnya temperatur akan menambah
jumlah adsorbat yang teradsorpsi demikian juga untuk peristiwa sebaliknya.
7. Waktu Kontak
Semakin lama waktu kontak antara adsorben dengan adsorbat, maka daya
adsorpsinya akan semakin besar (Benefield, 1982).
11
2.5 Adsorben
Zat pengadsorpsi (adsorben) biasanya merupakan bahan-bahan yang
sangat berpori, dan adsorpsi berlangsung pada dinding-dinding pori atau pada
tempat tertentu dalam partikel tersebut. Pori-pori pada permukaan adsorben
menyebabkan luas permukaan adsorben semakin besar hingga mencapai 2000
m2/g.
Karakteristik adsorben yang dibutuhkan untuk adsorpsi yang baik adalah
sebagai berikut:
1. Luas permukaan adsorben. Semakin besar luas permukaan maka semakin besar
pula daya adsorpsinya, karena proses adsorpsi terjadi pada permukaan
adsorben.
2. Tidak ada perubahan volume yang berarti selama proses adsorpsi dan desorpsi.
3. Kemurnian adsorben. Adsorben yang memiliki tingkat kemurnian tinggi, daya
adsorpsinya lebih baik.
Dibandingkan dengan adsorben dari sumber lain, adsorben yang berasal
dari limbah pertanian memiliki karakteristik yang unik seperti kemudahan
regenerasi dan desorpsi dengan larutan dasar (basic solutions) atau asam. Hal ini
dapat disebabkan oleh fakta bahwa mereka memiliki kelompok permukaan
fungsional seperti hidroksil dan karboksilat yang memiliki afinitas tinggi untuk
kation logam (Kurniawan dkk., 2010).
12
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mempelajari kemampuan adsorpsi ion logam Zn2+ oleh pelepah kelapa
sawit hasil modifikasi terhadap kapasitas dan efisiensi penyerapan
b. Mengetahui pengaruh konsentrasi awal logam berat Zn (II) dan pengaruh
perendaman (aktivasi) dengan berbagai rasio konsentrasi aktivator asam
sitrat dan asam tartarat terhadap kinerja dari adsorben teraktivasi.
3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjadikan pelepah kelapa sawit
sebagai adsorben penyerap ion logam Zn (II), karena sebelumnya telah
diaktivasi secara kimiawi sehingga penggunaannya dapat bermanfaat
dalam menangani pencemaran kontaminan logam Zn (II). Selain itu juga
untuk mengurangi limbah padat pertanian yang mencemari lingkungan
dengan memanfaatkannya sebagai adsorben.
13
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Bahan dan Alat
Bahan baku yang digunakan adalah pelepah kelapa sawit yang diayak dengan
ukuran 40-60 mesh, dan KOH/asam sitrat/asam tartarat sebagai aktivator kimia.
KOH/asam sitrat/asam tartarat dibeli secara komersial dari Sigma-Aldrich. Alat
yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya: Hot plate, gelas ukur, oven
dryer, ball mill dan shaker, desikator, timbangan digital, buchner funnel,
termometer, beker gelas, pH meter dan labu ukur 1 L, sedangkan alat analisa
meliputi AAS AA 6300 Shimadzu.
4.2 Variabel Penelitian
Variabel percobaan yang dilakukan mencakup variabel tetap dan variabel
berubah.
4.2.1 Variabel Tetap
a) Suhu Pengeringan Pelepah kelapa sawit : 120°C
(Marshall dkk, 2000)
b) Massa Adsorben yang diadsorpsi : 1 gram (Marshall dkk, 1999)
c) Volume KOH : 500 mL (0,5 M) (Min dkk, 2004)
d) Kecepatan Pengadukan : 80 rpm
f) Ukuran Partikel : 40-60 mesh
4.2.2 Variabel Berubah
a) Konsentrasi Asam Sitrat: Asam tartarat (50:50) : 0,5; 0,6; 0,7 dan 0,8 M
b) Waktu Adsorpsi Zn(NO3)2 : 0 sampai 150 menit
c) Konsentrasi Sampel Zn(NO3)2 : 20, 40, 60 dan 80 ppm
4.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga (3) tahapan proses yaitu sebagai
berikut:
14
- Tahap 1: Persiapan aktivasi
- Tahap 2: Proses aktivasi
- Tahap 3: Proses adsorpsi (penyerapan)
4.3.1 Persiapan Aktivasi
Pelepah kelapa sawit dicuci bersih beberapa kali dengan aquades untuk
menghilangkan debu dan kotoran. Pertama sekali pelepah kelapa sawit direndam
dalam air bersih (100°C) selama 1 jam, selanjutnya dikeringkan dibawah sinar
matahari selama 4 jam. Pelepah kelapa sawit yang telah kering ini selanjutnya
dimasukkan ke dalam oven dryer dan dikeringkan lagi pada temperatur 120°C
selama 1 jam. Hasil pengeringan ini kemudian digiling dengan menggunakan ball
mill dan diayak menggunakan sieve shaker pada ukuran 40-60 mesh (15 menit).
Pelepah kelapa sawit yang telah halus selanjutnya dikeringkan lagi pada
temperatur 120°C selama 3 jam dan kemudian disimpan di dalam desikator.
4.3.2 Proses Aktivasi
Beberapa gram pelepah kelapa sawit kering yang telah diayak
dimasukkan ke dalam 500 mL KOH 0,5 M (Min dkk., 2004). Hal ini dilakukan
untuk menghilangkan silikat dalam Pelepah kelapa sawit, sehingga
memungkinkan proses adsorpsi berjalan lebih baik. KOH akan masuk ke dalam
struktur selulosa dan bereaksi dengan silikat yang terdapat pada Pelepah kelapa
sawit sehingga membentuk natrium silikat (Kurniawan dan Notodarmojo, 2010).
Menurut Sciban dkk (2006a), KOH meningkatkan proses adsorpsi dengan
menyebabkan pembentukan lokasi baru adsorpsi pada permukaan adsorben.
Campuran tersebut kemudian diaduk dengan menggunakan shaker pada 80
rpm selama 60 menit pada suhu kamar. Pelepah kelapa sawit yang sudah
dicampur dengan KOH kemudian dimasukkan ke dalam 500 mL aquades dan
diaduk pada 80 rpm selama 30 menit, prosedur ini diulang sampai diperoleh pH ±
7. Kemudian dikeringkan pada temperatur 50°C selama 2 jam (Marshall dkk,
1999).
15
Pelepah kelapa sawit yang sudah netral dicampur dengan campuran asam
sitrat/asam tartarat 0,5 M, dengan memasukkan 1 gram adsorben ke dalam beker
gelas 250 mL yang mengandung 100 mL campuran tersebut. Rendaman diaduk
selama 2 jam pada 80 rpm menggunakan shaker, kemudian dikeringkan selama 3
jam pada temperatur 50°C. Prosedur tersebut diulangi untuk konsentrasi asam
sitrat 0,6; 0,7, dan 0,8 M. PKS yang telah dimodifikasi ditempatkan pada kertas
saring, dan dicuci dengan aquades untuk menghilangkan kelebihan dari aktivator
sampai pH ± 7, yang diikuti dengan pengeringan kembali selama 24 jam pada
temperatur 50°C (Marshall dkk., 2000).
4.3.3 Proses Adsorpsi (Penyerapan)
Pelepah kelapa sawit yang telah diaktivasi dengan aktivator dimasukkan
ke dalam erlenmeyer 250 mL yang mengandung larutan Zn(NO3)2 20 ppm
sebanyak 1 gram dari 100 mL larutan Zn(NO3)2 tersebut, dan selanjutnya
dilakukan proses pengadukan 80 rpm menggunakan shaker selama waktu tertentu
(0 sampai 150 menit) pada temperatur kamar. Setelah proses penyerapan selesai,
larutan sampel diambil untuk dianalisis kadar Zn dengan AAS. Perlakuan di atas
diulangi untuk konsentrasi 40, 60, dan 80 ppm.
4.3.4 Prosedur Analisis dengan AAS Shimadzu AA 6300
Pengujian kadar timbal dalam sampel (SNI 06-2517-1991) secara
langsung dilakukan pada panjang gelombang 283,3 nm. Sampel yang akan
dianalisis dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 20 mL.
Kemudian dihubungkan dengan pipa kapiler pada alat AAS.
16
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Penentuan Waktu Equilibrium Adsorpsi Zn(II) pada Uji Pendahuluan
Uji pendahuluan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan adsorben
pelepah kelapa sawit (PKS) yang sudah diaktivasi sebagai adsorben untuk
penyerapan logam Zn(II) dan juga untuk menentukan waktu equilibrium. Untuk
mengetahui pengaruh waktu equilibrium (waktu dimana tidak terjadi lagi
penyerapan) dilakukan uji pendahuluan dengan memvariasikan waktu kontak
yaitu 0, 30, 60, 90, 120, 140 dan 160 menit dengan konsentrasi Zn(II) 20 ppm
terhadap adsorben yang diaktivasi dengan konsentrasi asam sitrat dan tartarat
(50:50) 0,4 M dan kecepatan pengaduk 80 rpm. Untuk pengaruh waktu
equilibrium terhadap penyerapan ion seng dengan adsorben PKS dapat dilihat di
bawah ini.
Gambar 5.1 Hubungan antara waktu kontak (menit) dengan konsentrasi akhir
adsorbat (ppm) untuk penentuan waktu equilibrium
Pada Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa waktu kontak optimum dengan
adsorben PKS yang diperoleh pada konsentrasi 20 ppm adalah pada waktu 120
menit dengan konsentrasi akhir adsorbat sebesar 0,75 ppm. Hal ini disebabkan
karena menit ke 120 cenderung tidak lagi terjadi peningkatan kapasitas
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
0 30 60 90 120 150 180
Kon
sent
rasi
akh
ir ad
sorb
at (p
pm)
Waktu kontak (menit)
17
penyerapan secara signifikan, bila dibandingkan dengan menit sebelum 120.
Lamanya waktu kontak antara adsorbat dengan adsorben mempengaruhi kapasitas
penyerapan, hal ini dikarenakan semakin lama waktu kontak yang dilakukan,
maka penyerapan akan mencapai kesetimbangan (equilibrium).
Berdasarkan Gambar 5.1 di atas dapat dilihat bahwa konsentrasi logam Zn
(II) dalam larutan semakin menurun seiring pertambahan waktu adsorpsi. Hal
tersebut membuktikan bahwa adsorben PKS memiliki kemampuan sebagai suatu
adsorben. Okafor (2012) mengemukakan bahwa beberapa adsorben dari alam
memiliki kandungan selulosa dan lignin yang merupakan material yang sangat
potensial untuk dapat dijadikan bioadsorben. Lignin dan selulosa memiliki
struktur pori yang merupakan syarat utama adsorben.
5.2 Pengaruh Waktu Kontak Terhadap Kapasitas Penyerapan pada Uji
Pendahululan
Untuk mengetahui pengaruh waktu pengontakan (adsorpsi) terhadap
kapasitas penyerapan logam Zn(II) oleh adsorben PKS, percobaan dilakukan
dengan memvariasikan waktu pengontakan.
Gambar 5.2 Hubungan waktu kontak (menit) terhadap kapasitas penyerapan
pada konsentrasi Zn(II) 20 ppm dan konsentrasi asam sitrat dan tartarat 0.4 M dengan menggunakan adsorben PKS
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
1,8
0 30 60 90 120 150 180
Kap
asita
s pen
yera
pan
(mg/
g)
Waktu kontak (menit)
18
Semakin lama waktu kontak maka konsentrasi ion logam Zn (II) yang
terserap akan semakin meningkat sampai terjadinya kesetimbangan. Pengaruh
waktu kontak terhadap penyerapan ion logam Zn (II) menggunakan adsorben PKS
dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh bahwa kapasitas penyerapan
untuk konsentrasi adsorbat 20 ppm menggunakan adsorben PKS dengan waktu
pengontakan 0, 30, 60, 90, 120, 140 dan 160 menit berturut-turut adalah 1,3877;
1,48; 1,48, 1,50; 1,49; 1,50 mg/g. Pratama (2015) dalam penelitiannya
menggunakan adsorben kitin terikat silang glutaraldehid, mengatakan bahwa
jumlah Zn(II) yang teradsorpsi pada 40 menit pertama terjadi peningkatan yang
signifikan. Setelah proses adsorpsi berlangsung selama 60 menit tetap terjadi
peningkatan jumlah Zn(II) yang teradsorpsi namun tidak terlalu signifikan hingga
menit 120. Dapat disimpulkan bahwa waktu kontak optimum berada pada menit
ke-100 karena setelah proses adsorpsi berlangsung selama 100 menit penambahan
waktu adsorpsi tidak memberikan perubahan yang signifikan pada jumlah Zn(II)
yang teradsorpsi.
Berdasarkan Gambar 5.2 di atas dapat dilihat bahwa pada awal proses,
laju penyerapan adsorbat sangat sangat besar yaitu pada menit ke-30 dan
mengalami peningkatan yang cenderung stabil pada menit ke-120 hingga
mencapai menit ke-160 (titik kesetimbangan). Penghilangan ion logam yang
cukup cepat pada menit-menit awal ini mungkin tejadi karena berkaitan dengan
faktanya bahwa pada awalnya banyak sisi adsorben yang kosong sehingga
kecenderungan larutan untuk terserap ke adsorben semakin tinggi dengan
bertambahnya waktu kontak dan perlahan lajunya mulai menurun hingga tercapai
waktu kesetimbangan (Wahyuni, 2010).
5.3 Pengaruh Waktu Kontak Terhadap Efisiensi Penyerapan pada Uji
Pendahululan
Untuk melihat efisiensi penyerapan logam Zn(II) juga dilakukan pengujian
dengan memvariasikan waktu kontak. Pengujian dilakukan dengan konsentrasi
adsorbat 20 ppm dengan konsentrasi aktivator asam sitrat dan tartarat masing-
19
masing adalah 0.4 M. Untuk efisiensi penyerapan dengan menggunakan adsorben
PKS dapat dilihat dibawah ini.
Gambar 5.3 Hubungan waktu kontak (menit) terhadap efisiensi penyerapan (%)
pada konsentrasi Zn(II) 20 ppm dan konsentrasi asam sitrat dan tartarat 0.4 M dengan menggunakan adsorben PKS.
Pada Gambar 5.3 dapat dilihat pada konsentrasi adsorbat 20 ppm dengan
konsentrasi aktivator 0,4 M pada kecepatan pengaduk 80 rpm untuk adsorben
PKS, diperoleh efisiensi penyerapan pada saat menit 0, 30, 60, 90, 120, 140 dan
160 berturut-turut adalah 87,54; 93,60; 93,88; 95,24; 94,08; 94,68 %. Waktu
equilibrium diperoleh pada menit ke-120, dimana pada waktu tersebut persentase
penyerapan logam Zn (II) mencapai 95,24 % untuk konsentrasi adsorbat 20 ppm.
Lamanya waktu kontak antara adsorbat dengan adsorben akan mempengaruhi
efisiensi dan kapasitas penyerapan. Semakin lama waktu pengadukan,
kemampuan untuk saling mengikat akan semakin besar. Hal ini karena adanya
waktu kontak yang lama antara adsorben dengan adsorbat memungkinkan
semakin banyak terbentuk ikatan antara partikel adsorben dengan ion logam berat
(Faisal, 2015).
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 30 60 90 120 150 180
Efis
iens
i pen
yera
pan
(%)
Waktu kontak (menit)
20
5.4. Pengaruh Konsentrasi Awal Adsorbat terhadap Kapasitas Penyerapan
Pengaruh konsentrasi awal adsorbat terhadap kapasitas penyerapan ion
logam Zn (II), percobaan dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi adsorbat
yaitu 20, 40, 60 dan 80 ppm dan proses adsorpsi dilakukan dengan waktu kontak
120 menit dan kecepatan pengaduk 80 rpm. Pengaruh konsentrasi awal adsorbat
terhadap kapasitas penyerapan ditampilkan pada Gambar 5.4 berikut:
Gambar 5.4 Pengaruh konsentrasi awal Zn(II) (ppm) dan konsentrasi aktivator
(M) terhadap kapasitas penyerapan (mg/g) pada waktu equilibrium (120 menit)
Dari Gambar 5.4 dapat dilihat pada konsentrasi asam sitrat dan tartarat 0.4
M, kapasitas adsorpsi pada konsentrasi awal adsorbat 20, 40, 60 dan 80 ppm
adalah sebesar 1,51; 3,54; 4,07; 4,23 mg/g.
Jumlah adsorbat yang terserap pada adsorben meningkat secara linier
dengan bertambahnya konsentrasi. Dapat dikatakan juga bahwa semakin
bertambahnya konsentrasi, maka semakin banyak molekul adsorbat dan adsorben
yang saling berinteraksi dalam proses adsorpsi. Hal tersebut menyebabkan
adsorpsi cenderung semakin meningkat (Mulyana, 2014).
5.5. Pengaruh Konsentrasi Awal Adsorbat terhadap Efisiensi Penyerapan
Sesuai dengan hasil percobaan yang diperoleh pada penelitian ini, dimana
persentase penyisihan untuk konsentrasi awal adsorbat 20, 40, 60 dan 80 ppm dan
0
1
2
3
4
5
6
7
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Kap
asita
s ads
orps
i (m
g/g)
Konsentrasi awal adsorbat (ppm)
0,4M 0,8M 1,2M 1,6M
21
konsentrasi aktivator asam sitrat dan tartarat 0,4 M, menggunakan adsorben PKS
berturut-turut adalah 95,64; 80,53; 74,60; 57,80 %. Penurunan efisiensi
penyerapan disebabkan karena pada konsentrasi yang lebih tinggi, jumlah ion
logam dalam larutan tidak sebanding dengan jumlah pertikel adsorben yang
tersedia sehingga permukaan adsorben akan mencapai titik jenuh dan efisiensi
penyerapan pun menjadi menurun.
Gambar 5.5 Pengaruh konsentrasi awal Zn(II) (ppm) dan konsentrasi aktivator
(M) terhadap efisiensi penyerapan (%) dengan waktu 120 menit
Kedua pendapat tersebut sesuai dengan teori Langmuir yang menjelaskan
bahwa pada permukaan adsorben terdapat situs aktif yang jumlahnya sebanding
terhadap luas permukaan adsorben, sehingga bila situs aktif pada permukaan
dinding sel adsorben telah jenuh oleh ion logam, maka penambahan konsentrasi
tidak lagi dapat meningkatkan kemampuan adsorpsi dari adsorben tersebut. Oleh
sebab itu, pada konsentrasi lebih dari 20 ppm, adsorpsi ion logam mengalami
penurunan (Sembiring dkk, 2008).
5.6 Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat dan Asam Tartarat terhadap Kapasitas Penyerapan
Pengaruh konsentrasi aktivator asam sitrat dan tartarat terhadap kapasitas
penyerapan ion logam Zn (II), percobaan dilakukan dengan memvariasikan
0
25
50
75
100
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Efis
iens
i pen
yera
pan
(%)
Konsentrasi awal adsorbat (ppm)
0,4M 0,8M 1,2M 1,6M
22
konsentrasi asam sitrat dan tartarat (50:50) yaitu 0,4 ; 0,8 ; 1,2 ; 1,6 M. Variasi
asam sitrat dan tartarat diberikan pada masing-masing konsentrasi Zn (II) 20, 40,
60 dan 80 ppm terhadap waktu kontak 120 menit. Untuk menentukan kapasitas
penyerapan terhadap konsentrasi asam sitrat, maka ditampilkan grafik antara
konsentrasi asam sitrat (M) terhadap kapasitas penyerapan (mg/g).
Gambar 5.6 Pengaruh konsentrasi aktivator (M) dan konsentrasi awal adsorbat
(ppm) terhadap kapasitas adsorpsi (mg/g) pada waktu kontak 120 menit
Dari Gambar 5.6 dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing
konsentrasi Zn(II) terjadi peningkatan kapasitas penyerapan untuk setiap
konsentrasi aktivator yang digunakan. Kapasitas penyerapan paling rendah
diperoleh pada konsentrasi asam sitrat dan tartarat 0,4 M dan kapasitas
penyerapan optimum diperoleh pada konsentrasi 1,6 M.
Asam sitrat dan tartarat sebagai larutan aktivator memainkan peran
penting pada adsorben dalam proses adsorpsi. Kehadiran asam sitrat dan tartarat
selama aktivasi menghasilkan degradasi material yang akan membentuk pori.
Hasil ini nantinya dapat dilihat dan digambarkan pada hasil analisa SEM.
Semakin bertambah konsentrasi aktivator tersebut, maka nilai kapasitas dan
efisiensi adsorpsinya terhadap ion logam Zn(II) semakin tinggi. Bertambahnya
konsentrasi asam sitrat dan tartarat sebanding dengan peningkatan distribusi pori
0
1
2
3
4
5
6
7
0 0,4 0,8 1,2 1,6
Kap
asita
s ads
orps
i (m
g/g)
Konsentrasi aktivator (M)
15ppm
44ppm
54ppm
73ppm
23
dan luas permukaan adsorben sehingga menyebabkan jumlah tempat mengikat ion
logam Zn bertambah dan kemampuan adsorpsinya pun meningkat.
5.7. Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat dan Asam Tartarat terhadap
Efisiensi Penyerapan
Konsentrasi asam sitrat dan tartarat juga mempengaruhi efisiensi
penyerapan adsorben terhadap adsorbatnya. Hal tersebut dapat dilihat dari
Gambar 5.7 yang menyatakan hubungan antara kenaikan konsentrasi aktivator
terhadap efisiensi adsorpsi.
Gambar 5.7 Pengaruh konsentrasi asam sitrat dan tartarat (M) dan konsentrasi
awal adsorbat (ppm) terhadap efisiensi adsorpsi (mg/g) pada waktu kontak 120 menit
Sama halnya seperti kenaikan kapasitas penyerapan, kenaikan konsentrasi
asam sitrat dan tartarat pada perendaman juga mempengaruhi efisiensi adsorpsi
dari adsorben PKS. Efisiensi paling tinggi yaitu pada konsentrasi asam sitrat dan
tartarat 1,6 M dengan konsentrasi awal Zn(II) 20 ppm.
0
25
50
75
100
0 0,4 0,8 1,2 1,6
Efis
iens
i pen
yera
pan
(%)
Konsentrasi aktivator (M)
15ppm
44ppm
54ppm
73ppm
24
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada proses penyerapan ion logam Zn (II) didapatkan kapasitas
penyerapan optimum sebesar 5,7 mg/g yang terdapat pada konsentrasi 80
mg/L dan konsentrasi asam sitrat:asam tartarat 1,6 M dengan waktu
kontak 120 menit.
2. Jumlah adsorbat yang terserap pada adsorben meningkat secara linier
dengan bertambahnya konsentrasi. Dapat dikatakan juga bahwa semakin
bertambahnya konsentrasi, maka semakin banyak molekul adsorbat dan
adsorben yang saling berinteraksi dalam proses adsorpsi.
3. Aktivasi asam sitrat dan tartarat sangat berpengaruh dalam proses
adsorpsi. Efisiensi penyerapan dengan adsorben PKS yang paling tinggi
didapat pada konsentrasi awal adsorbat 20 ppm, dimana efisiensi paling
tinggi tersebut diperoleh pada konsentrasi asam sitrat dan tartarat 0,4 M.
6.2 Saran
Untuk menyempurnakan penelitian ini, maka perlu disarankan beberapa
hal untuk penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Untuk mendapatkan hasil maksimal, dapat dikaji pengaruh pH dan
temperatur.
2. Sebaiknya dilakukan pengujian awal adsorben dengan menggunakan SEM
sebelum dan sesudah adsorpsi.
25
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terimakasih atas pendanaan penelitian ini kepada
Universitas Syiah Kuala, Kemenristekdikti, sesuai dengan Surat Perjanjian
Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Program Penelitian Terapan Tahun
Anggaran 2016. Terima kasih disampaikan juga kepada mahasiwa Jurusan Teknik
Kimia Universitas Syiah Kuala atas segala dukungan dan bantuannya baik
administrasi maupun dalam pelaksanaan riset.
DAFTAR PUSTAKA
Alberty dan Daniels, 1983, Physical Chemistry, John Willey, Singapore. Anonimous, 2007, Pengolahan Limbah dengan Elektrokimia,
http://118.97.104.179/perpusBBIA/detail_artikel_majalah.php?id=4739 Diunduh pada 14 Juni 2015, pukul 08.00 WIB
Anonimous, 2009, Pengolahan Limbah dengan Penukar Ion,
http://environergy.wordpress.com/2009/07/27/pengolahan-limbahradioaktif-dengan-penukar-ion-ion-exchanger/ diunduh pada 14 Juni 2015, pukul 02.00 WIB.
Anonimous, 2010, Timbal (Pb),
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17455/4/Chapter%20II.pdfdiunduh pada 03 April 2015, pukul 13.30 WIB.
Anonimous,2011,Adsorpsi,http://www.slideshare.net/EvaMuslimahFarmasi/adsorpsi diunduh pada 20 April 2015, pukul 14.00 WIB.
Anonimous, 2012, Asam Sitrat, http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sitrat diunduh
pada 20 April 2015, pukul 14.00 WIB.
Anonimous, 2012, Pengolahan Limbah Cair secara Kimia, http://www.scribd.com/doc/94188903/Pengolahan-Limbah-Cair-Secara-
Kimia diunduh pada 14 Juni 2015, pukul 02.00 WIB.
Benefield, 1982, Process Chemistry for Water dan Waste Water Treatment. Prentice Hall Inc. New Jersey.
Bernasconi, G., Gerster, H dan Hauser, H., 1995. Teknologi Kimia Bagian 2. Edisi
pertama. Terjemahan Lienda Handojo, Pradnya Paramita. Jakarta. hal:204.
26
Franson dan Ann, M., 1989, Standard Method for Water and Wastewater Examination, American Public Health Association.
Gupta, V.K., Jain, C.K., Ali, I., Sharma, M dan Saini, V. K., 2004, Removal of
lead(II) and nickel from wastewater using bagasse fly ash – a sugar industry waste. Water Res. 37, 4038–4044.
Indrawati, V dan Widodo, A., 2005, Pengaruh aktivator asam klorida terhadap
daya adsorpsi bentonit pada rhodaminB, Skripsi, Jurdik Kimia, FMIPA, UNY.
Jaleel, C. A., Riadh, K., Gopi, R., Manivannan, P., Ines, J., Al-Juburi, H., Chang-
Xing, Z., Hong-Bo, S dan Panneerselvam, R., 2009, Antioxidant defense responses: physiological plasticity in higher plants under abiotic constraints. Acta Physiologiae Plantarum 31: 427-436.
Kadirvelu, K., Thamaraiselvi, K dan Namasivayam, C., 2001, Adsorption of
Pb(II) from aqueous solution onto activated carbon prepared from coirpith. Sep. Purif. Technol. 24, 497–505.
Kurniawan, H dan Notodarmojo, S., 2010, Penggunaan Jerami Padi untuk
Menyisihkan Limbah Warna Industri Tekstil Color Index Reactiva Orange 84, Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB.
Li, Q., Zhai, J., Zhang, W., Wang, M dan Zhou, J., 2006. Kinetic studies of adsorption of Pb(II), Cr(III) and Cu(II) from aqueous solution by sawdust and modified peanut husk. J. Hazard. Mater. B 141, 163–167.
Low, K.S., Lee, C. K dan Liew, S.C., 2000. Sorption of cadmium and lead from
aqueous solutions by spent grain. Process Biochem. 36, 59–64. Makinde, W. O., Adetunji, G. J., Oladipo, A. A., Adekunle, A. S., 2007,
Biomaterial Development for Industrial Waste Management, Electronic Journal of Environment Agricultural and Food Chemistry, ISSN: 1573-4377, p.2120-2129
Marshall, W. E., Wartelle, L. H., Boler, D. E., Johns, M. Mdan Toles, C. A.,
1999, Enhanced metal adsorption by soybean hulls modified with citric acid, Bioresource Technology, 69, pp.263-268.
Marshall, W. E., Wartelle, L. H., Boler, D. E dan Toles, C. A., 2000, Metal ion
adsorption by soybean hulls modified with citric acid: a comparative study, Environmental Technology, 21, pp.601–607.
27
Min, S. H., Han, J. S., Shin, E. W dan Park, J. K., 2004. Improvement of Cadmium ion Removal by Base Treatment of Juniper Fiber. Water Res. 38, 1289-1295.
Nada, A. M. A., Kassem, N. F., Mohamed, S. H., 2008, Ion exchangers from
precipitated lignin, BioResources Journal, vol 3, no. 2, p.538-548 Notodarmodjo, S dan Deniva, A., 2004, Penurunan zat organik dan kekeruhan
menggunakan teknologi membran ultrafiltrasi dengan sistem aliran Dead-end. Proceeding ITB Sains & Tek. Vol 36 A, No. 1,. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Departemen Teknik Lingkungan , ITB
Nieman D, A., Timothy, A., Skoog, F., Holler, J., 1998, Principles of
Instrumental Analysis, National Library of Australia. Noeline, B.F., Manohar, D. M dan Anirudhan, T.S., 2005. Kinetic and equilibrium
modeling of lead(II) sorption from water and wastewater by polymerized banana stem in a batch reactor. Sep. Purif. Technol. 45, 131–140.
Nugraha, S dan Setyawati, J., 2001, Peluang Agrobisnis Abu Sekam, Balai
Pertanian Pascapanen Pertanian, [email protected], hal. 1-2. Qaiser, S., Saleemi, A. RdanAhmad, M. M., 2007, Heavy Metal Uptake by Agro
Based Waste Materials, Journal of Biotechnology, vol.10, no.3, p. 409-416. Roy, M dan Glenn., 1995, Activated Carbon Applications in the Food dan
Pharmaceutical Industries, Lewis Publisher , United States of America. Sciban, M., Klasˇnja, M dan Sˇkrbic´, B., 2006. Modified softwood sawdust as
adsorbent of heavy metal ions from water. J. Hazard. Mater. B 136,266–271.
Torresdey, G., Tiemann, K. J., Videa, J. R. P., Armendariz, V., Parsons, J. G.,
2003, Binding of Silver(I) Ions by Alfalfa Biomass (Medicago sativa) Batch pH, Time,Temperature and Ionic Strength Studies, Journal of Hazardous Substance Research, vol.4, p.1-14.
Wakansi, D., Horsfall Jr., M dan Spiff, A.I., 2006. Sorption kinetics of Pb(II) and
Cu(II) ions from aqueous solution by Nipah palm (Nypa fruticans Wurmb) shoot biomass. Elec. J. Biotechnol. 9, 587–592.
Wong, K.K., Lee, C.K., Low, K. S dan Haron, M.J., 2003. Removal of Cu and Pb
by tartaric acid modified rice husk from aqueous solutions. Chemosphere 50, 23–28.
LAMPIRAN 1 Instrumen Pelaksanaan Penelitian
Gambar 1 Pelepah kelapa sawit sebelum dihaluskan
Gambar 2 Proses adsorpsi menggunakan shaker
Gambar 3 Proses filtrasi adsorben dan filtrat menggunakan corong buchner
Gambar 4 Sampel larutan ion logam Zn2+ setelah proses adsorpsi
Lampiran 2. Biodata Personalia Ketua Peneliti dan Anggota Peneliti
A. Identitas Diri Ketua Peneliti 1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Farid Mulana, ST, M.Eng. 2 Jabatan Fungsional Lektor 3 Jabatan Struktural Ketua Career Development Centre (CDC) Unsyiah 4 NIP/NIK/No. Identitas lainnya 197202081997021001 5 NIDN 0008027203 6 Tempat dan Tanggal Lahir Dilip Lamtengah/08-02-1972 7 Alamat Rumah Jl. Prada 1 Lr. Seulanga No 20 Kp. Pineung Banda Aceh 8 Nomor Telepon/Faks/HP 08126989750 9 Alamat Kantor Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Unsyiah 10 Nomor Telepon/Faks 0651-7412301 11 Alamat e-mail [email protected] 12 Lulusan yang telah dihasilkan S1 = 74 Orang, S2 = 18 Orang, S3 = - Orang 13 Matakuliah yang diampu 1. Proses Industri Kimia 1
2. Proses Industri Kimia 2 3. Termodinamika Teknik Kimia 1 4. Termodinamika Teknik Kimia 2 5. Neraca massa dan energi
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3 Nama Perguruan Tinggi UNSYIAH
Banda Aceh Toyohashi University of Technology, Jepang
Toyohashi University of Technology, Jepang
Bidang Ilmu Teknik Kimia Materials Science Functional Materials Engineering
Tahun Masuk - Lulus 1990 - 1996 2000 - 2002 2002 - 2005 Judul Skripsi/Tesis/ Disertasi
Pra-rencana Pabrik Asam Salisilat
Preparation And Characterization Of Hydrogen Absorbing Composites
Development Of Hydrogen Absorbing Composites Prepared By Mechanical Milling Of Transition Metals And Alanates With Carbonaceous Materials
Nama Pembimbing/ Promotor
Ir. Faisal Daud. M.Sc (Alm)
Prof. Dr. Nobuyuki Nishimiya
Prof. Dr. Nobuyuki Nishimiya
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2015 Peningkatan Nilai Jual Mineral Magnesit Ore Kawasan Aceh Besar Menjadi Pupuk Kiserit
Program Unggulan Unsyiah DIPA Unsyiah
Rp 85 Juta
2 2015 Aplikasi Adsorben Berbasis Biomassa Yang Dimodifikasi Untuk Penyerapan Limbah Cair Jenis Logam Berat (Tahun ke-1) – Sebagai Ketua
Hibah Bersaing, Program Desentralisasi, DIPA Unsyiah
Rp 56 Juta
3 2015 Production of Methane and Compost from Biomass Residue using Thermophilic Stirred Anaerobic Reactor (Tahun ke-3) – Sebagai Anggota
Penelitian KLN dan Publikasi Internasional, DIKTI
Rp 200 Juta
4 2014 Production of Methane and Compost from Biomass Residue using Thermophilic Stirred Anaerobic Reactor (Tahun ke-2) – Sebagai Anggota
Penelitian KLN dan Publikasi Internasional, DIKTI
Rp 200 Juta
5 2013 Studi Pembuatan Biokomposit Berbasis Sekam Padi dan Recycled Plastic dengan Penambahan Coupling Agent
Hibah Bersaing, Program
Rp 45 Juta
(Tahun ke-2) Desentralisasi, DIPA Unsyiah
6 2013 Production of Methane and Compost from Biomass Residue using Thermophilic Stirred Anaerobic Reactor (Tahun ke-1) – Sebagai Anggota
Penelitian KLN dan Publikasi Internasional, DIKTI
Rp 200 Juta
7 2013 Pemisahan Cr(VI) menggunakan Daun Jambu Biji: Percobaan dan Modeling (Tahun ke 2)
Hibah Bersaing, Program Desentralisasi, DIPA Unsyiah
Rp 35 Juta
8 2012 Studi Pembuatan Biokomposit Berbasis Sekam Padi dan Recycled Plastic dengan Penambahan Coupling Agent (Tahun ke-1)
Hibah Bersaing, Program Desentralisasi, DIPA Unsyiah
Rp 45 Juta
9 2012 Pemisahan Cr(VI) menggunakan Daun Jambu Biji: Percobaan dan Modeling (Tahun ke 1)
Hibah Bersaing, Program Desentralisasi, DIPA Unsyiah
Rp 35 Juta
10 2011 Peningkatan Reaktivitas Absorbent Ca(OH)2 untuk Penyisihan SO2 Hasil Pembakaran Sampah Menggunakan Bag Filter Reaktor: Percobaan dan Modelling (Tahun-2)
Rusnas, DP2M DIKTI
Rp 100 juta
11 2010 Pembuatan Kayu Komposit dari Plastik Daur Ulang dengan Memanfaatkan Limbah Serbuk Kayu, Sekam Padi, Sabuk Kelapa dan Jerami sebagai Filler
Rusnas, DP2M DIKTI
Rp 50 juta
12 2010 Peningkatan Reaktivitas Absorbent Ca(OH)2 untuk Penyisihan SO2 Hasil Pembakaran Sampah Menggunakan Bag Filter Reaktor: Percobaan dan Modelling (Tahun-1)
Rusnas, DP2M DIKTI
Rp 100 juta
13 2010 Pengaruh Konsentrasi Ekstender Kalsium Oksida (CaO), Binder Polyvenylacetate (PVAc) dan Bahan Aditif Sodium Tripolyphousphate (STTP) Terhadap Kualitas Cat Tembok Emulsi
Mandiri Rp 30 juta
14 2009 Studi Produksi Biodiesel Minyak Goreng Dengan Proses Heterogen Berbasis Katalis Zeolit Alam dan Kinerja Mesin
Rusnas, DP2M DIKTI
Rp 100 juta
15 2009 Studi Produksi Biodiesel dari Minyak Biji Kapas dan Kinerja Mesin
Hibah Bersaing, DIPA Unsyiah
Rp 49,4 juta
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2015 IBM Pengusaha Kecil Keripik Ubi Di Kawasan Saree Dengan Adanya Alat Pengiris Ubi Otomatis dan Modernisasi Tungku Penggorengan
Program IbM, DP2M DIKTI
45 juta
2 2015 Sosialisasi dan Adopsi Inovasi Alat Pengepres Emping Melinjo untuk Peningkatan Perekonomian Masyarakat di desa Madika Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie.
Program Hibah KKN-PPM, DP2M DIKTI
100 juta
3 2014 Sosialisasi dan adopsi Inovasi Alat Pengering Ikan Kayu di Desa Nelayan Lampulo Banda Aceh
Program Hibah KKN-PPM, DP2M DIKTI
100 juta
4 2014 IbM Kelompok Petani Ubi Di Saree, Aceh Besar Dalam Upaya Peningkatan Usaha Pembuatan Tepung Ubi
Program IbM, DP2M DIKTI
35 juta
5 2013 IbM Kelompok Usaha Jamur Merang dan Pupuk Kompos di Gampong Leupung Mesjid, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar
Program IbM, DP2M DIKTI
50 juta
6 2012 IbM Kelompok Usaha Keripik Aneka Rasa di Saree, Aceh Besar dalam Usaha Peningkatan Kapasitas Produksi dengan Alat Bantu Pemotong dan Tungku Hemat Energi
Program IbM, DP2M DIKTI
50 juta
7 2011 Pengelolaan dan pemantauan lingkungan jaringan transmisi T/L 275 kV Meulaboh – Sigli 2 CCT twin zebra (166,35 km), semester I
PLN Pikitring Sumut, Aceh dan Riau
93,3 Juta
8 2011 Pengelolaan dan pemantauan lingkungan jaringan transmisi PLN Pikitring 93,3 Juta
T/L 275 kV Meulaboh – Sigli 2 CCT twin zebra (166,35 km), semester II
Sumut, Aceh dan Riau
9 2010 Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada jaringan transmisi 150 KV GI Takengon – PLTA Peusangan 1 & 2 – GI Bireuen (Triwulan I Tahun 2010
PLN Pikitring Sumut, Aceh dan Riau
78,1 Juta
10 2010 Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada jaringan transmisi 150 KV GI Takengon – PLTA Peusangan 1 & 2 – GI Bireuen (Triwulan II Tahun 2010
PLN Pikitring Sumut, Aceh dan Riau
78,1 Juta
11 2010 Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada jaringan transmisi 150 KV GI Takengon – PLTA Peusangan 1 & 2 – GI Bireuen (Triwulan III Tahun 2010
PLN Pikitring Sumut, Aceh dan Riau
78,1 Juta
12 2010 Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada jaringan transmisi 150 KV GI Takengon – PLTA Peusangan 1 & 2 – GI Bireuen (Triwulan IV Tahun 2010
PLN Pikitring Sumut, Aceh dan Riau
78,1 Juta
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal
1 Treatment and Utilization of Industrial Tofu Waste in Indonesia (anggota)
Vol. 27, 2015 Asian Journal of Chemistry
2 Potential Renewable Energy from Tofu Processing Waste in Banda Aceh City, Indonesia (anggota)
Vol. 26, No. 19, 6601-6604, 2014
Asian Journal of Chemistry
3 Pengaruh Penambahan MAPE pada Proses Pembuatan Komposit Berbasis Sekam Padi dan Bentonit Alam (ketua)
Vol: 27 No: 1, 2014
Jurnal Hasil Penelitian Industri (HPI)
4 IbM Kelompok Usaha Jamur Merang dan Usaha Kompos di Gampong Leupung Mesjid, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar (Anggota)
Tahun XIV No. 28, 2014
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
5 Studi Pembuatan Cat Tembok Emulsi Dengan Menggunakan Kapur Sebagai Bahan Pengisi (anggota)
Vol. 10, No. 2, Hal. 64 - 70, 2014
Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan
6 Studi Pembuatan Pupuk Kalium Sulfat dari Abu Sekam Padi dan Gipsum Alam Menggunakan Reaktor Tangki Berpengaduk (anggota)
Vol. 10, No. 2, Hal. 78 - 84, 2014
Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan
7 IbM Kelompok Usaha Keripik Aneka Rasa di Saree, Aceh Besar dalam Usaha Peningkatan Kapasitas Produksi dengan Alat Bantu Pemotong dan Tungku Hemat Energi (ketua)
Tahun XIII No. 25, 2013
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
8 Penjerapan Gas CO Hasil Pembakaran Sampah Menggunakan Sorbent Termodifikasi Dalam Reaktor Fixed Bed (Anggota)
Vol. 14, No. 3, Hal. 218 - 224, 2013
Reaktor
9 Pembuatan Papan Komposit Dengan Menggunakan Filler Sabut Kelapa dan Jerami dan Matrik Plastik Bekas HDPE (ketua)
Vol: 25 No: 2, 2012
Jurnal Hasil Penelitian Industri (HPI),
10 Penambahan Tetrahydrofuran sebagai co-solvent pada proses produksi biodiesel dari minyak biji kapuk (ketua)
Vol: 24 No: 1, 2011
Jurnal Hasil Penelitian Industri (HPI),
11 Pembuatan Papan Komposit Dari Plastik Daur Ulang dan Serbuk Kayu serta Jerami Sebagai Filler (ketua)
Vol. 8, No. 1, hal. 17-22, 2011
Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan
12 Penggunaan Katalis NaOH dalam Proses Transesterifikasi Minyak Kemiri Menjadi Biodiesel (ketua)
Vol. 8, No. 2, 2011
Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan
13 Hydrogen Absorbing Material in Carbonaceous-Metal Hydride
Vol. 5, No. 1, hal. 42-47, 2006
Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan
14 Application of Mechanical Milling to Synthesize a Novel Quarterly Hydride (ketua)
Vol. 412 pp. 273-280, 2006
Journal of Alloys and Compounds
15 Preparation and Characterization of Carbonaceous Material-Based Hydrogen Absorbing Composite (ketua)
Vol. 372 pp. 243-250, 2004
Journal of Alloys and Compounds
16 Synthesis of Hydrogen Sorbing Carbonaceous Composites by Mechanical Milling (ketua)
Vol. 29 No. 1, pp. 33-40, 2004
Journal of The Hydrogen Energy Systems Society of Japan
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1 The 5th Annual International Conference
Syiah Kuala University (AIC Unsyiah) 2015 In conjunction with The 8th International Conference of Chemical Engineering on Science and Applications (ChESA) 2015
Adsorption of Pb (II) Heavy Metals from Wastewater Using Modified Rice Husk as Adsorbent
September 9-11, 2015, Banda Aceh, Indonesia
2 The first International Joint Conference IMBI (anggota)
Adsorption of Heavy Metal Ag+
from Radiology Wastewater Using Bio-Sorbent of Tea Dregs: Experimental and Modeling
27-28 April 2015, Banda Aceh -Indonesia
3 The 4thAnnual International Conference of Universitas Syiah Kuala & 9th Annual International Workshop and Expo on Sumatran Tsunami Disaster and Recovery – AIWEST-DR 2014 Conference (ketua)
The Effect of MA/MAPE Combination As Coupling Agent In Formation of Rice Husk And Recycled HDPE-Based Composites
22-24 Oktober 2014 Banda Aceh -Indonesia
4 The 4thAnnual International Conference of Universitas Syiah Kuala & 9th Annual International Workshop and Expo on Sumatran Tsunami Disaster and Recovery – AIWEST-DR 2014 Conference (anggota)
Wastewater characteristics from Tofu Processing Facilities in Banda Aceh
22-24 Oktober 2014 Banda Aceh -Indonesia
5 The 3rd Annual International Conference Syiah Kuala University (AIC Unsyiah) 2013 In conjunction with The 2nd
International Conference on Multidisciplinary Research (ICMR) 2013 (ketua)
Study On Formation And Mechanical Properties Of Rice Husk/Natural Bentonite Prepared Composites
2 - 4 Oktober 2013 Banda Aceh -Indonesia
6 The 3rd Annual International Conference Syiah Kuala University (AIC Unsyiah) 2013 In conjunction with The 2nd
International Conference on Multidisciplinary Research (ICMR) 2013 (anggota)
The Effect of Temperature on Cr (VI) Removal by Using Guava Leaves
2 - 4 Oktober 2013 Banda Aceh -Indonesia
7 The 7th International Conference of Chemical Engineering on Science and Applications (ChESA) 2013 (anggota)
Waste Management Option and Renewable Energy from Tofu Processing Waste in Banda Aceh City
18 - 19 September 2013 Banda Aceh -Indonesia
8 The 7th International Conference of Chemical Engineering on Science and Applications (ChESA) 2013 (anggota)
Reaction Kinetics of Ca(OH)2 and SiO2 in a Stirred Batch Reactor
18 - 19 September 2013 Banda Aceh -Indonesia
9 Aceh Development International Conference (ADIC 2013) (ketua)
Improvement Of Composites Properties Prepared From Rice Husk/Diatomite And Virgin HDPE
26-27 Maret 2013, Kuala Lumpur, Malaysia
10 Seminar Nasional Hasil Riset dan Standardisasi Industri II, 2012 (ketua)
Pemanfaatan HDPE Daur Ulang Dan Sekam Padi Untuk Proses Pembuatan Papan Komposit
12-13 Nop 2012 Banda Aceh -Indonesia
11 Asian International Conference on Materials, Minerals, and Polymer (ketua)
Hydrogen storage material in zirconium-containing carbonaceous composites prepared by mechanical milling
23 – 24 Maret 2012, Penang - Malaysia
12 The Second Annual International Conference, Unsyiah (ketua)
Composites prepared from rice husk and recycled/ virgin HDPE with addition of coupling agent
22 -24 Nopember 2012, Banda Aceh -Indonesia
13 The First Annual International Conference, Unsyiah (ketua)
A study of hydrogen storage in zirconium-containing NaY5.7 zeolite
29 -30 Nopember 2011, Banda Aceh -Indonesia
14 The National Conference on Chemical Engineering Science and Application (ChESA) 2010 (anggota)
Pengaruh Konsentrasi Ekstender Kalsium Oksida (CaO), Binder Polyvenylacetate (PVAc) dan Bahan Aditif Sodium Tripolyphousphate (STTP) Terhadap Kualitas Cat Tembok Emulsi
22 Desember 2010, Banda Aceh -Indonesia
15 The National Conference on Chemical Engineering Science and Application (ChESA) 2010 (anggota)
Studi Produksi Biodiesel Minyak Goreng Dengan Proses Heterogen Berbasis Katalis Zeolit Alam dan Kinerja Mesin
22 Desember 2010, Banda Aceh -Indonesia
16 The National Conference on Chemical Engineering Science and Application (ChESA) 2010 (anggota)
Pengaruh Kalsinasi terhadap Daya Serap Sorbent Ca(OH)2/Tanah Diatome
22 Desember 2010, Banda Aceh -Indonesia
17 The National Conference on Chemical Engineering Science and Application (ChESA) 2010 (ketua)
Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Biji Kapas dengan Menggunakan Metode Transesterifikasi
22 Desember 2010, Banda Aceh -Indonesia
18 Seminar Nasional Hasil Penelitian Antar Universitas (ketua)
Penggunaan Proses Adsorpsi untuk Penyerapan Limbah Cair Logam Berat
15 Desember 2009, Banda Aceh -Indonesia
G. Penghargaan yang pernah diraih Dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun 1 Satya Lencana 10 Tahun Presiden Republik Indonesia 2013 Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Banda Aceh, 31 Oktober 2016 Ketua Peneliti
(Dr. Farid Mulana, ST, M.Eng.) NIP 197202081997021001
Biodata Anggota Peneliti 1
A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap Dr. Ir. Mariana, M.Si 2 Jenis Kelamin Perempuan 3 Jabatan Fungsional Lektor 4 NIP/NIK/No. Identitas lainnya 19670715 199303 2 003 5 NIDN 0015076703 6 Tempat dan Tanggal Lahir Aceh Besar/15 juli 1967 7 Alamat E-mail [email protected] 8 Nomor Telepon/HP 085260374079 9 Alamat Kantor Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh
10 Nomor Telepon/Faxs (0651) 52222 11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 120 orang; S-2 = 8 orang; S-3 = 0 orang
12 Mata Kuliah yang Diampu
1. Matematik Teknik Kimia 2. Pengantar Peristiwa Perpindahan 3. Sintesa Proses 4. Thermodinamika Teknik Kimia I 5. Metode Numerik 6. Produksi Bersih 7. Ekonomi Lingkungan 8. Peristiwa Perpindahan Lanjut
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Unsyiah, Indonesia ITB, Indonesia Shizuoka University, Japan
Bidang Ilmu Teknologi Proses Teknologi Proses dan Pemisahan
Teknologi Proses, Pemisahan dan Modeling
Tahun Masuk-Lulus 1986-1992 1995-1997 2001-2004
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
Pra Rancangan Pabrik Sterene
Proses Pemisahan ethanol air menggunakan distilasi reaksi
Treatment of Flue Gas from Incinerators using Dry and Wet Scrubber Systems
Nama Pembimbing/Promotor Ir. Kusno, M.Sc Dr. Ir. Danu Ariono
Prof. Shegeo UCHIDA
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2008 Penyisihan Cr(III) dalam limbah cair menggunakan senyawa alkali: Percobaan dan Modeling
Penelitian Fundamental DIKTI
40
2 2009
Peningkatan reaktifitas absorbent Ca(OH)2 untuk penyisihan SO2 hasil pembakaran sampah menggunakan bag filter reaktor: Percobaan dan Modeling
Penelitian Rusnas, DIKTI
100
3 2010
Peningkatan reaktifitas absorbent Ca(OH)2 untuk penyisihan SO2 hasil pembakaran sampah menggunakan bag filter reaktor: Percobaan dan Modeling (Lanjutan)
Penelitian Rusnas, DIKTI
95
4 2011
Peningkatan reaktifitas absorbent Ca(OH)2 untuk penyisihan SO2 hasil pembakaran sampah menggunakan bag filter reaktor: Percobaan dan Modeling (Lanjutan)
Penelitian Rusnas, DIKTI
95
5 2012 Pemisahan Cr(VI) menggunakan Daun Jambu Biji: Percobaan dan Modeling
Penelitian Fundamental DIKTI
35
6 2013 Pemisahan Cr(VI) menggunakan Daun Jambu Biji: Percobaan dan Modeling (Lanjutan)
Penelitian Fundamental DIKTI
35
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2008
Proses Pembuatan Sirup Kelapa pada Home Industri Sirup Kelapa Desa Lamkruet, Meunasah Mesjid Lampuuk dan Meunasah Lambaro Lampuuk, Lhoknga, Aceh Besar
BRR PPK Kehutanan dan Pesisir
40
2 2008
Pemberdayaan Potensi Desa Cot Karing, Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Melalui Pemanfaatan Limbah Air Kelapa Menjadi Sirup Kelapa Serta Teknik Pembuatan dan Pengemassannya
DPA – SKPD Provinsi NAD
7,5
3 2010 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan 1 & 2 Semester I
PLN (Persero) PIKITRING SUAR, Medan – LPKM Unsyiah
175
4 2010
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan 1 & 2 Semester II
PLN (Persero) PIKITRING SUAR, Medan – LPKM Unsyiah
175
5 2010
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Jaringan Transmisi 150 KV GI Takengon - PLTA Peusangan 1 & 2 – GI Bireuen, Semester I
PLN (Persero) PIKITRING SUAR, Medan – LPKM Unsyiah
175
6 2010
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Jaringan Transmisi 150 KV GI Takengon - PLTA Peusangan 1 & 2 – GI Bireuen, Semester II
PLN (Persero) PIKITRING SUAR, Medan – LPKM Unsyiah
175
7 2011
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Jaringan Transmisi T/L 275 KV Meulaboh- Sigli 2 CCT Twin Zebra (166,35 km), Semester I
PLN (Persero) PIKITRING SUAR, Medan – LPKM Unsyiah
99
8 2012 Kajian Lingkungan Genset Sewa lokasi GI Lamreung, GI Bireuen dan GI Idi
PT. Kurnia Purnamata
226
9 2012 Kajian Lingkungan Genset Sewa lokasi GI Lamreung
PT. Bima Golden Powerindo
40
10 2012 Kajian Lingkungan Genset Sewa lokasi PLTD Lueng Bata
PT. Arti Duta Aneka
37
11 2012 Kajian Lingkungan Genset Sewa lokasi PLTD Cot Trueng
PT. Energi Powerindo Jaya
60
12 2012
Kajian Lingkungan Genset Sewa lokasi GI Lamreung, PLTD Lueng Bata, PLTD Cot Trueng, GI Bireuen, GI Idi dan PLTD Langsa Lama
PT. Sinar Lestari Utama
66
E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/ Nomor/Tahun
1 Gas Absorption by Alkaline Solution in a Cyclone Scrubber: Experimental and Modeling Study.
Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan
Vol. 7 No. 1 Hal. 9-14, Maret 2009
2 Peningkatan Reaktivitas Sorbent Ca(OH)2 Menggunakan Tanah Diatome (DE).
Jurnal Purifikasi Vol.12, No. 2, 31-42, Juli 2011
3 Penjerapan Gas CO Hasil Pembakaran Sampah Menggunakan Sorbent Termodifikasi Dalam Reaktor Fixed Bed
Jurnal Reaktor Vol. 14, No. 3, Hal. 218 - 224, 2013
F. Pemakalah Seminar Ilmian (Oral Persentasi) dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1 USU International Science and Technology Exhibitation & Seminar (USU-ISTExS 2011),
Enhancement of Reactivity of Sorbent Ca(OH)2 Using Diatomaceous Earth (DE), Proceeding of
Medan, Indonesia, July 2011
2 Seminar Nasional Hasil Riset dan\ Standardisasi Industri II
Pengaruh Konsentrasi Adsorbat Terhadap Pemisahan Cr (VI) dalam Limbah Cair Menggunakan Daun Jambu Biji
Banda Aceh, Indonesia, November 2012
3 2ND Annual International Conferences Syiah Kuala University (AIC – UNSYIAH), In Conjuction with 8TH Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT)
Effect of Process Variables on Cr(IV) Removal from Liquid Waste using Guava Leaf (Psidium Guajava).
Banda Aceh 23111, Indonesia. November, 2012
4 Aceh Development International Conference
Effect of pH on Concentration on Cr(VI) Removal from Liquid Waste Using Guava Leaf (Psidium Guajava): Experimental and Modeling Study
Kuala Lumpur, Malaysia, 26-28 March 2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Banda Aceh, 31 Oktober 2016 Peneliti Dr. Ir. Mariana, M.Si NIP 19670715 199303 2 003
Biodata Anggota Peneliti 2
A Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) : Ir. Pocut Nurul Alam, MT 2 Jenis Kelamin : P 3 Jabatan Fungsional : Lektor Kepala 4 NIP/NIK/No. identitas lainnya : 196608221997022002 5 NIDN : 0022086602 6 Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 22 Agustus 1966 7 E-mail : [email protected] 8 Nomor HP : 081126977663 9 Alamat : Jl. Melati No.10A, Dusun Indah, Garot, Darul
Imarah, Aceh Besar 10 Nomor Telepon/Faks : - 11 Lulusan yang telah dihasilkan : S-1 = 30 orang, S-2 = 8 orang, S-3 = - orang 12
Mata Kuliah yang diampu 1. Kimia Analisa I
2. Kimia Analisa II 3. Kimia Dasar 4. Proses Industri Kimia I 5. Proses Industri Kimia II 6. Pengetahuan Bahan Konstruksi 7. Elektronika dan Instrumentasi Proses
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi Universitas Syiah
Kuala Institut Teknologi Bandung -
Bidang Ilmu Teknik Kimia Rekayasa Korosi Tahun Masuk-Lulus 1984 - 1990 2000 - 2003 Judul Skripsi/Thesis/Disertasi
Prarencana Pabrik 1,3 Butadiena dari Butylene
Pengujian Korosivitas Lingkungan Atmosferik di Daerah Pegunungan, Urban, Industri dan Laut Seputar Jawa Bagian Barat
Pembimbing Drs. Bastian Arifin, M.Sc., Ir. Aldin, Ir Mukhtaruddin
Dr. Ir. Isdiriayani M. Nurdin, Dr. Ir. Sunara Purwadaria
C. Pengalaman penelitian dalam 5 tahun terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2008 Aplikasi Proses Pengkelatan Untuk Meningkatkan Mutu Minyak Nilam Aceh
Pengembangan Bidang Ilmu
35
2 2009 Aspek Variabel Proses Densifikasi Biomassa Pertanian Terhadap Ketahanan Briket Sebagai Bahan Bakar Alternatif
Insentif Rusnas 87
3 2009 Studi Produksi Biodiesel Minyak Goreng dengan Proses Heterogen Berbasis Katalis Zeolit Alam dan Kinerja Mesin
Hibah Kompetitif 95
4 2013 Ekstraksi Minyak Atsiri dari daun jeruk Purut (Citrus Hystrix D.C) dengan Menggunakan Metode Distilasi Uap dan Hidrodistilasi Sistem Kohobasi
Hibah Bersaing 50
D. Pengalaman pengabdian kepada masyarakat dalam 5 tahun terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2008 Pelatihan Pengolahan Minyak Nilam untuk Petani Aceh Jaya
LSM - Cardi 37
2 2010 Pelatihan Pembuatan Susu Kedelai dengan Berbagai variasi Rasa di Desa Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar
Mandiri 2
3 2011 Teknologi Pembuatan Tempe Makanan Berprotein Tinggi Sebagai Usaha Sampingan Industri Rumah Tangga.
Mandiri 5
4 2013 Ibm Kelompok Tani Pepaya di Desa Teladan Aceh Besar melalui Diversifikasi Produk sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Masyarakat
Dikti 45
E. Publikasi artikel ilmiah dalam jurnal dalam 5 tahun terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nomor/Tahun
Nama Jurnal
1 Environmental Risk Assessment Vol. 7 No.13 Maret 2009, hal 32 - 42
Jurnal Sains dan Teknologi “Reaksi” ISSN 1693-248X
2 Peningkatan Mutu Minyak Nilam dengan Metode Adsorbsi
Vol. 22 No.13 April 2009, hal 31 - 38
Jurnal Hasil Penelitian (HPI) ISSN 0215-4609
3 Karakterisasi Edible Coating dari Pektin Kulit Jeruk Nipis Sebagai Bahan Pelapis Buah-buahan
Vol. 22 No.13 April 2011, hal 1-7
Jurnal Hasil Penelitian (HPI) ISSN 0215-4609
4 Solvent Extraction of Ginger Oleoresin Using Ultrasound
Vol. 15 No. 2. Nov. 2011, 101 - 105
Makara seri Sains ISSN 1693-6671
F. Pemakalah seminar ilmiah (oral presentation) dalam 5 tahun terakhir
No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu/Tempat
1 Semirata BKS PTN Wilayah Barat Bidang Ilmu MIPA ke 22
Peningkatan mutu minyak nilam Aceh dengan menggunakan chelating agent, (hal 110-113)
4-5 Mei 2009. Banda Aceh
2 Semirata BKS PTN
Wilayah Barat Bidang Ilmu MIPA ke 22
Ekstraksi oleoresin jahe menggunakan gelombang ultrasonic, Hal 12-15)
4-5 Mei 2009. Banda Aceh
3 6th National conference on Chemical Engineering Science and Application
Uji Aplikasi Pemanfaatan Teknologi Membran pada Peningkatan Patchouli Alkohol pada Minyak Nilam (Pogestemon Cablin Benth), Hal 49-61
26 Desember, 2010
Banda Aceh
4 6th National conference on Chemical Engineering Science and Application
Studi Produksi Biodiesel Minyak Goreng dengan Proses Heterogen Berbasis Katalis Zeolit Alam dan Kinerja Mesin, hal 454 - 467
26 Desember, 2010
Banda Aceh
5 Seminar Nasional Hasil Riset dan Standarisasi Industri
Ektraksi Minyak Atsiri dari Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix D.C) dengan Menggunakan Pelarut, (hal 124-132)
14-16 Nopember 2011
Banda Aceh 6 The 2nd Annual
International Conference in conjunction with The 8th IMT-GT Uninet Bioscience Conference
Fourrier Transform Onfrared and Gel Permeation Chromatography Evaluation to Prepared Polyurethane Paint from Polyol Palm Oil Based
22-24 November 2012
Banda Aceh
7 Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologi Tahun 2013
Pengaruh Ratio Bahan dan Pelarut terhadap Rendemen Minyak Atsiri sari Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix D.C) dengan Metode Hidrodistilasi Sistem Kohobasi
04 Desember 2013
G. Karya buku dalam 5 tahun terakhir
No. Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit
- - - - - H. Perolehan HKI dalam 5-10 tahun terakhir
No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID - - - - -
I. Pengalaman merumuskan kebijakan public/rekayasa social lainnya dalam 5 tahun terakhir
No. Judul/Tema/rekayasa social lainnya yang telah diterapkan Tahun Tempat
penerapan Respon
masyarakat - - - - -
J. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi pemberi penghargaan Tahun
1 Satyalancana Karya Satya X Tahun Negara Republik Indonesia
2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Banda Aceh, 31 Oktober 2016 Anggota Peneliti,
Ir. Pocut Nurul Alam, MT NIP. 196608221997022002
LAMPIRAN 3 PUBLIKASI ILMIAH/LUARAN PENELITIAN
1. Artikel yang disampaikan pada konferensi Internasional 2. Artikel yang disampakain untuk Jurnal Nasional Terakreditasi
Proceedings of The 6th Annuual International Conference Syiah Kuala University (AIC Unsyiah) in conjunction with The 12th International Conference on Mathematics, Statistics and Its Application (ICMSA) 2016, October 4-6, 2016, Banda Aceh, Indonesia
Activation of Palm Midrib by Using Mixed Citric Acid and Tartaric Acid and its Application for Adsorption of Zn (II) Heavy Metals from Wastewater *Farid Mulana, Mariana, Pocut Nurul Alam and Abrar Muslim
Department of Chemical Engineering, Faculty of Engineering, Syiah Kuala University, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia; *Corresponding Author: [email protected]
Abstract
Adsorption experiments by activated palm midrib by using mixed citric acid and tartaric acid of zinc (II) metal ions were carried out in this study. Zn (II) heavy metal ion from wastewater as by-product of industrial activity is one of problem in environment. Palm midrib that containing lignin, cellulose, and hemicellulose are one of low cost potential candidates to be utilized as adsorbent. The purpose of this research is to activate midrib of palm by using a mixed citric acid and tartaric acid and to know adsorption efficiency of activated midrib of palm adsorbent on Zn (II) metal uptake from wastewater. To determine adsorbed amount of Zn (II) into activated adsorbent an Atomic Adsorption Spectroscopy Method was conducted and to identify substituted groups, analysis samples by using Fourier Transform Infrared was performed. The result showed that the adsorption process was relatively not so fast and equilibrium was reached after about 120 min of contact time. The optimum adsorption efficiency was 89.7 %. These results were obtained on 20 ppm of Zn (II) adsorbate concentration for 120 minutes of contact time and concentration of 1.6 M mixed citric acid and tartaric acid for activation process. Key words: adsorption, citric acid, tartaric acid and Zinc (II)
Introduction Heavy metal in industrial aqueous wastes can be produced both from physical and chemical industry such as smelting, alloy industries, metal plating, mining operations, tanneries, chloralkali, radiator manufacturing and storage batteries industries (Kadirvelu et al., 2001). Those excessive heavy metals aqueous wastes in environment due to industrialization and urbanization have induced many problems for human being and its enviroment. Heavy metal ions could not be degraded into harmless end products (Gupta et al., 2001) as occurring for organic pollutants in which could be degraded by biological process. Therefore, heavy metal has to be treated before discharging to environment because the presence of heavy metals ions would be problems due to their toxicity to many life forms. There are a lot of treatment processes for heavy metal removal from wastewater such as membrane filtration, ion exchange, precipitation, adsorption and coprecipitation/adsorption. Adsorption process is considered to be a highly effective technique for removal of heavy metal from waste stream (Sharma et al., 2011). Activated carbon has been used extensively as adsorbents for wastewater treatment industries. However activated carbon remains as an expensive adsorbent. Therefore, the searching of inexpensive adsorbents from agricultural solid waste could be an alternative method to reduce pollution (Grassi et al., 2012). Homeland of Indonesia generated a lot of solid wastes from agricultural products that can still be used for the adsorbent more economically valuable than just used traditionally. As an example, the utilization of midrib of palm was only be partly used as cattle feed and
Proceedings of The 6th Annuual International Conference Syiah Kuala University (AIC Unsyiah) in conjunction with The 12th International Conference on Mathematics, Statistics and Its Application (ICMSA) 2016, October 4-6, 2016, Banda Aceh, Indonesia
wasted largely in nature. In addition to the use of traditional above the midrib of palm actually have a pore size varies that a very important aspect in adsorption process. With a proper activation process, pores size can be enlarged and adapted to the size of molecules of liquid waste of heavy metal so that adsorbate can be absorbed easily into pore of adsorbent. So far, some researchers have used other biomaterials to absorb heavy metals including coffee waste (Rossner et al., 2009), paddy straw (Kumar et al., 2006), tea waste (Amarasinghe et al., 2007) and other adsorbents (Bhattacharya et al., 2008). A low-cost adsorbent such as midrib of palm can be chemically activated with an oxidator to increase the adsorption capacity of heavy metals due to the increase of surface area and surface charge after activation process. Adsorption capacity can be increased through interaction with the metal oxidator in solution (Marshall et al., 1999, 2000, 2001). The processing of solid waste materials with some acids such as citric acid, tartaric acid and phosphoric acid at a rather high temperature can increase the adsorption of heavy metal ions (Wong et al., 2003; Marshall et al., 1999, 2000, 2001; Wafwoyo et al., 1999; McSweeny, 2006). With this activation, some acid groups can occur and form ester groups (Marshall et al., 2001). Chemical activation of midrib of palm with citric acid together with tartaric acid can enhance the adsorption capacity of heavy metals liquid waste where this happens because during the activation process not only increases the amount of carbonyl/hydroxyl group and enlarge the surface area of the adsorbent but also create more negative sites on the surface of midrib of palm. This research aims is to study the ability of activated midrib of palm to adsorb zinc (II) metal ions toward adsorption efficiency by varying the initial concentration of adsorbate and to know the effect of adsorbent activation by using citric acid and tartaric acid. Materials and Methods Equipment and Materials The equipments and tools used in this study were hot plate, glassware, desiccator, digital scales, oven dryer, Atomic Absorption Spectrometry (AAS) type AA 7000 (Shimadzu), FTIR IR Prestige 21 (Shimadzu) and sieve shaker. On the other hand materials used were midrib of palm with particle size of 40-60 mesh, sodium hydroxide, citric acid 99.9% (Merck), tartaric acid 97.5% (Merck), a solution of Zn(NO3)2 (Merck) and distilled water. Research Procedure First, a small size of midrib of palm washed several times with distilled water to remove dust and dirt and later dried under sunlight. Having dried, midrib of palm was soaked in hot water for 1 hr, then dried again under sunlight for 4 hr and later dried in oven dryer at 110 °C for 1 hr. Dried materials were then cut using a mixer and sieved on the size of 40-60 mesh. Finally, midrib of palm were dried again at 110 °C for 3 hours and then stored in a desiccator. A few grams of midrib of palm were dissolved into a solution of KOH 0.5 M. The addition of KOH during activation will form a few new sites on the surface of the adsorbent so that will increase adsorption capacity. The mixture of midrib of palm and KOH is then stirred at 80 rpm for 30 min at room temperature. Then washed by distilled water repeatedly until a pH of ± 7. Finally dried at 50 °C for 2 hr. 1 gram of netralized adsorben then was mixed with 100 ml of 0.5 M citric acid and 0.5 M tartaric acid on the same ratio for 2 hr at 80 rpm, then dried for 3 hr at 50 ° C. The same procedure was repeated for citric acid/tartaric acid concentrations of 0.8; 1.2, and 1.6 M. Modified adsorbent was then washed with distilled water to remove the excess of citric acid and tartaric acid until a pH of ± 7, followed by re-drying at 50 °C for 24 hr (Marshall et al., 2000). For adsorption process, 1 gr of activated adsorbent was mixed with 100 ml of Zn(NO3)2 of 20 ppm at speed of 80 rpm for different time (0 to 150 minutes) at room temperature. After the adsorption process was completed, sample solution was taken to be analyzed by AAS. The above treatment was repeated for concentrations of 40, 60, and 80 ppm (15, 44, 54 and 73 ppm of AAS results).
Proceedings of The 6th Annuual International Conference Syiah Kuala University (AIC Unsyiah) in conjunction with The 12th International Conference on Mathematics, Statistics and Its Application (ICMSA) 2016, October 4-6, 2016, Banda Aceh, Indonesia
Results and Discussion Effect of Contact Time Toward Adsorption Efficiency To determine the adsorption efficiency of metal Zn (II) we have performed the adsorption process at some contact time and the results can be seen in Figure 1. The test was conducted on the initial adsorbate concentration of 20 ppm with a concentration of citric and tartaric acid activator each are 0.4 M.
Figure 1 The relationship between contact time (minutes) and the adsorption efficiency (%) at Zn (II) initial concentration of 20 ppm and the concentration of citric acid and tartaric of 0.4 M. From Figure 1, adsorption efficiency that is obtained at 0, 30, 60, 90, 120, 140 and 160 minute are 87.54; 93.60; 93.88; 95.24; 94.08; 94.68%, respectively. Equilibrium time is obtained at 120 minute, which at that time the percentage of metal adsorption of Zn (II) reached 95.24% on the initial adsorbate concentration of 20 ppm. With a longer of stirring time, the ability of adsorbent to bind to each other will be even greater. This is because with a long contact time between adsorbent and adsorbate is enabling more and more bonds to be formed between adsorbent particles with heavy metal ions. Citric and tartaric acid as activator solution plays an important role on adsorbent in the adsorption process. The presence of citric acid and tartaric during the activation process resulted in degradation of material that will form the more pore. By increasing the concentration of activator, then the metal ion adsorption efficiency of Zn (II) would be higher. The increased concentrations of citric acid and tartaric might be proportional to the increase in the pore distribution and surface area of the adsorbent causing a number of binding metal ions of Zn increases and as well as adsorption ability also increases. Other researcher Pratama (2015), informed that the amount of Zn (II) adsorbed on the first 40 minutes increase significantly. After contact time 60 minutes it still remains increasing but become flat after 120 minute. From this study, it can be concluded that the optimum contact time is at 120 minute. The quite fast elimination of metal ions in the early minutes of adsorption process may be due to at the beginning of the adsorption process many sites and pore of adsorbent is still empty so that the tendency of the solution to be absorbed into the adsorbent is much higher with increasing contact time and slow the rate of adsorption began to decline until they reach equilibrium time. Okafor (2012) suggested that some natural adsorbent contains cellulose and lignin which is a material with huge potential to be
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 30 60 90 120 150 180
Ads
orpt
ion
Effic
ienc
y (%
)
Contact Time (min
Proceedings of The 6th Annuual International Conference Syiah Kuala University (AIC Unsyiah) in conjunction with The 12th International Conference on Mathematics, Statistics and Its Application (ICMSA) 2016, October 4-6, 2016, Banda Aceh, Indonesia
used as bioadsorbent. Lignin and cellulose have a pore structure which is a major requirement of the adsorbent.
Effect of Citric Acid and Tartaric Acid Concentration on Adsorption Efficiency Citric and tartaric acid concentration also affects the adsorption efficiency of the adsorbat solution on adsorbent. This phenomenon can be seen from Figure 2 that states the relationship between the increase of activators concentration toward adsorption efficiency.
Figure 2. Effect of citric and tartaric acid concentration (M) and the initial concentration of adsorbate (ppm) on adsorption efficiency (mg/g) at the contact time of 120 minutes. The increase of citric and tartaric acid concentration on activation process of adsorbent affect metal ion adsorption efficiency of Zn (II). The highest adsorption efficiency of 98.7 % was obtained at citric acid and tartaric concentrations of 1.6 M with Zn (II) initial concentration of 20 ppm. Activation Effect of Adsorbent by Using Citric Acid and Tartaric Acid FTIR analysis was conducted to understand the effect of adsorbent activation by using citric acid and tartaric acid on various concentrations. This analysis also to see the groups that exist in the sample and their absorbance at certain wavenumber and to see the changes of groups after their reaction with other compounds. FTIR data presented is FTIR data of adsorbent prior to activation, after activation with KOH, after activation with citric and tartaric acid at various concentration of 0.4 M; 0.8 M; 1.2 M and 1.4 M and adsorbent after adsorbed metal ion of Zn (II) with a concentration of 80 ppm. Graph wavelength infrared spectra was shown in Figure 3 below: From Figure 3 it can be seen that the midrib of palm adsorbent (without activation) has a hydroxyl bond with the changes of absorption spectra at wavenumber of 3570 cm-1. After the activation process by using concentration of citric acid and tartaric of 0.4 M it already apparent formation of a carboxyl group at a wavelength of 1600 cm-1 indicating the presence of COH group where this group comes from the absorption spectra of the activator solution that were added. The same phenomena can be observed in the spectra after activation with citric and tartaric acid concentration of 0.8; 1.2 and 1.4 M, where the broadest absorption spectra can be seen on activation with citric and tartaric acid of 1.4 M. At a concentration of 0.4 M, carboxyl groups have narrow peak. However, with increasing
50
60
70
80
90
100
0 0,4 0,8 1,2 1,6
Ads
orpt
ion
Effic
ienc
y (%
)
Activator Concentration (M)
15ppm44ppm54ppm73ppm
Proceedings of The 6th Annuual International Conference Syiah Kuala University (AIC Unsyiah) in conjunction with The 12th International Conference on Mathematics, Statistics and Its Application (ICMSA) 2016, October 4-6, 2016, Banda Aceh, Indonesia
concentrations of citric and tartaric acid it can be seen that the absorption area (peak) become wider. The same spectra also occurred after activation with concentrations of 0.8, 1.2 and 1.4 M where at a concentration of 1.4 M was wider that indicating that more of carbonyl groups was formed with the increasing concentration of citric and tartaric acid.
Figure 3 The infrared spectra of midrib of palm adsorbent on various conditions At a wavelength of 3600 cm-1 also appeared the absorption spectra that indicates the O-H group of carboxylic acids, namely at the activation of 0.4 M. This happens because the effect of citric and tartaric acid activation as well. On activation of citric and tartaric acid from 0.4 M to 1.4 M, it can be seen that there was a shift of absorption spectra from right to left (larger wavelength), which is also influenced by the increase of citric and tartaric acid concentration. Spectra of adsorbent after adsorption process it appears that spectra was not much different from the adsorbent without adsorption process. Based on the performed research, in the presence of hydroxyl groups on the adsorbent, the metal ion of Zn (II) will be easier to interact with the hydroxyl group (O-H) which is a hard base (Hayyu, 2012). Conclusions The adsorption process of Zn (II) metal ions onto activated midrib of palm reached the highest adsorption efficiency of 98.7%. These adsorption processes were conducted at initial zinc (II) concentration of 20 mg/L and 1.6 M of mixed citric and tartaric acid concentration with contact time of 120 minutes. The adsorption process was influnced significantly by addition of citric and tartaric acid as mixed activator. With the increase of mixed citric and tartaric acid concentration, the adsorption efficiency would also increase significantly. The present of carboxyl group and hydroxyl group was due to the influence of citric acid and tartaric acid activation. On activation of the adsorbent with a only small concentration of citric acid and tartaric acid provided an appear of carboxyl groups in the absorption wavelength spectra of 3600 cm-1 which indicate a OH group.
05001000150020002500300035004000
a.u.
wavelenght(Cm-1)
Afteradsorption1,6M&80ppm
1,6M
1,2M
0,8M
0,4M
AfterKOHactivation
Untreated
O-H
COH
Proceedings of The 6th Annuual International Conference Syiah Kuala University (AIC Unsyiah) in conjunction with The 12th International Conference on Mathematics, Statistics and Its Application (ICMSA) 2016, October 4-6, 2016, Banda Aceh, Indonesia
Acknowledgements The authors thank to Minister of Research, Technology and Higher Education that has funded this study. Thanks also to members of Laboratorium Technology Process, Department of Chemical Engineering, Unsyiah: Des Al Nizar and Faris Novanda who have helped in the implementation of this research. References Amarasinghe B, Williams RA., (2007). Tea Waste as a Low Cost Adsorbent for the Removal
of Cu and Pb from Wastewater, Chem Eng J 132:299–309 Bhattacharya AK, Naiya TK, Mandal SN, Das SK, (2008). Adsorption, Kinetics and
Equilibrium Studies on Removal of Cr(VI) from Aqueous Solutions using Different Low-Cost Adsorbents, Chem Eng J 137:529–541
Grassi, M., Kaykioglu, G., Belgiorno V. and Lofrano, G., (2012). Removal of Emerging Contaminants from Water and Wastewater by Adsorption Process, In Emerging Compounds Removal from Wastewater, G. Lofrano (ed.), Springer Science
Gupta, V.K., Gupta, M., and Sharma, S., (2001). Process Development for the Removal of Lead and Chromium from Aqueous Solution using Red Mud – An Aluminum Industry Waste. Water Res. 35(5): 1125 – 1134
Kadirvelu, K., Thamaraiselvi, K, and Namasivayam, C., (2001). Removal of Heavy Metal from Industrial Wastewaters by Adsorption onto Activated Carbon Prepared from an Agricultural Solid Waste. Bioresource Techn., 76: 63-65
Kumar U, Bandyopadhyay M, (2006). Sorption of Cadmium from Aqueous Solution using Pretreated Rice Husk, Bioresour Technol 97:104–109
Marshall, W.E., Wartelle, L.H., Boler, D.E., Johns, M.M., Toles, C.A., (1999). Enhanced Metal Absorption by Soybean Hulls Modified with Citric Acid, Bioresource Technol., 69 263–268
Marshall, W.E., Wartelle, L.H., Boler, D.E., Toles, C.A., (2000). Metal Ion Absorption by Soybean Hulls Modified with Citric Acid: a Comparative Study, Environ. Technol. 21, 601–607
Marshall, W.E., Chatters, A.Z., Wartelle, L.H., McAloon, A., (2001). Optimization and Estimated Production Cost of a Citric Acid-Modified Soybean Hull Ion Exchanger, Ind. Crop. Prod. 14, 191–199
McSweeny, J. D., Rowell, R. M danMin, S. H., (2006). Effect of Citric Acid Modification of Aspen Wood on Sorption of Copper Ion, Journal of Natural Fiber, vol.3, no.1, 43-58
Rossner A, Snyder SA, Knappe DRU, (2009). Removal of Emerging Contaminants of Concern by Alternative Adsorbents, Water Res 43:3787–3796
Sharma P, Kaur H., Sharma, M., Sahore, V., (2011). A review on Applicability of Naturally Available Adsorbents for the Removal of Hazardous Dyes from Aqueous Waste, Environ Monit Assess, 183:151–195
Wafwoyo, W., Seo, C.W. Marshall, W.E. (1999). Utilization of Peanut Shells as Adsorbents for Selected Metals, J. Chem. Technol. Biotechnol. 74,1117–1121
Wong, K.K., Lee, C.K., Low, K.S., Haron, M.J., (2003). Removal of Cu and Pb by Tartaric Acid Modified Rice Husk from Aqueous Solutions, Chemosphere 50, 23–28
Hayyu F. (2012). Pengaruh Konsentrasi Pada Pembuatan Membran Kitosan Terhadap Selektifitas Ion Zn(II) dan Fe(II). Indo. J. Chem. Sci.1(2)
Okafor, C.P. (2012). Adsorption Capacity of Coconut (Cocos nucifera L.) Shell for Lead, Copper, Cadmium and Arsenic from Aqueous Solutions. International Journal of Electrochemical Science, 7, 12354 – 12369.
Pratama Y., Triandi R., Darjito. (2015). Pengaruh pH dan Waktu Kontak pada Adsorpsi Zn(II) Menggunakan Kitin Terikat Silang Glutaraldehid. Kimia Student Journal, Vol.1, No. 1, pp. 741 – 747.