laporan akhir - RP2U Unsyiah

83
LAPORAN AKHIR Penelitian Lektor ANALISIS DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KONFLIK GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DENGAN MANUSIA SERTA PENYELESAIANNYA DI KAWASAN HUTAN EKOSISTEM ULU MASEN KABUPATEN ACEH JAYA TIM PENELITI: Dr. Abdullah, M.Si (NIP. 197405021999031001) Devi Syafrianti, M.Si (NIP. 198212072006042001) Dewi Andayani., S.Pd, M. Pd (NIP. 198304212015042003) Dibiayai Oleh: Universitas Syiah Kuala, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sesuai Dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian Lektor Tahun Anggaran 2020 Nomor: 270/UN11/SPK/PNBP/2020 Tanggal 17 Maret 2020 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA OKTOBER 2020

Transcript of laporan akhir - RP2U Unsyiah

LAPORAN AKHIR

Penelitian Lektor

ANALISIS DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KONFLIK

GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DENGAN MANUSIA

SERTA PENYELESAIANNYA DI KAWASAN HUTAN EKOSISTEM ULU

MASEN KABUPATEN ACEH JAYA

TIM PENELITI:

Dr. Abdullah, M.Si

(NIP. 197405021999031001)

Devi Syafrianti, M.Si

(NIP. 198212072006042001)

Dewi Andayani., S.Pd, M. Pd

(NIP. 198304212015042003)

Dibiayai Oleh:

Universitas Syiah Kuala,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Sesuai Dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian Lektor

Tahun Anggaran 2020 Nomor: 270/UN11/SPK/PNBP/2020

Tanggal 17 Maret 2020

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

OKTOBER 2020

i

ii

RINGKASAN PENELITIAN

Gajah Sumatera (Elephas maximus sumateranus Temminck) merupakan satwa dengan

status konservasi terancam punah (critically endangered) yang dikeluarkan oleh

Lembaga Konservasi Dunia–IUCN. Di Indonesia satwa liar ini dilindungi berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetaan Jenis Tumbuhan dan

Satwa. Saat ini terjadi penurunan populasi di alam. Hal ini terjadi akibat gagalnya

akvitas konservasi habitat, dimana masyarakat sebagai komponen paling penting

dalam kegiatan konservasi. Kondisi persepsi dan sikap masyarakat kawasan hutan

habitat Gajah merupakan kunci kunci upaya penyelamatan gajah dan habitatnya.

Sejauh ini penelitian yang yang berfokus pada analisis persepsi masyarakat sekitar

kawasan konservasi gajah masih sangat jarang dilakukan di Aceh Jaya, Provinsi Aceh.

Kawasan ini termasuk salah satu kawasan dengan intensitas interaksi gajah dengan

lahan sangat tinggi di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui (1)

Mengetahui persepsi masyarakat lokal terhadap konflik gajah dengan manusia di

Kawasan Ulu Masen Kabupaten Aceh Jaya (2) Mengetahui sikap dukungan

masyarakat lokal terhadap penanganan konflik dan upaya konservasi gajah di sekitar

kawasan konflik gajah dengan manusia. (3) Mengetahui kearifan lokal masyarakat

terhadap konservasi gajah di sekitar kawasan konflik gajah dengan manusia (4)

Mendapatkan pemetaan daerah rawan konflik gajah Sumatera dengan lahan pertanian

dan pelindungan gajah di kawasan Ekosistem Ulu Masen Kabupaten Aceh Jaya.

Metode yang diterapkan berupa wawancara semi struktural dengan menggunakan

kuesioner sdebagai data primer sebagai sumber data pertama yang didapatkan oleh

peneliti (Muhammad, 2008). Setelah data tersebut dianalisis secara kuantitatif dengan

secara mendalam (Istijanto, 2005) sehingga didapatkan data yang relevan sesuai

dengan kondisi sebenarnya dilokasi (Cholid, 2009). Hasil didapatkan bahwa setiap

lokasi memilki tingkat pebedaan yang signifikan antara setiap lokasi. Pola perubahan

itu terdapat pada persepsi masyarakat terhadap gajah, Sikap dukungan masyarakat

terhadap gajah, Kearifan okal Masyarakat terhadap gajah dan lokasi keberadaan

konflik gajah dan manusia yang semakin meluas setiap tahun nya. Hasil penelitian

yang telah dilakukan adalah (1) Persepsi Masyarakat di Aceh jaya dimana 62 % dari

responden mendukung upaya konservasi gajah dan 38 kurang setuju untuk mendukung

upaya konservasi gajah di area perbatasan hutan. (2) Sikap Masyarakat terhadap

Upaya penyelamatan gajah yaitu 71 % mendukung upaya penyelamatan gajah dan 29

%lain nya kurang aktif jawaban terhadap pertanyaan tersebut. (3) Selaintu Kearifan

Lokal Masyarakat terhadap antisipasi mitigasi gajah di Kawasan perbatasan hutan

memiliki perbedaan yang tidak jauh dimana 58 % masyarakat paham akan kearifan

lokal dan budaya tentang pernghormatan terhadapa gajah dan 42 % masih awam

terhadap pemahaman mengenai kearifan lokal dalam penerapan nya dalam mitigasi

konflik. (4) Dari Hasil wawancara ini ditemukan Kawasan kategori konflik gajah yang

dipengaruhi oleh lokasi pemukiman dengan perbatasn hutan yang memilki rute gajah

sehingga Kawasan tersebut dalam 3 kategori (warna hijau artinya konflik di kawsan

tersebut dikategorikan dalam kategori ringan, warna kuning sebagai kategori sedang

dan warna merah sebagai kategori tinggi). Dalam survey kali ini kami menemukan

bahwa Kawasan Kecamatan Jaya, Indra jaya dalam kategori daerah wilayah konflik

kuning, Kecamatan Sampoiniet, Darul Hikmah, Setia Bakti dan Pasie Raya dalam

iii

Kategori Merah. Sedangkan Kecamatan Teunom, Krueng Sabe, Panga berada dalam

kategori hijau atau dalam kategori rendah konflik.

iv

PRAKATA

Kegiatan Penelitian Lektor tentang Analisis dan Persepsi Masyarakat

terhadap Konflik Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) dengan Manusia

serta Penyelesaiannya telah dilaksanakan di Kawasan Hutan Ekosistem Ulu Masen

Kabupaten Aceh Jaya. Semoga kegiatan ini mendapat ridha Allah SWT.

Penelitian Lektor tentang Analisis dan Persepsi Masyarakat terhadap

Konflik Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) dengan Manusia serta

Penyelesaiannya di Kawasan Hutan Ekosistem Ulu Masen Kabupaten Aceh Jaya

telah dilaksanakan selama Tahun 2020. Kegiatan penelitian dapat dilaksanakan,

berkat adanya bantuan dana PNBP dari Universitas Syiah Kuala.

Penelitian Lektor dapat dilaksanakan dengan baik dan menghasilkan luaran,

sesuai dengan tujuan penelitian. Kegiatan penelitian dapat berlangsung dengan baik

karena adanya kerjasama dan bantuan semua pihak terutama Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Syiah Kuala, Anggota Tim Peneliti, dan

semua tenaga lapangan yang telah ikut membantu dalam pengambilan data dan

dalam pelaksanaan penelitian.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kegiatan penelitian

ini, sehingga dapat terlaksana dengan baik. Hanya kepada Allah Swt kami serahkan,

semoga diberikan balasan setimpalnya.

Peneliti,

Dr. Abdullah, M.Si

v

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. i

PENELITIAN LEKTOR ........................................ Error! Bookmark not defined.

RINGKASAN PENELITIAN ................................................................................. ii

PRAKATA ............................................................................................................. iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 9

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 11

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN/PENGBABDIAN ............. 14

BAB 4. METODE PENELITIAN/PENGABDIAN ............................................. 15

BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ............................................. 18

BAB 6. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 35

LAMPIRAN .......................................................................................................... 38

1. Instrument ................................................................................................. 38

2. Surat Dukungan Kerja Sama Kolaborasi .................................................. 60

3. Personalia Tenaga Peneliti/Pengabdi beserta Kualifikasinya ................... 63

4. Foto dan Gambar Aktifitas .......................................................................... 5

5. Produk Penelitian ........................................................................................ 9

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Hasil Wawancara Kearifan Lokal ........................................................ 25

Tabel 5.2 Lokasi Wawancara Konflik gajah di perbatasan Ulu Masen ............... 30

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Induk Gajah Sumatera dan Anaknya (Sumber: Google Image) ...... 11

Gambar 4.1 Roadmap Penelitian ......................................................................... 17

Gambar 5.1 Diagram Persepsi ............................................................................. 20

Gambar 5.2 Diagram Sikap Dukungan Masyarakat terhadap konservasi ........... 22

Gambar 5.3 Diagram Tindakan Antisipasi Masyarakat terhadap Konflik gajah 24

Gambar 5.4 Peta Hasil Wawancara mengenai Kategori Konflik gajah dengan

Masyarakat. ........................................................................................................... 31

viii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN .......................................................................................................... 38

1. Instrument ................................................................................................. 38

2. Artikel Persepsi Masyarakat terhadap Gajah ................................................

3. Surat Dukungan Kerja Sama Kolaborasi .................................................. 60

4. Personalia Tenaga Peneliti/Pengabdi beserta Kualifikasinya ................... 63

5. Foto dan Gambar Aktifitas .......................................................................... 5

6. Produk Penelitian ........................................................................................ 9

9

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Akhir-akhir ini frekuensi dan intensitas konflik gajah dengan manusia di Hutan Tropis

Sumatra makin meningkat. Kondisi ini telah merugikan kedua belah pihak yaitu korban jiwa

manusia dan harta bendanya juga kematian bagi satwa gajah. Beberapa strategi konvensional

telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat setempat seperti mengusir dengan mercon,

membuat pagar dan parit, namun belum membuahkan hasil secara signifikan. Gajah Aceh

(Sumatera) nama ilmiahnya Elephas maximus sumatranus dalam bahasa Aceh lebih dikenal

dengan sebutan Po Meurah atau Teungku Rayek merupakan salah satu jenis satwa langka

dari kelompok Large Mammal Herbivore yang masih dapat ditemui di Hutan Aceh. Satwa yang

terkenal dengan perilaku sosial dan akrab dengan kehidupan manusia sejak zaman

pemerintahan Sultan Iskandar Muda ini ternyata semakin hari semakin terusik kehidupannya.

Pendekatan ekologis dengan memperhatikan kebutuhan habitat dan perilaku gajah secara

proporsional belum dilakukan. Dalam tulisan ini akan disajikan solusi konflik gajah dengan

pembentukan Kawasan Perlindungan Gajah (Elephant sunctuary). Metode penelitian

dilakukan secara deskriptif ekploratif di Hutan Tropis Sumatera. Analisis data dilakukan

dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian menemukan bahwa

pengurangan konflik satwa liar dapat dilakukan dengan pembentukan Kawasan Perlindungan

Gajah (Elephant sunctuary) dalam habitat yang sesuai dengan karakter habitat yang memiliki

6 tipe habitat yaitu tipe habitat: (1) hutan primer, didominasi oleh pohon-pohon besar dari

famili diptero-carpaceae dengan ketinggian di atas 25 m. Selain itu gajah juga menggunakan

tempat ini sebagai feeding site (tempat mencari makan) walaupun dengan frekuensi yang

rendah. Jenis tumbuhan pakan yang sering digunakan dalam hutan primer adalah kelompok

rotan dari famili arecaceae, moraceae dan myrtaceae. (2) hutan sekunder, (3) padang savana,

tipe habitat ini didominasi oleh padang rumput ilalang (Imperata cylindrica (4) padang rumput,

(5) sungai/kolam, (6) Salt lick (kolam garam), lokasi garam ini terletak dalam hutan primer

berbentuk sungai kecil dengan aliran air sangat lambat. Air yang mengalir berwarna kuning

dan terasa asin. Lokasi ini dikunjungi secara rutin oleh mamalia besar seperti rusa, babi,

harimau dan gajah Sumatera.

Salah satu komponen konservasi kawasan adalah adanya dukungan masyrakat dengan

persepsi yang benar tentang konservasi. Kondisi habitat dan gajah Sumatera yang terus

terdesak membutuhkan upaya penyelamatan dengan cara perlindungan kawasan konservasi,

keberadaan kawasan konservasi di suatu area masyarakat sangat dipengaruhi oleh adanya

10

dukungan masyarakat. Bagi masyarakat yang telah memahami kepentingan penyelamatan

satwa dan habitatnya demi keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem tentu akan mendukung

upaya konservasi tersebut. Namun sebaliknya jika masyarakat suatu kawasan belum memiliki

persepsi yang mendukung upaya konservasi dapat menurunkan peranannya dalam mendukung

konservasi.

Kawasan Hutan Aceh Jaya, Provinsi Aceh merupakan kawasan strategis konservasi

habitat dan satwa gajah, namun hingga saat ini masih kurang informasi tentang persepsi

masyarakat terhadap konflik gajah dengan manusia, untuk itu dilakukan kajian mandalam

tentang bagaimana persepsi masyarakat dasar ilmiah untuk konservasi gajah Sumatera.

11

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)

2.2.1 Taksonomi dan Morfologi Gajah Sumatera

Gajah Sumatera merupakan salah satu dari spesies Gajah Asia yang menjadi mamalia

terbesar di Indonesia. Satwa liar ini dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun

1999 dan terdaftar dalam red list book International Union for conservation of Nature (IUCN),

dengan status terancam punah (IUCN, 2010).

Klasifikasi Gajah Sumatera menurut Yasin dkk. (2013:35) adalah:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Proboscidea

Famili : Elephantidae

Genus : Elephas

Spesies : Elephas maximus L

Subspesies : Elephas maximus sumatranus

Gambar 2.1 Induk Gajah Sumatera dan Anaknya (Sumber: Google Image)

Gajah Sumatera memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, gemuk dan lebar. Gajah

memiliki kulit berwarna abu-abu bercampur dengan warna coklat. Kulit gajah sangat tebal, dan

kering, terdapat rambut-rambut halus di seluruh tubuhnya. Gajah memiliki sepasang gading

yang merupakan perpanjangan gigi seri, Gajah Sumatera jantan memiliki gading yang lebih

pendek dari spesies gajah Asia lainnya, sedangkan Gajah Sumatera betina memiliki gading

yang sangat pendek dan tersembunyi di balik bibir atasnya. Gajah memiliki gigi dengan

permukaan yang berbentuk pipih, dan telinganya yang lebar membantu gajah mendengar lebih

baik (Ribai, 2012:1).

12

2.2.2 Distribusi dan Habitat Gajah Sumatera

Gajah sumatera tersebar di tujuh provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi,

Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung. Pada dasarnya gajah sangat selektif dalam

memilih habitatnya, karena gajah merupakan salah satu hewan yang memiliki kepekaan.

Penggunaan habitat gajah dipengaruhi oleh berbagai variasi dalam tiap faktor habitat seperti

tipe hutan, penutupan tajuk, ketersediaan pakan yang banyak, ketersediaan pohon mineral,

jarak dari hutan primer, ketersediaan pohon gosok badan, ketinggian lahan, kemiringan, dan

jarak ke sumber air yang dekat (Abdullah dkk, 2013:42). Habitat Gajah Sumatera terdiri dari

beberapa tipe hutan, yaitu hutan rawa (swamp forest), hutan gambut (peat swamp forest), hutan

hujan dataran rendah (lowland forest), dan hutan hujan pegunungan rendah (lower mountain

forest). Habitat gajah meliputi seluruh hutan di pulau Sumatera dari Lampung sampai Provinsi

Aceh, mulai dari ekosistem pantai sampai ketinggian diatas 2000 m (WWF, 2005). Gajah

Sumatera memilih habitat dengan kriteria kemiringan landai, dekat dengan sumber air, dekat

dengan hutan primer, ketersediaan pohon yang mengandung mineral, ketinggian lahan yang

rendah, ketersediaan pakan yang banyak dan tipe hutan sekunder (Abdullah dkk, 2013:43-44).

2.2.3 Perilaku gajah

Salah satu perilaku yang juga muncul pada hewan yakni perilaku anti-predator. Perilaku

anti-predator adalah perilaku menghindar pada hewan akibat adanya gangguan (predator).

Setiap spesies hewan memiliki pola yang berbeda dalam perilaku anti-predator ini.

Bagi sebagian besar hewan, predasi merupakan salah satu tekanan sehari-hari yang

paling berat. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa banyak yang memiliki adaptasi

morfologi, fisiologis atau perilaku yang ekstrem untuk mengurangi risiko predasi. Menurut

Barnard (1983:201) cara paling efektif untuk menghindari pemangsaan adalah dengan jelas

menghindari pertemuan dengan predator sejak awal. Banyak adaptasi anti-predator melibatkan

kamuflase (crypsis), mimikri atau polimorfisme sehingga membingungkan predator terhadap

mangsa sejak awal. Mekanisme pertahanan seperti ini bersifar primer dan berasal dari adaptasi

morfologi.

Perilaku anti predator dan konservasi merupakan dua kompoenen yang saling terkait

erat. Predator dan aktivitas antrophogenik menyebabkan hewan mengalami kebingungan

antara menghindari resiko ancaman yang dirasakan atau melanjutkan aktivitas lainnya seperti

makan dan reproduksi. Peningkatan rangsangan gangguan dari lingkungan dan peningkatan

laju pertemuan predator oleh mangsa, keduanya meningkat risiko yang dirasakan oleh hewan.

Kondisi ini juga akan meningkatkan stress pra energi akibat peningkatan perilaku anti-predator

13

yang akan menurunkan asupan makanan, kondisi tubuh hewan dan juga reproduksi. Penurunan

kondisi tubuh akan menyebabkan stres serius yang berpengaruh pada performa hewan sehingga

meningkatkan laju predasi. Peningkatan laju predasi dan juga ketidakberhasilan reproduksi

tentunya akan menurunkan populasi hewan (Frid, 2010: 370).

2.3 Kawasan Ekosistem Ulu Masen

2.3.1 Letak Geografis

Ekosistem Ulu Masen merupakan ekosistem yang meliputi empat kabupaten

– Aceh Besar, Aceh Barat, Aceh Jaya dan Pidie dengan koordinat 4° 25.6’ 34” –

5° 4.4’ 21.3” LU dan 95° 21.3’ 20.3” – 96° 18.9’ 52.3” BT. Ekosistem Ulu Masen

termasuk kedalam empat wilayah, yaitu Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat dan Pidie. Area

yang berhutan meliputi 7,000 km2 meliputi sejumlah tipe habitat, termasuk hutan Montana,

hutan hujan dataran rendah, hutan rawa, dan di sebelah utara terdapat hutan karst.

2.3.2 Penggunaan Lahan dan Luas Wilayah

Sebagian besar lahan atau tanah terdeiri dari tanah jenis podsoli, latosol, litosol, regosol,

organossol, renzina dan alluvial. Dengan luas area 1,393,500 hektar, terdiri dari dua kawasan

konservasi, berdekatan dengan hutan lindung dan pemegang konsesi hutan non-aktif yang

sekarang dibawah moratorium.

14

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN/PENGBABDIAN

3.1 Tujuan penelitian

Adapun tujuan secara khusus penelitian ini adalah:

1. Mengetahui persepsi masyarakat terhadap konflik Gajah-manusia

2. Mengetahui tingkat resiko konflik gajah Sumatera dengan lahan pertanian dan

pelindungan gajah di Kawasan Ekosistem Ulu Masen Kabupaten Aceh Jaya.

3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini untuk mendapatkan data terbaru dampak perubahan pola perilaku gajah

guna mendukung upaya konservasi Gajah Sumatera dan menghimpun pengetahuan baru bagi

peneliti mengenai pengaruh perubahan perilaku Gajah Sumatera bagi masyarakat di kawsan

Ekosistem Ulu Masen. Selain itu dapat dijadikan sebagai kerangka acuan bahan praktikum

dalam mata kuliah Ekologi Hewan dan Ethologi dan Sebagai informasi bagi masyarakat untuk

menjaga keadaan lingkungan sekitar yang berguna untuk kelestarian Gajah Sumatera.

15

BAB 4. METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitain ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik field observation. Deskripsi

dengan menganalisis kondisi lokasi dan analisis setiap jawaban untuk mendapat data dengan

menggunakan kuesioner seputar konflik gajah dan persepsi masyarakat di sepanjang

perbatasan hutan dengan tujuan mendapatkan data yang relevan.

4.2 Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di kawasan Ekosistem Ulu Masen Kabupaten Aceh Jaya.

Lokasi Ini dipilih karena memiliki aktivitas konflik satwa tinggi dan diduga terdapat perubahan

perilaku satwa liar dan memiliki tingkat terjadi konflik antara gajah dan manusia . konflik ini

terjadi hampir setiap tahun. Penyebab konflik terjadi karena aktivitas manusia yang berada

pada daerah jalur gajah atau dikenal dengan track gajah.

4.3 Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian diawali dengan persiapan lapangan dan pendahuluan di lokasi.

Waktu pengumpulan data lapangan yang meliputi (1) pengamatan dan pengukuran persepsi

masyarakat sekitar kawasan konflik gajah, (2) analisis kondisi konflik dan persepsi masyarakat

tentang penyebab, proses dan upaya mitigasi konflik gajah dengan manusia, dan (3) pemetaan

daerah rawan konflik gajah Sumatera dengan lahan pertanian, Ketiga komponen penelitian

akan diamati pada Maret sampai Agustus. Pengamatan lapangan dibantu oleh empat orang

pembantu peneliti yang dianggap memahami perilaku gajah (pawang gajah/mahout).

4.4 Teknik Pengumpulan Data

4.4.1 Pemetaan Kesesuaian Habitat dan Unit Lokasi Habitat Gajah

Data habitat gajah diperlukan untuk data dasar pembuatan peta daerah perlindungan

gajah.Data habitat meliputi data fisik habitat dan data biologis. Data fisik meliputi ketersedian

tempat gosok badan, ketinggian lahan, kemiringan lahan, dan jarak ke sumber air. Data

biologis meliputi tipe hutan dan vegetasi, penutupan tajuk, ketersedian tumbuhan pakan,

ketersedian pohon sumber mineral dan jarak ke hutan primer.

16

4.4.2 Pemetaan Daerah Rawan Konflik Gajah dengan Lahan Pertanian dan

Perkebunan dan Pengamatan Jarak Lokasi Tambang dengan Track (Jalur)

Gajah

Penyusunan peta daerah daerah rawan konflik gajah dengan lahan pertanian dan

perkebunan dilakukan dengan pendataan lokasi konflik, intensitas dan frekuensi konflik.

Perekaman data dilakukan menggunakan GPS Garmin 60 csx. Selanjutnya, data GPS dan

konflik dianalisis dengan software arcgis.

4.4.3 Metode Angket Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya. Kuesioner yang

digunakan oleh peneliti sebagai instrumen penelitian, metode yang digunakan adalah dengan

kuesioner tertutup. Instrument kuesioner harus diukur validitas dan reabilitas datanya sehingga

penelitian tersebut menghasilkan data yang valid dan reliable. Instrumen yang valid berarti

instrument tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur,

sedangkan instrument yang reliable adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama pula. Instrumen yang

digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini dengan menggunakan skala likert 5 poin.55

Jawaban responden berupa pilihan dari lima alternatif yang ada, yaitu :

1. SS : Sangat Setuju

2. S : Setuju

3. N : Netral

4. TS : Tidak Setuju

5. STS: Sangat Tidak Setuju (Bambang, 2016).

Validitas berarti kesucian alat ukur dengan apa yang hendak diukur, artinya alat ukur

yang digunakan dalam pengukuran dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Jadi validitas adalah seberapa jauh alat dapat mengukur hal atau objek yang ingin diukur.

Reabilitas artinya memiliki sifat yang dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki

reabilitas apabila dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti lain akan

tetapi memberikan hasil yang sama. Jadi reabilitas adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur

untuk dapat memberikan hasil yang sama dalam mengukur dalam hal dan objek yang sama.

17

4.4.4 Metode Wawancara (Interview)

Merupakan teknik pengambilan data di mana peneliti langsung berdialog dengan

responden untuk menggali informasi dari responden. Pada dasarnya terdapat dua jenis

wawancara yaitu wawancara terstruktur dan wawancara bebas tidak terstruktur. Wawancara

terstrukur yaitu jenis wawancara yang disusun secara terperinci. Wawancara tidak terstruktur

yaitu jenis wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Penelitian ini

akan menggunakan wawacara terstruktur meliputi sosio demografi masayarakat, pola persepsi

masyarakat terhadap gajah di tengah meningkatnya intensitas konflik.

4.4.5 Analisis Data

Data lapangan dianalisis menggunakan Analisis Geographic Imformation System

dengan software ArcGIS dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Chi

Square Test dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17.0. Selanjutnya disajikan

secara deskriptif dalam bentuk peta, grafik dan tabel.

4.5 Roadmap (Peta Jalan) Penelitian

Gambar 4.1 Roadmap Penelitian

Pengamatan habitat

(biologis dan ekologis)

yang sesuai dengan

kebutuhan gajah

pengamatan dan

pengukuran

persepsi

masyarakat, loaksi

konflik dan

pemetaan konflik

pemetaan daerah

rawan konflik

gajah Sumatera

dengan lahan

pertanian

Ditemukan

strategi

pengusiran

gajah Sumatera

ketika konflik

gajah-lahan

Ditemukan tipe

habitat yang sesuai

bagi gajah Sumatera

Ditemukan

kawasan rawan

konflik gajah dan

habitat yang

terjadi akibat

kebisingan dan

aktivitas

penambangan

Menemukan dan

mendeteksi konflik

gajah dengan manusia

Pengelolaan

habitat dengan

instrument

persepsi

masyarakat dan

upaya mitigasi

dini bagi

masyarakat sekitar

konflik gajah

18

BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

5.1 HASIL PENELITIAN

1. Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Konflik Gajah Dengan Manusia Di Kawasan

Ulu Masen Kabupaten Aceh Jaya.

Konflik gajah dan manusia terus meningkat setiap tahun di wilayah ekosistem ulu

masen. Konflik ini menyebabkan hilangnya habitat secara massive dan penurunan populasi

gajah di Kawasan ekosistem ulu masen. aktivitas konflik yang terus meningkat sepanjang

perbatasan hutan membuat pergerakan gajah dan masyarakat sangat terbatas. Konflik yang

telah terjadi ini telah berlangsung sangat lama, akan tetapi diperparah saat pembukaan lahan

semakin tinggi ke area hutan ulu masen. Konflik satwa liar - manusia merupakan ancaman

utama bagi keberlangsungan kehidupan gajah sumatera. Konflik ini terjadi karena

permasalahan sosio – ekonomi masyarakat yang berakibat pada hilangnya sumberdaya hutan

dan mengancam morbiditas dan mortalitas manusia. Meningkatnya aktivitas manusia di sekitar

area hutan dan juga meningkatkan kegiatan eksploitasi hutan oleh manusia menimbulkan efek

antropogenik berupa kebisingan suara terhadap satwa di hutan (Alarcon, 2016).

Pembukaan lahan ini bukan hanya dilakukan oleh masyarakat melainkan juga dilakukan

oleh perusahan – perusahaan skala besar yang sebagian besar merupakan perusahaan kelapa

sawit dan ekspansinya berada dalam Kawasan hutan ekosistem Ulu Masen sehingga hal ini

sangat berdampak terhadap kehidupan masyarakat di Kawasan perbatasan Hutan. Selai itu

eksistensi gajah di hutan juga semakin sulit dan keadaan home range yang terputus karena

pembukaan lahan dan terbentuknya permukiman membuat kawanan gajah sering salah arah

dan memasuki pemukiman. Menurut IUCN Red list (2010) Gajah Merupakan Spesies terancam

Punah. Faktor keterancaman punah ini didasari oleh kelangkaan makanan di kawasan habitat

gajah. Sebagai informasi bahwa Kawasan home range gajah di kabupaten aceh jaya terdapat di

dua Kawasan hutan yaitu hutan primer dan Kawasan hutan sekunder. Kedua Kawasan ini

memiliki fungsi tersendiri. Seperti halnya masyarakat yang berada di kawasan perbatasan

hutan juga beraktivitas pada dua wilayah tersebut (hutan primer dan hutan sekunder). Gajah

menjadikan kawasan hutan primer sebagai kawasan habitat inti yaitu sebagai Kawasan kawin

dan membesarkan bayi sedangkan kawasan hutan sekunder di jadikan sebagai tempat mencari

makan. Manusia menjadikan kawasan hutan primer untuk mencari bahan – bahan hutan yang

bernilai tinggi untuk dijual ke pasar seperti rotan, kayu, ranting, jamur dan berbagai macam

bahan lainnya yang memiliki nilai jual tinggi dan hutan sekunder digunakan oleh masyarakat

19

kawasan perbatasan hutan sebagai area untuk berkebun dan bercocok tanam. Tentu saja hal ini

sangat bertentangan dengan fungsi hutan tersebut bagi gajah. Hal tersebut ternyata memicu

terjadinya konflik berantai antara kawanan gajah dengan masyarakat di perbatasan kawasan

hutan. Kawasan Hutan Ulu masen dari hasil wawancara terdapat 80 – 100 ekor gajah yang

terbagi ke dalam 7 kelompok dan 3 diantaranya merupakan kelompok besar. Masyarakat

Kawasan ini melihat gajah ini memiliki struktur dalam pergerakan nya. Pergerakan gajah di

Kawasan ini selalu dimulai oleh kelompok kecil yang berfungsi sebagai pembuka rute dan

disusul oleh kawanan besar yang berjumlah 20 -30 ekor.

Masyarakat Kawasan Ekosistem Ulu Masen dalam mengantisipasi terjadinya konflik

ini selalu menyediakan peralatan berupa petasan yang dibawa untuk berjaga jika bertemu

dengan satwa tersebut. Menurut masyarakat yang kami wawancara di sepanjang perbatasan

hutan, Kawasan Hutan mengalami perubahan yang signifikan disebabkan oleh hilangnya

habitat inti di tengah hutan dan terganggu dengan aktivitas masyarakat kedalam hutan hutan

sehingga gajah tersebut sering keluar ke area hutan.

Masyarakat umumnya masih memiliki kepedulian yang tinggi terhadap gajah.

Masyarakat masih menganggap gajah sebagai hewan yang agung dan memiliki nilai historis

tinggi serta gajah dianggap sebagai hewan yang memiliki perasaan yang kuat. Perasaan kuat

ungkapan masyarakat ini didasari oleh kejadian konflik yang pernah terjadi. Konflik yang

terjadi umumnya memakan korban yang memiliki sifat dan perilaku kurang bagus. Sehingga

jika masyarakat ingin memasuki hutan selalu mewanti diri agar berkelakuan dan memiliki hati

yang baik. Namun terdapat juga sebahgian masyarakat yang tidak mempercayai hal tersebut

dikarenakan mereka merupakan warga pendatang dan bukan merupakan masyarakat asli

kawasan tersebut. Masyarakat tersebut menganggap gajah merupakan hewan biasa sama

dengan hewan yang lainya sehingga menurut mereka gajah bukan merupakan suatu ancaman

yang menakutkan.

Dari temuan tim di lapangan berbagai macam persepsi masyarakat terhadap gajah juga

sangat mengkhawatirkan. Penyebab dari perbedaan persepsi tersebut disebabkan oleh

minimnya edukasi tentang satwa liar atau gajah di kawasan perbatasan hutan. Dari 100 orang

yang menjadi responden memiliki latar belakang pekerjaan dan memiliki latar belakang

edukasi.

20

Gambar 5.1 Diagram Persepsi Masyarakat terhadap Konflik Gajah Manusia

Hasil analisis persepsi menunjukkan bahwa 62% persepsi masyarakat masih memiliki

persepsi terhadap keberadaan gajah dan mendukung untuk bisa hidup bersama akan tetapi

38% menolak untuk alasan akan mengganggu kehidupan ekonomi masyarakat di kawasan

hutan. Dari hasil ini maka perlu dilaksanakan sebuah metode untuk membuat keselamatan dan

kesejahteraan gajah serta masyarakat. Untuk menanggulangi konflik ini dibutuh kan suatu

mekanisme resolusi Konflik masyarakat dengan gajah. Resolusi tersebut berupa petuah –

petuah tentang mitigasi.

Pembelajaran tentang mitigasi hanya bermodalkan petuah dari orang tua terdahulu dan

dengan pergeseran budaya yang semakin terasa banyak masyarakat yang telah mengalami

perubahan perilaku mulai dari yang peduli terhadap gajah menjadi apatis untuk perlindungan

gajah di kawasan perbatasan hutan. Perilaku gajah umumnya bisa kita lihat dari bentuk atau

kondisi daun telinga mereka jika gajah melambai lambaikan daun telinga dan posisi badan

dalam kaku artiya dia bersiap untuk menyerang dan apabila mereka hanya berjalan berarti

gajah tersebut aman, namu masyarakat terkadang malah membuat hewan Ini terancam dengan

cara membakar atau meledakkan sesuatu yang menyebabkan gajah ini dalam keadaan siaga

sedangkan menurut hasil wawancara dengan salah satu pawang gajah dalam menanggapi gajah

kita hanya perlu memberi petuah dan nasehat kepada gajah tersebut dan mereka tidak akan

menyerang kita. Selama konflik yang terjadi selalu diawali oleh masyarakat yang menganggap

gajah itu semua berbahaya tanpa melihat kondisi terlebih dahulu sehingga kerap sekali

menimbulkan kerugian yang diakibatkan oleh gajah mengamuk karena terkejut oleh aktivitas

62%

38%

Persepsi

Mendukung dan Bisa HidupBersama

Tidak Mendukung dan TidakBisa Hidup Bersama

21

atau Tindakan manusia di kawasan perkebunan. Seringkali Tindakan salah kaprah dalam

pengusiran gajah menyebabkan timbulnya rasa dendam dari kawanan gajah yang diusir.

Dari catatan kami saat melakukan wawancara rata – rata masyarakat menyebutkan

bahwa gajah yang melintas jika diusir secara kasar akan balik dan merusak Kembali kebun

masyarakat yang sebelumnya telah ditinggali oleh kawanan gajah tersebut. Kerusakan yang

ditimbulkan oleh kerusakan ini bisa menjadi 2 sampai 3 kali lebih besar dari kerusakan sebelum

nya. Sehingga dari dasar kejadian ini perlu dilaksanakan mitigasi konflik gajah di kawasan

wilayah pemukiman dan perkebunan yang bersinggungan dengan rute home range gajah.

Dalam pelaksanaan mitigasi gajah umumnya memiliki dua jenis mitigasi yang bisa

diterapkan. Pertama mitigasi struktural dan kedua mitigasi non struktural. Mitigasi struktural

berupa pembuatan bangunan fisik berupa barrier fisik, tim mitigasi konflik termasuk CRU

(Conservation Response Unit), Flying squad dan ERU, Pebina habitat, Rekayasa Teknik

lalinya sedangkan unutuk Mitigasi non struktural pembuatan tata ruang, peningkatan kapasitas

masyarakat, asuransi atau insetif, regulasi. Dari contoh -contoh mitigasi yang diterapkan dapat

menumbuhkan persepsi. Persepsi yang timbul mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap

upaya konservasi gajah di Kawasan Ulu masen. Persepsi yang muncul dalam masyarakat yaitu

gajah jinak yang berada di kawasan CRU yang berada di perbatasan hutan ulu masen menarik

perhatian gajah liar yang berada di Kawasan hutan. Persepsi seperti ini terus berkembang dalam

masyarakat dan sangat berbahaya terhadap proses mitigasi yang selalu dilakukan oleh tim CRU

dalam menghalau gajah liar yang datang ke Kawasan perkebunan masyarakat. Oleh karena itu,

program konservasi semakin mencakup area multi guna di sekitar inti yang tidak dapat

dilanggar yang dapat menambah habitat dan ukuran populasi satwa liar yang tersedia (pimm,

1988).

2. Sikap Dukungan Masyarakat Lokal Terhadap Penanganan Konflik Dan Upaya

Konservasi Gajah Di Sekitar Kawasan Konflik Gajah Dengan Manusia.

Interaksi masyarakaat di Kawasan perbatasan hutan setiap hari semakin meningkat

kedalam area hutan. Aktivitas ini memicu kehilangan hutan secara massive dan sangat

membahayakan bagi ketersediaan nyan Kawasan hutan yang optimal bagi gajah untuk

berken]mbang biat di dalam area kawsan hutan. Masyarakat melakukan aktivitas kedalam

hutan karena mengalami tekanan ekonomi berat sehingga harus mencari alternative pendapatan

dengan mencari rotan jernang kedalam Kawasan hutan. Rotan jernang merupakan makanan

favorite gajah di dalam hutan. Selain itu gajah juga sangat waspada jika ada ancaman di area

makan atau area tempat tumbuhan rotan berada. Waspada merupakan respon awal terhadap

22

gangguan, hewan akan menunjukkan respon kewaspadaan yang berbeda diantara jenis. Secara

umum, perilaku kewaspadaan ditunjukkan jika hewan fokus pada sumber gangguan (Abdullah,

2020). Rotan ini ditemukan di Kawasan core area hutan ulu masen sehingga resiko terjadi

konflik gajah dan manusia sangat tinggi kemungkinan terjadi. Hutan belantara yang

sebelumnya terdiri Habitat gajah prima semakin berkembang untuk mengakomodasi

kebutuhan populasi manusia yang terus berkembang (Bhagwat, 2017). Perubahan habitat

berdampak terhadap perubahan sikap masyarakat terhadap gajah. Untuk mengatasi konflik ini

dibutuhkan metode yang sistematis dengan mencari tingkat sikap masyarakat dalam

meningkatkan upaya konservasi. dalam pemetaan kondisi sikap masyarakat terhadap upaya

konservasi ditemukan informasi terkit dengan jenis pekerjaan. Aktivitas yang dilaksanakan

oleh masyarakat yang berada di kawsan pesrbatasn hutan menimbulkan perbedaan yang

signifikan, namun secara umum masih mendukung upaya penyelamatan gajah. Berikut adalah

hasil wawancara yang berada di Kawasan perbatasn hutan Ulu Masen.

Gambar 5.2 Diagram Sikap Dukungan Masyarakat terhadap konservasi

Dari diagram diatas diketahui bahwa dukungan masyarakat terhadap konservasi gajah

di kawasan hutan masih tergolong sangat baik dimana 71 % masyarakat mendukung aktivitas

penyelamatan gajah di kawasan ekosistem ulu masen. Dukungan ini dapat dilihat dari sikap

masyarakat saat mengusir gajah dengan menggunakan metode konvensional yaitu

menggunakan nasehat dan tutur kata yang baik. Tutur kata yang baik ini berdampak terhadap

perilaku gajah secara langsung. Akan tetapi sebanyak 21 % dari responden kurang semangat

71%

29%

Sikap

Mendukung UpayaPenyelamatan

Tidak Mendukung UpayaPenyelamatan

23

dalam mendukung aksi konservasi gajah. Hal ini diduga karena para responden tersebut bekerja

sebagai pencari kayu dan banyak beraktivitas dalam Kawasan Hutan. Selain itu penerapan

mitigasi berbasis nasehat ini di kecamatan Jaya dan Indra jaya dianggap efektif karena gajah

hanya datang melintas di Kawasan tersebut akan tetapi berbeda halnya untuk kecamatan yang

memiliki intensitas konflik merah.

Dari Hasil wawancara dengan masyarakat ditemukan bahwa masyarakat mengeluh

dengan jauhnya lokasi CRU sehingga proses mitigasi yang ilaksanakan oleh CRU mengalami

Kendala. Harapan masyarakat agar dapat di buat mekanisme secara sistematis dan akurat dalam

upaya penangan konflik yang merugikan kedua belah pihak tersebut.

3. Kearifan Lokal Masyarakat Terhadap Konservasi Gajah Di Sekitar Kawasan

Konflik Gajah Dengan Manusia.

Kearifan lokal merupakan peninggalan yang diwariskan secara turun temurun dan

mempunyai nilai budaya yang tinggi diantara para orang tua terdahulu. Secara umum kearifan

lokal adalah peran untuk mengurangi dampak globalisasi dengan cara menanamkan nilai-nilai

positif kepada remaja. Penanaman nilai tersebut didasarkan pada nilai, norma serta adat istiadat

yang dimiliki setiap daerah. Di daerah yang kami kunjungi sebagian daerah memiliki nilai

historis yang tinggi masih memegang teguh adat istiadat seperti yang terdapat pada kecamatan

jaya dan indra jaya. Dalam penerapan nya kearifan lokal biasanya dipegang oleh salah seorang

mukim yang berfungsi sebagai tokoh adat dan para pawang binatang yang memiliki

kekhususan dalam hal ritual budaya.

Berikut adalah tanggapan perepsi masyarakat dalam diagram dibawah ini.

24

Gambar 5.3 Diagram Tindakan Antisipasi Masyarakat terhadap Konflik gajah

Dari hasil diagram diatas diketahui bahwa terdapat 58 % masyarakat dan memiliki persiapan

antisipasi terhadap konflik sebanyak 42 % merasa sangat susah dan mengatasi konflik dan

batuan mitigasi sangat jauh dari lokasi konflik sehingga proses mitigasi sangat lambat

berlangsung. Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap CRU tergolong bagus dan masih dimaklumi karena area kerja dari CRU

ini begitu luas.

58%

42%

Tindakan Antisipasi

Mitigasi CRU Berpengaruh

Mitigasi CRU Tidak Berpengaruh

25

Tabel 5.1 Hasil Wawancara Kearifan Lokal

Sumber Korban Lokasi Peristiwa Pembelajaran

Nama :

Mahmudi

Umur :

55 Thn

Pekerjaan

: Petani

Anonymous

Tidak ada,

hanya

peralatan

makan yang

dirusaki

gajah.

Gampong

Gunong

Meunasah,

Kec. Setia

Bakti

Seseorang marah dengan

gajah dikarenakan gajah

membuang kotorannya di

tengah jalan yang sering ia

lewati, kemudian orang

tersebut menendang kotoran

gajah dan mencaci maki

gajah tersebut. Pada sore

harinya gajah yang dicaci

maki merusak peralatan

makan orang tersebut.

Hendaknya kita

sebagai

manusia tidak

boleh

memarahi

gajah yang

membuang

kotoran di

tengah jalan.

Dikarenakan

jalan tersebut

dulunya adalah

jalur lintas

milik gajah,

maka

manusialah

yang salah

karena

membangun

jalan diatas

jalur lintasnya.

Nama :

Mahmudi

Umur :

55 Thn

Pekerjaan

: Petani

Tengku

Thalib

Gampong

Gunong

Meunasah,

Kec. Setia

Bakti

Gajah datang dari hutan

menuju ke perkebunan tebu

milik seorang warga. Gajah

tersebut tampak sangat lapar

dan ia ingin memakan tebu

yang berada dalam

perkebunan masyarakat

tersebut. Kemudian pemilik

kebun datang dan berkata ke

arah gajah “wahai gajah,

janganlah engkau memakan

seluruh tebu yang kutanam di

kebunku karena tebu ini akan

kuberikan kepada anakku,

maka ambillah sedikit dan

engkau akan kumaafkan”

kemudian gajah tersebut

hanya mengambil sebatang

Sebagai

manusia sudah

semestinya kita

tidak boleh

membentak

kepada hewan

yang sedang

dalam keadaan

lapar,

hendaklah kita

memberikan

sedikit ke

pemilikan kita

kepada hewan

yang lapar dan

itu jauh lebih

baik dari pada

membentaknya.

26

tebu dan segera pergi tanpa

merusak kebun.

Nama :

Mahmudi

Umur :

55 Thn

Pekerjaan

: Petani

Rahmawati Gampong

Gunong

Meunasah,

Kec. Setia

Bakti

Seorang laki-laki mendatangi

rumah Rahmawati dan

melamarnya. Sayangnya

orang tua Rahmati tidak

menyetujuinya. Tetapi

Rahmawati tetap ingin

menerima lamarannya. Tentu

saja itu membuat orang

tuanya menjadi murka dan

berkata “Jika kamu ingin

menikah dengannya maka

kaki gajah akan berada diatas

tubuhnya” seminggu

kemudian setelah menikah,

pasangan dari Rahmawati

tersebut meninggal diinjak

gajah.

Perkataan bisa

menjadi doa,

itulah kata

yang sering

kita dengar dan

itu adalah

sebuah

kebenaran,

maka berhati-

hatilah dalam

mengucapkan

sesuatu

terutama bila

menyangkut

dengan gajah,

karena gajah

salah satu

hewan yang

dipercaya

memiliki

insting yang

kuat.

Nama :

Mahmudi

Umur :

55 Thn

Pekerjaan

: Petani

Anonymous Gampong

Sapeuk,

Kecamatan

Setia Bakti

Seorang pemuda memiliki

sawah yang belum panen,

kemudian gajah mendatangi

persawahan tersebut dan

ingin memakannya. Pemuda

tersebut berkata kepada

dengan lemah-lembut kepada

gajah yang ingin memakan

padinya “wahai gajah

janganlah engkau makan

padiku yang belum panen,

sungguh akan kusisihkan

kepadamu 2 karung jika padi

ini sudah panen” kemudian

gajah tersebut pergi dan

Berbicara

dengan lemah

lembut kepada

hewan akan

bisa

mempengaruhi

perilaku hewan

tersebut

daripada

menggunakan

cara kasar

seperti

melempar,

menyiksa dan

sebagainya.

27

meninggalkan

persawahannya.

Nama :

Mahmudi

Umur :

55 Thn

Pekerjaan

: Petani

Anonymous Gampong

Sapeuk,

Kecamatan

Setia Bakti

Gajah mendatangi ke

persawahan dan mendapati

sebuah karung yang

tergantung di pondok. Gajah

tersebut mengambil karung

tersebut dan isinya bukan

makanan melainkan peralatan

pertanian. Hal ini membuat

gajah tertipu dan marah

sehingga gajah merusak

pondok

Jangan menipu

gajah, karena

gajah memiliki

sifat sama

halnya dengan

manusia yang

bisa membalas

perbuatan

buruk dengan

keburukan.

Nama :

Mahmudi

Umur :

55 Thn

Pekerjaan

: Petani

Anonymous Gampong

Gunong

Meunasah,

Kec. Setia

Bakti

Seseorang membuat papan

yang diatasnya banyak

terdapat paku, kemudian

diletakkan diatas jalur gajah,

kemudian gajah menginjak

papan tersebut akibatnya

gajah melakukan balas

dendam kepada orang

tersebut dengan

dihancurkannya seluruh

lahan sawitnya.

Janganlah kita

membuat

rencana untuk

menyiksa

gajah, karena

gajah memiliki

kemampuan

fisik yang jauh

di atas

manusia.

28

5.4 Pemetaan Daerah Rawan Konflik Gajah Sumatera Dengan Lahan Pertanian Dan

Pelindungan Gajah Di Kawasan Ekosistem Ulu Masen Kabupaten Aceh Jaya.

Penilaian terhadap intensitas konflik dan lokasi konflik gajah dan manusia dilakukan

langsung ke Kawasan perbatasan hutan. Penyusunan peta daerah konflik gajah dengan lahan

pertanian dan perkebunan dilakukan dengan pendataan lokasi konflik, intensitas dan frekuensi

konflik. Perekaman data dilakukan menggunakan wawacara secara langsung ke Kawasan

perbatasan hutan. Data GPS dan selanjutnya dianalisis dengan software arcgis.

Hipotesis kami adalah bahwa transisi antara kedua keadaan ini terjadi ketika ambang

batas kepadatan manusia tercapai. Ambang batas ini dikaitkan dengan keseimbangan kritis

antara luas spasial tutupan lahan yang diubah secara pertanian dan habitat gajah alami yang

tersisa di lanskap (Richard, 1999). Pengambilan data dimulai dari bulan Maret hingga Juni

2020 di dua kabupaten yaitu Pidie dan Aceh jaya yang berbatasan langsung dengan Kawasan

hutan ulu masen dan memilki histori konflik tinggi. Pengambilan sampel dilakukan dalam

durasi yang singkat untuk memastikan bahwa variasi musim tidak akan menjadi alasan

perbedaan tanggapan karena pandangan orang cenderung bervariasi tergantung pada waktu dan

jenis konflik yang mereka alami (Costa, 2013). Target utama yang menjadi wawancara adalah

para pemilik kebun di sepanjang perbatasan hutan. Pemilihan sasaran wawancara di tunjuk juga

oleh kepala desa dan tokoh masyarakat di kawasan tersebut dengan berdasarkan pengalaman

konflik yang pernah terjadi di wawancara tersebut. Sasaran wawancara dibagi kedalam 5

kategori usia. Usia pertama yaitu 18 - 25 tahun, usia kelompok kedua 26 - 35 tahun, usia

kelompok ketiga 36 - 45 tahun, usia kelompok keempat 46-55 tahun dan kelompok kelima usia

55 tahun keatas.

Data yang dihimpun meliputi data Socio demografi yaitu mengenai pribadi responden,

kemudian data perkebunan masyarakat yaitu data yang berkaitan dengan kondisi lahan

perkebunan masyarakat, kemudian data tentang rute satwaliar yaitu data untuk melihat

persinggungan rute dengan masyarakat. Dan yang terakhir adalah persepsi masyarakat terhadap

satwa liar di kawasan hutan tersebut. Dalam pegabilan data sangat diperhatikan untuk

melakukan tahapan inisiasi atau perkenalan diri dengan masyarakat. Hal ini bertujuan untuk

menghindari konflik dengan masyarakat yang memilki kawasan perkebunan di perbatasan

hutan ekosistem ulu masen (Abdullah, 2019). Berikut adalah hasil wawancara mengenai

pengurangan konflik gajah sebagai upaya penyelamatan gajah.

29

Gambar 5.3 Diagram pemetaan lokasi konflik gajah sebagai penyelamatan gajah

Dari diagram diketahui bahwa 65% memiliki keinginan untuk mengurangi konflik

sebagai upaya penyelamatan gajah dan sebanyak 35% dari responden kurang mendukung

untuk upaya tersebut. Pengambilan data wawancara dengan masyarakat meliputi kecamatan

yang memiliki informasi konflik gajah dengan masyarakat. Konflik tersebut terdapat pada

kecamatan yang masyarakat nya beraktivitas di perbatasan hutan. Selain itu ekspansi

perusahaan sawit ke arah hutan juga menjadi faktor utama terhadap konflik gajah di kawasan

ulu masen Aceh Jaya. Dari hasil wawancara diketahui bahwa masyarakat yang bekerja di

perusahaan sawit melakukan ekspansi ke dalam area hutan dan menyebabkan beberapa area

gajah menjadi hilang dalam kawasan kebun. Area Yang hilan tersebut berupa Kawasan Kolam

mineral gajah dan Kawasan hutan sekunder yang menjadi kawasan favorit bagi gajah dalam

mencari makanan. Berikut adalah lokasi tabel wawancara di Kabupaten Aceh Jaya.

72%

28%

Pemetaan

Dukungan Untuk Penyelamatan

Tidak Ada DukunganPenyelamatan

30

Tabel 5.2 Lokasi Wawancara Konflik gajah di perbatasan Ulu Masen

The Coordinates of Interview Location

GPS Name

Tag Nama Desa Sub District Koordinate

1 Bak Paoh Jaya 95°22'24.0"E 5°05'44.5"N

2 Pante Permen Jaya 95°24'38.9"E 5°07'40.2"N

3 Sabet Jaya 95°25'29.1"E 5°07'40.5"N

4 Mareu Jaya 95°26'21.6"E 5°06'35.5"N

5 Putue Jaya 95°23'26.4"E 5°04'40.0"N

6 Lamdurian Jaya 95°23'31.7"E 5°05'32.1"N

7 Cot Dulang Jaya 95°22'41.7"E 5°04'56.6"N

8 Teumareum Indra jaya 95°21'52.5"E 5°04'19.7"N

9 Kuala Indra jaya 95°21'36.8"E 5°03'57.1"N

10 Gunong Meunasah Setia Bakti 95°34'39.7"E 4°46'58.9"N

11 Gapong Padang Setia Bakti 95°33'42.9"E 4°45'16.2"N

12 Lhot Bot Setia Bakti 95°35'55.4"E 4°42'55.5"N

13 Pante Kuyun Setia Bakti 95°38'25.26"E 4°48'5.06"N

14 Reuntang Darul Hikmah 95°33'19.23"E 4°49'22.41"N

15 Ie Jeuringeh Sampoiniet 95°29'20.2"E 4°55'32.2"N

16 Seumantok Sampoiniet 95°32'03.7"E 4°53'20.9"N

17 Krueng Ayon Sampoiniet 95°37'59.83"E 4°59'6.14"N

18 Blang Monlung Sampoiniet 95°27'5.30"E 4°53'32.60"N

19 Ceuracee Pasi raya 95°54'46.20"E 4°35'40.27"N

20 Alue Jang Pasi raya 95°55'3.46"E 4°36'40.51"N

31

Dari tabel diatas diketahui bahwa lokasi konflik terjadi pada kecamatan yang perbatasan

dengan area hutan ekosistem ulumasen tidak memilki perusahan sebagai barrier alami

sehingga konflik terjadi dan terdispersal pada kecamatan yang memilki pemukiman penduduk

di wilayah paling ujung dari kecamatan tersebut dan berbatasan langsung dengan. Area hutan.

Berikut peta Kabupaten Aceh Jaya dan jenis intesnsitas Konflik nya.

Gambar 5.4 Peta Hasil Wawancara mengenai Kategori Konflik gajah dengan

Masyarakat.

Dari peta diatas dapat disimpulkan bahwa setiap kecamatan yang terdapat di kabupaten

Aceh Jaya dan berbatasan dengan kawasan ulumasen memiliki intensitas dan jenis konflik

yang berbeda. Penetapan Kategori didasari oleh hasil wawancara tentang korban dampak dari

konflik. Konflik warna merah didasari apabila Kawasan tersebut memiliki konflik nyata dan

pernah menimbulkan korban jiwa atau kategori berat. Warna Kuning ditetapkan untuk

kecamatan yang berada di Kawasan Jalur gajah dan menimbulkan konflik ringan atau kategori

sedang. Sedangkan untuk warna hijau merupakan daerah konflik yang hanya menimbulkan

persinggungan antara masyarakat dan gajah atau dikategorikan kedalam konflik rendah. Selain

itu kelompok gajah yang berada di kawasan.

32

Dalam pergerakannya kawanan gajah terbagi dua kelompok satu kelompok eksplor

yang terdiri dari gajah jantan yang dikendalikan 3 - 4 ekor berada di terpisah dari rombongan

utama. Rombongan penjelajah ini memiliki pengetahuan dan disarankan laki-laki tua adalah

gudang informasi (Evan, 2008). Dengan demikian, individu yang lebih tua mungkin memiliki

pengetahuan sebelumnya tentang habitat baru, dan dapat menjelajahinya secara kurang

ekstensif dibandingkan individu yang lebih muda. Akhirnya, agregasi sosial gajah

dihipotesiskan sebagai platform pertukaran informasi ekologi (Foley, 2002). Rute Gajah ini di

Kabupaten Aceh Jaya dimulai dari Kecamatan jaya lalu memasuki ke kecamatan indra

jaya dan masuk ke kecamatan sampoiniet lalu menuju daruh hikmah dan kesetia bakti serta

berakhir di kecamatan pasie raya lalu memasuki kabupaten Aceh Barat.

5.2. LUARAN/CAPAIAN PENELITIAN

Luaran dan capaian yang diperolah dalam penelitian ini adalah:

1. Publikasi ilmiah pada prosiding internasional bereputasi (IOP Publishing), Judul: The

effect of antrophogenic noise on Sumatran Elephant’s anti-predator behavior in the

Elephant Conservation Center The effect of antrophogenic noise on Sumatran

Elephant’s anti-predator behavior in the Elephant Conservation Center. IOP Conf.

Series: Journal of Physics: Conf. Series 1460 (2020) 012067, IOP Publishing

doi:10.1088/1742-6596/1460/1/012067. The International Conference on

Mathematics, Science, and Technology Education (AICMSTE).

2. Publikasi ilmiah pada jurnal internasional: IOSR Journal of Environmental Science,

Toxicology and Food Technology (IOSR-JESTFT) e-ISSN: 2319-2402,p- ISSN: 2319-

2399.Volume 14, Issue 2 Ser. I (February. 2020), PP 22-28 www.iosrjournals.org,

Judul : Risk Level Analysis of Sumatera Elephant Conflicts (Elephas Maximus

Sumatranus) With Humans at Subulussalam the Province of Aceh.

3. Drafted paper, Analysis of Local People Perception on Human - Elephant Conflict in

Ulu Masen Ecosystem Aceh Province, Indonesia, Canadian Journal of Animal Science.

4. Menjadi Pemakalah/nara sumber pada webinar nasional Webinar Memperingati Hari

Keanekaragaman Hayati : “Harmoni Alam dan Kearifan Lokal tgl 5 Juni 2020

5. Menghasilkan model pengelolaan kawasan konservasi habitat gejah menggunakan

pendekatan masyarakat (community base) berdasarkan kearifan lokal untuk

menyelesaikan konflik gajah dengan manusia dalam jangka panjang.

33

6. Menghasilkan 3 buah karya video pembelajaran kawasan konservasi berdasarkan

kearifan lokal masyarakat:

a. https://www.youtube.com/watch?v=F6Wy6Y5ckUs&t=15s

b. https://www.youtube.com/watch?v=AIyceUtEvmM&t=25s

c. https://www.youtube.com/watch?v=jAijUv9s8lg&t=83s

7. Membina kolaborasi penelitian Pusat Riset Konservasi Gajah dan Biodiversitas Hutan

dengan :

a. Bournemouth University, United Kingdom untuk pelaksanakan riset dan aktivitas

konservasi gajah di Hutan Aceh

b. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Aceh dan Conservation

Respon Unit Kabupaten Aceh Jaya

8. Menghasilkan buku ajar: Ekologi Hewan, yang akan digunakan oleh mahasiswa

Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah semester Genap.

34

BAB 6. SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

(1) Persepsi Masyarakat di Aceh jaya dimana 62 % dari responden mendukung upaya

konservasi gajah dan 38 kurang setuju untuk mendukung upaya konservasi gajah di area

perbatasan hutan.

(2) Sikap Masyarakat terhadap Upaya penyelamatan gajah yaitu 71 % mendukung upaya

penyelamatan gajah dan 29 %lain nya kurang aktif jawaban terhadap pertanyaan tersebut.

(3) Selain itu, Kearifan Lokal Masyarakat terhadap antisipasi mitigasi gajah di Kawasan

perbatasan hutan memiliki perbedaan yang tidak jauh dimana 58 % masyarakat paham akan

kearifan lokal dan budaya tentang pernghormatan terhadapa gajah dan 42 % masih awam

terhadap pemahaman mengenai kearifan lokal dalam penerapan nya dalam mitigasi konflik.

(4) Dari Hasil wawancara ini ditemukan Kawasan kategori konflik gajah yang dipengaruhi oleh

lokasi pemukiman dengan perbatasn hutan yang memilki rute gajah sehingga Kawasan tersebut

dalam 3 kategori dengan menggunakan warna, Warna hijau artinya konflik di kawsan tersebut

dikategorikan dalam kategori ringan, warna kuning sebagai kategori sedang dan warna merah

sebagai kategori tinggi. Dalam survey kali ini kami menemukan bahwa Kawasan Kecamatan

Jaya, Indra jaya dalam kategori daerah wilayah konflik kuning, Kecamatan Sampoiniet, Darul

Hikmah, Setia Bakti dan Pasie Raya dalam Kategori Merah. Sedangkan kecmatan Teunom,

Krueng Sabe, Panga berada dalam kategori hijau atau dalam kategori rendah konflik.

6.2 Saran

Perlu diilakukan edukasi masyarakat lebih mendalam dikawasan lokasi konflik satwa liar dan

edukasi mitigasi konflik satwa liar sehingga kerugian dan korban dapat berkurang baik itu dari

gajah maupun dari manusia.

35

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah dkk. 2012. Karakteristik Habitat Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di

Kawasan Ekosistem Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Pendidikan

Biologi. 4 (1): 41 – 45.

Abdullah et al. 2020.The effect of antrophogenic noise on Sumatran Elephant’s anti-predator

behavior in the Elephant Conservation Center. J. Phys.: Conf. Ser. 1460 012067.

Abdullah, 2003. Estimasi Daya Dukung Habitat Gajah Sumatera (Elephas maximus

sumatranus Temminck) di Hutan Tessonilo, Riau. Tesis Magister. Institut Teknologi

Bandung.

Abdullah, 2009a. Penggunaan Habitat dan Sumber Daya oleh Gajah Sumatera di Hutan

Provinsi Aceh. Jurnal Hayati Indonesia (Terakreditasi B). No.3B Tahun 2009.

Perhimpunan Biologi Indonesia Cabang Jawa Timur.

Abdullah, 2009b. Strategi Penggunaan Habitat oleh Gajah Sumatera (Elephas maximus

sumatranus Temminck). Disertasi Doktor. ITB Bandung.

Abdullah Abdullah, Sayuti A, Hasanuddin, Affan M, Wilson G. 2019. People’s perceptions of

elephant conservation and the human-elephant conflict in Aceh Jaya, Sumatra, Indonesia.

European Journal of Wildlife Research. 65-69.

Akcaya, H.R. 2000. Population Viability analyses with Demographically and Spatially

Structured Models. Ecological Bulletins. 48: 23-38.

Alarcon K F M. 2016. Effects of anthropogenic noise on the behaviour, physiological traits and

welfare of two animal models: wild mice (Mus musculus) and Eastern blue tongued

lizard (Tiliquascincoides). Theses. Queensland: School of Veterinary Science The

University of Queensland.

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta::

PT Raja Grafindo Persada, Halaman 65.

Bhagwat, T., Hess, A., Horning, N., Khaing, T., Thein, Z. M., Aung, K. M.,Leimgruber, P.

2017. Losing a jewel - Rapid declines in Myanmar’s intact forests from 2002-2014. PloS

One, 12(5), e0176364. doi:10.1371/journal.pone.0176364.

Broucek, John. 2014. Effect of Noise on Performance, Stress, and Behaviour of Animals.

Slovak Journal Animal Science. 47 (2): 111-123.

Caorsi, Valentina Zaffaroni dkk. 2017. Effects of Traffic Noise on The Calling Behavior of

Two Neotropical Hylid Frogs. Plos ONE. 12(8).

Cholid Narbuko, Abu Achmadi. 2009. Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm.

46.

36

Cornman, Dave. 2003. Effects of Noise on Wildlife. (http://www.naturesounds.org). Diakses 27

Februari 2018.

Costa S, Casanova C, Sousa C, Lee P. 2013. The good, the bad and the ugly: perceptions of

wildlife in Tombali (Guinea-Bissau, West Africa). J Primatol 2:110–117.

Dyke, Van Fred. 2003. Conservation Biology: Foundation, Concepts and Application.

International Edition. McGraw Hill. University of Arkansas.

Ente Rood, Abdullah and Vincent Nijman. 2010. Using presence-only modelling to predict

Asian elephant habitat use in a tropical forest landscape: implications for conservation.

Diversity and Distributions. 16, 975984, 1472-4642.2010.00704.

Evans, K. & Harris, S. 2008. Adolescence in male Africa elephants (Loxodonta africana) and

the importance of sociality. Anim. Behav. 76: 779-787.

Fauzie, Maizura. 2014. Penilaian Kualitas Suara Burung Murai Batu Yang Diperlombakan di

Banda Aceh Berdasarkan Frekuensi Gelombang Suara. Skripsi. FKIP: Universitas Syiah

Kuala.

Febryano, I Gumany. 2010. Perilaku Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dalam

Pengembangan Wisata Pendidikan Berbasis Konservasi. Skripsi. Fakultas Kehutanan:

Universitas Lampung.

Foley, C.A.H. 2002. The effects of poaching on elephant social systems. Ph.D. dissertation.

University of Princeton, Princeton, NJ.

Frid, A dan M. R. Heithaus. 2010. Encyclopedia of Animal Behaviour. US: Elsavier.

Hauser, Marc D dan Carolee Caffrey. 1994. Anti-Predator Respone to Raptor Calls in Wild

Crows, Corvus brachyrhynchos hesperis. Journal of Animal Behaviour, 48: 1469-1471.

Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran, Jakarta: PT Gramedia, hlm. 93.

IUCN. 2010. Red List Threaded Species. http://iuscn.redlist.org. Diakses 20 Februari 2020.

Khatimah, Husnul. 2010. Pola Aktivitas Harian Induk Simakobu (Simia concolor siberi) dalam

Masa Laktasi di Hutan Peleonan, Siberut Utara, Kepulauan Mentawai. Skripsi. FMIPA:

Universitas Indonesia.

Machdar, Izarul. 2010. Ekologi dan Pencemaran Lingkungan. Bandung: Cita Pustaka Media

Perintis.

Muhamad. 2008. Metode Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, Jakarta: PT.Raja

Grafindo Persada, hlm. 103.

37

Pimm, S.L., Jones, H.L., Diamond, J.M., 1988. On the risk of extinction. Am. Nat. 132, 757–

785.

Richard E. Hoare and Johan T. Du Toit. 1999. Coexistence between People and Elephants in

African Savannas. Conservation Biology, Pages 633-639 Voltume 13, No. 3.

38

LAMPIRAN

1. Instrument

Human Wildlife Conflict Questionnaire

Date: GPS location of Farm: SECTION A: Socio-demographic characteristics of respondents

Name/nama: Nama Desa/dusun

Gender/Jenis kalamin:

Male/laki-laki

Female/wanita Kecamatan

Age/Umur 18 – 25 26 – 35 36 – 45 46 – 55 56 – 65 65+

1a. How many people live in your house?

Berapa orang tinggal di rumah anda? Adults/Dewasa: Children/Anak anak:

2a. What are the main sources of income for your household?/Occupation? Apa perkerjaan anda?/ Pendudukan

3a. Do you own/rent? House/farm Kebun sendiri/sewa? Rumah/kubun?

4a. How long have you lived here? Born here? Sudah berapa lama anda tinggal disini? Lahir di sini?

5a. What is your religion? Apakah agama anda?

6a. What is your level of education? Apakah Pendidikan anda?

None/primary/secondary/university Tidak ada Pendidikan/Sekolah dasar/sekolah menengah/universitas

7a. How many people live in your village? Berapa orang yang tinggal di desa?

SECTION B: Farm Questions

1b. How many hectares is your farm? Berapa hektar luas perkubunan/kebun anda?

2b. How far is your farm from the village? Seberapa jauh perkubunan anda dari di desa?

3b. How far is your farm from the forest? Seberapa jauh perkubunan anda dari di hutan?

4b. What crops do you grow on your farm? Apa jenis tanaman di perkubunan/kebun anda?

39

SECTION C. Wildlife/Elephant Questions: Level of Conflict

1c. Do you have a problem with wildlife (any mammal, bird or reptile) eating/damaging crops? Apakah anda punya masalah dengan binatang liar (jenis mammal, burung, atau reptil) yg memakan/merusak tanaman? If yes, which crops are most often eaten/damaged? Jika ya, jenis tanaman apa yang lebih sering dimakan?

Yes/Ya No/Tidak Sometimes/Kadang kadang

2c. If yes or sometimes for q1c: What are the worst problem animals (excluding insects)? Binatang apa yang lebih bermasalah? (bukan insect).

1. 2. 3.

3c. Do elephants come to your farm? Apakah gajah datang ke perkubunan anda?

4c. During which months do you most often see elephants? (if you don’t ever see elephants,

please state this) Bulan berapa lebih sering merlihat gajah lair?

5c During the months/seasons you most often see elephants – how many days per week (on average) do you see elephants? Dalam satu bulan, berapa kali dia masuk?

Subuh Pagi Siang Sore Malam Tengah 05:00- 7:00- 10:00- 15:00- 19:00- malam 7:00 10:00 15:00 18:00 23:00 23:00- 05:00

6c. What do you do to keep elephants away from your farm? Dengan apa anda mengusar gajah lair?

Mercun Meriam (firework with bamboo) Obor (natural torch) Senjata api (gun) Lebah Setrum (electric fence) Api patrol komunitas

7c. Of the methods you use, which are the most effective? (If none of these methods are

effective, please state this)

Mana yang lebih baik?

8c. Please describe each occasion including: which crops, how many hectares were

40

damaged, how long did the elephants stay? How did you scare them away? Tolong beri tahu saya apa yang dilakukan gajah liar setiap kali? Tanaman mana yang rusak? Berapa hektar rusak? Berapa lama mereka tinggal? Bagaimana anda menakuti mereka?

9c. Has your house/any building ever been damaged by elephants? If yes, please describe what happened. Apakah gajah liar pernah merusak rumah/gedung anda? Jika ya, ceritakan apa yang kerjadi?

Yes/Ya No/Tidak

10c. In the last 12 months has problems with elephants…. Dalam 12 bulan, terakhir telah terjadi gajah…

Increased/decreased/stayed the same Meningkat/berkurang/tetap sama

Section D. Community Perceptions of Elephants

1d. Why do you think elephants come from the forest to your farm/garden? Kenapa gajah liar datang ke kubun anda?

2d. Do you feel in danger from elephants? Apakah gajah liar itu berbahaya?

Yes: Ya No: Tidak Sometimes: kadang kadang

3d. Using a scale of 1 to 5, (where 1 = strongly agree; 2 = agree; 3 = neither agree nor disagree/unsure; 4 = disagree, and 5 = not know) what is your opinion on the following statements? (if you don’t know or don’t have an opinion please

state this) Silakan pilih satu sampai lima: Sangat setuju (1) setuju (2) Agak setuju/Ragu ragu (3) Tidak setuju (4) Tidak tahu (5)

a. Elephants are a nuisance

Apakah gajah liar menggangu

Strongly agree 1 2 3 4 5

b. People and elephants can coexist safely

Apakah orang dan gajah bisa hidup bersama

Strongly agree 1 2 3 4 5

c. It is okay to shoot or injure elephants to scare them

away from my property

Apakah Boleh menembak gajah dan membuat nya

takut agar menjauhi dari perkebunan ?

Strongly agree

1 2 3 4 5

d. Elephants are in danger of becoming extinct so we

must try to save them

41

Gajah liar saat ini sangat lanka kita harus mencoba

untuk menjaganya

Strongly agree 1 2 3 4 5

e. Protecting crops is more important than protecting

elephants

Apakah kebun saya lebih penting dari pada menjaga

gajah liar

Strongly agree 1 2 3 4 5

f. Elephants should be confined to National Parks

Apakah gajah liar harus berada di taman nasional

Strongly agree 1 2 3 4 5

g. Injuring elephants makes them more aggressive

towards people

Apakah menyakiti gajah akan membuat dia lebih

marah kepada menusia

Strongly agree 1 2 3 4 5

h. Farmers should take responsibility for protecting their

crops from elephants

Jika anda bermasalah dengan gajah liar, siapa yang

respon anda?

Strongly agree 1 2 3 4 5

i. Natural barriers such as beehives, chili and citrus can

help keep elephants away from farms

Apakah penjagaan natural seperti lebah, cabe dan

jeruk akan menbantu gajah liar pergi dari kubun

anda

Strongly agree 1 2 3 4 5

4d. Do you like elephants? Anda suka gajah liar? Why? Kenapa?

Ya atau tidak

5d. Are you scared of elephants? Apakah anda takut dengan gajah? Why? Kenapa?

Yes/Ya No/Tidak Sometimes/kadang kadang

42

6d. What do you know about elephants? Please list Apakah yang tahu tentang gajah?

7d. How many elephants do you think are in the Ulumasen? How many elephants are in Sumatra? Berapa banyak gajah di Ulumasen? Sumatera?

8d. Do you think elephants (other wild animals) are important? Why? Menurut anda, apakah gajah dan satwa liar itu penting? Kenapa?

9d. Do you know the major threats to elephants? Apakah anda tahu ancaman terbesar bagi gajah?

10d. Do you think we should protect elephants and wildlife? Why? Haruskah kita melindungi gajah dan satwa liar?

11d. Do you know the protection status of the Sumatran elephant? Why do you think it is protected? Apakah status gajah yang dilindungi? Kenapa gajah dilindungi?

12d. Would you prefer elephants not to be in the NP? Why? Apakah lebih baik jika tidak ada gajah di sini? Kenapa?

13d. Would you like to learn more about elephants and other wildlife in the NP? Apakah anda ingin belajar tentang gajah?

14d. Are elephants or other animals important to your religion or your cultural beliefs? Gajah penting bagi agama atau kepercayaan anda?

15d. Would you like the current elephant population to: Anda suka populasi gajah ke…

Decrease? Stay the same? Increase? Kurang/tetap sama/meningkat

16d. Do you enjoy watching elephants in the Ulu Masen Ecosystem? Apakah anda suka melihat gajah di dalam ulu masen Ekosistem r? Why? Kenapa?

I have never been into NP Saya tidak pernah pergi ke taman nasional

I have been to NP but did not see elephants Saya pernah, tapi tidak menlihat gajah liar

Yes Ya

No Tidak

Sometimes Kadang kadang

43

17d. Do you benefit in any way from living near elephants? Apakah ada menpaatnya tinggal di dekat gajah liar? If so, how do you benefit? Kalau ada, menpaatnya?

Section E.

1e. Does anyone help when elephants come into your farm? Apakah ada yang membantu ketika gajah dating ke perkubunan anda?

Village people? CRU? Government? Orang-orang dari desa? CRU? Pemerintah?

2e. Who do you think should be responsible for keeping elephants away from farms and homes? Siapa menurut anda yang bisa membantu gajah liar keluar dari kubun atau rumah anda?

Dirimu sendiri? BKSDA? CRU?

3e. Do you know about CRU and elephant training camps? Anda tahu tentang CRU dan pusat pelatihan gajah?

4e. CRU are meant to help wildlife conflict by pushing the wild elephants back into the forest. Has CRU ever helped you in this situation? CRU mendorong gajah liar kembali ke hutan. Pernahkah mereka membantu anda?

5e. Do you think CRU places are important? Why? Apakah CRU penting? Kenapa?

6e. BKSDA are responsible for wildlife in this area, do they help you when elephants come to your farm? BKSDA bertanggung jawab untuk satwa liar di daerah ini, apakah mereka membantu anda ketika gaja dating di sini?

7e. How long do they take to respond? BKSDA? CRU? Berapa lama mereka merespons?

44

BKSDA? CRU?

8e. When they come, what do they do to help? Ketika mereka datang, apa yang mereka lakukan untuk membantu?

9e. If BKSDA or CRU does not help, what do you do? Jika BKSDA atau CRU tidak membantu, apa yang anda lakukan?

10e. Do you think other methods of protecting crops like community patrols and fireworks are better? Why? Adalah metode lain yang lebih baik? Patroli komunitas? Api?

11e. My university in Banda Aceh is developing a ‘rapid response team’. This means that if you have a problem with elephants we can report to the BKSDA. Is this something you would be interested in? Universitas saya di Banda Aceh (Syiah Kuala) sedang mengembangkan ‘tim respon cepat’. Ini berarti bahwa jika anda memiliki masalah dengan gajah, kami dapat melapor ke BKSDA. Apakah ini sesuatu yang anda tertarik?

Thank you for your time in helping me with my research.

Terima kasih atas waktu anda membantu saya dalam penelitian saya.

45

2. Lampiran publikasi Ilmiah

Artikel 1

46

47

48

3.

49

50

51

Artikel 2

52

53

54

55

56

57

58

59

Artikel 2

Artikel 3

60

4. Surat Dukungan Kerja Sama Kolaborasi

a. Surat Dukungan Kerja Sama dengan BKSDA Di Kawasan Ulu Masen

61

b. Surat Dukungan Kerjasama Dengan CRU Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya

62

63

5. Personalia Tenaga Peneliti/Pengabdi beserta Kualifikasinya

BIODATA KETUA PENGUSUL PENELITIAN

I. Identitas Diri

1.1 Nama Lengkap Dr. Abdullah, M.Si

1.2 Instansi Asal Universtas Syiah Kuala, Banda Aceh

1.3 Nomor Identitas 1171040502740001

1.4 Tempat dan tanggal

lahir Bayu, 5 Pebruari 1974

1.5 Alamat rumah Jln Kemuning Utama No. 16, Gampong Kopelma

Darussalam, Banda Aceh

1.6 Nomor telepon/fax -

1.7 Nomor HP 085220786778

1.8 Alamat Kantor Program Studi Pendidikan Biologi FKIP

Universitas Syiah Kuala Darussalam

Banda Aceh 23111

1.9 Nomor telepon/fax

0651-7412657/0651-7551407

1.10 Alamat E-mail [email protected]

1.11 Lulusan yang telah

dihasilkan S1: 80 orang, S2: 13 orang, S3: - orang

1.12 Mata Kuliah yang

diampu

1. Ekologi Hewan

2. Biologi Konservasi,

3. Biodiversitas

4. Metodologi Penelitian

5. Etologi

II. Riwayat Pendidikan

2.1 Program S1 S2 S3

2.2 Nama PT Universitas Syiah

Kuala

ITB Bandung ITB Bandung

2.3 Bidang Ilmu Pend. Biologi Biologi Biologi

2.4 Tahun Masuk 1993 2000 2003

2.5 Tahun Lulus 1998 2003 2008

64

III. Pengalaman Penelitian

No Tahun Judul

Pendanaan

Sumber JUmlah

(Juta Rp)

1 2010 Analisis Kesesuaian Habitat dan

Pemetaan Kawasan Perlindungan

Gajah (Elephant Sunctuary) di

Hutan Terganggu sebagai Upaya

Mengurangi Konflik Gajah

dengan Manusia (Studi Kasus di

Hutan Terganggu Kawasan

Ekosistem Seulawah Provinsi

Aceh) (Lanjutan Tahun II)

DP2M-

DIKTI

Kemdikdud

96

2 2011 Solusi Alternatif Konflik Gajah-

Manusia dengan pendekatan

ekologi di Hutan Geumpang Kab.

Pidie

DP2M-

DIKTI

Kemdikdud

50

3 Pemetaan dan Peningkatan Mutu

Pendidikan Siswa SMA di Kota

Banda Aceh dan Kota Sabang

DP2M-

DIKTI 90

4 2012 Identifikasi dan Pemetaaan

Kawasan Penting serta Peran

Burung Predator Dalam

Pengendalian Hama Ulat Bulu

Untuk Meningkatkan

Produktivitas Tanaman Palawija

DP2M-

DIKTI

Kemdikdud

47

5 2013 Identifikasi dan Pemetaaan

Kawasan Penting serta Peran

Burung Predator Dalam

Pengendalian Hama Ulat Bulu

Untuk Meningkatkan

Produktivitas Tanaman Palawija

(Lanjutan Tahun II)

DP2M-

DIKTI

Kemdikdud

46

6 2013 Biodiversitas Fauna Hutan Rawa

Gambut Rawa Tripa di

Kabupaten Nagan Raya dan Kab.

Aceh Barat Daya

Unsyiah-

UNDP 50

65

IV. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat

No Tahun Judul

Pendanaan

Sumber Jumlah

(Juta Rp)

1 2011 Penerapan Solusi Alternatif

Konflik Gajah dengan Manusia

dengan menggunakan Metode

Ekologi dan Kearifan Lokaldi

Desa Pucok Kec. Geumpang

Kab. Pidie

DP2M-DIKTI

Kemdikdbud 50

2 2011 Melaksanakan Kegiatan

Pendidikan dan Pelatihan Profesi

Guru dalam Jabatan

Kemdikbud 20

3 2011 Koordinator Tim Independen

Pemanatauan Ujian Nasional

Kabupaten Simeulu Prov. Aceh

Kab.Simeulu 10

4 2012 Koordinator Tim Independen

Pemantauan Ujian Nasional

Kabupaten Simeulu Prov. Aceh Kab.Simeulu 10

5 2012 Melaksanakan Kegiatan

Pendidikan dan Pelatihan Profesi

Guru dalam Jabatan

Unsyiah

Banda Aceh 20

7 2013 Melaksanakan Kegiatan

Pendidikan dan Pelatihan Profesi

Guru dalam Jabatan

Unsyiah

Banda Aceh 20

8 2013 Koordinator Tim Independen

Pemantauan Ujian Nasional

Kabupaten Aceh Timur Prov.

Aceh

Kab.Aceh

Timur -

9 2014 Koordinator Tim Independen

Pemantauan Ujian Nasional

Kabupaten Aceh Timur Prov.

Aceh

Kab.Aceh

Timur -

66

V. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah

Tahun Judul Keterangan

2009 Penggunaan Habitat dan Sumber

Daya oleh Gajah Sumatera di Hutan

Provinsi Aceh.

Jurnal Hayati Indonesia

(Terakreditasi B). No. 3B

Tahun 2009. Perhimpunan

Biologi Indonesia Cabang Jawa

Timur.

2009 Solusi Alternatif Penyelesaian

Konflik Gajah dengan Manusia

Jurnal Hayati Indonesia

(Terakreditasi B). No. 3B

Tahun 2009. Perhimpunan

Biologi Indonesia Cabang Jawa

Timur.

2010 Using presence-only modelling to

predict Asian elephant habitat use in a

tropical forest landscape: implications

for conservation

Journal of Diversity and

Distributions, (Diversity

Distrib). (2010). 16, 975 – 984.

www.blackwellpublishing.co

m/ddi

2010 Solusi Alternatif Penyelesaian

Konflik Gajah dengan Manusia di

Hutan Aceh

Proceeding of Aceh

Development International

Conference, Universiti Putra

Malaysia, Serdang, Malaysia

2011 Studi Kesesuaian Habitat dan

Pemetaan Kawasan Perlindungan

Gajah (Elephant Sunctuary) di Hutan

Terganggu sebagai Langkah

Mengurangi Konflik Gajah dengan

Manusia

Prosiding Seminar Nasional

XXI Perhimpunan Biologi

Indonesia (PBI) Banda Aceh,

26-27 Nopember 2011. ISBN:

978-602-19435-0-2

2013 Identifikasi Kawasan Burung

Predator dalam Pengendalian Hama

Ulat Bulu Untuk Meningkatkan

Produktivitas Tanaman Palawija

Prosiding Seminar Nasional

Biologi 2013.Perhimpunan

Biologi Indonesia (PBI).

2013 Identifikasi Miskonsepsi Sistem Saraf

pada Buku Teks Biologi Kelas XI

Prosiding Seminar Nasional

Pengukuran dan Penilaian

Pendidikan

2013 Identifikasi Dan Peran Burung

Predator Dalam Pengendalian Hama

Ulat Bulu Untuk Meningkatkan

Produktivitas Tanaman Palawija

Jurnal Serambi Ilmu

Universitas Serambi Mekah.

Vol. 1 No. 2

67

VI. Publikasi Presentasi

Tahun Judul Jabatan Pelaksana

18 Juni

2012

Seminar Nasional Forum

Pimpinan Pascasarjana Se-

Indonesia di Jayapura

Peserta

Universitas

Cendrawasih,

Jayapura, Papua

26-27

November

2011

Studi Kesesuaian Habitat dan

Pemetaan Kawasan

Perlindungan Gajah (Elephant

Sunctuary) di Hutan

Terganggu sebagai Langkah

Mengurangi Konflik Gajah

dengan Manusia

Pemakalah

Seminar Nasional XXI

Perhimpunan Biologi

Indonesia (PBI)

Cabang Aceh

26-28

Maret

2010 Solusi Alternatif Penyelesaian

Konflik Gajah dengan Manusia

di Hutan Aceh

Presenter

Aceh Development

International

Conference and

Universiti Putra

Malaysia, Serdang,

Malaysia

17

Pebruari

2010 Strategi Penggunaan Habitat

oleh Gajah Sumatera di Hutan

Ulu Mase Aceh

Pemakalah

Seminar Nasional Sain

dan Pendidikan

Biologi dilaksanakan

oleh Jurusan

Pendidikan Biologi

FKIP Univ. Syiah

Kuala

October

16-17,

2009

Food preference and feeding

strategy of Sumatran elephant

Presenter International

Conference on

Biological Science,

Faculty of Biology

UGM, Yogyakarta

July 24-

25, 2009

Strategi of habitat use of

Sumatran elephant

Presenter Seminar Nasional

Perhimpunan Biologi

Indonesia, Univ. Islam

Malik Maulana

Ibrahim, Malang

2009 Estimation of Habitat Carrying

Capacity of Sumatran Elephant

Presenter International

Conference on Natural

Science, Syiah Kuala

University, Hermes

Palace Hotel

2009 Estimation of Food Carrying

Capacity of Sumatran Elephant

using GIS

Presenter Seminar Nasional

MIPA Wilayah Barat,

FMIPA Unsyiah

20

Desember

2008

Solusi penyelesaian konflik

gajah-manusia secara ekologis

untuk daerah pertanian

Presenter FKIP Universitas

Syiah Kuala, Banda

Aceh

Maret,

2008

Pengenalan fauna yang

dilindungi di hutan Aceh

Presenter Workshop

Pengelolaan Hutan

Ulu Masen oleh FFI-

68

AP di The Pade Hotel

Banda Aceh

11 Dec,

2007

Habitat of Sumatran elephant

pre and post tsunami

Presenter Seminar Internasional

Penginderaan Jauh

oleh Masyarakat

Pengunderaan Jauh

Indonesia (MAPIN)

dan TDMRC Unsyiah

Dec, 2007 Sistem Navigasi Lapangan

bagi Mahout Gajah Se-

Indonesia

Presenter Workshop Mahout

Gajah Se-Indonesia,

BKSDA, Saree, Aceh

Besar

2007 Pengenalan fauna langka hutan

tropis

Presenter Workshop

Pengelolaan Hutan

bagi Penggerak

konservasi oleh FFI-

AP di Hotel Mentari

Banda Aceh

Banda Aceh, 29 Agustus 2020,

Ketua Peneliti

Dr. Abdullah, M.Si

NIP. 197402051999031004

69

70

1 Nama Lengkap Dewi Andayani., S.Pd, M. Pd

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

4 NIP/NIK/Identitas lainnya

198304212015042003

5 NIDN 0021048310

6 Tempat dan Tanggal Lahir

Lhokseumawe, 21 April 1983

7 E-mail [email protected]

8 Nomor Telepon/ HP 085260282992

9 Alamat Kantor Jl. Tgk. Hasan Krueng Kale, Darussalam, Banda Aceh

10 Nomor Telepon/Fax 7412657/ 7551407

11 Lulusan yang Telah Dihasilkan

S-1 = 12 orang, S-2 : 0 orang, S-3 = 0 orang

A. RIWAYAT PENDIDIKAN

Keterangan S1 S2 S3

Nama Perguruan

Tinggi

Unsyiah Banda Aceh Unsyiah Banda Aceh -

Bidang Ilmu Pendidikan Biologi Pendidikan Biologi -

Tahun Masuk-Lulus 2001-2007 2011-2013 -

Judul

Skripsi/Tesis/Disertasi

Keanekaragaman

Molluska di Perairan

Payau Sungai

Leupung

Penggunaan Modul Sistem

Reproduksi Manusia melalui

e Learining untuk

Meningkatkan Hasil Belajar

Kognitif dan minat siswa

terhadap 7 aspek kecerdasan

Majemuk

-

Nama

Pembimbing/Promotor

1. Drs. Soekarman

Moesa, M.Sc

2. Drs. M. Diah

Husein

1. Dr. Cut Nurmaliah, M.Pd

2. Dr. drh. Razali, M.Si

-

B. Nama Mata Kuliah yang Diampu

No Nama Mata Kuliah Strata

1. Konstruksi Instrumen S1

2. Strategi Belajar Mengajar S1

3. Evaluasi Pembelajaran S1

4. Perencanaan Pengajaran Biologi S1

5. Aqidah dan Etika dalam Biologi S1

6. Genetika S1

71

7. Evolusi S1

8. Anatomi Tumbuhan S1

9. Botani Tumbuhan Tinggi S1

C. Penelitian 5 (Lima) Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Sumber Dana

1. 2017 Penggunaan metode Roll Playing dalam meningkatkan

kemapuan mahasiswa dalam konsep mitosis dan meiosis

Mandiri

2. 2018 Pembelajaran Botani tumbuhan tinggi dengan model Reading

Question and Answering (RQA) dengan media e Learning

untuk meningkatkan kemampuan kognitif mahasiswa

Pendidikan Biologi Unsyiah

Hibah Unsyiah

3. 2018 Analisis Kesesuain Tipe Kecerdasan dengan Gaya Belajar

Mahasiswa pada Mata Kuliah Evolusi

Mandiri

4. 2019 Pembelajaran Genetika dengan model Reading Question and

Answering (RQA) dengan media e Learning untuk

meningkatkan kemampuan kognitif mahasiswa Pendidikan

Biologi Unsyiah

Hibah Unsyiah

D. Pengabdian 5 (Lima) Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Sumber Dana

1. 2016 Pengenalan Batu Bara Sebagai dalam sumber

energi dalam penguatan pendidikan sains di SMA Lab.

School Unsyiah

Mandiri

2. 2019 Peningkatan pemahaman guru Dayah Jeumala Amal

terhadap intrumen tes dan non tes

Mandiri

1

2

CURRICULUM VITAE

1 Nama Lengkap Devi Syafrianti, S.Pd., M.Si

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

4 NIP/NIK/Identitas

lainnya

198212072006042001

5 NIDN 0007128201

6 Tempat dan Tanggal

Lahir

Langsa, 07-12-1982

7 E-mail [email protected]

8 Nomor Telepon/ HP 081361481877

9 Alamat Kantor FKIP Unsyiah Darussalam Banda Aceh

10 Nomor Telepon/Fax

11 Lulusan yang Telah

Dihasilkan

S-1 = 10 orang

12 Mata Kuliah yang

Diampu

1. Biologi Umum (S-1)

2. Biologi Sel (S-1)

3. Zoologi Vertebrata (S-1)

4. Struktur Hewan (S-1)

5. Perkembangan Hewan (S-1)

6. Biologi Terapan (S-1)

B. Riwayat Pendidikan

S1 S2

Nama Perguruan Tinggi UISU Medan IPB Bogor

Bidang Ilmu Pendidikan Biologi Anatomi dan

Perkembangan

Hewan (APH)

Tahun Masuk-Lulus 2000-2004 2009-2013

Judul

Skripsi/Tesis/Disertasi

Keanekaragaman

Tumbuhan Paku

(Pteridophyta) di Hutan

Lindung Aek Nauli,

Kabupaten Simalungun

dan Cara Pengajarannya

di SMU

Perkembangan Sel

Beta Pankreas dari

Jaringan Pankreas

dan Sumsum Tulang

Anak Tikus dalam

Medium Kultur

dengan Ekstrak

Sambiloto

(Andrographis

paniculata)

Nama

Pembimbing/Promotor

1. Prof. Drs. Mulya

Sembiring

2. Puji Prastowo, M.Si

1. Dr. drh. Ita

Djuwita (K)

2. drh. Adi Winarto,

Ph.D

3

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

(Bukan Skripsi, Tesis, Disertasi)

No

Tahun

Judul

Pendanaan

Sumber

Jumlah

(Juta Rp)

1 2008 Aplikasi Learning Stratetis dalam

Meningkatkan Penguasaan Materi Parasitologis

pada Mahasiswa Biologi FKIP UNSYIAH

DIPA

Unsyiah 10

2 2015 Kearifan Lokal Buah Empan (Zanthoxylum

acanthopodium) Sebagai Bioformalin Terhadap

Daging Sapi

DIPA

Unsyiah 15

3 2015 Deteksi Fagelitik Spesifik Bakteri E. Coli Pada

Limbah Pasar Tradisional

DIPA

Unsyiah 15

4 2018 Studi tingkat kesejahteraan Gajah

Sumatera(Elephas maximus sumatranus) dan

Pola pengasuhan di Conservation Respon Unit

Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya.

Mandiri 50

5 2018 Pengaruh Kebisingan Suara terhadap Perilaku

Gajah Sumatera (Elephas maximus

sumatranus) di Pusat Konservasi Gajah (PKG)

Saree Kabupaten Aceh Besar.

Mandiri 50

6 2018 Prevalensi Nematoda Gastrointestinal pada

Feses Gajah Sumatera (Elephas maximus

sumatranus) di Pusat Konservasi Gajah (PKG)

Saree Kabupaten Aceh Besar.

Mandiri 50

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No

Tahun

Judul Pengabdian Kepada

Masyarakat

Pendanaan

Sumber

Jumlah

(Juta Rp)

1

2014

Iptek bagi Masyarakat Pemanfaatan

Tepung Pisang di Desa Lampanah

Teungoh dan Lampanah Dayah

Kecamatan Indrapuri Kabupaten

Aceh Besar

PNBP

Unsyiah

30

2 2015

IbM Penguatan Tata Kelola

Laboratorium Madrasah Pondok

Pasantren Terpadu

BOPT

Unsyiah

28

3

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No

Tahun

Judul Artikel Ilmiah

Nama

Jurnal

Volume/

Nomor/Tahun

4

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Temu

ilmiah/Seminar

Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan Tempat

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Temu

ilmiah/Seminar

Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan Tempat

H. Perolehan HKI dalam 10 Tahun Terakhir

No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 10

Tahun Terakhir

No Judul/Tema/Jenis Rekayasa

Sosial Lainnya yang Telah

Diterapkan

Tahun Tempat

Penerapan

Respon

Masyarakat

J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi

lainnya)

No Nama Temu

ilmiah/Seminar

Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan Tempat

Banda Aceh, 1 Juni 2019

Devi Syafrianti, S.Pd., M.Si

5

6. Foto dan Gambar Aktifitas

Gambar 1 Tim penelitian berkonsultasi dengan mitra riset dari UK di ruang Prodi

Pendidikan Biologi

Gambar 2 Tim penelitian melakukan persiapan lapangan di FKIP Unsyiah

6

Gambar 3. Tim peneliti bersama tim CRU Sampoiniet sedang melakukan

wawancara dengan masyarakat di desa Alue Jang, Kecamatan Pasi Raya.

Gambar 4. Ketua tim peneliti sedang melakukan wawancara kepada petani Blang

Monlung yang lahannya pertaniannya di desa Blang Monlung Kecamatan

Sampoiniet.

7

Gambar 4. Tim peneliti sedang mengunjungi dan mewancarai rumah warga yang

pernah di rusaki oleh gajah dan melakukan wanwacara.

Gambar 5. Ketua peneliti Dr. Abdullah, M.Si sedang mencoba melakukan diskusi

dan menjelaskan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan kepada aparatur desa

Bak paoh dan polisi hutan.

8

Gambar 6. Tim Peneliti sedang melakukan wawancara dengan masyarakat

Gampong Gunong Meunasah Kecamatan Setia Bakti.

Gambar 7. Tim peneliti sedang melakukan rekapitulasi data dengan berkonsultasi

bersama mitra riset hasil dari survey penelitian lapangan.

9

7. Produk Penelitian

1. Menjadi Narasumber pada Webinar Memperingati Hari

Keanekaragaman Hayati : “Harmoni Alam dan Kearifan Lokal

10

2. Menjadi nara sumber pada Forum Group Discussion Perlindungan

dan Pengelolaan Satwa Liar di Provinsi Aceh 5 September 2020

3. Video 1 : Konservasi Gajah di Aceh Jaya (Tim PKGB Bertugas di

Aceh Jaya)

Source : https://www.youtube.com/watch?v=AIyceUtEvmM&t=25s

11

4. Video 2 : Wawancara Tim PKGB dengan Masyarakat Aceh Jaya

tentang Konflik Gajah-Manusia

Source : https://www.youtube.com/watch?v=jAijUv9s8lg&t=83s

5. Video 3 : Konservasi Gajah yang Dilakukan Oleh Tim PKGB Unsyiah

di Aceh Jaya

Source : https://www.youtube.com/watch?v=F6Wy6Y5ckUs&t=15s