Proses Pengambilan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Meksiko terkait dengan Embargo...

22
0 PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP MEKSIKO TERKAIT DENGAN EMBARGO TUNA PADA TAHUN 1990- 1991 Makalah Makalah ini untuk memenuhi tugas Politik Luar Negeri Amerika Serikat Disusun oleh: Detty Oktavina Dienny Rizky Br. Surbakti Mulyana Achmad Viqry Putri Meiryanti Prayogyandini Qobul Imran Ramadhani Eko Putranto Royatul Maryam Wibisono Dwi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

Transcript of Proses Pengambilan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Meksiko terkait dengan Embargo...

0

PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT

TERHADAP MEKSIKO TERKAIT DENGAN EMBARGO TUNA PADA TAHUN 1990-

1991

Makalah

Makalah ini untuk memenuhi tugas

Politik Luar Negeri Amerika Serikat

Disusun oleh:

Detty Oktavina

Dienny Rizky Br. Surbakti

Mulyana Achmad Viqry

Putri Meiryanti Prayogyandini

Qobul Imran

Ramadhani Eko Putranto

Royatul Maryam

Wibisono Dwi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012

1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Amerika Serikat adalah negara yang saat ini memegang kendali penuh dalam mengatur

arah sistem internasional di dunia. Kekuatan dalam penyebaran power ditambah dengan ideologi

yang saat ini digunakan hampir semua negara di seluruh dunia menambah kuat posisi Amerika

Serikat dalam dunia internasional. Meskipun demikian, pada kenyataannya, Amerika Serikat

tidak hanya mengurusi masalah yang berbau high-politics, akan tetapi juga menyentuh pada

tataran low-politics. Hal ini terbukti pada kasus Tuna-Dolphin Case yang terjadi antara Amerika

Serikat dengan Meksiko.

Konflik ini terjadi antara Amerika Serikat dan Meksiko pada tahun 1991, Amerika

Serikat menghentikan seluruh kegiatan impor tuna atau embargo tuna dari Meksiko. Hal ini

terjadi karena Amerika Serikat menilai proses perburuan ikan tuna yang dilakukan oleh nelayan

Meksiko melalui tindakan yang tidak ramah pada lingkungan seperti cara menjaring tuna yang

diakukan oleh para nelayan Meksiko yang tergolong liar karena memakan korban makhluk laut

lainnya berupa lumba-lumba dalam jumlah yang sangat besar. Pada dasarnya, konflik ini telah

dimulai sejak lama dan membutuhkan waktu yang panjang semenjak tahun 1950-an hingga

puncaknya pada tahun 1991 yang berakhir dengan embargo tersebut.

Sebagaimana yang kita ketahui, Amerika Serikat adalah salah satu negara yang anti

dalam memberikan respon terhadap permasalahan lingkungan. Hal tersebut terbukti dengan

keputusan Amerika Serikat untuk tidak meratifikasi Protokol Kyoto ( Kyoto Protocol) hingga

saat ini dan juga absennya kehadiran Amerika Serikat dalam KTT Bumi (Earth Summit) yang

dilaksanakan di Rio De Janeiro, Brazil beberapa waktu lalu.

2

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk mengangkat

masalah ini dan melihat apa yang sebenarnya menjadi kepentingan Amerika Serikat dalam

mempermasalahkan isu lingkungan hingga berujung pada embargo yang dilakukan oleh Amerika

Serikat terhadap Meksiko di tahun 1991. Selain itu, penulis ingin mengupas awal mula sejarah

dimulainya konflik ini hingga akhirnya muncul kebijakan untuk melakukan embargo. Penulis

juga sangat tertarik untuk mengupas proses pembentukkan kebijakan luar negeri Amerika Serikat

terkait dengan masalah Tuna-Dolphine War ini melalui Model Birokratik.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang melatarbelakangi munculnya kebijakan luar negeri Amerika Serikat

terhadap Meksiko terkait dengan embargo tuna ini pada peristiwa Tuna-

Dolphin War?

2. Bagaimana proses kebijakan luar negeri Amerika Serikat terkait konflik Tuna-

Dolphin War terbentuk?

I.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari makalah ini yaitu untuk menganalisis dan mengetahui latar belakang

munculnya kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Meksiko terkait dengan Tuna-

Dolphin Case ini. Kemudian, penulis juga ingin melihat proses pembentukkan kebijakan luar

negeri Amerika Serikat terkait dengan konflik Tuna-Dolphin Case yang terbentuk berdasarkan

model pendekatan birokratik.

3

I.4 Kerangka Teori

Dalam makalah ini, penulis menggunakan dua pendekatan yakni Neo-Realisme dan Model

kebijakan politik Birokrasi, untuk menjelaskan makalah “PROSES PENGAMBILAN

KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP MEKSIKO TERKAIT

DENGAN EMBARGO TUNA PADA TAHUN 1990-1991”.

1. Pendekatan Neo-Realisme

Neo-Realisme tidak didominasi oleh aspek militer semata akan tetapi lebih diorientasikan

kepada studi perdamaian dan berfokus kepada isu-isu pembangunan terutama di negara-negara

berkembang. Neo-realisme muncul pada 1970-an, sebagian merupakan tantangan yang

dikemukakan oleh teori independensi dan sebagain lain merupakan koreksi terhadap pengabaian

realisme tradisional kekuatan ekonomi (Waltz)1. Peace Strategies merupakan kombinasi baru

antara kajian perdamaian dan keamanan/strategis, konsep ini menekankan pembahasannya pada

upaya pencapaian keamanan dan perdamaian nasional, regional, serta internasional melalui

pengagabungan teori perdamaian, konflik, pembangunan dan peradaban umat manusia. Peace

Strategies memfokuskan pencapaian kemananan dan perdamaian tanpa harus berperang (security

and peace without war)2. Kenneth Waltz percaya bahwa sistem internasional memiliki struktur

sosial yang bisa didefiniasikan sebagai dengan tepat dengan tiga karakteristik penting; yaitu

prinsip tatanan sistem, karakter unit dalam sistem, dan distribusi kemampuan unit dalam sistem.3

1Scott Burchill dan Andrew Linklater (1996), Teori-teori Hubungan Internasional, h. 112-113. 2 Yulius P. Hermawan, Tranformasi dalam Studi Hubungan Internasional: Aktor, Isu, dan Metodologi, h. 35 3 Scott Burchill dan Andrew Linklater (1996),teori- teori Hubungan Internasional, h. 117.

4

Dalam buku Barry Buzan yang berjudul “People, States and Fear”,membagi sektor

keamanan ke dalam 5 bidang: militer, politik, lingkungan, ekonomi dan sosial4. Menurut

pendekatan ini sektor militer hanya merupakan salah satu aspek penting dalam konsep kemanan,

keamanan yang lebih luas akan dipengaruhi oleh sektor politik, ekonomi, sosial dan lingkungan

baik dari peringkat individu, nasional, regional, dan global.

Neo-realis menjadikan sistem internasional sebagai struktur yang dihasilkan dari interaksi

para unit aktor.Namun, sifat dari struktur sistem internasional tersebut mengalami tingkat

kerumitan sehinnga memunculkan beberapa lensa yang digunakan untuk memotret baik sifat,

tipe aktor dan interaksi keamanan yang dihasilkannya. Lensa analisa tersebut berupa sektor

analisis (sector of analysis) yang terdiri dari lima bagian akan tetapi hanya dua bagian yang

relevan dalam menjelaskan tema makalah ini5. Dua sektor yang relevan tersebut, adalah faktor

ekonomi dan lingkungan.Sektor ekonomi adalah sektor yang memusatkan perhatiannya pada

hubungan perdagangan, produksi, keuangan diantara para/unit aktor.Sektor ini merujuk pada

hubungan antara unit/aktor dalam pasar internasional dan akses terhadap

perdagangan/perekonomian internasional.Kemudian sektor lingkungan yang mencakup

hubungan antara aktivitas manusia dan lingkungan biologinya sebagai bagian dari sistem

pendukung penting dalam interkasi internasional.

Teori Neo Realisme ini akan penulis gunakan dalam menganalisa faktor-faktor apa saja

yang menjadi penggerak Amerika Serikat, yang tentunya sesuai dengan lima asumsi Neo

Realisme yang sesuai dengan asumsi-asumsi tersebut, yang membuat Amerika Serikat melalui

4 Barry Buzan “People, State, and Fear: An Agenda for International Studies in the Post Cold War. Boulder:Lyne Rinner Publisher, seperti yang dikutip dalam buku Tranformasi dalam Hubungan Internasional: Aktor Isu dan Metedologi oleh Yulius P. Hermawan. 5Ibid, h 36.

5

Secretary of Commerce memutuskan untuk melakukan embargo pada produk ikan tuna Meksiko

pada tahun 1991.

2. Model Kebijakan Politik Birokrasi

Birokratik model merupakan model dengan menekankan peranan yang dilakukan oleh

banyak birokrat yang terlibat dalam proses kebiakan politik luar negeri. Dengan demikian para

birokrat memiliki banyak pengaruh dalam merumuskan politik luar negeri.Dalam hal ini birokrat

bertanggung jawab dalam pada pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sehingga mereka

dapat mempengaruhi implementasi politik luar negeri6..

Pada model ini pemerintah dianggap terdiri dari sekian banyak individu dan organisasi.

Konsekuensi yang ada adalah keputusan tidak dipandang sebagai produk rasionalitas melainkan

produk dari proses interaksi dan penyesuaian dari berbagi individu dan organisasi. Dan kata lain

politik luar negeri merupakan proses politik yang meliputi perundingan (bargaining), kompromi

(compromise) dan penyesuaian- penyesuaian (adjustment)

6 DR. Anak Agung Banyu perwita, DR. Yanyan Mochammad Yani “ Pengantar Hubungan Internasional ” ,h. 66.

6

II. PEMBAHASAN

II.1 Sejarah Singkat Munculnya Tuna-Dolphine War AS- Meksiko

Tensi bilateral antara Amerika Serikat dan Meksiko yang berujung pada pemberlakuan

embargo oleh Amerika Serikat kepada Meksiko pada komoditi tuna, berawal di tahun 1950-an.

Daerah Eastern Tropical Pacific (ETP) adalah perairan di mana ikan tuna menjadi komoditi

utama yang diburu. Daerah Eastern

Tropical Pacific ini berada di sepanjang

Pantai Barat Amerika Serikat, hingga

Meksiko, dan terus hingga ke Pantai Barat

Amerika Tengah. Ikan tuna dapat

ditemukan dengan jumlah yang melimpah

di daerah ini, terutama di bagian barat

Amerika Serikat yang berbatasan dengan

Meksiko karena sifat air laut nya yang

hangat menjadi tempat sempurna bagi ikan

tuna untuk hidup dan berkembang biak di

daerah tersebut7.

Hanya saja, hangatnya perairan ini juga menjadi tempat yang sempurna bagi biota laut

lainnya untuk hidup dan berkembang biak dan salah satunya yang menempati peringkat kedua

dalam ekosistem laut di wilayah ini adalah lumba-lumba. Lumba-lumba yang mendiami daerah

7 Pacific White-sided Dolphin and Dusky Dolphin by Koen van Waerebeek and Bernd Würsig Encyclopedia of Marine Mammals pp 859–60 ISBN 0-12-551340-2

Gambar 1 Bagian yang berwarna biru disebut sebagai Central Tropical Pacific (CTP), sedangkan yang berwarna merah adalah daerah yang disebut sebagai Eastern Tropical Pacific (ETP) di mana nelayan-nelayan memancing ikan tuna dengan jumlah yang sangat besar yang akhirnya ikut membunuh populasi lumba-lumba di wilayah ini. Gambar merah ini juga mencerminkan daerah perairan hangat yang cocok sebagai habitat berbagai biota laut

7

ini adalah lumba-lumba dengan jenis Lagenorhynchus obliquidens atau Pacific White-sided

Dolphin yang merupakan lumba-lumba endemik Samudera Pasifik. Penyebarannya dimulai dari

Pantai Barat Amerika Serikat dan Meksiko, Selat Bering hingga ke Jepang. yang jumlahnya

semakin meprihatinkan akibat perburuan8. Di Jepang, lumba-lumba ini diburu untuk di konsumsi

hingga saat ini, sehingga lumba-lumba ini menjadi sangat langka untuk ditemukan di perairan

Jepang.9

Kelangkaan ini diperparah dengan adanya penangkapan tuna oleh Meksiko yang ikut

membunuh banyak lumba-lumba. Hal ini dikarenakan lumba-lumba dan tuna memiliki hubungan

simbiosis mutualisme, di mana ada tuna maka di sanalah terdapat habitat lumba-lumba yang

menjadikan tuna sebagai mangsanya. Dengan demikian, penggunaan sistem purse-seine net yang

dilakukan oleh para nelayan memakan banyak lumba-lumba yang sudah dimasukkan dalam jenis

hewan langka.

Pada awal sebelum

tahun 1950-an pembunuhan

terhadap lumba-lumba ini

masih dalam ambang level

normal. Hanya saja,

penggunaan sistem purse-

seine net yang dilakukan

oleh para nelayan sejak tahun 1959 yang menyebabkan peningkatan kematian pada lumba-

lumba. Amerika Serikat kemudian mengambil kebijakan pada tahun 1972 di mana Kongres

8 Ibid 9 Ibid

Gambar 2 Cara kerja penggunaan sistem memancing Purse Seine yang dilakukan oleh Nelayan Meksiko

8

mengesahkan Marine Mamalia Protection Act (MMPA) membuat perubahan komposisi kapal

yang ada. Hanya saja, jumlah lumba-lumba yang terbunuh tidak menurun.

Pada tahun 1960-an, kapal AS terdiri 99 persen dari armada Eastern Tropical Pasific

(ETP), tetapi hanya 34 dari 103 kapal-kapal purse-sein net yang menggunakan lumba-lumba

sebagai acuan tuna didaftarkan di Amerika Serikat. Sisanya 69 terdiri dari kapal asing: dengan

43 dari Meksiko, 15 dari Venezuela, 4 dari Vanatu, 2 dari Spanyol dan satu dari Kepulauan

Cayman, Kosta Rika, El Salvador, dan Panama.10

Hal ini di lakukan karena departemen

perdagangan memperkirakan tingkat pembunuhan membunuh untuk kapal ini dua untuk empat

kali lebih tinggi.

Akan tetapi jumlah lumba-lumba yang mati karena penangkapan ikan tuna tidak menurun

meskipun, komposisi kapal pemancing di ETP berubah. Dan dengan lebih banyaknya kapal

Mexico dibanding kapal AS

sendiri (termasuk dengan

sejumlah dari Venezuela).

Pembunuhan lumba-lumba

beristirahat hampir

sepenuhnya pada teknik

penangkapan ikan asing,

sehingga kongres

menambahkan Penyediaan

Embargo langsung ke MMPA

tersebut.Kongres menunjuk Menteri Perdagangan untuk memastikan bahwa tingkat bunuh

10http://www1.american.edu/ted/TUNA.HTM

Gambar 3 Biota laut lainnya yang ikut tertangkap akibat penangkapan tuna

9

negara-negara pengimpor tidak melebihi 2 kali laju armada AS pada tahun 1989 dan 1:25 kali

dibanding AS pada tahun 1990. Jika negara yang bersangkutan tidak memenuhi standar yang

dibutuhkan oleh AS untuk menerapkan tuna langsung embargo. Untuk lebih memastikan

pemenuhan Pengarahan MMPA yang Komisi embargo, termasuk Kongres pada Komisi bangsa

dan perantara, Amendment Pelly, dan Perlindungan Dolphin Informasi Konsumen Act (DPCIA).

Dalam komisi bangsa dan perantara pada UU No.101 (a) (2) (C) menyatakan bahwa

negara perantara yang diekspor ke AS tuna tertangkap oleh negara lain harus membuktikan

kepada Sekretariat bahwa mereka telah dilarang dan pemanenan tuna produk dari negara yang

telah secara langsung dilarang oleh Amerika Serikat. Jika negara perantara tidak melakukan

pelarang produk ini dalam waktu enam puluh hari setelah embargo impor dan jika Sekretariat

tidak menerima bukti ini dalam 90 hari, kemudian kepada sekretariat dakan melakukan embargo

terhadap negara ini pada hari ke 91.

Kemudian pada Amandemen Pelly, di bawah MMPA pada UU No.101 (a) (2) (D),

menyatakan bahwa setelah larangan baik telah dilaksanakan selama enam bulan, Sekretariat

diminta untuk memberitahu Presiden Amerika Serikat. Hal ini dipicu kekuasaan diskresi

Presiden untuk memberlakukan larangan semua produk ikan untuk deterministik periode

ditambang oleh presiden dan disetujui oleh GATT.

Tindakan ketiga, Informasi Perlindungan Konsumen Dolphin Act (DPCIA), menyatakan

bahwa produsen, importir, eksportir, distributor, atau penjual dari produk tuna hanya dapat

mencakup label safe-dolphin, yaitu label yang di gunakan jika tuna dipanen dengan cara yang

tidak berbahaya bagi lumba-lumba.11

11Ibid.

10

II.2 Analisis Model Birokratik dalam Proses Pengambilan Kebijakan Embargo Tuna

Meksiko oleh Amerika Serikat

Dalam pengambilan kebijakan embargo ini, penulis dapat menganalisis proses

pembentukkan kebijakannya dengan menggunakan Model Birokratik. yakni:

1. Congress

2. Kementerian Luar Negeri (Department of State)

3. Kementerian Perdagangan melalui Menteri Perdagangan (Secretary of Commerce)

4. Kementerian Lingkungan Hidup (Department of Environment)

Berikut adalah penjelasan yang lebih terperinci terkait dengan peranan masing-masing lembaga

dalam upaya pembentukkan Kebijakan Luar Negeri.

1. Congress

Perburuan tuna yang semakin merajalela di wilayah Eastern Tropical Pacific yang

meliputi pantai selatan Amerika Serikat hingga perairan Meksiko dan terus hingga perairan

Pantai Barat Amerika Tengah menimbulkan kekhawatiran dari berbagai pihak. Ekosistem laut

yang ada yang merupakan bagian dari

sistem perairan Eastern Tropical Pacific,

yakni kelangsungan hidup lumba-lumba dan

tuna dan biota lainnya, sangat terganggu

keseimbangannya akibat perburuan yang

terjadi di wilayah ini. Terkait dengan hal

tersebut, pada tahun 1972 Kongres Amerika Gambar 4 Bangkai-bangkai lumba-lumba yang terbunuh akibat perburuan terhadap ikan tuna

11

Serikat membuat sebuah peraturan yang bertajuk Marine Mammals Protection Act (MMPA)

untuk menanggulangi persamalahan ini12

.

MMPA berisikan beberapa peraturan yang mengatur tentang perburuan tuna di daerah

Eastern Tropical Pacific yang berupa pengurangan jumlah armada nelayan yang bisa melaut di

daerah tersebut dan kewajiban untuk melindungi biota laut yang ada di sana terutama lumba-

lumba.13

Hanya saja, walaupun memang jumlah kapal nelayan telah berhasil diredam, jumlah

pembunuhan yang dialami oleh lumba-lumba tidak mengalami penurunan dan justru cenderung

meningkat. Hal ini terjadi karena efektifitas peraturan MMPA ini hanya berlaku di dalam

lingkungan dalam negeri Amerika Serikat, tidak di luar lingkungan negara-negara di Eastern

Tropical Pacific lainnya.

Kegagalan yang dihadapi MMPA ini membuat Kongres pada tahun 1984 menambah

aturan dengan memperketat masuknya tuna dengan mengusulkan untuk menambahkan peraturan

baru berupa Direct Embargo Provision kepada negara-negara yang tidak mematuhi peraturan

MMPA Amerika Serikat, yang termasuk di dalamnya Meksiko14

. Direct Embargo Provision ini

adalah pemberlakuan sistem embargo perdagangan pada suatu komoditi secara langsung kepada

suatu negara.

2. Kementerian Luar Negeri (Department of State)

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pada tahun 1979 memberikan opsi yang lebih

ringan kala itu dengan memberikan usulan kepada Kongres dengan memberikan waktu negosiasi

pada pemerintah Meksiko untuk mengaplikasikan sistem pemancingan yang lebih ramah

12 Jurnal Tuna-Dolphin GATT (Tuna Case) diambil dari http://www1.american.edu/ted/TUNA.HTM 13 Ibid 14 Ibid

12

lingkungan.Sistem ini digunakan oleh Kementerian Luar Negeri untuk mengurangi jumlah

pembunuhan lumba-lumba di wilayah perairan Meksiko dengan melalui soft diplomacy.15

Hanya

saja hingga tahun 1980 jumlah pembunuhan terhadap lumba-lumba tidak menurun dan malah

bertambah.

Berdasarkan data yang ada, pada tahun 1980 jumlah lumba-lumba yang terbunuh

mencapai 300 ribu ekor, dan bertambah hingga seterusnya.16

Hal ini menyebabkan usulan

Kementerian Luar Negeri dinilai tidak relevan dan berkurang, sehingga usulan ini akhirnya tidak

diperhitungkan kembali karena melihat hasil yang dicapai nihil.

3. Menteri Perdagangan (Secretary of Commerce)

Tidak jauh berbeda dengan Kongres, Kementerian Perdagangan Amerika Serikat melalui

Secretary of Commerce mengusulkan untuk melakukan embargo setelah melihat upaya-upaya

yang dilakukan untuk menanggulangi masalah ini tidak memberikan hasil yang nyata17

.

Kompetisi ekonomi yang terjadi demi mendapatkan ikan tuna yang lebih banyak membawa lebih

banyak korban lumba-lumba yang menyebabkan ekosistem lumba-lumba di perairan Eastern

Tropical Pacific terancam.

Secretary of Commerce pada tahun 1989 mengusulkan peraturan kepada negara-negara

yang ingin mengikuti standar Amerika Serikat akan tetap bisa melakukan impor tuna. Hanya

saja, peraturan yang paling kontroversial adalah bahwa negara yang ingin melakukan impor

15http://are.berkeley.edu/courses/EEP131/old_files/studentpresentations05/Tuna%20Dolphin%20Case.pdf 16 Jurnal Tuna-Dolphin GATT (Tuna Case) diambil dari http://www1.american.edu/ted/TUNA.HTM 17 Ibid

13

harus memberikan kepastian bahwa jumlah dolphinc yang terbunuh tidak mencapai dua kali lipat

jumlah dolphin yang terbunuh di Amerika Serikat18

.

Keputusan ini akan berlaku selama 90 hari ketika peraturan ini diberlakukan, dan ketika

hari ke-91 peraturan ini tidak dilaksanakan, maka negara tersebut akan langsung dikenakan

sangsi ekonomi berupa embargo yang secara tegas dilakukan oleh Amerika Serikat19

. Embargo

ini terjadi pada Meksiko yang kemudian merugikan Meksiko jutaan dollar akibat aksi embargo

ini.

4. Kementerian Lingkungan Hidup (US Environmental Protection Agency)

Kementerian Lingkungan Hidup juga memberikan usulan untuk memberlakukan

embargo pada produk-produk tuna negara-negara di wilayah

Eastern Tropical Pacific di mana Amerika Serikat merasa tidak

ada kemajuan dalam proses perkembangan dolphin. Pada tahun

1989 Kementerian Lingkungan Hidup mendukung usulan

profisi Secretary of Commerce untuk melakukan embargo

kepada negara yang tidak mematuhi hal ini. Kemudian

Kementerian Lingkungan Hidup memberikan opsi tambahan

yakni dengan menambahkan label “Safe-Dolphin” bagi negara yang ingin melakukan impor

tuna20

.

18 Ibid 19 Ibid 20http://www.wto.org/english/tratop_e/envir_e/edis04_e.htm

Gambar 5 Label usulan Kementerian Lingkungan Hidup Amerika Serikat untuk menerima hasil tangkapan tuna dari Meksiko

14

II.3 Proses Pembentukan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Meksiko

terkait dengan Tuna-Dolphin War

Berdasarkan paparan di atas, Amerika Serikat melakukan proses pengambilan kebijakan

luar negeri melalui beberapa tahapan, yakni Kongres, Kementerian Luar Negeri, Kementerian

Perdagangan melalui Menteri Perdagangan dan Kementerian Lingkungan Hidup. Tahapan awal

dimulai pada tahun 1972 dengan mengeluarkan pertaturan MMPA yang mengurangi jumlah

armada yang dapat melaut di perairan Eastern Tropical Pacific dan mengurangi pembunuhan

terhadap lumba-lumba.

Peraturan ini diberlakukan oleh Amerika Serikat dari tahun 1972 hingga saat ini. Hanya

saja terkait dengan tensi bilateral negara ini, pada tahun 1989, Secretary of Commerce

mengusulkan untuk segera melakukan direct embargo terhadap Meksiko apabila tidak bisa

mengurangi jumlah pembunuhan lumba-lumba.

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat kemudian juga membantu program

perlindungan lumba-lumba Amerika Serikat dengan mengeluarkan peraturan melalui tindakan

soft diplomacy dengan melakukan penyuluhan kepada nelayan-nelayan Meksiko tentang cara

memancing yang aman. Hanya saja, tidak berhasil dan akhirnya opsi ini segera dihapuskan.

Hingga tahun 1990, peraturan tentang pemberlakuan ini belum dilaksanakan. Pada tahun 1991,

embargo ekonomi segera dilaksanakan melalui keputusan yang dilaksanakan oleh Secretary of

Commerce melalui Kementerian Perdagangan.

Secara ringkas, berikut adalah bagan proses pembentukan kebijakan luar negeri Amerika

Serikat terkait dengan Embargo Tuna Amerika Serikat terhadap Meksiko:

15

II.4 Respon Pemerintah Meksiko terhadap Embargo Amerika Serikat

Di awal tahun 1990-an perekonomian Meksiko tergolong belum stabil. Pada masa

tersebut Meksiko dipimpin oleh Carloz Salines de Gortari (1988-1994). Pada masa pemerintahan

Salines, perkonomian Meksiko tidak cukup baik, peso mengalami devaluasi, bahkan higga

Januari 1991, Meksiko membekukan harga bahan pokok, untuk mengimbangi efek dari inflasi.

Meksiko sendiri, merupakan negara tetangga Amerika Serikat yang hanya dibatasi dengan batas

daratan. Kedekatan geografi justru memberikan peluang tensi terhadap kedua negara tersebut.

Penangkapan ikan tuna banyak dilakukan di Perairan Pasifik Timur. Perairan Pasifik

Timur memiliki sumber ikan yang cukup besar, khususnya ikan tuna. Populasi ikan tuna

kemudian menjadi ladang bagi para nelayan untuk melakukan penangkapan ikan secara besar-

besaran. Hasil nelayan ikan tersebut yang kemudian diekspor dan menunjang keberlangsungan

perekonomian Meksiko. Selain itu, Meksiko merupakan produsen minyak dunia yang

1959 Penemuan sistem Purse-Seine Net Penangkapan

Tuna yang mengakibatkan

banyak dolphin yang mati

Adanya tanggapan Kongres melalui

MMPA (1972) Proses pengurangan armada

dan cara tangkap dengan UU

perlindungan mamalia laut

Kurang efektif, akibat penangkapan oleh Meksiko kematian

dolphin tidak berkurang drastis

1979-1989 Kementrian Luar

Negeri AS menawarkan untuk

melakukan penyuluhan kepada nelayan AS, namun

gagal

Pada tahun 1989 Kementerian Perdagangan

mengeluarkan usulan peraturan direct

embargo, kemudian Kementrian Lingkungan

mengeluarkan usulan "safe dolphin"

Keluar kebijakan AS dalam meng-embargo impor

tuna dari Meksiko (1990)

16

menyebabkan kenaikan mendadak harga minyak membawa miliaran pendapatan tak terduga

namun ketidakpastian harga jangka panjang dan efek yang mungkin akan mereka rasakan

terhadap Amerika Serikat membuat para pejabat Meksiko sangat berhati-hati. Perekonomian

Mesiko tergantung kepada Amerika Serikat sebagai pangsa pasar, itu artinya jika terdapat resesi

ekonomi Amerika Serikat akan menyebabkan rusaknya perekonomian Meksiko.21

Terkait dengan kebijakan embargo ikan tuna Amerika Serikat terhadap Meksiko,

Meksiko dengan segera melakukan tindakan. Meksiko segera mempermasalahkan masalah ini ke

General Agreements on Tarrif and Trade (GATT) pada bulan Februari tahun 1991.22

Meksiko

membawa masalah ini ke GATT dan memperoleh hasil yang pada akhirnya membela Meksiko.

Permasalahan ini dibawa ke Panel dan mendapatkan perdebatan yang hebat dari kedua negara.

Hasil akhir yang didapatkan terdapat dua kesimpulan besar dari permasalahan ini, yaitu23

:

1. Keputusan Amerika Serikat untuk melakukan embargo tidak bisa dibenarkan karena

kebijakan Amerika Serikat dinilai hanya berdasarkan ketidakpuasan Amerika Serikat

terhadap proses penangkapan ikan tuna di Meksiko.

2. Berdasarkan peraturan GATT, Amerika Serikat tidak bisa memaksakan kebijakan

domestik di negaranya untuk diberlakukan di luar territorial negara nya.

Kemenangan ini didapatkan oleh Meksiko atas gugatan sebagai berikut24

:

1. Meksiko menyatakan bahwa larangan impor produk tuna tidak konsisten dengan Pasal

XI, XIII dan III dari GATT. Amerika Serikat meminta Panel untuk berpikir ulang bahwa

21

http://www.fco.gov.uk/en/travel-and-living-abroad/travel-advice-by-country/country-profile/north-central-america/mexico/?profile=economy 22 http://www.wto.org/english/tratop_e/envir_e/edis04_e.htm 23 Ibid 24 Ibid

17

embargo langsung ini sesuai dengan Pasal III dan juga dinyatakan oleh Pasal XX (b) dan

XX (g). Amerika Serikat juga berpendapat bahwa embargo negara perantara sesuai

dengan Pasal III dan dibenarkan oleh Pasal XX, ayat (b), (d) dan (g). Hanya saja

pendapat Amerika Serikat ini gagal dan tetap dimenangkan oleh Meksiko atas gugatan

awal, yaitu menyalahi pasal XI, XIII dan III dari GATT.

2. Panel menemukan bahwa larangan impor langsung dan embargo perantara bukan

peraturan internal dalam pengertian Pasal III, sehingga tidak konsisten dengan Pasal XI:

1 dan tidak dibenarkan oleh ayat XX Pasal (b) dan (g). Selain itu, embargo perantara

tidak dibenarkan dalam Pasal XX (d). Hal ini sejalan dengan gugatan Meksiko yang

menyatakan tentang kebijakan ini merupakan semata-mata kebijakan domestik Amerika

Serikat yang tentunya tidak bisa dipaksakan untuk diaplikasikan di Meksiko.

Berdasarkan dua argumen tersebut yang didapatkan dari hasil negosiasi dalam Panel GATT

tahun 1991, Amerika Serikat harus menelan kekalahan dan segera melakukan pembatalan

terhadap embargo ini.

II.5 Analisis Kebijakan dan Korelasinya terhadap Teori

Perubahan ekosistem lingkungan dewasa ini menjadi sebuah isu hangat dalam hubungan

Internasional.Namun demikian adanya kepedulian terhadap ekosistem tidak semata- semata

disebabkan oleh kecemasan masyarakat inernasional terhadap kepunahan suatu ekosistem.

Masalah Tuna War yang terjadi antara Meksiko dan Amerika Serikat merupakan salah satu

bentuk bilateral tensi (Tension) yang terjadi selama puluhan tahun. Tension kedua negara

tersebut diakibatkan karena kurangnya kesadaran masyarakat meksiko terutama para nelayan

terhadap ekosistem Dolphin yang merupakan hewan langka. Penangkapan Tuna yang dilakukan

18

di wilayah Eastern Tropical Pascific mengakibatkan terbunuhnya ratusan Dolphin, yang

merupakan salah satu satwa yang dilindungi.

Neo-Realis melihat adanya aktor lain yang mempengaruhi hubungan Internasional. Neo

Realis melihat terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan Internasional,

diantaranya adalah faktor lingkungan dan ekonomi. Faktor lingkungan dapat dilihat dalam kasus

Tuna Dolphine War AS- Meksiko yang memicu ketegangan di antara kedua negara tersebut.

Dalam kasus ini, adanya penangkapan tuna yang dilakukan Meksiko ternyata berdampak buruk

terhadap habitat dolphine akibat cara penangkapannya yang salah. Dari penangkapan tuna oleh

nelayan Meksiko tersebut menyebabkan kematian dolphine yang akan mengancam komunitas

dolphine. Sedangkan dolphine merupakan salah satu hewan yang dikategorikan hewan langka

yang dilindungi. Perlindungan hewan langka tersebut tertuang dalam aturan MMPA.

Bilateral tensi yang terjadi antara Meksiko dan AS ini sebenarnya didasari oleh faktor

ekonomi yang merupakan kepentingan nasional dari Amerika Serikat. Amerika Serikat

merupakan salah satu pasar tuna terbesar di wilayah Karibia. Sedangkan Meksiko merupakan

negara yang memiliki kapal armada yang lebih banyak dari Amerika Serikat untuk melakukan

penangkapan Tuna dan mengimpor ke Amerika Serikat. Hal ini tentu akan berdampak buruk

bagi pendapatan ekonomi dalam negeri Amerika Serikat. Selain itu, dimensi ekonomi dapat

dilihat dengan adanya penggunaan instrumen ekonomi, yakni embargo yang dilakukan Amerika

Serikat bagi impor tuna dari Meksiko.

19

III. PENUTUP

Peningkatan kematian dolphin akibat penangkapan tuna di perairan tropis Pasifik bagian

timur pada tahun 1959 menimbulkan masalah. AS mengeluarkan kebijakan agar kematian

dolphin akibat penangkapan tuna oleh kapal negara pengimpor tahun 1989 tidak melebihi dua

kali kematian dolphin oleh nelayan AS dan jumlah kematian dolphin 1:25 dibanding kematian

dolphin oleh kapal AS pada tahun 1990. Pada tahun 1991 dan Amerika Serikat melakukan

pelarangan impor terhadap ikan tuna yang berasal dari Meksiko.

Hal ini di sebabkan oleh sikap dari pemerintah Meksiko yang tidak melakukan upaya

atau langkah-langkah untuk mengurangi jumlah dolphin yang terbunuh di perairan tropis

Pasifik bagian Timur dalam setiap tahunnya sebagai akibat dari penangkapan ikan tuna.

Pengaturan yang dilakukan atas tindakan ini disebabkan oleh tindakan Amerika yang

memberlakukan metode pengukuran atas ketahanan atas spesies dolphin pada proses produksi

ikan tuna.

Penulis menggunakan pendekatan Neo-Realis untuk melihat kebijakan pelarangan impor

AS terhadap produk tuna berasal dari Meksiko.Ada dua faktor penting, yaitu faktor ekonomi dan

lingkungan.Embargo AS ini lebih merupakan stretegi perdagangan barrier non-tarrif dengan

menggunakan aspek lingkungan, yaitu menjaga kelangsungan hidup populasi dolphin di timur

perairan Pasifik.

Model kebijakan yang digunakan adalah model kebijakan birokratik, dimana pemerintah

terdiri dari banyak individu.Kongres menjadi khawatir dengan pembunuhan dolphin oleh asing

yang tinggi dan pada tahun 1984 itu memasukkan "ketentuan komparatif" atau Embargo

20

Penyisihan ($ 101 (a) (2)) Marine Mammal Protection Act, Undang-Undang Perlindungan

Mamalia Laut. Tujuan dari ketentuan ini adalah untuk penurunan asing membunuh dengan

melarang impor yellowfin tuna dari negara-negara yang tidak memiliki peraturan program dan

tingkat kematian dibandingkan dengan Amerika Serikat.

21

IV. DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Burchill, Scott dan Linklater, Andrew (1996), Teori-teori Hubungan Internasional, Bandung:

Nusa Media.

Hermawan, Yulius P., Tranformasi dalam Studi Hubungan Internasional: Aktor, Isu, dan

Metodologi, Yogyakarta: Graha Ilmu

Perwita, Anak Agung Banyu, DR. Yanyan Mochammad Yani “ Pengantar Hubungan

Internasional ” . Bandung : Remaja Rosdakarya.

WEBSITE

http://are.berkeley.edu/courses/EEP131/old_files/studentpresentations05/Tuna%20Dolphin%20C

ase.pdf

http://www.fco.gov.uk/en/travel-and-living-abroad/travel-advice-by-country/country-

profile/north-central-america/mexico/?profile=economy

http://www.wto.org/english/tratop_e/envir_e/edis04_e.htm

http://www1.american.edu/ted/TUNA.HTM