SERIKAT PEKERJA

25
SERIKAT PEKERJA Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Tenaga Kerja tahun 2003 no 17, serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. FUNGSI SERIKAT PEKERJA Sesuai dengan pasal 102 UU Tenaga Kerja tahun 2003, dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja dan serikat pekerja mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan, dan keahliannya serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya. Sedangkan menurut UU No.21 tahun 2000 mengenai Serikat Buruh/Serikat Pekerja, Fungsi serikat mencakup pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), penyelesaian perselisihan industrial, mewakili pekerja di dewan atau lembaga yang terkait dengan urusan perburuhan, serta membela hak dan kepentingan anggota serikat. PPERBEDAAN ANTARA SERIKAT PEKERJA FEDERASI DAN KONFEDERASI SERIKAT PEKERJA Serikat pekerja sudah dijelaskan di jawaban pertanyaan 1, sedangkan federasi serikat pekerja adalah bentukan dari sekurang- kurangnya 5 serikat pekerja. Dan konfederasi serikat pekerja merupakan gabungan dari sekurang-kurangnya 3 federasi serikat pekerja.

Transcript of SERIKAT PEKERJA

SERIKAT PEKERJA

Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Tenaga Kerja tahun 2003 no 17, serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.

FUNGSI SERIKAT PEKERJA

Sesuai dengan pasal 102 UU Tenaga Kerja tahun 2003, dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja dan serikat pekerja mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan, dan keahliannya serta ikut memajukan perusahaan danmemperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya.Sedangkan menurut UU No.21 tahun 2000 mengenai Serikat Buruh/Serikat Pekerja,Fungsi serikat  mencakup pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), penyelesaian perselisihan industrial, mewakili pekerja di dewan atau lembaga yang terkait dengan urusan perburuhan, serta membela hak dan kepentingan anggota serikat.

PPERBEDAAN ANTARA SERIKAT PEKERJA FEDERASI DAN KONFEDERASI SERIKAT PEKERJA 

Serikat pekerja sudah dijelaskan di jawaban pertanyaan 1, sedangkan federasi serikat pekerja adalah bentukan dari sekurang-kurangnya 5 serikat pekerja. Dan konfederasi serikat pekerja merupakan gabungan dari sekurang-kurangnya 3 federasi serikat pekerja.

Kegunaan dari pembedaan ini adalah supaya serikat-serikat pekerjaini memiliki kekuatan dan dukungan yang lebih besar dari bantuan serikat pekerja lainnya. Yang kemudian mempermudah usaha serikat pekerja di perusahaan untuk memperjuangkan kesejahteraan para pekerja.

CARA MEMBUAT SERIKAT PEKERJA SI PERUSAHAANSesuai pasal 5 UU No. 21 Tahun 2000, sebuah serikat pekerja dapatdibentuk oleh minimal 10 orang karyawan di suatu perusahaan. Dalam undang-undang yang sama disebutkan bahwa pembentukan serikat pekerja ini tidak diperbolehkan adanya campur tangan dariperusahaan, pemerintah, partai politik, atau pihak manapun juga. Serikat pekerja juga harus memiliki anggaran dasar yang meliputi :

nama dan lambang dasar negara, asas, dan tujuan tanggal pendirian tempat kedudukan keanggotaan dan kepengurusan sumber dan pertanggungjawaban keuangan  ketentuan perubahan anggaran dasar atau anggaran rumah tangga

CARA MENJADI SERIKAT PEKERTACaranya simple lho sebetulnya. Pada dasarnya sebuah serikat pekerja harus terbuka untuk menerima anggota tanpa membedakan aliran politik, agama, suku dan jenis kelamin. Jadi sebagai seorang karyawan di suatu perusahaan, anda hanya tinggal menghubungi pengurus serikat pekerja di kantor anda, biasanya akan diminta untuk mengisi formulir keanggotaan untuk data. Ada pula sebagian serikat pekerja yang memungut iuran bulanan kepada

anggotanya yang relatif sangat kecil berkisar Rp. 1,000  - Rp. 5,000, gunanya untuk pelaksanaan-pelaksanaan program penyejahteraan karyawan anggotanya. Tidak mahal kan? Tidak akan rugi ketika kita tahu apa saja keuntungan yang didapat.

KEUNTUNGAN MENJADI SERIKAT PEKERJABanyak sekali keuntungan menjadi anggota serikat pekerja, terlebih jika serikat pekerja perusahaan anda sudah berafiliasi ke federasi serikat pekerja dan konfederasi serikat pekerja.Sebagai contoh, anggota serikat pekerja akan mendapatkan program-program training peningkatan kemampuan kerja dan diri seperti training negotiation skill, training pembuatan perjanjian kerja bersama, dll. Selain itu, anggota serikat pekerja juga akan mendapat bantuan hukum saat tertimpa masalah dengan perusahaan yang berkaitan dengan hukum dan pemenuhan hak-hak sebagai karyawan.

Apakah seorang pekerja dapat menjadi anggota lebih dari satu serikat?Dalam pasal 14, UU No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Buruh/Serikat Pekerja tertera bahwa seorang pekerja/buruh tidak boleh menjadi anggota lebih dari satu serikat pekerja/serikat buruh di satu perusahaan.Apabila seorang pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan namanya tercatat di lebih dari satu serikat pekerja/serikat buruh, yang bersangkutan harus menyatakan secara tertulis satu serikat pekerja/serikat buruh yang dipilihnya.

Apakah Serikat Buruh/Serikat Pekerja dapat bergabung dengan lebihdari satu Federasi?Setiap serikat pekerja/serikat buruh hanya dapat menjadi anggota dari satu federasi serikat pekerja/serikat buruh (Pasal 16 UU No.21 tahun 2000). Dan demikian pula sebuah federasi hanya dapat menjadi anggota dari satu konfederasi. UU No. 21 tahun 2000.

Apakah anggota dapat mengundurkan diri atau diberhentikan dari Serikat Buruh/Serikat Pekerja?Jawabannya adalah Ya, pekerja dapat berhenti sebagai anggota Serikat Buruh/Serikat Pekerja dengan syarat ada pernyataan tertulis.Pekerja juga dapat diberhentikan dari Serikat Buruh/Serikat Pekerja sesuai dengan ketentuan anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga Serikat Buruh/Serikat Pekerja yang bersangkutan.Pekerja, baik sebagai pengurus maupun sebagai anggota Serikat Buruh/Serikat Pekerja yang berhenti atau diberhentikan tetap harus bertanggung jawab atas kewajiban yang belum dipenuhinya terhadap Serikat Buruh/Serikat Pekerja (pasal 17 UU No. 21 tahun 2000).

Bagaimana prosedur pemberitahuan dan pencatatan Serikat Buruh/Serikat Pekerja yang baru terbentuk?UU No. 21 tahun 2000 mengenai Serikat Buruh/Serikat Pekerja mengatur tentang tata cara pemberitahuan dan pencatatan Serikat Buruh/Serikat Pekerja dalam pasal 18-24.

Serikat Buruh/Serikat Pekerja, federasi dan konfederasi yangtelah dibentuk harus memberitahukan keberadaannya kepada instansipemerintah setempat yang menangani urusan perburuhan. Dalam surat pemberitahuan, harus dilampirkan daftar nama anggota, pendiri dan pengurusnya serta salinan peraturan organisasi Badan pemerintah setempat harus mencatat serikat yang telah memenuhi persyaratan dan memberikan nomor pendaftaran kepadanya dalam kurun waktu 21 hari kerja setelah tanggal pemberitahuan. (Apabila sebuah serikat belum memenuhi persyaratan yang diminta, maka alasan penundaan pendaftaran dan pemberian nomor pendaftarankepadanya harus diserahkan oleh badan pemerintah setempat dalam

tenggang waktu 14 hari setelah tanggal penerimaan surat pemberitahuan) Serikat harus memberitahukan instansi pemerintah diatas bilaterjadi perubahan dalam peraturan organisasinya. Instansi pemerintah tersebut nantinya harus menjamin bahwa buku pendaftaran serikat terbuka untuk diperiksa dan dapat diakses masyarakat luas. Serikat Yang telah memiliki nomor pendaftaran wajib menyerahkan pemberitahuan tertulis tentang keberadaan mereka kepada pengusaha/perusahaan yang terkaitSelengkapnya mengenai prosedur pendaftaran Serikat Buruh/Serikat Pekerja diatur oleh Keputusan Menteri No.16/MEN/2001 tentang Prosedur Pendaftaran Resmi Serikat Pekerja/Serikat Buruh.

Apa saja yang menjadi hak Serikat Buruh/Serikat Pekerja?Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah mempunyai nomor bukti pencatatanberhak :

Membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha. Mewakili pekerja/buruh dalam menyelesaikan perselisihan industrial. Mewakili pekerja/buruh dalam lembaga ketenagakerjaan. Membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh. Melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan yang tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku.

JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) sebagaimanadidasarkan pada UU No 3 Tahun 1992, pada prinsipnyamerupakan sistem asuransi sosial bagi pekerja (yangmempunyai hubungan industrial) beserta keluarganya. SkemaJamsostek meliputi program-program yang terkait denganrisiko, seperti jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian,jaminan pemeliharaan kesehatan, dan jaminan hari tua.Cakupan jaminan kecelakaan kerja (JKK) meliputi: biayapengangkutan, biaya pemeriksaan, pengobatan, perawatan,biaya rehabilitasi, serta santunan uang bagi pekerja yangtidak mampu bekerja, dan cacat. Apabila pekerja meninggaldunia bukan akibat kecelakaan kerja, mereka atau keluarganyaberhak atas jaminan kematian (JK) berupa biaya pemakaman dansantunan berupa uang. Apabila pekerja telah mencapai usia 55tahun atau mengalami cacat total/seumur hidup, mereka berhakuntuk memperolah jaminan hari tua (JHT) yang dibayarsekaligus atau secara berkala. Sedangkan jaminanpemeliharaan kesehatan (JPK) bagi tenaga kerja termasukkeluarganya, meliputi: biaya rawat jalan, rawat inap,pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan,diagnostik, serta pelayanan gawat darurat. Pada dasarnyaprogram Jamsostek merupakan sistem asuransi sosial, karenapenyelenggaraan didasarkan pada sistem pendanaan penuh(fully funded system), yang dalam hal ini menjadi bebanpemberi kerja dan pekerja. Sistem tersebut secara teorimerupakan mekanisme asuransi. Penyelengaraan sistem asuransisosial biasanya didasarkan pada fully funded system, tetapibukan harga mati. Dalam hal ini pemerintah tetap diwajibkanuntuk berkontribusi terhadap penyelengaraan sistem asuransisosial, atau paling tidak pemerintah terikat untuk menutupkerugian bagi badan penyelengara apabila mengalami defisit.

Di sisi lain, apabila penyelenggara program Jamsostekdikondisikan harus dan memperoleh keuntungan, pemerintahakan memperoleh deviden karena bentuk badan hukum Persero.Kontribusi atau premi yang dibayar dalam rangka memperolehjaminan sosial tenaga kerja adalah bergantung pada jenisjaminan tersebut. Iuran JKK adalah berkisar antara 0,24persen – 1,742 persen dari upah per bulan dan atau pertahun, bergantung pada kelompok jenis usaha (terdapat 5kelompok usaha), dan dibayar (ditanggung) sepenuhnya olehpengusaha (selaku pemberi kerja). Demikian pula dengan JK,iuran sepenuhnya merupakan tanggungan pengusaha yaitusebesar 0,30 persen dari upah per bulan. Sementara itu,iuran JPK juga merupakan tanggungan pengusaha yaitu sebesar6 persen dari upah per bulan bagi tenaga kerja yang sudahberkeluarga, dan 3 persen dari upah per bulan bagi tenagakerja yang belum berkeluarga, serta mempunyai batasanmaksimum premi sebesar satu juta rupiah. Sedangkan iuran JHTditanggung secara bersama yaitu sebesar 3,70 persen dariupah per bulan ditanggung oleh pengusaha, dan 2 persen dariupah per bulan ditanggung oleh pekerja. Dalam UU No. 3 Tahun1992, dinyatakan bahwa penyelenggara perlindungan tenagakerja swasta adalah PT Jamsostek. Setiap perusahaan swastayang memperkerjakan sekurang-kurangnya 10 orang atau dapatmembayarkan upah sekurang-kurangnya Rp 1 juta rupiah perbulan diwajibkan untuk mengikuti sistem jaminan sosialtenaga kerja ini. Namun demikian, belum semua perusahaan dantenaga kerja yang diwajibkan telah menjadi pesertaJamsostek. Data menunjukan, bahwa sektor informal masihmendominasi komposisi ketenagakerjaan di Indonesia, mencapaisekitar 70,5 juta, atau 75 persen dari jumlah pekerja –mereka belum tercover dalam Jamsostek. Sampai dengan tahun2002, secara akumulasi JKK telah mencapai 1,07 juta klaim,JHT mencapai 2,85 juta klaim, JK mencapai 140 ribu klaim,dan JPK mencapai 54 ribu klaim. Secara keseluruhan, nilai

klaim yang telah diterima oleh peserta Jamsostek adalahsekitar Rp 6,2 trilyun. Namun demikian, posisi PT Jamsostekmengalami surplus sebesar Rp 530 milyar pada Juni 2002

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)Dalam dunia kerja, kita lazim mendengaristilah Pemutusan Hubungan Kerja atau yang sering disingkatdengan kata PHK. PHK sering kali menimbulkan keresahan khususnyabagi para pekerja. Bagaimana tidak?  Keputusan PHK ini akanberdampak buruk bagi kelangsungan hidup dan masa depan parapekerja yang mengalaminya.  Bagaimanaaturan Pemutusan Hubungan Kerja menurut Undang-UndangKetenagakerjaan? Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalahpengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yangmengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja danperusahaan/majikan. Hal ini dapat terjadi karena pengundurandiri, pemberhentian oleh perusahaan atau habis kontrak. Penyebab Hubungan Kerja Dapat Berakhir

Menurut pasal 61 Undang – Undang No. 13 tahun 2003 mengenaitenaga kerja, perjanjian kerjadapat berakhir apabila : pekerja meninggal dunia jangka waktu kontak kerja telah berakhir adanya putusan pengadilan atau penetapan lembaga

penyelesaian perselisihan hubunganindustrial yang telahmempunyai kekuatan hukum tetap

adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalamperjanjian kerja, peraturan perusahaan, atauperjanjian kerja bersama yang dapatmenyebabkan berakhirnya hubungankerja.

Jadi, pihak yang mengakhiri perjanjian kerja sebelum jangka waktuyang ditentukan, wajib membayar ganti rugi kepada pihak lainnyasebesar upah pekerja/buruh sampai batas waktu berakhirnya jangkawaktu perjanjian kerja. PHK Sepihak Oleh Perusahaan/MajikanPerusahaan dapat melakukan PHK apabila pekerja melakukanpelanggaran terhadap perjanjiankerja, peraturan perusahaan atauperjanjian kerja bersama (PKB). Akan tetapi sebelum mem-PHK,perusahaan wajib memberikan surat peringatan secara 3 kaliberturut-turut. Perusahaan juga dapat menentukan sanksi yanglayak tergantung jenis pelanggaran, dan untuk pelanggarantertentu, perusahaan bisa mengeluarkan SP 3 secara langsung ataulangsung memecat. Semua hal ini diatur dalam perjanjian kerja,peraturan perusahan masing-masing. Karena setiap perusahaanmempunyai peraturan yang berbeda-beda. Selain karena kesalahan pekerja, pemecatan mungkin dilakukankarena alasan lain. Misalnya bila perusahaan memutuskan melakukanefisiensi, penggabungan atau peleburan, dalam keadaanmerugi/pailit. PHK akan terjadi karena keadaan diluar kuasaperusahaan. Bagi pekerja yang diPHK,  alasan PHK berperan besar dalammenentukan apakah pekerja tersebut berhak atau tidak berhak atasuang pesangon, uang penghargaan dan uang penggantian hak. Peraturan mengenai uang pesangon, uang penghargaan dan uang

penggantian hak diatur dalam pasal 156, pasal 160 sampai pasal169 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dasar Perusahaan Dapat Melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)Menurut UU No. 13 tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan, pihakperusahaan dapat saja melakukan PHK dalam berbagai kondisiseperti di bawah ini:a.      Pengunduran diri secara baik-baik atas kemauan sendiriBagi pekerja yang mengundurkan diri secara baik-baik tidak berhakmendapat uang pesangon sesuai ketentuan pasal 156 ayat 2. Yangbersangkutan juga tidak berhak mendapatkan uang penghargaanmasa kerja sesuai ketentuan pasal 156 ayat 3 tetapi berhakmendapatkan uang penggantian hak mendapatkan 1 kali ketentuanpasal 156 ayat 4.Apabila pekerja tersebut mengundurkan diri secara mendadak tanpamengikuti prosedur sesuai ketentuan yang berlaku (diajukan 30hari sebelum tanggal pengunduran diri) maka pekerja tersebuthanya mendapatkan uang penggantian hak. Tetapi kalau mengikutiprosedur maka pekerjatersebut mendapatkan uang pisah yang besarnilainya berdasarkan kesepakatan antara pengusaha danpekerja yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) atauperaturan perusahaan. b.      Pengunduran diri secara tertulis atas kemauan sendirikarena berakhirnyahubungan kerjaBagi pekerja kontrak yang mengundurkan diri karena masa kontrakberakhir, maka pekerja tersebut tidak mendapatkan uang pesangonsesuai ketentuan pasal 154 ayat 2 dan uang penghargaanmasa kerja sesuai ketentuan pasal 156 ayat 3 juga uang pisahtetapi berhak atas penggantian hak sesuai ketentuan pasal 156ayat 4. c.     Pengunduran diri karena mencapai usia pensiun.Mengenai batasan usia pensiun perlu disepakati antara pengusahadan pekerja dan dituangkan dalam perjanjian kerja bersama atauperaturan perusahaan. Batasan usia pensiun yang dimaksud adalahpenentuan usia berdasarkan usia kelahiran dan berdasarkan jumlahtahun masa kerja.

Contoh :Seseorang pekerja dikatakan pensiun apabila sudah mencapai usia55. Apabila seorang pekerjasudah mencapai usia 55 tahun makasecara otomatis dikategorikan pensiun walaupun masakerjanya belummencapai 25 tahun. Tetapi sebaliknya walaupun usianya belummencapai 55 tahun tetapi lama masa kerja sudah mencapai 25 tahunberturut-turut di perusahaan yang sama maka pekerja tersebutdikategorikan pensiun. Apa pun kategori pensiunnya,pekerja tersebut berhak mendapat uang pesangon 2 kali ketentuanpasal 156 ayat 2 dan uang penghargaan masa kerja 1 kali ketentuanpasal 156 ayat 4 tetapi tidak berhak mendapat uang pisah d.      Pekerja melakukan kesalahan beratKesalahan apa saja yang termasuk dalam kategori kesalahan berat? Pekerja telah melakukan penipuan, pencurian, penggelapan

barang dan atau uang milik perusahan. Pekerja memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan

sehingga merugikan perusahan. Pekerja mabuk, minum - minuman keras, memakai atau

mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat aktif lainnya,dilingkungan kerja.

Melakukan perbuatan asusila atau perjudian dilingkungan kerja.

Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi, temansekerja atau perusahaan dilingkungan kerja.

Membujuk teman sekerja atau perusahaan untuk melakukanperbuatan yang bertentangan dengan Undang-undang.

Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalamkeadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkankerugian bagi perusahaan.

Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atauperusahaan dalam keadaan bahaya ditempat kerja.

Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yangseharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara.

Melakukan perbuatan lainnya dilingkungan perusahaan yangdiancam hukuman pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

Pekerja yang diputuskan hubungan kerjanya berdasarkan kesalahanberat hanya dapat memperoleh uang pengganti hak sedang bagipekerja yang tugas dan fungsi tidak mewakili kepentinganperusahaan secara langsung,selain memperoleh uang pengganti, jugadiberikan uang pisah yang besarnya diatur dalam Perjanjian Kerja,Peraturan Perusahaan, dan atau PerjanjianKerja Bersama (PKB). e.      Pekerja ditahan pihak yang berwajib.Perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadappekerja setelah 6 (enam) bulan tidak melakukan pekerjaan yangdisebabkan masih dalam proses pidana. Dalam ketentuan bahwaperusahaan wajib membayar kepada pekerja atau buruh uangpenghargaan masa kerjasebesar 1 (satu) kali ditambah uangpengganti hak.Untuk Pemutusan Hubungan Kerja ini tanpa harus ada penetapan darilembaga PenyelesaianHubungan Industrial tetapi apabila Pengadilanmemutuskan perkara pidana sebelum 6 (enam) bulan danpekerja dinyatakan tidak bersalah, perusahaan wajib mempekerjakankembali.

f.        Perusahaan/perusahaan mengalami kerugianApabila perusahaan bangkrut dan ditutup karena mengalami kerugiansecara terus menerus selama 2 (dua) tahun, perusahaan dapatmelakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap pekerja.Syaratnya adalah harus membuktikan kerugian tersebut denganlaporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir yang telah diaudit olehakuntan publik. Dan perusahaan wajib memberikan uang pesangon 1(satu) kali ketentuan dan uang pengganti hak.

g.      Pekerja mangkir terus menerusPerusahaan dapat memutuskan hubungan kerja apabila pekerja tidakmasuk selama 5 hari berturut-turut tanpa keterangan tertulis yangdilengkapi bukti-bukti yang sah meskipun telah dipanggil 2 kalisecara patut dan tertulis oleh perusahaan. Dalam situasi sepertiini, pekerjadianggap telah mengundurkandiri. Keterangan dan buktiyang sah yang menunjukkan alasan pekerja tidak masuk, harusdiserahkan paling lambat pada hari pertamapekerja masuk kerja dan untuk panggilan patut diartikan bahwapanggilan dengan tenggang waktu paling lama 3 hari kerjadengan di

alamatkan pada alamat pekerja yang bersangkutan atau alamat yangdicatatkan pada perusahaan.Pekerja yang di-PHK akibat mangkir,  berhak menerima uangpengganti hak dan uang pisah yang besarnya dalam pelaksanaannyadiatur dalam Perjanjian kerja, Peraturan Perusahaan danPerjanjian Kerja Bersama.

h.      Pekerja meninggal duniaHubungan kerja otomatis akan berakhir ketika pekerja meninggaldunia. Perusahaan berkewajiban untuk memberikan uang yangbesarnya 2 kali uang pesangon, 1 kali uang penghargaan masakerja,dan uang pengganti hak. Adapun sebagai ahli waris janda/duda ataukalau tidak ada anak atau juga tidak ada keturunan garis luruskeatas/kebawah selam tidak diatur dalam perjanjian kerja,Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama.

i.        Pekerja melakukan pelanggaranDi dalam hubungan kerja ada suatu ikatan antara pekerja denganperusahaan yang berupa perjanjian kerja , peraturanperusahaan,dan Perjanjian Kerja Bersama yang dibuat olehperusahaan atau secara bersama-sama antara pekerja/serikatpekerja dengan perusahaan, yang isinya minimal hak dan kewajibanmasing-msing pihak dan syarat-syarat kerja, dengan perjanjianyang telah disetujui oleh masing-masing pihak diharapkan didalamimplementasinya tidak dilanggar oleh salah satu pihak.Pelanggaran terhadap perjanjian yang ada tentunya ada sangsi yangberupa teguran lisan atau surat tertulis, sampai ada juga yangberupa surat peringatan. Sedang untuk surat peringatan tertulisdapat dibuat surat peringatan ke I, ke II, sampai ke III. masing-masing berlakunya surat peringatan selam 6 bulan sehingga apabilapekerja sudah diberi peringatan sampai 3 kali berturut-turutdalam 6  bulan terhadap pelanggaran yang sama maka berdasarkanperaturan yang ada kecuali ditentukan lain yang ditetapkan laindalam perjanjian kerja, peraturanperusahaan ,Perjanjian kerja Bersama, maka perusahaan dapatmelakukan pemutusan hubungan kerja. Perusahaan Berkewajibanmemberikan uang pesangon 1 dari ketentuan, uang penghargaanmasakerja 1 kali ketentuan dan uang pengganti hak yang besarnyaditentukan dalam peraturan yang ada.

j.    Perubahan status, penggabungan, pelemburan atau perubahankepemilikanBagi pekerja yang diakhiri hubungan kerjanya karena alasantersebut di atas maka : Pekerja yang tidak bersedia melanjutkan hubungan kerjanya,

pekerja tersebut berhak atas uang pesangon 1 kali sesuaiketentuan pasal 156 ayat 2 dan uang penghargaan masa kerja 1kali sesuai pasal 156 ayat 3 dan uang penggantian hak sesuaiketentuan pasal 156 ayat 4 dan tidak berhak mendapatkan uangpisah.

Perusahaan tidak bersedia menerima pekerja di perusahaannyamaka bagi pekerja tersebut berhak atas uang pesangon 2 kaliketentuan pasal 156 ayat 2 dan uang penghargaanmasakerja pasal 156 ayat 3 dan uang penggantian hak sesuaiketentuan pasal 156 ayat 4 dan tidak berhak mendapat uangpisah.

k.    Pemutusan Hubungan Kerja karena alasan EfisiensiBagi pekerja yang mengakhiri hubungan kerjanya karena efisiensimaka pekerja tersebut berhak atas uang pesangon 2 kali ketentuanpasal 156 ayat 3 dan uang penggantian hak sesuai ketentuan pasal156 ayat 3 dan uang penghargaan masa kerja 1 kali ketentuan pasal156 ayat 4 tetapi tidak berhak mendapatkan uang pisah. Perusahaan Dilarang Melakukan Pemutusan Hubungan KerjaPerusahaan dilarang melakukan PHK dengan alasan : Pekerja berhalangan masuk kerja karena sakit menurut

keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12 bulansecara terus-menerus

Pekerja berhalangan menjalankan pekerjaannya, karenamemenuhi kewajiban terhadap negara sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku

Pekerja menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya Pekerja menikah Pekerja perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau

menyusui bayinya

Pekerja mempunyai pertalian darah dan atau ikatan perkawinandengan pekerja lainnya di dalam satu perusahaan, kecualitelah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan,atau perjanjian kerja bersama

Pekerja mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus serikatpekerja, pekerja melakukan kegiatan serikat pekerja di luarjam kerja, atau di dalam jam kerja atas kesepakatanperusahaan, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalamperjanjian kerja, peraturan perusahaan, atauperjanjian kerja bersama

Pekerja yang mengadukan perusahaan kepada yang berwajibmengenai perbuatan perusahaan yang melakukan tindak pidanakejahatan

Karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warnakulit, golongan, jenis kelamin, kondisi fisik, atau statusperkawinan

Pekerja dalam keadaan cacat tetap, sakit akibatkecelakaan kerja, atau sakit karena hubungankerja yangmenurut surat keterangan dokter yang jangka waktupenyembuhannya belum dapat dipastikan.

 Pekerja Yang Mengundurkan DiriPekerja mengundurkan diri karena berbagai hal diantaranyapindah kerja ke tempat lain, berhenti karena alasan pribadi, dll.Pekerja dapat mengajukan pengunduran diri kepada perusahaan tanpapaksaan/intimidasi tapi pada prakteknya, pengunduran diri kadangdiminta paksa oleh pihak perusahaan meskipun Undang-Undangmelarangnya.Untuk mengundurkan diri, pekerja harus memenuhi syarat :•          Pekerja wajib mengajukan permohonan selambatnya 30hari sebelumnya•          Pekerja tidak memiliki ikatan dinas•          Pekerja tetap melaksanakan kewajiban sampaimengundurkan diri.Pekerja yang mengajukan pengunduran diri hanya berhak ataskompensasi uang pisah, uang penggantian hak cuti dan kesehatandan biaya pengembalian ke kota asal penerimaan. Akan tetapi

Undang – Undang tidak mengatur hak apa saja yg diterimapekerja yang mengundurkan diri, semua itu diatur sendiri olehperusahaan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atauperjanjiankerja bersama. Pekerja yang berhenti karena kemauansendiri tidak mendapat uang pesangon ataupun uang penghargaan,beda halnya dengan pekerja yang diPHK. Pekerja mungkinmendapatkan uang kompensasi lebih bila diatur lain lewatperjanjian kerja.

Pekerja Yang Habis Masa KontraknyaPekerja yang habis masa kontraknya adalahpekerja yang hubungan kerjanya telah berakhir seperti yangtertera dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Apabilapekerja tidak melanggar peraturan perusahaan dalam pelaksanaanPKWT ini, maka PHK yang terjadi termasuk kategori putus demihukum. PHK semacam ini tidak mewajibkan perusahaan untukmemberikan uang pesangon, uang penghargaan maupun uangpenggantian hak.

I. Defenisi Perselisihan Hubungan Industrial

Pasal 1 Angka 1 UU. No. 2 Tahun 2004 Tentang PenyelesaianPersilisihan Hubungan Industrial juncto Pasal 1 Angka 22 UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan mendefenisikan bahwa yangdimaksud dengan Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antarapengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atauserikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan mengenaihak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungankerja dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalamsatu perusahaan.

II. Jenis perselisihan Hubungan Industrial

Sesuai Pasal 2 UU No. 2 Tahun 2004 Tentang PenyelesaianPersilisihan Hubungan Industrial, jenis perselisihan HubunganIndustrial meliputi :

a.   Perselisihan hak;Perselisihan Hak menurut Pasal 1 Angka 2 UU No. 2 Tahun2004 adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinyahak, akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadapketentuan peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja,peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

b.   Perselisihan kepentingan;Perselihan Kepentingan menurut Pasal 1 Angka 3 UU No. 2 Tahun2004adalah perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karenatidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan, dan/atauperubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjiankerja, atau peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

c.   Perselisihan pemutusan hubungan kerja;Perselisihan pemutusan hubungan kerja menurut Pasal 1 Angka 4 UU No. 2 Tahun 2004 adalah perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak.

d.   Perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalamsatu perusahaan.Perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh menurut Pasal 1Angka 5 UU No. 2 Tahun 2004 adalah perselisihan antara serikatpekerja/serikat buruh dengan serikat pekerja/serikat buruh lainhanya dalam satu perusahaan, karena tidak adanya persesuaianpaham mengenai keanggotaan pelaksanaan hak, dan kewajibankeserikatpekerjaan.

III.    Penyelesaian perselisihan hubungan industrial wajibdilaksanakan oleh pengusaha dan pekerja/buruh atau serikatpekerja/serikat buruh secara musyawarah untuk mufakat.

Sesuai Pasal 136 ayat 1 UU No. 13 Tahun 2003 TentangKetenagakerjaan,Penyelesaian perselisihan hubungan industrialwajib dilaksanakan oleh pengusaha dan pekerja/buruh atau serikatpekerja/serikat buruh secara musyawarah untuk mufakat. Dalam halPenyelesaian perselisihan hubungan industrial secara musyawarahuntuk mufakat tidak tercapai, maka pengusaha dan pekerja/ buruhatau serikat pekerja/serikat buruh menyelesaikan perselisihanhubungan industrial melalui prosedur penyelesaian perselisihanhubungan industrial yang diatur dengan undang-undang (Pasal 136ayat 2 UU No. 13 Tahun 2003).  IV. Jenis Penyelesaian Perselisihan Hubungan IndustrialPenyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial ada beberapa jenisyaitu:

1.   Penyelesaian Melalui Bipartit.2.   Penyelesaian Melalui Mediasi.

3.   Penyelesaian Melalui Konsiliasi.4.   Penyelesaian Melalui Arbitrase.5.   Pengadilan Hubungan Industrial.

Ad.1. Penyelesaian Melalui Bipartit

Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui Bipartitini merupakan tahapan awal dalam mekanisme penyelesaianperselisihan hubungan industrial, dan para pihak yang bersengketaberkewajiban mengupayakan penyelesaian perselisihannya melaluiPerundingan bipartit ini terlebih dahulu sebelum melakukanpenyelesaian perselisihan hubungan industrial di tingkat mediasi,konsiliasi, arbitrase ataupun melalui Pengadilan HubunganIndustrial.

Sebagaimana Pasal 3 ayat 1 UU No. 2 Tahun 2004 menyebutkan :

“Perselisihan hubungan industrial wajib diupayakan penyelesaiannya terlebih dahulumelalui perundingan bipartit secara musyawarah untuk mencapai mufakat”.

Adapun yang dimaksud dengan Perundingan Bipartit ini menurutPasal 1 Angka 10 UU No. 2 Tahun 2004  adalah perundingan antarapekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh dengan pengusahauntuk menyelesaikan perselisihan hubungan industrial. 

Penyelesaian perselihan melalui Bipartit ini, diadakan oleh parapihak dengan cara salah satu pihak baik itu dari pihak pengusahaataupun pekerja/serikat pekerja melakukan permintaan perundingansecara Bipartit. Permenaker Nomor PER.31/MEN/XII/2008 melampirkan Permintaan Perundingan secaraBipartit.

TUGAS AKHIR SEMESTER 3HUKUM DAGANG

Dosen : Suryadi S.H, M.Hum

Oleh : Ashma Meirawati (12024042)

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta2013

TUGAS AKHIR SEMESTER 3HUKUM PERBANKAN

Dosen : Suryadi S.H, M.Hum

Oleh : Ashma Meirawati (12024042)

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta2013

TUGAS AKHIR SEMESTER 3

HUKUM KETENAGAKERJAAN

Dosen : Surahyono SH

Oleh : Ashma Meirawati (12024042)

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

2013

TUGAS AKHIR SEMESTER 3HUKUM KETENAGAKERJAAN

Dosen : Surahyono SH

Oleh : Ashma Meirawati (12024042)

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta2013

TUGAS AKHIR SEMESTER 3HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Dosen : Surahyono SH

Oleh : Ashma Meirawati (12024042)

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta2013